xiv KEBERADAAN RUANG SOSIAL SEBAGAI KEBUTUHAN INTERAKSI WARGA PERKAMPUNGAN KOTA Sita Yuliastuti Amijaya MENDESAIN JARINGAN INTEGRASI BUS RAPID TRANSIT (BRT) DENGAN FEEDER KOTA SEMARANG SEBAGAI TRANSPORTAS! BERKELANJUTAN Drs. Djoko Setijowamo, Prioutomo Puguh Putranto REKAYASA PENCEGAHAN KERUSAKAN BANGUNAN PADA LEMPUNG EKSPANSIF Dl DAERAH TUKSONO, KECAMATAN SENTOLO, KABUPATEN KULON PROGO Arie Noor Rakhman PERSEPSI PENGGUNA PADA RUANG EKONOMI RAKYAT Kasus: Pasar Wonosari dan Pasar Piyungan, DIY EndyMarlina
53
61
70
PENGENDALIAN UNGKUNGAN Dl DAERAH WISATA PANTAI Studi Kasus: Pantai Krakal, Gunungkidul, DIY Hestin Mulyandari
88
98
PERENCANAAN PARIWISATA SEBAGAI PENGGERAK POTENSI EKONOMI MASYARAKAT Endah Tisnawati PENERAPAN STANDAR TEKNIS AKSEBIUTAS PADA BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN Dl YOGYAKARTA lan Hendro, Mulya Yudha, Yogi Ristanto S., Ratna Dwi Ma'sum PERAN ARSITEK DALAM PENCARIAN SOLUSI TERBAIK YANG MANUSIAWI UNTUK PENATAAN UNGKUNGANPERKOTAAN Tain Odop, Endy Martina, Punto Wijayanto TIPOLOGI PEMANFAATAN BANTARAN SUNGAI SEBAGAI DASAR PEMANFAATAN RUANG Kasus: Bantaran Sungai di Kabupaten Sleman DIY Endy Martina, Endah Tisnawati PEREMAJAAN KAWASAN: UPAYA KONSERVASI KAWASAN YOGYAKARTA Bemadus, Lalu Deny WPB, Sri Rejeki, Wendy Febrian, Endah TISnawati
47
PENGEMBANGAN
BERSEJARAH
KOTAGEDE,
105
118
126
151
BUKU 5 : INDUSTRI APUKASI RADIO FREQUENCY U)ENTIFICATION (RFID) UNTUK AKSES KEAMANAN RUMAH ' Trie Handayani, Jok~ Prasojo'
1
USULAN CHANNEL ASS/GNMENTUNTUK JARINGAN MESH WIRELESS PADA AREA PEDESAAN Yuyun Siti Rohmah, Budi Prasetya
9
PERANCANGAN LOW PASS FILTER DIGITAL JIR DENGAN FPGA Betty Savitri, Antonius lrianto, Dyah Nur'ainingsih
15
DESAIN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAUAN JARAK JAUH (REMOTE MONITORING) PEMBANGKJT USTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMh) Machmud Effendy
PADA 23
Seminar Nasional V- Universitas Teknologi Yogyakarta, 18 Juli 2009
XV
ANALISIS PENGGUNAAN SERAT SINGLE MODE UNTUK PENGIRJMAN HDTV MENGGUNAKAN TEKNIKSCM Muchlis, Sugito. Budi Prasetya
33
15 BIT PIPELINE FLOATING POINT ANALOG TO DIGITAL CONVERTER Antonius lrianto, Betty Savitri
41
RANCANG BANGUN PENGENDALI SUHU MENGGUNAKAN PESAN PENDEK
49
Trie Handayani
FENOMENA ARUS INDUKSI MAGNET BUMI (GEOMAGNETICALLY INDUCED CURRENT=GIC) PADA SISTEM TENAGA LISTRIK Mursid Sabdullah, lrawadi Buyung KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA NEW MAC PROTOCOL D~NGAN RESERVATION MAC PROTOCOL PADA JARINGAN BROADBAND POWERLINE COMMUNICATION Basuki Rahmat; Rinaldy Dalimi, Kalamullah Ramli PALANG PINTU KERETA OTOMAllS DENGAN INDIKATOR SUARA SEBAGAI PERINGATAN DINI BERBASIS MIKROKONTROLER A T89S51 Dyah Nur'ainingsih; Betty Savitri, M. Subali PROTOllPE ANTENA PANEL 2,4 GHz BERISI 10 LARIK MIKROSTRIP DOUBLE BI-QUAD DENGAN DUA ARAH POLA RADIASI MAKSIMUM Umi Syafiqoh B, Yono Hadi Pramono ANTENA MIKROSTRIP SLOT BERSTRUKTUR KUPU-KUPU DENGAN FEEDING CO-PLANAR WAVEGUIDE Didi Muhtadi Yono Hadi Pramono ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD DENGAN COPLANAR WAVEGUIDE(CPW) SEBAGAI REPEATER KOMUNIKASI WI-FI · Kholiq Masduki, Yono Hadi Pramono, Ali Yunus Rohedi MENGURANGI POLUTAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT A. lsjudarto
56
65
72
79
87 94
102
BUKU 6 : INDUSTRI ANAUSIS PENGARUH TRANSPORTASI PADA KANDUNGAN MINERAL MUD VOLCANO KALI PORONG SIDOARJO ~NGAN METODE X-RAY DiffRACTION (XRD) Andi Uci Mardiati, Widya Utama PEMANFAATAN SERBUK BESI BENGKEL BUBUT UNTUK PEMBUATAN FERRO SULFAT
1
9
Su~rdi
INFLUENCE OF THE ANNEALING TO THE STABILITY OF Sn02:Au THIN FILMS WORKING SHOW FOR CO GAS SENSOR Almunawar Khalil, Sri Yani Purwaningsih, Darminto
Penerapan Teknologl dan Pemberdayaan Ekonoml
15
xvi
PENGARUH JENIS BINDER (PENGIKAT) TERHADAP MUTU FISIK TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA Urb.) llham Kuncahyo. Sunardi ANALISIS PENGKONDISI SINYAL UNTUK AKUISISI DATA PADA SENSOR GAS Muwahidah Nurhasanah, Melania Suweni Muntini, Yanurita Dwi Hapsari
24
31
RANCANG BANGUN DIEKANTER MENGGUNAKAN PELAT INTERCEPTOR UNTUK DEKANTASI MINYAKATSIRI I Made Rajendra
39
PERANCANGAN DAN KARAKTERISASI SISTEM SENSOR GAS METANA lkhwan Wahyudianto, Melania Suweni Muntini, Triwikantoro
47
PERANCANGAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMPAN ARUS LISTRIK PADA PLAT BATTERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Bambang Sutejo PERANCANGAN SISTEM INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR GAS AMMONIA Nasrudin, Melania Suweni Muntini, Yanurita Dwi Hapsari
55
69
MERANCANG STRATEGI SUPPLY CHAIN DALAM MEMINIMASI SEMBILAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN DAN AGILE SUPPLY CHAIN MANAJEMEN lksan PENGARUH PERI.AKUAN PANAS TEMPER T351 TERHADAP PERILAKU KOROSI PADUAN ALUMINIUM AA2024 DALAM LARUTAN 0,05 M NaCI. Mochamad Zainuri, Zaenal ArifinBasri, IDENTIFIKASI KEBUTUHAN STAKE HOLDER UNTUK MERANCANG MODEL PENDIDIKAN TAMAN KANAK KANAK DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) lg. Joko Mulyono, Yohanes Leonardi Taloko PEMANFAATAN LIMBAH CAJR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicumesculentum Mill.) Zuchrotus Salamah, Estika Puspita Dewi
KUALITAS
77
85
94
105
BUKU 7 : INDUSTRI PERBEDAAN PERSEPSI TERHADAP SURAT KABAR ONLINE BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN UMUR Dedi Rianto Rahadi .
!
!
.
'
ANALISIS ELEKTROKIMfA PADUAN AA50S2 DAu{M LARUTAN METANOL TERKONTANIINASI HCI DANH~04
9
Sitti Aminah, Mochammad Zainuri , Zaenal Arifin OPTIMALISASI STOK DALAM SUPPLY CHAIN Dl SUPERMARKET DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID Rindra Yusianto 1, Hari Pumomo
17
Seminar Nasional V- Universitas Teknologi Yogyakarta, 18 Jull2009
xvlil
BUKU 8 : INFORMATIKA THE INTELLIGENT SYNCI-IRONOUS MULTIPLEXER 2000 SYSTEM Henrey Daniel Dalam MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BERBASIS WEB
11
Sutarman, Dody Hananto Broto PERANCANGAN ULANG ASSESSEMENT MODULE PADA SISTEM E-LEARNING I-ELISA
21
Novareza Klifartha PEMANTAUAN DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK MENGGUNAKAN DATA SPASIAL
29
Damar Prasetyo ESTIMATOR BAYESIAN HIRARKI UNTUK PARAMETER MENGGUNAKAN ALGORITMA MCMC HIBRIDA Suparman
MODEL
SINYAL
MULTIPLIKATIF
41
ANAUSIS HUBUNGAN ANTARA PROGRAM STUDt TEKNIK INFORMATIKA DENGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA Arief Hermawan ANAUSIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI Dl PT PLN APJ YOGYAKARTA UPJ WONOSARI UNIT SEMANU Henrey Daniel Dalam SISTEM KOMPUTERISASI.PENDAFTARAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK (Studi Kasus Pada Kantor Kecamatan "X") Agus Sujarwadi · MEMBANGUN APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK-ANAK BERBASIS MULTIMEDIA Sutarman, M. Burhanudin TEKNOLOGI FLASH REMOTING UNTUK KUALITAS APUKASI WEB DATABASE YANG RESPONSIF Yuli Asriningtias
49
57
75
83
95
i
Seminar Nasional V- Universitas Teknologi Yogyakarta, 18 Juli 2009
MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN ELECTRONIC DATA INTERCHANGE (EDI) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Oleh: ELIZABETH T. MANURUNG Full time lecturer in Accounting Department of Economics Faculty Parahyangan Catholic University, Bandung – INDONESIA Jl. Ciumbuluit No. 94 Bandung 40141 – West Java, Indonesia
[email protected] http://www.unpar.ac.id
Abstract
Increase in production which is produced by Small, Medium Enterprises (SMEs), such as batik handycraf, toys, miniature of temple or wayangs, and another households, nowadays, indicates good performance of economic development. The buyers of these products are tourism from abroad, or order from foreigners in their countries. Many handycraft is promoted locally, so the craf just sold only to foreigners which come to that region. Actually, the volume of products sold can be increased, through the distribution of channel as the supermarket/mall in the big city, in order to be easily accessable by the buyers. To increase this type of sales, SMEs and their distributor need knowledge and information about their product. And using information technology supporting EDI can fulfill the information need by them. Direct network link between SMEs and distributors provides certain information, such as information about inventory availability, and schedule production of specific product in SMEs is useful to distributors. And also, SMEs can know the balance of each product in retailer/distributor at any time. Knowledge about these information can produce easily deliver of product,prevent from stock out and excessive inventory, reducing ordering cost, carrying cost, time consume, the complexity of distribution, and last but not least EDI is also useful to promote their products through e-commerce. Finally, all of these will result in the increase of sales volume of the SMEs However, to implement information technology,SMEs need large amount of investment and skilled labor. There for to realize this idea, the government and big company as well as academic institution should cooperate to help in financing as well as training to increase labor skill. Key words: Information technology, Electronic data interchange, accounting information, Small, medium enterprises, Sales Volume
1
Pendahuluan Perekonomian negara kita sebagai bagian dari perekonomian dunia pada era globalisasi ini, tidak bisa terlepas dari dampak krisis keuangan global. Krisis ini sangat dirasakan dampaknya terutama oleh para pengusaha besar, yang melakukan transaksi ekspor-impor. Volume ekspor yang dapat dilakukan berkurang drastis karena negara mengimpor mengurangi jumlah konsumsinya akibat krisis yang mereka hadapi. Sebaliknya jumlah impor negara kita walaupun dalam volume yang sama namun harganya menjadi lebih mahal karena harga-harga di negara pengekspor menjadi lebih tinggi. Kondisi yang berbeda ditunjukkan oleh para pengusaha di sektor mikro, kecil ataupun menengah (Umkm). Data menunjukkan mereka lebih tahan terhadap krisis moneter, seperti yang terjadi era periode 1997/8 yang lalu. Umkm umumnya tidak membutuhkan input content yang berasal dari impor, juga produk yang dihasilkannnya hanya dijual untuk pasar lokal, sehingga demand untuk produk ini tidak terpengaruh oleh kondisi krisis dunia, bahkan perubahan kurs mata uang asingpun tidak terlalu berdampak pada sektor ini. Karena itu kehadiran Umkm akan selalu ada, karena sektor ini dapat menjadi salah satu tumpuan perekonomian Indonesia, di samping sektor ini dapat menyerap tenaga kerja yang jumlahnya cukup signifikan. Informasi dari pihak perbankan menunjukkan pula bahwa kredit macet dari sektor Umkm sangatlah kecil jumlahnya (Biro Kredit BI: 2002). Selain dampak krisis terhadap dunia usaha, krisis berdampak pula pada kehidupan masyarakat sehari-hari, krisis ini terutama menurunkan kemampuan daya beli masyarakat karena harga-harga barang/jasa umumnya meningkat. Namun terdapat pula dampak positip yang dirasakan oleh sektor Umkm, dihubungkan dengan sikap konsumsi masyarakat. Masyarakat umum yang biasanya mengkonsumsi produk luar negeri, karena meningkatnya harga produk luar negeri, masyarakat mengalihkan demandnya ke produk dalam negeri atau produk substitusinya yang dihasilkan oleh sektor Umkm. Artinya, pada saat krisis ini, justru volume produksi sektor Umkm malah meningkat. Meningkatnya produk yang dihasilkan Umkm tersirat dalam paparan berikut ini. Volume produksi yang meningkat di sektor ini, berdasarkan data sampai Bulan Mei 2009 (Harian Kontan: 26 Mei 2009), menunjukkan peningkatan produksi sekitar 2,5%, seperti yang diungkapkan oleh Deperin (Departemen Perindustrian Indonesia) bahwa pertumbuhan industri telah membaik sejak kuartal 1 tahun 2009, dan
2
diperkirakan pada kuartal 2 tahun ini industri akan tumbuh lebih baik lagi, terutama untuk sektor tekstil, alas kaki, serta sektor makanan dan minuman. Dewasa ini, sektor Umkm telah berkembang dengan cukup pesat, berbagai ragam produk dapat dihasilkan oleh sektor ini. Khususnya usaha di bidang kerajinan rumahan baik diberbagai daerah maupun di pusat kota, menunjukkan perkembangan yang sangat baik.
Bermacam produk yang dihasilkannya diantaranya produsen
berbagai sandang, pangan & makanan ringan, alas kaki (sepatu dan macam-macam sandal), pengrajin mebel, rotan dan kayu, pengrajin logam, rumput sintesis, kerajinan lidi dan sabut kelapa, pengrajin boneka & mainan anak, industri makanan kaleng, kerajinan alat rumah tangga, dan masih banyak lagi hasil produk lainnya. Sebagian besar hasil produk pengrajin tersebut dipromosikan didaerahnya masing-masing atau melalup pameran-pameran, sehingga produk yang terjual hanyalah terbatas sejumlah yang dibeli oleh wisatawan asing dan domestik yang mendatangi daerah tersebut. Dengan model penjualan/pemasaran seperti ini maka baik wisatawan asing maupun domestik, akan merasakan kesulitan bila ingin memperoleh produk tersebut namun berada di daerah yang berbeda. Bayangkanlah bagaimana sulitnya bila kita harus membeli sarung tenun goyor haruslah mendatangi kota Pamulang, manisan pala di Bogor, makanan kering dan kerupuk khasnya dari kota Cirebon, sedangkan batik di Jogja, dan kerajinan kayu serta lukisan ada di Bali, bahkan untuk mencari produk rotan berada di daerah lain lagi. Pada dasarnya, penjualan hasil produk pengrajin tersebut dapat dilakukan secara lebih luas, dengan cara mendekatkan produk dengan konsumennya, sehingga volume penjualan yang dihasilkan dapat ditingkatkan. Artinya baik masyarakat Indonesia sendiri, maupun turis asing yang berminat terhadap produk tersebut, hendaknya dapat dengan mudah membelinya di mana saja diberbagai kota/daerah. Salah satu model pemasaran yang dapat dilakukan adalah melalui retailer, seperti misalnya super market, mal dan toko eceran lainnya. Penjualan melalui retailer dapat diselenggarakan lebih lancar bila antara Umkm dan retailer terdapat kemudahan tukar menukar informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini dapat digunakan cara tukar menukar informasi berbasis teknologi seperti melalui Electronic data Interchange (EDI). Melalui EDI, database antara Umkm dan retailer akan dihubungkan secara elektonik, sehingga masing-masing pihak yang bertransaksi dapat saling tukar menukar informasi yang relevan dengan yang dibutuhkan masing-masing. Informasi yang dapat diketahui oleh retailer misalnya tentang mutasi persdiaan, skedul produksi di Umkm, sedangkan Umkm dapat mengetahui saldo akhir masing-masing produknya
3
di retailer. Pengetahuan akan informasi ini sangat penting untuk memudahkan dan memperlancar pengiriman barang ke retailer-retailer jaringan Umkm tersebut yang terletak diberbagai tempat/daerah. Bertambah baiknya perputaran barang antar pihak yang bertransaksi, pada gilirannya akan meningkatkan penjualan Umkm dan pendapatan pada sektor inipun akan meningkat. Dari uraian penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnyalah, yang menjadi alasan mengapa penulisan artikel ilmiah ini disusun.
Electronic Data Interchange (EDI) CISA Review manual (2008: 230) mendefinisikan EDI sebagai: “EDI is one of the first e-commerce applications in use between business partners for transmitting business transaction between organization with dissimilar computer systems” EDI merupakan salah satu aplikasi teknologi dalam memproses transaksi informasi perdagangan melalui jaringan transmisi antar komputer yang berbeda pada perusahaan-perusahaan yang terkait. EDI juga dapat digunakan dalam supply change management. EDI menggambarkan perubahan pemprosesan dokumen transaksi bisnis berbasis elektronik melalui internet dan jaringan lainnya, di antara pihak-pihak yang melakukan transaksi (perusahaan, customer, supplier, bank, dan lain-lain). Data berupa berbagai dokumen transaksi bisnis yang terhubung dalam jaringan internet, seperti purchases order, invoices, requests for quotations, shipping notices, dan lainlain, secara otomatis berubah menjadi format dokumen dalam bentuk elektronik yang telah distandarkan. Sehingga ada kekhasan dalam penggunaan software EDI ini yaitu perusahaan akan mengkonversi format dokumen yang selama ini digunakannya menjadi format standar EDI yang relevan dengan industri terkait. Oleh karena itu, dapat dikatakan pula bahwa EDI merupakan contoh otomatisasi yang hampir lengkap dalam supply chain process berbasis elektronik. Data transaksi dalam EDI dilakukan melalui hubungan jaringan transmisi antar komputer yang berbeda pada pihak-pihak terkait tanpa dokumen kertas dan tanpa pengaruh langsung dari manusianya, data dapat dilinkkan pula dengan pihak ke tiga (misalnya bank). Seperti misalnya, EDI yang digunakan oleh global exchange services – General Electric Company, yang diakui memberikan berbagai nilai tambah dengan berbagai
penawaran
jasa
EDI-nya
kepada
berbagai
pihak,
namun
saat
pembentukannya memang diakui masih memerlukan biaya yang cukup besar. Dalam perkembangannya dewasa ini, provider EDI telah dapat menawarkan jasanya dengan biaya relatif murah, dengan manfaat dan keamanan yang bertambah baik.
4
Gambar 1 berikut ini, menunjukkan ilustrasi salah satu jenis sistem EDI yang dapat digunakan ( O’Brien: 2008, 309).
Gambar 1. An Example of Electronic Data Interchange activities Penjelasan gambar 1. Purchaser akan memesan barang kepada supplier dengan mengirim purchase order secara on-line, supplier mengecek barang yang dipesan dan bila sudah cocok dikirim ke purchaser, dan melalui media elektronik akan dikirim pula shipping notice. Purchaser mengontak bank dan mengirim perintah membayar sejunlah uang untuk supplier, bank mengontak bank rekanan supplier melalui proses kliring, bank rekanan supplier akan mengkredit rekening supplier yang berarti uang penjualan kepada purchaser telah diterima. Manfaat EDI Beberapa manfaat yang diperoleh bila perusahaan mengimplementasikan EDI, diantaranya adalah (CISA Review Manual: 2008, 230): 1. mengurangi penggunaan kertas Karena seluruh proses transaksi terdapat dalam komputer, bahkan file/arsip pun tersimpan dalam bentuk log file maka penggunaan kertas benar-benar dapat diminimalkan 2. mengurangi kesalahan (errors) sepanjang adanya proses/pertukan informasi Karena semua proses transaksi dilakukan melalui komputer, maka akan dihasilkan proses yang akurat/tepat seperti yang diinginkan, dan cepat 3. memperbaiki aliran informasi: database to database; company to company
5
Karena pertukaran informasi semuanya dilakukan melalui komputer maka informasi tidak mengalir ke bagian yang salah, dan prosesnya dapat dilakukan dengan cepat (real-time), dan tepat sesuai dengan yang diharapkan 4. Tidak ada rekeying data yang tidak diperlukan Karena proses menggunakan EDI ini terotomatisasi, maka pengetikan kembali data melalui keyboard menjadi tidak diperlukan 5. mengurangi delay komunikasi Karena proses yang dilakukan umumnya secara real-time, maka segala bentuk penundaan jadi berkurang 6. proses mempersiapkan invoice dan pembayaran dengan lebih baik Proses pembuatan invoice dan pembayaran akan tersusun sesuai file yang telah didesain apakah berurutan sesuai tanggal, sesuai nomor, ataupun setelah semua prosedur lainnya dipenuhi, misalnya setelah di cross-chek antara receiving report dengan invoice dari supplier, sehingga proses ini akan terselenggara dengan rapih dan tertib dan memenuhi control yang kuat.
Informasi yang dihasilkan oleh Akuntansi Weygandt et.Al: 2004, menggambarkan akuntansi sebagai suatu sistem informasi keuangan dapat didefinisikan sebagai: “ … accounting is a process of three activities: identifying, recording and communicating the economic events of an orgaization (business or nonbusiness) to interested users of the information” Akuntansi yang didefinisikan sebagai proses yang meliputi indentifikasi, pencatatan, dan pengkomunikasian
hasil-hasil aktivitas ekonomi suatu organisasi
kepada pihak-pihak yag berkepentingan. Maka pada akhir prosesnya, akuntansi akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan, yang umumnya disebut laporan keuangan. Laporan Keuangan suatu perusahaan terdiri dari (SAK: 2004): Neraca, Laba rugi, Laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan. Laporan-laporan ini menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, pendapatan dan biaya, aliran kasnya, serta catatan lainnya yang harus dipublikasikan. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi yang terkait dengan EDI yang dibahas ini, diantaranya adalah (sesuai contoh pada gambar 1): Tabel 1 Contoh Informasi Akuntansi terkait EDI Request for quote
: merupakan dokumen yang berisi informasi permintaan price list
6
atas barang yang akan dipesan oleh purchaser kepada supplier Purchase order : dokumen pesanan pembelian Purchase order change: perubahan pesanan pembelian Receiving notice : dokumen/rekap penerimaan barang Payment advice : pemberitahuan pembeyaran Response to request for quote: dokumen dari supplier tentang harga barang yang ditanyakan Purchase order acknowledgment: dokumen dari supplier tentang informasi barang yang dipesan Status response : order yang telah diproses oleh supplier apakah sudah Seluruh yang dipesan Shipping Notice : dokumen pengiriman barang Invoice : faktur Payment Remittance notice: dokumen pemberitahuan/rekap yang sudah dibayar Purchaser Inventory subsidiary ledger: tentang informasi mutasi saldo persediaan selain dokumen-dokumen yang dipertukarkan, terdapat pula beberapa data yang relevan yang dapat diakses dari data base yang saling terhubung diantara pihakpihak yang bertransaksi, beberapa contohnya seperti yang diuraikan berikut ini. (1) Material Requirement Planning Tabel 2 MRP Form Weeks
1
Gross requirment Schedule receipt On hand Net requirements Planned-oredr receipt
2
3
4
5
6
7
8
9
10
240 30
30
30
30
30
30
30
30
0 210 210
Sumber: Romney: 2009 (2) Master Production Schedule Tabel 3 Master Production Schedule Product number: 120 Description: DVD PLayer Lead time: 1 week
Week1 2
3
4
5
6
7
8
Quantity on hand Schedule production Forecasted sales Net available
500 150 300 350
350 250 300 300
300 300 250 350
350 250 300 300
300 400 250 450
450 250 400 300
300 300 250 350
350 300 300 350
Sumber: Romney
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Sejauh ini sektor Umkm di Indonesia telah membuktikan ketahanan usahanya terutama ketika negara ini dilanda krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, di mana Umkm telah menjadi sektor penyangga utama perekonomian, dan telah mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat banyak.
7
Pada periode sekitar 1970an, sektor Umkm terutama para pengrajin produk peralatan rumah tangga, telah memperoleh apresiasi yang sangat tinggi dari masyarakat luas atas hasil produksinya. Namun dalam perkembangannya, dewasa ini teridentifikasi terdapat kelemahan yaitu produk tersebut sulit dijangkau oleh masyarakat karena umumnya dijual di daerah asal penghasil produk. Maka bila pemasaran produk tersebut dapat diperluas, dan didekatkan kepada pelanggan, volume penjualan yang dapat dilakukan oleh sektor ini akan meningkat, sehingga pendapatan pengusaha Umkm akan meningkat pula. Pendapatan yang meningkat yang akan diperoleh Umkm, dapat digunakan untuk mengembangkan usaha lebih baik lagi. Sebab sektor Umkm, sampai sekarang ini nampaknya masih perlu memperoleh pembenahan di berbagai aspek, agar sektor yang tidak rentan krisis ini dapat ditingkatkan daya saingnya (competitiveness) dan dapat benar-benar menjadi pilar perekonomian nasional.
Analisis Dalam implementasi EDI ini, database Umkm telah terhubung dengan database berbagai retailer, tentu untuk informasi yang relevan saja (limited information). Dengan demikian Umkm dapat mengakses dokumen misalnya inventory subsidiary ledger (kartu persediaan per jenis produk) dari berbagai retailer. Umkm dapat melihat apakah jumlah produk yang dipasarkan di retailer tertentu saldonya telah berkurang dan telah mencapai batas minimum, maka tanpa menunggu order dari toko, Umkm dapat mengirim barang kepada retailer sejumlah yang biasa dipesan dan mensentkan shipping order secara on line. Sedangkan bagi retailer sendiri, mereka dapat mengakses informasi misalnya dari master production schedule pada database Umkm dan melihat informasi jadwal produksi serta jumlah barang yang siap untuk dijual melalui toko-toko. Hal ini akan membantu retailer dalam menghadapi rush order. Adanya pertukaran informasi yang dibutuhkan secara cepat dan mudah ini, memungkinkan bertambah lancarnya penjualan, karena akan menghindarkan delay pemrosesan order dan delay pengiriman barang, serta akan menghindarkan stock out. Bertambah lancarnya transaksi penjualan antara Umkm dengan seluruh retailernya, akan menghasilkan semakin lancar pula penjualan kepada costumers. Serta semua costumers yang berminat membeli produk tersebut, tinggal mendatangi toko/supermarket terdekat untuk membelinya dan tidak perlu mendatangi daerah penghasil produk tersebut. Ke 2 hal tersebut, pada akhirnya akan menghasilkan
8
peningkatan volume penjualan, dan mengakibatkan naiknya pendapatan bagi Umkm dan retailer. Selain itu, karena transaksi ini diproses secara papperless, maka akan terdapat pengehematan berbagai biaya misalnya biaya penggunaan kertas, penggunaan telepon/fax/photocopy saat memproses order (ordering cost), biaya tertimbunnya persediaan di Umkm (carrying cost), menghindarkan biaya karena adanya delay produksi, dan lain-lain. Dengan meningkatnya pendapatan Umkm dan retailer seperti diuraikan sebelumnya, sedangkan biaya-biaya yang terkait juga dapat diminimumkan maka pada akhirnya dapat diperoleh laba yang lebih besar. Karena laba Umkm meningkat, maka kemakmuran para pengrajin sektor Umkmpun meningkat pula, sehingga para pengrajin dapat hidup lebih berdaya, serta dapat mengupayakan mengembangkan produknya lebih baik lagi, serta dapat pula memasarkan produknya lebih luas lagi melalui e-commerce. Hal yang perlu dipikirkan lebih lanjut adalah besarnya biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan perangkat EDI ini. Bila melihat pengalaman perusahaanperusahaan di US, di sana banyak perusahaan besar yang memberi bantuan memfasilitasi penggunaan EDI oleh Umkm, karena mereka merasa diuntungkan pula dengan proses transaksi seperti ini. Sebenarnya, hal ini dapat dilakukan pula di Indonesia, yaitu perusahaan besar memberi bantuan melalui corporate social responsibilitynya untuk memberdayakan Umkm, bahkan pemerintahpun dapat memfasilitasi hal ini melalui subsidi, tentu setelah memilih Umkm yang diberi subsidi merupakan Umkm unggulan dengan menghasilkan produk unggulan lokal pula. Disamping itu, karena penggunaan teknologi informasi memerlukan keakhlian tertentu, maka karyawan yang akan mengoperasikan teknologi ini perlu mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Disinilah letaknya peran perguruan tinggi dan lembaga pendidikan untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan karyawan tersebut agar dapat menjadi karyawan yang siap dipekerjakan sebagai operator. Artinya pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya dapat bekerja sama memberikan pendidikan dan pelatihan baik secara formal maupun informal, atau dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat Simpulan Meningkatnya produksi yang dihasilkan oleh para pengrajin Umkm, tidaklah dibarengi dengan peningkatan penjualan yang sepadan. Hal ini disebabkan oleh
9
terbatasnya pemasaran dan penjualan yang hanya dilakukan di daerah penghasil produk tersebut, atau melalui pameran-pameran. Penjualan hasil produk Umkm dapat diperluas melalui retailer/toko di berbagai daerah, dan untuk memperlancar hal ini dapat digunakan perangkat EDI yang akan menguntungkan pihak-pihak
yang
melakukan transaksi berupa meningkatnya
penghematan biaya, penyederhanaan & kelancaran distribusi, menghindarkan stockout dan pengendalian rush-order, memperluas pemasaran, yang pada gilirannya hal ini akan menghasilkan peningkatan pendapatan Umkm Bantuan subsidi untuk implementasi perangkat ini diharapkan dapat diberikan oleh pengusaha besar ataupun pemerintah, sedangkan pemberian pengetahuan terhadap karyawannya baik melalui pendidikan ataupun pelatihan dapat diberikan oleh pendidikan tinggi, lembaga pendidikan lain ataupun departemen terkait.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Biro Kredit Bank Indonesia. (2002). Penelitian Pola Pembiayaan Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil Pasca UU BI No. 23 tahun 1999. Laporan Penelitian bank Indonesia: Jakarta [2] CISA (Certified Information Systems Auditors), (2008), CISA Review Manual: Electronic Data Interchange. USA, pp. 230 – 235 [3] Harian Kontan. (Mei 2009) - beberapa terbitan. Jakarta [4] Ikatan Akuntan Indonesia. (2007) Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat [5] Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. (2004). Intermediate accounting, 12th edition. New York: John Wiley & Sons, Inc [6] Meigs, Robert F., Walter B. Meigs. (1993), Accounting The Basis for Business Decision. 9th edition. United States of America: McGraw-Hill, Inc. [7] O’Brien James A., George M.M., Management Information Systems, (2008), 8th edition, Mc Graw Hill, Irwin: USA [8] Rayport, Jeffrey, and Bernard Jaworski. (2001). Introduction to e-commerce. New York: McGraw-Hill/Irwin [9] Romney, Marshall B., Paul J. S. (2009). Accounting Information Systems. 11th edition. New Jersey [10] Seybold, Patricia, with Ronnie Marshak, Customers.Com, (1998), How to Create a Profitable business Strategy for the Internet and Beyond. New York: Times Business [11] Sliwa, Carol. (1999). Users Cling to EDI for Critical Transaction. Computerworld [12] Fortune. (2001). Tech Lifestyles: Shopping. Technology Buyers Guide
10
11