Jurnal Kebidanan 08 (02) 127 - 224 Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id HUBUNGAN SIBLING RIVALRY DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA ANAK USIA 11 – 12 TAHUN DI SD 02 GENUK UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Masruroh 1) , Riska Nur Ramadhana 2) 1), 2) Fakultas KebidananUniversitas Ngudi Waluyo E-mail:
[email protected];
[email protected] ABSTRAK Sibling Rivalry adalah permusuhan dan kecemburuan antara saudara kandung yang menimbulkan ketegangan diantara adik dan kakak. Hal ini tak dapat disangkal bahwa perselisihan antar adik dan kakak akan selalu ada. Sibling rivalry akan terlihat ketika umur mereka 3-5 tahun dan terjadi lagi pada umur 8-12 tahun pada usia sekolah.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan sibling rivalry dengan penyesuaian sosial pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri 02 Genuk Ungaran Barat Kabupaten Semarang.Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh anak usia 11-12 tahun di yang mempunyai adik di SD Negeri 02 Genuk Ungaran Barat Kabupaten Semarang bulan Agustus 2016 sebanyak 39 anak. Jumlah sampel 39 responden dengan teknik sampling menggunakan total sampling.Alat pengambilkan data menggunakan kuesioner dan uji yang dilakukan menggunakan uji chi square.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak mengalami sibling rivalry sebanyak 24 responden (61,5%) dan yang mengalami sibling rivalry sebanyak 15 responden (38,5%). Sebagian besar responden penyesuaian sosialnya baik sebanyak 23 responden (59,0%) dan penyesuaiannya buruk sebanyak 16 responden (42,0%). Ada hubungan antara sibling rivalry dengan penyesuaian sosial pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri 02 Genuk Ungaran Barat Kabupaten Semarang nilai p 0,025 < =0,05.Ada hubungan antara sibling rivalry dengan penyesuaian sosial pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri 02 Genuk Ungaran Kabupaten Semarang Kata kunci :
Sibling rivalry, penyesuaian sosial
PATIENT SATISFACTION DELIVERY GUARANTEE ON MATERNITY SERVICES BY A VILLAGE MIDWIFE IN PATI REGENCY ABSTRACT Sibling Rivalry is animosity and jealousy between siblings cause tension between brother and sister. It is undeniable that the dispute between the brothers and sisters will always be there. Sibling rivalry will look when they are 3-5 years of age and again in the age of 8-12 years at school age.To know the relationship sibling rivalry with social adjustment in children aged 11-12 years in 02 primary schools Genuk West Ungaran Semarang District.This research is a correlation with cross sectional approach. The population of all children aged 11-12 years in having a sister in SD Negeri 02 Genuk West Ungaran Semarang District in August 2016 as many as 39 children. Total sample of 39 respondents by using a sampling technique total sampling. Pengambilkan tool data using questionnaires and tests were performed using chi square test.The results showed that most respondents do not experience sibling rivalry as much as 24 respondents (61.5%) and those with sibling rivalry as much as 15 respondents (38.5%). Most respondents good social adjustment as much as 23 respondents (59.0%) and poor adjustment as much as 16 respondents (42.0%). There is a relationship between sibling rivalry with social adjustment in children aged 11-12 years in 02 primary schools Genuk West Ungaran Semarang District p value 0,025 <_ = 0.05.There is a relationship between sibling rivalry with social adjustment in children aged 11-12 years in 02 primary schools Genuk West Ungaran Semarang District. Keywords: Sibling Rivalry, social adjustment
140
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
mencubit,
PENDAHULUAN Sibling
Rivalry
adalah
melukai
menendang,
adiknya
kemunduran
bahkan seperti
permusuhan dan kecemburuan antara
mengompol, menangis yang meledak-
saudara kandung yang menimbulkan
ledak, manja, rewel, menangis tanpa
ketegangan diantara adik dan kakak.Hal
sebab, dll.
ini
tak
dapat
disangkal
bahwa
Sibling rivalry yang tidak di atasi
perselisihan antar adik dan kakak akan
pada
selalu ada. Biasanya ini terjadi apabila
dapat menimbulkan delayed effect, yaitu
masing-masing pihak berusaha untuk
dimana pola perilaku tersimpan di
lebih
unggul
awal anak - anak
yang
lain.
bagian alam bawah sadar pada usia 12
rivalry
akan
tahun hingga 18 tahun dan dapat muncul
semakin besar apabila adik dan kakak
kembali bertahun-tahun kemudian dalam
berjenis kelamin sama dan jarak usia
berbagai
keduanya
psikologikal
Kemungkinan
dari
masa
sibling
cukup
dekat
(Puspitasari,
2013).
bentuk yang
dan
perilaku
merusak
(Boyle,
2004).
Hubungan antara adik dan kakak
Menurut Millman & Schaifer
yang masih kecil merupakan salah satu
(dalam Setiawati dan Zulkaida, 2007)
interaksi yang berpotensi menimbulkan
perasaan sibling rivalry ini cenderung
konflik
menyebabkan
meningkat pada usia sekolah, biasanya
adanya sibling rivalry. Sibling rivalry
terjadi antara 2 anak atau lebih yang
dapat berbeda intensitasnya tergantung
usianya
pada jarak usia anak, usia anak itu
biasanya lebih lazim terjadi ketika jarak
sendiri, jenis kelamin anak serta urutan
usia anak antara 1-3 tahun. Sibling
kelahiran. Saudara kandung dengan
rivalry akan terlihat ketika umur mereka
jarak usia yang pendek akan bertengkar
3-5 tahun dan terjadi lagi pada umur 8-
lebih hebat dibandingkan dengan yang
12 tahun pada usia sekolah, sibling
jauh perbedaan umurnya. Begitu juga
rivalry lebih terjadi pada anak yang
saudara kandung dengan jenis kelamin
berjenis
yang sama, akan bersaing lebih hebat
perempuan.
dan
bisa
dibandingkan dengan yang berbeda jenis kelaminnya (Muslihayatun,
berdekatan.
kelamin
Sibling
sama,
rivalry
khususnya
Pada usia 11-12 tahun anak
2010).
berada dalam usia sekolah dimana pada
Menurut Priatna dan Yulia (dalam
usia ini pengaruh kelompok teman sudah
Setiawati dan Zulkaida, 2007) Terdapat
mulai mendominasi anak. Anak lebih
berbagai macam reaksi sibling rivalry
ingin seperti kelompok teman daripada
perilaku
anggota keluarganya (Novairi dan Bayu,
agresif
seperti
memukul,
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
141
2012).
Hal
ini
menjadikan
hubungan yang buruk dengan teman
perkembangan sosial pada usia ini
sebaya, perilaku antisosial, kesulitan
didapatkan dari interaksinya dengan
belajar,
orang lain di sekolah. Pada usia ini anak
psikopatologi seperti cemas, depresi,
berkembang dari pengalaman bergaul
dan ketakutan (Hakvoort et al, 2010).
dengan orang-orang dilingkungannya (Yusuf, 2012).
menunjukkan
tanda
Hasil studi pendahuluan peneliti melakukan wawancara singkat pada 10
Keterampilan sosial pada usia 11-12
dan
tahun
seperti
siswa kelas V didapatkan 8 siswa
kemampuan
memiliki ciri-ciri sibling rivalry yaitu
menjalin hubungan dengan orang lain,
sering bertengkar, iri dan kesal dengan
menolong
Penyesuaian
saudara
laku
kesalnya sering terbawa di sekolah.
orang
sosial berupa
lain.
tingkah
yang
kandungnya
bahkan
mendorong anak untuk menyesuaikan
Sedangkan
diri dengan orang lain dan kelompok
sosial 8 siswa yang mengalami sibling
sesuai dengan keinginan dari dalam dan
rivalry ada 4 diantaranya memiliki
tuntutan lingkungan. Dalam penyesuaian
masalah
sosial anak dilatih berperilaku yang
seperti suka pilih-pilih teman, lebih
positif
tertutup
agar
disenangi
dalam
kemampuan
rasa
dalam
penyesuaian
penyesuaian
dengan
temannya,
sosial
sering
lingkungannya. Perilaku sosial tersebut
bertengkar dengan teman di sekolah. Ini
yaitu persaingan yang baik, kerjasama
artinya tidak semua yang mengalami
dan simpati (Desmita, 2010)
sibling rivalry mengalami kesulitan
Sibling
rivalry
juga
melakukan penyesuaian social. Tujuan
menimbulkan dampak negatif terhadap
umum : Untuk mengetahui hubungan
penyesuaian anak. Hal ini karena sibling
antara
rivalry mempengaruhi semua hubungan
penyesuaian sosial pada anak usia 11 –
antar anggota keluarga dan bahkan
12 tahun
hubungan yang buruk ini sering menjadi
Ungaran Barat
pola hubungan sosial yang akan dibawa
Tujuan khusus
anak ke luar rumah untuk diterapkan
gambaran kejadian Sibling rivalry pada
dalam
anak usia 11 -12 tahun di SD Negeri 02
hubungannya
dengan
teman
sebaya (Hurlock, 2010)
Genuk
sibling
rivalry
dengan
di SD Negeri 02 Genuk Kabupaten Semarang..
Ungaran
: 1) Mengetahui
Barat
Kabupaten
Hubungan tidak harmonis antar
Semarang. 2) Mengetahui gambaran
saudara kandung khususnya masa usia
penyesuain diri pada anak usia 11-12
sekolah akan menimbulkan kesulitan
tahun
melakukan penyesuaian sosial seperti
Kabupaten Semarang.
142
di
SD
Negeri
02
Genuk
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
Sumber data dalam penelitian ini adalah
METODE Jenis
penelitian
adalah
data primer dan data skunder. Analisis
penelitian korelasi yaitu penelitian yang
data yang dilakukan dalam penelitian ini
mencari ada tidaknya hubungan dua
adalah
variabel penelitian. Pendekatan yang
menggunakan distribusi frekuensi dan
digunakan
untuk analisis bivariat menggunakan chi
adalah
ini
pendekatan
cross
sectional. Pendekatan cross sectional yaitu
penelitian
untuk
untuk
analisis
univariat
square.
mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor
HASIL DAN PEMBAHASAN
resiko
Analisis Univariat
dengan
efek,
dengan
cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
Artinya,
tiap
subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran
dilakukan
terhadap
status karakter atau variabel subjek
Distribusi Frekuensi Kejadian Sibling Rivalry pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri 02 Genuk Ungaran Barat kabupaten Semarang Sibling Rivalry Sibling Rivalry Tidak Sibling Total
penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). Tempat penelitian di SD Negeri 02 Genuk Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada bulan Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 11-12 tahun di yang
15
Persentase (%) 38,5
24 39
61,5 100,0
Frekuensi
Distribusi Frekuensi Penyesuaian sosial pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri 02 GenukUngaran barat Kabupaten Semarang Penyesuaian Sosial Buruk Baik
Freku ensi 16 23 39
Total
Persentase (%) 41 59 100
mempunyai saudara di SD Negeri 02 Genuk
Ungaran
Barat
Kabupaten
Semarang bulan agustus 2016 sebanyak 39 anak. Besar sampel yang digunakan dalam
penelitian
ini
sebanyak
39
responden. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian
ini
adalah
total
Analisis Bivariat Hubungan antara Sibling Rivalry dengan kejadian penyesuain sosial pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri 02 Genuk Ungaran Barat Kabupaten Semarang . Sibling Rivalry
sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik
pengumpulan
data
dalam
penelitian ini adalah wawancara dengan panduan kuesioner yang telah dibuat.
Penyesuaian Sosial Jumlah Buruk
p
Baik
F
%
f
%
F
%
6
25
18
75
24
100
Sibling Rivalry
10
66,7
5
33,3
15
100
Jumlah
16
41,0
23
59,0
39
100
Tidak Sibling
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
0,0 25
143
(51,2%) menjawab ya pada kuesioner
PEMBAHASAN Kejadian sibling rivalry pada
nomor 14 manja pada salah satu orang
anak usia 11-12 tahun di SD Negeri 02
tua biasanya dikarenakan adanya orang
Genuk
tua yang menganak emaskan salah satu
Ungaran
Barat
SemaranG,
menunjukkan
responden
sebagian
Kabupaten dari
besar
39
anaknya sehingga sang anak cenderung
tidak
lebih manja terhadap salah satu orang
mengalami sibling rivalry yaitu sejumlah 24
responden
(61,5%)
dan
tua.
yang
Hal ini serupa dengan penelitian
mengalami sibling rivalry sebanyak 15
Listiani (2010) di Jomblang pada anak
responden (38,5%).
usia 8-12 tahun menemukan 100%
Sibling rivalry yang paling sering ditunjukkan
adalah
pada
mengalami
sibling
rivalry.
Pada
kelompok
penelitian ini juga melaporkan bahwa
perilaku agresif dimana sebanyak 29
sibling rivalry disebabkan oleh faktor
responden
ya
sikap, urutan kelahiran, jenis kelamin,
berdasarkan pernyataan kuesioner nomor
perbedaan usia, jumlah saudara kandung
1 yang berbunyi sering memukul adik
anak, hubungan anak dengan saudara
pada saat bertengkar hal ini dikarenakan
kandungnya, pola asuh orang tua, dan
pada saat bertengkar si kakak merasa
adanya
kesal terhadap adik sehingga pada saat
Penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotun
berkelahi si kakak cenderung memukul
Nisa tahun 2010 dengan judul Hubungan
adik untuk melampiaskan kekesalannya.
sikap orang tua dengan kejadian sibling
Pada
rivalry di desa gendong kulon hasil
(74,4%)
kelompok
menjawab
kompetisi
atau
anak
emas
diantara
persaingan anak membantu orang tua
penelitian
untuk mendapatkan pujian sebanyak 24
hubungan yang signifikan antara sikap
responden (61,6%) menjawab ya pada
orang tua dengan kejadian sibling rivalry
pernyataan kuesioner nomor 7 sering
(p value=0,017) dengan nilai r= -0,5712.
membantu orang tua untuk mendapat
Terjadi
pujian dari orang tua dikarenakan si
responden (27,3%), tidak terjadi sibling
kakak memandanganya kedua orang tua
rivalry 16 responden (72,3%)
mengabaikan dirinya karena kehadiran si
menunjukkan terdapat hubungan antara
adik dan lebih menonjol pada anak yang
sikap orang tua dengan kejadian sibling
berjenis kelamin sama.
rivalry.
Pada kelompok perasaan iri atau
menunjukkan
anak.
sibling
Persaingan
rivalry
bahwa
sebanyak
antar
ada
6
Hal ini
saudara
cemburu anak manja terhadap salah satu
kandung yang biasanya diakibatkan oleh
orang
ketakutan kehilangan kasih sayang orang
144
tua
sebanyak
20
responden
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
tua atau perasaan cemburu karena kasih
berdasarkan usia sebagian besar berusia
saying orang tua terbagi ke anak yang
11-12 tahun mayoritas responden berada
lain dan respon yang ditunjukkan dengan
pada kelas 6 sekolah dasar. Yusuf 2012
kemarahan, kompetisi, dan persaingan.
mengatakan bahwa kelas-kelas tinggi
Sibling rivalry biasa terjadi pada masa
sekolah dasar (kelas 4 sampai kelas 6)
kanak-kanak dan muncul ketika selisih
memiliki rentang usia 9 sampai 12 atau
usia saudara kandung terlalu dekat dan
13 tahun.
memiliki dua atau lebih saudara kandung.
Menurut Novairi & Bayu, 2012
Sibling rivalry juga akan terlihat ketika
mengatakan anak pada usia ini pengaruh
usia 3-5 tahun (prasekolah) dan akan
kelompok
timbul kembali ketika 8–12 tahun (usia
mendominasi anak pada usia ini, dia
sekolah), (Setiawati & Zulkaida, 2007).
lebih ingin seperti mereka daripada
Sibling rivalry meningkat pada anak
seperti anggota keluarganya. Hubungan
prasekolah dikarenakan pada masa ini
dengan adiknya bisa menjadi tegang pada
anak cenderung mengalami kecemburuan
masa ini, di saat dia ingin berusaha
yang besar apabila orang tua memberikan
mengembangkan identitas yang berbeda
perhatian
yang
untuk
saudaranya
karena
egosentrisme
berbeda pada
anak
dengan masa
sangat
karena
sendiri
dan
mulai
teman-
temannya.Kekaguman terhadap kakaknya
tinggi
mungkin berkurang untuk sementara, dia ingin membuat keputusan sendiri tentang
Sibling rivalry meningkat pada sekolah
dirinya
sudah
ini
(Woolfson, 2005).
usia
teman
anak
mulai
beraktivitas dan berprestasi baik di
berbagai hal dan lebih suka berbicara dengan teman-temannya tentang berbagai hal yang penting bagi dirinya sendiri.
sekolah atau di luar sekolah. Adanya
Pope (2006) menyebutkan bahwa
aktivitas dan prestasi tersebut, orang tua
hubungan tidak harmonis antar saudara
mulai membandingkan anak yang satu
kandung khususnya anak pada masa usia
dengan yang lain dan ketika anak yang
sekolah akan menimbulkan kesulitan
usianya berdekatan masuk ke dunia
melakukan peyesuaian sosial seperti
sekolah, maka perbandingan orang tua
hubungan yang buruk dengan teman
terhadap anak-anaknya semakin sering
sebaya, perilaku antisosial, kesulitan
dilakukan dan hasilnya anak menjadi
belajar,
sering bertengkar, saling bermusuhan,
psikopatologi
dan susah untuk melakukan penyesuaian
ketakutan).
sosial (Berk, 2005). Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa karakteristik responden
dan
Gunarsa
menunjukkan (cemas,
(2004)
depresi,
tanda dan
menyebutkan
bahwa persaingan yang tidak sehat,
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
145
apalagi dipengaruhi oleh orang tua, bisa
dikarenakan karakteristik responden pada
menimbulkan keengganan belajar, tidak
penelitian sebelumnya hanya kelas VI
berani menghadapi realitas yang tidak
tidak
menyenangkan, bahkan dalam intensitas
sekolah serta tempat penelitian.
mencakup
yang lebih dalam, bisa menimbukan
Hasil
seluruh
penelitian
anak
usia
didapatkan
masalah penyesuaian sosial, pelarian diri,
penyesuaian sosial yang baik adalah
dan gejala atau gangguan fungsi kefaalan
dalam kelompok menerima peraturan
dalam tubuhnya.
sekolah
Gambaran
penyesuain
sosial
dengan
berbuat
mengerjakan soal ujian
jujur
saat
sebanyak 22
pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri
responden (56,4%) siswa yang memiliki
02
penyesuaian sosial baik cenderung tidak
Genuk
Kabupaten
menunjukkan
bahwa
Semarang, besar
berbuat kenakalan atau tidak saling
responden penyesuaian sosialnya baik
mencontek pada saat mengerjakan soal
sebanyak
ujian di sekolah.
23
sebagian
responden
(59,0%).
Perkembangan sosial sebagian besar baik
Pada
kategori
berpartisipasi
disebabkan dukungan dari orang tua,
dalam
kegiatan
sekolah dan lingkungan dimana orang tua
dengan
mau
telah mengenalkan cara bersosial yang
kelompok
baik kepada anak sejak dini. Hal ini
(53,8%) siswa memiliki penyesuaian
sesuai dengan teori perkembangan sosial
sosial
berarti perolehan berperilaku yang sesuai
mengerjakan tugas kelompok bersama-
dengan tuntutan sosial melalui proses
sama dikarenakan pada usia ini anak
sosialisasi (Hurlock, 2010). Kemampuan
lebih cenderung berkelompok dan ingin
sosialisasi merupakan bagian terpenting
berperilaku seperti anggota kelompoknya
dalam kehidupan anak usia sekolah
bukan seperti anggota keluarganya.
terutama
dengan
teman
sebaya
(Hockenberry & Wilson, 2007).
penelitian
sebanyak
21
cenderung
tugas
responden
lebih
ingin
usia
sekolah,
kemampuan
penyesuaian sosial ini sangat penting dimiliki oleh setiap anak. Periode ini
Penelitian Nisa (2011) pada siswa kelas
anak pertama kalinya bergabung dalam
VI
Bandung
aktivitas kelompok sehingga anak mulai
menunjukkan hasil pada kategori tinggi
belajar menghargai perbedaan yang ada
86,2% dan sisanya 13,8% berada pada
dalam anggota kelompok dan bertambah
kategori rendah. Perbedaan penelitian ini
sensitif terhadap norma sosial ataupun
Yayasan
SD
ditemukan
mengerjakan
oleh
146
yang
ditunjukkan
Hal ini sesuai dengan teori ketika masa
Hal ini berbeda dengan hasil
baik
sekolah
Jembar
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
tekanan dari anggota kelompok dan
hubungan antara sibling rivalry dengan
mulai membentuk kelompok-kelompok
penyesuaian sosial pada anak usia 11-12
(Hockenberry & Wilson, 2007).
tahun di SD Negeri 02 Genuk Ungaran
Pada
menjalin
Barat Kabupaten Semarang. Berdasarkan
persahabatan ditunjukkan dengan mau
hasil penelitian juga dapat diketahui
meminjamkan
bahwa adanya hubungan disebabkan
sebanyak
kategori
barang
24
kepada
responden
teman (61,5%)
hubungan
saudara
kandung
dapat
dikarenakan pada usia ini anak akan lebih
mempengaruhi kemampuan penyesuaian
sering berinteraksi dengan temannya dan
sosial
akan
hubungan
cenderung
takut
kehilangan
anak
saudara
temannya apabila ia bersikap tidak
persahabatan,
berbagi,
hormat
menghormati,
membantu
memudahkan
kategori
ditunjukkan
bersikap
dengan
mau
dimana
jika
suasana
yang
penuh
kooperatif, penuh
saling
kasih
untuk
sayang
tercapainya
teman yang membutuhkan sebanyak 25
penyesuaian sosial yang lebih baik dan
responden
membantu
mengurangi resiko kegagalan melakukan
dengan
penyesuaian (maladjustment). Sedangkan
meminjamkan barang (pulpen, pensil,
suasana yang penuh dengan permusuhan,
penghapus, dll) pada teman dekat atau
perselisihan, iri hati, kebencian dapat
teman akrab.
menimbulkan kesulitan dan kegagalan
teman
(64,1%) yang
sikap
ditunjukan
Menurut Yusuf (2012) bahwa anak
usia
ini
memiliki
Hal ini dapat dilihat sebagian
kesanggupan menyesuaikan diri sendiri,
besar responden yang tidak mengalami
bekerja
sibling rivalry dan penyesuaian sosialnya
sama,
kepentingan keinginan
mulai
dalam penyesuaian sosial.
mau
orang untuk
memperhatikan lain,
diterima
bertambah menjadi
baik sebanyak 18 responden (75,0%) dan responden
yang
mengalami
sibling
anggota kelompok dan merasa tidak
rivalry sebagian besar buruk penyesuaian
senang
bila
dikelompoknya
tidak
diterima
sosialnya
serta
mampu
(66,7%).
menyesuaikan diri dengan teman sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitar. Berdasarkan
hasil
sebanyak
Gunarsa bahwa
faktor
10
(2008) yang
responden
menyebutkan mempengaruhi
penelitian
penyesuaian sosial. Keadaan fisik dan
dengan menggunakan uji chi square
faktor-faktor keturunan, konstitusi fisik
didapat p-value 0,025. Oleh karena p-
meliputi sistem persyarafan, kelenjar,
value = 0,025 < α (0,05), maka Ho
otot-otot serta kesehatan dan penyakit.
ditolak, dan disimpulkan bahwa ada
Perkembangan
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
dan
kematangan
147
khususnya
kematangan
intelektual,
pengalaman yang menyenangkan dan
sosial, dan emosi. Faktor psikologis,
pengalaman
pengalaman belajar, frustasi dan konflik,
merupakan
sel determination, faktor lingkungan,
penyesuaian sosial karena melalui belajar
seperti
akan berkembang pola-pola respon yang
rumah,
sekolah,
faktor
kebudayaan, adat istiadat, dan agama.
traumatik. faktor
Belajar
dasar
dalam
akan membentuk kepribadian. Belajar
Sunarto dan Hartono (2008) juga
dalam
proses
penyesuaian
sosial
menjelaskan bahwa faktor internal yang
merupakan modifikasi tingkah laku sejak
mempengaruhi
sosial.
fase-fase awal dan berlangsung terus
Struktur jasmaniah merupakan kondisi
menerus sepanjang hayat dan diperkuat
primer bagi tingkah laku karena sistem
dengan kematangan pribadi.
penyesuaian
saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor
Pola - pola hubungan antara
yang penting bagi proses penyesuaian
orangtua dan anak mempunyai pengaruh
sosial. Beberapa penelitian menunjukkan
terhadap proses penyesuaian sosial anak.
bahwa gangguan-gangguan pada sistem
Suasana hubungan saudara yang penuh
saraf,
dapat
persahabatan,
gangguan
menghormati,
mental, tingkah laku dan kepribadian.
memudahkan
Oleh karena itu, kualitas penyesuaian
penyesuaian sosial yang lebih baik
sosial yang baik hanya dapat diperoleh
(Sunarto
dan dipelihara bila kondisi jasmaniah
mengurangi resiko kegagalan melakukan
baik
penyesuaian
kelenjar,
menimbulkan
otot
gejala-gejala
Seseorang pertambahan
dan
yang
usia,
mengalami
perubahan
dan
kooperatif, penuh
kasih
untuk
&
sayang
tercapainya
Hartono,
(Evelyn
saling
et
2008)
al,
dan
2011).
Sedangkan suasana yang penuh dengan permusuhan,
perselisihan,
iri
hati,
perkembangan respon yang diperoleh,
kebencian dapat menimbulkan kesulitan
tidak hanya melalui proses belajar saja
dan kegagalan dalam penyesuaian sosial.
melainkan anak juga menjadi matang untuk
melakukan
menentukan
respon
pola-pola
dan
Keadaan lingkungan masyarakat
ini
dimana
penyesuaian
kondisi
individu yang
berada
merupakan
menentukan
proses
sosialnya. Penelitian Retnasih (2009)
penyesuaian sosial karena masyarakat
menunjukkan
yang
merupakan suatu kelompok sosial yang
signifikan antara perkembangan emosi
paling besar dan sangat mempengaruhi
dan penyesuaian sosial
pola
ada
hubungan
Pengalaman yang mempengaruhi dalam
148
penyesuaian
sosial
adalah
hidup
anggotanya.
Sekolah
mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi
kehidupan
intelektual,
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
sosial, dan moral para siswa. Hasil
penyesuaian sosial pada anak usia 11-12
pendidikan di sekolah merupakan bekal
tahun di SD Negeri 02 Genuk Ungaran
untuk penyesuaian sosial di masyarakat
Barat Kabupaten Semarang nilai p 0,025
yang lebih luas. Lingkungan budaya
< =0,05.
dimana individu berada dan berinteraksi
Beberapa
saran
yang
dapat
akan menentukan pola-pola penyesuaian
diberikan berdasarkan hasil penelitian
sosialnya. Agama memberikan suasana
antara lain dapat dijadikan masukan bagi
psikologis tertentu dalam mengurangi
orang tua untuk menerapkan sikap dan
konflik-konflik, frustasi dan bentuk-
pola asuh terutama pada anak yang
bentuk ketegangan lainnya. Agama juga
memiliki jenis sama, urutan kelahiran
memberikan suasana tenang dan damai
yang dekat, sehingga orang tua dapat
yang dibutuhkan oleh seorang anak.
mendukung,
Sibling
rivalry
menimbulkan
memahami,
dan
dapat
mengatasi anak yang mengalami sibling
dampak negatif terhadap penyesuaian
rivalry
anak. Hal ini karena sibling rivalry
penyesuaian sosialnya anak di sekolah.
mempengaruhi semua hubungan antar
Saran bagi pendidik bahwa
anggota keluarga dan bahkan hubungan
diterapkan pada pembelajaran ke peserta
yang buruk ini sering menjadi pola
didik dan telah mendapat pembuktian
hubungan sosial yang akan dibawa anak
lewat hasil penelitian ini.
ke luar rumah untuk diterapkan dalam hubungannya
dengan
teman
sebaya
(Hurlock, 2010).
PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil dr penelitian ini adalah sebagian besar responden
tidak
mengalami
sibling
rivalry sebanyak 24 responden 61,5% ) dan yang mengalami sibling rivalry sebanyak 15 responden (38,5 % persen), sebagian besar responden penyesuaian sosialnya baik sebanyak 23 responden (59 %)
dan penyesuaiannya buruk
sebanyak 16 responden (42 %) serta ada hubungan antara sibling rivalry dengan
karena
akan
mempengaruhi
dapat
. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Franz, Janie Birth Order. Gale Encyclopedia of Children's Hea through Adolescence dari Encyclopedia.com:http://www.enc yclopedia.com/doc/1693447200087.htm. diakses pada tanggal 14 juni 2016 Gichara, J. 2006. Mengatasi Perilaku Buruk Anak. Jakarta: Kawan Pustaka, Gunarsa, SD. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, Dan Keluarga. Jakarta: Hakvoort, Esther M., Henny M. W. Bos, Frank van Balen, and Jo M. A. Hermanns. "Family Relationships and the Psychosocial Adjustment
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016
149
of School-Aged Children in Intact Families." The Journal of Genetic Psychology, Vol 171, No. 2 pp: 182-201, 2010. Hurlock, EB. 2010 Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Alih bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga, Listiani, I. 2011 Penyebab Terjadinya Sibling Rivalry Pada Anak Usia Sekolah Di Rw 9 Kelurahan Jomblang Kota Semarang. [Skripsi]. Jawa Tengah: Universitas Muhammadiyah Semarang. Nisa, ZN. 2011 Kontribusi Iklim Kehidupan Keluarga terhadap Penyesuaian Sosial Siswa Sekolah Dasar. [Skripsi]. Bandung: Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Notoatmojo, S. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Novairi, A. 2012, Bila Kakak-Adik Saling Berselisih. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Pope, Loralee. Perceptions of Siblings Relationships in Middle Childhood and Their Effects of Adolescent Anxiety and Depression. University of Canterbury. Psychology, 2006. http://library.canterbury.ac.nz/thesi s/etheses_copyright.shtml.diakses tanggal 15 juni 2016 Setiawati, I.2007. Gambaran Sibling Rivalry pada Anak Sulung Yang Diasuh Oleh Single Father, Vol. 2. ISSN:1858-2559. Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
150
Sunarto& Agung H.2008 Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Woolfson, R.C.2003 Persaingan Saudara Kandung: Mendorong Anak-anak untuk Bersahabat. Jakarta: Erlangga. Yuliati.2007, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Reaksi Sibling Rivalry pada Anak Usia Prasekolah di TK Mranggen I Srumbung Magelang. [Skirpsi]. Semarang. FIK Universitas Muhammadiyah Semarang. Yusuf, S.2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Jurnal Kebidanan, Vol. VIII, No. 02, Desember 2016