Jurnal Kebidanan 07 (01) 1-114 Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEPUTUSAN IBU MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGKALAN KABUPATEN KARAWANG Ari Antini1) 1) Prodi Kebidanan Karawang Poltekes Kemenkes Bandung E-mail:
[email protected] ABSTRAK Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun bayi adalah faktor pelayanan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan sebagai penolong pertama pada persalinan. Departemen Kesehatan menetapkan target 90 % persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2010. Berdasarkan laporan profil KIA Kabupaten Karawang Puskesmas Pangkalan merupakan Puskesmas dengan cakupan linakes terendah sebesar 68,8% (2009), 73,2% (2010), dan 75,75% (2011). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan faktor budaya dengan keputusan ibu memilih penolong persalinan dan menganalisis faktor yang bersifat dominan dalam keputusan ibu memilih penolong persalinan. Rancangan penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan case control. Sampel penelitian sebanyak 94 ibu pasca salin tahun 2012, 47 ditolong non nakes (kasus) dan 47 ditolong nakes (kontrol). Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang pada bulan Maret – April 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan keputusan ibu memilih penolong persalinan adalah sikap (OR=2,616 dan p<0,05), dan faktor budaya (OR= 4,823 dan p<0,05). Variabel yang tidak berhubungan dengan keputusan ibu memilih penolong persalinan adalah pengetahuan (OR (IK 95%) = 1,435 (0,622-3,310) dan p>0,005). Variabel yang bersifat dominan dalam keputusan ibu memilih penolong persalinan adalah faktor budaya OR=4,275 dan p<0,05). Terdapat hubungan sikap ibu, faktor budaya dan faktor budaya bersifat dominan dalam keputusan ibu memilih penolong persalinan. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Budaya, penolong persalinan
CORRELATION OF KNOWLEDGE, THE ATTITUDES AND CULTURAL FACTORS TO THE MOTHER’S DECISION CHOSE HELPER OF CHILDBIRTH IN THE WORK AREA PUSKESMAS PANGKALAN DISTRICT KARAWANG ABSTRACT Development success of health in Indonesia is still not satisfactory, proven from still high the maternal mortality rate (MMR) and Infant mortality rate (IMR). One factor that greatly influences the occurence of maternal and infant mortality are factor service is strongly influenced by ability and skill health workers as helper fisrt on childbirth. The departement of health setting target 90% of chilbirth were being helped by health workers in 2010. Based on the report profile KIA district Karawang in 2010 scope linakes 78,64%, only lower than the target much as 90%. The purpose of this research is analyzing the relation of knowledge, the attitudes and cultural factors to the mother’s decision chose helper of childbirth and analyze a factor that is dominant in mother’s decision chose helper childbirth. The design of this research is analytic research with case control. Sample research a total of 94 mother post childbirth , 47 were being helped non health workers (cases) and 47 helped health workers (control). Collecting data using a questionnaire. Analysis of data test using chi square and test regression logistics. This research carried out in the work area Puskesmas Pangkalan district Karawang in Maret-April 2013. The results showed that the variables associated with decision mother chose helper childbirth is attitude with (OR=2,616 and p=0,023), cultural factors with (OR= 4,823 and p=0,000). The variable doesn’t correlate with decision mother choose helper childbirth is knowledge (OR (IK 95%) = 1,435 (0,622-3,310) and p>0,005). variable that is dominant in decision mother chose helper childbirth is culture (OR(IK95%)=4,275(1,993-9,170) and p value=0,002). Increasing approach to cultural factors that were held by the public through public figure is part of efforts to increase childbirth by health workers. Keyword : knowledge, attitude, culture, helper childbirth Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
82
petunjuk Teknis pelayanan Kesehatan
PENDAHULUAN Keberhasilan
pembangunan
dasar
Jaminan
kesehatan
6
kesehatan di Indonesia masih belum
masyarakat. Sertakebijakan
memuaskan, terbukti dari masih tingginya
(Jaminan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
membebaskan biaya dari pemeriksaan
1
Jampersal
Persalinan)
dengan
Kematian Bayi (AKB). AKI sebagai salah
kehamilan, persalinan dan perawatan ibu
satu indikator derajat kesehatan perempuan
nifas serta bayi baru lahir.6,7
juga menjadi
target pembangunan era
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
millenium (MDGs) yang ke 5 yaitu
dasar (Riskesdas) tahun 2010 didapatkan
meningkatkan kesehatan ibu. Target yang
bahwa cakupan Linakes sebesar 82,2%
dicapai
sedangkan persalinan bukan oleh tenaga
sampai
tahun
2015
adalah
17,8%.4Berdasarkan
mengurangi sampai ¾ jumlah kematian ibu
kesehatan
dibandingkan tahun 1994. AKI 2010
data Rencana Perubahan Jangka Menengah
2
sebesar
228/100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan
Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Barat
AKB 35 per 1000 Kelahiran Hidup.1 Selain
didapatkan data Linakes pada tahun 2009
penyebab faktor obstetrik ternyata masih
adalah 79,95% dari target 90%.8
ada faktor lain yang diduga berperan yakni
Berdasarkan laporan profil KIA
pemberdayaan perempuan yang tak begitu
Kabupaten Karawang pada tahun 2010
baik, latar belakang pendidikan, sosial
cakupan linakes hanya 78,64%, lebih
ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat,
rendah dari target sebesar90%. Hal ini
nilai budaya dan kondisi politik maupun
menunjukkan
kebijakan pemerintah.
2
bahwa
masih
banyak
masyarakat di Kabupaten Karawang yang
Departemen Kesehatan menetapkan
melakukan pertolongan persalinan dukun.
target 90 persen persalinan ditolong oleh
Dari pertolongan persalinan oleh dukun ini
3
tenaga medis pada tahun 2010. Cakupan
menimbulkan
pertolongan
tenaga
diantaranya partus lama mencapai 5%,
kesehatan atau disingkat linakes menjadi
infeksi 3,6% dan kematian bayi baru lahir
indikator
besarnya proporsi persalinan
2%.9Tahun 2011 cakupan linakes sebesar
yang aman.4 Dengan penempatan bidan di
91,68%, namundari 48 Puskesmas di
desa, diharapkan jangkauan persalinan
Kabupaten
oleh tenaga kesehatan meningkat.5 Secara
Puskesmas dengan cakupan linakes rendah
politik komitmen Pemerintah diwujudkan
sekaligus
dengan
No
Pangkalan dengan cakupan linakessebesar
tentang
68,8% (2009), 73,2% (2010), dan 75,75%
persalinan
oleh
Permenkes
2581/MENKES/PER/XII/2011
RI
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
berbagai
Karawang
terendah
masalah
masih
yaitu
terdapat
Puskesmas
83
(2011), padahal program Jamkesmas dan
seluruh ibu pasca salin baik yang ditolong
10
oleh tenaga medis maupun tenaga non
Jampersal
sudah
Penyerapan
dana
dilaksanakan. Jamkesmas
dan
medis
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Jampersal di Puskesmas Pangkalan pada
Pangkalan Kabupaten Karawang pada
tahun 2011 kurang dari 70% dari jumlah
Tahun 2012 yang memenuhi kriteria
total persalinan karena linonakes. Hal ini
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
berdampak pada tingginya angka kematian
kelompok kasus bertempat tinggal di
bayi, berdasarkan data pelaksana KIA
wilayah kerja Puskesmas Pangkalan, Ibu
Puskesmas Pangkalan pada tahun 2010
pasca salin ditolong oleh tenaga non
didapatkan AKB 8/1000 KH, tahun 2011
kesehatan,
terdapat 10/1000 KH, dan tahun 2012
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan masih belum mencapai target dan
banyak
yang
pernah
dilakukan adalah persalinan normal, umur ibu pada saat persalinan adalah 20 – 35
terdapat 11/1000 KH.11, 12, 13
pemerintah
Persalinan
faktor
yang
memengaruhinya.Rendahnya Linakes di duga disebabkan oleh faktor ibu seperti pengetahuan, sikap terhadap keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahli dalam pertolongan persalinan serta jangkauan ke pelayanan kesehatan.14Menurut tim ahli
tahun dengan paritas 1 – 4. Kriteria inklusi kelompok kontrol bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan, Ibu pasca salin ditolong oleh tenaga kesehatan, persalinan yang pernah dilakukan adalah persalinan normal, umur ibu pada saat persalinan adalah 20 – 35 tahun dengan paritas 1 – 4. Kriteria eksklusi Pada hari pelaksanaan
wawancara
tidak
dapat
dilakukan, dan ibu pasca salin dengan
WHO beberapa faktor yang memengaruhi
kondisi bayi meninggal pada usia 0-28
pemanfataan pelayanan kesehatan adalah
hari.
faktor pemikiran dan perasaan seperti pengetahuan
faktor
hubungan pengetahuan, sikap dan faktor
penelitian
budaya dengan keputusan Ibu memilih
menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap
penolong persalinan dan menganalisis
dan
faktor
kebudayaan.
dan
15,16
serta
Berbagai
budaya
keputusan
sikap
Penelitian ini bertujuan mengetahui
ibu
berhubungan memilih
dengan penolong
persalinan.
yang
bersifat
keputusan
ibu
persalinan.
Besar
dominan
memilih sampel
dalam
penolong dihitung
berdasarkan uji dua proporsi populasi METODE PENELITIAN
didapatkan 47 kontrol dan 47 kasus,
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan case control.
17
Populasi dalam penelitian ini adalah
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random samplingdi 7 desa wilayah
Puskesmas
Pangkalan.
Uji
84
hipotesis yang digunakan adalah Chi-
mendapatkan persetujuan dari Komite Etik
Kuadrat dan uji regresi logistik dengan
Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
tingkat kemaknaan p<0,05 dan interval
Universitas Padjadjaran Bandung.
kepercayaan (IK) 95%. Penelitian ini telah HASIL PENELITIAN Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Keputusan Ibu memilih Penolong Persalinan Kasus Kontrol n % n %
Karakteristik Pendidikan Rendah (TS, SD, SMP) Menengah (SMA) Tinggi (Universitas) Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Jarak Jauh (≥ median) Dekat (< median) Pendapatan Rendah (< Rp. 1.300.000,-) Sedang (Rp. 1.300.000,- s/d Rp. 2.600.000,-) Tinggi (>Rp. 2.600.000,-)
Sebagian
89,4 10,6 0
38 9 0
80,9 19,1 0
45 2
95,7 4,3
40 7
85,1 14,9
15 32
31,9 68,1
20 27
42,6 57,4
35 11 1
74,5 23,4 2,1
35 11 1
74,5 23,4 2,1
persentase
Jarak tempat tinggal ke sarana kesehatan
pendidikan responden ada pada tingkat
responden adalah dekat pada kelompok
rendah pada kelompok kasus (nonakes)
kasus 68,1% dan pada kelompok kontrol
89,4% dan pada kelompok kontrol (nakes)
57,4%.
80,9%.
persentase
keluarga responden ada pada tingkat
pekerjaan responden adalah tidak bekerja
rendah pada kelompok kasus 74,5% dan
pada kelompok kasus 95,7% dan pada
pada kelompok kontrol 74,5%.
Sebagian
besar
42 5 0
besar
Sebagian
besar
pendapatan
kelompok kontrol 85,1%. Sebagian besar Tabel 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Faktor Budaya dengan Keputusan Ibu memilih Penolong Persalinan
Variabel
Keputusan Ibu memilih Penolong Persalinan Kasus Kontrol n % n %
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
Nilai p
Odds Rasio (IK 95%)
85
Pengetahuan Rendah 20 Tinggi 27 Sikap Negatip 27 Positip 20 Budaya Tidak mendukung 28 Mendukung 19 Keterangan:p = Uji Chi kuadrat
42,6 57,4
16 31
34,0 66,0
0,396
1,435 (0,622-3,310)
57,4 42,6
16 31
34,0 66,0
0,023
2,616 (1,134-6,033)
59,6 40,4
11 36
23,4 76,6
0,000
4,823 (1,977-11,766)
Hasil analisis uji Chi Kuadrat
persalinan (p>0,05). Sikap dan budaya
menunjukkan pengetahuan responden tidak
menunjukkan terdapat hubungan yang
terdapat hubungan yang bermakna dengan
bermakna dengan keputusan Ibu memilih
keputusan
penolong persalinan (p < 0,05).
Ibu
memilih
penolong
Tabel 3. Model Akhir Hubungan Sikap dan Faktor Budaya dengan Keputusan Ibu MemilihPenolong Persalinan Berdasarkan Analisis Regresi Logistik Ganda Variabel Sikap Budaya Constant
Koefisien β 0,737 1,453 -3,455
Standar error β 0,455 0,464 0,999
Nilai p
Odds Rasio (IK 95%)
0,053 0,002 0,001
2,090 (0,990-4,414) 4,275 (1,993-9,170) -
Keterangan :p = Uji regresi logistik ganda
Berdasarkan
analisis
multivariat
beresiko memilih persalinan non nakes
didapatkan variabel yang masuk model
Hasil
penelitian
yang
telah
akhir setelah melalui beberapa tahapan
dilakukan menunjukkan sebagian besar
analisis regresi logistik ganda. Variabel
persentase pengetahuan responden ada
yang berhubungan dengan pengambilan
pada tingkat tinggi pada kelompok kasus
keputusan penolong persalinan adalah
maupun pada kelompok kontrol. Hasil nilai
sikap dan faktor budaya. Variabel yang
OR (IK 95%)=1,435(0,622-3,310) artinya
paling
ibu
besar
keputusan
Ibu
hubungannya memilih
dengan
yang
memiliki
pengetahuan
penolong
rendahlebih berisiko 1,4 kali lebih tinggi
persalinan adalah faktor budaya dengan
memilih penolong persalinan non nakes
OR = 4,275 (1,993-9,170), dan nilai
dibandingkan pengetahuan tinggi. Hasil uji
p=0,002.
statistik menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan
rendah
penolong
1.
memilih persalinan non nakes dengan nilai
tentang pilihan penolong persalinan lebih Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
tidak
pilihan
PEMBAHASAN Ibu dengan pengetahuan rendah
persalinan
tentang
beresiko
p > 0,05. 86
Pengetahuan adalah merupakan hasil
besar ibu mempunyai pengetahuan tinggi
dari tahu dan ini terjadi setelah orang
(67,55%) tetapi ibu lebih memilih nonakes.
melakukan penginderaan terhadap suatu
Pada item indikator pengetahuan
objek
tertentu,
yakni
dengan
indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa 15
pemantauan
kehamilan,
pengetahuan
persalinan, dan pengetahuan Keluarga
dan raba. Pengetahuan tentang kehamilan
Berencana (KB) mempunyai hubungan
yang rendah mempengaruhi pemilihan
bermakna dengan pemilihan penolong
penolong persalinan.18
persalinan. Hal ini berarti pengetahuan
Berdasarkan analisis sub variabel
pemantauan kehamilan, persalinan dan KB
pengetahuan dari 7 indikator terdapat 3
yang rendah lebih beresiko
item
yang
persalinan nonakes (P<0,005). Hal ini
mempunyai hubungan bermakna dengan
sejalan dengan hasil penelitian Juliwanto
pemilihan
persalinan.
di Aceh Tenggara didapatkan bahwa ibu
Pengetahuan tentang pengenalan tenaga
yang memilih penolong persalinan oleh
dan
pengetahuan
dukun 63,6% terdapat pada ibu yang
tentang perencanaan kebutuhan persalinan,
berpengetahuan kurang, dibandingkan ibu
pengetahuan
dan
dengan pengetahuan baik (14,8%). Hal ini
pengetahuan tentang bayi baru lahir tidak
berarti bahwa semakin baik pengetahuan
berhubungan dengan pemilihan penolong
ibu, maka semakin kecil kemungkinan
persalinan (p>0,005). Hal ini berarti ibu
memilih penolong persalinan oleh dukun.14
dengan pengetahuan tenaga dan tempat
Hasil penelitian ini tidak didukung
indikator
tempat
pelayanan,
pengetahuan
penolong
pelayanan,
tentang
nifas,
perencanaan
memilih
kebutuhan
oleh teori pengetahuan yang dijabarkan
persalinan, nifas dan BBL yang rendah
sebelumnya, hal ini dimungkinkan karena
tidak
penolong
sebagian besar tingkat pendidikan ibu
persalinan nonakes. Kemungkinan karena
rendah yaitu TS, SD, SMP dan tingkat
faktor kebiasaan yang dianut secara turun
pengetahuannya masih terbatas sehingga
temurun yang diturunkan oleh keluarga,
ibu sangat dipengaruhi oleh keaadaan
serta pandangan keluarga yang sangat
sekitarnya
dipegang teguh oleh para ibu bahwa
lainnya atau orang yang dituakan terutama
melahirkan di nonakes lebih nyaman untuk
dalam pengambilan keputusan penggunaan
ibu dan keluarga, sehingga pengetahuan
pelayanan
tidak begitu penting menurut ibu karena
cenderung tidak memanfaatkan linakes
jika dilihat dari angka statistik sebagian
karena faktor turun temurun. Ibu yang
beresiko
memilih
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
ataupun
kesehatan
perilaku
kerabat
sehingga
ibu
87
tidak bekerja menghabiskan sebagian besar
Tambak Wilayah kerja Puskesmas Omben
waktu
dan
Kecamatan Omben Kabupaten Sampang,
keluarga, sehingga akan memengaruhi
dengan hasil tingkat kemaknaan (ρ > α)
kurangnya
yaitu (0.725 > 0.05).20
untuk
mengurus
informasi
rumah
yang
berkaitan
dengan kesehatan reproduksi, termasuk
Menurut Yenita, masih adanya ibu-
pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan
ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan
dalam persalinan, sehingga ibu cenderung
tinggi akan tetapi persalinanya masih
melakukan linonakes. Padahal pemerintah
ditolong oleh dukun, hal ini juga bisa
sudah membuat suatu program yaitu
disebabkan oleh faktor lain seperti sosial
jampersal dan jamkesmas yang diharapkan
budaya dan pengaruh suami keluarga
akan
dimana memang sudah menjadi kebiasaan
membantu
keluarga
dengan
pendapatan rendah untuk memilih linakes, akan tetapi karena sulitnya akses ke tenaga
dalam
keluarga
ibu
melahirkan dengan dukun.
tersebut
untuk
19
kesehatan terdekat dan faktor keluarga (suami dan orang tua) yang turun temurun
2.
Ibu dengan sikap negatif tentang
lebih percaya pada paraji sehingga lebih
pilihan penolong persalinan lebih
memilih melahirkan dengan paraji.
beresiko
Hal ini juga tidak sejalan dengan hasil
penelitian
Yenita
memilih
persalinan
non
penelitian
yang
telah
nakes
didapatkan
Hasil
responden dengan pengetahuaan rendah
dilakukan menunjukkan sebagian besar
(37%) lebih memilih bersalin dengan
persentase sikap pada kelompok kasus
dukun
adalah negatip dan pada kelompok kontrol
daripada
responden
dengan
pengetahuan tinggi (13,2%), dan didukung
adalah
hasil OR. Ibu bersalin yang memiliki
95%)=2,616 (1,134-6,033) artinya subjek
tingkat
dengan sikap negatip lebih berisiko 2,6
pengetahuan
rendah
memiliki
positip.
(IK
sebagai
persalinannya
persalinan nonakes dibandingkan sikap
dibandingkan dengan ibu yang memiliki
positip.Hasil uji statistik menunjukkan
tingkat pengetahuan tinggi.
memilih
OR
kali
19
tinggi
nilai
peluang 3,85 kali untuk memilih dukun penolong
lebih
Hasil
penolong
bahwa Ibu dengan sikap negatif tentang
Hasil penelitian ini sejalan dengan
pilihan penolong persalinan lebih beresiko
hasil penelitian Wahyudi dan Widiharti,
memilih persalinan non nakes dengan nilai
faktor pengetahuan maternal kesehatan
p< 0,05.
tidak memengaruhi ibu hamil dalam memilih penolong persalinan di Desa
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon
tertutup
seseorang
terhadap
88
stimulus atau objek tertentu, yang sudah
dukun bayi mayoritas mempunyai sikap
melibatkan faktor pendapat dan emosi
kurang setuju (40%) dibandingkan ibu
yang bersangkutan (senang-tidak senang,
yang mempunyai sikap setuju (11,5%).
setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
Hasil uji chi square menunjukkan ada
sebagainya). Menurut Campbell, sikap itu
hubungan yang signifikan antara sikap ibu
suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam
dengan keputusan ibu dalam memilih
merespon stimulus atau objek, sehingga
penolong persalinan (p<0,05).14
sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan lainnya.
3.
Ibu dengan faktor budaya tidak
Newcomb menyatakan bahwa fungsi sikap
mendukung
belum
memilih persalinan non nakes
merupakan
terbuka)
atau
merupakan
tindakan
aktivitas,
(reaksi
akan
predisposisi
Hasil
tetapi perilaku
(tindakan), atau reaksi tertutup.15,21,22
nakes
lebih
penelitian
yang
beresiko
telah
dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar persentase budaya pada kelompok
Hasil penelitian ini didukung oleh
kasus adalah tidak mendukung linakes, dan
teori sikap yang dijabarkan sebelumnya
pada kelompok kontrol adalah budaya
dimana sikap ibu terhadap pemilihan
mendukung. Hasil nilai OR (IK 95%) =
penolong persalinan akan memengaruhi
4,823 (1,977-11,766) artinya subjek yang
pengambilan keputusan dalam pemilihan
memiliki budaya tidak mendukunglinakes
penolong persalinan, dimana dengan sikap
lebih berisiko 4,8 kali lebih tinggi memilih
ibu yang cenderung positip tentunya akan
penolong
mengambil keputusan yang positip dengan
dibandingkan budaya mendukung.Hasil uji
memilih
statistik menunjukkan bahwa Ibu dengan
Nakes
sebagai
penolong
persalinan
non
nakes
faktor budaya tidak mendukung nakes
persalinan dan sebaliknya. Menurut Erlina, sikap positif lebih banyak memanfaatkan tenaga kesehatan
lebih beresiko memilih persalinan non nakes dengan nilai p < 0,05. Kebudayaan
sebagai penolong persalinan dibandingkan yang
Setiyadi,
sikap
akan
menentukan
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
responden
dalam
memilih
penolong
istiadat dan lain kemampuan-kemampuan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
dari
keseluruhan
sikap negatif.23 Demikian juga menurut
persalinan. 16
kompleks
adalah
pengetahuan,
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia 24-29
sebagai
anggota
penelitian Juliwanto di Aceh Tenggara
masyarakat.
didapatkan proporsi ibu yang memilih
nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber dalam
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
Perilaku normal, kebiasaan,
suatu
masyarakat
akan
89
menghasilkan pola hidup (way of life) yang
sebesar 24,00, artinya ibu bersalin dengan
pada
budaya
umumnya
disebut
kebudayaan.
Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu
tidak
mendukung
mempunyai
peluang 24 kali memilih dukun.14
yang lama sebagai akibat dari kehidupan
Berdasarkan
penelitian
Bangsu
suatu masyarakat bersama. Perilaku yang
bahwa lingkungan sosial dan adat istiadat
normal adalah salah satu aspek dari
merupakan variabel paling berhubungan
kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan
dengan pemilihan penolong persalinan,
mempunyai pengaruh yang dalam terhadap
secara proporsi menunjukkan 83,91% ibu
perilaku.
22
yang mempunyai lingkungan sosial yang
Hasil penelitian ini didukung oleh
kurang mendukung memilih dukun bayi
teori yang dijabarkan sebelumnya dimana
untuk pertolongan persalinan dibandingkan
kebudayaan sangat mempengaruhi perilaku
penolong
seseorang dalam pengambilan keputusan.
persalinan
oleh
bidan
14
(16,09%).
Di masyarakat pedesaan tradisi dan adat istiadat sangat dipegang teguh oleh para
4.
Faktor budaya bersifat dominan dalam
ibu, dimana peran orang tua, suami dan
keputusan
nenek sangat berperan dalam pengambilan
persalinan
keputusan
terutama
dalam
ibu
memilih
Berdasarkan
pemilihan
penolong
hasil
analisis
multivariat didapatkan nilai OR (IK 95%)
penolong persalinan. Berdasarkan
hasil
penelitian
sebesar 4,275(1,993-9,170), artinya subjek
Eryando, salah satu alasan ibu lebih
yang
memilih
penolong
mendukunglinakes lebih berisiko 4,3 kali
persalinan karena sudah menjadi kebiasaan
lebih tinggi memilih penolong persalinan
dalam keluarga. Pemilihan dukun untuk
non
melahirkan
mendukung.
dukun
sebagai
selain
dekat
juga
dapat
memiliki
nakes
budaya
tidak
dibandingkan
budaya
Hasil
statistik
uji
dilakukan setiap saat, lebih nyaman karena
menunjukkan bahwa budaya merupakan
dukun dapat dipanggil dan bisa datang
faktor
kerumah,
keputusan
serta
dapat
memberikan
yang
bersifat ibu
dominan
memilih
dalam
penolong
persalinan dengan nilai p < 0,05.
pelayanan pijat/urut.18 penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Juliwanto di Aceh Tenggara didapatkan
hasil penelitian Juliwanto, berdasarkan
ada hubungan signifikan antara budaya
hasil uji regresi logistik menunjukkan ada
dengan pengambilan keputusan penolong
pengaruh signifikan antara faktor budaya
persalinan (α<0,05), dengan nilai OR
dengan pengambilan keputusan memilih
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
90
Berdasarkan
hasil
penolong p=0,000.
persalinan,
dengan
nilai
14
PENUTUP Kesimpulan
Menurut Prabowo dalam Yenita menyatakan
sosio-kultural
tentang pilihan penolong persalinan tidak
masyarakat, khususnya ibu hamil tentang
beresiko memilih persalinan non nakes di
pilihan penolong persalinan dengan dukun
wilayah
disebabkan oleh tradisi masyarakat yang
Kabupaten Karawang, Ibu dengan sikap
dukun.8Tingkat
negatif tentang pilihan penolong persalinan
kepercayaan masyarakat terhadap petugas
lebih beresiko memilih persalinan non
kesehatan, di beberapa wilayah masih
nakes
rendah mereka masih percaya kepada
Pangkalan
dukun karena kharismatik dukun tersebut
dengan faktor budaya tidak mendukung
yang sedemikian tinggi, sehingga ibu lebih
nakes lebih beresiko memilih persalinan
senang berobat dan meminta tolong ke
non nakes di wilayah kerja Puskesmas
dukun.29
Pangkalan Kabupaten Karawang, Faktor
masih
bahwa
Ibu dengan pengetahuan rendah
percaya
pada
kerja
di
Puskesmas
wilayah
kerja
Kabupaten
Pangkalan
Puskesmas
Karawang,
Ibu
Menurut Titaley masyarakat sunda
budaya merupakan faktor yang bersifat
di daerah pedesaan sangat memegang
dominan dalam keputusan ibu memilih
teguh tradisi, mereka lebih menyukai
penolong persalinan di wilayah kerja
melahirkan program
dibantu Jamkesmas
dukun,
padahal
Puskesmas
sudah
berjalan.
Karawang.
Pangkalan
Kabupaten
Alasan menggunakan dukun karena,(1) masalah
ekonomi
dimana
masyarakat
Saran
berpendapat takut mahal jika melahirkan di
Bagi Puskesmas Pangkalan Petugas
tenaga kesehatan, (2) kepercayaan dan
kesehatan khususnya bidan melakukan
tradisi masyarakat secara turun menurun
pendekatan pada tokoh masyarakat, serta
walaupun melahirkan di paraji keadaan ibu
dapat
dan bayi tetap sehat, (3) merasa lebih
pemikiran masyarakat tentang kebiasaan-
membutuhkan paraji dibanding tenaga
kebiasaan
kesahatan karena merasa lebih nyaman, (4)
berhubungan dengan kesehatan terutama
akses ke pelayanan kesehatan sulit, (5)
pemilihan
persepsi
dan
persalinan.Meningkatkan kegiatan promosi
keterampilan tenaga kesehatan dianggap
kesehatan khususnya mengenai pentingnya
kurang dibanding paraji.30
penolong persalinan tenaga kesehatan
terhadap
pengetahuan
berkerjasama
atau
dalam
mengubah
mitos-mitos
yang
penolong
melalui kegiatan kelas ibu hamil, terutama
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
91
ditekankan pengetahuan tentang cara
melalui
pemantauan kehamilan, tentang persalinan,
http://kebijakankesehatanindonesia.n
dan penggunaan alat kontrasepsi (KB).
et pada tanggal 30 Juni 2012
Meningkatkan
kegiatan
sosialisasi
kewenangan dan peran paraji baik ke masyarakat maupun ke tokoh masyarakat.
Dinkes Propinsi Jabar. Perubahan RPJMD. 2011. Dinas Kesehatan kabupaten Karawang.
Mengadakan kegiatan pengarahan pada
Profil
siswa/siswi
Karawang tahun 2010. Karawang;
SMP
dan
SMU
tentang
pentingnya memilih penolong persalinan
Kesehatan
2011. Hal 35-9. Dinas Kesehatanan Kabupaten Karawang.
dengan tenaga kesehatan.
Profil DAFTAR PUSTAKA Depkes
RI.
Pedoman
Kemitraan
Bidan
Kabupaten
Kesehatan
Kabupaten
Karawang Tahun 2011. Karawang; Pelaksanaan dan
Dukun.
Depkes: 2008. Hal 2
2012. Hal 36-8 UPTD
Puskesmas
Pangkalan
Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang.
Angka Kematian Ibu melahirkan. 2010. Diakses
melalui
http://www.kesehatanibu.depkes.go. id pada tanggal 15 Juni 2012 Hernawati I. Analisis Kematian Ibu di Indonesia tahun 2010. Bandung; 2011.
Laporan Pembangunan Desa. 2010. Hal 15-7 UPTD
2010.
Pangkalan
Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang. Laporan Pembangunan Desa. 2011. Hal 16-9 UPTD
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Puskesmas
Puskesmas
Pangkalan
Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang. Laporan Pembangunan Desa. 2012.
Depkes RI. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
Hal 17-9 Juliwanto
E.
Faktor-faktor
yang
(PWS_KIA). Jakarta; 1996. Hal 36-
mempengaruhi keputusan memilih
8
penolong persalinan pada ibu hamil
Menkes RI. Petunjuk Teknis Pelayanan
di
kecamatan
babul
rahmah
Kesehatan dasar Jamkesmas. Jakarta
Kabupaten Aceh Tenggara tahun
; 2012. Hal 11-2
2008. TESIS. Universitas Sumatera
Trisnantoro
L,
Riyanto
S,
Tudiono.
Utara; 2009
Monitoring Pelaksanaan BOK dan
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
Jampersal di DIY, Papua dan NTT.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
PMPK UGM dan UNFPA. Diakses
cipta ; 2012. Hal 134,138.
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
92
Setiyadi NA. The influencing factors of
Nikelas Erlina. Hubungan karakteristik ibu
their choice auxilary of child birth
terhadap pemanfaatan pertolongan
benefactor in the blerong village
persalinan di desa Setiris kecamatan
district of guntur II and regency of
Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi
Demak on 2001. Jurnal Profesi
Tahun
2009: 3; 13.
Universitas Batanghari Jambi 2009:
Hidayat AA. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data.
Jakarta:
Salemba medika; 2011. Hal 57
Maternal
Helth
Departemen
Services.
Kependudukan
dan
Biostatistik FKM, UI, Depok; 2006; 5
Ilmiah
9(1); 49. Setiadi EM, Hakam KA, Effendi R. Ilmu Kencana, 2009. Hal 5-9 Kontjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta : Bumi Aksara; 2004. Hal 25-7 Tilaar, H.A.R. Pendidikan, kebudayaan,
Yenita, Sri. Faktor Determinan Pemilihan Tenaga
Jurnal
Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:
Eryando T. Reason Behind the utilization of
2007.
Penolong
Persalinan
di
dan masyarakat madani Indonesia (strategi
reformasi
Pendidikan
Wilayah Kerja Puskesmas Desa
Nasional). Bandung :PT remaja
Baru Kabupaten Pasaman Barat
Rosdakarya; 2002. Hal 39,53-4
Tahun
2011.
Tesis.
Universitas
Andalas; 2011.
Soelaeman, MM. Ilmu budaya dasar suatu pengantar.
Wahyudi A, Widiharti. Faktor-faktor yang
Bandung:
Refika
Aditama; 2001 hal 19
mempengaruhi ibu hamil dalam
Soekanto S. Sosiologi suatu pengantar.
memilih penolong persalinan (dukun
Jakarta : Raja Gravindo Persada;
bayi dan bidan) di desa tambak
2007 hal 158
wilayah kerja Puskesmas Omben Kecamatan
Omben
Kabupaten
Sampang. Jurnal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya. 2009
Depkes RI. Sosial Budaya Dasar M.A. 103. Jakarta; Pusdiknakes; 1996. Hal 24 Titaley C.R, Hunter C.L, Dibley M.J.,
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan teori
Heywood P. Why do some women
dan Aplikasi. Jakarta: Rineka cipta ;
still prefer traditional attendants and
2010. Hal 52-3.
home delivery?: a qualitative study
Notoatmodjo. Ilmu Perilaku Kesehatan.
on delivery care services in West
Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Hal 27-
Java province,
33, 81
2010; 10(43): 6-9
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015
Indonesia. BMC
93