Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
Wonderful Inspiration (WIN)
Belajar dari Jepang
*Ringkasan dari Buku :
RAHASIA BISNIS ORANG JEPANG :
Langkah Raksasa Sang Nippon Menguasai Dunia
Ann Wan Seng (Terjemahan, Mizan, Bandung, 2007,301 halaman)
1 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
”Jika Bangsa Jepang mau belajar dari bangsa-bangsa lain, tak ada alasan bagi negara-negara lain untuk tidak belajar dari bangsa Jepang”
Pengantar :
Ibu Liliawati Rahardjo dalam acara Penghargaan Karyawan (12 April 2011) menghimbau karyawan untuk „Belajar dari bangsa Jepang“, khususnya dalam hal etika dan budi pekerti. Bangsa Jepang sangat teguh mengikuti ajaran Confucius : anak-anaknya telah diajarkan pendidikan budi pekerti sejak kecil.
Bu Tjipto mensharing pengalamannya sendiri ketika berkunjung ke negara „matahari terbit“ ini. Kita semua tahu bahwa tempat yang paling kotor dan jorok adalah WC Umum. Apalagi jika terletak di stasiun atau terminal bis ( Bisa bayangkan sendiri kan pemandangan dan aromanya yang tak sedap? Kita masih ingat tahun lalu ada Kepala Stasiun di Jakarta yang dipecat karena „sidak“ Menteri Perhubungan mendapati WC stasiun tsb sangat kotor ). Nah beda dengan pengalaman Bu Tjipto. Justru WC di stasiun bawah tanah (subway) di Jepang ternyata sangat bersih dan tidak berbau. Ini bukan semata-mata hasil kerja dari petugas kebersihan WC, tapi juga berkat peran para pemakai WC. Lho kok bisa? Sedari kecil orang Jepang sudah dididik untuk setelah memakai WC agar langsung membersihkan tempat duduk WC dengan tissue..Mereka diajar untuk memikirkan orang yang akan memakai WC sesudah mereka. Betapa mereka memikirkan orang lain...
Pada 11 Maret 2011 Jepang – yang memang berada di wilayah rawan gempa seperti Indonesia
2 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
(bahkan kata „Tsunami“ sendiri berasal dari Bahasa Jepang yang asal katanya berarti „gelombang pelabuhan“) – dilanda bencana gempa bumi berkekuatan 9.0 skala Richter yang diikuti gelombang Tsunami setinggi 38 meter. Lebih dari 13 ribu tewas, 14 ribu orang hilang, serta 125 ribu rumah hancur atau rusak akibat bencana terburuk di Jepang pada abad ke-21 ini. Bangsa kita yang juga pernah beberapa kali dilanda Gempa Bumi dan Tsunami yang dahsyat dalam 10 tahun terakhir, tentunya dapat memahami tingkat penderitaan korban bencana di Jepang.
Banyak orang merasa optimis bahwa Jepang -- sebagaimana mereka mampu bangkit setelah hancur akibat dijatuhkannya bom atom pada akhir Perang Dunia Kedua (1945) –- akan segera pulih dari bencana ini. Ini bukan semata karena mereka adalah negara maju. Negara maju seperti AS yang dilanda Topan Katrina (2005) saja sempat terjadi penjarahan dan kerusuhan oleh korban bencana. Jadi, jawabannya adalah karena sikap perilaku bangsa Jepang. Yang terjadi di Jepang pasca-bencana sungguh mencengangkan dan bisa diteladani. Pemerintah memang memberikan bantuan pada korban bencana, tapi masyarakat mengambilnya secara tertib dan secukupnya karena solider dan memikirkan orang lain. Bahkan walau bantuan makanan yang dibagikan di supermarket secara gratis, para korban bencana yang mampu justru membayar apa yang mereka ambil.
Kedua contoh sikap bangsa Jepang, dalam keadaan normal (sikap menjaga kebersihan di WC umum) maupun dalam keadaan krisis (sikap korban bencana terhadap bantuan pemerintah) yang disampaikan Bu Tjipto, layak untuk kita teladani. Pesan moral dari kedua contoh ini adalah pentingnya etika, tidak egois dan memikirkan kepentingan orang banyak.
Summarecon sendiri, sebenarnya sudah lebih dari 10 tahun kita meneladani kiat sukses bangsa Jepang, yaitu dengan mengadopsi „Kaizen“ sebagai „Perbaikan Berkelanjutan“ (Con tinuous Improvement) yang menjadikan salah satu Budaya Perusahaan. Bahkan pada tahun ini, untuk pertamakalinya diadakan kompetisi Continuous Improvement, yaitu „Summarecon Improvement Award’ (SIA)
3 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
Dengan semangat „belajar dari Jepang“ (tentunya dalam hal-hal yang positif), berikut ini kami sampaikan ringkasan buku „Rahasia Bisnis Orang Jepang : Langkah Raksasa Sang Nippon Menguasai Dunia “. Buku ini ditulis oleh penulis Malaysia dan menjadi best-seller di sana (Malaysia sendiri sudah lama menjadikan kiat sukses Jepang sebagai role-model).
Selamat menyimak...
Kebangkitan Jepang
Keberhasilan bangsa Jepang dalam bidang ekonomi sangat mengagumkan. Siapa sangka setelah mengalami kehancuran dahsyat dalam Perang Dunia II, Jepang mampu bangkit kembali dengan kekuatan yang luar biasa. Jepang muncul sebagai negara paling maju di wilayah Asia Timur. Hanya setelah dua dekade setelah peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang berhasil menempatkan dirinya di kalangan Negara yang berpengaruh dalam perekonomian dunia. Negeri Matahari Terbit itu membuktikan pada dunia bahwa mereka mampu membangun kembali perekonomian mereka yang hancur.dahuju Jepang tidak dikenal dan dipandang sebagai negara maju, tetapi sekarang, Negara itu menjadi contoh dan teladan negara–negara yang berpengaruh di dunia.
Awalnya, mutu produk Jepang dinilai paling rendah. Namun, sekarang produk Jepang dianggap sebagai produk terbaik dan berkualitas. Jepang telah diakui sebagai Negara termaju dan salah satu pengendali utama negara–negara industri. Ukuran kemajuan Jepang dapat diukur dari pendapatan per kapita dan tarf hidup rakyatnya yang menempati posisi kedua tertinggi di dunia. Pada pertengahan era 1990-an, Produk Nasional Bruto (PNB) Jepang mencapai US$ 37,5 miliar atau 337,5 triliun rupiah. Angka tersebut sekaligus menempatkan posisi Jepang di belakang Swiss yang berjumlah US$ 113,7 miliar merupakan yang tertinggi di dunia.
Selain memiliki simpanan khusus yang tinggi, Jepang juga tidak memiliki hutang luar negeri. Sebenarnya, jika dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS), kedudukan ekonomi Jepang lebih kuat dan kokoh
4 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
. Meskipun AS dikenal sebagai negara penguasa ekonomi di dunia, sebenarnya AS menanggung hutang luar negeriyang besar. Pengeluaran AS tidak hanya mengalami defisit yang besar, tetapi juga menghadapi masalah inflasi yang tinggi.
Berbeda dengan keadaan Jepang. Negara Jepang bukan hanya memiliki tingkat inflasi yang rendah, melinkan juga tingkat pengangguran yang rendah. Rakyat Jepang hidup mewah dan bersenang –senang dengan pendapatan rata – rata tahunan lebih dari empat puluh ribu dolar AS per tahun. Pelayanan pendidikan dan kesehatan di Jepang merupakan yang terbaik di dunia . Oleh karena itu semua penduduknya dapat membaca dan menulis.
Kemarin Jepang bangkit dari kerusakan akibat perang dan kehancuran perekonomian dianggap sebagai sebuah keajaiban. Meskipun demikian, keberhasilan yang dirasakan Jepang tidak dicapai dalam waktu singkat. Sebenarnya, tidak ada suatu keajaiban pun yang membantu perkembangan dan kemajuan perekonomian Jepang. Semua diperoleh dari hasil kerja dan usaha keras rakyat Jepang untuk memulihkan kembali harga diri bangsa dan negara yang telah tercemar . Segala kesenangan, kemewahan, dan kekayaan negara itu diperoleh dengan usaha yang tidak kenal lelah, disiplin ketat, dan semangat kerja keras yang diwarisi secara turun–menurun.
Bangsa Jepang memiliki semangat pantang menyerah. Mereka tidak takut dengan cobaan dan kesusahan. Mereka sanggup berhadapan dengan segala cobaan demi mencapai tujuannya. Mereka juga teguh menjaga harga diri dan kehormatan bangsa. Jika mengerjalan suatu pekerjaan, maka mereka melakukannya dengan sungguh– sungguh agar mendapatkan hasil yang terbaik. Bangsa Jepang sulit menerima kekalahan. Bagi mereka, kalah tidak berarti mati . Kekalahan dapat ditebus kembali dengan kemenangan dan keberhasilan dalam bidang lain. Jika kalah, maka mereka mau kalah dengan penuh harga diri. Meteka tidak mau dihina. Bagi mereka, lebih baik mati daripada menjadi bangsa yang dihina dan terhina.
Bangsa jepang lebih memilih mati dan bunuh diri daripada menanggung malu akibat kekalahan
5 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
dan kegagalan. Zaman dahulu pahlawan Jepang yang dikenal dengan sebutan samurai akan melakukan harakiri atau bunuh diri dengan menusukkan pedang ke bagian perut jika kalah dalam pertarungan. Hal itu justru memperlihatkan usaha mereka menebus kembali harga diri yang hilang akibat kalah dalam pertarungan. Semangat samurai masih kuat tertanam dalam dalam sanubari bangsa Jepang. Namun, harakiri saat ini tidak lagi dilakukan. Semangat dan disiplin samurai tersebut sekarang digunakan bangsa Jepang untuk membangun kembali ekonomi yang runtuh pada pertengahan tahun 1940-an.
Untuk menjadi bangsa yang hebat dan dihormati, bangsa Jepang melalui berbagai pengalaman pahit dan berliku. Bangsa Jepang tidak pernah menyerah dengan segala kekurangan dan kelemahan pada diri mereka.
Meskipun sumber alamnya minimal, terancam gempa bumi, dan sering dilanda angin topan, mereka menggunakan potensi yang ada untuk membangun negara mereka agar sebanding dengan negara yang kaya sumber alam. Mereka pintar memanfaatkan dan memanipulasi segala sumber yang ada. Namun, mereka tidak boros. Semua sumber alam tersebut dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Mereka juga tidak suka membuang – buang waktu dan selalu tepat waktu.
Sikap itulah yang membantu Jepang bangkit dan mampu bersaing di pasar ekonomi bebas dan dunia perniagaan. Bangsa Jepang memaksimalkan apa yang mereka miliki karena pemukaan wilayah yang bergunung – gunung dan tidak bisa lebih banyak lagi mengeksploitasi hasil alam mereka.
Di Jepang, persaingan dalam penggunaan tanah untuk tempat tinggal dan pertanian sangat ketat. Akan tetapi, hal itu tidak menjadi halangan bagi mereka untuk menjelajahi sumber – sumber baru di negara lain. Jepang juga memiliki sumber daya manusia yang cukup dan berkualitas untuk membangun sektor industri dan mendirikan perusahaan – perusahaan industri. Faktor tersebut juga menjadikan Jepang sebagai perusahaan raksasa bertaraf multinasional, dan menjadi penuntun serta
6 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
pemacu pada keberhasilan ekonominya.
KARAKTERISTIK BANGSA JEPANG (PADA UMUMNYA) :
J Salah satu keistimewaan Jepang adalah kemajuan tidak mengubah filosofi dan
budaya rakyatnya.
J Orang Jepang berusaha menjadi nomor satu dalam semua bidang.
J Kemampuan beradaptasi secara cepat dan berani mengubah sikap menjadikan bangsa Jepang lebih maju dan lebih mampu bersaing.
J Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang pandai meniru. Mereka meniru dari Barat sebelum mereka dapat menghasilkan produk dan barang yang jauh lebih baik daripada yang ditirunya. Resep sukses mereka : ATM (Amati-Tiru-Modifikasi).
J Bangsa Jepang terus melakukan penyelidikan (riset) untuk meningkatkan mutu produksi, sehingga produk mereka diakui sebagai yang terbaik di dunia.
J Jepang mengeluarkan empat puluh lima persen anggaran belanjanya untuk membiayai penelitian dan pengembangan (R&D).
J Di Jepang, kebanyakan inovasi dihasilkan oleh tim pengelola dan pekerja
7 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
golongan menengah dalam organisasi atau perusahaan.
J Bangsa Jepang melibatkan aspek emosi dan intuisi untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan selera pasar.
J Kemauan bangsa Jepang untuk loyal dan mengabdi pada organisasinya (termasuk karyawan perusahaan) merupakan faktor kesuksesan negara itu menjadi penguasa besar dalam bidang ekonomi dan industri
J Kesetiaan pekerja Jepang pada organisasinya tidak berdasarkan gaji ataupun
hadiah, tetapi berdasarkan tanggung jawab dan rasa memiliki.
J Karakter dan budaya kerja keras merupakan faktor penting keberhasilan bangsa Jepang dalam bidang ekonomi, industri, dan perdagangan.
J Jabatan tinggi atau rendah tidak penting dalam etika serta pengelolaan kerja bangsa Jepang.
J Bangsa Jepang dipandang tinggi dan disanjung karena kerajinannya.
J Orang Jepang mau bekerja lembur, meskipun tidak dibayar.
J Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskannya di tempat kerja.
8 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
J Di Jepang, mereka yang pulang lebih dulu selalu diberi berbagai tanggapan
negatif.
J Pekerja Jepang “Gila Kerja” bukan “Kerja Gila”
J Kaizen adalah penerapan kualitas kerja yang menekankan pada tiga aspek utama, yaitu peningkatan kerja secara terus-menerus , dapat diukur, dan dilaksanakan secara bertahap.
J Bagi perusahaan Jepang, pekerja adalah aset berharga
J Organisasi dan perusahaan Jepang memiliki sikap mendengar pendapat dan menghormati pekerja termasuk dari level bawah.
J Dimana saja mereka berada, bangsa Jepang mempertahankan identitas dan jati diri mereka (cinta tanah air dan bangga dengan ke-Jepang-annya)
J Sifat patriotisme yang kuat menyebabkan bangsa Jepang lebih senang menggunakan barang produksinya sendiri daripada produksi negara lain.
J Perusahaan Jepang juga meletakkan kepercayaan dan jaminan kualitas (Total Quality Management) sebagai aset terpenting pemasaran dan perdagangan.
J Peningkatan taraf dan biaya hidup menyebabkan harga barang di Jepang sebagai yang
9 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
termahal di Dunia.
J Rakyat Jepang juga memiliki kecenderungan untuk menabung dan berbelanja tidak melebihi pendapatan mereka.
J Bagi yang ingin meniru cara hidup orang Jepang, harus bisa berhemat.
J Dalam sistem kepengelolaan Jepang, individu tidak penting jika dibandingkan dengan Tim.
J Sikap kerja berkelompok sudah dimulai sejak masa kanak– kanak dan dilanjutkan ketika masuk bangku sekolah.
J Penilaian keberhasilan seseorang dibuat berdasarkan sejauh mana ia dapat bekerja sama dengan rekan setimnya.
J Jepang menjadikan kompetitor sebagai rekan bisnis utama.
J Faktor pendorong kesuksesan Jepang adalah kemampuan rakyatnya menjadikan situasi yang merugikan menjadi situasi yang menguntungkan.
J Jika ada negara yang ingin seperti Jepang, mereka juga harus memiliki pekerja yang mampu mengerjakan berbagai pekerjaan dalam waktu yang sama (multi-tasking).
SIKAP POSITIF ORANG JEPANG
10 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
J Tidak mudah menyerah
J Tidak takut pada cobaan dan kesusahan
J Menjaga harga diri dan kehormatan bangsa
J Melakukan pekerjaan dengan sungguh – sungguh
J Kesungguhan
J Disiplin
CARA HIDUP BANGSA JEPANG
J Bergerak cepat
J Berjalan cepat
J Selalu mengejar waktu
11 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
J Tidak membuang waktu
SIKAP YANG TAK DIMILIKI BANGSA JEPANG
J Suka berutang
J Pemborosan dan penyia – nyiaan waktu, tenaga, dan uang
J Mengobrol pada waktu bekerja
BEBERAPA PRODUK BUATAN JEPANG YANG DIAKUI TERBAIK DI DUNIA :
J Jam tangan
J Kendaraan bermotor
J Perangkat elektronik
J Kapal
12 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
J Tekstil
KEISTIMEWAAN PRODUK JEPANG
J Bermutu
J Mudah digunakan
J Memiliki berbagai fungsi
RAHASIA SUKSES BISNIS JEPANG
J Modal besar
J Teknologi tinggi
J Penggunaan buruh yang intensif
J Penanaman modal yang hati – hati
13 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
KELEBIHAN MANAJEMEN JEPANG
J Menitikberatkan kepada kepentingan setiap anggota
J Senantiasa melakukan dialog
J Tidak membuat keputusan secara sewenang – wenang.
J Mendengarkan saran karyawan
J Kaizen (Perbaikan berkelanjutan)
BUDAYA KERJA BANGSA JEPANG
J Pencatatan waktu
J Bekerja dalam tim
J Senam sebelum kerja
14 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
J Mempelajari cara kerja sebelum memulai kerja
KEUTAMAAN KAIZEN
J Mewujudkan budaya kerja yang kuat
J Menanamkan kesetiaan karyawan pada perusahaan
J Mempererat kerja sama antara pihak Management dan Karyawan
J Mengoptimalkan biaya dan waktu
J Menciptakan prestasi dan motivasi kerja
ASPRK PEMASARAN JEPANG
J Mengimpor buku – buku pemasaran dari Barat dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.
15 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
J Mengirim tim pengusaha Jepang ke Amerika.
J Belajar dan menyesuaikan segala ilmu pemasaran.
KUNCI SUKSES JEPANG DALAM EKONOMI GLOBAL
J Jumlah tabungan yang banyak
J Tingkat permintaan dalam negara yang rendah
J Jumlah ekspor melebihi impor
NILAI-NILAI DIDIKAN JEPANG
J Kejujuran
J Kebersihan
J Kesempurnaan
16 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
KEUNIKAN BANGSA JEPANG
J Memanfaatkan waktu dan tenaga untuk membangun ekonomi
J Mempelajari kelebihan lawan
J Menepikan persengketaan lama
J Bersikap realistis
J Memiliki semangat nasionalisme yang kuat
”Akibat kurang satu paku, tapal kuda terlepas
Akibat tapal kuda terlepas, seekor kuda tak bisa berlari
Akibat kurang satu kuda, satu pesan tak tersampaikan
17 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
Akibat satu pesan tak tersampaikan, kita jadi kalah perang”
(Peribahasa Jepang)
Ganbatte... Jia You... Semangat !!!!
Jadilah Penyebar Inspirasi !
Jika anda meras
Jakarta, 16 April 2011
18 / 19
Belajar dari Jepang Written by Pandji Kiansantang Tuesday, 31 May 2011 14:55 - Last Updated Tuesday, 31 May 2011 15:01
Pandji Kiansantang PT. Summarecon Agung Tbk
[email protected]
19 / 19