Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
HASIL PENELITIAN PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DI KOTA DENPASAR NI PUTU RIASNING LUH KADE DATRINI I MADE WIANTO PUTRA ABSTRACT The objective of this research knows the effect of Intellectual Quotient, Emotional Quotient and Spiritual Quotient, towards student ethical behavior in Accounting Department of Economic Faculty at Denpasar. The type research is explanatory research. Analysis method to test the hypothesis is by using multiple linier regression, simultaneous test and partial test. The data consist of primer and secondary data with a total 100 respondents which determined by using simple random sampling. The result of multiple regression test shows that by u sing simultaneous test indicated the Intellectual Quotient, Emotional Quotient, and Spiritual Quotient variable have positive and significant effect towards student ethical behavior. And based on partial test showed that the Spiritual Quotient variable has the most dominant effect towards student ethical behavior. Keywords: intellectual intelligence, emotional and spiritual intelligence, ethics Kalangan pengusaha dan industriawan tidak hanya meragukan kompetensi akuntan tetapi juga sikap etisnya. Keraguan terhadap kompetensi akuntan didasarkan pada kenyataan adanya beberapa kejahatan korporasi besar dan mendunia yang mengaitkan profesi ini. Apalagi dewasa ini banyak juga terjadi kasus pelanggaran etika yang melibatkan para akuntan, sehingga bukan tidak mungkin terjadi krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap profesi akuntan.(Dwirandra, 2013). Dengan merebaknya kasus Enron yang melibatkan salah satu kantor akuntan publik The Big Five Arthur Andersen, serta berbagai kasus serupa yang terjadi di Indonesia seperti kasus Telkom meskipun dengan bentuk yang berbeda, penekanan pentingnya etika profesi khususnya bagi
1. PENDAHULUAN Pendidikan akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar memiliki kompetensi sebagai seorang akuntan profesional. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka perguruan tinggi harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya (Mawardi,2011). Dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis auditor (akuntan) dapat terbentuk melalui proses pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi, dimana mahasiswa sebagai input sedikit banyaknya akan memiliki keterkaitan dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output . 11
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
professional di bidang akuntansi semakin menjadi perhatian. Perhatian terhadap pentingnya etika ini dilakukan mengingat kasus tersebut tidak lepas dari akibat diabaikannya masalah etika profesi (Santoso, 2008) yang menimbulkan citra yang negatif terhadap profesi akuntan publik. Hal ini tentu saja akan merusak citra profesi akuntan di masyarakat yang pada akhirnya menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Kasus pelanggaran etika seharusnya tidak terjadi apabila setiap akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman dan kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan secara profesional (Ludigdo,2005). dalam (Suadnyana, 2015), Oleh karena itu, terjadinya berbagai kasus sebagaimana disebutkan di atas, seharusnya memberi kesadaran untuk lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan profesi akuntan. Berbagai penelitian tentang etika baik etika profesi akuntan maupun etika bisnis memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang (dalam hal ini akuntan, mahasiswa, manajer, karyawan, dan salesman) yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek, yaitu: 1) Aspek individual; 2) Aspek organisasional; dan 3) Aspek lingkungan. Penelitian tentang etika berfokus pada aspek individual menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang antara lain: a) Religiusitas (Clark & Dawson, 1996; Maryani & Ludigdo, 2001 Weaver & Agle 2002), b) Kecerdasan emosional (emotional quotient (EQ) (Maryani & Ludigdo, 2001) Suasana etis (ethical climate) individu (Jamaludin dkk, 2014), e) Sifat-sifat personal (Verbeke, Ouwerker & Peelen, 1996; Chrismastuti & Purnamasari, 2004), dan f) Kepercayaan bahwa orang lain lebih baik tidak etis (Tyson, 1992).
Sementara, aspek organisasi yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang meliputi faktor-faktor antara lain: a) Suasana etis organisasi (Verbeke dkk, 1996; Lovell, 2002), dan b) Suasana organisasi (Loeb, 1971; Adam, Tashchian & Shore, 2001). Sedangkan aspek lingkungan yang mempengaruhi perilaku etis seseorang meliputi : a) Lingkungan organisasi (Verbeke dkk, 1996) dan b) Lingkungan sosial (masyarakat) (Ludigdo, 2005). Penelitian Ridwan Tikolah dkk (2006), menguji factor individu yang mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Tikolah dkk (2006) menekankan dimensi kecerdasan emosioanal (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual mempengaruhi prilaku etis, sedangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tidak mempengaruhi prilaku etis. Penelitian yang dilakukan oleh Jamaludin dkk (2014) tentang pengaruh krcerdasan intelektual, emosional dan spirituall terhadap etika mahasiswa akuntansi. Etika yang yang ditekankan adalah etka dalam menempuh mata kuliah baik di kelas maupun diluar kelas, hasil penelitiannya, baik secara simultan maupun IQ,EQ dan SQ berpengaruh terhadap etika, Penelitian ini difokuskan pada aspek individual yang mempengaruhi sikap etis mahasiswa Jurusan maupun Program Studi Akuntansi (selanjutnya disebut mahasiswa akuntansi) di Kota Denpasar Provinsi Bali. Penekanan penelitian ini pada dimensi IQ, EQ dan SQ sebagai bagian dari aspek individual yang mempengaruhi sikap etis mahasiswa akuntansi didasarkan pada ungkapan bahwa IQ merupakan kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional, menghadapi lingkungan dengan efektif (Wechsler dalam Azwar, 2004 : 7), serta dalam 12
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
mengorganisasi pola-pola tingkah laku seseorang sehingga dapat bertindak lebih efektif dan lebih tepat (Freeman dalam Fudyartanta, 2004 : 12). EQ adalah kemampuan mengetahui perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut menuntun pikiran dan perilaku seseorang (Salovey dan Mayer, 1990 dalam Svyantek, 2003). SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai yang menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks yang lebih luas dan kaya (Zohar & Marshall, 2004) yang memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri sendiri dan orang lain (Zohar & Marshall, 2004 ). Wujud dari SQ ini adalah sikap moral yang dipandang lurus oleh pelaku (Ummah dkk, 2003 : 43). Berbagai ungkapan di atas memberikan gambaran bahwa IQ, EQ dan SQ berpengaruh terhadap sikap dan perilaku etis seseorang. Hal ini sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh Ludigdo (2005) bahwa etika bukanlah sekedar masalah rasionalitas (IQ), tetapi lebih dari itu adalah masalah yang menyangkut dimensi emosional dan spiritual diri manusia (ESQ). Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan: 1)Apakah IQ, EQ dan SQ berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi, baik secara simultan maupun secara parsial, 2) Manakah di antara variabel IQ, EQ dan SQ yang berpengaruh dominan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi.
perilaku etis akuntan. Hasil analisis terhadap 228 responden menunjukkan religiusitas sebagai faktor yang berpengaruh dominan terhadap perilaku etis akuntan, di samping EQ juga sebagai salah satu faktor yang berpengaruh. Sejalan dengan hal tersebut, Fabiola (2005) yang meneliti pengaruh EQ terhadap perilaku karyawan menunjukkan bahwa EQ berpengaruh signifikan terhadap perilaku pelayanan karyawan. Demikian pula, penelitian Deborah dkk menunjukkan religiusitas sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku etis. Pada dimensi yang lain, penelitian Ridwan Tikolah dkk (2006) dilakukan terhadap176 orang sebagai sampel menunjukkan hanya kecerdasan intelektual yang berpengaruh pada sikap etis mahasiswa sedangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan speiritual tidak berepenganrauh pada sikap etis mahasiswa akuntansi. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian Jamaludin dkk ( 2016), dengan mengambil sampel 168 mahasiswa akuntansi menunjukkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual mempengaruhi perilaku etis mahasiswan akutansi dalam perkuliahan. Penelitian lain tentang etika yang dalam aspek individual dilakukan oleh Deborah dkk (2012) untuk menguji apakah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap prilaku etis mahasiswa manajemen, dengan mengambil sampel 99 mahasiswa, menunjukkan ketiga kecerdasan tersebut berpengaruh terhadap prilaku etis mahasiswa. Manajemen. Tyson (1992) untuk menguji apakah kepercayaan bahwa orang lain kurang etis (lebih tidak etis) memiliki pengaruh terhadap perilaku kerja. Hasil analisis terhadap sampel 495 responden yang meliputi : mahasiswa akuntansi, manajemen dan mahasiswa non bisnis, serta akuntan praktisi menunjukkan bahwa kepercayaan bahwa orang lain lebih
2. KAJIAN LITRATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Landasan Konsep Penelitian Maryani & Ludigdo (2001) dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi sikap dan 13
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
tidak etis memiliki pengaruh terhadap perilaku kerja.
semakin luas dan semakin besar kemampuannya untuk belajar. Kelompok yang menekankan pada kemampuan abstraksi menekankan inteligensi pada pemakaian konsep-konsep dan simbolsimbol secara efektif dalam menghadapi situasi-situasi terutama dalam memecahkan masalah-masalah. Lebih jauh dikatakan bahwa ada dua hal yang memepngaruhi kecerdasan intelektual adalah garis keturunan (genetic) dan kemunduran fungsi otak. Dari ketiga macam klasifikasi di atas, inteligensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk berperilaku atau bertindak secara tepat dan efektif (Fudyartanta, 2004 : 14).
Landasan Teori Kecerdasan Intelektual (IQ) Alfred Binet dan Theodore Simon seorang ahli psikologi dari perancis mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: a) Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, b) Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilakukan dan c) Kemampuan untuk mengeritik diri sendiri (Azwar, 2004). Sejalan dengan hal itu, David Wechsler mendefinisikan inteligensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif (Azwar, 2004). Raymod Bernard Cattell mengklasifikasikan kemampuan tersebut menjadi dua macam, yaitu: a) Inteligensi fluid, yang merupakan faktor bawaan biologis, dan b) Inteligensi crystallized, yang merefleksikan adanya pengaruh pengalaman, pendidikan dan kebudayaan dalam diri seseorang (Azwar, 2004 : 33). Dari berbagai definisi inteligensi yang dikemukakan oleh para ahli, Freeman, mengklasifikasikan definisi tersebut ke dalam tiga kelompok, yaitu: a) Kelompok yang menekankan pada kemampuan adaptasi, b) Kelompok yang menekankan pada kemampuan belajar, dan c) Kelompok yang menekankan pada kemampuan abstraksi (Fudyartanta, 2004). Kelompok yang menekankan pada kamampuan adaptasi mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk mengorganisasi polapola tingkah laku seseorang sehingga dapat bertindak lebih efektif dan lebih tepat dalam situasi-situasi baru yang berubahubah. Kelompok yang menekankan pada kemampuan belajar mengartikan bahwa semakin inteligensi (cerdas) seseorang maka semakin besar ia dapat dididik,
Kecerdasan Emosional (EQ) EQ adalah keamampuan mengetahui perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut menuntun pikiran dan perilaku seseorang (Salovery & Mayer, 1990 dalam Svyantek 2003). Sejalan dengan hal tersebut, Goleman (2005 : 512) mendefinisikan EQ adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Goleman (2005) yang mengadaptasi model Salovey-Meyer membagi EQ ke dalam lima unsur yang meliputi : pengenalan dirii, kesadaran diri, motivasi, empati dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kelima unsur tersebut dikelompokkan ke dalam dua kecakapan, yaitu: a) Kecakapan pribadi; yang meliputi kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi serta b) Kecakapan sosial; yang meliputi empati dan keterampilan sosial (Goleman, 2005). Kecerdasan Spiritual (SQ) SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks 14
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Zohar & Marshall, 2004). SQ melampaui kekinian dan pengalaman manusia, serta merupakan bagian terdalam dan terpenting dari manusia Indikasi dari SQ yang telah berkembang dengan baik mancakup: a) Kemampuan untuk bersikap fleksibel, b) Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi, c) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, d) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit, e) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, f) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu, g) Kecederungan untuk berpandangan holistik, h) Kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dan berupaya untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar, i) Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi (Zohar & Marshall, 2004).
sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika profesi tersebut. Etika dan Etika Profesi Etika meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu yang disifati oleh kombinasi dari pengalaman dan pembelajaran masingmasing individu (Ward, Ward dan Deck, 1993).Etika sebagai ajaran moral pada umumnya tidak tertulis. Namun bagi suatu organisasi profesi (misalnya akuntan, dokter, pengacara), perilaku etis dituangkan dalam aturan tertulis yang disebut kode etik. Kode etik tersebut dibuat untuk dijadikan sebagai aturan tindakan etis bagi para anggota profesi yang bertujuan menjaga reputasi serta kepercayaan masyarakat agar profesi dapat tetap eksis dan survive. Etika menuurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk serta mengenai hak dan kewajiban moral (akhlak) Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi di bidang akuntansi di Indonesia memiliki Kode Etik yang mengikat para anggotanya. Kode Etik IAI sebagaimana ditetapkan dalam Kongres VIII IAI di Jakarta pada tahun 1998 terdiri dari tiga bagian, yaitu: a) Prinsip Etika, b) Aturan Etika, dan c) Interpretasi Aturan Etika. Kode Etika IAI tersebut menekankan pentingnya prinsip etika bagi para akuntan dalam melakukan kegiatan profesionalnya. Prinsip Etika dalam Kode Etik IAI terdiri dari delapan, yakni: (1) Tanggung jawab profesi, (2) Kepentingan publik, (3) Integritas, (4) Obyektivitas, (5) Kompetensi dan kehati-hatian professional, (6) Kerahasiaan, (7) Perilaku professional, dan (8) Standar teknis.
Sikap Etis Sikap dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Dani, 2002 : 525) didefinisikan sebagai perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan. (Azwar, 2005). Sikap dapat didefinisikan sebagai reaksi individu terhadap suatu obyek yang merupakan konstelasi kognitif, afektif dan konatif yang disebabkan oleh suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. (Azwar, 2005). Sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakantindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan (Griffin & Ebert, 1998 dalam Maryani & Ludigdo, 2001). Dengan demikian dalam kaitan dengan etika profesi, sikap dan perilaku etis merupakan
Perumusan Hipotesis Dalam pandangan kelompok yang menekankan IQ sebagai kemampuan adaptasi, mengatakan inteligensi sebagai 15
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
kemampuan untuk mengorganisasi polapola tingkah laku seseorang sehingga dapat bertindak lebih efektif dan lebih tepat dalam situasi-situasi baru yang berubahubah. Orang yang inteligen (cerdas) akan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi pola-pola tingkah lakunya sehingga dapat bertindak lebih efektif dan lebih tepat (Fudyartanta, 2004). Ini berarti bahwa makin tinggi inteligensi seseorang maka akan semakin terdorong untuk bersikap dan berperilaku etis. Hasil penelitian Ridwan Tikolah dkk (2006), hanya kecerdasan intelektual yang berpengaruh secara signifikan terhadap sikap etis mahasiswa sedangkan kecerdasan yang lain tidak berpengaruh. Demikian juga hasil penelitian Deborah dkk (2012), serta Jamaludin dkk kecerdasan intelektual merupakan salah satu factor yang berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa EQ merupakan kemampuan merasakan perasaan diri sendiri dan mengenali perasaan orang lain, yang berupa kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Seseorang yang memiliki EQ yang memadai akan memiliki pertimbangan yang lebih baik dalam bersikap dan berperilaku etis. Hasil Penelitian Maryani & Ludigdo (2001) dan Baihaqi (2002), Debora (2012) Pasek Suardana (2014) dan Jamaludin 2015 menunjukkan EQ sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakana dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2004) Wujud dari SQ ini adalah sikap moral yang dipandang luhur oleh pelaku (Ummah dkk, 2003). Hal ini berarti orang yang
memiliki SQ akan mewujudkannya dalam perilaku yang luhur (etis). Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Tikolah SQ merupakan salah satu factor yang tidak berpengaruh pada sikap etis mahasiswa akuntansi, sedangkan penelitian Pasek suardana (2014) Deborah dkk (2012) dan Jamaludin SQ (2015) merupakan salah factor yang berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa. Bagi sebagian orang, SQ mungkin diungkapkan melalui agama formal sehingga membuat agama menjadi perlu (Zohar &Marshall, 2004 ). Hal ini berarti SQ memiliki hubungan dengan keberagaman seseorang. Sementara keberagamaan (religiusitas) menjadi salah atu faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang (Clark dan Dawson, 1996; Maryani & Ludigdo, 2001; Weaver & Agle, 2002). Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha1: IQ. EQ. SQ berpengaruh positip terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (EA) Ha2: IQ berpengaruh positip terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (EA) Ha3 : EQ berpengaruh positip terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (EA) Ha4 : SQ berpengaruh positip terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (EA) Pengaruh IQ, EQ dan SQ terhadap sikap etis seseorang mungkin mempunyai kadar yang berbeda. Dari berbagai hasil penelitian yang dirujuk diatas, telah banyak terbukti bahwa EQ memiliki peran yang jauh lebih penting dibandingkan dengan IQ. Namun masih ada nilai-nilai lain yang tidak dipungkiri keberadaannya yaitu SQ, dimana SQ merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia (Zohar & Marshall, 2004). 16
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
Dari berbagai ungkapan di atas dapat dipahami bahwa SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia (melebihi IQ maupun EQ) yang diwujudkan dalam sikap moral yang luhur. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis: Ha5 : SQ berpengaruh dominan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi dibandingkan dengan pengaruh IQ dan EQ.
sekunder berupa jumlah mahasiswa yang menjadi sasaran penelitian diperoleh dari dokumentasi. Varabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan empat variable yakni satu variabel dependen dan tiga variable independen . Sikap etis mahasiswa akuntansi (EA) merupakan variable terikat sedangkan variable bebasnya terdiri dari: (1) Kecerdasan intelektual (IQ), (2) Kecerdasan emosional (EQ), (3) dan Kecerdasan spiritual (SQ).
3. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh variable independen terhadap variable dependen yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka penelitian ini termasuk jenis penelitian Penjelasan atau explanatore research yang akan menjelaskan hubungan kausal antara varabel independen dengan dependen melalui pengujian hipotesis.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1). Sikap etis (ethical attitude/EA), adalah respon mahasiswa akuntansi terhadap kejadian yang mengandung situasi dilematis berdasarkan Prinsip Etika Kode Etik IAI. Variabel ini diperoleh dengan kuesioner yang terdiri dari tujuh item kejadian yang mengadung situasi dilematis dari perspektif Prinsip Etika Kode Etik IAI.Indikatornya adalah: (1) Tanggung jawab profesi, (2) Kepentingan Publik, (3) Integritas, (4) Obyektivitas, (5) Kompetensi dan kehati-hatian, (6) Kerahasiaan), (7) Prilaku profesionalisme .Variabel ini diperoleh dari kuisioner dengan 25 pertanyaan, yang pengukurannya dengan skor 1-5 2). Kecerdasan intelektual (IQ), adalah tingkat inteligensi fluid dan inteligensi crystallized yang dimiliki mahasiswa akuntansi dengan penekanan pada kemampuan kognitif. Jadi mahasiswa akuntansi memiliki kemampuan kognitif secara global agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna sehingga dapat memecahkan masalah secara positif. Indikatornya adalah (1) Kemampuan memecahkan masalah, (2) Intelegensi verbal, (3).Intelegensi Praktis Variabel ini diperoleh dari kuisner dengan 10
Tempat dan Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Universitas yang memiliki Program Study Akuntansi di Kota Denpasar dengan obyek penelitian mahasiswa Program Studi Akuntansi yang duduk pada semester VII ke atas. Teknik pengumpulan data Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi akuntansi sebanyak 993 orang ( sembilan ratus Sembilan puluh tiga). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, jumlah sampel diambil adalah 10% dari populasi sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 0rang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden dan dikembalikan saat itu juga pada peneliti (Lampiran 1). Data 17
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
item pertanyaan yang diadaptasi dari Steiberg (dalam Zarah, 2013), yang pengukurannya dengan skor 1-5 3). Kecerdasan emosional (EQ), adalah kemampuan mahasiswa akuntansi untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 2005) Indikatornya adalah (1) Pengenalan diri, (2) Pengendalian diri, (3)Motivasi,(4) Empaty, (5) Keterampilan social. Variabel ini diperoleh dengan kuesioner yang terdiri dari 24 pertanyaan yang diadaptasi dari Tikolah (2006), yang pengukurannya menggunakan kuisner dengan skor 1-5 5). Kecerdasan spiritual (SQ), adalah kemampuan mahasiswa akuntansi untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai dengan menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks yang lebih luas dan kaya (Zohar&Marshall, 2005). Indikatornya adalah (1) Kemampuan untuk bersikap fleksibel, (2) Adanya tingkat kesadaran yang tinggi, (3) Kemampuan untuk menhadapi dan memanfaatkan penderitaan, (4) Kualitas hidup yang dihilham oleh visi dan nilai-nilai, (5) Keengganan untuk menyebutkan kerugian yang tidak perlu, , (6) Kecendrngan untuk berpandangan holistic, (7) kecendrungan untuk bertanya “mengapa dan bagaimana”dan berupaya untuk mencari jawaban yang mendasar, (8) Memiliki kemudahan untuk bekerja, (9) Menghadapi dan melampaui perasaan sakit. Variabel ini diperoleh dengan kuesioner yang terdiri dari 18 item yang dikembangkan oleh Daly Planet Communications dan dipublikasikan oleh International Institute for Reformationi sebagaimana digunakan oleh Tikolah
(2006), yang pengukurannya menggunakan kuisner dengan skor 15 Teknik Analisis Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen penelitian yang digunakan dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. dengan bantuan program SPSS ver 15 for windows Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benarbenar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, data normal dan gejala multikolinearitas. Model regresi dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator) Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis), dengan program SPSS ver 15 for windows dengan model sebagai berikut: Y = β0 + β1X1+ β2X2 + β3X3 + e (Ghozali Imam, 2012 : 21) Atau EA = β0 + β1IQ + β2EQ + β3SQ + e Keterangan: EA :Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi IQ : Kecerdasan Intelektual EQ : Kecerdasan Emosional SQ : Kecerdasan Spiritual β1, β2, β3, β4 : Koefisien Regresi e :Erorr Hasil regresi linear berganda akan dilakukan Uji Signifikansi Simultan (Uji F). Uji F merupakan pengujian terhadap koefisien regresi secara bersama- sama yaitu pengaruh dari seluruh variabel independen (X1, X2, X3 ) terhadap variabel dependen (Y). Sedangkan Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukan pengaruh tiap variabel 18
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
independen secara individu terhadap variabel dependen, yakni pengaruh IQ terhadap EA, Pengaruh EQ terhadap EA dan Pengaruh SQ terhadap EA. Dan untuk mengetahui variable SQ paling dominan berpengaruh terhadap EA , dapat dilihat dari perbandingan nilai dari variable IQ,EQ dan SQ secara signifikan.
Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linear berganda menunjukkan nilai Sign Regresi dengan uji F lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05); dengan uji T nilai Sign IQ lebih kecil dari 0,05 (0,02 < 0,05), nilai Sign EQ dan nilai Sign SQ lebih kecil dari 0,05 (0,021; 0,000 < 0,05), serta nilai standardized coefficien IQ, EQ, dan SQ masingmasing 0,306; 0,189; dan 0,503 (Lampiran ). Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa IQ, EQ, dan SQ secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. SQ berpengaruh dominan terhadap EA, ini dapat dilihat dari nilai standardized coefficient SQ paling tinggi dibandingkan EQ dan IQ (0,502 > 0,306 dan 0,189)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas dan Relibilitas Instrumen Uji validitas instrument penelitian ini dilakukan terhadap instrument IQ,EQ, SQ dan sikap etis (EA). dengan bantuan program SPSS ver 15 for windows. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini menunjukkan 10 item variable IQ, 24 item variable EQ dan 18 item variabel SQ valid nilai r < 0,03). Sedangkan 24 item variabel EA valid (nilai r > 0,03) ,maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah valid , menurut kriteria Ghozali (2012). (lampiran) Uji reliabilitas IQ, EQ dan SQ dan EA dengan menggunakan SPSS ver 15 for windows terlihat hasil nilai koefisien Cronbach Alpha pada variabel nilainya lebih besar dari 0,6, maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah reliable,mMenurut kriteria Ghozal (2012). (lampiran)
Pembahasan Pengaruh IQ, EQ, dan SQ terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IQ, EQ, dan SQ secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Hasil ini sejalan dengan penelitian. dengan ungkapan dari Goleman (2005); serta Zohar & Marshall (2008) dan Ummah dkk (2009). Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian Ridwan Tikolah dkk (2006), Jamaludin dkk (2014), Deborah dkk (2012),dan Pasek Sudiarta (2015) Menurut Golemean (2005), IQ dan EQ bukanlah keterampilan-keterampilan yang saling bertentangan, melainkan keterampilan-keterampilan yang sedikit terpisah. Hal ini diperkuat oleh penelitian Jamaludin dkk (2014) bahwa IQ dan EQ diperlukan untuk mencapai sukses yang memadai. Namun, IQ dan EQ saja tidaklah cukup dalam mencapai kebahagiaan dan kebenaran yang hakiki. Masih ada nilainilai lain yang tidak bisa dipungkiri
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Hasil pengujian asumsi klasik untuk normalitas menunjukkan nilai probabilitas Uji Kolmogorov-Smirnov (2-tailed p.) lebih besar dari 0,05 (0,105 > 0,05); nilai VIF IQ, EQ, dan SQ lebih kecil dari 10 (6,516; 6,876; 5,555 < 10); nilai β Uji Park IQ, EQ, dan SQ lebih besar dari 0,05 (0,289; 0,189; 0,187 > 0,05); Hal ini berarti data penelitian ini berdistribusi normal serta tidak terjadinya multikolinearitas dan heteroskedastisitas, menurut kriteria Ghozali( 2012). 19
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
keberadaannya yaitu SQ, potensi IQ dan EQ akan tidak berkembang optimal pada diri seseorang apabila tidak ditunjang dengan kekuatan SQ-nya (Ludigdo, 2005). Oleh karena itu, sinergi antara IQ, EQ, dan SQ perlu dibangun dalam suatu sistem yang terintegrasi. IQ (rasionalitas) dibutuhkan untuk dapat memahami dan mempertimbangkan hal-hal yang bersifat etis dan tidak etis (Mahmudi, 2011). EQ dibutuhkan untuk mengendalikan ego diri seseorang. Sedangkan SQ akan menunjukkan adanya rasa berketuhanan pada diri seseorang sehingga dalam segala aktivitasnya selalu terliputi dimensi berketuhanan tersebut (Ludigdo, 2005). dalam Jamaludin (2014) Demikian halnya dengan pengaruh secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial baik IQ, EQ maupun SQ berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Dengan demikian hasil penelitian ini secara parsial mendukung apa yang dikemukan oleh Binet & Simon, Wechsler (dalam Jamaludin dkk 2014), dan Freeman (Fudyartanta, 2004), Goleman (2005), Zohar & Marshall (2008), serta Ummah dkk (2003). Hasil penelitian ini secara parsial juga mendukung penelitian Maryani & Ludigdo (2001), Deborah 2012.
adalah sikap moral yang dipandang luhur (etis) oleh pelaku . Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu mensinergikan IQ, EQ secara komprehensif.(Ginanjar, 2005), sehingga wajar SQ berpengaruh dominan terhadap EA. Hasil penelitian ini yang menempatkan SQ sebagai variabel yang berpengaruh ’dominan’ terhadap sikap etis juga erat kaitannya dengan keberadaan mahasiswa sebagai sasaran (responden) penelitian ini. Mahasiswa sebagai anak didik dari suatu perguruan tinggi akan terdidik berdasarkan proses pendidikan yang berlangsung dalam lembaga pendidikan tersebut. Proses pendidikan yang berlangsung pada pendidikan akuntansi selama ini menekankan pada aspek pencerdasan spiritual yang merupakan pembentukan moral. 5. KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual secara simultan dan secara parsial berpengaruh positif terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi di kota Denpasar. Yang dominan berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa adalah Kecerdasan Spiritual, karena kecerdasan spiritual melandasi kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Dengan demikian dapat diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat dikembangkan model analisis yang ada untuk mendapat hasil yang lebih mendalam.
Pengaruh ‘Dominan SQ terhadap Sikap Etis Hasil penelitian ini secara parsial yang menunjukkan hanya SQ berpengaruh dominan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi, karena pengaruhnya paling besar dibandingkan dengan variabel IQ dab EQ.
Refrensi Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Cetakan Keempat.Jakarta: Arga.
Pengaruh dominan SQ terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi karena SQ merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia dimana wujud dari SQ ini 20
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
Amram, Joseph Yosi. 2009. “The Contribution of Emotional and Spiritual Intelligences to Effective Business Leadership”. Dissertation of Psychology of Institute of Transpersonal Psychology, Palo Alto, California.
Goleman, Daniel. 2005. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jamaludin dkk, 2014 Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap etika mahasiswa akuntansi Universitas Tadulaku Jurnal akuntansi universitas Tadulaku
Amstrong, Thomas. 2009. 7 Kinds of Smart. Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mathews, MR and MHB Perera. 1993, Accounting Theory and Emotional Intelligence on the Achievement of Accounting Subject”. Jurnal of Business and Social Science, Vol. 4, No. 13.
Clarken, Rodney H. 2010. “Considering Moral Intelligence as Part of a Holistic Education”. Journal Education, Northern Michigan University. hal82
Sternberg, J. Robert. 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cooper, Donald R. & Pamela S. Schindler. 2007. Metode Riset Bisnis (Vol. 2 edisi 9). Jakarta: PT. Media Global Edukasi. dan Mahasiswa terhadap Etika
Sugiyono, 2014, Metode Kuantitatif, Kualitatif dan Bandung:Penerbit Alfabeta.
Penelitian R & D,
Tikollah, M. R., Triyuwono, I., & Ludigdo, U. 2009. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi pada Perguruan Tinggi Negeri di Kota MakasarProvinsi Sulawesi Selatan). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.
Debora dkk, Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa manajemen di Univrrsitas Sumatra Utara. Jurnal akuntansi universitas Sumatra utara Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1 No. 2, hlm. 1-19.
Wahab, A dan Umiarso. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan KecerdasanSpiritual. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Dwirandra. 2013. “Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dan Sikap Etis dengan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual sebagai Variabel Pemoderasi.”
Zohar, D., dan Marshall, I. 2008. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Diterjemahkan oleh Rahmi Astuti, Ahmad Najib Burhani dan Ahmad Baiquni. Bandung: Mizan.
Ghozali, Imam, 2012, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Edisi Kedua), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Goleman, D. 2005. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Edisi Keenam. Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama.
21
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
LAMPIRAN Uji Validitas Variabel IQ N=100 No Indikato r r Validita . r hitun tabe s g l 1 IQ11
0,487
0.3
Valid
2 IQ12
0,387
0,3
Valid
3 IQ13
0,541
0,3
Valid
4 IQ14
0,604
0,3
Valid
5 IQ15
0,504
0,3
Valid
6 IQ16
0,715
0,3
Valid
7 IQ17
0,736
0,3
Valid
8 IQ18
0,567
0,3
Valid
9 IQ19
0,473
0,3
Valid
10 IQ110
0,657
0,3
Valid
Uji Validitas Variabel Y No Indikato r . r hitun g
r tabl e
Validita s
9 EA19
0,577
0,3
Valid
10 EA110
0,695
0,3
Valid
11 EA111
0,752
0,3
Valid
12 EA112
0,624
0,3
Valid
13 EA113
0,641
0,3
Valid
14 EA114
0.704
0,3
Valid
15 EA115
0,474
0,3
Valid
16 EA116
0,509
0,3
Valid
17 EA117
0,484
0,3
Valid
18 EA118
0,745
0,3
Valid
19 EA119
0,600
0,3
Valid
20 EA120
0,799
0,3
Valid
21 EA121
0,840
0,3
Valid
22 EA122
0,392
0,3
Valid
23 EA123
0,425
0,3
Valid
24 EA124
0,459
0,3
Valid
25 EA125
0,537
0,3
Valid
Uji Validitas Variabel SQ 1 EA11
0,860
0,3
Valid
2 EA12
0,872
0,3
Valid
3 EA13
0,357
0,3
Valid
4 EA14
0,595
0,3
Valid
5 EA15
0,403
0,3
Valid
6 EA16
0,397
0,3
Valid
7 EA17
0,478
0,3
Valid
8 EA18
0,426
0,3
Valid
No Indikato r . r hitun g
22
r tabe l
Validita s
1 SQ11
0,790
0,3
Valid
2 SQ12
0,699
0,3
Valid
3 SQ13
0,764
0,3
Valid
4 SQ14
0,714
0,3
Valid
5 SQ15
0,520
0,3
Valid
6 SQ16
0,742
0,3
Valid
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
7 SQ17
0,561
0,3
Valid
13 EQ113
0,407
0,3
Valid
8 SQ18
0,690
0,3
Valid
14 EQ114
0,361
0,3
Valid
9 SQ19
0,755
0,3
Valid
15 EQ115
0,344
0,3
Valid
10 SQ110
0,822
0,3
Valid
16 EQ116
0,434
0,3
Valid
11 SQ111
0,625
0,3
Valid
17 EQ117
0,546
0,3
Valid
12 SQ112
0,781
0,3
Valid
18 EQ118
0,417
0,3
Valid
13 SQ113
0,748
0,3
Valid
19 EQ119
0,318
0,3
Valid
14 SQ114
0,627
0,3
Valid
20 EQ120
0,359
0,3
Valid
15 SQ115
0,801
0,3
Valid
21 EQ121
0,390
0,3
Valid
16 SQ116
0,800
0,3
Valid
22 EQ122
0,303
0,3
Valid
17 SQ117
0,536
0,3
Valid
23 EQ123
0,356
0,3
Valid
24 EQ124
0,350
0,3
Valid
Uji Validitas Variabel EQ No Indikato r . r hitun g
r tabe l
Validita s
1 EQ11
0,383
0,3
Valid
2 EQ12
0,429
0,3
Valid
3 EQ13
0,749
0,3
Valid
4 EQ14
0.362
0,3
Valid
5 EQ15
0,390
0,3
Valid
6 EQ16
0,491
0,3
Valid
7 EQ17
0,356
0,3
Valid
8 EQ18
0,519
0,3
Valid
9 EQ19
0,345
0,3
Valid
10 EQ110
0,342
0,3
Valid
11 EQ111
0,579
0,3
Valid
12 EQ112
0,630
0,3
Valid
Uji Reliabilitas variabel IQ N o
Ind Cronbach Nilai . ’s kritis/ Va Alpha Standa r rd
Reliabili ta
1
IQ 1
0, 632
>0,6
Reliabel
2
IQ 2
0, 736
>0,6
Reliabel
3
IQ 3
0,654
>0,6
Reliabel
Uji Reliabilitas variabel EQ N o
23
Ind Cronbac . h’s Var Alpha
Nilai kritis/ Standa rd
Reliabili ta
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
1
EQ 1
0,652
>0,6
Reliabel
5
SQ 5
0,773
>0,6
Reliabel
2
EQ 2
0,682
>0,6
Reliabel
6
SQ 6
0,804
>0,6
Reliabel
3
EQ 3
0,607
>0,6
Reliabel
7
SQ 7
0,763
>0,6
Reliabel
4
EQ 4
0,641
>0,6
Reliabel
8
SQ 8
0,720
>0,6
Reliabel
5
EQ 5
0.618
>0,6
Reliabel Uji Reliabilitas variabel EA N o
Hasil Uji Multikolienaritas Model
Tolerance
VIF
IQ
0,27
6,516
EQ
0,37
6,876
SQ
0,64
5,555
Ind Va r
Cronbac h’s
Nilai kritis/
Alpha
Standa rd
1
EA 1
0,875
>0,6
Reliabel
2
EA 2
0,667
>0,6
Reliabel
3
EA 3
0,767
>0,6
Reliabel
4
EA 4
0,742
>0,6
Reliabel
5
EA 5
0,714
>0,6
Reliabel
6
EA 6
0,839
>0,6
Reliabel
7
EA 7
0,685
>0,6
Reliabel
Collianerity statisticmal meterpar
Uji Reliabilitas variabe SQ N o
Ind . Var
Cronbac h’s
Nilai kritis/
Alpha
Standa rd
Reliabili ta
1
SQ 1
0,788
>0,6
Reliabel
2
SQ 2
0,782
>0,6
Reliabel
3
SQ 3
0,705
>0,6
Reliabel
4
SQ 4
0,767
>0,6
Reliabel
24
Reliabili ta
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Juni 2017 ISSN: E-ISSN:
Vol. 1 No. 1 : 11-25
Hasil Uji Multikolienaritas
Koeffisien Regresi berganda Uji T
Collianerity statistic
Model
Tolerance
VIF
IQ
0,27
6,516
EQ
0,37
6,876
SQ
0,64
5,555
Hasil Uji Normalitas Unstandared residual N
Model Unstandardi zed
Stan dard
Coefficients
Coef f
B
Stan dar Eror
Beta
1 Co nst an
15,5 72
3,87 8
IQ
0,57 2
0.17 5
EQ
0,25 6
SQ
0,62 9
100
Normal parameter Mean Std
00000000 73578206
Deviation
.121
Most Extreme Absolote
.121
Difrences Positive
T
Sig
3,93 8
0,00 0
0,30 6
3,28 0
0,00 2
0,18 9
0,18 9
2,34 7
0,02 1
0.07 7
0,50 3
8,20 8
0,00
ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
-117 1.214
Sum of Squares 2254.994 53.596 2308.590
df 3 96 99
Mean Square 751.665 .558
F 1346.362
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
.105 Model Summaryb
Negative Model 1
KolmogorofvSemimov Z
R .988a
R Square .977
Adjusted R Square .976
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Asymp sig (2 -tailed)
25
Std. Error of the Estimate .74719