WALIKOTA YOGYAKARTA
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN......................................................................... A. LATAR BELAKANG .............................................................. 1. Pengertian RPJMD Kota Yogyakarta ......................... 2. Proses Penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta........... B. MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................... C. LANDASAN HUKUM............................................................. D. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA................................................... E. SISTEMATIKA ......................................................................
1 1 2 2 3 3
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN ...... A. KONDISI GEOGRAFIS ......................................................... 1. Luas Wilayah .............................................................. 2. Letak Geografis .......................................................... 3. Topografi, Klimatologi dan Penggunaan Lahan.......... B. PEREKONOMIAN DAERAH ................................................. 1. Produk Domestik Regional Bruto............................... 2. Struktur Perekonomian Daerah .................................. 3. PDRB Per Kapita........................................................ 4. Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 5. Inflasi .......................................................................... 6. Keuangan Daerah ...................................................... 7. Investasi ..................................................................... C. SOSIAL BUDAYA DAERAH.................................................. 1. Kependudukan ........................................................... 2. Kesehatan .................................................................. 3. Pendidikan.................................................................. 4. Ketenagakerjaan ........................................................ 5. Kesejahteraan Sosial.................................................. 6. Agama ........................................................................ 7. Pariwisata ................................................................... 8. Budaya ....................................................................... 9. Kelompok Kesenian Di Kota Yogyakarta ....................
6 6 6 8 8 10 10 11 11 12 12 13 13 16 16 19 21 28 29 32 33 36 37
3 5
D. PRASARANA DAN SARANA DAERAH ................................ 1. Prasarana dan Sarana Ekonomi................................. 2. Prasarana dan Sarana Transportasi dan Perhubungan ....................................................... 3. Prasarana dan Sarana Energi .................................... 4. Prasarana dan Sarana Telekomunikasi dan Informasi.............................................................. 5. Prasarana dan Sarana Air Bersih ............................... 6. Prasarana dan Sarana Kesehatan ............................. 7. Prasarana dan Sarana Irigasi ..................................... 8. Sarana Kebersihan Kota............................................. 9. Sarana Air Limbah ...................................................... 10. Sarana Permukiman ................................................... E. PEMERINTAHAN UMUM...................................................... 1. Pemerintahan ............................................................. 2. Ketertiban Masyarakat................................................ 3. Hukum ........................................................................ 4. Politik .......................................................................... F. KONDISI YANG DIHARAPKAN ............................................
37 37
42 43 43 44 45 46 47 47 47 48 49 49 50
BAB III
VISI, MISI DAN SASARAN PEMBANGUNAN ........................... A. VISI ................................................................................... B. MISI PEMBANGUNAN.......................................................... C. SASARAN PEMBANGUNAN ................................................
56 56 58 61
BAB IV
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH .................................... A. KEBIJAKAN UMUM ............................................................. B. KEBIJAKAN KHUSUS .......................................................... C. STRATEGI PEMBANGUNAN ...............................................
62 62 63 64
BAB V
ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH .............................. A. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH ............... B. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH........................ C. ARAH PEMBIAYAAN DAERAH ............................................ D. KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN.........................................
68 68 70 71 72
40 42
BAB VI
KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ..... 78 A. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN............................................. 78 B. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PARIWISATA, KOTA BUDAYA DAN KOTA PERJUANGAN .................................................. 81 C. MEWUJUDKAN DAYA SAING KOTA YOGYAKARTA YANG UNGGUL DALAM PELAYANAN JASA ...................... 83 D. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG NYAMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN................................ 86 E. MEWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA YANG BERMORAL, BERETIKA, BERADAB, BERBUDAYA DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA ................................................... 88 F. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG MEMILIKI GOOD GOVERNANCE (TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK), CLEAN GOVERNMENT (PEMERINTAH YANG BERSIH), BERKEADILAN, DEMOKRATIS DAN BERLANDASKAN HUKUM .......................................... 90 G. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG AMAN, TERTIB, BERSATU DAN DAMAI.......................................... 97 H. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA BERKUALITAS ............................................. 99 I. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA SEHAT ................... 102 J. MATRIKS MISI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM RPJMD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011 ........... 106 K. PAGU INDIKATIF PROGRAM TAHUN 2007 – 2011 ............ 124
BAB VII
KAIDAH PELAKSANAAN .......................................................... 135
BAB VIII PENUTUP ................................................................................... 141
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011 WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang
:
a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2007–2011.
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah Yang Bersih; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005; 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah; 12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20052009; 13. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 1 tahun 1992 tentang Yogyakarta Berhati Nyaman. MEMUTUSKAN Menetapkan
:
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Yogyakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta; 3. Walikota adalah Walikota Yogyakarta; 4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah memuat penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun; 5. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan Daerah untuk kurun waktu 1 (satu) tahun; 6. Rencana Strategik Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra - SKPD) adalah dokumen perencanaan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Walikota ini. Pasal 3 Penjabaran dari RPJMD ini akan ditindaklanjuti dalam RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota dan Renstra-SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 4 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Yogyakarta.
Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd H. HERRY ZUDIANTO Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2007 Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA ttd Drs. RAPINGUN NIP. 490017536 DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI D
PENJELASAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011
I. UMUM Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan daerah untuk menyusun Peraturan Walikota tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Dalam penyusunan Peraturan Walikota tentang RPJMD ini, Pemerintah Kota Yogyakarta berpedoman pada landasan idiil yaitu Pancasila dan Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar 1945 serta landasan operasional yang meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pembangunan Kota Yogyakarta. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 mencantumkan bahwa RPJMD merupakan visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. RPJMD Kota Yogyakarta sebagai dokumen perencanaan pembangunan kota untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di Kota Yogyakarta (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) dalam menyelengggarakan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. RPJMD Kota Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang
beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dan menjadi pedoman di dalam penyusunan RKPD Kota Yogyakarta dan Renstra-SKPD Kota Yogyakarta. Dalam penyusunan Peraturan Walikota ini mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2005 – 2009 serta merupakan penjabaran dari visi, misi, kebijakan dan strategi Walikota terpilih dengan pendekatan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, yang menggambarkan struktur permasalahan yang dihadapi sebagai input dan pencapaian hasil pembangunan yang kemudian dianalisis untuk merumuskan kecenderungan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka RPJMD Kota Yogyakarta memuat visi yaitu Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan, dengan harapan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas
------- ooOoo -------
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007–2011
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, maka Pemerintah Kota Yogyakarta perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD adalah suatu dokumen perencanaan strategis sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah selama kurun waktu 5 (lima)
tahun
yang
penyusunannya
berpedoman
kepada
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Selama masa jabatan kepala daerah terpilih, RPJMD merupakan acuan dan pedoman dasar pembangunan yang ingin dicapai daerah berdasarkan visi, misi dan program kepala daerah. Program dan kegiatan yang direncanakan sesuai dengan kewenangan dan urusan pemerintahan yang diamanatkan dalam undang-undang dengan mempertimbangkan kemampuan daerah. RPJMD sebagai pedoman manajerial taktis strategis kepala daerah beserta perangkatnya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dan juga
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|1
digunakan sebagai tolok ukur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam menilai pertanggungjawaban kepala daerah pada setiap akhir tahun anggaran dan pada akhir masa jabatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta menyusun RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011. 1. Pengertian RPJMD Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kota Yogyakarta untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, strategi pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah, kebijakan dan program pembangunan daerah serta kaidah pelaksanaannya. 2. Proses Penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta Dalam penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : Pertama, menyiapkan rancangan RPJMD untuk mendapatkan gambaran awal dari visi, misi kepala daerah dan kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum hingga penyusunan program SKPD, lintas SKPD, rencana kerja dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif. Kedua, melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) Jangka Menengah Daerah untuk mendapatkan masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terhadap rancangan RPJMD. Ketiga, menyusun rancangan akhir RPJMD berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah yang menjadi masukan utama dalam penyempurnaan rancangan RPJMD. Keempat, menetapkan Peraturan Walikota tentang RPJMD beserta pengundangannya dalam berita daerah.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|2
B. MAKSUD DAN TUJUAN RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan yaitu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di Kota Yogyakarta
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan,
pengelolaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan acuan dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan oleh seluruh
pelaku
pembangunan
dalam
mewujudkan
kehidupan
Kota
Yogyakarta yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
C. LANDASAN HUKUM Landasan idiil dari RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 adalah Pancasila dan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945, sedangkan landasan operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan Kota Yogyakarta.
D. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 mempunyai kedudukan sebagai
kerangka
dasar
bagi
kepala
daerah
pembangunan yang merupakan penjabaran
dalam
melaksanakan
kehendak masyarakat Kota
Yogyakarta dan diwujudkan dalam visi dan misi kepala daerah dengan memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD
berfungsi
sebagai
arah
serta
pedoman
dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, bagi Pemerintah Kota Yogyakarta, pelaku bisnis dan sektor swasta serta seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan kota di segala bidang. Selain itu RPJMD berfungsi sebagai tolok ukur penilaian kinerja
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|3
kepala daerah di setiap akhir tahun anggaran dan juga pada akhir masa jabatan. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun Rencana Induk Kota pada tahun 1986 yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 1986. Perda tersebut merupakan Rencana Induk Tata Ruang Kota dari tahun 1990 – 2005 di mana Kota Yogyakarta dibagi dalam beberapa blok kawasan pembangunan. Rencana Induk Tata Ruang Kota tersebut diikuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun 1991 yang merupakan perencanaan ruang kota dari tahun 1990-2010. Pemanfaatan ruang kota terbagi menjadi 5 bagian wilayah kota dan disertai dengan adanya rencana infrastruktur kota. Pada tahun 1992 Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan slogan "Yogyakarta Berhati Nyaman" dengan Perda Nomor 1 Tahun 1992 yang merupakan dasar tata nilai kehidupan lahir maupun batin masyarakat Yogyakarta
dalam
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara
yang
bersumber pada nilai-nilai budaya daerah "Ngayogyakarta Hadiningrat" sebagai bagian dari budaya nasional yang bersumber pada falsafah Pancasila. Slogan Yogyakarta Berhati Nyaman dijiwai semangat ”Mangayu Hayuning Bawana” sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta. Rencana Umum Tata Ruang Kota
yang ditetapkan dengan Perda
Nomor 6 Tahun 1994 sebagai dasar dalam perencanaan ruang kota dari tahun 1994-2004, diantaranya berisi; (i) pemanfaatan dan pengendalian ruang kota dengan potensi yang terdapat di dalamnya sehingga berdaya guna dan berhasil guna, (ii) terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, (iii) adanya penetapan kawasan lindung, (iv) tertatanya perkembangan kawasan budidaya yang meliputi kawasan permukiman dan pusat pelayanan kegiatan, (v) penetapan kawasan prioritas pengembangan, (vi) penetapan sistem pelayanan perkotaan dan tertatanya jaringan induk sistem prasarana perkotaan, (vii) penetapan kebijakan yang berkaitan dengan tata guna tanah, tata guna air dan sumber daya alam, serta (viii) kebijakan penunjang penataan ruang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, selain menyusun RPJPD, daerah
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|4
diwajibkan menyusun RPJMD untuk 5 (lima) tahun ke depan yang diarahkan untuk ikut mencapai tujuan nasional. Dalam rangka ikut mewujudkan tujuan pembangunan
nasional
tersebut
khususnya
bagi
masyarakat
Kota
Yogyakarta, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011.
E. SISTEMATIKA RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan
Bab II
Gambaran Umum dan Kondisi yang Diharapkan
Bab III
Visi, Misi dan Sasaran Pembangunan
Bab IV
Strategi Pembangunan Daerah
Bab V
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Bab VI
Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Bab VII
Kaidah Pelaksanaan
Bab VIII Penutup
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|5
BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN
A. KONDISI GEOGRAFIS 1. Luas Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.250 Ha atau 32,50 Km2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,50 km dan dari barat ke timur kurang lebih 5,60 Km. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW) dan 2.523 Rukun Tetangga (RT). Penggunaan lahan paling banyak diperuntukkan bagi perumahan, yaitu sebesar 2.103,27 Ha dan bagian kecil berupa lahan kosong seluas 20,20 Ha. Kecamatan Umbulharjo merupakan kecamatan yang wilayahnya paling luas yaitu 812,00 Ha atau sebesar 24,98% dari luas Kota Yogyakarta, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling sempit adalah Kecamatan Pakualaman dengan luas 63,00 Ha (1,94%). Adapun luas masing-masing kecamatan di Kota Yogyakarta sebagai berikut : Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Tahun 2006 Kota Yogyakarta No
Kecamatan
Kelurahan
1.
Mantrijeron
1.Gedongkiwo 2.Suryodiningratan 3.Mantrijeron
2.
Kraton
1.Patehan 2.Panembahan 3.Kadipaten
3.
Mergangsan
1.Brontokusuman 2.Keparakan 3.Wirogunan
4.
Umbulharjo
1.Giwangan 2.Sorosutan 3.Pandeyan
Luas Km2 0.90 0.85 0.86 2.61 0.40 0.66 0.34 1.40 0.93 0.53 0.85 2.31 1.26 1.68 1.38
Jumlah RW 18 17 20 55 10 18 15 43 23 13 24 60 13 16 12
Jumlah RT 86 69 75 230 44 78 53 175 83 57 76 216 42 63 46
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|6
No
Kecamatan
Kelurahan 4.Warungboto 5.Tahunan 6.Muja Muju 7.Semaki
5.
Kotagede
1.Prenggan 2.Purbayan 3.Rejowinangun
6.
Gondokusuman
1.Baciro 2.Demangan 3.Klitren 4.Kotabaru 5.Terban
7.
Danurejan
1.Suryatmajan 2.Tegalpanggung 3.Bausasran
8.
Pakualaman
1.Purwokinanti 2.Gunungketur
9.
Gondomanan
1.Prawirodirjan 2.Ngupasan
10.
Ngampilan
1.Notoprajan 2.Ngampilan
11.
Wirobrajan
1.Patangpuluhan 2.Wirobrajan 3.Pakuncen
12.
Gedongtengen
1.Pringgokusuman 2.Sosromenduran
13.
Jetis
1.Bumijo 2.Gowongan 3.Cokrodiningratan
14.
Tegalrejo
1.Tegalrejo 2.Bener 3.Kricak 4.Karangwaru
Jumlah
45
Luas Km2 0.83 0.78 1.53 0.66 8.12 0.99 0.83 1.25 3.07 1.06 0.74 0.68 0.71 0.80 3.99 0.28 0.35 0.47 1.10 0.30 0.33 0.63 0.67 0.45 1.12 0.37 0.45 0.82 0.44 0.67 0.65 1.76 0.46 0.50 0.96 0.58 0.46 0.66 1.70 0.82 0.57 0.82 0.57 2.91
Jumlah RW 9 11 12 10 83 13 14 13 40 21 12 16 4 12 65 15 16 12 43 10 9 19 18 13 31 8 13 21 10 12 12 34 23 14 37 13 13 11 37 12 7 13 14 46
Jumlah RT 38 48 55 34 326 57 58 49 164 88 44 63 21 59 275 45 66 49 160 47 36 83 61 49 110 50 70 120 51 58 56 165 89 55 144 55 52 60 167 46 25 61 56 188
32,50
614
2.523
Sumber Data : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Yogyakarta
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|7
2. Letak Geografis Letak geografis Kota Yogyakarta di antara 110° 24’ 19” dan 110° 28’ 53” Bujur Timur, 7° 49’ 26” dan 7° 15’ 24” Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut. Wilayah Kota Yogyakarta sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman. Ditinjau dari faktor geografis permasalahan yang dialami Kota Yogyakarta berasal dari dua faktor, yaitu faktor bawaan daerah dan manusia. Faktor bawaan daerah adalah faktor-faktor yang dimiliki daerah dan tidak sepenuhnya mampu dikendalikan. Faktor bawaan daerah tersebut antara lain letak geografis Kota Yogyakarta yang berdekatan dengan Gunung Merapi dan Samudera Indonesia. Geomorfologi Kota Yogyakarta tersebut memberikan keuntungan daerah, namun di sisi lain juga menimbulkan masalah terkait dengan risiko terjadinya bencana alam gempa bumi vulkanik maupun tektonik. 3. Topografi, Klimatologi dan Penggunaan Lahan a. Topografi Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng Gunung Merapi memiliki kemiringan lahan yang relatif datar (antara 0-2%) dan berada pada ketinggian rata-rata 114 meter dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah dengan luas 1.657 Ha terletak pada ketinggian kurang dari 100 meter dan sisanya 1.593 Ha berada pada ketinggian antara 100-119 meter dpa. Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan yaitu Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat kota. Ketinggian wilayah Kota Yogyakarta dari permukaan air laut dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu ketinggian < 100 m dan 100 – 199 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 1.657 ha atau 51,98% dari luas wilayah terdapat di
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|8
Kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondomanan, Ngampilan dan Wirobrajan. Ketinggian 100 – 119 m dari permukaan laut seluas 1.593 Ha atau 49,02% dari luas wilayah, terdapat
di
Kecamatan
Mergangsan,
Umbulharjo,
Kotagede,
Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedong-tengen, Jetis dan Tegalrejo. b. Klimatologi Secara umum rata-rata curah hujan tertinggi selama Tahun 2006 terjadi pada bulan Maret yaitu sebanyak 387,5 mm dan terendah terjadi pada bulan Juni sampai dengan September yaitu 0 mm. Rata-rata hari hujan per bulan 11,08 hari hujan, suhu rata-rata 27,8°C dan kelembaban udara rata-rata cukup tinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 87% dan terendah pada bulan Juni sampai dengan September sebesar 72%. Pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 240° bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90° 140° dengan rata-rata kecepatan 2-3 knot/jam. c. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan dibedakan menurut jenisnya meliputi perumahan,
jasa,
perusahaan,
industri,
pertanian,
kosong
diperuntukan (DPK) dan lain-lain. Dominasi penggunaan lahan untuk Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah untuk perumahan, sedangkan penggunaan lahan secara lengkap adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Luas Penggunaan Tanah Berdasarkan Status Peruntukan Lahan Tahun 2005
di Kota Yogyakarta JENIS PENGGUNAAN TANAH (HA) No
1 2 3 4 5
Kecamatan
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede
Perumahan
200,8500 104,4575 156,4406 509,3712 221,8490
Jasa
9,1500 11,2000 15,9578 52,2018 8,5600
Perusahaan
12,6399 8,3500 19,5093 35,3300 16,5785
Industri
Pertanian
0,4880 1,6000 17,8800 10,6457
4,5577 5,5319 80,2487 18,0918
Kosong DPK
Lain-lain
0,0914 0,1732 16,4770 0,9962
33,2260 15,9925 31,8250 105,0408 30,2788
Jumlah
261,0000 140,0000 231,0000 812,0000 307,0000
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
|9
JENIS PENGGUNAAN TANAH (HA) No
Kecamatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah (Ha)
Perumahan
Jasa
Perusahaan
Industri
Pertanian
Kosong DPK
228,0733 49,8150 34,5975 47,2495 62,2250 136,4522 66,8790 105,9486 183,5689
69,1600 16,9600 11,0400 29,5380 3,3600 7,2300 3,6800 18,2296 18,4019
58,3547 30,2400 5,7500 21,8800 4,1785 14,7200 14,4085 22,8296 8,2556
6,3400 0,3200 0,3200 1,5200 0,6000 2,8800 9,6400
0,0291 0,5648 29,4966
0,4152 0,3200 0,4800 0,5449 0,7108
2.103,2720
274,6691
273,0246
52,2337
138,5176
20,2087
Jumlah
Lain-lain
36,6277 12,6650 10,9725 11,8125 11,7565 16,4330 11,0325 19,5673 40,9302
399,0000 110,0000 63,0000 112,0000 82,0000 179,0000 96,0000 170,0000 291,0000
388,1603 32.500,0000
Sumber Data : - Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta - Berdasarkan Status Peruntukan Lahan.
B. PEREKONOMIAN DAERAH 1. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto Kota Yogyakarta pada tahun 2005 berdasarkan harga konstan 2000 nilainya Rp. 4.399.948.000.000,-, mengalami kenaikan sebesar 4,88% apabila dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar Rp. 4.195.393.000.000,-. Tabel 2.3 Perkembangan PDRB Kota Yogyakarta Tahun 2003-2005 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (dalam jutaan Rupiah) No 1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9.
Sektor Kegiatan Pertanian Pertambangan/Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air bersih Bangunan Perdagangan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah
2003 28.757 412 498.237 54.700 258.580 1.007.090 668.471 569.868
2004 24.742 371 506.017 57.193 287.541 1.056.754 761.577 585.290
2005 21.824 242 518.069 60.224 308.065 1.122.708 801.169 629.162
907.722 3.993.837
915.908 4.195.393
938.485 4.399.948
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 10
2. Struktur Perekonomian Daerah Persentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta tahun 2001 dan 2005 atas dasar konstan 2000 selama lima tahun terakhir cukup seimbang artinya dari nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB nilainya konstan. Dari kesembilan sektor yang ada sektor tersier merupakan sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling besar. Sektor ini terdiri dari perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2005 sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap PDRB Kota Yogyakarta adalah sektor perdagangan dan restoran yaitu sebesar 25,52%, sedangkan sektor jasa-jasa/service berada di urutan kedua yaitu sebesar 21,33%. Dua sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling kecil adalah sektor pertambangan dan
penggalian
serta
sektor
pertanian
masing-masing
hanya
memberikan kontribusi sebesar 0,01% dan 0,50%. 3. PDRB Per Kapita PDRB perkapita Kota Yogyakarta dari tahun 2003 sampai 2005 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 PDRB Perkapita Kota Yogyakarta adalah sebesar Rp 10.109.338,- sedangkan pada tahun 2004 adalah Rp 9.819.688,- atau mengalami kenaikan sebesar 2,94%. Pertumbuhan ini sedikit lebih kecil apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2004 yang sebesar 3,11%. Tabel 2.4 PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2003-2005 TAHUN
PDRB PERKAPITA Harga Berlaku
Harga Konstan
2003
12.557.949
9.522.831
2004
13.753.041
9.819.688
2005
15.554.984
10.109.338
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 11
4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sebesar 4,88%, sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi
pada
tahun
2004
yaitu
sebesar
5,05%.
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat terjadi pada sektor keuangan sewa dan jasa perusahaan, perdagangan serta jasa-jasa, masing-masing sebesar 7,50%, 6,24% dan 2,46%. Pada tahun 2005 sektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian, masing-masing mengalami penurunan sebesar –34,77% dan –11,79%, hal ini disebabkan berkurangnya lahan pertanian dan keterbatasan luas lahan yang tersedia untuk sektor-sektor tersebut. Apabila dilihat selama kurun waktu 2003-2005 sektor ini selalu mengalami
pertumbuhan
yang
negatif
meskipun
besarnya
nilai
penurunan berfluktuatif. Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar harga Konstan Tahun 2000 Di Kota Yogyakarta Tahun 2003-2005 No 1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9.
Sektor Kegiatan Pertanian Pertambangan/Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air bersih Bangunan Perdagangan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan Jasa-jasa PERTUMBUHAN EKONOMI
2003 -5.64 -24.13 4.49 6.94 7.88 6.08 8.14 2.90 1.67 4.76
2004 -13.96 -9.95 1.56 4.56 11.20 4.93 13.93 2.71 0.90 5.05
2005 -11.79 -34.77 2.38 5.30 7.14 6.24 5.20 7.50 2.46 4.88
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
5. Inflasi Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2005 adalah 14,98%, mengalami kenaikan sebesar 115,53% jika dibandingkan tahun 2004 yang sebesar 6,95%.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 12
Tabel 2.6 Tingkat Inflasi Kota Yogyakarta Tahun 2003-2006 No 1 2 3 4
Tahun/Bulan 2003 2004 2005 2006
Kumulatif Inflasi 5,73 6,95 14,98 10,40
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
6. Keuangan Daerah Realisasi pendapatan daerah Kota Yogyakarta pada tahun 2006 sebesar Rp 519.154.713.652,64 mengalami kenaikan sebesar 32,47% dari tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi belanja pada tahun 2006 sebesar Rp. 498.044.555.311,30. Tabel 2.7 Realisasi APBD Tahun 2003 – 2006 No. Uraian Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 I PENDAPATAN 338.630.761.664,14 369.649.879.034,51 391.886.902.046,24 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 68.621.564.311,07 79.911.419.100,82 89.196.416.784,70 a. Pajak Daerah 33.526.514.267,53 40.581.980.256,00 46.106.723.374,00 b. Restribusi 16.093.220.398,50 18.995.046.383,00 22.797.438.571,50 c. BUMD 4.081.649.388,86 5.285.786.650,47 6.651.534.800,72 d. Lain-lain Pendapatan Asli 14.920.180.256,18 15.048.605.811,35 13.640.720.038,48 Daerah 2 Dana Perimbangan 253.512.731.343,07 269.967.630.200,69 289.257.620.761,54 a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan 32.300.731.328,00 37.889.440.614,00 39.446.429.477,00 Pajak b. Dana Alokasi Umum (DAU) 196,100,000,000.00 197,787,000,000.00 201,231,000,000.00 c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 4,200,000,000.00 5,500,000,000.00 6,600,000,000.00 D Bagi Hasil Pajak dan 20.912.000.015,07 28.791.189.586,69 41.980.191.284,54 Bantuan Provinsi 3 Lain-Lain Pendapatan Yang Syah 16.496.466.000,00 19.770.829.733,00 13.432.864.500,00 II BELANJA 305.351.032.427,44 370.340.575.770,04 399.244.605.370,45 1 Aparatur 52.950.512.131,94 58.351.605.850,29 64.390.925.069,82 2 Publik 252.400.520.295,50 311.988.969.919,75 334.853.680.300,63 III PEMBIAYAAN (33.279.729.226,70) 690.696.735,53 7.357.703.324,21 1 Penerimaan Daerah 68.225.674.888,67 95.637.955.980,87 92.695.114.821,51 2 Pengeluaran Daerah 101.506.404.115,37 94.947.259.245,34 85.337.411.497,30 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Yogyakarta
Tahun 2006 519.154.713.652,64 96.551.932.635,52 43.997.150.025,00 24.704.782.396,00 7.722.505.202,62 20.127.495.011,90 397.150.853.946,12 40.145.140.985,00 316,832,000,000.00 4,800,000,000.00 35.373.712.961,12 25.451.927.071,00 498.044.555.311,30 57.709.994.615,30 440.334.560.696,00 (21.110.158.341,34) 76.983.970.898,15 98.094.129.239,49
7. Investasi Industri merupakan sektor yang mendukung bagi perkembangan investasi di Kota Yogyakarta. Industri di Kota Yogyakarta terdiri dari industri kecil hasil pertanian dan kehutanan, industri logam, industri
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 13
aneka, serta industri sedang dan besar. Industri sedang merupakan industri dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang, sedangkan industri besar adalah industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Pada Tahun 2005 jumlah industri kecil di Kota Yogyakarta adalah sebanyak 5.854 unit, dengan jumlah tenaga kerja 30.516 orang dan nilai investasi sebesar Rp 151.834.005.000,-. Tahun 2005 jumlah industri kecil yang ada mengalami kenaikan sebesar 0,68% jika dibandingkan tahun 2004 yang hanya 5.814 unit. Jumlah tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan sebesar 1,23% dengan pertumbuhan nilai investasi sebesar 2,25 %. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan nilai investasi pada tahun 2004 yang mencapai Rp. 148.486.788.000. Tabel 2.8 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun 2003 2004 2005
Usaha/Busines (Unit) 5.785 5.814 5.854
Tenaga Kerja (Orang) 29.880 30.143 30.516
Nilai Investasi (Rp.000) 146.188.024 148.486.788 151.834.005
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
Banyaknya industri kecil hasil pertanian dan kehutanan pada Tahun 2005 adalah 2.350 unit mengalami kenaikan sebesar 0,94% jika dibandingkan tahun 2004. Jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 11.897 orang, mengalami kenaikan sebesar 1,61% dengan nilai investasi sebesar Rp. 45.984.616.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 4,60%. Tabel 2.9 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Hasil Pertanian dan Kehutanan Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun 2003 2004 2005
Usaha/Bisnis (Unit) 2.308 2.328 2.350
Tenaga Kerja (Orang) 11.542 11.708 11.897
Nilai Investasi (Rp.000) 42.506.191 43.961.001 45.984.616
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 14
Nilai investasi industri logam, mesin dan kimia di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 sebesar Rp. 30.367.320.000,- mengalami kenaikan sebesar 3,44% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah unit usaha yang ada sebanyak 1.394 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.718 orang. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,22% dan 3,44%. Tabel 2.10 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Logam, Mesin dan Kimia (LMK), Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun 2003 2004 2005
Usaha/Bisnis (Unit) 1.381 1.384 1.394
Tenaga Kerja (Orang) 6.627 6.637 6.718
Nilai Investasi (Rp.000) 29.174.295 29.357.040 30.367.320
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
Banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh industri aneka pada Tahun 2005 adalah 11.901 orang, dengan jumlah industri sebanyak 2.110 unit dan nilai investasi sebesar Rp. 75.482.070.000,-. Jumlah unit usaha, tenaga kerja yang diserap dan nilai investasi masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,38%, 0,87% dan 0,41%. Tabel 2.11 Banyaknya Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Aneka (I A) Tahun
Usaha/Busines (Unit)
Tenaga Kerja (Orang)
Nilai Investasi (Rp.000)
2003 2004 2005
2.096 2.102 2.110
11.711 11.798 11.901
74.507.538 75.168.748 75.482.070
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
Total jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 adalah 106 unit, terdiri dari 18 unit industri besar dan 88 unit industri sedang. Industri besar dan sedang yang paling banyak terdapat di Kecamatan Mergangsan dan Umbulharjo, masing-
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 15
masing
memberikan
kontribusi
sebesar
15,45%.
Di
Kecamatan
Mergangsan terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2 unit industri besar, sedangkan di Kecamatan Umbulharjo terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2 unit industri besar. Di posisi yang selanjutnya adalah Kecamatan Jetis sebanyak 13 unit usaha sedang dan 3 unit usaha besar dengan proporsi 14,55%. Kecamatan yang paling sedikit unit industrinya adalah Kecamatan Gedongtengen. Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit industri sedang dengan proporsi sebesar 0,91%. Tabel 2.12 Banyaknya Industri Besar dan Sedang menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta Tahun 2006 Kecamatan 1. Mantrijeron 2. Kraton 3. Mergangsan 4. Umbulharjo 5. Kotagede 6. Gondokusuman 7. Danurejan 8. Pakualaman 9. Gondomanan 10. Ngampilan 11. Wirobrajan 12. Gedongtengen 13. Jetis 14. Tegalrejo Jumlah
Industri Besar 4 1 5 4 1 1 1 1 18
Industri Sedang 6 6 15 10 10 5 2 4 2 12 3 2 9 2 88
17 16
93 96
Tahun 2004 Tahun 2005
Jumlah 10 6 16 15 14 6 2 4 3 12 3 2 10 3 106 110 112
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
C. SOSIAL BUDAYA DAERAH 1. Kependudukan a. Penduduk menurut jenis kelamin dan Kecamatan Berdasarkan
registrasi
penduduk
tahun
2006,
jumlah
penduduk Kota Yogyakarta tahun 2006 adalah 523.191 orang, terdiri dari 268.780 orang laki-laki dan 254.411 orang perempuan.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 16
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 51,37% lakilaki dan 48,63% perempuan. Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Hal tersebut terlihat dengan nilai sex rasio yang lebih tinggi dari 100 yaitu sebesar 105,63%. Apabila dilihat selama kurun waktu tahun 2001 sampai 2006, pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta nilainya selalu positif walaupun kenaikannya tidak banyak. Dari tahun 2005 dan 2006 pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta secara berturutturut adalah 0,97% dan 0,80%. Apabila dilihat dari banyaknya penduduk per kecamatan, pada tahun 2006 Kecamatan Gondokusuman merupakan kecamatan yang penduduknya paling banyak di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 75.803 orang dengan proporsi 14,48%, sedangkan diposisi kedua yaitu Kecamatan Umbulharjo sebanyak 74.347 orang dengan proporsi 14,21%. Kecamatan yang penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Pakualaman hanya sebanyak 15.118 orang dengan proporsi sebesar 2,88 %. Kecamatan yang kepadatan penduduknya paling tinggi adalah Kecamatan Ngampilan yaitu sebesar 29.074 orang/Km2. Kecamatan ini mempunyai luas wilayah sebesar 0,82 Km2 dan berpenduduk sebanyak 23.841 orang. Sedangkan kecamatan yang kepadatan penduduknya paling kecil adalah Kecamatan Umbulharjo yaitu sebanyak 9.156 Orang/Km2. Meskipun kecamatan ini merupakan kecamatan yang penduduknya terbanyak di urutan kedua, akan tetapi karena wilayahnya luas yaitu sebesar 8,12 Km2 maka kepadatan penduduknya kecil. Berbeda halnya dengan Kecamatan Ngampilan, meskipun jumlah penduduknya relatif cukup besar akan tetapi karena luas
wilayahnya
sempit
maka
mengakibatkan
kepadatan
penduduknya besar.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 17
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Hasil Registrasi Tahun 2005 dan 2006 di Kota Yogyakarta Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Penduduk
2005 7.929
2006 8.016
2005 40.826
2006 41.124
Penduduk Menurut Jenis Kelamin L P 2005 2006 2005 2006 20.574 20.775 20.252 20.349
2 Kraton
6.787
6.761
29.824
29.952
14.858
14.907
14.966
15.045
3 Mergangsan
8.221
8.327
42.441
42.811
22.256
22.515
20.185
20.296
4 Umbulharjo
16.466
16.829
73.268
74.347
37.849
38.491
35.419
35.856
5 Kotagede
70.541
7.128
31.823
32.269
15.980
16.198
15.843
16.071
6 Gondokusuman
13.390
13.473
75.428
75.803
40.146
40.381
35.282
35.422
7 Danurejan
6.711
6.721
31.526
31.707
16.752
16.884
14.774
14.823
8 Pakualaman
2.816
2.843
15.029
15.118
7.346
7.388
7.683
7.730
9 Gondomanan
3.616
3.638
17.795
17.958
8.765
8.857
9.030
9.101
10 Ngampilan
4.815
4.784
23.710
23.841
11.890
11.983
11.820
11.858
11 Wirobrajan
6.910
6.959
31.188
31.397
15.801
15.878
15.387
15.515
12 Gedongtengen
6.170
6.166
26.749
26.791
13.388
13.401
13.361
13.390
13 Jetis
8.001
8.106
38.056
38.213
19.684
19.779
18.372
18.434
No
Kecamatan
1 Mantrijeron
14 Tegalrejo Jumlah
8.366 8.505 41.345 107.239 108.256 519.008
41.860 21.084 21.343 20.261 20.517 523.191 266.373 268.780 252.635 254.411
Sumber : Badan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil (BKKBC)
b. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Persebaran penduduk yang tidak merata persebarannya perlu mendapat
perhatian
karena
berkaitan
dengan
daya
dukung
lingkungan yang tidak seimbang antara Kabupaten atau Kota. Oleh karena itu dibutuhkan persebaran penduduk yang lebih merata dari wilayah
yang
padat
penduduknya
ke
wilayah
yang
jarang
penduduknya atau rendah tingkat kepadatannya. Selama tahun 2005 – 2006 Kota Yogyakarta merupakan kota yang kepadatan penduduknya paling tinggi apabila dibandingkan dengan daerah lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2006 kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta mencapai 16.098 orang per Km2.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 18
Tabel 2.14 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2005 dan 2006 Di Kota Yogyakarta NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kecamatan Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo. Rata-rata
Kepadatan Penduduk(jiwa/Km2) 2005 2006 15.642 15.756 21.303 21.394 18.373 18.533 9.023 9.156 10.366 10.511 18.904 18.998 28.660 28.825 23.856 23.997 15.888 16.034 28.915 29.074 17.720 17.839 27.864 27.907 22.386 22.478 14.208 14.385 15.969 16.098
Sumber : BKKBC Kota Yogyakarta
2. Kesehatan a. Derajat kesehatan Derajat kesehatan di Kota Yogyakarta
dapat dilihat dari
indikator antara lain : angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup,
rata-rata usia harapan
hidup penduduk dan status gizi. Umur harapan hidup di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 untuk jenis kelamin laki-laki adalah 66,38 tahun, sedangkan untuk perempuan adalah 70,25 tahun. Angka kematian untuk bayi adalah 3,57 per 1.000 Kelahiran Hidup, angka kematian balita adalah 0,14 per 1.000 Kelahiran Hidup dan angka kematian ibu melahirkan adalah 141 per 100.000 Kelahiran Hidup. Indeks gizi baik pada tahun 2005 mencapai 83,29%. Angka kesakitan Tuberculose (TB) paru adalah 222 per 100.000 penduduk, angka kesakitan campak adalah 313 kunjungan, angka kesakitan diare adalah 10,38%, angka kesakitan Infeksi SaIuran Pernafasan Atas (ISPA) adalah 25.801
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 19
kunjungan dan angka kesakitan demam berdarah adalah 20 per 100.000 penduduk. Jumlah kematian ibu di Kota yogyakarta pada tahun 2005 adalah 9 orang. Angka ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2004 yaitu sebanyak 5 orang atau mengalami kenaikan sebesar 80%. Sedangkan untuk jumlah kematian bayi pada tahun 2005 adalah 1 orang mengalami penurunan sebesar 14,28% dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 7 orang. Banyaknya balita gizi buruk pada tahun 2005 adalah sebanyak 570 Orang dan pada tahun 2004 adalah 582 orang mengalami penurunan sebesar 2,06%, maka angka ini merupakan salah
satu
keberhasilan
pemerintah
Kota
Yogyakarta
dalam
pengupayaan penurunan balita gizi buruk. b. Upaya Kesehatan Upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan bagi masyarakat Kota Yogyakarta meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun saat ini upaya kesehatan yang dilaksanakan masih lebih banyak bersifat kuratif dari pada promotif dan preventif. Sarana pelayanan kesehatan swasta (dokter praktek swasta)
lebih
banyak
berperan
dibidang
upaya
kesehatan
perorangan dan lebih banyak melakukan upaya kuratif. Adapun upaya kesehatan yang berbasis masyarakat telah dikembangkan di Kota Yogyakarta sebagai peran serta aktif masyarakat dapat dilihat dari kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Hasil evaluasi terhadap posyandu yang ada 630 pos atau 51,92% merupakan posyandu purnama dan 32,54% merupakan posyandu mandiri. Menurut standar pelayanan minimal bidang kesehatan secara nasional cakupan posyandu purnama di suatu wilayah adalah 40%. c. Pembiayaan Kesehatan Dalam
hal
pembiayaan
kesehatan,
khususnya
untuk
masyarakat miskin sejak awal tahun 2005 dilaksanakan oleh PT. ASKES berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 yang
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 20
mengatur tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Jumlah Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta penerima Kartu ASKESKIN tahun 2005 sebanyak 19.222 KK dan Tahun 2006 sebanyak 31.114 KK. d. Sumber Daya Manusia Sumber daya kesehatan manusia di Kota Yogyakarta sudah termasuk lengkap. Jenis tenaga kesehatan adalah meliputi : Dokter Umum, Dokter Gigi, Nutrisionis, Apoteker, Asisten Apoteker, Fisioterapi,
Radiolog,
Analis
Kesehatan,
Sarjana
Kesehatan
Masyarakat, Sanitarian, Anastesi, dan tenaga lainnya. Rasio praktek dokter umum
: 111,1 / 100.000 penduduk
Rasio praktek dokter gigi
:
28,8 / 100.000 penduduk
Rasio bidan swasta
:
13,4 / 100.000 penduduk
Tenaga kesehatan tersebut tersebar di seluruh sarana pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah. Suplai tenaga kesehatan dapat terpenuhi dari sekolah-sekolah kesehatan yang ada di Kota Yogyakarta baik negeri maupun swasta. 3. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu didukung dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga pengajar yang memadai. Gambaran umum mengenai jumlah sekolah, jumlah kelas, jumlah guru maupun jumlah murid dari jenjang pendidikan prasekolah sampai menengah di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 dapat dilihat di bawah ini : a. Sekolah Taman Kanak-kanak Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak pada Tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta adalah 206 unit terdiri dari 2 TK negeri dan 204 TK swasta, dengan jumlah kelas 529 unit (14 negeri dan 515 swasta) dan jumlah guru 928 orang (27 guru di TK Negeri dan 901
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 21
guru di TK Swasta). Adapun total jumlah murid TK adalah 11.394 siswa yang terdiri dari 310 siswa negeri dan 11.084 swasta. Tabel 2.15 Jumlah TK , Jumlah Kelas, Guru dan Murid Se Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH
Jumlah TK Jumlah Kelas 2005/ 2006/ 2005/ 2006/ 2006 2007 2006 2007 15 18 39 46 12 13 23 33 17 17 41 42 31 29 94 95 16 17 39 44 25 24 71 71 10 10 15 15 9 9 20 25 6 6 17 12 8 8 19 23 16 16 33 33 11 11 26 25 16 15 44 34 14 14 48 49 206 207 529 547
Jumlah Guru Jumlah Murid 2005/ 2006/ 2005/ 2006/ 2006 2007 2006 2007 69 70 928 945 49 49 481 498 99 65 794 788 177 152 1.750 1.897 63 71 858 1.016 130 128 1.412 1.267 34 30 383 354 36 35 387 358 23 37 537 546 40 35 445 926 43 56 765 759 28 36 475 567 76 57 701 766 61 77 1.168 1.018 928 898 11.084 11.405
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
b. Sekolah Dasar (SD) Pada tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta terdapat 208 unit Sekolah Dasar terdiri dari 127 SD Negeri dan 81 SD Swasta. Jumlah ini lebih sedikit apabila dibandingkan tahun ajaran 2004/2005 yang mencapai sebesar 219 sekolah. Jumlah kelas yang ada adalah 1.705 kelas, 999 di SD Negeri dan 706 di SD Swasta, sedangkan jumlah guru SD adalah 2.720 orang, 1.575 guru di SD Negeri dan 1.145 guru di SD Swasta. Total jumlah murid SD adalah 44.912 orang yang terdiri dari 23.782 orang di SD Negeri dan 21.130 orang di SD Swasta.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 22
Tabel 2.16 Jumlah SD , Jumlah Kelas, Guru dan Murid Se Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 NO
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH
Jumlah SD Jumlah Kelas 2005/ 2006/ 2005/ 2006/ 2006 2007 2006 2007 14 13 92 105 13 11 79 71 18 16 121 128 27 26 346 252 19 20 119 151 25 23 243 254 10 10 71 84 6 6 38 58 9 9 66 70 10 9 78 64 13 13 108 93 8 8 54 52 19 19 154 162 17 16 136 145 208 199 1.705 1.689
Jumlah Guru Jumlah Murid 2005/ 2006/ 2005/ 2006/ 2006 2007 2006 2007 177 159 2.162 2.215 167 164 2.119 2.152 235 200 3.318 3.158 315 433 5.937 6.288 205 237 3.140 3.474 452 436 7.990 8.258 123 141 2.003 2.048 70 73 1.000 967 79 132 2.845 2.363 135 126 1.970 1.976 172 183 2.773 2.791 91 70 1.456 1.484 180 288 4.565 4.520 219 240 3.634 3.772 2.720 2.882 44.912 45.466
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
c. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) paling kecil jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lain yaitu hanya sebanyak 2 MI terdiri dari 1 MI Negeri dan 1 MI swasta dengan jumlah kelas 12 unit 6 kelas di MI Negeri dan 6 kelas di MI Swasta. Total jumlah guru MI adalah 55 orang, 34 orang di MI Negeri dan 21 orang di MI Swasta. Adapun jumlah murid MI adalah 218 orang yang terdiri dari 143 orang murid MI Negeri dan 75 orang murid MI Swasta. d. Sekolah Luar Biasa Di Kota Yogyakarta terdapat 7 Sekolah Luar Biasa, 3 SLB Negeri dan 4 SLB Swasta, dengan jumlah kelas 127 kelas, 87 kelas di SLB Negeri dan 40 kelas di SLB Swasta. Adapun jumlah guru SLB adalah sebanyak 189 orang, 145 guru di SLB Negeri dan 44 orang di SLB Swasta dengan jumlah murid 438 orang yang terdiri dari 326 orang murid di SLB Negeri dan 112 orang murid di SLB Swasta.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 23
e. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Banyaknya Sekolah Menengah Pertama pada tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta adalah 59 unit terdiri dari 16 SMP Negeri dan 43 SMP Swasta. Jumlah kelas yang ada sebanyak 627 kelas, 280 kelas di SMP Negeri dan 347 kelas di SMP Swasta. Total jumlah guru 1.808 orang terdiri dari 797 orang guru di SMP Negeri dan 1.011 orang di SMP Swasta. Jumlah murid SMP adalah 22.676 orang, yaitu 11.210 orang di SMP Negeri dan 11.466 orang di SMP Swasta. Tabel 2.17 Jumlah SLTP Umum Serta Jumlah kelas,Guru, dan Murid Se-Kota Yogyakarta
Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 No
Kecamatan
Jumlah SLTP 2005/ 2006/ 2006 2007 4 4
Jumlah Kelas 2005/ 2006/ 2006 2007 30 34
Jumlah Guru 2005/ 2006/ 2006 2007 91 94
Jumlah Murid 2005/ 2006/ 2006 2007 1.088 1.089
1
Mantrijeron
2
Kraton
2
2
28
30
76
76
1.044
1.019
3
Mergangsan
6
6
32
38
125
111
884
855
4
Umbulharjo
10
9
76
80
225
227
2.608
2.644
5
Kotagede
3
3
37
37
109
114
1.340
1.302
6
Gondokusuman
11
11
134
137
382
382
1.348
4.914
7
Danurejan
3
3
48
46
156
157
4.993
1.818
8
Pakualaman
1
1
12
12
30
32
1.745
397
9
Gondomanan
2
2
36
40
85
80
463
1.372
10 Ngampilan
2
2
29
25
60
63
1.423
1.056
11 Wirobrajan
2
2
29
29
78
76
1.017
1.030
12 Gedongtengen
3
3
39
42
106
105
1.122
1.464
13 Jetis
7
7
66
78
198
201
771
2.238
14 Tegalrejo
3
3
31
34
87
96
606
1.154
JUMLAH
59
58
627
662
1.808
1.814
22.676
22.352
Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
f.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Yogyakarta pada tahun 2005/2006 adalah 7 unit, dengan jumlah kelas 51, 15 kelas di MTs Negeri dan 36 kelas di MTs Swasta. Jumlah guru MTs sebanyak 180 orang terdiri dari 45 orang di MTs Negeri dan 135 orang di MTs Swasta. Adapun jumlah murid yang ada adalah 552 orang di MTs Negeri dan 1.292 orang di MTs Swasta.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 24
g. Sekolah Menengah Atas (SMA) Jumlah SMA di Kota Yogyakarta adalah 49 unit, 11 SMA negeri dan 38 SMA swasta, dengan jumlah kelas dan guru berturutturut 626 kelas, 209 kelas di SMA Negeri dan 417 kelas di SMA Swasta serta 1.829 orang guru, 593 orang guru di SMA Negeri dan 1.236 orang guru di SMA Swasta. Sedangkan total jumlah murid SMA adalah 20.021 orang, terdiri dari 7.874 orang di SMA Negeri dan 12.147 orang di SMA Swasta. Tabel 2.18 Jumlah SMU serta Jumlah kelas, Guru dan murid Se-Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 No
Kecamatan
Jumlah SMU 2005/ 2006/ 2006 2007 4 4
Jumlah Kelas 2005/ 2006/ 2006 2007 40 46
Jumlah Guru 2005/ 2006/ 2006 2007 138 133
Jumlah Murid 2005/ 2006/ 2006 2007 1.231 1.114
1
Mantrijeron
2
Kraton
1
1
3
8
15
15
42
43
3
Mergangsan
3
3
29
47
98
94
818
789
4
Umbulharjo
9
9
101
94
272
268
2.616
2.447
5
Kotagede
3
3
36
37
110
106
1.259
1.139
6
Gondokusuman
9
9
172
172
464
469
5.658
5.306
7
Danurejan
-
0
-
0
-
0
-
0
8
Pakualaman
-
0
-
0
-
0
-
0
9
Gondomanan
4
4
50
52
125
127
1.639
1.589
10 Ngampilan
1
1
8
8
32
31
262
250
11 Wirobrajan
5
5
72
73
194
186
2.365
2.293
12 Gedongtengen
2
2
6
9
30
30
98
64
13 Jetis
4
4
40
43
143
144
1.233
1.254
14 Tegalrejo
4
4
69
74
208
200
2.711
2.620
JUMLAH
49
48
626
663
1.829
1.803
19.932 18.908
Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
h. Madrasah Aliyah Di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 terdapat 6 sekolah Madrasah Aliyah, 2 Madrasah Aliyah Negeri dan 4 Madrasah Aliyah Swasta dengan jumlah kelas 68 unit, 39 kelas di Madrasah Aliyah Negeri dan 29 kelas di Madrasah Aliyah Swasta. Jumlah Guru yang ada adalah 284 orang, 130 orang guru di Madrasah Aliyah Negeri dan 154 orang guru di Madrasah Aliyah Swasta serta jumlah
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 25
murid 2.222 orang, 1.276 orang di Madrasah Aliyah Negeri dan 946 orang di Madrasah Aliyah Swasta. i.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah 30 buah SMK, 7 SMK Negeri dan 23 SMK Swasta dengan jumlah kelas 796 unit, 253 kelas di SMK Negeri dan 204 kelas di SMK Swasta. Total jumlah guru SMK adalah 1.520 orang, 796 orang guru di SMK Negeri dan 724 orang guru di SMK Swasta serta dengan jumlah murid sebanyak 14.017 orang, 8.343 orang di SMK Negeri dan 5.674 orang di SMK Swasta. Tabel 2.19 Jumlah SMK serta Jumlah kelas, Guru dan murid Se Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH
Jumlah SMK 2005/ 2006/ 2006 2007 3 3 1 1 6 4 7 7 4 4 1 1 1 1 1 1 5 4 1 4 30 30
Jumlah Kelas 2005/ 2006/ 2006 2007 20 20 6 9 32 32 159 136 59 44 8 9 3 5 15 15 162 116 3 8 447 394
Jumlah Guru 2005/ 2006/ 2006 2007 72 71 25 23 129 109 403 523 175 168 26 28 22 18 45 46 505 487 18 19 1.420 1.492
Jumlah Murid 2005/ 2006/ 2006 2007 524 451 135 116 720 744 4.828 5.213 1.517 1.608 186 156 33 22 541 562 5.478 5.496 55 61 14.017 14.429
Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
. j.
Perguruan Tinggi Jumlah Perguruan Tinggi di Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 sebanyak 50 PT swasta. Perguruan tinggi tersebut terdiri dari 6 universitas, 15 institut/sekolah tinggi dan 27 akademi. Jumlah dosen sebanyak 4.980 orang terdiri dari 1.623 orang dosen yayasan dan 300 orang dosen DPK. Jumlah mahasiswa yang terdaftar adalah sebanyak 42.629 orang mahasiswa.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 26
Tabel 2.20 Jumlah/Nama Perguruan Tinggi, Dosen, dan Mahasiswa Kota Yogyakarta Tahun 2005/2006
Nama Perguruan Tinggi UNIVERSITAS 1. Sarjana Wiyata Taman Siswa 2. Janabadra 3. Cokroaminoto 4. Widya Mataram 5. Kristen Duta Wacana 6. Ahmad Dahlan INSTITUT/ SEKOLAH TINGGI 1. INS Sain dan Teknologi AKPRIND 2. STIE Widya Wiwaha 3. STPMD 4. STIE IEU 5. STIE Mitra Indonesia 6. STISIPOL Kartika Bangsa 7. STIMIK EL Rahma 8. ST Bahasa Asing LIA 9. STIE Nusa Megar Kencana 10. ST Teknik Lingkungan 11. STMIK Pro Aktif 12. ST Psikologi Yogyakarta 13. STIMIK Pelita Nusantara 14. STIKES Surya Global 15. STIKES Aisiyah AKADEMI 1. Akuntansi YKPN 2. Bahasa Asing YIPK 3. Keuangan dan Perbankan YIPK 4. Kesejahteraan Sosial AKK 5. Pariwisata Buana Wisata 6. Teknik YKPN 7. Peternakan Brahma Putra 8. Sekretaris dan Manajemen Santa Maria 9. Perikanan Yogyakarta 10. Manajemen Putra Jaya 11. Pariwisata Yogyakarta 12. Kominikasi Indonesia YPK 13. Pariwisata Indra Prasta 14. MIK Wira Setya Mulya 15. Maritim Ganesha 16. Desaign Visi Yogyakarta 17. Manajemen Adninistrasi Yogyakarta
Jumlah Dosen Jumlah DPK Yayasan Mahasiswa 53 34 15 17 3 57
92 179 71 52 105 236
4.085 3.130 1.018 1.134 3.246 11.621
12 3 19 1
76 32 42 32 3 16 41 33 25 29 48 7 7 37 20
4.632 712 1.639 304 227 190 536 490 235 632 66 70 12 1.307 711
37 17 19 29 7 22 2 43 10 5 5 22 6 9 26 17 49
1.565 174 56 431 42 285 44 514 49 156 73 528 91 188 32 337 1.202
3 2 3 1 6
12 6 7 10 1 5 9 4 1 3 1 3
1
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 27
Nama Perguruan Tinggi 18. Politeknik LPP 19. Politeknik YDHI 20. Senirupa dan Design MSD 21. Komuniukasi Radya Binatama 22. Seni Rupa dan Design AKSERI 23. Ketata Laksanaan Pelayaran Niaga Bahtera 24. Manajemen Administrasi YPK 25. MI dan Komputer Yapindo 26. Akademi Bahasa Asing Yapindo 27. Politeknik Seni Yogyakarta JUMLAH = 49 Tahun 2004/2005
Jumlah Jumlah Dosen DPK Yayasan Mahasiswa 4 20 147 1 19 70 20 440 1 8 70 1 21 68 1 27 70 1 6 92 10 112 6 51 23 180 300 1.623 42.629 344 4.636 76.071
Sumber : Kopertis Wilayah V Yogyakarta
Dari gambaran tersebut di atas dapat diketahui bahwa di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 pada tingkat pendidikan pra sekolah sampai menengah sebagian besar diselenggarakan oleh pihak swasta. Sedangkan untuk pendidikan dasar lebih banyak diselenggarakan oleh pemerintah. 4. Ketenagakerjaan Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan utama dan jenis kelamin di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 tercatat 352.365 orang, terdiri dari 170.454 orang laki-laki (sebesar 48,37%) dan 181.911 perempuan (sebesar 51,63%). Dari jumlah yang tercatat tersebut terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama yaitu bekerja, mencari kerja, sekolah dan lainnya. Jumlah penduduk yang bekerja sejumlah 173.483 orang, terdiri dari 98.974 orang laki-laki (57,05%) dan 74.509 orang perempuan (42,95%). Sedangkan yang sedang mencari kerja sejumlah 13.144 orang, terdiri dari 7.513 orang laki-laki (57,16%) dan 5.631 orang perempuan (42,84%). Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang kegiatan utamanya sekolah berjumlah 91.247 orang, terdiri dari 47.456 orang laki-laki (52%) dan 43.791 orang perempuan (48%). Untuk kegiatan utama lainnya sejumlah 74.491 orang, terdiri dari 16.511 orang laki-laki (22,16%) dan 57.980 orang perempuan (77,84%).
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 28
Apabila
dilihat
dari
pertumbuhannya,
pada
tahun
2005
pertumbuhan penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan utama dan jenis kelamin adalah 9,33%. Penduduk menurut kegiatan utama bekerja mengalami pertumbuhan sebesar 9,71%, mencari kerja sebesar 9,72%, sekolah sebesar 9,49% dan lainnya sebesar 8,19%. Jumlah Angkatan Kerja di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sebanyak 233.662 orang dan pada tahun 2004 adalah sebanyak 261.275 orang. Pada tahun 2004 jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan sebesar 0,29% sedangkan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2,34%. Dari 10 lapangan usaha yang ada, jumlah yang paling banyak adalah penduduk yang bekerja di lapangan usaha jasa sejumlah 90.273 orang dengan proporsi sebesar 52,01% terhadap total. Di peringkat yang kedua adalah penduduk yang bekerja di lapangan usaha perdagangan sejumlah 48.280 orang (27,94%), sedangkan yang proporsinya paling kecil adalah penduduk yang bekerja di lapangan usaha perikanan hanya sejumlah 103 orang dengan proporsi sebesar 0,06%. Banyaknya pencari kerja di Kota Yogyakarta pada tahun 2004 adalah 18.964 orang dan pada tahun 2005 adalah sebanyak 26.864 orang atau mengalami kenaikan sebesar 41,65%. Jumlah pengangguran yang paling banyak pada tahun 2005 adalah penganggur dengan tingkat pendidikan
S1
yaitu
sebanyak
15.315
orang
meskipun
apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 24,04%. Terbanyak di posisi kedua adalah pengangguran dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 8.226 orang. Dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 38,40%. 5. Kesejahteraan Sosial Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator
yang
digunakan
untuk
menilai
tingkat
kesejahteraan
masyarakat. IPM mengukur kesejahteraan masyarakat melalui tiga indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf penduduk dewasa dan paritas daya beli. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta, IPM Kota Yogyakarta pada tahun 1999 sebesar 73,4,
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 29
tahun 2002 meningkat menjadi sebesar 75,3 dan tahun 2005 meningkat kembali menjadi sebesar 77,7. Pada tahun 1995 mulai diperkenalkan Indeks Pembangunan Gender (IPG) untuk melengkapi IPM. IPG mengukur pencapaian dalam dimensi-dimensi yang sama dengan menggunakan indikator-indikator yang sama seperti IPM tapi menangkap ketidaksetaraan dalam pencapaian antara perempuan dan laki-laki. Semakin besar kesenjangan gender dalam pembangunan manusia dasar, semakin rendah IPG secara relatif terhadap IPM. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta, IPG pada tahun 1999 sebesar 69,4, tahun 2002 berkurang menjadi sebesar 68,8 dan tahun 2005 meningkat menjadi sebesar 70,4. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dinilai mengunakan jumlah penduduk miskin. Pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin di Kota Yogyakarta sebanyak 67.226 jiwa, sedangkan pada tahun 2004 adalah sebanyak 70.667 jiwa atau mengalami penurunan sebesar 4,87%. Pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Kota Yogyakarta sebesar 86.055 jiwa atau 25.855 KK. Apabila dilihat dari tingkat kesejahteraan pada tahun 2005 Keluarga
Sejahtera
I
dan
Keluarga
Sejahtera
III
yang
paling
mendominasi di Kota Yogyakarta yaitu masing-masing sebesar 30.060 KK (34,71%) dan 28.580 KK (33%). Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III Plus dan Pra Sejahtera adalah sebesar 16.156 KK (18,65%), 6.356 KK (7,34%) dan 5.456 KK (6,30%). Tabel 2.21 Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2005 per Kecamatan Di Kota Yogyakarta Hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
KEC.
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan
Keluarga Pra Sejahtera Alasan Ekonomi
432 122 309 637 297 191 148 36 40
Bukan Alasan Ekonomi
200 65 92 239 81 74 131 52 56
Keluarga Sejahtera I Alasan Ekonomi
Bukan Alasan Ekonomi
940 830 1.189 1.720 1.501 1.434 682 285 837
1.164 814 1.167 1.979 598 1.371 1.096 560 635
KS II
1.687 1.065 1.484 2.211 1.933 1.121 810 250 722
KS III
2.719 1.679 2.102 5.549 1.879 3.707 1.350 896 798
KS III +
644 320 569 1.303 475 482 228 189 411
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
JUMLAH
7.786 4.895 6.912 13.638 6.764 8.380 4.445 2.268 3.499
| 30
Hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera No
Keluarga Pra Sejahtera
KEC.
10. 11. 12. 13. 14.
Alasan Ekonomi
Bukan Alasan Ekonomi
Ngampilan 123 54 Wirobrajan 342 190 Gedongtengen 334 267 Jetis 189 17 Tegalrejo 503 235 Jumlah 3.703 1.753 Sumber : BKKBC Kota Yogyakarta
Keluarga Sejahtera I Alasan Ekonomi
Bukan Alasan Ekonomi
318 1.348 711 1.485 1.232 14.512
928 748 1.061 1.417 2.010 15.548
KS II
KS III
KS III +
779 1.063 1.114 734 1.185 16.156
1.353 1.632 939 2.101 1.876 28.580
453 251 217 262 552 6.356
JUMLAH
4.008 5.574 4.643 6.205 7.591 86.608
Banyaknya anak yatim piatu di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 yang terlayani dalam panti adalah 456 orang, turun sebesar 24,59% dibandingkan Tahun 2004 yang mencapai 619 orang. Dari jumlah tersebut yang masih menjalani pendidikan di Sekolah Dasar berjumlah 128 orang, SLTP 152 orang, SLTA 115 orang dan lainnya sejumlah 51 orang. Tabel 2.22 Banyaknya Anak Yatim Piatu dalam Panti menurut Jenis Pendidikan yang Dilayani di Kota Yogyakarta Tahun 2003-2005 Tahun 2003 2004 2005
Tidak Sekolah 31 10
SD
SLTP
SLTA
Lainnya
Jumlah
Pertumbuhan (%)
227 158 128
238 129 152
271 245 115
52 56 51
788 619 456
56,04 -21,57 -24,59
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
Pada tahun 2005 banyaknya orang telantar yang mendapat bantuan mencapai 500 orang atau meningkat sebesar 27,55% jika dibandingkan tahun 2004 yang hanya 392 orang. Sedangkan anak jalanan di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah 330 orang tidak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Total banyaknya orang telantar yang mendapat bantuan dan banyaknya anak jalanan di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah 830 orang atau mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan tahun 2004.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 31
Tabel 2.23 Banyaknya Orang Telantar yang Mendapat Bantuan dan Banyaknya Anak Jalanan di Kota Yogyakarta Tahun 2003-2005 Tahun 2003 2004 2005
Orang Terlantar 327 392 500
Anak Jalanan 213 330 330
Jumlah 540 722 830
Pertumbuhan (%) 13,68 33,70 14,95
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta
Banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial pada tahun 2005 adalah sebanyak 45.441 orang sedangkan pada tahun 2004 sebanyak 37.925 orang. Untuk periode 2001 sampai 2005 pertumbuhan tahunannya adalah sebesar -0,57%. Secara umum penyandang masalah kesejahteraan pertumbuhan
sosial
selama
tahunannya
kurun
menurun.
waktu Akan
2001 tetapi
sampai ada
2005
beberapa
penyandang masalah sosial yang nilai pertumbuhan tahunannya positif yaitu anak terlantar (0,22%), anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau perlakuan salah (1,81%), anak jalanan (0,41%), lanjut usia yang menjadi korban tindak kekerasan atau perlakuan salah (4,79%), penyandang cacat fisik (0,33%), penyandang cacat bekas penderita penyakit kronis (2,22%) dan pengemis (0,32%). 6. Agama Komposisi penduduk menurut agama yang dianut di Kota Yogyakarta pada Tahun 2006 adalah Islam sebanyak 411.186 orang, Katholik 64.399 orang, Kristen 42.456 orang, Hindu 2.021 orang, Budha 2.912 orang dan lainnya sebanyak 208 orang. Mayoritas penduduk Kota Yogyakarta beragama Islam dengan proporsi sebesar 78,59%, diposisi kedua Agama Katholik sebesar 12,30%, dan diposisi terakhir adalah lainnya sebesar 0,03%. Pada Tahun 2006 jumlah tempat peribadatan di Kota Yogyakarta adalah sebanyak 912 buah, terdiri dari Masjid sebanyak 418 buah, Mushola 442 buah, Gereja Katholik 7 buah, Gereja Kristen 40 buah dan Wihara sebanyak 5 buah. Proporsi yang terbesar adalah musola sebesar 48,46 % dan yang terkecil adalah Wihara sebesar 0,54%.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 32
Tabel 2.24 Jumlah Sarana Ibadah Tahun 2005 dan 2006 di Setiap Kecamatan Kota Yogyakarta No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH
Masjid 2005 33 19 32 83 39 46 20 8 18 15 26 18 29 32 418
2006 33 19 32 83 39 48 19 8 18 15 26 17 29 32 418
Mushola/ langgar 2005 2006 27 27 14 14 20 20 88 86 47 47 43 43 21 21 14 14 51 51 28 28 22 22 10 9 34 29 31 31 450 442
Gereja Kristen Gereja Katolik 2005 1 2 4 2 5 1 1 4 2 2 3 7 4 38
2006 1 2 4 2 6 1 1 4 2 2 3 7 5 40
2005 1 1 2 1 1 1 7
2006 1 1
2
1
1 1 7
Wihara 2005 1 1 1 1 1 5
2006
1 1
1 1 1
5
Sumber Data : Kantor Departemen Agama Kota Yogyakarta
7. Pariwisata Pariwisata sebagai sektor andalan di Kota Yogyakarta senantiasa untuk dikembangkan serta ditingkatkan keberadaannya. Dampak krisis ekonomi berpengaruh pada banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota
Yogyakarta.
Adanya
rasa
khawatir
atas
keamanan
untuk
berkunjung ke Indonesia yang juga berimbas pada Kota Yogyakarta berpengaruh besar terhadap berkurangnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta terutama jumlah wisatawan asing. Jumlah wisatawan domestik pada tahun 2006 sekitar 654.502 orang, menurun sebesar 54,61% jika dibandingkan dengan tahun 2005 yang
sebesar
1.442.045
orang.
Sedangkan
wisatawan
asing
menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun 2006 sebanyak 60.708 orang, tahun 2005 sebanyak 157.955 orang (turun 61,56%).
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 33
Tabel 2.25 Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Tahun 2005 dan 2006 Nama Obyek Tahun 2005 Tahun 2006 Wisata WISNUS WISMAN TOTAL WISNUS WISMAN 1 Kraton Yogyakarta 323.753 58.826 382.579 49.628 19.963 (termasuk didalamnya Museum HB IX) 2 Taman Sari 33.662 16.283 49.945 33.031 9.514 3 Kebun Raya & 557.027 5.683 562.710 199.156 2.011 Kebun Binatang Gembira Loka 4 Istana Negara 8.728 56 8.784 7.041 0 Gedung Agung 5 Museum 5.577 33 5.610 5.652 41 Dharmawiratama 6 Museum Kereta 21.471 138 21.609 9.949 113 7 Museum Sasana 2.172 1 2.173 1.071 804 Wiratama 8 Museum 12.839 3.524 16.363 13.702 3.005 Sonobudoyo 9 Museum Beteng 77.697 462 78.159 454.624 505 Vredeburg 10 Museum 680 87 767 683 12 Pakualaman 11 Museum 1.906 7 1.913 521 4 Perjuangan 12 Museum Biologi 9.794 36 9.830 5.305 0 13 Museum Sasmita 8.104 12 8.116 7.637 5 Loka 14 Museum 7.346 1 7.347 4.662 0 Dewantara Kirti Griya 15 Museum Pagelaran 211.644 5.044 216.688 99.724 9.893 Siti Hinggil 16 Kebun Plasma 1.112 16 1.128 1.777 55 Nuftah Pisang 17 Purawisata 121.125 64.185 185.310 86.920 13.396 18 Museum Batik dan 682 662 1.344 337 288 Sulaman 19 Wayang Kulit 1.334 2.643 3.977 0 1.172 Sonobudoyo 20 Ndalem 67 385 452 5 28 Pujokusuman 21 Wayang Kulit 2.833 436 3.269 0 0 Sasana Hinggil 22 Taman Pintar 0 0 0 47.441 0 23 Makam 32.521 51 35.972 35.291 103 Panembahan Senopati Kotagede 1.442.045 157.955 1.600.000 654.502 60.708 JUMLAH Sumber Data : Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya Kota Yogyakarta
NO
TOTAL 69.591
42.545 201.167
7.041 5.693 10.062 1.875 16.707 46.129 695 525 5.305 7.642 4.662
109.617
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
1.832 99.686 625 1.172 33 0 47.441 35.394
715.210
| 34
Hotel/penginapan
merupakan
salah
satu
prasarana
yang
mendukung perkembangan pariwisata. Pada tahun 2005 jumlah hotel/penginapan
di
Kota
Yogyakarta
adalah
sebanyak
330
hotel/penginapan yang terdiri dari 21 hotel Bintang dan 309 hotel Non Bintang. Jumlah
hotel/penginapan
yang
paling
banyak
terdapat
di
Kecamatan Gedongtengen yaitu sebanyak 129 buah terdiri dari 6 buah hotel Bintang dan 123 buah hotel non Bintang. Berada di urutan yang kedua adalah Kecamatan Mergangsan sebanyak 51 hotel/penginapan terdiri dari 3 hotel Bintang dan 48 buah hotel non Bintang. Tabel 2.26 Jumlah Hotel dan Restoran Tahun 2005 dan 2006 di Kota Yogyakarta NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KECAMATAN MANTRIJERON KRATON MERGANGSAN UMBULHARJO KOTAGEDE GONDOKUSUMAN DANUREJAN PAKUALAMAN GONDOMANAN NGAMPILAN WIROBRAJAN GEDONGTENGEN JETIS TEGALREJO JUMLAH
BINTANG 2005 2006 1 1 0 0 3 3 0 0 0 0 3 3 4 4 0 0 1 1 0 0 0 0 6 6 3 3 0 0 21 21
HOTEL NON BINTANG 2005 2006 31 31 0 0 48 49 29 30 5 6 14 16 17 17 9 9 5 6 5 5 11 11 123 121 7 9 5 5 309 315
RUMAH MAKAN 2005 2006 23 25 11 13 43 45 73 60 8 8 9 98 24 27 19 16 38 39 15 15 19 18 28 31 37 39 14 16 361 450
Sumber Data : Kantor Pelayanan Pajak Daerah Kota Yogyakarta
Rata-rata lamanya tamu menginap pada tahun 2006 untuk hotel berbintang 1,66 malam dan hotel non bintang 1,10 Apabila dibandingkan dengan tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 35,76% untuk hotel berbintang dan untuk hotel nonbintang turun sebesar 19,71%, dan secara keseluruhan rata-rata tamu menginap mengalami penurunan sebesar 27,73%.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 35
Tabel 2.27 Rata-Rata/Lama Menginap Wisatawan Nusantara (N), Wisatawan Mancanegara (MN) di Hotel Kota Yogyakarta Tahun 2005-2006 (Malam) Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Rerata 2005 2004
Hotel Berbintang N MN Rerata 2,16 2,21 2,19 3,35 2,47 2,41 2,06 2,23 2,15 1,92 2,07 2,00 1,84 1,98 1,91 1,51 2,39 1,95 1,05 1,68 1,37 1,77 1,26 1,52 1,05 1,29 1,17 0,97 1,34 1,16 1,12 1,01 1,07 1,04 1,15 1,15 1,75 1,76 1,66 1,68 4,09 2,88 2,05 5,15 3,82
Hotel Non Bintang N MN Rerata 1,95 1,05 1,50 1,81 1,46 1,64 1,29 1,13 1,21 1,18 1,15 1,17 1,23 1,16 1,20 0,57 0,53 0,55 0,88 0,56 0,72 1,38 0,83 1,11 1,14 1,21 1,18 0,94 0,62 0,78 1,50 0,71 1,05 1,14 1,21 1,18 1,24 0,97 1,10 0,91 1,94 1,42 1,36 2,89 2,12
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Yogyakrta
Produktivitas suatu hotel dapat diukur dari tingkat penghunian kamar. Faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat hunian kamar hotel adalah banyaknya kunjungan wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik yang menginap di hotel. Semakin banyak wisatawan yang datang diharapkan jumlah tamu yang menginap di hotel meningkat pula. Pada tahun 2006 tingkat penghunian kamar hotel di Kota Yogyakarta secara keseluruhan mencapai 30,31% yang berarti bahwa rata-rata dari seluruh kamar yang dipakai setiap malam mencapai 30,31%. Dibandingkan tahun 2005 secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 29,27%. 8. Budaya Sebagai sarana informasi dan hiburan, kesenian pentas dan museum di Kota Yogyakarta baik jumlah pengunjung maupun jumlah uang yang masuk dari tahun 2001-2005 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 jumlah pengunjung kesenian pentas sebesar 1.077.142 orang turun sebesar 14,93% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2004 pengunjung kesenian pentas sebesar 1.266.303 orang sedangkan pada tahun 2003 mencapai 1.173.056 orang.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 36
Jumlah uang masuk pada tahun 2005 juga mengalami penurunan sebesar 9,46% dengan nilai Rp. 3.901.357.000,-, sedangkan pada tahun 2004 nilainya mencapai Rp. 4.309.359.000,-. Berbeda dengan pengunjung kesenian pentas, pengunjung museum pada tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 20% yaitu sebanyak 1.173.056 orang, sedangkan pada tahun 2004 hanya sebanyak 981.329 orang. Jumlah uang masuk museum juga mengalami peningkatan sebesar 27% yaitu Rp. 3.967.704.000,-. 9. Kelompok Kesenian Di Kota Yogyakarta Organisasi kesenian yang terdapat di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 terdiri dari 18 jenis kelompok kesenian, dengan total 184 kelompok kesenian. Kelompok kesenian tersebut meliputi Karawitan 82 kelompok, Tari Tradisional 5 kelompok, Tari Kontemporer 4 kelompok, Tari Jatilan 2 kelompok, Wayang Orang 2 kelompok, Mocopat 28 kelompok, Ketoprak 3 kelompok, Shalawatan 9 kelompok, Sandiwara 1 kelompok, Orkes 7 kelompok, Band 5 kelompok, Teater 10 kelompok, Orkes Melayu 6 Kelompok, Paduan Suara 2 kelompok, Thek-thek 1 kelompok, Kolintang 2 kelompok, Gejok Lesung 4 kelompok dan Campursari 11 kelompok.
D. PRASARANA DAN SARANA DAERAH 1. Prasarana dan Sarana Ekonomi a. Sarana Perdagangan Sarana perdagangan, berupa pasar pada tahun 2006 sebanyak 30 pasar yang menempati lahan seluas 114.162 m2 dengan 13.897 pedagang. Dari keseluruhan pasar yang ada, sekitar 30% pasar sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai sedangkan 70% nya merupakan pasar tradisional dengan sarana prasarana yang masih terbatas.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 37
Tabel 2.28 Jumlah Pasar, Alamat dan Luas Pasar Kota Yogyakarta Tahun 2006 Nama Pasar 1. 2. 3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
UPT BERINGHARJO BARAT : 1. Pasar Beringharjo Barat UPT BERINGHARJO TIMUR : 1. Pasar Beringharjo Timur UPT KRANGGAN : 1. Pasar Kranggan 2. Pasar Pingit 3. Pasar Karangwaru 4. Pasar Kembang UPT GIWANGAN : 1. Pasar Giwangan UPT SENTUL 1. Pasar Sentul 2. Pasar Lempuyangan 3. Pasar Sawo 4. Pasar Ledok Gondomanan 5. Pasar Pace/Semaki UPT NGASEM 1. Pasar Ngasem 2. Pasar Ngadikusuman 3. Pasar Gading 4. Pasar Pujokusuman 5. Pasar Prawirotaman 6. Pasar Ciptomulyo 7. Pasar Karangkajen UPT SERANGAN 1. Pasar Serangan 2. Pasar pathuk 3. Pasar Legi 4. Pasar Senen 5. Pasar Suryobrantan UPT KOTAGEDE 1. Pasar Kotagede 2. Pasar Gedongkuning 3. Pasar Tunjungsari UPT REKSONEGARAN 1. Pasar Demangan 2. Pasar Terban 3. Pasar Gendeng 4. Pasar Sanggrahan JUMLAH
Alamat
Luas Bangunan(M2)
Jl. Pabringan No. 1 Yk Jl. Pabringan No. 1 Yk
55.442,98
Jl. P. Diponegoro No. 20 Jl. Kyai Mojo Jl. Magelang Jl. Pasar Kembang
6.673,00 2.864,00 793,50 1.086,00
Jl. Imogiri No.212
6.505,45
Jl. Sultan Agung Jl. Hayam Wuruk Prawirodirjan Jl. Lobaningratan-Prawirotaman Jl. Kusumanegara
2.723,00 2.521,00 165,00 78,00 70,00
Jl. Polowijo No. 11 Suryoputran Jl. Mayjen Panjaitan Dalem Pujokusuman keparakan Jl. Parngtritis No. 103 Jl. Sisingamangaraj Jl. Ssisingamangaraja
6.136,00 63,00 1.140,00 352,00 2.007,00 1.815,00 1.875,00
Jl. RE Martadinata Jl. Bayangkara Jl. Bugisan Jl. Kampung Pathuk RT 33 Jl. KHA Dahlan
1.953,00 2.083,00 1.716,00 874,00 147,00
Jl. Mondorakan No. 172 Jl. Kusumanegara Jl. Menteri Supeno No. 46
4.158,00 585,00 204,00
Jl. Gejayan No. 23 Jl. C. Simanjuntak Jl. Tridarma Jl. Mawar
4.224,29 5.463,00 220,00 222,00 114.162,22
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 38
Tabel 2.29 Jumlah Pedagang Perkomponen Pasar Kota Yogyakarta Tahun 2006 Nama Pasar 1. 2. 3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
Kios
UPT BERINGHARJO BARAT : 1. Pasar Beringharjo Barat UPT BERINGHARJO TIMUR : 1. Pasar Beringharjo Timur UPT KRANGGAN : 1. Pasar Kranggan 2. Pasar Pingit 3. Pasar Karangwaru 4. Pasar Kembang UPT GIWANGAN : 1. Pasar Giwangan UPT SENTUL 1. Pasar Sentul 2. Pasar Lempuyangan 3. Pasar Sawo 4. Pasar Ledok Gondomanan 5. Pasar Pace/Semaki UPT NGASEM 1. Pasar Ngasem 2. Pasar Ngadikusuman 3. Pasar Gading 4. Pasar Pujokusuman 5. Pasar Prawirotaman 6. Pasar Ciptomulyo 7. Pasar Karangkajen UPT SERANGAN 1. Pasar Serangan 2. Pasar pathuk 3. Pasar Legi 4. Pasar Senen 5. Pasar Suryobrantan UPT KOTAGEDE 1. Pasar Kotagede 2. Pasar Gedongkuning 3. Pasar Tunjungsari UPT REKSONEGARAN 1. Pasar Demangan 2. Pasar Terban 3. Pasar Gendeng 4. Pasar Sanggrahan JUMLAH
Komponen Luar Dlm Los los
Luar Pasar
Jumlah
2.455
2.455
2.986
2.986
89 13
574 143 86
173 37 49
337 14
76 73
527
23 23
376 321
600 227 54 41
45
78 37 24
273 123 56 420 26 37
6 1
1.173 193 149 76
78 28
671 398 41 48 37
47
422 28 123 107 507 27 37
22
487 212 434 440 28
51 81
32 19 28
224 163 173 156 28
209 30 180 157
42
279 83
111
10
533 38 2
965 121 12
57
558 132
172 24
516
10.410
1.953
37 12 102 26 1.018
767 225 102 26 13.897
53 127
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta
b. Koperasi Jumlah koperasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 ada 511 koperasi dengan 58.945 anggota. Rasio jumlah anggota koperasi
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 39
dengan jumlah rumah tangga di Kota Yogyakarta mencapai 39%. Pada tahun 2005 volume usaha koperasi mencapai 102.302 juta, turun 4,6% dari tahun sebelumnya dengan sisa hasil usaha mencapai Rp. 5.047 juta. Tabel 2.30 Jumlah Koperasi, Anggota, Modal, Volume Usaha dan SHU Kota Yogyakarta Tahun 2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jenis Koperasi
Jumlah Koperasi 1 16 5 21
Jumlah Modal Sendiri Anggota (Rp. Juta) 1.532 224,83 100 549,51 46 176,45 1.290 3.425,04
KUD Kop. Jasa Kop. Peternak Kop. Industri /Kerajinan Kop. Simpan 20 5.036 1.638,80 Pinjam Kop. TNI Polri 11 4.659 3.875,08 Kop. Wanita 19 2.023 294,44 Kop. KPN /PKPN 106 16.891 16.234,89 Kop. MHS/ 12 661 10,71 Pemuda/Pramuka Kop. Angkutan 7 354 1.572,11 Kop. Veteran 21 860 119,45 /Pensiunan Kop. Kar Swasta 137 11.151 12.826,96 Kop. Serba Usaha 126 6.941 963,08 Kop. Pasar/ Kaki 5 6.898 693,38 Lima Kop. Lainnya 4 503 13,44 Jumlah 511 58.945 42.618,23 Tahun 2004 450 54.019 136.372,43 Tahun 2003 520 50.799 43.313,61 Sumber : BPS/Perindagkop Kota Yogyakarta
Modal Luar Volume Usaha Sisa Hasil Usaha (Rp. Juta) (Rp. Juta) (Rp. Juta) 224,83 230,15 4,16 557,78 123,28 557,78 1,86 2.999,17 10.372,17 223,43 1.226,24
11.186,19
318,93
501,87 218,27 2.118,15 31,89
15.264,14 556,75 20.836,50 76,23
340,03 40,96 1.393,88 10,14
1.450,13 78,59
1.095,56 399,00
351,11 26,39
8.757,95 1.005,06 1.046,37
37.358,77 2.090,36 1.665,45
1.988,37 141,26 64,73
30,152 19.688,72 22.119,07 15.875,18
55,34 102.302,22 107.294,77 64.538,50
19,41 5.047,99 5.118,78 3.891,35
2. Prasarana dan Sarana Transportasi dan Perhubungan Sarana Jalan dan Transportasi Sarana jalan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 terdiri dari jalan Negara 18,132 Km, jalan propinsi 3,733 Km serta jalan kota 224,859 Km. Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2005 mencapai 246,724 Km dengan rincian 246,724 Km jalan yang sudah diaspal dan 0,605 Km jalan yang masih kerikil. Kondisi jalan secara umum dapat dikatakan layak untuk dilalui 20,6%, kondisi baik 45,01%, kondisi sedang dan kondisi rusak 34,33%.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 40
Tabel 2.31 Panjang Jalan Menurut jenis Permukaan dan Status Jalan JENIS PERMUKAAN JALAN
STATUS JALAN JALAN NEGARA
JALAN PROPINSI 2004 2005 3.733 3.733 -
2004 2005 a. Diaspal 18.132 18.132 b. Perkerasan (conblok, kerikil,cor beton) c. Tanah d. Tidak dirinci JUMLAH 18.132 18.132 3.733 3.733 Sumber Data : Dinas Prasarana Kota Kota Yogyakarta
JALAN JALAN KAB/KOTA LINGKUNGAN 2004 2005 2004 2005 224.254 217.368 92.300 92.926 605 22.869 133.871 138.427
9.895 224.859 240.237 236.066
5.339 236.439
Tabel 2.32 Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan STATUS JALAN KONDISI JALAN a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat JUMLAH
JALAN NEGARA 2004 14.610 3.522 18.132
2005 14.610 3.522 18.132
JALAN PROPINSI 2004
2005
2.788 945 3.733
3.733 3.733
JALAN KAB/KOTA 2004 46.328 101.343 77.188 224.859
2005 104.674 102.829 32.734 240.237
JALAN LINGKUNGAN 2004 2005 62.000 62.983,80 190.214 193.165.40 8.021 9.004,80 260.235 265.154,00
Sumber Data : Dinas Prasarana Kota Kota Yogyakarta
Pada tahun 2005 jumlah sarana angkutan baik umum maupun pribadi di Kota Yogyakarta adalah 260.496 unit, terdiri dari 213.690 unit sepeda motor, 31.432 unit Sedan dan Station Wagon, 2.885 unit bus dimana sejumlah 591 unit merupakan bus angkutan perkotaan, dan 12.489 unit truk. Sepeda motor merupakan sarana umum yang paling dominan di Kota Yogyakarta mencapai 82,03%; sedan & station wagon diposisi yang kedua yaitu sebesar 12,07%; sedangkan bus berada diposisi terakhir yaitu sebesar 1,11%. Pertumbuhan sarana transportasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 secara berturut-turut adalah sepeda motor 9,36%; sedan & station wagon 1,35%; bus 67,93% dan truk 1,88% atau secara keseluruhan mengalami pertumbuhan sebesar 8,36%.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 41
Angkutan kereta api yang ada di Kota Yogyakarta meliputi angkutan untuk penumpang dan barang, yang terdiri dari dua stasiun yaitu stasiun Tugu yang khusus diperuntukkan bagi pemberangkatan penumpang kereta bisnis dan eksekutif, serta stasiun Lempuyangan yang diperuntukkan bagi pemberangkatan penumpang kereta ekonomi serta barang. 3. Prasarana dan Sarana Energi Sarana Jaringan Listrik Jumlah pelanggan listrik PLN di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 tercatat 94.210 pelanggan. Berdasar data dari PLN Distribusi Jawa Tengah Cabang Yogyakarta, jumlah pelanggan tercatat 148.336 pelanggan. Namun jumlah tersebut termasuk pelanggan dari Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Mayoritas pelanggan adalah rumah tangga yaitu sebesar 88,73% dengan jumlah pemakaian 250.258.526 KWh atau 47,67% dari total pemakaian. 4. Prasarana dan Sarana Telekomunikasi dan Informasi Telekomunikasi Satuan sambungan telepon dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan baik satuan sambungan telepon rumah, telepon umum dan warung telkom. Dengan dibukanya satuan sambungan telepon Flexi semakin
memberi
kesempatan
bagi
pengguna
telepon
untuk
mendapatkan fasilitas yang mudah dan murah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna telepon Flexi yang sampai bulan Oktober 2004 mencapai 46.327. Jumlah warung telekomunikasi (wartel) dan Kamar Bicara Umum (KBU) di wilayah Kota Yogyakarta pada akhir tahun 2005 ada sebanyak 5.935 buah , yang terbagi ke dalam tiga wilayah stasiun telepon otomat. Di wilayah stasiun telepon otomat Kotabaru terdapat 3.767 buah, Pugeran 1.639 buah, dan Kentungan 529 buah. Sedangkan jumlah telepon umum yang ada di wilayah stasiun otomat tersebut mencapai 1.290 sambungan.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 42
Lalu lintas surat pos dan giro selama kurun waktu 2005 mencapai 9.613 ribu surat yang dikirim melalui kantor pos yang ada di wilayah Kota Yogyakarta. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah surat yang dikirim turun sebesar 46,58%. Sarana komunikasi radio merupakan sarana komunikasi elektronik massal yang sampai saat ini masih banyak digemari masyarakat. Jumlah stasiun radio swasta di wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2005 mencapai 13 stasiun bertambah 2 stasiun radio dibandingkan tahun sebelumnya. Stasiun-stasiun tersebut tersebar di wilayah kecamatan Kota Yogyakarta dengan Kecamatan Pakualaman yang menjadi konsentrasi stasiun radio swasta. 5. Prasarana dan Sarana Air Bersih Sarana Jaringan Air Bersih Berdasarkan data dari PDAM Tirtamarta, produksi air minum pada tahun 2006 mencapai 17.743.191 m3 atau turun 4,79% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 18.635.137 m3. Volume air yang disalurkan 16.232.106 m3 atau 91,48% dari total produksi. Jumlah pelanggan pada tahun 2006 tercatat 34.750 pelanggan. Jika dikaitkan dengan pelayanan pada penduduk Kota Yogyakarta, angka tersebut baru mencapai 39,85%. Sebagian besar pelanggan adalah kelompok non niaga yang terdiri dari rumah tangga dan instansi pemerintah. Kelompok pelanggan non niaga berjumlah 32.387 pelanggan atau 95,53% dari total pelanggan, dengan rincian 31.299 pelanggan rumah tangga dan 1.088 instansi pemerintah. Selama kurun waktu lima tahun terakhir produksi air minum dan air yang dijual di Kota Yogyakarta mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004 jumlah produksi air minum sebanyak 17.535.644 m3 dan yang terjual adalah sebanyak 10.973.780 m3. Pada tahun 2005 produksi air minum mengalami kenaikan sebesar 1,02% yaitu sebanyak 18.635.137 m3, untuk air yang terjual mengalami penurunan sebesar 1,03%. 6. Prasarana dan Sarana Kesehatan Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepasa masyarakat. Pada tahun 2005 jumlah sarana pelayanan kesehatan di
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 43
Kota Yogyakarta berjumlah 2.282 sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari 711 buah sarana pelayanan kesehatan milik Pemerintah/TNI dan 1.571 buah sarana pelayanan kesehatan milik swasta. Sarana pelayanan kesehatan tersebut terdiri dari Rumah Sakit Umum sebanyak 8 buah, Rumah Sakit Jiwa sebanyak 1 buah, Rumah Sakit Khusus Bersalin sebanyak 2 buah, Rumah Sakit Khusus Lainnya sebanyak 7 buah, Puskesmas sebanyak 18 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 12 buah, Puskesmas Keliling sebanyak 18 buah, Posyandu sebanyak 613 buah, Polindes sebanyak 45 buah, Rumah Bersalin sebanyak 13 buah, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) sebanyak 5 buah, Balai Pengobatan/Klinik sebanyak 27 buah, Apotek sebanyak 101 buah, Toko Obat sebanyak 42 buah, Gudang Farmasi Kesehatan (GFK) sebanyak 1 buah, Penjual Besar Farmasi (PBF) sebanyak 25 buah, Laboratorium Kesehatan sebanyak 8 buah, Industri Kecil Obat Tradisional sebanyak 21 buah, Praktek Dokter Bersama sebanyak 5 buah, Praktek Dokter Perseorangan sebanyak 1.169 buah (terdiri dari Dokter Umum 551 buah, Dokter Gigi 144 buah dan Dokter Spesialis 474 buah), Bidan Praktek Swasta 67 buah dan Penyalur Alat Kesehatan sebanyak 25 buah. 7. Prasarana dan Sarana Irigasi Jumlah sarana irigasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 sebanyak 17 buah berupa bendung tetap dan hanya terdapat di empat kecamatan
yaitu
Kecamatan
Mantrijeron
1
buah,
Kecamatan
Mergangsan 2 buah, Kecamatan Umbulharjo 10 buah dan Kecamatan Tegalrejo 4 buah. Bangunan saluran pembawa terdiri dari 46 buah terdapat di Kecamatan Mantrijeron 14 buah dan Kecamatan Mergangsan 32 buah. Sedangkan untuk bangunan saluran pembuang terdapat sebanyak 21 buah di Kecamatan Mantrijeron 1 buah, Kecamatan Mergangsan 14 buah, Kecamatan Umbulharjo 1 buah dan di Kecamatan Tegalrejo 5 buah.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 44
8. Sarana Kebersihan Kota Di Kota Yogyakarta sarana kebersihan terdiri dari fasilitas pengangkutan (truk, gerobag dorong, gerobag motor, kontainer, TPS, dan depo dan transito). Jumlah Transfer Depo di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 adalah sebanyak 13 buah, kontainer sebanyak 66 buah, Gerobag sebanyak 658 buah, Landasan Kontainer sebanyak 15 buah, Bak Sampah (TPS) sebanyak 50 buah dan Bak Sampah (TPSS) m3 sebanyak 112 buah. Tabel 2.33 Sarana Kebersihan Kota Di Kota Yogyakarta Tahun 2004 -2005 No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Danurejan Gondokusuman Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah
Transfer Depo 2004 2005 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 12 13
Kontainer 2004 2005 7 8 7 8 5 6 3 4 4 5 3 4 8 10 2 2 3 3 3 4 1 2 5 5 3 3 2 2 56 66
Gerobag 2004 2005 56 56 54 54 52 52 66 71 41 41 45 30 52 57 37 37 34 34 38 38 43 43 53 53 50 50 35 42 656 658
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta
Tabel 2.34 Data Landasan Container dan Bak Sampah (TPS) Kota Yogyakarta Tahun 2005 No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan
Landasan Kontainer 2 2 4 2
Bak Sampah (TPS) 1 4 5 10 16
Bak Sampah (TPSS) m3 17 7 11 12 18 9
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 45
No
Kecamatan
8 9 10 11 12 13 14
Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah
Landasan Kontainer 1 1 1 2 15
Bak Sampah (TPS) 4 1 2 5 2 50
Bak Sampah (TPSS) m3 4 8 2 10 3 11 112
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta
9. Sarana Air Limbah Hampir semua kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta memiliki jaringan air limbah. Hanya dua kecamatan yang belum memiliki jaringan air limbah yaitu Kecamatan Kotagede dan Kecamatan Wirobrajan. Kecamatan Mergangsan merupakan kecamatan yang jaringan air limbahnya paling besar yaitu 30.366,43 meter. Diperingkat yang kedua adalah Kecamatan Kraton 26.212,70 meter dan diperingkat yang ketiga adalah Kecamatan Jetis 20.619 meter. Tabel 2.35 Data Jaringan Air Limbah Kota Yogyakarta Tahun 2005 dan 2006 No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah
2005 (Meter) 14.199,85 26.212,70 30.366,43 10.684,55 10.709,16 10.048,25 10.121,47 20.050,50 9.360,97 13.737,06 20.879,00 4.048,00 180.584,94
2006 (Meter) 14.366,85 26.212,70 30.366,43 10.684,55 10.709,16 10.048,25 10.121,47 20.050,50 9.360,97 13.737,06 20.879,00 4.048,00 180.584,94
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Kota Yk
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 46
Tabel 2.36 Daftar Saluran Air Hujan Di Kota Yogyakarta No
Saluran Air Hujan
1 2 3
Saluran Air Hujan Terbuka Saluran air Hujan Tertutup Duiker/ Gorong-gorong
Panjang (M) 2004 2005 90.745 90.790 138.645 140.725 3.827 3.837
Sumber Data :Dinas Kimpraswil Kota Kota Yogyakarta
10. Sarana Permukiman Jumlah dan kondisi rumah penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2006 sebagai berikut : Tabel. 2.37 Jumlah dan Kondisi Rumah Penduduk Tahun 2006 Kec. TR JT GT NG PA DN GK WB MJ KT GM MG UH KG Jumlah
Batu / Permanen 6.424 4.049 2.695 2.803 1.552 3.130 6.440 3.223 5.438 3.068 1.887 4.271 12.427 4.840 62.247
RUMAH PENDUDUK Semi Kayu Permanen Papan 1.235 485 1.092 355 1.330 413 376 441 1.318 440 893 2.473 719 1.298 68 386 10 801 81 1.334 326 226 13.616 2.484
Bambu / Lainnya 91
415 288
399 25 49 385 97 1.749
Sumber : Monografi Kecamatan Kota Yogyakarta
E. PEMERINTAHAN UMUM 1. Pemerintahan Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 tercatat sebanyak 9.475 orang, yang terdiri dari 88,38 % pegawai pemerintah daerah dan 11,62% pegawai pemerintah pusat. Sedangkan menurut tingkat pendidikan, Pegawai Negeri Sipil lulusan S2 sebanyak 125 orang, lulusan S1 sebanyak 3.214
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 47
orang, D3/Akademi sebanyak 1.022 orang, SMA/SMK sebesar 4.284 orang, lulusan SLTP sebanyak 479 orang dan SD sebanyak 351 orang. Proporsi terbesar adalah PNS lulusan SMA/SMK sebesar 45,21%, kedua adalah PNS lulusan S1 sebesar 33,92%, ketiga adalah PNS lulusan D3/Akademi sebesar 10,79%. Sedangkan proporsi yang terkecil adalah PNS lulusan S2 hanya sebesar 1,32%. 2. Ketertiban Masyarakat Ketertiban masyarakat merupakan upaya menciptakan stabilitas Kota Yogyakarta dalam mewujudkan terpeliharanya keadaan yang aman dan tertib dalam kehidupan masyarakat. Pada tahun 2005 jenis pelanggaran/tindak kejahatan yang terjadi sebanyak 515 kasus terdiri dari pelanggaran terhadap mata uang 3 kasus, memalsu meterai/surat 3 kasus, kesusilaan 2 kasus, perjudian 15 kasus, penculikan 2 kasus, pembunuhan 3 kasus, penganiayaan 53 kasus, pencurian 62 kasus, perampokan 31 kasus, memeras/mengancam 6 kasus, penggelapan 47 kasus, penipuan 95 kasus, merusak barang 9 kasus, narkotika 51 kasus, narkoba 92 kasus dan psikotropika 41 kasus. Dari sekian jenis pelanggaran yang ada, pencurian merupakan jenis pelanggaran yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 31,13%, di posisi kedua dan ketiga secara berturut-turut yaitu lain-lain (17,88%) dan narkotika (13,69%). Sedangkan jenis pelanggaran yang paling jarang terjadi adalah penculikan hanya sebesar 0,44%. Tabel 2.38 Jenis Pelanggaran/Kejahatan di Kota Yogyakarta Tahun 2004-2006 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Pelanggaran Terhadap Ketertiban Pembakaran Mata Uang Memalsu Meterai/Surat Kesusilaan Perjudian Penculikan Pembunuhan Penganiayaan Pencurian Perampokan
2004 3 3 2 15 2 3 53 62 31
2005 1 32 4 1 6 9 60 16
2006 1 93 5
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 48
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Jenis Pelanggaran Memeras/Mengancam Penggelapan Penipuan Merusak Barang Penadahan Narkotika Narkoba Psikotropika Korupsi Lain-lain Jumlah
2004 6 47 95 9 51 92 41 515
2005 12 27 30 6 56 101 1 22 384
2006 1 8 108
Sumber : BPS Kota Yogyakarta
3. Hukum Pembangunan Hukum yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai di bidang
hukum secara umum masih dirasakan bahwa
penegakan supremasi hukum berdasarkan nilai-nilai kebenaran
dan
keadilan serta menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia belum sepenuhnya terwujud. Pada tahun 2005 total jumlah perkara yang masuk kejaksaan negeri Kota Yogyakarta adalah sebanyak 386 buah, terdiri dari 210 buah perkara biasa, 11 buah perkara korupsi, 54 buah perkara subversi, 51 buah perkara narkotika dan lainnya 60 buah. Jenis perkara yang masuk kejaksaan negeri pada tahun 2005 lebih sedikit apabila dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 454 buah perkara atau mengalami penurunan sebesar 14,98%. Secara umum jenis perkara yang masuk kejaksaan mengalami penurunan, untuk jenis perkara biasa mengalami penurunan 18,92%, narkotika mengalami penurunan 34,62 dan lainnya mengalami penurunan 46,43. Jenis perkara korupsi mengalami hal yang sebaliknya yaitu mengalami pertumbuhan sebesar 2,85%. 4. Politik Di Kota Yogyakarta terdapat 24 partai politik. Total jumlah pemilih pada pemilu legislatif tahun 2004 adalah sebanyak 318.826 orang, dengan jumlah TPS sebanyak 1.144 buah yang terdiri dari 1.122 buah TPS dan 22 buah TPS khusus. Pada pemilu Pilpres Tahap I Jumlah pemilih adalah sebanyak 317.148 orang, dengan jumlah TPS sebanyak 1.144 buah terdiri dari 1.125 TPS dan 19 buah TPS khusus. Sedangkan
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 49
pada pemilu Pilpres II jumlah pemilih sebanyak 314.728 orang dengan jumlah TPS 1.144 buah. Tabel 2.39 Susunan DPRD Kota Yogyakarta Periode 2004 – 2009 Komisi/Bidang Tugas Pimpinan DPRD A. Pemerintahan B. Perekonomian C. Pembangunan D. Kesra JUMLAH
F PDI-P 1 2 3 2 3 11
Fraksi-Fraksi F PAN F KS F PG 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 9 5 5
F DP 1 1 2 1 5
Jumlah Total 3 7 9 8 8 35
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Yogyakarta (data sebelum perubahan tatib DPRD)
F. KONDISI YANG DIHARAPKAN Berdasarkan kondisi umum tersebut di atas, maka dalam lima tahun mendatang kondisi yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk dan peningkatan kebutuhan tempat hunian, dalam waktu 5 tahun ke depan di Kota Yogyakarta akan membutuhkan tempat tinggal dan hunian serta lingkungan yang lebih sehat. Kebutuhan pembangunan rumah susun dan penyediaan rumah yang layak huni direncanakan akan ditingkatkan. 2. Jumlah penduduk Kota Yogyakarta tahun 2006 adalah sebesar 523.191 orang, terdiri dari 268.780 laki-laki (51,37%) dan 254.411 perempuan (48,63%). Prediksi jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2011 adalah sebesar 532.649 orang dengan tingkat pertumbuhan diperkirakan kurang dari 1% per tahun. 3. Diperkirakan angka kepadatan penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2007 sebesar 16.289 orang per km2, dengan tingkat pertumbuhan penduduk kurang dari 1% per tahun, diperkirakan kepadatan penduduk pada tahun 2011 adalah sebesar 16.389 orang per km2. 4. Melalui berbagai program dan kegiatan serta peningkatan pertumbuhan ekonomi diprediksikan penduduk miskin pada tahun 2011 sebesar 50.602 orang atau 9,5% dari jumlah penduduk.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 50
5. Dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, penambahan investasi dan penyederhanaan regulasi, jumlah pengangguran pada tahun 2011 menjadi sebesar 26.100 orang atau 4,9% dari jumlah penduduk. 6. Pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun kedepan akan berada pada kisaran angka 4% sampai 6%, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 5,63%. 7. Dengan asumsi laju inflasi dalam 5 tahun ke depan rata-rata sebesar 8% dan pertumbuhan PDRB per kapita sebesar 3% per tahun, maka PDRB per kapita menggunakan harga konstan tahun 2000 pada tahun 2011 diperkirakan sebesar Rp 12 juta. 8. Meskipun
setiap
tahun
ada
penambahan
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial yang baru, pada 2011 kondisi penyandang masalah sosial
akan
berkurang
rata-rata
10%.
Kelompok
difabel
akan
ditingkatkan kualitas hidupnya sehingga mampu memberdayakan dirinya untuk menjadi bagian dari pembangunan. Kekerasan dalam rumah tangga, khususnya pada anak dan perempuan diharapkan dalam lima tahun
mendatang
berkurang.
Kuantitas
kader
potensi
sumber
kesejahteraan sosial pada tahun 2011 diharapkan meningkat sebesar 10% dan kualitasnya meningkat sehingga dapat berfungsi lebih maksimal. 9. Peningkatan
kualitas
kehidupan
keagamaan
dalam
lima
tahun
mendatang diharapkan meningkat yang ditunjukkan dengan semakin dijunjungnya meningkatnya
nilai-nilai
religius
toleransi
antara
dalam umat
kehidupan beragama
sehari-hari,
dan
semakin
berkurangngya penyakit masyarakat (PEKAT). 10. Kebutuhan tenaga kerja terdidik pada tingkatan menengah akan semakin meningkat, sehingga diharapkan jumlah siswa dan sekolah menengah
kejuruan
akan
mengalami
peningkatan
sehingga
perbandingan antara siswa SMK dengan siswa SMA menjadi 70 berbanding 30. 11. Tingkat kelulusan riil pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK semakin meningkat mendekati 100% dan kualitas kelulusan semakin meningkat seiring dengan penuntasan wajib belajar 12 tahun yang didukung dengan peningkatan sarana prasarana, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini di tingkat RW.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 51
12. Menindaklanjuti Undang-undang Guru dan Dosen, maka pada tahun 2011 direncanakan sekurang-kurangnya 90% dari seluruh guru yang ada sudah memenuhi kualifikasi dan memiliki sertifikat untuk mengajar. 13. Derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat untuk kurun lima tahun kedepan sehingga pada tahun 2010 Yogyakarta Kota Sehat sudah tercapai sesuai dengan indikator Indonesia Sehat. 14. Pada tahun 2011 Indeks layanan pelanggan terhadap pelayanan puskesmas meningkat dari 70 menjadi 85 dan RSUD meningkat dari 70 menjadi 80. 15. Melalui peningkatan pendidikan, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta peningkatan pendapatan perkapita, diharapkan pada tahun 2011 peringkat IPM Kota Yogyakarta menjadi nomor satu untuk kategori kota di Indonesia. Kondisi tersebut diikuti dengan meningkatnya kualitas hidup, peranan dan kesejahteraan perempuan yang ditandai adanya peningkatan IPG, sehingga masuk dalam tiga besar untuk kategori kota di Indonesia. 16. Tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta dalam 5 tahun ke depan diharapkan mengalami peningkatan, sehingga pada tahun 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung 2.500.000 orang dan sekurangkurangnya 15% wisatawan mancanegara. Diharapkan pada tahun 2011 lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta meningkat menjadi 2,5 hari. Untuk mencapai target tersebut dilaksanakan dengan inovasi baru, intensifikasi dan diversifikasi obyek dan daya tarik wisata. 17. Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan, teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. 18. Beberapa aset daerah yang sudah dibangun untuk mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan antara lain rumah potong hewan, pasar ikan higienis dan Bursa Agro Jogja direncanakan pada akhir tahun 2007 sudah dapat dioperasionalkan. 19. Revitalisasi
pasar
yang
mencakup
kebersihan,
kualitas
sarana
prasarana, keamanan dan ketertiban sehingga dalam lima tahun ke depan pasar yang ada dapat melayani lebih profesional.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 52
20. Perencanaan Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta pada tahun 2011 diharapkan mencapai 100% dari seluruh kawasan di Kota Yogyakarta. Panjang jalan dalam kondisi baik pada tahun 2011 direncanakan sebesar 130.234 m (54%). Jumlah titik genangan beberapa saat setelah hujan deras yang ada pada tahun 2011 direncanakan tinggal 46 titik. Kondisi rumah di Kota Yogyakarta pada tahun 2011 yang layak huni mencapai 80% dari seluruh rumah yang ada. Penerangan Jalan Umum untuk jalan kampung dan lingkungan berjumlah 36.000 titik atau 100% kampung sudah memperoleh penerangan jalan umum. 21. Pada tahun 2011 pengelolaan sampah oleh Kelompok Rumah Tangga secara
mandiri
dengan
penerapan
metode
3
M
(Mengurangi,
Memanfaatkan Kembali dan Mendaur Ulang) melalui pemilahan sampah ditargetkan dari 3 kelompok menjadi sekurang-kurangnya 45 kelompok, sehingga volume sampah yang dibuang dapat dikurangi sebesar 15% dan diharapkan terjadi peningkatan efisiensi pengelolaan sampah serta meningkatkan umur pakai TPA Piyungan. 22. Pada tahun 2011 pembuangan limbah yang dilayani melalui sambungan rumah (SR) mengalami peningkatan dari 10.000 SR menjadi 13.000 SR yang didukung dengan pembangunan jaringan primer dan sekunder bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi DIY dan Pusat. Bagi penduduk yang belum terjangkau sambungan rumah akan dilayani melalui IPAL Komunal atau membuat IPAL rumah tangga yang memenuhi persyaratan teknis. 23. Sampai dengan tahun 2011 seluruh rumah tangga dapat menjangkau pelayanan air bersih baik melalui sistem perpipaan maupun non perpipaan. Pelayanan air bersih melalui perpipaan direncanakan melayani 50% dari total kebutuhan air bersih penduduk dicapai dengan peningkatan kualitas air bersih dan peningkatan jumlah pemakai air bersih, sedangkan sisanya sebesar 50% menggunakan fasilitas non perpipaan baik melalui sumur perorangan maupun sumber lainnya 30% serta sumur komunal 20%. 24. Dalam peningkatan pelayanan transportasi khususnya angkutan umum masal yang tertib, aman, tepat waktu dan mengutamakan keselamatan penumpang dilakukan kerjasama dengan Propinsi DIY dan swasta. Pada tahun 2011 diperkirakan jumlah bus patas sekurang-kurangnya 54 unit
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 53
dan bus perkotaan non patas dikurangi secara bertahap menjadi kurang dari 483 unit, sehingga load factor yang saat ini sebesar 27% direncanakan meningkat menjadi 70%, 25. Bekerjasama dengan swasta maka pada tahun 2011 kapasitas fasilitas parkir di luar badan jalan (off-street) untuk umum meningkat 200% dalam rangka mengurangi parkir di badan jalan (on-street) yang bisa menjadi sumber kemacetan lalu lintas. 26. Sampai dengan tahun 2011 pemasangan Alat Pengatur Isyarat Lalu Lintas (APILL) dengan sumber tenaga matahari menggantikan APILL dengan sumber tenaga listrik/PLN di 13 lokasi yang disertai dengan pemasangan counter down di 60 simpang. 27. Peningkatan
kelancaran
lalulintas
dipersimpangan
jalan
melalui
normalisasi simpang, pelebaran jalan dan pembangunan jalan layang akan dilaksanakan secara bertahap. 28. Bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi DIY dalam menyusun peraturan daerah sebagai dasar pengujian emisi gas kendaraan bermotor
pribadi,
maka
diperkirakan
adanya
penurunan
angka
pencemaran udara dari emisi gas buang kendaraan bermotor hingga 30%. 29. Melaksanakan revitalisasi kawasan Malioboro dengan prioritas di Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani serta penataan dan pembangunan sub kawasan Stasiun Tugu melalui kerjasama dengan Propinsi DIY, Kraton Yogyakarta dan PT Kereta Api (Persero). 30. Program pembebasan tanah untuk kepentingan publik akan ditingkatkan, sehingga pada tahun 2011 di 45 Kelurahan telah memiliki minimal satu kapling tanah didukung oleh meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kebersihan dan penghijauan di wilayah. 31. Meminimalkan
resiko
yang
ditimbulkan
oleh
bencana
melalui
pengembangan manajemen bencana yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 32. Mulai tahun 2009 semua jenis perizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Yogyakarta dilayani dalam satu instansi disertai peraturan yang mendukung.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 54
33. Pelayanan publik yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang, sehingga pelayanan publik semakin tepat waktu, lengkap dan mudah diakses oleh masyarakat. 34. Peningkatan aspek kualifikasi teknis, aspek motivasi dan aspek koordinasi dalam menunjang peningkatan birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa didukung dengan peningkatan kesejahteraan, sehingga diharapkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan sumber daya yang dimiliki dapat berkategori mampu dan profesional. 35. Meningkatkan pendukung
sarana dalam
prasarana
upaya
pemerintahan
mengoptimalkan
beserta
fasilitas
pelayanan
kepada
masyarakat sehingga diharapkan pada tahun 2011 sarana prasarana sesuai dengan standar kelayakan. 36. Meningkatkan produk legislasi daerah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pelayanan publik, sehingga tingkat kepatuhan hukum dapat diwujudkan dengan menurunkan tingkat pelanggaran Perda dari tahun 2007 sampai dengan 2011 masing-masing sebesar 5% per tahun dari pelanggaran Perda.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 55
BAB III VISI, MISI DAN SASARAN PEMBANGUNAN
A. VISI Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025, Visi Kota Yogyakarta adalah :
Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 2005–2025 ini diharapkan akan mewujudkan, keinginan dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan
tetap
mengacu
pada
pencapaian
tujuan
nasional
seperti
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Visi Pembangunan Kota Yogyakarta tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam rangka menjadikan "Kota Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan". Adapun yang dimaksud dengan "Kota Pendidikan Berkualitas" adalah : 1. Penyelenggaraan pendidikan di Kota Yogyakarta harus memiliki standar kualitas yang tinggi dan terkemuka di Asia Tenggara; 2. Memiliki keunggulan kompetitif dalam penguasaan, pemanfaatan dan pengembangan ilmu dan teknologi; 3. Mampu
menciptakan
inteligensia
(Intelligensia
keseimbangan
antara
kecerdasan
Quotient),
emosional
(Emotional
Quotient) dan spiritual (Spiritual Quotient); 4. Dikembangkan dengan dukungan sistem kebijakan pendidikan yang unggul; 5. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai; 6. Menciptakan atmosfer pendidikan yang kondusif.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 56
"Pariwisata Berbasis Budaya" adalah : 1. Kegiatan pariwisata di Kota Yogyakarta dikembangkan dengan dasar dan berpusat pada budaya Jawa yang selaras dengan sejarah dan budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, kearifan lokal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa; 2. Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan kerjasama wisata dengan pihak lain; 3. Menjadikan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara; 4. Peningkatan
kegiatan
pariwisata
dilaksanakan
dengan
menciptakan inovasi-inovasi yang tetap berlandaskan pada wisata budaya, wisata bangunan bersejarah, wisata pendidikan, wisata konvensi dan wisata belanja; 5. Mempertahankan
dan
mengembangkan
norma-norma
religius/agama di dalam kehidupan masyarakat. "Pusat Pelayanan Jasa" adalah : 1. Kota Yogyakarta sebagai pusat pelayanan jasa yang meliputi jasa penunjang
pendidikan
dan
pariwisata,
perdagangan,
pemerintahan, keuangan, kesehatan, transportasi dan komunikasi harus dibangun lebih maju dan mampu mandiri; 2. Memberikan kontribusi dan dominasi yang lebih besar dari daerah lain di wilayah Jawa bagian Selatan; 3. Peningkatan
kegiatan
pelayanan
jasa
dilakukan
dengan
memperkuat perekonomian kota pada sektor andalan menuju keunggulan kompetitif; 4. Membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan, dengan tetap mempertahankan dan mengembangkan industri kecil dan menengah. "Berwawasan Lingkungan" adalah : 1. Upaya sadar, terencana dan berkelanjutan; 2. Memadukan lingkungan alam dengan lingkungan nilai-nilai religius, sosial, budaya dan kearifan lokal ke dalam proses pembangunan; 3. Menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 57
B. MISI PEMBANGUNAN Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Yogyakarta tersebut ditempuh melalui 9 (sembilan) misi pembangunan sebagai berikut: 1. Mempertahankan
predikat
Kota
Yogyakarta
sebagai
Kota
Pendidikan yaitu dengan mengupayakan partisipasi seluruh komponen masyarakat, pemerintah daerah dan swasta agar penyelenggaraan pendidikan di Kota Yogyakarta mempunyai standar kualitas yang tinggi dan terkemuka di Asia Tenggara, mempunyai keunggulan kompetitif yang berdaya saing tinggi, kompetensi tinggi, menekan berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak citra pendidikan Kota Yogyakarta; menciptakan sistem dan kebijakan pendidikan yang unggul; membantu penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. 2. Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, Kota Budaya dan Kota Perjuangan yaitu dengan meningkatkan objek dan daya tarik wisata; menampilkan landmark (tetenger/ciri monumental) dan budaya khas Kota Yogyakarta serta nilai-nilai luhur budaya bangsa; mengembangkan jaringan kerjasama wisata dengan berbagai pihak; membangun sarana dan prasarana wisata yang memadai; menciptakan kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan dunia pariwisata kota; meningkatkan kesadaran dan partisipasi seluruh masyarakat kota dalam pengembangan pariwisata; melakukan promosi dan pemasaran wisata yang efektif, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara. 3. Mewujudkan daya saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa melalui peningkatan pertumbuhan pembangunan ekonomi daerah dengan memperkuat perekonomian kota berbasis keunggulan
masing-masing
sektor
andalan
menuju
keunggulan
kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan khususnya dalam pelayanan jasa yang meliputi jasa penunjang pendidikan dan pariwisata, perdagangan, pemerintahan, keuangan,
kesehatan,
transportasi
dan
komunikasi;
mengurangi
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 58
kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada ekonomi rakyat, kelompok dan wilayah yang masih lemah, menanggulangi kemiskinan secara drastis, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat kota terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi, dan kesempatan yang sama dalam berusaha serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender; mengedepankan pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing, sehingga dapat menjadi pusat pelayanan jasa di wilayah Jawa bagian Selatan. 4. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan dengan memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan keberlanjutan keberadaan dan kegunaan SDA dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan daya tampung, kenyamanan dalam kehidupan di masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang
serasi;
pemanfaatan
ekonomi
SDA
dan
lingkungan
yang
berkesinambungan; pengelolaan SDA dan lingkungan hidup untuk mendukung kenyamanan
kualitas
kehidupan,
kehidupan;
dan
memberikan
pemeliharaan
keindahan dan
dan
pemanfaatan
keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. 5. Mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang bermoral, beretika, beradab dan berbudaya melalui peningkatan integritas setiap pribadi masyarakat kota, memperkuat jati diri dan karakter masyarakat kota yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; patuh dan taat aturan hukum; memelihara kerukunan serta toleransi masyarakat dan antar umat beragama; mengembangkan semangat kekeluargaan; menegakkan norma-norma sosial, kesopanan, kesusilaan dan norma-norma agama; melaksanakan interaksi antar budaya; mengembangkan kehidupan sosial kemasyarakatan; menerapkan nilai-nilai luhur Kota Yogyakarta; dan memiliki kebanggaan sebagai masyarakat Kota Yogyakarta dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral dan etika pembangunan kota.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 59
6. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, demokratis dan berlandaskan hukum dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran
masyarakat
sipil;
meningkatkan
kualitas
pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan dan kebebasan media komunikasi untuk kepentingan masyarakat kota; melakukan pembenahan struktur kelembagaan dan meningkatkan budaya tertib hukum; tidak diskriminatif, berkeadilan gender dan memihak pada rakyat kecil. 7. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai melalui penciptaan kondisi yang kondusif, pemeliharaan dan penjaminan situasi yang aman, tertib, nyaman dan damai dengan memanfaatkan semua komponen masyarakat, pemerintah dan aparat penengak hukum sehingga mampu melindungi dan mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun stabilitas keamanan dan penciptaan ketertiban kota; 8. Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas melalui pembangunan infrastruktur yang maju dengan meningkatkan penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan iptek; peningkatan daya dukung kapasitas kota dengan pengembangan dan pemanfaatan asetaset daerah, sarana dan prasarana kota serta fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat; 9. Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang memadai; penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang baik; kebijakan dan sistem kesehatan masyarakat kota yang mantap; penyediaan SDM pelayanan kesehatan yang berkualitas; dan mempunyai kompetensi yang tinggi serta didukung oleh partisipasi masyarakat.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 60
C. SASARAN PEMBANGUNAN Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005 – 2025, dalam upaya menuju tercapainya visi jangka panjang 20 tahun dimaksud, maka ditetapkan sasaran pembangunan Tahun 2007 – 2011 pada bidang pendidikan, pariwisata dan pelayanan jasa sebagai berikut : 1. Pendidikan, sebagai Kota Pendidikan berkualitas dengan dukungan SDM unggul. 2. Pariwisata, sebagai Kota Pariwisata berbasis budaya dengan dukungan keragaman objek dan daya tarik wisata. 3. Pelayanan Jasa, sebagai Kota Pelayanan Jasa dengan dukungan peran serta masyarakat. Sasaran pembangunan tersebut dalam RPJMD Tahun 2007 – 2011 dijabarkan
dalam
tematik
pembangunan,
kebijakan
dan
program
pembangunan serta rencana aksi daerah yang diuraikan pada bab selanjutnya.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 61
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
A. KEBIJAKAN UMUM Berdasarkan visi, misi dan sasaran pembangunan dalam Bab III, maka dirumuskan kebijakan umum, yang meliputi : 1. Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan berkualitas melalui peningkatan standar kualitas lulusan, kompetensi SDM, serta peningkatan dan pemerataan sarana prasarana pendidikan. 2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Yogyakarta melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang memadai, penyediaan SDM pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mempunyai kompetensi yang tinggi serta didukung oleh partisipasi masyarakat dalam rangka menciptakan kualitas kehidupan dan kesehatan lingkungan yang lebih baik. 3. Mewujudkan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
diselaraskan
dengan program Pemerintah dan Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yang mempunyai delapan tujuan, yaitu (1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; (2) mencapai pendidikan dasar untuk semua; (3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan angka kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (7) memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan (8) membangun kemitraan global untuk pembangunan. 4. Mewujudkan keunggulan daya saing Kota Yogyakarta dalam bidang pelayanan jasa melalui pengembangan basis pertumbuhan ekonomi daerah yang terpadu antara sistem produksi dan distribusi yang berpihak pada kepentingan ekonomi rakyat dengan basis potensi kewilayahan. 5. Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata berbasis budaya dengan keragaman obyek dan daya tarik wisata.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 62
6. Mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai tempat tinggal yang nyaman untuk belajar, berwisata, dan berusaha dalam suasana religius yang tinggi serta lingkungan yang bersih dan nyaman. 7. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman dan tertib dalam rangka mendukung
pendidikan,
daya
tarik
pariwisata
dan
mendorong
tumbuhnya pusat pelayanan jasa. 8. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. 9. Mewujudkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sebagai tuntutan dan sekaligus hak bagi setiap warga.
B. KEBIJAKAN KHUSUS Kebijakan khusus diarahkan untuk memulihkan Kota Yogyakarta pasca bencana gempa bumi, yang meliputi : 1.
Melaksanakan pemetaan dampak permasalahan yang timbul akibat terjadinya bencana untuk memperoleh database yang rinci dan akurat pada seluruh bidang pembangunan.
2.
Menyusun anggaran dengan skala prioritas yang terinci untuk merehabilitasi dan memulihkan seluruh bidang pembangunan secara efektif sesuai hasil pemetaan permasalahan dan skala prioritas kebutuhan masyarakat.
3.
Memulihkan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, ekonomi, pariwisata dan fasilitas umum. Bencana alam gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006 menunjukan
bahwa Kota Yogyakarta merupakan wilayah bencana gempa bumi. Upaya untuk meminimalkan dampak terjadinya gempa bumi melalui mitigasi bencana gempa bumi perlu dilakukan. Aspek penting dalam mitigasi dampak bencana antara lain perangkat lunak atau aturan hukum, pendidikan masyarakat baik preventif maupun kuratif dan sistem serta prosedur penanganan bencana.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 63
C. STRATEGI PEMBANGUNAN Dengan mengacu pada tahap-tahap yang jelas selama 5 tahun pembangunan kota menuju tercapainya visi antara Kota Yogyakarta 20072011 maka perlu ditetapkan strategi pembangunan daerah dalam bentuk Tematik Pembangunan selama 5 tahun periode pembangunan jangka menengah 2007-2011 adalah sebagai berikut : 1.
Tahun
2007
Rehabilitasi
dan
rekonstruksi
sarana
prasarana
permukiman, perkotaan, pelayanaan publik dan pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat. 2.
Tahun 2008 Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata berbasis budaya dengan keragaman atraksi dan daya tarik wisata.
3.
Tahun 2009 Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas dengan dukungan SDM yang profesional.
4.
Tahun 2010 Kota Yogyakarta sebagai kota yang sehat dan nyaman huni dengan pengelolaan fasilitas pelayanan publik yang memadai.
5.
Tahun 2011 Kota Yogyakarta sebagai sebagai kota yang tertata rapi dengan tingkat polusi rendah yang didukung dengan pelayanan yang optimal. Pada tahun 2007 tematik pembangunan Kota Yogyakarta adalah
"Rehabilitasi
dan
rekonstruksi
sarana
prasarana
permukiman,
perkotaan, pelayanaan publik dan pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat".
Tahapan
pelaksanaan
rehabilitasi
dan
rekonstruksi
dilaksanakan melalui pemetaan dampak permasalahan yang timbul akibat terjadinya bencana untuk memperoleh database yang rinci dan akurat pada seluruh bidang pembangunan. Pemetaan dimaksudkan untuk meminimalkan sekecil mungkin dampak yang ditimbulkan oleh bencana, khususnya bencana gempa bumi. Dengan pemetaan diharapkan dapat diketahui program/kegiatan yang sudah dilaksanakan, yang perlu ditingkatkan dan yang
belum
dilaksanakan.
Berdasarkan
hasil
pemetaan
kemudian
dilaksanakan pemulihkan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, ekonomi, pariwisata dan fasilitas umum yang didukung dengan anggaran dengan skala prioritas yang terinci untuk merehabilitasi dan memulihkan seluruh bidang pembangunan.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 64
Pada tahun 2008 Tematik Pembangunan Kota Yogyakarta adalah "Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata berbasis budaya dengan keragaman atraksi dan daya tarik wisata". Makna "Pariwisata Berbasis Budaya" adalah kegiatan pariwisata di Kota Yogyakarta dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada dan berpusat pada budaya Jawa yang selaras dengan sejarah dan budaya Kraton
Ngayogyakarta
Hadiningrat
serta
menyempurnakan
dan
meningkatkan jaringan kerjasama wisata dengan pihak dan daerah lain. Peningkatan kegiatan pariwisata dilaksanakan dengan
menciptakan
terobosan baru yang tetap berlandaskan pada wisata budaya, wisata bangunan bersejarah, wisata pendidikan dan wisata belanja, dengan tetap mempertahankan dan mengembangkan norma-norma religius/agama di dalam kehidupan masyarakat. Makna "Keragaman Atraksi dan Daya Tarik Wisata" adalah bahwa pengembangan pariwisata di Kota Yogyakarta yang didasarkan pada budaya perlu didukung dengan keragaman atraksi dan daya tarik wisata. Keragaman tersebut antara lain wisata belanja, wisata konvensi, wisata minat khusus, dan wisata pendidikan. Keragaman atraksi dan daya tarik wisata mengandung makna pula tuntutan untuk selalu kreatif dan kompetitif dari seluruh pelaku wisata untuk selalu mengembangkan potensi dan menangkap peluang pasar yang kadang-kadang dinamis. Pada tahun 2009 tematik pembangunan Kota Yogyakarta adalah "Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas dengan dukungan SDM yang profesional". Adapun yang dimaksud dengan "Kota Pendidikan Berkualitas" adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan di Kota Yogyakarta harus memiliki standar kualitas yang tinggi, keunggulan kompetitif dalam ilmu dan teknologi yang berdaya saing tinggi, menciptakan keseimbangan antara kecerdasan intelegensia (IQ), emosional (EQ) dan spiritual (SQ), sistem kebijakan pendidikan yang unggul serta penyediaan sarana prasarana pendidikan yang memadai. Makna lain dari pendidikan yang berkualitas juga ditunjukkan pada sistem pendidikannya, yaitu sejak input, proses dan output juga memiliki kualitas. Hal ini menyangkut sejak tahapan terendah dalam proses
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 65
pendidikan di sekolah sampai jenjang pendidikan tinggi sistem pendidikan memiliki kualitas yang lebih baik, termasuk tentunya pendidikan yang ada di masyarakat dan keluarga. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka kualitas sumber daya manusia memiliki peran penting. Sedemikian pentingya peran sumber daya manusia, maka untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas perlu "didukung SDM yang profesional" baik melalui peningkatan kemampuan guru dalam mengajar maupun peningkatan jenjang pendidikannya. Pada tahun 2010 tematik pembangunan Kota Yogyakarta adalah "Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota yang sehat dan nyaman huni dengan pengelolaan fasilitas pelayanan publik yang memadai". Makna "Kota Sehat" adalah kota yang bersih, aman, nyaman dan sehat bagi warganya melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial dan budaya secara optimal, sehingga dapat mendukung peningkatan produktivitas dan perekonomian masyarakat. Dalam mewujudkan kota yang sehat harus mampu memenuhi tatanan sebagai kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum yang memadai, kawasan tertib sarana lalu lintas dan pelayanan transportasi, kawasan perkantoran sehat, kawasan pariwisata sehat, ketahanan pangan dan gizi masyarakat, kehidupan masyarakat sehat yang mandiri dan kehidupan sosial yang sehat. Makna "Kota yang Nyaman Huni" adalah kota yang memberikan kenikmatan dan rasa aman sebagai tempat hunian dan meningkatnya kebersihan dan kesehatan lingkungan perumahan serta tersedianya sarana dan prasarana kebersihan lingkungan dan penyediaan pusat pelayanan kesehatan yang sesuai standar cakupan layanan. Dalam meningkatkan kesehatan lingkungan perlu adanya penambahan ruang terbuka hijau serta taman kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Dalam mewujudkan kota nyaman huni harus memenuhi kota yang aman sebagai tempat hunian, kebersihan dan kesehatan lingkungan sesuai standar yang ditetapkan, ketersediaan ruang terbuka hijau dan taman kota sebagai paru-paru kota.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 66
Pada tahun 2011 tematik pembangunan Kota Yogyakarta adalah "Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota yang tertata rapi dengan tingkat polusi rendah yang didukung dengan pelayanan yang optimal". Makna pertama dari tematik ini adalah dalam menjaga dan meningkatkan daya tarik wisata perlu menampilkan ciri khas budaya dengan didukung penampilan wajah dan citra kota yang menarik, antara lain dengan penataan dan peningkatan kebersihan di semua sektor, penataan PK5 dan lingkungan permukiman perkotaan serta penataan hijau kota yang sesuai dengan perda tata ruang. Disamping itu tingkat ketersediaan dan aksesibilitas sarana dan prasarana publik yang mantap di semua sektor perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, antara lain dengan penyediaan ruang publik yang cukup nyaman dan indah sebagai tempat rekreasi keluarga, serta adanya aturan dan tindakan yang tegas dalam hal emisi gas buang dari kendaraan, penurunan tingkat pencemaran dari industri serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan PJU yang sesuai dengan kebutuhan. Makna kedua dari kota yang tertata rapi dan tingkat polusi rendah adalah terciptanya kota yang nyaman bagi penghuni melalui optimalisasi fungsi pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Didukung dengan adanya penataan, rehabilitasi dan optimalisasi ruang publik serta pengurangan dan penanggulangan pencemaran udara melalui perbaikan sistem transportasi, menetapkan regulasi yang mengatur gas buang kendaraan, penataan taman kota, tempat rekreasi dan ruang publik serta peningkatan penyediaan dan layanan air bersih serta sanitasi perkotaan. Untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang tertata rapi perlu tersedianya sistem transportasi yang memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan dan pejalan kaki, kemudahan aksesibilitas sarana dan prasarana publik, ketersediaan aturan yang jelas dan tegas dalam hal gas buang kendaraan dan pencemaran dari industri.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 67
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
A. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal berimplikasi pada bertambahnya kewenangan daerah. Untuk melaksanakan kewenangan tersebut diperlukan pendanaan yang mencukupi. Sesuai dengan hakekat otonomi, secara bertahap Daerah dituntut untuk mengupayakan kemandirian fiskal. Salah satu indikator kemandirian daerah otonom adalah kemampuan untuk membiayai diri sendiri, sehingga otonomi tidak hanya berarti memiliki wilayah tetapi juga pengelolaan keuangan dan kewenangan-kewenangan yang bersifat pokok. Dalam pengelolaan pendapatan daerah, sumber pendapatan yang berasal dari Pemerintah melalui desentralisasi fiskal dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) saat ini menempati proporsi yang paling besar terhadap pendapatan daerah, yakni sekitar 50% hingga 60%. Sedangkan sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak dan retribusi perlu ditingkatkan, namun tetap mempertimbangkan kemampuan masyarakat serta tidak membebani perkembangan dunia usaha. Demikian pula dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga perlu ditingkatkan, antara lain Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Lain-lain Pendapatan yang sah, Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak. Sehingga dalam kurun waktu lima tahun mendatang, porsi DAU secara bertahap dapat mulai digantikan oleh sumber-sumber pendapatan yang dapat diupayakan oleh daerah. Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka kebijakan umum pendapatan daerah tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali menimbulkan
permasalahan
dengan
masyarakat
khususnya
para
pengusaha. Kebijakan ekstensifikasi pajak dan retribusi atau penetapan
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 68
tarif yang terlalu tinggi seringkali dikeluhkan menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu di kembangkan terobosan baru untuk meningkatkan PAD, yaitu dengan : a. Perbaikan manajemen Dengan perbaikan manajemen diharapkan mampu merealisasikan setiap potensi menjadi pendapatan daerah. Manajemen yang profesional dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan sistem dan prosedur. b. Peningkatan investasi Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun iklim usaha yang kondusif . Hal ini dapat dicapai dengan menjaga stabilitas ekonomi daerah, menyederhanakan prosedur perijinan, mempertegas peraturan-kebijakan agar tidak tumpang tindih baik antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota maupun antar sektor, meningkatkan kepastian
hukum
terhadap
usaha,
menyehatkan
iklim
ketenagakerjaan sekaligus meningkatkan kualitas tenaga kerja, meningkatkan keamanan dan ketertiban, meniadakan tumpang tindih pemungutan dan menyederhanakan prosedurnya. c. Optimalisasi Aset daerah Peningkatan
PAD
juga
dapat
diraih
dengan
meningkatkan
penggunaan aset daerah. Optimalisasi aset dapat dicapai dengan perbaikan administrasi aset dan peningkatan turnover. Optimalisasi aset juga dapat dilaksanakan bekerjasama dengan swasta. Selain itu hal diperlukan juga perbaikan manajemen BUMD, selain itu upaya tersebut perlu didukung rencana untuk membentuk badan usaha baru. 2. Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah realisasinya karena tergantung pada pemerintah pusat. Sumber dana Dana Alokasi Khusus (DAK) juga dapat diupayakan peningkatannya melalui penyusunan program-program unggulan yang dapat diajukan untuk dibiayai dengan dana DAK. Bagi hasil pajak propinsi dan pusat dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan Bagi Hasil sangat terkait dengan aktifitas perekonomian daerah. Dengan semakin meningkatnya
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 69
aktifitas ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal
dari
bagi
hasil.
Pemerintah
Daerah
harus
mendorong
meningkatnya aktifitas perekonomian.
B. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi pembangunan yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel. Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi), dimana keluaran dari belanja dimaksud seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil). Selanjutnya
alokasi
anggaran
perlu
dilaksanakan
secara
terbuka
berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan. Selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Arah pengelolaan belanja daerah tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut : 1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
meningkatkan
pelayanan
pada
masyarakat
yang
harapan
selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. 2. Prioritas Penggunaan anggaran tahun 2007-2011 diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan wilayah, peningkatan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan dan pelayanan jasa serta pengembangan potensi pariwisata Kota Yogyakarta serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 70
3. Tolok ukur dan target kinerja Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 4. Optimalisasi belanja langsung Belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik yang memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta. 5. Transparan dan Akuntabel Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya.
C. ARAH PEMBIAYAAN DAERAH Prinsip
pengelolaan
keuangan
daerah
adalah
mencapai
keseimbangan antara pendapatan dan belanja, sehingga defisit anggaran diupayakan untuk diminimalkan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah. Sumber-sumber pembiayaan defisit anggaran bisa digali dari pinjaman daerah namun jumlah defisit tidak melebihi 3% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selain itu, pinjaman daerah tidak melebihi dari kemampuan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang tercermin dari besaran Rasio Kemampuan Membayar Kembali Pinjaman atau Debt Services Coverage Ratio (DSCR) minimal sebesar 2,5. Sehubungan dengan diberikan kesempatan pada daerah untuk menerbitkan obligasi daerah, maka perlu dipelajari dan
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 71
disiapkan baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya sebagai salah satu alternatif mendapatkan pembiayaan daerah.
D. KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN 1. Pendapatan Daerah Selaras
dengan
peningkatan
kebutuhan
pendanaan
pembangunan daerah yang terus meningkat, pemerintah daerah merencanakan peningkatan pendapatan baik yang bisa diupayakan oleh daerah sendiri (PAD), yang bersumber dari pusat (dana perimbangan), serta pendapatan lain-lain yang sah termasuk bagi hasil dengan propinsi. Saat ini, sumber pendapatan dari PAD masih relatif kecil dibanding danadana perimbangan. Kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui mobilisasi pendapatan asli daerah dan penerimaan daerah lainnya. Pendapatan
daerah
tahun
2007-2011
diperkirakan
akan
mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 12%. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan pada komponen PAD dan komponen Dana Perimbangan yang masing-masing diperkirakan tumbuh rata-rata sekitar 13%. Pertumbuhan
Pajak
Daerah,
Retribusi
Daerah
dan
Hasil
Perusahaan Daerah akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD lima tahun mendatang. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
adalah
unsur
yang
cukup
penting
dalam
mendorong
pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh. Khusus untuk pendapatan lain-lain yang sah, bagi hasil dari Pemerintah Provinsi
berperan penting sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah dalam mendukung pendanaan berbagai program dan kegiatan. Bagi hasil dari Pemerintah Provinsi ini antara lain Pajak Kendaraan
Bermotor/Bea
Balik
Nama
Kendaraan
Bermotor
(PKB/BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan lain-lain. Pendapatan dari Bagi Hasil dengan Pemerintah Provinsi ini sangat terkait dengan aktifitas ekonomi daerah. Untuk itu Pemerintah
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 72
Daerah dapat berperan dalam memberikan insentif dan dorongan aktifitas perekonomian daerah. Perkiraan pendapatan daerah ditampilkan dalam diagram sebagai berikut :
PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011 ( Jutaan Rupiah )
2007
2008
2009
2010
2011
99,102
112,438
137,801
155,367
176,226
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
424,819 64,314
471,923 59,006
524,613 66,606
583,554 73,999
649,487 84,349
PENDAPATAN DAERAH
588,236
643,366
729,020
812,920
910,063
PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN
2. Belanja Daerah Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan efesiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas dan penetapan prioritas alokasi anggaran. Selain itu, kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik. Secara spesifik, efisiensi dan efektifitas belanja harus meliputi pos-pos belanja. Belanja daerah dikelompokkan ke dalam Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung yang masing-masing kelompok dirinci ke dalam jenis belanja. Untuk Belanja Tidak Langsung, jenis belanjanya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, dan Belanja Tidak Terduga. Sementara itu, untuk Belanja Langsung, jenis belanjanya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 73
a. Belanja Tidak Langsung Untuk tahun anggaran 2007, pemerintah menetapkan menaikkan gaji PNS sebesar 15%. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada APBD Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2007. Kemungkinan dalam lima tahun ke depan pemerintah akan menaikkan gaji pegawai negeri sipil, sehingga selama lima tahun mendatang diperkirakan Belanja Tidak Langsung akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan terutama untuk biaya gaji tetap. Kenaikan gaji pegawai negeri sipil tersebut dibiayai oleh sumber pendapatan DAU. Dengan demikian kenaikan gaji pegawai diharapkan dapat diikuti oleh kenaikan DAU. Belanja yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah belanja bantuan sosial. Alokasi bantuan sosial diarahkan kepada masyarakat dan berbagai organisasi baik profesi maupun kemasyarakatan. Tujuan alokasi belanja bantuan sosial adalah sebagai manifestasi pemerintah dalam memberdayakan masyarakat. Mekanisme anggaran yang dilaksanakan adalah bersifat block grant, artinya masyarakat dapat merencanakan sendiri sesuai dengan kebutuhan, dengan tidak keluar dari koridor peraturan yang berlaku.
Selain itu, komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta untuk
memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan juga berimplikasi pada meningkatnya belanja subsidi pendidikan dan kesehatan yang juga akan berpengaruh pada peningkatan Belanja Tidak Langsung dalam lima tahun ke depan. b. Belanja Langsung Belanja
Langsung
adalah
belanja
pemerintah
daerah
yang
berhubungan langsung dengan program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja langsung disesuaikan dengan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran, dan Rencana
Strategis
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah.
Belanja
Langsung terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal. Belanja Pegawai dalam Belanja Langsung ini berbeda dengan Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung, Belanja Pegawai pada Belanja Langsung antara lain untuk Honorarium, Uang Lembur, Belanja Beasiswa Pendidikan, dan Belanja Kursus. Sementara itu, Belanja Langsung untuk jangka waktu
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 74
lima tahun ke depan diarahkan pada pencapain visi dan misi Kota Yogyakarta, antara lain untuk peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, kesehatan, pengurangan kemiskinan, eksplorasi potensi pariwisata serta perbaikan infrastruktur untuk peningkatan pelayanan jasa. Besarnya dana yang dikeluarkan untuk masing-masing kegiatan juga diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, khusus untuk Belanja Modal, pengeluaran belanja modal pada lima tahun mendatang diprioritaskan untuk membangun sarana dan prasarana yang
mendukung
pembangunan
di
tercapainya bidang
visi
pendidikan,
Kota
Yogyakarta,
kesehatan,
yaitu
sarana
dan
prasarana pariwisata serta perbaikan infrastruktur yang mendorong pertumbuhan pelayanan jasa. Kebijakan belanja daerah sampai dengan 2011 diperkirakan akan didominasi oleh Belanja Tidak Langsung sekitar 60%. Sedangkan untuk Belanja Langsung diperkirakan berkisar 40%. Dilihat dari sisi pertumbuhannya, komponen belanja daerah tahun 2007–2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,25% dimana pertumbuhan rata-rata untuk masing-masing komponen belanja adalah (i) Belanja Tidak Langsung sekitar 7,37%; (ii) Belanja Langsung sekitar 7,5%. Secara lengkap gambaran tentang prospek belanja daerah Kota Yogyakarta
tahun
2007–2011
sebagaimana
ditunjukkan
pada
diagram berikut :
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 75
PROYEKSI BELANJA DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011 ( Jutaan Rupiah )
2007
2008
2009
2010
2011
BELANJA LANGSUNG
251,879
270,770
289,723
318,696
334,631
BELANJA TIDAK LANGSUNG
371,540
406,023
443,867
485,400
530,983
BELANJA DAERAH
623,419
676,793
733,590
804,096
865,614
3. Pembiayaan Daerah Dengan
diberlakukannya
anggaran
kinerja,
maka
dalam
penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan belan. Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah. Berdasarkan proyeksi APBD Tahun 2007-2011, defisit anggaran diperkirakan terjadi pada tahun 2007-2009, sedangkan surplus anggaran diperkirakan terjadi pada tahun 2010 dan 2011. Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari pinjaman daerah, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, dana cadangan dan penjualan aset. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, pemerintah daerah berhak melakukan pinjaman daerah. Kemampuan
pinjaman
daerah
dapat
diperoleh
dengan
menghitung nilai DSCR dengan cara membandingkan antara jumlah pendapatan daerah terhadap seluruh besaran kewajiban pinjaman dan biaya lainnya setiap tahun anggaran. Berdasarkan data realisasi APBD Kota Yogyakarta tahun 2006 angka DSCR Kota Yogyakarta di atas 2,5,
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 76
sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta layak untuk mendapatkan tambahan pinjaman daerah. Untuk meningkatkan efektifitas pinjaman daerah, pinjaman harus direncanakan secara hati-hati. Selain disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah pinjaman yang dibuat harus tepat sasaran. Alokasi pinjaman daerah selain memberikan pemasukan pada PAD juga diharap mampu
meningkatkan
laju
pertumbuhan
ekonomi
dengan
berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan
dan bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang mendapat
tambahan
modal
dalam
melayani
masyarakat
dapat
meningkat. Untuk lebih memperjelas proyeksi APBD tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut : Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 ( Jutaan Rupiah ) URAIAN PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH BELANJA DAERAH BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG SURPLUS / (DEFISIT) PEMBIAYAAN DAERAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)
2007 588,236 99,102 424,819 64,314 623,419 371,540 251,879 (35,183) 68,160 78,000 9,840 32,977
2008 643,366 112,438 471,923 59,006 676,793 406,023 270,770 (33,427) 34,112 45,517 11,405 685
2009 729,020 137,801 524,613 66,606 733,590 443,867 289,723 (4,571) 7,305 19,145 11,840 2,735
2010 812,920 155,367 583,554 73,999 804,096 485,400 318,696 8,824 (3,675) 14,735 18,410 5,149
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 77
2011 910,063 176,226 649,487 84,349 865,614 530,983 334,631 44,448 (23,156) 5,149 28,305 21,292
BAB VI KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam
kerangka
pemikiran
yang
berkaitan
dengan
strategi
pembangunan dan strategi pengelolaan keuangan daerah yang transparan maka
visi dan misi perlu diterjemahkan lebih lanjut ke dalam rumusan-
rumusan kebijakan dan program secara konsisten dan spesifik. Konsistensi dan spesifikasi rumusan tersebut sangat penting untuk menjamin agar Pemerintah Kota Yogyakarta dan Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun rencana kinerja menjadi sistimatis dalam tataran kerangka logis dan akuntabilitas. Kebijakan dan program merupakan suatu jembatan konseptual untuk menghubungkan antara rumusan tujuan pembangunan jangka panjang dengan
rumusan
tujuan
pembangunan
jangka
menengah,
serta
menghubungkan dengan capaian pembangunan jangka menengah dan tahunan. Kerangka pemikiran ini dituangkan dalam rumusan tujuan, kebijakan dan program untuk setiap misi sebagai berikut.
A. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN Kota
Yogyakarta
dikenal
sebagai
kota
pendidikan
yang
berkualitas, hal tersebut tercermin dalam aspek lulusan, proses, manajemen, sarana prasarana dan lingkungan sekolah. Berkaitan dengan kualitas tersebut, maka banyak pelajar dan mahasiswa dari luar daerah yang datang untuk menuntut ilmu di Kota Yogyakarta. Banyaknya pelajar dan mahasiswa yang menutut ilmu, secara langsung akan berdampak pada peningkatan perekonomian daerah. Penyelenggaraan jasa yang mendukung pendidikan merupakan salah satu sektor andalan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi PDRB Kota Yogyakarta, dengan demikian predikat Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang berkualitas harus terus dipertahankan.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 78
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mampu bersaing dalam era globalisasi, penduduk Kota Yogyakarta harus mendapatkan layanan pendidikan formal sampai dengan tingkat sekolah menengah. Hal tersebut diwujudkan dalam kebijakan bahwa tidak ada penduduk usia sekolah di Kota Yogyakarta yang tidak bersekolah karena alasan tidak mampu membiayai. Sebagai kota yang memiliki predikat sebagai kota pendidikan, maka diperlukan lingkungan yang mendukung proses belajar.
Untuk
mewujudkannya maka pusat kegiatan belajar masyarakat dan bentuk pendidikan non formal lainnya akan mendapatkan perhatian untuk dikembangkan. Berbagai
upaya
dalam
meningkatkan
kualitas
pendidikan
diharapkan dapat menjadikan pendidikan di Kota Yogyakarta mempunyai standar kualitas yang tinggi dan terkemuka di Asia Tenggara, mempunyai keunggulan kompetitif dan kompetensi yang berdaya saing tinggi. Mempertahankan
predikat
Kota
Yogyakarta
sebagai
Kota
Pendidikan dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatnya akses siswa usia wajib belajar terhadap pendidikan 2. Meningkatnya kualitas pendidikan pada tingkat pendidikan dasar hingga menengah 3. Meningkatnya kemampuan siswa dari aspek intelegensia, emosional dan spiritual 4. Meratanya kesempatan masyarakat dalam proses pembelajaran 5. Tingginya tingkat kelulusan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah 6. Menurunnya tingkat buta aksara 7. Meningkatnya
kualitas
dan
kuantitas
sarana
dan
prasarana
pendidikan formal dan non formal. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan : 1. Meningkatkan akses pendidikan dasar dan menengah 12 tahun yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 79
2. Mengembangkan mewujudkan
sistem
pendidikan
keseimbangan
antara
berkualitas
yang
dapat
kecerdasan
intelegensia,
emosional dan spiritual 3. Memperluas jangkauan dan jenis sistem pembelajaran untuk masyarakat 4. Meningkatkan kualitas pendidikan dari aspek : lulusan, proses, manajemen, sarana prasarana dan lingkungan sekolah Program yang dilaksanakan adalah : 1. Wajib belajar 12 Tahun Sasaran program : Meningkatnya angka partisipasi sekolah menjadi 100% untuk seluruh anak usia sekolah dari TK sampai dengan SMA/SMK dan pemberian beasiswa 100% untuk warga Kota Yogyakarta yang tidak mampu serta menurunnya angka buta aksara. 2. Sertifikasi
dan
Peningkatan
Kualifikasi
Pendidik,
Tenaga
Kependidikan, Akreditasi sekolah, Standarisasi Sarana Prasarana Sasaran program : Meningkatnya jumlah tenaga pendidikan yang bersertifikat sebesar 90%, jumlah sekolah yang terakreditasi meningkat sebesar 30% dan sarana prasarana yang memenuhi standar meningkat sebesar 30%. 3. Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan Formal dan Non Formal Sasaran program : Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata pada setiap jenjang pendidikan baik formal dan non formal sebesar 15%. 4. Pengkajian dan Pengembangan Mutu Pendidikan Sasaran program : Diperolehnya baku mutu diatas rata-rata sebesar 10%
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 80
B. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PARIWISATA, KOTA BUDAYA DAN KOTA PERJUANGAN Pariwisata merupakan salah satu potensi yang cukup menonjol di Kota Yogyakarta. Sektor pariwisata ini memiliki keterkaitan yang cukup kuat dengan sektor-sektor yang lain dan memiliki kontribusi yang cukup besar dan signifikan terhadap perekonomian daerah. Bidang seni dan budaya yang didukung dengan keragaman obyek dan daya tarik wisata merupakan komponen penting yang menunjang sektor pariwisata. Potensi
pariwisata
di
Kota
Yogyakarta
hampir
sebagian
besar
berhubungan dengan budaya dan perjuangan Kota Yogyakarta secara tradisi dikenal sebagai Kota Budaya. Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai salah satu patron budaya Jawa berada di wilayah Kota Yogyakarta dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dengan demikian Kota Yogyakarta, yang dalam sejarahnya merupakan ibukota kasultanan mengemban predikat sebagai pusat budaya Jawa dan oleh karenanya dikenal sebagai Kota Budaya. Berbagai koleksi dan peninggalan masa lalu masih banyak ditemukan dan terpelihara di Yogyakarta. Beberapa tradisi, upacara adat, kegiatan budaya dan pertunjukan seni masih terjaga dan beberapa telah dikembangkan sehingga menjadi salah satu atraksi yang menarik. Pada saat ini, pengembangan sektor pariwisata masih mengalami beberapa permasalahan yang cukup signifikan, diantaranya masih rendahnya pengelolaan aset-aset pariwisata serta masih terbatasnya promosi pariwisata. Rendahnya pengelolaan aset-aset pariwisata ini ditandai dengan masih rendahnya tindakan pelestarian, pengembangan serta pemanfaatan aset-aset budaya dan keragaman obyek daya tarik wisata. Sedangkan masih rendahnya kegiatan promosi pariwisata ditandai dengan menurunnya tingkat kunjungan wisatawan baik domestik maupun internasional ke Kota Yogyakarta. Mempertahankan
predikat
Kota
Yogyakarta
sebagai
Kota
Pariwisata, Kota Budaya dan Kota Perjuangan dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatnya peran pariwisata dalam pengembangan ekonomi masyarakat.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 81
2. Terselenggaranya kegiatan-kegiatan kesenian dan budaya yang berbasis pada budaya lokal. 3. Meningkatnya jumlah dan lama tinggal kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. 4. Meningkatnya infrastruktur dan layanan wisata yang profesional. 5. Berkembangnya obyek wisata potensial sebagai bagian dari paket wisata yang terintegrasi. 6. Meningkatnya rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan: 1. Melakukan inovasi/rekayasa dan pengembangan seluruh aspek kepariwisataan yang berlandaskan pada wisata budaya, wisata bangunan bersejarah, wisata pendidikan, wisata konvensi, wisata minat khusus dan wisata belanja. 2. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai positif budaya Jawa yang selaras dengan sejarah dan budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat serta kearifan lokal, meningkatkan fasilitasi untuk proses paduan / akulturasi budaya Jawa dengan budaya nusantara dan asing. Program yang dilaksanakan adalah : 1. Pengembangan Pariwisata Sasaran program : Meningkatnya kunjungan wisatawan sebesar 1.784.790 orang dan lama tinggal 1,2 hari 2. Pengembangan dan Pelestarian Seni dan Budaya Sasaran program : Meningkatnya jumlah kekayaan budaya yang terkelola secara baik sebesar 113 kekayaan budaya
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 82
C. MEWUJUDKAN DAYA SAING KOTA YOGYAKARTA YANG UNGGUL DALAM PELAYANAN JASA Pembangunan ekonomi Kota Yogyakarta merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan peranan sektor perdagangan, industri dan jasa sehingga dapat terwujud kegiatankegiatan yang menggairahkan kehidupan ekonomi kota, memperluas lapangan kerja/ lapangan usaha serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara lebih merata. Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi perlu ditingkatkan perhatiannya pada perlindungan usaha menengah, kecil, tradisional dan informal. Memperkuat
perekonomian
daerah
berbasis
keunggulan
kompetitif sektor jasa sebagai motor penggerak utama didukung oleh keunggulan sektor pendukung terkait dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan publik dalam bentuk kebijakan dan fasilitasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait. Kota Yogyakarta sebagai pusat pelayanan jasa yang meliputi jasa penunjang pendidikan dan pariwisata, perdagangan, pemerintahan, keuangan, kesehatan, transportasi dan komunikasi harus dibangun lebih maju dan mampu mandiri serta memberikan kontribusi dan dominasi yang lebih besar dari daerah lain di wilayah Jawa bagian Selatan. Pembangunan yang dilaksanakan tersebut di atas ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat adalah meningkatnya pendapatan per kapita yang ditunjukan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berbasis iptek dan berdaya saing dengan produk impor, khususnya dalam penyediaan barang dan jasa kebutuhan masyarakat, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural dan memperkuat perekonomian domestik. Untuk itu, pengembangan UMKM dan koperasi dilakukan melalui
peningkatan
kompetensi
kewirausahaan
dan
peningkatan
produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 83
teknologi dalam iklim usaha yang sehat. Pengembangan UMKM secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalam perkuatan basis produksi dan daya saing industri melalui pengembangan rumpun industri, percepatan alih teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan usaha kecil menengah dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Peranan koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan usaha mikro, kecil dan menengah terbukti lebih mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Pada saat Indonesia terkena krisis ekonomi pada tahun 1998 yang mengakibatkan perusahaan skala besar yang kolaps, usaha mikro, kecil dan menengah masih mampu bertahan dan menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi angka pengangguran. Berdasarkan data, salah satu sektor usaha mikro kecil dan menengah yang berkembang di Kota Yogyakarta adalah usaha makanan. Untuk melindungi konsumen dan hasil produksi dapat diterima pasar, maka akan ditingkatkan upaya fasilitasi terhadap pengusaha dalam mendapatkan labelisasi halal untuk produk makanan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mewujudkan Daya Saing Kota Yogyakarta yang Unggul dalam Pelayanan Jasa dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatnya peluang usaha mikro kecil menengah dan koperasi. 2. Meningkatnya peluang untuk mengembangkan usaha perekonomian. 3. Meningkatnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan lokomotif bidang pendidikan dan pariwisata. 4. Terbangunnya dasar perekonomian kota yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. 5. Meningkatnya kesempatan kerja dan menurunkan jumlah penduduk miskin. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan: 1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan khususnya usaha mikro kecil menengah dan koperasi. 2. Mengembangkan lingkungan usaha dan iklim investasi.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 84
3. Mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan pemerataan ekonomi dengan lokomotif bidang pendidikan dan pariwisata. Program yang dilaksanakan adalah : 1. Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) Sasaran program : Meningkatnya omzet UMKMK sebesar Rp. 31.000.000.000,2. Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Sasaran program : Meningkatnya penyelesaian kasus perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan yang tertangani sebesar 15%. 3. Peningkatan Perdagangan Sasaran program : Meningkatnya nilai barang yang dijual sebesar 20%. 4. Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja Sasaran program : Meningkatnya jumlah pencari kerja terlatih sebesar 7,58% 5. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja Sasaran program : Menurunnya tingkat pengangguran sebesar 1,26% 6. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Sasaran program : Menurunnya tingkat kerawanan perusahaan sebesar 11% 7. Peningkatan Kesejahteraan Petani Perkotaan Sasaran program : Peningkatan jenjang kelas 6 kelompok tani dari kelas madya menuju kelas utama 8. Peningkatan Mutu Bahan Pangan Sasaran program : Peningkatan jumlah unit usaha yang memenuhi standard sanitasi hygiene sebesar 30 unit usaha 9. Program Pengembangan Pengelolaan Pasar Sasaran program :
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 85
Meningkatnya kualitas pengelolaan pasar (ketertiban, keamanan, kebersihan), ketertiban pasar meningkat sebesar 10%, keamanan pasar meningkat sebesar 10% dan kebersihan pasar meningkat sebesar 50%
D. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG NYAMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN Paradigma
pembangunan
dewasa
ini
berorientasi
pada
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan yang
tidak
memperhatikan
lingkungan
dapat
mengakibatkan
terganggunya keseimbangan ekosistem. Pembangunan yang tidak terkendali dengan mengabaikan peraturan pembangunan yang ada akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam Kota Yogyakarta yang berupa air bawah tanah harus dilindungi dan dilestarikan dari pencemaran lingkungan. Tingkat pencemaran lingkungan di Kota Yogyakarta diakibatkan oleh tingginya pencemaran udara dan air. Pemerintah Kota Yogyakarta peduli terhadap upaya-upaya yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup. Untuk
mewujudkan
kebersihan
kota
diperlukan
gerakan
masyarakat yang peduli kebersihan, karena pada hakekatnya pola hidup bersih dimulai dari setiap individu. Dalam rangka memperkuat pendidikan tentang kebersihan bagi anak sekolah, gerakan kebersihan juga perlu melibatkan sekolah. Gerakan tersebut harus pula melibatkan setiap komponen masyarakat dan menggunakan berbagai media. Apabila upaya ini berhasil, maka permasalahan pencemaran di Kota Yogyakarta yang disebabkan oleh sampah dapat dikurangi. Mewujudkan
Kota
Yogyakarta
yang
nyaman
dan
ramah
lingkungan dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. 2. Meningkatnya mutu lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 86
3. Meningkatnya pengelolaan lingkungan alam dengan lingkungan nilainilai religius, sosial, budaya dan kearifan lokal ke dalam proses pembangunan 4. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan. Dalam mencapai tujuan tersebut diatas dilaksanakan dengan kebijakan: 1. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. 2. Memperbaiki mutu lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. 3. Memadukan lingkungan alam dengan lingkungan nilai-nilai religius, sosial, budaya dan kearifan lokal ke dalam proses pembangunan. Program yang dilaksanakan adalah : 1. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Sasaran program : Baku mutu kualitas lingkungan sesuai peraturan yang berlaku yang meningkat sebesar 15%. 2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Sasaran program : Meningkatnya cakupan layanan persampahan sebesar 15% 3. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah Sasaran program : Meningkatnya cakupan layanan air limbah sebesar 33% 4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sasaran program : Mempertahankan perbandingan RTH dengan luas wilayah sesuai dengan kondisi saat ini sebesar 26,8%.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 87
E. MEWUJUDKAN
MASYARAKAT
KOTA
YOGYAKARTA
YANG
BERMORAL, BERETIKA, BERADAB, BERBUDAYA DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA Salah satu dampak dari adanya proses globalisasi adalah menurunnya moral dan etika masyarakat. Globalisasi yang membawa semangat kapitalisme dan liberalisme mendorong masyarakat untuk berperilaku konsumtif dan mendapatkan kebebasan yang seluasnya. Akibat
selanjutnya
nilai-nilai
moral,
sosial
dan
agama
semakin
ditinggalkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kebersamaan seluruh pihak dan pendekatan yang komprehensif. Salah satu sektor yang memiliki peranan penting adalah pendidikan, khususnya pendidikan tentang pentingnya pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran agama di sekolah dapat ditinjau kembali untuk memberikan muatan yang lebih besar pada implementasi ajaran agama, selain tentunya juga pemahaman hukum-hukum agama. Pendidikan agama yang diselenggarakan oleh masyarakat lebih diperkuat dalam bentuk fasilitasi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Kehidupan beragama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan kota, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi
kekuatan
pendorong
guna
mencapai
kemajuan
dalam
pembangunan. Disamping itu, pembangunan agama diarahkan pula untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antarkelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat kota yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Upaya tersebut di atas didukung pula dengan penguatan hubungan antar individu dalam interkasi sosial. Berbagai komunitas sosial yang ada di masyarakat diperkuat, sehingga dapat berfungsi lebih optimal dalam mengatasi berbagai persoalan sosial. Pembangunan dan pemantapan jatidiri masyarakat Kota Yogyakarta ditujukan untuk mewujudkan karakter dan sistem sosial yang berakar, unik, modern dan unggul. Jatidiri tersebut merupakan kombinasi antara nilai luhur budaya
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 88
Jawa - seperti religius, kebersamaan dan persatuan - dan nilai modern yang universal - seperti etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan yang baik. Mewujudkan
masyarakat
Kota
Yogyakarta
yang
bermoral,
beretika, beradab, berbudaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. 2. Meningkatnya kehidupan religiusitas dan toleransi antar umat beragama. 3. Meminimalkan permasalahan sosial melalui pendekatan basis komunitas dan adil gender pada 5 (lima) kelompok masyarakat yaitu : perempuan, anak, lansia, penduduk miskin dan difabel. 4. Diterapkannya nilai-nilai luhur yang berasal dari budaya dan agama dalam praktek kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan: 1. Meningkatkan
fasilitasi
religiusitas
dan
toleransi
antar
umat
beragama. 2. Meningkatkan penanganan permasalahan sosial berbasis komunitas dengan pendekatan adil gender pada 5 (lima) kelompok masyarakat yaitu : perempuan, anak, lansia, penduduk miskin dan defabel. Program yang dilaksanakan adalah : 1. Program Peningkatan Kehidupan Beragama Sasaran program : Meningkatnya bantuan fasilitasi kehidupan beragama sebesar 10% 2. Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
dan
Potensi
Sumber
Kesejahteraan Sosial Sasaran program : Meningkatnya Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial sebesar 10%
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 89
3. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Sasaran program : Menurunnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial sebesar 10% 4. Program Fasilitasi dan Inisiasi Penyelenggaraan Kesejahteraan Masyarakat Sasaran program : Meningkatnya fasilitasi koordinasi penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat sebesar 30%. 5. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Anak, Lansia dan Difabel serta Pengarusutamaan Gender Sasaran program : Meningkatnya fasilitasi inisiasi, koordinasi pengarusutamaan gender dan kesejahteraan sosial, perlindungan perempuan dan anak sebesar 20%.
F. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG MEMILIKI GOOD GOVERNANCE (TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK), CLEAN
GOVERNMENT
(PEMERINTAH
YANG
BERSIH),
BERKEADILAN, DEMOKRATIS DAN BERLANDASKAN HUKUM Tata kelola pemerintahan yang baik atau "good governance" dalam
era
otonomi
daerah
merupakan
suatu
keharusan
untuk
meningkatkan kesejahteraan warganya dan menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan
yang
baik
melalui
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan tidak hanya didasarkan pada peran pemerintah atau negara saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dan swasta. Tiga unsur utama tersebut harus berperan aktif, negara yang mempunyai kewajiban dalam pelaksanaannya, dunia usaha yang memiliki sumber daya dan masyarakat
yang
memfasilitasi
dan
menjaring
aspirasi
untuk
disampaikan kepada pemerintah. Keterlibatan peran seluruh pemangku kepentingan tersebut dimulai sejak tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya. Beberapa karakteristik atau unsur utama dalam
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 90
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik adalah partisipasi, kepatuhan pada hukum, transparansi, responsive, orientasi pada konsensus, berkeadilan, efektif dan efisien. Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik di Kota Yogyakarta pada awal pelaksanaan otonomi daerah masih belum optimal terlihat oleh rendahnya partisipasi masyarakat, rendahnya responsifitas pemerintah terhadap kebutuhan publik, dan terpolarisasinya masyarakat ke dalam kelompok-kelompok. Berdasarkan kondisi tersebut, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan dalam rangka optimalisasi pelaksanaan otonomi daerah maka upaya yang ditempuh adalah membuka komunikasi seluas-luasnya yang berarti berbagai sarana digunakan, seluruh jajaran birokrasi lebih mudah diakses dan lebih proaktif dan responsif. Komunikasi seluas-luasnya dilaksanakan melalui proses dialogis antara masyarakat dan pemerintah secara terbuka dan egaliter. Dalam rangka proses komunikasi dan dialogis dibutuhkan pengurangan sakralisasi birokrasi serta kebijakan yang transparan dan akuntabel. Upaya membuka saluran tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan menjalin komunikasi dengan masyarakat secara intensif akan mendorong masing-masing pihak
untuk
membuka
dan
mengurangi
sekat/hambatan
dalam
meningkatkan partisipasi. Tujuan lebih besar dari dibukanya komunikasi adalah tercapainya pembangunan partisipatif. Salah satu implementasi untuk mewujudkan good governance di Kota Yogyakarta adalah dengan membentuk lembaga perijinan pada tahun 2006. Lembaga tersebut direncanakan menjadi etalase utama pelayanan perijinan Pemerintah Kota Yogyakarta. Sebagai etalase utama, maka perlu didukung dengan sumberdaya manusia yang profesional, sistem menajemen yang utama dan sarana prasana yang memadai, sehingga pelayanan perijinan yang lebih cepat dari sisi waktu, lebih mudah dari sisi aksesibilitas, lebih pasti dari sisi aturan main, adil dan dengan biaya yang terjangkau. Upaya tersebut akan didukung dengan rencana membuat pakta integritas oleh jajaran Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang memiliki good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 91
yang
bersih),
berkeadilan,
demokratis
dan
berlandaskan
hukum
dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatnya kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengelolaan aset pemerintah daerah dan penyediaan fasilitas publik 2. Memanfaatkan Teknologi Informasi, Sumber Daya Manusia dan organisasi yang meliputi struktur, sistem dan prosedur, serta kepastian pelayanan 3. Meningkatnya penegakan hukum berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku 4. Meningkatnya sinergi pemangku kepentingan dalam penegakan hukum 5. Meningkatnya pendapatan daerah dengan tetap mendorongan iklim usaha yang kondusif 6. Meningkatnya pengelolaan pembangunan yang responsif gender 7. Terwujudnya sistem dan prosedur kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan sehingga efisien, efektif, transparan dan akuntabel 8. Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah kota untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, bebas KKN, berwibawa, dan bertanggung jawab serta profesional, mempunyai kompetensi tinggi sehingga mampu mendukung pembangunan kota. 9. Terwujudnya pelayanan umum berkualitas tinggi dengan didukung aparatur pemerintah yang profesional dan berkompetensi tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan : 1. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan pihak swasta dalam rangka produktifitas aset pemerintah daerah ataupun pengembangan penyediaan fasilitas publik. 2. Mengoptimalkan pengelolaan teknologi Informasi,
sumber daya
manusia dan organisasi yang meliputi struktur, sistem dan prosedur, serta kepastian pelayanan. 3. Menegakkan aturan main dengan pasti, tegas dan adil serta berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku. 4. Meningkatkan koordinasi dengan instansi-instansi yang berwenang dalam penegakan hukum.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 92
5. Meningkatkan efektifitas sistem perpajakan daerah
dan retribusi
dengan tetap memberikan dorongan iklim usaha yang kondusif 6. Meningkatkan manajemen pembangunan yang responsif gender. 7. Mewujudkan sistem dan prosedur sesuai kebutuhan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel Program yang dilaksanakan adalah : 1. Program Pengembangan Kerjasama Daerah Sasaran program : Meningkatkan realisasi rumusan/perikatan kerjasama baru dan optimalisasi pelaksanaan kerjasama dari rencana dan pelaksanaan kerjasama sebesar 10%. 2. Program Pengembangan Manajemen Kepegawaian Sasaran program : Meningkatkan kesesuaian dengan kebutuhan dan sistem serta sebesar 20% 3. Program Kualitas Sumber Daya Manusia Sasaran program : Meningkatnya kesesuaian antara kebutuhan dengan sumber daya manusia yang ada sebesar 20% 4. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Keprotokolan Pemerintah Daerah Sasaran program : Meningkatnya kelancaran pelaksanaan pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan keprotokolan sebesar 15% 5. Program Peningkatan Administrasi dan Pengelolaan Barang Daerah Sasaran program : Meningkatnya kesesuaian pengelolaan dengan sistim dan prosedur sebesar 15%. 6. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pemerintahan Sasaran program : Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sesuai standar kebutuhan sebesar 10%
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 93
7. Program Pemeliharaan Sarana Prasarana Pemerintahan Sasaran program : Meningkatnya kemanfaatan sarana prasarana pemerintahan sebesar 10%. 8. Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi dan Media Massa Sasaran program : Meningkatnya pelayanan komunikasi dan informasi sebesar 15%. 9. Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi Sasaran program : Meningkatnya
efektifitas
penggunaan
media
komunikasi
dan
informasi sebesar 5%. 10. Program Pemeliharaan Rutin dan Berkala Sarana Prasarana Kearsipan Sasaran program : Meningkatnya pengelolaan kesesuaian kersipan dengan sistem dan prosedur sebesar 5%. 11. Program Peningkatan Pelayanan Kerumahtanggaan, Keuangan dan Administrasi Pemerintah Kota Sasaran program : Meningkatnya kelancaran pelaksanaan Administrasi dan Keuangan Sekretariat Daerah serta Pelayanan
Rumah Tangga Pemerintah
Kota sebesar 15%. 12. Program Penataan Administrasi Kependudukan Sasaran program : Meningkatnya database kependudukan yang mutakhir dan lengkap, akurat, valid dan sesuai kenyataan sebesar 28% 13. Program Peningkatan Pelayanan Perijinan Sasaran program : Semua perijinan sudah sesuai dengan standar dan meningkatnya ketersediaan regulasi perijinan sebesar 40% 14. Program Pelayanan Masyarakat Berbasis Kewilayahan Sasaran program : Kepuasan layanan masyarakat meningkat sebesar 10
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 94
15. Program Peningkatan Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan Sasaran program : Kebutuhan ketersediaan data, analisa kebijakan, koordinasi, laporan , evaluasi dan monitoring penyelenggaraan pemerintahan secara tepat jenis, tepat waktu meningkat sebesar 10%. 16. Program Administrasi Perkantoran Sasaran Program : Meningkatnya kelancaran administrasi perkantoran sebesar 20%. 17. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Sosial Kemasyarakatan Sasaran program : Terwujudnya kelembagaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) sesuai dengan ketentuan teknis yang meningkat sebesar 20%. 18. Program
Peningkatan
Kualitas
Kebijakan
Pengembangan
Perekonomian dan Pendapatan Daerah Sasaran program : Ketersediaan data potensi Pendapatan Asli Daerah dan
analisa
kebijakan perekonomian yang meningkat sebesar 10%. 19. Program Peningkatan dan Pengembangan Pajak Daerah dan Pajak Pusat yang dipungut melalui daerah Sasaran program : Peningkatan kontribusi pajak daerah terhadap PAD sebesar 10% dan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) terhadap bagi hasil pajak sebesar 2,5%. 20. Program Peningkatan Kualitas Produk Hukum Daerah Sasaran program : Meningkatnya konsistensi produk hukum daerah sebesar 20%. 21. Program Peningkatan Pelayanan Hukum Sasaran program : Meningkatnya penanganan sengketa/perkara hukum, permasalahan hukum sebesar 25%, penerapan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) termasuk penanganan kekerasan dalam rumah tangga serta penyampaian informasi produk hukum sebesar 20%.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 95
22. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Sasaran program : Meningkatnya usulan masyarakat yang dapat direalisasikan dalam APBD sebesar 15%. 23. Program Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Sasaran program : Meningkatnya kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan standar sebesar 15%. 24. Program Pengembangan Data dan Informasi Sasaran program : Ketersediaan data sesuai kebutuhan perencanaan dan pengendalian pembangunan (mutakhir, cepat, lengkap, sesuai kenyataan dan akurat) meningkat sebesar 10%. 25. Program Penelitian dan Pengembangan Sasaran program : Meningkatnya keterkaitan hasil penelitian dan pengembangan dalam perumusan kebijakan dan kegiatan pembangunan sebesar 10%. 26. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Sasaran program : Penilaian Badan Pemeriksa Keuangan dengan predikat wajar yang meningkat sebesar 5%. 27. Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pilkada/Pemilu Sasaran program : Meningkatnya partisipasi pemilih sebesar 80% 28. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah Sasaran program : Ketepatan aturan dan uraian tugas pokok dan fungsi serta penyelenggaraan organisasi
secara efisien dan efektif yang
meningkat sebesar 15% 29. Program Peningkatan sistem Pengawasan Internal Sasaran program : Menurunnya
prosentase
pelanggaran
standar
dan
prosedur
pelaksanaan kegiatan pemerintahan sebesar 5%
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 96
30. Program Peningkatan Pelayanan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sasaran program : Meningkatnya kesesuaian antara kebutuhan dengan
sistem dan
prosedur sebesar 15%
G. MEWUJUDKAN
KOTA
YOGYAKARTA
YANG
AMAN,
TERTIB,
BERSATU DAN DAMAI Kota Yogyakarta dengan predikatnya sebagai Kota Pendidikan pada hakekatnya dapat dikatakan sebagai Indonesia Mini. Sebagai Indonesia Mini, selama ini masyarakat Kota Yogyakarta sudah terbiasa dan terbuka untuk dapat berinteraksi dengan berbagai kelompok dari berbagai daerah. Potensi ini apabila dapat dioptimalkan, maka dari Kota Yogyakarta dapat didengungkan Indonesia Bersatu. Dibandingkan dengan berbagai daerah lainnya di Indonesia, Kota Yogyakarta selama ini telah terbukti dapat menjaga persatuan dan perdamaian, sehingga konflik horisontal dan vertikal dapat dihindari. Iklim ini diharapkan dapat konsisten untuk dijaga, sehingga perkembangan ekonomi dan dinamika sosial masyarakat dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Predikat Kota Yogyakarta sebagai "city of tolerance" menunjukkan bahwa selama ini kehidupan masyarakat Kota Yogyakarta saling menghormati walaupun ada berbagai perbedaan. Predikat ini apabila dikaitkan dengan berbagai penghargaan yang diterima antara lain satusatunya
kota
penghargaan
yang adipura
berhasil dan
menangani
penghargaan
permukiman
sanitasi,
maka
kumuh, terdapat
keterkaitan bahwa semua komponen masyarakat di Kota Yogyakarta yang dilibatkan dalam proses pembangunan. Tidak ada masyarakat yang terpinggirkan dan tidak mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat lainnya, tetapi keterlibatan mereka diakui, dibutuhkan dan diimplementasikan dalam pembangunan. Diperolehnya predikat ini merupakan modal yang kuat untuk dapat mewujudkan keamanan, ketertiban, kesatuan dan kedamaian.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 97
Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatnya wawasan kebangsaan, keamanan, ketertiban dan peran media komunikasi 2. Meningkatnya kesadaran, kedisiplinan dan peran serta masyarakat dalam menjaga dan menciptakan suasana Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai. 3. Meningkatnya peran serta generasi muda dalam mendukung dan mewujudkan keamanan, ketertiban dan persatuan 4. Menurunnya intensitas dan frekuensi konflik sosial yang ditimbulkan karena isu SARA dan kesenjangan sosial ekonomi. Dalam mencapai tujuan tersebut diatas dilaksanakan dengan kebijakan: 1. Meningkatkan wawasan kebangsaan, keamanan, ketertiban dan peran media komunikasi dengan prinsip demokrasi yang dijiwai oleh semangat persatuan, kerukunan, kedamaian, kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran. 2. Meningkatkan kesadaran, kedisiplinan, dan peran serta masyarakat dalam menjaga dan menciptakan suasana Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu, dan damai. 3. Meningkatkan
peran
generasi
muda
dalam
mendukung
dan
mewujudkan keamanan, ketertiban dan persatuan Program yang dilaksanakan adalah : 1. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Sasaran program : Berkurangnya potensi konflik di masyarakat sehingga mendekati angka 0 %. 2. Program Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Sasaran program : Meningkatnya penanganan pelanggaran perda sebesar 15%
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 98
3. Program Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda Sasaran program : Meningkatnya aktifitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan sebesar 20%. 4. Program Fasilitasi Olahraga Sasaran program : Meningkatnya budaya olah raga masyarakat dan prestasi olah raga di tingkat nasional sebesar 20%
H. MEWUJUDKAN
PEMBANGUNAN
PRASARANA
DAN
SARANA
BERKUALITAS Pembangunan
infrastruktur
adalah
bagian
integral
dari
pembangunan kota merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan transportasi, jaringan drainase, persampahan, sumber daya air dan pelayanan air bersih, jaringan air limbah serta sarana prasarana lainnya masih
belum
mengimbangi
perkembangan
dinamika
masyarakat
terutama diwilayah pengembangan. Berkurangnya kualitas infrastruktur dan
tertundanya
pembangunan
infrastruktur
akan
memperlambat
perekonomian daerah. Kondisi lingkungan permukiman di Kota Yogyakarta umumnya berwujud perkampungan yang berfungsi tidak sekedar tempat tinggal namun
juga
tempat
produksi
dan
berkarya
serta
berinteraksi.
Keterbatasan lahan kota tidak cukup memberikan ruang bagi upaya pemenuhan permukiman layak huni yang terjangkau. Pilihan alternatif pengembangan permukiman secara vertikal merupakan salah satu upaya penambahan unit rumah yang kondusif terhadap tata ruang kota serta pembangunan dan pengelolaan pasarana dasar lingkungan yang efisien. Kebijakan pembangunan sarana prasarana dilakukan dengan pendekatan pembangunan berbasis kewilayahan atau komunitas. Diharapkan akan tercipta Kota Yogyakarta yang bersih, sehat, indah dan nyaman
yang
dimulai
dari
lingkungan
wilayah/kampung.
Melalui
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 99
pendekatan ini, maka partisipasi masyarakat menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilannya. Sesuai
konteks
Aglomerasi
Perkotaan
Yogyakarta,
maka
pembangunan sarana prasarana akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, yang dalam hal ini difasilitasi bersama melalui Sekretariat Bersama Kartamantul. Penyediaan sarana prasarana air bersih perpipaan, drainase, jalan dan transportasi, menajemen pengelolaan sampah, optimalisasi Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dan penataan ruang perkotaan, akan menjadi kunci penting lima tahun mendatang. Pengembangan
sistem
transportasi
merupakan
kebutuhan
mendesak untuk jangka waktu lima tahun mendatang. Beberapa tahun terakhir ini kondisi transportasi publik di Perkotaan Yogyakarta sudah tidak layak lagi. Perbaikan sistem transportasi masal akan dimulai dengan pendekatan dimana masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan biaya dikeluarkan dalam menggunakan transportasi masal atau buy the service. Upaya ini perlu didukung dengan regulasi yang mampu mendorong dan memberikan insentif pada masyarakat untuk menggunakan angkutan umum masal dan regulasi emisi gas buang. Mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana berkualitas dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Tersedianya sarana dan prasarana dasar publik yang memadai. 2. Meningkatnya kualitas penataan kawasan sesuai peraturan 3. Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik. 4. Meningkatnya
fungsi
kampung
sebagai
tempat
berinteraksi
masyarakat yang utuh. 5. Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dan
swasta
dalam
pembangunan sarana-prasarana dasar permukiman dan perkotaan 6. Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat. 7. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) dan ruang publik yang cukup nyaman dan indah sebagai tempat bermain dan rekreasi keluarga.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 100
Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan: 1. Menyediakan sarana dan prasarana dasar publik yang memadai di dalam kota dan di daerah perkotaan bekerjasama dengan daerah tetangga melalui Sekber Kartamantul maupun pihak swasta. 2. Meningkatkan penataan kawasan secara konsisten sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. 3. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik. 4. Meningkatkan fungsi kampung sebagai subyek pembangunan berbasis kewilayahan dan tempat berinteraksi masyarakat yang utuh baik pada aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan. 5. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan swasta dalam pembangunan sarana-prasarana dasar permukiman dan perkotaan. Program yang dilaksanakan adalah : 1. Program Perbaikan/Pemeliharaan Saluran Irigasi dan Drainase Sasaran program : Berkurangnya genangan air sebesar 50%. 2. Program Pengembangan Detail Tata Ruang Kawasan dan Rencana Rinci Kawasan Sasaran program : Meningkatnya produk rencana detail tata ruang dan rencana rinci sebesar 86% 3. Program Rebah/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Sasaran program : Meningkatnya penanganan jalan rusak sebesar 18% 4. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Sasaran program : Meningkatnya ketersediaan prasarana dan fasilitas perhubungan sesuai kebutuhan sebesar 30% 5. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu-lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Sasaran program : Meningkatnya jumlah prasarana dan fasilitas LLAJ yang direhabilitasi terhadap keseluruhan prasarana dan fasilitas LLAJ sebesar 30%
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 101
6. Program Peningkatan Pengaturan Lalu Lintas Sasaran program : Meningkatnya ketaatan pada peraturan teknis operasional kendaraan dan angkutan darat sebesar 30% 7. Program Pengelolaan Prasarana dan Sarana Dasar Lingkungan Permukiman, Pemeliharaan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Sasaran program : Meningkatnya pengelolaan prasarana dasar permukiman sebesar 10% dan jumlah rumah yang layak huni menjadi 90%. 8. Perbaikan/Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum Sasaran program : Meningkatnya penerangan jalan umum untuk jalan kampung dan lingkungan berjumlah 36.000 titik atau 100% sudah memperoleh penerangan jalan umum. 9. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Sasaran program : Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas sebesar 30% 10. Program Peningkatan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam Sasaran program : Waktu tanggap paling lama penanggulangan bencana alam dari 3 jam menjadi 30 menit 11. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran Sasaran program : Waktu tanggap paling lama penanggulangan kebakaran dari 15 menit menjadi 10 menit
I.
MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA SEHAT Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 102
kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan paradigma sakit ke paradigma sehat. Derajat tingkat kesehatan masyarakat Kota Yogyakarta dari tahun ke
tahun
cenderung
semakin
meningkat.
Hal
ini
dikarenakan
meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, meningkatnya tingkat pelayanan kesehatan, serta meningkatnya jumlah dan cakupan sarana dan prasarana kesehatan. Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan di Kota Yogyakarta. Hal ini disebabkan masih ditemukannya beberapa kasus penyakit menular dan bahkan mengalami peningkatan jumlahnya dari tahun ke tahun seperti penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan penyakit Tuberculosa (TBC). Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular tersebut dapat dikatakan bahwa peran serta dan pengetahuan masyarakat dalam hal pemberantasan dan pencegahan penyakit menular dirasakan masih kurang. Selain masalah penyebaran penyakit menular, peredaran obatobatan terlarang atau napza juga menjadi salah satu perhatian serius bagi Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar dan mahasiswa sangat rentan terhadap peredaran obat terlarang dan narkotika, psikotropika, serta zat addictif (napza). Pada saat ini peredaran obat terlarang di Kota Yogyakarta cenderung meningkat khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa. Peningkatan penyebaran obat terlarang ini salah satunya disebabkan karena masih lemahnya pengawasan
peredaran
obat
terlarang
serta
masih
kurangya
pengetahuan masyarakat tentang resiko penyalahgunaan obat-obatan terlarang tersebut. Selain permasalahan di atas, beberapa permasalahan kesehatan yang di hadapi Kota Yogyakarta pada saat ini adalah belum optimalnya mutu pelayanan kesehatan, kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan, masih terbatasnya pembiayaan kesehatan, belum optimalnya pemberdayaan sumberdaya kesehatan dan potensi daerah yang dimiliki Kota Yogyakarta, serta masih terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan. Berdasarkan pembangunan
permasalahan
kesehatan
di
Kota
tersebut,
maka
program
Yogyakarta
diarahkan
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
pada | 103
peningkatan
mutu
pelayanan
kesehatan,
peningkatan
partisipasi
masyarakat, individu dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, menurunkan
angka
masyarakat
Kota
kesakitan, Yogyakarta,
meningkatkan mencegah
penyalahgunaan obat-obatan terlarang serta
derajat dan
kesehatan
menanggulangi
mencegah penyebaran
penyakit menular berbahaya. Kelompok yang akan mendapat perhatian khusus dalam pelayanan kesehatan adalah kelompok rentan yaitu bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia dan difabel. Pelayanan kesehatan pada masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta terutama dilakukan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Puskesmas akan dikembangkan sehingga kualitas pelayanannya sesuai dengan standar, sedangkan RSUD akan dikembangkan sebagai rumah sakit yang terbaik di kelasnya. RSUD selain memberikan misi pelayanan kepada masyarakat, diharapkan dapat lebih berkembang dengan memanfaatkan potensi permintaan pelayanan kesehatan. Mewujudkan
Kota
Yogyakarta
sehat
dimaksudkan
untuk
mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatnya budaya perilaku hidup sehat 2. Meningkatnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas, Rumah Sakit dan institusi kesehatan 4. Meningkatnya kebersihan dan kesehatan lingkungan perumahan serta ketersediaan sarana dan prasarana kebersihan rumah tangga. 5. Rendahnya tingkat penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza), kosmetika, alat-alat kesehatan dan makanan. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan : 1. Memasyarakatkan budaya perilaku hidup sehat (pola hidup dan lingkungan), survailance serta monitoring kesehatan. 2. Meningkatkan jaminan pemeliharaan kesehatan melalui pelaksanaan asuransi kesehatan bagi berbagai kelompok masyarakat.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 104
3. Meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas,
Rumah Sakit dan
institusi kesehatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks kepuasan layanan. Program yang dilaksanakan adalah : 1. Program Upaya Pelayanan Kesehatan Sasaran program : Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau sebesar 10%. 2. Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Sasaran program : Meningkatnya perilaku hidup sehat bagi individu, kelompok dan masyarakat sebesar 30%. 3. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Sasaran program : Menurunnya ancaman dan terkendalinya penyakit potensi wabah menjadi 30% 4. Program Keluarga Berencana Sasaran program : Menurunnya angka kelahiran kasar per 1000 penduduk dari 16,00 21,24 menjadi 14,84 - 20,18 5. Program Pengembangan Jaminan Kesehatan Masyarakat Sasaran program : Meningkatnya layanan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat sebesar 30% 6. Program Pengembangan Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit Sasaran program : Indek kepuasan layanan masyarakat Puskesmas dari 70 menjadi 85 dan RSUD dari 70 menjadi 80 7. Program Regulasi dan Pengembangan Sumber daya Kesehatan Sasaran program : Meningkatnya sarana dan tenaga berijin yang sesuai standart serta mutu sebesar 40% serta terselenggaranya sistem kesehatan daerah. Untuk lebih memperjelas hubungan antara visi, misi, kebijakan, program dan indikator dapat dilihat pada matriks sebagai berikut :
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 105
J. MATRIKS MISI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM RPJMD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
2006
2011
APBD PROPINSI DIY
APBN
56,455
-
-
86,719
-
15,000
-
82,812
30,000
75,000
5,000
APBD KOTA YK
MASYA RAKAT/ SWASTA
Misi 1 : Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan
a.
b.
c.
Meningkatkan akses pendidikan dasar 12 tahun yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau Meningkatkan kualitas pendidikan dari aspek : lulusan, proses, manajemen, sarana prasarana dan lingkungan sekolah Mengembangkan sistem pendidikan berkualitas yang dapat mewujudkan keseimbangan antara kecerdasan intelegensia, emosional dan spiritual
1)
2)
3)
Program wajib belajar 12 Tahun
Angka Partisipasi Sekolah Beasiswa
90%
100%
80%
100%
Program Sertifikasi dan Peningkatan Kualifikasi Pendidik, Tenaga Kependidikan, Akreditasi sekolah, Standarisasi Sarana Prasarana
Sertifikasi
0%
90%
Kualifikasi Akreditasi Standarisasi
70% 70% 50%
100% 100% 80%
Program Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan formal dan non formal
Meningkatnya kualitas pendidikan
85%
100%
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
500
| 106
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
2006
2011
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
-
-
d.
Memperluas jangkauan dan jenis sistem pembelajaran untuk masyarakat
4)
Program Pengkajian dan pengembangan mutu pendidikan
Diperolehnya baku mutu diatas rata-rata
n.a.
naik 10%
5,350
-
a
Melakukan inovasi/rekayasa dan pengembangan seluruh aspek kepariwisataan yang tetap berlandaskan pada wisata budaya, wisata bangunan bersejarah, wisata pendidikan, wisata konvensi dan wisata belanja
1)
Pengembangan Pariwisata
Meningkatkan tingkat kunjungan
jumlah 715.210 dan lama tinggal 2,3 hari
jumlah 2.500.000 dan lama tinggal 2,5 hari
13,024
2,500
Misi 2 Mempertahankan Predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, Kota Budaya dan Kota Perjuangan
10,000
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
-
| 107
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
2006
2011
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
-
3,000
b
Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai positif budaya Jawa yang selaras dengan sejarah dan budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat serta kearifan lokal, meningkatkan fasilitasi untuk proses paduan / akulturasi budaya Jawa dengan budaya nusantara dan asing
2)
Pengembangan dan Pelestarian Seni dan Budaya
Meningkatnya jumlah kekayaan budaya yang terkelola secara baik
112 kekayaan budaya
225 kekayaan budaya
6,300
7,500
a.
Mengembangkan ekonomi kususnya usaha mikro, kecil, dan menengah dan koperasi
1)
Meningkatnya omzet UMKMK
100 milyar
131 milyar
16,124
-
b.
Mengembangkan lingkungan usaha dan iklim investasi
2)
Pengembangan Kewirausahaan & Keunggulan Kompetitif Usaha Mikro Kecil Menengah dan Kopeasi (UMKMK) Perlindungan Konsumen & Pengamanan Perdagangan
60%
75%
1,422
-
Misi 3 Mewujudkan Daya Saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa
Penyelesaian kasus perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan yang tertangani
15,000
-
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
2,500
-
| 108
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
-
-
2006
2011
65%
85%
13,983
-
Peningkatan Perdagangan
Meningkatnya nilai barang yang dijual
4)
Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja
Jumlah pencari kerja terlatih
3,43%
10,92%
6,000
12,500
6,000
-
Menurunnya jumlah penganggur Menurunnya tingkat kerawanan perusahaan
6,16%
5,73%
4,359
-
3,000
-
59%
48%
1,760
-
1,500
-
7)
Peningkatan Kesejahteraan Petani Perkotaan
Peningkatan jenjang kelas kelompok tani
Jumlah Kelompok 73, Kelas Madya 6, Lanjut 15, Pemula 49
menuju utama 6 Kelompok
2,833
-
-
-
8)
Peningkatan Mutu Bahan Pangan
Peningkatan Standard Sanitasi Hygiene Unit Usaha
32 Unit Usaha memenuhi Standard Sanitasi Hygiene
menjadi 62
1,693
-
6)
Mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan pemerataan ekonomi dengan lokomotif bidang pendidikan dan pariwisata
APBD KOTA YK
3)
5)
c
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
15,000
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
-
| 109
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
2006
2011
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
9)
Program Pengembangan Pengelolaan Pasar
Kualitas pengelolaan pasar (ketertiban, keamanan, kebersihan)
80%, 85%,<30'
90%, 95%, >30'
19,975
-
-
2,500
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Memperbaiki mutu lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
1)
Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Baku mutu kualitas lingkungan sesuai peraturan yang berlaku
60%
65%
16,200
11,000
-
-
2)
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah
Cakupan layanan persampahan
80%
85%
15,900
-
-
-
Cakupan layanan air limbah
20%
25%
13,090
-
-
-
Memadukan lingkungan alam dengan lingkungan nilai-nilai religius, sosial, budaya dan kearifan lokal ke dalam proses pembangunan.
4)
Meningkatnya Perbandingan RTH dengan Luas Wilayah
26,8%
26,8%
11,100
-
7,500
Misi 4 Mewujudkan Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan
a
b
c
3)
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
1,000
| 110
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
2006
2011
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
-
-
Misi 5 Mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang bermoral, beretika, beradab dan berbudaya
a.
Meningkatkan fasilitasi religiusitas dan toleransi antar umat beragama.
1)
Program Peningkatan Kehidupan Beragama
Meningkatnya bantuan fasilitasi kehidupan beragama
naik 10%
21,350
-
b.
Meningkatkan penanganan permasalahan sosial berbasis komunitas dengan pendekatan adil gender pada 5 (lima) kelompok masyarakat yaitu perempuan, anak, lansia, penduduk miskin dan difabel
2)
Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Fasilitasi dan inisiasi penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat
Meningkatnya PSKS
naik 10%
4,951
-
15,000
-
Menurunnya PMKS
turun 10%
40,360
2,000
30,000
-
50%
80%
1,800
-
-
-
40%
60%
7,015
-
-
-
3)
4)
5)
Program Peningkatan kualitas hidup perempuan, anak, alnsia dan defabel serta pengarusutamaan gender
Terfasilitasinya koordinasi program penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat Meningkatnya fasilitasi inisiasi, afirmasi PUG dan kesejahteraan, perlindungan perembuan dan anak
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 111
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
2006
2011
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
Misi 6 Mewujudkan Kota Yogyakarta yang good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, demokratis dan berlandaskan hukum
a
b
Meningkatkan jalinan kerjasama dengan pihak swasta dalam rangka produktifitas aset pemerintah daerah ataupun pengembangan penyediaan fasilitas publik Memanfaatkan teknologi informasi, Sumber Daya Manusia dan organisasi yang meliputi struktur, sistem dan prosedur, serta kepastian pelayanan.
1)
Program Pengembangan Kerjasama Daerah
Realisasi rumusan/perikatan kerjasama baru dan optimalisasi pelaksanaan kerjasama dari rencana dan pelaksanaan kerjasama
70%
80%
2,630
-
-
-
2)
Pengembangan Manajemen Kepegawaian
70%
90%
8,345
-
-
-
3)
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
70%
90%
28,477
-
1,000
-
4)
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Keprotokolan Pemerintah Daerah
80%
95%
1,855
-
-
-
5)
Program Peningkatan Administrasi dan Pengelolaan Barang Daerah
Kesesuaian dengan kebutuhan dan standar operating prosedur Kesesuaian dengan kebutuhan Kelancaran pelaksanaan pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan keprotokolan Kesesuaian dengan standar pelaksanaan prosedur
80%
95%
5,000
-
-
-
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 112
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF 6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Program Peningkatan Sarana Prasarana Pemerintahan Program Pemeliharaan Sarana Prasarana Pemerintahan Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi dan Media Masa Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi Program Pemeliharaan Rutin dan Berkala Sarana Prasarana Kearsipan Program Peningkatan Pelayanan ke Rumah Tanggaan, Keuangan dan Administrasi Pemkot
Program Penataan Administrasi Kependudukan
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah) APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
2006
2011
Pemenuhan kebutuhan sesuai standar kebutuhan Tingkat kemanfaatan sebesar Tingkat pelayanan komunikasi dan informasi
80%
95%
209,243
15,000
-
-
80%
95%
30,800
-
-
-
85%
90%
29,550
-
-
2,500
Efektifitas penggunaan media komunikasi dan informasi Kesesuaian dengan standar operating prosedur Kelancaran pelaksanaan Administrasi dan Keuangan Setda serta Pelayanan Rumah Tangga Pemerintah kota Database kependudukan yang mutakhir, lengkap dan valid
85%
90%
400
-
-
-
85%
90%
1,575
-
-
-
80%
95%
1,472
-
-
-
60%
98%
7,191
-
-
-
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 113
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF 13)
14)
c
d
Menegakkan aturan main dengan pasti, tegas dan adil serta berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku.
Meningkatkan efektifitas sistem perpajakan daerah dan retribusi dengan tetap memberikan dorongan iklim usaha yang kondusif
15)
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan
Program pelayanan masyarakat berbasis kewilayahan Program Peningkatan manajemen penyelenggaraan pemerintahan
16)
Program peningkatan kapasitas lembaga sosial kemasyarakatan
17)
Program Peningkatan Kualitas Kebijakan Pengembangan Perekonomian & Pendapatan Daerah
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Kesesuaian dengan standar perizinan Ketersediaan regulasi perizinan Kepuasan layanan masyarakat Kebutuhan ketersediaan data, analisa kebijakan, koordinasi, laporan , evaluasi dan monitoring penyelenggaraan pemerintahan secara tepat jenis, tepat waktu Terwujudnya kelembagaan LPMK, RT, RW sesuai dengan ketentuan teknis Ketersediaan data potensi PAD dan analisa kebijakan perekonomian
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
5,188
-
-
-
APBD KOTA YK
2006
2011
70%
100%
40%
80%
60%
70%
3,985
-
-
-
80%
90%
10,420
-
-
-
60%
80%
3,546
-
-
-
70%
90%
4,651
-
-
-
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 114
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
e
f
Meningkatkan koordinasi dengan instansi-instansi yang berwenang dalam penegakan hukum.
Meningkatkan manajemen pembangunan.
18)
Peningkatan dan Pengembangan Pajak Daerah dan Pajak Pusat yang dipungut melalui daerah
19)
Program Peningkatan Kualitas Produk Hukum Daerah Program Peningkatan Pelayanan Hukum
20)
21)
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
22)
Program Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Peningkatan kontribusi pajak daerah terhadap PAD dan bagi hasil PBB dan BPHTB terhadap bagi hasil pajak Konsistensi produk hukum daerah Penanganan sengketa/perkara hukum, permasalahan hukum Penerapan nilainilai HAM dan Penyampaian informasi Produk hukum Peningkatan cakupan usulan masyarakat dalam APBD Kesesuaian dengan standar operating prosedur/standar pelaksanaan kegiatan
2006
2011
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
naik 10% dan 2,5%
20,585
-
-
-
75%
95%
4,053
-
-
-
75%
100%
5,957
-
-
-
80%
100%
80%
95%
4,840
-
-
-
80%
95%
3,946
-
-
-
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 115
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF 23)
Program Pengembangan Data dan Informasi
24)
Program Penelitian dan Pengembangan
25)
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pilkada/Pemilu Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah
26)
g
Mewujudkan Prosedur Operasional Standar sesuai kebutuhan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel
27)
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Ketersediaan data sesuai kebutuhan perencanaan dan pengendalian pembangunan (cepat, lengkap dan akurat) Peningkatan cakupan / keterkaitan hasil penelitian & pengembangan dalam kegiatan pembangunan Penilaian BPK dgn predikat Wajar
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
2006
2011
80%
90%
1,485
-
-
-
80%
90%
1,800
-
-
-
85%
90%
11,776
-
-
-
80%
9,904
-
-
-
95
3,021
-
-
-
Tingkat partisipasi pemilih Ketepatan ukuran dan uraian tupoksi serta penyelenggaraan organisasi secara efisien dan efekti
APBD KOTA YK
80
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 116
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF 28)
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
29)
Program Peningkatan Pelayanan pada DPRD
30)
Program Administrasi Perkantoran
1)
Pengembangan Wawasan Kebangsaan
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Menurunnya prosentase pelanggaran standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan pemerintahan Meningkatnya kesesuaian dengan kebutuhan dan SOP Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
2006
2011
10%
5%
3,544
-
-
-
80%
95%
31,188
-
-
-
100%
100%
250,000
-
-
-
1,250
-
-
Misi 7 Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai
a
Meningkatkan wawasan kebangsaan, keamanan, ketertiban dan peran media komunikasi dengan prinsip demokrasi yang dijiwai oleh semangat persatuan, kerukunan, kedamaian, kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran.
Berkurangnya konflik di masyarakat
mendekati 0%
610
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 117
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
b
c
Meningkatkan kesadaran, kedisiplinan, dan peran serta masyarakat dalam menjaga dan menciptakan suasana Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu, dan damai. Meningkatkan peran generasi muda dalam mendukung mewujudkan keamanan, ketertiban dan persatuan
2)
Program Peningkatan ketentraman dan ketertiban
3)
Pembinaan dan pengembangan generasi muda
4)
Fasilitasi Olahraga
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Penanganan pelanggaran perda yang diselesaikan secara pro Yustisi Indikasi pelanggaran masyarakat terhadap perda
Meningkatnya aktifitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan Meningkatnya budaya olah raga masyarakat dan prestasi olahraga tingkat nasional
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
19,232
-
-
-
naik 20%
3,833
-
-
-
naik 20%
3,314
-
-
500
2006
2011
85%
90%
………
….. (turun)
APBD KOTA YK
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 118
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
2006
2011
94 Titik
46 Titik
15,318
-
14%
100%
3,877
3,000
-
-
naik 18%
53,417
-
-
-
90%
8,614
-
-
-
Misi 8 Mewujudkan pembangunan prasarana sarana dan prasarana berkualitas
a
b
c
Menyediakan sarana dan prasarana dasar publik yang memadai di dalam kota dan di daerah perkotaan bekerjasama dengan daerah tetangga melalui Sekber KARTOMANTUL. Maupun pihak swasta Meningkatkan penataan kawasan konsisten sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik.
1)
Perbaikan/Pemeliharaan saluran irigasi dan drainase
Berkurangnya genangan air
2)
Pengembangan Detail Tata Ruang Kawasan dan Rencana Rinci Kawasan
Produk rencana detail tata ruang dan rencana rinci
3)
Rehab /Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Penanganan jalan rusak
4)
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Ketersediaan Prasarana & Fasilitas Perhubungan sesuai kebutuhan
60%
35,000
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
-
| 119
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
d
Meningkatkan fungsi kampung sebagai subyek pembangunan berbasis kewilayahan dan tempat berinteraksi masyarakat yang utuh baik pada aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.
5)
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)
6)
Program Peningkatan pengaturan Lalu Lintas
7)
Pengelolaan Prasarana dan Sarana Dasar Lingkungan Permukiman, Pemeliharaan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah) APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
2006
2011
Prosentase peningkatan jumlah Prasarana dan Fasilitas LLAJ yang direhabilitasi terhadap keseluruhan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Ketaatan pada peraturan teknis operasional kendaraan dan angkutan darat
60%
90%
2,371
-
-
500
60%
90%
3,087
-
-
-
Terkelolanya PSD permukiman, Rasio jumlah KK terhadap jumlah rumah yang layak huni
kimpraswil
20%, 10%
14,368
10,000
-
-
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 120
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
e
Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan swasta dalam pembangunan sarana prasarana dasar permukiman dan perkotaan.
8)
Perbaikan/Pemeliharaan Penerangan jalan umum
9)
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
10)
Program Peningkatan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran
11)
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Meningkatnya penerangan jalan umum untuk jalan kampung dan lingkungan Peningkatan kelancaran arus lalu lintas Waktu tanggap
Waktu tanggap
2006
2011
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
100%
39,558
-
-
-
60%
90%
5,600
60,000
-
2,500
3 jam
30 menit
3,520
-
-
-
15 menit
10 menit
3,881
-
-
-
-
-
-
-
Misi 9 Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat
a.
Memasyarakatkan budaya perilaku hidup sehat (pola hidup dan lingkungan) dan survailance serta monitoring kesehatan.
1)
Program Upaya Pelayanan Kesehatan
Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
70%
80%
12,664
2)
Program pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan
Meningkatnya Perilaku hidup sehat bagi Individu, kelompok dan masyarakat
35%
65%
3,019
15,000
2,500
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 121
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF
b.
c.
Meningkatkan jaminan pemeliharaan kesehatan melalui pelaksanaan asuransi kesehatan bagi berbagai kelompok masyarakat. Meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas, Rumah Sakit dan institusi kesehatan yang ditunjukan dengan meningkatnya indeks kepuasan layanan
3)
Program Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
4)
Program Keluarga Berencana Program pengembangan jaminan Kesehatan masyarakat
5)
6)
Program Pengembangan Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Berkurangnya ancaman / terkendalinya penyakit potensi wabah dari situasi tahun 2006.(ratarata penurunan) Terkendalinya angka kelahiran Meningkatnya layanan Asuransi Kesehatan bagi seluruh masyarakat
Indek kepuasan layanan masyarakat
APBD KOTA YK
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
-
-
2006
2011
……
turun 30%
10,695
-
CBR=16,0021,24 37%
CBR=14,8420,18 60%
1,226
-
46,644
0,7
0,8
49,410
15,000
-
55,000 -
50,000
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
-
-
| 122
INDIKATOR PROGRAM MISI
KEBIJAKAN
KUANTITATIF
PROGRAM KUALITATIF 7)
Program regulasi dan Pengembangan Sumber daya Kesehatan
PAGU INDIKATIF 2007-2011 (Jutaan Rupiah)
Meningkatnya sarana,tenaga berijin sesuai standart dan mutu.
2006
2011
40%
80%
APBD KOTA YK 4,439
1,465,699
APBD PROPINSI DIY
APBN
MASYA RAKAT/ SWASTA
-
-
-
187,250
334,000
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
20,500
| 123
K. PAGU INDIKATIF PROGRAM TAHUN 2007 – 2011
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
Misi 1 : Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan
a. Meningkatkan akses pendidikan dasar 12 tahun yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau b. Meningkatkan kualitas pendidikan dari aspek : lulusan, proses, manajemen, sarana prasarana dan lingkungan sekolah c. Mengembangkan sistem pendidikan berkualitas yang dapat mewujudkan keseimbangan antara kecerdasan intelegensia, emosional dan spiritual d. Memperluas jangkauan dan jenis sistem pembelajaran untuk masyarakat
1)
Program wajib belajar 12 Tahun
2)
Program Sertifikasi dan Peningkatan Kualifikasi Pendidik, Tenaga Kependidikan, Akreditasi sekolah, Standarisasi Sarana Prasarana Program Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan formal dan non formal
3)
4)
Program Pengkajian dan pengembangan mutu pendidikan
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
9,346
9,814
12,365
12,365
12,565
56,455
15,180
15,021
16,540
19,000
20,978
86,719
13,806
17,165
16,961
17,340
17,540
82,812
1,000
1,050
1,100
1,100
1,100
5,350
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 124
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
Misi 2 Mempertahankan Predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, Kota Budaya dan Kota Perjuangan
a
b
Melakukan inovasi/rekayasa dan pengembangan seluruh aspek kepariwisataan yang tetap berlandaskan pada wisata budaya, wisata bangunan bersejarah, wisata pendidikan, wisata konvensi dan wisata belanja Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai positif budaya Jawa yang selaras dengan sejarah dan budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat serta kearifan lokal, meningkatkan fasilitasi untuk proses paduan / akulturasi budaya Jawa dengan budaya nusantara dan
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
1)
Pengembangan Pariwisata
2,048
2,276
2,540
3,000
3,160
13,024
2)
Pengembangan dan Pelestarian Seni dan Budaya
1,140
1,197
1,257
1,320
1,386
6,300
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 125
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
Misi 3 Mewujudkan Daya Saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa
2010
2011
JUMLAH
2,850
2,467
3,405
3,449
3,953
16,124
218
247
271
312
374
1,422
3)
Peningkatan Perdagangan
2,248
2,479
2,760
3,073
3,423
13,983
4)
Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Peningkatan Kesejahteraan Petani Perkotaan
1,080
1,140
1,200
1,260
1,320
6,000
785
828
872
915
959
4,359
317
334
352
370
387
1,760
510
538
567
595
623
2,833
305
322
339
355
372
1,693
3,150
3,325
3,500
5,000
5,000
19,975
1)
b. Mengembangkan lingkungan usaha dan iklim investasi
2)
5)
6)
Mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan pemerataan ekonomi dengan lokomotif bidang pendidikan dan pariwisata
2009
Pengembangan Kewirausahaan & Keunggulan Kompetitif Usaha Mikro Kecil Menengah dan Kopeasi (UMKMK) Perlindungan Konsumen & Pengamanan Perdagangan
a. Mengembangkan ekonomi kususnya usaha mikro, kecil, dan menengah dan koperasi
c
2008
7) 8) 9)
Peningkatan Mutu Bahan Pangan Program Pengembangan Pengelolaan Pasar
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 126
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
Misi 4 Mewujudkan Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan
2009
2010
2011
JUMLAH
1)
Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
2,500
2,850
3,000
3,550
4,300
16,200
2)
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah
2,700
2,850
3,000
3,250
4,100
15,900
2,160
2,280
2,400
3,000
3,250
13,090
4)
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1,700
1,900
2,000
2,500
3,000
11,100
a. Meningkatkan fasilitasi religiusitas dan toleransi antar umat beragama.
1)
Program Peningkatan Kehidupan Beragama
4,200
4,250
4,300
4,300
4,300
21,350
b. Meningkatkan penanganan
2)
Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
990
990
990
990
991
4,951
a
b
c
Misi 5 Mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang bermoral, beretika, beradab dan berbudaya
2008
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Memperbaiki mutu lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Memadukan lingkungan alam dengan lingkungan nilai-nilai religius, sosial, budaya dan kearifan lokal ke dalam proses pembangunan.
permasalahan sosial berbasis komunitas dengan pendekatan adil gender pada 5 (lima) kelompok masyarakat yaitu perempuan, anak, lansia, penduduk miskin dan difabel
3)
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 127
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
Misi 6 Mewujudkan Kota Yogyakarta yang good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, demokratis dan berlandaskan hukum
a
b
Meningkatkan jalinan kerjasama dengan pihak swasta dalam rangka produktifitas aset pemerintah daerah ataupun pengembangan penyediaan fasilitas publik Memanfaatkan teknologi informasi, Sumber Daya Manusia dan organisasi yang meliputi struktur, sistem dan prosedur, serta kepastian pelayanan.
3)
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
4)
Program Fasilitasi dan inisiasi penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat
5)
Program Peningkatan kualitas hidup perempuan, anak, alnsia dan defabel serta pengarusutamaan gender
1)
Program Pengembangan Kerjasama Daerah
2)
Pengembangan Manajemen Kepegawaian Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Keprotokolan Pemerintah Daerah Program Peningkatan Administrasi dan Pengelolaan Barang Daerah
3) 4)
5)
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
6,310
7,491
8,172
8,853
9,534
40,360
320
370
330
380
400
1,800
1,075
1,175
1,465
1,550
1,750
7,015
430
452
555
582
611
2,630
1,467
1,455
1,528
1,553
2,342
8,345
3,963
6,137
6,347
5,868
6,162
28,477
332
353
352
396
422
1,855
900
950
1,000
1,100
1,050
5,000
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 128
MISI
KEBIJAKAN 6) 7)
8)
9)
10)
11)
12) 13) 14)
c
Menegakkan aturan main dengan pasti, tegas dan adil serta berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku.
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM
15)
Program Peningkatan Sarana Prasarana Pemerintahan Program Pemeliharaan Sarana Prasarana Pemerintahan Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi dan Media Masa Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi Program Pemeliharaan Rutin dan Berkala Sarana Prasarana Kearsipan Program Peningkatan Pelayanan ke Rumah Tanggaan, Keuangan dan Administrasi Pemkot Program Penataan Administrasi Kependudukan Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Program pelayanan masyarakat berbasis kewilayahan Program Peningkatan manajemen penyelenggaraan pemerintahan
2007
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
27,702
34,470
40,350
51,321
55,400
209,243
5,400
5,700
6,100
6,600
7,000
30,800
4,798
5,275
5,800
7,281
6,396
29,550
100
50
100
100
50
400
253
266
334
385
337
1,575
235
258
284
313
382
1,472
1,285
1,327
1,529
1,459
1,591
7,191
934
986
1,037
1,089
1,142
5,188
450
475
860
1,000
1,200
3,985
1,737
1,655
3,319
1,749
1,960
10,420
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 129
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
d
e
f
Meningkatkan efektifitas sistem perpajakan daerah dan retribusi dengan tetap memberikan dorongan iklim usaha yang kondusif
Meningkatkan koordinasi dengan instansi-instansi yang berwenang dalam penegakan hukum. Meningkatkan manajemen pembangunan.
16) Program peningkatan kapasitas lembaga sosial kemasyarakatan 17) Program Peningkatan Kualitas Kebijakan Pengembangan Perekonomian & Pendapatan Daerah 18) Peningkatan dan Pengembangan Pajak Daerah dan Pajak Pusat yang dipungut melalui daerah 19) Program Peningkatan Kualitas Produk Hukum Daerah 20) Program Peningkatan Pelayanan Hukum 21) Program Perencanaan Pembangunan Daerah 22) Program Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
569
1,045
355
372
1,205
3,546
762
838
922
1,014
1,115
4,651
5,075
5,362
3,209
3,379
3,560
20,585
667
730
795
885
976
4,053
1,003
1,132
1,224
1,312
1,286
5,957
1,305
805
810
845
1,075
4,840
763
802
824
769
788
3,946
23) Program Pengembangan Data dan Informasi
535
230
230
245
245
1,485
24) Program Penelitian dan Pengembangan
400
350
350
350
350
1,800
2,221
2,021
2,122
2,445
2,967
11,776
25) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 130
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
g
Mewujudkan Prosedur Operasional Standar sesuai kebutuhan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel
26) Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pilkada/Pemilu 27) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah 28) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal 29) Program Peningkatan Pelayanan pada DPRD 30) Program Administrasi Perkantoran
Misi 7 Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai
a
Meningkatkan wawasan kebangsaan, keamanan, ketertiban dan peran media komunikasi dengan prinsip demokrasi yang dijiwai oleh semangat persatuan, kerukunan, kedamaian, kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran.
1)
Pengembangan Wawasan Kebangsaan
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
255
294
2,650
355
6,350
9,904
595
654
932
350
490
3,021
646
699
676
737
786
3,544
5,941
6,012
6,214
6,434
6,587
31,188
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
250,000
110
116
122
128
134
610
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 131
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
b
c
Misi 8 Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana berkualitas
a
b
Meningkatkan kesadaran, kedisiplinan, dan peran serta masyarakat dalam menjaga dan menciptakan suasana Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu, dan damai. Meningkatkan peran generasi muda dalam mendukung mewujudkan keamanan, ketertiban dan persatuan
Menyediakan sarana dan prasarana dasar publik yang memadai di dalam kota dan di daerah perkotaan bekerjasama dengan daerah tetangga melalui Sekber KARTOMANTUL. Maupun pihak swasta Meningkatkan penataan kawasan konsisten sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
2)
Program Peningkatan ketentraman dan ketertiban
3)
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
3,500
3,675
3,858
4,052
4,147
19,232
Pembinaan dan pengembangan generasi muda
690
728
767
805
843
3,833
4)
Fasilitasi Olahraga
557
588
619
750
800
3,314
1)
Perbaikan/Pemeliharaan saluran irigasi dan drainase
2,217
2,340
2,464
5,710
2,587
15,318
2)
Pengembangan Detail Tata Ruang Kawasan dan Rencana Rinci Kawasan
610
644
678
945
1,000
3,877
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 132
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007
c
Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik.
3)
e
2010
2011
JUMLAH
9,615
10,149
10,684
11,752
11,217
53,417
2,837
1,056
837
1,967
1,917
8,614
303
439
439
750
440
2,371
781
564
570
750
422
3,087
7)
Pengelolaan Prasarana dan Sarana Dasar Lingkungan Permukiman, Pemeliharaan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
2,349
2,479
2,610
3,190
3,740
14,368
8)
Perbaikan/Pemeliharaan Penerangan jalan umum
7,246
7,649
8,052
8,157
8,454
39,558
718
1,053
1,053
1,303
1,473
5,600
500
986
659
675
700
3,520
4)
6) Meningkatkan fungsi kampung sebagai subyek pembangunan berbasis kewilayahan dan tempat berinteraksi masyarakat yang utuh baik pada aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan swasta dalam pembangunan sarana prasarana dasar permukiman dan perkotaan.
2009
Rehab /Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Program Peningkatan pengaturan Lalu Lintas
5)
d
2008
9)
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 10) Program Peningkatan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 133
MISI
KEBIJAKAN
PAGU INDIKATIF (Jutaan Rupiah)
PROGRAM 2007 11) Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran
Misi 9 Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat
a. Memasyarakatkan budaya perilaku hidup sehat (pola hidup dan lingkungan) dan survailance serta monitoring kesehatan.
1) 2)
3)
4) b. Meningkatkan jaminan pemeliharaan kesehatan melalui pelaksanaan asuransi kesehatan bagi berbagai kelompok masyarakat. c. Meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas, Rumah Sakit dan institusi kesehatan yang ditunjukan dengan meningkatnya indeks kepuasan layanan
Program Upaya Pelayanan Kesehatan Program pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan Program Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Program Keluarga Berencana
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
664
737
796
825
859
3,881
2,280
2,406
2,533
2,786
2,659
12,664
543
574
604
664
634
3,019
1,871
1,975
2,079
2,587
2,183
10,695
214
235
235
258
284
1,226
5)
Program pengembangan jaminan Kesehatan masyarakat
8,080
9,284
9,200
10,320
9,760
46,644
6)
Program Pengembangan Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit Program regulasi dan Pengembangan Sumber daya Kesehatan
8,734
9,108
9,482
11,230
10,856
49,410
799
843
888
977
932
4,439
318,696 334,631
1,465,699
7)
251,879 270,770 289,723
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 134
BAB VII KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 merupakan pedoman dalam penyusunan RKPD, Rencana Strategik SKPD dan Rencana Kerja SKPD. Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1.
Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Badan, Dinas,
Kantor dan
Kecamatan serta masyarakat termasuk dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011; 2.
Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Badan, Dinas,
Kantor dan
Kecamatan berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 yang menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja SKPD; 3.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kota Yogyakarta
Tahun
2007-2011,
Sekretaris
Daerah
berkewajiban
melakukan koordinasi secara intensif dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam mewujudkan kondisi yang diharapkan pada akhir tahun 2011 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4.
SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 dengan Renstra SKPD dan Renja SKPD serta berkewajiban untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan pada akhir tahun 2011 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
5.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berkewajiban untuk melakukan pemantauan penjabaran RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 ke dalam Renstra SKPD dan Renja SKPD dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya.
6.
Dalam menjamin keberhasilan program-program pembangunan yang disusun dalam RPJMD ini, maka disusun Rencana Aksi Daerah (RAD) dengan Keputusan Walikota yang merupakan kumpulan program dan
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 135
kegiatan yang komprehensif dan sinergis dari seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan rencana aksi daerah. RAD disusun dan dilaksanakan dengan melibatkan para pemangku kepentingan, sehingga dapat lebih optimal hasilnya. RAD dirumuskan dalam kelompok sebagai berikut : a.
Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Tujuan dari rencana aksi daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran adalah : −
memperkuat basis data penduduk miskin dan pengangguran;
−
mengurangi jumlah penduduk miskin;
−
mengurangi tingkat pengangguran;
−
meningkatkan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial dan penduduk miskin serta difabel dengan merata;
−
mingkatkan
jangkauan
pelayanan
kesehatan
untuk
masyarakat; −
meningkatkan akses pendidikan dasar dan menengah 12 tahun bagi penduduk miskin;
−
mengembangkan sektor riil khususnya ekonomi mikro di masyarakat dan sumber daya manusia yang kualitas;
− b.
menjadikan kampung sebagai basis pembangunan komunitas.
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Daerah Tujuan
rencana
aksi
daerah
mengoptimalkan
pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan daerah adalah : −
mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi;
−
meningkatkan kepastian dan kenyamanan berusaha;
−
menumbuhkan iklim investasi yang sehat dan kondusif;
−
meningkatkan kualitas pelayanan perijinan yang lebih cepat dari sisi waktu, lebih mudah dari sisi aksesibilitas, lebih pasti dari sisi aturan main, adil dan dengan biaya yang terjangkau;
−
meningkatkan kualitas sarana prasarana pendukung kegiatan perekonomian;
−
menegakkan peraturan yang tegas dan adil berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku;
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 136
−
meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi;
−
meningkatkan fasilitasi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
c.
Mewujudkan Pendidikan Berkualitas Tujuan rencana aksi daerah mewujudkan pendidikan berkualitas adalah : −
meningkatkan akses pendidikan dasar dan menengah 12 tahun yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau;
−
meningkatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tingkat Rukun Warga (RW);
−
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru;
−
mengembangkan sistem pendidikan yang dapat mewujudkan keseimbangan antara kecerdasan intelegensia, emosional dan spiritual;
− d.
memperluas jangkauan dalam pembelajaran masyarakat.
Mewujudkan Yogyakarta Kota Sehat Tujuan rencana aksi daerah mewujudkan yogyakarta kota sehat adalah : −
meningkatkan
akses
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau; −
mengurangi angka kematian bayi dan balita;
−
meningkatkan kesehatan ibu hamil dan ibu melahirkan;
−
meningkatkan status gizi balita dan masyarakat;
−
mengurangi ancaman penyakit menular dan tidak menular, termasuk penderita kangker pada perempuan miskin;
−
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih, sehat, olahraga teratur serta berperan aktif dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat;
−
meningkatkan cakupan jaminan kesehatan daerah menuju universal coverage;
−
meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur rumah sakit dan puskesmas yang didukung pelayanan prima.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 137
e.
Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Tujuan rencana aksi daerah Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya adalah : −
meningkatkan inovasi/rekayasa dan pengembangan seluruh aspek kepariwisataan yang tetap berlandaskan pada wisata budaya, wisata bangunan bersejarah, wisata pendidikan, wisata konvensi dan wisata belanja;
−
pengembangan dan pelestarian nilai-nilai positif budaya dengan dasar dan berpusat pada budaya Jawa yang selaras dengan
sejarah
dan
budaya
Kraton
Ngayogyakarta
Hadiningrat, kearifan lokal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa; −
menggali obyek dan atraksi pariwisata serta meningkatkan angka kunjungan serta lama tinggal wisatawan.
f.
Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Mewujudkan Pemerintah yang Bersih Tujuan dalam rencana aksi daerah Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Mewujudkan Pemerintah yang Bersih adalah: −
meminimalkan
korupsi,
kolusi
dan
nepotisme
serta
meningkatkan disiplin aparatur pemerintah; −
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
−
meningkatkan efisiensi dan efektifitas anggaran;
−
meningkatkan moralitas dan mental spiritual aparatur;
−
melakukan tindakan tegas dan adil yang berdasarkan aturan hukum yang berlaku;
− g.
meningkatkan pemerataan kesejahteraan pegawai.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam rangka Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Tujuan dari rencana aksi daerah Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam rangka Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance) adalah : −
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam pelaksanaan pemerintahan dan pelayanan masyarakat;
−
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
−
meningkatkan efisiensi dan efektifitas anggaran;
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 138
−
menentukan struktur kelembagaan sesuai kebutuhan;
−
merumuskan regulasi dan mengimplementasikan sistem dan prosedur kerja;
h.
−
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia;
−
meningkatkan pemerataan kesejahteraan pegawai.
Pembangunan Sarana dan Prasarana Berkualitas Tujuan rencana aksi daerah Pembangunan Sarana dan Prasarana Berkualitas adalah : −
memudahkan
masyarakat
dalam
memanfaatkan
dan
mendapatkan fasilitas pelayanan dasar publik; −
tertatanya kawasan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
−
memudahkan masyarakat mempergunakan sarana prasarana publik;
−
meningkatkan kesadaran partisipasi masyarakat dan swasta terhadap pembangunan sarana dan prasarana;
−
meningkatkan sarana prasarana dasar publik perkotaan yang memadai bekerjasama dengan daerah tetangga khususnya melalui Sekretariat Bersama Kartamantul;
−
meningkatkan koordinasi dengan pemerintah Propinsi dan Pusat dalam pembangunan infrastruktur.
i.
Peningkatan Kualitas Lingkungan Tujuan rencana aksi daerah Peningkatan Kualitas Lingkungan adalah : −
memperbaiki kualitas lingkungan;
−
meningkatkan kualitas hayati yang memenuhi standar baku mutu lingkungan;
−
menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau;
−
menegakkan
aturan
hukum
bagi
pelanggar/perusak
lingkungan; −
meningkatkan
kesadaran
masyarakat
terhadap
upaya
perbaikan kualitas lingkungan; −
meningkatkan manajemen pengelolaan kebersihan;
−
mengendalikan pencemaran.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 139
j.
Pengurangan Risiko Bencana Tujuan rencana aksi daerah Pengurangan Risiko Bencana adalah : −
menjadikan prioritas utama kegiatan penanggulangan dan pengurangan risiko bencana;
−
meningkatakan
kesadaran
dan
kepedulian
masyarakat
terhadap resiko bencana; −
mendukung perumusan kebijakan dan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana;
−
meningkatkan
perencanaan
pembangunan
yang
berkelanjutan, terarah dan terpadu. 7.
Dalam rangka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) maka perlu dilakukan pembobotan masing-masing kegiatan terhadap program yang menjadi induknya.
8.
Sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan program atas keberhasilan atau kegagalan maka diperlukan capaian program lima tahun dan hasil program tiap tahun.
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 140
BAB VIII PENUTUP
Dokumen
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Kota
Yogyakarta Tahun 2007-2011 ini merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, RPJM Propinsi dan RPJPD Kota Yogyakarta 2005-2025 yang disusun melalui penerapan perencanaan partisipatif dengan melibatkan segenap komponen stakeholder. Implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 akan dijabarkan dalam Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD serta dalam Kebijakan Umum APBD setiap tahunnya yang selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. RPJMD
Kota
Yogyakarta
2007-2011
disusun
sebagai
upaya
memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), RPJMD memuat visi, misi, dan kebijakan pembangunan Kepala Daerah terpilih, sehingga masa berlaku RPJMD ini berakhir sampai dengan tahun 2011. Guna mempertahankan kesinambungan pembangunan, maka RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 20112016 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2012 yang diperlukan sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2012 diharapkan pada tahun 2011 sudah mulai disiapkan.
Yogyakarta, 20 Maret 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd H. HERRY ZUDIANTO
RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011
| 141