Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
WACANA SPIRITUAL ISLAM DALAM SURAT-SURAT KARTINI ANALISIS WACANA SURAT-SURAT RA. KARTINI TAHUN 1899-1904 Musrifah1
[email protected]
Abstrak Surat pribadi dapat menunjukkan dunia simbolik penulisnya. Cara menyapa, gaya penyajian, topik-topik yang dibahas, dan frekuensi menulis merupakan unsurunsur yang melukiskan persepsi seseorang atas orang lain (Mulyana, 2003:201). Ciri khas dari komunikasi yang dilakukan Kartini dengan sahabatnya adalah penggunaan surat sebagai medium yang mengantarkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. berawal dari sini untuk mengungkapkan suatu jawaban atas masalah bagaimanakah wacana spiritualitas Islam dalam pemikiran Kartini digambarkan dalam surat-suratnya. Lebih khusus berusaha mengungkapkan pemikiran Kartini yang berkorelasi seputar tema yang banyak diperbincangkan mengenai diri Kartini, yakni tentang tentang emansipasi wanita, pernikahan dan poligami dalam Islam. Kata kunci: Surat, Kartini, Wacana spiritual.
1
Penulis adalah dosen STAI Sunan Drajat Kranji Paciran Lamongan
206
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Pendahuluan
sejumlah sahabat penanya. Tujuan
Surat Sebagai Medium Komunikasi
awalnya saat itu hanya menyampaikan
Surat satu
dapat dikatakan sebagai
media
kelahiran
pikiran, perasaan dan gagasan untuk
peradaban
tanah Jawa yang dicintainya. Beberapa
tipografi yang masih bertahan di era
tahun
digital
sahabat
penanya
Sebagian besar manusia yang sehari-
sebagian
besar
harinya
dikirimkannya
communication telah
dengan
dunia
banyak
saat
ini.
bergantung
cyber
sepeninggalnya,
ke
salah
satu
mengumpulkan surat beberapa
yang orang
mungkin
Belanda. Kumpulan surat tersebut lalu
sebagai
dibukukan dan terbit pertama kali di
peninggalan warisan abad komunikasi
Belanda lalu disusul oleh penerbit di
kuno yang pantas dijadikan lelucon.
negara-negara lain seperti Inggris dan
Namun demikian, nyaris tidak ada
Perancis, lalu terakhir di negerinya
kepentingan manusia di era digital ini
sendiri, Indonesia.
menganggap
surat
yang tidak membutuhkan surat dalam
Sejak itu, surat-suratnya telah
artian fisik. Eksistensi surat tidak dapat
menjadi konsumsi publik. Surat yang
dipungkiri masih diperlukan dan terbukti
dulu
tetap
komunikasi interpersonal telah berubah
banyak
digunakan
dalam
berbagai konteks komunikasi. juga
sebagai
bentuk
menjadi buku kumpulan surat yang
Ratusan abad yang lalu, Nabi Muhammad
dikirimkannya
merupakan
mengawali
salah
satu
bentuk
komunikasi massa. Hingga abad ini,
dakwahnya dengan mengirimkan surat
setiap
kepada sejumlah pemimpin negara.
perbincangan di ruang publik yang
Menyeru mereka kepada Islam.Puluhan
mengutip isi suratnya. Reinterpretasi
abad yang lalu di pulau Jawa, ketika
berkali-kali
baca tulis masih merupakan keahlian
melahirkan sejumlah stereotype seperti
mewah yang hanya boleh dipelajari
feminis, emansipasi, radikal, atheis dan
priyayi, seorang putri bupati Jepara-
sebagainya.
Jawa Tengah telah melakukan aktivitas
tahun
selalu
atas
Reinterpretasi
surat menyurat berbahasa Belanda ke
saja
ada
surat-suratnya
terhadap
media
komunikasi massa – termasuk buku – 207
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
adalah
sebuah
keniscayaan.
Saat
pemilahan
makna
dan
peristiwa.
membaca buku, seseorang diharapkan
Tulisan adalah manifestasi wacana
untuk
sepenuhnya.
melakukan
dengan
dialog
imajinatif
pengarangnya,
meskipun
Sebagai
suatu
antara keduanya hidup dalam kurun
sederhana
waktu serta tempat yang berbeda. Dari
komunikasi, problem tulisan identik
sinilah terjadinya perpisahan antara
dengan fiksasi wacana dalam beberapa
teks yang
ditulis oleh penulisnya,
bahan eksterior, misalnya lembaran
karena teks akan dimaknai sendiri oleh
kertas atau surat. Dengan kata lain,
pembacanya
dengan
penafsiran
tulisan tidak hanya menjadi persoalan
subjektivitas
pembaca
(Sobur,
suatu perubahan medium, di mana
2001:55). Tulisan ini mengungkapkan
suara, wajah dan gestur manusia
sisi yang berbeda dan diyakini penulis
digantikan oleh tanda-tanda tulisan.
sebagai titik akhir pergulatan batin sang penulis
surat,
seorang
dalam
perubahan
hakikat
media
Surat – terlebih surat pribadi –
perempuan
merupakan representasi penulisnya.Di
muda bernama Raden Ajeng Kartini.
samping
merupakan elemen penting
dalam studi biografi, surat pribadi juga Surat Sebagai Wacana
merupakan sebuah objek penelitian
Ciri khas dari komunikasi yang
yang unik karena mampu membawa
dilakukan Kartini dengan sahabatnya
peneliti menyelami kehidupan pribadi
adalah
penulis surat.
penggunaan
medium
yang
pemikirannya
surat
sebagai
mengantarkan
Surat pribadi dapat menunjukkan
dalam
bentuk
Paul
Ricoeur
menyapa, gaya penyajian, topik-topik
(2005:50),apa yang terjadi dalam
yang dibahas, dan frekuensi menulis
tulisan adalah manifestasi sepenuhnya
merupakan
dari
melukiskan persepsi seseorang atas
tulisan.Menurut
sesuatu
yang
berada
dunia
dalam
keadaan virtual, sesuatu yang baru muncul
dan
pembicaraan
bermula, yang
hidup,
simbolik
penulisnya.
unsur-unsur
Cara
yang
orang lain. (Mulyana, 2003:201)
dalam
Mulyana
yakni
menambahkan
(2003:195), surat sebagai dokumen 208
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
pribadi seseorang dapat memberikan
kualitatif memungkinkan kita membuat
gambaran mengenai pengalaman hidup
dan menyusun konsep-konsep yang
dan penafsiran atas pengalaman hidup
hakiki, dan ini tidak ditemukan dalam
tersebut.
metode selainnya (yang kuantitatif).
Surat
mengungkapkan
pribadi
dapat
bagaimana
subjek
mendefinisikan lingkungan
dirinya dan
Konsep-konsep
sendiri,
situasi
menderita,
yang
seperti
keyakinan,
frustasi, harapan,
indah,
penderitaan,
cinta dapat dikaji
dihadapinya pada suatu saat, dan
karena memang ada definisinya dan
bagaimana kaitan antara definisi diri
juga dialami oleh masyarakat secara
tersebut
real dalam kehidupan mereka.
dalam
hubungan
dengan
orang-orang di sekelilingnya dengan
Karena
surat-surat
Kartini
tindakan-tindakannya. Schatzman dan
membutuhkan interpretasi dari berbagai
Strauss menegaskan bahwa dokumen
pendekatan,
historis – terlebih surat pribadi –
interpretatif
sesuai
merupakan
penelitian
ini.Dengan
bahan
penting
dalam
penelitian kualitatif.
pendekatan
biografi
dengan
tujuan
memahami
bahasa kehidupan sosial Kartini, kita dapat mengungkapkan asumsi yang
Studi Biografi Interpretatif Penelitian
merupakan
pemahaman tersebut, peran teks dan
penelitian studi biografi, salah satu
bahasa merupakan faktor yang penting.
tradisi
Lantas,
penelitian
ini
mendasari tindakannya. Dalam proses
kualitatif
yang
bagaimanakah
proses
memaparkan data deskriptif berupa
interpretasi itu dilakukan dalam upaya
kata-kata tertulis. Studi biografi adalah
untuk memahami pemikiran seseorang
studi tentang seorang individu dan
sebagai aspek penting dari tindakan
pengalamannya
komunikatif?
dituturkan
kepada
sebagaimana peneliti
atau
Analisis
wacana
bisa
menjawab pertanyaan ini.
ditemukan dalam dokumen dan bahan arsip(Creswell, 1998:47). Sebagaimana
di
Analisis Wacana jelaskan
Bagi teks tertulis, analisis wacana
Rodgan & Taylor (1993: 31), metode
yang 209
dilakukan
bertujuan
untuk
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
mengeksplisitkan
norma-norma
dan
merupakan
teori
interpretatif
yang
aturan-aturan bahasa yang implicit.
memusatkan perhatiannya pada makna
Analisis wacana dimaksudkan sebagai
pesan atau teks
suatu
analisis
untuk
membongkar
Guy Cook menyebut ada tiga hal
dan
makna-makna
yang sentral dalam pengertian wacana:
tertentu. Wacana adalah suatu upaya
teks, konteks dan wacana (Eriyanto,
pengungkapan
2005:9).
maksud-maksud
maksud
tersembunyi
Cook
mengartikan
teks
dari sang subjek yang mengemukakan
sebagai semua bentuk bahasa, bukan
suatu pernyataan. Pengungkapan itu
hanya
dilakukan
lembar kertas, tetapi juga semua jenis
diantaranya
dengan
kata-kata
yang
tercetak
menempatkan diri pada posisi sang
ekspresi
pembicara dengan penafsiran mengikuti
memasukkan semua situasi dan hal
struktur makna dari sang pembicara.
yang
Analisis
wacana
dalam
komunikasi.
di
berada
di
mempengaruhi
luar
Konteks teks
pemakaian
dan
bahasa
analisisnya bersifat kualitatif.Dasar dari
seperti partisipan dalam bahasa, situasi
analisis wacana adalah interpretasi,
dimana teks tersebut diproduksi, fungsi
karena analisis wacana merupakan
yang
bagian dari metode interpretatif yang
sebagainya.Wacana di sini, kemudian
mengandalkan
dan
dimaknai sebagai teks dan konteks
wacana
bersama-sama. Titik perhatian analisis
lebih berpretensi memfokuskan pada
wacana adalah menggambarkan teks
(latent)
dan konteks secara bersama-sama
penafsiran pesan daripada
interpretasi
peneliti.Analisis
yang
tersembunyi
yang
bersifat
nyata
dimaksudkan,
dan
dalam suatu proses komunikasi.
(manifest). (Eriyanto, 2005:337)
Analisis wacana yang digunakan
Analisis wacana peneliti anggap
dalam
penelitian
sangat relevan dalam penelitian ini
model
Teun
untuk memahami “something hidden”
digambarkan mempunyai tiga dimensi,
atau untuk mengungkap “something
yakni: teks, kognisi sosial dan analisis
with a deepermeaning” dalam surat-
sosial.Van Dijk membagi dimensi teks
surat
ke dalam beberapa aspek.
Kartini.
Analisis
wacana 210
A.
ini
menggunakan
van
Dijk
yang
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
DIMENSI TEKS TEUN A. van DIJK ASPEK
ELEMEN
Semantik
Latar
Detil
Maksud
Praanggapan
Sintaksis
Kata Ganti
Stilistik
Leksikon
Retoris
Metafora
komunikator yang tersebut.
HAL YANG DIAMATI Latar belakang yang dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Informasi detil dan terperinci yang mendukung gagasan komunikator. Informasi tegas, eksplisit dan jelas yang menguraikan maksud komunikator Premis yang dipercaya kebenarannya untuk mendukung gagasan komunikator Kata ganti orang atau komunitas tertentu yang dipakai komunikator untuk menunjukkan kecenderungan posisi seseorang dalam wacana Pilihan kata yang menunjukkan ideologi komunikator dan menentukan pemaknaan pembaca Kiasan, peribahasa ataupun ungkapan yang dimaksudkan komunikator sebagai ornamen pembenar gagasannya
klasik
sosial
sosiolinguistik,
menghubungkan
antara
bahasa dan wacana di satu sisi dengan masyarakat di sisi lain. Representasi mental
dari
komunikator
dianggap
variabel penengah karena komunikator sebagai bagian dari masyarakat yang akan selalu socially shared dengan wacana dominan yang berkembang dalam masyarakat. Analisis gambaran
kognisi yang
representasi
menyediakan
kompleks
pada
strategi
yang
dan
digunakan dalam memproduksi suatu teks.Kognisi
sosial
bagaimana
menjelaskan komunikator
mempresentasikan kepercayaan atau prasangka dan pengetahuan sebagai strategi pembentukan teks peristiwa yang spesifik yang tercermin lewat pesan. Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah
bagian
berkembang
dari dalam
wacana
yang
masyarakat,
sehingga untuk meneliti teks perlu
Dimensi kedua adalah kognisi kesadaran
kognisi
mengenai
umumnya
235-259)
yakni
Analisis
diperlukan dengan didasari oleh studi
Disarikan dari Eriyanto (2005:
social,
membentuk teks
dilakukan analisis intertekstual dengan
mental 211
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
meneliti bagaimana wacana tentang
Memuat surat-surat Kartini kepada
suatu hal diproduksi dan dikonstruksi
sahabat-sahabatnya antara tahun
dalam masyarakat.Menurut van Dijk,
1899-1904 (397 halaman)
dalam analisis mengenai masyarakat ini,
ada
dua
kekuasaan
poin
yang
(power),
2. Judul Buku :
penting:
dan
Kepada
akses
Kartini: Surat-Surat
Ny.
R.M.
Abendanon-
Mandri dan Suaminya Judul Asli: Brieven aan mevrouw
(acces). Adapun yang menjadi obyek dalam
R.M. Abendanon-Mandri en haar
penelitian ini adalah kumpulan surat-
Echtgenoot met andere documenten
surat
Penterjemah: Sulastin Sutrisno
Kartini
kepada
sahabat-
sahabatnya antara tahun 1899 – 1904
Penerbit: Djambatan Jakarta 2000
yang telah diterjemahkan ke dalam
(Cetakan ketiga)
bahasa
Keterangan:
Indonesia
dan
diterbitkan
Merupakan
buku
dalam dua buku, yaitu:
kumpulan
1. Judul Buku :
terjemahan bahasa Indonesia yang
Renungan
Surat-Surat Kartini: Tentang
Dan
Untuk
surat-surat
diterbitkan
Kartini
atas
kerjasama
Bangsanya
Perwakilan Koninklijk Instituut voor
Judul Asli: Door Duisternis Tot Licht:
Taal-, Land- en Volkenkunde di
Gedachten
Indonesia dengan Lembaga Ilmu
Over
en
Voor
Het
Javaansche Volk van Raden Adjeng
Pengetahuan
Kartini cetakan ke-4 dan ke-5
surat-
Penterjemah: Ny. Sulastin Sutrisno
Tn&Ny.Abendanon.(599 halaman)
Indonesia.
surat
Kartini
Memuat kepada
(Sulastri Sutrisno) Penerbit: Djambatan Jakarta 1979 (Cetakan
Dalam
pertama) Keterangan : kumpulan
peneliti Merupakan surat-surat
pengumpulan
melakukan
data,
pelacakan
dan
buku
penghimpunan data yang representatif,
Kartini
yakni dari buku kumpulan surat Kartini
terjemahan bahasa Indonesia yang
sebagaimana
diterbitkan atas kerjasama dengan
Sedangkan
Pemerintah
lainnya berasal dari sumber-sumber
Kerajaan
Belanda 212
tersebut data-data
diatas. pendukung
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
lain seperti buku, artikel majalah, surat
laki belaka, mungkinkah segalanya
kabar, biografi dan sebagainya yang
boleh ia perbuat?”
terkait.
“Cinta, apakah yang kami ketahui tentang cinta di sini?Bagaimana kami dapat mencintai seorang laki-laki dan
Dimensi Teks dan Elemen Latar dapat
seorang laki-laki mencintai kami,
mempengaruhi semantik (arti) yang
kalau kami tidak saling mengenal, ya
ingin ditampilkan. Latar merupakan
bahkan yang seorang tidak boleh
alasan
melihat yang lain. Anak gadis dan
Elemen
latar
pembenar
gagasan
yang
diajukan dalam suatu teks.Oleh karena
anak
itu, latar teks menjadi salah satu
sungguh.”
elemen
untuk
(Surat
ingin
Zeehandelaar, 25 Mei 1899)
yang
membongkar disampaikan
berguna
maksud
yang
komunikator
dipisahkan
kepada
Kutipan
Dalam surat-suratnya, Kartini mengadakan
sungguh-
Nn.
Estelle
(Eriyanto,
2005:235). seringkali
muda
surat
menguraikan
perlawanan
fakta
di
atas
kesengsaraan
perempuan-perempuan
Jawa
dengan feodalisme dengan memberi
pernikahan,
latar fakta diskriminasi sosial terhadap
kepada sahabatnya, Stella – seorang
perempuan.
feminis modern – bahwa pernikahan di
“Dan mengenai perkawinan di sini,
kalangan
aduh,
menguntungkan
azab
sengsara
masih
Kartini
akibat
rakyat
menegaskan
Jawa
hanya
laki-laki.
Segala
peraturan
sebagai
merupakan ungkapan yang terlalu
hukum
halus untuk itu!Bagaimana nikah itu
konsekuensi
akan dapat lain dari pada demikian,
Kartini sangat merugikan perempuan.
kalau hukumnya dibuat semua untuk
“Dalam
orang laki-laki dan tidak ada sesuatu
perempuan,
pun untuk perempuan? Kalau hukum
pada waktu nikah tidak diperlukan.”
dan pengajaran keduanya untuk laki-
(Surat
dan
pernikahan
dunia
Islam
bahkan
kepada
dianggap
persetujuan kehadirannya
Nn.
Estelle
Zeehandelaar, 23 Agustus 1900) 213
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
bersama laki-laki!Tetapi bagaimana
Kartini memberi latar religiusitas bertentangan
mungkin hidup selaras bersama-sama,
humanismenya.Kartini
jika peraturan perkawinan kami seperti
menganggap Islam tidak pro pada
contoh yang saya uraikan kepadamu?”
kemanusiaan karena Islam mengijinkan
(Surat
seorang
Zeehandelaar, 23 Agustus 1900)
Islam
yang
dengan
sangat
jiwa
laki-laki
orang
wanita.
beristrikan Menurut
empat
kepada
Nn.
Estelle
Kartini,
kehidupan semacam itu akan memicu
Fenomena
pernikahan
dan
konflik dan penderitaan, dan segala
poligami yang dilindungi pemerintahan
sesuatu
menimbulkan
Jawa feodal benar telah membuat
penderitaan bagi orang lain adalah
Kartini berjarak dengan Islam.Terlebih
dosa. Karenanya, Kartini bermusuhan
mempelajari Islam secara mendalam
keras dengan poligami.
dianggap tabu oleh masyarakat feodal.
yang
Meskipun demikian, sebenarnya Kartini
mengerti
pernikahan
Dimasa
bahwasannya
bukan
sesuatu
kecilnya,
Kartini
pernah
dihardik dan diusir oleh guru ngajinya
yang
karena menanyakan arti bacaan Al
hina.Kartini ingin memberi pengertian
Qur’an.
kepada sahabatnya yang non Islam
“Tentang ajaran Islam tidak dapat saya
bahwa sebenarnya Kartini memahami
ceritakan
urgensi
melarang
pernikahan
dari
perspektif
Stella.
Agama
pemeluknya
Islam untuk
Islam. Hal itu sebagaimana dinyatakan
mempercakapkannya dengan pemeluk
dalam teks berikut,
agama lain. Dan, sebenarnyalah saya
“Allah menciptakan perempuan untuk
beragama
jadi
tujuan
mencintai agama saya, kalau saya
bersuami.Betul,
tidak mengenalnya? Tidak boleh
tidak dapat disangkal. Dengan senang
mengenalnya? Al Qur’an terlalu suci
hati
bahwa
untuk diterjemahkan dalam bahasa
kebahagiaan perempuan yang paling
apa pun juga. Di sini tidak ada orang
utama, juga berabad-abad kemudian
tahu bahasa Arab.Di sini orang diajari
teman
hidupnya
laki-laki adalah
saya
dan
mengakui,
dari sekarang adalah hidup selaras 214
Islam.,Bagaimana
saya
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
membaca Qur’an, tetapi tidak mengerti
Islam memberikan hak kepada
apa yang dibacanya.” (Surat
wanita yang sudah baligh dan berakal,
kepada
Nn.
Estelle
baik
Zeehandelaar, 6 Nopember 1899)
gadis
maupun
janda,
untuk
menolak laki-laki calon suami yang tidak
Sedangkan dalam Al Qur’an,
disukainya.
walinya
tidak
Orang
berhak
atau
memaksanya
menikah adalah perintah Allah kepada
menerima
setiap
dikehendakinya (Arafah, 1994:72)
muslim
yang
telah
mampu
melakukannya. Pernikahan dalam Islam adalah
salah
tidak
Lebih lanjut Arafah menjelaskan bahwa tatkala Islam memberikan hak
kepada Allah yang memilik sejumlah
ini kepada wanita, dimaksudkan agar
aturan
ditegakkan.
hal itu menjadi jalan kebaikan bagi
karena
individu dan masyarakat. Perkawinan
yakni
yang berawal dari saling ridha, saling
yang
Pernikahan
bentuk
yang
ibadah
memiliki
satu
laki-laki
tua
harus disyariatkan
tujuan-tujuan
mulia,
(Ulwan, 1981:6-9) : 1. Memelihara
suka dan kebebasan yang utuh, tentu
kelangsungan
jenis
akan
manusia 3. Menyelamatkan
dan
masyarakat
dari
yang
bisa
saling
memahami,
dan
akhirnya terlahir anak-anak yang baik
dekadensi moral
dalam segi kesehatan, pemikiran dan
4. Membebaskan
masyarakat
dari
akhlaknya,
berbagai penyakit
menyayangi.
5. Memperoleh ketenangan jiwa dan
perkawinan bahu-membahunya suami
istri
serta
saling
Dengan
sayang begitu,
terwujudlah makna sebenarnya dari
spiritual pasangan
keluarga
tenang, mapan, saling bahu-membahu
2. Memelihara keturunan
6. Saling
menciptakan
sebagaimana
yang
disebutkan Allah dalam firman-Nya di
dalam
Al Qur’an surat Ar Rum ayat 21.
membina keluarga dan mendidik
Perihal poligami, Islam benar
anak-anak
membolehkan poligami berdasar firman
7. Menghaluskan rasa kebapakan dan
Allah dalam Q.S. an-Nisa’ [4]:3 yang
keibuan
menyatakan: 215
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil atau tidak, seyogianya
berlaku
tidak diizinkan berpoligami.
adil
terhadap
perempuan
(yatim), maka nikahilah
yang kamu
2. Ayat di atas menggunakan kata
senangi dari perempuan-perempuan
tuqsithu dan ta’dilu yang keduanya
(lain): dua-dua, tiga-tiga atau empat-
diterjemahkan berlaku adil. Ada
empat. Lalu jika kamu takut tidak akan
ulama
dapat berlaku adil, maka seorang saja,
maknanya, dan ada juga yang
atau budak-budak perempuan yang
membedakannya dengan berkata
kamu miliki. Yang demikian itu adalah
bahwa tuqsithu adalah berlaku adil
lebih dekat kepada
antara
tidak berbuat
aniaya.”
yang
dua
keadilan
mempersamakan
orang yang
atau
lebih,
menjadikan
keduanya senang. Sedang ta’dilu Menurut
Quraish
Shihab
adalah berlaku baik terhadap orang
(2005:162-165), seorang pakar tafsir
lain
di Indonesia, ada beberapa hal yang
keadilan
perlu digarisbawahi pada ayat di atas.
menyenangkan salah satu pihak.
1. Kata khiftum yang biasa diartikan
Jika makna kedua ini dipahami,
takut, yang juga dapat berarti
maka itu berarti izin berpoligami
mengetahui, menunjukkan bahwa
hanya diberikan kepada mereka
siapa yang yakin atau menduga
yang menduga bahwa langkahnya
keras atau bahkan menduga tidak
itu
akan berlaku adil terhadap istri-
menyenangkan semua istri yang
istrinya – yang yatim maupun yang
dinikahinya. Ini dipahami dari kata
bukan – maka mereka itu tidak
tuqsithu, tetapi kalau itu tidak dapat
diperkenankan oleh ayat di atas
tercapai, maka paling tidak ia harus
melakukan
Yang
berlaku adil, walaupun itu bisa tidak
diperkenankan hanyalah yang yakin
menyenangkan salah satu di antara
atau menduga keras dapat berlaku
mereka.
adil.
Yang
poligami.
ragu,
apakah
maupun
dia
itu
diri
sendiri,
tapi
bisa
saja
tidak
harapkan
dapat
3. Firman-Nya: Maka nikahilah apa
bisa
yang kamu senangi bukan siapa 216
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
yang
kamu
dimaksudkan
senangi,
bukan
hanya
berbicara
tentang
bolehnya
–
seperti
tulis
poligami dan itu pun merupakan pintu
sementara
ulama
lama
yang
kecil yang hanya dapat dilalui oleh
memiliki
bias
–
untuk
siapa yang sangat amat membutuhkan
mengisyaratkan bahwa perempuan kurang
berakal,
dengan
, dan dengan syarat yang tidak ringan.
alasan
Kartini
sendiri
pertanyaan yang dimulai dengan
konsep
apa adalah bagi sesuatu yang tidak
keraton tempat ia tinggal. Kartini tidak
berakal dan siapa untuk yang
melihat hal yang buruk pada pergaulan
berakal.
itu
ayah dan kedua ibunya.Ayah Kartini
tujuannya, tetapi agaknya pemilihan
berlaku adil pada Raden Ayu (garwa
kata
menekankan
padmi) maupun pada selirnya (garwa
tentang sifat perempuan itu, bukan
ampil).Meskipun Kartini dilahirkan dari
orang
seorang garwa ampil, Kartini justru
Sekali
itu
lagi
bertujuan tertentu,
bukan
nama
atau
keturunannya.
dalam
lingkungan
menjadi kesayangan ayahnya.Demikian
4. Huruf wauw pada ayat di atas
juga kasih sayang Raden Ayu pada
bukan berarti dan, tetapi berarti
Kartini yang bukan anak kandungnya.
atau, sehingga dua-dua, tiga-tiga, atau
poligami
mencermati
empat-empat,
bukan
Kartini
akhirnya
menyadari
izin
bahwa bukan suatu kehinaan menjadi
menjumlah angka-angka tersebut,
garwa ampil dan di balik poligami ia
sehingga
menemukan
dibolehkan
dengan
sembilan
delapan
belas
berpoligami
atau
bahkan
perempuan.
adanya
berempati yang luar biasa tulus dan
Di
ikhlas. Dengan rela Kartini melepaskan
samping secara redaksional ayat
beasiswa
tersebut tidak bermakna demikian.
diperjuangkannya sahabatnya
Quraish menekankan
Shihabjuga (Shihab,
kebahagiaan
menerima
yang bersama
dan
lebih
lamaran
sangat para memilih Bupati
2005:166),
Rembang.Kartini berkeyakinan bahwa
ayat tersebut tidak juga menganjurkan
pernikahan justru melejitkan potensi
apalagi mewajibkan poligami, tetapi ia
dirinya dan semakin memperluas ruang 217
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
gerak
menuju
cita-citanya.Hal
ini
Dengan memakai latar harapan
sebagaimana disampaikan dalam salah
yang akan didapatinya di Rembang,
suratnya yang berisikan latar belakang
Kartini
diterimanya lamaran Bupati Rembang.
sahabatnya
“Di
lapangan
menjadi pendidik tidak akan berhenti
pekerjaan bagi saya akan menjadi
ketika ia meninggalkan Jepara. Justru
luas. Dan syukurlah di sana saya
di Rembang, lapangan pekerjaannya
tidak akan berdiri seorang diri. Dia
diperluas karena selain mendidik putra-
telah berjanji akan membantu saya
putri Bumiputera, Kartini juga mendidik
sekuat tenaga.”
anak-anak tirinya. Dan calon suaminya
“Nyonya
berjanji dengan senang hati membantu.
Rembang
yang
nanti
tahu syarat-syarat saya, segera
diterima
berusaha
meyakinkan
bahwa
pekerjaannya
tanpa
Teks tersebut juga berisikan
dipikirkan dalam-dalam. Itulah yang
latar yang merupakan bukti bahwa
dikehendaki,
dan
Kartini tidak begitu saja menerima
diinginkan: boleh membantu saya
lamaran Bupati Rembang.Syarat yang
dalam usaha saya bekerja agar
diajukan Kartini membuatnya bisa tetap
berguna bagi bangsa kami. Dia
melanjutkan
sendiri sudah bertahun-tahun lamanya
nantinya
bekerja dengan semangat itu.Dia pun
beryukur bahwasannya calon suaminya
ingin
juga punya cita-cita dan usaha yang
diharapkan
memberikan
pendidikan
dan
cita-citanya
berstatus
istri.
meski Dan
ia
pengajaran; dan karena dia sendiri
sama dengannya.
tidak
itu,
“Sekarang Bupati Rembang tahu benar
diserahkannyalah usaha itu kepada
bantuan apa yang akan saya berikan
yang
kepadanya
dapat
memberikan
lain-lain.Banyak
kaum
dan
dia
mengatakan
keluarganya yang dibiayainya untuk
bahwa itu tepat yang dicari dan
belajar.”
diinginkan.Dia berjanji tidak akan
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
merintangi saya dalam hal apa pun,
25 Agustus 1903)
sebaliknya justru akan membantu saya sekuat tenaga, sebab juga dia
218
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
bercita-cita
dapat
turut
bekerja
perkembangan budi pekerti yang
memajukan bangsa kami.
luhur dan intelektual diiringi dengan
“Kami saling bertemu pada banyak
sifat kewanitaan yang abadi, makota
hal dan di tempat-tempat kami tidak
paling indah yang dapat menghiasi
saling bertemu, kami diam.”
kepala
“Orang yang mengenal baik banyak
mewujudkan dengan sempurna pikiran
Bupati
dia:
indah Helena Mercier, bahwa kita
“Kebanyakan Bupati mengira rakyat itu
dapat menjadi manusia sepenuhnya,
untuk mereka, hanya sedikit Bupati
tanpa
yang berpendirian bahwa mereka itu
sepenuhnya.”
untuk rakyat. Dan termasuk yang
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
sedikit itu adalah Bupati Rembang.”
Agustus 1900)
mengatakan
tentang
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
wanita.Nyonya
berhenti
telah
menjadi
wanita
Dari detil teks tersebut kita
25 Agustus 1903)
dapat mengetahui bagaimana konsep wanita sempurna yang dicita-citakan
Elemen Detil
Kartini.
Elemen dengan
detil
kontrol
ditampilkan (Eriyanto,
berhubungan
informasi
seorang 2005:238).
Wanita
sempurna
menurut
Kartini bukan hanya harus intelektual
yang
dan berbudi pekerti luhur tetapi juga
komunikator
tidak
meninggalkan
Komunikator
kewanitaan
yang
sifat-sifat abadi.Peneliti
akan menampilkan secara detil dan
berkeyakinan bahwa yang dimaksud
terperinci informasi bahkan data-data
abadi
yang
sebagai sosok ibu.Kartini menegaskan
bisa
gagasannya.Elemen
mendukung detil
dalam
adalah
sifat
kodrati
wanita
bahwa seorang wanita bisa tetap
konteks surat-surat Kartini dapat dilihat
melakukan
pada beberapa contoh berikut:
kemanusiaanya dan melakukan tugas
“Saya
yakin
dengan
dan
sosialnya di masyarakat tanpa harus
sungguh-sungguh menemukan dalam
kehilangan jati dirinya sebagai wanita
diri Nyonya penjelmaan cita-cita saya
yang memiliki sifat-sifat yang secara
mengenai
kodrati
wanita,
teguh
fungsi-fungsi
yaitu 219
melekat
pada
dirinya.Hal
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
tersebut dapat dilihat dalam beberapa
tetapi karena saya sendiri juga yakin
teks yang menunjukkan betapa besar
benar-benar bahwa dari Perempuan
perhatian Kartini pada peran dan tugas
dapat dipancarkan pengaruh besar,
seorang ibu.
yang berakibat sangat jauh, baik
“Bukankah
pada
mulanya
dari
yang
bermanfaat
maupun
yang
Perempuanlah
yang
perempuan juga manusia memperoleh
merugikan.
pendidikannya, yang dalam banyak hal
paling
selama hidupnya bukan tak penting
meningkatkan kadar kesusilaan umat
artinya.”
manusia. Dari perempuan manusia
“Perempuanlah,
kaum
pertama-tama
meletakkan
dapat
membantu
yang
menerima
bibit
pertama-tama, di pangkuannya anak
kebaikan dan kejahatan dalam hati
belajar merasa, berpikir, berbicara,
sanubari manusia, yang biasanya
dan makin lama makin mengerti
tetap
saya, bahwa pendidikan yang paling
terkenang
ibu,
banyak
sepanjang
pendidikannya
yang
hidupnya.”
awal itu tidak tanpa arti bagi seluruh
(Surat kepada Tn. &Ny. Anton, 4
kehidupan. Dan bagaimana ibu-ibu
Oktober 1902)
Bumiputra itu dapat mendidik anakanak mereka kalau mereka sendiri tidak terdidik?”
Kartini berkeyakinan bahwa untuk mencapai pada taraf ibu dalam arti
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
sesungguhnya, pada perempuan sejak
31 Januari 1901)
dini harus ditanamkan pendidikan.
“Bukan
“Aduhai, dengan hangat saya perkuat
mendidik jiwa anak, tetapi juga yang
pikiran Tuan, yang dengan sangat
terutama pergaulan di rumah harus
jelas dapat dibaca dalam surat edaran
mendidik!Sekolah
mengenai pengajaran untuk anak-anak
pikiran dan kehidupan di rumah
perempuan
Perempuan
tangga hendaknya membentuk watak
Peradaban!
anak itu!”
sebagai
Bumiputra: pendukung
saja sekolah yang harus
mencerdaskan
Bukannya karena Perempuan yang
“Kepada kaum ibu, pusat kehidupan
dipandang cocok untuk tugas itu,
rumah tangga, dibebankan tugas 220
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
besar
mendidik
anak-anaknya;
perempuan
mendapat
pendidikan.
bagian pendidikan yang membentuk
Sebagai seorang putri Bupati, Kartini
budi pekertinya.Berilah pendidikan
memang mendapat pendidikan formal,
yang
anak-anak
namun itu tidak boleh lebih dari
perempuan.Siapkanlah dia masak-
pendidikan dasar. Selepas itu, anak
masak untuk menjalankan tugasnya
gadis pribumi baik dari
yang berat itu.”
biasa
baik
“Wahai,
bagi
hendaknya
priyayi
harus
ibu,
mengalami masa pingit (tidak boleh
mengetahui apa jadinya bila mereka
keluar dari batas rumahnya) hingga
dikaruniai kebahagiaan yang sebesar-
dipinang oleh laki-laki.
besarnya
bagi
sekalian
maupun
kalangan
perempuan,
kemewahan
yaitu
Ketidakadilan untuk mengenyam
ibu!Bersama-sama
pendidikan inilah yang digugat Kartini.
dengan menerima anak itu, didapatnya
Bukan
pula masa depan. Wahai, di depan
radikal kepada laki-laki.
matanya secara jelas dan terang
“Kami hendak berhubungan dengan
tergambar kewajiban yang dibebankan
kaum laki-laki bangsa kami yang
keibuannya kepada dirinya. Mereka
terpelajar, yang suka akan kemajuan;
mendapat anak bukan untuk dirinya
hendak berusaha bersahabat dengan
sendiri.Mereka
mereka
untuk
harus
keluarga
mendidiknya
besar,
perlawanan
dan
dalam
selain
itu
artian
mencoba
keluarga
mendapat bantuannya.Bukan orang
raksasa yang bernama Masyarakat,
laki-laki yang kami lawan, melainkan
karena anak itu kelak akan menjadi
pendapat kolot yang turun temurun,
anggotanya!”
adat yang tidak terpakai lagi bagi
“Untuk inilah kami minta pendidikan
tanah Jawa kami masa depan.”
dan pengajaran bagi gadis-gadis.”
(Surat kepada Ny. Ovink Soer, awal
(Surat kepada Tn. &Ny. Anton, 4
tahun 1900)
Oktober 1902) Tuntutan Kartini yang bertubi-
Berkali-kali
izinnya
untuk
tubi ini tidak berlebihan mengingat
melanjutkan pendidikan di Belanda
sistem feodal tidak mengizinkan anak
tidak dihiraukan ayahnya. Meskipun 221
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
cukup
moderat
dan
dalam
hormatnya pada Tn. Abendanon yang
Jepara
mengusulkan demikian, tetapi karena
tampak tidak kuasa mendobrak adat
jiwa spiritual dalam diri Kartini yang
pro
turut
mulai menunjukkan kematangannnya
kekuasaannya.
sehingga ia berkeyakinan bahwa tetap
Hingga Kartini mendapatkan beasiswa
berada di tanah Jawa adalah salah
untuk
satu cara Tuhan menunjukkan jalan
artikel-artikelnya,
kritis
Bupati
patriarkhi
yang
melanggengkan melanjutkan
Batavia,
pendidikan
pergulatan
batin
di
kembali
keluar terhadap masalahnya.
mempengaruhi keputusannya. Kartini parah
juga
Dan
menderita
berkali-kali
datangnya
terbukti
surat
dengan
lamaran
Bupati
puncak
Rembang yang mendadak di saat
kesedihan yang akut dalam usahanya
Kartini tengah menikmati menjadi guru
mendapat izin melanjutkan pendidikan.
di sekolah yang baru didirikannya.
Disaat-saat
Kartini
Kartini sempat mengalami penyesalan
pergulatan
mengapa ada saja cara orang yang
mengalami
kritis
dan
sakit
ini
inilah
serangkaian
spiritual yang hebat.
mengganggu aktifitasnya.
Tetapi dalam keadaan yang
“Saya menerimanya di tengah-tengah
menyedihkan itu sekarang kami
saya mengajar.Saya tinggalkan anak-
cukup tenang, sebabada Tuhan
anak,
tempat kami bersandar dan
mengajar.Kami
menaruh kepercayaan.”
penderitaan jiwa yang dahsyat, putus
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
asa dan pergulatan.Cukup, cukup,
15 September 1902)
kami telah menerima pengalaman
Mengamati
pertama
serangkaian
saya
tidak
dapat
melalui
dalam
lagi
hari-hari
pertempuran.Saya
penemuan spiritual Kartini ini membuat
telah mengajukan syarat-syarat: saya
peneliti
boleh tetap belajar terus, menempuh
tidak
menemukan berubah
latar
pikiran
merasa belakang dan
kesulitan
ujian,
Kartini
membuka
selanjutnya
membatalkan
sekolah
melakukan
dan semua
rencana kepergiaannya ke Belanda.
pekerjaan yang saya cintai dan saya
Hal itu bukan hanya karena rasa
lakukan 222
di
sini.Orang
tua
saya
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
memandang permohonan saya patut
bertunangan, nanti kawin! Seolah-olah
dan wajar.Lalu saya mohon masih
Ibu
setahun lagi boleh menikmati angan-
Aduhai, siapakah di bawah ini, yang
angan kebebasan dan kesadaran akan
dapat menegakkan diri atas kehidupan
harga diri, untuk diperbolehkan juga ke
yang
Betawi, mengikuti kursus satu tahun,
sendiri. Hidup lain menyilang hidup
mencoba
itu
saya, pergulatan . . . dan jalan hidup
Ny.
saya menempuh arah lain daripada
dalam
selesai.”
satu
(Surat
tahun
kepada
mendengar
sama
bertindak
ditentukannya
buru-buru,
lama
saya
berpikir, saya pertimbangkan melarat
Dengan teks tersebut, Kartini menegaskan
sekali
bukan?
yang saya rintis sendiri. Saya tidak
Abendanon Mandri, 14 Juli 1903)
bermaksud
dongeng,
dan
pada
manfaatnya,
kemudian
saya
Bupati
memilih.Kalau maksud yang kami
Rembang tidak ditolaknya mentah-
tuju itu, sekarang dapat lebih baik
mentah maupun diterima begitu saja.
dan lebih pasti saya capai, mengapa
Kepada
saya tidak akan menempuh jalan
sahabatnya
Ny.
bahwa
lamaran
Ovink
Soer,
Kartini
menguraikan lebih detil:
itu?”
“Ibu tahu, saya merencanakan pergi
“Calon
ke
guna
mendampingi saya sekuat tenaganya
mencapai ijazah guru bantu di sana.
untuk bekerja demi keselamatan
Tetapi jalan saya tidak akan menuju
bangsa kami. Kami berdua akan
ke Barat, jalan saya menuju ke Timur.
saling membantu dan mengisi. Dan
Di situ, disamping seorang laki-laki
bagaimana
yang
menaruh
melaksanakan cita-cita saya? Saya
perhatian kepada peradaban Barat,
belajar terus, juga kalau saya duah
saya menuju ke perwujudan cita-cita
kawin.Sayang
saya
meninggalkan sekolah kami, tetapi
Betawi
untuk
terpelajar,
bagi
langsung
belajar
yang
bangsa dan
kami
secara
melalui
jalan
Roekmini
suami
saya
dan
saya
sekarang
sekali
akan
akan
saya
adik-adik
terpendek. Tentu Ibu sangat terkejut
mengasuhnya.Sekolah
mendengarnya, Ibu tercinta, Kartini
memenuhi keinginan yang sudah lama 223
itu
tetap jelas
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
dirasakan.Saya
berharap
melanjutkan
pekerjaan
untuk
sejarah
pertunangan
di
saya.Lapangan kerja yang bagus dan
Rembang.Apabila para bapak dan ibu
luas terbentang bagi saya.Pengaruh
masih
isteri
ragu-ragu
anak-anak
ini
“Itu
mempercayakan
perempuan
Bupati
akan
lebih
besar
mereka
daripada pengaruh anak perempuan
kepada dua orang anak perawan,
Bupati. Insya Allah, saya tidak hanya
keberatan itu akan lenyap, setelah
akan dapat mendidik anak-anak,
sekarang
telah
tetapi dapat berpengaruh pula pada
kawin akan memimpin sekolah itu.
ibumereka.Sayap saya tidak akan
Dan
dipotong, bahkan sebaliknya akan
perempuan
kalau
saya
yang
mengatakan
pengutusan
saya
dengan
berartisaya
membuat
baik,
menjadi
propaganda
lebih
besar
dan
kuat,
sehingga dapat saya kembangkan
yang terbaik, yang dapat dilakukan
lebar-lebar.”
untuk
Perkawinan
“Senang sekali saya, sekarang dapat
saya yang akan datang membawa
memberikan pelajaran dengan cuma-
kebaikan pula untuk tujuan kami. Hal
cuma kepada orang banyak. Saya
itu membangkitkan orang-orang tua
telah bermimpi menjadi ibu orang
dan
agar
banyak,
sekarang
kepada
diantara
anak-anak
perkara
kami.
mendorong
memberikan
mereka
pendidikan
akan
terdapat
saya
sendiri,
anak-anak perempuan mereka.”
anak-anak calon suamisaya. Saya
“Lebih banyak daripada seribu kata
akan berkewajiban mendidik anak-
yang bersemangat, perbuatan ini akan
anak
berbicara
Kewajiban
kepada
mereka.Mereka
laki-laki saya
perempuan.
akan
ragam,
Rembang menginginkan isteri yang
membuat pekerjaan saya lebih luas
tidak kaya, tidak cantik, tidak muda
dan dalam.”
pula lagi, yang budi dan pikirannya
(Surat kepada Ny. Ovink Soer, 1903)
dijunjung
tinggi
itu
beraneka
menghadapi kenyataan, bahwa Bupati
lebih
tetapi
dan
justru
akan
daripada
keindahan dan kekayaan.”
Kepada Ny. Ovink, sahabat yang telah Kartini anggap sebagai ibu 224
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
sendiri ini Kartini menguraikan dengan
Contohnya dalam petikan surat-surat
sangat detil bahwa keputusannya. Ia
Kartini berikut ini:
berpikir bahwa akan lebih cepat dapat
“Apabila kami di sini minta, ya mohon,
mewujudkan cita-citanya dengan jalan
mohon
menikah. Karena ia yakin calon suami
diusahakan pengajaran dan pendidikan
yang
sama
progresifnya
terpelajar dengan
dengan
sangat
supaya
dan
sama
bagi anak-anak perempuan, bukanlah
dirinya
akan
karena kami hendak menjadikan anak-anak
membantunya sekuat tenaga.
saingan
Lebih dari itu pernikahan itu
perempuan orang
menjadi
laki-laki
merupakan propaganda untuk dapat
perjuangan
memberi
rakyat.
karena kami yakin akan pengaruh
Karena aktifitasnya sebagai seorang
besar yang mungkin datang dari kaum
istri, apalagi istri Bupati tidak akan
perempuan. Kami hendak menjadikan
menuai kritik sebagaimana aktifitasnya
perempuan
sebagai seorang gadis, meskipun gadis
dalam melakukan tugas besar yang
itu
Dengan
diletakkan oleh ibu Alam sendiri ke
pernikahan itu, Kartini juga merasa
dalam tangannya agar menjadi ibu –
telah mewujudkan impiannya menjadi
pendidikan
ibu
utama!”
pengaruh
adalah
putri
masyarakat,
kepada
Bupati.
yakni
dengan
hidup
dalam
ini.Melainkan
menjadi
umat
lebih
manusia
cakap
yang
pengasuhan anak-anak tirinya yang
(Surat kepada Tn. &Ny. Anton, 4
banyak.
Oktober 1902)
Elemen Maksud
“Kami yakin seyakin-yakinnya, bahwa
Elemen maksud melihat informasi
peradaban bangsa Jawa tidak akan
yang sesuai dengan gagasan dan
pesat
tujuan komunikator diuraikan secara
perempuan
eksplisit dan jelas, kata-kata yang
memajukan bangsa itu.”
tegas, dan menunjuk langsung ke
“Pekerjaan
fakta
haruslah diserahkan kepada kaum
(Eriyanto,
2005:240).
majunya
selama
dijauhkan
dari
kaum usaha
memajukan peradaban
perempuan. Dengan demikian maka 225
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
peradaban itu akan meluas dengan
Saya
cepat dalam kalangan bangsa Jawa.
sesuatu tentang hak dan kewajiban
Ciptakanlah ibu-ibu yang cakap serta
perempuan
berpikiran, maka tanah Jawa pasti
perempuannya.Bagaimana
akan mendapat pekerja yang cakap.
undang agama bagi mereka?Suatu hal
Peradaban dan kepandaiannya akan
yang bagus sekali. Saya malu bahwa
diturunkannya kepada anak-anaknya.
kami sendiri tidak tahu
Anak-anak
itu.”
perempuannya
akan
ingin
sekali Islam
mengetahui serta
anak undang-
tentang hal
menjadi ibu pula, sedangkan anak
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
yang laki-laki kelak pasti akan menjadi
18 Pebruari 1902)
penjaga kepentingan bangsanya.” (Surat kepada Tn. &Ny.
Dalam teks tersebut tampak
Anton, 4 Oktober 1902)
sekali bahwa sesungguhnya Kartini tidak tahu banyak tentang agama
Pada
kedua
teks
tersebut
Islam. Sehingga bukan tidak mungkin
Kartini kembali menjelaskan dengan
apa yang diketahuinya seputar hak dan
eksplisit bahwa perjuangannya bukan
kewajiban perempuan dalam Islam –
untuk
termasuk mengenai pernikahan dan
membentuk
anak-anak
perempuan sebagai saingan anak laki-
poligami
laki.Kartini menegaskan sebuah alasan
masyarakat Jawa atas nama Islam,
bahwa anak perempuan perlu dididik
belum tentu benar. Ketidakyakinan ini
agar cakap melaksanakan tugas besar
membawa
sebagai
ibu
kelak.
penasaran. Dan sebagai muslim ia
Dalam
surat
Kartini
merasa berhak untuk tahu banyak
menampilkan
umat
manusia
yang
lain
fakta
pengaruh
–
pengetahuan
yang
Kartini
yang
diberlakukan
pada
bagus
sikap
itu
dan
perempuan dalam merubah peradaban
dengan jujur ia merasa malu karena
bangsa.
selama ini tidak mengerti agamanya
Contoh
lain
yang
termasuk
sendiri.
elemen maksud seperti dalam petikan surat Kartini berikut ini: 226
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Ketika dengan halus Ny. van
Mengenai
sejumlah
aturan
Kol menawarkan sebuah kepercayaan
dalam Islam yang sempat membuatnya
lain, dengan tegas Kartini menjawab,
kecewa, Kartini yakin bisa menemukan
“Tentang agama, saya harap dalam
penjelasan
terbaik
surat yang akan datang saya ceritakan
dapatkan,
seperti
dengan panjang lebar.Senang sekali
poligami. Sehingga ia yakin suatu saat
hati
kami
yang
bisa
dalam
ia
kasus
karena
nyonya
suka
agamanya akan tampak benar-benar
mempercakapkannya
dengan
kami
sebagai rahmat.
dan kami boleh mempercakapkannya secara
leluasa
dengan
Berikut beberapa teks lain yang
nyonya.
membuktikan
kebahagiaan
Kartini
Marilah sekarang saya katakan ini saja
ketika mulai merasa dekat dengan
dulu, supaya nyonya jangan ragu-
agama formalnya.
ragu: Yakinlah nyonya, bahwa kami
“Tidak ada Tuhan daripada Tuhan.Kita
akan selalu memeluk agama kami
mengatakan
yang
kepada Tuhan dan kita tetap percaya
sekarang.
Bersama-sama
bahwa
kita
nyonya kami berharap dengan sangat,
kepada-Nya.Kami
moga-moga kami mendapat rahmat,
kepada Tuhan dan bukan kepada
agar suatu ketika dapat membuat
orang, maka kami memuja orang dan
bentuk agama kami
bukan Tuhan.”
patut disukai
ingin
percaya mengabdi
dalam pandangan umat agama lain.”
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
(Surat kepada Ny. van Kol, 21 Juli
12 Oktober 1902)
1902) Keyakinan Secara
eksplisit
Kartini
Kartini
terjawab.Pada
teks
berikut
Kartini
menegaskan bahwa dirinya akan tetap
menegaskan
keputusannya
yang
beragama Islam meskipun beberapa
kontroversial
kepercayaan dan agama lain sempat
perhitungan.
bersinggungan dan menarik hatinya.
“…Kami tarik kembali rencana kami
Kartini tetap berkeyakinan bahwa tidak
untuk belajar di Betawi.Terima kasih
ada tuhan selain Allah.
sedalam-dalamnya 227
namun
bukan
atas
tanpa
semuanya
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
yang Nyonya lakukan dengan dan
cium kaki yang lazim itu, itu lagi
karena kasih sayang bagi kami.Jangan
menambah-nambahi! Saya berpegang
berpikir bahwa kami bertindak kurang
pada janjinya, dia mencari orang yang
pertimbangan.Kami telah menimbang
setaraf, yang mengimbangi.”
buruk
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
baiknya,
bergulat
dan
menderita.”
14 Juli 1903)
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri, “Jangan cemas; calon suami saya
14 Juli 1903)
tidak
akan
membatasi
gerak
Kartini
saya.Bahkan sebaliknya, karena cita-
mengakui nafsunya yang tinggi turut
cita saya yang membubung tinggi
mewarnai
kuat
itulah, maka pandangannya terhadap
hendak meninggalkan Jepara meskipun
saya naik. Karena itu maka akan lebih
ia tahu hal itu akan berdampak sangat
banyak
buruk
Secara
keinginannya
bagi
sangat
eksplisit
kesehatan
dicintai.
Yang
dikesampingkan
yang
lagi
kesempatan
ayah
yang
diberikan
tidak
bisa
mengembangkan
adalah
kepada
Lapangan
faktor
saya sayap
usaha
yang untuk saya.
saya
akan
datangnya lamaran Bupati Rembang
diperluasnya.”
yang
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
dipertimbangkan
Kartini
dan
kemudian disetujuinya. Namun
1 Agustus 1903)
demikian
Kartini
mengajukan syarat-syarat, diantaranya ia
tidak
ingin
pernikahan perempuan. termasuk
melakukan
yang
prosesi
eksplisit
merendahkan
Keinginan sangat
Sebuah
teks
dihadirkan
meyakinkan
yang Kartini
sahabatnya
dengan untuk bahwa
Kartini
ini
pilihannya terhadap Buppati Rembang
kontroversial
di
sama sekali tidak salah. Karena Bupati
tengah adat Jawa yang kental.
Rembang
“Saya ingin tidak terlibat dalam
aktifitasnya, justru aktifitas itu yang
semua kulakasar pengantin, juga
ingin dibantunya.
saya tidak mau melakukan upacara 228
tidak
akan
membatasi
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
sedemikan cermatnya. Saya yakin, bila
Elemen Praanggapan Elemen
pembatas itu lenyap, hal itu akan
praanggapan
(presupposition) mendukung
merupakan pendapat
upaya
berakibat baik terutama bagi laki-laki.
dengan
Saya tidak dapat dan tidak mau
memberikan premis yang dipercaya
percaya,
kebenarannya.Praanggapan
beradab dan terpelajar akan sengaja
merupakan fakta yang belum terbukti
menjauhi
kebenarannya, tetapi dijadikan dasar
perempuan yang kesopanan dan
untuk mendukung gagasan tertentu.
kecerdasannya
(Eriyanto, 2005:256)
mereka,”
Dalam
konteks
surat-surat
bahwa
yang
pergaulan
(Surat
Kartini, contohnya sebagai berikut:
laki-laki
dengan
sederajat
kepada
dengan
Nn.
Estelle
Zehandelaar, 23 Agustus 1900)
“Saya akan mengajar anak-anak saya
baik
laki-laki
untuk
saling
maupun
perempuan
memandang
Teks
sebagai
di
atas
menjelaskan
bagaimana harapan Kartini tentang
makhluk yang sama. Saya akan
sebuah
memberikan pendidikan yang sama
selayaknya berbeda antara anak laki-
kepada mereka, tentu saja menurut
laki
bakatnya
masing-masing.
Untuk
menimbulkan batas yang tidak relevan
membuat
anak
menjadi
antara keduanya. Kartini juga percaya
perempuan baru misalnya saya tidak
bahwa jika pada laki-laki yang beradab
akan
dan
gadis
memaksanya
untuk
belajar,
pengajaran dan
yang
perempuan
terpelajar
tidak
akan
tidak
sehingga
dengan
apabila dia tidak menyukainya dan
sengaja menciptakan batas dengan
tidak
perempuan yang sama beradab dan
berbakat.
mengurangi
Tetapi
haknya
untuk dengan
terpelajarnya.
mendahulukan kakaknya yang laki-
Kartini mengeluarkan keputusan
laki, tidak akan! Lagi pula saya
kontroversial
bermaksud akan menghapuskan batas
rencana kepergiannya untuk belajar di
yang menggelikan antara laki-laki dan
Belanda.Bukan
perempuan
serangkaian pertimbangan dari jiwanya
yang
dibuat
orang 229
dengan tidak
membatalkan mungkin
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
yang
semakin
kematangannya
menunjukkan
perempuan Jawa yang bertabiat Eropa.
mewarnai
Kartini berpikir, hal ini akan semakin
turut
keputusannya ini.
menyulitkan langkah selanjutnya
“Pada waktu ini cara mengabdi
Mengenai
pernikahan,
yang sebaik-baiknya kepada perkara
tampaknya Kartini juga tidak secara
itu, ialah dengan tidak meninggalkan
radikal
negeri. Orang banyak yang hendak
pernikahan sebagai hambatan cita-cita
kami tolong itu harus belajar mengenal
perempuan. Kenyataan ini bisa dilihat
kami dulu. Apabila kami sekarang
dalam
pergi, maka kami akan menjadi asing
menanggapi
bagi mereka. Dan kalau beberapa
Kardinah.
menolak
teks
dan
surat
menganggap
Kartini
pernikahan
saat
adiknya,
tahun lagi kami kembali, kami akan
“Adik tidak dapat mewujudkan
dipandang sebagai perempuan Eropa.
cita-citanya dalam masa gadisnya
Dan
seperti
kalau
orang
tidak
mempercayakan
mau
yang
dimimpikan
waktu
anak-anak
itu.Tetapi apakah kewajiban yang
perempuannya kepada orang-orang
ditanggungnya atas kehendak sendiri
Eropa, akan lebih tidak mau lagi
itu
mereka berbuat demikian kepada
indah?Masih
dapat
jugalah
seseorang,
menyebarkan
rahmat
dan
yang
dipandangnya
karenanya
sebagai perempuan Jawa, tetapi
disekelilingnya.”
bertabiat seperti perempuan Eropa.”
(Surat
(Surat
kepada
Nn.
Estelle
menjadi
kepada
kurang dia
berkah
Nn.
Estelle
Zeehandelaar, 17 Mei 1902)
Zeehandelaar, 25 April 1903) Jelas disebutkan dalam teks Dalam
teks
Kartini
tersebut bahwa Kartini mempercayai
mempercayai sebuah premis bahwa
kewajiban mewujudkan cita-cita bagi
jika ia kembali dari belajar di Belanda,
seorang
rakyatnya
berhenti manakala ia menikah. Masih
akan
tersebut
makin
sulit
mempercayakan anak-anak perempuan
banyak
mereka pada Kartini yang dianggap
seorang 230
perempuan hal
yang
tidak bisa
perempuan
harus
dilakukan dalam
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
kapasitasnya sebagai istri dan ibu.
Elemen Kata Ganti
Bahkan sebenarnya ia bisa leluasa beraktifitas
karena
yang
elemen untuk memanipulasi bahasa
disandangnya tersebut. Pada waktu
dengan menciptakan suatu komunitas
menulis
belum
imajinatif.Kata ganti merupakan alat
menikah. Namun ia sangat yakin pada
yang dipakai oleh komunikator untuk
premis yang diucapkannya.
menunjukkan dimana posisi seseorang
surat
Bahkan menyadari
status
Elemen kata ganti merupakan
ini,
Kartini
lebih
jauh
kebahagiaan
Kartini bisa
Menyitir pendapat David G.
didimiliki seorang laki-laki jika istrinya
Smith, kata ganti “kami” menjadikan
selayaknya
batas
sahabat
yang
dalam wacana. (Eriyanto, 2005:253)
yang
turut
antara
komunikator
dengan
menghayati dan mendukung pekerjaan
khalayak dengan sengaja dihilangkan
suaminya.Namun kesadaran ini hanya
untuk menunjukkan apa yang menjadi
bisa dimiliki oleh laki-laki yang rendah
sikap komunikator juga menjadi sikap
hati dan tidak picik pandangannya.
komunitas
“Alangkah bahagianya laki-laki, bila
(Eriyanto, 2005:254).
isterinya
bukan
hanya
menjadi
secara
Pemakaian
keseluruhan
kata
yang
pengurus rumah tangganya dan ibu
jamak
anak-anaknya saja, melainkan juga
implikasi
menumbuhkan
jadi sahabatnya, yang menaruh minat
aliansi,
perhatian
akan
mengurangi kritik dan oposisi (hanya)
pekerjaannya,
menghayatinya
bersama suaminya.Bagi kaum laki-laki
seperti
“kami”
ganti
mempunyai solidaritas,
publik,
serta
kepada diri sendiri.
hal ini tentulah tak ternilai harganya.Ini
Dalam
konteks
surat-surat
bila dia tidak angkuh dan picik
Kartini, peneliti menemukan banyak
pandangannya.”
elemen kata ganti yang mempunyai
(Surat kepada Tn. &Ny. Anton, 4
makna tersendiri. Diantaranya sebagai
Oktober 1902)
berikut: “Di antara kami, mulai dari saya, kami
tinggalkan
semua
adat
sopan
santun.Perasaan kami sendiri yang 231
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
harus
mengatakan
kepada
kami
peradaban
perempuan
Bumiputra
sejauh mana cita-cita ingin bebas
bukan hanya gagasan Kartini, tapi
kami boleh bergerak.”
merupakan
(Surat kepada Estelle Zeehandelaar,
adiknya
18 Agustus 1899)
Kardinah. Adapun kata ganti “mereka” peneliti
Pada teks tersebut yang ingin
gagasan
yang
bersama
dua
Rukmini
dan
setia.
yakini
merepresentasikan
rakyat Bumiputra, khususnya kaum
ditekankan Kartini ialah bahwa ia dan
perempuan.
adik-adiknya telah memulai bersekutu
Tentang
sampai
untuk melanggar peraturan adat dan
kepercayaan
sopan
eksistensi Tuhan bisa diketahui dari
santun
yang
kebebasan mereka.
mengekang
Ini berarti ide
tiga
dimana
saudara
pada
beberapa teks seperti di bawah ini:
Kartini diterima dengan baik oleh adik-
“Maksud
adiknya.
baik.Hidup ini diberikan kepada kita
“Sama sekali bukan maksud kami
sebagai rahmat dan tidak sebagai
menjadikan orang Jawa itu sebagai
beban; kita manusia sendiri umumnya
bangsa
membuatnya jadi kesengsaraan dan
Jawa
Eropah
dengan
Tuhan
terhadap
kita
pendidikan bebas. Cita-cita kami ingin
penderitaan.”
memberikan kepada mereka sifat-sifat
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
baik yang ada pada bangsa lain di
13 Agustus 1900)
samping sifat-sifat baik yang sudah ada pada mereka sendiri. Dan bukan
Pada teks di atas, penggunaan
untuk mendesak sifat-sifat mereka
kata ganti “kita” menunjukkan upaya
sendiri, melainkan untuk membuatnya
Kartini
merefleksikan
pendapat
lebih halus dan luhur!”
manusia
bahwa
umumnya
(Surat kepada Ny. van Kol, Agustus
manusialah yang membuat beban pada
1901)
dirinya
sendiri.Rahmat
persulit
sedemikian
Teks bahwa
di
atas
menerangkan
perjuangan
memajukan
menimbulkan
pada
rupa
di
sehingga
kesengsaraan
penderitaan.Penggunaan 232
Tuhan
kata
dan ganti
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
“kita” juga merepresentasikan sebuah
adat istiadat yang selama ini mengikat
sikap rendah hati dimana Kartini juga
saya pada dunia saya: yakni cinta
termasuk dalam komunitas manusia
saya kepada mereka yang melahirkan
tersebut.
saya, yang telah memberikan segala-
Elemen dasarnya
Leksikon.
elemen
bagaimana
kata
kemungkinan
Bolehkah,
berhakkah
menandakan
sayamematahkan hati mereka yang
melakukan
selama hidup saya tidak menunjukkan
atas
berbagai
sesuatu yang lain daripada cinta dan
kata
yang
kebaikan hati dan mengelilingi serta
ini
seseorang
pemilihan
galanya.
Pada
tersedia.Dengan demikian pilihan kata
memelihara
yang
kesetiaan?” (Surat kepada Nn. Estelle
dipakai
tidak
semata
hanya
karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis
menunjukkan
penuh
bagaimana Kartini menyebut ikatan ibu dan
realitas (Eriyanto, 2005:255).
anak atau anak dan kedua orang
Dalam surat-suratnya, Kartini menunjukkan
dengan
Zeehandelaar, 25 Mei 1899)
pemaknaan seseorang terhadap fakta/
seringkali
saya
tuanya sebagai ikatan yang lebih kokoh
pergolakan
dan
kuat
daripada
hebat antara keinginannya yang kuat
menghancurkan
untuk belajar di Belanda dan keinginan
kembali menekankan dengan berulang-
orang tuanya agar Kartini tidak pergi
ulang
jauh
tuanya.Bahwa
meninggalkan
mereka.
menarik dua kewajiban besar
Tarik
adat
cita-citanya
menyebut
“memberikan
ini
Timur.Kartini
kebaikan mereka
orang telah
segala-galanya”,
diungkapkan Kartini dalam beberapa
“mengelilingi serta memelihara dengan
teks surat yang banyak menyimpan
penuh
elemen leksikon di dalamnya.
betapa Kartini begitu menghargai jasa
“Tetapi…, adat Timur lama itu benar-
kedua orang tuanya. Penekanan kata
benar kokoh dan kuat. Saya rasa akan
itulah yang menjawab pertanyaannya
dapat juga saya hancur leburkan,
sendiri “Berhakkah saya mematahkan
sekiranya
hati mereka?”.
tidak
ada
ikatan
lain
yanglebih kokoh dan kuat daripada 233
kesetiaan”,
memperlihatkan
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Pada teks yang lain Kartini
Mengenai apa dan bagaimana
menyebut kecintaan atau kepatuhan
sebenarnya perjuangan Kartini dapat
anak pada orang tua adalah “kewajiban
diamati dari beberapa teks surat berikut
yang mulia dan suci”. Kata itu sangat
ini:
bertolak belakang dengan lawannya
“Salah satu sifat orang Jawa yang
“kewajiban
tidak baik, yang kalau perlu harus
yang
yang hina, menjijikkan”
menggambarkan
egoisme.Kata-kata
ini
dibasmi ialah sifat gila sanjungan.Hal
sebuah
itu
tampaknya
akan
banyak
membantu
dipilih Kartini dengan cukup berat
memakmurkan Jawa dan kami hanya
mengingat kesadarannya bahwa batas
dapat
dua kewajiban tersebut hampir tidak
pendidikan akhlak.”
tampak.Tapi nampaknya realitas yang kemudian
tahun 1900)
menjadi
pertimbangan Kartini.
“Aduhai,
“Ada kewajiban yang mulia dan suci,
saya
yang disebut cinta anak.Dan ada pula
memimpin
kewajiban yang hina, menjijikkan,
membentuk
yang
otak
disebut
“egoisme”.
melalui
(Surat kepada Ny. Ovink Soer, awal
terjadi pada kondisi fisik ayahnya yang diungkapkan
mencapainya
Aduh!
ingin sekali, benar-benar
ingin
muda,
mendapat
kesempatan
hati
anak-anak,
watak,
mencerdaskan
mendidik
perempuan
Kadang-kadang sukar menentukan, di
untuk masa depan, yang dengan baik
mana yang baik berakhir dan di mana
akan dapat mengembangakannya dan
yang
menyebarkannya lagi.” (Surat kepada
jahat
mulai.Kalau
orang
memikirkan hal itu dalam-dalam, garis
Ny. van Kol, Agustus 1901)
batas antara dua hal yang sangat berjauhan itu hampir tidak tampak.
“Pendapat
Kesehatan Ayah sedemikian rupa,
mempunyai kecakapan untuk itu, kami
sehingga
dapat
akan membuka sekolah berasrama
merawankan hatinya secara hebat,
untuk anak-anak perempuan kepala
haruslah dijauhkan.” (Surat kepada
Bumiputera.Di
Nn. Zeehandelaar, 20 Mei 1901)
pelajaran berbagai ilmu pengetahuan
segala
yang
234
kami,
apabila
samping
kami
mendapat
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
yang berguna bagi kehidupan sehari-
pendidikan “akal” sebagai konsumsi
hari, di situ mereka akan dididik pula
otak.
mencerdaskan
pikirannya
dan
Yang juga tidak bisa dilepaskan
menghaluskan perasaannya.”
dari sejarah kehidupan Kartini selain
(Surat kepada Ny. van Kol, Agustus
perjuangannya
1901)
spiritual yang tidak bisa dipungkiri telah memberikan
adalah
pergulatan
pengaruh
kuat
bagi
“Didiklah orang Jawa!”Dan terhadap
keputusan-keputusan dalam hidupnya
pendidikan itujanganlah hanya akal
yang seringkali kontroversial.Setelah
saja yang dipertajam, tetapi budi pun
cukup lama bersitegang dengan Islam
harus dipertinggi.” (Surat kepada Ny.
karena
poligami,
Kartini
Abendanon Mandri, 3 Januari 1902)
sangat
berharap
bisa
merasakan tenang Pada teks dengan beberapa
mengaku dekat
dan
dalam naungan
agamanya, Islam.
pilihan kata yang tersebut di atas kita bisa mengerti perjuangan Kartini yang
“Tetapi
sebenarnya.Kartini
bahwa
menyedihkan itu sekarang kami cukup
“pendidikan akhlak” dapat memperbaiki
tenang, sebab ada Tuhan tempat kami
beberapa sifat buruk bangsanya seperti
bersandar
gila sanjungan. Untuk itu Kartini ingin
kepercayaan.”
sekali
meyakini
memberikan
pengajaran
pendidikan
yang
dan
(Surat
diistilahkannya
dalam
keadaan
dan kepada
Ny.
yang
menaruh Abendanon
Mandri, 15 September 1902)
dengan “memimpin hati”, “membentuk
watak”
dan
“mencerdaskan”
“Ada
anak
Cahaya
menembus
kepada
muda. Khusus perempuan, pendidikan
kami.Cahaya murni, kudus. Seolah-
“memperhalus
olah kami mendapat sempena! Kami
juga
harus
mampu
perasaannya”.Secara menegaskan
Kartini
tidak merasa takut, tidak gentar lagi,
pendidikan
hati kami telah damai, kami tawakal,
umum
perlunya
“budi” sebagai konsumsi hati selain
235
kami
percaya!
masih
hinanya
Aduhai, kami,
alangkah hina
dina!
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Aduhai! Mudah-mudahan tiba juga
itu,
saatnya
diucapkan orang tanpa dipikirkan!
bagi
kami
bahwa
hidup
-
aduhai,
sangat
banyak
bukan untuk kepentingan kami saja,
Kini bagi kami bunyinya kudus, suci.
melainkan untuk semangat didalam
Terima kasih, terima kasih sekali,
hati kami. Bukan bahagia yang riang
bahwa nyonya telah menyingkapkan
gembira, berbual-bual memenuhi diri
tirai yang ada di hadapan kami,
kami, melainkan suka cita hening,
sehingga dapat menemukan yang
syukur!
lama kami cari!
Aduhai!
Tuhan,
kami
bersyukur sekali, bersyukur sekali,
Sendainya saya dapat mengatakan,
bahwa kami telah menemukan.Melalui
betapa tenangnya, betapa damainya
banyak
tidak
sekarang di dalam diri kami.Betapa
percaya dan benda sampailah kami ke
bahagianya kami, bahagia hening,
tempat
saya
aman dan sentosa.Tidak ada rasa
lukiskan perasaan jiwa kami berdua,
takut, tidak ada rasa gentar lagi.Kami
keadaan itu tidak terlukiskan, keadaan
merasa sangat aman, sangat tenang!”
itu harus dirasakan.”
Ya, sesungguhnyalah, Tuhan tidak
(Surat kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juli
memberi seorang pun kewajiban yang
1902)
terlalu berat. Tuhan memberi masing-
kebimbangan, tujuan.Tidak
rasa dapat
masing kekuatan untuk pekerjaan Digambarkan pertemuannya
yang
Kartini,
dengan
ditugaskanNya
kepada
tiap
orang.”
Tuhannya
membuat ia “tidak lagi takut”, “tidak
(Surat kepada Ny. van Kol, 21 Juli
gentar”, “tidak bimbang”. Yang ada
1902)
hanya
perasaan
gembira”.Ia
“damai”,
“riang bisa
“Setelah
menemukan Tuhannya serta “tawakal”
rasanya
dan “percaya” pada-Nya.
menjadi lebih bagus; panggilan hidup
“Allah atau Tuhan, bagi kami sekarang
kami lebih indah, lebih mengasyikkan,
bukanlah ucapan hampa lagi. Kata
lebih luhur. Semangat kudus itu
sangat
bersyukur
236
kami
menemukan-Nya,
seolah-olah
hidup
kami
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
memberi berkah kepada barang apa
manusia bebas; dia tidak terikat
jua pun.”
kepada siapa pun.”
(Surat kepada Tn. E.C. Abendanon,
“Menyandarkan diri kepada manusia-
17 Agustus 1902)
manusia,
sama
mengikat
diri
Kedua teks di atas kembali
halnya kepada
dengan manusia-
manusia.”
menggambarkan kebahagiaan Kartini karena telah “menemukan” yang lama
(Surat kepada Ny. van
ia cari bersama adiknya, Rukmini. Allah
Kol, 20 Agustus 1902)
bukan lagi ucapan hampa, tapi telah memberinya rasa tenang, aman dan
“Begitu lama Tuhan atau Allah dalam
damai.Kartini meyakini bahwa Allah
sebutan kami hanyalah sebutan saja.
juga
yang
memberinya
“kekuatan”
Alhamdulillah,
bahwa
nama
yang
untuk menghadapi tugas-tugas dalam
nikmat itu sekarang mempunyai bunyi
hidupnya yang tidak lagi dirasakannya
yang suci dan arti yang keramat bagi
sebagai beban. Karena ia meyakini
kami.
Allah
“tidak
akan
membebani
“Aduhai!
Bagaimana
mengatakan
Justru
kewajiban-
bahagia kami, betapa tenteram dan
kewajiban dalam hidupnya menjadi
damai hati sanubari kami, setelah kami
lebih “mengasyikkan” dan “luhur”.
menemukan-Nya, untuk menyerahkan
“Aduhai!Kepada nyonya saya tidak
diri sama sekali kepada-nya, tempat
dapat mengatakan betapa terima kasih
kami
kami kepada nyonya, bahwa nyonya
kepercayaan.
telah menunjukkan kepada kami jalan
tenteram di bawah perlindungan-
yang menuju ke arah kebahagiaan
Nya.”
yang sejati, kebebasan yang sejati,
(Surat
kepada Tuhan.”
September 1902)
“Siapa
yang
merasa
bertumpu
tuan,
akan
seseorang lebih dari kesanggupannya”. Kartini
kepada
saya
dan
Begitu
kepada
Tn.
betapa
menaruh
tenang
Adriani,
dan
24
sungguh-sungguh
mengabdi kepada Tuhan, dia adalah
Dua teks di atas sekali lagi menunjukkan 237
kematangan
spiritual
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Kartini.
Ia
menggunakan
kata
Kartini
mengatakan
bahwa
”kebahagiaan sejati” dan “kebebasan
perjuangannya yang penuh hambatan
sejati”
disadarinya merupakan bukti eksistensi
sebagai
ungkapan
pengabdiaannya hanya kepada Allah,
Tuhan, pemilik kekuasaan tertinggi.
tidak terikat pada siapapun. Hanya
“Dalam hidup ini, entah telah berapa
Allah-lah tempat yang layak untuk
kali tidak saya alami bahwa kerap kali
bersandar. Hanya kepada Allah, ia
keinginan hati terpenuhi bersama-
merasa
“menyerahkan
layak
sepenuhnya”.
sama dengan luka hati. Dan amat
tempat
banyak, banyak kejadian pada masa
“menaruh
akhir-akhir ini yang membuktikan hal
Allah-lah
bertumpu
dan
kepercayaan”.Kartini tenang
diri
dan
pun “di
tentram
itu:
merasa
bawah
Manusia
menimbang,
Tuhan
memutuskan. Semua peringatan itu
perlindungan-Nya”.
bagi kita manusia yang picik ini, peringatan supaya sekali-kali jangan sombong: percaya dengan sungguh-
Elemen Metafora
sungguh, bahwa kita sendiri memiliki
Menurut Eriyanto (2005:259), dalam
suatu
wacana,
komunikator, menyampaikan
tidak pesan
kemauan sendiri.”
seorang
“Ada kekuasaan yang lebih tinggi,
hanya pokok
lebih
lewat
besar
dari
pada
semua
teks, tetapi juga kiasan, ungkapan,
kekuasaan yang dipersatukan di dunia
metafora yang dimaksudkan sebagai
ini. Ada kemauan yang lebih kuat,
ornamen suatu berita. Komunikator
lebih
bisa jadi menggunakan kepercayaan
kemauan, yang boleh dan harus ada
masyarakat,
pada kita; yaitu kemauan mengabdi
ungkapan
sehari-hari,
kuasa
dari
peribahasa, pepatah, petuah leluhur,
kepada: Kebajikan!”
kata-kata
(Surat
kuno,
bahkan
mungkin
ungkapan yang diambil dari ayat-ayat
kepada
Ny.
pada
segala
Ovink
Soer,
Oktober 1900)
suci – yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.
Masih dalam surat yang sama, di paragraf lain, Kartini melanjutkan, 238
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Teks
tersebut
menjelaskan
“Tidak ada manusia bebas seorang
pengalaman
pun, yang mengikatkan diri kepada
Kartini yang membuatnya yakin bahwa
beberapa manusia. Menyandarkan diri
kebebasan sejati sesungguhnya adalah
kepada
manusia
halnya
sebagai hamba Allah yang tidak terikat
dengan
mengikatkan
kepada
pada seorang manusia pun.Peran Allah
samalah diri
spiritual
yang
dialami
manusia.”
inilah yang diyakini Kartini membuat
“Jalan kepada Allah dan jalan ke
segala
arah
baik.Kartini
kebebasan
satu.Siapa
sejati
yang
hanyalah
sesuatunya
menjadi
lebih
menggambarkannya
sesungguhnya
dengan sebuah perumpamaan khas
mengabdi kepada Allah, tidak terikat
Kartini “gelap menjadi terang, angin
kepada seorang manusia pun, ia
ribut menjadi angin sepoi-sepoi”.
sebenar-benarnya bebas.” “Hari-hari yang merupakan sesuatu
“Untuk apa kami berpusing-pusing
yang sama sekali tidak menyenangkan
dengan manusia-manusia, sedangkan
telah
kami tahu, bahwa kami dilindungi
menimpa
diri
kami,
yang
sebelum terjadi perubahan dalam
Tuhan!”
kehidupan rohani kami pastilah hal ini
“Yang
akan membuat kami putus asa.”
pekerjaan-Nya.Dia akan mengaruniai
“Tetapi
kami
sekarang
kami
berpegang
kami
kerjakan
tenaga
ini
untuk
adalah
melakukan
teguh pada tangan-Nya.Kepada Dia
pekerjaan itu.”
tiada putus-putusnya kami arahkan
“Kami bersedia, bersedia berbuat apa
pandangan
akan
pun, bersedia memberikan: diri kami
kami,
sendiri. Bersedia menerima: luka hati.
kami.Dia
mengemudikan
mempertimbangkan dengan penuh
Air
mata,
darah,
kasih sayang. Dan disitulah gelap
Banyak, banyak, tetapi tidak apalah.
menjadi terang, angin ribut menjadi
Itu
angin sepoi-sepoi.” (Surat kepada
kemenangan. Tidak ada cahaya yang
Ny. Ovink Soer, Oktober 1900)
tidak didahului gelap gulita.Hari fajar
semuanya
akan
akan
menuju
lahir daripada hari malam.” 239
mengalir. ke
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
(Surat
kepada
Tn.
E.C.
Kartini bahkan meyakini bahwa “Nur Tuhan ada dalam tiap-tiap orang,
Abendanon, 17 Agustus 1902)
bahkan juga dalam sesuatu yang tampaknya paling buruk”.Kenyataan ini
Kartini seringkali menggunakan kiasan terang sesudah gelap, angin
yang
sepoi-sepoi sesudah angin ribut, fajar
setiap orang untuk berbuat benar
sesudah malam.Kesemua kiasan itu ia
karena sejatinya kebenaran itu ada
tujukan untuk meyakinkan sahabat-
dalam hati semua orang. Dalam Islam,
sahabatnya
ini yang disebut dengan fitrah. Yakni
hukum
bahwa
alam
sudah
manusia
menjadi
mengalami
menurut
Kartini
kecenderungan
masa-masa sulit sebelum memperoleh
mewajibkan
manusia
pada
kebenaran.
kemudahan dan kemenangan. Hukum
Mengenai
pengalaman
alam memberi pelajaran tersendiri bagi
spiritualnya,
Kartini, yakni pelajaran untuk bersabar
menceritakan,
dalam berjuang.Satu hal yang pasti
“Di sini ada seorang orang tua, tempat
diyakini Kartini, perlindungan Tuhan
saya
padanya.
berkembang
“Nur Tuhan ada dalam tiap-tiap
banyak yang diberikan kepada saya
orang, dalam apa saja, bahkan juga
dan banyak, sangatlah banyak lagi
dalam
tampaknya
bunga simpanannya.Dan saya ingin
paling buruk.Kebenaran ini harus
lagi, senantiasa ingin lagi.Dia pun
meresap
banyak
suka menambah lagi, tetapi tidak
orang.Dan orang banyak itu wajib
boleh saya peroleh dengan cuma-
memandangnya
sebagai
cuma saja. Bunganya itu harus saya
kewajiban.Kewajiban yang membuat
beli…Dengan apa?… Dengan apa
hidup menjadi indah, baik bagi orang
harus saya bayar?…”
lain, maupun bagi diri sendiri.” (Surat
“Dan dengan sangat sungguh-sungguh
kepada Tn. E.C. Abendanon,
terdengarlah suaranya mengatakan:
sesuatu ke
yang
dalam
hati
15
Kartini
meminta di
pernah
bunga dalam
yang
hati.Sudah
“Berpuasalah satu hari satu malam
Agustus 1902)
dan jangan tidur selama itu, juga harus 240
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
mengasingkan diri di tempat yang
berdosa; kitab yang suci mulia itu
sunyi sepi.”
terlalu suci artinya untuk diterangkan
“Habis malam datanglah cahaya,
kepada kami.”
Habis topan datanglah reda,
“Tahun
Habis juang datanglah mulia,
namanya orang Muslim, karena kami
Habis duka datanglah suka”.
turunan
berdesau-desaulah dalam telinga saya
namanya saja Muslim, lebih daripada
sebagai rekuiem.”
itu tidak. Tuhan, Allah, bagi kami
“Itulah maksud dan buah pikiran yang
hanya
terdapat dalam kata-kata perempuan
Sepatah kata, bunyi tanpa arti dan
tua itu. Berpuasa dan tidak tidur itu
rasa…Demikian kami hidup terus,
lambang pandangan berikut: “Dengan
sampai tiba hari yang membawa
berkekurangan,
peruabahan dalam kehidupan jiwa
menderita
dan
berganti orang
tahun…Kami
Muslim.Dan
semata-mata
kata
kami
seruan.
tafakur akan diperoleh nur cahaya!”
kami.”
Tidak ada cahaya, yang tidak didahului
“Kami telah menemukan Dia, yang
oleh
tanpa disadari telah bertahun-tahun
gelap.Bagus
bukan?Menahan
lapar dan nafsu adalah kemenangan
dirindukan oleh jiwa kami.”
rohani atas jasmani.Dalam menyepi
“Lama benar dan jauh benar kami
orang dapat belajar berpikir.”
mencari. Kami tidak tahu bahwa apa
“Sebagai anak semuanya itu telah
yang kami cari begitu dekat dengan
saya lakukan tanpa berpikir, tanpa
kami, selalu di sekeliling kami dan ada
bertanya, karena orang-orang sebelum
pada kami. Yang kami cari ada di
saya
dalam diri kami.”
dan
bersama
saya
telah
melakukan hal yang sama. Lalu tibalah
“Wahai
waktunya pikiran saya mulai bertanya:
mengatakan
“Mengapa saya berbuat ini, mengapa
benarnya.Betapa tenang dan damai
ini begini dan itu begitu?” Mengapa,
hati kami.Betapa kami bersyukur dan
mengapa, tak henti-hentinya!”
berbahagia.Betapa aman dan tenang
“Beritahu saya artinya dan saya akan
perasaan
mau
menemukan Dia; setelah kami tahu,
belajar
semuanya.”Saya 241
seandainya
saya
dengan
kami,
dapat sebenar-
setelah
kami
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
merasa bahwa selalu ada Tuhan
cita-cita
dekat kami dan menjaga kami. Tuhan
“hamba Allah”. Hal itu dilukiskannya
itu akan menjadi penyangga dan
dalam sebuah puisi berikut ini:
penghibur
kami,
berlindung
dalam
tertinggi,
hamba-hamba
menjadi
tempat
kami
‘Sebab
hidup
kami
senangnya,Senang juga dalam tugas
selanjutnya. Itulah yang kami rasai.”
dan juang;
(Surat
Hidup
kepada
yakni
Tn.
E.C.
ada
sisi
Allah
gelapnya,
ada
Jiwa
mereka membawa terang.
Abendanon, 15 Agustus 1902)
Matilah yang berkembang di Teks
tersebut
jalan dunia,
menceritakan
pertemuan Kartini dengan seorang tua
Tetapi untuk hati yang tenang
yang
dalam Yang Akbar,
banyak
memberikan
nasehat
padanya. Diantaranya ia menganjurkan
Dari dasar hidup yang mulia
Kartini
Tumbuh selalu semangat hidup yang
untuk
berpuasa
dan
mengasingkan diri (uzla). Dengan cara
segar.’
bertafakur semacam itu, ia yakin Kartini
Ingin benar saya menggunakan gelar
akan mendapat cahaya atau petunjuk
tertinggi, yaitu: hamba Allah.
“Menahan
Allah.
adalah
lapar dan nafsu
kemenangan
rohani
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
atas
1 Agustus 1903)
jasmani.Dalam menyepi orang dapat belajar berpikir.”
Beberapa
Metafora yang indah dan penuh
kelahiran
kebijakan dalam teks ini sangat kontras
menulis,
putra
hari sulungnya,
sebelum Kartini
teks
“Apa artinya waktu lama ketika
pemberontakan yang dengan berapi-
merasa kesakitan, bila bahagia yang
api
demikian
jika
kita
bandingkan
seringkali
diungkapkan
beberapa tahun spiritual
dengan
manisnya
menjadi
pahalanya?”
sebelum sentuhan
merubah
pandangnya.Yang
Kartini sudut
(Surat kepada Ny. Abendanon Mandri,
kemudian
7 September 1904)
membuatnya hanya mempunyai satu 242
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Ungkapan tersebut tidak hanya
Sosroningrat
kemudian
menggambarkan kebahagiaan Kartini
menikahi R.A. Muryam pada tahun
akan segera lahirnya anaknya, tapi
1875, yakni setelah ada pembicaraan
juga
terhadap
di kalangan pemerintah , bahwa ia
terpenuhinya segala cita-citanya meski
akan diangkat menjadi bupati. Ia diberi
dengan cara yang agak berbeda dari
isyarat agar kawin dengan seorang dari
apa
rencanakan.
kalangan ningrat yang sederajat untuk
Menjadi pendidik, mendirikan sekolah,
dijadikan garwa padmi atau Raden
menjadi
orang,
Ayu. Muryam putri mantan Bupati
bersuamikan bupati bahkan menjadi
Jepara yang merupakan keturunan
ibu dari anak kandungnya sendiri.
raja-raja Madura sehingga lebih tinggi
Semua
tingkat
kebahagiaan
yang
Kartini
pernah “ibu”
ia
banyak
kebahagiaan
itu
membuat
Kartini samasekali tidak mempedulikan
keningratannya
daripada
Sosroningrat sendiri.
kesakitan-kesakitan yang sekian lama
Kartini memiliki lima saudara
pernah ia alami. Karena “pahala luar
laki-laki dan dua saudara perempuan
biasa” yang ia yakin memperolehnya.
dari ibu kandungnya (Ngasirah), serta tiga saudara perempuan dari ibu tirinya
Dimensi Kognisi Sosial
(RA.
Produksi Teks
memang
Latar Belakang Kartini
diskriminasi
Kartini lahir pada tanggal 21
Murym).
Bupati
tidak
Sosroningrat
pernah antara
Muryamdan
melakukan anak-anak
Ngasirah. Diskriminasi
April 1879 di Mayong – Jepara
hanya dilakukan antara anak laki-laki
sebagai putri pasangan Kepala Distrik
dan
Mayong (yang akhir jabatannya adalah
kebebasan.Semua
Bupati
Mas
setelah lulus ELS (Sekolah Dasar
Sosroningrat dengan kawan karibnya
Eropa), dimasukkan HBS (Sekolah
(Keesing,
Ajeng
Menengah Lima Tahun) di Semarang
Ngasirah, putri seorang kyai guru
dan kelak meneruskan pendidikannya
agama di Telukawar, Jepara (Soeroto,
di
2001:11).
perempuan, setelah lulus ELS, sesuai
Jepara), 1999:23),
Raden Mas
243
anak
perempuan
Belanda.
dalam
anak
Sedangkan
hal
laki-laki,
anak
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
adat Jawa harus masuk dalam pingitan
dalam diam dan memahami semangat
(Soeroto, 2001:23)
Kartini.Namun keduanya tidak secara tegas memberikan dukungan apalagi
Riwayat Kartini
bantuan.Mereka masih belum punya
Ketika berusia enam tahun, Kartini
menyusul
cukup
kakak-kakaknya
keberanian
memerangi
adat
feodal.
masuk Sekolah Rendah Belanda.Pada
Kedua adiknya (Rukmini dan
masa itu, anak perempuan masuk
Kardinah) menyusul Kartini di masa
sekolah
pingitan. Mereka menghidupkan masa
merupakan
pengkhianatan
besar terhadap feodalisme.Dan seperti
pingitan
gadis Bumiputra lainnya, tibalah Kartini
terutama
memasuki masa pingitan usia 12,5
Tulisan Kartini banyak di muat di
tahun.
sejumlah media massa Belanda.Yang Kartini
kecil
menggugat.Ia
dengan
banyak
membaca
terpenting,
dalam
kegiatan
dan
menulis.
masa
pingitan,
mohon diijinkan melanjutkan sekolah
Kartini menjalin persekutuan dengan
sebagaimana teman-temannya orang
dua adik yang sama progresifnya,
Eropa atau kakak-kakak laki-lakinya.
Rukmini
Dengan belaian lembut dan halus,
mencoba mendapat bantuan dengan
ayahnya
boleh”.
menjalin hubungan dengan kawan-
Kartini menganggap dirinya burung
kawan Belanda dari yang mereka
kecil liar yang terkurung dalam sangkar
kenal.Persahabatan
besar (Surat kepada Ny. Abendanon,
erat lewat surat-menyurat.
menjawab
“tidak
Agustus 1900).
dan
Kardinah.
Ketiganya
mereka
terjalin
Abendanon, salah satu sahabat
Kartini bisa lebih menikmati
Kartini pernah mengusahakan subsidi
masa pingitannya dengan kehadiran
belajar
buku-buku
dan
pemerintah Belanda.Van Kol bahkan
majalah
berbahasa
surat
kabar
dan
Belanda.
pernah
bagi
tiga
saudara
memperoleh
pada
beasiswa
Kesemuanya itu khusus dihadiahkan
sepenuhnya untuk Kartini belajar di
ayah
kakaknya,
Belanda. Seluruhnya tidak izinkan ayah
bersimpati
Kartini.
dan
Sosrokartono.Keduanya
244
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Abendanon
kembali
Permohonan beasiswa Kartini
menawarkan untuk belajar di Batavia,
terkabul. Surat keputusan dari Batavia
lebih
itu
dekat
mewujudkan
dan
lebih
cepat
cita-citanya.Sementara
datang tanggal 9 Juli 1903.
Terlambat
satu
hari
karena
pada
menunggu jawaban atas permohonan
tanggal 8 Juli telah dilayangkan surat
itu, Kartini dan adiknya membuka
kesediaan kepada Bupati Rembang.
sekolah di kabupaten pada bulan Juni 1903.Sekolah
tersebut
Kartini
segera
menikah
pada
8
Nopember
1903
dengan
sangat
mendapat sambutan baik masyarakat
sederhana.
Dari
Rembang
hanya
dan terus menanjak.Sekolah itu adalah
tercatat 9 surat yang ditulis Kartini
Sekolah Gadis Jawa Pertama di Hindia
(Soeroto,
2001:345).
Namun
Belanda, yang diatur menurut sistem
demikian,
surat-suratnya
tersebut
Kartini sendiri, tidak menurut sistem
selalu menyatakan kebahagiaannya.
Pemerintah Hindia Belanda (Soeroto,
Surat yang ditulis tanggal 7
2001:294). Pada pertengahan Juli 1903, tiba-tiba
datang
utusan
September
1904
kepada
Ny.
Abendanon
adalah
suratnya
yang
Bupati
terakhir. Pada tanggal 13 September
Rembang yang mengantarkan surat
1904, putranya lahir dan empat hari
lamaran untuk Kartini. Kartini meminta
kemudian, pada tanggal 17 September
waktu tiga hari untuk berfikir.Akhirnya
1904, Kartini meninggal dunia dengan
Kartini bersedia menerima lamaran itu
tiba-tiba dalam usia muda 25 tahun.
dengan syarat Bupati Rembang harus menyetujui gagasannya,
dan Kartini
mendukung
Representasi
diperbolehkan
dan
Strategi
Kartini
membuka sekolah dan mengajar di
Skema
(Person
person
Kabupaten Rembang dan pernikahan
Schemes) menggambarkan bagaimana
tanpa
seseorang
menggambarkan
memandang
orang
seremonial
merendahkan mudah
Jawa
wanita.Dan Bupati
yang dengan
Rembang
lain
dan
(Eriyanto,
2005:262). Dalam penelitian ini yang
menyetujuinya.
perlu 245
diketahui
adalah
bagaimana
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
pandangan Kartini terhadap ayah yang
kandungnya)
paling disayangnya namun merintangi
sangat berjasa dalam mengembalikan
cita-citanya
melindungi
kepercayaan Kartini pada Allah (Surat
poligami.Juga kepada kedua ibu yang
kepada Tn. van Kol, 10 Agustus 1902
dalam perannya yang berbeda mampu
dan
memberikan kekuatan kepada Kartini
Agustus 1902).
dan
dan
suaminya
mematahkan
yang
sanggup
idealismenya
E.C.
Kepada
terhadap
orang
yang
Abendanon,
sahabatnya,
15
Kartini
mengungkapkan pula kekagumannya
kebencian pada pernikahan. Kartini
kepada
sebagai
pada ibundanya (ibu tiri) yang dengan
terutama
bangga
sabar merawatnya ketika sakit (Surat
terhadap sikap progresif ayahnya yang
kepada Ny. Abendanon, 21 Desember
berani menyekolahkan putri-putrinya
1901, 3 Januari 1902; 9 Maret 1903
sehingga menuai celaan dari kalangan
dan 24 Juli 1903) dan mengajarkan
rakyat
nilai-nilai
Bumiputra.
Meskipun
pada
kebaikan
kepada
akhirnya, sang ayah tidak memiliki
putra-putrinya
cukup keberanian untuk secara tegas
sendiri maupun putra Nyi Mas Ngasirah
menolak
(Surat kepada Ny. Abendanon, 21
keseluruhan
tatanan
feodalisme.
yang
putranya
Desember 1900).
Sejujurnya, Kartini juga merasa kesulitan
baik
semua
menemukan
Mengenai
penderitaan
Kartini
calon
memandangnya
suaminya, sebagai
yang diyakininya pasti dialami semua
seorang pegawai yang baik, yang
perempuan yang bersedia poligami.
menjabat kedudukan bupati karena
Hal
hanya
kecerdasannya bukan karena intrik-
menemukan rasa pengertian, kasih
intrik (Surat kepada Ny. Abendanon,
sayang dan toleransi luar biasa dari
14 Juli 1903). Diakui Kartini, dirinya
kedua ibunya.Sebagai pelaku poligami,
dan suaminya punya banyak kesamaan
ayahnya tidak berbuat sesuatu yang
pandangan dan cita-cita (Surat kepada
mengecewakan kedua ibunya tersebut.
Ny.
ini
karena
Kartini
Kartini menggambarkan
ibunya
Abendanon,
11
Desember
seringkali
1903).Karenanya Kartini yakin laki-laki
(ibu
cakap dan mulia tidak akan membatasi 246
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
geraknya
(Surat
kepada
Ny.
Qur’an
(Surat
kepada
E.C.
Abendanon, 1 Agustus 1903) dan
Abendanon, 15 Agustus 1902). Ia
bahkan
meyakini hanya Allah-lah pelipur lara
bersedia
membantunya
sekuat
(Surat
tenaga
kepada
Ny.
dan kebebasan sejati adalah menjadi
Abendanon, 25 Agustus 1903).
abdi
Allah
(Surat
kepada
E.C.
Abendanon, 17 Agustus 1902 dan Skema diri (Self Schemas)
kepada Ny. van Kol, 20 Agustus
berhubungan dengan bagaimana diri
1902). Allah pun tidak sekedar nama,
sendiri
tapi yang menentramkan (Surat kepada
dipandang,
digambarkan
dipahami,
oleh
dan
seseorang
(Eriyanto,2005:262).Kartini
Tn. Adriani, 24 September 1902).
lebih Skema peran (Role Schemas)
senang dipanggil “Kartini” saja, tanpa gelar Raden Ajeng (Surat kepada Nn.
berhubungan
dengan
Zeehandelaar, 25 Mei 1899).
seseorang
memandang
Kartini seorang
mengakui
yang
revolusioner
liar,
(Surat
dirinya
bagaimana dan
menggambarkan peranan dan posisi
keras
dan
yang
kepada
Nn.
masyarakat.
Zeehandelaar, 25 Mei 1899); penuh
ditempati Kartini
seseorang menilai
dalam
kedudukan
semangat dan berani (Surat kepada
perempuan seharusnya sejajar dengan
Ny. Abendanon, 21 Desember 1901);
laki-laki.Perempuan diciptakan sebagai
senang
haus
teman bagi laki-laki (Surat kepada Nn.
pengetahuan (Surat kepada Ny. van
Zeehandelaar, 23 Agustus 1900).
Kol, 27 April 1902).
Seorang istri selayaknya pula sahabat
belajar
dan
selalu
Kartini mengaku tidak banyak
dan rekan kerja bagi suaminya, yang
memahami Islam sebagai agamanya –
mendukung
Kartini mengaku sebagai seorang yang
suaminya, demikian pula sebaliknya
beriman.Kartini
(Surat kepada Tn. &Ny. Anton, 4
menemukan keaalpaannya
mengaku Allah
dan
selama
telah meyadari
ini.Ia
dan
membantu
tugas
Oktober 1902).
mulai
Peranan
belajar mencintai dan mempelajari al-
seorang
ibu,
bagi
Kartini adalah tanggung jawab yang 247
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
besar,
memajukan
peradaban.
dari
Semarang
(Nurhai,
Tanggung jawab mulia yang alamiah
1996).Dihadapan
(Surat
mengungkapkan perasaannya;
kepada
Tn&Ny.
Anton,
4
kyai,
Kartini
Oktober 1902). Ibu dapat menentukan
“Baru pertama kali inilah saya tahu,
masa depan anaknya (Surat kepada
bahwa Al Qur’an begitu indah dan
Nn. Zeehandelaar, 11 Oktober 1901).
mengantarkan
Ibulah
membantu
saya.Saya merasa heran, selama ini
manusia,
mengapa ada ulama melarang keras
karena ibulah pendidik manusia yang
menerjemahkan dan menafsirkannya
pertama (Surat kepada Ny. Ovink
dalam
Soer, awal 1900)
Jawa.Bukankah Al-Qur’an itu petunjuk
yang
mempertinggi
dapat kadar
budi
bagi Skema
Schemas) bagaimana
peristiwa
(Event
berhubungan
dengan
pandangan tersebut
ke hidup
diketahui
hati
dalam manusia
dan
bahasa yang
harus
diamalkan?”
(R.A.
Kartini)
komunikator
terhadap suatu peristiwa. Bagaimana peristiwa
perasaan
ditafsirkan
Pertanyaan
atau
Kartini
tersebut
sangat menyentuh perasaan hati kyai
dimaknai (Eriyanto, 2005:263)
sehingga
timbul
gagasan
untuk
Kelahiran R.M. Rawito, adik
menerjemahkan dan menafsirkan Al-
Kartini pada tahun 1892 merupakan
Qur’an dalam bahasa Jawa, namun
peristiwa yang menyadarkan Kartini
sayang beliau wafat sebelum usahanya
akan
selesai.Meski demikian, orang Jawa
tugas
mulia
seorang
ibu.
Peristiwa lain yang berkesan adalah
sudah
acara pengajian keluarga di rumah
berkat
pamannya, Hadiningrat. Kartini ikut
bahagiannya
mendengarkan
mendapatkan penjelasan kandungan isi
bersama
wanita
bangsawan lainnya dari balik tirai. Kyai yang
memberikan
pengajian
dapat
memahami
Al-Qur’an
Kartini.
Betapa
jasa
Kartini
setelah
Al-Qur’an (Nurhai,1996).
pada
Peristiwa lain yang menyentuh
waktu itu adalah K.H. Muhammad
sisi spiritual dalam hati Kartini adalah
Saleh bin Umar, seorang ulama besar
pertemuan 248
masa
kecilnya
dengan
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
seorang
perempuan
tua
yang
Belanda. Buku kumpulan surat Kartini terbit
judul
Door
(DDTL)
yang
menyanyikan tembang Macapat:
tersebut
dengan
“Habis malam datanglah cahaya,
duisternis
Habis topan datanglah reda
terjemahan
Habis juang datanglah mulia
menjadi ‘Habis gelap terbitlah terang’,
Habis duka datanglah suka”
terbit pertama kali di Belanda pada 21
(Surat kepada E.C. Abendanon, 15
April 1911, sekitar 6,5 tahun setelah
Agustus 1902)
wafatnya
tot
licht
Bahasa
Kartini.
Indonesia-nya
DDTL
diterbitkan
dalam bahasa Melayu (Batavia, 1922) Bagi
Kartini,
mengajarkannya mengendalikan
lagu
untuk diri,
oleh Commissie voor de Volkslectuur
itu
berpuasa,
tafakur
(Balai Pustaka).
untuk
“Armijn Pane, di tahun 1941
mendapat petunjuk Allah.
memperbaiki “Habis Gelap Terbitlah Terang”
Analisis Sosial
dengan
jalan
mempersingkatnya disana-sini, serta
Analisis
sosial
meneliti
menyertakan
sebuah
“Kata
bagaimana wacana dalam surat-surat
Pembimbing” yang dengan beberapa
Kartini
dikonstruksi
helaan napas menyodorkan pernyataan
dalam masyarakat. Analisis sosial disini
yang memaksa kita mengakui buku ini
mencermati
surat-surat
adalah “Habis Gelap Terbitlah Terang”
diproduksi
versi Armijn Pane. Buku inilah yang
menjadi buku kumpulan surat Kartini.
dengan tanpa keinginan tahu: sudah
Dalam
surat-surat
tinggal seberapakah sari-sari renungan
sejumlah
Kartini yang asli seperti tersiar si kitab
diproduksi
Kartini
yang
dan
perjalanan kemudian
penerbitannya,
Kartini
melewati
kepentingan.Kepentingan-kepentingan
aslinya, kini diperas dalam format kecil
juga
dalam
yang
mewarnai
konstruksi
masyarakat terhadap wacana seputar
versi
Armijn
Tampaknya usaha Surat-surat
Kartini
tadi?”
(Sastroatmodjo, 2005:147).
Kartini. oleh
buku
dihimpun
dilakukan
Abendanon sekembalinya ia ke
oleh
Sulastin
yang baik Sutrisno
(1979) dengan menerjemahkan surat 249
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Kartini yang kemudian berjudul Surat-
Kedua buku Sulastin Sutrisno
surat Kartini: Renungan tentang dan
tersebut merupakan buku kumpulan
untuk bangsanya. Buku ini merupakan
surat Kartini yang paling representatif
terjemahan DDTL cetakan ke-4. Dalam
saat ini karena selain jauh lebih
prakatanya,
lengkap dari terjemahan sebelumnya,
bahwa
Sutrisno
dirinya
mengatakan
tidak
melakukan
buku
tersebut
menampakkan
pemotongan, termasuk pada beberapa
sebenar-benarnya
surat
interpretasi penerjemahnya.
yang
terdapat
bagian-bagian
terjemahan
tanpa
yang sama, karena surat-surat itu memang ditujukan kepada beberapa orang.
Karena
itu
semua
Kesimpulan
surat
Dari
analisis
data
terhadap
buku “Surat-Surat Kartini: Renungan
diterjemahkan lengkap. Tahun 1986, Sulastin Sutrisno
Tentang dan Untuk Bangsanya” dan
dan tim penerjemah surat-surat Kartini
“Kartini: Surat-Surat Kepada Ny. R.M.
bertemu dengan Drs. Jaquet yang
Abendanon-Mandri
dipercaya
surat-surat
peneliti menarik kesimpulan bahwa
Kartini yang khusus ditujukan kepada
terdapat korelasi antara surat-surat
suami
Kartini
istri
menerbitkan Abendanon
dan
baru
dengan
diterimanya dari cucu Abendanon. Dari
sebagaimana berikut:
buku kumpulan surat Kartini yang
1. Kartini
dan
Suaminya”,
nilai-nilai
menyadari
Islam
kewajiban
terbaru inilah, Sulastin Sutrisno dan tim
menuntut ilmu bagi setiap manusia
penerjemah pada awal 1988 mulai
Kesadaran Kartini ini bukan hal
bekerja. Hasilnya buku “Kartini: Surat-
yang biasa di akhir abad 19
surat kepada Ny. Abendanon-Mandri
menjelang
dan suaminya” terbit perdana tahun
feodalisme masih berakar kuat.
1989 sesuai judul aslinya. Sutrisno
Kewajiban menuntut ilmu dalam
mengatakan, judul ini polos, tidak
Islam bukan hanya monopoli laki-
mengandung tujuan tertentu kecuali
laki tapi juga perempuan.
melengkapi
dokumentasi
Kartini
abad
20
dimana
2. Lahan pekerjaan yang tepat bagi
(Sutrisno, 2000:VIII).
wanita 250
Islam
sebagaimana
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
diinginkan Kartini adalah bidang
untuk menyekutukan Allah. Islam
kesehatan dan pendidikan. Karena
bahkan menekankan bahwa ridho
dua bidang pekerjaan ini yang
Allah
paling optimal dalam menuntut
ridho
sifat
alami
seorang gadis muslimah sangat
perempuan dan tidak jauh bertolak
meyakini hal tersebut. Banyak dari
belakang
suratnya
dan
ketrampilan dengan
peranannya
dalam keluarga.
bergantung
orangtua.Kartini
yang
pada
sebagai
membuktikan
betapa ia sangat mengutamakan
3. Kartini meyakini peran ibu sebagai
ridho
lembaga pendidikan Dalam
sangat
orangtuanya
dalam
memenuhi keinginan dan cita-
surat-suratnya
Kartini
citanya.
Dan
keputusan
menekankan perlunya pendidikan
orangtuanya seringkali yang ia
dan pengajaran bagi wanita karena
utamakan
berkenaan dengan tugasnya kelak
haknya.
sebagai
ibu.Ibu
akhirnya
tersebut
merupakan
pertama
yang
daripada
pemenuhan
pada
5. Kartini berjiwa humanisme dan
lembaga
mengutamakan kepentingan orang
memberikan
pendidikan
banyak
kepada
Humanisme Kartini adalah hasil
anaknya.Dengan demikian inti dari
dari intensitasnya dalam Islam, hal
perjuangan
ini
Kartini
adalah
diakuinya
dalam
banyak
mencerdaskan generasi muda lewat
suratnya.Memberikan
pengoptimalan peran ibu dalam
sebagai
keluarga.
keadaan feodal adalah perwujudan
4. Kartini
mengutamakan
bakti
patuh
keras kepada
merupakan muslim keduanya
dan
orang
muslimah
tidak
merubah
jiwa manusia sebelum mengubah
untuk
kewajiban
tahapan
fikih memprioritaskan mengubah
kepada kedua orangtuanya Berusaha
pengajaran
selalu
peraturan.
tua
keputusan
Demikian
juga
membatalkan
seorang
beasiswanya, mendirikan sekolah
selama
dan melangsungkan pernikahan
memerintahkan
adalah 251
keputusan-keputusan
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Kartini
yang
pada
ini karena Kartini membuktikan
prioritas hak-hak jamaah dan amal
kehidupan poligamis orangtuanya
yang lebih luas manfaatnya.
yang
6. Kartini
didasarkan
menyadari
keutamaan
berlangsung
baik
dan
banyaknya manfaat mulia yang
pernikahan
bisa
Citra Kartini sebagai perempuan
menjalani
anti pernikahan adalah karena
dengan
keadaan masyarakat feodal yang
Kartini
tidak
diterima akal yang mengutamakan
menempatkan
sebagaimana hukum
pernikahan
mestinya
Islam.
dalam
diperolehnya
dengan
kehidupan
poligamis
suaminya.Keputusan memang
tidak
kepentingan
Feodalisme
mudah pribadi
perempuan.Namun,
dalam
jiwa
menggunakan pernikahan sebagai
Kartini memang tidak ada ruang
sarana melanggengkan patriarkhi
untuk kepentingan semacam itu.
yang
merugikan
Kartini
perempuan.
menyadari
pernikahan
Saran-saran
dalam Islam bukan tujuan hidup tetapi
sarana
untuk
Kartini adalah perempuan biasa
mencapai
yang
tidak
luput
dari
kehidupan yang terhormat dan
kelemahan.
beradab.
membuktikan
mencari kebenaran, perjuangan Kartini
pernikahan sebagai sarana untuk
melewati proses panjang. Dari fase
meraup
luhur
liberal sebagai seorang remaja yang
bisa
labil sampai fase spiritual sebagai
Kartini
manfaat-manfaat
kehidupan
yang
diperoleh
hanya
dari
lembaga
seorang
pernikahan. 7. Kartini
Dalam
kelemahan-
muslimah
pergulatannya
dewasa
yang
matang. Penelitian yang cermat dalam
menyadari
keutamaan
fase-fase ini mutlak penting dilakukan
poligami
sebelum
Keputusan akhir yang dianggap
kearah
paling
dalam
sebenarnya.Hal
adalah
dilakukan dengan melakukan penelitian
kehidupan
kontroversial Kartini
ketundukannya pada poligami. Hal 252
menetapkan mana
cenderung
perjuangan ini
hanya
Kartini dapat
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
yang
mendalam
pada
peninggalan
Daftar Pustaka
Kartini, surat-suratnya. Demikian besar peranan surat-
AL-QUR’ANULKARIM.
Departemen
surat Kartini dalam sejarah perjuang
Agama RI dan PT Syaamil
perempuan,
Cipta Media. 2004.
maka
usaha
penerjemahan dan penerbitan surat-
Adam, Asvi Warman. Agama dan
suratnya seharusnya dilakukan dengan
Kepercayaan Kartini. Kompas.
sikap etis dan bertanggung jawab. Hal
Sabtu, 20 April 2002.
apakah
Adam, Asvi Warman. Refleksi Hari
perjuangan Kartini dinilai dan semangat
Kartini 21 April 1999: Sosok
Kartini di aplikasikan dalam kehidupan
Kartini dalam Perspektif Dua
masyarakat, perempuan khususnya.
Agama. Republika. 21 April
ini
menentukan
seperti
Sementara, sebagai bagian dari masyarakat, untuk terhadap
menyarankan
Arbaningsih, Dri. 2005. Kartini dari
kritis
konstruktif
Sisi Lain: Melacak Pemikiran
bentuk
pelabelan
Kartini
peneliti
bersikap segala
1999.
tentang
tokoh-tokoh tertentu untuk melegitimasi
“Bangsa”.
kepentingan
Kompas. Jakarta.
tertentu.
Karena
pada
dasarnya setiap pahlawan atau tokoh
Bainar.
Wanita
Emansipasi
Penerbit
dan
Buku
Ketahanan
sejarah adalah juga manusia, yang
Keluarga. Republika, 21 April
berhak
2001.
untuk
tidak
diperlakukan
Basrowi & Sukidin. 2002. Metode
sewenang-wenang nama dan idenya.
Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro.
Insan
Cendekia.
Surabaya Bharata, Peter Singgih P & Estu R. Nugraheni. Pencerahan Sebagai
Ideologi Emansipasi. Republika. Sabtu, 20 April 2002.
253
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Chodidjah,
Idjah.
Rintihan
1986.
Soedjatmoko.
Kartini. Ikhwan. Jakarta. Djajasudarma,
T.
Wacana:
Fatimah.
Yogyakarta. 1994.
Pemahaman
Hubungan
Keesing,
dan
Hidup,
Betapa
1999.
Suratan
dan
Karya
Kartini. Djambatan. Jakarta.
ERESCO. Bandung. Dzuhayatin, Siti Ruhaini dkk. 2002.
Wacana
Elisabeth.
Besar Pun Sebuah Sangkar-
Antarunsur.
Rekonstruksi
Jalasutra.
Mufidah
Metodologis
Paradigma
2003.
Gender. Bayumedia. Malang.
Gender
Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi
dalam Islam. Pustaka Pelajar.
Penelitian Kualitatif. Edisi IV
Yogyakarta.
Cetakan
Eriyanto.
Kesetaraan
Ch.,
2005.
Analisis
Wacana,
ke-4.
Arafah. 1994. Hak dan Peran
LKIS.
Aktif
al-Hasany, Ahmad Zahro. 1996. Islam
Islam,
Perempuan R.A.
Feminisme) Fakih…(et
dalam al.).
Wanita
Muslimah.
Hazanah Ilmu. Solo.
(Diskursus Kartini
Sarasin.
Muhammad bin Abdullah Sulaiman
Yogyakarta.
dan
Rake
Yogyakarta.
Pengantar Analisis Teks Media. Cetakan
2.
Mulyana,
dan
Deddy.
Nuansa
Nuansa-
1999.
Komunikasi:
Meneropong Politik dan Budaya
Mansoer
Membincang
Komunikasi
Masyarakat
Feminisme: Diskursus Gender
Kontemporer.
Perspektif Islam. Risalah Gusti.
Rosdakarya. Bandung.
Remaja
Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi
Surabaya. Heryanto, Ariel. 2000. Perlawanan
Penelitian Kualitatif: Paradigma
Dalam Kepatuhan: Esai-Esai
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Budaya. MIZAN. Bandung.
Sosial Lainnya. Cetakan ke-3.
Ibrahim, Idi Subandy. 2004. Dari Nalar
Keterasingan
Menuju
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nalar
Nurhai, Didi. Kartini dan AlQuran.
Pencerahan: Ruang Publik dan
Ishlah Nomor 60. 1996.
Komunikasi dalam Pandangan 254
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Heti.
Asma binti Yazid
Menuntut
Emansipasi.
Palestina,
Dasar Penelitian. Terjemahan A.
Republika, April 2001. Palestina,
Heti.
Khozin
Afandi.
Usaha
Nasional. Surabaya.
Kartini
Mencari
(3
Habis):
Perempuan: dari Cinta sampai
Kebahagiaan
Seks dari Nikah Mut’ah sampai
Tuhannya Menemukan
Shihab,
Sejati. Republika. April 2001.
M.
Quraish.
2005.
Nikah Sunnah dari Bias Lama
Pane, Armijn (penterjemah). 2004.
sampai Bias Baru. Lentera Hati.
Habis Gelap Terbitlah Terang.
Tangerang. Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks
Balai Pustaka. Jakarta. Qardhawi, Yusuf. 2002. Fikih Prioritas:
Media: Suatu Pengantar untuk
Urutan Amal yang Terpenting
Analisis
dari
Semiotik, dan Analisis Framing.
yang
Penting.
Cet-6.
Gema Insani Press. Jakarta.
Cetakan
Rahayu, Ruth Indiah. Kartini: Dipuja
ke-2.
1990. Kartini Pribadi Mandiri.
Rakhmat, Jalaluddin. 1986. Psikologi Remadja
Gramedia
Karya
Pustaka
Soeroto,
Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode
A.
2005.
Kartini:
Raden
Pendekar
Penelitian Komunikasi. Cetakan
Indonesia.
ke-11.
Djambatan. Jakarta.
Remaja
Rosdakarya.
Cetakan
Ajeng Wanita ke-3.
Soeroto, Sitisoemandari. 2001. Kartini:
Bandung. Ricoeur, Paul. 2005. Filsafat Wacana:
Makna
Sebuah Biografi. Cetakan ke-6.
dalam
Djambatan. Jakarta.
Anatomi Bahasa. Cetakan ke-3.
Soe
dan
Steven
Tjen
Marching.
Refleksi
Menyambut Hari Kartini 21 April
IRCiSoD. Yogyakarta. Robert
Utama.
Jakarta.
CV. Bandung.
Rodgan,
Remaja
Soebadio, Haryati dan Saparinah Sadli.
22 April 2002.
Membedah
Analisis
Rosdakarya. Bandung.
dan Digugat. Kompas. Senin,
Komunikasi.
Wacana,
2001: Dia “Kuda Liar” yang
J.
Taylor.1993. Kualitatif: Dasar255
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 10 Nomor 2 Desember 2013
Dambakan Kebebasan. Jawa
Ulwan, Dr. Abdullah Nasikh. 2000.
Pos. 21 April 2001. Sutrisno,
(penerjemah).
Sulastin
2000.
Perkawinan:
Kartini:
Surat-Surat
dan
Gema Insani Press. Jakarta. Umar, Dr. Nasaruddin. 2000. Kodrat
Suaminya.
Perempuan
Djambatan. Jakarta. Sutrisno (penerjemah). 1979.
Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya. Djambatan. Jakarta. Pramoedya
Panggil
Ananta.
Aku
2003.
Kartini
Saja.
Lentera Dipantara. Jakarta. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2000. Human Communication:
Prinsip-Prinsip Deddy
Dasar
Mulyana).
(Terj. Remaja
Rosdakarya. Bandung. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2001. Human Communication:
Konteks-Konteks
Komunikasi
(Terj.
Mulayana).
Deddy
Remaja Rosdakarya. Bandung. Ulwan, Dr. Abdullah Nasikh. 1981.
Pedoman
dalam
Fikahati Aneska. Jakarta.
Sutrisno, Sulastin dan Ny. Sulastri
Toer,
Pendidikan
Orang
Muda, Orang Tua dan Negara.
Kepada Ny. R.M. AbendanonMandri
Masalah
Anak
dalam Islam Jilid 1. ASY SYIFA. Semarang.
256
Islam.