... wa ta’awanu ‘alalbirri wattaqwa wala ta’awanu ‘alal itsmi wal ‘udwani wattaqullaha innallaha syadidul ’iqabi ... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya. (QS Al-Maidah: 2)
4 | edisi khusus milad baznas ke-12
Salam, Usia 12 tahun, bagi BAZNAS bukanlah rentang waktu yang lama. Sebagai sebuah lembaga amil zakat yang dibentuk oleh Negara, BAZNAS memiliki peran yang penting untuk menolong, membantu, dan membina fakir miskin. Selain itu, BAZNAS juga sebagai lembaga yang memiliki kewenangan menerima zakat yang diwajibkan kepada para muzaki sebagai perwujudan keimanan kepada Allah Swt. Peran ini ke depan menjadi lebih signifikan. Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat menetapkan bahwa yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara nasional adalah BAZNAS. Dan untuk membantu dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah memenuhi syarat. Untuk itulah, tema ulang tahun ke 12 BAZNAS “ Memimpin untuk Integrasi Pengelolaan Zakat Nasional” seolah menjadi trigger bagi segenap stakeholder BAZNAS untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya di dalam mengemban amanah undang-undang tersebut. Majalah Zakat edisi khusus untuk menyambut ulang tahun BAZNAS yang ke 12 ini mencoba memotret sekilas kiprah lembaga ini baik dari program-programnya yang telah berjalan maupun visi dan misi dari para pengelolanya, terutama kesiapannya di dalam mengimplementasikan UU No. 23 Tahun 2011.
SULUH
18
PROGRAM BAZNAS
KAIDAH
24 CATATAN
Dewan Redaksi Prof Dr. Didin Hafidhuddin, Teten Kustiawan, M. Fuad Nasar, M.Sc, Hermin R. Rachim, Ndari Rumi Widyawati Redaksi Karsono Tadjudin, Sunan Hasan, Muh Arofik, Emri Widyantari Fotografer Donang Wahyu Desain Grafis Gunadhi, Febriansyah, Jani Nurman Marketing Iklan Rully W, Nusirwan Redaksi dan Iklan Jl. Palbatu 3 no 3, menteng dalam tebet Jakarta selatan Telp/fax. 021-83700128 Email:
[email protected],
[email protected]
01
04 11
Majalah ini diterbitkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan rumah buku design.
HIKMAH nukilan ayat
03 KHASANAH UTAMA baznas siap memimpin 06 ZAKAT untuk integrasi JAWAB 17 TANYA kriteria & hak amil zakat
20 INSPIRASI gedung seribu,inspirasi sedekah dari sukabumi 22 SIRAH thalhah bin ubaidillah
edisi khusus milad baznas ke-12 | 5
BIAYA NIKAH AKAN SEMAKIN MURAH Anda ingin segera mengakhiri masa lajang? Baru-baru ini Kemen terian Agama (Kemenag) sudah menginventarisasi jalan keluar atas keluhan warga tentang biaya pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA). Paling tidak ada dua solusi di dalam menetapkan tarif yang sesuai dengan tempat pernikahan atau memberikan petugas KUA insentif. “Biaya pernikahan tetap Rp 30 ribu apabila di kantor (KUA). Apabila nikah di luar kantor dibiayai Rp 110 ribu, ditambah jasa profesi Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu, jadi tidak genap Rp 500 ribu. Jadi misalkan, dia selain menikahkan, diminta ceramah juga, mengisi pengajian juga, maka uang jasa profesi Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu,” jelas Kemenag M. Jasin. Solusi kedua, imbuh Jasin, adalah membebaskan biaya pernikahan di KUA. Sebagai gantinya, Kemenag memberikan insentif petugas KUA yang bekerja di hari libur. “Jadi diharapkan biaya pernikahan nantinya bisa ditanggung APBN,” kata mantan Wakil
Ketua KPK ini. (kemenag.go.id)
Penghargaan Handala Courage Award bagi gadis Palestina Ahed Tamimi, gadis kecil Palestina yang meninju dan memaki tentara Zionis Israel menjadi perbincangan di dunia maya dan jejaring sosial. Rekaman video keberaniannya yang diunggah ke YouTube 24 Desember 2012 lalu telah ditonton lebih dari 41 ribu pengunjung. Ahed ‘menyerang’ tentara Israel tersebut sebagai protes atas penangkapan kakak laki-lakinya pekan lalu. Dalam videonya terlihat Ahed, 13 tahun, tengah memaki beberapa orang tentara Israel. Ia mengacungkan tinjunya ke arah tentara Israel yang hanya diam melihat keberanian Ahed. Dampak dari video tersebut, Ahed mendapatkan penghargaan Handala Courage Award dari Perdana Mentri Turki, Recep Tayyip Erdogan pada 30 Desember lalu. Ia diundang ke Istanbul untuk bertemu dengan PM Turki dalam sebuah jamuan sarapan pagi. Ahed yang datang ke Turki dengan didampingi ibunya merasa bangga. “Saya berterima kasih kepada Perdana Menteri Erdogan atas keramahannya dan atas dukungannya kepada Palestina,” ungkap Ahed, seperti dikutip Anadolu Agency (1/1).
Saudi Terapkan Sistem Pelayanan Elektronik Umrah Kementerian Urusan Haji Arab Saudi tahun ini mengimplementasikan sistem pelayanan elektronik untuk pengurusan perjalanan haji dan umrah. “Kami sudah menerima sebanyak 700 aplikasi visa umrah lewat sistem baru ini, termasuk 280 dari Indonesia, 227 dari Afrika Selatan, 43 dari Pakistan, 30 dari Amerika Serikat, 29 dari Kenya, 25 dariTurki dan 50 dari negara lainnya,” kata kementerian dalam pernyataannya kemarin yang dikutip Arab News, Senin (7/1/2013). Kementerian Urusan Haji Arab Saudi melakukan serangkaian studi untuk membangun infrastuktur administrasi dan meningkatkan pelayanan perusahaan-perusahaan penyelenggara haji dan umrah. Kementerian berusaha meningkatkan pelayanan haji dan umrah lewat perbaikan sistem administrasi dengan cara meningkatkan pelayanan secara elektronik. Sistem elektronik ini nantinya akan diterapkan dalam seluruh proses pengurusan haji dan umrah. Tahun lalu lebih dari 5,5 juta orang jamaah asing melakukan perjalanan umrah ke tanah suci. (hidayatullah.com)
Saluran Televisi Islam Pertama di Thailand Pemerintah Thailand telah meluncurkan sebuah saluran televisi yang ditujukan untuk umat Islam, dimana saluran ini merupakan yang pertama di negeri tersebut. Project Manager saluran berbahasa Melayu, Tchamron Danodom, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk berkontribusi dalam memberikan pemahaman antara Muslim Melayu dan Buddha Thailand. Ia mengatakan, saluran baru tersebut akan disiarkan setengah jam sehari pada tahap pertama, dan diharapkan akan bisa bersiaran selama 24 jam sehari pada tahun depan. Perlu dicatat bahwa mayoritas Muslim tinggal di bagian selatan Thailand, dimana di sana juga terdapat gerakan sipil dan bersenjata menentang diskriminasi ras yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Mereka memperjuangkan kemerdekaan atau otonomi untuk wilayah mereka, karena mayoritas penduduk Thailand adalah beragama Buddha. (eramuslim.com)
FACT
Rp217Triliun potensi zakat di Indonesia 3,14% dari GDP (Gross Domestik Product) Rp1.73 Triliun Zakat yang terkumpul oleh organisasi-organisasi zakat di Indonesia Rp1.06 Triliun Zakat yang terkumpul oleh BAZNAS dan BAZNAS Provinsi di Indonesia
Sumber Annual Report BAZNAS 2011
kha sanah
6 | edisi khusus milad baznas ke-12
suluh
Refleksi 12 Tahun BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Prof. Dr. Didin Hafidhuddin Ketua Umum BAZNAS
Semenjak berdiri pada 17 Januari 2001 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2001, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tidak memiliki kepentingan yang macam-macam, kecuali hanya ingin menjadi lembaga yang “berbuat” di tengah masyarakat, terutama untuk melayani muzaki dan mustahik melalui pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah secara amanah, profesional, transparan dan akuntabel.
Pada 17 Januari tahun ini BAZNAS memperingati Milad ke-12. BAZNAS, menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, selain menjalankan fungsi operator, yakni pengumpulan, pen distri busian dan pendayagunaan zakat, sekaligus menjalankan fungsi koordinator, yakni pengkoordinasian dan pengendalian pengelolaan zakat nasional oleh BAZNAS di daerah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pengkoordinasian dan pengendalian pengelolaan zakat adalah tugas besar yang harus saling mendukung dengan tugas dan fungsi yang dijalankan Pemerintah sebagai regulator yang meliputi fungsi pembinaan dan pengawasan. Pelaksanaan seutuhnya tugas dan
edisi khusus milad baznas ke-12 | 7 fungsi BAZNAS menurut UndangUndang Nomor 23 Tahun 2011 akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama serta peraturan BAZNAS yang masih dalam proses penyusunan. Sampai saat ini, BAZNAS telah melakukan langkah konsolidasi untuk pengembangan fungsi koordinator pengelolaan zakat secara nasional yang diamanahkan Undang-Undang. Sepanjang tahun 2012, BAZNAS telah melaksanakan fungsi pengkoordinasian pengelolaan zakat nasional melalui berbagai kegiatan yang dimungkinkan, seperti menyelenggarakan rapat koordinasi BAZNAS dengan BAZNAS provinsi, menghadiri rapat-rapat koordinasi BAZNAS daerah, menyelenggarakan pelatihan dan uji coba penerapan Aplikasi Sistem Manajemen Informasi BAZNAS atau SIM-BAZNAS, serta menyusun rintisan Sistem Pengelolaan Zakat Nasional (SPZN). Dalam tataran pengembangan kerja sama kelembagaan di dalam dan luar negeri, pada tahun 2012 BAZNAS menjadi wakil resmi pemerintah Indonesia untuk menghadiri Konferensi Internasional tentang Zakat di Amman, Yordania, dan diundang sebagai satu-satunya lembaga zakat untuk mengikuti seminar internasional tentang keuangan syariah yang diselenggarakan oleh IRTI-IDB di Jeddah, Saudi Arabia. Program kerja tahun 2013 yang akan dilakukan BAZNAS dalam kapasitas sebagai koordinator zakat nasional ialah: (a) implementasi SIMBAZNAS pada BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota yang telah mengikuti pelatihan dan melanjutkan pelatihan bagi daerah yang belum, (b) rapat kerja nasional dalam rangka sinergi program, evaluasi dan
merancang program nasional 2014, (c) penyusunan pedoman-pedoman terkait kelembagaan, perencanaan, penganggaran, pelaporan dan pertanggung jawaban pengelolaan zakat, dan (d) penyusunan dan publikasi Laporan Zakat Nasional 2012. Program kerja 2013 dalam kapasitas BAZNAS sebagai operator (amil zakat) ialah melanjutkan program yang sudah berjalan pada tahun sebelumnya terdiri dari (a) Pusat Pelayanan Mustahik sebagai bentuk layanan regular di Kantor BAZNAS. (b) Zakat Community Development (c) Rumah Sehat BAZNAS. (d) Rumah Cerdas Anak Bangsa. (e) Baitul Qiradh BAZNAS (Rumah Makmur BAZNAS), (f) Tanggap Bencana, dan (g) Kaderisasi 1000 Ulama. Sepanjang tahun 2012, BAZNAS mencatat terjadi tren peningkatan penerimaan zakat secara nasional. Hal itu terlihat dari realisasi penghimpunan zakat, infaq dan shadaqah yang diterima BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/ kota dan LAZ nasional pada 2012 diperkirakan mencapai Rp 2,20 triliun atau naik 27,17 % dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah Rp 1,7 triliun. Sedangkan realisasi penerimaan zakat, infaq dan shadaqah pada BAZNAS sebagai operator pada tahun 2012 mencapai Rp 49.051.071.126, atau meningkat 21,82 % dibandingkan penghimpunan tahun 2011 yang berjumlah Rp 40 milyar. Muzakki yang tercatat membayar zakat, infaq dan shadaqah atau dana sosial lainnya kepada BAZNAS di tingkat pusat sebanyak 17.482 muzakki perorangan dan 444 muzakki badan. Pertambahan jumlah muzakki sepanjang tahun 2012 mencapai 15,2 % dari tahun 2011 yang berjumlah
“Sepanjang tahun 2012, BAZNAS telah melaksanakan fungsi pengkoordinasian pengelolaan zakat nasional melalui berbagai kegiatan yang dimungkinkan, seperti menyelenggarakan rapat koordinasi BAZNAS dengan BAZNAS provinsi, menghadiri rapat-rapat koordinasi BAZNAS daerah, menyelenggarakan pelatihan dan uji coba penerapan Aplikasi Sistem Manajemen Informasi BAZNAS atau SIM-BAZNAS, serta menyusun rintisan Sistem Pengelolaan Zakat Nasional(SPZN)” 15.171 muzaki badan/badan. Adapun mustahik atau penerima manfaat zakat atas penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah oleh BAZNAS mencapai 290.099 jiwa. Penguatan tugas dan fungsi BAZNAS, baik sebagai koordinator maupun sebagai operator, memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua lembaga/instansi dan perorangan yang menjadi stakeholders gerakan zakat nasional. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kolom yang terbatas ini, yang telah mempercayakan pembayaran zakatnya melalui BAZNAS serta mendukung dan berpartisipasi di dalam programprogram BAZNAS di seluruh Tanah Air.
suluh
N I P M I M E M P A I S S A N I S A BAZ R G E T N I K U T UN 8 | edisi khusus milad baznas ke-12
zakat utama
Usia adalah amanah. Ia harus dijaga dan dipelihara. Caranya, hidup ini diisi dengan berbagai amal kebaikan dan dilakukan dengan ikhlas. Dengan cara ini, hidup menjadi bermakna dan berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat. Usia memang tidak dinilai dari angka tahunnya sepuluh atau dua puluh tahun, tapi dari kualitasnya atau amal salehnya. BAZNAS juga ingin seperti itu. Setelah berulang tahun yang ke 12 pada 17 Januari 2013, pada harihari berikutnya, BAZNAS ingin banyak berkiprah dalam pengelolaan zakat yang efisien dan efektif, sehingga tujuan besar zakat tercapai. Yakni, lahirnya masyarakat yang sejahtera. Jadi, kehadiran BAZNAS benar-benar berarti dan bermanfaat bagi kepentingan umat.
Karena itu, ketika Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat memberi amanah agar BAZNAS memimpin atau menjadi koordinator untuk integrasi (penyatuan) pengelolaan zakat nasional, BAZNAS siap menerimanya. “Siap tidak siap, mau tidak mau, itu amanah yang harus kami jalankan. Dan kami sudah memulai untuk menyatakan bahwa amanah memimpin untuk integrasi pengelolaan zakat nasional, siap kami emban,” tegas Direktur Pelaksana BAZNAS Teten Kustiawan.
desa itu memiliki jumlah terbanyak warga miskinnnya. Misalnya, di DKI Jakarta, dari 5 kota madya yang terbanyak penduduk miskinnya adalah Jakarta Utara. Di Jakarta Utara ini kelurahan mana saja yang terbanyak warga miskinnya. Itu terus mengerucut sampai ditemukan benar-benar jumlah yang miskinnya terbanyak. Untuk mendapatkan data ini BAZNAS bekerja sama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di bawah wakil presiden.
Salah satu bukti kesiapan itu, pada tahun 2013 ini BAZNAS akan melaksanakan program nasional (Pronas) pengelolaan zakat yang sifatnya pemberdayaan. Program ini untuk tahap awal akan dilaksanakan di 100 desa yang berada di kabupaten/ kota di seluruh Indonesia.
Kepada para perwakilan provinsi dan Program-program terkait selain ZCD BAZNAS daerah akan disosialisasikan itu adalah: tentang Pronas itu. Setelah itu, 1. Rumah Makmur BAZNAS (RMB). Program ini konsen pada aspek diharapkan mereka akan melihat ekonomi, misalnya modal usaha. bahwa Pronas ini akan mendukung program pemerintah. 2. Rumah Sehat BAZNAS (RSB). Program ini terkait dengan aspek Dalam palaksanaannya, BAZNAS tidak kesehatan. Konsepnya, rumah sehat bekerja sendiri, tapi akan bekerja sama tanpa kasir atau gratis. Saat ini dengan pihak-pihak terkait. Program RSB ini ada di empat tempat. Yaitu, ZCD Baznas biasanya bergadengan di Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, dengan Lembaga Pengembangan dan Makassar. dan Pengabdian pada Masyarakat
Program Zakat Community Develop ment (ZCD) yang sifatnya nasional ini akan dicanangkan pada rapat kerja nasional (Rakernas), 15-17 Januari 2013 di Bogor. Ini dalam rangka menyambut hari ulang tahun (HUT) BAZNAS yang ke-12 yang tema HUT-nya: BAZNAS Memimpin untuk Integrasi Pengolaan Zakat Nasional. Ide ini lahir karena UU No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat mengamanahkan kepada BAZNAS bahwa BAZNAS punya peran sebagai koordinator untuk integrasi pengelolaan zakat di seluruh Indonesia. “Kalau bicara soal amanah Undang-Undang Zakat itu, kami perlu juga melahirkan programprogram nasional, antara lain Pronas di 100 desa itu,” kata Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Faisal Qosim,Lc, M.Si.
(LPPM) di perguruan tinggi, misalnya Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Udayana (Bali). Untuk terlaksananya dengan baik program ini, BAZNAS juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM)-nya. BAZNAS juga akan memilih pengelola zakat di daerah yang juga siap dalam hal SDM.
Dengan Pronas ini, kata Faisal, BAZNAS ingin mengubah paradigma pembangunan masyarakat selama ini yang lebih condong ke project based. “Nanti, masyarakat binaan akan dilatih bagaimana mengidentifikasi masalah. Kalau memang masalahnya masyarakat itu membutuhkan modal Pada Rakernas itu akan hadir para usaha, maka masyarakat itu akan perwakilan dari 34 provinsi untuk diberi modal usaha dan pelatihan merekomendasikan desa di wilayah keterampilan usaha,” ujar Faisal. provinsi yang terkait dengan Pronas ini berusaha untuk kabupaten/kota yang memang layak mengentaskan masyarakat dari untuk mendapat program ZCD kemiskinannya. Karena itu, untuk nasional ini. Salah satu kriterianya, mencapai tujuan itu, programnya tidak
hanya s a t u aspek, tapi berbagai aspek seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Maka, programprogram BAZNAS yang selama ini ada, akan juga masuk dalam Pronas ini.
3. Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB). Ini bergerak pada aspek pendidikan. Konsep yang dibuat ada yang namanya SKSS (Satu Keluarga Satu Sarjana). Ada juga program Dinar, beasiswa yang diberikan mulai dari SD hingga SMA. 4. Konter Layanan Mustahik (KLM). Program ini sifatnya karitatif atau santunan langsung. KTM ini diberikan kepada mereka yang membutuhkan dana mendesak. 5. Kaderisasi Seribu Ulama (KSU). Program ini terkait dengan pemberian beasiswa kepada sarjana agama yang punya prestasi untuk melanjutkan kuliah pada program S2 dan S3. 6. Tanggung Darurat Bencana (TDB). Lewat program ini BAZNAS membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana, misalnya banjir. BAZNAS membantu pemerintah, tidak dengan berteriakteriak, tapi dengan bekerja.
zakat utama
Pada 17 Januari 2013, BAZNAS berulang tahun yang ke 12. Tema HUT-nya adalah BAZNAS Memimpin untuk Integrasi Pengelolaan Zakat Nasional. Untuk mengetahui kaitan tema ini dengan UU No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, redaksi Majalah Zakat mewawancarai Direktur Pelaksana BAZNAS Teten Kustiawan di kantor BAZNAS, Jakarta, 7 Januari lalu. Berikut hasil wawancaranya:
zakat utama
INTEGRASI ITU SINERGI, BUKAN SENTRALISASI Tema Milad Badan Zakat Nasional (BAZNAS) yang ke 12 pada 17 Januari 2013 adalah BAZNAS Memimpin untuk Integrasi Pengelolaan Zakat Nasional. Apa latar belakang diambilnya tema tersebut? Tema ini diambil terkait dengan lahirnya Undang-Undang No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat. Hal terpenting dan ini menjadi asas dalam pengelolaan zakat secara nasional adalah adanya integrasi. Integrasi ini diterjemahkan sebagai sebuah hirarki, khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pelaporan. Jadi nanti, pelaporan zakat itu berjenjang dari tingkat kabupaten/kota ke provinsi. Dari provinsi ke pusat, baik oleh BAZNAS daerah maupun oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ). Akhirnya, laporan zakat secara nasional itu menjadi kewajiban BAZNAS. Pengintegrasian ini juga tidak terlepas dengan tujuan pengelolaan zakat itu sendiri. Dalam UU No.23/2011 itu disebutkan bahwa ada 2 tujuan pengelolaan zakat. Pertama, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat. Dan kedua, meningkatkan peran zakat di dalam pengentasan masyarakat miskin dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam integrasi ini, oleh UU itu BAZNAS diamanahi sebagai koordinatornya. Atau dalam istilah Ustaz Didin Hafidhuddin (Ketua Umum Baznas-red) sebagai kapten dalam kesebelasan zakat nasional. BAZNAS dan LAZ itu berada pada kesebelasan yang sama, bukan dua kesebelasan yang berbeda. Tanggung jawab ini tentu
menjadi suatu yang sangat strategis buat BAZNAS, baik dari aspek kelembagaan maupun dari aspek pencapaian tujuan pengelolaan zakat. Ini boleh dikatakan diamanahi pada saat BAZNAS memasuki tahun ke-13, saat akan diberlakukannya UU itu, yaitu insya Allah pada tahun 2013 ini. Oleh karena itu, kami mencoba memiliki target, pada tahun 2013 BAZNAS bisa memimpin untuk integrasi pengelolaan zakat secara nasional sehingga tujuan pengelolaan zakat tercapai. Kalau begitu, nanti LAZ-LAZ harus memberi laporan ke BAZNAS? Maknanya, integrasi itu bukan sentralisasi baik secara penghimpunan maupun penyaluran dananya. Tapi, BAZNAS dan LAZ berperan sebagai organisasi yang mengelola penuh baik penghimpunan maupun penyalurannya. Memang UU ini sudah menyebutkan tentang hirarki pelaporan ini. Tapi, untuk sementara ini baru untuk BAZNAS. Yaitu dari kabupaten/kota ke provinsi, lalu ke pusat (BASNAS). Untuk LAZ, kalau kita baca dalam UU itu, mereka punya kewajiban melaporkan kepada bupati/wali kota, gubernur, dan BAZNAS. Jadi, sebetulnya integrasi dalam pelaporan itu memang sudah diamanahkan oleh UU. Dalam arti, ketika BAZNAS melaporkan pengelalaan zakat, yang dilaporkan itu bukan hanya yang dikelola oleh BAZNAS, tapi juga yang dikelola oleh seluruh pengelola zakat. Karena itu, untuk terwujudnya integrasi pelaporan ini, BAZNAS kabupaten/kota dan provinsi, serta LAZ perlu
edisi khusus milad baznas ke-12 | 11 mendukungnya dengan memberikan laporan ke BAZNAS.Tidak mungkin BAZNAS bisa menyampaikan laporan secara nasional, kalau tidak ada laporan dari mereka. Memang bahasa di Undang-Undang itu, pelaporan itu kewajiban mereka. Otomatis itu menjadi hak BAZNAS. Jadi, kewajiban mereka menyampaikan dan hak BAZNAS untuk mendapatkan laporan itu. Apakah hanya sekedar laporan? Tentu tidak hanya sekedar laporan. Dalam UU No. 23/2011 ini ada dua hal yang diamanahkan. Pertama, terkait dengan pemberian pertimbangan/rekomendasi dalam pembentukan atau pemberian izin. Jadi, BAZNAS akan terlibat di dalam pembentukan BAZNAS kabupaten/ kota dan provinsi untuk memberikan pertimbangan. Untuk LAZ, ketika menteri atau pejabat yang ditunjuk akan memberikan izin kepada LAZ, maka hal itu harus mendapat rekomendasi dari BAZNAS. Kedua, terkait dengan laporan itu. Kita pahami, ketika kita ingin mencapai tujuan pengelolaan zakat, maka kita perlu melakukan sinergi, misalnya, dari aspek perencanaan. Setiap tahun atau lima tahun ke depan ingin seperti apa sosok pengelolaan zakat itu. Pada saat eksekusinya, kita bisa berbagi peran. Agar tidak terjadi duplikasi dalam penyaluran zakat, kita punya data based yang sama. Dengan data ini, si A berperan di daerah ini, misalnya, dan si B berperan di daerah yang lain. Ini bisa dan itu sangat penting dilakukan. Dalam bahasa usul fiqih: Kalau ada suatu kewajiban atau target yang tidak bisa sempurna kacuali oleh dia, dia itu wajib. Begitu juga kalau kita bicara soal efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat. Itu tidak mungkin tercapai tanpa sinergi. Sekarang, potensi zakat yang yang terhimpun relatif masih sangat kecil begitu juga penyalurannya. Ini bila
dibandingkan dengan sumber dana lain. Kita sama-sama paham bahwa konsekuensi dari adanya tujuan yang besar dan integrasi adalah kita dituntut untuk mengembangkan sinergi, bukan sentralisasi, kooptasi, atau intervensi.
sistem pengelolaan zakat nasional. Sekarang akan kami kembangkan terus dengan melibatkan stakeholder lain agar ini menjadi kesepakatan bersama. Konsep awalnya dimulai dulu dari BAZNAS.
Jangankan ada UU, tidak ada UU pun, sinergi itu sudah menjadi kebutuhan kita. Jadi, konteksnya adalah sinergi, bukan hanya pelaporan.
Kami juga sudah membuat proyeksi lima tahun ke depan pengelolaan zakat. Ini sudah kami sosialisasikan ke Komisi VIII DPR waktu RDP pada 12 Juni 2012.
Apa langkah-langkah yang akan dilakukan BAZNAS untuk bisa memimpin integrasi itu?
BAZNAS siap memimpin untuk integrasi pengelolaan zakat nasional?
Sebagai koordinator pengeloaan zakat nasional, BAZNAS belum melakukan langkah-langkah yang sifatnya full (penuh dan menyeluruh) karena saat ini BAZNAS masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal uji materi (Judicial Review) UU 23/2011 tentang Pengeloaan Zakat. Tapi, sebagai langkah awal, kami sudah melakukannya. Yaitu, kami telah menyampaikan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP). Ini sampai sekarang masih digodok.
Siap tidak siap, mau tidak mau, itu amanah yang harus kami jalankan. Dan kami sudah memulai untuk menyatakan bahwa amanah memimpin untuk integrasi pengelolaan zakat nasional itu siap kami emban.
Kemudian, ada hal yang tak bisa ditawar lagi dalam pengelolaan zakat nasional. Yaitu, pelaporan yang standar secara nasional. Maka, BAZNAS membangun sistem aplikasi. Ini bermanfaat untuk operasional BAZNAS dan LAZ, sekaligus menjadi sumber pelaporan data-data BAZNAS. Sistem aplikasi ini sudah kami kembangkan dan latihkan. Ini sudah diujicobakan pada tahun 2012. Insya Allah mulai Januari 2013 ini, sistem aplikasi sudah diimplementasikan. Namun, penerapan sistem aplikasi ini baru dilakukan untuk BAZNAS daerah. Insya Allah akan dicoba untuk disinergikan dengan LAZ yang berbasis organisasi kemasyarakatan (ormas). Langkah berikutnya, kami sudah menyusun rintisan
Sudah ada koordinasi dengan LAZ-LAZ terkait? Koordinasi sudah dilakukan dengan beberapa LAZ. Komunikasi ini akan terus kami tingkatkan. Cuma, untuk membentuk bangunan koordinasinya seperti apa, kami masih menunggu keputusan MK. BAZNAS sudah berusia 12 tahun. Bagaimana kiprah BAZNAS selama itu? Untuk menilai ini banyak ukurannya. Bila dilihat dari aspek good
zakat utama
12 | edisi khusus milad baznas ke-12 governance, Alhamdulillah, laporan keuangan BAZNAS dinilai Wajar Tanpa Pengecualian oleh Kantor Akuntan Publik. Pada tahun 2008, BAZNAS mendapat ISO 9001:2000 lalu pada tahun 2009 meningkat menjadi ISO 9001:2008. Pada tahun 2008/2009 BAZNAS dinilai oleh Kementerian Keuangan sebagai lembaga non-struktural yang terbaik laporan keuangannya. Bahkan pada tahun 2011, BAZNAS dinyatakan oleh Institut Manajemen Zakat (IMZ) sebagai lembaga yang paling transparan.
program baznas
Dari aspek penghimpunannya, Alhamdulillah trennya terus meningkat. Peningkatannya bisa sampai 22% seperti terjadi pada tahun 2011/ 2012. Dari aspek pendayagunaannya, Alhamdulillah sudah merata ke daerah-daerah dalam berbagai sektor. Sejak ada Undang-Undang No. 23/2011 peran BAZNAS sebagai koordinator memang semakin kuat diharapkan dan diakui, khususnya oleh BAZNAS daerah. Pada tahun 2012 porsi peran sebagai koordinator ini hampir 40 % dari tugas BAZNAS selama ini yang lebih banyak sebagai operator. Istilahnya, sebagian isi dari Undang-Undang itu sudah dijalankan, walaupun agenda besarnya akan dilakukan pada 2013. . Secara internasional, pada tahun 2012 BAZNAS memperoleh penghargaan cukup besar dari dunia. Yaitu, BAZNAS dinyatakan sebagai anggota Muktamar Zakat Internasional. Pada muktamar yang dilakukan di Yordania itu, BAZNAS menjadi salah satu pembicaranya. Selain itu, BAZNAS juga menjadi satu-satuna wakil pengelola zakat Internasional untuk berbicara tentang standar lembaga keuangan pada forum IDB. Dikatakan satu-satunya karena pembicara lain pada forum itu kebanyakan dari bank sentral. Yang BAZNAS paparkan pada forum itu menjadi rekomendasi atau diakui.
Ada keengganan dari masyarakat untuk berzakat melalui lembaga yang dibentuk pemerintah. Bagaimana tanggapan Bapak? Saya sendiri pernah mengelola zakat di LAZ swasta. Saya akui itu risiko bawaan. Kepercayaan itu tumbuh sejalan dengan upaya kami membangun BAZNAS ini. Lembaga ini dari awal dibangun sebagai lembaga yang boleh lahir dari pemerintah, tetapi secara manajemen harus amanah, transparan, dan profesional. Dan ini sudah kami buktikan. Kalau dilihat dari trennya, BAZNAS mengalami peningkatan, baik dari segi penghimpunan, pendayagunaan maupun kerja sama. Bila dikatakan ada keengganan masyarakat membayar zakat ke BAZNAS, mungkin tidak. Bahwa masih kecil dibanding LAZ swasta, bukan menjadi masalah, tapi tantangan. Kami akan terus mengembangkan dan menjadikan lembaga ini sebagai learning organization. Bagaimana kami belajar dan apa yang harus kami perbaiki. Sehingga amanah memimpin integrasi bukan karena legitimasi Undang-Undang, tapi karena kompetensinya. Artinya, orang mengakui kepemimpinan BAZNAS karena sebuah karya atau kinerja yang bagus. Dengan UU itu ada juga kekhawatiran para amil zakat dadakan, misal pada saat Ramadhan, dikriminalkan? Itu salah satu kekhawatiran. Itu pun sudah terjawab. Memang ada sanksi terhadap yang sengaja dan melawan hukum mengelola zakat. Ya, harus terpenuhi dulu syaratnya, yaitu sengaja dan melawan hukum. Ini bukan sanksi pidana langsung. Misalnya, Anda berhak mengelola zakat, cuma penuhi dulu syaratnya. Yaitu, Anda harus mendapatkan izin. Kalau sudah dingatkan, tidak mau juga, berarti Anda sengaja
melanggar. Ya semua UU begitu. Sekarang, kita mau mengelola lembaga pendidikan. Apakah tidak harus ada izin? Ya harus ada. Apakah itu dikatakan menghambat masyakarat berperan dalam pendidikan?Kan tidak. Apakah ada orang kemudian dipenjara? Karena itu, kemudian semua orang berlomba-lomba minta izin untuk mendapatkan akreditasi. Lembaga zakat juga diharapkan seperti itu. Dilihat dari sisi itu. Kontruksinya harus seperti itu. Jadi, orang-orang akan berlombalomba memiliki izin. Kemudian mereka berlomba-lomba memenuhi sertifikasi. Apa mimpi BAZNAS dalam memimpin untuk integrasi pengelolaan zakat nasional ini? Sederhana saja. Yaitu, tujuan pengelolaan zakat yang ada dalam UU itu tercapai. Artinya, pengelolaan zakat menjadi lebih efisien dan efektif. Dan akhirnya, kemiskinan bisa dientaskan dan masyarakat menjadi sejahtera. Tercermin dari tema HUT BAZNAS, BAZNAS mendapat amanah untuk memimpin betul-betul bisa merangkul, memfasilitasi, dan membimbing semua pihak untuk mengelola zakat yang baik dan benar, sehingga kemudian terciptalah integrasi pengelolaan zakat secara nasional. Kalau sekarang ada Judicial Review terhadap UU itu, biarlah itu sebuah penjelasan dari sebuah regulasi yang kemudian kita jalankan bersama . Untuk integrasi itu harus ada kesamaan pemahaman dan niat serta kesatuan langkah dan akhirnya hati menyatu. Dengan 4 hal itu, saya rasa tidak ada pekerjaan yang sulit. Semua jadi mudah, walau besar.
edisi khusus milad baznas ke-12 | 13
Memberikan Program yang Terbaik bagi Muzaki dan Mustahik Sebagai sebuah lembaga pengelola zakat nasional, BAZNAS senantiasa meletakkan paradigma tujuan. Yaitu, mengubah sebanyak mungkin para mustahik menjadi muzaki. Tanpa kenal lelah berjuang secara profesional dan tanpa henti melakukan kerja-kerja untuk mengentaskan kemiskinan. Untuk mengefektifkan langkahnya, telah lama BAZNAS menetapkan 7 sasaran program yang diharapkan memberikan dampak positif akan terwujudnya misi BAZNAS. Paling tidak, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam setahun ini merupakan hasil implementasi ketujuh sasaran tersebut. Mulai dari telah dibangunnya sebuah rumah sehat yang sekarang lebih dikenal dengan layanan kesehatan tanpa kasir hingga aksi kepedulian terhadap para yatim piatu di Indonesia. Berikut sebagian kegiatan dalam semester kedua tahun 2012 yang bisa disampaikan kepada para pembaca sekalian.
pasang warga kurang mampu dari Jabodetabek turut bergabung menjadi peserta resepsi nikah massal “Wedding On The Street, Pelaminan Nusantara” yang diselenggarakan berkat kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan BRI Syariah pada Minggu 15 Juli 2012.
Wedding on The Street
“Alhamdulillah, sekarang kami lega,” demikian ucap Madun (70), salah satu peserta acara Nikah Massal “Wedding On The Street, Pelaminan Nusantara” usai menerima surat keputusan sidang itsbat yang dikeluarkan Pengadilan Agama
Bekasi. Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Agama, surat tersebut memiliki kedudukan yang sama dengan buku nikah sehingga dapat digunakan dalam berbagai keperluan administrasi. Bersama
Madun,
hampir
400
Pesantren Kilat 300 Anak Yatim di KRI Tanjung Nusanive Dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1433 H, BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) menyelenggarakan acara “Orphanship”, kegiatan pesantren kilat yang diikuti oleh 300 anak yatim dan dhuafa tingkat SMP se-Jabodetabek. Berbeda dengan pesantren kilat pada umumnya, BAZNAS mengemas kegiatan ini dengan cara yang unik,
karena diadakan di atas kapal TNI Angkatan Laut. Bekerja sama dengan KOLINLAMIL TNI-AL, Orphanship menggunakan KRI Tanjung NusaNive 973 untuk membawa peserta berlayar dari Jakarta ke Pulau Untung Jawa (Kepulauan Seribu) selama tiga hari dua malam, 6 – 8 Agustus 2012.
Acara ini dilaksanakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1433 H. Tujuannya, agar programprogram BAZNAS bisa langsung menyasar para mustahik, memberikan manfaat langsung kepada mereka bahkan memberi kesan memuliakan keberadaannya. Acara ini berhasil memecahkan rekor sebagai acara pernikahan dengan pelaminan terpanjang, yaitu 325 meter.
program baznas
14 | edisi khusus milad baznas ke-12 dalam kelompok yang beranggotakan 12 orang. tiap kelompok dipandu oleh 1 orang selama kegiatan pesantren kilat berlangsung. Di atas kapal, peserta melakukan tour dalam mengenal KRI Tanjung Nusanive, buka puasa bersama serta serangkaian kegiatan ibadah seperti shalat tarawih dan tausiah agama.
Acara dihadiri oleh Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil), Laksda TNI Sri Muhammad Darojatim dan Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin. Selama tiga hari itu, peserta tidak hanya memperoleh banyak ilmu dari para mentor. Para peserta dibagi
program baznas
Indonesia Miliki laporan zakat nasional
Setelah mendapat amanah menjadi koordinator pelaporan zakat nasional dalam Undang-Undang no.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat Nasional, BAZNAS telah membangun sebuah sistem yang dapat
Selain itu, para peserta juga dilatih soal kepemimpinan, motivasi, dan strategi hidup. Sesampainya di Pulau Untung Jawa, peserta bermain games Treasure Hunt dimana setiap kelompok harus mencari 6 pos untuk mendapatkan 6 potongan peta kunci harta karun. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi serta kekompakan antar peserta pesantren
kilat. Selain itu untuk mewujudkan aksi kepedulian terhadap lingkungan, peserta melakukan bhakti sosial dengan cara membersihkan pantai, lingkungan dan mushalla sekitar serta menanam pohon bakau. Aksi sosial ini didampingi oleh Karang Taruna Nasional dan Karang Taruna setempat. Orphanship diselenggarakan untuk memberikan pendidikan, motiva si sekaligus membangun keceriaan dengan anak-anak yatim dan dhua fa yang selama ini hidup dalam kekurangan. Dengan adanya dukungan dari TNI AL, diharapkan peserta dapat melatih kedisiplinan serta meningkatkan keterampilan mereka.
Pada tahun 2011 lalu, riset mengenai potensi zakat di Indonesia yang dilakukan oleh BAZNAS bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) memberikan hasil yang menggembirakan sekaligus menjadi ironi. Potensi zakat mencapai Rp217 triliun, atau ratusan kali lipat dari pengumpulan zakat yang tercatat selama satu tahun pada 2011 yaitu sebesar Rp1,8 triliun. Kemungkinan yang menyebabkan tingginya perbedaan antara potensi dengan realisasi ada dua, jika bukan karena potensi zakat yang belum tergali, mungkin karena banyaknya zakat yang terkumpul dari masyarakat namun belum dilaporkan sesuai standar.
mengintegrasikan data dari seluruh OPZ baik BAZNAS maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) dari tingkat pusat hingga ke daerah. Aplikasi tersebut bernama Sistem Manajemen Informasi BAZNAS
(Simba), yang rencananya akan efektif digunakan oleh BAZNAS dari tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota mulai Januari 2013. Pada 3-6 Oktober lalu di Jakarta, BAZNAS meluncurkan sistem aplikasi tersebut sekaligus
edisi khusus milad baznas ke-12 | 15 mem berikan pelatihan kepada perwakilan dari BAZNAS provinsi dan sebagian kabupaten/kota. “BAZNAS melakukan kegiatan yang sifatnya teknis dan manajerial, sedangkan Kementerian Agama membangun pemahaman masyarakat, kerangka berpikir mengenai pengelolaan zakat serta pemberdayaan lembaga zakat,” ungkap Direktur Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama RI, Drs Hamka MAg yang hadir dalam pembukaan. Simba merupakan sebuah sistem yang dibangun dan dikembangkan untuk keperluan penyimpanan data dan informasi yang dimiliki oleh BAZNAS secara nasional. Selain itu
Simba juga dilengkapi dengan fitur pencetakan pelaporan yang meliputi 33 jenis laporan yang berbeda. Dengan berbasiskan web, aplikasi ini adalah sistem yang tersentralisasi sehingga dapat digunakan oleh seluruh badan atau lembaga zakat di seluruh nusantara tanpa harus melewati proses instalasi yang rumit. Simba lebih sederhana dengan laporan yang standar dan dapat merekapitulasi seluruh data BAZNAS. Pelaporan yang seragam akan memastikan keakuratan data pengumpulan dan penyaluran zakat nasional yang nyata di Indonesia. Beberapa fitur yang dimiliki Simba adalah Penghimpunan Dana Zakat
Rumah Sehat Baznas Layani DhUAFA Makassar
dan Infak / Sedekah, Penyaluran dan Penggunaan Dana Zakat dan Infak/ Sedekah, Mencetak Bukti Setor Zakat, Menerbitkan Kartu Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) dan Manajemen Anggaran.
atas Layanan Dokter Umum, Unit Gawat Darurat, Poliklinik Gigi dan Mulut, Layanan Dokter Spesialis, Konsultasi Psikologi dan Perkawinan, Unit Farmasi, Pelayanan Ambulans, Unit Laboratorium, Ruang Rawat Inap dan Khitan Massal. Sedangkan pelayanan luar ruang diwujudkan melalui programprogram, seperti Pondok Sehat Terpadu, Masyarakat Tanggap Bencana, Program Komunitas Sehat, Program Ukhuwah Kesehatan, Sentra Kesehatan, Program Anak Sekolah Sehat dan Dokter Keluarga Pra sejahtera.
Saat ini warga miskin di Kota Makassar dan sekitarnya berlega hati. Sebab, mereka bisa menikmati pelayanan kesehatan untuk berbagai macam penyakit dengan sarana memadai tanpa dipungut biaya. Layanan kesehatan gratis ini bernama Rumah Sehat BAZNAS-Pertamina-YW UMI. Rumah Sehat ini dibangun dua lantai di atas tanah wakaf dari Yayasan Wakaf UMI seluas 1500 meter dengan dana senilai Rp3 miliar dari dana CSR Pertamina. Peresmiannya dilakukan
pada Senin (8/10) oleh Direktur Umum PT Pertamina (Persero) Luhur Budi Djatmiko. Hadir pada peresmian ini Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin, dan Ketua Yayasan Wakaf UMI HM Mokhtar Noer Jaya. Pada peresmian ini, 200 anak dan bayi mendapat layanan gratis dan paket gizi. Rumah Sehat ini memberikan dua jenis pelayanan. Yaitu, pelayanan dalam ruang dan pelayanan luar ruang. Pelayanan dalam ruang terdiri
Untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan gratis ini, masyarakat miskin cukup mendaftarkan diri menjadi anggota Rumah Sehat BAZNAS dengan menyertakan surat keterangan tidak mampu dan fotokopi KTP. Rumah Sehat gratis ini merupakan salah satu program unggulan BAZNAS bertajuk “Indonesia Sehat”, yang akan dibangun di berbagai kota seluruh Indonesia. Selain di Makassar, saat ini Rumah Sehat telah dibangun dan melayani kesehatan mustahik di Jakarta, Yogyakarta, dan Sidoarjo.
program baznas
16 | edisi khusus milad baznas ke-12
program baznas
Serentak di 12 Kota, BAZNAS Salurkan Zakat Untuk Yatim dan Dhuafa Menyambut Tahun Baru 1434 Hijriyah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar berbagai acara penyaluran zakat yang diwujudkan dalam empat program utama yaitu pengobatan gratis, infak sejuta buku, aksi donor darah nasional dan bahagia bersama anak yatim. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Ikanas STAN dan MetroTV serta BAZNAS Kota dan Provinsi, Rumah Pintar BAZNAS Bogor, LPPM UGM, dan LAZ YKU Bali. Acara tersebut dilakukan di berbagai kota di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke yang dilakukan secara serentak dan difokuskan di 12 kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bogor, Medan, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makassar dan Padang. Lokasi di setiap kota tersebar di beberapa titik yang menjadi elemen penting baik bagi masyarakat, seperti di pusat kota, universitas, Rumah Sehat dan Rumah Pintar BAZNAS, serta Gedung Keuangan Negara dengan dihadiri oleh berbagai pemimpin serta tokoh masyarakat setempat. Di Jakarta, acara “Bahagia Bersama anak Yatim” juga dilaksanakan pada tanggal 24 November 2012 di Pasar Seni dan Dunia Fantasy (dufan) Ancol. BAZNAS ingin mengajak anak-anak yatim berbahagia bersama, dengan berbagai kegiatan yang mungkin jarang mereka rasakan: mengikuti workshop kreativitas dan menikmati berbagai wahana seru di Dunia Fantasy. Acara kick off infak sejuta buku 12 kota dilaksanakan di Kampus UGM Yogyakarta, yang kemudian pengumpulannya berlangsung selama setahun. Buku-buku yang telah terkumpul disalurkan ke berbagai program pendidikan BAZNAS di
masing-masing kota dan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sementara itu di Porong, Sidoarjo, masyarakat korban semburan lumpur memperoleh pelayanan kesehatan gratis dan bantuan paket gizi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim BAZNAS Provinsi Jatim dan Rumah Sehat BAZNAS Sidoarjo, sebuah program “Rumah Sakit Tanpa Kasir” yang telah beroperasi di empat kota di Indonesia. Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin mengatakan, event ini merupakan salah satu media penyaluran zakat BAZNAS kepada warga kurang mampu. “BAZNAS berkomitmen untuk selalu memuliakan mustahik dan bercitacita mengangkat derajat mereka agar kelak dapat mandiri dan mampu menjadi muzaki”. Selain itu, kegiatan ini juga diselenggarakan sebagai ajakan bagi masyarakat mampu untuk menunaikan zakat pada organisasi pengelola zakat resmi. Melalui berbagai program karitas dan pemberdayaan, zakat nyatanya dapat membantu masyarakat kurang mampu untuk meningkatkan taraf hidupnya.
edisi khusus milad baznas ke-12 | 17
Penandatanganan PKS KSU BAZNAS-DDII Ulama memiliki peran sentral di tengah kehidupan umat Islam, untuk melanjutkan risalah kenabian sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Karena itu, semestinya, umat Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap eksistensi dan kualitas ulama. Pentingnya posisi ulama di tengah umat semacam ini, secara otomatis membawa konsekuensi, umat Islam seharusnya memikirkan dengan serius suatu program pengkaderan dan pemberdayaan ulama. Upaya ini wajib mendapat dukungan dari seluruh komponen umat. Sebab, bisa dikatakan, hidup-matinya umat sangat tergantung pada eksistensi dan kualitas ulamanya. Namun kini, para pemuda memandang masa depan lebih dari sisi materialnya saja. Sehingga dalam menentukan pendidikan, cenderung memilih yang mudah mendapatkan pekerjaan penghasil uang. Melihat kenyataan ini, profesi ulama jelas masih belum menjadi pilihan di tengah kebutuhan ahli dakwah dalam kehidupan kita.
Dalam rangka melanjutkan tradisi perkaderan ulama dan menghadapi tantangan dakwah di bidang keilmuan semacam itulah, maka Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) meluncurkan program KADERISASI 1.000 ULAMA pada 2008 lalu. Pengkaderan dilakukan dengan cara memberikan beasiswa S2 dan S3 kepada para aktivis dakwah yang terekomendasi organisasi masyarakat Islam. BAZNAS dan DDII berkomitmen untuk merancang program ini lebih tertata agar semakin banyak ulama yang memiliki intelektual tinggi sehingga makin terasa manfaatnya bagi umat Muslim di seluruh nusantara. Karena itu, pada Selasa (28/2) lalu, kedua pihak melakukan penanda_
tanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk program Kaderisasi Seribu Ulama. BAZNAS diwakilioleh Direktur Pelaksana Teten Kustiawan sementara DDII oleh Ketua DDII H. Muhammad Noer. Diharapkan nantinya para penerima manfaat program KSU dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam bentuk tulisan yang mampu membendung arus sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Sejak di mulainya program ini, ulama penerima manfaat program KSU telah berkontribusi dalam berbagai acara, salah satunya pada setiap Ramadhan, melalui program dakwah kepada umat Islam di atas kapal PELNI.
Bukber Menteri BUMN BAZNAS mengadakan acara buka bersama Menteri BUMN di Hotel Sahid Jakarta, 26 Juli 2012. Dalam kesempatan ini, Menteri BUMN Dahlan Iskan diwakili oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN Pandu Djajanto. Turut hadir jajaran direksi BUMN dan para muzaki BAZNAS dalam acara yang disiarkan langsung di acara Oase Ramadhan MetroTV .
program baznas
18 | edisi khusus milad baznas ke-12
P
residen Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Hj Ani Yudhoyono beserta keluarga besarnya melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim dengan membayar zakat, kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Pembayaran zakat presiden yang dilakukan setiap tahun di Bulan Ramadhan ini dilaksanakan di Istana Negara, dihadiri oleh jajaran Kabinet Indonesia Bersatu dan pimpinan BUMN. Tim jemput zakat BAZNAS dipimpin langsung oleh Ketua Umum BAZNAS Didin Hafidhuddin.
program baznas
Dalam kesempatan ini, Didin Hafidhuddin juga menyampaikan laporan tentang pengelolaan zakat secara nasional kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pengumpulan zakat secara nasional yang tercatat pada BAZNAS di tahun 2011 sebesar Rp1,73 Triliun atau naik sebesar 15,33 persen dibanding tahun 2010. Sedangkan penerima manfaat melalui program-program penyaluran dana zakat sebanyak 1,7 juta orang. Setelah disahkannya UU No.23 Tahun 2011 tentang Pengeolaan Zakat, memang akan ada laporan zakat nasional yang terintegrasi di BAZNAS. Sebab, BAZNAS akan menjalani dua fungsi sekaligus yaitu sebagai operator (pengelola zakat) dan sebagai koordinator pe laporan zakat nasional. Integrasi pelaporan zakat nasional diharapkan dapat mendorong penghimpunan lebih mak simal serta meratanya penerima manfaat zakat, infak, dan sedekah.
Presiden SBY Bayar Zakat melalui BAZNAS bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada presiden melalui Menteri Agama. Sementara itu dalam hubungan antar lembaga, BAZNAS telah menjadi mitra kerja Komisi VIII DPR RI. Dengan amanah baru itu, diharapkan terjadi peningkatan kepercayaan dari para wajib zakat untuk menyalurkan zakatnya ke BAZNAS. Sebagaimana pengumpulan zakat, infak dan sedekah yang meningkat tahun ini, karena meningkatnya kepercayaan terhadap organisasi pengelola zakat yang sah dan teraudit.
Meningkatnya pengumpulan zakat, juga berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pejabat negara, kementerian dan BUMN. Kepercayaan BUMN terbangun sejak bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004, Dalam Undang-Undang tersebut, dimana BAZNAS menyalurkan BAZNAS disebutkan sebagai lembaga bantuan-bantuan kemanusiaan melalui pemerintah nonstruktural yang mitra lokal sehingga tepat sasaran. Kerja sama berlanjut dengan programprogram pemberdayaan BAZNAS, salah satunya dalam program Rumah Sehat BAZNAS, yaitu rumah sakit gratis bagi warga kurang mampu yang antara lain dibiayai oleh BUMN. Di Sidoarjo, BAZNAS bekerja sama dengan PT PGN, sedangkan di Makassar, BAZNAS bekerja sama dengan PT Pertamina.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini BAZNAS mengajak para direksi BUMN untuk turut beraudiensi dengan Presiden dan melanjutkan komitmen dalam mendukung program-program BAZNAS. Para direksi tersebut adalah Presiden Direktur ANTAM (Alwinsyah Lubis), Direktur Utama Pertamina (Karen Agustiawan), Direktur Utama PGN (Hendi Prio Santoso), Direktur Utama BNI (Gatot Soewondo), Direktur Utama BRI (Sofyan Basyri), Direktur Utama Bank Mandiri (Zulkifli Zaini), dan Direktur Utama BRI Syariah (Hadi Susanto). Komitmen kuat seperti yang dicontohkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, diharapkan dapat menginspirasi pejabat lainnya, instansi-instansi pemerintah, BUMN dan masyarakat untuk selalu menunaikan kewajiban, membayar zakat melalui BAZNAS. Didin Hafidhuddin juga mengajak masyarakat untuk menjadikan zakat sebagai gerakan bersama yang melibatkan dan mendapat dukungan dari seluruh elemen umat dan bangsa. Membayar zakat pada organisasi pengelola zakat resmi akan menciptakan sebuah gerakan yang efektif dalam upaya mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.
edisi khusus milad baznas ke-12 | 19
05 Tampak Ustadz Didin Hafidhuddin (depan, berpici hitam) dan Dr. Irfan Syauqi Beik dalam Muktamar Zakat Internasional ke-9 yang terselenggaa pada 2728 November 2012 di Aman, Jordania
01
06 Direktur Pelaksana BAZNAS Teten Kustiawan memberikan pembekalan kepada para amil zakat dari BAZNAS dan Rumah Yatim tentang fikih zakat dan implementasinya di hotel Horison Bandung, 17 September 2012 07 Jajaran pengelola BAZNAS berpose dengan tamu dari Palestina. 08 Tim BAZNAS sedang bermain dengan anak yatim dalam acara Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1434.
02
05 03
06 04
07 01 Kepala Divisi Pendistribusian & Pendayagunaan BAZNAS Faisal Qosim, Lc, M.Si (kiri) menyerahkan bantuan dari jama’ah Masjid Istiqlal melalui BAZNAS kepada salah seorang pengungsi rohingya. 02 Anak-anak yatim tampak khusuk menunaikan shalat usai berbuka puasa pada acara Buka Puasa BAZNAS bersama 12.000 anak yatim di 4 kota 03 Seorang siswa master dari Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) binaan BAZNAS tampak bermain musik bersama Hati Band dalam acara Penyerahan Bantuan Hati Band kepada YABIM seperangkat alat musik senilai Rp37,7 juta. 04 Ketua Umum BAZNAS KH Didin Hafidhuddin memberikan paparan dalam acara Dialog antara BAZNAS, MUI dan Ormas di dalam Menyongsong UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia.
08
kilas zakat
20 | edisi khusus milad baznas ke-12
DINAMIKA FIQH FAKIR MISKIN DAN AMIL
kaidah
Penentuan kriteria penerima zakat merupakan proses yang sangat dinamis. Kriteria yang digunakan ini bisa berbedabeda, bergantung pada ruang dan waktu. Sehingga pada praktiknya, perlu ada tinjauan secara komprehensif mengenai hal tersebut. Di sinilah pentingnya kajian fiqh mustahik, sebagai basis penentuan program penyaluran zakat. Oleh Dr. Irfan Syauqi Beik Staf Ahli BAZNAS
N
amun, harus disadari bahwa kajian fiqh mustahik ini bukan hanya ditinjau dari perspektif hukum semata, akan tetapi juga perlu ditinjau dari aspek lain, seperti ekonomi dan sosiologi. Dengan kompleksitas problematika lapangan yang dihadapi, maka pendekatan fiqh mustahik ini pun harus bersifat multidimensi. Di antara isu kontemporer yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana menentukan kriteria ashnaf fakir miskin dan ashnaf amil. Khusus ashnaf amil, yang menjadi fokus adalah terkait dengan pemanfaatan dana infak dan sedekah.
Fakir Miskin Ketika membahas ashnaf fakir dan miskin ini, kita tidak hanya mendiskusikan definisi mazhab Syafii bahwa fakir adalah orang yang tidak memiliki sumber penghasilan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, atau miskin sebagai orang yang memiliki pekerjaan namun penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi lebih dari itu, bagaimana menentukan parameter yang paling tepat untuk menetapkan bahwa seseorang itu termasuk fakir miskin atau tidak. Dalam kaitan ini, ada dua pendekatan yang telah digunakan. Pertama, menggunakan standar garis kemiskinan (GK) resmi, sebagaimana yang ditetapkan pemerintah. Artinya, mereka yang miskin adalah yang berpendapatan di bawah garis kemiskinan (GK) tersebut. Misalnya, GK di Indonesia secara rata-rata pada tahun 2012 adalah Rp 249 ribu/ bulan/orang (BPS, 2012). Dengan standar seperti ini, maka orang yang berpendapatan Rp500 ribu/bulan tidak termasuk ke dalam kategori miskin. Namun, kritik terhadap garis kemiskinan ini adalah terletak pada
edisi khusus milad baznas ke-12 | 21 nilainya yang sangat kecil dan kurang masuk akal. Bagaimana mungkin orang yang berpendapatan Rp500 ribu/ bulan di Jakarta bisa dikatakan tidak miskin? Hal yang sama pun terjadi di Malaysia, dimana lembaga zakat yang ada menganggap bahwa standar garis kemiskinan di negeri jiran tersebut juga sangat kecil untuk ukuran mereka, yaitu sekitar RM 600 (Rp 1,8 juta)/rumah tangga/bulan. Basis mereka adalah rumah tangga, dan bukan per kapita. Sehingga, beberapa lembaga zakat seperti LZS (Lembaga Zakat Selangor) mencoba pendekatan yang kedua, yaitu berdasarkan konsep maqashid syariah. Pendekatan ini berbasis pada standar had al-kifayah atau batas kebutuhan minimum yang harus dipenuhi. Secara filosofis, penentuan miskin tidaknya seseorang ditentukan oleh kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dasarnya (dharuriyyah), yang terdiri atas sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan standar had alkifayah ini, maka sebuah rumah tangga layak menerima bantuan zakat apabila pendapatan bulanan rumah tangga tersebut mencapai angka kurang dari RM 1.650 (Rp 4,95 juta). Jika keluarga tersebut memiliki anggota yang cacat fisik, atau sakit parah yang berkelanjutan, maka batas pendapatan ini dinaikkan menjadi RM 2 ribu/bulan, atau sekitar Rp6 juta/bulan. Namun, tidak mudah menetapkan standar ini sebagai ukuran untuk menilai status kemustahikan sebuah rumah tangga, karena secara politik akan sulit mendapatkan dukungan.
Hak Amil Selanjutnya, hal yang menarik untuk dikaji adalah hak amil yang bersumber dari dana infak dan sedekah. Kalau hak amil atas dana zakat sebesar seperdelapan, semua sepakat. Masalah muncul pada prosentase infak dan sedekah yang boleh digunakan untuk menutup biaya operasional
Yang terpenting, penentuan besaran dana infak dan sedekah ini harus didasarkan pada pertimbangan kemaslahatan yang sesuai dengan kondisi riil yang dihadapi. Pertanyaannya sekarang, bagaimana mendefinisikan “kemaslahatan” itu? amil. Sebagian berpendapat harus seperdelapan. juga, mengingat tujuan utama orang berinfak adalah untuk disalurkan pada mereka yang membutuhkan, dan bukan untuk menutupi operasional lembaga. Sebagian yang lain berpendapat bahwa karena dana infak itu sunnah, dan tidak ada ketentuan khusus untuk penyalurannya, maka boleh digunakan untuk operasional lembaga, berapapun prosentasenya. Inilah yang menjadi sumber perdebatan selama ini. Azyumardi Azra memberikan jalan tengah melalui konsep pertanggungjawaban etika, yang terkait dengan aspek kepatutan dan kewajaran. Melalui pertanggung jawaban etika, seseorang dapat menilai apakah pemanfaatan dana infak dan sedekah tersebut proporsional atau tidak, serta layak atau tidak jika ditinjau dari upaya pengentasan kemiskinan. Wallahu a’lam.
kaidah
22 | edisi khusus milad baznas ke-12
inspirasi
GEDUNG SERIBU,
INSPIRASI SEDEKAH DARI SUKABUMI Ketika 1000 rupiah dihimpun dari 2,4 juta orang penduduk Sukabumi, dengan amanah dan semangat kebersamaan melalui lembaga yang amanah maka lahirlah sebuah gedung pelayanan zakat yang monumental, gedung.
Bangunan baru berlantai dua yang kokoh itu memasuki tahap finishingnya. Ia berada di kompleks Islamic centre kabupaten sukabumi dengan luas bangunan 18 meter x 18 meter. Papan nama memang belum dipasang, akan tetapi sebentar lagi orang akan bisa membaca sebuah tulisan “Gedung Seribu, Pusat Pelayanan Zakat Kabupaten Sukabumi”. Sebuah nama yang merefleksikan kerja inspiratif akan proses berdirinya. Adalah H. Mustofa Kamal R, salah satu penggagas dari gedung inspiratif tersebut. Di telinga Ketua Bazda Kabupaten Sukabumi tersebut selalu terngiang ucapan para ulama Sukabumi yang dalam setiap ceramahnya mendorong para jamaah untuk menginfakkan 1000 rupiah. “Sebuah angka yang tidak besar, akan tetapi bila dilakukan oleh jamaah yang banyak maka akan terkumpul dana yang tidak sedikit” ungkapnya. Bagi ayah delapan putra tersebut, wacana dan harapan ini harus bisa terealisasikan di kabupaten yang kental dengan nuansa agamis ini. Untuk itulah, bersama beberapa alim ulama, dengan koordinasi Badan Amil Zakat Daerah Sukabumi, dibentuklah kepanitiaan pengumpulan infak yang hasilnya nanti digunalan untuk pembangunan gedung pelayanan zakat. Mustofa yang berobsesi menjadikan Sukabumi miniatur Ekonomi Syariah Indonesia bertekad agar gagasan ini bisa terwujud. Dia
edisi khusus milad baznas ke-12 | 23
ispirasi
berasumsi, jika 2,4 juta orang penduduk Sukabumi mampu berinfak Rp1000,-, maka dapat terkumpul dana Rp2,4 miliar. Sebuah angka yang cukup untuk membangun sebuah gedung, tanpa bantuan APBD. Untuk itu tidak cukup menggandeng para ulama, Mustofa bersama tim juga meminta restu dan dukungan kepada bupati untuk mesosialisasikan program tersebut. Selanjutnya, disusunlah mekanismenya. Salah satunya dengan mencetak 500 ribu kupon untuk 5000 masjid yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi. Kupon seribu didistribusikan pertama kali awal Ramadhan 1430 H. Tercatat telah 4 kali periode Ramadhan, program ini dijalankan. Hasilnya, terkumpullah infak sekitar Rp2,4 miliar yang akhirnya digunakan untuk pembangunan gedung pelayanan. Setelah hampir setahun proses pembangunannya, gedung dua lantai tersebut siap digunakan. Inilah sebuah prasasti yang cukup monumental, bagaimana kekuatan sebuah jamaah bersatu. Dengan kerja amanah dan profesional sebuah lembaga amil zakat mampu mendirikan gedung senilai Rp2,4 miliar. Sebuah kerja yang patut menjadi inspirasi bagi kita semua.
24 | edisi khusus milad baznas ke-12
BADAN PELAKSANA
baznaz
Pengurus dan Manajemen Pelaksana Harian BAZNAS
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim, MBA dr. H. Naharus Surur. M. Ked. drh. Emmy Hamidiyah, M.Si M. Fuad Nasar, S.Sos, M.Sc Hj. Isye S. Latief Teten Kustiawan, Ak. Dr. Siti Chalimah Fajriyah, SE., Akt., MM Bakhtiar Rakhman, SE Drs. H. Mohammad Siddik K., MA Drs. H. Abd Rahman Anwar Abdullah Hasyim, MA, MBA Drs. Syahrullah Iskandar, MA Taufik Hidayat, M. Ec L.I.A Muzaffar Daud Drs. Mas’ud Halimi, MA Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf Dra. Hj. Elvi Hudriyah, MA
Ketua Umum Ketua Bidang Program Ketua Bidang Jaringan Sekretaris Umum Wakil Sekretaris Bendahara Umum Wakil Bendahara Divisi Pengumpulan Divisi Pengumpulan Divisi Pengumpulan Divisi Pendistribusian Divisi Pendistribusian Divisi Pendistribusian Divisi Pendayagunaan Divisi Pendayagunaan Divisi Pendayagunaan Divisi Pengembangan Divisi Pengembangan Divisi Pengembangan
DEWAN PERTIMBANGAN H. Muchtar Zarkasyi, SH Prof. Dr. Nasrun Haroen, MA Prof.Dr. H. Nasaruddin Umar, Drs. H.M. Djamal Doa (alm) Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, MA Drs. H. Mubarok, M.Si Drs. H. Amidhan
Ketua Dewan Pertimbangan Sekretaris Dewan Pertimbangan Anggota Dewan Pertimbangan Anggota Dewan Pertimbangan Anggota Dewan Pertimbangan Anggota Dewan Pertimbangan Anggota Dewan Pertimbangan
KOMISI PENGAWAS Drs. H. Achmad Subianto, MBA Drs. H. Tulus Drs. H. M. Suparta, MA Drs. H. Basri Bermanda, MBA Prof. Dr. H. Artani Hasbi Drs. KH. Masrur Ainin Najih H. Iskandar Zulkarnain, SE, M.Si.
Ketua Komisi Pengawas Sekretaris Komisi Pengawas Anggota Komisi Pengawas Anggota Komisi Pengawas Anggota Komisi Pengawas Anggota Komisi Pengawas Anggota Komisi Pengawas
MANAJEMEN PELAKSANA HARIAN Teten Kustiawan, Ak Direktur Pelaksana Mohammad Nasir, S.Ag, M.Si Kepala Divisi Penghimpunan Muhammad Basit A. Karim, Lc Kepala Divisi IT & Umum Faisal Qosim,Lc M.Si Kepala Divisi Pendistribusian & Pendayagunaan Dyah R. Andayani, Ak Kepala Divisi Keuangan, QNR Hermin R. Rachim, SE Kepala Divisi Corsec (Corporate Secretary) w Kepala divisi HRD
edisi khusus milad baznas ke-12 | 25
KRITERIA &
HAK AMIL ZAKAT
U stad D idin
Yang disebut amil zakat adalah orang atau lembaga yang mendapat tugas untuk mengambil , memungut, dan menerima zakat dari para muzaki; menjaga dan memeliharanya untuk kemudian menyalurkannya kepada para mustahiknya. Dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah mengutus Umar Bin Ibnul Lutbiah sebagai pemungut zakat. Amil zakat dipersyaratkan beragama Islam, akil baligh (mukalaf), memahami hukum zakat dengan baik, jujur dan amanah, serta memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas keamilan.
1. Bagaimana kritria amil yang sesuai dengan syariat Islam? Eti Kembangan, Jakarta Barat
2. Apakah hak amil sebesar 12,5% dalam operasionalisasi zakat hanya untuk orang atau panitianya atau juga termasuk operasionalnya? Eko Rahmanto Pondok Pinang
Dr. Yusuf Qardhawi mengemukakan bahwa perhatian AlQur’an terhadap amil zakat dengan memasukkannya ke dalam kelompok mustahik setelah golongan fakir miskin (at-Taubah:60), menunjukkan bahwa zakat bukanlah semata-mata urusan pribadi yang diserahkan kepada kesadaran muzaki saja, tetapi lebih jauh dari itu, negara atau lembaga wajib mengangkat dan mengatur orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk menjadi amil zakat. Secara umum, panitia atau lembaga ini mempunyai dua tugas pokok berikut. Pertama, melakukan pendataan secara cermat dan teliti terhadap muzaki, melakukan pembinaan, menagih, mengumpulkan, dan menerima zakat, mendoakan muzaki saat menyerahkan zakat kemudian mengadministrasikan zakat tersebut, serta menjaga dan memeliharanya dengan baik. Kedua, melakukan pendataan terhadap mustahik zakat, menghitung jumlah kebutuhannya, dan mementukan kiat distribusinya, yakni apakah akan diberikan secara langsung (konsumtif) atau sebagai modal usaha. Setelah menyerahkan zakat, amil juga berkewajiban membina mereka. Hak amil 12,5% bukanlah sesuatu yang mutlak. Hal ini lebih dimaksudkan untuk kehati-hatian agar jangan sampai amil mengambil bagian zakat terlampau besar bahkan lebih besar dari bagian fakir miskin. Maka, hak amil dibatasi maksimal 12,5%. Hak amil yang dimaksud adalah untuk orang yang bekerja sebagai amil dan biaya opersionalnya.
tanya jawab
26 | edisi khusus milad baznas ke-12
THALHAH BIN UBAIDILLAH
(Elang dari Uhud yang Dermawan) “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya )”. (QS. Al Ahzab: 23)
sirah
catatan Rasulullah Saw. membacakan ayat yang mulia ini, kemudian menatap wajah para shahabat. Beliau kemudian bersabda sambil tangannya menunjuk kepada Thalhah, “Barangsiapa ingin melihat seorang laki-laki yang masih berjalan dimuka bumi, padahal ia telah memberikan nyawanya, maka hendaklah ia melihat Thalhah” Si ‘Burung Elang dari Uhud’ ini memiliki nama asli Uthman bin Amru. Ia dilahirkan 28 tahun sebelum Hijrah. Berasal dari kaum Quraisy. Pada awalnya, Thalhah bin Ubaidillah, begitu ia sekarang dikenal merupakan seorang pedagang kain. Ketika
edisi khusus milad baznas ke-12 | 27
berdagang di Basra, Thalhah bertemu seorang pendeta yang memberi tahu tentang kedatangan seorang Nabi bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Setelah pulang ke Makkah, beliau menemui Abu Bakar r.a dan menghadap Rasulullah Saw. untuk bersyahadat di masa umurnya 18 tahun.
Thalhah bin Ubaidillah adalah saudagar yang memiliki banyak ladang kurma. Ketika suatu hari ia mendirikan salat,dan tanpa sengaja melihat seekor burung tersesat di pepohonan kurmanya, ia terlupa bilangan rakaat yang dilakukannya. Merasa lalai, ia bergegas menghadap Rasulullah SAW dan menyatakan,
“Ya Rasulullah, kebunku telah menyebabkan aku lalai dalam shalat. Aku mendermakannya pada jalan Allah.”
Ia kemudian terkenal sebagai seorang saudagar yang kaya raya. Ibnu Khaldun pernah menuturkan, pemasukan harian Thalhah dari penjuru Irak berjumlah lebih kurang 1.000 dinar emas setiap hari. Namun, suatu hari ia takut dan gelisah ketika mendapati keuntungan berdagangnya 700 ribu dirham dan menceritakan itu pada istrinya. Ummu Kaltsum binti Abu Bakar Shiddiq, sang istri menyarankan untuk membagikan saja hartanya kepada orang lain. Maka, pagi-pagi, dimasukkannya uang itu ke dalam pundi-pundi besar dan kecil, lalu dibagi-bagikannya kepada fakir miskin kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
“Ya Rasulullah, kebunku telah menyebabkan aku lalai dalam salat. Aku mendermakannya pada jalan Allah.”
10 sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad Saw.
Thalhah adalah seorang yang paling banyak berbuat baik kepada keluarga dan kaum kerabatnya. Ia menanggung nafkah mereka semua sekalipun demikian banyaknya. As-Saib bin Zaid pernah bercerita “Aku telah menyertai Thalhah saat sedang safar maupun sedang mukim, dan aku tidak pernah menemukan orang yang lebih merata kemurahan hatinya, baik mengenai uang maupun makanan daripadanya”. Sahabat Nabi yang lain, Jaabir bin Abdullah bertutur, “ Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah walaupun tanpa diminta”.
Thalhah juga dikenal dermawan. Suatu ketika Rasulullah ingin membangun sebuah masjid. Tapi karena terhalang sebuah pohon kurma yang tidak diizinkan ditebang oleh pemiliknya, Rasulullah urung membangunnya. Kemudian Thalhah menemui pemilik pohon kurma itu dan menawarkan salah satu kebun kurma miliknya sebagai ganti satu pohon kurma tersebut. Pemilik pohon kurma dengan senang hati menerima tawaran itu. Hal ini kemudian diberitakan kepada Rasulullah dan mengatakan “orang yang pertama memakan kurma di surga ialah Thalhah”.
Thalhah dijamin masuk surga bukan hanya karena kedermawanannya, melainkan juga karena kecintaannya kepada Rasulullah Saw. Thalhah berjuang membela mati-matian nabi yang dicintainya itu pada Perang Uhud.
Oleh karena itu, ia juga dijuluki AlJaud wal Fayyadh sebagai pribadi yang Pemurah dan Dermawan
Aisyah menuturkan,”Bila disebutkan Perang Uhud, Abu bakar selalu berkata,”Itu semuanya adalah milik Thalhah. Aku adalah orang yang mendapatkan Nabi Saw. Beliau pun bersabda kepadaku dan kepada Abu Ubaidah bin Al-Jarrah,’Tolonglah saudaramu itu (Thalhah)”.Kami lalu menengoknya. Ternyata pada sekujur tubuhnya terdapat 70 luka tusukan tombak,sobekan pedang, dan tancapan panah. Jari-jari tangannya putus. Lalu kami segera merawatnya. dengan baik”.
Thalhah bin Ubaidillah meninggal dunia pada tahun 36 Hijrah atau pada tahun 656 Masehi. Thalhah wafat pada usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basra. Ia meninggal karena terpanah pada perang Jamal. Thalhah bin Ubaidillah merupakan salah seorang di antara
Ketika itu, Rasulullah diserbu pasukan penyembah berhala. Melihat itu Thalhah segera ke arah Rasulullah menerobos jalan menuju posisi beliau, yang sebenarnya pendek tapi terasa panjang. Setiap jengkal ia dihadang puluhan pedang yang bersilang dan tombak-tombak yang mencari mangsanya.
sirah
Dengan Rp. 200.000,- /bulan membuat masa depan mereka lebih cerah www.baznas.go.id
Saatnya bersatu untuk wujudkan indonesia lebih baik Sempurnakan zakat Anda, salurkan melalui:
087 87 73 73 555
BNI Syariah Prima Bank Syariah Mega Indonesia BRI Syariah BSM
Cab Jakarta Cab. Kuningan Cab. Mampang Cab. Thamrin
009 555 5554 100 001 5559 100 0783 214 009 005 5555
Selamat hari ulang tahun ke 12
BAZNAS
Badan Amil Zakat Nasional 17 Januari 2001-17 Januari 2013
Batasa Capital
Segara Kopnus
30 | edisi khusus milad baznas ke-12
INTEGRASI PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL SEBUAH KENISCAYAAN catatan baznas
Apalah artinya sebatang lidi. Ia tidak bisa digunakan untuk hal-hal yang berarti yang besar. Satu batang lidi itu tak akan mampu membersihkan setumpukan sampah. Tapi, jika lidi-lidi itu dipadukan, lalu diikat kuat menjadi sapu yang kokoh, maka akan besar manfaatnya. Dengannya kita bisa membersihkan sampah yang berserakan di lantai. Begitu pula dengan lembaga pengelola zakat. Bila mereka bekerja sendiri-sendiri, sementara persoalan yang ada di depannya adalah besar, seperti kemiskinan, maka sampai kapanpun kemiskinan itu tak akan mampu dientaskan. Karena itulah, penyatuan atau integrasi pengeloaan zakat itu penting dan suatu keniscaan. Sekarang panduan untuk berintegrasi itu sudah ada. Yaitu, Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentang Pengelalaan Zakat. Menurut UU itu, integrasi adalah salah satu asas dalam pengelolaan zakat nasional. Terintegrasi berarti bahwa pengelolaan zakat dilaksanakan secara hierarkis dalam upaya meningkatkan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Hierarkis diwujudkan dengan BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara nasional dan masyarakat melalui Lembaga Amil Zakat (LAZ) membantu BAZNAS. Pepatah bangsa kita mengajarkan “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”.
Bersatunya para pengelola zakat, dalam pengertian terintegrasi, merupakan kebutuhan dalam mencapai tujuan pengelolaan zakat. Yaitu, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Tanpa kebersamaan akan sangat sulit merealisasikan potensi zakat nasional yang mencapai 3,4% dari produk domestik bruto. Begitu juga menjadi sangat kecil kemungkinannya zakat dapat berperan secara signifikan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di Negara ini tanpa integrasi. Karena itu, menjadi tugas organisasi pengelola zakat merumuskan pola integrasi pengelolaan zakat nasional dan merealisasikannya. Memasuki tahun 2013 yang merupakan tahun kedua berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2011 sudah seharusnya organisasi pengelola zakat memiliki cetak biru dalam mewujudkan integrasi pengelolaan zakat nasional. Kesamaan pemahaman, koordinasi kerja, dan keberjama’ahan (bukan sekedar kebersamaan) organisasi pengelola zakat harus terumuskan dalam cetak biru dan diwujudkan dalam pengelolaan zakat. BAZNAS – yang genap 12 tahun pada 17 Januari 2013 – siap memberikan yang terbaik untuk mewujudkannya dan terus berkiprah untuk pengelolaan zakat nasional yang lebih baik, insya Allah. Ciputat, 13 Januari 2013 Teten Kustiawan Direktur Pelaksana BAZNAS