BAB III
PROSEDUR PENELITIAN A.
Sumber Data
1.
Data Primer
Data primer bersumber dari pengumpulan data secara langsung di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebu
dayaan. Data tersebut meliputi : beban mengajar guru per minggu, beban studi siswa perminggu, rata-rata kelas, dan program studi.
2.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi di
Kanwil Depdikbud* IKIP Manado, dan FKIP Unsrat Manado.} Data sekunder tersebut meliputi jumlah siswa yang diterima, jum lah siswa yang naik kelas dari kelas I ke kelas II, dan dari kelas II ke kelas III, jumlah siswa yang mengulang di kelas I, II, dan III, jumiah guru yang ada, jumlah mahasis
wa jenjang D3 dan SI yang diterima pada semester awal, jumlah" mahasiswa jenjang D3 dan SI yang bertahan sampai semester akhir, serta jumlah lulusan jenjang D3 dan SI untuk semua program studi.
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-analitik dan kualitatif. 112
113
Metode deskriptif bersifat menjabarkan dan mengurai-
kan serta menafsirkan tentang suatu peristiwa, proses yang terjadi dalam konteks permasalahan. Karena itu metode des kriptif dimaksudkan juga bersifat evaluatif, untuk melihat
perkembangan secara periodik dari suatu sistem yang sedang berjalan.
Disamping itu penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa per tumbuhan kebutuhan tenaga guru tidak hanya dilihat dari segi kuantitatif saja, akan tetapi kebutuhan tenaga guru
tidak dapat dipisahkan dengan aspek kualitas tenaga guru itu sendiri.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah sebagai berikut :
a. Studi Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang kebutuhan dan penyediaan tenaga guru, seperti : jumlah guru yang ada, jumlah siswa yang diterima
di kelas I, jumlah siswa yang naik kelas, mengulang, tidak melanjutkan, jumlah mahasiswa jenjang D3 dan SI yang di terima pada semester awal, jumlah mahasiswa jenjang D3 dan si yang bertahan sampai semester akhir dan jumlah lulusan. b.
Wawancara
114
Teknik ini digunakan untuk menggali
dan
memperoleh
informasi yang lebih mendalam tentang kebutuhan dan penye diaan tenaga guru. Wawancara dilakukan dengan kepala bagian perencanaan, Kabid Dikmenum, kepala bagian
kepegawaian
di
lingkungan Kanwil Depdikbud Sulawesi Utara, dan kepala Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan
IKIP dan
Unsrat
Manado.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini ialah
sendiri. Dalam arti peneliti sendiri yang
peneliti
langsung ke
lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kebutuhan dan penyediaan tenaga guru.
Disamping
instrumen
utama, maka untuk menghemat waktu, biaya, dan tenaga digu nakan sejumlah instrumen
pembantu
dalam
melakukan
studi
dokumentasi. Alat tersebut berupa format yang digunakan untuk pengumpulan data.
Demikian
halnya
dalam
wawancara
telah dipersiapkan beberapa pertanyaan penelitian. D. Formula-formula yang Digunakan untuk Analisis Data Pendekatan yang digunakan dalam pengolahan dan
lisis data adalah "mathematical equations
karena itu sebelum data diolah untuk
approach".
dianalisis,
ana
Oleh
disusun
terlebih dahulu formula-formula persamaan matematis yang digunakan, sesuai dengan karakteristik data yang ada.
Atas
dasar pertimbangan tersebut telah dipilih dan dikembangkan
. , ,_
115
sejumlah formula persamaan matematis yang digunakan yang keseluruhannya berjumlah 16 formula yaitu : 1. Pertumbuhan Enrolmen <\ pm=
MB, .
MB ti - "°ti-l
xlo°
r,Bti-l Di
marie
pm
-
t. (Formula 1)
pertumbuhan jumlah murid
63,• •_ ti - murid baru
tahun
sekarang
m"b\ . • tx-1- murid baru tahun sebelumnya
'.) Pertumbuhan jumlah siswa yang naik kelas
^ = I P ti 100
(Formula 2)
2 Mti-1 Di
pm
mana:
= pertumbuhan jumah siswa yang naik kelas
1 Pt.= jumlah murid yang nai kelas pada tahun sekarang
2 pti= Jumlah murid tahun sebelumnya
3) Pertumbuhan jumlah murid yang mengulang pm = 1 Rti
I "ti-1
100
(Formula 3)
116 Di
mana:
pm
= pertumbuhan jumlah murid yang mengulang
L ti
- Jumlah murid
yang
megulang
pada
tahun
sekarang
*-
ri 1 - jumlah murid tahun sebelumnya
4) Pertumbuhan jumlah murid yang tidak melanjutkan: *"" = ^ ti ~V~7 Z Di
;: 1C,U
(Formula 4)
ti-i
mana:
pm
= pertumbuhan
jumlah
murid
yang
tidak
melanjutkan
)D0, .
L ti
_ .
- jumlah murid yang
drop
out
pada
tahun
sekarang
, jumlah • Lay rv ti 1murid tahun sebelumnya
5) Pertumbuhan jumlah murid yang rnasuk program A , A^, dan A_ O
(P)
pm* = Y nn
L A , A„. A, .. 1 2j. ti TT " — Z ti-i
Di
P^
_.
x 10°
(Formula 5)
mana:
= pertumbuhan jumlah murid yang masuk program A , A„, dan A„ 1
•£.
117
ZA ,A0,A_.._ . 1
*•
. .
.
--ti- jumlah siswa yang A„,
/ ^ti-1
masuk
program
A ,
dan A„
= JLlfr,^ah siswa tahun sebelumnya
Formula 1,
2,
3,
4,
dan
5
dikembangkan
dari
formula perhitungan pertumbuhan murid dari Group Training Course in Educational Planning and the Application of the Education of the Educational Simulation Model, Unit 7 dan Unit S
(1974:
9-12).
6) Jumlah kebutuhan guru
permata
hingga tahun
proyeksinya
1990,
dan
pelajaran.
untuk
tahun
1986
tahun
1991
hingga 1995
I GPM =
y
L
(Formula 6) 24
Di
mana:
2GPM = jumlah guru permata pelajaran
Bbsgi= beban belajar semester ganjil Bbsgn= beban belajar semester genap JKBP = jumlah kelas belajar paralel
7) Jumlah kebutuhan guru perprogram ^-\
^t =~-^KBP
(Formula 7)
JS
Di
mana:
KG j. = kebuxunan kebutuhan guru
perprogram
118
JM = jumlah jam pelajar perminggu untuk murid ^P -- Jumlah jam wajib mengajar untuk guru
8) Perubahan kebutuhan guru permata pelajaran tahun 1986 hingga tahun 1990, dan proyeksinya untuk tahun 1991 h'ingga tahun 1995. i=n
KG
n
Di
= Y (KG"
£=i tjL
- fn
i
ti-l}
• (-formula 8)
mana:
perubahan jumlah kebutuhan/ guru
n
selama
n
tahun
K6ti
= Jumlan kebutuhan guru pada tahun ti
KG,ti-l= Jurolah kebutuhan guru pada tahun sebelumnya 9) Jumlah kebutuhan guru bimbingan dan penyuluhan
ge£ - J^ 160 Di
(Formula 9)
mana:
GBP= guru bimbingan dan penyuluhan JM = jumlah murid
10) Proyeksi kebutuhan guru perprogram
jp. > Di
Jf^ M «fG AIf
(Formula 10)
mana:
KGt- jumlah kebutuhan guru pada tahun t
JM = jumlah jam pelajaran perminggu untuk murid H
= jumlah murid
JG = jumlah rata-rata perkelas/kelompok belajar
119
Formula 10 ini berserta dengan formula 6, 7, dan 8 diambil dan dikembangkan dari formula perhitungan kebutuhan guru dari Hectort Correa bahasa Indonesia (1969:
dengan
notasi
jumlah dalam
177)
11) Proyeksi jumlah murid kelas I SMA (k) (k)
Mt+n= ^ Mt Di
(Formula 11)
mana:
(k )
"t n= proyeksi murid kelas I pada tahun t+n plri
= pertumbuhan jumlah murid kelas I
(k)
I"' t = jumlah murid kelas I pada tahun t Formula 11 ini
disusun
berdasarkan
kerja yang digunakan oleh Alfredi Liu dalam
Method yang
pada
dasarnya
adalah
pada
metode
Grade-Cohort
mengadakan
proyeksi
jumlah murid kelas perk elas. Untuk proyeksi jumlah
murid
dijelaskan bahwa pertumbuhan•jumlah mudrid kela
I dapat
dilihat dari perbandingan
I
jumlah
murid
kelas
tahun
tertentu denganjumlah murid kelas I tahun sebelumnya. Formula
pertumbuhan
ini
jumlah
digunakan
murid
kelas
dengan
I
untuk
asumsi
bahwa
tahun-tahun
mendatang sama dengan pertumbuhan rata-rata jumlah
murid
kelas I selama tahun-tahun yang lalu. 12) Proyeksi jumlah murid kelas II/I 11 SMA (k+1)
Mt+n
(k-1)
= pa Mt-1
(Formula 12)
12GT Di
mana:
(k+1)
M t+n= proyeksi julah murid kelas
k+1
pada
tahun
t+n
pa
= proporsi jumlah murid kelas sebelumnya
yang
masuk ke kelas yang bersangkutan (k-1
M
, = jumlah
murid
kels
sebelumnya
sebelumnya
Formula
12
ini
pada
tahun
^
juga
disusun
berdasarkan
Grade-Cohort Method yang dikembangkan oleh Alfred Li
dalam hal ini digunakan proporsi
jumlah. murid
yang masuk kelas II dan proporsi jumlah
murid
yanq masuk kelas III berdasarkan ketersediaan
dan
kelas
kelas data
I
II yang
oleh Alfred Liu diistilahkan dengan retention ratios.
b. Kemampuan penyediaan tenaga guru
SMA
oleh
IKIP/FKIP
tahun 1986 hingga tahun 1990, dan proyeksinya untuk tahun 1991 hingga tahun 1995.
13) Jumlah penyediaan tenaga guru SMA oleh IKIP/FKIP PGj
= L - SlJ
Di
(Formula 13)
mana:
PG =
jumlah
penyediaan
tenaga
guru
SMA
oleh
t
IKIP/FKIP pada tahun t
L Su
= jumlah lulusan IKIP/FKIP pada tahun t =
jumlah
lulusan
yang
tidak
menjadi
guru.
Apbalia menjadi guru semua, maka SU dinyatakan dengan nilai 0.
121
Formula 13 ini dikembangkan berdasarkan
pengakuan
atas fungsi IKIP/FKIp sebagai pengahasil tenaga guru, sehingga jumlah lulusan setiap penyediaa awal atau stock
tahun
penyediaan
IKIP/FKIP yang bersangkutan.
merupakanjumlah
tenaga
guru
oleh
Dalam perhitungan seperti
yang dikembangkan oleh Hector Correa,
maka
penyediaan
tenaga quru oleh IKIP/FKIP didasarkan atas jumlah lulusan ItUP/FklP,
stock
penyediaan
tenaga
untuk menghitung berapa jumlah
lulusan
guru.
yang
untuk memenuhi kebutuhan nyata di lapangan,
lulusan
merupakan
indikator
utama.
Kemudia
diperlukan maka
Sedangkan
lulusan yang tidak menjadi guru dinyatakan
jumlah
jumlah
dengan" nilai
0. Dalam arti diperkirakan semua lulusan IKIP/FKIP dapat menjadi guru.
14) Pryeksi jumlah mahasiswa semester awal.
t+n Di
Pcl Ct+n
(Formula 14)
mana:
"Ht+n~ Pr°yeksi jumlah mahasiswa semester awal pada . tahun
p*
~
t+n
proporsi
jumlah
calon
mahasiswa
yang
diterima masuk di IKIP/FKIP
Ct+n = ProV'eksi calon mahasiswa pada t+n
Jalan fikiran yang digunakan formula 14 ini
tidak semua calon mahasiswa
yang
mendaftar
bahwa
dapat
122
diterima,
sebvab
itu
un+,,1-
""
untuk
mengadakan
proeksijurrdahmahasiswa yang diterima pada semester awal dalam setiap tahun, digunakn proporsi calon mahasiswa yang diterima masuk di IKIP/FKIP dengan asumsi bahwa
IKIP/FKIP untuk tahun-tahun
mendatang
5ama
dengan
proporsi rata-rata calon mahasiswa yang diterima masuk di IKIP/FKIP selama tahun-tahun lalu. 15) Proyeksi jumlah mahasiswa semester akhir
(x)
^(s+n)
MWt+n = SB fiflt Di
(Formula 15)
mana:
hHt+,-T Pr°yek51 pada
tahun
Jumlah
mahasiswa
semester
akhir
t+n
••>
_
po
- proporsi jumlah mahasiswa semester awal yang bisa bertahan sampai semester akhir
f*'-'t
- Jumlah mahasiswa semester awal pada tahun t
Formula
15
ini
disusun
berdasarkan
pengalaman
selama ini bahwa walaupun telah diterapkan sistem
kredit
dalam arti tidak lagi menurut sistem tingkah tidak
semua
mahasiswa dari
semester
semester akhir.
Karena
I berhasil
itu
untuk
bertahan
mengadakan
sampai proyeksi
jumlah mahasiswa semester akhir dari suatu angkatan untuk tahun tertentu digunakan proporsi mehasiswa semester awal yang dapat bertahan sampai semeseter akhir dengan
bahwa proporsi mahasiswa semeseter awal
yang
asumsi
dapat
123
bertahan
sampai
mendatang
sama
semester dengan
semester awalyang dapt
akhir
proporsi bertahan
untuk
tahun-tahun
rata-rata sampai
mahasiswa
semester
akhir
selama tahun-tahun yang lalu.
16) Proyeksi penyediaan tenaga guru SMA oleh IKIP/FKIP
^t+n= Lt+n "^t+n = ^ ^I^" ®
Di
mana:
PG
= proyeksi jumlah penyediaan tenaga guru SMA oleh IKIP/FKIP pada tahun t+n
L,
=
proyeksi
jumlah
lulusan
IKIP/FKIP
pada
t+n
tahun
pi
t+n
= proyeksi jumlah mahasiswa
semester
akhir
yang lulus dalam ujian akhir
MH," " = proyeksi jumlah mahasiswa
semester
kahir
x+n
pada tahun t+n SU
= jumlah lulusan pada tahun
t+n.
yang
tidak
menjadi
guru
Apabila semua menjadi guru
maka SU dinyatakan dengan 0. Dasar
proyeksi dalam formula ini,
jumlah mahasiswa semester akhir yang
akhir,
dengan
asumsi.
bahwa
semester akhir yang akan
proporsi
lulus dalam
adalah
lulus
dalam
jumlah
ujian
proporsi
ujian
mahasiswa
akhir
untuk
124
tahun mendatang sama dengan proporsi rata-rata jumlah mahasiswa semester akhir yang
lulus dalam
ujian
selama tahun-tahun yang lalu.
Sedangkan jumlah lulusan
yang tidak menjadi guru dinyatakan dengan nilai 0.
akhir