Volume 7, Nomor 1, Juni 2016, hal 1-74
Arif Rohman Mansur
Endah Nugrahaningrum Nurjannatun
Isti Antasari
JKMM
Jurnal Kesehatan Madani Medika ISSN 2088-2246 Volume 7, Nomor 1, Juni 2016, Hal 1-74
DAFTAR ISI Pengaruh Pemberian Kurma Terhadap Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II di Bidan Praktik Mandiri “M” Kalasan Sleman Yogyakarta Atik Nur Istiqomah, Mohammad Hakimi, Mufdlilah Faktor Risiko DII pada Penderita Kanker Payudara Ekawati, Tyasning Yuni Astuti Anggraini
1-8
9-14
Efek Konsumsi Madu Selama Olahraga Terhadap Frekuensi Denyut Jantung Beban Maksimal Subyek Pemula Ivana Eko Rusdiatin, Zaenal Muttaqien Sofro, Achmad Djunaidi
15-19
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SLB C Bantul Rahmah Widyaningrum
20-26
Hubungan Riwayat Hipertensi dan Paritas dengan Asfiksia Neonatorum pada Ibu Bersalin Preeklampsia Berat Dyah Muliawati, Endang Sutisna, Uki Retno
27-32
Analisis Tren Penelitian Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Stikes Madani Yogyakarta Ery Fatmawati
33-38
Syzygium Cumini Reduces Vcam-1 Expression In Endothelial Cells From Preeclamptic Patients Siswi Wulandari, Binti Qoniah
39-42
Pengaruh Aromaterapi Bunga Lavender (Lavandula Angustifolia) Terhadap Intensitas Nyeri Haid (Dismenore) pada Mahasiswi Stikes Madani Yogyakarta Yuliana Vivian Maharani, Ery Fatmawati, Rahmah Widyaningrum
43-49
Faktor Risiko Reproduksi pada Penderita Kanker Payudara Tyasning Yuni Astuti Anggraini, Ekawati
50-58
Hubungan antara Sectio Caesarea dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Erwin Reni Fitriani, Arif Rohman Mansur, Ignasia Nila Siwi
59-63
1
Paritas Sebagai Salah Satu Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Premenstrual Syndrome Yanita Trisetiyaningsih, Ratna Widhiastuti , Susanti Ardimal
64-68
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Antibiotik di Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta Rahma Artemisia
69-74
HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DAN PARITAS DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM PADA IBU BERSALIN PREEKLAMPSIA BERAT Dyah Muliawati1, Endang Sutisna2, Uki Retno3 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta 2,3. Universitas Sebelas Maret Surakarta e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir mengalami kegagalan bernafas spontan dan teratur. Asfiksia neonatorum merupakan urutan pertama penyebab kematian di negara berkembang yaitu sebesar 21.1%, salah satu penyebabnya dari faktor ibu yaitu preeklampsia dan eklampsia. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan riwayat hipertensi dan paritas dengan asfiksia neonatorum pada ibu preeklampsia berat. Subjek penelitian yaitu 40 bayi asfiksia dan 40 tidak asfiksia yang dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia berat. Jenis penelitian kuantitatif, metode observasi analitik, desain case control, dan pendekatan retrospektif dengan studi dokumentasi tahun 2014 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Ibu dengan riwayat hipertensi memiliki risiko 11.9 kali lebih besar daripada tanpa riwayat hipertensi (OR = 11.9; CI 95% = 1.92 - 73.79; p = 0.008). Ibu primipara memiliki risiko untuk melahirkan bayi dengan asfiksia 3.43 kali lebih besar daripada multipara (OR = 3.43; CI 95% = 1.08 - 10.88; p = 0.036). Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara riwayat hipertensi dan paritas dengan risiko untuk melahirkan bayi dengan asfiksia. Kata Kunci : Hipertensi, Paritas, Asfiksia, Preeklampsia.
ABSTRACT Asphyxia neonatorum is a condition when a newborn baby experiencing spontaneous and regular breathing failure. It is the main cause of newborn death in the developing countries with rate of 21.1%, ones of the maternal factors that contribute to a.n are preeclampsia and eclampsia. The purpose of the research is to analyze the relationships of hypertension history and parity with asphyxia neonatorum case on mothers with severe preeclampsia. The subjects are 40 babies with and 40 babies without asphyxia case born by mothers with severe preeclampsia. The research type is quantitative research, analytical observation method, design case-control, and a retrospective approach with study of documentations in the year 2014 in the Provincial Hospital of Panembahan Senopati Bantul. The analysis methods are the bivariat analysis with Chi-Square test, and multivariate analysis with logistic regression test. The mother with a history of hypertension risk 11.9 times greater than without a history of hypertension (OR = 11.9; CI 95% = 1.92 - 73.79; p = 0.008). The mother was birthing the risk of primipara babies with asphyxia is 3.43 times greater than that of multipara (OR = 3.43; CI 95% = 1.08 - 10.88; p = 0.036). There is a positive relationship and statistically significant between hypertension history and parity with the risks of giving birth for babies with asphyxia case. Keywords : Hypertension, Parity, Asphyxia, Preeclampsia.
dan 14,1%. Asfiksia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor penyebabnya adalah faktor ibu yaitu preeklampsia, eklampsia, demam selama persalinan, infeksi berat, dan kehamilan lewat waktu (Kemenkes RI, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), asfiksia neonatorum merupakan urutan pertama penyebab kematian di negara berkembang pada tahun 2007 yaitu sebesar 21,1%, setelah itu pneumonia dan tetanus neonatorum, masing-masing sebesar 19% 27
28
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Volume 7, Nomor 1, Juni 2016, hal 27-32
Menurut profil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di DIY sebesar 56 kasus, Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 241 kasus, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 346 kasus atau sebesar 30/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Preeklampsia berat merupakan penyebab kematian ibu terbesar di Kabupaten Bantul DIY yaitu sebesar 5 kasus dan kematian neonatal terbanyak disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia. Di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2014 terdapat 175 kasus preeklampsia pada ibu bersalin dan 635 kasus asfiksia neonatorum. Perubahan fisiologis terberat yang terjadi pada neonatus adalah transisi dari sirkulasi janin atau plasenta ke respirasi independen. Hilangnya hubungan plasenta menyebabkan hilangnya dukungan metabolisme seutuhnya, terutama suplai oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Stres normal yang terjadi selama persalinan dan kelahiran menyebabkan perubahan pola pertukaran gas plasenta, keseimbangan asam basa darah, dan aktivitas kardiovaskular pada bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi transisi normal ini atau yang meningkatkan asfiksia janin akan mempengaruhi penyesuaian janin terhadap kehidupan ekstrauterin (Wong, 2009). Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak segera menangis, sehingga tidak dapat bernapas spontan maka menyebabkan oksigenasi terganggu ke organ vital yakni otak. Salah satu penyebab asfiksia neonatorum adalah preeklampsia dan eklampsia. Keadaan tersebut dapat menyebabkan aliran oksigen ke janin berkurang yang berakibat terjadi gawat janin yang akan menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir (Manuaba, 2010). Sementara itu, menurut penelitian Gilang (2011), Asfiksia neonatorum terjadi ketika bayi tidak cukup menerima oksigen sebelumnya, selama atau setelah kelahiran. Faktor yang menyebabkan asfiksia neonatorum antara lain keadaan ibu, keadaan bayi, plasenta, dan persalinan. Faktor keadaan ibu meliputi hipertensi pada kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) sebesar 24%,
perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta) sebesar 28%, anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) berkisar kurang dari 10%, infeksi berat (11%), dan kehamilan lebih bulan (postdate). Menurut Mansjoer (2007), depresi pernafasan bayi baru lahir dikarenakan faktor kehamilan dan faktor persalinan. Faktor kehamilan dari sebab maternal salah satunya adalah grandemultipara. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa faktor–faktor seperti paritas, usia kehamilan, tekanan darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal merupakan beberapa penyebab morbiditas kehamilan dengan hipertensi atau preeklampsia. Pada penelitian ini, dari 244 nulipara 188 (77.05%) diantaranya menderita hipertensi dalam kehamilan. Pada ibu hamil dengan preeklampsia 2 – 8 % diantaranya mengalami komplikasi (Koopmans, et al, 2011). METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif, dengan metode penelitian observasi analitik, dan menggunakan desain case control, dimana kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol berdasarkan status paparan. Pendekatan yang digunakan adalah retrospektif, dengan meneliti kejadian asfiksia neonatorum dan menganalisis ke belakang variabel – variabel yang dapat mempengaruhi asfiksia neonatorum pada ibu preeklampsia berat seperti riwayat hipertensi dan paritas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sampel kasus diambil dari bayi yang mengalami asfiksia dari ibu dengan preeklampsia berat, sedangkan sampel kontrol diambil dari bayi yang tidak mengalami asfiksia dari ibu dengan preeklampsia berat. Menurut Hair, et al (2006), pada analisis regresi penelitian multivariabel, jumlah subjek penelitian yang disarankan adalah 15 – 20 per variabel independen. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen jadi sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 20 x 2 variabel yaitu 40 subjek penelitian, sehingga jumlah subjek penelitian untuk
uk jenis metode k, dan control, ndingkan dasarkan n yang dengan natorum ariabel – engaruhi a ibu riwayat itian ini 2015 di Bantul. ayi yang dengan sampel ng tidak dengan air, et al enelitian enelitian 20 per litian ini den jadi i yaitu yaitu 40 jumlah el kasus dalah 40
umpulan h kajian bersalin RSUD selama untuk berupa lan data
Dyah Muliawati, Endang Sutisna, Uki Retno, Hubungan Riwayat Hipertensi dan Paritas dengan......
sampel kasus dan kontrol masing – masing adalah 40 subjek penelitian. Alat dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah kajian dokumen pada register ibu bersalin dengan preeklampsia dengandi mencatat rekam medis berat RSUD nomor Panembahan Senopati Bantul selama preeklampsia tahun 2014. Alat untuk ibu bersalin beratyang yang mengumpulkan data tersebut berupa bayinya mengalami asfiksia dan tidaktabel bantu. dengan asfiksiaMetode pada pengumpulan tahun 2014, data dengan mencatat nomor rekam medis ibu bersalin menentukan populasi dan sampel preeklampsia berat yang bayinya mengalami kemudian melihat status pasien di asfiksia dan tidak asfiksia pada tahun 2014, bagian rekam medik dalam pedoman dengan menentukan populasi dan sampel lembar observasi yang meliputi kemudian melihat status pasien di data bagian ibu: riwayat paritas, data rekam medik hipertensi, dalam pedoman lembar bayi: asfiksia/ tidak asfiksia. observasi yang meliputi data ibu: riwayat Pengolahanparitas, data dengan editing, coding,tidak hipertensi, data bayi: asfiksia/ asfiksia. Pengolahan data dengan editing, transfering, dan tabulating. Analisis coding, transfering, tabulating. Analisis data bivariat dengandan uji Chi-Square, dan data bivariat dengan uji Chi-Square, analisis multivariat dengan regresi dan analisis dengan regresi logistik logistik multivariat ganda. ganda. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik subjek penelitian Karakteristik subjek penelitian yaitu yaitu riwayat hipertensi, riwayat hipertensi, paritas,paritas, umur umur ibu, dan ibu, dan tingkat pendidikan. Daftar tingkat pendidikan. Daftar karakteristik karakteristik subjek penelitian subjek penelitian disajikan dalamdisajikan data kontinu dalam data kontinu dan kategorik dan kategorik pada tabel berikut ini: pada tabel berikut ini: Tabel 1. Data Kontinu Subjek Penelitian
Tabel 2. Data Kategorik Subjek Penelitian
adalahadala pa hipery hipertensi melah melahirkan yaitu yaitu 7.21 tanpa tanpa riway primipara primi melahirkan melah kali lebih kali sedangkan sedan mempengar mem melahirkan melah ibu dan Sumber: Data Primer, 2015 ibu m tersebut Tabel 2. menunjukkan hasil terseb sehingga di Tabel 2. menunjukkan hasil Tabel 2. menunjukkan hasil bahwa bahwa subjek penelitian mayoritas tidak untuk sehin men subjek penelitian mayoritas tidak tidak ada ada riwayat hipertensi (83.75%), bahwa subjek penelitian mayoritas signifikan s untuk riwayat hipertensi (83.75%),20 (83.75%), multipara multipara (52.5%), hipertensi berumur – 34 ada riwayat signif (52.5%), berumurdan 20 berpendidikan – 34 tahun (77.5%), dan Tabe tahun (77.5%), SMA multipara (52.5%), berumur 20 – 34 berpendidikan SMA – PT (61.25%). Persentase – tahun PT (61.25%). Persentase tersebutSMA Variabel (77.5%), dan berpendidikan tersebut tidak selalu mempengaruhi hasil independen tidak selalu mempengaruhi hasil multivariat, analisis analisis baik bivariat maupun – PT (61.25%). Persentase tersebut V baik bivariat maupun multivariat, riwayat karena sebatas mengetahui ind tidak hanya selalu mempengaruhi hasilmasinganalisis Ada karena persentase hanya sebatas mengetahui masing karakteristik subjek hipertensi Primipara baik bivariat pada maupun multivariat, Ada ri masing-masing persentase pada penelitian. hiperte karena hanya sebatas mengetahui Umur <20,≥3 karakteristik subjek penelitian. Primip masing-masing persentase pada SMA-PT Tabel 3. Tabulasi Silang antara Variabel Tabel 3. Tabulasi Silang antara Variabel Independen Umur karakteristik subjek penelitian. Independen dengan Dependen n observasi Tabel Data Kategorik Subjek Penelitian Tabel 2. 2. Data Kategorik Subjek Penelitian Variabel N Variabel N % % Riwayat hipertensi Riwayat hipertensi YaYa 13 13 16.2516.25 Tidak Tidak 67 67 83.7583.75 Paritas Paritas Primipara 38 38 47.5 47.5 Primipara Multipara 42 42 52.5 52.5 Multipara Umur ibu Umur ibu <20, ≥35 (berisiko) 18 <20, ≥35 (berisiko) 18 22.5 22.5 20 – 34 (tidak 62 77.5 20 – 34 (tidak 62 77.5 berisiko) Tingkat berisiko) Pendidikan Tingkat SD –Pendidikan SMP 31 38.75 SD ––PT SMP SMA 49 31 61.2538.75 SMAPrimer, – PT 2015 49 61.25 Sumber: Data
dengan Dependen -2 Log SMAlikelih Asfiksia Neonatorum Variabel OR p Nagelkerke R Tabel 3. Tabulasi Silang antara Variabel Independen Ya (%)Tidak (%) Total(%) n obse Square dengan Dependen Riwayat -2Data Log Sumber: hipertensi Asfiksia Neonatorum Variabel OR p Nagel Ya 84.6Ya (%)Tidak 15.4 100 Total(%) 7.21 0.013 (%) Square Tidak 43.3 56.7 100 Tab Riwayat Paritas Sumbe hipertensi analisis reg Primipara 63.2 36.8 100 2.79 0.043 Ya 7.21 0.013 Multipara 38.184.661.915.4 100 100 riwayat hi 43.3 56.7 100 UmurTidak Ibu kehamilan, Paritas <20, ≥35 50.0 50.0 100 1.00 1.000 analis 2.79 0.043dengan 20 Primipara – 34 50.063.250.036.8 100 100 asf Tingkat Multipara 38.1 61.9 100 riway bersalin pr Pendidikan Umur Ibu SD<20, – SMP 0.359 1.000hubungan keham ≥35 41.950.058.150.0 100 1001.70 1.00 SMA 20 –– PT 34 55.150.044.950.0 100 100
Tabel 1. Data Kontinu Subjek Penelitian Standar Mini- MaksiVariabel N Mean Deviasi mum mum Paritas 80 2 0.849 1 4 Umur ibu 80 29.61 6.534 16 45 (th) Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 1. menunjukkan standar Tabel 1. menunjukkan standar deviasi deviasi paritas variabel= paritas = 0.849 variabel 0.849 yang berartiyang paritas berarti –paritas masing subjek masing masingmasing subjek –penelitian tidak jauh penelitian tidakdidapatkan jauh berbeda karena= 2, berbeda karena nilai mean didapatkan mean ==2,1dengan batas dengan batasnilai minimum dan maksimum =minimum 4. Sementara variabel umur = 1 itu, danpada maksimum = 4. ibu menunjukkan deviasi =umur 6.534ibuyang Sementara itu,standar pada variabel berarti umur masing – masing ibu jauh dari menunjukkan standar deviasi = 6.534 nilai = umur 29.61,masing dengan– batas minimum yangmean berarti masing ibu 16 dan maksimum 45. jauh dari nilai mean = 29.61, dengan batas minimum 16 dan maksimum 45.
29
denga statistik s bersa hipertensi Pendidikan Tabel 3. menunjukkan hasil Tabel 3. menunjukkan hasil SD – SMP 41.9 58.1 100 analisis 1.70 0.359untuk hubu mela analisis –Chi – Square pada variabel PT 55.1 Chi SMA – Square pada 44.9 variabel100independen Ibu dengan independen yang mempengaruhi statis Sumber: Data Primer, 2015 kejadian yang mempengaruhi asfiksia risiko hiper 11.9 kejadian asfiksia neonatorum sementara Tabel 3. menunjukkan neonatorum sementara adalah pada hasil ibu riway dengan riwayat hipertensi yang memiliki tanpa untuk Sumber: Data Primer, 2015 Tingkat
analisis Chi – Square pada variabel risiko untuk melahirkan asfiksia paling independen yang bayi mempengaruhi kejadian asfiksia neonatorum sementara
Ibu d risiko tanpa
%
16.25 83.75
47.5 52.5
22.5 77.5
38.75 61.25
an hasil itas tidak 83.75%), 20 – 34 kan SMA tersebut l analisis ultivariat, engetahui pada
Independen
%)
OR
p
7.21 0.013 2.79 0.043 1.00 1.000
1.70 0.359
an hasil variabel engaruhi ementara
hipertensi yang memiliki risiko untuk melahirkan bayi asfiksia paling tinggi yaitu 7.21 kali lebih besar daripada 30 Jurnal Kesehatan Madani Medika, Volume 7, Nomor 1, Juni 2016, hal 27-32 tanpa riwayat hipertensi, sementara ibu primipara memiliki risiko tinggi yaitu 7.21 kali lebih besar untuk daripada (OR = 1,34; CI 95% = 0.43 hingga 4.18; p melahirkan bayi asfiksia sebesar 2.79 ibu = 0.610). Nilai Nagelkerke R Square sebesar tanpa riwayat hipertensi, sementara kali lebih besar risiko daripada multipara, primipara memiliki untuk melahirkan 39.7% berarti variabel independen tersebut bayi asfiksia faktor sebesar yang 2.79 paling kali lebih besar mempunyai pengaruh sebesar 40%, dan 60% sedangkan tidak daripada multipara, sedangkan yang sisanya merupakan pengaruh untuk terjadinya mempengaruhi secara statistikfaktor untuk paling tidak mempengaruhi secara statistik asfiksia neonatorum pada ibu preeklampsia melahirkan bayi asfiksia adalah umur untuk asfiksia adalah umur berat. ibu melahirkan dan tingkatbayipendidikan. Hasil ibu dan tingkat pendidikan. Hasil tersebut Riwayat hipertensi dan primipara, tersebut masih bersifat sementara, masih bersifat sementara, sehingga dilakukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sehingga dilakukan analisis multivariate analisis multivariate untuk mengetahui hasil kejadian asfiksia neonatorum pada ibu bersalin untuk hasil statistik. yang lebih yang lebihmengetahui signifikan secara dengan preeklampsia berat. Analisis dengan signifikan secara statistik. regresi logistik ganda terhadap variabel bebas Tabel 4. Hasil Analisis Multivariat dan terikat yaitu didapatkan nilai signifikansi Tabel 4. Hasil Analisis Multivariat atau peran kebetulan riwayat hipertensi CI 95% Variabel 0,008, paritas 0,036. Seluruh variabel bebas OR Batas Batas p independen bawah atas signifikan berpengaruh terhadap kejadian Ada riwayat 773.79 0.008 11.9 1.92 asfiksia neonatorum karena masing – masing hipertensi variabel tersebut memiliki nilai signifikansi Primipara 10.71 0.044 3.43 1.03 yang lebih kecil dari 0,05. Umur <20,≥35 2.14 0.52 0.13 0.367 Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan SMA-PT 4.18 1.34 0.43 0.610 nilai Exp(B) atau disebut juga Odds Ratio (OR), didapatkan hasil analisis pada =80 n observasi riwayat hipertensi dengan kejadian asfiksia -2 Log likelihood =82.6 Nagelkerke R =39.7% neonatorum OR = 11,9, dan paritas dengan Square kejadian asfiksia neonatorum OR = 3,43. Sumber: Data Primer, 2015 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat hipertensi memiliki nilai OR paling 4 menunjukkan uji TabelTabel 4 menunjukkan hasil hasil uji analisis besar yaitu 11.9, berarti ibu preeklampsia analisis logistik regresi logistik regresi ganda ganda tentangtentang riwayat dengan riwayat hipertensi merupakan faktor riwayat hipertensi, paritas, kehamilan, umur hipertensi, paritas, umur risiko yang paling besar dapat meningkatkan kehamilan, status gizi hubungannya status gizi hubungannya dengan asfiksia kejadian asfiksia neonatorum. neonatorum pada ibu bersalin preeklampsia dengan asfiksia neonatorum pada ibu Hasil penelitian ini di dukung oleh berat. Terdapat hubunganberat. yang Terdapat positif dan bersalin preeklampsia penelitian Kashanian, et al (2011), yaitu secara statistik antarasecara riwayat hubungan yangsignifikan positif dan ibu dengan riwayat hipertensi tiga kali hipertensi paritas dengan untuk statistik dan signifikan antara risiko riwayat lebih besar untuk mengalami preeklampsia melahirkan bayi dengan asfiksia. Ibu dengan hipertensi dan paritas dengan risiko daripada tanpa riwayat hipertensi (OR = 2.6). riwayat hipertensi memiliki risiko 11.9 kali untuk melahirkan bayi dengan asfiksia. Penelitian Jasovic, et al (2015), menyatakan lebih besar daripada tanpa riwayat hipertensi bahwa primipara secara statistik signifikan Ibu =dengan memiliki (OR 11.9; riwayat CI 95%hipertensi = 1.92 hingga 73.79; untuk terjadi preeklampsia daripada multipara 11.9Ibu kali primipara lebih besar daripada p risiko = 0.008). memiliki risiko tanpamelahirkan riwayat hipertensi (OR =asfiksia 11.9; CI3.43 (p < 0.05) dan preeklampsia juga terjadi pada untuk bayi dengan grandemultipara. Hasil penelitian ini juga di kali lebih besar daripada multipara (OR dukung oleh penelitian Aabbidha, et al (2011), = 3.43; CI 95% = 1.08 hingga 10.88; p = dengan hasil ibu preeklampsia primipara dan 0.036). Sementara itu, tidak ada hubungan anemia, dapat meningkatkan komplikasi yang secara statistik signifikan antara umur dan kematian baik pada ibu maupun bayi. ibu dan risiko untuk melahirkan bayi asfiksia Komplikasi pada bayi yang terjadi meliputi (OR = 0.52; CI 95% = 0.13 hingga 2.14; p lahir prematur, BBLR, dan IUFD. Penelitian = 0.367). Tidak ada hubungan yang secara serupa yang mendukung yaitu penelitian statistik signifikan antara tingkat pendidikan Herianto, dkk (2012), menunjukkan hasil ibu dan risiko untuk melahirkan bayi asfiksia
Dyah Muliawati, Endang Sutisna, Uki Retno, Hubungan Riwayat Hipertensi dan Paritas dengan......
bahwa paritas, riwayat hipertensi, dan anemia terdapat hubungan yang signifikan dengan asfiksia neonatorum. Menurut Ali, et al (2011), secara teori peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan peningkatan hematokrit, dimana terjadi keadaan hemokonsentrasi karena terjadi peningkatan filtrasi plasma transkapiler. Penurunan volume plasma yang menginduksi peningkatan konsentrasi hemoglobin dapat menurunkan sirkulasi plasenta yang memainkan peran patogenik dalam terjadinya preeklampsia. Hubungan antara hemoglobin dan hematokrit pada kehamilan, hasil dari studi kohort menunjukkan bahwa kadar hemoglobin dan hematokrit yang tinggi pada trimester ke-2 memiliki hubungan dengan terjadinya preeklampsia. Sehingga ibu preeklampsia berat dengan anemia dapat melahirkan bayi dalam keadaan asfiksia. Menurut Prawirohardjo (2008), riwayat hipertensi dan paritas merupakan faktor – faktor yang dapat menyebabkan preeklampsia pada ibu hamil. Preeklampsia pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai akibat buruk baik bagi ibu maupun janin. Akibat bagi janin yaitu prematuritas, dismaturitas, IUGR, Asfiksia, BBLR, dan IUFD. Hasil penelitian ini menunjukkan subjek penelitian yang mengalami preeklampsia berat dan melahirkan bayi asfiksia mayoritas pada usia tidak berisiko (20 – 34 tahun), karena usia 20 – 34 tahun adalah usia reproduktif yang baik untuk melangsungkan kehamilan, sedangkan pada usia < 20 dan ≥35 tahun merupakan usia yang berisiko untuk melahirkan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Jasovic, et al (2015), yaitu pada karakteristik usia ibu secara statistik tidak signifikan (p > 0.05). Hal ini berdasarkan peraturan dalam pasal 7 ayat (1) UU Perkawinan yaitu perkawinan hanya diizinkan jika pria sudah mencapai umur 19 (Sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 18 (delapan belas) tahun. Oleh karena itu, usia 20 – 34 tahun adalah usia dimana perempuan banyak melangsungkan pernikahan, salah satu tujuan utama menikah yaitu untuk mendapatkan keturunan, sehingga mayoritas usia 20
31
– 34 tahun perempuan tersebut hamil dan melahirkan. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara tingkat pendidikan dengan asfiksia neonatorum. Subjek penelitian mayoritas berpendidikan SMA dan PT (55.1%) melahirkan bayi asfiksia. Penelitian yang serupa dari Kashanian, et al (2011), tingkat pendidikan ibu tidak mempengaruhi kejadian preeklampsia yaitu Pendidikan SD (OR = 0.6); Pendidikan SMP-SMA (OR = 0.4); Pendidikan Tinggi (OR = 0.9). Tingkat pendidikan yang rendah tidak menjadikan seseorang mempunyai pengetahuan yang rendah, pendidikan kesehatan dapat dilakukan di sekolah, di rumah sakit, dan lain – lain (Notoatmodjo, 2007). SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara riwayat hipertensi dengan risiko untuk melahirkan bayi dengan asfiksia (OR = 11.9; CI 95% = 1.92 hingga 73.79; p = 0.008). Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara paritas dengan risiko untuk melahirkan bayi dengan asfiksia (OR = 3.43; CI 95% = 1.08 hingga 10.88; p = 0.036). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara riwayat hipertensi dan paritas dengan risiko untuk melahirkan bayi dengan asfiksia. Variabel yang paling besar dapat meningkatkan terjadinya asfiksia pada ibu preeklampsia berat yaitu riwayat hipertensi. SARAN 1. Bagi mahasiswa Meningkatkan informasi tentang faktor – faktor yang dapat menimbulkan asfiksia neonatorum pada ibu preeklampsia berat, dan digunakan untuk menambah referensi untuk penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang berbeda mengenai asfiksia neonatorum pada ibu preeklampsia berat.
32
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Volume 7, Nomor 1, Juni 2016, hal 27-32
2. Bagi masyarakat Menambah sumber informasi yang dapat digunakan sebagai upaya preventif mengenai faktor risiko terjadinya preeklampsia berat pada ibu hamil, sehingga kasus preeklampsia berat dapat terdeteksi dini oleh tenaga kesehatan dan kejadian asfiksia neonatorum dapat menurun. 3. Bagi instansi kesehatan a. Meningkatkan program dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, memberikan pelatihan – pelatihan seperti asuhan persalinan normal, asuhan persalinan dengan komplikasi dan resusitasi bayi baru lahir, serta memperhatikan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan khususnya ibu dan anak, sehingga tenaga kesehatan dapat melaksanakan penanganan ibu bersalin dengan preeklampsia berat dengan tepat dan kejadian asfiksia neonatorum menurun. b. Tenaga kesehatan dapat memberikan informasi dapat dengan menggunakan leaflet atau poster kepada ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan dan persalinan khususnya mengenai preeklampsia, sehingga kejadian komplikasi kehamilan dan persalinan dapat ditekan. c. Bidan Praktik Mandiri (BPM) segera melakukan rujukan pada pasien dengan hipertensi atau preeklampsia ringan, selanjutnya pada umur kehamilan 37 minggu dilakukan terminasi kehamilan di Rumah Sakit, sehingga angka kesakitan dan kematian maternal neonatal menurun. DAFTAR PUSTAKA Aabbidha, P., Cheran, A., Paul, E., Helan, J. 2011. Maternal and Fetal Outcome in Preeclampsia in a Secondary Care Hospital in South India. Journal of Family Medicine and Primary Care. Vol. 4.2: 257. Ali, A.A., Rayis, D.A., Abdallah, T.M., Elbashir M.I., Adam, I. 2011. Severe Anemia is Associated with a Higher Risk
for Preeclampsia and Poor Perinatal Outcomes in Kassala Hospital, Eastern Sudan. BMC Res. Vol. 4:311. Dinas Kesehatan. 2012. Profil Kesehatan Provinsi DIY 2011. Dinkes DIY. Gilang. 2011. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum (Studi Kasus di RSUD Tugurejo Semarang). FK Universitas Muhammadiyah Semarang. Hair, J.F., Black, B.J., Babin, R.E., Anderson, R.L. 2006. Multivariate Data Analysis, 6 Ed., New Jersey : Prentice Hall. Jasovic, E., Vladimir, J. 2015. Obstetric History and Risk for Mild and Severe Preeclampsia. EC Gynaecology. Vol.1.1: 73-80. Kashanian, M., Baradaran, H.R., Bahasadri, S., Alimohammadi, R., 2011. Risk Factors for Preeclampsia: A Study in Tehran, Iran. Archives of Iranian Medicine, Vol. 4: 6. Kemenkes RI. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JPNK-KR. Koopmans, C.M., Karin., Groen, H. 2011. Prediction of Progression to Severe Disease in Women With Gestational hypertension or mild preeclampsia at term. Management of Gestational Hypertension and mild Preeclampsia at term. Chapter 6: 99. Koopmans, C.M., Joost J.Z., Groen, H., 2011. Risk Indicators for eclampsia in Women with Gestational Hypertension or Mild Preeclampsia at Term. Management of Gestational Hypertension and mild Preeclampsia at term. Chapter 7: 117. Koopmans, C.M., Shakila, T., Shalini, I. 2011. Accuracy of Liver Function Test for Predicting Adverse Maternal and Fetal Outcomes in Preeclamptic women: A Systematic Review. Management of Gestational Hypertension and mild Preeclampsia at term. Chapter 10: 169. Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. Mansjoer. 2007. Kapita Selekta Kebidanan. Jakarta: Media Aesculapius FK UI. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Kiat. Jakarta: Rineka Cipta. Wong, L., & Donna. 2009.Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Edisi 6. Jakarta: EGC.