JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Visualisasi Informasi Wilayah dan Kondisi Keterkinian Menggunakan Spatial dan Non Spatial Database Berbasis Web (Studi Kasus: Pulau Madura) Aji Muda Casaka1), Faizal Johan Atletiko2), Erma Suryani3) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya, 60111 Telp: (031) 5994251-4, Fax: (031) 5923465, 5947845 E-mail:
[email protected]),
[email protected]),
[email protected] Abstrak— Pulau Madura tergabung dalam pulau jawa dan menduduki peringkat 5, sebagai pulau terbesar dari sekian banyak pulau di indonesia. Dengan luasan pulau yang besar artinya Pulau Madura memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan didukung dengan sumber daya manusia yang ada disekitarnya. Namun potensi tersebut dirasa belum dimaksimalkan, terlihat dari bentuk kontribusi nyata sumber daya alam dan sumber daya manusia didalamnya. Tercatat pada PDRB wilayah Madura hanya mencapai 40% saja, dengan hasil tersebut kurang sekali mendukung perekonomian Pulau Madura. Selain itu dalam hal kontribusi sumber daya manusia di wilayah Madura, yang dapat terlihat di dalam sumber data bangkalan dalam angka, sampang dalam angka, pamekasan dalam angka, dan sumenep dalam angka pada tahun 2010 hanya sekitar 20% penduduk yang menempuh pendidikan yang layak. Mengacu dari permasalahan diatas maka diharapkan pemerintah mampu mengenali potensi wilayahnya dan dapat membantu memecahkan permasalahan untuk meningkatkan perekonomian di Pulau Madura. Penelitian ini menggunakan data Spatial dan Non Spatial untuk membuat sebuah pola pemetaan yang nantinya akan mengungkapkan informasi mengenai potensi wilayah dan kondisi keterkiniaan dari data yang diambil dari pemantauan dan sumber terkait. Disajikan dalam bentuk teknologi Visualisasi Informasi sebagai bentuk model pemetaan dan terdapat klasifikasi kedalam kelas yang sesuai dengan kondisi keterkinian serta potensi wilayah yang ada. Sehingga hasil yang didapatkan mampu menjadi gambaran tentang situasi dan kondisi keterkinian yang ada dan berfungsi sebagai referensi dan acuan dalam proses pengembangan wilayah khususnya pada wilayah Pulau Madura. Kata Kunci— Kondisi Keterkinian, Non Spatial, Potensi Wilayah, Pulau Madura, Spatial, Visualisasi Informasi I. PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan dalam dunia teknologi informasi sangat tinggi, hal ini akan memberikan banyak manfaat dan kemudahan kita dalam penggunaan teknologi informasi itu sendiri. Salah satu bentuk berkembangnya dunia teknologi informasi adalah dengan munculnya teknologi informasi geografis. Teknologi Georaphic Information System (GIS) merupakan suatu teknologi yang mengacu pada keadaan
geografis suatu wilayah dan memiliki kemampuan dalam memvisualisasikan data spasial dan non spatial berikut atributatributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna, ukuran, dan symbol. Dengan adanya teknologi tersebut maka akan memudahkan kita dalam hal pemetaan informasi. Potensi wilayah merupakan suatu bentuk kelebihan dan kebermanfaatan sumber daya bagi suatu wilayah yang bersangkutan. Potensi wilayah juga bisa dimanfaatkan bagi keberlangusngan hidup masyarakat umum baik itu potensi sumber daya alam maupun manusia. Pulau Madura memiliki berbagai macam potensi yang ada mulai dari potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusianya, namun masih belum terlihat bentuk kontribusi nyata sumber daya alam dan sumber daya manusia didalamnya. Hal ini terlihat pada PDRB wilayah Madura hanya mencapai 40% saja dengan hasil tersebut kurang sekali mendukung perekonomian pulau madura selain itu juga dalam hal kontribusi sumber daya manusia di wilayah madura hal ini juga terlihat di dalam sumber bangkalan dalam angka[2], sampang dalam angka[3], pamekasan dalam angka[4], dan sumenep dalam angka[5] pada tahun 2010, kurang dari 20% penduduk Pulau Madura yang mengecap dunia pendidikan. Oleh karena itu dari beberapa permasalahan diatas ini penulis menerapkan proses teknologi visualisasi informasi dengan fokus pemetaan terhadap potensi wilayah dan kondisi keterkinian dari Pulau Madura. Dengan memanfaatkan tools yang sudah ada dan sudah banyak dikembangkan oleh peneliti lainnya, maka penulis akan mengembangkan sebuah pemetaan digital berbasis website yang nantinya mencakup seluruh area pulau madura. Disertai juga dengan analisa yang nantinya juga akan mendukung proses pemetaan digital pulau madura. Peta digital ini dapat memproses pembaharuan data, sehingga mampu mempresentasikan kondisi potensi wilayah secara riil yang ada di wilayah Pulau Madura. Diharapkan dengan adanya peta digital ini akan membantu instansi pemerintahan dalam mengevaluasi dan merancang kebijakan demi menunjang peningkatan perekonomian Pulau Madura. II. DASAR TEORI A. Potensi Pertanian
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan Komoditas Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem[17]. B. Potensi Perkebunan Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/ atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanama tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat[18]. C. Potensi Perikanan Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan[19]. D. Potensi Pertambangan Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang rneliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangltutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang[20].
2
untuk mengelola data-data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan menggunakkan perangkat lunak Arcview user dengan mudah dapat mengelola data, menganalisa dan membuat visualisasi informasi peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis[9]. J.
Google Maps Google Maps adalah layanan gratis yang diberikan oleh google yang cukup terkenal. Dengan google maps yang berisikan tentang peta globe virtual artinya google maps tersebut dapat menampilkan peta wilayah maupun peta lokasi. Jika ingin menambahkan fitur google maps didalam web bisa menggunakan google maps api. Google maps api adalah sebuah library javasript yang disediakan. Manfaat menggunakan Google Maps : 1. Dengan menggunakan Google Maps API dapat menghemat waktu dan biaya Anda untuk membangun aplikasi peta digital yang handal. 2. Mempercepat pencarian sebuah lokasi dalam waktu yang singkat. III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 1. Tahapan penelitian ini berfungsi sebagai pedoman agar penelitian dapat diselesaikan secara terarah, teratur, dan sistematis. MULAI
E. Potensi Peternakan Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya[21].
Analisis Kebutuhan Sistem Aplikasi
Identifikasi Permasalahan
F. Potensi Pariwisata Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah[22]. G. Potensi Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara[12]. H. Teori Analisis Clustering Clustering adalah suatu proses mengelompokkan sebuah obyek berdasarkan sebuah informasi yang diperoleh dari data yang menjelaskan hubungan antar obyek dengan tujuan untuk mempunyai nilai kesamaan antar kelas atau variabel. Dalam data mining clustering berfungsi untuk proses menemukan pola didalam suatu data set[7]. I. Arcview Arcview merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang sangat populer dan paling banyak diminati kalangan profesional
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pembuatan Sistem Aplikasi
tidak
Pengujian Sistem Aplikasi
ya
Apakah Sistem Sudah Sesuai ?
Pengambilan Kesimpulan Dan Saran
Penyusunan Buku Tugas Akhir
Selesai
Gambar 1. Metodologi Penelitian
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) IV. PEMBAHASAN DAN HASIL A. Analisis Kebutuhan Pengguna Sistem Informasi Geografis ini ditujukan untuk BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu) yang menangani proses pengembangan daerah khususnya di pulau madura. Aktor atau yang akan melakukan kontak dengan sistem aplikasi web hanyalah user dan admin. Dengan pembagian fungsi sebagai berikut 1. User hanya bisa melihat tampilan map apabila memilih beberapa menu yang diinginkan dan nantinya setelah memilih beberapa menu maka tampilan baru akan muncul, sehingga dengan munculnya tampilan baru tersebut menandakan user telah memilih potensi yang ingin dilihat dalam sistem informasi geografis pulau madura. Setelah memilih beberapa menu untuk melihat tampilan map pulau madura, user bisa memilih menu lainnya untuk melihat grafik pertumbuhan yang ada di pulau madura dan dengan memilih menu potensi yang ada. 2. Admin memiliki hak akses yang lebih terhadap aplikasi web dimana admin bertugas untuk memperbaharui konten ataupun data persebaran peta di aplikasi web. Dalam pemanfaatan sistem, aktor memiliki kebutuhan fungsional dan non-fungsional terhadap sistem. Berikut ini hasil analisis kebutuhan pengguna/aktor yang terdaftar pada Tabel 1 untuk kebutuhan fungsional dan Tabel 2 untuk kebutuhan non fungsional Tabel 1. Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan Fungsional Sistem harus dapat menampilkan peta daerah berdasarkan kabupaten. Sistem harus dapat menampilkan peta daerah berdasarkan potensi dan jenis potensi. Sistem harus dapat menampilkan peta daerah berdasarkan jenis parameter clustering. Sistem harus dapat menampilkan informasi nama kecamatan di dalam peta daerah. Sistem harus dapat menampilkan informasi jumlah produksi di dalam peta daerah. Sistem harus dapat menampilkan informasi data grafik di dalam peta daerah. Sistem harus dapat menginputkan persebaran data. Sistem harus dapat mengedit persebaran data. Sistem harus dapat menghapus persebaran data. Sistem harus dapat mengupload persebaran data. Sistem harus dapat menampilkan data daerah berdasarkan kabupaten, potensi, dan jenis potensi. Tabel 2. Kebutuhan Non Fungsional Sistem
Kebutuhan Non Fungsional Faktor kinerja sistem aplikasi 1. Sistem harus dapat bekerja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. 2. Akan dilakukannya sistem maintenace untuk proses pemeliharaan sistem.
3
Faktor kebutuhan perangkat keras 1. Intel Core i3 2. RAM 4 GB 3. VGA 2 GB 4. 64-bit Operating System 5. Hardisk Drive 500 GB Faktor kebutuhan perangkat lunak 1. Sistem operasi : microsoft Windows 7 2. SPSS untuk pengolahan analisis data 3. Aplikasi pengolahan data SIG : arcview 4. Notepad ++ 5. Database server : MYSQL, Fusion Table 6. Web browser : internet explore, google chrome, opera, firefox dan sebagainya.
B. Analisis Kebutuhan Data Data merupakan komponen penting dalam sebuah sistem. Data yang diperoleh dari instansi terkait, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), dalam bentuk buku atau jurnal yang nantinya bisa dibaca ataupun disalin ulang ke dalam bentuk format Microsoft Excel.Beberapa data yang diperlukan dalam pengembangan visualisasi informasi ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Penunjang
Atribut Data Spasial Data Non Spasial Potensi Sumber Daya Alam
Potensi Sumber Daya Manusia
- Lokasi wilayah kecamatan - Data wilayah kecamatan di pulau madura dan juga parameter potensi - Potensi Perikanan - Potensi Pertanian - Potensi Peternakan - Potensi Pertambangan - Potensi Perkebunan - Potensi Pariwisata - Tidak Sekolah - SD - SMP - SMA - Perguruan Tinggi
C. Analisis Clustering K-means Data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan proses clustering, tujuannya untuk memetakan daerah mana saja yang mempunyai potensi paling tinggi sampai dengan rendah berdasarkan data tersebut. Untuk mempermudah dalam proses ini digunakan tools SPSS. Jumlah cluster yang digunakan pada analisis ini adalah 3, dengan parameter tinggi, sedang, dan rendah. Dengan dasar pertimbangan bahwa dalam algoritma kmeans untuk awalnya minimum sama dengan 2. Setelah melakukan proses clustering dengan tools SPSS, maka dapat terlihat dalam data akan berubah menjadi suatu nilai dengan nilai 1 sampai dengan 3, hal ini menunjukkan parameter tinggi sampai dengan rendah. Ambil contoh pada Tabel 4 dibawah ini merupakan data awal dan hasil clustering dari potensi peternakan ayam yang ada di wilayah Kabupaten Bangkalan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Tabel 4. Data hasil clustering potensi peternakan ayam wilayah Kabupaten Bangkalan dengan menggunakan tools SPSS
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kecamatan Kamal Labang Kwanyar Modung Blega Konang Galis Tanah Merah Tragah Socah Bangkalan Burneh Arosbaya Geger Kokop Tanjung Bumi Sepulu Klampis
Jumlah (ekor) 42436 26742 38792 54041 58576 27374 73944 161203 57866 26789 129069 53107 37534 38446 63087 33606 53194 33357
Hasil Kluster 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 3 1 2 2 1 2 1 2
Dari hasil analisis diketahui nilai parameter tiap data atau wilayah kecamatan sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam data potensi ayam yang ada di bangkalan juga mempunyai nilai potensi tinggi sampai dengan rendah. Data ini sudah siap digunakan sebagai inputan sistem yang akan digambarkan pada peta wilayah Pulau Madura berdasarkan paramater yang dimiliki oleh setiap kecamatan. D. Perancangan Desain/Fitur Setelah mendapatkan hasil data serta hasil parameter dari parameter tinggi sampai dengan rendah, kemudian dilakukan perancangan desain serta fitur sesuai dengan kebutuhan user yang telah didapatkan di tahap pertama dalam pengerjaan. Tahap selanjutnya yaitu pembangun desain aplikasi dengan menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan serta teknologi database MySQL serta memanfaatkan teknologi Google Maps.
4
tersebut, user dialihakan ke dalam suatu fungsi yang mana fungsi tersebut dipergunakan untuk menampilkan peta, terdapat fungsi dropdown yang nantinya user bisa memilih peta daerah mana dan jenis potensi apa yang ingin ditampilkan oleh sistem.
Gambar 3. Halaman hasil visualisasi informasi wilayah yang dipilih oleh pengguna
Pada gambar 3 diatas adalah gambaran dari GUI tentang hasil dari pemilihan peta dan potensi. Setelah user memilih peta apa yang nantinya ingin ditampilkan melalui dropdown pilihan, maka selanjutnya user didirect ke halaman hasil visualisasi informasi. Di dalam hasil visualisasi informasi ini user bisa mengetahui daerah mana yang mempunyai cluster tinggi, sedang, dan rendah tentunya memilih dengan radio button yang telah disediakan. Wilayah yang mempunyai warna hijau adalah wilayah yang mempunyai potensi yang paling tinggi, warna kuning mempunyai potensi sedang, dan warna merah mempunyai potensi yang paing rendah.
Gambar 4. Halaman Visualisasi Informasi Grafik Persebaran
Gambar 2. Halaman utama untuk pemilihan peta dan potensi
Pada Gambar 2 di atas merupakan gambaran tentang aplikasi visualisasi informasi yang mana pada tampilan tersebut berisikan tentang halaman utama jika user membuka aplikasi visualisasi informasi. Setelah berhasil membuka halaman
Pada gambar 4 diatas adalah gambaran dari GUI tentang hasil informasi dari peta daerah. Setelah mengetahui peta daerah mana yang mempunyai cluster tinggi, sedang, dan rendah, user bisa melihat identitas tiap-tiap daerah peta melalui pemilihan peta, setelah itu informasi dalam bentuk pop up akan memunculkan informasi serta grafik pertumbuhan ditiap daerah.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
5
ada. Berikut ini hasil dari uji coba fungsional yang telah dilakukan. Tabel 5. Test Case Tampilkan Peta Berdasarkan Kabupaten
No 1
Aksi Test
Data Test
Tidak memilih field dropdown pilih kabupaten
Semua data kabupaten dikosongkan
Hasil Yang Diharapkan Sistem akan tetap berada pada halaman dan menampilkan peta default
Hasil Uji Sukses
Tabel 6. Test Case Tampilkan Peta Berdasarkan Potensi Gambar 5. Halaman Utama Untuk Pemilihan Persebaran Data
No
Pada gambar 5 diatas adalah gambaran dari GUI tentang halaman persebaran data, yang mana user bisa memilih tombol dropdown pilih provinsi, pilih kabupaten, pilih potensi, dan pilih jenis potensi, setelah memilih dropdown tersebut user bisa menekan tombol tampilkan data untuk melihat hasil data ataupun input data persebaran peta.
1
Aksi Test
Data Test
Tidak memilih field dropdown pilih potensi
Semua data potensi dikosongkan
Hasil Yang Diharapkan Sistem akan tetap berada pada halaman dan menampilkan peta default
Hasil Uji Sukses
Tabel 7. Test Case Tampilkan Peta Berdasarkan Parameter
No 1
Aksi Test
Data Test
Tidak memilih radio button parameter
Data Persebaran Peta
Hasil Yang Diharapkan Sistem akan tetap menampilkan seluruh hasil parameter peta
Hasil Uji Sukses
Tabel 8. Test Case Tampilkan Identitas Peta
No 1
Aksi Test Memilih daerah diluar clustering
Data Test Data daerah peta
Hasil Yang Diharapkan Sistem tidak dapat menampilkan pop up
Hasil Uji Sukses
Tabel 9. Test Case Tampilkan Informasi Grafik
No Gambar 6. Halaman Informasi Persebaran Data
1
Pada gambar 6 diatas adalah gambaran dari GUI tentang halaman input data persebaran peta serta hasil data input persebaran, yang mana user bisa memilih tombol tambah data persebaran untuk menginputkan data yang diinginkan. E. Uji Coba Sistem Tahap berikutnya setelah aplikasi berhasil dibuat yaitu uji coba. Tahap ini merupakan proses pembuktian untuk menyatakan apakah aplikasi yang dibuat telah berjalan sesuai dengan harapan pengguna dan pembangun aplikasi. Tahap uji coba dapat dibagi menjadi dua yaitu uji coba fungsional dan non-fungsional. 1) Uji Coba Fungsional Pada uji coba fungsional, seluruh fungsi dari aplikasi visualisasi informasi dijalankan untuk melihat apakah aplikasi yang dibuat telah berjalan dengan semestinya. Uji coba fungsional dilakukan dengan mengacu test case yang ada dan berdasarkan pada tahap desain dan kemudian membandingkan aplikasi telah sesuai dengan test case yang
Aksi Test
Data Test
Memilih daerah diluar clustering
Data daerah peta
Hasil Yang Diharapkan Sistem tidak dapat menampilkan grafik
Hasil Uji Sukses
Tabel 10. Test Case Tampilkan Data Persebaran Peta
No
Aksi Test
Data Test
1
Tidak memilih dropdown kabupaten
Data Peta
2
Tidak memilih dropdown potensi
Data Peta
Hasil Yang Diharapkan Sistem akan tetap di halaman tampilkan peta
Hasil Uji Sukses
Sistem akan tetap di halaman tampilkan peta
Sukses
Tabel 11. Test Case Input Data Persebaran Peta
No 1
Aksi Test Mengosongkan beberapa field input data persebaran
Data Test Tidak ada data yang dimasukkan di beberapa
Hasil Yang Diharapkan Sistem akan tetap menampilkan halaman tampilkan data
Hasil Uji Sukses
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
2. Untuk membuat suatu visualisasi informasi potensi wilayah dan kondisi keterkinian diperlukan beberapa data penunjang seperti : (1) Data sumber daya alam meliputi Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan, Pariwisata, Pertambangan; (2) Data sumber daya manusia meliputi jumlah penduduk dengan latar belakang pendidikanTidak Sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi 3. Clustering dibagi menjadi 3 kelompok., yaitu tinggi, sedang dan rendah 4. Keseluruhan pengerjaan visualisasi informasi berbasis web yang dibangun ini menggunakan PHP, JSON, JavaScript, dan beberapa plugin yang mendukung. Akan tetapi untuk membuat visualisasi informasi dengan memanfaatkan google maps adalah dengan memanfaatkan tools fusion table yang dimiliki oleh google drive, setelah itu hasil peta bisa dilihat di google maps.
field Tabel 12. Test Case Ubah Data Persebaran Peta
No 1
Aksi Test
Data Test
Hasil Yang Diharapkan
Hasil Uji
Mengosongkan beberapa field input data persebaran
Tidak ada data untuk beberapa field
Sistem akan tetap menampilkan halaman tampilkan data
Sukses
2) Uji Coba Non-Fungsional Pada uji coba non fungsional terdiri dari 3 uji, yaitu keamanan, kompabilitas browser dan performansi sistem. a. Uji Coba Keamanan Uji coba keamanan pada aplikasi ini menggunakan program acunetix, yang mana dalam uji coba ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan dari ancaman sql injection dan juga berbagai ancaman-ancaman terkait dengan keamanan sistem. Hasilnya tingkat keamanan dari sistem ini berada pada Level 2: Medium, dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini memiliki sistem keamanan dari serangan SQL injection. b. Uji Coba Kompabilitas Browser Uji coba kompabilitas browser ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Lunarscape versi 6.9.3. Dalam aplikasi tersebut nantinya bisa di lihat hasil dari uji coba dengan tiga layout browser yang berbeda. 1. Trident, digunakan oleh Internet Explorer sejak versi 4, Maxthon. 2. Gecko, digunakan oleh Firefox, K-meleon, Seamonkey, Netscape. 3. Webkit, digunakan oleh Google Chrome, Opera sejak Februari 2013, Safari. Dari uji coba kompabilitas browser dapat dilihat bahwa hasil terbaik tampilan dan fungsi didaparkan ketika user menggunakan browser Gecko, sedangkan hasil yang paling buruk ketika user menggunakan browser Trident. c. Uji Coba Performansi Sistem Uji coba performansi sistem ini dilakukan dengan menggunakan program Apache Jmeter, uji coba ini dilakukan untuk mengukur tingkat stress testing dalam aplikasi visualisasi informasi ini. Untuk hasil uji coba performansi sistem menunjukkan bahwa aplikasi ini mudah diakses hal ini dilihati dari tingkat latency dan sample time yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15]
V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Visualisasi Informasi Potensi Wilayah Dan Kondisi Keterkinian Pulau Madura mampu menampilkan pemetaan dari berbagai potensi dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan, pariwisata, dan juga potensi pendidikan melalui peta dengan gradasi warna sebagai representatifnya.
6
[16] [17] [18] [19] [20] [21] [22]
Burrough.P, 1986. Principle of Geographical Information System for Land Resources Assesment, Oxford, Claredon Press. BPS Jawa Timur, 2011. Kabupaten Bangkalan Dalam Angka Tahun 2010. Surabaya : BPS Jawa Timur. BPS Jawa Timur, 2011. Kabupaten Sumenep Dalam Angka Tahun 2010. Surabaya : BPS Jawa Timur BPS Jawa Timur, 2011. Kabupaten Pamekasan Dalam Angka Tahun 2010. Surabaya : BPS Jawa Timur. BPS Jawa Timur, 2011. Kabupaten Sampang Dalam Angka Tahun 2010. Surabaya : BPS Jawa Timur Denny Carter, Irma Agtrisari, 2003, Desain dan Aplikasi SIG, Jakarta : PT Elex Komputindo. Tan, Pang-Nin, Michael Steinbach, Vipin Kumar. 2005. Introduction to Data Mining. Pearson Education Inc. Boston. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Arif Faisol, Indarto,2013, Tutorial Ringkas Arcgis 10, Jakarta : PT Gramedia. Kang-Tsung Chang, 2002. Introduction to Geographic Information System, Mc.Graw-Hill Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011 – 2031. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan Tahun 2009-2029. Mavrody, Sergei. 2012. HTML5 & CSS3: Quick Reference. Chicago : Belisso. Nugroho, Bunafit. 2008. Aneka Kreasi Animasi dengan Adobe Flash CS3. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Eddy Prahasta, 2001, Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer, Informatika Bandung, Bandung. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perkebunan. Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan . Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.