VIII. PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN INFORMASI
8.1. KLASIFIKASI RESEPTOR. Fungsi reseptor ialah mengubah energi stimulus menjadi energi listrik dan menghantarkan informasi yang setara dengan stimulus ke susunan saraf pusat. Reseptor dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa kriterium, yaitu sumber stimulus, jenis energi stimulus, jenis sensasi yang dihasilkan, laju adaptasi dan jenis neuron. Pada umumnya orang telah mengenal klasifikasi reseptor berdasarkan jenis sensasi yang dihasilkan yaitu : reseptor-reseptor sentuhan / rabaan, panas, dingin, sakit, cahaya, rasa, bunyi dan bau. 8.2. PENGUBAHAN ENERGI STIMULUS OLEH RESEPTOR Setiap reseptor dikhususkan untuk menerima satu jenis stimulus tertentu yang disebut stimulus adekuat atau stimulus yang cocok. Reseptor sangat peka terhadap stimulus adekuat itu. Misalnya retina dapat merasakan adanya satu foton cahaya. Namun reseptor dapat menanggapi energi stimulus bentuk lain asal cukup kuat. Perubahan energi stimulus menjadi energi listrik berlangsung di wilayah tertentu. Pada beberapa reseptor wilayah itu berupanakhiran saraf misalnya reseptor untuk tekanan. Pasa reseptor-reseptor lain seperti yang ada dalam mata dan telinga berupa sel reseptor yang terpisah dari neuron eferen dan keduanya berhubungan melalui sinapsis. Sinyal listrik yang timbul disini disebut potensial reseptor dan generator. 8.3 ADAPTASI. Berdasarkan kecepatan reseptor beradaptasi dibuat pembagian reseptor sbb : 1. Reseptor beradaptasi lambat (reseptor tonik) 2. Reseptor beradaptasi cepat (reseptor fasik) 84. SENSASI PADA KULIT. Pada manusia terdapat kira-kira satu juta serabut saraf sensoris yang mempersaraf (innervate) kulit. Kebanyakan berupa serabut saraf tidak bermietin yang bertanggung jawab terhadap sensasi mekanik somatosensoris sederhana. Dalam jumlah jauh Iebih sedikit, serabut sensoris bermielin berukuran besar menyandikan kualitas-kualitas sensoris penting yaitu rabaan, getaran, dan tekanan. Sensasi suhu
dan sakit disandikan oleh serabut-serabut bermielin kecil dan serabut-serabut tidak bermielin. Reseptor-reseptor pada kulit berupa akhiran saraf (corpuscula nervosa terminalla). Salah satu di antara reseptor-reseptor kulit itu ialah corpuscula lameiosa yang menyandikan getaran (vibrasi). Reseptor akhiran saraf mi diselubungi oleh berlapislapis selaput sehingga diameternya mencapai I mm. Reseptor ini baik untuk memperlihatkan terjadinya potensial generator. 85. PENGLIHATAN. Dalam penglihatan, kuanta cahaya (foton) menghasilkan perubahanperubahan biokimiawi dalam fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) pada retina yang selanjutnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam permebilitas membran dan menghasilkan hiperpolarisasi membran reseptor. Sel-sel kerucut dan batang dalam gelap membebaskan neurotransmiter dengan status depolarisasi. Sedang status hiperpolarisasi akibat pencahayaan menimbulkan juga hal serupa pada sel-sel horizontal, bipolar, dan amakrin dalam retina dan akhimya terjadi potensial aksi pada sel-sel ganglion retina yang di teruskan ke nervus optikus. Impuls itu merambat sepanjang akson sel ganglion dalam nervus opticus menuju ke nukleus genikulat (nuclei corporis geniculati laterales), di situ terjadi integrasi sinapsis lebih lanjut dan kemudian ke area interpretif visual pada kulit otak dalam lobus occipitalis.
8.6. PENDENGARAN. Pada pendengaran, vibrasi molekular molekul-molekul molekul molekul udara menyebabkan membrana timpani bergetar. Vibrasi ini dipindahkan ke cairan perilimfe auris intema oleh tulang-tulang tulang pendengaran dalam auris auri media: maleus, incus, dan stapes. Di sini membrana basilans dalam cochlea “dilaras’ untuk menanggapi (getaran) vibrasi vibrasi-vibrasi dengan panjang gelombang tertentu (frekuensi). Vibrasi daerah tertentu pada membrana basilaris menyebabkan sel set rambut yang terikat pada membrana tectoria bergetar mengikuti membrana itu. Stimulasi berupa be vibrasi lanjutan-lanjutan lanjutan set (“rambut-rambut”) pada set-set set rambut menyebabkan meningkatnya permeabititas ion .+ dan dibangkitkannya potensiat generator. Jika potensial generator mencapai ambang, satu potensial aksi terbentuk dan satu imputs saraf dihantarkan dihantarkan sepanjang akson set rambut datam pars cochlearis neivi optici. Akson-akson Akson akson ml membentuk sinapsis dengan neuron-neuron neuron dalam nucleus cochlearis dan nucleus olivaris datam medula. Selanjutnya integrasi sinapsis berlangsung datam data nuclei colilculi infenoris fenoris da dan nuclei corporis geniculati medialls seraya impuls-impuls impuls impuls dihantarkan ke area interpretif pendengaran lobus temporalis dalam kutit otak.
8.7. GERAKAN. Gerakan dikenali dengan sel-sel rambut sensoris dalam saluran setengah Iingkaran (ductus semicircularis) telinga dalam. Saluran itu ada tiga buah, bidangbidang datar yang ditempati masing-masing saluran itu saling tegak lurus. Saluransaluran itu saling berhubungan dan berisi cairan endolilife. Apabila kepala berputar dengan arah tertentu, gerakan endolimfe terlambat mengikuti gerakan kepala. Jika kepala (tubuh) diputar cepat kemudian dihentikan tiba-tiba maka endolimfe terlambat berhenti. Keadaan seperti inilah yang menjadikan matrik seperti gelatin bergerak dan akan menggerakkan lanjutan-lanjutan sel serupa rambut relatif terhadap sel-sel rambut. Dengan stimulasi mi membran set rambut meningkat permebilitasnya tehadap ion Na+ dan menghasilkan impulsimpuls. Lintasan ke meduta metalui pars vestibularis neivi octavi Gerakan cairan untuk menimbulkan impuls dipakal juga pada linea lateralis, tetapi pada atat mi cairan adalah medium Iingkungan tempat hidup yang merupakan sasaran untuk dikenali. 88. GRAVITASI. Gravitasi dikenati dengan set-set rambut yang terletak dalam sakulus dan utrikulus, masing-masing membentuk macula sacculi dan macula utriculi. 8.9. PENGHIDU DAN PENGECAP Reseptor-reseptor . penghidu menanggapi hanya pada substansi - substansi yang berkontak dengan epitel penghidu dan terlarut datam lapisan tipis lendir yang melingkupinya. Ambang penghidu beragam tergantung dan zat stimutusnya. Substansi
Mg/L udara
Etil eter
5.83
Klorofom
3.30
Minyak permen
0.02
Asam butirat
0.009
Metil merkaptan
0.0000004
Molekul-molekul beraroma terikat berikatan dengan reseptor-reseptor pada bulu-bulu getar neuron-neuron reseptor penghidu. Reseptor-reseptor menjadi aktif dan kemudian gilirannya mengaktifklan enzim adenhlil sikiase via protein G tertentu.
Hasilnya ialah peningkatan sikIoAMP dalam sel. Selanjutnya sAMP berikatan dengan kanal-kanal ion Na+ dan membukanya. Hasuknya ion- ion Na+ ke dalam sel reseptor membangkitkan potensial reseptor. Potensial ini kemudian mengawali pencetusan impuls. Sensasi-sensasi pengecap primer ialah asam, asin, pahit, dan manis. Masing-masing dengan reseptor-reseptor yang terpisah berupa gema. gustatoria, pada manusia Iokasinya tersebar pada mukosa epiglotis, palatum, dan farring dan di dalam dinding-dinding pepilla fungiformis dan pepilla circumvallata pada Iidah. Seperti halnya reseptor penmbau, reseptor pengecap termasuk kemoreseptor, yang menanggapi substansi-substansi terlarut dalam cairan dalam rongga mulut. Substansi-substansi itu merangsang bangkitnya potensial generator yang kemudian mencetuskan potensial aksi atau impuls dalam neuron aferen. Cara membangkitkan potensial generator beragam, satu modalitas berbeda dengan modalitas Iainnya. Garam merangsang timbulnya depolarisasi reseptor diduga melalui aliran ion Na+ pasif ke dalam sel. Asam merangsang timbulnya potensial generator diduga melalum penutupan ujung kanal W oleh ion H. Substansi manis menimbulkan potensial generator dengan peningkatan sAMP . Substansi pahit membangkitkan potensial generator denganmeningkatkan pembeda san ion Ca++ dari retikulum endoplasma.
8.10. MENGENALI LOKASI DENGAN GEMA (Echolocation). Cara ini dijumpai pada jenis kelelawar dan doflin. Kelelawar mampu memancarkan getaran ultrasonik dengan kekuatan antara 30 hingga 100 kHz, sedang dolfin dan ikan paus berkisar antara 20 hingga 200 kHz.