VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1.
Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan
penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang langsung diterima oleh petani dalam bentuk uang tunai dari hasil penjualan bawang merahnya. Penerimaan non tunai merupakan penerimaan yang diperoleh petani tidak dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk seperti konsumsi atau stock bibit. Penelitian ini membedakan masing-masing pendapatan usahatani bawang merah berdasarkan varietas yang digunakan yaitu varietas Sumenep (19 petani) dan varietas Balikaret (11 petani). Penerimaan usahatani bawang merah dapat dihitung dari hasil perkalian antara jumlah hasil produksi bawang merah dengan harga. Penerimaan tunai yang diperoleh petani berasal dari penjualan bawang merah, sedangkan penerimaan non tunai yang diterima petani berasal dari konsumsi, cadangan bibit dan catu (bawang merah yang diberikan untuk upah panen). Penerimaan total dari usahatani bawang merah varietas Sumenep per hektar per musim tanam adalah Rp 138.007.131,77 dengan rata-rata produksi 12.885,19 kg per hektar dan harga rata-rata Rp 10.710,53. Penerimaan dari usahatani bawang merah varietas Balikaret adalah Rp 151.650.269,19 per hektar per musim tanam dengan rata-rata produksi 24.604,03 kg per hektar dan harga rata-rata Rp 6.163,64. Dapat terlihat bahwa tingginya penerimaan petani responden yang menggunakan varietas Sumenep adalah karena tingginya harga, sedangkan penerimaan petani responden yang menggunakan varietas Balikaret adalah karena tingginya jumlah produksi. Penerimaan tunai yang diperoleh petani responden yang menggunakan varietas Sumenep yaitu Rp 133.662.357,65 dan penerimaan petani responden yang menggunakan varietas Balikaret yaitu Rp 147.397.729,54. Penerimaan non tunai petani yang menggunakan varietas Sumenep dan varietas Balikaret yang berasal dari konsumsi yaitu Rp 609.904,97 dan Rp 420.247,93. Penerimaan non tunai dari cadangan bibit berturut-turut yaitu Rp 782.933,21 dan Rp 2.116.120,24. Penerimaan non tunai dari catu (pembayaran panen) yaitu Rp 2.951.935,58 dan
82
Rp 1.716.171,46. Penerimaan usahatani bawang merah dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 25. Tabel 25. Penerimaan Usahatani Bawang Merah per Hektar per Musim Tanam di Desa Sukasari Kaler Tahun 2010 Varietas Keterangan
Sumenep
Balikaret
Nilai (Rp)
Nilai (Rp)
Penerimaan Tunai Bawang merah
133.662.357,65
147.397.729,54
Konsumsi
609.904,97
420.247,93
Cadangan bibit
782.933,21
2.116.120,24
2.951.935,58
1.716.171,46
138.007.131,41
151.650.269,19
Penerimaan Non Tunai
Catu (pembayaran panen) Total Penerimaan 8.2.
Biaya Usahatani Bawang Merah Biaya usahatani bawang merah terdiri dari dua bagian yaitu, biaya tunai
dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani meliputi biaya bibit, pupuk kandang, pupuk kimia, obat-obatan, biaya tenaga kerja luar keluarga dan pajak lahan. Biaya diperhitungkan yang dikeluarkan oleh petani yaitu tenaga kerja dalam keluarga, pembayaran panen dengan hasil panen (catu), biaya sewa lahan milik, biaya irigasi dan penyusutan. Biaya usahatani bawang merah dapat dilihat pada Tabel 26.
83
Tabel 26. Biaya Usahatani Bawang Merah per Hektar per Musim Tanam di Desa Sukasari Kaler Tahun 2010 Varietas Keterangan
Sumenep Nilai (Rp)
Balikaret
% Atas Biaya
Nilai (Rp)
% Atas Biaya
Biaya Tunai Bibit
20.529.888,27
36,36
38.481.055,31
51,47
2.772.102,19
4,91
2.969.268,50
3,97
Pupuk Urea
650.684,21
1,15
893.099,69
1,19
Pupuk ZA
358.962,10
0,64
413.668,15
0,55
Pupuk TSP
378.896,58
0,67
386.020,64
0,52
Pupuk Phonska
430.158,73
0,76
390.772,86
0,52
Pupuk KCl
108.779,62
0,19
230.897,28
0,31
2.205.074,07
3,90
3.916.633,69
5,24
Pestisida padat
751.674,54
1,33
1.040.115,76
1,39
TKLK laki-laki
7.081.893,92
12,88
7.364.281,59
9,85
TKLK wanita
5.257.951,79
9,31
6.844.251,95
9,16
36.676,41
0,06
26.284,87
0,04
40.562.742,43
71,83
62.956.350,29
84,21
TKDK laki-laki
7.274.082,47
12,88
5.575.449,18
7,46
TKDK wanita
1.671.736,99
2,96
1.483.002,64
1,98
Pembayaran panen (catu)
2.951.935,58
5,23
1.716.171,46
2,30
Sewa lahan
3.872.674,52
6,86
2.904.505,89
3,89
Irigasi
68.571,43
0,12
51.428,57
0,09
Penyusutan
67.781,22
0,12
70.821,33
0,07
15.906.782,22
28,17
11.801.379,07
15,79
56.469.524,65
100,00
74.757.729,37
100,00
Pupuk Kandang
Pestisida cair
Pajak lahan Total Biaya Tunai Biaya Diperhitungkan
Total Biaya Diperhitungkan Total Biaya
Berdasarkan Tabel 26, nilai biaya terbesar usahatani bawang merah varietas Sumenep maupun varietas Balikaret yaitu biaya tunai. Biaya tunai mencapai 71,83 persen (varietas Sumenep) dan 84,21 persen (varietas Balikaret) dari biaya total. Komponen terbesar dari biaya tunai yaitu kebutuhan bibit. Bibit menjadi komponen biaya tunai karena petani responden memperoleh bibit untuk 84
kegiatan usahatani dengan cara membeli. Nilai biaya tunai dari bibit pada usahatani varietas Sumenep sebesar Rp 20.529.888,27 atau 36,36 persen dari biaya total
dan Rp 38.481.055,31 atau 51,47 persen dari biaya total pada
usahatani varietas Balikaret. Biaya terbesar kedua baik pada usahatani bawang merah varietas Sumenep maupun varietas Balikaret adalah TKLK laki-laki. Biaya TKLK laki-laki adalah Rp 7.081.893,92 atau 12,88 persen untuk varietas Sumenep dan Rp 7.364.281,59 atau 9,85 persen untuk varietas Balikaret dari biaya total. Biaya tenaga kerja luar keluarga laki-laki yang besar dikarenakan mulai dari pengolahan sampai panen tenaga kerja laki-laki selalu terlibat dan kegiatan yang dikerjakan pun relatif lebih berat, sehingga memerlukan tenaga kerja lebih banyak. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga laki-laki menjadi pilihan alternatif untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja laki-laki karena apabila mengandalkan tenaga kerja dalam keluarga saja maka akan memerlukan waktu yang lebih lama. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani responden 3-4 orang dan 1-2 diantaranya masih anak-anak, sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Biaya TKLK wanita juga merupakan komponen biaya tunai yang cukup besar. Komponen biaya TKLK wanita ini menempati posisi ketiga pada struktur biaya tunai. Biaya TKLK wanita pada usahatani varietas Sumenep dan varietas Balikaret, berturut-turut yaitu Rp 5.257.951,79 (9,31 persen) dan Rp 6.844.251,95 (9,16 persen). Sama halnya seperti penggunaan TKLK laki-laki, penggunaan TKLK wanita pun bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk membantu mengerjakan kegiatan usahatani yang dijalankan petani responden. Penggunaan pupuk kandang di daerah penelitian cukup tinggi sehingga biaya tunai yang dikeluarkan cukup besar. Penggunaan pupuk kandang tersebut bertujuan agar tanah menjadi lebih subur. Pupuk kandang dicampurkan dengan tanah bersamaan pengolahan lahan pada tahap penggemburan. Biaya tunai yang dikeluarkan untuk pupuk kandang pada usahatani varietas Sumenep yaitu Rp 2.772.102,19 (4,91 persen), sedangkan pada usahatani varietas Balikaret yaitu Rp 2.969.268,50 (3,97 persen). Komponen biaya pemupukan pada usahatani bawang merah baik varietas Sumenep maupun varietas Balikaret yaitu pupuk urea, ZA, TSP, phonska dan
85
KCl. Biaya pemupukan terbesar adalah biaya pupuk urea. Biaya pemupukan secara berturut-turut pada usahatani varietas Sumenep yaitu urea sebesar Rp 650.684,21 (1,15 persen), ZA sebesar Rp 358.962,10 (0,64 persen), TSP Rp 378.896,58 (0,67 persen), phonska Rp 430.158,73 (0,76 persen) dan KCl Rp 108.779,62 (0,19 persen). Penggunaan pupuk pada usahatani varietas Balikaret yaitu urea sebesar Rp 893.099,69 (1,19 persen), ZA sebesar Rp 413.668,15 (0,55 persen), TSP sebesar Rp 386.020,64 (0,52 persen), phonska Rp 390.772,86 (0,52 persen) dan KCl Rp 230.897,28 (0,31 persen). Komponen biaya tunai lainnya yaitu biaya pestisida cair dan pestisida padat. Penggunaan pestisida di lokasi penelitian cukup tinggi sehingga biaya tunai yang dikeluarkan untuk pestisida pun tinggi. Penggunaan pestisida yang cukup tinggi dikarenakan kekhawatiran petani terhadap kegagalan panen. Selain itu, ketika melihat tanamannya mengalami pertumbuhan yang bagus, maka petani pun tidak segan-segan untuk menambah dosis penggunaanya dengan harapan agar mendapat hasil yang optimal. Penggunaan pestisida cair dan pestisida padat pada usahatani varietas Sumenep yaitu Rp 2.205.074,07 (3,90 persen) dan Rp 751.674,54 (1,33 persen), sedangkan pada usahatani varietas Balikaret yaitu Rp 3.916.633,69 (5,24 persen) dan Rp 1.040.115,76 (1,39 persen). Besarnya biaya tunai untuk pestisida, selain karena penggunaan dosis yang berlebihan tetapi juga karena harga pestisida yang relatif mahal. Harga rata-rata pestisida cair sebesar Rp 87.125,00-Rp 300.602,94 per liter. Komponen terakhir yang termasuk ke dalam biaya tunai adalah pajak. Pajak lahan per musim tanam untuk lahan milik adalah Rp 36.676,41 (0,06 persen) pada usahatani varietas Sumenep dan Rp 26.284,87 (0,04 persen) pada usahatani varietas Balikaret. Pada komponen biaya diperhitungkan, biaya terbesar pada usahatani bawang merah adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) laki-laki. Biaya diperhitungkan TKDK laki-laki usahatani varietas Sumenep dan varietas Balikaret berturut-turut yaitu Rp 7.274.082,47 (12,88 persen) dan Rp 5.575.449,18 (7,46 persen). Tingginya biaya diperhitungkan TKDK laki-laki karena hampir setiap kegiatan yang bersifat pemeliharaan dilakukan oleh TKDK laki-laki.
86
Biaya diperhitungkan selanjutnya yaitu tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) wanita. Biaya diperhitungkan untuk TKDK wanita yaitu Rp 1.671.736,99 (2,96 persen) untuk usahatani varietas Sumenep dan Rp 1.483.002,64 (1,98 persen) untuk usahatani varietas Balikaret. Baik TKDK lakilaki maupun TKDK wanita, biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang bersifat pemeliharaan, seperti pengairan, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Petani responden di lokasi penelitian pada umumnya biasa memberikan hasil panennya sebagai pembayaran saat panen yang dikenal dengan istilah catu, selain memberikan uang tunai. Hal tersebut menjadikan biaya pembayaran panen (catu) sebagai salah satu komponen biaya diperhitungkan pada kegiatan usahatani bawang merah yang dilakukan petani responden. Jumlah biaya diperhitungkan yang dikeluarkan yaitu Rp 2.951.935,58 (5,23 persen) pada usahatani varietas Sumenep dan Rp 1.716.171,46 (2,30 persen) pada usahatani varietas Balikaret. Biaya pembayaran panen pada usahatani varietas Sumenep lebih besar karena, harga jualnya lebih tinggi dibandingkan varietas Balikaret, sedangkan dalam jumlah yang diberikan hampir sama yaitu sekitar 2-3 kg per orang. Biaya sewa lahan di daerah penelitian termasuk biaya diperhitungkan karena pada umumnya petani responden memiliki lahan sendiri meskipun dalam luasan yang kecil. Biaya sewa yaitu Rp 3.872.674,52 (6,86 persen) untuk usahatani varietas Sumenep per hektar per musim tanam (empat bulan) dan Rp 2.904.505,89 (3,89 persen) per hektar per musim tanam (tiga bulan) untuk usahatani varietas Balikaret. Biaya sewa di lokasi penelitian tergolong tinggi. Hal tersebut terkait akses terhadap sumber sarana produksi yang dekat dan kondisi tanah subur, sehingga nilai lahan menjadi tinggi. Biaya diperhitungkan lainnya yaitu biaya irigasi. Petani responden sebenarnya tidak mengeluarkan biaya untuk membeli air karena ketersediaan mencukupi dan dikelola secara gotong royong oleh masyarakat. Biaya irigasi untuk satu musim tanam usahatani varietas Sumenep adalah Rp 68.571,43 (0,12 persen) dan Rp 51.428,57 (0,07 persen) untuk usahatani varietas Balikaret atas biaya total.
87
Komponen biaya diperhitungkan yang terakhir yaitu biaya penyusutan. Biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh petani pada usahatani varietas Sumenep yaitu Rp 67.781,22 (0,12 persen) dan petani yang mengusahakan varietas Balikaret mengeluarkan biaya penyusutan sebesar Rp 70.821,33 (0,07 persen). 8.3.
Pendapatan Usahatani Bawang Merah Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani
dengan pengeluaran usahatani. Komponen pendapatan usahatani meliputi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Analisis R/C rasio digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya sehingga dapat dikatahui kelayakan usahatani yang diusahakan petani bawang merah. Perhitungan pendapatan dan nilai R/C rasio usahatani bawang merah dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Perhitungan Pendapatan dan Rasio Penerimaan terhadap Biaya (R/C) Usahatani Bawang Merah per Hektar per Musim Tanam di Desa Sukasari Kaler Tahun 2010 Varietas Komponen
A. Penerimaan Tunai
Sumenep
Balikaret
Nilai (Rp)
Nilai (Rp)
133.662.357,65
147.397.729,54
4.344.773,77
4.252.539,64
138.007.131,41
151.650.269,19
D. Biaya Tunai
40.562.742,43
62.956.350,29
E. Biaya Diperhitungkan
15.906.782,22
11.801.379,07
F. Total Biaya (D+E)
56.469.524,65
74.757.729,37
Pendapatan Atas Biaya Tunai (C-D)
97.444.388,98
88.693.918,89
Pendapatan Atas Biaya Total (C-F)
81.554.749,62
76.892.539,82
R/C Atas Biaya Tunai
3,40
2,41
R/C Atas Biaya Total
2,44
2,03
B. Penerimaan Diperhitungkan C. Total Penerimaan (A+B)
Hasil analisis menunjukkan pendapatan atas biaya tunai usahatani bawang merah, baik varietas Sumenep maupun varietas Balikaret nilainya lebih besar dari nol. Hal tersebut berarti usahatani bawang merah di lokasi penelitian memberikan 88
keuntungan sebesar nilai pendapatan atas biaya tunai pada masing-masing analisis yang dikeluarkan oleh petani dalam mengusahakan bawang merah pada pada lahan seluas satu hektar. Pada usahatani bawang merah varietas Sumenep memberikan keuntungan sebesar Rp 97.444.388,98 dan varietas Balikaret memberikan keuntungan sebesar Rp 88.693.918,89. Pendapatan atas biaya total pada setiap usahatani juga menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan di lokasi penelitian menguntungkan untuk diusahakan. Hal tersebut dilihat dari nilai pendapatan atas biaya total yang lebih besar dari nol. Pendapatan atas biaya total masing-masing usahatani yaitu Rp 81.554.749,62 usahatani varietas Sumenep dan Rp 76.892.539,82 usahatani varietas Balikaret. Nilai R/C rasio atas biaya tunai pada masing-masing usahatani nilainya lebih dari satu. Nilai R/C rasio berturut-turut adalah usahatani varietas Sumenep 3,40 dan usahatani varietas Balikaret 2,41. Hal tersebut berarti setiap Rp 1.000,00 yang dikeluarkan petani dalam kegiatan produksi bawang merah akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 3.400,00 dari usahatani varietas Sumenep dan Rp 2.410,00 dari usahatani varietas Balikaret. Sedangkan nilai R/C rasio atas biaya total berturut-turut adalah 2,44 dan 2,03 yang masing-masing artinya yaitu setiap Rp 1.000,00 biaya total yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.440,00 dan Rp 2.030,00. Berdasarkan nilai R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total, maka usahatani bawang merah di daerah penelitian menguntungkan untuk diusahakan karena nilai R/C rasio lebih besar dari satu. Luas lahan yang diusahakan oleh petani responden rata-rata hanya 0,08 hektar, sehingga pendapatan atas biaya tunai maupun atas biaya total yang diperoleh petani responden tidak mencapai angka hasil analisis. Rincian pendapatan dan biaya usahatani petani responden dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8, sedangkan hasil perhitungan analisis pendapatan usahatani bawang merah per hektar per musim tanam secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10.
89