BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Pasar Valuta Asing 1.
Pengertian Pasar Valuta Asing
Pasar adalah
tempat bertemunya penjual
dan pembeli
untuk
melakukan transaksi jual-beli, dalam hal ini perdagangan valuta asing (valas) terjadi karena adanya permintaan dan penawaran dalam suatu perdagangan internasional yang dilakukan oleh negara yang mempunyai
mata uang yang berbeda pula, untuk memperlancar kegiatan perdagangan biasanya standar yang digunakan dalam pembayaran tersebut yaitu mata uang Dollar Amerika, untuk jual-beli valuta asing tersebut. Menurut Thomas Suyatno (1991:68) menyatakan bahwa: Pasar valuta asing adalah suatu pasar dimana surat-surat jangka pendek (umumnya kurang dari satu tahun) diperdagangkan. Surat-surat berharga tersebut tidak selalu sama dalam valuta yang sama, biasanya valuta yang diperjual-belikan adalah valuta yang berbeda satu sama lainnya.
Menurut Tatang S. Herisman (1995:1) menyatakan bahwa, pasar valuta asing merupakan tempat dimana penjual dan pembeli tidak bertemu
secara langsung, tetapi hanya berhubungan melalui jaringan komunikasi seperti "Reuter Telex dan Telephone". Melihat dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang pasar valuta asing adalah pasar dimana transaksi valuta asing dilakukan baik antar negara maupun dalam suatu negara, dimana pasar
valuta asing tersebut dibutuhkan untuk keperluan transaksi ekspor-impor.
Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang
didominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, tennasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan (PSAK No. 10) :
a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenomisasi dalam suatu mata uang asing. b. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenomisasi dalam suatu mata uang asing. c. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana, atau d. Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban yang didenomisasi dalam suatu mata uang. Dalam melakukan transaksi jual-beli valuta asing tersebut ada beberapa macam transaksi valas menurut Tatang S. Herisman (1995:14) adalah:
a.
Transaksi spot yaitu jual-beli valuta asing yang terjadinya suatu saat dan penyerahan valutanya terjadi pada hari yang sama.
b. Transaksi forward yaitu jual-beli valuta asing atau perdagangan valuta asing secara berjangka bisa antara 3 hari - 6 bulan bahkan dapat pula mencapai 1 tahun apabila diinginkan.
c.
Transaksi swap yaitu transaksi jual-beli valuta asing secara swap secara gabungan antara spot dan forward dimana dalam transaksi ini terjadi
tanggal transaksi selalu memakai kurs terjadinya transaksi (spot rate).
2.
Pengertian Valuta Asing
Untuk mengetahui lebih jauh tentang valuta asing kita hams
mengenal terlebih dahulu mengenai valuta asing itu sendiri, oleh karena itu, pemilis memberikan definisi mengenai valuta asing itu sendiri.
Menurut Tatang S. Herisman (1995:1) "valuta asing adalah mata
uang yang dimiliki negara lain dan tnerupakan alat tukar pembayaran yang sah di negara tersebut". Tentunya mempunyai nilai yang berbeda pula sehingga diperiukan penampungan penjualan dan pembelian valuta asing tersebut.
Berdasarkan dari definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa valuta asing adalah mata uang suatu negara lain
Investasi neto dalam suatu entitas asing (PSAK No. 10 Paragraf 16, 17danl8)yaitu:
a.
Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu
entitas asing harus diklasiflkasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan.
b. Suatu perusahaan mungkin memiliki suatu pos moneter berupa hutang piutang dengan suatu entitas asing. Apabila timbulnya dan penyelesaian
pos moneter tersebut tidak terencana, dalam subtansinya merupakan suatu permasan, atau pengurangan dari investasi neto perusahaan dalam entitas asing tersebut.
c. Selisih
kurs
yang
timbul
dari
kewajiban
valuta
asing
yang
diperhitungkan sebagai suatu hedging dari suatu neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasiflkasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahan hingga pelepasan (disposal) investasi neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban.
Cara menentukan kurs antara lain: a) Direct rate
Penentuan yang menempatkan mata uang domestik didepan mata uang asing. b) Indirect rate
Penentuan yang menempatkan mata uang asing didepan mata uang domestik.
Pasar valuta asing tidak hanya menyangkut kurs atau harga valuta asing saja, tetapi menyangkut pihak-pihak yang melakukan tiansaksi.
3. Tujuan Transaksi Valuta Asing
Terdapat valuta asing yang baik dilakukan oleh bank, perusahaan lainnya maupun individu mengandung beberapa tujuan.
Adapun beberapa tujuan dalam melakukan transaksi yaitu: a.
Untuk Transaksi Pembayaran
Sebagai contoh P.T. Dirgantara Indonesia melakukan pembelian sejumlah barang berupa
mesin-mesin
dari
P.T.
Indico
Jennan
pembayaran dilakukan tergantung sales kontrol yang telah disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak apakah dengan DM Jennan atau dengan Rupiah.
Jika pembayaran dilakukan dengan mata uang eksportir (DM)
maka transaksi valas akan terjadi di Indonesia (importir) artinya jualbeli transaksi terjadi dinegara Indonesia. Dalam hal ini P.T. Dirgantara
10
Indonesia membeli valas DM Jerman, kemudian dikirim ke Jerman untuk pembayaran. b. Mempertahankan Daya Beli Kebijaksanaan pemerintah untuk melakukan devaluasi bertujuan untuk meningkatkan ekspor, supaya barang yang diluar negeri menjadi kompetitif.
Dengan
adanya
devaluasi
maka
nilai
tukar
Rupiah
mengalami penurunan mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing. Sebagai contoh pemerintah melakukan devaluasi sebesar 50%
terhadap US$ (uang asing) sebelum devaluasi nilai tukar 1 US$ adalah setara dengan Rp. 2500, maka nilai tukar setelah devaluasi adalah sebagai berikut:
Nilai tukar sebelum devaluasi US$ — Rp. 2.500, Devaluasi 50%xRp. 2.500
=Rp. 1.150,-
NilaiUSSl
=Rp. 3.750
Jika sebelum devaluasi Tuan "X" memegang uang rupiah senilai Rp. 25.000.000 atau setara dengan US$ 10.000 maka terjadi devaluasi adalah: 7to.25.OOO.000 _„,,,, c,,cn - , , . — = US$6,666,61 sesudah devaluasi Rp3J50
c.
Pengiriman Uang Keluar Negeri Transfer keluar negeri merupakan jasa bank yang harus di
pertanggungjawabkan
dalam
bentuk
barang
akan
jasa
dalam
11
pengiriman ini dapat dilakukan dengan telex, telepon atau sarana
lainnya. d.
Mencari Keuntungan
Transaksi valas dapat pula dilakukan untuk mencari keuntungan atau kemudahan dalam melakukan berbelanja. Sebagai contoh untuk mencari keuntungan dalam mencari nasabah supaya dapat menyimpan uangnya dalam bentuk deposito vatas atau rekening giro valas. Kemudian keuntungan lainnya adalah dengan membeli valas bank notes pada saat kurs turun. e.
Pemagaran Risiko (Hedging) Pemagaran risiko atau hedging, seringkali digunakan terhadap utang
dalam
valuta
asing.
Hal
ini
akibat
adanya hutang
yang
menumpuk atau terjadinya kenaikan kurs yang terus-menerus., jika
tidak dilakukan hedging, dengan dilakukan hedging minimal risiko kerugian dapat diperkecil seminimal mungkin. f.
Kemudahan Berbelanja Diantara tujuan diatas yang sedang berkembang pesat adalah
kemudahan berbelanja, terutama bagi mereka yang suka berpergian ke luar negeri
dengan membeli
Traveller
Cheque
(TC)
atau
cek
perjalanan. Dengan membawa TC ini nasabah dengan mudah dapat berbelanja di berbagai tempat dan di berbagai negara.
12
4. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing
Dalam jual-beli antar bank dengan nasabah seperti bank notes, traveller
cheque,
rekening
giro
valas
atau
deposito
valas
yang
penyerahannya dapat dilakukan pada saat transaksi dilakukan namun transaksi valas yang dilakukan dalam perdagangan internasional tidak selamanya penyerahan dilakukan dalam transaksi. Menurut Tatang S. Herisman (1995:15), jenis transaksi yang dapat
dUakukan ada 3 macam yaitu: a.
Transaksi Tunai (Spot Transaction)
Transaksi spot adalah transaksi yang paling umum dilakukan bank, yaitu transaksi jual-beli dengan waktu penyerahan dua hari kerja setelah tanggal transaksi. Misalnya kontrak jual-beli valas ditutup
tanggal 27, maka penyerahan dilakukan tanggal 29, kalau penyerahan pada tanggal 29, hari minggu atau hari libur maka penyerahan dapat dilakukan pada hari berikutnya.
Ada 3 cara penyerahan dalam transaksi spot sebagai berikut: 1) Value Today
Dimana penyerahan dilakukan pada tanggal (hari) yang sama tanggal (hari) dilakukannya transaksi penyerahan ini sering disebut settlement. Sebagai contoh transaksi dilakukan hari rabu tanggal 3 Mei, maka penyerahan pada hari tersebut
13
2) Value Tomorrow
Penyerahan dilakukan pada hari kerja berikutaya sebagai contoh transaksi terjadi hari rabu 3 Mei, raaka penyerahannya hari kamis tanggal 4 Mei. 3) Value Spot
Penyerahannya dilakukan 2 hari kerja sebagai contoh transaksi hari rabu 3 Mei, maka penyerahannya hari jum'at tanggal 5 Mei. b. Transaksi Tunggak (Forward Transaction)
Berbeda antara penyerahan transaksi spot dengan forward dalam transaksi forward dilakukan pada hari mendatang baik secara mingguan atau bulanan. Transaksi forward sering dilakukan untuk pemagaran risiko (hedging).
c.
Transaksi Barter (Swap Transaction)
Transaksi swap adalah transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka.
B, Forward Foreign Exchange Contract
1. Pengertian Transaksi Forward dan Forward Contract
Pengertian dari pada transaksi forward menurut Tatang S. Herisman (1995:14) "transaksi forward adalah penyerahan beberapa valuta untuk beberapa saat di masa yang akan datang tersebut telah ditentukan pada saat kontrak dibuat".
14
Sedangkan
menurut
Frederick
D.S.
Choi
(1998:163)
yang
diterjemahkan oleh Tim Penterjemah Salemba Empat:
Kontrakforward adalah suatu persetujuan untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu valuta asing pada tanggal tertentu di masa depan dan pada kurs tetap yang disebut kursforward
Ciri-ciri transaksi ^/orwwtf adalah: 1)
Rate dan value date sudah ditentukan pada waktu kontrak dibuat
2) Jangka
waktu
tiga
hari
sampai
enam
bulan,
tidak
menutup
kemungkinan untuk melakukan kontrak forward dalam waktu satu tahun. Keuntungan dan pada transaksi forward ini adalah: 1) Menghindari dan memperkecil risiko kurs.
2) Dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
2. Tujuan Transaksi Forward Pada dasarnya suatu usaha yang dilakukan oleh setiap orang atau badan usaha mempunyai tujuan agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan supaya laba dalam usahanya benar-benar dapat diperhitungkan,
akibat yang akan ditimbulkan agar tidak mengalami kerugian. Untuk mendapatkan laba dari transksi forward mempunyai tujuan, dan tujuannya yaitu:
a. Meng-Cover risiko exchange rate untuk pembelian atau penjualan valuta asing dimasa yang akan datang dengan kurs valuta asing yang
telah ditentukan, maksudnya yaitu setiap pembelian valuta asing
15
tersebut, agar bank dapat melakukan penelitian atau mengkontrol setiap kerugian agar dapat diselesaikan.
b. Perhitungan kalkulasi biaya pasti, untuk menghindari risiko yang ditimbulkan oleh perubahan kebijaksanaan perekonomian negara. Dilihat dari tujuannya kita dapat raenyimpulkan bahwa untuk melakukan transaksi forward terlebih dahulu harus memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang akan dialami dan agar tidak mengalami kerugian yang terlalu besar apabila terjadi perubahan kurs valuta asing pada negara yang bersangkutan.
3. Para Pelaku Transaksi Forward Contract
Forward Contract dilakukan oleh nasabah dengan bank devisa dan bank devisa dengan bank devisa lainnya. Bank devisa dalam hal ini harus menyediakan valuta asing sesuai dengan jumlah yang telah diperjanjikan
bersama dengan nasabah. Pada saat kontrak jatuh tempo, nasabah juga harus menyediakan sejumlah uang tertentu sebagai gantinya. Demikian pula dengan bank devisa lainnya sebagai penjamin terakhir berkewajiban menyediakan dana valuta asing sebesar yang tercantum dalam kontrak, secara fisik. Untuk keperluan ini, bank devisa
lainnya tersebut akan membeli valuta asing dipasaraa bebas pada saat kontrak ditandatangani dengan menggunakan dana yang diperoleh dari
masyarakat, ini berarti persentase premium yang dibebankan kepada nasabah selayaknya lebih besar daripada tingkat bunga yang dibayarkan kepada masyarakat.
16
Menurut Sapphiro (1998:17), pihak-pihak yang berperan di dalam pasarforward adalah:
a. Arbitrageurs adalah pelaku forward yang melakukan forward contract untuk
memperoleh
keuntungan
yang
bebas
risiko
dengan
memanfaatkan kesempatan laba dari perbedaan tingkat bunga
cara mata
uang antar negara.
b.
Trader adalah pihak yang menggunakan forward contract untuk mengurangi atau menutupi kerugian dari ekspor atau impor yang
dilakukan dalam mata uang asing. c.
Hedger
biasanya
merupakan
perusahaan
multinasional
yang
melakukan forward contract untuk melindungi nilai mata uang asing dalam negerinya dari berbagai mata uang asing yang mendominasi harta dan kewajibannya pada neraca, yang baru dapat direalisasi pada akhir masa kontrak.
d.
Speculator adalah pihak yang melakukan forward contract
untuk
memperoleh laba dari fluktuasi nilai tukar.
4. Akuntansi Transaksi Forward Contract
Dalam FASB : 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan datang, dan pada kurs tertentu yang
disepakati (disebut forward rate). PSAK No. 10 menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valuta asing
17
melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pertukaran mata uang serta bentuk-bentuk perjanjian lain yang pada dasarnya sama dengan kontrak berjangka dianggap sebagai kontrak berjangka untuk tujuan akuntansi. Terdapat empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan, yaitu : 1. Untuk berspekulasi dalam pergerakan harga nilai tukar 2. Untuk melakukan hedging atas posisi hutang bersih atau aktiva bersih mata uang asing yang diekspos 3. Untuk melakukan hedging komitmen mata uang asing 4. Untuk melakukan hedging investasi bersih dientitas luar negeri
Akuntansi dasar bagi kontrak berjangka untuk tujuan spekulasi diilustrasikan pada contoh berikut:
Pada tanggai 2 November 2005, Astra International menyetujui kontrak berjangka 90 hari untuk membeli 10.000 Ringgit Malaysia pada saat kurs forward 90 hari untuk Ringgit adalah Rp 615, kurs spot untuk Ringgit pada tanggai 2 November 2005 tersebut adalah Rp 619. kurs pada tanggai 31 Desember 2005 dan 30 Januari 2006 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2005
30 Januari 2006
Forward 30 hari
Rp620
Rp623
Kurs Spot
Rp 625
Rp 628
Jurnal pembukuan Astra International untuk mencatat transaksi spekulasi tersebut adalah sebagai berikut:
18
2 November 2005
Piutang kontrak (Ma)
Rp 6.150.000
Hutang kontrak
Rp 6.150.000
( 10.000 Ringgit x kurs forward 90 hari)
Rp 6.150.000
31Desember2005
Piutang kontrak (Ma)
Rp 50.000
Keuntungan Pertukaran Mata Uang
Rp 50.000
( 10.000 Ringgit x kurs forward 30 hari Rp 620-Rp 615 per buku) 30 Januari 2006
Kas (Ma)
Rp 6.280.000
Keuntungan Pertukaran Mata Uang
Rp 80.000
Piutang Kontrak (Ma)
Rp 6.280.000
Untuk mencatat penenmaan 10.000 Ringgit kurs spot yang berlaku untuk Ringgit adalahRp 628. Hutang Kontrak
Rp 6.150.000
Kas
Rp 6.150.000
Untuk mencatat pembayaran kewajiban kepada pialang valuta asing dinyatakan dalam Rupiah.
C. Transaksi Barter (Swap Contract Transaction) 1. Pengertian Transaksi Swap
Menurut Sapphiro (1998 : 20) transaksi swap adalah transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembeliaa tunai dengan penjualan
19
kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka,
sehinga swap banyak dipakai oleh mereka yang
mempunyai hutang valuta asing, baik perusahaan maupun bank devisa. Jadi transaksi swap sebenarnya adalah gabungan dari transaksi spot
dan transaksi forward. Dianggap spot karena berkaitan dengan kurs yang dipakai selalu kurs pada tanggal terjadinya transaksi itu (spot rate). Dianggap forward karena perdagangan ini berjangka dalam suatu ikatan kontrak.
2.
Bentuk-Bentuk Transaksi Swap
Transaksi swap dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, diantaranya:
a. Interest rate swap, adalah currency swap dari sejumlah mata uang atau valuta yang sama, tetapi yang satu dengan tingkat bunga tetap uang dan yang lain dengan tingkat buanga yang mengambang.
b. Currency swap, adalah suatu kontrak dari dua pihak untuk saling menyerahkan sejumlah valuta asing tertentu terhadap sejumlah valuta asing lainnya. Dengan kata lain currency swap dapat merapakan pertukaran antara sejumlah tertentu valuta asing yang berbeda.
c. Cross currency interest rate swap, adalah currency swap dari sejumlah mata uang atau valuta asing yang berbeda, yakni pembayaran satu
valuta asing bersifat tetap dan pembayaran valuta asing yang lain bersifat variabel.
20
d. Swap
options,
adalah
kontrak
yang
memberikan
hak
untuk
merealisasikan atau membatalkan suatu swap dengan syarat dan kondisi tertentu.
Dalam transaksi swap terdapat 2 tanggal transaksi swap adalah sebagai berikut:
a. Tanggal gadai (firs leg ofswap), dimana di tutupnya kontrak jual-beli. b. Tanggal penembusan kembali yang merupakan tanggal jual atau beli
valuta asing yang telah digadai (second leg ofswap).
Dengan demikian kurs yang digunakan dalam transaksi swap adalah sebagai berikut:
a.
Kurs pada saat kontrak ditutup.
b. Kurs pada saat penembusan (gadai) Ada kalanya dalam transaksi swap pihak yang membeli mendapat
premi atau pihak yang menjual dibebankan dengan premi yang besarnya ditetapkan dalam presentase tertentu dari jumlah valuta transaksi swap. Premi ini dapat dibukukan dalam pendapatan yang diterima dimuka (bagi pihak yang membeli valuta) atau sebagai biaya yang dibayar dimuka (bagi
pihak yang menjual). Besarnya pendapatan yang diterima di muka dan biaya yang dibayar dimuka ini akan dialokasikan kedalam ikhtisar labarugi secara proposional menurut besarnya bagian pendapatan atau biaya yang menjadi bagian atau beban periode berjalan.
21
Maksud di selanggarakannya premi dalam transaksi swap ini adalah "untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian selisih kurs, antara tanggalgadai dan tanggal penembusan kembali".
3.
Manfaat Swap Contract
Menurut Sapphiro (1998:14) manfaat swap contract adalah a. Mencegah arbritase berfungsi penuh, sehingga tidak dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. b.
Menurunkan biaya penanggulangan risiko perubahan nilai tukar bagi perusahaan,
c. Digunakan sebagai alat untuk menyediakan pembiayaan jangka panjang dalam valuta asing.
d. Swap dapat memberikan sebuah keuntungan dari pajak, birokrasi pemerintah, dan tindakan arbritrase di pasar uang bagi perusahaan
D. Transaksi Lindung Nilai (Hedging}
1. Pengertian Hedging
Dalam memenuhi kebutuhan transaksi forward yang sesuai dengan
kebutuhan diatas maka sebelum membahas pokok masalah yang lebih lanjut, penulis memberikan salah satu pengertian hedging menurut Tatang S. Herisman (1995:18). Hedging adalah mengurangi risiko exchenge rate dengan meng-cover risiko exchange rate untuk pembelian atau penjualan
valuta dimasa mendatang dengan kurs valuta dimasa yang akan datang telah ditentukan. Sedangkan Hedging merupakan suatu tindakan yang
22
dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi kurs valuta asing.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa hedging adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melindungi nilai hutang dan piutang yang didominasi dalam mata uang asing dari risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar dimasa yang akan datang.
Timbulnya keperluan untuk melakukan hedging ini disebabkan karena naik turunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang asing yang dikenal dengan istilah depresiasi dan apresiasi. Jadi depresiasi merupakan penurunan nilai suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya, sebaliknya apresiasi adalah meningkatkannya nilai suatu uang terhadap mata uang lain, suatu depresiasi mata uang dalam negeri berarti apresiasi bagi mata uang asing.
2,
Pcrlakuan Akuntansi Transaksi Valuta dan Manfaat Hedging
Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging hutang adalah sebagai berikut : (PSAK No. 10 Paragraf 15) yaitu:
a.
Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto atau premi yang haras diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka.
b. Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing. Selisih kurs timbul sebagai akibat perbedaan antara
23
kurs tunggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan. c. Dalam neraca forward receivable atau forward payable dan diskonto atau premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta
berjangka yang berhubungan harus disajikan satu dibagian aktiva atau kewajiban tergantung pada posisi netto dari seluruh pos tersebut. Financial Accounting Standard Board, dalam FSAB No. 52 juga menyusun seperangkat standar akuntansi untuk kontrak forward purchase sebagai berikut:
1. Perlakuan akuntansi untuk forward purchase adalah sama seperti akuntansi untuk transaksi valuta asing.
2. Keuntungan atau kerugian atas kontrakforwardpurchase (kecuali yang dinyatakan dalam No. 4 dibawah) diungkapkan pada laporan laba-rugi selama periode dimana kurs spot mengalami perubahan.
3. Diskonto atau premium atas kontrak forward purchase dihitung dan dicatat secara terpisah dari keuntungan atau kerugian yang disebutkan pada No. 2 diatas. Diskonto atau premium diamortisasikan dan dibebankan pada pendapatan selama periode kontrak. 4. Keuntungan atau kerugian atas kontrak forward purchase
yang
dimaksudkan untuk hedging suatu komitmen tertentu dalam mata uang asing yang akan dilakukan hanis ditangguhkan sampai pada tanggal transaksi.
Namun
penangguhan
kerugian
tersebut
tidak
menyebabkan
boleh
ditangguhkan
pengakuan
kerugian
apabila
harus
24
dilakukan pada periode akuntansinya berikut Financial Accounting Standard Board.
Manfaat dilakukannya hedging bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Manfaat utama yaitu melindungi perusahaan dari risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar.
b. Perusahaan dapat menetapkan secara pasti jumlah hutang atau kewajiban yang hams dibayar atau jumlah tagihan yang akan diterima di masa yang akan datang.
c. Perusahaan tidak akan terpengaruh lagi oleh fluktuasi nilai tukar yang terjadi di pasar uang sehingga dapat menetapkan secara lebih akurat anggaran perusahaan tersebut.
d. Hedging
memungkinkan
perusahaan
dapat
lebih
akurat
dalam
meramalkan arus keluar kas di masa yang akan datang sehingga perusahaan dapat memperkirakan investasi apa yang akan mereka lakukan di masa yang akan datang.
3.
Instrumen-Instrumen Hedging
Instrumen-instrumen hedging terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : a. Basis
swap;
berdasarkan
tingkat satu
bunga
basis
yang
ditukarkan
mengambang dengan
yang
tingkat
dihitung
bunga
yang
mengambang yang dihitung berdasarkan basis lain.
b. Butterfly spread: suatu stategi opsi yang dirancang untuk meraih laba dari kestabilan atau penurunan fluktuasi yang melibatkan pembelian
25
suatu opsi dengan harga realisasi yang rendah, penjualan dengan dua
call option dengan harga realisasi menengah, dan pembelian satu call option dengan harga realisasi tinggi.
c.
Convertible option contracts: suatu opsi untuk membeli atau menjual valuta asing yang bisa dikonversikan kedalam kontrak forward jika kurs forward turun dibawah tingkat tertentu.
d. Futures contract: kontrak (diperdagangkan) yang meminta pengiriman sejumlah tertentu komoditas tertentu atau instrumen keuangan pada suatu tanggal tertentu di masa yang akan datang. e.
Range contract: suatu kontrakforward untuk menukarkan valuta-valuta
pada tanggal jatuh tempo memakai kurs-kurs dalam suatu range tertentu.
f.
Synthetic position: suatu transaksi gabungan untuk menghasilkan suatu sekuritas dengan ciri-ciri yang tidak bisa diperoleh secara langsung, misalnya mengkombinasikan hutang berbunga dengan currency swap.
4.
Jesis-Jenis Tehnik Hedging
Jika transaksi yang akan di hedging memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun maka tehnik yang akan digunakan we\\puii futures hedge, forward hedge, money market hedge, currency option hedge. Jika transaksi memiliki jangka waktu yang lama (lebih dari satu
tahun), tehnik-tehnik yang akan digunakan untuk melakukan hedging adalah long-termforward contract, currency swap, dan parallel loan.
26
5.
Hambatan Dalam Melakukan Hedging
Suatu
keadaan
dimana
hedging
tidak
mungkin
dilakukan
berdasarkan Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No.4, yang merupakan interprestasi atas paragraf 32 PSAK No.lO adalah apabila pada
suatu periode tertentu tidak ekonomis atau tidak praktis untuk melakukan hedging^ disebabkan oleh:
a.
Tingkat premi hedging pada periode tertentu demikian tinggi sehingga
tidak ekonomis untuk melakukan hedging. Tingkat premi hedging dianggap tinggi apabila mencapai 133% dari rata-rata premi hedging tiga tahun takwin terakhir, atau
b.
Fasilitas hedging tidak tersedia karena bank tidak dapat menentukan premi hedging berhubung fluktuasi Rupiah yang tinggi.
£. Akuntansi Keuangan Perbankan (PSAK No.31) 1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan
yang meliputi
neraca,
laporan rugi-laba,
laporan
perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK tahun 2002 No.3) menggambarkan laporan keuangan sebagai berikut: "Laporan
keuangan
merupakan
bagian
dari
proses
pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan rugi-laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti: misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
27
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan Iaporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga"
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan bank terdiri dari 5 yaitu : 1. Neraca
Menurut
Ikatan
Akuntansi
Indonesia
dalam
Standar
Akuntansi
Keuangan (PSAKNo.31 Paragraf 7,8 dan 9) yaitu :
1. Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar {unclassified), namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
2. Komponen-komponen neraca disusun dengan mengacu pada SAK untuk pos-pos yang bersifat umum dan mengacu pada pernyataan ini untuk pos-pos yang bersifat khusus perbankan.
3. Setiap aktiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan
atau
penempatan
bank
dikurangi
dengan
penyisihan
penghapusan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-masing aktiva produktif.
28
2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Menurut Ikatan
Akuntansi
Indonesia dalam
Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK No.31 Paragraf 10,11,12,13 dan 14) yaitu :
1. Laporan komitmen dan kontinjensi wajib disusun secara sistematis
sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada tanggal pelaporan.
2. Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan
(irrevocable)
secara
sepihak,
dan
harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi, seperti komitmen kredit, komitmen penjualan atau pembelian aktiva
bank
dengan
syarat
"Repurchase Agreement
(Repo),
serta
komitmen penyediaan fasilitas perbankan lainnya. 3. Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergatung pada terjadi atau tak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
4. Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontinjensi disusun berdasarkan urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usaha bank.
5. Komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat sebagai tagihan maupun kewajiban masing-masing disajikan secara tersendiri tanpa pos lawan.
29
3. Laporan Rugi-Laba
Menurut
Ikatan
Akuntansi
Indonesia
dalam
Standar
Akuntansi
Keuangan(PSAKNo.31 Paragraf 15,16,17 dan 18) yaitu : 1. Laporan laba-rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.
2. Laporan laba-rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya. 3.
Cara penyajian laporan laba-rugi bank adalah sebagai berikut:
a.
Wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban.
b. Unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan nonoperasional. 4. Komponen-komponen laporan laba-rugi bank disusun dengan
mengacu pada SAK untuk pos-pos yang bersifat umum dan pernyataan ini untuk pos-pos yang bersifat khusus perbankan. 4.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2 tentang laporan arus kas), harus disusun berdasarkan konsep kas (cash concept) selama periode laporan-laporan ini harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank, tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas.
30
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan sebagaimana dijelaskan dalam SAK dan pernyataan ini bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi
devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan khusus dari laporan keuangan seperti telah dikemukakan oleh Ahmed Belkoui (1999:83) adalah :
"Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan"
Sedangkan tujuan umum dari laporan keuangan menurut Ahmed Belkoui (1999:83-84) meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Membenkan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu perubahan.
b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber daya penghasilan yang berasal dari aktivitas perusahaan dalam upaya pencapaian laba.
c. Memberikan informasi keuangan yang bermanfaat untuk memprediksi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Memberikan informasi lain tentang perubahan sumber ekonomi dan kewajiban.
31
e. Memberikan informasi yang relevan bagi para pengguna laporan keuangan.
F. Net Income (Laba Bersih) 1. Pengertian Laba Bersih (Net Income)
Agar perusahaan dapat dikatakan mampu dalam menghadapi segala situasi perekonomian, maka harus diusahakan agar perkembangannya selalu selaras dengan perkembangan masyarakat, konsumen, teknologi dan situasi lain disekitar usaha. Perkembangan ini menuntut perusahaan untuk ikut berkembang , dimana perkembangan itu dinilai dengan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba.
Pada umumnya tujuan akhir dari perusahaan adalah memperoleh
laba dan tingkat laba yang berhasil diraih sering dijadikan ukuran keberhasilannya. Oleh karena itu, laba tersebut harus dikelola dengan baik, karena kaitannya dengan kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan
dan
sudah
sewajarnya
pihak
manajemen
berusaha
meningkatkan pengendalian dalam masalah keuangan. Hal ini sesuai dengan pengertian laba atau rugi bersih untuk periode
berjalan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (per 1 April 2002 : PSAK No.25 Paragraf 7,8 dan 9) yaitu :
1. Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode harus tercangkup dalam penetapan laba atau rugi untuk periode tersebut, kecuali jika standar akuntansi keuangan yang berlaku mensyaratkan atau memperbolehkan sebaliknya. 2. Biasanya semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode tercangkup dalam penetapan laba atau rugi bersih
32
untuk periode tersebut, termasuk juga pos luar biasa dan dampak pembahan estimasi akuntansi. Tetapi dalam keadaan tertentu mungkin diperiukan unsur-unsur tertentu dari laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pernyataan ini menyangkut dua kondisi tertentu, koreksi atas kesaiahan yang mendasar dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. 3. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan terdiri atas unsurunsur berikut, yang masing-masing harus diungkapkan pada laporan laba-rugi: a) Laba atau rugi dari aktivitas normal, dan b) Pos luar biasa.
Pengertian laba menurut Soemarso (Pengantar Akuntansi I) laba adalah:
Suatu kenaikan atau tambahan dalam aktiva-aktiva dari suatu perusahaan karena operasi-operasi yang berhasil dalam suatu periode tertentu. Atau dengan kata lain laba adalah kelebihan pendapatan atau revenue atas beban dan kerugian yang terkait dalam operasi atau usaha perusahaan untuk memperoleh pendapatan tersebut pada suatu periode tertentu.
Sedangkan pengertian net income (PSAK) adalah selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan. Menurut Zaki Baridwan (1999:31) menyatakan bahwa pengertian laba adalah sebagai berikut:
Laba adalah kenaikan modal (modal bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik modal.
Secara lebih luas lagi Skousen et al (2001:230) menyatakan bahwa
laba akuntansi atau disebut juga laba komprehensif didefinisikan sebagai berikut:
33
Pendapatan komprehensif atau perubahan dalam ekuitas usaha bisnis selama periode tertentu, dari transaksi dan peristiwa-peristiwa serta keadaan dari sumber non-pemilik. Hal ini meliputi semua perubahan dalam ekuitas selama periode tertentu, kecuali yang terjadi dari investasi oleh para pemilik dan pembagian kepada pemilik. Dalam menghitung angka income atau laba, pendapatan dan beban
menjadi unsur yang menentukan. Laba diperoleh dengan mempertemukan antara pendapatan dan beban.
2.
Macam-Macam Laba
Berdasarkan multiple step laba bersih dapat diukur dengan lebih baik, maka komponen atau unsur-unsur income diklasifikasikan sesuai dengan jenis kegiatan yang berbeda-beda yaitu : a.
Laba Kotor (Gross Profit)
Laba kotor adalah Penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Laba kotor kadang disebut juga dengan laba bruto,atau selisih antara jumlah penjualan bersih.
b. Laba Usaha (Income. From Operation) Laba Usaha adalah selisih antara laba bruto dan biaya usaha, disebut juga laba operasi (operating income) atau laba yang diperoleh sematamata dari kegiatan utama perusahaan.
c. Laba ditahan (Retained Earnings) Adalah laba yang didapat dari jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah
perseroan
terbatas
dikurangi
distribusi
laba
(income
34
distribution) yang dilakukan oleh perusahaan. Laba yang ditahan akhir periode dapat dihitung sebagai berikut: Laba yang ditahan pada awal periode + laba bersih pada peride tersebut - dcviden yang telah diumumkan dalam perode tersebut. d.
Laba Bersih (Net Income) Kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba-rugi.
e.
Laba Bersih Sesudah Pajak (Net Income After Taxes) Kelebihan seluruh pendapat atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu, jumlah tersebut kemudian dikurangi pajak penghasilan yang harus disetorkan ke kas negara, sering digunakan istilah Earning After Taxes (EAT).
f.
Laba Bersih Dari Kegiatan Operasi (Net Income From Operation) Laba yang diperoleh dari laba kotor penjualan dikurangi beban operasi perusahaan (sebelum dipotong pajak penghasilan). Laba bersih dari kegiatan operasi tidak termasuk hasil investasi di perusahaan lain (non operation income)^ serta beban pengeluaran (non operation expenses).
g. Laba Per lembar Saham (Earning Per Share/EPS) Pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata
saham
yang
beredar.
Pertama-tama
pendapatan
bersih
dikurangi dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun
tersebut. Earning per share ini sebagai alat ukur nilai saham biasa.
35
Laba bersih dari segi akuntansi menurut Suwardjono (1999 : 53) laba bersih adalah
"Selisih bersih antara pendapatan dan biaya ditambah atau dikurangi dengan selisih bersih antara untung dan rugi".