V. RESPON PENAWARAN, PERMINTAAN, DAN HARGA GANDIIM-TEPUNG TERIGII 5.1. Penawaran Gandum Dunia
Analisis penawaran gandum dunia diwakili oleh negara-negara Australia, Amerikli dan Kanada. Hal ini didasarkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ekspor gandum dari negara-negara tersebut ~nerupakanyang tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain. 5.1.1. Penawaran Gandum dari Australia
F'enawaran gandum dari Australia dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang rnernpengaruhinya hanya sebcsar 50 pcrsen. Adapun faktor-faktor tersebut adalah harga gandum dunia, nilai tukar dolar Australia terhadap dolar Amerika, jumlah suplai gandum Australia, konsurnsi gandu~nAustralia dari lag penawaran gandum dari Australia. Lag penawaran gandum Australia mempengaruhi penawaran gandum dari Australia. pada taraf nyata 5 persen. kernudian nilai tukar dolar Australia terhadap dolar Amerika dan jumlah suplai gandum Australia mempengaruhi pada taraf nyata 10 persen. Sedangkiin harga gandum dan jumlah konsumsi gandum Australia tidak berpengaruh nyata. tlarga ganduin dunia tidak berpengaruh disini dikarenakan Australia sebagai pengekspor gandum terbesar sehingga Australia menjadi 'price nzuker'. Nilai parameter dugaan dan peluang kesalahan secara terinci ditunjukkan pada Tabel 14. Penawaran gandum dari Australia responsif dalam jangka panjang terhadap nilai tukar der~gannilai elastisitas sebesar 2.434 yang berarti setiap peningkatanlpenurunan nilai tukar dolar Australia terhadap dolar sebesar 1 persen akan mengakibatkan
peningkatanlpenurunan penawaran gandum dari Australia sebesar 2.434 persen. Ini menunj ~ t kan k bahwa gandum dari Australia sangat koinpetitif di pasar dunia. Jumlah suplai g,mdum Australia tidak responsif dalam jangka pendek dan jangka panjang, ha1 ini disebabkan Australia merupakan produsen yang besar sehingga setiap perubahan suplai gindurn Australia tidak begitu banyak berpengaruh terhadap penawaran gandum Australia. Nilai elastisitas janglia pendek (EsR)dan jangka panjang (EI,R)secara terinci ditunjuklcan oleh tabel berikut: Tabel 14.
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persarnaan Penawaran Ganduln dari Australia Tahun 1980- 1999 --
-- -
/
1
Parameter ' Peluang (a) / EIR Ei - - T i g a a n I . I A 1 Intersep --- -- -- 1 12673179 0.1324 1 . 1 C andurn (PWG) 32356 0.27 - - 10 I - I Nilai Ti~kar(ERA 1 -16568032 0 0894 -- -1 000 -3 433 I k i d a i n j umlah) Suplai Gandum / I I I (QSUA-LQSUA) i 0.05149, u.0525 Konsumsi Gandum i , -1.936739 ( 0.6776 / Austral i s (QCA-LQCA) Penawaran Gandum 1
FGG '
- 1
+ -
f
I
1 -
'
i
5.1.2. Penawaran Gandum dari Amerika
Penawaran gandum dari Amerika dapat dijelaskan oleh Saktor-faktor yang mempensaruhinya sebesar 88 persen, adapun faktor-faktor tersebut adalah harga gandum, nilai tukar, jumlah suplai gandum Amerika, konsumsi gandum Amerika dan lag penawaran ganduin dari Amerika. Perubahan penawaran gandum dari Arnerika dijelaskar oleh faktor-faktor selain tersebut diatas sebesar 12 persen
.
Jumlah suplai gandurn Amerika dan konsumsi gandum Amerika mempengaruhi sebesar 2.5 persen, lag penawaran gandum dari Amerika mempengaruhi penawaran gandurr~dari Amerika sebesar 5 persen. Sedangkan harga gandum dan nilai tukar tidak berpengaruh nyata. Nilai parameter dan peluang kesalahan secara terinci ditunjukkan pada Tabel 1 5. Tabel ' 5 . Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Penawaran Gandum dari Anierika Tahun 1980-1999 Parameter 1 Peluang 1 Dugaan / (a)
Peubah Penjelas
I
Perbec aan Harga Gandum
(PWG-LPWG) Perbecaan Nilai Tukar (EIRJ-L,ERJ) -- -- Jumlah Supla] (;andurn Amerika , ! Proporsi Konsumsi Gandum Amerika / -.
Jum lah
Penawaran = 20.591
.
1
-39872
1
I . 1 17955 --
0.0001 -
..
0.265033 DW = 1.085
0.2936 / -.
/
I
I
1
2.0486
1
2.7874
I
0 04671-
Penawaran gandum dari Amerika paling responsif terhadap jumlah suplai gandum Amerika baik dalam jangka pendek dan jangka pan-jang, dan tidak responsif terhadap konsumsi gandum Amerika. Ini menunjukkan bahwa selain sebagai produsen negara-negara tersebut juga menjadikan gandum sebagai makanan pokok. Sedangkan harga gandum dunia tidak berpengaruh nyata, sama halnya dengan Australia, ini disebablcan Amerika juga merupakan 'price maker' dalam pasar gandum dunia. Nilai elastisitiis jangka pendek (ESR)dan jangka panjang (EI,R)secara terinci ditunjukkan pada Tabel 1 5.
I
5.1.3. E'enawaran Gandurn dari Kanada .I um lah suplai gandum Kanada dan konsumsi gandum Kanada mempengaruhi
penawal-an gandum dari Kanada sebesar 2.5 persen, trend waktu mempengaruhi sebesar 10 perszn.
Sedangkan harga gandum, nilai tukar dan lag penawaran gandum dari
Kanada tidak berpengaruh nyata. Nilai parameter dan peluang kesalahan secara terinci ditunjukkan pada Tabel 16. i'enawaran gandum dari Kanada responsif terhadap jumlah suplai gandum Kanada dan tidak responslf tcrhadap konsums~gandurn Kanada baik dalam jangka peridek tnaupiln jangka panjang.
It11
berartr tvalaupun terjadi penurunadpeningkatan
konsumsi gandurn, tidak akan mempcngaruhi penawaran gandum dari Kanada, ini disebabkan sebagai negara produsen gandum Kanada memiliki ketersediaan gandum yang banyak sehingga dapat menutupi kebutuhan dalam negerinya. Nilai elastisitas jangka pendek (ExR)dan jangka panjang (El I < ) secara terinci ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 10. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Penawaran Gandum dari Kanada Tahun 1 980- 1999 Parameter I Peluang Dugaan 1 (a) -184067 / 0.4423
Peubah Penjelas
k m l $;ahT)
Jumlah Suplai Ganduln Kanada (QSUK: -Konsu~nsiGandum Kanada (QCK) Penawaran
1 Kanada (LQXA)
-
,
!
0.989889 --0.980265 43363 .
Gandum 1
1
0.015403
E\R
I
-1
1.3313 -0.3461
- --0.0001
0.0001 0.0091
1
0.4286
1
EI a
/
1.3521 -0.35 15
1
59
Mengingat bahwa Kanada masih merupakan negara bagian dari Amerika sehingga. rnerniliki prilaku pasar yang sama dengan Amerika, dimana selain sebagai produserl negara-negara tersebutjuga menjadikan gandum sebagai makanan pokok 5.2. Permintaan Gandum Dunia Pmalisis pennintaan gandum dunia meliputi negara-negara Brazilia, Cina, Jepang. Pemilihan negara berdasarkan dari besarnya jumlah impor gandum negaranegara tersebut. Sedangkan Indonesia dimasukkan karena sesuai dengan tujuan penelitian untuk lnelihat falitor-faktor yang mempengaruhi impor gandum-tepung terigu Indonesi;~. 5.2.1. Permintaan Gandum Brazil
Konsumsi gandum 13razil mempengaruhi perrnintaan gandum Brazil sebesar 15 persen sedangkan falitor pen-jelas lainnya yaitu harga gandum, harga beras, nilai tukar, dan pendapatan perkapita tidak berpengaruh nyata. Fenomena ini dapat disebabkan karena harga gandum yang cenderung rendah di pasar internasional, sehingga pendapatan nasional dan nilai tukar juga tidak berpengaruh nyata. Untuk harga beras juga tidak berpengaruh nyata di sebabkan bagi penduduk Brazil, gandum ti dak dapat disubstitusi dengan beras. Permintaan gandum Brazil responsif terhadap konsumsi gandum Brazil. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsumsi gandum di Brazil maka akan meningkatkan impor gandum Brazil. Disini juga terlihat bahwa gandum merupakan makanan utama bagi penduduk Brazil, dan ketersediaannya sangat tergantung dari impor.
Tabel 17. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Perrnintaan Gandum Brazil Tahun 1980-1999 r P e u b a h
/
Penjelas
1
I
I -
Parameter Dugaan -817947
I
Peluang / (a) 6.8359 1
.-
EsI1
EI.R
1
Perbedaan Harga Gandu~n -1356.0297 1 3414.7031 -541.61938 I 100.14680 I
/Lag Hal-ga Beras (LPWB) i Lac Nilai Tukar (LEKB) I Pendap,~tan 13erkapitaBraz~l -- (YBX) I Perbedean Konsulns~ Gandu~n Brazil I
,
:
'Trend Vv'aktu Lag Jul-?lah Perrnintaan Gandurn Brazil '
0.9256
I
0.3253 1 0.7749 / I
169727
0.3574-
I
1
5.2.2. Pctrmintaan Gandum Cina Liig pennintaan gandurn Cina mempengaruhi mempengaruhi permintaan gandum
Cina pada taraf nyata 5 persen, harga gandum mempengaruhi sebesar 10 persen dan pendapatiin perkapita Cina sebesar 15 persen. Faktor penjelas lainnya tidak berpengaruh nyata. Nilai parameter dan peluang kesalahan secara rinci ditunjukkan pada Tabel 18. Pennintaan gandum Cina sangat responsif terhadap pendapatan perkapita Cina dalam jan gka pendek dan jangka panjang sedangkan harga gandum hanya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan Cina juga memiliki tanaman gandum sendiri, sehingga gandum yang diimpor oleh Cina adalah gandum dengan mutu tinggi. Fenomena ini juga menunjukkan bahwa makanan yang terbuat dari gandum merupakan bahan pokok bagi pendudik Cina, selain itu produk turunan terigu yang sangat beragam sehingga sangat berhubungan dengan pendapatan.
1
Tabel 18. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Permintaan Gandum Cina Tahun 1 980- 1 999 . -
-~
Peubah Penjelas
I
1
1
..
Parameter
Peluang
Esa
I
j I Intersep
Har a C anduln (PWG) L 1 Lag Harga Beras (LPWB)
j Perbedaan N~lalTukar (ERC-LERC)
' 1I
I
Dugaan 10450316 -52888 8075 87955 - 1 7929 1
a . -
El,li
(a)
1 I
0.71!?? I 0.0828 -0.813 0.5490 0.8427
-2.3 15 I
Perbedaan Pendapatan Perkapita Clna (YCX-LYCX) ----- -, Idaz Kor sumsi Gandu~nCina (LQCC) I
01336
I
rT r e Z i MiaktU --
12071 3 4 3 5 I I
-
L,ag Ju~nlah Perrnlntaan Gandum Clna (LOMC I
I
+
--L--
I
06484531
00126
5.2.3. Permintaan Gandum Jepang
I'endapatan perkapita Jepang mempengaruhi pennintaan gandum Jepang pada taraf n!,aia
I5 persen. Pennintaan gandum Jepang juga kurang responsif terhadap
pendapata n perkapita Jepang. Ini disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang sudah tinggi sel~ingga adanya perubahan terhadap pendapatan tidak banyak menggeser pennintaan impor gandum negara tersebut. Sedangkan faktor penjelas lainnya yaitu harga gandum, harga beras, nilai tukar, konsurns~gandum dan tren waktu tldak berpengaruh nyata. Ini dapat disebabkan karena harga gandum yang cenderung rendah di pasar intemasional, sehingga bagi Jepang yang pendapatan perkapitanya tinggi faktor harga tidak begitu banyak berperan bagi prilaku impornya, ha1 ini juga berlaku bagi nilai tukar.
I
I
Tabel 19.
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Permintaan Gandum Jepang Tahun 1 980- 1 999 Peubah Penjelas
1 Intersel) I-~zrhcd;\gHar~a Gandum (PWG-LPWG) Harga Beras (PWB-LPWB) lai Tukar (ERCILERC) Lag I'er~dapatanPerkapita Jepang (LYJX) Perbeds an Konsumsi Gandum Jepang
I-
.
1
Parameter Peluang Dugaan (a) 4574203 O.QQ91I -5 15-/835 0.8353 1 97.556296 0.9123 -9643.050 0.9879 0.543492 0.1 115 .-
'I--T-(LQMS I
I
O:b310
1
I
ESR
EI.I< I
II
I I
0.2978
0.6805
--
,,
- -F,,,, -
= I 709
D W---2.289 --
--
- -.
5.2.4. Porrnintaan Gandum Indonesia Analisis permintaan ganduln dari Indonesia meliputi permintaan gandum dari negara-nt:gara Australia, Amerika dan Kanada. Dimana negara-negara tersebut merupakan pengekspor gandum terbesar ke Indonesia. 5.2.4.1. I'ermintaan Gandum Indonesia dari Australia Permintaan gandum Indonesia dari Australia dapat dijelaskan oleh faktor-faktor vang meinpengaruhinya sebesar 92.77 persen, adapun faktor-faktor tersebut adalah harga gandum, harga beras Indonesia, nilai tukar, produksi tepung terigu domestik, pendapatsin nasional, jumlah penduduk, pembebasan tata niaga gandum-tepung terigu, dan lag permintaan gandum Indonesia dari Australia. Perubahan permintaan gandum Indonesia dari Australia dijelaskan oleh faktor-faktor selain tersebut diatas sebesar 7.3 persen
.
1
Produksi tepung terigu domestik mempengaruhi sebesar 5 persen dan jumlah penduduk sebesar 10 persen. Sedangkan faktor penjelas lainnya tidak berpengaruh nyata. Nilai parameter dan peluang kesalahan secara terinci ditunjukkan pada Tabel 20. Penr~intaanganduln Indonesia dari Australia sangat responsif terhadap jumlah penduduk.dzm kurans responsi f terhadap produksi tepung terigu domesti k. Tepung terigu bagi masyarakat Indonesia hampir menjadi kebutuhan pokok karena bersubstitusi erat dengan beras, ini jupa secara tidak langsung menunjukkan ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap tepung terigu, sehingga dengan meningkatnya jumlah penduduk rnaka ikut meningkatkan iinpor ganduin dari Australia .l'abel 20.
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persainaan Permintaan Gandum Indonesia dari Australia 'l'ahun 1980-1999 ---
7
Peubah Penjelas
Parameter Dugaan -494857 - 1 -2497.12430 Indonesia (LPWBI) 135361 Tukar (ERIA-LEKIA) -106.502298 Terigu Domestik 1 0.570663 1 (LQSD) i Lag P~ndap~atan Nasional (LGNPI) 2.54 1 19 herbedaan Juml. Pend. Indonesia (LPOPI) I 0.130893 / Log Kebijakan Pembebasan Tata Niaga i :L(LDO I) -297328 iLag Jumlah Permintaan GandumlI 0.042964 lndonesia dari Australia (LQMIA) =0.9277 Fhitunll=16.047DW=2.279
Peluang
I
..-
E
I
Ei K I
(a)
i
0.4632 0.3573 0.8025 0.3429
.
C
I
--
I I
0.0360 0.913 0.955 0.52 12 0.06 14 22.155 23.149 -
.
0.3594
1
0.8556
1
I
Fenornena lainnya yang menarik adalah dengan adanya pembebasan tata niaga terhadap impor gandum dan tepung terigu justru mengurangi impor gandum Indonesia dari Australia. Hal in1 keinungkinan disebabkan dengan adanya pembebasan tata nlaga
I I
I
64 lebih me~nacuprodusen dalam ncgeri untuk meningkatkan kualitas sehingga permintaan impor gandum ke suatu negara lebih berdasar kepada kebutuhan produsen dalam negeri Indonesia terhadap varitas gandum yang dimiliki oleh negara pengekspor, selain itu pembebasan tata niaga impor gandumltepung terigu telah meningkatan volume impor tepung terigu di pasar domestik, dan sebaliknya impor gandum mengalami penurunan.
5.2.4.2. I'ermintaan Gandum lndonesia dari Amerika K'zbijakan pembebasan tata niaga impor gandum-tepung terigu dan nilai tukar mempengaruhi pennintaan gandum Indonesia dari Amerika pada taraf nyata 5 persen. Sedangkan trend waktu berpengaruh nyata pada taraf 15 persen. Faktor penjelas lainnya tidak berpengaruh nyata. Fa.ktor harga tidak bcrpengaruh disini disebabkan banyaknya kebilakankebijakan yang berperan dalam perdagangan gandum dan tepung terigu schingga membuat harga bukan menjadi faktor penentu. Nilai parameter dugaan dan peluang kesalahan secara terinci ditunjukkan pada Tabel 2 1. Trend waktu menunjukkan semakin menurunnya impor gandum Indonesia dari Amerika tlan sebaliknya permintaan gandum Indonesia dari Amerika meningkat dengan adanya kebijakan pembebasan tata niaga impor gandum-tepung terigu. Peningkatan ini j uga diseklabkan si kap pro aktif pemerintah Amerika yang meli hat peluang pasar cukup besar di Indonesia. Ini ditunjukkan dengan banyaknya pemberian pinjaman dengan bunga ringan kepada pengusaha tepung terigu Indonesia, yang selanjutnya sebagai konsekuer~sipengusaha Indonesia mengimpor gandum dari Arnerika.
Tabel 2 1 .
Hasi l Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Permintaan Gandum lndonesia dari Amerika Tahun 1980-1999 Pcubah Pen-jelas
--
-. ---
( Parameter ( Peluang Dugaan 2901 6
--
in terse^ -- _ Perbedaan Harga Gandu~n (PWGLPWG) -561.263538 Harga Beras Indonesia (PWBI) 392060 Nilai Tukar -286.70378 -- (ERIU) Produks i Tepung- l'erigu Do~nestik 0.177869 (QSD) -Rasio Pendapatan dengan Juml. Pendud11 k (GN1'11'1-'(31' ---1) 865802 127 Kebl-jakan Pembebasan Tata Niaga
(a) 0.9722
1
Lag Ju~iilah Perrnintaan Indones~adar-1 ~2menha(LQMIU) I'endapatan Nasional (GNPI) .Imlah I'enduduk (POPI) I R" 0.7'919 FI,,,,,,,,, = 4.757 DW = 2.817 .
--. . -
1
1
0.7333 0.3834 0.0347 0.3981
I
ESIC
I
El,!<
I
1
I
1
;
-1.601 -1.79997 -
1
I
I
1
I 515 - 1.7029 { -I15l5! -1.70291 - 3
5.2.4.3. Permintaan Impor Gandum Indonesia dari Kanada
Pendapatan nasional mempengaruhi perrnintaan impor gandum Indonesia dari Kanada pada taraf nyata 2 persen, kebijakan pembebasan tata niaga impor pada taraf 5 persen da11nilai tukar pada taraf 10 persen. Sebaliknya faktor pcnjelas lainnya tidak berpengarllh nyata. Nilai parameter dan peluang kesalahan secara terinci ditunjukkan pada Tabel 22. Pe~mintaanimpor gandurn Indonesia dari Kanada responsif terhadap pendapatan nasional d,sn produksi tepung terigu domestik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini disebabkan impor gandum dari Kanada lebih banyak jenis gandum durum, yang harganya berbeda dengan jenis gandum biasa, sehingga faktor pendapatan nasional
sangat b1:rperan di sini. Nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang secara rinci ditunjuklcan pada Tabel 22. Salna halnya dengan impor gandutn Indonesia dari Amerika, kebijakan pembebasan tata niaga impor gandum-tepung terigu berperan nyata dalam mendorong impor gandum Indonesia dari Kanada sehingga menyebabkan faktor harga kurang berperan. Tabel 2;). Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Permintaan Gandum Indonesia dari Kanada Tahun 1980-1999
I
)
Peubah Penjelas
I -
-
-
Parameter
Pcluang
-
-
Intersep + Propors~l Iarga - Gandum Lag I iar:;a I3eras Indones~a(LPWBI) 238484 i 0 3 i 5 0 r___A___ La Nilai Tukar (LERIK)~ u -83.479528 00790 - ' Pcrbedaan Produlisi Tepung Terigu I Domesti k (QSD-LQSD) 1 0.3 18381 1 0 1 126 ' C-- - - _-- II-Penda ..-P atan Nasional (GNPI) 6.29 1833 1 0.0124 ; b 3 ~ 6 0-4126 ; --- 1 Proporsi Juml. Penduduk (POPIILPOPI) I ~ r Pembebasan n Tata ~ i a g i 1 575232 ( 0.0490 1 (Do 1 ) Permintaan Gandum /m---lndonesi a dari Kanada (LQMIK) 0.04147 0.8968 I RL = 0.9227 Fhltune=14.918 DW = 2.287 1
EIR
E\a
-
I
-
- <
+
._
.
.
1
1
-
j -0 306
i
-0.3 19
1.262 27229
j
1.316 2.847
I
1
1 I
5.3. Penalwaran Tepung Terigu Domestik Penawaran tepung terigu domestik terdiri tepung terigu impor dan produksi tepung terigu dalam negeri. 5.3.1. Imjpor Tepung Terigu Indonesia Kebijakan pembebasan tata niaga gandum-tepung teribw berpengaruh nyata pada taraf 1 persen, pendapatan nasional, nilai tukar berpengaruh pada taraf n>.ata2.5 persen.
I
dan harga impor tepung terigu berpengaruh pada taraf 10 persen. Sedangkan faktorfaktor lain tidak berpengaruh nyata. lr~iberarti kebijakan pembebasan tata niaga menyebabkan peningkatan impor tepung terigu, selain itu pendapatan nasional menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya pendapatan nasional maka ikut meningkatkan impor tepung terigu Indonesia, ha1 ini ju,::a dapat disebabkan karena produk olahan tepung terigu yang semakin beragam sehingga sangat dipengaruhi oleh faktor pendapatan. Iil~portepung terigu Indonesia sangat responsif terhadap pendapatan nasional, nilai tukar dan harga impor tepung terigu baik dalam jangka pendek maupun jangka pan-jang. Nilai parameter dugaan, peluang liesatahan dan elastisitas secara terinci ditunjukkan pada Tabel 23. I'abel 23.
Hasil Pendugaan Parameter dan 1.lastisitas pada Persamaan Impor Tepung Terigu Indonesia Tahun 1980- 1 9OL)
-
i 1
--
Peubah Penjelas Intersep Lag Harga Impor Tepung Terigu
- -. - - --
Parameter Dugaan 74005
/
Lag Harga Tepung Beras Impor 1 (LF'WR) , - --Nilai Tukar (ERIU) Pendapa tan Nasional (GNPI) Kebijaka n Pembebasan Tata Niaga I (D01) Lag Junllah Impor Tepung Terigu Indonesi,~(LOMIK) I
I--
-
/ I'eluang -
E\R
EI.II
(a> 0.224 I
I
88 442771 -40.362823 2.682977
0.393 0.025 0.024
53- 1456 --
0.0008
0 225446
0.4457
-2.2364 1 1,8206
-2.8874 15.2617
5.3.2. Produksi Tepung Terigu Indonesia
Jutnlah impor gandu~n Indonesia mempengaruhi produksi tepung terigu Indonesia pada taraf nyata 0.5 persen, impor tepung terigu Indonesia mempengaruhi pada taraf nyata 5 persen. Sedangkan permintaan tepung terigu domestik berpengaruh pada taraf 1 1 persen, untuk upah, tingkat bunga dan krisis ekonomi berpengaruh pada taraf 20 persen. Produksi tepung terigu Indonesia responsif terhadap impor gandum indonesia dalam jangka panjang tctapi tidak dalani jangka pendek. Dalam jangka pendek produksi tepung terigu domestik tidak responsif' terhadap impor tepung terigu. upah, tingkat bunga dsn permintaan tepung terigu indonesia. Nilai parameter dugaan. peluang kesalaha~idan elastisitas secara terinc~ditun-iukkan pada Tabel 24 Tabel 24. 7
I
!
Hasil Pendugaan t'aramctcr dan Elastisitas pada Persamaan Produksi Tepung Ter-igu Indonesia 'l'ahun 1 980-1999
-
-
Peubah Penselas
i
l~ararn-~,~ Durraan " -I -26442
0.936 1
0.031952
0.9407
-2.609566 -120.017975 -8796.969539
0.0307 0.1627 0.1766
-0.0386 -0,2192 -0.08 13
0.1092 1 0.1935 j
0.0578
!
i
\ --/
El
!
I
Tepung Terigu Indonesia
I
Perbedaan Upah (UP-LUP) / Tin rkat Bunga (IR) &mintaan Tergu indsnesi;~
r I
I
-0.0865 -0.4915 -0.1822
: I
0.260698 -484552
Krisis Ellonomi (LD02) 1 / m r o d u k s i Tepung Terigu Ind~nesi~a (LQMIK) 0.553957 R' =-0.9,585 Fh;tunllE107.670 DW = 2.3235 1
1
'
1
0.0008
I
i
0.1297
69
Jumlah impor gandum sangat mempengaruhi disini karena bahan baku utama dari pro(luksi tepung terigu lnasih sangat tergantung dengan ilnpor sehingga sangat rentan terhadap faktor eksternal. Industri pengolahan gandum juga bersifat padat modal sehingga tingkat bunga juga ~nempengaruhiproduksi tepung terigu. Dari hasil analisis juga terlihat bahwa dengan adanya krisis ekonomi maka menyeba bkan turunnya produksi tepung terigu Indonesia karena menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu juga meningkatnya tepung terigu impor di pasaran juga iliut mempengaruhi produksi tcpung tcrigu domestik.
5.4. Perrnintaan 'Tepung 'l'erigu lndonesia Pennintaan tepuns tsrigu lndonesia merupakan pennintaan turunan (derived dcnwrzd) dari produksi mic. rot1 dan biskuit.
5.4.1. Permintaan I'epung 'l'erigu untuk Industri Mie
Industri mie merupakan industri yang bersifat padat modal sehingga tingat bunga mempengaruhi pennintaan tepung terigu untuk industri mie pada taraf nyata 5 persen. Krisis ekonomi mempengaruhi pada taraf nyata 10 persen dan penawaran tepung terigu domestik mempengaruhi pada taraf 15 persen.
Sedangkan harga mie, pendapatan
nasional dan upah tenaga kerja sektor industri tidak mempengaruhi permintaan tepung terigu untuk industri mie secara nyata. Nilai parameter dan peluang kesalahan secara terinci dit unjukkan pada Tabel 25. Permintaan tepung terigu untuk industri mie responsif terhadap penawaran tepung terigu domestik baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Permintaan tepung terigu untuk industri mie kurang responsif terhadap t~ngkatbunga.
Krisis ekonomi yang terjadi ikut mempengaruhi dengan meningkatnya pennintaan tepung terigu untuk industri mie, ha1 ini disebabkan sebagian hasil produksi mie ada yang diekspor sehingga walaupun di dalam negeri terjadi krisis tidak berpengaruh banyak terhadap produksi mie karena justru dengan adanya krisis menguntungkan bagi produsen mie terutama mie instan. Tabel 25.
r--I I I---
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Pennintaan 'Tepung Terigu untuk Industri Mie Tahun 1980-1999 Peubah Penjelas
-
--
- -- - -
1
-
Parameter Dugaan -280064 0.031982
I
I
Intersep -Ilarga M ~e(PMII:) Pcnawaran TG
'
tS
.
Peluang
'"
0.0735 0.5551
/
ESI<
1
E
I
i d
I
0.1130 ~ . -0- 4 4 --0 1.0~95
i
0.5 150 0.9394 0.0014 0.0092
A
,
-0.5875
__1
-0.601
8 I
0.9297
1
0.7425 -0.7425
1
0.7606 -0.7606
5.4.2. Permin taan 'Tepung Terigu untuk Industri Roti
Ke bijakan pembebasan tata niaga impor gandum-tepung terigu berpengaruh pada taraf nya.a 5 persen, jumlah penduduk dan penawaran tepung terigu Indonesia berpengaruh pada taraf nyata 10 persen. Sedangkan harga roti, pendapatan nasional dan upah tena,;a kerja industri makanan tidak berpengaruh nyata. Nilai parameter dugaan dan peluarig kesalahan secara terinci ditunjukkan pada Tabel 26.
~
Kebijakan pembebasan tata niaga gandurn-tepung terigu sangat berpengaruh, karena dzngan adanya kebijakan tersebut produsen roti yang sebagian besar industri sedang diin kecil dapat lebih mudah dan murah dalam mendapatkan bahan baku tepung terigu kal-ena ketersediaannya yang banyak di pasaran. Pt:rmintaan tepung terigu untuk industri roti sangat responsif terhadap jumlah penduduk. dan penawaran tepung terigu Indonesia baik dalaln jangka pendek dan jatigka panjang. Ini dapat menunjukkan adanya pergeseran pola lnakanan di masyarakat dari konsu~nsibcras ke konsumsi gandum yang dalam ha1 ini adalah roti Tabel 26
Idasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Perrnintaan Tepung Terigu untuk Industri Roti Tahun 1980-1999
7-
l'eibah Penjelas -
/
Intersep IJerbeda:ln ilarga Roti (PROTII ,l'l<() I I ) Pena~sclr<~n Tepung Terigu Indonesia (QST) Perbedaa n Pendapatan Nasional
Penduduk (POPILPOPI) 7---I Perbedaan -Upah (UP-LUP) KebGakan Pembebasan Tata Niaga .
I
. -
Parameter Dugaan -42394
0.016697
I
'
1
1
0.4909
1
0.06039 1
0.0964
0.794556
0.2200
0.018468 -10.989083 '
0.0755 0.5837
k b i j a k a n (DO3) 156379 1 0.0001 Lag Pel-mintaan Tepung Terigu 0.039095 0.7856 I untuk Inclustri Roti (LQPR) r i - - - 0 8 8 9--2 Fhtunr=10.031 DW=1.621 7
/
r-nGI1-I
Peluang (a) 0.2299
I
! I 1
I
I I
I
5.4.3. Perrnintaan Tepung Terigu untuk Industri Biskuit
P~nawarantepung terigu Indonesia ~iiempengaruhipermintaan tepung terigu untuk intlustri biskuit pada taraf nyata 10 persen. Sedangkan faktor penjelas lainnya tidak berpengaruh nyata.
Nilai parameter dan peluang kesalahan secara terinci
ditunjukk:an pada Tabel 27 Pennintaan tepung terigu untuk industri biskuit responsif terhadap pena\\.aran tepung tl:rigu domestik baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini disebabkan sebagian besar industri biskuit ~nerupakan perusahaan besar sehingga kontinuitiis dari bahan baku sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil produksi l'abel 27. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Peniiintaan Tepung Terigu unti~kIndustri Biskuit Tahun 1980- 1 559 -
Peubah ~ e n j e r i s --
-
lnrersep Lag llarga Biskuit (LPBIS) I Lag Pe nawaran Tepung Terigu i------lndonesi a (LQST) I I'erbedaan Pendapatan Nasional
/ Lag Upall (LUP)
I
-
Parameter I Peluang I (a) Dugaan -80499 1 0.3703 0.06428 0.3847
i
E: .:
I
--
-
I
0.076671 -25.702906 Ii -1312.230834 1 -25592
/%ag Tingkat Bunga (LIR) Krisis EE.onomi (D02) Lag Permintaan Tepung Terigu 1 u?tuk In(1ust1-iBiskuit (LQPB) 1 It-=0.7')16 FhtUngz4.753 DW=2.638 +--
Esri
-80499
0.0790 1
1.2227
1.3802
I
I
0.4642 0.76400.7863-
I
0.5522
I
I
--
-
--
L
5.5. Harga Gandum Harga gandum tahun lalu mempengaruhi persamaan harga gandum sebesar 0.5 persen. Sedangkan jumlah ekspor dunia dan jumlah impor dunia tidak mempengaruhi
I
harga gandum dunia secara nyata, ini berarti adanya faktor-faktor lain mempengaruhi harga gandum dunia selain dari kekuatan suplai-demand.
Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah adanya .s/u/e /ruding enlerprlse yang berperan sebagai exportir tungggal yang paling menonjol adalah Au.struliun ?.l/i~eu/ Hourd (AWB) dan ('unudiun
Wi~eutHoard (CWB)dimana dalam perdagangan dunia menguasai sekitar 40 persen dari ekspor gmdum dunia sehingga harga yang terbentuli juga sangat dipengaruhi oleh slute
/rut/rng cpnlerprisetersebut (Ackerman dan Dixit,1999)
.
Nilai parameter dugaan clan
peluang Icesalahan secara terinci ditunjukkan pada 'I'abel 28. I'abel 28.
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan harga Dunia Tahun 1980-1999
--Peluang ( a )
Parameter Dugaan 1 96 138307 -0.000000339 I
I-Peubah Penjelas Intersep Jumlah Penawaran Gandum (OXW) Gandu~r (QMW-LQMW) 1
I
Lan Harira ~ a n d u m Dunia (LPWG)
.-
I
;
0.0000002 19 0.64 1043
1
--
.
0.2239 0.5586 0.6835 0.0062
1-
;
5.6. Har ga Tepung Terigu Hiuga tepung terigu terdiri dari harga tepung terigu impor dan harga tepung terigu Indonesia. 5.6.1. Hacrga Tepung Terigu Impor
Jumlah permintaan tepung terigu dunia berpengaruh nyata pada taraf 5 persen dan jumli2h penawaran tepung terigu dunia pada taraf 15 persen. Ini berarti bahwa pembentukan harga impor tepung terigu terbentuk melalui kekuatan suplai - demand.
I-Iarga tepung terigu impor sangat responsif terhadap permintaan tepung terigu dan penawaran tepung terigu baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Tetapi lebih responsif permintaan tepung terigu dan dalam jangka pendek elastis yang berarti dengan rneningkatnya perinintaan tepung terigu maka ikut meningkatkan harga tepung terigu impor. Nilai parameter dugaan, peluang kesalahan dan elastisitas secara terinci dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 25'.
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan harga Impor Tepung Terigu Tahun 1980-1999
1
1
1
Parameter Peluang! ESlc Eli< I 1 Duzaan - -_ -( a ) - --!_ I* 1 Interser 1 30.237094 0.7342- Julnlah Permintaan Tepung- Terigu / I, / - 1.25 13 j 4.0505 ' - - - Penawaran Tepung 1 I -1.1672 -3.786 1 0.109898 1 0 . ~ 9 0 3I Tepung Terigu I I I I 0.691721 0.01081 I'eubah Penjelas
.
/I
87
.
/
1
)
----. .-
I
1
i2 I
5.6.2. Hwga Tepung Terigu Indonesia Krisis ekonomi dan penawaran tepung terigu domestik mempengaruhi harga tepung terigu Indonesia pada taraf nyata 5 persen. Trend waktu mempengaruhi pada taraf 10 persen sedangkan harga gandum tidak berpengaruh nyata. Nilai parameter dan peluang kesalahan dapat dilihat pada Tabel 30. H;irga tepung terigu Indonesia responsif dalam jangka panjang terhadap jumlah penawaran tepung terigu Indonesia dan trend waktu, tetapi kurang responsif dalam jangka pendek. Penawaran tepung terigu domestik memegang peranan penting dalam
stabilisasi harga tepung terigu. Sedangkan harga gandum tidak mempengaruhi harga tepung tc:rigu do~nestikdisebabkan harga gandum yang cenderung rendah terus sehingga dianggaj) bukan sebagai penentu dalam mengimpor gandum. Tabel 3Cl.
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan harga Tepung Terigu Indonesia Tahun 1980-1999 Peubah Penjelas
Dugaan 21 1611 03992 Dunia (PWG) 0.899 1 127.309862 -a- - -( Jumlah Penawaran Tepung 'ferigu 1 i II I Indonesia (QST) -019701 0.0373 -05761 1 / Krisis Ekonomi (D02) 1 341914 E 0 0 2 7 1 Trend VJaktu (T) 26866 0 078 1 0 -473 1 kai3arga Tepung Terigu Indonesia (LPTD) --- ~ - - ~ h 6 6 4 5 - -7 01 008'7 ~ ' = O . f-t 8 1 5 ~ L FI,,,,,,,. =19.344 DW-2578 --.--
I
'
1
. . .
.-
.
1
1 1
1
1
-1.7173
I ,4107
I
1
1
Krisis ekonomi memberikan pengaruh yang nvata dalam meningkatkan harga tepung terigu. Karena pada saat krisis ekonomi pemerintah mengeluarkan kebijakan pembebasan tata niaga gandum-tepung terigu, sehingga secara tidak langsung ikut meningkatkan harga tepung terigu Indonesia.
11