1
USULAN HALAL FOOD AND NUTRITION LABORATORY SAFETY AND ERGONOMY LABORATORY ENVIRONMENTAL TOXICOLOGY LABORATORY LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS DIPONEGORO
OLEH : IR. LAKSMI WIDAJANTI, M.Si Dr. BAJU WIDJASENA, M.ERG YUSNIAR HANANI DARUNDIATI, STP, M.KES DINA RAHAYUNING PANGESTUTI, STP, M.GIZI BUDIYONO, SKM, M.KES DR. M. ZEN RAHFILUDIN, SKM, M.KES IR. MARTINI, M.KES DRA. RETNO HESTININGSIH, M.KES BINA KURNIAWAN, SKM, M.KES
LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2012
2
HALAMAN PENGESAHAN Halal Food and Nutrition Laboratory Safe and Ergonomy Laboratory Environmental Toxicology Laboratory Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Diusulkan oleh : LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO
Tim Penyusun : Ir. Laksmi Widajanti, M.Si NIP 196608131992032003 dr. Baju Widjasena, M.Erg NIP 197006281997021001 Yusniar Hanani Darudianti, STP, M.Kes NIP 197109091995032001 Dina Rahayuning Pangestuti,STP,M.GiziNIP 198206252005012001 Budiyono, SKM, M.Kes NIP 197211091999032001 Dr. M. Zen Rahfiludin, SKM, M.Kes NIP 197204201997021001 Ir. Martini, M.Kes NIP 196503171993032001 Dra. Retno Hestiningsih, M.Kes NIP 196602081992032001 Bina Kuniawan, SKM, M.Kes NIP 197210231998021001
Semarang, 11 Juli 2012
Dekan
Koordinator Laboratorium Terpadu
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro,
Universitas Diponegoro,
Dra. V. G. Tinuk Istiarti, M.Kes
Ir. Laksmi Widajanti, M.Si
NIP 195210171988032001
NIP 196608131992032003
3
KATA PENGANTAR Puji syukur Tim Penyusun sampaikan kepada Allah SWT atas rahmah dan hidayahNya sehingga penulisan Usulan Laboratorium Halal Food and Nutrition Laboratory, Safe and Ergonomy Laboratoy, Environmental Laboratory pada Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Semarang. Penyelesaian penulisan ini mendapatkan dukungan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Rektor dan Para Pembantu Rektor Universitas Diponegoro Semarang.
2.
Dekan dan Para Pembantu Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
3.
Koordinator Bidang Kerjasama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
4.
Koordinator Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
5.
Para Koordinator Laboratorium Bagian Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
6.
Para Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro : Dwi Cahyaningrum, SKM, Sulistyawati, SKM, Sudjut Haryanto, A.Md, Tri Nursahid.
7.
Para mahasiswa Pascasarjana Universitas Diponegoro : Musyarifatun Farahiyah, SKM, Veronica Ima Pujiastuti, STP, Dina Lusiana Setyowati, SKM, Nikie Astorina Yunita Dewanti, SKM. Akhirnya Tim Penyusun menyampaikan harapan semoga Usulan Pendirian
Laboratorium
ini dapat diterima dan ditindaklanjuti untuk kemaslahatan bersama.
Amin ya robbilalamin.
Semarang, 11 Juli 2012 Penulis
4
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laboratorium Terpadu (Integrated Laboratory) adalah Unit Pelaksana Teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2, dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2010, 2010). Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
mudah,
risiko
penggunaan
rendah,
akurasi/kecermatan
pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan (SOP, manual).
Peralatan kategori 2 adalah
peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu. Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit, risiko penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tetentu dan bersertifikat (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2010, 2010). Bahan laboratorium yang selanjutnya disebut bahan adalah segala sesuatu yang diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas. Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus. Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus. Laboratorium Terpadu dan Pusat Unggulan (Center of Excelence, CoE) Universitas Diponegoro merupakan salah satu parameter penting untuk meningkatkan daya saing penelitian perguruan tinggi. Oleh karena itu Laboratorium Terpadu diharapkan dapat mengkoordinir dan mensinergikan laboratorium-laboratorium beserta aktivitasnya yang ada di Universitas Diponegoro dengan sinergi CoE diharapkan menjadi pusat interaksi seluruh peneliti dalam
5
menjalankan aktivitas riset. Dengan demikian pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi lebih berkualitas dan lebih optimal. Selain itu, pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dapat berfungsi ganda tidak hanya meningkatkan peran Universitas Diponegoro dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat tetapi juga berfungsi sebagai salah satu sumber anggaran (Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, 2012). Halal Food and Nutrition Laboratory, Ergonomy and Safety Laboratory, Environment Toxicology Laboratory merupakan bagian dari Integrated Laboratory (Laboratorium Terpadu) Universitas Diponegoro.
Pengusulan Laboratorium-
laboratorium tersebut didasari atas pemikiran pentingnya aspek keamanan dipandang dari berbagai sudut, baik dari sudut keagamaan (halal), yaitu Islam, yang merupakan agama mayoritas di Indonesia, keamanan dari cemaran bahan-bahan kimia, fisik, maupun biologi/mikrobiologi, keamanan pangan dan produk turunannya (termasuk suplemen) pada metabolisme zat gizi di dalam tubuh. Di samping itu, semakin tingginya tuntutan pekerjaan/beban kerja yang semakin meningkat dan waktu kerja yang relatif terbatas maka masyarakat dituntut untuk bekerja secara aman dan ergonomis (kesesuaian alat kerja dengan antropometri tubuh manusia) untuk menunjang produktivitas kerja mereka. Faktor lingkungan hidup masyarakat yang aman untuk kehidupan juga perlu dikaji secara mendalam mengingat banyak lingkungan berubah terutama dengan adanya cemaran-cemaran dari lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan dan hidup masyarakat. Berdasarkan informasi dan wawancara dengan berbagai instansi terkait, maka saat ini di Provinsi Jawa Tengah baru ada LP POM MUI Jawa Tengah (MUI, Mei 2011), padahal rentang wilayah serta produksi dan konsumsi makanan minuman di masyarakat yang begitu beragam sehingga dibutuhkan Laboratorium khusus yang menangani masalah Halal dan Gizi yang tidak hanya dilihat dari aspek produksi namun juga dari aspek konsumsi, Ergonomi dan Safety, Toksikologi Lingkungan. Pengembangan Halal Food and Nutrition Laboratory, Ergonomy and Safety Laboratory, Environmental Toxicology Laboratory diharapkan akan dapat ikut memberi warna dalam Pendidikan dan Pelatihan serta Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dalam bidang terkait sehingga kualitas kesehatan dan kehidupan masyarakat juga ikut terangkat.
6
Pengembangan Laboratorium tersebut saat ini dan ke depan dengan memperhatikan permintaan pasar (mahasiswa Pascasarjana, Industri skala besar, menengah, kecil, Instansi, Balai penelitian) dan berdasarkan pengembangan keilmuan masing-masing bidang maka dalam jangka panjang diharapkan akan dapat diperoleh keuntungan yang bersifat material maupun nonmaterial berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh Laboratorium di UNDIP maupun di sekitar wilayah UNDIP (Revenue Generating Unit).
B. TUJUAN Secara umum tujuan pendirian Halal Food and Nutrition Laboratory, Ergonomy and Safety Laboratory, Environmental Toxicology Laboratory adalah mengembangkan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada makanan minuman suplemen halal, bergizi, serta dalam kondisi masyarakat atau pekerja dan lingkungan kerja maupun sekitar yang aman dan nyaman di masyarakat. Secara khusus tujuan pendirian laboratorium ini untuk : 1. Mendirikan Halal Food and Nutrition Laboratory yang digunakan untuk menguji dan menganalisis keberadaan senyawa tidak halal (haram) serta keberadaan kontaminan secara kimia, fisik, biologi/mikrobiologi, hingga kandungan zat gizinya pada pangan dan produk turunannya, termasuk suplemen agar diperoleh masyarakat yang baik status gizinya maupun kualitas hidupnya. 2. Mendirikan Ergonomy and Safety Laboratory yang digunakan untuk menganalisis ergonomi dan keselamatan di tempat kerja untuk menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek, yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. 3. Mendirikan Environmental Toxicology Laboratory yang digunakan untuk menganalisis distribusi bahan toksik di lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan manusia dan kualitas hidup masyarakat melalui paparan secara oral, dermal dan inhalasi.
7
C. LUARAN (OUTPUT) Beberapa luaran dari aktivitas Laboratorium meliputi : 1. Pendidikan dan Pelatihan terkait : a. Pangan Halal (kandungan halal, haram), kandungan energi, Proximat analysis (protein, lemak,air, abu, serat kasar), vitamin, mineral, cemaran pada makanan minuman (pewarna, pemanis, pengawet, mikroorganisme berbahaya). b. Industrial hygiene, Occupational health, Human Factor Safety,Safety behavior, Safety engineering, Safety culture. c. Kuantifikasi bahan toksik (logam berat, pestisida, volatile organic compounds, zat-zat beracun lainnya) pada air, air limbah, udara, tanah, bahan pangan dan analisis efek pada kesehatan manusia melalui pengukuran biomarker serta metode reduksinya 2. Data berkaitan dengan a. Pangan Halal (kandungan halal, haram), kandungan energi, Proximat analysis (protein, lemak,air, abu, serat kasar), vitamin, mineral, cemaran pada makanan minuman (pewarna, pemanis, pengawet, mikroorganisme berbahaya). b. Industrial hygiene, Occupational health, Human Factor Safety, Safety behavior, Safety engineering, Safety culture. c. Dispersi bahan toksik (logam berat, pestisida, volatile organic compounds, zat-zat beracun lainnya) pada air, air limbah, udara, tanah, bahan pangan dan efek pada kesehatan manusia melalui pengukuran biomarker. 3. Publikasi nasional dan internasional di bidang : a. Halal Food and Nutrition. b. Ergonomy, Occupational Health and Safety. c. Enviromental Toxicology. 4. Produk jasa dan modeling. 5. Sertifikasi Halal, Zat Gizi, Bahan Pencemar, Industrial hygiene, Occupational Health, Dispersi bahan toksik. 6. Buku ajar dan referensi, paten dari hasil penelitian Halal, Zat Gizi, Bahan Pencemar, Industrial hygiene, Occupational Health, Dispersi bahan toksik.
8
7. Menyusun Jurnal Ilmiah bertaraf internasional dalam bidang : a. Halal Food and Nutrition Journal. b. Ergonomy, Health and Safety Journal. c. Environmental Toxicology Journal.
9
BAB II. DESKRIPSI DAN AKTIVITAS LABORATORIUM A. HALAL FOOD AND NUTRTION LABORATORY HALAL FOOD AND NUTRITION LABORATORY(2nd Floor) INTEGRATED LABORATORY DIPONEGORO UNIVERSITY Contact Person : Ir. Laksmi Widajanti, M.Si, Faculty of Public Health Diponegoro University E-mail :
[email protected], Mobile Phone : 08122913369
1. Deskripsi Pangan Halal dan Gizi Pengertian tentang Halal sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Surah AlAn’am Ayat 145 : “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang disampaikan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakan suatu makanan, kecuali kalau makanan itu berupa bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi-karena semuanya itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Siapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Menurut Mahmudi (2010), secara garis besar ayat tersebut menunjukkan bahwa halal meliputi hampir semua makanan. Dalam arti secara literal makanan yang halal jauh lebih banyak dibandingkan yang tidak boleh. Hal itu, bisa ditarik dari penggalan ayat tersebut yang hanya memberikan pengecualian bagi sejumlah jenis makanan yang dilarang Allah. Di samping, ayat tersebut juga menunjukkan bahwa halal adalah payung tertinggi bagi makanan yang bisa dikonsumsi dari oleh umat Islam. Ayat lainnya dalam Al Qur’an Surah Al-Baqarah: 88 : “Makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezeki-kan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. Penyebutan halal dan thayyib (zat gizi) sesuai tafsir sebelum-nya bahwa thayyib mengikuti halal. Berdasarkan hal itu, menurut Mahmudi (2010), makanan seorang muslim haruslah halal yang dengan sendirinya di dalamnya mengandung aspek baik (thayyib). Dan, halal harus sesuai dengan aspek transenden seperti hewan halal yang tidak disembelih secara fisik baik tapi tidak halal secara syari`i. Dengan demikian, tidak ada pangan yang baik (thayyib) dalam Islam tampa halal. Tapi, sebaliknya pangan halal dengan sendirinya thayyib (baik atau mengandung zat gizi).
10
2. Program/Aktivitas Laboratorium Pangan Halal dan Gizi Aktivitas umum yang akan dilaksanakan di laboratorium ini adalah: a. Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Laboratorium Halal bagi mahasiswa (khususnya S2, S3), dosen, peneliti atau pekerja, Penelitian dan Pengembangan (Research & Development/R&D) suatu industri pangan dan penyedia pangan serta masyarakat. b. Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Laboratorium Gizi bagi mahasiswa (khususnya S2, S3), dosen, peneliti atau pekerja, R&D suatu industri pangan dan penyedia pangan serta masyarakat. c. Melaksanakan penelitian bagi para mahasiswa (khususnya S2, S3), Dosen dan Peneliti baik yang berasal dari dalam maupun luar Universitas Diponegoro. d. Melaksanakan penelitian untuk industri (skala kecil, menengah, dan besar) dan masyarakat. e. Menganalisis senyawa organik dan anorganik dalam pangan dari industri atau industri rumah tangga serta konsumsi masyarakat mengenai keberadaan senyawa non-halal (haram) bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengawasan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Pusat dan LPPOM MUI Jawa Tengah. f. Memeriksa (auditing) kehalalan pangan atau produk turunannya dalam hal cara penyembelihan hewan halal, asal-usul bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, proses produksi, penyimpanan, pendistribusian, penyajian. g. Menganalisis kandungan zat gizi pangan (mikronutrien), termasuk suplemen dan pengaruhnya dalam metabolisme tubuh. h. Melaksanakan seminar dan pameran mengenai Pangan Halal dan Gizi. i. Menerbitkan Jurnal (Halal Food and Nutrition Journal).
3. Sumberdaya Manusia pada Laboratorium Pangan Halal dan Gizi Sumberdaya manusia yang diperlukan pada laboratorium ini meliputi para ahli sebagai berikut : a. Syariah (Islamic Law Scientist)/Komisi Fatwa MUI Pusat/Jawa Tengah Keahlian dalam hal Hukum Islam sangat diperlukan dalam pengembangan laboratorium halal mengingat pengkajian kehalalan tidak hanya ditunjang dari
11
aspek teknis (kandungan senyawa kimia non-halal) saja, namun dalam hal sertifikasi halal justru ditentukan oleh Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat maupun di Jawa Tengah.
b. Audit Halal Keahlian dalam pemeriksaan (audit) halal dipersyaratkan untuk menjadi laboratorium rujukan untuk penentuan kehalalan suatu pangan maupun produk turunannya sejumlah minimal 5 orang. Adapun syarat seorang auditor adalah : 1) Beragama Islam dan berpengetahuan luas terhadap syariat Islam. 2) Mempunyai kepedulian terhadap kepentingan umat. 3) Mempunyai pengetahuan di bidang audit. 4) Berpendidikan minimal S-1 di bidang Gizi, Pangan Kimia, Biologi, Kesehatan Masyarakat (Minat Gizi), Farmasi, Kedokteran hewan, Peternakan atau Pertanian. 5) Lulus pelatihan Auditor Halal. 6) Telah mengikuti 3 kali pemeriksaan sebagai pengamat. c. Gizi, Kesehatan Masyarakat (Minat Gizi) Keahlian dalam hal gizi diperlukan untuk mengumpulkan data konsumsi gizi maupun produksi makanan dan menganalisis kandungan zat gizi makro dan mikro, serta pengkajiannya dalam metabolisme tubuh dan dampaknya terhadap kesehatan. d. Teknologi Pangan, Kimia dan Analisis Kimia Keahlian dalam hal teknologi pangan, kimia dan analis kimia diperlukan untuk menganalisis cemaran secara kimiawi dan kandungan zat gizi serta penanganan alat laboratorium.
e. Mikrobiologi Keahlian dalam hal mikrobiologi diperlukan untuk menganalisis cemaran biologis/mikrobiologis dan yang diperlukan dalam analisis zat gizi dan manfaat zat gizi dalam metabolisme tubuh.
12
f. Biokimia Keahlian dalam hal biokimia diperlukan untuk menganalisis manfaat zat gizi dalam metabolisme tubuh dan pengaruh cemaran serta interaksinya terhadap tubuh. g. Peternakan Keahlian dalam hal hewan ternak diperlukan pada analisis kehalalan komoditi ternak, menyangkut pemeliharaan hewan ternak, proses/tata cara penyembelihan hewan ternak, hingga pendistribusian karkasnya.
h. Budaya/Antropologi/Sosiologi Keahlian dalam hal budaya diperlukan untuk mengkaji aspek kebudayaan yang melatarbelakangi aspek halal pangan dan gizi dalam produksi maupun perilaku konsumsi makanan sehari-hari.
4. Kontak Person atau Jaringan Laboratorium Pangan Halal dan Gizi Laboratorium Pangan Halal dan Gizi dalam penyelenggaraan kegiatan akan bekerjasama dengan : a. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat b. LPPOM MUI Pusat c. Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah d. LPPOM MUI Jawa Tegah e. Laboratorium Pangan Halal dan Gizi Se Indonesia f. Kementerian Pertanian g. Kementerian Kesehatan h. Kementerian Perdagangan i. Berbagai industri (kecil, menengah, besar, Industri Rumah Tangga) j. Institusi pendidikan dan penelitian
5. Peralatan dan Spesifikasi Laboratorium Pangan Halal dan Gizi Daftar peralatan dan Spesifikasi Laboratorium Pangan Halal dan Gizi terlampir.
13
6. Spesifikasi Ruangan Laboratorium Pangan Halal dan Gizi a.
Ruang persiapan bahan dan Ruang Timbangan (1 ruang)
b.
Laboratorium fisik, kimia, mikrobiologi (3 ruang)
c.
Biokimia (2 ruang)
d.
Fisik (1 ruang)
e.
Ruang penyimpanan bahan (stock room) (2 ruang)
f.
Ruang pengelola (2 ruang)
g.
Ruang konsultasi (1 ruang)
h.
Ruang seminar (1 ruang)
i.
Musholla (1 ruang)
j.
Ruang istirahat (2 ruang: pria dan wanita)
k.
Ruang perpustakaan dan internet-WIFI, dan fotocopy (2 ruang)
l.
Ruang administrasi jurnal (1 ruang)
m. Lobby and front office (Lantai 1) n.
Mini cafe (lantai 1)
7. Desain Ruangan Desain ruangan sebagaimana tercantum pada Gambar 1. Ruangan Laboratorium dengan didukung ruang pengelola, administrasi, seminar, bimbingan, dan ruang baca dengan fasilitas internet, WIFI, komunikasi, teleconference yang memadai. Ruang pengelola jurnal gabungan dengan tiga laboratorium lainnya. Serta ruang untuk Sholat dan istirahat.
14
Gambar 1. Denah Ruangan Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu UNDIP (Halal Food and Nutrition Laboratory)
15
B. ERGONOMY AND SAFETY LABORATORY ERGONOMY AND SAFETY LABORATORY (3rd Floor) Contact Person : dr. Baju Widjasena, M.Erg Faculty of Public Health Diponegoro University E-mail :
[email protected], Mobile Phone : 08122932592
1. Deskripsi Ergonomi dan Keselamatan Kerja Definisi
kecelakaan
kerja
menurut
Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
(Permenaker) Nomor: 03/Men/1998 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Terjadinya berbagai kecelakaan di bidang kerja apa saja, hampir pasti penyebabnya karena faktor manusia. Baik kecelakaan yang terjadi di jalan raya, seperti akhir– akhir ini yang terjadi di banyak daerah, juga di bidang pekerjaan lainnya. Kerugian materi yang ditimbulkan, sudah sulit dihitung. Apalagi, akibat berbagai kecelakaan yang terjadi, juga mengakibatkan korban meninggal. Dari hasil statistik antara tahun 2002 s/d 2005, kecelakaan kerja di lingkungan industri konstruksi se Dunia, dari 100 ribu pekerja, tercatat Indonesia menempati urutan pertama terjadinya kecelakaan kerja yang kalau dipresentasi mencapai sekitar 23 persen. Malaysia sekitar 0,8 persen dan Negara yang terkecil adanya peristiwa kecelakaan kerja di
lingkungan konstruksi adalah Swedia, sekitar 1,2 persen.
Sementara untuk data dari tahun 2005 sampai sekarang belum diperoleh. Di Indonesia jumlah kecelakaan kerja sampai tujuh orang tiap hari,” tutur Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Kemenakertrans A Mudji Handaya di Kemenakertrans,.Banyaknya kejadian kecelakaan kerja di lingkungan industri konstruksi di Indonesia, menunjukkan bahwa masalah keselamatan kerja belum mendapatkan perhatian, baik dari dunia jasa konstruksi sendiri maupun pemerintah. Angka kecelakaan kerja di Kabupaten Semarang masih tinggi. Data triwulan terakhir dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Semarang menyebutkan, telah terjadi 113 kasus kecelakaan kerja dengan satu korban meninggal dunia. Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumberdaya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor
16
penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal. Penciptaan suasana serta kondisi lingkungan kerja yang sehat diperlukan upayaupaya yang merupakan penerapan ilmu hygiene lingkungan kerja untuk mencegah bahaya lingkungan kerja pada pekerja dan masyarakatnya melalui penerapan teknologi yang sasarannya adalah lingkungan kerja. Sedangkan sifat, cara masuk serta pencegahan dari zat-zat toksik di lingkungan kerja memerlukan penerapan keilmuan toxicology industri melalui pendekatan ilmu kimia, fisika, biokimia, immunologi, immunokimia serta fisiologi. Di dalam proses pekerjaannya tenaga kerja berhadapan dengan peralatan kerja. Untuk proses adaptasi dan mencapai produktivitas maka diperlukan keserasian antara ukuran alat kerja dengan antropometry tenaga kerja. Selaras dengan aspek-aspek fisik maka aspek suasana kerja, kepuasan kerja serta rasa aman dalam bekerja maka diperlukan pengembangan psikologi industri serta penerapan aspek-aspek keselamatan kerja. Penerapan suatu kajian bidang ergonomi dan safety sangat diperlukan untuk peningkatan produktivitas dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138).
2. Program/Aktivitas Laboratorium Ergonomi dan Safety Ruang lingkup aktivitas kajian bidang Ergonomi dan Safety meliputi : a. Jasa Pendidikan dan Pelatihan; meliputi pendidikan dan pelatihan tingkat dasar (pengenalan K3), tingkat keterampilan khusus, tingkat manajerial. b. Jasa Penelitian; assessment bidang-bidang ilmu dan assessment bidang-bidang ilmu dan terapan Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3), pengembangan & penyusunan sistem manajemen K3, dan lain-lain. c. Jasa Konsultasi; meliputi konsultansi perusahaan dalam rangka pengembangan, pelaksanaan dan monitoring penerapan bidang-bidang K3 di perusahaan.
17
Aktivitas kajian bidang Ergonomi dan Safety meliputi : 1. Physical Ergonomy: a. Workload 1) Physical 2) Mental 3) Gizi Kerja 4) Kelelahan 5) Produktivitas Kerja b. Environmental 1) Industrial Hygiene 2) Toksikologi Industri 3) Desain workstation, workplace & environtment 2. Cognitive Ergonomy a. Interaksi Manusia dengan Mesin b. Display, Safety Sign & Simbol, Control c. Task Analysis d. Safe Work Procedure e. Accident Investigation/Human Error 3.
Work Organization a. Work-Rest b. Shift Work c. Management of Change d. Leadership e. Communication 1) Verbal 2) Non Verbal f. Safety Culture
4.
Safety Engineer: a. Bejana tekan b. Electricity c. Penangkal Petir d. Konstruksi
18
e. Oil & Gas f. Mining
3.
Sumberdaya Manusia pada Laboratorium Ergonomi dan Safety 1.
Ahli Ergonomi
2.
Ahli Keselamatan Kerja (Occupational Safety)
3.
Ahli Kesehatan Kerja (Occupational Health)
4.
Ahli Higiene Industri (Industrial hygienist)
5.
Ahli Promosi Kesehatan Kerja (Health Promotion).
6.
Ahli Safety Behaviour Science.
7.
Ahli Toxicology.
8.
Ahli Biokimia.
9.
Psikolog.
4. Kontak person atau Jaringan Laboratorium Ergonomi dan Safety Laboratorium Ergonomy and Safety Laboratory dalam penyelenggaraan kegiatan akan bekerjasama dengan : a. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi b. Kementerian Kesehatan c. Pusat Hyperkes dan Keselamatan Kerja d. Pusat Studi Keselamatan Kesehatan Kerja di Universitas Lain e. Industri Pertambangan, Minyak dan Gas, Kimia, Manufactur
5.
Peralatan dan Spesifikasi Laboratorium Ergonomi dan Safety Daftar peralatan dan Spesifikasi Laboratorium Ergonomi dan Safety terlampir.
6.
Spesifikasi Ruangan Laboratorium Ergonomi dan Safety a.
Ruang persiapan bahan (1 ruang)
b.
Laboratorium fisik, (1 ruang)
c.
Biokimia & Toksikology (2 ruang)
d.
Ruang Penyimpanan Alat (1 ruang)
e.
Ruang penyimpanan bahan (1 ruang)
19
f.
Ruang pengelola (2 ruang)
g.
Ruang konsultasi (1 ruang)
h.
Ruang seminar (1 ruang)
i.
Musholla (1 ruang)
j.
Ruang istirahat (2 ruang: pria dan wanita)
k.
Ruang perpustakaan dan internet-WIFI, dan fotocopy (2 ruang)
l.
Ruang administrasi jurnal (1 ruang)
m. Lobby and front office (Lantai 1) n.
Mini cafe (lantai 1)
7. Desain Ruangan Desain ruangan sebagaimana tercantum pada Gambar 2.
Beberapa ruangan
merupakan gabungan dengan Laboratorium Toxicologi Lingkungan.
Ruangan
Laboratorium dengan didukung ruang pengelola, administrasi, seminar, bimbingan, dan ruang baca dengan fasilitas internet, WIFI, komunikasi, teleconference yang memadai, ruang pengelola junal. Serta ruang untuk Sholat dan istirahat.
20
Gambar 2. Denah Ruangan Lantai 3 Gedung Laboratorium Terpadu UNDIP (Ergonomy&Safety Laboratory, Environmental Toxicology Laboratory)
21
C. ENVIRONMENTAL TOXICOLOGY LABORATORY ENVIRONMENTAL TOXICOLOGY LABORATORY (3rd Floor) INTEGRATED LABORATORY DIPONEGORO UNIVERSITY Contact Person : Yusniar HD, STP, M.Kes Faculty of Public Health Diponegoro University E-mail :
[email protected], Mobile Phone : 081325032071
1.
Deskripsi Environmental Toxicology Laboratory
Toksikologi lingkungan merupakan kajian yang berkaitan dengan efek bahanbahan toksik terhadap kesehatan dan lingkungan.
Ilmu ini berhubungan dengan
bagaimana toksikan lingkungan, melalui interaksinya dengan manusia, binatang dan tanaman, mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan makhluk hidup. Meningkatnya industrialisasi, perkembangan di bidang teknologi dan ekonomi, disertai dengan peningkatan penduduk dunia dengan berbagai aktivitas dan kebutuhan hidupnya, menyebabkan perubahan radikal pada lingkungan.
Beberapa perubahan
besar yang terjadi adalah meningkatnya polusi air, tanah dan udara, perubahan iklim global, hujan asam, limbah yang terkelola, rusaknya lapisan ozon dan makin bertambahnya endocrine disrupter di lingkungan. Berbagai perubahan ini berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan makhluk hidup (Yu, 2005). Selain itu, makin pesatnya industri kimia menyebabkan banyak bahan kimia baru diaplikasikan pada berbagai produk yang digunakan sehari-hari. Dari seluruh bahan kimia yang baru ditemukan, hanya 10% yang sudah diuji keamanannya secara menyeluruh, dan hanya 2% yang sudah diuji karsinogenitas, mutagenitas dan teratogenitasnya. Bahkan hampir semua belum diuji efeknya terhadap sistem endokrin, saraf dan imunitas. Hal ini merupakan tantangan di bidang toksikologi lingkungan, yang berusaha untuk menganalisis dispersi bahan toksik dan menilai risikonya sehingga dapat dilakukan upaya untuk menghindari dan mereduksi risiko yang diakibatkan oleh paparan bahan toksik tersebut.
2. Program/Aktivitas Laboratorium Toxicologi Lingkungan Program/aktivitas dari laboratorium toksikologi lingkungan, meliputi : a. Pendidikan dan Pelatihan :
22
1) Pelatihan penggunaan alat laboratorium. 2) Pelatihan kalibrasi alat 3) Pelatihan manajemen laboratorium. 4) Pelatihan keselamatan laboratorium. 5) Pelatihan teknik pengambilan sampel 6) Pelatihan metode pengukuran dan analisis bahan toksik 7) Pelatihan human risk assessment 8) Pelatihan rapid bioassessment b. Penelitian dan pengembangan dalam bidang bagi mahasiswa, dosen, peneliti, industri (skala besar, menengah, kecil, industri rumah tangga) : 1) Pengukuran sebaran bahan toksik di air, air limbah, tanah, sedimen, udara , bahan pangan. 2) Pengukuran sebaran bahan toksik pada spesimen (darah, urin, rambut). 3) Pengujian toksisitas efluen dan kontaminan. 4) Pengujian toksisitas suatu bahan/produk 5) Human and ecological risk assessment. 6) Identifikasi toksisitas dan evaluasi reduksi . 7) Rapid bioassessment. c. Field studies. d. Publikasi dalam bentuk jurnal ilmiah Environmental Toxicology. e. Seminar nasional maupun internasional dalam bidang Toksikologi Lingkungan.
3. Sumberdaya Manusia pada Laboratorium Toksikologi Lingkungan Sumber daya laboratorium toksikologi lingkungan secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu: sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya non-manusia (non-human resources). Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri atas potensi fisik dan potensi non-fisik. Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang pegawai, sedangkan potensi non-fisik adalah kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan, inteligensia, keterampilan, human relation.1 Sedangkan sumber daya non-manusia merupakan sarana atau peralatan berupa mesin-mesin atau alat-alat non mesin dan
23
bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelayanan Laboratorium Toksikologi Lingkungan. Sumberdaya yang bekerja di dalam pelayanan laboratorium toksikologi lingkungan cukup beragam, baik profesi maupun tingkat pendidikannya. Hal ini dikarenakan jenis pelayanan, jumlah pemakai jasa, dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing laboratorium toksikologi lingkungan beraneka ragam. Jenis ketenagaan teknis laboratorium yang diperlukan dalam pelayanan laboratorium toksikologi lingkungan adalah sebagai berikut : a.
Tenaga teknis laboratorium 1. Analis kesehatan/analis medis. 2. Analis kimia. 3. Ahli biokomia 4. Ahli mikrobiologi. 5. Ahli farmasi/toksikologi
b. Tenaga administrasi Dilihat dari fungsi laboratorium toksikologi lingkungan, yaitu melakukan pemeriksaan bahan yang berasal dari baik manusia atau bahan bukan dari manusia yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat, maka kebutuhan SDM yang terbesar adalah analis kimia, biokimia dan toksikologi sebagai tenaga teknis laboratorium yang memiliki tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan pelayanan laboratorium. Pelayanan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan laboratorium secara menyeluruh meliputi salah satu atau lebih bidang pelayanan, yaitu bidang toksikologi dan kimia lingkungan. Penanggung jawab teknis bertugas : a. Bertanggung jawab atas administrasi laboratorium. b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium. c. Mengusulkan kepada pemimpin tentang pengadaan alat dan bahan. d. Bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alatalat laboratorium.
24
4. Jaringan Laboratorium Toksikologi Lingkungan Laboratorium ini melakukan kerjasama dengan: a. Universitas lain yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium b. Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah c. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta d. Hiperkes e. Kementrian Lingkungan Hidup f. Kementrian Tenaga Kerja g. Kementerian Kesehatan h. Badan Penanggulangan Bencana i. Institusi Pendidikan dan Riset j. Konsultan di bidang kesehatan dan lingkungan k. Unit tanggap darurat l. Laboratorium air dan lingkungan m. Laboratorium Kesehatan Daerah Prov. Jawa Tengah n. Berbagai industri (kecil, menengah, besar, Industri Rumah Tangga) o. Laboratorium kesehatan dan lingkungan lainnya
5. Peralatan dan Spesifikasi Laboratorium Toksikologi Lingkungan Daftar peralatan dan Spesifikasi Laboratorium Toksikologi Lingkungan sebagai berikut dan pada lampiran. a. Analisis Kimia Analitik Gas Cromatograph/Mass Selective Detector (GC/MSD): digunakan untuk pengujian pestisida dan bahan organik.
4
untuk analisis pada larutan, darah, urin
dan udara b. Analisis biomolekuler dan genetika UV-VIS Spectrometer digunakan untuk melakukan analisis terhadap perubahan DNA dan protein akibat paparan bahan toksik c. Analisis Biomarker Inductively
Coupled
Plasma
Spectrometer
(ICPMS):
pengujian/deteksi parameter logam dalam bentuk cair. d. Analisis dengan Portable Instrument 1)
Micro GC digunakan untuk pengukuran kualitas udara.
digunakan
untuk
25
2)
Metal Analyzer digunakan untuk pengukuran logam berat pada air dan air limbah dan tanah.
3)
Indoor air quality monitoring untuk mengukur kualitas udara dalam ruang
4)
Digital
Analyzer Cholinesterase System untuk
mengukur kadar
cholinesterase dalam darah dalam menilai tingkat keracunan pestisida 5)
Mercury Analyzer untuk mengukur kadar gas merkuri (Hg) di udara di lingkungan yang terpapar uap Hg
6)
Portable area Dust Monitor untuk mengukur kadar partikel di udara
7)
FTIR Exoscan untuk menganalisis karakteristik kimia pencemaran dan sumbernya
e.
Preparasi Sampel 1) Autosampler 2) Microwave tunnel digestion system untuk preparasi sampel dalam bentuk spesimen (darah, rambut, urin, saliva, air susu ibu, tinja, dll). 3) Timbangan Analitik. 4) Inkubator. 5) Autoclave 6) Desikator. 7) Refrigerator. 8) Freezer. 9) Sentrifuse 10) Oven 11) Water bath 12) Multi parameter meter . 13) Alat-alat gelas.
6.
Spesifikasi Ruangan Laboratorim Toksikologi Lingkungan Aktivitas Laboratorium Toksikologi Lingkungan memerlukan beberapa ruangan sebagai berikut :
26
a. Analisis Kimia Analitik
: 1 ruang
Ruang ini digunakan untuk melakukan analisis dispersi bahan toksik yang ada di lingkungan, yaitu pada media air, air limbah, tanah ataupun udara, sehingga ditempatkan instrumen dan alat penunjang serta reagen yang diperlukan untuk analisis. b. Analisis biomolekuler dan genetika : 1 ruang Ruang ini diperlukan untuk melakukan analisis perubahan struktur DNA dan protein yang terjadi akibat paparan bahan toksik. c. Analisis Biomarker
: 1 ruang
Laboratorium Biomarker diperlukan untuk melakukan analisis bahan toksik dalam spesimen seperti urin, darah dan rambut manusia. d. Ruang preparasi sampel
: 1 ruang
Aktivitas analisis bahan uji, dilakukan dengan preparasi sampel yang akan dianalisis sesuai kebutuhan, seperti penyesuaian suhu, pH, fase, konsentrasi, sehingga ditempatkan alat berupa timbangan analitik, pH meter, termometer, digester, unit untuk ekstraksi dan dilusi, incubator, refrigerator, freezer, desikator. e. Ruang sidang
: 1 ruang
Ruang ini diperlukan sebagai tempat dilakukannya pertemuan antara pengelola dan pelaksana/teknisi laboratorium serta, mahasiswa dan dosen, serta peneliti ataupun pengguna laboratorium lainnya. f. Ruang Kepala Laboratorium dan Staf
: 1 ruang
Ruang ini diperuntukkan bagi kepala dan staf laboratorium yang bertugas mengelola laboratorium dan menjalankan fungsi pemantauan aktivitas penelitian dan pengujian, pelatihan dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak sebagai pengguna laboratorium. g. Ruang Teknisi
: 1 ruang
Ruang ini diperlukan untuk tempat teknisi yang melakukan pemantauan dan pengelolaan instrumen yang ada di laboratorium sehingga dapat beroperasi sesuai dengan yang standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. h. Ruang musholla i. Ruang perpustakaan dengan fasilitas Wi-Fi
27
7.
Desain Ruangan Desain ruangan sebagaimana tercantum pada Gambar 2.
Beberapa ruangan
merupakan gabungan dengan Laboratorium Ergonomi dan Safety.
Ruangan
Laboratorium dengan didukung ruang pengelola, administrasi, seminar, bimbingan, dan ruang baca dengan fasilitas internet, WIFI, komunikasi, teleconference yang memadai, ruang pengelola junal. Serta ruang untuk Sholat dan istirahat.
28
BAB III. RENCANA KERJA LABORATORIUM TAHUN 2012-2017 A. Rencana Kerja Laboratorium Halal Food and Nutrition Laboratory, Ergonomy and Safety Laboratory direncanakan dalam lima tahun ke depan sudah dapat beroperasi dengan maksimal. Penahapan rencana kerja dapat dibagi dalam tiga fase yaitu : 1.
Fase Persiapan meliputi : a. Perencanaan Penggunaan dan pengisian ruangan Laboratorium sebagaimana telah diuraikan. b. Pengisian Pengelola, Tenaga Ahli/Dosen, Pranata Laboratorium Pendidikan, Tenaga Administrasi, Tenaga Kebersihan. c. Koordinasi antar Laborarium dengan Pembuatan Manual Prosedur/Standar Operational Procedures, Instruksi Kerja, Borang-borang/Formlir-formulir. d. Pengadaan Alat-alat Laboratorium. e. Pengadaan Bahan-bahan dan reagen, softwares Laboratorium. f. Pengadaan saranaprasaana pendukung perkantoran dan laboratorium seperti mebelai, laptop, printer, fotokopi, internet, WIFI. g. Pengadaan Buku-buku, jurnal-jurnal referensi terkait laboratorium. h. Pelatihan-platih untuk tenaga Ahli/Dosen, PLP, Tenaga Administrasi tentang Manajemen Laboratorium dan Penggunaan Alat-alat, bahan-bahan khusus, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Penanganan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
2.
Fase Pelaksanaan/Operasionalisasi Diperkirakan mulai pada Tahun kedua akhir yaitu Tahun 2013 Laboratorium
sudah mulai dapat beroperasi dengan memanfaatkan kerjasama dengan Laboratoium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Di samping itu
dengan Laboratorium-laboratorium ataupun instansi terkait yang telah dijelaskan di dalam Bab II. Salah strategi yang mempercepat operasionalisasi Laboratorium Terpadu UNDIP adalah dengan membeli atau pengadaan alat-alat dan reagen yang menyatu berupa Tes kit-tes kit yang cepat pengoperasiannya dan segera menghasilkan dana guna penyelenggaraan kegiatan selanjutnya.
29
Operasionalisasi kegiatan atau analisis di Laboratorium akan semakin meningkat dalam segi jumlah maupun kualitas seiring dengan peningkatan jumlah alat-alat, raegen, tenaga ahli, PLP, serta tenaga pendukung lainnya, serta jaringan pemasaran laboratorium. Semakin meningkat kepercayaan instansi dan masyarakat epada Laboratorium Terpadu, maka akan semakin banyak ahli yang terlibat serta hasil karya dan keuntungan yang ditimbulkan.
3.
Fase Menghasilkan Keuntungan Dan Publikasi Fase penghasilan keuntungan diperkirakan akan mulai tumbuh pada tahun ketiga
yaitu pada Tahun 2015 dan mulai menghasilkan keuntungan mulai Tahun 2016. Sedangkan Tahun 2013-2014 masih dalam kondisi defisit dan masih harus disangga dari segi pendanaannya oleh Pihak Pimpinan UNDIP maupun melalui kerjasama-kerjasama serta hibah-hibah agar Program-program Laboratorium berjalan dengan baik dan lancar. Seiring dengan peningkatan jumlah Ahli/dosen, alat, bahan, PLP, tenaga pendukung Laboratorium yang meningkat maka kualitas pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat akan mulai banyak dapat dilakukan pada Tahun 2016. Keuntungan yang diperoleh tidak semata-mata berupa material namun juga berupa nonmaterial berupa kepercayaan publik atas hasil analisis serta aktivitas lain yang dihasilkan. Hal ini akan sangat mendukung kelestarian Laboratorium di masa mendatang. Pembuatan sarana-prasarana pendukung pengelolaan jurnal maupun pembuatan Buku, buku referensi, paten dapat dimulai pada Tahun 2014, namun akan mulai menghasilkan karya-karya bermutu pada Tahun 2016.
B. Monitoring dan Evaluasi Program Kerja Laboratorium Monitoring pada dokumen rencana kerja maupun proses pelaksanaan serta hasil akhir dari Laboratorium dilakukan secara teratur minimal 4 bulan sekali dalam satu tahun dan hasil kajian digunakan untuk perbaikan kinerja.
Pihak yang melakukan
monitoring adalah dari dalam Laboratorium maupun dar luar laboratorium dengan menggunakan ceklis-ceklis yang telah dikembangkan guna keperluan tersebut.
30
Evaluasi dilakukan dengan melihat hasil monitoring dan hasil-hasil kinerja yang diperoleh dari Laboratorium sehingga memenuhi standar antara lain ISO 17025 serta aturan terkait dan target yang diharapkan sebagaimana pada Tabel Rencana Kerja Laboratorium. Pelaksanaan Evaluasi dilakukan satu tahun sekali oleh Laboraorium dan Lembaga Eksternal Laboratorium yang dianggap kompeten guna memberi masukan dan strategi guna keberlanjutan Laboratorium di tahun berikutnya. Hasil evaluasi dilaporkan secara tertulis kepada Rektor Universitas Diponegoro.
31
RENCANA KERJA HALAL FOOD AND NUTRITION LABORATORY, SAFETY AND ERGONOMY LABORATORY, ENVIRONMENT TOXICOLOGY LABORATORY LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2012-2017 Program/ Kegiatan A. PERSIAPAN 1. Perencanaan kegiatan, pengelolaan ruang, SDM, alat, bahan, sarana pendukung (komputer, internet, printer, scanner) 2. Koordinasi dan harmonisasi antar laboratorium dan Pembuatan Manual Prosedur, SOP, Instruksi Kerja (IK) 3. Pengadaan alat-lat laboratorium untuk tiap jenis analisis dari Laboratorium 4. Pembukaan, penguatan jaringan dan pemasaran SUBJUMLAH
Indikator
Kondisi Saat Ini (2012) 1
Target Pencapaian 2013 2014 2015 2016 2017
2
2
2
2
2
2012
5
Anggaran (Rp juta) 2013 2014 2015 2016
10
10
15
15
2017
2
3
3
3
3
10
10
10
15
15
10
15
20
30
40
1
3
5
5
5
10
Lab Terpadu UNDIP
BOPTN /APBN
Lab Terpadu UNDIP
BOPTN/ APBN
Lab Terpadu UNDIP
BOPTN/ APBN
Lab Terpadu UNDIP
1.000 2.000 2.500 3.500 4.500 5.500
Adanya alat-alat Adanya MOU
BOPTN /APBN
15
Manual Prosedur dan SOP, IK 0
Pelaksana
15
Adanya Proposal
1
Sumber Dana
15
20
25
25
40
40
1.030 2.040 2.545 3.555 4.570 5.570
32
Program/ Kegiatan B. PELATIHAN SDM TTG LAB 5. Ahli/Manajemen Laboratorium 6. Pranata Laboratorium Pendidikan 7. Tenaga Administrasi dan Kebersihan C. OPERASIONAL 8. Analisis
Indikator
Kondisi Saat Ini (2012)
Target Pencapaian Anggaran (Rp juta) 2013 2014 2015 2016 2017 2012 2013 2014 2015 2016
2017
0
3
5
5
5
3
0
15
35
35
20
20
BOPTN/ APBN
Orang yang dilatih
0
3
5
5
3
3
0
15
25
25
15
20
BOPTN/ APBN
Orang yang dilatih
0
3
3
3
3
3
0
10
10
10
10
10
BOPTN/ APBN
0
2
5
10
15
15
0
20
50
100
150
200
BOPTN /APBN/ Pengguna
Lab Terpadu UNDIP
0
2
3
6
10
15
0
20
30
60
100
150
BOPTN /APBN/ Pengguna
Lab Terpadu UNDIP
0
5
5
10
20
20
0
250
250
500
0
3
5
10
20
25
0
60
100
250
500
750
0
1
3
15
20
25
0
10
30
150
300
750
0
390
530
Jumlah kegiatan/TOR
10.Pelaksanaan Keg. Penelitian
Jumlah kegiatan/PS
11.Pelaksanaan Keg. Pengabmas
Jumlah kegiatan/PS
12.Sertifikasi Halal
Jumlah kegiatan
SUBJUMLAH
Pelaksana
Orang yang dilatih
Jumlah PS 9. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Dana
1.000 1.000
1.130 2.095 2.900
BOPTN /APBN BOPTN/ APBN BOPTN/ APBN/
Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP
Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP
33
Program/ Kegiatan
Indikator
13.Kalibrasi
Jumlah kegiatan
14.Pengujian
Jumlah kegiatan
D. PELATIHAN 15.Laboratorium
Orang yang dilatih
Kondisi Saat Ini (2012) 0
2017
5
10
15
0
0
15
25
50
100
0
1
3
5
10
15
0
20
60
150
200
500
0
15
50
100
100
100
0
75
250
500
500
750
1
5
5
10
20
0
5
50
50
200
500
3
3
3
3
3
0
30
30
60
100
150
0
130
405
785
1.050
2.000
0
50
50
50
50
50
1.030
2.610
3.530
5.520
7.765
10.520
0
E. MONEV
Jumlah kegiatan
0
JUMLAH
2012
3
Jumlah kegiatan
Bulan Per tahun
2017
Anggaran (Rp juta) 2013 2014 2015 2016
0
16.Konsultasi
SUBJUMLA H F. PERAWATA N RUTIN
2013
Target Pencapaian 2014 2015 2016
0
12
12
12
12
12
Sumber Dana BOPTN/ APBN BOPTN/ APBN BOPTN/ APBN BOPTN/ APBN BOPTN/ APBN
BOPTN/ APBN
Pelaksan a Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP Lab Terpadu UNDIP
Lab Terpadu UNDIP
34
BAB IV. PENUTUP Dokumen Perencanaan Halal Food and Nutrition Laboratory, Egonomy and Safety Laboratory, Txicology Laboratory telah dibuat dengan serinci-rincinaya dan sebaik-baiknya dengan melibatkan para ahli terkait. Meskipun begitu dalam tahapan pelaksanaan diperlukan fleksibilitas dalam penganggaran, pengoperasionalisan, serta monitoring dan evaluasinya agar dihasilkan hasil karya dan keuntungan serta kemaslahatan bersama maupun masyarakat.
35
DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular. 2006. Profil BBTKL. BBTKL Yogjakarta. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 1988. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Patologi Klinik, Patologi Anatomik dan Patologi Forensik/Kamar Jenazah, Cetakan I. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 04/Menkes/SK/I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan Swasta. Majelis Ulama Indonesia. 2011. Daftar Belanja Produk Halal. Mei-2011. MUI Indonesia Mahmudi. 2010. Halal. Bahan Kuliah Prodi Magister Gizi Masyarakat (MGM) Program Pascasarjana Universitas Dponegoro (PPs UNDIP). Prodi MGM PPs UNDIP. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2010. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2010. Menpan&Reformasi Birokasi. Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep, Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik. Graha Ilmu. Yogyakarta. Universitas Diponegoro. 2012. Struktur Oganisasi dan Tata Kelola Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Terpadu. Universitas Diponegoro.
36
ALAT-ALAT (excell) plus katalog
37