Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM Nor Asiyah1*, Noor Khayati1. Lailatul Mustagfiroh2 1
Stikes Muhammadiyah Kudus Akbid Al Hikmah Jepara *Korespondensi Penulis. Telp: 085226407522, E-Mail:
[email protected] [email protected] [email protected] ISSN: 2086-3454 2
ABSTRAK Latar Belakang: Kematian ibu yang terbesar terjadi pada ibu – ibu yang hamil pada usia tua dan hamil pada usia terlalu muda. Urutan penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan. Menurut Wiknjosastro. Ibu hamil yang umurnya telah lebih dari 35 tahun patut dicurigai akan mengalami perdarahan antepartum. Tujuan: Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisa hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Dengan pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 22 minggu yang melakukan pemeriksaan di RSI Kudus dan tidak dengan riwayat seksio sesarea. Hasil: Hasil penelitian hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus dilakukan melalui uji Chi Square dengan menggunakan SPSS 12 dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut didapatkan X2 hitung (52,303) > X2 tabel (3,84) dan nilai p value (0,000) < nilai signifikansi (0,05). Simpulan: Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus. Kata Kunci
: Usia ibu hamil, Perdarahan antepartum
172
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
ABSTRACT Background: the greatest maternal mortality of the pregnant women at an older age and too young age. The order of the highest causes of maternal death are hemorrhage. According Wiknjosastro, the pregnant women who were over 35 years old suspect will undergo antepartum haemorrhage. Objective: This study was conducted to analyze the relationship between maternal age with antepartum bleeding events in the RSI Kudus . Methods: This study is a quantitative correlation study with retrospective approach. The sampling used purposive sampling. The sampling was the pregnant women with gestational age more than 22 weeks that conduct examination in RSI Kudus and they were not with the history of cesarean section. Result: the result of relationship between the maternal age and antepartum bleeding events in RSI Kudus is done through Chi Square test using SPSS 12 with the significance level 0.05. Based on test results obtained X2 count (52.303)> X2 table (3.84) and p value (0.000)
jika
sebesar
1,97
persen.
antepertum
yang
(Riskesdes. 2013) Perdarahan
dengan
berbahaya umumnya bersumber pada
negara lain di ASEAN seperti Vietnam,
kelainan plasenta, sedangkan perdarahan
Malaysia dan Singapura, memiliki AKI
yang tidak bersumber pada kelainan
yang relatif masih tinggi. (Depkes RI,
plasenta
2009).
biasanya tidak terlalu berbahaya. Pada
Angka
dibandingkan
tahun)
kehamilan
penduduk
umumnya
kelainan
serviks
setiap kejadian perdarahan antepartum
perempuan 10-54 tahun adalah 2,68
pertama-tama
yang
harus
persen, terdapat kehamilan pada umur
dipikirkan
adalah
kurang 15 tahun, meskipun sangat kecil
bersumber
pada
(0,02%) dan kehamilan pada umur remaja
Frekuensi perdarahan antepartum terjadi
bahwa kelainan
selalu hal
itu
plasenta.
173
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
pada kira-kira 3% dari semua persalinan,
berupa tekanan darah turun sampai syok
yang diperkirakan antara plasenta previa,
dan nadi meningkat, ibu hamil tampak
solusio plasenta, dan perdarahan yang
pucat, perut tegang dan terasa nyeri
belum jelas sumbernya (Wiknjosastro,
hebat.
2005).
Ada beberapa faktor resiko yang
Perdarahan
antepartum
yang
mempengaruhi
terjadinya
disebabkan oleh plasenta previa dapat
antepartum.
menimbulkan komplikasi antara lain
(2005), ibu hamil yang umurnya telah
perdarahan berat yang dapat terjadi setiap
lebih dari 35 tahun, paritas lima atau
saat dan selama perdarahan ini janin
lebih patut dicurigai akan mengalami
dapat mati karena hipoksia. Setelah lahir,
perdarahan
mungkin terjadi perdarahan postpartum
menurut
karena trofoblas menginvasi. Sedangkan
Wiknjosastro (2005) bahwa frekuensi
menurut Manuaba (1999) menyatakan
plasenta pervia pada primigravida yang
bahwa komplikasi perdarahan antepartum
berumur lebih dari 35 tahun kira-kira
dari solusio plasenta dapat menimbulkan
sepuluh kali lebih sering dibandingkan
gangguan sirkulasi ke janin yang dapat
dengan
mengancam jiwa janin dalam bentuk
kurang
“asfiksia” ringan sampai kematian, gerak
grandemultipara yang berumur lebih dari
janin berkurang sampai menghilang,
35 tahun kira-kira empat kali lebih sering
sedangkan
dibandingkan dengan grandemultipara
pada
ibu
dapat
terjadi
timbunan darah di belakang plasenta
Menurut
perdarahan Wiknjosastro
antepartum. Begitu pula
Kloosterman
primigravida dari
25
(1973)
yang
dalam
berumur
tahun.
Pada
yang berumur kurang dari 25 tahun.
yang mengakibatkan gangguan sirkulasi
174
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Menteri Kesehatan RI, Prof. dr.
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil..... Dari data di atas peneliti tertarik
Sp.M(K)
mengambil judul karya tulis: “Hubungan
pelaksanaan
Antara Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian
Development
Perdarahan Antepartum di RSI Kudus.
Goals (MDGs) telah berakhir pada tahun
Untuk mengetahui hubungan antara usia
2015 dilanjutkan dengan Sustainable
ibu hamil dengan kejadian perdarahan
Development Goals (SDGs) hingga tahun
antepartum di RSI Kudus.
2030 yang lebih menekankan kepada 5P
BAHAN DAN METODE
Nila
Farid
Moeloek,
menyampaikan
bahwa
dari Millenium
yaitu: People,
Planet,
Peace,
Prosperity, dan Partnership.
(Menkes.
2016)
Jenis penelitian ini adalah korelasi kuantitatif
yaitu
bertujuan untuk
penelitian
yang
menelaah hubungan
Sebagai salah satu Rumah Sakit
antara dua variabel yaitu usia ibu hamil
rujukan di Kota Kudus, di Rumah Sakit
dan kejadian perdarahan antepartum.
Islam Sunan Kudus yang berlokasi di Jl.
Dalam
Kudus
Kecamatan
pendekatan retrospektif yaitu variabel
Kaliwungu Kabupaten Kudus pada saat
penelitian diukur dalam waktu yang
ini
berbeda
Permai
terdapat
19
No.1
kasus
perdarahan
penelitian
(menuju
antepartum (12,93%) dari 147 ibu hamil
(Notoatmodjo, 2005)
yang melakukan pemeriksaan di Rumah
Populasi
ini
ke
dalam
menggunakan
masa
penelitian
lalu)
ini
Sakit Islam Sunan Kudus. Hal ini
adalah seluruh ibu hamil dengan usia
menunjukkan masih tingginya kejadian
kehamilan lebih dari 22 minggu yang
perdarahan antepartum di RSI Kudus.
melakukan pemeriksaan di RSI Kudus
175
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
selama tahun ini. Jumlah populasi dalam
HASIL
penelitian ini adalah 103 orang.
1. Diskripsi usia ibu hamil di RSI Kudus
Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi yang memenuhi syarat kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di RSI Kudus Prosentase Usia Frekuensi (f) (%) < 20 tahun 6 7,3 20 – 35 tahun 62 75,6 > 35 tahun 14 17,1 Jumlah 82 100
purposive
sampling, dimana sampel yang diambil
Berdasarkan tabel 4.1 dari 82
adalah semua ibu hamil yang memenuhi
responden
syarat inklusi yaitu 82 orang.
adalah responden yang berusia 20 – 35
Analisis Data univariat dilakukan tiap variable
dari
hasil
penelitian.
Untuk
mengetahui karakteristik usia ibu hamil dan kejadian perdarahan antepartum, analisis yang digunakan adalah analisis univariat
tahun
jumlah
yaitu
sedangkan
paling
sebanyak
jumlah
banyak
75,6%,
paling
sedikit
adalah responden yang berusia < 20 tahun yaitu sebanyak 7,3%. 2. Diskripsi
kejadian
perdarahan
dengan menggunakan distribusi frekuensi
antepartum di RSI Kudus
dan prosentase (Notoatmojo, 2005). Analisis
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Perdarahan Anterpartum di Rumah RSI Kudus Kejadian Perdarahan Frekuensi (f) Prosentase (%) Antepartum Terjadi 19 23,2 perdarahan Tidak Terjadi 63 76,8 perdarahan Jumlah 82 100
bivariat
dilakukan
untuk
menganalisa
hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum. uji statistik chi square dengan taraf kepercayaan 95 %
Dari table 4.2 didapatkan hasil bahwa
atau derajat kesalahan 0,05. Jika p value <
19 responden mengalami perdarahan nilai signifikansi (0,05) maka Ha diterima
antepartum, sedangkan 63 responden dan Ho ditolak. Jika p value > nilai signifikansi (0,05) maka Ha ditolak dan Ho diterima (Hidayat, 2007).
tidak
mengalami
perdarahan
antepartum.
176
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
3. Hubungan
Untuk
antara
dengan
usia
kejadian
ibu
hamil
perdarahan
antepartum di RSI Kudus Tabel 4.3 Tabel silang antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus Kejadian Perdarahan Antepartum Tidak Perd Terjadi araha (%) (%) perdara n han
Usia
< 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun Jumlah
4 2 13 19
mengetahui
hubungan
antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus dilakukan melalui uji Chi Square
Jumlah
didapatkan hasil perhitungan tabel
4,9 2,4
2 60
2,4 73,2
6 62
silang antara usia ibu hamil dengan
15,9
1
1,2
14
kejadian perdarahan antepartum di
23,2
63
76,8
82
Berdasarkan tabel 4.3 dari 82
RSI Kudus dengan kategori usia < 20
responden sebanyak 19 responden
tahun, 20 – 35 tahun, dan > 35 tahun
mengalami
antepartum,
dan kategori perdarahan antepartum
dimana jumlah paling banyak adalah
yaitu terjadi perdarahan dan tidak
usia > 35 tahun yaitu sebanyak 15,9%,
terjadi
sedangkan
sedikit
sebanyak 50% sel nilai frekuensi
adalah responden yang berusia 20 – 35
ekspetasinya kurang dari 5. Hal ini
tahun
2,4%.
tidak memenuhi syarat Chi Square
Sedangkan yang tidak mengalami
yaitu sel yang mengandung expected
perdarahan antepartum sebanyak 63
value <5 tidak boleh lebih dari 20%.
responden, dimana paling banyak
untuk
adalah responden yang berusia 20 – 35
dilakukan
tahun
73,2%,
untuk
sedikit
ekspetasi. Kategori yang digabung
adalah responden dengan usia > 35
adalah usia < 20 tahun dan > 35 tahun
tahun yaitu sebanyak 1,2%.
karena paling mendekati atau tidak
perdarahan
jumlah
yaitu
yaitu
sedangkan
paling
sebanyak
sebanyak
jumlah
paling
perdarahan
mengatasi
menunjukkan
hal
tersebut
penggabungan
kategori
memperbesar
frekuensi
177
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 terlalu
jauh
penilaian
pengkategoriannya, yaitu kategori usia ibu hamil resiko tinggi.
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil..... (derajat kebebasan) 1, dan x2 tabel = 3,84. Hasil perhitungan tabel di atas,
Tabel 4.4 Tabel silang antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus Kejadian Perdarahan Antepartum Tidak Usia Jml Perdara Terjadi (%) (%) han Perdarah an Reproduk 2 2,4 60 73,2 62 si Sehat Resiko 17 20,8 3 3,6 20 Tinggi Jumlah 19 23,2 63 76,8 82
x2 hitung (52,303) > x2 tabel (3,84) dan nilai p value (0,000) < nilai signifikansi
responden sebanyak 19 mengalami
perdarahan
responden antepartum,
dimana 20,8% hamil pada usia resiko tinggi dan 2,4% hamil pada usia reproduksi responden
sehat. tidak
Sedangkan
63
mengalami
perdarahan antepartum, dimana 73,2% hamil pada usia reproduksi sehat dan sisanya 3,6% hamil pada usia resiko tinggi. Dengan adanya penggabungan kategori, maka tabel silang yang sebelumnya 2 x 3 dengan df (derajat kebebasan) 2, dan x2 tabel = 5,99
Hal
ini
menunjukkan ada hubungan yang signifikan
Berdasarkan tabel 4.4 dari 82
(0,05).
dengan
antara
usia
kejadian
ibu
hamil
perdarahan
antepartum di RSI Kudus. PEMBAHASAN Penelitian tentang hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus, diperoleh adanya hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum. Pembahasan untuk tiap variabel dan hubungan antar variabel akan diuraikan di bawah ini. 4. Usia ibu hamil di RSU Kudus Pada penelitian terhadap 82 responden,
hasil
penelitian
menjadi tabel silang 2 x 2 dengan df
178
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
menunjukkkan bahwa jumlah paling
35 tahun, karena pada masa ini organ
banyak adalah responden yang berusia
reproduksi wanita sudah matang.
20 – 35 tahun yaitu sebanyak 75,6%, sedangkan
jumlah
paling
Selain
itu
menurut
Muhaj
sedikit
(2009), salah satu faktor kehamilan
adalah responden yang berusia < 20
resiko tinggi adalah faktor ibu. Angka
tahun yaitu sebanyak 7,3%.
kematian neonatal yang paling rendah
Pada usia < 20 tahun ovarium
terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh
belum berfungsi dengan mantap dan
ibu yang berusia 20-30 tahun. Berbeda
teratur. Keadaan endometrium juga
dengan kehamilan remaja maupun
masih belum sempurna. Pada usia
kehamilan yang dialami oleh wanita
lebih
dari
35
dimungkinkan
tahun
responden
berusia lebih dari 35 tahun, terutama
beresiko
terjadinya
primipara yang mempunyai resiko
penurunan fungsi-fungsi organ tubuh,
akan
begitu pula organ reproduksi wanita.
retardasi
Keadaan
kandungan, dan mengalami gawat
endometrium
juga
mengalami penurunan seiring dengan
janin
bertambahnya usia.
diderita
Menurut
Badan
Kesehatan
meningkatkan
terjadinya
pertumbuhan
intra
uteri.
ibu,
Penyakit
kehamilan
dalam
yang kembar
terutama kembar monokrionik dan
Dunia (WHO) yang dikutip oleh
obat-obatan
Depkes RI (2009) keadaan yang paling
resiko pada janin. Begitu pula menurut
baik
untuk
Boyle (2008) plasenta previa dapat
memiliki anak adalah antara usia 20-
terjadi pada umur muda, karena
bagi
seorang
wanita
tertentu
meningkatkan
endometrium masih belum sempurna.
179
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
Serta umur di atas 35 tahun karena
pemeriksaan di Rumah Sakit Islam
endometrium yang kurang subur dapat
Sunan Kudus tahun 2008 (responden)
meningkatkan
diketahui
kejadian
plasenta
previa. Endometrium yang kurang baik juga
dapat
menyebabkan
zigot
bahwa
19
responden
mengalami
perdarahan
antepartum,
sedangkan
63
mengalami
perdarahan
responden
tidak
antepartum.
mencari tempat implantasi yang lebih
Hal ini dimungkinkan karena pada
nyaman yaitu di tempat yang rendah
kehamilan
dekat ostium uteri internum. Ibu yang
minggu), jika terjadi kelainan plasenta
usianya lebih dari 35 tahun diketahui
sejak
lebih
perkembangan uterus
berisiko
mengalami
solusio
plasenta. Hal ini dapat diterangkan
awal
trimester
dan
kedua
dengan
(22
adanya
maka dapat
mengakibatkan perdarahan.
karena makin tua umur ibu, makin
Hal ini sesuai dengan teori yang
tinggi frekuensi penyakit hipertensi
dikemukakan oleh Mansjoer (2001)
menahun.
sering
kemungkinan perdarahan antepartum
terjadi pada ibu – ibu yang hamil pada
akibat plasenta previa dapat terjadi
usia tua dan hamil pada usia terlalu
sejak kehamilan berusia lebih dari 20
muda.
minggu, karena sejak saat itu segmen
Kematian
lebih
5. Kejadian perdarahan antepartum di RSI Kudus
bawah rahim mulai terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Menurut
Hasil penelitian, dari 82 ibu
Depkes (2009) pada kehamilan lanjut,
hamil dengan usia kehamilan lebih
perdarahan yang tidak normal adalah
dari 22 minggu yang melakukan
merah, banyak, dan kadang-kadang,
180
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
tetapi tidak selalu disertai dengan rasa
responden
nyeri. Perdarahan semacam ini bisa
antepartum, dimana jumlah paling
berarti plasenta previa atau abrupsio
banyak adalah usia > 35 tahun yaitu
plasenta.
sebanyak 15,9%, sedangkan jumlah
Pendapat Saifuddin
ini
didukung
(2002)
perdarahan
oleh
paling sedikit adalah responden yang
perdarahan
berusia 20 – 35 tahun yaitu sebanyak
antepartum pada umumnya disebabkan
2,4%.
oleh
mengalami
kelainan
mengalami
implantasi
plasenta
Sedangkan
yang
perdarahan
tidak
antepartum
(letak rendah dan previa), kelainan
sebanyak 63 responden, dimana paling
insersia tali pusat atau pembuluh darah
banyak adalah responden yang berusia
pada selaput amnion (vasa previa) dan
20 – 35 tahun yaitu sebanyak 73,2%,
separasi plasenta sebelum bayi lahir.
sedangkan
Begitu pula menurut Wiknjosastro
adalah responden dengan usia > 35
(2005)
tahun yaitu sebanyak 1,2%.
pada
setiap
perdarahan
antepartum, yang pertama kali harus
jumlah
paling
sedikit
Hubungan antara usia ibu hamil
dicurigai bahwa penyebabnya adalah
dengan
plasenta
antepartum di Rumah Sakit islam
previa
sampai
ternyata
dugaan itu salah.
kejadian
perdarahan
dari
82
hasil
responden
Uji Chi Square. Berdasarkan hasil uji tersebut didapatkan nilai signifikansi 0,000. Ini berarti ada hubungan yang
antepartum di RSI Kudus Berdasarkan
perdarahan
Sunan Kudus tahun 2008 diuji dengan
6. Hubungan antara usia ibu hamil dengan
kejadian
penelitian,
sebanyak
signifikan
antara
usia
ibu
hamil
19
181
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 dengan
kejadian
perdarahan
antepartum di RSI Kudus.
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil..... usia ibu, dapat meningkatkan kejadian solusio plasenta. Karena makin tua
Pada usia < 20 tahun ovarium belum berfungsi dengan mantap dan
umur ibu makin tinggi frekuensi penyakit hipertensi menahun.
teratur. Keadaan endometrium juga
Hasil penelitian ini memperkuat
masih belum sempurna. Responden
penelitian yang telah dilakukan oleh
yang berusia lebih dari 35 tahun
Aryuni Dewi Riyantika Sari (2008)
dimungkinkan
dari 69 ibu hamil yang paling banyak
beresiko
terjadinya
penurunan fungsi-fungsi organ tubuh,
mengalami
begitu pula organ reproduksi wanita.
adalah responden yang berusia lebih
Keadaan
juga
dari 35 tahun yaitu sebanyak 49,3%.
mengalami penurunan seiring dengan
Oleh sebab itu, masyarakat perlu
bertambahnya usia.
disadarkan untuk menunda pernikahan
endometrium
perdarahan
antepartum
Hal ini sesuai dengan teori
pada usia terlalu muda dan mencegah
dalam Sastrawinata (2005) plasenta
kehamilan di atas usia 35 tahun. Usia
previa dan solusio plasenta dapat
yang baik untuk hamil dan melahirkan
terjadi pada umur muda, karena
usia 20 sampai 35 tahun dengan jarak
endometrium masih belum sempurna.
kehamilan 2 tahun atau
Serta umur di atas 35 tahun karena
Tenaga kesehatan juga diharapkan
endometrium yang kurang subur dapat
dapat meningkatkan mutu pelayanan
meningkatkan kejadiannya plasenta
asuhan bagi ibu hamil, sehingga dapat
previa.
melakukan
Selain
itu
menurut
Wiknjosastro (2005) meningkatnya
deteksi
dini,
24 bulan.
memberi
upaya preventif terhadap faktor-faktor
182
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 penyebab
terjadinya
antepartum
perdarahan
misalnya
dengan
memberikan komunikasi, informasi dan
edukasi
kepada
masyarakat
tentang hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian perdarahan antepartum. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti kepada
mengucapkan RSI
memberikan
Kudus, ijin
dan
terimakasih yang
telah
tempat
untuk
penelitian dan kepada tim yang telah membantu penelitian ini.
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
Llewellyn – Jones, Derek. 2002. Dasardasar Obstetri dan Ginekologi. Hipokrates, Jakarta. Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Gawat Darurat Obstetri – Ginekologi dan Obstetri – Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. EGC, Jakarta. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan, Jakarta. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC, Jakarta. Muhaj, Khaidir. Resiko Kehamilan (http://www.google.co.id/faktor resiko kehamilan). 15 Mei 2009.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. PT. Cipta Rineka, Jakarta.
Menkes. 2016) http://www.depkes.go.id/article/print /16040400006/menkes-sampaikanagenda-sdgs-dalam-rakerkesnas2016.html
Boyle, Maureen. 2008. Kedaruratan Dalam Persalinan : Buku Saku Bidan. EGC, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Depkes RI. 2009. Materi Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja bagi Petugas Kesehatan. Depkes, Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKRPOGI, Jakarta.
Hidayat A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta.
183
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016
Asiyah, et. al.,Usia Ibu Hamil.....
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. EGC, Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung. Varney, Helen. 2002. Buku Saku Bidan. EGC, Jakarta. Widayatun, Tri Rusmi. 1999. Ilmu Perilaku. Sagung Seto, Jakarta. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
Ilmu
184