VOLUME II
JUNI 2016
Museum for Edutourism 2015 Antropodinamik Tambak Udang Berburu Fishing Ground dengan Satelit Pengenalan Gumuk Pasir Sejak Dini
Masyarakat Nelayan Desa Dadap, Indramayu Menelaah Lebih Jauh Paradigma Geomaritime Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari Dan Budaya di Desa Bebalang, Kab. Kepulauan Sangihe
URGENSI PETA DESA UNTUK PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA 0852-3388-4447
[email protected]
GeomaritimeSciencePark
@GeomaritimeSP
REDAKSIONAL - BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2015
Redaksional
Buletin Geomaritime BULETIN GEOMARITIME 2015 PARANGTRITIS GEOMARITIME SCIENCE PARK Penanggung Jawab : Th. Retno Wulan, S.Hut., M.Agr Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park Dewan Redaksi : Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. Prof. Dr. Muh Aris Marfai, M.Sc. Dr. Sigit Heru Murti B.S., M.Si.
Farid Ibrahim, S.Si. Zheny Setyaningsih, S.Si Anggara Setyabawana Putra Mega Dharma Putra
Pemimpin Redaksi : Dr. Ir. Wiwin Ambarwulan, M.Sc
Mitra Bestari : Dr. Nurul Khakim, M.Si. Pusat Studi Sumberdaya dan Teknologi Kelautan (PUSTEK) UGM Prof. Dr. Sunarto, MS Staf Pengajar Fakultas Geografi UGM
Sekretaris Redaksi : Ir. Sri Lestari Munajati, M.Agr
Sirkulasi : Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM
Staf Redaksi : Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc. Barandi Sapta Widartono, M.Si., M.Sc. Ari Cahyono, S.Si., M.Sc. Dr. I Nyoman Sukmantalya, M.Sc. Dwi Sri Wahyuningsih, S.Si. Erwin Isna Megawati, S.Si. Edwin Maulana, M.Sc.
Layouter : Tri Raharjo, S.Pd Penerbit : Parangtritis Geomaritime Science Park Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul Yogyakarta 55772
Kata Pengantar Penelitian merupakan penunjang penting dalam perindustrian di negara maju. Indonesia saat ini telah memiliki potensi tersebut namun masih perlu ditingkatkan. Rasio perbandingan antara peneliti dengan jumlah penduduk di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan rasio perbandingan peneliti-penduduk sehingga mendukung kemajuan Indonesia. Selain meningkatkan kuantitas peneliti yang ada, media untuk mengakses dan menyebarluaskan hasil penelitian perlu ditingkatkan. Menangkap situasi tersebut, Parangtritis Geomaritime Science Park kembali hadir dengan Buletin Geomaritime Volume II dengan tema tentang Peta Desa. Hal ini tidak terlepas dari salah satu Nawa Cita, yaitu membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Diharapkan buletin ini menjadi inspirasi untuk membangun desa berdasarkan potensinya. Buletin Geomaritime Volume II ini merupakan sebuah proses yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat menantikan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami juga tidak lupa berterima kasih untuk dukungan para pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan buletin. Semoga Buletin Geomaritime mampu berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para pembaca. Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park
DAFTAR ISI - BULETIN GEOMARITIME DESEMBER 2015
Daftar isi
Buletin Geomaritime Volume II Juni 2016
01 | PERISTIWA
Optimalisasi Pembangunan Desa Untuk Menciptakan Indonesia yang Lebih Baik Melalui Peluncuran Peta Desa - hal. 01
02 | BUDAYA
Masyarakat Nelayan Desa Dadap, Indramayu - hal. 03
03 | JENDELA Menelaah Lebih Jauh Paradigma Geomaritime - hal. 01 Science-Techno Park Berdiri, Indonesia Mandiri - hal. 02
05 | KESEHATAN Tuberkulosis (TB) Bukanlah Kutukan - hal. 05
07 | ILMIAH Mitos Kesejahteraan Tambang Pasir Pantai Dari Sudut Pandang Pembangunan Berkelanjutan - hal. 07 Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari Dan Budaya Di Desa Bebalang, Kab. Kepulauan Sangihe - hal. 13 Optimalisasi Sumberdaya Pesisir di Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur untuk mewujudkan Community Sustainable Coastal Development - hal. 21 Pengembangan Algoritma Ekstraksi Informasi Total Suspended Solid (TSS) dan Transparansi Perairan Menggunakan Citra Satelit Worldview-2 (Studi Kasus : Perairan PLTU Paiton, Probolinggo) - hal 27
35 | SOSOK Sosok Srikandi di Balik Layar Perkembangan Parangtritis Geomaritime Science Park Dedikasiku di antara Keluarga, Pekerjaan, dan Pendidikan - hal. 35
37 | TEKNOLOGI Jenis Kapal Nelayan Pesisir Dadap, Juntinyuat, Indramayu - hal. 37 Mengenal Lebih Dekat dengan Satelit NOAA - hal. 39
40 | KULINER “Si Uul” Primadona Kuliner Pesisir yang Menggoda Selera - hal. 40
41 | TEKNOLOGI Wisata Komplit di Laguna Pengklik Potensi Wisata Pantai Samas dan Peluang Sinergi JJLS - hal. 41 Gerbang Pengetahuan Maritim Indonesia: Menjelajahi Filosofi Maritim yang Sesungguhnya di Museum Gumuk Pasir - hal. 43
43
BULETIN GEOMARITIME JUNI 2016
WISATA
Gerbang Pengetahuan Maritim Indonesia: Menjelajahi Filosofi Maritim yang Sesungguhnya di Museum Gumuk Pasir Mega Dharma Putra
Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo kini tengah menguatkan jati diri sebagai negara maritim. Potensi Indonesia di bidang maritim sangat luas dan sekaligus belum dikelola secara optimal. Oleh karena itu, pembangunan poros maritim Indonesia membutuhkan informasi geospasial dalam peningkatan pengelolaan sumberdaya alam kemaritiman dan sebagai instrumen untuk menjaga keamanan dan kedaulatan. Apabila anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, maka Anda tidak perlu membelah lautan dan berkeliling nusantara untuk melihat berbagai potensi Indonesia di bidang kemaritiman. Cukup datang berkunjung ke Museum Gumuk Pasir, maka rangkuman informasi tentang jati diri Indonesia sebagai maritim akan terungkap. Museum Gumuk Pasir yang berada di bawah pengelolaan Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) memiliki koleksi mengenai hal yang berkaitan dengan kondisi keruangan maritim (geomaritim) Indonesia. PGSP sendiri memiliki visi untuk menjadi Pusat Teknologi Informasi Geospasial, pendidikan, penelitian, dan inovasi di bidang
kepesisiran dan kemaritiman di Indonesia. Hal yang ditawarkan oleh Museum Gumuk Pasir, selain tentang geomaritim, juga menjelaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan penginderaan jauh dan kepesisiran. Sesuai namanya, Museum Gumuk Pasir juga mengenalkan salah satu fenomena pesisir unik yang ada di Indonesia, yaitu gumuk pasir beserta proses pembentukan, manfaat, dan tantangan yang dihadapi dalam usaha pengembangannya. Tata letak arsitektur gedung Museum Gumuk Pasir memiliki makna filosofi yang mendalam. Museum Gumuk Pasir mempunyai tiga bangunan utama, yaitu Gedung Kerucut, Lorong Pengetahuan, dan Gedung Pameran. Ketiga bangunan tersebut memiliki filosofi proses terbentuknya gumuk pasir. Gedung Kerucut melambangkan Gunungapi Merapi, Lorong Pengetahuan melambangkan Sungai Opak dan Sungai Progo, sementara Gedung Pameran melambangkan Gumuk Pasir. Untuk urutan kunjungan, pengunjung akan diajak berkeliling museum mulai dari Gedung Kerucut, Lorong Pengetahuan, dan terakhir menuju Gedung Pameran, sesuai dengan urutan proses pembentukan.
TEKNOLOGI WISATA
Berada di Gedung Kerucut lantai satu, pengunjung akan disuguhi pengetahuan tentang kekayaan pesisir di Bantul. Panjang garis pantai di Bantul sekitar 16 km, dengan batas perairan sejauh 4 mil ke arah laut. Terdapat tiga cakupan wilayah pesisir di Kabupaten Bantul, yakni Pesisir Kecamatan Kretek, Pesisir Kecamatan Sanden, dan Pesisir Kecamatan Srandakan. Pesisir Kecamatan Kretek memiliki Parangtritis, Parangkusumo, Depok, dan Baros. Pesisir Kecamatan Sanden memiliki Kuwaru, Goa Cemara, Samas, dan Pandansari. Pesisir Kecamatan Srandakan memiliki Pandansimo. Pesisir Kabupaten Bantul mempunyai ciri khas berombak besar, topografi pantai datar sampai landai, dan pantainya berwarna gelap. Pasir berwarna gelap dipengaruhi oleh adanya gunungapi. Terdapat gunungapi yang berperan dalam pembentukan karakteristik Pesisir Selatan Bantul, yakni Gunungapi Merapi dan Gunungapi Sumbing. Menuju ke lantai 2 Gedung Kerucut, kita dapat melihat tipe pasir dan bebatuan di beberapa daerah di Indonesia. Terdapat tipe pasir yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Pulau Halmahera, di Kepulauan Maluku; Kabupaten Donggala, di Sulawesi Tengah; Pulau Flores; dan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sebagian besar pesisir yang berada di Indonesia bagian Timur memiliki pasir berwarna putih, disebabkan material penyusunnya berupa koral. Tipe pesisir yang memiliki gunungapi memiliki pasir berwarna gelap, sebagai contohnya adalah pesisir Pulau Jawa. Masih berada di Gedung
BULETIN GEOMARITIME JUNI 2016
Kerucut lantai dua, ditampilkan beberapa tipe Gumuk Pasir, yaitu tipe barkhan, parabolik, longitudinal, dan transversal. Berbagai pajangan citra satelit, foto udara, foto kenampakan gumuk pasir dari tahun ke tahun tertata dengan apik. Foto-foto tersebut menceritakan perkembangan gumuk pasir dari masa ke masa. Perubahan penggunaan lahan di kawasan gumuk pasir mulai dari lahan kosong sampai menjadi lahan terbangun terekam keberadaannya. Perjalanan pengunjung museum dilanjutkan menuju Lorong Pengetahuan menampilkan proses terjadinya gumuk pasir. Pengunjung diajak pemandu seolah-olah menyelami sungai, sembari membaca informasi mengenai proses terbentuknya Gumuk Pasir. Pembentukan gumuk pasir dimulai dari keluarnya material vulkanik Gunungapi Merapi hingga terbentuknya Gumuk Pasir di Parangkusumo. Sebagai tujuan terakhir dari perjalanan berkeliling Museum Gumuk Pasir, pengunjung akan diajak menuju Gedung yang menyerupai bentukan Gumuk Pasir. Pengunjung dapat belajar mengenai cara menerbangkan pesawat UAV menggunakan simulator, serta dapat belajar memantau pasang surut air laut secara daring (red: Online). Gedung Pameran lantai satu mendeskripsikan mengenai perkembangan pemetaan dari masa ke masa. Menelusuri sejarah perkembangan teknologi dari masa ke masa akan dapat mengetahui jejak perkembangan teknologi. Semoga Museum Gumuk Pasir dapat berkontribusi terhadap kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
44
Peta Penggunaan Lahan Desa Parangtritis
0852-3388-4447
[email protected] GeomaritimeSciencePark @GeomaritimeSP pgsp.big.go.id
ISSN