Keterangan Gambar 2 : K1 = Penyerapan tenaga kerja K2 = Potensi konflik dengan masyarakat rendah K3 = Menumbuhkan lapangan usaha K4 = Menumbuhkan sektor formal dan/atau informal K5 = Penguatan peran serta masyarakat K6 = Investasi rendah K7 = Biaya operasional rendah K8 = Menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) yang tinggi K9 = Minimal dalam menimbulkan pencemaran air K10 = Minimal dalam menimbulkan pencemaran udara dan bau K11 = Minimal dalam menimbulkan pencemaran tanah K12 = Minimal dalam menimbulkan habitat bibit penyakit K13 = Minimal dalam menurunkan estetika/keindahan lingkungan K14 = Kesesuaian dengan arahan pengembangan kota K15 = Tingkat efektifitas dalam mengurangi tumpukan sampah K16 = Dapat mengatasi masalah keterbatasan lahan K17 = Ketersediaan lokasi K18 = Ketersediaan teknologi K19 = Kemudahan penerapan teknologi (kemudahan operasional) K20 = Ketersediaan SDM yang memahami teknologi K21 = Pemanfaatan sumberdaya (dapat memanfaatkan sampah sebagai sebuah sumberdaya) Uraian secara lengkap setiap aspek dan kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur sebagai acuan dalam studi AHP selengkapnya disajikan pada Lampiran 1. Dalam kerangka studi CVM, dibuat skenario penelitian yang ditujukan bagi para responden agar mereka dapat memahami kondisi peningkatan lingkungan apa yang ditawarkan dan bentuk keterlibatan masyarakat didalamnya. Skenario tersebut adalah : “Pemerintah Kota Jakarta Timur berencana melaksanakan program pengolahan sampah pada tahun anggaran 2004. Dalam program tersebut direncanakan akan dilakukan pengadaan incenerator sampah yang akan ditempatkan disetiap kecamatan
41
(satu unit incenerator pada setiap kecamatan) dan kemudian secara bertahap ditempatkan satu unit incenerator disetiap kelurahan se Jakarta Timur. Dengan adanya incenerator ini, diharapkan seluruh sampah yang dihasilkan warga Jakarta Timur akan dapat ditangani dengan baik oleh pihak Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur. Namun pengadaan incenerator tersebut memerlukan dana yang besar. Sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa biaya investasi untuk satu unit incenerator kurang lebih sebesar 1,5 milyar rupiah, ditambah dengan biaya operasional sehari-hari. Sedangkan kemampuan finansial Pemerintah Kota Jakarta Timur terbatas. Oleh karena itu Seandainya pihak Pemerintah Kota Jakarta Timur menerapkan program pengolahan sampah dengan cara pengadaan incenerator, maka perlu melibatkan partisipasi masyarakat dalam bentuk retribusi sampah”.
2.
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari hingga Juni 2003. Lokasi/tempat
penelitian mencakup seluruh wilayah Jakarta Timur yang terdiri atas sepuluh kecamatan, yaitu: Kecamatan Matraman, Jatinegara, Pulogadung, Kramatjati, Cakung, Pasar Rebo, Duren Sawit, Makasar, Ciracas, dan Cipayung.
3.
Metoda Pengumpulan Data Metoda pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan
sekunder. Data primer mencakup: 1) hasil penggalian pendapat atau informasi dari kalangan aparat pemerintah, pakar persampahan, serta orang yang dianggap faham tentang teknologi pengolahan sampah; 2) hasil penggalian pendapat masyarakat Kota 42
Jakarta Timur mengenai persepsinya terhadap kebersihan lingkungan; 3) hasil penggalian pendapat masyarakat Jakarta Timur mengenai seberapa besar mereka bersedia membayar retribusi untuk mendukung kegiatan pengolahan sampah; dan 4) karakteristik sosial demografi masyarakat Jakarta Timur yang menjadi responden. Sedangkan data sekunder yang relevan dengan tujuan penelitian diambil dari berbagai sumber, seperti buku referensi, internet, dan buku atau informasi dari instansi terkait.
A. Data Primer Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada responden terpilih. Sehubungan dengan pemilihan responden, ada beberapa kelompok respoden yang akan “dibidik”, yaitu kalangan aparat pemerintah yang terkait dengan bidang persampahan, pakar persampahan, serta masyarakat perumahan dan pedagang. Responden dari kalangan aparat pemerintah dan pakar ditujukan untuk menggali pendapatnya dalam rangka pemilihan teknologi pengolahan sampah. Penggalian pendapat ini dilakukan dengan menerapkan teori AHP. Sedangkan responden dari kalangan masyarakat perumahan dan pedagang ditujukan bagi penggalian pendapat mengenai persepsi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, kesediaan membayar retribusi guna mendukung kegiatan pengolahan sampah, serta karakteristik sosial demografi masyarakat. Penggalian pendapat masyarakat perumahan dan pedagang dilakukan dengan menerapkan teori CVM. Metoda pengambilan sampel dalam studi AHP adalah purposive sampling agar responden terpilih merupakan key person. Jumlah responden untuk studi AHP 43
seluruhnya 26 orang. Penentuan responden dengan memperhatikan strata dalam tata pemerintahan, yaitu : ♣
Pemerintah pusat, diwakili Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan jumlah responden 2 orang, Departemen Kesehatan dengan jumlah responden 2 orang, Departemen Pemukiman dan Pengembangan Prasarana Wilayah dengan jumlah responden 2 orang, Departemen Dalam Negeri dengan jumlah responden 1 orang ;
♣
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diwakili oleh Dinas Kebersihan 1 orang, Bappeda 1 orang, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) 2 orang, Dinas Tata Kota 1 orang, seksi kebersihan pada Bagian Penyusunan Program 1 orang. sehingga total responden dari Provinsi DKI sebanyak 5 orang;
♣
Lingkup Pemerintah Kota Jakarta Timur, terdiri atas : 1. BPLHD : jumlah responden 1 orang; 2. Suku Dinas Kebersihan: jumlah responden 1 orang; 3. Kecamatan : jumlah responden 1 orang;
♣
Ilmuwan persampahan. responden yang diambil adalah : 1. Perguruan tinggi, yaitu IPB terdiri atas 2 responden, UI terdiri atas 1 responden, dan ITB terdiri atas 2 responden; 2. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terdiri atas 2 responden 3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terdiri atas 2 responden
♣
LSM yang bergerak dibidang persampahan 1 responden
44
Metoda pengambilan sampel untuk melaksanakan studi CVM dilakukan dengan teknik “stratified random sampling”. Masyarakat yang menjadi responden dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu : 1. Masyarakat yang tinggal di pemukiman tertata (kompleks perumahan); 2. Masyarakat yang tinggal di pemukiman tidak tertata (bukan kompleks perumahan); 3. Masyarakat pedagang dari kawasan pertokoan; 4. Masyarakat pedagang dari kawasan pasar tradisional. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel dalam studi CVM sebanyak 400 responden. Randomisasi dilakukan pada unit terkecil kecamatan. Pembagian jumlah responden dalam setiap kecamatan di seluruh wilayah Jakarta Timur dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Struktur Pembagian Responden yang Menjadi Sampel pada Studi CVM Kecamatan Kelompok Perumahan tertata (kompleks) Perumahan tidak tertata Pedagang pasar tradisional Pedagang kawasan pertokoan Jumlah Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
Keterangan : 1 = Kecamatan Jatinegara 2 = Kecamatan Cipayung 3 = Kecamatan Makasar 4 = Kecamatan Ciracas 5 = Kecamatan Matraman
6= 7= 8= 9= 10 =
Kecamatan Kramatjati Kecamatan Cakung Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Pulo Gadung Kecamatan Pasar Rebo
45
B. Data Sekunder Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari berbagai sumber, meliputi: 1. Dinas Kebersihan DKI Jakarta: -
Laporan tahunan kegiatan persampahan (maksimal 5 tahun);
-
Proyek-proyek yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan sampah, baik yang didanai APBD maupun kerjasama internasional;
-
Peraturan daerah ataupun surat keputusan gubernur yang terkait dengan masalah persampahan.
2. Suku Dinas Kebersihan Kota Jakarta Timur: -
Struktur kelembagaan;
-
Sumber daya manusia yang dimiliki;
-
Sarana dan prasarana yang dimiliki;
-
Proyek-proyek yang telah ada;
-
Dokumen perencanaan yang telah ada;
3. Kantor Walikota Jakarta Timur: -
Data sosial demografi Jakarta Timur (Jakarta Timur Dalam Angka);
-
Laporan Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) Jakarta Timur beserta peta-petanya
-
Peraturan daerah atau surat keputusan walikota yang terkait dengan sampah
46
4. Studi literatur, internet, dan sumber lainnya : -
Definisi tentang landfill, incenerator, dan composting;
-
Data-data teknis tentang landfill, incenerator, dan composting;
-
Kebutuhan biaya operasi
4. Analisis Data Analisis data hasil penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Analisis data hasil studi AHP. Analisis data hasil studi AHP digunakan untuk menarik kesimpulan tentang teknologi pengolahan sampah yang menjadi prioritas untuk diterapkan di Jakarta Timur. Hasil kuisioner setiap responden dianalisis untuk dilihat tingkat konsistensinya dalam menjawab setiap pertanyaan. Apabila nilai rasio inkonsistensinya (inconcistency ratio) lebih besar dari 0,1 maka dilakukan revisi pendapat. Namun jika nilai rasio inkonsistensinya sangat besar, maka responden tersebut dihilangkan. Analisis hasil studi AHP dilakukan dengan menggunakan alat bantu paket program Expert Choice versi 9,5. b. Analisis persepsi responden terhadap kebersihan lingkungan. Analisis persepsi didasarkan atas kuisioner hasil studi CVM. Kegiatan analisis menggunakan alat bantu paket program Microsoft Excell dan SPSS versi 11,5. c. Analisis karakteristik responden. Seperti halnya analisis persepsi, analisis karakteristik responden juga didasarkan atas hasil studi CVM. Analisis ini juga menggunakan alat bantu program Microsoft Excell dan SPSS versi 11,5. 47
d. Analisis nilai rata-rata WTP Analisis besaran nilai rata-rata WTP juga didasarkan atas hasil kuisoner dalam studi CVM. Analisis ini juga menggunakan alat bantu paket program Microsoft Excell dan SPSS versi 11,5. e. Analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis sidik ragam (uji – F), ditujukan untuk menguji keputusan yang dihasilkan dalam studi AHP. Dalam hal ini apakah ada perbedaan yang secara statistik signifikan terhadap alternatif teknologi terpilih. Hipotesis yang dikembangkan dalam uji – F adalah : H0 :
µ incenerator = µ pengomposan = µ sanitary landfill
H1 :
Minimal ada satu µ yang berbeda
Jika H0 yang diterima, berarti teknologi pengolahan sampah yang terpilih tidak berbeda nyata. Namun jika H1 yang diterima, berarti teknologi pengolahan sampah yang terpilih berbeda nyata dan selanjutnya dilakukan uji Duncan untuk melihat teknologi mana yang sesungguhnya secara statistik berbeda nyata. Disamping itu dilakukan pula uji beda nilai tengah (uji t dan uji z) untuk melihat perbedaan nilai WTP setiap segmen pelaku serta analisis korelasi Spearman untuk melihat korelasi antar beberapa variabel. Analisis statistik menggunakan alat bantu paket program SPSS versi 11,5.
48