UPAYA PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM MENYIKAPI KEGIATAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) DI KOTA PONTIANAK Fauziah
ABSTRAK Salah satu organisasi lembaga dakwah yang terus berkembang dengan jumlah pengikut yang cukup banyak dan tersebar dibeberapa wilayah Indonesia adalah aliran keagamaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (dikenal dengan sebutan LDII), termasuk di Kalimatan Barat, khususnya di kota Pontianak LDII tumbuh bersemi. Sebagaimana di wilayah lain, kegiatan keagamaan tersebut mengindikasikan sikap yang juga ekslusif, ekstrim dan cenderung menyalahkan praktik ajaran keagaamaan diluar jamaahnya. Sikap keberagaamaan LDII tersebut di Pontianak, memang belum memunculkan reaksi penolakan secara massal, namun sorotan dan syindrom penolakan dari sebagian masyarakat sudah mulai menggeliat dan keresahan masyarakat sudah mulai mengemuka terutama disekitar lingkungan markaz dakwahnya. Artikel ini merupakan benang merah dari sebuah penelitian yang berupaya mendeskripsikan keberadaan aliran LDII di Kota Pontianak. Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama, Keberadaan aliran LDII di kota pontianak, telah tersebar di beberapa kecamatan sebanyak 11 (sebelas) tempat/lokasi yang dijadikan sebagai perkumpulan para jama’ah LDII. Tempat-tempat tersebut di lengkapi dengan beberapa mesjid sebagai tempat ibadah dan pondok pesantren. Kedua, Sikap Pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi doktinisasi dan eksklufisme aliran LDII, masih dalam tatanan monitoring dan menjaga agar tidak muncul gejolah atau pertikaian dan kekerasan di antara sesama Muslim atau dalam lingkungan masyarakat, dengan mempelajari dan mengkaji perkembangan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di kota pontoianak.
Kata kunci: Pemerintah Kota Pontianak, aliran LDII
A. Pendahuluan Pemerintah
studi keagamaan. Sedangkan Indonesia
mengakui
enam agama yang dianut dan diyakini oleh bangsa Indonesia, yakni; Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Secara defacto keenamnya diakui oleh dunia Internasional, Paling tidak dalam
organisasi
lembaga
beberapa
dakwah
yang
anggotanya puluhan, ratusan dan bahkan ribuan tersebar dibeberapa desa, daerah atau kota di wilayah nusantara ini selalu menuntut untuk diakui sebagai organisasi yang independen. Memiliki otoritas dalam
﴾ 218 ﴿
aktivitas
kegiatannya
senantiasa
oleh sekelompok orang yang saat ini
memproklamirkan konsep keyakinan dan
sedang
keberagamaan
menggunakan simbul-simbul dari salah
organisasi
yang
dakwah
berbeda lainnya.
dengan Seringkali
terjadi,
dikarenakan
mereka
satu agama tearsebut.
diasumsikan sebagai bentuk aliran baru
Secara historis, munculnya aliran-
yang harus atau perlu di hilangkan dan
aliran
dimusnakan,
terus
fahaman mereka dalam memahami nilai-
memperjuangkannya dengan mengguna-
nilai atau ajaran tentang konsep Tuhan
kan berbagai media dan fasilitas yang ada
yang
dengan alasan kebebasan dan Hak Asasi
kepercayaan lokal dari keperayaan anisme
Manusia (HAM). Salah satu dari organisasi
/ dinamisme, yang diangkat menjadi ritual-
dakwah tersebut dikenal dengan nama
ritual khusus yang menggunakan simbol
Lembaga Dakwah Islam Indonesia, yang
budaya
disingkat LDII. Diperbincangkan sebagai
diikuti secara terus-menerus oleh para
organisasi
aliran
pengikutnya, sehingga berkembang dan
keyakinan sesat atau menyimpang dari
membentuk komunitas dalam jumlah yang
nilai-nilai syari’at islam
semakin
meskipun
sekaligus
mereka
memiliki
(Al-Qur’an –
Hadist).
tersebut
bermula
dicampur
atau
dari
kesalah
adukkan
adat
banyak.
istiadat.
dengan
Kemudian
Kepercayaan
ini
sebenarnya dikategorikan sebagai aliran
Kementerian
kebudayaan
dan
keagamaan
cultural
bukan
(agama
yang
Pariwisata mencatat, terdapat lebih dari
revealed
150 aliran kepercayaan di Indonesia.
diwahyukan).
Permasalahan muncul dan berkembang
umumnya hanya campuran dari agama
secara administrasi, ketika kitab suci yang
dan budaya dan tidak layak disebut
dimiliki dan ritulitas keagamaan yang mulai
sebagai institusi agama, sebab unsur-
menyimpang serta tidak dibenarkan secara
unsur dasar sebagai agama tidak ada
logis
pada semua aliran tersebut.
dengan
berbagai
kajian
sosial
religion
product
Aliran–aliran
tersebut
keagamaan dan berdasarkan kajian Al-
Saat ini aliran-aliran serta paham-
Qur’an dan hadist serta kelima unsur-unsur
paham sesat dan menyimpang sedang
ajaran agama lainnya. Lebih serius lagi hal
tumbuh
ini akan menimbulkan chaos, kerusuhan
Indonesia. Belum selesai masalah satu
sosial dan kultur di masyarakat, jika agama
aliran sudah aliran yang baru. Lebih 250
yang diakui tersebut mengajarkan tindakan
aliran sesat di Indonesia dan 50 di
a-moral, merusak kerukunan antar umat
antaranya berkembang di Jawa. Selain
beragama dan penistaan agama tertentu
merusak akidah dan citra Agama, aliran-
﴾ 219 ﴿
subur
dan
berkembang
di
aliran ini merusak tatanan sosial, merusak
Mungkin
saja,
reaksi
massal
hubungan keluarga, merusak persatuan
masyarakat terhadap LDII masih tertahan
umat, merusak cara berpikir masyarakat,
oleh
dan
masyarakat
bahkan
ada
yang
mengancam
pengetahuan Indonesia
yang
mengenal
aliran
Islamiyah yang dakwahnya melalui fase
kemasyarakatan yang independen, resmi
sembunyi-sembunyi, fase terang-terangan,
dan legal. Hal tersebut dikarenakan LDII
fase perang terhadap seluruh yang tidak
tercatat di Badan Kesatuan Bangsa dan
masuk kelompoknya, fase kemenangan,
Perlindungan Masyarakat (Bakesbang &
dan
Linmas) Departemen Dalam Negeri no. 5
kepada
fase
mendirikan
pemerintahan sendiri. Salah
satu
sebagai
besar
kelangsungan NKRI, seperi Al-Qiyadah Al-
sampai
ini
sebagian
organisasai
tahun 1986. Resmi sebagai Organisasi aliran
terus
Masyarakat yang memiliki Badan Hukum.
berkembang dengan jumlah pengikut yang
Berdasarkan keputusan Mentri Hukum dan
cukup banyak dan tersebar dibeberapa
Hak Asasi Manusia RI no. AHU-18. AH.
wilayah
Indonesia
keagamaan
Lembaga
yang
adalah
aliran
01.06 Tahun 2008, tanggal, 20 Februari
Dakwah
Islam
2008.
Ketetapan ini menegaskan bahwa
Indonesia (dikenal dengan sebutan LDII),
LDII menjadi bagian komponen bangsa
Di Kalimatan Barat, khususnya di kota
Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan
Pontianak
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
LDII
tumbuh
bersemi.
sebagaimana di wilayah lain, aliran atau
dn
paham
Republik Indonesia tahun 1945.
keagamaan
tersebut
mengindikasikan sikap yang juga ekslusif, ekstrim
dan
cenderung
praktik
ajaran
menyalahkan
Dasar
Negara
Sebagai lembaga yang indipenden dan resmi tentunya tidak diragukan lagi
diluar
eksistensinya sebagai organisasi Islam
jamaahnya. Sikap keberagaamaan LDII
yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
tersebut di Pontianak, memang belum
ajaran Islam. Akan tetapi realitas yang
memunculkan reaksi penolakan secara
terjadi pada saat ini, cukup membuat
massal, namun sorotan dan syindrom
masyarakat
penolakan
mereka
dari
keagaamaan
Undang-Undang
sebagian
masyarakat
kaget
terutama
dengan dalam
kebiasaan
menyebarkan
sudah mulai menggeliat dan keresahan
ajaran, ritualitas ajaran dan yang paling
masyarakat
fatal adalah Jamaah LDII menolak dan
terutama
sudah
disekitar
mulai
mengemuka
lingkungan
markaz
menganggap keliru setiap ajaran diluar
dakwahnya.
﴾ 220 ﴿
jamaahnya.1 informasi praktik
Untuk
eksklusifitas keagamaan
mengkonfirmasi
pernikahan,
dan
lainnya.
sosial
c. Kepedulian dan komitmen yang begitu
bergaulanya, peneliti melakukan survey
kuat terhadap sesama anggota LDII
dilokasi
yang dikukuhkan melalui sistem Bai’at,
ibadah
serta
kehidupan
cara
tempat
LDII
ritus-ritus
dan
mereka
yang
berada di jalan Podomoro, di tengah kota
menjadikan
Pontianak
menentukan solidaritas
dan
Kalimantan
beberapa
Barat.
Dari
daerah hasil
di
kekuatan
yang
sangat
dan loyalitas
survey
mereka terhadap kemajuan organisasi
sementara peneliti mendapatkan informasi
dan kesejahteraan anggota dan/atau
menarik, antara lain:
pengikutnya.
a. Para jama’ah LDII, tidak bisa menerima
Informasi
menegaskan
orang lain sesama muslim untuk sholat
kegelisahaan masyarakat akan sebaran
berjamaah bersama mereka dengan
paham serta sikap keagamaan LDII yang
leluasa, dikarenakan sikap mereka yang
sangat eksklusif dan ekstrim-tekstualis,
kurang berinteraksi dengan masyarakat
sehingga
di sekitar tempat tinggal mereka dan
menumbuhkan kegaduhan sosial yang
sholat
berjama’ah
dengan
intoleran
dan
mengarah pada konflik keagamaan. Hal
masyarakat muslim lainnya yang bukan
tersebut merupakan temuan sementara
jamaah/anggota LDII.
Peneliti
imamah
yang
orang
cenderung
/
b. Sikap
begitu
pada
Jemaah
LDII
di
besar
Pontianak.Temuan sementara mengenai
terhadap berbagai aktivitas keseharian
LDII di kota Pontianak berbanding terbalik
serta sangat tunduk dan patuh pada
dengan hasil penelitian Utang Ranuwijaya
pemimpin mereka, dengan mengikuti
yang menyimpulkan bahwa LDII sudah
perintah dan ajaran organisasi sebagai
berubah
hasil kesepakatan mereka baik dalam
paradigma lamanya (eksklusif, intoleran
hal-hal yang bersifat pribadi, seperti
dan menganggap diluar jamahnya sebagai najis).2
1
tersebut
Sekilas doktrin Jamah LDII terkesan lebih mengedepankan simbol dan sangat tekstual, padahal doktrin keagamaan idealnya lebih mengedepankan substansi, kebenaran dan kemaslahatan. Hal tesebut sesungguhnya bukanlah sesuatu yang baru. Dalamsejarah pemikiran, Nurcholis Madjid pernah menyinggung seputar polemik mengenai simbol atau substansi keagamaan yang mesti diutamakan yang terjadi antara para filosof semisal Ibnu Ziana, Ghazali dan Ibnu Rusyd. Lihat Nurchalis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta, Paramadina, 2000), hal, 576.
dan
Oleh
sudah
karena
meninggalkan
itu,
Temuan
sementara peneliti mengenai jamaah LDII di Pontianak sejalan dengan data penelitian
Badan
Litbang
dan
hasil Diklat
Puslitbang Kehidupan Keagamaan tahun 2
Lebih lanjut lihat KH.Abdusshamad Buchari, Benturan Terjadi Karena Ananiyah Hizbiyah, dalam After New Paradigm, Catatan Para UlamaTentang LDII (Jakarta: Madani Institut, 2008) hal, 138.
﴾ 221 ﴿
2007 yang telah mengkaji perkembangan
Kekuatan organisasi yang cukup besar
aliran ini dibeberapa wilayah di Indonesia,
dengan
antara
Samarinda,
mereka miliki dan integritas para jamaah
Palembang, Tanjung Pinang dan Menado,
yang terjalin begitu akrab menjadi bagian
menunjukkan berbagai kecaman terhadap
lain yang menarik kiranya untuk dikaji.
lain:
Jawa
Timur,
aliran ini. Hasil penelitian Badan Litbang tersebut
mengemukakan
fasilitas
tempat
ibadah
yang
Sekretaris Jendral Forum Umat
berbagai
Islam (FUI) dan ketua Forum Kerukunan
keganjilan dari sikap jamaah LDII dalam
Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat
bergaul dengan sesama muslim lainnya
pada periode tahun 2012 , Haitami Salim,
yang terus di kritisi karena sikap jemaah
turut
LDII yang tidak pantas dan tidak sesuai
Menurutnya,
dengan tuntunan akhlak Islam. Kasak-
menimbulkan keresahan di kota Pontianak,
kusuk mengenai keganjilan LDII pun terus
akan tetapi hal ini harus terus dicermati
berkembang
lebih jauh dengan melakukan kajian dan
di
masyarkat
membentuk
mengikuti
kesan negatif yang cendrung eksklusif dan
penelitian
arogan.
melakukan
Oleh
secara
memang
belum
mendalam
pengamatan
dengan
dan
diskusi
intensif dalam Forum Group Discussion
berkembangnya
(FGD) di kalangan masyarkat, melakukan
perdebatan di kalangan masyarakat awam,
interpretasi dari berbagai sudut pandang.
tokoh
Oleh karena itu, Penelitian ini diharapkan
semakin
agama/ulama
itu,
LDII
LDII.
sehubungan
dengan
karena
perkembangan
dan
pemerintah
tentang keberadaan LDII yang ada di kota
memberikan
Pontianak, menarik kiranya jika diteliti lebih
membangun
jauh karena LDII masih mengunakan
kerukunan keberagamaan di Kalimantan
paradigma lama. Selain itu, LDII yang
Barat, khususnya Kota Pontianak yang
dapat
tediri dari multi etnis dan agama.
dikategorika
pengikutnya
yang
memiliki terus
banyak
kontribusi
positif
paradigma
dalam
membangun
berkembang
Kekuatan dan kebesaran organisasi
hingga pada kisaran 700 orang (sumber
serta jumlah pengikut/jamaah aliran LDII
salah seorang tokoh agama yang pernah
yang semakin terus bertambah, juga turut
diminta untuk mengisi pengajiannya di
memberikan inspirasi pada peneliti, untuk
salah satu mesjid yang berada di jalan
mengkaji sikap dan aktivitas jamaah LDII
Podomoro di Kota Pontianak). Pengikut
dalam melaksanakan kegiatan dakwah /
jamaah yang tergabung dalam LDII juga
keagamaan,
terdiri dari berbagai macam latar belakang
Pontianak.
profesi, dan pendidikan serta status sosial.
﴾ 222 ﴿
khususnya
di
Kota
B. Fokus Masalah
mendapatkan
Secara umum penelitian ini ingin mengkaji lebih jauh “Bagaimana Upaya Pemerintah
dan
Masyarakat
Dalam
Menyikapi kegiatan LDII di Kota Pontianak
Untuk memberikan batasan dalam penelitian ini, peneliti rumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian, antara pertama,
Bagaimana
keberadaan
aliran LDII di Kota Pontianak ?; kedua,
kota Pontianak?; ketiga, Upaya apa yang dilakukan
pemerintah
dan
masyarakat
dalam menyikapi kegiatan keagamaan LDII
dari
Islam dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia, yg disingkat LDII,
bukan
sebagai nama aliran. Memiliki aturan dan yang
jelas
dalam
Anggaran Dasar / AD dan Rumah Tangga / RT yang mendapatkan pengesahan dari pemerintah
sebagaimana
dimiliki
organisasi Islam seperti; Muhammadiyah, Nahdatul Ulama / NU, dan yang lainnya. Sebagai
Bagaimana program kegiatan LDII serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari di
resmi
pemerintah sebagai organisasi dakwah
konsep-konsep
?”.
lain:
pengakuan
pimpinan
bertanggung
jawab
yang terhadap
perkembangan aliran keagamaan atau organisasi keagamaan di kota pontianak, kepala kementerian Agama / KEMENAG kota Pontianak, khususnya dari kepala
di kota Pontianak ?
seksi BIMAS Islam, tidak pernah mendapat laporan dari organisasi yang menjadi
C. Data dan Pembahasan
wadah pergerakan kegiatan dakwah LDII, Pemaparan data hasil penelitian ini akan
dikemukan
secara
terperinci
berdasarkan hasil wawancara, observasi dan temuan dokumentasi di lapangan sesuai
dengan
pembatasan
masalah
penelitian ini yaitu:
1. Keberadaan pontianak
aliran
LDII
di
kota
tentang keberadaan mesjid yang mereka bangun serta penjelasan kegiatan mereka dalam bentuk tertulis maupun secara lisan sebagai organisasi yang telah memiliki sekretariat atau pusat perkumpulan di beberapa
kecamatan
pontianak
dengan keberadaan
mesjid
serta
pondok
di
wilayah
kota
mesjid-
pesantren
yang
mereka miliki, sehingga tidak menimbulkan Beberapa pernyataan sumber data penelitian ini, sebagai pemerintah dan tokoh masyarakat dan pimpinan organisasi besar
di
kota
Pontianak
menyatakan
keberadaan aliran LDII secara yuridis formal/hukum,
aliran
ini
keraguan
terhadap
kegiatan-kegiatan
keagamaan yang mereka selenggarakan sebagai
dakwah
Islam
yang
tidak
menyimpang dari syari’at Islam. Hasil penelusuran peneliti melalui wawancara
sudah ﴾ 223 ﴿
dan observasi di lapangan memberikan
sebagai
gambaran sbb:
dibuktikan adanya kerjasama dengan
a. Perkembangan
aliran
dakwah
yang
yang
pemerintah tidak dilakukan oleh mereka
didukung oleh orgsnisasi besar mereka
secara tertulis sebagai bukti otentik
secara strukturisasi sudah dapat diakui
yang sah dan legal menjadi bagian dari
oleh pemerintah dikarenakan adanya
organisasi yang mendukung program
peran aktif pemerintah sebagai salah
pemerintah
satu unsur yang bertanggung jawab
bangsa yang meimiliki nilai-nilai akhlak
dalam setiap program kegiatan yang
Islam untuk mewujudkan masyarakat
diselenggarakan oleh organisasi LDII
yang
dan dikemukakn juga beberapa tokoh
Maha Esa dan menjadikan organisasi
masyarakat yang berada di lingkungan
ini unsur/bagian dari pemerintah dalam
tempat
membangun
kegiatan
LDII
lembaga
yang
mereka
membangun
karakter
bertaqwa kepada Tuhan Yang
bangsa
memberikan
selenggarakan / pengajian - pengajian
pembinaan kepada para remaja dan
ataupun aktifitas perkumpulan mereka
generasi muda untuk berkarya dan
pernah mengundang atau melibatkan
memiliki akhlak mulia melalui kegiatan
masyarakat lain yang bukan atau tidak
keagamaan yang mereka laksanakan
terdaftar sebagai jama’ah dan termasuk
umtuk
jama’ah LDII.
bangsa Indonesia, bukannya hanya
Meskipun
kegiatan
masyarajat
dan
dari
untuk kepentingan organisasi LDII atau
organisasi dakwah ini yang cendrung
komunitas jama’ah LDII dan pimpinan
untuk
organisasi atau memajukan komunitas
tidak
ada
kepentingan
melibatkan
orang-orang
muslim lainnya yang bukan dari jama’ah LDII
organisasi, Banyaknya para jama’ah LDII
serta lebih mengutamakan para
pengurus di organisasi LDII sebagai
terlihat
pengelola mesjid dan pondok pesantren
melakukan
yang
dihadiri orang muslim yang menjadi
ada
di
lingkungan
aktivitas
jelas
pada
saat
pengajian
LDII,
tanpa
mereka
yang
hanya
mereka, menimbulkan perspektif yang
anggota
kurang positif terhadap keberadan LDII
keanggotaan
di lingkungan masyarakat muslim yang
organisasi islam lainnya. Keberadaan ini
ada di kota Pontianak.
menimbulkan dugaan masyarakt muslim
dari
menghadirkan
masyarakat
atau
yang berada di sekitar perkumpulan b. Legalitas formal atau status hukum yang
memperkuat
organisasi
LDII
﴾ 224 ﴿
mereka, kurang
sehingga dapat
mereka
bersosialisasi
merasa secara
nyaman dan leluasa dalam melakukan
089/D.A/10/1971 tanggal 29 Oktober
kegiatan soaial keagamaan di antara
1971).
sesama mereka sebagai bagian dari
menunjukkan bahwa LDII mempunyai
anggota
akar
masyarakat
yang
terjalin
Penelusuran
kesejarahan
lebih
dengan
jauh
Darul
sebagai RW/RT di sekitar tempat tinggal
Hadits/Islam Jama’ah yang didirikan
mereka.
pada tahun 1951 oleh Nurhasan Al
Sebagai
sosial
Ubaidah Lubis (Madigol). Imbas dari
keagamaan, Lembaga Dakwah Islam
pelarangan tersebut membuat Darul
Indonesia (LDII) konon kelahirannya
Hadits/Islam Jama’ah berubah wujud
dibidani seorang laki-laki dari Kediri
menjadi
Jawa Timur yang bernama Madigol atau
(LEMKARI) pada tahun 1972 (tanggal
Muhammad Medigol. Tak hanya dikenal
13
sebagai pendiri, Madogol juga menjadi
kemunculan UU No. 8 tahun 1985
pemimpin yang cakap dan bijaksana
membuat LEMKARI sesuai MUBES II
sehingga oleh para jemaahnya diberi
tahun 1981 berubah menjadi Lembaga
gelar Al-Imam Nurhasan Ubaidah Lubis
Karyawan Dakwah Islam yang disingkat
Amir.
Kec.
juga LEMKARI (1981). Pada tahun 1990
Purwoasari, Kab. Kediri Jawa Timur,
sesuai keputusan konggres/muktamar
Indonesia.
LEMKARI diubah menjadi Lembaga
Lahir
di
Sebagai
Organisasi
Desa
Bangi,
sebuah
Lembaga
Januari
Karyawan
1972).
Islam
Selanjutnya,
organisasi
Dakwah Islam Indonesia (LDII). Silih
keagamaan yang bergerak dibidang
ganti perubahan nama tersebut selain
dakwah,
LDII
menghilangkan persamaan singkatan
dalam
menyebarkan
tidak
berjalan mulus ajarannya.
dengan Lembaga Karatedo Indonesia,
Berbagai tudingan miring terhadap LDII
juga diduga untuk menghilangkan citra
kerap menghiasi “medan juang” LDII.
lama LEMKARI yang tidak baik di mata
Bahkan
oleh
masyarakat. Kota atau daerah asal
http://hiramada.wordpress.com diakses
mula munculnya Islam Jama’ah/Lemkari
tanggal
2014
atau sekarang disebut LDII (Lembaga
yang
Dakwah Islamiyah Indonesia) adalah:
dianut oleh LDII tidak berbeda dengan
Desa Burengan Banjaran, di tengah-
aliran Islam Jama’ah/Darul Hadits yang
tengah kota Kediri, Jawa Timur.
telah
1. Desa Gadingmangu, Kec. Perak,
sebagaimana
23
dilansir
November
menyebutkan bahwa
dilarang
oleh
faham
Jaksa
Agung
Republik Indonesia pada tahun 1971 (SK
Jaksa
Agung
RI
No.
Kep-
﴾ 225 ﴿
Kab. Jombang, Jawa Timur.
2. Desa Pelem di tengah-tengah kota Kertosono,
Kab.
Nganjuk,
Jawa
Timur.
1960. Yaitu ketika ratusan jama’ah pengajian
Asrama
manqul
Qur’an
Hadits di Desa Gadingmangu menangis
Dari
dua
LDII
meminta Nurhasan Ubaidah Lubis Amir
menyebar keseluruh pelosok tanah air
(Madigol) mau dibai’at dan ditetapkan
dan
menjadi imam / amir mu’minin alirannya.
bahkan
Malaysia,
tersebut
keluar
negeri
semisal
Singapura
dan
lain-lain.
yang
demikian
Penyebaran mebuat
desa
sang
dilansir
pendiri
oleh
wordpress.com
Mereka
semuanya
menyatakan
pesat
sanggup taat dengan dikuatkan masing-
sebagaimana
masing berjabat tangan dengan Madigol
http://hiramada. diakses tanggal 23
sambil
mengucapkan
Syahadat,
shalawat dan kata - kata sakti ucapan
ke
bai’atnya masing - masing antara lain :
(baca:
“Sami’na wa atho’na Mastatho ‘na”
Madigol) dengan mengajarkan konsep
sebagai pernyataan sumpah untuk tetap
manqul, bai’at dan imamah yang diduga
setia.
November
2014
allamah-an
diri
didukung sang
oleh
Imam
ekstrim. Ke allamah-an nya dikuatkan
Bai’at para jemaah memperteguh
dengan penguasaan ilmu agama Islam
keyakinan
yang dipelajari langsung dari ulama-
keberlangsungan LDII sebagai garda
ulama
sistem
dakwah terkemuka yang direstui Allah.
manqul dan orang-orang Islam kini
Selanjutnya guna menegaskan ajaran
harus mempelajari Islam dari dia karena
LDII, Fatwa sang imam menjadi lebih
dia
oleh
ekstrim dengan mengkafirkan orang
gurunya dan guru-gurunya itu manqul
Islam di luar jama’ahnya, menyatakan
dan bersambung sampai Rasulullah
bahwa
saw.
belakang
Arab
sudah
Saudi
resmi
Lebih
dengan
di
lanjut
manquli
sang
imam
sang
tidak
imam
sah
imam
akan
bermakmum
yang
bukan
di dari
pengikutnya
jama’ahnya, menajiskan orang Islam di
bahwa tidak sah menimba ilmu agama
luar jama’ahnya, melarang jama’ahnya
Islam kecuali kepada diri sang imam,
menikah dengan orang Islam di luar
karena ribuan bahkan jutaan ulama
jama’ahnya (kecuali mau masuk LDII),
lainnya
menceraikan suami atau istrinya bila
menyampaikan
tidak
kepada
manqul
dan
keluar dari LDII, dan selain jama’ahnya
pemahamanya tidak benar. Masa pendalaman manqul Qur’an
adalah
penghuni
neraka
kecuali
LDII
menjadi
Hadits, tentang konsep Bai’at, Amir,
bergabung
Jama’ah dan Ta’at, itu sampai tahun
sesuatu yang luar biasa.
﴾ 226 ﴿
bersama
2. Upaya Pemerintah dan Masyarakat Dalam Menyikapi Kegiatan LDII di Kota Pontianak
dimaksudkan adalah pemerintah sebagai pimpinan
strukturisasi
lembaga
formal
yang ditetapkan/ditunjuk untuk menjadi Pemerintah dan masyarakat adalah lembaga yang bertanggung jawab penuh terhadap pergerakan aliran atau organisasi keagamaan yang berkembang pesat di negara atau wilayah indonesia. Sebagai lembaga struktural yang memiliki aturan dan kebijakan berhak melakukan tindakantindakan prefentif dan kuratif terhadap dampak atau akibat yang ditimbulkan dari suatu
aktivitas
/
kegiatan
yang
diselenggarakan oleh seseorang ataun kelempok
yang
dapat
menimbulkan
keresahan yang mengarah kepada konflik dan perpecahan/perkelahian dan hal-hal yang
akan
menyebabkan
munculnya
permasalahan di lingkungan masyarakat.
dari berbagai tokoh atau pimpinan yang berlandaskan pada aturan dan nilai-nilai dari dimensi sosial dan agama menjadi yang
sangat
penting
keagamaan yang berkembang di tanah air, khususnya
dalam
pemerintahan disuatu negara / wilayah kependudukan dan kehidupan manusia yang akan senantiasa melindungi dan
makhluk sosial dan religius yang tidak akan terlepas dari nilai-nilai budaya yang diperankn oleh pimpinan suku, pimpinan organisasi dan pimpinan dalam agama dan keberagamaan
manusia
di
dunia. Dalam penelitian ini unsur yang pemerintah
dan
masyarakat
kota
Pontianak.
Bapak
Usman A.R , kepala kasi BIMAS Islam di Kementrian seringkali berbagi
Agama
kota
melakukan aliran
pontianak,
kajian
yang
terhadap
berkembang
di
Pontianaktermasuklah aliran LDII yang hangat
diperbincangkan
beberap tahun ini,
masyarakat
pada tahun 1996 dia
sudah mendengar perkembangan aliran LDII
di
kota
Mempawah,
kabupaten
Pontianak. Pengikutnya belum tersebar sampai pada saat sekarang ini, dan di tahun 2000, dia sudah melihat beberapa
saat itu dikenal sebagai aliran Islam Jama’ah, dikarenakan ada keterkaitannya dengan beberapa nama yang diidentikkan nama beberapa aktivis teroris sebagai tokoh dari islam jama’ah, maka di tahun 2011, nama itu berubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia yang disingkat LDII.
menjamin ketentraman manusia sebagai
kehidupan
di
orang memperbincangkan aliran ini yang
Sedangkan masyarakat yang terdiri
unsur
penanggung jawab dari kegiatan aliran
Pemerintah
dalam
hal
ini
Kementrian Agama dan Majelis Ulama Indonesia belum memberikan tindakan apapun untuk menghentikan aliran ini, dikarenakan dalam surat perjanjiannya yang tertulis dan disepakati dengan majelis Ulama
yang ﴾ 227 ﴿
RI.
Mereka
menyatakan
ketersediaannya untuk tidak melakukan
melaksanakan
tindakan
bertentangan dengan syari’at Islam,
yang
akan
mengarah
pada
ibadah
kekerasan dan menimbulkan keresahan di
pemerintah
masyarakat, termasuk lah hal-hal yang
tindakan
menunjukkan arogan dan sikap kurang
Sikap ini dimaksudkan untuk mencegah
bersahabat dan cendrung mengutamakan
terjadinya
golongan
keterkaitannya dengan tidak adanya
atau
jamaahnya
melaksanakan
syariat
dalam
islam
dan
tidak
apapun
konflik
pelaporan
muamalah.
akan
yang
melakukan
terhadap
mereka.
harizontal.
terhadap
Dan
kegiatan
pembangunan mesjid atau pondok, hal
Ada beberapa alasan dikemukakan
ini berindikasi pada tidak adanya subsisi
pemerintah dalam menyikapi doktrin ajaran
atau bantuan dari pemerintah terhadap
mereka:
perkembangan mereka dan kemajuan
a. Lembaga
dakwah
LDII
tidak
kegiatan
menunjukkan perilaku yang mengarah
di
mesjid
atau
pondok
pesantren LDII.
pada hal-hal meresahkan masyarakat, seperti:
melakukan
kekerasan,
c. Keberadaan lembaga dakwah LDII yang
pemaksaan ekstrim kepada orang lain,
secara organisatoris masih terkendali
menunjukkan
dan
pertentangan
symbol pada
-
simbol
pemerintah
dan
tidak
menakutkan,
memberikan mencemaskan
kesan dan
masyartakat dan mengajak masyarakat
menimbulkan gejolak atau melakukan
baik secara perorangan atau kelompok
gerakan meresahkan masyarakat, tidak
untuk melakukan pengrusakan atau
akan
menunjukkan sikap yang mengarah
pemerintah. Namun setiap kegiatan
pada
keagamaan ataupun pengkajian materi
pertikaian
atau
mengganggu
ketenangan orang lain.
mendapatkan
sanki
dari
dakwah Islam yang mereka laksanakan tidak berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist
b. Meskipun organisasi / lembaga LDII tidak
ada
melakukan penyimpangan dalam
menyampaikan
beibadah mahdhoh maka pemerintah
laporan secara tertulis maupun lisan
akan memberikan tindakan - tindakan
tentang
pembangunan
sanki serta pembinaan - pembinaan
pesantren
keagamaan kearah yang benar.
mesjid
pernah
atau
keberadaan dan
pondok
di
lingkungan jama’ah mereka, selama mereka
tidak
menunjukkan
atau
melakukan kegiatan keagamaan atau
﴾ 228 ﴿
d. Majlis Ulama Indonesia (MUI) Organisasi
besar
pendamping
LDII, dibantah mereka bahwa sekarang
yang
menjadi
pemerintah
dalam
ini tidak lah bersikap demiakian, bahkan SAJADAH
jama’ah
FAJAR
sudah
mengeluarkan aturan atau kebijakan
melaksanakan sholat subuh di masjid
adalah
dengan
mereka dan tidak pengepelan sebagai
salah
simbol pembersihan terhadap jama’ah
seorang pengurus, ketua komisi fatwa
sebagai anggapan kotor atau najis.
hukum memberikan penjelasan tentang
Bahkan di pondok mereka, ada santri
sikap pemerintah terhadap aliran LDII di
yang bukan dari keluarga LDII. Mereka
kota pontianak.
ingin membuktikan bahwa jama’ah LDII
MUI
fatwanya.
Belum
yang
dikenal
DR Wajidi Sayadi
diberlakukannya
sudah bisa terbuka menerima jama’ah
tindakan
apapun terhadap mereka, karena belum
muslim
adanya laporan masyarakat terntang
lingkungan
bentuk-bentuk
pernyataan
penyimpangan
mereka lakukan
yang
dan selama peneliti
lainnya
masuk
ke
mereka, H.
dalam
demikian
Subhan,
menutup
perbincangan kami.
melakukan wawancara dan observasi ke dalam wilayah aktivitas kegiatan
D. Kesimpulan
perkumpulan LDII di jalan Podomoro
Secara
umum
kesimpulan
dan Jl. Alianyang gang Kurnia, yang
penelitian ini adalah: Pemerintah belum
sekaligus sebagai basis pembinaan
melakukan Tindakan apapun atau Sanksi
remaja yang menjadi santri di pondok
apa
MUQORROBUN dan mesjid
Eksklusifisme
sebagai
pun
terhadap
Doktrinisasi
aliran
dikarenakan
tempat mereka beribadah dan belajar,
aktivitasnya
sikap pengurus/pengelola mesjid dan
indikasi munculnya gejolak atau keresahan
pimpinan pondok menerima dengan
pada masyarakat.
terbuka,
meskipun
awalnya
mereka
sedikit
terkesan
kaget
dengan
Dari
tidak
LDII,
dan
hasil
mengarah
paparan
kepada
rumusan
pembatasan masalah penelitian, dapat
kedatangan peneliti, namun kami dapat
disimpulkan sbb:
berkomunikasi dengan baik.
a. Keberadaan
aliran
LDII
di
kota
Penegasan mereka terhadap isu yang
pontianak, telah tersebar di beberapa
berkembang yakni pengepelan mesjid
kecamatan
jika ada muslim lainnya sholat di mesjid
tempat/lokasi yang dijadikan sebagai
mereka
perkumpulan
dan
tidak
dibolehkannya
jama’ah muslim yang bukan anggota
﴾ 229 ﴿
sebanyak
Tempat-tempat
para
11
(sebelas)
jama’ah
tersebut
di
LDII.
lengkapi
dengan
beberapa
masjid
sebagai
beribadah mahdoh dan melaksanakan
tempat ibadah untuk di wilayah kota
amalan
pontianak dan 2 (dua) berada di Kubu
sosil dan ekomi). Sistim Imamah dan
Raya, sebagai tempat perkumpulan
bai”at sangat dijunjung tinggi karena
para jama’ah yang ada di wilayah Kubu
tidak
Raya. Sedangkan sebagai pengkaderan
jema’ah yang tidak mematuhi hal ini.
dan
pembinaan
memiliki
para
pondok
remaja,
pesantren
muamalahnya
segan
(pernikahan,
mereka
LDII
c. Sikap
Pemerintah
yang
dalam
menyikapi
mengkafirkan
dan
masyarakat
doktinisasi
dan
santrinya berjumlah 25 – 30 orang,
eksklufisme aliran LDII, masih dalam
terdiri dari siswa MTS/SMP, MA/SMA
tatanan monitoring dan menjaga agar
dan
Keberadaan
tidak muncul gejolah atau pertikaian dan
pondok ini, sebagai salah satu aset
kekerasan di antara sesama Muslim
organisasi dalam melakukan pembinaan
atau dalam lingkungan masyarakat,
dan pendidikan pada remaja yang
dengan
mengembangkan dan memajukan LDII
perkembangan
sebagai organisasi besar. Keberadaan
pontianak, yang secara umum masih
ini
perguruan
didukung
organisasi
Tinggi,
oleh
dari
mempelajari aliran
dan
mengkaji
LDII
di
kota
para
pengurus
terkendali, dan melalui penelitian ini
kalangan
terpelajar,
juga akan menjadi kontribusi
besar
pendidkkan mereka, diantaranya; S-3,
untuk pemerintah dalam mengambil
S-2
kebijakan.
dan
Strata
Pengurus
Pusat
satu
(S-1).sebagai
(DPP),
pengurus
Wilayah (DPW) dan Pengurus cabang (PC)
dan
Pengurus
Anak
Cabang
E. Daftar Pustaka Abdul
(PAC).
Aziz
Dkk,
(2007),
Respon
Pemerintah, Ormas, dan Masyarakat Terhadap LDII dan Jamaah Tabligh
b. Doktrin Aliran LDII serta implikasinya
di Samarinda Jakarta: Badan Litbang
dalam kehidupan sehari - hari, hal ini
dan Litbang pusdiklat Kehidupan
menekankan pada sikap Manqul, yaitu; mematuhi semua perintah pimpinannya
keagamaan. ______________,
tanpa melakukan seletifitas kebaikan
masyarakat dalam
dalam dan
lingkungan
keluarga,
menentukan
sikap
Varian-varian
Fundamentalisme Islam di Indonesia
dan keburukannya bagi kehidupannya sehari-hari
(2004),
Jakarta:Diva Pustaka. Cinta Alam Indonesia Permata XXII 2001,
maupun dalam
﴾ 230 ﴿
(2002), Tricitra Yang Dikembangkan LDII , Jakarta.
Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia,
(2002), Direktori
LDII, Jakarta. Habib
Setiawan,
(2008),
After
New
Paradigm, Catatan Ulama Tentang LDII Jakarta: Madani Institut. Martin van Bruinessen, (1999), Gerakan sempalan di kalangan umat Islam Indonesia: latar belakan(g sosialbudaya (Sectarian Movements in Indonesian Islam: Social and Cultural Background),
Jakarta,
Ulumul
Qur’an. Nurcholis Madjid, (2000), Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta, Paramadina. Ridwan
Lubis
Dkk,
(2007),
Respon
Pemerintah, Ormas, dan Masyarakat Terhadap LDII dan Jamaah Tabligh di Palembang, JakartaBadan Litbang dan Litbang Pusdiklat Kehidupan Keagamaan.
﴾ 231 ﴿