111. LANDASAN TEORI 3.1. Metode Perbandingan Eksponensial
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) pada penelitian ini digunakan untuk mernbantu pengambil keputusan dalam memilih beberapa aitematif teknologi
Pabrik Ketapa Sawit (PKS) pada berbagai skala kapasitas yang ditentukan berdasarkan survey dengan pakar terkai.
Menurut Manning (1984), keuntungan
metode MPE adalah nilai skor yang rnsnggarnbarkan unrtan prioritas menjadi k s a r karena merupakan fungsi eksponensial, sehingga unrtan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan
teknik MPE sebagai berikut: 1) menulis semua alternatif,
2) menentukan kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan, 3) mengadakan penilaian terhadap setiap kriteria,
4) mengadakan penilaian terhadap semua alternatif pada masing-masing kriteria, 5) menghitung nilai dari setiap alternatif, 6) memberikan jenjang kepada ahernatif-ahematif dengan didasarkan pada nilai
masing-masing. Menurut Eriyatno (1989), perhitungan nilai untuk masing-masing alternatif h
adalah sebagai berikut:
+ (nilai kriteria 2)** (taraf kepentingan) + . . . + (nilai kriteria n)** (taraf kepentingan) ............
Nilai alternatif (m) = (niiai kriteria I)**(taraf kepentingan)
(1)
Pemberian jenjang pada tahap akhir adalah berdasatkan urutan nilai
alternatif terbesar hingga alternatif terkecil. Nilai alternatif teknologi Pabrik Kelapa Sawit yang terbesar akan dijadikan studi kasus pada penelitian ini.
40 Tabel 7. Matriks keputusan dengan Metode MPE
3.2. Anatisis Finansial
Metodologi
yang
digunakan dalam
analisis perusahaan-perusahaan
agroindustri sama dengan yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan komersial. Kriteria yang menentukan keputusan manajemen dan investasi juga sama (Brown 1994)
Hermawan (1996) menyatakan bahwa, faktor-faktor penting yang perlu dikaji dalam analisis finansial adalah sebagai berikut: a) kebutuhan dana, b) surnber dan
biaya rnoda! c) penyusunan cash flow (aliran kas), d) kriteria penilaian investasi dan e ) analisis sensitivitas.
Menurut Brown (1994) beberapa langkah tertentu harus diikuti dalam analisis finansiaI perusahan agroindustri yaitu:
1)
menentukan pola penghasilan yang mungkin,
2)
memperkirakan volume dan harga untuk tiap-tiap produk dan pasar,
3) menyiapkan prakiraan awal biaya-biaya investasi dan operasi, 4)
menentukan suplai potensial bahan baku termasuk harganya,
5) melakukan suatu penilaian awal kelayakan finansial,
6) melakukan analisiis finansial yang lengkap dari beberapa alternatif yang sangat menarik, 7)
melakukan analisis sensitivitas. Mengidentifikasi variabel-variabel kunci dalam
kinerja finansial dari perusahaan yang diusulkan, 8)
rnembandingkan hasil-hasil analiis dengan kriteria investasi, dan
9)
mengidentifikasi kondisi-kondisidimana perusahaan yang diusulkan menemui di bawah kriteria investasi.
Kriteria Penilaian Invesfasi. Kriteria penilaian investasi merupakan ukuran untbk menilai apakah suatu proyek tayak secara finansial untuk dijalankan. Ada
beberapa metode yang sering digunakan, antara lain: (1) PBP (Payback Period} Metode ini digunakan untuk mengukur seberapa lama jangka waktu yang
diperlukan agar investasi bisa kembali. Menurut Hermawan (1996), cara termudah adalah dengan mengakumulasikan aliran kas hingga menmpai nilai positif. Akumulasi aliran kas yang positif menunjukkan bahwa pengeluaran proyek telah tertutupi. Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut; 1) hitunglah aliran kas kumulatif proyek,
2) lihatlah aliran kas kumulatif yang bertanda negatif yang terakhir dan catat pada
periode berapa (misalkan t),
3) payback perioddapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: PBP = t + CCFtI Cfbt
.....,..,~.................,.,.,.,.,.,........~.~.........
keterangan:
PBP t
= payback period = periode terjadinya aliran kas kumulatif negatif terakhir
CCFl = aliran kas kumulatif pada saat t CF,-,
= aliran kas pada saat t
42
Tidak ada ukuran yang jelas seberapa lama tingkat pengembalian yang baik.
Semakin pendek periode pengembalian akan semakin baik. (2) NPV (Net Present Value)
Metode ini mendiskontokan seluruh aliran kas, baik aliran kas masuk maupun aliran kas ketuar, pada basis waktu sekarang.
Untuk menghitung ini
diperlukan faktor pendiskon, yaitu biaya modal. N W adalah jumlah dari seluruh aliran kas yang telah didiskontokan, atau dapat dituiis dengan rumus sebagai berikut
(Bt - Ct) Npv =
(lii)'
- Co ...................................,,., ,,..,.,.*.....
keterangan: t
= periode, t = 0, 1, 2, 3, .... n
n
= umur ekonomis proyek
i
= tingkat bunga yang dipergunakan
Bt
= beneffi bruto pmyek pada tahun ke-t
Ct
= biaya bruto proyek pada tahun ke-t
Co
= investasi awal
Ukuran kelayakan adalah apabila nilai NPV lebih besar dari no1 (positif) berarti proyek ini menguntungkan atau dapat diterirna. Sebaliknya apabila lebih kecil dari not maka proyek ini dianggap merugikan atau dapat ditolak. (3) IRR (Internal Rate of Return)
Metode ini rnenghitung pada tingkat bunga berapa yang membuat N W sama
dengan no1 atau dengan kata lain pada tingkat bunga berapa seluruh pengeluaran proyek akan sama dengan seluruh penerimaan sepanjang proyek. Apabila tingkat bunga lebih besar dad biiya modal tata-rata maka proyek ini dianggap bbih
menguntungkan dan sebaliknya. berikut:
Rumus IRR secara matematis adalah sebagai
IRR = D, P +
{ (PYP)' p-v p )
(PNP)
I ( ~ R - D ~ P...........-.......... }
keterangan: D, P = faktor diskon yang menghasilkan present value positve D, N = faktor diskon yang menghasilkan present value negative
PVP
= present value positive
PVN = present value negafive (4) Raslo Manfaat-Blaya
Metode ini sering juga disebut sebagai benetit to cost ratio atau BIC ratio. Metode rasio manfaat-biaya ini membandingkan atau membagi antara penerimaan proyek yang telah didiskontokan dengan pengeluaran proyek yang juga telah
didiskontokan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Gaspersz, 1999):
Ukurannya adalah apabila nilai BIC > 1 berarti penerimaan proyek lebih besar dari pada pengetuarannya atau dapat dikatakan proyek ini menguntungkan
atau dapat diterima. Sebaliknya apabila nilai BIC < 1 maka proyek ini merugi atau ...
dapat ditolak. ( 6 ) Bmak Event Point
Break
event
point
(BEP) adalah jumlah
unit
penjualan dimana
keuntungannya adalah no1 (Brown, 1994). BEP merupakan analisis pulang pokok
dan dapat digunakan untuk analisis perencanaan laba. penjualan pada titik BEP adalah:
keterangan:
Rumus urnurn volume
Q* = kuantitas penjualan pulang pokok FC = biaya tetap total
P
= hargaprodukperunitproduk
v
= biaya variabel per unit produk
Analisis BEP juga dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk minimum untuk mencapai titik impas, dengan rumus berikut:
keterangan: P* = harga jual pulang pokok
Q
= kuantitas produk yang dihasilkan
Analisis Sensitivitas. Analisis sensitivitas merupakan suatu teknik untuk menunjukkan berapa perubahan kriteria investasi sebagai akibat perubahan masukan dengan asumsi ha1 lain tetap (Sutoyo, 1993). Analisis sensitivitas bisanya diawali dengan situasi dasar, yaitu setiap input sesuai dengan yang diharapkan (expected value).
Kemudian diRuti dengan
bagaimana kafau suatu variabel naik, dan bagairnana kalau turun. Analisis skenario juga dapat dilakukan untuk menunjukkan sensitivitas terhadap perubahan variabel kunu yang memungkinkan. Skenario urnumnya dibagi menjadi skenario normal, terburuk dan terbaik. (6) Analisis Risiko dan Keuntungan
Seorang wiraswasta seperti pekebun sangat perlu untuk mengetahui sejauh
mana modal yang ditanamnya akan memberikan keuntungan dan berapa besar risiko yang hams ditanggung.
45
Kegunaan para pemilik adalah fungsi dari hasil yang diharapkan dan risiko. Semakin tinggi risiko yang harus dihadapi, semakin tinggi pula hasil yang diharapkan.
a) Hasit yang diharapkan (E) Untuk mengukur hasil yang diharapkan dipaltai keuntungan rata-rata (mean)
dari setiap periode produksi, rumusnya adalah:
keterangan:
E = keuntungan rata-rata Ei = keuntungan pada periode i
n = jumlah periode pengamatan b) Risiko
Untuk mengukur risiko secara statistik, dipakai ukuran ragam atau simpangan baku. Rumus ragam adalah:
Simpangan baku merupakan akar dari ragam, atau:
v
=
rn
...........................................................................
(10)
c) Hubungan risiko dengan keuntungan Dalam setiap proses produksi, produsen hams selalu mempertimbangkan
besar risiko dibanding dengan keuntungan yang akar~diperoleh. Hubungan antara
risiko dan keuntungan diukur dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung pekebun/pengusaha dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh
46
sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi. Semakin b s a r nilai koefisien variasi mi menunjukkan bahwa risiko yang harus
ditanggung d e h
pekebunlpengusaha sernakin
besar
dibanding dengan
keuntungannya. Rumus koefisien variasi adalah:
Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan
terendah yang 'mungkin diterima oleh petani. Apabila nilai L ini sama dengan atau lebih dari nol, maka pekebunlpengusaha tidak akan pernah mengalami kerugian. Sebaliknya jika nilai L kurang dari no1 maka dapat disimpulkan bahwa datam setiap
proses produksi ada peluang kerugian yang akan diderita. Rumus bawah keuntungan adalah :
L = E - 2V
.............................................................................
(12)
3.3. Teknik Intetpmtatlve Structural Modelling (ISM) Teknik ISM adalah proses pengkajian kelompok (group learning process) dimana rnodel-mcdel struMural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks
dari suatu sistem, melalui pola yang diranwng sewra seksama dengan menggunakan grafis serta kalimat. Teknik ISM, terutama ditujukan untuk pengkajian
suatu timi namun bisa juga dipakai oleh seseorang peneliti (Eriyatno, 1999). Saxena (1994) mendefinisikan bahwa teknik ISM bersangkutan dengan interpretasi dari suatu objek yang utuh, atau pemkilan sistem melalui aplikasi teori
grafis secara sistematis dan iterati. ISM sebagai proses yang mentransformasikan
model mental yang tidak terang dan lemah penjelasannya, menjadi model sistem yang tampak jelas dan bermanfaat untuk kragam tujuan. Teknik ISM merupakan analisis sisternatik dari suatu program sehingga memberikan nilai yang berharga bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masa kini maupun mendatang.
47
Metodologi dan teknik ISM dibagi menjadi dua bagian, yaitu Penyusunan Hirarki dan Klasifikasi sukbmen. Prinsip dasamya adalah identifikasi dari struktur di dabm suatu sistem akan memberikan nilai manfaat yang tinggi guna meramu
sistem secara efektif dan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Penyusunan hirarki adalah menentukan tingkat jenjang struktur dari suatu
sistem untuk lebih menjelaskan pemahaman hat yang sedang dikaji.
Struktur
menggambarkan pengaturan dari elemen-elemen dan hubungan antara elemen dalam membentuk suatu sistem. Program yang sedang ditelaah penjenjangan strukturnya, dibagi menjadi elemenelemen dimana setiap elemen selanjutnya diuraikan menjadi sejumlah subelemen. Untuk setiap elemen dilakukan pembagian menjadi sejumlah sub+bmen sampai dipandang memadai. Menurut Saxena (1992) di dalam Eriyatno (1999)
program dapat dibagi menjadi sembilan elemen yaitu: 1. Sektor masyarakat yang terpengaruhi. 2. Kebutuhan dari program.
3. Kendala utama. 4. Perubahan yang dimungkinkan. 5. Tujuan dari program. I
6. Tolok ukur untuk menilai setiap tujuan. 7. Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan.
8.
Ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai setiap aktivitas.
9. Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Selanjutnya, untuk setiap elemen dari program yang dikaji digambarkan menjadi sejumlah subelemen. Setelah itu ditetapkan hubungan kontekstual antar suklemen.
48
Berdasarkan pertimbangan Hubungan Kontekstual maka disusunlah StmcCuml Self-interaction Matrix (SSIM). Penyusunan SSlM menggunakan simbol V. A. X dan 0. yaitu:
V adalah ed= 1 dan e~= 0 A adalah ell = 0 dan er= 1 X adalah ey = 1 dan ejl = 1 0 adalah eg = 0 dan qi = 0
Dengan pengertiannya, simbl 1 adalah terdapat atau ada hubungan kontekstual, simbol 0 adalah tidak terdapat atau tidak ada hubungan kontekstual, antara elemen i dan j dan sebaliknya.
Setelah SSlM dibentuk, kemudian dibuat tabel Reachability Matnic dengan mengganti V, A, X, 0 menjadi bilangan f dan 0. Kemudian dilakukan perhitungan menurut Aturan
Transiwiiy dimana
dilakukan koreksi terhadap SSlM sampai tejadi matriks yang tertutup. Hasil revisi SSlM dan matriks yang memenuhi syarat Aturan Tmnsivdy diproses lebih lanjut.
Untuk revisi dapat juga dilakukan tranfomasi matriks dengan program komputer. Aturan Transivdy merupakan aturan kelengkapan dari lingkaran sebab akibat (causal-loop),sebagai misal:
A mempengaruhi B 8 mempengaruhi C
maka A (seharusnya) mempenganrhi C
D meningkatkan E E meningkatkan F
maka D (tidak seharusnya) memperkecil F. Pengolahan lebih lanjut dari Reachibilify Matrix (RM) yang telah memenuhi Aturan Transivity adalah penetapa pilihan jenjang (level partition).
49
Klasifikasi suklemen dipaparkan dalam empat sektor (Eriyatno, 1999): Sektor 1: Weak driver-weak dependent variables. (AUTONOMOUS). Peubah di
sektor ini umumnya tidak kMtan
dengan sistem, dan mungkin
mempunyai hubungan sediki, meskipun hubungan tersebut bisa saja kuat. Sektor 2: Weak driver-stmngly dependent variables (DEPENDENT).
Umumnya
peubah disini adalah peubah tidak bebas. Setttbr 3:
Strong driver-strongly dependent van'ables (LINKAGE). Peubah pada sektor ini harus dikaji secara hati-hati sebab hubungan antar peubah adalah tidak stabil. Setiap tindakan pada peubah tersebut memberikan
dampak terhadap lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa rnemperbesar dampak. Sektor 4: Strong driver weak dependent variables (INDEPENDENT). Peubah pada
sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem dan disebut peubah bebas. Oalam keseluruhan proses teknik ISM maka berbagai urutan kej a dari tahap penyusunan hierarki sampai hasl analisis dapat dilihat pada Gambar 3.
Pada penelitian ini teknik ISM digunakan untuk menganalisis kelembagaan
kemitraan usaha pota MAKS. Adapun elemenelemen yang digunakan merupakan elemen yang lebih berperan yaitu elemen lembaga-bmbaga yang tetlibat dalam
pelaksanaan program, tujuan program, kendah utama dan kebutuhan program . 3.4. Model Simulasi
Model adalah suatu petwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual (Eriyatno, 1999). Pristiker (1994) rnendefinisikan madel adalah deskripsi dad
sistem. Selanjutnya Gaspersz (1992) menyatakan, pada dasarnya ada dua aspek dari model, yaitu 1) representasi, merupakan pemetaan dari karakteristik sistem konkrit yang dipelajari, dan 2) abstraksi, merupakan transformasi karakteristik sistem
konkrit kedalam konsepkonsep.
Uraikan program menjadi perenCanaan program I
+
1
I
Uraikau s e w Elemen menjadi Subelemen 1
f
ITentukan Hubungan Kontehhd antara Sub-elemen pada setiap elemen
Bentuk Reachability Matrik setiap elemen &
Uji matriks dengan Aturan Transivity
OK ?
format Lower Triangular RM
I M d h i SSIM
Driver Power setiap
Tentukan Rank dan E h r k i dar Sub-lemen
&
v Susun Diagraph dari Lower Triangular RM
v Susunlah ISM dari setiap elemen
Tetapkan Driver Dependence M a w
Plot Sub-elemen pada empat sektor Klasifikasi Subelemen pada empat peubah kategori
Gambar 3. Diagram Teknik ISM (Eriyatno, 1999)
51
Modet rnernperlihatkan hubungan-hubungan langsung
maupun tidak
langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Oleh karena model adalah deskripsi dari sistem dan juga suatu abstraksi dari suatu sistem, maka pada wujudnya kurang kornpleks. Model dapat dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari sistern yang dikaji. Untuk mengembangkan suatu model, pernbuat model harus memutuskan elernenelemen dari sistem yang termasuk dalam model. keputusan-keputusan
Untuk mengambil
tersebut, maka perlu ditetapkan tujuan secara jelas.
Keberhasilan seorang pemodel tergantung bagaimana baiknya dia dapat mendefinisikan elemen-elemen pada sistern nyata dan hubungan antar tiap ebmen.
Hal yang mendasar dalam mengembangkan model adalah mencari peubahpeubah penting.
Setelah peubah-peubah ditemukan, dilanjutkan pengkajian
hubungan-hubungan yang terdapat diantara peubah-peubah tersebut.
Teknik
kuantitatif seperti persamaan regresi dan simulai digunakan untuk mempelajari keterkaitan antar peubah dalam sebuah model (Eriyatno, 1999). Pristiker (1994) mengemukakan bahwa, tahap pertama permodelan adalah pengembangan dari suatu tujuan permodelan didasari atas perurnusan masalah. Untuk itu perlu ditetapkan boundary dari sistem
dan tingkat detil permodelan.
Ukuran-ukuran kinej a yang diinginkan dan altematifelternatif nn&ngan juga
dimasukkan kedalam model untuk dievaluasi. Penilaian dari atternatif-alternatif rancangan ini istilah dari ukuran-ukuran kinerja spesifik disebut sebagai output
(keluaran) model. Apabila tekomendasi dapat dibuat berdasarkan penilaian dari alternati, fase implementasi dimulai. Kategori umum madel pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi (1) model ikonik (objek fisik), (2) model analog atau representasi grafis (model visual), dan (3) model simbolik atau model abstrak disebut juga model matematik.
52
Pada hakikatnya, ilmu sistem msmusatkan perhatian pada model simbolik sebagai perwakilan dari realitas yang dikaji. Format model simbolik dapat berupa
bentuk angka, simbol dan rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah suatu persamaan dan hubungan matematis.
Proses simulasi memfokuskan pada formula dan pemecahan masalah dengan membuat suatu model dan menganalisis model tersebut menggunakan simulasi. Prosesnya adalah iteratif, karena tindakan dalarn permodelan menyatakan satu demi satu informasi yang penting. Tahapan-tahapan yang disarankan dalam melakukan suatu rancang bangun simulasi madel adalah: 1)
formulasi perihal: mendefinisikan perihal yang akan dipelajari rneliputi suatu pernyataan tujuan pemecahan masalah,
2)
formulasi dan spesifikasi model:
abstraksi dari sistem kedalam hubungan-
hubungan log ik-matematik sesuai dengan formulasi masalah,
3)
akuisisi dab: spesifikasi dan pengumpulan data,
4)
komputerisasi model dan basis data,
5)
. verifikasi: proses
pembuktikan bahwa program komputer yang dijalankan
sesuai dengan keinginan,
6)
validasi: proses pembuktikan bahwa kesesuaian dan akurasi yang ada antara model simulasi dan sistem nyata,
7)
penggunaan model: eksekusi model simulasi untuk mendapatkan nilai-nitai hasil dari berbagai skenario input,
8)
analisis hasil: proses rnenganalisis hasil-hasii simulasi untuk rnenarik kesimpulan dan membuat rekomendasi,
9)
implementasi:
proses mengimplementasikan rekomendasi yang dihasitkan
simuhsi model, 10) dokumentasi: mendokumentasikan model dan penggunaannya,
53
Model simulasi secara ideal cocok untuk melakukan suatu pendekatan
pemecahan masalah yang kompleks. Sistem kemitraan usaha agroindustri kelapa sawit melibatkan banyak pihak dan faMor (elemen-elemen) yang saling terkait
sehingga penerapan model simulasi dalam kemitraan usaha agroindustri kelapa sawit akan sangat membantu dalam menilai alternatif-afternatif keputusan yang akan
diambil. 3.5. Teknik Heuristik
Dalarn rekayasa program komputer, digunakan metode pmtokol, dimana para pengambil keputusan menjelaskan tatacara berpikir sampai pada pengambilan keputusan. Bedasarkan metode protokol ini dikernbangkan teknik heuristik.
Program heuristik merupakan titik pandang dalam merancang suatu program untuk tugas pemrosesan inforrnasi yang kompleks.
Tiik pandang ini bukan
merupakan program yang hanya terbatas pada pengolahan angb yang biasa dilakukan dengan komputer, tetapi merupakan pengolahan sepsrti yang biasa dilakukan oleh manusia dalam menangani berbagai permasalahan.
Menurut
Etiyatno (1999), heuristik merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam program pememhan masalah.
Pada program heuristik tidak ada suatu model yang baku, sehingga untuk 1
tiap persoalan menggunakan program heuristik yang spesif~k. Heuristik tidak
menjamin adanya pemecahan yang optimal, tetapi menjamin suatu penyelesaian yang memuaskan pengambil keputusan. Teknik heuristik merupakan pengembangan dari operasi aritmatika dan matematika logika. Menurut Eriyatno (1999), aflciri teknik heuristik secara umum adalah: 1) adanya operasi aljabar, yaitu penjurnlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian,
54
2) adanya suatu perhiungan yang berbhap, dan 3) mempunyai tahapan yang terbatas sehingga dapat dibuat algoritma komputernya.