i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA “3 IN 1” DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX DI SMP NEGERI 13 SEMARANG
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
oleh Abid Khoirul Ismail 4101408207
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang” dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 27 Februari 2013
Abid Khoirul Ismail NIM 4101408207
ii
iii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang disusun oleh Abid Khoirul Ismail 4101408207 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang pada tanggal 27 Februari 2013.
Panitia Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. NIP. 196310121988031001
Drs. Arief Agoestanto, M.Si.Putut NIP. 196807221993031005
Penguji Utama
Dr. Isti Hidayah, M.Pd. NIP. 196503151989012002 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama
Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping
Drs. Sugiman, M.Si. NIP. 196401111989011001
Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. NIP. 198208182006042001
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286) … Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau minta tolong, minta tolonglah hanya kepada Allah “(H.R Ahmad, atTirmidzi, AlHakim, dan Ibnu Hibban) Tujuan hidup memerlukan target, biarkan alam semesta bekerja dengan sendirinya.
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak (Suwono) dan Ibu (Siti Munjayanah) tercinta atas kasih sayang, bimbingan, dan doa yang selalu diberikan. 2. Kakakku, Rofi’ Arif Wibowo yang selalu memotivasi dan mendukungku. 3. Adikku, Kusuma Nur Inayah tersayang. 4. Keluarga besar Guslat MIPA Unnes. 5. Sahabat-sahabatku. 6. Semua dosen dan teman-teman Pendidikan Matematika 2008.
iv
v
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis percaya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Sugiman, M.Si., Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 5. Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc., Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Siswanto, S.Pd. M.Pd., Kepala SMP Negeri 13 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 7. Tri Hartati, S.Pd., Guru Matematika SMP Negeri 13 Semarang yang telah membantu dan membimbing penulis pada saat pelaksanaan penelitian.
v
vi
8. Peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. 9. Dosen-dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal ilmu. 10. Ayah, Ibu, Kakak dan Adikku yang selalu mendoakan dan memberikan semangat. 11. Sahabat-sahabatku, Prastomo, Erni, Nurul, Laely, Putri, Galant, Umi, Diana, Eko, dan Isti yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. 12. Keluarga Guslat MIPA yang telah memberikan motivasi dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini. Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Semarang, 27 Februari 2013
Penulis
vi
vii
ABSTRAK Ismail, A. K. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Sugiman, M.Si dan Pembimbing Pendamping Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd.,M.Sc. Kata kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media “3 In 1”, Hasil Belajar. Sebagian besar peserta didik SMP kesulitan dalam memahami konsep yang bersifat abstrak. Hasil belajar materi kesebangunan peserta didik kelas IX SMP N 13 Semarang Tahun 2010/2011 masih banyak yang belum mencapai KKM. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT dengan menggunakan media ”3 In 1” merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan membantu peserta didik dalam berpikir secara abstrak sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi kesebangunan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dari model pembelajaran ekspositori dan (2) hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dibandingkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” dan model pembelajaran ekspositori. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang. Dengan teknik random sampling terpilih tiga kelas sampel yaitu kelas IX F sebagai kelas eksperimen 1, IX E sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas kelas IX G sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes. Teknik analisis data menggunakan uji kesamaan rata-rata satu pihak (pihak kanan), analisis varians satu arah (anava), dan uji lanjut Tukey-Kramer. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 1 adalah 80,93, kelas eksperimen 2 adalah 70,49, dan kelas kontrol 60,04. Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata satu pihak (pihak kanan) menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis anava dan diuji lanjut dengan Tukey-Kramer menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen 1 lebih baik dibandingkan kelas eksperimen 2 maupun kelas kontrol. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1” efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang pada materi kesebangunan.
vii
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................
ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii BAB 1.
PENDAHULUAN ....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
7
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................
8
1.4 Penegasan Istilah ................................................................................
8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 12 2.
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14 2.1 Landasan Teori................................................................................... 14 2. 1. 1
Belajar dan Pembelajaran .................................................... 14
viii
ix
2. 1. 2
Teori Belajar ....................................................................... 15 2.1.2.1 Teori Belajar Piaget................................................ 16 2.1.2.2 Teori Belajat Vygotsky .......................................... 17 2.1.2.3 Teori Belajar Bruner .............................................. 18 2.1.2.4 Teori Belajar Van Hiele ......................................... 19
2. 1. 3
Pembelajaran Kooperatif .................................................... 21 2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif...................... 21 2.1.3.2 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif ........ 22 2.1.3.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................... 23 2.1.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ........... 25 2.1.3.5 Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ........................ 25 2.1.3.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ................................................. 26
2. 1. 4
Hasil Belajar ....................................................................... 30
2. 1. 5
Media Pembelajaran ........................................................... 32
2. 1. 6
Media “3 In 1” ..................................................................... 35 2.1.6.1 Media Presentasi dengan Memanfaatkan Media Flash ....................................................................... 35 2.1.6.2 Alat Peraga Matematika ......................................... 37 2.1.6.3 Kartu Berpasangan ................................................. 38
2. 1. 7
Materi Kesebangunan ......................................................... 39 2.1.7.1 Kesebangunan Bangun Datar ................................. 39 2.1.7.2 Kesebangunan pada Segitiga.................................. 40
ix
x
2.1.7.3 Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun ................................................................ 41 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 46 2.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 48 3.
METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 49 3.2 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 50 3.3 Metode Penentuan Subyek Penelitian ................................................ 51 3.3.1 Populasi .................................................................................... 51 3.3.2 Sampel ...................................................................................... 52 3.4 Variabel Penelitain ............................................................................. 53 3.4.1 Variabel Bebas.......................................................................... 53 3.4.2 Variabel Terikat ........................................................................ 53 3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 53 3.6 Analisis Instrumen ............................................................................. 54 3.6.1
Validitas .................................................................................. 54
3.6.2
Reliabilitas .............................................................................. 55
3.6.3
Taraf Kesukaran ..................................................................... 56
3.6.4
Daya Pembeda ........................................................................ 57
3.7 Analisis Data Awal ........................................................................... 58 3.7.1 Uji Normalitas .......................................................................... 58 3.7.2 Uji Homogenitas Varians Populasi .......................................... 59 3.7.3 Analisis Varians Satu Arah (Anava) ........................................ 60
x
xi
3.8 Analisis Data Akhir............................................................................ 62 3.8.1 Uji Normalitas .......................................................................... 62 3.8.2 Uji Homogenitas Varians Populasi .......................................... 63 3.8.3 Uji Kesamaan Rata-rata (Uji Pihak Kanan) ............................. 64 3.8.4 Analisis Varians Satu Arah (Anava) ........................................ 65 3.8.5 Uji Lanjut Tukey-Kramer ......................................................... 67 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 68 4.1.1 Proses Penelitian ..................................................................... 68 4.1.2 Analisis Data Awal ................................................................. 69 4.1.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 69 4.1.2.2 Uji Kesamaan Varians (Uji Homogenitas) .................. 70 4.1.2.3 Analisis Varians Satu Arah (Anava) ............................ 71 4.1.3 Hasil Analsisi Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ................. 72 4.1.3.1 Validitas Soal ............................................................... 72 4.1.3.2 Reliabilitas Soal ........................................................... 72 4.1.3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ...................................... 72 4.1.3.4 Analisis Daya Pembeda Soal ....................................... 73 4.1.3.5 Penentuan Instrumen .................................................... 73 4.1.4 Analisis Tahap Akhir ............................................................... 73 4.1.4.1 Uji Normalitas Data ..................................................... 73 4.1.4.2 Uji Homogenitas .......................................................... 75 4.1.4.3 Uji Hipotesis I .............................................................. 76
xi
xii
4.1.4.4 Uji Hipotesis II ............................................................. 77 4.2 Pembahasan........................................................................................ 79 4.2.1
Pembelajaran
Kelas
Eksperimen
1
dengan
Model
Pembelajaran TGT Menggunakan Media “3 In 1” ............... 80 4.2.2
Pembelajaran
Kelas
Eksperimen
2
dengan
Model
Pembelajaran Ekspositori Menggunakan Media “3 In 1” ..... 90 4.2.3
Pembelajaran Kelas Kontrol dengan Model Pembelajaran Ekspositori ............................................................................ 90
5.
PENUTUP 5.1 Simpulan ............................................................................................ 95 5.2 Saran ................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97 LAMPIRAN .................................................................................................... 100
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba........................................ 100
2
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 ................................ 101
3
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen 2 ................................ 102
4
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol .......................................... 103
5
Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba................................................................. 104
6
Soal Tes Uji Coba ............................................................................... 105
7
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba ............. 108
8
Analisis Uji Coba Tes Hasil Belajar ................................................... 113
9
Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................ 116
10 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................ 118 11 Contoh Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal .................................. 119 12 Contoh Perhitungan Reliabilitas Tes ................................................... 120 13 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir, Daya Beda Butir, Validitas Butir, dan Reliabilitas Tes ................................................................... 122 14 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar .......................................................... 123 15 Soal Tes Hasil Belajar ......................................................................... 124 16 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Hasil Belajar ....... 126 17 Silabus ................................................................................................. 129 18 RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 132 19 RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 140 20 RPP Pertemuan 3 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 148 21 RPP Pertemuan 4 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 157 22 RPP Pertemuan 5 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 166 23 RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 171 24 RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 178 25 RPP Pertemuan 3 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 185 26 RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 193 27 RPP Kelas Kontrol .............................................................................. 201
xiii
xiv
28 LKPD Pertemuan 1 ............................................................................. 213 29 LKPD Pertemuan 2 ............................................................................. 215 30 LKPD Pertemuan 3 ............................................................................. 218 31 LKPD Pertemuan 4 ............................................................................. 221 32 Kunci Jawaban LKPD 1 ...................................................................... 224 33 Kunci Jawaban LKPD 2 ...................................................................... 225 34 Kunci Jawaban LKPD 3 ...................................................................... 226 35 Kunci Jawaban LKPD 4 ...................................................................... 228 36 Desain Alat Peraga Pertemuan 1 ......................................................... 230 37 Desain Alat Peraga Pertemuan 2 ......................................................... 231 38 Desain Alat Peraga Pertemuan 3 ......................................................... 232 39 Desain Alat Peraga Pertemuan 4 ......................................................... 233 40 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 1 ............................................. 234 41 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 2 ............................................. 235 42 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 3 ............................................. 237 43 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 4 ............................................. 238 44 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 1 ......................................................................................... 239 45 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 2 ......................................................................................... 241 46 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 3 ......................................................................................... 243 47 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 4 ......................................................................................... 244 48 Soal Turnamen .................................................................................... 246 49 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Turnamen .................. 249 50 Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen 1 ........................................ 251 51 Perolehan Skor Game .......................................................................... 252 52 Pembagian Kelompok Meja Turnamen .............................................. 253 53 Perolehan Skor Turnamen ................................................................... 254
xiv
xv
54 Daftar Nilai Rapor Kelas VIII Semester 2 Siswa Kelas IX E, IX F, dan IX G SMP Negeri 13 Semarang ................................................... 255 55 Uji Normalitas Data Awal ................................................................... 256 56 Uji Homogenitas Data Awal ............................................................... 258 57 Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal (Anava) ...................................... 259 58 Daftar Nilai Tes hasil Belajar .............................................................. 261 59 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 ..................... 262 60 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2 ..................... 263 61 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Kontrol ............................... 264 62 Uji Homogenitas Data Akhir .............................................................. 265 63 Uji Kesamaan Rata-rata Satu Pihak, Pihak Kanan.............................. 266 64 Analisis Varians Satu Arah (Anava) Data Akhir ................................ 267 65 Uji Lanjut Tukey-Kramer .................................................................... 269 66 Tabel Uji Statistika.............................................................................. 271 67 Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 278 68 Surat Penetapan Dosen Pembimbing .................................................. 280 69 Surat Permohonan Ijin Penelitian........................................................ 281 70 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ........................................... 282
xv
xvi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif .................................................. 25 3.1 Desain Penelitian Postes Hanya Grup Kontrol dengan Random Subjek (Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design) ....................... 49 3.2 Uji Bartlett Data Awal .................................................................................... 59 3.3 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal Data Awal ............ 60 3.4 Daftar Analisis Varians Data Awal ................................................................. 61 3.5 Uji Bartlett Data Akhir .................................................................................... 63 3.6 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal Data Akhir ........... 66 3.7 Daftar Analisis Varians Data Akhir ................................................................ 66 4.1 Deskripsi Hasil Belajar ................................................................................... 69 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ..................................................................... 69 4.3 Hasil Uji Hormogenitas Data Awal ................................................................ 70 4.4 Analisis Varians Satu Arah (Anava) Data Awal ............................................. 71 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Akhir..................................................................... 74 4.6 Hasil Uji Hormogenitas Data Akhir ................................................................ 75 4.7 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Satu Pihak, Pihak Kanan ............................... 76 4.8 Analisis Varians Satu Arah (Anava) Hasil Belajar ......................................... 77 4.9 Perbandingan Beda Mean dan Beda Kritik ..................................................... 78
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Distribusi Peserta Didik dalam Turnamen ...................................................... 34 2.2 Persegi Panjang yang Sebangun...................................................................... 39 2.3 Perbesaran Segitiga ABC Sebesar 2x Terhadap Titik O ................................ 40 2.4 Segitiga ABC Sebangun dengan Segitiga DEF ............................................. 41 2.5 Segitiga yang Memiliki Sepasang Sisi Sejajar ............................................... 41 2.6 Sisi-sisi Sejajar pada Segitiga Terpancung .................................................... 42 2.7 Kesebangunan pada segitiga siku-siku.............................................................43 4.1 Contoh Tampilan Media Flash Pertemuan Pertama ........................................83 4.2 Contoh Alat Peraga Pertemuan Pertama ..........................................................84 4.3 Contoh Kartu Berpasangan Pertemuan Pertama ..............................................86
xvii
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global akan selalu mengalami perubahan setiap saat. Di era globalisasi ini, para generasi muda dituntut untuk menempuh pendidikan yang setinggi-tingginya untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Dengan pendidikan yang tinggi, pola pikir masyarakat akan semakin meningkat sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan kehidupan masyarakat karena pengaruh dari globalisasi dan mampu mengaktualisasikan diri dalam pembangunan nasional. Dengan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), berarti implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang mampu membawa masyarakat, bangsa, dan negara ke luar dari krisis multidimensi yang sudah lebih dari sepuluh tahun belum menunjukkan adanya pemulihan (Mulyasa, 2009:132). Penerapan KTSP secara bertahap memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengelola (termasuk merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol) programprogram peningkatan mutu, tanpa harus menunggu atau dibatasi oleh petunjuk dari birokrasi pendidikan di atasnya (Mulyasa, 2009:103). Mars dalam Mulyasa (2009:180) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi
1
2
kurikulum., yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Keberhasilan implementasi KTSP di sekolah sangat ditentukan oleh guru karena jika guru tidak memahami dan melaksanakan tugas dengan baik, hasil implementasi kurikulum (pembelajaran) tidak memuaskan. Mata pelajaran matematika sejak dulu telah diajarkan di semua jenjang pendidikan dimulai dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi pun matematika masih diajarkan. Di dalam pelajaran matematika tentu saja banyak rumus-rumus yang diajarkan. Rumus-rumus tersebut merupakan bagian yang tidak akan terpisahkan di dalam pelajaran matematika. Di setiap bab maupun subbab pasti ada rumus yang telah ditemukan. Rumus-rumus matematika yang begitu banyaknya membuat peserta didik jenuh dengan pelajaran matematika. Banyak peserta didik yang menganggap bahwa matematika itu pelajaran yang sulit. Dengan anggapan tersebut peserta didik merasa tidak mampu mempelajari mata pelajaran matematika dengan tuntas. Perasaan itulah yang membuat peserta didik tidak berusaha belajar maksimal atau belajar dengan kemampuan apa adanya yang dimiliki peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika seperti cara mengajar guru yang tidak tepat. Beberapa guru hanya mengajar dengan satu metode yang selalu tidak cocok dan b a h k a n sulit dimengerti oleh peserta didik. Selain itu sarana dan prasarana pendukung juga ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik. Pembelajaran matematika yang membosankan juga merupakan faktor terbesar
3
yang mengakibatkan peserta didik kurang mampu dalam memahami konsep untuk menyelesaikan soal matematika. Dengan pembelajaran yang membosankan membuat peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru sehingga peserta didik tidak mendapatkan hasil dari pembelajaran tersebut secara maksimal. Hasil pembelajaran peserta didik yang kurang akan berpengaruh dalam cara berpikir peserta didik untuk menyelesaikan persoalan dalam pelajaran matematika. Cara berpikir peserta didik yang sederhana membuat hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Upaya meningkatkan kualitas hasil pendidikan senantiasa dicari dan diteliti
melalui
kajian
berbagai
komponen
penyempurnaan
proses
pembelajaran
pendidikan.
dilakukan
untuk
Perbaikan
dan
memajukan
dan
meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Teknologi pengajaran adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Konsep
teknologi
pengajaran
merupakan
suatu
sistem
dari
teknologi
pendidikan yang memberikan alternatif terhadap rancangan program pengajaran. Pendayagunaan media pembelajaran dapat memperbaiki efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Pembelajaran dengan metode ceramah membuat peserta didik kurang tertarik pada materi yang disampaikan guru, peserta didik cenderung pasif dan kurang serius dalam proses pembelajaran. Sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak tertanam dalam benak peserta didik (Suyitno, 2004: 2). Guru perlu memperhatikan model pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan hasil belajar peserta didik tuntas. Salah satu model tersebut
4
adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) akan dapat melatih peserta didik mendengarkan pendapatpendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Tugas-tugas kelompok akan dapat memacu peserta didik untuk bekerja sama, saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuanpengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Selain itu pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam matematika akan dapat membantu peserta didik meningkatkan sikap positif dalam matematika. Peserta didik secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk memecahkan masalah-masalah matematika, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika (math anxiety) yang banyak dialaimi peserta didik. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) juga telah terbukti sangat bermanfaat bagi peserta didik yang heterogen. Model belajar ini dapat membuat peserta didik menerima peserta didik lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok (Suherman, 2003: 259). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mempunyai beberapa tipe, salah satunya adalah Teams Games Tournament (TGT). TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menenmpatkan peserta didik dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda (Isjoni, 2010: 83). Pelaksanaan model pembelajaran TGT terdiri 5 komponen
yaitu
presentasi kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim (Slavin, 2011: 163).
5
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks, menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Proses belajar peserta didik dan proses mengajar guru merupakan keterpaduan yang memerlukan pengaturan dan perencanaan yang seksama sehingga menimbulkan minat belajar peserta didik. Minat belajar peserta didik akan dapat tumbuh dan terpelihara apabila proses mengajar guru dilaksanakan secara bervariasi, antara lain dengan bantuan media pembelajaran. Pembelajaran materi geometri yang diterapkan di SMP Negeri 13 Semarang seperti bangun datar, bangun ruang sisi tegak, dan bangun ruang sisi lengkung sudah memanfaatkan media alat peraga. Namun, pada materi kesebangunan belum ada media untuk mendukung proses pembelajaran, padahal untuk menjelaskan materi kesebangunan diperlukan media yang bisa membantu peserta didik berpikir secara abstrak. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 13 Semarang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran seperti adanya LCD. Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru di SMP Negeri 13 Semarang pada bulan April tahun 2012 memberikan informasi bahwa pembelajaran pada materi kesebangunan selama ini yang diberikan kepada peserta didik masih berorientasi pada pembelajaran ekspositori. Peserta didik menjadi bosan, ini terlihat dari peserta didik yang sudah tidak memperhatikan penjelasan guru, bermain sendiri, bahkan ada yang melamun. Akibatnya hasil belajar peserta
6
didik pada materi kesebangunan banyak yang tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 71, serta peserta didik kurang percaya akan kemampuannya dalam menyelesaikan soal tes dengan tipe pemahaman konsep maupun tipe pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari data hasil ulangan harian materi kesebangunan beberapa kelas IX tahun ajaran 2010/2011, dimana dari 3 kelas yaitu kelas IX F terdiri dari 28 anak, kelas IX G terdiri dari 29 anak, dan kelas IX H terdiri dari 29 anak. Peserta didik yang nilainya di bawah KKM untuk kelas IX F ada 13 anak, kelas XI G 14 anak, dan IX H ada 17 anak. Jika dilihat rata-rata kelasnya, kelas IX F memiliki rata-rata nilai 67,38, kelas IX G memiliki rata-rata nilai 66,37, dan kelas IX H memiliki rata-rata nilai 67,01. Pembelajaran matematika yang dianggap berhasil adalah pembelajaran yang mampu membawa peserta didik berpikir matematika secara abstrak. Untuk mengajarkan matematika agar peserta didik mampu berpikir secara abstrak yaitu dimulai dari hal yang kongkrit, semi-kongkrit, dan akhirnya mampu berpikir secara abstrak. Jika guru ingin mengajarkan kepada peserta didiknya untuk berpikir secara abstrak maka guru harus menggunakan bantuan media pembelajaran. Media pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk mengajarkan matematika kepada peserta didik dari yang kongkrit ke abstrak yaitu dimulai dari alat peraga matematika. Selanjutnya setelah menggunakan alat peraga, guru menggunakan media elektronik untuk mengubah berpikir peserta didik dari konkret ke semi-kongkrit. Setelah itu, peserta didik mempraktikkan sendiri dengan menggunakan kartu berpasangan sehingga peserta didik mampu
7
menerapkan konsep yang telah dipelajari. Dengan menggunakan tiga media dalam satu waktu pembelajaran akan memudahkan peserta didik untuk mempelajari matematika dan akan membuat peserta didik memahami konsep sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam matematika. Faktor-faktor itulah yang mengakibatkan peserta didik merasa sulit dalam mempelajari matematika. Sehingga diperlukan cara untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam pelajaran matematika. Cara yang akan digunakan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 in 1” artinya tiga media yang terdiri dari media presentasi dengan menggunakan software adobe flash CS3, alat peraga matematika, dan kartu berpasangan yang akan digunakan dalam satu waktu pembelajaran. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika Peserta didik SMP Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : (1)
Apakah hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 in 1” lebih baik dari model pembelajaran ekspositori?
(2)
Manakah pembelajaran matematika yang mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yang paling baik, apakah dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1”, model
8
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”, atau model pembelajaran ekspositori?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini antara lain. (1)
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dari model pembelajaran ekspositori.
(2)
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dibandingkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” dan model pembelajaran ekspositori.
1.4
Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya salah pengertian tentang konsep-konsep yang
akan dikaji dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan istilah sebagai berikut. (1) Efektivitas Secara harfiah efektivitas dapat diartikan, bersifat mempunyai daya guna dan membawa hasil guna (Depdiknas, 2002: 259). Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaksud adanya daya guna dan membawa hasil guna dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
9
dengan menggunakan media “3 In 1” dimana akan mendorong peserta didik lebih termotivasi dalam belajar yang nantinya dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. (2) Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
peserta
didik
dalam
kelompok-kelompok
belajar
yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda (Isjoni, 2010: 83). Pelaksanaan model pembelajaran TGT terdiri 5 komponen yaitu presentasi kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim (Slavin, 2011: 163) (3) Media “3 in 1” Media “3 in 1” yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat untuk menyampaikan informasi pengajaran dalam bentuk 3 media yaitu media presentasi dengan menggunakan software adobe flash CS3, alat peraga matematika, dan kartu berpasangan yang akan digunakan dalam waktu bersamaan pada pembelajaran matematika. Media presentasi yang berisi pemaparan materi dan media interaktif tersebut dibuat dengan menggunakan software adobe flash CS3. Alat peraga yang digunakan berupa benda riil. Alat peraga tersebut dibuat sesuai dengan materi kesebangunan yaitu bentuk bangun-bangun yang saling sebangun. Sedangkan kartu berpasangan merupakan bagian dari metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan. Kartu berpasangan ini berupa kartu yang berbentuk
10
bangun-bangun datar yang di dalamnya ada pasangan bangun yang saling sebangun. Di mana nantinya peserta didik melakukan proses belajar mengajar dengan melihat, memperagakan, serta mempraktikan media. (4) Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselenggarakan guru untuk membelajarkan peserta didik guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika. Pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah kegiatan penyampaian materi oleh guru kepada peserta didik melalui penggunaan media “3 in 1”, yang bertujuan agar peserta didik lebih termotivasi untuk belajar matematika. (5) Peserta didik Kelas IX Kelas IX di SMP N 13 Semarang yang berjumlah 8 kelas dengan jumlah peserta didik 251. Pada kelas IX untuk mata pelajaran matematika diampu oleh tiga orang Guru. Guru I mengampu kelas IX A, IX B, IX C, IX D, guru II mengampu kelas IX E, IX F dan IX G, dan guru III mengampu kelas IX H.
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1.5.1
Bagi Peserta Didik
(1) Memperoleh suasana baru dalam belajar. (2) Meningkatkan kemandirian, daya imajinasi, dan kreativitas peserta didik. (3) Meningkatkan
kemampuan
dalam
pemecahan
masalah
dengan
mengkombinasikan antara apa yang mereka dapat dari sekolah dengan apa yang mereka dapat dari pengalaman.
11
(4) Meningkatkan
kemampuan
peserta
didik
dalam
mengembangkan
pengetahuan yang telah dimilikinya melalui pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media ”3 In 1” sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. (5) Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, di mana peserta didik dapat lebih menyerap materi yang berupa pengetahuan. 1.5.2
Bagi Guru
(1) Memberikan masukan kepada guru bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media ”3 In 1” dapat dipakai dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika. (2) Memberikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran melalui kreativitas dengan pemilihan berbagai model & media pembelajaran. 1.5.3
Bagi Penulis
(1) Dapat menambah pengalaman dan rasa kepedulian terhadap dunia pendidikan. (2) Memberikan motivasi untuk menjadi guru yang profesional. 1.5.4
Bagi Sekolah
(1) Digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar peserta didik. (2) Melahirkan output peserta didik yang berkualitas, terampil, dan ahli dalam bertindak yang berdampak pada peningkatan kualitas sekolah.
12
1.6
Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir yang masing-masing diuraikan sebagai berikut. 1.6.1
Bagian Awal Skripsi Berisi judul, pernyataan, lembar pengesahan, motto dan persembahan,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan daftar tabel. 1.6.2
Bagian Isi Skripsi
BAB 1 Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2 Landasan Teori Berisi uraian teoritis atau teori-teori yang mendasari pemecahan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan judul skripsi dan rumusan hipotesisnya. BAB 3 Metode Penelitian Berisi tentang jenis penelitian, penentuan obyek penelitian, variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis uji coba instrumen, dan metode analisis data. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi semua hasil penelitian dan pembahasannya. BAB 5 Penutup Berisi simpulan dan saran-saran.
13
1.6.3
Bagian Akhir Skripsi Berisi daftar pustaka yang menuliskan informasi tentang semua buku
sumber dan literatur lainnya yang digunakan dalam penulisan skripsi ini serta lampiran-lampiran berupa instrumen penelitian, hasil perhitungan-perhitungan statistik, dan ijin penelitian.
14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Landasan Teori
2.1.1
Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses kegiatan yang penting bagi setiap orang. Belajar
memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya (Suprijono, 2010: 3). Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2003: 28). Menurut Gagne (Suprijono, 2010: 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Amri dan Ahmadi, 2010: 89). Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan peserta didik, bukan dibuat untuk peserta didik. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar (Isjoni, 2010: 14). Belajar dan pembelajaran memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar dan pembelajaran,
14
15
seseorang mampu memahami bahwa belajar dan pembelajaran memegang peranan penting dalam kehidupan. Pengertian belajar dan pembelajaran sudah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Merupakan hal yang wajar bila definisi-definisi yang dikemukakan para ahli tersebut berbeda-beda karena masing-masing ahli diwarnai oleh aliran yang diikutinya dan dari sudut pandang yang tidak sama. Hal ini justru sangat menguntungkan karena semakin banyak wawasan dan pengetahuan tentang pengertian belajar. Berdasarkan uraian tersebut, belajar diberi batasan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan yang relatif konstan dan berbekas sebagai hasil dari latihan dan pengalaman individu itu sendiri dan interaksinya dengan lingkungan yaitu membangun suatu pemahaman berdasarkan pengetahuanpengetahuan atau ide-ide yang relevan. Pembelajaran diberi batasan sebagai usaha individu menciptakan keadaan agar dapat berinteraksi secara optimal dengan individu lain dan lingkungan untuk membantu tercapainya tujuan belajar.
2.1.2
Teori Belajar Dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran,
kualitas
dan
kompetensi
pembelajaran juga perlu ditingkatkan. Untuk tujuan tersebut guru perlu mempelajari berbagai teori belajar dan meninjau secara kritis manfaatnya dalam pembelajaran. Beberapa tokoh telah mengemukakan teori-teori tentang belajar antara lain sebagai berikut.
16
2.1.2.1 Teori Belajar Piaget Menurut
Jean Piaget (dalam Trianto, 2010: 70), seorang anak maju
melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Tiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan-kemampuan intelektual baru yang memungkinkan orang memahami dunia dengan cara yang semakin kompleks. Perkembangan sebagian bergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi aktif dengan lingkungan. Selanjutnya menurut Piaget (dalam Trianto, 2010: 72) bahwa anak membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang memadai agar peserta didik dapat menemukan pengalaman-pengalaman nyata dan terlibat langsung dengan alat dan media. Beberapa implikasi teori piaget dalam pembelajaran, menurut Slavin (dalam Trianto, 2010: 73) sebagai berikut. 1) Memfokuskan pada proses berpikir anak, tidak sekedar pada produknya. 2) Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3) Penerimaan perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan. Bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus melakukan upaya khusus untuk lebih menata kegiatan-kegiatan kelas untuk individu-individu dan kelompok-kelompok kecil anak-anak daripada
17
kelompok klasikal. Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dari implikasi teori Piaget di atas, jelaslah guru harus mampu menciptakan keadaan peserta didik yang mampu untuk belajar sendiri. Artinya, guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada peserta didik, tetapi guru dapat membangun peserta didik yang mampu belajar dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Implementasi teori belajar Piaget pada pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” ditunjukkan melalui sebuah pembelajaran yang mampu membuat peserta didik belajar dan terlibat aktif dalam pembelajaran. 2.1.2.2 Teori Belajar Vygotsky Teori Vygotsky merupakan salah satu teori penting dalam psikologi perkembangan. Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dan pembelajaran. Menurut Vygotsky (Trianto. 2010: 76) bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugastugas tersebut berada dalam zone of proximal development. zone of proximal development adalah perkembangan sedikit di atas perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky (dalam Trianto. 2010: 76) yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama antar individu, sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individi tersebut.
18
Ide penting lain yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding berarti memberikan sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dan dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan peserta didik dapat mandiri. Ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pembelajaran sains. Pertama, dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antarpeserta didik, sehingga peserta didik dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding sehingga peserta didik semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri (Trianto, 2010: 77). Dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “ 3 in 1”, implikasi dari teori Vygotsky yaitu susunan kelas yang berbentuk pembelajaran kooperatif dan memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif serta tanggung jawab peserta didik dalam pembelajaran. 2.1.2.3 Teori Belajar Bruner Jeome Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah seorang pelopor pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal dengan pembelajaran penemuan (inkuiri). Teori
Bruner yang selanjutnya disebut
19
pembelajaran penemuan (inkuiri) adalah salah satu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar (pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi). Menurut Bruner ( Trianto, 2010: 79), belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh informasi, peserta didik harus aktif di mana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu, guru harus memunculkan masalah yang mendorong peserta didik untuk melakukan kegitan penemuan. Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk (Trianto, 2010: 80) digambarkan sebagai berikut: (1) memberikan contoh dan bukan contoh dari yang dipelajari; (2) membantu peserta didik mencari hubungan antara konsep; (3) mengajukan pertanyaan dan membiarkan peserta didik menemukan sendiri jawabannya; (4) mendorong peserta didik untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 in 1”, implikasi dari teori Bruner yaitu dengan menggunakan media “3 In 1” peserta didik mampu menemukan dan mengidentifikasi sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. 2.1.2.4 Teori Belajar Van Hiele Dalam pengajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan Van Hiele, yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam geometri.
20
Menurut Van Hiele (Suherman, 2003: 51), tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi. Van Hiele (Suherman, 2003: 51) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar anak dalam belajar geometri, yaitu: tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi yang akan diuraikan sebagai berikut. 1) Tahap pengenalan (visualisasi) adalah tahap di mana anak mulai belajar mengenai suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya. 2) Tahap analisis yaitu tahap di mana anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatinya. 3) Tahap pengurutan (deduksi informal) yaitu tahap di mana pemahaman anak lebih meningkat lagi dari sebelumnya yang hanya mengenal bangun-bangun geometri beserta sifat-sifatnya, pada tahap ini anak sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya. 4) Tahap deduksi adalah tahap di mana anak sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus. Anak pada tahap ini telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di samping unsur-unsur yang didefinisikan aksioma atau masalah, dan teorema.
21
5) Tahap akurasi yaitu tahap terakhir dari perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri, pada tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
2.1.3
Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Isjoni, 2010: 14). Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2010: 15), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2010: 15) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi peserta didik berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat. Beberapa ahli
22
menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya. 2.1.3.2 Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Nurhadi & Senduk serta Lie (dalam Wena, 2009: 190) ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) Saling ketergantungan positif Dalam sistem pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar
yang mendorong agar peserta didik merasa
saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain inilah yang disebut saling ketergantungan positif. 2) Interaksi tatap muka Menurut Nurhadi & Senduk (dalam Wena, 2009: 191), interaksi tatap muka menuntut para peserta didik dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya guru, tetapi juga dengan sesama peserta didik.
23
3) Akuntabilitas individual Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap peserta didik (individu) harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas rata-rata nilai kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu peserta didik. 4) Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi Dalam pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbing peserta didik agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antaranggota kelompok. Oleh karena itu, peserta didik yang tidak dapat menjalin hubungan antarpribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga teguran sesama peserta didik. Dengan adanya teguran tersebut peserta didik secara perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan antarpribadi. Menurut Lie dalam Wena (2009:192) ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif, yaitu (a) pengelompokan, (b) semangat pembelajaran kooperatif, dan (c) penataan ruang kelas. Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan dan dijadikan pijakan dasar oleh guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas. 2.1.3.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (dalam Isjoni, 2010: 39-41), yaitu:
24
1) Hasil belajar akademik Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi peserta didik atau tugas-tugas akademis lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep sulit. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling ketergantungan pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3) Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada peserta didik keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki oleh para peserta didik sebagai masyarakat, bangsa, dan negara, karena mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks. Peserta didik yang terlibat dalam pambelajaran kooperatif dapat bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama. Peserta didik akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
25
2.1.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi
Fase 6 Memberikan penghargaan
Kegiatan Guru Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik agar rajin belajar. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan cara mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan juga memberikan kesempatan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Sumber: Ibrahim (2000: 10)
2.1.3.5 Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat melakukan melalui berbagai berbagai model pembelajaran. Guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Terdapat beberapa variasi model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya: 1) Student Teams Achievement Division (STAD), 2) Jigsaw, 3) Teams Games Tournament (TGT), 4) Group Investigation (GI), 5) Rotating Trio Exchange, dan 6)Group Resume (Isjoni, 2010: 73).
26
2.1.3.6 Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda (Isjoni, 2010: 83). Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuiskuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka (Slavin, 2011: 163). Sedangkan menurut Devries, Mescon & Shackman dalam (Wyk, 2010 : 33) yaitu: Teams-Games-Tournaments were originally developed by David DeVries and Keith Edwards at the University of Johns Hopkins as a cooperative learning method. It uses the same teacher presentations and team work as in STAD, but replaces the quizzes with weekly tournaments, in which students play academic games with members of other teams to contribute points to their team scores.
Tim-Games-Tournaments awalnya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards di Universitas Johns Hopkins sebagai metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran ini menggunakan presentasi guru dan kerja tim seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, di mana peserta didik memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk berkontribusi poin bagi skor tim mereka. Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari beberapa komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim.
27
(1)
Presentasi Kelas Materi dalam TGT mula-mula diperkenalkan melalui presentasi di dalam kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau diskusi yang dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual (Slavin, 2011: 143). Pada
saat
presentasi
kelas
ini
peserta didik
harus
benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok, games/turnamen. (2)
Tim Tim terdiri dari empat atau lima peserta didik yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa bekerja dengan baik saat game/turnamen (Salvin, 2010: 144).
(3)
Game Gamenya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta didik yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.
(4)
Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu, setelah guru memberikan presentasi di
28
kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. pada turnamen pertama, guru menunjuk peserta didik untuk berada dalam meja turnamen dengan ketentuan meja 1 ditempati oleh peserta didik berprestasi tertinggi di masing-masing tim, pada meja 2 ditempati oleh peserta didik berikutnya, dan seterusnya. Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara tim heterogen dan meja turnamen homogen. A-1
Tim A A-2 A-3
A-4
Tinggi Rata-rata Rata-rata Rendah
Meja Turnamen 1
B-1
Meja Turnamen 2
B-2
B-3
B-4
Meja Turnamen 4
Meja Turnamen 3
C-1
C-2
C-3
C-4
Tinggi Rata-rata Rata-rata Rendah
Tinggi Rata-rata Rata-rata Rendah
Tim B
Tim C
Gambar 2.1 Distribusi Peserta Didik dalam Turnamen (Slavin, 2011: 168) (5)
Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim peserta didik dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dilakukan dengan langkah kegiatan
yang dideskripsikan sebagai berikut.
29
(1)
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok atau tim heterogen (masing-masing terdiri dari 4 sampai 5 orang), menentukan tempat diskusi kelompok, dan meminta tiap kelompok menentukan ketua kelompok.
(2)
Guru membagikan Lembar Kerja dan kuncinya pada ketua kelompok dan meminta ketua kelompok membagikan pada anggotanya (sebuah lembar kerja dipergunakan 2-3 peserta didik).
(3)
Berdasarkan kehidupan sehari-hari, guru mengarahkan peserta didik untuk dapat memberikan contoh benda-benda yang berhubungan dengan materi.
(4)
Guru meminta peserta didik mendiskusikan materi yang terdapat pada Lembar Kerja bersama dengan kelompoknya.
(5)
Selama
diskusi,
guru
memantau
kegiatan
peserta
didik
dan
memperbolehkan peserta didik bertanya pada guru apabila ada masalah dan guru membantu secara proporsional setelah peserta didik dalam kelompok tersebut tidak mampu menanganinya sendiri. (6)
Guru memberikan contoh dan latihan soal.
(7)
Guru memberikan games pada akhir pembelajaran.
(8)
Guru memberikan turnamen pada akhir pekan. Awali turnamen dengan menentukan tempat meja turnamen, menjelaskan peraturan turnamen, dan meminta tiap kelompok mengirimkan wakilnya pada masing-masing meja turnamen.
(9)
Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen, kemudian memberikan instruksi mengerjakan soal (turnamen 1).
30
(10)
Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 1, memberikan pengaturan skor, dan mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi dan terendah.
(11)
Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen, kemudian memberikan instruksi mengerjakan soal (turnamen 2).
(12)
Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 2, memberikan pengaturan skor, dan mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi dan terendah. Banyaknya turnamen menyesuaikan alokasi waktu pembelajaran.
(13)
Guru meminta peserta didik kembali pada teman-teman sekelompok, menghitung skor kelompok, dan meminta hasil skor kelompok.
(14)
Guru bertanya apakah ada soal yang sulit, jika ada guru meminta salah satu peserta didik untuk maju mengerjakannya.
(15)
Guru mengumumkan kelompok dengan skor tertinggi dan memintanya maju untuk menerima reward.
2.1.4
Hasil Belajar Menurut Abdurrahaman (Jihad, 2008: 14) hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah peserta didik yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut A.J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran (Outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input).
31
Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance)(Jihad, 2008: 14). Menurut Jarolimek dan Foster (dalam Dimyati, 2002: 202) tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual. Taksonomi atau penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom, mengemukakan adanya 6 (enam) kelas/tingkat yaitu: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penggunaan/ penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. Menurut Davies, Jarolimek dan Foster (dalam Dimyati, 2002: 205), tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom, dan Masia mengemukakan taksonomi tujuan ranah afektif sebagai berikut: (1) menerima, (2) merespon, (3) menilai, (4) mengorganisasi, dan (5) karakterisasi (dalam Dimyati, 2002: 205-206). Sedangkan ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan, motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan (Davies dalam Dimyati, 2002:207). Kibler, Barket, dan Miles (dalam Dimyati, 2002:207) mengemukakan taksonomi ranah tujuan psikomotorik sebagai berikut: (1) gerakan tubuh yang mencolok, (2) ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, (3) perangkat komunikasi nonverbal, dan (4) kemampuan berbicara. Hasil belajar dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam belajar dan tolak ukur sistem pembelajaran yang diberikan guru. Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai atau tidak dari tujuan tersebut, guru dapat mengadakan
32
tes setiap selesai menyajikan materi yang diberikan pada peserta didik. Dari hasil tes inilah dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar.
2.1.5
Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan (Association of Education and Communi-cation Technology /AECT) di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik
dan dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar (Sadiman dkk, 2011:6). Menurut Reid dalam (Reeves, 1998: 1), yaitu: Media has many definitions ranging from “a particular form of communication” as in “print versus video” to “the industry that provides news and entertainment” as in “the media.” For the purposes of this report, media is defined as “all means of communication, whatever its format”. In this sense, media include symbol systems as diverse as print, graphics, animation, audio, and motion pictures.
Media memiliki banyak definisi mulai dari "bentuk khusus komunikasi" seperti dalam "cetak dibandingkan video" untuk "industri yang menyediakan berita dan hiburan" seperti dalam "media." Untuk tujuan laporan ini, media
33
didefinisikan sebagai "semua sarana komunikasi, apapun formatnya". Dalam pengertian ini, media termasuk sistem simbol yang beragam seperti cetak, grafis, animasi, audio, dan gambar gerak. Asosiasi Pendidikan Nasional (Nasional Education Association / NEA) memberikan pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercatat maupun audiovisual serta perantaranya. Media dirancang untuk dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman dkk, 2011:7). Tujuan pemanfaatan media adalah untuk menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik. Menurut Waluyo dalam Sugiarto (2009: 8) , prinsip pemanfaatan media adalah “theright aid at the right time in the right place in the right manner” merupakan kunci pemanfaatan media yang dapat meningkatakan kualitas komunikasi antara guru dan peserta didik yang akhirnya meningkatkan efektivitas pembelajaran. Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2005:19), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Sudjana Rivai dalam Arsyad (2005:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu:
34
(1)
pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
(2)
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
(3)
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
(4)
peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain Macam-macam media dilihat dari jenisnya yaitu sebagai berikut.
(1)
Media auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti radio, casette recorder, piringan hitam.
(2)
Media visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan.
(3)
Media audiovisual Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. (Djamarah, 2002: 141).
35
2.1.6
Media “3 In 1” Media “ 3 In 1” adalah media yang terdiri dari tiga macam media yaitu
media animasi flash, alat peraga matematika, dan kartu berpasangan di mana tiga media ini akan digunakan dalam satu waktu pembelajaran. Untuk penjelasan masing-masing media adalah sebagai berikut. 2.1.6.1 Media Presentasi dengan Memanfaatkan Animasi Flash Animasi menurut Thalmami (Budianto, 2011) animasi berasal dari kata 'to animate' yang berarti menggerakkan. menghidupkan. Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Animasi juga merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilustrasi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan. Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selam beberapa waktu. Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari tempat yang satu ke tempat yang lain, perubahan warna, atau perubahan bentuk (Salim, 2005: 1). Media presentasi yang berupa animasi digunakan untnk menarik perhatian para peserta presentasi terhadap materi yang disampaikan oleh narasumber. Penambahan animasi pada media presentasi membawa suasana presentasi menjadi tidak kaku. Penambahan animasi diharapkan dapat tercapai penyampaian infoimasi atau terjadinya komunikasi yang baik dalam kegiatan presentasi. Aplikasi multimedia pendidikan antara lain sebagai perangkat lunak pengajaran, memberikan fasilitas peserta didik untuk belajar. Menurut Davies & Crowther (Suyanto, 2005: 340) penggunaan perangkat lunak multimedia dalam
36
proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsistensi dengan belajar yang berpusat pada peserta didik, dan memandu untuk belajar lebih baik. Dalam penelitian ini, media presentasi yang berisi pemaparan materi dan media interaktif dibuat dengan menggunakan software adobe flash CS3. Adobe flash CS3 (dahulu bernama macromedia flash) adalah hasil akuisi dilakukan oleh Adobe oleh macromedia yang salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan adobe sistems. Adobe flash memiliki kemampuan untuk membuat animasi mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Adobe flash dapat menggabungkan gambar, suara, dan video ke dalam animasi yang dibuat. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .fla. file ini kemudian dapat dipublikasikan sehingga dihasilkan file .swf. file .swf inilah yang menjadi file final berisi animasi. File .swf harus dimainkan menggunakan softwere khusus, salah satunya flash player yang sudah terintegrasi pada saat instalasi program adobe flash CS3. Pramono Andi (dalam Husril, 2011) menyatakan bahwa Adobe Flash CS3 adalah satu software dari perusahaan adobe, Inc. yang banyak diminati oleh kebanyakan orang karena kehandalannya yang mampu mengerjakan segala hal yang berkaitan untuk pembuatan film kartun, banner iklan, web site, presentasi, game, dan lain sebagainya. Selain itu flash juga dapat dikombinasikan dengan program yang lain, misalnya grafis seperti AutoCAD, Photoshop, Camtasia dan lain sebagainya. Selain itu flash juga dapat dikombinasikan dengan bahasa
37
pemrograman, seperti ASP, PHP, dan sebagainya”. Menurut Nugraha (dalam Husril, 2011) Kehandalan adobe flash CS3 dibandingkan dengan program lain adalah dalam hal ukuran file dari hasil animasinya yang kecil, untuk animasi yang dihasilkan oleh program adobe flash CS3 banyak digunakan untuk membuat sebuah web agar menjadi tampil lebih interaktif. 2.1.6.2 Alat Peraga Matematika Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek kongkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak yang baru dipahami peserta didik itu akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila peserta didik belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti peserta didik, bukan hanya melalui mengingatingat fakta (Suherman, 2003: 243). Dalam pembelajaran matematika sering digunakan alat peraga karena dengan menggunakan alat peraga proses belajar mengajar termotivasi baik bagi peserta didik maupun guru, konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit, dan hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda alam di sekitar akan lebih dapat dipahami. Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambarnya atau diagramnya. Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda-benda itu dapat dipindahpindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam tulisan (Suherman, 2003:244). Dalam penelitian ini, alat peraga yang digunakan berupa benda riil. Alat peraga tersebut dibuat sesuai dengan materi kesebangunan yaitu bentuk bangun-bangun yang saling sebangun.
38
2.1.6.3 Kartu Berpasangan Kartu berpasangan merupakan bagian dari metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan. Kartu berpasangan digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan peserta didik di dalam kelas. Penerapan teknik mencari pasangan ini dimulai dari peserta didik disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya. Peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Loma Curran (dalam Kartiwi, 2011). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dalam teknik pembelajaran dengan menggunakan kartu berpasangan ini, semua peserta didik diharapkan dapat belajar aktif, teliti, cermat, dan dapat memahami suatu konsep materi pelajaran dalam suasana menyenangkan. Teknik make a match (mencari pasangan) bertujuan untuk memperluas wawasan, kecermatan, dan kemampuan bekerja sama antar peserta didik pada pelajaran matematika materi kesabangunan kelas IX. Media kartu berpasangan dalam penelitian ini berupa kartu yang berbentuk bangun-bangun datar di mana setiap kelompok diberikan dua amplop yang masing-masing berisikan kartu soal dan kartu jawaban. Setiap kelompok harus mencari jawaban dengan tepat yaitu bangun datar yang saling sebangun. Sehingga dengan menggunakan kartu berpasangan ini diharapkan peserta didik secara aktif dan cermat dalam mencari pasangan bangun-bangun yang sebangun serta mampu memahami konsep tentang kesebangunan.
39
2.1.7
Materi Kesebangunan
2.1.6.1 Kesebangunan Bangun Datar G
H C
D
4 cm 2 cm
A
4 cm
B
E
8 cm
F
Gambar 2.2 Persegi Panjang yang Sebangun Perhatikan Gambar 2.2, Pada persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 4 : 8 = 1 : 2. Adapun perbandingan lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2. Dengan demikian, perbandingan sisi sisi yang bersesuaian pada kedua persegi panjang tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Kemudian, perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian pada persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH. Oleh karena keduanya berbentuk persegi panjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua persegi panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan sebanding sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH dikatakan sebangun. Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syaratsyarat sebagai berikut. 1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki perbandingan yang senilai. 2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
40
2.1.6.2 Kesebangun pada Segitiga C1 a1
C a
B1
B
b
O
b1
c
c1
A A1
Gambar 2.3 Perbesaran segitiga ABC sebesar 2x terhadap titik O adalah bangun hasil dari
(segitiga asli) setelah
diperbanyak 2x dengan titik pusat O sehingga : 1. a : a1 = b : b1 = c : c1 2. Sudut-sudut tidak berubah jika dikalikan artinya sudut-sudut pada segitiga asli sama dengan sudut-sudut pada segitiga hasil 3.
(
)
Definisi Dua segitiga disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat dikalikan sedemikian sehingga hasilnya sama dan sebangun dengan segitiga yang lain. Teorema 1. Dua segitiga sebangun jika ketiga sisi segitiga yang satu sebanding dengan ketiga sisi yang bersesuaian dari segitiga yang kedua. (S S S) 2. Dua segitiga sebangun jika dua sudut dari segitiga yang satu sama dengan dua sudut dari segitiga yang lain. (Sd Sd)
41
3. Dua segitiga sebangun jika dua segitiga yang satu sebanding dengan dua sisi segitiga yang kedua dan sudut apit kedua sisi itu sama. (S Sd S) 4. Dua segitiga sebangun, jika kedua segitiga itu siku-siku sedangkan sisi miring dan sebuah sisi siku-siku dari segitiga yang satu sebanding dengan sisi miring dan sisi siku-siku dari segitiga yang lain. (S Sm) 2.1.6.3 Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun 2.1.6.3.1 Pada segitiga sembarang F C
A
E
B D
Gambar 2.4 Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF Perhatikan Gambar 2.4, karena ketiga sudut yang bersesuaian antara dan
besarnya sama maka
. Sehingga:
2.1.6.3.2 Pada dua segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar C
D
E
A
B
Gambar 2.5 Segitiga yang memiliki sepasang sisi sejajar Perhatikan Gambar 2.5, Lihat segitiga (Sudut Sehadap) (Sudut Sehadap) (Sudut Berimpit)
dan
Diperoleh:
42
Sehingga Akibatnya
2.1.6.3.3 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung C
D
E
A
G
F
B
H
Gambar 2.6 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung Perhatikan Gambar 2.6, Bangun datar ABCD merupakan Segitiga terpancung yang memiliki garis-garis sejajar yaitu
. Sehingga untuk
mencari panjang garis EF dibuat garis bantu DH dimana
.
Sehingga HB = GF =DC Lihat segitiga
dan
Diperoleh:
(Sudut Sehadap) (Sudut Sehadap) (Sudut Berimpit) Sehingga Akibatnya
Diperoleh
43
Maka
(
)
(
)
(
) (
)
Jadi
2.1.6.3.4 Pada segitiga siku-siku C
D
A
B
Gambar 2.7 Kesebangunan pada segitiga siku-siku Perhatikan Gambar 2.7, Lihat segitiga siku-siku.
,
dan
merupakan
44
Lihat
dan (Sudut Siku-siku) (Berimpit)
Pada
Pada
Karena
sehingga mengakibatkan
=
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Lihat
dan (Sudut Siku-siku) (Berimpit)
Pada
Pada
Karena
sehingga mengakibatkan
=
45
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Lihat
dan (Sudut Siku-siku)
Karena
=
dan
Karena
=
dan
maka maka
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Jadi, jika BC, maka :
merupakan segitiga siku-siku, siku-siku di A dan AD
C
D
A
B
𝐴𝐷
𝐵𝐷
𝐶𝐷
𝐴𝐶
𝐵𝐶
𝐶𝐷
𝐴𝐵
𝐵𝐶
𝐵𝐷
46
2.2
Kerangka Berfikir Geometri merupakan bagian dari materi matematika yang dinilai sulit
dipahami oleh peserta didik. Peserta didik merasa kesulitan dalam memahami konsep materi geometri karena geometri itu merupakan materi matematika yang bersifat abstrak. Hal ini berdasarkan nilai ulangan harian materi kesebangunan peserta didik kelas IX tahun ajaran 2010/2011 di SMP Negeri 13 Semarang banyak yang tidak memenuhi KKM. Peserta didik sering mengalami hambatan dalam mencapai hasil belajar yang baik karena sebagian dari mereka kurang memahami konsep abstrak yang diajarkan oleh guru dan kurangnya minat peserta didik dalam pembelajaran matematika. Guru juga mengalami kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik agar memperoleh hasil yang optimal. Selain itu, peserta didik kurang aktif dan cepat jenuh atau kurang berminat dalam proses pembelajaran matematika, sehingga hasil belajarnya kurang maksimal. Guru memerlukan model pembelajaran matematika yang sesuai agar peserta didik mencapai kompetensi dasar yang diharapkan dan proses pembelajaran berlangsung efektif dan optimal. Tidak ada suatu model pembelajaran yang paling baik diantara model yang lainnya. Masing-masing model mempunyai keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu, guru harus bisa memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.
47
Guru perlu memperhatikan model pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Unsur-unsur dasar yang harus diterapkan yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses, dan penghargaan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mempunyai beberapa tipe, salah satunya yaitu Teams Games Tournament (TGT). Penerapan model pembelajaran tipe ini adalah dengan cara mengelompokkan peserta didik secara heterogen, tugas setiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi setelah memperoleh tugas. Pembelajaran dalam TGT menekankan adanya kompetisi. Kompetisi dilakukan dengan membandingkan kemampuan antar anggota tim dalam suatu bentuk turnamen. Peserta didik dilatih berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab, serta bersosialisasi dengan baik yang akan sangat bermanfaat bagi peserta didik dengan adanya kompetisi seperti ini. Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang bersifat abstrak maka dibutuhkan suatu media yang dapat mengkongkritkan materi tersebut. Media “3 in 1” yang berarti penggunaan tiga media yang berbeda dalam satu waktu pembelajaran. Media tersebut merupakan gabungan dari beberapa media
seperti
media
(mengkongkritkan),
dan
animasi
flash
permainan
(memvisualisasikan),
kartu
berpasangan
alat
peraga
(mengaplikasikan
48
pemahaman konsep ke dalam pemecahan masalah). Dengan adanya bantuan media ini diharapkan peserta didik bisa lebih mudah untuk memahami konsep materi yang bersifat abstrak dan tidak merasakan jenuh dalam pembelajaran matematika. Sehingga dengan model pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 in 1”, peserta didik mampu memahami konsep dengan baik dan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 in 1” maupun model pembelajaran ekspositori.
2.3
Hipotesis penelitian Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka rumusan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 in 1” lebih baik dari model pembelajaran ekspositori. 2. Hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dari pada model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” maupun model pembelajaran ekspositori.
49
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen. Desain
eksperimen dalam penelitian ini mengacu pada desain kelompok kontrol pasca tes (posttest-only control design). Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok yang pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Kelompok eksperimen terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas pertama diberi perlakuan X1 di mana dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” dan kelas ke 2 diberi perlakuan X2 yaitu diterapkan pembelajaran model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”. Desain eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Postes Hanya Grup Kontrol dengan Random Subjek (Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design) Kelompok Perlakuan Posttest (R) Eksperimen 1 X1 Y2 (R) (R)
Eksperimen 2 Kontrol
X2 Y2 K Y2 (Sukardi, 2005: 185)
Keterangan : X1 : Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1”.
49
50
X2 : Penerapan pembelajaran model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”. K : Penerapan model pembelajaran ekspositori. Y2 : Tes hasil belajar.
3.2
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 13 Semarang pada tanggal 26 Juli
2012 sampai 10 Agustus 2012. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi kesebangunan. Penelitian dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan untuk kelas IX F (eksperimen 1) sedangkan kelas IX E (eksperimen 2) dan kelas IX G (kontrol) lima kali pertemuan. Enam pertemuan di kelas eksperimen 1 terdiri dari lima kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran model TGT dengan menggunakan media “3 In 1” dan 1 kali pertemuan untuk tes evaluasi. Pada kelas eksperimen 2 lima kali pertemuan tersebut terdiri dari empat kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran model ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1” dan satu kali pertemuan digunakan untuk tes evaluasi. Sedangkan di kelas kontrol empat pertemuan untuk pelaksanaann pembelajaran model ekspositori dan satu kali pertemuan untuk tes evaluasi. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengambil data nilai rapor semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 sebagai data awal. 2. Berdasarkan data (1) ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik random sampling.
51
3. Menganalisis data awal pada sampel penelitian dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata menggunakan Anava. 4. Menyusun kisi-kisi tes. 5. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi. 6. Mengujicobakan intrumen tes pada kelas uji coba. 7. Menganalisis data hasil uji coba instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. 8. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data 7. 9. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” pada kelas eksperimen 1 dan rencana pelaksanaan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” pada kelas eksperimen 2. 10. Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. 11. Melaksanakan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 12. Menganalisis data hasil tes. 13. Menyusun hasil penelitian.
3.3
Metode Penentuan Subyek Penelitian
3.3.1
Populasi Menurut Sugiyono (2011: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 13
52
Semarang tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 251 orang yang terbagi menjadi 8 kelas yaitu kelas IX A s.d IX H. 3.3.2
Sampel Menurut Sugiyono (2011: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pemilihan kelas sebagai sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri relatif yang dimiliki kelas tersebut, yaitu peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama dan pembagian kelas bukan berdasarkan rangking (tidak ada kelas unggulan) sehingga peserta didik sudah tersebar secara acak pada kelas yang telah ditentukan. Berdasarkan teknik tersebut dari 8 kelas yang terdiri dari kelas IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IX F, IX G, dan IX H di SMP Negeri 13 Semarang setelah diacak diperoleh 3 kelas sebagai sampel yaitu kelas IX F sebagai kelas eksperimen 1, kelas IX E sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas IX G sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1”, kelas eksperimen 2 diberi perlakuan penerapan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”, dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran yang diterapkan pada sekolah tempat penelitian, yaitu dengan menggunakan pembelajaran ekspositori.
53
3.4
Variabel Penelitian
3.4.1
Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya vareiabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah teknik penilaian pembelajaran. 3.4.2
Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik materi kesebangunan.
3.5
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Menurut
Arikunto (2003: 33), tes merupakan suatu alat pengumpul informasi. Jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Perlu disadari bahwa pemahaman, kemampuan, dan kreativitas yang dimiliki peserta didik tidak tergantung pada hasil tes, namun untuk mendeteksi kemampuan tersebut, tes merupakan alternatif terbaik. Menurut Arikunto (2003: 33), tes mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur kemampuan peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran. Pemberian tes pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pemahaman kemampuan kreativitas peserta didik bahasan hubungan antar sudut pada peserta didik yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Tes yang diberikan dalam bentuk uraian. Soal-soal tes tersebut dibuat berdasarkan
54
kurikulum mata pelajaran matematika SMP kelas IX dan disesuaikan dengan buku-buku yang relevan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Menurut Sudijono (2006: 102), tes uraian dapat digunakan untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman peserta didik terhadap materi dan mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapatnya dengan bahasanya sendiri.
3.6
Analisis Instrumen
3.6.1
Validitas Menurut Gay (dalam Sukardi, 2005: 121), Suatu instrumen dikatakan valid
jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total (Arikunto, 2003: 76). Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas item soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi product moment yaitu :
rxy
N x
N xy ( x)( y ) 2
( x) 2 N y 2 ( y ) 2
Keterangan :
rxy
= koefisien korelasi antara x dan y.
N
= banyaknya peserta didik
x
= jumlah skor item
y
= jumlah skor total
55
x
y
2
= jumlah kuadrat skor item
2
= jumlah kuadrat skor total
xy
= jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil perhitungan
dikonsultasikan atau disesuaikan dengan tabel, jika
maka butir soal tersebut valid (Arikunto, 2003: 75). Dengan dapat diperoleh dari tabel harga kritik r pada lampiran 66 dengan subjek dan 3.6.2
= banyaknya
.
Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilai (Sudjana, 1990: 16). Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur (Sukardi, 2005: 127). Untuk mengetahui reliabilitas tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2003: 109). (
(
)
)(
Keterangan: = reliabilitas yang dicari; ∑
= jumlah varians skor tiap-tiap butir soal; = varians total; = banyak subjek.
∑
)
56
Dengan diperolehnya
sebenarnya baru diketahui tinggi rendahnya
koefisien tersebut, agar lebih sempurnanya perhitungan reliabilitas sampai pada kesimpulan, sebaiknya hasil tersebut dikonsultasikan atau disesuaikan dengan tabel
product moment. Jika
maka soal tersebut reliabel. Dengan
dapat diperoleh dari tabel harga kritik r pada lampiran 66 dengan (banyaknya subjek) dan 3.6.3
.
Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan (Arikunto, 2003: 207). Menurut Arifin (2009, 135), langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan tingkat kesukaran (difficulty index) antara lain. 1) Menghitung rata-rata untuk tiap butir soal dengan rumus.
2) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus. ( ) 3) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria sebagai berikut: P = 0,00 – 0,30 : sukar; P = 0,31 – 0,70 : sedang; P = 0,71 – 1,00 : mudah. 4) Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara pembandingan koefisien
57
tingkat kesukaran dengan kriteria. Soal-soal yang dianggap baik yaitu soal-soal sedang yang mempunyai taraf kesukaran 0,30 sampai 0,70 (Arikunto, 2003: 210). 3.6.4
Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan daya pembeda menurut Arifin (2009, 133) antara lain. 1) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik. 2) Mengurutkan skor dari skor terbesar sampai skor terkecil. 3) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. 4) Menghitung rata-rata untuk masing-masing kelompok. 5) Menghitung daya pembeda dengan rumus: ̅
̅
Keterangan: : daya pembeda; ̅
: rata-rata kelompok atas;
̅
: rata-rata kelompok bawah.
6) Membandingkan daya beda dengan kriteria sebagai berikut: 0,40 ke atas
: sangat baik;
0,30 – 0,39
: baik;
0,20 – 0,29
: cukup, soal perlu perbaikan;
0,19 ke bawah : kurang baik, soal harus dibuang.
3.7
Analisis Data Awal
58
Analisis data awal dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata dengan Anava pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan adalah nilai rapor semester genap kelas VIII SMP Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2011/2012. 3.7.1
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan yaitu: : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji ini untuk mengetahui kenormalan data yang akan dianalisis. Uji statistik yang akan digunakan adalah uji Chi kuadrat dengan rumus (Sudjana, 2005: 273): ∑
(
)
keterangan: = harga chi kuadrat; = frekuensi hasil pengamatan; = frekuensi yang diharapkan. Kriteria pengujian: tolak menggunakan tabel distribusi – dan taraf signifikan 3.7.2
jika pada daftar
, dengan derajat kebebasan
(Sudjana, 2005: 273).
Uji Homogenitas Varians Populasi
dicari
59
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pada nilai awal mempunyai varians yang sama (homogen). Hipotesis yang akan diujikan adalah: :
(ketiga kelompok memiliki varians yang sama),
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varian tidak homogen). Uji kesamaan varians menggunakan uji Bartlett. Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Bartlett disusun dalam bentuk Tabel 3.2 dibawah ini Tabel 3.2 Uji Bartlett si 2
Sampel ke Dk
log si2
(dk).log si2
1
n1 – 1
s1 2
log s12
(n1 – 1).log s12
2
n2 – 1
s2 2
log s12
(n2 – 1).log s12
.
.
.
.
.
K
nk – 1
sk 2
log sk2
(nk – 1).log sk2
–
–
∑(
Jumlah
∑(
.
)
∑(
)
) . log si2
Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan, yakni: a)
varians gabungan dari semua sampel ∑( ∑(
b) harga satuan B dengan rumus: c)
) )
(
) ∑(
).
uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat: (
){
∑(
)
logaritma asli dari bilangan 10.
}
dengan
disebut
60
Kriteria pengujian: tolak
jika
(
),
didapat distribusi chi kuadrat dengan peluang( signifikan 3.7.3
)(
)
dengan (
(
)(
)
) dan taraf
(Sudjana, 2005: 262–263).
Analisis Varians Satu Arah (ANAVA) Analisis varians satu arah dimaksudkan untuk menentukan apakah
kelompok sampel memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara statistik. Sebuah populasi yang masing–masing berdistribusi normal dengan rata–rata ,
, … ,
hipotesis nol
dan simpangan baku berturut-turut dengan hipotesis alternatif
,
. Akan diuji
.
artinya rata-ratanya sama; paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rataratanya berbeda. Data sempel akan dinyatakan dengan
yang berarti data ke-j dalam
sempel yang diambil dari populasi ke-i. Untuk memudahkan, data sempel disusun seperti dalam Tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal DARI POPULASI KE 1 2 3 Data Hasil Pengamatan
.
.
…… …… ……
.
k
. ……
Jumlah Rata-rata
̅
̅
̅
̅
61
Untuk memudahkan perhitungan, akan digunakan simbol-simbol berikut: ∑ ∑( ∑
dengan )
jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamatan ∑
Daftar analisis varians untuk menguji
adalah seperti Tabel 3.4 di bawah
ini. Tabel 3.4 Daftar Analisis Varians Sumber variansi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total
Dk
JK
KT
1
RY
R=RY/1 (
k-1 ∑( ∑
F
)
∑(
A/D
)
)
∑
Dengan jalan membagi KT antar kelompok oleh KT dalam kelompok, maka diperoleh harga ( ∑( Di mana
) )
dapat digunakan untuk menguji hipotesis kesamaan beberapa rata-rata
populasi. Jika harga dk penyebut ∑( (Sudjana, 2005: 305).
ini lebih besar dari F tabel dengan dk pembilang (k-1) dan ) untuk
yang dipilih. Maka hipotesis nol,
ditolak
62
3.8
Analisis Data Akhir Analisis tahap akhir digunakan untuk menguji hipotesis I dan hipotesis II.
Analisis data akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis pertama, dan uji hipotesis kedua sebagai berikut. 3.8.1
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan yaitu: : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji ini untuk mengetahui kenormalan data yang akan dianalisis. Uji statistik yang akan digunakan adalah uji Chi kuadrat dengan rumus (Sudjana, 2005: 273): ∑
(
)
keterangan: = harga chi kuadrat; = frekuensi hasil pengamatan; = frekuensi yang diharapkan. Kriteria pengujian: tolak menggunakan tabel distribusi – dan taraf signifikan
jika pada daftar
, dengan derajat kebebasan
(Sudjana, 2005: 273).
dicari
63
3.8.2
Uji Homogenitas Varians Populasi Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pada nilai
awal mempunyai varians yang sama (homogen). Hipotesis yang akan diujikan adalah: :
(ketiga kelompok memiliki varians yang sama),
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varian tidak homogen). Uji kesamaan varians menggunakan uji Bartlett. Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Bartlett disusun dalam bentuk Tabel 3.5 dibawah ini Tabel 3.5 Uji Bartlett Sampel ke dk 1 n1 – 1
si 2 s1 2
log si2 log s12
(dk).log si2 (n1 – 1).log s12
2
n2 – 1
s2 2
log s12
(n2 – 1).log s12
. .
. .
.
.
.
.
.
.
K
nk – 1
sk 2
log sk2
(nk – 1).log sk2
–
–
∑(
Jumlah
∑(
. .
)
∑(
)
) . log si2
Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan, yakni: a) varians gabungan dari semua sampel ∑( ∑( b) harga satuan B dengan rumus:
)
(
c) uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat:
) ) ∑(
).
64
(
){
∑(
)
}
dengan
disebut
logaritma asli dari bilangan 10. Kriteria pengujian: tolak
jika
(
)(
),
didapat distribusi chi-kuadrat dengan peluang( signifikan 3.8.3
)
dengan (
(
)(
)
) dan taraf
(Sudjana, 2005: 262–263).
Uji Kesamaan Rata-rata (Uji Pihak Kanan) Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik
antara kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Untuk menguji kesamaan dua ratarata digunakan uji rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H0: µ1 µ2
(rata- rata hasil tes belajar peserta didik yang diterapkan pembelajaran model ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1” kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes belajar peserta didik yang diterapkan pembelajaran model ekspositori).
H1: µ1 > µ2
(rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang
diterapkan
pembelajaran
model
ekspositori
dengan
menggunakan media ”3 In 1” lebih baik daripada yang diajar menggunakan model ekspositori). Karena 1 2 , maka digunakan rumus:
√
65
dengan (
)
(
)
Keterangan t
: : nilai rata-rata kelompok eksperimen : nilai rata-rata kelompok kontrol : banyaknya peserta didik kelompok eksperimen : banyaknya peserta didik kelompok kontrol : varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol : simpangan baku gabungan (Sudjana, 2005: 239) Kriteria pengujian: H0 diterima jika t < t
(1 – α)
dan tolak H0 jika t
mempunyai harga lain, dimana t (1 – α) , didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan α = 5% (Sudjana, 2005: 239). 2
3.8.4
2
Analisis Varians Satu Arah (ANAVA) Analisis varians satu arah dimaksudkan untuk menentukan apakah
kelompok sampel memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara statistik. Sebuah populasi yang masing–masing berdistribusi normal dengan rata–rata ,
, … ,
hipotesis nol
dan simpangan baku berturut-turut dengan hipotesis alternatif
,
. Akan diuji
.
artinya rata-ratanya sama; paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rataratanya berbeda.
66
Data sampel akan dinyatakan dengan
yang berarti data ke-j dalam
sempel yang diambil dari populasi ke-i. Untuk memudahkan, data sempel disusun seperti dalam Tabel 3.6 di bawah ini. Tabel 3.6 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal DARI POPULASI KE 1 2 3 Data Hasil Pengamatan
.
.
…… …… ……
k
.
. ……
Jumlah ̅ ̅ ̅ ̅ Rata-rata Untuk memudahkan perhitungan, akan digunakan simbol-simbol berikut: ∑ ∑( ∑
dengan )
jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamatan ∑
Daftar analisi varians untuk menguji
adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 Daftar Analisis Varians Sumber variansi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total
Dk 1 k-1 ∑( ∑
JK RY
KT R=RY/1 ( ∑(
)
F )
A/D )
∑
Dengan jalan membagi KT antar kelompok oleh KT dalam kelompok, maka diperoleh harga ( ∑(
) )
67
Di mana
dapat digunakan untuk menguji hipotesis kesamaan beberapa rata-rata
populasi. Jika harga dk penyebut ∑(
ini lebih besar dari F tabel dengan dk pembilang (k-1) dan ) untuk
yang dipilih. Maka hipotesis nol
ditolak
(Sudjana, 2005: 305). 3.8.5
Uji Lanjut dengan Tukey-Kramer Apabila pada anava
ditolak maka diteruskan dengan uji lanjut. Uji
lanjut digunakan untuk mengetahui pasangan nilai mean yang perbedaannya signifikan. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah uji lanjut Tukey-Kramer. Uji Tukey-Kramer adalah uji lanjut setelah uji anava yang membandingkan kelompok-kelompok dengan jumlah sampel yang tidak sama besar (Purwanto, 2011: 205). Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara beda mean dengan beda kritik. Beda mean merupakan selisih rata-rata pasangan kelompok yang dibandingkan. Beda kritik dihitung dengan rumus: √
(
)(
)
Keterangan BK
: Beda Kritik
SR
: Harga studentized range
RJK (DK)
: Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok
nj
: Jumlah sampel kelompok I
nk
: Jumlah sampel kelompok II
Dua kelompok yang dibandingkan dikatakan mempunyai perbedaan ratarata yang signifikan apabila beda mean > beda kritik (Purwanto, 2011: 206).
68
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Proses Penelitian Hasil penelitian dalam bab ini adalah uraian hasil penelitian di SMP
Negeri 13 Semarang pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol setelah dikenai pembelajaran yang berbeda. Kelas IX F sebagai kelas eksperimen 1 dikenai model pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1”, kelas IX E sebagai kelas eksperimen 2 dikenai model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”, dan kelas IX G sebagai kelas kontrol dikenai model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2012 sampai dengan 10 Agustus 2012 diperoleh data akhir yaitu nilai tes hasil belajar pada materi kesebangunan. Setelah pembelajaran dilaksanakan, peserta didik diberikan tes untuk memperoleh data hasil belajar yang kemudian dianalisis. Analisis data hasil tes meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji ketuntasan belajar, analisis varians satu arah, dan uji lanjut dengan Tukey-Kramer. Tes hasil belajar menggunakan 6 butir soal uraian. Tes tersebut diikuti oleh 96 peserta didik yang terdiri dari 32 peserta didik kelas IX F (kelas eksperimen 1), 33 dari peserta didik kelas IX E (kelas eksperimen 2) dan 31 peserta didik kelas IX G (kelas kontrol). Deskripsi hasil belajar materi kesebangunan kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
68
69
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 32
Kelas Eksperimen 2 33
Nilai Tertinggi
100
98
96
3
Nilai Terendah
42
45
16
4
Rata-rata
80,93
70,49
60,04
5
Varians
200,64
223,22
384,92
14,16
14,94
19,62
No
Statistik Deskriptif
1
Banyak Peserta didik
2
6 Simpangan Baku 4.1.2 Analisis Data Awal
Kelas Kontrol 31
Pada penelitian ini nilai rapor kelas VIII semester 2 yang dimiliki peserta didik kelas IX E, IX F, dan IX G SMP Negeri 13 Semarang Tahun ajaran 20112012 digunakan sebagai data awal untuk menentukan sampel. Analisis tahap awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut. 4.1.2.1 Uji Normalitas Untuk menguji kenormalan distribusi populasi digunakan uji chi-kuadrat pada masing-masing kelas. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: : data berdistribusi normal; : data tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujian adalah tolak
jika
. Hasil analisis
tentang hasil uji normalitas, dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas IX E IX F IX G
( 2,13 4,45 5,40
) 5 5 5
11,07 11,07 11,07
Kesimpulan Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal
70
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa uji normalitas pada kelas IX E, IX F, dan IX G diperoleh nilai
kurang dari nilai
. Karena
berarti data pada kelas IX E, IX F, dan IX G seluruhnya berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 55. 4.1.2.2 Uji Kesamaan Varians (Uji Homogenitas) Untuk menguji homogenitas (kesamaan varians) digunakan uji Bartlett. Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah nilai awal ketiga data mempunyai varians yang homogen. Hipotesis statistik dan hipotesis penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: artinya varians homogen; salah satu tanda sama dengan salah artinya varians tidak homogen. Keterangan: varians nilai rapor kelas IX E
varians nilai rapor kelas IX G
varians nilai rapor kelas IX F Kriteria pengujian adalah: tolak
jika
. Hasil analisis
data awal tentang uji homogenitas, dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Hasil Uji Hormogenitas Data Awal ( 0,27
)
Kriteria homogen
2
Kesimpulan
5,99
Data homogen
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dan derajat kebebasan (
)
ini menunjukan bahwa nilai
dengan
, diperoleh
((
. Jadi,
) ( ))
. Hal
diterima artinya ketiga
71
data mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya pada lampiran 56. 4.1.2.3 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA) Analisis varians satu arah dimaksudkan untuk menentukan apakah kelompok sampel memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara statistik.. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: artinya rata-ratanya sama; paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rata-ratanya berbeda. Keterangan: = nilai rata-rata rapor kelas IX E
= nilai rata-rata rapor kelas IX G
= nilai rata-rata rapor kelas IX F Kriteria pengujian adalah: terima
jika
(
)(
).
Hasil
analisis data awal tentang anava, dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA) Data Awal ( 0,21
)
(
2
) 93
Kesimpulan 3,094
Data memiliki rata-rata sama
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa (
)
,(
)
diperoleh
ini menunjukan bahwa nilai
(
dengan
)( (
) )(
(( ).
)( )(
Jadi,
))
, . Hal
diterima artinya
ketiga data mempunyai rata-rata yang sama. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 54.
72
Berdasarkan uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata, maka nilai rapor peserta didik kelas IX E, IX F, dan IX G berdistribusi normal, memiliki varians yang homogen dan memiliki rata-rata yang sama sehingga dapat digunakan sebagai sampel penelitian. 4.1.3
Hasil Analisis Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Setelah melaksanakan uji coba instrumen, hasilnya dianalisis untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Soal-soal yang memenuhi kriteria akan digunakan untuk penilaian hasil belajar peserta didik dan yang belum memenuhi akan diperbaiki atau dibuang. 4.1.3.1 Validitas Soal Berdasarkan perhitungan dengan rumus point biserial, maka diperoleh semua soal valid yaitu soal nomor: 1, 3, 4, 6, 8, 9. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 9. 4.1.3.2 Reliabilitas Soal Setelah dilakukan perhitungan terhadap hasil uji coba tes diperoleh , sedangkan harga
. Jadi
sehingga
tes yang diujicobakan reliabel. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 12. 4.1.3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba dalam penelitian ini, diperoleh hasil sebagai berikut. a. Butir soal yang termasuk mudah yakni butir soal nomor 2, 7, 9. b. Butir soal yang termasuk sedang yakni butir soal nomor 1, 3, 5, 6, 8, 10.
73
c. Butir soal yang termasuk sukar yakni butir soal nomor 4. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 10. 4.1.3.4 Analisis Daya Pembeda Soal Hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis daya beda soal, diperoleh hasil sebagai berikut. a. Butir soal yang termasuk kriteria jelek yakni butir soal nomor 2, 5, 7, 10. b. Butir soal yang termasuk kriteria cukup yakni butir soal nomor 1, 3, 9. c. Butir soal yang termasuk kriteria baik yakni butir soal nomor 4, 6, 8. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 11. 4.1.3.5 Penentuan Instrumen Dari proses perhitungan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal, maka butir soal uji coba yang digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini sebanyak 6 butir soal, yaitu 1, 3, 4, 6, 8, dan 9.
4.1.4
Analisis Tahap Akhir Setelah diberikan tes diperoleh data hasil belajar peserta didik yang
kemudian dilakukan analisis. Analisis tahap akhir untuk menguji uji normalitas data, uji homogenitas, hipotesis I dengan uji kesamaan rata-rata (uji pihak kanan), hipotesis II dengan analisis varians satu arah (ANAVA), dan diuji lanjut dengan menggunakan Tukey-Kramer adalah sebagai berikut. 4.1.4.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan terhadap data hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
74
: data berdistribusi normal; : data tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujian adalah tolak
jika
. Hasil analisis
tentang hasil uji normalitas, dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Akhir Kategori
Kesimpulan
Hasil belajar kelas eksperimen 1
5,93
11,1
Data berdistribusi normal
Hasil belajar kelas eksperimen 2
8,02
12,6
Data berdistribusi normal
Hasil belajar kelas kontrol
4,02
11,1
Data berdistribusi normal
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data hasil belajar eksperimen 1 diperoleh
, sedangkan
menunjukan bahwa nilai
. Jadi,
kelas
. Hal ini diterima sehingga hasil
belajar pada kelas eksperimen 1 berdistribusi normal. Nilai sedangkan Jadi,
data hasil belajar kelas eksperimen 2 adalah 8,02, . Hal ini menunjukan bahwa nilai
.
diterima sehingga hasil belajar pada kelas eksperimen 2 berdistribusi
normal. Perhitungan pada data hasil belajar kelas kontrol diperoleh , sedangkan
. Hal ini menunjukan bahwa nilai
. Jadi,
diterima sehingga data hasil belajar pada kelas kontrol
berdistribusi normal. Untuk perhitungan lengkapnya pada lampiran 59-61.
75
4.1.4.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berada pada kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan penyelidikan apakah nilai hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 ( ), eksperimen 2 ( ), dan kelas kontrol ( ) mempunyai varians yang sama (homogen). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: :
(ketiga kelompok memiliki varians yang sama),
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varian tidak homogen). Kriteria pengujian adalah tolak
jika
. Hasil uji homogenitas
dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Hormogenitas Data Akhir (
Nilai Hitung 3,91
) 1
Nilai Tabel
Kriteria homogen
5,99
Kesimpulan Data homogen
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama (homogen), berdasarkan perhitungan diperoleh kebebasan
(
)
,
menunjukan bahwa nilai
dengan
diperoleh
((
. Jadi,
) ( ))
dan derajat .
Hal
ini
diterima artinya populasi
mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya pada lampiran 62.
76
4.1.4.3 Uji Hipotesis I Analisis hipotesis I yaitu uji kesamaan rata-rata (uji satu pihak, pihak kanan). Uji kesamaan rata-rata ini dilakukan untuk menguji rata-rata nilai hasil belajar di kelas eksperimen 2 yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” ( ) apakah lebih besar dari rata-rata nilai hasil belajar di kelas kontrol yang diterapkan model pembelajaran ekspositori (
). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih kecil atau sama dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol; artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih besar atau sama dengan rata-rata hasil belajar kelas control. Kriteria pengujian adalah: terima
jika
. Hasil uji kesamaan
rata-rata satu pihak, pihak kanan di atas dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Satu Pihak, Pihak Kanan Nilai
Kesimpulan
Artinya Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol
Hasil belajar peserta didik
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar diperoleh sedangkan
(
)
. Hal ini menunjukan bahwa nilai
(
).
, Jadi,
ditolak artinya rata-rata hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen 2 lebih
77
besar dari hasil belajar peserta didik di kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 63. 4.1.4.4 Uji Hipotesis II Analisis hipotesis II ini meliputi analisis varians satu arah (ANAVA) dan selanjutnya akan diuji lanjut dengan menggunakan Tukey-Kramer pada nilai hasil belajar kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. a) Analisis varians satu arah (ANAVA) Uji perbedaan rata-rata (Anava Satu Arah) digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan kontrol berbeda signifikan atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. artinya rata-ratanya sama; paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rataratanya berbeda. Keterangan: = nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen 1 = nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen 2 = nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol Kriteria pengujian adalah: terima
jika
(
)(
).
Hasil
analisis data awal tentang anava, dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA) Hasil Belajar ( 17,7
) 2
(
) 93
Kesimpulan 3,094
Data memiliki rata-rata yang berbeda
78
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa (
)
,(
)
diperoleh
ini menunjukan bahwa nilai
(
dengan
)( (
) )(
(( ).
)( )(
Jadi,
))
, . Hal
ditolak artinya
ketiga data memiliki rata-rata yang berbeda. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 64. b) Uji lanjut Tukey-Kramer Berdasarkan hasil anava di atas,
ditolak artinya ketiga data memiliki
rata-rata yang berbeda. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata yang berbeda secara signifikan di antara masing-masing kelompok sampel maka harus dianalisis dengan uji lanjut. Uji lanjut dalam penelitian ini menggunakan TukeyKramer. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara beda mean dengan beda kritik. Dua kelompok yang dibandingkan dikatakan mempunyai perbedaan rata-rata yang signifikan apabila beda mean > beda kritik. Hasil uji lanjut TukeyKramer dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Perbandingan Beda Mean dan Beda Kritik Perbandingan Rata-Rata
Beda Mean
Beda Kritik
Kesimpulan
Artinya
Eksperimen 1 > Eksperimen 2
10,44
9,79
BM>BK
Signifikan
Eksperimen 2 > Kontrol
10,45
9,94
BM>BK
Signifikan
Eksperimen 1 > kontrol
20,89
9,87
BM>BK
Signifikan
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa beda mean perbandingan antara masing-masing kelompok sampel lebih besar dari beda kritiknya sehingga masing-masing kelompok sampel memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan
79
artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 1 lebih baik daripada rata-rata kelas eksperimen 2, rata-rata kelas eksperimen 2 lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol, dan rata-rata kelas eksperimen 1 lebih baik dari kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model TGT dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik daripada pembelajaran model ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” maupun pembelajaran model ekspositori. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 65.
4.2 Pembahasan Penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
keefektifan
model
pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1” terhadap hasil belajar peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang pada materi kesebangunan. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengambil data awal yaitu nilai rapor mata pelajaran matematika kelas VIII semester genap. Berdasarkan hasil analisis data awal, pada uji normalitas populasi menunjukkan bahwa
,
artinya populasi berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas populasi menunjukkan bahwa
maka
diterima,
artinya varians populasi sama sehingga populasi dikatakan homogen. Melalui teknik simple random sampling, terpilih kelas IX F sebagai kelas eksperimen 1, kelas IX E sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas IX G sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji anava menunjukkan bahwa maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel mempunyai kemampuan awal yang sama.
80
Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan pembelajaran pada ketiga kelas dengan materi kesebangunan. Pada akhir pembelajaran, ketiga kelas dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Tes dilakukan pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol dengan soal yang sama. Soal tes evaluasi tersebut adalah tes tertulis berbentuk uraian sebanyak enam butir soal dengan alokasi waktu 60 menit. Sebelum tes diberikan soal tes terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap-tiap butir tes pada kelas uji coba. Dalam penelitian ini, soal tes evaluasi yang digunakan pada kelas eksperimen 1 ,kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol sudah memenuhi syarat valid dan reliabel. Jika terdapat butir-butir yang tidak valid maka dilakukan perbaikan-perbaikan pada butir soal tersebut, sehingga soal tes tersebut dapat dikatakan baik untuk mengukur kemampuan memahami konsep materi kesebangunan peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang. Soal tes evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan soal pemahaman konsep kesebangunan dan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga memerlukan pemodelan matematika dalam mengerjakannya. Setelah diberikan tes evaluasi, diperoleh nilai peserta didik yang kemudian dianalisis. 4.2.1
Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 dengan Model Pembelajaran TGT dengan Menggunakan Media “3 In 1” Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 peneliti menerapkan model
pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1”. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yaitu presentasi
81
kelas, belajar kelompok, games, turnamen, dan penghargaan kelompok. Untuk media “3 In 1” itu sendiri terdiri dari media flash, alat peraga, dan kartu berpasangan.
Media flash tersebut berisikan semua bahan ajar yang akan
diajarkan dalam 4 pertemuan. Setiap 1 kali pertemuan berisikan paparan materi, LKPD, dan game. Selain itu, untuk pertemuan ke-5 terdapat turnamen yang aturannya juga dikemas dalam media flash serta terdapat rapor untuk rekapan skor game dan turnamen seluruh pertemuan. Alat peraga yang digunakan berupa bangun-bangun datar yang saling sebangun dan terbuat dari kertas BC. Begitu juga dengan kartu berpasangan, kartu berpasangan ini dibuat sesuai materi yang diajarkan pada setiap pertemuan dan digunakan pada saat sesi game. Pada tahap presentasi kelas, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media flash. Penggunaan media flash ini mampu untuk memvisualisasikan konsep-konsep yang abstrak dalam matematika dan membuat suasana kelas menjadi hidup. Namun selain menggunakan media flash, pada tahap ini guru juga memanfaatkan alat peraga yang berupa bangun datar yang sebangun sehingga selain peserta didik mendapatkan visualisasinya peserta didik juga dapat secara kongkrit melihat konsep-konsep yang diajarkan. Hal tersebut sesuai dengan teori Bruner bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yang dapat membantu menyampaikan pengalaman kepada peserta didik serta memberikan gambaran mengenai objek yang mewakili suatu konsep. Pada tahap belajar kelompok, pemakaian LKPD sebagai bahan diskusi membantu dalam membangun konsep secara matang dari masalah yang diberikan. Dengan menggunakan LKPD, kegiatan belajar terpusat pada peserta didik karena
82
peserta didik sendiri yang harus menyelesaikan permasalahan dan mengkonstruksi pengetahuannya. LKPD dikerjakan dengan teman satu kelompoknya. Apabila ada salah satu anggota kelompok yang belum paham, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru. Peran guru saat belajar kelompok adalah sebagai pemimpin, fasilitator, dan motivator. Sebagai seorang pemimpin, guru bertugas untuk mengkondisikan dan mengarahkan peserta didik agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Guru sebagai fasilitator mempunyai tugas memberi bimbingan dan arahan sehingga tidak hanya mendikte peserta didik. Guru sebagai motivator bertugas membangkitkan semangat dan minat belajar peserta didik. Dalam proses pembelajaran TGT terdapat tahapan belajar kelompok yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling bertukar pendapat atau ide untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT terdapat tahapan game dan turnamen. Dalam tahap game ini, peneliti menggunakan kartu berpasangan yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok dan masing-masing kelompok harus dapat memberikan penjelasannya dalam lembar jawab. Game dilaksanakan di sesi terakhir setiap kali pertemuan. Sedangkan pada pertemuan ke-5, dilaksanakan turnamen yang melibatkan semua peserta didik untuk berkompetensi demi memperjuangkan kelompoknya menjadi yang terbaik. Pembelajaran TGT melatih keberanian peserta didik untuk mengungkapkan pendapat, lebih menghargai pendapat orang lain, berkompetisi dengan sportif, dan bekerjasama dalam kelompok, serta meningkatkan aktivitas
83
peserta didik sehingga diharapkan kemampuan pemahaman konsep, penalaran, dan pemecahan masalah peserta didik menjadi lebih baik. Tahap terakhir dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah penghargaan kelompok. Poin-poin yang didapatkan dari game dan turnamen untuk menentukan penghargaan kelompok. Peserta didik semangat untuk belajar agar kelompok mereka menang dan mendapat penghargaan. Adanya pemberian penghargaan pada kelompok membuat peserta didik merasa puas dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pada
pertemuan
pertama,
guru
mempresentasikan
materi
tentang
kesebangunan pada segiempat dengan menggunakan media flash. Peserta didik antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam media flash dengan bimbingan guru. Contoh tampilan media flash yang digunakan pertemuan pertama ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Contoh Tampilan Media Flash Pertemuan Pertama Selain materi dipresentasikan dengan menggunakan media flash. Guru juga menggunakan bantuan alat peraga. Alat peraga pada pertemuan pertama ini berupa 2 bangun persegi panjang dan 2 bangun trapesium yang sebangun. Alat
84
peraga ini digunakan untuk memudahkan peserta didik memahami konsep secara kongkrit. Contoh alat peraga yang digunakan pertemuan pertama ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Contoh Alat Peraga Pertemuan Pertama Setelah menjawab pertanyaan konstruktif dalam media flash, guru memfasilitasi peserta didik untuk membaginya ke dalam kelompok yang anggotanya heterogen. Setiap kelompok terdiri dari empat peserta didik di mana anggota kelompok telah ditetapkan oleh guru berdasarkan nilai rapor pada kelas VIII semester genap. Guru memberi nama kelompok, yaitu kelompok 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Peserta didik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkelompok karena bingung menentukan posisi tempat duduk perkelompok. Melihat kondisi kelas yang gaduh guru segera membantu mengatur tempat duduk peserta didik. Pembagian kelompok terlampir pada Lampiran 63. Setelah semua berkumpul dengan kelompok masing-masing, peserta didik bekerja sama mendiskusikan LKPD yang berisi soal latihan yang berkaitan dengan kesebangunan segiempat. LKPD pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada
85
Lampiran 29. Pada kelompok 5 peneliti melihat tidak semua peserta didik mengerjakan LKPD karena terdapat seorang peserta didik putri yang tidak ikut mengerjakan LKPD sendiri. Peneliti mendekati dan menanyakan alasan peserta didik tersebut mengerjakan sendiri. Alasan peserta didik tersebut adalah peserta didik malu belajar bersama dalam kelompok tersebut karena anggota yang lain peserta didik putra. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kepada peserta didik tersebut agar tidak perlu merasa malu karena tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah melatih peserta didik bekerjasama dan lebih aktif dalam belajar matematika. Sedangkan pada kelompok 6 belum bisa bekerja kelompok secara baik karena masih sering membuat gaduh sehingga mengganggu konsentrasi kelompok lain. Setelah peneliti mendekati kelompok tersebut, peneliti memberikan arahan bahwa bekerja secara kelompok dapat saling membatu antaranggota kelompok yang belum bisa memahami materi. Selanjutnya peneliti mengamati kelompok 1. Diskusi berjalan dengan baik pada kelompok 1. Semua anggota kelompok 1 aktif dalam diskusi kelompok. Pada kelompok 4, peneliti melihat peserta didik agak gaduh karena saling tunjuk dengan teman untuk mengerjakan LKPD. Guru mendatangi mereka dan menegaskan kembali bahwa mereka harus bekerjasama untuk mempelajari LKPD tersebut. Berbeda dengan kelompok 3 yang mengerjakan LKPD dengan berbagi tugas. Dua peserta didik mengerjakan soal nomor satu dan dua peserta didik lainnya mengerjakan soal nomor dua. Diskusi pada kelompok 2, 7, dan 8 terlihat belum berjalan dengan baik. Masih terlihat beberapa dari anggotanya yang tidak ikut berdiskusi. Dari pengamatan peneliti, kelompok 1, 3, dan 8 yang lebih dulu
86
berinisiatif untuk bertanya pada guru. Setelah 15 menit menyelesaikan LKPD, guru memberikan kunci jawaban LKPD pada media flash untuk mengoreksi hasil diskusi kelompoknya. Tahap selanjutnya adalah game, guru memberikan game dengan menggunakan kartu berpasangan. Game diberikan untuk mendapatkan skor yang akan menjadi bagian dari skor awal turnamen. Guru membacakan aturan game yang terdapat dalam media flash. Dalam penelitian ini, soal game berupa kartu berpasangan yang harus diselesaikan oleh setiap kelompok. Soal game terdiri dari 2 kartu soal dalam amplop A yang merupakan bangun trapesium dan layanglayang dimana masing-masing kartu tersebut harus dicari pasangan bangun yang saling sebangun dari 4 pilihan kartu pasangan dalam amplop B. Setelah menemukan pasangannya, kartu tersebut ditempelkan di lembar jawab yang disediakan dan setiap kelompok harus memberikan alasannya. Setelah dibahas dengan jawaban yang benar, skor yang diperoleh akan dipakai sebagi skor awal dan kelompok yang tergiat akan mendapatkan penghargaan berupa bintang yang terbuat dari kertas BC yang bertujuan untuk memotivasi kelompok yang telah bekerja sama dengan baik. Contoh kartu berpasangan yang digunakan pertemuan pertama ditunjukkan pada Gambar 4.3 berikut ini.
87
Gambar 4.3 Contoh Kartu Berpasangan Pertemuan Pertama Suasana kelas pembelajaran gaduh dan kerja sama peserta didik dalam kelompok belum terjalin dengan baik karena sebagian besar anggota kelompok hanya bergantung pada anggota kelompok yang lebih pintar. Kelompok 2, 3, 4, 5, dan 8 mampu mengerjakan kartu berpasangan tersebut dengan benar sehingga memperoleh skor 100 dan yang mendapatkan bintang yaitu kelompok 3. Pada pertemuan kedua, materi yang diajarkan adalah kesebangunan pada segitiga. Peserta didik antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam media flash. Pada saat diskusi kelompok, peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal yang terdapat dalam LKPD. Masih banyak peserta didik yang bertanya kepada guru tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan LKPD tersebut. Pada saat pelaksanaan game, kerja sama peserta didik dalam kelompok sudah mulai terjalin dengan baik karena sebagian besar anggota kelompok sudah bekerja sama dengan baik. Pada tahap game, soal game terdiri dari 3 kartu soal dalam amplop A yang merupakan 3 bangun segitiga sembarang dimana masing-masing kartu tersebut harus dicari pasangan bangun yang saling sebangun dari 4 pilihan kartu
88
pasangan dalam amplop B. Pada game ini hanya kelompok 1 yang belum mampu menjawab dengan sempurna karena kelompok 1 mendapatkan skor 90. Perhitungan skor game selengkapnya ada pada Lampiran 51. Pada pertemuan ketiga dan keempat proses pembelajaran hampir sama dengan pertemuan sebelumnya. Perbedaan terletak pada materi yang diajarkan yaitu pertemuan ketiga diajarkan mengenai penggunaan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahkan masalah dan pertemuan keempat diajarkan tentang kesebangunan pada segitiga siku-siku. Pada pertemuan ini, aktivitas, dan keaktifan peserta didik meningkat. Peserta didik sudah bisa menyesuaikan diri dengan model pembelajaran TGT dan kerja sama yang terjalin antar anggota kelompok sudah baik. Pembagian peserta didik ke dalam kelompok-kelompok yang heterogen untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKPD sangat membantu mereka untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan anggota kelompok. Pada pertemuan kelima, guru tidak memberikan presentasi materi seperti pada pertemuan sebelumnya tetapi dilakukan sebuah turnamen. Turnamen dilaksanakan dalam bentuk permainan yang berupa kartu soal. Langkah pertama pada tahap ini adalah pembentukan peserta turnamen. Semua peserta didik terlibat dalam permainan akademik dalam meja-meja turnamen. Satu meja turnamen terdiri dari 8 peserta didik yang terdiri dari perwakilan anggota kelompok mempunyai kemampuan yang homogen sehingga akan terjadi persaingan yang seimbang. Masing-masing peserta didik menghitung skor yang diperoleh. Skor tersebut akan disumbangkan untuk kelompok masing-masing. Hasil dari skor
89
turnamen akan digabungkan dengan nilai game. Guru juga akan memberikan penghargaan untuk kelompok yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Kelompok yang mendapatkan penghargaan kelompok terbaik yaitu kelompok 3 dengan mengumpulkan jumlah skor tertinggi yaitu 500 dan kelompok 8 memperoleh penghargaan sebagai kelompok tergiat karena memperoleh 3 bintang dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Perhitungan skor turnamen selengkapnya ada pada lampiran 53. Pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan keenam dilakukan tes evaluasi hasil belajar. Pembelajaran di kelas eksperimen 1 dilaksanakan sesuai RPP walaupun masih ada beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan dengan baik. Kendala atau hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut. (1)
Peserta didik merasa asing dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran TGT dengan penggunaan 3 media dalam pembelajaran, karena baru pertama kali bagi peserta didik.
(2)
Suasana kelas menjadi gaduh, peserta didik merasa bingung saat pembagian kelompok dan tempat duduk masing-masing kelompok.
(3)
Peserta didik kurang aktif selama diskusi kelompok.
(4)
Sulit merencanakan waktu yang diperlukan secara tepat untuk setiap kegiatan. Solusi atau cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut.
(1)
Guru harus lebih aktif untuk mengarahkan peserta didik agar mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TGT.
90
(2)
Guru menginformasikan dengan jelas tentang pembagian kelompok dan tempat duduk masing-masing kelompok.
(3)
Peran aktif guru dalam memantau dan mengarahkan peserta didik selama diskusi berlangsung serta pemberian motivasi oleh guru.
(4)
Guru menyusun pembagian waktu secara terperinci terutama pada saat turnamen.
4.2.2
Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 dengan Model Pembelajaran Ekspositori dengan Menggunakan Media “3 In 1” Pembelajaran pada kelas eksperimen 2 peneliti menerapkan model
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”. Metode pembelajaran ekspositori digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contohcontoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Peserta didik mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada peserta didik secara langsung. Pada pembelajaran ekspositori ini juga menggunakan media “3 In 1”. Media “3 In 1” ini sama seperti apa yang digunakan di kelas eksperimen 1. Perbedaannya
terletak
pada
penggunaan
kartu
berpasangannya.
Kartu
berpasangan pada kelas ini dikerjakan oleh teman sebangkunya tidak secara kelompok. Jumlah pertemuaan di kelas eksperimen 2 ini sebanyak 5 kali yang
91
terdiri 4 kali pertemuan untuk menjelaskan materi dan pertemuan terakhir digunakan untuk tes evaluasi. 4.2.3
Pembelajaran Kelas Kontrol dengan Model Pembelajaran Ekspositori Pembelajaran di kelas kontrol diterapkan model pembelajaran ekspositori.
Penerapan pembelajaran ini dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah pembelajaran yang sering digunakan oleh guru tersebut. Dalam pembelajaran di kelas kontrol ini tidak menggunakan media apapun. Jumlah pertemuan di kelas eksperimen 2 ini sebanyak 5 kali yang terdiri 4 kali pertemuan untuk menjelaskan materi dan pertemuan terakhir digunakan untuk tes evaluasi. Setelah ketiga kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu dengan model pembelajaran TGT dengan menggunakan media ”3 In 1” pada kelas eksperimen 1, model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1” pada kelas eksperimen 2, dan model pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol, ketiga kelas tersebut diberi tes akhir yang hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dilakukan analisis. Berdasarkan analisis hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen 2 yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1” memiliki rata-rata hasil belajar 70,49 lebih baik dibanding dengan kelas kontrol yang hanya diterapkan model pembelajaran ekspositori tanpa menggunakan media ”3 In 1” dengan rata-rata hasil belajar 60,04. Faktor yang diduga menjadi perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol yaitu dengan adanya media ”3 In 1” mempermudah
pemahaman konsep peserta didik karena dengan media flash
92
peserta didik mampu memvisualisasikan hal-hal yang bersifat abstrak, dengan alat peraga peserta didik mampu membuktikan secara kongkrit mengenai materi kesebangunan,
dan
dengan
kartu
berpasangan
peserta
didik
mampu
mengaplikasikan konsep kesebangunan dalam pemecahan masalah. Selain itu, dari data yang telah dianalisis diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 yang memiliki rata-rata hasil belajar 80,93 lebih baik dibandingkan kelas eksperimen 2 yang memiliki rata-rata 70,49 maupun kelas kontrol yang memiliki rata-rata hasil belajar 60,04. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran TGT dengan menggunakan media ”3 In 1” lebih baik dibandingkan dengan model ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1” maupun dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut. (1) Pada pembelajaran kelas eksperimen 1, guru memanfaatkan media pembelajaran berupa media flash, alat peraga, dan kartu berpasangan. Penggunaan media pembelajaran berupa media “3 In 1” mempermudah pemahaman peserta didik tentang materi kesebangunan karena dimulai dengan visualisasi, membuktikan secara kongkrit, serta mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah. Peserta didik lebih mudah menemukan dan
memahami
konsep-konsep
yang
sulit
apabila
mereka
saling
mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. (2) Pada pembelajaran kelas eksperimen 1, terdapat pelaksanaan game dan turnamen membuat suasana belajar lebih menyenangkan, belajar sambil
93
bermain dan berkompetisi, peserta didik semangat dalam pembelajaran, sehingga kemampuan memahami konsep dan meyelesaikan masalah peserta didik menjadi lebih baik. (3) Pada pembelajaran kelas eksperimen 1, terdapat tahap penghargaan kelompok. Dengan diberikannya penghargaan kelompok diharapkan dapat membuat peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model TGT
dengan menggunakan media “3 In 1” dapat diterapkan pada
pembelajaran matematika khususnya di SMP Negeri 13 Semarang. Karena jika diterapkan dengan baik dapat membuat pembelajaran matematika menjadi lebih efektif sehingga hasil belajar peserta didik kelas IX pada materi kesebangunan menjadi lebih baik. Hal ini hampir serupa dengan hasil penelitian Pusparini dan Afiati yang telah terlebih dahulu meneliti tentang model pembelajaran TGT. Hasil
penelitian
Pusparini
(2011)
mengungkapkan
bahwa
model
pembelajaran TGT lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Purwanegara, Banjarnegara. Perbedaan penelitian Pusparini dengan penelitian ini terletak pada materi dan media yang digunakan. Pusparini menerapkan model pembelajaran TGT pada materi fungsi dan tanpa menggunakan bantuan media, sedangkan penelitian ini menerapkan model pembelajaran TGT pada salah satu materi matematika yaitu kesebangunan dan menggunakan media ”3 In 1”.
94
Hasil penelitian serupa adalah hasil penelitian dari Afiati (2010) yang mengungkapkan bahwa hasil belajar akuntansi peserta didik pada pokok bahasan jurnal umum perusahaan jasa dengan menggunakan model pembelajaran TGT dengan bantuan media CD pembelajaran lebih tinggi daripada model pembelajaran kontekstual. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ini terletak pada bidang penerapannya dan subyek yang diteliti. Afiati menerapkan model pembelajaran TGT dengan bantuan media CD interaktif pada bidang IPS di kelas XI SMA, sedangkan penelitian ini menerapkan model pembelajaran TGT dengan media ”3 In 1” pada bidang matematika di kelas IX SMP. Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT baik diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
95
BAB 5 PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut.
1.
Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pelajaran dengan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1” lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pelajaran dengan model pembelajaran ekspositori.
2.
Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dibandingkan rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pelajaran dengan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” maupun rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model ekspositori.
5.2
Saran Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti
sebagai berikut. 1.
Guru matematika dalam menyampaikan materi kesebangunan dapat menggunakan
model
pembelajaran
95
kooperatif
tipe
teams
games
96
tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” untuk mencapai hasil belajar peserta didik yang lebih baik. 2.
Guru matematika dapat memanfaatkan media “3 In 1” sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi pada pelajaran matematika khususnya materi yang bersifat abstrak.
3.
Hal
yang
harus
diperhatikan
guru
dalam
menggunakan
model
pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1” yaitu guru harus lebih aktif mengarahkan peserta didik dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran model TGT, pembagian kelompok, diskusi kelompok, dan guru harus menyusun waktu secara terprinci agar pembelajaran dapat berjalan dengan sesuai apa yang diharapkan.
97
DAFTAR PUSTAKA Afiati, Z. N. 2010. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Bantuan Media CD Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Umum Kelas XI IPS di SMA Negeri I Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2009/2010. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/11545/1/12455A.dot [diakses 26-2-2013] Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Penyusunan KTSP Kabupaten/Kota: Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Budianto, Haris. 2011. Efektifitas Penggunaan Media Presentasi Animasi Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika : Kuasi Ekperimen terhadap Siswa SMA PGII 1 Bandung Kelas IX. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Depdiknas.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djamarah, S.B & A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Husril. 2011. Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3 Pada Mata Kuliah Instalasi Listrik 2. Journal MEDTEK, 3/2: 5-6 Isjoni. 2010. Pembelajara Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UnesaUniversity Press. Jihad, Asep & Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
98
Kartiwi. 2011. Penggunaan Teknik Kartu Berpasangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Manfaat Sumber Daya Alam Pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Kurniawan. 2007. Fokus Matematika SMP/MTS. Jakarta : Erlangga Kusni. 2003. Geometri. Semarang : UNNES. Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Pusparini, Novi. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Kelas VIII. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Tersedia di http://digilib.uin-suka.ac.id/6073/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR %20 PUSTAKA.pdf [diakses 26-2-2012] Reeves, Thomas C. 1998. The Impact of Media and Technology in Schools (section 1). The University of Georgia. Tersedia di http://treeves.coe.uga.edu/edit6900/ BertelsmannReeves98.pdf [diakses 1701-2013] Sadiman, Arief S., dkk. 2011. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Pustaka Salim, Ali. 2005. Trik Membuat Animasi Teks dengan Macromedia Flash MX 2004. Jakarta: Elex Media Komputindo. Slavin, Robert. 2011. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiarto. 2009. Workshop I. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA. Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
99
Sukestiyarno. 2006. Instrumen dan Analisis Data Penelitian. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Paikem.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Learning:
Teori
dan
Aplikasi
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarat: Andi Offset. Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang : UNNES. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara Wyk, Micheal M van. 2010. EABR & ETLC Conference Proceedings in Dublin, Ireland. The Effects Of Teams-Games-Tournaments On Achievement, Retention, And Attitudes Of Economics Education Student. Hal 31-39. Tersedia di http://www.cluteinstitute.com/proceedings/2010_Dublin_ ETLC_ Articles/ Article%20131.pdf [diakses 17-01-2013]
100
100
Lampiran 1 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA (IX A) No
Kode Siswa
Nama
1
UC-01
Abdurrahman
2
UC-02
Ageng Yudhi Prabowo
3
UC-03
Aisyah Putri Rachmadanty
4
UC-04
Amaratri Sukhma Pramesti
5
UC-05
Arini Damayanti
6
UC-06
Asrini Ambarwati
7
UC-07
Bahrizalsyah Alba Surya Laksana
8
UC-08
Cinta Sunyaraggi
9
UC-09
Daniel Yoga Pamungkas
10
UC-10
Desfika Hanum Esa Ruswandari
11
UC-11
Desya Aulya Ma'rufi
12
UC-12
Dhian Safitri
13
UC-13
Diyah Ayu Puspitasari
14
UC-14
Fairuz Inas Al-Fathina Ridhwan
15
UC-15
Faris Setia Nugroho
16
UC-16
Fauzi Irvansyah
17
UC-17
Gregorius Ronaldo P
18
UC-18
Ivan Muhammad Irsyad
19
UC-19
Khairunnisa Nur Salsabila
20
UC-20
Latifah Hidayati
21
UC-21
Muhammad Afif Fitrianto
22
UC-22
Muhammad Dimas Febiyanto
23
UC-23
Nadia Prakastri
24
UC-24
Nur Salamah
25
UC-25
Rina Kusuma Wardhani
26
UC-26
Rm.Farhan Ramadhan
27
UC-27
Septarani Nawangsih
28
UC-28
Tyas Pertiwi Armaningrum
101
Lampiran 2 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN 1 (IX F) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode Siswa E1-01 E1-02 E1-03 E1-04 E1-05 E1-06 E1-07 E1-08 E1-09 E1-10 E1-11 E1-12 E1-13 E1-14 E1-15 E1-16 E1-17 E1-18 E1-19 E1-20 E1-21 E1-22 E1-23 E1-24 E1-25 E1-26 E1-27 E1-28 E1-29 E1-30 E1-31 E1-32
Nama Agustina Arga Wisnu Nugroho Arief Hidayat Ristra Al Aulia Atsal Bonifasius Heinrich Bagaskara Brahmatya Dipowaluyo Dewi Maya Kusumaningtyas Dimas Nando Septianto Eric Ferdinand Syach Febrianita Prawesti Fifi Armadani Haidar Gilang Pradipta Hulwa Anindya Pratiwi Indrawan Bayu Pratama Indriana Irfan Riza Rahman Joko Slamet Krusita Nopikasari Lia Mindawati Lyon Widyanto Mila Oktavia Mochamad Syaiful Huda Mochammad Sandi Eko Utama Octaviani Pridani Paksi Jaladri Romly Nirwan RR. Gisca Wisnhu Stannia Selvy Kusumaningrum Wahyuningrum Wina Astari Winda Dwi Cahyaningrum Yuliana Dwi Yuni Astuti
102
Lampiran 3 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN 2 (IX E) No Kode Siswa Nama 1 E2-01 Anggi Yuanita 2 E2-02 Anggraito Jati 3 E2-03 Arfan Riza Rahman 4 E2-04 Bella Okstri Stentya 5 E2-05 Dellano Putra Pattinaja 6 E2-06 Dian Widhowati 7 E2-07 Dustin Shofi Lundy 8 E2-08 Elinnia Sunarko 9 E2-09 Evin Trisha Yuhanda 10 E2-10 Hiyya Ichsania 11 E2-11 Irfan Firmansyah 12 E2-12 Isna Yulianti 13 E2-13 Ivana Dhiar Kirana 14 E2-14 Julius Ardiyanto Nugroho 15 E2-15 M. Abu Bakar 16 E2-16 Muhamad Faizin 17 E2-17 Mutiara Intan Safira 18 E2-18 Nashrifan Satria Auliamustakim 19 E2-19 Raditya Arga Virgananda 20 E2-20 Ribka Yulian Ragita 21 E2-21 Risza Widi Octaviana 22 E2-22 Rivo Putra Kristia Wibowo 23 E2-23 Rizkia Puti Ramadhani 24 E2-24 Sari Khusnul Khuluq 25 E2-25 Septian Jodhi Mahendra 26 E2-26 Shinta Aprilia Ludirini 27 E2-27 Sugeng Riyadi Mustofa 28 E2-28 Tahta Hudaya Perbangsa 29 E2-29 Timur Tirta Nugroho 30 E2-30 William Herald Swaving 31 E2-31 Wulandari 32 E2-32 Yemima Sontiara Harsono 33 E2-33 Yosua Ari Wibowo
103
Lampiran 4 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL (IX G) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kode Siswa K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31
Nama Agus Try Kurniawan Ahmad Djalaludin Akhmad Ridho Alfiana Sahila Anandya Putri Vebalita Andrees Sunseno Prayodi Annisa Firdaus Annisa Mi'raj Fathan Anugrah Putra Pamungkas Choriul Bhahari Dania Diamantha Dea Calista Devina Dea Kalma Kaulikasari Ditra Wardana Erik Sepdianto Fabrian Asdo Putra Fachur Rochman Fadli Rokhmato Faisal Iqbal Assegaf Hidayat Aris Pamungkas Kartika Kusumaningrum Lucy Atika Dewi Ngati Nursih Nimas Dharmaningtyas Rahma Salsabila Ridho Agung Iriantono Rizky Triangga Rr.Diah Ayu Saraswati Silmi Aulia Ramadhani Vito Setiawan Yulianto Ekoprasetyo
104
Lampiran 5 KISI – KISI SOAL TES UJI COBA Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IX/1 Materi : Kesebangunan Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Jumlah Soal : 10 soal Standar Kompetensi: 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Aspek yang Banyak Kompetensi yang diujikan Indikator soal dinilai butir 1.1 Mengiden tifikasi bangun- Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun Pemahaman 2 bangun datar yang datar yang sebangun atau menghitung panjang sisi-sisi konsep sebangun dan kongruen atau besar sudut bangun datar yang sebangun. 1.2 Mengidentifikasi sifatPeserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat dua Pemahaman 2 sifat dua segitiga segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi- konsep sebangun dan kongruen sisi atau sudut pada segitiga yang sebangun 1.3 Mengguna kan konsep 1) Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi- Pemecahan 2 kesebangunan segitiga sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung masalah dalam pemecahan masalah panjangnya pada segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar 2) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya pada Penalaran 2 segitiga terpancung dan 3) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga komunikasi yang sebangun dan menghitung panjangnya pada Pemecahan 2 segitiga siku-siku masalah
Nomor Bentuk butir tes 1, 2 Uraian
3,4
Uraian
5,6
Uraian
7,8
Uraian
9,10
Uraian
104
105
Lampiran 6 SOAL TES UJI COBA MATERI KESEBANGUNAN Mata Pelajaran : Matematika Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang Kelas/Semester : IX/1 Jumlah Soal : 10 Soal Uraian Alokasi Waktu : 2 x 35 menit PETUNJUK PENGERJAAN SOAL 1. Berdoalah terlebih dahulu. 2. Tulislah nama dan nomor absen Anda pada lembar jawab. 3. Pastikan soal yang Anda terima lengkap. 4. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Apakah bangun datar trapesium sama kaki dibawah ini sebangun? Jelaskan! 9 cm D 2 cm C G H o o 70 110 4 cm 6 cm A
6 cm
B E
2. Amati gambar disamping. Jika layang-layang ABCD sebangun dengan layang-layang BEFC, tentukan: a. panjang CF;
F
3 cm F
3 cm
C
E 6 cm
D
b. panjang EF. B 3. Perhatikan gambar di bawah ini!
A
21 cm
Pada gambar di atas Δ ABC sebangun dengan Δ PQR. Berapakah panjang sisi PR dan BC?
106
4. Perhatikan gambar di bawah ini! B a. Buktikan bahwa
A
dengan
C
sebangun .
b. Jika AB = 8 cm, CD = 12 cm, BC = 6 cm dan ED = 24 cm,
D
tentukan panjang AC dan CE.
E 5. Seorang anak yang berdiri pada jarak 2 meter dari tiang lampu memiliki bayangan oleh sinar lampu sepanjang 3 meter. Jika tinggi anak itu 1,8 meter. Berapakah tinggi tiang lampu!
6. Seorang anak berada di 2,5 m dari sebuah tiang bendera. Tinggi anak tersebut 1,5 m. Jika bayangan puncak bendera berimpit dengan bayangan anak tersebut, tentukan tinggi tiang bendera! Diketahui pula panjang bayangan tiang bendera adalah 6 m. D
2 cm
C
7. Pada gambar di samping, segi empat ABCD diketahui AB//DC dan EF//AB dengan E pada AD dan F pada BC sedemikian sehingga DE : EA = 5 : 3. Jika panjang CD=2 cm dan AB = 10 cm, maka panjang EF adalah ….
F E
10 cm A
B D
8. Pada gambar di samping, Jika panjang CD=3 cm, CF= 3cm, FB= 7 cm dan EF = 6 cm, maka panjang AB adalah ….
E
A
C
F
B
107
9. Perhatikan gambar di samping! Tentukan : a) Panjang AD b) Panjang AB 9 cm
4 cm
c) Panjang AC
C
D
10. Perhatikan gambar di bawah ini! C
Segitiga ABC siku-siku di B dan
jika AB=
6 cm, AC = 8 cm, dan BC= 10 cm. Tentukan: a. Panjang BD D
b. Panjang CD c. Panjang AD
A
B
108
Lampiran 7 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL TES UJI COBA MATERI KESEBANGUNAN
No. Soal 1.
Mata Pelajaran
: Matematika
Sekolah
: SMP Negeri 13 Semarang
Kelas/Semester
: IX/1
Jumlah Soal
: 10 Soal Uraian
Penyelesaian Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
Skor
4 Sudut-sudut yang bersesuaian 4
2.
Karena perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka trapesium ABCD sdan trapesium EFGH sebangun Jumlah skor Karena layang-layang ABCD sebangun dengan layanglayang EFGH maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding
2 10 2
4
4
Jumlah skor
10
109
3.
karena Δ ABC sebangun dengan Δ PQR maka 2 Panjang PR
4
Panjang BC
4
4.
Jumlah skor a.
(dalam berseberangan) (dalam berseberangan) (bertolak belakang) Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka (terbukti) b. Karena maka
10
2
4
4
5.
Jumlah skor Misal DE= tinggi tiang lampu BC= tinggi anak DB= jarak anak dengan tiang AD= panjang bayangan tiang
10
110
E B 1,8 m D 2m C
A
3
3m
Panjang DE
2
3
6.
DE = 3 m Jumlah skor Misal DE= tinggi tiang bendera BC= tinggi anak DB= jarak anak dengan tiang bendera AD= panjang bayangan tiang bendera
8
E B 1,5 m D 2,5 m C 6m
3 A
Panjang DE AC = AD – DC = 6 – 2,5 = 3,5 m
2
3 DE = 2,57 m Jumlah skor 7.
8 2
3
111
Jadi, panjang EF adalah 7 cm Jumlah skor 8.
5 2
3
AB = 5 cm Jadi panjang EF adalah 7 cm
9.
Jumlah skor a. Panjang AD
5 2
√ b. Panjang AB
2 2
2 √ √ c. Panjang AC
2
2 √ √
10.
Jumlah skor a. Panjang BD
12 2
2
112
2 b. Panjang CD 2
2 c. Panjang AD 2 √
Jumlah skor Total Skor
Nilai =
12 90
113
Lampiran 8 ANALISIS UJI COBA TES HASIL BELAJAR Analisis Tingkat Kesukaran Butir, Daya Pembeda Butir, Validitas Butir, dan Reliabilitas Tes No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kode UC-24 UC-12 UC-13 UC-11 UC-28 UC-27 UC-04 UC-25 UC-16 UC-20 UC-26 UC-01 UC-03 UC-06 UC-09 UC-14 UC-21 UC-19 UC-08
1 8 8 8 8 6 6 6 6 6 6 4 6 6 6 6 6 6 6 6
2 6 4 6 6 4 6 6 2 4 6 0 6 0 6 0 2 0 4 4
3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 6 10 8 8 8 10
4 6 6 6 6 6 6 6 4 2 8 0 0 0 2 0 2 0 2 0
5 4 6 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4
6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2
7 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2 5 0 4 5 5 5 4 5 5
8 5 4 5 3 5 3 3 2 2 3 0 2 4 2 4 2 2 0 4
9 12 12 12 12 12 10 10 12 12 10 12 12 12 12 12 12 12 10 0
10 6 6 4 4 4 4 2 8 6 2 12 8 6 2 4 0 6 0 4
Y 68 67 66 62 62 59 58 57 55 55 51 50 48 47 45 43 42 39 39
Y2 4624 4489 4356 3844 3844 3481 3364 3249 3025 3025 2601 2500 2304 2209 2025 1849 1764 1521 1521
113
114
20 21 22 23 24 25 26 27 28
UC-23 UC-18 UC-17 UC-05 UC-10 UC-22 UC-15 UC-07 UC-02 ∑X
2 2 6 6 6 0 6 2 0 150
102
240
66
90
106
113
63
278
118
∑X ∑XY
932 10200
516 6936
2160 16320
364 4488
332 6120
484 7208
529 7684
231 4284
3044 18904
708 8024
(∑X)2
22500
10404
57600
4356
8100
11236
12769
3969
77284
13924
0.3507
0.6007
0.7962
0.3502
0.8351
0.3537
0.6418
0.5096
0.2974
Validitas
2
(∑Y)
Daya Taraf Pembeda Kesukaran
rxy
2
4 4 4 2 4 2 2 0 8
8 4 8 4 4 8 8 8 10
0 0 0 0 4 0 0 0 0
4 4 4 2 4 4 0 2 4
4 2 2 2 0 2 4 4 2
5 5 3 5 3 5 3 0 0
0 0 4 4 0 0 0 0 0
8 12 2 6 6 12 10 8 6
4 4 4 4 4 0 0 8 2
39 1521 37 1369 37 1369 35 1225 35 1225 33 1089 33 1089 32 1024 32 1024 1326 66530
1758276 0.6562
rtabel 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 Kriteria Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Mean 5.36 3.64 8.57 2.36 3.21 3.79 4.04 2.25 9.93 4.21 Skor maks 10 10 10 10 8 8 5 5 12 12 TK 0.5357 0.3643 0.8571 0.2357 0.4018 0.4732 0.8071 0.4500 0.8274 0.3512 Kriteria Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang ̅ 6.43 4.43 9.57 4.14 3.57 5.14 4.29 3.07 11.57 5.29 ̅ 4.29 2.86 7.57 0.57 2.86 2.43 3.79 1.43 8.29 3.14 Skor maks 10 10 10 10 8 8 5 5 12 12
114
115
D Kriteria Keputusan
Reliabelitas
No. baru ∑X² σ² σ²total ∑σ² r11 Kriteria
0.21 0.16 0.20 0.36 0.09 0.34 0.10 0.33 0.27 0.18 Cukup Jelek cukup Baik Jelek Baik Jelek Baik Cukup Jelek dipakai dibuang dipakai Dipakai dibuang Dipakai Dibuang dipakai Dipakai dibuang 1 932 4.5867
516 5.1582
2 2160 3.6735
3 364 7.4439
332 1.5255
4 484 2.9541
529 2.6059
5 231 3.1875
6 3044 10.1378
708 7.5255
133.3724 48.7985 0.7046 reliabel
115
116
Lampiran 9 CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL Rumus:
∑ √( ∑
(∑ ) (∑ ) (∑ ) )( ∑
(∑ ) ) (Arikunto, 2002: 72)
Keterangan: = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total; = banyak subjek; ∑
= jumlah butir soal;
∑
= jumlah skor total;
∑
= jumlah perkalian skor butir dengan skor total;
∑
= jumlah kuadrat skor butir soal;
∑
= jumlah kuadrat skor total.
Kriteria: Butir soal dikatakan valid jika jika
.
Berikut ini perhitungan validitas butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode
x
UC-24 UC-12 UC-13 UC-11 UC-28 UC-27 UC-04 UC-25 UC-16 UC-20 UC-26 UC-01 UC-03 UC-06
8 8 8 8 6 6 6 6 6 6 4 6 6 6
Y 68 67 66 62 62 59 58 57 55 55 51 50 48 47
x2 64 64 64 64 36 36 36 36 36 36 16 36 36 36
y2
xy
4624 4489 4356 3844 3844 3481 3364 3249 3025 3025 2601 2500 2304 2209
544 544 544 544 408 408 408 408 408 408 272 408 408 408
117
15 UC-09 16 UC-14 17 UC-21 18 UC-19 19 UC-08 20 UC-23 21 UC-18 22 UC-17 23 UC-05 24 UC-10 25 UC-22 26 UC-15 27 UC-07 28 UC-02 Jumlah ∑ √( ∑
Pada Karena
(
150
(∑ ) )( ∑
)
45 43 42 39 39 39 37 37 35 35 33 33 32 32 1326
36 36 36 36 36 4 4 36 36 36 0 36 4 0
932
(∑ ) (∑ )
( √(
6 6 6 6 6 2 2 6 6 6 0 6 2 0
) (
) )(
(∑ ) )
(
)( (
dan n = 28, diperoleh maka soal valid.
) )
(
) )
2025 408 1849 408 1764 408 1521 408 1521 408 1521 136 1369 136 1369 408 1225 408 1225 408 1089 0 1089 408 1024 136 1024 0 66530 10200
118
Lampiran 10 CONTOH PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL Rumus: ( ) Arifin (2009, 135) Kriteria: P = 0,00 – 0,30 : sukar; P = 0,31 – 0,70 : sedang; P = 0,71 – 1,00 : mudah. Berikut ini perhitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode UC-24 UC-12 UC-13 UC-11 UC-28 UC-27 UC-04 UC-25 UC-16 UC-20 UC-26 UC-01 UC-03 UC-06
Skor No 8 15 8 16 8 17 8 18 6 19 6 20 6 21 6 22 6 23 6 24 4 25 6 26 6 27 6 28 Jumlah N Rata-rata Skor Maksimum
Kode UC-09 UC-14 UC-21 UC-19 UC-08 UC-23 UC-18 UC-17 UC-05 UC-10 UC-22 UC-15 UC-07 UC-02
Skor 6 6 6 6 6 2 2 6 6 6 0 6 2 0 150 28 5,357 10
⁄ Sesuai dengan kriteria soal, maka butir soal nomor 1 termasuk dalam kriteria soal sedang.
119
Lampiran 11 CONTOH PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL Rumus: ̅ ̅ Arifin (2009, 133) Keterangan: : daya pembeda; ̅ : rata-rata kelompok atas; ̅ : rata-rata kelompok bawah. Kriteria: 0,40 ke atas : sangat baik; 0,30 – 0,39 : baik; 0,20 – 0,29 : cukup, soal perlu perbaikan; 0,19 ke bawah : kurang baik, soal harus dibuang. Berikut ini perhitungan daya pembeda butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Kelompok Bawah No Kode Skor 1 UC-24 8 2 UC-12 8 3 UC-13 8 4 UC-11 8 5 UC-28 6 6 UC-27 6 7 UC-04 6 8 UC-25 6 9 UC-16 6 10 UC-20 6 11 UC-26 4 12 UC-01 6 13 UC-03 6 14 UC-06 6 Jumlah 90 Rata-rata 6.43
Kelompok Atas No Kode Skor 1 UC-09 6 2 UC-14 6 3 UC-21 6 4 UC-19 6 5 UC-08 6 6 UC-23 2 7 UC-18 2 8 UC-17 6 9 UC-05 6 10 UC-10 6 11 UC-22 0 12 UC-15 6 13 UC-07 2 14 UC-02 0 Jumlah 60 Rata-rata 4.29
Sesuai dengan kriteria soal, maka butir soal nomor 1 termasuk dalam kriteria soal baik.
120
Lampiran 12 CONTOH PERHITUNGAN RELIABILITAS TES Rumus: (
(
)
∑
)(
) (Arikunto, 2002: 109)
Kriteria: Soal tes dikatakan reliabel Jika
.
Perhitungan: 1.
Varians Total ∑
2.
(
(∑ )
)
Varians Butir ∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
(∑ )
(
)
(∑ )
(
)
(
(∑ )
)
(∑ )
(
)
(∑ )
(
)
(∑ )
(
)
(∑ )
(
)
(∑ )
(
)
121
∑
∑
(∑ )
(∑ )
(
)
(
)
Jadi, ∑
3.
Koefisien Reliabilitas ( Pada Karena
(
)
)(
∑
)
(
(
dengan n = 28 diperoleh
)
)(
) .
maka dapat disimpulkan bahwa instrument reliabel.
122
Lampiran 13 HASIL ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR, DAYA BEDA BUTIR, VALIDITAS BUTIR DAN RELIABILITAS TES No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat Kesukaran Butir Soal Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang
Daya Beda Butir Soal Cukup Jelek Cukup Baik Jelek Baik Jelek Baik Cukup Jelek
Validitas Butir Soal Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak
Reliabilitas Tes Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Keterangan Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang
123
Lampiran 14 KISI – KISI SOAL TES HASIL BELAJAR Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IX/1 Materi : Kesebangunan Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Jumlah Soal : 10 soal Standar Kompetensi: 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Aspek yang Banyak Kompetensi yang diujikan Indikator soal dinilai butir 1.1 Mengiden tifikasi bangun- Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun Pemahaman 1 bangun datar yang datar yang sebangun atau menghitung panjang sisikonsep sebangun dan kongruen sisi atau besar sudut bangun datar yang sebangun. 1.2 Mengidentifikasi sifatPeserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat dua Pemahaman 2 sifat dua segitiga segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi- konsep sebangun dan kongruen sisi atau sudut pada segitiga yang sebangun 1.3 Mengguna kan konsep 1) Peserta didik dapat menentukan perbandingan Pemecahan 1 kesebangunan segitiga sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan masalah dalam pemecahan masalah menghitung panjangnya pada segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar 2) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga Penalaran 1 yang sebangun dan menghitung panjangnya pada dan segitiga terpancung komunikasi 3) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga Pemecahan 1 yang sebangun dan menghitung panjangnya pada masalah segitiga siku-siku
Nomor butir 1
Bentuk tes Uraian
2,3
Uraian
4
Uraian
5
Uraian
6
Uraian
123
124
Lampiran 15 SOAL TES HASIL BELAJAR MATERI KESEBANGUNAN Mata Pelajaran : Matematika Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang Kelas/Semester : IX/1 Jumlah Soal : 6 Soal Uraian Alokasi Waktu : 2 x 30 menit PETUNJUK PENGERJAAN SOAL 1. Berdoalah terlebih dahulu. 2. Tulislah nama dan nomor absen Anda pada lembar jawab. 3. Pastikan soal yang Anda terima lengkap. 4. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Apakah bangun datar trapesium sama kaki dibawah ini sebangun? Jelaskan! D 4 cm
2 cm C 110o
9 cm
H
G
o
70
6 cm A
6 cm
B E
3 cm
F
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
21 cm
Pada gambar di atas Δ ABC sebangun dengan Δ PQR. Berapakah panjang sisi PR dan BC?
125
3. Perhatikan gambar di bawah ini! B a. Buktikan bahwa
A
dengan
C
sebangun .
b. Jika AB = 8 cm, CD = 12 cm, BC = 6 cm dan ED = 24 cm,
D
tentukan panjang AC dan CE.
E 4. Seorang anak berada di 2,5 m dari sebuah tiang bendera. Tinggi anak tersebut 1,5 m. Jika bayangan puncak bendera berimpit dengan bayangan anak tersebut, tentukan tinggi tiang bendera! Diketahui pula panjang bayangan tiang bendera adalah 5 m. 5. Pada
gambar
di
samping,
Jika
D
C
panjang CD=3 cm, CF= 3cm, FB= 7 cm dan EF = 6 cm, maka panjang AB
E
F
adalah …. A
B
6. Perhatikan gambar di samping! Tentukan : a. Panjang AD b. Panjang AB c. Panjang AC
4 cm D
9 cm
C
126
Lampiran 16 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL TES HASIL BELAJAR MATERI KESEBANGUNAN Mata Pelajaran : Matematika Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang Kelas/Semester : IX/1 Jumlah Soal : 6 Soal Uraian No. Soal Penyelesaian Skor 1. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
4 Sudut-sudut yang bersesuaian 4
2.
Karena perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka trapesium ABCD sdan trapesium EFGH sebangun Jumlah skor karena Δ ABC sebangun dengan Δ PQR maka
2 10
2 Panjang PR
4
Panjang BC
4
Jumlah skor
10
127
3.
c.
(dalam berseberangan) (dalam berseberangan) (bertolak belakang) Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka (terbukti) d. Karena maka
2
4
4
4.
Jumlah skor Misal DE= tinggi tiang bendera BC= tinggi anak DB= jarak anak dengan tiang bendera AD= panjang bayangan tiang bendera
10
E B 1,5 m D 2,5 m C 6m
3 A
Panjang DE AC = AD – DC = 6 – 2,5 = 3,5 m
2
3 DE = 2,57 m Jumlah skor
8
128
5.
2
3
AB = 5 cm Jadi panjang EF adalah 7 cm
6.
Jumlah skor a. Panjang AD
5 2
√
b. Panjang AB
2 2
2 √ √
c. Panjang AC
2
2 √ √
Jumlah skor Total Skor
Nilai =
12 55
129
Lampiran 17
SILABUS Sekolah Kelas Mata Pelajaran Semester
: SMP Negeri 13 Semarang : IX : Matematika : I(satu)
Standar Kompetensi : GEOMETRI DAN PENGUKURAN 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Penilaian Materi Kegiatan Pokok/ Indikator Teknik Bentuk Contoh Pembelajaran Pembelajaran Instrumen Instrumen 1.1 Mengiden Kesebangunan Mendiskusikan Mendiskusikan Tes Tes uraian Bangun-bangun manakah dua bangun tulis yang sebangun? Mengapa? dua bangun tifikasi yang sebangun yang sebangun bangunatau kongruen melalui model bangun melalui model bangun datar datar yang bangun datar sebangun dan kongruen Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1 x 30 Buku teks, menit lingkungan, media flash LKPD, model bangun datar dari karton/ Kertas BC
129
130
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Indikator
Mengidentifi- Mengidentifikasikan dua kasikan dua bangun datar bangun datar sebangun atau sebangun kongruen
Alokasi Waktu
Teknik
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes Daftar Apakah kedua bangun lisan pertanyaan berikut ini sebangun? Mengapa?
1 x 30 menit
Membedakan pengertian sebangun dan kongruen dua segitiga.
Tes Daftar Kalau ΔABC sebangun lisan pertanyaan dengan ΔPQR, apakah a. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang? b. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar? Mengidentifik Menyebutkan Tes Tes isian Diketahui ΔABC dan ΔPQR, C asi sifat-sifat sebangun sifat-sifat dua tulis dua segitiga segitiga B sebangun dan sebangun R A kongruen. .
1.2 Mengiden Kesebangunan Mencermati perbedaan dua tifikasi sifatsegitiga sifat dua sebangun atau segitiga kongruen sebangun dan kongruen
P
Sumber Belajar
1x30 menit
Buku teks, lingkungan, media flash, LKPD, model bangun datar karton/ kertas BC
1x40 menit
Q
130
131
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Indikator
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
panjang AB panjang panjang PQ panjang panjang panjang Sudut A = sudut …. 1.3 Mengguna Kesebangunan kan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
Mengamati Menentukan perbandingan perbandingan sisi-sisi dua sisi-sisi dua segitiga yang segitiga yang sebangun dan sebangun dan menghitung menghitung panjangnya. panjangnya
Tes Tes uraian ∆ABC sebangun dengan tulis ∆PQR. Panjang AB = 4 cm. Sisi yang bersesuaian dengan AB adalah sisi PQ, dan panjang PQ = 6 cm. Jika panjang sisi BC = 5 cm, maka panjang sisi QR adalah ….
4x30 menit
Buku teks, lingkungan, model bangun datar dari kawat atau karton
131
132
Lampiran 18 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 1) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: Matematika : SMP N 13 Semarang : IX/Ganjil : 2 x 30 menit :1
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen C. Indikator 1. Membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar 2. Mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar dan dengan bantuan media flash 2. Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun dengan mengerjakan LKPD dan kartu berpasangan. E. Materi Pembelajaran 1. Kesebangunan Bangun Datar G
H C
D
4 cm 2 cm
A
4 cm
B
E
8 cm
Gambar 1. Dua Bangun Persegi Panjang yang Sebangun Perhatikan Gambar 1, Pada persegipanjang ABCD
F
dan
persegipanjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 4 : 8 = 1 : 2. Adapun perbandingan lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2. Dengan demikian,
133
perbandingan sisi sisi yang bersesuaian pada kedua persegipanjang tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Kemudian,
perhatikan
sudut-sudut
yang
bersesuaian
pada
persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH. Oleh karena keduanya berbentuk persegipanjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua persegi - panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan sebanding sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH dikatakan sebangun. Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. 3. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki perbandingan yang senilai. 4. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut. 1.
Fase 1: presentasi kelas (class presentation).
2.
Fase 2: belajar kelompok (team).
3.
Fase 3: permainan (games).
4.
Fase 4: kompetisi (turnament).
5.
Fase 5: penghargaan (teams recognition).
134
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Karakteristik Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan 1.
Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
Informasi, komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru menginformasikan model pembelajaran
Informasi,
yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran
tertib
TGT (Teams Games Tournament) dengan media “3 In 1” dan LKPD. 9.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi kesebangunan.
Guru
memberikan
contoh
kesebangunan
dalam kehidupan sehari-hari
misalnya uang logam Rp 100,00 dengan uang logam Rp 500,00.
Motivasi
135
10. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
Semangat, siap
11. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat tentang bangun datar yang sebangun. a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
Eksplorasi,
bangun datar yang telah dipelajari di kelas VIII. b. Guru menanyakan besar sudut-sudut dalam bangun datar.
Eksplorasi, interaktif, berpikir logis
Kegiatan Inti 10 menit
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation) a. Guru menyajikan materi pengertian dan syarat-
Eksplorasi,
syarat kesebangunan bangun datar dengan
berpikir logis
memanfaatkan model bangun datar dan media flash sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. b. Guru
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
dengan memanfaatkan media flash dan guru
Elaborasi, aktif dan teliti
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing
dengan
menjawab
pertanyan-
pertanyaan yang disampaikan guru agar dapat menyimpulkan pengertian dan syarat-syarat kesebangunan bangun datar. c. Peserta didik menyimpulkan pengertian dan
Konfirmasi
syarat-syarat kesebangunan bangun datar dan guru memberikan penguatan atas pernyataan peserta didik. d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari.
136
2. Fase-2 Belajar kelompok (teams) 5 menit
a. Guru
memfasilitasi
peserta
didik
untuk
Informasi,
membaginya ke dalam 8 kelompok heterogen
kerjasama
untuk bekerja sama, setiap kelompok terdiri dari 4
peserta
didik,
tempat
duduk
didesain
melingkari meja kemudian memberi nama kelompok dengan kelompok angka 1-8 agar lebih
mudah
melakukan
pemantauan
dan
penilaian. Nama kelompok ini juga akan digunakan dalam pembelajaran selanjutnya. b. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan
Tertib
kelompoknya masing-masing. c. Guru membagikan LKPD yang berisi cara mengidentifikasi kesebangunan bangun datar. d. Guru menginformasikan kepada peserta didik
Informasi,
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kerjasama,
kelompoknya. 10 menit
e. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
Elaborasi,
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
kerjasama,
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
kerja keras,
jawab sehingga semua anggota kelompok
dan tanggung
paham.
jawab
f. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi kelompok, dan guru
hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan. 5 menit
g. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri.
Konfirmasi
137
15 menit
3. Fase-3 Permainan (Games) a. Peserta
didik
berkelompok
menurut
kelompoknya. b. Guru membacakan aturan permainan dalam
Informasi
games akademik (menggunakan media kartu berpasangan) yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi kesebangunan bangun datar. c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
Elaborasi,
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
kerjasama
mengerjakan soal games yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi kesebangunan bangun datar (berupa kartu berpasangan). d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
Konfirmasi,
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
percaya diri
dipersilahkan
mengacungkan
tangan
dan
mempresentasikan hasil jawaban soal games di depan kelas dengan percaya diri. e. Peserta
didik
menghargai
ditanamkan
dengan
memberi
sikap
saling
kesempatan
Saling menghargai
kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban atas soal games. f. Melalui
kegiatan
mengevaluasi
konfirmasi,
jawaban
guru
peserta didik dan
Konfirmasi, motivasi
memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat
kepada
kelompok
yang
belum
berhasil. 5 menit
4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition) a. Guru mengumumkan nilai. b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik dengan nilai games tertinggi sebagai
Informasi Menghargai
138
pendorong kelompok lain agar berusaha lebih baik berupa ucapan selamat dan penghargaan berupa bintang. 5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan PR.
Mandiri
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. 4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 5. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan
berikutnya
yaitu
Tertib
tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang sebangun. 6. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
untuk belajar dengan giat. 7. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal games, dan PR.
3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
139
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga, kartu
berpasangan,
LKPD,
white
board,
penggaris, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Semarang, Agustus 2012 Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
140
Lampiran 19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 1) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan keA. Standar Kompetensi
: Matematika : SMP N 13 Semarang : IX/Ganjil : 2 x 30 menit :2
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga 2. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga dengan bantuan media flash dan alat peraga. 2. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun dengan bantuan media flash, alat peraga, LKPD, dan kartu berpasangan E. Materi Pembelajaran C1
1. Kesebangun pada Segitiga
a1
C a O
b1
B1
B
b c
c1
A A1
Gambar 1 Perbesaran Segitiga ABC sebesar 2x terhadap titik O
141
adalah bangun hasil dari
(segitiga asli) setelah
diperbanyak 2x dengan titik pusat O sehingga : 4. a : a1 = b : b1 = c : c1 5. Sudut-sudut tidak berubah jika dikalikan artinya sudut-sudut pada segitiga asli sama dengan sudut-sudut pada segitiga hasil 6.
(
)
Definisi Dua segitiga disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat dikalikan sedemikian sehingga hasilnya sama dan sebangun dengan segitiga yang lain. Teorema 1. Dua segitiga sebangun kalau ketiga sisi segitiga yang satu sebanding dengan ketiga sisi yang bersesuaian dari segitiga yang kedua. (S S S) 2. Dua segitiga sebangun kalau dua sudutdari segitiga yang satu sama dengan dua sudut dari segitiga yang lain. (Sd Sd) 3. Dua segitiga sebangun kalau dua segitiga yang satu sebanding dengan dua sisi segitiga yang kedua dan sudut apit kedua sisi itu sama. (S Sd S) 4. Dua segitiga sebangun, kalau kedua segitiga itu siku-siku sedangkan sisi miring dan sebuah sisi siku-siku dari segitiga yang satu sebanding dengan sisi miring dan sisi siku-siku dari segitiga yang lain. (S Sm)
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut. 1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation). 2.
Fase 2: belajar kelompok (team).
142
3.
Fase 3: permainan (games).
4.
Fase 4: kompetisi (turnament).
5.
Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Karakteristik
Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1.
Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
Informasi, komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi kesebangunan.
Guru
memberikan
contoh
kesebangunan segitiga dalam kehidupan seharihari misalnya segitiga yang diberi cahaya lampu senter sehingga bayangan
segitiga tersebut
Motivasi
143
sebangun dengan segitiga aslinya. 9.
Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
Semangat, siap
10. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
Eksplorasi,
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
interaktif,
tentang segitiga yang sebangun. Guru meminta
berpikir logis
peserta didik menyebutkan jenis-jenis segitiga. Kegiatan Inti 10 menit
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation) a. Guru menyajikan materi pengertian dan syaratsyarat
kesebangunan
segitiga
Eksplorasi,
dengan
mandiri, dan
memanfaatkan media flash dan alat peraga
berpikir logis
sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. b. Guru
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
dengan memanfaatkan media flash dan guru
Elaborasi, aktif dan teliti
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing agar dapat menyimpulkan pengertian dan syarat-syarat kesebangunan segitiga. c. Peserta didik menyimpulkan
pengertian dan
syarat-syarat kesebangunan segitiga dan guru
Konfirmasi
memberikan penguatan atas pernyataan peserta didik. d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari.
2. Fase-2 Belajar kelompok (teams) 5 menit
a. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
yang
telah
Tertib
144
dibentuk pada pertemuan sebelumnya. b. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal tentang kesebangunan pada segitiga dan mencari panjang sisi yang belum diketahui. c. Guru menginformasikan kepada peserta didik
Informasi,
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kerjasama,
kelompoknya. 10 menit
d. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
Elaborasi,
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
kerjasama,
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
kerja keras,
jawab sehingga semua anggota kelompok
dan tanggung
paham.
jawab
e. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi kelompok, dan guru
hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan. 5 menit
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
Konfirmasi
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri. 20 menit
3. Fase-3 Permainan (Games) a. Peserta
didik
berkelompok
menurut
kelompoknya. b. Guru membacakan aturan permainan dalam
Informasi
games akademik (menggunakan media kartu berpasangan). c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
Elaborasi,
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
kerjasama
mengerjakan
soal
games
(berupa
kartu
berpasangan). d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
Konfirmasi,
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
percaya diri
dipersilahkan
mengacungkan
tangan
dan
145
mempresentasikan hasil jawaban soal games di depan kelas dengan percaya diri. e. Peserta
didik
menghargai
ditanamkan
dengan
sikap
memberi
saling
kesempatan
Saling menghargai
kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban atas soal games. f. Melalui
kegiatan
mengevaluasi
konfirmasi,
jawaban
guru
peserta didik dan
Konfirmasi, motivasi
memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat
kepada
kelompok
yang
belum
berhasil. 5 menit
4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition) a. Guru mengumumkan nilai.
Informasi
b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta
Menghargai
didik dengan nilai games tertinggi sebagai pendorong kelompok lain agar berusaha lebih baik berupa ucapan selamat dan penghargaan berupa bintang. 5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
Bersyukur dan
3. Guru membimbing peserta didik dengan berterima berterima kasih kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
146
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik.
Tertib
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan
berikutnya
yaitu
tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang sebangun.
Motivasi
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dengan giat. 6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
Religius dan santun
mengucapkan salam dengan santun.
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal games, dan PR.
3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, penggaris, busur derajat, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
147
Semarang, Agustus 2012 Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
148
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 1) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang Kelas/Semester
: IX/Ganjil
Alokasi waktu
: 2 x 30 menit
Pertemuan ke-
:3
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah C. Indikator 1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga sembarang dan segitiga yang memiliki garis sejajar. 2. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya pada segitiga terpancung. D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga. 2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi dua segitiga sebangun yang belum diketahui pada segitiga sembarang dan segitiga yang memiliki garis sejajar dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan. 3. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya pada segitiga terpancung bantuan LKPD dan Kartu berpasangan.
149
E. Materi Pembelajaran Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun a) Pada segitiga sembarang F C
A
E
B D
Gambar 1 Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF Perhatikan Gambar 1, karena ketiga sudut yang bersesuaian antara dan
besarnya sama maka
. Sehingga:
b) Pada dua segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar C
D
E
A
B
Gambar 2 Segitiga yang memiliki sepasang sisi sejajar Perhatikan Gambar 2, Lihat segitiga (Sudut Sehadap) (Sudut Sehadap) (Sudut Berimpit) Sehingga Akibatnya
dan
Diperoleh:
150
c) Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung C
D
E
G
A
F
B
H
Gambar 3 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung Perhatikan Gambar 3, Bangun datar ABCD merupakan Segitiga terpancung yang memiliki garis-garis sejajar yaitu
. Sehingga untuk
mencari panjang garis EF dibuat garis bantu DH dimana
.
Sehingga HB = GF =DC Lihat segitiga
dan
Diperoleh:
(Sudut Sehadap) (Sudut Sehadap) (Sudut Berimpit) Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Maka
( (
) )
151
(
) (
)
Jadi
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut. 1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation). 2.
Fase 2: belajar kelompok (team).
3.
Fase 3: permainan (games).
4.
Fase 4: kompetisi (turnament).
5.
Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Karakteristik
Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1.
Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
152
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
Informasi, komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
9.
Semangat, siap
Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat tentang menghitung panjang sisi
pada bangun
yang sebangun. a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
Eksplorasi,
syarat-syarat dua segitiga yang sebangun. b. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang hubungan sudut-sudut pada garis yang sejajar dipotong oleh garis lain.
Eksplorasi, interaktif, berpikir logis
Kegiatan Inti 10 menit
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation) a. Guru menyajikan materi tentang menghitung
Eksplorasi,
panjang sisi yang belum diketahui pada 2
mandiri, dan
segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis
berpikir logis
sejajar,
dan
segitiga
terpancung
dengan
memanfaatkan media flash dan alat peraga sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. b. Guru
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
dengan memanfaatkan media flash dan guru
Elaborasi, aktif dan teliti
153
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing untuk dapat menyimpulkan cara menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung. c. Peserta didik menyimpulkan cara menghitung
Konfirmasi
panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung dan guru memberikan penguatan atas pernyataan peserta didik. d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari. 2. Fase-2 Belajar kelompok (teams) 5 menit
a. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
yang
Tertib
telah
dibentuk pada pertemuan sebelumnya. b. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal tentang menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung. c. Guru menginformasikan kepada peserta didik
Informasi,
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kerjasama,
kelompoknya. 10 menit
d. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
Elaborasi,
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
kerjasama,
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
kerja keras,
jawab sehingga semua anggota kelompok
dan tanggung
paham.
jawab
154
e. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi kelompok, dan guru
hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan. 5 menit
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
Konfirmasi
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri. 15 menit
3. Fase-3 Permainan (Games) a. Peserta
didik
berkelompok
menurut
kelompoknya. b. Guru membacakan aturan permainan dalam
Informasi
games akademik (menggunakan media kartu berpasangan). c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
Elaborasi,
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
kerjasama
mengerjakan
soal
games
(berupa
kartu
berpasangan). d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
Konfirmasi,
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
percaya diri
dipersilahkan
mengacungkan
tangan
dan
mempresentasikan hasil jawaban soal games di depan kelas dengan percaya diri. e. Peserta
didik
menghargai
ditanamkan
dengan
memberi
sikap
saling
kesempatan
Saling menghargai
kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban atas soal games. f. Melalui
kegiatan
mengevaluasi
konfirmasi,
jawaban
guru
peserta didik dan
memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat berhasil.
kepada
kelompok
yang
belum
Konfirmasi, motivasi
155
5 menit
4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition) a. Guru mengumumkan nilai.
Informasi
b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta
Menghargai
didik dengan nilai games tertinggi sebagai pendorong kelompok lain agar berusaha lebih baik berupa ucapan selamat dan penghargaan berupa bintang. 5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan PR.
Mandiri
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. 4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
untuk belajar dengan giat. 6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal games, dan PR.
3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
156
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Semarang,
Agustus 2012
Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
157
Lampiran 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 1) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang Kelas/Semester
: IX/Ganjil
Alokasi waktu
: 2 x 30 menit
Pertemuan ke-
:4
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar 1.4 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator 1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga siku-siku. 2. Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga. 2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga siku-siku dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan. 3. Peserta didik dapat Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
158
E. Materi Pembelajaran Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun Pada segitiga siku-siku C
D
A
B
Gambar 1 Kesebangunan pada segitiga siku-siku Perhatikan Gambar 1, Lihat
,
dan
merupakan segitiga
siku-siku. Lihat
dan (Sudut Siku-siku) (Berimpit)
Pada
Pada
Karena
sehingga mengakibatkan
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Lihat
dan (Sudut Siku-siku) (Berimpit)
=
159
Pada
Pada
Karena
sehingga mengakibatkan
=
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Lihat
dan (Sudut Siku-siku)
Karena
=
dan
Karena
=
dan
maka maka
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Jadi, jika maka :
merupakan segitiga siku-siku, siku-siku di A dan AD C
D
A
B
𝐴𝐷
𝐵𝐷
𝐶𝐷
𝐴𝐶
𝐵𝐶
𝐶𝐷
𝐴𝐵
𝐵𝐶
𝐵𝐷
BC,
160
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut. 1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation). 2.
Fase 2: belajar kelompok (team).
3.
Fase 3: permainan (games).
4.
Fase 4: kompetisi (turnament).
5.
Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 10 menit
Karakteristik
Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1.
Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
Informasi,
161
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
9.
Semangat, siap
Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
Eksplorasi,
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat tentang menghitung panjang sisi pada segitiga siku-siku. a. Guru
Eksplorasi, interaktif,
menanyakan
kepada
peserta
didik
berpikir logis
mengenai sifat-sifat segitiga siku-siku. b. Guru meminta peserta didik menyebutkan syarat-syarat dua bangun yang sebangun. Kegiatan Inti 10 menit
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation) a. Guru menyajikan materi tentang menghitung
Eksplorasi,
panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga
mandiri, dan
siku-siku dengan memanfaatkan media flash
berpikir logis
dan alat peraga sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. b. Guru dengan
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
memanfaatkan
media
flash
guru
Elaborasi, aktif dan teliti
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing agar menyimpulkan cara menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga siku-siku. c. Peserta didik menyimpulkan cara menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga
siku-siku
dan
guru
memberikan
penguatan atas pernyataan peserta didik.
Konfirmasi
162
d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari. 2. Fase-2 Belajar kelompok (teams) 5 menit
a. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
yang
Tertib
telah
dibentuk pada pertemuan sebelumnya. b. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal tentang menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga siku-siku. c. Guru menginformasikan kepada peserta didik
Informasi,
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kerjasama,
kelompoknya.
10 menit
d. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
Elaborasi,
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
kerjasama,
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
kerja keras,
jawab sehingga semua anggota kelompok
dan tanggung
paham.
jawab
e. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi kelompok, dan guru
hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan. f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas jawaban LKPD agar peserta didik dapat 5 menit
mengecek pekerjaannya sendiri.
Konfirmasi
163
15 menit
3. Fase-3 Permainan (Games) a. Peserta
didik
berkelompok
menurut
kelompoknya. b. Guru membacakan aturan permainan dalam
Informasi
games akademik (menggunakan media kartu berpasangan). c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
Elaborasi,
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
kerjasama
mengerjakan
soal
games
(berupa
kartu
berpasangan). d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
Konfirmasi,
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
percaya diri
dipersilahkan
mengacungkan
tangan
dan
mempresentasikan hasil jawaban soal games di depan kelas dengan percaya diri. e. Peserta
didik
menghargai
ditanamkan
dengan
memberi
sikap
saling
kesempatan
Saling menghargai
kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban atas soal games. f. Melalui
kegiatan
mengevaluasi
konfirmasi,
jawaban
guru
peserta didik dan
Konfirmasi, motivasi
memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat
kepada
kelompok
yang
belum
berhasil. 5 menit
4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition) a. Guru mengumumkan nilai. b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik dengan nilai games tertinggi sebagai pendorong kelompok lain agar berusaha lebih baik berupa ucapan selamat dan penghargaan
Informasi Menghargai
164
berupa bintang. 5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan PR.
Mandiri
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. 4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
untuk belajar dengan giat. 6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal games, dan PR.
3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, LKPD, Kartu
berpasangan, white board, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
165
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Semarang,
Juli 2012
Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
166
Lampiran 22 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 1) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang Kelas/Semester
: IX/Ganjil
Alokasi waktu
: 2 x 30 menit
Pertemuan ke-
:5
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah C. Indikator Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan. E. Materi Pembelajaran 1. Kesebangunan Bangun Datar 2. Kesebangunan pada Segitiga 3. Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut.
167
1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation). 2.
Fase 2: belajar kelompok (team).
3.
Fase 3: permainan (games).
4.
Fase 4: kompetisi (turnament).
5.
Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Karakteristik
Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1.
Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
soal turnamen. 7.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
Informasi,
indikator yang akan dicapai pada pembelajaran
komunikatif
hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru menginformasikan model pembelajaran
Informasi,
yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran
tertib
TGT (Teams Games Tournament) pada tahap turnamen.
168
9.
Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
Semangat, siap
Kegiatan Inti 35 menit
1. Fase-4 Kompetisi (Tournament) a. Guru menentukan tempat meja turnamen, menjelaskan peraturan turnamen dan meminta
Informasi, tertib
tiap kelompok mengirimkan wakilnya pada masing-masing meja turnamen. b. Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen,
kemudian
memberikan
instruksi
mengerjakan soal (turnamen 1-5).
pengaturan
mandiri, dan berpikir logis
c. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 1-5, memberikan
Elaborasi,
skor,
Konfirmasi
dan
mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi dan terendah. d. Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen,
kemudian
memberikan
instruksi
mengerjakan soal (turnamen 6).
pengaturan
mandiri, dan berpikir logis
e. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 6, memberikan
Elaborasi,
skor,
Konfirmasi
dan
mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi dan terendah. f. Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen,
kemudian
memberikan
instruksi
mengerjakan soal (turnamen 7).
pengaturan
mandiri, dan berpikir logis
g. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 7, memberikan
Elaborasi,
skor,
Konfirmasi
dan
mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi dan terendah. h. Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen,
kemudian
memberikan
instruksi
Elaborasi, mandiri, dan
169
mengerjakan soal (turnamen 8).
berpikir logis
i. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 8,
Konfirmasi
memberikan pengaturan skor.
5 menit
j. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang soal yang dianggap sulit.
ingin tahu
2. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition) a. Guru mengumumkan total skor. b. Guru
memberikan
Informasi
penghargaan
kepada
Menghargai
kelompok dengan total skor tertinggi sebagai pendorong kelompok lain agar berusaha lebih baik berupa ucapan selamat dan hadiah. 5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan PR.
Mandiri
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. 4. Guru
memberikan
informasi
bahwa
untuk
Informasi
pertemuan ke-5 akan dilaksanakan turnamen sehingga diharapakan peserta didik untuk belajar demi tujuan kelmpok. 5. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 6. Guru menyampaikan informasi kepada peserta
Tertib
170
didik untuk pertemuan terakhir akan diadakan test tentang materi kesebangunan. 7. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
untuk belajar dengan giat. 8. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
Religius dan
mengucapkan salam dengan santun.
santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
:
Latihan
soal
yang
dikemas
dalam
soal
tournament, dan PR. 3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui tournament
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, Kartu Soal
tournament, white board, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Semarang,
Agustus 2012
Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
171
Lampiran 23 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 2) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: Matematika : SMP N 13 Semarang : IX/Ganjil : 2 x 30 menit :1
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen C. Indikator 1. Membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar 2. Mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar dan dengan bantuan media flash 2. Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun dengan mengerjakan LKPD dan kartu berpasangan. E. Materi Pembelajaran 1. Kesebangunan Bangun Datar G
H C
D
4 cm 2 cm
A
4 cm
B
E
8 cm
Gambar 1. Dua Bangun Persegi Panjang yang Sebangun Perhatikan Gambar 1, Pada persegipanjang ABCD
F
dan
persegipanjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 4 : 8 = 1 : 2. Adapun perbandingan lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2. Dengan demikian,
172
perbandingan sisi sisi yang bersesuaian pada kedua persegipanjang tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Kemudian,
perhatikan
sudut-sudut
yang
bersesuaian
pada
persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH. Oleh karena keduanya berbentuk persegipanjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua persegi - panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan sebanding sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH dikatakan sebangun. Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. 5. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki perbandingan yang senilai. 6. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1.
Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
173
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
Informasi, komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru menginformasikan model pembelajaran
Informasi,
yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran
tertib
ekspositori dengan media “3 In 1” dan LKPD. 9.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi kesebangunan.
Guru
memberikan
contoh
kesebangunan
dalam kehidupan sehari-hari
misalnya uang logam Rp 100,00 dengan uang logam Rp 500,00. 10. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
Semangat, siap
11. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat tentang bangun datar yang sebangun. a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
Eksplorasi,
bangun datar yang telah dipelajari di kelas VIII. b. Guru menanyakan besar sudut-sudut dalm bangun datar.
Eksplorasi, interaktif,
174
berpikir logis
Kegiatan Inti 10 menit
1. Guru menyajikan materi pengertian dan syaratsyarat
dengan
mandiri, dan
memanfaatkan model bangun datar dan media
berpikir logis
flash
kesebangunan
sedangkan
bangun
peserta
datar
Eksplorasi,
didik
mengamati
demonstrasi yang dilakukan guru. 2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan memanfaatkan media flash dan guru melibatkan
Elaborasi, aktif dan teliti
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing dengan menjawab pertanyan-pertanyaan yang disampaikan guru agar dapat menyimpulkan pengertian
dan
syarat-syarat
kesebangunan
bangun datar. 3. Peserta didik menyimpulkan pengertian dan
Konfirmasi
syarat-syarat kesebangunan bangun datar dan guru memberikan penguatan atas pernyataan peserta didik. 4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari. 5. Guru membagikan LKPD yang berisi yang berkaitan
dengan
cara
mengidentifikasi
kesebangunan bangun datar. 6. Guru menginformasikan kepada peserta didik
Informasi,
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
kerjasama,
sebangku.
15 menit
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
Elaborasi,
bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan
kerjasama,
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
kerja keras,
175
jawab.
dan tanggung jawab
8. Guru berkeliling kelas
memantau jalannya
diskusi kelompok, dan guru
hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan. 9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas jawaban
LKPD
agar
peserta
didik
Konfirmasi
dapat
mengecek pekerjaannya sendiri. 10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu berpasangan
yang
berkaitan
dengan
Informasi
cara
mengidentifikasi kesebangunan bangun datar. 15 menit
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
Elaborasi,
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan
kerjasama
soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi
kesebangunan bangun
datar. 5 menit
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang sudah
selesai
berpasangan,
mengerjakan dipersilahkan
soal
kartu
Konfirmasi, percaya diri
mengacungkan
tangan dan mempresentasikan hasil jawaban soal tersebut di depan kelas dengan percaya diri. 13. Peserta
didik
ditanamkan
sikap
saling
menghargai dengan memberi kesempatan kepada
Saling menghargai
peserta didik lain untuk menanggapi jawaban atas soal tersebut. 5 menit
14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi jawaban
peserta
didik
dan
memberikan
penguatan kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat kepada peserta didik yang belum berhasil.
Konfirmasi, motivasi
176
5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan PR.
Mandiri
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. 4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 5. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan
berikutnya
yaitu
Tertib
tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang sebangun. 6. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
untuk belajar dengan giat. 7. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR. 3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
177
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, penggaris, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Semarang, Agustus 2012 Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
178
Lampiran 24 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 2) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan keA. Standar Kompetensi
: Matematika : SMP N 13 Semarang : IX/Ganjil : 2 x 30 menit :2
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga 2. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga dengan bantuan media flash dan alat peraga. 2. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun dengan bantuan media flash, alat peraga, LKPD, dan kartu berpasangan E. Materi Pembelajaran C1
1. Kesebangun pada Segitiga
a1
C a O
b1
B1
B
b c
c1
A A1
Gambar 1 Perbesaran Segitiga ABC sebesar 2x terhadap titik O
179
adalah bangun hasil dari
(segitiga asli) setelah
diperbanyak 2x dengan titik pusat O sehingga : 7. a : a1 = b : b1 = c : c1 8. Sudut-sudut tidak berubah jika dikalikan artinya sudut-sudut pada segitiga asli sama dengan sudut-sudut pada segitiga hasil 9.
(
)
Definisi Dua segitiga disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat dikalikan sedemikian sehingga hasilnya sama dan sebangun dengan segitiga yang lain. Teorema 1. Dua segitiga sebangun kalau ketiga sisi segitiga yang satu sebanding dengan ketiga sisi yang bersesuaian dari segitiga yang kedua. (S S S) 2. Dua segitiga sebangun kalau dua sudutdari segitiga yang satu sama dengan dua sudut dari segitiga yang lain. (Sd Sd) 3. Dua segitiga sebangun kalau dua segitiga yang satu sebanding dengan dua sisi segitiga yang kedua dan sudut apit kedua sisi itu sama. (S Sd S) 4. Dua segitiga sebangun, kalau kedua segitiga itu siku-siku sedangkan sisi miring dan sebuah sisi siku-siku dari segitiga yang satu sebanding dengan sisi miring dan sisi siku-siku dari segitiga yang lain. (S Sm)
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1.
Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
180
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
Informasi, komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi kesebangunan.
Guru
memberikan
contoh
kesebangunan segitiga dalam kehidupan seharihari misalnya segitiga yang diberi cahaya lampu senter sehingga bayangan
segitiga tersebut
sebangun dengan segitiga aslinya. 9.
Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
10. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
Semangat, siap Eksplorasi,
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
interaktif,
tentang segitiga yang sebangun. Guru meminta
berpikir logis
peserta didik menyebutkan jenis-jenis segitiga. Kegiatan Inti 10 menit
1. Guru menyajikan materi pengertian dan syarat-
Eksplorasi,
181
syarat
kesebangunan
segitiga
dengan
mandiri, dan
memanfaatkan media flash dan alat peraga
berpikir logis
sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. 2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan memanfaatkan media flash dan guru melibatkan
Elaborasi, aktif dan teliti
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing agar dapat menyimpulkan pengertian dan syarat-syarat kesebangunan segitiga. 3. Peserta didik menyimpulkan
pengertian dan
Konfirmasi
syarat-syarat kesebangunan segitiga dan guru memberikan penguatan atas pernyataan peserta didik. 4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari. 5. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal tentang kesebangunan pada segitiga dan mencari panjang sisi yang belum diketahui. 6. Guru menginformasikan kepada peserta didik
Informasi,
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
kerjasama,
sebangku.
15 menit
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
Elaborasi,
bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan yang
kerjasama,
ada pada LKPD dengan penuh tanggung jawab.
kerja keras, dan tanggung jawab
8. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi kelompok, dan guru hanya sebagai fasilitator jika diperlukan. 9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
Konfirmasi
182
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri. 10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu
Informasi
berpasangan yang berkaitan dengan pengertian dan syarat-syarat kesebangunan segitiga.
15 menit
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
Elaborasi,
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan
kerjasama
soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan pengertian
dan
syarat-syarat
kesebangunan
segitiga.
5 menit
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang
Konfirmasi,
sudah selesai mengerjakan soal kartu berpasangan,
percaya diri
dipersilahkan
mengacungkan
tangan
dan
mempresentasikan hasil jawaban soal tersebut di depan kelas dengan percaya diri. 13. Peserta didik ditanamkan sikap saling menghargai dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
Saling menghargai
lain untuk menanggapi jawaban atas soal tersebut. 14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi 5 menit
jawaban peserta didik dan memberikan penguatan
Konfirmasi, motivasi
kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat kepada peserta didik yang belum berhasil. 5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
kegiatan
Konfirmasi
183
3. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan
berikutnya
yaitu
Tertib
tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang sebangun. 5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
untuk belajar dengan giat. 6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR. 3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, penggaris, busur derajat, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
184
Semarang, Agustus 2012 Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd.
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
185
Lampiran 25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 2) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang Kelas/Semester
: IX/Ganjil
Alokasi waktu
: 2 x 30 menit
Pertemuan ke-
:3
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah C. Indikator 1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga sembarang dan segitiga yang memiliki garis sejajar. 2. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya pada segitiga terpancung. D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga. 2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi dua segitiga sebangun yang belum diketahui pada segitiga sembarang dan segitiga yang memiliki garis sejajar dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan. 3. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya pada segitiga terpancung bantuan LKPD dan Kartu berpasangan.
186
E. Materi Pembelajaran Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun a) Pada segitiga sembarang F C
A
E
B D
Gambar 1 Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF Perhatikan Gambar 1, karena ketiga sudut yang bersesuaian antara dan
besarnya sama maka
. Sehingga:
b) Pada dua segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar C
D
E
A
B
Gambar 2 Segitiga yang memiliki sepasang sisi sejajar Perhatikan Gambar 2, Lihat segitiga (Sudut Sehadap) (Sudut Sehadap) (Sudut Berimpit) Sehingga Akibatnya
dan
Diperoleh:
187
c) Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung C
D
E
G
A
F
B
H
Gambar 3 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung Perhatikan Gambar 3, Bangun datar ABCD merupakan Segitiga terpancung yang memiliki garis-garis sejajar yaitu
. Sehingga untuk
mencari panjang garis EF dibuat garis bantu DH dimana
.
Sehingga HB = GF =DC Lihat segitiga
dan
Diperoleh:
(Sudut Sehadap) (Sudut Sehadap) (Sudut Berimpit) Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Maka
( (
) )
188
(
) (
)
Jadi
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Karakteristik
Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
Informasi,
189
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
9.
Semangat, siap
Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat tentang menghitung panjang sisi
pada bangun
yang sebangun. a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
Eksplorasi,
syarat-syarat dua segitiga yang sebangun. b. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang hubungan sudut-sudut pada garis yang sejajar dipotong oleh garis lain.
Eksplorasi, interaktif, berpikir logis
Kegiatan Inti 10 menit
1. Guru menyajikan materi tentang menghitung
Eksplorasi,
panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga
mandiri, dan
sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
berpikir logis
segitiga terpancung dengan memanfaatkan media flash dan alat peraga sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. 2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan memanfaatkan media flash dan guru melibatkan
Elaborasi, aktif dan teliti
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing untuk dapat menyimpulkan cara menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung. 3. Peserta didik menyimpulkan cara menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan segitiga
terpancung
dan
guru
memberikan
Konfirmasi
190
penguatan atas pernyataan peserta didik. 4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari. 5. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal tentang kesebangunan pada segitiga dan mencari panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
Informasi,
segitiga terpancung.
kerjasama,
6. Guru menginformasikan kepada peserta didik untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
Elaborasi,
sebangku.
kerjasama,
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan yang 15 menit
kerja keras, dan tanggung
ada pada LKPD dengan penuh tanggung jawab.
jawab
8. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi
Konfirmasi
kelompok, dan guru hanya sebagai fasilitator jika diperlukan. 9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
Informasi
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri. 10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan kesebangunan pada segitiga dan mencari panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung.
15 menit
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
Elaborasi,
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan soal
kerjasama
kartu
berpasangan
yang
berkaitan
dengan
kesebangunan pada segitiga dan mencari panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga
191
sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung.
5 menit
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang
Konfirmasi,
sudah selesai mengerjakan soal kartu berpasangan,
percaya diri
dipersilahkan
mengacungkan
tangan
dan
mempresentasikan hasil jawaban soal tersebut di depan kelas dengan percaya diri. 13. Peserta didik ditanamkan sikap saling menghargai dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
Saling menghargai
lain untuk menanggapi jawaban atas soal tersebut. 14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi jawaban peserta didik dan memberikan penguatan 5 menit
Konfirmasi, motivasi
kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat kepada peserta didik yang belum berhasil.
5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan PR.
Mandiri
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. 4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dengan giat.
Motivasi
192
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR. 3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs
(BSE).
Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Semarang,
Agustus 2012
Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd.
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
193
Lampiran 26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen 2) (Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran
: Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang Kelas/Semester
: IX/Ganjil
Alokasi waktu
: 2 x 30 menit
Pertemuan ke-
:4
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar 1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator 1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga siku-siku. 2. Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga. 2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga siku-siku dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan. 3. Peserta didik dapat Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
194
E. Materi Pembelajaran Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun Pada segitiga siku-siku C
D
A
B
Gambar 1 Kesebangunan pada segitiga siku-siku Perhatikan Gambar 1, Lihat
,
dan
merupakan segitiga
siku-siku. Lihat
dan (Sudut Siku-siku) (Berimpit)
Pada
Pada
Karena
sehingga mengakibatkan
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Lihat
dan (Sudut Siku-siku) (Berimpit)
=
195
Pada
Pada
Karena
sehingga mengakibatkan
=
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Lihat
dan (Sudut Siku-siku)
Karena
=
dan
Karena
=
dan
maka maka
Sehingga Akibatnya
Diperoleh
Jadi, jika maka :
merupakan segitiga siku-siku, siku-siku di A dan AD C
D
A
B
𝐴𝐷
𝐵𝐷
𝐶𝐷
𝐴𝐶
𝐵𝐶
𝐶𝐷
𝐴𝐵
𝐵𝐶
𝐵𝐷
BC,
196
F. Metode dan Model pembelajaran Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model
: Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Karakteristik
Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
2.
Guru mengucapkan salam dengan santun.
Santun
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
Religius
sebelum pembelajaran dimulai. 4.
Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta didik. 5.
Peserta
didik
dengan
mandiri
diminta
Mandiri
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan membersihkan
papan
tulis
jika
belum
dibersihkan. 6.
Guru mempersiapkan
LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD. 7.
Guru
menyampaikan
materi,
tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
Informasi, komunikatif
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif. 8.
Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik secara lisan.
9.
Semangat, siap
Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat tentang menghitung panjang sisi pada segitiga siku-siku. a. Guru menanyakan kepada peserta didik
Eksplorasi,
197
mengenai sifat-sifat segitiga siku-siku. b. Guru meminta peserta didik menyebutkan syarat-syarat dua bangun yang sebangun.
Eksplorasi, interaktif, berpikir logis
Kegiatan Inti 10 menit
1. Guru menyajikan materi tentang menghitung
Eksplorasi,
panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga
mandiri, dan
siku-siku dengan memanfaatkan media flash dan
berpikir logis
alat peraga sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. 2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan memanfaatkan media flash guru melibatkan
Elaborasi, aktif dan teliti
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing agar menyimpulkan cara menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga siku-siku. 3. Peserta didik menyimpulkan
cara menghitung
Konfirmasi
panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga
siku-siku
dan
guru
memberikan
penguatan atas pernyataan peserta didik. 4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
Aktif, rasa
untuk bertanya tentang materi yang telah di
ingin tahu
pelajari. 5. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal tentang menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga siku-siku. 6. Guru menginformasikan kepada peserta didik
Informasi,
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
kerjasama,
sebangku.
15 menit
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
Elaborasi,
bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan yang
kerjasama,
ada pada LKPD dengan penuh tanggung jawab.
kerja keras,
198
dan tanggung jawab 8. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi
Konfirmasi
kelompok, dan guru hanya sebagai fasilitator jika diperlukan. 9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
Informasi
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri. 10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga siku-siku.
15 menit
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
Elaborasi,
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan
kerjasama
soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada pada segitiga siku-siku.
5 menit
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang
Konfirmasi,
sudah selesai mengerjakan soal kartu berpasangan,
percaya diri
dipersilahkan
mengacungkan
tangan
dan
mempresentasikan hasil jawaban soal tersebut di depan kelas dengan percaya diri. 13. Peserta didik ditanamkan sikap saling menghargai dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
Saling menghargai
lain untuk menanggapi jawaban atas soal tersebut. 14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi jawaban peserta didik dan memberikan penguatan 5 menit
kepada kelompok yang jawabanya benar dan memberi motivasi atau semangat kepada peserta didik yang belum berhasil.
Konfirmasi, motivasi
199
5 menit
Kegiatan Penutup 1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
Konfirmasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan PR.
Mandiri
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan refleksi
dan
evaluasi
terhadap
Konfirmasi
kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. 4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
Bersyukur dan
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena berterima kasih proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua peserta didik. 5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
Motivasi
untuk belajar dengan giat. 6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan santun
H. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR. 3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/ Alat
: LCD proyektor, laptop, media flash, LKPD, Kartu
berpasangan, white board, dan spidol. 2. Sumber Belajar
:
200
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs
(BSE).
Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Semarang,
Agustus 2012
Guru Matematika,
Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd
Abid Khoirul Ismail
NIP
NIM 4101408207
201
Lampiran 27 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: Matematika : SMP N 13 Semarang : IX/Ganjil : 2 x 30 menit :1
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen C. Indikator 1. Membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar 2. Mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar. 2. Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun dengan mengerjakan LKPD. Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Pembelajaran Kesebangunan Bangun Datar F. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Pembelajaran ekspositori 2. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas.
202
G. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu
Langkah-langkah Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
45 menit
- Apersepsi : Peserta didik diajak untuk memperhatikan pengubinan lantai, atap atau halaman. - Motivasi : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Guru menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Meminta Peserta didik untuk mencermati unsur-unsur yang terdapat pada dua bangun datar sebangun. materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
203
10 menit
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
H. Penilaian 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD dan PR.
3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis
204
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Bentuk Instrumen/ Soal Instrumen Uraian Bangun-bangun manakah yang sebangun dan manakah yang kongruen? Mengapa? 1 2 3
Teknik
Mendiskusikan dua bangun yang sebangun atau kongruen melalui model bangun datar
Tes tertulis
Mengidentifikasikan dua bangun datar sebangun atau kongruen
Tes tertulis
Daftar pertanyaan
4 5 6 Apakah kedua bangun berikut ini kongruen? Mengapa?
I. Media dan Sumber Belajar 1. Media/ Alat
: LKPD white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs
(BSE).
Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Mengetahui, Kepala SMP/MTs …………….
........., ......, ............... 20... Guru Mapel Matematika.
( ......................................................... ) NIP/NIK :…………..……………….
( ............................................ ) NIP/NIK :…….…………….
205
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: Matematika : SMP N 13 Semarang : IX/Ganjil : 2 x 30 menit :2
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga 2. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga. 2. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun dengan LKPD Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Pembelajaran Kesebangunan Pada Segitiga F. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Pembelajaran ekspositori 2. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas. G. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan - Apersepsi : Peserta didik diajak untuk memperhatikan pengubinan
206
45 menit
lantai, atap atau halaman. - Motivasi : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Guru menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Peserta didik dapat membedakan pengertian sebangun dan kongruen dua segitiga Peserta didik dapat menyebutkan sifat sifat dua segitiga sebangun dan kongruen materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
207
10 menit
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
H. Penilaian 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD dan PR.
3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis
Indikator Pencapaian Kompetensi Membedakan pengertian sebangun dan kongruen dua segitiga. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen.
Teknik Tes lisan Tes tertulis
Penilaian Bentuk Instrumen/ Soal Instrumen Daftar Kalau ΔABC sebangun pertanyaan dengan ΔPQR, apakah a. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang? b. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar?
208
Kalau dua segitiga kongruen, apakah dua segitiga tersebut tentu sebangun?
Diketahui ΔABC dan ΔPQR, sebangun R
C
P B
A
Q
panjangAB panjangPQ
panjang panjang
panjang panjang
Sudut A = sudut …. I. Media dan Sumber Belajar 1. Media/ Alat
: LKPD, white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs
(BSE).
Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Mengetahui, Kepala SMP/MTs …………….
........., ......, ............... 20... Guru Mapel Matematika.
( ......................................................... ) NIP/NIK :…………..……………….
( ............................................ ) NIP/NIK :…….…………….
209
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: Matematika : SMP N 13 Semarang : IX/Ganjil : 4 x 30 menit : 3 dan 4
A. Standar Kompetensi Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah C. Indikator 1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui. 2. Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun. 2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi dua segitiga sebangun yang belum diketahui dengan bantuan LKPD. 3. Peserta didik dapat Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan. Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Pembelajaran Kesebangunan Pada Segitiga F. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Pembelajaran ekspositori 2. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas.
210
G. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu 5 menit
Kegiatan Pendahuluan
45 menit
- Apersepsi : 1. Membahas PR yang sulit 2. Mengingat kembali syarat dua segitiga yang sebangun. - Motivasi : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Guru menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan Kegiatan Inti
Langkah-langkah Pembelajaran
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Peserta didik dapat mengamati perbandingan sisi – sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya. materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
211
10 menit
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
H. Penilaian 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk instrumen
: Latihan soal yang dikemas dalam LKPD dan PR.
3. Tes hasil belajar
: Ada, dilakukan secara tertulis
Indikator Pencapaian Kompetensi Menentukan perbandingan sisi-sisi
Penilaian Teknik
Bentuk Instrumen
Tes tertulis
Uraian
Instrumen/ Soal ∆ABC sebangun dengan ∆PQR. Panjang AB = 4
212
dua segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya
cm. Sisi yang bersesuaian dengan AB adalah sisi PQ, dan panjang PQ = 6 cm. Jika panjang sisi BC = 5 cm, maka panjang sisi QR adalah ….
Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
Sebuah foto ukuran 3 X 4 akan diperbesar sehingga lebar foto tersebut menjadi 60 cm. Kertas foto yang diperlukan untuk membuat foto yang diperbesar tersebut adalah …..cm2.
I. Media dan Sumber Belajar 1. Media/ Alat
: LKPD white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar
:
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs
(BSE).
Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Mengetahui, Kepala SMP/MTs …………….
........., ......, ............... 20... Guru Mapel Matematika.
( ......................................................... ) NIP/NIK :…………..……………….
( ............................................ ) NIP/NIK :…….…………….
213
Lampiran 28 LKPD PERTEMUAN 1
214
215
Lampiran 29 LKPD PERTEMUAN 2
216
217
218
Lampiran 30 LKPD PERTEMUAN 3
219
220
221
Lampiran 31 LKPD PERTEMUAN 4
222
223
224
Lampiran 32 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1 (LKPD 1) Kegiatan Awal 1. Persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium. 2. a. Empat b. c. d. Kegiatan I 1. B dan F 2. A, C, D, dan E Kegiatan II 1. a. persegi panjang b. 1) E , 90o 2) B , 90o 3) G , 90o 4) D , 90o c. Ya, sama besar d. 1) EF 2) BC 3) GH 4) AD ) ) ) ) f. Ya, senilai g. Sebangun KESIMPULAN 1. Sudut- sudut yang bersesuaian sama besar dan 2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai.
225
Lampiran 34 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 (LKPD 2) Kegiatan Awal Kegiatan II 1. Segitiga sama sisi, segitiga sama 1. (diketahui) kaki, dan segitiga sembarang (diketahui) 2. Segitiga lancip, segitiga tumpul, dan (diketahui) segitiga siku-siku ~ (sebangun) 3. a. Segitiga 2. Karena b. Maka c. Kegiatan I 1. a.) ) )
10 Jadi, panjang AB = 10 cm 3. Karena Maka
c. Ya, Senilai d. ~ (sebangun) sebangun 2. a. – b. 1) ) ) c. ~ (sebangun) sebangun KESIMPULAN 1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar atau 2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai
6 cm Jadi, panjang DF = 6 cm
226
Lampiran 35 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3 (LKPD 3) Kegiatan Awal 1. a. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar b. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai 2. a. b. c.
Kegiatan I a.
(karena sehadap) (karena sehadap) ((karena berimpit)
Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka b. Karena
maka
)
)
(
)
(
)
(
)
)
(
)
Dari 2) dan 3) diperoleh
227
KESIMPULAN ) )
Kegiatan II Perhatikan gambar (2) dari kegiatan III kita membuat garis DH//BC sehingga DC=GF=HB telah kita buktikan bahwa Akibatnya
Maka
(
)
(
)
(
) (
Jadi
KESIMPULAN
)
228
Lampiran 36 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 4 (LKPD 4) Kegiatan Awal a. b. (diketahui) c.
d.
e. Karena maka f. Ya g. Sama Besar berarti Kegiatan Inti 1. Lihat dan a. b. c. Pada
(karena Sudut siku-siku) (karena berimpit)
Pada Karena Sehingga Akibatnya
sehingga mengakibatkan
Diperoleh
2. Lihat a. b. c. Pada
dan (karena Sudut siku-siku) (karena berimpit)
=
229
Pada Karena Sehingga Akibatnya
sehingga mengakibatkan
=
Diperoleh
3. Lihat a. b. Karena = c. Karena
dan
(karena Sudut siku-siku) dari 1.b. Dan 2.c. diperoleh maka dari 1.c. Dan 2.b diperoleh = maka Sehingga Akibatnya
Diperoleh
KESIMPULAN
dan dan
230
Lampiran 37 DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 1 1. Dua bangun persegi panjang yang sebangun 10 cm
15 cm
20 cm
30 cm 2. Dua bangun trapesium sama kaki yang sebangun
10 cm
9 cm
15 cm 20 cm
18 cm
30 cm
231
Lampiran 38 DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 2 1. Dua bangun segitiga sebangun (diketahui sudut-sudut yang bersesuaian sama besar) o
o
𝟔𝟎
x
𝟒𝟎
𝟔𝟎
𝟖𝟎
15 cm
x 𝟒𝟎
30 cm
80°
2. Dua bangun segitiga sebangun (diketahui perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai)
12,5 cm
9 cm 15 cm
25 cm
18 cm 30 cm
232
Lampiran 39 DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 3 Segitiga yang memiliki sisi sejajar
15 cm
15 cm
30 cm
233
Lampiran 40 DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 4 Kesebangunan pada segitiga siku-siku
30 cm 24 cm
18 cm
234
Lampiran 41 DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 1 1. Bangun Trapesium 4 12
1
4
4 6
A
8
6
C 8
2 2
6
12
B
8
D 8
3 2. Bangun Layang-layang
6
B
4
2 8
12 6
A
4
3
C 8
6
D
3
235
Lampiran 42 DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 2 1. Kesebangunan segitiga (diketahui sudut-sudut yang bersesuaian sama besar)
1
A
C
B
D
m
6c
c 15
m
2. Kesebangunan segitiga (diketahui perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai)
2
9 cm
m 8c
m 4c
A
4c
m
10 cm
6c m B 10 cm
236
m 9c
cm 0 1
6c m
C 12 cm
D
6c m
12 cm
3. Mencari segitiga yang sebangun dan selanjutnya menentukan nilai P
3
cm
B
4c m
6 cm
D 8 cm
cm
A
5 cm
m
p
2
2c
6c
m
3
C
4 cm
237
Lampiran 43 DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 3 1. Menentukan nilai p pada segitiga yang memiliki garis sejajar C
A p=6 2
D
B p=4 9
A
p
4
C p=8
1
D p = 10
B
E
2. Menentukan nilai y pada segitiga yang terpancung D
C 8 4 y
E 6
18
F
2 B
A
A y = 10 B y = 12 C y = 16 D y = 14
238
Lampiran 44 DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 4 1. Menentukan nilai r, s, dan t pada kesebangunan segitiga siku-siku C
r
s
A
r =14 s=20 t=15
B
r =16 s=20 t=15
C
r =16 s=10 t=15
D
r =14 s=10 t=25
D
9 cm
12
cm
t B
A
2. Menentukan nilai a, b, dan c pada kesebangunan segitiga siku-siku
A
a =4,8
b=6,4
c=8
B
a =4,8
b=6,4
c=6
C
a =6,4
b=4,8
c=8
D
a =6,4
b=4,8
c=6
6
cm
M
3,6 cm K
c
b a N
L
239
Lampiran 45 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 1
D 12
A
4
C
M
N
4
1
6
8
B
K
A 2
L
Penjelasan : Jawaban Jawaban Trapesium A Trapesium ABCD sebangun dengan trapesium KLMN, karena 1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
Skor 10
20 2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu
20
Jumlah
50
240
C H
4 D
2
B
E
6
D
3 G
F
8
A Penjelasan : Jawaban Jawaban Layang-layang D Layang-layang ABCD sebangun dengan layang-layang EFGH, karena 1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
Skor 10
20
2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu
20
Jumlah Total
50 100
241
Lampiran 46 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 2
C
G
D
1 E A
F
B
Penjelasan : Jawaban Jawaban Segitiga D Segitiga 1 (ABC) sebangun dengan Segitiga D (EFG), karena Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
Skor 10
20 30
Jumlah
C
9 cm A
m
2
m 4c
6c
c 15
m
M
6c m B 10 cm
K
L
B
Penjelasan : Jawaban Jawaban Segitiga B Segitiga 2 (ABC) sebangun dengan Segitiga B (KLM), karena Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu
Skor 10
242
20
Jumlah
30
6c
m
C
R
3
2
cm
A
5 cm
p A
B
P
Q
Penjelasan : Jawaban Jawaban Segitiga A Segitiga 2 (ABC) sebangun dengan Segitiga A (PQR), karena Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
Skor 10
10 Akibatnya perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu 10 diperoleh
10 Jumlah Total
40 100
243
Lampiran 47 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 3
Jawaban A
C
2
9
A
p
10 10
D
4
1
30 B
E
A p=6
D
Jawaban B
C 8
10 10
4 y
E 6
18
F
2 B
A
30
B y = 12 Total
100
244
Lampiran 48 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 4
Jawaban B
C
5 5
r
s
D
cm
9
10
cm
12
t
5
B
A
√
10 5
B
r =16 s=20 t=15 √
10
Jawaban B
6
cm
M
3,6 cm K
c
b a N
L
5 5
245
C
a =6,4
b=4,8
c=8
10 5
√
10 5
√
10
Jumlah
50
Total
100
246
Lampiran 49 SOAL TURNAMEN
Perhatikan gambar dua trapesium yang sebangun berikut. H D
n
9
6 A
G
C
12
B
8
E
F
16
Nilai n yang memenuhi adalah .... a. 12 b. 14 c. 16
d. 18
Perhatikan gambar berikut. Nilai x sama dengan .... a. 6,7 cm b. 5,0 cm c. 4,1 cm d. 3,8 cm
Panjang bayangan tugu karena sinar Matahari adalah 15 m. Pada tempat dan saat yang sama, tongkat sepanjang 1,5 m yang ditancapkan tegak lurus terhadap tanah mempunyai bayangan 3 m. Tinggi tugu adalah .... a. 6 m
b. 7,5 m
c. 8,5 m
d. 9 m
247
Pada gambar berikut, AC // DB. Jika OA = 4 cm, OB = 8 cm, dan OD = 10 cm, maka panjang OC adalah .... a. 2 cm
c. 6,5 cm
b. 7 cm
d. 5 cm
Segitiga PQR siku-siku dan PS RS. Jika panjang PR = 9 cm dan PQ = 18 cm, panjang sisi PS adalah . . . . a. 4,5 cm
c. 6,5 cm
b. 5 cm
d. 9 cm
Perhatikan gambar di bawah ini! B Buktikan bahwa sebangun A
dengan
.
C D
E
Seorang anak yang berdiri pada jarak 2 meter dari tiang lampu. Tiang lampu memiliki bayangan oleh sinar lampu sepanjang 3 meter. Jika tinggi anak itu 1,8 meter. Berapakah tinggi tiang lampu!
248
Pada gambar di samping,
D
C
Jika panjang CD=12 cm, CF= 5 cm, FB= 3 cm dan EF
=
17
cm,
E
F
maka
panjang AB adalah ….
A
B
249
Lampiran 48 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL TURNAMEN 1. 2. 3. 4. 5.
A B B D A Skor untuk pilihan ganda untuk setaiap nomor jika dijawab dengan benar memperoleh skor 5 Jawaban
6. Karena AB ED Lihat (karena sudut dalam bersebrangan) (karena sudut dalam bersebrangan) (karena bertolak belakang) Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka
Skor
10
7. Misal DC= jarak anak dengan tiang lampu BC= tinggi anak DE= tinggi tiang lampi AD= panjang bayangan tiang lampu E B D 2m
1,8 m
A
C 3m Panjang DE
DE = 5,4 m 8. Karena gambar merupakan segitiga terpancung maka:
10
250
10
Total Skor = 5 x 5 + 30 = 45
251
Lampiran 50 PEMBAGIAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN 1 KELOMPOK 1 Dewi Maya Kusumaningtyas Wahyuningrum Aulia Atsal Lyon Widyanto
KELOMPOK 2 Winda Dwi Cahyaningrum Fifi Armadani Krusita Nopikasari Mila Oktavia
KELOMPOK 3 Octaviani Pridani Dimas Nando Septianto Arief Hidayat Ristra Al Joko Slamet
KELOMPOK 4 Selvy Kusumaningrum Bonifasius Heinrich Bagaskara Wina Astari Mochamad Syaiful Huda
KELOMPOK 5 Indrawan Bayu Pratama Paksi Jaladri Arga Wisnu Nugroho Agustina
KELOMPOK 6 Irfan Riza Rahman Eric Ferdinand Syach Mochammad Sandi Eko Utama Haidar Gilang Pradipta
KELOMPOK 7 Lia Mindawati Romly Nirwan RR. Gisca Wisnhu Stannia Brahmatya Dipowaluyo
KELOMPOK 8 Febrianita Prawesti Hulwa Anindya Pratiwi Yuliana Dwi Yuni Astuti Indriana
252
Lampiran 51 PEROLEHAN SKOR GAME Kelompok
Game 1
Game 2
Game 3
Game 4
1
90
90
100
100
2
100
100
100
100
3
100
100
100
100
4
100
100
100
100
5
100
100
80
80
6
80
100
40
85
7
85
100
100
90
8
100
100
100
95
253
Lampiran 52 PEMBAGIAN KELOMPOK MEJA TURNAMEN Kelompok
Meja 1
1
Dewi Maya Kusumaningtyas
Wahyuningrum
2
Winda Dwi Cahyaningrum
Fifi Armadani
3
Octaviani Pridani
Dimas Nando Septianto
4
Selvy Kusumaningrum
Bonifasius Heinrich Bagaskara
5
Indrawan Bayu Pratama
Paksi Jaladri
6
Irfan Riza Rahman
Eric Ferdinand Syach
7
Lia Mindawati
Romly Nirwan
8
Febrianita Prawesti
Hulwa Anindya Pratiwi
Kelompok
Meja 2
Meja 3
Meja 4
1
Aulia Atsal
Lyon Widyanto
2
Krusita Nopikasari
Mila Oktavia
3
Arief Hidayat Ristra Al
Joko Slamet
4
Wina Astari
Mochamad Syaiful Huda
5
Arga Wisnu Nugroho
Agustina
6
Mochammad Sandi Eko U.
Haidar Gilang Pradipta
7
RR. Gisca Wisnhu Stannia
Brahmatya Dipowaluyo
8
Yuliana Dwi Yuni Astuti
Indriana
254
Lampiran 53 PEROLEHAN SKOR TURNAMEN Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8
Meja 1 30 30 30 30 25 25 25 30
Meja 2 20 15 25 25 15 25 20 20
Meja 3 25 25 25 25 25 25 25 20
Meja 4 Jumlah 20 95 10 80 20 100 15 95 15 80 20 95 20 90 10 80
255
Lampiran 54 DAFTAR NILAI RAPOR KELAS VIII SEMESTER 2 SISWA KELAS IX E, IX F, IX G SMP NEGERI 13 SEMARANG 2011/2012 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kode E2-01 E2-02 E2-03 E2-04 E2-05 E2-06 E2-07 E2-08 E2-09 E2-10 E2-11 E2-12 E2-13 E2-14 E2-15 E2-16 E2-17 E2-18 E2-19 E2-20 E2-21 E2-22 E2-23 E2-24 E2-25 E2-26 E2-27 E2-28 E2-29 E2-30 E2-31 E2-32 E2-33
IX-E 74 87 73 78 82 79 81 84 88 82 82 82 71 78 85 85 74 92 83 86 93 80 84 81 81 74 71 77 86 72 83 80 87
Kelas Kode IX-F E1-01 74 E1-02 77 E1-03 78 E1-04 80 E1-05 81 E1-06 75 E1-07 94 E1-08 81 E1-09 85 E1-10 86 E1-11 81 E1-12 75 E1-13 86 E1-14 87 E1-15 76 E1-16 87 E1-17 72 E1-18 80 E1-19 87 E1-20 71 E1-21 72 E1-22 74 E1-23 77 E1-24 88 E1-25 85 E1-26 86 E1-27 77 E1-28 88 E1-29 81 E1-30 78 E1-31 90 E1-32 77
Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31
IX-G 69 85 78 78 86 71 83 87 77 75 82 82 84 78 71 79 84 80 78 79 81 82 84 78 93 81 75 73 91 80 81
256
Lampiran 55 UJI NORMALITAS DATA AWAL Hipotesis Ho : data berdistribusi normal; H1 : data tidak berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: ∑ Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika
(
)
.
Kelas IX E Nilai maks Nilai min Rentang Banyak Kelas
: 93.00 : 71.00 : 22.00 : 6.0111
Batas
Z untuk
Peluang
Luas kelas
Kelas 69.5 73.5 77.5 81.5 85.5 89.5
batas kelas -2.04 -1.33 -0.63 0.08 0.78 1.49
untuk Z 0.4793 0.4082 0.2357 0.0319 0.2518 0.4319
untuk Z 0.0711 0.1725 0.2038 0.2837 0.1801 0.0538
93.5
2.19
0.4857
Kelas Interval 70-73 74-77 78-81 82-85 86-89 90-93
Panjang Kelas Rata-rata s n
: 3.66 : 81.06 : 5.67 : 33.00
Ei
Oi
2.3463 5.6925 6.7254 9.3621 5.9433 1.7754
4 4 8 10 5 2
(
)
1.165547326 0.503215854 0.241562607 0.043464224 0.14971731 0.028413405
2.131920727
Untuk Karena
dengan
= 6-1 = 5, diperoleh , maka data berdistribusi normal.
.
257
Kelas IX F : 94.00 : 71.00 : 23.00 : 5.967
Nilai maks Nilai min Rentang Banyak Kelas Kelas Interval
71-74 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94
: 3.85 : 80.81 : 5.96 : 32.00
Panjang Kelas Rata-rata s n
Batas
Z untuk
Peluang
Luas kelas
Kelas
batas kelas
untuk Z
untuk Z
70.5 74.5 78.5 82.5 86.5 90.5 94.5
-1.73 -1.06 -0.39 0.28 0.95 1.62 2.29
0.4582 0.3554 0.1517 0.1103 0.3289 0.4474 0.4890
0.1028 0.2037 0.262 0.2186 0.1185 0.0416
Ei
Oi
3.2896 6.5184 8.384 6.9952 3.792 1.3312
5 9 6 5 6 1
(
)
0.889308171 0.944762297 0.67789313 0.569079231 1.285670886 0.082401923 4.449115639
Untuk Karena
dengan
Kelas IX G Nilai maks Nilai min Rentang Banyak Kelas Kelas Interval
68-72 73-77 78-82 83-87 88-82 93-97
= 6-1 = 5, diperoleh , maka data berdistribusi normal.
: 93.00 : 69.00 : 24.00 : 5.9215
.
Panjang Kelas Rata-rata s n
Batas
Z untuk
Peluang
Luas kelas
Kelas
batas kelas
untuk Z
untuk Z
67.5 72.5 77.5 82.5 87.5 92.5 97.5
-2.23 -1.39 -0.56 0.28 1.12 1.96 2.80
0.4871 0.4177 0.2123 0.1103 0.3686 0.4750 0.4974
0.0694 0.2054 0.3226 0.2583 0.1064 0.0224
: 4.0530315 : 80.16 : 5.43 : 31 (
Ei
Oi
2.2208 6.5728 10.3232 8.2656 3.4048 0.7168
3 4 15 7 1 1
)
0.2734 1.0071 2.1188 0.1938 1.6985 0.1119 5.40341209
Untuk Karena
dengan
= 6-1 = 5, diperoleh , maka data berdistribusi normal.
.
258
Lampiran 56 UJI HOMOGENITAS DATA AWAL Hipotesis Ho : artinya data homogen; H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya data tidak homogen. Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: ( Dengan: ( ) ∑( ∑( ) ∑( )
)(
∑(
)
)
)
Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika
.
Perhitungan Varians gabungan adalah: Kelas IX-E IX-F IX-G Jumlah s
2
ni 33 32 31
(n 1)s (n 1) i
i
i
S2i 32.18 35.58 29.47 97.23
dk = ni – 1 32 31 30 93
2
(dk) S2i 1029.88 1102.88 884.19 3016.95
log S2i 1.51 1.55 1.47 4.53
(dk) log S2i 48.24 48.09 44.08 140.41
3016.95 32.44 120
.
B (log s 2 ) (ni 1) 1.51120 140.53
2 (ln 10) B (ni 1) log si 2 2.3026140.53 140.41 0.271 Untuk Karena
dengan
= 3-1 = 2, diperoleh . maka, Ho diterima, artinya ketiga sampel mempunyai
varians yang sama (homogen).
259
Lampiran 57 UJI KESAMAAN RATA-RATA DATA AWAL (ANAVA) Hipotesis Ho : artinya rata-rata data sama; H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya rata-rata data tidak sama. Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika
(
)(
)
.
Pengujian Hipotesis 1. Jumlah Kuadrat Rata-Rata (RY)
x
2
RY
n 2675 2586 24852 33 32 31 (7746) 2 96 60000516 96 625005.375
2.
Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (AY) AY
j2 i ni
RY
26752 25862 24852
625005.375 33 32 31 216837.1 208981.1 19900.8 625005.375 13.678 3.
Jumlah Kuadrat Total (JK tot)
JK tot (74) 2 (87) 2 (73) 2 ... (80) 2 (81) 2
628036 4.
Jumlah Kuadrat Dalam (DY) DY = JK tot – RY – AY = 628036-625005,375-13,678 = 3016.95
260
Tabel Ringkasan ANAVA Sumber variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total
Sumber variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total
Dk
JK
1
Ry
k–1
AY
∑(
)
∑
DY
KT
F
R=Ry/1 A= AY :(k-1) D=DY: ∑(
A/D
)
∑
Dk
JK
KT
Fhitung
Ftabel
1
625005.4
625005.375
0.2108
3.094
2
13.67766
6.838831867
93
3016.95
32.44029394
96
628036
Kesimpulan: Karena diterima, artinya tidak ada perbedaan rata( ) maka rata dari ketiga kelas yang akan dijadikan sebagai sampel.
261
Lampiran 58 DAFTAR NILAI TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN 1, EKSPERIMEN 2, DAN KONTROL SMP NEGERI 13 SEMARANG NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kode E1-01 E1-02 E1-03 E1-04 E1-05 E1-06 E1-07 E1-08 E1-09 E1-10 E1-11 E1-12 E1-13 E1-14 E1-15 E1-16 E1-17 E1-18 E1-19 E1-20 E1-21 E1-22 E1-23 E1-24 E1-25 E1-26 E1-27 E1-28 E1-29 E1-30 E1-31 E1-32
Eksperimen 1 73 85 65 92 89 95 100 84 69 69 76 89 85 87 84 89 42 82 89 54 69 95 75 89 51 79 69 100 89 95 86 95
Kelas Kode Eksperimen 2 E2-01 45 E2-02 79 E2-03 45 E2-04 90 E2-05 78 E2-06 75 E2-07 75 E2-08 80 E2-09 75 E2-10 71 E2-11 79 E2-12 98 E2-13 78 E2-14 55 E2-15 53 E2-16 80 E2-17 60 E2-18 90 E2-19 75 E2-20 75 E2-21 80 E2-22 96 E2-23 71 E2-24 70 E2-25 45 E2-26 47 E2-27 64 E2-28 58 E2-29 67 E2-30 47 E2-31 70 E2-32 64 E2-33 90
Kode Kontrol K-01 45 K-02 89 K-03 82 K-04 75 K-05 55 K-06 40 K-07 78 K-08 75 K-09 49 K-10 73 K-11 64 K-12 65 K-13 49 K-14 51 K-15 25 K-16 51 K-17 73 K-18 64 K-19 75 K-20 62 K-21 53 K-22 45 K-23 45 K-24 91 K-25 96 K-26 36 K-27 50 K-28 16 K-29 90 K-30 40 K-31 60
262
Lampiran 59 UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN 1 Hipotesis Ho : data berdistribusi normal; H1 : data tidak berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: ∑ Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika
(
)
.
Kelas Eksperimen 1 Nilai maks Nilai min Rentang Banyak Kelas Kelas Interval
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
: 100 : 42 : 58.00 : 5.967
Panjang Kelas Rata-rata S N
Batas
Z untuk
Peluang
Luas kelas
Kelas
batas kelas
untuk Z
untuk Z
40.5 50.5 60.5 70.5 80.5 90.5 100.5
-2.85 -2.15 -1.44 -0.74 -0.03 0.68 1.38
0.4975 0.4830 0.4222 0.2673 0.0120 0.2486 0.4131
0.0145 0.0608 0.1549 0.2553 0.2606 0.1645
: 9.72 : 80.93 : 14.16 : 32.00
Ei
Oi
0.464 1.9456 4.9568 8.1696 8.3392 5.264
1 2 5 4 13 7
(
)
0.619172414 0.001521053 0.000376501 2.128080219 2.604932924 0.572510638 5.926593749
Untuk Karena
dengan
= 6-1 = 5, diperoleh , maka data berdistribusi normal.
.
263
Lampiran 60 UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN 2 Hipotesis Ho : data berdistribusi normal; H1 : data tidak berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: ∑ Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika
(
)
.
Kelas Eksperimen 2 Nilai maks Nilai min Rentang Banyak Kelas Kelas Interval
38-46 47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100
: 98 : 45 : 53 : 6.0111
Batas Kelas
37.5 46.5 55.5 64.5 73.5 82.5 91.5 100.5
Panjang Kelas Rata-rata S N
Z untuk batas kelas
Peluang untuk Z
untuk Z
-2.21 -1.61 -1.00 -0.40 0.20 0.80 1.41 2.01
0.4850 0.4429 0.3389 0.1517 0.0793 0.2852 0.4162 0.4761
0.0421 0.104 0.1872 0.2310 0.2059 0.131 0.0599
: 8.85 : 70.49 : 14.94 : 33.00
Luas kelas Ei
Oi
1.3893 3.432 6.1776 7.623 6.7947 4.323 1.9767
3 4 4 5 12 3 2
(
)
1.867382488 0.094004662 0.76760259 0.902548734 3.987688653 0.404887578 0.000274645 8.024389349
Untuk Karena
dengan
= 7-1 = 6, diperoleh , maka data berdistribusi normal.
.
264
Lampiran 61 UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KELAS KONTROL Hipotesis Ho : data berdistribusi normal; H1 : data tidak berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: ∑ Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika Kelas Kontrol Nilai maks Nilai min Rentang Banyak Kelas Kelas Interval
16-29 30-43 44-57 58-71 72-85 86-99
(
)
.
Panjang Kelas Rata-rata S N
: 96 : 16 : 80 : 5.9215
Batas
Z untuk
Peluang
Luas kelas
Kelas
batas kelas
untuk Z
untuk Z
15.5 29.5 43.5 57.5 71.5 85.5 99.5
-2.27 -1.56 -0.84 -0.13 0.58 1.30 2.01
0.4884 0.4406 0.2996 0.0517 0.2190 0.4032 0.4778
0.0478 0.1410 0.2479 0.2707 0.1842 0.0746
Ei
1.4818 4.3710 7.6849 8.3917 5.7102 2.3126
: 13.510 : 60.04 : 19.62 : 31 ( Oi
2 3 10 5 7 4
) 0.1812 0.4300 0.6974 1.3708 0.2913 1.2312
4.20206548 Untuk Karena
dengan
= 6-1 = 5, diperoleh , maka data berdistribusi normal.
.
265
Lampiran 62 UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR Hipotesis Ho : artinya data homogen; H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya data tidak homogen. Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: ( Dengan: ( ) ∑( ∑( ) ∑( )
)(
∑(
)
)
)
Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika
.
Perhitungan Varians gabungan adalah: Kelas Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kontrol Jumlah
s
2
ni 32 33 31
(n 1)s (n 1) i
i
i
2
dk = ni - 1 31 32 30 93
S2i 200.64 223.22 384.92 808.79
(dk) S2i 6219.97 7143.11 11547.67 24910.74
log S2i 2.30 2.35 2.59 7.24
(dk) log S2i 71.38 75.16 77.56 224.10
24910.74 267.86 93
.
B (log s 2 ) (ni 1) 2.43 93 225.76
2 (ln10) B (ni 1) log si 2 2.3026225.76 224.10 3.91 Untuk Karena
dengan
= 3-1 = 2, diperoleh . maka, Ho diterima, artinya ketiga sampel mempunyai
varians yang sama (homogen).
266
Lampiran 63 UJI KESAMAAN RATA-RATA SATU PIHAK, PIHAK KANAN Hipotesis Ho : , artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 sama dengan ratarata hasil belajar kelas kontrol; H1 : , artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih besar daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: 2 2 (na 1) sa (nb 1) sb x a xb 2 t dengan s na nb 1 1 s na nb Kriteria yang digunakan Ho diterima jika ( ). Perhitungan Hasil Belajar Eksperimen 2 Kontrol Jumlah
ni 33 31
ni - 1 32 30 62
S2i 200.64 384.92
(ni - 1) S2i 6420.61 11547.67 17968.28
Maka,
(n 1) sa (nb 1) sb 17968.28 s a 289.81 na nb 62 2
2
2
x a xb 70.49 60.04 10.45 2.47 4.22 1 1 1 1 s 17.067 na nb 32 31 Untuk , sehingga t(1 ) t10,05 t0,95 t
Dengan dk = 32 + 31 – 2 = 62, maka t(1 ) 1,67 Karena ( ) , maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih besar daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol
267
Lampiran 64 ANALISIS VARIANS SATU ARAH (ANAVA) DATA AKHIR Hipotesis Ho : artinya rata-rata data sama; H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya rata-rata data tidak sama. Kriteria yang digunakan Ho ditolak jika
(
)(
)
.
Pengujian Hipotesis 1. Jumlah Kuadrat Rata-Rata (RY)
x
2
RY
n 2 2588 2326 1861 33 32 31 (6775) 2 96 45630025 96 475312.76
2.
Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (AY) AY
ji2 RY ni
25882 23262 18612 475312.76
32 33 31 209275.09 163973.389 111763.696 475312.76 9699.417 3.
Jumlah Kuadrat Total (JK tot)
JK tot (73)2 (85)2 (65)2 ... (40)2 (60)2
510490 4.
Jumlah Kuadrat Dalam (DY) DY = JK tot – RY – AY = 510489.81-475321.76-9699.417 = 25477.63
268
Tabel Ringkasan ANAVA Sumber variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total
Sumber variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total
Dk
JK
KT
1
Ry
R=Ry/1
k–1
AY
∑(
)
∑
DY
A= AY :(k-1)
F
A/D
D=DY: ∑( )
∑
Dk
JK
KT
Fhitung
Ftabel
1
475312.76
475312.7604
17.702
3.094
2
9699.4173
4849.708652
93
25477.63
273.9530344
96
510489.81
Kesimpulan: Karena ditolak, artinya minimal salah satu tanda ( ) maka sama dengan tidak berlaku jadi ada perbedaan rata-rata dari ketiga kelas yang akan dijadikan sebagai sampel.
269
Lampiran 65 UJI LANJUT TUKEY-KRAMER Pengujian Harga Studentized Range (SR) ( )( )( ) Menghitung beda kritik √
(
)(
)
Kriteria yang digunakan Kedua sampel dinyatakan berbeda signifikan jika beda mean > beda kritik. Perhitungan ( )( )(
)
1. Perbandingan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 √
( (
√
(
√
) )
)
√
2. Perbandingan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol √
(
√
) (
√
)
(
)
√
3. Perbandingan hasil belajar antara kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol √
√
( (
) )
√
√
(
)
270
Tabel perbandingan antara beda mean dan beda kritik Beda Beda Kesimpulan Artinya Mean Kritik Eksperimen 1 -Eksperimen 2 10,44 9,79 BM>BK Signifikan Eksperimen 2 - Kontrol 10,45 9,94 BM>BK Signifikan Eksperimen 1 - kontrol 20,89 9,87 BM>BK Signifikan Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel tersebut memiliki perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan. Perbandingan Rata-Rata
271
Lampiran 66 TABEL UJI STATISTIKA Harga Kritik Dari r Product-Moment N (1 ) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Interva l 95% (2) 0,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396
Kepercayaa n 99% (3) 0,999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,874 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,547 0,537 0,526 0,515 0,505
N (1 ) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Interva l 95% (2) 0,388 0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,297
Kepercayaa n 99% (3) 0,496 0,487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,396 0,393 0,389 0,384 0,380 0,276 0,372 0,368 0,364 0,361
N (1) 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 100 0
N = Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
Interva l 95% (2) 0,266 0,254 0,244 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,074 0,070 0,065 0,062
Kepercayaa n 99% (3) 0,345 0,330 0,317 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 0,097 0,091 0,0986 0,081
272
HARGA KRITIK CHI KUADRAT
1 2 3 4 5
99% 6,63 9,21 11,3 13,3 15,1
95% 3,84 5,99 7,81 9,49 11,1
90% 2,71 4,61 8,25 7,78 9,24
Interval Kepercayaan 75% 50% 25% 10% 5% 1% 1,32 0,455 0,102 0,0158 0,0039 0,0002 2,77 1,39 0,575 0,211 0,103 0,0201 4,11 2,37 1,21 0,584 0,352 0,115 5,39 3,36 1,92 1,06 0,711 0,297 6,63 4,35 2,67 1,61 1,15 0,554
6 7 8 9 10
16,8 18,5 20,1 21,7 23,2
12,6 14,1 15,5 16,9 18,3
10,6 12 13,4 14,7 16
7,84 9,04 10,2 11,4 12,5
5,35 6,35 7,34 8,34 9,34
3,45 4,25 5,07 5,9 6,74
2,2 2,83 3,49 4,17 4,87
1,64 2,17 2,73 3,33 3,94
0,872 1,24 1,65 2,09 2,56
11 12 13 14 15
24,7 26,2 27,7 29,1 30,6
19,7 21 22,4 23,7 25
17,3 18,5 19,8 21,1 22,3
13,7 14,8 16 17,1 18,2
10,3 11,3 12,3 13,3 14,3
7,58 8,44 9,3 10,2 11
5,58 6,3 7,04 7,79 8,55
4,57 5,23 5,89 6,57 7,26
3,05 3,57 4,11 4,66 5,23
16 17 18 19 20
32 33,4 34,8 36,2 37,6
26,3 27,6 28,9 30,1 31,4
23,5 24,8 26 27,2 28,4
19,4 20,5 21,7 22,7 23,8
15,3 16,3 17,3 18,3 19,3
11,9 12,8 13,7 14,6 15,5
9,31 10,1 10,9 11,7 12,4
7,98 8,67 9,36 10,1 10,9
5,81 6,41 7,01 7,63 8,26
21 22 23 24 25
38,9 40,3 41,6 43 44,3
32,7 33,9 35,2 35,4 37,7
29,6 30,8 32 33,2 34,4
24,9 26 27,1 28,2 29,3
20,3 21,3 22,3 23,3 24,3
16,3 17,2 18,1 19 19,9
13,2 14 14,8 15,7 16,5
11,6 12,3 13,1 13,8 14,6
8,9 9,54 10,2 10,9 11,5
26 27 28 29 30 40
45,6 47 48,3 49,6 50,9 53,7
38,9 40,1 41,3 42,6 43,8 55,8
35,6 36,7 37,9 39,1 40,3 51,8
30,4 31,5 32,6 33,7 34,8 45,6
25,3 26,3 27,9 28,3 29,3 39,9
20,8 21,7 22,7 23,6 24,5 33,7
17,3 18,1 18,9 19,8 20,6 29,1
15,4 16,2 16,9 17,7 18,5 26,5
12,2 12,9 13,6 14,3 15 22,2
dk
273
DAFTAR F (Untuk Nilai Z) z 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
0 0000 0398 0793 1179 1554 1915 2258 2580 2881 3159 3413 3643 3849 4032 4192 4332 4452 4554 4641 4743 4772 4821 4861 4893 4918 4938 4953 4965 4974 4981 4987 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
1 0040 0438 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 4920 4940 4955 4966 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
2 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2342 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 457 4474 4573 4656 4726 4783 4830 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4999 4999 4999 5000
3 0120 0517 0910 1293 1664 2019 23357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 4370 4484 4582 4664 4732 4788 4834 4871 4901 4925 4943 4957 4968 4977 4983 4988 4991 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4 0160 0557 0948 1331 1700 2054 2389 2704 2996 3264 3508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
5 0199 0596 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3023 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4798 4842 4878 4906 4929 4946 4960 4970 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
6 0239 0636 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 3770 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 4750 4803 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
7 0279 0675 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 3340 3577 3790 3980 4147 4292 4418 4525 4616 4693 4756 4808 4850 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
8 0319 0714 1103 1480 1844 2190 2518 2823 3106 3365 3599 3810 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 4980 4986 4990 4993 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
9 0359 0754 1141 1517 1879 2224 2549 2852 3133 3389 3621 3830 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4706 4767 4817 4857 4890 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 4999 5000
274
Tabel t
275
276
Studentized Range Distribution
277
278
Lampiran 67 DOKUMENTASI PENELITIAN
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen 1
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen 2
Pelaksanaan Game
Pelaksanaan Turnamen
Kartu Berpasangan
Pemberian Penghargaan
279
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Flash Kelas Eksperimen 2
Tes Evaluasi di Kelas Kontrol
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Alat Peraga
Diskusi LKPD
Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen 1
Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen 2