PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SD NEGERI KEBOGADUNG 02 BREBES SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang
Oleh Catur Wiji Kurniasih 1401910043
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Catur Wiji Kurniasih
NIM
: 1401910043
Jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi
: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.
Brebes,
Juli 2013
Peneliti
CATUR WIJI KURNIASIH NIM 1401910043
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes”, ditulis oleh Catur Wiji Kurniasih NIM 1401910043, telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan Ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada: hari
: Kamis
tanggal : 4 Juli 2013
Semarang, 4 Juli 2013 Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Noening Andrijati,M.Pd
Tri Murtini, M.Pd
NIP 196806101993032002
NIP 198105102006042002 Diketahui Oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Hartati, M.Pd. NIP 195510051980122001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes”, ditulis oleh Catur Wiji Kurniasih NIM 1401910043, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Kamis
tanggal : 11 Juli 2013 Panitia Ujian Skripsi, Ketua,
Sekertaris,
Drs. Hardjono, M.Pd.
Dra. Hartati, M.Pd.
NIP 195108011979031007
NIP 195510051980122001 Penguji Utama,
Umar Samadhy,M.Pd NIP 195604031982031003 Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Noening Andrijati,M.Pd
Tri Murtini, M.Pd
NIP 196806101993032002
NIP 198105102006042002
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO Seorang yang berakal adalah ia yang sabar menempuh segala kesulitan. Bahkan tidak pernah mundur didalam mencapai cita-cita. (Syekh Musthafa AL Ghalayini) Sifat-sifat yang baik tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan besar. (Funshilat ayat 35) Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain. (Penulis)
PERSEMBAHAN 1.
Kedua orang tuaku
2.
Suamiku
3.
Rekan-rekan Guru SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
v
KATA PENGATAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan segala kemudahan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenalkanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Agus Wahyudin, M. Si., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 3. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. 4. Noening Andrijati,M.Pd, Dosen Pembimbing I, yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi. 5. Tri Murtini,M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi. 6. Keluarga besar SD Negeri Kebogadung 02 Brebes, yang senantiasa mendukung dalam menyusun skripsi. 7. Semua rekan-rekan mahasiswa SI PJJ PGSD Universitas Negeri Semarang. Akhirnya hanya kepada Allah Swt kita tawakal dan memohon hidayah dan inayah-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Brebes,
Juni 2013 Peneliti
CATUR WIJI KURNIASIH NIM 1401910043
vi
ABSTRAK Wiji,Catur 2013 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Noening Andrijati,M.Pd, Pembimbing II: Tri Murtini,M.Pd Berdasarkan data awal di SD Negeri Kebogadung 02 Brebes ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas III antara lain: didalam pembelajaran guru menggunakan metode tidak sesuai dengan materi. Sehingga mengolah kelas kurang maksimal yang menjadikan siswa tidak aktif, kuarang kritis, bahkan siswa tidak menguasai matematika pecahan. Faktor tersebut mengakibatkan pada hasil belajar siswa rendah. Dengan melalui pendekatan kontekstual dengan media cd interaktif merupakan aternatif solusi untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran Matematika pecahan pada SD Negeri Kebogadung 02. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan. Penelitian dilakukan di SD Negei Kebogadung 02 Brebes, dengan subjek penelitian kelas III dengan jumlah 9 siswa, terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan. Variabel yang digunakan adalah aktivitas siswa, keterampilan guru,dan hasil belajar siswa. Sumber data berasal dari guru, foto, dan instrumen yang digunakan adalah observasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukan keterampilan guru siklus I memperoleh skor 16 dengan kreteria kurang, Siklus II memperoleh skor 20 dengan kreteria cukup, dan siklus III memperoleh skor 30 dengan kreteria sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor 17 dengan kreteria cukup, siklus II mendapat skor 23 dengan kreteria baik,. Hasil belajar siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan klasikal 60%, siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 85%. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika melalui pendekatan kontekstual dapat berhasil, sehingga dapat dijadikan salah satu aternatif solusi untuk meningkatkan pembelajaran Matematika di SD. Kata kunci: Kualitas pembelajaran Mateatika dengan pendekatan kontekstual
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ………….......................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................................
v
KATA PENGATAR ...........................................................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
xi
DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................
xii
DAFTAR FOTO ..................................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
1.2
Rumusan dan Pemecahan Masalah ...................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian ..............................................................................
9
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................................
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teori ..................................................................................
11
2.1.1
Pengertian Belajar ………….............................................................
11
2.1.2
Hakekat Matematika ...................... ..................................................
12
2.1.3
Pendekatan CTL……....…………………..........…...........................
17
2.1.4
Penerapan Pendekatan CTL di kelas..................................................
19
2.1.5
Kualitas Pembelajaran......................................................................
22
2.1.6
Keterampilan Dasar Mengajar Guru ……………….........................
24
viii
2.1.7
Pengertian Media ………………………...........................................
26
2.1.8
CD Interaktif ……………………………..........…………….........
27
2.1.9
Karakteristik Siswa SD …………. ...................................................
28
2.1.10
Aktivitas Siswa …..............................................................................
30
2.1.11
Hasil Belajar …. ................................................................................
32
2.1.11.1
Pengertian Hasil Belajar ...................... .............................................
32
2.1.11.2
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.............................
34
2.1.12
Keterampilan Guru ………………...........................….....................
33
2.1.13
Materi Pecahan …….………………………………..……………...
36
2.2
Kajian Empiris ……….……………………......................................
40
2.3
Kerangka Berfikir ………..................................................................
42
2.4
Hipotesis Tindakan ………………………………………………..
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan dan Penelitian..................................................................
45
3.1.1
Perencanaan ……...............................................................................
45
3.1.2
Pelaksanaan Tindakan .......................................................................
46
3.1.3
Observasi ...........................................................................................
47
3.1.4
Refleksi.................... ….....................................................................
47
3.2
Perencanaan Tahap Penelitian .............……......................................
48
3.2.1
Perencanaan Siklus I.................... .....................................................
48
3.2.2
Tahap Pelaksanaan Tindakan ………................................................
48
3.2.3
Observasi ………...............................................................................
49
3.2.4
Refleksi ………… ...........…………………………………...........
50
3.2.2
Siklus II..............................................................................................
50
3.2.2.1
Perencanaan Siklus II ……...……………………………………..
50
3.2.2.2
Tahap Pelaksanaan Tindakan ..……..................................................
50
3.2.2.3
Observasi ….......................................................................................
52
3.2.2.4
Refleksi ………………...…...................………………….............
52
ix
3.3
Subjek Penelitian … ……..…………...…………………..............
52
3.6.1
Jenis Data …………….………......................................................
54
3.7
Teknik Pengumpulan data ………………………………………….
54
3.8
Teknik Analisa Data …………..…………….……………………
56
3.8.1
Teknik Analisa Data Kuantitatif ……………….…………………
56
3.8.2
Teknik Analisa Data Kualitatif …………………………………...
58
3.8.3
Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verivikasi Data ………………
58
3.9
Indikator Keberhasilan …………………………………………...
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian ........... .....................................................................
63
4.1.1
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................
63
4.1.1.1
Paparan Hasil Belajar Siklus I ……………………………………
63
4.1.1.2
Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran ........................................
65
4.1.1.3
Observasi …………………………………………………............
73
4.1.1.4
Refleksi …………………………………………………………...
87
4.1.1.5
Revisi ………………………………………….................................
89
4.1.2
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II …...........................
90
4.1.2.1
Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II …...........................................
90
4.1.2.2
Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran ........................................
91
4.1.3.2.2
Perencanaan…………..…………….................................................
91
4.1.3.2.3
Perencanaan Tindakan ………………………….…………..........
92
4.1.3.2.4
Observasi …………………………………………………………
105
4.1.3.2.5
Refleksi …...………………………………………………………
118
4.1.3.2.6
Revisi …………………………….……………………………….
119
4.2
Pembahasan ………………………………………………………
120
4.2.1
Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian ….…………………………
120
4.2.2
Implikasi Hasil Penelitian ………………………………………...
138
x
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan .................................................................................. .........
140
5.2
Saran ......................................................................................... ........
141
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
143
xi
DAFTAR TABEL 3.1
Ketuntasan Klasikal ………………………………………………….......
3.2
Klasifikasi Kategori ……………………………………………………...
3.3
Klasifikasi Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ………………………...
3.4
Klasifikasi kategori penilaian hasil aktivitas siswa ……………………
3.5
Klasifikasi kategori penilaian keterampilan guru ………………………
4.1
Distribusi frekfensi hasil belajar siklus I ………………………………...
4.2
Hasil observasi keterampilan guru siklus I …………………………....
4.3
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I pertemuan I ……………….…
4.4
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I pertemuan II ……………....
4.5
Distribusi frekuensi hasil belajar siswa siklus II ……………………....
4.6
Hasil observasi kompetensi guru siklus II ……………………….............
4.7
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II pertemuan I ………………....
4.8
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II pertemuan II ………………...
xii
Hal
58 60 60 61 61 63 74 78 80 90 106 110 112
DAFTAR BAGAN
Bagan 1
Kerangka berpikir ……………………………………………………..
45
2
Skema tahapan siklus ………………………………………………….
47
3
Diagram hasil belajar siswa siklus I …………………………………..
66
4 Diagram hasil belajar siswa siklus II pertemuan I …………………….
93
DAFTAR FOTO
Foto 1
Guru sedang menggunakan benda konkrit ................…....................
255
Foto 2
Guru sedang menggunakan alat peraga
255
xiii
Foto 3
Guru Menerangkan tentang pecahan ……………............................
256
Foto 4
Siswa menjadi Model Pembelajaran
256
Foto 5
Guru Sedang Berkeliling ke semua penjuru ….................................
257
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Silabus ……………………………………………………………...
150
2.
RPP Siklus I Pertemuan I ……………………………………..........
165
3.
Lembar Kerja Siswa I ………………………………………………..
172
xiv
4.
RPP Siklus I Pertemuan II ……………………………………...........
174
5.
Lembar Kerja Siswa II ……………………………………………….
180
6.
RPP Siklus II Pertemuan I …………………………………………
183
7.
Lembar Kerja Siswa ……………………………………………...
189
8.
RPP Siklus II Pertemuan II ………………………………………..
191
9.
Lembar Kerja Siswa ………………………………………………
187
10. Misi-kisi Intrumen Penelitian ……………………………….............
202
11. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa ……………………………………. 206 12. Daftar Nilai hasil Belajar Siswa ……………………………………. 207 13. Sintak Berbasis Demonstrasi Berbasis Pecahan ……………………. 208 14. Lembar Observasi Kompetensi Guru ……………………………….. 209 15. Lembar Observasi Kompetensi Guru ………………………….......
213
16. Hasil Observasi Kompetensi Guru ………………………………….
217
17. Lembar Observasi Kompetensi Guru ………………………………. 218 18. Lembar Observasi Kompetensi Guru ………………………………. 223 19. Hasil Observasi Kompetensi Guru …………………………………..
227
20 Lembar Observasi Aktivitas Siswa …..……………………………
228
21. Lembar Observasi Aktivitas Siswa …………………………………
232
22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa …………………………………….
236
23. Lembar Observasi Aktivitas Siswa …………………………………
236
24. Lembaar Observasisi Aktivitas Siswa ……………………………… 241 25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa …………………………………….. 245 26.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I .…………. 246
27.
Hasli Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II …………. 247
28.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I …………. 248
29.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ………… 249
30.
Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan I …………………………….. 250
31.
Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan II ………………………….... 252
32.
Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan I ……………………………..253 xv
33.
Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan II …………………………… 254
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar Kerangka Berpikir …………………..………............
43
Gambar 31
Gambar Skema ………………………… ………...................
45
xvi
Gambar 41
Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I……................................
64
Gambar 42
Diagram Hasil Belajar Siklus II.................................................
91
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam, tergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks akademik merupakan suatu yang wajar, bahkan dapat semakin memperkaya khazanah berpikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan. Untuk kepentingan kebi jakan nasional, seyogyanya pendidikan dapat dirumuskan secara jelas dan mudah dipahami oleh
semua pihak yang terkait dengan pendidikan, sehingga
setiap orang dapat me -ngimplementasikan secara tepat dan benar dalam setiap praktiknya. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa pen didikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,
diri -nya untuk
kepriba -dian , kecerdasan
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, ma -syarakat, bangsa dan negara (Sudibyo 2006:3) Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa struktur kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran (pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, ba -hasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, se- ni budaya dan ketrampilan, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, muatan lokal, dan pengembanagan diri.
1
2
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI ten- tang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa
matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembanagan pesat di bidang teknologi informasi dan
komuni -kasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan analisa diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan ber- pikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Dediknas 2006:575) Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan ini mengajukan masa -lah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga CD interaktif atau alat media lainnya. Mata pelajaran matamatika bertujuan agar peserta didik memiliki kemam- puan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
3
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, mela -kukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menye- lesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh. Mengkomunikasikan ga -gasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidu -pan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari ma -tematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (KTSP Dharma,Bhakti 2006:38) Hasil temuan Riyanto (2010:160), sejauh ini pendidikan kita masih dido -minasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian guru tidak menggunakan multimedia dalam kegiatan pembelajaran. Un- tuk itu diperlukan strategi belajar baru yang lebih
memberdayakan siswa.
Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
mengkontruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Hasil
temuan
para
ahli
(dalam
Martinis
Yamin,2007:76)
terdapat
kecenderungan perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran yang lesu, pasif, dan perilaku yang sukar dikontrol. Perilaku semacam ini diakibatkan sesuatu pro- ses pembelajaran yang tidak banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, siswa tidak termotivasi, dan tidak terdapat suatu interaksi dalam pembelajaran serta hasil belajar yang ti -dak tertukar dari guru.
4
Dari hasil penelitian yang dilakukan Puspita Dwi pada siswa kelas III De- mak tahun pelajaran 2011/2012 dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN Weding I Demak menunjukan bahwa implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran CTL berbantuan LKS dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III SD 3 Sambangan. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan skor rata-rata kelas dari 76% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II. Rerata tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan adalah 43,29 yang tergolong sa -ngat positif. Selama pembelajaran terlihat yaitu siswa tampak senang mengikuti pembelajaran. Siswa berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan per tanyaan. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Subagio (2005) pada siswa kelas III SD Negeri Brebes dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas III SD Negeri Brebes pada pokok bahasan bangun datar sebagai implementasi
pende -katan CTL menunjukan bahwa
hasil belajar siswa SD kelas III Brebes meningkat. Hal ini di tunjukan pada siklus I siswa mencapai nilai rata-rata kelas minimal 6,27, sedangkan ketuntasan belajarnya adalah 50%. Siklus II mencapai nilai rata-rata kelas 7,2 dan ketuntasan belajarnya adalah 78,5%. Berdasarkan hasil belajar siswa diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Brebes pada pokok bahasan bangun datar. Pelaksanaan pembelajaran tersebut diatas merupakan gambaran yang terjadi SDN Kebogadung 02 Brebes. Berdasarkan hasil observasi bahwa pembe -lajaran matematika yang dilaksanakan di SDN Kebogadung 02 Brebes masih banyak berpusat pada guru. Prestasi belajar matematika masih sangat rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang
5
lainnya. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif. Siswa pasif hanya menerima pengetahuan dari guru dan tidak aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan rumus oleh guru untuk diterima dan dihafalkan, kemudian siswa mengerjakan soal-soal latihan. Siswa tidak dibiasakan memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pelajaran matematika. Guru jarang menggunakan alat peraga atau media cd interaktif pelajaran matematika sehingga siswa kesulitan dalam menemukan kon -sep matematika. Guru jarang
membahas materi matematika dengan
mengguna -kan kegiatan diskusi
kelompok maupun diskusi kelas. Hanya guru satu-satunya yang menjadi model pembelajaran tanpa melibatkan siswanya. Target guru dalam pengajaran matematika lebih mengarahkan agar siswa mampu mengerjakan soal tes. Hasil belajar hanya diukur dengan tes. Akibatnya kualitas pembelajaran matematika di SDN Kebogadung 02 rendah. Hal tersebut tampak dari data hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 pada ulangan semester masih dibawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Data hasil belajar matematika siswa ditunjukan sebagai berikut: nilai terendah 45, nilai tertinggi 85, dan rata-rata kelas 61,7. Jadi siswa yang telah mencapai standar ketuntasan ada 4 siswa (44%), sedangkan siswa yang belum mencapai standar ketuntasan 5 siswa (55%). Siswa masih banyak yang belum mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pem -belajaran matematika. Berdasarkan perolehan hasil pembelajaran tersebut ter- bukti bahwa pembelajaran matematika belum berhasil sehingga proses
pembela -jaran perlu
ditingkatkan kualitasnya. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran ternyata kurang mendukung untuk menciptakan pembelajaran yang diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
tradisi -onal
berkua -litas. Jadi matemati -ka agar
6
meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan ketrampilan guru. Untuk mengatasi masalah yang timbul di kelas III pada mata pelajaran matematika, maka salah satu alternatif pendekatan pem- belajaran yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SDN Kebogadung 02 Brebes sebagai sarana penelitian adalah pendekatan CTL. CTL membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan mengkaji
melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III pada materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Media CD Interaktif di SDN kebogadung 02 Jatibarang Brebes”
1.2 RUMUSAN MASALAH dan PEMECAHAN MASALAH 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan se -bagai berikut: (1) Apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan di SD Negeri Kebogadung 02 ?
7
(2) Apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran siswa kelas III pada materi pokok pecahan di SD Negeri Kebogadung 02? (3) Apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan di SD Negeri Kebogadung 02 ? 1.2.2
Pemecahan Masalah Untuk memecahkan permasalahan tersebut, dengan mengkaji latar bela -kang dan
uraian lain sebelumnya, maka fokus dalam penelitian ini adalah me - ningkatkan aktivitas hasil belajar siswa kelas III Semester II SD Negeri pada materi pokok pecahan melalui
Kebo gadung 02 Jatibarang Brebes
pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif
dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual (CTL) dengan menggunakan CD interaktif adalah: (1)
Mengembangkan pemikiran dengan cara bekerja menemukan sendiri, mengkontruksi sendiri pengetahuan, dan keterampilan barunya. Guru mengarahkan siswa dalam menemukan pecahan.
(2)
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan Inquiri. Guru membimbing siswa untuk mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang dipelajari
(3)
Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan melalui observasi dan memanipulasi alat peraga cd interaktif memahami masalah pecahan.
sehingga siswa dapat
8
(4)
Menciptakan masyarakat belajar dalam kelompok Guru membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar dalam
me- ngatasi
masalah (5)
Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran Guru membagikan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan
(6)
Melakukan refleksi diakhir pertemuan Guru melakukan refleksi terhadap pekerjaan siswa serta menyimpulkan isi materi yang telah diajarkan
(7)
Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai macam cara pen -dekatan kontekstual Guru mengevaluasi penyelidikan siswa dan proses yang mereka lakukan
1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika kelas III SDN Kebogadung 02 Jatibarang Brebes. 1.3.2 Tujuan Khusus (1)
Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif
di SD Negeri
Kebogadung 02 . (2)
Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika materi pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 .
9
(3)
Meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif
di SD Negeri
Kebogadung 02 . 1.4
MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan kon -tribusi
pada pengembangan matematika di SD . Selain itu dapat memberikan manfaat bagi : 1.4.1 Manfaat Bagi siswa (1)
Meningkatnya aktivitas siswa pada pembelajaran pecahan di SD Negeri Kebogadung 02 .
(2)
Meningkatnya hasil belajar matematika pada materi pecahan di kelas III SD Negeri Kebogadung 02.
1.4.2 Manfaat Bagi guru. (1)
Meningkatnya keterampilan dalam pembelajaran pecahan di kelas III
SD Negeri
Kebogadung 02. (2)
Tersedianya alternatif pendekatan dalam pembelajaran matematika
khusus -nya
pendidikan di kelas III SD Negeri Kebogadung 02. 1.4.3 Manfaat Bagi Sekolah Dengan menerapkan melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif mutu pembelajaran di sekolah dapat meningkat.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
KERANGKA TEORI
2.1.1
Pengertian Belajar Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai aliran filsafat yang dianutnya sebagai
berikut. Bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang sebagai berikut. Bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung da -lam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan keterampilan dan nilai
bahan perubahan
da -lam pengetahuan, pemahaman,
Perubahan itu bersifat
se -cara relatif kontan dan
berbekas.http://sulanan.susun-ampel.ac.id/?p=51 Belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah mengalami sesuatu yaitu menggunakan panca indra. Dengan kata lain bahwa belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintiasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu atau belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman ( Suprijono,Agus 2011:105-106) Morgan menyatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang berarti bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Dengan kata lain bahwa belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pri -badi seutuhnya, namun balajar dianggapnya properti sekolah dan belajar pengetahuan ( Suprijono,Agus 2011:105-108)
10
merupa- kan proses mendapatkan
11
Riyanto menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan ba- ru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa belajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubungkan pengetahuan atau il- mu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan de -ngan pengetahuan yang baru. Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses untuk mengubah kompetensi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat
meng hasilkan perbaikan keterampilan guru (Riyanto, Yatim
(http://sulanam.sunan-ampel.ac.id/?p=51. Rabu,01-09-2012, 23.00) Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
ling -kungan,
menggunakan panca indra, dan dianggapnya properti sekolah dan belajar juga merupakan proses mendapatkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru. 2.1.2
Hakekat Matematika Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif, ilmu tentang keteraturan, dan struktur yang
teror -ganisasi, mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.Hakekat matematika adalah
memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Setiap konsep matematika yang abstrak dan baru memahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakan siswa tersebut (http:shinobio.blogspot.com/2012/06/hakekat-matematika-di-sekolah.html. 2012.01.03 WIB)
Senin,02-1-
12
Matematika adalah sumber kehidupan. Pernyataan ini mungkin berlebihan dan terlalu mendramatisir sesuatu, tapi tidak bagi kehidupan besar ilmuwan ber -kaliber dunia bahkan yang paling berpengaruh seperti Sir Isaac Newton, Euklides, Leonhard Euler, sampai Cari Friedrich Gauss. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk , susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri (Mulyani,Sri 2011:13) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang keteraturan, dan memiliki objek tujuan abstrak, yang bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif dan sumber kehidupan. 2.1.2.1 Tujuan Tujuan pembelajaran matematika di SD BNSP (2008:44) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)
Memahami
konsep
matematika,
menjelaskan
keterkaitan
antar
konsep
dan
mengaplikasikan konep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah (2)
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi mate -matika dalam membuat generalisasi, menyusun pernyataan matematika.
bukti, atau menjelaskan
gagasan dan
13
(3)
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, me -rancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
(4)
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah.
(5)
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, pengertian dan minat dalam mempelajari mate -matika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Per -mendiknas nomor 22 tahun 2006). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembela -jaran
matematika adalah untuk mengajarkan konsep, penalaran dan pemecahan masalah kepada siswa, kemudian menyajikan data dan memberikan rangsangan keingintahuan kepada siswa dalam hal belajar. 2.1.2.2
Langkah Pembelajaran Matematika Di Sekolah dasar Heruman merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika SD dalam
mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisiensi, sesuai dengan kurikulum pada pola pikir siswa. Dalam mengajarkan matematika guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa menye -nangi pelajaran matematika. Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan pembi -naan keterampilan. Tujuan pembelajaran matematika di SD ini adalah agar sis -wa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari,Akan tetapi untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan
14
lingkungan siswa. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsepkonsep matema -tika,(Heruman 2010:3) (1)
Penanaman konsep dasar (penanaman konsep) yaitu pembelajaran konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yaitu dicirikan de -ngan kata mengenal. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkankemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam ke -giatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.
(2)
Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
Pemahaman
konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan lan -jutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan dari pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
(3)
Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan
ke -terampilan juga
terdiri dari dua pengertian. Pertama, meruapakan kelan -jutan dari pem belajaran penanaman konsep dari pemahaman konsep dalam satu pertemuan.
15
Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan
pada pertemuan
yang berbeda, tetapi masih merupakan lan- jutan dari nanaman konsep dan pemahaman konsep. Pada pertemuan ter -sebut, penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya,disemester atau kelas sebelumnya
(http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah-
langkah-pembelajaran-matematika_11.html. 13 Januari 2012 00.06 WIB) 2.1.2.4 Teori Belajar Bruner Bruner mengemukakan bahwa dalam belajar anak sebaiknya diberi ke -sempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga a -nak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat pada benda yang diperhatikannya. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak
di -hubungkan dengan
keterampilan intuitif yang telah melekat pada dirinya. http://8tunas8.wordpress.com/teoribelajar-mengajar-menurut-jerome-s-bruner/ Tiga tahapan dalam teori Jerome Bruner tentang perkembangan intelektual adalah: (1)
Enactif, dimana seseorang belajar tentang dunia melalui aksi-aksi terhadap objek.
(2)
Iconic, dimana pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambargambar.
(3)
Symbolic, yang menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah ya -ng abstrak. Bruner dalam Riyanto (2010:4) dalam metode penemuannya
mengung -kapkan
bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai
16
pengetahuan yang diperlukannya. “Menemukan” disini terutama adalah menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh karena itu, materi yang disajikan kepada siswa bukan dalam bentukakhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Guru harus lebih ba -nyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu (Suprijono, Agus.2011:30) Atas dasar uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika haruslah dimulai dari penjelasan materi secara konkrit terlebih anak sekolah dasar masih dalam tahapan berpikir
da -hulu, mengingat usia
operasio -nal konkrit. Hal tersebut
dimaksudkan agar siswa lebih mudah mengetahui dan
memahami tentang materi yang
diajarkan dengan menggunakan media pembela -jaran yang sesuai. Setelah dari tahapan berfikir konkrit selesai dikemudian dapat lanjutkan ke tahapan berfikir yang abstrak. Dengan demikian peneliti
melaksana- kan pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan CTL. 2.1.3 Pendekatan CTL Untuk beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan tek -nologi, pembelajaran matematika di SD perlu terus ditingkatkan kualitasnya. Kita melihat bahwa informasi yang diketahui oleh manusia setiap hari begitu beraneka ragam, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dengan demikian, kita harus memanfaatkan cara atau strategi tertentu untuk memperolehnya. Pembelajaran CTL atau Contextual Teaching and Learning merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki -nya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
17
da -lam masyarakat.Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mere -ka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka
sendiri dalam
lingkungan sosial dan budaya masyarakat (Suprijono, Agus 2011: 89-91) Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penera -pannya dalam kehidupan mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh
pe -ngetahuan dan keterampilan dari
konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat
(http://mamansherman. wordpress. com/2008/11/04/hello-world/) CTL
merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk
membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diapli -kasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan
yang
satu
kepermasalahan
lainnya
(http://abuhasanlpmppalu.wordpress.com/2013/02/12/pendekatan-ctl-cocok-dalamimplementasi-kurikulum-2013/)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Con-
textual Teaching and Learning (TCL)merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada
18
kurikulum KTSP, serta merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan. Siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke
siswa.
Strategi atau proses pembelajaran lebih diutamakan dari pada hasil dari pembelajaran.
2.1.4 Penerapan Pendekatan CTL di Kelas Pendekatan
Kontekstual
(CTL)
memiliki
tujuh
komponen
utama
yaitu
kontruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiri), bertanya (Questioning), masyarakat Belajar (Community Learning), Pemodelan (Modelling ), Refleksi (Reflection), Penilaian Otentik (Authebtic Assesment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut da -lam pembelajarannya. (1)
Kontruktivisme (Constructivisme) Merupakan landasan berpikir yang dipergunakan dalam pembelajaran kon -tekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi se -dikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Siswa perlu di biasakan untuk memecahkan masalah, menemukan Sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide–ide.
(2)
Menemukan (Inquiri)
19
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual harus ada penemuan suatu konsep atau pengetahuan baru dari proses yang dilakukan sendiri oleh siswa.Tahapan inquiry meliputi sebagai berikut : mengamati, menemukan dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan jawaban,
me -ngumpulkan data, menganalisa data, membuat
kesimpulan (3)
Bertanya (Questioning) ertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran kontekstual artinya dalam pembelajaran harus muncul banyak pertanyaan untuk menggiring
siswa dalam
menemukan konsep baru. Bertanya merupakan suatu kegiatan guru dalam mendorong, membimbing, dan menilai berfikir siswa. (4)
Masyarakat Belajar (Community Learning) Dalam pembelajaran kontekstual harus dapat diciptakan masyarakat belajar, dalam hal ini siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan
kerja- sama. Guru
disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen. (5)
Pemodelan (Modelling ) Dalam pembelajaran kontekstual harus ada contoh atau model yang dijadi -kan media dalam pembelajaran tersebut. Artinya sebuah pembelajaran pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru.
ke -terampilan atau
20
(6)
Refleksi (Reflection) Artinya bahwa konsep / pengetahuan yang telah ditemukan
dapat dire -flek sikan
(kebelakang maupun kedepan) agar memiliki makna dalam ke -hidupan siswa sendiri. (7)
Penilaian yang sebenarnya (Authebtic Assessment) Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Peneliti menerapkan pendekatan CTL dengan melibatkan tujuh komponen
pembelajaran efektif tersebut dalam kelas. Diharapkan kualitas pembelajaran
da- pat
meningkat dan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Langkah- langkah penerapan pendekatan CTL dalam kelas adalah sebagai berikut: (1) Kembangkan pemikiran dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan meng -konstruksi sendiri ketrampilan dan pengetahuannya, (2) Langkah sejauh mungkin kegiatan inquiri, (3) Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan cara bertanya, (4) Citakan masyarakat belajar, kerja kelompok, (5) Hadirkan model dalam
con -toh pembelajaran, (6) Lakukan refleksi diakhir pertemuan
(Panitia sertivikasi,2011.Sertivikasi Guru Sekolah Dasar.Semarang:UNNES) 2.1.5 Kualitas Pembelajaran Mendengar istilah kualitas, pemikiran tertuju pada suatu benda atau ke- adaan yang baik. Menurut Glaser dalam Uno Hamzah (2010:153) kualitas lebih mengarah pada suatu yang baik. Sedangkan pembelajaran adalah upaya
mem -belajarkan siswa. Jadi
membicarakan kualitas pembelajaran artinya berjalan de -ngan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Agar pelaksanaan
pembela -jaran berjalan dengan baik dan
menghasilkan luaran yang baik, maka peningkatan kualitas pembelajaran memperoleh tempat
21
yang amat penting. Peningkatan kua -litas pembelajaran di sekolah merupakan perwujudan yang
mendukung
upaya
perbaikan
pengelolaan
pendidikan.
Peningkatan
kualitas
pembelajaran dapat dili -hat dari kualitas perilaku pembelajaran guru (teacher’s behavior), perilaku belajar siswa (student’s behavior), iklim pembelajaran (learning climate), materi pem -belajaran, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran di sekolah (Depdiknas,2005). Diantara indikator-indikator tersebut peneliti fokuskan pada perilaku pembelajaran guru (keterampilan
guru)
dan
perilaku
belajar
siswa
(http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html) Kualitas perilaku pembelajaran guru dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: (1) Kemampuan guru dalam membangun perspepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar; (2) Penguasaan ilmu yang luas dan mendalam serta mampu memilih, menata, mengemas, dan menyajikan materi sesuai kebutuhan siswa; (3) Kemampuan memahami keunikan setiap siswa dengan segenap kelebihan dan kekurangannya; (4) Kemampuan memahami lingkungan keluarga, sosial budaya, dankemajemukan masyarakat tempat kehidupan siswa; (5) kemampuan mengolah pembelajaran yang mendidik berorientasi pada siswa yang tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi siswa; (6) Kemampuan mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan secara berkelanjuatan (http://tlingus.wordpress.com/2009/12/03/peranguru-dalam-pelaksanaan-pembelajaran-dan-manajemen-kelas/) Kualitas perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kemampuan mereka. Antara lain: (1) Kemampuan memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar; (2) Kemampuan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan; (3) Kemampuan memperluas dan memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh; (4)
22
Kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya secara bermakna; (5) Kemampuan membangun kebiasaan berfikir, bersikap, dan bekerja produktif. Keterampilan guru dan aktivitas siswa memegang peranan penting dalam mencapai pembelajaran yang berkualitas. Atas uraian tersebut maka peneliti ini di fokuskan pada keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembela -jaran yang selanjutnya berdampak pada hasil belajar siswa (http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikatkualitas-pembelajaran.html. Jumat)
2.1.6 Keterampilan Dasar Mengajar guru Menurut Rusman (2011:80) keterampilan dasar mengajar guru secara
aplikasi
indikatornya dikelompokan menjadi sembilan yaitu: keterampilan mem -buka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
kete- rampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membim- bing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan pem -belajaran perseorangan, dan keterampilan menutup pelajaran.Berikut uraian ke -terampilan dasar mengajar guru: (1)
Keterampilan membuka pelajaran. Komponen keterampilan membuka pelajaran dalam Winataputra (2003:85) yaitu menarik perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acuan, dan mem- buat kaitan. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Rusman (2011:81) menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan ada- lah: menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses mengaitkan pengetahuan
pembelajaran, melakukan apersepsi yaitu
sebe -lumnya dengan materi yang akan dipelajari,
23
menjelaskan tujuan
pembela -jaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP. (2)
Keterampilan Bertanya Menurut Winataputra (2003:24) pada dasarnya keterampilan bertanya dike- lompokan menjadi dua yaitu keterampilan bertanya dasar yaitu (a) penga -juan pertanyaan secara jelas dan singkat, (b) pemberian acuan, (c) pemu -satan, (d) pemindahan giliran, (e) penyebaran, (f) pemberian waktu berpikir, (g) pemberian tuntunan. dan keterampilan bertanya lanjut terdiri dari, (a)
pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab
pertanyaan, (b) pengaturan urutan bertanya, (c) penggunaan pertanyaan pelacak, (d) peningkatan terjadinya interaksi. (3)
Keterampilan Memberi Penguatan Teknik pemberian penguatan dalam pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang di -nyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu dan lain-lain, dalam Darmadi Hamid (2009:2)
(4)
Keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi tiga yaitu: (a) variasi gaya mengajar, (b) variasi pola interaksi dan kegiatan, (c) variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat atau bahan yang dapat di dengar, dilihat dan dimanipulasi.
(5)
Keterampilan menjelaskan di bagi menjadi dua kelompok yaitu (a) merencanakan materi penjelasan yang mencakup menganalisis masalah, menentukan hubungan, serta menggunakan oknum, rumus dan generalisasi yang sesuai, (b) menyajikan penjelasan, yang mencakup kejelasan, penggunaan contoh, pemberian tekanan dan balikan.
24
(6)
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, komponen-komponen yang dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok, dalam Rusman (2011:89) yaitu: (a) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, (b) memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman, (c) menganalisis pandangan siswa, (d) meningkatkan urunan siswa, (e) memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, (f) menutup diskusi.
(7)
Keterampilan mengelola kelas yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, keterampilan yang berhubungan pengembalian kondisi belajar yang optimal, menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
(8)
Keterampilan pembelajaran perorangan adalah keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
(9)
Keterampilan menutup pelajaran adalah dapat dilakukan dengan merang -kum inti pelajaran
dan
membuat
ringkasan.
Membuat
tanya
jawab
secara
lisan,
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasi ide baru, menyatakan pendapat tentang
masalah
yang
dibahas,
memberikan
soal-soal
tertulis
(http://www.slideshare.net/YandraHelira/8-keterampilan-dasar-mengajar-guruprofesional) 2.1.7 Pengertian Media Dari ketiga pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah pengantar sumber pesan berupa alat–alat tulis grafis atau elektronis untuk menyalurkan pesan dari
25
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa.
2.1.8 CD Interaktif CD Interaktif adalah merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan
tu- juan aplikasi
interaktif di dalamnya. CD ROM merupakan satu-satunya dan pro -gram dalam CD ( http://pengertian-interaktif.blogspot.com/) Kelebihan CD Interaktif adalah sebagai Media Pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari media konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai dengan media modern audio visual berupa kaset tape, VCD (Video Compact Disk), maupun alat modern lainnya. Dengan beragam media tersebut, maka suatu sistem pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana me- nyenangkan mutlak diperlukan. Oleh karena itu tidak salah jika CD Interaktif me- rupakan salah satu alternatif media yang dapat menjawab kebutuhan tersebut. Menurut praktisi media Augus Savara dalam program e-Lifestyle Metro TV, Sabtu 9 Agustus 2003, kelebihan CD Interaktif antara lain: (1)
Kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunanya bisa berinteraksi dengan komputer adalah bahwa dalam CD Interaktif terdapat menu-menu khusus yang dapat diklik oleh user untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh pengguna.
26
(2)
Kemudian kedua adalah menambah pengetahuan. Pengetahuan di sini ada -lah materi pembelajaran yang dirancang kemudahannya dalam CD Interaktif bagi pengguna.
(3)
Kelebihan ketiga adalah tampilan audio visual yang menarik. Menarik di sini tentu saja jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua dimensi lainnya. Kemenarikan di sini utamanya karena sis -tem interaksi yang tidak dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektroniklain
(http://edyawml.
wordpress.com/ 2011/06 / 23/kelebihan-dan-kelemahan-cd-pembelajaran/) Keunggulan CD Interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang di -sampaikan dengan kelebihannya menarik indera dan menarik minat, karena me -rupakan gabungan antara pandangan, suara dan gerakan (Suyanto:18). Di Indo -nesia banyak sekali dijual CD Interaktif. CD tersebut ada yang buatan asing dan ada pula yang buatan lokal atau dalam negeri. Ada CD Interaktif untuk anak-nak balita, yang tujuannya merangsang aspek kognitif anak, ada juga untuk pelajar SD, yang isinya antara lain mengenal huruf, belajar membaca dan berhitung dan yang berisi aneka gambar tubuh manusia (Tim Metro TV, 2004:22) . ( http:// edyawm1.wordpress.com/2011/06/23/kelebihan-dan-kelemahan-cd-pembelajaran/) Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi interaktif di -dalamnya merupakan satu-satunya program dalam CD atau mempunyai kelebihan yang tajam terdapat menu-menu khusus juga menambah pengetahuan serta tam -pilan audio visual menarik yang bisa belajar membaca, berhitung yang berisi ane- ka gambar sehingga dapat merangsang aspek kognitif anak.
27
2.1.9 Karakteristik Siswa SD Karakteristik siswa SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menurut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembe -lajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hen -daknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya di acak antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan
seperti pen -didikan jasmani atau Seni Budaya (http:// evie 4210. blogspot.com/) Siswa SD berusia 7 tahun sampai dengan 12 tahun menurut teori perkem -bangan intelektual Piaget dalam Muchtar A.Karim,dkk (1997:20-21), siswa ber- ada pada tahap operasional konkret. Selama tahap siswa mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan
model-model ide abstrak. Di
Indonesia, kisaran usia anak sekolah dasar berada di antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun dan pada kelompok kelas 9 atau 10 tahun sampai 12 tahun, menurut Witherington (1952) yang dikembangkan sikap indi -vidualis sebagai tahap lanjut dari usia 6–9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada anak atau siswi berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah sekolah memiiki tanggung jawab untuk menanggulanginya. Sekolah terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa
seba -gai tempat
memi -liki tugas dalam
membantu perkembangan anak sekolah. Menurut Makmum, (1995:68) tugas perkembangan anak diantaranya adalah :
28
a)
Mengembangkan konsep–konsep yang perlu dibagi kehidupan sehari–hari.
b)
Mengembangkan kata hati , moralitas dan suatu skala, nilai–nilai
c)
Mencapai kebebasan pribadi
d)
Mengembangkan sikap–sikap terhadap kelompok–kelompok dan institusi sosial.( http://evie4210.blogspot.com/) Dari kesimpulan para ahli bahwa pada dasarnya
karakteristik siswa SD adalah
senang bermain sehingga dapat mengembangkan konsep dengan meng -gunakan bendabenda konkret, mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai serta dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan masyarakat atau kelompoknya. 2.1.10 Aktivitas Siswa Menurut Supriyati dalam Hamalik (2004:4) aktivitas artinya kegiatan, jadi segala sesuatu yang dilakukan oleh orang yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan suatu aktifitas. Menurut Tri Anni (2004:4). Aktifitas belajar akan ter -jadi pada diri kita apabila terdapat interaksi antara situasi simulasi dengan isi me -mori sehingga perilaku berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi simulasi tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajaran itu menunjukan
bahwa pembelajaran telah melakukan aktivitas belajar.
Menurut Soemanto dalam Saputri Ayu Dona (2006:107). Bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan dan peri -laku siswa yang selama proses pembelajaran berlangsung, dan situasi ini akan menentukan tindakan terhadap belajar yang dipilih oleh beberapa aktifitas belajar siswa dalam beberapa situasi yaitu: (1)
Mendengarkan yaitu dalam proses belajar mengajar disekolah sering adanya ceramah dari seorang guru. Tugas belajar siswa adalah mendengarkan dari tindakan-tindakan tertentu untuk mencapai tujuan belajar .
29
(2)
Memandang atau melihat adalah member kesempatan bagi seseorang untuk belajar dari lingkungan
kita ini merupakan obyek yang member kesempatan untuk belajar
memandang atau melihat dengan tindakan tertentu untuk
mencapai tujuan yang
mengakibatkan perkembangan dari kita, maka dalam hal demikian kita sudah belajar. (3)
Menulis atau mencatat adalah belajar. Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang memahami dan
memanfaat -kan informasi bagi
perkembangan pribadi kita, sera menggunakan tindakan tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapian tujuan belajar. (4)
Membaca adalah untuk keperluan
harus pula menggunakan tindakan
de -ngan
memulai memperhatikan judul bab, topic utama dengan berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan. (5)
Membuat ringkasan adalah untuk membantu kita mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.
(6)
Mengingat adalah aktifitas yang didasari atau kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar termasuk aktifitas anak dalam belajar.
(7)
Berpikir adalah orang memperoleh penemuan baru, setidaknya orang men -jadi tau tentang hubungan antar sesuatu.
(8)
Latihan atau praktek adalah membantu siswa untuk lebih lama mengingat materi atau pelajaran yang telah disampaikan (http://badriyadi.wordpress.com/proposal-penelitian/aktivitas-siswa/)
30
2.1.11 Hasil Belajar 2.1.11.1 Pengertian hasil belajar Hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
melakukan aktif belajar. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku ter -sebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar Catharina Tri Anni (2004:4). Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang yang berupa tingkah laku baru setelah orang itu melakukan kegiatan belajar. Menurut Anni (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar. Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah
ke -mampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya (Suprijono Agus.2011:5-7) Menurut Poerwadarminta dalam Anjangsari (2005:9) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang diperoleh seseorang setelah mengajarkan se -suatu yang tertentu atau tinggi rendahnya hasil yang dicapai seseorang dari suatu kegiatan yang dapat di ukur dengan alat ukur tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku setelah melakukan aktivitas belajar atau kemampuan yang di -miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya sehingga hasil yang di -capai seseorang dari suatu kegi atan yang dapat di ukur dengan alat ukur tertentu. 2.1.11.2 Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
31
Menurut Slameto (2005:54), hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor intern) maupun faktor dari luar (ekstern) terdiri dari: Faktor jasmaniah, misalnya faktor kesehatan dan cacat tubuh. (2) faktor psikologi , seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kelelahan. Faktor
ekstern terdiri dari : (1) faktor keluarga, misalnya orang tua cara mendidik anaknya, keadaan ekonomi keluarga, perhatian dan pengertian kedua orang tua dan latar belakang kebudayaan. (2) Faktor sekolah : misal cara metode guru mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan metode balajar.Faktor masya -rakat : misal kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan bermasyarakat (Suprijono, Agus.2011:11) Menurut para ahli diatas bahwa hasil belajar merupakan hasil yang inte- raksi dari faktor jasmaniah, psikologi yang mempunyai latar belakang kebuda -yaan yang disiplin di keluarga maupun di sekolah dalam bentuk berkehidupan bermasyarakat. 2.1.12 Keterampilan Guru Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru dinyatan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompe- tensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keterampilan guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama yang lain berhubungan dan saling me -ndukung. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
32
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Profesi yang dimaksud meliputi de 1)
l apan keterampilan dasar mengajar (Usman 1995 : 74-103) yang meliputi :
Keterampilan bertanya Keterampilan bertanya merupakan cara guru dalam ucapan verbal yang meminta
respon dari siswanya. Respon tersebut dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Dengan kata lain,
keterampilan bertanya merupakan
sitimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir siswa. 2)
Keterampilan memberi penguatan Keterampilan memberi penguatan diartikan dengan tingkah laku guru
merespon secara positif baik yang bersifat verbal ataupun nonverbal yang
da- lam
m erupakan
modivikasi suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. 3)
Keterampilan menggunakan variasi Keterampilan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru da -lam kontek
proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukan ketekunan, ke -antusiasan, serta berperan secara aktif. 4)
Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan berarti menyajikan infromasi lisan yang dior -ganisasikan
dengan tujuan menujukan hubungan. Penekanan memberikan penje -lasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi.
33
5)
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar terpusat ke -pada apa yang akan dipelajari. Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gam -baran tentang apa yang telah pelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. 6)
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur
dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai infromasi atau pengalaman,
me -ngambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah. 7)
Keterampilan mengolah kelas Keterampilan mengolah kelas merupakan ketrampilan guru untuk men -ciptakan dan
memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi jika terjadi
ganguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remdial. 8)
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan
guru dalam kontek belajar-mengajar yang hanya melayani 3 - 8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Pada dasarnya
ben -tuk pengajaran ini dapat
dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
34
2.1.13 Materi Pecahan Standar kompetensi memahami pecahan sederhana dan menggunaannya dalam pemecahan sederhana. Kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana, membandingkan pecahan sederhana. Alokasi waktu 2jp x 35 menit. Sesuai dengan pengembangan Silabus kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2012–2013 mata pelajaran matematika materi pokok pecahan sederhana merupakan materi kelas III Semester II. Pecahan merupakan melambangkan perbandingan yang sama dari
suatu benda terhadap keseluruhan benda
tersebut. Pernyataan tersebut adalah suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama
a dimana a dan b bi -langan bulat, b ≠ 0, a disebut pembilang dan b disebut penyebut. b Adapun sub materi pokok pecahan untuk penelitian meliputi: a.
Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya. Contoh I.
Gambar 1. Balok Kayu
3 atau ditulis tiga perlima. 5 Jawab : Pecahan
3 atau tiga perlima 5
Contoh 2.
Gambar 2. Balok Kayu. Pada gambar tersebut menunjukan nilai pecahan ....
35
Jawab : Jadi pada gambar diatas menunjukan pecahan
2 atau dua perenam. 6
b. Membilang pecahan dengan kata–kata.
(1) Pecahan
(2) Pecahan
c.
5 dapat ditulis dengan kata–kata lima perdelapan. 8 2 dapat di tulis dengan kata–kata dua perlima. 5
Membuktikan pecahan dengan lambang pecahan. Contoh : (1) Buktikan pecahan tiga perenam dapat ditulis dengan lambang
3 6
(2) Buktikan pecahan tujuh perdelapan dapat di tulis dengan lambang d.
7 8
Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama. Untuk menjumlahkan pecahan
berpenyebut tidak sama, harus menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu dengan KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) Contoh: (1)
6 1 + = ..... 7 3 = (
=
(2)
2
KPK 7 dan 3 = 21, maka
6 3 1 7 x ) + ( x ) 7 3 3 7
18 7 25 4 + = = 1 21 21 21 21 1 3 + = ..... 4 6
KPK 4 dan 6 = 12, maka
6 1 + 7 3
2
1 3 + 4 6
36
=(
(3)
9 3 3 2 x ) +( x ) 4 3 6 2
=
27 6 33 9 3 + = = 2 = 2 12 12 12 12 4
1
2 1 + 3 = .... 5 3
= 1+ 2 + (
= 3+
e.
KPK 5 dan 3 = 15, maka 1
2 1 +3 5 3
2 3 1 5 x )+( x ) 5 3 3 5
6 5 11 + = 3 15 15 15
Menjumlahkan pecahan berpenyebut sama Contoh:
f.
2 2+3 5 3 + = = = 1 5 5 5 5
(1)
2 5
(2)
1
1 4 + = ... 6 6
1
1 4 1+ 4 5 = 1 + = 1+ 6 6 6 6
(3)
2
1 2 + 2 = .... 3 3
2
1 2 1+ 2 3 + 2 = 1+4+ = 6 3 3 8 8
+
2 = .... 5
Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama Untuk mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama, harus menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu dengan KPK 1.
4 1 4 3 1 7 12 7 5 =( x ) -( x )= = 7 3 7 3 3 7 21 21 21
2.
5 2 = 6 3
g.
Mengurangkan pecahan berpenyebut sama
5 6
-
4 6
=
1 6
37
1.
5 1 = ..... 6 6
5 1 5 −1 4 = = 6 6 6 6
2.
4 1 = ..... . 7 7
4 1 7 −1 6 = = 7 7 7 7
3.
2
1 3 - = ..... 6 6
2
= 1 h.
13 3 13 − 7 10 = = 6 6 6 6
1 3 = 6 6 4 2 = 1 6 3
Menjumlahkan arti perbandingan. Pecahan sebenarnya adalah sebagai perbandingan banyak benda dari suatu kumpulan dengan banyak benda dari kumpulan lain. Perbandingan dapat dinyatakan sebagai pecahan. Contoh: 1. Perbandingan 3:4 sama dengan pecahan
1.
Pecahan
3 4
4 sama dengan perbandingan 4:5 5
Perbandingan harus ditulis dalam bentuk yang paling sederhana. Contoh: 1.
Jumlah ayam jantan 15 ekor dan ayam betina 25 ekor
•
Perbandingan ayam jantan dan ayam betina = 15:25=3:5
•
Perbandingan ayam jantan dan seluruh ayam =15:40=3:8
•
Perbandingan ayam betina dan seluruh ayam =25:40=5:8
2.
Perbandingan A dan B = 6 : 5 Dari perbandingan diatas dapat di buat perbandingan lain:
38
•
Perbandingan A dengan jumlah AB = A : ( A+B ) atau
A 6 6 = = atau A + B 6 + 5 11
6 : 11 •
Perbandingan A dengan selisih AB = A : ( A - B ) atau
6 6−5 •
6 1
=
=
5 11
=
=
5 1
=
A = A+ B
5 : 11
Perbandingan B dengan selisih AB = B ( A-B ) atau
5 6−5
=
6 : 11
Perbandingan B dengan jumlah AB = B : ( A + B ) atau
5 6+5 •
=
A A− B
B A− B
=
5:1
2.2 Kajian Empiris Penelitian ini di dasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain: hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristiana,Yuni.2011.perbaikan pembelajaran melalui PTK mata pelajaran matematika kelas III SD semester II.Brebes:Kristiana,Yuni. Peningkatan Penggunaan Alat Peraga Untuk Membantu Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Pebatan 01 Semester II Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Pada mata Pelajaran Matematika Dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan Arti Pecahan dan Urutannya”. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan skor rata-rata kelas dari 6,29 pada siklus I menjadi 7,45 pada siklus II. Meskipun ketuntasan belajar belum memenuhi tuntunan kurikulum yaitu minimal 85% tetapi ketuntasan belajar
39
siswa juga meningkat dari 52,94% pada siklus I menjadi 79,41% pada siklus II. Rerata tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan adalah 43,29 yang tergolong sangat positif. Selama pembelajaran terlihat yaitu siswa tampak senang mengikuti pembelajaran. Siswa berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan pendapat. Saran yang diperoleh peneliti ini adalah guru sebaiknya menggunakan langkah-langkah CTL agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa aktif. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh Anityas,dian.2012:skripsi S1.Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Janegara Pada Materi Pokok Pecahan.Anityas,dian. Sebagai Implementasi Pendekatan CTL” menunjukan bahwa hasil belajar siswa SD Kelas III SD Negeri I Brebes meningkat. Hal ini ditunjukan pada siklus I siswa mencapai nilai rata-rata kelas minimal 6,27, sedangkan ketuntasan belajarnya adalah 50%. Siklus II mencapai nilai rata-rata kelas 7,2 dan ketuntasan belajarnya adalah 78,5%. Berdasarkan hasil belajar siswa diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Janegara pada pokok bahasan pecahan. Saran yang diberikan peneliti yaitu sebaiknya metode kontekstual digunakan dalam latihan pecahan karena mempermudah dalam pembelajaran. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana,Anita.2012. Peningkatan Prestasi Belajar
Matematika melalui Pendekatan CTL pada kelas IV SDN Wanasari
I.Brebes.Nana,Anita,mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL dapat meningkat prestasi belajar siswa dan mengembangkan keterampilan proses untuk siswa. Hal ini dibuktikan dari nilai hasil evaluasi menunjukan adanya peningkatan prestasi dari pre test ke siklus I pertemuan I 21,27%. Dari siklus I pertemuan I ke pertemuan II naik 29,8%. Dari siklus I pertemuan II ke siklus II pertemuan I naik 2,14%. Dari siklus II
40
pertemuan I ke pertemuan II naik 10,64%, sehingga dapat disimpulkan dengan pendekatan CTL siswa dapat lulus menjadi 100%. Berdasarkan penelitian tersebut saran yang diberikan yaitu dalam mengatasi kesulitan pembelajaran matematika SD kelas rendah guru dapat menggunakan berbagai bahan manipulatif. 2.3 Kerangka Berpikir Permasalahan yanag dihadapi dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas III 63% belum mencapai standar ketuntasan nilai dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 65. Permasalahan tersebut dikarenakan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru belum dapat memenuhi kebutuhan siswa, pembelajaran masih berpusat pada guru belum mengaktifkan siswa, guru jarang menggunakan diskusi kelompok, guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dekat dengan lingkungan kehidupan nyata, dan media pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Hasil belajar adalah cermin dari kualitas kegiatan pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan beberapa hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga proses sampai dengan hasil dapat dicapai maksimal. Melalui pendekatan CTL dengan CD Interaktif yang pengajarannya dise -suaikan dengan persoalan dalam dunia nyata siswa, diharapkan pembelajaran ter -sebut menjadi bermakna bagi siswa, dengan demikian mereka aktif terlibat dalam pembelajaran dan pada akhirnya hasil belajar mereka meningkat. Untuk
men -dukung proses pembelajaran yang
mengaktifkan siswa tersebut diperlukan suatu keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
41
Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai berikut:
Siswa ¾ Kurang aktif belajar ¾ Pembelajaran tidak menarik / kurang bermutu
Proses Belajar Mengajar ¾ Pembelajaran berpusat pada guru ¾ Penggunaan media yang kurang optimal
Hasil belajar siswa rendah tidak sesuai dengan harapan Guru ¾ Pemilihan strategi pembelajaran kurang tepat
Pendekatan Kontekstual (CTL) dengan CD Interaktif
¾ Aktivitas siswa pada materi pokok pecahan dapat meningkat ¾ Hasil belajar siswa pada materi pokok pecahan dapat ditingkatkan ¾ Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dapat meningkat
42
Gambar. I. Kerangka Berpikir
2.4 HipotesisTindakan Melalui penerapan pendekatan kontekstual (TCL), dengan menggunakan CD Interaktif maka : (1)
Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi pecahan matematika di kelas III dapat ditingkatkan.
(2)
Keterampilan guru dalam pembelajaran pecahan dapat ditingkatkan.
(3)
Hasil belajar siswa pada materi pecahan matematika dapat meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN dan PENELITIAN Penelitian direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan, 1 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes formatif. Si -klus II terdiri dari 2 pertemuan, 1 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan di gunakan untuk tes formatif. Setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Secara garis besar tehapan siklus dapat dijelaskan dengan skema sebagaimana gambar 2 berikut. Perencanaan
Tindakan
Refleksi
Gambar 2. Skema Tahapan siklus 3.1.1 Perencanaan Dalam tahap perencanaan meliputi sebagai berikut: (1)
Menemukan daftar permasalahan pembelajaran di kelas
(2)
Menetapkan fokus masalah yang akan diperbaiki
43
Observasi
44
(3)
Menetapkan alternatif tindakan untuk pemecahan masalah
(4)
Merencanakan pembelajaran berbasis CTL yang akan diterapkan dalam KBM
(5)
Menyusun silabus sesuai dengan pembelajaran yang direncanakan
(6)
Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL
(7)
Menyiapkan alat peraga CD Interaktif, media pembelajaran, dan sumber belajar
(8)
Menyiapkan alat evaluasi tes tertulis, dan lembar kerja siswa
(9)
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan ketrampilan guru
3.1.2
Pelaksanaan Tindakan Menurut Arikunto pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan didalam kancah yaitu mengenakan tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan ini merupakan penerapan tindakan yang mengacu pada skenario tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Siklus pertemuan pertama dilaksanakan dengan penerapan CTL, siklus pertama per -temuan kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik dalam siklus pertama pertemuan pertama. Siklus kedua dilaksanakan untuk mem- perbaiki siklus pertama (http://ebookbrowse.com/prosedur-pelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas-arikunto-pdfd345873310) Apabila dalam siklus pertama belum bisa mencapai indikator keberhasilan, maka akan dilakukan tindakan siklus kedua pertemuan pertama, tetapi apabila da- lam siklus kedua pertemuan pertama belum mencapai indikator keberhasilan, maka dilakukan dengan siklus
45
kedua pertemuan kedua, tetapi apabila pada siklus kedua pertemuan kedua sudah mencapai indikator keberhasilan, maka sudah se- lesai melakukan tindakannya. 3.1.3
Observasi Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan
fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan teman
sejawat untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL (http://selvio74.wordpress.com/2012/01/25/teknik-pengumpulandata/) 3.1.4 Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa, hasil belajar siswa,
kompetensi guru, apakah sudah
efektif dengan melihat keterampilan dalam indikator keberhasilan pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang tampak dalam pelaksanaan siklus pertama. Setelah itu mem- buat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya (http.lintasberita.com/lifestyle/pendidikan/pengertianrefleksi-definisi)
3.2
PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN
3.2.1 Perencanaan Siklus I (1)
Mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mengembangkan masalah.
(2)
Merancang rencana pembelajaran sesuai materi pada pelaksanaan siklus I
pemecahan
46
(3)
Merancang alat peraga (membuat cd interaktif), bahan, dan lembar kegiatan siswa
(4)
Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa kompetensi pengajar
(5)
Menyusun tes formatif I
3.2.2 Tahap Pelaksanaan tindakan a). Kegiatan Awal (5 menit) (1)
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga cd interaktif
(2)
Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
(3)
Mengajukan beberapa materi minggu yang lalu
(4)
Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I
b). Kegiatan Inti (20 menit) (1)
Guru menyajikan gambar pecahan yang di bagi beberapa bagian (eksplorasi)
(2)
Guru menuliskan lambang pecahan
(3)
Guru membilang pecahan dengan kata-kata
(4)
Guru
memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kontekstual
dan
berkolaboratif (elaborasi) (5)
Guru memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
(6)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
(7)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan
c). Kegiatan akhir (25 menit) (1)
Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
47
(2)
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang dipahami, guru menjawab
(3)
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
(4)
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
(5)
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
3.2.3 (1)
Observasi Melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam pem -belajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif.
(2)
Melaksanakan pengamatan terhadap hasil belajar siswa dalam
pembela- jaran
matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif. (3)
Melaksanakan
pengamatan
terhadap
kompetensi
guru
dalam
mengelola
pembelajaran matematika materi pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan CD Interaktif 3.2.4
Refleksi
(1)
Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I
(2)
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus I
(3)
Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I
(4)
Merencanakan tindakan lanjut pada siklus 2.
3.2.2 3.2.2.1 (1)
Siklus 2 Perencanaan Siklus I I Mengidentifikasi
masalah,
mendiagnosis
masalah,
dan
mengembangkan
pemecahan masalah. (2)
Merancang rencana pembelajaran sesuai materi pada pelaksanaan siklus I
(3)
Merancang alat peraga (membuat cd interaktif), bahan, dan lembar ke -giatan siswa
48
(4)
Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa kompetensi pengajar
(5)
Menyusun tes formatif I
3.2.2.2
Tahap Pelaksanaan tindakan
a). Kegiatan Awal (5 menit) (1)
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga cd interaktif
(2)
Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
(3)
Mengajukan beberapa materi minggu yang lalu
(4)
Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I
b). Kegiatan Inti (20 menit) (1)
Guru menyajikan gambar pecahan yang di bagi beberapa bagian (eksplorasi)
(2)
Guru menuliskan lambang pecahan
(3)
Guru membilang pecahan dengan kata-kata
(4)
Guru
memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kontekstual
dan
berkolaboratif (elaborasi) (5)
Guru memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
(6)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
(7)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan
c). Kegiatan akhir (25 menit) (1)
Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
(2)
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang dipahami, guru menjawab.
49
(3)
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
(4)
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
(5)
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
3.2.2.3 (1)
Observasi Melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif.
(2)
Melaksanakan pengamatan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif.
(3)
Melaksanakan
pengamatan
terhadap
kompetensi
guru
dalam
mengelola
pembelajaran matematika materi pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan CD Interaktif 3.2.2.4
Refleksi
(1)
Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus 2.
(2)
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus 2.
(3)
Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 2.
(4)
Menentukan untuk melanjutkan atau menghentikan pelaksanaan siklus.
3.3 SUBJEK PENELITIAN Subjek yang diteliti adalah siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes sebanyak sembilan siswa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 5 siswa dan empat terdiri dari siswa perempuan. 3.4 TEMPAT PENELITIAN
50
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kebogadung 02 yang beralamat- kan di jalan raya Kebogadung timur.
3.5
VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Aktivitas belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan Kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02
(2)
Hasil belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan meng -gunakan pendekatan Kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02
(3)
Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran matematika materi
po -kok
pecahan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 3.6 JENIS DATA DAN SUMBER DATA 3.6.1 Jenis Data (1) Data Kuantitatif Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar siswa berupa hasil
eva -luasi
testertulis yang diperoleh siswa. (2) Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui obsevasi yaitu untuk mengungkap keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan performansi guru untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran.
51
3.6.2
Sumber Data Sumber data dalam penelitian mencakup guru, siswa, data dokumen, catatan
lapangan: a.
Guru Data yang diperoleh dari guru melalui pengamatan yang dilakukan oleh kola- borator terhadap pendekatan kontekstual dengan media CD interaktif yang diterapkan ketika pembelajaran pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II.
b.
Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh
secara sistimatik
selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ke dua dan hasil evaluasi. c.
Data Dokumen Sumber data dokumen berupa daftar nilai siswa dan dokumentasi siklus.
d.
Catatan Lapangan, Sumber data yang berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data kompetensi guru dan aktivitas siswa.
3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes, pengamatan (observasi), dokumentasi, dan catatan lapangan. Keempat teknik tersebut diuraikan sebagai berikut:
52
3.7.1 Teknik Tes Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh in -formasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
sese -orang, dengan
suatu dekripsi kuantitatif
tentang aspek yang diteliti (Eko Susanto,2008). http://www.tuanguru.com/2012/01/tekniktes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html Tes hasil belajar (Achievement Test) yaitu tes yang mengukur apa yang te- lah dipelajari pada berbagai bidang stud. Jenis data yang dapat diambil menggu -nakan tes hasil belajar ini adalah taraf prestasi dalam belajar. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
hasil belajar siswa melalui pendekatan
kon -tekstual pada mata pelajaran
matematika. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus. 3.7.2 Teknik Pengamatan (Observasi) Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung proses
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan
(htt://wawan.junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian.observasi-dan-kedudukan.html)
3.7.3 Teknik Dokumentasi
CTL.
53
Menurut Arikunto dokumen digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar, majalah, pra -sasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kompetensi guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pen -dekatan kontekstual. 3.7.4 Teknik Catatan Lapangan Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat segala peristiwa penting yang terjadi sehubungan dengan tindakan guru selama kegiatan pembelajaran. Catatan lapangan tersebut bertujuan untuk melihat tindakan, membantu peneliti apabila menemui kesulitan, dan sebagai solusi untuk memecahkan masalah agar dapat melakukan refleksi. 3.8 TEKNIK ANALISA DATA Adapun analisa data dalam penulisan ini menggunakan teknik analisa data kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut : 3.8.1 Teknik analisa data Kuantitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar pada aspek kognitif, dianalisis meng- gunakan teknik analis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Adapun penyajian data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk presentase dengan
meng -gunakan rumus sebagai
berikut: (1)
Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa adalah : N A = x Bobot Soal
54
s
M
= Skor Maksimal
Keterangan : S P = Skor Perolehan
s
M
= Skor Maksimal
Bobot Soal = Bobot Soal Keseluruhan (2)
Untuk Menentukan Rata-rata kelas : NR =
∑N A SA
Keterangan : N R = Nilai Rata – rata N A = Nilai Akhir S N = Jumlah Nilai (Andrijati,Noening,2007:16) Hasil perhitungan kemudian dianalisis dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokan dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel I Ketuntasan Klasikal
Kriteria Ketuntasan
Kualifikasi
Hasil Belajar ≥ 60
Tuntas Tidak Tuntas
Hasil Belajar < 60
( KKM Matematika Kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes )
55
3.8.2 Teknik Analisa data Kualitatif Analisa data kualitatif dilakukan dengan cara : 3.8.2.1
Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan data. Selama pengum -pulan data
berlangsung, tahapan selanjutnya membuat ringkasan , mengkode, menelusur tema. Reduksi inilah yang menajamkan, menggolongkan, mengarah -kan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sehingga dapat ditarik kesimpulan. 3.8.2.2 Penyajian Data Penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tabel dan bagan. 3.8.3
Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data
adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun
kembali di lapangan untuk
mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan semen -tara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki ketetapan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian. Setelah langkah tersebut dilakukan kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai berikut : R
= Skor terendah
T
= Skor tertinggi
N
= Banyaknya skor
56
N
= (T-R) + 1
Q 1 = kuartil pertama
Letak Q 1 =
1 (n+1) jika n ganjil 4
Letak Q 1 = (n+2) jika genap Letak Q 1 =
2 1 (n+2) untuk data genap atau Q 1 = (n+1) untuk data ganjil 4 4
Maka untuk mencari median dan rentang nilai bias ditentukan seperti dibawah ini: Q2
= Median
Letak Q 2 =
2 (n+1) untuk data ganjil atau genap 4
Q 3 Kuartil ketiga Letak Q 3 =
1 3 (3n +2) untuk data genap atau Q 3 = (n+1) untuk data ganjil 4 4
Q 4 = Kuartil keempat = T Tabel 2 klasifikasi kategori
Skala Penilaian
Kategori Penilaian
Q 3 ≤ Skor ≤ T
(A) Sangat Baik
Q 2 ≤ Skor < Q 3
(B) Baik
Q 1 ≤ Skor < Q 2
(C) Cukup
R ≤ Skor < Q 1
(D) Kurang
Dari perhitungan diatas, maka dapat dibuat
tabel klasifikasi tingkat nilai untuk
menentukan tingkat nilai keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut :
57
Tabel 3 Klasifikasi Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
Skor
Kategori Penilaian
27 ≤ Skor ≤ 32
A (Sangat Baik)
20 ≤ Skor < 27
B (Baik)
14 ≤ Skor < 20
C (Cukup)
8
D (Kurang)
≤ skor < 14
Dari tabel 3 diperoleh dari skor tiap indikator aktivitas siswa dalam pem -belajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif berbasis pecahan. Tabel 4 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Aktivita Siswa
Kategori
Kategori Penilaian
80 ≤ Skor ≤ 100
A (Sangat Baik)
70 ≤ Skor < 80
B (Baik)
60 ≤ Skor < 70
C (Cukup)
0
D (Kurang)
≤ Skor < 60
Dari tabel 4 diperoleh dari skor tiap indikator hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif berbasis pecahan.
58
Tabel 5 Klasifikasi Kategori Penilaian Keterampila Guru
Skor
Kategori Penilaian
24 ≤ Skor ≤ 28
A (Sangat Baik)
19 ≤ Skor < 24
B (Baik)
19 ≤ Skor < 19
C (Cukup)
7
D (Kurang)
≤ Skor < 19
Tabel 5 diperoleh dari skor tiap indikator kompetensi guru dalam pem -belajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif berbasis pecahan. 3.9 INDIKATOR KEBERHASILAN Pendekatan CTL dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan kom -petensi guru pada siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Brebes dengan indikator sebagai berikut: 1)
Adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan CD Interaktif dengan pendekatan CTL meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dengan skor < 27
2)
70% siswa mengalami ketuntasan hasil belajar siswa yaitu memperoleh nilai dengan kriteria sekurang-kurangnya baik ≤ 80
3)
Kompetensi guru meningkat melalui media CD Interaktif dengan pendeka -tan CTL di SD Negeri Kebogadung 02 pada kelas III Kecamatan Jatibarang kabupaten Brebes dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dengan skor ≤ 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL PENELITIAN
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I 4.1.1.1 Paparan Hasil Belajar Siklus I Tabel 6 Distribusi frekuensi Hasil Belajar siklus I Nilai
Frekkuensi
Persentase
(f)
Keterangan
Frekuensi
100
-
-
-
-
90
-
-
-
-
80
1
11%
80
Tuntas
70
1
11%
70
Tuntas
60
3
34%
180
Tuntas
50
4
44%
200
Tidak Tuntas
Jumlah
9
100%
530
Nilai Rata-rata (X) =
Σ x 530 = = 59 Σn 9
Persentase Ketuntasan Klasikal =
5 x 100 = 56% 9
59
Nilai x
60
Penyaajian data tabbel I diperoleeh informasi sebagai berikkut: nilai tereendah adalah 50 d ada 4 siiswa yang mendapatkan dan m n nilai 50: nilaai tertinggi adalah a 80 adaa 1 siswa yaang m mendapatkan n nilai 80: maayoritas siswaa mendapatkaan nilai 60 yaitu y sebanyakk 3 siswa, niilai r rata-rata sisw wa adalah 59. Indikator keeberhasilan yaang ditetapkaan adalah capaian ketuntassan b belajar klasik kal sebanyak 56% dengann KKM 60. Dari D tabel terrsebut dapat kita lihat sisw wa y yang telah tu untas (mencaapai dan melaampaui KKM M) sebanyak 5 siswa. Kettuntasan belaj ajar k klasikal seban nyak 56% jaddi belum menncapai ketunttasan klasikall. Untuk lebiih jelasnya haasil b belajar siswaa pada siklus I dapat dilihaat dalam diagrram batang dii bawah ini.
Tuntass Tidak TTuntas
Siklu us I Gambar 3. Diagram haasil belajar siiswa siklus I
61
4.1.1.2. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dijabarkan sebagai berikut. a) Perencanaan. Hal ini dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut. (1)
Membuat RPP materi pecahan dengan indikator yaitu menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya
(2)
Menyiapkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu balok kayu serta buku LKS.
(3) b)
Menyiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2012 Pertemuan I
Berdasarkan catatan lapangan pada: Hari, Tanggal
:
Jum’at, 7 Desember 2012
Poko Bahasan
: Menyajikan gambar dengan menulis pecahannya.
Kelas / Semester : III ( Tiga) / II (Dua) Waktu
: 2 x 35 Menit
Uraian kegiatan pertemuan pertama ini meliputi pra KBM, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.
62
(1) Pra KBM Sebelum pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, kemududian siswa berdo’a bersama-sama, setelah selesai berdoa guru melakukan persensi dengan menanyakan pada siswa siapa hari ini yang tidak masuk sekolah hari ini. (2)
Kegiatan Awal Pada awal kegiatan, guru menginformasikan pada siswa bahwa pada hari ini kelas III
akan belajar kelompok dengan teman satu kelasnya. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan yang satu terdiri dari 5 siswa. Siswa diminta untuk mencari tempat duduk sesuai de -ngan kelompok yang telah ditentukan. Guru membacakan aturan-aturan dalam belajar kelompok. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Setelah memba -cakan aturan-aturan tersebut guru memberikan apersepsi yaitu siswa diingatkan lagi tentang menyajikan gambar dengan menulis pecahannya. Guru menunjukan satu balok kayu, lalu balok tersebut dipotong menjadi lima bagian yang sama besarnya, lalu 3 balok tersebut di beri warna biru 1, merah 1, dan kuning1, serta yang 2 tidak di beri warna ada dua. a.
Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya. Contoh I.
Gambar 4.1 Balok kayu yang di potong menjadi lima.
3 atau ditulis tiga perlima. 5
63
Jawab : Pecahan
3 atau tiga perlima 5
Contoh 2.
Gambar 4.2 Balok Kayu yang di potong menjadi enam. Pada gambar tersebut menunjukan nilai pecahan ....
Jawab : Jadi pada gambar diatas menunjukan pecahan
2 atau dua per enam. 6
Kemudian guru memberi kesempatan untuk siswa yang mau maju
ke depan.
Lalu guru bertanya kepada siswa, pada balok kayu tersebut menunjukan nilai pecahan berapa anak-anak? Lalu siswa menunjukan jari tangan yang mau maju ke depan, siswa menjawab dengan menulis di papan tulis dengan nilai pecahan
3 . Lalu pada alat peraga 5
balok kayu dengan CD Interaktif yang ke dua siswa salah satu maju lagi dengan menjawab
2 . Lalu guru bertanya kepada siswa apakah 6
contoh pada balok yang ke dua yaitu pecahan
balok yang nilainya
3 2 sama dengan ? Siswa menjawab” tidak bu guru” 5 6
Setelah itu guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari yaitu menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya. Kemudian guru me -nginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat melaku kan gambar dengan menuliskan pecahannya.
64
(3) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti ini, guru menyajikan materi (presentase kelas) tentang materi pecahan menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya. Contoh:
Pak Budi membeli balok kayu yang belum , lalu balok tersebut di -potong menjadi lima bagian yang sama, lalu pak Budi memberi warna pada balok tiga balok tersebut, yaitu dengan warna biru, merah dan kuning. Jadi berapa nilai pecahan pada balok kayu tersebut?
Guru menyediakan media pembelajaran yaitu dengan balok kayu yang telah di potong menjadi lima bagian yang sama besarnya, lalu pada balok kayu tersebut di beri warna biru, merah dan kuning. Siswa memperhatikan balok ter -sebut yang telah di beri warna dan siswa bisa mengerjakannya, namun ada beberapa siswa yang belum paham. Guru memberikaan kesempatan untuk bertanya pada siswa tentang hal-hal yang kurang dipahami mengenai materi yang telah dijelaskan. Siswa yang sudah merasa paham menjawab sudah paham, tetapi siswa yang belum paham hanya diam saja. Setelah presentase selesai, guru membagikan LKS untuk kelompok masing-masing anggota kelompok mengerjakan soal dalam LKS tersebut secara individu terlebih dahulu sebelum disiskusikan. Pada saat diskusi berlangsung guru keliling kepenjuru kelas untuk melihat kegiatan tersebut dan sesekali duduk de -ngan salah satu kelompok untuk mendengarkan dan berdiskusi. Ada beberapa siswa yang masih pasif dalam kelompoknya. Guru memberikan arahan untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan individu mereka saling mem -bandingkan jawaban tersebut. Setelah itu perwakilan dari tiap kelompok maju kedepan kelas guna melaporkan hasil diskusi dengan mendemonstrasikan gambar pecahan hasil peragaan. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi.
65
Anggota kelompok yang jawabannya benar memberikan penjelasan pada teman kelompoknya. Sampai anggota kelompoknya tersebut paham materi yang diajarkan. Dalam belajar kelompok ini, belum berjalan dengan baik, karena ada siswa yang sudah jelas tetapi tidak mau memberikan penjelasan pada teman satu kelompoknya. Melihat hal ini guru mendekati dan memberikan penjelasan agar saling bekerjasama dan saling membantu dalam penguasaan materi agar menjadi kelompok super. Guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa kelompok super akan mendapatkan penghargaan. Dengan motivasi tersebut dapat membuat siswa saling bekerjasama. Setelah waktu belajar kelompok selesai, siswa diminta kembali ke tempat duduk dan peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal mereka mengumpulkan jawaban kemu -dian dibahas hasil jawabannya. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang dipelajari dan sebagai fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan. (4)
Kegiatan Akhir. Pada kegiatan akhir ini, guru memanggil siswa satu persatu untuk menca- tat hasil
belajar individual siswa. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Diakhir kegiatan guru mengumumkan nama kelom -pok yang baik, sangat baik, dan super.
Pertemuan II Berdasarkan catatan lapangan pada: Hari , tanggal
: Sabtu, 8 Desember 2012
66
Poko Bahasan
: Membilang pecahan dengan kata-kata
Kelas / semester
: III (Tiga) / II (Dua)
Waktu
: 2 x 35 Menit
Uraian kegiatan: Kegiatan pada pertemuan ini meliputi Pra KBM, Kegiatan awal, Kegiata Inti, dan Kegiatan Akhir. 1)
Pra KBM Sebelum pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, kemudian siswa
berdo’a bersama-sama, setelah selesai berdo’a guru melakukan pre -sensi dengan menanyakan pada siswa siapa yang tidak masuk sekolah hari ini? 2)
Kegiatan Awal Pada awal kegiatan, guru menginformasikan pada siswa pada hari ini mereka
akan belajar kelompok lagi seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan kelompok pertemuan satu. Guru memberikan apersepsi yaitu siswa di ingatkan lagi tentang Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Setelah itu guru menginformasikan tentang materi yang akan dipela -jari yaitu menuliskan pecahan dengan kata-kata.
3)
Kegiatan Inti Pada kegiatan ini, guru menyajikan materi (presentase kelas) tentang menuliskan
pecahan dengan kata-kata. Peneliti menggunakan alat peraga kertas lipat dengan cd interaktif.
67
Contoh:
1.
Pecahan
1 dapat ditulis dengan kata–kata satu perempat atau seperempat. 4
2.
Pecahan
1 dapat ditulis dengan kata–kata satu perempat atau seperempat. 4
a. Membilang pecahan dengan kata–kata.
Gambar 3. Kertas lipat
Pecahan
1 dapat ditulis dengan kata–kata satu perempat atau seperempat. 4
Gambar 4. Kertas lipat 3.
Pecahan
2 dapat di tulis dengan kata–kata dua per enam 6
Guru memberi kesempatan untuk siswa yang mau maju ke depan. Kemudian guru bertanya kepada siswa, pada kertas lipat tersebut menunjukan nilai pecahan berapa anak-anak? Lalu siswa menunjukan jari tangan yang mau maju ke depan, siswa menjawab dengan menulis di papan tulis dengan nilai pecahan “
1 atau di 4
68
tulis dengan kata-kata satu perempat” Lalu pada gambar yang ke dua siswa salah satu maju lagi dengan menjawab contoh pada kertas lipat yang ke dua dengan nilai pecahan “
2 atau dua perenam”. Dan guru memberi pertanyaan lagi kepada siswa dengan 6
membilang pecahan dengan kata-kata ,dengan cara guru menulis pecahan
pecahan
1 dengan 4
1 di papan tulis. Siswa menjawab pertanyaan di papan tulis “ satu perempat 5
dengan satu perlima” Setelah waktu belajar kelompok selesai, siswa diminta kembali ke -tempat duduk dan peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan
secara individu.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal mereka mengum -pulkan jawaban kemudian dibahas hasil jawaban mereka. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang dipelajari dan sebagai fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan. 4)
Kegiatan Akhir Pada kegiatan inti ini, guru mencatat hasil belajar individual siswa dan belajar
kelompoknya. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Di akhir kegiatan guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. 4.1.1.3 Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah: keterampilan guru dan aktivitas siswa. a)
Paparan keterampilan guru
69
Dari hasil observasi keterampilan guru
pada siklus I dalam pembelajaran
matematika dengan pendekatan CTL sudah baik. Hal ini dapat ditunjukan pada tabel berikut ini: Tabel 7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
No
Indikator
1
Kontruktivisme
2
3
2,5
Persen Rata-rata 63%
2
Menemukan
3
3
3
100%
3
Bertanya
2
2
2
50%
4
Masyarakat Belajar
2
3
2,5
63%
5
Pemodelan
3
3
3
100%
6
Revleksi
2
3
2,5
63%
7
Penilaian Sebenarnya
2
3
2,5
63%
16
20
18
502%
Jumlah Persentase
Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-rata
16 X 100% 28
20 18 X 100% = X100=64% 28 28
=57%
71%
Kriteria
Kurang
Cukup
Rata-rata Porsentase Siklus I
64% Kurang
Kurang
Pada siklus I pertemuan I hasil pengamatan adalah 16 maka persentase kompetensi guru adalah 57% yaitu dalam kriteria kurang. Sedangkan pada per -temuan II diperoleh
70
jumlah skor 20 maka persentase keterampilan guru 71% yaitu dalam kriteria cukup. Jadi diperoleh rata-rata porsentase siklus I sebesar 64% yaitu dalam kriteria kurang.
1)
Kontruktivisme Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 deskriptor kurang
tam -pak
artinya guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa. Skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri, skor artinya guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar. Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 deskriptor cukup
tam -pak
artinya guru membangun pengetahuan yang dimiliki siswa. Dan skor 4 des -kriptor tampak atau aktif artinya guru membimbing siswa mengembangkan pe -ngalamannya sendiri, guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strategi sendiri dalam belajar. 2)
Menemukan Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 2 deskriptor kurang tampak artinya
guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang dipe -roleh sendiri oleh siswa, skor 3 deskriptor cukup tampak guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, siswa memperoleh hasil temuan. Pertemuan II Menemukan mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperolwh sendiri oleh siswa. Siswa memperoleh sendiri hasil temuan.
71
3)
Bertanya Pada pertemuan I bertanya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tam -pak artinya
guru mendorong siswa untuk bertanya, skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru membimbing untuk bertanya, skor 3 deskriptor cukup tampak artinya
membangkitkan
respon untuk bertanya. Pada pertemuan II bertanya mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru mendorong siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk
bertanya, guru
membangkitkan respon untuk bertanya. 4)
Masyarakat Belajar Pada pertemuan I Masyarakat belajar mendapatkan skor 3 deskriptor cu -kup tampak
artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, guru membimbing kelompok dalam belajar, guru mem -bimbing siswa. 5)
Pemodelan Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru penggunaan contoh atau model. Skor 4
artinya guru
melibatkan siswa dalam
deskriptor tampak atau aktif
ar -tinya guru
membimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model. Pada pertemuan II mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif memberikan contoh atau
model dalam pembelajaran,guru
artinya guru
melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam meng -gunakan contoh atau model.
72
6)
Refleksi Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan yang sebelumnya, guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa. Skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya. Pada pertemuan II mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif ar -tinya guru sudah melakukanr refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan
sebe -lumnya,guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya. 7)
Penilaian Sebenarnya Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seim -bang antara proses dan hasil, Skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian hasil. Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antara proses dan hasil, guru melakukan penilaian proses, guru mela -kukan penilaian hasil.
73
Tabel 8 Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Siklus I pertemuan I N o
Indikator
Skor Amr Nbl
Rat arata
Kiteria
Spa
Jum lah
%
Nur
2
4
4
30
3,3
83
Baik sekali
3
3
3
2
23
2,5
63
kurang
2
2
4
2
3
26
2,8
72
Cukup
2
1
4
3
4
2
27
3
75
Cukup
3
2
3
3
2
1
3
22
2,4
61
kurang
2
3
3
4
2
2
3
4
27
3
75
Cukup
3
3
3
2
3
3
2
1
2
22
2,4
61
Kurang
3
3
3
3
2
2
2
3
3
24
2,6
66
Kurang
25
24
24
21
21
22
19
21
23
Adt
Ars
Krn Ptri
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
4
2
3
4
4
3
2
3
3
2
2
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor Porsentase Aktivitas Siswa
4
4
2
3
3
4
4
2
3
4
Kriteria
Kurang
200 X 100% = 62% 32
Amr
74
Pada siklus I pertemuan I diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor 25 + 24 + 24 + 21 + 21 + 22 + 19 + 21 + 23 = 200 Jumlah skor maksimal adalah 8 x 9 x 4= 288 maka persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 62% yaitu dalam kriteria kurang. Tabel 9 Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II N o
Indikator
Skor Amr Nbl
Rat arata
Kiteria
Spa
Jum lah
%
Nur
2
4
4
30
3,3
83
Baik sekali
4
4
4
3
32
3,5
88
Baik
2
3
4
4
4
33
3,6
92
Baik sekali
2
1
4
3
4
2
27
3
75
Cukup
4
3
4
4
3
2
4
31
3,4
86
Baik sekali
3
3
3
2
3
3
4
4
29
3,2
80
Baik
3
3
3
2
3
3
2
1
2
23
2,5
63
kurang
4
4
4
4
3
3
3
4
4
33
3,6
91
Baik sekali
28
28
29
25
24
26
23
26
27
Adt
Ars
Krn Ptri
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
4
2
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
Amr
75
Porsentase Aktivitas Siswa
236 X 100% = 73% 32
Kriteria
Cukup
Pada siklus I pertemuan II diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor 28 + 28 + 29 + 25 + 24 + 26 + 23 + 26 + 27 = 236 Jumlah skor maksimal adalah 8 x 9 x 4 = 236 maka porsentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II adalah 73% yaitu dalam kriteria cukup. 1)
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada lima siswa yang
mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ptri, Amr, Nur, Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Krn dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran dan ada dua siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Ars dan Amr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga memperoleh porsentase 83% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan ke II Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, ada lima siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ptri, Amr, Nur dan Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada dua siswa telah mendapat skor 3 yaitu Krn dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembalajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran. Maka diperoleh porsentase 76% di dalam kriteria cukup.
76
2)
Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal Pada pertemuan I partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal ,ada lima
siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Ars, Krn, Nbl, Amr, Nur artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif waban contoh soal, berpikir dalam memahami contoh soal, ada empat siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Adt, Ptri, Amr, Spa artinya siswa tanggap dalam memberikanban contoh soal, siswa aktif dalam memberikan masukan jawaban contoh soal, berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapatkan porsentase 63% dalam kriteria kurang. Pada pertemuan ke II partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal, ada lima siswa yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn, Nbl, Amr, serta Nur artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif dalam memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada empat siswa yang mendapat skor 3 yaitu Ars, Krn, Nbl, Amr dan Nur artinya siswa tanggap dalam memberikan dalam jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapat porsentase 88% dalam kriteria baik sekali. 3)
Sikap siswa dalam belajar kelompok Pada pertemuan I Sikap siswa dalam belajar kelompok
ada tujuh siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr,Nu dan Spa artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, dan satu siswa yang mendapat skor 3 artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan
77
masalah, siswa mencapai suatu hasil penyeleaian yang baik, sehingga mendapat porsentase 72% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam belajar kelompok, ada tujuh siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr,Nu dan Spa artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, ada satu siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Nbl artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Amr artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga porsentase mendapatkan 92% dalam kriteria baik sekali. 4)
Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain. Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari
teman maupun kelompok lain, ada empat siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Ars, Krn, Nbl dan Nur artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik , dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Amr artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapat porsentase 75% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain, ada empat siswa yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn Nbl dan Nur artinya siswa memberikan pendapatnya,siswa saling mengreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Adt dan Amr artinya siswa
78
memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapat porsentase 75% dalam kriteria baik cukup. 5)
Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan ada lima siswa
yang mendapatkan skor 3 yaitu Ars, Krn, Amr, Nbl, Spa artinya siswa memberi pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa mengambil keputusan yang baik. Dan ada tiga siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Adt, Ptri, Amr artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa saling meng -hasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa saling meng -hasilkan keputusan yang baik, sehigga mendapatkan porsentase 61% dalam kriteria kurang. Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengajukan pendapatnya, ada lima siswa yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn, Amr, Nbl dan Spa artinya siswa memberi pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada tiga siswa yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Ptri dan Amr artinya siwa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan porsentase 86% dalam kriteria baik sekali. 6)
Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada tiga siswa
yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Nur dan Spa artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar,tepat dan
jelas, ada lima siswa yang
mendapatkan skor 3 yitu Ars, Krn, Ptri, Nbl, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab banar, tepat dan jelas, dan ada satu siswa yang
79
mendapatkan skor 2 yaitu Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, sehingga mendapatkan porsentase 75% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, ada tiga siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Nur dan Sepa artinya siswa mende -kati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, ada lima siswa yang mendapat skor 3 yaitu Ars, Krn, Ptr Amr dan Nur artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapatkan porsentase 75% dalam ktiteria cukup. 7)
Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat, ada lima siswa
yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Ars, Krn, Amr, Nbl artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada tiga siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nur artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 1 Amr artinya siswa
mem -berikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik sehingga mendapatkan porsentase 61% dalam kriteria kurang. Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada enam siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Adt, Ptri, Ars, Krn, Amr, Adt artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan ke -putusan yang baik, dan ada dua siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl, Ptri artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghsilkan keputusan yang baik sehingga mendaptkan porsentase 63% dalam kriteria kurang.
80
8)
Sikap siswa dalam belajar. Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam belajar ada enam siswa yang mendapatkan
skor 3 artinya Adt, Ars, Krn Ptri Nur dan Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, dan ada tiga siswa yang mendapatkan skor 2 yitu Amr, Nbl, Kris artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan porsentase 66% dalam kriteria kurang. Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam belajar ada enam siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nur dan Spa artinya siswa katif dalam pembelajaran, siswa tnggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada tiga siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr, Nbl, Kris artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan porsentase 92% dalam kriteria baik sekali. 4.1.2.6 Refleksi Refleksi tindakan pada siklus I ini difokuskan pada masalah yang muncul selama tindakan berlangsung. Berdasarkan deskripsi hasil opservasi siklus I dite mukan permasalahan dalam pembelajaran sebagai berikut: a.
Guru masih belum memfasilitasi siswa dalam memilih alat peraga yang baik.
b.
Guru kurang memberi motifasi dan penguatan siswa.
c.
Guru masih memakai model ceramah saja.
d.
Guru masih kurang bisa memahami dalam karakter siswa yang kurang dalam pelajaran matematika.
81
e.
Kompetensi guru dalam pembelajaran siklus I masuk kategori kurang dengan rata-rata porsentase 64%. Skor tersebut masih belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika belum meningkat dengan kriteria kurang pertemuan I mendapatkan skor 57% dan kriteria kurang, pada pertemuan ke II mendapatkan skor 71% dengan skor baik.
f.
Siswa masih berlarian dan tidak tertib di tempat duduk.
g.
Siswa masih kesulitan untuk menemukan jawabannya karena guru hanya menggunakan model ceramah saja.
h.
Siswa kurang aktif dalam mengajukan pendapat terhadap teman yang lain, dan cenderung menyendiri.
i.
Siswa kurang aktif dalam mengajukan pendapat dan mengeluarkan pendapat.
j.
Pada saat tes individual masih ada siswa yang mengerjakan dan mengumpulkan lembar evaluasi tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan.
k.
Aktivitas siswa dalam siklus I pertemuan I pembelajaran masuk kategori kurang dengan jumlah porsentase aktivitas pada siswa 65%, ini dikarenakan sikap siswa dalam belajar kelompok mendapatkan skor 72% dengan kriteria cukup, sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain mendapat skor 75% dengan kriteria cukup, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan skor 61% dengan kriteria kurang, keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat mendapat skor 56% kriteria kurang dengan indikator keberhasilan minimal 75% dengan kriteria cukup, sikap siswa dalam belajar mendapat skor 66% dengan kriteria kurang. Dan pada siklus I pertemuan II porsentase aktifitas siswa 73% termasuk kategori cukup karena pada sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun
82
kelompok lain dengan kriteria 75% ini termasuk kategori kurang, dan pada keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan indikator 75% ini termasuk kategori cukup, dan pada keaktifan siswa dalam mepadahal padnjawab pertanyaan dengan indikator 63% ini termasuk kategori kurang, keberhasilan dengan minimal 73%. 4.1.2.7 Revisi Berdasarkan masalah yang diperoleh melalui refleksi yang telah diuraikan di atas, perlu adanya perbaikan untuk melaksanakan tindakan pada pertemuanberikutnya. Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu: (1)
Guru perlu menggunakan alat peraga CD Interaktif agar siswa lebih tertarik dengan adanya alat tersebut.
(2)
Guru perlu membangkitkan partisipasi aktif setiap anggota kelompok untuk maju kedepan agar bisa menggunakan alat CD interaktif tersebut dengan baik.
(3)
Guru bisa membangkitkan aktifitas siswa dalam pemikiran dengan alat peraga CD Interaktif.
(4)
Guru sebaiknya lebih sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat, serta memberikan penghargaan kepada siswa yang bertanya dan mengeluarkan pendapat agar siswa lain lebih termotifikasi untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapat.
(5)
Dengan adanya alat peraga CD Interaktif guru menjadi mudah dengan cara menyampaikan langkah-langkah yang lebih baik.
83
4.1.2
Deskripsi Data Pelaksanaan tindakan Siklus II
4.1.2.1 Paparan hasil belajar siswa siklus II Tabel 10 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai
Frekuensi (f)
Persentase
Keterangan
11%
Nilai x Frkeuensi 100
100
1
90
2
22%
180
Tuntas
80
3
33%
240
Tuntas
70
1
11%
70
Tuntas
60
-
-
-
-
50
2
22%
100
Tidak tuntas
Jumlah
9
99%
690
Nilai Rata-rata x =
690 Σx = = 77 ΣN 9
Porsentase klasikal =
7 x 100 = 80% 9
−
Jumlah siswa yang tuntas =
Tuntas
7 x100% = 78% 9
Jumlah siswa yang tidak tuntas =
2 x100% = 22% 9
Penyajian data tabel 9 diperoleh informasi sebagai berikut: nilai terendah adalah 50 dan ada 2 siswa yang mendapatkan nilai 50, nilai tertinggi 100 dan ada 1 siswa yang mendapatkan nilai 100 , mayoritas mendapatkan nilai 80 yaitu se -banyak 3 siswa, nilai ratarata siswa adalah 77. Indikator keberhasilan yang dite- tapkan adalah capaian ketuntasan
84
k klasikal seban nyak 80% denngan KKM 60. 6 Dari tabel tersebut dapat kita lihat siswa yang tellah t tuntas (menccapai dan meelampaui KK KM) sebanyaak 7 siswa. Ketuntasan belajar b klasikkal s sebanyak 80% % jadi telah mencapai keetuntasan klaasikal. Untuk lebih jelasnyya hasil belaj ajar s siswa pada siklus II dapat kita lihat dalaam diagram batang b di baw wah ini:
Tuntass Tidak TTuntas
Siklus II Pertemua an I
klus II pertemuan I Gambar 4. Diagram hasil belaajar siswa sik 4 4.1.2.2
Desskripsi Obserrvasi Proses Pembelajaraan Siklu us II dilaksanakan dalam dua d kali perteemuan dengaan menggunakkan pendekattan
C Contextual Teaching Te and learning. l Dijaabarkan sebaggai berikut: 4 4.1.2.2.1 Perrencanaan Hal-h hal yang dilaakukan dalam m tahap perencanaan sikklus II pertemuan I adallah s sebagai berik kut:
85
(1) Membuat RPP materi operasi hitung pecahan dengan indikator pertama yaitu melakukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama dan indikator yang kedua yaitu melakukan operasi pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama (2) Menyiapkan media cd interaktif yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu buah apel, blok pecahan, kertas lipat dan LKS (3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi. Lembar observasi ini ada dua macam yaitu lembar keterampilan guru dan aktivitas siswa (4) Menyiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa. 4.1.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2012 a.
Pertemuan I Berdasarkan catatan lapangan pada Hari/ Tanggal
: Jum’at / 14 Desember 2012
Pokok bahasan : Melakukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Kelas / Semester Waktu
: III (Tiga) / II (Dua) : 2 x 35 menit
Uraian kegiatan : Kegiatan pada pertemuan pertama ini meliputi pra KBM, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 1)
Pra KBM
86
Sebelum pembelajaran guru mengucapkan salam, kemudian siswa berdo’a bersamasama, setelah selesai berdo’a guru melakukan presensi dengan menanya -kan pada siswa siapa yang tidak masuk sekolah hari ini. Kegiatan Awal Pada awal kegiatan, guru menginformasikan pada siswa bahwa hari ini mereka akan belajar kelompok dengan teman satu kelasnya. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, masingmasing kelompok anggotanya 4 orang dan ada yang 5 orang. Siswa diminta untuk mencari tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Guru membacakan aturanaturan dalam belajar kelompok. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Setelah membacakan aturan-aturan tersebut guru memberikan apersepsi yaitu siswa diingatkan lagi tentang pecahan senilai dan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Guru menunjukan 1 buah roti kecil, roti dipotong menjadi 2 bagian sama besar.
1 4
87
1 2
=
1 1 2 + = 4 4 4
Kemudian guru bertanya kepada siswa”berapa nilai masing-masing bagian untuk roti ini?” guru menunjukan salah satu siswa untuk menjawab. Siswa men -jawab pertanyaan dari guru nilai masing-masing bagian adalah setengah. Kemu -dian roti yang nilainya
1 dipotong 2
lagi menjadi dua bagian yang sama besar. Guru menanyakan nilai masing-masing bagian untuk roti tersebut kepada salah satu siswa yang lain, siswa tersebut menjawab seperempat. Kemudian guru ber -tanya kepada siswa apakah roti yang nilainya setengah besarnya sama dengan gabungan dua roti yang nilainya seperempat? Siswa menjawab “sama” Setelah itu guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari yaitu operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Kemudian guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat mela- kukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. 2)
Kegiatan Inti Kegiatan inti ini, guru menyajikan materi (Presentasi kelas) tentang pen -jumlahan
pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Peneliti menggunakan kertas lipat sebagai peraga.
Contoh: Pak Budi membeli sebidang tanah
1 1 petak, kemudian membeli lagi petak, 2 4
berapa petak tanah yang dimiliki Paka Budi sekarang? Guru menyediakan media pembelajaran yaitu kertas lipat sebanyak 2 lembar. Kertas yang satu dilipat menjadi 2 bagian yang sama, salah satu bagian diarsir untuk menunjukan pecahan
1 kemudian kertas yang satu lagi dilipat menjadi 4 bagian yang sama. Salah satu 2
88
bagian diarsir untuk menunjukan pecahan
1 , siswa memperhatikan 2 kertas hasil lipatan 4
yang telah diarsir. Melalui peragaan ditunjukan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dalam kasus
ini
1 1 + = ... Guru mengganti kata kunci “penjumlahan” dalam peragaan pecahan 2 4
dengan kata “penggabungan”. Penyelesaian : Tanah
1 petak 2
Tanah
2 Petak 4
Digabung
1 2 = 2 4
1 4
+
=
Jadi :
1 2
+
1 4
=
2 1 + 4 4
3 4
=
3 4
89
Dari peragaan tampak
1 2
+
1 4
=
3 (tampak beberapa siswa menga -lami 4
kebingungan). Guru membiarkan siswa menganalisis masalah ini. Sangat di- harapkan agar siswa secara sendiri atau kelompok dapat menentukan pecahan senilai dari sehingga dapat mengubah penjumlahan pecahan
1 2
=
2 4
berpe -nyebut tidak sama menjadi
penjumlahan berpenyebut sama. Pada akhirnya siswa mengerti bahwa dalam penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, ini penye -but harus disamakan terlebih dahulu dan 2 penyebut diganti dengan satu penyebut sehingga dapat ditulis.
1 1 + = 2 4
2 +1 = 4
3 4
a) Contoh: Pak Sapto membeli tanah
1 1 petak, kemudian diberikan kepada adiknya petak, 2 4
berapa petak tanah yang dimiliki Pak sapto sekarang? Guru membagi selembar kertas menjadi dua bagian yang sama dengan cara melipatan, dan satu bagian diarsir untuk menunjukan pecahan
pecahan yang berpenyebut tidak sama yaitu “pengurangan” dapat diganti dengan “diambil”
1 , guru mem -peragakan pengurangan 2 1 1 = .... dalam peragaan, kata 2 4
90
1 2 dilipat menjadi empat bagian yang sama 2 4
Sisa
1 4
Diambil
Dari peragaan tampak
1 4
1 1 1 = (guru membiarkan siswa kebi -ngungan). 2 4 4
Siswa diminta untuk menganalisisnya, baik secara sendiri maupun ber- kelompok dengan bimbingan guru dan dibantu dengan media peraga, untuk dapat menentukan
1 2
senilai dari
=
pecahan
2 . Dengan kata lain, siswa dapat mengubah pengurangan pecahan 4
berpenyebut tidak sama menjadi pengurangan berpenyebut sama. Apabila sudah terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa dalam pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama ini dua penyebut diganti dengan satu penyebut, maka dapat ditulis hasilnya sebagai berikut
1 2
-
1 2 1 = 4 4 4
=
2 −1 1 = 4 4
Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang hal-hal yang kurang dipahami mengenai misteri yang telah dijelaskan. Setelah presentasi kelas selesai, guru
91
membagikan LKS untuk kelompok. Masing-masing anggota kelom -pok mengerjakan soal dalam LKS tersebut secara individu terlebih dahulu
sebe -lum didiskusikan bersama
kelompoknya. Pada saat diskusi berlangsung guru ber- keliling ke seluruh penjuru kelas melihat kegiatan tersebut dan sesekali duduk dengan salah satu kelompok untuk mendengarkan mereka belajar dan berdiskusi. Ada beberapa siswa yang masih pasif dalam kelompoknya. Guru mendekati dan memberikan arahan untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan indi -vidu mereka saling membandingkan jawaban mereka. Setelah itu perwakilan dari tiap kelompok maju ke depan kelas melaporkan diskusi dengan mendemonstrasi -kan gambar pecahan hasil peragaan. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi. Anggota kelompok yang jawabannya benar memberikan penjelasan pada teman kelompoknya. Sampai anggota kelompoknya tersebut paham materi yang di ajarkan. Dalam belajar kelompok ini, belum berjalan dengan baik, karena ada siswa yang sudah jelas tetapi tidak mau memberikan penjelasan kepada teman satu kelompoknya. Melihat hal ini guru mendekati dan memberikan penjelasan agar saling bekerjasama dan saling membantu dalam penguasaan materi agar menjadi kelompok super. Guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa kelom- pok super akan mendapatkan penghargaan. Motivasi guru tersebut dapat membuat siswa saling bekerjasama Setelah waktu belajar kelompok selesai, siswa diminta kembali ke tempat duduknya dan peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara indi -vidu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal mereka mengumpulkan jawaban kemudian di bahas hasil jawaban mereka. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas tentang materi
92
yang dipelajari dan sebagai fasili -tator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan. 3)
Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir ini, guru mencatat hasil belajar individual siswa. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok super yang mendapat skor tertinggi di akhir pelajaran. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2)
Pertemuan II Berdasarkan catatan lapangan pada Hari / Tanggal Pokok Bahasan
: Sabtu / 15 Desember 2012 : Operasi pengurangan pecahan campuran Berpenyebut tidak sama.
Kelas / Semester
: III / II
Waktu
: 2 x 35 Menit
Uraian Kegiatan
:
Kegiatan pada pertemuan pada kegiatan ke dua ini meliputi Pra KBM, ke -giatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. a.
Pra KBM Siswa mengucapkan salam kepada guru, dan guru menjawab salam dari siswa,
kemudian siswa berdo’a guru melakukan presensi b.
Kegiatan Awal
93
Pada awal kegiatan, guru meminta siswa berkumpul dengan kelompoknya untuk mencari tempaat duduknya. Guru menanyakan PR yang diberikan guru ke -marin, dan membahas PR tersebut. Guru menunjuk beberapa siswa untuk me -ngerjakan PR didepan kelas. Siswa dan guru membahas bersama hasil pekerjaan siswa tersebut. Guru memberikan apersepsi yaitu siswa diingatkan kembali ten -tang pecahan campuran dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu operasi pengurangan pecahan campuran berpenyebut tidak sama kemudian guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat melakukan operasi pengurangan pecahan campuran berpenyebut tidak sama. c.
Kegiatan Inti Pada kegiatan inti ini, guru menyajikan materi (presensi kelas) tentang pengurangan
pecahan campuran berpenyebut tidak sama. Peneliti menggunakan kertas lipat sebagai peraga. Guru menyediakan media pembelajaran yaitu kertas lipat beberapa lembar. Siswa mengikuti peragaan guru, kali ini akan diperagakan pengurangan pecahan campuran 2
1
1 = 4
2 2
94
Penyelesaian :
2
1 1 1 - 1 akan dikurangi 1 2 4 4
2–1 = 1
1 2 = 2 4
2 1 1 = 4 4 4
Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang hal-hal yang kurang dipahami mengenai materi yang telah dijelaskan. Ada beberapa siswa yang kurang paham dan meminta guru memberikan contoh lagi dengan peragaan lain. Untuk contoh peragaan lain, misal kita hitung 3
1 1 1 1 -1 (perhatikan, karena lebih besar dari , maka kita akan pinjam 1) 6 3 6 3
Peragaan pertama :
95
1 6
1 1 1 = = .... (tidak mungkin maka meminjam 1) 3 6 3
Peragaan kedua:
3
1 6 1 7 =2 + =2 6 6 6 6
2
7 2 7 2 5 - 1 = (2-1) + ( - ) = 1 6 6 6 6 6
Contoh: Operasi penjumlahan pecahan campuranberpenyebut tidak sama Pak karto membeli tanah 1
1 1 petak, kemudian membeli lagi 2 petak, berapa 2 4
petak tanah yang dimiliki Pak Karto sekarang? Guru menyediakan media pembelajaran yaitu kertas lipat beberapa lembar. Siswa mengikuti peragaan guru.
96
Penyelesaian: Tanah 1
1 petak 2
Tanah 2
1 petak 4
Jadi apabila digabungkan:
1
+
1 2
2 = 3
1 4
2 4 Adapun penulisan dalam bentuk bilangannya menjadi: 1
1 1 + 2 2 4
=
(1+2) +
=
3
+ (
=
3
+
(
1 1 + ) 2 4
2 1 + ) 4 4
3 4
=
3
3 4
+
1 4
=
3 4
97
Dalam hal ini pecahan campuran tidak diubah kedalam pecahan murni, tetapi dengan menjumlahkan bilangan bulat dengan bilangan bulat, dan pecahan dengan pecahan. Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang hal-hal yang kurang dipahami mengenai materi yang telah dijelaskan. Setelah presentase
selesai, guru
membagikan LKS untuk diselesaikan dengan kelompoknya. Siswa mengerjakan LKS dengan kelompoknya masing-masing. Bagi siswa yang sudah paham dan mengetahui jawaban yang benar, dia memberikan penjelasan kepada kelompoknya yang belum jelas. Siswa saling membantu dan bekerjasama untuk memperoleh hasil yang baik. Guru berkeliling keseluruh penjuru kelas untuk melihat kegiatan diskusi yang sedang berlangsung, dan sesekali duduk dengan salah satu kelompok untuk melihat jalannya diskusi pada kelompok tersebut. Setelah waktu belajar selesai, siswa diminta kembali ketempat duduknya, dan guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, mereka mengumpulkan jawaban kemudian
diba -has hasil jawaban
mereka. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang di pelajari dan sebagai fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menhadapi kesulitan. b)
Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir ini, guru mencatat hasil skor kemajuan individual siswa. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Di akhir kegia -tan, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang dipelajari.
98
4.1.2.2.3 Observasi Observasi dilaksanakan bermain dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah keterampilan guru dan aktivitas siswa. a)
Paparan keterampilan guru Dari hasil keterampilan guru pada siklus I dalam pembelajaran matematika dengan
pendekatan CTL sudah baik, namun hal ini dapat ditunjukan pada tabel 10 berikut ini: Tabel 11 Hasil Observasi Keterampilan Guru siklus II No
Indikator
Pertemuan I
Pertemuan II
1
Kontrukivisme
3
3
2
Menemukan
3
4
3
Bertanya
4
4
4
Masyarakat Belajar
3
4
5
Pemodelan
3
4
6
Refleksi
3
3
7
Penilaian sebenarnaya
3
4
22
26
22 X100% = 79% 28
26 X100%=93% 28
Jumlah Persentase
Kriteria
Baik
Rata-rata persentase siklus
Baik Sekali 86% (Baik Sekali)
Pada siklus II pertemuan I diperoleh jumlah skor hasil pengamatan adalah 22 maka persentase kompetensi
guru adalah 78% yaitu dalam kriteria baik.
Se -dangkan pada
99
pertemuan II diperoleh jumlah skor 26 maka persentase kompetensi guru adalah 93% adalah dalam kriteria baik sekali. Jadi diperoleh rata-rata persen- tase siklus II sebesar 86% yaitu dalam kriteria baik sekali. 1)
Konruktivisme Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 (kurang tampak) arti- nya Guru
membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa, skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalannya sendiri, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strategi sendiri dalam belajar. Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 (cukup tampak) artinya guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
sis -wa, skor 4
(tampak atau aktif) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri, guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan
stra -teginya sendiri dalam
belajar. 2)
Menemukan Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 3 (cukup tampak) artinya guru
memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sen- diri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, skor 2 (kurang tampak) artinya siswa memperoleh sendiri hasil temuan. Pada pertemuan ke II menemukan mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang dipero -leh sendiri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang di -perleh sendiri oleh siswa, dan skor 3 (cukup tampak) artinya siswa memperoleh sendiri hasil temuan.
100
3)
Bertanya Pada pertemuan I mendapat skor 2 (kurang tampak) artinya guru mendo -rong siswa
untuk bertanya dan skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa untuk bertanya, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru dapat membangkit- kan respon untuk bertanya. Pada pertemuan II mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru men -dorong siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk bertanya, guru mem- bangkitkan respon untuk bertanya. 4)
Masyarakat Belajar Pada pertemuan I masyarakat belajar mendapatkan skor 2 (kurang tampak) artinya
guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa. Pada pertemuan II masyarakat belajar mendapatka skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa. 5)
Pemodelan Pada pertemuan I pemodelan mendapatkan skor 3 (cukup tampak) artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran,guru melibatkan siswa dalam penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam mengguna- kan contoh atau model. Pada pertemuan II pemodelan mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru melibatkan siswa dalam penggunaan contoh atau model, skor 3 (cukup tampak) artinya guru mem -bimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model.
101
6)
Refleksi Pada pertemuan I refleksi mendapatkan skor 3 (cukup tampak)
arti -nya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan sebelum -nya, guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa dan guru menyam -paikan penilan atas pengetahuan yang diperolehnya. Pada pertemuan II refleksi mendapatkan skor 4 (aktif atau tampak) artinya guru melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan se -belumnya, guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya. 7)
Penilaian Sebenarnya Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif)
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seim -bang antara proses dan hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melaku -kan penilaian hasil. Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seim -bang antar proses dan hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melaku -kan penilaian hasil. Tabel 12 Hasil Pengamatan Aktivitas siswa Siklus II pertemuan I N o
Indikator
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa
Skor Amr Nbl
Adt
Ars
Krn Ptri
4
2
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
Amr
Jm
Rat arata
%
Kriteria
4
30
3,3
83
Baik
3
34
3,2
94
Baik
Nur
Spa
2
4
4
4
102
saat guru menyelesaikan contoh soal
sekali
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor Porsentase Aktivitas Siswa
4
4
4
4
3
3
4
4
4
28
3,1
77
Cukup
4
4
4
2
2
4
3
4
2
29
3,2
80
Baik
3
4
4
3
4
4
3
3
4
32
3,5
88
Baik sekali
4
3
3
3
2
3
3
4
4
29
3,2
80
Baik
3
3
3
2
3
3
2
1
3
23
2,5
63
Kurang
4
4
4
4
4
4
4
4
4
33
3,6
91
Baik sekali
30
28
29
26
25
28
25
20
28
Kriteria
Baik
239 X 100% = 75% 32
Pada siklus I pertemuan II diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor 30 + 28 + 29 + 26 + 25 + 28 + 25 + 20 + 28 = 239 Jumlah skor maksi -mal adalah 8 x 9 x 4 = 288 maka persentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II adalah 75,% kriteria Baik
103
Tabel 13 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II N o
Indikator
Skor Amr Nbl
Rat arata
Kriteria
Spa
Jum lah
%
Nur
3
4
4
33
3,6
91
Baik sekali
4
4
4
4
36
4
100
Baik sekali
3
4
4
4
4
32
3,5
88
Baik sekali
3
3
4
4
4
4
34
3,7
94
Baik sekali
4
4
4
4
3
4
4
35
3,8
87
Baik sekali
4
4
3
3
4
4
4
4
34
3,7
94
Cukup
4
4
4
4
4
4
4
3
4
32
3,5
88
Baik sekali
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
100
Baik sekali
32
32
31
30
29
31
30
31
32
Adt
Ars
Krn Ptri
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor Porsentase Aktivitas Siswa
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Kriteria
Baik Sekali
278 X 100% = 88% 32
Amr
104
Pada siklus II pertemuan II diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor 32+32+31+30+29+31+30+31+32= 278 skor maksimal adalah 8 x 9 x 4 = 288 maka persentase aktivitas siswa pada pertemuan II adalah 88% yaitu dalam kriteria baik sekali. 1.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,ada lima siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ptri, AmrartinNu, Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran ada dua siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr, Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan persentase, dan ada dua siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Ars, Kris sehingga mendapatkan skor 83% dalam kriteria baik. Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada empat siswa yang mendapat skor 4 yaitu Putr, Adt, Amr dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapat skor 100% dalam kriteria baik sekali. 2.
Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal. Pada pertemuan I partisipasi saat guru menyelesaikan contoh soal,ada tujuh siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nbl, Kris, Nur artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Amr dan Spa artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberi- kan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, sehingga mendapatkan porsentase 94% dalam kriteria baik sekali.
105
Pada pertemuan II partisipasi siswa saat guru menyelesaiakan contoh soal ada sembilan siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr, Nbl, Kris, Nur, dan Spa artinya siswa tanggap dalam memberikan ja -waban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapat porsentase 100% dalam kriteria baik sekali. 3.
Sikap siswa dalam belajar kelompok Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar kelompok ada tujuh sis -wa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri Kris, Nur dan Spa artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu artinya siswa memberi masu -kan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masa -lah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik sehingga mendapat porsentase 77% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar kelompok ada delapan siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nbl, Kris, Nur, Spa artinya siswa memberikan masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyele -saian yang baik, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Amr artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik sehingga mendapat porsentase 88% dalam kriteria baik sekali. 4.
Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain.
106
Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain, ada lima siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn Nbl, dan Nur artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik. Dan satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Kris artinya siswa memberikan pendapat -nya,siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada tiga siswa yang mendapatkan skor 2 artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga persentase 80% dengan kriteria baik sekali. Pada pertemuan II Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman atau kelompok lain, ada tujuh siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn Nbl, Kris, Nur dan Spa artinya siswa memberikan pen- dapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Ptri, Amr artinya siswa mem -berikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputu -san yang baik, sehingga mendapatkan porsentase 94% dalam kriteria baik sekali. 5.
Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, ada lima siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn, Amr, Nbl, Spa artinya siswa memberi pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan kepu -tusan yang baik, ada empat siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Adt, Ptri, Kris, Nur artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan persentase 88% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, adadelapan siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt,Ars, Krn, Ptri, Amr, Nbl, Nur dan Spa artinya
107
memberikan pendapatnya, siswa saling mengorek -si, siswa keputusan yang baik sehingga mendapatkan porsentase 97% dalam kriteria baik sekali. 6.
Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada tiga siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Nur, Spa artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada lima siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Ars, Krn, Ptri Nbl, Kris artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase 80% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada tujuh siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Nbl, Kris, Nur, Spa,
artinya siswa menjawab
mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Ptri, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase 94% dalam kriteria baik sekali. 7.
Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada enam siswa
yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Ars, Krn, Amr, Nbl, Kris,artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada dua siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Ptri, Kris artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa mengha- silkan keputusan yang baik, ada satu siswa
108
yang mendapat skor 1 yaitu Nur artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapat persentase 63% dalam kriteria kurang. Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada delapan siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn,Prti, Amr, Nbl, Kris dan Spa artinya siswa
memberikan
pendapat,
siswa
saling
mengoreksi,
siswa
menghasilkan
keputusanyang baik, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nur artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengo -reksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, sehingga mendapat persentase 88% dalam kriteria baik sekali. 8. Sikap siswa dalam belajar. Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar ada enam siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nur, Spa, Putr, Amr, Adt dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam
pembela- jaran, siswa kreatif dalam
pembelajaran dan ada tiga siswa yang mendapatkn skor 3 yaitu Amr, Nbl, Kris sehingga mendapat persentase 91% dalam kri -teria baik sekali. Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar, ada delapan siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr, Nbl, Kris, Nur dan Spa arti -nya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, sis -wa kreatif dalam pembelajaran, maka persentase 100% dalam kriteria baik sekali. 4.1.2.2.4 Refleksi Berdasarkan deskripsi hasil observasi siklus II ditemukan hasil reflek -si sebagai berikut:
109
a.
Guru berhasil dapat menyampaikan materi yang telah di sampaikan ke -pada siswa.
b.
Dengan adanya CD Interaktif dengan pendekatan CTL guru menjadi
mudah
menyampaikan materi pecahan. c.
Guru dapat berhasil karena aktifitas siswa bisa mencapai nilai lebih dari indikator keberhasilan yang di tetapkan minimal 75%.
d.
Hasil tes menunjukan bahwa 81% siswa SD Negeri Kebogadung 02 telah tuntas belajar.
e.
Siswa mulai terbiasa untuk melakukan belajar kelompok dan memakai alat peraga CD Interaktif yang di sajikan oleh gurunya.
f.
Siswa sudah berani bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat tanpa ditunjuk oleh guru.
g. Siswa sudah berani menyajikan dan menjelaskan hasil temuannya di depan kelas. 4.1.2.2.5 Revisi Berdasarkan refleksi pada pembelajaran siklus II, hasil tes dan lembar observasi kompetensi guru dan aktivitas siswa telah mencapai indikator ke- berhasilan maka guru menghentikan penelitian sampai siklus II. a.
Ketuntasan belajar klasikal mencapai 89% berarti sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%
b.
Siswa mulai terbiasa untuk melakukan belajar kelompok dan bekerjasama untuk memecahkan masalah yang ada. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi aktivitas siswa meningkat dalam kategori baik sekali.
110
c.
Siswa sudah berani bertanya dan berani menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk oleh guru. Hal ini ditunjukan dari hasil pengamatan aktivitas siswa meningkat dalam kategori baik.
d.
Siswa sudah berani menjawab dan menjelaskan hasil temuannya di depan kelas.
e.
Guru perlu membimbing siswa agar cepat dan tepat dalam menyelesaikan masalah permasalahan maupun tes individual sehingga dapat disiplin waktu.
4.2. Pembahasan 4.2.1 Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan pendekatan CTL yang meliputi tujuh komponen yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya. 4.2.1.1 Siklus I 4.2.1.1.1 Hasil Keterampilan Guru 1)
Kontruktivisme Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 deskriptor kurang tampak
artinya guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa. Skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru
mem -bimbing siswa
mengembangkan pengalamannya sendiri, skor artinya guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar. Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru membangun pengetahuan yang dimiliki siswa. Dan skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru membimbing siswa mengembang- kan pengalamannya
111
sendiri, guru memberi kebebasan siswa untuk menerap -kan strategi sendiri dalam belajar.
2)
Menemukan Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 2 deskriptor kurang tampak
artinya
guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa, skor 3 deskriptor
cukup tampak
guru membimbing siswa
menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, siswa memperoleh hasil temuan. Pertemuan II Menemukan mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperolwh sendiri oleh siswa. Siswa memperoleh sendiri hasil temuan. 3)
Bertanya Pada pertemuan I
bertanya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup
tampak
artinya guru mendorong siswa untuk bertanya, skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru membimbing untuk bertanya, skor 3 deskrip -tor cukup tampak artinya membangkitkan respon untuk bertanya. Pada pertemuan II
bertanya mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif
artinya guru mendorong siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk bertanya, guru membangkitkan respon untuk bertanya. 4)
Masyarakat Belajar
112
Pada pertemuan I Masyarakat belajar mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa. 5)
Pemodelan Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak arti -nya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru melibat -kan siswa dalam penggunaan contoh atau model. Skor 4
deskriptor tampak atau aktif artinya guru
membimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model. Pada pertemuan II mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru memberikan contoh atau model dalam pembelajaran,guru meli -batkan siswa dalam penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model. 6)
Refleksi Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak arti -nya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan yang
sebe -lumnya, guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa. Skor 4 deskrip -tor tampak atau aktif artinya guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya. Pada pertemuan II mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru sudah melakukanr refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan sebelumnya,guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya.
113
7)
Penilaian Sebenarnya Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup
tampak artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antara proses dan hasil, Skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian hasil. Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4
deskrip -tor
tampak atau aktif artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antara proses dan hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian hasil. 4.2.1.1.2 Hasil Aktivitas Siswa 1)
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada dua siswa
yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam
pembelajaran, ada satu siswa yang
mendapat skor 3 yaitu Amr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran dan ada satu
siswa yang
mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga memperoleh porsentase 81% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan ke II Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, ada tiga siswa yang mendapat skor 4 yaitu pembelajaran, siswa
Mar, Ars dan Adt artinya siswa aktif dalam
tanggap dalam
pembelajaran, siswa telah menyiapkan alat
tulisnya, siswa sedang mempelajari materi pembelajaran bilangan pecahan, satu siswa
114
telah mendapat skor 3 yaitu Nbl artinya siswa telah berada di dalam kelas, siswa telah duduk di kursinya, siswa telah menyiapkan alat tulisnya. Maka diperoleh porsentase 93% di dalam kriteria baik sekali. 2)
Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal Pada pertemuan I partisipasi siswa saat guru menyelesaaikan contoh soal , ada
satu siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt artinya siswa tang -gap, aktif dan berpikir dalam memberikan jawaban contoh soal, dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Amr artinya siswa tanggap, aktif dan ber -pikir dalam memberikan jawaban soal dan satu siswa yang mendapat skor 2 yaitu Adt artinya siswa tanggap, aktif dan berpikir dalam memberikan
jawa -ban soal
sehingga mendapatkan porsentase 75% dalam
kriteria baik. Pada pertemuan ke II partisipasi siswa saat guru menyelesaikan con -toh soal, ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Amr artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif dalam membe -rikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Amr artinya siswa tanggap dalam memberikan dalam jawaban contoh soal, siswa aktif membe -rikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapat porsentase 87% dalam kriteria baik sekali. 3)
Sikap siswa dalam belajar kelompok Pada pertemuan I Sikap siswa dalam belajar kelompok ada dua siswa yang
mendapat skor 2 yaitu Amr, Adt artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, dan dua siswa yang
115
mendapat skor 3 artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktir berpikir untuk memecahkan masalah sehingga mendapat porsentase 60% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam belajar kelompok, ada satu siswa yang mendapatkan skor 4
yaitu Nbl artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban
contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, ada dua siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr, Adt artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga porsentase mendapatkan 75% dalam kriteria baik sekali. 4)
Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain. Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban
dari teman maupun kelompok lain, ada tiga siswa yang mendapatkan skor 3 artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik , dan ada satu siswa yang mendapat skor artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapat porsentase 62% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain, ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Amr, Adt
116
artinya siswa memberikan pendapatnya,siswa saling mengreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Amr artinya siswa memberikan
pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan
yang baik sehingga mendapat porsentase 87% dalam kriteria baik sekali. 5)
Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan ada dua
siswa yang mendapatkan skor 3 artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa saling menghasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa saling menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 1 artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa saling menghasilkan keputusan yang baik sehigga mendapatkan porsentase 56% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat -nya, ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Amr dan Nbl artinya siswa memberi pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan kepu -tusan yang baik, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl dan Amr artinya siwa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa
menghasil -kan keputusan yang baik sehingga mendapatkan
porsentase 87% dalam kriteria baik sekali. 6)
Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada satu siswa
yang mendapatkan skor 4 Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar,tepat dan
jelas, ada dua siswa yang
mendapatkan skor 3 Amr, Adt, Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
117
menjawab benar, siswa menjawab banar, tepat dan jelas, dan ada satu siswa yang mendapatkan skor 1 Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, sehingga mendapatkan porsentase 68% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, ada tiag siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr, Adt artinya siswa mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, ada satu siswa yang mendapat skor 2 yaitu Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapatkan porsentase 87% dalam ktiteria baik sekali. 7)
Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat, ada dua
siswa yang mendapat skor 3 Amr dan Adt artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 1 Amr
artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa
menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan porsentase 56% dalam kriteria cukup. Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada tiga siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr,Nbl dan Adt artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa memberikan pendapat,
118
siswa saling mengoreksi, siswa menghsilkan keputusan yang baik sehingga mendaptkan porsentase 69% dalam kriteria cukup. 8)
Sikap siswa dalam belajar. Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam belajar ada dua siswa yang mendapatkan
skor 4 artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, dan ada dua siswa yang mendapatkan skor 3 artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan porsentase 87% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam
belajar ada tiga siswa yang
mendapatkan skor 4 yaitu Nbl, Amr dan Adt artinya siswa katif dalam pembelajaran, siswa tnggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada satu siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Adt artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan porsentase 94% dalam kriteria baik sekali. 4.2.1.2 Siklus II 4.2.1.2.1 Hasil Keterampilan Guru 1)
Konruktivisme Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 (kurang tampak) artinya
Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa, skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalannya sendiri, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strategi sendiri dalam belajar.
119
Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 (cukup tampak) artinya guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri, guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar. 2)
Menemukan Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 3 (cukup tampak) arti -nya guru
memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diper -oleh sendiri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, skor 2 (kurang tampak) artinya siswa memper -oleh sendiri hasil temuan. Pada pertemuan ke II menemukan mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, dan skor 3 (cukup tampak) artinya siswa memperoleh sendiri hasil temuan. 3)
Bertanya Pada pertemuan I mendapat skor 2 (kurang tampak) artinya guru mendorong
siswa untuk bertanya dan skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa untuk bertanya, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru dapat membangkitkan respon untuk bertanya. Pada pertemuan II mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru mendorong siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk bertanya, guru membangkitkan respon untuk bertanya.
120
4)
Masyarakat Belajar Pada pertemuan I masyarakat belajar mendapatkan skor 2 (kurang tampak)
artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa. Pada pertemuan II masyarakat belajar mendapatka skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa.
5)
Pemodelan Pada pertemuan I pemodelan mendapatkan skor 3 (cukup tampak) artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran,guru melibatkan siswa dalam penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model. Pada pertemuan II pemodelan mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru melibatkan siswa dalam penggunaan contoh atau model, skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model. 6) Refleksi Pada pertemuan I refleksi mendapatkan skor 3 (cukup tampak) melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan
arti -nya guru
sebelum -nya, guru
121
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa dan guru menyam -paikan penilan atas pengetahuan yang diperolehnya. Pada pertemuan II refleksi mendapatkan skor 4 (aktif atau tampak) artinya guru melakukan
refleksi
dengan
pengayaan
atas
pengetahuan
sebelumnya,
guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya. 7)
Penilaian Sebenarnya Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif)
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antara proses dan hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian hasil. Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antar proses dan hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian hasil. Sesuai Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam Rusman 2011:92) menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan penutupan adalah: 1)
Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat kesimpulan pembelajaran.
2)
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3)
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4)
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidial, pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik individu maupun kelompok.
122
5)
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan hasil observasi siklus II diperoleh kompetensi guru dalam menutup
pelajaran sudah baik sekali.
4.1.1.1.2 Hasil Aktivitas Siswa 1.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,ada tiga siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Amr, Nbl, Adt artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan persentase 93% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada empat siswa yang mendapat skor 4 yaitu Putr, Adt, Amr dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapat skor 100% dalam kriteria baik sekali. 2.
Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal. Pada pertemuan I partisipasi saat guru menyelesaikan contoh soal,ada dua siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Amr, Adt artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan
123
masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, sehingga mendapatkan persentase 87% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan II partisipasi siswa saat guru menyelesaiakan contoh soal ada empat siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Amr, Nbl, Putr dan Adt artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapat persentase 100% dalam kriteria baik sekali. 3.
Sikap siswa dalam belajar kelompok Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar kelompok ada satu siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Nbl artinya siswamemberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, ada dua siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Nbl artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, ada satu siswa yang mendapat skor 2 yaitu Amr artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikiruntuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik sehingga mendapat persentase 75% dalam kriteria baik . Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar kelompok ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Amr artinya siswa memberikan masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Amr artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk
124
memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik sehingga mendapat persentase 87% dalam kriteria baik. 4.
Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain. Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban
dari teman maupun kelompok lain, ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik. Dan dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Putr artinya siswa memberikan pendapatnya,siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, sehingga persentase 87% dengan kriteria baik. Pada pertemuan II Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman atau kelompok lain, ada tiga siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, amr, dan putr artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Putr artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, sehingga mendapatkan persentase 93% dalam kriteria baik sekali. 5.
Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, ada tiga siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Putr dan Amr artinya siswa memberi pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Putr artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan persentase 93% dalam kriteria baik sekali.
125
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, ada empat siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Nbl, Putr, adt dan amr artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan persentase 100% dalam kriteria baik sekali. 6.
Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada dua siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Putr, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada satu siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase 81% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl dan amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase 87% dalam kriteria baik sekali. 7.
Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat. Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada empat
siswa yang mendapat skor 4 yaitu Putr, Amr, Adt dan Nbl artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu
126
siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapat skor 2 yaitu Putr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapat persentase 75% dalam kriteria baik. Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada tiga siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Amr, Nbl dan Putr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusanyang baik, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Amr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, sehingga mendapat persentase 93% dalam kriteria baik sekali. 8. Sikap siswa dalam belajar. Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar ada empat siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Putr, Amr, Adt dan nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapat persentase 100% dalam kriteria baik sekali. Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar, ada tiga siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Adt, Putr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Amr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, maka persentase 100% dalam kriteria baik sekali. Hasil penelitian menggunakan CD Interaktif dengan pendekatan CTL meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan
127
kompetensi guru. Hal ini dibuktikan bahwa menggunakan CD Interaktif dengan pendekatan CTL dapat diterapkan untuk mengatasi masalah belajar matematika yang menuntut pemikiran dan pemecahan masalah. 4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika sangat membantu keterampilan dasar mengajar guru. Guru berperan sebagai penge- lola proses KBM, moderator, motivator, fasilitator, dan evaluator. Pembela -jaran tidak berpusat pada guru, melainkan siswa berperan aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa belajar melalui belajar kelompok, diskusi, saling mengoreksi untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang ber -guna bagi dirinya. Guru memantau jalannya diskusi sehingga komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa berjalan lancar, kegiatan berjalan dengan menyenangkan. Pembelajaran dengan penerapan pendekatan CTL memberikan pe -ngalaman baru bagi siswa. Mereka biasanya hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan belajar secara individu. Melalui pendekatan CTL siswa dapat menyalurkan ide dan tanggapan melalui belajar kelompok, belajar memberi motivasi pada siswa untuk dapat menguasai materi dan menyelesaikan per -masalahan dengan pengalaman sehari-hari. Siswa bebas memecahkan
per -masalahannya sesuai dengan pengalaman mereka. Siswa yang
sebelumnya tidak bersemangat dalam belajar akhirnya bersemangat dalam belajar. Mereka sangat senang dapat bekerjasama dan saling membantu. Penerapan pendekatan CTL, mampu meningkatkan hasil belajar sis -wa. Pada siklus I pertemuan I rata-rata hasil belajar sebesar 58,8,dengan nilai tertinggi 80, dengan nilai terendah 50, persentase belajar klasikal sebesar 55,55%. Pada siklus I pertemuan
128
II rata-rata hasil belajar sebesar dengan nilai 62, dengan nilai tertinggi 90, terendah 50, porsentase belajar klasikal sebesar dengannilai 67%. Pada siklus II pertemuan I adalah 77 dan porsen -tase klasikal 80% dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah adalah 50, Dan pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan hasil belajar dengan rata-rata 82, tertinggi adalah 100, dan terendah 50 posentase belajar klasikal adalah 89% Berdasar hasil observasi kompetensi guru, dan hasil belajar siswa si -klus I pertemuan II telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian ini dihentikan.
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri Kebogadung 02 Brebes dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan pada kelas III dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Penerapan pendekatan CTL mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan perolehan rata-rata persentase skor pada siklus I sebesar 56% dengan kriteria baik. Pada siklus II rata-rata persentase meningkat menjadi 68% dengan kriteria baik sekali. Aktivitas siswa meliputi: keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal, sikap siswa dalam belajar kelompok, sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain, keaktifan siswa
dalam mengajukan pertanyaan, keaktifan siswa
dalammenjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat, sikap siswa dalam belajar. 2)
Penerapan pendekatan CTL mampu meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan rata-rata pada siklus I pertemuan I sebesar 58,8 dengan porsentase ketuntasan belajar
klasikal 55,55%, dan pada pertemuan ke II sebesar rata-rata 62 dengan
porsentase ketuntasan belajar klasikal 67%. Pada siklus II pertemuan I dengan rata-rata
129
130
77 dengan porsentase belajar klasikal 80%, dan dengan pertemuan ke II dengan ratarata 82 menjadi meningkat dengan porsentase belajar kalsikal 89%. 3)
Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata persentase skor pada siklus I sebesar 57% dalam kriteria baik, dan pada pertemuan ke II rata-rata porsentase skor 71% dalam kriteria baik sekali, dengan hasil rata-rata 64% dalam kriteria baik. Pada siklus II sebesar rata-rata porsentase skor pertemuan ke I 78% dalam kriteria baik. Dan pada pertemuan ke II 93% dalam kriteria baik sekali, dengan rata-rata 86% dengan kriteria baik sekali. Kompetensi guru tersebut meliputi kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
5.2 SARAN Setelah melakukan tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan CTL untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Brebes ada beberapa hal yang harus di perbaiki, maka peneliti menyarankan : (1) Sebelum penelitian berlangsung hendaknya menjelaskan tentang pendekatan CTL kepada observer. (2) Peneliti hendaknya menggunakan media yang lebih bervariasi (3) Guru sebaiknya membentuk kelompok dan menyiapkan ruang kelas sebelum pembelajaran dimulai agar tidak mengganggu pembelajaran yang berlangsung dan tidak menyita waktu. (4) Guru dapat mengubah kelompok untuk saling berkomunikasi dan saling membantu serta memberikan kepada siswa untuk memperoleh sukses yang sama. (5) Pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa.
131
(6) Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika hendaknya dijadikan referensi sekolah guna meningkat hasil belajar siswa sebagai salah satu sarana peningkatan kualitas pembelajaran.
132
DAFTAR PUSTAKA
Andrijati,Noening. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas III Pada Materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 jatibarang Brebes CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes Bambang, Sudibyo.2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permen). Jakarta : Dewi Pratama. Heruman.2008.Model
Pembelajaran
Matematika
di
Sekolah
Dasar.Bandung:PT
Rosdakarya. Ig. Sumarno, Sukahar. 1998. Matematika 3 Mari Berhitung. Jakarta : PT. Sarasukma Pratama
Karso.2004.Pendidikan Matematika 1.Jakarta:Universitas Terbuka. Komalasari,Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT Refika Aditama
Mudjito, A.K. 2012. Silabus Tematis Kelas III. Jakarta : PT. Budi Pratama
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas. http://shinobio.blogspot.com/2012/06/hakekat-matematika-di-sekolah.html. Senin,02-1-2012.01.03 WIB.
133
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah-langkah-pembelajaran-
http://8tunas8.wordpress.com/teori-belajar-mengajar-menurut-jerome-s-bruner/ http://mamansherman.wordpress.com/2008/11/04/hello-world/ (http://abuhasanlpmppalu.wordpress.com/2013/02/12/pendekatan-ctl-cocok-dalamimplementasi-kurikulum-2013/) http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html http://tlingus.wordpress.com/2009/12/03/peran-guru-dalam-pelaksanaan-pembelajarandan-manajemen-kelas/ http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html. Jumat, http://www.slideshare.net/YandraHelira/8-keterampilan-dasar-mengajar-guruprofesional ( http://pengertian-interaktif.blogspot.com/) http://edyawm1.wordpress.com/2011/06/23/kelebihan-dan-kelemahan-cd-pembelajaran/ (http://evie4210.blogspot.com/) ( http://badriyadi.wordpress.com/proposal-penelitian/aktivitas-siswa/) http://ebookbrowse.com/prosedur-pelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas-arikunto-pdfd345873310) http://selvio74.wordpress.com/2012/01/25/teknik-pengumpulandata/) http.lintasberita.com/lifestyle/pendidikan/pengertianrefleksi-definisi) http://www.tuanguru.com/2012/01/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html (htt://wawan.junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian.observasi-dankedudukannya.html)
134
Kupas tuntas UN SD matematika.2011. Ch. Sri Mulyani.Suryo Asri S. Priono) matematika_11.html. 13 Januari 2012 00.06 WIB. Riyanto, http://sulanam.sunan-ampel.ac.id/?p=51. Rabu,01-09-2012, 23.00 WIB. Riyanto, Yatim. http://sulanam.sunan-ampel.ac.id/?p=51. Rabu,01-09-2012, 23.00 Sertivikasi,2011.Sertivikasi Guru Sekolah Dasar.Semarang:UNNES) Suprijono,Agus.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar) Suprijono,Agus.2009.Cooperative Learning dan Aplikasi PAIKEM Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprijono, Agus.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar)
135
136
148
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 TEMA : KEPERLUAN SEHARI – HARI Standar Kompetensi 1. Memahami pecahan sederhana dan penggunaann ya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
• Mengenal pecahan sederhana • Membandin gkan pecahan sederhana
Materi Pokok dan Uraian Materi
Kegiatan Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi
• Pecahan
Tenik • Siswa dapat • Menyajikan menyajikan gambar dengan • Tes gambar dengan menuliskan • Non tes menuliskan pecahannya pecahannya BentuK Tes • Tulis • Siswa dapat • Membilang • Lisan membilang pecahan dengan • Pengamata pecahan kata-kata n dengan kata• Penilaian kata hasil karya
• Siswa
• Membilang
Penilaian
Alokas i Waktu
4 JP X 35 menit
Sumber Bahan Alat
Buku matematik progresif dan LKS, CD Interaktif
149
membilang pecahan dengan lambang
pecahan lambang
dengan
• Siswa • Membandingkan membandingka dua buah n dua buah pecahan pecahan
2. Memahami pecahan sederhana dan penggunaann ya dalam pemecahan masalah
• Pecahan • Membukti kan pecahan sederhana
• Siswa membuktika n pecahan 1 1 , 2 4 • Siswa membuktikan 1 1 pecahan , 3 6
4 jp x 35 menit
• Membuktikan 1 1 pecahan , 2 4 Teknik • Membuktikan 1 1 pecahan , 3 6
• Tes • Non tes
BentuK Tes • Tulis • Siswa menulis • Menulis lambang • Lisan • Pengamata lambang 1 1 pecahan , n 1 1 2 4 pecahan , 2 4 • Penilaian
• Buku Matemat ka medi cetak, • Buku LKS, CD Inter
150
• Siswa menulis • Menulis lambang lambang 1 1 , pecahan 1 1 3 6 pecahan , 3 6 • Siswa • Membaca membaca lambang pecahan lambang 1 1 , 1 1 2 4 pecahan , 2 4
hasil karya
• Siswa • Menyajikan nilai menyajikan pecahan dengan nilai dengan menggunakan berbagai berbagai bentuk bentuk pecahan gambar
3. Menggun akan pecahan dalam pemecahan masalah
• Pecahan • Menjumla hkan pecahan
• Melakukan penjumlahan dua buah berpenyebut sama dengan peragaan berlangsung ( Mengambil
• Menjumlahkan dua buah pecahan biasa berpenyebut sama
4 jp x 35 men it
Buku Matemati ka media cetak,
151
tali
2 tali) 4 • Menjumlahkan • Melakukan dua pecahan biasa penjumlahan yang berpenyebut secara tidak sama matematis bedasarkan peragaan yang telah dilaksanakan • Menjumlahkan • Melakukan antar pecahan penjumlahan desimal pecahan yang berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung • Melakukan penjumlahan secara matematis pecahan
Buku LKS, CD Inter
1 tali dan 4
Teknik • Tes • Non tes BentuK Tes • Tulis • Lisan • Pengamata n • Penilaian hasil karya
152
sederhana yang berpenyebut tidak sama 4. Menggunakan pecahan dalam pemecahan sederhana
• • Menjumla hkan pecahan
Operasi hitung pecahan
• Melakukan penjumlahan • dua pecahan berpenyebut sama dengan peragaan langsung (mis: menggabungka 1 n apel 4 3 dengan 4 apel) • Melakukan penjumlahan • secara tematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan • Melakukan
Menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut sama 4 x 35 menit
Menjumlahkan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama • Tes • Non tes BentuK Tes
• Buku Matemat ka medi cetak, • Buku LKS, • CD Interakt if
153
• Tulis • Lisan • Pengamata n • Penilaian hasil karya
penjumlahan pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung menggunakan benda nyata • Melakukan penjumlahan secara matematis pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan sederhana
• • Menguran gkan pecahan
Operasi hitung pecahan
• Melakukan pengurangan • dua pecahan berpenyebut
Mengurangkan dua pecahan biasa yang berpenyebut
154
•
sama dengan peragaan langsung (Mis: mengambil 1 3 apel dari 4 4 apel) • Melakukan • pengurangan secara matematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan
• Melakukan pengurangan pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung menggunakan benda nyata
sama 4 x 35 menit
Mengurangkan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama
Teknik - Tes - Non tes
• Buku Matemat ka medi cetak, • Buku LKS, CD Inter
155
• Melakukan pengurangan secara matematis pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama
Bentuk tes
- Tulis - Lisan - Pengamata n - Penilaian - hasil karya
PKN • Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
• Memiliki
• Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaa n , kekayaan alam, keramahta mahan
• Kekayaan alam Indonesia
• Memiliki
• Siswa Instrumen • Menyebutkan menyebutkan kekayaan alam kekayaan alam berupa hasil hutan - Lembar berupa hasil soal hutan - Lembar • Siswa - Pengamata • Menyebutkan menyebutkan n manfaat sungai manfaat sungai • Menyebutkan • Menyebutkan tanaman tanaman palawija palawija yang yang ditanam di ditanam di Indonesia Indonesia • Siswa
6 jp x 35 menit
Buku PKN, media cetak
156
harga sebagai individu
diri
• Mengenal pentingnya memiliki harga diri
harga diri
mengidentifika • Mengidentifikasik sikan harga diri an harga diri • Siswa menjelaskan kelebihan harga diri manusia dengan mahkluk lain • Siswa mengasumsika n manusia sebagai mahkluk Tuhan • Siswa memberi alas an mengapa manusia penting memiliki harga diri • Siswa menyebutkan cara menjaga harga diri
• Menjelaskan kelebihan harga diri manusia dengan makhluk lain • Mengasumsikan manusia sebagai mahkluk Tuhan Teknik • Memberi alasan - Tes mengapa manusia - Non tes penting memiliki Bentuk Tes harga diri - Tulis - Lisan - Pengamata n • Menyebutkan cara menjaga harga - Penilaian diri dakam hidup - Hasil karya
157
dalam hidup bermasyarakat
bermasyarakat
• Siswa • Mengidentifikasi mengidentifika bentuk-bentuk sikan bentukharga diri bentuk harga diri
• Memiliki harga diri sebagai individu
• Siswa • Mengidentifikasi mengidentifika perilaku yang si perilaku yag mencerminkan mencerminkan harga diri harga diri • Harga diri • Memberi contoh bentuk harga diri seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan
• Siswa • Menjelaskan cara menjelaskan agar dihargai cara agar orang lain dihargai orang lain • Siswa • Menjelaskan cara menjelaskan agar pendapat kita cara agar didengar orang
6 jp x 35
Buku PKN,
158
pendapat kita didengar orang lain
dan kekurangan diri sendiri dan lainlain
• Memilik harga diri sebagai individu
lain
menit
LKS
4 jp x 35 menit
Buku PKN, LKS
• Siswa • Menjelaskan cara menjelaskan menyikapi teman cara menyikapi yang suka teman yang berbohong suka berbohong • Harga diri
• Menampilk an perilaku agar mencermin kan harga diri
• Siswa • Menyebutkan cara menyebutkan menjaga harga cara menjaga diri pribadi harga diri pribadi • Menyebutkan cara • Siswa menjaga harga menyebutkan diri cara menjaga harga diri • Mengasumsikan sikap ramah dan bangsa santun • Menyebutkan salah satu keunikan yang dimiliki bangsa Teknik
159
Indonesia - Tes • Mengidentifikasi - Non tes macam-macam upacara adat di Bentuk tes - Tulis tiap daerah - Lisan • Mengidentifikasi suku bangsa - Pengamata n Indonesia Penilaian • Mengidentifikasi hasil karya agama yang ada di Indonesia
• Memiliki harga diri sebagai individu
• Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaa n, kekayaan alam keramahta mahan
• Kekhasan bangsa Indonesia
• Siswa • Mengidentifikasi mengasumsika manfaat gotong n sikap ramah royong tamah dan santun • Siswa • Mengidentifikasi menyebutkan kegiatan gotong salah satu royong di keunikan yang masyarakat dimiliki bangsa
Teknik
4 jp x
Buku
160
• Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaa n, kekayaan alam, keramahta mahan
• Kekayaan dan budaya bangsa
Indonesia - Tes • Siswa • Mengidentifikasi - Non tes mengidentifika kegiatan gotong si macamroyong di sekolah Bentuk tes macam upacara adat ditiap - Tulis daera - Lisan - Pengamata n - Penilaian - hasil karya Instrumen - Lembar soal - Lembar - Pengamata n
• Memiliki harga diri sebagai individu
• Kebangga an sebagai • Menampilk bangsa an rasa Indonesia bangga sebagai
• Menyebutkan kapan Indonesia merdeka • Menyebutkan
35 menit
PKN, LKS
161
anak Indonesia •
•
•
•
nama pembaca teks proklamasi Menyebutkan 3 hal yang menjadi kebanggaan sebagai bangsa Indonesia Menyebutkan hasil karya bangsa Indonesia Menjelaskan bagaimana cara menghargai hasil karya bangsa Indonesia Mengidentifikasi perilaku yang menunjukan rasa bangga sebagai anak Indonesia
Teknik - Tes - Non tes
Bentuk tes
- Tulis - Lisan - Pengamata n - Penilaian - hasil karya
Instrumen
- Lembar soal - Lembar
162
- Pengamata n
1. Karakter siswa yang diharapkan : ¾ Disiplin ( Discipline ) ¾ Tekun ( Diligence ) ¾ Tanggung jawab ( responsibility ) ¾ Ketelitian ( carefulness ) ¾ Kerja sama ( Cooperation ) ¾ Toleransi ( Tolerance ) ¾ Percaya diri ( Confidence ) ¾ Keberanian ( Bravery ) Mengetahui
Kebogadung, ………………2013
Kepala SDN Kebogadung 02
Guru Kelas III
SOLIKHIN,S.Pd
Catur Wiji Kurniasih
Nip 1960081311983041002
Nim 1401910043
163
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
K e l a s / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 4 jp x 35 menit
A. Standar Kompetensi Matematika ¾
Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
PKN ¾ B.
Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Kompetensi Dasar 1.1 Matematika ¾
Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
¾
Membilang pecahan dengan kata-kata
2.1 PKN ¾
Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti Kebhinekaan , kekayaan alam, keramahtamahan
C. Indikator 1.2 Matematika ¾
Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya
164
¾
Membilang pecahan dengan kata-kata
¾
Membilang pecahan dengan lambang
¾
Membandingkan dua buah pecahan
b. PKN ¾
Menyebutkan kekayaan alam berupa hasil hutan
¾
Menyebutkan manfaat sungai
D. Materi Pokok 1.3 Matematika ¾ c.
PKN ¾
E.
Pecahan
Kekayaan alam Indonesia
Tujuan Pembelajaran 1.4 Matematika ¾
Siswa dapat menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya
¾
Siswa dapat membilang pecahan dengan kata-kata
¾
Siswa membilang pecahan dengan lambang
¾
Siswa membandingkan dua buah pecahan
d. PKN ¾
Siswa menyebutkan kekayaann alam berupa hasil hutan
¾
Siswa menyebutkan manfaat sungai
¾
Siswa menyebutkan tanaman palawija yang ditanam di Indonesia
F. Alokasi waktu ¾
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
G. Metode Pembelajaran
165
Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab Model pembelajaran Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif. H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama I. Kegiatan Awal ( 5 menit ) Apersepsi ¾
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga CD Interaktif
¾
Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
¾
Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
¾
Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I
II. Kegiatan Inti ( 20 menit ) Matematika ¾
Guru menyajikan gambar pecahan yang dibagi beberapa bagian (eksplorasi)
¾
Guru menuliskan lambang pecahan (eksplorasi)
¾
Guru membilang pecahan dengan kata-kata (eksplorasi)
PKN ¾
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
¾
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
¾
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
¾
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif (elaborasi)
166
¾
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (elaborasi)
¾
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
¾
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulan (konfirmasi)
III. Kegiatan akhir (10 menit ) Dalam kegiatan akhir, guru : ¾
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
¾
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami,
guru
menjawab ¾
Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan guru
¾
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
¾
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
Pertemuan ke dua Matematika ¾
Guru menyajikan gambar dengan nilai pecahan (eksplorasi)
¾
Siswa menentukan benar atau salah nilai pecahan sesuai gambarnya (eksplorasi)
¾
Guru memberikan penilaian atas hasil kerja siswa (eksplorasi)
PKN ¾
Guru menjelaskan cara menjaga harga diri dalam kehidupan bermasyarakat (eksplorasi)
¾
Siswa mengidentifikasi bentuk harga diri pribadi (eksplorasi)
167
¾
Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (elaborasi)
¾
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (elaborasi)
¾
Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
¾
Memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kontekstual
dan
berkolaboratif (elaborasi) ¾
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (elaborasi)
¾
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
¾
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
I.
Kegiatan Akhir Dalam kegiatan akhir ¾
Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
¾
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawabnya
¾
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
¾
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
¾
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
168
Sumber Belajar / Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran : 1
Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi
Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo 2. Buku Matematika : oleh Filda Karli, Margaretha Sri Yuliariatiningsih, Penerbit Erlangga, Jakarta.2006 3. Media Pembelajaran : 1. CD Interaktif 2.
Batang kayu yang dipotong-potong
I. Evaluasi. a. Prosedur Tes awal
: Tidak ada
Tes dalam proses
: ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir
: ada ( individu )
b. Jenis tes Tes lisan
: selama proses pembelajaran
Tes tertulis
: di buku LKS
c. Bentuk tes Alat tes Norma penilaian 100 CATATAN ;
: isian : terlampir : setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
169
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui
Kebogadung,
Kepala Sekolah
Guru Kelas III
SOLIKHIN,S.Pd
Catur Wiji Kurniasih
Nip. 19590712 197802 2 004
Nim. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –I ) Materi Pelajaran
2012
: Matematika
170
Materi Pokok
:
Menyajikan Gambar dengan
Menuliskan Pecahannya Waktu
: 2 jp X 35 menit
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar ! Daerah yang di arsir pada gambar di samping menunjukan pecahan bernilai ……………..
Huruf A pada gambar di samping menyatakan pecahan……….. A
Arsirlah gambar di samping untuk menunjukan nilai pecahan
Arsirlah gambar di samping untuk menunjukan nilai pecahan
Daerah yang di arsir menunjukan nilai pecahan……………
Kunci Jawaban :
2 . 6
3 8
171
1.
2 4
2.
5 6
3.
1.
2.
Nilai
4 9
: Jumlah Benar x 100 Jumlah Soal
172
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
K e l a s / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 4jp x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 1. Matematika ¾
Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
2. PKN ¾ B.
Memiliki harga diri sebagai individu
Kompetensi Dasar 1.1 Matematika ¾
Membuktikan gambar dengan menuliskan pecahannya
¾
Membilang pecahan dengan kata-kata
2.1 PKN ¾ C
Mengenal pentingnya harga diri
Indikator 1.2 Matematika ¾
Siswa dapat membuktikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
173
¾
Siswa dapat membilang pecahan dengan kata-kata
PKN ¾
Menyebutkan manfaat harga diri dan dapat mengidentifikasi harga diri
D. Materi Pokok 1.3 Matematika ¾
Pecahan
2.3 PKN ¾ E.
Harga diri
Tujuan Pembelajaran 1.4 Matematika ¾
Siswa membuktikan pecahan
1 1 , 2 4
¾
Siswa membuktikan pecahan
1 1 , 3 6
¾
Siswa menulis lambang pecahan
1 1 , 2 4
¾
Siswa menulis lambang pecahan
1 1 , 3 6
¾
Siswa membaca lambang pecahan
¾
Siswa menyajikan nilai dengan berbagai bentuk pecahan
1 1 , 2 4
2.4 PKN ¾
Siswa mengidentifikasi harga diri
¾
Siswa dapat menyebutkan kelebihan harga diri manusia dari mahkuk lain
¾
Siswa dapat member alas an mengapa manusia penting memiliki harga diri
¾
Siswa dapat menyebutkan cara menjaga harga diri dalam hidup bermasyarakat
Karaktristik siswa yang diharapkan: Siswa mempunyai rasa ingin tau,berani , tanggung jawab, kerja keras, dan konsekuen dalam belajar F. Alokasi waktu ¾
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
174
G. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab Model pembelajaran Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif. H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran I. Kegiatan Awal ( 5 menit ) Apersepsi a)
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga CD Interaktif
b)
Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
c)
Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
II. Kegiatan Inti ( 20 menit ) Pertemuan ke I Matematika ¾
Siswa dapat membuktikan pecahan
1 1 , 2 4
(eksplorasi)
¾
Siswa dapat membuktikan pecahan
1 1 , 3 6
(eksplorasi) PKN ¾
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
¾
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
¾
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
¾
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif (elaborasi)
¾
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (elaborasi)
175
¾
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
¾
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulan (konfirmasi)
III. Kegiatan akhir (10 menit ) Dalam kegiatan akhir, guru : a)
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
b)
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami,
guru
menjawab c)
Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan guru
d)
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
e)
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
Alat Dan Sumber Belajar A. Sumber Belajar Buku Matematika 3 Mari Berhitung B. Alat Peraga CD Interaktif, Balok kayu yang di potong dan diberi cat warna Pertemuan ke dua Matematika ¾
Guru memberi contoh menulis lambang pecahan
1 1 , 3 6
(eksplorasi) ¾
Guru bersama siswa membaca lambang pecahan
1 1 , 3 6
(eksplorasi) PKN ¾
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
¾
Guru menjelaskan kelebihan harga diri dari menusia dari mahkluk hidup (eksplorasi)
¾
Siswa mengidentifikasi bentu-bentuk harga diri (eksplorasi)
¾
Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (elaborasi)
176
¾
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (elaborasi)
¾
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
¾
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif (elaborasi)
¾
Memfasilitasi
peserta
didik
berkompetensi
secara
sehat
untuk
meningkatkan prestasi belajar (elaborasi) ¾
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
¾
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
Kegiatan akhir (10 Menit) Dalam kegiatan akhir, guru : ¾
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
¾
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru memnjawab
¾
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
¾
Guru memriksa dan membahas pekerjaan siswa
¾
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di ajarkan
H. Sumber Belajar / Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran : 1 Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi
Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo 2. Buku Matematika
: oleh Filda Karli, Margaretha Sri Yuliariatiningsih,
Penerbit Erlangga, Jakarta.2006 b. Media Pembelajaran : 1. CD Interaktif 2.
Batang kayu yang dipotong-potong
177
I. Evaluasi. a. Prosedur Tes awal
: Tidak ada
Tes dalam proses
: ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir
: ada ( individu )
b. Jenis tes Tes lisan
: selama proses pembelajaran
Tes tertulis
: di buku LKS
c. Bentuk tes Alat tes Norma penilaian
: isian : terlampir : setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
100
CATATAN ; Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui Kepala Sekolah
Solikhin,S.Pd
Kebogadung, Guru Kelas III
Catur Wiji Kurniasih
2013
178
Nip . 19590712 197802 2 004
Nim. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –II ) Materi Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Menyajikan gambar dengan Menulis Pecahannya
Waktu
: 4 jp X 35 menit
Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar ! 2.
Pada gambar di samping menunjukan pecahan ……………..
3.
1 3
b.
3 1
c.
1 4
d.
3 4
Pilihlah yang paling tepat pada tulisan lambang pecahan satu pertiga dan satu per enam……….
a.
179
a.
1 dan 3
1 6
b.
2 1 dan 4 6
c.
1 dan 3
1 6
d.
1 8
1 dan 6
4. Tulislah dengan lambang pecahan satu per tiga adalah ….. a.
2 5
b.
3 5
c .
1 3
d.
5 1
5. Setengah atau satu per dua dengan satu per empat jika ditulis dengan lambang adalah …..
1 dengan 2
a
1 1 dengan 4 5
b.
c
d.
6.
.
1 4
5 5 dengan
1 2
1 dengan 6
Lambang pecahan a.
1 4
Satu pertiga
1 jika ditulis dengan kata-kata adalah ….. 3 b. satu perenam
180
c
lima perenam
Kunci Jawaban:
1. C 2. C 3. C 4. A 5. A
d. seperdelapan
181
Nilai
: Jumlah Benar x 100 Jumlah Soal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
K e l a s / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 10 Menit
182
Standar Kompetensi 1. ¾ 1. ¾
Matematika Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah PKN Memiliki harga diri sebagai individu
Kompetensi Dasar 1.1
Matematika
¾
Menjumlahkan pecahan dengan berbagai bentuk pecahan
¾
Menjumlahkan arti perbandingan
2.1 PKN ¾
Mengenal pentingya harga diri
C. Indikator 1.2 Matematika ¾
Melakukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama
¾
Melakukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama
¾
Melakukan operasi penjumlahan arti perbandingan
2.2 PKN ¾
Menyebutkan manfaat harga diri dan dapat mengidentifikasi harga diri
D . Materi Pokok 1.3 Matematika ¾ Penjumlahan pecahan 2.3. PKN ¾ Harga diri
E . Metode : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi, diskusi, pengamatan, dan pemberian tugas F. Tujuan Pembelajaran 1.4 Matematika ¾
Melakukan operasi penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan peragaan langsung ( misal: mengambil 1 4 tali dan 2 4 tali)
183
¾
Melakukan penjumlahan secara matematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan
¾
Melakukan penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung.
¾
Melakukan
penjumlahan
secara
matematis
pecahan
sederhana
yang
berpenyebut tidaka sama 2.2 PKN ¾
Siswa mengidentifikasi harga diri
¾
Siswa dapat menyebutkan kelebihan harga diri manusia dari mahkuk lain
¾
Siswa dapat memberi alasan mengapa manusia penting memiliki harga diri
¾
Siswa dapat menyebutkan cara menjaga harga diri dalam hidup bermasyarakat
Karaktristik siswa yang diharapkan: ¾
Siswa mempunyai rasa ingin tau,disiplin, tanggung jawab, ketelitian, kerjasama, percaya diri, se.ta mempunyai rasa keberanian
G. Alokasi waktu ¾
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
H. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab Model pembelajaran Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif.
I.
Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran I . Kegiatan Awal ( 5 menit ) Apersepsi a) Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan peraga CD Interaktif b)
Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
alat
184
c)
Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
II. Kegiatan Inti ( 20 menit ) Pertemuan ke I Matematika ¾
Siswa menyimak penjelasan melalui media sederhana yang telah disiapkan (eksplorasi)
¾
Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang telah disiapkan secara kelompok (eksplorasi)
¾
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, Media CD Interaktif, sumber belajar dan lain-lain (eksplorasi)
¾
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya (ekplorasi)
¾
Melibatkan antar siswa secara aktif dalam setiap kegiatan (eksplorasi)
PKN ¾
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi
¾
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
¾
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
¾
Setiap kelompok mendiskusikan hasil menyimaknya dengan bimbingan guru (elaborasi)
¾
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kontekstual dan berkolaboratif (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siwa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan secara lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang meumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa (elaborasi)
185
¾
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
¾
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan menyimpulan (konfirmasi)
III. Kegiatan akhir (10 menit ) Dalam kegiatan akhir, guru : ¾
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang di ajarkan
¾
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawab
¾
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
¾
Guru memriksa dan membahas pekerjaan siswa
¾
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
Pertemuan ke dua Matematika ¾ Siswa menyimak penjelasan melalui media CD Interaktif yang telah disiapkan (eksplorasi) ¾ Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang telah disiapkan secara berkelompok (eksplorasi)
PKN ¾ Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi) ¾ Guru menjelaskan kelebihan harga diri dari menusia dari mahkluk hidup (eksplorasi) ¾ Siswa mengidentifikasi bentu-bentuk harga diri (eksplorasi) ¾ Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (elaborasi) ¾ Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (elaborasi) ¾ Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
186
¾ lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif (elaborasi) ¾ Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (elaborasi) ¾ Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik (elaborasi) ¾ Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi) ¾ Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi) Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, guru : ¾ Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan ¾ Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawab ¾ Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru ¾ Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa ¾ Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di ajarkan J.
Sumber Belajar / Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran : 1 Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi
Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo 2. Buku Matematika 3 Mari berhitung oleh Ig. Sumarno Sukahar. Penerbit PT.Sarasukma Pratama. 1999. Jakarta b. Media Pembelajaran : 1. CD Interaktif K.
Evaluasi. a. Prosedur Tes awal
: Tidak ada
Tes dalam proses
: ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir
: ada ( individu )
b. Jenis tes
187
Tes lisan
: selama proses pembelajaran
Tes tertulis
: di buku LKS
c. Bentuk tes Alat tes
: isian : terlampir
Norma penilaian
: setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
100 CATATAN ; Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui Kepala Sekolah
SOLIKHIN, S.Pd NIP. 19600813 198304 1 002
Kebogadung,
2012
Guru Kelas II
CATUR WIJI KURNAISIH NIM. 1401910043
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN JUDUL : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Pada Materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Media CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes
188
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Bentuk Instrumen
Matematika • Menjumlahkan
Contoh Instrumen
Matematika pecahan
biasa berpenyebut tidak sama
Tes lisan, Urian isian tes tertulis
¾ pecahan tidak
berpenyebut
sama
dengan
peragaan langsung ( missal : mengambil
• Melakukan
operasi
penjumlahan
14
pecahan
Melakukan
penjumlahan tali dari
biasa berpenyebut sama
2 4 tali
PKN • Jelaskan
PKN
menjaga harga diri
• Mengtakan cara menjaga
pribadi
harga diri pribadi
• Jelaskan bangsa
harga diri pribadi bangsa
• Jelaskan
sikap
• Sebutkan dimiliki
yang dimiliki
Indonesia
bangsa Indonesia
Kriteria Penilaian a. Produk (Hasil Diskusi)
Aspek
salah
satu keunikan yang
• Menyebutkan salah satu
No
sikap
ramah dan santun
ramah tamah
keunikan
cara
menjaga harga diri
• Mengatakan cara menjaga
• Mengasumsikan
cara
Kriteria
Skor
bangsa
189
1
Konsep
• Semua Benar
4
• Sebagian Besar Benar • Sebagian Kecil Benar
3 2 1
• Semua Salah Performansi
No 1
Aspek Kerjasama
Kriteria
Skor
•
Bekerjasama
•
Kadang-kadang kerjasama
•
4 2
Tidak bekerjasama 1
2
Partisipasi
•
Aktif berpartisipasi
•
Kadang-kadang aktif
4
•
Tidak aktif
2 1
b. Lembar Penilaian
Performan No
Nama Siswa
1
Aditya Surya Fahmi
2
Arsa Linggar Aji
3
Karina Agustina
4
Meilia Nabila Putri
Kerjasama
Partisipasi
Jumlah Produk
Skor
Nilai
190
5
Muamar Kadapi
6
Nabila
7
Siti Nurhayatun
8
Syefa Aerul Rohman
9
Krisnanto
CATATAN : Nilai = ( Jumlah Skor : Jumlah skor maksimal ) x 100
Mengetahui
Kebogadung,
Kepala Sekolah
Guru Kelas III
SOLIKHIN, S.Pd NIP. 19600813 198304 1 002
CATUR WIJI KURNAISIH NIM. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –I ) Materi Pelajaran : Matematika
2012
191
Materi Pokok
: Menjumlahkan Pecahan biasa berpenyebut sama dan tidak sama
Waktu
: 4 jp x 35 menit
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
ii.
2.
3.
Gambarlah pecahan
1 1 + = 4 4
Selesaikanlah jika
a.
2 3
b.
5 3
c
2 4
d.
2 8 1 4
Hitunglah penjumlahan
a. c.
4.
10 6
c.
b.
10 12
1 3
a.
2 1 + dan tuliskan hasilnya .... 5 10
3 9 3 3
d.
1 3
+
1 = 8
3 6 3 8
1 3 Selesaikanlah pada gambar disamping ini …………
b. d.
1 9 3 6
192
5. Selesaikanlah soal-soal yang ada pada gambar di bawah ini ……………
1 6
a. c.
2 6 4 6
1 6
1 6
1 6
b.
6 6
d.
2 4
1 6
1 6
193
Kunci Soal :
Nilai
1.
B
2.
C
3.
D
4.
C
5.
B
: Jumlah Benar x 100 Jumlah Soal
194
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
K e l a s / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 4 JP x 35 Menit
195
A. Standar Kompetensi Matematika ¾ Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah PKN ¾
Memiliki harga diri sebagai individu
¾
Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
B. Kompetensi Dasar 1.2 Matematika ¾
Mengurangkan berbagai bentuk pecahan
2.1 PKN
C
¾
Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri
¾
Mengenal kekhasan bangsa seperti, , kekayaan alam, keramahtamahan
Indikator 1.2 Matematika ¾
Melakukan operasi mengurangkan pecahan campuran berpenyebut tidak sama
¾
Melalui operasi mengurangkan pecahan campuran berpenyebut sama
2.3 PKN
D.
¾
Menyebutkan manfaat harga diri dan dapat mengidentifikasi harga diri
¾
Siswa dapat mengatakan cara herga diri pribadi
Materi Pokok 1.3 Matematika ¾
Mengurangkan pecahan
2.5 PKN ¾
Harga diri
E. Tujuan Pembelajaran 1.4 Matematika ¾
Melalui operasi peraga pecahan, siswa dapat melakukan operasi pengurangan pecahan campuran berpenyebut tidak sama dengan benar.
Nilai budaya dan karakter Bangsa yang diharapkan:
196
¾
Kreatif
¾
Mandiri
¾
Rasa ingin tau
2.6 PKN ¾
Siswa mengidentifikasi harga diri
¾
Siswa dapat menyebutkan kelebihan harga diri manusia dari mahkuk hidup
¾
Siswa dapat mengatakan cara menjaga harga diri pribadi
¾
Siswa dapat mengatakan cara menjaga harga diri bangsa
¾
Siswa dapat mengasumsi sikap ramah tamah dan santun
¾
Siswa dapat menyebutkan salah satu keunikan yang dimiliki bangsa Indonesia
Karaktristik siswa yang diharapkan: Siswa mempunyai rasa ingin tau,berani , tanggung jawab, kerja keras, dan konsekuen dalam belajar F. Alokasi waktu ¾
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
G. Metode Pembelajaran ¾ Model pembelajaran : Pendekatan Kontekstual dengan media CD Interaktif ¾ Metode
: Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran I. Kegiatan Awal ( 5 menit ) Apersepsi a)
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga CD Interaktif
II.
b)
Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
c)
Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
Kegiatan Inti ( 20 menit ) Pertemuan ke I • Eksplorasi
197
Dalam kegiatan eksplorasi, guru : Matematika ¾
Siswa menyimak penjelasan melalui media CD Interaktif yang telah di siapkan (eksplorasi)
¾
Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang telah disiapkan secara kelompok (eksplorasi)
¾
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media CD Interaktif dan sumber belajar lain (eksplorasi)
¾
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar yang lain (eksplorasi)
¾
Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan (eksplorasi) PKN
¾
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
¾
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
¾
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
¾
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa membuat aporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang mennumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa (elaborasi)
¾
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa (konfirmasi)
¾
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi siswa melalui berbagai sumber (konfirmasi)
¾
Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk melakukan pengalaman belajar yang telah dilakukan (konfirmasi)
198
¾
Memfasilitasi untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar (konfirmasi)
c.. Kegiatan akhir (10 menit ) Dalam kegiatan akhir, guru : ¾
Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individual
¾
Guru bersama siswa mengoreksi dan menganalisis hasil evaluasi
¾
Guru memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran matematika
Pertemuan ke dua Matematika ¾
Guru menjelaskan tentang pengurangan pecahan dengan menggunakan alat peraga balok kayu (eksplorasi)
¾
Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang pengurangan pecahan (eksplorasi)
¾
Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyelesaikan salah satu contoh soal dengan menggunakan alat peraga CD Interaktif (eksplorasi)
¾
Guru membagi siswanya dalam satu kelas menjadi dua kelompok (eksplorasi)
¾
Guru membimbing diskusi kelompok dengan cara memberikan soal pada setiap kelompok (eksplorasi)
¾
Satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok lain memberikan tanggapannya (eksplorasi)
¾
Guru memberikan penghargaan kelompok sesuai hasil yang diperoleh setiap siswa dalam satu kelompok (eksplorasi)
PKN ¾
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
¾
Guru menjelaskan kelebihan harga diri dari menusia dari mahkluk hidup (eksplorasi)
¾
Siswa mengidentifikasi bentu-bentuk harga diri (eksplorasi)
¾
Membiasakan peserta didik untuk berpikir melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (elaborasi)
¾
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (elaborasi)
199
¾
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
¾
Memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kontekstual
dan
kolaboratif (elaborasi) ¾
Memfasilitasi
peserta
didik
berkompetensi
secara
sehat
untuk
meningkatkan prestasi belajar (elaborasi) ¾
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (elaborasi)
¾
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
¾
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, guru : ¾
Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individual
¾
Guru bersama isiwa mengoreksi dan menganalisis hasil evaluasi
¾
Guru memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran
H. Sumber Belajar / Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran : 1 Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi
Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo 2. Buku Matematika
: oleh Filda Karli, Margaretha Sri Yuliariatiningsih,
Penerbit Erlangga, Jakarta.2006 3. Buku matematika 3 mari berhitung : oleh Ig. Sumarno Sukahar, Penerbit PT. Sarasukma Pratama.1999,Jakarta b. Media Pembelajaran : 1. CD Interaktif 2.
Batang kayu yang dipotong-potong
I. Evaluasi. a. Prosedur
Tes awal
: Tidak ada
Tes dalam proses
: ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir
: ada ( individu )
200
b. Jenis tes Tes lisan
: selama proses pembelajaran
Tes tertulis
: di buku LKS
c. Bentuk tes Alat tes Norma penilaian
: isian : terlampir : setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
100 CATATAN ; Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui Kepala Sekolah
SOLIKHIN, S.Pd NIP. 19600813 198304 1 002
Kebogadung,
2013
Guru Kelas III
CATUR WIJI KURNAISIH NIM. 1401910043
201
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN JUDUL : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Pada Materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Media CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes
202
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Bentuk Instrume n
Contoh Instrumen
Matematika
Matematika
• Mengurangkan pecahan
campuran
berpenyebut
tidak
Tes lisan, Urian isian
•
Selesaikan
soal
pengurangan pecahan
tes tertulis
berpenyebut
sama
tidak
sama
• Mengurangkan pecahan
campuran
•
Selesaikan soal mengurangkan
berpenyebut sama
pecahan campuran berpenyebut sama •
Menyelesaikan soal pecahan biasa yang berpenyebut sama dengan menyajikan gambar
•
Menyelesaikan soal pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama dengan menyajikan gambar
PKN
• Jelaskan cara menjaga
PKN • Mengtakan
cara
harga diri pribadi
menjaga harga diri
• Jelaskan cara menjaga
pribadi • Mengatakan
cara
menjaga harga diri
harga diri bangsa
203
• Jelaskan sikap ramah
pribadi bangsa
dan santun
• Mengasumsikan sikap ramah tamah
• Sebutkan salah satu • Menyebutkan salah
keunikan yang dimiliki
satu keunikan yang dimiliki
bangsa Indonesia
bangsa
Indonesia
Kriteria Penilaian a. Produk (Hasil Diskusi)
No 1
Aspek Konsep
Kriteria • Semua Benar • Sebagian Besar Benar • Sebagian Kecil Benar
Skor 4 3 2 1
• Semua Salah
c. Performansi
No 1
Aspek
Kriteria
Kerjasama 4
•
Bekerjasama
•
Kadang-kadang kerjasama
•
Skor
Tidak bekerjasama
2 1 4
204
2
2
Partisipasi •
Aktif berpartisipasi
•
Kadang-kadang aktif
•
Tidak aktif
1
d. Lembar Penilaian
Performan No
Nama Siswa
1
Aditya Surya Fahmi
2
Arsa Linggar Aji
3
Karina Agustina
4
Meilia Nabila Putri
5
Muamar Kadapi
Kerjasama
Partisipasi
Jumlah Produk
Skor
Nilai
205
6
Nabila
7
Siti Nurhayatun
8
Syefa Aerul Rohman
9
Krisnanto
CATATAN : Nilai = ( Jumlah Skor : Jumlah skor maksimal ) x 100
Mengetahui
Kebogadung,
Kepala Sekolah
Guru Kelas III
SOLIKHIN, S.Pd NIP. 19600813 198304 1 002
CATUR WIJI KURNAISIH NIM. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –II )
2013
Materi Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Mengurangkan Pecahan
Waktu
: 4 jp X 35 menit
206
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
1 1 = ….. 3 6 a.
1 6
b.
5 5
c.
4 15
d.
7 7
1 4
-
5
2
=……
1 8
a.
3
c.
1 10
1 4
1 8 b. d.
6 15 3 15
1 = ....... 8
a.
10 70
c.
1 8
b.
1 2
d.
10 30
5 2 = …… 8 2
5
a.
14 12
c.
3 6
b.
4 4
d.
7 12
3 5
-
1 = 5
207
a.
2 5
c
3 5
b.
7 12
3 d. 5
Kunci Jawaban: A A
208
C C A
209
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kebogadung 02 Siklus I Pertemuan I dan II
No Urut
Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-rata
T
BT
1
70
70
70
T
-
2
70
70
70
T
-
3
50
50
50
-
BT
4
80
80
80
T
-
5
50
65
57
-
BT
6
70
80
75
T
-
7
70
70
70
T
-
8
70
80
75
T
-
9
70
90
80
T
-
Absen
Keterangan : T
: Tuntas
BT
: Belum Tuntas
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kebogadung 02 Siklus II Pertemuan I dan II
210
No Urut
Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-rata
T
TB
1
70
70
70
T
-
2
70
70
70
T
-
3
70
80
75
T
-
4
80
80
80
T
-
5
80
70
75
T
-
6
70
80
75
T
-
7
70
70
70
T
-
8
70
80
75
T
-
9
70
90
80
T
-
Absen
Keterangan : T
: Tuntas
BT
: Belum Tuntas
SINTAK METODE DEMONSTRASI BERBASIS PECAHAN
No
Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual
Aktivitas Belajar Siswa
Ketrampilan Guru
211
(CTL) a
Kembangkan pemikiran
Keaktifan dalam
Keterampilan
dengan cara bekerja,
mengikuti pelajaran
bertanya
Laksanakan sejauh
Partisipasi siswa saat
Keterampilan
mungkin kegiatan
guru menyelesaikan
memberikan
inquiri
contoh soal
penguatan
Kembangkan sikap
Sikap siswa dalam
Keterampilan
ingin tahu siswa dengan
mengerjakan kelompok
menjelaskan
Sikap siswa dalam
Keterampilan
memperhatikan pendapat
membuka dan
atau jawaban dari teman
menutup pelajaran
menemukan dan mengkonstruksi sendiri keterampilan dan pengetahuan b
c
cara bertanya d
Belajar dalam kelompok
maupun kelompok lain e
Hadirkan model dalam
Keaktifan siswa dalam
Keterampilan
contoh pembelajaran
mengajukan pertanyaan
membimbing diskusi kecil
f g
Lakukan refleksi di
Keaktifan siswa dalam
Keterampilan
akhir pertemuan
menjawaab pertanyaan
mengelola kelas
Lakukan penilaian yang
Keaktifan siswa dalam
Keterampilan
sebenarnya dengan
mengeluarkan pendapat
mengajar
berbagai cara
kelompok kecil dan perorangan
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU
212
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas
: III
Hari/Tanggal
:
Nama
: Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a. Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan c. Berialh tanda (√) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak) Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No
Indikator
Deskriptor
1
Konstruktivisme
a. Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri
Cek
√
-
skor
2
213
c. Guru
2
Menemukan
memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar a. Guru memberi pengetahuan dan
siswa
temuan
-
-
3
menghasilkan
yang
diperoleh
sendiri oleh siswa b. Guru
membimbing
siswa
menghasilkan temuan yang
√
diperoleh sendiri oleh siswa c. Siswa
memperoleh sendiri √
hasil temuan 3
Bertanya
a. Guru mendorong siswa untuk bertanya b. Guru
2 -
membimbing
siswa
untuk bertanya
√
c. Guru membangkitkn respon
-
untuk bertanya 4
Masyarakat belajar
a. Guru
membimbing
kelompok-kelompok saat
mereka
-
2
pada
mengerjakan
tugas b. Guru membimbing kelompok dalam belajar
√
c. Guru membimbing siswa
5
Pemodelan
a. Guru atau
memberikan
contoh
model
dalam
pembelajaran b. Guru melibatkan siswa dalam
√
3
214
penggunaan
contoh
atau
√
model c. Guru
membimbing
siswa
dalam menggunakan contoh
-
atau model 6
Refleksi
a
Guru
melakukan
dengan
refleksi
pengayaan
-
2
atas
pengetahuan sebelumnya Guru
menyimpulkan
hasil
pembelajaran pada siswa
√
Guru menyampaikan penilaian atas
pengetahuan
yang
-
a. Guru melakukan penilaian
-
diperolehnya 7
Penilaian sebenarnya
secara
komprehensif
2
dan
seimbang antara proses dan hasil b. Guru melakukan penilaian proses c. Guru
hasil Jumlah
melakukan penilaian √ 16
Kriteria penilaian (D) Kurang Keterangan Penilaian : R = Skor tertinggi = 28 T = Skor Terendah = 7 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32.
215
N = (T-R) + 1 = (7 x 4)-7 + 1 = (28 – 7) + 1 = 21 + 1 = 22 Q 1 = kuartil pertama Letak Q 1 =
Q 3 = kuartil ketiga
2 (n+2) 4
Letak Q 3 =
1 (3n+ 2) 4
=
2 (22 +2 ) 4
=
1 (3. 22 + 2) 4
=
2 (24) 4
=
1 (66 + 2) 4
=
48 = 12 4
=
1 (68) 4
= 17
Jadi Q 1 = 12
Jadi Q 3 = 17 Q 2 = median Letak Q 2 =
Q 4 = kuartil keempat = 28
2 (n+1) 4
=
2 (22+1) 4
=
2 (23) 4
=
46 = 11,5 = 12 4
Jadi Q 2 = 12
Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
24 ≤ Skor ≤ 28
A (Sangat Baik)
Dikatakan
19 ≤ Skor < 24
B (Cukup)
(kurang)
belum apabila
tuntas mencapai
216
19 ≤ Skor < 19
C (Cukup)
7 ≤ Skor < 19
D (Kurang)
jumlah skor 16 Kebogadung,
2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas
: III
Hari/Tanggal
:
Nama
: Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a. Bacalah dengan cermat indicator kompetensi guru b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan c. Berialh tanda ( v ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
217
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak) No
Indikator
Deskriptor
Cek
skor
1
Konstruktivisme
a. Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri c. Guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar a. Guru memberi pengetahuan
-
3
2
Menemukan
dan
siswa
temuan
√ √
-
3
menghasilkan
yang
diperoleh
sendiri oleh siswa b
Guru
membimbing
siswa √
menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa c. Siswa
memperoleh sendiri
√
hasil temuan 3
Bertanya
a. Guru mendorong siswa untuk -
2
bertanya b. Guru
membimbing
siswa
untuk bertanya c. Guru membangkitkn respon
√
untuk bertanya 4
Masyarakat belajar
kelompok-kelompok saat
membimbing √
a. Guru mereka
pada
mengerjakan
-
3
218
tugas b. Guru membimbing kelompok √ dalam belajar c. Guru membimbing siswa 5
Pemodelan
a. Guru atau
contoh √
memberikan model
3
dalam
pembelajaran b. Guru melibatkan siswa dalam √ penggunaan contoh atau model c. Guru
siswa -
membimbing
dalam menggunakan contoh atau model 6
Refleksi
a. Guru dengan
melakukan
refleksi -
pengayaan
3
atas
pengetahuan sebelumnya b. Guru
menyimpulkan
hasil √
pembelajaran pada siswa c. Guru
menyampaikan
penilaian atas pengetahuan
√
yang diperolehnya 7
Penilaian sebenarnya
a. Guru melakukan penilaian secara
komprehensif
3
dan
seimbang antara proses dan hasil b. Guru melakukan penilaian √ proses c. Guru melakukan penilaian √ hasil Jumlah
20
219
Kriteria Penilaian (B) baik Keterangan Penilaian : R = Skor tertinggi = 28 T = Skor Terendah = 7 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. N = (T-R) + 1 = (7 x 4)-7 + 1 = (28 – 7) + 1 = 21 + 1 = 22
Q 1 = kuartil pertama Letak Q 1 =
2 (n+2) 4
Q 3 = kuartil ketiga Letak Q 3 =
1 (3n+ 2) 4
=
2 (22 +2 ) 4
=
1 (3. 22 + 2) 4
=
2 (24) 4
=
1 (66 + 2) 4
=
48 = 12 4
=
1 (68) 4
= 17
Jadi Q 1 = 12
Jadi Q 3 = 17 Q 2 = median Letak Q 2 = =
2 (n+1) 4 2 (22+1) 4
Q 4 = kuartil keempat = 28
220
=
2 (23) 4
=
46 = 11,5 = 12 4
Jadi Q 2 = 12
Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
24 ≤ Skor ≤ 28
A (Sangat Baik)
Dikatakan
19 ≤ Skor < 24
B (Baik)
mencapai jumlah skor 20
19 ≤ Skor < 19
C (Cukup)
7 ≤ Skor < 19
D (Kurang) Kebogadung,
baik
apabila
2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
Hasil Observasi Kompetensi Guru Pada Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan CTL Siklus I Pertemuan I dan II
No
Indikator
Pertemuan I
Pertemuan II
1
Kontruktivisme
2
3
2
Menemukan
3
3
3
Bertanya
2
2
4
Masyarakat Belajar
2
3
5
Pemodelan
3
3
6
Revleksi
2
3
221
7
Penilaian Sebenarnya
Jumlah
2
3
16
20
Persentase
16 X100%= 57% 28
20 x100%=71% 28
Kriteria
Kurang
Cukup
Rata-rata persentase Siklus I
64% (Kurang)
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas
: III
222
Hari/Tanggal
:
Nama
: Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a.
Bacalah dengan cermat indicator kompetensi guru
b.
Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c.
Berialh tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor
d.
Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak) Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No
Indikator
Deskriptor
1
Konstruktivisme
a. Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri c. Guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar a. Guru memberi pengetahuan
2
Menemukan
dan
siswa
temuan
Cek
skor
√
3
-
√
√
menghasilkan
yang
diperoleh
sendiri oleh siswa b. Guru
membimbing
siswa
√
menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa c.
Siswa memperoleh sendiri hasil temuan
-
3
223
3
Bertanya
a. Guru mendorong siswa untuk
√
4
bertanya b. Guru
membimbing
siswa
√
untuk bertanya c.
Guru membangkitkn respon untuk bertanya
4
Masyarakat belajar
a. Guru
√ membimbing
kelompok-kelompok saat
mereka
√
3
pada
mengerjakan
tugas b. Guru membimbing kelompok dalam belajar c.
-
Guru membimbing siswa √
5
Pemodelan
a. Guru atau
memberikan
contoh
model
dalam
3
pembelajaran b. Guru
melibatkan
siswa
dalam penggunaan contoh
√
atau model c.
Guru
membimbing
siswa
dalam menggunakan contoh
√
atau model 6
Refleksi
a. Guru dengan
melakukan
refleksi
pengayaan
√
atas
pengetahuan sebelumnya b. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa c.
Guru
menyampaikan
-
3
224
penilaian atas pengetahuan
√
yang diperolehnya 7
Penilaian sebenarnya
a. Guru melakukan penilaian secara
komprehensif
√
3
dan
seimbang antara proses dan hasil b. Guru melakukan penilaian proses c.
-
Guru melakukan penilaian hasil
√ 22
Jumlah Kriteria penilaian (B) Baik Keterangan Penilaian : R = Skor tertinggi = 28 T = Skor Terendah = 7 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. N = (T-R) + 1 = (7 x 4)-7 + 1 = (28 – 7) + 1 = 21 + 1 = 22
Q 1 = kuartil pertama Letak Q 1 =
2 (n+2) 4
Q 3 = kuartil ketiga Letak Q 3 =
1 (3n+ 2) 4
225
=
2 (22 +2 ) 4
=
1 (3. 22 + 2) 4
=
2 (24) 4
=
1 (66 + 2) 4
=
48 = 12 4
=
1 (68) 4
= 17
Jadi Q 1 = 12
Jadi Q 3 = 17 Q 2 = median Letak Q 2 =
Q 4 = kuartil keempat = 28
2 (n+1) 4
=
2 (22+1) 4
=
2 (23) 4
=
46 = 11,5 = 12 4
Jadi Q 2 = 12
Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
226
24 ≤ Skor ≤ 28
A (Sangat Baik)
Dikatakan
19 ≤ Skor < 24
B (Baik)
mencapai jumlah skor < 22
19 ≤ Skor < 19
C (Cukup)
7 ≤ Skor < 19
D (Kurang)
Kebogadung, Kolaborator
Dwi Apriyanah
baik
2013
apabila
227
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas
: III
Hari/Tanggal
:
Nama
: Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a.
Bacalah dengan cermat indicator kompetensi guru
b.
Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c.
Berialh tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor
d.
Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
228
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No
Indikator
Deskriptor
Cek
skor
1
Konstruktivisme
a. Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri c. Guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar a. Guru memberi pengetahuan
√
3
2
Menemukan
dan
siswa
temuan
√ -
√
4
menghasilkan
yang
diperoleh
sendiri oleh siswa b. Guru
membimbing
siswa √
menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa c.
Siswa memperoleh sendiri
√
hasil temuan 3
Bertanya
a. Guru mendorong siswa untuk √
4
bertanya b. Guru
membimbing
siswa
√
untuk bertanya c. Guru membangkitkn respon √ untuk bertanya 4
Masyarakat belajar
membimbing √
a. Guru
kelompok-kelompok saat
mereka
pada
mengerjakan
4
229
tugas b. Guru membimbing kelompok √ dalam belajar c. 5
Pemodelan
√
Guru membimbing siswa
a. Guru atau
contoh √
memberikan model
4
dalam
pembelajaran b. Guru melibatkan siswa dalam √ penggunaan contoh atau model c.
Guru
siswa √
membimbing
dalam menggunakan contoh atau model 6
Refleksi
a. Guru dengan
melakukan
refleksi √
pengayaan
3
atas
pengetahuan sebelumnya b. Guru
menyimpulkan
hasil √
pembelajaran pada siswa c.
Guru
menyampaikan -
penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya 7
Penilaian sebenarnya
a. Guru melakukan penilaian √ secara
komprehensif
4
dan
seimbang antara proses dan hasil b. Guru melakukan penilaian √ proses c.
Guru melakukan penilaian √ hasil
Jumlah
26
230
Kriteria penilaian sangat baik Keterangan penilaian: R = Skor tertinggi = 28 T = Skor Terendah = 7 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. N = (T-R) + 1 = (7 x 4)-7 + 1 = (28 – 7) + 1 = 21 + 1 = 22
Q 1 = kuartil pertama Letak Q 1 =
2 (n+2) 4
Q 3 = kuartil ketiga Letak Q 3 =
1 (3n+ 2) 4
=
2 (22 +2 ) 4
=
1 (3. 22 + 2) 4
=
2 (24) 4
=
1 (66 + 2) 4
=
48 = 12 4
=
1 (68) 4
= 17
Jadi Q 1 = 12
Jadi Q 3 = 17 Q 2 = median Letak Q 2 = =
2 (n+1) 4 2 (22+1) 4
Q 4 = kuartil keempat = 28
231
=
2 (23) 4
=
46 = 11,5 = 12 4
Jadi Q 2 = 12
Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
24 ≤ Skor ≤ 28
A (Sangat Baik)
Dikatakan sangat baik (A)
19 ≤ Skor < 24
B (Baik)
apabila mencapai jumlah skor
19 ≤ Skor < 19
C (Cukup)
26
7 ≤ Skor < 19
D (Kurang) Kebogadung,
2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah Hasil Observasi Kompetensi Guru siklus II Pertemuan I Dan Pertemuan II No
Indikator
Pertemuan II
1
Kontrukivisme
3
3
2
Menemukan
3
4
3
Bertanya
4
4
4
Masyarakat Belajar
3
4
5
Pemodelan
3
4
6
Refleksi
3
3
7
Penilaian sebenarnaya
3
4
22
26
Jumlah
Pertemuan I
232
Persentase
22 x100=79% 28
26 x100=93% 28
Kriteria
Baik
Sangat Baik
Rata-rata persentase siklus
86% (Sangat Baik )
Kebogadung,
2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02
233
Kelas
: III
Hari/tanggal
:
Nama
: Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a. Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan c. Berilah tanda ( v ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak) Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No 1
Indikator
Deskriptor
Keaktifan siswa dalam a. Siswa aktif dalam mengikuti pelajaran
Cek
Skor
√
3
pembelajaran b. Siswa tanggap dalam pembelajaran c.
√
Siswa kreatif dala pembelajaran
2
Partisipasi siswa saat a. Siswa guru
menyelesaikan
tanggap
memberikan
contoh soal
dalam
√
3
jawaban
contoh soal b. Siswa aktif memberikan masukan
√
jawaban
contoh soal c.
berpikir
dalam
-
memahami contoh soal 3
Sikap
siswa
dalam
a. Siswa memberi masukan
-
2
234
belajar kelompok
terhadap kerja kelompok b. Siswa untuk
aktif
berpikir √
memecahkan
masalah c.
-
Siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik
Sikap
siswa
dalam
a. Siswa
memperhatikan pendapat atau jawaban
menghasilkan
-
keputusan yang baik
memberi √
Keaktifan siswa dalam a. Siswa mengajukan
3
pendapatnya b. Siswa saling mengoreksi c.
6
√
b. Siswa saling mengoreksi
kelompok lain
pertanyaan
3
pendapatnya
dari teman maupun c. Siswa
5
√
memberikan
Siswa
menghasilkan keputusan yang baik
Keaktifan siswa dalam a. Siswa menjawab pertanyaan
√
menjawab
√
3
mendekati benar b. Siswa menjawab benar c.
Siswa menjawab benar,
√
tepat dan jelas 7
Keaktifan siswa dalam a. Siswa mengeluarkan pendapat
memberikan
pendapat b. Siswa saling mengoreksi c.
Siswa
menghasilkan
keputusan yang baik
-
1
235
8
Sikap
siswa
dalam
a. Siswa aktif dalam
belajar
-
1
pembelajaran b. Siswa tanggap dalam pembelajaran c.
Siswa kreatif dalam
-
pembelajaran 19
Jumlah Kriteria Penilaian: cukup Kriteria penilaian: R = Skor tertinggi = 32 T = Skor Terendah = 8 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. n = (T-R) + 1 = (32-8) + 1 = (24) + 1 = 25
Q1 =
1 4 (n+1)
3 = 4 (n + 1)
=
1 (25 + 1) 4
3 = 4
=
1 (26) 4
3 = 4 (26)
= 6,2 = 7 = 14
Q3
(25 + 1)
236
78 = 4 = 19,5 = 20 = 27 Q2 =
2 (n = 1) 4
Q4
= 32
2 = 4 (25 + 1) 2 = 4 (26 ) =
52 4
= 13 = 20 Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32
A (Sangat Baik)
Dikatakan
20 ≤ Skor < 27
B (Baik)
mencapai jumlah skor 19
14 ≤ Skor < 20
C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14
D (Kurang) Kebogadung,
cukup
2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
apabila
237
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02
Kelas
: III
Hari/tanggal Nama
: : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a.
Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b.
Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c.
Berilah tanda ( v ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor
d.
Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak) Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No 1
Indikator
Keaktifan siswa dalam
Deskriptor
a. Siswa aktif dalam
mengikuti pelajaran
Skor
-
1
pembelajaran b. Siswa tanggap dalam pembelajaran c.
Siswa kreatif dalam pembelajaran
Cek
-
238
2
Partisipasi siswa saat a.
Siswa tanggap dalam
guru
memberikan
menyelesaikan
contoh soal
-
jawaban 2
contoh soal b.
Siswa
aktif
memberikan
√
masukan
jawaban contoh soal c.
Siswa berpikir dalam
-
memahami contoh soal 3
Sikap
siswa
dalam a.
belajar kelompok
Siswa
3
memberi
masukan terhadap kerja
√
kelompok b.
Siswa
aktif
untuk
berpikir
√
memecahkan
masalah c.
Siswa mencapai suatu hasil
√
penyelesaian
yang baik 4
Sikap
siswa
dalam a.
Siswa
memberikan
memperhatikan
pendapatnya
pendapat atau jawaban b.
Siswa
dari teman maupun
mengoreksi
kelompok lain
c.
Siswa
saling
√
4
√ √
menghasilkan
keputusan yang baik 5
Keaktifan siswa dalam a.
Siswa
mengajukan
pendapatnya
pertanyaan
b.
Siswa
√
saling
mengoreksi c.
Siswa
4
memberi
menghasilkan
√ √
keputusan yang baik 6
Keaktifan siswa dalam a.
Siswa
menjawab
√
4
239
menjawab pertanyaan
mendekati benar b.
Siswa menjawab benar
c.
Siswa menjawab benar, tepat dan jelas
7
Keaktifan siswa dalam a.
Siswa
mengeluarkan
pendapat
pendapat
b.
memberikan
Siswa
saling
√ √ -
2
-
mengoreksi c.
Siswa
menghasilkan
√
keputusan yang baik 8
Sikap
siswa
dalam a.
belajar
Siswa aktif dalam
-
1
pembelajaran b.
Siswa tanggap dalam pembelajaran
c.
Siswa kreatif dalam
-
pembelajaran Jumlah
21
Kriteria penilaian baik
Kriteria penilaian: R = Skor tertinggi = 32 T = Skor Terendah = 8 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. n = (T-R) + 1 = (32-8) + 1 = (24) + 1
240
= 25
Q1 =
1 4 (n+1)
Q3
3 = 4 (n + 1)
=
1 (25 + 1) 4
3 = 4
=
1 (26) 4
3 = 4 (26)
= 6,2 = 7
(25 + 1)
78 = 4
= 14
= 19,5 = 20 = 27 Q2 =
2 (n = 1) 4
Q4
= 32
2 = 4 (25 + 1) 2 = 4 (26 ) =
52 4
= 13 = 20 Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32
A (Sangat Baik)
Dikatakan
20 ≤ Skor < 27
B (Baik)
mencapai jumlah skor 21
14 ≤ Skor < 20
C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14
D (Kurang) Kebogadung, Kolaborator
baik
2013
apabila
241
Dwi Apriyanah
Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus I Pertemuan I Dan Pertemuan II No 1 2 3 4
5 6
Indikator
Pertemuan I
Pertemuan II
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal Sikap siswa dalam belajar kelompok Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa dalam menjawab
1
1
2
2
2
3
4
4
4
4
4
4
1
2
1
1
pertanyaan 7
Keaktifan
siswa
dalam
mengeluarkan pendapat 8
Sikap siswa dalam belajar
Persentase
19 x100=59% 32
21 x100=66% 32
Kriteria
Cukup
baik
Rata-rata persentase siklus
62,5% (Baik )
Kebogadung, Kolaborator
2013
242
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02
Kelas
: III
Hari/tanggal Nama
: : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a.
Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b.
Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c.
Berilah tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor
d.
Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak) Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
243
No 1
Indikator
Deskriptor
Keaktifan siswa dalam a. Siswa aktif dalam mengikuti pelajaran
Cek
Skor
-
1
pembelajaran b. Siswa tanggap dalam pembelajaran c.
Siswa kreatif dalam
-
pembelajaran 2
Partisipasi siswa saat a. Siswa guru
menyelesaikan
tanggap
memberikan
contoh soal
dalam
-
2
jawaban
contoh soal b. Siswa aktif memberikan
√
masukan jawaban contoh soal c.
Siswa
aktif
berpikir
-
dalam memahami contoh soal 3
Sikap
siswa
2
dalam a. Siswa memberi masukan
belajar kelompok
terhadap kerja kelompok b. Siswa untuk
aktif
berpikir
-
memecahkan
masalah c.
√
-
Siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik
4
Sikap
siswa
memperhatikan
dalam a. Siswa
memberikan
dari teman maupun c. Siswa 5
4
pendapatnya
pendapat atau jawaban b. Siswa saling mengoreksi kelompok lain
√
menghasilkan
√ √
keputusan yang baik
Keaktifan siswa dalam a. Siswa
memberi
√
4
244
mengajukan
pendapatnya b. Siswa saling mengoreksi
pertanyaan
c.
Siswa
menghasilkan
keputusan yang baik 6
Keaktifan siswa dalam a. Siswa menjawab pertanyaan
menjawab
c. Siswa menjawab benar, tepat dan jelas
Keaktifan siswa dalam a. Siswa mengeluarkan pendapat
√ √
4
mendekati benar b. Siswa menjawab benar
7
√
memberikan
√ √ -
1
pendapat b. Siswa saling mengoreksi c.
Siswa
menghasilkan
-
keputusan yang baik 8
Sikap
siswa
dalam a. Siswa aktif dalam
belajar
√
4
pembelajaran b. Siswa tanggap dalam
√
pembelajaran c.
Siswa kreatif dalam
√
pembelajaran Jumlah Kriteria penilaian baik
Kriteria penilaian: R = Skor tertinggi = 32 T = Skor Terendah = 8 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
22
245
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. n = (T-R) + 1 = (32-8) + 1 = (24) + 1 = 25
Q1 =
1 4 (n+1)
Q3
3 = 4 (n + 1)
=
1 (25 + 1) 4
3 = 4
=
1 (26) 4
3 = 4 (26 )
= 6,2 = 7
78 = 4
= 14
= 19,5 = 20 = 27 Q2
2 = 4 (n = 1) 2 = 4 (25 + 1) 2 = 4 (26) =
52 4
= 13
Q4
= 32
(25 + 1)
246
= 20 Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32
A (Sangat Baik)
Dikatakan
20 ≤ Skor < 27
B (Baik)
mencapai jumlah skor 22
14 ≤ Skor < 20
C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14
D (Kurang) Kebogadung,
baik
apabila
2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah
: SD Negeri Kebogadung 02
Kelas
: III
Hari/tanggal
:
247
Nama
: Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk a.
Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b.
Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c.
Berilah tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor
d.
Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut : Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak) Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak) Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak) Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak) No
1
Indikator
Deskriptor
Keaktifan siswa dalam a. Siswa aktif dalam mengikuti pelajaran
Cek
Skor
√
4
pembelajaran b. Siswa tanggap dalam
√
pembelajaran c.
Siswa kreatif dalam
√
pembelajaran 2
Partisipasi siswa saat a. Siswa guru
menyelesaikan
tanggap
memberikan
contoh soal
dalam jawaban
√
4
contoh soal b. Siswa aktif memberikan
√
masukan jawaban contoh soal c.
Siswa
berpikir
dalam
√
memahami contoh soal 3
Sikap
siswa
dalam a. Siswa memberi masukan
belajar kelompok
terhadap kerja kelompok b. Siswa untuk masalah
√
aktif
berpikir
memecahkan
√
4
248
c.
Siswa mencapai suatu
√
hasil penyelesaian yang baik 4
Sikap
siswa
dalam a. Siswa
memperhatikan
memberikan
4
pendapatnya
pendapat atau jawaban b. Siswa saling mengoreksi dari teman maupun c. Siswa
menghasilkan
√ √
keputusan yang baik
kelompok lain 5
√
Keaktifan siswa dalam a. Siswa mengajukan
memberi
√
4
pendapatnya b. Siswa saling mengoreksi
pertanyaan
c.
Siswa
menghasilkan
√ √
keputusan yang baik 6
Keaktifan siswa dalam a. Siswa menjawab pertanyaan
menjawab
√
4
mendekati benar b. Siswa menjawab benar c.
Siswa menjawab benar,
√ √
tepat dan jelas 7
Keaktifan siswa dalam a. Siswa mengeluarkan pendapat
memberikan
√
4
pendapat b. Siswa saling mengoreksi c.
Siswa
menghasilkan
√ √
keputusan yang baik 8
Sikap
siswa
dalam a. Siswa aktif dalam
belajar
√
3
pembelajaran b. Siswa tanggap dalam pembelajaran c.
Siswa kreatif dalam
√ -
pembelajaran Jumlah
31
249
Kriteria penilaian sangat baik Kriteria penilaian: R = Skor tertinggi = 32 T = Skor Terendah = 8 Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. n = (T-R) + 1 = (32-8) + 1 = (24) + 1 = 25
Q1
=
1 4 (n+1)
Q3
3 = 4 (n + 1)
=
1 (25 + 1) 4
3 = 4
=
1 (26) 4
3 = 4 (26)
= 6,2 = 7 = 14
78 = 4 = 19,5 = 20 = 27
(25 + 1)
250
Q2 =
2 (n = 1) 4
Q4
= 32
2 = 4 (25 + 1) 2 = 4 (26) =
52 4
= 13 = 20 Keterangan
Jumlah Skor
Nilai
Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32
A (Sangat Baik)
Dikatakan sangat baik apabila
20 ≤ Skor < 27
B (Baik)
mencapai jumlah skor 31
14 ≤ Skor < 20
C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14
D (Kurang) Kebogadung,
2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus II Pertemuan I Dan Pertemuan II No 1 2 3
Indikator
Pertemuan I
Pertemuan II
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal Sikap siswa dalam belajar
1
4
3
4
3
4
251
4
5 6
kelompok Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa dalam menjawab
4
4
4
4
4
4
2
4
1
3
pertanyaan 7
Keaktifan
siswa
dalam
mengeluarkan pendapat 8
Sikap siswa dalam belajar
Persentase
22 x100=69% 32
31 x100=97% 32
Kriteria
Baik
Sangat baik
Rata-rata persentase siklus
83% (Sangat baik)
Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan CTL Siklus I Pertemuan I Indikator N o 1 Keaktifan siswa dalam
Adt
Ars
Krn Ptri
4
2
3
4
Skor Amr Nbl 4
3
Amr 2
Rat arata
Kiteria
Spa
Jum lah
%
Nur 4
4
30
3,3
83
Baik sekali
252
mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
2
3
3
2
2
3
3
3
2
23
2,5
63
kurang
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor Porsentase Aktivitas Siswa
4
4
2
3
2
2
4
2
3
26
2,8
72
Cukup
3
4
4
2
1
4
3
4
2
27
3
75
Cukup
2
3
3
2
3
3
2
1
3
22
2,4
61
kurang
4
2
3
3
4
2
2
3
4
27
3
75
Cukup
3
3
3
2
3
3
2
1
2
22
2,4
61
Kurang
3
3
3
3
2
2
2
3
3
24
2,6
66
Kurang
25
24
24
21
21
22
19
21
23
Kriteria
Kurang
200 X 100% = 62% 32
Hasil Pengamatan aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan CTL Siklus I Pertemuan II N o
Indikator
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan
Skor Amr Nbl
Adt
Ars
Krn Ptri
4
2
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
Rat arata
Kiteria
Spa
Jum lah
%
Nur
2
4
4
30
3,3
83
Baik sekali
4
4
3
32
3,5
88
Baik
Amr
253
contoh soal 3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor Porsentase Aktivitas Siswa
4
4
4
4
2
3
4
4
4
33
3,6
92
Baik sekali
3
4
4
2
1
4
3
4
2
27
3
75
Cukup
3
4
4
3
4
4
3
2
4
31
3,4
86
Baik sekali
4
3
3
3
2
3
3
4
4
29
3,2
80
Baik
3
3
3
2
3
3
2
1
2
23
2,5
63
kurang
4
4
4
4
3
3
3
4
4
33
3,6
91
Baik sekali
28
28
29
25
24
26
23
26
27
Kriteria
Cukup
236 X 100% = 73% 32
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan CTL Siklus II Pertemuan I
N o
Indikator
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
Skor Amr Nbl
Adt
Ars
Krn Ptri
4
2
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
Amr
Jm
Rat arata
%
Kriteria
4
30
3,3
83
Baik
3
34
3,2
94
Baik sekali
Nur
Spa
2
4
4
4
254
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor Porsentase Aktivitas Siswa
4
4
4
4
3
3
4
4
4
28
3,1
77
Cukup
4
4
4
2
2
4
3
4
2
29
3,2
80
Baik
3
4
4
3
4
4
3
3
4
32
3,5
88
Baik sekali
4
3
3
3
2
3
3
4
4
29
3,2
80
Baik
3
3
3
2
3
3
2
1
3
23
2,5
63
Kurang
4
4
4
4
4
4
4
4
4
33
3,6
91
Baik sekali
30
28
29
26
25
28
25
20
28
Kriteria
Baik
239 X 100% = 75% 32
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan CTL Siklus II Pertemuan II N o
Indikator
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal 3 Sikap siswa dalam belajar kelompok 4 siswa dalam Sikap
Rat arata
Kriteria
Spa
Jum lah
%
Nur
3
4
4
33
3,6
91
Baik sekali
4
4
4
4
36
4
100
Baik sekali
3
4
4
4
4
32
3,5
88
Baik sekali
3
4
4
4
4
34
3,7
94
Baik sekali
Skor Amr Nbl
Adt
Ars
Krn Ptri
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
Amr
255
memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain 5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan 6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat 8 Sikap siswa dalam belajar Jumlah skor Porsentase Aktivitas Siswa Kriteria
4
4
4
4
4
4
3
4
4
35
3,8
87
Baik sekali
4
4
4
3
3
4
4
4
4
34
3,7
94
Cukup
4
4
4
4
4
4
4
3
4
32
3,5
88
Baik sekali
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
100
Baik sekali
32
32
31
30
29
31
30
31
32
278 X 100% = 88% 32 Baik Sekali
Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan I Hari, Tanggal
: Jum’at, 7 Desember 2012
Pokok Bahasan
: Menyajikan Gambar dengan Menuliskan Pecahan
Kelas / Semester
Fokus Kegiatan
Pada kegiatan inti
: III / II
Deskripsi
Siswa dapat menyajikan gambar dengan
Makna
Ada siswa yang dapat menuliskan pecahan
menuliskan pecahannya atau dapat ditulis dengan tiga perempat
3 4
256
dengan media atau alat.
Melalui pemberian
Siswa mengerti bahwa
Ada siswa yang dapat
masalah yang diberikan
dalam penyajian gambar
menentukan pecahannya
oleh guru
siswa mengerti
tanpa alat peraga.
menuliskan pecahannya Pemberian kesempatan
Ketika guru memberikan Ada beberapa siswa
bertanya kepada siswa
kesempatan bertanya
yang diam saja, tidak
kepada siswa mengenai
berani bertanya ketika
materi yang sedang
mereka belum paham
dipelajari sebagian siswa menjawab dengan maju kedapan dengan menuliskan pecahannya. Belajar kelompok
Pada waktu belajar
Masih ada siswa yang
kelompok ada siswa
bersifat individual tidak
yang sudah jelas namun
mau bekerjasama
tidak bersedia
dengan teman satu
memberikan penjelasan
kelompoknya.
kepada temannya yang belum jelas
257
Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan II Hari , Tanggal
: Sabtu. 8 Desember 2012
Pokok Bahasan
: Membilang Pecahan dengan kata-kata
Kelas / Semester
: III / II
Fokus Kegiatan
Apersepsi
Deskripsi
Makna
Ketika guru mengapersepsi
Ada interaksi antara
terjadi tanya jawab antara guru
guru dengan siswa
dengan siswa beberapa siswa
maupun siswa dengan
mampu menjawab pertanyaan
siswa sudah berani
guru ada juga yang diam saja
menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
Pengguanaa
Dalam pembelajaran siswa
Siswa memilih media
media
menggunakan media
dan
pembelajaran yang bervasiasi,
secara bervariasi
cara melipat kertas antara siswa yang satu dengan siswa
menggunakannya
258
yang lain. Belajar kelompok
Guru berkeliling keseluruh
Guru memperhatikan
penjuru kelas untuk mengamati
semua kelompok tidak
jalannya diskusi.
hanya pada salah satu kelompok saja
Mengerjakan
Ada siswa yang terlambat
Masih ada siswa yang
lembar evaluasi
mengumpulkan lembar
tidak disiplin waktu
evaluasi, padahal waktu mengerjakan sudah habis.
Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan I Hari , Tanggal
: Jum’at , 14 Desember 2012
Pokok Bahasan
: Melakukan Operasi PenjumlahanPecahan Biasa Berpenyebut Tidak Sama
Kelas / Semester
: III / II
Fokus Kegiatan
Deskripsis
Makna
Pembentuakan
Guru mengubah anggota
Guru mengubah strategi
kelompok
kelompok yang berada
dalam pembentukan
dengan pertemuan-
kelompok.
pertemuan sebelumnya.
Tanya Jawab
Guru mengadakan tanya
Ketika guru memberikan
dengan siswa
jawab dengan siswa,
permasalahan kepada
jawaban siswa yang satu
siswa, siswa mampu
berbeda dengan yang
menyelesaikannya dengan
259
lain, namun pada
cara mereka masing-
dasarnya jawabanmereka
masing
semua benar Belajar kelompok
Siswa mau bekerjasama
Siswa sudah terbiasa
dengan teman satu
bekerjasama dalam
kelompoknya dengan
kelompok
baik meskipun anggota kelompoknya telah diubah oleh guru
Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan II Hari , Tanggal
: Sabtu , 15 Desember 2012
Pokok Bahasan
: Melakukan Operasi pengurangan Pecahan Campuran Berpenyebut Tidak Sama
Kelas / Semester
Fokus Kegiatan
: III / II
Deskripsi
Penjelasan oleh guru Guru memberikan
Makna
Siswa sudah berani
permasalahan dan sebagai
bertanya ketika mereka
model dalam peragaan
kurang jelas tentang
penyelesaian permasalahan
materi yang dipelajari
260
tersebut. Ketika guru menjelaskan ada sebagian siswa yang belum paham dan mereka ingin guru mengulangi penjelasan yang disampaikan Belajar kelompok
Masing-masing kelompok
Siswa sudah berani
berebut maju ke depan
menyampaikan pendapat
melaporkan hasil diskusi
atau melaporkan hasil diskusi
FOTO PENELITIAN
Guru sedang menggunakan benda konkret (Roti Padi Mas) sebagai media peraga pembelajaran
261
Guru menggunakan alat peraga roti padi mas yang dibelah menjadi dua
262
Guru Sedang Menerangkan Tentang Pecahan Dengan menggunakan kertas Lipat
Siswa menjadi model pembelajaran
263
Antusias siswa sedang mengerjakan LKS
Guru sedang berkeliling ke semua penjuru kelas untuk melihat jalannya mengerjakan LKS
264
LAMPIRAN CATATAN LAPANGAN
265
266
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
Tanggal
: 03 Desember 2012
Kelas / semester
: III (tiga) / II (dua)
Tema
: Pengalaman
Alokasi waktu
: 3x35 menit (1 x pertemuan)
Petunjuk
: Catatan kondisi pembelajaran sesuai dengan kenyataan
Pada siklus I, ada beberapa siswa berbuat gaduh seperti Adt, Ars, Kris mereka berlarian di dalam kelas dan tidak mau duduk dengan tertib ketika guru menjelaskan. Siswa
masih belum terbiasa dengan pembelajaran pemecahan
sehingga siswa terkesan kaku dalam pembelajaran. Siswa masih mempunyai rasa malu dalam menjawab pertanyaan guru, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran masih kurang. Ketika kegiatan pembagian kelompok berlangsung, kondisi kelas menjadi gaduh karena ada beberapa siswa yang tidak mau berkelomok karena dia masih
267
memilih teman. Pada saat berkelompok hanya beberapa anggota saja yang tanggap dan mau berpartisipasi, sehingga siswa yang berdiskusi, siswa belum berani menyampaikan sehingga guru harus meminta siswa untuk maju. Saat mengerjakan evaluasi, sebagian besar siswa tidak tertib dalam mengumpulkan jawaban. Siswa meminta tambahan waktu mengerjaan, karena guru kurang menginformasikan waktu yang digunakan dalam pengerjaan evaluasi.
Brebes, 03-12-2012 Observer
Dwi Apriyanah
268
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Tanggal
: 09 Deember 2012
Kelas / Semester
: III (tiga) / II (dua)
269
Tema
: Kegiatan
Alokasi waktu
: 3 x 35 menit
Petunjuk
: Catatlah kondisi pembelajaran sesuai dengan kenyataan
Pada siklus dua, siswa mulai tenang dan tertib dalam pembelajaran. Guru mengkondisikan siswa yang gaduh dengan cara diberi pengarahan. Siswa sudah mulai memahami dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Saat guru untuk meminta memahami masalah, siswa sudah paham dengan apa yang dimaksudkan oleh gurunya. Siswa berpartisipasi dalam pembelajaran, dengan bersedia maju untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan kemauan sendiri. Saat kegiatan diskusi, kondisi kelas membaik dibanding dengan siklus satu. Siswa langsung berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Siswa mengerjakan dengan tenang dan jika mengalami kesulitan bertanya kepada guru. Dalam menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran, siswa berpartisipasi. Siswa mampu memahami apa yang telah dipelajari. Pengerjaan evaluasi berjalan dengan tertib. Dalam mengerjakan diskusi siswa lancar, semua siswa aktif. Guru memantau dan membimbing jalannya diskusi, dan setiap kelompok secara bergantian menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Siswa yang awalnya kurang aktif sudah bisa beradaptasi untuk mengikuti aktif dalam belajar kelompok.
270
Brebes, 09 Desember 2012 Observer
Dwi apriyanah
271
LAMPIRAN SURAT IJIN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
272
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN JATIBARANG
SEKOLAH DASAR NEGERI KEBOGADUNG 02
B REBES
Alamat : Desa Kebogadung Kec. Jatibarang – Kab. Brebes 52261
SURAT IJIN PENELITIAN Nomor : 800 / 28 / 2012
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala SD Negeri Kebogadung 02 kecamatan Jatibarang Brebes telah memberikan ijin kepada:
Nama
: Catur Wiji Kurniasih
NIM
: 1401910043
Jurusan
: PGSD
Fakultas
: Ilmu Pendidikan
Universitas
: UNNES
Untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Kebogadung 02 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebesguna penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan aktivitas
273
dan hasil belajar siswa kelas III pada materi pecahan melalui pendekatan CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes” Demikian surat penelitian izin ini di buat agar dapat dipergunakan sebagaiana semestinya.
Brebes, 03 April 2013 Kepala SD Negeri Kebogadung 02
SOLIKHIN,S.Pd NIP. : 19600813 198304 1 002