UNIVERSITAS INDONESIA
VALUASI EKONOMI OBYEK WISATA CIKOROMOY DI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIA YA PERJALANAN (TRAVEL COST METHOD)
TESIS
RADEN RARA EULIS HENDRASWATI NPM: 0706299321
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
DEPOK APRIL 2009
UNIVERSITAS INDONESIA VALUASI EKONOMI OBYEK WISATA CIKOROMOY DI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIA YA PERJALANAN (TRAVEL COST METHOD)
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi
RADEN RARA EULIS HENDRASW ATI NPM: 0706299321
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK KEKHUSUSAN EKONOMI PERENCANAAN KOT A DAN DAERAH DEPOK APRIL 2009
HALAMAM PENGESAHAN Tesis ini diajukan oleh Nama
: Raden Rara Eulis Hendraswati
NPM
: 0706299321
ProgramStudi
: Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FEUI
Judul Tesis
: Valuasi
Ekonomi
Obyek
Wisata
Cikoromoy
di
Kabupaten Pandeglang dengan Menggunakan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi pada Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI
~
Pembimbing
Dr. lr. Riyanto
(
Penguji
Hera Susanti, S.E., M.Sc.
(~·
Penguji
Dr. Ir. Widyono Soetjipto
Ditetapkan di Tanggal
: Depok Juni 2009
~.. ~ fV\.I
)
)
)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan Tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar
Magister Ekonomi Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pibak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleb karena itu, saya mengucapkan terima kasib kepada (1) Dr. Ir. Riyanto,
selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini; (2) Pusbindiklatren Bappenas atas beasiswa dan kesempatan yang telah diberikan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya PNS; (3) Seluruh tenaga pengajar dan karyawan Program MPKP FE UI; (4) Bappeda Kabupaten Pandeglang; BPKD Kabupaten Pandeglang; Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang; Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang beserta jajarannya yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleb data yang saya perlukan; (5) Pak Agung dan Pak Ai Budiman dari BPS
Kabupaten Pandeglang, Pak
Husin dari BPS Provinsi Banten, Kak Epul dari Bappeda Kabupaten Pandeglang, Pak Cep Dedy dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang; yang
telah
banyak
membantu
dalam
usaha
memperoleb data yang saya perlukan; (6) Keluarga saya: bapak (aim) R.H. Munahar Hadi Sumarto, ibu Hj. Siti Sumiyati Munahar dan seluruh anggota keluarga besar R.H. Munahar, bapak mertua (aim) H. Madais Amsir dan mama mertua lbu Eni Madais, Mas Agung-Mbak Dita dan keluarga, atas segala do'a, dukungan, bantuan moril dan materiil; (7) Tesis ini secara khusus saya persembahkan kepada yang tercinta: suami Mob. Arif M.R., SIP; Anakku Mob. Ariel Kalam Rizqullab atas segala do'a yang
tiada putus, pengorbanan, pengertian, kesabaran dan dorongan yang tak henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di MPKP FE-UI. (8) Yuni, Helena, Peggy, lis, Mas Muflihun dan teman-teman dari angkatan XVII Kelas Bappenas serta teman-teman dari angkatan XIX Kelas Bappenas yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan tesis ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok,
Mei 2009
Penulis
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis iai adalah llasil karya saya seadiri, daa semua sumber baik ya•g dikatip maupun dirujuk telah saya ayatakan dengan benar
Nama
: Raden Rara Eulis HendrciSWati
NPM
: 07~~321
Tanda tangan
:
Tanggal
~~~ 20 Mei 2009
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
Raden Rara Eulis Hendraswati
NPM
0706299321
Program Studi
Pascasarjana
Departemen
Ilmu Ekonomi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: "Valuasi Ekonomi Obyek Wisata Cikoromoy di Kabupaten Pandeglang dengan Menggunakan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)" beserta perangkat yang ada Uika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
m1
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedialformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebebnarnya. Dibuat di : Depok Padatanggal:20 Mei2009 Yang me yatakan
_.t\\~ (Raden Rara Eulis Hendraswati)
ABSTRAK
Nama
Raden Rara Eulis Hendraswati
Program Studi : Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Judul
Valuasi Ekonomi Obyek Wisata Cikoromoy di Kabupaten Pandeglang dengan Menggunakan Metode Biaya Perjalanan
(Travel Cost Method) Cikoromoy merupakan obyek wisata alam dengan komoditas wisata utamanya adalah perairan darat atau biasa disebut obyek wisata tirta. Kabupaten Pandeglang sebagai daerah tujuan wisata utama di wilayah Propinsi Banten berusaha mengoptimalkan potensi-potensi wisata yang dimiliki antara lain adalah obyek wisata Cikoromoy.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai
ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy dari sisi demand pengunjung. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy, maka dapat ditentukan hal-hal harus diperbaiki atau perlu diadakan agar mampu meningkatkan kepuasan I utility pengunjung sehingga frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy meningkat. Pada penelitian ini jumlah responden yang diobservasi adalah 197 orang wisatawan. Dengan menggunakan metode Travel Cost Method dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata Cikoromoy adalah biaya perjalanan, waktu perjalanan, pendapatan, zona asal pengunjung, persepsi mengenai Cikoromoy sebagai bagian dari Gunung Karang berfungsi mengurangi polusi dan persepsi fungsi ekologi bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai WTP wisatawan Cikoromoy adalah Rp 4.651, sedangkan harga tiket masuk Cikoromoy saat ini adalah Rp 2.000, terdapat selisih sebesar Rp 2.651,- per harga tiket per orang. Dengan memberikan peningkatan mutu layanan dan jenis fasilitas dalam kawasan wisata Cikoromoy maka akan meningkatkan kepuasan I utility pengunjung sehingga pada akhirnya nilai
willingness to pay juga akan meningkat. Nilai WTP inilah yang dapat dijadikan alternatif dasar penentuan tariftiket masuk yang baru. Kata Kunci: Valuasi ekonomi, obyek wisata alam, TCM, Cikoromoy.
Universitas Indonesia
ABSTRACT Name
Raden Rara Eulis Hendraswati
Programme of Study
Magister of Planning and Public Policy
Title
Economic Valuation of Cikoromoy Eco-tourism in Pandeglang District By Using Travel Cost Method (TCM) Cikoromoy is one of eco-tourism destinations whose main commodity is
land water or known as water tourism. Pandeglang District, the major tourism destination in Banten Province, had optimized its tourism competency such as Cikoromoy water tourism. This research tried to estimate economic value of Cikoromoy water tourism based on visitor's demand. There is a need to identify factors that influence economic value of Cikoromoy water tourism in order to improve visitor's satisfaction and to increase visiting frequency to this resort. This research had 197 respondents as the same as visitors to Cikoromoy water tourism. Travel Cost Method has been used to identify factors that influence visiting frequency to this resort such as travel cost, travel schedule, income, visitor's place of origin, visitor's perception on Cikoromoy, and visitor's knowledge on other tourism destinations as a substitut( to Cikoromoy. The result of WTP value of Cikoromoy visitor's was Rp 4,651 while the present entrance ticket was Rp 2,000 there was a gap of Rp 2,651 in each person. By improving the quality of hospitality and varied facilities in Cikoromoy, it will improve the visitor's satisfaction and increase the willingness to pay among visitors. The WTP value can be used as an alternative to consider the basis of new entrance ticket.
Keyword: Economic valuation, eco-tourism, TCM, Cikoromoy
Universitas Indonesia
DAFTARISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR SURA T PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARY A ILMIAH ABSTRAK ............................................................................................................... i DAFTAR lSI ........................................................................................................... .ii DAFTAR T ABEL ..................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ........................................................... :................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. X DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................... xi I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang .................................................................................. I I.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 7 I.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8 I.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 1.5. Hipotesis ........................................................................................... 8 1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Studi.. .................................................. 9 I. 7. Sistematika Penulisan .................................................................... I 0 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I. Konsep dan Falsafah Sumber Daya Pariwisata .............................. 13 2.2. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam pada Lokasi Wisata: Kcnsep dan Cara Perhitungannya ..................................................... 16 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN METODE ANALISIS 3 .I. Kerangka Konseptual ...................................................................... 25 3.2. Metode Anal isis .............................................................................. 27 3.2.I. Teknik Sampling .................................................................. 27 3.2.2. Kuisioner .............................................................................. 28 3.2.3. Analisis Deskriptif............................................................... 28 3.2.4. Model Pendugaan Biaya Perjalanan .................................... 29 3.2.5. Hipotesis Biaya Perjalanan .................................................. .30 3.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Ekonomi Sumber Daya Cikoromoy ..................................................... 34 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 4.1. Kondisi Umum Sosial Ekonomi Kabupaten Pandeglang ............... 38 4.2. Data Konsumsi Penduduk Kabupaten Pandeglang dan Daerah Sekitarnya ......................................................................................... 42 4.3. Cikoromoy Saat ini ........................................................................... 44 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG, PERSEPSI PENGUNJUNG DAN FREKUENSI KUNJUNGAN WISA TA KE CIKOROMOY 5.1. Karakteristik Pengunjung ................................................................. .49 5.2. Persepsi Pengunjung Terhadap Obyek Wisata Cikoromoy .............. 56 5.3. Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Karakteristik dan Persepsi Responden ................................ 64 5.3.1. Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam
ii
Universitas Indonesia
Setahun Terakhir Dengan Karakteristik Responden ............. 64 5.3.2. Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Persepsi Responden Tentang Fungsi Ekologi Cikoromoy ............................................................... 68 5.3.3. Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Pengetahuan Responden Tentang Substitusi Cikoromoy ............................................. 72 5.4. Uji Independensi Menggunakan Chi Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Karakteristik dan Persepsi Responden .............................................. 76 5.4.1. Uji Independensi Menggunakan Chi~Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Karakteristik Responden ........................... 76 5.4.2. Uji lndependensi Menggunakan Chi Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Persepsi Responden .................................. 79 5.4.3. Uji Independensi Menggunakan Chi Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Pengetahuan Responden Tentang Substitusi Cikoromoy ............................................. 84 5.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi.. ................................................. 88 6 VALUASI EKONOMI SUMBER DAY A CIKOROMOY DENGAN TRAVEL COST METHOD 6.1. Regresi Model Travel Cost Method ................................................. 93 6.2 Surplus Konsumen ........................................................................... 95 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7 .1. Kesimpulan ................................................................................... I 02 7.2. Saran ............................................................................................. 102 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... I04 LAMP IRAN
iii
Universitas Indonesia
DAFfAR TABEL Tabel 1.1. Jenis dan Jwnlah Tujuan Wisata di Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten............................................................................ 3 Tabel 1.2. Data Wisatawan di Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten tahun 2000-2006................................................................................ 3 Tabel 1.3. Data Wisatawan di Cikoromoy dan Wisatawan Seluruh Pandeglang Tahun 2005-2006 .............................................. ·.................................. 5 Tabel 4.1. Data Jumlah Penduduk Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2007 .............................................................................. 38 Tabel 4.2. Data Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Pandeglang Tahun 2001-2006 .............................................................................. 39 Tabel 4.3. Data PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun 2003-2007 ................... .40 Tabel 4.4. Data Income per kapita Penduduk Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2007 ............................................................................. 41 Tabel 4.5. Data Konswnsi Penduduk Kabupaten Pandeglang pada Sub Kelompok Aneka Barang dan Jasa TahUJ1 2000-2007 .............................................................................. 42 Tabel 4.6. Data Belanja Wisata Penduduk Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Tahun 2000-2007 .................................................. .43 Tabel 4.7. Data Wisatawan di Cikoromoy, wisatawan tirta dan total wisatawan Pandeglang Tahun 2005-2007 ........................................ .48 Tabel 5.1. Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Berdasarkan Pendidikan......................................................................................... 65 Tabel 5.2. Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Berdasarkan Jenis Peketjaan ................................................................................. 65 Tabel 5.3. Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Berdasarkan Zona .................................................................................................. 66 Tabel 5.4. Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Berdasarkan
Income per Bulan .............................................................................. 66 Tabel 5.5. Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Berdasarkan Biaya Petjalanan ............................................................................... 67 Tabel 5.6. Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Berdasarkan Waktu Petjalanan ............................................................................. 67
v
Tabel 5.7. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian alam .................................................................................................. 68 Tabel 5.8. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar ........................................................................................... 69 Tabel 5.9. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air ................. 70 Tabel 5.1 0. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjirllongsor ......... 70 Tabel 5.11. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi ..................... 71 Tabel 5.12. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Ekosistem Gunung Karang (didalammnya Cikoromoy) membantu mengurangi global warming........................................... 72 Tabel 5.13. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam
~etahun
Terakhir
Dengan Keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya ................................................................. 73 Tabel 5.14. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Cikoromoy mempunyai lebih banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan .................................................................. 73 Tabel 5.15. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Fasilitas Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dll) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain ............................................. 74 Tabel 5.16. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung ke obyek wisata tirta lain .............................................. 75 Tabel 5.17. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain ................................................................. 76 Tabel 5.18. Nilai Chi Square Variabel Bebas yang Dipergunakan pada Travel Cost Method .................................................................................... 77
vi
Tabel 5.19. Nilai Chi Square Fungsi Ekologi Cikoromoy yang Dipergunakan pada TravelCost Method ................................................................. 80 Tabel 5.20. Nilai Chi Square Pengetahuan Responden Tentang Substitusi Cikoromoy yang Dipergunakan pada Travel Cost Method ............. 85 Tabel 6.1. Output Regresi Seluruh Variabel Bebas ........................................... 94 Tabel 6.2. Consumer Surplus dan Populasi Wisatawan .................................... 96 Tabel 6.3. Tabel Nilai Willingness To Pay pada Travel Cost Method ............ 100
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Peta Lokasi Obyek Wisata Cikoromoy......................................... 6 Gambar 2.1. Kurva Permintaan dan Surplus Konsumen ................................... 23 Gambar 2.2. Bagan Nilai Ekonomi Sumber Daya............................................. 24 Gambar 2.3. Klasifikasi Valuasi Non Market .................................................... 21 Gam bar 5 .1. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Zona Asal ...................................................................................... 49 Gambar 5.2. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................................................................... 50 Gambar 5.3. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Profesi. .......................................................................................... 50 Gambar 5.4. Grafik Jumlah Kunjungan per Tahun Responden Cikoromoy ..... 51 Gambar 5.5. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Jarak ............................................................................................... 51 Gambar 5.6. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Waktu Peijalanan .......................................................................... 52 Gambar 5. 7. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan .......................................................... 52 Gambar 5.8. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Pengguna Kendaraan Pribadi Berdasarkan Biaya Transportasi.. ................... 53 Gambar 5.9. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Pengguna Kendaraan Umum Berdasarkan Biaya Transportasi ..................... 53 Gambar 5.10. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Pengeluaran Total per Bulan ........................................................ 54 Gambar 5.11. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Alokasi Belanja Wisata per Bulan ................................................ 55 Gambar 5.12. Grafik Prosentase Persetujuan Terhadap Persepsi Mengenai Cikoromoy ..................................................................................... 57 Gambar 5.13. Grafik Prosentase Pengetahuan Tentang Substitusi Cikoromoy ... 61 Gambar 5.14. Grafik Profil Alasan Peningkatan Frekuensi Kunjungan ke Cikoromoy................................................................................ 63 Gambar 6.1. Grafik Nilai Consumer Surplus pada Travel Cost Method............ 96 Gambar 6.2. Grafik Nilai WTP pada Travel Cost Method................................. 98 Gambar 6.3. Gambar Area Consumer Surplus Cikoromoy .............................. ! 00
viii
DAFfAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Cikoromoy............... 1 Lampiran 2. Tabel Pengetahuan Pengunjung tentang Perbandingan Cikoromoy dengan Obyek Wisata Tirta Substitusinya .................... 2 Lampiran 3. Tabel Profil Alasan Peningkatan Frek~ensi Kunjungan ke Cikoromoy ................................................................................... 2 Lampiran 4. Output Model Persamaan Travel Cost Method pada Eviews .......... .3 Lampiran 5. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Jenis Pekerjaan ....... 3 Lampiran 6. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Tingkat Pendidikan ........................................................................... 4 Lampiran 7. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Zona Asal Responden ........................................................................................ 4 Lampiran 8. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Biaya Perjalanan ............................................................................... 4 Lampiran 9. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Income per bulan ........................................................................................... 5 Lampiran 10. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Waktu Perjalanan ... 5 Lampiran 11. Nilai Hasil Uji Chi-Square Fungsi-fungsi Ekologi Cikoromoy ....... 5 Lampiran 12. Nilai Hasil Uji Chi-Square Pengetahuan Responden tentang Substitusi Cikoromoy .......................................................... 7 Lampiran 13. Nilai Hasil Uji Chi-Square Variabel Bebas yang Dipergunakan pada TCM ................................................................. 8 Lampiran 14. Tabel Perhitungan Nilai Consumer Surplus dan Willingness To
Pay pada Travel Cost Method .......................................... . 10 Lampiran 15. Tabel Perhitungan Kategori Consumer Surplus pada Travel Cost
Method........................................................................................... 11 Lampiran 16. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2007 Dengan Tahun Dasar 2000 ................................ 13
X
DAFI'ARSINGKATAN
ABRJ Bapedal BPS C02
cs cv CVM dpl EV Ho HI IRT Kab. KM2 M MTs PDAM PS Plj!Mhs PNS Rp RTRW SD SDM SMA SMP Susenas TCM UMP UMR
we WTA WTP
= = = = = = = = = = = = = = = =
= = = = = = = =
= =
= = = = = =
=
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Badan Pengelolaan Dampak Lingkungan Badan Pusat Statistik Karbon dioksida Consumer Surplus I Surplus Konsurnen Compensating Variation Contingent Valuation Method Diatas pennukaan laut Equivalent Variation Hipotesis nol Hipotesis satu lbu Rurnah Tangga Kabupaten Kilometer persegi meter Madrasah Tsanawiyah Perusahaan Daerah Air Minurn Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil Rupiah Rencana Tata Ruang dan Wilayah Sekolah Dasar Surnber Daya Manusia Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Pertama Sensus Sosial dan Ekonomi Nasional Travel Cost Method (metode biaya perjalanan) Upah Minimum Propinsi Upah Minimum Regional Water Closed (Kamar Mandi) Willingness To Accept Willingness To Pay
xi
BABI PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam Undang-Undang nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan
disebutkan
bahwa
usaha
pariwisata
adalah
kegiatan
yang
bertujuan
menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha barang pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut. Pariwisata termasuk semua aktifitas dan dampak yang terjadi bagi wisatawan liburan, baik internasional maupun domestik (Hadinoto, 1996). Sektor pariwisata sebagai industri jasa merupakan salah satu bidang yang dapat memberikan andil yang cukup besar dalam pembangunan. Kegiatan pariwisata yang dikelola dengan baik dapat menjadi salah satu penyumbang pendapatan yang potensial dalam pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Pariwisata bukan hanya sebagai sumber devisa tetapi juga dapat memperluas kesempatan kerja yang ditimbulkan dari sejumlah keterkaitan sektor-sektor lain. Oleh karena itulah Kabupaten Pandeglang, dalam visinya tahun 200620 I 0 menyatakan bahwa Pandeglang difungsikan sebagai daerah agribisnis dan
tujuan wisata unggul di wilayah Propinsi Banten. Potensi Kabupaten Pandeglang sebagai tujuan wisata unggul didukung oleh topografi yang menguntungkan yaitu berada diantara pesisir pantai hingga pegunungan, dengan variasi ketinggian 01.788 M dpl (diatas permukaan taut), luas daratan 233.678,71 ha atau sekitar 85,07% dari luas total kabupaten, sisanya sebesar 14,93% adalah lautan.
Perbedaan ketinggian daratan yang tajam mempengaruhi suhu mikro wilayah Kabupaten Pandeglang antara dingin hingga hangat. Suhu udara terdingin yaitu 22,5°C di Puncak Gunung Karang sedangkan suhu udara terhangat yaitu 27,9"C
di sepanjang pesisir pantai Selat Sunda hingga pesisir selatan yang menghadap ke Samudera Indonesia. Kabupaten Pandeglang memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 230 km dengan pulau-pulau kecil yang tersebar atau berbentuk gugusan. Keunggulan inilah yang dijadikan dasar penentuan destinasi pariwisata Kabupaten Pandeglang. Daya tarik panorama alam merupakan dasar penentuan tujuan-tujuan wisata ini. Bentang ekosistem alam yang masih asri dan hijau,
Universitas Indonesia
2
udara segar, hawa dingin pegunungan, udara hangat pantai dan belum banyak campur tangan manusia merupakan daya tarik utama, kondisi ini berlawanan dengan kondisi pesisir Selat Sunda di Kota Cilegon dan sebagian pesisir utara Pulau Jawa di Kabupaten Serang Kota Serang dan Kabupaten Tangerang yang sudah padat dengan berbagai macam industri. Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten, dengan luas wilayah 274.689,91 ha atau 2.747 KM 2 terdiri dari 33 kecamatan pada tahun 2007. Sisi utara kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang, sisi barat dengan selat Sunda, sisi selatan dengan Samudera Indonesia dan sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak. Sejak Indonesia merdeka tahun 1945 hingga akhir tahun 2000 Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat, namun sejak ditetapkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten Kabupaten Pandeglang masuk salah satu daerah otonom di wilayah administrasi
Provinsi
Banten
bersama-sama dengan
Kabupaten
Serang,
Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Serang yang berdiri tahun 2007. Menurut Undang-Undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan dinyatakan bahwa daerah tujuan \\risata dikelompokkan menurut tema wisata, terdiri dari : Wisata Pantai Marina, Wisata Tirta, Wisata Sejarah dan Suaka Alam. Kabupaten Pandeglang memiliki semua jenis tema tersebut, 4 lokasi Wisata Pantai Marina dari 25 lokasi yang ada diseluruh Provinsi Banten; 5 lokasi Wisata Tirta dari 18 lokasi di seluruh Provinsi Banten, 56 lokasi Wisata Sejarah dari 107 lokasi di seluruh Provinsi Banten, meliputi Museum, Situs Purbakala, Bangunan Bersejarah dan Makam bersejarah. Kabupaten Pandeglang memiliki 1 lokasi suaka alam dari I 0 suaka alam yang ada di seluruh Provinsi Banten, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon sebagai tempat konservasi Badak Jawa (Rhinoceros
Sundaicus). Data potensi wisata di Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada tabel 1.1.
Universitas Indonesia
3
Tabel1.1 Jenis dan Jumlah Tujuan Wisata di Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten Lokasi Pandeglang Banten Wisata Pantai Marina 4 25 Wisata Tirta 18 5 Wisata Museum 1 1 Sejarah Situs Purbakala 13 25 Bangunan Bersejarah 21 28 Makam bersejarah 22 53 SuakaAlam 1 10 sumber: BPS Prov. Banten, 2005
Pada lokasi-lokasi wisata tersebut jumlah wisatawan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan terutama pada wisata tirta. Tabel1.2 Data Wisatawan di Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten tahun 2000-2006 Tahun
Jumlah Wisatawan
2000
1.321.228
% Pandeglang terhadap Banten 53,46
2001 2002 2003 2004 2005 2006
640.802 370.005 91.247 68.008 5.455.311 2.394.645
25,91 64,54 47,96 4,80 53,46 64,55
Pandeglang (orang)
..
Jumlah Wisatawan pada Wisata Tirta Banten (orang)
Pandeglang (orang)
2.471.301
25.349
% Pandeglang terhadap Banten 17,43
2.473.378 573.265 190.271 1.417.626 10.203.903 3.709.701
41.530 46.842 64.876 65.634 685.065 633.878
28,55 69,69 61,00 38,90 66,14 61,00
Banten (orang)
145.457 145.457 67.214 106.352 168.714 1.035.844 1.039.125
Sumber: BPS Provms1 Banten 2001-2007, d10lah
Dalam dokumen Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kabupaten
Pandeglang tahun 2003-2013, wilayah pengembangan pariwisata di Kabupaten Pandeglang saat ini berbasis pada panorama alam yang terbagi dalam 7 (tujuh) kawasan, yaitu : 1. Kawasan Pariwisata Gunung Karang Kawasan pariwisata Gunung Karang terdiri atas tujuan-tujuan wisata berikut: Sumur Tujuh, Makam Simpeureun, Pariwisata Kota Pandeglang, Pemandian
Universitas Indonesia
4
Air Panas Cisolong, Batu Lingga, Air Panas Wariang, Agrowisata Cihunjuran, Peziarahan Cibulakan, Batu Qur'an, Pemandian Cikoromoy dan Batu Tapak Pasir Peuteuy. 2. Kawasan Pariwisata Cikedal Kawasan pariwisata Cikedal terdiri atas tujuan-tujuan wisata berikut: Situ Cikedal, Peziarahan Cikadueun, Batu Ranjang, Batu Tongtrong, Kerajinan Emping, Prasasti Muruy, Batu Goong, Sanghyang Dengdek, Batu Saketeng dan Batu Tapak. 3. Kawasan Pariwisata Carita Kawasan pariwisata Carita terdiri atas tujuan-tujuan wisata berikut: Pantai Carita, Perkemahan Perhutani, Taman Rekreasi Karangsari, Taman Rekreasi Perhutani, air terjun /Curug Gendang, Peziarahan Kyai Caringin dan Masjid Caringin. 4. Kawasan Pariwisata Barna Kawasan pariwisata Barna terdiri atas tujuan-tujuan wisata berikut: Pantai Barna, Pantai Pulau Popole dan Pantai Panimbang. 5. Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung Kawasan pariwisata Tanjung Lesung terdiri atas tujuan-tujuan wisata berikut: Pantai dan Resort Tanjung Lesung, Pulau Liwungan, Desa Wisata Cikadu, Pantai Cipanon, Pantai Cimahpar, Pantai/ Muara Cijalarang dan Pantai Mega Camara. 6. Kawasan Pariwisata Taman Nasional Ujung Kulon Kawasan pariwisata Taman Nasional Ujung Kulon terdiri atas tujuan-tujuan wisata berikut: Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Handeuleum, Pulau Panaitan, Tanjung Sanghyang Sirah, Agrowisata Gunung Honje, Pantai Ciputih, Resort Pulau Umang, Desa Wisata Kertamukti dan Area Ganesha. 7. Kawasan Pariwisata Pantai Selatan Kawasan pariwisata Pantai Selatan terdiri atas tujuan-tujuan wisata berikut: Peziarahan Mantiung, Pantai Tanjungan, Pulau Tinjil, Pantai Cikiruh Wetan, Agrowisata Kutakarang, Wisata Pantai Citeluk, Pantai Sindangkerta dan Pulau Deli.
Universitas Indonesia
5
Obyek Wisata Cikoromoy masuk golongan obyek wisata tirta, yaitu suatu obyek wisata yang aktivitas wisata utamanya berada pada perairan darat, dapat berbentuk mata air, danau/situ/telaga, bendungan, air terjun, kolam pemandian alam, kolam pemandian buatan manusia dan danau mini buatan manusia. Selain Cikoromoy terdapat beberapa obyek wisata tirta lain di Pandeglang seperti situ Cikedal, Sumur Tujuh, pemandian air panas Cisolong, mata air panas Wariang, peziarahan Cibulakan, Batu Qur'an, peziarahan Cikadueun, air terjun /Curug Gendang, kolam pemandian alam yang berada di dekat Prasasti Muruy. Berikut ini adalah data wisatawan di Cikoromoy dan wisatawan total di Pandeglang tahun 2005 -2006.
Tabell.3
nata w·1satawan d"1 C"k 1 oromoy dan seluruh p andegJang 1 Tahun 2005 -2006 Tahun Cikoromoy (orang)
2005 2006
111.523 212.834
Jumlah Wisatawan % Cikoromoy Wisata % Wisata Tirta terhadap Tirta terhadap Total (orang) Wisata Tirta Wisatawan Pandeglang Pandeglang 16,28 33,58
685.065 633.878
12,56 26,47
Pandeglang (orang)
5.455.311 2.394.645
Sumber : BPS Pandeglang dan BPS Provmsi Banten, 2007
Obyek wisata Cikoromoy merupakan salah satu tujuan wisata yang berada dalam satu kawasan pariwisata Gunung Karang bersama-sama dengan tujuan wisata lain yaitu: mata air Sumur Tujuh, Makam Simpeureum, Pariwisata Kota Pandeglang, Pemandian air panas Cisolong, Batu Lingga, mata air panas Wariang, agrowisata Cihunjuran, peziarahan Cibulakan, Batu Qur'an, dan Batu Tapak Pasir. Secara administrasi obyek wisata Cikoromoy berada di wilayah Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. Berada diatas tanah seluas 43.020 M2 merupakan tanah aset pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang. Berikut ini adalah peta lokasi obyek wisata Cikoromoy.
Universitas Indonesia
6
~----
--- ·-·---- ---- -----·-·
I -
-
.._ ·~I
' . ..
.:.·c~~, r~ ··
..--,
&":~\.~~
0 \
'·._!'
..
·~"'"_._r:"'(,
•
~ ·.
I
t
I J's,. ~·
---'
; -'~- KABUPATEN PANDEGLANG Gambar 1. Peta lokasi obyek wisata Cikoromoy Saat ini kondisi obyek wisata Cikoromoy terkesan kurang terawat. Jalan akses masuk utama menuju lokasi terlihat rusak dan teijal. Fasllitas-fasilitas yang ada saat ini kurang memadai, lokasi parkir yang tidak teratur, bangunanbangunan kios, warung-warung makan tidak tertata, jalan lingkungan pemukiman menyatu dengan jalan dalam lingkungan· obyek wisata dan keadaannya menjadi licin dan becek saat hujan turun. Saung-saungan/gubug makan yang dibangun diatas kolam-kolam ikan air tawar justeru menghalangi pemandangan ke arah lereng dan puncak Gunung Karang. Belum ada dinding pembatas kolam renang, kamar ganti dan kamar mandi terkesan sempit, kusam dan kumuh. Jumlah kamar ganti dan kamar mandi tidak proporsional dengan jumlah pengunjung terutama saat hari libur atau akhir minggu. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan pelayanan baik mutu maupun kuantitasnya. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan kepuasan pengunjung/k.onsumen sehingga akan mendorong pengunjunglk.onsumen untuk mau
membayar
lebih
daripada
tarif
yang
ditetapkan
saat
m1.
Pengunjung/k.onsumen yang merasa puas biasanya akan datang kembali atau menceritakan kepada orang lain sehingga akan meningkatkan jumlah kunjungan.
Universitas Indonesia
7
Biaya peningkatan pelayanan yang dibutuhkan dapat dicukupi dengan membebankannya pada pengunjunglkonsumen melalui penentuan tarif baru atau mekanisme lainnya. Namun sebelum pengelolaan dan penentuan tarif baru tersebut dilakukan, akan sangat membantu jika ada informasi tentang wisata Cikoromoy tersebut. Salah satu informasi yang sangat berguna adalah nilai ekonomi sumber daya Cikoromoy saat ini. Oleh karena
it~ diperlukan
usaha untuk melakukan valuasi
ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy. 1.2
Perumusan Masalah Sebagaimana diuraikan daam latar belakang, penelitian ini dilakukan
sebagai upaya memberikan informasi mengenai nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy. Pengertian nilai ekonomi dari sumber daya alam seperti wisata Cikoromoy memang bisa berbeda jika dilihat dari sudut pandang berbagai disiplin ilmu. Namun salah satu tolok ukur yang relatif mudah dan bisa dijadikan persepsi bersama berbagai disiplin ilmu tersebut adalah pemberian price tag (harga) pada barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan terse but. Persoalannya adalah seperti halnya sumber daya alam wisata lainnya yang nilai ekonominya tidak selalu bisa ditransaksikan dalam pasar, sehingga untuk menganalisis nilai sumber daya wisata Cikoromoy perlu dilakukan dengan pendekatan nilai ekonomi non-pasar (non market valuation). Inilah yang disebut nilai ekonomi sumber daya alam. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur nilai ekonomi sumber daya alam adalah dengan pendekatan willingness to pay, yaitu konsep kesediaan membayar seseorang terhadap barang
dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan. Oleh karena itu permasalahan yang ditelaah dalam penelitian ini adalah: I. Berapa besar nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai ekonomi wisata Cikoromoy tersebut?
Universitas Indonesia
8
Dengan menelaah dua persoalan tersebu4 maka pengelolaan wisata Cikoromoy dan penetapan tarif baru ataupun mekanisme pengelolaan yang lain dapat dilakukan dengan berpedoman pada hasil riset ini.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengestimasi nilai ekonomi wisata Cikoromoy. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy tersebut.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang dapat dijadikan dasar altematif pembuatan kebijakan dalam pengelolaan obyek wisata Cikoromoy yang lebih baik. 2. Bagi akademis dapat memperkaya khasanah penelitian tentang valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan.
1.5
Hipotesis Diduga nilai ekonomi wisata Cikoromoy dipengaruhi oleh:
1. Faktor karakteristik obyek wisata: - Daya tarik utama - Kebersihan dan keamanan - Fasilitas penunjang 2. Faktor karakteristik wisatawan: - Besaran pendapatan - Biaya perjalanan - Biaya waktu perjalanan - Persepsi pengunjung - Zona asal pengunjung
Universitas Indonesia
9
1.6
Ruang Lingkup dan Batasan Studi Pada karya tulis ini akan dibahas mengenai valuasi ekonomi sumber daya
dengan cara menghitung willingness to pay (WTP). Menurut Fauzi, 2004
willingness to pay dapat diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk menghindari teijadinya penurunan terhadap sesuatu. Studi ini berbasis perilaku manusia (behavioural models). Dalam pengukuran WTP, Haab dan McConnel (2002) menyatakan bahwa pengukuran WTP yang dapat diterima
(reasonable) harus memenuhi syarat: 1. WTP tidak memiliki batas bawah yang negatif 2. Batas atas WTP tidak boleh melebihi pendapatan 3. Adanya konsistensi antara keacakan (randomness) pendugaan dan keacakan perhitungan. Sebagian barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam dapat diukur nilainya karena diperdagangkan, namun ada sebagian barng dan jasa yang tidak diperdagangkan seperti keindahan pantai, kebersihan dan keaslian alam, sehingga sulit diukur nilainya, karena masyarakat tidak membayarnya secara langsung. Selain itu masyarakat tidak familier dengan cara pembayaran jasa seperti ini, keinginan membayar mereka juga sulit diketahui. Dalam pengukuran nilai sumber daya alam yang nilainya tidak selalu diperdagangkan dengan mengukur nilai
moneternya.
Yang diperlukan adalah pengukuran seberapa besar
kemampuan membayar (purcashing power) masyarakat untuk memperoleh barang danjasa dari sumber daya. Studi tentang analisis valuasi ekonomi sumber daya dibatasi dengan
Travel Cost Method Penelitian penentuan estimasi kesediaan membayar (willingness to pay!WTP) pengunjung obyek wisata menggunakan Travel Cost Method (l'CM). Travel Cost Method merupakan pendekatan WTP dan dilakukan dengan menggunakan informasi tentang (1) jumlah uang yang dikeluarkan dan (2) waktu yang digunakan untuk mencapai kawasan wisata tersebut, untuk estimasi besarnya nilai manfaat dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari kawasan wisata yang dikunjungi. Travel Cost Method kebanyakan dipergunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka, seperti memancing, hiking, berburu, dan lain-lain. Metode ini mengkaji biaya yang
Universitas Indonesia
10
dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat rekreasi, sebagai contoh seorang konsumen akan mengorbankan biaya dalam bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat rekreasi tersebut. Dengan mengetahui pola ekspenditur konsumen tersebut, bisa dikaji berapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumber daya alam dan lingkungan. Untuk menentukan nilai ekonomi sumber daya berdasarkan TCM digunakan dua teknik sederhana, yaitu pendekatan zonasi dan pendekatan individual TCM menggunakan data survei. Pendekatan TCM melalui zonasi adalah pendekatan yang relatif simpel dan murah karena data yang diperlukan relatif banyak mengandalkan data sekunder dan beberapa data sederhana dari responden pada saat survei. Pendekatan individual TCM secara prinsip sama dengan sistem zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei dan teknik statistik yang relatif kompleks. Kelebihan pendekatan individual TCM lebih akurat daripada metode zonasi. Data yang dipergunakan dalam analisis nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy dengan metode TCM adalah data primer. Data diperoleh dengan cara survei menggunakan kuisioner pada wisatawan obyek wisata Cikoromoy pada minggu III- IV bulan Agustus 2008. Wisatawan yang dipilih sebagai responden ditetapkan secara acak namun memiliki pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Responden memiliki status sebagai pengunjung yang sedang melakukan kegiatan wisata, berumur minimal 18 (deIapan belas) tahun, diharapkan sudah mampu membuat keputusan dengan logika yang sehat.
1. 7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan karya tulis berjudul "Valuasi Ekonomi Obyek
Wisata Cikoromoy di Kabupaten Pandeglang dengan Menggunakan Metode Biaya Peijalanan (Travel Cost Method) " adalah sebagai berikut : Bah 1 PENDAHULUAN 1.1 .
Latar Belakang
1.2.
Perumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Manfaat Penelitian
Universitas Indonesia
11
1.5.
Hipotesis
1.6.
Ruang Lingkup dan Batasan Studi
1.7.
Sistematika Penulisan
Bah 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep dan Falsafah Sumher Daya Pariwisata
2.2.
V aluasi Ekonomi Sumber Daya Alam Pada Lokasi Wisata : Konsep dan Cara Perhitungannya
Bah 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Kerangka Konseptual
3.2.
Metode Analisis
3.2.1.
Teknik Sampling
3.2.2.
Kuisioner
3.2.3.
Analisis Deskriptif
3.2.4.
Model Pendugaan Metode Biaya Perjalanan
3.2.5.
Hipotesis Biaya Perjalanan
3.2.6.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Ekonomi Sumber Daya Cikoromoy
Bah 4
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1.
Kondisi Umum Sosial Ekonomi Kahupaten Pandeglang
4.2.
Data Konsumsi Sekitarnya
4.3.
Cikoromoy Saat Ini
Bah 5
KARAKTERISTIK PENGUNJUNG, PERSEPSI PENGUNJUNG DAN FREKUENSI KUNJUNGAN WISATA KE CIKOROMOY
5.1.
Karakteristik Pengunjung
5.2.
Persepsi Pengunjung
5.3.
Huhungan Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
5.3.1.
Huhungan Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Karakteristik Pengunjung
5.3.2.
Huhungan Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Persepsi Pengunjung tentang Fungsi Ekologi Cikoromoy
5.3.3.
Huhungan Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Pengetahuan Pengunjung tentang Suhstitusi Cikoromoy
Penduduk
Kahupaten
Pandeglang
dan
Daerah
Universitas Indonesia
12
5.4.
Uji Indepedensi Menggunakan Chi-Square Antara Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
5.4.1.
Uji lndepedensi Menggunakan Chi-Square Antara Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Karakteristik Pengunjung
5.4.2.
Uji Indepedensi Menggunakan Chi-Square Antara Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Persepsi Pengunjung tentang Fungsi Ekologi Cikoromoy
5.4.3.
Uji Indepedensi Menggunakan Chi-Square Antara Frekuensi Kunjungan Wisata Dalam Setahun Terakhir dengan Pengetahuan Pengunjung tentang Suhstitusi Cikoromoy
Bah 6
VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA CIKOROMOY DENGAN MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHOD
6.1.
Travel Cost Method
6.2.
Regresi Model Travel Cost Method
6.3.
Surplus Konsumen
Bah 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.
Kesimpulan
7.2.
Saran
Universitas Indonesia
BABII TINJAUAN PUSTAKA
Dahuri ( 1996) dalam Syakya (2005) menyatakan garis besar konsep pembangunan berkelanjutan mempunyai empat dimensi: 1. Dimensi ekologis yaitu bagaimana mengelola kegiatan pembangunan di suatu wilayah agar total dampaknya tidak melebihi kapasitas fungsionalnya. 2. Dimensi sosial ekonomi, yakni pola dan laju pembangunan harus dikelola sedemikian rupa, sehingga total permintaan (demand) terhadap sumber daya alam dan jasa lingkungan tidak melampaui keni.ampuan daya dukung. 3. Dimensi sosial politik, yaitu permasalahan lingkungan bersifat eksternalitas, untuk itu pembangunan berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan dalam sistem dan suasana politik yang demokratis dan transparan. 4. Dimensi hukum dan kelembagaan, yaitu pembangunan berkelanjutan mensyaratkan pengendalian diri dari setiap warga untuk tidak merusak lingkungan. Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat terkait dengan konsep pembangunan berkelanjutan, karena pada umumnya daya tarik wisata masih berlandaskan pada lingkungan.
Pariwisata atau tourism didefinisikan sebagai
seluruh kegiatan seseorang dalam melakukan perjalanan dan tinggal di suatu tempat di luar lingkungan kesehariannya untuk jangka waktu tidak lebih dari setahun dengan tujuan untuk bersantai (leisure), bisnis, atau berbagai maksud lain (Agenda 21, 1992).
2.1
Konsep dan Falsafah Sumber Daya Pariwisata Menurut Dahuri (2003) dalam Syakya (2005) salah satu tipologi
pariwisata yang menjadi alternatif pengembangan pariwisata adalah kegiatan ekoturisme (wisata alam) yang mengandalkan keindahan alam. Dari dimensi ekologi, kegiatan ini jelas mengandalkan keindahan alam sehingga kegiatan ini akan mendorong tindakan konservasi untuk mempertahankan daya tariknya agar keuntungan ekonomi dari kegiatan wisata ini dapat dipertahankan. Sementara itu aspek sosial masyarakat setempat dimana kegiatan ekoturisme ini berlangsung,
13
Universitas Indonesia
14
sering mendapat manfaat ekonomi dari pengembangan kegiatan jasa pendukung wisata, selain itu juga gangguan terhadap kehidupan tradisional masyarakat umumnya menjadi sangat kecil. Menurut Hadinoto (1996) kualitas lingkungan perlu dipertimbangkan, karena sangat diperhatikan oleh wisatawan mancanegara. Mengenai ekoturisme, pariwisaata
berkelanjutan,
pariwisata
altematif,
syarat
pertama
untuk
pengembangan pariwisata adalah formulasi dan penempatan rencana fisik komprehensif menyajikan suatu kerangka acuan bagi promosi dan pengembangan pariwisata
yang
dapat
dilaksanakan.
Rencana
komprehensif mengenai
pengembangan pariwisata harus memuat tiga (3) kriteria: 1. Batas daya dukung lingkungan, yaitu identitas konstruksi yang dapat didukung oleh panorama atau artistik penampilan kota. 2. Fisik batas perluasan wisata sesuai dengan sumber daya kawasan (darat, perairan, termasuk sumber daya alami). 3. Kenyamanan, batas-batas dari kepadatan wisata terhadap lahan, kepadatan penduduk dan kesediaan fisik akan ruang untuk menghindarkan kepenuhan desakan dan menurunnya mutu sumber daya. Ekowisata merupakan suatu model pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah yang dikelola secara kaidah alam untuk menikmati dan menghargai alam (dengan segala bentuk budaya yang menyertainya) yaitu mendukung konservasi, melibatkan unsur pendidikan dan pemahaman, memiliki dampak yang rendah, serta secara aktif melibatkan sosio ekonomi masyarakat setempat (Bapedal, 2001 ). Sedangkan menurut Western (1995) dalam Rejeki (2005), ekowisata adalah perjalanan yang bertanggungjawab ke wilayah-wilayah yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Dengan kata lain ekowisata menggabungkan suatu komitmen terhadap alam dengan tanggung jawab sosial. Ekowisata dapat mendukung pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan sekitar obyek wisata, dan sebagai umpan baliknya adalah adanya dukungan masyarakat terhadap program-program konservasi (Lewis et a/, 1990) petualangan (adventourism), serta proses belajar (learning) yang terkait dengan obyek wisata yang dikunjungi.
Universitas Indonesia
15
Batasan
ekowisata
(Silver,
1997)
adalah
sebagai
berikut
(1)
Menginginkan pengalaman asli, (2) Layak dijalani secara pribadi maupun social, (3) Tak ada rencana perjalanan yang ketat, (4) Tantangan fisik dan mental, (5) Interaksi
dengan
budaya
dan
penduduk
setempat,
(6)
To1eran
pada
ketidaknyamanan, (7) Bersikap aktif dan terlibat, (8) Suka petualangan. Sedangkan Low Choy dan Heillbronn ( 1996) merumuskan lima faktor batasan yang mendasar dalam penentuan prinsip utama ekowisata , yaitu: 1. Lingkungan, bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang belum tercemar, 2. Masyarakat, bermanfaat bagi eko1ogi, sosial, ekonomi masyarakat sekitar. 3. Pendidikan
dan
pengalaman,
ekowisata
harus
dapat
meningkatkan
pemahaman akan 1ingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman yang dimi1iki. 4. Berke1anjutan, ekowisata dapat memberikan sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi lingkungan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. 5. Manajemen,
ekowisata
harus
dike1o1a
secara
baik
dan
menJamm
sustainability dari lingkungan a1am dan budaya yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Berawal dari pandangan bahwa masyarakat pedesaan memiliki sedikit altematif kegiatan ekonomi yang mana kegitan tersebut pada umumnya dapat menurunk.an kualitas lingkungan dan merusak sumber daya. Kegiatan ekowisata dapat meningkatkan aksi konservasi bagi penduduk sekitar, yaitu dengan menunjukkan daerah-daerah alami yang penting sekaligus mendapatkan pemasukan dari wisatawan. Sehingga ekowisata merupakan sumber peluang kerja dan pendapatan yang cukup mewakili bagi masyarakat sekitar, yang berfungsi sebagai insentif untuk mencegah praktek-praktek yang merusak (Ceballos dan Lascurain, 1991 ; Brandon dan Wells, 1992).
Universitas Indonesia
16
2.2
Valuasi Ekonomi Somber Daya Alam pada Lokasi Wisata : Konsep dan Cara Perhitungannya Sumber daya alam dan lingkungan selain menghasilkan barang dan jasa
yang market based ada juga yang non market based. Barang dan jasa yang market based adalah yang dapat dinilai secara moneter dalam satuan nilai mata
uang contohnya seperti ikan, kayu, air, bahkan pencemaran sekalipun, sehingga traksaksi barang dan jasa tersebut dapat dengan mudah dilaksanakan. Selain menghasilkan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung (market based), sumber daya alam juga menghasilkan jasa-jasa lingkungan yang memberikan manfaat dalam bentuk lain (non market based) misalnya memberikan manfaat seperti keindahan, ketenangan, kesegaran udara dan sebagainya. Manfaat yang seperti ini sering lebih terasa dalam jangka
panjang, seperti manfaat hutan bakau sebagai daerah pencegah banjir, pelindung terhadap angin dan tempat untuk memijah, dan lainnya. Manfaat tersebut baru disadari justeru setelah terjadi banjir atau dalam kondisi dimana ikan atau udang menjadi langka akibat hutan bakau tersebut hilang (Fauzi, 2004). Mengingat pentingnya fungsi ekonomi dan non-ekonomi dari sumber daya alam, maka tantangan yang dihadapi oleh penentu kebijakan adalah bagaimana memberikan nilai yang komprehensif terhadap sumber daya alam itu sendiri. Dimana nilai tersebut tidak saja berupa nilai pasar (market value) melainkan juga nilai jasa lingkungan yang ditimbulkan oleh sumber daya tersebut. Kegagalan pasar (market failure) terjadi ketika pasar tidak dapat merefleksikan secara keseluruhan biaya sosial dan manfaat dari suatu barang. Contoh dari kegagalan pasar adalah tidak memasukkan perhitungan manfaat fungsional, seperti fungsi dari suatu ekosistem sebagai pengendali banjir dan longsor, sebagai penyerap CO 2 sehingga dapat meredam pemanasan udara, fungsi ekosistem dalam menjaga keberlangsungan rantai makanan, fungsi ekosistem sebagai warisan bagi generasi mendatang, dan fungsi-gungsi lainnya. Manfaat-manfaat diatas yang disebut sebagai manfaat dari fungsi ekologis seringkali tidak terkuantifikasi dalam perhitungan nilai dari suatu sumber daya. Kegagalan pasar sering kali terjadi pada barang publik (public good).
Universitas Indonesia
17
Suatu barang publik memiliki manfaat langsung dan manfaat tidak langsung atau intangible. Manfaat langsung pada umwnnya mudah diketahui nilainya melalui harga pasar dari barang tersebut, sedangkan manfaat tidak langsung sukar untuk diketahui nilainya akibat tidak ada harga pasarnya, untuk itu perlu di-proxy melalui metode-metode tertentu supaya dapat diketahui nilainya (dimoneterisasi). Nilai merupakan makna tentang suatu objek bagi seseorang pada tempat dan waktu tertentu. Kegunaan, manfaat, kepuasan dan rasa senang merupakan ungkapan makna atau nilai sumebrdaya alam yang diperoleh. Ukuran nilai ini diekspresikan berupa waktu, tenaga, barang atau uang, dimana seseorang bersedia memberikannya untuk memperoleh atau memiliki atau menggunakan barang tersebut. Valuasi ekonomi merupakan salah satu cara untuk mengukur nilai dari suatu
barang
(goods).
Valuasi
ekonomi
biasanya
diperlukan
untuk
mepertimbangkan dalam memilih sesuatu pilihan. Hal ini disebabkan karena seringkali teijadi trade-off dalam mengalokasikan suatu sumber daya. Penilaian ekonomi didasarkan pada pilihan (preferences) dari seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari selalu didapati bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas banyaknya, sedangkan sumber daya yang tersedia dibandingkan kebutuhan/ keinginan tersebut sangatlah terbatas. Hal ini menyebabkan manusia harus melalukan pilihan- pilihan. Ilmu ekonomi mengasumsikan bahwa manusia adalah makhluk yang rasional. Pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang diperoleh. Nilai ekonomi menghitung biaya (dalam satuan mata uang) yang sanggup dikeluarkan oleh seseorang (konsumen) untuk mendapatkan sesuatu barang dengan mengorbankan pilihan-pilihan konsumen tersebut atas barang lain. Secara formal konsep ini disebut keinginan atau kesediaan membayar (willingness to pay) atau WTP seseorang terhadap barang ataujasa. WTP ini secara implisit akan
menunjukkan manfaat atau benefit yang diperoleh konsumen atas barang yang dipilihnya. Dalam hukum permintaan menyebutkan bahwa ketika harga sesuatu barang naik. ceteris paribus, maka jumlah pennintaan akan barang tersebut akan menurun dan berlaku juga untuk sebaliknya. Kurva pennintaan dapat diturunkan
Universitas Indonesia
18
dari premis bahwa permintaan akan suatu barang akan semakin meningkat jika harga barang tersebut semakin menurun atau sebaliknya. Fungsi permintaaan atau
demand function adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan harga sebagai variael bebas dan jumlah (quantity) sebagai variabel tidak bebas maka hubungan antara harga dan quantity adalah berbanding terbalik (untuk asumsi barang normal atau
normal goods ). Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu pertama oleh perubahan harga dan kedua disebabkan oleh perubahan faktor
ceteris paribus seperti pendapatan, selera dan faktor non harga lainnya. Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan (movement along the curve). Sedangkan jika. yang berubah adalah faktor selain harga, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting). Misalnya jika terjadi peningkatan pendapatan maka kurva permintaan akan bergeser sejajar ke kanan atau sebaliknya. Harga pasar merupakan biaya minimum yang konsumen rela keluarkan untuk mendapatkan sesuatu barang. Pada saat konsumen membeli suatu barang, maka konsumen tersebut akan membandingkan biaya yang rela dikeluarkan dengan harga pasar yang ada. Konsumen hanya bersedia membayar jika nilai WTP dia sama atau lenih besar dari harga pasar. Selisih antara kesediaan dari konsumen untuk membayar pada tingkat harga tertentu dengan harga pasar disebut surplus konsumen (net economic benefit). Economic benefit yang diterima sesorang, atau surplus konsumen akan berubah jika harga pasar atau kualitas dari barang tersebut berubah jika harga pasar atau kualitas dari barang terse but berubah. Contohnya jika harga barang naik tetapi WTP seseorang tetap, maka benefit yang diterima (maksimum WTP dikurangi harga) akan berkurang dari seelurnnya. Sedangkan jika kualitas dari suatu barang meningkat tapi harganya tetap maka WTP seseorang akan meningkat sehingga benefit yang diterima juga akan meningkat. Penjelasan mengenai surplus konsumen dapat dilihat pada Gambar 2.l.berikut ini:
Universitas Indonesia
19
p
Daerah Surplus Konsumen
Po
Qo
0
Q
Sumber: Sugiarto, dkk; 2002
Gambar 2.1. Kurva Pennintaan dan Surplus Konsumen Nilai ekonomi juga dipengaruhi oleh perubahan harga dan kualitas dari barang substitusi atau barang kompleme-nya. Jika harga dari barang substitusi meningkat, maka nilai ekonomi atau surplus konsumen dari barang tersebut akan meningkat. Begitu pula terjadi sebaliknya. Sedangkan jika harga barang komplemen menigkat maka nilai ekonomi atau surplus konsumen dari barang tersebut akan menurun, dan berlaku juga untuk kejadian sebaliknya. Surplus Konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli suatu komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh oleh konsumen karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mereka mau bayarkan. Surplus konsumen ditunjukan oleh daerah yang berada antara dibawah kurva pennintaan dan diatas harga yang ditetapkan. Dalam teori nilai guna, surplus konsumen menunjukkan terjadinya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen. Kelebihan kepuasan ini muncul akibat adanya perbedaan antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi sejumlah komoditas dengan pembayaran yang harus dikeluarkannya untuk memperoleh komoditas tersebut. Pada saat terjadi surplus konsumen, kepuasan yang diperoleh konsumen selalu lebih besar daripada pembayaran yang mereka keluarkan.
Universitas Indonesia
20
Keinginan membayar ini dapat juga diukur dalam bentuk kenaikan pendapatan yang menyebabkan seseorang berada dalam posisi indifferent terhadap perubahan eksogenus. Perubahan eksogenus
ini bisa terjadi karena
perubahan harga (misalnya akibat barang tertentu makin langka) atau karena perubahan kualitas dari barang tersebut. Dengan demikian konsep WTP ini terkait erat dengan konsep compensating variation (CV) dan equivalent variation (EV) dalam teori permintaan. Sehingga WTP dapat juga diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang mau menerima penurunan sesuatu. Sisi lain dari pengukuran nilai ekonomi dapat juga dilakukan melalui pengukuran Willingness To Accept I WTA, yang tidak lain adalah jumlah minimum pendapatan seseorang untuk mau menerima penurunan sesuatu. Dalam prakteknya pengukuran nilai ekonomi WTP lebih sering digunakan daripada WTA, karena WTA bukan pengukuran yang berdasarkan insentif (incentive based) sehingga kurang tepat untuk dijadikan studi yang berbasis
perilaku manusia (behavioural model). Lebih jauh lagi Garod dan Willis (1999) serta Hanley dan Splash (1993) menyatakan bahwa meski besaran WTP dan WTA sama, namun selalu terjadi perbedaan pengukuran, dimana umumnya besaran WTA berada 2 sampai 5 kali lebih besar daripada besaran WTP. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor: 1. Ketidaksempurnaan dalam rancangan kuisioner dan teknik wawancara 2. Pengukuran WTA terkait dengan endowment effect atau dampak pemilikan, dimana responden mungkin menolak untuk memeberikan nilai terhadap sumber daya yang ia miliki. Dengan kata lain responden bisa saja mengatakan bahwa sumber daya yang ia miliki tidak bisa tergantikan sehingga meninggikan harga jual. Fenomena ini sering juga disebut loss aversion atau menghindari kerugian, dimana seseorang cenderung memberikan nilai yang lebih besar terhadap kerugian. 3. Responden mungkin bersikap cermat terhadap jawaban WTP dengan mempertimbangkan pendapatan maupun preferensinya.
Secara faktual karena WTP terkait dengan pengukuran CV dan EV maka WTP lebih tepat diukur berdasarkan permintaan Hicks (kurva permintaan
Universitas Indonesia
21
terkompensasi) karena harga daerah dibawah kurva permintaan Hicks relevan untuk pengukuran kompensasi. Dengan demikian jika terjadi perubahan harga dari PO ke P 1 akibat perubahan lingkungan, maka WTP didefinisikan sebagai berikut:
WTP
=
L
Pl
p 0
X
h (
P u ) dP '
= M ( P1 u) - M ( P0 u) '
Dimana
M(~,U)
'
adalah pendapatan setelah terjadi perubahan dengan
utilitas konstan dan M(P0 ,u) adalah pendapatan awal. Persamaan diatas menyatakan bahwa WTP merupakan daerah (digambarkan dengan integral) di bawah kurva permintaan Hicks yang dibatasi oleh harga pada kondisi baseline (PO) dan harga akibat perubahan (PI). Berdasarkan teori ekonomi neo klasik hal ini setara dengan selisih pendapatan (M) yang dibutuhkan agar utilitas seseorang tetap setelah adanya perubahan. Dalam pengukuran WTP, Haab dan McConnel (2002) menyatakan bahwa pengukuran WTP yang dapat diterima :1arus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. WTP tidak memiliki batas bawah yang negatif 2. Batas atas WTP tidak boleh melebihi pendapatan 3. Adanya konsistensi keacakan pendugaan dan keacakan perhitungannya. Kondisi 1 dan 2 secara matematis dapat ditulis sebagai 0::;; WTPj::;; Mj Adanya beberapa kelemahan dalam pengukuran keinginan membayar, misalnya meskipun sebagian barang dan jasa yang dihasilkan terutama sumber daya alam dapat diukur nilainya karena dapat diperdagangkan, sebagian lagi tidak karena masyarakat tidak membayamya secara langsung seperti keindahan alam, kebersihan dan keaslian alam. Selain itu juga dikarenakan masyarakat tidak terbiasa dengan cara pembayaran jasa seperti ini, keinginan membayar mereka sulit diketahui. Walaupun demikian dalam pengukuran nilai sumber daya alam, nilai tersebut tidak sealu diperdagangkan untuk mengukur nilai monetemya. Yang diperlukan disini adalah pengukuran seberapa besar kemampuan membayar
(purchasing power) masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa dari sumber daya. Dapat juga diukur dari sisi lain, yakni seberapa besar masyarakat harus
Universitas Indonesia
22
diberi kompensasi atas hilangnya barang dan jasa dari sumber daya alam dan lingkungan. Konsep kesediaan membayar merupakan derivasi nilai kepuasan (utility) konsumen dari pembelian suatu barang. Ukuran kepuasan konsumen berada dibawah kurva permintaan barang. Jika kita dapat memperoleh kurva permintaan untuk barang-barang lingkungan maka kita dapat menjumlahkan keuntungan yang dihasilkan oleh barang-barang tersebut. Kesulitannya adalah permintaan barang lingkungan tidak dapat diperoleh secara langsung seperti barang-barang lain yang informasinya tersedia di pasar. Pada beberapa kasus metode WTP kurang memuaskan karena orang cenderung mengurangi WTP terhadap sebagian besar barang lingkungan karena mereka merasa dapat memilikinya tanpa mengeluarkan biaya. Beberapa tingkat keberhasilan telah ditemukan dengan beberapa metode tidak langsung dan yang paling populer adalah metode biaya perjalanan (Djajadiningrat, 1997). Penilaian atau valuasi ekonomi sumber daya alam merupakan suatu peralatan ekonomi yang
menggunakan teknik atau metoda penilaian sumber
daya alam untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam. Pemahaman tentang konsep ini memungkinkan para pengambil kebijakan untuk menentukan penggunaan yang efektif dan efisien terhadap sumber daya alam tersebut. Tiga hal penting yang perlu disadari mengenai permasalahan sumber daya alam yaitu: 1. Tidak dapat diperbaharuinya sumberdaya alam apabila sudah mengalami kepunahan. Bila sumber daya alam sebagai suatu aset tidak dapat dilestarikan terdapat kecenderungan akan musnah dengan atau tanpa adanya regenerasi. 2. Akibat diabaikannya ekosistem, maka akan memunculkan masa depan dengan ketidakpastian sehingga timbul biaya potensial apabila aset tersebut hi lang. 3. Keunikan, beberapa studi empiris mencoba menghitung nilai keberadaan dengan mengaitkan flora dan fauna jenis langka atau suatu kawasan yang memiliki pemandangan yang indah. Sumber daya alam dan lingkungan tidak hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga mempunyai nilai ekologis dan nilai sosial. Dimana nilai ekonomi dari
Universitas Indonesia
23
sumber daya alam dan lingkungan menurut Pearce (1992) dalam Wibowo (2005) dapat diklasifikasikan berdasarkan manfaatnya sebagai nilai ekonomi total. Nilai ekonomi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu nilai guna (use value) dan nilai nonguna (non-use value). Dimana nilai guna ini dibagi menjadi nilai guna langsung
(direct use value), nilai guna tidak langsung (indirect use value) dan nilai guna pilihan (option value). Sedangkan nilai non guna terdiri dari nilai keberadaan
(existence value) dan nilai bukan guna langsung (other non-use value). Lebih jelasnya seperti gambar 2.2. berikut: Nilai Ekonomi Total (Total economic Value)
I Nilai Guna (Use Value)
Nilai Bukan Guna (Non Use Value)
I
I
I
Nilai Guna Langsung (Direct Used Value)
Nilai Guna Tak langsung (Indirect Use Value)
Nilai Pilihan (Option Value)
Nilai Keberadaan (Existence Value)
I
I
Hasil yang Dapat dikonsumsi Langsung
I
Manfaat Fungsional
I
Nilai Langsung dan Tak Langsung yang Akan Datang
Nilai Pengetahuan
J
J
-Kayu -Makanan -Biomassa -Rekreasi -Turnbuhan 0ba1 /Kesehatan
-Fungsi Ekologis
-Pengendali Banjir -Perlindungan Terhadap Badai
J -Keanekaragaman Hayati -Per1indungan Habitat
Nilai Bukan Guna Langsung (Other Non Use Value)
J -Habitat -Spesies Langka
Berkurangnya sifat nyata (tangibility)suatu nilai terhadap individu Sumber: Fauzi, 2004
Gam bar 2.2. Bagan Nilai Ekonomi Sumber Daya Secara umum teknik atau metode valuasi ekonomi sumber daya yang tidak dapat dipasarkan (non market valuation) dapat digolongkan ke dalam dua kelompok. Pertama adalah metode valuasi yang menggunakan harga secara implisit dimana WTP terungkap melalui model yang dikembangkan. Teknik ini sering disebut teknik revealed WTP (keinginan membayar yang terungkap ). Salah satu metode yang termasuk kelompok pertama ini adalah travel cost
method atau metode biaya perjalanan. Kedua adalah metode
valu~i
yang
Universitas Indonesia
24
didasarkan pada survei dimana keinginan membayar atau WTP diperoleh secara langsung dari reponden baik itu secara lisan ataupun tertulis. Salah satu metode yang cukup populer pada kelompok kedua adalah metode valuasi kontingensi dan metode discrete choise. Secara skematis teknik valuasi non market tersebut dapat dilihat pada gam bar 2.3. Valuasi Non Market I
• • •
I
I
Tidak Langsung (Revealed WTP)
Langsung (Expressed WTP)
I Hedonic Pricing Travel Cost Random Utility Model
• •
I Contingent Valuation Discrete Choise
Sumber: Fauzi, 2004
Gambar 2.3. Klasifikasi Valuasi Non-Market Setiap metode valuasi memiliki kelebihan dan kekurangan masmgmasing. Pada penelitian ini digunakan metode yang mewakili revealed WTP atau pengukura.'l. nilai ekonomis ecara terungkap yaitu metode biaya perjalanan atau
travel cost method,
metode ini menggunakan proxy dari biaya dan waktu
perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung dalam mengunjungi suatu tempat wisata. Metode biaya perjalanan biasanya digunakan untuk menghitung nilai guna (used value) dari suatu ekosistem. Sedangkan untuk mengetahui expressed
WTP atau kesediaan membayar secara langsung yaitu dengan menanyakan secara langsung kesediaan responden mengenai nilai suatu ekosistem, metode ini dikenal dengan valuasi kontingensi, biasanya digunakan untuk menghitung nilai non guna (non-used value) dari suatu ekosistem atau lingkungan.
Universitas Indonesia
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN METODE ANALISIS Konsep utama dalam karya tulis ini adalah melakukan penilaian secara ekonomi terhadap sumber daya alam yang memberi manfaat secara tidak langsung
(intangible). Penilaian dilakukan dengan pendekatan Travel Cost Method
3.1.
Kerangka Konseptual Salah satu penilaian manfaat wisata yang telah terbukti cukup baik
digunakan adalah metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method). Pendekatan ini merupakan pendekatan WTP dan dilakukan dengan menggunakan informasi tentangjumlah uang yang dikeluarkan dan waktu yang digunakan untuk mencapai kawasan wisata tersebut, untuk estimasi besamya nilai manfaat dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari kawasan wisata yang dikunjungi. Data tersebut yang kemudian dipakai untuk membuat estimasi kurva perrnintaan hipotesis untuk kawasan wisata tersebut. Daerah dibawah kurva permintaan itulah nilai besarnya kemampuan membayar untuk wisata di kawasan tersebut. Menurut Turner et a/ (1994) dalam Wibowo (2005) mengatakan bahwa motede biaya perjalanan merupakan suatu metode pengungkapan kepuasan (revealed preference
methode) melalui pendekatan kurva permintaan yang digunakan dalam penilaian suatu kawasan wisata. Thamphapillai ( 1993) yang dikutip Wibowo (2005) asumsi yang menjadi dasar pada metode biaya perjalanan adalah bahwa nilai lingkungan setara dengan manfaat wisata yang disediakan oleh suatu kawasan wisata. Menurut Djajadiningrat ( 1997) metode biaya perjalanan didasarkan pada tindakan-tindakan berikut : I. Menyeleksi sampel populasi pengunjung taman secara acak 2. Menanyakan pada setiap orang dalam: Seberapa jauh anda melakukan perjalanan untuk mengunjungi taman ini? Seberapa sering anda mengunjungi taman ini setiap tahun?
25
Universitas Indonesia
26
3. Mengklasifikasikan pengunjung ke dalam grup-grup atas dasar jarak taman, yaitu tempat yang harus dijalani dan jarak-jarak yang sama di dalam grup yangsama. 4. Estimasi biaya peJ.jalanan untuk setiap grup dan jumlah rata-rata kunjungan yang dilakukan setiap grup. 5. Menguji hubungan antara biaya peJ.jalanan danjumlah kunjungan.
Metode biaya peJ.jalanan ini dianggap sebagai suatu pendekatan yang praktis yang memiliki kelebihan serta kelemahan. Kelebihan dari metode biaya peJ.jalanan adalah dianggap sebagai metode yang lebih mendekati teknik empirik untuk memprediksi nilai ekonomi yang didasarkan pada tingkah laku yang nyata atas apa yang dilakukan. Metode tersebut bukan berdasarkan pada pemyataan apa yang akan dilakukan atas situasi tertentu. Metode biaya peJ.jalanan juga merupakan metode yang dianggap relatif tidak mahal untuk dilaksanakan, survei yang dilaksanakan di suatu tempat rekreasi memungkinkan pengunjung untuk turut berpartisipasi secara langsung. Kelebihan lainnya adalah hasilnya relatif mudah untuk diimplementasikan dan dijelaskan. Sedangkan kelemahan dari metode biaya perjalanan adalah metode ini mengasumsikan bahwa orang-orang mengetahui dan merespon perubahan biaya perjalanan sama seperti mereka merespon perubahan tingkat harga masuk tempat wisata yang bersangkutan. Kelemahan yang lain adalah kebanyakan model mengasumsikan bahwa pengunjung sebagai
tujuan utama sehingga jika
pengunjung memiliki beberapa tujuan maka akan menyebabkan overestimate. Selain itu dengan mengasumsikan waktu yang dihabiskan untuk mengunjungi site tersebut dengan menggunakan rata-rata UMR (Upah Minimum Regional) atau UMP (upah Minimum Provinsi) dianggap kurang sesuai, karena jika pengunjung sangat menikamti kunjungan tersebut sehingga waktu yang dihabiskan menjadi benefit, bukannya cost, maka nilai dari site dapat menjadi overestimate. Selain itu
pula kemungkinan adanya substitusi dari tempat wisata tersebut, misalnya ada beberapa tempat tujuan wisata dengan jarak tempuh yang sama maka orang akan memberi nilai lebih untuk tempat yang menjadi kesukaannya atau hobinya. Akibat adanya tempat substitusi akan membuat model menjadi lebih kompleks.
Universitas Indonesia
27
Kelemahan yang lain adalah penduduk yang tinggal di sek.itar site mempunyai kepentingan yang tinggi terhadap tempat wisata tersebut, sehingga mereka akan memberikan nilai yang tinggi sedangkan karena jarak yang dekat maka tidak dapat ditangkap oleh model. Selain itu pula dengan melakukan interview secara langsung dapat membuat sampling bias pada analisis, disamping
tidak mudah untuk mengukur kualitas dari suatu tempat rekreasi. Kelemahan yang lain dari biaya perjalanan adalah standar biaya perjalanan yang digunakan akan mencerminkan kondisi saat sekarang tapi tidak untuk keuntungan atau kerugian masa lalu atau masa yang akan datang. Dalam menduga fungsi permintaan diperlukan perbedaan yang jelas antara jarak yang berakibat terhadap biaya perjalanan, atau biaya perjalanan yang menyebabkan jumlah kunjungan. Metode biaya perjalanan terbatas ruang lingkupnya dalam aplikasi, karena metode ini memerlukan partisipasi dari pengunjung. Metode biaya perjalanan merupakan metode yang tidak dapat mengakomodir non-use value, sehingga suatu tempat rekreasi dengan kualitas keunikan tertentu bagi bukan pengunjung akan undervalued.
3.2.
Metode Analisis Metode analisis valuasi ekonomi sumber daya yang digunakan adalah
dengan pendekatan Travel Cost Method (TCM). Pada analisis TCM memerlukan beberapa tahapan, yaitu: (I )Sampling data untuk memperoleh data primer, (2)Penjelasan secara deskriptif, (3)Pendugaan biaya perjalanan wisata, dan (4)Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekonomi sumber daya Cikoromoy.
3.2.1
Teknik Sampling Pengumpulan
data yang dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana peneliti mempunyai
pertimbangan tertentu dalam
menetapkan contoh
sesuai
dengan
tujuan
penelitiannya. Besarnya contoh yang diambil dari populasi sangat tergantung pada tujuan penelitian, jenis instrumen yang dipergunakan, biaya dan waktu. Pada waktu pengambilan sampel peneliti memberikan batasan terhadap responden yaitu berstatus pengunjung yang melakukan kegiatan berwisata, berumur minimal 18
Universitas Indonesia
28
(delapan belas) tahun, diharapkan sudah mampu membuat keputusan dengan logika yang sehat.
3.2.2. Kuisioner Penelitian ini menggunakan metode survey dengan membagikan kuisioner. Kuisioner yang dipersiapkan dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan berstruktur yang terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu: •
Bagian A berisi pertanyaan mengenai Karakteristik Responden,
•
Bagian B berisi pertanyaan mengenai Persepsi Pengunjung Tentang Obyek Wisata Cikoromoy, dan
•
Bagian C tentang Perbandingan Persepsi Pengunjung Antara Cikoromoy Dan Obyek Wisata Tirta Lain dan Penawaran Nilai Lelang Tiket Masuk. Teknik pengisian kuisioner oleh responden adalah peneliti memandu
responden untuk mengisi setiap tahapan kuisioner atau mewawancarai responden berdasarkan tahapan bagian kuisioner. Pertanyaan dalam kuisioner tidak secara langsung dijawab oleh responden mengingat kemampuan responden yang bervariasi dan jumlah pertanyaan yang cukup banyak, 70 buah.
3.2.3. Analisis Deskriptif Data primer yang diperoleh pada sampling diatas dianalisis dengan analisis tabulasi secara deskriptif kualitatif (Wibowo, 2005). Analisis tabulasi adalah pembuatan tabel yang merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu sehingga memudahkan pembuatan analisis data. Penyajian dengan tabel bisa memberikan angka-angka yang lebih teliti baik berupa hubungan satu arah, dua arah, ataupun lebih. Grafik merupakan gambargambar yang menunjukkan data berupa angka secara visual (mungkin juga dengan simbol-simbol) serta biasanya berasal dari tabel-tabel yang telah dibuat (Supranto, 2000). Walaupun angka-angka yang disajikan melalui grafik kurang teliti dibandingkan dengan tabel, namun grafik dapat membantu untuk mengan1bil kesimpulan yang cepat. Grafik garis digunakan untuk menyajikan data yang berbentuk tren, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai perkembangan suatu obyek tertentu atau lebih. Analisis deskriptif merupakan metode-metode
Universitas Indonesia
29
yang berkaitan dengan pengwnpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995). Pada karya tulis ini analisis tabulasi secara deskriptif kualitatif dipergunakan pada data karakteristik wisatawan dan data persepsi pengunjung. Data karakteristik wisatawan mengemukakan profil responden menurut gender, umur, asal, pendapatan, pendidikan, status pekerjaan, jarak tempuh, waktu tempuh, biaya perjalanan, rombongan kedatangan, alokasi belanja wisata, penggunaan kendaraan, kepemilikan rumah, dan informasi tentang lingkungan. Data persepsi pengunjung menampilkan profil tentang daya tarik utama obyek wisata, penilaian responden atas pelayanan dan ketersediaan fasilitas penunjang, pengetahuan tentang fungsi-fungsi ekologi, dan pengetahuan tentang obyek wisata tirta yang merupakan substitusi Cikoromoy.
3.2.4. Model Pendugaan Biaya Perjalanan Menurut Fauzi (2004) model umum untuk menduga metode biaya perjalanan akan menjelaskan hubungan antara jumlah kunjungan reponden di suatu tempat wisata (V) dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Secara umum model fungsi permintaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Vij = f(Cij,Tij,Qij,Sij,M;) Dalam bentuk linier, fungsi permintaan ditulis sebagai berikut: V =a 0 +a 1C +a 2 S +a 3 M + a 4 T +a 5 Q+ c
Dimana: Vij
adalahjumlah kunjungan individu ike tempat wisataj,
Cij
adalah biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi tempat wisata },
Tij
adalah biaya waktu yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi tempat wisata },
Qij
adalah persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dari tempat wisata yang dikunjungi,
Sij
adalah karakter substusi yang mungkin ada di tempat lain,
Mi
adalah pendapatan (income) dari individu i,
Universitas Indonesia
30
adalah error term dari model.
Ei
Setelah mengetahui fungsi permintaan diatas, selanjutnya akan diukur surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi wisata. Surplus konsumen tersebut dapat diukur melalui formula:
N2
WTP~CS=-
untuk fungsi permintaan tinier, dan
2a1
WTP
~cs 2
N
=al
untuk fungsi log tinier
Dimana: WTP = willingness to pay CS
konsumen surplus
N
=
jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i
a
=
koefisien regresi
Agar penilaian terhadap sumber daya alam melalui TCM tersebut tidak bias, Haab dan McConnel (2002) dalam Fauzi (2004) menyatakan bahwa fungsi permintaan harus dibangun dengan asumsi dasar, antara lain: 1. Biaya peijalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga dari rekreasi. 2. Waktu peijalanan bersifat netral, artinya tidak menghasilkan utilitas maupun disutilitas 3. Peijalanan merupakan peijalanan tunggal (bukan multitrips)
3.2.5. Hipotesis Metode Biaya Perjalanan Untuk
menganalisis
variabel
yang
berpengaruh
pada
frekuensi
kunjungan wisata ke Cikoromoy, variabel-variabel yang akan dianalisis perlu ditentukan terlebih dahulu. Pemilihan variabel bebas tersebut berdasarkan teori dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ataupun asumsi yang dibangun yang merujuk pada jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Variabel-variabel tersebut akan diuji terlebih dahulu dengan uji indepedensi dua
Universitas Indonesia
31
arah atau uji Chi-Square sebelum model persamaannya diujicobakan dengan model ekonometrika. Variabel terikat dan variabel-variabel bebas yang dipergunakan dalam metode biaya perjalanan, sebelum digunakan harus dibuat hipotesis setiap variabel. Hipotesis yang dibangun pada metode biaya perjalanan adalah sebagai berikut:
a
Permintaan wisata terhadap wisata tirta dapat diproxy (didekati) dengan frekuensi kunjungan yang responden lakukan dalam setahun terakhir ke Cikoromoy. Frekuensi kunjungan ini diduga dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan hubungan tersebut diasumsikan akan berkorelasi secara negatif. Sehingga akan didapat kurva permintaan yang memiliki kemiringan negatif. Sedangkan variabel-variabel lainnya akan berpengaruh juga terhadap permintaan wisata tetapi tidak secara signifikan. Untuk itu hipotesis yang diajukan adalah :
Hw : permintaan wisata tidak dipengaruhi oleh biaya perjalanan H11
: permintaan wisata dipengaruhi oleh biaya perjalanan
b. Permintaan wisata ke Cikoromoy yang didekati dengan frekuensi kunjungan wisata dalam setahun terakhir diduga dipengaruhi oleh waktu perjalanan. Hubungan tersebut diasumsikan berkorelasi negatif, semakin lama waktu perjalanan maka frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy makin menurun. Hipotesis yang dibangun adalah: H2o : permintaan wisata tidak dipengaruhi oleh waktu perjalanan. H11
: permintaan wisata dipengaruhi oleh waktu perjalanan.
c. Kedatangan pengunjung yang cenderung lebih dari sekali dalam setahun tentunya dipengaruhi persepsi responden terhadap Cikoromoy. Untuk itu akan dilihat apakah persepsi pengunjung mengenai fungsi ekologi Cikoromoy akan mempengaruhi frekuensi kunjungan ke Cikoromoy. Fungsi ekologi tersebut meliputi : daya tarik utama wisata Cikoromoy kolam pemandian alam, Cikoromoy menyediakan udara yang bersih dan segar, Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air, Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor, Cikoromoy sebagdi
Universitas Indonesia
32
bagian dari ekosistem Gunung Karang mampu mengurangi polusi, ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek
global warming. Hipotesis yang dibangun adalah: H10
Persepsi pengunjung tidak dipengaruhi oleh daya tarik utama Cikoromoy sebagai kolam pemandian alam.
H 11
Persepsi responden dipengaruhi oleh daya tarik utama Cikoromoy sebagai kolam pemandian alam.
H2o
Persepsi pengunjung tidak dipengaruhi oleh daya tarik utama Cikoromoy sebagai penyedia udara yang bersih dan segar.
H21
Persepsi responden dipengaruhi oleh daya tarik utama Cikoromoy sebagai penyedia udara yang bersih dan segar.
H3o
Persepsi pengunjung tidak dipengaruhi oleh fungsi ekologi bahwa Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air.
H31
Persepsi responden dipengaruhi oleh fungsi Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air.
H4o
Persepsi pengunjung tidak dipengaruhi oleh fungsi ekologi bahwa Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor.
H41
Persepsi responden dipengaruhi oleh fungsi ekologi bahwa Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor.
Hso
Persepsi pengunjung tidak dipengaruhi oleh fungsi ekologi bahwa Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang mampu mengurangi polusi.
Hs1
Persepsi responden dipengaruhi oleh fungsi ekologi bahwa Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang mampu mengurangi polusi.
H6o
Persepsi pengunjung tidak dipengaruhi oleh fungsi ekologi bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming.
H61
Persepsi responden dipengaruhi oleh fungsi ekologi bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming.
ekologi
bahwa
d. Dilihat dari adanya karakter obyek wisata tirta yang merupakan substitusi Cikoromoy
akan
mempengaruhi
frekuensi
kunjungan
responden
ke
Cikoromoy. Pengetahuan responden mengena1 substitusi Cikoromoy adalah penilaian tentang : keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya, Cikoromoy mempu.tyai lebih banyak fasilitas yang dapat
Universitas Indonesia
33
dimanfaatkan, fasilitas penunjang Cikoromoy (seperti kamar mandi, tempat sampah, tempat parkir, tempat ibadah, dan lain-lain) lebih banyak dibandingkan dengan fasilitas yang sama pada obyek wisata tirta lain, pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan dengan pengunjung pada obyek wisata tirta lain, pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan pada obyek wisata tirta lain. Untuk itu hipotesis yang dibangun adalah: H 1o : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh penilaian bahwa keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya.
H11
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh penilaian bahwa keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya.
H2o : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh penilaian bahwa Cikoromoy mempunyai lebih banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan. H21
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh penilaian bahwa Cikoromoy mempunyai lebih banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan.
H3o : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh penilaian bahwa fasilitas penunjang Cikoromoy (seperti kamar mandi, tempat sampah, tempat parkir, tempat ibadah, dan lain-lain) lebih banyak dibandingkan dengan fasilitas yang sama pada obyek wisata tirta lain. H3I
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh penilaian bahwa fasilitas penunjang Cikoromoy (seperti kamar mandi, tempat sampah, tempat parkir, tempat ibadah, dan lain-lain) lebih banyak dibandingkan dengan fasilitas yang sama pada obyek wisata tirta lain.
H4o : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh penilaian bahwa pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan dengan pengunjung pada obyek wisata tirta lain. H4I
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh penilaian bahwa pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan dengan pengunjung pada obyek wisata tirta lain.
Hso : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh penilaian bahwa pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan pada obyek wisata tirta lain. Hs1
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh penilaian bahwa pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan pada obyek wisata tirta lain.
Universitas Indonesia
34
e. Bila dilihat dari tingkat pendapatan wisatawan akan berkorelasi positif dengan jumlah kunjungan. Diharapkan akan membentuk kurva pennintaan dengan kemiringan yang positif, semakin besar pendapatan semakin besar pula pennintaan wisata. Hipotesis yang dibangun adalah: H1o : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh pendapatan wisatawan. H 11
f.
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh pendapatan wisatawan.
Dilihat dari frekuensi kunjungan responden apakah akan dipengaruhi oleh variabel zona asal dan karakteristik responden seperti jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Untuk itu hipotesis yang dibangun adalah sebagai berikut : H1o : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh zona asal pengunjung. H11
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh zona asal pengunjung.
H2o : Pennintaan wisata pengunJung.
tidak
dipengaruhi
oleh
jenis
pekerjaan
H21 : Pennintaan wisata dipengaruhi oleh jenis pekerjaan pengunjung. HJo : Pennintaan wisata tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan nengunJung. lli1
: Pennintaan wisata dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pengunjung.
3.2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Ekonomi Somber Daya Cikoromoy. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekonomi sumber daya Cikoromoy dan yang akan digunakan pada metode biaya perjalanan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah kunjungan Jumlah
kunjungan
merupakan
banyaknya kunjungan
yang dilakukan
responden dalam jangka waktu setahun terakhir tennasuk kunjungan pada saat survei dilakukan. Semakin dekat lokasi obyek wisata maka jumlah kunjtmgan akan semakin meningkat, sedangkan semakin jauh tempat tinggal dari seseorang maka jumlah kunjungannnya akan semakin sedikit. Hal ini terkait dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengunjungi lokasi wisata tersebut. Walaupun sebenarnya jumlah
Universitas Indonesia
35
kunjungan tidak hanya dipengaruhi oleh biaya perjalanan saja, tetapi juga minat, persepsi, karakteristik responden lainnya. 2. Biaya perjalanan Jika setiap responden diasumsikan datang ke Cikoromoy menggunakan kendaraan pribadi dan melewati jalan raya, sehingga jarak yang ditempuh responden tersebut dapat dihitung menggunakan kilometer jarak yang ditempuh. Dengan diketahuinya alamat asal responden maka kita dapat mendugajarak daerah asal responden tersebut ke Cikoromoy. 3. Nilai waktu perjalanan Bila waktu perjalanan diabaikan maka pendugaan terhadap elastisitas permintaan akan over estimated dan pendugaan terhadap manfaat tempat wisata akan under estimated, atau bisa sebaliknya. Mengenai nilai waktu ini permasalahan yang muncul bukan hanya sekedar memasukkan dalam biaya perjalanan, tetapi pada bagaimana nilai tersebut, apakah biaya opportunitas di kawasan wisata masuk dalam pendugaan permintaan (McConnel dalam Wibowo, 2005). Nilai waktu sering juga diduga menggunakan 25%-30% dari minimum tingkat upah untuk waktu perjalanan yang digunakan. Tetapi tingkat upah seperti ini mendapatkan kritik karena dengan menyamakan waktu luang dengan waktu kerja dalam penilaian ekonomi, opportunity cost of time, hasilnya menjadi tidak cukup memuaskan. Hal ini disebabkan individu atau keluarga mungkin menggunakan waktu luang mereka atau bukan waktu kerja mereka untuk melakukan perjalanan tersebut. Bila demikian halnya, maka individu atau keluarga dapat menilai secara berbeda waktu kerja dengan waktu luang masing-masing (Menz dan Purlton, dalam Wibowo, 2005). Masih terdapat ketidaksepakatan diantara para ahli akan dicantumkan atau tidaknya biaya opoprtunitas waktu di kawasan wisata dalan pendugaan permintaan. Argumentasinya adalah waktu di kawasan wisata tidak termasuk dalam biaya perjalanan karena variabel ini bukan merupakan bagian dari biaya marginal perjalanan. Argumentasi untuk tidak memasukkan waktu di kawasan wisata tersebut berdasarkan pada pemikiran bahwa jumlah perjalanan,
Universitas Indonesia
36
kesempatan wisata atau jumlah hari kunjungan tidak berhubungan dengan jarak (Mendelsohn dan Brown dalam Wibowo, 2005). Berbeda dengan argumen tersebut, yang menyatakan bahwa hari kunjungan berhubungan erat dengan jarak, dimana hal tersebut cukup masuk akal. Contohnya pengunjung yang datang dari tempat yang jauh maka jawab waktu tempuh akan lebih lama dibandingkan pengunjung dari daerah sekitar. Secara hipotesis pengunjung akan membuat pilihan akan berapa lama berkunjung dan berapa jam mereka dalam peijalanan. Bila waktu yang digunakan di kawasan wisata bebas dari pengaruh biaya dan jarak peijalanan, maka memasukkan biaya waktu di kawasan wisata tidak akan berpengaruh terhadap variabel yang diukur. Namun demikian dengan memasukkan waktu peijalanan dan waktu di kawasan wisata dalam pendugaan permintaan akan membuat masalah multikolinearitas. Masalah tersebut dapat dihindarkan dengan menggabungkan dua ukuran waktu tersebut menjadi variabel tunggal (Cesario dan Knetsch dalam Wibowo, 2005). Sehingga pendekatan yang paling realistis adalah menempatkan waktu peijalanan dan waktu di kawasan wisata dalam satu biaya oportunitas dan memadukannya menjadi parameter tunggal untuk setiap sampel individu. Nilai waktu menempatkan sampel individu secara realistis berdasarkan pada oportunitas ekonomi individu bukan pada suatu tingkat upah yang tetap(Bockstael dalam Wibowo, 2005). Jumlah waktu yang pengunjung habiskan selama di dalam site atau opportunity cost of time adalah lamanya kunjungan yang responden lakukan di Cikoromoy. Opportunity cost of time yang digunakan responden untuk pergi ke Cikoromoy dibandingkan jika waktu tersebut digunakan untuk bekerja dan mendapatkan upah. 4. Lokasi substitusi Obyek wisata substitusi merupakan lokasi wisata yang lain yang dekat dengan obyek wisata tujuan dan dapat dijadikan sebagai altematif untuk tidak mengunJungJ
obyek
wisata
tersebut.
Selain
itu
kemungkinan
akan
mempengaruhi nilai dari tempat wisata tersebut, misalnya ada beberapa tempat tujuan wisata dengan jarak tempuh yang sama maka orang akan memberi nilai lebih tempat yang menjadi kesukaannya atau hobinya.
Unlveraltaa Indonesia
37
5. Lokasi atau zona asal tempat tinggal pengunjung Pada penelitian ini pengunjung dibedakan berdasarkan zona asal tempat tinggalnya dalam beberapa zona Zona 1 yaitu wilayah administrasi Kabupaten Pandeglang, Zona 2 yaitu daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pandeglang yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak dan Kota Serang. Zona 3 yaitu daerah yang lebih jauh dari wilayah pada zona 2 yaitu Kota Cilegon. Zona 4 merupakan daerah di Propinsi Banten selain yang sudah disebutkan diatas, yang terdiri dari Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Sedangkan Zona 5 adalah daerah diluar Propinsi Banten yaitu berasal dari Jakarta dan wilayah-wilayah di Propinsi Jawa Barat seperti Garut, Ciamis, Bogor dan lain-lain.
6. Pendapatan responden Dalam teori mikroekonomi pendapatan dan konsumsi berkorelasi secara positif. Kebutuhan wisata merupakan bagian dari fungsi konsumsi. Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi. Semakin besar pendapatan, alokasi pendapatan untuk wisata akan semakin besar pula. Alokasi belanja untuk wisata tercermin dalam profil peningkatan jumlah kunjungan wisata atau peningkatan jumlah belanja wisata. Apabila hal tersebut digambarkan dalam kurva permintaan akan diperoleh kurva dengan kemiringan yang positif. 7. Persepsi responden Data persepsi responden menampilkan profil tentang daya tarik utama obyek wisata; penilaian responden terhadap kepadatan pengunjung; penilaian responden terhadap kebersihan, keamanan dan kenyamanan; penilaian responden atas pelayanan dan ketersediaan fasilitas penunjang, pengetahuan tentang fungsi-fungsi ekologi, dan pengetahuan tentang obyek wisata tirta yang merupakan substitusi Cikoromoy.
Universitas Indonesia
BABIV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1.
Kondisi Umum Sosial Ekonomi Kabupaten Pandeglang Wilayah Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6° 21' - 7°
I 0' Lin tang Selatan (LS) dan 104° 48' - 106° 11' Bujur Timur (BT), dengan 1uas daerah sebesar 274.689,91 ha atau 2.747 km 2 atau sebesar 29,98% dari total luas Propinsi Banten. Luas wi1ayah Kabupaten Pandeglang tersebut dihuni o1eh 1.130.514 jiwa penduduk pada tahun 2007. Tingkat kepadatan penduduk tidak merata, kepadatan penduduk terendah adalah di wilayah Kecamatan Sumur dengan nilai 39 orang I KM 2 dan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Pandeglang dengan angka 1.990 orang I KM 2 • Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2002-2003 sebesar 3,88% dari rata-rata 1,49% antara tahun 2000-2005. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang tahun 2000-2007. Tabel4.1. Data Jumlah Penduduk Kabupaten Pandeglang Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Jumlah Penduduk 1.010.741 1.020.798 1.040.871 1.082.012 1.100.911 1.106.788 1.124.497 1.130.514
Sumber: BPS Kab. Pandeglang, 2001-2008.
Jumlah penduduk yang besar tersebut tidak diimbangi dengan tingkat pendidikan yang memadahi. Menurut Bappeda Kabupaten Pandeglang (2007) angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Pandeglang tahun 2006 adalah 7 tahun I 0 bulan atau hanya sampai SMP kelas 2. Dapat dikatakan bahwa rata-rata penduduk
Kabupaten
Pandeglang
hanya
mengenyam
pendidikan
dasar.
Rendahnya kualitas pendidikan penduduk Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh kemiskinan, topografi wilayah yang bergunung-gunung dan akses jalan yang minim, disamping itu rasio guru-murid pada jenjang Sekolah Dasar yang sangat
38
Universitas Indonesia
39
tinggi I :23,21 dari nilai idealnya 1:10. Berikut ini data penduduk usia sekolah di Kabupaten Pandeglang tahun 2001-2006. Tabel4.2. Penduduk Us1a . Sekolah Kabupat en Pande_g~an_g I Tahun 2001 -2006
~
2001
2002
2003
155.002 83.071 165.142 73.493 65.239 87.900 629.847
134.156 71.899 163.180 71.227 75.557 93.196 609.215
172.373 85.844 186.476 84.825 65.869 74.071 669.458
2004
2005
2006
lg
Pra Sekolah TK SD SLTP SLTA PT/Universitas Jumlah
151.220 81.498 157.986 72.774 70.863 113.480 647.821
118.491 65.129 88.874 37.582 15.010 4.468 329.554
122.429 68.351 84.536 55.636 20.908 6.556 358.416
Sumber: BPS Kab. Pandeglang, 2001-2008.
Pada tahun 2005 angka putus sekolah formal mencapai 179.554 orang siswa dan tahun 2006 sebanyak 185.987 orang siswa. Angka putus sekolah tersebut tersebar antara jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pada tahun 2005-2006 secara umum jumlah penduduk bertambah namun angka partisipasi sekolah penduduk menurun tajam. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor ekonomi keluarga, bencana alam dan masuknya pengungsi dari Poso, Aceh, Maluku yang dahulu merupakan transmigran dari Kabupaten Pandeglang. Walaupun pendidikan formalnya terhenti, rata-rata penduduk usia sekolah jenjang SD dan SLTP tetap melanjutkan pendidikan informalnya di pesantren. Pesantren lebih mudah dijangkau oleh penduduk desa dan memiliki syarat-syarat yang lebih ringan dibandingkan pendidikan formal. Jumlah pesantren di Kabupaten Pandeglang tahun 2007 adalah 1.111 unit. Informasi selanjutnya adalah pendapatan regional Kabupaten Pandeglang. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang menunjukan naik atau turunnnya produk yang dihasilkan sebagai balas jasa seluruh kegiatan ekonomi. Kondisi ekonomi dapat diketahui dari penyajian PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Semakin tinggi kenaikan PDRB makin tinggi pula pertumbuhan ekonominya. Berikut ini disajikan tabel PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2007 atas dasar harga belaku dengan tahun dasar 2000, nilai pada tabel dalam juta rupiah.
Universitas Indonesia
40
1.
a. b.
c. d. e. 2. a. b.
c. 3. a. b. 4. a. b.
c. 5. 6. a. b.
c. 7. a. b. 8. a. b.
c. d. e. 9. a. b.
Tabel4.3. DATA STRUKTUR PDRB KABUPATEN PANDEGLANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU T AHUN 2006 - 2007 (Dalam Persen) 2006 2007 LAPANGANUSAHA 32,71 31,80 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 22,27 23,09 Tanaman bahan makanan 4,19 4,34 Tanaman perkebunan 1,90 1,85 Petemakan dan hasil-hasilnya 0,32 0,31 Kehutanan 3,21 3,04 Perikanan 0,11 0,11 PERTAMBANGANDANPENGGALLAN Minyak dan gas bumi Pertambangan tanpa migas 0,11 0,11 Penggalian 11,33 11,12 INDUSTRI PENGOLAHAN Industri migas 11,12 11,33 Industri tanpa migas 0,72 0,67 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSm 0,61 0,57 Listrik Gas kota 0,11 0,10 Air bersih 4,67 4,92 BANG UN AN 23,21 23,00 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 15,80 15,81 Perda_g_angan besar dan eceran 0,25 0,24 Hote I 6,95 7,15 Restoran 7,30 8,10 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 7,40 Pengangkutan 6,65 0,70 Komunikasi 0,65 5,44 5,56 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 1,34 Bank 1,33 Lembaga keuangan 1ainnya 0,60 0,65 Jasa Penunjang Keuangan 3,04 2,97 Sewa bangunan 0,54 0,53 Jasa J>erusahaan JASA-JASA 14,53 14,71 Pemerintahan umum 10,42 10,65 Swasta 4,10 4,06 100,00 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00
Sumber: BPS Kab. Pandeglang, 2001-2008.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor pertanian, petemakan, kehutanan dan perikanan. Pada tahun 2007 sektor perdagangan, hotel dan restoran bemilai Rp 1.438.214.250.000 atau sebesar 23%, yang terdiri dari sub sektor perdagangan besar dan eceran berjumlah Rp 988.185.760.000 atau sebesar 15,81%; sedangkan sub sektor hotel bemilai Rp
Universitas Indonesia
41
15.245.000.000 atau sebesar 0,24% dan sub sektor restoran bernilai Rp 434.783.500.000 atau sebesar 6,95%. Antara
tahun
2000-2007
terjadi
fluktuasi
pertumbuhan
sektor
perdagangan, hotel dan restoran; pertumbuhan tertinggi terjadi tahun 2006 yaitu meningkat sebesar 2,35% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 200 I, sektor ini mengalami pertumbuhan -1,18% dari tahun sebelumnya Secara keseluruhan sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Pandeglang pada rentang tahun 2000-2007 tetap mengalami pertumbuhan positif dengan nilai total 0,46% dan nilai rata-rata pertumbuhan sektor ini adalah 0,065 % per tahun. Inforrnasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17. Mayoritas lapangan kerja penduduk Kabupaten Pandeglang pada sektor primer yaitu sektor pertanian, petemakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Untuk memperoleh gambaran income per kapita penduduk Kabupaten Pandeglang di-proxy atau didekati dengan pola pengeluaran penduduk yang bersumber pada data Susenas Kabupaten Pandeglang tahun 2002 dan 2005. Penduduk Kabupaten Pandeglang memiliki tingkat pendapatan per kapita rata-rata pada tahun 2007 sebesar Rp 240.449,-. Antara tahun 2000-2007 kenaikan pendapatan per kapita rata-rata tertinggi terjadi pada tahun 2007 dengan nilai Rp 28.917/bulan atau sebesar 12,03%; sedangkan kenaikan pendapatan per kapita rata-rata terendah terjadi tahun 2004 dengan nilai penurunan sebesar Rp 8.774/bulan atau mengalami pertumbuhan minus 4,79%. Data tersebut Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel4.4 Data Pendapatan/Kapita Pen d ud uk Ka bupaten Pan deglang. I Tah un 2000-2007 Tahun Rplbulan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
181.671 182.162 188.237 191.911 183.137 196.653 211.532 240.449
Sumber : Data Susenas Kabupaten Pandeglang tahun 2002 dan 2005 Kcterangan: Diolah oleh BPS Kabupaten Pandeglang, 2008.
Universitas Indonesia
42
4.2.
Data Konsumsi Penduduk Kabupaten Pandeglang dan Daerah Sekitamya. Untuk memperoleh gambaran pola konsumsi penduduk Kabupaten
Pandeglang digunakan data konsumsi penduduk Kabupaten Pandeglang. Data Konsumsi penduduk Kabupaten Pandeglang adalah data porsi belanja per kapita rata-rata bulanan tahun 2000 - 2007 berdasarkan hasil Susenas BPS Kabupaten Pandeglang tahun 2002 dan 2005. Data Susenas membaginya dalam kelompok Makanan dan Non Makanan, kelompok Non Makanan terbagi atas sub kelompok Aneka Barang dan Jasa dan sub kelompok Non Makanan Lainnya. Dari sub kelompok Aneka Barang dan Jasa ini dibagi-bagi menjadi golongan yang lebih kecil yang terdiri dari Belanja Sabun dan Kosmetik; Belanja Kesehatan; Belanja Pendidikan; Belanja Angkutan dan Transportasi dan Belanja Aneka Barang dan Jasa Lainnya. Dari golongan Belanja Aneka Barang dan Jasa Lainnya inilah diasosiasikan menjadi porsi belanja wisata per kapita rata-rata bulanan. Berikut ini adalah Data Konsumsi Penduduk Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2007. Tabel4.5. Data Konsumsi Penduduk Kabupaten Pandeglang pada Sub Kelompok Aneka Barang dan Jasa: Golongan Kesehatan; Pendidikan; Sabun Kosmetik dan lain-lain Tahun 2000-2007 Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Aneka Barang dan Jasa (Rp) I. Sabun, kosmetik, dll (Rp) 2. Kesehatan (Rp) 3. Pendidikan (Rp) 4. Angkutan (Rp) 5. Barang dan Jasa lainnya (Rp)
20,852
20,922
19,622
21,822
23,186
21,047
26,781
26,617
5,802
5,857
5,555
6,109
6,429
6,193
7,426
7,024
3,155
3,592
3,823
3,751
3,535
2,788
4,083
4,479
3,821
3,617
3,120
3,770
4,275
3,459
4,938
5,330
6,416
6,361
5,891
6,634
7,123
6,662
8,227
7,980
1,656
1,495
1,233
1,558
1,824
1,945
2,106
1,804
Sumber: Susenas Kab. Pandeglang 2002, 2005. Keterangan : Diolah oleh BPS Kabupaten Pandeglang.
Universitas Indonesia
43
Oleh karena wisatawan yang datang ke obyek-obyek wisata di Pandeglang pada umumnya wisatawan domestik yang berasal dari daerah-daerah sekitar Kabupaten Pandeglang seperti Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon dan Kota Tangerang; maka akan sangat penting untuk memberikan gambaran potensi permintaan (kebutuhan) masyarakat sekitar Kabupaten Pandeglang terhadap wisata. Potensi ekonomi wisata tersebut tercermin dalam porsi belanja masyarakat untuk wisata yang dalam data Susenas masuk dalam kelompok Barang dan Jasa Lainnya. Berikut ini disajikan data belanja penduduk daerah-daerah sekitar Kabupaten Pandeglang. Tabel 4.6. Data Belanja Wisata Penduduk Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Tahun 2000-2007 Daerah Kab. Lebak Kab. Serang Kota Cilegon Kab. Tangerang Kota Tangerang
Barang dan Jasa lainn) a (Rp)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
188 991
194 996 3.362 4.074 2.397
208 1.015 3.058 7.104 3.462
314 1.141 3.750 6.528 3.490
338 1.214 4.323 5.103 3.687
241 1.137 9.802 12.166 7.905
582 1.175 7.733 7.202 2.051
436 2.003 4.072 5.887 6.806
3.472 2.018
Sumber : Susenas Provinsi Banten 2002, 2005. Keterangan : Diolah oleh BPS Provinsi Banten.
Porsi belanja wisata penduduk di wilayah sekitar Kabupaten Pandeglang secara umum diatas porsi belanja wisata penduduk Kabupaten Pandeglang. Pada tahun 2007 porsi belanja wisata penduduk Kabupaten Pandeglang adalah Rp 1.804, sementara untuk Kabupaten Serang sebesar Rp 2.003, Kabupaten Tangerang sebesar Rp 5.887, Kota Cilegon sebesar Rp 4.072, Kota Tangerang sebesar Rp 6.806 dan hanya Kabupaten Lebak yang berada dibawah porsi belanja wisata penduduk Kabupaten Pandeglang yaitu sebesar Rp 436. Potensi belanja yang tinggi ini merupakan peluang besar untuk mengembangkan obyek-obyek wisata salah satunya adalah Cikoromoy.
Universitas Indonesia
44
4.3. Cikoromoy Saat Ini Cikoromoy merupakan salah satu obyek wisata alam yang berbasis perairan (wisata tirta), terletak di Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten, berjarak sekitar 12 KM dari pusat kota Pandeglang. Cikoromoy terletak di lereng Gunung Karang sisi selatan, terhubung dengan jalan Pandeglang-Labuan melalui Cimanuk. Cikoromoy semula adalah mata air yang kemudian dibendung oleh masyarakat untuk tujuan irigasi. Wilayah kecamatan Cimanuk merupakan sentra pertanian terutama padi. Tanaman padi dapat ditanam sepanjang tahun karena sawah-sawah di lereng Gunung Karang mendapatkan pasokan air secara teratur dari sungai dan mata air yang ada di lereng gunung. Pada perkembangan selanjutnya sawah-sawah tersebut sebagian diusahakan untuk budidaya ikan air tawar dan hasilnya berkembang pesat. Karena kesejukan udara, keindahan panorama, kesuburan tanah, ketersediaan air sepanjang tahun, maka banyak penduduk yang mulai mendirikan rumah tinggal di sekitar daerah persawahan di Cikoromoy. Disamping untuk irigasi pertanian dan budidaya ikan, air Cikoromoy juga digunakan sebagai sumber utama bagi suplai air PDAM Kabupaten Pandeglang. Perkembangan Cikoromoy menjadi kolam pemandian umum tidak terlepas dari keberadaan obyek peziarahan Cibulakan. Desa Kadubungbang semula hanya dikunjungi oleh orang luar dengan tujuan berziarah pada makam salah satu Syech (orang yang menyebarkan agama Islam). Peziarah umumnya tidak berziarah secara sendiri-sendiri, namum datang berombongan, mengunjungi beberapa makam dalam satu kali perjalanan dan membutuhkan waktu antara 1-3 hari tergantung jumlah tujuan makam. Masyarakat Islam tradisional di wilayah Banten biasanya melakukan perjalanan ziarah dengan tujuan 5 - 6 buah makam dan masjid. Mereka memulai perjalanan dari makam dan masjid Banten Lama di Kasemen, Kabupaten Serang; kemudian dilanjutkan menuju makam dan Pondok Pesantren Abuya Dimyati di Cadasari, Pandeglang; Makam Syech Nawawi AlBantani di Cikadueun, Pandeglang;
Makam Syech Ahmad di Cibulakan,
Pandeglang (atau disebut Batu Qur'an); makam dan Masjid Caringin di Labuan, Pandeglang; atau kadang-kadang perjalanan ziarah diakhiri dengan sholat di Masjid Kubah Emas di Sawangan, Depok. Ritual ziarah pada makam Cikadueun
Universitas Indonesia
45
dan Cibulakan diakhiri dengan mandi pada kolam mata air yang terletak di samping makam. Kolam terdiri atas dua bagian, kolam laki-laki dan kolam wanita. Peziarah pada makam ini semakin lama semakin banyak dan kolam tak mampu lagi menampung peziarah yang ingin mandi. Akhirnya sebagian peziarah memilih mandi di bendung mata air Cikoromoy, yang jaraknya sekitar 200 M dari makam Cibulakan. Pada perkembangan selanjutnya Cikoromoy menjadi kolam pemandian mata air untuk umum tanpa hams dengan tujuan ziarah. Saat ini Cibulakan dan Cikoromoy berkembang dengan segmen pasar yang berbeda. Cibulakan tetap dengan konsumen peziarah, sedangkan Cikoromoy memiliki konsumen wisatawan umum, orang yang ingin melakukan aktivitas rekreasi, aktivitas yang berbeda dengan rutinitas sehari-hari dan bertujuan meningkatkan kebugaran tubuh dan menyegarkan pikiran. Penduduk di sekitar Desa Kadubungbang menangkap pola kemajuan kunjungan wisata di Cikoromoy sebagai peluang bisnis, akhimya banyak pedagang yang mendirikan gubug-gubug sederhana di sekitar kolam Cikoromoy. Sebenamya
Cikoromoy
terletak
diatas
tanah
negara
(tanah
kas
desa
Kadubungbang), namun beberapa saluran irigasi dan akses jalan menuju Cikoromoy
melewati
tanah
milik
masyarakat.
Beberapa
pemilik
tanah
mengubahnya menjadi rumah makan atau kios-kios sederhana yang disewakan, dan
bahkan
mendirikan
bangunan
permanen
sebagai
rumah
tinggal.
Perkembangan Cikoromoy sebagai obyek wisata tirta menjadi tidak terarah dan terkesan kurnub. Panorama indah dan asri menghadap ke arah Gunung Karang dan Gunung Pulosari saat ini hanya bisa dinikmati j ika wisatawan berada di lantai 2 sebuah rumah makan. Melihat perkembangan jumlah wisatawan dan pertumbuhan perdagangan di wilayah tersebut Pemerintah Kabupaten Pandeglang berencana menggarap Cikoromoy sebagai potensi wisata yang layak dikembangkan. Langkah pertama yang dilakukan adalah pemeliharaan ruas jalan Mandalawangi-Cimanuk agar frekuensi dan jumlah kunjungan wisata ke Cikoromoy tetap terjaga. Langkah Pemerintah Kabupaten Pandeglang berikutnya adalah membuka lahan parkir. Tanah negara yang terletak antara kolam pemandian Cikoromoy dan ruas jalan Mandalawangi-Cimanuk, yang semula adalah persawahan diubah fungsinya
Universitas Indonesia
46
menjadi tempat parkir kendaraan wisatawan Cikoromoy. Lokasi parkir ini dilengkapi gerbang menuju menuju kolam pemandian Cikoromoy. Pada waktu yang sama dengan penggarapan lahan parkir tersebut Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang mengusulkan penerbitan peraturan daerah tentang retribusi masuk obyek wisata Cikoromoy. Kemudian Pemerintah Kabupaten Pandeglang menerbitkan Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2000 tentang Retribusi Masuk Obyek Wisata Pantai Karangsari Carita dan Cikoromoy. Namun pelaksanaan pemungutan retribusi di Cikoromoy baru dimulai tahun 2002, setelah terjadi kesepakatan antara Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang dan Pemerintah Desa Kadubungbang. Retribusi masuk obyek wisata Cikoromoy dipungut oleh Pemerintah Desa Kadubungbang, kemudian diserahkan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang sebesar Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah) per tahun. Pada awal tahun 2001 Pemerintah Kabupaten Pandeglang pemah berencana untuk membebaskan tanah sekitar Cikoromoy agar dapat dikembangkan dengan pola perencanaan wisata yang optimal, namun prosesnya menjadi sangat alot dan akhimya rencana tersebut tidak diteruskan. Rencana lain pengembangan Cikoromoy oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang adalah pada tahun 2006 dengan membuat pelebaran jalan kabupaten yang melintas di depan obyek wisata Cibulakan dan Cikoromoy (ruas MandalawangiCimanuk) sepanjang 2 KM. Namun pembebasan tanah terjadi dengan alot karena masyarakat pemilik tanah memasang harga yang sangat tinggi untuk per meter tanah mereka yang terkena pelebaran. Harga terse but jauh melampaui kemampuan daerah, sehingga rencana tersebut batal dilaksanakan. Akhimya Pemerintah Kabupaten Pandeglang hanya meningkatkan kualitas ruas jalan tersebut. Saat ini jalan menuju Cikoromoy telah memadai (jalan aspal dengan perkerasan hotmix), namun Iebar badan jalan terbatas sehingga tidak bisa dilewati his besar, tak ada trayek angkutan umum yang khusus menuju obyek wisata ini. Wisatawan harus membawa kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan kecil, seperti: ojek atau angkutan ukuran minico/t, untuk sampai ke Cikoromoy. Promosi Cikoromoy yang dilakukan masih sebatas oleh pemerintah daerah dan kesan dari mulut ke mulut wisatawan yang pemah berkunjung, papan penunjuk keberadaan Cikoromoy mulai dapat dilihat setelah memasuki kota Pandeglang atau kota
Universitas Indonesia
47
kecamatan Cimanuk, dari jalan raya Serang-Pandeglang atau dari jalan raya Pandeglang-Rangkasbitung tidak dijumpai papan penunjuk jalan menuju Cikoromoy. Konsumen terbesar Cikoromoy adalah wisatawan domestik, yang umumnya berwisata tidak dengan tujuan tunggal ke Cikoromoy, namun masih menuju ke obyek wisata lain. Di Cikoromoy tidak terdapat penginapan karena lokasinya yang relatif dekat dengan Pantai Carita (sekitar 20 KM) dan kondisi jalan yang dilalui relatif masih baik, dimana banyak berdiri penginapan mulai dari kelas melati hingga hotel berbintang tiga. Wisatawan yang ingin menginap dapat menyewa kamar pada rumah penduduk (homestay), konsumen homestay adalah para mahasiswa yang sedang praktek kerja lapangan atau sedang melakukan penelitian, bukan wisatawan murni. Pihak pengelola obyek wisata Cikoromoy tidak menyediakan pemandu wisata karena lokasinya yang relatif kecil dan mayoritas wisatawan adalah wisatawan domestik. Barang dan jasa yang ditawarkan sangat terbatas jumlah dan jenisnya, makanan yang disajikan terbanyak justeru dari makanan dan minuman instan. Di Cikoromoy terdapat dua rumah makan yang buka setiap hari menyajikan kuliner ikan air tawar, namun jika akhir minggu atau hari libur jumlahnya bertambah menjadi sekitar 20 warung makan. Jasa yang ditawarkan sebatas parkir kendaraan, persewaan perlengkapan berenang, kamar ganti, sewa kendaraan dari dan menuju ruas jalan utama, pijat bagi yang kelelahan dan kios-kios yang menawarkan oleh-oleh. Harga yang ditawarkan di Cikoromoy sangat terjangkau. Hingga saat ini pihak pengelola belurn pemah mengadakan pertunjukan atau atraksi wisata di Cikoromoy, pada saat penulis melakukan survey pendahuluan bertepatan dengan waktu camping
day
siswa-siswa SD, SMP/MTs dan SMA se-Kecamatan Cimanuk. Kondisi
lingkungan hidup terutama daerah hulu masih asri, masih terjaga keasliannya, namun pembangunan gubug makan dan kios-kios di sekitar kolam pemandian tidak terarah, terkesan kurnub dan asal-asalan, justeru menutupi panorama ke arab Gunung Karang dan Gunung Pulosari. Proporsi jumlah kamar ganti, WC dan tempat sampat tidak berimbang dengan jumlah wisatawan, terutama pada waktu puncak kunjungan (hari Minggu dan hari libur). Berikut ini adalah data wisatawan di Cikoromoy dan wisatawan di Pandeglang tahun 2005 -2007.
Universitas Indonesia
48
Tabel4.7. Data Wisatawan di Cikoromoy dan Seluruh Pandeglang Tahun 2005-2007 Tahun 2005 2006 2007
Jumlah Wisatawan (orang) Pandeglan_g_ Cikoromoy Wisata Tirta 111.523 685.065 5.455.311 212.834 2.394.645 633.878 92.412 369.301 1.677.303
..
Surnber: BPS Pandeglang dan BPS Provms1 Banten, 2007-2008
Pada tahun 2006 wisatawan Cikoromoy mengalami kenaikan jumlah sebesar 90,84% dari jumlah wisatawan Cikoromoy tahun 2005. Tahun 2007 wisatawan Cikoromoy mengalami penurunan jumlah wisatawan yang sangat tajam yaitu sebesar Rp 56,58%. Tahun 2006 total wisatawan obyek wisata tirta mengalami penurunan jumlah sebesar 7,47% dibandingkan tahun 2005, penurunan jumlah tersebut terus berlanjut hingga tahun 2007 sebesar 41,74%. Sedangkan pada tahun 2006 jumlah total wisatawan yang berkunjung ke seluruh obyek
Kabupaten
Pandeglang
mengalami
penurunan
sebesar
56,10%
dibandingkan tahun 2005. Bahkan pada tahun 2007 tren penurunan jumlah total wisatawan Kabupaten Pandeglang tersebut masih tetap berlangsung namun tidak setajam tahun sebelumnya, sebesar penurunan 29,96%. Hal ini disebabkan dibangunnya banyak obyek wisata yang baru dengan berbagai macam tema dan fasilitas yang lebih lengkap disamping kemudahan akses mencapai lokasi tersebut. Proporsi wisatawan Cikromoy terhadap jumlah wisatawan obyek wisata tirta di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2005 adalah 16,28%; tahun 2006 sebesar 33,58% dan tahun 2007 sebesar 25,02%. Sedangkan proporsi wisatawan Cikromoy terhadap jumlah total wisatawan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2005 adalah 2,04%; tahun 2006 sebesar 8,89% dan tahun 2007 sebesar 5,51 %.
Universitas Indonesia
BABV KARAK'IERISTJK PENGUNJUNG, PERSEPSI PENGUNJUNG DAN FREKUENSI KUNJUNGAN WISATA KE CIKOROMOY
Informasi penting yang perlu diketahui dalam rangka memetakan persoalan wisata Cikoromoy untuk pengelolaan ke depan adalah informasi mengenai karakteristik dan persepsi pengunjung wisata Cikoromoy. Berikut ini
akan diuraikan karakteristik dan persepsi pengunjung wisata Cikoromoy yang diperoleh dari survei terhadap 197 orang responden pengunjung wisata Cikoromoy pada minggu II hingga minggu ill bulan Agustus 2008_
5.1.
Karakteristik Pengunjung Pengunjung obyek wisata Cikoromoy dibagi menurut zona asal tempat
tinggalnya terdiri dari 5 zona. Zona 1 adalah Kabupaten Pandeglang; Zona 2 adalah Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten Lebak; Zona 3 adalah Kota Cilegon; Zona 4 adalah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang dan Zona 5 berasal dari Jakarta dan wilayah di propinsi Jawa Barat_ Pengunjung terbanyak berasal dari zona 2 dengan jumlah 62 orang atau 32 %. Informasi selengkapnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Jala1a,
Somber : Data Primer, 2008.
Gambar 5_] _ GTafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Zona
Asal Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut : berpendidikan SD atau
setar~
SMP atau
setar~
SMA atau
49
setar~
Diploma 1 atau 2 atau 3,
Universitas Indonesia
50
Sarjana Strata 1, dan Sarjana Strata 2. Responden terbanyak adalah yang berpendidikan SMA atau setara berjmnlah 103 orang atau 52,3%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
S2
S1
SM>
Diplorre 12% 52%
Swnber : Data Primer, 2008.
Gambar 5 .2. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut : bekerja sebagai pegawai swasta, sebagai PNS atau ABRI, wirausaha, ibu rumah tangga,
pelajar atau
mahasiswa, petani, dan kelompok pekerjaan lainnya (pensiunan, pengangguran dan pembantu rumah tangga). Responden terbanyak berprofesi sebagai pegawai swasta, berjumlah 60 orang atau 30,5%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
RT
R-JS/ABRI 23%
Wrausaha
14% A:lg Swasta 30%
Swnber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.3. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Profesi
Universitas Indonesia
51
Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan jumlah kunjungan ke obyek wisata Cikoromoy dalam setahun adalah sebagai berikut : datang sekali dalam setahun atau baru pertama kali datang, datang 2 kali dalam setahun, dan datang 3 kali atau lebih dalam setahun. Kelompok terbesar adalah yang datang 2 kali dalam setahun, berjumlah 69 orang atau 35%. lnformasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Swnber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.4. Grafik Jumlah Kunjungan per Tahun Responden Cikoromoy Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan jarak antara rumah tinggal dengan obyek wisata Cikoromoy dalam satuan kilometer adalah sebagai berikut : jarak kurang dari 5 KM, jarak 5-10 KM, jarak 11-15 KM, jarak 16-20 KM, jarak 21-25 KM, jarak 2630 KM, jarak 31-35 KM, jarak lebih dari 35 KM, dan jarak lainnya (> 100 KM). Responden terbanyak adalah kelompok dengan jarak lebih dari 35 KM berjumlah 42 orang atau 21,3 %. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah Inl.
>35
L
<5
3%
5%
5-10
15-20 5%
21%
10%
Sumber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.5. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Jarak (kilometer)
Universitas Indonesia
52
Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan waktu tempuh perjalanan dari rumah ke Cikoromoy adalah sebagai berikut : waktu tempuh kurang dari 10 menit, 10-20 menit, 20-40 menit, 40-60 menit, 60-120 menit, dan lebih dari 120 menit. Responden terbanyak adalah dengan waktu tempuh 60-120 menit berjumlah 70 orang atau 36%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
<10
10-20
3%
9%
36%
Sumber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.6. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Waktu Perjalanan (menit) .. Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan kendaraan yang dipergunakan sebagai sarana transportasi dari rumah menuju obyek wisata Cikoromoy adalah sebagai berikut : pengguna
kendaraan pribadi (mobil atau motor) berjumlah 179 orang atau 90,9%; dan pengguna kendaraan umum berjumlah 18 orang atau sebesar 9,14%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Umm 9%
. . ' . P'""
..
Pribad 91%
Sumber : Data Primer, 2008.
Gambar
5.7.
Grafik Pengelompokan Cikoromoy Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan
Universitas Indonesia
53
Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden pengguna kendaraan pribadi berdasarkan besaran biaya transportasi (beaya BBM, biaya tol dan parkir) adalah sebagai berikut: biaya tranportasi Rp 10.000 - Rp 20.000; Rp 20.000 - Rp 40.000; Rp 40.000 - Rp 75.000; R,p 75.000 - Rp 100.000; lebih dari Rp 100.000. Responden terbanyak adalah kelompok dengan biaya tranportasi Rp 20.000- Rp 40.000 sebanyak 44 orang atau 22,34%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
>100 75-100 11%
<10 18%
---..,.,.,..-:::::---
10-20 15% 13% 25%
Sumber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.8. Graflk Pengelompokan Responden Cikoromoy Pengguna Kendaraan Pribadi Berdasarkan Biaya Transportasi (*Rp 000) Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden pengguna kendaraan umum ( 18 orang) berdasarkan besaran biaya transportasi adalah sebagai berikut : biaya tranportasi kurang dari Rp 10.000; Rp 10.000 - Rp 20.000; Rp 20.000 - Rp 40.000; Rp 40.000 - Rp 75.000; Rp 75.000 - Rp 100.000; lebih dari Rp 100.000. Responden terbanyak adalah kelompok dengan biaya tranportasi kurang dari Rp 10.000sebanyak 4 orang atau 2,03%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
11%
11%
Sumber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.9. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Pengguna Kendaraan Umum Berdasarkan Biaya ·fransportasi (*Rp 000)
Universitas Indonesia
54
Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan pengeluaran rata-rata per bulan adalah sebagai berikut : pengeluaran kurang dari Rp 300.000; Rp 300.000 - Rp 500.000; Rp 500.000 Rp 1.000.000; Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000; Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000; Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000; dan pengeluaran lebih dari Rp 3.500.000. Responden terbesar adalah kelompok dengan pengeluaran Rp 500.000 Rp 1.000.000 berjumlah 50 orang atau 25,38%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
25·35
>35 7%
<3 2%
3-5 10% 5-10 25%
10-15 21%
Swnber : Data Primer, 2008.
Gambar
5.10.
Gra.fik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Pengeluaran Total per Bulan (*Rp 00.000)
Pengelompokan pengunjung obyek wisata Cikoromoy yang menjadi responden berdasarkan ketersediaan alokasi pendapatan untuk berwisata adalah sebagai
berikut
:
alokasi
berekreasi
kurang
dari
Rp
100.000/bulan;
Rp 100.000/bulan - Rp 250.000/bulan; Rp 250.000/bulan - Rp 500.000/bulan; lebih dari Rp 500.000/bulan. Responden terbanyak adalah kelompok dengan alokasi pendapatan untuk berekreasi Rp 100.000/bulan - Rp 250.000/bulan berjumlah 77 orang atau 39,09%. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada graflk dibawah ini.
Universitas Indonesia
55
>5 5%
2,5-5
1-2,5 39%
Sumber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.11. Grafik Pengelompokan Responden Cikoromoy Berdasarkan Alokasi Belanja Wisata per Bulan (*Rp 00.000) Dari informasi mengenai karakteristik pengunjung Cikoromoy dapat disimpulkan bahwa mayoritas wisatawan berasal dari luar Kabupaten Pandeglang, berpendidikan SMA/setara, berprofesi sebagai pegawai swasta. Mereka lebih menyukai datang berombongan, menempuhjarak lebih dari 35 KM, dengan waktu tempuh 60-120 menit menggunakan kendaraan pribadi, membutuhkan biaya transportasi antara Rp 20.000-Rp 40.000, dengan frekuensi kunjungan terbanyak 2 kali!tahun. Mayoritas dari wisatawan tersebut memiliki pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp 500.000-Rp 1.000.000; alokasi belanja wisata Rp 100.000/bulanRp 250.000/bulan. Dengan
mempertimbangkan
karakteristik
pengunjung
Cikoromoy,
implikasi yang memungkinkan dapat dilakukan adalah perbaikan dan peningkatan mutu jalan yang merupakan akses utama menuju Cikoromoy. Hal ini perlu dilakukan agar calon-calon wisatawan Cikoromoy dapat menyingkat waktu perjalanan, mengurangi jarak tempuh, mengurang1 alokasi biaya perjalanan, sehingga
pada
akhimya
frekuensi
kunjungan
akan
meningkat.
Perlu
penyelenggaraan trayek angkutan umum dari ibukota Pandeglang-Cikoromoy atau Kecamatan Labuan-Cikoromoy. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan frekuensi kunjungan wisata penduduk yang tidak memiliki kendaraan pribadi. (Hasil survey: 179 dari 197 responden datang menggunakan kendaraan pribadi). Komposisi jalan yang memadai dan kapasitas laban parkir akan saling mendukung untuk menampung jumlah kendaraan wisatawan, mengingat mereka lebih menyukai datang berombongan dengan frekuensi kunjungan 2-3 kali/tahun.
Universitas Indonesia
56
Cikoromoy merupakan destinasi wisata yang lebih disukai oleh wisatawan berpenghasilan menengah cenderung ke bawah, (pendapatan Rp 500.000Rp 1.000.000 per bulan; berpendidikan maksimal SMA/setara; berprofesi sebagai pegawai swasta). Promosi wisata lebih tepat dilakukan di luar Kabupaten Pandeglang melalui media televisi, karena segmentasi konsumen adalah usia produktif, 20-39 tahun, maka promosi dikemas sesuai dengan kebutuhan pada usia tersebut. Kemasan seperti acara jalan-jalan, "on vacation", "on the weekend'', jelajah negeri atau kemasan bergaya "anak muda".
5.2.
Persepsi Pengunjung Terhadap Obyek Wisata Cikoromoy Pada tahap penggalian informasi tentang persepsi pengunjung, responden
diberikan opsi jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju atau sangat tidak setuju. Persepsi pengunjung yang digali mengenai daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian, sarana rekreasi, udara yang bersih dan segar, menu kuliner, kepadatan jumlah pengunjung mempengaruhi kepuasan berwisata dan ketersediaan fasilitas penunjang (kamar ganti, toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah), fungsi-fungsi bagi keberlan.Jutan ekosistem. Selain itu pengunjung akan digali informasinya mengenai pengetahuan obyek wisata tirta lain selain Cikoromoy. Tabel persepsi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut ini adalah grafik persepsi pengunjung yang menyatakan sangat setuju dan setuju tentang Cikoromoy.
Universitas Indonesia
57
100,00
81,73
83.25
87,31 81.,77 85,28 85.28 811,29
,.... 78.811
80,00
741!2
83.45
31
58,811
60,00
54,31
5127
.!!1 c
CD
e"' a..
40,00
20,00
43,811
44#1
X6
xs
38,511 ~.-
......
21,3Z
X10 X11 X12
X9
X4
X13
X5
'X:l
X2 X19 X17 X18 X14 X3 X18 X20 X1 X15
Persepsi --~--------
--
- - - - - - · ------------
Sumber : Data Primer, 2008.
Gambar 5.12. Grafik Prosentase Persetujuan Terhadap Persepsi Mengenai Cikoromoy Keterangan : Xl Daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian X2 Daya tarik utama Cikoromoy adalah rekreasi/jalan-jalan X3 Daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar X4 Daya tarik utama Cikoromoy adalah menu makanan X5 Kepadatan pengunjung akan mempengaruhi Anda untuk mengunjungi Cikoromoy X6 Fasilitas penunjang yang tersedia di Cikoromoy dan teljaga kebersihannya (toilet. kamar ganti, tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah) merupakan daya tarik bagi pengunjung untuk datang ke Cikoromoy X7 Fasilitas seperti toilet. tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah cukup tersedia di Cikoromoy X8 Kebersihan, keamanan dan kenyamanan cukup baik di Cikoromoy X9 Penjual I toko oleh-oleh khas Cikoromoy cukup banyak pilihan Xl0 Informasi yang mudah diakses I leaflet serta pemandu wisata cukup tersedia di Cikoromoy Pengawasan penjaga terhadap pembuat kotor I perusakan di Cikoromoy cukup ketal X II Xl2 Tarifmasuk Cikoromoy menurut anda terlalu murah Xl3 Meningkatkan tarifmasuk Cikoromoy dapat membantu perbaikan fasilitas Cikoromoy Xl4 Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air Cikoromoy mampu menyediakan lapangan pekeljaan bagi masyarakat sekitamya X 15 Cikoromoy penting sebagai warisan bagi generasi yang akan datang X 16 Xl7 Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjirllongsor Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi X 18 Xl9 Ekosistem G.Karang (didalammnya Cikoromoy) membantu mengurangi global warming X20 Ekosistem G.Karang (didalammnya Cikoromoy) merupakan daerah tangkapan air
Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian (X 1) beljwnlah 170 atau 86,29%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai daya tarik utama Cikoromoy adalah sarana aktivitas rekreasi (X2) beljwnlah 147 atau 74,62%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang
Universitas Indonesia
58
bersih dan segar (X3) berjumlah 167 atau 84,77%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai daya tarik utama Cikoromoy adalah menu kuliner (X4) berjumlah 101 atau 51,27%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai kepadatan pengunjung Cikoromoy akan mempengaruhi kunjungan berikutnya (X5) berjumlah 116 atau 58,88%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai fasilitas penunjang yang tersedia di Cikoromoy dan terjaga kebersihannya (toilet, kamar ganti, tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah) akan mempengaruhi kepuasan berwisata (X6) berjumlah 86 atau 43,65%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai fasilitas seperti toilet, tempat sampah, tempat ibadah cukup tersedia di Cikoromoy (X7) berjumlah 125 atau 63,45%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai
kebersihan, keamanan dan
kenyamanan cukup baik di Cikoromoy (X8) berjumlah 88 atau 44,67%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai penjuaVtoko oleh-oleh khas Cikoromoy cukup banyak pilihan (X9) berjumlah 76 atau 38,58%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai informasi mudah diakses/ ketersediaan leaflet atau pemandu wisata cukup tersedia di Cikoromoy (XIO) berjumlah 33 atau I6,75%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai pengawasan terhadap pembuat kotor/ kerusakan di Cikoromoy cukup ketat (X II) berjumlah 42 atau 21,32%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai tarif masuk ke Cikoromoy terlalu murah saat ini (Xl2) berjumlah 70 atau 35,53%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai
peningkatan tarif masuk Cikoromoy dapat
membantu perbaikan fasilitas Cikoromoy (X I3) berjumlah I 07 atau 54,31%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air (XI4) berjumlah 164 atau 83,25%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai Cikoromoy mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya (XIS) berjumlah 172 atau 87,3I %. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai Cikoromoy
Universitas Indonesia
59
merupakan warisan bagi generasi mendatang (X16) berjumlah 168 atau 85,28%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai Cikoromoy sebagai bagian ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjirllongsor (X17) berjumlah 155 atau 78,68%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai Cikoromoy sebagai bagian ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi (X18) berjumlah 161 atau 81,73%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan
setuju terhadap persepsi mengenai ekosistem Gunung Karang termasuk di dalamnya adalah Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming (X19) berjumlah 151 atau 76,65%. Responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap persepsi mengenai ekosistem Gunung Karang termasuk di dalamnya adalah Cikoromoy merupakan daerah tangkapan air (X20) berjumlah 168 atau 85,28%.
Pada perhitungan prosentase diatas terdapat beberapa persepsi yang nilai persetujuannya dibawah angka 50%, yaitu persepsi tentang fasilitas penunjang dan terjaganya kebersihan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kepuasan pengunjung melakukan aktivitas wisatanya (43,65%); persepsi mengena1 kebersihan, keamanan dan kenyamanan cukup baik di Cikoromoy (44,67%); persepsi mengenai ketersediaan penjual I toko oleh-oleh khas Cikoromoy cukup banyak pilihan (38,58%); persepsi mengenai informasi yang mudah diakses/ leaflet serta pemandu wisata culcup tersedia di Cikoromoy (16,75%); persepsi pengawasan atau penjagaan terhadap pembuat kotor/perusakan di Cikoromoy cukup ketat (21,32%); serta persepsi mengenai tarif masuk Cikoromoy saat ini terlalu murah (35,53%). Perlu dilakukan tindakan yang tepat untuk mengantisipasi persepsi yang demikian rendah agar minat dan kepuasan wisatawan melakukan aktivitas wisatanya tidak terganggu. Pertama adalah pengelola menyediakan informasi jelas dan mudah diakses seperti papan penunjuk jalan, peta lokasi, leaflet atau selebaran lain; perlu personil khusus menangani masalah pengawasan kebersihan dan menghindari kerusakan lingkungan dalam kawasan Cikoromoy; perlu dilakukan peninjauan kembali atas tarif yang berlaku saat ini, pihak pengelola perlu menyediakan kios-kios penjualan oleh-oleh khas Cikoromoy yang lebih bervariasi dalam pilihan barang maupun jumlah kios yang disediakan. Selain
Universitas Indonesia
60
itu pihak pengelola diharapkan lebih tanggap dalam menyediakan fasilitas penunjang seperti tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah, kamar ganti dan kamar mandi/toilet; serta mengontrol kebersihan fasilitas-fasitas penunjang terse but. Pada perhitungan prosentase persetujuan diatas terdapat tiga (3) persepsi yang perlu segera mendapat penanganan agar kepuasan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya tidak terganggu, yaitu persepsi mengenai daya tarik utama Cikoromoy adalah menu makanan (51 ,27%);
persepsi mengenai
kepadatan pengunjung akan mempengaruhi kepuasan berwisata di Cikoromoy (58,88%); dan persepsi mengenai meningkatkan tarif masuk Cikoromoy dapat membantu perbaikan fasilitas Cikoromoy (54,31 %). Pada prosentase yang berkisar 50%-60% ini pihak pengelola perlu segera mengambil tindakan tepat agar nilai persepsi tersebut tidak menurun, yang pada akhirnya akan mengurangi frekuensi kunjungan ke Cikoromoy. Tindakan tersebut antara lain memodifikasi menu-menu yang berbahan dasar ikan air tawar sehingga dapat memenuhi pennintaan pasar dan menambah jenis menu masakan selain ikan air tawar. Oleh karena jumlah pengunjung sedemikian besar pada aklili minggu atau hari libur pengelola perlu lebih kreatif membuat acara agar tidak semua aktivitas wisatawan terpusat di kolam pemandian seperti diadakan atraksi kesenian tradisional atau modem, perlu ada taman bennain anak-anak, perlu penambahan jumlah kolam anak-anak dan kolam dewasa beserta sarana pennainan air. Dengan demikian kepadatan pengunjung akan tersebar, waktu melakukan aktivitas wisata menjadi lebih lama, akan menambah kepuasan wisatawan dan pada akhirnya jumlah uang yang dibelanjakan oleh wisatawan menjadi lebih besar. Pendapat responden mengenai daya tarik natural Cikoromoy dan fungsi-fungsi
ekologisnya
memperoleh nilai yang tinggi, karena secara umum responden telah menyadari pentingnya menjaga kelestarian alam agar keberlanjutan siklus hidrologi dan rantai makanan tetap terjaga. Infonnasi penting lain yang perlu disajikan adalah persepsi pengunjung tentang perbandingan Cikoromoy dengan obyek wisata tirta lain. Informasi tersebut meliputi pengetahuan responden tentang obyek wisata tirta lain, perbandingan tentang
kebersihan, jumlah fasilitas
penunjang,
kepadatan
Universitas Indonesia
61
pengunJung, pelayanan, infonnasi yang disediakan pengelola dan daya tarik utamanya. Tabel persepsi tentang substitusi Cikoromoy selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 3. Berikut ini adalah grafik persepsi pengunjung tentang substitusi Cikoromoy yang dinyatakan dalam opsi jawaban sangat setuju dan setuju. 75,13
80,00
1
60,00 40,00
+------~---n-r-..--.A-
20,00 0,00
S5
S2
S7
S6
S4
S3
S1
Opsi Jawaban
Sumber: Data primer, 2008. Diolah
Gambar 5.13. Grafik Prosentase Pengetahuan Tentang Substitusi Cikoromoy Keterangan : Anda mengenal baik obyek wisata tirta lain selain Cikoromoy Sl Keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya S2 Cikoromoy mempunyai lebih banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan dibanding obyek S3 wisata tirta lain Fasilitas Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dll) lebih S4 banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain Leaflet/informasi/peta yang disediakan oleh Dinas Pariwisata Kab. Pandeglang tentang S5 Cikoromoy lebih lengkap dibanding obyek wisata tirta lainnya Pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung ke obyek wisata tirta lain S6 S7
Pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain
Grafik
diatas
menunjukkan
bahwa
responden
yang
menyatakan
persetujuan atas persepsi memiliki pengetahuan tentang obyek wisata tirta lain selain Cikoromoy (Sl) berjumlah 148 orang atau 75,13%. Responden yang menyatakan persetujuan atas persepsi keberadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lain (S2) berjumlah 49 orang atau 24,87%. Responden yang menyatakan persetujuan atas persepsi Cikoromoy memiliki lebih banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan dibandingkan obyek wisata tirta lain (S3) berjumlah 75 orang atau 38,07%. Responden yang menyatakan persetujuan atas persepsi fasilitas penunjang Cikoromoy seperti toilet, tempat sampah, tempat parkir dan tempat ibadah lebih banyak dan lebih terpelil.ara dibandingkan obyek
Universitas Indonesia
62
wisata tirta lain (84) berjumlah 58 orang atau 29,44%. Responden yang menyatakan persetujuan atas persepsi informasi yang disediakan Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang tentang Cikoromoy lebih lengkap dibandingkan informasi tentang obyek wisata tirta lain (85) berjumlah 39 orang atau 19,80%. Responden yang menyatakan persetujuan atas persepsi pengunjung Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung obyek wisata tirta lain (86) berjumlah 61 orang atau 30,96%. Responden yang menyatakan persetujuan atas persepsi pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan pada obyek wisata tirta lain (87) berjumlah 56 orang atau 28,43%. Pada grafik diatas terdapat beberapa persepsi yang nilai persetujuannya dibawah
angka
50%,
yaitu:
persepsi
mengenai
kebersihan
Cikoromoy
dibandingkan obyek wisata tirta lain (24,87%); persepsi mengenai Cikoromoy memiliki lebih banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan dibandingkan obyek wisata tirta lain (38,07%); persepsi mengenai fasilitas penunjang Cikoromoy seperti toilet, tempat sampah, tempat parkir dan tempat ibadah lebih banyak dan lebih terpelihara dibandingkan obyek wisata tirta lain (29,44%); persepsi mengenai informasi yang disediakan Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang tentang Cikoromoy lebih lengkap dibandingkan informasi tentang obyek wisata tirta lain (19,80%); persepsi mengenai pengunjung Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung obyek wisata tirta lain (30,96%); dan persepsi mengenai pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan pada obyek wisata tirta lain (28,43%). Persepsi perbandingan Cikoromoy dengan obyek wisata tirta lain diatas dapat menjelaskan kepada pengelola tentang kebutuhan I permintaan wisatawan. Kebutuhan akan kebersihan, kebutuhan akan peningkatan jumlah fasilitas penunjang dan pemeliharaannya, kebutuhan atas ketersediaan informasi yang mudah diakses dan kebutuhan akan pelayanan yang lebih baik. Pemenuhan atas permintaan konsumen merupakan hal penting untuk segera dilakukan supaya nilai kepuasan wisatawan tidak menurun. Informasi lain yang penting disajikan adalah alasan-alasan yang membuat responden akan meningkatkan frekuensi kunjungan ke Cikoromoy. Alasan tersebut dapat diasumsikan sebagai syarat-syarat wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan dan pengelola seharusnya dapat mewujudkannya. 8elanjutnya akan
Universitas Indonesia
63
disajikan grafik tentang preferensi responden mengenai profil alasan peningkatan frekuensi kunjungan ke Cikoromoy yang dinyatakan dalam opsi jawaban sangat setuju dan setuju. 100,00
J
90.86
50,00 25,00 0,00 P10
pg
PB
P11
Opsl Jawaban
I• Profil Alasan I Sumber: Data primer, 2008. Diolah
Gambar 5.14. Grafik Profil Alasan Peningkatan Frekuensi Kunjungan ke Cikoromoy Keterangan: P8 P9 PI 0 Pll
Infonnasi yang Iebih banyak atau jelas akan membantu dalam memutuskan untuk pergi ke obyek wisata tirta yang mana Anda akan Iebih sering mengunjungi Cikoromoy jika fasilitas umum yang tersedia lebih banyak dan lebih bersih Anda akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy jika tujuan wisata atau daya tarik utama selalu terjaga keadaannya Anda akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy jika tidak terlalu padat pengunjungnya
Responden
yang
menyatakan
persetujuan
atas
profil
mengena1
ketersediaan informasi yang jelas dan lengkap dapat membantu membuat keputusan akan mengunjungi obyek wisata tirta yang mana (P8) berjumlah 165 orang atau 83,76%. Responden yang menyatakan persetujuan atas profil pertanyaan akan lebih sering berkunjung ke Cikoromoy jika fasilitas umum yang tersedia lebih banyak dan lebih bersih (P9) berjumlah 179 orang atau 90,86%. Responden yang menyatakan persetujuan atas profil pertanyaan akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy jika daya tarik utamanya tetap terjaga (P10) berjumlah 122 orang atau 61,93%. Responden yang menyatakan persetujuan atas profil pertanyaan akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy jika tidak terlalu padat pengunjungnya (P11) berjumlah 130 orang atau 65,99%. Profil yang menjadi alasan tersebut mendapatkan nilai tinggi yaitu pengetahuan responden tentang keberadaan obyek wisata tirta lain selain
Universitas Indonesia
64
Cikoromoy, informasi yang jelas dan lengkap dapat membantu mengambil keputusan untuk berwisata, akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy jika fasilitas yang bisa dimanfaatkan lebih banyak dan lebih bersih, daya tarik utama Cikoromoy tetap terjaga dan pengunjung tidak terlalu padat. Informasi ini memberikan gambaran kepada pengelola untuk tetap menjaga faktor-faktor yang diminati wisatawan.
5.3.
Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Karakteristik dan Persepsi Responden Berkaitan dengan pendekatan Travel Cost Method yang akan digunakan
untuk menganalisis valuasi ekonomi sumber daya Cikoromoy, maka berikut ini disajikan informasi mengenai hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dengan beberapa jenis karakteristik responden dan hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dengan beberapa jenis persepsi responden. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk tabel kontingensi, yaitu tabel berisi data dengan ukuran baris dan kolom yang diperoleh dari sampel. Jumlah kunjungan aktual ke Cikoromoy oleh responden dalam setahun terakhir nilai paling rendah adalah lx (sekali) dan paling tinggi 9x (sembilan kali). Untuk lebih memudahkan penilaian frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dibuat kategori lx, 2x dan 2:3x.
5.3.1.
Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Karakteristik Responden Pada hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir
dengan
tingkat
pendidikan
menunjukkan
bahwa
kelompok
responden
berpendidikan setara SMA yang paling banyak melakukan kegiatan wisata di Cikoromoy dengan frekuensi kunjungan sebanyak 2x (dua kali) setahun dengan nilai prosentase 36,6% atau berjumlah 37 orang. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Indonesia
65
Tabel. 5.1 . D aam I Setah un T e rakh.If Berd asarkan P end.1dikan Fre kuens1"KunJungan SD SMP SMA 01/2/3 Sl 82 Jml
k ~ orang 1x
2x ~3x
Jml
% orang % orang % orang %
4 44,4 4 44,4 1 11' 1 9 100
6 30,0 7 35,0 7 35,0 20 100
31 30,7 37 36,6 33 32,7 101 100
11 45,8 4 16,7 9 37,5 24 100
14 33,3 17 40,5 11 26,2 42 100
1 100,0 0 0,0 0 0,0 1 100
67 34,0 69 35,0 61 31,0 197 100
Sumber: data pnmer, 2008. D1olah
Pada hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dengan jenis pekerjaan menunjukkan bahwa kelompok responden yang paling sering pergi berwisata ke Cikoromoy adalah kelompok pegawai swasta dengan jumlah kunjungan satu kali. Kelompok ini memiliki nilai prosentase sebesar 51,7% atau sebanyak 31 orang. lnformasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 5.2 . Fre k uens1. K untungan . D a Iam Setah un T e rakh.If Berdasarkan J ems Plj/M PNS PS wu Petani IRT k hs orang 14 10 0 3 31 6 1x % 12,0 30,4 22,2 0,0 38,5 51,7 orang 15 17 16 8 0 10 2x % 60,0 37,0 26,7 29,6 0,0 38,5 orang 7 15 13 13 2 6 ~3x % 28,0 32,6 21,7 48,1 100,0 23,1 60 27 orang 25 46 2 26 Jumlah % 100 100 100 100 100 100
~
Sumber: data pnmer, 2008. D1olah Ket Plj!Mhs = Pelajar atau Mahasiswa PNS WU = Wirausaha IRT
= =
Pegawai Negeri Sipil lbu Rumah Tangga
PS L
= =
Pe kerJaan . Jumlah L 3 27,3 3 27,3 5 45,5 II 100
67 34,0 69 35,0 61 31,0 197 100
Pegawai Swasta Pekerjaan Lainnya
Pada hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dengan zona asal responden diperoleh nilai tertinggi adalah dari zona Serang yaitu sebesar 40,3% atau berjumlah 25 orang. Kategori zona terdiri dari: Zona I yaitu wilayah Kabupaten Pandeglang, Zona 2 meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten Lebak, Zona 3 yaitu Kota Cilegon, Zona 4 meliputi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang dan Zona 5 meliputi wilayah DKI Jakarta dan beberapa wilayah Propinsi Jawa Barat. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Indonesia
66
Tabel. 5.3
. DaIam Setabun Terakh'Ir Berdasarkan Zona Frekuenst'KUDJungan
k ~ orang lx
Pandeglang
Serang
Cilegon
9 16,1 18 32,1 29 51,8 56 100
25
11 35,5 8 25,8 12 38,7 31 100
%
orang
2x
%
orang
2:3x
%
Jumlah
orang %
40,3 23 37,1 14 22,6 62 100
Tangerang
Jakarta dll
18 42,9 19 45,2 5 11,9 42 100
4 66,7 I 16,7 1 16,7 6 100
Jumlah 67 34,0 69 35,0 61 31,0 197 100
Sumber: data pnmer, 2008. D10lah
Pada hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dengan pendapatan per bulan menunjukkan bahwa kelompok terbesar yang melakukan kegiatan wisata ke Cikoromoy adalah kelompok berpendapatan rata-rata Rp · 750.000,- per bulan, dengan frekuensi kunjungan dalam setahun adalah 2:3x (sama dengan atau lebih dari tiga kali). Kelompok ini memiliki nilai prosentase sebesar 36% atau berjumlah 18 orang. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 5.4. 'K . Dal S tah l F rekuens1 unJungan am e un T erakh.If Berdasarkan l ncome per Buan
~ k
1x
Rp 300.000 s/d Rp 500.000
Rp 500.001 s/d Rp 1juta
Rp 1.000.001 s/d Rp 1,5 juta
Rp 1.500.001 s/d Rp 2,5 juta
Rp 2.500.001 s/d Rp 3,5 juta
>Rp 3.500.001
1 33,3 0 0,0 2 66,7 3 100
6 33,3 6 33,3 6 33,3 18 100
16 32,0 16 32,0 18 36,0 50 100
15 34,9 20 46,5 8 18,6 43 100
17 38,6 13 29,5 14 31,8 44 100
10 40,0 8 32,0 7 28,0 25 100
2 14,3 6 42,9 6 42,9 14 100
orang %
2x
orang %
2:3x
orang %
Jumlah
orang %
Sumber: data pnmer, 2008. D1olah
Pada hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dengan biaya perjalanan menunjukkan bahwa kelompok dengan biaya perjalanan rata-rata Rp 30.000,- yang paling besar jumlahnya, dengan frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir sebanyak 2x (dua kali). Nilai prosentase kelompok ini adalah 39,1% atau sebanyak 18 orang responden. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Indonesia
Jumlah
67 34,0 69 35,0 61 31,0 197 100
67
Tabel. 5.5 .K . tah . Ianan I S D Frekuens1 UOJUO gan a am e un T e rakh"If B erdasarkan s·1aya P eiJa RplO.OOO Rp20.001 Rp40.001 Rp75.001
RplOO.OOO Rp20.000 Rp40.000 75.000 100.000 orang 9 10 11 11 9 17 34,5 % 24,3 23,9 42,3 39,1 47,2 orang 9 9 18 9 11 13 % 24,3 31,0 34,6 39,1 47,8 36,1 orang 19 10 17 6 3 6 % 51,4 34,5 37,0 23,1 13,0 16,7 orang 37 29 46 26 23 36 % 100 100 100 100 100 100
~ k
1x 2x 2:3x Jumlah
Sumber: data pnmer, 2008. D10lah
Pada hubungan antara frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir dengan waktu peijalanan menunjukkan bahwa kelompok terbesar yang melakukan kegiatan wisata di Cikoromoy adalah kelompok dengan waktu peijalanan rata-rata 90 menit, dengan frekuensi kunjungan dalam setahun terakhir adalah lx (sekali). Kelompok ini memiliki nilai prosentase sebesar 40% atau sebanyak 28 orang. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 5.6 Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir . Ianan B erd asarkan Waktu Pel]a
~ k
lx
2x 2:3x jumlah
orang % orang % orang % orang %
jumlah <10 I 16,7 I 16,7 4 66,7 6 100
10-20 2 II ,8 6 35,3 9 52,9 17 100
20-40 0 0,0 3 25,0 9 75,0 12 100
40-60 18 40,9 9 20,5 17 38,6 44 100,0
60-120 28 40,0 27 38,6 15 21,4 70 100
>120 18 37,5 23 47,9 7 14,6 48 100
67 34,0 69 35,0 61 31,0 197 100
Sumber: data pnmer, 2008. D10lah
Informasi diatas sating terkait antara jenis pekeijaan responden, zona asal responden, pendidikan maksimal, jenis pekerjaan, waktu peijalanan dan income per bulan. Secara umum memang diketahui bahwa konsumen terbesar Cikoromoy adalah
kelompok
berpenghasilan
menengah
cenderung
rendah,
dengan
keterbatasan tersebut pemenuhan akan kebutuhan berekreasi disediakan oleh Cikoromoy. Wilayah Serang, Cilegon dan Tangerang merupakan daerah pertumbuhan industri dan jasa yang menyerap banyak tenaga kerja dengan ketrampilan sedang. Mayoritas pekerja sektor industri dan jasa memilih tempat
Universitas Indonesia
Jumlah
67 34,0 69 35,0 61 31,0 197 100
68
tinggal yang relatif dengan dengan tempat keijanya, tetap berada di wilayah Serang. Untuk memenuhi kebutuhan wisata, mereka cenderung mencari obyek wisata berbasis panorama alam yang teijangkau oleh penghasilannya, misalnya berwisata ke Cikoromoy. Jarak antara pusat kota Serang dengan Cikoromoy ± 45 kilometer dapat ditempuh dengan waktu rata-rata 60 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi. Melakukan aktivitas wisata di Cikoromoy disamping tiket masuknya murah, juga membutuhkan biaya perjalanan yang relatif sedikit dan belanja wisata yang relatif sedikit pula karena ketersediaan aneka jasa layanan wisata dan barang-barang wisata seperti suvenir sangat terbatas .
5.3.2.
Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Persepsi Responden Tentang Fungsi Ekologi Cikoromoy Pada persepsi responden opsi jawaban terdiri dari 5 (lima) opsi yaitu:
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kelima opsi jawaban tersebut selanjutnyab dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu sangat setuju dan setuju; netral; serta tidak setuju dan sangat tidak setuju. Persepsi responden tentang fungsi ekologi Cikoromoy bahwa daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian alam, yang menyatakan sangat setuju dan setuju sebanyak 170 responden. 62 diantara 170 responden tersebut mengunjungi Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) setahun. Frekuensi kunjungan 2x (dua kali) setahun tersebut merupakan frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kebutuhan akan wisata alam (khususnya berenang di alam terbuka) akan semakin tinggi pula frekuensi kunjungan ke Cikoromoy. lnformasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel5.7 Daya tan'k utarna C'k 1 oromoy ada Iah ko Iam peman d.1an a am Frekuensi Sangat Setuju Netral Tidak Setuju dan Jumlah
Kunjungan IX 2X 2::3X
Jumlah
dan Setuju 54
8
62
3
54
6 17
170
Sangat Tidak Setuju 5 4 I
10
67 69 61 197
Sumber: data pnmer, 2008. D10lah
Persepsi responden tentang fungsi ekologi Cikoromoy bahwa daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar, yang menyatakan sangat
Universitas Indonesia
69
setuju dan setuju sebanyak
167 responden.
62 responden diantaranya
mengunjungi Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) setahun. Frekuensi kunjungan 2x (dua kali) setahun terse but merupakan frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kebutuhan akan udara yang bersih dan segar akan semakin tinggi pula frekuensi kunjungan ke Cikoromoy. Cikoromoy tidak hanya menyediakan udara yang bersih dan segar namun perjalanan menuju Cikoromoy menyajikan panorama alam yang indah, kesejukan suasana dan keanekaragaman flora dan fauna pegunungan. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel5.8 Daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar Frekuensi Sangat Setuju Netral Tidak Setuju dan Jumlah Kunjungan dan Setuju Sangat Tidak Setuju IX 56 7 4 67 7 0 69 2X 62 2:3X 49 8 4 61 Jumlah 167 22 8 197 Sumber: data pnmer, 2008. D1olah
Persepsi
responden
tentang
fungsi
ekologi
Cikoromoy
bahwa
Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air, yang menyatakan sangat setuju dan setuju sebanyak 164 responden. 60 responden diantaranya
mengunjungi
Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) setahun. Frekuensi kunjungan 2x (dua kali) setahun tersebut merupakan frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kebutuhan akan air bersih maka kesadaran untuk menjaga ekosistem wilayah hulu Cikoromoy (Gunung Karang) akan semakin tinggi. Hal ini juga dimungkinkan akan terkait dengan kesadaran menjaga kebersihan didalam wilayah obyek wisata Cikoromoy semakin tinggi pula. Cikoromoy tidak semata-mata menyediakan air bersih bagi rumah-rumah tangga penduduk sekitarnya, tetapi juga merupakan sumber mata air utama yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Pandeglang; menyediakan air irigasi pertanian dan air untuk perikanan darat wilayah Kecamatan Cimanuk, Kecamatan Cipeucang, Kecamatan Menes, Kecamatan Cisata dan sebagian wilayah Kecamatan Jiput. Sawah di wilayah kecamatan-kecamatan tersebut dapat ditanami padi sepanjang tahun. Kecamatan Cimanuk merupakan sentra produksi beras di Kabupaten Pandeglang. Sebagian hulu Gunung Karang merupakan daerah tangkapan air bagi sungai Cidanau yang pada bagian hilir dibendung untuk menyuplai air bagi industri
b~ja
Universitas Indonesia
70
Krakatau Steel dan kelompok usahanya di wilayah Kota Cilegon. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel5.9. c·k 1 oromoy berfu ngst· sebaf,!at sumber mata arr
Frekuensi Kunjungan IX 2X 2:3X Jumlah
Sangat Setuju dan Setuju
Netral
55
8 8 7 23
60 49 164
Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju 4 1 5 10
Jumlah
67 69 61 I97
Sumber: data pnmer, 2008. Dmlah
Persepsi
responden
tentang
fungsi
ekologi
Cikoromoy
bahwa
Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor, yang menyatakan sangat setuju dan setuju sebanyak 155 responden. 58 responden diantaranya mengunjungi Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) setahun. Frekuensi kunjungan 2x (dua kali)
~etahun
tersebut merupakan
frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas pengetahuan tentang penyebab bahaya banjir dan tanah longsor maka kesadaran untuk menjaga ekosistem Gunung Karang sebagai wilayah hulu Cikoromoy akan semakin tinggi pula. Keberadaan Cikoromoy tidak bisa dilepaskan dari ekosisten Gunung Karang, selama ekosistem tersebut masih dijaga dengan baik, maka keberadaan Cikoromoy sebagai obyek wisata berbasis alam akan tetap diminati oleh wisatawan. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.10. Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi .. /1 ongsor 1 anJir sebaga1. pengendal"b Frekuensi Sangat Setuju dan Netral Tidak Setuju dan Sangat Jumlah Tidak Setuju Setuju Kunjungan 67 7 7 IX 53 69 1 10 2X 58 61 8 44 9 2:3X 197 16 26 155 Jumlah Sumber: data pnmer, 2008. Dmlah
Persepsi
responden
tentang
fungsi
ekologi
Cikoromoy
bahwa
Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi, yang menyatakan sangat setuju dan setuju sebanyak 161 responden. 59 responden diantaranya mengunjungi Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) setahun. Frekuensi kunjungan 2x (dua kali) setahun terse but merupakan
Universitas Indonesia
71
frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas pengetahuan tentang penyebab polusi udara maka kesadaran untuk menjaga ekosistem Gunung Karang sebagai wilayah hulu Cikoromoy akan semakin tinggi pula. Seperti diketahui sebelumnya bahwa wilayah Serang, Cilegon dan Tangerang merupakan sentra industri dan jasa, dimana pada titik-titik tertentu merupakan poluter udara yang tinggi, udara sekitarnya menjadi panas dan tidak segar lagi. Penduduk yang mukim atau bekerja di wilayah tersebut diatas cenderung memilih wisata berbasis alam untuk memenuhi kebutuhan wisatanya. Cikoromoy mampu menyediakan kebutuhan tersebut. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel5.11. Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang brfun . e lgSI.dalam men!1 ;urang1. polUSI Tidak Setuju dan Netral Jumlah Frekuensi Sangat Setuju dan Setuju Sangat Tidak Setuju Kunjungan 67 IX 54 5 8 2X 59 10 0 69 >3X 61 48 5 8 20 16 197 Jumlah 161 Sumber: data pnmer, 2008. Dtolah
Persepsi responden tentang fungsi ekologi Cikoromoy bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya adalah Cikoromoy berfungsi dalam mengurangi efek pemanasan global (global warming), yang menyatakan sangat setuju dan setuju sebanyak
151
responden.
56 responden diantaranya
mengunjungi Cikoromoy sebanyak 1x (sekali) setahun. Frekuensi kunjungan 1x (sekali) setahun tersebut merupakan frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas pengetahuan tentang penyebab global warming maka kesadaran untuk menjaga ekosistem Gunung Karang sebagai wilayah hulu Cikoromoy akan semakin tinggi pula. Pemasalahan pemanasan global tidak hanya dialami oleh negara-negara industri tetapi juga seluruh dunia, kesadaran untuk mengurangi efek tersebut saat ini sedang dikampanyekan oleh setiap negara melalui penanaman pohon pada lahan gundul, kampanye back to nature, penyadaran dini pada anak-anak sekolah, sosialisasi 4 R (reuse, reduse, replace
dan recycle), atau konsep jasa lingkungan atau isu lingkungan terkini yaitu pembayaran atas reduksi karbon, dimana negara atau industri yang menghasilkan
Universitas Indonesia
72
karbon diatas nilai ambang batas akan men-support dengan memberikan kompensasi berupa dana bagi negara atau masyarakat yang tetap menjaga hutannya (tidak memanfaatkan kayu dan keanekaragaman flora fauna di dalam hutan). Hutan yang terjaga ekosistemnya diharapkan mereduksi (menyerap) karbon yang dihasilkan di wilayah dunia yang lain. Nilai ekonomi hutan dikonversi tidak hanya dari produksi kayu dan non kayu tetapi dari nilai jasa mereduksi karbon demi mengurangi efek pemanasan global. Hutan alam di Gunung Karang saat ini masih relatif terjaga. Pemanfaatan hasil kayu masih terbatas pada hutan rakyat. Inforrnasi lengkap tentang Ekosistem Gunung Karang (didalammnya Cikoromoy) membantu mengurangi global warming dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.12. Ekosistem Gunung Karang (didalammnya Cikoromoy) membantu I baI warmzng . mengurang1. gw Frekuensi Sangat Setuju Netral Tidak Setuju dan Jumlah Kunjungan dan Setuju Sangat Tidak Setuju IX II 56 0 67 2X IO 55 4 69 >3X 40 II IO 61 Jumlah 32 151 14 197 Sumber: data pnmer, 2008. Dwlah
5.3.3. Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Pengetahuan Responden Tentang Substitusi Cikoromoy Sarna seperti diatas pada pengetahuan responden tentang substitusi Cikoromoy opsi jawaban terdiri dari 5 (lima) opsi yaitu: sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kelima opsi jawaban tersebut selanjutnya dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu sangat setuju dan setuju; netral; tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pengetahuan responden tentang substitusi Cikoromoy bahwa keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya, yang menyatakan sangat setuju dan setuju sebanyak 76 responden. 30 diantara 76 responden tersebut mengunjungi Cikoromoy sebanyak lx (sekali) per tahun.
Frekuensi kunjungan lx (sekali) per tahun tersebut
merupakan frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi Cikoromoy relatif lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya, semakin bersih kondisi suatu obyek wisata, wisatawan akan semakin merasa nyaman,
Universitas Indonesia
73
kepuasannya meningkat maka frekuensi kunjungannya juga akan meningkat. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel5.13. Keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya Sangat Setuju Jumlah Netral Tidak Setuju dan Frekuensi Kunjungan dan Setuju Sangat Tidak Setuju IX 17 30 20 67 2X 27 18 24 69 24 19 18 61 ~3X Jumlah 76 59 62 197 Sumber: data primer, 2008. Diolah
Pengetahuan responden tentang substitusi Cikoromoy bahwa Cikoromoy memiliki lebih banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan dibandingkan obyek wisata tirta lainnya, yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 70 responden. 28 diantara 70 responden tersebut mengunjungi Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) per tahun. Frekuensi kunjungan 2x (dua kali) per tahun tersebut merupakan frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi Cikoromoy tidak banyak memiliki fasilitas yang bisa dimanfaatkan dibandingkan
obyek
wir.ata
tirta
lainnya.
Wisatawan
pada
umumnya
kebutuhannya tidak hanya terbatas pada berenang atau menikmati panorama alam tetapi juga memiliki kebutuhan lain seperti acara piknik/makan bersama keluarga atau ternan di alam terbuka, taman bermain anak, arena permainan air, atraksi wisata atau lainnya. Fasilitas ini tidak dapat dipenuhi oleh Cikoromoy saat ini, permasalahan ini dapat menjadi masukan bagi pengelola Cikoromoy agar kebutuhan wisatawan terpenuhi sehingga frekuensi kunjungan akan meningkat. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.14 Ck 1 oromoy mempunym. 1e b"h 1 bany•ak f:as1Ttas 1 yang dapatd"1manf:aatkan Jumlah Sangat Setuju Netral Tidak Setuju dan Frekuensi dan Setuju Sangat Tidak Setuju Kunjungan 14 27 67 26 IX 24 2X 17 28 69 >3X 61 18 27 16 49 78 70 197 Jumlah Sumber: data pnmer, 2008. Dwlah
Pengetahuan responden tentang substitusi Cikoromoy bahwa fasilitas Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dan
Universitas Indonesia
74
lain-lain) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain, yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 101 responden. 39 diantara 101 responden tersebut mengunjungi Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) per tahun. Frekuensi kunjungan 2x (dua kali) per tahun tersebut merupakan frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi fasilitas penunjang Cikoromoy seperti tempat parkir, toilet, kamar ganti, tempat sampah dan tempat ibadah jumlahnya lebih sedikit dan tidak terpelihara dibandingkan fasilitas serupa di obyek wisata tirta lain. Komposisi fasilitas penunjang dengan jumlah wisatawan terasa sangat timpang saat puncak kunjungan wisata seperti pada akhir minggu atau hari libur. Kondisi ini diperparah dengan kondisi fasilitas penunjang yang tidak terawat, kotor, sampah berserakan, cat dinding kamar mandi sudah mengelupas atau pudar, beberapa diantaranya sudah berlumut dan jarang dibersihkan. Permasalahan ini merupakan bahan masukan bagi pengelola Cikoromoy agar memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Kepuasan wisatawan berkaitan erat dengan frekuensi kunjungan wisata. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.15. Fasilitas Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dll) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan Ttas yang sama d.1 ob>yek WI.Sata frta 1am . dengan f:as11 I Netral Tidak Setuju dan Frekuensi Sangat Setuju Jumlah Kunjungan dan Setuju Sangat Tidak Setuju 13 22 IX 32 67 17 39 2X 13 69 13 18 30 61 2:3X Jumlah 57 101 197 39 Sumber: data pnmer, 2008. D10lah
Pengetahuan
responden
tentang
substitusi
Cikoromoy
bahwa
pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung ke obyek wisata tirta lain, yang menyatakan netral sebanyak 75 responden, yang menyatakan setuju-sangat setuju dan tidak setuju-sangat tidak setuju sama-sama berjumlah 61 orang responden. Frekuensi kunjungan tertinggi adalah lx (sekali) per tahun pada reponden yang menyatakan tidak setuju-sangat tidak setuju sebanyak 28 jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah wisatawan Cikoromoy tidak lebih banyak dibandingkan jumlah wisatawan pada obyek wisata tirta sejenis. Jumlah wisatawan Jan frekuensi kunjungan dapat tingkatkan apabila
Universitas Indonesia
75
pengelola menambah fasilitas penunjang dan menjaga kebersihannya, serta bisa menambah fasilitas lain yang mampu meningkatkan kepuasan wisatawan seperti tempat untuk acara piknik/makan bersama keluarga di alam terbuka, taman bermain anak, arena permainan air atau atraksi wisata lainnya. Apabila kepuasan wisatawan meningkat maka jumlah waktu berwisata akan menjadi lebih banyak, jumlah uang yang dibelanjakan lebih besar dan frekuensi kunjungan akan meningkat pula. Pada konsumen/ pangsa pasar yang sama dengan obyek wisata tirta sejenis, menambahkan beberapa fasilitas di Cikoromoy akan membuat wisatawan merubah pilihan keputusan wisatanya. Kepuasan wisatawan meningkat maka volume kunjungan wisata ke Cikoromoy akan meningkat pula. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel5.16. Pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung . . lam . keob>yek w1sata tlrta Frekuensi Sangat Setuju Netral Tidak Setuju dan Jumlah Kunjungan dan Setuju Sangat Tidak Setuju IX 15 24 28 67 2X 25 26 18 69 >3X 21 25 15 61 Jumlah 61 75 61 197 Sumber: data prtmer, 2008. Dwlah
Pengetahuan responden tentang substitusi Cikoromoy bahwa pelaya.'1an di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain, yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 69 responden. 27 diantara 69 responden tersebut mengunjungi Cikoromoy sebanyak 2x (dua kali) per tahun.
Frekuensi kunjungan 2x (dua kali) per tahun tersebut merupakan
frekuensi kunjungan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jenis layanan wisata dan kualitas layanan tersebut lebih buruk hila dibandingkan pada obyek wisata tirta lain. Layanan wisata meliputi penyediaan informasi, layanan transportasi, layanan penyediaan makanan-minuman,
suvenir,
layanan jasa keuangan,
persewaan peralatan dan lain-lain. Permasalahan ini merupakan masukan yang berharga bagi pengelola Cikoromoy. Pada wisatawan yang kurang/tidak puas pada pelayanan di Cikoromoy masih mau berkunjung 2x (dua kali) setahun apalagi jika wisatawan puas terhadap berbagai layanan di Cikoromoy. Bisa diharapkan frekuensi kunjungan wisatanya akan meningkat. Aneka jenis layanan wisata
Universitas Indonesia
76
hendaknya
menyesuaikan
Kebutuhan wisatawan
dengan
perkembangan
kebutuhan
wisatawan.
saat ini cenderung praktis, informasi mudah diakses,
sarana transportasi mudah diperoleh, pelayanan makanan cepat saji, tersedia aneka cindera mata dan praktis dalam sistem pembayaran. Informasi lengkap tentang pelayanan wisata Cikoromoy dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel5.17. Pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain Frekuensi Kunjungan
IX 2X >3X Jumlah
Sangat Setuju dan Setuju
Netral
18 22 18 58
23 20 27 70
Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju
Jumlah
26 27 16 69
67 69 61 197
Sumber: data pnmer, 2008. Dwlah
5.4.
Uji lndependensi Menggunakan Chi Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Karakteristik dan Persepsi Responden Uji independensi merupakan uji dua arah antara dua variabel yaitu variabel
dalam kolom dan variabel dalam baris atau tabel kontingensi. Tabel-tabel yang sudah disajikan diatas akan diuji dengan menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara dua variabel tersebut. Seperti sudah dituliskan dalam Bah 3.2.5. tentang hipotesis biaya perjalanan, maka akan kita lakukan pembuktian kebenaran hipotesis yang sudah kita tentukan.
5.4.1.
Uji Independensi Menggunakan Chi-Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Karakteristik Responden Nilai Chi-Square pada data tabel kontingensi tentang karakteristik
responden Cikoromoy diatas dihitung dengan menggunakan software SPSS 12.0. Hasil perhitungan nilai Chi-Square disajikan pada tabel dibawah ini:
Universitas Indonesia
77
Tabel5.18. N'l . ChiS V . bIBb n·I per gunakanp;ada 1]rave /Cost Method e as yang 1 a1 >quare anae No V ariabel bebas X2 tabel pada a= 10% p-value hitung df
,l
1 2 3 4 5 6
Tingkat Pendidikan Jenis pekerjaan Zona asal Biaya Perjalanan Pendapatan Waktu Perjalanan
9.257 26.922 26.854 18.505 10.237 34.418
10 12 8 10 12 10
15.987 18.549 13.362 15.987 21.064 15.987
0,508 0,008 0,001 0,047 0,595 0,000
Sumber: data pnmer, 2008. Dwlah
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan tingkat pendidikan adalah: Ho = Tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan HI = Tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan Nilai Chi-Square hitung= 9,257 < Chi-Square tabel= 15,987 pada selang kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan memiliki sebaran yang hampir merata pada setiap tingkat frekuensi kunjungan ke Cikoromoy. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan jenis pekerjaan adalah: Ho = Jenis pekerjaan tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan HI = Jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan Nilai Chi-Square hitung = 26,922 > Chi-Square tabel = 18,549 pada selang kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menerima HI atau menolak Ho. Hal ini berarti jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy dipengaruhi oleh jenis pekerjaannya. Pada jenis-jenis pekerjaan tertentu seperti pekerja pabrik atau pekerja sektor jasa kebutuhan akan wisata berbasis alam cukup tinggi mengingat kondisi lingkungan kerja atau lingkungan pemukiman mereka sudah tidak alamiah. Pada lokasi-lokasi industri tertentu memiliki tingkat pencemaran udara dan air tanah yang sudah melebihi nilai ambang batas. Pada kelompok pelajar dan mahasiswa pilihan berwisata ke Cikoromoy dimungkinkan oleh tarif masuk yang murah dan biaya perjalanan yang relatif rendah.
Universitas Indonesia
78
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan zona asal responden adalah: Ho
=
Zona asal responden tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI = Zona asal responden memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan Nilai Chi-Square hitung = 26,854 >Chi-Square tabel = 13,362 pada selang kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menerima HI atau menolak Ho. Hal ini berarti zona asal responden memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy dipengaruhi oleh zona asalnya. Zona asal responden berbanding terbalik dengan frekuensi kunjungan. Semakin jauh zona asal responden maka frekuensi kunjungan ke Cikoromoy akan semakin turun. Zona asal responden seperti Serang memiliki tingkat permintaan wisata berbasis alam yang cukup tinggi. Dengan biaya perjalanan yang relatif murah responden dapat menikmati panorama keindahan alam. Permintaan wisata alam yang cukup tinggi pada responden yang berasal pada zona diatas dimungkinkan juga oleh kondisi lingkungan pemukiman mereka yang sudah tidak alamiah. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan biaya perjalanan adalah: Ho
=
Biaya perjalanan tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI = Biaya perjalanan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan Nilai Chi-Square hitung = 18,505 > Chi-Square tabel
=
15,987 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menerima HI atau menolak Ho. Hal ini berarti biaya perjalanan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy dipengaruhi oleh biaya perjalanannya. Biaya perjalanan berbanding terbalik dengan frekuensi kunjungan. Semakin besar biaya perjalanan yang harus dikeluarkan maka frekuensi kunjungan ke Cikoromoy akan semakin rendah. Biaya perjalanan juga berkaitan dengan zona asal responden. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan pendapatan per bulan adalah: Ho
=
Pendapatan tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI = Pendapatan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan Nilai Chi-Square hitung = 10,237
Universitas Indonesia
79
kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh pendapatannya. Pendapatan bulanan responden memiliki sebaran yang hampir merata pada kelompok pendapatan Rp500.000,- s/d Rp Rpl.OOO.OOO,-; Rp Rpl.OOO.OOI,- s/d Rpl.500.000,- dan Rpl.500.000,- s/d Rp2.500.000,-. Pada teori mikro ekonomi konsumsi barang dan jasa berbanding lurus dengan income. Permintaan wisata merupakan fungsi dari konsumsi. Semakin besar income seseorang maka akan semakin besar pula konsumsi wisatanya. Permintaan wisata responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi income responden karena semakin besar incomenya responden memiliki lebih banyak alternatif /pilihan tujuan wisata. Semakin besar income seseorang, kepuasan wisata yang diminta juga semakin besar, dimana kepuasan tersebut dapat ia peroleh pada obyek-obyek wisata lain yang merupakan substitusi Cikoromoy. Pada akhirnya semakin tinggi income responden justeru frekuensi kunjungan ke Cikoromoy akan semakin turun.
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan waktu perjalanan adalah: Ho = Waktu perjalanan tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan H1 =
Waktu perjalanan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan Nilai Chi-Square hitung = 34,418 > Chi-Square tabel = 15,987 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menerima HI atau menolak Ho. Hal ini berarti waktu perjalanan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy dipengaruhi oleh waktu perjalanannya. Waktu perjalanan berbanding terbalik dengan frekuensi kunjungan. Semakin besar waktu perjalanan yang harus ditempuh maka frekuensi kunjungan ke Cikoromoy akan semakin rendah. Waktu perjalanan juga berkaitan dengan zona asal responden dan biaya. perjalanan.
5.4.2.
Uji Independensi Menggunakan Chi Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Persepsi Responden Nilai Chi-Square pada data tabel kontingensi tentang persepsi fungsi-
fungsi ekologi Cikoromoy diatas dihitung dengan menggunakan software SPSS 12.0. Hasil perhitungan nilai Chi-Square disajikan pada tabel dibawah ini:
Universitas Indonesia
80
Tabel5.19. Nilai Chi Square Persepsi Fungsi Ekologi Cikoromoy yang o·1pergunakan pad a 1iraveI Cost M ethod 2 No Persepsi Fungsi Ekologi % tabel pada a= I 0% %2 hitung df Cikoromoy Daya tarik utama Cikoromoy adalah 5,050 4 7,779 I kolam pemandian 2 Daya tarik utama Cikoromoy adalah 5,006 4 7,779 udara yang bersih dan segar 3,258 4 7,779 3 Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air 7,272 4 7,779 4 Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor Cikoromoy sebagai bagian dari 10,867 4 7,779 5 ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi Ekosistem Gunung Karang tennasuk didalarnnya adalah Cikoromoy membantu mengurangi efek Klobal warm inK Sumber: data pnmer, 2008. Dwlah
6
16,145
4
7,779
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan perseps1 daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian adalah: Ho
=
Persepsi daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI
=
Persepsi daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung
=
5,050 < Chi-Square tabel = 7,779 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti persepsi daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh persepsi tersebut. Walaupun Cikoromoy dikenal dengan kolam pemandian alam namun alasan responden mendatangi Cikoromoy tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan berenang saja. Alasan lain yang mendasari responden berwisata ke Cikoromoy adalah menikmati keindahan panorama alam atau menikmati kesejukan udara pegunungan atau hanya ingin makan siang bersama keluarga di alam terbuka.
Universitas Indonesia
p-value
0,282 0,287 0,516 0,122 0,028 0,003
81
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan persepsi daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar adalah: Ho
=
Persepsi daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI
=
Persepsi daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung = 5,006 < Chi-Square tabel = 7,779 pada selang kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak H1 atau menerima Ho. Hal ini berarti persepsi daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar tidak memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh persepsi tersebut. Responden yang memiliki pengetahuan lebih luas cenderung akan memiliki lebih banyak altematif tujuan wisata yang memiliki keunggulan udara yang bersih dan segar. Bila menggunakan standar bahwa daya tarik obyek wisata adalah udara yang bersih dan segar, kepuasan responden akan meningkat dengan mengunjungi obyek wisata lain karena hasrat keingintahuan akan hal yang baru juga terpenuhi. Semakin luas pengetahuan respcinden, semakin banyak altematif tujuan wisata maka frekuensi kunjungan ke Cikoromoy justeru akan semakin turun. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan persepsi Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air adalah: Ho
=
Persepsi Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI
=
Persepsi Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata au memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung
=
3,258 < Chi-Square tabel
=
7,779 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak H1 atau menerima Ho. Hal ini berarti persepsi Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh persepsi tersebut. Gunung Karang yang terletak pada wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang memiliki ekosistem hutan tropis yang relatif masih terjaga. Cikoromoy bukan satu-satunya mata air yang di lereng Gunung Karang yang telah diusahakan secara ekonomis. Lereng Gunung Karang memiliki banyak mata air dan sumber air panas yang
Universitas Indonesia
82
telah diusahakan sebagai obyek wisata konvensional dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk sekitar mata air tersebut. Lihat halaman 3 tentang pengembangan pariwisata Gunung Karang di Kabupaten Pandeglang. Responden yang memiliki pengetahuan lebih luas cenderung akan memiliki lebih banyak altematiftujuan wisata. Dengan biaya perjalanan yang relatif sama dengan biaya perjalanan pergi ke Cikoromoy responden memiliki banyak pilihan tujuan wisata yang sama-sama berbasis wisata tirta. Semakin luas pengetahuan responden, semakin banyak altematif tujuan wisata maka frekuensi kunjungan ke Cikoromoy justeru akan semakin turun. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor adalah: Ho
=
Persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor tidak berhubungan dengan frekuensikunjungan
HI
=
Persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor memiliki hubungan dengan frekuensikunjungan
Nilai Chi-Square hitung = 7,272 < Chi-Square tabel = 7,779 pada selang kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjir/longsor tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh persepsi tersebut. Obyek wisata yang berbasis alam memiliki ketergantungan yang kuat terhadap ekosistem wilayah sekitamya atau wilayah hulu. Semakin terjaga ekosistemnya maka keindahan, keasrian panorama alam tersebut akan semakin lama bisa dinikmati. Hal-hal seperti ini seringkali tidak terpikirkan oleh wisatawan karena tujuan mereka berwisata ke obyek wisata alam semata-mata hanya memenuhi kebutuhan rekreasinya, tanpa memikirkan bahwa sarana pemenuhan kebutuhan wisata berkaitan dengan hal lain. Permintaan wisata tidak berhubungan dengan pengetahuan seseorang dengan asumsi pengetahuan setara dengan tingkat pendidikan. Lihat halaman 63 tentang hubungan antara frekuensi kunjungan ke Cikoromoy dengan tingkat pendidikan responden.
Universitas Indonesia
83
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi adalah: Ho
=
Persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI
=
Persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung
=
10,867 > Chi-Square tabel
=
7,779 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menerima H1 atau menolak Ho. Hal ini berarti persepsi Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy dipengaruhi oleh persepsi tersebut. Permintaan wisata ini dimungkinkan oleh kebutuhan lingkungan yang alamiah atau pengetahuan tentang responden tentang mereduksi polusi. Seperti telah diketahui diatas bahwa frekuensi kunjungan ke Cikoromoy tertinggi berasal dari zona Serang dan kelomrok pekerjaan pegawai swasta. Lingkungan pemukiman atau tempat bekerja yang sudah terpolusi akan membuat responden cenderung memilih tujuan wisatanya kepada obyek wisata berbasis alam. Semakin besar kesadaran responden untuk "back to nature" maka akan semakin besar pula frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan persepsi ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya adalah Cikoromoy membantu mengurangi efek global
warming adalah: Ho
=
Persepsi ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya adalah Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI
=
Persepsi ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya adalah Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung
=
16,145 > Chi-Square tabel
=
7,779 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menerima HI atau menolak Ho. Hal ini berarti persepsi ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya adalah _ Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming memiliki hubungan
Universitas Indonesia
84
dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy dipengaruhi oleh persepsi tersebut. Kampanye tentang pengurangan efek pemanasan global telah membuka wawasan masyarakat untuk lebih memilih produk yang alamiah. Bertambahnya wawasan responden tentang pemanasan global mampu mempengaruhi keputusan yang dibuat untuk lebih cermat dalam konsumsi barang dan jasa. Hutan yang teijaga ekosistemnya selain memberikan manfaat keberlangsungan siklus hidrologi, keanekaragaman hayati, mata rantai makanan, memberikan kesejukan dan kesegaran udara juga kemampuan tanaman dalam mereduksi karbon (gas huang yang diproduksi oleh pembakaran bahanbakar fosil pada mesin-mesin statis atau dinamis). Gas huang yang berkumpul pada lapisan atmosfer bumi yang akan membuat suhu bumi semakin hangat. Semakin besar kesadaran responden tentang pemanasan global, responden akan cenderung memilih produk barang dan jasa yang alamiah maka akan semakin besar pula permintaan wisata berbasis alam, yang pada akhirnya pilihan untuk berwisata ke Cikoromoy akan meningkat pula frekuensinya.
5.4.3.
Uji lndependensi Menggunakan Chi Square Antara Frekuensi Kunjungan Dalam Setahun Terakhir Dengan Pengetahuan Responden Tentang Substitusi Cikoromoy Nilai Chi-Square pada data tabel kontingensi mengenai pengetahuan
responden tentang substitusi Cikoromoy diatas dihitung dengan menggunakan software SPSS 12.0. Hasil perhitungan nilai Chi-Square disajikan pada tabel
dibawah ini:
Universitas Indonesia
85
Tabel5.20. Nilai Chi Square Pengetahuan Responden Tentang Substitusi Cikoromoy yang o·rpergun akanpad a Tirave1 OSr erh0 d Pengetahuan Tentang Substitusi No X2 tabel pada a=IO% %2 hitung df Cikoromoy Keadaan Cikoromoy lebih bersih I 6,157 4 7,779 dibandingkan obyek wisata tirta lainnya Cikoromoy mempunyai banyak 2 4,527 4 7,779 fasilitas yang dapat dimanfaatkan Fasilitas Cikoromoy (seperti toilet, 4,412 4 7,779 3 tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dll) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain Pengunjung di Cikoromoy lebih 4 6,541 4 7,779 banyak dibandingkan pengunjung pada obyek wisata tirta lain Pelayanan di Cikoromoy lebih baik 5 3,654 4 7,779 dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain
c u
Sumber: data pnmer, 2008. D10lah
Hipotesis
frekuensi
kunjungan
dengan
penilaian
bahwa
keadaan
Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya adalah: Ho
=
Penilaian keadaan Cikoromo'y lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI =
Penilaian keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung
=
6,157 < Chi-Square tabel
=
7,779 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti penilaian keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh penilaian tersebut. Adalah suatu kenyataan bahwa keadaan Cikoromoy lebih kotor dibandingkan obyek wisata tirta lain, namun Cikoromoy tetap diminati oleh segmen pasar tersendiri. Kalangan konsumen tersebut tetap bersedia berwisata ke Cikoromoy karena harga tiket masuk yang relatif murah dan derajat kepuasan yang konsumen minta disediakan oleh Cikoromoy.
Universitas Indonesia
p-value 0.188
0.339 0.353
0.162
0.455
86
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan penilaian bahwa Cikoromoy mempunyai banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan adalah: Ho
=
Penilaian keadaan Cikoromoy mempunyai banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI = Penilaian keadaan Cikoromoy mempunyai banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan Nilai Chi-Square hitung = 4,527 < Chi-Square tabel = 7,779 pada selang kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti penilaian keadaan Cikoromoy mempunyai banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh penilaian tersebut. Cikoromoy memiliki fasilitas yang sangat minim, namun justeru kondisi yang minim ini menguntungkan bagi konsumen yang memiliki keterbatasan alokasi biaya rekreasi. Minimnya pilihan fasilitas membuat konsumen tersebut merasa telah dipenuhi kebutuhan wisatanya tanpa hams mengeluarkan dana yang lebih besar. Cikoromoy telah membentuk segmen pasarnya sendiri, walaupun "konsumen mengetahui adanya obyek wisata tirta lain namun mereka tidak memiliki cukup alokasi biaya untuk berkunjung ke substitusi Cikoromoy. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan penilaian bahwa fasilitas penunjang Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dan lain-lain) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain adalah: Ho
=
Penilaian kondisi fasilitas penunjang Cikoromoy lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI =
Penilaian kondisi fasilitas penunjang Cikoromoy lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung
=
4,412 < Chi-Square tabel
=
7,779 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti penilaian keadaan fasilitas penunjang Cikoromoy lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan
Universitas Indonesia
87
responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh penilaian tersebut. Seperti telah diuraikan pada halaman 73 yang menyatakan bahwa 101 dari 197 responden menyatakan tidak setuju-sangat tidak setuju jika fasilitas penunjang Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dan lain-lain) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain, hal ini berarti fasilitas-fasilitas penunjang tersebut tersedia dalam jumlah yang sedikit dan kondisinya tidak terpelihara. Jumlah fasilitas penunjang terasa sangat timpang pada saat puncak waktu liburan seperti akhir minggu atau hari libur. Kondisi yang terbatas ini temyata tidak menurunkan minat konsumen untuk tetap berwisata ke Cikoromoy. Wisatawan yang tetap memilih berwisata ke Cikoromoy karena sesuai dengan jangkauan pendapatannya. Hipotesis frekuensi kunjungan dengan penilaian bahwa pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung pada obyek wisata tirta lain adalah: Ho
=
Penilaian bahwa pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung pada obyek wisata tirta lain tidak berhubungan dengan frekuensikunjungan
HI =
Penilaian bahwa pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung pada obyek wisata tirta lain memiliki hubungan dengan frekuensikunjungan
Nilai Chi-Square hitung = 6,541 < Chi-Square tabel = 7,779 pada selang kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti penilaian bahwa pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung pada obyek wisata tirta lain tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh penilaian tersebut. Pengunjung Cikoromoy tidak sepadat pengunjung obyek wisata tirta lain, justeru hal ini menguntungkan wisatawan karena bisa mendapatkan kepuasan berwisata secara optimal. Jika volume pengunjung padat maka kepuasan berwisata akan menurun karena hams berdesakdesakan atau berbagi tempat yang sempit dengan pengunjung yang lain.
Universitas Indonesia
88
Hipotesis frekuensi kunjungan dengan penilaian tentang pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain adalah: Ho
=
Penilaian tentang pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain tidak berhubungan dengan frekuensi kunjungan
HI
=
Penilaian tentang pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan
Nilai Chi-Square hitung
=
3,654 < Chi-Square tabel
=
7,779 pada selang
kepercayaan 10%. Terdapat cukup bukti untuk menolak HI atau menerima Ho. Hal ini berarti penilaian tentang pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta
lain tidak berhubungan dengan frekuensi
kunjungan atau frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh penilaian tersebut. Jenis layanan wisata dan kualitas layanan wisata yang tersedia saat ini di Cikoromoy memang sangat terbatas, terutama pada layanan informasi, ketersediaan cinderamata dan layanan jasa keuangan. Jika dilihat segmen pasar Cikoromoy saat ini layanan tersebut belum menjadi kebutuhan wisatawan. Kondisi pelayanan wisata yang minim ini temyata tidak menurunkan minat konsumen untuk tetap berwisata ke Cikoromoy, seperti yang dibutuhkan oleh kelompok masyarakat modem .. Wisatawan yang tetap memilih berwisata ke Cikoromoy karena sesuai dengan jangkauan pendapatannya.
5.5.
Faktor-Faktor yang Mempengarubi
Dengan menggunakan penghitungan Chi-Square pada tabulasi silang karakteristik responden yang mempengaruhi pada analisis Travel Cost Method adalah zona asal tempat tinggal responden, biaya perjalanan, waktu peljalanan, income per bulan, jenis pekeljaan dan tingkat pendidikan. Frekuensi kunjungan ke Cikoromoy berbanding terbalik dengan zona asal responden karena semakin jauh tempat tinggal responden maka semakin kecil frekuensi kunjungannya ke Cikoromoy. Frekuensi kunjungan ke Cikoromoy berbanding terbalik dengan biaya perjalanan karena semakin besar biaya peljalanan yang dikeluarkan responden maka semakin kecil frekuensi kunjungannya ke Cikoromoy. Frekuensi kunjungan ke Cikoromoy berbanding terbalik dengan waktu perjalanan karena
Universitas Indonesia
89
semakin lama waktu perjalanan yang dibutuhkan mak:a semakin kecil frekuensi kunjungannya ke Cikoromoy. Frekuensi kunjungan ke Cikoromoy berbanding terbalik dengan income responden karena semakin besar income responden, semak:in banyak: pilihan tujuan wisata,
mak:a semak:in kecil
frekuensi
kunjungannya ke Cikoromoy. Frekuensi kunjungan ke Cikoromoy dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan responden karena semakin luas pengetahuan responden, semakin banyak: pilihan tujuan wisata, mak:a semakin kecil frekuensi kunjungannya ke Cikoromoy. Sedangkan pada tabulasi silang persepsi responden yang mempengaruhi pada analisis Travel Cost Method adalah daya tarik natural dan fungsi ekologisnya. Daya tarik Cikoromoy sebagai sarana rekreasi yang berupa kolam pemandian alami dan menyediak:an udara yang bersih dan segar. Semak:in besar persepsi responden tentang daya tarik natural tersebut, mak:a frekuensi kunjungan ke Cikoromoy semakin tinggi. Fungsi ekologi yang menjadi keunggulan Cikoromoy adalah sebagai sumber mata air, ekosistem Gunung Karang pengendali banjir dan longsor, berfungsi dalam mengurangi polusi, ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming. Semakin luas pengetahuan dan persepsi responden tentang fungsi ekologi suatu ekosistem alam, penghargaan untuk menjaga kelestarian alam semak:in besar mak:a frekuensi kunjungan ke Cikoromoy semak:in tinggi. Pada tabulasi silang pengetahuan responden tentang substitusi obyek wisata Cikoromoy yang mempengaruhi adalah kondisi Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lain, Cikoromoy memiliki banyak: fasilitas yang dimanfaatkan, pengunjung Cikoromoy lebih banyak: daripada obyek wisata tirta lain, pelayanan di Cikoromoy lebih baik daripada obyek wisata tirta lain dan fasilitas penunjang di Cikoromoy seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah tersedia lebih banyak dan lebih terpelihara daripada fasilitas sejenis pada obyek wisata lain. Semak:in luas pengetahuan responden tentang keberadaan obyek wisata lain yang merupak:an substitusi Cikoromoy, mak:in ban yak pili han tujuan wisata yang menawarkan kepuasan I utilitas yang sama yang diberikan Cikoromoy, mak:a frekuensi kunjungan ke Cikoromoy semak:in turun.
Universitas Indonesia
90
Faktor yang mempengaruhi kepuasan berwisata pengunjung obyek wisata Cikoromoy adalah mengenai sikap dan pandangan responden secara obyektif mengenai kualitas lingkungan pada obyek wisata Cikoromoy. Persepsi responden tentang fasilitas penunjang seperti tempat parkir, toilet, kamar ganti, tempat sampah, tempat ibadah berhubungan positif dengan volume kunjungan ke Cikoromoy, artinya jika semakin baik kondisi dan semakin proporsional jumlah fasilitas penunjang diatas dengan jumlah pengunjung maka akan mempengaruhi responden untuk datang pada waktu berikutnya. Persepsi pengunjung tentang kebersihan, keamanan dan kenyamanan di Cikoromoy berhubungan positif dengan kunjungan berikutnya. Kesan subyektif yang timbul pada diri pengunjung setelah menjalankan wisatanya di Cikoromoy akan berakibat pada seberapa besar kepuasan yang diperoleh sehingga akan menumbuhkankan keinginan-keinginan untuk datang kembali pada waktu yang akan datang. Persepsi tentang keberadaan penjual oleh-oleh khas Cikoromoy juga berpengaruh positif terhadap kunjungan ke Cikoromoy artinya secara umum seseorang yang melakukan aktivitas wisata tidak hanya menyediakan dana untuk tiket wisata dan biaya perjalanan wisata saja tetapi juga menyediakan dana untuk belanja wisata. Keberadaan stan penjualan suvenir dan oleh-oleh ini memenuhi kebutuhan belanja wisata tersebut. Semakin besar jumlah dan variasi penjualan suvenir dan oleh-oleh maka nilai kepuasan yang diperoleh pengunjung. Persepsi mengenai informasi keberadaan Cikoromoy berpengaruh positif terhadap kunjungan ke Cikoromoy, artinya semakin mudah informasi yang diperoleh mengenai Cikoromoy baik dari iklan atau reklame atau papan penunjung jalan atau cerita pengalaman orang lain berwisata Cikoromoy maka akan meningkatkan keinginan untuk berwisata ke Cikoromoy. Persepsi pengunjung mengenai pengawasan terhadap pembuat kotor I kerusakan lingkungan di Cikoromoy berhubungan positif dengan kunjungan ke Cikoromoy. Jika ada pengawasan terhadap aksi-aksi yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan Cikoromoy maka keindahan alam Cikoromoy tetap terjaga dan pada akhimya akan meningkatkan frekuensi kunjungan ke Cikoromoy. Persepsi mengenai harga tiket masuk saat ini terlalu murah sangat subyektif pada seseorang, hal ini didasari oleh pandangan nilai nominal uang, tingkat kepuasan
Universitas Indonesia
91
yang diperoleh, besamya income, besamya biaya peijalanan yang dikeluarkan untuk sampai ke Cikoromoy dan tingkat kesadaran menghargai alam. Pada analisis Travel Cost Method zona asal responden secara umum semakin dekat zona asal responden maka frekuensi kunjungan ke Cikoromoy semakin besar. Namun temyata responden terbanyak yang berwisata ke Cikoromoy justeru berasal dari Serang yang beijarak sekitar 25-30 km. Penulis memperkirakan hal ini karena Serang dan sekitamya yang merupakan daerah pertumbuhan manufaktur dan jasa, kebanyakan berpendidikan menengah, berpenghasilan terbatas, berprofesi sebagai buruh pabrik atau pegawai swasta, keterbatasan pengetahuan tentang substitusi Cikoromoy sehingga walaupun memakan waktu dan biaya yang cukup banyak namun frekuensi kunjungan wisata tetap tinggi. Bukan kolam pemandian alamnya yang menjadi tujuan utama, namun suasana peijalanan sendiri sudah memberikan kepuasan yang besar karena jalur peijalanan melewati perbukitan dan pengunungan yang asri, sawah-sawah yang produktif sepanjang tahun, udara sejuk dan segar, hutan-hutan yang rindang dan hijau, tampilan kebudayaan masyarakat setempat yang berbeda dengan komunitas asal pengunjung, panorama seperti inilah yang justeru memberikan kepuasan tersendiri dalam peijalanan wisata. Zona asal responden berkaitan erat dengan waktu peijalanan dan besaran biaya peijalanan.
Universitas Indonesia
BABVI VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA CIKOROMOY DENGAN TRAVEL COST METHOD
Sumber daya alam dan lingkungan tidak hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga mempunyai nilai ekologis dan nilai sosial. Dimana nilai ekonomi dari sumber daya alam dan lingkungan menurut Pearce (1992) dalam Wibowo (2005) dapat diklasifikasikan berdasarkan manfaatnya sebagai nilai ekonomi total. Nilai ekonomi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu nilai guna (use value) dan nilai nonguna (non-use value). Dimana nilai guna ini dibagi menjadi nilai guna langsung
(direct use value), nilai guna tidak langsung (indirect use value) dan nilai guna pilihan (option value). Sedangkan nilai non guna terdiri dari nilai keberadaan
(existence value) dan nilai bukan guna langsung (other non-use value). Penjelasan secara rinci bisa dilihat pada bab II halaman 19-21. Setiap metode valuasi meiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pada penelitian ini digunakan metode yang mewakili revealed willingness to pay atau pengukuran nilai ekonomi secara terungkap yaitu metode biaya perjalanan atau travel cost method,
metode ini menggunakan proxy dari biaya perjal
yang dikeluarkan oleh pengunjung dalam mengunjungi suatu tempat wisata. Valuasi ekonomi sumber daya Cikoromoy akan diestimasi dengan nilai perhitungan willingness to pay pengunjung menggunakan pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method). Nilai willingness to pay merupakan nilai estimasi kesediaan membayar seseorang atas manfaat yang diterima setelah mengkonsumsi barang atau jasa. Menurut Fauzi (2004) meski dianggap sebagai suatu pendekatan yang praktis, TCM memiliki beberapa kelemahan. Pertama, harus diingat bahwa TCM dibangun berdasarkan asumsi bahwa setiap individu hanya memiliki satu tujuan untuk mengunjungi tempat wisata yang dituju. Jadi dalam hal ini, kita tidak menelaah
aspek
kunjungan
ganda
(multipurpose
visit),
padahal
dalam
kenyataannya seorang individu bisa saja mengunjungi tempat lain terlebih dahulu sebelum ke tempat wisata yang kita maksud. Kedua, TCM tidak membedakan individu yang memang datang dari kalangan pelibur (holiday makers) dan mereka
92
Universitas Indonesia
93
yang datang dari wilayah setempat (resident). Jadi jika para holiday makers memang datang untuk menikmati keindahan alam tempat wisata yang kita teliti, maka tentunya biaya perjalanan penduduk sekitar harus dialokasikan pada holiday makers tersebut. Ketiga, masalah pengukuran nilai dari waktu (value of time). Sebagaimana kita ketahui dari teori ekonomi mikro, variabel waktu memiliki nilai intrinsik tersendiri yang dinyatakan dalam bentuk biaya korbanan (opportunity cost). Beberapa pakar menyatakan bahwa harus dibedakan antara waktu yang memang menghasilkan utilitas (piknik) dan waktu yang menjadi korbanan (opportunity
cost).
Ketika seseorang
berkunjung
ke
tempat
wisata,
ia
mengorbankan perolehan upah yang biasa didapatkannya dari pencurahan waktu untuk bekerja dan sebagainya.
6.1.
Regresi Model Travel Cost Method Model utama persamaan yang dipergunakan dalam penelitian karya tulis ini
adalah model regresi pada Bah III halaman 26. Model tersebut kemudian dikembangkan atas pertimbangan hasil uji dua arah Chi-Square sehingga model tersebut menjadi seperti berikut:
Vij = f(Cij,Tij,Qij,Sij,M;,Z;,Job;) Dalam bentuk linier, fungsi permintaan ditulis sebagai berikut: V
= a 0 +a 1C +a 2 T +a 3Q+a 4 S +a 5 M
+a 6 Z +a 7 Job+&
Dimana: Vij
adalahjumlah kunjungan individu ike tempat wisataj
Cij
adalah biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi tempat wisataj
Tij
adalah biaya waktu yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi tempat wisataj (yang dikonversi dalam rupiah),
Qij
adalah persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dari tempat wisata yang dikunjungi,
Sij
adalah karakter substusi yang mungkin ada di tempat lain,
Mij
adalah pendapatan (income) dari individu i,
Zi
adalah zona asal individu i,
Jobi adalah jenis pekerjaan individu i,
Universitas Indonesia
94
€
adalah error term dari model.
i
V ariabel bebas yang ditambahkan dalam model persarnaan urnurn dari Travel
Cost Method adalah zona asal responden dan jenis pekerjaan responden. Hasil output regresi rnenggunakan Eviews 4.1 adalah sebagai berikut: Tabel6.1. "biBb Regres1"Sl euru hVana e e as Coefficient t-Statistic Variable 5.195994 4.516629 c -1.079405 BEAPJLN -5.80E-06 -0.242173 -0.507027 ZONA2 0.216424 0.376419 ZONA3 ZONA4 -0.417376 -0.662058 Z5 -0.464374 -0.446901 0.530282 SUBS 0.005330 6.37E-08 0.389907 INC -2.247842 -0.015242** WAKTU 0.009123 1.094403 PERS -0.895379 -1.152713 JOB1 -1.329949*** -1.918502 JOB2 -1.239140*** -1.776421 JOB3 JOB4 0.023201 0.017499 2.309913 JOBS 3.667897** -0.746518 JOB6 -0.577045 r-0.231404 R-squared F-statistic 3.632961 Prob(F-statistic) 0.000016 Jurnlah observasi 197
• ••
***
Selang kepercayaan kurang dari 1% Selang kepercayaan kurang dari 5% Selang kepercayaan kurang dari 10%
Dimana: Beapljn Zonal Zona2 Zona3 Zona4
Z5 Subs Inc Waktu Pers Job I Job2
Job3
Prob. 0.0000 0.2818 0.6128 0.7070 0.5088 0.6555 0.5966 0.6971 0.0258 0.2752 0.2505 0.0566 0.0773 0.9815 0.0220 0.4563
adalah nilai biaya perjalanan, adalah responden berasal dari wilayah Kabupaten Pandeglang, adalah responden berasal dari wilayah Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten Lebak, adalah responden berasal dari wilayah Kota Cilegon, adalah responden berasal dari wilayah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, adalah responden berasal dari luar wilayah Propinsi Banten, seperti Jakarta dan Jawa Barat. adalah nilai pengetahuan responden ten tang substitusi Cikoromoy, adalah nilai income per bulan responden, adalah nilai waktu perjalanan responden, adalah nilai persepsi tentang fungsi ekologi Cikoromoy, adalahjika responden berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa, adalah jika responden berprofesi sebagai PNS/ABRI/Polisi, adalah jika responden berprofesi sebagai pegawai swasta,
Universitas Indonesia
95
Job4 Job5 Job6 Job7
adalah jika responden berprofesi sebagai wirausaha, adalahjika responden berprofesi sebagai petani, adalahjika responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga, adalah jika responden berprofesi sebagai selain pilihan sebelwnnya (pensiunan, pembantu rumah tangga dan pengangguran) Frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy pada regresi persamaan diatas
variabel-variabel bebas yang mempengaruhi secara signifikan adalah waktu, job2, job3 dan jobS. Sedangkan variabel-variabel bebas yang tidak mempengaruhi secara signifikan adalah biaya petjalanan, zona2, zona3, zona4, zonaS, kumulasi nilai index substitusi, income, kumulasi nilai index persepsi, job1, job4 dan job6. Model persamaan diatas mampu menjelaskan 23,1% hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dengan probabilitas F statistik sebesar 0.000016 < 1% yang berarti pada taraf kepercayaan 99% tolak hipotesis nol bahwa frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy tidak dipengaruhi oleh biaya petjalanan, waktu petjalanan, income, persepsi, substitusi, zona asal danjenis peketjaan responden.
Surplus Konsumen
6.2.
Salah satu rumus dasar persamaan diatas yang dipergunakan adalah rumus untuk fungsi permintaan linier (willingness to pay) yaitu:
N2
WTP~CS=-
2a1
untuk menghitung surplus konsumen pada Travel Cost Method Dimana:
WTP =
willingness to pay
CS
konsumen surplus
N
=
jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i
a
=
koefisien regresi
Dengan menggunakan output regresi pada tabel 6.1 dihitung nilai surplus konsumen dengan hasil pada grafik dibawah ini:
Universitas Indonesia
96
6.982.758,62
7.000.000 6.000.000
+--------------------<~~;38::;~·~1---
5.000.000
+------------------,..,---~7""1''f.!W~-;..!;i\
~ 4.000.000 +------------------=~;:.it'; ._____._"::"" ftl
~
3.000.000
+-------------,~--n,;:::;::r-;;w; t--;.1'1', l---lii>:'·t---
2.000.000
+----------......-rn~"u--fii:iirr-~ ~.---...,,,,,, r--
• .>'<'o .-----.,
:,••
1.000.000 +------..........."""",...-__,."----l~~'!
CS1
CS2
CS3
CS4
CSS
CS6
CS7
CS8
CS9
Kategori Consumer Surplus
Ea Nilai Consumer Surplus -Linear (Nilai Consumer Surplus)
Gambar 6.1 . Grafik Nilai Consumer Surplus pada Travel Cost Method
Frekuensi Kunjunga n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 jumlah=
Tabel6.2. consumer surpjus 1 dan Popu1as1· w·1satawan Jumlah Prosentase Jumlah wisatawan Cikoromoy Responden responden tahun 2006 adalah 212.834 orang (n) (%n) N = (% n)* populasi wisatawan 0,34 72.385 67 0,35 74.546 69 22 0,11 23.768 6 0,03 6.482 3 0,02 3.241 6 0,03 6.482 5 0,03 5.402 16 0,08 17.286 0,02 3 3.241 197 1,00 212.834
Kategori
cs
CS1 CS2 CS3 CS4 CS5 CS6 CS7 CS8 CS9
·.-
CSI adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan lx (sekali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan lx setahun berjumlah 72.385 orang dengan nilai surplus konsumen 86.206,90. CS2 adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan 2x (dua kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 2x setahun berjumlah 74.546 orang dengan nilai surplus konsumen 344.827,59. CS3 adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan 3x (tiga kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 3x setahun berjumlah 23.768 orang dengan nilai surplus konsumen 775.862,07. CS4 adalah surplus konsumen pada level frekuensi
Universitas Indonesia
97
kunjungan 4x (empat kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 4x setahun berjumlah 6.482 orang dengan nilai surplus konsumen 1.379.31 0,34. CS5 adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan 5x (lima kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 5x setahun berjumlah 3.241 orang dengan nilai surplus konsumen 2.155.172,41. Sedangkan CS6 adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan 6x (enam kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 6x setahun berjumlah 6.482 orang dengan nilai surplus konsumen 3.103.448,28. CS7 adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan 7x (tujuh kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 7x setahun berjumlah 5.402 orang dengan nilai surplus konsumen 4.224.137,93. CS8 adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan 8x (delapan kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 8x setahun berjumlah 17.286 orang dengan nilai surplus konsumen 5.517.241 ,38. CS9 adalah surplus konsumen pada level frekuensi kunjungan 9x (sembilan kali) dalam setahun. Artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan 9x setahun berjumlah 3.241 orang dengan nilai surplus konsumen 6.982. 758,62. Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar frekuensi kunjungan ke Cikoromoy maka nilai surplus konsumen akan semakin besar. Artinya semakin sering wisatawan berkunjung ke obyek wisata Cikoromoy maka nilai kepuasanlutility yang diterima wisatawan semakin besar. Nilai surplus konsumen
minimal
adalah
86.206,90,
nilai
surplus
konsumen
maksimum
adalah
6.982. 758,62, nilai rata-rata surplus konsumen adalah 3.448.275,86; dengan standar deviasi 2.420.710,53. Hasil nilai surplus konsumen diatas dapat disetarakan dengan nilai willingness to pay responden apabila nilai surplus konsumen dibagi dengan
jumlah wisatawan pada setiap level frekuensi kunjungan. Hasil nilai WTP/ willingness to pay pada Travel Cost Method adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
98
2.500,00
2.154,4~
2.000,00
a:
!.
1.500,00 + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - l l / & ; o : t f - -
0..
~ j
z
1.000,00
+-----------------~~~
500,00 1,19
4,63
32,64
Kategori WTP
Gambar 6.2. Grafik Nilai WTP pada Travel Cost Method Keterangan:
478,76
WTPI
1,19
WTP6
WTP2
4,63
WTP7
781,98
WTP3
32,64
WTP8
319,17
WTP4
212,78
WTP9
2.154,42
WTP5
664,95
Total WTP
4.650,52
Pada nilai Willingness To Pay kategori 1 adalah Rp 1,19 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy hanya sekali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimal adalah sebesar Rp 1,19 saja. Pada nilai Willingness To Pay kategori 2 adalah Rp 4,63 artinya wisatawan dengan frekuensi
kunjungan wisata ke Cikoromoy dua kali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp 4,63. Pada nilai Willingness To Pay kategori 3 adalah Rp 32,64 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy tiga kali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp 32,64. Pada nilai Willingness To Pay kategori 4 adalah Rp 212,78 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy empat kali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp 212,78. Sedangkan pada nilai Willingness To Pay kategori 5 adalah Rp 664,95 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy lima kali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp664,95. Pada nilai Willingness To Pay kategori 6 adalah Rp 478,76 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy enam kali dalam
Universitas Indonesia
99
setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp 478,76. Pada nilai Willingness To Pay kategori 7 adalah Rp 781,98 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy tujuh kali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp 781,98. Pada nilai Willingness To Pay kategori 8 adalah Rp 319,17 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy delapan kali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp 319,17. Dan yang tertinggi adalah nilai Willingness To Pay kategori 9 yaitu sebesar Rp 2.154,42 artinya wisatawan dengan frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy sembilan kali dalam setahun, maka keinginan membayar maksimalnya adalah sebesar Rp 2.154,42. Nilai total willingness to pay adalah sebesar Rp 4.650,52; sedangkan nilai ratarata willingness to pay adalah sebesar Rp 516,72 dan nilai standar deviasi willingness to pay adalah sebesar Rp 677,27. Pada grafik diatas ditunjukkan bahwa garis linier yang menghubungkan nilai WTP kategori 1 hingga nilai WTP kategori 9 menunjukkan fungsi demand dari wisata Cikoromoy. Artinya semakin besar frekuensi kunjungan ke Cikoromoy, wisatawan memiliki kebutuhan yang besar pula untuk berwisata ke obyek wisata Cikoromoy maka nilai WTP responden akan semakin tinggi. Hubungan yang terjadi adalah berbanding lurus, sehingga nilai WTP pada Travel Cost Method dan frekuensi kunjungan akan membentuk kurva positif. Nilai total willingness to pay sebesar Rp 4.651 merupakan nilai optimal yang mampu dibayarkan oleh wisatawan untuk memperoleh kepuasan I utility berwisata di Cikoromoy. Nilai terse but dapat dijadikan sebagai expected value atau nilai pertimbangan penetapan harga tiket masuk obyek wisata Cikoromoy yang sebenamya. Jika harga tiket masuk saat ini I present value adalah Rp 2.000, maka terdapat selisih harga sebesar Rp 2.651. Informasi lengkap dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.
Universitas Indonesia
100
Tabel6.3. Tabel Nilai Willingness To Pay pada Travel Cost Method No
Kategori WTP
1 2 3 4 5 6 7 8 9
WTP1 WTP2 WTP3 WTP4 WTP5 WTP6 WTP7 WTP8 WTP9 jumlah=
N= populasi wisatawan thn2006 72.385 74.546 23.768 6.482 3.241 6.482 5.402 17.286 3.241 212.834
cs
WTPi= CS/N 1,19 4,63 32,64 212,78 664,95 478,76 781,98 319,17 2.154,42 4.650,52
86.206,90 344.827,59 775.862,07 1.379.310,34 2.155.172,41 3.1 03.448,28 4.224.137,93 5.517.241,38 6.982.758,62 24.568.965,52
Keterangan: hasll olahan, 2009
p
D
Keterangan :
P = Sumbu Price CS = Area Consumer Surplus e = titik equilibrium
Q
Sumbu QuanJity
D
Kurva Demand
Gambar 6.3. Gambar Area Consumer Surplus Cikoromoy Pada graflk surplus konsurnen menunjukkan bahwa semakin besar frekuensi kunjungan ke Cikoromoy maka nilai surplus konsurnen akan ·semakin besar, yang artinya semakin sering responden berkunjung ke obyek wisata Cikoromoy maka nilai kepuasan!uti/ity yang diterima responden semakin besar. Sedangkan pada grafik Willingness To Pay garis linier yang menghubungkan nilai WTP kategori 1 hingga nilai WTP kategori 9 menunjukkan fungsi demand dari wisata Cikoromoy. Artinya semakin besar frekuensi kunjungan ke Cikoromoy, responden memiliki kebutuhan yang besar pula untuk berwisata ke obyek wisata
Universitas Indonesia
101
Cikoromoy maka nilai WTP responden akan semakin tinggi. Hubungan yang
teljadi adalah berbanding lurus~ sehingga nilai WTP pada Travel Cost Method dan frekuensi kunjungan akan membentuk kurva positif.
Universitas Indonesia
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah :
1.
Nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy yang di-proxy (didekati) dengan nilai WTP adalah sebesar Rp 4.651,-. Nilai tersebut merupakan nilai optimal yang mampu dibayarkan oleh wisatawan untuk memperoleh kepuasan I utility berwisata ke Cikoromoy, sedangkan harga tiket masuk saat ini adalah Rp 2.000,- terdapat selisih harga sebesar Rp 2.651,-.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekonomi wisata Cikoromoy dengan metode Travel Cost Method adalah jenis pekerjaan, zona asal pengunjung, biaya perjalanan, waktu perjalanan, persepsi mengenai Cikoromoy sebagai bagian dari Gunung Karang berfungsi mengurangi polusi dan persepsi fungsi ekologi bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming. Dari beberapa faktor tersebut yang mempengaruhi secara signifikan nilai ekonomi wisata Cikoromoy dengan metode Travel Cost Method adalah waktu perjalanan danjenis pekerjaan sebagai PNS/ABRI, pegawai swasta, petani.
3.
Nilai surplus konsumen pada Travel Cost Method semakin besar mengikuti peningkatan frekuensi kunjungan responden ke Cikoromoy. Jika frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy meningkat maka nilai WTP pada Travel
Cost Method responden akan semakin besar, keduanya memiliki hubungan berbanding lurus, sehingga membentuk kurva positif.
7.2.
Saran Saran kepada pemerintah daerah adalah:
I.
Untuk meningkatkan nilai ekonomi dan nilai non-ekonomi obyek wisata Cikoromoy perlu dilakukan upaya: perbaikan dan penambahan fasilitasfasilitas penunjang Cikoromoy, atau upaya konservasi hutan pada kawasan hulu Cikoromoy agar kualitas panorama alam dapat dipertahankan atau
102
Universitas Indonesia
103
ditingkatkan. Upaya tersebut diharapkan dapat mempertahankan kepuasan I utility pengunjung. Dari hasil penelitian diatas masih terdapat ruang untuk meningkatkan harga tiket masuk obyek wisata Cikoromoy, dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai upaya-upaya diatas. 2.
Untuk tetap mempertahankan utility pengunjung saat ini dan menjaring konsumen dari kelompok masyarakat yang her-income lebih besar, maka kebutuhan akan jasa pariwisata pengunjung Cikoromoy tidak hanya dipenuhi oleh kolam pemandian saja. Terdapat banyak hal yang terkait sehingga
kepuasanlutility
wisata
pengunJung
meningkat,
seperti:
aksesbilitas menuju obyek wisata Cikoromoy, fasilitas-fasilitas penunjang seperti kamar ganti dan kamar mandi, lapangan parkir, tempat sampah tempat ibadah/mushola, taman, tempat bermain anak, kios cindera mata, camping ground,
layanan jasa keuangan,
fasilitas
informasi
dan
penyelenggaraan atraksi wisata. Oleh karena itu perlu dilakukan penataan ulang pada kawasan Cikoromoy agar daya Ltrik utamanya tetap teijaga dan tetap dapat memberikan kepuasan berwisata, selain itu juga menghadapi munculnya obyek-obyek wisata yang menjadi substitusi Cikoromoy.
Saran kepada riset selanjutnya: Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada obyek wisata Cikoromoy mengingat valuasi ekonomi sumber daya wisata dengan metode biaya peijalanan
memiliki
beberapa
kelemahan
seperti:
(1 )TCM
hanya
mengasumsikan wisatawan dengan tujuan wisata tunggal tidak membahas kunjungan ganda (multipurpose visit), (2)melakukan interview langsung dengan responden dapat menyebabkan jawaban menjadi bias karena ada kemungkinan jawaban responden mengikuti pola pikir penanya, (3)belum ada kesepakatan an tara para ahli ten tang pengukuran nilai waktu (value of time) apakah berwisata akan menghasilkan keuntungan (benefit) atau suatu bentuk pengorbanan (opportunity cost) waktu bekeija.
Universitas Indonesia
104
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 1999 Champ, Patricia A. dan Kevin Boyle, A Primer on Nonmarket Valuation, vol.3, Kluwer Academic Publishers, Dordrect, 2003 Dahuri, R. J, Rais dan S.P. Ointing, Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996 Djajadiningrat, S., Pengantar Ekonomi Lingkungan, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta, 1997 Ekolani, Tri, Persepsi Pengunjung Terhadap Obyek Wisata dan Kemungkinan Kenaikan Tarif Harga Tiket Masuk (Studi Kasus Taman Margasatwa Ragunan), Tesis MPKP FE Ul, tidak dipublikasi, Jakarta, 2007 Fauzi, Akhmad, Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004 Gujarati,
Damodar, Basic Econometrics, McGraw Hill, Fourth Edition,
New York, 2003
Hadinoto, K, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, UI Press, Jakarta, 1996
105
Nachrowi,
D.
Pendekatan
Nachrowi,
Populer
dan
Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2006 Pindyck, Robert S dan Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics Sixth Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2005 Pindyck, Robert S, Daniel L. Rubinfeld, Mikroekonomi (terjemah), Edisi Enam, Penerbit PT. lndeks, Jakarta, 2007 Rahayu,
Deni,
Analisis
Altematif
Kebijakan
Pengembangan
Kepariwisataan Menjadi Andalan Pendapatan Daerah di Propinsi
Jawa
Barat,
Tesis
MAP
UGM,
tidak
dipublikasi, Yogyakarta, 200 1 Rejeki, I. Sri, Analisis Permintaan Jasa Lirigkungan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Perbandingan Antara Metode Biaya Perjalanan dengan Metode V aluasi Kontingensi, Tesis Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi FEUI, tidak dipublikasi, Depok, 2005 Saifullah, Kajian Pengembangan Pariwisata Bahari dan Kontribusinya pada Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Pulau Weh (Sabang), Tesis Sekolah Pascasarjana IPB,
tidak
dipublikasi, Bogor, 2000 Siahaan, Marihot. P, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Press, Jakarta, 2006 Spillane, James J, Ekonomi Pariwisata : Sejarah dan Prospeknya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1987
106
Suharyadi, Purwanto S.K., Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modem: Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004 Sugiarto, Tedy Herlambang, Barastoro, Rachmat Sudjana, Said Kelana, Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 Syakya, Analisis Willingness To Pay dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pantai Lampuuk di Nangroe Aceh Darussalam, Tesis Sekolah Pascasarjana IPB, tidak dipublikasi, Bogor , 2005 Wibowo, Siswantinah, Analisis Hubungan Preferensi Pengunjung dengan Nilai Jasa Lingkungan Ekowisata Studi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB, tidak dipublikasi, Bogor, 2005 Winamo, Wing \Vahyu, Analisis Ekonometrika dan Statistik Dengan Eviews, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007 -----------, Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 10.0, Penerbit Salemba Infotek dan Wahana Komputer, Jakarta, 2001 -----------, Banten Dalam Angka Tahun 2005, BPS Provinsi Banten, 2006 -----------, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2000, BPS Kabupaten Pandeglang, 2001 -----------, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2001, BPS Kabupaten Pandeglang, 2002
107
-----------, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2002, BPS Kabupaten Pandeglang, 2003 -----------, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2003, BPS Kabupaten Pandeglang, 2004 -----------, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2004, BPS Kabupaten Pandeglang, 2005 -----------, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Pandeglang, 2006 -----------, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2006, BPS Kabupaten Pandeglang, 2007 -----------,
Undang-Undang
Nomor
09
Tmun
1990
tentang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
34
Tahun
2004
tentang
Kepariwisataan -----------,
Undang-Undang
Pemerintahan Daerah -----------,
Undang-Undang
Nomor
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah -----------, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah www.bps.go.id www.pandeglangkab.go.id www.wikipedia.com
Page1
Lamplran
DAFfAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Peraepsi Pengunjung Tentang Kondlsi Clkoromoy
No
Persepsi
1
Daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian Daya tarik utama Cikoromoy adalah rekreasl/jalanjalan Daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar Daya tarik utama Cikoromoy adalah menu makanan Kepadatan pengunjung akan mempengaruhi Anda untuk mengunjungi Cikoromoy
2
3
4 5
6
7 8 9 10 11 12 13 14
15
Sangat Setuju
Jumlah opsi setuju
Setuju
Jumlah Total (orang)
%
52
118
170
197
86,29
29
118
147
197
74,62
55
112
167
197
84,77
15
86
101
197
51,27
21
95
116
197
58,88
Fasilitas penunjang yang tersedia di Cikoromoy dan terjaga kebersihannya (toilet, kamar ganti, tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah) merupakan daya tarik bagi pengunjung untuk datang ke Cikoromoy Fasilitas seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah cukup tersedia di Cikoromoy Kebersihan, keamanan dan kenyamanan cukup baik di Cikoromoy
21
65
86
197
43,65
18
107
125
197
63,45
9
79
88
197
44,67
Penjual/ toko oleh-oleh khas Cikoromoy cukup banyak pilihan lnfonnasi yang mudah diakses /leaflet serta pemandu wisata cukup tersedia di Cikoromoy Pengawasan penjaga terhadap pembuat kotor I perusakan di Cikoromoy cukup ketat Tarif masuk Cikoromoy menurut anda terlalu murah Meningkatkan tarif masuk Cikoromoy dapat membantu perbaikan fasilitas Cikoromoy Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata pencaharian
10
66
76
197
38,58
5
28
33
197
16,75
5
37
42
19/
21,32
16
54
70
197
35,53
24
83
107
197
54,31
50
47
114 125
164 172
197 197
83,25 87,31
4B
120
166
197
85,26
yang akan datang Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjirllongsor
39
116
155
197
78,68
18 Clkoromoy sebagai bagian dari ekoslstem Gunung
47
114
161
197
81,73
29
122
151
197
76,65
47
121
168
197
85,28
16 Cikoromoy penting sebagai warisan bagi generasi 17
Karang berfungsi dalam mengurangi polusi
19 Ekosistem G.Karang (didalammnya Cikoromoy) membantu mengurangi global wanning
20 Ekosistem G.Karang (didalammnya Cikoromoy) merupakan daerah tangkapan air
Universitas Indonesia
Page2
Lampiran
Lamplran 2. Tabel Pengetahuan Pengunjung tentang Perbandlngan Clkoromoy dengan Obyek Wisata Tirta Substituslnya
No
Persepsl
ODSi Jawaban toranal Sangat Setuju Setulu
Kumulasl Setuju CSS+S)
% Setuju
Jumlah (orang)
Anda mengenal baik obyek wisata tirta lain selain Cikoromoy Keadaan Cikoromoy Jebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya Cikoromoy mempunyai banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan Fasilitas Cikoromoy (sepertl toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat benbadah, dll) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilltas yang sama di obyek wisata tirta lain LeafleVinformasilpeta yang disediakan oleh Dinas Pariwisata Kab. Pandeglang tentang Cikoromoy lebih Jengkap dibanding obyek wisata tirta lainnya
31
117
148
197
75,13
11
38
49
197
24,87
8
67
75
197
38,07
9
49
58
197
29,44
4
35
39
197
19,80
6
Pengunjung di Cikoromoy Jebih banyak dibandingkan pengunjung ke obyek wisata tirta lain
12
49
61
197
30,96
7
Pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain
6
50
56
197
28,43
1
2
3 4
5
Lamplran 3. Tabel Profit Alasan Penlngkatan Frekuensi Kunjungan ke Cikoromoy
No P8
Persepsl lnformasi yang lebih banyak atau jelas akan membantu dalam memutuskan untuk pergi ke obyek wisata tirta yang mana
OPSI Jawaban toranal Sangat Setuju Setuiu
Kumulasi Setuju CSS+Sl
Jumlah (orang)
% Setuju
72
93
165
197
83,76
62
117
179
197
90,86
jika fasilitas umum yang tersedia Jebih banyak dan lebih bersih P10 Anda akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy jika tujuan wisata atau daya tarik utama selalu terjaga keadaannya
26
96
122
197
61,93
P11 Anda akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy
16
114
130
197
65,99
P9 Anda akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy
jika tidak terlalu padat pengunjungnya
Universitas Indonesia
Lampiran
Page3
Lamplran4. Output Regresi Model Persamaan dengan Eviews Dependent Variable: KUNJ Method: Least Squares Date: 04/07/09 Time: 12:41 Sample: 1 197 Included observations: 197 Coefficient
Variable
c
Std. Error
t-statistic
BEAPJLN ZONA2 ZONA3 ZONA4 Z5 SUBS INC WAKTU PERS JOB1 JOB2 JOB3 JOB4 JOB5 JOB6
4.516.629 -5.80E-06 -0.242173 0.216424 -0.417376 -0.464374 0.005330 6.37E-08 -0.015242 0.009123 -0.895379 -1.329.949 -1.239.140 0.017499 3.667.897 -0.577045
0.869252 5.38E-06 0.477635 0.574956 0.630422 1.039.097 0.010051 1.63E-07 0.006781 0.008336 0.776758 0.693223 0.697549 0.754234 1.587.894 0.772981
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.231404 0.167709 2.041.676 7.544.879 -4.118.002 1.550.380
Mean dependent var S.D. dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob.
5.195.994 -1.079.405 -0.507027 0.376419 -0.662058 -0.446901 0.530282 0.389907 -2.247.842 1.094.403 -1.152.713 -1.918.502 -1.776.421 0.023201 2.309.913 -0.746518
0.0000 0.2818 0.6128 0.7070 0.5088 0.6555 0.5966 0.6971 0.0258 0.2752 0.2505 0.0566 O.On3 0.9815 0.0220 0.4563 2.720.812 2.237.944 4.343.149 4.609.805 3.632.961 0.000016
Lamplran 5. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Jenis Peke~aan kaLkunj • job Crosatabulatlon iob Pelajar/
Pegawai
Mahasiswa
kat_kunj 1x kunj
Total
Count % within kat_ku 2 x kunj Count % within kat_ku >=3 x kunj Count % within kat_ku Count % within kat_ku
3 4,5% 15 21.7% 7 11,5% 25 12,7%
PNS 14 20,9% 17 24,6% 15 24,6% 46 23,4%
swasta 31 46,3% 16 23,2% 13 21,3% 60 30,5%
Wirausaha 6 9,0% 8 11,6% 13 21,3% 27 13,7%
Petani 0 ,0% 0 ,0% 2 3,3% 2 1,0%
lbu Rumah Tanooa 10 14,9% 10 14,5% 6 9,8% 26
13,2%
lainnva 3 4,5% 3 4,3% 5 8,2% 11 5,6%
Total 67 100,0% 69 100,0% 61 100,0% 197 100,0%
Lamplran 6. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Tingkat Pendidikan kat_kunj • edu Croeatabullltlon
so kat_kunj
Total
1x kunj
Count %within kat_kunj 2 x kunj Count % within kat_kunj >=3 x kunj Count % within kat_kunj Count % within kat_kunj
4 6,0% 4 5,8% 1 1,6% 9 4,6%
SMP 4 6,0% 7 10,1% 7 11,5% 18 9,1%
SMA 33 49,3% 37 53,6% 33 54,1% 103 52,3%
edu DiDioma 112/3 11 16,4% 4 5,8% 9 14,8% 24 12,2%
Strata1 14 20,9% 17 24,6% 11 18,0% 42 21,3%
Strata 2 1 1,5% 0 ,0% 0 ,0% 1 ,5%
Total 67 100,0% 69 100,0% 61 100,0% 197 100,0%
Universitas Indonesia
Page4
Lampiran
Lamplran 7. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Zona Asal Responden
kat zona
Kab. Pandeglang 1181_kllf1
1x kunj
Count
9 13,4% 16 26,1% 29 47,5%
% within kat_kllf1 2 X lwnj >=3 x kunj Total
Count %will*! kat_lwr1 Count % within kat kunj Count % wilhin kat kunj
56 26,4%
Kab.Serang, Kola Serang danKab. Lebak 25 37,3% 23 33,3% 14 23,0% 62 31,5%
Kola Cile!lon 11 16,4% 8 11,6% 12 19,7% 31 15,7%
Kab. TMgerang dan Kola Tanaerang 18 26,9% 19 27,5% 5 8,2% 42 21,3%
Jakarta dan J-Barat
Total 67 100,0% 69 100,0% 61 100,0% 197 100,0%
4 6,0% 1 1,4% 1 1,6% 6 3,0%
Lampiran8. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Biaya Peljalanan
kat_kunj * biaya pjln Crosstabulatlon bia~a
Rp20. Rp10. 0001-Rp40. Rp10.000 001-Rp20.00C 000 kat_kunj 1x kunj Count 11 10 9 % within kat k 16,4% 14,9% 13,4% 2 x kunj Count 9 18 9 % within kat_k 13,0% 13,0% 26,1% >=3 x kun Count 10 19 17 % within kat kl 27,9% 16,4% 31,1% Total Count 37 46 29 % within kat_kl 14,7% 18,8% 23,4%
oiln
Rp75. Rp40. 001-Rp100. 01-Rp75.00C 000 11 9 13,4% 16,4% 11 9 15,9% 13,0% 6 3 9,8% 4,9% 26 23 11,7% 13,2%
Rp 100.000
17 25,4% 13 18,8% 6 9,8%
36 18,3%
Total 67 100,0% 69 100,0% 61 100,0% 197 100,0%
Lampiran 9. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Income per bulan kat_kunj • pendapatan Crosstabulatlon pendapatan
• kat_kunj 1x kunj 2 x kunj
Rp300. 001-Rp500. Rp300.000 000 Count 1 6 % within kat_ku 1,5% 9,0% Count 0 6 % within kat_ku
,0%
>=3 x koJn Count % within kat_ku
Tolal
Rp3500000 2 3,0%
Total 67 100,0%
16
20
13
8
6
69
23,2%
29,0%
16,8%
11,6%
8,7%
100,0%
2
6
18
8
14
7
6
61
3,3%
9,8%
29,5%
13,1%
23,0%
11,5%
9,8%
100,0%
Count % within kat_ku
8,7%
Rp1.000. Rp1.500. Rp2.500. Rp500001- 001-Rp1.500. 001-Rp2.500. 001-Rp3.500. Rp1.000.000 000 000 000 16 15 17 10 23,9% 22,4% 25,4% 14,9%
3
18
50
43
44
25
14
197
1,5%
9,1%
25,4%
21,8%
22,3%
12,7%
7,1%
100,0%
Lamplran 10. Tabulasi Silang Frekuensi Kunjungan dengan Waktu Peljalanan ket kunj • w.ktu pjln Crosstabuletlon
Tolal
waktu Piln
80.1-120 1 x kunj setahun 2 x kunj setahun >=3 x kunj setahun
Count % within kat kunj
Count % wilhln kat kunj Count % within kat kuooj Count % within kat kunj
< 10menit 1 1,5%
20.1-40 menit 0 ,0%
1 1,4%
10.1-20 menit 2 3,0% 6 8,7%
3 4,3%
40.1-60 menil 18 26,9% 9 13,0%
4 6,6%
9 14,8%
9 14,8%
17 27,9%
15 24,6%
6 3,0%
17 8,6%
12 6,1%
44 22,3%
70 35,5%
menlt 28 41,8% 27 39,1%
>120 manit 18 26,9% 23 33,3% 7 11,5% 48 24,4%
Total 67 100,0% 69 100,0% 61 100,0% 197 100,0%
Universitas Indonesia
Lampiran
Page5
Lamplran 11. Nilai Hasil Uji Chi-Square Persepsi tentang Fungsi-fungsi Ekologis Cikoromoy
1 1.1.
Daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam pemandian a lam Chi-Square Tests
Pearson Chi-square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
4 4
Asymp. Sig. (2-sided) ,282 ,223
1
,120
df
Value 5,oso5,702 2,412 197
a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,1 0.
11.2. Daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang bersih dan segar Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Pearson Chi-square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
_12-sided~
df
Value 5,oos• 7,573
4 4
,287 ,109
1
,696
,153 197
a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,48.
'11.3. Cikoromoy berfungsi sebagai sumber mata air Chi-Square Tests
Pearson Chi-8quare Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 3,2SSS 3.ns
4 4
Asymp. Sig. (2-sided) ,516 ,437
1
,696
df
,153 197
a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3, 10.
J1.4.
Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi sebagai pengendali banjirllongsor Chi-Squant Tests
8,944
4 4
Asymp. Slg. (2-sided) ,122 ,063
,699
1
,403
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
7,27~
197
a. 1 cells (11, 1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,95.
11.5. Cikoromoy sebagai bagian dari ekosistem Gunung Karang berfungsi dalam mengurangi polusi Chi-Squant Teets
Asymp. Sig. Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 10,8678 15,933 ,055
_12-sided~
df 4 4
,028 ,003
1
,815
197
a. 1 cells (11, 1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,95.
Universitas Indonesia
Lampi ran
Page6
t1.6. Ekosistem G.Karang (didalammnya Cikoromoy) membantu mengurangi global warming Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association
18,888
4 4
Asymp. Slg. (2-aidedl. ,003 ,001
12,072
1
,001
Value 16,1458
N of Valid Cases
df
197
a. 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,64.
Lamplran 12. Nilai Hasil Uji Chi-Square Pengetahuan Responden tentang Substitusi Cikoromoy
12.1. Keadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obyek wisata tirta lainnya Chi-Square Tests
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association
6,171
4 4
Asymp. Sig. _(2-sidedl. ,188 ,187
,624
1
,430
N of Valid Cases
197
Pearson Chi-square
Value 6,1578
df
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,17.
12.2. Cikoromoy mempunyai banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio linear-by-Linear
Value 4,5278 4,429
Association
,823
N of Valid Cases
197
4 4
Asymp. Sig. (2-sided) ,339 ,351
1
,364
df
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,27.
12.3. Fasilitas Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dll) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata tirta lain Chi-Square Tests
Pearson Chi-square
4,41~
4
Asymp. Sig. (2-sidedl ,353
Likelihood Ratio
4,482
4
,345
Linear-by-Linear Association
1,133
1
,287
N of Valid Cases
197
Value
df
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,96.
12.4. Pengunjung di Cikoromoy lebih banyak dibandingkan pengunjung ke obyek wisata tlrta lain ' Chi-Square Tests
Likelihood Ratio
6,509
4
Asymp. Slg . . (2-sided) ,162 ,164
Linear-by-Linear Association
4,537
1
,033
N of Valid Cases
197
Pearson Chi-Square
Value 6,541 8
df 4
a. 0 cells (.0%) have expected count leas than 5. Tha minimum expected count is 18,89.
Universitas Indonesia
Lampiran
Page7
Lanjutan Lamplran 12. 12.5. Pelayanan di Cikoromoy lebih baik dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sicled) ,455
df
Value 3,6548
4
3,781
4
,436
2,357
1
,125
197
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,48.
Lampiran 13. Nilai Hasil Uji Chi-Square Variabel Bebas yang Dipergunakan dalam TCM 13.1. Janis
Peke~aan
Chi-Square Tests
26,872
12 12
Asymp. Sig. (2-sided) ,008 ,008
,000
1
,989
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
26,92~
197
a. 6 cells (28,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,62.
13.2. Tingkat Pendidikan Chi-Square Tests
.
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 9,2578 10,326
10
Asymp. Sig. (2-sicled) ,508 ,412
1
,638
df 10
,221 197
a. 6 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,31.
•3.3. Zona Asal Responden
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 26,8548
Asymp. Slg. 12-sicledl ,001
df
28,110
8 8
14,670
1
,000
,000
197
a. 3 cells (20,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,86.
13.4. Biaya Pe~alanan Chi-Square Tnta
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 18,5058 18,905 12,117
10
Aaymp. Sig. 12-sidedl ,047
10
,041
1
,000
df
197
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,12.
Universitas Indonesia
Lampiran
PageS
'13.5 Income per Bulan Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 10,2378
df 12
C2-sided) ,595
11,532
12
,484
,021
1
,884
197
a. 6 cells (28,6%) have expected count less than 5. The minimum expected oount is ,93.
13.6. Waktu
Pe~alanan
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 34,4188 37,756
17,234
10 10
Asymp. Sig. (2-sidedl ,000 ,000
1
,000
df
197
a. 6 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,86.
Lampiran 14. Tabel Perhitunaan Nilai Consumer Sum/us dan Wil/if'IQilj ss To Pay pada Travel Cost Method 14.A. Kategori CS NilaiCS n responden CS1 86.206 90 67 CS2 344.827,59 69 CS3 775.862,07 22 CS4 1.379.310 34 6 CS5 2.155.172 41 3 CS6 3. 103.448 28 6 CS7 4.224.137,93 5 csa 5.517.241,38 16 CS9 6.982. 758 62 3 jumlah= 197
. popu Ias1.WJsatawan
1 oromoy tah un 2006=
2 12834 .
14.8 Frekuensi Kunjungan (Vi) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 iumlah=
prosentase (Vi)
n responden 67 69
22 6 3 6 5 16 3 197
034 0 35 0 11 003 002 0,03 0,03 008 0,02 100
N= p(Vi)*popul asi wisatawan 72.385 74.546 23.768 6.482 3.241 6.482 5.402 17.286 3.241 212.834
Kategori WTP WTP1 WTP2 WTP3 WTP4 WTP5 WTP6 WTP7 WTP8 WTP9
WTPi= CS/N
NilaiCS 86.207 344.828 775.862 1.379.310 2.155.172 3.103.448 4.224.138 5.517.241 6.982.759
1 19 463 3264 212 78 66495 478 76 781 98 31917 2.154 42 4.651
Universitas Indonesia
Lampiran
Lamplran 15. Tabel Pemitungan Kategori Consumer Surplus pada Travel Cost Method Nilai kategori (NA2J2a1) 2a1 a1 No. Vi NA2
-0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,()0(1012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 t------:::5-:-~0r---::-2+---4+--0,000006 -0,000012 4 -:9,000006 -0,000012 2 51 l---~52;0t-~1f---::1+--0,000006 -0,000012 1 -0,000006 -0,000012 1 53 16 -0,000006 -0,000012 4 54 4 -0,000006 -0,000012 2 55 4 -0,000006 -0,000012 2 56 1 -o.oo0006 .o.oooo12 1 s1 1 _-0,000006 -0,000012 t----:50=8+---~. 1-------7597-+-----!t--~ -0,000006 -0,000012 1 -0,000006 -e.oooo12 1 6o t----67'1+--1+ 1 -0,000006 -0,000012 1----6.=.::2=+---'1 ·- 1 -0,000006 -0,000012 t-----::-637+---::11f--·-! _-0,000006 -0,000012 4 -0,000006 -0,000012 2 64 . 4 -0,000006 -0,000012 2 65 t------=.66=-~-----=.2~~--- -4~- -o.oooo06 -o.oooo12 2 - 4~- .o.oooo06 .o.oooo12 67 16 4 1 4 2 2 4 2 3 1 1 4 6 36 5 6 36 6 1 1 7 4 2 8 9 3 9 t-----:-:10:+---,1;-t-· 1 4 2 11 4 t----1-:-::2:-t-- 2 1 1 13 1 1 14 1 1 15 4 2 16 4 2 17 4 2 18 1 1 19 1 1 20 4 2 21 4 2 22 1 1 23 4 2 24 4 2 25 9 3 26 9 3 27 1 1 28 4 2 29 1 1 30 1 1 31 8 64 32 7 49 33 7 49 34 8 64 35 1 1 36 4 2 37 4 2 38 t------=.397-+------=.21---4+ 4 2 40 4 2 41 1 1 42 1-----:'43=+---.:-11-- 1 1 1 44 45 . 8 64 8 64 46 t----4..:..;7:+--=2=+-__ 4 "4 2 48 4 2 49
-1.379.310 1.379.310 344.828 -344.828 344.828 -344.828 86.207 -86.207 -3.103.448 3.103.448 -3.103.448 3.103.448 86.207 -86.207 344.828 -344.828 775.862 -775.862 86.207 -86.207 344.828 -344.828 344.828 -344.828 86.207 -86.207 86.207 -86.207 86.207 -86.207 344.828 -344.828 344.828 -344.828 344.828 -344.828 86.207 -86.207 86.207 -86.207 344.828 -344.828 344.828 -344.828 86.207 -86.207 344.828 -344.828 344.828 -344.828 775.862 -775.862 775.862 -775.862 86.207 -86.207 344.828 -344.828 86.207 -86.207 86.207 -86.207 -5.517.241 5.517.241 -4.224.138 4.224.138 -4.224.138 4.224.138 -5.517.241 5.517.241 86.207 -86.207 344.828 -344.828 344.828 -344.828 344.828 -344.828 344.828 -344.828 344.828 -344.828 86.207 -86.207 86.207 -86.207 86.207 -86.207 -5.517.241 5.517.241 -5.517.241 5.517.241 344.828 -344.828 344.828 -344.828 -344.828 . .. 344.828 344.828 -344.828 344.828 -344.828 -86.207 --86.207 -86.207 ·-·· 86.207 -1.379.310 1.379.310 344.828 -344.828 344.828 -344.828 86.2o1 -86.2o1 86.207 -86.207 86.207 -86.207 86.2o1 -86.2o1 -86.207 f-·· 86.207 -86.2_~ - - 86.207 . -86.207 .. 86.207 344.828 -344.828 344.828 -344.828
-344~ ·- -3..w-:-a28 ~3441i2a
=
CS
CS
mutlak CS
Resonden
86.207 1 86.207 2 86.207 3 86.207 4 86.207 5 86.207 6 86.207 7 86.207 8 86.207 9 86.207 10 86.207 11 86.207 12 86.207 13 86.207 14 86.207 15 86.207 16 86.207 17 86.207 18 86.207 19 86.207 20 86.207 21 86.207 22 86.207 23 86.207 24 86.207 25 86.207 26 86.207 27 86.207 28 86.207 29 86.207 30 86.207 31 86.207 32 86.207 33 86.207 34 86.207 35 86.207 36 86.207 37 86.207 38 86.207 39 86.207 40 86.207 41 86.207 42 86.207 43 86.207 44 86.207 45 86.207 46 86.207 47 86:.~ 48 86.207 49 86.207 50 86.207. 51 86.207 52 53 --~:_2..QI.. 86.207 54 86.207 55 56 ··-86.207. 57 -·86.2a7 86.207 58 86.207 59 6o · ·-as.2oi -86.207~ 61 62 ..... __!IJ))..Qf -~ - 86.207_ 86.207 64 65 .. 86.207
~1- as.ioi
-344.828 --
s1 ·
as:2oi
-- :: .J -J --~g:ggggg: ~g:g~~~ ~~~-~=}~~--- _------_=-::~~r=~~-~--- ~ -·------~~~-
.
~====~~~~~31 ~ ~g:::: ~:~ggg~~
-~-.Jrr~-~---~ ! .-~e;J~:
Universitas Indonesia
Lampiran No. Resonden
Vi
N"2
a1
2a1
(NA212a1)
Nilai mutlakCS
kategori CS
cs
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83
1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 5 344.828 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 6 344.828 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 7 344.828 1 1 -0,000006 -0 000012 -86.207 86.207 8 344.828 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 9 344.828 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 10 344.828 6 36 -0,000006 -0,000012 -3.103.448 3.103.448 11 344.828 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 12 344.828 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 13 344.828 8 64 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 14 344.828 8 64 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 15 344.828 3 9 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 16 344.828 84 6 36 -0,000006 -0,000012 -3.103.448 3.103.448 17 344.828 85 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 18 344.828 86 3 9 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 19 344.828 87 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 20 344.828 88 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 21 344.828 89 9 81 -0,000006 -0,000012 -0.982.759 6.982.759 22 344.828 90 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 23 344.828 91 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 24 344.828 92 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 25 344.828 93 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 26 344.828 94 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 27 344.828 95 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 28 344.828 96 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 29 344.828 97 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 30 344.828 98 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 31 344.828 99 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 32 344.828 100 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 33 344.828 101 5 25 -0,000006 -0,000012 -2.155.172 2.155.172 34 344.828 102 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 35 344.828 103 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 36 344.828 104 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 37 344.828 105 5 25 -0,000006 -0,000012 -2.155.172 2.155.172 38 :-44.828 106 3 9 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 39 344.828 107 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 40 344.828 108 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 41 344.828 109 4 16 -0,000006 -0,000012 -1.379.310 1.379.310 42 344.828 110 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 43 344.828 111 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 44 344.828 112 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 -344.828 45 344.828 113 8 64 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 46 344.-828 114 9 81 -0,000006 -0,000012 -0.982.759 6.982.759 47 344.828 115 1 1 -0,000006 -0,000012 :SS207~ 86.207" 48 344.828116 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 49 l-----:-c11:-=7f--2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 . 344-:828----so ~344.828 11s 3 9 -0,000006 -0.000012 -77sli62 775.862 51 119 9 81 -0,000006 -0,000012 -0.982.759 6.982.759 52 344.828 120 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 53 344.828 121 1 1 -0,000006 -0,000012 -86.207r-- 86.207 54 344.828 122 1 1 -a.000006 -0,000012 -86.2o1 --86.2oi ss -344:828 1----__;_:12::..::3,,__ ~_64 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 f-5.517.241 56 344.828 124 3 9 -0,000006 -0,000012 -775.862 -775:862 57. -344.828 125 1 1 -a oooo06 -a 000012 -86.207 --aa.io7 5s 344.s28 126 6 -36~~0oooo6 -a:oooo12 -:f103.448 -:l1o3.44s 59 · 344.s2s· 121 2 4 -0,000006 -0.000012 --344.s28 --344.828 eo 344:s2s 128 1 1 --0,000006 -0,000012 . -86.207 --86.207 ---61--344.-828 1----'-'12=-=9+ . -3 ---9 r--:o.ooo006 :O:c;ooo12 -- ~775.862 ... 775~862 ... ---62 . 344.828 130 --3--9 ... -0,000006 -0,000012 ~775.862 "775:862 344.828 r---131-- 2 . '4 ... :.0,000006 -0,000012 .. --:-344:S28 - 344.828 -- ----64 . 344.828" 132-- --3 ---·-g --· ~000006 ":0,000012 ---:775.-EJ62 -- -77!):862-- -65 344.828'" 133 8 --64 -0,000006 -0,000012 ~5.517.241 5.51f241-----ee .. -344~828 134 1 -- 1 -0,000006 -0,000012 -86.207 --86.207 ---67 1------'7-:+----,-1--·-.. ---. --·--·----·-- ----~. 344~828 -----~c-1 __ 1 _ -(),OQQ006~,00001~ ____-:_S§.~Q?_ _ ~.2_07 __ -----~ 34-i:~2_8_ 1----"1-=-36=+- 2 4 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 69 344.828 137 "2 ···--4-::0,000006 -0,000012-----344.828 344:S28' -----,-- 775.862 ..
-344.828
-344m
----·63.
~138
- -3 -- -9--- .:0~606006 .:O,ooO
~-139 -· 2 ·- 41· · · ..{)~oo0006 .:o.oooa12 · · ·=344:828 344.s28 --------3 14o --2 - 4 -o.oooo12 - ~344.828 · 344:s2a- -------4 1-----:-14-:-:1:+---4 . 16 ·-:.o-;oooooo :.0,000012 ·- ~1:379~1() .1 .379.31'() ----~-5 142 -·--5-2.155-:172 .. .... 25 ....-0,000006 -0,000012 -----· ............ -- .... - ~155.172 ·····---- ... f--- ~~--1- .J ~000006 _-0.000012 --~-.20L ~-~_o7 _J_ '----'-144.:_:_J_ --~ .. 4 ___-0.~ _-(),_OOQ0_1~ - .. ~~.828 -~.8~8 '---- ---~
:o·.ooo006
r---~--
11s:862 · T75.862 · 775.862 775.862i75.862'
-------s ------= . -------77~:~~
775.8f32
Universitas Indonesia
Lampi ran No.
Vi N112
Resonclen
145 2 4 2 4 146 147 2 4 148 2 4 149 2 4 9 150 3 151 3 9 152 3 9 153 4 2 1 154 1 4 155 2 4 156 2 4 157 2 158 1 1 159 1 1 7 49 160 161 7 49 162 1 1 163 1 1 4 164 2 165 3 9 1 1 166 167 7 49 168 3 9 169 2 4 170 3 9 171 3 9 172 1 1 173 1 1 174 2 4 175 9 3 176 1 1 177 1 1 178 8 64 179 8 64 180 2 4 181 2 4 182 8 64 183 1 1 184 8 64 185 8 64 186 8 64 187 4 16 188 8 64 189 6 36 190 3 9 191 2 4 192 2 4 193 4 16 4 194 2 195 4 2 196 4 2 197 -~~9
a1
2a1
(N112/2a1)
Nilai mutlakCS
-0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -344.828 -0,000006 -0,000012 344.828 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -775.862 -0,000006 -0,000012 775.862 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 -775.862 -0,000006 -0,000012 775.862 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -86.207 -0,000006 -0,000012 86.207 -344.828 -0,000006 -0,000012 344.828 -344.828 -0,000006 -0,000012 344.828 -344.828 -0,000006 -0,000012 344.828 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,000012 -4.224.138 4.224.138 -0,000006 -0,000012 -4.224.138 4.224.138 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -344.828 -0,000006 -0,000012 344.828 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 -86.207 -0,000006 -0,000012 86.207 -0,000006 -0,000012 -4.224.138 4.224.138 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,0')()()12 -5.517.241 5.517.241 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 -0,000006 -0,000012 -86.207 86.207 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 -0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 -0,000006 -0,000012 -1.379.310 -1.379.310 ------0,000006 -0,000012 -5.517.241 5.517.241 ----0,000006 -0,000012 -3.103.448 3.103.448 -----0,000006 -0,000012 -775.862 775.862 _-0,000006 -0,000012 -344.828 -'344:828 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -1.379.310 1.379.310 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 -344.828 344.828 -0,000006 -0,000012 ____-z_~.862 '77f86~
kategori
cs
cs
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 2 3 4 5 6 1 2
775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 775.862 1.379.310 1.379.310 1.379.310 1.379.310 1.379.310 1.379.310 2.155.172 2.155.172 3 2.155.172 1 3.103.448 2 3.103.448 3 3.103.448 4 3.103.448 5 3.103.448 6 3.103.448 1 4.224.138 2 4.224.138 3 4.224.138 4 4.224.138 5 4.224.138 1 5.517.241 2 5.517.241 3 5.517.241 4 5.517.241 5 5.517.241 6 5.517.241 7 5.517.241 8 5.517.241 9 5.517.241 10 5.517.241 11 5.517.241 12 5.517.241 13 5.517.241 14 5.517.241 15 5.517.241 16 ·-5:517.241 1 6.982.759 2 6.982.759 3 if982.759'
·----~
--·
Universitas Indonesia
'UMPI'RAN 11;· DATA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PANDEGLANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2000 • 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) LAPANGAN USAHA {1} 1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman bahan makanan b. Tanaman peri<ebunan c. Peternakan dan hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak clan gas bumi (migas) b. Pertambangan tanpa migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. lndustri migas 1) Pengilangan Minyak Bumi 2) Gas Alam Cair b. lndustri tanpa migas 1) Makanan, Minuman dan Tembakau 2) Tekstil, Brg.Kulit & Alas kaki 3) Brg.Kayu & Hasil Hutan Lainnya 4) Kertas dan Barang Cetakan 5) Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 6) Semen & Brg.Galian Bukan Logam 7) Logam DasarBesi dan Baja 8) Alat Angk, Masin & Peralatannya 9) Barang Lainnya 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas kota c. Air bersih S.BANGUNAN 8. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan besar dan eceran b. H o te I c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1) Angkutan rei 2) Angkutan jalan raya 3) Angkutan laut 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 5) Angkutan udara 6) Jasa penunjang angkutan
2000
{2} 1.047.315,15
2001 (3} 1.172.301,96
1.418.826,12
2004 {6) 1.553.996,63
2005 {7) 1.737.067,74
2002
2003
{4)
(5)
1.315.829,42
2 0 0 6 *l 1.842. 782,68
2007 **l {9) 1.988.086,60
{8)
768.607,03 106.673,23 61.025,09 8.824,22 102.185,58 3.022,68 0,00 0,00 3.022,88 321.528,69 0,00 0,00 0,00 321.528,69 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 18.165,13 15.087,85 0,00 3.077,28 112.539,14 812.411,65
852.188,47 123.656,18 70.442,59 11.535,68 114.479,03 3.568,29 0,00 0,00 3.588,29 371.773,41 0,00 0,00 0,00 371.773,41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 21.545,54 18.020,22 0,00 3.525,32 123.530,30 894.387,16
948.484,18 143.951,94 79.175,12 13.074,14 131.144,03 4.033,81 0,00 0,00 4.033,61 415.373,86 0,00 0,00 0,00 415.373,88 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 30.046,48 25.901,00 C,OO 4.145,48 141.853,78 795.416,97
1.026.818,85 150.619,66 86.808,12 14.165,49 140.414,01 4.414,84 0,00 0,00 4.414,64 448.178,31 0,00 0,00 0,00 446.178,31 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 32.615,61 28.247,09 0,00 4.568,52 155.642,68 681.218,40
1.136.698,00 156.938,03 95.702,05 15.423,11 149.235,45 4.632,06 0,00 0,00 4.832,06 486.728,16 0,00 0,00 0,00 488.728,16 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 38.107,87 30.948,40 0,00 5.159,47 177.975,58 978.248,78
1.286. 778,84 170.122,74 102.206,60 17.340,39 160.619,18 5.373,81 0,00 0,00 5.373,61 558.527,40 0,00 0,00 0,00 556.527,40 400.650,92 2.699,29 103.331,83 3.251,02 8.560,68 8.142,29 8.325,64 749,69 20.816,04 39.621,83 33.708,14 0,00 6.113,69 211.012,80 1.118.747,37
1.300.976,49 235.953,15 107.090,55 17.819,74 180.942,75 8.096,15 0,00 0,00 6.098,15 838.180,99 0,00 0,00 0,00 838.160,99 474.530,17 2.382,61 114.999,78 2.772,60 8.592,06 7.917,39 7.308,47 436,78 19.241,14 40.375,89 34.167,46 0,00 6.208,23 282.985,51 1.307.262,52
1.392.439, 71 271.187,18 115.380,25 19.274,87 189.806,79 8.741,61 0,00 0,00 6.741,81 895.304,83 0,00 0,00 0,00 895.304,83 515.180,38 2.124,23 133.946,25 2.907,20 9.275,37 8.077,84 6.400,88 312,60 17.080,08 42.189,14 35.634,98 0,00 6.554,16 307.575,09 1.438.214,25
434.571,53 8.359,40 169.480,72 136.248,45 127.864,21 0,00 105.742,77 8.168,76 0,00 0,00 13.752,68
490.588,98 10.388,77 193.389,40 181.886,02 149.353,38 0,00 124.329,67 10.178,26 0,00 0,00 14.845,45
553.193,71 11.166,88 231.058,38 190.222,78 171.815,69 0,00 143.543,26 11.736,49 0,00 0,00 16.535,94
607.970,33 12.210,82 261.037,26 212.203,43 191.863,33 0,00 161.587,49 12.346,00 0,00 0,00 17.949,84
663.456,64 13.094,94 301.697,19 236.380,77 214.606,75 0,00 181.292,17 13.408,00 0,00 0,00 19.908,59
753.662,65 14.162,71 350.922,01 307.690,94 279.289,29 0,00 242.694,98 14.415,12 0,00 0,00 22.179,20
890.232,83 14.102,63 402.927,06 411.316,53 374.508,79 0,00 332.217,72 16.776,27 0,00 0,00 25.512,80
988.185,76 15.245,00 434.783,50 506.382,78 462.423,47 0,00 413.834,23 19.715,80 0,00 0,00 28.873,44
...,.&MAMA (11 b. Komunikasl 1) Pos dan Telekomunikasi 2) Jasa Penunjang komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN a.B an k b. Lembaga keuangan lainnya c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa bangunan e. Jasa perusahaan 9. JASA.JASA a. Pemerintahan umum 1) Adm. Pemerintah & Pertahanan 2) Jasa pemerlntah Lainnya b. Swa sta 1) Sosial kemasyarakatan 2) Hiburan dan rekreasi 3) Perorangan dan rumah tangga
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
2000
<2>
2001
<3>
. 2'002 .
<4>
2003
<s>
<e>
<&L
m
23.772,02 23.772,02
••-.,.,
2111,
2101
2004
28.301,0 28.301,65
31.801,74 36.809,74
iii .g,-.u
10.584,24 10.584,24 0,00 99.352,30
12.531,84 12.531,64 0,00 113.797,07
18.407,01 18.407,09 0,00 158.641,71
20.320,11 20.320,11 0,00 182.506,01
o.oo
o.oo
o.oo
o.oo
219.108,88
258.412,70
306.218,35
347.843,25
9.421,00 12.133,11 0,00 62.179,26 15.618,93 320.747,25 220.624,34 220.624,34 0,00 100.122,91 8.804,69 2.466,63 88.851,59
13.023,00 13.404,88 0,00 70.186,30 17.182,89 404.454,62 285.140,11 285.140,91 0,00 119.313,71 10.360,35 2.904,34 106.049,02
35.965,00 15.878,66 0,00 87.251,31 19.546,74 482.811,81 341.782,10 341.762,10 0,00 141.048,71 12.559,71 3.338,61 125.151,39
41.830,00 18.220,26 0,00 100.720,57 21.735,18 643.783,03 389.300,30 389.300,30 0,00 154.482,73 14.292,29 3.651,93 136.538,51
53.816,00 20.900,89 0,00 119.578,93 24.813,06 611.542,63 438.281,73 438.269,73 0,00 173.272,91 16.709,32 3.991,12 152.572,47
60.824,00 26.238,60 0,00 142.753,51 28.596,59 899.954,51 500.557,25 500.557,25 0,00 198.317,28 20.047,83 4.455,47 174.893,97
74.975,91 33.634,52 0,00 167.398,67 30.259,25 818.274,72 187.241,07 587.241,07 0,00 231.033,0 23.606,59 5.144,26 202.282,80
84.033.00 40.<461,05 0,00 190.251,23 33.087,98 111.871,13 111.741,11 885.7<46,11 0,00 254.133,82 27.199,55 5.881,82 221.072,44
2.673.330,84
3.087.243,36
4.134.508, 70
5.833.827,14
8.252.218,10
3.534.232,21
3.877.588,25
4.308.818,33
43.859,32
LAMPIRAN 17. TABEL LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN PANDEGLANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2000 - 2007 {Dalam Persen} LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003 2004 {2} {3} {4} {5} {1 ~ {6} 1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN 39,18 38,22 37,23 36,59 36,06 PERl KANAN a. Tanaman bahan makanan 27,78 28,75 26,84 26,48 26,38 b. Tanaman perkebunan 3,99 4,03 4,07 3,88 3,64 c. Petemakan dan hasil-hasilnya 2,28 2,30 2,24 2,24 2,22 d. Kehutanan 0,33 0,38 0,37 0,37 0,36 e. Perikanan 3,82 3,73 3,71 3,62 3,46 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11 a. Minyak dan gas bumi J. Pertambangan tanpa migas c. Penggalian 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 12,12 11,75 12,03 11,51 11,34 a. lndustri migas 12,12 11,75 b. lndustri tanpa migas 12,03 11,51 11,34 4. USTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,85 0,68 0,85 0,70 0,84 0,56 0,73 0,59 0,72 0,73 a. Listrik b. Gas kota 0,11 0,12 c. Air bersih 0,12 0,12 0,12 4,01 5. BANG UN AN 4,13 4,21 4,01 4,03 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 22,73 22,64 22,70 22,51 22,91 16,26 15,68 15,99 15,40 15,65 a. Perdagangan besar dan eceran 0,30 0,32 0,31 0,31 0,34 b. Hot e I 7,00 6,54 6,34 6,73 6,30 c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,47 5,28 5,53 5,38 5,17 4,95 4,87 4,98 4,86 4,78 a. Pengangkutan 0,55 0,52 0,52 0,41 0,40 b. Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 4,71 5,09 4,49 3,71 3,72 1,25 1,08 1,02 0,35 0,42 a. 8 a n k 0,49 0,47 0,45 0,45 0,44 b. Lembaga keuangan lainnya 2,60 2,78 2,47 2,33 2,29 c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa bangunan 0,58 0,55 0,56 0,56 0,58 e. Jasa perusahaan 14,19 14,02 13,19 13,66 12,00 9. JASA.JASA 10,17 9,67 10,04 8,25 9,30 a. Pemerintahan umum 4,02 3,98 3,99 3,89 3,75 b. Sw as t a 100,00 100,00 100,00 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
2005 {7} 35,20
2006*} {8} 32,71
2007**~
26,08 3,45 2,07 0,35 3,26 0,11
23,09 4,19 1,90 0,32 3,21 0,11
22,27 4,34 1,85 0,31 3,04 0,11
0,11 11,28
0,11 11,33
0,11 11,12
11,28 0,81 0,68
11,33 0,72 0,61
11,12 0,67 0,57
0,12 4,28 22,67 15,27 0,29 7,11 6,23 5,66 0,57 5,24 1,23 0,53 2,89
0,11 4,67 23,21 15,80 0,25 7,15 7,30 6,65 0,65 5,44 1,33 0,60 2,97
0,10 4,92 23,00 15,81 0,24 6,95 8,10 7,40 0,70 5,56 1,34 0,65 3,04
0,58 14,18 10,14 4,04 100,00
0,54 14,53 10,42 4,10 100,00
0,53 14,71 10,65 4,06 100,00
{9} 31,80
VALUASI EKONOMI OBYEK WISATA CIKOROMOY DIKABUPATEN PANDEGLANG DENGAN MENGGUNAKA N METODE TRAVEL COST METHOD (TCM)
Oleh: RR. Eulis Hendraswati NPM: 0706 299 321
Jurusan Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2008
Sebelum Mengisi Kuisioner Silakan Membaca Latar Belakang Terlebih Dahulu. Terima kasih.
Latar Belakang Obyek wisata Cikoromoy berada pada sisi selatan lereng Gunung Karang merupakan satu kawasan pariwisata Gunung Karang. Lokasi ini menawarkan berbagai kepuasan berekreasi antara lain pemandian yang berasal dari mata air, pemandangan pegunungan yang asri nan hijau, udara pegunungan yang sejuk dan menyegarkan, pesona kuliner ikan air tawar, dan hamparan sawah yang produktif sepanjang tahun. Walaupun bukan termasuk kawasan hutan lindung, namun daerah ini masih merupakan daerah tangkapan air dan penahan longsor bagi wilayah yang berada pada bagian hilir, seperti kecamatan Kecamatan Cimanuk,
Cipeucang,
Menes,
Banjar,
Jiput,
Mandalawangi,
Sukaresmi,
Mekarjaya, Labuan dan Carita. Bahkan sebagian sisi Gunung Karang telah ditetapkan sebagai catchment area bagi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau yang merupakan pemasok utama air bagi sebagian industri-industri dan hotelhotel yang ada di wilayah Kabupaten Serang dan Kota Cilegon (Bapedal Propinsi Banten, 2005). Obyek wisata Cikoromoy merupakan sebagaian kecil dari nilai ekonomi lereng gunung yang tetap terjaga ekosistem hutannya. Nilai ekonomi lain yang dapat langsung dirasakan (tangible)
adalah terjaminnya
ketersediaan
air
sepanjang tahun bagi rumah tangga, pertanian, peternakan, perikanan dan sebagaian industri; pemandangan pegunungan yang asri dan menciptakan Japangan kerja bagi warga sekitarnya. Nilai ekonomi yang dapat dirasakan secara tak langsung (intangible) adalah ketersediaan udara yang bersih dan segar, menjadi habitat flora dan fauna, penahan banjir dan longsor. Semua manfaat tersebut diatas pada akhirnya membawa kesejahteraan bagi kehidupan man usia.
BAGIAN I : SURVEI KARAKTER PENGUNJUNG
lsi dengan tulisan atau beri tanda ,/(checklist) sesuai jawaban Anda pada kotak yang tersedia 1. 2. 3. 4.
Nama Jenis Kelamin L I P* Umur tahun Alamat 0 Pandeglang, .................................................................... . 0 Luar Pandeglang, ........................................................... .
5. Apa tingkat pendidikan terakhir Anda? 05LTA
0
50/sederajat
0 0
01/02/03 OLulus 51 o Lulus 52/53 Lainnya, sebutkan ................................................................ .
05LTP
6. Apakah pekerjaan Anda? 0
Pelajar/Mahasiswa
OPegawai Negeri/ABRI/POLRI
0
Pegawal 5wasta
OWirausaha
0
Ibu Rumah Tangga
OLainnya, sebutkan .............................................
OPetani
7. Berapa jumlah anggota rombongan Anda yang berkunjung ke Cikoromoy (termasuk and a sendiri)? ............................. orang
8. Apakah kali ini merupakan kunjungan pertama Anda ke Cikoromoy? 0
Ya
OTidak
9. 5udah berapa kalikah dalam tahun ini anda berkunjung ke Cikoromoy?
10.
0
1
0 0
8-9 010-11 Lainnya, .......................... ..
12.
06-7
012-13
0>14 kali
0
Kurang dari 5 km
05.1-10 km
010.1-15 km
D
15.1-20 km
020.1-25 km
025.1-30 km
OLebih dari 35 km
olainnya, ........
30.1-35 km
Berapakah waktu tempuh yang anda perlukan dari rumah anda ke Clkoromoy? 0
< 10 menit
010.1- 20 menit
o 20.1- 40 menit
0
40 - 60 men it
o 1 jam - 2 jam
o > 2 jam
Apakah anda datang ke Cikoromoy menggunakan kendaraan pribadi? 0
.13.
04-5
Berapa (kira-kira) jarak dari rumah anda ke Cikoromoy?
0 11.
02-3
Ya (lihat no. 13)
OTidak (lihat no. 14)
Jlka Ya, berapa Rupiah dana yang anda keluarkan untuk biaya transportasi sampai Cikoromoy (termasuk BBM, biaya tol, parklr) 0
< Rp 10,000
0 Rp 10,001-Rp 20,000
0
Rp20,001-Rp 40,000
0 Rp 40,000-Rp 75,000
0
Rp 75,001 - Rp 100,000
O>Rp 100,000
14.
15.
16.
17.
.
Jika tidak, kira-kira berapa uang yang anda keluarkan untuk transportasi ke Cikoromoy? 0
Kurang dari Rp 5,000
ORp 5,001-Rp 10,000
0
Rp 10,001-Rp 20,000
ORp 20,001-Rp 35,000
0 0
Rp 35,001-Rp 50,000 lainnya, ........ .
Olebih dari Rp 50,000
Kira-kira berapakah uang yang Anda belanjakan selama di Cikoromoy selain untuk tiket masuk, yaitu untuk makan, sewa jasa peralatan, oleh-oleh dan lain-lain? 0 Kurang dari Rp 20,000 ORp 20,000-Rp 40,000 0
Rp 41,000-Rp 60,000
ORp 60,001-Rp 80,000
0 0
Rp 80,001-Rp 100,000 lainnya, Rp ......
Olebih dari Rp 100,000
Berapakah pengeluaran total anda rata-rata selama sebulan (makan, transportasi, listrik, telpon, air, biaya kesehatan, biaya wisata, biaya kebutuhan anak*) * jika ada 0 Kurang dari Rp 300,000 ORp 300,000-Rp 500,000 0
Rp 500,000- Rp 1,000,000
ORp 1,000,000-Rp 1,500,000
0
Rp 1,500,000-Rp 2,500,000
ORp 2,500,000-Rp 3,500,000
0
Lebih dari Rp 3,500,000
olainnya, .......................... .
Berapakah pengeluaran Anda yang dialokasikan untuk berekreasi (Rp/bulan)? 0 Kurang dari Rp 100,000 ORp 100,000 - Rp 250,000 0
17.
21%-25%
026%-30%
031%-35%
olebih dari 35%
Bagaimana status kepemilikan rumah anda? 0
19.
Olebih dari Rp 500,000
Berapakah rata-rata alokasi anggaran anda untuk rekreasi dalam setahun? 0 Kurang dari 5% 05%-10% 011%-15% 016%-20% 0
18.
Rp 250,000 - Rp 500,000
Milik sendiri
OSewa/kost/kontrak
Olainnya, ................... .
Darimana sajakah anda mendapat informasi? Televisi ................................................jam per hari Radio ...................................................jam per hari Koran/majalah ......................................jam per hari
2
BAGIAN II : 5URVEI PERSEPSI RE5PONDEN TENTANG CIKOROMOY Beri tanda UNGKARAN sesuai dengan jawaban Anda 5
= Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S) 3 = Netral (N) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) -
Pertanyaan 1 s/d 6 berikut berhubungan dengan keputusan untuk umum secara No Pertanyaan Daya tarik utama Cikoromoy adalah kolam 1 Ipemandian ......................................................... 2 Daya tarik utama Cikoromoy adalah rekreasi/jalanl]alan .....•....................................... Daya tarik utama Cikoromoy adalah udara yang 3 bersih dan segar................................................. 4 Daya tarik utama Cikoromoy adalah menu makanan .. Kepadatan pengunjung akan mempengaruhi Anda 5 untuk mengunjungi Cikoromoy ............................. 6 Fasilitas penunjang yang tersedia di Cikoromoy dan terjaga kebersihannya (toilet, kamar ganti, tempat parkir, tempat sampah, tempat ibadah) merupakan daya tarik bagi pengunjung untuk datang ke Cikoromoy .......................................
.........................................................
berkunjung ke Cikoromoy 55
5
N
T5
5TS
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Pertanyaan 7 s/d 18 berikut berhubungan dengan dengan pandangan And a tentang Cikoromoy secara khusus Fasilitas seperti toile~, tempat parkir, tempat 7 sampah, tempat ibadah cukup tersedia di 4 2 1 5 3 -Cikoromov ...................................................................... --Kebersihan, keamanan dan kenyamanan cukup baik 8 4 1 di Cikoromoy ........................................................ 5 Penjual I toko oleh-oleh khas Cikoromoy cukup 9 1 banyak Qilihan ................ ········-·:-~~~~:.- ·~·:.-~_·:_:-=~~_::.-_~·:~·~------ ,--5 --- 4 --~-- - ?__ -- 10 Informasi yang mudah diakses I leaflet serta 2 - -1- 3 Ipemandu wisata cukup tersedi~__ Qi_c:ikc>r_<:>_fllQY--=:_::____ ----- - -5- ----4 -------11 Pengawasan penjaga terhadap pembuat kotor I i 1 5 4 !perusakan di Ci_koron:!_OY cuk_~_p ~~~L·_:~·..:.~: .. ------I-----12 Tarif masuk Cikoromoy menurut anda terlalu 1 murah 5 4 ------ - - -................................................................................ --------------------------------------- · - - · - - - - - - -------- -- ---l----i3___ -Meningkatkan tarif masuk Cikoromoy dapat 4 --· 3 - 2 1 5 --~em_~ant~erbaikan fasilitas __Ci!
-~)~2
~--
-~--
J
=- ____
:-r-: . --------
----
-----~--
---
---~---~
-
-- -
-
-------··
- -- --·-
....
--
·- --·
--- .. --- ------- ------- --·-----
----
~
I
3
-- --
----~
Pertanyaan 19 s/d 26 berikut berhubungan dengan perbandingan antara Cikoromoy dan obyek wisata tirta lain yang anda ketahui 55 TS STS 5 N ~~No _rPertanyaan ~da mengenal balk obyek wlsata tlrta lain
---
-
--
21
lain Cikoromo~ ......................... eadaan Cikoromoy lebih bersih dibandingkan obvek wisata tirta lainnva......... Cikoromoy mempunyai banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan ...............................
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
4 5 3 2 1 Fasilitas Cikoromoy (seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, tempat beribadah, dll) lebih banyak dan terpelihara dibandingkan dengan fasilitas yang sama di obyek wisata I 5 4 3 I 2 I 1 tirta lain .....•................... Leaflet/informasi/peta yang disediakan oleh 23 I Dinas Pariwisata Kab. Pandeglang tentang I Cikoromoy lebih lengkap dibanding obyek i 5 4 3 I 2 I 1 wisata tirta lainnya ...... Pengunjung di Cikoromoy lebih banyak 24 dibandingkan pengunjung ke obyek wisata tirta 4 5 3 lain ................. Pelayanan di Cikoromoy lebih baik 25 dibandingkan pelayanan di obyek wisata tirta lain ................. 4 5 2 I 1 3 26 Informasi yang lebih banyak atau jelas akan membantu dalam memutuskan untuk pergi ke obyek wisata tirta yang mana ............ 5 4 3 2 - 1 Pertanyaan 27 s/d 30 berikut ini berhubungan dengan preferensi AndG terhadap Cikoromoy Anda akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy 27 jika fasilitas umum yang tersedia lebih banyak dan lebih bersih ....... 2 1 4 5 3 28 Anda akan leblh sering mengunjungi Cikoromoy jika tujuan wisata atau daya tarik utama selalu 5 4 1 3 2 terjaqa keadaannva ....... 29 Anda akan lebih sering mengunjungi Cikoromoy jika tidak terlalu padat 4 5 3 2 1 1 pengunjungnya ........................................... ·-~-----30 lAnda tahu perbedaan antara obyek wisata tirta 2 1 4 5 3 satu dengan lainnya ..................... ---~-
22
--
---t-=--
I
2-r-
-4
BAGIAN Ill: SURVEI PENILAIAN RESPONDEN UNTUK SERVIS DARI CIKOROMOY 1. Apakah anda mengetahui keberadaan Cikoromoy? D Ya OTidak (cermati kembali latar belakang survei) 2. Pernahkan anda berkunjung ke Cikoromoy sebelumnya? D Ya OTidak 3. Setujukah anda bahwa Cikoromoy (secara keseluruhan ekosistem Gunung Karang) mempunyai fungsi sebagai daerah tangkapan air? D 55 OS ON OTS OSTS 4. Setujukah anda bahwa Cikoromoy sebagai tempat untuk rekreasi wisata alam, sehingga meningkatkan kualitas hidup pengunjung/masyarakat sekitarnya? D. 55 OS ON OTS OSTS 5. Setujukah anda bahwa Cikoromoy juga dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitarnya? D 55 OS ON OTS OSTS 6. Setujukah anda bahwa Cikoromoy (secara keseluruhan ekosistem Gunung Karang) mempunyai fungsi sebagai penahan banjir dan longsor untuk daerah Cimanuk, Menes, Cipeucang, Pandeglang bahkan termasuk juga Serang dan Cilegon? D 55 OS ON OTS OSTS 7. Setujukah anda bahwa Cikoromoy mempunyai fungsi sebagai daerah resapan air tanah, juga sebagai pemasok air bagi keperluan rumah tangga, pertanian, peternakan, hotel, industri untuk daerah sekitarnya? D SS OS ON OTS OSTS 8. Setujukah anda bahwa Cikoromoy mempunyai fungsi sebagai penyedia udara bersih bagi lingkungan sekitarnya? D 55 OS ON OTS OSTS 9. Setujukah anda bahwa Cikoromoy (secara keseluruhan ekosistem Gunung Karang) mempunyai fungsi sebagai daerah yang dapat menahan/menetralkan dari permasalahan pemanasan global (global warming)? 10.
11.
D SS OS ON OTS OSTS Setujukah anda bahwa Cikoromoy mempunyai nilai yang tak terkira sebagai warisan bagi generasi yang akan datang?
0 SS OS ON OTS OSTS Apakah anda berkepentingan dengan keberadaan Cikoromoy?
13.
0 SS OS ON OTS OSTS Apakah anda berkepentingan dengan pengelolaan Cikoromoy yang baik? 0 SS OS ON OTS OSTS
14.
Tahukah anda , berapa harga tiket untuk masuk Cikoromoy D
Ya
OTidak {petugas akan memberi tahu harga tlket masuk Cikoromoy)
15.
Setujukah anda dengan tarif tiket masuk ke Cikoromoy sekarang lnl? D Ya, alasan ........................ . D Tidak, alasan .................................... .
16.
Menurut anda, untuk pengelolaan Clkoromoy yang lebih baik, apakah anda setuju jika harga tiket masuk tersebut dinalkkan?
17.
D Ya, Lihat no. 17 OTidak, lihat no. 21 Menu rut anda, apakah tambahan Rp 500 cukup layak untuk tlket masuk Cikoromoy? D
Ya, lihat no. 18
OTidak, lihat no. 21
5
18. Menurut anda, apakah tambahan Rp 1,000,- cukup layak untuk tiket masuk ke Cikoromoy? DTidak, lihat no. 21 0 Ya (lihat no. 19) 19. Menurut anda, apakah tambahan Rp 2,000,- cukup layak untuk tiket masuk ke Cikoromoy? 0 Ya (lihat no. 20) DTidak (lihat no. 21) 20. Menurut anda, apakah tambahan lebih dari Rp 2,000,- cukup layak untuk tiket masuk ke Cikoromoy? DTidak (lihat no. 21) 0 Ya (lihat no. 21} 21. Berapakah maksimum (paling besar) tambahan harga ticket masuk yang paling layak menurut anda? Rp ...................................... .
TERIMAKASIH ANDA TELAH MENGISI KUISIONER INI KAMI AKAN MENJAMIN KERAHASIAAN ANDA DALAN MENGISI KUISIONER, JIKA ADA YANG INGIN DIKOREKSI ATAU DITAMBAHKAN, KAMI PERSILAKAN. Lokasi Hari Tanggal Pewawancara
.
. ... .......................... .......................... .
6