UNIVERSITAS INDONESIA
EVALUASI KINERJALOCALAREA NETWORK ANTAR SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMDA KABUPA TEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT 2003-2008
TESIS
RONNY MUHAMAD NUR 0806430494
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK NOVEMBER 2009
UNIVERSITAS INDONESIA
EVALUASI KINERJA LOCAL AREA NETWORK ANTAR SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMDA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT 2003-2008
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk ~emperoleh gelar Magister Ekonomi (ME)
RONNY MUHAMAD NUR 0806430494
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK PROGRAM KEKHUSUSAN EKONOMI PERENCANAAN KOTA DAN DAERAH DEPOK, NOVEMBER 2009
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama NPM
: RONNY MUHAMAD NUR : 0806430494
Tanda Tangan Tanggal
11
HALAMANPENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh:
Nama NPM Program Studi Judul Tesis
: Ronny Muhamad Nur : 0806430494 :Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik : Evaluasi Kineija Local Area Network Antar Satuan Keija Perangkat Daerah (SKPD) Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat 2003-2008
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi pada Program Studi Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Penguji
:Imam Rozani, SE., M.Soc.Sc
Penguji
: Mandala Manurung, SE., ME
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal
: 11 November 2009
iii
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2009 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis karya
: Ronny Muhamad Nur : 0806430494 : Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik : Ilmu Ekonomi : Ekonomi : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang be1judul: Evaluasi Kinerja Local Area Network Antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat 2003-2008 beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya. Dibuat di : Depok Pada tanggal: November 2009
Yang menyatakan
lV
KATAPENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Ekonomi Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Ibu Suyanti Ismaryanto, SE.,Mec.Dev selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini; (2) Pemerintah Daerah Kabupten Lima Puluh Kota beserta jajarannya yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan; (3) Kedua orang tua saya Amak, Apak, Uda dan adik- adik di Pandai Sikekjuga Mama dan adik - adik di Batusangkar. Khususnya kepada istri tercinta Fenni Muhtia, SH dan kedua anak saya Khatulistiwa Fe M Nur dan Cakrawala Fe M Nur atas dorongan dan motivasi serta kerelaannya untuk berjauhan selama menempuh studi ini. (4) Rekan- rekan di MPKP Angkatan XIX Pagi Bappenas Andri Anton Dea Desi
Dian Dyah Elyis Firman Ila Irawan Irma !von Jun Legi Nata Nova Rubi Sidik dan Sofyan serta pihak - pihak yang tidak dapat saya tulis satu persatu yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan tesis. Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok,
November 2009
Penulis
v
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
Ronny Muhamad Nur Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Evaluasi Kineija Local Area Network Antar Satuan Keija Perangkat Daerah (SKPD) Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat 2003-2008
Thesis ini membahas kineija proyek Local Area Network Pemerintah Daerah Lima Puluh Kota dengan metode deskirptif kualitatif, proyek yang dibangun pada tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan efisiensi komunikasi data-informasi antar Satuan Keija Perangkat Daerah (SKPD) gagal memberikan manfaat yang diharapkan. Penelitian dilakukan untuk mencari sebab-sebab kegagalan proyek dan agar tidak terulang lagi di masa mendatang. Landasan teori yang digunakan adalah Perencanaan Proyek (1). Analisis Siklus Proyek tahap ldentifikasi, Persiapan Proyek, Monitoring dan Evaluasi Pasca Proyek (ex-ante, on-going dan ex-post evaluation) (2) EKPP (Evaluasi Kineija Proyek Pembangunan) menggunakan peralatan tabel matriks Kerangka Keija Logis (KKL) Penelitian ini menemukan bahwa penyebab kegagalan Proyek Local Area Network ini adalah tidak adanya perencanaan dan dokumen perencanaan ·yang menyebabkan proyek ini tidak dapat beijalan secara berkesinambungan. Hasil penelitian menyarankan agar setiap keputusan investasi publik dilakukan melalui proses perencanaan proyek yang benar; agar tidak menimbulkan pemborosan sumber daya pembangunan yang sudah semakin terbatas . Kata kunci:Perencanaan, Proyek, Evaluasi, Kineija , Local Area Network
vi
ABSTRAK
Name Study Programs Title
Ronny Muhamad Nur Masters in Planning and Public Policy Performance Evaluation of Local Area Network InterWorking Regional Unit in Lima Puluh Kota Regency of West Sumatra Province 2003-2008
This thesis discusses the project performance Local Area Network in Local Government of Lima Puluh Kota Regency with qualitative and descriptive methods, the project built in 2002 with the aim of increasing efficiency of datacommunication of information between the regional work units (SKPD) failed to provide the expected benefits. The study was conducted to find the causes of project failure and not repeated m the future. Theoretical basis used is Planning Project (1). Cycle Analysis Project Identification phase, Project Preparation, Monitoring and Post Project Evaluation (ex-ante, on-going and ex-post evaluation) (2) Performance Evall!ation Development Project uses a matrix table equipment Logical Framework The study found that the cause of the failure of Local Area Network project is the lack of planning and planning documents that led to this project can not be run continuously The results suggest that any public investment decisions made through the project planning process of the correct order not to cause waste of resources. Keywords: Planning, Projects, Evaluation, Performance, Local Area Network
vii
DAFTAR
lSI Hal
Halaman Judul Halaman Pemyataan Orisinalitas Halaman Pengesahan Halaman Pemyataan Persetujuan Publikasi Kata Pengantar Abstrak Abstract Daftar lsi PENDAHULUAN 1 1.1. La tar Belakang .. .... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... .. 1.2. Rumusan Masalah .... .. ...... ... ....... .. ................ ............ ........ .. .. 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 1.4. Manfaat Penellitian ....... ...... ........ .......... ...................... .. ....... 1.5. Hipotesis .............................................................................. 1.6. Metode Penelitian .... .... .. ............ ....... ..... .................... .......... 1. 7. Ruang Lingkup .... ......... ........... .................... ............ ............ 1.8. Sitematika Penulisan ........................................................... TINJAUAN LITERATUR DAN LANDASAN TEORI 2
3
4
2.1. Perencanaan Proyek dan Analisis Proyek ............ .. .... ......... 2.1.1. Pengertian Proyek ..... ........ .... ...... ...... ...... ...... .. .. .. .. .. .... 2.1.2. Umur Proyek .... .. .. .. ... ... .. .. ...... .. .... .. ...... ...... .... .. .. .. ... ... 2.1.3. Identiftkasi Proyek ..................................................... 2.1.4. Persiapan Proyek ......... :............................................. 2.1.5. Analisis Kelayakan Proyek atau Penilaian Proyek 2.2. Pemantauan dan Evaluasi Kinelja Proyek Pembangunan 2.2.1. Kerangka Kelja Logis (KKL) ............................... 2.2.1.1. Kerangka Kelja Logis Perencanaan ..... .... .... ...... 2.2.1.2. Kerangka K.elja Logis Evaluasi Kinelja ............. 2.3. £-Government................................. 2.4. Local Area Network ...... ...... ...... .. .......................... .......... ..... 2.5. Teknologi dalam Proses Produksi ....................................... PROYEK LOCAL AREA NETWORK (LAN) 3 .1.Deskripsi Pembangunan Local Area Network di Pemda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... Lima Puluh Kota 3.2. Perencanaan Proyek Pembangunan LAN............................. EVALUASI KINERJA PROYEK LOCAL AREA NETWORK 4.1. Evaluasi Kinelja Proyek Lokal Area Network ................ 4.1.1. INPUT: . .... .... ....... ... . .... ............ .................. ...... .... ..... 4.1.2. OUTPUT dan .OUTCOMES ...................................... 4.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan LAN 4.2.1. Sistem Perencanaan dan Kebijakan Umum Daerah .............................................................. 4.2.2. Pemantauan dan Evaluasi.................................
Vlll
11
lll lV
v Vl Vll Vlll
1 6 7 7 7 7 12 12 14 15 18 19 20 21 22 25 26 28 29 30 30
33 38 43 44 46 45 52 61
5
PENUTUP 5.1. Kesimpulan ........................................................................ 5.2. Rekomendasi ....................................................................... 5.3. Keterbatasan Penelitian....................................................... Bahan Bacaan.... ............ .... .. ............................ .... .......... .. .. .......... Lamp iran 1. Kerangka Keija Logis Tahap Perencanaan 2. Kerangka Keija Logis Tahap Evaluasi 3. Tabel Monitoring 4. Perincian Input Proyek LAN 5. Panduan Wawancara
ix
63 63 64 65
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya otonomi daerah selain membawa semangat keterbukaan dan pemberdayaan masyarakat, juga telah menjadi tuntutan bahwa masyarakat membutuhkan informasi terutama data pembangunan daerah dan nasional. Untuk dapat memberi pelayanan yang lebih baik, diperlukan perangkat sarana prasarana yang mendukung lancamya alur data dan informasi dari pemerintah daerah kepada siapa saja yang membutuhkan. Hal ini semakin menyadarkan pemerintah khususnya pemerintah daerah untuk segera mengimplementasikan egovernment secara terintegrasi. E-government1 menurut Bank Dunia adalah: £-government refers to the use by government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms ofgovernment. (Budi Rahardjo.200 1)
Pada prinsipnya e-govemment merupakan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihakpihak lain, baik terhadap masyarakat, kalangan bisnis maupun sesama pemerintah yang memerlukan komunikasi dalam segala hal secara lebih cepat. Kemudian muncul istilah-istilah baru seperti: G2C (Government to Citizen), G2B
(Government
to
Business
Enterprises),
dan
G2G
(inter-agency
relationship) (Swastika,2007). £-government menjadi topik populer setelah
dihubungkan dengan otonomi daerah.
Hampir setiap daerah mencoba
mengimplementasikannya dengan caranya masing-masing. Ada yang betul-betul mengadakannya dengan persiapan yang baik, ada pula yang secara tergesa-gesa 1 e-government
atau pemerintahan elektronik (berasal dari kata Bahasa lnggris electronics government, juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling diharapkan dari egovernment adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik (kamus bebas.wikipedia.com)
Universitas Indonesia
2
menggunakannya sehingga investasi yang dilakukan menjadi kurang optimal hasilnya. Penggunaan e-government ini sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government.
Pada
bagian
konsideran
Inpres
tersebut
dinyatakan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi (e-
government) diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Pada akhirnya diharapkan dapat mempcrcepat proses
pembangunan
dan
pertumbuhan
ekonomi
daerah.
Pemanfaatan komputer dalam e-government seharusnya tidak hanya digunakan sebagai alat "mengetik" saja, tetapi ditujukan terutama sebagai sarana pengadaan, pengolahan, penyimpanan data (sistem database), sarana transfer data dan komunikasi proses pembangunan. Dengan menggunakan sistim ini pengguna akan lebih mudah dan cepat dalam
mengakses data dan informasi dari instansi-instansi yang terhubung
dalam sistim. Komunikasi, permintaan dan pengiriman data - informasi akan lebih mudah dilakukan antar instansi, tanpa harus melakukan petjalanan fisik. Hal ini akan menghemat waktu, tenaga dan biaya operasional. Tanpa sistim ini, pengadaan, proses, penyimpanan dan transfer data-informasi dilakukan dengan cara manual. Pihak-pihak yang membutuhkan data- informasi, baik pegawai, staf maupun pihak luar yang membutuhkan pelayanan data harus datang ke kantor pemda untuk mencari informasi, meminta dan mengambil data. Misalnya ketika Dinas Pariwisata membutuhkan data tentang jumlah pajak daerah di bidang pariwisata kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah, pegawai atau staf dari Dinas Pariwisata tidak perlu datang ke Kantor Badan Pengelolaan daerah tersebut. Staf tersebut cukup dengan menuliskan pesan di komputer jaringan yang ada di Dinas Pariwisata, maka staf dari BPKD akan segera mengirimkannya melalui jalur LAN.
Oleh karena itu dengan
memanfaatkan jaringan LAN ini akan ada penghematan terutama dalam pemanfaatan waktu dalam beketja.
Universitas Indonesia
3 Dengan sistim ini, komputer yang sudah terhubung ini dapat lebih dimanfaatkan secara optimal apabila sistim (komputer) tersebut dilengkapi dengan internet. Pengguna dalam sistim ini secara bersama - sama dapat dengan mudah mengakses data-data dari berbagai situs yang memuat berbagai informasi dan ilmu pengetahuan. Hal ini akan lebih meningkatkan wawasan dan mendukung proses pembangunan daerah. Menyadari manfaat sistim £-government tersebut, pada tahun 2002/2003 pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat, dalam hal ini Kantor Informasi Komunikasi dan Data (IKD) membangun Local Area Network (LAN), yang
mampu menghubungkan 24 komputer pada 21 Satuan Keija
Perangkat Daerah (SKPD). 24 unit komputer dalam jaringan ini ditempatkan di tiga lokasi yaitu : (1) 19 unit di kompleks kantor bupati (2) :4 unit di Tanjung Pati dan, (3) satu unit di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di Sawah Padang. Adanya LAN
diharapkan akan
memperlancar
proses
pengadaan,
pengolahan, penyimpanan dan perpindahan data serta informasi (utamanya yang berhubungan dengan proses pembangunan) serta meningkatkan wawasan aparat pemerintah daerah melalui layanan internet yang terintegrasi. Dengan jaringan LAN cukup banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan, misalnya teleconferece, sistem informasi kepegawaian (SIMPEG), Sistem Informasi Kependudukan (SIMDUK), pengadaan barang dan jasa (eprocurement) dan telepon gratis dengan fasilitas VoiP
2•
Pada tahun 2006, Kantor Komunikasi dan lnformasi Kabupaten Lima Puluh
Kota
Sumatera
Barat
juga
membangun
website
Pemda
www.limapuluhkota.go.id. Situs Pemda ini merupakan jendela bagi masyarakat luas untuk melihat perkembangan dan potensi yang ada di Lima Puluh Kota. Oleh karena itu dengan terkoneksinya komputer-komputer pada SKPD dalam Voice over Internet Protocol (juga disebut VoiP, IP Telephony, Internet telephony atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa.
2
Universitas Indonesia
4
jaringan LAN ak:an memudahkan pengelola dalam meng-update isi website. Setiap operator komputer LAN masing-masing SKPD juga mempunyai tugas untuk mengirimkan data kegiatan SKPD setiap hari ke pengelola web melalui jaringan LAN. Dengan lancarnya arus data yang disetorkan oleh petugas pada masing-masing SKPD, diharapkan informasi yang ada pada web dapat diperbaharui setiap hari. Pengunjung web ak:an mendapat informasi yang banyak tentang Kabupaten Lima Puluh Kota . Pada tahun 2006, ternyata jumlah komputer yang awalnya terkoneksi 24 unit berkurang menjadi 6 unit saja, itupun hanya di sekitar kompleks kantor bupati. Apa yang teijadi dengan unit komputer lainnya? Komputer yang lain tidak: lagi berfungsi di jaringan LAN, karena di beberapa tempat, kabel penghubung antar komputer tidak berfungsi. Tower pemberi sinyal dan tower penerima sinyal tidak: ak:tif lagi, sehingga koneksi dengan komputer yang di kantor yang diluar kqmpleks kantor bupati juga sudah terputus. Pada awal tahun 2008 kondisi jaringan ini sempat membaik. 10 unit komputer LAN pada 10 SKPD di lingkungan kantor bupati sudah terhubung kembali. Proses pertukaran data telah pula beijalan walapun sedikit sekali Untuk menambah manfaat dari jaringan LAN ini, Kantor Komunikasi dan Informasi juga menyambung LAN dengan fasilitas internet. Hasilnya semua komputer yang terhubung dengan jaringan dapat terhubung dengan internet. Dalam upaya menata kembali komputer - komputer yang tidak: terkoneksi di luar kompleks kantor bupati maka pada pertengahan tahun 2008 tower penghubung di Tanjung Pati dan di Kantor Bappeda mulai diperbaiki. Dengan bekeijanya tower ini maka komputer-komputer pada kantor atau dinas sekitar tower dapat pula terhubung kembali dalam LAN. Pada ak:hir tahun 2008 tower- tower tersebut kembali mengalami kerusak:an cukup serius. Tower di Dinas Perhubungan kondisinya sudah miring dan perangkat pemancamya juga sudah berkarat. Alat penerima sinyal pada tower di Bappeda juga mengalami kerusak:an. Untuk memperbaikinya diperlukan tenaga dan dana yang lebih besar lagi.
Universitas Indonesia
5
Pada awal tahun 2009 sudah tidak ada satu pun komputer jaringan LAN yang terhubung, karena pergantian dan perpindahan kantor. Kantor yang selama ini memiliki komputer jaringan ditempati oleh SKPD barn karena ada perubahan
Susunan Organisasi Tatalaksana Kerja (SOTK). Hal ini didasari oleh keluamya Peraturan Pemerintah 41/2007 Tentang Susunan Organisasi Tatalaksana Kerja. Banyak unit SKPD barn yang dibentuk, ada pula SKPD yang ditingkatkan eseloneringnya. Di Kantor Kominfo yang terjadi adalah peleburan Tupoksi, dimana tugas dan fungsi Kantor Komunikasi dan Informasi sebagian dilaksanakan oleh Bagian Humas Sekretariat Daerah dan sebagian lagi oleh Dinas Perhubungan. Kebijakan ini mengacu kepada pasal 22 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang perumpunan bidang perhubungan, komunikasi dan informatika menjadi satu. Sejak saat itu Unit SKPD yang bemama Kantor Komunikasi dan Informasi sudah tidak ada lagi. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda apakah akan ada penataan kembali LAN tersebut atau tidak. Berdasarkan hasil studi banding pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota pada bulan April 2008, Kabupaten Sragen terlihat sudah mampu memaksimalkan penggunaan TIK. Komputer yang terkoneksi, mulai dari Kompleks kantor bupati, kantor dinas - dinas, kantor kecamatan, dan bahkan sampai ke 208 kantor kepala desa. Untuk kantor yang berdekatan dihubungkan dengan kabel sedangkan untuk kantor yang berjauhan dihubungkan dengan pensinyalan (wireless). Adapun aplikasi yang dapat dimanfaatkan dari jaringan ini adalah (1) Layanan Transfer Data, (2). Telepon gratis antar kantor yang tehubung dengan menggunakan VoiP, Video Chating yaitu komunikasi melalui tulisan antar komputer dan pada saat yang bersamaan pelaku bisa saling berpandangan. Ini dimungkinkan dengan menambah kamera kecil pada masing-masing komputer. (3). Surat elektronik dan lain-lain. Kinerja proyek LANdi Kabupaten Lima Puluh Kota bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh daerah lain, seperti di Kabupaten Sragen Jawa Tengah yang senantiasa berusaha untuk meningkatkan pemanfaatan Teknologi
Universitas Indonesia
6 Informasi dan Komunikasi (TIK). Proyek TIK di Sragen dibangun tahun 2003 dan sampai sekarang masih berfungsi dengan baik, memberi manfaat besar bagi masyarakat yang dilayani dan menjadi suatu keberhasilan yang menjadi contohacuan bagi banyak pemerintah daerah di Indonesia. Penurunan jumlah komputer yang terkoneksi ini menandakan bahwa terdapat masalah, yang tentu saja tidak berasal dari persoalan teknis dimana tidak adanya upaya untuk mempertahankan perangkat LAN dari kerusakan. Kemudian hal ini mungkin disebabkan oleh masih lemahya kapasitas sumber daya manusia dalam penguasaan teknologi dan informasi. Menurut Pumomo dan Zacharias (2004) bahwa kegagalan suatu organisasi dalam mengambil manfaat dari kehadiran Teknologi lnformasi antara lain disebabkan oleh lemahnya perilaku dan budaya informasi. Ketika teknologi informasi (TI) dikembangkan, perubahan perilaku dan budaya yang seiring dengan TI sangat sulit dilakukan. TI yang dikembangkan dengan tujuan meningkatkan kualitas. Disain ulang proses atau meningkatkan kualitas pelayanan konsumen menemui kesulitan, saat perilaku dan budaya informasi dari orang-orang yang terlibat hams pula berubah. Sebuah investasi TI yang Kompleks dan mahal tidak akan bekerja dengan baik tanpa ada perubahan dari mereka yang bekerja di dalamnya. Hal ini pada awalnya tidak disadari oleh pelaku yang yang berinvestasi. Mereka jarang memahami tentang perilaku dan budaya informasi yang kondusif agar TI bekerja dengan baik. Banyaknya persoalan sejak dibangunnya proyek ini menandakan bahwa tidak adanya suatu acuan atau kerangka kebijakan yang jelas.
1.2. Rumusan Masalah Mengacu kepada paparan di atas bahwa pembangunan Jaringan LAN di Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan proyek investasi
dengan dana Rp.
806.737.500,. Namun investasi sebesar itu kelihatannya tidak optimal mencapai tujuan-tujuannya. Proyek LAN di Kabupaten Lima Puluh Kota ini tidak terlihat memberikan manfaat
bagi baik pemerintah khususnya dan masyarakat atau
pihak-pihak yang diperkirakan akan mendapat manfaat. Fasilitas LAN sudah hancur sebelum dapat memberikan manfaat. Pertanyaan yang muncul dari keadaan seperti ini tentunya dalah mengapa hal itu bisa terjadi.
Universitas Indonesia
7
1.3.Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : ( 1)
Penulis ingin mengetahui, mengidentiftkasi
dan menganalisis
permasalahan serta akar pemasalahan dalam investasi dan pelaksanaan proyek LAN; (2)
mencoba memberi masukan kebijakan bagi perbaikan kineija Kabupaten Lima Puluh Kota, khususnya dalam kegiatan pelayanan penyediaan (supply) data- informasi pembangunan
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
agar lebih profesional dan efisien dalam
memutusan alokasi sumber daya (dana pembangunan). Agar senantiasa membuat perencanaan investasi yang memadai dalam setiap langkahnya. Kanma setiap kebijakan, akan membawa konsekuensi biaya (opportunity cost), waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Agar kebijakan yang akan dilakukan pada masa mendatang terutama dalam penataan pembangunan dan pengembangan egovernment akan lebih baik.
1.5. Hipotesis Dugaan sementara penyebab timbulnya permasalahan dan kegagalan proyek LAN di Kabupaten Lima Puluh Kota
adalah tidak dilakukannya
Perencanaan dan analisis kelayakan proyek - investasi serta tidak adanya monitoring dan evaluasi kineija (monev). 1.6. Metode Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian (Nawawi:1995). Oleh karena itu metode penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang berawal dari pengambilan data, pengolahan data dan penyajian basil analisis data penelitian. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah, mencari akar permasalahan, analisisnya dan identiftkasi altematif solusi sebagai kebijakan
Universitas Indonesia
8
publik akan dilakukan menggunakan metode dan teori Perencanaan dan Analisis Proyek Pembangunan serta Evaluasi Kinerja Proyek Pembanguan (EKPP) (a). Analisis Siklus Proyek tahap Identifikasi, Persiapan Proyek, Monitoring dan Evaluasi Pasca Proyek (ex-ante, on-going dan ex-post evaluation) (b) Menggunakan tabel matriks Kerangka Kerja Logis (KKL) Proyek dalam melakukan evaluasi kinerja, baik KKL yang seharusnya dibuat oleh perencana proyek di Kabupaten Lima Puluh Kota sampai
kelengkapan KKL dalam
Evaluasi Kinerja menggunakan hasil peneltian lapangan. (1). Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sasaran atau obyek penelitian dibatasi agar data yang diambil dapat digali sedalam mungkin. Juga, agar penelitian ini tidak dimungkinkan adanya pelebaran obyek penelitian, maka kredibilitas dari peneliti sendiri menentukan kualitas dari penelitian ini (Bungin, 2005) Penelitian ini juga menginterpretasikan atau menterjemahkan dengan bahasa peneliti tentang hasil penelitian yang diperoleh dari informan dilapangan sebagai wacana untuk mendapat penjelasan tentang kondisi yang ada. Dalam penelitian ini juga digunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang hanya menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi yang ada. Penulis mencoba menjabarkan kondisi konkrit dari obyek penelitian dan selanjutnya akan dihasilkan deskripsi tentang obyek penelitian. Penelitian ini akan mendeskripsikan faktor - faktor yang menyebabkan gagalnya sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi {TIK) di Pemda Lima Puluh Kota. Untuk mengetahuinya dengan baik perlu dilakukan dengan penelusuran mendalam, oleh karena itu menurut hemat penulis jenis penelitian yang cocok memang dengan pendekatan kualitatif. (2). Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat yang dipusatkan pada beberapa Satuan Universitas Indonesia
9
Kerja Perangkat Daerah yang dianggap dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan. (3). Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data sehingga satu - satunya instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. (Bungin 2005:71) karena peneliti sebagai pengumpul data yang mempengaruhi terhadap faktor instrumen. Adapun reliabilitas dan validitasnya lebih pada kelayakan dan kredibilitas peneliti karena alat ukur dalam penelitian kualitatif bersifat kualitatif juga, sehingga sangat abstrak. (4). Sumber Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam peneltian kualitatif adalah melalui informan. lnforman adalah orang yang berada pada lingkup penelitian. Kemudian untuk menambah data, diminta kepada informan awal untuk menunjukkan orang lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian informan ini
diminta pula untuk menunjukkan orang lain yang dapat
memberikan informasi begitu seterusnya. Cara ini biasanya lazim disebut sebagai snow ball yang dilakukan secara serial atau berurutan Obyek penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti (key informan). Jadi ia harus banyak pengalaman tentang penelitian dan secara
sukarela menjadi anggota tim meskipun tidak secara formal. Mereka dapat memberikan pandangannya dari dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses yang menjadi latar penelitian setempat. Melalui informan, peneliti dapat menggali informasi sedalam-dalamnya. Adapun informan dalam penelitian ini diperkirakan berjumlah 10 - 15 orang yang terdiri pemangku kebijakan, praktisi telematika lokal, dan pihak - pihak yang mengetahui dengan baik permasa]ahan ini seperti : Kepala Kantor lnformasi dan Komunikasi, Kepala Seksi Sistem Informasi, komunikasi dan telematika Kantor Informasi Komunikasi dan Data Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota beserta staf, operator
Universitas Indonesia
10
Jaringan LAN pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. Rekanan Pemerintah dalam penyediaan sarana TIK, para ahli lainya dibidang TIK. Dengan bekal informasi awal, peneliti melakukan observasi secara mendalam melalui wawancara dengan orang-orang yang telah ditetapkan sebagai informan. Hal ini untuk menguji kebenaran informasi yang telah diperoleh. Untuk mendapatkan informan dan penggolongannya secara pasti, dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk mendukung penelitian, data juga bersumber dari bahan-bahan kepustakaan, laporan, jurnal, browsing internet dan lain- lain yang relevan.
(5). Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan penelitian, ada beberapa teknik, cara atau metode yang dilakukan. Semuanya disesuaikan denganjenis penelitian kualitatifyaitu: Wawancara, menurut Lexy J Moleong (2005) adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Observasi dilakukan oleh peneliti Wltuk mengumpulkan data yang sesuai dengan sifat penelitian karena mengadakan pengamatan secara langsung atau disebut pengamatan terlibat, dimana peneliti juga menjadi instnunen atau alat dalam penelitian. Peneliti harus mencari data sendiri dengan terjWl langsung atau
mengamati dan mencari langsmg ke beberapa informan yang telah ditentukan sebagai sumber data. Pada metode ini, penulis menjadi bagian dari setiap aktivitas yang ada dalam organisasi sasaran. (6). Teknik Analisa Data
Secara umum analisis data dalam penelitian kualitatif bergerak secara induktif, yaitu dari data fakta menuju ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi, Setelah data diperoleh peneliti menganalisa secara kualitatif dengan memberikan klasiflkasi dan interpretasi data.
Universitas Indonesia
11
(7). Alat Analisa Data Alat analisa yang akan digunakan dalam evaluasi kinetj a LAN adalah dengan
menggunakan
Kerangka
Ketja
Logis
(Logical Framework)
sebagaimana yang dipakai Bappenas sebagai salah satu alat untuk melakukan evaluasi kinetja proyek pembangunan (EKPP), 5 baris dan 4 kolom (versi Bappenas, 1996).
(8). Pengujian Keabsahan Data Teknik penelitian keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, yaitu teknik pengujian keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data yang telah diperoleh (Moleong, 2005). Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi metode atau cara pengumpulan data ganda yang antara lain dengan pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek suatu informasi yang diperoleh. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara : (a). Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. (b). Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan tertutup. (c). Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. (d). Membandingkan hasil wawancara dengan 1s1 suatu dokumen yang berkaitan
(9). Penyajian Data Cara penyajian data dalam penelitian biasanya dilakukan melalui berbagai bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi 3, yakni penyajian dalam bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk tabel dan penyajian dalam bentuk grafik.
Universitas Indonesia
12
Secara umum, penggunaan ketiga bentuk penyaJian ini berbeda. Penyajian secara textular biasanya digunakan untuk penelitian atau data kualitatif, penyajian dengan tabel digunakan untuk data yang sudah diklasiflkasikan dan ditabulasi. Tetapi apabila ada data akan diperlihatkan atau dibandingkan secara kuantitatif maka disajikan dalam bentuk graflk. Meskipun demikian pada prakteknya ketiga bentuk penyajian ini dapat dipakai secara bersama-sama karena memang saling melengkapi.
1.7. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dalam tesis ini akan fokus pada: (1)
Kurun waktu investasi proyek LAN periode 2003/2004 sampai dengan 2008/2009 yaitu pasca dibangunnya Jaringan Local Area Network di Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota sampai dengan penelitian ini dilakukan.
(2)
Fokus utama penelitian adalah dalam evaluasi kineija proyek LAN· (Evaluasi
Kineija
Proyek
Pembangunan)
dengan
melakukan
identiflkasi permasalahan sejak tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek.
1.8. Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini akan disusun dalam 5 Bab dengan sistematika sebagai berikut : Pada Bab I akan diuraikan latar belakang pengadaan jaringan LAN, analisa masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab II, tentang tinjauan pustaka, landasan teori yang digunakan dalam analisis tesis ini yaitu Perencanaan Proyek, Evaluasi Kineija dengan landasan Evaluasi Kineija Proyek Pembangunan. Kerangka Keija Logis digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi kineija suatu kegiatan atau proyek, KKL memuat hirarkhi tujuan-tujuan proyek yang bersangkutan.
Selanjutnya,
untuk lebih mengetahui
lebih
dalam
Universitas Indonesia
13
permasalahan dalam kegiatan tersebut digunakan pendekatan sosiologis. Selanjutnya pada Bab III akan dipaparkan proyek Local Area Network dan pada Bab IV akan di tulis analisa dan evaluasi proyek LAN. Terakhir pada Bab V tesis ini
menampilkan suatu kesimpulan dan rekomendasi serta
kerterbatasan penelitian.
Universitas Indonesia
BABll
TINJAUAN LITERATUR DAN LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Proyek dan Analisis Proyek Investasi untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota mulai dilaksanakan pada tahun 2002/2003. Sebelum keputusan investasi dilaksanakan, seharusnya dilakukan persiapan dan perencanaan yang baik. Perlu dilakukan penelitian kebutuhan dan masalah yang akan diselesaikan dengan proyek investasi tersebut dan penilaian kelayakan investasinya. Mengapa?. Karena, alokasi sumber daya yang terbatas hams dapat dipertanggungjawabkan dengan memberi manfaat yang optimal bagi semua, terutama dalam hal ini untuk instansi pemerintah dalam pembangunan daerah. Tanpa perencanaan yang baik, sumber daya yang diinvestasikan bisa tidak mencapai tujuannya, sehingga dapat menimbulkan kerugian atau pemborosan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan
memperhitungkan
sumber
daya
yang
tersedia.
(www.bappenas.go.id) Perencanaan dan analisis kelayakan proyek berakar dari teori biaya dan manfaat (Cost Benefit Analysis). Oleh karena itu, sebelum diputuskan alokasi dana untuk suatu kegiatan, perlu diperkirakan berapa biaya (cost) dan manfaat (benefit) proyek tersebut dalam jangka waktu (umur)-nya yang tertentu;
walaupun secara kualitatif (deskriptit). Biaya dan manfaat proyek tidak selalu mudah untuk di hitung (kuantifisir) walaupun metodenya tersedia. Mengapa? Karena (1) proyek- proyek sosial - publik atau proyek yang output nya tidak mempunyai harga di pasar (unpriced goods), sulit diperkirakan nilainya dalam angka (kuantitatit), (2) kurangnya tenaga ahli dalam lingkungan perencana proyek yang memahami bagaimana memperkirakan nilai unpriced output. (3) walaupun paham dan mampu, penilaian manfaat sosial-publik (unpriced output), karena memerlukan keahlian khusus, akan memerlukan waktu dan biaya yang 14
Universitas Indonesia
15
besar. Bagi pemerintah daerah, dan proyek-proyek publik, yang biasanya sudah merasa cukup dengan hanya mengidentiflkasikan jenis dan besar manfaat secara kualitatif. Apalagi untuk kasus proyek yang relatif kecil dana investasinya. Cukup dengan menghitung biaya yang diperlukan, baik untuk inveatsi maupun operasional, keputusan investasi dilakukan. Metode cost effectiveness banyak dipakai. Berapa biaya yang paling murah untuk mencapai target output (sayangnya, biasanya bukan outcome yang menjadi target, apalagi goals) tertentu. Untuk proyek-proyek pembangunan yang besar dan strategis pun, jarang dihitung nilai mafaatnya secara kuantitatif (melakukan shadow pricing). (Suyanti LPEM-FEUI) 2.1.1. Pengertian Proyek Untuk melakukan perencanaan, analisis atau evaluasi suatu proyek, pengertian atau pemahaman mengenai proyek serta ruang lingkupnya, merupakan tahap awal yang paling penting untuk dilakukan. Oleh karena itu pertama-tama yang harus dipahami betul adalah pengertian proyek, ruang lingkup, batasan atau formatnya. Proyek pembangunan mempunyai pengertian yang luas, tidak ada suatu definisi yang betul-betul dapat mengakomodir seluruh makna proyek. Pada dasarnya proyek adalah suatu unit kegiatan investasi atau kumpulan lebih dari satu kegiatan yang dilaksanakan sebagai satu unit atau kesatuan kegiatan, yang dilaksanakan dalam suatu periode tertentu (mempunyai umur proyek), di lokasi tertentu dengan tujuan-tujuan tertentu. Proyek merupakan bagian akhir dan terkecil dari suatu hirarki perencanaan pembangunan yang merupakan bagian dari perencanaan nasional dan program-program pembangunan. Proyek adalah suatu kegiatan yang menteijemahkan rencana pembangunan dan program dalam suatu kegiatan nyata. (LPEM-FEUI). Dalam hal ini berarti, bila investasi dalam suatu proyek gagal, maka kegagalan ini dapat menyebabkan kegagalan dalam program pembangunan terkait. Misalnya: proyek pengadaan LAN merupakan bagian dari program Peningkatan pelayanan publik dan percepatan Pembangunan Daerah. Bila proyek LAN gagal mencapai tujuannya, maka sangat mungkin, proses Universitas Indonesia
16 pelayanan publik dan percepatan pembangunan di Kabupaten Lima Puluh Kota akan terganggu bahkan gagal mencapai tujuannya, artinya teijadi pemborosan sumber daya. Berikut ini ada beberapa definisi dan pengertian proyek menurut banyak pihak, yang satu sama lain bisa saling mengisi dan melengkapi. Tidak ada satupun defmisi yang dapat dianggap benar atau salah, dan memang bukan tujuannya mencari salah atau benar. Yang penting bagi para perencana, pelaksana dan evaluator tentang definisi proyek adalah, bahwa mereka paham mengenai rincian dan seluk beluk proyek yang sedang ditangani. a. Proyek merupakan ujung tombak pembangunan, yang meliputi keseluruhan menggunakan
kegiatan
yang
sumber-sumber
kompleks (resources)
dalam untuk
usaha
yang
memperoleh
berbagai manfaat (J.Price Gittinger, 1982) b. Proyek pembangunan adalah s~atu bentuk investasi kliusus (Albert 0. Hirschman, 1967) c. Proyek adalah suatu kegiatan investasi dalam sumber-sumber alam menjadi suatu kapasitas produktif, melalui suatu kumpulan kegiatan yang dapat diidentifikasi dengan jelas dan menghasilkan manfaat tertentu setelahjangka waktu tertentu (DPPC,1983) Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat ditarik beberapa hal penting dari defmisi proyek untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proyek dalam arti luas, agar dapat menjelaskan kebutuhan defmisi proyekproyek baik fisik, proyek penelitian, sosial dan budaya. Proyek mencakup : a. Kegiatan Investasi b. Beberapa kegiatan yang dapat diidentifikasikan dan dikeijakan dalam suatu kesatuan c. Merupakan bagian terkecil (mikro) dari perencanaan pembangunan nasional (makro)
Universitas Indonesia
17
d. Melibatkan sumber-sumber daya (alam, dana, manusia-ski/1) yang jumlahnya - biasanya terbatas, sehingga mempunyai opportunity cost.
e. Mempunyai tujuan yang jelas, yaitu mengubah sumber daya yang ditanamkan (input) menjadi suatu keluaran (output) langsung yang direncanakan terlibat dalam proyek yang berbentuk fisik maupun non fisik yang kemudian dihitung dalam nilai uang. Sedangkan dibuatnya output tersebut diidentifikasi dari latar belakang proyek, tujuan untuk
menghasilkan output tersebut dan apa tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Input yang diolah di dalam proyek untuk menghasilkan output yang pada saatnya (setelah beberapa waktu)
diharapkan
dapat
berfungsi
dan
memberikan
hasil
(putpose/outcome), dan memberikan manfaat (benefit) serta dapat
menunjang pemcapaian saasaran sektoral atau daerah dan bahkan nasional dalam waktu yang lebih panjang, sampai proyek dinyatakan selesai. (target, goal) f.
Memerlukan perencanaan agar sumber-sumber yang terbatas dapat dugunakan secara optimal
g. Mempunyai ruang lingkup atau batasan format kegiatan yang jelas sehingga dapat dinilai kelayakannya: jenis kegiatan/pekeijaan, dan periode waktu pengeijaannya. h. Merupakan bagian dari suatu sistem yang besar, yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berhubungan. 1.
Suatu proyek tidak dapat berdiri sendiri, tanpa mempengaruhi altematif proyek lainnya dalam perekonomian berpegaruh pada pembangunan selanjutnya.
Untuk membuat perencanaan proyek dengan baik, setelah dipahami apa yang dimaksud dengan "proyek", selanjutnya perlu dipastikan apa yang akan dilakukan dalam proyek tersebut, yaitu penentuan ruang lingkup atau batasan proyek mulai dari rincian kegiatan-kegiatan, masukan (inputs), keluaran (output) proyek yang akan dilaksanakan dan tujuan-tujuannya. Universitas Indonesia
18
Ruang lingkup dan rincian proyek yang logis dan sitematis dituangkan da1am tabel Kerangka Keija Logis (Project Logical Framework), yang merupakan rincian hiraki tujuan-tujuan proyek. (bahan ajar Suyanti, LPEMFEUI)
2.1.2. Umur Proyek Kemudian yang perlu dipahami adalah umur proyek, dengan menentukan umur proyek dengan tepat maka analisis kelayakan proyek dapat dilakukan dengan benar. Proyek adalah suatu kegiatan atau kumpulan beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu kesatuan: mengubah input menjadi output karena alasan atau Jatar belakang tertentu dan mempunyai tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang tertentu (outcomes, benefits dan goals). Kapan proyek dilaksanakan dan kapan proyek berakhir disebut dengan umur proyek. Umur proyek dapat diperkirakan atas dasar beberapa hal yang relevan dengan proyek itu sendiri . .( 1) Umur proyek adalah umur teknis dan ekonomis aset utama yang digunakan dalam proyek, misalnya dalam proyek LAN, aset utamanya adalah komputer, umur teknis dan ekonomis komputer adalah sekitar lima tahun. Dengan demikian, dalam menilai kelayakan LAN analisis yang dilakukan minimal untuk jangka waktu 5 tahun. (2) Penentuan umur proyek juga dapat mengacu pada jangka waktu kredit modal proyek yang diberikan oleh pemilik dana, atau perkiraan peluang pasar yang diharapkan oleh proyek. (3) Berapa besar komitmen dijaminnya pasar komoditi input dan output proyek. Selama input proyek dapat dijamin perolehannya, proyek dapat dianggap aman di sisi ini. Untuk output, selama output proyek dapat ditampung oleh pasar maka proyek masih dapat terns dijalankan. Contohnya adalah seberapa jauh perangkatperangkat yang dibutuhkan LAN dapat disediakan dan seberapa mampu pula jaringan LAN ini dapat memberikan manfaat kepada pemerintahaan maka selama itu pula umur proyek. (4) Keinginan investor untuk berinvestasi juga dapat dijadikan acuan dalam menentukan umur proyek, misalnya apa bila investor hanya mgm berinvestasi selama lima tahun maka perhitungan kelayakannya juga akan diteliti untuk lima tahun pula. Bila setelah lima tahun Universitas Indonesia
19
masih ada biaya dan manfaat dari proyek diluar umur proyek yang ditetapkan maka biaya manfaat tersebut tidak lagi dimasukan sebagai bahan perhitungan kelayakan suatu proyek. (bahan ajar Suyanti, LPEM-FEUI) 2.1.3. ldentifikasi Proyek Identif:Lkasi proyek merupakan tahap pertama dan merupakan tahap yang penting dalam siklus proyek, adalah penentuan jenis kegiatan yang diinginkan sesuai dengan tujuan-tujuannya. Penentuan jenis kegiatan proyek atau investasi biasanya dilakukan atas dasar kebutuhan daerah, (need atau supply demand
analysis I market based approach), permasalahan yang dihadapai, ketersediaan sumber daya (resource base approach) dan atas dasar tujuan-tujuan dan kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Propeda dan Propenas (policy base
approach) Tahap identif:Lkasi proyek sangat mempengaruhi keberhasilan program pembangun~.
Kesalahan dalam menentukan jenis investasi untuk mencapai
sasaran program pembangunan, akan berarti kegagalan pembangunan. Sebagai contoh : dalam program penanggulangan kemiskinan, proyek apa yang sebaikya diJaksanakan? Bisa saja proyek pembagian sembako, pendidikan gratis, dan kesehatan, proyek-proyek sosial dan bisa juga proyek infrastruktur, industri dan pertanian dan proyek padat karya lainnya, yang dapat menampung banyak tenaga kerja. Untuk menentukan proyek yang paling layak dilaksanakan tentu saja memerlukan penelitian yang mendalam, biaya, dan waktu yang tidak sedikit. Identif:Lkasi proyek merupakan tahap awal yang hams dilakukan dengan benar dalam rangkaian Perencanaan Proyek Investasi. Apakah suatu investasi merupakan prioritas di antara banyak kebutuhan pembangunan?. Setiap keputusan investasi mempw1yai konsekuensi pengorbanan. Setiap langkah pasti ada opportunity cost nya. Kesalahan dalam menentukan proyek dapat berakibat pada pemborosan sumber daya daerah yang semakin terbatas. Dengan perencanaan proyek yang memadai, dimulai dari identif:Lkasi dan persiapan proyek yang teliti, diharapkan proyek investasi dapat mencapai tujuan-tujuannya dengan target memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi pemilik
Universitas Indonesia
20
dana, dan terutama bagi perekonomian daerah, masyarakat dan lebih luas lagi bagi negara. (bahan ajar Suyanti, LPEM-FEUI) 2.1.4. Persiapan Proyek
Setelah ditentukan jenis proyek yang akan dilakukan, kemudian dilakukan persiapan dengan meneliti seluruh aspek berikut faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek tersebut. Tahap ini merupakan tahap yang hams dilalui dalam setiap penilaian kelayakan suatu investasi,
karena
akan
sangat
mempengaruhi
kineija
proyek
dalam
pelaksanaanya. Kegagalan proyek sering kali disebabkan karena tidak dilakukanya penelitian dan persiapan investasi. Perlu diteliti apakah input akan selalu tersedia sepanjang umur proyek dengan harga yang memadai?. Apakah output proyek dapat teij amin pasarnya; pennintaan dengan harga yang
menguntungkan?
Seringkali
penelitian
ini
tidak
dilakukan,
sehingga
menyebabkan kegagalan proyek. Aspek- aspek yang perlu diteliti adalah : (1) Aspek teksnis proyek, (2) Aspek kebutuhan I aspek pasar atau aspek komersial, (3) Aspek organisasi, (4) lingkungan fisik dan sosial budaya, (6) Aspek keuangan dan (7) aspek sosial ekonomi. Keenam aspek ini digunakan untuk menentukan asumsi-asumsi terpenting dalam kerangka keija logis proyek atau faktor faktor ekstemal proyek yang dapat menyebabkan tujuan-tujuan proyek tidak tercapai. Hasil tahap persiapan adalah dokumen perencanaan yang layak. Dokumen perencanaan yang baik mencakup identifikasi proyek investasi, keputusan pilihan investasi dan persiapannya yaitu melakukan analisis kelayakan, baik kelayakan aspek teknis (misalnya LAN dapat ditangani dan dicukupi seluruh kebutuhkan teknisnya), pasar ( kebutuhan dan penyediaan atau supply demand jasa LAN), aspek kelayakan organisasi (SDM yang akan
menangani proyek LAN ini profesional, siap dan bertanggungjawab), kelayakan keuangan (investasi dapat memberikan pengembalian yang optimal, biaya investasi dan operasional yang efektif- cost effectiveness) dan analisis ekonomi (sumber daya yang digunakan dalam proyek LAN dimanfaatkan secara efisien, tidak mcrugikan kepentingan masyarakat, daerah dan negara serta lingkungan (fisik dan sosial), (disarikan dari bahan ajar, Suyanti, LPEM-FEUI.)
Universitas Indonesia
21
2.1.5. Analisis Kelayakan Proyek atau Penilaian Proyek Analisis kelayakan proyek sangat penting agar
investasi yang
direncanakan nantinya akan layak dilaksanakan. Artinya apakah investasi sejumlah sumber daya (dana, orang, waktu) akan menguntungkan baik bagi investor atau masyarakat?. Untuk itu hams dilakukan perhitungan kelayakannya, yaitu membandingkan seluruh biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima sepanjang umur proyek. Analisis kelayakan dibuat untuk kepentingan investor (Analisis Komersial/Keuangan) dan untuk kepentingan perekonomian dan masyarakat (Analisis Sosial-Ekonomi). Perencanaan Proyek dilakukan agar suatu investasi yang dilakukan dalam suatu unit kegiatan atau sumber daya yang dialokasikan dapat memberikan hasil yang optimal dalam jangka waktu yang telah ditentukan (selama umur proyek). Manfaat yang didapat dari suatu proyek haruslah lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Jadi dengan adanya perencanaan suatu proyek maka dapat diukur hasil, manfaat dan sasaran yang hendak dicapai. Artinya sebelum dana di alokasikan, pihak investor pemilik modal maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan harus membuat dokumen perencanaan yang merupakan suatu studi yang menunjukkan bahwa proyek tersebut akan layak dilaksanakan, sehingga proyek tersebut akan memberikan manfaat terbesar bagi pemilik dana, maupun bagi
perekonomian,
masyarakat
dan
negara
pada umumnya.
Menghindari pemborosan sumber daya yang semakin terbatas. Dokumen perencanaan dan kelayakan proyek biasanya sangat kuantitatif, baik dari sisi biaya dan manfaat proyek dengan membuat proyeksi biaya dan manfaat proyek selama umur proyek- apa saja yang perlu dikeluarkan (biaya-biaya proyek) dan apa yang diharapkan dapat diperoleh (manfaat-manfaat proyek) dalam tabel arus kas proyek - kecuali output proyek sulit dikuantifisir. Perencanaan seperti ini jarang kalau tidak mau dikatakan tidak pemah dibuat oleh pemerintah, apalagi proyek-proyek publik yang tidak terlalu besar perannya dalam anggaran pembangunan, nilai rupiahnya relatif kecil dan outputnya tidak dijual di pasar. Analisis kelayakan proyek juga dapat dikembangkan sampai analisis sosial, misalnya bila ingin dilakukan penilaian manfaat proyek bagi masyarakat
Universitas Indonesia
22
dalam hal distribusi pendapatan proyek - siapa saja yang menikmati manfaat proyek yang bersangkutan, penyerapan tenaga keija, dampak proyek bagi kehidupan sosial masyarakat sekitar proyek, daerah maupun nasional (tergantung skala proyek) serta dampak proyek terhadap kualitas lingkungan hidup. Membuat suatu studi kelayakan proyek memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit serta kemampuan khusus. Oleh sebab itu, seringkali dokumen yang lengkap seperti ini tidak dibuat. Dokumen perenancanaan yang sederhana dapat dibuat untuk menggantikan suatu studi kelayakan seperti itu, asalkan dapat memberikan acuan bagi kegiatan pemantauan dan evaluasi kineija. {bahan ajar Suyanti, LPEM-FEUI) 2.2. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan (Monev) Pengertian Umum Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan Evaluasi (P&E) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manajemen pembangunan, manajemen program dan proyek. Pemantauan dan Evaluasi adalah suatu kerangka untuk kegiatan : 1. pengumpulan data 2. analisis data dan 3. analisis dan pelaporan hail P&E untuk umpan balik bagi pihak yang berkepentingan atas basil P&E Pemantauan adalah proses pengumpulan dan analisis
informasi
(berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan berkelanjutan tentang kegiatan program/proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/proyek itu selanjutnya. Sedangkan evaluasi proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kineija program/proyek untuk
memberikan
umpan
balik
bagi
peningkatan
kualitas
kineija
program/proyek. (Hikmat; www.depsos.go.id) Pemantuan dan Evaluasi merupakan sistem informasi yang mengamati dan mengukur kineija program dan proyek pembangunan secara terukur, dengan acuan perencanaanya. Unit P&E bertindak sebagai pemberi jasa yang menyediakan informasi sebagai umpan balik, dimana tujuannya adalah : Universitas Indonesia
23 a. menganalisis perkembangan kineija proyek b. mengidentift.kasi masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta kendala potensial yang timbul dalam upaya pencapaian tujuan c. menggunakan data dan informasi pada poin (a) dan (b) untuk bahan pengambilan keputusan tindak lanjut atau memperbaiki kineija kebijakan yang biasanya perlu diambil dalam menindaklanjuti P&E adalah : a. memperbaiki
manajemen
sehari-hari
untuk
lebih
mengarah
padapencapaian tujuan b. tanggapan yang cepat terhadap kendala dan perubahan faktor ekstemal yang dihadapai manajemen c. melakukan persiapan untuk kebijakan yang akan datang - jangka panjang Kebutuhan untuk memantau pelaksanaan suatu program atau proyek dalam menilai atau mengevaluasi pencapaian tujuan menjadikan kegiatan pemantauan dan evaluasi kineija program dan proyek menjadi suatu kegiatan rutin dalam suatu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kineija program dan proyek. Pemantauan dan evalauasi merupakan bagian dari proses manaJemen proyek yang melihat tujuan-tujuan proyek, konsep, desain dan metodologinya yang dilihat dari kacamata manajer dan pelaksana proyek. Dengan demikian, rancangan teknik dan aplikasi sistem pemantauan dan evaluasi memberi penekanan bahwa penatauan adalah bagian dari kegiatan proyek yang memerlukan studi untuk melakukan penilaian kineija proyek yang bersangkutan. Sedangkan evaluasi adalah penilaian kineija proyek dan dampaknya pada targettarget proyek. Pemantauan dan evaluasi diperlukan untuk manajemen maupun untuk para pengambil keputusan, yang perlu diingat adalah bahwa P &E disini bukan sekedar diperlukan untuk lembaga penyandang dana tau investor tetapi juga digunakan untuk penilaian suatu program pembangunan yang lebih luas.(LPEM-FEUI) Evaluasi kineija proyek atau evaluasi pasca proyek dilakukan pada saat proyek dinyatakan selesai dilaksanakan, walaupun evaluasi kineija juga dapat Universitas Indonesia
24
dilakukan selama proyek beroperasi. Hal ini dilakukan agar proyek dapat mencapa1 berbagai sasaran dan tujuan pembangunan seperti yang telah dijabarkan dalam perencanaanya. Agar tujuan - tujuan proyek dapat dicapai, perencanaan proyek yang baik perlu dibarengi dengan peralatan untuk evaluasi. Evaluasi kinetja sebaiknya dapat dilakukan secara terencana dan komprehensif, agar kita dapat menarik pelajaran dari pengalaman proyek yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai umpan balik dalam dalam proses pengambilan keputusan baik untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengandalian dan kaji ulang (review). Dengan demikian, dalam situasi sumber daya yang terbatas, kinerja dari proyek-proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan dapat ditingkatkan .(bahan ajar Suyanti, LPEM-FEUI) Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Perencana Pembangunan Nasional I Kepala Badang Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor : Kep.195/KET/12/1996 yang disempurnakan melalui Surat Keputusan Kepala Bappenas Nomor: Kep.
178/K/07/200 tentang Evaluasi Kinerja Proyek
Pembangunan (EKPP) adalah bagian dari kegiatan perencanaan dan manajemen pembangunan pada umumnya, yang secara sistematis mengumpulkan serta menganalisis data dan informasi mengenai hasil, manfaat dan sasaran dari proyek pembangunan yang harusnya telah direncanakan dan telah dilaksanakan. EKPP dilakukan dengan menggunakan peralatan Kerangka Kerja Logis proyek (KKL) yang seharusnya dibuat oleh perencana pada tahap perencanaan proyek, untuk mengambarkan kinerja yang diharapkan dari proyek (proyeksi selama umur proyek). Dalam EKPP, indikator kinetja dalam tahap perencanaan proyek dibandingkan dengan kinerja atau capaian di lapangan, baik sewaktu proyek berjalan, maupun pada waktu proyek sudah selesai (habis masa pakainya = di
akhir umur proyek) untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan. Evaluasi kinerja pembangunan mencak."Up hal-hal yang lebih menyeluruh dan lebih menekankan pada umpan balik. Hasil EKPP
Universitas Indonesia
25
digunakan sebagai umpan balik (feedback) untuk perbaikan proyek, hila ditemukan kesalahan atau hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. EKPP dilakukan dengan melalui 2 (dua) tahap yaitu (1) menentukan dan menyusun "indikator dan sasaran kineija" proyek dan (2) pelaksanaan "studi evaluasi kineija" Di Indonesia, sejak tahun
1998/1999 setiap proyek
pembangunan yang diusulkan hams mencantumkan indikator dan sasaran kineija. Untuk saat ini studi evaluasi kineija dibatasi hanya untuk proyek-proyek pembangunan atau kumpulan proyek yang mempunyai tujuan akhir yang sama yang diperkirakan dan di prioritaskan . mempunyai dampak yang luas. Adapun indikator dan sasaran kineija adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup indikator masukan, keluaran, basil, manfaat, dan dampak. Indikator tersebut berfungsi untuk mempeijelas tentang apa tujuan proyek, besamya (secara kuantitatit) daq kapan dihasilkan, menciptakan konsensus untuk menghindari kesalahan interpretasi dan bahan diskusi selama pelaksanaan kegiatan serta membangun dasar bagi monitoring dan
evaluasi.
Indikator
tersebut
menggambarkan
kuantitas,
kualitas,
targetlkelompok sasaran, waktu/periode dan tempat. Indikator yang disusun harus spesiflk dan jelas bagi semua orang sehingga tidak ada perbedaan interpretasi, dapat diukur secara objcktif, yaitu dapat dinilai atau dipahami secara bersama oleh dua orang atau lebih baik untuk indikator maupn cara mengukur relevansinya, indikator tersebut juga hams sensitif terhadap perubahan yaitu cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/penyesuaian dari pelaksanaan dan basil program, indikator harus dapat diukur secara sahib oleh pelaku yang merancang, kemudian disamping terukur, indikator tersebut juga hams efektif yaitu dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisa datanya dengan biaya yang tersedia. (bahan ajar Suyanti, LPEMFEUI)
2.2.1. Kerangka Kerja Logis (KKL) Proyek Kerangka Keija Logis (KKL) Proyek merupakan salah satu peralatan yang digunakan dalam perencanaan dan pemantauan-evaluasi proyek, KKL Universitas Indonesia
26 herhentuk tahel matriks 4 haris dan 4 kolom (yang dikenal dan digunakan negara donor intemasional) atau 5 haris da.Ii 4 kolom (yang digunakan oleh Bappenas; 1996). Matrik KKL untuk perencanaan herisi latar helakang pemikiran mengenai suatu proyek yang sedang direncanakan atau yang akan dihangun. KKL dihuat ditahap awal suatu perencanaan proyek mengenai latar helakang pemikiran tentang apa harapan-harapan yang akan dicapai dalam setiap tahapan proyek sehingga dapat mempertajam logika perencanaan proyek hersangkutan pada setiap tingkatan tujuannya serta perekemhangan evaluasinya hila proyek tersehut telah dilaksanakan. Kerangka Keija Logis terdiri dari dua macam yaitu KKL untuk perencanaan dan KKL untuk evaluasi 2.2.1.1. Kerangka Kerja Logis Perencanaan KKL tahap perencanaan dihuat oleh perencana yang merinci latar helakang (alasan investasi dilakukan) investasi proyek, dalam KKL terdapat informasi mengenai jenis kegiatan, jenis dan jumlah sumher daya yang terlihat, jumlah dana yang digunakan (input), kemudian input tersehut direncanakan untuk memhuat keluaran (output), basil yang akan dicapai (outcome), manfaat yang diharapkan dapat dicapai hila output hisa herfungsi dengan optimal, kemudian tabel KKL ini juga herisi sasaran/sasaran (goal) yang diharapkan dapat menjadi tujuan akhir secara makro dari suatu pemhangunan suatu proyek.(bahan ajar Suyanti, LPEM-FEUI Kerangka Keija Logis dalam tahel matriks secara umum memuat informasi sehagai berikut : A. Logika V ertikal (dihaca dari haris hawah ke atas) Baris I : Masukan dan Kegiatan. Informasi mengenai rincian kegiatan proyek dan segala sesuatu yang dihutuhkan (dana, sumher daya manusia dan faktor produksi lainnya) untuk menghasilkan keluaran. Baris 2 : Keluaran. Hasil spesiflk yang diharapkan langsung dari pelaksanaan kegiatan proyek haik flsik maupun non fisik.
Universitas Indonesia
27 Baris 3 : Hasil. lnformasi mengenai latar belakang diproduksinya output. Menunjukkan fungsi langsung yang diharapkan dari keluaran setelah pelaksanaan proyek selesai. Baris 4 : Manfaat. Hal yang diharapkan untuk dicapai hila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat lokasi, tepat waktu). Baris 5 : Sasaran/Dampak. Informasi yang menunjukan dasar pemikiran dilaksanakannya proyek. Menggambarkan aspek makro proyek, tujuan proyek secara sektoral, regional maupun nasional. B. Logika Horisontal (dibaca dari kolom kiri ke kanan) Logika horisontal yang dibaca dari kolom ke kolom menunjukkan ukuran kegiatan proyek yang berhubungan dengan tujuan proyek disemua tingkatan indikator dan sa saran kinerj a. Kolom 1: Ringkasan Narasi (Narrative Summary). Penjabaran proyek dan tujuannya di semua tingkatan secara kualitatif. Kolom 2 : Rincian indikator dan sasaran kinerja secara kuantitatif
(Objectively Verifiable lndicators-OVI). Menunjukkan indikator-indikator yang menjelaskan secara kuantitatif basil yang ingin dicapai pada setiap tingkatan indikator dan sasaran kinerja. Kolom 3 : Alat penjelasan dan pembuktian (Means of Verification-
MOV). Alat/sumber informasildata yang digunakan untuk menjelaskan indikator dan sasaran kinerja pada kolom 2. Kolom
4
Asumsi-asumsi
terpenting
(Important Assumptions).
Asumsi-asumsi terpenting yang mengikuti tujuan di setiap tingkatan. Merupakan faktor-faktor ekstemal (di luar kontrol pengelola proyek) yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan indikator dan sasaran kinerja disemua tingkatan. Apabila basil proyek tidak sesuai dengan rencana, maka penilai dapat meneliti kolom 4, apakah asumsi yang diperkirakan dalam
Universitas Indonesia
28 perencanaan terpenuhi atau tidak. Penentuan aswnsi harus dilakukan dengan cermat, karena hanya aswnsi terpenting saja yang layak dicantumkan. Oleh karena itu, dengan menggunakan KKL, kita dapat melihat konsistensi hirarki dari proses pembangunan proyek sejak memasukkan input sampai sasaran yang diharapkan tetjadi, sehingga evaluasi yang akan dilaksanakan adalah dengan melihat kesesuaian antara KKL yang disusun dengan kenyataan yang tetjadi saat ini. Untuk KKL Evaluasi akan digunakan format 5 baris 5 kolom dimana kolom terakhir berisikan deskripsi hasil evaluasi. (Suyanti: 1997) 2.2.1.2. Kerangka Kerja Logis Evaluasi Kinerja Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan merupakan bagian dari upaya pengendalian. Diharapkan pemantauan dan evaluasi dapat digunakan sebagai bahan perbaikan bagi pelaksanaan maupun bagi penyesuaian rencana, ataupun sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya. Kegiatan pemantauan sendiri dapat membantu kegiatan pengendalian, yaitu dengan melakukan tinjauan pada kegiatan yang sedang betjalan secara terns menerus. Sedangkan evaluasi dapat dilakukan pada tahap penyusunan rencana juga dapat dilakukan terhadap kegiatan yang telah selesai dilakukan.(bahan ajar Suyanti, LPEM-FEUI) Sedangkan KKL untuk pemantauan dan evaluasi formatnya sama dengan KKL untuk tahap perencanaanya, hanya saja pada KKL tahap pemantauan dan evaluasi terdapat penambahan kolom pada sisi kanan kolom 5 yang berisi temuan studi /evaluasi yang digunakan
untuk membandingkan antara rencana
dengan realisasi (Suyanti: 1997). Dengan penambahan kolom 5 maka akan dianalisa perbandingan indikator-indikator kinetja yang disusun pada tahap perencanaan dengan realisasi setelah proyek betjalan atau berakhir. Hal menunjukkan seberapa jauh proyek dapat mencapai tujuan-tujuannya dan digunakan untuk mengukur kinetj a suatu proyek pembangunan, tindakantindakan koreksi, dan bahan masukan bagi perencana berikutnya serta dalam pengambilan keputusan.
Universitas Indonesia
29
2.3. E-goverment Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Teknologi lnformasi dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan. Sedangkan e-goverment mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Pada intinya e-goverment adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk bam seperti: G to C (Government to Citizen) G to B (Government to Business) danG toG (Government to Government).(www.mti.ugm.ac.id) Manfaat e-goverment yang dapat dirasakan antara lain: 1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam, 7 hari dalam seminggu, tanpa hams menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan 2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. 3. Pemberdayaan masyarakat melalui infonnasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya infonnasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya. dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilih sekolah yang pas tmtuk anaknya
Universitas Indonesia
30
4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi
pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video
confemce. 2.4. Local Area Network Menurut wikipedia.com, Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3
Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-.fi biasa disebut hotspot Pada sebuah LAN, setiap node atau komputer mempunyai daya komputasi sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap komputer juga dapat mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai dengan hak akses yang telah diatur. Sumber daya tersebut dapat berupa data atau perangkat seperti printer. Pada LAN, seorang pengguna juga dapat berkomunikasi derigan pengguna yang lain dengan menggunakan aplikasi yang sesuai.
2.5. Teknologi dalam Proses Produksi Penggunaan teknologi dalam suatu proses produksi sebenarnya sudah sejak lama disebut sebagai "agen" yang mampu melipatgandakan hasil dari suatu produksi. Dalam hal ini tentu produksi yang dimaksud adalah pelayanan publik yang
dilakukan pemerintah.
Dengan pelayanan yang baik diharapkan
pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Dalam Teori Pertumbuhan (neo klasik) yang tahap awalnya hanya menganggap bahwa peningkatan modal dan tenaga keija sebagai sumber-sumber pertumbuhan. Setelah ditemukan adanya perbedaan dalam neraca pertumbuhan antara tingkat pertumbuhan dengan tingkat penambahan stok modal dan angkatan keija, disadari bahwa ada unsur lain yang mempengaruhi pertumbuhan.
Universitas Indonesia
31
Perbedaan ini muncul karena peningkatan produktifitas yang diperoleh dari penerapan teknologi dan peningkatan kualitas SDM. Walaupun teknologi belum dianggap sebagai bagian dari proses produksi sebagaimana menurut Solow di dalam Kartasasmita (1997), bahwa teknologi dianggap sebagai faktor yang bersifat eksogen yang datang demikian saja ke dalam proses produksi. Kemajuan teknologi apakah melalui proses belajar, investasi dalam penelitian, dan akumulasi modal tidak perlu dirangsang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa siapapun atau negara manapun mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan teknologi dengan pengeluaran rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali, artinya menurut pandangan ini teknologi bersifat pure public goods yang mempunyai sifat non-rival goods dan sekaligus non-excludable goods. Sebagai non-rival goods, teknologi bisa didapatkan tanpa hams bersaing satu sama lain, dan sebagai non-excludable
goofls, manfaat teknologi tidak dapat dikhususkan hanya untuk sekelompok pengguna saja, atau dalam skala yang lebih luas tidak hanya untuk satu negara saJa. Dalam era globalisasi dan perekonomian terbuka, dimana semakin tidak dikenal batas negara, semua faktor produksi dapat berpindah secara leluasa dan teknologi dapat dimanfaatkan oleh setiap negara. Pertumbuhan semua negara di dunia
diharapkan
akan
dapat
lebih
baik
bagi
mereka
yang
dapat
memanfaatkannya dengan optimal. Dengan ini, diharapkan kesenjangan akan berkurang. Kenyataannya kondisi diharapkan itu tidak terjadi, justru yang terjadi adalah kesenjangan semakin melebar antara negara maju dengan negara berkembang. Untuk mencarikan solusi atas permasalahan ini, maka muncul pola pikir bam yaitu pertumbuhan endogen. Pola pikir ini dikembangkan oleh Romer (Dharma : 1990) dengan intinya, bahwa pertumbuhan ekonomi dan kemajuan serta dinamika ekonomi bersumber dari dalam, dan unsur dalam ini mewujudkan diri dalam efisiensi dan produktifitas. Makin
besar peran efisiensi
dan
produktifitas
sebagai
sun1ber
pertumbuhan, maka makin besar juga unsur pembangunan dari dalam. Teori ini dikenal dengan teori endogen, dimana sumber pertumbuhan didasarkan stok
Universitas Indonesia
32
pengetahuan dan ide barn dalam perekonomian yang mendorong tumbuhnya daya cipta dan inisiatif yang diwujudkan dalam kegiatan inovatif dan produktif yang tercermin dari kemajuan teknologi. Teknologi tidak lagi dipandang sebagai faktor eksogen yang datang dari luar tetapi merupakan faktor yang ada di dalam proses produksi (faktor endogen). Sejalan dengan itu penerapan teknologi pada berbagai bidang pekeijaan telah dilakukan oleh negara dalam hal ini bidang pelayanan publik. Dalam hal ini dilakukan oleh pemerintah. Penerapannya akan terns berkembang sesuai dengan tuntutan bahwa pelayanan yang baik itu adalah palayan yang berkualitas dan diberikan dalam waktu yang cepat dan tepat. Oleh karena ini pemanfaatan teknologi dalam pemerintahan adalah suatu keniscayaan.
Universitas Indonesia
BABill
PROYEK LOCAL AREA NETWORK (LAN) PEMDA LIMA PULUH KOTA Proyek LAN Antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Lima Puluh Kota: 1.
Deskripsi: Jaringan teknologi informasi
LAN dengan 24 unit (7 unit
diantaranya komputer bekas) komputer, 3 tower dan perlengkapan lainnya (lihat tabel 5.2) 2.
Biaya yang telah dikeluarkan (realisasi bukan perencanaan - lihat tabel 5.2)
3.
Umur proyek: investasi tahun 2002- proyek tidak lagi berfungsi tahun 2009.
3.1. Deskripsi Pembangunan Local Area Network (LAN) di Pemda Lima Puluh Kota Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potc:;:nsi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Dalam era otonomi daerah sekarang ini, organisasi pemerintah daerah harus lebih terbuka untuk membentuk kemitraan dengan dunia usaha (publicprivate partnership). Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah,
mengelola,
menyalurkan,
dan
mendistribusikan informasi dan pelayanan publik. Oleh karena itu ketika masyarakat mendambakan terwujudnya reformasi sektor publik, pemerintah daerah hams segera melaksanakan proses transformasi menuju e-govemment Sebagaimana tertuang dalam INPRES No. 3 tahun 2003 pengembangan egovemment, dilakukan penataan sistem manajemen dan proses keija di lingkungan pemerintah dan pemerintah daerah dengan cara: 1. mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan birokrasi; 2. membentuk jaringan sistem manajemen dan proses keija yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekeija secara terpadu,
33
Universitas Indonesia
34
untuk: menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang hams disediakan oleh pemerintah. Dengan pengembangan e-govemment 1m, JUga dibarengi dengan penataan sistem manajemen dan prosedur keija di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup dua aktivitas yang saling berkaitan, yaitu: 1. pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses keija secara elektronis; 2. pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh seluruh masyarakat. pengembangan e-govemment
Untuk: melaksanakan maksud tersebut,
diarahkan untuk: mencapai setidaknya empat tujuan, yaitu: 1. pembentuk:an jaringan informasi dan pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas pada setiap saat tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan biaya yang teijangkau oleh masyarakat; 2. pembentuk:an
hubungan
interaktif
dengan
dunia
usaha
untuk:
meningkatkan perkembangan perekonomian daerah, nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi
perubahan dan
persaingan
perdagangan intemasional; 3. pembentuk:an mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembagalembaga pemerintah serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan pemerintah; 4. pembentuk:an sistem manajemen dan proses keija yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Untuk: dapat memberikan layanan e-govemment yang optimal maka diperlukan Infrastruktur yang memadai. Infrastruktur e-government, terutama jaringan memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana komunikasi
Universitas Indonesia
35
penyebaran informasi. Kendala yang cukup besar dalam komunikasi adalah bagaimana komunikasi itu dapat dilakukan tanpa memandang letak geografis yang sering menjadi penghambat. Sebuah tuntutan bahwa komunikasi dapat dilakukan tanpa memandang jarak dan fleksibel di daerah manapun. Sebuah inovasi teknologi telekomunikasi melahirkan terobosan barn yang menggantikan teknologi telekomunikasi konvensional. Teknologi yang tidak membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Teknologi tersebut adalah Teknologi Nirkabel (Wireless Network), teknologi yang tidak membutuhkan media perantara kabel dalam proses telekomunikasinya (transfer audio, video, dan data). Teknologi wireless ini sangat mendukung dan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur e-government. Dengan biaya yang relatif lebih murah dan implementasi serta perawatan yang lebih mudah, teknologi wireless network memenuhi kebutuhan transformasi data (informasi) dengan jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan jaringan kabel. Menyadari pentingnya teknologi ini, maka Pemda Lima Puluh Kota mulai membangun Local Area Network (LAN) pada tahun 2002 ketika itu Kantor lnformasi Komunikasi dan Data (IKD) barn saja terbentuk. Namun sayangnya keputusan investasi tidak didasari oleh hasil kajian tentang berapa besar manfaat yang akan di harapkan. Adapun cikal bakal LAN ini berasal dari komputer jaringan Bagian Pengolahan Data dan Elektronik (PDE) yang beijumlah 10 unit, walaupun komputer komputer sudah terhubungan dalam satu jaringan tersebut namun belum ada aplikasi bersama3 • Komputer yang
digunakan
ini
merupakan bekas
dari
program
SIKOMDAGRI (Sistem Komunikasi Departemen Dalam Negeri). Program Siskomdagri ini tidak sempat beroperasi. Secara umum kondisi komputer tersebut dalam keadaan rusak ringan dan sebagian cenderung berat. Pada tahun 2002 Kantor IKD melakukan pengadaan 10 unit komputer, komputer ini diperuntukan bagi pengembangan jaringan LAN yang sudah ada sebelumnya, tahun 2003 ditambah lagi 7 unit komputer, dengan penambahan ini 3
Merupakan kegiatan yang dilakukan antar komputer seperti tukar menukar data, chating,fi/e sharing dan lain-lain. Universitas Indonesia
36
maka terdapat 24 unit komputer Jaringan LAN. Untuk mendukung koneksi antar komputer pada kantor- kantor yang berjauhan maka pada saat itu juga dibangun 3 tower, yang terdiri 1 tower pemancar yang berlokasi di Kantor IKD dan dua tower penerima yang terletak di Dinas Perhubungan dan di kantor Badan Perencana Pembangunan Daerah. Tower yang di Dinas perhubungan juga mengkoneksikan komputer yang ada di tiga kantor yaitu (1).
Dinas
Pertambangan dan Energi, (2) Kantor Pariwisata dan (3). Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, sedangkan tower yang di Bappeda hanya untuk komputer di Bappeda saja. Untuk komputer - komputer yang berada di sekitar Kompleks
Kantor
bupati
dikoneksikan
dengan
kabel
yang
langsung
didistribusikan dari Kantor IKD, adapun komputer yang terhubung adalah : 1. Kantor IKD (sebagai server) ditambah 4 unit pada masing-masing seksi 2. Badan Kepegawaian Daerah 3. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 4. Ruangan Bupati
5. Ruangan Wakil Bupati 6. Ruangan Sekretaris Daerah 7. Ruangan As is ten I 8. Ruangan Asisten II 9. Badan Pengeloa Keuangan Daerah 10. Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 11. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 12. Bagian Umum 13. Bagian Tata Pemerintahan 14. Bagian Organisasi 15. Bagian Catatan Sipil 16. Bagian Kesejahteraan Rakyat 17. Bagian Lingkungan Hidup 18. Bagian Perencanaan Program 19. Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal Daerah 20. Bagian Arsip 21. Bagian Hukum Universitas Indonesia
37
Rencana jangka menengah LAN ini adalah pada tahun 2004 sudah terkoneksi dengan seluruh SKPD, 2005 seluruh kecamatan dan pada tahun 2009 sudah tersambung sampai ketingkat Nagari (Desa). Keberadaan Jaringan LAN sampai ke Nagari diharapkan dapat diakses oleh masyarakat umum, seperti petani, pedangang dan pengusaha kecil. Dengan terkoneksinya hingga Nagari maka petani dan masyarakat lainnya akan lebih mudah mengakses informasi yang berhubungan dengan pekeijaan mereka sehari-hari. Misalnya pedagang akan lebih awal tahu harga pasaran, begitu juga petani akan lebih cepat tahu tentang informasi cuaca, sehingga mereka bisa menyesuaikan tanaman yang akan ditanam. Pada tahun 2004 semua komputer dan jaringan sudah terpasang dengan baik, begitu juga dengan tower-tower juga sudah bekeija dengan baik pula. Untuk mengoperasikan komputer jaringan pada SKPD, berdasarkan Surat Keputusan Bupati juga ilibentuk petugas atau operator komputer jaringan. Pada awalnya operator ini hanya berasal dari SKPD yang diberikan komputer jaringan. Tugas dari operator ini adalah untuk mengumpulkan data kegiatan pada SKPD yang bersangkutan dan menyampaikan informasi - informasi yang dirasa perlu kepada pengelola di Kantor IKD. Bertukar informasi dengan sesama SKPD juga bisa dilakukan. Belakangan operator yang di "SK-kan" juga berasal dari SKPD yang tidak memiliki komputer jaringan sebagaiman tertuang dalam SK Bupati Nomor : 267 tahun 2008 tanggal 12 Mei 2008 tentang Pembentukan Tim Pelaksanan Up Date Data Website Kabupten Lima Puluh Kota tahun 2008. Tugas dari Operator Pegumpul Data SKPD adalah : 1.
Menghimpun data-data potensi daerah Kabupten Lima Puluh Kota semua
bidang
yang
terdapat
pada
masing-masing
SKPD
pada dan
mengirimkannya kepada Kanalisator4 data yang berada di Kantor Komunikasi dan Data melalui media elektronik (jaringan LAN, jlashdisk, atau dalam bentuk data elektronik lainnya) 2.
Menyerahkan dan mengirimkan data - data yang ada pada SKPD yang bersangkutan baik berupa data permanen maupun perubahan data kepada Kanalisator.
4
Petugas yang menghimpun dan melakukan evaluasi terhadap data yang diberikan oleh kontributor dalam bentuk data elektronik.
Universitas Indonesia
38 3.
Menyampaikan
data-data
lainnya
yang
berhubunngan
dengan
pembangunan dan peyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota Bagi mereka yang tidak mempunyai komputer jaringan hanya ditugaskan untuk melaporkan data kegiatan SK.PD mereka secara manual, seperti mengantar data secara langsung baik secara softcopy mapun hardcopy. Sedangkan bagi yang bartugas pada SK.PD yang memiliki komputer jaringan diharapkan untuk mengirim data secara elektronik. Sebagai kompensasi atas penambahan tugas terhadap operator tersebut diberikan honor bulanan. Adapun syarat untuk mendapatkan honor tersebut adalah setiap bulan operator harus menyerahkan laporan pekeijaan komputer jaringan dan laporan penyerahan data yang diketahui oleh kepala SKPD. Untuk membekali operator dan penyetor data SK.PD tersebut, diadakan pelatihan pengolahan data. Sedangkan untuk menanamkan pemahaman bagi pimpinan SKPD juga dilakukan semacam pengenalan teknologi informasi khususnya pemanfaatan Local Area Network. Data-data yang disetorkan oleh operator komputer jaringan diharapkan dapat menambah koleksi bank data dan meng-update isi website pemda www.limapuluhkota .go.id 3.2. Perencanaan Proyek Pembangunan LAN Perencanaan menurut Undang- undang Nomor 25 tahun Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
masa
depan
yang
tepat,
melalui
urutan
pilihan,
dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sedangkan proyek adalah suatu unit kegiatan investasi atau kumpulan atau lebih dari satu kegiatan yang dilaksanakan sebagai satu unit atau kesatuan kegiatan, yang dilaksanakan dalam suatu periode tertentu (mempunyai umur proyek), di lokasi tertentu dan dengan tujuan-tujuan tertentu. Proyek merupakan bagian akhir dan terkecil dari suatu hirarki perencanaan pembangunan yang merupakan bagian dari perencanaan nasional dan program-program pembangunan. Proyek adalah suatu kegiatan yang
Universitas Indonesia
39
menterjemahkan rencana pembangunan dan program dalam suatu kegiatan nyata. (LPEM-FEUI). Oleh karena itu, perencanaan proyek pembanguan Local Area Network tentunya juga mempunyai suatu proses kegiatan yang mempunyai tujuan dengan melibatkan sumber daya yang ada, maka untuk melihat proses perencanaan tersebut serta melihat harapan-harapan yang ingin dicapai oleh perancang kegiatan ini, dapat menggunakan Matrik Kerangka Kerja Logis, Matrik ini akan mendeskripsikan kegiatan investasi LAN yang dilakukan beserta harapanharapan yang ingin dicapai beserta ukuran-ukuran kualitatif dan kuantitatif (lampiran : 1) Deskripsi Tabel Kerangka Kerja Logis tahap Perencanaan
INPU1S: Secara keseluruhan Input
Dana
yang
sudah
dihabiskan
untuk
pembangunan proyek LAN mencapai Rp. 806.737.500,- untuk periode th 20022008,- (perincian terlampir). Dana tersebut digunakan untuk pengadaan komputer jaringan beserta _kelengkapannya. Membangun 3 unit tower wireless masing-masing di kantor IKD, Kantor Bappeda, dan Dinas Perhubungan, pengadaan satu unit server, serta program dua kali pelatihan operator jaringan, dan sosialisasi terhadap pimpinan SKPD sebanyak 1 kali serta untuk biaya langganan internet.. Asumsi yang harus ada untuk mewujudkan ini adalah adanya Pimpinan Proyek yang berkualitas dan bertanggung jawab. Dukungan yang cukup dari pimpinan dan komitmen Pemerintah Daerah serta pegawainya. Pekerjaan harus dilakukan tepat waktu, birokrasi yang sederhana. Kemudian yang penting sekali adalah adanya konsistensi komitmen dan kebijakan daerah serta tidak ada KKN dan hal- hal yang bersifat force mayor.
OUTPUT Output dari kegiatan investasi di proyek LAN adalah 24 unit komputer berikut perlengkapan, peralatan LAN lainnya. Dengan beroperasinya ke 24 komputer tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi antara sesama SKPD maupun dengan Pimpinan Daerah Bentuk komunikasi antara komputer
Universitas Indonesia
40 yang diharapkan adalah adanya proses transfer data dan saling bertukar informasi bahkan untuk surat menyurat antar SKPD yang terhubung dengan LAN bisa dilakukan secara elektronik. Hal ini bisa terlaksana dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan tata letak dan posisi komputer jaringan yang sudah di setting, karena dengan mengubah letak komputer tentu akan mengubah skema
jaringan dan pengaturan jaringan yang telah ditetapkan. Dibutuhkan penegasan untuk menggunakan komputer jaringan hanya untuk keperluan komunikasi antara komputer saja, bukan digunakan untuk mengetik atau keperluan kantor sehari-hari. Untuk dapat komputer ini terbebas dari kemungkinan digunakan untuk mengetik maka harus ada jaminan ketersedian komputer yang memadai untuk pekerjaan sehari-hari. Begitu juga adanya jaminan dari pimpinan SKPD, untuk senantiasa memberikan arahan kepada operator agar selalu mengoperasikan komputer jaringan sesusai dengan peruntukkannya. Dukungan pimpinan tersebut juga .dapat memacu kreatifitas operator komputer jaringan untuk lebih rutin mengirimkan data-data kegiatan pembangunan terbaru kepada kantor IICD. Asumsi berikutnya yang yang harus terpenuhi adalah teralokasinya biaya yang cukup untuk perawatan komputer dan perlalatan jaringan lainnya. Dana perawatan menjadi penting karena setiap pengadaan barang modal haruslah dibarengi dengan dana perawatan
HASIL: Hasil yang ingin dicapai adalah tersedianya perangkat (output) dan berfungsinya (outcomes) jaringan sebagai sarana untuk lalulintas data dan informasi antar SKPD. Maksudnya adalah setiap SKPD dapat mengiriJTikan dan meminta data dan informasi kepada seluruh SKPD yang terkoneksi. Kantor IKD selaku pengelola data dan informasi juga akan mendapatkan data-data terbaru tetang kegiatan-kegiatan pembangunan-pemerintahaan dari SKPD. Data data ini akan dinilai kelayakannya dan kemudian akan dimasukkan ke dalam web pemda. Kemudian dengan adanya lalulintas data ini maka informasi - informasi dari pimpinan daerah juga diharapkan dapat disampaikan melalui jalur ini, sebaliknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SKPD juga dapat dipantau oleh pimpinan daerah. Universitas Indonesia
41
Dalam penelitian lapangan, indikator hasil (outcomes) atau berfungsi atau tidaknya perangkat jaringan LAN ini diwakili dengan besar, jenis dan banyaknya data seputar kegiatan pembangunan-pemerintahan yang masuk ke kantor IK.D, serta informasi terbaru dari masing-masing yang
diterima oleh
kantor IKD. Hal ini dipengaruhi oleh (dalam KKL sebagai asumsi penting) adanya tidaknya dukungan pimpinan SKPD terhadap penggunaan LAN sebagai sarana pertukaran informasi antar SKPD. Dukungan ini dapat berupa aktifnya pimpinan SKPD memberikan data atau informasi terbaru melalui jaringan LAN. Untuk memberikan dukungan yang memadai dibutuhkan pemahaman yang baik pula oleh pimpinan terhadap manfaat dan kegunaan LAN secara khusus. Agar pemahaman ini ada, kantor IK.D menyelenggarakan sosialisasi bagi pimpinan SKPD. Dengan adanya sosialisasi diharapkan teijadi peningkatan pengetahuan pinpinan SKPD terhadap LAN. Dari hasil evaluasi nanti, ditemui, kelihatannya mungkin sosialisasi ini dirasakan tidak cukup dan kurang efektif, sehingga fungsi LAN tidak optimal. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari proyek jaringan LAN ini adalah dampak (hasil) dari befungsinya (outcomes) jaringan secara efektif dan efisien. Seharusnya manfaat yang dapat dipetik dari tersedianya jalur lalulintas informasi ini adalah adanya efisiensi atau penghematan dalam biaya (cost saving), yaitu
penghematan waktu: (a) Pelayanan, pertukaran (transfer) data dan informasi yang selama ini dilakukan secara manual. Dengan adanya LAN
proeses tersebut dapat
dilakukan secara elektronik. (b) Tidak perlu lagi adanya pegawai a tau staf ditugaskan untuk menjemput atau mengantar data, sehingga menghemat biaya BBM
dengan
berkurangnya penggunaan kendaraan untuk menjemput atau mengantar data dan informasi antar SKPD. (c) Begitu juga bagi pimpinan daerah ketika membutuhkan informasi dari suatu SKPD misalnya tidak perlu lagi memanggil kepala SKPD yang bersangkutan. Dengan dihematnya waktu dalam proses tersebut maka waktu untuk melakukan pekeijaan lainnya tentunya akan lebih banyak Universitas Indonesia
42
(d) Penghematan, pembelian kertas, tinta, dan bahkan biaya telepon. Untuk biaya pembelian kertas dan tinta didapat dari berkuragnya penggunaan
hard copy menjadi electronic copy.
Data atau informasi yang
sebelumnya hams menggunakan kertas sekarang hanya menggunakan sarana elektronik seperti email dan lain-lain. Untuk penghematan pemakaian telepon bisa dilakukan dengan cara berkomunikasi melalui sarana LAN baik berupa berkirim message atau berupa chating bahkan secara advance bisa dengan voice-video chating yaitu berkomunikasi langsung yang menggunakan perangkat web-camera. Dengan lancarnya arus lalulintas data dan informasi serta konsistennya laporan kegiatan dan data yang diberikan oleh SKPD ke Kantor IKD maka website pemda tentu akan semakin up to date. Dengan update-nya data website pemda maka pengunjung website juga akan meningkat. Kebutuhan-kebutuhan SKPD dan masyarakat luas akan informasi tentang Kabupaten Lima Puluh Kota . akan terpenuhi. Sayangnya, besar manfaat yang diharapkan dari proyek LAN yang seharusnya menjadi dasar keputusan investasi proyek LAN (efisiensi biaya dan anggaran), tidak pemah dihitung atau diperkirakan besarannya. Agar manfaat proyek LAN ini dapat terns menerus diwujudkan, maka pemerintah hams menjaga tatanan pengelolaan Teknologi informasi ini dengan konsisten. Ini merupakan konsistensi kebijakan pemerintah daerah sebagai dukungan terhadap kelembagaan yang menjadi asumsi untuk keberhasilan proyek LAN.
Kenyataannya,
pengelolaan Teknologi
sering terjadi perubahan pada kebijakan
Informasi
yang
terlalu
sering
sehingga
dapat
mengganggu jalannya intsrumen-instrumen teknologi informasi.
SASARAN Dalam jangka panjang dampak atau sasaran dari pengadaaan LAN yang diharapkan adalah meningkatnya pelayanan pemerintah kepada masyarakat, serta meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Lima Puluh Kota. Pada akhimya kesejahteraan masyarakatpun akan naik.
Universitas Indonesia
BABIV EVALUASI KINERJA PROYEK LOCAL AREA NETWORK
Evaluasi kineija pasca proyek (Ex-post Evaluation atau di Bappenas istilah yang digunakan adalah Evaluasi Kineija Proyek Pembangunan -EKPP) dilakukan pada akhir periode investasi dan berfungsinya proyek LAN dengan menggunakan data monitoring dan evaluasi (monev) proyek yang seharusnya rutin atau berkala dilakukan oleh pihak yang berwewenang di kantor Informasi Komunikasi dan Data (IKD) Kenapa? Monev perlu dilakukan agar kesalahan yang terdeteksi selama pelaksanaan proyek dapat sesegera mungkin diantisipasi, diperbaiki agar kerusakan jaringan dan fasilitasnya tidak berlarut-larut. Dengan demikian proyek dapat diharapkan kineijanya
secara optimal seperti yang
direncanakan (sesuai sasaranjangka pendek, menengah dan panjang). 4.1 Evaluasi Kinerja Proyek Local Area·Network (LAN)
Keputusan berinvestasi terhadap suatu proyek merupakan suatu tindakan yang mempunyai konsekuensi, yaitu ketika pemerintah daerah K.abupaten Lima Puluh Kota memutuskan untuk membangun proyek Lokal Area Network ini sesungguhnnya pemerintah sudah melakukan pilihan diantara beberapa pilihan untuk berinvestasi pada saat itu. Pilihan ini hams dilakukan karena pemerintah daerah mempunyai keterbatasan, oleh karena itu dengan berinvestasi kepada proyek LAN ini maka pilihan terhadap investasi dibidang lainya tidak dilakukan. Dalam konsep ekonomi dinamakan opportunity cost yaitu basil (net benefit foregone) yang hilang atau dikorbankan dari suatu kesempatan yang ditinggalkan atau tidak dapat dilakukan (the second best) karena memilih suatu altematif prioritas pertama (the first best). Oleh karena itu, proyek LAN ini tentu dianggap suatu yang prioritas (the first best) dibanding kegiatan lain pada saat itu, sehingga program tersebut perlu kiranya untuk dilihat dan di evaluasi, bagaimana pencapaian serta bagaimana kineija proyek ini. Paling tidak capaian proyek LAN ini sama dengan opportunity cost-nya Evaluasi kineija proyek atau evaluasi pasca proyek, dilakukan pada saat proyek dinyatakan selesai dilaksanakan. Walaupun begitu, evaluasi kineija juga Universitas Indonesia
44
dapat dilakukan secara berkala selama proyek beroperasi sesuai kebutuhan. Hal ini dilakukan agar proyek dapat mencapai berbagai sasaran dan tujuan
pembangunan seperti yang telah dijabarkan dalam perencanaanya. Agar tujuan tujuan proyek dapat dicapai, perencanaan proyek yang baik perlu dibarengi dengan peralatan untuk evaluasi. Evaluasi kinerja sebaiknya dapat dilakukan secara terencana dan komprehensif, agar dapat ditarik pelajaran dari pengalaman proyek yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai umpan balik dalam dalam proses pengambilan keputusan, . baik untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian dan kaji ulang (review). Dengan demikian, dalam situasi sumber daya yang terbatas, kinerja dari proyek-proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan dapat ditingkatkan (Suyanti,LPEMFEUI). Oleh karena itu Proyek Local Area Network ini, agar sejalan dengan perencana~
pembangunan semula perlu di evaluasi. Untuk mengevaluasi
proyek LAN dapat menggunakan Kerangka Kerja Logis. Kerangka kerja Logis untuk evaluasi formatnya tidak jauh berbeda dengan KKL untuk tahap perencanaanya, hanya saja pada KKL tahap pemantauan dan evaluasi terdapat penambahan kolom pada sisi kanan yang berisi tentang perbandingan antara rencana dengan realisasi (Suyanti: 1997). Dengan penambahan kolom pada sisi kanan maka akan diuraikan perbandingan indikator-indikator kinerja yang seharusnya disusun pada tahap perencanaan proyek LAN dengan realisasi setelah proyek berakhir (ex post evaluation) Di bawah ini adalah uraian mengenai temuan basil studi lapangan mengenai kinerja Proyek LAN.
4.1.1. INPUT Kategori input, yaitu proses awal investasi dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa proyek LAN ini, dapat dilihat di tabel 5.2: Realisasi Pengeluaran sebesar Rp. 806.737.300,- Dari sisi pengadaan barang untuk komputer dan tower serta kelengkapannya tidak mengalami masalah. Otonomi daerah baru saja berjalan dan besamya kekuasaan yang ada di tangan Bupati turut memberikan dorongan, sehingga kegiatan yang mendapat Universitas Indonesia
45
dukungan oleh bupati seolah-olah harus dilaksanakan sesegera mungkin. Oleh karena itu proses - proses dalam pengadaan barang pada proyek ini tidak mengalami gangguan. Akan tetapi, masih ada kelengkapan penting yang belurn dibeli yaitu komputer serve..S. Komputer ini seyogyanya harus ada karena komputer server mempunyai peranaan yang sangat penting sebagai pusat pengatur layanan bagi komputer - komputer LAN. Untuk menyisiatinya, digunakan salah satu komputer LAN. Namun kemampuan dari server ini tidak maksimal, hal ini tercermin dari spesiflkasinya, yaitu komputer pentium III dengan Random Acces Memory (RAM) hanya 128 MB. Akibatnya proses aplikasi yang dijalankan lebih lamban, dan komputer
ini pun sering rusak. Seharusnya komputer server ini adalah komputer khusus dan bukan komputer PC yang ini atau setidaknya memiliki kemampuan dengan spesiflkasi layaknya komputer server Semestinya pada awal pembangunan proyek ini, komputer server sudah harus ada sehingga semua aplikasi dapat dijalankan dengan baik. Kemudian sisi kedua yang perlu diperhatikan adalah input frekuensi sosialisasi terhadap pimpinan SKPD. Selama rentang waktu 2002-2008, sosialisasi terhadap pimpinan hanya dilakukan satu kali pada tahun 2006. Menurut hemat penulis sosialisasi pada tahun 2006 sudah terlambat, karena pada saat itu peralatan jaringan sudah terlanjur banyak yang rusak, walaupun sosialisasi ini beijalan dengan baik tidak akan banyak gunanya karena di kantor SKPD komputer-komputer jaringan sudah tidak berfungsi lagi. Seharusnya sosialisasi ini dilakukan sejak awal proyek dan dilakukan berkala dan terns menerus. Jika membuat perbandingan dengan yang dilakukan Kabupaten Sragen terhadap biaya dikeluarkan sejak tahun 2003 sampai 2008 maka pembanguan
Dalam teknologi informasi, sebuah server (biasanya di sebut server aplikasi) adalah "sebuah program aplikasi yang menerima sambungan untuk permohonan servis dan memberikan kembali respons". Sebuah server aplikasi dapat di jalankan pada komputer yang sama dengan client yang menggunakan server tersebut, atau dapat tersambung melalui jaringan komputer. Beberapa contoh server aadalah file server, database server, backup server, print server, mail server, web server, FTP server, application server, VPN server, DHCP server, DNS server, WINS server, logon server, security server, domain controller, backup domain controller, proxy server, firewall, dll. (Onno W. Purbo)
5
Universitas Indonesia
46
sistem online ini menghabiskan dana hanya Rp. 1,2 milyar. Proyek ini dapat menyumbang efesiensi yang baik dalam belanja pemerintahan. Biasanya Pemerintah Kabupaten setiap tahunnya mengeluarkan biaya tagihan telepon sebesar 2,3 Milyar, dan dengan adanya sistem online ini hanya dibutuhkan Rp. 250.000.000,- perbulan untuk biaya keijasama dengan Internet Service Provider. Sedangkan untuk penghematan untuk belanja kertas mencapai 70%
(www.lndonesia.com). Hal ini disebabkan oleh berkurannya pemakaian kertas untuk surat menyurat pasca diberlakukannya surat dalam bentuk elektronik. 4.1.2. OUTPUTS DAN OUTCOMES LAN Output (keluaran) kegiatan proyek LAN seperti yang dirinci pada tabel 5.2
adalah: (a) komputer dalamjaringan LAN (b) tower pemancar dan tower penerima, (c) Komputer Sexver LAN. (d) Tenaga operator yang telah dilatih, (e) Aparat dan
Pimpinan SKPD
yang telah mendapat sosialisasi
program kegiatan LAN (f) Internet (g) Peralatan dan perlengkapan LAN lainnya (tabel 5.2) Dari penelitian yang dilakukan, pada tahapan kineija output ditemukan bahwa: a. Kondisi komputer LAN sudah banyak yang rusak, hanya 10 unit yang dikategorikan layak pakai, Tower pemancar dan Penerima Sinyal juga mengalami kerusakan cukup parah, jaringan kabel LAN sudah banyak yang terputus b. Pelatihan terhadap operator komputer LAN sejak LAN diaktifkan tahun 2003 hanya dilakukan dua kali yaitu pada tahun 2003 dan tahun 2008. Secara teknis, operator yang ditunjuk sudah mempunyai keahlian yang cukup untuk melakukan pengopcrasian LAN. Mayoritas pengetahuan mereka tidak hanya didapat dari pelatihan yang diberikan tetapi sudah merupakan keterampilan yang didapat Universitas Indonesia
47 secara otodidak, jadi secara umum tidak ada permasalahan teknis yang berasal dari operator komputer LAN. Rata- rata usia operator adalah 20 - 35 tahun, artinya mereka mulai menjadi pengawai Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota ketika komputer sudah digunakan sebagai alat bantu dalam membuat surat, dan mengolah data keuangan. Menggunakan komputer bukan merupakan sesuatu yang bam bagi mereka. Ditambah lagi dengan telah merambahnya warnet sampai ke kota - kota kecil dan bahkan sampai ke kota kecamatan telah membuat mereka lebih dulu mengenal internet sebelum pelatihan dilaksanakan. Sedangkan tugas - tugas yang diberikan kepada mereka hanya mengoperasikan komputer agar dapat berhubungan dengan komputer lain. Jadi, secara umum pelatihan merupakan wadah penegasan tentang uraian tugas dan fungsi sebagai operator komputer LAN. c. Outcomes : Sosialisasi untuk pimpinan dilakukan hanya satu kali yaitu pada tahun 2006. Agar tugas dan fungsi operator LAN dan keberadaan sarana Teknologi Informasi ini dapat diketahui oleh pimpinan SKPD. Kantor IKD juga mengadakan suatu sosialisasi tentang pemanfaatan jaringan LAN serta Teknologi Informasi secara umum sebagai outcomes proyek LAN ini. Kegiatan itu sendiri diadakan di Aula Kantor Bupati, namun tidak banyak kepala SKPD yang hadir. Kalaupun ada yang hadir itu hanya sewaktu acara pembukaan saja, sedangkan sewaktu pembekalan, kepala SKPD sudah meninggalkan ruangan. Sebagian kepala SKPD diwakili oleh operator LAN SKPD saja. Adapun tujuan kegiatan ini adalah agar pemahaman kepala SKPD meningkat tentang tata ketja LAN dan manfaat yang didapat. Dengan diketahuinya tata ketja dan manfaat LAN diharapkan kepala SKPD dapat mendukung terwujudnya proses transfer data, baik berupa laporan kegiatan SKPD maupun informasi - informasi yang dapat dibagikan kepada SKPD lain sebagai salah satu manfaat yang iharapkan dari proyek LAN ini (outcomes).
Universitas Indonesia
48
Ketidakhadiran
kepala
SKPD
pada
acara
sosialisasi
itu
menyebabkan kepala SKPD tidak begitu memiliki komitmen yang baik terhadap cara kerja dan manfaat dari keberadan komputer LAN di SKPD. Sosialisasi yang hanya satu kali dalam rentang waktu 3 tahun sejak proyek ini dimulai merupakan satu indikator lemahnya persiapan dan monitoring (harus muncul atau diantisipasi dalam tahap perencanaan yang proyek yang ideal) yang dilakukan oleh kantor IKD. Semestinya kegiatan sosialisasi ini diadakan tiap tahun, sehingga kepala SKPD diharapkan akan semakin meningkat pemahamannya dan pengetahuannya mengenai LAN.
Dengan
mengadakan kegiatan sosialisasi ini tiap tahun, Kepala SKPD dapat menilai bahwa kegiatan ini dikerjakan memang merupakan program prioritas yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Seksi Sisforkom (Sistem lnformasi dan Komunikasi) yang merupakan seksi yang bertugas mengurus LAN pada Kantor lnformasi Komunikasi dan Data (IKD) sejak tahun 2006 selalu merencanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan operator tiap tahun. Rencana ini selalu terkendala oleh terbatamiya anggaran yang ada pada kantor IKD, sepanjang pengamatan penulis selama bertugas pada kantor IKD sejak tahun 2005. terlihat bahwa anggaran untuk Seksi Sisforkom untuk kegiatan di bidang local area network tidak konsisten dimana setelah pengadaan perangkat LAN ini pada tahun 2003 dan 2004 tidak terlihat adanya anggaran untuk perawatan, maupun anggaran untuk penambahan cakupan layanan LAN ke SKPD lainnya. Pada tahun 2007 dan 2008 anggaran untuk penambahan dan penggantian perangkat baru ada dilakukan tapi tidak menyeluruh pula. Artinya pengadaan dan penambahan perlengkapan baru tidak mampu meningkatkan kinerja LAN. Hal ini terlihat ketika tahun 2008 kantor IKD membeli komputer untuk server yang cukup baik namun pada saat yang sama komputer LAN yang berada di SKPD yang sudah rusak berjumlah 14 unit. Seharusnya pada saat itu yang mesti dilakukan juga adalah pengadaan untuk penggantian komputer- komputer yang dibeli telah pada tahun 2002/2003.
Universitas Indonesia
49
Permasalahan lain adalah bahwa hanya sedikit sekali operator komputer LAN yang menyetorkan datanya melalui jaringan LAN. Sedangkan untuk keperluan untuk data Website diambil sendiri secara manual oleh kanalisator dengan meng-copy ke Flash Disk. Cara seperti ini mesti dilakukannya agar data website tetap memuat informasi yang tetap upto date. Namun karena berbagai keterbatasan cara-cara manual seperti ini tidak betjalan lama, sehingga data-data atau informasi di website akhirnya juga tidak selalu terbaharui. Ketika hal ini di konfmnasi kepada operator LAN, mereka sama-sama menyatakan, bahwa tidak dapat menyetor data kalau komputemya sendiri rusak dan jaringan sering tidak terkoneksi. Di samping masalah itu, tugas yang diemban oleh seorang staf pada suatu SKPD bukanlah hanya sebagai operator Komputer LAN saja. Rata-rata mereka yang ditunjuk adalah staf yang dianggap rajin dibanding rekan yang lain. Sehingga operator tersebut tidak menyisakan waktu yang cukup untuk melakukan tugas-tugas sebagai operator LAN Hasil dalam pemanfaatan LAN (outcomes) hanya dapat digambarkan bahwa ketika komputer sudah terhubung dalam jaringan LAN, masih di tahap awal setelah pengadaan komputer, komputer tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya seperti tujuan LAN. Hampir tidak ada proses komunikasi proses pembangunan, kirim mengirim data antar komputer. Apa sebabnya? Menurut Kanalisator
yang juga bertindak selaku operator komputer server
mengatakan bahwa peralatan dan perlengkapan jaringan LAN hanya digunakan untuk keperluan ketja kantor sehari-hari, mengetik surat dan peketjaan rutin lain, dan bahkan tidak jarang digunakan untuk bermain game. Artinya, dengan temuan itu dapat dipastikan bahwa kalau proyek LAN tidak berfugsi seperti tujuannya, apalagi sasaran investasinya dalam jangka panjang (sasaran makro ekonomi daerah). Jaringan LAN yang diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap dalam proses pembangunan bagi pelaku pembangunan di daerah, tidak memberi dukungan untuk meningkatkan investasi proyek-proyek pembangunan di daerah (proyek swasta maupun publik), tidak terwujud.
Universitas Indonesia
50 Kineija atau
keberhasilan pembangunan daerah yang dicapai oleh
pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota sejak pembangunan proyek ini, dapat dipastikan bukan basil atau sumbangan adanya Local Area Network yang tidak pemah berfungi sesuai tujuannya. Tabel: 5.2 Realisasi Masukan dan Keluaran Proyek LAN Di Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat 2002-2008 (dalam Rupiah)
Tahun 2002
2003
2004 2005 2006 2007
Uraian Komputer LAN XDXLModel Kable LAN {UTP) HUB Tower Komputer LAN Web Camera HeadPhone Pelatiban Oprator Jaringan Biaya internet Uo Grade Sever Pembaharuan data website Sosialisasi Pimpinan Main Frame Server Kabel LAN (UTP) RJ 45 Conenclor HUB ModemXDXL Pembaharuan data website Hosting Web
Honor~torJaringan
2008
Hosting Web Tang Crimping Badwithmeter LAN tester Poiting Tower (service) Honor operator Jaringan Konversi Web ke Linux
IUMLAH TOTAL (lnvestasi + operasional
Unit IOUnit 6 unit I Paket 4Bb 3 unit 7 unit 7Unit 7Unit I paket 1 tahun I unit I paket IPaket I unit 2 roll I kotak 2uni 6 unit lpaket ltahun I paket I tahun 2 unit 2 pasang 2uni I paket lpaket I paket
!nvetasi 245.000.000
Biaya Operasional
60.000.000 100.000.000 21.000.000 7.000.000 15.000.000 3.000.000 8.245.000 20.900.000 3.1 t2.500 100.000.000 1.700.000 500.000 3.000.000 30.000.000 45.540.000 31.200.000 16.800.000 26.4000.000 1.400.000 2.800.000 1.000.000
596.705.000 806.737.500
11.080.000 12.000.000 25.000.000 210.032.500
Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan Daerah Kab. Lima Puluh Kota. Tabel 5.2 menunjukkan
bahwa sejak LAN dibangun pada tahun
2002/2003 tidak ada penganggaran dalam upaya pengembangan jaringan. Proyek LAN
hanya bertumpu pada penganggaran untuk jaringan yang sudah ada.
Pengalokasian anggaran untuk mendukung anggaran yang sudah ada pun dinilai tidak mencukupi, seharusnya pada tahun pertama pengadaan perangkat Jaringan LAN ini sudah dilakukan anggaran untuk sosialisasi terhadap pimpinan SKPD
dan pelatihan bagi petugas komputer LAN. Perencanaan anggaran ini seharusnya muncul dalam perencanaan proyek. Perencanaan proyek tidak pemah dilakukan Universitas Indonesia
51
atau dibuat. Terbukti tidak adanya dokumen perencanaan yang dapat memberi informasi dan data mengenai alokasi anggaran selama umur proyek LAN. Jika proyek LAN ini akan dikembangkan untuk jaringan seluruh SK.PD untuk tahun 2004, dan Nagari (desa) Online tahun 2009 maka akan terlihat dalam tabel arus kas - investasi dan operasional proyek - sudah ada rincian rencana anggaran untuk persiapan ke arah itu, seperti penambahan komputer, pengadaan towertower barn. Hal ini tidak pernah dilakukan dalam tahap perencanaan. Tabel 5.2 hanya menunjukkan realisasi pengeluaran (biaya proyek) dan tidak terlihat pengeluaran
untuk pengembangan Jaringan LAN. Seharusnya
anggaran untuk pembelian komputer meningkat dari tahun ketahun sampai tercapainya pembangunan jaringan ke Nagari-Nagari. Namun yang terjadi sebaliknya, komputer-komputer yang sudah dibeli pada tahun 2002-2003 dan sudah memasuki masa akhir usia ekonomis pada tahun 2006-2007, tidak pernah diganti bahkan dipelihara. Komputer LAN misalnya membutuhkan biaya perawatan minimal setiap bulanya Rp. 25.000,- sampai Rp. 40.000,- per unit, untuk masa pakai selama 5 tahun. Setelah lima tahun berjalan seharusnya ada reinvestasi penggantian pembelian komputer barn. Pada tahun 2006 sampai tahun 2008 memang ada upaya untuk menata kembali perangkat jaringan dengan pengadaan Main Server, perbaikan tower, mengadakan pelatihan, sosialisasi terhadap pimpinan SK.PD dan update website Pemda Lima Puluh Kota. Jadi total anggaran yang dihabiskan proyek ini periode dalam kurun waktu 2002 -2008 sebesar 806.737.500,- menjadi sia- sia. Manfaat yang seharusnya diharapkan tidak tercapai. Dampak Kerugian Proyek LAN Terdapat dua macam kerugian yang diakibatkan oleh gagalnya proyek LAN ini: (1) Kerugian finansial (finacial loss), yaitu kerugian sejumlah uang yang telah dihabiskan untuk peroyek ini sejak 2002 sampai 2008 sebesar Rp. 806.737.500,(2) Kerugian secara ekonomi yaitu kerugian sebesar opportunity cost atau
benefit foregone dari proyek lain yang tidak dapat dilaksanakan karena Universitas Indonesia
52
memilih proyek LAN - sewaktu pemerintah memutuskan untuk melakukan investasi LAN ini. Sayangnya, pilihan lain tersebut (the
second best project) tidak secara spesiftk terdata, Pemerintah Daerah tidak mempunyai informasi mengenai altematif penggunaan dana sebesar Rp. 800 Juta ini kalau tidak untuk LAN, dana untuk apa dan berapa harapan manfaatnya. Menurut Harahap (2000) economic loss (atau biasa disebut economic loss doctrine) melihat defmisi kerugianjauh lebih luas dari defmisi accounting loss. Sebab, economic loss terdiri dari direct
economic loss dan consequential economic loss. (www.kontan.com) 4.2. Faktor- Faktor Penyebab Kegagalan Proyek LAN Kegalalan proyek LAN disebabkan oleh 2 faktor utama yaitu aspek Sistem Perencanaan - Kebijakan Umum Daerah dan aspek Pemantauan dan Evaluasi
4.2.1. Sistem Perencanaan dan Kebijakan Umum Daerah (1) Perencanaan Proyek Apakah proyek LAN betul-betul dibutuhkan, diperlukan, prioritas dalam pembanguan darah kabupaten Lima Puluh Kota? Perencanaan tidak pemah dibuat, dokumen perencanaan tidak pemah ada, hal ini berarti bahwa proyek LAN tidak direncanakan secara sistematis. Sebelum investasi dilakukan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah identiftkasi proyek yaitu menentukan proyek apa yang akan dikeJ.jakan, ini sangat penting dilakukan karena menyangkut penggunaan sumberdaya yang terbatas, kesalahan dalam mengidentiftkasi proyek merupakan cikal bakal dari kegagalan dari proyek itu sendiri dan juga program pembangunan umumnya. ldentiftkasi sebelum proyek dimulai mutlak dilakukan. ldentiftkasi dilakukan untuk melihat seberapa penting atau strategis suatu proyek dilakukan untuk mendukung suatu program pembangunan. Apakah sudah tepat jika permasalahan-permasalahan yang selama ini di hadapi akan terpecahkan ketika proyek ini selesai dibangun? Jadi suatu proyek itu seharusnya dibangun berdasarkan suatu kebutuhan (need analysis) dan analisis permasalahan dengan Universitas Indonesia
53 pohon masalah untuk mencari akar permalasah dalam pengadaan data. Bukan hanya berdasarkan kepada keinginan penyelenggara pemerintahan atau investor saJa. Ketiadaan dokumen perencanaan proyek LAN
1m
JUga akan sangat
berdampak kepada hal-hal lain, seperti (a) Tidak adanya alur yang yang tepat untuk melanjutkan kesinambungan proyek
dalam
penganggaran maupun
pengalokasian
sumberdaya
manusia. (b) Motif para pelaku juga akan berbeda - beda dalam menteijemahkan
fungsi dan manfaat proyek, tidak adanya pengorganisasian yang baik untuk menjaga proyek agar senantiasa dapat mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan semula. Sedangkan
ketiadaaan
monitoring
dan
evaluasi
selama
proses
perencanaan sampai dengan pelaksanaan menandakan bahwa tidak ada upaya untuk mengontrol kesinambungan suatu proyek, karena dengan monitoring dan evaluasi diharapkan kita dapat melihat capaian - capaian tujuan yang direncanakan, dan jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan semula maka dengan segera dapat direkomendasikan untuk diperbaiki.
(2) Inkonsistensi Kebijakan Umum daerah Penyebab berikutnya adalah adanya inkonsistensi dalam kebijakan umum daerah. Kebijakan umum daerah terlihat dari naskah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). RPJP betujuan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang. RPJP juga berfungsi sebagai pemberi arab pembangunan daerab untuk periode 20 tahun mendatang secara jelas dan sistematis kepada seluruh pelaku pembangunan daerab, baik Pemerintah Daerah, swasta maupun masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota. Sedangkan tujuan utama penyusunan RPJP Kabupaten Lima Puluh Kota ini adalah melakukan analisis terhadap kondisi dan potensi umum daerah. Melakukan proyeksi 20 tahun ke depan, merumuskan visi dan misi pembangunan serta menentukan arab dan pentahapan pembangunan daerab Kabupaten Lima Puluh Kota untuk periode 2005-2025. Universitas Indonesia
54 Dokumen RPJP selanjutnya akan menjadi acuan, bagi seluruh komponen daerah (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) di dalam mewujudkan aspirasi dan cita-cita masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota. Mewujudkan kehidupan yang lebih maju, agamais dan sejahtera sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang telah disepakati bersama. Dengan demikian diharapkan seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan akan sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu sama lainnya, untuk mendorong proses pembangunan daerah Kabupaten Lima Puluh Kota secara keseluruhan . ............ Pelayanan yang prima merupakan salah satu fungsi utama dari birokrasi kepemerintahan yang baik. Birokrasi pemerintahan yang baik, efektif dan efesien hanya bisa terwujud apabila teljadi pelayanan yang cepat, murah, ada kepastian dan tidak berbelit-belit. Arah pembangunan dalam hal ini adalah terus diwujudkan aparatur pemerintah daerah yang profesional, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dan berdedikasi baik. Masalah utama dalam birokrasi kita dewasa ini adalah budaya kinelja birokrasi yang belum berorientasi pada efisiensi dan produktivitas. Sejalan dengan peningkatan kualitas aparatur daerah, perlu pula dilakukan pengadaan dan pemeliharaan "data-base", penggunaan instrumen lTC dalam pemerintah (a.l. via e-govemment) .... Dokumen RPJP 2005-2025:hal63
RPJP ini selanjutnya merupakan dasar utama bagi penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Lima Puluh Kota yang masing-masingnya untuk
p~riode
5 tahun sesuai masa jabatan Bupati Kepala
Daerah. Untuk bidang fungsi Telekomunikasi dan Informatika, kerangka keija yang disusun adalah : a. Pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan dan pembangunan (e-govemment/. b. Perluasan pemanfaatan jasa telekomunikasi dan informatika untuk pengembangan ekonomi masyarakat. c. Peningkatan sarana dan prasarana sistem informasi manaJemen pemerintahan daerah.
6
Pemerintah Federal Amerika Serikat mendefinisikan e-government secara ringkas, padat, dan jelas, sebagai : £-government mengacu kepada penyampaian informasi dan pelayanan online pemerintahanmelalui nternet atau media digital lainnya. Sementara Nevada, salah satu negara bagian di Amerika Serikat, mendefinisikan e-government sebagai : • Pelayanan online menghi/angkan hambatan tradisional untuk memberikan mudahan akseskepada masyarakat dan bisnis dalam memakai layanan pemerintaha. • Operasionalpemerintahan untuk konstitusi internal dapat disederhanakan permintaan operasinyauntuk semua agen pemerintah dan pegawainya.
Universitas Indonesia
55
RPJM akan diturunkan menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Kabupaten Lima Puluh Kota yang dilakukan setiap tahun. Sebagai contoh dalam RKPD tahun 2007. kerangka kerja yang disusun dalam matrik ekonomi RKPD 2007 pada sub fungsi kebijakan adalah : a. Peningkatan pengembangan dan pemanfaatan aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi b. Peningkatan efisiensi pemanfaatan dan Pembangunan insfrastruktur pos dan telematika Sedangkan
strategi
yang
dilakukan
adalah
meningkatkan
pemanfaatan jasa pos dalam memberikan informasi di seluruh pelosok nagari dan meningkat pembangunan jaringan telepon pada seluruh pelosok nagari dan terutama pada Kecamatan Harau untuk mendukung ibu Kota Kabupaten Lima Puluh Kota. RKPD tahun 2007 terlihat bahwa terjadi penyempitan penjabaran dari RPJM, dalam RPJM disebutkan tentang e-goverment dan informatika7 sedangkan dalam RKPD strategi yang akan dilakukan hanya berbicara tentang pengembangan jasa pos dan jaringan telepon. Bagaimana bisa kegiatan dan sarana prasarana e-goverment dan informatika dapat ditingkatan jika dalam RKPD yang menjadi acuan penyusunan anggaran tahunan tidak memuat adanya strategi kerja dibidang itu. Dengan RKPD seperti ini maka akan sangat sulit rencana kerja dalam RPJM diwujudkan. Secara umum pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dalam jangka menengah memang mempunyai keinginan untuk meningkatkan e-government dan informatika namun keiginginan tersebut tidak dituangkan bentuk rencana kerja tahunan. 7 infonnatika suatu bidang keilmuan yang mempelajari teknologi komputer khususnya dalam pengembangan perangkat lunak. Informatika merupakan salah satu cabang keilmuan yang cukup luas karena hampir mencakup dan terkait dengan berbagai hal tentang kehidupan ini, dimana kumpulan disiplin informatika ini meliputi sains maupun teknik yang secara spesifik mengolah data menjadi informasi dengan memanfaatkan seoptimal mungkin teknologi informasi atau komputer. Dalam bahasa Indonesia, istilah Informatika diturunkan dari bahasa Perancis informatique, yang dalam bahasa Jerman disebut Informatik. Sebenarnya, kata ini identik dengan istilah computer science di Amerika Serikat dan computing science di Inggris (Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. www.total.or.id)
Universitas Indonesia
56
J ika dihubungkan kondisi ini dengan proyek LAN, maka seharusnya tahun 2007 merupakan masa dimana berakhimya masa ekonomis dari komputerkomputer LAN yang diadakan pada tahun 2002. Hal ini sejalan dengan Informan yang berasal dari praktisi telematika lokal yang mengatakan bahwa umur ekonomis komputer di Indonesia rata-rata 5 tahun. Oleh karena itu seharusnya pada tahun 2007 merupakan tahun dimana dilakukanya penggantian komputerkomputer yang sudah berumur lima tahun. Hal ini dapat dibenarkan karena dari pengamatan dan informasi dari operator LAN, mengatakan sudah banyak komputer yang rusak dan membutuhkan perbaikan besar-besaran dan hila perlu diganti dengan yang bam. Kemudian yang menjadi penghambat perkembangan pengunaan dan perluasan jaringan adalah bahwa proyek ini pada awal pembangunannya tidak didasari oleh perencanaan yang baik, artinya dari hasil wawancara dengan para perencana tidak ditemukan adanya identifikasi awal. ldeptifikasi awal diperlukan untuk melihat sejauh mafia proyek ini dibutuhkan, dan perlu juga di inventarisir sumber daya-sumber daya yang dapat mengeijakan. Dari aspek identifikasi kebutuhan, perancana tidak melakukan kajian apakah memang pada saat itu pemerintah daerah sudah hams memiliki jaringan LAN seperti ini. Apakah memang sudah dibutuhkan untuk mendudukung proses pekeijaan dilakukan dengan transfer-transfer data. Walaupun ini ada di fikiran para perencana, tapi tidak mengemuka diawal proyek. Hal bisa saja dimunculkan jika pada sebelum proyek ini dimulai ketika
para perencana melakukan
sosialisasi kepada seluruh SKPD. Dengan sosialisasi akan tercipta pemahaman bersama dan pada akahimya akan menjadi suatu kebutuhan besama. Kemudian dari segi kesiapan organisasi, pada saat itu Kantor IKD bam berdiri, dan yang akan menjalankan proyek besar ini hanya bertumpu pada Seksi Sisforkom yang beranggotakan satu orang Kepala Seksi dan 3 orang Staf. Semestinya jumlah pegawai yang tidak banyak ini mampu bekeija jika pihak lain dilibatkan. Sendainya sosisalisasi pada awal pembangunan ini baik, maka tiap SKPD tentu akan mempersiapkan sumber daya mereka, sehingga proyek ini tidak terkesan hanya "milik" kantor IKD saja.
Universitas Indonesia
57 Pekeijan yang belum sempat dilakukan pasca proyek ini mulai dibangun adalah, tidak adanya perangkat hukum yang dapat mengawal proyek ini sampai nanti. Artinya, diperlukan suatu Peraturan Daerah. Dengan adanya peraturan daerah, mau tidak mau proyek ini dapat berkembang dan selalu mendapat alokasi anggaran. Mungkin tidak akan ada lagi hambatan dengan Tim Anggaran ketika akan meluluskan permintaan anggaran untuk kelanjutan proyek ini. (3) Penempatan Pegawai Kepala Kantor IKD merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan suatu perencanaan kantor, terlebih lagi perencanaan untuk proyek atau kegiatan yang berkelanjutan. Pada saat awal proyek ini dibuat, Kepala Kantor IKD adalah sosok yang peduli dan berkemauan besar terhadap pembangunan proayek LAN. Kepedulian ini berasal dari latar belakang profesi beliau sebelumnya sering bersentuhan dengan komputer dan internet. Tidak .lama mengabdi di kantor IKD, kepala kantor ini dipindahkan ke tempat lain, kemudian digantikan oleh seorang yang berlatar belakang pendidikan hukum dan pemah bertugas dibidang kehumasan. Walaupun mempunyai pengalaman dibidang pemberitaan dan penyampaian informasi namun beliau tidak tertarik untuk mengembangkan LAN. Perhatian lebih tersedot untuk bidang komunikasi dan informasi dengan menggunakan media konvensional seperti media surat kabar, televisi dan radio. Ketimpangan perhatian ini terlihat dari ketimpangan alokasi anggaran pada seksi yang menjalankan fungsi LAN dengan Seksi Humas dan Pelayanan Media Cetak dan Film (PMCTF). Pada tahun 2006 kepala kantor IKD kembali diganti dengan seseorang yang berlatar belakang dibidang pendidikan. Kepala kantor pada masa ini perhatiannya ke bidang Teknologi Informasi terasa mulai meningkat, hal ini ditandai dengan digelamya kegiatan sosialisasi bagi pimpinan SKPD. Tujuan digelamya sosiaslisai ini adalah untuk memberikan pemahaman terhadap keeradaan dan pemanfaatan teknologi informasi, namun kegiatan ini tidak berhasil karena tidak dihadiri oleh kepala SKPD. Pada tahun 2007 dalam upaya
Universitas Indonesia
58 revitalisasi jaringan LAN dilakukan pengadaan satu unit komputer server8 . Pada saat itu beberapa komputer di lingkungan kantor bupati sudah terkoneksi dengan server.
Awal tahun 2008 kepala kantor IKD kembali diganti dengan seseorang berpendidikan ekonomi dan pemah bertugas sebagai camat. Pada saat itu keberdaan LAN seperti jalan di tempat, tidak banyak yang berubah. Bahkan dari hari - kehari makin banyak saja komputer LAN yang dikembalikan oleh operator LAN karena berbagai hal seperti rusak, perpindahan ruangan, tidak ada jaringan dan lain-lain. Akhimya pada awal tahun 2009 situasi ini semakin diperparah dengan dilikuidasinya kantor IKD, peleburan ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah No 41 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan SOTK. Fungsi telematika menjadi bagian dari Dinas Perhubungan. dan fungsi humas menjadi bagian dari Sekretariat Daerah. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari kepala kantor dibantu oleh kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi. Pada waktu pendirian LAN kepala seksi Sistem Informasi dan Komunikasi (Sisforkom) dipimpin oleh seseorang yang tidak lama bertugas di Pemda Lima Puluh Kota walaupun ikut · merencanakan kegiatan ini namun tidak sempat berbuat banyak, pada tahun 2004 kepala seksi ini diganti oleh seorang yang berlatar belakang pekerjaan di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Di samping berangkat dari perbedaan latar belakang pekerjaan, kepala seksi ini juga tidak mempunyai keterampilan menggunakan komputer. Menurut hemat penulis pemahaman beliau tentang teknologi informasi juga tidak ada. Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh kepala seksi ini. Pada tahun 2004 nyaris tidak ada kegiatan yang dilakukan secara khusus untuk LAN. Pada tahun 2006 kepala seksi Siforkom berasal dari latar belakang pendidikan ilmu komputer. Pada saat inilah mulai dilakukan revitalisasi LAN seperti Sosialisasi Teknologi Informasi bagi pimpinan SKPD, Pelatihan Operator, pengadaan Sever dan pembaharuan data 8Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan atau network operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan akses kepada workstation anggota jaringan, (wikipedia.com)
Universitas Indonesia
59 website serta perbaikan tower. Khusus untuk tower yang diperbaiki pada pertengahan tahun 2008 Faktor penyebab berikutnya datang dari eksistensi operator LAN. Menjadi operator LAN juga merupakan penambahan tugas yang diberikan kepada seorang pada suatu SKPD, dapat dipahami bahwa tugas tambahan ini tidak dapat dilakukan dengan maksimal karena staf tersebut sudah mempunyai tugas pokok sendiri-sendiri. Untuk tugas tambahan ini mereka juga diberikan honor tiap bulannya. Selajutnya, adalah teijadinya mutasi pegawai yang sudah ditunjuk sebagai operator ke SKPD lain, sehingga komputer LAN yang ditinggal dipergunakan untuk pekeijaan kantor sehari-hari seperti untuk membuat surat dan lain-lain. (4). Alokasi Penganggaran Kebijakan penganggaran pada Kantor IKD sepenuhnya diberikan kepada Kantor IKD dengan mengacu pada Kebijakan Umum Angaran (KUA). KUA ini juga mengacu kepada RKPD tahunan. Sedangkan alokasi-alokasi pada masingmasing Seksi ditentukan oleh Kantor yang bersangkutan. Dalam kurun waktu 2004-2008. Anggaran kantor IKD lebih tersedot untuk Seksi Humas dan Seksi PMCTF, sehingga menyisakan anggaran yang sedikit bagi seksi yang menjalankan bidang Teknologi Infomasi. Dengan anggaran yang seperti itu sangat sulit bagi Seksi Sisforkom untuk memelihara dan mengembangkan jaringan LAN. Sedangkan proses penganggaran ditingkat Pemerintah Daerah dilakukan dengan membentuk Tim Anggaran, tim ini terdiri dari dua macam yaitu Tim Anggaran
Eksekutif
dan
Tim
Anggaran
Legislatif.
Rencana-rencana
pengganggaran yang disusulkan oleh SKPD akan dirumuskan oleh Tim Anggam Eksekutif dan kemudian di Pleno-kan dengan Tim Anggaran Legislatif. Menurut pengakuan salah seorang informan, permasalahan yang timbul adalah setiap presentasi rencana anggaran untuk pengembangan Teknologi Informasi kerap tidak mendapat tanggapan.
Kendala ini disebabkan oleh orang yang
mempresenstasikan tidak menguasai dengan baik permasalahan Teknologi Informasi dan peruntukan anggaran yang direncanakan.
Ketika teijadi
perdebatan dengan Tim Anggaran, rancangan tersebut tidak dapat dipertahankan. Universitas Indonesia
60 Disamping itu, tim anggaran dalam peranannya menetapan alokasi anggaran untuk masing-masing SKPD mengacu kepada KUA (Kebijakan Umum Anggaran) kalau dalam kebijakan umum anggaran tidak ada tercantum dalam program prioritas maka niscaya kegiatan tersebut dapat dianggarkan. Masalahnya adalah bahwa KUA disusun berdasarkan RKPD (rencana Keija Pembangunan Daerah). Jadi kalau ada kegiatan - kegiatan yang tidak masuk dalam alur RKPD dan KUA tentu akan sulit dianggarkan. (5). Pengetahuan Pimpinan Pengetahuan didapat seseorang dari proses belajar dan pengalaman hidup. Begitu juga dengan pengetahuan Pimpinan IKD terhadap Teknologi Inform.asi. Pada tahap awal pembangunan LAN latar belakang (pegalaman) pimpinan sangat mempengaruhi. Dia (kepala) mengetahui manfaat tekonologi inform.asi dapat meningkatkan kineija pemerintah, dengan meningkatan kineija pemerintah maka pelayanan kepada masyarakat juga akan meningkat. Dengan latar belakang dan pengetahuan yang luas terhadap Teknologi Informasi maka pada tahun 2002/2003 jaringan LAN ini mulai dibangun. Pada pertengahan tahun 2003 teijadi pergantian pimpinan IKD. Pimpinan yang barn ini tidak memiliki pengetahuan tentang teknologi inform.asi dan kemauan untuk
belajarpun tidak ada. Kepala Kantor yang ini cenderung mencoba mengulang pekeijaannya sewaktu bekeija di bagian Humas dulu yang lebih banyak mengalokasikan anggaran untuk belanja koran dan wartawan. Berbeda dengan pimpinan IKD tahun 2006, beliau memang tidak mempunyai latar belakang dibidang Teknologi Inform.asi, tapi beliau ada menampakkan kepedulian terhadap teknologi inform.asi. Terakhir pimpinan kantor IKD tidak mempunyai latar belakang dibidang teknologi inform.asi serta tidak mempunyai keinginan untuk bejalar. Akhirya tidak banyak yang dapat diperbuat kantor IKD ketika berada dibawah kepemimpinannya. Awal tahun 2009 kantor IKD dilebur, sebagian fungsinya menjadi bagian di Dinas Perhubungan dan sebahagian lain di Bagian Humas Sekretariat Daerah.
Universitas Indonesia
61
Dapat dimengerti apa hila kantor Komunikasi dan Informasi ini dilebur dengan dinas perhubungan dan Humas Sekretariat daerah, karena tidak menampakkan eksistensinya di bidang teknologi informasi, jika hanya untuk mengurus wartawan dan berita di media cetak dan media elektronik saja maka hal itu cukup relevan dikeijakan oleh Bagian Humas saja.. Melemahnya peranan LAN ini dalam perkembangannya Juga tidak didukung oleh pimpinan SKPD lainnya, kurangnya pengetahuan dan keinginan untuk mempelajari teknologi Informasi dimungkinkan sebagai penyebab menurunnya pemanfaatan teknlogi Informasi di SKPD. Seandainya setiap kepala SKPD memiliki kepedulian terhadap pengembangan Teknologi Informasi, tentunya mereka secara bersama-sama dapat memberikan dukungan kepada Kantor IKD untuk lebih meningkatkan pengelolaan Teknologi Informasi. 4.2.2. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi Jllerupakan kegiatan yang mesti dilakukan dalam setiap pelaksanaan proyek, karena dengan pemantauan dan evaluasi yang baik diharapkan dapat memberikan informasi untuk perbaikan - perbaikan pada masa mendatang. Sementara itu Pemantauan dan Evaluasi tidak pemah dilakukan terhadap proyek Local Area Network Pemda Lima Puluh Kota, akibatnya Pemerintah daerah kehilangan informasi-informasi seperti: (1). Masalah-masalah apa saya yang timbul selama proses perencanaan sampai pelaksanaan proyek LAN. Kehilangan informasi ini mengakibatkan pemerintah daerah tidak mempunyai suatu formula kebijakan yang dapat mengatasi masalash secara lebih baik. (2). Apakah proyek sudah berjalan sesuai jadwal. Informasi seperti ini sebenarnya penting untuk diketahui karena ini berhubungan erat dengan umur proyek, dengan mengetahui umur proyek kita bisa mengetahui apakah proyek ini bisa dikatakan selesai atau masih perlu dikembangkan atau ditingkatkan. (3)
Apakah proyek menghasilkan manfaat yang direncanakan, dengan mengetahui
capaian manfaat yang direncanakan kita bisa memutuskan apakah proyek ini dikatakan berhasil atau tidak. (4). Apakah anggarannya sesuai dengan rencana ? Hal ini sangat penting diketahui untuk melihat serapan anggaran yang dikucurkan untuk melaksanakan suatu proyek, disi Universitas Indonesia
62 akan terlihat cost ana/ysis-nya, apakah dana yang diucurkan sudah sesuai dengan perencanaan semula atau belum.
Universitas Indonesia
BABV
PENUTUP 6.1. Kesimpulan (1) Proyek pengadaan jaringan Local Area Network (LAN) di Pemda Lima Puluh Kota
ini kurang berhasil kalau tidak mau dikatakan gagal.
Jaringan LAN ini hampir tidak pemah dimanfaatkan sesuai dengan tujuan. (2) Faktor utama penyebab kegagalan ini adalah tidak adanya perencanaan investasi dan tidak dilakukannya monitoring dan evaluasi hal ini juga menyebabkan kegiatan LAN tidak berkesinambungan (unsustainable). (3) Akibat kegagalan proyek ini diperkirakan Pemda Lima Puluh Kota mengalami kerugian keuangan (financial loss) sebesar Rp. 806.737.500,ditambah dengan manfaat ekonomi yang tidak bisa dihasilkan (economic
loss).
6.2. Rekomendasi Berikut ini adalah beberapa masukan yang mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota sehubungan dengan proyek LAN dalam program e-government khususnya dan kegiataninvestasi pada umumnya : (1) Di masa mendatang jika akan mengadakan suatu proyek pembangunan pada umumnya dan proyek LAN pada khususnya diharapkan Pemerintah Daerah dapat membuat suatu perencanaan yang baik. (2) Agar perencanaan dapat dilakukan degan baik maka dibutuhkan suatu perangkat hukum daerah (peraturan daerah) agar perencanaan dapat berkelanjutan. (3) Monitoring dan evaluasi proyek perlu dilakukan, agar tujuan-tujuan yang direncanakan semula dapat mencapai sasarannya, dengan mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul.
63
Universitas Indonesia
64
6.3. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diupayakan untuk dapat dilaksanakan sebaik mungkin agar dapat diperoleh basil yang benar. Dengan segala keterbatasan yang dihadapi peneliti antara lain: 1.
Jumlah Responden I lnforman yang diwawancarai hanya 14 orang. Hal ini disebabkan karena tidak banyak orang yang mengetahui secara persis permasalahan proyek LAN.
2.
Penelitian ini hanya meneliti kegagalan yang diakibatkan oleh aspek Administrasi, sosialisasi, birOkrasi dan politik.
Universitas Indonesia
65
BAHAN BACAAN
Anwar Prabu, Manajemen Individu Dalam Organisasi. Mangkunegara, tanpa tahun diunduh dari: http://puslit.mercubuana.ac.id/file/3b-anwar.pdf Budi Rahardjo MEMBANGUN E-GOVERNMENT PPAU Mikroelektronika ITB2001
www.cert.or.id/~budi/articles/e-gov-makassar.doc
Bungin, Burhan, Analisis data penelitian kualitatif : pemahaman filosofis dan metodologis ke arah penguasaan model aplikasi: Rajagrafindo Persada, Jakarta 2005 Dharma, Agus. Peran Sain dan Teknologi Dalam Percepatan Pembangunan diunduh dari
agus_dh.sta.ff.gunadarma.ac.idi. ../Peran+Sains+&+Teknologi+dlm+P ercepatan+Pembangunan.pdf, DPPC, Project Planning Centre, Course Notes, Uniersity of Bradford, UK, 1983 Explanation of 14 Principles of Management ofHenri Fayol. (1916) diunduh dari www.12manage.com methods_fayol_14_principles _of_ management .html Gitingger, J.Price, Economic Analysis of Agricultural Projects, John Hopkins University Press Baltimore London, 1982 Harry Hikmat, MONITORING DAN EVALUASI
PROYE~
diunduh dari
www.depsos.go.id. Hasibuan, Albert, Dkk, Otonomi Daerah, Peluang dan Tantangan, Tim Suara Pembaharuan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Govemment Kartasasmita Ginandjar
PEMBERDAY AAN
MASYARAKAT:
Konsep
Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat, menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas 1997
Universitas Indonesia
66 Keputusan Menteri Negara Perencana Pembangunan Nasional I Kepala Badang Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor : Kep.195/KET/12/1996 yang disempurnakan melalui Surat Keputusan Kepala Bappenas Nomor:
Kep.
178/K/07/200
tentang
Evaluasi
Kineija
Proyek
Pembangunan Mac Arthur, John D, The Logical Framework-A Tool for The Management of Project Planning and Evaluation, New Series Discussion Paper, DPPC, University Of Bradford, UK, 1993 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2005 Nawawi, Hadari. Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1992 Oetomo, Tri W:idodo W, Perilaku Organisasi, Bahan Kuliah STIA LAN Kampus Bandung diunduh dari pdf. search. engine. Poloma, Margaret M, Sosiologi Kontemporer, diterjemahkan oleh Tim Yasogama, PT RajaGrafmdo Persada, 2000 Purnomo, Herry. Zacharias, Theo, Pengenalan Informatika Perspektif Teknik dan Lingkungan, Penerbit Andi, Bogor, 2004 Rudy M. Harahap, Menafsirkan Kerugian Negara http://www.kontanonline.com/04/36/refleksilrefl.htm EDISI 36/IV Tanggal 5 Juni 2000 SK Bupati Nomor: 267 tahun 2008 tanggal12 Mei 2008 tentang Pembentukan Tim Pelaksanan Up Date Data Website Kabupten Lima Puluh Kota tahun 2008 Sulistining, Perkembangan Teori Manajemen http://sulistining. staff. gunadarma. ac.id /Downloads/files/7150/Bab+2. pdf. Suyanti, Bahan Ajar Diklat Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kerangka Keija Logis untuk Perencanaan Proyek, 2001
Universitas Indonesia
67 Suyanti, Bahan Ajar Diklat Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia,
Perencanaan
Proyek
Parstisipatif. 2006 Suyanti, Bahan Ajar Diklat, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Evaluasi K.inetja Proyekproyek Pembangunan. 2001 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional., www. bappenas.go.id www.depkominfo.go.id www.kontan.com www.puslit.mercubuana.ac.id www. wikipedia.com www. wikipedia.com
Universitas Indonesia
Lampiran 1. Kerangka Keija Logis Perencanaan
KERANGKA KERJA LOGIS PROYEK TAHAP PERENCANAAN Nama Kegiatan Lokasi Pelaksanaan
: Pembangunan Local Area Network : Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota :2003-2008
Ringkasan Narasi
No
Sasaran
1
Kabupaten Lima Puluh Kota semakin dikenal dan menarik bagi investor, karena informasi mengenai potensi ekonomi dan kelayakan invetasi semakin dikenal. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pembangunan daerah
lndikator Meningkatnya Investor yang masuk (tidak ada data kuantititatif)
Sumberdata Pembuktian Bagian perekonomian dan penanaman Modal Daerah
HUMAS Pemda
Asumsi penting Organisasi perangkat daerah bekeija profesional dan berkesenimbungan. Dukungan yang terus menerus bagi keberadaan Lan, pemanfaatan LAN dengan dukungan pengadaaan data dan informasi baku dari Kantor Statistik Daerah Keadaan perekonomian negara dan global tidak gonjang gajing krisis. Pimpinan lembaga terkait mempunyai motivasi uantuk membangun daerah Dukungan semua lembaga terkait
•
dalam penggunaan data-informasi dan iklim investasi menunjang. Diperlukan dukungan dan kordinasi semua sektor ekonomi baik teknis maupun non-teknis dalam ~nge]])bangan investasi
2
Manfaat Transfer data secara elektronik Hemat biaya BBM Pimpinan cepat dapat Info dari bawahan Hemat Kertas, Tinta, biaya telpon
Basil
3
Penggunaan LAN dapat menyebarkan data dan informasi ke 21 instansi mulai th 2003
Menghemat waktu dan anggaran operasonal (tidak ada data kuantititatif)
Bendahara
Adanya lalu lintas data Operator LAN Adanya kiriman data terbaru dari I Webmaster masing - masing SKPD (tidak ada data kuantititatif)
Tidak ada perubahan perubahan kebijakan dalam pengelolaan Teknologi Infonnasi Daerah
Dukungan pimpinan SKPD terhadap penggunaan LAN sebagai sarana pertukaran informasi antar SKPD. Dukungan ini dapat berupa aktifnya pimpinan SKPD memberikan data atau informasi terbaru melalui jaringan LAN. Untuk memberikan dukungan yang memadai dibutuhkan pemahaman yang baik pula oleh pimpinan terhadap manfaat dan kegunaan LAN secara khusus
Keluaran
2
• •
•
1
Jaringan LAN Terampilnya Operator LAN Pimpinan Mengetahui I mengerti kegunaan, cara kerja serta manfaat LAN
24 Unit Komputer (17 baru) 28 orang operator 18 Kepala SKPD Lihat lampiran rincian pengadaan barang untuk LAN
Input dan Aktivitas Dana Rp. 806.737.500,- untuk periode th 2002-2008. 1. Pengadaan komputer 2. Pembangunan Tower 3. Pelatihan Operator 4. Sosioalisasi Pimpinan 5. Pengadaan Server
Pimpinan Pemda Kegiatan Bendahara/ Pem. Kas
Pempimin Kegiatan Bendahara/ Pem. Kas Rekanan Proyek
Adanya jaminan dari pimpinan SKPD, untuk senantiasa memberikan arahan kepada operator agar selalu mengoperasikan komputer sesusa1 Janngan dengan peruntukkannya. Dukungan! prmpman terse but JUga dapat memacu kreatifitas operator komputer jaringan untuk lebih rutin mengirimkan data-data kegiatan pembangunan terbaru kepada kantor IKD. Teralokasinya biaya yang cukup untuk perawatan komputer dan perlalatan j aringan lainnya. Dana · perawatan menjadi penting karena setiap pengadaan barang modal haruslah dibarengi dengan dana perawatan
Pimpinan Proyek yang berkualitas dan bertanggung jawab. Dukungan yang cukup dari p1mpman dan komitmen Pemerintah Daerah serta pegawainya. Pekerjaan harus
dilakukan tepat waktu, birokrasi yang sederhana. Kemudian yang penting sekali adalah adanya konsistensi komitmen dan kebijakan daerah serta tidak ada KKN dan hal - hal yang bersifat force mayor.
Lampiran 2. Kerangka Keija Logis tahap Evaluasi
KERANGKA KERJA LOGIS PROYEK TAHAP EVALUASI Nama Kegiatan Lokasi Pelaksanaan
No
: Pembangunan Lokal Area Network : Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota :2009
Ringkasan Narasi
Sasaran 1
Kabupaten Lima Puluh Kota semakin dikenal dan menarik bagi investor, karena informasi mengenai potensi ekonomi dan kelayakan invetasi semakin dikenal. Meningkatkan kepercayaan masyarakatkepada pembangunan daerah
Indikator Meningkatnya Investor yangmasuk (tidak ada data kuantititatif)
Sumber data Pembuktian
Asumsi penting
Organisasi perangkat Bagian perekonomian daerah bekeija profesional dan penanaman dan berkesenimbungan. Dukungan yang terns Modal Daerah menerus bagi keberadaan Lan, pemanfaatan LAN dengan dukungan pengadaaan data dan informasi baku dari Kantor Statistik Daerah HUMASPemda Keadaan perekonomian negara dan global tidak gonjang gajing krisis. Pimpinan lembaga terkait mempunyai motivasi _l.!antuk membangun daerah -
----
Evaluasi Bagian ini tidak dapat dinilai atau dievaluasi karena tahap sebelumnya tidak dilakukan
Dukungan semua lembaga terkait dalam penggunaan data-informasi dan iklim investasi menunjang. Diperlukan dukungan dan kordinasi semua sektor ekonomibaiktekrris maupun non-tekrris dalam pengembangan investasi 2
Manfaat Transfer data secara elektronik Hemat biaya BBM Pimpinan cepat dapat Info dari bawahan Hemat Kertas, Tinta, biaya telpon
Menghemat waktu dan anggaran operasonal (tidak ada data kuantititatit)
Bendahara
Bagian ini tidak dapat dinilai atau dievaluasi Tidak ada perubahall perubahan kebijakan dalam karena tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan pengelolaan Teknologi baik dan berkelanjutan lnformasiDaerah
I I
I Basil 3
Penggunaan LAN dapat menyebarkan data dan informasi ke 21 instansi mulai th 2003
Adanya lalu lintas data Operator LAN Adanya kiriman data Webmaster terbaru dari masing masing SKPD (tidak ada data kuantititatit)
Pada awalnya ada proses Dulmngan pimpinan SKPD sedikit transfer data, tapi terhadap penggunaan LAN tidak banyak dan akhirnya sebagai sarana pertukaran tidak ada sama sekali. informasi antar SKPD. Dukungan ini dapat berupa Komputer digunakan tidak aktifnya pimpinan SKPD sesuai rencana semula. memberikan data atau informasi terbaru melalui
I
I
I
Untuk jaringan LAN. dukungan memberikan yang memadai dibutuhkan pemahaman yang baik pula oleh prmpman terhadap manfaat dan kegunaan LAN secara khusus Keluaran
• 2
• •
Jaringan LAN Terampilnya Operator LAN Pimpinan Mengetahui I mengerti kegunaan, cara keija serta manfaatLAN
24 Unit Komputer (17 baru) 28 orang operator 18 Kepala SKPD Lihat lampiran rincian pengadaan barang untukLAN
Komputer LAN banyak Adanya Pimpinan Pemda JailllDan· dari yang rusak. prmpman SKPD, untuk Sosialisasi Pimpinan Kegiatan memberikan kurang. Bendahara/ Pem. Kas senantiasa araban kepada operator selalu Operator cukup terampil agar mengoperasikan komputer tapi tidak mampu Janngan sesusa1 dengan melaksanakan tugasnya dengan baik peruntukkannya. p1mpman Dukungan dapat Pimpinan SKPD tidak ' tersebut JUga kreatifitas mengetahui eksistensi TI di memacu operator komputer jaringan SKPD-nya lebih rutin untuk data-data mengirimkan pembangunan kegiatan terbaru kepada kantor IKD. Teralokasinya biaya yang cukup untuk perawatan komputer dan perlalatan Janngan lainnya. Dana perawatan menjadi penting karena setiap pengadaan
!
I
barang modal haruslah dibarengi dengan dana perawatan
1
Input dan Aktivitas Dana Rp. 806.737.500,- untuk periode th 20022008. 1. Pengadaan komputer 2. Pembangunan Tower 3. Pelatihan Operator 4. Sosioalisasi Pimpinan 5. Pengadaan Server
Pempimin Kegiatan Bendahara/ Pem. Kas Rekanan Proyek
'
Pimpinan Proyek yang dan berkualitas jawab. bertanggung Dukungan yang cukup dari pnnpman dan komitmen Pemerintah Daerah serta Pekeijaan pegawainya. tepat dilakukan hams birokrasi yang waktu, sederhana. Kemudian yang pent.ing adalah sekali konsistensi adanya komitmen dan kebijakan daerah serta tidak ada KKN dan hal - hal yang bersifat force mayor.
Komputer Sever sebagai "induk" komputer LAN belum dibeli di awal proyek. Pelatihan hanya 2 kali. Sosialisasi 2 kali. Tidak ada dana perawatan yang terns menerus. Tidak ada dana pengembangan.
i
Lampiran 3 Hasil Monitoring dan Evaluasi Proyek Local Area Network Kondisi yang diharapkan Perangkat LAN Bekeija dengan baik
Monitorinx o Perangkat hanya beketja penuh pada awal tahun 2004, o Perangkan pendukung mulai tidak berfungsi (toer, Hub, kabel) o Pada tahun 2005 ada update .o
o o o
o
Evaluasi o Tidak tersedianya dana perawatan
o Upaya perbaikan Tidak memperbaiki kedaan o Server yang di upgrate server "jadi-jadian", 0 Serversesungguhnya server. barn dibeli akhir 2007 . Tahun 2006 komputer yang o Tidak ada organisasi terhubung hanya 5-6 unit barn SOTK yang saja. mengurus pembangunan Tahun 2007 dan 2008 beli LAN kembali, pasca Main Server diberlakukannya PP 41 Service 3 unit Tower tahun2007 2007, 10 unit komputer pada 10 SKPD kembali terhubung) Awal tahun 2009 Kantor IKD/ Kominfo dilebur.
Komputer LAN digunakan untuk Kirim Data
Pengiriman data dengan komputer LAN hanya dilakukan sedikit sekali. Komputer juga digunakan untuk mengetik, bahkan tidak jarang dipakai main game.
Komputer untuk dipakai mengetik karena dibeberapa SKPD masih kekurangan Komputer untuk mengetik, bahkan ada satu Bagian yang meminjamkan Komputer LAN untuk unit keija lain.
Operator LAN bekeija sesuai SOP
Operator LAN mampu mengorasikan komputer LAN sesuai SOP Operator tidak bisa selalu di komputer LAN karena juga mempunyai tugas lain.
Data Website Update
Up date websiter www .limapuluhkota.go.id. Update data Website hanya dilakukan 2 kali yaitu 2006 dan2007
o Kesibukan operator LAN untuk tugas pokok o Tidak ada sanksi terhadap penyalahgunaan peran dan fungsi Komputer LAN o Seharnsnya data website Update tiap hari, bukan mernpakan kegiatan khusus. o Meng update data seharusnya sudah menjadi tupoksi seharihari dari kanalisator dan
Pimpinan Mengetahui Fungsi dan Manfaat LAN
Adanya Pengembangan LAN yang berkelanjutan
Sosialisasi hanya dilakukan satu kali pada tahun 2006, dan hampir tidak ada peimpinan SKPD yang mengikutinya. Tidak ada panambahan komputer bam sebagai sarana pengembangan, belum ada suatu strategi bam untuk membenahi permasalahan yang dihadapi.
operator LAN. o Kanalisator seharusnya mendapat setoran data terbaru dari SKPD Pimpinan tidak hadir, komitment kurang thd LAN Tidak konsisten menterjemahkan hirarki sistem perencanaan daerah dalam bidang peningkatan e-goverment
Lampiran4. Daftar Input Dana Proyek Pembangunan LAN Pemda Lima Puluh Kota
2002
2003
Jumlah
Program/ Keglatan
Tahun
245.000.000
1. Pengembangan Slstem LAN 1 paket - Komouter LAN
10 unit
-XDSLModem
6 bh
-Kabel LAN
1 Paket
-Hub
4bh 188.000.000
1. Pengadaan dan Pengembagan Jarlngan LAN - Wireless Connection (tower)
Rp
3 unit
- Komoter LAN
7 unit
-Web Camera
7 unit
-Head Phone
7 unit
2. Pelatihan Operator Jarlngan
1 paket
15.000.000 3.000.000
2004
Biava Internet
2005
1. Up grade server
1 unit
8.245.000
2006
1. Pembaharauan data Weblste
1 Paket •
20.900.000
2.Soslallsasl Plmplnan
1 Paket
3.112.500
1. Main Frame server
1 unit
2. J)_eralatan laringan komputer
1 Paket
-Kabel UTP
2Roll
2007
2008
100.000.000 35.200.000
- RJ 45 Conector
1 kotak
- Hub/Switch
2 unit
-XDSL
6 unit
3. Up Date Data Website
1 Paket
45.540.000
4. Belanja Hosting Web
1 tahun
31.200.000
5. Honor operator Jarlngan
1 paket
16.800.000
1. BelanJa Hosting Web
1 tahun
26.400.000 20.260.000
2. Perlengkapan Komputer Jarlngan - Tana Crimping
2 unit
- Bandwithmeter
2 pasang
-LAN tester
2 unit
- oerlatan iarinaan
1oaket
3. Pointing Tower
1 paket
11.080.000
4. Honor operator LAN
1 paket
12.000.000
5. Konversl web ke Unux
1 paket
25.000.000
Jumlah
806.737.500
Lampiran 5 PANDUAN WAWANCARA Proyek Perencana o Drs. Yanuar Abdullh o Andrinaldi, S. TTP o Ebtisar 1. Mengapa LAN perlu dibangun 2. Berapa anggaran yang dibutuhkan 3. Untuk: apa saja anggaran tsb digunakan 4. Apa yang diharapkan dengan tersedianya LAN 5. Manfaat yang harapkan didapat dari LAN ini 6. Apa dampakjangka panjang yang diharapkan 7. Apakah ada semacam dokumen perencaanaan Pelaksana I pengguna o Wahyu Marmora o Widya Lestari Nixon 1. Apa saja yang dilakukan dengan komputer LAN 2. Bagaimana dengan proses trasportasi data 3. Bagaimana dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikan .Pengelola LAN o Hatifah, S.Kom o Agus Purwanto, S.Kom o Joni lndra. Kom 1. Bagaimana dengan pemeliharaaan (dana, teknisi, hardware, software) 2. Kendala apa saja yang dihadapi 3. Bagaimana dengan konten (website dll) 4. Bagaimana dampak reorganisasi (perubahan lembaga) Praktisi lokal Apip Saefuddin 1. 2. 3. 4.
Umur potensial LAN perangkat LAN Berapa lama masa ekonomis proyek LAN Bagaimana porsedur pemeliharaan perangkat Bagaimana TIK yang idealnya di daerah
Bappeda Lisa Angraini, ST, Msi Zulnedi, ST, MSi 1. Bagaimana Perencaaan Daerah terhadap pengembagan TI 2. Pelaksanaan perencanaan yang dilakukan selama ini Dinas Pengeloaan Keuangan Daerah Irwandi, S.Sos 1. Bagaimana prosedur pengalokasian I persutujuan anggaran untuk: SKPD