UNIVERSITAS INDONESIA
POLA DAN ALUR KERJA JURNALISTIK DALAM RUANG REDAKSI BERKONVERGENSI (STUDI KASUS REDAKSI BISNIS INDONESIA)
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
HANUM KUSUMA DEWI 1006744654
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN KOMUNIKASI JAKARTA JUNI 2012
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
ii
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
iii
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
iv
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan izin-Nya penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih selanjutnya diucapkan untuk bapak dan ibu saya yang telah mendukung secara lahir dan batin dalam pendidikan khususnya selama penyelesaian tugas akhir ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para dosen di Jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia yang telah menyampaikan ilmu dan teori yang berguna bagi penulisan tesis ini dan dalam dunia pekerjaan. Kepada Pak Irwansyah, pembimbing tesis saya, terima kasih karena masih menyediakan waktu di akhir pekan untuk memberikan pencerahan dalam penulisan tugas akademis ini. Terima kasih juga kepada adik saya, Tiker, yang menjadi partner diskusi di rumah dan memberi pinjaman buku teori-teori dasar. Terima kasih buat temanteman kantor khususnya Dije karena di tengah deadline yang ketat telah menolong saya menuliskan transkrip wawancara. Terima kasih buat atasan saya di kantor yang sudah memberi kelonggaran waktu untuk penulisan tesis ini. Terima kasih saya berikan pula untuk para informan di Bisnis Indonesia yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu penelitian ini juga para awak redaksi di Perwakilan Semarang. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di kelas penjurusan Media, yaitu Intan, Pak Ari, dan Nadjib, yang sudah bersamasama berbagi penderitaan dan kesenangan selama penulisan tesis hingga seminar. Terima kasih buat teman-teman satu jurusan yang mau berdiskusi dengan saya. Tak lupa, terima kasih juga kepada Yan yang selalu mendukung dan memberi semangat saya pada saat-saat suram. Terima kasih untuk semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung membantu pembuatan tesis ini tetapi tidak dapat saya sebutkan satu per satu, you know who you are. Jakarta, Juni 2012 Hanum Kusuma Dewi v
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hanum Kusuma Dewi NPM : 1006744654 Program Studi : Manajemen Komunikasi Jurusan : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jenis Karya : Skripsi/Tesis/Disertasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (No-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Ruang Redaksi Berkonvergensi (Studi Kasus Redaksi Bisnis Indonesia) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : Juni 2012 Yang Menyatakan,
( Hanum Kusuma Dewi )
vi
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Hanum Kusuma Dewi
Program Studi
: Manajemen Komunikasi
Judul
: Pola dan Alur Kerja dalam Ruang Redaksi Berkonvergensi (Studi Kasus Redaksi Bisnis Indonesia)
xiii + 107 halaman; 6 bab + 13 lampiran
Sirkulasi koran mulai turun sementara pembaca media online terus berkembang. Tren tersebut terjadi di perusahaan media di Indonesia sehingga mendorong surat kabar untuk menerbitkan versi online dan menimbulkan konvergensi. Konvergensi mempengaruhi pola alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pola dan alur kerja dalam ruang redaksi berkonvergensi di Bisnis Indonesia, sebuah surat kabar harian ekonomi nasional. Metode penelitian kualitatif dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi untuk mengambil data. Informan adalah pekerja jurnalistik dalam struktur redaksi Bisnis Indonesia, terdiri dari pemimpin redaksi, dua redaktur pelaksana, satu redaktur berita, dan dua reporter. Hasil penelitian menemukan adanya konsep multi-skilled journalist, pembagian konten bersama (content sharing), rolling deadlines, dan alur kerja yang menyatu. Selain itu, ditemukan juga istilah newsroom 2.0 yang merupakan proses ruang redaksi yang menuju ke arah konvergensi. Kata kunci: konvergensi, pola dan alur kerja, jurnalistik, ruang redaksi, multiskilled journalist, content sharing, rolling deadlines, newsroom 2.0
vii
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Hanum Kusuma Dewi
Study Program
: Communication Management
Title
: Pattern and Workflow of Journalism in a Converged Newsroom (A Case Study at Bisnis Indonesia Newsroom)
xiii + 107 pages; 6 chapters + 13 appendices
Newspaper circulation globally was seen declining while the number of online readers was rising. The trend happened in Indonesian media companies and encouraging newspapers to publish their online version, leading to convergence. Convergence influenced the pattern and workflow of journalism in a newsroom. The study aimed at describing the pattern and workflow of journalism in a converged newsroom at Bisnis Indonesia, a national daily business paper. A qualitative research method was done by doing in-depth interviews and observations to get the data. Informants were journalists working in Bisnis Indonesia’s newsroom, including the editor in chief, two managing editors, one news editor, and two reporters. The research found that the concept of multiskilled journalist, content sharing, rolling deadlines,and converging workflow existed. Moreover, there was the idea of newsroom 2.0, which showed a newsroom leading to a convergence. Keywords: convergence, pattern and workflow, journalism, newsroom, multiskilled journalist, content sharing, rolling deadlines, newsroom 2.0
viii
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................................v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB 1: PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................................1 1.2 Permasalahan ................................................................................................12 1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................13 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................13 1.4.1 Manfaat Ilmiah ..................................................................................13 1.4.1 Manfaat Praktis .................................................................................13 BAB 2: KERANGKA KONSEPTUAL ..............................................................15 2.1 Konvergensi: Suatu Konsep .........................................................................15 2.2 Pola dan Alur Kerja Jurnalistik ....................................................................20 2.3 Ruang Redaksi Berkonvergensi ...................................................................29 2.4 Proses Alur Berita dalam Ruang Redaksi Berkonvergensi ..........................42 2.5 Kerangka Pemikiran .....................................................................................43 BAB 3: METODOLOGI .....................................................................................44 3.1 Pendekatan: Kualitatif ..................................................................................44 3.2 Strategi: Studi Kasus ....................................................................................44 3.3 Teknik Pengumpulan Data: Wawancara, Observasi, Studi Literatur ...........44 ix
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
3.4 Teknik Pengolahan Data: Open Coding, Axial Coding, dan Selctive Coding ............................................................................................................................46 3.5 Teknik Analisis Data: Naratif Tematik ........................................................47 3.6 Unit Analisis: Redaksi Bisnis Indonesia ......................................................48 3.7 Keabsahan: Credibility, Transferability, Triangulation ...............................48 BAB 4: PROFIL BISNIS INDONESIA .............................................................51 4.1 Profil Bisnis Indonesia Group ......................................................................51 4.1.1 Harian Bisnis Indonesia (PT Jurnalindo Aksara Grafika) .................53 4.1.2 Harian Solopos (PT Aksara Solopos) ...............................................59 4.1.3 Harian Jogja (PT Aksara Dinamika Jogja)........................................59 4.1.4 Kabar24.com (PT Bisnis Indonesia Sibertama) ................................60 4.1.5 Konsep Konvergensi Media dalam BIG ...........................................61 4.2 Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Keranjang Berita Bersama .....62 4.2.1 Pengenalan JIBI ................................................................................62 4.2.2Spesifikasi Teknis Jibinews ...............................................................63 4.2.3 Prosedur Penggunaan Jibinews .........................................................63 4.2.4 Prospek ke Depan dan Pengembangan JIBI .....................................66 BAB 5: ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................68 5.1 Profil Narasumber ........................................................................................68 5.1.1 DLE, Reporter Cetak .........................................................................68 5.1.2 IAA, Reporter Online ........................................................................69 5.1.3 LN, Redaktur Pelaksana Edisi Online...............................................69 5.1.4 WIW, Redaktur Pelaksana Kompartemen I ......................................70 5.1.5 MSW, Redaktur Online BahasaInggris .............................................71 5.1.6 AB, Pemimpin Redaksi .....................................................................71 5.2 Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Mengumpulkan Berita untuk Media Cetak ...................................................................................................................72 5.3 Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Mengumpulkan Berita untuk Media Online .................................................................................................................78 x
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
5.4 Penggambaran Ruang Redaksi Berkonvergensi untuk Membuat Berita untuk Media Cetak dan Online .....................................................................83 5.5 Diskusi dan Pembahasan ..............................................................................87 BAB 6: PENUTUP ...............................................................................................99 6.1 Kesimpulan ...................................................................................................99 6.2 Implikasi Akademis ....................................................................................100 6.3 Implikasi Praktis .........................................................................................101 6.4 Saran Akademis ..........................................................................................101 6.5 Saran Praktis ...............................................................................................101 DAFTAR REFERENSI .....................................................................................103
xi
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Grafik Penurunan Pertumbuhan Surat Kabar OECD ..........................1 Gambar 1.2 Grafik Pengguna Internet di Dunia Berdasarkan Tahun ......................2 Gambar 1.3 Grafik Pertumbuhan Internet di Dunia ................................................3 Gambar 1.4 Populasi Pengguna Internet di Indonesia .............................................4 Gambar 1.5 Nilai Belanja Iklan Koran Cetak & Online AS ...................................5 Gambar 1.6 Tren Pertumbuhan Belanja Iklan Koran Cetak & Online AS .............6 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Media .................................................................21 Gambar 2.2 Bass’ Double Action of Internal News Flow .....................................23 Gambar 2.3 Proses Produksi Berita .......................................................................24 Gambar 2.4 Pola Aliran Berita dalam Ruang Redaksi Secara Umum ...................26 Gambar 2.5 Denah Newsroom Berkonvergensi, Information Engine ...................30 Gambar 2.6 Diagram Level Konvergensi Ruang Redaksi .....................................34 Gambar 2.7 Denah Newsroom 1.0 di Osterreich, Austria .....................................35 Gambar 2.8 Denah Newsroom 2.0 di Nordjyske Stiftstidende, Denmark .............36 Gambar 2.9 Denah Newsroom 3.0 di Daily Telegraph, Inggris ............................37 Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran: Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Ruang Redaksi Berkonvergensi .................................................................................43 Gambar 4.1 Konglomerasi Media dalam Grup Bisnis Indonesia ..........................52 Gambar 4.2 Penyebaran Pembaca Grup Bisnis Indonesia Berdasarkan Status Sosial Ekonomi ......................................................................................................55 Gambar 4.3 Demografi Pembaca Grup Bisnis Indonesia Berdasarkan Umur .......56 Gambar 4.4 Porsi Pengunjung Bisnis.com Berdasarkan Jenis Kelamin ................57 Gambar 4.5 Porsi Pengunjung Bisnis.com Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......58 Gambar 4.6 Porsi Pengunjung Bisnis.com Berdasarkan Level Jabatan dalam Profesinya ...............................................................................................................58 Gambar 5.1 Struktur Organisasi Redaksi Bisnis Indonesia ...................................73 Gambar 5.2 Denah Ruang Redaksi Bisnis Indonesia.............................................84 Gambar 5.3 Alur Kerja Jurnalistik dalam Ruang Redaksi Berkonvergensi...........95
xii
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Reka Penelitian
Lampiran 2
: Transkrip DLE : Transkrip IAA : Transkrip LN : Transkrip WIW : Transkrip MSW : Transkrip AG : Transkrip AB
Lampiran 3
: Koding Hasil Penelitian
Lampiran 4
: Daftar Kegiatan Penelitian
Lampiran 5
: Observasi Rapat Budget
Lampiran 6
: Observasi Rapat Final
Lampiran 7
: Struktur PT JAG
xiii
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Tren sirkulasi surat kabar global mengalami penurunan sementara
pengguna internet di seluruh dunia terus bertambah. Riset yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (2010), organisasi untuk pengembangan ekonomi beranggotakan 34 negara maju dan berkembang di dunia, menunjukkan pertumbuhan pasar surat kabar global melambat secara progresif dari 3,4% pada tahun 2004 dan terus turun hingga mencapai nol pada 2007. Sejak 2008 terjadi kemunduran dan bahkan pada 2009, semua pasar surat kabar di negara OECD mengalami pertumbuhan negatif (Gambar 1.1).
Gambar 1. 1. Grafik Penurunan Pertumbuhan Surat Kabar Selama 2008-2009 di Sejumlah Negara Anggota OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development, 2010)
1
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Kondisi tersebut juga diperkuat oleh survei sebuah asosiasi surat kabar dunia terhadap media di 69 negara yang mencakup 90% nilai sirkulasi dan pendapatan iklan industri surat kabar secara global. Survei World Association of Newspapers atau yang dikenal dengan WAN IFRA mencatat bahwa sirkulasi koran cetak harian turun dari 528 juta pada 2009 menjadi 519 juta pada 2010, dengan tingkat penurunan sekitar 2% (Riess, 2011). Di saat jumlah pembaca media cetak turun bukan berarti kebutuhan manusia terhadap informasi berkurang karena kenaikan pembaca koran digital justru naik secara signifikan. Jumlah pengguna internet di dunia meningkat pesat selama satu dekade terakhir dan perbandingannya terhadap populasi di dunia juga semakin besar (internetworldstats.com, 2012). Riset yang dilakukan oleh Miniwatts Marketing Group (2012) mencatat bahwa jumlah pengguna internet pada tahun 2003 adalah 719 juta orang, dan pada akhir 2011 meningkat menjadi 2,267 miliar orang (Gambar 1.2).
Jumlah (juta orang)
2500
2.267 1.802
2000
1.971
1.574 1.319
1500 1000
1.018 1.093 719
817
2003
2004
500 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Tahun
Gambar 1. 2. Grafik Jumlah Pengguna Internet di Dunia Berdasarkan Tahun (Sumber: Internet World Stats, 2012)
2
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Peningkatan jumlah pengguna Internet terjadi seiring dengan peningkatan rasio terhadap populasi atau yang disebut dengan penetrasi Internet. Penetrasi pada tahun 2003 hanya sebesar 11,1% sedangkan pada 2011 membengkak menjadi 32,7% (Gambar 1.3).
32,7
35 28,8
30
26,6 23,5
Penetrasi (%)
25
20
20 15
11,1
15,7
16,7
2005
2006
12,7
10 5 0 2003
2004
2007
2008
2009
2010
2011
Tahun
Gambar 1. 3. Grafik Pertumbuhan Penetrasi Internet di Dunia (Sumber: Internet World Stats, 2012)
Penetrasi Internet juga terus meningkat di Indonesia (Kompas.com, 2011). Jika di tahun 2010 lalu rata-rata penetrasi penggunaan Internet di kota urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011 ditemukan oleh MarkPlus Insight (2011) bahwa angkanya sudah di kisaran di atas 40%.
3
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Gambar 1. 4. Populasi Pengguna Internet di Indonesia (MarkPlus Insight, 2011)
Hasil riset yang dirilis oleh Majalah Marketeers ini, dilakukan oleh MarkPlus Insight terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia memberikan gambaran jelas mengenai tren penggunaan Internet di Indonesia. Menurut MarkPlus Insight, jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 sudah mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta. Studi terhadap urban netizen di Indonesia ini dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2011 di 11 kota besar yaitu Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin. Mereka yang diriset adalah pengguna Internet berusia 15 tahun hingga 64 tahun dari kalangan status sosial ekonomi tingkat atas (SES ABC) dan menggunakan Internet lebih dari 3 jam sehari. Survei itu juga menunjukkan angka pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia masih didominasi oleh anak muda dari kelompok umur 15 tahun hingga 30 tahun. Di masing-masing kota yang disurvei oleh MarkPlus Insight, sekitar 50% hingga 80% dari pengguna Internet merupakan kaum muda. Penetrasi penggunaan Internet melalui perangkat bergerak (mobile Internet) seperti telepon genggam dan komputer jinjing di Indonesia saat ini sebesar 57%. Dari segi jumlah populasi, data dari MarkPlus Insight mengatakan bahwa saat ini ada 29 juta 4
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
pengguna mobile Internet di Indonesia. Dengan maraknya gadget baru yang berkembang
dan
ditunjang
pula
oleh
semakin
terjangkaunya
harga
paket mobile Internet yang ditawarkan oleh operator seluler, angka ini meningkat sebesar 81% dari tahun sebelumnya menjadi 16 juta orang. Fakta tersebut menunjukkan Internet menjadi pesaing bagi media tradisional sebagai sumber informasi. Dengan berkurangnya popularitas surat kabar sebagai sumber informasi, maka iklan dalam koran menjadi kurang efektif meskipun masih menjadi referensi utama. Munculnya media baru yang menawarkan jangkauan lebih luas dan harga lebih murah, para pengiklan kemudian memilih untuk memasang iklan di internet. Hal itu terlihat dari pendapatan iklan dan sirkulasi koran-koran di negara Barat yang merosot (Newspaper Association of American, 2012). Menurut laporan dari WAN-IFRA, pendapatan iklan koran mengalami anjlok besar selama resesi global tetapi penurunan itu melambat pada 2010. Secara global, pendapatan iklan koran turun 23% selama lima tahun hingga 2010 (World Association of Newspaper, 2011).
$46.611
Iklan Koran Cetak
$42.209
Iklan Koran Online
$34.740 $24.821
$2.664 2006
$3.166 2007
$3.109
$2.743
2008
2009
$22.795
$3.042 2010
$20.692
$3.249 2011
Gambar 1. 5. Nilai Belanja Iklan Koran Cetak & Online di AS (Newspaper Association of American, 2012)
Secara umum, meskipun nilai belanja iklan di koran cetak masih mendominasi dibandingkan belanja iklan di koran online di AS (Gambar 1.2), 5
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
pertumbuhan pendapatan iklan di koran cetak mengalami tren penurunan seperti
yang terlihat pada Gambar 1.3. 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% -10,0% -20,0% -30,0% -40,0% 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Koran Cetak
-1,7% 1,7%
-9,4%
-17,7%
-28,6%
-8,2%
-9,2%
Koran Online
31,4%
18,8%
-1,8%
-11,8%
10,9%
6,8%
Gambar 1. 6. Tren Pertumbuhan Belanja Iklan Koran Cetak & Online di AS (Newspaper Association of American, 2012)
Pendapatan iklan di surat kabar AS turun sebesar 7,3% pada tahun 2011,
hingga mencapai angka 23,94 miliar dolar Amerika (sekitar Rp219,6 triliun), melanjutkan laporan penurunan enam tahun (Newspaper Association of
American, 2012). Pendapatan iklan cetak turun sebesar 9,2%, hingga mencapai nilai 20,69 miliar dolar Amerika (setara Rp189,8 triliun), berbeda dengan pendapatan iklan online yang me mengalami ngalami peningkatan sebesar 6,8% yaitu hingga mencapai nilai 3,25 miliar dolar Amerika (sekitar Rp29,8 triliun) pada tahun 2011 (Newspaper Association of American, 2012). Pendapatan iklan cetak turun
sebesar 8,2% di tahun 2010, sementara pendapatan iklan online naik sebesar 10.29%. Pendapatan iklan surat kabar AS, mengalami penurunan setiap tahunnya sejak 2006 lalu, termasuk penurunan sebesar 27,2% di tahun 2009 (Newspaper Association of American, 2012).
6
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Surat kabar AS terpaksa harus bergulat dengan masalah penurunan pendapatan iklan cetak, pengikisan sirkulasi, dan adanya migrasi pembaca ke berita-berita gratis di situs internet.(Meyer, 2009). Penurunan pendapatan iklan pada surat kabar cetak itu menyebabkan banyak koran di AS dan negara Barat lainnya bangkrut, tutup, atau pindah ke media online. Kerugian yang diderita beberapa koran di AS sudah tidak tertanggungkan lagi. Bahkan, di Negara Paman Sam itu tercatat 14 koran gulung tikar sejak Maret 2007 (Gillin, 2011). Krisis ekonomi di AS juga memperparah
kehancuran usaha surat kabar di negara
tersebut. Meskipun ada sejumlah surat kabar memang masih hidup dan masih dibaca oleh banyak orang dalam kondisi krisis tersebut, mereka mengalami kerugian dalam biaya produksi yang makin meningkat dibandingkan dengan biaya untuk mempublikasikan berita melalui media online. Sebagai sebuah bisnis yang mencari laba, perusahaan media cetak pasti khawatir dengan penurunan oplah ini dan persaingan dengan media baru yang mungkin dapat menarik potensi pendapatan dari iklan. Namun, masih ada peluang bagi perusahaan media yang memiliki surat kabar karena kematian sejumlah koran dan berkurangnya tiras tersebut bukan berarti kebutuhan manusia modern terhadap informasi juga menurun tetapi sumber pemuasan informasi manusia bergeser dari media lama ke media baru. Peluang tersebut dapat menjadi solusi dalam menghadapi penurunan laba dengan cara menggaet media baru, yang merupakan sumber informasi kaya dan variatif. Selain itu, media baru juga memberikan para konsumen akses yang lebih mudah serta murah terhadap informasi (Meyer, 2009). Sejumlah surat kabar telah mulai merambah media online dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan. Sejumlah surat kabar terkenal AS telah menyediakan situs online bagi para pembaca, termasuk The Wall Street Journal, The New York Times, The Boston Globe dan Los Angeles Times. Oleh karena itu, perusahaan media cetak kemudian menggunakan media baru untuk bertahan hidup. Perusahaan media kemudian melakukan merger dan akuisisi untuk merambah pasar baru ini sekaligus mempertahankan keberadaannya. Salah satu 7
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
contohnya adalah konglomerasi media News Corp milik Rupert Murdoch mengakuisisi My Space pada tahun 2005. Aksi korporasi semacam itu dapat menuju pada konvergensi media. Konvergensi juga dapat terjadi dengan penyebaran sebuah konten atau berita dalam media yang berbeda. Media cetak yang masih ingin hidup pasti membuat situs web dan menyebarkan berita di jaringan internet selain di atas kertas koran yang terbit harian. Herrick (2003) menyebutkan berbagai akuisisi dan sinergi dalam perjanjian operasi bersama (joint operating agreement/ JOA) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan media massa. Media-media yang ada pun melakukan semacam transformasi baik dalam pencarian sumber informasi hingga distribusi konten untuk menggaet lebih banyak khalayak. Transformasi itu seperti sebuah metamorfosis, atau yang disebut oleh Fiddler (1997) sebagai mediamorfosis. Mediamorfosis, atau transformasi media komunikasi, merupakan akibat dari interplay yang rumit antara kebutuhankebutuhan yang dibayangkan, tekanan-tekanan kompetitif dan politif, dan inovasiinovasi sosial serta teknologi. Metamorfosis media melibatkan kolaborasi (collaboration),
gabungan
kepemilikan
(co-ownership),
dan
konvergensi
(convergence). Fidler (1997) telah meramalkan bagaimana bentuk koran dan distribusinya pada tahun 2010 yang tidak lagi berbentuk tulisan tercetak di atas kertas melainkan dalam bentuk digital yang bisa diunduh dan ditayangkan pada berbagai platform,
seperti
tablet,
komputer,
dan
layar
televisi.
Fidler
(1997)
mendeskripsikan bagaimana koran masih dapat hidup tetapi dalam bentuk yang tidak lagi tradisional, dan perusahaan media pun masih menjadi sumber informasi yang dipercaya masyarakat. Selain itu diramalkan juga bahwa khalayak memiliki kendali besar atas informasi yang ingin dibaca dan diketahuinya. Semuanya telah menjadi lebih mudah dengan adanya perkembangan teknologi. Teknologi baru memberikan kendali lebih besar bagi manajemen untuk menentukan proses produksi dan menawarkan peluang adanya pembaruan 8
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
(update) dari berita terkini (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Selain memberi efek besar bagi industri media secara umum, teknologi baru juga membantu para jurnalis secara khusus, karena kedatangan Internet sebagai sumber informasi dan berita. Selain itu, pengenalan terhadap komputer laptop bertenaga tinggi, telepon genggam, dan kamera digital memungkinkan berita dan gambar digabung dalam berita terkini. Di Indonesia, surat kabar cetak juga perlu mengantisipasi tren yang terjadi secara global tersebut dengan merangkul media baru (Wikan, 2009). Saat ini hampir semua media cetak memiliki situs web untuk memuat berita yang dapat dibaca gratis oleh pengguna internet meskipun ada beberapa yang menyediakan layanan berbayar (Surya, 2010). Mengunggah berita ke dalam situs web memang pekerjaan yang berbeda dengan mencetak berita di atas koran. Namun, pekerjaan mencari dan mengolah informasi menjadi berita dalam bentuk cetak dan online pada dasarnya sama (Dominick, 2005). Bila suatu perusahaan media memiliki kedua macam atau lebih banyak bentuk media (multi media) tidak harus isinya berbeda. Oleh karena itu, proses penulisan berita sebuah perusahaan media yang berkonvergensi sangat mungkin terjadi dalam satu newsroom untuk dua atau lebih bentuk media. Konvergensi atau penggabungan fungsi-fungsi memungkinkan terjadi beberapa
kesalahan
pengertian.
Fidler
menerangkan
ada
beberapa
kesalahpahaman menyangkut konvergensi media. Kesalahan yang pertama mengatakan tentang konvergensi diasumsikan akan mengarah pada pengurangan bentuk komunikasi, atau akhirnya menuju pada kematian bentuk-bentuk yang ada, seperti surat kabar dan majalah. Namun tidak ada bukti historis yang mendukung asumsi-asumsi tersebut. Fidler menjelaskan bahwa bentuk-bentuk yang baru cenderung bersifat khas dan memberi tambahan pada media campuran. Hal ini juga dijelaskan oleh Negroponte (1969) dalam konstruksi konvergensi dalam gambaran beberapa lingkaran yang saling tumpang tindih. Kesalahan umum kedua adalah konvergensi dianggap sebagai sesuatu yang baru pada masa ini dan awalnya menyangkut merger. Menurut Fidler, konvergensi bukan hanya 9
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
perusahaan media mengakuisisi perusahaan telekomunikasi dalam skala besar, tetapi merupakan hasil dari konvergensi-konvergensi berskala kecil yang terjadi sepanjang waktu. Meskipun dalam merger atau akuisisi menunjukkan bahwa dua entitas bergabung menjadi satu entitas utuh, konvergensi sebenarnya lebih merupakan persilangan atau perkawinan yang menghasilkan transformasi atas masing-masing entitas lama menjadi penciptaan satu entitas baru (Fidler, 1997). Meski konvergensi media kelihatannya berdasarkan pada alasan uang karena memungkinkan sebuah perusahaan berubah menjadi mesin berita 24 jam tanpa henti, sejumlah praktisi media percaya ada alasan jurnalistik di balik itu (Herrick, 2003). Dengan bersinerginya surat kabar lokal, TV lokal serta sejumlah radio lokal, tercipta sebuah kekuatan baru dalam mencapai konsumen lebih luas di berbagai platform (Singleton dalam Herrick, 2003). Harian Bisnis Indonesia, sebuah surat kabar yang berfokus pada berita bisnis dan pasar modal, juga mengalami transformasi semacam ini. Surat kabar ini adalah salah satu pemrakarsa dalam pemberitaan khusus ekonomi Indonesia dan hingga kini masih memimpin di bidangnya. Pada tahun 1996, perusahaan media cetak yang berbasis di Jakarta ini mulai merintis berita yang disampaikan melalui jaringan internet dalam situs bisnis.com. Pada awal berdirinya, konten atau isi berita dalam Bisnis.com diambil dari berita yang juga dicetak di koran. Oleh karena itu, berita dalam situs web ini disebut juga sebagai versi digital dari koran yang dicetak. Berita ekonomi dan bisnis yang menjadi fokus utama dari perusahaan media ini semakin banyak dibutuhkan orang. Selain itu, perkembangan pengguna internet semakin besar dan kebutuhan informasi pun semakin meluas. Seperti yang disebutkan oleh Albarran (1996), layanan online yang disediakan oleh surat kabar memungkinkan para pengguna komputer untuk mengakses jenis-jenis informasi yang berbeda. Orang menginginkan berita yang aktual, cepat dan selalu terbaru, sehingga perusahaan media ini pun menambah kuantitas berita yang ditampilkan dalam situs web-nya. Berita “breaking news” di samping berita yang 10
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
ada di koran edisi cetak melengkapi halaman situs Bisnis.com sejak tahun 2006. Maka, ada dua macam berita yang tampil di Bisnis.com, yaitu edisi cetak (epaper) dan edisi web (Djauhar, 2005). Sejalan dengan perkembangan teknologi dan penetrasi internet yang makin kencang, Bisnis Indonesia pun memperkuat edisi koran cetak dan breaking news versi online dengan melakukan integrasi newsroom. Dengan adanya ruang berita terintegrasi, semua hasil liputan langsung masuk ke dalam sebuah jaringan internal yang dapat diakses oleh seluruh anggota redaksi. Satu ruang berita terintegrasi ini digunakan untuk dua edisi berita, cetak dan online. Namun, seperti yang dikatakan oleh Dominick (2005), proses jurnalistik termasuk peliputan dan produksi berita masih tetap sama hanya caranya saja yang berbeda untuk media tradisional dan media baru. Cara tersebut menjadi tren baru dalam peliputan dan produksi berita seiring dengan perkembangan teknologi dan media baru (Straubhaar & LaRose, 2008). Proses jurnalistik untuk pembuatan berita di media baru ini kemudian disebut dengan online journalism yang bersifat cepat, real time dan interaktif (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Sementara itu, saat terjadi penyatuan dalam ruang redaksi yang menyediakan berita untuk media tradisional dan media baru ini terjadi perubahan dalam alur kerja dan dalam deskripsi fisik ruang redaksi tersebut. Dupagne dan Garrison (2009) melakukan penelitian tentang ruang redaksi yang berkonvergensi yaitu Tampa News Center di Florida yang menemukan tema-tema dalam proses jurnalistik di perusahaan yang menyediakan berita untuk berbagai media termasuk adanya resource sharing. Penelitian sebelumnya terkait konvergensi media di Indonesia dilakukan oleh Respati (2009) dan Ariyanti (2011). Penelitian Respati (2009) menganalisis manajemen pemberitaan di ruang redaksi SCTV News Center. Proses pengolahan berita di News Center tersebut mengalami penyatuan untuk berita SCTV yang ditayangkan di televisi, di situs web, dan di televisi berbayar sehingga berpengaruh pada struktur organisasi redaksi (Respati, 2009). 11
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Sementara itu, Ariyanti (2011) menemukan adanya konvergensi parsial di Media Group yang mengelola televisi, surat kabar, dan media online. Sudah ada penyatuan dalam ruang redaksi, peliputan berita dan dalam konten. Namun, konvergensi dalam Media Group mengalami hambatan dari segi teknologi, sumber daya manusia, pola pikir, serta manajemen sehingga tidak terjadi penyatuan secara menyeluruh (Ariyanti, 2011).
1.2.
Permasalahan Konvergensi juga terjadi dalam Bisnis Indonesia yang kini menyajikan
berita dalam bentuk cetak dan online. Proses pengolahan berita untuk kedua media tersebut dilakukan di dalam sebuah ruang redaksi yang menyatu. Hal ini kemudian menimbulkan permasalahan dalam pola dan alur kerja jurnalistik. Bagaimana pola dan alur kerja jurnalistik dalam mengumpulkan berita untuk dipublikasikan dalam media cetak? Bagaimana pola dan alur kerja jurnalistik dalam mengumpulkan berita untuk dipublikasikan dalam media online? Konvergensi media yang terjadi di Bisnis Indonesia sangat berkaitan dengan proses pengolahan berita yang ada di dalam newsroom. Bagaimana penggambaran newsroom yang berkonvergensi dalam pembuatan berita cetak dan online di Bisnis Indonesia? Dalam proses konvergensi terjadi penggabungan distribusi berita. Bagaimana proses pengambilan berita dari jaringan hingga menjadi berita yang bisa dipublikasikan?
1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan mengenai pola
dan alur kerja jurnalistik dalam mengumpulkan dan memproduksi berita untuk dipublikasikan dalam media cetak dan online. Selain itu, penelitian ini juga 12
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
ditujukan untuk menggambarkan jaringan internal yang ada dalam proses penyusunan berita baik cetak maupun online.
1.4.
Manfaat dan Signifikansi Penelitian
1.4.1. Manfaat Ilmiah Penelitian ini diharapkan mampu melengkapi dan mengembangkan penelitian lain mengenai konvergensi dalam media masa khususnya menyangkut alur kerja kewartawanan. Penelitian ini mengungkap alur kerja jurnalistik dalam sebuah newsroom yang berkonvergensi untuk menyediakan berita dalam edisi cetak dan online. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi wawasan bagi para akademisi yang berminat membuat kajian lebih lanjut mengenai konvergensi yang terjadi di dalam ruang redaksi.
1.4.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para manager perusahaan yang menggeluti bisnis industri media, terutama dalam menerapkan alur kerja di dalam ruang redaksi yang berkonvergensi. Selain itu, hasil penelitian dapat menjadi dasar atau pijakan untuk merumuskan kebijakan dalam era digital di masa depan. Pada saat yang sama, temuan dari penelitian ini secara khusus dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi manajemen redaksi Bisnis Indonesia.
13
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
BAB 2 KERANGKA KONSEPTUAL Bab ini menjelaskan konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian dan sumber teori serta pemikiran yang mendukungnya. Konsep-konsep secara garis besar dibagi menjadi empat bagian: konvergensi, pola dan alur kerja jurnalistik, dan ruang redaksi yang berkonvergensi. Selanjutnya di akhir bab keseluruhan konsep tersebut akan digabungkan dan digambarkan dalam sebuah kerangka pemikiran yang berbentuk bagan. 2.1. Konvergensi: Suatu Konsep Tidak ada satu definisi tunggal yang disepakati untuk menjelaskan makna dari konvergensi (Grant, 2009). Kamus Merriam-Webster’s Dictionary secara sederhana mendefinisikan konvergensi sebagai sebuah pergerakan menuju sebuah titik atau bersama untuk menyatu dalam sebuah kepentingan atau fokus. Konvergensi ini sebenarnya istilah ilmu pengetahuan alam dan matematika yang kini dapat diaplikasikan dalam konsep media massa (Gordon, 2003). Konvergensi berarti proses penggabungan atau integrasi yang mengerucut menuju satu titik tujuan (Syahriar, 2007). Konvergensi berawal dari perkembangan teknologi. Yoffie (1997) mendefinisikan konvergensi sebagai penyatuan dari fungsi-fungsi – kedatangan bersama dari produk-produk yang sebelumnya berbeda yang menggunakan teknologi digital. Teknologi digital yang dapat menggabungkan beberapa perangkat dengan format berbeda telah menggeser teknologi analog yang hanya dapat memproses satu jenis informasi dalam satu perangkat teknologi. (Grant & Meadows, 2008). Contoh paling mudah adalah telepon pintar yang tengah populer saat ini adalah hasil dari konvergensi. Telepon bukan saja untuk melakukan panggilan suara, tetapi bisa juga berfungsi seperti kamera yang bisa mengambil gambar, bisa juga memutar lagu dan video, mengakses jaringan internet, serta untuk bermain game. Fungsi telepon bergabung dengan fungsifungsi lain dan bersatu dalam sebuah perangkat, yang biasa disebut smartphone. Konvergensi adalah mengaburnya perbedaan antara telekomunikasi, komputer, 14
15
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
radio, televisi dan surat kabar akibat teknologi digital (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Crisell (2002) mendeskripsikan sifat yang disebut interchangeability yang memungkinkan beragam media untuk saling bertukar karakter dan fungsi. Dengan adanya perkembangan teknologi ini, media juga mengalami perkembangan sehingga kini muncul yang disebut dengan media baru. Konvergensi media mencerminkan ide bahwa batas teknologi antara bentuk berbeda dari komunikasi dan media menjadi tidak jelas sebagai hasil dari digitalisasi, kompresi video, teknologi broadband, dan multimedia (Nabi & Oliver, 2009). Komputer dapat berfungsi sebagai radio dan televisi. Telepon genggam juga memiliki kemampuan memutar video yang mirip dengan karakter dari komputer. Perkembangan teknologi itu juga berpengaruh penting terhadap industri media secara umum. Muncul istilah yang disebut dengan media baru, yaitu konsep komunikasi luas yang merujuk ke berbagai istilah berikut: teknologi dan platform digital yang makin banyak, jurnalisme online dan publikasi elektronik dan multimedia di Internet dan world wide web (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Menurut Rice (1984), media komunikasi baru adalah komunikasi yang menggunakan komputer sebagai media. Semua proses komunikasi menggunakan komputer dan turunannya yang berbasis artifisial intelligence, termasuk telepon seluler dan laptop dalam jaringan internet dapat disebut sebagai media baru. Dengan munculnya konsep ini, keberadaan media massa yang sudah ada sebelumnya (surat kabar, radio, TV) sering disebut sebagai media (massa) tradisional atau konvensional. Konvergensi media menjadikan sifat media baru dan media konvensional menyatu. Program radio menjadi lebih interaktif bagi pendengar dengan kehadiran situs web. Surat kabar juga memiliki versi online. Namun, konvergensi tidak harus selalu sebuah perusahaan media memiliki berbagai tipe outlet yang membedakannya dengan konsep konsolidasi (Herrick, 2003). Menurut Herrick (2003), konsolidasi adalah sebuah perusahaan memiliki beberapa outlet yang bisa terdiri dari satu jenis yaitu beberapa stasiun TV, atau 15
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
berbagai jenis outlet seperti sebuah TV, sebuah surat kabar dan sebuah radio serta situs web. Di sisi lain, konvergensi adalah cara menggunakan kemampuan dari pekerja media untuk dapat dibagi dan dipakai pada semua outlet berbeda yang dimiliki oleh sebuah perusahaan (Herrick, 2003). Konsep
konvergensi
ini
diterapkan
oleh
Grant
(2009)
untuk
mendeskripsikan sebuah kantor berita di Amerika Serikat yaitu Tampa News Center. Konvergensi memungkinkan media yang berbeda yaitu televisi, surat kabar dan media online saling berbagi sumber daya. Dalam penyusunan berita untuk edisi cetak dan online, terlihat hubungan antara media lama dan media baru. Di sini dapat diterapkan teori konvergensi sebenarnya (actual convergence) yang mencakup konvergensi konten atau isi (Dwyer, 2010). Menurut Jenkins (2001), konvergensi media adalah proses yang terus berjalan, yang terjadi pada berbagai persimpangan teknologi, industri, konten dan khalayak media. Dalam dunia jurnalistik, konvergensi membutuhkan perubahan dalam cara berpikir organisasi pembuat berita mengenai berita dan peliputan, mengenai cara memproduksi berita dan menyampaikan berita tersebut (Grant, 2009). Grant (2009) membagi konvergensi media menjadi tiga, yaitu: 1. Konvergensi teknologi. Proses ini melibatkan penyatuan dari beberapa peralatan
dan
perlengkapan
berbeda
untuk
memproduksi
dan
mendistribusikan berita, termasuk komputer dan perangkat lunak (software). 2. Konvergensi ekonomi, atau yang berkaitan dengan industri, melibatkan konsolidasi bisnis dan perusahaan yang memproduksi dan menditribusikan berita. Contohnya adalah merger Disney dan News Corp. 3. Konvergensi jurnalistik 1. Proses ini melibatkan para jurnalis yang bekerja di beberapa media berbeda yang bersatu untuk menyediakan konten berbeda 1
Arti dan perbedaan penggunaan kata Jurnalisme, Jurnalis dan Jurnalistik jurnalisme (journalism, n.) didefinisikan sebagai
16
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
untuk khalayak yang berbeda. Misalnya, perusahaan surat kabar yang memiliki situs Web dan perusahaan berita yang menawarkan layanan pesan teks singkat melalui telepon genggam untuk menyampaikan berita mengenai skor pertandingan olahraga atau harga saham. Diawali dengan perkembangan teknologi baru, Konvergensi jurnalistik sendiri mencakup wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu Gordon (2003) membagi lagi konvergensi jurnalistik berdasarkan lima dimensi, yaitu: 1.
Konvergensi kepemilikan. Hal ini mengacu pada sebuah perusahaan media besar yang memiliki berbagai platform untuk pendistribusian konten termasuk koran, televisi, radio, dan media online. Dengan adanya pemilik yang sama, mereka dapat melakukan promosi silang (crosspromotion) di media lain yang berada dalam satu holding. Hal ini menciptakan keuntungan besar bagi sang pemilik karena biaya menjadi lebih kecil dan efisiensi meningkat. Selain itu, berita yang yang diproduksi menjadi berkualitas tinggi. Contoh media holding sukses di Amerika Serikat adalah the Tribune Company yang memiliki koran, televisi dan radio dalam satu pasar yang sama. Contoh lain adalah Media General Company di Tampa yang memiliki Tampa Tribune, WFLA-TV, dan TBO.com.
2.
Konvergensi taktik adalah kerja sama dalam penggunaan konten bersama antara perusahaan yang berbeda kepemilikan. Taktik yang paling sering adalah kerjasama antara stasiun televisi dengan surat kabar yang masing
1 a. pengumpulan dan pengeditan berita untuk disajikan melalui media; b. pers publik; c. studi akademik yang berkaitan dengan pengumpulan dan pengeditan berita atau pengelolaan sebuah media berita. 2 a. Tulisan yang dirancang untuk publikasi dalam sebuah surat kabar atau majalah; b. Tulisan memiliki sifat penyajian langsung mengenai fakta atau deskripsi peristiwa tanpa upaya untuk menginterpretasi; c. Tulisan yang dirancang untuk menarik selera populer masa kini atau ketertarikan publik. Jurnalis (journalist, n.) adalah orang yang terlibat dalam jurnalime, terutama penulis atau editor untuk sebuah media berita; penulis untuk khalayak massa. Sedangkan jurnalistik (journalistic, adj.) adalah kata sifat yang berkaitan dengan atau memiliki karakter jurnalisme. (Merriam-Webster Dictionary, 2011)
17
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
masing memiliki pendapatan sendiri. Contohnya adalah Florida Today dan WKMG-TV yang jaraknya terpisah 70 km. Pada tahun 2004, Larry Dailey, Lori Demo, dan Mary Spillman melakukan survei terhadap redaktur 1.452 surat kabar harian dan mendapat respon sebanyak 372. Penelitian itu menunjukkan 30% surat kabar harian bekerja sama dengan stasiun televisi pada beragam tingkat sirkulasi (Saba,2004). 3.
Konvergensi struktural, sebuah proses manajemen yang berkaitan dengan peliputan dan distribusi berita. Terdapat penyatuan dari beberapa tim editor dan wartawan untuk membuat satu produk yang dapat ditayangkan dalam satu platform. Seorang wartawan yang bertanggung jawab untuk menulis berita cetak dapat bekerja sama dengan wartawan berita online untuk membuat sebuah tayangan televisi.
4.
Konvergensi peliputan informasi, yang terjadi pada level wartawan. Reporter dituntut untuk memiliki berbagai keahlian terkait multimedia. Selain menulis, seorang wartawan harus bisa mengambil gambar, membuat video, mengeditnya dan membuat berita yang dapat ditayangkan di berbagai bentuk media: media cetak, televisi dan online.
5.
Konvergensi penyajian atau pengkisahan berita. Gordon (2003) menjelaskan bahwa tipe konvergensi ini terjadi di tingkat operasi wartawan dengan dukungan dari manajemen untuk menyediakan peralatan yang diperlukan. Bentuk penyajian berita yang baru dapat muncul dari kombinasi penggunaan komputer, peralatan portabel, dan potensi web and televisi yang interaktif, karena para wartawan memahami kemampuan unik dari setiap medium.
Dari kelima dimensi yang ditawarkan oleh Gordon (2003), hanya konvergensi struktural, konvergensi peliputan berita dan konvergensi penyajian yang terjadi di dalam newsroom sebuah perusahaan media.
18
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
2.2. Pola dan Alur Kerja Jurnalistik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti pola adalah model, sistem, cara kerja. Selain itu, pola juga merupakan bentuk atau struktur yang tetap. Sementara itu, definisi alur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah jalan (aturan, adat) yang benar. Dalam jurnalistik, pola tergambar dari adanya model, sistem, cara kerja dan struktur yang tetap. Struktur organisasi media dalam ruang redaksi seperti dijelaskan oleh Dominick (2005) dalam bagan 2.1. Posisi staff yang utama ada di dalam sebuah redaksi surat kabar adalah publisher (pemimpin umum), editor (pemimpin redaksi), managing editor (redaktur pelaksana), dan department editor (redaktur departemen). Publisher adalah CEO atau pemimpin tertinggi dari keseluruhan perusahaan surat kabar, tugasnya mengatur kebijakan. Editor mengawasi dan membantu mengarahkan gerak redaksi. Managing editor bertanggung jawab atas operasi harian. Sedangkan department editor bertanggung jawab atas desk atau bagian masing-masing, seperti olahraga, bisnis, dan regional. Secara umum redaktur berita (news editor) adalah jurnalis yang bertanggung jawab di ruang redaksi dengan tugas menyeleksi berita dan memiliki peran sesuai dengan konsep penjaga gerbang (gatekeeper) (Harcup, 2004).
19
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Publisher
Editor
Managing editor
City Editor
State Editor
Business Editor
Sport Editor
Lifestyle Editor
Assistant Editor
Assistant Editor
Assistant Editor
Assistant Editor
Assistant Editor
Reporter
Reporter
Reporter
Reporter
Reporter
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Media (Dominick, 2005)
Redaktur berita juga mengatur penugasan tim dan memberi instruksi kepada reporter mengenai sudut pandang berita yang perlu diambil ketika
mengejar berita (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Sementara itu, reporter adalah jurnalis yang meliput material untuk dipublikasikan sebagai laporan, dalam bentuk berita tau sebuah feature (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005) 2005).. Reporter umum biasanya menempati peringkat terendah dalam organisasi media meski nantinya dapat melaju menjadi reporter khusus seperti reporter kriminal, reporter medis, reporter showbiz, atau koresponden diplomatik. Struktur tersebut memungkinkan adanya koordinasi antara awak redaksi sehingga terjadi sebuah alur kerja. Alur kerja adalah jalan, aturan, dan rangkaian 20
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
aktivitas yang dilakukan dalam sebuah pekerjaan. Jurnalis di seluruh dunia secara umum melakukan enam elemen dasar alur kerja, tak peduli apapun tipe medianya: perencanaan, peliputan, produksi, distribusi hasil, pengarsipan, dan riset (Palmer, 2005). Setiap aktivitas redaksi tersebut sangat bergantung pada bahasa tulisan dan masih belum mengalami integrasi dan manipulasi terhadap media terkait relevan seperti foto, audio, video dan grafik. Namun, terdapat perbedaan antara media tradisional dan media online yaitu terletak pada jumlah gatekeeper (penjaga gerbang). Gatekeeper adalah orang atau kelompok yang memiliki kendali atas materi yang boleh disampaikan ke publik (Dominick, 2005). Pintu masuk menuju sebuah saluran dan menuju setiap bagian adalah gerbang dan pergerakan dalam tiap saluran dikendalikan oleh satu atau lebih penjaga gerbang atau oleh peraturan yang tidak terpisahkan (Lewin, 1951). Istilah gatekeeping telah digunakan secara luas sebagai metafor untuk mendeskripsikan
proses
yang
mencakup
seleksi
terhadap
karya
yang
dipublikasikan dalam media, terutama keputusan menyangkut boleh atau tidak sebuah laporan berita masuk melewati gerbang (gate) dari sebuah media berita ke dalam saluran (channel) berita (White, 1950; Shoemaker 2001; Reese dan Ballinger, 2001). Gatekeeping bukan hanya pemilihan atau pembuangan bahanbahan, tetapi juga proses pengolahan bahan tersebut agar terlihat lebih menarik bagi konsumen akhir (Shoemaker & Vos, 2009). Proses tersebut secara umum dapat terlihat dalam bagan yang menggambarkan aliran berita secara internal (Bass, 1969). Model tersebut menunjukkan aliran berita dalam sebuah newsroom yang menyarankan elaborasi dari teori gatekeeping (Lihat Bagan 2.2). Dalam model ini ditunjukkan bahwa proses aliran berita terdiri dari dua langkah, yaitu peliputan berita (news gathering) dan pengolahan berita (news processing).
Raw news
News gatherers
News copy
News processors
Gambar 2. 2 Bass' Double Action of Internal News Flow (1969)
21
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Completed product
Langkah pertama dalam proses itu adalah para peliput berita membuat berita mentah (raw news) – peristiwa, pidato dan konferensi pers – menjadi sebuah item berita atau salinan berita (news copy). Langkah kedua terjadi ketika pengolah berita memodifikasi dan menyatukan item-item ke dalam produk yang lengkap – sebuah koran atau siaran berita – yang disampaikan ke publik. Dalam hal ini dibedakan antara para peliput (gatherers) dan para pemroses (processors). Dalam model aliran Bass (1969), para peliput adalah reporter yang hanya mengumpulkan data dan informasi untuk dijadikan berita. Para pemroses adalah editor yang bertugas mengolah data yang sudah dikumpulkan oleh reporter sehingga menjadi sebuah berita yang utuh dan lengkap. Peliputan
berita
(newsgathering)
dideskripsikan
sebagai
proses
pengumpulan informasi, opini dan fakta yang tidak disiplin dan kacau (Harrison, 2000) dengan materi yang dikoordinasikan dalam sebuah ruang redaksi tetapi juga terjadi baik di dalam maupun di luar kantor. Kegiatan ini melibatkan reporter, koresponden, produser, redaktur berita dan perancang berita. Sumbernya dalah orang, dokumen, siaran pers dan internet, juga sumber berita lainnya. Peralatan yang digunakan mulai dari pena dan buku hingga perekan suara dan kamera. Peliputan dibedakan dari pengolahan berita karena pengolahan (processing) merupakan proses pembuatan beragam berita menjadi surat kabar dan program siaran (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Model langkah ganda dalam aliran internal semakin diperinci dengan model proses produksi berita yang dikemukakan oleh Ericson (1987).
22
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Gambar 2. 3 Proses Produksi Berita (Ericson et al, 1987)
Proses produksi berita yang secara umum melibatkan beberapa level pekerja jurnalistik ini dapat diaplikasikan dalam media cetak dan media televisi (lihat bagan 2.3). Dala Dalam m sebuah perusahaan media cetak, informasi pertama datang dari sumber yang kemudian mendatangkan gagasan untuk penulisan berita. 23
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Ide atau gagasan untuk mengangkat sebuah isu juga dapat datang dari redaktur yang kemudian menugaskan reporter untuk turun ke lapangan mencari data dan informasi. Informasi tersebut digali, disusun, dan ditulis oleh reporter. Dalam proses pengumpulan berita ada tiga sumber berita, yaitu hasil peliputan wartawan, layanan wire, dan sumber pendukung seperti siaran pers dan laporan pemerintah (Dominick, 2005).
Hasil peliputan adalah laporan dari
keadaan lapangan yang dilakukan oleh wartawan. Setiap ada kejadian yang dapat menjadi sebuah berita, wartawan melaporkan kondisi lapangan dan mencari narasumber yang ahli atau andal untuk membenarkan hasil laporan itu. Liputan tidak hanya menilik ke lokasi gempa atau sebuah acara, tetapi juga termasuk menelepon narasumber untuk mendapat pernyataan yang bisa menjadi berita. Layanan berlangganan (wire service) juga merupakan sumber utama untuk membuat berita. Layanan ini biasa disediakan oleh organisasi internasional seperti Associated Press dan Bloomberg. Perusahaan media nasional berlangganan wire service untuk mendapatkan berita tanpa harus mengirimkan reporter ke tempat kejadian. Berita dari wire service biasanya terjadi di luar negeri dan bersifat internasional. Sumber berita lainnya adalah siaran pers dari perusahaan atau laporan dari pemerintah tetapi sumber ini biasanya hanya tambahan dalam penyusunan berita. Reporter kemudian memberikan hasil tulisannya kepada redaktur untuk diedit. Bila dirasa ada bagian yang kurang lengkap, redaktur dapat menugaskan reporter kembali untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Berita tersebut mungkin juga mendapat tambahan informasi dari layanan wire atau dari redaktur sendiri. Lalu, slot editor (redaktur penata letak) akan menentukan tempat untuk berita dari redaktur sebelumnya. Slot editor akan memberikan berita kepada copy editor (redaktur bahasa) untuk dicek ejaan dan bahasanya. Bila ada yang berubah, copy editor akan mengembalikan ke slot editor untuk kembali diatur penempatannya. Kemudian news editor (redaktur berita) akan mengedit tulisan secara keseluruhan.
24
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Di luar peliputan, proses penyuntingan berita oleh redaktur saja memiliki
pola sendiri (Brooks, Kennedy, Moen, & Ranly, 1992). Hal itu tergambar dalam bagan pola alur berita dalam ruang redaksi (Bagan 2.4). Dalam bagan terdapat level staff dan aktivitas yang dilakukannya.
Reporter
City Editor
•Meliput fakta, menulis berita, mengkonfirmasi akurasinya, mengirimkan hasil ke city editor.
•Mengedit berita, mengembalikan ke reporter bila ada perubahan atau tambahan (bila perlu), meneruskannya ke news editor.
•Memutuskan penempatan berita di dalam surat kabar, meneruskan berita ke copy desk chief untuk implementasi instruksinya. News Editor
Copy Desk Chief
Copy Editor
Copy Desk Chief
•Menyiapkan halaman contoh (dummy) yang menentukan panjang berita, letak dan ukuran headline, meneruskan ke copy editor.
•Memoles penulisan berita, mengecek kekurangan atau ketidakakuratan, menulis headline, mengembalikan ke copy desk chief untuk pengecekan akhir.
•Memastikan berita sudah dipotong bila perlu, dan memastikan headline sudah tertulis dengan benar, mengirimkan berita ke mesin pencetak.
Gambar 2.4 Pola Aliran Berita dalam Ruang Redaksi Secara Umum (Brooks, Kennedy, Moen, & Ranly, 1992).
Dalam proses penyuntingan tersebut, sangat mungkin berita dikembalikan ke level sebelumnya untuk klarifikasi, pengayaan atau penulisan ulang. Terlihat
jelas pekerjaan redaktur adalah sebagai gatekeeper karena mereka menentukan standar berita yang dapat dipublikasikan. Bila sebuah berita sudah memenuhi standar, berita itu akan maju ke langkah selanjutnya di dalam proses produksi (Brooks, Kennedy, Moen, & Ranly, 1992).
25
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Alur berita tersebut dibatasi oleh deadline, yaitu batas waktu pekerjaan jurnalistik harus diselesaikan, atau batas akhir berita harus dikirim ke percetakan dan bila batas waktu ini tidak ditepati, berita tidak akan muncul dalam surat kabar (Pape & Featherstone, 2005). Dalam satu hari, siklus tersebut terjadi satu kali untuk publikasi sebuah edisi surat kabar, oleh karena itu deadline sangat penting agar pekerjaan tidak melewati batas waktu yang akhirnya berakibat pada keterlambatan koran terbit. Front end adalah batas proses berakhir di level redaksi dan back end adalah ketika pembaca telah menerima surat kabar di tangan mereka. Deadline atau tenggat waktu proses front end yaitu adalah saat redaksi menyetorkan berita ke percetakan dan itu biasanya berakhir pada pukul 7:00 untuk surat kabar harian pagi (Pape & Featherstone, 2005). Pola tersebut berlaku pada media lama atau tradisional, tetapi begitu konsep media baru muncul, terdapat perluasan konsep media ke berbagai istilah yaitu teknologi dan platform digital, jurnalisme online, serta publikasi elektronik dan multimedia di Internet dan situs web (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Teknologi dan media baru yang muncul merubah jurnalisme dalam empat cara utama (Pavlik, 2001). Pertama, konten media berubah karena teknologi baru yang berkembang ditukan untuk mendukung praktik jurnalisme, termasuk membuat berita yang interaktif dengan keterlibatan khalayak, kamera yang bisa merekan ke segala arah, tekanan untuk meliput berita lebih cepat, dan kemampuan untuk mengatur dan menjadikan berita unik bagi setiap individu. Kedua, cara kerja jurnalis kembali dipertimbangkan dalam era digital ini. Situs media tidak hanya menempatkan berita dari sumber aslinya yaitu televisi dan surat kabar, tetapi juga membuat konten yang memang khusus untuk diterbitkan di situs web. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan tidak hanya isinya yang berbeda tetapi juga lebih spesifik agar bisa menjadi lebih interaktif untuk pengguna situs web. Ketiga, struktur fisik ruang redaksi berubah secara drastis karena banyak surat kabar, stasiun TV, dan majalah ditata ulang untuk mengakomodasi strategi konvergensi yang menggabungkan lebih banyak outlet dalam satu ruang redaksi. Tempat kerja jurnalis tidak hanya terpaku pada ruang kerja karena wartawan kini 26
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
dilengkapi dengan peralatan bergerak (mobile) yang bisa dibawa ke mana saja, seperti GPS, kamera digital, telepon genggam, akses komputer nirkabel, laptop dan sebagainya. Keempat, media baru juga mengubah organisasi berita, jurnalis, dan konsumen dari media. Banyak pertanyaan dilontarkan terkait etika teknologi baru. Selain itu ada juga masalah etika yang harus tetap diusung di dalam web. Jurnalisme online telah menjadi media komunikasi masa dalam era globalisasi (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Konsep ini dideskripsikan sebagai berita dan informasi berkualitas yang dipublikasikan di internet, terutama di situs web. Teknologi media baru menjadikan konten dapat disajikan dengan cara yang lebih kaya daripada di dalam media tradisional cetak dan siaran. Hal ini mendorong kemunculan bentuk berita baru yang bisa disebut sebagai
jurnalisme
terkontekstualisasi
(contextualized
journalism)
yang
memudahkan penggunaan dan aplikasi dari multimedia, interaktivitas, hypertext, dan penyesuaian (Pavlik, 2001). Selain itu, muncul juga istilah jurnalis multimedia meski kemampuan dasar mereka masih sama. Media elektronik telah memengaruhi peran jurnalis yang kini memiliki akses lebih cepat terhadap informasi (baik lama ataupun baru) dibandingkan sebelumnya, sehingga membuat kegiatan riset dan proses peliputan lebih baik (Ward, 2002). Dengan adanya berita dan informasi yang tidak terbendung dalam dunia online saat ini, jurnalis kini diharapkan menjadi pencerita yang memiliki kemampuan lebih banyak, termasuk memberikan arahan kepada pembaca dalam hutan belantara situs web dan berbagai konten yang dipublikasi secara online. Kecepatan, akurasi dan kebenaran sangat terpengaruh oleh Internet karena teknologi dan pemasaran dapat muncul lebih awal dari jurnalisme (Herbert, 2001). Sifat-sifat jurnalisme baru tersebut mendesak pola bekerja jurnalistik berubah dan perusahaan media menjadi semacan mesin yang memproduksi berita selam 24 jam penuh (Herrick, 2003). Pola bekerja yang dulu mengikuti siklus penerbitan berita yang berdurasi 24 jam sehari untuk satu kali cetak surat kabar, kini berubah. Dalam sehari, berita dapat diterbitkan berkali-kali dalam media online, dan tidak ada lagi yang namanya deadline atau batas waktu terakhir agar 27
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
berita dapat dicetak di surat kabar sesuai jadwal. Istilah rolling deadline pun muncul yang artinya setiap waktu berita dapat terbit dalam platform yang berbeda (Senor, 2010).
2.3. Ruang Redaksi Berkonvergensi Newsroom adalah jantung dan jiwa dari surat kabar (Soria, 2008). Bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, newsroom adalah ruang berita atau ruang redaksi. Berdasarkan Merriam-Webster’s Dictionary, newsroom adalah sebuah ruang kerja tempat berita dipersiapkan untuk diterbitkan atau disiarkan. Pape dan Featherstone (Pape, 2005) mendeskripsikan newsroom sebagai tempat yang dipenuhi staff yang tengah sibuk mengumpulkan informasi dan menyusun berita. Newsroom digambarkan sebagai pusat operasi pengumpulan berita yang akan dipublikasikan baik di media cetak, siaran ataupun online (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Ruangan ini merupakan tempat bertemu para awak redaksi sehingga dapat terjadi komunikasi antara mereka. Terdapat koordinasi antara pemimpin redaksi dan redaktur, serta antara redaktur dan reporter di dalam ruang tersebut. Oleh karena itu, ruang ini juga merupakan tempat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dalam mempublikasikan sebuah berita (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang mendesak agar berita selalu terbarui secara real time, newsroom pun ikut berkembang. Juan Senor menawarkan dua macam strategi untuk pengembangan ruang redaksi di masa depan (2010). Pertama, pengenalan sistem pengelolaan konten multi-media yang inovatif. Kedua, merancang dan menentukan kembali model dari ruang redaksi tersebut. Kedua strategi tersebut mengawinkan teknologi dan arsitektur untuk membawa transisi ke dunia multimedia. Senor menyebutkan Eleftheros Typos sebagai salah satu konsep newsroom yang sempurna. Dilihat secara fisik, terdapat “Superdesk” di pusat ruang redaksi Eleftheros Typos yang merancang dan mengkoordinasikan tidak hanya konten dari suratkabar versi cetak 28
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
dan online, tetapi juga majalah dan publikasi lain, serta radio lokal yang dimilliki grup tersebut. Fase selanjutnya yang dilakukan oleh Eleftheros Typos adalah transisi ke operasi multimedia yang dilakukan dengan memperkenalkan sistem pengelolaan konten baru yang dapat mengkonsolidasikan semua berita dan operasi bisnis. Semakin banyak media cetak, siaran dan online berkonvergensi selama ini tidak berakhir pada kematian newsroom, tetapi justru menjadikan ruang itu lebih hidup seperti tempat kerja lainnya (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005).
Gambar 2. 5 Denah Newsroom Berkonvergensi, Information Engine (Senor, 2010)
Secara fisik, gambaran ruang redaksi berkonvergensi yang ditawarkan oleh Senor (2010) adalah ruangan yang terbuka tanpa ada dinding pemisah (open spaces, walls-down). Denah ruangan secara fisik dapat dilihat dalam gambar 2.1. Senor (2010) menjelaskan secara detail 15 hal yang diperlukan untuk membentuk sebuah ruang redaksi yang disebut dengan information engine. Halhal yang diperlukan adalah:
29
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
a. Integrasi penuh on/offline. Yang terpenting adalah berita, platform adalah urusan kedua. Berita segera disampaikan begitu didapatkan dan langsung diketahui platform mana yang paling cepat. b. Rolling deadlines. Konten langsung sampai ke khalayak ketika mereka membutuhkannya dan melalui platform yang mereka pilih c. Komputer dua layar. Setiap meja dilengkapi dengan komputer dua layar, pertama untuk input, yang lainnya untuk output. d. Superdesk. Pemimpin redaksi berada di saat tindakan dilakukan, tidak bersembunyi di dalam ruang kantor sehingga mereka dapat terlihat, dapat ditemui, dan bertanggung jawab. e. Radar desk. Keadaan dunia dipantau dengan teknologi sehingga redaksi dapat fokus untuk mencari alasan peristiwa terjadi dan prediksi ke depan, bukan hanya mencari pelaku, tempat, dan berapa banyak (who, where, and how many). f. Community desks. Sebuah tim khusus bekerja membuat surat kabar dapat diterima oleh komunitas dengan cara memantau, menjadi penengah, dan menyatukan komentar, gambar, video, tips, dan opini dari khalayak dengan setiap halaman dan bagian dari surat kabar serta versi digitalnya. Ada pembagian seksi yang mencerminkan perbedaan peran yang dimainkan oleh komunitas, yaitu konsumen, pembuat, dan penghubung. g. Assignment desk. Perencanaan dan penugasan dengan cara terbaik dan paling efisien sangat penting untuk menjaga ruang redaksi bekerja dalam kecepatan penuh sepanjang tahun. Superdesk bergantung pada assignment desk untuk melacak keberadaan reporter, fotografer, dan koresponden, serta mengatur jadwal mereka. h. Graphic desk. Infographics dan bagian foto terletak di sebelah superdesk sehingga dapat menciptakan jurnalisme visual yang memberi petunjuk, bukan hanya memberi tahu. i. Dinding digital. Ini adalah layar untuk melihat situs yang dikelola dan situs komunitas. Situs-situs ini diperbarui setiap waktu oleh webmaster sehingga siapa saja melihat dan merasakan energi dari operasi multimedia. 30
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Dinding ini juga menampilkan posting di twitter dan di situs wiki. Dengan menggunakan aplikasi Adobe client, sebuah ruang redaksi dapat menampilkan tweet yang dikirim oleh komunitas. Tujuannya dalah untuk menciptakan representasi visual dari percakapan yang terjadi di masyarakat. Ini merupakan hal vital yang sama penting dengan memantau berita di situs web lain atau disiarkan dalam saluran lain. j. Viral desk. Sebuah elemen kunci untuk tergabung dengan khalayak baru adalah dengan memiliki sebuah tim yang khusus berperan menyatukan konten dan menyebarkannya secara luas di semua platform digital seperti situs jaring sosial, blog, saluran video publik dan mesin pencari. Media tidak menunggu khalayak tetapi justru mendatangi mereka. k. Innovation desk. Meja ini berisi para programer, jurnalis, ilustrator, dan pemimpin proyek untuk melakukan eksperimen di semua platform dan meperkenalkan produk baru ke ruang redaksi yang mencerminkan bahwa komunitas saling terhubung, dalam jaringan dan berkomunikasi. l. Ruang konferensi-galeri publik. Ruang redaksi merupakan tempat terbuka baik secara internal maupun eksternal. Setiap ruang redaksi harus memiliki galeri umum tempat staf dan masyarakat publik bertemu. Di tempat ini rapat, presentasi, konferensi berita dan pameran diselerenggarakan sebagai acara harian. m. Macroeditor. Tidak ada lagi hal yang dirahasiakan dari departemen lain (silo) karena semua pelaporan ada di bawah macroeditor. n. Studio tv-radio mini terintegrasi dalam sistem radial. Seksi dan tema serta produk keluar dari superdesk yang memberi perintah dan mengendalikan alur kerja berita. Konten yang pertama, platform yang kedua. o. Hot desk. Terminal broadband, komputer, dan Internet bergerak tersedia di mana saja sehingga bekerja di lapangan menjadi sangat mudah dan efisien. Kolumnis, kontributor, editor mingguan dan staf yang tidak memilliki tempat permanen dalam ruang redaksi masih tetap memiliki akses di hot desk yang bebas dengan koneksi sederhana untuk mencolokkan laptop mereka ke sistem ruang redaksi. 31
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Pengembangan newsroom tersebut mendorong terciptanya tipe-tipe ruang redaksi berdasarkan tingkat integrasinya karena tidak semata-mata ruang redaksi yang awalnya terpisah bisa langsung bersatu secara instan. Seorang praktisi media bernama Dietmar Schantin yang pernah menjadi Direktur Newsplex dari IFRA menawarkan pemikiran terkait tipe-tipe newsroom berdasarkan konsep organisasi yang telah digunakan di beberapa departemen redaksi perusahaan media. Tahapan dalam sebuah ruang redaksi dalam mengalami konvergensi dibagi-bagi menurut tingkatannya. Level konvergensi 0% menunjukkan tidak ada kolaborasi antara dua media, sedangkan level 33% menunjukkan awal kolaborasi dimulai. Level konvergensi 66% sudah ada pengalaman dengan kolaborasi dan level konvergensi 100% adalah operasi redaksi yang sudah terintegrasi penuh. Berdasarkan tahapan tersebut, Schantin (2011) membedakan tiga tipe ruang redaksi: newsroom 1.0 yang berada antara 0%-33% konvergensi, newsroom 2.0 yang mengalami konvergensi antara 33% hingga 66%, dan newsroom 3.0 yang sudah 100% berkonvergensi.
Gambar 2.6. Diagram Level Konvergensi Sebuah Ruang Redaksi (Schantin, 2011)
Tipe yang pertama disebut juga dengan multiple-media newsroom, atau ruang redaksi dengan berbagai media. Di dalam ruang ini seorang redaktur 32
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
berdedikasi hanya pada satu pl platform atform yang ada di perusahaan media. Akibatnya, ada beberapa unit redaksi terpisah untuk edisi cetak dan website. Tanggung jawab dari saluran cetak dan online dibagi ke orang-orang sehingga ada pemimpin
redaksi online dan ada pemimpin redaksi cetak. Pengambilan konten, proses mengedit dan produksi benar-benar dibedakan antara dunia cetak dan online. Struktur ini dapat dilihat pada surat kabar nasional Austria bernama Österreich.
Tata letak newsroom Österreich yang berhubungan dengan redaksi terletak di sebuah ruang kantor terbuka seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.7. Denah Newsroom 1.0 di Osterreich, Austria (Schantin (2011)
Para pengambil keputusan redaksi terletak di tengah-tengah newsroom dan
dikelilingi desk berita yang berbeda-beda. Jurnalis cetak dan online bekerja di lingkungan yang sama dan pemimpin redaktur online merupakan bagian dari tim desk berita. Namun jurnalis cetak tidak secara langsung mengisi konten untuk
saluran digital. Newsroom 2.0 atau yang disebut dengan cross-media newsroom (ruang redaksi silang media) bekerja dalam prinsip bahwa reporter atau peliput informasi membuat konten untuk semua saluran. Ada tanggung jawab berbeda untuk setiap saluran tetapi seksi berbeda (berita, olahraga, feature, dll.) mengambil konten
untuk versi cetak dan online dan menyediakan format lain seperti video dan audio untuk web-TV atau radio. Struktur ruangan redaksi diatur sedemikian rupa dengan 33
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
sebuah “Superdesk” di tengah yaitu meja tempat para pengambil keputusan redaksi Lihat Gambar 2.4. Untuk setiap saluran, ada seorang redaktur yang bertanggung jawab dan duduk di Superdesk. Terdapat pembagian kelompok konten, yang sama seperti pembagian halaman surat kabar. Dalam newsroom ini, terdapat peran krusial di Superdesk, yaitu “Media Conductor.”
Gambar 2. 8. Denah Newsroom 2.0 di Nordjyske Stiftstidende, Denmark (Schantin, 2011)
Peran tersebut dijalankan dalam sistem rotasi dari sekelompok yang terdiri dari lima orang. Media Conductor bertanggung jawab atas hasil keseluruhan redaksi untuk media cetak, online dan siaran. Dia juga menangani diskusi antara redaktur-redaktur yang bertanggung jawab atas saluran yang berbeda. Selain itu, dia juga membuat keputusan tentang melalui media mana konten akan disalurkan. Perusahaan media pertama yang mengadopsi struktur ini adalah Nordjyske Stiftstidende. Konsep newsroom serupa juga diterapkan di Financial Times di Inggris. Terakhir, Newsroom 3.0 atau integrated newsroom
(ruang redaksi
terintegrasi) bertujuan untuk menyediakan konten bagi berbagai saluran dengan mengintegrasikan aliran berita lengkap untuk versi cetak ataupun digital mulai 34
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
dari perencanaan hingga produksi. Dalam tipe ini tidak ada satu orang tertentu yang bertanggung jawab untuk satu saluran. Tanggung jawab untuk peliputan
berita di saluran cetak dan digital ada pada kepala seksi. Maka dari itu, tidak ada bagian online seperti pada tipe pertama atau redaktur online pada tipe kedua. Tidak ada “kita” dan “mereka” di antara saluran yang berbeda dan tidak ada konflik antar orang atau kelompok terkait media tempat sebuah berita akan dipublikasikan. Sang pemilik berita memutuskan aspek cerita yang mana akan diberikan di saluran mana dengan format tertentu. Struktur ruangan terdiri dari sebuah “news hub” atau pusat berita di tengah dan terdapat “s “spokes” pokes” atau cabangcabang yang terhubung dari pusat. Konsep ini diadaptasi di Daily Telegraph
Inggris (Gambar 2.5).
Gambar 2. 9. Denah Newsroom 3.0 di Daily Telegraph, Inggris
Di dalam ruangan newsroom 3.0 yang sudah terkonvergensi secara utuh,
terdapat penyatuan antara peran dari para pelaku jurnalistik, pembagian tanggung jawab, penyatuan alur kerja dan pemakaian konten bersama (Schantin, 2011). Di samping itu, bbeberapa eberapa penelitian telah dilakukan untuk menggambarkan keadaan ruang redaksi yang berkonvergensi, salah satunya adalah Tampa News Center di Florida. Tampa News Center adalah ruang redaksi bersama milik konglomerasi Media General yang dipakai sebagai tempat operasi tiga media: 35
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
surat kabar The Tampa Tribune, televisi WFLA-TV, dan media online Tampa bay Online (TBO.com). Dalam penelitian terhadap Tampa News Center, Dupagne dan Garrison (2007) menemukan bahwa tema terpenting dalam ruang redaksi yang berkonvergensi adalah pemakaian bersama sumberdaya yang tersedia. Semua jurnalis dalam ruang redaksi Tampa yang bekerja baik untuk surat kabar, televisi maupun media online dapat berbagi sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia, peralatan dan ide (informasi). Contohnya, bila stasiun TV kekurangan fotografer untuk meliput sebuah berita, fotografer surat kabar bisa membantu. Begitu pula sebaliknya, seringkali fotografer surat kabar mengambil video untuk ditayangkan di TV. Penggunaan sumberdaya secara bersama untuk berbagai platform itu sangat terbantu dengan adanya sebuah basis data yang dapat diakses oleh para staff yang membutuhkan untuk kepentingan publikasi (Dupagne & Garrison, 2009). Segala macam informasi dan data yang dikumpulkan oleh para jurnalis disimpan ke dalam sebuah database yang disebut dengan BudgetBank. Hasil dari peliputan para jurnalis dan fotografer yang digunakan bersama dapat meningkatkan cakupan dan kedalaman liputan untuk tiga media yang berbeda. Hal yang sama juga terjadi dalam redaksi SCTV yang merupakan konvergensi antara stasiun televisi dengan media online. Respati (2009) melakukan penelitian tentang manajemen redaksi Liputan 6 yang juga menyediakan berita untuk dipublikasikan melalui internet. Reporter televisi yang biasa hanya melaporkan berita dalam bentuk video dituntut untuk bisa menulis agar bisa menampilkan berita di situs online (Respati, 2009). Saat sebuah perusahaan media memutuskan untuk mengarah kepada sebuah konvergensi, banyak keputusan lain yang harus diambil (Fisher, 2007). Salah satu hal yang harus dipertimbangkan adalah cara mengatur newsroom secara
fisik.
Fisher
(2007)
mengajukan
beberapa
pertimbangan
untuk
menyesuaikan ruang redaksi tradisional dengan struktur fisik demi mencapai konvergensi: 36
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
1. Menunjuk seorang redaktur untuk mengkoordinir dan mengatur upayaupaya konvergensi dalam newsroom 2. Membangun sebuah pusat tempat mempertemukan berbagai media atau bidang
multi-media
sehingga
para
manajer
newsroom
dapat
mengkoordinir berita bersama-sama. 3. Mengintegrasikan fungsi-fungsi staf yang mirip dari berbagai media. Contohnya, reporter-reporter dari televisi dan koran digabungkan dalam sebuah tim kerja sehingga mereka bisa berkolaborasi. Setiap staf dalam ruang redaksi yang berkonvergensi pun memiliki peran masing-masing yang sedikit beralih dari peran mereka dalam ruang redaksi yang konvensional. Sementara itu, dalam sebuah ruang redaksi yang berkonvergensi terjadi perubahan tugas yang menyangkut seluruh peran dalam newsroom (Fisher, 2007). Fisher (2007) memberikan contoh dengan apa yang terjadi dalam ruang redaksi Ifra Newsplex. Kerry Northrup, direktur pendiri Ifra Newsplex, merumuskan empat peran utama yang cukup untuk menjalakan kegiatan di ruang redaksi yang berkonvergesi. 1. Newsflow Editor Posisi ini berada di tengah ruang redaksi dan bertugas membantu mengelola konvergensi dengan menginformasikan berita ke berbagai platform. Redaktur aliran berita ini melihat ruang redaksi dengan perspektif berbeda dan memutuskan bagaimana menyusun berita yang dapat dipakai untuk segala macam platform 2. Storybuilder Peran ini serupa dengan redaktur dari koran yang bergabung dengan produser dari media penyiaran sehingga menjadi seorang manajer yang berkonvergensi. Pembangun cerita harus teliti layaknya seorang redaktur bahasa dan paham tentang alur cerita serta terampil melihat sisi 37
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
berbeda dari sebuah berita. Peran ini mengatur hanya beberapa berita multimedia yang dapat berguna bagi redaktur dari bagian lain.
3. News Resourcer Penggali berita bertugas seperti pustakawan yang juga berpikir selayaknya jurnalis. Peran ini butuh keahlian jurnalisme – menulis, mengedit dan menilai berita dengan kemampuan untuk mengelola informasi – menyimpan, mencari berita dan menggunakan teknologi. Spesialisasi dari tugas penggali berita adalah membuat informasi latar yang mendalam dan menyusun segala informasi – berbentuk foto, video, teks – dan menjadikannya komponen berita yang lebih bermanfaat bagi publik. 4. Multiskilled Journalist Peran ini sering disebut dengan backpack journalist atau one-man-band karena dituntut untuk memiliki keahlian mewawancara, mengambil gambar, foto, video untuk berita dalam berbagai format: cetak, siaran, dan online. Wartawan semacam ini harus berpikir untuk mengumpulkan informasi yang bisa didistribusikan melalui beragam media, dengan mengenali setiap elemen yang diperlukan agar berita itu dipahami konsumen. Selain mengubah tatanan fisik, Fisher (1997) juga mengemukakan penyesuaian struktur manajemen yang diperlukan untuk konvergensi dalam sebuah ruang redaksi. Menurut Fisher, ada tujuh elemen penting yang menjadi kunci untuk konvergensi sukses: 1. Komunikasi.
Karena
konvergensi
melibatkan
banyak
elemen,
komunikasi mutlak diperlukan agar informasi mengalir dengan lancar di dalam newsroom. Pekerja dari media cetak, siaran dan online harus 38
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
saling berbagi informasi dan mendiskusikannya secara bersama untuk memastikan bahwa konvergensi terjadi di seluruh platform. 2. Komitmen. Komitmen untuk berkonvergensi harus bergema di seluruh tingkatan organisasi baik eksternal maupun internal dari pemimpin perusahaan hingga pekerja lapangan dan ke sektor ekonomi dan teknologi dari organisasi. 3. Kerjasama. Diperlukan kerjasama antara manager dan editor untuk menyatukan para fotografer, reporter, dan anggota staff online. Mereka harus berdiskusi untuk membuat berita yang layak tayang di berbagai platform. 4. Kompensasi. Konvergensi seharusnya tidak dianggap hanya sebagai cara untuk menghemat pengeluaran dengan memiliki sedikit reporter yang melakukan tugas lebih banyak. Reporter yang berkemampuan lebih layak mendapatkan kompensasi sesuai dengan kelebihannya tersebut. 5. Budaya. Menurut Lawson-Borders (2003), konvergensi juga berarti penggabungan budaya yang sudah ada pada media cetak, siaran dan online. Para pekerja jurnalistik dari media yang berkonvergensi harus menjembatani perbedaan budaya antara mereka. Sementara itu, tugas manager adalah menerangkan tentang perbedaan budaya dalam berita, kompetisi, gaya kerja, rutinitas dan masalah staff sebelum konvergensi dapat berjalan (Silcock & Keith, 2007). 6. Kompetisi. Sebelum berkonvergensi, jurnalis biasa berkompetensi dan kini harus bekerja bersama dengan kompetitor. Peran manager di sini adalah menunjukkan sikap bekerja sama di atas kompetisi. 7. Khalayak (customer). Dengan adanya konvergensi, fokus beralih kepada khalayak, bukan jurnalis sebagai pemilik berita. Cara yang
39
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
paling efektif untuk membuat berita yang bermanfaat bagi masyarakat adalah membiarkan masyarakat memiliki berita itu (Thelen, 2004).
2.4. Proses Alur Berita dalam Ruang Redaksi yang Berkonvergensi Dalam ruang redaksi yang berkonvergensi, terdapat tren baru dalam pembuatan berita. Tren peliputan tidak lagi hanya mencari narasumber untuk diwawancara atau meliput suatu kejadian di lapangan lalu dituangkan dalam tulisan. Perkembangan teknologi membuat proses peliputan dapat mencakup lingkup yang lebih luas dengan menggunakan alat komunikasi elektronik (Straubhaar & LaRose, 2008). Dengan adanya teknologi baru, jurnalis khususnya dapat menggunakan Internet sebagai sumber informasi dan berita. Selain itu, diperkenalkannya komputer laptop bertenaga tinggi, telepon genggam, dan kamera digital menmbantu dalam penulisan berita yang dilengkapi dengan gambar dalam waktu singkat (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Para jurnalis kini dilengkapi dengan kamera video, perekam suara yang dibawa dalam satu tas ransel sehingga muncul istilah yang dinamakan backpack journalism (Straubhaar & LaRose, 2008). Tren ini dalam banyak kasus membuat jurnalis tidak perlu datang ke ruang redaksi, menjadikan status pekerja lepas makin populer dan dibutuhkannya pekerja dengan berbagai kemampuan (multiskill) (Franklin, Hamer, Hanna, Kinsey, & Richardson, 2005). Alur berita yang baru menghilangkan proses penyuntingan oleh redaktur karena reporter bisa langsung mengunggah berita ke dalam berbagai media termasuk surat kabar konvensional, TV, dan dalam situs web. Straubhaar & LaRose (2008) menjelaskan dalam proses tersebut, berita kini lebih ditentukan oleh reporter (reporter-driven), dan tidak terlalu ditentukan oleh editor (editor-driven). Meski ada perubahan dalam proses peliputan, tetap saja keputusan tentang berita mana yang akan diangkat di platform mana tergantung pada penjaga 40
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
gerbang (gatekeeper). Para redaktur di Tampa News Center setiap hari melakukan rapat untuk menentukan isu mana yang akan diangkat dan berita mana yang dapat dipublikasikan melalui media cetak, media penyiaran atau media online (Dupagne & Garrison, 2009) 2009).. Hal yang sama juga terjadi di ruang redaksi News
Center SCTV yang setiap hari melakukan minimal tiga kali rapat redaksi (Respati, 2009). 2.5. Kerangka Pemikiran Secara garis besar, alur kerja jurnalistik di dalam ruang redaksi berkonvergensi dijelaskan sebagai berikut. Pertama adalah perencanaan yang dilakukan dengan rapat antara redaktur yang bertanggung jawab atas berbagai platform. Selanjutnya reporter m melakukan elakukan tugas pencarian informasi atau peliputan dan segera menuliskannya. Setelah itu reporter mengirimkan berita ke dalam sebuah database yang dapat dipakai bersama. Lalu editor melakukan rapat untuk menentukan di platform mana berita itu akan dipublika dipublikasikan. sikan. Setelah itu, berita dapat publikasikan dan menjangkau pembaca melalui berbagai jenis media.
Perencanaan
Peliputan
Masuk ke database
Rapat penetuan
Publikasi di berbagai jenis media
Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran: Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Ruang Redaksi Berkonvergensi (Schantin, 2011, diolah)
41
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
BAB 3 METODOLOGI Dengan paradigma post-positivistik, penelitian ini dilakukan untuk memahami pola dan alur kerja jurnalistik dalam sebuah ruang redaksi yang berkonvergensi. 3.1.
Pendekatan: Kualitatif Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 1975). Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai pola dan alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi yang berkonvergensi.
3.2.
Strategi: Studi Kasus Strategi penelitian ini adalah studi kasus yaitu menyelidiki secara
mendalam untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
(Gomm &
Hammersley, 2000). Studi kasus mengacu pada penyelidikan empiris yang menginvestigasi sebuah fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2003). Penelitian ini terfokus pada situasi yang terjadi secara alamiah dalam ruang redaksi Bisnis Indoneisa. Penelitian dengan studi kasus diharapkan dapat menangkap keunikan dari kasus yang terjadi di ruang redaksi Bisnis Indonesia.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data: Wawancara, Observasi, Studi Literatur Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan dan data
tambahan seperti dokumen (Lofland dan Lofland, 1984). Untuk mendapatkan data yang dapat mendeskripsikan alur dan pola kerja jurnalistik dalam ruang redaksi,
42
44 Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
penelitian ini menggunakan teknik observasi (pengamatan), studi literatur dan wawancara mendalam. Pengamatan secara langsung dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dalam ruang redaksi. Hasil pengamatan akan mencatat perilaku dan kejadian yang ada di ruang redaksi berkaitan dengan pola dan alur kerja jurnalistik. Pengamatan langsung juga berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Studi literatur digunakan untuk mendapatkan data yang sudah tertulis. Pembacaan dokumen yang berkenaan dengan alur kerja jurnalistik di ruang redaksi juga digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Data diambil dari berbagai sumber yaitu profil perusahaan di situs web resmi, dan data internal perusahaan. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan kata-kata, persepsi dan penjelasan dari orang-orang yang terkait dengan alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi. Narasumber untuk wawancara dipilih berdasarkan kriteria khusus. Staff redaksi dikelompokkan berdasarkan level dan tanggung jawabnya, kemudian dari pengelompokan itu dipilih narasumber yang dapat memberikan penjelasan untuk peran masing-masing dalam ruang redaksi. Kriteria narasumber untuk diwawancarai: 1. Informan yang mengetahui keseluruhan alur kerja baik untuk media cetak maupun media online dalam ruang redaksi Bisnis Indonesia. Kriteria ini adalah pemimpin redaksi AB. 2. Informan yang terlibat langsung dalam teknis pengolahan berita, serta distribusi berita untuk media online. Kriteria yang dimaksud adalah redaktur online LN. 3. Informan yang terlibat langsung dalam teknis pengolahan berita serta distribusi berita untuk media online versi Bahasa Inggris. Kriteria yang dimaksud adalah redaktur online Bahasa Inggris MSW. 43
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
4. Informan yang terlibat langsung dalam teknis pengolahan berita, serta distribusi berita untuk media cetak. Kriteria yang dimaksud adalah redaktur pelaksana yang bertanggung jawab atas satu kompartemen untuk edisi cetak WIW. 5. Informan yang terlibat langsung dalam proses pengumpulan informasi dan penulisan berita baik untuk edisi cetak dan online. Kriteria ini adalah wartawan DLE. 6. Informan yang terlibat langsung dalam pengumpulan dan penulisan berita untuk edisi online. Kriteria ini adalah wartawan IAA. 7. Informan yang mengerti tentang teknologi sistem pengelolaan konten dalam newsroom digital. Kriteria ini adalah ahli pengembangan digital AG.
3.4.
Teknik Pengolahan Data: Open Coding, Axial Coding dan Selective Coding Data yang diperoleh dari penelitian ini perlu diolah agar teratur, dapat
dipahami dan dapat disimpulkan. Corbin dan Strauss menawarkan cara pengkodean untuk mengolah data. Pengkodean (coding) adalah proses pemberian nama atau label dari hal-hal, kategori dan properti. Open coding adalah bagian dari analisis yang berkaitan dengan identifikasi, pemberian nama, pengkategorian, dan pendeskripsian fenomena yang ditemukan dalam teks. Axial coding adalah proses pengaitan kode-kode (kategori dan properti) melalui kombinasi dari pemikiran induktif dan deduktif. Untuk menyederhanakan proses ini, diperlukan pembesaran hubungan kausal dan penyesuaian hal-hal ke dalam kerangka dasar hubungan generik.
44
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Selctive coding adalah proses pemilihan satu kategori untuk menjadi kategori utama, dan menghubungkan semua kategori yang lain ke kategori tersebut. Gagasan yang penting adalah mengembangkan sebuah jalur cerita yang melingkupi semua hal yang lain. Ada kepercayaan bahwa konsep utama selalu hadir. 3.5.
Teknik Analisis Data: Naratif Tematik Peneliti selanjutnya menganalisis data yang diperoleh dari pengumpulan
data melalui wawancara, observasi dan studi literatur. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2005). Menurut Daymon dan Holloway (2008), analisis data merupakan proses sistematis yang berlangsung terus menerus bersamaan dengan pengumpulan data. Proses ini adalah penyederhanaan data-data ke dalam bentuk yang lebih mudah diinterpretasikan. Dalam proses ini, peneliti melakukan analisis secara naratif tematik yaitu menguraikan dan memaparkan secara detail hasil wawancara dan observasi di lapangan untuk mendapatkan tema-tema umum. Data yang dikumpulkan kemudian dimasukkan dalam tema-tema tertentu sesuai dengan rujukan teori. Hasil dari analisis kemudian dibaca dan dipelajari untuk mendapat gambaran umum dari berbagai sisi yang akan digabung menjadi sebuah kesimpulan.
3.6.
Unit Analisis: Redaksi Bisnis Indonesia Unit analisis dalam penelitian ini adalah bagian redaksi Bisnis Indonesia
yang berada di bawah manajemen perusahaan PT Jurnalindo Aksara Grafika. Redaksi Bisnis Indonesia memproduksi berita untuk harian cetak Bisnis Indonesia 45
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
dan media online di Bisnis.com. Pemilihan tempat dilakukan berdasarkan alasan adanya dua jenis media dalam satu ruang redaksi yang memproduksi berita spesifik, yaitu berita bisnis dan ekonomi. Bagian redaksi ini dipilih untuk mengetahui adanya konvergensi di Bisnis Indonesia.
3.7.
Keabsahan: Credibility, Transferability, Triangulation Untuk
menghasilkan
temuan
yang
dapat
dipercaya
dan
dapat
dipertimbangkan, penelitian harus memenuhi syarat credibility, transferability, dependability dan confirmability (Moleong, 2005). Kredibilitas (credibility) studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2007). Dengan demikian, deskripsi mendalam ditampilkan untuk menjelaskan kemajemukan atau kompleksitas aspek-aspek terkait dan interaksi dari berbagai aspek menjadi satu pengukuran kredibilitas. Penelitian dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam dengan para pelaku kunci pekerjaan jurnalistik dalam subjek penelitian dan diidentifikasi secara akurat. Poerwandari (2007) menjelaskan transferabilitas (transferability) yaitu temuan suatu penelitian yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu dapat diaplikasikan pada kelompok yang lain hingga level tertentu. Dalam hal ini setting atau konteks hasil studi akan diterapkan atau ditransferkan harus relevan karena memiliki banyak kesamaan dengan setting saat penelitian dilakukan. Oleh karena itu, pemilihan informan dilakukan berdasarkan kecocokan dengan konsep yang ada pada teori yaitu pada unit-unit esensial dan tipikal dari karakteristik subyek atau topik yang diteliti. Generalisasi diarahkan pada kasus yang akan menunjukkan kesesuaian konteks bukan dalam kerangka prinsip acak (random). Dependability (kemampuan penelitian dapat diandalkan) menunjukkan sejauh mana temuan penelitian kualitatif dipastikan menampilkan konsistensi bila dilakukan oleh peneliti lain di saat berbeda dengan pendekatan dan instrumen 46
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
yang sepenuhnya sama (Poerwandari, 2007). Konsep ini menggantikan reliabilitas dalam kuantitatif. Hal-hal yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah (1) koherensi yaitu metode yang dipilih memang mencapai tujuan yang diinginkan, (2) keterbukaan peneliti untuk melakukan metode-metode berbeda dalam mecapai tujuan, dan (3) diskursus yaitu sejauh mana dan seintensif apa peneliti mendiskusikan temuan dan analisisnya dengan orang lain. Kriteria keabsahan data itu dapat dicapai dengan teknik yang disarankan oleh Moleong (2005), yaitu: perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Dalam perpanjangan keikutsertaan, peneliti tinggal di lokasi penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Hal ini dilakukan untuk mempelajari kebudayaan subyek penelitian dan mendapatkan kepercayaan dari narasumber. Dalam
triangulasi,
peneliti
memeriksa
keabsahan
data
dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk mengecek atau membandingkan data. Denzin (1978) menyebutkan tiga macam triangulasi: 1. Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi dengan menggunakan sumber lain. Peneliti akan mencari informasi dari beberapa sumber sehingga kebenarannya dapat diperiksa. 2. Triangulasi teknik, yaitu menguji kredibilitas data dari satu sumber dengan menggunakan teknik yang berbeda. Dalam wawancara, peneliti dapat mengajukan pertanyaan dengan kalimat berbeda untuk mendapatkan data yang serupa. 3. Triangulasi waktu, yaitu melakukan penggalian ulang data dari satu sumber pada waktu yang berbeda. Peneliti dapat melakukan wawancara mengenai topik yang sama di waktu yang berbeda untuk menguji konsistensi data.
47
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
BAB 4 PROFIL BISNIS INDONESIA Bab ini mendeskripsikan profil Bisnis Indonesia yang didapat dari data internal maupun data publik. Data internal mencakup materi induction training yang diberikan untuk para karyawan baru sedangkan data publik didapat dari situs bisnis.com. Sejumlah deskripsi juga didapatkan dari hasil wawancara dengan narasumber. 4. 1.
Profil Bisnis Indonesia Group Bisnis Indonesia Group adalah sebuah konglomerasi media di bawah nama
PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG). Bisnis Indonesia Group memiliki enam lini bisnis, yaitu: media cetak, media online, media penyiaran, percetakan, konsultan, dan penyelenggara acara. Bagan 4.1 menggambarkan perusahaan-perusahaan yang berada dalam Bisnis Indonesia Grup, dengan fokus pada perusahaan media. Visi perusahaan adalah menjadi penyelenggara media informasi/ multimedia yang terpercaya dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa. Misi perusahaan adalah melakukan diversifikasi multimedia, memberdayakan sumberdaya manusia lebih optimal berdasarkan kompetensi, menjaga dan mempertahankan kredibilitas usaha yang sehat (sound business), menghasilkan keuntungan yang wajar, memberikan manfaat bagi lingkungan dunia usaha. Budaya perusahaan tercermin dalam singkatan BISNIS, yaitu Balance, Integrity, Service Excellence, Networking, Innovation, dan Strive for Success. Balance adalah menerapkan prinsip keseimbangan dalam segala aspek. Integrity adalah jujur dan bertanggung jawab sesuai etika dan aturan. Service Excellence memberikan solusi dan layanan prima. Networking membangun kemitraaan yang produktif. Innovation adalah inovatif untuk menghasilkan nilai tambah. Strive for Success adalah semangat tinggi untuk menjadi yang terbaik.
48
51
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Bisnis Indonesia Group (PT JAG) Penerbit Harian Bisnis Indonesia
PT Bisnis Indonesia Sibertama (kabar24.com)
PT Aksara Solopos (Solopos)
PT Aksara Dinamika Jogja (Harian Jogja)
bisnis penunjang
Koran O
Jogja Ekspres
percetakan
solopos.com
harianjogja.com
event organizer
solopos fm
star jogja fm
Gambar 4. 1. Konglomerasi Media dalam Grup Bisnis Indonesia (Data Internal Diolah, 2012)
49
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
53
Media massa merupakan lini utama dari konglomerasi ini. Produk utama dari JAG adalah harian Bisnis Indonesia yaitu surat kabar harian yang beredar secara nasional. JAG memiliki dua anak perusahaan yang juga bergerak di bidang media cetak. Pertama, PT Aksara Solopos yang merupakan penerbit koran lokal bernama Solopos. Kedua, PT Aksara Dinamika Jogja menerbitkan Harian Jogja yang beredar di wilayah Kota Yogyakarta. Ketiga koran tersebut menjadi bisnis inti dari perusahaan dan masing-masing memiliki anak perusahaan sendiri untuk mendukung operasi mereka. Selain media cetak, Bisnis Indonesia Group juga memiliki media online, dan media penyiaran
(www.bisnis.com, 2012). Satu-
satunya perusahaan media yang hanya memiliki satu produk media di bawah Bisnis Indonesia Group adalah PT Bisnis Indonesia Sibertama yang mengelola situs kabar24.com. Bisnis penunjang selain media adalah percetakan yang berada di bawah naungan masing-masing media cetak. Selain itu, terdapat penyelenggara acara (event organizer) bernama PT Bisnis Indonesia Gagaskreasitama, serta pusat data dan analisis bernama PT Bisnis Indonesia Konsulting. Masing-masing perusahaan penunjang tersebut awalnya merupakan divisi dari PT JAG yang kemudian melepaskan diri sejak 2012. 4. 1.1. Harian Bisnis Indonesia (PT Jurnalindo Aksara Grafika) Harian Bisnis Indonesia adalah produk pertama dari PT Jurnalindo Aksara Grafika yang penerbitannya dilatarbelakangi dengan keinginan para pendiri untuk membuat sebuah media cetak yang berisi informasi bisnis dan ekonomi yang dibutuhkan oleh dunia usaha. Pada pertengahan tahun 1980an, jenis informasi semacam itu belum banyak tersedia. Koran ini terbit pertama kali pada 14 Desember 1985 dengan Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) Nomer 017/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985.
Tempat
beroperasinya
Bisnis
Indonesia
bermula dari kantor kecil, bekas bengkel reparasi mesin jahit Singer di Jalan Kramat V No. 8 Jakarta Pusat. Koran ini terus tumbuh, berkembang dan semakin dikenal masyarakat, hingga pada tahun 1990 mampu membangun gedung sendiri. Dua tahun kemudian, seluruh kegiatan usaha pindah dari Kramat ke Wisma Bisnis
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
51
Indonesia di Jalan Letjen S. Parman Slipi Jakarta Barat. Agar Bisnis Indonesia terletak lebih dekat ke pusat bisnis di Jakarta sehingga dapat meningkatkan layanan kepada semua pemegang kepentingan, sejak 1 Januari 2005 pusat kegiatan perusahaan ini pindah ke Wisma Bisnis Indonesia yang terletak di wilayah Segitiga Emas Sudirman dengan alamat Jl. KH Mas Mansyur No. 12 A, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Informasi utama yang dibawa oleh koran ini adalah berita straight news terkait ekonomi dan bisnis, termasuk bursa saham dan keuangan. Bisnis Indonesia terbit setiap hari Senin-Sabtu dengan jumlah halaman 32. Pembagian topik berdasarkan halaman koran adalah: Halaman depan, opini, ekonomi makro, ekonomi global, market (bursa), korporasi, energi, properti, regional, transportasi, hukum bisnis, varia, industri, agribisnis, jasa dan niaga, otomotif, dan teknologi. Selain berita berdasarkan topik tersebut, Bisnis Indonesia juga menampilkan data emiten dan reksa dana. Di samping edisi harian, Bisnis Indonesia juga menerbitkan tabloid edisi mingguan bernama Bisnis Weekend. Tabloid ini menyajikan berita dengan gaya berbeda dengan edisi harian karena mengambil gaya features tetapi masih mengutamakan topik yang berkaitan dengan ekonomi bisnis dan keuangan. Distribusi Bisnis Indonesia mencakup kawasan Jabodetabek, Jawa, Bali, NTT, Sulawesi, Sumatra dan Kalimantan. Sekitar 67,5% distribusi dilakukan di wilayah Jabodetabek, dan sisanya tersebar ke daerah lain di Jawa, Bali, NTT, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Koran ini didapat dengan cara berlangganan dan tidak dijual secara eceran. Data pemasaran menunjukkan jumlah pembaca mencapai 121.000 dan 90% pembaca adalah pelanggan setia. Para pembaca setia ini telah berlangganan Bisnis Indonesia selama 6 tahun hingga 20 tahun.
Survei Media Nielsen (2009) yang didapat dari Bagian Pemasaran Bisnis Indonesia menunjukkan bahwa 90% pembaca surat kabar ini berasal dari
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
52
golongan menengah ke atas, yaitu level Social Economic Status (SES) B hingga A1 dengan level A1 mendominasi. Penyebaran porsi pembaca berdasarkan status ekonomi sosial adalah 44% level A1, 32% level A2, 14% level B, 8% level C1, dan sisa 2% level lainnya. 44% 32%
14% 8% 2% A1
A2
B
C1
Lain-Lain
Gambar 4. 2. Penyebaran Pembaca Bisnis Indonesia Berdasarkan Status Sosial Ekonomi (Nielsen Media Index, 2009)
Demografi pembaca Bisnis Indonesia berdasarkan jenis kelamin adalah 70% pria dan 30% wanita. Sebagian besar pembaca Bisnis Indonesia adalah pekerja kerah putih dengan level jabatan mulai dari staf senior, manager, dan para pembuat kebijakan. Umur pembaca berkisar antara 20 tahun hingga 50 tahun, dengan kisaran terbesar adalah pada umur 30 tahun hingga 39 tahun (Gambar 4.3)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
53
61%
17%
14%
8% 1% 15-19
20-29
30-39
40-49
50+
Gambar 4. 3. Demografi Pembaca Bisnis Indonesia Berdasarkan Umur (Nielsen Media Index, 2009)
. Institusi yang berlangganan surat kabar ini juga beragam mulai dari institusi pemerintah, badan usaha milik negara, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, bank-bank nasional dan internasional di seluruh Indonesia, perushaan asuransi, manufaktur, industri, hotel, infrastruktur, pertambangan, dan pengusaha di seluruh Indonesia. Edisi elektronik dari surat kabar harian ini tersedia di situs bisnis.com dengan nama e-paper dan dapat dibuka dengan cara berlangganan. Selain media cetak, Bisnis Indonesia juga memiliki media online yaitu bisnis.com. Media online ini selalu diperbarui setiap hari dan memiliki topik berita yang lebih beragam dari edisi cetaknya. Konten surat kabar Bisnis Indonesia terpaku pada pembagian desk dan halaman serta jumlah karakter yang membatasi panjang artikel. Namun, dalam situs bisnis.com, berita tidak dibatasi jumlah karakter, topik yang diangkat pun tidak terbatas hanya pada halaman yang ada di surat kabar harian. Terdapat pembagian kategori berita yang ada di situs ini, mirip seperti yang ada di surat kabar cetak tetapi lebih beragam dengan ditambah kanal showbiz dan umum sehingga dapat menampung berita lebih beragam dari surat kabar.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
54
Dalam bisnis.com, terdapat juga berita versi Bahasa Inggris. Secara garis besar isi beritanya sama tetapi hanya versinya saja yang berbeda. Versi Bahasa Inggris lebih difokuskan untuk para ekspatriat aatau tau investor asing yang tertarik dengan berita ekonomi bisnis di Indonesia. Menurut perhitungan statistik yang didapat dari Google Analytics (Januari 2012), jumlah pengunjung bisnis.com dalam sebulan adalah 571.700 kali, dengan 386,211 pengunjung unik dan 1.282.464 kali halaman dilihat (pageview). Kanal yang paling banyak dikunjungi adalah Bisnis & Investasi, Market & Korporasi, Ekonomi, serta Nasional. Profil pengunjung situs bisnis.com didominasi oleh pria dengan porsi 68%.
Gambar 4. 4. Porsi Pengunjung Bisnis.com Berdasarkan Jenis Kelamin (Effective Measure, 2012)
Selain itu, sebagian besar pengunjung situs ini telah mengenyam pendidikan sarjana dengan porsi 84%. Profil pengungjung bisnis.com berdasarkan tingkat pendidikan ditampilkan oleh Gambar 4.5.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
55
Gambar 4. 5. Porsi Pengunjung Bisnis.com Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Effective Measure, 2012)
Profil pembaca bisnis.com juga dibedakan berdasarkan jenis profesi dengan tingkat jabatan mereka. Berdasarkan jenis profesi, 29% pengunjung
bisnis.com adalah pekerja dengan level manager atau pejabat senior dan 26% adalah profesional. Hal ini terlihat dari Gambar 4.6.
Gambar 4. 6. Profil Pengunjung Bisnis.com Berdasarkan Level Jabatan dalam Profesinya (Effective Measure, 2012)
Bisnis Indonesia memiliki pe perwakilan rwakilan di sembilan kota besar di Indonesia.
Masing-masing perwakilan memasok berita untuk halaman regional di koran Bisnis Indonesia. Setiap perwakilan juga memasok berita untuk situs regional sesuai dengan cakupannya. Kota-kota tempat perwakilan Bisnis Indonesia adalah: Medan, Batam, Malang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Balikpapan. Situs regional Bisnis Indonesia adalah: bisnis-jabar.com, bisnis-
jateng.com, bisnis-jatim.com, bisnis-sumatra.com, bisnis-kepri.com, dan bisniskti.com.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
56
4. 1.2. Harian Solopos (PT Aksara Solopos) Pada 19 September 1997, PT Aksara Solopos menerbitkan Harian Umum Solopos. Dengan wilayah edar utama di kota Solo dan eks Karisidenan Surakarta, Solopos berkeinginan menjadi koran daerah yang besar di daerahnya. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya dinamika masyarakat Surakarta menuju kota internasional. Oplah Solopos saat ini mencapai kurang lebih 50.000 eksemplar. Solopos pernah mencapai penjualan tertinggi di atas 60.000 eksemplar saat terjadi awal momentum reformasi di bulan Mei 1998. Solopos juga memiliki versi online yang dapat diakses dengan alamat situs www.solopos.com. Di ulang tahun ke-delapan, Solopos yang berkantor di Griya Solopos, Jl. Adisucipto No. 190 Solo 57145, telah menjadi satu kelompok usaha tersendiri yang membawahi usaha percetakan PT Solo Grafika Utama dan Radio Solopos FM.Solopos FM adalah media siar hasil kerjasama PT Radio Solo Audio Utama (Bisnis Indonesia Grup) dengan Paguyuban Masyarakat Solo. Mengudara pertama kali pada tanggal 12 April 2004, format siaran Solopos FM menyajikan format berita 60% dan 40% hiburan (talkshow, musik, dsb). Dipancarkan melalui gelombang 103 MHz, hingga saat ini Solopos FM masih menjadi satu-satunya radio berita di kota Solo. Solopos memiliki anak usaha yang menerbitkan Koran O. Koran ini memiliki segmen pasar yang berbeda dengan induknya, yaitu menengah ke bawah. Informasi Koran O—sebagai bagian dari Harian Umum Solopos—juga dapat diakses secara online melalui www.solopos.com.
4. 1.3. Harian Jogja (PT Aksara Dinamika Jogja) Harian Jogja (Harjo) diterbitkan oleh PT Aksara Dinamika Jogja. Koran ini edar perdana pada tanggal 20 Mei 2008. Harjo terbit didorong oleh potensi
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
57
penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta yang tinggi yaitu kurang lebih 3,4 juta jiwa, tingkat melek huruf masyarakatnya baik, kemajemukan masyarakat Yogyakarta dan minat mereka yang tinggi terhadap ragam informasi. Berbeda dengan media lokal yang telah lebih dulu terbit, Harjo disajikan lebih praktis, tetapi selektif memilih isi, serta konsisten mengikuti tren pembaca terkini. Kelebihan ini menjadikan Harjo cepat diterima oleh masyarakat Jogja. Harian Jogja online dapat dilihat di www.harianjogja.com. Harian Jogja memiliki koran untuk segmen masyarakat menengah ke bawah yaitu Jogja Ekspres. Selain itu, Harian Jogja memiliki media penyiaran bernama Radio Star Jogja FM. Star Jogja FM adalah media penyiaran sebagai hasil kerja sama Solopos FM & Harian Jogja. Radio ini ditujukan bagi pendengar kawula muda. Mengudara pertama kali pada tanggal Agustus 2009, format siaran Star Jogja FM menyajikan berita 60% dan 40% sisanya hiburan (talkshow, musik, dsb). Dipancarkan melalui gelombang 101,3 MHz , hingga saat ini Star Jogja FM masih menjadi salah satu radio berita dan hiburan peringkat atas di kota Jogja.
4. 1.4. Kabar24.com (PT Bisnis Indonesia Sibertama) PT Bisnis Indonesia Sibertama adalah satu-satunya perusahaan media di bawah naungan Bisnis Indonesia Group yang tidak memiliki media cetak tetapi hanya mengelola sebuah situs web. Kabar24.com adalah situs berita umum yang menampung semua informasi dari Grup Bisnis Indonesia, kantor berita online, dan berita olahan sendiri. Versi beta dari situs ini diluncurkan pada Februari 2012. Gaya penulisan berita untuk situs ini adalah ringan, cair, dan naratif. Kategori berita beragam mulai dari hiburan, inspirasi, politik, nasional, otomotif, internasional, sport, aneh tapi nyata, edukasi, kesehatan, gaya hidup, fashion, hingga bisnis. Situs ini mengedepankan penampilan visual dengan banyak warna dan gambar untuk menggaet target pengunjung yang muda, terpelajar, menegah ke atas, dan tinggal di perkotaan. Motto yang terpampang di bawah logo situs ini
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
58
adalah “Mengabarkan, Mencerahkan, Menghibur.” Pengembangan di masa depan situs ini adalah lebih dekat dengan pembaca dengan memberi wadah untuk jurnalisme warga dan forum diskusi sehingga lebih interaktif. Kegiatan operasi situs ini adalah 24 jam sehari, sesuai dengan namanya. 4. 1.5. Konsep Konvergensi antara Media-Media yang Tergabung dalam Bisnis Indonesia Group (BIG) Bisnis Indonesia saat ini sedang mengembangkan holding berita Bisnis Indonesia Group of Media, yang disingkat BIG Media. Media-media yang tergabung dalam holding ini dapat berbagi konten melalui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia. Semua reporter dari perusahaan yang terafiliasi mengirimkan konten atau berita ke dalam JIBI ini sehingga bisa digunakan bersama untuk dipublikasikan di berbagai platform. Tulisan dari satu orang reporter dapat dimuat di berbagai media yang terafiliasi dengan Bisnis Indonesia Group. Selain itu, beberapa rubrik koran yang memiliki segmen dan muatan konten sejenis dikerjakan secara sindikasi. Sindikasi ini maksudnya adalah tata letak satu halaman penuh surat kabar yang berisikan satu rubrik tertentu dikerjakan oleh satu media saja. Adapun kontennya dikumpulkan dari redaksi berbagai media yang difasilitasi oleh JIBI. Saat ini rubrik Olahraga (Sport) dikerjakan oleh harian Solopos untuk dimuat di Harian Jogja dan Bisnis Indonesia. Begitu pula rubrik Nasional (Politik) juga dikerjakan oleh harian Solopos dan dimuat di Bisnis Indonesia. Jadi halaman Sport dan halaman Politik di surat kabar harian Bisnis Indonesia memiliki tampilan tata letak dan isi yang sama persis dengan Harian Solopos. Sindikasi ini juga terjadi dengan rubrik Digital Life dan OASIS yang dibuat oleh Bisnis Indonesia dan dipakai bersama oleh Solopos dan Harian Jogja (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012).
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
59
4. 2.
Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Keranjang Berita Bersama
4.2.1. Pengenalan JIBI JIBI (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia) merupakan gudang naskah berita bagi seluruh media anggota Bisnis Indonesia Group (BIG) Media yang terdiri dari Bisnis Indonesia, Solopos, Harian Jogja, Solopos FM, StarJogja FM dan Kabar24. Implementasi JIBI mulai 1 April 2012 merupakan salah satu hasil dari Traktat Papandayan, Bandung,
25 Februari 2012, yang merupakan
kesepakatan antara seluruh anggota BIG Media demi kemajuan bersama. Bisnis Indonesia dan afiliasi medianya saling berbagi konten menurut kebutuhan dan segmentasi masing-masing. Informasi yang dapat dipakai bersama tersimpan di dalam situs JIBI atau jibinews.net, sebuah situs dalam jaringan internet yang dapat diakses oleh awak redaksi Bisnis Indonesia Group. Situs ini hanya dapat dibuka dengan username dan password yang dimiliki oleh awak redaksi. Level akses yang dimiliki oleh setiap awak redaksi berbeda tergantung jabatan. Level reporter hanya bisa melihat berita yang diunggah oleh dirinya sendiri. Level redaktur ke atas bisa melihat, mengambil serta mengedit berita yang diunggah oleh para reporter dan mengunggah berita hasil karyanya sendiri. Setiap awak redaksi masing-masing media diwajibkan untuk mengirim berita yang dibuat ke alamat email
[email protected]. Email naskah berita yang
masuk
ke
alamat
tersebut
akan
otomatis
terpublish
di
situs
www.jibinews.net, sesuai dengan kategori kanalisasi masing-masing yang telah ditentukan. Pengiriman naskah ke newsroom Jibinews ini memperkuat sindikasi BIG Media, mempermudah redaktur/editor/pengelola halaman dalam mencari naskah untuk diterbitkan baik di edisi cetak maupun edisi online. Selain itu juga mempermudah bagian SDM untuk mencatat kinerja masing-masing awak redaksi.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
60
4.2.2. Spesifikasi Teknis Jibinews Spesifikasi teknis Jibinews didapat selain dari pengamatan mata tetapi juga dari hasil wawancara dengan AG (4 Juni 2012), product development specialist Media Digital (Bisnis Indonesia Sibertama). Jibinews adalah sebuah blog dengan sistem pengelolaan konten (content management system) yang disediakan dari wordpress.com. Aplikasi yang digunakan adalah PHP dengan database MySQL. Menggunakan layanan premium dari wordpress, Jibinews memiliki nama domain sendiri (www.jibinews.net) dan memungkinkan adanya tampilan atau modifikasi theme yang lebih luas. Selain itu, ada tambahan plug in dan widget yang dapat digunakan untuk keamanan situs. Selama ini, keamanan tersebut berupa spam filter dan plug in yang dikembangkan sendiri. Setiap awak redaksi yang memiliki akun yang terdaftar di Jibinews dapat berkontribusi untuk mengunggah teks atau foto. Sementara itu, setiap akun yang dapat mengakses Jibinews memiliki level kewenangan yang berbeda-beda. Sesuai dengan layanan dasar dari wordpress ada empat tingkat kewenangan: kontributor, author, editor, dan administrator. Kewenangan kontributor adalah menulis dan mengunggah teks tetapi tidak bisa mengeditnya setelah diunggah. Author memiliki kewenangan untuk menulis dan mengunggah serta mengedit semua tulisan yang dibuat oleh akun sendiri tetapi tidak bisa melihat tulisan akun lain. Editor berwenang untuk menulis, mengunggah, mengedit tulisan baik buatan sendiri atau akun orang lain. Terakhir, administrator memiliki kewenangan seperti editor plus kemampuan administratif yaitu menambah dan mengurangi pengguna. 4.2.3. Prosedur Penggunaan Jibinews Prosedur penggunaan Jibinews diadaptasi dari pedoman manual yang dibagikan untuk awak redaksi. Memasukkan naskah berita ke Jibinews dapat dilakukan dengan dua cara, pertama masuk langsung ke situs www.jibinews.net dan kedua mengirim ke alamat email
[email protected]. Cara pertama memungkinkan naskah berita langsung terpampang di situs jibinews.net yang dapat dilihat oleh setiap pemilik akun. Cara yang kedua memungkinkan naskah
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
61
berita tidak hanya masuk ke dalam jibinews.net tetapi juga ke dalam mailing list (milis) yang dimiliki oleh para redaktur yaitu
[email protected]. Namun, bila diunggah menggunakan cara pertama, berita tidak akan terkirim ke dalam milis. Cara yang pertama diawali dengan membuka situs www.jibinews.net. Kemudian, awak redaksi mengetik username dan password masing-masing. Password default dibuat oleh administrator dan pemegang akun dapat mengubahnya sendiri kemudian. Setelah masuk ke laman depan situs, di bagian kanan layar terdapat kanal Kirim Berita Cepat. Awak redaksi dapat mengetik langsung pada bagian Isi Berita atau menyalin dan menempelkan tulisan yang sudah dibuat di perangkat lunak pemroses kata lainnya. Pada bagian Judul, awak redaksi harus mengisinya dengan judul yang sesuai. Lalu, awak redaksi harus memilih topik berita tersebut pada bagian Category. Setelah itu, awak redaksi mengklik tombol Post sehingga berita tersimpan dalam situs tersebut. Berita ini dapat dilihat oleh sang pengunggah dan redaktur dalam jaringan media Bisnis Indonesia Group. Cara yang kedua adalah mengirim melalui e-mail. Setiap awak redaksi memiliki email dengan domain @bisnis.co.id dan setiap redaktur tergabung ke dalam milis
[email protected]. Berita yang dikirim melalui e-mail akan tampil di dalam milis dan di situs jibinews.net sekaligus. Untuk mengirim berita ke JIBI, setiap awak redaksi harus masuk ke akun e-mail masing-masing dengan domain @bisnis.co.id
tersebut.
Alamat
e-mail
yang
dituju
adalah
[email protected]. Sebagi back-up, awak redaksi juga dapat mengirim ke
[email protected]. Bila melalui e-mail, format penulisan pada kolom Subject harus sesuai aturan agar dapat secara otomatis masuk ke dalam kategori yang sesuai di situs jibinews.net. Format penulisan Subject adalah sebagai berikut: [kategori][titik dua] [spasi] [judul berita]. Kategori/Desk disesuaikan dengan nama tempat awak redaksi bertugas. Contoh, wartawan Solo harus menulis dengan nama kategori Solo, dan wartawan Karanganyar harus menulis nama kategori Karanganyar.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
62
Kategori/Desk yang tersedia dalam newsroom adalah: Sragen, Solo, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Boyolali, Jogja, Bantul, Sleman, Gunungkidul, Kulonprogo, Jateng, Patroli, Pergelaran, Ekbis, Pendidikan, Olahraga, Nasional, Internasional, Ragam, Lapsus, Teknologi, Lelakon, Lifestyle, Mingguan, Gaul, Kuliner, Opini, Khazanah, Youhau, Jagadjawa, Agribisnis, Inspirasi, KoranO, Foto, Makro, Market, Investasi, Infrastruktur, Otomotif, Niaga, Finansial, Energi, Transportasi. Kategori tersebut akan bertambah terus sesuai kebutuhan redaksi (Jibinews Manual, 2012). Khusus untuk reporter Harian Bisnis Indonesia, kategori kanal yang digunakan adalah Makro, Market, Investasi, Infrastruktur, Otomotif, Niaga, Finansial, Energi, Transportasi. Reporter atau kontributor di perwakilan daerah yang menulis berita ekonomi daerah (Solo/Yogyakarta/Perwakilan Bisnis lain) harus menuliskan kategori EKBIS. Reporter atau kontributor di Perwakilan Bisnis yang menulis berita non-ekonomi harus menggunakan kategori Nasional. Contoh penulisan pada kolom Subject adalah sebagai berikut: “SRAGEN: Pembangunan Puskesmas Gemolong diduga salahi spesifikasi” Selain mengirim berita dalam bentuk teks, reporter juga dapat mengirim foto dengan cara dilampirkan (attach) di dalam e-mail. Attachment foto bisa dilakukan dengan syarat ukuran file maksimal 600 Kb. Bila ukuran lebih besar dari yang ditentukan, email tidak akan bisa diterima oleh sistem. File foto yg disertai caption pada file info akan otomatis tampil di newsroom. Bila berukuran lebih dari 600 Kb, foto itu dapat langsung diunggah ke www.jibiphoto.com. Ketika mengirim berita, awak redaksi disarankan mengirim hanya satu berita dalam satu e-mail agar bisa langsung terbaca oleh situs newsroom. Selain itu, judul pada Subject email dilarang menggunakan kode
atau . Bila naskah yang dikirim merupakan berita yang benar-benar eksklusif, bukan running-news, awak redaksi harus menuliskan kata EKSKLUSIF pada bagian akhir subject. Contoh: “MARKET: Bisnis Indonesia akan masuk bursa (EKSKLUSIF)”
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
63
Penerbitan berita yang masuk kategori eksklusif ini dilakukan bersamaan di seluruh edisi cetak maupun online. Pengelola media online dan edisi cetak harus berkoordinasi dalam waktu tayang tersebut. Contoh, sebuah berita eksklusif akan terbit untuk edisi Senin, 26 Maret 2012. Maka di media online, berita itu akan naik tayang pada 26 Maret mulai pukul 01.00 WIB. 4.2.4. Prospek ke Depan dan Pengembangan JIBI Integrasi Grup Bisnis Indonesia masih akan terus berkembang mengingat ini baru proses awal dari sindikasi berita yang lebih besar (komunikasi melalui email AB, 19 Juni 2012). Selama ini situs bisnis.com menggunakan layanan dari Suit Media dengan aplikasi Ruby dan database MySQL. Sementara itu, Jibinews dan situs-situs perwakilan menggunakan layanan premium dari wordpress dengan aplikasi PHP dan database MySQL (wawancara dengan AG, 4 Juni 2012). Saat ini, Bisnis Indonesia tengah mengembangkan single content management system (CMS) yang dapat digunakan bersama baik untuk bisnis.com, situs perwakilan, dan gudang naskah jibinews.net. Dengan adanya single CMS, memungkinkan untuk berbagi konten dengan lebih mudah dan lebih cepat antara Bisnis Indonesia, situs-situs perwakilan dan anak perusahaan. Pemimpin redaksi Bisnis Indonesia menjelaskan hal itu. Integrasi Grup akan dikembangkan dari segi konten, dimana konten yang dihasilkan adalah konten bersama dengan teknologi yang dipakai juga teknologi yang terintegrasi. Di media online, ini disebut single CMS atau content management system yang terintegrasi. Bisnis Indonesia Group akan terus mengembangkan single technology platform untuk media digital. CMS tunggal sedang dikembangkan untuk seluruh media online group Bisnis Indonesia sehingga proses kerja menjadi lebih efisien dan efektif. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Selain pengembangan fasilitas yang mendukung pembagian konten, Bisnis Indonesia Grup bersama afiliasinya akan terus menerapkan sindikasi dalam pembuatan halaman yang dapat dikerjakan oleh satu media dan dipublikasikan di berbagai media. Hal ini juga menjadi sebuah penghematan sumber daya karena posisi satu redaktur tanggung jawab yang sama akan dihilangkan dan digabungkan dengan perusahaan afiliasi.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
64
Untuk desk-desk yang beritanya digarap secara sindikasi (seperti SPORT, POLITIK), tidak lagi diperlukan Editor di koran dalam anggota sindikasi yang cukup menggunakan halaman yang dikelola oleh koran yang dianggap memiliki spesialisasi di bidang tersebut. Contohnya, Bisnis Indonesia tidak perlu mengelola sendiri halaman Olahraga dan Politik, tetapi cukup memakai halaman Olahraga dan Politik yang dikelola Editor Solopos. Begitu sebaliknya, rubrik yang dikelola Bisnis Indonesia seperti Digital Life dan OASIS dipakai oleh Solopos dan Harian Jogja. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Oleh karena itu, Jibinews.net ini diharapkan dapat terus mendukung kegiatan jurnalistik dalam ruang redaksi yang sudah ada dan akan menjadi sebuah kantor berita yang menyediakan konten tidak hanya bagi perusahaan media di bawah Bisnis Indonesia Group tetapi juga bagi media lainnya sehingga menjadikan proses kerja lebih efisien dan efektif.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
65
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan pola dan alur kerja jurnalistik yang terjadi di Bisnis Indonesia dalam mengumpulkan berita untuk dipublikasikan dalam media cetak dan media online, serta penggambaran ruang redaksi berkonvergensi dalam pembuatan berita untuk kedua media tersebut. Profil narasumber dan respon mereka ketika diwawancarai juga dituliskan dalam bab ini demi menunjukkan keterkaitan narasumber dengan informasi yang diberikan. 5.1. Profil Narasumber 5.1.1. Informan 1 (DLE), Reporter Cetak DLE bergabung di Bisnis Indonesia sejak tahun 2001 dan pernah beberapa kali menempati desk yang berbeda mulai dari agribisnis, makro, energi, hingga bursa saham. Selain itu, wanita kelahiran kota Yogyakarta ini, pernah meliput di desk istana kepresidenan dan wakil presiden. Berpengalaman tugas ke berbagai negara di Eropa dan Asia, wanita ini sangat luwes bila bertemu dengan narasumber beritanya termasuk para pejabat setingkat menteri. Mbak DLE, begitu panggilan akrabnya, senang berpakaian yang sederhana dan sedikit maskulin. Berbicara dengan logat Jawa kental, Mbak DLE selalu ramah saat disapa. Tidak sulit untuk menemuinya ketika sudah membuat janji. Ditemui di Kantor Bisnis Indonesia, Mbak DLE bersedia memberikan waktu di sela-sela tugasnya sebagai reporter. Meski sedang sibuk pindahan rumah setelah menjadi pengantin baru, Mbak DLE masih bersedia meluangkan waktu untuk diwawancarai. Ketika ditemui saat menonton pagelaran teater yang menjadi hobinya, Mbak DLE setuju untuk bertemu di kantor Bisnis Indonesia pada 28 Mei 2012. Pada hari yang ditentukan, Mbak DLE membalas pesan singkat yang dikirim untuk mengkonfirmasi janji temu hari ini. Mbak DLE dengan meminta bertemu di sebuah kedai makan di dekat kantor Bisnis Indonesia pada pukul 11:00. Mbak DLE sudah tiba lebih awal dari waktu yang dijajikan dan langsung
68
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
66
mempersilakan untuk memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang, Mbak DLE setuju wawancara dimulai. Setiap pertanyaan dijawabnya dengan jelas dan santai. 5.1.2. Informan 2 (IAA), Reporter Online Bergabung dengan Bisnis Indonesia sejak 2008 sebagai kontributor, IAA pernah ditempatkan di desk multi-finance, bursa dan keuangan. Mas IAA, begitulah ia kerap disapa, mendapat pengetahuan luas dan mendalam mengenai bursa saham dari workshop dan seminar yang diselenggarakan IDX dan Bapepam-LK. Pria lulusan Program Studi Sejarah Universitas Indonesia ini sangat gemar menonton layar lebar dan memiliki blog pribadi yang rutin diperbarui dengan ulasan film. Pembawaan IAA sedikit cuek dan senang bergurau sehingga mudah akrab dengan orang baru. Karena sifat dan gayanya tersebut, IAA menggunakan bahasa informal bahkan di dalam ruang kerja redaksi. Ketika diminta untuk wawancara secara lisan pada tanggal 29 Juni 2012, tetapi IAA memilih untuk menjawab secara tulisan melalui e-mail. E-mail berisi daftar pertanyaan yang dikirim pada tanggal 29 Juni 2012 segera dijawab pada hari yang sama. Akan tetapi, konfirmasi melalui e-mail harus dilakukan beberapa kali karena ada bagian dari jawaban yang kurang jelas. 5.1.3. Informan 3 (LN), Redaktur Pelaksana Edisi Online LN bergabung dengan Bisnis Indonesia sejak awal berdiri perusahaan media ini tahun 1985 sehingga sering dijuluki sebagai the founding father. Bapak beranak dua ini akrab dipanggil Bang LN karena dirinya berasal dari tanah Betawi. Bang LN sudah mengecap asam garam sejak berdirinya Bisnis Indonesia dengan memulai karir sebagai petugas lay out, kemudian diangkat menjadi reporter. Sebelum ini, Bank LN juga pernah menjadi direktur percetakan hingga ke posisinya saat ini sebagai redaktur pelaksana newsroom online. Turut serta mengembangkan bisnis.com sejak awal diluncurkan pada 1996, Bang LN hafal dengan seluk beluk dan sejarah koran versi online ini. Bang LN juga merupakan
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
67
salah satu alumni pascasarjana Universitas Indonesia Jurusan Magister Sosial Politik. Saat ini Bang LN juga menjadi pengajar di Indonesian Business Institute (IBI), Universitas Pancasila, dan Diklat Depkominfo. Ketika ditanyakan mengenai kesediannya untuk menjadi informan penelitian, Bang LN meminta daftar pertanyaan dan proposal penelitian melalui email karena perlu menyiapkan informasi yang sesuai dengan penelitian ini sebelum menjawabnya secara lisan. Email dikirim pada tanggal 6 Mei 2012 dan Bang LN segera menyetujui untuk diwawancarai pada 7 Mei 2012. Pada hari yang dijanjikan, Bang LN tengah menghadapi sejumlah tugas dan rapat sejak siang sehingga bisa ditemui pada pukul 20:00. Bang LN menyambut di ruang kerjanya dan menjelaskan pertanyaan dengan ilustrasi yang ada di komputernya. Saat wawancara itu bertepatan dengan giliran Bang LN untuk melakukan piket malam dan dia mengajak berkeliling untuk melihat proses editing berita sebelum dicetak di surat kabar. Bang LN menjelaskan dan menunjukkan secara detail, tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan visual. Bang LN sudah menyiapkan sejumlah bagan dan ilustrasi di Microsoft Power Point untuk membantu menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang dikirim sebelumnya. 5.1.4. Informan 4 (WIW), Redaktur Pelaksana Kompartemen I WIW, atau yang biasa dipanggil Mas WIW, sudah sepuluh tahun bergabung dengan Bisnis Indonesia terhitung sejak 2001. Bapak dengan satu anak ini terkenal ulet dalam bekerja hingga menjadi salah satu panutan untuk etos bekerja Bisnis Indonesia. Mas WIW memiliki koneksi dan wawasan yang luas sehingga dapat mengembangkan isu kuat terkait bursa saham. Tidak hanya menulis untuk Bisnis Indonesia, Mas WIW juga mengelola blog pribadi yang sebagian kontennya hanya bisa diakses oleh pelanggan berbayar. Saat ini, Mas WIW juga tengah melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Paramadina Jurusan Strategic Finance. Mas WIW ditemui di kantornya pada tanggal 6 Juni 2012 dan diminta secara lisan untuk menjadi salah satu informan dalam penelitian ini. Setelah
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
68
mempertimbangkan waktu luangnya, Mas WIW setuju untuk bertemu di kantor pada 7 Juni 2012 pukul 14:30. Ketika waktu yang dijanjikan, Mas WIW berada di ruang kerja di kantornya dan bersedia untuk diwawancara meski belum sempat makan siang. 5.1.5. Informan 5 (MSW), Redaktur Online Versi Bahasa Inggris MSW bergabung bersama Bisnis Indonesia sejak 1 Juli 1993. Sebagai wartawan yang memegang sertifikat Wartawan Utama berdasarkan Dewan Pers, MSW telah berpengalaman meliput di berbagai desk termasuk polkamsos, lifestyle, makro pasar modal, regional, properti, investasi, dan perbankan. Rentang liputan dalam dan luar negeri, pernah ditugaskan ke China, Korea Selatan dan Eropa. Mengenyam pendidikan sarjana di jurusan ekonomi manajemen, MSW pernah menjadi pengurus Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi (Forkem) dan pengurus Pewarta Ekonomi dan Perbankan (Partner). Bapak beranak tiga ini sangat ramah dan menyambut baik ketika diminta menjadi informan untuk penelitian ini pada tanggal 7 Juni 2011. Ditemui di kantornya di Wisma Bisnis Indonesia, MSW segera meluangkan waktunya untuk diwawancarai di sela-sela tugas untuk mengunggah berita ke situs web. Wawancara dengan MSW dilakukan pada tanggal 8 Juni 2011 di kantor Wisma Bisnis Indonesia. 5.1.6. Informan 6 (AB), Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Pemimpin redaksi yang biasa dipanggil Pak AB ini bergabung bersama Bisnis Indonesia sejak Februari 1996 sebagai reporter. Pria berumur 44 tahun ini memiliki karir yang menanjak secara cepat. Setelah tahun kelimanya di Bisnis Indonesia, Pak AB diangkat menjadi asisten redaktur. Dua tahun kemudian, dia menjadi redaktur yang hanya bertahan dua tahun karena promosi menjadi redaktur pelaksana. Tahun berikutnya, Pak AB diangkat menjadi wakil pemimpin redaksi dan kemudian mendapat jabatan tertinggi di redaksi sejak tahun 2009. Dalam rangka mengemban tugas kantor, Pak AB sering ditugaskan ke luar negeri
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
69
termasuk ke acara KTT Asean ke 10 di Singapura bersama Presiden RI dan kunjungan ke Belgia serta Belanda bersama Wapres RI. Selain mengenyam pendidikan formal hingga bangku pascasarjana di Sekolah Bisnis Internasional Trisakti Jurusan Manajemen Komunikasi, Pak AB juga mengikuti berbagai kursus antara lain tentang kepemimpinan, tentang jurnalisme bisnis di Australia dan jurnalisme ekonomi di Jakarta. Saat ini, Pak AB adalah salah satu anggota Forum Wartawan Keuangan dan Moneter (Forkem). Beliau juga penulis buku Menggugaat IMF, Pergulatan Indonesia Bangkit dari Krisis 2001. Sebagai seorang yang memegang jabatan tertinggi di redaksi, Pak AB agak sulit ditemui secara langsung. Ketika pertama kali ditemui secara tatap muka di kantornya pada 16 April 2012, Pak AB memberikan ijin untuk penelitian di ruang redaksi yang merupakan wilayah kewenangannya. Akan tetapi ketika diminta untuk wawancara secara lisan pada 21 Mei 2012, beliau meminta pertanyaan dikirim melalui e-mail dan berjanji akan menjawabnya secara tertulis. Beberapa kali diingatkan tentang e-mail tersebut, Pak AB masih menunda untuk menjawabnya karena alasan sibuk. Akhirnya, pertanyaan terkait penelitian ini baru dijawab pada 19 Juni 2012 yang hampir mendekati batas akhir pengumpulan tesis. 5.2. Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Mengumpulkan Berita untuk Media Cetak Pola kerja jurnalistik di bisnis Indonesia terlihat dari adanya struktur organisasi redaksi (Bagan 4.2). Pemimpin redaksi merupakan posisi tertinggi yang bertanggung jawab atas segala isi berita di dalam surat kabar Bisnis Indonesia dan situs web bisnis.com. Pemimpin redaksi mengatur pembagian tugas dan mengawasi jalannya fungsi-fungsi yang ada di dalam struktur redaksi Bisnis Indonesia. Selain itu, memberikan koordinasi terkait kebijakan apa yang akan dilakukan untuk kemajuan pekerjaan redaksi. Wakil pemimpin redaksi membantu pemimpin redaksi dalam menjalankan fungsi pengawasan berita tersebut.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
70
Pemimpin Redaksi
Wakil Pemimpin Redaksi
Sekretariat Redaksi
Redaktur Pelaksana Kompartemen I
Redaktur Pelaksana Kompartemen II
Redaktur Pelaksana Kompartemen III
Redaktur Pelaksana Newsroom
Kepala Desk Investigasi & Liputan Khusus
Makro
Infrastruktur
Varia
News Editor online
Laporan Investigasi
Global
Properti
Regional/ Megapolitan
English Version
Laporan Khusus
Bursa/Market
Energi
Opini
Valuta & Komoditas
Agribisnis
Hukum Bisnis
Reksadana & Obligasi
Niaga & Jasa
Weekend
Korporasi
Entrepreneur
Artistik
Keuangan
Industri
Foto
Asuransi & Pembiayaan
Otomotif
Bahasa
Transportasi & Logistik
Perwakilan/ Kontributor
Produk Khusus
Teknologi Informasi & Digital
Gambar 5. 1 Struktur Organisasi Redaksi Bisnis Indonesia (Sekretari (Sekretariat at Redaksi, 2012)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
71
Di bawah pemimpin dan wakil pemimpin redaksi ada lima posisi yang terdiri dari lima redaktur pelaksana dan sekretariat redaksi. Sekretariat redaksi tidak mengurus produksi berita, melainkan bertanggung jawab atas administrasi dan surat-menyurat redaksional sehingga tidak masuk dalam alur kerja jurnalistik. Sementara itu, setiap redaktur pelaksana bertanggung jawab atas satu kompartemen yang terdiri dari beberapa desk atau halaman. Kompartemen I membawahi halaman-halaman sektor finansial yang terdiri dari makro, global, market, valuta dan komoditas, reksadana dan obligasi, korporasi, keuangan, asuransi dan pembiayaan. Kompartemen II membawahi halaman-halaman sektor riil yaitu infrastruktur, agribisnis, industri, teknologi informasi, energi, transportasi dan logistik, niaga dan jasa, properti, otomotif, dan entrepreneur. Kompartemen III membawahi desk regional/megapolitan, hukum bisnis, tabloid mingguan Bisnis Weekend, opini, artistik, foto, bahasa, dan berita dari perwakilan atau kontributor. Tugas redaktur pelaksana dijelaskan secara lengkap sebagai berikut. Tanggung jawab saya itu yang pertama melakukan koordinasi untuk isu berita di harian cetak Bisnis Indonesia. Yang kedua itu memimpin rapat, yaitu rapat siang dan rapat sore. Kemudian saya juga bertanggung jawab koordinasi pengawakan di kompartemen saya yaitu di kompartemen I (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012) Redaktur pelaksana keempat bertanggung jawab atas seluruh berita di situs web bisnis.com, tidak terbatas bidangnya, serta versi Bahasa Inggris. Yang terakhir, kepala desk setingkat redaktur pelaksana yang bertanggung jawab atas laporan khusus, liputan khusus dan produk khusus. Di bawah para redaktur pelaksana, terdapat pengelola halaman dengan jabatan redaktur atau asisten redaktur. Pengelola halaman bertanggung jawab atas desknya yang terdiri dari dua halaman. Jadi tugas pengelola halaman itu selain memilih berita, memutuskan mana yang layak untuk berita headline atau berita biasa, tetapi juga mereka seharusnya mengembangkan berita itu jadi tulisan yang lebih menarik. Mereka juga memberi panduan kepada reporter, memberikan isu kepada
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
72
reporter, apa saja yang mesti dikejar, membagi acara untuk reporter. (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012) Di bawah masing-masing pengelola halaman, ada posisi reporter yang bertugas mencari berita di lapangan. Sementara itu, tugas reporter adalah mencari berita, mewawancara narasumber dan menulis berita. Kalau reporter jelas dia akan pertama mencari berita di lapangan. Dia mencari berita di lapangan, ketemu narasumber untuk pada topik tertentu terus kemudian dia kalau di desk saya, aku akan menginvestigasi, berarti aku mencari narasumber yang tepat untuk tulisanku. Kemudian setelah itu semua bahan terkumpul, menuliskannya dalam bentuk artikel panjang atau kalau tidak dalam bentuk berita. (wawancara dengan DLE, 28 Mei 2012) Pola yang terdiri dari tugas dan tanggung jawab tersebut dilengkapi dengan alur kerja jurnalistik sehingga menunjukkan tahapan dalam pembuatan berita. Alur kerja jurnalistik di Bisnis Indonesia merupakan sebuah siklus harian yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan untuk peliputan berita dilaksanakan pada malam hari sebelum peliputan berita dilakukan keesokan harinya. Ide atau isu berita yang akan diliput bisa datang dari reporter ataupun dari redaktur. Pertama, topik atau bahan yang akan ditulis itu bisa diusulkan oleh... kalau harian begini perbedaannya antara harian dan investigasi. Investigasi itu butuh waktu satu bulan atau paling cepet dua minggu. Kalau investigasi topiknya biasanya bisa diusulkan oleh rapat tapi bisa juga berdasarkan usulan reporter. Nah kalau untuk berita yang harus keluar besok untuk cetak day to day, biasanya akan dicari oleh reporter sendiri sesuai topik yang sedang hangat di lapangan. Nah tapi bukan berarti redaktur atau asisten redaktur tidak boleh memberikan insight, tetap saja akan memberikan insight tetapi kebanyakan yang akan mencari topik itu adalah reporter. (wawancara dengan DLE, 28 Mei 2012) Setelah mendapat isu yang ingin dikembangkan, setiap redaktur pengelola halaman diwajibkan menyusun rencana yang disebut dengan budget harian. Rencana itu ditulis dan disimpan di dalam sebuah folder dalam jaringan internal perusahaan.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
73
Jam 6 malam itu redaktur pelaksana melaksanakan rapat perencanaan atau rapat malam tugasnya melihat dari seluruh budget yang ada dari semua desk dan melihat apa yang paling kuat untuk HL keesokan harinya. Itu dari perencanaan. Kemudian keesokan harinya redaktur pelaksana melakukan rapat siang bersama pengelola halaman. Jadi dari rapat yang malam itu akan dilihat sampai sejauh mana prosesnya hingga pukul 11 siang berita yang diperoleh. Nah itu juga tidak menutup kemungkinan para redaktur dan asisten redaktur pengelola halaman itu juga wajib menyampaikan perencanaan yang paling kuat untuk halaman 1 keesokan harinya. (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012) Berdasarkan hasil observasi penulis pada 11 Juni 2012, rapat budget dipimpin oleh seorang redaktur pelaksana dan dimulai pukul 11:20. Selain pemimpin rapat, ada tiga orang pengelola halaman yang hadir dalam rapat tersebut. Segera setelah pemimpin rapat membuka rapat, setiap peserta dimintai penjelasan terkait isu masing-masing desk. Setiap peserta rapat menjelaskan dan memberi masukan. Hal yang menjadi bahan diskusi adalah terkait angle, narasumber, dan reporter yang meliput. Isu-isu yang paling kuat akan diliput dan dikembangkan sehingga menjadi calon headline di halaman satu. Isu-isu tersebut diketik dalam sebuah file dengan format Microsoft Word dan disimpan di folder jaringan internal bernama Budget. Setiap awak redaksi di kantor dapat mengakses file tersebut meskipun tidak hadir dalam rapat. Setelah itu, hasil dari rapat dilaksanakan yaitu dengan melakukan peliputan berita dan penulisan berita. Peliputan juga mungkin saja sudah mulai dilakukan ketika rapat dimulai karena reporter pada hari sebelumnya telah memberikan ide atau berdiskusi dengan redakturnya terkait budget hari itu. Selanjutnya, tugas jurnalistik seorang reporter adalah meliput berita dari narasumber dan melaporkannya dalam bentuk tulisan. Reporter yang berada di lapangan tidak perlu datang ke kantor karena dapat mengirim berita melalui email dengan alamat [email protected] atau mengunggahnya di situs jibinews.net. Karena Bisnis sekarang menerapkan officeless, maka reporter untuk menghemat waktu dan sebagainya itu bisa mengirimkan lewat email. Dan memang sudah dibuat seperti itu sejak dua, tiga tahun yang lalu. Nah kalo dulu melalui e-mail pribadi kalo sekarang pakai, kan Bisnis sudah mempunyai seperti dropbox itu tadi, di mana semua sudah harus masuk ke
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
74
jibinews yang redaktur bisa mengambil dari basket-basket mana sesuai dengan kanal dan halamannya. (wawancara dengan DLE, 28 Mei 2012) Alamat e-mail yang menjadi tujuan pengiriman berita tersebut merupakan sebuah milis yang beranggotakan awak redaksi Bisnis Indonesia. Hanya level asisten redaktur dan redaktur ke atas yang tergabung dalam milis ini sementara reporter hanya bisa mengirim saja. Selain itu, berita yang dikirim ke situs jibinews.net juga dapat diakses oleh para awak redaksi Bisnis Indonesia dan media lain yang tergabung dalam Bisnis Indonesia Group. Berita dari reporter itu sementara dikirimkan masih dua yaitu melalui inbox [email protected] dan juga melalui jibinews. Nah kalo melalui [email protected] pengelola halaman mengambil berita itu untuk dilengkapi atau diperkaya untuk versi cetak. (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012) Berita yang sudah berada baik dalam milis maupun dalam situs tersebut kemudian diperiksa oleh redaktur atau asisten redaktur pengelola halaman. Setiap pengelola halaman mengecek berita yang menjadi tanggung jawab desk-nya. Berita tersebut kemudian dapat dikembangkan atau diedit sesuai kebutuhan. Proses editing, yang dilakukan oleh pengelola halaman, mencakup pengayaan berita yang telah ditulis oleh reporter dengan data, tambahan informasi dari narasumber, dan grafis. Tahapan setelah berita diperkaya adalah menyusun letak berita di dalam surat kabar. Penentuan letak berita dikerjakan oleh redaktur berita dan redaktur bagian layout. Bila berita tidak sesuai dengan tempat yang sudah direncanakan, misalnya terlalu panjang atau terlalu pendek, redaktur berita akan mengedit kembali teksnya. Setelah penempatan sesuai, koran contoh (dummy) akan dicetak untuk diperiksa kembali secara manual oleh redaktur bahasa. Dalam pengecekan dummy tersebut, redaktur berita juga dilibatkan tetapi tidak dari semua desk melainkan hanya beberapa saja yang mendapat giliran piket. Berdasarkan hasil observasi pada 7 Juni 2012, ada satu reporter, satu redaktur pengelola halaman dan satu redpel dengan dukungan satu redpel lain melakukan tugas piket. Tugas piket adalah mengecek semua isi berita yang akan
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
75
dicetak keesokan harinya. Piket memastikan tidak ada dua halaman dalam satu edisi koran yang menampilkan satu berita yang sama. Selain itu, piket juga membantu redaktur bahasa mengecek penulisan berita di dummy. Piket dimulai sejak dummy pertama dicetak hingga semua layout halaman selesai diperiksa dan lalu dikirim ke percetakan. Ketika dikirim, berita sudah tersusun untuk tampilan koran dalam format digital melalui jaringan internal dengan teknologi computer to plate (dari komputer langsung dijadikan plat cetak). Sampai pada pengiriman berita ke percetakan melalui jaringan internal itu, tugas redaksi dalam produksi berita selesai. “End process adalah pada saat redaktur membawa berita ke layout atau produksi.” (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Pola dan alur kerja tersebut dibatasi oleh tenggat waktu sehingga bila berita dikirim terlambat dari batas waktu itu tidak akan dimasukkan ke media cetak. “Berita diolah dan dikirim paling lambat deadline, sekitar jam 5, kemudian diolah asred-redaktur-redpel” (Komunikasi melalui e-mail IAA, 29 Mei 2012). Sedangkan siklus kerja seorang redaktur cetak adalah sebagai berikut. “Pengelola halaman rapat jam 11, rapat siang, terus jam 4 sore, mengelola halaman terus pulang. Gak ada shift kalau di cetak, karena hanya nyiapin koran besok” (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012). Tenggat waktu ini membuat siklus kerja dalam 24 jam adalah untuk satu kali produksi cetak surat kabar yaitu mulai dari perencanaan, peliputan, hingga produksi. Adapun alur berita dalam satu hari adalah perencanaan, peliputan, penyuntingan oleh redaktur berita, penentuan letak di dalam surat kabar, penyuntingan oleh redaktur bahasa, pengecekan kembali oleh redaktur berita dan redaktur cetak, kemudian dikirim ke percetakan.
5.3. Pola dan Alur Kerja Jurnalistik dalam Mengumpulkan Berita untuk Media Online Pola jurnalistik terlihat dari tanggung jawab masing-masing awak redaksi, mulai dari reporter, redaktur, hingga redaktur pelaksana. Reporter yang dikhususkan untuk media online melapor kepada redaktur dan asisten redaktur
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
76
yang bertanggung jawab atas bisnis.com. Reporter online menjelaskannya seperti berikut. Saya yang reporter dotcom, kebetulan reporter dotkom hanya berdua, melapor kepada dua asred-redaktur dan keduanya beserta asred-redaktur lain bertanggung jawab kepada seorang redpel. (Komunikasi melalui email IAA, 29 Mei 2012) Namun, secara keseluruhan reporter yang bertanggung jawab atas desk tertentu untuk koran cetak bertanggung jawab juga menulis berita untuk online. Redaktur pelaksana online dan reporter online menegaskan hal itu. Dia itu di bawah koordinasi binaan dan bimbingan dari para redakturnya. Itu soal job desk aja, tapi kalo sistem, sebenarnya bertanggung jawab pada seluruh redaktur. Jadi tidak ada pemisahan, itu namanya terintegrasi. (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Kadang semua orang bisa meminta tolong dibikinkan berita kepada reporter dotkom, baik redaktur dotkom, edisi khusus, atau bahkan cetak. (Komunikasi melalui e-mail IAA, 29 Mei 2012) Demikian juga redaktur berita online bertugas untuk menyeleksi, mengedit, dan mengunggah berita dari reporter manapun yang mengirim berita ke newsroom ke dalam situs bisnis.com. Tugas dan fungsi redaktur online dijelaskan oleh redaktur pelaksana online sebagai berikut. Semua berita itu tidak lengkap jadi harus ada yang ditambahkan. Itu tugas dari seorang news editor yang fungsinya pertama editing, setelah editing melakukan seleksi, setelah seleksi melakukan kompilasi, setelah kompilasi dia meng-upload, sebagai uploader. Jadi fungsinya dia tidak semata-mata sebagai uploader tapi editor. (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Adapun alur kerja jurnalistik untuk berita yang dimuat di media online juga dimulai dengan perencanaan. Perencanaan yang dilakukan reporter adalah mencari isu atau topik sendiri dari riset berbagai sumber. Dari mana idenya? Baca koran, lihat berita online, lihat website keterbukaan informasi dari otoritas pasar modal (Bapepam-LK) dan otoritas bursa (PT Bursa Efek Indonesia), dari Kementrian Keuangan, dari informasi pelaku pasar (individu dan asosiasi), dari informasi otoritas lain seperti DPR dan pemerintah lain. (Komunikasi melalui email IAA, 29 Mei 2012)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
77
Di sisi lain, redaktur online tidak perlu membuat budgeting seperti yang dilakukan oleh pengelola halaman cetak. Akan tetapi, redaktur online diwajibkan untuk datang ke rapat perencanaan setiap hari pukul 11:00 untuk memberikan masukan mengenai isu yang sedang hangat dari berbagai sumber di media online. Setiap hari kita kan rapat perencanaan. Itu dari online datang. Dia harus memberikan informasi bagaimana perkembangan berita dari pagi sampai jam 11 itu... wajib, tapi yang penting kan isunya ada. Bagaimana mekanismenya berjalan dengan baik ya ada pembagian juga. Tidak semua ikut rapat redaksi karena mereka harus meng-upload (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Meskipun demikian, penulis tidak melihat ada redaktur online yang hadir di ruang rapat ketika rapat perencanaan dilakukan pada tanggal 11 Juni 2012. Setelah itu, reporter melakukan liputan. Proses peliputan sama seperti yang dilakukan oleh reporter cetak. Reporter turun ke lapangan dan bertemu dengan sumber berita, yaitu acara atau kejadian penting, wawancara dengan narasumber, Namun, reporter bisa juga menulis berita berdasarkan keterbukaan informasi atau press release yang diberikan oleh para sumber berita. Hasil liputan kemudian diolah dan ditulis dalam bentuk artikel. Selanjutnya, berita dikirim ke milis dan akan diolah oleh asisten redaktur atau redaktur online. Reporter dalam hal ini tidak perlu datang ke kantor dan menemui redakturnya secara langsung. Reporter bekerja secara mobile, tidak perlu ke kantor dan menjalankan kegiatan reporting pemberitaan berdasarkan prinsip "online first", yakni setiap berita yang diperoleh di lapangan harus dilaporkan pada kesempatan pertama untuk dimuat di berita online. (komunikasi melalui email AB, 19 Juni 2012) Dari berita yang ada di milis, para redaktur online akan melakukan seleksi dan penyuntingan berita. Tidak semua berita dapat langsung diunggah ke situs web. Redaktur online dapat menambahkan, mengedit atau memotong berita yang dikirim oleh reporter. Setelah itu, redaktur online akan memasukkan artikel berita ke
dalam
content
management
system
untuk
situs
web
kemudian
menambahkannya dengan foto.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
78
Terus seleksi dan kompilasi. Jadi kalo sudah masuk ke jibinews.net. Kita kompilasi, itu mau masuk ke kanal yang mana. Misal berita mau ke perbankan. Kita klik new article kemudian kita pilih market and finance, kita pilih jadi perbankan. Kita tulis siapa reporternya, kemudian kita tambahkan fotonya, kemudian kita publish. Nah itulah namanya selective upload ke online. Udah selesai publish. (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Selain mengambil berita dari keranjang berita bersama yang dikirim oleh reporter, redaktur online juga dapat mencari berita sendiri dengan menggali informasi dari berbagai sumber yang dapat diakses melalui jaringan Internet. Itu pertama bahannya dari kita sendiri dari reporter, kedua dari kantor berita lain. Dari sumber itu kemudian dipilah-pilah karena berita yang muncul, sumber berita ini banyak sekali ya sebagai bahan informasi. Nah itu dipilah-pilah ya disesuaikan dengan kebutuhan pembaca. Lalu berita itu kemudian diolah dengan bentuk sistem di dotcom yang namanya CMS, Content Management System, nah itu satu bentuk teknologi yang membantu mempermudah upload, mempermudah editing, terus juga untuk memperkaya konten karena disitu kita bisa memadukan foto dan berita. Jadi bikin berita diperkuat dengan foto yang menggambarkan tema yang kita angkat. Nah lalu dari situ kita angkat. Dalam CMS itu kita edit, jika dinilai sudah lengkap, lalu kita lakukan proses upload. Jadi proses upload itu memasukan berita dalam badan berita, memasukan foto atau citra dalam foto sendiri. Lalu jika ada tambahan grafis itu ada tempatnya sendiri, bisa di tambahkan dalam konten di CMSnya itu. Nanti jika dinilai sudah lengkap menjadi sebuah berita didukung oleh gambar dan grafis, lalu proses upload itu dilakukan. (wawancara dengan MSW, 8 Juni 2012). Berita yang sudah lengkap kemudiaan diunggah (publish) di situs web dan alur berita selesai di sini. “Untuk online, end process ada pada saat redaktur upload berita ke CMS untuk ditayangkan” (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012). Alur kerja untuk berita online menjadikan siklus satu hari atau 24 jam berisi dari berkali-kali publikasi berita di situs web, sehingga diperlukan sumber daya untuk berjaga selama seharian penuh. Oleh karena itu, ada pembagian giliran kerja (shift) atau waktu bertugas mengunggah berita ke situs web selama 8 jam kerja atau 9 jam plus istirahat di kantor. Dalam satu hari ada tiga kali shift, yang pertama dimulai pada pukul 6:00 hingga pukul 14:00. Shift kedua dimulai pukul
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
79
14:00 hingga pukul 22:00 dan yang terakhir dimulai pukul 22:00 hingga pukul 6:00. Kita kan 24 jam, yang pertama itu jam 6 pagi, jam 6 pagi itu sudah mulai dengan berita-berita market. Itu ada 24 berita wajib yang harus diupload oleh news editor yang masuk pagi. Ada berita wajib mulai jam 6 di mana orang mulai fokus pada perkembangan pasar. Maka yang masuk pagi itu punya spesialisasi di pasar modal. Lalu siang jam 2. Itu juga ada yang memahami sektor riil, ada yang sektor moneter. Kemudian jam 10 malam sampai jam 6 pagi. (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Kalau mengikuti jam kerja dari kantor kan total 9 jam plus istirahat ya. Jadi sepanjang waktu itu dilakukan upload. Tergantung nanti masuknya jam berapa, kalau untuk redaktur kan ada jam-jam tertentu, dari pagi sampai jam 3 dan selama itu dia bekerja untuk mengupload. Tapi proses uploading itu 24 jam. Jadi setelah redaktur itu selesai jam kerjanya akan dilanjutkan dengan redaktur yang lain. (wawancara dengan MSW, 8 Juni 2012). Selain itu, proses pengunggahan berita ke situs web bisnis.com tidak harus dilakukan di kantor. Selama ada jaringan Internet yang bisa mengakses www.jibinews.net, redaktur dapat melakukan proses upload. Gak harus ke kantor. Bangun pagi aja kan pagi-pagi mereka langsung kerja. Mobile. Tapi ada yang back up pagi itu di kantor. Jadi mereka itu saling mengisi. Nanti kalo bisa mobile, ya mobile semua pada akhirnya. Tapi karena dalam pengembangan kita masih perlu diskusi di kantor. (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Maka dari itu, alur berita untuk media online dimulai dari perencanaan, kemudian peliputan, setelah itu penyuntingan oleh redaktur online, dan terakhir pengunggahan ke situs web. Dalam satu hari, proses pengunggahan terjadi berkali-kali oleh satu redaktur dan akan dilanjutkan oleh redaktur lain selama 24 jam sehingga tidak dibatasi oleh tenggat waktu.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
80
5.4. Penggambaran Ruang Redaksi Berkonvergensi untuk Membuat Berita untuk Media Cetak dan Online Menurut hasil pengamatan secara fisik, para awak redaksi Bisnis Indonesia baik yang bertanggung jawab atas media cetak maupun media online bekerja dalam satu ruangan di lantai yang sama dengan tempat duduk ditata berdasarkan klaster. Pembagian klaster berubah sesuai platform. Jika sebelumnya klaster tempat duduk awak redaksi dikelompokkkan berdasarkan desk, kini dikelompokkkan berdasarkan platform, yakni online, harian, mingguan dan produk lain. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Ruang redaksi berada di lantai tujuh Wisma Bisnis Indonesia. Ruangan redaksi terdiri dari dua sayap, dipisahkan oleh sebuah ruang rapat berdinding kaca. Di satu sayap, terdapat deretan meja redaktur dan asisten redaktur khusus pengelola halaman. Terdapat deretan meja berhimpit untuk 16 redaktur yang terdiri dari tiga baris. Di sayap yang lain, para redaktur online bekerja. Meja mereka berhimpitan yang terdiri dari dua baris deretan enam meja. Di satu sisi memanjang dari sayap kiri dan kanan terdapat delapan ruangan kecil berderet yang ditempati oleh para redaktur pelaksana, wakil pemimpin redaksi dan pemimpin redaksi. Terdapat batasan dinding antara bagian cetak dan online, serta ruangan yang khusus untuk tingkat redaktur pelaksana ke atas. Denah ruang redaksi Bisnis Indonesia terlihat dari Gambar 5.2.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
81
Redpel
Redpel
Redaktur Online
Redpel
Pemred
Wape mred
Redpel
Redpel
Redpel
Pengolah Halaman Cetak
Ruang Rapat
Pengolah Halaman Cetak
English Version
Pengelola Edisi Mingguan
Lift
Gambar 5.2. Denah Ruang Redaksi Bisnis Indonesia (Hasil Observasi, 2012)
Gambar tersebut memperlihatkan ruang kerja secara fisik redaktur online dan pemegang halaman surat kabar masih terpisah. Namun, di dalam ruang redaksi Bisnis Indonesia terdapat irisan antara pola dan alur kerja jurnalistik dalam penulisan berita untuk media cetak dan online. Pola yang terlihat dari tanggung jawab struktur redaksi menunjukkan ada satu pelaku jurnalistik yang sama untuk dua media, yaitu reporter. Selain itu, redaktur berita online juga dapat menggantikan redaktur media cetak dalam kondisi tertentu. Tugas dan tanggungjawab personel redaksi jelas berubah. Misalnya reporter yang tadinya tugas dan tanggungjawabnya hanya khusus untuk mencari berita bagi koran, kini justru dibalik harus mencari berita untuk kanal online terlebih dahulu. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Kadang semua orang bisa meminta tolong dibikinkan berita kepada reporter dotkom, baik dotkom, edisi khusus, atau bahkan cetak. (Komunikasi melalui e-mail IAA, 29 Mei 2012) Satu pengelola halaman memegang dua halaman. Tapi bila pengelola halaman yang sakit, dibantu dengan pengelola online. (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
82
Redaktur pelaksana mengkoordinasi seluruh redaktur. Walaupun saya menangani online, tapi untuk operasional cetak, saya ikut bertanggung jawab. (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Adapun alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi di Bisnis Indonesia secara keseluruhan memasukkan alur berita online ke dalam alur berita cetak. Hal itu dimulai dari perencanaan. Reporter memberikan ide atau redaktur memberikan isu yang kemudian dimasukkan ke dalam budget untuk dibahas dalam rapat perencanaan oleh para redaktur. Kemudian, reporter melakukan peliputan dan penulisan berita. Berita tersebut dikirim melalui e-mail ke dalam milis awak redaksi dengan alamat [email protected]. berita juga dapat diunggah ke dalam situs www.jibinews.net. Lalu, redaktur online memilih dan menyunting berita dari milis ataupun situs tersebut dan kemudian mengunggahnya ke situs bisnis.com. Setelah itu, berita yang sama dapat diperkaya atau disunting oleh redaktur pengelola halaman cetak. Reporter bekerja secara mobile, tidak perlu ke kantor dan menjalankan kegiatan reporting pemberitaan berdasarkan prinsip "online first", yakni setiap berita yang diperoleh di lapangan harus dilaporkan pada kesempatan pertama untuk dimuat di berita online. Ini berbeda dengan pola sebelumnya, di mana reporter kembali ke kantor setelah liputan, lalu menyerahkan berita yang ditulis kepada redaktur halaman masingmasing, baru esoknya setelah dimuat di cetak baru dipublish di online. Kondisi itu sekarang ini dibalik, dimana setiap reporter bekerja berdasarkan prinsip "online first", dan redaktur mengolah berita yang sudah dikirimkan ke platform online untuk dikembangkan ke edisi koran cetak. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Berita yang sudah dilengkapi selanjutnya ditata tempatnya untuk diterbitkan dalam bentuk cetak di surat kabar. Berita tersebut mengalami proses pengecekan oleh redaktur bahasa, redaktur berita dan redaktur penata letak hingga akhirnya dapat dikirim ke percetakan. Sumber berita untuk media cetak dan media online Bisnis Indonesia adalah sama yaitu dari reporter yang meliput ke lapangan. Reporter juga mengirim berita ke dalam keranjang berita yang sama yaitu ke milis [email protected] dan
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
83
atau www.jibinews.net. Milis [email protected] terbatas hanya untuk para redaksi Bisnis Indonesia saja, sementara www.jibinews.net. dapat diakses oleh para awak redaksi media yang tergabung dalam Bisnis Indonesia Group. Berita yang sudah dikirim ke dalam keranjang berita bersama tersebut kemudian dipilih dan disunting oleh redaktur penanggung jawab masing-masing media. Sangat mungkin ada berita yang kembar di dua media atau di dua perusahaan berbeda. Berita yang sama tersebut terpampang di media berbeda hingga mencapai pembaca yang lebih luas dengan jangkauan berbagai macam platform. Sebenarnya ini pasaran yang berbeda yah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jadi sebenarnya disitu sangat berbeda yah. Patokannya kalau yang pertama bahasa Inggris ini sebenarnya untuk investor-investor, investor tujuan yang utama tapi di luar itu juga ada yang sifatnya lifestyle jadi bukan melulu berita-berita yang sifatnya bisnis, ada leisurenya juga, ada sportnya juga. Karena ketertarikan investor asing itu pada bidangbidang tertentu ya kan ga semua dia minati. Dari perkiraan kita selama ini biasanya mereka minati usaha-usaha bidang tambang, pasar modal maka ke sana kita arahkan berita-berita ini. (wawancara dengan MSW, 8 Juni 2012). Pembaca cetak dan dotcom itu beda. Tidak semuanya sama, jadi ada irisan. Pembaca online itu umumnya generasi anak-anak yang lebih muda. Dan ternyata itu lebih banyak pembacanya ketimbang edisi cetak. (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Berita yang ditulis oleh reporter dapat muncul di dalam situs bisnis.com dalam dua versi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Namun, tidak semua berita di dalam versi Bahasa Indonesia ada di versi Bahasa Inggris, demikian juga sebaliknya. Di sinilah tugas redaktur online untuk versi Bahasa Inggris menyeleksi dan kemudian mengedit konten untuk diunggah ke dalam situs. Alur jurnalistik dalam proses ini sama dengan proses untuk penyuntingan berita online secara keseluruhan. Namun, ada bantuan penerjemah yang menerjemahkan berita dari bahasa Indonesia. Dalam proses penerjemahan tidak ada proses jurnalistik, sehingga tidak dimasukkan ke dalam alur kerja jurnalistik dalam redaksi Bisnis Indonesia.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
84
5.5. Diskusi dan Pembahasan Penelitian ini berakhir pada lima temuan. Temuan pertama terkait dengan kemampuan para jurnalis dalam membuat produk media. Dalam Bisnis Indonesia, penulisan berita yang dilakukan tidak hanya harus memenuhi kaidah jurnalistik yang ada, tetapi juga harus sesuai dengan saluran mana berita tersebut akan dialirkan. Seperti yang disebutkan oleh Gordon (2003) bahwa dalam konvergensi peliputan informasi yang terjadi pada level wartawan, reporter dituntut untuk memiliki berbagai keahlian terkait multimedia. Dalam media online, setiap naskah berita dilengkapi dengan sebuah foto. Foto tersebut merupakan hasil jepretan fotografer profesional yang dapat diambil dari basis data foto milik Bisnis Indonesia di www.jibiphoto.net. Akan tetapi, reporter juga dapat berkontribusi dalam mencari foto untuk media online. Misalnya kalo ada acara di luar negeri. Wartawan itu biasanya mengambil foto sendiri. (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012). Kan ada berita dan foto. Misal kamu liput berita capital market award terus ambil foto. Nah kita pilih foto yang terbaru (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012) Wartawan juga dituntut untuk mengenali elemen yang diperlukan untuk ditampilkan dalam media yang berbeda, dalam kasus ini media cetak dan online. Tulisan berita untuk media online memiliki gaya straight news, yaitu penulisan yang tegas dan apa adanya. Hal itu terjadi karena wartawan dituntut untuk cepat mengirimkan berita sejalan dengan sifat media baru yang mengandalkan kecepatan dan keterbaruan (Straubhaar & LaRose, 2008). Seorang reporter Bisnis Indonesia menyebutkan gaya penulisan untuk media online sebagai berikut. Straight news saja. Sedikit feature pada definisi istilah. Kalau berita dotkom kecepatan update berita yang dikedepankan, lalu banyaknya karakter dalam satu berita yang lebih sedikit yang juga berpengaruh pada penurunan kualitas, yang akhirnya berpengaruh juga pada kuantitas berita yang dibuat yang lebih sedikit dari berita cetak. (Komunikasi melalui e-mail IAA, 29 Mei 2012)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
85
Namun, tulisan untuk surat kabar Bisnis Indonesia memerlukan analisis mendalam dengan data yang lebih lengkap disertai narasumber yang lebih banyak sehingga berita menjadi lebih panjang. Berikut penjelasan mengenai berita yang dibuat untuk media cetak Bisnis Indonesia. Analitis, dalam, sehingga kualitasnya panjang dan beberapa kali berbentuk feature baik rutin (tentang analisis emiten) maupun tematik. Lebih banyak menganalisis dibandingkan dengan dotkom, terkadang untuk berita cetak harus menelepon narsum tambahan atau tambahan komentar pihak lain termasuk analis untuk memperdalam kualitas berita. (Komunikasi melalui e-mail IAA, 29 Mei 2012) Reporter yang menulis berita untuk Bisnis Indonesia mengenal karakter kedua media tersebut sebagai acuan dalam gaya penulisan. Oleh sebab itu, reporter memiliki kemampuan untuk menyajikan dan mengisahkan berita (storytelling). Seperti yang dijelaskan oleh Gordon (2003) tipe konvergensi itu terjadi di tingkat operasi wartawan dengan dukungan dari manajemen untuk menyediakan peralatan yang diperlukan. Konsep jurnalis dengan berbagai kemampuan (multiskilled journalist) itu sesuai dengan yang diutarakan oleh Fisher (2007) tentang peran yang ada di dalam ruang redaksi berkonvergensi. Tidak hanya reporter, redaktur yang bertanggung jawab atas satu media juga harus mengetahui karakter pembaca media masing-masing. Redaktur harus bisa memilih berita mana yang cocok untuk media cetak dan mana yang untuk media online. Ditambah lagi ada versi Bahasa Inggris yang jelas-jelas pasarnya berbeda pasarnya dengan versi Bahasa Indonesia. Sebenarnya ini pasaran yang berbeda yah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jadi sebenarnya disitu sangat berbeda yah. Patokannya kalau yang pertama bahasa Inggris ini sebenarnya untuk investor-investor, investor tujuan yang utama tapi di luar itu juga ada yang sifatnya lifestyle jadi bukan melulu berita-berita yang sifatnya bisnis, ada leisurenya juga, ada sportnya juga. Karena ketertarikan investor asing itu pada bidangbidang tertentu ya kan ga semua dia minati. Dari perkiraan kita selama ini biasanya mereka minati usaha-usaha bidang tambang, pasar modal maka ke sana kita arahkan berita-berita ini. (wawancara dengan MSW, 8 Juni 2012)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
86
Namun, adanya pembagian sumber daya dan tanggung jawab yang lebih besar untuk reporter tidak semuanya berdampak baik. Tugas seorang reporter menjadi lebih berat karena harus bertanggung jawab kepada banyak redaktur yaitu pengelola halaman dan juga redaktur online. Dengan satu sumber berita, reporter harus membuat versi untuk online dan untuk cetak. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, versi online biasanya lebih pendek dan langsung menuju ke sasarannya karena dikirim segera setelah peristiwa atau peliputan terjadi. Versi cetak seringkali lebih panjang dari versi online karena harus diperkaya dengan data dan analisis. Tugas memperkaya data tersebut kadang-kadang dibebankan kepada reporter dari redaktur pengelola halaman. Seharusnya versi cetak ambil dari versi dotcom dan mereka mengembangkan sendiri. Tapi ada beberapa redaktur yang tidak melakukan seperti itu jadi menginginkan reporter mengirim dua versi. Jadi sebenarnya memberatkan reporter juga. (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012) Selain itu, penugasan mungkin datang dari redaktur yang memegang media berbeda yang menginginkan berita bukan dengan narasumber yang sama. Kondisi seperti ini menjadikan tugas reporter bertambah karena harus mencari sumber berita yang berbeda. Bahkan, terkadang reporter harus mengolah dan memperkaya berita yang harus disajikan secara berbeda untuk edisi cetak dan edisi online karena redaktur pemegang halaman memintanya demikian. Hal ini diakui oleh redaktur pelaksana halaman cetak yang menyadari kondisi tersebut. Seharusnya versi cetak ambil dari versi .com dan mereka mengembangkan sendiri. Tapi ada beberapa redaktur yang tidak melakukan seperti itu jadi menginginkan reporter mengirim dua versi. Jadi sebenarnya memberatkan reporter juga. (wawancara dengan WIW, 8 Juni 2012) Di sisi lain, tugas reporter tidak hanya harus meliput dan melaporkan dalam bentuk tulisan tetapi juga dalam bentuk foto. Hal ini merupakan beban karena menimbulkan ketidakpuasan pada seorang reporter yang diwawancarai oleh peneliti.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
87
Temuan kedua adalah kemampuan untuk berbagi konten antara dua media dengan fasilitas keranjang berita bersama berupa situs web dengan akses khusus. Konten tidak hanya dibagi antara media dalam satu perusahaan, tetapi juga dengan anak-anak perusahaan di bawah Bisnis Indonesia Group. Semua berita dari reporter hasilnya dikirim ke alamat e-mail [email protected] atau ke situs www.jibinews.net. Alamat e-mail tersebut merupakan milis yang dapat diakses oleh para redaktur Bisnis Indonesia, baik yang bertanggung jawab atas halaman surat kabar maupun yang memegang halaman online. Sementara itu, situs www.jibinews.net dapat diakses oleh redaktur media manapun yang tergabung dalam Bisnis Indonesia Group. Penyatuan newsroom terjadi juga antara Bisnis Indonesia dan anak perusahaan meskipun tidak secara fisik. Penyatuan ini disebut sebagai Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, dimana semua berita yang dihasilkan reporter dikirimkan ke dalam database berita JIBI. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Di sini terlihat adanya pembagian konten yang dapat dipakai bersama (content sharing). Konten tersebut nantinya dapat disunting dan dilengkapi kembali untuk dipublikasi berdasarkan gaya masing-masing media dan platform yang ada di dalam Bisnis Indonesia Group. Bentuk pembagian konten tidak hanya sampai di situ karena semua media cetak yang tergabung dalam Bisnis Indonesia Group menerapkan sindikasi halaman, yaitu pembuatan satu halaman dengan konten dan tata letak yang benar-benar sama dan dikerjakan oleh satu desk saja di satu perusahaan. Dari sisi produk, selain database berita grup Bisnis Indonesia diintegrasikan ke dalam JIBI, beberapa rubrik koran yang memiliki segmen dan muatan konten yang sejenis dikerjakan secara sindikasi. Misalnya rubrik Olahraga (Sport) dikerjakan di harian Solopos dan dimuat untuk Harian Jogja dan Bisnis Indonesia. Begitu pula rubrik Nasional (Politik), dikerjakan di harian Solopos dan dimuat di Bisnis Indonesia. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Tidak hanya konten, tetapi juga sumber daya manusia yang dapat dipakai bersama di semua media yang tergabung dalam grup. Peliput yang dalam kasus ini adalah reporter, adalah sumber daya yang dipakai untuk dua media, cetak dan
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
88
online serta media lain yang tergabung dalam grup. Pembagian sumber daya (resource sharing) adalah salah satu tema yang disebutkan dalam konvergensi media (Dupagne & Garrison, 2009). Karena semua redaktur Bisnis Indonesia dapat mengakses keranjang berita berupa milis dan situs tersebut, sangat mungkin mereka dapat saling berbagi tanggung jawab. Seorang redaktur online dapat menggantikan posisi redaktur cetak yang sedang cuti atau sakit meski tidak dapat berlaku sebaliknya. Hal ini juga membuktikan adanya resource sharing di redaksi Bisnis Indonesia. Resource sharing bukan berarti 100% konten dalam media cetak dan online sama karena target pembaca masing-masing media adalah berbeda. Akan tetapi pembagian konten itu dapat berarti 100% berita sama seperti dalam sindikasi berita antara media cetak yang tergabung dalam Bisnis Indonesia Group. Pembagian sumber daya dan konten tersebut seharusnya didukung oleh fasilitas sistem manajemen konten (CMS) yang memadai untuk operasional bisnis (Senor, 2010). Fasilitas yang ada selama ini dalam redaksi Bisnis Indonesia adalah untuk pengiriman dan penyimpanan berita yaitu milis dan situs. Fasilitas itu seharusnya merupakan satu pintu yang mengalirkan berita dari reporter ke semua redaktur. Reporter seharusnya mengirim satu kali saja dan sudah dapat diterima oleh semua redaktur yang bertanggung jawab untuk media cetak dan online. Akan tetapi satu pintu saja masih belum dapat diandalkan karena dukungan teknologi yang kurang memadai. Seorang reporter biasa mengirim email dengan tujuan beberapa alamat termasuk milis dan email pribadi redakturnya karena merupakan tindakan preventif bila tidak sampai. Selain itu, situs www.jibinews.net masih belum populer dan banyak digunakan oleh para awak redaksi Bisnis Indonesia. Fasilitas yang terakhir itu memang bisa mengumpulkan konten dari berbagai media milik Bisnis Indonesia Group dalam satu keranjang, tetapi teknologinya masih sulit untuk diadaptasi dan tidak mendukung kebutuhan reporter di lapangan. Situs tersebut masih terlalu rumit untuk diakses dari perangkat bergerak yang dimiliki oleh para reporter, alhasil reporter lebih sering mengirimkan berita melalui e-mail. Selain itu, dari sisi redaktur, milis lebih mudah diakses karena antar redaktur bisa saling berinteraksi
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
89
dan mengetahui berita mana yang sudah diedit atau belum. Sementara itu, dalam situs www.jibinews.net tidak terlihat ada interaksi antar redaktur dan berita yang sudah diambil atau diedit tidak dapat dibedakan dari berita yang baru dikirim. Hal itu dapat memberikan risiko berita diunggah dua kali untuk satu media yang sama. Pemimpin redaksi menjelaskan fasilitas ini dan potensi pengembangannya di masa depan. Sejauh ini bentuk newsroom secara digital masih dalam proses penataan, karena penerapan single newsroom di Bisnis Indonesia baru berjalan dua tahun. Di banyak organisasi media seperti Financial Times, proses menuju newsroom terintegrasi biasanya berlangsung hingga 4 tahun baru bisa terlihat bentuknya. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Temuan ketiga adalah alur kerja jurnalistik yang menyatu dalam ruang redaksi berkonvergensi. Seperti yang disebutkan oleh Palmer (2005), jurnalis di seluruh dunia secara umum melakukan enam elemen dasar alur kerja, tak peduli apapun tipe medianya: Perencanaan, Peliputan, Produksi, Distribusi hasil, Pengarsipan, dan Riset. Alur yang terjadi dalam penelitian ini dibatasi hanya di dalam ruang redaksi Bisnis Indonesia saja jadi mengikuti pola hingga produksi berita di dalam ruang redaksi. Oleh karena itu, alur yang ada adalah: perencanaan, peliputan, produksi, dan distribusi hasil. Perencanaan meliputi riset untuk mencari isu sebelum peliputan yang dilakukan oleh baik reporter maupun redaktur. Selain itu, ada juga rapat perencanaan yang merupakan diskusi atau pengumpulan ide-ide dari para redaktur pengelola halaman. Dalam kasus Bisnis Indonesia, perencanaan seharusnya diikuti oleh para redaktur yang bertanggung jawab baik untuk halaman cetak maupun online. Akan tetapi peran redaktur halaman online tidak terlalu banyak dalam perencanaan ini. Hal tersebut terlihat dari jumlah redaktur yang ikut rapat sangat sedikit atau bahkan tidak ada pada saat observasi dilakukan. Meskipun ada, peran tersebut kadang diwakilkan oleh redaktur pelaksana online. “Mereka ikut diwakili saya. Kalau kondisinya peak, lagi padat ya mereka hanya memberikan isu.” (wawancara dengan LN, 7 Juni 2012). Kemudian, setelah perencanaan adalah proses peliputan yang merupakan tanggung jawab dari reporter (Brooks, Kennedy, Moen, & Ranly, 1992). Reporter
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
90
meliput fakta, menulis berita, mengkonfirmasi akurasinya dan akhirnya mengirimkan hasil ke redakturnya. Dalam Bisnis Indonesia ide peliputan bisa datang dari reporter sendiri atau penugasan dari redaktur. Redaktur yang memberi tugas juga tidak hanya yang bertanggung jawab atas halaman untuk koran cetak. Oleh karena itu, reporter mengirim berita melalui fasilitas yang dapat menyampaikan ke semua awak redaksi, baik itu yang bertanggung jawab atas media cetak maupun media online. Berita tersebut dikirim melalui e-mail dengan alamat [email protected] atau situs www.jibinews.net yang dapat diakses oleh seluruh awak redaksi. Setelah berita masuk ke dalam keranjang berita bersama tersebut, para redaktur online bisa memilih berita, mengedit dan kemudian mengunggahnya ke bisnis.com. Berita yang sudah dipublikasikan di media online dapat kembali diolah oleh redaktur cetak dan ditampilkan di surat kabar. “Pemberitaan berdasarkan prinsip "online first", yakni setiap berita yang diperoleh di lapangan harus dilaporkan pada kesempatan pertama untuk dimuat di berita online” (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012). Hal ini sesuai dengan integrasi on/offline yang menilai berita adalah yang utama yang harus segera disebarkan sedangkan platform diputuskan nanti (Senor, 2010). Sementara itu, pengolahan berita untuk media cetak tidak serta-merta berhenti di situ karena masih harus melewati tahap penyuntingan untuk tata letak dan bahasa di samping isi berita itu sendiri. Perjalanan sebuah berita untuk didistribusikan dalam bentuk cetak masih panjang setelah pekerjaan redaksi selesai, sementara berita untuk media online dapat secara instan mencapai pembaca setelah diunggah ke situs web oleh redaktur. Alur berita untuk media online pun sebenarnya merupakan bagian dari alur berita untuk media cetak. Dengan demikian dibuktikan bahwa adanya konvergensi dapat memotong alur kerja jurnalistik hingga beberapa langkah. Jumlah penjaga gerbang (gatekeeper) dipangkas secara drastis sehingga yang ada hanya dari reporter yang meliput berita dan redaktur yang mengunggah berita ke situs online. Kondisi tersebut
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
91
sesuai dengan tren peliputan media baru yang lebih berorientasi kepada reporter serta mengurangi jumlah gatekeeper (Straubhaar & LaRose, 2008). Sedangkan untuk media cetak, masih ada proses editing oleh pengelola halaman, proses lay out, dan penyuntingan bahasa. Setelah penataan letak di koran, redaktur bahasa dan redaktur berita memeriksa ejaan tulisan berita yang akan dicetak di koran. Bila sudah tidak ada kesalahan, berita tersebut dikirim ke percetakan. Dalam alur kerja tersebut, terlihat bahwa proses pembuatan berita online merupakan bagian dari berita cetak. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan diagram alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi berkonvergensi (Gambar 5.3) Dalam gambar di sebelah kiri atas diperlihatkan alur berita untuk media cetak yang terdiri dari 8 kegiatan, yaitu: perencanaan, peliputan oleh reporter, kemudian rapat untuk menentukan isu terkuat di halaman pertama, kemudian penulisan berita oleh reporter, penyuntingan oleh redaktur berita pengelola halaman, lalu proses layout, koreksi lagi oleh redaktur bahasa dibantu oleh redaktur berita yang piket, dan akhirnya berita dikirim untuk dicetak ke surat kabar. Sementara itu gambar di sebelah kanan menunjukkan alur berita untuk media online yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: perencanaan, peliputan oleh reporter, kemudian penulisan berita, seleksi dan editing oleh redaktur online, kemudian berita diunggah ke dalam situs bisnis.com. Proses yang berada di bagian bawah gambar adalah alur kerja dalam ruang redaksi yang sudah terkonvergensi, terjadi penyatuan alur kerja jurnalistik untuk berita online dan berita cetak. Alur untuk berita online termasuk ke dalam alur untuk berita cetak dan oleh karena itu Bisnis Indonesia memiliki satu alur secara keseluruhan.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
92
Perencanaan (rapat perencanaan)
Perencanaan (rapat perencanaan)
Cetak
Layout
Peliputan
Peliputan
Alur Berita Cetak
Upload
Rapat budget
Koreksi bahasa (copy editor)
Penulisan berita
Alur Berita Online
Seleksi & edit redaktur online
Editing per desk
Penulisan berita
Perencanaan
cetak
lay out
Peliputan
Alur Berita Berkonvergensi
penulisan berita
selective upload
Koreksi bahasa
Edit per desk
Gambar 5. 3. Alur Kerja Jurnalistik dalam Ruang Redaksi Berkonvergensi (Hasil Olahan Penulis, 2012)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
93
Temuan keempat terkait dengan alur kerja jurnalistik yang telah menyatu tersebut. Siklus kerja seorang jurnalis yang bertanggung jawab untuk media cetak masih terpaku oleh deadline yang mengharuskan berita selesai diproses oleh redaksi pada batas waktu yang ditentukan sebelum dapat dikirim ke percetakan. Namun, untuk jurnalis online, dalam hal ini redaktur yang bertanggung jawab atas berita di bisnis.com, memiliki jam kerja yang tidak terpaku oleh deadline tetapi mendapat giliran kerja yang dalam satu hari terbagi menjadi tiga giliran (shift). Pembagian giliran kerja ini memungkinkan produksi berita untuk online terus berlangsung di ruang redaksi selama 24 jam penuh. Berita langsung sampai kepada khalayak segera setelah selesai diproduksi sehingga bukan batasan waktu yang ada melainkan kecepatan mengunggah berita segera setelah dikirim oleh reporter. Hal ini sesuai dengan konsep rolling deadlines yang menyebutkan berita sampai kepada khalayak ketika diperlukan dan dalam platform yang dipilih (Senor, 2010). Selanjutnya temuan kelima atau yang terakhir terkait dengan adanya alur kerja yang menyatu, pembagian tanggung jawab yang saling mendukung, kemampuan untuk berbagi konten. Semua hal tersebut menunjukkan ruang redaksi di Bisnis Indonesia tengah mengalami perubahan ke arah konvergensi. Berdasarkan konsep yang diutarakan oleh Gordon (2003), konvergensi yang terjadi adalah dalam tingkatan struktural, peliputan, dan penyajian berita. Akan tetapi, pembagian tanggung jawab masih terpisah antara para redaktur cetak dan online meski satu reporter bisa mengirim berita untuk kedua media. Secara fisik, masih ada tembok yang memisahkan antara ruang kerja para redaktur online dan redaktur cetak. Tempat duduk mereka memang dikelompokkan berdasarkan platform yang mereka pegang tetapi belum sepenuhnya dapat terintegrasi dengan pekerja di platform lain. Satu-satunya yang menghubungkan mereka dalam ruang redaksi adalah keranjang berita jibinews.net. Hal itu ditegaskan oleh pemimpin redaksi. Secara operasional, struktur organisasi newsroom Bisnis Indonesia berubah menjadi single newsroom. Jadi satu newsroom melayani berbagai
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
94
saluran pemberitaan baik cetak maupun online. Dengan demikian, pengawakan pun berubah. Dari sisi reporter, mereka bekerja tidak hanya untuk satu platform penerbitan (bukan hanmya reporter cetak), tetapi bekerja untuk multiplatform baik untuk koran, online, maupun penerbitan lainnya dalam grup Bisnis Indonesia. Sedangkan editor bertugas secara bergiliran dan bergantian setiap periode tertentu, misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk menguasai pengelolaan konten pemberitaan di berbagai platform baik cetak maupun online. (komunikasi melalui e-mail AB, 19 Juni 2012) Pada saat yang sama, alur kerja online sudah menjadi bagian dari alur kerja untuk media cetak. Selain itu, semua awak redaksi, baik yang bertanggung jawab atas halaman cetak maupun online, bisa menggunakan konten yang sama. Dalam ruang redaksi Bisnis Indonesia sudah ada penyatuan tetapi belum menyeluruh. Penyatuan ini memang menuju ke arah konvergensi dengan masingmasing media berbagi pakai konten tetapi dengan penanggung jawab berbeda. Meski secara fisik ruang redaksi Bisnis Indonesia belum menyatu sepenuhnya antara tempat redaktur cetak dan online, terdapat kesatuan di antara mereka dalam sikap yaitu keinginan untuk berbagi melalui fasilitas keranjang naskah bersama. Konvergensi yang ada di Bisnis Indonesia masih berkisar antara cross-media platform, meskipun ada alur kerja yang sudah menyatu. Kondisi tersebut sesuai dengan ide atau istilah tipe newsroom 2.0 (Schantin, 2011). Hal ini membuktikan pernyataan Schantin (2011) bahwa ruang redaksi secara fisik bukan yang utama dalam konvergensi, tetapi hal yang mendasar adalah mentalitas para pembuat berita dengan peralatan baru (story teller with new tools). Maka dari itu, Bisnis Indonesia sebagai sebuah perusahaan media yang tengah mengalami transformasi menuju konvergensi membuktikan adanya konsep jurnalis dengan berbagai keahlian (multi-skilled journalist) yang terlihat dari kemampuan menyajikan berita tidak hanya dalam bentuk teks tetapi juga foto dan mengenali karakter dari konsumen tiap-tiap media. Selain itu, terdapat pembagian sumber daya (resource sharing) yang dapat dipakai bersama oleh media cetak dan online dengan fasilitas keranjang berita bersama www.jibinews.net. Dalam ruang redaksi Bisnis Indonesia juga terjadi penyatuan alur kerja jurnalistik, yang menjadikan alur kerja jurnalistik untuk media online sebagai bagian dari alur kerja
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
95
jurnalistik untuk media cetak. Dalam alur yang telah menyatu itu ditemukan juga istilah rolling deadline yang artinya berita dapat terus dipublikasi kapan saja melalui media baru. Terakhir, meski secara fisik masih ada batasan dinding ruang redaksi antara bagian cetak dan online, ditemukan ide atau istilah newsroom 2.0 yang menunjukkan ada penyatuan antara media cetak dan online di Bisnis Indonesia baik dalam peran para jurnalis maupun tanggung jawab, pembagian dan pemakaian konten, serta alur kerja yang menyatu.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
96
BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Konvergensi adalah hal yang tidak bisa dielakkan lagi oleh perusahaan media cetak dalam menghadapi penurunan oplah akibat adanya media baru. Perusahaan media mengadopsi teknologi baru dan merangkul media baru untuk membantu mendistribusikan konten ke pembaca lebih luas melalui berbagai platform. Dengan teknologi baru dan media baru yang muncul tersebut, perusahaan media menghadapi perubahan di dalam ruang redaksi yang merupakan jantung dari proses pembuatan berita. Sebuah ruang redaksi harus dapat mengakomodasi berjalannya proses pembuatan berita yang dapat didistribusikan ke berbagai platform, cetak ataupun digital. Di dalam ruang redaksi yang menyatu terdapat alur kerja jurnalistik untuk media cetak dan online. Penyatuan yang dikenal dengan konvergensi tersebut terlihat dalam segi struktural, peliputan, dan penyajian berita. Konvergensi berpengaruh terhadap pola dan alur kerja jurnalistik. Temuan pertama penelitian ini adalah dalam sebuah ruang redaksi yang tengah mengalami konvergensi dibuktikan adanya pembagian tanggung jawab dan peran khusus yang disebut dengan multi-skilled journalist, yaitu jurnalis dengan berbagai keahlian. Satu orang jurnalis bertanggung jawab atas berbagai macam platform, sehingga diperlukan keahlian untuk menyajikan berita di media berbeda agar dapat memenuhi kebutuhan khalayak konsumen berita tersebut. Satu orang wartawan tidak hanya dituntut untuk menulis berita yang akan disajikan di media cetak tetapi juga harus menyajikan berita dalam gaya yang diterima di media online. Selain itu, jurnalis dituntut punya keahlian untuk mengambil gambar atau fotografi yang juga dapat memperkuat berita yang ditulisnya. Kedua, ada kemungkinan untuk saling berbagi informasi antar media (content sharing) dalam sebuah ruang redaksi yang berkonvergensi dengan
99
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
97
dibantu oleh fasilitas pendukung. Informasi yang didapat dari hasil liputan dikirimkan ke dalam satu keranjang berita yang bisa diakses oleh semua jurnalis yang bertanggung jawab atas media yang berbeda-beda. Konten tersebut dapat selanjutnya diolah kembali sesuai dengan gaya penyajian masing-masing media. Selain itu, terdapat juga pengerjaan satu halaman surat kabar yang konten dan tata letaknya sama persis di surat kabar lain dalam sindikasi. Ketiga, penelitian dalam ruang redaksi yang berkonvergensi juga menemukan adanya penyatuan alur kerja jurnalistik, dengan alur kerja jurnalistik untuk satu media merupakan bagian untuk media lainnya. Alur kerja jurnalistik media online merupakan bagian dari alur kerja jurnalistik media cetak karena berita untuk online dipublikasi lebih dulu dan kemudian diproses kembali untuk ditampilkan dalam media cetak. Keempat, ditemukan adanya istilah rolling deadlines yang tidak membatasi pekerjaan jurnalistik berdasarkan tenggat waktu untuk dipublikasi melainkan semua berita dipublikasikan segera setelah selesai diproduksi. Kapanpun ada berita atau informasi terbaru, hal itu dapat langsung segera dipublikasi melalui media yang tersedia. Terakhir, ditemukan juga istilah newsroom 2.0 yang merupakan tipe ruang redaksi yang tengah mengalami proses ke arah konvergensi sempurna dengan penyatuan pada pembagian tugas serta peran para staf jurnalistik, penggunaan konten bersama, dan alur kerja yang menyatu. Ada redaktur yang bertanggung jawab atas media cetak dan ada yang bertanggung jawab atas media online. Namun, para peliput berita yang sama menyediakan konten bagi seluruh platform yang ada. 6.2. Implikasi Akademik Penelitian ini memperkaya penelitian terkait konvergensi dengan metode kualitatif berbasis studi kasus terhadap media di Indonesia. Secara teoritis tidak ada sumbangan baru dari penelitian ini. Akan tetapi diharapkan penelitian ini
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
98
memberi masukan untuk penelitian lain di masa depan terkait ide atau konsep tentang pola dan alur kerja jurnalistik yang menyatu serta tipe-tipe newsroom yang muncul dan perlu penelitian lebih lanjut. 6.3. Implikasi Praktis Ruang redaksi berkonvergensi menyatukan proses pembuatan berita untuk media cetak dan online sehingga ada tanggung jawab lebih besar bagi pekerja jurnalistik. Para pekerja jurnalistik dituntut untuk mampu membuat dan menyajikan berita baik untuk media cetak dan media online. Sementara itu, dalam proses pembuatan berita untuk kedua jenis media diperlukan fasilitas berbagi konten yang memudahkan pengiriman berita sehingga dapat segera diproses dan dipublikasikan. Fasilitas untuk berbagi konten ini sangat penting karena dapat menghemat sumber daya dan waktu. 6.4. Saran Akademis Saran akademis dari penulis adalah perlunya penelitian lebih lanjut tentang tipe-tipe newsroom yang berkonvergensi. Selain itu, diperlukan juga penelitian lebih lanjut tentang tema multi-skilled journalist, termasuk yang berkaitan dengan dampak tanggung jawab pekerjaan tersebut bagi para pekerja. 6.5. Saran Praktis Saran praktis yang dapat diterapkan oleh Bisnis Indonesia terkait content sharing adalah perlunya penyatuan secara teknologi yang lebih mendalam yaitu penggunaan keranjang bersama. Selama ini, para awak redaksi masih banyak yang menggunakan e-mail sebagai saluran distribusi berita dari reporter kepada redaktur. Namun, sebenarnya sudah tersedia situs keranjang berita yang dapat diakses tidak hanya oleh redaktur Bisnis Indonesia tetapi juga oleh awak redaksi dalam perusahaan lain yang tergabung dalam Bisnis Indonesia Group. Oleh karena itu, penggunaan keranjang berita ini harus lebih ditingkatkan.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
99
Selanjutnya, karena ada pembagian kerja yang menurut para pelaku tidak seimbang dan hanya memberatkan satu bagian saja. Seorang pengelola halaman bertanggung jawab atas dua halaman surat kabar dan tertekan oleh deadline sebelum koran dicetak. Sementara itu, redaktur pengelola berita di situs web tidak terpaku oleh deadline meski harus mematuhi pembagian jam berdasarkan giliran (shift). Oleh karena itu, disarankan adanya rotasi kerja agar pekerja jurnalistik yang bertanggung jawab atas media cetak dapat merasakan tanggung jawab atas media online, dan begitu pula sebaliknya. Dari segi teknologi keranjang berita bersama, diperlukan pengembangan terkait fitur atau aplikasi yang mendeteksi histori sehingga dapat diketahui pengguna yang mengambil dan mengubah konten. Sejauh ini para redaktur berkomunikasi melalui rapat atau berbicara secara langsung karena di dalam situs keranjang bersama itu belum ada fitur yang dapat mengetahui pengguna yang telah mengambil dan mengubah konten, hanya dapat terlihat pengguna yang mengunggah konten saja. Pengembangan ini diperlukan agar proses pengambilan berita lebih efektif dan mencegah adanya berita sama yang dipublikasi dua kali dalam satu edisi di satu platform. Saran praktis bagi pelaku jurnalistik di perusahaan media lainnya adalah terkait sumber daya manusia. Karena konvergensi membutuhkan jurnalis dengan berbagai keterampilan (multi-skilled journalist), maka para jurnalis disarankan mengikuti training atau pelatihan untuk menambah keterampilan selain penulisan berita, seperti pengambilan gambar untuk fotografi dan untuk video. Keterampilan tersebut akan berguna dalam penyajian berita yang tidak hanya berbentuk teks tulisan tetapi juga gambar, video, dan tampilan interaktif di dalam situs online. Pelatihan tersebut juga dapat mencakup penggunaan berbagai perangkat yang mendukung pekerjaan jurnalistik yaitu laptop, kamera video, kamera digital, serta aplikasi pemroses video dan gambar.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
100
DAFTAR REFERENSI
Albarran, A. B. (1996). Media Economics. Iowa: State University Press. Ariyanti, D. M. (2011). Konvergensi Parsial di Media (Studi Kasus Media Group). Jakarta: Universitas Indonesia. Bagdikian, B. H. (2004). The New Media Monopoly. Boston : Beacon Press. Bass, A. (1969). Redefining the gatekeeper concept: A U.N. radio case study. Journalism Quarterly , 59-72. Brooks, B. S., Kennedy, G., Moen, D. R., & Ranly, D. (1992). News Reporting & Writing, Fourth Edition. New York: St. Martin's Press. Crisell, A. (2002). An Introductory History of British Broadcasting. London: Routledge. Daymon, C., & Holloway, I. (2008). Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communication (Cahya Wiratama, Penerjemah). Yogyakarta: Bentang Pustaka. Djauhar, A. (2005). Bisnis Indonesia 20 tahun melayani dunia usaha. Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia. Doctor, K. (2010). Newsonomics. Twelve New Trends that Will Shape The News You Get. New York: St. Martin's Press. Dominick, J. (2005). The Dynamics of Mass Communication-Media in the Digital Age. 8th Edition. New York: McGraw-Hill. Dupagne, M., & Garrison, B. (2009). The Meaning and Influence of Convergence. A Qualitative Case Study of Newsroom Work at the Tampa News Center. Dalam A. E. Grant, & J. S. Wilkinson, Understanding Media Convergence. The State of the Field (hal. 182-203). New York: Oxford University Press. Dwyer, T. (2010). Media Convergence. Berkshire: McGraw-Hill. Fidler, R. (1997). Mediamorphosis. London: Sage Publications.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
101
Fisher, H. A. (2007). Developing Media Managers for Convergence. Dalam A. E. Grant, & J. S. Wilkinson, Understanding Media Convergence (hal. 135150). New York: Oxford University Press. Franklin, B., Hamer, M., Hanna, M., Kinsey, M., & Richardson, J. E. (2005). Key Concepts in Journalism Studies. London: Sage Publications. Gillin, P. (2011). newspaper death watch. Dipetik 10 31, 2011, dari http://newspaperdeathwatch.com/ Gomm, R., & Hammersley, M. (2000). Case Study Method. London: Sage Publications. Gordon, R. (2003). The Meanings and Implications of Convergence. Dalam K. Kawamoto, Digital Journalism: Emerging Media and the Changing Horizons of Journalism (hal. 57-74). Lanham: Rowman & Littlefield Publishers, Inc. Grant, A. E. (2009). Understanding Media Convergence . New York: Oxford. Grant, A. E., & Meadows, J. H. (2008). Communication Technology Update and Fundamentals, Eleventh Edition . Burlington : Focal Press. Harcup, T. (2004). Journalism: Principles and Practice. . London: Sage. Herbert, J. (2001). Practising Global Journalism. Oxford: Focal Press. Herrick, D. F. (2003). Media Management in the Age of Giants: Business Dynamics of Journalism. Iowa: Blackwell Publishing. Jenkins, H. (2006). Convergence Culture. New York: New York University Press. McQuail, D. (2005). McQuail’s Mass Communication Theory. London: SAGE Publications. Merriam-Webster Dictionary. (2011, Oktober 31). Dipetik Oktober 31, 2011, dari merriam-webster.com: http://www.merriamwebster.com/dictionary/journalism Meyer, P. (2009). The Vanishing Newspaper: Saving Journalism in the Information Age, 2nd ed. Missouri: University of Missouri Press. Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
102
Nabi, R. L., & Oliver, M. B. (2009). Media Processes and Effects. London: SAGE Publications. Negroponte, N. (2005). Being digital. London: Hodder & Stoughton. Newspaper Association of American. (2012, Maret 14). Advertising Expenditures. Dipetik Mei 18, 2012, dari Newspaper Association of American: http://www.naa.org/Trends-and-Numbers/AdvertisingExpenditures/Annual-All-Categories.aspx Organisation for Economic Cooperation and Development. (2010, Juni 11). OECD. Dipetik Mei 18, 2012, dari OECD.org: http://www.oecd.org/dataoecd/30/24/45559596.pdf Palmer, M. (2005, April 17). Dipetik May 18, 2012, dari broadcastpapers.com: http://www.broadcastpapers.com/whitepapers/PalmerCTNewsroom.pdf? CFID=23402847&CFTOKEN=bfe2982822f02e1-B59D37F0-96CE3CDE-3D89429A0957922D Pape, S., & Featherstone, S. (2005). Newspaper Journalism. London: Sage Publications. Pavlik, J. V. (2001). Journalism and the New Media . New york: Columbia University Press. Picard, R. G. (2002). The Economics and Financing of Media Companies. New York: Fordham University Press. Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia . Depok: Perfecta. Quinn, S., & Filak, V. F. (2005). Convergent Journalism. An Introduction . Oxford: Focal Press. Randall, D. (2007). The Universal Journalist, third edition. London: Pluto Press. Respati, W. (2009). Manajemen Redaksi Berita Televisi di Era Televisi Digital (Analisis Manajemen Redaksi Pemberitaan Liputan 6 SCTV). Jakarta: Universitas Indonesia. Rice, R. (1984). The new media: Communication, research and technology. Beverly Hills, CA: Sage.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
103
Riess, C. (2011, October). Dipetik 10 31, 2011, dari themediaonline: http://themediaonline.co.za/2011/10/world-association-of-newspaperstrends-report-reveals/ Safko, L. (2010). The Social Media Bible: Tactics, Tools & Strategies for Business Success, 2nd. New Jersey: Willey. Schantin, D. (2011). Dipetik May 20, 2012, dari wan-ifra.org. Senor, J. (2010). The Newsroom of Tomorrow: Two Innovation Strategy For Getting There. Dalam C. E. Erbsen, J. A. Giner, & M. Torres, Innovation in Newspapers 2010 World Report (hal. 10-15). Pamplona: Innovation International Media Consulting Group. Shoemaker, P. J. (1991). Gatekeeping. Communication Concepts 3. . London: Sage. Soria, C. (2008). The Core Business of a Media Company is to Maximize the Quality of Its Newsroom. Dalam C. E. Erbsen, J. A. Giner, & M. Torres, Innovation in Newspapers 2008 World Report (hal. 56-59). Pamplona: Innovation International Media Consulting Group. Straubhaar, J., & LaRose, R. (2008). Media Now: Understanding Media, Culture and Technology. 5th edition. Update. Belmont: Thomson Wadsworth. Surya, Y. (2010). Online Journalism in Indonesia. The use of Interactive Technology in Indonesia Online Newspapers. Saarbrucken: LAP Lambert Academic Publishing GmbH & Co. KG. Syahriar, A. (2007). Kajian Konvergensi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Van Hout, T., & Jacobs, G. (2008). News Production Theory and Practice: Fieldwork Notes on Power, Interaction, and Agency. International Pragmatics Association , 59-85. Vivian, j. (2007). The Media of Mass Communication, eighth edition. Boston: Pearson Education Inc. Ward, M. (2002). Journalism Online. Oxford: Focal Press. Wikan, A. (2009). Masa Depan Pers Indonesia: Tantangan Ekonomi Politik dan Teknologi. Jakarta: Serikat Penerbit Suratkabar.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
104
Wimmer, R. D., & R., D. J. (2011). Mass Media ResearchL An Introduction, Ninth Edition. Boston: Wadsworth Cengage Learning. Yoffie, B. (1997). Competing in the Age of Digital Convergence. Harvard Business School Press.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 1: Reka Penelitian
Reka penelitian No Konsep
Dimensi
1
2
3
4
5
Pola
Alur kerja
Alur kerja jurnalistik
Proses pengumpulan berita
Gambaran ruang redaksi
Indikator
Pertanyaan
Ditujukan ke
Sistem
Apakah ada sistem?
Redaktur
Cara kerja
Apakah ada cara kerja?
Redaktur
Struktur tetap
Apakah ada struktur tetap?
Redaktur
Tahapan
Apakah ada tahapan dalam pekerjaan?
Reporter, Redaktur
Aturan
Apakah ada aturan?
cetak
Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita cetak?
Reporter, Redaktur
online
Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita online?
Reporter, Redaktur
Umum
Bagaimana proses pengumpulan berita?
Reporter umum
Versi cetak
Bagaimana proses pengumpulan berita untuk versi cetak?
Reporter cetak
Versi online
Bagaimana proses pengumpulan berita untuk versi cetak?
Reporter online
fisik
denah
Bagaimana denah ruang redaksi?
Pemred
teknologi
Sistem jaringan
Bagaimana sistem jaringan di ruang redaksi?
IT
Content Bagaimana gambaran management
Pemred, IT
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 1: Reka Penelitian
system 6
7
Pembuatan berita
Konsep konvergensi
newsroom JIBI?
Versi cetak
Bagaimana proses pembuatan berita untuk cetak?
Redaktur cetak
Versi online
Bagaimana proses pembuatan berita untuk online?
Redaktur online
Bagaimana konsep konvergensi di Bisnis Indonesia?
Pemred
Prospek ke depan JIBI
Pemred
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 1: Reka Penelitian
Pertanyaan untuk Pemred: 1. Apakah terjadi penyatuan antara media cetak dan online di Bisnis Indonesia? 2. Bila ya, apakah penyatuan itu tercermin dari a. Struktur organisasi dalam ruang redaksi? Bila ya, tolong jelaskan b. alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi? Bila ya, tolong jelaskan. c. Bentuk ruang redaksi secara fisik? Bila ya, tolong jelaskan. d. Bentuk newsroom secara digital? Bila ya, tolong jelaskan. e. Tugas dan tanggung jawab personel? Bila ya, tolong jelaskan. 3. Apakah penyatuan itu terjadi juga antara Bisnis Indonesia dan anak perusahaan? 4. Bila ya, dalam hal apa saja? 5. Apakah penyatuan media-media yang tergabung dalam Bisnis Indonesia masih akan berkembang? 6. Bila ya, dari segi apa yang akan berkembang? a. Apakah dari alur kerja jurnalistik? Bila ya, tolong jelaskan b. Apakah dari struktur organisasi redaksi? Bila ya, tolong jelaskan c. Apakah dari ruang redaksi fisik? Bila ya, tolong jelaskan d. Apakah dari segi teknologi? Bila ya, tolong jelaskan Pertanyaan untuk Redaktur: 1. 2. 3. 4. 5.
Apakah ada sistem kerja di Bisnis Indonesia? Apakah ada cara kerja di Bisnis Indonesia? Apakah ada struktur tetap dalam bekerja di Bisnis Indonesia? Apakah ada tahapan (alur) dalam pekerjaan Anda? Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita cetak? a. Bagaimana alur peliputan? b. Bagaimana alur produksi? c. Bagaimana alur distribusi hasil (berita)? d. Bagaimana pengarsipan? 6. Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita online? a. Bagaimana alur peliputan? b. Bagaimana alur produksi? c. Bagaimana alur distribusi hasil (berita)? d. Bagaimana pengarsipan? Tambahan: apakah redaktur online bisa memberi penugasan reporter? Pertanyaan untuk Reporter:
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 1: Reka Penelitian
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Apakah ada tahapan (alur) dalam pekerjaan Anda? Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita cetak? Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita online? Bagaimana proses pengumpulan berita? Bagaimana proses pengumpulan berita untuk cetak? Bagaimana proses pengumpulan berita untuk online?
Pertanyaan untuk IT: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bagaimana sistim jaringan di ruang redaksi? Bagaimana gambaran newsroom JIBI? Bagaimana content management system Bisnis Indonesia? Bagaimana spesifikasi teknis JIBI? Berapa jumlah berita per hari? Berapa kapasitas JIBI? Berapa layer JIBI? Berapa jumlah pengguna akun dalam JIBI?
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 4: Daftar Kegiatan Penelitian
Nama Informan: DLE Jabatan: Reporter Investigasi untuk cetak Waktu: Tanggal 28 Mei 2012, pukul 12:30 Tempat: Kedai makan di Jl Mas Mansyur Pewawancara: Hanum (H) H: Apakah ada tahapan atau alur dalam pekerjaan? DLE: Ya, pasti ada. H: Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita untuk media cetak? DLE: Kalau reporter jelas dia akan pertama mencari berita di lapangan. Setelah dia mencari berita di lapangan kemudian dia akan sesampainya di kantor atau dia bisa bekerja di mana pun. Tahapannya begini, dia mencari berita di lapangan, ketemu narasumber untuk pada topik tertentu terus kemudian dia kalau di desk saya, aku akan menginvestigasi, berarti aku mencari narasumber yang tepat untuk tulisanku. Cuman semua pertanyaan di situ harus terjawab. Kemudian setelah itu semua bahan terkumpul, menuliskannya dalam bentuk artikel panjang atau kalau tidak dalam bentuk berita. Setelah itu ditulis, hasil tulisan itu kemudian disetorkan ke pengelola halaman. Pengelola halaman dalam hal ini bisa asisten redaktur ataupun redaktur kemudian dari merekamereka beritaku diedit memasuki tahapan editing, dan kemudian mereka yang akan menyelesaikannya untuk tahapan cetak atau koran yang akan terbit besok atau pada saat jadwal deadline investigasi itu harus keluar. H: Pengumpulan beritanya sendiri itu bagaimana prosesnya, mbak? DLE: Pertama, topik atau bahan yang akan ditulis itu bisa diusulkan oleh,,, kalau harian begini perbedaannya antara harian dan investigasi. Investigasi itu butuh waktu satu bulan atau paling cepet dua minggu. Kalau investigasi topiknya biasanya bisa diusulkan oleh rapat tapi bisa juga berdasarkan usulan reporter. Nah kalau untuk berita yang harus keluar besok untuk cetak day to day, biasanya akan dicari oleh reporter sendiri sesuai topik yang sedang hangat di lapangan. Nah tapi bukan berarti redaktur atau asisten redaktur tidak boleh memberikan insight, tetap saja akan memberikan insight tetapi kebanyakan yang akan mencari topik itu adalah reporter. H: Itu tadi buat ke cetak tapi adakah tulisan mbak Diena yang dipakai untuk online? DLE: Kalo dengan sistem investigasi dengan konvergensi itu untuk reporter berita harian yang dianggap tidak eksklusif itu diwajibkan untuk mengirim ke dot com [online]. Jadi berita yang entah itu [press] release atau berita bareng-bareng dengan reporter dari media lain itu wajib untuk disetorkan ke, reporter yang ada di lapangan wajib untuk menyetorkan ke newsroom sehingga nanti akan dicetakkan [dipublikasikan] ke online karena saat ini belum ada reporter khusus seperti kalo Kompas misalnya punya KCM yang punya tenaga khusus yang menangani online. Sementara kalo di Bisnis Indonesia, reporter cetak ya dipekerjakan untuk online juga. H: Mbak Diena ngirim beritanya itu ke mana? Ke email atau ke mana? DLE: Karena Bisnis sekarang menerapkan officeless, maka reporter untuk menghemat waktu dan sebagainya itu bisa mengirimkan lewat email. Dan memang sudah dibuat seperti itu sejak dua, tiga tahun yang lalu. Nah kalo dulu melalui e-mail pribadi kalo
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
sekarang pakai, kan Bisnis sudah mempunyai seperti dropbox itu tadi, di mana semua sudah harus masuk ke jibinews yang redaktur bisa mengambil dari basket-basket mana sesuai dengan kanal dan halamannya. H: Mbak Diena berarti pakai e-mail dari domain @bisnis.co.id? DLE: Ada dua. Aku selalu mencadangkan dua. Satu mengirim melalui e-mail bisnis, satu tetep melalui e-mail pribadi, untuk menjaga supaya jika terjadi namanya sistem kan kita gak tau online itu apalagi jaringan itu entah nanti down, atau gimana jadi aku tetap masuk melalui sistem biasa, tetapi juga mengirimkan dengan e-mail pribadi langsung ke akun e-mail pribadi pengelola halaman karena mereka sendiri juga meminta seperti itu. Jadi kalo semisalnya di sistem tidak terbaca setidaknya ada backup sehingga tidak perlu membuang waktu lagi untuk mengirimkan ulang. H: Berarti tujuan email itu ke siapa saja, mbak? DLE: Ditujukan biasanya ke pengelola halaman. Kalo pengelola halamanku umpamanya asred, maka aku mengirimkan ke asred. Tapi kalo pengelola halamanku redaktur, ya aku mengirimkan ke redaktur. H: Terus kalo untuk ke newsroom itu juga ga? DLE: Kalo ke newsroom itu aku melalui jibinews itu tadi. H: Langsung ke sana ya? DLE: Ya, jadi temen-temen yang ada di online bisa mengambil ke kanalnya masingmasing. H: Jadi mbak Diena pertama kirim e-mail, terus buka situs itu juga? DLE: He eh H: Jadi dua ya? DLE: He eh, ada dua kali pengerjaan. Sebenernya yang satu itu tidak wajib tapi in case terjadi ini drop terus gak bisa kebaca sistem jaringannya makanya redaktur biar amannya tetap dikirim langsung. Yang satu gak wajib cuma preventif lah ya. H: Tapi sudah diharuskan setelah sosialisasi itu? DLE: Iya sekarang harus pake itu. Tapi ya tetep aja, karena itu by system sementara kalo misalnya itu gak masuk melalui sistem itu kan pengelola halaman harus nelpon anak buahnya. Kalo anak buahnya ada di jalan atau di atas ojek misalnya, kan gak bisa buka laptop kalo pake blackberry mungkin masih bisa sending tapi kalo dia gak punya blackberry dan pake gadget lain dia kan harus turun dulu atau mungkin gimana kan butuh waktu. Jadi untuk amannya ya dia tetep punya cadangan untuk dikirimkan. Ya itu kan sebenernya gak wajib tapi itu preventif. Terus kan Bisnis deadlinenya maju, makanya itu membuang waktu kalo umpanya gak di cc-in ke ini. H: Berarti kalau mengirim ke pengelola halaman ya? DLE: He eh. H: Ke milis jibi juga gak? DLE: Itu juga tapi setahuku jibi itu sudah tidak berlaku lagi. Jadi semuanya sudah ke jibinews itu. H: Kalo untuk online, tetap redaktur ambil dari jibinews itu ya?
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
DLE: He eh. Kalo redaktur online itu bedanya dengan halaman itu, redaktur online itu bisa mengambil semuanya, lintas desk. Tapi kalo redaktur cetak sesuai dengan desknya yang diploting, gak bisa nyebrang. H: Mbak Diena sendiri pernah gak dapet order dari redaktur online yang gak pegang desk? DLE: Gak pernah. H: Jadi mereka cuma ambil saja ya? DLE: Tapi kata Bang Lay, redaktur online itu punya kewenangan untuk meminta reporter di lapangan untuk mencari berita sesuai dengan ini, jadi umpamanya detik, kompas dapet berita ini tapi kok kita gak dapet. Nah itu dia bisa nelpon reporter tertentu untuk “ayo cepet di online”. Dia itu berhak untuk nanya apa ini terlambat, belom dikirim, alasan belom dikirim kenapa. H: Bang Lay itu ya? DLE: Iya Bang Lay bilang begitu. Jadi aku tanya Bang Lay untuk yang itu. Soalnya aku dulu pernah ketika tes asred aku ditanya “kalo kamu di dot com gimana? Kalo kamu punya anak buah yang susah gimana?” terus aku cuma bilang “Loh punya kewenangan gak asred online untuk meminta reporter di cetak yang punya kewajiban untuk report ke bosnya di cetak? Kan kalo tidak jelas, anaknya bingung dan kita mencampuri urusan ini. Adakah? Disosialisasikan ga?” Kata Bang Lay itu bisa. Tapi mekanismenya aku belum tau. H: Berarti aku nanti tanya Bang Lay untuk yang ini? DLE: He eh. H: Untuk yang email tadi. Alamat yang ditujukan adalah ke redaktur... DLE: Ke redaktur pengelola halaman, bisa asred atau redaktur. H: Tidak perlu cc ke yang lain, jibi juga gak perlu? DLE: He eh. H: Okay, terima kasih, mbak.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Nama Informan: IAA Jabatan: Reporter Online Komunikasi melalui e-mail tanggal 29 Mei 2012 1. Bagaimana alur kerja jurnalistik dalam pembuatan berita cetak? a. Dari mana idenya? Baca koran, lihat berita online, lihat website keterbukaan informasi dari otoritas pasar modal (Bapepam-LK) dan otoritas bursa (PT Bursa Efek Indonesia), dari Kementrian Keuangan, dari informasi pelaku pasar (individu dan asosiasi), dari informasi otoritas lain seperti DPR dan pemerintah lain. Asosiasinya termasuk Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (APPMI), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dll. b. Dari mana datanya? Dari Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia, dari pelaku pasar modal (individu dan asosiasi), mengolah dan rekap data sendiri. c. Siapa saja nara sumbernya? Ketua, kepala biro, dan pegawai Bapepam-LK; direksi dan manajemen Bursa Efek Indonesia; dari pelaku pasar modal (individu dan asosiasi). d. Bagaimana penulisannya? Biasanya 3.000 karakter, dibuat pada sore hari ketika mendekati deadline untuk memberi waktu pengolahan isu berita yang akan ditulis. e. Apa gaya penulisannya? Analitis, dalam, sehingga kualitasnya panjang dan beberapa kali berbentuk feature baik rutin (tentang analisis emiten) maupun tematik. Lebih banyak menganalisis dibandingkan dengan dotkom, terkadang untuk berita cetak harus menelepon narsum tambahan atau tambahan komentar pihak lain termasuk analis untuk memperdalam kualitas berita. 2. Bagaimana proses kerja jurnalistik dalam pembuatan berita online? a. Dari mana idenya? idem b. Dari mana datanya? idem c. Siapa saja nara sumbernya? idem d. Bagaimana penulisannya? Singkat, langsung, cepat. Kadang memperkaya database dengan definisi istilah pasar modal. e. Apa gaya penulisannya? Straight news saja. Sedikit feature pada definisi istilah. Kalau berita dotkom kecepatan update berita yang dikedepankan, lalu banyaknya karakter dalam satu berita yang lebih sedikit yang juga berpengaruh pada penurunan kualitas, yang akhirnya berpengaruh juga pada kuantitas berita yang dibuat yang lebih sedikit dari berita cetak.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
3. Bagaimana proses teknis pengiriman berita di berita cetak? a. Bagaimana struktur hierarki dan atasan di kantor? Beberapa reporter melapor kepada seorang asred sebagai operator, nantinya asred melaporkan hasilnya kepada seorang redaktur dan seorang redpel. b. Bagaimana teknis pengiriman? Berita diolah dan dikirim paling lambat deadline, sekitar jam 5, kemudian diolah asredredaktur-redpel. c. Teknik mencetak berita? Diolah lagi ke bagian foto, bahasa, ke setting/layout, lalu ke percetakan. 4. Bagaimana proses teknis pengiriman berita di berita online/dotkom? a. Bagaimana struktur hierarki dan atasan di kantor? Saya yang reporter dotkom (kebetulan reporter dotkom hanya berdua) melapor kepada dua asred-redaktur dan keduanya beserta asred-redaktur lain bertanggung jawab kepada seorang redpel. b. Bagaimana teknis pengiriman? Tinggal di-email ke alamat [email protected] dan [email protected]. c. Teknik mencetak berita? Tinggal di-upload asred-redaktur menggunakan fasilitas jaringan, yang kadang-kadang tidak berfungsi karena kualitas jaringan kurang maksimal. Berita juga kurang update karena berita terlambat di-upload bahkan sampai berjam-jam atau bahkan tidak diupload jika terlalu banyak berita yang masuk. Kadang semua orang bisa meminta tolong dibikinkan berita kepada reporter dotkom, baik dotkom, edisi khusus, atau bahkan cetak. Semuanya mengacu pada kualitas yang sudah ada, tidak ada quality control yang jelas, transparan, dan pasti terhadap isu dll. Kurangnya komunikasi antara reporter dan atasan, terkadang bahkan reporter dibebaskan untuk mencari berita apa saja sampai dapat yang bagus tanpa memperdulikan prosesnya, dan tinggal ditunggu beritanya sampai ke atasan di kantor sebelum jam-jam deadline (untuk versi cetak). Atasan di kantor tidak bersedia liputan luar kantor, hanya bersedia liputan luar kota atau luar negeri, kurang menghargai profesi sebagai reporter. Sebagai penulis, jarang ada atasan yang kualitasnya di atas sekali karena kebanyak berhenti menulis ketika tidak lagi menjadi reporter lapangan. Sebagai salah satu jalan keluar yang sudah pernah dilakukan hingga saat ini adanya milis untuk reporter sehingga semua reporter saling mengetahui berita apa yang sudah ditulis rekan lainnya. Untuk dotkom, tidak adanya quality control terlihat dari kurang jelasnya arah Bisnis.com yang kurang berniat mengembangkan isu utama yaitu ekonomi apalagi bursa, terlihat dari minimnya sokongan IT dan SDM yang terkesan seadanya.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Salah satu buktinya adalah berita non-ekonomi sangat diperhatikan dan didorong sebagai pendongkrak jumlah pembaca. Hal itu menjadi semakin menjadi ketika berita pasar jarang diupload dengan cepat dan kurang greget. Keseluruhan pekerjaan di kantor tidak didukung penuh, tetapi hanya memperhatikan hasil akhir dan tidak memperhatikan proses yang menjadi rantai penghubung antara pekerjaan individu dan berita sebagai hasil akhir.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Nama Informan: LN Jabatan: Redaktur Pelaksana Newsroom Online Waktu: 7 Juni 2012 Pukul 20:03 Tempat: Ruang Kerja Redaktur Pelaksana Newsroom di Lantai 7 Wisma Bisnis Indonesia Pewawancara: Hanum (H) [LN sebelumnya mendapat daftar pertanyaan melalui e-mail, sehingga sudah menyiapkan jawaban ketika pewawancara datang. ] LN: Bagaimana alur kerja di Bisnis? Ini saya sudah siapkan. Bagaimana rapat perencanaan, di rapat ini kita membuat budget untuk berita-berita besok. Nah itu reporter ditugaskan untuk mencari berita namanya proses reportase. Kalau sudah melakukan reporting mereka lapor kepada redakturnya. Dalam rapat budget dilaporkan berita yang didapat adalah ini, ini, ini... Kemudian prosesnya adalah dia membuat beritanya. Setelah berita dibuat, kemudian dikirim kepada redakturnya untuk proses editing. Setelah editing selesai, masuk ke dalam proses produksi, setelah produksi kemudian proses layout di Macintosh. Kamu nanti ikut piket ke bawah ya, biar nanti menjawab pertanyaan ini. H: iya. LN: Piket di sana kamu akan melihat berapa banyak yang bekerja untuk melakukan proses pra-produksi. Sesudah pra-produksi lalu masuk dikirim ke printing company atau percetakan. Nah ini kalo proses yang tradisional dengan montase tapi kita punya yang namanya CTP, yaitu Computer to Plate. Setelah platnya sampai sini baru masuk ke percetakan. Dari percetakan lalu ke distribusi baru sampai ke pembaca. H: Saya perlu tahu hanya yang di dalam ruang redaksi saja. Bagaimana alur perencanaan? LN: Ya itu tadi ada rapat. H: Itu jam berapa? LN: Itu jam 18:30 malam, yang tadi sudah saya lakukan. Nah itu rapat perencanaan dimulai dari inisiatif reporter. Reporter membuat apa yang akan dilakukan besok atas arahan redaktur. Kalo sudah dimasukkan dalam budget. Dimulai dari arahan redaktur, reporter membuat budget berita nanti disiapkan dalam rapat perencanaan itu. Alur liputannya... Ya alurnya adalah masing-masing reporter mempunyai spesialisasi sebenernya tapi yang baru itu umumnya mereka dapat desk. Ada yang di desk finansial, ada yang di desk sektor riil, dan desk umum. Alur produksi berita... ya itu sudah saya jelaskan tadi. H: Kalo reporter sudah liput berita apa yang kemudian dilakukan? LN: ya itu dapat feedback dari redakturnya, apakah sudah lengkap atau belum, ada yang salah atau tidak, adakah yang perlu dikembangkan. Itu masuk dalam alur pembuatan berita. H: Editing juga di situ ya?
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
LN: Ya sebenernya itu face-to-face seperti kamu sama saya. Ada yang kurang segala macem ya kamu dampingi. Kita ini kan menjual kata-kata jadi tidak boleh ada satu katapun yang salah. Tidak boleh satu hurufpun yang salah. Jadi harus tahu yang ini yang ideal, yang ini yang sudah lengkap sesuai dengan kaidah jurnalistik. H: Itu kalo misalnya reporternya mobile, di lapangan saja, bagaimana mereka mengirimnya? LN: ya mereka mobile itu kan hanya mekanisme kerja yang kita terapkan di sini untuk mempercepat proses pengumpulan berita dan meningkatkan produktivitas. Tapi dalam pembinaan tetap harus datang ke kantor. Proses mobile itu buat kamu supaya cepat menyampaikan informasi. Ketimbang harus ke kantor buat berita, begitu mendapat berita segera melaporkan. H: Nah itu yang saya ingin tahu. Itu buat cetak dan online berlaku sama? LN: prosesnya ada di sini. [LN menjelaskan sambil memperlihatkan diagram di komputernya. Diagram tersebut juga dilampirkan dalam penelitian ini] di cetak saat ini prosesnya reporter melaporkan hasil liputan untuk koran. End process adalah pada saat redaktur membawa berita ke layout atau produksi. Sedangkan untuk online, end process ada pada saat redaktur upload berita ke CMS untuk ditayangkan. H: Kalo yang online ini ada strukturnya juga ga? Apakah masing-masing redaktur punya anak buah? LN: ya sebenernya seluruh reporter itu di bawah online karena mereka mengirim berita ke online. Namanya online first. Setiap berita pertama kali dikirim ke online, gitu. Cuma dalam pembinaan di sini kan masih dalam proses integrasi, mereka di bawah koordinasi redaktur cetak. H: Kalo redaktur online bisa menyuruh reporter? LN: Bisa. Karena struktur itu semua bertanggung jawab pada pemimpin redaksi. Pemimpin redaksi mengkoordinasi redaktur pelaksana. Redaktur pelaksana mengkoordinasi seluruh redaktur. Walaupun saya menangani online, tapi untuk operasional cetak, saya ikut bertanggung jawab. Contohnya hari ini. Mereka yang halamannya belum ada yang handle, kita harus tau siapa yang handle. Nah para redaktur online juga begitu. Ketika mereka melihat perlu ada yang dikembangkan ya minta pada reporter. Saat ini yang sudah jalan ada beberapa wartawan di bawah struktur online. Ada Irvin, Irsaad, Linda Silitonga, Dadan, Mbak Fitri. Jadi ada lima orang. Idealnya begitu, tapi kan gak mungkin semua di bawah online karena masih ada keterbatasan dan masih dalam proses integrasi. Nah proses integrasi itu menarik karena inilah satu-satunya media di Indonesia yang relatif berhasil dalam mengembangkan integrasi. H: Nah itu yang saya ingin tau tentang integrasi. LN: Di Kompas itu integrasi awalnya ingin melakukan integrasi online dengan cetak. Tapi dalam implementasinya dia susah sehingga mereka rekrut sendiri untuk online, untuk cetak jalan sendiri. Tempo juga begitu, akhirnya mereka putar. Misalnya kamu di online, besoknya pindah ke cetak, udah itu pindah ke majalah. Gak bisa di situ merangkap
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
difokuskan ke integrasi. Kalo kita ini dengan proses yang cukup lama di tahun kedua, reporter cetak adalah reporter online. H: Online juga ya pak? LN: ya karena mereka mengirim berita ke online dulu baru ke edisi online melalui jibinews. H: Cerita tentang jibinews itu sebenarnya apa sih pak? LN: Semacam basket dari newsroom. Jadi semua berita masuk ke dalam newsroom yang bisa diambil oleh siapa saja. Oleh bisnis.com, kabar24.com, solopos, harian jogja, atau Bisnis Indonesia cetak, oleh edisi Bahasa Inggris, oleh media lain yang akan kita punya nanti. Satu berita yang dibuat oleh reporter bisa dimuat di sepuluh media dalam grup, termasuk media berbahasa Mandarin. H: saya kira itu sudah milik orang lain. LN: Tapi kita masih punya saham di sana. Terus ada lagi radio, jogjafm. Misalnya ada berita dari kamu tentang kenaikan harga emas yang menarik, dia akan langsung ambil. H: Soal distribusi berita itu. Reporter kirim beritanya ke mana? LN: ke newsroom melalui jibinews. H: Apakah ada pembagian mana untuk cetak mana untuk online? LN: Semua untuk online. Cetak akan mengambil dari online kemudian memperkaya dengan data dan analisa. H: Jadi ditambahkan lagi? LN: iya itu kewajiban redaktur edisi cetak. H: terus sekarang reporter itu bertanggung jawab ke edisi cetak? LN: Dia itu di bawah koordinasi binaan dan bimbingan dari para redakturnya. Itu soal job desk aja, tapi kalo sistem, sebenarnya bertanggung jawab pada seluruh redaktur. Jadi tidak ada pemisahan, itu namanya terintegrasi. Contohnya Bang Martin, dia pegang online tapi dia garap cetak. Dia punya reporter bertanggung jawab atas edisi online dan cetak. Dan semua begitu. Cuma untuk penajaman, saya minta Bastanul misalnya Anda fokus di sini, kepala Anda satu untuk online saja. Oh di sini ada Mas Gajah, Anda fokus di cetak tidak berpikir soal online. Di sisi lain, ketika edisi cetak ada yang kosong, redaktur online akan mengcover itu. H: Bisa ya pak? LN: oh bisa. Dan itu sudah berlangsung dan itu kenyataannya. Contohnya hari ini halaman komoditas redakturnya Mas Argun lagi keluar, kemudian ditangani oleh Mas Yus. Sekarang ditangani oleh Pak Bayu. Gantian aja siapapun karena sistem udah jalan kita gak ada masalah. H: terus untuk pengambilan berita ke online dulu ya, pak? Terus ditambahin... LN: diperkaya, baru ke cetak. H: Kalau seperti itu berita di online dan cetak itu... LN: beda. H: tapi kemungkinan sama? LN: Ada juga. Gak apa-apa juga karena pembacanya kan beda.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Pembaca beda gimana pak? LN: Pembaca cetak dan .com itu beda. Tidak semuanya sama, jadi ada irisan. Pembaca online itu umumnya generasi anak-anak yang lebih muda. Dan ternyata itu lebih banyak pembacanya ketimbang edisi cetak. H: Berarti satu reporter bisa buat berita untuk berbagai platform, online dan cetak? LN: ya itu kan tadi sudah saya jelaskan. Bukan hanya itu tapi juga radio soloposfm dan radio star jogja fm. H: Kalo foto gimana pak? LN: Sama. Produk informasi adalah foto, berita dan ilustrasi. Berita diproduksi oleh reporter, foto oleh fotografer, hasil ilustrasi dibuat oleh para artistik. H: Di sini apakah ada rapat koordinasi antar cetak dan online? LN: Setiap hari kita kan rapat perencanaan. Itu dari online datang. H: Itu yang jam.. LN: pagi, jam 11. Dia harus memberikan informasi bagaimana perkembangan berita dari pagi sampai jam 11 itu. Karena begini, [LN kembali menjelaskan menggunakan grafik di komputernya]. Ini kan perencanaan. Di dalam rapat ada budget, budget berita. Mari kita ke ruang rapat biar kamu lebih jelas. [kami pindah ke ruang rapat yang terletak di depan ruang kerja LN] LN: apa yang diproduksi dari rapat perencanaan itu. H: jadi rapat perencanaan yang jam 11 itu? LN: Bukan itu sudah evaluasi. Perencanaan itu jam tadi setengah 7 itu. [LN memanggil staf sekretariat untuk menyalakan komputer di ruang rapat] H: Repot ini ya pak? LN: gak apa-apa kamu ikut semua proses sama saya jadi semua terjawab. Piketnya kayak apa, perencanaan kayak apa. Ini perencanaan kan teorinya. Nanti kita turun piket, kamu bisa sambil tanya-tanya. Nanti balik lagi ke teori. H: Batasan saya hanya yang di ruang redaksi. Ini masih di ruang redaksi kan? LN: ya masih. H: sebenarnya masih ada pemisahan gak antara cetak dan online? LN: tidak ini kan integrasi. Kamu sudah tanya AB [pemred] belum soal integrasi? Karena ini harus satu suara. [LN menunjukkan folder budget berita dan naskah hasil rapat perencanaan yang dilakukan sebelum wawancara ini. LN juga menjelaskan isu-isu yang akan diangkat pada surat kabar yang terbit dua hari dari tanggal wawancara dilakukan] Nah itu tadi rapat perencanaan yang dihadiri oleh para redaktur pelaksana. H: Ini yang ikut dari cetak saja atau dari online juga? LN: semua redaktur, gak ada online cetak, semua sudah terintegrasi. H: apakah redaktur yang di sini [penulis menunjuk ke arah para redaktur online] ikut semua? LN: mereka ikut diwakili saya. Kalau kondisinya peak, lagi padat ya mereka hanya memberikan isu. Tapi sering, tadi juga Bang Martin ikut rapat. H: gak diwajibkan ya?
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
LN: wajib, tapi yang penting kan isunya ada. Bagaimana mekanismenya berjalan dengan baik ya ada pembagian juga. Tidak semua ikut rapat redaksi karena mereka harus mengupload. [LN kemudian mengajak penulis berjalan ke ruang macintosh (lay out) di lantai 6 Wisma Bisnis Indonesia untuk mengamati proses editing koran oleh redaktur berita dan reporter yang sedang piket] LN: [berbicara kepada seorang reporter yang tengah piket malam itu sambil menunjukkan dummy koran] Cek berita edisi kemarin, eh hari ini, jangan sampai ada yang dobel dengan edisi besok. Karena itu sering sekali terjadi. Nanti bandingkan, contohnya ini Panorama belum dimuat kemarin. Tapi begitu ada yang sudah dimuat kemarin, langsung kasih tahu saya atau redaktur lain yang piket hari ini. Siapa lagi yang piket hari ini? Mas SWI. Mas SWI piket ya, sama siapa lagi satu lagi? SWI: Mas Gajah. LN: nanti kalau ada berita yang sama dengan hari ini, langsung kasi tahu mas SWI atau mas Gajah. H: tadi disuruh cek berita jangan sampai ada yang sama. Apakah sering terjadi seperti itu? LN: He eh karena yang ngecek kan beda. Ini halaman ada 32 halaman, redakturnya ada 16 sedangkan isunya bersinggungan. Misal berita IT yang Ratna buat itu ada kasus hukum sedang diadili di pengadilan tata niaga. Itu juga muncul di Hukum Bisnis tapi angle-nya sama, bisa jadi dobel. H: Kalau angle-nya beda gimana pak? LN: kalo beda, kita buat berita terkait. Yang Ratna buat soal produksinya, yang Swantin buat soal hukumnya dengan tulisan “berita terkait di halaman IT”. Sedangkan di berita Ratna “berita terkait di halaman 11 Hukum Bisnis.” [LN menunjukkan koran dummy] H: Sering ya pak, seperti itu? LN: Hm, relatif... jarang. Selama 4 bulan ini ada 2 atau 3 kali, termasuk berat. Terutama dobel edisi kemarin dan sekarang atau di halaman beda. Sering terjadi hari Sabtu dan hari Senin karena hari Sabtu yang nanganin orang lain, hari Senin yang nanganin orang lain. H: kalo dalam satu edisi ada berita yang sama? LN: ini tanggung jawab kita yang piket malem ini. Gitu, makanya dicek satu-satu. Reporter ngecek, redaktur ngecek lagi sebelum pulang dipastikan adakah yang dobel atau ga. Kalau Ada, itu tanggung jawab dia. [Setelah memantau tugas piket di lantai 6, LN kembali mengajak penulis ke ruangannya di lantai 7] H: Saya ingin tahu teknis pengiriman berita. Reporter mengirim berita melalui e-mail, itu alamat to atau tujuannya itu ke mana? LN: Jibi aja, [email protected] H: Itu e-mail atau website?
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
LN: e-mail [email protected]. Ini nanti teman-teman editor bisa melihat. Di sini mereka juga bisa melihat ada spesialisasi. Misalnya dari sektor finansial atau moneter. Nah dari sini mereka akan ambil, misalnya berita finansial, nanti langsung diambil oleh Pak Rustam. Berita yang ini soal proyeksi market award, diambil oleh Yusran. Berita properti nanti diambil oleh Mas Tarno. H: ini berarti milis ya, pak? LN: bukan ini jibi. H: tapi ini alamat e-mail kan, pak? LN: iya. H: berarti yang bisa melihat... LN: ya hanya orang yang memiliki akses saja. H: berarti yang bisa buka hanya redaktur? LN: enggak. Yang bisa buka awak redaksi. Seluruh awak redaksi. H: tapi apakah reporter bisa melihat? LN: bisa. Bentar konfirmasi sama yang punya. [menelepon sekretaris redaksi]. Apakah reporter diberi akses? Ya. Bisa. H: berarti ini kan milis, basisnya e-mail ya, pak? LN: iya H: kalo jibinews.net itu gimana, pak? LN: basket, newsroom, basket berita yang ada di dalam ... yang digunakan oleh kita. Karena ini basisnya website. [LN membuka situs www.jibinews.net kemudian mendapat panggilan telepon di mejanya] oh, jadi reporter tidak bisa melihat secara keseluruhan, dia hanya bisa melihat berita yang dikirimkan olehnya. [LN mencoba mengakses situs tersebut dengan mengetik username dan password, tetapi lupa password. Setelah mencoba beberapa kali baru bisa dibuka] LN: iya, sudah lama tidak dibuka. Kalau pun dibuka... Nah ini newsroom kita. H: Pak, tadi yang reporter kirim itu kan ke e-mail, jadi belum masuk ke sini? LN: iya. Sebenernya nanti ke mari. Per 1 Juli nanti sudah tidak ada yang lewat e-mail. Nanti ke sini semua. H: Soal itu nanti disosialisasikan ke mana? LN: Kepada awak redaksi. Nanti dijelaskan di rapat bahwa kita diwajibkan oleh pimpinan untuk menggunakan jibinews. Kedua, nanti kita akan mendapat e-mail blast. Semua awak redaksi punya username dan punya password. H: Bapak aja tadi lupa ada yang e-mail dan yang ini. Berarti bapak lebih sering pakai... email itu. LN: yang jibi iya. Tapi seharusnya memang ke sini. H: Kenapa bapak lebih sering lihat yang e-mail? LN: Ini kan produk yang baru sementara orang-orang itu sudah familiar dengan yang [email protected]. Nah teman-teman masih menggunakan itu. Sekarang kita sosialisasikan, kita ingatkan supaya menggunakan ini.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Adakah hal lain mereka tidak menggunakan ini karena kan sebenarnya mereka sudah diberi tahu lewat e-mail juga. Ada hal lain mereka masih pakai yang lama? LN: Biasa karena mereka sudah ter... habit aja. Ada sesuatu yang baru jadi agak sulit untuk diterapkan pada awalnya. Tapi pada akhirnya akan mudah. Ini juga CMS, content management system sudah berapa kali kita buat. Ini sudah 5 kali berubah. Tapi pada hari H-nya, ya jalan juga. Tapi ini terus kita ingatkan. H: ini teknis ya pak, yang lama itu e-mail, yang ini website. Apakah ada perbedaannya? LN: ada. Kalo pakai jibi itu teman-teman sudah terbiasa nge-tab. Tapi kalo yang website ini kan dicek satu-satu. H: Redaktur online kan banyak, mereka bisa lihat kalau di e-mail ini sudah terambil. Kalo di jibinews gimana? LN: sebenarnya gak ada masalah, pada akhirnya nanti akan begini. Kita ini kan satu grup. Kalo yang tadi itu kan internal di Bisnis Indonesia. Solopos gak tau. H: Apakah reporter tau kalau beritanya sudah sampai atau belum, sudah diedit atau belum di jibinews.net ini? LN: Ini yang perlu disosialisasikan, agak sulit karena ini yang perlu diintegrasikan. Kalo yang ini mereka belum tahu. Tapi kalau mereka melaksanakan sebenarnya gak masalah. Karena belum banyak yang gunakan umumnya mereka belum familiar dengan yang ini. Tapi begitu dilaksanakan padi hari H-nya nanti, mungkin penyesuaian satu atau dua hari. H: Kalo redaktur online ini ada pengkhususan gak? LN: ada. Ada spesialisasi. Bang Martin itu pegang sektor riil, tetapi ketika sektor moneter perlu dicover, dia langsung handle. Gak berpikir “oh ini bukan bagian saya” mereka sudah berpikir menyeluruh. Yang penting .com sudah mendapat berita yang update. Mereka punya spesialisasi tapi mereka mampu juga menggali isu-isu non-spesialisasinya. H: Di sini ada shift atau jadwal kerja? LN: ada. Jadi kita punya core informasi adalah ekonomi dan bisnis. Kita kan 24 jam, yang pertama itu jam 6 pagi, jam 6 pagi itu sudah mulai dengan berita-berita market. Itu ada 24 berita wajib yang harus diupload oleh news editor yang masuk pagi. Ada berita wajib mulai jam 6 di mana orang mulai fokus pada perkembangan pasar. Maka yang masuk pagi itu punya spesialisasi di pasar modal, seperti Pak Bastanul, Ibu Silvy yang pegang sosial media. H: pembagian shift itu pagi terus... LN: siang jam 2. Itu juga ada yang memahami sektor riil, ada yang sektor moneter. Pagi tadi ada Bastanul, Rani. Rani spesialisasi di sektor riil. Bastanul di sektor moneter pasar modal dan perbankan. Siang lagi ada tambahan di sektor moneter, ada Mas Fahmi, Bang Martin, Mas Tarno. Ada yang lintas sektoral. Misal Mas Api di teknologi tapi nanti dia di sektor riil. H: siang jam 2 kemudian jam... LN: Jam 10 malam H: sampai jam berapa? LN: sampai pagi, jam 6.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Harus ke kantor juga? LN: nggak, gak harus ke kantor. Bangun pagi aja kan pagi-pagi mereka langsung kerja. Mobile. Bastanul itu datangnya siang tapi dari pagi sudah upload berita. Tapi ada yang back up pagi itu di kantor ada Mas Tarno. Jadi mereka itu saling mengisi. Nanti kalo bisa mobile, ya mobile semua pada akhirnya. Tapi karena dalam pengembangan kita masih perlu diskusi di kantor. H: Yang tadi di jibinews itu kan belum kelihatan editor mana yang ambil ini. LN: ya pasti ada keunggulan dan ada hal-hal lain yang perlu kita cermati... oia, tadi sudah sampai proses ini ya. Itu sudah masuk ke online. Terus seleksi dan kompilasi. H: itu maksudnya apa? LN: Jadi kalo sudah masuk ke jibinews.net. Kita kompilasi, itu mau masuk ke kanal yang mana. Misal berita mau ke perbankan. Kita klik new article kemudian kita pilih market and finance, kita pilih jadi perbankan. Kita tulis siapa reporternya, kemudian kita tambahkan fotonya, kemudian kita publish. Nah itulah namanya selective upload ke online. Udah selesai publish. H: kompilasi maksudnya apa nih, pak? LN: semua berita itu tidak lengkap jadi harus ada yang ditambahkan. Itu tugas dari seorang news editor yang fungsinya pertama editing, setelah editing melakukan seleksi, setelah seleksi melakukan kompilasi, setelah kompilasi dia meng upload, sebagai uploader. Jadi fungsinya dia tidak semata-mata sebagai uploader tapi editor. H: kemudian budget print itu rapat lagi? LN: iya itu rapat siang. Dari online juga memberi isu, “Silvy, isunya apa aja” kemudian tanya ke Bang Martin, Api. Setelah itu jam 4 rapat final untuk menentukan edisi besok. H: yang lama masih digunakan? LN: enggak ini yang baru. Dulu kan saya membicarakan sebelum ada terintegrasi. H: lebih simpel ya pak? LN: iya, Lebih canggih. Lebih cepat. Jadi ini yang lama, ini yang sekarang. H: Tadi kan ada foto, reporter harus ngirim foto juga gak? LN: ya kan ada berita dan foto. Misal kamu liput berita capital market award terus ambil foto. Nah kita pilih foto yang terbaru. H: kalo sekarang bagaimana, pak? LN: kalo saya ya langsung saya kirim. Pake blackberry aja bisa kok. Tapi sekarang belum optimal, ada fotografer ya kita yang mengkompilasi tadi. H: pak saya minta ini ya [gambar newsflow] LN: iya nanti saya kirim e-mail.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Nama Informan: WIW Jabatan: Redaktur Pelaksana Kompartemen I Waktu: 8 Juni 2012 Pukul 14:30 Tempat: Ruang Kerja Redaktur Pelaksana Kompartemen I di Lantai 7 Wisma Bisnis Indonesia Pewawancara: Hanum (H) H: Mas Wisnu, tolong jelaskan jabatan sekarang dan tanggung jawab Anda. WIW: Sekarang saya menjabat, memegang posisi sebagai redaktur pelaksana, di Bisnis Indonesia, itu yang membawahi tiga desk yaitu bursa, perbankan dan makro. Tanggung jawab saya itu yang pertama melakukan koordinasi untuk isu berita di harian cetak Bisnis Indonesia. Yang kedua itu memimpin rapat, yaitu rapat siang dan rapat sore. Jadi di sini ada dua rapat, siang pukul 11:00 untuk merencanakan berita di edisi keesokan harinya. Rapat sore pukul 4:00 untuk menentukan berita-berita apa saja yang layak untuk HL halaman 1 dan dua item berita untuk keesokan harinya di halaman 1. Kemudian saya juga bertanggung jawab koordinasi pengawakan di kompartemen saya yaitu di kompartemen I. Pengawakan dalam hal ini apabila ada awak redaksi yang cuti atau sakit atau penugasan ke luar negeri itu akan dicarikan gantinya dengan back up awak redaksi dari bisnis.com. H: secara struktur di bawah Mas Wisnu ada tiga desk ya? WIW: Di bawah saya ada tiga desk yaitu bursa, perbankan dan makro. Di bursa ada dua yang bertanggung jawab sebagai orang pengelola halaman satu redaktur dan satu asred. Di desk perbankan ada satu yang bertanggung jawab yaitu asisten redaktur dan di makro ada satu asisten redaktur. H: Kalo di atas Mas Wisnu siapa? WIW: Di atas saya, saya bertanggung jawab kepada pemimpin redaksi dan wakil pemimpin redaksi Bisnis Indonesia. H: Terus kalo alur kerja jurnalistik mulai dari perencanaan? WIW: Perencanaan itu malam untuk keesokan harinya itu disusun dari budget berita, dan disampaikan maksimal pukul 6:30 malem. Itu untuk perencanaan budget keesokan harinya di folder budget berita. Kemudian oleh sekretaris redaksi bugdet tersebut dimasukkan ke budget berita untuk keesokan harinya. Jadi untuk budget bursa keesokan harinya itu dimasukkan ke misal budget desk bursa. Jam 6 malam itu redaktur pelaksana melaksanakan rapat perencanaan atau rapat malam tugasnya melihat dari seluruh budget yang ada dari semua desk dan melihat apa yang paling kuat untuk HL keesokan harinya. Itu dari perencanaan. Kemudian keesokan harinya redaktur pelaksana melakukan rapat budget. Jadi dari rapat yang malam itu akan dilihat sampai sejauh mana prosesnya hingga pukul 11 siang berita yang diperoleh. Nah itu juga tidak menutup kemungkinan para redaktur dan asisten redaktur pengelola halaman itu juga wajib menyampaikan perencanaan yang paling kuat untuk halaman 1 keesokan harinya. Itu dalam rapat jam 11. Biasanya dalam rapat jam 11 ini bentuk berita ini belum matang jadi masih mentah Karena masih diperlukan segala macam misalnya konfirmasi
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
kelengkapan data, jadi pukul 11 sampai sekitar jam 12 itu biasanya belum memutuskan berita apa yang layak jadi halaman 1. Nah kemudian setelah rapat, redaktur pelaksana wajib menyampaikan kepada pengelola halaman terkait berita mana yang dicalonkan untuk halaman 1 keesokan harinya. Jadi misalnya Headline besok adalah bursa saham. Jadi redaktur pelaksana wajib menyampaikan kepada pengelola halaman bursa bahwa berita bursa dicalonkan di halaman 1 untuk Headline keesokan harinya. Setelah disampaikan, redaktur pengelola halaman berkewajiban menyampaikan hal itu kepada reporter yang bersangkutan. Jadi reporter meliput berita sesuai yang diagendakan oleh rapat siang sampai akhirnya rapat sore pukul 4 akan ditentukan berita mana yang akan jadi Headline dan dua item berita untuk halaman 1. Biasanya yang 2 item berita ini muncul dari rapat siang atau bisa juga muncul pada rapat sore jam 4 itu. H: Mengenai rapat perencanaan tadi yang jam 6.30 sore, itu siapa saja yang ikut? WIW: itu idealnya redaktur pelaksana dan pengelola halaman tapi pelaksanaannya, prakteknya karena pengelola halaman pada saat itu merupakan jam deadline maka bisa saya sendirian yang rapat menggunakan budget dari pengelola halaman mana yang kuat untuk halaman 1 keesokan harinya. Seharusnya sama pengelola halaman tapi karena deadline maka bisa saya sendirian, biasanya sama sekretariat redaksi. H: berarti itu hanya pengelola halaman, kalo dari .com? WIW: dotcom itu dilibatkan pada rapat siang jam 11 biasanya selain budget berita dari pengelola halaman, redpel itu wajib melihat berita-berita dari .com. Apa saja yang sudah ada di .com bila ada yang kuat maka itu bisa jadi calon berita untuk halaman 1. H: Terus untuk rapat yang jam 4 sore .com ikut juga ga, atau siapa saja yang masuk? WIW: Rapat sore .com ikut, dan juga pengelola halaman, dalam arti redaktur dan asisten redaktur karena itu menentukan headline keesokan harinya. H: tadi mas wisnu bilang ada budget ditaruh di folder, itu maksudnya apa? WIW: Jadi di Bisnis Indonesia ada folder budget, intranet yang bisa dilihat oleh setiap orang, diakses oleh pengelola halaman, Di situ pengelola halaman memasukkan budget masing-masing desk, nanti akan dikompilasi sama sekretaris redaksi untuk dimasukkan ke budget rapat perencanaan. H: Kalo alur kerja produksi gimana mas? WIW:Produksi, berita dari reporter itu sementara dikirimkan masih dua yaitu melalui inbox [email protected] dan juga melalui jibinews. Nah kalo melalui [email protected] pengelola halaman mengambil berita itu untuk dilengkapi atau diperkaya untuk versi cetak. Sementara redaktur .com mengambil berita dari [email protected] atau jibinews untuk dimasukkan ke .com. atau tugas pengelola halaman untuk cetak itu seharusnya melengkapi berita yang ada di .com. Jadi tugas redaktur cetak itu melengkapi berita yang ada di .com dengan tabel, ilustrasi, diagram, dan diperkaya dengan narasumber. Lead biasanaya dibuat berbeda dengan edisi bisnis.com. Jadi yang disajikan edisi cetak itu lebih mendalam dibandingkan dengan yang edisi .com karena lebih panjang isinya.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Tadi berita dikirim melalui dua, yaitu email dan jibinews. Itu prosesnya bagaimana? Pengambilannya bagaimana? WIW: untuk yang cetak itu tidak rumit, tapi yang agak ribet itu untuk yang .com itu karena berita bisa dobel. Dari email, langsung diupload jadi berita. Jadi yang memberitahukan itu biasanya pengelola bisnis.com melalui milis bila berita itu sudah diupload. Redaktur cetak juga memberitahu di milis yang sama berita ini masuk ke halaman mana, misalnya bursa. Ini diambil untuk halaman perdagangan atau halaman manufaktur, sehingga tidak ada berita dobel untuk keesokan harinya. H: berarti itu untuk distribusi juga? Kan tadi sudah diproduksi oleh masing-masing redaktur terus dijahit. WIW: Iya, ditempelkan. Setelah ditempelkan pengelola halaman jam 3, setengah 4, mereka mendapatkan LO, lay out dari bagian lay out. Di lay out ini untuk mengetahui berapa besarnya iklan. Setiap satu halaman menerima satu layout. Satu orang pengelola halaman di sini menangani dua halaman. Nah di situ komposisi iklan sudah ditentukan berapa ukurannya. Setelah itu dari berita yang ada dipilih sama pengelola halaman untuk ditempel jadi berita. Apakah itu berita biasa, kilas atau berita headline. Nah selain itu, pengelola halaman juga mengorder bagian artistik apakah bentuknya itu perdagangan saham atau penjualan motor berupa tabel atau diagram. Diagram batang atau diagram lain. Setelah itu semua berita ditempel, diturunkan ke bagian lay out di lantai 6. Dari situ redaksi memberikan ke bagian lay out, ada beberapa orang di bagian lay out. Di bagian lay out tersebut, itu halaman disiapkan dengan program adobe page maker. Berita dari redaksi kemudian ditempelkan. Nah di sini apabila berita itu membutuhkan ilustrasi, maka dari bagian artistik yang sudah diorder sebelumnya itu ditempelkan di sini. Satu halaman itu ada berita headline, berita biasa dan berita kilas tergantung komposisi iklan. Jadi apa yang dikerjakan oleh bagian artistik itu melengkapi berita di setiap halaman. H: tadi dibilang berita untuk ke .com, lalu ke cetak juga. Berarti sangat mungkin ada berita kembar? WIW: Sangat mungkin ada berita kembar. Karena ada berita-berita yang tidak bisa dikembangkan, contohnya berita laporan keuangan yang baru dirilis hari ini. Nah paling leadnya saja yang diubah tapi materinya sama karena itu merupakan sesuatu yang terbaru. Paling yang bisa dikembangkan dengan komentar dari para analis, jadi itu bisa lebih dalam saja. Tapi materinya sebenarnya sama antara .com dan cetak. Itu ada berita laporan keuangan terbaru. Di cetak, ditambahkan komentar-komentar analis yang mengomentari berita tersebut. H: Apakah Mas Wisnu tahu berita yang ada di .com juga? WIW: Saya memang memegang cetak tapi saya juga tahu berita yang di .com dari e-mail tadi, [email protected] . Saya bisa melihat karena saya punya akses jadi saya tahu berita apa saja yang masuk dan berita apa saja yang sudah diupload sama teman-teman pengelola .com. Di jibinews saya juga bisa melihat berita apa saja yang masuk. H: Untuk reporter sendiri, dia itu bisa kirim berita untuk cetak saja atau online juga?
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
WIW: Reporter itu bisa kirim berita ke [email protected] atau upload sendiri ke jibinews. Jadi pintunya satu ke [email protected] atau ke jibinews. Dari situ tidak ada pembedaan karena beritanya bisa diupload ke bisnis.com, atau ke cetak. Jadi reporter itu sebenarnya kirim ke satu keranjang berita. H: Jadi mereka hanya perlu kirim satu email ke [email protected] atau upload ke jibinews. Perlukah mereka e-mail ke masing-masing redaktur? WIW: Idealnya sih apa yang dikirimkan ke jibi itu satu berita. Tapi ada pengelola halaman yang mau enaknya sendiri minta dikirimkan dua versi, versi cetak dan versi .com. Versi cetak sih lebih dipanjangin aja. Seharusnya versi cetak ambil dari versi .com dan mereka mengembangkan sendiri. Tapi ada beberapa redaktur yang tidak melakukan seperti itu jadi menginginkan reporter mengirim dua versi. Jadi sebenarnya memberatkan reporter juga. H: Sebenarnya yang memperkaya tulisan itu seharusnya siapa? WIW: Harusnya pengelola halaman tapi mereka tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Jadi tugas pengelola halaman itu selain memilih berita, memutuskan mana yang layak untuk berita headline atau berita biasa, tetapi juga mereka seharusnya mengembangkan berita itu jadi tulisan yang lebih menarik. Mereka juga memberi panduan kepada reporter, memberikan isu kepada reporter, apa saja yang mesti dikejar, membagi acara untuk reporter. H: satu reporter tanggung jawab ke satu redaktur saja? WIW: Bisa lebih. Misalnya untuk reporter bursa, itu bisa ke Arif Gunawan salah satu asisten redaktur atau ke Gajah Kusumo. Kadang-kadang pengelola .com juga bisa mengorder kepada reporter. Bisa memberi isu untuk mengejar berita. H: reporter ini bisa buat berita ini khusus cetak saja atau khusus .com saja? WIW: Sebenarnya mereka kirim berita satu saja ke keranjang berita. Nanti bisa diambil .com atau cetak. H: mengenai berita yang ada di jibi ini. Mereka tahu dari mana berita yang sudah diambil, apakah ada rapat atau gimana? WIW: Melalui rapat juga bisa. Tapi pengelola halaman wajib memantau bisnis.com. Mereka harus memantau e-mail, jibinews, bisnis.com dan kalau perlu harus memantau .com yang lain. Jadi kalo ketinggalan, pengelola halaman bisa meminta reporter. Atau mereka bisa meminta reporter mencari berita yang lebih maju dari apa yang ada di .com lain, pesaing bisnis.com. H: Harus tau ya? WIW: Ya harus tau. H: Satu pengelola halaman hanya memegang halaman saja, apakah pegang .com juga? WIW: ya, satu pengelola halaman memegang dua halaman. Tapi bila pengelola halaman yang sakit, dibantu dengan pengelola online. H: Kalau gantian, pengelola cetak bisa gak ke .com?
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
WIW: gak bisa karena orangnya terbatas. Jadi di cetak itu, satu pengelola pegang dua halaman. Kalau dia pegang .com juga akan susah, gak kepegang halamannya karena orangnya sudah dipool untuk newsroom bisnis.com. H: apakah di .com ada per desk? WIW: gak ada. Kalo di .com tidak ada pembedaan desk karena mereka di bawah newsroom. Dan mereka tidak ada pembedaan khusus seperti di cetak. Jadi siapa yang kebetulan masuk, dialah yang meng-upload seluruh berita. H: di sini siklus kerjanya sehari 1 kali untuk berita cetak? WIW: Pengelola halaman rapat jam 11, rapat siang, terus jam 4 sore, mengelola halaman terus pulang. H: itu untuk 1 kali siklus cetak ya? WIW: Iya, sedangkan newsroom itu 8 jam di kantor, itu ada jadwal sendiri-sendiri. Kadang-kadang mereka juga diperbantukan untuk cetak. H: Untuk cetak ini ada gak shift atau giliran kerja? WIW: Oh gak ada karena ini kan untuk satu kali cetak aja. Gak ada shift kalau di cetak, karena hanya nyiapin koran besok. H: Pengarsipan masuk di redaksi? WIW: Pengarsipan berita di BIIU. Mereka mengumpukan, mencatat berita setiap berita yang keluar, untuk dibuat data nantinya dipakai sebagai penilaian produktivitas setiap semester. H: Satu reporter hanya diwajibkan mengirim berita saja, apakah ada artistik juga seperti yang dibilang tadi? WIW: artistik itu pengelola halaman. Reporter itu wajib meliput suatu kejadian, mengejar isu, kemudian mereka wajib mengirimkan berita ke keranjang tadi. Nah untuk pengelola halaman wajib memperkaya. Nah untuk pengelola halaman bisa meminta reporter untuk membuat berita jadi lengkap. Dilengkapi dengan data. H: untuk grafisnya? WIW: dari datanya sama pengelola halaman dikirim ke artistik. Pengelola halaman bisa mencari sendiri lalu order ke artistik ini untuk apa. H: kalo foto? WIW: itu dari redaktur foto. Redaktur itu mengalokasikan setiap foto. Bisa foto lepas, dalam artian tidak berhubungan dengan berita yang tayang hari itu. Bisa juga fotonya berhubungan. Misalnya headline soal perusahaan A atau soal rokok atau apa gitu. Nah fotonya bisa berhubungan dengan berita. H: Kalo untuk foto, reporter harus kirim foto? WIW: gak. Jadi di bawah redaktur foto itu ada wartawan foto, tugasnya itu meliput acara untuk mencari foto. Jadi setiap hari itu yang mendistribusikan foto itu redaktur foto. Kita sebagai pengelola halaman tinggal tahu jadi saja. Foto dan segala macam itu dari redaktur foto. H: Jadi tidak setiap berita ada fotonya? WIW: gak mesti.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Mungkinkah reporter juga mengambil foto? WIW: Bisa, bisa juga. H: Tapi itu gimana prosesnya, kan foto harus ke redaktur foto. WIW: Kalo reporter mau mengirim foto, harus memenuhi standar kualitas. Kecuali reporter itu backgroundnya sudah tahu fotografi. Jadi ada syarat-syarat tertentu suatu foto bisa ditampilkan di Bisnis Indonesia. H: tapi ada atau pernahkah reporter kirim foto? WIW: Pernah, misalnya kalo ada acara di luar negeri. Wartawan itu biasanya mengambil foto sendiri. H: tapi itu dikirimnya ke redaktur foto. WIW: iya ke redaktur foto dan nanti diolah untuk melengkapi satu berita. H: tapi diwajibkan ga? WIW: gak sih sebenarnya. Kecuali dia pergi ke luar negeri ada event bagus dan gak ada fotografer. Dia bisa ngambil foto.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Nama Informan: MSW Jabatan: Redaktur online versi Bahasa Inggris Waktu: 8 Juni 2012 Pukul 13:00 Tempat: Ruang Kerja Redaktur di Lantai 7 Wisma Bisnis Indonesia Pewawancara: Hanum (H) H: Apa jabatan dan tanggung jawab bapak? MSW: Jabatan saya sebagai redaktur, desk editor di English version untuk Bisnis.com. Bisnis.com ini satu divisi baru di Bisnis Indonesia. Semulakan Bisnis Indonesia hanya punya yang cetak sekarang dikembangkan edisi digital dalam bentuk website, portal. H: Terus tanggung jawab bapak apa? MSW: Tanggung jawab saya menyangkut berita-berita terutama yang berbahasa Inggris di Bisnis.com, jadi di Bisnis.com ada English version. Nah bisa diklik di situ, sebenarnya berita-berita sama dengan Bisnis.com yang bahasa Indonesia untuk kepentingan memfasilitasi expatriat juga investor-investor asing yang mau tahu banyak tentang bisnis di Indonesia. Nah Bisnis Indonesia menyediakan berita dalam bentuk bahasa Inggris. H: Ada perbedaannya? MSW: sebenarnya sama dengan bahasa Indonesia. English version itu sama dengan berita-berita Bisnis yang lain yang pertama visinya sama yang kedua materialnya sama jadi beritanya lebih spesifik mengangkat berita-berita dari sektor usaha di Indonesia gitu. H: Apakah ada alur kerjanya? Maksudnya apakah bapak juga menulis berita atau hanya mengupload saja? MSW: Itu ada kebebasan berkreasi pertama dari sumber-sumber yang ada misalnya dari reporter di lapangan, yang kedua dari newswire itu seperti berita asing dari Bloomberg, AP dan yang lain-lain, yang Indonesia itu ada kantor berita Antara dan sumber-sumber yang bisa kita kutip seperti dari website lain yang intinya nanti itu berita-berita yang menurut English version itu layak dikonsumsi expatriat atau investor-investor asing. Itu pertama dari bahannya itu pertama dari kita sendiri dari reporter, kedua dari kantor berita lain. Dari sumber itu kemudian dipilah-pilah karena berita yang muncul, sumber berita ini banyak sekali ya sebagai bahan informasi. Nah itu dipilah-pilah ya disesuaikan dengan kebutuhan pembaca. Lalu berita itu kemudian diolah dengan bentuk sistem di dotcom yang namanya CMS, Content Management System, nah itu satu bentuk teknologi yang membantu mempermudah upload, mempermudah editing, terus juga untuk memperkaya konten karena disitu kita bisa memadukan foto dan berita. Jadi bikin berita diperkuat dengan foto yang menggambarkan tema yang kita angkat. Nah lalu dari situ kita angkat. Dalam CMS itu kita edit, jika dinilai sudah lengkap, lalu kita lakukan proses upload. Jadi proses upload itu memasukan berita dalam badan berita, memasukan foto atau citra dalam foto sendiri. Lalu jika ada tambahan grafis itu ada tempatnya sendiri, bisa di tambahkan dalam konten di CMSnya itu. Nanti jika dinilai sudah lengkap menjadi sebuah berita didukung oleh gambar dan grafis, lalu proses upload itu dilakukan.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Untuk struktur keredaksian sendiri gimana? Bapak bertanggungjawab dengan siapa dan dibawah bapak siapa? MSW: di bawah saya itu sebenarnya ada reporter-reporter yang bisa langsung diminta untuk mendapatkan berita yang dikehendaki. Dibawah saya juga ada asisten redaktur yang bisa proses upload. Di atas saya ada redaktur pelaksana yang dia melakukan koordinasi antar departemen saya English version dengan yang bahasa misalnya menyangkut integrasi konten. Misalnya gini dalam berita di dotcom bahasa Indonesia itu di bawah berita ada beberapa berita yang bisa dicantumkan link ‘bacalah’ atau ‘read more’ di situ karena secara teknologi tidak semua konten berita itu muncul di gadgetnya seperti smartphone itu dia yang English version itu belum bisa muncul. Sehingga dibuatlah mekanisme bagaimana dia muncul, maka link berita itu ditaruh di berita-berita yang menjadi headlines di dotcom bahasa, hanya judulnya saja tapi begitu mereka klik akan terhubung dengan berita yang ada di English version. Itu bentuk koordinasi dan integrasi. Kalau koordinasi dalam bentuk rapat-rapat biasanya menyangkut isu apa yang perlu diangkat. H: berarti Pak Sani ikut rapat juga ya? MSW: ikut rapat kalau untuk rapat dengan redpel yang membidangi bisnis.com untuk bahasa dan English version. H: Berarti semua redaktur ya pak? MSW: semua redaktur. H: semua redaktur yang di dotcom aja atau yang bertanggungjawab di cetak juga? MSW: dotcom aja kalau dengan redpel. H: Tapi bapak ada juga ga rapat dengan yang bertanggungjawab di cetak? MSW: Biasanya yang rapat dengan cetak itu diwakili dengan bahasa atau yang dotcom bahasa. Karena yang English version ini masih istilahnya melengkapi fasilitas, jadi ini ada berita-berita bagus yang harus ditranslate ke dalam bahasa Inggris. Nah itu fungsi itu melengkapi ke sini. Jadi belum sifatnya yang independen yang punya policy sendiri atau kru sendiri. H: Maksudnya belum ada kru sendiri? MSW: Semacam punya tim redaksi sendiri yang terpisah, belum. H: Tapi kan bapak tadi dibawah redaktur pelaksana? MSW: Iya redaktur pelaksana H: Tapi di bawah ada reporter? MSW: reporter itu sifatnya hanya voluntary. Jadi kita minta tapi secara tanggung jawab tidak langsung ke saya tapi ke redakturnya masing-masing. Bursa bertanggungjawab dengan redaktur bursa, tapi saya bisa minta dia gitu. H: Jadi reporter ini bertanggungjawab ke redaktur? MSW: ke redaktur bagian pembidangannya. H: Tapi Pak Sani bisa minta mereka? MSW: Bisa itu dimungkinkan.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Jadi proses berita naik dari bapak dan reporter itu gimana pak? Jadi bapak dapat berita itu dari mana? Kan tadi katanya dari reporter atau wires, itu bapak cari sendiri atau memang dikirimkan atau minta? MSW: Pertama ada sendiri, ada basket, namanya JIBInews. Lalu ada email awak redaksi, milis gitu yah. Milis ada JIBInews sumber utama kita, terus ada yang diminta by request.Jadi kalau yang dibasket itu semua yang masuk nanti dipilah-pilah. Nah itu pemilahannya untuk kita sendiri. Kita melihat kebutuhan pembaca apa nih. Dari sumber itu mana yang cocok lalu diambil. Kalau menyangkut kebijakan Bank Indonesia, itu nanti yang dicari. Yang kedua by request jadi kita minta. Kita minta kepada reporter untuk membuat berita tentang satu masalah, menyangkut suku bunga itu bisa by request. Itu tidak pasif yang ini kan aktif, kita minta langsung. Jadi gini, misalnya banyak kecelakaan seperti kemarin kita bisa minta kepada reporter untuk ke lapangan. Dia nanti membuat berita sesuai request kita. Seperti itu, tata cara pemilihannya terutama dari basket tadi, semua berita yang ada dipilah, diseleksi yang kedua by request itu sesuai orderan khusus. Lalu yang wire ini hampir sama dengan yang basket itu. Jadi dari sekian berita yang ada di wire itu kita akan tentukan mana yang cocok. Yang kedua itu ada suggestion dari sesama redaktur. Misalnya berita ini bagus, itu juga suggestion dari anak buah atau reporter, itu inisiatifnya datang dari mereka kita fasilitasi untuk dimuat gitu. H: Sebetulnya ada pemisahan ga beritanya untuk Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia? atau Cuma versinya sendiri yang berbeda atau bahasa Inggris cari-cari sendiri, bahasa Indonesia cari sendiri? MSW: Sebenarnya ini pasaran yang berbeda yah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jadi sebenarnya disitu sangat berbeda yah. Patokannya kalau yang pertama bahasa Inggris ini sebenarnya untuk investor-investor, investor tujuan yang utama tapi di luar itu juga ada yang sifatnya lifestyle jadi bukan melulu berita-berita yang sifatnya bisnis, ada leisurenya juga, ada sportnya juga. Karena ketertarikan investor asing itu pada bidang-bidang tertentu ya kan ga semua dia minati. Dari perkiraan kita selama ini biasanya mereka minati usaha-usaha bidang tambang, pasar modal maka ke sana kita arahkan berita-berita ini. H: kan ada bahasa Inggris dan bahasa Indonesia apa itu isi beritanya sama semuanya atau hanya beberapa? MSW: Kalau di sini bisa fifty-fifty ya. Separuh kita ikutin dotcom bahasa, separuh kita berkreasi sendiri. H: Bapak kan tadi bilang ada reporter dari bahasa Indonesia, dari bapak yang sudah upload dengan bahasa Inggris bisa ga di upload ke bahasa Indonesia juga? Ya kan tadi bilangnya fifty-fifty jadi ada yang bisa dimasukin di sini ga? MSW: Bisa sebaliknya juga gitu. Yang bahasa Indonesia juga. Misalnya yang English version dapat yang bahasa Indonesia bisa pakai. Kalau ada berita dari syndicate dalam bahasa Inggris kita dapat duluan bisa nanti di share ke bahasa. Timbal balik ya. H: Kalau Pak Sani tanggung jawabnya yang online aja ya? Ke cetak? MSW: ke cetak engga.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: jadi kalau berita yang sudah naik atau diupload itu disimpan di mana pak? MSW: Itu kita kan kerjasama dengan satu perusahaan provider ya. Mereka kan menyediakan data untuk storerage berita gitu. Kemungkinan berita itu tersimpan di data milik Bisnis Indonesia, tapi secara fisik dia disimpan di storagenya dari luar yah outsourcing gitu. Kaya server gitu. Servernya itu punya mitra Bisnis itu tapi secara konten itu punya Bisnis. H: Pak saya bisa ngulang lagi nih yang reporter alurnya. Reporter bikin berita terus dikirim ke JIBInews atau milis. Terus Pak Sani ngelihat dari situ kan. Pak Sani pilih terus dari situ.. MSW: habis milih baru dibantu sama translator untuk translate dalam bahasa Inggris. Dibantu penerjemah, nanti setelah jadi naskah, lalu kita masukan nah di CMS itu nanti diolah. Kita perkaya dengan citra atau foto atau info grafis, lalu misalnya kalau berita itu berasal dari dua tiga reporter nah itu dianjurkan di blend di CMS itu, jadi itu istilahnya diedit lah. Setelah kita lengkap, datanya naskah lengkap, visualnya lengkap, lalu kita upload seperti itu alurnya. Nah kalau itu dianggap penting oleh dotcom bahasa nah kita juga akan membagi dengan dotcom bahasa berita itu. H: Terus Bapak sendiri yang untuk bahasa Inggris ada proses perencanannya juga ga sebelum bikin berita atau hanya mengambil dari reporter? MSW: perencanaan itu biasanya ga tiap hari. Biasanya kita rapat seminggu sekali dengan para redaktur di English version itu. Biasanya menyangkut isu-isu yang menarik seperti sepekan kedepan atau sebulan kedepan. Misalnya ini sudah dekat piala Eropa kan. Nah ada pembicaraan walau sifatnya informal gitu. Kira-kira kita akan memperkuat berita seputar piala Eropa. Jadi apa yang terbaru dari piala Eropa kita usahakan untuk cepatcepat dimuat atau upload gitu jadi fungsi perencanaannya di situ. Jadi setiap ada eventevent besar kedepannya kita secara internasional. Ya itu termasuk perencanaan. H: Itu satu minggu sekali biasanya hari apa pak? MSW: Biasanya awal pekan ya bisa Senin atau Selasa. Paling lambat Rabu gitu yah. H: Ini yang bareng redpel itu yah? MSW: Kalau itu tiap Rabu, itu dengan seluruh tim di dot com. Itu kita bicarakan juga kalau misalnya integrasi gitu. Kalau dengan redaktur lain itu yang English version aja. Nah itu bisa dibawa ke rapat yang hari Rabu dengan redpel. H: Jadi perencanaan gitu ada rapat seminggu sekali Senin atau Selasa, terus misalkan ada isu-isu itu nanti dibawa ke rapat yang untuk keseluruhan dotcom. Jadi yang cetak ga termasuk? MSW: Engga, tapi nanti di rapat dotcom tidak hanya isu-isu berita, isu-isu teknis juga dibahas. H: maksudnya apa nih Pak? MSW: misalnya kita mencari cara yang paling efisien untuk mengupload berita. Terus mencari cara yang paling efisien juga untuk mencari gambar terbaik gitu, visualisasi paling bagus lah seperti apa dotcom itu kita bahas juga. Foto itu kan termasuk grafis,
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
kadangkan foto itu bermacam-macam formatnya nah itu kita atur standarisasinya di situ. H: Terus apa lagi pak, isu, cara pengefisian, gambar? MSW: Integrasi dengan cetak juga. H: Sangat mungkin ya dengan bahasa Indonesia beritanya sama dengan yang cetak? MSW: Sama Cuma versinya aja. Di luar itu juga kita punya kreasi untuk berbeda juga. H: Karena tadi pasarnya beda ya Pak? MSW: Pasarnya beda. H: Terus kalau reporter sendiri ga ada reporter khusus ya di bawah Bapak? MSW: ga ada. H: Itu tadi yang penerjemah ini? MSW: Itu penerjemah ini ga ada inisiatif untuk mencari berita dia hanya membantu mentranslate. Tapi di luar itu kadang-kadang mereka mempunyai inisiatif untuk mencari berita juga walaupun bentuknya bukan dari sumber primer yah dari wire atau dari press release atau dari bahasa juga bisa gitu. Kalau yang primer artinya cari berita turun ke lapangan ya kan, bikin berita sendiri, itu data primer. Kalau ini sekunder saja. H: tadi di bawah Bapak ada translator? MSW: iya langsung di bawah saya. H: tapi dia hanya dari bahan-bahan data sekunder. MSW: Iya H: Bapak kalau itu reporter online atau cetak yang misalnya bapak kasih penugasan? MSW: Dua-duanya yang online bisa yang cetak bisa, karena asumsinya kita integrasi semuanya kan. Jadi temen-temen reporter itu bertanggungjawab ke semua atasan, jadi reporter itu punya tanggungjawab ke cetak juga punya tanggungjawab ke dotcom gitu. H: Terus pak untuk yang penterjemah itu alur pengirimannya kan tadi bapak yang mengirim berita ngasih tahu ke penterjemah gimana nih? MSW: Pertama itu sudah melalui proses seleksi. Mereka menerima bahan-bahan yang sudah diseleksi. Dari situ nanti penugasan untuk menterjemahkan. H: Nah itu di kirim atau Cuma dikasih tahu? MSW: Biasanya bahan yang sudah diambil hanya diberitahu saja. Artinya naskah itu ada di mana. Misalnya kalau di folder trainee, itu sudah ada di folder. H: Jaringan ya? MSW: Di jaringan. Ada satu tempat tertentu yang diambil khusus penterjemah. H: Jaringan internal ini ya di dalam kantor? MSW: iya di dalam kantor. Itu dalam folder-folder gitu ya. Nah itu ada khusus basket yang penterjemah ya digabung dengan trainer-traner lain nah itu naskah disitu ditaruh untuk dipermudahkan supaya mereka ga cari-cari lagi kan ya. Terus ada juga kan ya yang dikirmkan naskah itu lewat email taua di Gtalk. Karena dia tidak ada di folder itu. H: berarti lewat email atau lewat Gtalk? MSW: kalau email atau Gtalk itu sama ya itu disampaikan ke dia kalau yang difolder itu dia ngambil hanya pemberitahuannya aja yang lisan. Itu ada di sini.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Terus tadi kata Pak Sani ada yang dari milis atau JIBInews ini gimana nih Pak? MSW: Itu sama juga sih kalau itu nanti masuk kita pilah-pilah nanti dipilih mana berita yang layak di upload nah itu diambil. H: Jadi Pak Sani nanti taruh di folder? MSW: Saya simpan di folder. Nah nanti itu dikerjakan di situ. H: Jadi teknisnya Pak Sani ambil dari JIBInews atau milis terus taruh di folder nanti Pak Sani bilang secara lisan untuk diterjemahkan? MSW: Nanti ada naskah yang tidak ada di folder itu. Kalau tadi naskah saya simpan kan. Ada lagi naskah saya simpankan dari sumber yang lain lalu naskah itu saya kadangkadang ga disimpan saya kirim bulat-bulat. H: Dalam bentuk apa nih? Lewat: MSW: Email, lewat Gtalk juga bisa. Jadi bisa dari JIBI news. H: Jadi teks nya di-copy? MSW: Di copy lalu, langsung dikirmkan. H: copy terus paste ke email ya MSW: iya ke email. Terutama yang paste ke email kalau saya ga di kantor. Misalnya pekerjaan-pekerjaan hari Sabtu atau Minggu atau pas ga di kantor itu bisa lewat situ. H: Ini Pak Sani bisa dari luar kan ya? MSW: Iya bisa dari luar. Kalau pas di kantor cenderung menggunakan folder tadi. Walaupun taruh dari luar lebih praktis taruh di folder nanti baru diberitahukan kepada mereka. Ini ada di sini filenya. H: Berarti untuk yang JIBInews atau milis ini penterjemah bisa melihat ga Pak? MSW: Bisa H: Yang mana, yang basket Bapak bilang tadi, JIBI news sama yang milis tadi itu? MSW: Prinsipnya sih ga bisa. H: yang bisa lihat ini redaktur aja? MSW: Iya Redaktur aja. Tapi sebenarnya untuk melihat aja bisa. Melihat harga mati berita itu masuk apa aja mereka tahu, tapi ga punya kewenangan untuk mengambil. Tidak punya kewenangan ngambil, terus secara teknis ga bisa karena ada passwordpasswordnya. Jadi masuk aja bisa, ngelihat bisa, tapi secara kewenangan ga bisa [ga kedengaran] harus dengan redakturnya. H: Jadi itu harus Pak Sani yang ngambil, terus di-copy atau disimpankan di folder atau dikirmkan melalui email. Terus nanti penerjemah tinggal menerjemahkan gitu ya. Terus dari penerjemah, dikasih ke Pak Saninya gimana? MSW: Sama dengan mekanisme yang sama, dia kirim balik reply atau memberitahu ada file yang berbeda di situ juga atau sudah dikerjakan. H: Kalau online, berita selalu ada atau cuma beberapa jam? MSW: prinsipnya 24 jam, tapi sesuai dengan siklusnya juga berita banyak pas siang, tapi malam jam 9 otomatis berkurang pasokannya. H: Ada siklusnya ya pak? MSW: Iya
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: Terus berarti dalam satu hari berapa jam untuk nguploadnya? MSW: Kalau mengikuti jam kerja dari kantor kan total 9 jam plus istirahat ya. Jadi sepanjang waktu itu dilakukan upload. Tergantung nanti masuknya jam berapa, kalau untuk redaktur kan ada jam-jam tertentu, dari pagi sampai jam 3 dan selama itu dia bekerja untuk mengupload. Tapi proses uploading itu 24 jam. Jadi setelah redaktur itu selesai jam kerjanya akan dilanjutkan dengan redaktur yang lain. H: Proses untuk yang di online ini ya Pak, yang bahasa Inggris juga? MSW: Iya, yang bahasa Inggris sama seperti itu. Jadi itu terus-menerus, sebenarnya begitu prinsipnya. Cuma kalau ditanya orang per orang sesuai dengan siklus kerjanya dia 8 jam. Ya 8 jam lah kira-kira. Tapi kalau dilihat dari kurva berita. Itu biasanya siklus yang tertinggi itu pagi jam 8-10, sampai jam 11 sampai makan siang itu dia agak menurun kunjungan pembaca nanti naik lagi jam 3 gitu sampai penutupan pasar jam 4 setengah 5 nah itu mulai turun lagi biasanya sampai malam turun-turun. H: Bapak kan jam kerjanya 9 jam berarti setelah itu ada redaktur lagi. Ada pembagian giliran? MSW: Dibagi tiga zona waktu, jadi mulai jam 6 sampai jam 3. Nanti yang siang jam 2 sampai jam 11. Nanti yang malam jam 10 sampai jam 6 pagi. H: Ini untuk keseluruhan online atau hanya yang bahasa Inggris saja? MSW: Keseluruhan online. Bahasa Inggris juga sama, tapi kalau yang malam dibantu dengan bahasa untuk uploadnya. H: terus kata Bapak proses seleksinya sendiri yang oleh redaktur [gak kedengaran] udah di seleksi? MSW: Berita yang sama persis, similar absolutely itu [ga kedenegeran] pagi sudah diupload [ga kedengeran] walaupun temanya sama tentang kecelakaan itu juga. H: terus untuk Pak Sani ini kan untuk shift pagi sama shift siang tahu yang mana berita yang sudah naik atau sudah diupload. MSW: Biasanya kita ada indeks berita kan ya. H: Indeks berita di mana nih Pak? MSW: Di CMS itu, indeks berita terus mengenai fasilitas searching juga. Itu kita tahu berita itu sudah dimuat atau belum. Terus dari sumber beritanya bahan-bahan, otomatis kalau yang sudah termuat dia akan mundur ya. Maksudnya hilang lah ya. Ke bawah terus karena datang yang baru lagi, jadi kemungkinan bias terambil lagi bisa diminimalisir. H: Jadi itu cuma dari indeks berita? MSW: Tapi secara harian itu kelihatan H: Biasanya itu kan berurutan, ini Pak Sani ada komunikasi ga untuk hariannya? MSW: Biasanya by design itu redaktur yang masuk siang dia hanya mengupload beritaberita yang datang pas jam dia. Jadi asumsinya berita yang pagi sudah dikerjakan oleh redaktur yang masuk pagi. Yang mungkin ada yang, tapi nyaris hampir engga karena jamnya sudah beda, malah kemungkinan lepas jadi selisih pergantian waktu itu redaktur yang masuk. Yang redaktur pagi belum berteriak, yang sore menganggap itu sudah dikerjakan. Itu biasanya bisa kita lihat dari jamnya, mundur kebelakang sedikir berarti
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
belum. Terus ada komunikasi juga. Ketika terjadi aplusan dengan redaksi nanti itu ada komunikasi ada informasi yang diberikan. Misalnya tadi saya sampai beritanya si A, yang ini jam sekian, setelah itu saya belum pegang. Nah dia mulai dari situ. Jadi biar jangan sampai overlap atau berita dobel. Karena kalau pagi bilang saya sampai jam 2, itu berarti asumsinya berita sepanjang dia masuk itu sudah diseleksi semua, ya sudah redaktur pengganti ini tidak perlu melihat berita sebelumnya seleksi lagi, ga usah. Karena asumsinya itu sudah dikerjakan. Tinggal dia bagiannya di atas jam tiga sampai malam. Gitu nah itu di situ dikomunikasikan. Nah menyangkut sumber berita kan diseleksi oleh redaktur ada juga inisiatif juga dari translator. Mereka dapat mereka usulkan, tapi tetap by systemnya ada di redaktur. [ga kedengaran]. Ada berita lain, pabrik Indofood buka gudang baru, oh itu terlalu kecil ga usah. Jadi dia tidak sertamerta terus bikin. Usulannya dari dia tapi karena magnitudenya tidak begitu gede dari sisi pembaca tidak terlalu dibutuhkan informasinya, ga usah. Jadi sistemnya tetep di redaktur itu. H: Oh iya pak, menyangkut rapat tadi. Ada berapa kali rapat? MSW: Pertama rapat perencanaan jam 11 pagi. Kalau hari Jumat mundur setelah shalat Jumat. Jadi sebenarnya ini rapat yang jam 11 pagi tadi. Nah itu pertama, merencanakan berita headline buat besok. Terus kedua, misalnya budget, memeriksa budget-budget untuk setiap halaman itu jam 11 juga. Jadi tiap desk ini kan membuat budget berita. Misalnya kan bursa, dalam budget dia BEI ada seleksi calon direksi, pokoknya ada banyak acara. Dari semua acara, liputan, investigasi itu mereka harus laporkan dalam rapat jam 11 itu. Bahwa desk bursa itu punya calon berita. Tentang tadi misalnya tentang apa, seleksi BEI segala macam, terus desk yang lain juga sama semua melaporkan begitu. Biasanya yang dilaporkan hanya berita yang penting-penting saja, redaktur hanya membawa berita yang penting yang pantas untuk berita headline halaman satu dan dua berita lainnya di halaman satu. Nah, kalau rapat misalnya memutuskan pemilihan direksi bursa yang jadi headline maka selanjutnya redaktur bursa ditugaskan untuk mempersiapkan semua itu, bahan-bahanya infografisnya, foto, terus narasumber diperdalam. Nah itu namanya rapat perencanaan. Semua udah deal di situ berarti berita-berita lain yang tidak dipilih yaitu kembali ke masing-masing desknya ya kan. Jadi headline di halaman, masing-masing mereka. Nah, integrasi dengan dotcom, karena dotcom ini kan running terus dari pagi dia mantau sebelum redaksi ini kumpul di sini juga udah tahu isunya apa. Nah ini di sini juga mengusulkan. Setahu kamu bukan hanya direksi bursa aja yang menonjol tadi kalau ga salah misalnya Menteri Keuangan menyatakan dalam rapat kerja di DPR bahwa pemerintah akan menghapuskan PPh, nah itu misalkan tidak ditangkap oleh teman-teman di cetak itu juga jadi masukan. Nah itu yang jam 11 difinalisasi di rapat yang jam 4, kalau dari jam 1 sampai jam 4 itu ada perkembangan yang lebih menarik. Ternyata misalnya, taruhlah Presiden meninggal. Nah itu yang kita headline, berubah lagi. Tapi rapat yang jam 4 itu yang final. H: Terus ada rapat lagi? Tadi kata Bapak ada 3, yang jam setengah tujuh? MSW: Itu redpel kali yah, ada evaluasi lagi biasanya. Tapi ga sebanyak jam 11 sampai 4 itu. Yang jam 11 sampai jam 4 itu semua redaktur ikut. Itu rapat redpel barangkali.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
H: kalau yang tadi itu buat budget? MSW: iya, bahas yang buat hari ini aja. Nanti biasanya kalau rapat Kamis dan Jumat biasanya mereka sudah memikirkan headline buat hari Senin. Biasanya kan SabtuMinggu kan susah tuh ya karena libur jadi Kamis-Jumat itu sudah mulai. Senin kita mau angkat apa, kecuali pada hari Minggu ada rencana yang kuat untuk jadi bahan berita. Jadi dianggap Kamis sama Jumat itu buat Minggu juga. Nah rapat jam 11 itu kalau ga salah evaluasi koran, apa yang luput. Contohnya, ini kemarin infografisnya kurang lengkap, ini bisa jadi masukan untuk masing-masing redaktur. Itu sih sebenarnya untuk mencari solusi atas kelemahan atau kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Jadi bukan nyari-nyari salah. H: Berarti yang Pak Sani ikutin rapat dotcom aja? MSW: dot com aja. H: yang sama redaktur dan yang sama redpel aja? MSW: Iya, kalau sama yang harian diwakilin. H: Kalau yang bahasa Inggris satu kali seminggu juga? MSW: Iya H: Berarti itu aja Pak Sani ya, Pak Sani ga harus ikut yang harian ini ya? MSW: engga kecuali diminta oleh redpel. H: Ok Pak terima kasih ya.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Nama Informan: AG Jabatan: Product Development Specialist Media Digital Waktu: 4 Juni 2012 Pukul 13:30 Tempat: Ruang Perpustakaan Bisnis Indonesia di Lantai 6 Wisma Bisnis Indonesia Pewawancara: Hanum (H) H: Mas, sebenarnya tugas dan tanggung jawab pekerjaan mas apa? AG: Saya bertugas mengembangkan bisnis.com dan situs-situs perwakilan. Saya perantara kalo ada pesanan dari user terkait tampilan situs dan mengatur iklan yang muncul di online. Mas sebenarnya developer dari bisnis.com itu apa? Bisnis.com itu layanan dari developer Suit Media. Aplikasi yang digunakan Ruby dan databasenya MySQL. Apakah beda untuk Jibinews dan situs web perwakilan? Situs-situs perwakilan menggunakan wordpress dengan aplikasi PHP dan database MySQL. Jibinews juga menggunakan menggunakan wordpress, jadi aplikasinya PHP dan database MySQL. Tapi saya gak megang Jibinews. Terus itu siapa yang jadi adminnya, mas? Ya sepertinya Pak Abe (Pemred) deh. Kalo mengenai spesifikasi bisnis.com ini, kapasitasnya. Data lengkapnya tanya ke Sita yang bagian admin ya. Kita sekarang punya tiga server. Pertama untuk aplikasi, kedua server untuk database, dan ketiga untuk iklan online. Iklan (cetak) itu terpisah. Itu semua servernya letaknya di sini, mas? Enggak, itu ditaruh di CBN. Mas, kalo untuk pengamanan situs ini bagaimana? Bisa dijelaskan? Kalo untuk bisnis.com kita punya pengamanan sendiri. Karena kita yang mengembangkan jadi bisa ditaruh firewall. Kalo untuk yang wordpress? Ya sejauh ini pakai widget atau plug in. Biasanya ada anti spam buat menyaring komen yang masuk. Plug ini ini kita bikin sendiri untuk filter spam. Jadi bisa membedakan mana komen yang asli dan mana yang spam. Cuma sering ada masalah kalo dia salah membedakan antara yang komen asli dan spam. Oh gitu ya. Selama ini mungkinkah ada masalah di jibinews yang bikin berita lambat diupload? Iya, pernah waktu itu kan server down yang hampir seharian. Kalo untuk aplikasi Ruby kita serahin ke sana karena memang dari kita gak ada yang menguasai program itu. Kalo masalah server down itu bisa karena udah tua atau karena ada masalah aplikasi. Kalau sudah di pihak ketiga prosesnya lama. Saya kan hanya menghubungkan antara user dan pihak ketiga itu jadi banyak prosedurnya. Internet kita kan sekarang juga dibatasi jadi gak boleh buka youtube.com. Padahal dulu kita punya banyak video yang diupload ke youtube.com tapi bisa tampil di situs kita. Semenjak ada pembatasan itu, video jadi ilang
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
gak keliatan semua. Sekarang kalo mau upload video ya ke CBN nanti dikelola Suit Media. Tapi itu ya prosesnya jadi lama. Coba sekarang aja kita butuh satu server lagi untuk perwakilan. Iya server perwakilan yang banyak itu gabung. Kita udah minta dari bulan Januari lalu tapi katanya baru bisa datang Agustus nanti. Proses bikin domain untuk website baru juga lama. Seharusnya kalo kita develop sendiri bisa selesai dalam 1x24 jam, tapi karena pakai pihak ketiga jadi harus ikut prosedur ke sini dulu, terus diapprove baru bisa ke sana, prosesnya jadi 3x24 jam. Terus kenapa ya reporter lebih suka kirim berita melalui email daripada lewat jibinews ini? Ya itu kan kalo email tinggal reply saja sudah langsung terkirim tetapi kalo di jibinews gak jelas itu sudah dibaca atau belum. Seharusnya ditambahkan widget biar kalo berita udah diedit kelihatan editornya, jadi keluar nama editornya. Di jibinews gak ada manajemen artikel, masuk ke mana, siapa yang edit, ya karena mereka gak tau. Selain itu prosesnya juga emang lama, jaringan internal juga lambat. Coba kita lihat aja komputer redaksi itu banyak worm. Kalo saya coba masukin flashdisk pasti pas dibuka di komputer saya ada wormnya. Itu biasanya dari internet. Tiap-tiap PC antivirusnya udah gak mumpuni, udah gak update lagi. Coba aja liat sekarang mereka masih pake McAfee tahun 2008. Udah lama banget. Dan emang kita udah gak bisa update lagi. Kalo bisa pun pasti gak mau, mahal. Yah terus gimana donk? Gini sekarang itu IT terbagi-bagi. Ada bagian umum yang ngurus hardware, kalo ada kerusakan, ganti baru. Terus ada bagian programing. Terus pak Philip itu? Dia bos IT programing dan Jaringan. Kita sekarang lagi mengembangkan single CMS buat PHP bikin sendiri. Saat ini lagi dibikin kira-kira 50% di bawah pak Philip. Buat single CMS itu kan butuh programming, tapi kita sekarang kurang SDM. Kemarin aja baru ada yang keluar. Mas Arma di bawah pak Philip kan? Bukan, saya di bawah pak Deryz. Loh kok ribet ya urusan IT ini? Ya emang gitu, pisah-pisah bingung. Integritas lebih enak. Terus mas, apa bedanya akun wordpress free dan premium, selama ini saya tahu yang free. Kalo premium kayak gimana? Kalo yang premium itu pertama bedanya di theme, lebih banyak dan bisa dikembangkan sendiri. Kedua, ada plug in dan widget yang juga bisa dikembangkan sendiri. Contohnya, perwakilan pake theme yang bayar, ada frameworknya. Bayar itu sekali saja atau harus langganan diperpanjang? Ya kalo kita beli theme lihat licensenya. Ada yang developer jadi kita bisa gunakan semau kita. Kabar24.com juga pakai yang unlimited usage. Cuma perwakilan jabar aja yang single license. Kalo mereka mau edit theme, ya bayar lagi. Mereka punya IT sendiri jadi ngurus sendiri.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Di wordpress itu kan ada tingkatan buat penggunanya, ada berapa macam? Oh itu namanya role atau kewenangan. Jadi CMS di wordpress punya kewenangan ada 4 macam. Pertama kontributor, bisa nulis, upload, udah. Dia gak bisa edit tulisan yang udah diupload. Author bisa nulis edit punya sendiri aja. Editor bisa nulis, edit semua yang ada di database. Admin bisa nambah user plus kemampuan editor.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
Nama Informan: AB Jabatan: Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Komunikasi melalui e-mail tanggal 19 Juni 2012 7. Apakah terjadi penyatuan antara media cetak dan online di Bisnis Indonesia? 8. Bila ya, apakah penyatuan itu tercermin dari f. Struktur organisasi dalam ruang redaksi? Bila ya, tolong jelaskan g. alur kerja jurnalistik dalam ruang redaksi? Bila ya, tolong jelaskan. h. Bentuk ruang redaksi secara fisik? Bila ya, tolong jelaskan. i. Bentuk newsroom secara digital? Bila ya, tolong jelaskan. j. Tugas dan tanggung jawab personel? Bila ya, tolong jelaskan. 9. Apakah penyatuan itu terjadi juga antara Bisnis Indonesia dan anak perusahaan? 10. Bila ya, dalam hal apa saja? 11. Apakah penyatuan media-media yang tergabung dalam Bisnis Indonesia masih akan berkembang? 12. Bila ya, dari segi apa yang akan berkembang? e. Apakah dari alur kerja jurnalistik? Bila ya, tolong jelaskan f. Apakah dari struktur organisasi redaksi? Bila ya, tolong jelaskan g. Apakah dari ruang redaksi fisik? Bila ya, tolong jelaskan h. Apakah dari segi teknologi? Bila ya, tolong jelaskan
Hanum, Ini jawaban saya> Sorry ya baru menjawab. Salam, AB
1. YA.
Apakah terjadi penyatuan antara media cetak dan online di Bisnis Indonesia?
2a. ya, secara operasional, struktur organisasi newsroom Bisnis Indonesia berubah menjadi single newsroom. Jadi satu newsroom melayani berbagai saluran pemberitaan baik cetak maupun online. Dengan demikian, pengawakan pun berubah. Dari sisi reporter, mereka bekerja tidak hanya untuk satu platform penerbitan (bukan hanya reporter cetak), tetapi bekerja untuk multiplatform baik untuk koran, online, maupun penerbitan lainnmya dalam grup Bisnis Indonesia. Sedangkan editor bertugas secara bergiliran dan bergantian setiap periode tertentu, misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk menguasai pengelolaan konten pemberitaan di berbagai platform baik cetak maupun online.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
2.b. Ya. proses kerja atau alur jurnalistik dalam ruang redaksi berubah, dimana reporter bekerja secara mobile, tidak perlu ke kantor dan menjalankan kegiatan reporting pemberitaan berdasarkan prinsip "online first", yakni setiap berita yang diperoleh di lapangan harus dilaporkan pada kesempatan pertama untuk dimuat di berita online. Ini berbeda dengan pola sebelumnya, di mana reporter kembali ke kantor setelah liputan, lalu menyerahkan berita yang ditulis kepada redaktur halaman masing-masing, baru esoknya setelah dimuat di cetak baru dipublish di online. Kondisi itu sekarang ini dibalik, dimana setiap reporter bekerja berdasarkan prinsip "online first", dan redaktur mengolah berita yang sudah dikirimkan ke platform online untuk dikembangkan ke edisi koran cetak.
2c. Secara fisik bentuk ruang redaksi tidak terlalu berubah, tetapi pembagian klaster berubah sesuai platform. Jika sebelumnya klaster tempat duduk awak redaksi dikelompokkkan berdasarkan desk, kini dikelompokkkan berdasarkan platform, yakni online, harian, mingguan dan produk lain. (layout silahkan minta ke Sekred) 2d. Sejauh ini bentuk newsroom secara digital masih dalam proses penataan, karena penerapan single newsroom di Bisnis Indonesia baru berjalan dua tahun. Di banyak organisasi media seperti Financial Times, proses menuju newsroom terintegrasi biasanya berlangsung hingga 4 tahun baru bisa terlihat bentuknya. 2e. Tugas dan tanggungjawab personel redaksi jelas berubah. Misalnya reporter yang tadinya tugas dan tanggungjawabnya hanya khusus untuk mencari berita bagi koran, kini justru dibalik harus mencari berita untuk kanal online terlebih dahulu. 3. Ya. 4. Penyatuan newsroom terjadi juga antara Bisnis Indonesia dan anak perusahaan meskipun tidak secara fisik. Penyatuan ini disebut sebagai Jaringan Informasi BIsnis Indonesia, dimana semua berita yang dihasilkan reporter dikirimkan ke dalam database berita JIBI. Dari sisi produk, selain database berita grup Bisnis Indonesia diintegrasikan ke dalam JIBI, beberapa rubrik koran yang memiliki segmen dan muatan konten yang sejenis dikerjakan secara sindikasi. Misalnya rubrik Olahraga (Sport) dikerjakan di harian Solopos dan dimuat untuk Harian Jogja dan Bisnis Indonesia. Begitu pula rubrik Nasional (Politik), dikerjakan di harian Solopos dan dimuat di Bisnis Indonesia. 5. Integrasi Grup Bisnis Indonesia masih akan terus berkembang mengingat ini baru proses awal dari sindikasi berita yang lebih besar. Bisnis Indonesia saat ini sedang mengembangkan holding berita Bisnis Indonesia Group of Media, yang disingkat BIG Media. 6. Integrasi Grup akan dikembangkan dari segi konten, dimana konten yang dihasilkan adalah konten bersama dengan teknologi yang dipakai juga teknologi yang terintegrasi. Di media online, ini disebut single CMS atau content management system yang terintegrasi.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
a. Apakah dari alur kerja jurnalistik? Ya. Semua reporter Grup harus menyerahkan berita melalui mekanisme JIBI, yang bisa dipakai oleh semua media dalam grup dan semua platform media dalam grup. b. Apakah dari struktur organisasi redaksi? Ya. Untuk desk-desk yang beritanya digarap secara sindikasi (seperti SPORT, POLITIK), tidak lagi diperlukan Editor di koran dalam anggota sindikasi yang cukup menggunakan halaman yang dikelola oleh koran yang dianggap memiliki spesialisasi di bidang tersebut. Contohnya, Bisnis Indonesia tidak perlu mengelola sendiri halaman Olahraga dan Politik, tetapi cukup memakai halaman Olahraga dan Politik yang dikelola Editor Solopos. Begitu sebaliknya, rubrik yang dikelola Bisnis Indonesia seperti Digital Life dan OASIS dipakai oleh Solopos dan Harian Jogja. c. Tidak. d. Apakah dari segi teknologi? Ya. Bisnis Indonesia Group akan terus mengembangkan single technology platform untuk media digital. CMS tunggal sedang dikembangkan untuk seluruh media online group Bisnis Indonesia sehingga proses kerja menjadi lebih efisien dan efektif.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 4: Daftar Kegiatan Penelitian
Koding (AB) Jawaban pertanyaan Bagaimana konvergensi secara struktural di Bisnis Indonesia?
Open coding
Tema (Axial Coding)
• Satu newsroom berbagai saluran. • Reporter bekerja tidak hanya satu platform • Editor bertugas secara bergiliran
Resource sharing
Bagaimana konvergensi secara alur kerja jurnalistik di Bisnis Indonesia?
• Bekerja mobile • Online first
• Online journalism
proses kerja atau alur jurnalistik dalam ruang redaksi berubah, dimana reporter bekerja secara mobile, tidak perlu ke kantor dan menjalankan kegiatan reporting pemberitaan berdasarkan prinsip
• Berita online dikembangkan ke cetak
Secara operasional, struktur organisasi newsroom Bisnis Indonesia berubah menjadi single newsroom. Jadi satu newsroom melayani berbagai saluran pemberitaan baik cetak maupun online. Dengan demikian, pengawakan pun berubah. Dari sisi reporter, mereka bekerja tidak hanya untuk satu platform penerbitan (bukan hanya reporter cetak), tetapi bekerja untuk multiplatform baik untuk koran, online, maupun penerbitan lainnya dalam grup Bisnis Indonesia. Sedangkan editor bertugas secara bergiliran dan bergantian setiap periode tertentu, misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk menguasai pengelolaan konten pemberitaan di berbagai platform baik cetak maupun online.
• Penyatuan alur kerja jurnalistik
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
"online first", yakni setiap berita yang diperoleh di lapangan harus dilaporkan pada kesempatan pertama untuk dimuat di berita online. Ini berbeda dengan pola sebelumnya, di mana reporter kembali ke kantor setelah liputan, lalu menyerahkan berita yang ditulis kepada redaktur halaman masingmasing, baru esoknya setelah dimuat di cetak baru dipublish di online. Kondisi itu sekarang ini dibalik, dimana setiap reporter bekerja berdasarkan prinsip "online first", dan redaktur mengolah berita yang sudah dikirimkan ke platform online untuk dikembangkan ke edisi koran cetak. Bagaimana konvergensi di ruang redaksi fisik Bisnis Bndonesia?
Pembagian klaster berdasarkan platform
Cross-media newsroom atau newsroom 2.0
Secara fisik bentuk ruang redaksi tidak terlalu berubah, tetapi pembagian klaster berubah sesuai platform. Jika sebelumnya klaster tempat duduk awak redaksi dikelompokkkan berdasarkan desk, kini dikelompokkkan berdasarkan platform, yakni online, harian, mingguan dan produk lain.
Bagaimana konvergensi di • Penyatuan melalui • Fasilitas content Jaringan Informasi Bisnis sharing newsroom digital Bisnis Indonesia? Indonesia (JIBI) Sejauh ini bentuk newsroom secara digital masih dalam proses penataan, karena penerapan single • Penyatuan rubrik • Content sharing newsroom di Bisnis Indonesia baru berjalan dua tahun. Di banyak organisasi media seperti Financial Times, proses menuju newsroom
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 2: Transkrip (Lanjutan)
terintegrasi biasanya berlangsung hingga 4 tahun baru bisa terlihat bentuknya.
Penyatuan newsroom terjadi juga antara Bisnis Indonesia dan anak perusahaan meskipun tidak secara fisik. Penyatuan ini disebut sebagai Jaringan Informasi BIsnis Indonesia, dimana semua berita yang dihasilkan reporter dikirimkan ke dalam database berita JIBI. Dari sisi produk, selain database berita grup Bisnis Indonesia diintegrasikan ke dalam JIBI, beberapa rubrik koran yang memiliki segmen dan muatan konten yang sejenis dikerjakan secara sindikasi. Misalnya rubrik Olahraga (Sport) dikerjakan di harian Solopos dan dimuat untuk Harian Jogja dan Bisnis Indonesia. Begitu pula rubrik Nasional (Politik), dikerjakan di harian Solopos dan dimuat di Bisnis Indonesia.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 4: Daftar Kegiatan Penelitian
Daftar Kegiatan Penelitian No.
Tanggal
Kegiatan
Tempat
1
28 Mei 2012
Wawancara DLE
Kedai makan di Jl KH Mas Mansyur
2
4 Juni 2012
Wawancara AG
Perpustakaan Bisnis Indonesia
3
7 Juni 2012
Wawancara LN, observasi ruang rapat redaksi, observasi budget berita, observasi proses editing dan layout
Ruang Kerja LN, Ruang Layout Bisnis Indonesia
4
8 Juni 2012
Wawancara WIW, MSW
Ruang Kerja WIW, Ruang Redaksi Bisnis Indonesia
5
11 Juni 2012
Observasi rapat budget, rapat final
Ruang Rapat Redaksi Bisnis Indonesia
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 5: Observasi Rapat Budget
Observasi Rapat Budget/Evaluasi Waktu: 11 Juni 2012, 11.20-12.15 Tempat: Ruang Rapat Redaksi di Lantai 7 Wisma Bisnis Indonesia Ruangan itu berbentuk persegi panjang dan ketiga sisinya dibatasi oleh dinding kaca berarsir. Satu sisi yang lain merupakan dinding tembok untuk tempat membentangkan layar. Terdapat sebuah proyektor untuk menampilkan aplikasi yang sedang dibuka di komputer ruangan itu. Sebuah meja oval terletak memanjang di depan layar dan dikelilingi oleh deretan kursi hitam berjumlah 38 buah. Tumpukan koran dari berbagai perusahaan media berada di tengah meja oval tersebut. Suara staf sekretariat redaksi dari interkom mengumumkan rapat akan segera dimulai pada pukul 11:00. Saat itu, hanya ada pemimpin rapat dan seorang redaktur dalam ruangan. Rapat hari itu dipimpin oleh Chamdan Purwoko, redaktur pelaksana untuk kompartemen III. Tidak berapa lama kemudian datang dua pengelola halaman lain dan rapat dimulai pukul 11:20. Jadi selain redaktur pelaksana, rapat dihadiri oleh tiga pengelola halaman, yaitu redaktur desk hukum bisnis, asred desk teknologi informasi, dan asred desk market. Mereka duduk mengelilingi meja dan menghadap ke arah layar. Pemimpin rapat duduk di kursi yang terdekat dengan komputer untuk mengoperasikan komputer dan mengetik hasil rapat. Tampilan komputer yang dioperasikan itu terlihat di layar berukuran 2x2m yang menempel di tempok. Di layar sudah ditampilkan perencanaan dari semua desk. Perencanaan itu berbentuk tabel yang berisi nama desk, kegiatan, isu, dan nama reporter yang meliput. Rapat membahas isu dari tiap desk yang memiliki kemungkinan untuk menjadi berita utama (headline) di halaman 1. Kegiatan di dalam ruang rapat dapat terlihat tetapi suara dari dalam tidak dapat terdengar jelas dari luar ruangan. Pemimpin rapat membuka rapat dan menanyakan pendapat setiap peserta terkait isu masing-masing desk. Setiap peserta rapat menjelaskan dan memberi masukan. Isu-isu yang paling kuat akan diliput dan dikembangkan sehingga menjadi calon HL. Isu-isu tersebut diketik dalam sebuah file dengan format Microsoft Word dan disimpan di folder jaringan internal bernama Budget. Setiap awak redaksi di kantor dapat mengakses file tersebut meskipun tidak hadir dalam rapat. Setelah calon-calon HL diputuskan, rapat membahas laporan pekerjaan bagian Mac (artistik) terkait penyelesaian halaman inti koran yang terbit hari itu. Laporan itu berisi jenis pekerjaan seperti pembuatan ilustrasi atau tabel dan waktu pekerjaan diselesaikan. Waktu pekerjaan menunjukkan kemungkinan ada keterlambatan di bagian redaksi.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 5: Observasi Rapat Budget
Rapat kemudian mengevaluasi koran yang terbit hari itu. Masing-masing peserta rapat memegang satu set surat kabar Bisnis Indonesia. Mulai dari halaman depan, mereka membaca dan membahas isi dan penulisan. Bila ada ditemukan kesalahan, hal itu akan ditulis di dalam satu file. Rapat selesai pukul 12.15.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 6: Observasi Rapat Final
Observasi Rapat Final Waktu: 11 Juni 2012, 16:00-16:25 Tempat: Ruang Rapat Redaksi di Lantai 7 Wisma Bisnis Indonesia Rapat dilaksanakan di ruangan yang sama dengan rapat perencanaan sebelumnya hari itu. Seting ruangan juga tidak berubah. Hanya pemimpin rapat kali ini adalah Wisnu Wijaya, redaktur pelaksana kompartemen I. Peserta yang hadir adalah pengelola halaman yang isu-isunya dalam rapat sebelumnya dicalonkan menjadi HL untuk halaman 1. Ada 6 pengelola halaman yang hadir dalam rapat ini, yaitu dari desk niaga, energi, teknologi, market, transportasi, dan hukum bisnis. Mereka duduk mengelilingi meja dan menghadap ke arah layar. Bahan diskusi adalah kelanjutan dari rapat budget yang dilangsungkan sebelumnya. Setiap redaktur pengelola halaman menjelaskan berita yang sudah diliput oleh wartawan dan menjadi calon HL. Isu yang paling kuat menjadi HL untuk koran keesokan harinya. Dua berita lain juga diputuskan untuk tampil di halaman satu. Rapat berlangsung dengan durasi 25 menit.
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 7: Struktur Organisasi PT JAG
Struktur Organisasi PT Jurnalindo Aksara Grafika
PT JAG Corporate Communication
Redaksi
Produksi & Pemberitaan
Pemasaran & Pengembangan Usaha
Keuangan & Administrasi SDM , Hukum & Umum
Komp I
Operasi Produksi
Komp II
Books Publishing
Iklan
Perwakilan
Keuangan & Akunting
Komp III
BILEC
Sirkulasi
Pemasaran Non BI
IT
Newsroom bisnis.com
Pemasaran
Pengembangan Usaha
Promosi & Inovasi
Int Audit
Investigasi
Bagan Struktur Organisasi PT Jurnalindo Aksara Grafika (Data Internal, 2012)
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012
Lampiran 7: Struktur Organisasi PT JAG
Universitas Indonesia
Pola dan..., Hanum Kusuma Dewi, FISIP UI, 2012