UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISA LABA DAN LABA OPERASIONAL TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN KAS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI DEPOK 2012
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Statement of Authorship
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tuga terlampir adalah murni hasil pekerjaan sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme. Mata Ajaran
: Metode Penelitian Akuntansi
Judul Makalah/Tugas
: Analisa
Laba
dan
Laba
Operasional
Kebiajkan Dividen Kas Dosen
: Vera Diyanty
Nama
: Dody Brian Purba
NPM
: 1006811702
Tanda Tangan
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Terhadap
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial terhadap dividen kas dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh arus kas operasional secara parsial terhadap dividen kas serta juga untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama simultan terhadap dividen kas. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank–bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 -2011. Sampel dalam penelitian ini adalah 26 bank diseleksi dengan kriteria tertentu dengan purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2011 dan Indonesian Capital Market Directory. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan uji asumsi, analisis regresi, pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas sedangkan arus kas operasional tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas tetapi laba akuntansi dan arus kas operasional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas. Kata Kunci: Laba Akuntansi, Laba Tunai, Dividen Kas
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
ABSTRACT This study aims to determine whether there are significant partial accounting profit to the cash dividend and to determine whether there are significant operating cash flow partially to cash dividends as well as to determine whether there are significant accounting income and cash flow together simultaneously to the cash dividend. This research was conducted to determine the effect of correlation between variables is. The population used in this study is the banks listed on the Indonesia Stock Exchange during 2010 -2011. The samples in this study were 26 banks selected by specific criteria with purposive sampling method. The data collected in this study is quantitative data. Sources of data in this study were obtained from a secondary source of annual financial statements published on the Indonesia Stock Exchange the period 2010 - 2011 and the Indonesian Capital Market Directory. Data collection techniques are technical documentation. Method of data analysis is to use the assumption test, regression analysis, hypothesis testing. The results showed that a significant accounting profit partially to cash dividends, while operating cash flow has no significant effect on cash dividends partially but accounting earnings and operating cash flow simultaneously significant effect on cash dividends. Keywords: Profit Accounting, Cash Earnings, Cash Dividends
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini
terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor
ekonomi.
Perekonomian
di
Indonesia
yang
semakin
membaik
menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka berarti semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau di tentukan apakah dari modal sendiri atau dari modal luar. Perusahaan besar umumnya mencari dana tambahan permodalan dengan cara melepas kepemilikan atau menerbitkan surat hutang kepada masyarakat (go public) di pasar modal ataupun di pasar uang. Keputusan ini dianggap tepat sebagai upaya mengantisipasi dampak lebih lanjut dari perkembangan ekonomi dan pesatnya kemajuan teknologi. Melalui go public, perusahaan dapat melakukan pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja atau melaksakan ekspansi usaha dalam rangka mengoptimalkan pangsa pasar yang berpotensial serta memperoleh keunggulan kompetitif guna mempertahankan going concern perusahaan dalam persaingan yang semakin ketat. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu alternatif perolehan dana yang semakin lama semakin banyak digunakan oleh perusahaan, seperti data
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
yang didapat pada situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id yang menunjukkan bahwa hingga September 2012 terdapat sekitar 455 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi. Dari 455 perusahaan yang telah terdaftar di BEI, terdapat 34 perusahaan perbankan disana.( www.idx.co.id.) Di Indonesia perusahaan perbankan menjadi sangat sentral. Selain itu, perbankan juga sangat sensitif terhadap segala sentimen pasar. Perbankan menjadi dasar dan patokan keberhasilan perekonomian negara. Seiiring perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, Perusahaan perbankan semakin banyak melakukan go public untuk memperoleh modal tambahan. Perusahaan yang memperoleh dana tambahan salah satunya dengan cara menerbitkan dan menjual saham di BEI melalui pialang sebagai perantara antara emiten dan investor. Saham yang terjual akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar dividen kepada para investor atau pemegang saham yang merupakan proporsi laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki investor tersebut. Menurut Parthington yang dikutip oleh Tsaniyah (2009:48) mengemukakan bahwa "Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dapat meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan". Terdapat beberapa macam dividen, salah satunya adalah dividen kas yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Pembayaran dividen kas lebih banyak disukai oleh para investor karena dapat membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya pada perusahaan demikian pula stabilitas dividen yang dibayarkan juga akan mengurangi ketidakpastian dari profitabilitas perusahaan, maka kebijakan dividen sangat penting bagi perusahaan, apakah keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen perusahaan adalah besarnya laba akuntansi yang dihasilkan perusahaan Laba akuntansi dijadikan sebagai ukuran kinerja akuntansi
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
perusahaan, sering kali perusahaan juga mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban-beban non kas seperti beban penyusutan dan amortisasi. Investor umumnya menginginkan pembagian dividen relatif stabil, karena stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Namun tidak semua laba yang dihasilkan akan dibagikan sebagai dividen kepada semua pemegang saham dan laba yang tidak dibagikan itu disebut laba ditahan (retained earning). Pada sebuah penelitian dijelaskan bahwa semakin meningkat jumlah laba akuntasi, maka akan meningkatkan laba tunai. Hal ini akan berdampak terhadap dividen kas yaitu akan semakin naik pula laba ditahan. Sehingga penulis memprediksi dividen kas yang dibagikan juga akan meningkat begitu pula sebaliknya jika laba akuntansi menurun maka laba tunai pun akan menurun sehingga laba ditahan pun menurun dan diprediksikan bahwa dividen kas yang dibagikan perusahaan juga akan menurun. Seperti yang telah dikemukakan oleh Martono dan Agus Harjito (2008) bahwa "Perusahaan harus bijak dalam membagi laba yang dihasilkannya untuk kegiatan perusahaannya dan untuk dividen bagi pemegang sahamnya, jika laba meningkat maka dividen dan kas perusahaan pun akan meningkat". Namun terdapat juga anomali terhadapa beberapa perusahaan. Pada beberapa perusahaan, pembagian laba akuntansi untuk laba ditahan berubah ubah dan tidak proposional hal ini tentu akan berpengaruh pada stabilitas dividen kas yang dibagikan dan akan mempengaruhi kepercayaan investor dalam berinvestasi. Seharusnya semakin tinggi laba ditahan maka semakin besar pula dividen yang dibagikan kepada pemegang saham karena dividen dan laba ditahan berasal dari laba perusahaan yang dihasilkan dalam satu periode termasuk laba akuntansi dan laba tunai dan perusahaan pun harus mampu secara bijak dan proposional dalam membagikan laba akuntansi yang dihasilkannya untuk dividen kas dan untuk laba ditahan yang nantinya akan dipakai dalam pendanaan kegiatan perusahaan.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Namun pada kenyataanya perusahaan selalu mengalami kebimbangan dalam pembagian besar kecilnya dividen. Terdapat beberapa pendapat yang pro dan kontra dari para ahli tentang masalah pembagian dividen, seperti yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (MM) yang dikenal dengan teori dividen tidak relevan yang berpendapat bahwa "Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak ( EBIT ) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan". Ada juga pendapat dari Gordon dan Lintner yang dikenal dengan teori The Bird in the Hand yang menyatakan bahwa "Pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal, karena dividen lebih pasti dari pada pendapatan modal". Pendapat dari Litzenberger dan Ramaswamy yang dikenal dengan teori perbedaan pajak yang menyatakan bahwa "Karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak", serta pendapat yang disebut teori Signaling Hyipothesis yang menyatakan bahwa "Kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains", dan yang terakhir teori yang disebut Clientele Effect yang menyatakan bahwa " Kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan tergantung dari kondisi perusahaan dan pemegang saham yang menginginkan besar atau kecilnya pembagian dividen". Terlepas dari pro dan kontra para ahli tentang pembagian dividen, keputusan akhir perusahaan dalam pembagian dividen tunai dan berapa besar yang dibagikan serta berapa besar laba yang akan ditahan oleh perusahaan tergantung pada pemegang saham perusahaan yang tidak terlepas dari pertimbangan matang atas banyak faktor termasuk laba akuntansi yang dianggap sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Sebuah penelitian yang dilakukan Elizabeth (2007) yang menganalisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, penelitian ini menganalisa 25 perusahaan yang go public di BEJ pada tahun 2000, 2001 dan 2002. Berdasarkan penelitiannya terdapat konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas serta disimpulkan bahwa laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibagikan dari laba tunai. Namu ada faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan membayar dividen. Mennurut Deniz Igan dkk, ada faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan membayar dividen. Menurut mereka rasio likuiditas adalah faktor yang selama ini diabaikan dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan laba dan laba operasional terhadap kebijakan dividen kas dengan melihat seberapa kuat pengaruhnya antara variabelvariabel tersebut. Periode penelitian yang dilakukan yaitu pada tahun 2010 sampai dengan 2011. Penelitian ini memilih populasi pada perusahan-perusahaan perbankan yang go public di BEI yang mengeluarkan dividen kas pada tahun tersebut secara berturut-turut.
1. 2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, Peneliti merumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan laba akuntansi dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 hingga 2011; 2. Mengetahui dampak rasio likuiditas terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 hingga 2011.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui dampak laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 hingga 2011; 2. Mengetahui dampak rasio likuiditas terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 hingga 2011.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi Penulis Penelitian ini memperkaya ilmu dan pengetahuan penulis mengenai hubungan antara laba akuntansi, laba tunai dan rasio likuiditas dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai hubungan antara laba akuntansi, laba tunai dan rasio likuiditas dengan dividen kas pada perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan/atau menjadi acuan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Investor dan Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham berdasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi keuangna yang dilaporkan perusahaan.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
1.5
Model Operasional Penelitian Model operasional yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah: 1. Studi kepustakaan dari berbagai buku referensi, jurnal, dan penelitian terdahulu yang terkait. 2. Data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan tahunan perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2011.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Laba 2.1.1 Studi Kandungan Informasi Atas Laba Laporan keuangan merupakan bahasa bisnis sebagai alat komunikasi oleh pihak internal yaitu manajemen dengan pihak eksternal seperti kreditor, investor dan pemerintah. Seluruh bagian laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas atau perubahan laba ditahan, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan perusahaan merupakan bagian penting dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan tidak dirancang untuk mengukur nilai suatu perusahaan secara langsung tetapi informasi yang disediakan dimaksudkan untuk mengestimasi nilai perusahaan oleh pihak-pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan juga merupakan produk dari akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif keuangan atas semua transaksi-transaksi yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk suatu peride tertentu. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggungjawabkan atas aktifitas perusahaan terhadap pemilik dan juga membebankan informasi mengenai posisi perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (Muhammad Yusuf dan Soraya, 2004). Laporan keuangan ini disusun oleh manajemen, sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan juga menunjukkan kinerja manajemen dan merupakan sumber dalam mengevaluasi performance kinerja manajemen. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja tersebut adalah laba.
2.1.2 Konsep Laba Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi (Belkaoui,1993) Dalam SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan membantu
menyediakan
informasi
untuk
menilai
kinerja
manajemen,
mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Pengertian laba secara konvensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi selama satu periode akuntansi dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal periode. Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba terdiri dari hasil operasional, atau luar biasa, dan hasil-hasil non-operasional, atau keuntungan dan kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba biasa dianggap bersifat masa kini (current) dan berulang, sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak demikian (Rahmat, 2006 : 9). Muqodim (2005:111) menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan laba dan pengertian laba sebagaimana dikemukakan oleh ekonom John Hiks (1949) yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode (misalnya satu minggu atau satu bulan) dengan harapan keadaannya pada akhir periode tetap sama (as well off) seperti keadaan awal periode.
2.2 Laba Akuntansi Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya. Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisian laba sebagai penda-patan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim, 2005:131). Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2005: 456) : 1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital). 2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn. 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. 5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public. 6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus. 8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9. Dasar pembagian dividen.
Bila dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah definisi yang sesung-guhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah: 1. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti. 3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme. 4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.
2.3 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban atau utang-utang jangka pendeknya. Ada beberapa rasio yang masuk dalam kelompok rasio likuiditas yaitu: current ratio, acid test ratio, cash ratio, turn over receivable, average collection period dan inventory turn over. Laporan penelitian ini membatasi penelitiannya hanya pada pengaruh dari current ratio terhadap dividen kas. 2.3.1 Current ratio Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Rumus perhitungannya adalah: Current ratio =
2.4 Dividen Kas 2.4.1 Definisi dan Tujuan Dividen Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu rapat umum pemegang saham. Yang termasuk dalam pengertian Dividen adalah: 1. Pembagian laba secara langsung atau tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun. 2. Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal disetor. 3. Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran, termasuk yang berasal dari kapitalisasi agio saham. 4. Pembagian Laba dalam bentuk saham. 5. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran. 6. Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perusahaan yang bersangkutan.
Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Menurut Aharony dan Swary (1980) dalam Mutamimah dan sulistyo (2000) mengemukakan bahwa informasi yang diberikan pada saat pengumuman
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
dividen lebih berarti daripada pengumuman earning. Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibanding harga belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan. Dalam pembayaran dividen, perusahaan dapat menggunakan bentuk-bentuk tertentu pembayaran dividen. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai (cash dividend), dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property dividend), dividen dalam bentuk surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend).
Adapun tujuan dari pembagian dividen adalah sebagai berikut: a. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. b. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus dan dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor. c. Sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain. d. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi. e. dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham. Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau saham bonus. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah masalah: 1. Kapan utang dividen harus dicatat; 2. Kepada siapa dividen akan diterimakan; dan 3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus: 1. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar; 2. Jumlah kas yang cukup; dan 3. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen. Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury sedangkan dividen saham dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat pula tidak. Pembagian dividen tunai akan menyebabkan laba yang ditahan berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan pembagian dividen saham tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya akan mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal saham. Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar sahamnya dengan cara menambah jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan ini dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham. Kejadian ini tidak akan mempengaruhi bentuk susunan modal dan untuk itu tidak perlu dicatat dalam pembukuan.
2.4.2 Jenis Dividen Berdasarkan tipologinya, dividen dapat dibagi menjadi empat jenis, yakni: 1. Cash Dividen Cas dividen adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar, 1983: 312). Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua biasanya yang dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang, sehingga memudahkan pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia (Arief Suaidi, 1994: 230). Yang perlu
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkannya uang tersebut kepada yang berhak. Script dividen seperti ini biasanya dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba, dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash yang cukup untuk membayar dividen cash (Arief Suaidi, 1994: 231).
2. Property Dividen Property dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal) saham perusahaan).
3. Liquidating Dividen Liquidating dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba (Cash Dividen), sedangkan sebagian lagi dimaksudkan
sebagai
pengembalian
modal
yang
ditanamkan
(diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar, 1983: 314). 4.
Stock Dividen Stock dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M. Munandar, 1983: 314).
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
2.4.3 Kebijakan Dividen Kebijakan deviden (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau ditahan (retained) didalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan atau kepentingan pemegang saham di satu sisi dan kepentingan perusahan disisi lain. Dividen ini dibagikan untuk para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang diambil dari EAT dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen dari modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan penerbitan saham baru seperti rights dan warran. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan ada beberapa macam, yaitu (Van Horne,1995): 1. Kebijakan dividen yang stabil Artinya jumlah dividen per lembar saham (DPS) yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen tersebut antara lain karena,: a. Memberikan kesan kepada para pemodal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang; dan b. Adanya golongan pemodal tertentu yang menginginkan kepastian dividen yang akan dibayarkan. 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal ditambah dividen ekstra. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya, dan jika terjadi
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra. 3. Kebijakan dividen yang konstan. Berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan (membaik atau memburuk), maka perubahan kebijakan dividen akan meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan.
2. Kebijakan Dividen yang fleksibel Kebijakan dividen yang fleksibel berarti besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
2.4.4 Dividen Kas Stice et al. (2005) mengartikan dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Dividen dapat berupa uang tunai maupun saham. Terkait dengan dividen terdapat 3 tanggal penting, yaitu pengumuman, pencatatan, dan pembayaran/pembagian. Dividen tunai (cash dividend) umumnya lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan dividen saham (stock dividend). Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto, H.M, 2003).
2.5 Penelitian Terdahulu Banyak penelitan yang trlah membhas terkait laba akuntansi dan hubungannya dengan dividen kas. Penelitian Nia Febrian membahsa terkait hal tersebut. Nia meneliti tentang Dampak laba Akuntansi terhadap pembagian Dividen kas pada Industri Barang Konsumsi yang telah go publik. Juga terdapat penelitian yang membahas Hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan penelitian pada jurnal tersebut, dapat diambil kesimpulan adanya hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas, pada penelitian ini laba akuntansi menunjukan korelasi yang lebih kuat an adanya hubungan antara laba tunai dengan dviden. Jurnal yang berjudul Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003) yang diteliti oleh Michell Suharli dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Berdasarkan penelitiannya pada jurnal tersebut diberikan kesimpulan bahwa kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan. Jurnal yang berjudul Liquidity and Dividend Policy yang diteliti oleh Deniz Igan, Áureo de Paula dan Marcelo Pinheiro dari Universitas Muenchen. Berdasarkan penelitiannya pada jurnal tersebut diberikan kesimpulan bahwa (1) perusahaan yang membayar dividen memiliki pasar yang lebih likuid (2) yang tidak membayar dividen lebih volatil (3) ada hubungan positif antara investasi dengan biaya seleksi (4) likuiditas secara positif terkait dengan kecenderungan membayar dividen (5) hubungan antara likuiditas dan dividen lebih kuat untuk perusahaan dengan kekuasaan shareholder yang lebih besar.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Persamaan penilitian ini dengan penelitian terdahulu sebagai referensi yang berjudul “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah sama-sama menggunakan data kuantitatif dan sama-sama menggunakan model Korelasi Spearmen. Yang menjadi perbedaan antara kedua penelitian ini adalah subyeknya, dalam penelitian terdahulu subyek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI, sedangkan pada penelitian ini subyek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI serta ada tambahan variabel yaitu rasio likuiditas. 2.6
Pengujian Hipotesis
2.6.1 Laba akuntansi terhadap dividen kas Perusahaan yang baik memperoleh laba termasuk dalam laba akuntansi dalam aktifitas operasinya maka laba tersebut dapat diinvestasikan kembali dalam aktiva – aktiva operasi, digunakan untuk membeli sekurutas, digunakan untuk melunasi utang, atau didstribusikan kepada pemegang saham berupa dividen. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan salah satunya dapat digunakan sebagai dasar pembagian dividen (Suwardjono, 2005: 456) Nia (2010) melakukan penelitian terhadap industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, dimana didapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif laba akuntansi terhadap dividen kas. Dari teori penghubung dan penelitian terdahulu dapat dibuat hipotesa bahwa laba akuntansi sebagai laba yang dihasilkan oleh perusahaan berpengaruh terhadap besarnya pembagian dividen kas. Semakin besar laba akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibagikan.
H1: Laba Akuntansi berpengaruh positif terhadap pembagian dividen kas
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
2.6.2
Rasio Likuiditas terhadap dividen kas Jurnal yang berjudul Liquidity and Dividend Policy yang diteliti oleh
Deniz Igan, Áureo de Paula dan Marcelo Pinheiro dari Universitas Muenchen menyatakan likuiditas secara positif terkait dengan kecenderungan membayar dividen.
H3: Rasio likuiditas berpengaruh positif terhadap pembagian dividen kas
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian yang berbasis pada pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, yakni hubungan yang bersifat korelasional. Menurut Rochaety pada Malesa Anan (2007), studi korelasional yaitu studi yang dilakukan apabila peneliti tertarik untuk menggambarkan variabel - variabel yang penting yang berhubungan dengan suatu masalah.
B. Populasi dan Jenis Data Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan - perusahaan perbankan, dalam hal ini Bank terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bank – bank tersebut adalah yang terdaftar selama tahun 2010 2011. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Menurut Sugiyono, Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja). Purposive sampling di sini menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah : 1. Bank listing di Bursa Efek indonesia selama tahun 2010 -2011 2. Bank tidak mengalami kerugian selama tahun 2010 -2011 3. Bank membayar deviden kas pada tahun tersebut. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Menurut Kuncoro dalam Malesa, data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik. Data – data ini merupakan data sekunder. Data
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2010 -2011. C. Teknik Pengumpulan dan Sumber Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan
data.
Teknik
dokumnetasi
dilakukan
dengan
cara
mengumpulkan informasi basis data berupa lapoan keuangan setiap sampel pada setiap periode penelitian. Sumber data didapatkan juga melalui Indonesia capital Market Directory ( ICMD ) dan website Bursa Efek Indonesia ( www.idx.co.id ) D. Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan opersional variabel sebagai variabel independent dan variabel dependent. 1. Variabel Independen Yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini : a. Laba Akuntansi ( LABA ) adalah laba yang diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya perusahaan. Laba akkuntansi merupakan laba bersih yang dilaporkan dalam laporan keuangan. b. Arus Kas Operasional ( CF_Operasi ) adalah jumlah peredaran kas yang terjadi melalui kegiatan perasional bank / perusahaan. 2. Variabel Dependent Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependent adalah dividen kas ( CASHDIV ). Dividen kas dalam penelitian ini merupakan laba dalam bentuk uang kas yang dibayarkan kepada pemegang saham berdasarkan RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham ) E. Metode Analisis Data
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis dengan tools statistik SPSS 17. Sebelum data dapat dianalisa, maka perlu dilakukan analisa data. 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolineritas, dan uji autokorelasi. a. Uji Multikolineritas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi saling keterkaitan antar variabel independen. Menurut Rochaety ( 2007 ) ada tidaknya multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat angka VIF ( Varians In Frequency ). b. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih dalam Melesa Anan sebagai berikut: a. DW dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif b. DW diatas 2, berarti terdapat autokorelasi negatif c. DW berada diantara 2 dan -2 berarti tidak terdapat autokorelasi 2. Pengujian Hipotesis Penelitian ini dianalisis dengan odel regresi untuk melihat seberapa besar pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasional terhadap dividen kas. Model penelitiannya adalah : CASHDIV = α + β1 LABA + β2 CF_Operasi + e dimana :
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
CASHDIV
: Dividen Kas
α
: Konstanta
β1, β2
: Koefisien regresi X1, X2
LABA
: Laba Akuntansi
CF_Operasi : Arus Kas Operasional a. Uji T ( t - test ) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasioanl secara parsial
terhadap
dividen
kas.
Uji
ini
dilakukan
dengan
membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut: H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%) Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%) Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima. Hipotesis : Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasional berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial Hipotesis Statistik : H0 : B2 = 0 Ha : B2 ≠ 0 b. Uji F ( f – test ) Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu laba akuntansi dan arus kas operasional
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
terhadap dividen kas. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: H0 diterima jika F hitung < F tabel Ha diterima jika F hitung > F tabel Hipotesis : Laba Akuntansi dan arus kas operasional berpengaruh terhadap dividen kas secara bersama – sama. Hipotesis statistik : H0 : B1 = 0 Ha : B1 ≠ 0
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi dan pengujian menggunakan regresi. Pengujian asumsi dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 26 bank dari 54 bank yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2010 2011. Statistics CF_OPERAS CASHDI LABA I V N
Valid Missing
26
26
26
0
0
0
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LABA
26 28113202804
2.E13 3.64E12
4.652E12
CF_OPERASI
26
-4.E13
5.E13 5.15E12
1.606E13
CASHDIV
26
2250000000
3.E12 8.55E11
1.049E12
Valid N (listwise)
26
B. Analisis hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Multikolineritas
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Untuk mendeteksi terjadinya multikolineitas dilakukan perbandingan nilai VIF. Nilai VIF statistik dalam penelitian ini dapat diketahui melalui uji pada tabel berikut ini: Tabel
Coefficientsa Standardiz ed Coefficient s
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
t
(Constant) 8.119E10 8.840E10 LABA CF_OPER ASI
.218
.016
-.004
.005
Sig.
Toleran ce
VIF
.918
.368
.968 13.239
.000
.845
1.183
.443
.845
1.183
-.057
-.781
a. Dependent Variable: CASHDIV Menurut buku Nachrowi & Usman, jika VIF statistik < 10, maka tidak terdapat multikolineritas. Sebaliknya, jika VIF > 10, maka terdapat multikolineritas. Pada tabel diatas, VIF statistik menunjukkan angka 1,183 yang berarti bahwa tidak terdapat multikolineritas. b. Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan perbandingan nilai Durbin-Watson (DW)-statistik dengan nilai DW-tabel. Nilai DWstatistik dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melihat koefisien korelasi DW-statistik (DW-test) melalui uji Durbin-Watson pada tabel berikut ini: Model Summaryb Model 1
R .947
R Square a
.896
Adjusted R Square .887
Std. Error of the Estimate 3.525E11
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
DurbinWatson 1.912
a. Predictors: (Constant), CF_OPERASI, LABA b. Dependent Variable: CASHDIV Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai DW-statistik yang didapatkan sebesar 1,912. Menurut Algifari (1997) dalam Barita, untuk mendeteksi
terjadinya
autokorelasi,
angka
ini
kemudian
diklasifikasikan menurut kriteria yang ditentukan sesuai dengan tabel berikut ini: Tabel Interpretasi Autokorelasi DW Statistik
Kesimpulan
< 1.10
Ada Autokorelasi
1.10 – 1.54
Tidak ada kesimpulan
1.55 – 2.46
Tidak ada autokorelasi
2.47 - 2.90
Tidak ada kesimpulan
> 2.90
Ada korelasi
Untuk menilai ada atau tidaknya autokorelasi, nilai Durbin-Watson statistik yang didapatkan dari penghitungan pada tabel di atas, yang menunjukkan nilai sebesar 1,912 diklasifikasikan menurut kriteria pengukuran autokorelasi pada tabel di atas. Dilihat dari tabel tersebut, pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model ini. 2. Analisis Regresi Dari hasil pengujian asumsi disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regres. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut : a. Persamaan Regresi
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh laba akuntansi dan arus kas operaional terhadap dividen kas. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
8.119E10
8.840E10
.218
.016
-.004
.005
LABA CF_OPERAS I
Beta
t
Sig. .918
.368
.968
13.239
.000
-.057
-.781
.443
a. Dependent Variable: CASHDIV Berdasarkan tabel diatas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: CASHDIV = 8,119E10 + 0,218 LABA – 0,004 CF_Operasi + e Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 % laba akuntansi akan diikuti kenaikan dividen kas sebesar 0,218 dengan asumsi variabel lain tetap. Dan setiap kenaikan kenaikan arus kas operasional sebesar 1 % maka akan diikuti penurunan kas dividen sebesar 0,004 dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Analisis koefisien dan Koefisien Determinasi Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R mendekati 1.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin
mendekati
satu,
maka
variabel-variabel
independen
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Tabel Hasil Analisa Koefisien Korelasi dan Determinasi
Model
R
1
.947a
R Square
Adjusted R Square
.896
Std. Error of the Estimate
.887
3.525E11
DurbinWatson 1.912
a. Predictors: (Constant), CF_OPERASI, LABA b. Dependent Variable: CASHDIV Pada model diatas, nilai koefisien korelasi ( R ) sebesar 0,947 yang berarti bahwa korelasi antara laba akuntansi dan arus kas operasional terhadap variabel dividen kas kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,896. Hal ini berarti 89,6% variasi atau perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi dari laba akuntansi dan arus kas operasional, sedangkan sisanya (10,4%) dijelaskan oleh faktor lain. c. Pengujian Hipotesis 1. Uji T Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel menggunakan rumus uji-t. Hipotesisnya : H0 : µ = 0 Ha : µ ≠ 0
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Penilaian penolakan atau pun penerimaan hipotesis dilakukan jika nilai probabilitas sig < α, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang berarti ada pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasional terhadap dividen kas. Dalam hal ini α sebesar 0,05. Tabel Hasul Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) LABA CF_OPERAS I
Standardized Coefficients
Std. Error
8.119E10
8.840E10
.218
.016
-.004
.005
Beta
t
Sig. .918
.368
.968
13.239
.000
-.057
-.781
.443
a. Dependent Variable: CASHDIV Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar 13,239 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan angka statistik < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya arus kas operasional sebesar – 0,781 dengan nilai signifikan 0,443. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan angka > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap dividen kas. 2. Uji F Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel menggunakan rumus uji-F. H0 : µ = 0 Ha : µ ≠ 0
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Penilaian penolakan atau pun penerimaan hipotesis dilakukan jika nilai probabilitas sig < α, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang berarti ada pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasional terhadap dividen kas. Dalam hal ini α sebesar 0,05.
Tabel Hasil Uji F
Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
2.466E25
2
1.233E25
Residual
2.858E24
23
1.242E23
Total
2.751E25
25
F 99.222
a. Predictors: (Constant), CF_OPERASI, LABA b. Dependent Variable: CASHDIV Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai probabilitas sig 0.000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasional terhadap dividen kas signifikan. C. Pembahasan Hasil Penelitian Nilai R Square sebesar 0,896 yang berarti bahwa 89,4% variasi atau perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi laba akuntansi dan arus kas operasional, sedangkan sisanya sebesar 10,4% dijelaskan oleh sebabsebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan, sedangkan arus kas operasional yang diperoleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap dividen kas perusahaan.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
Sig. .000a
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh lebih signifikan terhadap dividen tunai dibandingkan dengan arus kas operasioanl. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian dan mungkin juga dikarenakan laba yang dihasilkan oleh perusahaan adalah meruapakan hasil dari dressing window atau smoothing income (perataan laba) oleh manajemen agar para investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan mereka. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Reagen Pangaribuan (2007) yang menyimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh lebih signifikan terhadap dividen kas. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ternyata arus kas operasional tidak berpengarh terhadap pembagian dividen kas.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa Ho ditolak dan ha diterima. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif terhadap dividen kas. 2. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arus kas operasional tidak berpengaruh pad dividen kas. 3. Hasil pengujian secara simultan ( bersama- sama ) diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Maka denan demikian dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi dan arus kas operasional berpengaruh terhadap dividen kas.
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
LAMPIRAN Statistics LABA N
Valid Missing
CF_OPERASI
CASHDIV
26
26
26
0
0
0
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LABA
26
28113202804
2.E13
3.64E12
4.652E12
CF_OPERASI
26
-4.E13
5.E13
5.15E12
1.606E13
CASHDIV
26
2250000000
3.E12
8.55E11
1.049E12
Valid N (listwise)
26
b
Model Summary
Model
R
1
.947
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.896
.887
Durbin-Watson
3.525E11
1.912
a. Predictors: (Constant), CF_OPERASI, LABA b. Dependent Variable: CASHDIV
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.466E25
2
1.233E25
Residual
2.858E24
23
1.242E23
Total
2.751E25
25
a. Predictors: (Constant), CF_OPERASI, LABA b. Dependent Variable: CASHDIV
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
F 99.222
Sig. .000
a
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
8.119E10
8.840E10
.218
.016
-.004
.005
LABA CF_OPERASI
t
Sig. .918
.368
.968
13.239
.000
-.057
-.781
.443
a. Dependent Variable: CASHDIV
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
8.48E10
3.31E12
8.55E11
9.931E11
26
-1.020E12
7.610E11
.000
3.381E11
26
-.776
2.476
.000
1.000
26
-2.893
2.159
.000
.959
26
a. Dependent Variable: CASHDIV
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA Ariyanti, Fitri, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia”, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Penerbit:BPFE, Yogyakarta. Pangaribuan, Reagen, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas Dengan Dividen Kas ( Studi Kasus : Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ tahun 2002-2004“, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis:Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta. Sihombing, Barita Stepanus, 2006, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur ( Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEJ)”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas, Penerbit Alfabeta, Bandung. www.idx.co.id
Analisis laba ..., Dody Brian Candra Purba, FE UI, 2012