UNIVERSITAS DIPONEGORO
PERGESERAN FUNGSI RUMAH DI KAMPUNG KAUMAN KECAMATAN SEMARANG TENGAH
TUGAS AKHIR
AMIERUL HAPSARI L2D 008 007
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG JANUARI 2013
i
ABSTRAK Pergeseran Fungsi Rumah di Kampung Kauman, Kecamatan Semarang Tengah Amierul Hapsari L2D 008 007 Semarang sebagai ibukota provinsi, menjadikan Kota Semarang sebagai salah satu tujuan urbanisasi di Pulau Jawa. Semakin meningkatnya arus urbanisasi memaksa Kota Semarang untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan akan ruang, dimana hal tersebut akan mempengaruhi terjadinya pergeseran fungsi lahan. Semakin tingginya arus urbanisasi yang terjadi di kota Semarang juga mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan rumah menjadi tinggi. Rumah bukan merupakan suatu bentuk fisik yang sekali jadi melainkan suatu bentuk fisik yang terus menerus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan penghuninya itu sendiri. Pada dasarnya, rumah merupakan suatu tempat dimana manusia berlindung dari segala cuaca dan tempat manusia melakukan interaksi dengan keluarganya. Namun seiring dengan perkembangannya, banyak rumah yang tidak hanya difungsikan sebagai tempat tinggal (place of living), tetapi difungsikan sebagai tempat usaha (place of provit making). Kampung Kauman adalah salah satu kawasan yang banyak dijadikan sebagai tempat tinggal oleh para pelaku migrasi tersebut dan di kawasan ini banyak masyarakat yang memfungsikan rumahnya sebagai tempat usaha (place of profit making). Saat ini, Kampung Kauman sudah memperlihatkan adanya aktivitas perdagangan di lingkungan permukiman yang dipengaruhi oleh keberadaan Pasar Johar. Terbukti dari masyarakat Kampung Kauman yang memanfaatkan rumahnya untuk aktivitas perdagangan dan jasa. Hal ini memicu terjadinya pergeseran fungsi rumah dari fungsi tempat tinggal menjadi fungsi ganda yaitu tempat tinggal dan perdagangan. Bahkan ada beberapa diantaranya yang merubah rumahnya menjadi fungsi perdagangan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui alasan masyarakat dalam melakukan pergeseran fungsi rumah dan untuk mengetahui faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah yang terjadi di Kampung Kauman. untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka metode pendekatan studi yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan adalah analisis crosstab (tabulasi silang). Masyarakat di Kampung Kauman yang melakukan pergeseran fungsi rumah dipengaruhi oleh letak Kampung Kauman yang strategis dimana perkembangan kawasan tersebut tidak terlepas dari perkembangan Pasar Johar yang berdekatan dengan Kampung Kauman. Seperti diketahui bahwa Pasar Johar adalah kawasan dengan beragam aktivitas dimana hal tersebut menyebabkan pesatnya perkembangan pasar dan kawasan sekitarnya termasuk Kauman. Faktor lain yang mempengaruhi masyakarat dalam melakukan pergeseran fungsi rumah adalah faktor lama tinggal dan status kepemilikan rumah. Lama tinggal menjadi faktor yang mempengaruhi karena mayoritas masyarakat yang tinggal di Kampung Kauman selama lebih dari 20 tahun dapat melihat perkembangan Kauman dan peluang yang baik dalam membuka usaha di kawasan tersebut. Sementara faktor status kepemilikan rumah juga menjadi faktor karena masyarakat yang memiliki rumah sendiri akan lebih leluasa melakukan perubahan fungsi pada rumahnya. Dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah, diketahui mayoritas masyarakat mengukapkan alasan mereka melakukan pergeseran fungsi rumah yaitu untuk menambah tempat usaha. Kata Kunci: Kampung Kauman, Rumah, fungsi rumah, pergeseran fungsi
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pergeseran Fungsi Rumah di Kampung Kauman Kecamatan Semarang Tengah”. Penulis menyadari mulai dari persiapan sampai menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dan disajikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya; 2. Kedua orang tua tercinta, papa Ir. Soekarsono Wilis dan mama Zuraida Wilis yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan yang tidak ada habisnya kepada penyusun dalam penyelesaian Tugas Akhir ini; 3. DR. Ir. Joesron Alie Syahbana, M.Sc selaku dosen pembimbing atas bimbingannya dalam penyelesaian Tugas Akhir; 4. Bapak Ir. Jawoto Sih Setyono, MDP selaku dosen penguji yang memberikan saran dan masukan untuk membuat Tugas Akhir ini menjadi lebih baik; 5. Ibu Ir. Nurini, MT
selaku dosen penguji yang memberikan saran dan masukan untuk
membuat Tugas Akhir ini menjadi lebih baik; 6. Tokoh dan masyarakat Kampung Kauman Semarang atas bantuan dan kerjasamanya; 7. Tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari teman-teman terbaik Wahyuning N. Riesya, Indah Tri Utami, Reni Astuty Manurung, Alvionita Delvi Yunardi, Ratna Kusumaningrum, Mitha Hapsari, Muhammad Furqon, Erga Pradika, Bima Fitriandana, dan Riska Edwi Meilia. Terima kasih yang tidak ada habisnya atas waktu yang diluangkan untuk membantu, memberi semangat, dan dorongannya yang sangat hebat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Terima kasih; 8. Seluruh teman-teman, sahabat Planologi angkatan 2008 atas semangat dan kebersamaannya selama ini; 9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak yang terkait dan membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyusunan laporan selanjutnya yang lebik baik.
Semarang, Januari 2013 Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v DAFTAR ISI........................................................................................................................ vi DAFTAR TABEL................................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1 I.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 3 I.3 Tujuan dan Sasaran................................................................................................... 3 I.4 Ruang Lingkup Studi................................................................................................ 4 I.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ............................................................ 4 I.4.1.1 Deliniasi Wilayah Penelitian.................................................................... 4 I.4.2 Ruang Lingkup Materi................................................................................ 5 I.5 Definisi Operasional ................................................................................................. 6 I.6 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6 I.7 Keaslian Penelitian ................................................................................................... 7 I.8 Metodei Penelitian ................................................................................................... 9 1.7.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................ 9 1.7.2 Tahap Pengumpulan Data .......................................................................... 9 1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 10 1.7.4 Teknik Sampling ........................................................................................ 12 1.7.5 Kebutuhan Data.......................................................................................... 13 I.9 Teknik Analisis......................................................................................................... 16 I.10 Jenis Analisis .......................................................................................................... 16 I.11 Kerangka Analisis.................................................................................................... 17 vi
I.12 Kerangka Pikir ........................................................................................................ 19 I.13 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 21
BAB II PERGESERAN FUNGSI RUMAH...................................................................... 22 2.1 Perkembangan Kota ................................................................................................. 22 2.2 Kampung Kota ......................................................................................................... 23 2.2.1 Pengertian Kampung Kota.......................................................................... 23 2.2.2 Sejarah Terbentuknya Kampung................................................................. 26 2.2.3 Perkembangan Kampung............................................................................ 26 2.2.4 Terbentuknya Kampung Kauman, Semarang ............................................. 27 2.3 Tinjauan Tentang Permukiman ............................................................................... 30 2.4 Tinjauan Tentang Rumah dan Fungsi Rumah ......................................................... 32 2.4.1 Konsep Rumah.............................................................................................. 34 2.4.2 Fungsi Rumah ............................................................................................... 35 2.5 Pergeseran Fungsi Rumah ....................................................................................... 37 2.5.1 Pergeseran Fungsi Rumah pada Aspek Fisik (Internal) ............................... 39 2.5.2 Pergeseran Fungsi Rumah pada Aspek Non Fisik (Eksternal) .................... 40 2.6 Sintesa Literatur ....................................................................................................... 41 2.7 Variabel Penelitian................................................................................................... 42
BAB III GAMBARAN UMUM ......................................................................................... 44 3.1 Wilayah Makro Kecamatan Semarang Tengah........................................................ 44 3.2 Wilayah Mikro Kelurahan Kauman dan Kelurahan Bangunharjo ........................... 45 3.3 Komposisi Penduduk .............................................................................................. 45 3.4 Kondisi Fisik Kawasan ........................................................................................... 46 3.4.1 Utilitas Kawasan ....................................................................................... 47 3.4.1.1 Pemanfaatan Lahan ................................................................................ 47 3.4.1.2 Fasilitas Ekonomi ................................................................................... 47 3.4.2 Jumlah Rumah ........................................................................................... 48 3.4.3 Jumlah Perusahaan/Usaha ......................................................................... 49 3.5 Potensi Kampung Kauman ...................................................................................... 50
vii
BAB IV ANALISIS PERGESERAN FUNGSI RUMAH DI KAMPUNG KAUMAN SEMARANG ........................................................................................................ 57 4.1 Identifikasi Pergeseran Fungsi Rumah dari Aspek Fisik yang Terjadi di Kampung Kauman.................................................................................................... 57 4.2 Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pergeseran Fungsi Rumah .......................... 69 4.3 Faktor Internal yang Mempengaruhi Pergeseran Fungsi Rumah............................. 72 4.4 Dampak Pergeseran Fungsi Rumah pada Kondisi Sosial di Kampung Kauman ..... 82 4.5 Hasil Temuan Studi.................................................................................................. 84 4.5.1 Analisis Identifikasi Pergeseran Fungsi Rumah ............................................. 84 4.5.2 Analisis Faktor Eksternal ............................................................................... 85 4.5.3 Analisis Faktor Internal .................................................................................. 86 4.6 Best Practice............................................................................................................. 88 4.6.1 Kampung Kauman, Solo ................................................................................ 88 4.6.2 Kampung Kauman, Yogyakarta ..................................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................. 90 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 90 5.2 Rekomendasi .......................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 91
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Definisi opersional............................................................................................. 6
Tabel I.2
Keaslian Penelitian ............................................................................................ 7
Tabel I.3
Kebutuhan Data ................................................................................................. 14
Tabel II.1
Klasifikasi Konsep “Housing” sebagai Struktur fisik dan sebagai “a House Activity ............................................................................................................ 34
Tabel II.2
Sintesa Literatur................................................................................................ 41
Tabel II.3
Variabel penelitian............................................................................................ 43
Tabel III.1 Rata-rata Jiwa Tiap Kepala Rumah Tangga ..................................................... 46 Tabel III.2 Luas Wilayah, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk............................................ 46 Tabel III.3 Jumlah Fasilitas Ekonomi................................................................................. 47 Tabel III.4 Jumlah Rumah Menurut Jenisnya ..................................................................... 48 Tabel III.5 Jumlah Perusahaan/Usaha................................................................................. 49 Tabel IV.1 Jumlah Rumah Menurut Fungsinya Tahun 2007.............................................. 57 Tabel IV.2 Jumlah Rumah Menurut Fungsinya Tahun 2012.............................................. 58 Tabel IV.3 Case Processing Summary Bentuk Pergeseran * Lama Tinggal ...................... 72 Tabel IV.4 Crosstab Bentuk Pergeseran * Lama Tinggal................................................... 73 Tabel IV.5 Chi-Square Hitung Pergeseran * Lama Tinggal .............................................. 73 Tabel IV.6 Crosstab Bentuk Pergeseran * Mata Pencaharian............................................. 74 Tabel IV.7 Chi-Square Hitung Bentuk Pergeseran * Mata Pencaharian ............................ 75 Tabel IV.8 Crosstab Bentuk Pergeseran * Tingkat Pendapatan ......................................... 76
ix
Tabel IV.9 Chi-Square Hitung Bentuk Pergeseran * Tingkat Pendapatan ......................... 76 Tabel IV.10 Crosstab Bentuk Pergeseran * Status Kepemilikan Rumah........................... 77 Tabel IV.11 Chi-Square Hitung Bentuk Pergeseran * Status Kepemilikan Rumah .......... 78 Tabel IV.12 Jumlah Jenis Pergeseran Fungsi Rumah ........................................................ 80 Tabel IV.13 Karakteristik Responden ................................................................................ 85
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Wilayah Penelitian..................................................................................... 5 Gambar 1.2 Kerangka Analisis ............................................................................................. 18 Gambar 1.3 Kerangka Pikir................................................................................................... 20 Gambar 2.1 Masjid Besar Kauman ...................................................................................... 27 Gambar 2.2 Hubungan Manusia, Lingkungan, dan Aktivitas ............................................... 38 Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Semarang Tengah ............................................. 44 Gambar 3.2 Peta Kampung Kauman .................................................................................... 45 Gambar 3.3 Pemanfaatan Tanah Kering (Ha) di Kelurahan Kauman dan Kelurahan Bangunharjo...................................................................................................... 47 Gambar 3.4 Diagram Jumlah Rumah Menurut Jenisnya di Kelurahan Kauman dan Kelurahan Bangunharjo .................................................................................... 49 Gambar 3.5 Diagram Jumlah Perusahaan/Usaha di Kelurahan Kauman dan Kelurahan Bangunharjo .................................................................................... 50 Gambar 3.6 Rumah dengan Asitektur Kuno ......................................................................... 50 Gambar 3.7 Masjid Besar Kauman Tampak Depan.............................................................. 51 Gambar 3.8 Pondok Pesantren di Kampung Kauman ........................................................... 52 Gambar 3.9 Gapura di Kampung Kauman........................................................................... 54 Gambar 3.10 Arak-arakan Dugderan .................................................................................... 55 Gambar 3.11 Aktivitas Perdagangan di Kampung Kauman ................................................ 55 Gambar 3.12 Hotel Tentrem di Kauman .............................................................................. 56 Gambar 4.1 Diagram Presentase Jumlah Rumah Menurut Fungsinya Tahun 2007.............. 58 Gambar 4.2 Diagram Presentase Jumlah Rumah Menurut Fungsinya Tahun 2012.............. 59 Gambar 4.3 Peta Persebaran Responden............................................................................... 60 Gambar 4.4 Peta Persebaran Fungsi Bangunan .................................................................... 61 Gambar 4.5 Rumah dengan Fungsi Tempat Tinggal dan Tempat Usaha.............................. 62 Gambar 4.6 Photomapping Pergeseran Fungsi Rumah Menjadi Fungsi Ganda ................... 63 Gambar 4.7 Rumah dengan Fungsi Sebagai Tempat Usaha ................................................. 64 Gambar 4.8 Photomapping Pergeseran Fungsi Rumah Menjadi Fungsi Usaha.................... 65 Gambar 4.9 Rumah yang Memiliki Fungsi Tetap................................................................. 66 Gambar 4.10 Peta Analisi Pergeseran Fungsi Rumah........................................................... 68 Gambar 4.11 Angkutan Umum yang Melewati Kampung Kauman ..................................... 70 Gambar 4.12 Diagram Alasan Responden Melakukan Pergeseran Fungsi Rumah .............. 79 xi
Gambar 4.13 Diagram Alasan Responden Tidak Melakukan Pergeseran Fungsi Rumah .... 80 Gambar 4.14 Diagram Jumlah Responden yang Merubah Fungsi Rumah Tahun 2012 ....... 82 Gambar 4.15 Gapura dengan Hiasan Kaligrafi ..................................................................... 83
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian......................................................................................... 93 Lampiran 2 Form WawancaraTokoh Masyarakat................................................................ 98 Lampiran 3 Rekap Hasil Kuesioner ..................................................................................... 100 Lampiran 4 Rekap Hasil Wawancara................................................................................... 104 Lampiran 5 Output Perhitungan SPSS ................................................................................. 105 Lampiran 6 Lembar Asistensi Proposal Tugas Akhir .......................................................... 113
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kota Semarang adalah sebuah pusat kota bisnis yang ada di Pulau Jawa, sehingga kota Semarang menjadi kota dengan tingkat urbanisasi yang sangat tinggi. Hal ini memicu terjadinya peningkatan aktivitas penduduk di kota Semarang khususnya di pusat kota yang memiliki beragam aktivitas penduduk, seperti pemerintahan, pendidikan, bisnis, dan permukiman. Peningkatan aktivitas penduduk di lingkungan permukiman dapat dilihat dari kecenderungan masyarakat dalam menjadikan lingkungan permukimannya tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga memanfaatkannya menjadi aktivitas perdagangan. Peningkatan arus urbanisasi ini juga memaksa kota yang menjadi tujuan masyarakat yang berurbanisasi untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan akan ruang, dimana hal tersebut akan mempengaruhi terjadinya pergeseran fungsi lahan. Seiring dengan semakin banyaknya penduduk yang berdatangan dan akan semakin berkembangnya aktivitas penduduk yang membutuhkan ruang, maka permintaan akan kebutuhan lahan akan semakin meningkat. Semakin tingginya arus urbanisasi yang terjadi di kota Semarang juga mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan rumah menjadi tinggi. Rumah bukan merupakan suatu bentuk fisik yang sekali jadi melainkan suatu bentuk fisik yang terus menerus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan penghuninya itu sendiri. Pada dasarnya, rumah merupakan suatu tempat dimana manusia berlindung dari segala cuaca dan tempat
manusia
melakukan
interaksi
dengan
keluarganya.
Namun
seiring
dengan
perkembangannya, banyak rumah yang tidak hanya difungsikan sebagai tempat tinggal, tetapi difungsikan sebagai tempat usaha. Rumah menjadi salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, karena keberadaan rumah sangat penting sebagai tempat manusia berlindung dari segala hal. Selain itu rumah juga menjadi tempat istirahat yang baik dan sebagai tempat berinteraksi dengan anggota keluarga. Selain sebagai tempat tinggal (“place of living”), banyak orang mendefiniskan fungsi rumah tidak hanya sebagai “place of living” tetapi juga sebagai “place of profit making”. Masyarakat banyak yang memanfaatkan tempat tinggalnya sebagai tempat usaha juga. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Biasanya mereka menginvestasikan uang hasil dari pekerjaan mereka dengan membuka usaha sampingan di rumah. Keahlian sebagai wirausaha juga menjadikan pemilik rumah lebih memilih untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat usaha dari pada mencari
1
2
pekerjaan di tempat lain. Selain dapat menghemat biaya transportasi, hal tersebut juga dapat mengefisiensikan waktu. Namun, ada pula beberapa orang yang beranggapan bahwa rumah seharusnya menjadi tempat dimana penghuninya beristirahat dan berinteraksi dengan anggota keluarganya tanpa ada hal-hal mengenai pekerjaan yang mengganggu terjadinya proses tersebut. Dalam hal ini pemerintah daerah kesulitan dalam menyediakan kebutuhan masyarakat akan rumah yang layak dan murah sehingga memaksa masyarakat tersebut untuk memilih rumah di perkampungan-perkampungan kota. Hal ini selain disebabkan kurangnya penyediaan rumah dan semakin sempitnya lahan, juga dipengaruhi oleh penghasilan masyarakat menengah kebawah yang tidak dapat membeli rumah yang layak yang terletak di lingkungan yang memadai. Kampung merupakan suatu lingkungan permukiman yang tumbuh tanpa direncanakan. Kampung-kampung yang ada di Kota Semarang merupakan embrio perkembangan Kota Semarang. Kampung berkembang dengan sangat pesat bahkan di pusat-pusat kota di Indonesia, yang dapat disebut sebagai kampung kota. Kampung kota, menurut kamus tata ruang adalah kelompok perumahan yang merupakan bagian dari sebuah kota yang mempunyai ciri-ciri yaitu kepadatan penduduk yang tinggi, mengandung arti perumahan yang dibangun secara tidak formal (mengikuti ketentuan-ketentuan kota yang bersangkutan), kurang sarana dan prasarana, dihuni sangat padat dan cenderung semakin padat, sehingga kesehatan merupakan masalah utama, dapat dikatakan pula bahwa kampung merupakan suatu kawasan yang tidak terencana. Perkembangan kampungkampung di Kota Semarang disebabkan karena adanya arus urbanisasi besar-besaran yang terjadi. Masyarakat tersebut tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk memiliki tempat tinggal di area permukiman yang layak, sehingga mereka hanya mampu membeli atau menyewa rumah di kawasan kampung kota. Salah satu kampung kota yang cukup dikenal adalah kampung Kauman. Kampung Kauman merupakan kawasan kampung tradisional masyarakat yang perkembangannya dipengaruhi oleh budaya islami yang masuk ke Kota Semarang. Munculnya kampung Kauman ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan Kota Semarang. Pada masa kolonial dahulu, perkembangan Semarang ditandai dengan munculnya perkampungan-perkampungan yang terbentuk karena adanya pengelompokkan menurut ras atau etnis, jabatan, profesi, dan agama. Saat itulah kampung Kauman muncul sebagai perkampungan para santri dan ulama. Meskipun saat ini perkembangan Kota Semarang mulai dipengaruhi oleh arus modernisasi, akan tetapi kampung Kauman tetap eksis dan tetap menonjolkan sisi Islami dan tradisionalnya. Kampung ini bukan hanya berfungsi sebagai permukiman, tetapi juga berkembang menjadi aktivitas perdagangan yang tersebar di sepanjang koridor (jalan) Kauman. Bagi masyarakat Kauman, kehidupan sosial dan keagamaan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perdagangan. kehidupan mereka digerakkan oleh kegiatan ekonomi,
3
sosial, budaya, dan keagamaan. Masjid Besar Kauman menjadi pusat aktivitas keagamaan sementara koridor Jalan Kauman menjadi pusat aktivitas perdagangan. Kampung Kauman yang merupakan kawasan dengan aktivitas masyarakatnya yang beragam. Mulai dari aktivitas bermukim, aktivitas berdagang, dan aktivitas keagamaan. Ketiga aktivitas tersebut berjalan secara beriringan di dalam kehidupan masyarakat di Kampung Kauman. Aktivitas perdagangan yang terpusat di Pasar Johar berkembang dengan sangat pesat dimana Pasar Johar menjadi pusat bisnis dan perdagangan di Kota Semarang. Perkembangan Pasar Johar ini memberikan pengaruh pada kawasan disekitarnya termasuk Kampung Kauman. Saat ini, Kampung Kauman sudah memperlihatkan adanya aktivitas perdagangan di lingkungan permukiman yang dipengaruhi oleh keberadaan Pasar Johar. Terbukti dari masyarakat Kampung Kauman yang memanfaatkan rumahnya untuk aktivitas perdagangan dan jasa. Hal ini memicu terjadinya pergeseran fungsi rumah dari fungsi tempat tinggal menjadi fungsi ganda yaitu tempat tinggal dan perdagangan. Bahkan ada beberapa diantaranya yang merubah rumahnya menjadi fungsi perdagangan.
1.2 Rumusan Permasalahan Perkembangan Pasar Johar sebagai pusat bisnis dan perdagangan di Semarang berpengaruh terhadap perkembangan kawasan yang ada di sekitarnya. Pengaruh ini terlihat dari adanya aktivitas perdagangan yang merambat ke arah permukiman di sekitar pasar termasuk Kampung Kauman. Masyarakat merubah bentuk fisik rumahnya sehingga dapat mendukung kegiatan perdagangan. Terjadi pergeseran fungsi rumah di kawasan ini dimana masyarakat merubah fungsi rumahnya menjadi fungsi tempat tinggal dan fungsi perdagangan. Berdasarkan uraian di atas, serta uraian latar belakang, maka yang menjadi pertanyaan penelitian (Research Question) adalah “mengapa terjadi pergeseran fungsi rumah dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat untuk melakukan pergeseran fungsi rumah dari fungsi tempat tinggal menjadi fungsi perdagangan dan fungsi tempat tinggal-perdagangan?”
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan masyarakat dalam melakukan pergeseran fungsi rumah dan mencari faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah yang terjadi di Kampung Kauman. Selain itu, dampak dari pergeseran fungsi rumah itu terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat juga perlu diketahui karena Kampung Kauman merupakan suatu kampung yang masih kental dengan kebudayaan tradisional dan kebudayaan islami.
4
Sementara, untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan di atas, maka sasaran yang akan dilakukan, yaitu: 1. Mengidentifikasi pergeseran fungsi rumah yang terjadi di Kampung Kauman; 2. Menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah; 3. Menganalisis faktor internal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah; 4. Menganalisis dampak pergeseran fungsi rumah pada kegiatan sosial dan budaya masyarakat Kampung Kauman.
1.4 Ruang Lingkup Studi Secara umum ruang lingkup studi ini mencakup berbagai aspek kehidupan yang sangat luas. Terdapat dua macam ruang lingkup yaitu lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup wilayah adalah lingkup analisis keruangan yang dijadikan objek studi dengan batas-batas administrasinya. Sedangkan ruang lingkup materi adalah analisis elemen-elemen dasar objek studi.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Ruang lingkup wilayah yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah Kawasan Kampung Kauman. Kampung Kauman berada di CBD atau pusat bisnis Kota Semarang. Secara administratif, Kampung Kauman terletak di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Bangunharjo (RW II) dan Kelurahan Kauman (RW II). Terletak di Kecamatan Semarang Tengah, Kampung Kauman memiliki batas administrasi, yaitu: -
Sebelah Utara:
Jalan Alun-alun Barat
-
Sebelah Timur:
pertokoan Kanjengan, Jalan Alun-alun Barat
-
Sebelah Selatan:
pertokoan Jalan KH. Wahid Hasyim
-
Sebelah Barat:
Kampung Jonegaran, Kelurahan Bangunharjo
1.4.1.1
Deliniasi Wilayah Penelitian Dalam pemilihan wilayah penelitian, Kampung Kauman dipilih karena memiliki
karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terjadi pergeseran fungsi rumah menjadi tempat usaha. Seperti diketahui sebelumnya bahwa mayoritas masyarakat yang tinggal di Kampung Kauman memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta/wirausaha sehingga banyak diantara mereka yang merubah rumahnya, tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat usaha. Pertimbangan lain dalam pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena Kampung Kauman yang merupakan kampung lama yang sarat akan budaya tradisional dan bangunan-bangunan rumah dengan arsitektur lama. Fenomena pergeseran fungsi rumah yang banyak terjadi di Kampung Kauman Semarang ini dikhawatirkan akan menghimpit
5
budaya-budaya lama masyarakat Kampung Kauman dan mengubah bangunan-bangunan dengan arsitektur lama menjadi arsitektur dengan gaya modern untuk kepentingan usaha mereka. Untuk itulah kawasan Kampung Kauman Semarang dipilih menjadi lokasi penelitian.
Banyak terjadi pergeseran fungsi rumah
Sumber: BAPPEDA, 2011
Gambar 1.1 Peta Wilayah Penelitian
1.4.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi merupakan kedalaman materi yang dibahas dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini adalah kedalaman materi mengenai pengaruh pola aktivitas penghuni terhadap pergeseran fungsi rumah. Ruang lingkup materi dalam penelitian ini meliputi: -
Bentuk pergeseran fungsi rumah yang terjadi di Kampung Kauman. Dalam meneliti hal ini, akan dilihat dari kondisi fisik rumah masyarakat Kampung Kauman;
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergesran fungsi rumah di Kampung Kauman. Faktorfaktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor eksternal yang akan dilihat
6
dengan meneliti lokasi kawasan sekitar kampung dan faktor internal yang akan diteliti dengan melihat kondisi sosial masyarakat Kauman; -
Dampak yang akan ditimbulkan dari terjadinya pergeseran fungsi rumah di Kampung Kauman.
1.5 Definisi Operasional Dalam membantu pembaca untuk memahami penelitian berkaitan dengan pengatuh pola aktivitas penghuni terhadap pergeseran fungsi rumah, maka perlu adanya kejelasan fokus dan beberapa istilah atau definisi dari beberapa kata kunci yang akan sering digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti serta pengertian dari beberapa kata kunci atau kata penting untuk membantu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Berikut ini adalah beberapa kata penting yang terdapat dalam penelitian ini yang akan dijabarkan pada tabel I.1 Table I.1 Definisi Operasional Substansi Kampung kota
Sumber Wiryomartono, Abagoes P, 1995 Rutz, 1987 Turner 1972
Defisini Operasional suatu bentuk permukiman di wilayah perkotaan di Indonesia
dengan
ciri
antara
lain,
tumbuh
tanpa
perencanaan infrastruktur dan jaringan kota yang kurang baik, masyarakatnya bersifat homogen, dan seringkali kampung kota disebut sebagai “slum” atau “squater”
permukiman
rumah
Nugroho, Agung Cahyo. 2009 Budihardjo, E. & D. Sujarto. 2006 UU No.2 tahun 1992
suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau
Yudhohusodo,1991 Douglas (1991)
struktur fisik yang biasanya berupa ruangan, halaman dan
kelompok manusia sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana.
lingkungan sekitar sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga.
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pergeseran fungsi rumah yang terjadi di Kampung Kauman sehingga dapat dijadikan masukan bagi pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan dalam merencanakan dan menata Kampung
7
Kauman secara terpadu dan terencana. Selain itu, penelitian ini juga menjadi gambaran untuk pemerintah dan pertimbangan untuk masyarakat Kampung Kauman mengenai pemanfaatan ruang privat yaitu rumah untuk tempat usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak terhadap kegiatan sehari-hari masyarakat Kampung Kauman. Sementara itu manfaat penelitian ini untuk mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota adalah sebagai gambaran untuk studi lanjutan mengenai Kampung Kauman atau mengenai pergeseran fungsi rumah, baik di Kampung Kauman maupun di kawasan lainnya.
1.7 Keaslian Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai keaslian penelitian ini. Akan dijabarkan beberapa penelitian yang memiliki kemiripan tema dengan penelitan, akan tetapi terdapat beberapa aspek yang menjadi pembedanya. Keaslian penelitian ini terletak pada aspek yang difokuskan kepada pergeseran fungsi rumah pada kampung kota. Berikut ini adalah daftar penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Table I.2 Keaslian Penelitian Nama/ tahun Bayu Ika Mahendra, 2011
Judul Pengaruh Perubahan Permukiman terhadap Kualitas Hidup Masyarakat di Kampung Kauman
Tujuan Mengetahui pengaruh perubahan permukiman Kauman terhadap kualitas hidup masyarakat
Metode Deskriptif kuantitatif Analisis kualitatif
Galuh Aji Niracanti, 2001
Studi Perubahan Penggunaan Ruang Permukiman di Kampung Kauman
Untuk mengetahui perubahan penggunaan ruang permukiman.
Deskriptif kualitatif dan kuantitatif Deskriptif komparatif kuantitatif
Hasil Terjadi penurunan kualitas hidup selama tahun 1990-2010 dimana penurunan tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan permukiman yang disebabkan oleh alam seperti, topografi resources, water, plant life, dan climate. Perubahan penggunaan ruang permukiman yang terjadi adalah perubahan bentuk rumah, perubahan fungsi rumah, perubahan luas rumah, dan perubahan penggunaan ruang spasial.
8
Nama/ tahun Atiek Suprapti Budiarto, 2012
Judul Kontrol Ruang Protektif Pada Ruang Bermukim Komunitas Kauman Semarang
Tujuan Merumuskan konsep-konsep ruang bermukim komunitas muslim di Kauman Semarang yang berdasarkan pada prinsip sosial kemasyarakatan setempat.
Amierul Hapsari, 2012
Pergeseran fungsi rumah di Kampung Kauman
Untuk mengetahui faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi masyarakat Kauman menggeser fungsi rumahnya
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
Metode Paradigma kualitatif dengan metoda etnografi dengan teori grounded
Deskriptif kualitatif dan kuantitatif Analisis crosstab
Hasil Kegiatan perekonomian di Kauman telah cenderung berorientasi pada kapitalisme yang dilakukan sendiri oleh komunitas Kauman.. belum mampunya modal asing memasuki kauman karena terproteksi oleh manajemen control protektif ruang yang dilakukan oleh komunitas kauman. Faktor yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah dan dampak pergeseran fungsi rumah pada kegiatan sosial budaya masyarakat.
9
1.8 Metode Penelitian 1.8.1
Pendekataan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya (Sugiyono, 2009). Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar perlakuan yang sistematis dalam menjawab permasalahan penelitian melalui variabel-variabel tertentu sebagai acuan dalam menentukan temuan hasil studi mengenai pengaruh pergeseran fungsi rumah terhadap aktivitas masyarakat. Penelitian ini dilakukan berdasarkan sifat penelitian ilmiah yang deskriptif yaitu didukung berdasarkan fakta-fakta aktual di lapangan dalam menjelaskan fenomena yang akan diteliti. Penggunaan fakta-fakta aktual tidak hanya terbatas dalam penggambaran fenomena yang sedang berlangsung yang akan diteliti, namun juga secara berlanjut dalam melakukan analisis terhadap masing-masing variabel. Hal tersebut sesuai dengan sifat penelitian kuantitatif yaitu digunakan untuk menguji teori, melalui penyajian fakta yang menunjukkan hubungan antar variabel. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pendekatan kuantitatif ini, menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis kuantitatif berfungsi untuk menganalisis variabel-variabel yang berbentuk perhitungan statistik, sedangkan analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan dari hasil perhitungan statistik serta mendeskripsikan kondisi riil yang berada dilapangan. Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh pola aktivitas penghuni terhadap pergeseran fungsi rumah di kampung Kauman. Dalam mengkaji hubungan antara pola aktivitas penghuni dan pergeseran fungsi rumah, dapat dikembangkan sebuah permasalahan yaitu pengaruh pola aktivitas penghuni terhadap pergeseran fungsi rumah. Pergeseran fungsi rumah yang terjadi akibat adanya aktivitas perdagangan di kampung ini akan digali berdasarkan berbagai variabel.
1.8.2
Tahap Pengumpulan Data Berikut ini adalah beberapa tahap dalam pengumpulan data: 1. Tahap pra survei Tahap pra survei ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai pergeseran fungsi rumah di Kampung Kauman melalui kajian literatur. Selain itu dapan dilakukan pencarian informasi mengenai hal tersebut dengan menggunakan media internet. Dalam tahapan ini juga dilakukan persiapan survei dengan mempersiapkan kebutuhan data, panduan wawancara, surat survei, serta pendukung lainnya.
10
2. Tahap preliminary survey Tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa wilayah studi yang dipilih dapat merepresentatifkan karakteristik dari pergeseran fungsi rumah di Kota Semarang. Manfaat dari preliminary survey ini adalah peneliti mendapatkan gambaran awal mengenai karakteristik dan fenomena yang terjadi di wilayah yang telah dipilih. 3. Tahap Survei Tahapan survei bertujuan untuk mengumpulkan data sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga didapatkan informasi dan gambaran secara detail. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu secara primer dan secara sekunder. Kedua cara pengumpulan data ini dapat dilakukan secara bersamaan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan survei instansi.
1.8.3
Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung terhadap obyek yang diteliti. Fungsi
dari pengumpulan data primer ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara langsung mengenai wilayah studi yang belum terdata dan terpublikasi serta untuk mencocokan data sekunder dengan kondisi eksisiting di lapangan. Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1. Wawancara Wawancara ini dilakukan sebagai penelitian pendahuluan dimana peneliti melakukan wawancara dengan beberapa sumber di wilayah studi untuk mengetahui permasalahan yang harus diteliti dan juga dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dengan jumlah responden yang kecil. Instrumen yang dipersiapkan dalam melakukan wawancara diantaranya adalah panduan wawancara, alat perekam, dan alat tulis. Dalam penelitian ini, narasumber yang akan dipilih adalah kelompok masyarakat yang berhubungan dengan pergeseran fungsi rumah. Wawancara dengan kelompok masyarakat adalah wawancara dengan narasumber yaitu tokoh masyarakat di Kampung Kauman dan beberapa masyarakat yang terkait dengan pergeseran fungsi rumah di Kampung Kauman. Dalam hal ini masyarakat yang diwawancara adalah masyarakat yang melakukan perubahan fungsi pada rumahnya. Wawancara
11
dilakukan secara mendalam dan bebas namun tetap terarah sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan. 2. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa lembar pertanyaan tertulis kepada responden terkait untuk di jawab. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka yang dapat langsung diberikan kepada responden. Agar data yang diperoleh dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka pertanyaanpertanyaan kuesioner tersebut dapat dirumuskan terlebih dahulu. 3. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data dengan ciri yang spesifik bila dibanding dengan teknik lainnya yaitu wawancara dan kuesioner. Jika dalam melakukan wawancara dan kuesioner, peneliti akan berkomunikasi secara langsung dengan orang, maka observasi tidak hanya terbatas hanya berkomunikasi dengan orang, tetapi juga berinteraksi dengan obyek-obyek lainnya. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks yang terdiri dari proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan untuk memperoleh bukti nyata dari wilayah studi dan kondisi eksisting yang ada. Informasi yang ingin didapat dari melakukan observasi adalah kondisi rumah di Kampung Kauman yang sudah mengalami pergeseran dari rumah menjadi rumah-toko atau toko. Hasil observasi lapangan dapat didokumntasikan dalam bentuk catatan lapangan dan foto-foto. Instrumen yang diperlukan dalam melakukan teknik observasi ini adalah alat tulis, daftar kebutuhan data, dan kamera. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati rumahrumah yang berubah fungsi menjadi rumah-toko dan yang berubah fungsi menjadi toko saja. observasi dapat dilakukan dengan mengambil gambar rumah-rumah tersebut dan aktivitas masyarakat di rumah tersebut.
Teknik Pengumpulan Data Sekunder Selain pengumpulan data primer, dilakukan pula pengambilan data sekunder pada
instansi terkait. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan memperoleh data dan informasi secara tidak langsung, misalnya berupa dokumen atau peta. Instrumen survei yang diperlukan dalam pengumpulan data sekunder ini adalah alat tulis, kamera, dan daftar data-data yang diperlukan.
12
1.8.4
Teknik Sampling Teknik sampling merupakan sebuah teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian.
Populasi Penelitian Populasi adalah kelompok-kelompok yang akan dilibatkan dalam penelitian yang terkait
dengan topik penelitian (Sugiyono,2006). Dalam penelitian ini, secara umum populasi penelitian yang akan diteliti adalah masyarakat Kampung Kauman. Kemudian populasi ini dibagi menjadi 3 yaitu, 1. Masyarakat baik yang menggeser fungsi rumahnya maupun yang tidak; 2. Masyarakat dengan status memiliki rumah tersebut atau menyewa; 3. Masyarakat asli atau pendatang. Ketiga populasi sampel tersebut akan didistribusikan ke dua kelurahan di Kampung Kauman, yaitu Kelurahan Kauman dan Kelurahan Bangunharjo.
Tahap Penentuan Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2006). Penyederhanaan populasi dalam bentuk sampel tetap menggunakan pertimbangan bahwa sampel yang ditunjuk sebisa mungkin dapat digeneralisasikan dalam memperoleh hasil temuan. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan ada dua. Pertama, simple random sampling yang berarti semua masyarakat atau rumah tangga pada wilayah studi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi responden. Simple random sampling ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Teknik sampling yang kedua adalah purposive sampling. Wawancara digunakan dalam penggunaan teknik purposive sampling ini karena memiliki tujuan dalam menentukan narasumber. Dasar penentuan kriteria ini yaitu kuesioner masing-masing satu orang pada tiap keluarga. Penentuan kriteria sampel ini juga bertujuan untuk mengurangi besar ukuran populasi sehingga menjadikan penelitian lebih efektif dan efisien. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil menurut Kartono (1992), pada dasarnya tidak ada syarat mutlak untuk menentukan berapa persen sampel yang harus diambil dari suatu populasi. Meskipun pada teknik pengambilan sampel secara random telah ditentukan bahwa minimal jumlah sampel yang harus diambil adalah 30 responden, namun pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil akan ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini:
13
n = N / Nd2 + 1
Ket : N = Jumlah Populasi d = derajat kepercayaan n = Jumlah sampel
Dengan populasi sebesar 302 KK (Kecamatan Semarang Tengah dalam Angka, 2009) yang dinyatakan dengan simbo; (N) dan derajat kepercayaan yang diambil dalam perhitungan ini sebesar 10% (karena keterbatasan peneliti), maka sampel yang akan dijadikan sebagai responden sebanyak 75 KK yang kemudian akan didistribusikan ke dua wilayah yaitu wilayah RW 02 Kelurahan Bangunharjo dan wilayah RW 02 Kelurahan Kauman. Dalam mendistribusikan kuesioner, maka digunakan teknik sampling yaitu purpossive sampling. Purpossive sampling adalah satuan sampling yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki (home.unpar.ac.id/hasan/sampling). Dalam penelitian ini, karakteristik yang dikehendaki adalah masyarakat yang melakukan pergeseran fungsi rumah dan yang tidak melakukan pergeseran fungsi rumah.
1.8.5
Kebutuhan Data Dalam melakukan proses pengumpulan data, hal yang sebelumnya harus dilakukan
adalah menyusun tabel kebutuhan data sehingga memudahkan dalam mengumpulkan data. Tabel kebutuhan data ini terdiri dari data apa saja yang diperlukan dalam penelitian. Data-data tersebut adalah data-data yang terkait dengan pengaruh pergeseran fungsi rumah terhadap aktivitas masyarakat Kampung Kauman. Data-data yang dibutuhkan harus tercantum di dalam tabel kebutuhan data tersebut sehingga memudahkan dalam pencarian sumber dan pengumpulan datanya. Tabel kebutuhan data ini akan membuat proses penelitian menjadi lebih efektif dan efisien. Di dalam tabel kebutuhan data, terdapat beberapa komponen, diantaranya tujuan pengambilan data, analisis yang akan dilakukan terhadap data tersebut, variabel data, bentuk data, teknik survei, dan sumber data. Berikut ini adalah tabel kebutuhan data.
14
Tabel I.3 Tabel Kebutuhan Data No
Sasaran
1
Mengidentifikasi pergeseran fungsi rumah dari aspek fisik
Variabel Data
Analisis data
Nama Data
Bentuk data
Teknik pengumpulan
Sumber
Tahun
Survei sekuder Fisik rumah
Data jumlah pergeseran fungsi rumah
Peta dan data kuantitatif
Data Kelurahan Survei primer dan observasi lapangan
Faktor eksternal (Faktor Perkembangan Aktivitas Kawasan)
2
Analisis deskriptif kualitatif
Menganalisis faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah
Analisis deskriptif kualitatif
Data time series perkembangan kawasan
Mata pencaharian
Faktor internal (Kondisi sosial)
Analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dan analisis crosstab
Survei sekunder Data monografi kelurahan Penghuni rumah Kelurahan Bangunharjo dan Kelurahan Kauman
Data kuantitatif
Tingkat pendapatan Lama tinggal Status kepemilikan rumah
5 tahun terakhir dan tahun terakhir
Survei primer dan kuesioner
5 tahun sebelum dan Tahun terakhir
15
Tabel I.3 Tabel Kebutuhan Data No
Sasaran
3
Menganalisis dampak pergeseran fungsi rumah pada kegiatan sosial dan budaya masyarakat
Sumber: analisis penyusun, 2012
Variabel Data
Kondisi sosial dan budaya
Analisis data
Analisis deskriptif kualitatif
Nama Data Jenis kebiasaan/budaya masyarakat Perubahan jenis kebiasaan/budaya masyarakat
Bentuk data
Teknik pengumpulan
Sumber
Tahun
Data kuantitatif dan kualitatif
Survei primer dan kuesioner
Masyarakat Kampung Kauman
Tahun terakhir
16
1.9 Teknik Analisis Tahap analisis merupakan tahap penting dalam proses penelitian. Data dan informasi yang didapatkan dari lapangan, diolah dan diinterpretasikan, serta dianalisis sesuai kebutuhan penelitian. Dari hasil analisis tersebut kemudian diperoleh keterkaitan antar hasil analisis dan kemudian dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dan tujuan penelitian. Teknik analisis yang digunakan akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Teknik analisis statistik deskriptif meliputi kegiatan dalam mengelompokkan data, mengurutkan data atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, sehingga data mudah dikelola. Jenis data pada analisis ini adalah nominal, ordinal, dan interval/rasio. Statistik deskriptif dapat digunakan bila hanya mendeskripsikan data sampel. 2. Distribusi Frekuensi Analisis Distribusi frekuensi ini merupakan susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar. Berdasarkan pada penelitian analisis frekuensi ini digunakan untuk mengidentifikasi kondisi sosial penghuni seperti data mata pencaharian penduduk, tingkat pendapatan penduduk, lama tinggal, dan status kepemilikan rumah. 3. Analisis crosstab Metode crosstab (tabulasi silang) merupakan metode yang menggunakan uji statistik untuk mengidentifikasi dan mengetahui korelasi atau hubungan antara dua variable (Gasperz, 1992). Untuk menguji hipotesis hubungan atau pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen maka digunakan Statistik uji chisquare Pearson. Sementara untuk mengetahui kuatnya hubungan antar dua variable akan digunakan uji Contingency coefficient.
1.10
Jenis Analisis Jenis analisis dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan dan mencapai
tujuan penelitian yang diinginkan. Penelitian tentang Pengaruh Pola Aktivitas Penghuni terhadap Pergeseran Fungsi Rumah di kampung Kauman Kota Semarang menggunakan beberapa identifikasi, antara lain:
17
1. Identifikasi peregeseran fungsi rumah dari aspek fisik. Identifikasi ini akan mengidentifikasikan jenis pergeseran fungsi rumah dan jumlah pergeseran fungsi yang terjadi. Dalam mengidentifikasi ini akan dilihat dari data pergeseran fungsi rumah yang terjadi selama beberapa tahun terakhir. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. 2. Menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah. Dalam menganalisis faktor internal, peneliti akan melihat dari kondisi lokasi kampung yang terletak di kawasan pusat bisnis dan dilihat perkembangan aktivitasnya sehingga mempengaruhi masyarakatnya dalam menggeser fungsi rumahnya. Selain itu dilihat secara mundur bagaimana awal mula pergeseran fungsi rumah terjadi di Kampung Kauman apakah ada pengaruh dari pemerintah maupun masyarakat pendatang yang menyebabkannya. Untuk memperkuat hasil analisis akan dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan dilakukan wawancara pada tokoh masyarakat setempat. 3. Menganalisis faktor internal mempengaruhi pergeseran fungsi rumah. Sementara itu, dalam menganalisis faktor internal, akan dilihat dari mata pencaharian, tingkat pendapatan, status kepemilikan rumah, dan lama tinggal. Analisis ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang diperkuat dengan data hasil observasi lapangan dan penyebaran kuesioner. Selain itu, untuk melihat hubungan antar variabel akan digunakan teknik analisis crosstab (tabulasi silang). 4. Menganalisis dampak pergeseran fungsi rumah pada kegiatan sosial dan budaya masyarakat. Dalam menganalisis dampak pergeseran fungsi rumah terhadap kegiatan sosial dan budaya masyarakat akan dilihat dari keterlibatan dan kepedulian masyarakat kauman dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan maupun kegiatan-kegiatan kebudayaan. Untuk mendapatkan hasil, akan dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden dan dilakukan wawancara dengan tokoh masyarakat setempat.
1.11
Kerangka Analisis Kerangka analisis merupakan tahapan proses analisis penelitian dengan menggunakan
data yang diperoleh sebagai input dan analisis yang dilakukan sebagai proses. Dari input dan proses tersebut kemudian dihasilkan suatu output dari tiap proses dimana tiap output tersebut berkaitan dengan analisis yang lainnya. Tahapan proses analisis penelitian ini dapat dilihat dari kerangka analisis di bawah ini.
18
INPUT
ANALISIS
Karakteristik fungsi bangunan rumah di Kauman dan perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu
Identifikasi pergeseran fungsi rumah ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif
Analisis faktor Eksternal
Analisis dilakukan dengan melihat perkembangan aktivitas kawasan di sekitar Kampung Kauman yang menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi rumah
Analisis Faktor internal
Analisis dampak pergeseran fungsi rumah pada kondisi sosial dan budaya Kauman
Gambar 1.2 Diagram Analisis Sumber: Analisis Penyusun, 2012
Analisis dilakukan dengan meng-input data-data yang didapat dari hasil kuesioner untuk diolah dengan menggunakan analisis deksriptif kuantitatif yaitu crosstab
Analisis dilakukan dengan meng-input data-data yang didapat dari hasil kuesioner untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif
OUTPUT
Fungsi bangunan dan pergeseran fungsi yang terjadi selama 5 tahun terakhir.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah di Kampung Kauman.
Faktor internal yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah di Kampung Kauman
Dampak dari terjadinya pergeseran fungsi rumah pada kondisis sosial budaya masyarakat
Alasan masyarakat melakukan pergeseran fungsi rumah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dampaknya pada kondisi sosial budaya masyarakat
19
1.12 Kerangka Pikir Kota Semarang yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah menjadikan kota ini sebagai tujuan utama urbanisasi, dimana banyak masyarakat desa yang berpindah ke kota dengan alasan utama untuk mencari pekerjaan. Semakin tingginya tingkat urbanisasi, menyebabkan semakin tingginya pula kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal. Namun kondisi ekonomi yang lemah menyebabkan mereka lebih memilih untuk tinggal di daerah permukiman kumuh ataupun di perkampungan di tengah kota. Semakin padatnya kampung tersebut, menjadikan perkembangan kampung tersebut ikut membantu perkembangan kota. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan ekonomi yang berjalan di kampung tersebut. Salah satu kampung yang menjadi embrio perkembangan kota Semarang adalah Kampung Kauman. Kampung Kauman juga menjadi salah satu kawasan yang dihuni oleh para pendatang tersebut. Keberadaan Kampung Kauman yang dekat dengan pusat bisnis dan perdagangan di Kota Semarang yaitu Pasar Johar menjadikan Kampung Kauman ikut berkembang menjadi kawasan perdagangan. Perkembangan kawasan Kauman menjadi kawasan perdagangan terlihat dari aktivitas Kauman yaitu aktivitas permukiman dan aktivitas perdagangan. Aktivitas perdagangan dilakukan dengan memfungsikan rumahnya sehingga terjadi pergeseran fungsi rumah tersebut. Untuk lebih jelas, penelitian tentang pengaruh pola aktivitas penghuni terhadap pergeseran fungsi rumah didasari oleh kerangka pikir berikut ini:
20 Semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan rumah Fungsi rumah sebagai “place of living” dan “place of profit making”. Masyarakat memilih kampung sebagai tempat tinggal
Latar Belakang
Kampung kota sebagai embrio perkembangan kota Muncul kampung Kauman sebagai kampung kota Perkembangan Pasar Johar mempengaruhi perkembangan Kauman Rumusan Permasalahan
Kampung Kauman berkembang
Aktivitas permukiman
Aktivitas perdagangan
Research Question Mengapa terjadi pergeseran fungsi rumah dan faktor apa yang mempengaruhinya Tujuan Untuk mengetahui alasan dan faktor apa yang berpengaruh terhadap terjadinya pergeseran fungsi rumah
Mengidentifikasi pergeseran fungsi rumah dari aspek fisik yang terjadi di Kampung Kauman Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran fungsi rumah
Analisis
Faktor internal
Faktor eksternal (Perkembangan Kawasan)
(Struktur sosial)
Mengetahui alasan masyarakat melakukan pergeseran fungsi rumah dan faktor yang mempengaruhinya Menganalisis dampak pergeseran fungsi rumah pada kondisi sosial dan budaya masyarakat
Kesimpulan dan rekomendasi Gambar 1.3 Kerangka Pikir Sumber: Analisis Penyusun, 2012
Output
21
1.13 Sistematika Penulisan Berikut ini adalah sistematika penulisan dari penyusunan proposal penelitian, BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup wilayah dan materi, defisini operasional, keaslian penelitian, metode penelitian, teknik analisis, kerangka pikir, dan sistematika penulisan. BAB II PERGESERAN FUNGSI RUMAH Bab ini berisikan mengenai teori-teori mengenai pergeseran fungsi rumah yang nantinya akan menjadi landasan dalam penelitian ini. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah studi yang akan menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini akan diketahui kondisi eksisting wilayah studi dan karakteristiknya. BAB IV FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN FUNGSI RUMAH DI KAMPUNG KAUMAN SEMARANG Bab ini berisikan tentang identifikasi mengenai pergeseran fungsi rumah yang terjadi di Kampung Kauman yang dilihat dari fungsi fisik bangunannya, analisis faktor eksternal dan analisis faktor internal yang mempengaruhi terjadinya pergeseran fungsi rumah di Kampung Kauman, serta analisis dampak pergeseran fungsi rumah tersebut terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil bab IV dan penyusunan rekomendasi bagi masyarakat, pemerintah, dan studi lanjutan.