1
PENGARUH METODE PERMAINAN POLA SUKU KATA DAN KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL SISWA KELOMPOK B6 TK NEGERI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013-2014
ERNA SUNDARI TK Negeri 2 Yogyakarta/Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl Kapas No. 2 Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Perkembangan membaca sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, terdiri beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar berperan sebagai media untuk mengenalkan keaksaraan.Metode dan media yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran membaca di TK salah satunya yaitu melalui metode permainan dengan media kartu pola suku kata dan kata bergambar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta melalui metode matching sejumlah 16 siswa. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistic Non-Parametric. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) ada pengaruh metode permainan pola suku kata terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai Z=-2.585 dan nilai p value (0.010<0.05) siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta; (2) Ada pengaruh permainan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca dengan nilai Z=-2.395 dan nilai P value (0.011<0.05) siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta; dan (3) Metode permainan dengan kartu kata bergambar lebih berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai meank rank yang lebih tinggi yaitu 11.81 dibandingkan dengan metode permainan pola suku kata dengan nilai rerata sebesar 5.19 dengan nilai p value (0.004<0.05). Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, ada pengaruh metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. Kata kunci: Pola suku kata, Kartu kata bergambar, Kemampuan membaca awal.
2
ABSTRACT
The development of reading as one of the basic skills that children must-have, consists of several stages in accordance with the age and characteristics development. Rate pattern word games and word card illustrated acts as a medium to introduce literacy. Methods and media that can be implemented by teachers in the process of learning to read in kindergarten, one of which is through the method of card game with media and word syllable patterns illustrated. Therefore, this study aimed to determine the effect of game method syllable pattern and picture word cards on the ability B6 initial reading groups state kindergarten students 2 Yogyakarta. Subjects in the study This is a group of students state kindergarten students 2 Yogyakarta through matching method number of 16 students. The data analysis technique used in this study is a NonParametric Statistics.Based on the analysis of data obtained conclusions: (1) there a effect of method syllable pattern games against early reading skills with value Z = -2,585 and p value (0.010 <0.05), B6 students of state kindergarten 2 Yogyakarta; (2) There is a picture of the card game influence on the ability to read with a value of Z = -2395 and P value value (0.011 <0.05), B6 students state kindergarten students 2 Yogyakarta, and (3) Method of the word card game with more picture effect on the value of early reading skills are more rank meank high at 11.81 instead of the game with a syllable pattern of value mean of 5.19 with a p value (0.004 <0.05). conclusion there a effect of method syllable pattern games and illustrated flash card on the ability early reading group B6 TK Negeri 2 Yogyakarta
Keyword: early reading skills, rate pattern word, word cards illustrated
A. PENDAHULUAN Pembelajaran kemampuan membaca dan menulis awal di TK semestinya ditekankan pada suasana pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan. Pada kegiatan pembelajaran di TK, guru dalam memberikan materi pelajaran harus tepat dengan menggunakan metode dan cara penyampaian materi yang menarik. Melalui kegiatan bermain dapat memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu yang lebih mendalam, dan dengan sendirinya anak dapat mengembangkan kemampuan. Menurut Musfiroh (2004), melalui
3
bermain anak melakukan gerakan-gerakan yang bermanfaat untuk pertumbuhan mereka. Bermain juga sarana belajar yang esensial bagi mereka. Melalui bermain, anak belajar tentang negosiasi, berkomunikasi, sudut pandang, pikiran dan perasaan orang lain. Kegiatan pembelajaran di TK lebih banyak mengutamakan aktivitas anak daripada aktivitas guru. Berbagai aktivitas dan permainan yang menyenangkan dapat diterapkan untuk membelajarkan membaca bagi siswa TK seperti: bermain kartu, bercerita, dan sebagainya. Kegiatan membaca tidak lepas dari kegiatan melatih motorik tangan, mata dan kemampuan mengenal huruf digabung menjadi satu kegiatan yang menarik. Anak dapat diberi berbagai materi asal sesuai dengan perkembangan mereka, yakni melalui bermain. Berdasarkan pengamatan awal, peneliti menemukan bahwa kemampuan guru TK Negeri 2 Yogyakarta dalam pemanfaatan media, alat peraga, dan bahan ajar dalam kegiatan belajar mengajar masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari pada waktu proses pembelajaran berlangsung, guru dalam mengenalkan huruf-huruf kepada siswa kurang menarik. Cara guru mengajar cenderung masih menggunakan sistem pembelajaran konvensional, sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh juga kurang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2007) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan sebagai obyek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif serta pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya perubahan metode pembelajaran pola lama dan monoton ke arah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan menyenangkan. Cara tersebut dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan. Penggunaan metode permainan akan lebih efektif apabila didukung dengan adanya media sebagai alat bantu pembelajaran. Penggunaan alat bantu sebagai media pembelajaran diharapkan mampu membantu proses belajar seperti yang dikemukanan oleh Hamalik (dalam Arsyad, 2006), bahwa pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat, membangkitkan motivasi, memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis siswa. Media dapat menarik minat belajar dan konsentrasi anak untuk memahami pelajaran. Metode dan media yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran membaca di TK salah satunya yaitu melalui metode permainan dengan media pola suku kata dan kartu kata bergambar. Metode permainan pola suku kata dan kata bergambar merupakan metode yang sangat menarik, mudah dilaksanakan, dapat merangsang anak untuk mengembangkan imaginasi dan daya kreativitas. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode permainan pola suku kata dan kata
4
bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca awal pada siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan rancangan eksperimen desain pretest-postest control group design. Menggunakan instrumen penelitian berupa modul penelitian, tes kemampuan membaca awal, dan lembar observasi siswa yang berdasarkan professional judgment. Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) dan menguji reliabilitas butir soal dengan software iteman. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah Statistic non-parametric dengan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode permainan pola suku kata dan kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal siswa kelas B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. Alasan pemilihan TK Negeri 2 Yogyakarta adalah karena sekolah tersebut menjadi tujuan utama bagi orangtua untuk menumbuhkembangkan dan menggali minat dan bakat serta menjadikan sekolah sebagai sarana bermain dan belajar anak-anak, selain itu untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar siswa khususnya dalam kemampuan membaca awal. Hasil analisis data dengan menggunakan statistic non-parametric sebagai berikut: a. Pengaruh pola suku kata terhadap kemampuan membaca awal siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. Tabel 1. Hasil Uji Wilcoxon Metode Permainan Pola Suku Kata Hasil Z Asymp. Sig >0.05
-2.585 .010
Berdasarkan tabel hasil uji wilcoxon dapat diketahuI bahwa sebelum dan setelah diberikan perlakuan, ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai sebesar Z=-2.585 pada taraf signifikansi nilai 0.010 (p>0.05), yang berarti H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh kemampuan membaca awal dengan metode permainan pola suku kata dan hipotesis dapat diterima. Hasil analisis data sebelum perlakuan (pretest) diketahui bahwa tingkat skor sedang lebih banyak dibandingkan tingkat skor tinggi. Setelah pemberian perlakuan dengan metode permainan pola suku kata selama
5
dua kali perlakuan, dan sedikit demi sedikit kemampuan membaca awal meningkat. Berdasarkan hasil uji wilcoxon setelah diberikan perlakuan dengan metode permainan pola suku kata menunjukkan tingkat skor yang tinggi pada kemampuan membaca awal. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai Z=-2.585 pada taraf signifikansi nilai 0.010 (p>0.05), yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kemampuan membaca awal sebelum (pretest) dan sesudah (postest) diberikan metode permainan pola suku kata. Menurut Supriyadi (Lestary, 2004) metode suku kata yang digunakan dalam pengajaran membaca awal, yaitu diawali dengan menyajikan suku kata, kemudian dirangkai menjadi kata, merangkai kata dengan kata menggunakan kata sambung, suku kata kemudian dilepas menjadi huruf, dan mensintesiskan kembali huruf menjadi suku kata. Metode permainan pola suku kata menurut Irfangi (2003) adalah metode pembelajaran membaca dengan menggunakan kartu huruf sebagai sarana pembelajaran dengan menyajikan beberapa huruf yang dirangkai menjadi suku kata, selanjutnya suku kata dirangkai menjadi kata dengan menggunakan tanda penghubung. Metode ini dapat dimainkan oleh siswa secara individu atau secara berkelompok. Konsep utama dalam metode ini adalah mempelajari suku kata yang sering dilafalkan dan memiliki makna yang jelas, dengan prinsip mengulangi, menghafal, dan melatih semua huruf konsonan maupun vokal yang membentuk sukukata (Basuki, 2000). Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis pertama tentang adanya pengaruh metode permainan pola suku kata terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai Z=-2.585 dan nilai P value (0.010<0.05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain ada pengaruh penggunaan metode permainan pola suku kata terhadap kemampuan membaca awal siswa, maka hipotesis terbukti dan dapat diterima. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode permainan pola suku kata berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan membaca awal pada siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta.
6
b. Pengaruh kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. Tabel 2. Hasil Uji Wilcoxon Kartu Kata Bergambar Hasil Z Asymp. Sig >0.05
-2.539 .011
Berdasarkan tabel hasil uji wilcoxon dapat diketahuI bahwa sebelum dan setelah diberikan perlakuan, ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai sebesar Z=-2.539 pada taraf signifikansi nilai 0.011 (p>0.05), yang berarti H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh kemampuan membaca awal dengan metode permainan kartu kata bergambar dan hipotesis dapat diterima. Berdasarkan hasil uji wilcoxon setelah diberikan perlakuan dengan metode permainan kartu kata bergambar menunjukkan tingkat skor yang tinggi pada kemampuan membaca awal. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai Z=-2.539 pada taraf signifikansi nilai 0.011 (p>0.05), yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kemampuan membaca awal sebelum (pretest) dan sesudah (postest) diberikan metode permainan pola suku kata. Metode permainan kartu kata bergambar sangat menarik bagi anak sebagai rangsangan dalam pembelajaran membaca permulaan untuk anak TK pada tahap awal. Metode permainan kartu kata bergambar digunakan sebagai rangsang untuk membantu siswa dalam mengekspresikan gagasannya serta memproduksi bahasa (kata atau kalimat) yang akan diungkapkan melalui diucapkan. Bermain kata bergambar anak dapat berfikir cepat, bergerak aktif, dan berusaha memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (1994) yang mengatakan bahwa penggunaan media gambar dapat membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar, serta memberikan pengaruh psikologis terhadap siswa. Di samping itu, dengan media kartu bergambar dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa yang baru. Berdasarkan hal tersebut, maka metode permainan kartu bergambar dapat membantu anak usia dini dan TK dalam proses belajar membaca menjadi lebih efektif.
7
Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis kedua tentang adanya pengaruh metode permainan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai Z=-2.539 dan nilai P value (0.011<0.05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, atau dengan kata lain ada pengaruh penggunaan metode bermain kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal, maka hipotesis terbukti dan diterima. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode permainan kartu kata bergambar berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan membaca awal pada siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. c. Metode permainan mana yang lebih berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal, apakah metode permainan pola suku kata atau kartu kata bergambar? Untuk mengetahui tingkat efektivitas atau pengaruh metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar, peneliti mengggunakan uji Mann-Whitney untuk menguji perbedaan dua sampel independen. Interpretasi Mean Rank pada uji Mann-Whitney U test adalah jika nilai Mean Rank>nilai N, maka hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan, sedangkan jika nilai Mean Rank
0.05. Pengambilan kesimpulannya adalah jika p>0.05 maka H0 dapat diterima, tetapi jika p<0.05 maka H0 ditolak. Tabel 3. Hasil Uji Mann-Whitney Test Metode
N
Mean
SD
Mean Rank
PSK
8
0.2890
0.099
5.19
KKB
8
1.0160
.0.169
11.81
8
Berdasarkan tabel di atas, Mean Rank pada metode permainan pola suku kata sebesar menunjukkan nilai sebesar 5.19 dan metode kartu kata bergambar menunjukkan nilai sebasar 11.81. Hal tersebut mengindikasikan bahwa permainan kartu kata bergambar lebih berpengaeuh dibandingkan permainan pola suku kata, yang berarti ada perbedaan yang signikan antara penggunaan metode permainan pola suku kata dengan kartu kata bergambar untuk meningkat kemampuan membaca awal pada siswa. Tabel
4.
Hasil Mann-Whitney dan Wilcoxon dengan Metode Permainan Pola Suku Kata dan Kartu Kata Bergambar
Mann-Whitney
Gainskor
5.500
Wilcoxon
41.500
Z
-2.858
Asymp sig <0.05 .004
Berdasarkan tabel tersebut di atas Asymp. Sig menujukkan nilai 0.004 (p<0.05) pada gainskor, berarti H0 pada gainskor ditolak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode permainan pola suku kata dengan kartu kata bergambar. Berdasarkan uraian tersebut di atas hasil perbedaan skor yang diperoleh sesuai dengan hipotesis, bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode permainan untuk meningkatkan kemampuan membaca awal dan hipotesis dapat diterima. Hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai mean rank pola suku kata sebesar 5.19, dan mean rank kartu kata bergambar sebesar 11.81 dengan p value 0.004 (p<0.05) yang berarti kemampuan membaca awal dengan metode permainan kartu kata bergambar lebih tinggi dibandingkan kemampuan membaca awal dengan metode permainan pola suku kata, maka dapat disimpulkan bahwa metode permainan dengan kartu kata bergambar lebih berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal dibandingkan dengan metode permainan pola suku kata. Menurut Irfangi (2003), penggunaan metode permainan pola suku kata dapat meningkatkan proses perkembangan fisiologis dan psikologis anak. Perkembangan fisiologis berkaitan dengan gerakan tangan dan alatalat ucap pada waktu merangkai huruf dan membaca. Perkembangan psikologis berkaitan dengan kemampuan otak pada waktu menerima
9
rangsangan merangkai lambang huruf dan bunyi. Pembelajaran membaca awal melalui permainan pola suku kata dapat dilakukan dengan pengenalan huruf, pengenalan bunyi, pengenalan suku kata, pengenalan suku kata menjadi kata, dan pengenalan kata menjadi kalimat. Penggunaan media kata bergambar dalam pembelajaran membaca awal dapat memperjelas konsep dan menarik perhatian anak. Ulah (2008) mengatakan bahwa penggunaan media kartu bergambar sangat cocok digunakan dalam pembelajaran membaca awal pada siswa tahap pemula. Kemampuan pengenalan huruf siswa dapat meningkat apabila disajikan gambar sebagai rangsangan membaca. Penggunaan media gambar dapat membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar, serta memberikan pengaruh psikologis terhadap siswa (Hamalik, 1994). Berdasarkan uraian dan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara antara kemampuan membaca awal dalam menggunakan metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar, dengan Asymp. Sig menujukkan nilai 0.004 (P<0.05) pada gainskor H0 pada gainskor pertama sampai gainskor rerata ditolak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan membaca awal dengan menggunakan metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar. Maka dapat disimpulkan bahwa metode permainan dengan kartu kata bergambar lebih berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai mean rank yang lebih tinggi yaitu 11.81 dibandingkan dengan metode permainan pola suku kata Adapun aspek yang paling berkonstribusi untuk meningkatkan kemampuan membaca awal pada sisiwa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta dengan metode pola suku kata dan kartu kata bergambar yaitu pada aspek kemampuan menyusun dan membaca rangkaian huruf menjadi pola suku kata dan menyusun kalimat sederhana dari kartu kata bergambar. Pada aspek tersebut, siswa begitu antusias untuk menyusun pola suku kata dan kartu-kartu bergambar sesuai dengan apa yang ada dipikiran siswa. D. KESIMPULAN 1. Ada pengaruh metode permainan pola suku kata terhadap kemampuan membaca awal, dengan kata lain ada pengaruh penggunaan metode permainan pola suku kata terhadap kemampuan membaca awal siswa. 2. Ada pengaruh metode permainan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal yang berarti ada pengaruh penggunaan metode bermain kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal siswa.
10
3. Metode permainan dengan kartu kata bergambar lebih berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal dibandingkan dengan metode permainan pola suku kata.
DAFTAR PUSKATA Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar, K. (1997).Pelaksanaan Latihan Membaca Permulaan di SDN Kotamadya Banjarmasin. Tesis (Tidak Diterbitkan). Malang: PPS IKIP. Akhadiah, S. (1991). Modul Bahasa Indonesia. Jakarta: P2LPTK. Arsyad, (2006).Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi Cetakan ke V. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, I, (2009), Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Permulaan Melalui Permainan Kartu Kata Di Tingkat Pendidikan TK. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Semarang. Atmaja, D, (20011). Psikologi Kognitif, http://kajianpsikologi.blogspot.com/2011/11/.html (diunduh tanggal 12 April 2013) Azwar, S. (1999). Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Basuki, A.T. (2000). Pengenalan Suku Kata Bahasa Indonesia Menggunakan Finite-State Automata, Majalah Integral. 5 (2):6-13 Baruage, Sapsal, dan Muhammad. (2010). Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa, http://mahmudsapsalbrg.wordpress.com/2010/03/.html. Diunduh tanggal 14 Mei 2013 Bowman, J. D. dan Bowman, S. R. (1991). Reading Improvement, Using Television Commercial to Develop Reading Comprehension. 28 (4): 265.
11
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Indonesia, edisi ke 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Besar
Bahasa
Dhieni, N, dkk, (2006). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Fajarwati, I. (2011.) Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal Melalui Permainan Suku Kata Kelompok B-1 di TK Aisyiyah Pucangan I Kartasuraā€¯ tahun ajaran 2010/2011. Tesis. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Irfangi, M. (2003). Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas I SD dengan Permainan Kartu Huruf. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan 2:11-15 Karli, H. (2010). Membaca dan Menulis untuk Anak Usia Dini: Aktivitas dan Permainan yang Menyenangkan. Jurnal Pendidikan Penabur - 15: 1-8. Latipun. (2004). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press. Musfiroh, T. (2008). Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sabri, A. (1996). Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasinal. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Salimah. (2011). Dampak Penerapan Bermain Dengan Media Gambar Seri Dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara Dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini Jurnal SPS Universitas Pendidikan Indonesia, Edisi 1:11-23. Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Kooperatif: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, J. (2007).Perkembangan Anak. Jilid I. Edisi ke-11. Jakarta: Erlangga. Seniati, L., Yulianto, A., dan Setiadi, B.N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks Solchan T. W, dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiarto. (2002). Perbedaan Hasil Belajar Membaca Antara Siswa Lakilaki dan Perempuan yang Diajar Membaca dengan Teknik Skimming,
12
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal//perbedaan_hasil_belajar_membac a.htm. (Diunduh Tanggal 15 Mei 2013) Sugiyono.(2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sukartiningsih, W. (2004). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Di Kelas 1 SD Melalui Media Kata Bergambar (MKB). Jurnal Pendidikan Dasar 5:25-32. Suyatinah. (2005). Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis di Kelas II Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan. 3: 12-18. Syarifudin. (2002). Kemampuan Menyimak dan Berbicara dengan Kemampuan Berbicara dan Menulis. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan. 5:1-8 Ulah, M. (2008). Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Kelompok A RA Roudlotul Islamiyah Sidoarjo. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Usman, M.U. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yusuf, S. (1998). Fonetik dan Fonologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Zukhaira. (2009). Pembuatan dan Penggunaan Media Gambar dan Kartu Kata untuk Pengajaran Bahasa. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Sastra. Universitas Negeri Semarang.