UNIT 4 PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPA Lia Yuliati
PENDAHULUAN Pada unit ini mahasiswa diajak berlatih mengembangkan perencanaan pembelajaran atau membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP merupakan penjabaran dari silabus dan menunjukkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam satu pertemuan. Sebagian guru menyusun RPP dalam satu kompetensi dasar dengan beberapa pertemuan sesuai kebutuhan. Setelah mempelajari Unit 4 ini diharapkan mahasiswa dapat 1) mengidentifikasi konsep-konsep esensial IPA untuk jenjang sekolah dasar berdasarkan kompetensi dasar; 2) menyusun bahan ajar, 3) menentukan dan membuat media pembelajaran IPA; 4) menjelaskan karakteristik model-model pembelajaran IPA; 5) menyusun skenario pembelajaran IPA dengan model tematik dan siklus belajar; dan 6) menerapkan model pembelajaran tematik dan siklus belajar berdasarkan RPP yang telah disusunnya dalam pembelajaran. Pencapaian kompetensi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka difokuskan pada kegiatan diskusi dan latihan terbimbing, sedangkan kegiatan mandiri difokuskan pada latihan secara individu sesuai dengan tugas terstruktur yang diberikan. Selama kegiatan tatap muka dan mandiri, mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar cetak serta bahan rujukan yang dianjurkan dalam Unit 4. Pencapaian tujuan pembelajaran diukur melalui tes tulis dan pengumpulan tugas-tugas terstruktur. Pengembangan perencanaan pembelajaran (RPP) pada Unit 4 ini merupakan penjabaran dari kurikulum dan silabus yang dibahas pada Unit 2 dan Unit 3. Kompetensi mengembangkan RPP ini merupakan dasar untuk Pengembangan Pembelajaran IPA SD
131
melaksanakan pembelajaran yang akan dibahas pada unit berikutnya. Oleh karena itu, pembahasan pada Unit 4 ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dalam mengembangkan kompetensinya sebagai guru kelas SD untuk membelajarkan IPA SD dan menjadi guru yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Materi ajar pada Unit 4 ini terdiri dalam empat sub-unit yaitu bahan ajar IPA dan media pembelajaran IPA SD (sub-Unit 4.1), model-model pembelajaran IPA SD (sub-Unit 4.2), penilaian pembelajaran IPA SD (sub-Unit 4.3), dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (sub-Unit 4.4). Pada sub-Unit 4.1 mahasiswa akan diajak untuk mengidentifikasi materi esensial dalam IPA SD dan menyiapkan media pembelajaran yang sederhana. Pada sub-Unit 4.2 mahasiswa akan diajak untuk mengenal dan mendalami model pembelajaran tematik dan model pembelajaran siklus belajar untuk mengembangkan pembelajaran IPA aktif dan inovatif. Pada sub-Unit 4.3 mahasiswa akan diajak untuk mengenali dan menyusun penilaian proses dalam pembelajaran IPA. Pada sub-Unit 4.4 mahasiswa akan diajak untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPA aktif dan inovatif yang merupakan kompilasi kegiatan sub-Unit 4.1, sub-Unit 4.2, dan sub-Unit 4.3.
132
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
SUB-UNIT 4.1 BAHAN AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
A. PENGANTAR Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Bahan ajar merupakan merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika guru tidak dapat memilih dan menguasai bahan ajar dengan baik maka besar kemungkinan kompetensi dasar yang menjadi syarat minimal penguasaan kompetensi tidak akan tercapai. Jika hal ini terjadi maka hasil belajar siswa tidak akan optimal, dalam jangka pendek mungkin tidak lulus dari sekolah. Pada saat menyusun bahan ajar, hal penting lainnya yang harus diperhatikan guru adalah menyiapkan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran untuk mempermudah penguasaan konsep IPA. Tentunya tidak mudah menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar yang disiapkan apalagi dengan berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, sebagai pelaksana proses pembelajaran guru hendaknya memahami dan mengerti tentang pemilihan bahan ajar dan media pembelajaran. Pada sub-Unit 4.1 ini mahasiswa akan diajak untuk mengenali cara-cara memilih bahan ajar dan media pembelajaran yang murah tetapi memiliki kualitas yang cukup baik.
B. URAIAN 1. Pengembangan Bahan Ajar IPA SD a.
Pengertian Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis
besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
133
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Ditinjau dari pihak guru, bahan ajar itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa, bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Pengetahuan yang termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, dan nama orang. Misal, penemu benua Amerika adalah Copernicus Columbus.
Pengetahuan yang termasuk materi konsep adalah
pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek. Misal, massa adalah besaran kuantitas suatu benda. Pengetahuan yang termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan ―jika..maka….‖, misalnya Jika logam dipanasi maka akan memuai, rumus menghitung massa jenis () adalah massa
dibagi volume.
Pengetahuan yang termasuk materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misal, langkah-langkah mengoperasikan peralatan mikroskop atau langkah-langkah percobaan pengaruh kalor pada benda Untuk mempermudah pemahaman klasifikasi materi pembalajaran, perhatiakn dan pelajari Tabel 4.1.
b.
Penentuan Cakupan Bahan Ajar Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian
materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran. Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing
134
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
jenis materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbedabeda.
Tabel 4.1
No
Klasifikasi Materi Pembelajaran Menjadi Fakta, Konsep, Prinsip dan Prosedur
1.
Jenis Materi Fakta
2.
Konsep
3.
Prinsip
4.
Prosedur
Pengertian dan contoh Menyebutkan kapan, berapa, nama, dan di mana. Contoh: Penemu benua Amerika adalah Copernicus Columbus, ayan berkembang biak dengan cara bertelur, sapi adalah hewan menyusui berkaki empat. Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus. Contoh: Definisi : massa adalah besaran kuantitas suatu benda. Identifikasi: belatung berasal dari telur hewan yang menetas pada metamorfosis; Klasifikasi: berdasarkan jenis makanannya paruh burung dikelompokkan menjadi paruh yang lancip- melengkung dan kuat, paruh yang lebar-tumpul, paruh yang lancippanjang Ciri khusus: alat pernapasan pada ikan adalah insang Penerapan dalil, atau hukum yang dapat dinyatakan dengan pernyataan jika…maka.... Contoh: Hukum Archimedes: Jika benda padat dimasukkan ke dalam zat cair/fluida maka akan mengalami gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan zat cair tersebut. Bagan arus atau bagan alur (flowchart), algoritma, langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut. Contoh: Langkah-langkah percobaan pengaruh kalor pada benda (perubahan wujud): 1. Meletakkan balok es batu ke dalam kaleng susu bekas 2. Memanaskan kaleng yang berisi balok es di atas kompor spiritus/nyala lilin 3. Mencatat perubahan wujud yang terjadi pada es dan mencatat waktu yang diperlukan es untuk mencair.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran, kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
135
yang dimasukkan ke dalam suatu materi ajar, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Sebagai contoh, materi gerak dapat diajarkan di SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan materi yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD materi gerak dipelajari berdasarkan pengalaman siswa yang dikaitkan posisi awal dan posisi akhir, di SMP materi gerak dipelajari berdasarkan jenis geraknya, di SMA materi gerak dipelajari dengan menggunakan vektor, di perguruan tinggi materi gerak dipelajari dengan menggunakan matematika tingkat tinggi. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika tujuan pembelajaran IPA dimaksudkan untuk membelajarkan siswa tentang macam-macam bentuk tulang daun, maka uraian materinya mencakup: (1) tulang daun bentuk menyirip, misal pada daun rambutan, lombok,nangka; (2) tulang daun bentuk melengkung, misal pada daun sirih, lada, gadung; (3) tulang daun bentuk pita/sejajar, misal pada daun jagung, padi, alang-alang, tebu; dan tulang daun bentuk menjari misal pada daun pepaya, singkong/ketela pohon. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya pada mata pelajaran IPA kelas V, salah satu kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki oleh siswa adalah:
‖menyimpulkan hasil penyelidikan
tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap‖. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap tersebut termasuk jenis prosedur. Jika dianalisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari siswa agar mampu menyimpulkan hasil penyelidikan perubahan sifat benda yang bersifat sementara maupun tetap
136
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
meliputi: 1) perubahan sifat benda; 2) perubahan benda yang bersifat sementara; 2) perubahan benda yang bersifat tetap; 3) percobaan tentang perubahan sifat benda, baik yang bersifat sementara maupun tetap. Setiap jenis dari keempat materi tersebut masih dapat diperinci lebih lanjut sesuai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
c. Penentuan Urutan Bahan Ajar Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi proses pencernaan makanan pada manusia. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari proses pencernaan makanan pada manusia jika materi tentang organ-organ penyusun sistem organ pencernaan belum dipelajari lebih dulu mengenai urutan dan fungsi masing-masing organ. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu pendekatan prosedural dan pendekatan hierarkis. Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkahlangkah melaksanakan suatu tugas. Misal, langkah-langkah menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh manusia, dan termometer untuk mengukur suhu benda. Kedua kegiatan tersebut sama-sama menggunakan termometer tetapi tentunya jenis termometer yang digunakan berbeda dan cara menggunakannya juga berbeda sesuai karakteristik jenis termometernya. Jika urutan cara mengoperasikan kedua jenis termometer tersebut tidak diikuti maka hasil pengukurannya tidak tepat dan akan merusak fungsi termometer yang digunakan. Urutan materi pembelajaran secara hierarkis (berjenjang) menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Uraian berikut adalah contoh urutan materi pembelajaran secara hierarkis.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
137
Uraian tentang deskripsi hubungan anatara sifat bahan dengan bahan penyusunnya. Agar siswa mampu mendeskripsikan hubungan sifat bahan dengan bahan penyusunnya, siswa terlebih dulu harus melakukan percobaan. Misal, percobaan untuk menemukan konsep sifat benang plastik (bahan tali plastik) dan sifat tali plastik, dibandingkan dengan benang katun (bahan) yang terbuat dari serat katun (bahan penyusun benang katun). Setelah melakukan percobaan, diharapkan siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya (jika sifat bahan penyusun semakin kuat maka bahan tersebut juga semakin kuat). Sewlanjutnya, siswa menerapkan konsep yang dimilikinya untuk memecahkan masalah yang terkait dengan hubungan pemilihan bahan dengan kekuatan bahan dalam kehidupan seharihari. Misal, suatu hari Ahmadi diminta untuk mengikat kayu bakar untuk dibawa pulang dari kebun ke rumah. Di kebun tersebut ditemukan 2 macam tali dengan bahan yang berbeda. Ada tali plastik, dan ada tali dari serpihan batang pisang yang sudah setengah kering. Tali manakah yang sebaiknya dipilih Ahmadi untuk mengikat kayunya? Jelaskan, mengapa Ahmadi memilih tali tersebut? Contoh lain tentang urutan tentang hubungan struktur mata dengan fungsinya, yang disajikan pada berikut. Kompetensi dasar 1.3 Mendeskripsikan hubungan struktur panca indera, misal mata dan fungsi mata
d.
Urutan Materi 1. 2. 3. 4. 5.
struktur mata fungsi setiap bagian mata fungsi mata hubungan kornea dengan fungsi mata cara kerja mata
Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan
ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai contoh, jika kompetensi yang
138
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau gubahan hafalan. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah mendeskripsikan hubungan struktur panca indera dengan fungsinya yang meliputi struktur mata (yaitu selaput bening, iris mata, pupil, lensa mata, otot pemegang lensa, badan bening, retina, bintik kuning, syaraf mata), fungsi setiap bagian mata, fungsi mata sebagai indera penglihat, dan hubungan antara bagian mata dengan fungsi mata, maka materi yang diajarkan juga harus meliput susunan bagian-bagian mata secara berurutan dari luar ke dalam, fungsi setiap bagian mata, fungsi mata, dan hubungan antara bagian mata dengan fungsi mata. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
e.
Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, guru terlebih dahulu perlu
memahami kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi. Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
139
rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenisjenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
140
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
c. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian
yang berbeda-beda.
Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hapalan adalah dengan menggunakan
―jembatan
keledai”,
―jembatan
ingatan”
(mnemonics),
sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah ―demonstrasi‖. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran: 1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya ―ya‖ maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah ―fakta‖.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
141
2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya ―ya‖ berarti materi yang harus diajarkan adalah ―konsep‖. 3. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila ―ya‖ maka materi yang harus diajarkan adalah ―prosedur‖. 4. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya
―ya‖, berarti materi
pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori ―prinsip‖. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya ―Ya‖, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai. 5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya ―Ya‖, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik.
2. Media Pembelajaran IPA SD Apa yang dimaksud dengan media? Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara umum, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Media memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Mengapa? Media merupakan alat bantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Jika digunakan secara benar, media pembelajaran dapat memperlancar interkasi guru dan siswa, siswa dan siswa, serta siswa dan sumber belajar. Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak ragamnya. Secara umum, media pembelajaran di SD terdiri dari media audio, media visual, dan
142
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
media audio-visual.
Media audio adalah media pembelajaran yang dapat
didengar, misal radio dan alat musik. Media visual adalah media pembelajaran yang dapat dilihat, misal gambar, grafik, model, dan slide. Media audio-visual adalah media pembelajaran yang dapat didengar dan dapat dilihat misal video, simulasi komputer dan film. Berdasarkan
bentuk
penyajiannya,
media
pembelajaran
dapat
dikelompokkan menjadi media pembelajaran non-projected yaitu media pembelajaran yang langsung dapat digunakan tanpa menggunakan alat proyeksi seperti gambar, charta, foto, dan peta, dan media pembelajaran projected yaitu media pembelajaran yang memerlukan alat proyeksi seperti film, slide, dan power point. Media pembelajaran dapat bersifat alami dan buatan. Media pembelajaran alami merupakan media pembelajaran yang sesuai dengan benda aslinya di alam seperti hewan, tumbuhan, danau, dan gunung. Media pembelajaran buatan merupakan
media pembelajaran hasil modfikasi atau meniru benda aslinya,
seperti model alat pernafasan, model jantung manusia, dan torso. Media-media tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan dan kemampuan guru serta sekolah. Penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA memiliki relevansi yang sangat tinggi karena memiliki kesesuaian dengan hakikat IPA. IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis yang diikuti dengan pengujian gagasan-gagasan. IPA sebagai proses lebih menekankan pada perolehan konsep IPA melalui pengalaman belajar yang lebih nyata, yang melibatkan segala kemampuan dan potensi yang dimilkinya. Peranan media pembelajaran IPA sehubungan dengan pendekatan ketrampilan proses, antara lain: 1) dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antara siswa dan sesamanya dalam kegiatan belajar mengajar; 2) dapat merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan siswa agar dapat mendorong kegiatan pembelajaran sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna bagi siswa; 3) dapat membangkitkan keinginan
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
143
dan minat belajar siswa, sehingga perhatian siswa dapat terpusat pada bahan pelajaran yang diberikan guru; 4) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga membuat pelajaran lebih lama diingat; dan 5) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri dikalangan siswa. Berkaitan dengan keterampilan proses, manfaat media pembelajaran IPA bagi siswa adalah: 1) dapat meningkatkan motivasi belajar, 2) dapat menyediakan variasi belajar, 3) dapat memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar, 4) dapat memberikan contoh yang selektif, 5) dapat memberi contoh yang selektif, 6) dapat merangsang berpikir analisis, dan 7) dapat memberikan situasi belajar yang menyenangkan tanpa beban atau tekanan. Manfaat media pembelajaran IPA bagi guru adalah: 1) dapat memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran, 2) dapat memberikan sistematika belajar, 3) dapat memudahkan kendali pengajaran, 4) dapat membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian, 5) dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar, dan 6) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Media pembelajaran dapat memiliki nilai praktis, yaitu: 1) dapat menampilkan obyek yang terlalu besar, yang tidak mungkin dibawa kedalam kelas, seperti bulan, bumi dan matahari; 2) dapat memperlambat gerakan yang terlalu cepat seperti gerakan kecambah yang tumbuh, gerak benda jatuh; 3) memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka yang sulit diamati atau yang berbahaya di lingkungan belajar.
Guru IPA hendaknya dapat mempertimbangkan kelayakan suatu alat menjadi sebuah media pembelajaran Pertimbangan yang dapat dipakai guru IPA untuk memilih media pembelajaran yang baik antara lain: 1) kelayakan praktis (keakraban guru dengan jenis media pembelajaran) meliputi ketersediaan media pembelajaran di lingkungan belajar setempat, ketersediaan waktu untuk mempersiapkan media, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung dan keluwesan, artinya mudah dibawa kemana-mana, digunakan kapan saja dan oleh siapa saja;
144
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
2) kelayakan teknis (relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan merangsang terjadinya proses belajar); dan 3) kelayakan biaya (biaya yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat yang diperoleh). Disamping itu, media pembelajaran IPA SD tidak rumit dalam penyediaan dan penggunaannya. Alat tersebut hendaknya didesain dengan perencanaan yang matang. Perencanaan itu mencakup beberapa hal antara lain; analisis untung ekonomis secara ekonomis, jumlah dan jenis alat yang akan digunakan, keterampilan yang diperlukan, gambar atau bagan yang akan dibuat, rancangan atau konstruksi alat, dan evaluasi alat yang dibuat. Berikut ini adalah sebuah contoh media pembelajaran IPA SD yang sederhana berupa pemanfaatan barang bekas. Pembuatan alat praktikum secara sederhana dapat menggunakan barang bekas. Barang bekas disini dapat berupa kaleng susu atau kaleng biskuit. Dalam suatu rumah tangga pasti banyak memiliki barang bekas yang tidak terpakai lagi tapi kalau dibuang dapat merusak lingkungan. Kalau barang tersebut dapat dipergunakan untuk membuat suatu media pembelajaran maka guru tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Dan juga tidak perlu mengajar hanya dengan metode ceramah saja yang membuat anak menjadi bosan untuk belajar. Kaleng bekas dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi tekanan udara, sifat air, bunyi dll. Untuk sifat air, misalnya, kaleng bekas dapat digunakan untuk membuktikan bahwa air menekan ke segala arah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat 4 lubang dengan jarak sama antar satu lubang dengn lubang lain di sekeliling sisi kaleng. Contoh lain, untuk tekanan udara dapat digunakan kaleng bekas yang dilubangi secara vertikal untuk mengetahui hubungan antara laju air terhadap jarak air yang keluar dari lubang kaleng dan juga terhadap tinggi permukaan air di dalam kaleng. Masih banyak lagi barang bekas selain kaleng yang dapat digunakan untuk membuat alat praktikum IPA.
C. LATIHAN Kerjakan latihan di bawah ini untuk memperdalam pemahaman anda terhadap bahan ajar dan media pembelajaran.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
145
1.
Pilihlah masing-masing satu kompetensi dasar mata pelajaran IPA SD kelas awal (kelas 1-3) dan kelas tinggi (kelas 4-6). Tentukan salah satu materi IPA masing-masing KD untuk alokasi waktu 2 x 35 menit.
2.
Buatlah indikator dan tujuan pembelajaran untuk alokasi waktu dan materi yang sudah ditentukan pada soal 1.
3.
Susunlah bahan ajar materi tersebut sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran serta alokasi waktu yang disediakan.
4.
Tentukan media pembelajaran yang akan digunakan. Media yang digunakan hendaknya merupakan media sederhana yang bersifat konkret dan dapat diperoleh dengan mudah, sederhana dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
D. RANGKUMAN Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Hal yang penting dalam menentukan bahan ajar adalah ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Selain itu juga perlu diperhatikan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Langkahlangkah pemilihan bahan ajar meliputi mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, dan memilih sumber bahan ajar. Media merupakan alat bantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Secara umum media pembelajaran di SD terdiri dari media audio, media visual,
146
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
dan media audio-visual. Berdasarkan bentuk penyajiannya, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi media pembelajaran non-projected dan media pembelajaran projected. Media pembelajaran dapat bersifat alami dan buatan. Penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA memiliki relevansi yang sangat tinggi karena memiliki kesesuaian dengan hakikat IPA karena dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antara siwa dan sesamanya dalam kegiatan belajar mengajar; merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan siswa agar dapat mendorong kegiatan relajar mengajar, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna bagi siswa; membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa, sehingga perhatian siswa dapat terpusat pada bahan pelajaran yang diberikan guru; meletakan dasardasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga membuat pelajaran lebih lama diingat; dan memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri dikalangan siswa.
E. TES FORMATIF Jawablah pertanyaan di bawah ini untuk mengukur pemahaman anda pada materi bahan ajar dan media pembelajaran. 1.
Jelaskan langkah-langkah pemilihan bahan ajar yang dapat mencapai tujuan pembelajaran?
2.
Jelaskan prinsip-prinsip penentuan cakupan bahan ajar?
3.
Sebutkan jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA di SD? Jelaskan!
4.
Jelaskan keterkaitan penggunaan media pembelajaran dengan hakikat IPA dan keterampilan proses IPA!
F. UMPAN BALIK Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban sub-Unit 4.1yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub-Unit 4.1.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
147
Rumus: Skor jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan =
X 100% Skor total
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi skor 25. Skor berikutnya ditentukan dengan persentase tingkat kebenaran jawaban. Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100%
= baik sekali
80 - 89%
= baik
70 – 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi sub-Unit 4.1 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
148
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
SUB-UNIT 4.2 EVALUASI PEMBELAJARAN IPA
A. PENGANTAR Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru setelah memilih bahan ajar dan media pembelajaran adalah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tersebut menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Beberapa ahli menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bergantung pada tahapan atau langkah-langkah pembelajaran yang bermuara pada model pembelajaran. Ada banyak model-model pembelajaran yang dikembangkan dan model-model pembelajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Di antara beberapa model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran tematik dan model pembelajaran Learning Cycle (siklus belajar). Kedua model tersebut direkomendasikan ahli-ahli pembelajaran untuk digunakan pada pembelajaran IPA di sekolah dasar. Apa yang dimaksud dengan dengan model pembelajaran tematik dan siklus belajar? Bagaimanakah menyusun pembelajaran dengan model-model tersebut? Pada sub-Unit 4.2 ini anda akan diajak untuk mengenali karakteristik model pembelajaran tematik dan siklus belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.
B. URAIAN 1. Model Tematik (Integrated Model) Apa yang disebut model tematik? Mengapa di sekolah dasar, khususnya siswa kelas awal (kelas 1, 2, dan 3) dianjurkan menggunakan model pembelajaran tematik? Apa keunggulannya dibanding model pembelajaran lainnya?
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
149
Pertanyaan-pertanyaan di atas sering kita ajukan ketika membahas pembelajaran di sekolah dasar. Pernahkah anda memikirkan dan mencoba mencari jawabannya? Mungkin anda akan menjawab bahwa model tematik dilaksanakan di SD karena kurikulumnya meminta demikian. Namun, apa alasan KTSP merekomendasikan model tematik untuk pendidikan dasar? Untuk menjawab semua permasalahan ini, pelajarilah sub-Unit 4.2 ini dengan seksama agar dapat memecahkan permasalahan di atas.
a. Pengertian Pembelajaran Model Tematik Pada KTSP, pembelajaran model tematik merupakan model pembelajaran yang dianjurkan untuk pembelajaran di pendidikan dasar. Pendidikan dasar ini mencakup sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna pada tingkat pendidikan dasar khususnya SD masih bersifat konkret dan holistik (menyeluruh). Siswa pendidikan dasar lebih mudah memahami sesuai berdasarkan seluruh aspek yang dialaminya. Aspek-aspek tersebut bermuara pada beberapa mata pelajaran di sekolah sehingga pembahasannya memerlukan tema atau topik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan dua atau lebih mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Di sekolah dasar, pembelajaran tematik meliputi mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, PKn, IPS, dan matematika. Pemberian tema pada topik yang dibahas dari dua atau lebih mata pelajaran diharapkan akan memberikan banyak keuntungan bagi guru dan siswa. Keuntungan tersebut di antaranya: 1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu. 2) siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama. 3) pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
150
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. 5) siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 6) siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain. 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan. Mengapa pembelajaran tematik diberikan pada siswa? Apa saja yang melandasi pembelajaran tematik? Landasan pembelajaran tematik mencakup landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis.
1) Landasan filosofis Pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme,
konstruktivisme,
dan
humanisme.
Aliran
progresivisme
memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan
adalah hasil
konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masingmasing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
151
2)
Landasan Psikologis. Pembelajaran tematik berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa dan
psikologi
belajar.
Psikologi
perkembangan
diperlukan
terutama
dalam
menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Psikologi
belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana
materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3) Landasan Yuridis Pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan
pendidikan
sesuai
dengan
bakat,
minat,
dan
kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
Pada pembelajaran tematik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pembelajaran tematik menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif. Siswa menemukan
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat sendiri
berbagai
pengetahuan
yang
dipelajarinya.
Melalui
pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget, yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Selain itu, pembelajaran tematik juga menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Sebagai fasilitator belajar siswa,
152
guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
mempengaruhi
kebermaknaan
belajar
siswa.
Pengalaman
belajar
yang
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Manfaat yang diperoleh bagi guru dan siswa apabila pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan tema adalah: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,
b.
Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2) Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
153
3) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5) Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Hal-hal
perlu diperhatikan jika kita akan melaksanakan model
pembelajaran tematik adalah bahwa tidak semua mata pelajaran harus dipadukan. Pada pembelajaran tematik dimungkinkan terjadinya penggabungan beberapa kompetensi dasar pada lintas semester. Pembelajaran tematik tidak dilaksanakan jika kompetensi dasar tersebut tidak dapat dipadukan, oleh karen itu jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan atau tidak tercakup pada tema tertentu dibelajarkan secara tersendiri dan tetap diajarkan, baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri. Kegiatan pembelajaran tematik menekankan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral. Untuk keberhasilan pembelajaran, tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.
154
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Keunggulan model tematik terletak pada ciri-ciri. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
c.
Tahap-tahap Model Pembelajaran Tematik Pelaksanaan
pembelajaran tematik setiap hari dilakukan
dengan
menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
155
Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari Contoh 1: Kegiatan Kegiatan pembukaan
Jenis kegiatan Anak berkumpul bernyanyi sambil mengikluti irama musik
Kegiatan inti
Kegiatan untuk pengembangan membaca Kegiatan untuk pengembangan menulis Kegitan untuk pengembangan berhitung Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita
Kegiatan penutup
menari
Contoh 2: Kegiatan Kegiatan pembukaan
Jenis kegiatan Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)
Kegiatan inti
Pengembangan kemampuan menulis (kegiatan kelompok besar) Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan) Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan
Kegiatan penutup
Mendongeng Pesan-pesan moral Musik/menyanyi
Contoh skenario dengan model pembelajaran tematik dapat dilihat pada website Matakuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD.
156
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
2. Model Siklus Belajar (Learning Cycle Model) Apa yang disebut model siklus belajar? Mengapa model siklus belajar perlu dikembangkan guru termasuk guru SD? Pertanyaan ini mungkin muncul dalam benak anda. Untuk menjawab semua pertanyaan ini, pelajarilah sub-Unit 4.2 ini dengan seksama agar dapat memecahkan permasalahan di atas.
a.
Pengertian Model Siklus Belajar Paradigma pembelajaran di sekolah mengalami pergeseran dari paradigma
teacher-oriented ke student-oriented. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD/MI berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan ‖apa yang akan dipelajari‖ ke ‖bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain (Depdiknas, 2003). Pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswa (NRC, 1996:20). Pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi
inkuiri,
dengan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa
lainnya. Siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya dalam pemecahan masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok, dan siswa memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan yang aktif untuk belajar. Pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir dan bekerja ilmiah berlandaskan inkuiri dapat dilakukan dengan pengenalan pemahaman secara konseptual. Pemahaman secara konseptual ini dikembangkan dengan siklus belajar yang dilakukan secara rutin oleh guru. Siklus belajar tersebut merupakan model pembelajaran yang fleksibel, dalam arti bahwa metode belajar yang digunakan dalam pembelajaran dapat bervariasi (Lawson, 1994:137).
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
157
Siklus belajar pertama kali digunakan sebagai model pembelajaran dalam program the Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Siklus belajar ini merupakan pendekatan yang ampuh untuk perancangan pembelajaran IPA yang aktif dan efektif karena siklus belajar memberikan suatu cara berpikir dan berperilaku yang konsisten dengan cara siswa belajar.
b.
Tahap-tahap Model Siklus Belajar Inti dari modul siklus belajar terdiri dari tiga fase yaitu fase eksplorasi,
fase eksplanasi dan fase aplikasi (Lawson, 1994:136). Siklus belajar ini kemudian berkembang berdasarkan kebutuhan lapangan menjadi lima fase dan dikenal dengan the 5 E Learning Cycle Model (Bybee, et al.,1989). Model siklus belajar ini terdiri dari lima tahap kegiatan yaitu Engagement (pendahuluan), Exploration (eksplorasi), Explanation (eksplanasi), Elaboration (elaborasi), dan Evaluation (evaluasi). Secara struktural, model siklus belajar 5 tahap ini lebih sesuai dengan struktur pembelajaran IPA yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kesesuaian tahapan siklus belajar dan pembelajaran IPA dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Struktur Pembelajaran IPA
The 5 E Learning Cycle
Kegiatan Awal
Engagement
Kegiatan Inti
Exploration Explanation Elaboration
Kegiatan Penutup
Evaluation
Aktivitas dalam model siklus belajar bersifat fleksibel tetapi urutan fase belajarnya bersifat tetap. Format belajar dalam siklus belajar dapat berubah tetapi urutan setiap fase tersebut tidak dapat diubah atau dihapus, karena jika urutannya diubah atau fasenya dihapus maka model yang dimaksud tidak berupa siklus belajar. Kegiatan setiap tahap pada siklus belajar dapat dilihat pada tabel berikut.
158
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
The 5 E Learning Cycle Model Fase
Aktivitas
Pendahuluan Guru menunjukkan obyek, peristiwa atau mengajukan pertanyaan untuk memotivasi siswa Guru menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan/kegiatan yang akan dilakukan siswa Eksplorasi Siswa mengeksplorasi obyek dan fenomena yang ditunjukkan secara konkrit Siswa melakukan aktivitas hands-on (praktikum) dengan bimbingan guru Eksplanasi Siswa menjelaskan pemahamannya tentang konsep dan proses yang terjadi pada aktivitas hands-on Guru memperkenalkan konsep dan keterampilan baru atau meluruskan konsep/keterampilan siswa yang keliru Elaborasi Siswa mengaplikasikan konsep baru dalam konteks lain untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilannya Evaluasi Guru menilai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan siswa. Kegiatan guru memberikan kemungkinan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dan efektivitas pembelajaran Diadaptasi dari Bybee, et al. (1989). Pada fase pendahuluan, guru dapat menggali pengetahuan awal siswa dengan menfokuskan perhatian dan minat siswa terhadap topik yang dibahas, memunculkan pertanyaan dan memperoleh respons dari siswa. Fase ini juga berguna untuk mengidentifikasi miskonsepsi atau salah konsep dalam pemahaman siswa. Pada saat menggali pengetahuan awal, guru dapat mengajukan masalah yang bertentangan. Misal, dengan demonstrasi benda A dan benda B yang memiliki massa berbeda dijatuhkan dari ketinggian yang sama. Pertanyaan yang dapat diajukan : ―benda manakah yang jatuh lebih dahulu ke lantai”? Berdasarkan demonstrasi tersebut siswa diharapkan memiliki jawaban yang berbeda dengan siswa lain sehingga menimbulkan konflik kognitif pada siswa. Dari respons siswa, guru dapat mengetahui pemahaman awal siswa tentang konsep yang dibahas sebelum pembelajaran. Pada fase eksplorasi, siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Siswa mengeksplorasi materi dan gagasan baru dengan bimbingan minimal dari guru. Pengalaman baru memunculkan pertanyaan dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD
159
masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan gagasan-gagasan siswa yang sudah ada. Fase eksplorasi memberikan kesempatan pada siswa untuk menyuarakan gagasan-gagasan yang bertentangan, yang dapat menimbulkan perdebatan dan analisis dari alasan munculnya gagasan mereka. Analisis tersebut dapat mengarahkan cara diskusi untuk menguji
gagasan lainnya melalui prediksi.
Eksplorasi juga dapat membawa siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diteliti. Selama fase eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan siswalainnya tanpa instruksi dari guru melalui kegiatan diskusi. Pada fase eksplanasi, kegiatan diawali dengan pengenalan konsep baru yang digunakan pada pola-pola yang diperoleh pada fase eksplorasi. Konsep baru tersebut dapat diperkenalkan oleh guru, melalui buku bacaan, film atau media lainnya. Selama fase eksplanasi guru memotivasi siswa untuk menjelaskan konsep yang dibahas dengan kata-kata sendiri, mengajukan fakta dan klarifikasi terhadap penjelasannya, dan mendengarkan secara kritis penjelasan siswa. Fase eksplanasi selalu mengikuti fase eksplorasi dan berkaitan langsung dengan pola yang ditemukan selama kegiatan eksplorasi. Fase berikutnya adalah elaborasi atau dapat disebut juga aplikasi konsep. Pada fase ini siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi baru.. Fase ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggunakan konsep-konsep yang telah diperkenalkan untuk menyelidiki konsep-konsep tersebut lebih lanjut. Penerapan konsep diarahkan pada kehidupan sehari-hari. Fase terakhir adalah evaluasi yang dilakukan pada seluruh pengalaman belajar siswa. Aspek yang dievaluasi pada fase ini adalah pengetahuan atau keterampilan, aplikasi konsep, dan perubahan proses berpikir siswa. Fase evaluasi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai cara belajarnya, mengevaluasi kemajuan belajar dan proses pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis pada akhir pembelajaran atau secara lisan berupa pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. Contoh skenario dengan model pembelajaran siklus belajar dapat dilihat pada website Matakuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD.
160
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
C. LATIHAN 1. Cermati kembali tugas-tugas latihan pada sub-Unit 4.1 dan contoh skenario pembelajaran untuk model pembelajaran tematik dan siklus belajar pada website 2. Susunlah skenario pembelajaran dengan model tematik dan siklus belajar sesuai materi dan alokasi waktu bahan ajar pada penyelesaiaan Latihan subunit 4.1.
D. RANGKUMAN Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan dua atau lebih mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Landasan pembelajaran tematik mencakup landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Pembelajaran tematik menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif. Selain itu, pembelajaran tematik juga menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Manfaat yang diperoleh bagi guru dan siswa apabila pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan tema adalah menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran; siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi; pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. Siklus belajar merupakan pendekatan yang ampuh untuk perancangan pembelajaran IPA yang aktif dan efektif karena siklus belajar memberikan suatu cara berpikir dan berperilaku yang konsisten dengan cara siswa belajar. Model siklus belajar terdiri dari lima tahap kegiatan yaitu Engagement (pendahuluan), Exploration (eksplorasi), Explanation (eksplanasi), Elaboration (elaborasi), dan Evaluation (evaluasi). Secara structural, model siklus belajar 5 tahap ini lebih sesuai dengan struktur pembelajaran IPA yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup. Pada fase pendahuluan, guru dapat menggali pengetahuan awal siswa dengan menfokuskan perhatian dan minat siswa terhadap topik yang dibahas, memunculkan pertanyaan dan memperoleh respons dari siswa. Pada fase
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
161
eksplorasi, siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Pada fase eksplanasi, kegiatan diawali dengan pengenalan konsep baru yang digunakan pada pola-pola yang diperoleh pada fase eksplorasi. Pada fase elaborasi atau dapat disebut juga aplikasi konsep, siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi baru. Pada fase evaluasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai cara belajarnya, mengevaluasi kemajuan belajar dan proses pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis pada akhir pembelajaran atau secara lisan berupa pertanyaan selama pembelajaran berlangsung.
E. TES FORMATIF Jawablah pertanyaan dibawah ini untuk mengukur pemahaman anda pada materi model-model pembelajaran IPA. 1. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang membedakan model tersebut dengan model yang lain. Sebutkan karakteristik model pembelajaran tematik? 2. Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang dianjurkan digunakan pada pembelajaran di kelas awal. Mengapa? 3. Setiap model pembelajaran memiliki prosedur pembelajaran. Jelaskan langkah-langkah model pembelajaran siklus belajar! 4. Jelaskan dasar pemikiran model pembelajaran siklus belajar!
F. UMPAN BALIK Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban sub-Unit 4.2 yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub-Unit 4.2.
Rumus: Skor jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan =
X 100% Skor total
162
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi skor 25. Skor berikutnya ditentukan dengan persentase tingkat kebenaran jawaban. Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100%
= baik sekali
80 - 89%
= baik
70 – 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi sub-Unit 4.2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
163
SUB-UNIT 4.3 PENILAIAN PEMBELAJARAN IPA
A. PENGANTAR Kemampuan lain yang harus dimiliki guru adalah kemampuan melaksanakan penilaian. Penilaian adalah proses pemberian keputusan terhadap siswa berdasarkan kemampuan siswa. Seiring perkembangan pengetahuan, aspek penilaian pembelajaran mengalami perubahan. Pada kurikulum terbaru, yaitu KTSP, penilaian tidak hanya difokuskan pada aspek kognitif saja tetapi juga aspek psikomotorik dan afektif. Penilaian ini kemudian dikenal dengan penilaian berbasis kompetensi. Perubahan ini membuat sebagian besar guru IPA bingung karena guru-guru tersebut banyak yang belum paham dengan penilaian yang dikehendaki kurikulum. Pada sub-Unit 4.3 ini mahasiswa akan diajak untuk mengenali berbagai teknik penilaian berbasis kompetensi. Hal sangat penting bagi mahasiswa yang sudah bertugas menjadi guru. Dengan demikian, mahasiswa akan berkembang menjadi guru yang memiliki kompetensi guru yang profesional.
B. URAIAN Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar siswa terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian adalah kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran sehingga diketahui apakah suatu program telah berhasil. Penilaian suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penilaian, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
164
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
1. Penilaian Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dan sebagainya Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut. a.
Langkah-langkah
kinerja
yang
diharapkan
dilakukan
siswa
untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. b.
Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c.
kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d.
Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e.
Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misal, untuk menilai kemampuan mengukur suhu zat cair, guru perlu melakukan pengamatan terhadap cara siswa dalam menggunakan termometer, cara siswa memegang termometer, atau cara siswa membaca termometer. Dengan demikian, kemampuan siswa dapat dideskripsikan lebih jelas, utuh, dan konkret. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya:
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
165
1 = tidak kompeten,
2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat
kompeten.
2. Penilaian Tertulis Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu 1) soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda,dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan menjodohkan); 2) Soal dengan mensuplai-jawaban (isian singkat atau melengkapi,uraian terbatas, uraian obyektif/non-obyektif, dan uraian terstruktur/non-terstruktur) . Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika siswa tidak mengetahui jawaban yang benar, maka siswa akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Siswa mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
166
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan halhal berikut. a.
Materi, misalnya kesesuian soal dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;
b.
Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
c.
Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
d.
Kaidah penulisan , harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian.
Contoh soal tertulis; Soal Tertulis Bentuk Piliahan Ganda Berilah tanda silang pada huruf di depan jawaban yang paling tepat! 1.
Yang termasuk satuan tidak baku yaitu …. a. meter
2.
b.centimeter
c.jengkal
Yang termasuk satuan baku ialah …. a.meter
b. depa
c.langkah kaki
Skor : Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0 (nol)
Soal Tertulis Bentuk Isian Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan tepat ! 1.
Satuan panjang Centimeter dan Meter adalah contoh satuan ...
2.
Satuan panjang langkah kaki , depa dan jengkal termasuk satuan …
3.
Hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur baku .... dibanding hasil pengukuran dengan alat ukur tidak baku.
Skor :Setiap jawaban 100% benar diberi skor 2, jawaban benar 50% diberi skor 1, jawaban yang salah diberi skor 0 (nol)
Nilai
jumlah jawaban yang benar x100 jumlah soal
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
167
3. Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: a.
Kemampuan pengelolaan Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b.
Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c.
Keaslian Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Contoh Penilaian Proyek: Siswa ditugasi melakukan penyelidikan daur hidup kupu-kupu dan daur hidup ayam. Penyelesaian tugas siswa dipandu dengan LKS. Untuk melakukan penilaian guru membuar rancangan penilaian sebagai berikut.
168
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: IV / 1
No 1
Standar Kompetensi Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup
Kompetensi Indikator Dasar Mendeskripsi Mendeskripsikan kan daur urutan daur hidup hidup hewan, misalnya beberapa kupu-kupu, hewan nyamuk dan kecoa dilingkungan secara sederhana. sekitar, Menyimpulkan misalnya berdasarkan kecoa, pengamatan nyamuk, bahwa tidak kupu-kupu, semua hewan kucing. berubah bentuk dengan cara yang sama. Menyimpulkan bahwa berubahnya bentuk pada hewan menunjukkan adanya pertumbuhan. Menyimpulkan hasil pengamatan daur hidup hewan yang dipeliharanya *)
Aspek
Tehnik penilaian Makhluk Jenis: Hidup dan ulangan Proses Bentuk: Kehidupan tes tertulis, penugas an.
4. Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
169
a.
Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan siswa dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b.
Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c.
Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan siswa sesuai kriteria yang ditetapkan.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. a.
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
b.
Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua
kriteria
yang terdapat
pada
semua
tahap
proses
pengembangan.
5. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru dan siswa. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan siswa
dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik, laporan hasil pengamatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain: a.
Karya siswa adalah benar-benar karya siswa itu sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh siswa itu sendiri.
170
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
b.
Saling percaya antara guru dan siswa Dalam proses penilaian guru dan siswa harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
c.
Kerahasiaan bersama antara guru dan siswa Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan siswa perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan
d.
Milik bersama (join ownership) antara siswa dan guru Guru dan siswa perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga siswa akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
e.
Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan siswa untuk lebih meningkatkan diri.
f.
Kesesuaian Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
g.
Penilaian proses dan hasil Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya siswa.
h.
Penilaian dan pembelajaran Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan siswa.
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a.
Jelaskan kepada siswa bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
171
terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. b.
Tentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
c.
Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
d.
Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e.
Tentukan kriteria penilaian portofolio dan bobotnya dengan para siswa. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para siswa. Contoh, kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan
sistematika penulisan.
Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut. f.
Minta siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing siswa, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
g.
Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat ―kontrak‖ atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h.
Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua siswa dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
6. Penilaian Diri (self-assessment) Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: siswa diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan
172
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, siswa dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, siswa diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, siswa dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain: a.
dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
b.
siswa menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
c.
dapat mendorong, membiasakan, dan melatih siswa untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh
karena itu, penilaian diri oleh siswa di kelas perlu dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut. 1)
Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan
yang akan dinilai. 2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. 3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penyekoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian. 4) Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri. 5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif. 6) Menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
C. LATIHAN Perhatikan contoh instrumen pada bacaan sub-Unit 4.3. Diskusikan dengan mahasiswa lain dalam kelompok belajar cara membuat instrumen tersebut.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
173
kemudian buatlah instrumen penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk dan portofolio dengan materi IPA di SD. Anda bebas menentukan materi IPA tetapi tetap selalu mengacu pada kompetensi dasar dan silabus IPA yang sudah ada.
D. RANGKUMAN Penilaian suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikatorindikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penilaian, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian unjuk kerja mengamati
merupakan penilaian yang dilakukan dengan
kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu 1) soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda,dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan menjodohkan); 2) Soal dengan mensuplai-jawaban (isian singkat atau melengkapi,uraian terbatas, Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
174
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik. Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas,
E. TES FORMATIF Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang menurut anda paling benar. 1. Kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran sehingga diketahui apakah suatu program telah berhasil adalah pengertian dari …… A. pengukuran B. pengayaan C. penilaian D. evaluasi 2. Dari pernyataan berikut ini, (1) Prestasi belajar siswa dibandingkan dengan prestasi kelompok (2) Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara (3) Penilaian dapat dilakukan ketika PBM sedang berlangsung atau setelah PBM. Yang merupakan keunggulan penilaian kelas adalah ……. A. (1) dan (2) B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1), (2), dan (3)
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
175
3. Penilaian kinerja seorang siswa akan menghasilkan informasi yang paling akurat jika dilaksanakan melalui …. A. Angket B. Tes C. Pengamatan D. Wawancara 4. Untuk menilai indikator: ―mengelompokkan daun berdasarkan bentuk tulang daun‖ lebih cocok digunakan penilaian bentuk … A. tes tulis B. produk C. lisan D. portofolio 5. Untuk menilai indikator: ―membuat teleskop sederhana‖ lebih cocok digunakan penilaian bentuk … A. tes tulis B. portofolio C. lesan D. portofolio
F. UMPAN BALIK Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban sub-Unit 4.3 yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub-Unit 4.3.
Rumus: Skor jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan =
X 100% 5
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi. Skor berikutnya ditentukan dengan skor 0.
176
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100%
= baik sekali
80 - 89%
= baik
70 – 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi sub-Unit 4.3 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
177
SUB-UNIT 4.4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA SD
A. PENGANTAR Salah satu tugas guru yang sangat penting adalah mengembangkan perencanaan pembelajaran. Perencanaan tersebut diwujudkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini merupakan penjabaran dari silabus yang harus dikembangkan guru. Selama ini, sebagian besar guru menganggap bahwa pengembangan RPP dilakukan untuk memenuhi kebutuhan administratif dan bukan bagian dari perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Oleh karena itu, kemampuan mengembangkan RPP merupakan bagian penting dalam pengembangan profesionalisme dan harus dilatihkan baik pada calon guru maupun guru yang menduduki jabatannya selama ini. Pada sub-Unit 4.4 ini anda akan diajak untuk berlatih mengembangkan RPP secara mandiri berdasarkan model-model pembelajaran IPA yang dianjurkan dalam KTSP yaitu pembelajaran yang konstruktivistik dan kontekstual. Pembahasan dan latihan pada sub-Unit 4.4. ini merupakan kompilasi dari latihanlatihan sub-unit sebelumnya sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti alur pengembangan RPP secara mandiri.
B. URAIAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran silabus yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya pencapaian kompetensi dasar. Keberadaan RPP bersifat wajib bagi guru. Setiap guru harus menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pelaksanaan pembelajaran di
kelas berlangsung secara
aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan.
178
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Pengembangan RPP dilakukan untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Pengembangan RPP untuk satu kompetensi dasar dapat disusun untuk beberapa pertemuan, namun pada setiap pertemuan terdapat rincian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penggalan RPP untuk setiap pertemuan dapat dirancang dan disesuaikan dengan penjadwalan pada masingmasing sekolah. Secara umum, setiap guru diberi peluang untuk berkreativitas dalam penyusunan RPP, terutama pada bagian kegiatan pembelajaran. Namun secara umum, pada setiap RPP hendaknya tercantum komponen-komponen RPP seperti tercantum dalam Peraturan Mendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Komponen-komponen RPP tersebut adalah; 1.
Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan dan alokasi waktu.
2.
Standar kompetensi (SK) Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minima; siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. Pernyataan SK dapat dikutip dari Standar Isi KTSP.
3.
Kompetensi dasar (KD) Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi suatu pelajaran. Pernyataan KD dapat dikutip dari Standar Isi KTSP.
4.
Indikator pencapaian kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur dan mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pernyataan indikator
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
179
merupakan penjabaran dari KD dan memiliki komponen kata kerja dan pengetahuan yang akan dicapai. 5.
Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai siswa sesuai dengan KD. Pada tujuan pembelajaran tercermin kegiatan pembelajaran yang dialami siswa untuk mencapai indikator.
6.
Materi/Bahan ajar Materi ajar merupakan uraian singkat yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7.
Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. Alokasi waktu tercermin rinci pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
8.
Model dan metode pembelajaran Model pembelajaran merupakan gambaran secara utuh yang mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan materi pembelajaran. Contoh model pembelajaran yang dianjurkan dalam kurikulum adalam model siklus belajar dan inkuiri. Metode pembelajaran merupakan cara khusus yang digunakan dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Contoh metode pembelajaran dalam IPA adalah metode demonstrasi, eksperimen, diskusi dan tanya jawab.
9.
Kegiatan pembelajaran Kegiatan
pembelajaran
mencerminkan
langkah-langkah
pembelajaran
(sintaks) dari model pembelajaran yang digunakan. Secara umum, langkahlangkah pembelajaran yang biasa digunakan adalah kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan, guru hendaknya menyusun secara rinci pertanyaan dan kegiatan yang dilakukan guru yang menunjukkan
180
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
pembelajaran IPA aktif. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Pada kegiatan inti, guru hendaknya menyusun kegiatan pembelajaran secara rinci yang menunjukkan proses pembelajaran spesifik yang memberi ruang yang cukup bagi siswa untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran. Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri pembelajaran. Aktivitas yang dapat dilakukan pada kegiatan
penutup
adalah
menyusun
rangkuman
atau
kesimpulan
pembelajaran, penilaian, refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Pada kegiatan penutup, guru hendaknya menuliskan pertanyaan atau tugas serta tindak lanjut yang diberikan pada siswa. 10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian. 11. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Pada sumber belajar dicantumkan sumber pustaka, alat dan bahan yang digunakan secara rinci.
Berikut contoh RPP model tematik untuk kelas awal dan RPP model siklus belajar untuk kelas tinggi. Contoh RPP ini juga dapat diunduh pada website Matakuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD yang disediakan.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
181
Contoh RPP Model Tematik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Tema Waktu
: : : : :
SD Mekar Harum Sari IPA V/2 Pesona Alam Sekitar 2 x 35 MENIT
I. STANDAR KOMPETENSI 1. Ilmu Pengetahuan Alam Bumi dan Alam Semesta: 5. Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca, dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia. 2. Bahasa Indonesia Aspek mendengarkan : 5. Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar dan dongeng Aspek berbicara : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar, percakapan sederhana, dan dongeng II. KOMPETENSI DASAR 1. Ilmu Pengetahuan Alam : 5.1 Mengenal berbagai benda langit melalui pengamatan 2. Bahasa Indonesia : Aspek mendengarkan : 5.1 Mengulang deskripsi benda-benda di sekitar Aspek berbicara : 6.3 Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alasan sederhana III. INDIKATOR Ilmu Pengetahuan Alam : Mengungkapkan hasil pengamatan benda-benda langit Bahasa Indonesia : Mendengarkan: mengulang pernyataan teman terhadap benda langit yang diamati Mengemukakan rasa suka dan tidak suka terhadap jenis benda langit yang telah dipelajari dengan alasan yang sederhana
182
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menyebutkan nama-nama benda langit pada waktu siang bersasarkan hasil pengamatan 2. Menyebutkan nama-nama benda langit pada waktu malam bersasarkan hasil pengamatan 3. Membedakan bentuk benda-benda langit yang tampak pada siang hari dengan yang tampak pada malam hari 4. Menyebutkan warna-warna benda langit 5. Menjelaskan bentuk-bentuk bulan dari waktu ke waktu 6. Menjelaskan dengan alasan sederhana rasa suka atau tidak suka terhadap jenis benda langit V. MATERI PEMBELAJARAN BENDA-BENDA LANGIT Benda langit terdiri dari: bulan, bintang, matahari, bintang jatuh (meteor). Waktu kenampakan benda-benda langit: Benda-benda langit yang tampak pada waktu siang hari: matahari Benda-benda langit yang tampak pada waktu malam hari: bulan, bintang, bintang jatuh (meteor) Warna benda-benda langit: bulan berwarna putih sampai kuning keemasan, matahari berwarna kuning, bintang berwarna putih, merah, biru berkedip-kedip di langit Bentuk benda-benda langit: bulan dan matahari berbentuk bulat bintang berbentuk segi lima VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Model Pembelajaran : tematik Metode Pembelajaran : ceramah, pemberian tugas, diskusi, kerja kelompok VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Kegiatan Awal Pembelajara 1. Memotivasi Siswa (cerita singkat tentang ‖permainan di malam purnama‖ (permainan peta umpet) atau mengajak siswa bernyanyi lagu : matahari terbenam. 2. Menggali pengetahuan awal dengan mengajukan pertanyaan: Anak-anak siapa di antara kalian yang bisa
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Waktu 10’ 5’
Organisasi siswa Klasikal
Individu
183
Kegiatan
Waktu
bercerita tentang pengalaman di malam purnama?, ya coba kamu maju ke depan, ceritakan kepada teman-temanmu! 3. Menggali pengetahuan prasyarat dengan mengajukan pertanyaan: Siapa di antara kalian yang dapat menyebutkan apa yang menyebabkan pada waktu siang terang, tetapi waktu malam tampak gelap? Acungkan tangan! Hayo siapa pula yang tahu kapan dan di sebalah mana matahari terbenam? Acungkan tangan! 4. Mengajukan masalah pokok Anak-anak pada kegiatan belajar hari ini, kalian akan ibu/bapak bantu untuk membahas tugas pengamatan benda-benda langit yang telah kalian lakukan seminggu yang lalu. (1 bulan yang lalu) 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran: Anak –anak setelah kalian mempelajari benda-benda langit, diharapkan kalian dapat: Menyebutkan nama-nama benda langit hasil pengamatan yang telah kalian lakukan di rumah pada waktu siang dan malam hari! Dapat menggambarkan bentuk-bentuk benda langit yang teramati Dapat menunjukkan bentuk-bentuk bulan dari waktu ke waktu Dapat mengulangi pernyataan temannya tentang benda langit, dan dapat mengemukakan rasa suka atau tidak suka terhadap benda-benda langit yang dipelajari dengan alasan sederhana Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Melakukan tanya jawab tentang tugas mengamati benda-benda langit dengan mengajukan pertanyaan ; Coba anak-anak, apakah hasil pengamatan bendabenda langit sudah dicatat di kertas berwarna? Jika sudah, coba kamu .... maju ke depan
184
Organisasi siswa
5’
Klasikal
20’ 10’
Klasikal
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Kegiatan mewakili kelompokmu, untuk melaporkan hasil pengamatan! 2. Meminta salah seorang siswa untuk membacakan hasil pengamatan, kelompok lain mendengarkan dan memberikan tanggapan, guru meluruskan bila konsep yang diperoleh siswa masih salah. 3. Siswa yang sudah membacakan hasil karyanya memajangnya di tempat pemajangan yang tersedia. 4. Secara individu siswa ditugasi menggambarkan bentuk-bentuk benda langit yang teramati pada kertas berwarna. 5. Secara berpasangan siswa bergiliran ke depan, salah seorang diminta untuk menceritakan benda langit yang disukai disertai alasan sedehana. Setelah selesai, siswa pasangannya diminta mengulangi cerita temannya tadi. (penilaian dengan menggunakan Lamp.4) 6. Guru memberikan pemantapan, diakhiri dengan menyanyikan lagu bintang kecil secara bersamasama.. Kegiatan Akhir Pembelajaran. 1. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengukur kemampuan siswa pada hal-hal yang sudah dipelajari, yang membuat siswa suka terhadap benda-benda langit dan pembelajaran hari itu. 2. Siswa mengerjakan tes akhir secara tertulis 3. Siswa bersama guru membahas hasil tes akhir 4. Siswa menerima tugas tindak lanjut untuk mengerjakan tugas rumah tentang menulis cerita singkat dari salah satu benda langit yang paling disukai. 5.Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup
Waktu
Organisasi siswa
5’
Individual
5’
Berpasangan
Klasikal
15’ 2’
Klasikal
8’ 5’
Individu Klasikal
VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR A. Media
Gambar Fenomena siang dan malam hari (Lampiran 1) LK Tugas Pengamatan (Lampiran 2)
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
185
Gambar bentuk bulan dari waktu ke waktu (bulan sabit, bulan separuh, bulan purnama) (Lampiran 3)
B. Sumber Belajar
Depdiknas Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. BNSP Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Direktorat Pembinaan TKdan SD. Hidayat, Bambang, dkk. 1976. Bumi dan Antariksa SMP Kelas II. Jakarta: Depdikbud (hal. 50) TIM BINA IPA. 2008. IPA Kelas I SD. Bogor: Yudhistira (hal 105—111) VIII. PENILAIAN A. Prosedur: 1. Penilaian proses: Proses berbicara (menyampaikan rasa suka atau tidak suka benda yang diamati) 2. Penilaian hasil/produk: Tes Akhir (Tes kognitif) 3. Penilaian sikap: kerjasama dan keberanian B. Bentuk: 1. Pengamatan proses berbicara 2. Tes tertulis 3. Pengamatan sikap kerjasama dan keberanian C. Instrumen: 1. Lembar Pengamatan Proses Berbicara (Lampiran 4) 2. Lembar Tes dan Kunci Jawaban (Lampiran 5) 3. Lembar Pengamatan SikapKerjasama dan Keberanian (Lampiran 6) Mengetahui Kepala SD/MI
Guru Kelas
.
...................................
186
.....................................
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Lampiran 1. Gambar Fenomena Siang dan Malam Hari
SIANG
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
MALAM
187
Lampiran 2 Lembar Kegiatan Siswa Judul Kegiatan: Tugas Pengamatan Kenampakan Benda-benda Langit Tujuan Kegiatan:
1. Siswa dapat menemukan jenis-jenis benda langit 2. Siswa dapat menemukan bentuk-bentuk benda langit 3. Siswa dapat menunjukkan arah matahari terbit dan terbenam 4. Siswa dapat menyebutkan warna-warna benda langit
Petunjuk: 1. Amatilah langit waktu pagi, siang, dan sore hari! Benda langit apa yang terlihat olehmu? Sebutkan! dan apa warnanya? 2. Amatilah langit pada waktu malam hari, benda langit apa yang terlihat olehmu? Sebutkan! dan apa saja warnanya? 3. Sebutkan 3 macam benda langit hasil pengamatanmu! 4. Sebutkan apa bentuk matahari, bulan, dan bintang! 5. Tunjukkan di sebelah mana matahari terbit, dan di sebelah mana matahari terbenam! 6. Bagaimanakah rasa di kulitmu cahaya matahari pada waktu pagi? 7. Bagaimanakah rasa di kulitmu cahaya matahari pada waktu siang hari? 8. Bagaimanakah rasa di kulitmu cahaya matahari pada waktu sore hari? Bacalah dengan seksama wacana di bawah ini, pahami maksudnya! Jawablah pertanyaan yang ada di bawahnya! APAKAH BENDA LANGIT ITU? Benda langit adalah benda alam yang selalu berada di langit Matahari, bulan, dan bintang termasuk benda langit Benda langit tidak barasal dari bumi Burung bukan benda langit Pesawat terbang bukan benda langit Burung dan pesawar terbang berasal dari bumi Awan juga bukan benda langit Awan adalah kumpulan titik-titik air di angkasa Titik-titik air berasal dari uap air Uap air berasal dari bumi Pertanyaan 9. Apa yang disebut ben benda langit itu? 10. Mengapa burung, pesawat terbang, dan awan bukan benda langit?
188
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
KUNCI JAWABAN LKS 1. Benda langit yang terlihat pada waktu pagi, siang, dan sore hari adalah matahari. Matahari berwarna kuning, tapi di waktu senja berwarna kemerahan. 2. Benda langit yang terlihat pada waktu malam hari adalah bulan dan bintang. Bulan berwarna putih, atau kuning keemasan. Bintang berwarna putih, biru, merah. 3. Tiga macam benda langit hasil pengamatan yaitu matahari, bulan , dan bintang. 4. Bentuk matahari bulat :
Bentuk bulan bulat dan
5. Matahari terbit di sebelah timur,
Bentuk bintang segilima
Matahari terbenam di sebelah barat
6. Cahaya matahari waktu pagi hari di kulit terasa hangat 7. Cahaya matahari waktu siang hari di kulit terasa panas 8. Cahaya matahari waktu sore hari di kulit terasa hangat 9.
Jadi benda langit adalah benda-benda alam yang selalu berada di langit dan berasal dari langit
10. Burung, pesawat terbang, dan awan bukan benda langit sebab burung, pesawat terbang, dan awan berasal dari bumi bukan dari langit.
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
189
Lampiran 3 Gambar Bentuk- bentuk Bulan
(Bulan Sabit) (Bulan Separuh) (Bulan Lebih Separuh) (Bulan Sempurna)
190
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Proses Berbicara Rubrik Penyekoran Kecakapan Berbicara No
Indikator
Skor 3
Kriteria Sangat lancar Lancar
2 1.
Kelancaran bercerita
1 0
2
3
Keruntutan Cerita
Lafal dan intonasi
Cukup lancar Tidak lancar
3
Sangat runtut
2
Runtut
1
Cukup runtut
0
Tidak runtut
3
Sangat tepat
2
Tepat
1
Cukup tepat
0
Tidak tepat
Deskriptor Jika cerita tidak tersenda-sendat, pilihan kata tepat Jika cerita tidak tersendat-sendat, pilihan kata kurang tepat Jika cerita tersendat-sendat, pilihan kata tepa Jika cerita tersendat-sendat, pilihan kata tidak tepat Jika yang diceritakan mengandung unsur apa yang diamati, yang disukai, atau yang tidak disukai, dengan alasan sederhana dan logis Jika yang diceritakan mengandung unsur yang diamati, yang disukai atau tidak disukai, dengan alasan kurang logis Jika yang diceritakan mengandung unsur yang diamati, yang disukai atau tidak disukai, dengan alasan tidak logis Jika yang diceritakan hanya mengandung unsur yang diamati atau yang disukai atau yang tidak disukai tanpa alasan Jika tidak ada kesalahan pelafalan, intonasi wajar Jika ada sedikit kesalahan pelafalan, intonasi wajar Jika ada sedikit kesalahan pelafalan, intonasi kurang wajar Jika banyak kesalahan pelafalan, intonasi tidak wajar
Keterangan: Skor total tertinggi = 3 x3 =9 Skor total terendah = 1 x3 =3 Nilai Akhir Proses Berbicara = skor perolehan/skor tertinggi x 100 Kriteria: Jika 85 - 100 = sangat baik Jika 70 - 84 = baik Jika 55 - 69 = cukup baik Jika 45 - 54 = kurang baik Jika 0 - 44 = sangat kurang baik
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
191
Lampiran 5 Lembar Tes Akhir Petunjuk: Berilah tanda silang pada huruf di depan pilihan jawaban! Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Benda langit yang tampak di malam hari adalah ... a. bulan dan kelelawar b. bulan dan bintang c. bintang dan pesawat terbang d. bulan dan burung hantu 2. Benda langit yang tampak di siang hari adalah ... a. bintang dan matahari b. matahari c. bulan dan bintang d. pesawat terbang dan matahari 3. Matahari terbit dan terbenam sesuai tempatnya. Di sebelah manakah matahari terbenam? a. Di sebelah barat b. Di sebelah timur c. Di sebelah utara d. Di sebalah selatan 4. Berikut ini yang menunjukkan bentuk dan warna bulan adalah ... a. bulat, merah b. bulat kuning c. bulat, putih d. bulat, jingga 5. Bintang berkedip-kedip di langit dengan aneka warna. Warna bintang yang benar adalah ... a. merah, biru, putih b. merah ,biru, kuning c. kuning, merah, hijau d. putih, kuning, hijau 6. Pada waktu sesudah purnama bulan berbentuk ... a. bulat separuh b. bulat penuh c. sabit d. lonjong 7. Tuliskan benda langit apa yang kamu tidak suka! Sebutkan! Tuliskan alasanmu mengapa kamu tidak suka!
192
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Kunci Jawaban Tes Akhir dan Pedoman Penyekoran 1. B 2. B 3. A 4. C 5. A 6. A 7. Jawaban menyesuaikan dengan jawaban siswa Pedoman Penyekoran Soal nomor 1 s.d 5 masing-masing diberi skor 2 Soal nomor 6 diberi skor 3 Soal nomor 7 diberi skor dengan rincian sebagai berikut Jawaban benda langit yang tidak disukai diberi skor 2 Jawaban alasan jika ditulis runtut dan logis diberi skor 5, jika alasan ditulis runtut tapi kurang logis diberi skor 3, dan jika tidak menulis alasan diberi skor 0 Skor total = (2 x 5) + 3 + 7 = 20 Nilai yang diperoleh siswa (NA) = Skor perolehan/skor total x 100
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
193
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Sikap Indikator sikap yang akan dinilai adalah Kerjasama dan Keberanian Rubrik Penyekoran Penilaian Sikap No
Indiktor
Skor 3 2
1.
Kerjasama
1 0 3 2
2
Keberanian
1 0
Kriteria Deskriptor Sangat baik Jika mau kerjasama dengan semua teman tanpa disuruh/diminta guru Baik Jika mau kerjasama dengan semua teman atas suruhan/permintaan guru Cukup bai Jika mau kerjasama dengan teman tertentu atas permintaan atau tanpa permintaan guru Kurang Jika tidak bekerjasama baik Sangat baik Jika mau mengerjakan semua tugas tanpa disuruh guru/dengan inisiatif sendiri Baik Jika mau mengerjakan semua tugas atas permintaan gur Cukup baik Jika mau mengerjakan sebagian tugas saja baik atas permintaan/tanpa permintaan guru Kurang Jika siswa tidak mau mengerjakan baik tugas walau atas permintaan guru
Keterangan
Skor total tertinggi = 2 x 3 = 6
Skor total terendah = 1 x2 = 2
Nilai Akhir yang dicapai siswa = Skor perolehan/skor total tertinggi x 100
Kriteria: 85 – 100 = Sangat baik 70 – 84 = Baik 55 – 69 = Cukup baik 45 – 54 = Kurang baik 0 – 44 = Sangat kurang
194
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Contoh RPP Model Pembelajaran Siklus Belajar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Waktu
: : : :
SD Mekar Harum Sari IPA V/2 2 X 35 MENIT
A. Standar Kompetensi: 2. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model B. Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya C. Indikator
Menjelaskan sifat cahaya yang menembus benda bening
Membedakan benda bening (benda transparan) dengan benda tidak transparan
Menyebutkan 3 contoh masing-masing benda-benda yang bening dan benda tidak transparan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan percobaan siswa dapat menjelaskan sifat cahaya yang menembus benda bening
Setelah melakukan percobaan siswa dapat membedakan benda bening (benda transparan) dengan benda tidak transparan
Setelah melakukan diskusi kelompok dan diskusi kelas siswa dapat menyebutkan 3 contoh masing-masing benda-benda yang bening dan benda tidak transparan
E. Materi Pokok Sifat Cahaya: Cahaya menembus benda bening Cahaya memiliki sifat menembus benda yang bening. Sifat cahaya dapat menembus benda bening karena cahaya yang diteruskan oleh benda bening tersebut sehingga cahayanya masih teramati di belakang benda bening. Benda yang dapat ditembus cahaya disebut benda bening atau benda transparan atau benda tembus pandang. Misal, gelas kaca dan plastic.benda tersebut disebut benda bening karena cahaya dapat menembus atau diteruskan benda tersebut. Benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda non Pengembangan Pembelajaran IPA SD
195
transparan atau benda tidak transparan atau benda tidak tembus pandang. Misal, kertas karton dan tutup gelas. Benda tersebut disebut benda benda non transparan karena cahaya diserap atau dipantulkan benda tersebut. Bendabenda tersebut dapat berwujud benda padat atau benda cair. F. Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru
KEGIATAN AWAL Pendahuluan Melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi lagu matahari terbenam (lirik ada dibagian akhir RPP) Memfokuskan perhatian siswa dengan demonstrasi yang melibatkan siswa sambil mengajukan pertanyaan Menunjukkan gelas berisi air putih kemudian dimasukkan uang logam. Apakah uang logam masih terlihat? Bagaimana jika airnya diganti air teh atau air kopi? Mengapa? Menghimpun jawaban siswa Mengajak siswa mencari kebenaran jawaban pertanyaan dan menyebutkan tujuan pembelajaran. KEGIATAN INTI Eksplorasi Membagi siswa dalam kelompok dengan anggota 3-5 orang tiap kelompok dan membagikan LKS Membimbing dan memberi kesempatan pada siswa melakukan percobaan sifat cahaya yang menembus benda bening dalam kelompok dan mengisi LKS Melakukan tanya jawab tentang kegiatan percobaan pada kelompok siswa Eksplanasi Meminta siswa kembali 196
Kegiatan Siswa
Siswa bernyanyi
Alokasi Waktu
5’
menjawab pertanyaan guru 2-3 siswa mengamati uang logam pada gelas yang berisi air putih, ait teh dan air kopi serta menjawab pertanyaan guru
5’
Mengemukakan jawaban sementara
5’
Membentuk kelompok dan mempelajari LKS
10’
Melakukan percobaan berdasarkan LKS
20’
melakukan tanya jawab dengan guru terutama jika siswa mengalami kesulitan Kembali ke tempat
5’
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
pada tempat duduknya duduk dan masing-masing menghadap guru Meminta perwakilan siswa Mengemukakan (3 orang) untuk pendapat dan mempresentasikan hasil tanggapan terhadap percobaannya hasil percobaan yang dikemukakan Menjelaskan/meluruskan perwakilan siswa konsep sifat cahaya yang menembus benda bening berdasarkan data percobaan siswa Elaborasi/ Mengarahkan hasil Berdiskusi dengan Aplikasi percobaan siswa untuk teman terdekat untuk menjawab permasalahan menjawab pada kegiatan pendahuluan. permasalahan guru Menunjukkan kembali uang Mengemukakan logam pada air putih, teh pendapat sebagai dan kopi serta menambah jawaban permasalahan, bagaimana permasalahan jika logam pada air susu dan sirop berwarna (atau kedua air tesebut diberi cahaya senter) Menunjukkan aplikasi konsep sifat cahaya menembus benda bening: - kacamata - kaca pada jendela KEGIATAN PENUTUP/AKHIR DAN TINDAK LANJUT Evaluasi Siswa menjawab Mengajukan pertanyaan sebagai penilaian pada akhir pertanyaan guru Sifat cahaya dapat pembelajaran; menembus benda Mengapa cahaya dapat bening karena menembus gelas? cahaya yang Apa perbedaan benda diteruskan oleh transparan dan benda tidak benda bening transparan tersebut sehingga Sebutkan3 contoh masingcahayanya masih masing benda transparan teramati di dan benda tidak transparan belakang benda Tindak lanjut: bening. Memberikan tugas/PR dengan pertanyaan : Jika Daya tembus cahaya benda tidak tembus pandang diberi cahaya, mengapa gelas kaca,plastic, kacamata timbul bayang-bayang? kertas karton, tutup Mengajak siswa bernyanyi gelas, buku lagu anak sehat Pengembangan Pembelajaran IPA SD
5’
10’
197
G. SUMBER, BAHAN / ALAT Buku : Yohanes Surya, 2008. IPA Asyik, Mudah dan Menyenangkan untuk SD Jilid 5B.Penerbit:Grasindo Alat/bahan : 5 set alat percobaan (gelas bening, mika, karton, kertas HVS, tutup gelas, botol plastik, cermin, senter)
H. PENILAIAN Teknik
: Tes tulis dan tes kinerja
Bentuk Instrumen
: Soal Uraian, unjuk kerja (performance)
Instrumen
:
Soal Uraian 1.
Jelaskan sifat cahaya yang menembus benda bening
2.
Apa yang dimaksud dengan benda bening (benda transparan)?
3.
Apa yang dimaksud dengan benda tak transparan?
4.
Sebutkan masing-masing 3 contoh benda bening (benda transparan) dan benda tak transparan
Kunci jawaban: 1.
Sifat cahaya dapat menembus benda bening adalah cahaya yang diteruskan oleh benda bening sehingga cahayanya masih teramati di belakang benda bening.
2.
Benda yang dapat ditembus cahaya
3.
Benda yang tidak dapat ditembus cahaya
4.
Contoh benda bening : gelas kaca, plastik, mika Contoh benda tak transparan : kertaa HVS, tutup gelas, cermin
198
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Rubrik Penilaian Kemampuan Kerja Ilmiah A
Skor pada Siswa B C D
E
Kemampuan mengoperasikan alat ukur Ketepatan memasukkan data ke dalam tabel Kemampuan membuat kesimpulan Kemampuan berkomunikasi Kerjasama dengan teman kelompok Berpartisipasi dalam membuat kesimpulan Menghargai pendapat teman Keterangan pengisian skor masing-masing siswa : 4 = Dapat melakukan dengan tepat dan benar 3 = Dapat melakukan dengan benar 2 = Dapat melakukan tetapi salah 1 = Tidak melakukan sama sekali Lirik lagu matahari terbenam: Matahari terbenam semuanya gelap Esok harinya terbit semuanya terang u-hu 2x semua terlihat u-hu 2x koq menjadi gelap
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
199
F
I. LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) Alat dan Bahan : gelas bening, mika, karton, kertas HVS, tutup gelas, botol plastik, cermin, senter Langkah-langkah kegiatan :
Letakkan gelas bening di depan buku yang berwarna gelap. Sinari sebuah gelas bening dengan senter dan amati cahaya senter pada gelas dan buku. Apa yang terjadi dengan cahaya senter? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
Ganti gelas bening dengan mika, karton, kertas HVS, tutup gelas, botol plastik, cermin, bagaimanakah keadaan cahaya senternya sekarang? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
Catat hasil pengamatanmu pada Tabel di bawah ini. Berilah tanda (√) pada kolom yang tepat. No
Nama Benda
1
Gelas bening
2
mika
3
karton
4
kertas HVS
5
tutup gelas
6
botol plastik
7
cermin
Cahaya senter menembus benda
Cahaya senter tidak menembus benda
Buat kesimpulan tentang cahaya senter PEMBELAJARAN IPA AKTIF DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR
200
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
C. LATIHAN Cermati tugas-tugas latihan pada sub-Unit 4.1, sub-Unit 4.2, dan sub-Unit 4.3. Kemudian susunlah RPP mata pelajaran IPA untuk
kelas awal dengan
menggunakan model tematik dan RPP mata pelajaran IPA untuk kelas tinggi dengan menggunakan model siklus belajar. Susunlah RPP tersebut untuk satu pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
D. RANGKUMAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran silabus yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya pencapaian kompetensi dasar. Komponen-komponen RPP terdiri dari Identitas mata pelajaran, Standar kompetensi (SK), Kompetensi dasar (KD), Indikator pencapaian kompetensi, Tujuan pembelajaran, Materi/Bahan ajar, Alokasi waktu, Model dan metode pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil belajar, dan Sumber belajar. E. TES FORMATIF Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang menurut anda paling benar. 1. Kegunaan rencana pelaksanaan pembelajaran bagi guru adalah.... A. Bahan persiapan melaksanakan pembelajaran selama satu semester B. Sumber belajar pada saat hendak melaksanakan pembelajaran C. Tolok ukur pencapaian pelaksanaan pembelajaran D. Acuan kegiatan pembelajaran setiap melaksanakan proses pembelajaran 2. Pada RPP indikator yang dikembangkan guru merupakan ..... A. Penjabaran standar kompetensi B. Acuan penyusunan materi ajar C. Acuan kegiatan pembelajaran D. Penjabaran kegiatan pembelajaran 3. Kegiatan yang dapat dipilih dalam kegiatan inti pembelajaran adalah... A. Demonstrasi yang dilakukan guru B. Review pelajaran terdahulu yang belum lengkap C. Mengamati penerapan teknis dalam lingkungan Pengembangan Pembelajaran IPA SD
201
D. Simulasi atau bermain peran 4. Hasil
belajar
yang
diharapkan
dalam
suatu
pembelajaran
adalah
mengidentifikasi penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut adalah.... A. Guru menjelaskan contoh penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari B. Siswa berdiskusi tentang contoh penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari C. Guru menunjukkan contoh penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari D. Siswa mengamati contoh penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari 5. Materi ajar pada RPP sebaiknya… A. diuraikan secara singkat sesuai indikator dan tujuan pembelajaran B. dituliskan dalam bentuk rangkuman materi C. diuraikan rinci sesuai referensi D. dituliskan dalam bentuk sub judul
F. UMPAN BALIK Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban sub-Unit 4.4 yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub-Unit 4.4.
Rumus: Skor jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan =
X 100% 5
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi. Skor berikutnya ditentukan dengan skor 0.
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100%
= baik sekali
80 - 89%
= baik
202
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
70 – 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi sub-Unit 4.4 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
G. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Kunci Jawaban sub-Unit 4.1 1.
Langkah-langkah pemilihan bahan ajar terdiri dari 1) Mengidentifikasi aspekKriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, dan memilih sumber bahan ajar.
2.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
3.
Media pembelajaran IPA di SD terdiri dari media audio, media visual, dan media audio visual. Media audio adalah media pembelajaran yang dapat didengar, misal radio dan alat musik. Media visual adalah media pembelajaran yang dapat dilihat, misal gambar, grafik, model, dan slide. Media audio visual adalah media pembelajaran yang dapat didengar dan
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
203
dapat dilihat misal video, simulasi computer, dan film. . Media pembelajaran dapat bersifat alami dan buatan. Media pembelajaran alami merupakan media pembelajaran yang sesuai dengan benda aslinya di alam seperti hewan, tumbuhan, danau, dan gunung. Media pembelajaran buatan merupakan media pembelajaran hasil modfikasi atau meniru benda aslinya, seperti model alat pernafasan, model jantung manusia, dan torso. 4.
Penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA memiliki relevansi yang sangat tinggi karena memiliki kesesuaian dengan hakikat IPA. Peranan
media
pembelajaran
IPA
sehubungan
dengan
pendekatan
ketrampilan proses, antara lain: 1) dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antara ssiwa dan sesamanya dalam kegiatan belajar mengajar; 2) dapat merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan siswa agar dapat mendorong kegiatan relajar mengajar, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna bagi siswa; 3) dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa, sehingga perhatian siswa dapat terpusat pada bahan pelajaran yang diberikan guru; 4) meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga membuat pelajaran lebih lama diingat; dan 5) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri dikalangan siswa.
Kunci Jawaban sub-Unit 4.2 1. Karakteristik model pembelajaran tematik adalah a) Berpusat pada siswa yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan
guru berperan sebagai
fasilitator; b) Memberikan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak; c) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa; d) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; e) Bersifat
204
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada; f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; dan g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan 2. Tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna pada tingkat pendidikan dasar khususnya SD masih bersifat konkret dan holistik (menyeluruh). Siswa pendidikan dasar lebih mudah memahami sesuai berdasarkan seluruh aspek yang dialaminya. Aspek-aspek tersebut bermuara pada beberapa mata pelajaran di sekolah sehingga pembahasannya memerlukan tema atau topik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan dua atau lebih mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. 3. Model siklus belajar terdiri dari lima tahap kegiatan yaitu Engagement (pendahuluan),
Exploration
(eksplorasi),
Explanation
(eksplanasi),
Elaboration (elaborasi), dan Evaluation (evaluasi). Pada fase pendahuluan, guru dapat menggali pengetahuan awal siswa dengan menfokuskan perhatian dan minat siswa terhadap topik yang dibahas, memunculkan pertanyaan dan memperoleh respons dari siswa. Pada fase eksplorasi, siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Pada fase eksplanasi, kegiatan diawali dengan pengenalan konsep baru yang digunakan pada polapola yang diperoleh pada fase eksplorasi. Pada fase elaborasi atau dapat disebut juga aplikasi konsep i siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi baru. Pada fase evaluasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai cara belajarnya, mengevaluasi kemajuan belajar dan proses pembelajaran.
Evaluasi
dapat
dilakukan
secara
tertulis
pada
akhir
pembelajaran atau secara lisan berupa pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. 4. Dasar pemikiran model pembelajaran siklus belajar adalah pergeseran paradigma teacher-oriented ke student-oriented.
Pendekatan pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD/MI berorientasi pada siswa. Pengembangan Pembelajaran IPA SD
205
Pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya
dalam
pemecahan
masalah,
perencanaan,
membuat
keputusan, diskusi kelompok, dan siswa memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan yang aktif untuk belajar.
Kunci Jawaban sub-Unit 4.3 1.
C (penilaian)
2.
C (2) dan (3)
3.
D (wawancara)
4.
D (portofolio)
5.
B (portofolio)
Kunci Jawaban sub-Unit 4.4 1.
D (Acuan kegiatan pembelajaran setiap melaksanakan proses pembelajaran)
2.
B (Penjabaran kegiatan pembelajaran)
3.
D (Simulasi atau bermain peran)
4.
D (Siswa mengamati contoh penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari)
5.
A (diuraikan secara singkat sesuai indikator dan tujuan pembelajaran)
206
Pengembangan Pembelajaran IPA SD