Unit 3 FONOLOGI BAHASA INDONESIA Munirah Pendahuluan
D
alam pengajaran bahasa, hendaknya linguistik sebagai ilmu dasarnya perlu diperkuat dan diperhatikan. Fonologi merupakan bagian dari subdisiplin linguistik yang disebut linguistik terapan. Linguistik
terapan membahas penerapan teori linguistik dalam kegiatan praktis, dan terutama ditujukan dalam kegiatan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, fonologi dapat dioperasionalkan secara praktis dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini, guru bahasa harus memiliki pengetahuan tentang fonologi yang merupakan deskripsi sistem bunyi bahasa dan pengolaan bunyi yang ada dalam suatu bahasa. Fonologi adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki bunyi-bunyi bahasa dari berbagai aspek fungsinya dalam bahasa tertentu. Pokok pembicaraan dalam unit 3 ini adalah Fonologi Bahasa Indonesia. Kajian unit 3 ini terdiri atas dua subunit. Pada subunit 1 akan dibahas klasifikasi bunyi
bahasa Indonesia dan subunit 2 dibahas pelafalan fonem
bahasa
Indonesia. Setelah mempelajari unit 3 ini Anda diharapkan dapat menjelaskan dan melafalkan (mengujarkan) bunyi-bunyi bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonsia di SD. Mengingat besarnya manfaat yang dapat dipetik, maka perhatikanlah saransaran yang dapat mempermudah dalam memahami unit ini. 1
1. Ketika mempelajari unit ini, kaitkan dengan pengalaman Anda dalam pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
1
2. Bacalah setiap subunit dengan cermat, sampai paham betul. Jika diperlukan buatlah catatan kecil untuk menulis hal-hal yang dianggap penting.
52 Unit 3
1 3. Sebagai mahasiswa program jarak jauh, Anda dituntut untuk dapat menilai sendiri kemampuan diri dengan jujur. Untuk itu, setelah mempelajari topik demi topik atau keseluruhan isi setiap subunit, kerjakan latihan-latihan dan tes formatif yang terdapat pada setiap subunit. Untuk melihat hasilnya, silakan lihat petunjuk atau ramburambu pengerjaan latihan dan kunci tes formaif yang terdapat pada akhir unit ini. Anda akan mengetahui sendiri seberapa tingkat penguasaan Anda terhadap materi unit yang telah dipelajari.
Selamat belajar, Semoga sukses!
52 Unit 3
Subunit 1 Klasifikasi Bunyi Bahasa Indonesia
S
audara, dalam subunit 1 ini Anda dapat menikmati sajian materi yang ber kaitan dengan profesi Anda sebagai guru bahasa Indonesia di SD. Kajian ini
merupakan landasan pijak dalam melaksanakan pengajaran bahasa, khususnya dalam hal pengujaran bunyi-bunyi bahasa di kelas I SD. Untuk memudahkan memahami isi subunit 1 ini, sebaiknya Anda mempelajari dahulu pengertian bunyi bahasa, klasifikasi vokal bahasa Indonesia, dan klasifikasi konsonan bahasa Indonesia.
A. Pengertian Bunyi Bahasa Berbicara tentang bunyi memang mempunyai hubungan erat sekali dengan bahasa. Setiap bahasa ditandai oleh bunyi. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua bunyi adalah bunyi bahasa, melainkan hanya sebagai tanda dari bahasa tertentu. Ilmu bunyi pada umumnya dipisahkan pembicaraannya atas dua pokok, yaitu fonetik dan fonemik. Dalam fonetik yang dibicarakan ialah sistem bunyi suatu bahasa terutama menyangkut bagaimana menghasilkan bunyi itu, bagaimana bunyi itu ditangkap oleh alat pendengaran, dan bagaimana penutur menyampaikan bunyi tersebut. Sedangkan fonemik pada dasarnya yang dibicarakan ialah sistem fonem suatu bahasa, maksudnya ialah proses
menentukan suatu satuan bunyi terkecil yang dapat
menunjukkan kontras makna/arti sehingga satuan unsur bunyi itu dinamakan fonem (bunyi yang mempunyai arti).
52 Unit 3
B. Klasifikasi Bunyi Bahasa Indonesia Setiap bahasa memiliki bunyi tersendiri yang gunanya untuk membedakan bentuk yang satu dengan yang lainnya. Bahasa Indonesia memiliki bunyi-bunyi yang dikenal dengan konsonan dan vokal. Konsonan terjadi, setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sendiri atau agak lebar, diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung dengan mendapatkan hambatan di tempat-tempat artikulasi tertentu. Dalam pembentukan bunyi konsonan arus udara itu masih mendapat hambatan atau gangguan. Bunyi konsonan ada yang bersuara dan tidak bersuara. Bunyi bersuara terjadi apabila pita suara terbuka sedikit. Pita suara yang terbuka sedikit dan yang tidak bersuara apabila pita suara terbuka agak lebar. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Pita suara yang terbuka sedikit menjadi bergetar ketika dilalui arus udara yang dipompakan dari paruparu. Selanjutnya, arus udara itu ke luar melalui rongga mulut yang berbentuk tertentu sesuai dengan jenis vokal yang dihasilkan. Arus udara dalam pembentukan bunyi vokal, setelah melewati pita suara tidak mendapat hambatan. a. Klasifikasi Bunyi Vokal Bunyi vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, struktur, dan bentuk bibir. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah, maka vokal dibedakan adanya vokal tinggi, misalnya bunyi [i, (I), u, (U)]; vokal madya, misalnya [e, (E),o, (O)];
dan
vokal rendah, misalnya bunyi [a, a].
Berdasarkan lidah yang bergerak vokal dibedakan adanya vokal depan, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan peranan turun naiknya lidah bagian depan, misalnya bunyi [I, e, E, a] dan [e]; vokal tengah, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan peranan lidah bagian tengah, misalnya bunyi [a]; dan vokal belakang, yaitu vokal yang digerakan peranan turun naiknya lidah bagian belakang (pangkal lidah), misalnya bunyi [u, o, o, a]. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar posisi lidah dalam mengucapkan vokal di bawah ini.
52 Unit 3
Gambar 1 Posisi Lidah dalam Mengucapkan Vokal Depan
[i, e, ə , a] (Malaberg,1963, Bronstein dan Betrice,1967, Marsono,2006: 30) Gambar 2 Posisi Lidah dalam Mengucapkan Vokal Tengah
[ a] (Malmberg,1963, Bronstein dan Betrice,1967, Marsono,2006: 30)
52 Unit 3
Gambar 3 Posisi Lidah dalam Mengucapkan Vokal Belakang
[u, o] (Malmberg,1963, Bronstein dan Betrice,1967, Marsono,2006: 31) Struktur ialah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dengan artikulator pasif (Lapoliwa dalam Marsono, 2006: 31). Karena vokal tidak ada artikulasi, maka struktur untuk vokal ditentukan oleh jarak lidah dengan langit-langit. Menurut strukturnya, maka vokal dapat dibedakan atas (1) vokal tertututp (close vowels), yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit dalam batas vokal. Vokal tertutup ini dapat digambarkan terletak pada garis yang menghubungkan antara [i] dengan [u]. Jadi, vokal [i] dan [u] menurut strukturnya merupakan vokal tertutup, (2) vokal semi-tertutup (half-close), yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah tertutup atau dua pertiga di atas vokal yang paling rendah, terletak pada garis yang menghubungkan antara vokal [e] dengan [0]. Dengan demikian, vokal [e] dan [o] adalah semi-tertutup, (3) vokal semi-terbuka(half-open), yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga diatas vokal yang paling rendah atau dua pertiga di bawah vokal tertutup. Letaknya pada garis yang menghubungkan vokal [ ] dengan [ ], dan (4) vokal terbuka (open vowels), yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin, pada garis yang menghubungkan antara vokal [a] dengan [ ].
52 Unit 3
Untuk posisi tinggi rendahnya lidah, keadaan lidah mana yang bergerak dan strukturnya secara ringkas dapat dilihat dalam bagan berikut. Bagan 1 Depan
Tengah
Belakang
Tinggi
Tertutup I
a Semi-tertutup
Madya
e Semi-terbuka
Rendah
u
o Terbuka
(Cf.Jones, 1958; Dodd dan Leo C.Tupan 1961;Marsono,2006:32)
Menurut bentuk bibir dibedakan adanya vokal bulat dan vokal takbulat. Vokal bulat yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir bulat. Bentuk bibir bulat bisa terbuka atau tertutup, misalnya vokal [o] dan vokal [u] dalam gambar 4 berikut. Gambar 4 Bentuk Bibir Bulat
Vokal tak bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atau terbentang lebar, misalnya vokal [i, e, a]. Bentuk bibir terbentang lebar seperti dalam gambar 5 berikut.
52 Unit 3
Gambar 5 Bentuk Bibir Tak Bulat
Berdasarkan uraian tentang posisi tinggi rendahnya lidah, bagian lidah mana yang bergerak, keadaan struktur, dan bentuk bibir di atas, dapat pula dibuat bagan vokal yang lebih sederhana berikut ini. Bagan 2 Vokal Bahasa Indonesia Depan
Tengah
Belakang
tak bulat i
tak bulat
Tinggi
Bulat u
Madya
e
Rendah
ə a
Striktur Tertutup
O
Terbuka
b. Klasifikasi Bunyi Konsonan Jika bunyi ujaran, ketika udara keluar dari paru-paru mendapat halangan, maka terjadilah bunyi konsonan. Halangan yang dijumpai bermacam-macam, ada hubungan yang bersifat seluruhnya, dan ada pula yang sebagian yaitu dengan menggeser atau mengadukkan arus suara/tabel sehingga menghasilkan konsonan bermacam-macam pula. Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram konsonan berikut. Bunyi konsonan dihasilkan apabila arus udara mendapat hambatan, baik di rongga mulut atau di rongga hidung. Konsonan dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan berdasarkan tiga faktor, yaitu:
52 Unit 3
1. Bergetar tidaknya pita suara; konsonan bersuara dan konsonan tidak bersuara 2. Daerah artikulasi;bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, glotal. 3. Cara artikulasi; hambat, frikatif ,nasal, getar atau lateral. Bunyi konsonan biasanya dibedakan berdasarkan tiga kriteria , yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikulasi. Ketiga kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan tidak bersuara. Bunyi terjadi apabila hanya pita suara terbuka sedikit, sehingga terjadi getaran pada pita suara. Bunyi bersuara antara lain, bunyi [b], [d], [g], dan [j]. Bunyi tidak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara. Bunyi yang termasuk tidak bersuara, antara lain; bunyi [s], [k], [p], [t]. 2) Tempat
artikulasi tidak lain dari pada alat ucap yang digunakan dalam
pembentukan bunyi konsonan. Berdasarkan tempat artikulasinya kita mengenal konsonan: a)
Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas. Bunyi yang termasuk konsonan bilabial adalah bunyi [b, b¯], [p, p¯], dan [m, m¯].
b)
Labio-dental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi atas dan bibir bawah; gigi atas merapat pada bibir bawah. Bunyi yang termasuk konsonan labio-dental adalah bunyi [f¯. f], dan [v].
c)
Dental/alveoral, yaitu konsonan yang terjadi pada ujung lidah yang ditempelkan pada gusi yang merupakan daerah kasar terletak di belakang gigi atas. Bunyi yang termasuk konsonan dental/alveoral adalah [t,t¯], [d, d¯], [s, s¯], [z, z¯], [n, n¯], [r, r¯], dan [l, l¯].
52 Unit 3
d)
Palatal, adalah bunyi yang dibentuk dengan lidah menyentuh langit-langit keras. Bunyi yang termasuk konsonan palatal adalah bunyi [c], [j], [s, s¯], [ň], dan [y].
e) Velar, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan bagian belakang lidah menyentuh langit-langit lunak. Bunyi yang termasuk konsonan velar adalah bunyi [k, k¯], [g, g¯], [x, x¯], dan [ŋ, ŋ¯]. f) Glotal, pengucapan bunyi glottal atau hamzah tidak terlalu menuntut peggunaan lidah dan bagian mulut yang lain secara aktif. Bunyi yang termasuk konsonan glotal adalah [h, h¯] dan [?, ?¯]. 3) Cara artikulasi, yaitu bagaimana gangguan atau hambatan yang dilakukan terhadap arus udara. Berdasarkan cara artikulasinya konsonan dapat dibedakan menjadi: a. Hambat, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan menghambat arus udara yang keluar dari paru-paru, lalu dilepaskan seketika. Bunyi yang termasuk konsonan hambat adalah [p, p¯], [b, b¯], [t, t¯], [d, d¯],[k, k¯] dan [g, g¯]. b. Geseran, yaitu bunyi yang melibatkan penghambatan arus udara melalui celah sempit. Bunyi yang termasuk konsonan geseran adalah [f, f¯], [s, s¯], [z], [š], [x], dan [h, h¯]. c. Nasal, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan menghambat rapat jalan udara dari paru-paru melalui rongga hidung. Bunyi yang termasuk konsonan nasal adalah [m, m¯], [n, n¯], [ň], dan [ŋ, ŋ¯]. d. Getar, yaitu bunyi yang dibentuk dengan cara menaikkan ujung lidah dan melengkungkannya ke belakang gusi secara berulang-ulang menempel dan lepas dari gusi. Bunyi yang termasuk konsonan getar adalah [r, r¯]. e. Lateral, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara menempelkan daun lidah pada gusi dan mengeluarkan udara melalui sisi-sisi lidah. Pada saat bunyi lateral dihasilkan pita suara bergetar. Bunyi termasuk konsonan lateral adalah [l, l¯].
52 Unit 3
f. Luncuran, yaitu bunyi yang dihasilkan sebagai bunyi- bunyi transisi. Bunyi yang termasuk transisi adalah [w, u, o], dan [y, i]. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan fonetik konsonan bahasa Indonesia di bawah: Bagan 3 Fonetik Konsonan Bahasa Indonesia Daerah Artikulasi Cara
Bilabial
Labio-
Dental/
Dental
Alveolar
Palatal
Velar
c
k k¯
j
g
Glotal
Artikulasi Hambat Tak bersuara Bersuara
p p¯
t t¯
b
? ?¯
Geseran Tak bersuara
f f¯
Bersuara Nasal
m m¯
s s¯ z n n¯
Getar
r
Lateral
l
Luncuran
s
w
n
x x¯
h h¯
ŋ ŋ¯
y
c. Deskripsi dan Penamaan Fonem Bahasa Indonesia Pada uraian di atas telah dikemukakan konsonan dan vokal bahasa Indonesia. Adapun fonem konsonan bahasa Indonesia terdiri atas : /p, b, m, f, t, d, s, z, n, l, c, j, š, ň, y, k, g, ŋ, w, x, h/. sedangkan fonem vokal bahasa Indonesia terdiri atas : / i, e, a, ə, o, u. Adapun vonem konsonan dapat diuraikan di bawah ini:
52 Unit 3
1. Konsonan /p/ alofon [p, p¯], misalnya pada kata [apa, cIpta] dihasilkan oleh persentuhan bibir bawah dan bibir atas. Ruas /p/ merupakan hambat bilabial tak bersuara. 2. Konsonan /b/ alofon [b, b¯], misalnya pada kata [buAt, sAbda] dihasilkan oleh persentuhan bibir bawah dan bibir atas. Ruas /b/ merupakan hambat bilabial bersuara. 3. Konsonan /m/ alofon [m, m¯], misalnya pada kata [marAh, malÃm] dihasilkan oleh persentuhan bibir bawah dan bibir atas. Ruas /m/ merupakan nasal hambat bilabial. 4. Konsonan /f/ alofon [f, f¯], misalnya pada kata [fAkta, AktIf] dihasilkan oleh persentuhan bibir bawah dan gigi atas. Ruas /f/ merupakan frikatif labio- dental. 5. Konsonan /t/ alofon [t, t¯], misalnya pada kata [tiba, buAt] dihasilkan oleh ujung lidah dan gigi atas. Ruas /t/ merupakan hambat alveolar tak bersuara. 6. Konsonan /d/ alofon [d, d¯], misalnya pada kata [datÃŋ, murId] dihasilkan oleh bagian belakang gigi atas, karena sentuhan bagian depan lidah dengan getaran di pita suara. Ruas /d/ merupakan hambat alveolar bersuara. 7. Konsonan /s/ alofon [s, s¯], misalnya pada kata [soAl, massa] dihasilkan oleh daun lidah menyentuh ceruk gigi. Ruas /s/ merupakan geseran lamino-alveolar. 8. Konsonan /z/ alofon [z, z¯], misalnya pada kata [zAt, azIz] dihasilkan oleh daun lidah menyentuh ceruk gigi. Ruas /z/ merupakan geseran lamino-alveolar bersuara. 9. Konsonan /n/ alofon [n, n¯], misalnya pada kata [nama, sarÃn] dihasilkan oleh ujung lidah menyentuh ceruk gigi. Ruas /n/ merupakan nasal apiko--alveolar. 10. Konsonan /r/ alofon [r, r¯], misalnya pada kata [ratu, barÃŋ, segAr] dihasilkan oleh ujung lidah menyentuh ceruk gigi. Ruas /r/ merupakan
nasal apiko
-alveolar. 11. Konsonan /l/ alofon [l, l¯], misalnya pada kata [lama, asAl] dihasilkan oleh daun lidah menyentuh ceruk gigi. Ruas /l/ merupakan lateral lammino -alveolar.
52 Unit 3
12. Konsonan /c/, misalnya pada kata [cara, baca] dihasilkan oleh tengah lidah menyentuh langit-langit keras. Ruas /c/ merupakan hambat medio-palatal tak bersuara. 13. Konsonan /j/, misalnya pada kata [jurÃŋ] dihasilkan oleh tengah lidah menyentuh langit-langit keras. Ruas /j/ merupakan hambat palatal bersuara. 14. Konsonan /š/, misalnya pada kata [isyarAt] dihasilkan oleh tengah lidah dengan gusi bagian belakang menyentuh langit-langit keras depan. Ruas /s/ merupakan friaktif apiko-prepalatal. 15. Konsonan /ň/, misalnya pada kata [nyonya, sunyi] dihasilkan oleh tengah lidah menyentuh langit-lagit keras. Ruas /ň/ merupakan nasal medio-palatal. 16. Konsonan /y/,alofon [y, i] misalnya pada kata [yAng, pasEn] dihasilkan oleh tengah lidah dengan langit-lagit keras. Ruas /y/ merupakan luncuran mediopalatal. 17. Konsonan /k/,alofon [k, k¯, ?] misalnya pada kata [kaca, cÃntIk, rA?yAt] dihasilkan oleh pangkal lidah dengan langit-langit lunak. Ruas /k/ merupakan nasal hambat dorso velar tak bersuara. 18. Konsonan /g/, misalnya pada kata [gÃnti, tiga] dihasilkan oleh tengah lidah dengan langit-lagit lunak. Ruas /g/ merupakan nasal hambat dorso velar tak bersuara. 19. Konsonan /ŋ/, alofon [ŋ, ŋ¯] misalnya pada kata [bÃŋkrUt, pisÃŋ] dihasilkan oleh tengah lidah dengan menyentuh langit-lagit lunak. Ruas /ŋ/ merupakan nasal hambat dorso-velar bersuara. 20. Konsonan /w/, alofon [w, o, u] misalnya pada kata [wArna, kualitEt, trotoAr] dihasilkan oleh bibir bawah dan bibir atas. Ruas /w/ merupakan luncuran bilabial. 21. Konsonan /x/, alofon [x, x¯] misalnya pada kata [khIdmAt, AkhirAt, syEkh] dihasilkan oleh pangkal lidah bergeser mendekati langit-langit lunak. Ruas /x/ merupakan konsonan frifikatif glotal tak bersuara.
52 Unit 3
22. Konsonan /h/, alofon [h, h¯]
misalnya pada kata [hemAt, bahÃn, IndAh]
dihasilkan oleh aksi pita suara yaitu cela batang tenggorokan langit-langit lunak. Ruas /h/ merupakan konsonan frifikatif glotal takbersuara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan fonem konsonan bahasa Indonesia di bawah ini : Bagan 4 Fonem Konsonan Bahasa Indonesia Daerah Artikulasi Cara
Bilabial
Labio-
Dental/
dental
Alveolar
Palatal
Velar
Glotal
Artikulasi Hambat Tak bersuara
p
t
c
k
Bersuara Geseran
b
d
j
g
s
Š
X
n
Ŋ
Tak bersuara Bersuara Nasal Getar Lateral Luncuran
f m
w
z n r I
H
Y
Adapun fonem vokal bahasa Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut : a. Vokal /i/ alofon [i, i¯, I, I¯] dihasilkan oleh posisi lidah dalam keadaan tinggi ke depan dan bentuk bibir dalam keadaan takbulat. Ruas /i/ adalah vokal tinggi depan takbulat. b. Vokal /e/ alofon [e, e¯, E, E¯] dihasilkan oleh posisi lidah tengah, lalu ke depan dalam keadaan takbulat. Ruas /e/ adalah tengah depan takbulat. c. Vokal /a/ alofon [a, a¯, A, A¯] dihasilkan oleh posisi lidah tengah, lalu ke depan dalam keadaan takbulat. Ruas /a/ adalah rendah tengah takbulat.
52 Unit 3
d. Vokal / / alofon[
¯] dihasilkan oleh posisi lidah tengah, lalu ke depan dalam
keadaan takbulat. Ruas / / adalah rendah tengah takbulat. e. Vokal /o/ alofon [o, o¯,O, O¯] dihasilkan oleh posisi lidah tengah belakangdalam keadaan bentuk bibir bulat. Ruas /o/ adalah tengah belakang bulat. f. Vokal /u/ alofon [u, u¯, U, U¯] dihasilkan oleh posisi lidah tinggi ke belakang keadaan bentuk bibir bulat. Ruas /u/ adalah tinggi bulat.
Latihan 52 Unit 3
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap uraian materi di atas, sebaiknya Anda mengerjakan latihan berikut. Pelajari ilustrasi yang disajikan di bawah ini kemudian lakukanlah di depan kelas bersama teman-temanmu. Ria
: Sekarang Ana harus mengujarkan huruf- huruf ini Coba perhatikan : a, be, ce, de, ef, (sambil menujuk abjad A, B, C,
Ana
D, E, F, G) sudah dulu sampai di situ. : a, be, ce, de, e, ef, ge (menirukan bunyi-bunyi yang diucapkan
Ria Ana Ria
kakaknya). : Bagus, coba ini apa? (sambil memperlihatkan huru B, D, dan G) : de, be, ge (terbata-bata) : Terbalik! Yang ini be (menunjuk huruf B) dan yang ini de (menunjuk huruf D)
1. Sebutkan dan jelaskan kriteria bunyi konsonan! 2. Klasifikasikanlah bunyi vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah! 3. Coba Anda jelaskan bunyi konsonan hambat bilabial apiko alviola dan mediun alapa!
Pedoman Jawaban Latihan 1. Adapun kriteria bunyi konsonan yaitu:
52 Unit 3
a. Posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan tidak bersuara. Bunyi Rangkuman terjadi apabila hanya pita suara terbuka sedikit, sehingga terjadi getaran pada pita suara. yang dibicarakan ialah sistem bunyi suatu bahasa terutama menyangkut bagaimana Fonetik menghasilkan bunyi itu, bagaimana bunyi itu ditangkap oleh alat pendengaran, dan bagaimana b. Tempat artikulasi tidak lain dari pada alat ucap yang di gunakan dalam penutur menyampaikan bunyi tersebut. pembentukan konsonan. Identifikasi dan bunyi klasifikasi bunyi konsonan: Carapita artikulasi, yaitu bagaimana gangguan atau yang dilakukan terhadap a. c.Posisi suara dibedakan adanya bunyi bersuara danhambatan tidak bersuara. arus udara. b. Tempat artikulasi tidak lain dari pada alat ucap yang di gunakan dalam pembentukan bunyi konsonan : billabal, glotal, velar, palatal, dental-alveolar, labio-dental. 2. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah maka vokal dibedakan menjadi tiga bagian
c. Cara artikulasi, yaitu bagaimana gangguan atau hambatan yang dilakukan terhadap arus yaitu:hambat, geseran, nasal, geser, lateral dan luncuran. udara:
a. vokal tinggi, misalnya bunyi [i, I, u, terdiri U]; atas : /p, b, m, f, t, d, s, z, n, l, c, j, š, ň, y, Adapun fonem konsonan bahasa Indonesia k, g, ŋ, w, x, h/. sedangkan fonem vokal bahasa Indonesia terdiri atas : / i, e, a, ə, o, u. b. vokal madya, misalnya [e, E, , o, o];
Adapun fonem vokal bahasa Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut :
c. vokal rendah, misalnya bunyi [a, a]. a].
a. Vokal /i/ alofon [i, i¯, I, I¯] dihasilkan oleh posisi lidah dalam keadaan tinggi ke depan dan 3. a. Hambat bilabeal [ p, b, m ] Ruas /i/ adalah vokal tinggi depan takbulat. bentuk bibir dalam keadaan takbulat. b.Vokal /e/ alofon [e, e¯,[ E, E¯] b. Apiko alviola t, d, y ]dihasilkan oleh posisi lidah tengah, lalu ke depan dalam keadaan takbulat. Ruas /e/ adalah tengah depan takbulat.
c. Madio palapatal [c, j, ñ ]
c.Vokal /a/ alofon [a, a¯, A, A¯] dihasilkan oleh posisi lidah tengah, lalu ke depan dalam keadaan takbulat. Ruas /a/ adalah rendah tengah takbulat. d.Vokal / / alofon [ , ¯] dihasilkan oleh posisi lidah tengah, lalu ke depan dalam keadaan takbulat. Ruas / / adalah rendah tengah takbulat. e.Vokal /o/ alofon [o, o¯,O, O¯] dihasilkan oleh posisi lidah tengah belakang dalam keadaan bentuk bibir bulat. Ruas adalah tengah belakang bulat. f.Vokal /u/ alofon [u, u¯, U, U¯] dihasilkan oleh posisi lidah tinggi ke belakang keadaan bentuk bibir bulat. Ruas /u/ adalah tinggi bulat. Bahasa Indonesia mempunyai 26 buah satuan bunyi terkecil pembeda makna, yang biasa disebut dengan istilah fonem yang terdiri dari : 6 buah fonem vokal, yaitu a, i, u, e, , dan o 22 buah fonem konsonan, yaitu b, p, d, t, g, k, f, z, s, sy, kh, h, j, c, m, n, ny, ng, r, l, w, dan y.
52 Unit 3
Tes Formatif 1
52 Unit 3
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi di atas, kerjakanlah tes formatif 1 berikut ini. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem bunyi suatu bahasa terutama menyangkut bagaimana menghasilkan bunyi itu, bagaimana bunyi itu ditangkap oleh alat pendengaran dan bagaimana penutur bunyi adalah bagian dari....... A. fonetik B. morfem C. bunyi D. fonem 2. Bunyi konsonan ditentukan oleh tiga faktor kriteria, kecuali..... A. posisi pita suara B. tempat artikulasi C. artikulasi D. cara artikulasi 3. Konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas ialah..... A. labio-dental B. palatal C. bilabial D. glotal
4. Dari deretan konsonan ini [t], [d], [s], dan [n] merupakan konsonan yang diartikulasikan melalui..... A. dental / alveolar B. palatal
52 Unit 3
C. labio-dental D. bilabial 5. Bunyi yang dibentuk dengan menyentuh langit-langit keras ialah..... A. velar B. hambat C. palatal D. nasal 6. Konsonan [b], [p], [t], [d], [k], dan [g], adalah konsonan yang dihasilkan dari..... A. geseran B. nasal C. lateral D. hambat 7. Vokal /o/ dapat dihasilkan daerah artikulasi....... A. posisi lidah tinggi kebelakang keadaan bentuk bibir bulat B. posisi lidah tengah belakang dalam keadaan bentuk bibir bulat C. posisi lidah dalam keadaan tinggi kedepan dan bentuk bibir dalam keadaan tak bulat D. Posisi tengah lidah lalu kedepan dalam keadaan tak bulat 8. Konsonan yang dilafalkan dengan cara mula-mula menempelkan bibir pada gigi atas adalah.... A. konsonan /z/ B. konsonan /k/ C. konsonan /f/ D. konsonan /t/
52 Unit 3
9. Di bawah ini contoh kata penulisan suku kata akhir pada konsonan /f/, kecuali..... A. Ak-tif B. Feo-dal C. Kre-a-tif D. Pa-sif 10. Pelafalan dengan cara mula-mula menempatkan ujung lidah pada gigi atas, lalu udara diletupkan dengan tiba-tiba sehingga ujung lidah terlepas dari gigi atas itu adalah.... A. Konsonan /t/
C. Konsonan /m/
B. Konsonan /p/
D. Konsonan / k/
Pedoman Kunci Jawaban Tes Formatif I 1. A. fonetik 2. C. artikulasi 3. C. bilabial 4. A. dental/ alveolar 5. C. palat 6. D. hambat 7. B. posisi lidah tengah belakang dalam keadaan bentuk bibir bulat 8. D. konsonan /t/ 9. B. feodal 10. A. konsonan /t/
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
52 Unit 3
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 1. Rumus: Tingkat penguasaan =
Jumlah jawaban Anda yang benar ___________________________ X 100% Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100%
= baik sekali
80 – 89%
= baik
70 – 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan unit selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi subunit 2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
52 Unit 3
Subunit 2 Pelafalan Fonem Bahasa Indonesia
S
audara, pada subunit 2 Anda telah mempelajari pelafalan fonem bahasa Indonesia. Pada subunit 2 ini Anda akan mempelajari sajian materi pelafalan fonem, gugus konsonan, dan deret vokal bahasa Indonesia. Pelafalan bunyi-
bunyi bahasa (fonem) merupakan bagian dari struktur fonem. Setelah kajian materi ini dapat dipahami, Anda diharapkan dapat mengetahui bagaimana caranya melafalkan fonem-fonem itu dengan tepat. Pengenalan huruf-huruf dan pelafalan fonem-fonem ini dilakukan melalui pembelajaran membaca dan menulis permulaan di SD. Pelajaran lafal sehubungan dengan struktur fonem, bertujuan agar siswa melafalkan bunyi-bunyi bahasa dengan tepat dalam bentuk kata dan kalimat secara lisan. Untuk memudahkan memahami isi subunit 2 ini, sebaiknya Anda mempelajari dahulu pengertian vokal dan konsonan seperti yang dijelaskan subunit 1 sebelumnya. Silakan Anda ikuti paparan berikut.
A. Pelafalan Fonem Bahasa Indonesia mempunyai 28 buah satuan bunyi terkecil pembeda makna, yang biasa disebut dengan istilah fonem (untuk selanjutnya kita sebut juga fonem), yang terdiri dari : (a) 5 buah fonem vokal, yaitu a, i, u, e, dan o (b) 22 buah fonem konsonan, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, dan z. Di dalam peraturan fonem-fonem itu bukan merupakan bunyi-bunyi yang berdiri sendiri-sendiri yang satu terlepas dari yang lain, melainkan merupakan bagian dari kesatuan bunyi yang lebih besar, misalnya kesatuan suku kata dan kesatuan kata.
52 Unit 3
Di dalam kesatuan-kesatuan itu fonem-fonem ini saling mempengaruhi, sehingga ada kemungkinan ucapan suatu fonem berbeda dari satu posisi dibandingkan dengan posisi lain. 1)
Lafal Vokal /a/ Vokal /a/ dilafalkan dengan cara menarik lidah ke belakang dan ke bawah,
disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan mulut dibuka lebar-lebar membundar. Ucapan vokal /a/ akan : (1) Menjadi agak panjang apabila berada pada suku kata terbuka. Misalnya
vokal /a/ pada suku terakhir pada kata-kata :
ser-ta lu-pa bi-na sor-ga
(2) Menjadi agak singkat apabila berada pada suku kata tertutup. Misalnya
vokal /a/ pada suku akhir pada kata-kata : de-pan lo-bang be-sar ti-mah
52 Unit 3
(3) Mendapat bunyi hamzah apabila berada pada suku terbuka yang diikuti oleh
suku lam yang mulai dengan vokal /a/ juga. Misalnya vokal /a/ pada suku pertama pada kata-kata : ma-af
saat
na-as
taat
2) Lafal Vokal /i/ Vokal /i/ dilafalkan dengan cara menjulurkan lidah ke depan dan ke atas, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan mulut dilebarkan dan tidak membundar. Ucapan vokal /i/ akan : (1) Menjadi lebih nyaring karena posisi lidah berada lebih tinggi, apabila vokal /i/ itu: (a) Berada pada suku terbuka. Misalnya bunyi vokal /i/ pada suku pertama pada
kata-kata :
i-ngat bi-na ki-ta pi-sah
52 Unit 3
(b) Berada pada suku kata akhir tertutup dari sebuah kata dasar yang diberi
akhiran –i atau akhiran –an. Misalnya vokal /i/ pada suku kedua pada katakata :
sa-kit-i am-bil-i sa-ring-an ka-it-an
(c) Berada pada suku kata yang ditutup oleh bunyi sengau; sedangkan fonem
berikutnya adalah konsonan yang homorgan dengan bunyi sengau itu. Misalnya vokal /i/ pada suku pertama pada kata-kata : cin-ta lin-tah rim-bun ting-gal (2) Menjadi kurang nyaring karena posisi lidah berada lebih rendah, apabila vokal
/i/ itu berada pada suku tertutup. Misalnya vokal /i/ pada suku akhir pada kata-kata :
ta-rik ba-lik pa-sir an-dil
52 Unit 3
aa-hir
(3) Mendapat bunyi pelancar y yang apabila vokal /i/ itu berada pada suku
terbuka dan diikuti oleh suku kata yang dimulai dengan vokal /a/, /u/, atau /o/. Misalnya vokal /i/ yang terdapat pada suku pertama pada kata-kata : ti-ap
ucapannya
[ tiyap ]
ri-ak
[ riyak ]
ti-up
[ tiyup ]
si-ung
[ situng ]
3) Lafal Vokal /u/ Vokal /u/ dilafalkan dengan cara menarik lidah ke belakang dan ke atas, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan bentuk mulut dibundarkan. Ucapan vokal /u/ akan : (1) Menjadi lebih panjang karena posisi lidah berada lebih tinggi, apabila vokal
/u/ itu : (a) Berada pada suku terbuka. Misalnya vokal /u/ yang terdapat pada suku
akhir pada kata-kata : han-tu
ka-mu
la-bu
pa-lu
bi-su
52 Unit 3
(b) Berada pada suku tertutup oleh bunyi sengau dan diikuti oleh suku lain
yang dimulai dengan konsonan yang homorgan dengan bunyi sengau itu. Misalnya vokal /u/ pada suku pertama kata-kata :
(2) Menjadi lebih singkat tun-da karena posisi lidah berada agak rendah apabila vokal /u/
itu berada pada suku kata tertutup. Misalnya vokal /u/ yang terdapat pada suku akhir kata-kata :
ka-pur sem-bur ka-mus re-but ka-sur
(3) Mendapat bunyi pelancar [ w ] apabila berada pada suku kata terbuka yang
diikuti oleh suku kata yang dimulai dengan vokal /a/, /i/, atau /e/. misalnya vokal /u/ pada suku pertama kata-kata :
52 Unit 3 u-ang
ucapannya
[ uwang ]
4) Lafal Vokal /e/ Vokal /e/ dilafalkan dengan cara menarik lidah agak ke dalam dan ke tengah disertai dengan menghembuskan udara ke luar; sedangkan bentuk mulut dilebarkan sedikit. Ucapan vokal /e/ akan: (1) Menjadi lebih panjang pada suku kata terbuka. Misalnya vokal /e/ pada suku
pertama pada kata-kata : ke-ras te-gak le-bat ne-nas Be-sar
(2) Menjadi lebih singkat pada suku kata tertutup. Misalnya vokal /e/ pada suku
pertama pada kata-kata : lem-bu kem-bang den-dam cer-das
5) Lafal Vokal /e/
52 Unit 3
Vokal /e/ dilafalkan dengan cara menganjurkan lidah ke depan dan ke tengah disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan bentuk mulut dilebarkan.
Ucapan vokal /e/ akan : (1) Menjadi agak panjang karena posisi lidah berada agak ke atas, apabila vokal /e/
itu : (a) Berada pada suku terbuka. Misalnya vokal /e/ pada suku akhir pada kata-
kata :
sa-te so-re tau-ge lo-tre be-ra-be
(b) Berada pada suku tertutup yang diikuti oleh suku terbuka bervokal /e/ atau
/o/. Misalnya vokal /e/ pada suku pertama pada kata-kata : tem-pe tem-po ber-ko len-to dem-po (2) Menjadi agak singkat karena posisi lidah berada lebih rendah, apabila vokal /e/
itu:
52 Unit 3
(a) Berada pada suku kata tertutup. Misalnya vokal /e/ pada suku pertama pada
kata-kata :
ne-nek de-ret be-lok ke-lor
6) Lafal Vokal /o/ Vokal /o/ dilafalkan dengan cara menarik lidah jauh ke belakang dan ke tengah, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan bentuk mulut dibundarkan. Ucapan vokal /o/ akan : (1) Menjadi agak panjang karena posisi lidah berada lebih tinggi, apabila vokal /o/ itu
: (a)
Berada pada suku kata terbuka. Misalnya vokal /o/ pada suku akhir
pada kata-kata :
bak-so ki-lo ra-di-o be-mo ka-do
52 Unit 3
(b)
Berada pada sukunkata terbuka dan diikuti oleh suku kata terbuka juga
bervokal /o/ atau /e/. misalnya vokal /o/ pada suku pertama pada kata-kata : so-te to-ko o-to so-re (c)
Berada pada suku kata tertutup yang diikuti oleh suku kata bervokal
/o/ atau /e/. misalnya vokal /o/ pada suku pertama pada kata-kata : jom-po kon-co kon-de on-de-on-de (2) Menjadi agak singkat karena posisi lidah berada lebih rendah, apabila : (a) Berada pada suku kata tertutup. Misalnya vokal /o/ pada suku akhir pada kata-
kata : kan-tong beng-kok ga-rong ka-long
52 Unit 3
(b) Berada pada suku kata terbuka yang diikuti oleh suku tertutup bervokal /o/
atau /e/. misalnya vokal /o/ pada suku pertama pada kata-kata :
to-koh bo-doh bo-leh mo-nyet ko-rek
(3) Menjadi bervariasi, mungkin agak panjang seperti nomor (1) dan mungkin agak
singkat seperti nomor (2) di atas, apabila terdapat pada suku terbuka yang diikuti oleh suku bervokal /a/. Misalnya vokal /o/ pada suku pertama pada kata-kata : o-bat o-rang lo-gam do-yan ro-da
7) Lafal Konsonan /b/ Konsonan /b/ dilafalkan dengan cara mula-mula mengatupkan kedua belah bibir rapat-rapat; lalu udara dari dalam diletupkan dengan tiba-tiba sehingga kedua belah bibir itu terlepas. Ucapkan konsonan /b/ akan:
52 Unit 3
(1) Menjadi jelas, bila berada pada posisi awal suku kata. Misalnya bunyi
konsonan /b/ pada suku pertama kata-kata :
ba-gus bi-na be-nar bo-tak bu-ka Atau suku kata akhir pada kata-kata: re-but ser-bu lom-ba ro-bot Kam-bing
(2) Bervariasi dengan bunyi [p] apabila konsonan /b/ itu berada pada posisi akhir suku kata. Misalnya konsonan /b/ pada suku pertama pada kata-kata: Sabda Sab-tu Atau pada suku akhir pada kata-kata : ja-wab ka-rib se-bab 52 Unit 3
u-rab a-dab
Namun, di sini tidak dianjurkan untuk mengucapkan konsonan /b/ yang terdapat pada posisi akhir suku kata itu dengan bunyi [p]. 8. Lafal Konsonan /p/ Konsonan /p/ dilafalkan dengan cara mula-mula mengatupkan kedua belah bibir rapat-rapat; lalu udara dari dalam diletupkan dengan tiba-tiba sehingga kedua belah bibir itu terlepas. Ucapannya baik pada posisi awal suku maupun pada akhir suku kata sama saja. Misalnya konsonan /p/ yang ada pada kata-kata .
pi-kir
man-tap
pa-gi
te-tap
pu-tus
ke-cap
po-tong
kun-cup
pe-cat
ke-lip
9. Lafal Konsonan /d/ Konsonan /d/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempatkan ujung lidah pada gigi atas, lalu udara diletupkan dengan tiba-tiba sehingga ujung lidah terlepas dari gigi atas itu a-dat su-dah 52 Unit 3
bo-doh
ha-dir ta-di
Ucapan Konsonan /d/ akan : (1) Jelas bila berada pada posisi awal suku kata. Misalnya konsonan /d/ pada suku
pertama pada kata-kata: du-ri da-pat den-deng do-rong da-sar a-dat ha-dir su-dah ta-di bo-doh
atau pada suku akhir pada kata-kata:
(2) Bervariasi dengan bunyi [t] bila berada pada posisi akhir suku kata. Misalnya
konsonan /d/ yang terdapat pada kata-kata: a-bad
a-had
ja-sad
ji-had
mu-rid
52 Unit 3
Namun, di sini tidak dianjurkan untuk melafalkan konsonan /d/ yang terdapat pada suku kata. Misalnya konsonan /d/ yang terdapat pada posisi akhir suku kata itu dengan bunyi [t]. 10) Lafal Konsonan /t/ Konsonan /t/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempatkan ujung lidah pada gigi atas; lalu udara diletupkan dengan tiba-tiba sehingga ujung lidah terlepas dari gigi atas itu. Ucapannya baik pada posisi awal kata maupun pada akhir suku kata adalah sama saja. Misalnya konsonan /t/ yang terdapat pada kata-kata berikut: ta-rik se-but tu-kar pe-kat Ka-tup La-tah
le-bat la-rut ka-ret
11) Lafal Konsonan /g/ Konsonan /g/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempatkan pangkal lidah pada langit-langit lunak; lalu udara diletupkan dari dalam dengan tiba-tiba sehingga pangkal lidah terlepas dari langit-langit lunak itu. Konsonan /g/ hanya ada pada posisi awal suku kata. Misalnya konsonan /g/ pada kata-kata berikut:
52 Unit 3
ga-jah a-gar gi-la gu gu-dang gi go-tong ba-gus ge-lar
lapa-
ca-
12) Lafal Konsonan /k/ Konsonan /k/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempatkan pangkal lidah pada langit-langit lunak. Lalu udara diletupkan dengan tiba-tiba sehingga pangkal lidah terlepas dari langit-langit lunak itu. Ucapan Konsonan /k/ akan: (1) Jelas apabila berada pada posisi awal suku kata. Misalnya konsonan /k/
terdapat pada kata-kata: kan-tor
kal-bu
ki-ta
ku-kur
ko-bar
kum-pul
ki-kil
(2) Bervariasi dengan bunyi hamzah (bunyi glotal), atau bervariasi dengan bunyi
[g] apabila berada pada posisi akhir suku kata. Misalnya konsonan /k/ pada contoh (a) berbunyi [k], pada contoh (b) berbunyi hamzah, pada contoh (c) berbunyi [k] atau hamzah, dan pada contoh (d) berbunyi [k] atau [g].
(a) bak-ti
52 Unit 3
diucapkan
[bakti]
sak-si
[saksi]
ak-bar
[akbar]
tak-bir
[takbir]
pak-sa
[paksa]
(b) nik-mat
diucapkan
[ni’mat]
dak-wah
[da’wah]
be-cak
[beca’]
rak-yat
[ra’yat]
ba-pak
[bapa’]
(c) du-duk
diucapkan
[duduk]
atau
[dudu’]
di-dik
[didik]
[didi’]
ba-tik
[batik]
[bati’]
ma-suk
[masuk]
[masu’]
ba-lik
[balik]
[bali’]
(d) be-duk
diucapkan
[be-duk]
atau
[bedug]
an-jlok
[anjlok]
[anjlog]
u-ruk
[uruk]
[urug]
ge-ro-bak
[gerobak]
[gerobag]
gu-buk
[gubuk]
[gubug]
Di sini dianjurkan untuk tetap melafalkan konsonan /k/ itu berbunyi [k] pada contoh (c) dan (d). 13) Lafal Konsonan /f/
52 Unit 3
Konsonan /f/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempelkan bibir bawah pada gigi atas. Lalu udara dihembuskan ke luar secara bergeser. Ucapannya baik pada posisi awal suku kata maupun pada posisi akhir suku kata adalah sama saja. Misalnya konsonan /f/ yang terdapat kata-kata berikut. fit-nah
ak-tif
rir-manma-af far-masi
kre-a-tif
an-ti-si pa-sif fe-o-dal
ko-lek-tif
Catatan Konsonan /f/ berasal dari bahasa asing. Dalam ejaan selain dilambangkan dengan huruf /f/ seperti contoh di atas, ada pula yang dilambangkan dengan huruf (v). Misalnya seperti terdapat pada suku pertama pada kata-kata:
vi-ta-min va-lu-ta vi-ta-min va-lu-ta vo-lu-me ve-te-ran va-ri-a-si
52 Unit 3
Untuk mengetahui mana yang dieja dengan huruf (f) dan mana yang dengan huruf (v) harus dilihat di dalam kamus.
14) Lafal Konsonan /z/ Konsonan /z/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempatkan ujung lidah pada gigi atas. Lalu udara dihembuskan ke luar secara bergeser. Konsonan /z/ hanya ada pada posisi awal suku kata. Misalnya konsonan /z/ yang terdapat pada kata-kata: za-man za-kat zam-zam ze-nit i-zin
a-zab i-ja-zah le-zat zi-a-rah a-zi-mut
Konsonan /z/ berasal dari bahasa asing. Dalam penyerapan kata-kata yang berkonsonan /z/, sudah banyak dari kata-kata itu yang lafal dan ejaannya disesuaikan dengan lafal dan ejaan bahasa Indonesia, misalnya:
i-zin
52 Unit 3
ucapannya
i-jin
za-man
ucapannya
ja-man
za-kat
ucapannya
ja-kat
zam-rud
ucapannya
jam-rut
za-hir
ucapannya
la-hir
Latihan Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1. Jelaskanlah pelafalan tiap vokal /a/, /i/, /u/, /e/,dan /o/ ! 2. Uraikanlah pelafalan konsonan di bawah ini dan berikanlah contoh masing-masing konsonan! a. /t/ b. /b/ c./k/ 3. Uraikanlah perbedaan antara lafal konsonan /p/ dengan lafal vokal /u/!
Pedoman Jawaban Latihan 1. - Vokal /a/ dilafalkan dengan cara menarik lidah ke belakang dan ke bawah, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan mulut dibuka lebarlebar membundar. - Vokal /i/ dilafalkan dengan cara menjulurkan lidah ke depan dan ke atas, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan mulut dilebarkan dan tidak membundar. - Vokal /u/ dilafalkan dengan cara menarik lidah ke belakang dan ke atas, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan bentuk mulut dibundarkan. - Vokal /e/ dilafalkan dengan cara menarik lidah agak ke dalam dan ke tengah disertai dengan menghembuskan udara ke luar; sedangkan bentuk mulut dilebarkan sedikit.
52 Unit 3
- Vokal /o/ dilafalkan dengan cara menarik lidah jauh ke belakang dan ke tengah, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan bentuk mulut dibundarkan. 2. a. Konsonan /t/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempatkan ujung lidah pada gigi atas, lalu udara diletupkan dengan tiba-tiba sehingga ujung lidah terlepas dari gigi atas itu b. Konsonan /b/ dilafalkan dengan cara mula-mula mengatupkan kedua belah bibir
rapat-rapat; lalu udara dari dalam diletupkan dengan tiba-tiba sehingga kedua belah bibir itu terlepas. c. Konsonan /k/ dilafalkan dengan cara mula-mula menempatkan pangkal lidah
pada langit-langit lunak. Lalu udara diletupkan dengan tiba-tiba sehingga pangkal lidah terlepas dari langit-langit lunak itu. 3. Konsonan /p/ dilafalkan dengan cara mula-mula mengatupkan kedua belah bibir
rapat-rapat; lalu udara dari dalam diletupkan dengan tiba-tiba sehingga kedua belah bibir itu terlepas sedangkan vokal /u/ dilafalkan dengan cara menarik lidah ke belakang dan ke atas, disertai dengan menghembuskan udara ke luar, sedangkan bentuk mulut dibundarkan.
52 Unit 3
Tes Formatif 2 Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi di atas, kerjakanlah tes formatif 2 berikut ini. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem bunyi suatu bahasa terutama menyangkut bagaimana menghasilkan bunyi itu, bagaimana bunyi itu ditangkap oleh alat pendengaran dan bagaimana penutur bunyi adalah bagian dari....... A. fonetik B. morfem C. bunyi D. fonem 2. Ruas konsonan ditentukan oleh tiga faktor kriteria, kecuali..... A.posisi pita suara B.tempat artikulasi C.artikulasi D.cara artikulasi 3. Konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas ialah..... A. labio-dental B. palatal C. bilabial D. glotal 4. Dari deretan konsonan ini [t], [d], [s], dan [n] merupakan konsonan yang diartikulasikan melalui..... A. dental / alveolar
52 Unit 3
B. palatal C. labio-dental D. bilabial 5. Bunyi yang dibentuk dengan menyentuh langit-langit keras ialah..... A. velar B. hambat C. palatal D. nasal 6. Konsonan [b], [p], [t], [d], [k], dan [g], adalah konsonan yang dihasilkan dari..... A. geseran B. nasal C. lateral D. hambat 7. Vokal /o/ dapat dihasilkan daerah artikulasi....... A. posisi lidah tinggi kebelakang keadaan bentuk bibir bulat B. posisi lidah tengah belakang dalam keadaan bentuk bibir bulat C. posisi lidah dalam keadaan tinggi kedepan dan bentuk bibir dalam keadaan tak bulat D. posisi tengah lidah lalu kedepan dalam keadaan tak bulat 8. Konsonan yang dilafalkan dengan cara mula-mula menempelkan bibir pada gigi atas adalah.... A. konsonan /z/ B. konsonan /k/ C. konsonan /f/ D. konsonan /t/
52 Unit 3
9. Di bawah ini contoh kata penulisan suku kata akhir pada konsonan /f/, kecuali..... A. ak-tif B. feo-dal C. kre-a-tif D. pa-sif 10. Pelafalan dengan cara mula-mula menempatkan ujung lidah pada gigi atas, lalu udara diletupkan dengan tiba-tiba sehingga ujung lidah terlepas dari gigi atas itu adalah.... A. konsonan /t/
C. konsonan /m/
B. konsonan /p/
D. konsonan / k/
52 Unit 3
Pedoman Kunci Jawaban Tes Formatif 2 1. A. fonetik 2. C. artikulasi 3. C. bilabial 4. A. dental/ alveolar 5. C. palatal 6. D. hambat 7. B. posisi lidah tengah belakang dalam keadaan bentuk bibir bulat 8. D. konsonan /t/ 9. B. feo-dal 10. A. konsonan /t/
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 2. Rumus: Tingkat penguasaan =
Jumlah jawaban Anda yang benar ___________________________ X 100% Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
52 Unit 3
90 – 100%
= baik sekali
80 – 89%
= baik
70 – 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan unit selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi subunit 2 terutama bagian yang belum Anda kuasai. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 2.
52 Unit 3
Tes Formatif 2 Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi di atas, kerjakanlah tes formatif 2 berikut ini! Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Menurut Kridalaksana suku kata dibagi atas tiga bagian, kecuali.... A. dilihat pada fisiologi artinya terjadi pada denyut nadi/denyutan jantung atau penegangan otot B. dilihat secara artikulasi artinya adanya puncak kenyaringan diantara dua bunyi yang berdekatan (ada sosnoritas) C. diucapkan dalam hembusan nafas dan umumnya terdiri atas beberapa fonem D. secara fonologis terjadi pada suatu fonem atau urutan fonem pada waktu fonem yang bersamaan dengan adanya kepanjangan atau tekanan antara suku kata yang satu dengan suku kata yang lain
2. Suku kata datang terdiri dari dua suku kata yakni..... A. dat-ang B. da-tang C. data-ng D. d-atang 3. Manakah yang tidak termasuk bagian dari suku kata .... A. harus ada udara yang merupakan dasar dari adanya bunyi B. harus ada nada atau irama (kenyaringan) C. adanya tekanan antara tinggi rendahnya yang dihasilkan atau dibunyikan D. adanya gerakan otot-otot pernafasan yang bergantian pada kecepatan tinggi sehingga menghasilkan bunyi yang menurun dan menarik
52 Unit 3
4. Bunyi bahasa yang dihasilkan dengan udara keluar dari..... A. paru-paru pada alur sempit akan menyentuh dinding-dinding dari bermacammacam ruang resonansi B. kerongkongan C. rongga mulut D. rongga hidung 5. Suku kata dibedakan berdasarkan........... A. penulisan B. pengucapan C. penggalan kata D. konsonan 6. Suku kata dalam bahasa Indonesia terdiri dari.... A. satu vokal B. satu vokal dan satu konsonan C. dua konsonan dan satu vokal D. semuanya benar 7. Syarat pemisahan suku kata sebagai berikut, kecuali..... A. kalau di tengah kata ada dua buah, vokal yang berurutan, pemisahan ini dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. B. kalau di tengah kata ada huruf konsonan di antara dua buah huruf vokal, pemasahan itu dilakukan sebelum huruf konsonan itu C. kalau di tengah kata ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemisahan itu dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu D. apabila kata itu didahului atau diikuti oleh satu konsonan atau lebih
52 Unit 3
8. Manakah yang merupakan puncak silabel dan puncak kenyaringan dari kata mengapa ..... A. [a]
C. [g]
B. [m]
D. [p]
9. Kata instrumen syarat pemisahannya yang benar sebagai berikut.... A. ins-tru-men B. in-stru-men C. instru-men D. inst-rumen 10. Pada kata [makan], berpindah tempat menjadi onset pada silabel [nan] pada kata [makanan], bagaimanakah cara pemisahannya? A. ma-ka-nan B. makan-an C. ma-kan-an D. maka-nan
Pedoman Jawaban Tes Formatif 2 1. 2.
C. diucapkan dalam hembusan nafas dan umumnya terdiri atas beberapa fonem
B. da-tang 3.
D. adanya gerakan otot-otot pernafasan ya ng bergantian pada kecepatan tinggi sehingga menghasilkan bunyi yang menurun dan menarik
4.
A. paru-paru pada alur sempit akan menyentuh dinding-dindingdari bermacammacam ruang resonansi
5.
C. penggalan kata
6.
D. semuanya benar
52 Unit 3
7.
D. apabila kata itu didahului atau diikuti oleh satu konsonan atau lebih
8.
A. [a] 9.
B. in-stru-men
10.
A. ma-ka- nan
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 2. Rumus: Tingkat penguasaan =
Jumlah jawaban Anda yang benar ___________________________ X 100% Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 – 100%
= baik sekali
80 – 89%
= baik
70 – 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan unit selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi subunit 2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
52 Unit 3
Daftar Pustaka Aminuddin, A.1984. Fonologi Bahasa Indonesia Sebuah Study Deskriftif. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Alwasilah, A. Chaer.1993. Linguistik Suatu Pengantar.Bandung : Angkasa. Badudu, J.S. 1980. Pelik-pelik Bahasa Indonesia.Bandung: CV Pustaka. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depdikbud.1988. Tata Bahasa Baku Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Kentjono, Djoko. 1982. Dasar-dasar Linguistik Umum.Jakarta: FS. Universitas Indonesia. Kusno. 1986. Tata Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Rosda. Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Marsono.1986. Fonetik.Yogyakarta : FS. UGM. Pateda, Mansoer. 2003. Pengantar Fonologi. Gorontalo: Viladan. Samsuri.1975. Analisis Bahasa .Jakarta: Erlangga. Sholiha,dkk. 2003. Beda Soal Uji Bahasa
Kemahiran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Suroso, dkk. 2006. Pernik-Pernik Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka. Samsuri. 1985. Analisis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Verhaar,
J. W. M. 1980. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Madha Universitas.
Widjono. HS. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
52 Unit 3
Yohanes,Yan sehadi. 1991. Tinjauan Kritis Teori Morfologi dan Sintaksis Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah. Zamroni. 2004. Paradigma Pendidikan. Jakarta: Universitas Paramadina
52 Unit 3
Glosarium Bilabial
: kedua belah bibir
Labio-dental
: gigi bawah dan gigi atas
Dental-Alvoelar
: Ujung lidah
Palatal
: langit-langit keras
Velar
: belakang lidah
Glotal
: pita suara
Lateral
: menempelkan daun lidah pada gusi
Sonoritas
: kenyaringan
Artikulasi
: alat ucap
Silabel
: Suku kata
Ortografi
: gambaran bunyi bahasa atau lambang
Fisiologi
: berhubungan dengan zat hidup
52 Unit 3