PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi
Oleh: Meita Eryanti NIM: 098114026
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi
Oleh: Meita Eryanti NIM: 098114026
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA FOLIUM) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA
skripsi yang diajukan oleh: Meita Eryanti NIM: 098114026
telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
tanggal…………………..
Phebe Hendra, M.Si, PhD, Apt.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan Skripsi Berjudul UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA FOLIUM) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA
Oleh: Meita Eryanti NIM: 098114026
Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Pada tanggal: 10 Januari 2013
Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan
Ipang Djunarko, M.Sc, Apt. Pembimbing:
Phebe Hendra, M.Si, PhD, Apt. Tim Penguji: 1. Phebe Hendra M.Si, PhD, Apt.
………………………….
2. Ipang Djunarko, M.Sc, Apt
………………………….
3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si
………………………….
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
That is what alchemists do. They show that, when we strive to become better than we are, everything around us becomes better, too. -Paulo Coelho, The Alchemist-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Yogyakarta, 10 Januari 2013 Penulis,
Meita Eryanti
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA Meita Eryanti Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Intisari Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Sayangnya, penelitian untuk mengungkapkan keamanan penggunaan infusa daun sirsak masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis pada hati dan kadar SGPT akibat konsumsi infusa daun sirsak. Lima puluh ekor tikus jantan dan betina dibagi secara acak menjadi 5 kelompok, 1 kelompok kontrol, dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 108; 180; 301; dan 503 mg/kgBB selama 30 hari. Pengambilan darah untuk menentukan kadar SGPT dilakukan sebelum diberi perlakuan dan pada hari ke 31. Pada hari ke 31 separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histologinya. Lalu dilakukan uji reversibilitas selama 14 hari. Data berupa kadar SGPT dan bobot hati yang didapat kemudian dianalisis dengan one way Annova dan deskripsi histologi hati. Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna antara kadar SGPT sebelum dan sesudah perlakuan dan kadar SGPT kontrol dengan kelompok perlakuan. Hasil pemeriksaan histologinya, 2 hewan mengalami degenerasi hidropik dari 50 hewan uji. Kesimpulannya, tidak terjadi efek toksik pada pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari pada hati tikus jantan dan betina galur Sprague dawley sehingga perlu dilakukan uji toksisitas kronik untuk mengungkap efek toksik yang tidak nampak pada penelitian ini. Kata kunci: Sirsak, toksisitas, subkronis, SGPT, hati Abstract Graviola leaves being used to address in variety of diseases by people from various countries. Unfortunately, studies to reveal the safety of graviola leaves infusion used is still lacking. The study aims to determine the form of subchronic toxicity effects on the liver and SGPT’s levels due to consumption of graviola leaves infusion. Fifty male and female rats were divided randomly into 5 groups, 1 control group and 4 treated groups dosed of 108; 180; 301, and 503 mg/kg BB for 30 days. Blood sampling to determine levels of SGPT were performed before treatment and at 31st day. On 31st day half of the mice were sacrificed to make preparations of histology. Then recovery test was done for 14 days. Data in the form of SGPT levels and liver weights were obtained and analyzed with one-way Annova and liver histologies were described.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
As a result, there was no significant difference between the levels of SGPT before and after treatment and levels of SGPT between the control and the treatment group. The histology examination results, two animals had hydropic degeneration of the 50 animals. The conclusion is there were no toxic effects on the provision infusion of graviola leaves for 30 days in the liver of male and female rats of Sprague Dawley strain that chronic toxicity tests need to be done to uncover the toxic effects that are not performed in this study. Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver Latar belakang dan Permasalahan Daun sirsak banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Sejak ditemukannya senyawa acetogenin dalam daun sirsak oleh Mc Laughin pada tahun 1995 (Mc Laughin, Liau, and Alali, 1999) yang dapat berfungsi membunuh sel kanker, daun sirsak kemudian booming digunakan dalam terapi antikanker baik sebagai penyembuh maupun sebagai pencegah bahkan banyak dokter yang mulai menyarankan pengkonsumsiannya setiap hari untuk menjaga kesehatan (Duryatmo, 2011). Penelitian ini merupakan bagian dari uji toksisitas subkronis (30 hari) infusa daun sirsak yang berfokus pada histologi organ hati dan kadar Serum Glutamat Piruvat Transferase (SGPT). Sebenarnya, telah ada pengujian penggunaan ekstrak air dari daun sirsak selama 14 hari dan hasilnya, ekstrak daun sirsak tidak memberi efek toksik pada hati tetapi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada dosis tinggi (Arthur, Woode, Terlabi, and Larbie, 2011). Penelitian ini menggunakan bentuk infusa karena masyarakat biasa mengkonsumsinya dalam bentuk rebusan. Sediaan rebusan sangat sulit distandarisasi karena tidak ada patokan yang baku untuk
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
As a result, there was no significant difference between the levels of SGPT before and after treatment and levels of SGPT between the control and the treatment group. The histology examination results, two animals had hydropic degeneration of the 50 animals. The conclusion is there were no toxic effects on the provision infusion of graviola leaves for 30 days in the liver of male and female rats of Sprague Dawley strain that chronic toxicity tests need to be done to uncover the toxic effects that are not performed in this study. Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver Latar belakang dan Permasalahan Daun sirsak banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Sejak ditemukannya senyawa acetogenin dalam daun sirsak oleh Mc Laughin pada tahun 1995 (Mc Laughin, Liau, and Alali, 1999) yang dapat berfungsi membunuh sel kanker, daun sirsak kemudian booming digunakan dalam terapi antikanker baik sebagai penyembuh maupun sebagai pencegah bahkan banyak dokter yang mulai menyarankan pengkonsumsiannya setiap hari untuk menjaga kesehatan (Duryatmo, 2011). Penelitian ini merupakan bagian dari uji toksisitas subkronis (30 hari) infusa daun sirsak yang berfokus pada histologi organ hati dan kadar Serum Glutamat Piruvat Transferase (SGPT). Sebenarnya, telah ada pengujian penggunaan ekstrak air dari daun sirsak selama 14 hari dan hasilnya, ekstrak daun sirsak tidak memberi efek toksik pada hati tetapi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada dosis tinggi (Arthur, Woode, Terlabi, and Larbie, 2011). Penelitian ini menggunakan bentuk infusa karena masyarakat biasa mengkonsumsinya dalam bentuk rebusan. Sediaan rebusan sangat sulit distandarisasi karena tidak ada patokan yang baku untuk
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembuatannya maka penelitian ini menggunakan infusa yang memiliki patokan baku pembuatannya dan serupa dengan rebusan. Pengujian dilakukan pada organ hati karena organ hati merupakan organ utama metabolisme zat zat yang masuk dalam tubuh. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah a. Seperti apa wujud biokimia efek toksik pada SGPT dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada histologi organ hati pada uji toksisitas subkronis? b. Apakah spektrum efek toksik senyawa uji tersebut berkaitan dengan takaran dosis? c. Adakah keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi? Bahan, Alat, dan Cara Penelitian 1. Subjek uji yang digunakan adalah tikus putih galur Sprague Dawley jantan dan betina, berusia 2 – 2,5 bulan, berat badan 170 – 280 gram, yang diperoleh dari laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 2. Bahan uji yang digunakan adalah daun sirsak dalam kondisi dewasa dan segar berwarna hijau tua, dan diperoleh dari kebun milik H.Sunarto di dusun Jetis Baran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei - Juni 2012. 3. Bahan untuk membuat preparat histopatologi hati adalah larutan formalin 37%, larutan formalin p.a 10%, larutan alkohol 80%, larutan alkohol 95%, larutan alkohol absolut, cairan xylol, cairan paraffin, paraffin blok, Mayers Egg Albumin, larutan hematoksilin, dan larutan eosin alkohol yang disediakan x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. 4. Bahan yang digunakan sebagai kontrol adalah aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Alat penelitian yang digunakan adalah jarum suntik peroral, spuit injeksi, seperangkat alat bedah, alat alat gelas (Pyrex), timbangan (analytical balance), blender, ayakan, mikroskop, kamera digital, metabolic cage, panci infusa yang didapat di laboratorium Farmakognosi Fitokimia dan laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Cara Penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pembuatan serbuk daun sirsak Sejumlah daun sirsak dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari pada suhu ± 470C. Kemudian daun diblender hingga menjadi serbuk halus. Setelah itu serbuk diayak dengan ayakan no.40. b. Penetapan kadar air daun sirsak kering Cara penetapan kadar air daun sirsak kering dilakukan dengan metode destilasi. Awalnya, daun sirsak kering dibuat bentuk serbuknya lalu alat-alat yang digunakan, tabung penerima dan tabung pendingin, dibersihkan menggunakan asam pencuci, dibilas dengan air, dan dikeringkan dalam lemari pengering. Lima puluh gram serbuk daun sirsak dimasukkan dalam labu kering lalu dalam labu tersebut ditambah 200 ml
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
toluene. Toluena juga dituang dalam tabung penerima melalui alat pendingin. Selanjutnya labu dipanaskan selama 15 menit. Ketika toluene mulai mendidih, penyulingan dilakukan dengan kecepatan 2 tetes perdetik hingga sebagian besar air tersuling, lalu kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluene sambil dibersihkan. Setelah air dan toluene memisah sempurna, volume air dibaca dan ditetapkan kadarnya dalam persen. c. Penetapan dosis daun sirsak Penentuan kisaran dosis untuk uji pendahuluan ini didasarkan pada pengobatan yang digunakan dalam masyarakat yaitu 2 gram serbuk yang kemudian dicampur 100 ml dan direbus kemudian diminum air rebusannya. 2 gram serbuk daun sirsak untuk manusia 70 kg. Selanjutnya dilakukan orientasi konsentrasi tertinggi infusa daun sirsak yang dapat dibuat. Hasilnya, konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat adalah 6 gram/ 100 ml (6% b/v). Sehingga peringkat dosisnya adalah Dosis I = 108 mg/kg BB; Dosis II = 180 mg/kg BB; Dosis III = 301 mg/kg BB dan Dosis IV = 503 mg/kg BB. d. Pembuatan infusa daun sirsak Sejumlah daun sirsak yang sudah masak dikeringkan lalu diserbuk dan diambil 9 gram dengan air, direbus dalam panci infusa bersama 150 ml air dengan suhu 900 C selama 15 menit. Setelah itu, hasil rebusan tersebut disaring dan didapat ±135 ml air rebusan yang kemudian ditambah dengan xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aquadest panas yang dilewatkan pada ampas serbuk hingga volumenya kembali menjadi 150 ml. Sembilan gram serbuk daun sirsak dalam 150 ml air setara dengan 6g serbuk daun sirsak dalam 100 ml aquadest (6% b/v) yang merupakan konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat berdasarkan hasil orientasi. e. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji Lima puluh ekor tikus yang terdiri dari tikus jantan dan betina masing-masing 25 ekor, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan (masing-masing 10 tikus: 5 jantan dan 5 betina). Kelompok I adalah kelompok kontrol negatif dengan perlakuan aquadest, kelompok II – V adalah kelompok perlakuan dengan peringkat dosis berturut turut 108, 180, 301, dan 504 mg/kg BB secara peroral dengan kekerapan sekali sehari selama 30 hari. Semua tikus pada kelompok I – V pada hari ke nol diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata. Masing-masing cuplikan darah diambil serumnya dan ditetapkan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) nya secara spektrofotometri. Pada hari ke 31 semua tikus dilakukan pengambilan darah untuk penentuan kadar SGPT dan separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati. Pada hari ke 31 sampai dengan hari ke 44 tikus diberi pakan dan minuman (tanpa perlakuan sediaan uji), lalu pada hari ke 45, sisa tikus dikorbankan dan kemudian dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati sebagai uji reversibilitas. Parameter lainnya yang diamati berupa gejala klinis, berat badan, konsumsi pakan, dan konsumsi minum yang diamati setiap hari. f. Analisis hasil
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data histologi organ dideskripsikan secara kualitatif. Untuk data berat badan, asupan makanan, asupan minuman, dan hasil pemeriksaan SGPT dilakukan analisis dengan Kolmogorov- Smirnov (K-S) untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak. Hasil K-S menunjukkan bahwa data terdistribusi normal jika nilai signifikansi (α) > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui homogenitas varian. Data dikatakan homogen jika α > 0,01. Jika varian homogen, maka dilakukan uji Dunnet untuk mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan jika nilai F < 0,05. Untuk membandingkan data sebelum dan sesudah perlakuan digunakan metode analisis Paired samples T-test. Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan analisis nonparametrik Kruskal Wallis (K-W). Data dikatakan berbeda bermakna jika signifikansi kurang dari 0,05. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok, dilakukan analisis dengan Mann-Whitney U. Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka dikatakan terdapat perbedaan bermakna antar kelompok uji. Pengujian statistik uji Kolmogorov- Smirnov, uji homogenitas, uji Dunnet, uji Kruskal Wallis, dan uji Mann-Whitney U menggunakan program Assistat 7.6 Beta. Sedangkan uji paired samples T-test menggunakan Microsoft Excel 2007. Hasil dan Pembahasan 1. Pembuatan Sediaan Uji Daun sirsak dari pohon yang telah dideterminasi sejumlah 184 g dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari hingga benar-benar kering kemudian diblender dan diayak hingga mendapatkan serbuk halus sejumlah 39,3 g.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehingga, didapat rendemen sebesar 22,5%. Serbuk tersebut kemudian ditetapkan kadar airnya dengan destilasi toluene hasilnya didapat kadar 9,7%. Kadar tersebut masih dibawah dari kadar air dalam simplisia yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam Materia Medika Indonesia (1995) yaitu 10%. 2. Perkembangan Berat Badan Tikus Rata-rata berat badan tikus jantan dan betina terlihat pada gambar 1 dan
Berat badan tikus (g)
gambar 2.
350 300 250 200 150 100 50 0
berat badan tikus kontrol berat badan tikus dosis I berat badan tikus dosis II 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 Hari ke-
berat badan tikus dosis III
Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Berat badan tikus (g)
250 200 kontrol
150
dosis 1
100
dosis 2 50
dosis 3
0
dosis 4 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Hari ke-
Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan kemudian diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol. Tabel I. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis Dosis
Rata-rata perubahan berat badan (g)
Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503 0,8 ± 3,0 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 0,8 ± 1,8 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 0,8 ± 0,8 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 0,9 ± 1,1 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 0,8 ± 1,3 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
Rata-rata perubahan berat badan tikus betina kemudian diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol. Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis Dosis Kontrol aquadest dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180
Rata-rata perubahan berat badan (g)
Perbedaan dengan kontrol
0,3 ± 6,8
-
0,3 ± 3,4
Tidak bermakna
0,4 ± 2,4
Tidak bermakna
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 0,1 ± 0,9 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 0,1 ± 1, 3 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Tidak bermakna Tidak bermakna
3. Asupan Makanan Perhari Rata-rata asupan makanan diuji normalitasnya dengan uji KolmogorovSmirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi secara normal. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan Dunnet test. Hasilnya, ada perbedaan yang bermakna dari keempat dosis terhadap kontrol. Tabel III. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Dosis
Rata-rata asupan makanan selama 30 hari (g) 18,2 ± 0,8
Kontrol aquadest dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 18,1 ± 1,2 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 18,6 ± 1,0 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 17,6 ± 1,1 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 17,9 ± 1,5 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
Rata-rata pola makan tikus betina perharinya diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-Smirnov dan hasilnya data terdistribusi secara normal. Kemudian diuji homogenitasnya hasilnya data tersebut homogen. Lalu diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan dunnet test. Hasilnya, terdapat perbedaan yang tidak bermakna dengan kelompok kontrol. Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Dosis Kontrol aquadest dosis 503
Rata-rata asupan makanan selama 30 hari (g) 12,9 ± 1,6
xvii
Perbedaan dengan kontrol -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 13,2 ± 1,7 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 14,1 ± 2,1 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 12,3 ± 1,6 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 12,5 ± 1,8 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
4. Asupan minuman perhari Rata-rata asupan minuman tikus jantan diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi tidak normal maka untuk mengetahui perbedaannya digunakan uji kruskal Wallis hasilnya antara dosis dan kontrol berbeda tidak bermakna. Tabel V. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Dosis Rata-rata asupan minuman selama Perbedaan dengan kontrol 30 hari (ml) Kontrol aquadest dosis 503 28,8 ± 4,3 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 29,4 ± 5,3 Tidak bermakna mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 29,2 ± 4,9 Tidak bermakna mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 27,3 ± 4,0 Tidak bermakna mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 28,4 ± 5,3 Tidak bermakna mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Rata-rata asupan minuman tikus betina juga diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-Smirnov hasilnya data terdistribusi secara normal. Data lalu diuji homogenitasnya dan hasilnya data tersebut homogen. Data kelompok kontrol kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok perlakuan dengan dunnet test. Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna dari kontrol dan kelompok perlakuan.
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VI. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak (mean ±SD) Dosis Rata-rata asupan minuman Perbedaan dengan kontrol selama 30 hari (ml) Kontrol aquadest dosis 503 26,6 ± 5,3 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 23,8 ± 4,9 Tidak bermakna mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 27,5 ± 4,5 Tidak bermakna mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 23,4 ± 5,0 Tidak bermakna mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 27,2 ± 4,7 Tidak bermakna mg/kg BB
5. Pemeriksaan SGPT Untuk menginterpretasi adanya kerusakan sel hati, pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar SGPT dalam serum. Kenaikan jumlah SGPT biasanya menunjukkan adanya kerusakan hati seperti nekrosis, sirosis, dan neoplasma. Tabel VII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak Kelompok Pre (IU/L) Post (IU/L) Perubahan hasil uji T Kontrol aquadest dosis 68,3 ± 11,5 66,9 ± 8,3 -1,4 0.324(tb) 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 66,3 ± 13,3 76,0 ± 17,1 9,3 0.169(tb) 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 67,2 ± 6,7 64,4 ± 9,4 -2,8 0.339(tb) 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 62,1 ± 9,1 65,2 ± 11,8 3,1 0.224(tb) 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 57,5 ± 7,7 62,7 ± 3,2 5,2 0.144(tb) 503 mg/kg BB Keterangan:data direpresentasikan dalam mean ± SD Hasil uji T: tb = tidak bermakna (blia hasil uji> 0,05) b = bermakna perubahan - = terjadi penurunan kadar + = terjadi peningkatan kadar Tabel VII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak Kelompok Kontrol aquadest dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB
Pre(IU/L) 48,3 ± 5,9
Post (IU/L) 67,1 ± 9,2
46,0 ± 6,4 51,9 ±4,4
xix
perubahan 18,8
hasil uji T 0.000(b)
56,9± 5,7
10,9
0.050(tb)
67,8 ± 19,3
15,9
0.054(tb)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Infusa daun sirsak dosis 53,5 ± 11,8 66,2 ± 5,1 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 47,8 ± 3,4 56,2 ± 10,3 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD Hasil uji T: tb = tidak bermakna (blia hasil uji> 0,05) b = bermakna
12,7
0.057(tb)
8,9
0.049(b)
Sebelum perlakuan, tikus diambil darahnya untuk diperiksa SGPT . Nilai SGPT normal untuk tikus adalah 10 – 50 IU/L (Derelanko and Holinger, 1995). Data hasil kemudian diuji normalitasnya dan homogenitasnya. Hasilnya, data tersebut normal dan homogen. Angka angka tersebut berbeda secara tidak signifikan secara statistika melalui tukey test sehingga dapat dikatakan bahwa semua tikus memiliki awal yang sama sebelum dilakukan perlakuan. Setelah 30 hari perlakuan, tikus kembali diambil darahnya untuk kembali dilakukan pemeriksaan SGPT. Selanjutnya dilakukan Paired-samples T Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan selama 30 hari. Hasil uji pada tikus jantan dan betina selama perlakuan dapat dilihat pada tabel VII dan VIII. Hasil Paired-samples T test menunjukkan bahwa harga SGPT sebelum dan sesudah perlakuan selama 30 hari menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p>0,05) kecuali pada kelompok tikus betina kontrol dan tikus betina dosis 4 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara sebelum dan setelah perlakuan. Namun demikian, perbedaan tersebut bukan karena pemberian sediaan uji karena pada kelompok kontrol tikus tidak diberi sediaan uji sedangkan tikus betina dosis 4 kenaikannya tidak jauh dari nilai normalnya.
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data dari tikus jantan kemudian diuji normalitas secara statistika. Hasilnya, datanya tidak terdistribusi dengan normal sehingga kemudian diuji secara non parametrik dengan Kruskal Wallis test, hasilnya rata-rata dari kelima kelompok perlakuan berbeda tidak bermakna. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel dosis tidak merubah nilai dari SGPT tikus jantan. Data untuk tikus betina kemudian diuji normalitas dan homogenitasnya. Hasil dari kedua uji menyatakan bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilakukan dunnet test untuk mengetahui perbedaan antara kontrol dengan kelompok perlakuan hasilnya rata-ratanya berbeda secara tidak signifikan. Tabel IX. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak Dosis Rata-rata kadar SGPT Kontrol aquadest dosis 503 66,9 ± 8,3 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 76,0 ± 17,1 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 64,4 ± 9,4 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 65,2 ± 11,8 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 62,7 ± 3,2 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna
Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak Dosis Rata-rata kadar SGPT Kontrol aquadest dosis 503 67,1 ± 9,2 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 108 56,9± 5,7 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 67,8 ± 19,3 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 66,2 ± 5,1 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 56,2 ± 10,3 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
xxi
Perbedaan dengan kontrol Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan jika kadar SGPT tidak mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari dan ada perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah pemberian infusa daun sirsak. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan histologi pada organ hati. Pembedahan dilakukan 2 tahap yaitu pada hari ke 30 dan setelah 15 hari penghentian administrasi sediaan uji. Pada hari ke 30, 5 ekor hewan uji dikorbankan tiap dosisnya dengan cara dislokasi leher sedangkan pada hari ke 45 hewan uji sisanya dikorbankan dengan cara pembiusan. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas ada pada tabel XI. Tabel XI. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari masa pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas Jenis kelamin
Perlakuan
Jantan
Kontrol Infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 mg/kg BB Kontrol Infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB
2 2
Normal Normal
3 3
2
Normal
3
Normal
2
Normal
3
Normal
2
Normal
3
Normal
3 3
Normal Normal
2 2
Normal Normal
3
2
Normal
Infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 mg/kg BB
3
1 hewan Normal, 1 hewan degenerasi hidrofobik, 1 hewan glikogennya naik Normal
2
Normal
2 hewan Normal, 1 hewan degenerasi
2
Normal
Betina
N
3
Hari ke 30 Hasil pemeriksaan
xxii
N
Hari ke 45 Hasil pemeriksaan Normal Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidrofobik Keterangan: Normal = vena sentralis berbentuk lingkaran (agak lonjong) dikelilingi oleh hepatosit yang tersusun radier dengan inti berwarna biru tua. Sinusoid diantara hepatosit dengan sel endotel yang pipih dan gelap.
Pada kontrol, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal. Gambaran hati normalnya tampak seperti pada gambar 3. Pada gambar a nampak lobus berbentuk poligonal, dan pada lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal. a.
b
. Gambar3. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada kontrol jantan Keterangan gambar:a. vena centralis b. hepatosit c. sinusoid d. nucleus hepatosit
Pada hewan uji betina dari kelompok perlakuan terdapat tikus yang pada gambaran histologinya, terdapat banyak sel darah merah pada vena sentralisnya. Akan tetapi hal tersebut adalah normal karena cara euthanasia hewan uji
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan dengan dislokasi leher. Pada gambar 4 (perbesaran 400) terlihat jaringan mengalami infiltrasi sel radang disekitar sel retikuloendotelial pada sinusoid dan terlihat sinusoid disekitar vena sentralis melebar akan tetapi hal itu masih dianggap normal karena infasinya tidak melebihi batas normal. Gambar pada hewan uji yang lain dari kelompok kontrol perlakuan maupun reversibel, histologi hatinya dinyatakan normal dengan gambaran seperti pada hewan uji jantan sehingga secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa sel hati pada kelompok kontrol adalah normal.
Gambar4. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada kontrol betina Keterangan gambar: a. vena sentralis b. sinusoid yang melebar c. sel radang d. hepatosit
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB, hewan jantan dan betina pada kelompok perlakuan dan kelompok reversibel kondisi hispatologinya dinyatakan normal seperti pada gambar 3. Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 3 a dan b). Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi hidropik. Degenerasi hidropik merupakan perubahan seluler yang diakibatkan xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia dan keracunan bahan kimia yang mempengaruhi sodium channel. Perubahan ini bersifat reversibel. Tampak pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas sel tidak jelas (gambar 5).
Gambar5. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg BB Keterangan gambar: a. vena sentralis b. nucleus hepatosit c. batas antar sel yang tidak jelas d. hepatosit yang mengalami degenerasi hidrofobik
Selain itu terlihat gambaran histologi pada hati hewan uji betina yang terdapat penumpukan glikogen. Infiltrasi glikogen mendesak inti sel hati ke samping sehingga banyak dari sel hati yang intinya terlihat pecah dan pada gambaran tersebut sitoplasmanya menjadi sangat terang. Selain itu adanya kenaikan glikogen juga menyebabkan batas antar sel tidak jelas dan sinusoid mengalami pelebaran (gambar 6). Glikogen yang banyak pada hewan uji betina kemungkinan berasal dari makanannya karena pada tikus betina kelompok dosis 2 mengalami peningkatan pola makan dibanding dengan kontrol.
xxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar6. sel mengalami penumpukan jumlah glikogen perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg BB Keterangan gambar: a. duktus b. hepatosit yang mengalami penumpukan glikogen c. glikogen d. nucleus e. batas antar sel yang tidak jelas
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB, semua hewan uji jantan dan betina baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversibel gambaran histologi hatinya menunjukkan gambaran normal (gambar 3 a dan b). Pada kelompok yang memperoleh infusa daun sirsak dosis 503 mg/kg BB, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversible kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 3 a dan b). Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi hidropik. Tampak pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas sel tidak jelas (gambar 5). Kesimpulan Tidak terlihat wujud biokimia efek toksik infusa daun sirsak pada kadar SGPT dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada organ hepar hewan uji hanya terjadi pada 2 tikus dari 50 hewan uji yaitu adanya degenerasi hidropik. Efek toksik yang muncul tidak berkaitan dengan takaran dosis karena efek toksik yang muncul terjadi pada 1 ekor di dosis 180 mg/kg BB dan 1 ekor di doses 503
xxvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mg/kg BB. Terjadi keterbalikan efek toksik dari infusa daun sirsak karena pada dosis 180 mg/kg BB dan 503 mg/kg BB kelompok uji reversibilitas semua hewan dinyatakan normal. Daftar Pustaka Anonim, 2004, Monograph of Graviola, Raintree nutrition Inc., Carson City. Arthur, F. K. N., Woode, E., Terlabi, E.O., and Larbie, C., 2011, Evaluation of Acute and Subchronic Toxicity of Annona Muricata (Linn.) Aqueous Extract in Animals, Euro. J. Exp. Bio., 1 (4), 115 – 124. Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1963, Flora of Java, vol I, Noordhoflbroningen, Nederlands. Champy, P., Hoglinger, G.U., Feger, J., Gleye, C., Hocquemiller, R., Laurens, A., et al., 2004, Annonacin, a Lipophilic Inhibitor of Mitochondrial Complex I, Induces Nigral and Striatal Neurodegeneration in Rats: Possible Relevance for Atypical Parkinsonism in Guadeloupe, Journal of Neurochemistry, 88, 63 – 69. Depkes, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 41. Depkes, 1995, Materia Medika Indonesia, jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 323-324. Derelanko, M. J., and Holinger, M. A., 1995, Handbook of Toxicology, 2nd edition, CRCpress, USA, 87. Donatus, I.A., 2001, Toksisitas Dasar, Laboratorium FarmakologiToksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, 178. Duryatmo, S., 2011, Dokter Bicara Daun Sirsak, Trubus, 469, 12 – 17. Kaplowitz, N., 2004, Drug-Induced Liver Injury, CID, 38 (2), S44 – S48. Lu, F. C., 1995, Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Risiko, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 206 – 214. Timbrell, J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, fourth edition, Informa Healthcare, USA, 194 – 200. Walker, Hall, and Hurst, 1990, Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations, third edition, Boston, diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201/ pada tanggal 9 Desember 2012 pukul 15.33
xxvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Uji Toksisitas Subkronis Infusa Daun Sirsak (Annonae muricatae folium) Terhadap Organ Hati Dan Kadar Sgpt Tikus Putih Jantan Dan Betina“. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam dunia kefarmasian pada umumnya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Adapun ucapan terimakasih yang tulus hendak penulis ucapkan kepada : 1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., PhD, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan segala waktu dan kesabarannya dalam mendampingi penulis dalam penulisan karya tulis ini. 3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc, Apt. Dan Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki karya tulis ini. 4. Teman teman sekelompok yang banyak membantu penggalian ide dalam penulisan karya tulis ini. 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung untuk terwujudnya karya tulis ini. Semoga Tuhan yang Maha Kasih membalas segala budi baik yang telah mendukung penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan. Segala kesempurnaan adalah milik Tuhan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar karya ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Penulis juga menyampaikan maaf setulus-tulusnya apabila ada kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis ini berguna bagi perkembangan dunia kesehatan pada umumnya dan dunia kefarmasian pada khususnya.
Yogyakarta, 10 Januari 2013 Penulis
xxviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... III PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ........................................................... IV PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. VI PRAKATA ......................................................................................................... VII DAFTAR ISI .................................................................................................. XXIX DAFTAR TABEL ...................................................................................... XXXIII DAFTAR GAMBAR .................................................................................... XXXV DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. XXXVII INTISARI ........................................................................................................... XL ABSTRACT ....................................................................................................... XLI BAB I PENGANTAR ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.
Permasalahan ........................................................................................... 3
2.
Keaslian penelitian ................................................................................... 3
3.
Manfaat penelitian ................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4 1.
Tujuan umum ............................................................................................ 4
2.
Tujuan khusus ........................................................................................... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 6 A. Daun Sirsak .............................................................................................. 6 1.
Klasifikasi tanaman .................................................................................. 6
2.
Deskripsi tanaman sirsak ......................................................................... 6
xxix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Morfologi daun sirsak .............................................................................. 7
4.
Kandungan kimia daun sirsak .................................................................. 7
5.
Kegunaan daun sirsak .............................................................................. 8
6.
Toksisitas daun sirsak .............................................................................. 9
B. Uji Toksisitas Subkronis ........................................................................... 9 C. Toksisitas Hati ........................................................................................ 11 1.
Anatomi dan fisiologi hati ...................................................................... 13
2.
Fungsi hati .............................................................................................. 15
3.
Patogenesis kerusakan hati akibat induksi senyawa toksik ................... 16
4.
Tipe kerusakan hati yang diakibatkan induksi senyawa toksik .............. 19
a.
Perubahan bobot hati ............................................................................. 19
b.
Perlemakan hati (Steatosis).................................................................... 19
c.
Nekrosis hati ........................................................................................... 20
d.
Sirosis ..................................................................................................... 21
e.
Hepatitis kronis aktif .............................................................................. 21
f.
Karsinogenesis ....................................................................................... 22
D. Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) .................................... 22 E. Keterangan Empiris ............................................................................... 23 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 24 B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................ 24 1.
Variabel utama ....................................................................................... 24
2.
Variabel pengacau ................................................................................. 24
xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Bahan Penelitian .................................................................................... 25 D. Alat Penelitian ........................................................................................ 26 E. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 27 1.
Penyiapan hewan uji .............................................................................. 27
2.
Percobaan pendahuluan ......................................................................... 27
a.
Determinasi tanaman sirsak ................................................................... 27
b.
Pembuatan serbuk daun sirsak............................................................... 27
c.
Penetapan kadar air daun sirsak kering ................................................ 27
d.
Penetapan dosis daun sirsak .................................................................. 28
3.
Pembuatan infusa daun sirsak ............................................................... 29
4.
Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ............................................. 30
5.
Penetapan kadar SGPT .......................................................................... 31
6.
Pembuatan dan pemerikasaan preparat histologi ................................. 31
F. Analisis Hasil ......................................................................................... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35 A. Pembuatan Sediaan Uji .......................................................................... 36 B. Pengamatan Umum ................................................................................ 36 1.
Perkembangan Berat Badan Tikus ......................................................... 37
2.
Asupan Makanan Perhari ...................................................................... 40
3.
Asupan minuman perhari ....................................................................... 42
C. Pemeriksaan SGPT ................................................................................. 45 D. Pemeriksaan Histologi Hati ................................................................... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 59
xxxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 59 B. Saran ...................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60 BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 101
xxxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I. Eksperimental desain - uji toksisitas subkronis pada hewan pengerat .... 11 selama 4 minggu ................................................................................................... 11 Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 38 Tabel III. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 39 Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak .................................................................................................. 41 Tabel V. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 42 Tabel VI. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak ............................................................................................................. 44 Tabel VII. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak (mean ±SD) ............................................................................. 44 Tabel VIII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak .......................................................................... 45 Tabel IX. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak ................................................................................. 46 Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 49 Tabel XI. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak ............................................................................................................. 49
xxxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TabelXII. Rata-rata bobot hati tikus jantan dan betina pada kelompok perlakuan dan kontrol ............................................................................................................ 50 Tabel XIII. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari masa pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas ........................................... 52
xxxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 37 Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis .......................................................................................... 37 Gambar 3. Grafik perubahan berat badan tikus tiap hari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak .................................................................................................. 38 Gambar4. Grafik perubahan rata-rata berat badan tikus betina perhari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak ......................................................................... 39 Gambar5. Grafik pakan tikus betina perhari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 40 Gambar6. Grafik rata-rata pakan tikus jantan perhari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak .................................................................................................. 41 Gambar 7. Asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 43 Gambar 8. Asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 43 Gambar9. Grafik perubahan SGPT tikus jantan sebelum dan sesudah 30 hari pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 47 Gambar10. Grafik perubahan SGPT tikus betina sebelum dan sesudah 30 hari pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 47 Gambar11. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada kontrol jantan ........................................................................................................ 53
xxxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar12. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada kontrol betina ........................................................................................................ 54 Gambar13. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg BB ....................................................................................................... 56 Gambar14. sel mengalami penumpukan jumlah glikogen perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg BB .............................................................................................. 57
xxxvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Persetujuan Penelitian dari Komisi Etik ........................................... 63 Lampiran2. Surat determinasi tanaman sirsak ...................................................... 64 Lampiran3. Rata-rata berat badan tikus jantan perhari ......................................... 65 Lampiran4. Rata-rata berat badan tikus betina perhari ......................................... 66 Lampiran5. Asupan makanan tikus jantan dan betina perhari .............................. 67 Lampiran6. Asupan minuman tikus jantan dan betina perhari ............................. 69 Lampiran7. Uji normalitas perubahan berat badan tikus jantan ........................... 71 Lampiran8. Uji kruskal Wallis perubahan berat badan tikus jantan ..................... 72 Lampiran9. Uji normalitas perubahan berat badan betina .................................... 73 Lampiran10. Uji Kruskal Wallis perubahan berat badan tikus betina .................. 74 Lampiran11. Uji normalitas asupan makanan tikus jantan ................................... 75 Lampiran12. Uji homogenitas data asupan makanan tikus jantan ........................ 76 Lampiran13. Uji Dunnet asupan makanan tikus jantan ........................................ 77 Lampiran14. Uji normalitas asupan makanan tikus betina ................................... 78 Lampiran 15. Uji homogenitas asupan makanan tikus betina............................... 79 Lampiran 16. Uji Dunnet asupan makanan tikus betina ....................................... 80 Lampiran17. Uji normalitas asupan minuman tikus jantan .................................. 81 Lampiran18. Uji Kruskal wallis asupan minuman tikus jantan ............................ 82 Lampiran19. Uji normalitas asupan minum tikus betina ...................................... 83 Lampiran20. Uji homogenitas asupan minuman tikus betina ............................... 84 Lampiran21. Uji Dunnett asupan minuman tikus betina ...................................... 85
xxxvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran22. Uji normalitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 86 Lampiran23. Uji homogenitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 87 Lampiran24. Uji Tukey SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun sirsak ............................................................................................................................... 88 Lampiran25. Uji normalitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 89 Lampiran26. Uji homogenitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun sirsak ..................................................................................................................... 90 Lampiran26. Uji Tukey SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun sirsak ............................................................................................................................... 91 Lampiran26. Uji normalitas SGPT hewan jantan setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak ............................................................................................................. 92 Lampiran27. Uji Kruskal Wallis SGPT hewan jantan setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak .................................................................................................. 93 Lampiran28. Uji normalitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak ............................................................................................................. 94 Lampiran29. Uji homogenitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak .................................................................................................. 95 Lampiran30. Uji Dunnet SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak ............................................................................................................. 96
xxxviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 31. Perhitungan Paired Samples T-Test SGPT sebelum dan sesudah perlakuan ............................................................................................................... 97 Lampiran32. Kondisi organ yang diperiksa di laboratorium patologi KH UGM setelah pembedahan .............................................................................................. 99
xxxix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Intisari Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Sayangnya, penelitian untuk mengungkapkan keamanan penggunaan infusa daun sirsak masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis pada hati dan kadar SGPT akibat konsumsi infusa daun sirsak. Lima puluh ekor tikus jantan dan betina dibagi secara acak menjadi 5 kelompok, 1 kelompok kontrol, dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 108; 180; 301; dan 503 mg/kgBB selama 30 hari. Pengambilan darah untuk menentukan kadar SGPT dilakukan sebelum diberi perlakuan dan pada hari ke 31. Pada hari ke 31 separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histologinya. Lalu dilakukan uji reversibilitas selama 14 hari. Data berupa kadar SGPT dan bobot hati yang didapat kemudian dianalisis dengan one way Annova dan deskripsi histologi hati. Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna antara kadar SGPT sebelum dan sesudah perlakuan dan kadar SGPT kontrol dengan kelompok perlakuan. Hasil pemeriksaan histologinya, 2 hewan mengalami degenerasi hidropik dari 50 hewan uji. Kesimpulannya, tidak terjadi efek toksik pada pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari pada hati tikus jantan dan betina galur Sprague dawley sehingga perlu dilakukan uji toksisitas kronik untuk mengungkap efek toksik yang tidak nampak pada penelitian ini.
Kata kunci: Sirsak, toksisitas, subkronis, SGPT, hati
xl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Abstract Graviola leaves being used to address in variety of diseases by people from various countries. Unfortunately, studies to reveal the safety of graviola leaves infusion used is still lacking. The study aims to determine the form of subchronic toxicity effects on the liver and SGPT’s levels due to consumption of graviola leaves infusion. Fifty male and female rats were divided randomly into 5 groups, 1 control group and 4 treated groups dosed of 108; 180; 301, and 503 mg/kg BB for 30 days. Blood sampling to determine levels of SGPT were performed before treatment and at 31st day. On 31st day half of the mice were sacrificed to make preparations of histology. Then recovery test was done for 14 days. Data in the form of SGPT levels and liver weights were obtained and analyzed with one-way Annova and liver histologies were described. As a result, there was no significant difference between the levels of SGPT before and after treatment and levels of SGPT between the control and the treatment group. The histology examination results, two animals had hydropic degeneration of the 50 animals. The conclusion is there were no toxic effects on the provision infusion of graviola leaves for 30 days in the liver of male and female rats of Sprague Dawley strain that chronic toxicity tests need to be done to uncover the toxic effects that are not performed in this study.
Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver
xli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sebelum pengobatan modern masuk Indonesia, masyarakat Indonesia banyak menggunakan bahan alam sebagai media pengobatan. Mereka menggunakan bagian tanaman, hewan, dan mineral yang kemudian diracik untuk menyembuhkan penyakit. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 246/Menkes/Per/V/1990 pasal 1 menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, dan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Depkes, 1990). Sehingga penggunaan bahan tanaman, hewan, dan mineral yang diracik tersebut untuk melakukan pengobatan disebut pengobatan tradisional. Daun sirsak banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Di Indonesia, daun sirsak banyak dimanfaatkan sebagai obat bisul, batuk, diare, hepatitis, hipertensi, dan rematik seperti juga di Malaysia. Di negara negara Amerika Latin, daun sirsak banyak dimanfaatkan sebagai analgesik, antiplasmodik, antihipertensi, dan antidiabetes. Sejak ditemukannya senyawa acetogenin dalam daun sirsak oleh Mc Laughin pada tahun 1995 (Mc Laughin, Liau, and Alali, 1999) yang dapat berfungsi membunuh sel kanker, daun sirsak kemudian booming digunakan dalam terapi antikanker baik sebagai penyembuh maupun sebagai pencegah bahkan banyak dokter yang mulai menyarankan pengkonsumsiannya setiap hari untuk 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menjaga kesehatan (Duryatmo, 2011). Sejak itu pula, mulai banyak penelitian mengenai efek farmakologis dari daun sirsak misalnya antilipidemia dan antidiabetes (Adewole, and Ojewole, 2009) serta sebagai antinociceptive dan antiinflamasi (Sousa, Vieira, Pinho, Yamamoto, and Alves, 2010). Kini, disaat berkembangnya obat modern, pengobatan tradisional masih menjadi idola untuk sebagian orang karena pengobatan tradisional dianggap lebih aman daripada obat modern. Daun sirsak kini menjadi idola sebagian orang untuk dikonsumsi rutin sebagai pencegah penyakit. Namun, ada kejadian atipikal Parkinson di French West Indies dihubungkan dengan kebiasaan masyarakatnya yang suka mengkonsumsi daun sirsak dalam bentuk sediaan teh (CaparrosLefebvre and Elbaz, 1999). Oleh karena itu, perlu adanya pengujian yang mendalam mengenai efek buruk pengkonsumsian daun sirsak secara berulang dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini merupakan bagian dari uji toksisitas subkronis (30 hari) infusa daun sirsak yang berfokus pada histologi organ hati dan kadar Serum Glutamat Piruvat Transferase (SGPT). Sebenarnya, telah ada pengujian penggunaan ekstrak air dari daun sirsak selama 14 hari dan hasilnya, ekstrak daun sirsak tidak memberi efek toksik pada hati tetapi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada dosis tinggi (Arthur, Woode, Terlabi, and Larbie, 2011). Pengujian subkronis inilah yang akan menunjukkan bila ada efek buruk yang terjadi dari pengkonsumsian daun sirsak secara berulang untuk waktu 30 terhadap organ hati dan kadar SGPT yang tidak terungkap pada penelitian sebelumnya yang hanya 14 hari. Penelitian ini menggunakan bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
infusa karena masyarakat biasa mengkonsumsinya dalam bentuk rebusan. Sediaan rebusan sangat sulit distandarisasi karena tidak ada patokan yang baku untuk pembuatannya maka penelitian ini menggunakan infusa yang memiliki patokan baku pembuatannya dan serupa dengan rebusan. Pengujian dilakukan pada organ hati karena organ hati merupakan organ utama metabolisme zat zat yang masuk dalam tubuh. Sehingga bila ada zat yang berbahaya yang masuk dalam tubuh, organ hati yang berpotensi besar untuk terjadi kerusakan. Kerusakan organ hati dapat terlihat dalam hispatologi hati tersebut, apakah terjadi ketidaknormalan dalam hispatologinya atau tidak. Indikator lain dari adanya kerusakan fungsi hati adalah kadar SGPT. Kadar SGPT nilainya akan berubah bila terjadi kelainan fungsi hati. 1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah d. Seperti apa wujud biokimia efek toksik pada SGPT dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada histologi organ hati pada uji toksisitas subkronis? e. Apakah spektrum efek toksik senyawa uji tersebut berkaitan dengan takaran dosis? f. Adakah keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi? 2. Keaslian penelitian Penelitian yang sudah pernah dikerjakan adalah uji toksisitas akut ekstrak etanol daun sirsak dan hasilnya adalah ekstrak etanol daun sirsak memiliki LD50 1,67 g/kg BB (Sousa et al., 2010). Uji toksisitas akut dari ekstrak air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
daun sirsak hasilnya adalah LD50 ekstrak air daun sirsak adalah lebih dari 200 mg/kg secara i.p (Adewole et al., 2009). Ekstrak daun sirsak dinyatakan aman karena LD50nya lebih dari 5 g/kg BB secara per oral dan untuk dosis tinggi daun sirsak menyebabkan kerusakan ginjal bila dikonsumsi dalam jangka waktu 14 hari pada tikus walaupun secara umum pengkonsumsian ekstrak air daun sirsak tidak menimbulkan efek buruk (Arthur et al, 2011). Ekstrak air daun sirsak juga memiliki efek hepatoprotektif terhadap hati tikus yang terinduksi CCl4 dan asetaminofen pada dosis 400 mg/kg BB (Arthur, Woode, Terlabi, and Larbie, 2012). Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian uji toksisitas subkronik infusa daun sirsak dalam waktu 30 hari pada tikus putih belum pernah dilakukan. 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan farmasi terutama pada penggunaan obat tradisional. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efek toksik subkronis pada hati akibat pemberian infusa daun sirsak. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis pada hati akibat konsumsi infusa daun sirsak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Tujuan khusus Penelitian ini dilakukan untuk: a. Mengungkapkan wujud biokimia efek toksik infusa daun sirsak pada kadar SGPT dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada hati tikus betina dan jantan pada pemejanan subkronis. b. Mengungkapkan apakah efek toksik senyawa uji berkaitan dengan takaran dosis atau tidak. c. Mengeveluasi keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Daun Sirsak 1. Klasifikasi tanaman Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Magnoliidae
Ordo
: Magnoliales
Famili
: Annonaceae
Genus
: Annona
Spesies
: Annona muricata L. (Anonim, 2008).
2. Deskripsi tanaman sirsak Tanaman sirsak adalah tanaman tropis yang bisa berbuah sepanjang tahun, tingginya 5 – 6 m, dengan daun yang berwarna hijau tua, glosi, dan lebar. Buah yang dihasilkan besar, berbentuk seperti jantung, dapat dimakan,
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
diameternya 15 – 23 cm, luarnya berwarna kuning kehijauan dan dalamnya berwarna putih (Anonim, 2004). 3. Morfologi daun sirsak Daun sirsak atau Annona muricata folium adalah daun dari tanaman Annona muricata L., suku Annonaceae. Daun ini berbau agak keras dan rasanya agak kelat. Daun sirsak adalah daun tunggal, berwarna kehijauan sampai hijau kecoklatan, helaian daunnya seperti kulit. Bentuk dari daun sirsak adalah bundar panjang, lanset, atau bundar telur terbalik. Panjang tiap helainya adalah 6 cm sampai 18 cm dan lebarnya antara 2 cm hingga 6 cm. Ujung daun sirsak meruncing pendek, begitu juga dengan pangkalnya. Tepi daun sirsak adalah rata. Panjang tangkai daun sirsak sekitar 0.7 cm. Permukaan daun sirsak licin agak mengkilat. Tulang daun daun sirsak menyirip dan ibu tulangnya menonjol pada permukaan bawah (Depkes, 1989). 4. Kandungan kimia daun sirsak Secangkir infusa atau dekokta daun sirsak mengandung 140 µg kelompok senyawa acetogenin (Lannuzel, Hoglinger, Champy, Michel, Hircsh, and Ruberg, 2006). Acetogenin yang ada dalam daun sirsak adalah annocatalin, annohexocin, annonomicin, annomontacin, annomuricatin A dan B, annomuricin A hingga E, annomutacin, annonacin, annonacinone, annopentocin A hingga C, cis-annonacin, cis-corossolone, cohibin A hingga D, gigantetrocin A dan B, gigantetrocinone, gigantetronenin, goniothalamicin, iso-annonacin, javoricin, montanacin, montecristin, muracin A hingga G, muricapentocin, muricatalicin, muricatalin, muri-catenol, muricatetrocin A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
dan B, muricatin D, muricatocin A hingga G, muricin H, muricin I, muricoreacin, murihexocin 3, murihexocin A hingga C, murihexol, murisolin, robustocin, rolliniastatin 1 dan 2, saba-delin, solamin, uvariamicin I dan IV, dan xylomicin (Anonim, 2004). Selain itu, ekstrak air daun sirsak mengandung saponin, tannin terkondensasi, glikosida, dan flavonoid (Arthur et al., 2011). Daun sirsak juga mengandung senyawa alkaloid, Annonamine (Matsushige, Kotake, Matsunami, Otsuka, Ohta, and Takeda, 2012). 5. Kegunaan daun sirsak Daun sirsak banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan penyakit abses, arthritis, asthenia, asma, bronchitis, selesma, batuk, diabetes, disentri, demam, edema, batu empedu, hipertensi, kelainan pencernaan, infeksi, kecacingan, sakit liver, malaria, neuralgia, palpitasi, rematik, dan tumor. Juga dapat sebagai astringen dan diuretik (Anonim, 2004). Penelitian invivo membuktikan manfaat daun sirsak antara lain: Ekstrak air daun sirsak menghambat lipid peroksida dan meningkatkan produksi insulin dan antioksidan endogen sehingga ekstrak air daun sirsak dapat melindungi dan memelihara sel β pancreas (Adewole and Caxton-Martins, 2006) dan sel hati pada tikus(Adewole and Ajowole, 2009). Ekstrak air daun sirsak juga memiliki efek hepatoprotektif terhadap hati tikus yang terinduksi CCl4 dan asetaminofen (Arthur et al, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
6. Toksisitas daun sirsak Caparros-Lefebvre dan Elbaz (1999) mengemukakan bahwa ada hubungan antara pengkonsumsian herbal teh daun sirsak dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya Progressive Supranuclear Palsy dan Parkinson
karena
herbal
teh
daun
sirsak
mengandung
senyawa
benzyltetrahydroisoquinolines yang bersifat toksik terhadap sel sel otak. Konsumsi daun sirsak dalam jangka waktu yang panjang dapat menginduksi toksik yang terkumulasi yang dapat menyebabkan atypical parkinsonism syndrome (Champy, Hoglinger, Feger, Gleye, Hocquemiller, Laurens, et al., 2004). Infusa daun sirsak juga mengandung annonacin yang dapat menembus blood brain barrier dan menginduksi neurodegenerasi pada basal ganglia seperti yang terjadi pada atypical parkinsonism (Lannuzel et al., 2006). B. Uji Toksisitas Subkronis Toksikologi adalah ilmu yang mencakup pengamatan berbagai efek kualitatif maupun kuantitatif dalam diri makhluk hidup baik in vivo maupun in vitro. Ada 4 asas toksikologi yang meliputi kondisi pemejanan dan kondisi makhluk hidup, mekanisme aksi, wujud efek toksik, dan sifat efek toksik. Mekanisme aksi racun atas sistem aksi tertentu dalam tubuh dapat dijelaskan berdasarkan
atas
sifat
kejadiannya,
sifat
antaraksinya,
dan
resiko
penumpukannya dalam gudang penyimpanan tubuh. Wujud efek toksik suatu racun dapat berupa perubahan biokimia, fungsional atau struktural dan ketiganya memiliki sifat terbalik dan tidak terbalik (Donatus, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Sebuah uji toksisitas dirancang untuk menghasilkan data tentang efek buruk dari suatu zat pada manusia, hewan, atau lingkungan. Kebanyakan uji toksisitas menguji efek tertentu yang bersifat khas, yang disebut end point, seperti kanker (karsinogenik) atau iritasi mata (ketoksikan ocular). Walau begitu, uji toksisitas juga ada yang bersifat umum seperti uji toksisitas pemaparan tunggal (uji toksisitas akut) dan uji toksisitas pemaparan berulang (uji toksisitas repeat dose), dimana hewan coba diberikan zat dengan dosis harian untuk menghitung NOAELs (No Observable Adverse Effect Level) dan menentukan kerusakan organ atau sistem akibat pemejanan zat selama 1 bulan, 3 bulan, atau 2 tahun. Uji toksisitas dimaksudkan untuk menentukan kebahayaan suatu zat pada manusia yang biasa diungkap dengan keamanan dan pada lingkungan yang disebut ekotoksisitas (Anonim, 2009). Uji toksisitas subkronis adalah uji yang digunakan untuk menentukan toksisitas yang timbul dari paparan berulang beberapa minggu sampai beberapa bulan, biasanya digunakan pengujian secara oral, dermal, dan inhal. Pada uji ini dilakukan pengamatan klinis yang rinci dan pemeriksaan patologi (Monnosson, 2007). Tabel I menunjukkan minimal jumlah hewan yang dapat digunakan sebagai hewan coba pada uji toksisitas subkronis selama 4 minggu menggunakan hewan pengerat. Minimal hewan uji yang digunakan adalah 5 untuk masing-masing jenis kelamin serta minimal ada 3 peringkat dosis dan 1 kelompok kontrol yang digunakan. Untuk pengamatan nekropsi, dilakukan evaluasi yang lengkap pada semua hewan (A.S). Pada pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
mikroskopik, untuk dosis rendah dan menengah dilakukan pengamatan bila memang diperlukan (A.R) (Derelanko and Holinger, 1995). Tabel I. Eksperimental desain - uji toksisitas subkronis pada hewan pengerat selama 4 minggu
Jumlah hewan minimal 4 minggu Clinical laboratory Necropsy studies
Initial
Group
Dos e level
I (control ) II (low) III (mild) IV (high) Keterangan
Microscopic pathology
mal e
Femal e
mal e
Femal e
mal e
femal e
Mal e
Femal e
0
5
5
5
5
A.S
A.S
5
5
*
5
5
5
5
A.S
A.S
A.R
A.R
*
5
5
5
5
A.S
A.S
A.R
A.R
*
5
5
5
5
A.S
A.S
5
5
A.S = all survivors A.R = as required (Derelanko and Holinger, 1995). C. Toksisitas Hati Senyawa toksik dapat sangat berbahaya pada organ organ tertentu meskipun banyak organ dan jaringan yang lain dapat menjadi target senyawa toksik. Organ organ tertentu dapat menjadi target senyawa toksik dengan alasan: 1. Organ tersebut merupakan penyuplai darah 2. Pada organ tersebut terdapat enzim tertentu yang berinteraksi dengan senyawa toksik tersebut atau organ tersebut merupakan jalur biokimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
3. Organ tersebut berada di posisi tertentu dan memiliki fungsi tertentu 4. Rentan terhadap gangguan 5. Memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan 6. Adanya sistem uptake tertentu 7. Memiliki
kemampuan
memetabolisme
senyawa
dan
memiliki
kesetimbangan sistem toksikasi dan detoksikasi 8. Berikatan dengan makromolekul tertentu (Timbrell, 2009). Jika senyawa induk bersifat toksik, faktor seperti enzim penginduksi dan penginhibisi, yang merubah metabolisme atau merubah distribusi atau ekskresi, akan memiliki kecenderungan merubah ketoksikan senyawa tersebut. Sistem uptake yang spesifik akan mempengaruhi distribusi, dan rute ekskresi tertentu akan menjadi jenuh. Metabolisme bisa menyebabkan penampakan dari tipe toksisitas yang berbeda. Jika metabolitnya toksik, kemudian faktor yang meningkatkan metabolisme dapat meningkatkan toksisitas, sehingga bila jalur detoksifikasinya juga tidak meningkat, tidak terjadi keseimbangan. Metabolit toksik atau metabolit yang hampir toksik bisa dihasilkan di sebuah organ seperti hati dan ditransportasikan ke organ lain. Interaksi antara toksin atau metabolit yang reaktif dengan reseptor terjadi di jaringan yang spesifik (Timbrell, 2009). Hati menjadi target senyawa beracun karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1. Hati mampu memetabolisme senyawa asing yang masuk dalam tubuh tapi hasil metabolism tidak selalu berupa detoksifikasi. Bisa saja hasil metabolism berupa racun sehingga meracuni hati. 2. Hati memiliki peran penting sebagai perantara metabolisme dan sintesis, sebagai konsekuensinya, interfensi dengan jalur metabolisme endogen dapat memicu ketoksikan. 3. Sekresi bile oleh hati. Hal ini merujuk pada ekskresi biliary senyawa asing yang menjadikan konsentrasinya tinggi. 4. Suplai darah menentukan bahwa hati terpapar senyawa toksik dengan konsentrasi yang tinggi yang diserapnya dari gastrointestinal (Timbrell, 2009). 1. Anatomi dan fisiologi hati Hati adalah sebuah organ yang terletak di abdomen atas dan terbagi menjadi 2 lobes mayor dan 2 lobes minor (Stine and brown, 1996). Senyawa yang memasuki tubuh melalui gastrointestinal diserap dalam sistem peredaran darah hepatic-portal dan masuk ke hati melalui portal vein (Timbrell, 2009). Walaupun sebenarnya darah memasuki hati dengan 2 cara, yaitu melalui hepatic artery dan portal vein. Darah keluar dari hati melalui hepatic vein, dan bile dikeluarkan melalui hepatic duct lalu melalui common bile duct menuju usus halus atau melalui cystic duct menuju ke gall bladder untuk disimpan (Stine and Brown 1996). Hati menerima sekitar 25% cardiac output, yang mengalir melalui organ tersebut sekitar 1 sampai 1.3 ml min-1g-1 dan mengalir melalui hepatic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
vein ke inferior vena cava (Timbrell, 2009). Sel dalam hati disusun secara khusus dengan pola hexagonal yang disebut lobules. Sel epitel yang disebut hepatosit terlihat seperti menyebar keluar dari central vein. Kolom hepatosit memiliki kanal yang disebut sinusoid yang tersusun dari sel endothelial yang sangat permeabel dan mengandung sel fagosit yang disebut sel kupffer. Tiga vessel lainnya ditemukan pada tiap ujung heksagon, yaitu cabang dari portal vein, cabang dari hepatic artery, dan bile duct. Darah mengalir masuk melalui cabang hepatic artery dan portal vein, melalui sinusoid, dan mengalir keluar melalui central vein. Bile dihasilkan di hepatosit dan mengalir keluar melalui bile canaliculi ke bile duct (Stine and Brown, 1996). Tiap hepatic artery/ portal vein tidak hanya mensuplai darah ke satu lobule, tetapi ke daerah sel yang melalui dua atau lebih lobule. Daerah sel ini disebut acinus. Karakteristik tiap hepatosit berbeda tergantung dari lokasi mereka di acinus (Stine and Brown, 1996). Ada 3 zona dalam acinus, zona 1 akan menerima darah dari afferent venules dan arterioles pertama, diikuti zona 2, dan zona 3. Darah yang diterima di zona 1 kaya akan oksigen dan nutrien(Timbrell, 2009). Sel di zona 1 menunjukkan aktifitas enzim yang tinggi termasuk dalam respirasi; zona 1 sepertinya merupakan tempat bermulanya regenerasi dan perpindahan sel hati (sel baru tersebut kemudian bermigrasi ke zona 2 dan 3). Sel di zona 3, menunjukkan aktifitas sitokrom P450 yang tinggi (Stine and brown, 1996). Sel di zona 3 ini juga sensitif terhadap senyawa yang toksik (Timbrell, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Banyak hepatosit yang mengandung enzim yang dapat mengubah senyawa toksik secara kimia. Senyawa toksik tersebut bisa jadi lebih toksik, atau menjadi kurang toksik. Ada 2 tipe biotransformasi yaitu reaksi fase 1 dan reaksi fase 2 (Stine and Brown, 1996). Reaksi fase 1 adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa, yang dilakukan oleh sistem enzim yang disebut system sitokrom P450. Sistem ini terdiri dari beberapa jenis enzim berbeda, termasuk beberapa bentuk dari sitokrom P450 itu sendiri. Mereka memetabolisme steroid, senyawa endogen, dan xenobiotik (Stine and Brown, 1996). Sitokrom P450 monooksigenase terdiri dari haemoprotein yang disebut sitokrom P450 (CYP) dan flavoprotein yang disebut NADPH-sitokrom P450 reduktase. CYP adalah sebuah senyawa dan merupakan sebuah tempat pengikatan oksigen dalam sistem enzim tersebut dan reduktase-nya adalah donor electron. CYP3A4 adalah enzim CYP yang paling penting di dalam hati diikuti CYP1A2, CYP2C9, CYP2D6, CYP2E1, dan CYP2C19. Hidroksilasi beberapa obat dimediasi oleh CYP2D6 dan demetilasinya didominasi oleh CYP1A2, CYP2C, dan CYP3A4 (Greaves, 2000). Reaksi fase 2 meliputi konjugasi senyawa toksik (metabolit hasil dari reaksi fase 1) dengan molekul lainnya. Biasanya, aksi ini meningkatkan ukuran dan kelarutan pada air senyawa tersebut, dan membuatnya mudah untuk diekskresikan (Stine and Brown, 1996). 2. Fungsi hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Hati adalah organ yang memiliki peran penting dalam proses metabolisme. Darah yang mengandung nutrien dari saluran pencernaan singgah ke hati (melalui vena portal), dimana nutrien seperti karbohidrat, lipid, dan vitamin diambil dari darah dan disimpan hingga suatu waktu dibutuhkan. Sel hati juga bisa memetabolisme karbohidrat, lipid, dan protein (Stine and Brown, 1996). Hati juga mensintesis dan mensekresi bile, yang mengandung air, ion, lipid, dan pigmen bile. Bile disimpan di gall bladder dan disekresikan ke usus halus (Stine and Brown, 1996). Hati juga tempat terjadinya metabolisme xenobiotik. Artinya, hepatosit memiliki resiko terpapar toksik yang teraktifkan yang merupakan hasil dari metabolisme senyawa toksik (Stine and Brown, 1996). 3. Patogenesis kerusakan hati akibat induksi senyawa toksik Kerusakan hati yang diakibatkan oleh senyawa toksik ada yang bisa diprediksi dan ada yang tidak bisa diprediksi. Senyawa yang menyebabkan kerusakan hati yang bisa diprediksi biasanya menampakkan gejalanya dalam beberapa hari dan biasanya menimbulkan toksisitas hati secara langsung yang disebabkan oleh senyawa induk maupun metabolitnya. Sedangkan yang tidak bisa diprediksi gejalanya tampak setelah beberapa minggu sampai satu tahun. Kebanyakan kejadian kerusakan hati akibat induksi senyawa toksik adalah tidak bisa diprediksi dan merupakan hipersensitif yang dimediasi oleh imun atau idiosyncratic (Kaplowitz, 2004). Patogenesis kerusakan hati yang diinduksi senyawa toksik biasanya karena senyawa toksik atau metabolitnya menimbulkan respon imun atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
berefek secara langsung pada biokimia sel. Metabolit senyawa kimia bisa berupa senyawa elektrofilik atau radikal bebas yang memiliki kemampuan untuk beinteraksi dengan makromolekul selular seperti protein, lipid, dan asam
nukleat,
yang
menyebabkan
disfungsi
protein,
peroksidasi
lipid,kerusakan DNA, dan stress oksidatif (Kashaw, Nema, and Agarwal, 2011). Konsekuensi dari reaksi kimia tersebut bisa berefek langsung pada organel tapi bisa juga mempengaruhi organel secara tidak langsung melalui aktivasi dan inhibisi sinyal kinase, faktor transkripsi, dan ekspresi gen. Kerusakan intraselular mengakibatkan kematian sel yang disebabkan oleh penyusutan sel dan pembongkaran nukleus (apoptosis) atau pembengkakan dan lisis (nekrosis). Kematian hepatosit adalah penyebab utama kerusakan hati meskipun sel sinusoidal endothelial dan epithelium bile duct juga bisa menjadi target kerusakan (Kaplowitz, 2004). Sensitisasi sitokinin yang berada di hati juga bisa terjadi dan menyebabkan hepatotoksik. Metabolit senyawa yang aktif dapat berikatan secara kovalen dengan protein yang ada di hati, menimbulkan respon imun dan menimbulkan kerusakan hati yang dimediasi oleh respon imun. Hal ini biasanya dicirikan dengan demam, eosinofilia, atau reaksi alergi. Mekanisme ini melibatkan aksi yang mirip hapten. Sebenarnya, senyawa toksik yang beukuran kecil tidak imunogenik, tetapi mereka dapat menyebabkan respon imun ketika berikatan dengan makromolekul seperti protein. Hal ini akan mengubah protein dan protein tersebut dianggap sebagai benda asing oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
sistem imun sehingga menyebabkan serangan autoimun pada hepatosit yang normal (Kaplowitz, 2004). Selain itu, metabolit reaktif juga menyebabkan gangguan gradient ion dan
cadangan
kalsium
intraseluler,
yang
mengakibatkan
gangguan
mitokondrial dan hilangnya produksi energi. Kerusakan tersebut menghasilkan sejumlah besar oksidan yang merusak sel hepatik. Aktifasi beberapa enzim dari sistem sitokrom P-450 seperti CYP2E1 juga menyebabkan stress oksidatif. Kerusakan hepatosit dan sel bile duct menyebabkan akumulasi bile acid di hati. Hal ini yang menyebabkan kerusakan hati lebih lanjut. Kerusakan fungsi sel bisa memuncak pada sel mati dan menyebabkan gagal hati. Kerusakan dan kematian sel hati juga dapat memicu timbulnya reaksi imun, baik imun aktif maupun pasif. Stres dan kerusakan hepatosit menghasilkan sinyal yang menstimulasi aktivasi sel lainnya, terutama sistem imun pasif, seperti sel Kupfer, NK sel, dan NKT cells. Sel sel tersebut berkontribusi pada kelangsungan kerusakan sel dengan memproduksi mediator proinflamatori dan mengeluarkan kemokin yang menyebabkan datangnya sel inflamasi yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai sitokin inflamasi, seperti TNFα, IFN-ϒ, dan IL-1β, dihasilkan selama pengrusakan sel hepatik yang mempengaruhi kerusakan jaringan. Sel imun pasif juga merupakan merupakan sumber utama IL-10, IL-6, dan beberapa prostaglandin, yang dapat berfungsi sebagai hepatoprotektor. Sehingga, hal ini menjadikan kesetimbangan yang sulit dari inflamasi dan produksi mediator hepatoprotektif setelah aktifasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
sistem imun pasif yang ditentukan oleh kerentanan dan adaptasi individu terhadap kerusakan sel hepatik (Kashaw et al, 2011). 4. Tipe kerusakan hati yang diakibatkan induksi senyawa toksik Kerusakan yang terjadi pada hati akibat induksi dari senyawa toksik dapat berupa: a. Perubahan bobot hati Penyebab perubahan bobot hati berbeda-beda. Bobot hati bisa meningkat karena akumulasi lipid, glikogen atau senyawa lain atau karena kerusakan sel, kongesti sel, hipertrofi atau hiperplasia dari hepatoselular yang disertai dengan proliferasi RE halus atau peroksisom. Pengaruh hipertrofi centrilobular dengan kenaikan massa hati pada rodent biasanya dihubungkan dengan proliferasi RE halus dan induksi enzim adaptif (Greaves, 2000). b. Perlemakan hati (Steatosis) Perlemakan hati adalah hati yang mengandung berat lipid lebih dari 5%. Adanya kelebihan lemak dalam hati dapat dibuktikan secara histokimia. Lesi dapat bersifat akut, seperti yang disebabkan oleh etionin, fosfor, atau tetrasiklin. Mekanisme perlemakan hati yang paling umum adalah rusaknya pelepasan trigliserida hati ke plasma. Penimbunan lipid hati dapat terjadi lewat beberapa mekanisme: a. Penghambatan sintesis satuan protein dari lipoprotein b. Penekanan konjugasi trigliserida dengan lipoprotein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
c. Hilangnya kalium dari hepatosit, mengakibatkan gangguan transfer VLDL melalui membrane sel d. Penghambatan sintesis fosfolipid (Lu, 1995). Penampakan mikroskopik dari steatosis ada 2 macam yaitu mikrovesikular, makrovesikular,
lipid-containing ada
satu
cytoplasmic
vakuola
tiap
vacuoles,
sel.
dan
Makrovesikular
dikarakteristikkan dengan adanya satu vakuola berlemak yang besar yang menggeser
posisi
nukleus
ke
periphery.
Senyawa
penyebab
makrovesikular mengganggu proses pengeluaran lipid dari sel (Greaves, 2000). Mikrovesikular steatosis merupakan pertanda dari kerusakan hati yang serius atau terjadi keracunan dalam organ hati. Sitoplasma sel hati terisi oleh sejumlah kecil lipid yang sering memberikan tampilan berbusa dan inti sel tetap tinggal ditengah sel. Pada manusia, mikrovesikular streatosis dihubungkan dengan penyakit hati seperti fatty liver akut pada kehamilan dan Reye’s syndrome (Greaves, 2000). c. Nekrosis hati Nekrosis adalah kematian hepatosit dan biasanya merupakan kerusakan akut. Nekrosis hati merupakan manifestasi toksik yang berbahaya tetapi tidak selalu kritis karena hati memiliki kapasitas pertumbuhan kembali yang cepat (Lu, 1995). Kematian sel terjadi bersamaan dengan pecahnya membran plasma. Ada beberapa perubahan yang mendahului kematian sel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Perubahan morfologi awal antara lain berupa edema sitoplasma, dilatasi Retikulum endoplasma, dan disagregasi polisom. Perubahan yang terdahulu merupakan pembengkakan mitokondria progresif dengan kerusakan krista, pembengkakan sitoplasma, penghancuran organel dan hati, dan pecahnya membran plasma (Lu, 1995). d. Sirosis Sirosis didefinisikan sebagai proses difusi yang dikarakteristikkan oleh fibrosis dan konversi hati normal menjadi nodules yang strukturnya abnormal oleh WHO (Greaves, 2000). Sirosis ditandai dengan adanya septa kolagen yang tersebar di sebagian besar hati. Sirosis berasal dari nekrosis sel tunggal karena kurangnya perbaikan. Kemudian keadaan ini menyebabkan aktivitas fibroblastik dan pembentukan jaringan parut (Lu, 1995). e. Hepatitis kronis aktif Kondisi inflamasi kronik dikarakteristikkan dengan adanya senyawa penyebab inflamasi terutama limfosit dan sel plasma dengan bervariasi jumlah neutrofil dan eosunofil, yang meluas hingga area portal dan memanjang hingga lobule hati dan mengikis limiting plate (Greaves, 2000). Banyak obat yang dilaporkan berhubungan dengan hepatitis kronis. Kebanyakan dari hepatitis kronik yang diakibatkan oleh obat pada manusia adalah hasil dari pemaparan terus-terusan obat tersebut. Obat induk atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
senyawa metabolitnya mungkin bertindak sebagai hapten dengan berkombinasi dengan makromolekul dalam hati dan mengubah antigenic mereka dengan hasilnya adalah sensitisasi limfosit dan kerusakan hepatosit (Graves, 2000).
f. Karsinogenesis Karsinoma hepatoseluler dan kolangiokarsinoma adalah jenis neoplasma yang paling umum pada hati (Lu, 1995). Pada manusia, karsinoma hati bergantung pada kuantitas dan karakter sitoplasma, ukuran dan derajat hiperkromatis inti sel, rasio nukleus dan sitoplasma, kohesifitas sel tumor, dan gambaran umum sel (Greaves, 2000). D. Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) Transferase adalah gugus enzim yang mengkatalisis interkonvensi asam amino dan oxoacids dengan memindahkan gugus amino. SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) atau sering disebut juga ALT (Alanine Aminotransferase) biasa digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosis adanya penyakit hati. Kerusakan sel hati dimanifestasikan dengan peningkatan aktivitas transaminase (Walker, Hall, and Hurst, 1990). Pengukuran aktivitas ALT secara rutin digunakan untuk screening darah donor apakah memiliki resiko hepatitis atau tidak, terutama untuk hepatitis non A dan non B, karena belum ada tes serologi yang lebih spesifik lagi. Hal ini dapat mencegah kejadian post-transfusion hepatitis (Walker et al., 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
E. Keterangan Empiris Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk mendapatkan bukti pengaruh pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari terhadap organ hati dan aktifitas SGPT pada tikus putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh pemberian berulang infusa daun sirsak terhadap hati dan kadar SGPT tikus putih jantan dan betina galus Sprague Dawley termasuk dalam penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel utama Variabel utama dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel tergantung. a.
Variabel bebas: dosis air infusa daun sirsak. Dosis air infusa daun sirsak adalah sejumlah serbuk daun sirsak (mg) yang dibuat infusa dalam 100 ml aquadest tiap satuan berat badan (kg) hewan uji.
b.
Variabel tergantung: kerusakan struktur anatomi hati yang dilihat dari gambaran histologi hati dan perubahan kadar SGPT dalam darah hewan uji.
2. Variabel pengacau Variabel pengacau dalam penelitian ini terdiri dari variabel pengacau terkendali dan variabel pengacau tidak terkendali. a.
Variabel pengacau terkendali : 1) subjek uji berupa tikus putih
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
a) galur Sprague Dawley b) jenis kelamin jantan dan betina c) umur 2 – 2,5 bulan d) berat badan 170 – 280 gram e) keadaan fisik yang berstatus sehat dan tikus betina sedang dalam keadaan tidak hamil 2) bahan uji berupa daun sirsak a) Daun berwarna hijau tua berupa daun dewasa, utuh dan terlihat sehat (tidak terkena gigitan serangga maupun ada noda jamur). b) Daun diperoleh dari satu pohon yang sama, yang lokasinya jauh dari jalan raya dan tidak terpapar pestisida. b.
Variabel tidak dikendalikan: 2) keadaan patologis tikus: meskipun keadaan fisik tikus dinyatakan berstatus sehat, tapi itu tidak bisa menjamin keadaan hatinya berstatus sehat. C. Bahan Penelitian
1. Subjek uji yang digunakan adalah tikus putih galur Sprague Dawley jantan dan betina, berusia 2 – 2,5 bulan, berat badan 170 – 280 gram, yang diperoleh dari laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 2. Bahan uji yang digunakan adalah daun sirsak dalam kondisi dewasa dan segar berwarna hijau tua, dan diperoleh dari kebun milik H.Sunarto di dusun Jetis Baran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei - Juni 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
3. Bahan untuk membuat preparat histopatologi hati adalah larutan formalin 37%, larutan formalin p.a 10%, larutan alkohol 80%, larutan alkohol 95%, larutan alkohol absolut, cairan xylol, cairan paraffin, paraffin blok, Mayers Egg Albumin, larutan hematoksilin, dan larutan eosin alkohol yang disediakan oleh Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. 4. Bahan yang digunakan sebagai kontrol adalah aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. D. Alat Penelitian 1. jarum suntik peroral 2. spuit injeksi 3. seperangkat alat bedah 4. alat alat gelas (Pyrex) 5. timbangan (analytical balance) 6. blender 7. ayakan 8. mikroskop 9. kamera digital 10. metabolic cage 11. panci infusa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
E. Tata Cara Penelitian 1. Penyiapan hewan uji Hewan uji yang digunakan berjumlah 50 ekor (25 jantan dan 25 betina), ditempatkan dalam metabolic cage. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan dan betina galur Sprague Dawley; umur 2 – 2,5 bulan; berat badan 170 – 280 g. 2. Percobaan pendahuluan a. Determinasi tanaman sirsak Determinasi tanaman sirsak dilakukan dengan cara mencocokkan ciri ciri yang dipunyai tanaman sirsak dengan buku acuan (Backer and Bakhizen van den Brink, 1963). b. Pembuatan serbuk daun sirsak Sejumlah daun sirsak dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari pada suhu ± 470C. Kemudian daun diblender hingga menjadi serbuk halus. Setelah itu serbuk diayak dengan ayakan no.40. c. Penetapan kadar air daun sirsak kering Cara penetapan kadar air daun sirsak kering dilakukan dengan metode destilasi. Awalnya, daun sirsak kering dibuat bentuk serbuknya lalu alat-alat yang digunakan, tabung penerima dan tabung pendingin, dibersihkan menggunakan asam pencuci, dibilas dengan air, dan dikeringkan dalam lemari pengering. Lima puluh gram serbuk daun sirsak dimasukkan dalam labu kering lalu dalam labu tersebut ditambah 200 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
toluene. Toluena juga dituang dalam tabung penerima melalui alat pendingin. Selanjutnya labu dipanaskan selama 15 menit. Ketika toluene mulai mendidih, penyulingan dilakukan dengan kecepatan 2 tetes perdetik hingga sebagian besar air tersuling, lalu kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluene sambil dibersihkan. Setelah air dan toluene memisah sempurna, volume air dibaca dan ditetapkan kadarnya dalam persen. d. Penetapan dosis daun sirsak Penentuan kisaran dosis untuk uji pendahuluan ini didasarkan pada pengobatan yang digunakan dalam masyarakat yaitu 2 gram serbuk yang kemudian dicampur 100 ml dan direbus kemudian diminum air rebusannya. 2 gram serbuk daun sirsak untuk manusia 70 kg. Konversi manusia ke tikus = 0,018 2 𝑔 × 0,018 = 0,036 𝑔 𝑝𝑒𝑟 200 𝑔 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠 = 0,00018 gram per gram berat badan = 180 mg/ kg BB Dosis 180 mg/kg BB digunakan sebagai peringkat kedua. Selanjutnya dilakukan orientasi konsentrasi tertinggi infusa daun sirsak yang dapat dibuat. Hasilnya, konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat adalah 6 gram/ 100 ml (6% b/v). Sehingga perhitungan untuk dosis ke 4 adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
1 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 2 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠 =
6𝑔
100 𝑚𝑙 ×2,5 𝑚𝑙 300 𝑔
= 0,0005 g/ gBB
= 0,5 mg/ gBB tikus = 500 mg/ kg BB tikus. Untuk menentukan dosis pertama dan ketiga, faktor perkalian dosis ditentukan terlebih dahulu dengan rumus: faktor perkalian dosis =
𝑛 −1
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ
dengan n = jumlah peringkat dosis dosis tertinggi = 500 mg/ kg BB dosis terendah = 180 mg/ kg BB Hasilnya diperoleh 1,673; sehingga dosis pertama adalah 180 mg/ kg BB dibagi 1,673 dan dosis ketiga adalah 180 mg/ kg BB dikali dengan 1,673, sehingga peringkat dosisnya adalah Dosis I = 108 mg/kg BB Dosis II = 180 mg/kg BB Dosis III = 301 mg/kg BB Dosis IV = 503 mg/kg BB 3. Pembuatan infusa daun sirsak Sejumlah daun sirsak yang sudah masak dikeringkan lalu diserbuk dan diambil 9 gram dengan air, direbus dalam panci infusa bersama 150 ml air dengan suhu 900 C selama 15 menit. Setelah itu, hasil rebusan tersebut disaring dan didapat ±135 ml air rebusan yang kemudian ditambah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
aquadest panas yang dilewatkan pada ampas serbuk hingga volumenya kembali menjadi 150 ml. Sembilan gram serbuk daun sirsak dalam 150 ml air setara dengan 6g serbuk daun sirsak dalam 100 ml aquadest (6% b/v) yang merupakan konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat berdasarkan hasil orientasi. 4. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji Lima puluh ekor tikus yang terdiri dari tikus jantan dan betina masing-masing 25 ekor, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan (masing-masing 10 tikus: 5 jantan dan 5 betina). Kelompok I adalah kelompok kontrol negatif dengan perlakuan aquadest, kelompok II – V adalah kelompok perlakuan dengan peringkat dosis berturut turut 108, 180, 301, dan 504 mg/kg BB secara peroral dengan kekerapan sekali sehari selama 30 hari. Semua tikus pada kelompok I – V pada hari ke nol diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata. Masing-masing cuplikan darah diambil serumnya dan ditetapkan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) nya secara spektrofotometri. Pada hari ke 31 semua tikus dilakukan pengambilan darah untuk penentuan kadar SGPT dan separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati. Pada hari ke 31 sampai dengan hari ke 44 tikus diberi pakan dan minuman (tanpa perlakuan sediaan uji), lalu pada hari ke 45, sisa tikus dikorbankan dan kemudian dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati sebagai uji reversibilitas. Parameter lainnya yang diamati berupa gejala klinis, berat badan, konsumsi pakan, dan konsumsi minum yang diamati setiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
5. Penetapan kadar SGPT Kadar SGPT ditentukan dengan menggunakan alat spektrofotometer. Pengambilan darah tikus dilakukan dengan menggunakan mikrokapiler melalui pleksus retroorbitalis. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi tanpa antikoagulan untuk mendapatkan serumnya. Tabung reaksi yang berisi darah tanpa antikoagulan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar, kemudian disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Serum di atas sel-sel darah yang menggumpal selanjutnya diambil dengan pipet mikro dan dimasukkan ke dalam tabung evendorf. Kemudian dilakukan pengukuran kadar SGPT menggunakan reagen. Kadar SGPT dihitung oleh laboratorium klinik Parahita Yogyakarta. 6. Pembuatan dan pemerikasaan preparat histologi Hati hewan uji difiksasi dalam formalin 10% selama kurang lebih 24 jam, dipotong dalam ukuran kecil setebal kira kira 3 mm kemudian difiksasi dalam larutan yang sama selama kurang lebih 24 jam. Dehidrasi, kliring, dan embeding. Preparat dimasukkan dalam larutan alkohol secara bertingkat. Pertama alkohol 80% satu kali, alkohol 95% dua kali, dan alkohol absolut dua kali. Kemudian preparat dimasukkan dalam cairan xylol dua kali dan cairan paraffin sebanyak tiga kali. Pada setiap larutan, preparat direndam selama 60 menit. Pemotongan jaringan. Setelah preparat dicetak dengan paraffin blok, preparat didinginkan kemudian preparat dipotong setebal 4 – 5 mikron, lalu ditempatkan pada gelas objek yang sebelumnya telah diolesi dengan Mayers Egg Albumin. Kemudian preparat dibiarkan selama kurang lebih 24 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Pewarnaan jaringan. Preparat dimasukkan dalam xylol dua kali, masing-masing 2 menit kemudian dipindahkan dalam alkohol absolut dan alkohol 95% masing-masing 2 kali selama 1 menit. Selanjutnya, preparat dimasukkan dalam larutan hematoksilin dalam air sebanyak 4 kali, kemudian dipindahkan di bawah air mengalir selama 5 menit. Selanjutnya, preparat dimasukkan dalam larutan eosin alkohol selama 15 detik kemudian dimasukkan dalam larutan alkohol 95% dan 100% sebanyak dua kali selama 1 menit. Preparat dipindah dalam xylol sebanyak 3 kali, masing-masing selama 2 menit lalu dibersihkan dan ditetesi dengan balsam kanada serta ditutup dengan gelas penutup. Preparat yang telah diwarnai dibiarkan pada temperatur kamar hingga kering. Preparat diperiksa secara mikroskopik untuk melihat gambaran histopatologik hati dengan mikroskop cahaya perbesaran 400 kali. Pembacaan preparat histologi organ hati dan interpretasinya dilakukan di Laboratorium Kedokteran Hewan UGM didampingi oleh drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D. F. Analisis Hasil Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Data histologi organ dideskripsikan secara kualitatif. 2. Data penimbangan berat badan hewan uji ditabelkan dan dibuat grafik, kemudian dihitung purata kenaikan berat perhari. Data tersebut antar kelompok perlakuan selanjutnya dianalisis secara statistika sesuai butir 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
3. Data asupan makanan dan minuman ditabelkan dan dibuat grafik, kemudian perbedaan rata-rata harian antar kelompok perlakuan dianalisis secara statistika sesuai butir 6. 4. Data pemeriksaan SGPT ditabelkan, kemudian rata-ratanya dianalisis secara statistika sesuai butir 6. 5. Bobot hati masing-masing tikus ditabelkan untuk menunjukkan rata-rata setelah hari ke 30 dan hari ke 45. 6. Untuk data kuantitatif pada butir 2, 3, dan 4 dilakukan analisis dengan Kolmogorov- Smirnov (K-S) untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak. Hasil K-S menunjukkan bahwa data terdistribusi normal jika nilai signifikansi (α) > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui homogenitas varian. Data dikatakan homogen jika α > 0,01. Jika varian homogen, maka dilakukan uji Dunnet untuk mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan jika nilai F < 0,05. Untuk membandingkan data sebelum dan sesudah perlakuan digunakan metode analisis Paired samples T-test. Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan analisis nonparametrik Kruskal Wallis (K-W). Data dikatakan berbeda bermakna jika signifikansi kurang dari 0,05. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok, dilakukan analisis dengan Mann-Whitney U. Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka dikatakan terdapat perbedaan bermakna antar kelompok uji. Pengujian statistik uji Kolmogorov- Smirnov, uji homogenitas, uji Dunnet, uji Kruskal Wallis, dan uji Mann-Whitney U menggunakan program Assistat 7.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Beta. Sedangkan uji paired samples T-test menggunakan Microsoft Excel 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian toksisitas subkronik infusa daun sirsak ini bertujuan untuk mengetahui gejala toksik, spektrum efek toksik, kekerabatan antara dosis dan spektrum efek toksik serta reversibilitas efek toksik pada hati apabila infusa daun sirsak diberikan dalam jangka waktu 30 hari pada tikus jantan dan betina galur Sprague dawley. Sediaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah infusa daun sirsak yang diberikan secara oral dalam 4 peringkat dosis. Peringkat dosis yang digunakan sebagai dosis perlakuan dalam penelitian ini adalah 108, 180, 301, dan 503 mg/kg BB, sedangkan yang digunakan sebagai larutan kontrol adalah aquadest. Aquadest digunakan sebagai kontrol karena aquadest merupakan pelarut yang digunakan untuk membuat infusa daun sirsak. Selain itu, aquadest memenuhi syarat sebagai kontrol karena tidak beracun dan tidak toksik. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan dan betina galur Sprague dawley. Pada penelitian ini dilakukan analisis secara kuantitatif terhadap data perkembangan berat badan perhari, data asupan makanan dan minuman, data kimia darah berupa pengukuran kadar SGPT dalam serum, serta data bobot hati. Analisis terhadap data pengamatan histopatologis organ hati dilakukan secara kualitatif yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan terhadap kontrol.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
A. Pembuatan Sediaan Uji Daun sirsak dari pohon yang telah dideterminasi sejumlah 184 g dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari hingga benar-benar kering kemudian diblender dan diayak hingga mendapatkan serbuk halus sejumlah 39,3 g. Sehingga, didapat rendemen sebesar 22,5%. Serbuk tersebut kemudian ditetapkan kadar airnya dengan destilasi toluene hasilnya didapat kadar 9,7%. Kadar tersebut masih dibawah dari kadar air dalam simplisia yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam Materia Medika Indonesia (1995) yaitu 10%. Hal ini berarti simplisia tersebut aman untuk dikonsumsi sebab bila kadar air lebih dari 10% dapat berpotensi tumbuhnya jamur dan kapang yang bersifat toksik untuk tumbuh pada simplisia. B. Pengamatan Umum Pengamatan umum yang dilakukan terhadap hewan uji meliputi pengamatan perkembangan berat badan perhari, asupan makanan perhari, dan asupan minuman perhari. Pada penelitian ini digunakan variabel bebas berupa dosis infusa daun sirsak yang akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel tergantung berupa perkembangan berat badan perhari, asupan makanan perhari, dan asupan minuman perhari hewan uji. Selanjutnya dilakukan analisis secara kuantitatif terhadap data perkembangan berat badan perhari, asupan makanan perhari, dan asupan minuman perhari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
1. Perkembangan Berat Badan Tikus Berat badan tikus penting untuk dievaluasi karena merupakan salah satu parameter yang sering digunakan untuk mengetahui kesehatan hewan uji secara umum. Terjadinya penurunan berat badan tikus dianggap sebagai gejala toksisitas. Rata-rata berat badan tikus jantan dan betina terlihat pada gambar 1 dan gambar 2.
Berat badan tikus (g)
350
berat badan tikus kontrol
300 250
berat badan tikus dosis I
200 150
berat badan tikus dosis II
100 50
berat badan tikus dosis III
0 1 3 5 7 9 11131517192123252729 Hari ke-
berat badan tikus dosis IV
Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Berat badan tikus (g)
250 200 kontrol
150
dosis 1
100
dosis 2 50
dosis 3
0
dosis 4 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Hari ke-
Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan kemudian diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol. Gambar 3. menunjukkan grafik perubahan berat badan tikus jantan perharinya. Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis
Rata-rata perubahan berat badan (g)
Dosis
Kontrol aquadest dosis 0,8 ± 3,0 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,8 ± 1,8 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,8 ± 0,8 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,9 ± 1,1 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,8 ± 1,3 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
perubahan berat badan (g)
15 10 Control 5
Dosis 1 Dosis 2
0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 -5 -10
Dosis 3 Dosis 4
hari ke-
Gambar 3. Grafik perubahan berat badan tikus tiap hari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Rata-rata perubahan berat badan tikus betina kemudian diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol. Gambar 3. menunjukkan grafik perubahan berat badan tikus jantan perharinya. Tabel III. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis
Rata-rata perubahan berat badan (g)
Dosis
Perubahan berat badan (g)
Kontrol aquadest dosis 0,3 ± 6,8 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,3 ± 3,4 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,4 ± 2,4 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,1 ± 0,9 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 0,1 ± 1, 3 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
30 20
kontrol
10
dosis 1
0 -10 1 3 5 7 9 11131517192123252729 -20 -30
dosis 2 dosis 3 dosis 4
Hari ke-
Gambar4. Grafik perubahan rata-rata berat badan tikus betina perhari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Hasilnya, perlakuan sediaan uji tidak mempengaruhi berat badan hewan uji secara signifikan. 2. Asupan Makanan Perhari Asupan makanan berkaitan dengan perkembangan berat badan hewan uji. Jumlah makanan yang dikonsumsi oleh hewan uji diamati setiap hari selama 30 hari. Gambaran grafiknya tampak seperti pada gambar 5 untuk tikus betina dan
asupan makan (g)
gambar 6 untuk tikus jantan.
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
kontrol dosis 1 dosis 2 dosis 3 dosis 4 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 hari ke-
Gambar5. Grafik pakan tikus betina perhari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
asupan makanan (g)
25 20 kontrol
15
dosis I
10
dosis II
5
dosis III
0
dosis IV 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 hari ke-
Gambar6. Grafik rata-rata pakan tikus jantan perhari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Rata-rata asupan makanan diuji normalitasnya dengan uji KolmogorovSmirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi secara normal. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan Dunnet test. Hasilnya, ada perbedaan yang bermakna dari keempat dosis terhadap kontrol. Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis
Rata-rata asupan makanan selama 30 hari (g) 18,2 ± 0,8
Kontrol aquadest dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 18,1 ± 1,2 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 18,6 ± 1,0 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 17,6 ± 1,1 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 17,9 ± 1,5 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Rata-rata pola makan tikus betina perharinya diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-Smirnov dan hasilnya data terdistribusi secara normal. Kemudian diuji homogenitasnya hasilnya data tersebut homogen. Lalu diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan dunnet test. Hasilnya, terdapat perbedaan yang tidak bermakna dengan kelompok kontrol. Tabel V. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis
Rata-rata asupan makanan selama 30 hari (g) 12,9 ± 1,6
Kontrol aquadest dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 13,2 ± 1,7 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 14,1 ± 2,1 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 12,3 ± 1,6 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 12,5 ± 1,8 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
Kesimpulannya, pada hewan uji pemberian infusa daun sirsak tidak merubah pola asupan makanan. 3. Asupan minuman perhari Asupan minuman berkaitan dengan perkembangan berat badan hewan uji dan kondisi dehidrasi dari hewan uji. Jumlah minuman yang dikonsumsi oleh hewan uji diamati setiap hari selama 30 hari. Gambaran grafiknya tampak seperti pada gambar 7.Untuk tikus betina dan gambar 8 untuk tikus jantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
asupan minuman (ml)
43
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
kontrol dosis 1 dosis 2 dosis 3 dosis 4 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 hari ke-
Gambar 7. Asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis 1=108 mg/kg BB; dosis 2=180 mg/kg BB; dosis 3=301 mg/kg BB, dosis 4=503 mg/kg BB 50
asupan minuman (ml)
45 40 35 30
kontrol
25
dosis I
20
dosis II
15
dosis III
10
dosis IV
5 0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 hari ke-
Gambar 8. Asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Rata-rata asupan minuman tikus jantan diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi tidak normal maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
untuk mengetahui perbedaannya digunakan uji kruskal Wallis hasilnya antara dosis dan kontrol berbeda tidak bermakna. Tabel VI. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis
Rata-rata asupan minuman selama 30 hari (ml) 28,8 ± 4,3
Kontrol aquadest dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 29,4 ± 5,3 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 29,2 ± 4,9 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 27,3 ± 4,0 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 28,4 ± 5,3 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
Rata-rata asupan minuman tikus betina juga diuji normalitasnya dengan uji kolmogorov-Smirnov hasilnya data terdistribusi secara normal. Data lalu diuji homogenitasnya dan hasilnya data tersebut homogen. Data kelompok kontrol kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok perlakuan dengan dunnet test. Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna dari kontrol dan kelompok perlakuan. Tabel VII. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun sirsak (mean ±SD)
Dosis
Rata-rata asupan minuman selama 30 hari (ml) Kontrol aquadest dosis 503 26,6 ± 5,3 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 23,8 ± 4,9 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 27,5 ± 4,5 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 23,4 ± 5,0 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 27,2 ± 4,7 503 mg/kg BB
Perbedaan dengan kontrol Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna Tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Kesimpulannya, pada hewan uji pemberian infusa daun sirsak tidak merubah pola asupan minum. C. Pemeriksaan SGPT Enzim yang sering dihubungkan dengan kerusakan sel hati adalah enzim dari golongan aminotransferase, yakni enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus amino secara reversible antara asam amino dan asam alfa keto. Glutamate Pyruvate Transferase (GPT) menyelenggarakan reaksi antara alanin dan asam αketoglutarat. Untuk menginterpretasi adanya kerusakan sel hati, pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar SGPT dalam serum. Kenaikan jumlah SGPT biasanya menunjukkan adanya kerusakan hati seperti nekrosis, sirosis, dan neoplasma. Apabila ada sel hati yang rusak maka enzim GPT akan keluar dari sel dan masuk dalam darah sehingga kadarnya dalam darah meningkat. Tabel VIII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok Pre (IU/L) Post (IU/L) Kontrol aquadest 68,3 ± 11,5 66,9 ± 8,3 dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak 66,3 ± 13,3 76,0 ± 17,1 dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak 67,2 ± 6,7 64,4 ± 9,4 dosis 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak 62,1 ± 9,1 65,2 ± 11,8 dosis 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak 57,5 ± 7,7 62,7 ± 3,2 dosis 503 mg/kg BB Keterangan:data direpresentasikan dalam mean ± SD Hasil uji T: perubahan
tb = tidak bermakna b = bermakna - = terjadi penurunan kadar + = terjadi peningkatan kadar
Perubahan -1,4
hasil uji T 0.324(tb)
9,3
0.169(tb)
-2,8
0.339(tb)
3,1
0.224(tb)
5,2
0.144(tb)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel IX. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok Pre(IU/L) Post (IU/L) Kontrol aquadest 48,3 ± 5,9 67,1 ± 9,2 dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak 46,0 ± 6,4 56,9± 5,7 dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak 51,9 ±4,4 67,8 ± 19,3 dosis 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak 53,5 ± 11,8 66,2 ± 5,1 dosis 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak 47,8 ± 3,4 56,2 ± 10,3 dosis 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD Hasil uji T:
perubahan hasil uji T 18,8 0.000(b) 10,9
0.050(tb)
15,9
0.054(tb)
12,7
0.057(tb)
8,9
0.049(b)
tb = tidak bermakna b = bermakna
Sebelum perlakuan, tikus diambil darahnya untuk diperiksa SGPT . Nilai SGPT normal untuk tikus adalah 10 – 50 IU/L (Derelanko and Holinger, 1995). Data hasil kemudian diuji normalitasnya dan homogenitasnya. Hasilnya, data tersebut normal dan homogen. Angka angka tersebut berbeda secara tidak signifikan secara statistika melalui tukey test sehingga dapat dikatakan bahwa semua tikus memiliki awal yang sama sebelum dilakukan perlakuan. Setelah 30 hari perlakuan, tikus kembali diambil darahnya untuk kembali dilakukan pemeriksaan SGPT. Selanjutnya dilakukan Paired-samples T Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan selama 30 hari. Hasil uji pada tikus jantan dan betina selama perlakuan dapat dilihat pada tabel VIII dan IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
80.000 kadar SGPT (IU/l)
70.000 60.000 50.000 40.000
pre
30.000
post
20.000 10.000 0.000 Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Dosis 4 kelompok perlakuan
Gambar9. Grafik perubahan SGPT tikus jantan sebelum dan sesudah 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis 1=108 mg/kg BB; dosis 2=180 mg/kg BB; dosis 3=301 mg/kg BB, dosis 4=503 mg/kg BB
70.000
kadar SGPT (IU/l)
60.000 50.000 40.000 30.000
Pre
20.000
post
10.000 0.000 Kontrol
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis 4
kelompok perlakuan
Gambar10. Grafik perubahan SGPT tikus betina sebelum dan sesudah 30 hari pemberian infusa daun sirsak Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Hasil Paired-samples T test menunjukkan bahwa harga SGPT sebelum dan sesudah perlakuan selama 30 hari menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p>0,05) kecuali pada kelompok tikus betina kontrol dan tikus betina dosis 4 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara sebelum dan setelah perlakuan. Namun demikian, perbedaan tersebut bukan karena pemberian sediaan uji karena pada kelompok kontrol tikus tidak diberi sediaan uji sedangkan tikus betina dosis 4 kenaikannya tidak jauh dari nilai normalnya. Sehingga disimpulkan terjadi perubahan yang tidak bermakna antara sebelum dan setelah 30 hari pemejanan infusa daun sirsak. Data dari tikus jantan kemudian diuji normalitas secara statistika. Hasilnya, datanya tidak terdistribusi dengan normal sehingga kemudian diuji secara non parametrik dengan Kruskal Wallis test, hasilnya rata-rata dari kelima kelompok perlakuan berbeda tidak bermakna. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel dosis tidak merubah nilai dari SGPT tikus jantan. Data untuk tikus betina kemudian diuji normalitas dan homogenitasnya. Hasil dari kedua uji menyatakan bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilakukan dunnet test untuk mengetahui perbedaan antara kontrol dengan kelompok perlakuan hasilnya rata-ratanya berbeda secara tidak signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis
Rata-rata kadar SGPT
Kontrol aquadest dosis 503 66,9 ± 8,3 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 76,0 ± 17,1 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 64,4 ± 9,4 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 65,2 ± 11,8 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 62,7 ± 3,2 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna
Tabel XI. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis
Rata-rata kadar SGPT
Kontrol aquadest dosis 503 67,1 ± 9,2 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 56,9± 5,7 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 67,8 ± 19,3 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 66,2 ± 5,1 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 56,2 ± 10,3 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Perbedaan dengan kontrol Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna Tidak Bermakna
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan jika kadar SGPT tidak mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari dan ada perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah pemberian infusa daun sirsak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
D. Pemeriksaan Histologi Hati Pengamatan makroskopis hati tikus jantan dan betina dilakukan dengan melihat apakah ada perubahan morfologi pada hati tikus kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada pengamatan tersebut, tidak dijumpai perbedaan pada kelompok kontrol dan perlakuan. Selanjutnya dilakukan penimbangan bobot hati. Berat organ merupakan petunjuk yang sangat peka dari efek yang terjadi pada hati, meskipun efek tersebut tidak selalu menunjukkan toksisitas (Lu, 1995). Rata-rata bobot hati tiap kelompok ditampilkan pada tabel XII. TabelXII. Rata-rata bobot hati tikus jantan dan betina pada kelompok perlakuan dan kontrol
Rata-rata bobot hati Kelompok
Jantan Setelah 30 Setelah 45 hari (n=2) hari (n=3) 11,1 ±0,4 9,6 ± 1,6
Kontrol aquadest dosis 503 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 9,4 ± 0,9 10,2 ±1,5 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 10,9 ±0,7 9,3 ±1,3 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 11,5 ±0,1 8,1 ±0,8 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 12,5 ±0,7 8,5 ±0,4 503 mg/kg BB Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Betina Setelah 30 Setelah 45 hari (n=3) hari (n=2) 8,0 ± 0,3 5,3 ± 0,2 9,3 ±0,8
6,4 ± 0,3
8,4±0,7
7,5 ± 0,8
7,6 ± 0,7
6,3 ±0,4
9,2 ± 1,7
5,8 ± 0,5
Data bobot hati pada penelitian ini adalah sebagai data pendukung dari pengamatan histologi organ hati. Secara sekilas terlihat bahwa bobot hati perlakuan lebih besar dari bobot hati kelompok reversibel. Data seharusnya diuji secara statistik untuk memastikan perbedaan kelompok perlakuan dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
reversibel tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena jumlah sampel yang hanya 2 pada hewan uji jantan setelah 30 hari dan hewan uji betina setelah 45 hari. Metode lain untuk melihat pengaruh suatu senyawa pada tubuh makhluk hidup adalah dengan melakukan pengamatan kualitatif terhadap organ vital yang dapat terkena dampak dari adanya senyawa uji maupun metabolitnya. Pemeriksaan histologi dilakukan untuk melihat adanya kerusakan organ tingkat seluler yang tidak tampak pada pengamatan makroskopik. Pemeriksaan ini penting untuk memperkirakan spectrum efek toksik yang ditimbulkan akibat pemberian sediaan uji. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan histologi pada organ hati. Pembedahan dilakukan 2 tahap yaitu pada hari ke 30 dan setelah 15 hari penghentian administrasi sediaan uji. Pada hari ke 30, 5 ekor hewan uji dikorbankan tiap dosisnya dengan cara dislokasi leher sedangkan pada hari ke 45 hewan uji sisanya dikorbankan dengan cara pembiusan. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas ada pada tabel XIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tabel XIII. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari masa pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas Jenis kelamin
Perlakuan
Jantan
Kontrol Infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 503 mg/kg BB Kontrol Infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB Infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB
2 2
Infusa dosis BB Infusa dosis BB
daun sirsak 301 mg/kg
3
daun sirsak 503 mg/kg
3
Betina
N
Hari ke 30 Hasil pemeriksaan Normal Normal
Hari ke 45 N Hasil pemeriksaan 3 Normal 3 Normal
2
Normal
3
Normal
2
Normal
3
Normal
2
Normal
3
Normal
3 3
Normal Normal
2 2
Normal Normal
3
1 hewan Normal, 1 hewan degenerasi hidrofobik, 1 hewan glikogennya naik Normal
2
Normal
2
Normal
2 hewan Normal, 2 Normal 1 hewan degenerasi hidrofobik Keterangan: Normal = vena sentralis berbentuk lingkaran (agak lonjong) dikelilingi oleh hepatosit yang tersusun radier dengan inti berwarna biru tua. Sinusoid diantara hepatosit dengan sel endotel yang pipih dan gelap.
Pada kontrol, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal. Gambaran hati normalnya tampak seperti pada gambar 11. Pada gambar a nampak lobus berbentuk poligonal, dan pada lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal. a.
b.
Gambar11. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada kontrol jantan Keterangan gambar:a. vena centralis b. hepatosit c. sinusoid d. nucleus hepatosit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Pada hewan uji betina dari kelompok perlakuan terdapat tikus yang pada gambaran histologinya, terdapat banyak sel darah merah pada vena sentralisnya. Akan tetapi hal tersebut adalah normal karena cara euthanasia hewan uji dilakukan dengan dislokasi leher. Pada gambar 12 (perbesaran 400) terlihat jaringan mengalami infiltrasi sel radang disekitar sel retikuloendotelial pada sinusoid dan terlihat sinusoid disekitar vena sentralis melebar akan tetapi hal itu masih dianggap normal karena infasinya tidak melebihi batas normal. Gambar pada hewan uji yang lain dari kelompok kontrol perlakuan maupun reversibel, histologi hatinya dinyatakan normal dengan gambaran seperti pada hewan uji jantan sehingga secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa sel hati pada kelompok kontrol adalah normal.
Gambar12. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada kontrol betina Keterangan gambar: a. vena sentralis b. sinusoid yang melebar c. sel radang d. hepatosit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB, hewan jantan dan betina pada kelompok perlakuan dan kelompok reversibel kondisi hispatologinya dinyatakan normal seperti pada gambar 11. Lobus berbentuk poligonal dan dalam poligonal tersebut terdapat vena sentralis. Hepatosit dan sinusoidnya juga terlihat jelas. Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 11 a dan b). Pada gambar a nampak lobus berbentuk poligonal, dan pada lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal. Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi hidropik. Degenerasi hidropik merupakan perubahan seluler yang diakibatkan karena adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia dan keracunan bahan kimia yang mempengaruhi sodium channel. Perubahan ini bersifat reversibel. Tampak pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas sel tidak jelas (gambar 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Gambar13. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg BB Keterangan gambar: a. vena sentralis b. nucleus hepatosit c. batas antar sel yang tidak jelas d. hepatosit yang mengalami degenerasi hidrofobik
Selain itu terlihat gambaran histologi pada hati hewan uji betina yang terdapat penumpukan glikogen. Infiltrasi glikogen mendesak inti sel hati ke samping sehingga banyak dari sel hati yang intinya terlihat pecah dan pada gambaran tersebut sitoplasmanya menjadi sangat terang. Selain itu adanya kenaikan glikogen juga menyebabkan batas antar sel tidak jelas dan sinusoid mengalami pelebaran (gambar 14). Glikogen yang banyak pada hewan uji betina kemungkinan berasal dari makanannya karena pada tikus betina kelompok dosis 2 mengalami peningkatan pola makan dibanding dengan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Gambar14. sel mengalami penumpukan jumlah glikogen perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg BB Keterangan gambar: a. duktus b. hepatosit yang mengalami penumpukan glikogen c. glikogen d. nucleus e. batas antar sel yang tidak jelas
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB, semua hewan uji jantan dan betina baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversibel gambaran histologi hatinya menunjukkan gambaran normal (gambar 11 a dan b). Pada gambar a nampak lobus berbentuk polygonal, dan pada lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal. Pada kelompok yang memperoleh infusa daun sirsak dosis 503 mg/kg BB, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok reversible kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 11 a dan b). Pada gambar a nampak lobus berbentuk polygonal, dan pada lobus terdapat vena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
sentralis. Tampak pula pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal. Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi hidropik. Degenerasi hidropik merupakan perubahan seluler yang diakibatkan karena adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia dan keracunan bahan kimia yang mempengaruhi sodium channel. Perubahan ini bersifat reversibel. Tampak pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas sel tidak jelas (gambar 13). Secara umum dapat disimpulkan bahwa selama pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari dan masa uji reversibilitas 15 hari terjadi perubahan organ secara tidak bermakna. Hal ini didukung dari nilai SGPT yang menunjukkan perubahan yang tidak bermakna setelah pemberian sediaan uji dan bobot hati yang berbeda tidak bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Perlu dilakukan uji toksisitas seumur hidup hewan uji (toksisitas kronik) untuk mengetahui efek toksik infusa daun sirsak pada masa yang lebih lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tidak terlihat wujud biokimia efek toksik infusa daun sirsak pada kadar SGPT dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada organ hepar hewan uji hanya terjadi pada 2 tikus dari 50 hewan uji yaitu adanya degenerasi hidropik. 2. Efek toksik yang muncul tidak berkaitan dengan takaran dosis karena efek toksik yang muncul terjadi pada 1 ekor di dosis 180 mg/kg BB dan 1 ekor di doses 503 mg/kg BB. 3. Terjadi keterbalikan efek toksik dari infusa daun sirsak karena pada dosis 180 mg/kg BB dan 503 mg/kg BB kelompok uji reversibilitas semua hewan dinyatakan normal. B. Saran Perlu dilakukan uji toksisitas kronis pemberian infusa daun sirsak untuk meyakinkan tidak adanya efek buruk dari konsumsi infusa daun sirsak dalam jangka waktu yang lama.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
DAFTAR PUSTAKA Adewole, S. O., and Caxton-Martins, E. A., 2006, Morphological Changes and Hypoglycemic Effects of Annona Muricata Linn. Leaf Aquaeous Extract on Pancreatic B-Cells of Streptocin-Treated Diabetic Rats, Afr. J. Biomed. Res., 9, 173 – 180. Adewole, S. O., and Ojewole, A. O, 2009, Protective effect of Annona Muricata Linn. (Annonaceae) Leaf Aquaous Extract on Serum Lipid Profils and Oxidative Stress in Hepatocytes of Streptozotocin-Treated Diabetic Rats, Afr. J. Trad. CAM, 6(1), 30-41. Anonim, 2004, Monograph of Graviola, Raintree nutrition Inc., Carson City. Anonim, 2008, Sirsak (Annona Muricata), http://www.plantamor.com/index.php?plant=106, diakses pada tanggal 15 April 2012 pukul 13.18. Anonim, 2009, Toxicity Testing Overview, http://alttox.org/ttrc/tox-test-overview/, diakses pada tanggal 15 April 2012 pukul 12.55. Arthur, F. K. N., Woode, E., Terlabi, E.O., and Larbie, C., 2011, Evaluation of Acute and Subchronic Toxicity of Annona Muricata (Linn.) Aqueous Extract in Animals, Euro. J. Exp. Bio., 1 (4), 115 – 124. Arthur, F. K. N., Woode, E., Terlabi, E.O., and Larbie, C.,2012, Evaluation of Hepatoprotective Effect of Aqueous Extract of Annona Muricata (Linn.) Leaf Against Carbon Tetrachloride and Acetaminophen-Induced Liver Damage, Journal of Natural Pharmaceuticals, 3 (1), 25 - 30. Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1963, Flora of Java, vol I, Noordhoflbroningen, Nederlands. Caparros-Lefebvre, D., and Elbaz, A., 1999, Possible Relation a Typical Parkinsonism in the French West Indies with Consumption of Tropical Plants: a Case-Control Study, Lancet, 354, 281 – 286. Champy, P., Hoglinger, G.U., Feger, J., Gleye, C., Hocquemiller, R., Laurens, A., et al., 2004, Annonacin, a Lipophilic Inhibitor of Mitochondrial Complex I, Induces Nigral and Striatal Neurodegeneration in Rats: Possible Relevance for Atypical Parkinsonism in Guadeloupe, Journal of Neurochemistry, 88, 63 – 69. Depkes, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 41. Depkes, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 246246/Menkes/Per/V/1990, diunduh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Permenkes_246.pd f tanggal 15 April 2012 pukul 13.00. Depkes, 1995, Materia Medika Indonesia, jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 323-324. Derelanko, M. J., and Holinger, M. A., 1995, Handbook of Toxicology, 2nd edition, CRCpress, USA, 87. Donatus, I.A., 2001, Toksisitas Dasar, Laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, 178. Duryatmo, S., 2011, Dokter Bicara Daun Sirsak, Trubus, 469, 12 – 17. Greaves, P., 2000, Histopathology of Preclinical Toxicity Studies: Interpretation and Relevance in Drug Safety Evaluation, second edition, Elsevier, Netherland, 432 – 481. Kaplowitz, N., 2004, Drug-Induced Liver Injury, CID, 38 (2), S44 – S48. Kashaw V., Nema A.K, and Agarwal A, 2011, Hepatoprotective Prospective of Herbal Drugs and Their Vesicular Carriers – A Review, IJRPB, 2 (2), 360 – 374. Lannuzel, A., Hoglinger, G.U., Champy, P., Michel, P.P., Hircsh, E.C., and Ruberg, M., 2006, Is Atypical Parkinsonism in the Caribbean Caused by the Consumption of Annonaceae?, J Neural Transm, 70 (suppl), 153 – 157. Lu, F. C., 1995, Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Risiko, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 206 – 214. Matsushige, A., Kotake, Y., Matsunami, K., Otsuka, H., Ohta, S., and Takeda, Y., 2012, Annonamine, a New Aporphine Alkaloid from the Leaves of Annona muricata, Chem. Pharm. Bull., 60(2), 257 – 259. Mc Laughin, J.L., Liau, X., and Alali, F.Q., 1999, Annonaceous Acetogenin: In Progress, J. Nat. Prod., 62, 504 – 540. Monnosson, E., 2007, Toxicity Testing Methods, Eds. Cutler J. Cleveland, http://www.eoearth.org/article/Toxicity_testing_methods diakses pada tanggal 15 April 2012 pukul 12.20 Sousa, O. V., Vieira, G.DV., Pinho, J. J. R. G., Yamamoto, C.H., and Alves, M.S., 2010, Antinoceptive and Anti-Inflammatory Activity of the Ethanol Extract of Annona Muricata L. Leaves in Animal Models, Int. J. Mol. Sci., 11, 2067 – 2078. Stine, K., and Brown, T. M., 1996, Principles of Toxicology, CRC Press, USA, 149-157.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Timbrell, J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, fourth edition, Informa Healthcare, USA, 194 – 200. Walker, Hall, and Hurst, 1990, Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations, third edition, Boston, diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201/ pada tanggal 9 Desember 2012 pukul 15.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran 1. Persetujuan Penelitian dari Komisi Etik
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Lampiran2. Surat determinasi tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Lampiran3. Rata-rata berat badan tikus jantan perhari kontrol
dosis I
dosis II
dosis III
dosis IV
1
239.0 ± 28.4
234.9 ± 29.3
237.1 ± 26.2
227.2 ±33.6
235.8 ±26.7
2
234.8 ± 27.5
227.1 ± 26.1
234.6 ± 21.9
230.4 ± 33.1
229.2 ± 22.0
3
240.5 ± 27.1
234.6 ± 27.8
240.2 ± 22.3
238.9 ± 33.7
239.4 ± 23.0
4
241.0 ± 26.4
236.9 ± 26.1
243.2 ± 20.8
242.8 ± 34.1
236.6 ± 20.3
5
245.3 ± 25.8
241.8 ± 24.3
244.7 ± 20.2
245.4 ± 31.3
245.0 ± 19.2
6
247.7 ± 25.6
241.3 ± 25.2
247.5 ± 21.3
246.9 ± 30.2
246.8 ± 19.2
7
233.2 ± 28.9
245.2 ±23.5
252.1 ± 20.1
250.7 ± 31.5
252.9 ± 20.5
8
255.9 ± 25.7
246.5 ± 18.7
252.7 ± 23.5
256.6 ± 30.5
256.0 ± 24.0
9
258.2 ± 23.9
252.2 ± 23.3
258.6 ± 21.7
259.1 ± 30.8
259.0 ± 20.0
10
262.8 ± 25.7
255.1 ± 22.7
261.5 ± 22.0
263.8 ± 32.8
262.0 ± 16.9
11
263.8 ± 25.0
258.5 ± 21.6
264.5 ± 23.5
266.4 ± 19.9
264.3 ± 18.7
12
248.8 ± 40.5
261.1 ± 19.6
265.4 ± 24.3
268.6 ± 28.3
266.4 ± 13.8
13
271.2 ± 25.6
264.3 ± 21.0
269.9 ± 23.7
276.9 ± 27.7
267.0 ± 13.5
14
272.1 ± 24.3
266.0 ± 17.5
269.2 ± 25.2
269.1 ± 23.6
267.1 ± 14.8
15
276.1 ± 24.7
267.1 ± 20.9
274.3 ± 26.3
272.4 ± 21.7
270.0 ± 18.0
16
278.2 ± 24.7
270.9 ± 21.0
277.4 ± 28.0
275.0 ± 21.0
271.5 ± 19.5
17
281.4 ± 24.6
271.4 ± 19.9
279.1 ± 27.4
275.2 ± 19.6
272.3 ± 20.1
18
278.5 ± 19.3
271.3 ± 23.8
280.9 ± 28.3
275.9 ± 19.5
272.9 ± 17.1
19
282.0 ± 21.6
261.5 ± 37.2
281.2± 29.2
277.5 ± 18.5
275.6 ± 16.8
20
285.1 ± 19.5
275.7 ± 21.7
285.2 ± 28.8
278.5 ± 19.8
278.8 ± 15.7
21
288.7 ± 19.5
278.3 ± 22.1
288.2 ± 27.1
279.6 ± 18.8
282.2 ± 17.0
22
289.4 ± 18.8
279.1 ± 24.6
289.0 ± 26.7
281.6 ± 20.2
283.8 ± 14.8
23
287.6 ± 15.9
285.2 ± 25.4
294.6 ± 25.5
284.8 ± 19.8
285.8 ± 17.0
24
286.6 ± 13.8
286.2 ± 23.7
294.6 ± 25.5
286.3 ± 23.2
288.4 ± 15.4
25
290.2 ± 14.5
288.2 ± 21.8
296.0 ± 25.2
286.8 ± 22.1
290.8 ± 16.3
26
290.4 ± 11.9
281.0 ± 30.6
296.8 ± 23.4
288.8 ± 23.5
291.8 ± 15.2
27
293.6 ± 14.7
290.7 ± 21.3
299.6 ± 23.0
290.3 ± 21.8
295.0 ± 14.1
28
295.2 ± 15.3 298.6 ± 16.8
291.7 ± 21.8
299.9 ± 22.2
292.3 ± 22.2
295.5 ± 14.0
295.1 ± 20.0
303.1 ± 22.2
294.9 ± 20.7
298.2 ± 14.6
297.0 ± 23.3
303.8± 22.5
297.5± 22.4
301.0 ± 13.3
29 30 31
300.9 ± 17.3
297.2 ± 12.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Lampiran4. Rata-rata berat badan tikus betina perhari Control
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis 4
1
194.8 ± 11.5
194.4 ± 18.1
202.8 ± 21.1
192.5 ± 11.5
195.4±9.41
2
182.8 ± 13.0
186.2 ± 10.4
192.2 ± 16.0
189.7 ± 9.7
184.9 ± 11.6
3
184.2± 14.6
189.5 ± 10
196.4 ± 18.3
191.5 ± 10.0
187.4 ± 11.0
4
185.2± 13.3
186.9 ±8.8
195.8 ± 18.6
190.2 ± 6.7
188.0 ± 11.4
5
187.0 ± 13.6
189.3 ± 10.6
194.5 ± 19.7
191.3 ± 7.7
189.2 ± 12.5
6
188.4± 13.0
189.0 ± 10.1
197.8 ± 17.6
192.5± 8.8
190.6 ±13.1
7
188.8± 13.3
191.3 ± 8.7
200.3 ± 18.9
188.7 ± 14.2
191.5 ± 13.3
8
191.4± 14.6
191.7 ± 10.7
202.7 ± 14.7
186.7 ± 12.1
194.7 ± 13.4
9
191.3± 14.6
192.9 ± 10.8
205.6 ± 19.9
189.1 ± 10.0
193.9 ±13.5
10
151.7±38.6
193.9 ± 9
202.5 ± 17.7
189.3 ± 10.4
196.0 ± 13.9
11
190.9±15.8
182.1 ± 30.6
204.8 ± 18.6
189.1 ± 12.1
196.8 ± 15.1
12
192.8±14.9
195.8 ± 7.5
207.3 ± 17.4
188.9 ± 7.9
196.3 ± 16.4
13
193.4±12.9
194.9 ± 9.3
209.4 ± 18.1
188.0 ± 10.5
197.6 ±18.7
14
194.4±12.4
191.9 ± 8.9
204.6 ± 15.7
187.7 ± 12.6
194.8 ± 17.8
15
213.0±39.4
196.2 ± 6.3
206.5 ± 16.8
188.1 ± 13.0
194.0 ± 19.2
16
194.9±15.0
216.6 ± 40.9
211.1 ± 18.2
187.8 ± 14.9
193.5 ± 19.0
17
193.4±14.2
197.6 ± 6.9
212.4 ± 18.2
190.0 ± 13.3
192.2 ± 19.4
18
193.0±18.1
198.7 ± 6.5
209.7 ± 17.2
191.8 ± 11.1
189.9 ± 19.7
19
193.6±18.5
198.8 ± 9
211.7 ± 20.0
192.4 ±12.4
191.0 ± 18.0
20
194.5± 20.3
200.9 ±8.2
211.9 ± 20.4
190.2 ± 6.6
191.0 ± 19.5
21
192.7±17.7
202.2 ± 8.3
213.8 ± 18.9
190.0 ± 8.0
191.3 ± 21.9
22
195.8±18.7
201.5 ± 7.7
212.2 ± 18.0
192.5 ± 10.0
194.1 ± 20.0
23
196.2±20.2
206.3 ± 8.6
214.7 ± 20.0
193.6 ± 10.5
194.6 ± 21.9
24
195.8±19.6
207.4 ± 7.9
216.3 ± 17.3
191.7 ± 8.6
196.9 ± 20.0
25
195.3±17.1
205.2 ± 8.4
217.1 ± 17.7
193.4 ± 10.5
197.6 ± 19.1
26
197.6±19.6
206.9 ± 7.7
217.3 ± 16.9
192.3 ± 14.5
197.1 ± 18.4
27
200.1±19.9
208.8 ± 8.9
232.2 ± 44.5
195.9 ± 14.0
201.7 ± 18.8
28
198.4± 19.6
206.9 ± 9.7
220.6 ±16.2
194.4 ± 13.0
202.6 ± 18.1
29
199.5±17.5
206.3 ± 10.5
223.4 ± 16.4
196.9 ± 13.5
202.0 ± 18.6
30
201.5± 19.6
209.1 ± 7.8
224.0 ± 17.2
199.1 ± 14.9
203.1 ± 20.3
31
201.3 ± 18.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Lampiran5. Asupan makanan tikus jantan dan betina perhari makanan tikus hari ke
Kontrol
dosis I
dosis II
dosis III
dosis IV
Jantan 17.3±4.6
betina 7.4±2.8
jantan 15.7±4.9
betina 9.1±2.8
Jantan 16.8±4.2
betina 10.9±2.1
Jantan 17.7±2.6
Betina 11.0±1.1
Jantan 18.0±3.5
Betina 9.0±1.4
18.3±2.2
10.7±5.0
16.3±3.7
10.8±0.8
18.4±2.9
10.5±2.0
18.6±2.3
10.1±1.5
18.7±1.6
10.42±1.6
18.0±2.0
14.7±4.1
18.0±1.9
10.6±2.4
18.4±2.2
12.4±1.6
19.0±2.2
11.2±1.9
18.9±1.5
12.7±4.3
18.0±2.3
10.7±1.6
19.3±1.4
9.8±4.6
17.0±3.8
10.5±1.1
18.8±1.6
10.9±2.0
1 2 3 18.3±2.02
12.1±4.6
4 17.9±1.4
12.1±0.6
17.2±2.9
12.2±1.0
17.3±2.4
12.6±2.7
17.3±2.9
13.2±3.7
18.4±2.2
12.7±1.6
17.0±2.1
11.1±1.0
15.7±4.4
12.2±1.5
18.56±1.6
13.5±2.4
17.7±2.8
9.7±3.4
12.2±2.2
18.7±1.6
18.4±1.3
11.1±1.9
16.2±1.3
12±2.4
15.2±6.7
12.8±1.7
18.4±1.9
8.5±3.8
19.1±0.9
12.3±2.7
16.9±1.3
12.1±0.8
17.3±2.1
12.1±1.9
18.8±1.3
15.3±2.4
17.6±2.3
11.2±2.4
18.7±1.3
12.7±1.5
17.6±1.6
12.5±7.1
18.1±1.4
13±1.6
18.2±1.8
11.2±4.7
19.1±1.0
11.4±1.7
18.0±2.2
13.2±1.8
17.6±1.3
14.0±2.4
17.8±0.6
12.6±1.5
17.7±2.5
13.9±2.1
17.8±2.8
11.4±2.7
17.4±3.5
12.3±2.7
18.1±0.9
12.9±1.9
17.6±1.6
14.1±1.5
18.1±3.1
15.1±1.5
18.4±1.4
12.5±1.9
16.6±4.2
11.84±2.7
18.6±0.5
14.1±3.7
18.3±1.4
12.7±2.1
18.3±2.3
15.6±1.9
18.4±1.0
10.5±2.7
16.6±4.4
11.5±2.4
17.9±1.3
13.4±1.1
16.7±1.8
12.7±4.0
17.9±2.8
10.7±4.8
13.9±4.4
12.6±2.4
17.4±3.1
11.2±3.6
17.9±1.3
12.9±1.5
17.3±4.3
12.7±3.5
18.5±2.5
14.6±3.4
16.5±1.7
12.4±2.7
15.7±5.2
11.8±3.8
19.1±0.8
13.7±3.2
17.7±3.5
14.1±1.4
19.0±1.7
16.3±3.3
17.1±2.2
12.0±3.1
16.7±4.6
11.2±2.5
19.4±0.5
12.6±4.1
18.4±2.4
13.8±2.9
18.6±1.7
15.5±2.9
18.1±1.2
13.5±1.1
17.4±3.9
11.7±2.9
17.7±1.3
13.3±4.7
18±2.8
14.8±2.3
19.0±2.1
12.6±4.3
16.2±2.1
14.3±0.7
16.6±2.9
10.8±2.8
19.8±0.1
14.8±3.7
18.9±2.1
14.7±5.2
19.1±1.7
17.5±1.7
17.42±1.6
13.7±1.2
17.7±1.1
12.6±2.6
19.4±0.2
12.1±2.1
18.4±2.6
14.3±1.3
19.2±1.4
14.5±3.3
16±2.3
11.8±2.5
17.2±2.1
10.9±2.0
19.1±0.8
11.4±1.5
18.6±2.0
14.1±2.6
19.8±0.3
15.7±3.8
15.76±3.9
13±2.5
17.5±1.9
10.8±3.8
17.9±1.4
13.1±2.7
16.9±5.8
13.6±4.4
19.2±1.1
11.8±5.0
17.1±1.6
13.6±2.0
17.3±3.0
12.4±4.5
17.0±5.2
13.3±2.5
19.5±0.6
16.1±1.1
19.5±0.8
14.5±2.1
17.5±1.5
14.7±2.5
18.2±1.4
13.7±1.9
16.2±4.7
12.0±4.0
19.6±0.6
16.2±0.8
19.8±0.1
14.8±2.5
17.5±2.3
10.6±3.6
18.8±1.3
13.52±2.0
19.0±1.2
14.4±1.5
19.9±0.1
14.7±2.8
19.8±0.2
16.9±1.1
18.8±1.5
14.6±2.6
19.3±0.6
14.7±1.4
18.7±1.3
14.6±2.9
19.6±0.5
15±1.0
19.9±0.1
15.2±3.5
17.6±1.4
12.8±3.8
19.4±0.3
14.16±1.7
18.3±2.2
14.5±3.0
19.8±0.2
14.7±1.4
19.6±0.3
15.4±3.7
17.9±1.5
12.6±4.9
19.5±0.3
14.4±2.4
18.9±1.4
14.0±2.5
20±0
13.5±1.9
19.4±0.6
16.4±2.0
17.8±2.0
13.2±2.7
19.8±0.1
13.8±1.6
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
18.6±2.7
14.2±1.7
19.5±0.9
13.6±2.5
18.9±1.0
16.2±1.9
18.1±1.6
13.7±0.9
19.6±0.1
14.2±1.8
19.1±1.4
15.6±0.9
19.5±0.6
14.8±1.3
18.8±1.5
15.4±3.3
18.8±1.3
15.6±2.8
19.88±0.1
13.4±2.3
18.2±2.5
13.1±1.5
18.1±3.0
10.5±4.1
17.2±2.8
14.8±3.7
18.8±1.3
13.8±3.6
18.0±1.7
12.2 ±3.2
28 29 30 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Lampiran6. Asupan minuman tikus jantan dan betina perhari minuman tikus hari ke
kontrol
dosis I
dosis II
dosis III
dosis IV
Jantan 27±6.7
betina 26±4.1
Jantan 30±7.1
betina 21±11.4
Jantan 26±6.5
betina 27±6.7
Jantan 32±9.1
Betina 30±17.3
Jantan 30±3.5
Betina 26±4.1
21±2.2
16±5.4
22±4.4
17±5.7
26±6.5
27±6.7
23±4.5
16±8.2
26±4.1
22±4.4
31±6.5
23±5.7
18±7.5
29±2.2
30±3.5
22±8.3
23±4.5
16±5.4
28±8.3
25±7.1
26±5.4
18±4.4
22±4.4
27±13.9
21±2.2
16±4.1
24±5.5
28±13.0
20±0
18±4.4
30±6.1
31±5.4
28±8.3
25±5
28±4.4
31±8.9
26±8.7
28±9.1
25±6.1
30±3.5
22±4.4
18±4.4
24±5.4
22±4.4
24±4.1
20±6.1
25±8.7
16±5.4
24±5.4
21±2.2
26±4.1
23±5.7
25±3.5
17±9.7
23±4.4
26±5.4
27±7.5
18±2.7
25±5
23±4.4
32±2.7
33±5.7
28±4.4
30±12.2
35±8.6
33±8.3
29±6.5
29±7.4
35±3.5
34±4.1
28±8.3
31±5.4
30±7.9
28±8.3
29±4.1
24±9.6
31±2.2
24±4.1
29±2.2
30±7.1
37±6.7
31±8.9
29±2.2
22±2.7
30±0
33±8.3
24±4.1
25±5
35±3.5
30±0
24±4.1
23±5.7
27±6.7
19±2.2
25±5
25±8.6
22±4.4
16±9.6
21±2.2
24±5.4
34±5.4
29±5.4
27±2.7
22±4.4
29±7.4
25±6.1
29±6.5
22±7.5
29±7.4
28±8.3
22±2.7
25±7.1
26±4.1
17±12
25±6.7
20±7.0
23±4.4
22±5.7
23±4.4
22±9.1
26±2.2
26±6.5
27±7.5
20±3.5
33±6.7
29±5.4
22±4.4
19±2.2
25±3.5
24±5.4
33±4.4
32±5.7
35±5
29±8.9
32±4.4
31±8.9
35±12.2
26±6.5
33±2.7
30±7.1
28±4.4
22±5.7
28±2.7
21±4.1
22±5.7
22±2.7
24±5.4
19±6.5
21±2.2
21±5.4
33±4.4
30±11.7
40±7.9
28±7.5
35±5
30±9.3
26±5.4
28±4.4
31±7.4
32±4.4
26±2.2
23±4.4
27±4.4
24±15.17
28±6.7
29±2.2
28±5.7
22±5.7
28±4.4
27±6.7
34±2.2
32±7.5
33±10.9
22±4.4
37±8.3
33±4.4
28±8.3
24±6.5
29±2.2
26±5.4
24±6.5
24±4.1
30±0
25±3.5
31±2.2
32±8.3
28±8.3
21±2.2
23±4.4
27±4.4
27±4.4
25±5
31±8.9
25±3.5
30±6.1
26±9.6
29±4.1
23±2.7
29±2.2
27±4.4
34±6.5
37±6.7
41±8.9
36±6.5
37±9.7
33±6.7
37±4.4
34±5.4
35±5
39±13.4
31±11.4
23±8.3
28±5.7
22±4.4
25±5
27±5.7
26±4.1
16±6.5
28±2.7
25±6.1
28±4.4
26±4.1
35±5
25±7.1
31±7.4
27±12.5
27±4.4
27±6.7
30±3.5
30±7.1
27±2.7
27±8.3
28±4.4
21±2.2
35±8.6
29±12.4
29±7.4
23±2.7
29±5.4
29±7.4
31±6.5
30±7.9
36±8.9
25±6.1
35±3.5
32±7.5
33±8.3
26±5.4
32±4.4
32±7.5
28±2.7
23±4.4
25±5
19±5.4
23±7.5
23±5.7
22±5.7
22±2.7
24±4.1
26±4.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
30±3.5
24±5.4
31±5.4
25±5
28±5.7
32±5.7
27±4.4
23±2.7
27±4.4
25±7.9
37±4.4
38±9.0
39±7.4
34±4.1
38±10.3
32±4.4
34±4.1
33±4.5
46±24.8
36±9.6
26±4.2
28±2.7
33±9.7
17±10.4
24±5.4
29±6.5
27±6.7
26±5.5
32±5.7
26±4.1
28 29 30 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Lampiran7. Uji normalitas perubahan berat badan tikus jantan ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/16/2012 Time: 7:19:20 PM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-valueNormal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.20613 0.07395 p < .01 No --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 145 Sum = 970.0999999 Minimum = .00000009536743 Maximum = 15.58 Range = 15.57999990463257 Midpoint = 7.79000 Mean = 6.69034 Confid.Lim.Mean -95% = 6.40395 Confid.Lim.Mean +95% = 6.97674 Median = 6.73 Mode = 5.85 Medium deviation = 0.99358 Std.Deviation(for N-1) = 1.75951 Std.deviation(for N) = 1.75343 Variance(for N-1) = 3.09588 Variance(for N) = 3.07453 Coeff.Variation(for N-1) = 26.29925 Coeff.Variation(for N) = 26.20841 Skewness = .75392 Kurtosis = 9.52548 (for N-1) = Sample (for N) = Population
For calculation of the statistics (W) of Shapiro-Wilk and of yours probability (p-value), the Assistat uses Algorithm AS R94, Applied Statistics (1995), vol.44, no.4, 547-551
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Lampiran8. Uji kruskal Wallis perubahan berat badan tikus jantan ================================== ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/16/2012 Time: 7:32:54 PM H0: The averages are not different At a level of 5% of probability H = 0.4005 Hkrit = 9.4877 p-value > 0.05 H0 not rejected At a level of 1% of probability H = 0.4005 Hkrit = 13.2767 p-value > 0.01 H0 not rejected ---------------------------------------------------------Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific. ---------------------------------------------------------1 29 0.81310 2033.000 a 2 29 0.80552 2169.500 a 3 29 0.85379 2133.000 a 4 29 0.90897 2196.500 a 5 29 0.82034 2053.000 a ---------------------------------------------------------COMMENT This software makes correction of H for same data in the treatments DATA -----------------------------------------The data had not been presented because the table exceeds the width of this screen or because it is a large amount of data ------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lampiran9. Uji normalitas perubahan berat badan betina =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/16/2012 Time: 7:39:42 PM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-valueNormal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D)0.26160 0.07395 p < .01 No --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 145 Sum = 2932.7999992 Minimum = -.7000008 Maximum = 45.84 Range = 46.5400008 Midpoint = 22.57000 Mean = 20.22621 Confid.Lim.Mean -95% = 19.64404 Confid.Lim.Mean +95% = 20.80838 Median = 20.32 Mode = 20 Medium deviation = 1.58665 Std.Deviation(for N-1) = 3.57667 Std.deviation(for N) = 3.56432 Variance(for N-1) = 12.79258 Variance(for N) = 12.70435 Coeff.Variation(for N-1) = 17.68335 Coeff.Variation(for N) = 17.62227 Skewness = 1.18932 Kurtosis = 26.31946 (for N-1) = Sample (for N) = Population
For calculation of the statistics (W) of Shapiro-Wilk and of yours probability (p-value), the Assistat uses Algorithm AS R94, Applied Statistics (1995), vol.44, no.4, 547-551
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Lampiran10. Uji Kruskal Wallis perubahan berat badan tikus betina ================================== ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/16/2012 Time: 7:48:25 PM H0: The averages are not different At a level of 5% of probability H = 2.3954 Hkrit = 9.4877 p-value > 0.05 H0 not rejected At a level of 1% of probability H = 2.3954 Hkrit = 13.2767 p-value > 0.01 H0 not rejected ---------------------------------------------------------Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific. ---------------------------------------------------------1 29 0.30379 2116.500 a 2 29 0.26034 2113.500 a 3 29 0.35759 2391.500 a 4 29 0.08586 1909.000 a 5 29 0.12345 2054.500 a ---------------------------------------------------------COMMENT This software makes correction of H for same data in the treatments DATA -----------------------------------------The data had not been presented because the table exceeds the width of this screen or because it is a large amount of data ------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Lampiran11. Uji normalitas asupan makanan tikus jantan =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/16/2012 Time: 8:02:43 PM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-valueNormal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.04150 0.07272 p > .15 Yes --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 150 Sum = 1951.5 Minimum = 7.4 Maximum = 18.7 Range = 11.3 Midpoint = 13.05000 Mean = 13.01000 Confid.Lim.Mean -95% = 12.71240 Confid.Lim.Mean +95% = 13.30760 Median = 12.95 Mode = 12.6 Medium deviation = 1.49160 Std.Deviation(for N-1) = 1.85970 Std.deviation(for N) = 1.85349 Variance(for N-1) = 3.45849 Variance(for N) = 3.43543 Coeff.Variation(for N-1) = 14.29440 Coeff.Variation(for N) = 14.24667 Skewness = -.01968 Kurtosis = .20828 (for N-1) = Sample (for N) = Population
For calculation of the statistics (W) of Shapiro-Wilk and of yours probability (p-value), the Assistat uses Algorithm AS R94, Applied Statistics (1995), vol.44, no.4, 547-551
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Lampiran12. Uji homogenitas data asupan makanan tikus jantan ================================== ASSISTAT - BARTLETT TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/19/2012 Time: 8:33:13 AM ---------------------------------Treatment Average Variance ---------------------------------1 18.20667 0.70340 2 18.08667 1.57292 3 18.60667 1.06064 4 17.59333 1.24754 5 17.91000 2.35266 ---------------------------------H0: The variances are homogeneous Test statistic value (X²) : Critical value X²(alfa=5%): Critical value X²(alfa=1%):
11.45854 9.48773 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Lampiran13. Uji Dunnet asupan makanan tikus jantan ========================================================== ======== ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012 ========================================================== ======== File: temporary Date 12/16/2012 Time 8:10:05 PM COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN VARIANCE TABLE -----------------------------------------------------------------VS DF SS MS F -----------------------------------------------------------------Treatments 4 16.77627 4.19407 3.0229 ns Error 145 201.17767 1.38743 -----------------------------------------------------------------Total 149 217.95393 -----------------------------------------------------------------** Significative at a level of 1% of probability (p < .01) * Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05) ns Non-significative (p >= .05)
AVERAGES AND MEASURES Averages Treatment ---------------------1 18.20667 | 2 18.08667 | 3 18.60667 | 4 17.59333 | 5 17.91000 | ---------------------smd = 0.74941 GA = 18.08067
VC% = 6.51 Midpoint = 16.10000
The Dunnett Test at a level of 5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran14. Uji normalitas asupan makanan tikus betina =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/16/2012 Time: 8:15:36 PM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.04150 0.07272 p > .15 Yes --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 150 Sum = 1951.5 Minimum = 7.4 Maximum = 18.7 Range = 11.3 Midpoint = 13.05000 Mean = 13.01000 Confid.Lim.Mean -95% = 12.71240 Confid.Lim.Mean +95% = 13.30760 Median = 12.95 Mode = 12.6 Medium deviation = 1.49160 Std.Deviation(for N-1) = 1.85970 Std.deviation(for N) = 1.85349 Variance(for N-1) = 3.45849 Variance(for N) = 3.43543 Coeff.Variation(for N-1) = 14.29440 Coeff.Variation(for N) = 14.24667 Skewness = -.01968 Kurtosis = .20828 (for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Lampiran 15. Uji homogenitas asupan makanan tikus betina ================================== ASSISTAT - BARTLETT TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/19/2012 Time: 8:32:02 AM ---------------------------------Treatment Average Variance ---------------------------------1 12.92667 2.62409 2 13.20000 2.95172 3 14.08000 4.33476 4 12.32333 2.73426 5 12.52000 3.15959 ---------------------------------H0: The variances are homogeneous Test statistic value (X²) : Critical value X²(alfa=5%): Critical value X²(alfa=1%):
2.40762 9.48773 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Lampiran 16. Uji Dunnet asupan makanan tikus betina ========================================================== ======== ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012 ========================================================== ======== File: temporary Date 12/16/2012 Time 8:22:50 PM COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN VARIANCE TABLE -----------------------------------------------------------------VS DF SS MS F -----------------------------------------------------------------Treatments 4 56.98667 14.24667 4.5072 ns Error 145 458.32833 3.16089 -----------------------------------------------------------------Total 149 515.31500 -----------------------------------------------------------------** Significative at a level of 1% of probability (p < .01) * Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05) ns Non-significative (p >= .05)
AVERAGES AND MEASURES Averages Treatment ---------------------1 12.92667 | 2 13.20000 | 3 14.08000 | 4 12.32333 | 5 12.52000 | ---------------------smd = 1.13114 GA = 13.01000
VC% = 13.67 Midpoint = 13.05000
The Dunnett Test at a level of 5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Lampiran17. Uji normalitas asupan minuman tikus jantan =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/16/2012 Time: 8:35:45 PM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.09819 0.07272 p < .01 No --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 150 Sum = 4293 Minimum = 18 Maximum = 46 Range = 28 Midpoint = 32.00000 Mean = 28.62000 Confid.Lim.Mean -95% = 27.85380 Confid.Lim.Mean +95% = 29.38620 Median = 28 Mode = 28 Medium deviation = 3.77120 Std.Deviation(for N-1) = 4.78767 Std.deviation(for N) = 4.77168 Variance(for N-1) = 22.92174 Variance(for N) = 22.76893 Coeff.Variation(for N-1) = 16.72839 Coeff.Variation(for N) = 16.67254 Skewness = .57041 Kurtosis = .43324 (for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Lampiran18. Uji Kruskal wallis asupan minuman tikus jantan ================================== ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/16/2012 Time: 8:42:24 PM H0: The averages are not different At a level of 5% of probability H = 3.7499 Hkrit = 9.4877 p-value > 0.05 H0 not rejected At a level of 1% of probability H = 3.7499 Hkrit = 13.2767 p-value > 0.01 H0 not rejected ---------------------------------------------------------Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific. ---------------------------------------------------------1 30 28.76667 2335.000 a 2 30 29.43333 2470.500 a 3 30 29.16667 2427.000 a 4 30 27.33333 1901.000 a 5 30 28.40000 2191.500 a ----------------------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Lampiran19. Uji normalitas asupan minum tikus betina =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/17/2012 Time: 9:36:23 AM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.05560 0.07272 p > .15 Yes --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 150 Sum = 3853 Minimum = 16 Maximum = 39 Range = 23 Midpoint = 27.50000 Mean = 25.68667 Confid.Lim.Mean -95% = 24.86789 Confid.Lim.Mean +95% = 26.50544 Median = 25.5 Mode = 22 Mode = 25 Medium deviation = 4.12667 Std.Deviation(for N-1) = 5.11628 Std.deviation(for N) = 5.09920 Variance(for N-1) = 26.17633 Variance(for N) = 26.00182 Coeff.Variation(for N-1) = 19.91804 Coeff.Variation(for N) = 19.85154 Skewness = .09233 Kurtosis = -.38964 (for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Lampiran20. Uji homogenitas asupan minuman tikus betina ================================== ASSISTAT - BARTLETT TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/19/2012 Time: 8:30:15 AM ---------------------------------Treatment Average Variance ---------------------------------1 26.56667 27.77126 2 23.80000 23.61379 3 27.50000 20.60345 4 23.40000 25.35172 5 27.16667 21.59195 ---------------------------------H0: The variances are homogeneous Test statistic value (X²) : Critical value X²(alfa=5%): Critical value X²(alfa=1%):
0.83296 9.48773 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Lampiran21. Uji Dunnett asupan minuman tikus betina ========================================================== ======== ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012 ========================================================== ======== File: temporary Date 12/17/2012 Time 9:41:48 AM COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN VARIANCE TABLE -----------------------------------------------------------------VS DF SS MS F -----------------------------------------------------------------Treatments 4 451.24000 112.81000 4.7426 ns Error 145 3449.03333 23.78644 -----------------------------------------------------------------Total 149 3900.27333 -----------------------------------------------------------------** Significative at a level of 1% of probability (p < .01) * Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05) ns Non-significative (p >= .05)
AVERAGES AND MEASURES Averages Treatment ---------------------1 26.56667 | 2 23.80000 | 3 27.50000 | 4 23.40000 | 5 27.16667 | ---------------------smd = 3.10297 GA = 25.68667
VC% = 18.99 Midpoint = 27.50000
The Dunnett Test at a level of 5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Lampiran22. Uji normalitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun sirsak =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/17/2012 Time: 9:54:10 AM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.15366 0.17345 p > .10 Yes --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 25 Sum = 44.898172 Minimum = 1.663701 Maximum = 1.93902 Range = .275319 Midpoint = 1.80136 Mean = 1.79593 Confid.Lim.Mean -95% = 1.76795 Confid.Lim.Mean +95% = 1.82391 Median = 1.79029 Mode = 1.72016 Mode = 1.75205 Mode = 1.78604 Mode = 1.79727 Mode = 1.80754 Mode = 1.88139 Medium deviation = 0.05064 Std.Deviation(for N-1) = 0.06791 Std.deviation(for N) = 0.06654 Variance(for N-1) = 0.00461 Variance(for N) = 0.00443 Coeff.Variation(for N-1) = 3.78153 Coeff.Variation(for N) = 3.70513 Skewness = .33092 Kurtosis = -.10077 (for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Lampiran23. Uji homogenitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun sirsak ================================== ASSISTAT - BARTLETT TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/19/2012 Time: 8:28:27 AM ---------------------------------Treatment Average Variance ---------------------------------1 68.32000 131.63200 2 66.34000 176.26300 3 62.08000 81.23200 4 62.08000 81.23200 5 57.46000 59.38300 ---------------------------------H0: The variances are homogeneous Test statistic value (X²) : Critical value X²(alfa=5%): Critical value X²(alfa=1%):
1.39690 9.48773 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Lampiran24. Uji Tukey SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun sirsak ========================================================== ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012 ========================================================== ======== File: temporary Date 12/19/2012 Time 7:09:29 AM COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN VARIANCE TABLE -----------------------------------------------------------------VS DF SS MS F -----------------------------------------------------------------Treatments 4 357.57360 89.39340 0.8437 ns Error 20 2118.96800 105.94840 -----------------------------------------------------------------Total 24 2476.54160 -----------------------------------------------------------------** Significative at a level of 1% of probability (p < .01) * Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05) ns Non-significative (p >= .05) DF 4
DFE 20
0.117
F-krit F 0.8437
p >0.050
AVERAGES AND MEASURES Averages Treatment ---------------------1 68.32000 a 2 66.34000 a 3 62.08000 a 4 62.08000 a 5 57.46000 a ---------------------smd = 19.51767 GA = 63.25600
VC% = 16.27 Midpoint = 66.50000
The Tukey Test at a level of 5% of probability was applied The averages followed by the same letter do not differ statisticaly between themselves
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Lampiran25. Uji normalitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun sirsak =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/19/2012 Time: 7:11:13 AM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.17083 0.17345 p > .05 Yes --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 25 Sum = 1237.8 Minimum = 35.4 Maximum = 69.9 Range = 34.5 Midpoint = 52.65000 Mean = 49.51200 Confid.Lim.Mean -95% = 46.63740 Confid.Lim.Mean +95% = 52.38660 Median = 50.3 Mode = 48 Mode = 54.2 Medium deviation = 4.89952 Std.Deviation(for N-1) = 6.97712 Std.deviation(for N) = 6.83616 Variance(for N-1) = 48.68027 Variance(for N) = 46.73306 Coeff.Variation(for N-1) = 14.09178 Coeff.Variation(for N) = 13.80707 Skewness = .48639 Kurtosis = 2.482 (for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Lampiran26. Uji homogenitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun sirsak ================================== ASSISTAT - BARTLETT TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/19/2012 Time: 8:27:04 AM ---------------------------------Treatment Average Variance ---------------------------------1 48.34000 35.30300 2 46.02000 40.35200 3 51.88000 19.73200 4 53.48000 138.12200 5 47.84000 11.42800 ---------------------------------H0: The variances are homogeneous Test statistic value (X²) : Critical value X²(alfa=5%): Critical value X²(alfa=1%):
6.72640 9.48773 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Lampiran27. Uji Tukey SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun sirsak ========================================================== ======== ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012 ========================================================== ======== File: temporary Date 12/19/2012 Time 7:28:11 AM COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN VARIANCE TABLE -----------------------------------------------------------------VS DF SS MS F -----------------------------------------------------------------Treatments 4 188.57840 47.14460 0.9624 ns Error 20 979.74800 48.98740 -----------------------------------------------------------------Total 24 1168.32640 -----------------------------------------------------------------** Significative at a level of 1% of probability (p < .01) * Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05) ns Non-significative (p >= .05) DF 4
DFE 20
F-krit F 0.117 0.9624
p >0.050
AVERAGES AND MEASURES Averages Treatment ---------------------1 48.34000 a 2 46.02000 a 3 51.88000 a 4 53.48000 a 5 47.84000 a ---------------------smd = 13.27159 GA = 49.51200
VC% = 14.14 Midpoint = 52.65000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Lampiran28. Uji normalitas SGPT hewan jantan setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/19/2012 Time: 7:33:09 AM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.19990 0.17345 p <.025 No --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 25 Sum = 1676.3 Minimum = 53.5 Maximum = 97 Range = 43.5 Midpoint = 75.25000 Mean = 67.05200 Confid.Lim.Mean -95% = 62.49280 Confid.Lim.Mean +95% = 71.61120 Median = 64.3 Mode = 53.5 Medium deviation = 8.67072 Std.Deviation(for N-1) = 11.06609 Std.deviation(for N) = 10.84251 Variance(for N-1) = 122.45843 Variance(for N) = 117.56010 Coeff.Variation(for N-1) = 16.50375 Coeff.Variation(for N) = 16.17031 Skewness = 1.09826 Kurtosis = .71209 (for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Lampiran29. Uji Kruskal Wallis SGPT hewan jantan setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak ================================== ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/19/2012 Time: 7:37:37 AM H0: The averages are not different At a level of 5% of probability H = 3.0159 Hkrit = 9.4877 p-value > 0.05 H0 not rejected At a level of 1% of probability H = 3.0159 Hkrit = 13.2767 p-value > 0.01 H0 not rejected ---------------------------------------------------------Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific. ---------------------------------------------------------1 5 66.92000 71.000 a 2 5 76.04000 87.500 a 3 5 64.38000 54.000 a 4 5 65.20000 56.500 a 5 5 62.72000 56.000 a ---------------------------------------------------------COMMENT This software makes correction of H for same data in the treatments DATA ---------------------------61.4 81.4 63.0 62.3 66.5 64.6 83.0 82.1 97.0 53.5 54.7 59.8 78.4 68.9 60.1 71.1 53.5 60.2 82.9 58.3 64.5 64.3 58.2 65.9 60.7 ----------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Lampiran30. Uji normalitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak =============================================== ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS http://www.assistat.com =============================================== Date: 12/19/2012 Time: 7:40:49 AM NORMALITY (a = 5%) --------------------------------------------------------Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal --------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov (D) 0.09414 0.17345 p > .15 Yes --------------------------------------------------------DESCRIPTIVE STATISTICS Number of data = 25 Sum = 1573.1 Minimum = 44.4 Maximum = 87.2 Range = 42.8 Midpoint = 65.80000 Mean = 62.92400 Confid.Lim.Mean -95% = 58.23120 Confid.Lim.Mean +95% = 67.61680 Median = 63 Mode = 73.3 Medium deviation = 9.17504 Std.Deviation(for N-1) = 11.39025 Std.deviation(for N) = 11.16012 Variance(for N-1) = 129.73773 Variance(for N) = 124.54822 Coeff.Variation(for N-1) = 18.10159 Coeff.Variation(for N) = 17.73587 Skewness = .31838 Kurtosis = -.43172 (for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Lampiran31. Uji homogenitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak ================================== ASSISTAT - BARTLETT TEST http://www.assistat.com ================================== Date: 12/19/2012 Time: 8:25:29 AM ---------------------------------Treatment Average Variance ---------------------------------1 67.08000 84.27200 2 56.88000 32.67700 3 67.80000 371.86500 4 66.16000 25.66300 5 56.70000 105.46500 ---------------------------------H0: The variances are homogeneous Test statistic value (X²) : Critical value X²(alfa=5%): Critical value X²(alfa=1%):
8.57549 9.48773 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Lampiran32. Uji Dunnet SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa daun sirsak ========================================================== ======== ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012 ========================================================== ======== File: temporary Date 12/19/2012 Time 7:53:36 AM COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN VARIANCE TABLE -----------------------------------------------------------------VS DF SS MS F -----------------------------------------------------------------Treatments 4 633.93760 158.48440 1.2782 ns Error 20 2479.76800 123.98840 -----------------------------------------------------------------Total 24 3113.70560 -----------------------------------------------------------------** Significative at a level of 1% of probability (p < .01) * Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05) ns Non-significative (p >= .05) DF 4
DFE 20
F-krit F 2.8661 1.2782
p 0.3116
AVERAGES AND MEASURES Averages Treatment ---------------------1 67.08000 | 2 56.88000 | 3 67.80000 | 4 66.16000 | 5 56.70000 | ---------------------smd = 18.66235 GA = 62.92400
VC% = 17.70 Midpoint = 65.80000
The Dunnett Test at a level of 5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Lampiran 33. Perhitungan Paired Samples T-Test SGPT sebelum dan sesudah perlakuan Kadar SGPT Tikus jantan sebelum perlakuan
Kontrol Dosis I 1 2 3 4 5 Rata rata
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
71.7
83
74.6
61.1
65.2
86.9
76.3
59.9
64.2
53.9
58.6
59.9
62.2
52.5
58.8
61.7
62.7
65.5
76.1
46.1
62.7 68.32 ± 11.47
49.8 66.34 ± 13.27
74 67.24 ± 6.74
56.5 62.08 ± 9.01
kadar SGPT tikus betina sebelum perlakuan Control Dosis Dosis II Dosis III I 1 2 3 4 5
63.3 57.46 ± 7.71
Dosis IV
39.8
48
50.3
52.7
48.6
54.2
35.4
51.9
53.9
44.5
53.7
46.3
59.3
36.7
44.1
47.9
52.4
47.5
54.2
51.1
46.1 48.34 ± 5.94
48 46.02 ± 6.35
50.4 51.88 ±4.44
69.9 53.48 ± 11.75
50.9 47.84 ± 3.38
Dosis III
Dosis IV
kadar SGPT tikus jantan setelah perlakuan
Kontrol Dosis I 1 2 3 4 5
Dosis II
61.4
64.6
54.7
71.1
64.5
81.4
83
59.8
53.5
64.3
63
82.1
78.4
60.2
58.2
62.3
97
68.9
82.9
65.9
66.5 66.92 ± 8.32
53.5 76.04 ± 17.05
60.1 64.38 ± 9.35
58.3 65.2 ± 11.81
60.7 62.72 ± 3.17
Dosis III
Dosis IV
63
71.7
kadar SGPT tikus betina setelah perlakuan
Control Dosis I 1
53.5
49.6
Dosis II 83.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
2 3 4 5
73.3
65.5
44.4
64.4
44.7
77.3
55.7
87.2
73.3
53.6
64
55.8
51
60.8
61.4
67.3 67.08 ± 9.17
57.8 56.88 ± 5.71
69.3 66.16 ± 5.06
52.1 56.7 ± 10.27
Jantan Pre
post
72.5 67.8 ± 19.28
perubahan hasil uji T
Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3
68.320 66.340 67.240 62.080
66.920 76.040 64.380 65.200
-1.035 6.813 -2.173 2.451
Dosis 4
57.460 62.720
4.377
0.324 0.169 0.339 0.224
Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3
0.144 Dosis 4
Perhitungan dilakukan dengan program Microsoft excel 2007.
betina Pre
post
48.340 46.020 51.880 53.480
67.080 56.880 67.800 66.160
perubahan hasil uji T 16.236 0.000 10.554 0.050 13.302 0.054 10.598 0.057
47.840 56.700
8.475 0.049
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Lampiran34. Kondisi organ yang diperiksa di laboratorium patologi KH UGM setelah pembedahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Biografi Penulis Penulis bernama Meita Eryanti, lahir di Bandung pada tanggal 5 Mei 1990, merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Subandono dan Lestari Nur Yuniati. Penulis menempuh pendidikan di SD Gentan II pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Penulis kemudian melanjutkan sekolah di SMP N 8 Yogyakarta pada tahun 2002 dan di SMA N 9 Yogyakarta pada tahun 2005. Penulis menempuh pendidikan nonformal di English Extension Course Universitas Sanata Dharma pada tahun 2008 sebelum akhirnya masuk ke bangku kuliah formal di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2009. Selama kuliah, penulis juga bergabung dengan klub olahraga Kaskus Tennis Club Regional Jogja dan klub baca Goodreads Indonesia wilayah Jogja karena kegemaran penulis bermain tenis dan membaca cerita fiksi.