0423: Nuni Gofar dkk.
PG-293
UJI KEMAMPUAN ISOLAT BAKTERI ENDOFITIK PENGHASIL IAA DALAM MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN PADI PADA TANAH ASAL RAWA LEBAK Nuni Gofar, Hary Widjajanti, dan Ni Luh Putu Sri Ratmini Research Center for Sub-optimal Lands, Sriwijaya University, Indonesia. Jl. Padang Selasa 524 Palembang 30139, phone/fax: 0711352879 e-Mail:
[email protected] 2Department of Soil Science, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, South Sumatra, Indonesia 3Department of Biology, Faculty of MIPA, Sriwijaya University, South Sumatra, Indonesia 4South Sumatera Assesment Institute for Agricultural Technology Jl. Kol H. Barlian No. 83 Km. 6 Palembang, e-Mail:
[email protected] *Corresponding author e-Mail:
[email protected] 1
Disajikan 29-30 Nop 2012
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengisolasi dan meguji kemampuan isolat bakteri endofitik penghasil IAA dalam memacu pertumbuhan tanaman padipada tanah asal rawa lebak.Bakteri endofitik diisolasi dari jaringan tanaman padi, jagung dan kacang tanah yang tumbuh di lahan lebak pematang di Kabupaten Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan.Diperoleh 9 isolat bakteri endofitik penambat Nitgoren yang mampu menyumbangkan fitohormon IAA ke dalam medium tumbuhnya.Isolat P31 yang berasal dari jaringan tanaman padi umur 2 bulan menyebabkan pertumbuhan kecambah padi di tanah asal rawa lebak terbaik dibandingkan isolat lainnya.Isolat ini mampu menyumbangkan 10 mg kg-1 IAA ke medium tumbuhnya dan meningkatkan bobot kering tajuk dan bobot kering akar berturut-turut sebesar 133 dan 225% terhadap control.Kadar dan serapan N tanaman padi yang diinokulasi dengan isolat P31 meningkat 169 dan 400%.Isolat P31 teridentifikasi sebagai Burkholderia pseudomallei (juga dikenal sebagai Pseudomonas pseudomallei).
I. PENDAHULUAN
Lahan rawa semakin penting peranannya dalam upaya mem-pertahankan swasembada beras dan mencapai swasembada bahan pangan lainnya, mengingat ter-batasnya lahan subur untuk areal pertanian akibat alih fungsi lahan menjadi perumahan dan keperluan non pertanian lainnya.Salah satu lahan rawa yang berpotensi dimanfaatkan untuk usaha pertanian ialah lahan rawa lebak. Potensi luas lahan rawa lebak di Indonesia mencapai 13,28 juta hektar, terdiri dari rawa lebak dangkal seluas 4.166.000 ha, lebak tengahan seluas 6.076.000 ha, dan lebak dalam seluas 3.039.000 ha [1]. Dari luasan tersebut antara lain terdapat di Sumatera Selatan seluas 650.000 ha dan yang baru dimanfaatkan untuk pertanian seluas 190.000 ha [2]. Dari sisi lain, pengembangan lahan rawa lebak untuk pertanian memilki banyak kendala, salah satunya adalah ketersedian hara yang umumnya sangat rendah [3]. Untuk mengatasi kendala ketersedian hara N, diperlukan upaya perbaikan, diantaranya pemupukan dan pemanfaatan sumber daya
bakteri endofitik penambat Nyang terdapat dalam jaringan tanaman. Bakteri endofitik merupakan bakteri yang berasosiasi dengan jaringan atau sel tanaman tingkat tinggi dan tidak memberikan kerugian pada tanaman.Bakteri endofitik dapaat diisolasi dari akar, batang, daun dan biji yang telah disterilisasi terlebih dahulu [4].Hasil penelitian [5] menunjukkan bahwa sumbangan fitohormon IAA dari konsorsium mikroba daun pemacu tumbuh yang diaplikasikan pada benih dapat memacu pertumbuhan tanaman jagung melalui peningkatan bobot kering akar dan peningkatan kandungan P tanaman. Dilaporkan [6]bahwa bakteri endofitik Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus yang diisolasi dari jaringan tanaman cabai merah yang tumbuh di tanah lebak menghasilkan IAA berturut-turut sebesar 4,16 mg kg-1 dan 3,93 mg kg-1.Kedua bakteri ini merupakan isolat terbaik dalam memacu pertumbuhan tanaman cabai merah yang ditanam di tanah lebak. Eksplorasi dan seleksi bakteri endofitik asal tanaman pangan yang sehat yang tumbuh pada ekosistem lebak
0423: Nuni Gofar dkk.
PG-294 penting dilakukan untuk mendapatkan bakteri endofitik pemacu tumbuh pada kondisi tanah berkesuburan rendah, sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan awal tanaman pangan dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitasnya tanah rawa lebak.Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji kemampuan isolat bakteri endofitik penghasil IAA asal berbagai jaringan tanaman pangan yang tumbuh di lahan rawa lebak dalam memacu pertumbuhan tanaman padi pada tanah asal rawa lebak.
II. METODOLOGI
Metode yang dipakai untuk mendapatkan isolat bakteri endofitik pemacu tumbuh tanamandilakukan dengan metode survai dan isolasi di laboratorium.Daun tanaman pangan (padi, jagung, kacang tanah) yang tumbuh sehat dan tidak diaplikasi dengan pupuk anorganik maupun pestisida sintetik diambil dari berbagai lokasi daerah lebak di Kabupaten Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan.Jaringan daun sebagai sumber bakteri endofitik sesampainya di laboratorium segera dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran yang menempel di permukaan daun, kemudian disterilkan dengan merendamnya dalam alkohol 70% selama 3 menit, lalu dicuci lagi dengan akuades steril.Jaringan daun ini dipotong-potong ukuran 1cm.Sebanyak 1g potongan daun dituangi dengan 10 mL fisiologis steril, lalu digerus hingga terbentuk suspensi.Sebanyak 1mL suspense diencerkan dengan larutan fisiologi seteril hingga pengenceran 1000 kali.Suspensi dari setiap isolat ditumbuhkan pada medium JNFb padat selama 4 hari.Koloni-koloni yang tumbuh kemudian diuji kemampuannya menghasilkan IAA pada medium cair.Isolat-isolat berkemampuan menghasilkan IAA dimurnikan, lalu diuji kemampuan-nya dalam memacu pertumbuhan tanaman.
Pengaruh isolat bakteri endofitik asal jaringan tanaman pangan yang tumbuh di lahan rawa lebak dalam memacu pertumbuhan tanaman dilakukan pada skala rumah kaca dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).Setiap perlakuan diulang 3 kali.Benih padi dan jagung direndam dalam suspensi isolat bakteri endofitik yang terbukti mampu menghasilkan IAA, lalu ditanam pada media pasir yang mengandung larutan hara Johnson minus N. Komposisi medium Hara Jhonsonper liter aquadesadalah: [CaHP04 1g ; K2HP04 0.2 g ; MgS04.7H20 0.2 g ; NaCI 0.2 g ; FeCl3 0.1 g ; serta unsur mikro (0.5% B; 0.05% Mn; 0.005% Zn; 0.005% Mo; 0.002% Cu) sebanyak 1 mL]. Peubah yang diamati dari percobaan skala rumah kaca ini adalah tinggi tanaman, biomassa tanaman, dan serapan N tanaman padi dan jagung yang ditumbuhkan pada medium pasir bebas Nitogen.Data dianalisis menurut uji F dan bila perlakuan berpengaruh nyata digunakan uji lanjut BNT.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejumlah isolat bakteri endofitik bersumber dari jaringan daun tanaman pangan (padi, jagung, kacang tanah, kacang panjang) berbagai umur yang tumbuh di berbagai lokasi tanah lebak Sumatera Selatan telah ditemukan.Dari kolonikoloni yang tumbuh pada medium JNFb padat yang diujikan kemampuannya menghasilkan IAA pada medium JNFb cair, ditemukan 9 isolat bakteri endofitik yang mampu menyumbangkan IAA pada medium tumbuhnya.Kadar IAA yang dihasilkan bakteri endofitik tersebut disajikan pada Tabel 1.Kemampuan bakteri endofitik pemacu tumbuh dalam memacu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh kemampuannya menghasilkan fitohormon, diantaranya IAA.Sembilan isolat bakteri endofitik terbukti mampu menghasilkan IAA dalam kisaran 6-10 mg kg-1.
No
Tabel 1. Kemampuan isolat bakteri endofitik pemacu tumbuh dalam menghasilkan IAA (mg kg-1) Lokasi Kode Tanaman sumber isolat Kadar IAA isolat (mg kg-1)
1 2 3
Desa Pemulutan, Kab. Ogan Ilir Desa Pulau Gemantung 1, Kab. OKI Desa Pulau Gemantung 1, Kab. OKI
P11 P21 P31
4 5 6 7 8 9
Desa Pulau Gemantung 1, Kab. OKI Kelurahan Timbangan, Kab. Ogan Ilir Desa Lubuk Dalam Kab OKI Desa Lubuk Dalam, Kab OKI Desa Indralaya, Kab.Ogan Ilir Desa Indralaya, Kab.Ogan Ilir
P41 J11 J21 J31 KP1 KT1
Tabel 1 menunjukkan bahwa bakteri endofitik penghasil IAA dapat diisolasi dari berbagai jenis tanaman pangan yang tumbuh di tanah lebak berbagai lokasi dan berbagai umur tanaman.Hormon IAA merupakan hormon kunci bagi berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga sintesisnya oleh bakteri tertentu merupakan salah satu penyebab peningkatan pertumbuhan tanaman [7].
Padi varietas IR 64 Padi varietas IR 64 Padi varietas IR 64 Padi varietas Lokal Jagung Jagung Manis Jagung Manis Kacang Panjang Kacang Tanah
7,0 9,0 10,0 6,0 10,0 8,0 9,0 10,0 6,0
Tabel 2 menyajikan tinggi, bobot basah (BB) dan bobot kering (BK) tajuk dan akar tanaman padiyang diinokulasi dengan berbagai bakteri endofitik hasil isolasi darijaringan berbagai jenis dan umur tanaman yang mampu meyumbang-kan IAA pada medium tumbuhnya. Respon benih padi terhadap inokulasi suspensi isolat bakteri endofitik ada 2 macam, ada yang tidak respon yang
0423: Nuni Gofar dkk.
PG-295
ditunjukkan pertumbuhan yang tidak berbeda nyata dengan kontrol, da nada yang memacu pertumbuhan tanaman yang ditunjukkan pertumbuhan yang berbeda nyata terhadap kontrol. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu di mana diperoleh 3 macam respon pertumbuhan tanaman terhadap inokulasi isolat bakteri endofitik, yaitu kelompok yang memacu pertumbuhan tanaman, kelompok yang tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dan kelompok yang menghambat pertumbuhan tanaman [5]. Tidak ditemukannya isolat yang tidak menghambat pertumbuhan tanaman dikarenakan isolat-isolat telah diseleksi terlebih dahulu, khususnya yang berkemampuan menghasilkan IAA dengan kisaran IAA yang optimal untuk memacu pertumbuhan tanaman. Tabel 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman padi yang diinokulasi berbagai isolat bakteri endofitik memiliki tinggi tanaman setiap minggu dan bobot basah serta bobot kering tajuk dan akar tanaman padi umur 5
minggu yang lebih tinggi dibandingkan kontrol yang tidak diinokulasi bakteri endofitik.Isolat dengan kode P31 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman padi.Isolat diperoleh dari jaringan daun tanaman padi umur 2 bulan yang ditanam tanpa menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sintetik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pertumbuhan kecambah padi yang diinokulasi bakteri endofitik penghasil IAA lebih baik dibandingkan kontrol.Hal ini diduga karena bakteri endofitik penghasil IAA memberikan pengaruh positif terhadap benih padi sehingga kecambah padi tersebut memiliki kemampuan sekresi IAA yang lebih tinggi dan lebih sensitif dalam mengubah IAA yang dimilikinya.IAA yang dihasilkan oleh isolat bakteri endofitik memberikan dampak morfologi akar seperti peningkatan densitas, panjang dan area permukaan akar.Perkembangan akar tersebut menyebabkan perluasan serapan hara sehingga menambah biomassa tajuk dan akar [8].
Tabel 2. Pengaruh berbagai isolat bakteri endofitik dalam memacu pertumbuhan tanaman padi No
Kode isolat
1 2 3 4
0 P11 P21 P31
5 6 7 8 9 10
P41 J11 J21 J31 KP1 KT1 BNT 0,05
2 4.03 a
Rata-rata Data Tanaman Padi Tinggi tanaman minggu ke BB BK Tajuk Tajuk 3 4 5 8.75 a 18.93 a 25.17 a 0.19 a 0.06 a
BB Akar
BK Akar
0.05 a
0.04
5.13 ab 5.87 bcd
14.75 b 17.25 c
24.83 b 25.75 bc
29.50 b 34.17 d
0.36 c 0.34 bc
0.12 b-e 0.09 a-e
0.12 abc 0.12 ab
0.05 0.05
7.07 e 5.23 bc 6.33 cde 6.57 de 6.93 de 6.97 de
21.25 d 18.25 bc 15.75 bc 21.00 d 20.50 d 20.15 d
28.43 d 27.07 cd 23.33 b 28.00 d 25.03 bc 24.67 b
34.50 e 33.17 cd 29.37 b 31.83 bd 31.50 bc 33.67 cd
0.49 d 0.48 d 0.26 ab 0.46 d 0.31 bc 0.45 d
0.14 e 0.12 cde 0.07 a 0.13 e 0.09 a-e 0.13 de
0.30 e 0.15 bcd 0.10 ab 0.23 d 0.11 ab 0.18 cd
0.13 0.07 0.05 0.07 0.06 0.07
6.53 de 1,12
15.70 bc 1.48
23.50 bc 2.56
29.50 b 2.52
0.25 ab 0.10
0.06 a-d 0.04
0.11 ab 0.07
0.05 tn
Keterangan: tn: tidak nyata 0 : tanpa inokulasi P11 : Isolat asal jaringan tanaman padi di Pemulutan umur 1,5 bulan P21 : Isolat asal jaringan tanaman padi di Pulau Gemantung umur 2,5 bulan P31 : Isolat asal jaringan tanaman padi di Pulau Gemantung umur 2 bulan P41 : Isolat asal jaringan tanaman padi di Pulau Gemantung umur 2 bulan varietas lokal J11 : Isolat asal jaringan tanaman jagung di Indralaya umur 2 bulan J21 : Isolat asal jaringan tanaman jagung di Lubuk dalam umur 1 bulan J31 : Isolat asal jaringan tanaman jagung di Lubuk dalam umur 1 bulan KP1 : Isolat asal jaringan tanaman Kacang Panjang di Indralaya umur 45 hari KT1 : Isolat asal jaringan tanaman Kacang Tanah di Indralaya umur 1 bulan
Tabel 2 menunjukkan bahwa isolat P31 menyebabkan per-tumbuhan yang terbaik dibandingkan isolat lainnya. Isolat ini mampu menyumbangkan 10 mg kg-1 IAA ke medium tumbuhnya dan meningkatkan bobot kering tajuk dan bobot kering akar berturut-turut sebesar 133 dan 225% terhadap kontrol.
Berdasarkan Tabel 2, semua isolat bakteri endofitik terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dan jagung dibandingkan tanpa inokulasi. Isolat bakteri endofitik ini mampu meningkatkan biomass tanaman karena dapat menghasilkan fitohormon IAA yang merupakan hormon pemacu tumbuh pada tanaman.Ditemukan sejumlahisolat bakteri diazotrof endofitik dan pemacu
0423: Nuni Gofar dkk.
PG-296 tumbuh pada tanaman padi dan jagung yang menghasilkan fitohormon IAA yang bervariasi [1], [5], [10].Akar merupakan salah satu organ tanaman yang sangat sensitif terhadap jumlah IAA. Tanaman merespon IAA dengan mekanisme pemanjangan akar utama, pembentukan akar lateral dan akar adventif [11]. Kemampuan bakteri endofitik dalam menambat nitrogen diuji dengan menganalisis kadar dan serapan nitrogen oleh tanaman padi (Tabel 3). Terjadi peningkatan kadar dan serapan nitrogen pada jaringan tanaman padi umur 5 minggu.Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman padi yang
telah diberi perlakuan isolat bakteri endofitik mampu meningkatkan serapan N tanaman padi.Menurut pendapat [12], kadar N di dalam jaringan tanaman padi terkategori cukup pada kisaran 2,6 – 3,2 %. Jika kadar N < 2,4 dikatakan bahwa tanaman padi mengalami defisiensi nitrogen. Jika dilihat pada Tabel 4, tanaman padi yang tidak diinokulasi bakteri endofitik terkategori kekurangan nitrogen. Sedangkan tanaman padi yang diinokulasi dengan isolat bakteri endofitik telah mampu meningkatkan kadar N sampai kriteria mencukupi kebutuhan tanaman.
Tabel 3. Kadar dan serapan nitrogen pada jaringan tanaman padi dan jagung umur 5 minggu akibat inokulasi berbagai isolat bakteri endofitik No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Isolat
Tanpa inokulasi P11 (Isolat asal jaringan tanaman padi di Pemulutan umur 1,5 bulan) P21 (Isolat asal jaringan tanaman padi di Pulau Gemantung umur 2,5 bulan) P31 (Isolat asal jaringan tanaman padi di Pulau Gemantung umur 2 bulan) P41 (Isolat asal jaringan tanaman padi di Pulau Gemantung umur 2 bulan varietas lokal) J11 (Isolat asal jaringan tanaman jagung di Indralaya umur 2 bulan) J21 (Isolat asal jaringan tanaman jagung di Lubuk Dalam umur 1 bulan) J31 (Isolat asal jaringan tanaman jagung di Lubuk Dalam umur 1 bulan) KP1 (Isolat asal jaringan tanaman Kacang Panjang di Indralaya umur 45 hari) KT1 (Isolat asal jaringan tanaman Kacang Tanah di Indralaya umur 1 bulan) BNT0,05
Serapan N tertinggi diperoleh pada tanaman padi yang diinokulasi dengan isolat asal jaringan tanaman padi lokal umur 2 bulan (P31). Dibandingkan kontrol, kadar dan serapan N tanaman padi yang diinokulasi dengan isolat P31 meningkat 169 dan 400%. Tingginya serapan N tanaman jika diinokulasi bakteri endofitik disebabkan kemampuan bakteri tersebut dalam menambat N2 yang menyumbang-kannya kepada tanaman.Selain itu, diduga fitohormon IAA yang dihasilkan oleh bakteri endofitik dapat merangsang pembentukan bulu akar sehingga penyerapan unsur hara menjadi lebih baik. Telah membuktikan bahwa bakteri endofitik penghasil fitohormon IAA dan penambat N2 yang diisolasi dari tanaman hutan asal Ekosistem Air Hitam Kalimantan Tengah dan tanaman pangan asal rawa pasang surut Sumatera Selatan yang diinokulasikan pada bibit padi
Jaringan tanaman padi Kadar N (%) Serapan N (mg/tanaman) 1,343 a 1,00 a 3,773 b 3,00 abc 3,881 b 3,615 b 3,200 b 3,521 b 3,468 b 3,308 b 3,600 b 3,618 b 0,418
3,00 abc 5,00 c 4,00 bc 2,00 ab 4,50 bc 2,50 abc 4,50 c 2,00 ab 2,63
dan jagung dapat meningkatkan kadar N jaringan tanaman padi dan jagung [6], [10]. Bakteri endofitik isolat P31 teridentifikasi sebagai Burkholderia pseudomallei (juga dikenal sebagai Pseudomonas pseudomallei), adalah bakteri Gram-negatif, bersifat bipolar, aerobik, motil, dan berbentuk batang. Bakteri ini sering dijumpai di dalam jaringan tanaman tetapi tidak menyebabkan kerugian atau penyakit pada tanaman.
IV. KESIMPULAN
Isolat P31 yang berasal dari jaringan tanaman padi umur 2 bulan menyebabkan pertumbuhan kecambah padi di tanah asal rawa lebak terbaik dibandingkan isolat lainnya.Isolat ini mampu menyumbangkan 10 mg kg-1 IAA ke medium tumbuhnya dan meningkatkan bobot kering tajuk dan bobot
0423: Nuni Gofar dkk. kering akar berturut-turut sebesar 133 dan 225% terhadap control.Kadar dan serapan N tanaman padi yang diinokulasi dengan isolat P31 meningkat 169 dan 400%.Isolat P31 teridentifikasi sebagai B. pseudomallei (juga dikenal sebagai Pseudomonas pseudomallei).
DAFTAR PUSTAKA [1] Rafieq, A. 2004. Sosial Budaya dan Teknologi Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengembangan Pertanian Lahan Lebak di Kalimantan Selatan.Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Banjarbaru. [2] Thamrin, T. 2010. Laporan Akhir Uji Multilokasi galur – galur harapan Padi Sawah (Produktivitas > 8 ton/ha, umur genjah < 90 hari, toleran Fe > 25 ppm), Jagung (Produktivitas > 6 ton/ha, toleran pH > 4,5), dan Kedelai (Produktivitas > 2 ton/ha, toleran pH > 5) di Sumatara Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan, Palembang. [3] Tjimpolo, Z.L. dan R. Kesumaningwati. 2009. Tanah, Lingkungan dan Pertanian tanah sulfat masam. http://tjimpolo.blogg.com. (diakses 16 maret 2012). [4] Tarabily, K., A.H. Nassar, and K. Sivasithamparam. 2003. Promotion of Plant Growthby an AuxinProducing Isolate of The Yeast Williopsis SaturnusEndophytic in Maize Roots.The Sixth U. A. E University ResearchConference.pp 60- 69. [5] Gofar, N., D.H. Arief, Y. Sumarni, H. Salim, D.A. Santosa. 2004. Eksplorasi dan seleksi konsorsium mikroba daun pemacu tumbuh asal tumbuhan dari ekosistem Air Hitam Kalimantan Tengah. Agrikultura 15(2): 97 –102. [6] Gofar, N., M.A. Diha dan A. Napoleon. 2008. Keragaman populasi bakteri endofitik asal jaringan tanaman padi lebak dan pasang surut serta kemampuannya menyumbangkan fitohormon dan nitrogen. J. Agritrop 27: 87-93. [7] Aryantha, I.N., D.P. Lestari, N.D.P. Pangesti. 2004. Potensi isolate bakteri penghasil IAA dalam peningkatan pertumbuhan kecambah kacang hijau pada kondisi hidroponik. J. Mikrobiologi Indonesia 9(2): 4346. [8] Lestari, P., DN Susilowati, dan E.I. Riyanti. 2007. Pengaruh hormon AIA yang dihasilkan oleh Azospirillum sp. terhadap per perkembangan akar padi. J. Agro Biogen 3(2): 66-71. [9] Susilawati, D.N., R. Saraswati, dan E. Yuniarta. 2003. Isolasi dan seleksi mikroba diazotrof endofitik dan penghasil zat pengatur tumbuh pada tanaman padi dan jagung. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Perrtanian.128-143. [10] Gofar, N., A. Napoleon, M.U. Harun. 2009. Eksplorasi Bakteri Endofitik Pemacu Tumbuh asal Jaringan Tanaman Padi Rawa Lebak dan Pasang Surut Sumatera
PG-297 Selatan.Laporan Hibah Bersaing Tahun ke 3, Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya, Indralaya. [11] Leveau, J.H.J., and S.E. Lindow. 2005. Utilization of plant hormone indole-3-acetic acid for growth by Pseudomonasputida strain 1290. Appl Environ Microbiol71(5): 2365-2371.