UJI DAYA HASIL 17 HIBRIDA HARAPAN SEMANGKA (Citrullus lanatus ((Thurnberg.) Matsum & Nakai))
Oleh WENY ADITYA A34404002
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
UJI DAYA HASIL 17 HIBRIDA HARAPAN SEMANGKA (Citrullus lanatus ((Thurnberg.) Matsum & Nakai))
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh Weny Aditya A34404002
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN
WENY ADITYA. Uji Daya Hasil 17 Hibrida Harapan Semangka (Citrullus lanatus ((Thurnberg.) Matsum & Nakai)) (Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR dan MEMEN SURAHMAN). Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil 17 hibrida harapan semangka hasil rakitan Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB dan diharapkan dapat memperoleh hibrida semangka yang memiliki daya hasil yang sebanding atau bahkan lebih baik dibandingkan varietas yang sudah ada. Penelitian dilakukan di kebun petani Ciherang pada bulan November 2007 hingga Februari 2008. Rancangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan 17 hibrida harapan semangka (G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G9, G10, G11, G12, G13, G14, G15, G16, dan G17) dan tiga varietas pembanding (Emas Kuning, Amor, dan
Flower 144)
sebagai perlakuan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 60 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan pada peubah kualitatif dan kuantitatif pada fase vegetatif dan pasca panen. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan apabila terdapat perbedaan nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan uji nilai tengah Dunnett pada taraf 5% dengan menggunakan soft ware SAS. Curah hujan yang tinggi, bahkan mencapai 475.2 mm pada bulan Desember disertai panas yang berlangsung terus menerus sangat mempengaruhi kondisi buah yang dihasilkan. Buah yang dihasilkan kurang manis karena terlalu banyak mengandung air dan banyak yang mengalami pecah buah, sehingga sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil panen. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar hibrida harapan untuk beberapa peubah kuantitatif yang diuji, yaitu panjang batang, jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina, buah dan padatan terlarut total (PTT) ujung buah. Peubah padatan terlarut total (PTT) pangkal buah menunjukkan perbedaan hasil yang sangat nyata antar perlakuan. Hasil yang tidak nyata antar hibrida harapan ditunjukkan oleh peubah bobot buah, panjang buah, tebal kulit buah, lingkar buah,
umur berbunga jantan, umur berbunga betina, serta umur panen tanaman. Pengamatan peubah kualitatif pada hibrida-hibrida semangka yang diuji juga menunjukkan adanya keragaman dalam bentuk buah, warna kulit, warna corak, warna daging buah, serta bentuk dan ukuran daun. Nilai rataan bobot buah yang dimiliki oleh ketiga varietas pembanding yaitu Emas Kuning, Amor 1, dan Flower 144 berturut-turut adalah 1.41 kg, 1.75 kg, dan 1.91 kg. Hibrida harapan G3 mempunyai rataan bobot buah, panjang buah, dan lingkar buah yang lebih tinggi dibandingkan ketiga varietas pembanding, dengan nilai berturut-turut : 2.48 kg, 29 cm, dan 52.5 cm. Hibrida harapan G2, G4, G8, dan G9 juga mempunyai rataan bobot buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga varietas pembanding dengan nilai berturut-turut 1.94 kg, 2.05 kg, 1.94 kg, dan 2.24 kg Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa 17 hibrida harapan yang dievaluasi memiliki daya hasil yang sebanding dengan ketiga varietas pembanding yang digunakan. Hibrida yang potensial untuk dievaluasi lebih lanjut adalah G2, G3, G4, dan G9.
Judul
: UJI DAYA HASIL 17 HIBRIDA HARAPAN SEMANGKA (Citrullus lanatus ((Thurnberg.) Matsum & Nakai))
Nama
: Weny Aditya
Program Studi : Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih NRP
: A34404002
Menyetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi
Dr. Ir. Memen Surahman, MSc. Agr
NIP. 132 258 034
NIP. 131 878 956
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 26 Januari 1987. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Suparyanto (Alm.) dan Ibu Imas Surtika. Penulis lulus dari SDN Selaawi II pada tahun 1998, kemudian pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan di SLTPN 1 Sukaraja. Selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMUN 3 Sukabumi dan lulus pada tahun 2004. Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI sebagai mahasiswa program studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama kuliah, penulis pernah mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan, diantaranya HIMAGRON sebagai staf Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) pada periode 20052006, UKM KOPMA, dan Himpunan Mahasiswa Sukabumi (HIMASI).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan hidayah sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian yang berjudul Uji Daya Hasil 17 Hibrida Harapan Semangka (Citrullus lanatus ((Thurnberg.) Matsum & Nakai)) ini merupakan salah satu tahapan pemuliaan yang harus dilalui sebelum pelepasan varietas. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi dan Dr. Ir. Memen Surahman, MSc. Agr yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini, Ir. Ketty Suketi, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran-saran untuk perbaikan skripsi ini, Prof. Dr. Ir. Sarsidi Sastrosoemarjo selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menyelesaikan perkuliahan, dan semua dosen yang telah membagi ilmunya kepada penulis selama
penulis
menyelesaikan
perkuliahan.
Ucapan terima
kasih juga
disampaikan kepada Bapak Acang, Mbak Cici, dan para pekerja di kebun semangka yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian. Kepada kedua orang tua, keluarga Ahmad Sadikin (Alm.), dan teman-teman PMT’41 yang telah memberikan dorongan yang tulus baik moral maupun materiil, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi yang memerlukan.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv PENDAHULUAN ..................................................................................... Latar Belakang .......................................................................................... Tujuan ....................................................................................................... Hipotesis ....................................................................................................
1 1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ Semangka (Citrullus lanatus ((Thurnberg.) Matsum & Nakai) ................... Syarat Tumbuh Semangka ......................................................................... Pemuliaan Semangka ................................................................................. Deskripsi Varietas Pembanding Semangka ................................................
3 3 4 4 6
BAHAN DAN METODE .......................................................................... Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... Bahan dan Alat .......................................................................................... Metode Penelitian ...................................................................................... Pelaksanaan Penelitian ...............................................................................
9 9 9 9 10
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertanaman ....................................................................... Peubah Kuantitatif ..................................................................................... Panjang Batang .......................................................................................... Jumlah Bunga Jantan diantara Dua Bunga Betina ...................................... Bobot Buah ................................................................................................ Padatan Terlarut Total (PTT) ..................................................................... Analisis Korelasi ....................................................................................... Peubah Kuantitatif .....................................................................................
12 14 15 17 17 18 20 21
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 27 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28 LAMPIRAN ............................................................................................... 29
5
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman Teks
1. Data Curah Hujan Bulan November 2007 – Februari 2008 ......................... 12 2. Hasil Rekapitulasi Sidik Ragam pada Peubah-Peubah yang Diamati .......... 14 3. Nilai Rata-rata Panjang Batang, Jumlah Bunga Jantan diantara Dua Bunga Betina, dan Bobot Buah 17 Hibrida Harapan Semangka dan Tiga Varietas Pembanding ............................................................................................... 16 4. Nilai Rata-rata Padatan Terlarut Total (PTT) Pangkal, Tengah, dan Ujung Buah 17 Hibrida Harapan dan Tiga Varietas Pembanding ................ 19 5. Hasil Rekapitulasi Analisis Korelasi Antar Beberapa Peubah ...................... 21 6. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Peubah Kualitatif pada 17 Hibrida Harapan Semangka dan Tiga varietas Pembanding ................................................... 25 Lampiran 1. Daftar Kode Persilangan Semangka ........................................................... 30 2. Daftar Hibrida Semangka & Kode Persilangannya ..................................... 30 3. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Panjang Batang ........................................ 31 4. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Umur Berbunga Jantan ............................ 31 5. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Umur Berbunga Betina ............................ 31 6. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Jumlah Bunga Jantan diantara Dua Bunga Betina ............................................................................................. 31 7. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Umur Panen ............................................. 32 8. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Bobot Buah ............................................. 32 9. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Panjang Buah .......................................... 32 10. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Lingkar Buah ........................................... 32 11. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Tebal Kulit Buah ..................................... 33 12. Hasil Sidik Ragam pada Peubah PTT Pangkal Buah ................................... 33 13. Hasil Sidik Ragam pada Peubah PTT Tengah Buah .................................... 33 14. Hasil Sidik Ragam pada Peubah PTT Ujung Buah ..................................... 33
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman Teks
1. Varietas Pembanding Emas Kuning…………………………………………..7 2. Varietas Pembanding Amor 1…………………………………………………8 3. Kondisi Tanaman dan Buah yang rusak……………………………………..14 4. Keragaman Bentuk buah, warna kulit, dan warna corak buah semangka……24 5. Keragaman Warna Daging Buah Semangka………………………………....23 6. Keragaman Bentuk Daun…………………………………………………….24
Lampiran 1. Buah dan Daun Semangka Hibrida G1 ........................................................ 34 2. Buah dan Daun Semangka Hibrida G2 ........................................................ 35 3. Daun Semangka Hibrida G3 ........................................................................ 36 4. Buah dan Daun Semangka Hibrida G4 ........................................................ 37 5. Buah dan Daun Semangka Hibrida G5 ........................................................ 38 6. Buah dan Daun Semangka Hibrida G6 ........................................................ 39 7. Buah dan Daun Semangka Hibrida G7 ........................................................ 40 8. Buah dan Daun Semangka Hibrida G8 ........................................................ 41 9. Buah dan Daun Semangka Hibrida G9 ........................................................ 42 10. Daun Semangka Hibrida G10 ...................................................................... 43 11. Daun Semangka Hibrida G11 ...................................................................... 44 12. Buah dan Daun Semangka Hibrida G12 ...................................................... 45 13. Buah dan Daun Semangka Hibrida G13 ...................................................... 46 14. Buah dan Daun Semangka Hibrida G14 ...................................................... 47 15. Buah dan Daun Semangka Hibrida G15 ...................................................... 48 16. Buah dan Daun Semangka Hibrida G16 ...................................................... 49 17. Daun Semangka Hibrida G17 ...................................................................... 50 18. Buah dan Daun Semangka Hibrida Emas Kuning ........................................ 51 19. Buah dan Daun Semangka Hibrida Amor 1 ................................................. 52 20. Buah dan Daun Semangka Hibrida Flower 144 ........................................... 53
PENDAHULUAN
Latar Belakang Semangka merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat karena rasanya yang manis menyegarkan, terutama pada saat cuaca panas. Warna daging buahnya yang menarik serta harganya yang relatif terjangkau oleh semua lapisan masyarakat semakin menambah daya tarik semangka (Kalie, 1993). Semangka mempunyai berbagai manfaat, diantaranya sebagai buah meja dan sebagai bahan untuk membuat penganan yang lainnya, seperti kuaci dan acar. Selain itu, berdasarkan penelitian Profesor Yamazaki, seorang ahli kanker dari Universitas Tokyo, diketahui bahwa semangka dapat digunakan sebagai pencegah kanker karena mengandung zat-zat tertentu yang cukup efektif dalam membunuh sel-sel kanker (Prajnata, 2003). Semangka berasal dari daerah tropik dan sub tropik Afrika yang kemudian menyebar ke Mesir, India sebelum sejarah, bahkan masuk ke Cina pada abad X (Ashari, 1995). Semangka pertama kali memasuki daerah Indonesia sekitar abad ke-15 melalui para pedagang dan pelayar (Paje and Vossen, 1994). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999), terdapat beberapa teori tentang asal-usul semangka, salah satunya menyatakan bahwa tanaman ini diturunkan dari kerabat turunannya, Citrullus colochynthis yang berasal dari Afrika. Teori yang lain menyebutkan bahwa semangka yang didomestikasi di Afrika mungkin merupakan bentuk liar dari Citrullus lanatus. Semangka merupakan tanaman menyerbuk silang. Varietas tanaman menyerbuk silang terdiri dari dua jenis, yaitu hibrida dan non-hibrida. Saat ini, para petani menyukai menanam varietas hibrida daripada varietas non-hibrida karena varietas hibrida dapat menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan yang kuat, produktivitas tinggi, seragam, dan tahan terhadap penyakit. Tetapi sayangnya, sampai saat ini benih semangka hibrida yang digunakan oleh petani pada umumnya merupakan benih impor. Oleh karena itu, jika dapat dihasilkan semangka hibrida yang sesuai dengan harapan petani maupun konsumen dengan harga yang relatif terjangkau, maka ketergantungan petani kita terhadap benih impor akan dapat dikurangi sehingga dapat lebih menguntungkan bagi petani.
2
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas semangka adalah melalui penggunaan varietas unggul. Varietas unggul ini dapat dihasilkan melalui program pemuliaan tanaman. Seperti halnya tujuan pemuliaan tanaman secara umum, tujuan pemuliaan semangka sampai saat ini adalah meningkatkan daya hasil dan kualitas (Mohr, 1986). Salah satu tahapan dalam program pemuliaan tanaman sebelum pelepasan varietas baru adalah uji daya hasil untuk menguji potensi hasil dari genotipe-genotipe yang diuji. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB telah melakukan perakitan varietas hibrida semangka sejak tahun 2005. Saat ini hibridahibrida yang telah dihasilkan perlu dilakukan evaluasi untuk mendapatkan beberapa hibrida harapan yang akan diuji lebih lanjut.
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk menguji daya hasil 17 hibrida harapan semangka hasil perakitan Departemen Agronomi dan Horticultura IPB.
Hipotesis Diantara 17 hibrida harapan semangka yang diuji, terdapat minimal satu hibrida yang mempunyai daya hasil lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding.
TINJAUAN PUSTAKA
Semangka (Citrullus lanatus L. Thurnberg.) Matsum & Nakai Semangka merupakan tanaman semusim (annual) yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo L.), mentimun (Cucumis sativus L.), labu siam (Sechium edule (Jacq) Sw.), labu air (Lagenaria siceraria (Mol) Standl.), dan waluh (Cucurbita moschata Dutch ex Poir). Labu air dan waluh dapat digunakan sebagai batang bawah untuk semangka karena kedua tanaman tersebut mempunyai tingkat resistensi yang sangat tinggi terhadap penyakit layu Fusarium (Sunarjono, 2004). Tanaman semangka bersifat menjalar dan mempunyai alat pemegang seperti pilin. Permukaan tanaman (batang dan daunnya) tertutup bulu-bulu halus dan tajam (Sunarjono, 2004). Batang semangka berbentuk bulat dan lunak, berambut, dan sedikit berkayu dengan panjang antara 1.5 m sampai 5.0 m. Cabang-cabang lateral mirip dengan cabang utama. Daunnya berbentuk caping, bertangkai panjang, dan letaknya bersebrangan (Kalie, 1993). Bunga semangka berumah satu (monoecious). Menurut Rukmana (1994), tanaman semangka menghasilkan tiga macam bunga, yaitu bunga jantan, betina, dan bunga sempurna. Bunga jantan berbentuk terompet, memiliki tiga benangsari tersusun dalam tangkai sari yang panjangnya mencapai 2.5 cm dan ruang sari berbentuk S, tumbuh di antara ruas-ruas batang. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk bulat, terletak di bawah mahkota bunga, dan tersusun dalam tangkai bunga sepanjang 1.5 cm. Bakal buah berambut kaku dan letaknya di bawah mahkota bunga, kepala putik berjumlah tiga, bentuknya mirip ginjal. Bunga sempurna mempunyai bakal buah, kepala putik dan benang sari yang dapat menghasilkan
buah.
Mahkota
bunga
umumnya
berwarna
kuning,
dan
penyerbukan dibantu oleh serangga (alami) atau tangan manusia (cara buatan). Bentuk buah semangka sangat beragam, dari berbentuk panjang, silinder, hingga bulat seperti bola. Kulit buah semangka juga memiliki beberapa variasi baik dari segi warna (warna putih hingga hijau, dan untuk beberapa kultivar pada kulitnya terdapat corak garis-garis dan loreng-loreng), kekerasan kulit (rapuh, keras, fleksibel), dan ketebalan kulit (halus dan kasar). Daging buah memiliki
4
beberapa warna yaitu putih, kuning, jingga, merah muda, dan merah. Tekstur daging buahnya pun bervariasi dari daging mendekati cair, kasar, dan berserat. Semangka memiliki biji dengan ukuran sangat kecil (seperti biji tomat) sampai sangat besar (seperti biji labu), berwarna putih sampai hitam, namun untuk beberapa kasus terdapat biji yang berwarna merah, hijau, coklat, dan bercorak (Mohr, 1986).
Syarat Tumbuh Semangka Semangka termasuk tanaman yang tidak tahan terhadap suhu dingin. Menurut Mohr (1986), sebagian besar kultivar membutuhkan musim pertumbuhan yang relatif lama. Pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah didorong oleh suhu yang tinggi (di atas 20oC) dan sinar matahari yang penuh. Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan bahwa semangka toleran terhadap kelembaban rendah dan agak toleran terhadap kekeringan, tetapi peka terhadap genangan air. Rukmana (1994) menyatakan bahwa curah hujan yang baik bagi pertanaman semangka adalah 40-50 mm/bln, dan cocok ditanam di daerah dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Menurut Paje dan Vossen (1994), curah hujan yang berlebihan dan kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan, mempengaruhi pembungaan, dan menyebabkan penyakit daun dan busuk buah. Kondisi tanah juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan semangka. Semangka dapat berproduksi dengan baik pada tanah yang gembur dan subur, mengandung banyak bahan organik, serta berdrainase baik dengan pH tanah antara 5-7 tetapi pertumbuhan semangka akan lebih baik pada pH 6-6.7 (Kalie, 1993).
Pemuliaan Semangka Setiap program pemuliaan mempunyai serangkai tujuan akhir yang ingin dicapai pada akhir program pemuliaan. Peningkatan hasil panen merupakan sasaran akhir pada setiap program pemuliaan (Welsh, 1981). Menurut Poehlman dan Sleeper (1996), daya hasil merupakan karakter kuantitatif kompleks yang dibatasi oleh aksi sebagian gen yang banyak dipengaruhi oleh proses fisiologi
5
tanaman. Penampakan daya hasil baik secara morfologi maupun fisiologi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas suatu tanaman adalah melalui penggunaan varietas unggul. Varietas unggul ini dapat dihasilkan melalui program pemuliaan tanaman. Menurut Welsh (1981), jumlah relatif faktor genetik dan pengendalian lingkungan terhadap karakter atau penelitian tentang sejumlah karakter tanaman akan mempengaruhi penerapan dan keberhasilan tujuan suatu program pemuliaan tanaman. Salah satu tahapan dalam program pemuliaan tanaman sebelum pelepasan varietas baru adalah uji daya hasil untuk menguji potensi hasil dari genotipegenotipe yang diuji. Menurut Nasir (2001), evaluasi daya hasil merupakan salah satu tahapan pemuliaan tanaman yang bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan gen-gen yang diinginkan pada genotipe selanjutnya yang dipersiapkan sebagai galur atau kultivar unggul baru. Menurut Bari et al. (2006), salah satu cara untuk memperbaiki produktivitas tanaman dapat dilakukan dengan penggunaan varietas hibrida, karena varietas ini mempunyai daya hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan varietas non-hibrida. Varietas hibrida adalah generasi F1 dari hasil persilangan antara galur murni (inbred), klon, atau varietas bersari bebas yang mempunyai sifat-sifat unggul. Varietas hibrida merupakan varietas terbaik dibandingkan varietas lainnya, tetapi jika varietas ini ditanam kembali pada generasi berikutnya (generasi F2), maka tanaman yang dihasilkan tidak akan mempunyai keunggulan seperti induknya karena adanya segregasi. Welsh (1981) mengemukakan bahwa varietas hibrida dapat diproduksi dengan menggunakan beberapa cara, yaitu : pembuatan hibrid secara manual, sterilisasi sitoplasma jantan, pemanfaatan sterilitas genetik pejantan, penggunaan bahan kimia gametosid jantan, penggunaan mekanisme inkompatibilitas alela majemuk, dan sifat ekspresi seks dari tanaman tersebut. Pemilihan tetua yang tepat dalam pembentukan varietas hibrida sangat penting dilakukan, karena akan menentukan kualitas hibrida yang akan dihasilkan. Kriteria pemilihan pohon induk yang baik adalah : mempunyai pertalian genetik yang jauh, mempunyai kombinasi sifat yang saling melengkapi, mempunyai daya
6
gabung yang baik, dan bersifat kompatibel. Terdapat dua macam tetua dalam pembentukan hibrida, yaitu tetua recurrent dan tetua donor. Tetua recurrent adalah tetua yang akan disilangkan berulang-ulang, sedangkan tetua donor adalah tetua yang akan mewariskan sifat unggul (Poespodarsono, 1988). Varietas hibrida harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan varietas lainnya, karena jika tidak mempunyai sifat unggul, maka varietas hibrida tidak akan menarik lagi. Keunggulan hibrida dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, baik secara morfologi maupun fisiologi. Secara morfologi, keunggulan tersebut dapat ditunjukkan dengan ukuran buah yang lebih besar, bobot buah yang lebih besar, dan umur panen yang lebih genjah, sedangkan secara fisiologi ditunjukkan dengan adanya ketahanan terhadap tekanan lingkungan, seperti tanah masam dan kekeringan, serta mempunyai ketahanan terhadap penyakit. Paje dan Vossen (1994) menyatakan bahwa tujuan pemuliaan semangka meliputi umur tanaman (jumlah hari pembentukan buah pertama dan dari pembentukan buah sampai mencapai kematangan lebih genjah), ukuran dan bentuk buah (kecil dan bulat), kualitas buah (kulit buah yang tipis namun kuat, mempunyai PTT yang tinggi, warna daging buah yang menarik dan berbiji sedikit), tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta meningkatkan produksi semangka tanpa biji.
Deskripsi Varietas Pembanding Semangka Varietas pembanding yang digunakan pada penelitian ini yaitu varietas Emas Kuning, Flower 144, dan Amor 1. Varietas-varietas tersebut merupakan varietas-varietas yang sudah banyak digunakan oleh petani. Berikut ini merupakan uraian singkat mengenai deskripsi ketiga varietas pembanding yang digunakan.
a. Varietas Emas Kuning Varietas Emas Kuning merupakan varietas hibrida yang dikembangkan untuk para pecinta semangka yang mempunyai umur yang lebih genjah (+ 70-80 HST). Varietas ini tahan terhadap penyakit embun tepung, antraknosa, dan virus, sehingga dapat memperpanjang masa hidup tanaman dan potensi hasilnya. Setiap tanaman dapat menghasilkan empat buah bahkan lebih per tanaman. Warna kulit
7
buahnya yang berwarna kuning keemasan menandakan bahwa semangka yang menarik ini sudah siap untuk dipanen. Penampilan buah matang dari varietas semangka ini seragam, oblong, dengan bobot sekitar 2.5 kg, mempunyai warna daging berwarna merah yang mempunyai biji-biji berukuran kecil, rasanya manis dengan kadar gula rata-rata 12% (Known You Seed, 2008). Gambar dari semangka varietas ini dapat dilihat pada Gambar 1.1)
Gambar 1. Varietas Pembanding Emas Kuning
b. Varietas Flower 144 Varietas Flower 144 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : pertumbuhannya kuat, berumur sedang, bentuk buahnya bulat berkulit hijau muda bergaris hijau tua. Bobot buahnya mencapai 10 kg, daging buah berwarna merah halus, rasanya manis dengan kadar gula + 11% (Rukmana, 1994).
c. Varietas Amor 1 Varietas Amor 1 merupakan semangka hibrida untuk dataran rendah, dengan rasa daging buah renyah dan manis dengan warna daging merah tua. Warna kulit hijau agak tua dengan garis (lurik) berwarna hijau tua. Ketebalan kulit sedang, toleran terhadap Downy mildew. Ukuran biji kecil berwarna coklat tua. Tipe buah bulat lonjong, bobot 6-8 kg per buah. Buah dapat dipanen pada 55-66 HST dengan
1)
www.knownyou.com/en_index.jsp?bodyinclude=en_ProductMaster.jsp&layer=3&fseq=2&type
8
potensi hasil 20.6 ton/ha (East West Seed Indonesia, 2008). Gambar dari semangka varietas ini dapat dilihat pada Gambar 2.2)
Gambar 2. Varietas Pembanding Amor 1
2)
www.eastwestindo.com/index.php/ourseeds/varietydetail/53
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2007 sampai Februari 2008 di kebun petani Ciherang dengan ketinggian tempat 250 dpl.
Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah dua puluh hibrida semangka, yang terdiri dari 17 hibrida harapan semangka , yaitu : G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G9, G10, G11, G12, G13, G14, G15, G16, dan G17 (Tabel lampiran 1 & 2) dan tiga varietas hibrida yang sudah dilepas sebagai pembanding, yaitu Varietas Emas Kuning, Amor, dan Flower 144). Alat yang digunakan, yaitu alat pertanian umum, meteran, jangka sorong, timbangan kasar, dan hand refractometer.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan tiga ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 20 hibrida semangka yang ditempatkan secara acak, dengan lima tanaman contoh, sehingga terdapat 100 tanaman per ulangan. Model matematika yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut :
Yij = µ + βi + τj + εij Keterangan : Yij
= Nilai pengamatan dari satuan percobaan memperoleh kombinasi ulangan ke-i genotipe ke-j.
µ
= Rataan umum
βi
= Pengaruh ulangan ke-i, dengan i = jumlah ulangan (1,2,3)
τj
= Pengaruh genotipe ke-j, dengan j = jumlah genotipe (1,2,3,....., 20)
εij
= Pengaruh galat pada ulangan ke-i, genotipe ke-j Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F dan apabila menunjukkan
pengaruh nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan pengujian nilai tengah Dunnet pada taraf 5% dengan menggunakan soft ware SAS.
10
Pelaksanaan Penelitian Penanaman di Lapang Lahan dibuat bedeng (ukuran 1 m x 5 m) dengan jarak antar bedeng dan antar tanaman 50 cm. Penanaman dilakukan dengan menanam dua benih per lubang tanam yang telah ditaburi Furadan 3G secukupnya dan kemudian disiram antracol 250 ml/lubang tanam. Lahan tempat penanaman sebelumnya telah dicampur dengan pupuk kandang dan dipasang plastik mulsa. Pemupukan Tanaman diberikan pupuk setiap minggu dalam bentuk cairan dengan komposisi NPK mutiara (16:16:16) sebanyak 10 g/l. Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi kegiatan penyiraman, pengendalian hama dan penyakit tanaman di lapangan serta kegiatan sanitasi. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara kimia dengan pemberian pestisida curacron, antracol, benlate, dan kelthane. Penyiraman dilakukan setiap hari dan kegiatan sanitasi seperti penyiangan dilakukan jika diperlukan. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada umur tanaman 70-100 HST saat buah telah matang penuh dengan tanda-tanda fisik sebagai berikut : kulit buah sudah tidak mengandung lapisan lilin dan warnanya berubah menjadi agak kekuningkuningan, tangkai buahnya telah mengering, sulur-sulurnya berubah warna menjadi kecoklatan, dan bila ditepuk dengan tangan akan terdengar bunyi berat dan nyaring (Rukmana, 1994). Pengamatan Peubah kuantitatif yang diamati meliputi : 1. Panjang batang (cm), pengukuran dilakukan dari pangkal batang sampai cabang yang terdapat buah pertama. 2. Umur berbunga jantan (HST), terhitung setelah 50% individu dari lima tanaman dari masing-masing hibrida yang ditanam pada setiap ulangan telah anthesis.
11
3. Umur berbunga betina (HST), terhitung setelah 50% individu dari lima tanaman dari masing-masing hibrida yang ditanam pada setiap ulangan telah reseptif. 4. Jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina dalam satu batang. 5. Umur panen (HST), terhitung setelah 50% individu lima tanaman dari masing-masing hibrida yang ditanam pada setiap ulangan telah memiliki buah yang matang. 6. Bobot buah (kg), yaitu pengukuran rata-rata bobot buah matang. 7. Panjang buah (cm), yaitu pengukuran rata-rata panjang buah matang. 8. Lingkar buah (cm), yaitu pengukuran rata-rata lingkar buah matang. 9. Padatan terlarut total (obrix), pengukuran dilakukan pada bagian ujung, tengah dan pangkal buah dengan menggunakan alat hand refraktometer. 10. Tebal kulit buah (cm).
Peubah kualitatif yang diamati meliputi : 1. Warna daun diukur dengan Munsell Color Chart 2. Warna daging diukur dengan Munsell Color Chart 3. Warna kulit diukur dengan Munsell Color Chart 4. Warna corak diukur dengan Munsell Color Chart 5. Bentuk buah dengan sistem skor, yaitu: bulat, oval, dan lonjong. 6. Jumlah lekukan daun dihitung mulai dari lekukan ujung daun sampai pangkal daun. 7. Bentuk pinggiran daun dengan sistem skor, yaitu: bulat dan bergerigi. 8. Ukuran daun dengan sistem skor, yaitu: lebar dan runcing.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Pertanaman Penanaman dilakukan dari bulan November 2007 hingga Februari 2008 di kebun petani Ciherang dengan ketinggian tempat 250 m dpl. Kondisi cuaca yang tidak menentu selama penelitian berlangsung sangat mempengaruhi kondisi pertanaman secara umum. Curah hujan selama penelitian berlangsung sangat tinggi, bahkan mencapai 475.2 mm pada bulan Desember (Tabel 1), sementara curah hujan yang dibutuhkan oleh semangka agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya sebesar 40-50 mm (Rukmana, 1994). Curah hujan yang tinggi disertai panas yang berlangsung terus menerus sangat mempengaruhi kondisi buah yang dihasilkan. Buah yang dihasilkan kurang manis karena terlalu banyak mengandung air serta banyak yang mengalami pecah buah, sehingga sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil panen. Menurut Paje dan Vossen (1994), curah hujan yang berlebihan dan kelembaban yang tinggi menyebabkan
pertumbuhan
vegetatif
yang
berlebihan,
memperbesar
kemungkinan terkena penyakit busuk, dan mempengaruhi pembungaan. Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan bahwa semangka toleran terhadap kelembaban rendah dan agak toleran terhadap kekeringan, tetapi peka terhadap genangan air. Oleh karena itu, wilayah sekitar pangkal batang semangka harus selalu dijaga agar tidak ada genangan untuk mencegah busuk batang.
Tabel 1. Data Curah Hujan Bulan November 2007 – Februari 2008 Bulan November Desember
Curah Hujan per Bulan (mm) 337.9 475.2
Jumlah Hari Hujan 11 19
Stadia Tanaman
Awal pembungaan Pembungaan-pembentukan Januari 292.4 10 buah Februari 330.8 22 Panen Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Dramaga, Bogor.
Daya berkecambah awal benih yang ditanam kurang baik, rata-rata hanya mencapai 45.33 %. Hal ini diduga karena adanya dormansi benih atau benih yang
13
digunakan sudah mengalami kemunduran. Penyulaman dilakukan dua minggu berturut-turut setelah 1 MST yaitu pada 2 dan 3 MST. Curah hujan yang tinggi pada saat penanaman juga menyebabkan tanaman yang baru berumur 1 dan 2 minggu banyak mengalami kematian karena busuk. Hama yang menyerang selama pertanaman diantaranya semut merah, ulat, belalang, dan lalat buah yang menyebabkan buah menjadi busuk dan berbentuk abnormal. Di antara hama-hama tersebut, hama yang paling merugikan adalah ulat daun (Spodoptera litura). Hal ini karena kerusakan akibat serangan ulat tersebut menyebabkan buah semangka harus dipanen lebih awal. Penyakit yang menyerang pertanaman semangka adalah busuk buah yang disebabkan oleh Phytophtora nicotianae yang ditandai dengan terjadinya bercak kebasah-basahan, yang berubah menjadi coklat dan lunak, akhirnya bercak mengendap dan menyebabkan buah berkerut. Penyakit lain yang menyerang pertanaman semangka adalah penyakit layu bakteri pada batang yang disebabkan oleh bakteri Erwinia tracheipila, tetapi penyakit ini tidak terlalu merugikan pertanaman karena jumlah tanaman yang terjangkit penyakit tersebut hanya sedikit. Gulma yang banyak tumbuh di sekitar tanaman semangka diantaranya : Amaranthus sp., Cynodon dactilon, dan Mimosa pudica. Gambar tanaman dan buah yang rusak akibat serangan hama dapat dilihat pada Gambar 3. Selain kondisi cuaca yang tidak mendukung untuk pertumbuhan semangka, hal lain yang menyebabkan rendahnya bobot semangka yang dihasilkan adalah tidak dilakukan pemangkasan cabang dan penjarangan buah. Pada umumnya, pemangkasan dilakukan setelah tanaman mencapai umur 37 HST pada ruas-ruas yang ada buahnya dan ditumbuhi cabang sekunder. Penjarangan dilakukan untuk mendapatkan semangka berukuran besar. Jumlah buah yang dipelihara biasanya hanya ditinggalkan 2 – 3 butir per tanaman (Rukmana, 1994). Kedua hal tersebut tidak dilakukan karena ada kekhawatiran buah yang dihasilkan tidak akan bertahan, sehingga semua buah yang muncul dibiarkan tumbuh tanpa ada penjarangan.
14
Gambar 3. Kondisi Tanaman dan Buah yang rusak Peubah Kuantitatif Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan untuk beberapa peubah kuantitatif yang diuji, yaitu panjang batang, jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina, dan PTT ujung buah. Peubah PTT pangkal buah menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan. Hasil yang tidak nyata antar perlakuan ditunjukkan oleh peubah bobot buah, panjang buah, tebal kulit buah, lingkar buah, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen tanaman, serta PTT tengah buah. Hasil rekapitulasi sidik ragam selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Sidik Ragam pada Peubah-Peubah yang Diamati Peubah Uji F Pr>F KK (%) Panjang Batang * 0.0320 26.16 Umur Berbunga Jantan tn 0.1141 16.54 Umur Berbunga Betina tn 0.1106 13.87 Jumlah Bunga Jantan diantara * 0.0009 16.51 Dua Bunga Betina Umur Panen tn 0.8592 3.40 Bobot Buah tn 0.1210 12.01 Panjang Buah tn 0.0717 5.86 Lingkar Buah tn 0.2028 10.03 Tebal Kulit Buah tn 0.2180 28.09 PTT Pangkal Buah ** 0.0272 2.09 PTT Tengah Buah tn 0.1944 1.38 PTT Ujung Buah * 0.0256 2.11 Keterangan : * berbeda nyata pada uji Dunnet taraf 5%; ** berbeda sangat nyata pada uji Dunnet taraf 1%; tn = tidak berbeda nyata pada uji Dunnet taraf 5%. PTT : Padatan Terlarut Total.
15
Panjang batang hibrida yang diuji berkisar dari 98.50 cm sampai 257.46 cm dengan rataan sebesar 162.10 cm. Umur berbunga jantan berkisar dari 39 hingga 63 HST dengan rataan sebesar 47.72 HST, sedangkan umur berbunga betina berkisar antara 47 hingga 70 HST dengan rataan sebesar 55.28 HST. Proporsi bunga jantan di antara bunga betina berkisar antara 4 hingga 7 bunga dengan rataan sebesar 5.33 bunga. Bobot buah dan panjang buah yang dimiliki berturut-turut berkisar dari 1.07 kg hingga 2.48 kg dan 19.89 cm hingga 29 cm dengan rataan masing-masing sebesar 1.66 kg dan 23.29 cm. Lingkar buah yang dimiliki berkisar antara 35.63 cm hingga 52.50 cm dengan nilai rataan sebesar 44.40 cm.
Panjang Batang Pengukuran panjang batang dimulai dari pangkal batang sampai cabang yang terdapat buah pertama. Hibrida yang mempunyai panjang batang terpendek adalah G3 yaitu 98.50 cm yang tidak berbeda nyata dengan Amor 1 dan Flower 144 tetapi berbeda nyata terhadap Emas Kuning, sedangkan panjang batang terpanjang dimiliki oleh Varietas Emas Kuning yang berbeda nyata dengan Flower 144, G1, G2, G3, G4, G6, dan G7. Nilai rata-rata umur panen hibrida yang diuji dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil studi korelasi dan analisis lintas yang dilakukan oleh Singh & Singh (1988) dalam More and Seshadri (1998), diketahui bahwa untuk memperbaiki produktivitas semangka, seleksi sebaiknya dilakukan pada buah yang mempunyai bobot buah yang tinggi serta batang yang lebih panjang. Panjang batang pada semangka diduga berhubungan erat dengan potensi bobot buah semangka yang dihasilkan. Semakin panjang batang semangka, diduga bobot buah dari semangka yang dihasilkan akan semakin tinggi karena jumlah daun yang menjadi pensuplai makanan bagi calon buah akan semakin banyak, demikian pula sebaliknya semakin pendek panjang batang semangka, semakin rendah pula bobot
buahnya.
Batang
semangka
yang
pendek
dapat
mempermudah
pemeliharaan dan lebih efisien dalam penggunaan lahan. Jarak buah pertama pada semangka dapat menunjukkan ketegakan tanaman. Menurut International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR)
16
ketegakan tanaman yang letak buah pertamanya kurang dari 1 meter tergolong rendah, jarak 1-1.5 meter tergolong intermediate, sedangkan yang mempunyai jarak buah pertama lebih dari 1.5 meter tergolong tinggi ketegakannya (Fertiza, 2006). Berdasarkan kriteria tersebut, hibrida yang mempunyai ketegakan tinggi adalah ketiga varietas pembanding (Emas kuning, Amor 1, dan Flower 144), G5, G8, G10, G12, G13, G14, G15, G16, dan G17. Hibrida G1, G2, G4, G6, G7, G9, dan G11 merupakan hibrida yang memiliki ketegakan sedang, sedangkan ketegakan rendah hanya dimiliki oleh G3.
Tabel 3. Nilai Rata-rata Panjang Batang, Jumlah Bunga Jantan diantara Dua Bunga Betina, PTT, dan Bobot Buah 17 Hibrida Harapan Semangka dan Tiga Varietas Pembanding. Jumlah Bunga Jantan diantara Bobot Buah (kg) Dua Bunga Betina G1 149.13a 4.67 1.54 a G2 131.12 5.00 1.94 G3 98.50 a 6.67 c 2.48 G4 126.39 a 5.67 2.05 G5 181.73 4.67 1.43 G6 147.48 a 5.33 1.84 G7 103.78 a 6.33 1.15 G8 166.61 7.33 c 1.94 G9 149.90 5.00 2.24 G10 159.36 5.33 1.32 G11 146.45 4.33 1.62 G12 154.11 5.00 1.07 G13 156.64 5.67 1.64 G14 225.77 4.33 1.69 G15 176.22 4.00 1.44 G16 195.25 4.33 1.26 G17 205.28 7.00 c 1.45 Emas Kuning 257.46 5.67 1.41 Amor 1 160.74 5.33 1.75 Flower 144 150.11 4.33 1.91 Keterangan : a = berbeda nyata terhadap pembanding Emas Kuning pada uji Dunnet taraf 5%; b = berbeda nyata terhadap pembanding Amor 1 pada uji Dunnet taraf 5%; c = berbeda nyata terhadap pembanding Flower 144 pada uji Dunnet taraf 5%. Nama Genotipe
Panjang Batang (cm)
17
Jumlah Bunga Jantan diantara Dua Bunga Betina Berdasarkan hasil sidik ragam, diketahui bahwa diantara 17 hibrida harapan semangka yang diuji tidak ada satupun hibrida yang menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap varietas pembanding Emas Kuning dan Amor 1. Hibrida yang menujukkan perbedaan yang nyata terhadap pembanding Flower 144 adalah G3, G8, dan G17. Ketiga hibrida tersebut mempunyai jumlah bunga jantan di antara dua bunga betina yang lebih banyak dibandingkan ketiga varietas pembanding, sedangkan hibrida-hibrida lain yang diuji mempunyai jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina yang sebanding dengan ketiga varietas pembanding. Hibrida yang mempunyai nilai rata-rata jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina yang paling sedikit adalah G15 yaitu 4 bunga, yang tidak berbeda nyata terhadap tiga varietas pembanding, sedangkan hibrida yang mempunyai nilai rata-rata jumlah bunga jantan diantara bunga betina yang paling banyak adalah G8 yaitu sebanyak 7.33 bunga, yang berbeda nyata terhadap pembanding Flower 144, tetapi tidak berbeda nyata terhadap dua pembanding lainnya, yaitu Amor 1 dan Emas Kuning. Nilai rata-rata jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Menurut Paje dan Vossen (1994), bunga jantan pertama pada semangka akan muncul pada buku ke-10 sampai buku ke-15, dan bunga betina pertama akan muncul pada beberapa buku kemudian, biasanya pada tujuh buku kemudian.
Bobot Buah Bobot buah merupakan karakter yang digunakan untuk memilih hibrida terbaik, karena dapat menggambarkan produktivitas per hektar (Firdaus, 2006). Untuk peubah ini, tidak ada hibrida yang menunjukkan perbedaan yang nyata dengan ketiga varietas pembanding (Emas Kuning, Amor 1, dan Flower 144). Rata-rata bobot buah hibrida-hibrida yang diuji berkisar antara 1.07 kg hingga 2.48 kg. Hibrida yang mempunyai bobot buah lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga varietas pembanding yatu G2, G3, G4, G8, dan G9. Hibrida yang mempunyai bobot buah lebih rendah daripada varietas pembanding yaitu : G7,
18
G10, G12, dan G16. Nilai rata-rata bobot buah dari hibrida-hibrida yang diuji dapat dilihat pada Tabel 5. Menurut Cahyono (1996), berdasarkan bobot buahnya, buah semangka dapat dibagi menjadi empat kelas, yaitu : •
Kelas I
: Bobot buah > 4 kg.
•
Kelas II
: Bobot buah antara 2 - 4 kg.
•
Kelas III
: Bobot buah < 2 kg.
Berdasarkan pengkelasan tersebut, dari 20 hibrida semangka yang diuji termasuk ketiga varietas pembanding, tidak terdapat satupun hibrida yang termasuk pada kategori semangka kelas I. G3, G4, dan G9 merupakan hibrida yang termasuk kategori semangka kelas II, sedangkan hibrida-hibrida lainnya termasuk kategori semangka kelas III.
Padatan Terlarut Total (PTT) Padatan terlarut total (PTT) menunjukkan kadar gula terlarut
yang
dimiliki oleh semangka. Oleh karena itu, diduga bahwa semakin tinggi nilai PTT, maka semakin manis pula semangka tersebut. Pengukuran PTT dilakukan pada tiga bagian buah semangka, yaitu bagian pangkal, tengah, dan ujung. Pada umumnya, bagian tengah semangka mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua bagian lainnya. Berdasarkan hasil analisis ragam, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan untuk peubah PTT tengah buah. Diantara 17 hibrida harapan yang diuji terdapat dua hibrida harapan yang mempunyai nilai PTT tengah buah yang lebih tinggi dibandingkan ketiga varietas pembanding, yaitu G4 (8.63oBrix) dan G6 (8.5oBrix). Hibrida yang mempunyai nilai rataan PTT tengah buah terendah dimiliki oleh G5, yaitu sebesar 6.07oBrix yang tidak berbeda nyata dengan ketiga varietas pembanding. Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa nilai rataan PTT pangkal buah dari hibrida-hibrida yang diuji menujukkan adanya perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan. Hibrida yang mempunyai nilai rataan PTT pangkal buah tertinggi adalah pembanding Emas kuning, yaitu sebesar 5.29oBrix yang berbeda nyata dengan G3, G5, dan G17 . hibrida G3 mempunyai nilai rataan PTT
19
pangkal buah terendah, yaitu sebesar 2.00oBrix yang berbeda nyata dengan pembanding Emas Kuning tetapi tidak menujukkan perbedaan yang
nyata
terhadap dua pembanding lainnya.
Tabel 4. Nilai Rata-rata Padatan Terlarut Total (PTT) Pangkal, Tengah, dan Ujung Buah 17 Hibrida Harapan dan Tiga Varietas Pembanding. Nama Genotipe PTT Pangkal PTT Tengah PTT Ujung G1 4.34 8.14 4.78 G2 3.21 6.52 4.44 a G3 2.00 a 7.70 3.20 a G4 5.41 8.63 5.39 G5 2.47 a 6.07 3.61 a G6 4.56 8.51 5.47 G7 4.65 8.24 5.27 G8 3.18 6.73 3.98 a G9 4.68 7.44 5.15 G10 2.86 6.33 4.02 a G11 5.53 8.30 6.46 G12 3.38 6.31 3.83 a G13 5.53 8.53 5.85 G14 3.78 7.57 4.13 a G15 2.75 6.96 3.84 a G16 2.62 6.58 4.32 a a G17 2.42 6.86 3.48 a Emas Kuning 5.92 8.49 7.40 Amor 1 2.96 7.18 4.57 Flower 144 2.82 7.13 4.43 Keterangan : a = berbeda nyata terhadap pembanding Emas Kuning pada uji Dunnet taraf 5%; b = berbeda nyata terhadap pembanding Amor 1 pada uji Dunnet taraf 5%; c = berbeda nyata terhadap pembanding Flower 144 pada uji Dunnet taraf 5%.
Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa nilai rataan PTT ujung buah dari hibrida-hibrida yang diuji menujukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan. Hibrida yang mempunyai nilai rataan PTT ujung buah tertinggi adalah pembanding Emas kuning, yaitu sebesar7.40oBrix yang berbeda nyata terhadap G2, G3, G5, G8, G10, G12, G14, G15, G16, dan G17. Sedangkan nilai PTT ujung buah terendah dimiliki oleh G3, yaitu sebesar 3.20oBrix yang berbeda nyata dengan pembanding Emas Kuning tetapi tidak menujukkan perbedaan yang nyata terhadap dua pembanding lainnya. Menurut Nonnecke (1989), pengukuran
20
PTT sebaiknya dilakukan pada bagian buah yang dekat dengan inti dari buah dibandingkan dengan bagian yang dekat dengan kulit buah dimana kandungan gulanya lebih rendah 3%. Menurut Ryugo (1988), pengukuran PTT harus segera dilakukan setelah pemanenan. Hal ini dikarenakan bila pengukuran ditunda maka buah akan kehilangan air lebih cepat daripada respirasi sehingga nilai PTTnya akan rendah. Nonnecke (1989) menyatakan bahwa pengairan yang berlebihan dapat mengurangi kandungan gula pada buah matang. Selain itu, keadaan buah yang belum masak dengan optimal pada saat pengukuran PTT dapat menyebabkan nilai PTT yang didapat rendah. Nilai rata-rata padatan terlarut total (PTT) pangkal, tengah, dan ujung buah dari 20 hibrida yang diuji dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 4.
Analisis Korelasi Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara peubah bobot buah dengan peubah-peubah yang berbeda nyata berdasarkan uji F (panjang batang, jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina, PTT pangkal, dan PTT ujung) dan antar peubah-peubah yang berbeda nyata itu sendiri. Berdasarkan hasil analisis korelasi antara peubah bobot buah dengan peubah-peubah yang berbeda nyata diketahui bahwa terdapat hubungan yang berbeda nyata dengan arah yang searah antara peubah bobot buah dengan PTT pangkal sebesar 0.279, dan terdapat hubungan yang berbeda sangat nyata dengan arah yang searah antara peubah bobot buah dengan PTT ujung sebesar 0.363. Sedangkan berdasarkan hasil analisis korelasi antar peubah yang berbeda nyata diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan hubungan yang nyata antar peubah. Hasil analisis korelasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
21
Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Analisis Korelasi antar beberapa peubah R (P-Value) Bobot Buah JBJBB Panjang Batang -0.038 JBJBB 0.783 0.020 -0.081 Panjang Batang 0.884 0.547 -0.075 -0.095 0.279 PTT Pangkal 0.584 0.485 0.039* -0.198 -0.040 0.363 PTT Ujung 0.144 0.772 0.007** Keterangan : * berkorelasi nyata pada taraf 5%; ** berkorelasi sangat nyata pada taraf 1%. JBJBB : Jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina. Peubah
Peubah Kualititatif Peubah kualitatif yang diamati terhadap 20 hibrida semangka yang diuji terdiri dari bentuk buah, warna kulit, corak, dan daging buah, bentuk pinggiran daun, ukuran daun, warna daun, dan jumlah lekukan daun. Semua peubah tersebut menunjukkan adanya keberagaman pada hibrida-hibrida yang diuji. Secara umum, bentuk buah semangka dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : berbentuk bulat, oval, dan lonjong dengan, warna kulit bermacam-macam dari hijau tua hingga hijau tua, bahkan ada juga yang berwarna kuning tergantung varietas yang ditanam. Hasil pengujian terhadap karakter kualitatif dari 17 hibrida harapan mununjukkan adanya ketidakseragaman. Hal ini diduga karena tetua yang digunakan untuk menghasilkan F1 yang diuji pada penelitian ini masih belum merupakan galur murni. Hampir semua hibrida yang diuji mempunyai bentuk buah bulat (Gambar 3). Hibrida-hibrida yang memiliki bentuk buah bulat yaitu : G1, G3, G5, G6, G7, G9, G11, G12, G13, G14, G15, G16, dan G17. Bentuk buah yang beragam dari bulat hingga oval dimiliki oleh Amor 1, G2, G4, dan G10. Flower 144 dan G8 memiliki bentuk buah mulai dari bulat, oval, hingga lonjong, sedangkan bentuk buah lonjong hanya dimiliki oleh Varietas Emas Kuning. Warna daging buah hibrida-hibrida semangka yang diuji menunjukkan adanya keragaman (gambar 4). Warna daging buah merah muda dimiliki oleh Varietas Flower 144, G1, G9, dan G12, sedangkan warna daging buah merah tua
22
hanya dimiliki oleh Varietas Emas Kuning. Hibrida semangka yang lain menunjukkan adanya ketidakseragaman warna daging buah. Varietas Amor 1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G11, G14, dan G17 mempunyai warna daging buah merah muda hingga merah tua, sedangkan G15 dan G16 merupakan hibrida semangka yang memiliki warna daging buah kuning, mulai dari kuning muda hingga kuning tua. Warna daging buah kuning hingga merah dimiliki oleh G10 dan G13. Menurut Mohr (1986), semangka yang mempunyai warna daging buah merah tua lebih disukai dibandingkan dengan semangka yang memiliki warna daging buah merah muda, walaupun akhir-akhir ini semangka dengan warna daging buah kuning juga sudah mulai disukai. Warna kulit buah yang dimiliki oleh hibrida-hibrida yang diuji juga menunjukkan adanya keragaman (Gambar 3). Varietas Amor 1, Flower 144, G2, G3, G4, G6, G7, G12, G13, G14, G15, G16, dan G17 memiliki kulit buah berwarna hijau muda. Warna kulit buah hijau tua dimiliki oleh G1, G9, dan G10. Warna kulit buah hingga hijau tua dimiliki oleh G5, G8, dan G11. Kulit buah kuning hanya dimiliki oleh Varietas Emas Kuning. Warna corak buah yang dimiliki oleh hibrida-hibrida yang diuji pada umumnya lebih tua jika dibandingkan dengan warna kulit buahnya, terutama pada hibrida-hibrida yang memiliki warna kulit buah hijau muda (Gambar 3). Warna corak buah hijau muda dimiliki oleh G13, G14, dan G15. Warna corak buah hijau tua dimiliki oleh varietas Flower 144, G1, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G9, G10, G11,G16, dan G17. Warna corak buah hijau muda hingga hijau tua dimiliki oleh Amor 1, G2, dan G12. Warna corak buah kuning hanya dimiliki oleh Varietas Emas Kuning. Bentuk pinggiran daun yang diamati dilihat dari bentuk pinggiran daun hibrida-hibrida yang diuji, ada yang bulat (tidak bergerigi) dan ada juga yang bergerigi, sedangkan ukuran daunnya ada yang runcing dan ada juga yang lebar (Gambar 5). Varietas emas kuning, Amor 1, G2, G3, G5, G6, G7, G8, G9, G10, G11, G12, G13, G14, G15, G16, dan G17 mempunyai bentuk pinggiran daun bergerigi. Bentuk pinggiran daun bergerigi hingga bulat dimiliki oleh Flower 144, G1, dan G4. Ukuran daun runcing dimiliki oleh G2, G13, G15, dan G16, sedangkan ukuran daun lebar dimiliki oleh G5, G6, dan G9. Ukuran daun runcing
23
hingga lebar dimiliki oleh Emas Kuning, Amor 1, Flower 144, G1, G3, G4, G7, G8, G10, G11, G12, G14, dan G17. Rekapitulasi hasil pengamatan terhadap peubah-peubah kualitatif yang diamati dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 6 dan Gambar lampiran 1-20.
(a)
(b)
(d)
(c)
(e)
Gambar 4. Keragaman Bentuk buah, warna kulit, dan warna corak buah semangka.(a) Bentuk buah bulat dengan warna kulit buah hijau tua dengan warna corak buah hijau tua; (b) Bentuk buah oval dengan warna kulit buah hijau muda dan warna corak buah hijau tua; (c) Bentuk buah bulat dengan warna kulit buah hijau muda dan warna corak hijau muda; (d) Bentuk buah lonjong dengan warna kulit buah kuning tanpa corak; (e) Bentuk buah bulat dengan warna kulit buah hijau muda tanpa corak.
Gambar 5. Keragaman Warna Daging Buah Semangka. (a) Merah Muda; (b) Merah Tua; (c) Kuning; (d) Kuning Bercampur Merah.
24
(a)
(b)
Gambar 6. Keragaman Bentuk Daun. (a) Runcing; (b) Lebar
25
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Peubah Kulitatif pada 17 Hibrida Harapan Semangka dan Tiga varietas pembanding. Nama Genotipe G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 Emas Kuning Amor 1 Flower 144
Bentuk Buah Bulat Bulat-oval Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat-oval Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Lonjong Bulat-oval Bulat
Warna Kulit Buah Hijau tua Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda-hijau tua Hijau muda Hijau muda Hijau muda-hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau muda-hijau tua Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda Kuning Hijau muda Hijau muda
Warna Corak Buah Hijau tua Hijau muda-hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau muda-hijau tua Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau tua Hijau tua Tidak bercorak Hijau muda-hijau tua Hijau tua
Warna Daging Buah Merah muda Merah muda-merah tua Merah muda-merah tua Merah muda-merah tua Merah muda-merah tua Merah muda-merah tua Merah muda-merah tua Merah muda-merah tua Merah muda Kuning-merah Merah muda-merah tua Merah muda Kuning-merah Merah muda-merah tua Merah-kuning Kuning Merah muda-merah tua Merah Tua Merah muda-merah tua Merah muda
25
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Tujuh belas hibrida harapan semangka yang diuji sebanding dengan ketiga varietas pembanding yaitu Emas Kuning, Amor 1, dan Flower 144 untuk semua karakter kecuali pada peubah panjang batang, jumlah bunga jantan diantara dua bunga betina, serta padatan terlarut total (PTT) pangkal dan ujung buah. Hibrida harapan G3 mempunyai bobot buah, panjang buah, dan diameter buah yang lebih tinggi dibandingkan ketiga varietas pembanding, dengan nilai berturut-turut : 2.475 kg, 29 cm, dan 52.5 cm. Selain hibrida harapan G3, hibrida harapan G2, G4, G8, dan G9 juga mempunyai bobot buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga varietas pembanding dengan nilai berturut-turut 1.94 Kg, 2.05 Kg, 1.94 Kg, dan 2.24 Kg.
Saran Hibrida harapan G2, G3, G4, dan G9 dapat dievaluasi kembali untuk dapat diajukan pelepasan varietas.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 485 hal. Bari, A., S. Musa, dan E. Sjamsudin. 2006. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor. 91 hal. Cahyono, B. 1996. Budidaya Semangka Hibrida Jenis Semangka Unggul Berbiji dan Tidak Berbiji. CV. Aneka. Solo. 102 hal. East West Seed Indonesia, PT. 2006. Katalog Varietas Benih Sayuran Unggul. PT East West Seed Indonesia. Purwakarta. 60 hal. Fertiza, W. 2006. Karakterisasi Sifat-Sifat Hortikultura 20 Genotipe Semangka Citrullus lanatus (Thurnberg.) Matsum & Nakai Lokal dan Introduksi. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 60 hal. Firdaus, Y. 2006. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Hibrida Cabai (C. Annuum L.) di Kebun Percobaan Tajur. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 65 hal. Kalie, M. B. 1993. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 hal. Mohr, H. C. 1986. Watermelon breeding, p. 37-64. In : M. J. Basset (Ed.). Breeding Vegetable Crops. Avi Publishing Company Inc. Connecticut. More, T. A. and V. S. Seshadri. 1998. Improvement and cultivation : musk melon, cucumber and watermelon. P.169-186. In : N. M. Nayar and T. A. More (Eds.). Cucurbits. Science Publisher. Enfield. Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Dalam : A. Makmur (Ed.) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 325 hal. Nonnecke, I. B. L. 1989. Vegetable Production. AVI Books. New York. 657 p. Paje, M. M. and M. Var der Vossen. 1994. Citrullus lanatus (Thunberg) Matsumi & Nakai. p 144-148. In : Siemonsma, Y. S. and P. Kasem (Eds.). Plant Resources of South East Asia 8 Vegetables. Pudoc Scientific Publisher. Wagenigen. Poehlman, J. M. and. D. A. Sleeper. 1996. Breeding Field Crop. 4th eds. Iowa State University Press. Iowa. 494 hal. Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar Universitas IPB. Bogor. 169 hal.
28
Prajnata, F. 2003. Agribisnis Semangka Non-biji. Penebar Swadaya. Yogyakarta. 175 hal. Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia 3 Prinsip, Produksi, dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung. 320 hal. Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 76 hal. Ryugo, K. 1988. Fruit Culture, Its Science and Art. John Willey and Son. New York. 116 p. Sunarjono, H. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Yogyakarta. 175 hal. Welsh, J. R. 1981. Fundamental of Plant Genetic and Breeding. John Willey & Sons, Inc. New York. 224 p. www.eastwestindo.com/index.php/ourseeds/varietydetail/53. 21 Mei 2008. www.knownyou.com/en_index.jsp?bodyinclude=en_ProductMaster.jsp&layer=3 &fseq=2&type. 21 Mei 2008.
LAMPIRAN
30
Tabel Lampiran 1. Daftar Kode Persilangan Semangka No. Persilangan 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18
Asal Persilangan F5 Persilangan Kiara 362 x Select Dragon F5 Persilangan Super King x Hokky Star F5 Persilangan Super King x Uranus F5 Persilangan Super New Dragon x Sugar Baby F5 Persilangan New Champion x Select Dragon F5 Persilangan Sugar Baby x Round Dragon (311) F5 Persilangan Kiara 362 x Hokky Star F5 Persilangan Dragon Giant x Sugar Baby F5 Persilangan Kiara 362 x Hokky Star F5 Persilangan Round Dragon x Uranus
Tabel Lampiran 2. Daftar Hibrida Semangka & Kode Persilangannya Genotipe G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 Emas Kuning Amor 1 Flower 144
Kode Persilangan 8x9 8 x 11 9 x 11 11 x 8 11 x 9 12 x 10 12 x 16 13 x 11 13 x 12 15 x 10 15 x 12 15 x 17 17 x 18 18 x 13 17 x 13 17 x 12 18 x 12 Varietas Komersial (PT. Known You Seed) Varietas Komersial (PT. East West Seed Indonesia) Varietas Komersial
31
Tabel Lampiran 3. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Panjang Batang Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 26.16%
Derajat Bebas 19 2 34 55
Jumlah Kuadrat 75913.20 1635.72 61791.33 139340.25
Kuadrat Tengah 3995.43 817.86 1817.39
F hitung
Pr>F
2.03
0.0320
Tabel Lampiran 4. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Umur Berbunga Jantan Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 16.54%
Derajat Bebas 19 2 38 59
Jumlah Kuadrat 1907.52 133.03 2365.63 4406.18
Kuadrat Tengah 100.39 66.52 62.25
F hitung
Pr>F
1.56
0.1141
Tabel Lampiran 5. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Umur Berbunga Betina Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 13.87%
Derajat Bebas 19 2 38 59
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
1911.52 29.63 2235.03 4176.18
100.61 14.82 58.82
F hitung
Pr>F
1.57
0.1106
Tabel Lampiran 6. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Jumlah Bunga Jantan diantara Dua Bunga Betina Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 16.51%
Derajat Bebas 19 2 38 59
Jumlah Kuadrat 50.6 0.9 29.1 80.6
Kuadrat Tengah 2.67 0.45 0.77
F hitung
Pr>F
3.20
0.0009
32
Tabel Lampiran 7. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Umur Panen Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 3.40%
Derajat Bebas 19 2 38 59
Jumlah Kuadrat 117.849 0.088 282.238 400.176
Kuadrat Tengah 6.203 0.044 8.819
F hitung
Pr>F
0.64
0.8592
Tabel Lampiran 8. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Bobot Buah Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 12.01%
Derajat Bebas 19 2 35 56
Jumlah Kuadrat 6.298 2.688 9.163 18.149
Kuadrat Tengah 0.331 1.344 0.262
F hitung
Pr>F
1.63
0.1210
Tabel Lampiran 9. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Panjang Buah Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 5.86%
Derajat Bebas 19 2 35 56
Jumlah Kuadrat 2.575 0.323 2.775 5.674
Kuadrat Tengah 0.136 0.162 0.079
F hitung
Pr>F
1.74
0.0717
Tabel Lampiran 10. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Lingkar Buah Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 11.08%
Derajat Bebas 19 2 33 54
Jumlah Kuadrat 653.140 42.005 795.872 1491.017
Kuadrat Tengah 34.376 21.003 24.117
F hitung
Pr>F
1.37
0.2028
33
Tabel Lampiran 11. Hasil Sidik Ragam pada Peubah Tebal Kulit Buah Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 28.09%
Derajat Bebas 19 2 34 55
Jumlah Kuadrat 1.701 0.007 2.062 3.769
Kuadrat Tengah 0.089 0.003 0.061
F hitung
Pr>F
1.34
0.2180
Tabel Lampiran 12. Hasil Sidik Ragam pada Peubah PTT Pangkal Buah Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 36.19%
Derajat Bebas 19 2 34 55
Jumlah Kuadrat 76.70 2.80 61.63 141.13
Kuadrat Tengah 4.04 1.40 1.81
F hitung
Pr>F
2.09
0.0272
Tabel Lampiran 13. Hasil Sidik Ragam pada Peubah PTT Tengah Buah Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 17.82%
Derajat Bebas 19 2 34 55
Jumlah Kuadrat 40.34 9.89 58.73 108.96
Kuadrat Tengah 2.12 4.95 1.73
F hitung
Pr>F
1.38
0.1944
Tabel Lampiran 14. Hasil Sidik Ragam pada Peubah PTT Ujung Buah Sumber Keragaman Genotipe Ulangan Galat Total KK = 24.92 %
Derajat Bebas 19 2 34 55
Jumlah Kuadrat 58.09 1.57 45.78 105.44
Kuadrat Tengah 3.07 0.79 1.35
F hitung
Pr>F
2.11
0.0256
34
Gambar Lampiran 1. Buah dan Daun Semangka Hibrida G1
Nama Genotipe
: G1
Kode Persilangan
:8x9
Tetua
: (Kiara 362 x select Dragon) x (Super King x Hokky Star)
Umur Panen
: 88 HST
Bobot Buah
: 1.54 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau tua
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda
Tebal Kulit Buah
: 0.9 cm
Lingkar Buah
: 43.17 cm
Panjang Buah
: 22.26 cm
PTT Pangkal
: 4.34oBrix
PTT Tengah
: 8.14oBrix
PTT Ujung
: 4.78oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bulat-bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
35
Gambar Lampiran 2. Buah dan Daun Semangka Hibrida G2.
Nama Genotipe
: G2
Kode Persilangan
: 8 x 11
Tetua
: (Kiara 362 x select Dragon) x (Super New Dragon x Sugar Baby)
Umur Panen
: 85 HST
Bobot Buah
: 1.94 kg
Bentuk Buah
: Bulat-oval
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 1.4 cm
Lingkar Buah
: 44.25 cm
Panjang Buah
: 25.15 cm
PTT Pangkal
: 3.21oBrix
PTT Tengah
: 6.52oBrix
PTT Ujung
: 4.44oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing
36
Gambar Lampiran 3. Daun Semangka Hibrida G3.
Nama Genotipe
: G3
Kode Persilangan
: 9 x 11
Tetua
: (Super King x Hokky Star) x (Super New Dragon x Sugar Baby)
Umur Panen
: 90 HST
Bobot Buah
: 2.48 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.95 cm
Lingkar Buah
: 52.5 cm
Panjang Buah
: 29 cm
PTT Pangkal
: 2.00oBrix
PTT Tengah
: 7.70oBrix
PTT Ujung
: 3.20oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
37
Gambar Lampiran 4. Buah dan Daun Semangka Hibrida G4.
Nama Genotipe
: G4
Kode Persilangan
: 11 x 8
Tetua
: (Super New Dragon x Sugar Baby) x (Kiara 362 x select Dragon)
Umur Panen
: 87 HST
Bobot Buah
: 2.05 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 1.11 cm
Lingkar Buah
: 47.89 cm
Panjang Buah
: 24.42 cm
PTT Pangkal
: 5.41oBrix
PTT Tengah
: 8.63oBrix
PTT Ujung
: 5.39oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bulat- bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
38
Gambar Lampiran 5. Buah dan Daun Semangka Hibrida G5.
Nama Genotipe
: G5
Kode Persilangan
: 11 x 9
Tetua
: (Super New Dragon x Sugar Baby) x (Super King x Hokky Star
Umur Panen
: 90 HST
Bobot Buah
: 1.43 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda-hijau tua
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.7 cm
Lingkar Buah
: 44.11 cm
Panjang Buah
: 22.14 cm
PTT Pangkal
: 2.47oBrix
PTT Tengah
: 6.07oBrix
PTT Ujung
: 3.61oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Lebar
39
Gambar Lampiran 6. Buah dan Daun Semangka Hibrida G6.
Nama Genotipe
: G6
Kode Persilangan
: 12 x 10
Tetua
: (New Champion x Select Dragon) x (Super King x Uranus)
Umur Panen
: 87 HST
Bobot Buah
: 1.84 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.89 cm
Lingkar Buah
: 49.41 cm
Panjang Buah
: 24.04 cm
PTT Pangkal
: 4.56oBrix
PTT Tengah
: 8.51oBrix
PTT Ujung
: 5.47oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Lebar
40
Gambar Lampiran 7. Buah dan Daun semangka Hibrida G7.
Nama Genotipe
: G7
Kode Persilangan
: 12 x 16
Tetua
: (New Champion x Select Dragon) x (Dragon Giant x Sugar Baby)
Umur Panen
: 90 HST
Bobot Buah
: 1.15 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau agak tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.71 cm
Lingkar Buah
: 40.92 cm
Panjang Buah
: 22.93 cm
PTT Pangkal
: 4.65oBrix
PTT Tengah
: 8.24oBrix
PTT Ujung
: 5.27oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
41
Gambar Lampiran 8. Buah dan Daun semangka Hibrida G8.
Nama Genotipe
: G8
Kode Persilangan
: 13 x 11
Tetua
: (Sugar Baby x Round Dragon (311)) x (Super New Dragon x Sugar Baby)
Umur Panen
: 90 HST
Bobot Buah
: 1.94 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda-hijau tua
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.99 cm
Lingkar Buah
: 47.35 cm
Panjang Buah
: 23.85 cm
PTT Pangkal
: 3.18oBrix
PTT Tengah
: 6.73oBrix
PTT Ujung
: 3.98oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
42
Gambar Lampiran 9. Buah dan Daun Semangka Hibrida G9.
Nama Genotipe
: G9
Kode Persilangan
: 13 x 12
Tetua
: (Sugar Baby x Round Dragon (311)) x (New Champion x Select Dragon)
Umur Panen
: 89 HST
Bobot Buah
: 2.24 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau tua
Warna Corak Buah
:-
Warna Daging Buah
: Merah muda
Tebal Kulit Buah
: 0.93 cm
Lingkar Buah
: 45.26 cm
Panjang Buah
: 25.62 cm
PTT Pangkal
: 4.68oBrix
PTT Tengah
: 7.44oBrix
PTT Ujung
: 3.98oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 3 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Lebar
43
Gambar Lampiran 10. Daun Semangka Hibrida G10.
Nama Genotipe
: G10
Kode Persilangan
: 15 x 11
Tetua
: (Kiara 362 x Hokky Star) x (Super New Dragon x Sugar Baby)
Umur Panen
: 89 HST
Bobot Buah
: 1.32 kg
Bentuk Buah
: Bulat-oval
Warna Kulit Buah
: Hijau tua
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Kuning-merah
Tebal Kulit Buah
: 0.7 cm
Lingkar Buah
: 43.21 cm
Panjang Buah
: 21.15 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
44
Gambar Lampiran 11. Daun Semangka Hibrida G11.
Nama Genotipe
: G11
Kode Persilangan
: 15 x 12
Tetua
: (Kiara 362 x Hokky Star) x (New Champion x Select Dragon)
Umur Panen
: 88 HST
Bobot Buah
: 1.61 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda-hijau tua
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.71 cm
Lingkar Buah
: 45.79 cm
Panjang Buah
: 22.15 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
45
Gambar Lampiran 12. Buah dan Daun Semangka Hibrida G12.
Nama Genotipe
: G12
Kode Persilangan
: 15 x 17
Tetua
: (Kiara 362 x Hokky Star) x (Uranus x Hokky Star)
Umur Panen
: 86 HST
Bobot Buah
: 1.07 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau muda-hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda
Tebal Kulit Buah
: 0.67 cm
Lingkar Buah
: 39.6 cm
Panjang Buah
: 19.9 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
46
Gambar Lampiran 13. Buah dan Daun Semangka Hibrida G13.
Nama Genotipe
: G13
Kode Persilangan
: 17 x 18
Tetua
: (Uranus x Hokky Star) x (Round Dragon x Uranus)
Umur Panen
: 87 HST
Bobot Buah
: 1.64 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau muda
Warna Daging Buah
: Kuning-merah
Tebal Kulit Buah
: 0.78 cm
Lingkar Buah
: 41.74 cm
Panjang Buah
: 21.95 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing
47
Gambar Lampiran 14. Buah dan Daun Semangka Hibrida G14.
Nama Genotipe
: G14
Kode Persilangan
: 18 x 13
Tetua
: (Round Dragon x Uranus) x (Sugar Baby x Round Dragon (311))
Umur Panen
: 87 HST
Bobot Buah
: 1.69 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau muda
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.88 cm
Lingkar Buah
: 44.39 cm
Panjang Buah
: 23.39 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
48
Gambar Lampiran 15. Buah dan Daun Semangka Hibrida G15.
Nama Genotipe
: G15
Kode Persilangan
: 17 x 13
Tetua
: (Uranus x Hokky Star) x (New Champion x Select Dragon)
Umur Panen
: 87 HST
Bobot Buah
: 1.44 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau muda
Warna Daging Buah
: Merah-kuning
Tebal Kulit Buah
: 0.88 cm
Lingkar Buah
: 43.67 cm
Panjang Buah
: 22.11 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing
49
Gambar Lampiran 16. Buah dan Daun Semangka Hibrida G16.
Nama Genotipe
: G16
Kode Persilangan
: 17 x 12
Tetua
: (Uranus x Hokky Star) x (Sugar Baby x Round Dragon)
Umur Panen
: 86 HST
Bobot Buah
: 1.26 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Kuning
Tebal Kulit Buah
: 0.67 cm
Lingkar Buah
: 43.4 cm
Panjang Buah
: 21.11 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing
50
Gambar Lampiran 17. Daun Semangka Hibrida G17.
Nama Genotipe
: G17
Kode Persilangan
: 18 x 12
Tetua
: (Round Dragon x Uranus) x (New Champion x Select Dragon )
Umur Panen
: 89 HST
Bobot Buah
: 1.45 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.89 cm
Lingkar Buah
: 44.01 cm
Panjang Buah
: 19.89 cm
PTT Pangkal
: 5.753oBrix
PTT Tengah
: 5.753oBrix
PTT Ujung
: 5.753oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
51
Gambar Lampiran 18. Buah dan Daun Semangka Hibrida Emas Kuning.
Nama Genotipe
: Emas Kuning
Umur Panen
: 87 HST
Bobot Buah
: 1.40 kg
Bentuk Buah
: Lonjong
Warna Kulit Buah
: Kuning
Warna Corak Buah
:-
Warna Daging Buah
: Merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0.9 cm
Lingkar Buah
: 35.63 cm
Panjang Buah
: 26.09 cm
PTT Pangkal
: 5.92oBrix
PTT Tengah
: 8.49oBrix
PTT Ujung
: 7.40oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Runcing-lebar
52
Gambar Lampiran 19. Buah dan Daun Semangka Hibrida Amor 1.
Nama Genotipe
: Amor 1
Umur Panen
: 87 HST
Bobot Buah
: 1.75 gram
Bentuk Buah
: Bulat-oval
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau muda-hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda-merah tua
Tebal Kulit Buah
: 0. 97 cm
Lingkar Buah
: 44.38 cm
Panjang Buah
: 25.23 cm
PTT Pangkal
: 2.96oBrix
PTT Tengah
: 7.18oBrix
PTT Ujung
: 4.57oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Lebar
53
Gambar Lampiran 20. Buah dan Daun Semangka Hibrida Flower 144.
Nama Genotipe
: Flower 144
Umur Panen
: 90 HST
Bobot Buah
: 1.91 kg
Bentuk Buah
: Bulat
Warna Kulit Buah
: Hijau muda
Warna Corak Buah
: Hijau tua
Warna Daging Buah
: Merah muda
Tebal Kulit Buah
: 0. 96 cm
Lingkar Buah
: 47.35 cm
Panjang Buah
: 23.54 cm
PTT Pangkal
: 2.82oBrix
PTT Tengah
: 7.13oBrix
PTT Ujung
: 4.43oBrix
Jumlah Lekukan Daun : 5 Bentuk Pinggiran Daun : Bergerigi Ukuran Daun
: Lebar