UJI AKTIVITAS ANTIOKIDAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP RADIKAL BEBAS DPPH DENGAN VARIASI JENIS PELARUT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF PROPOLIS EXTRACT TO DPPH FREE RADICAL WITH SOLVENT TYPE VARIATION
Andi Dian Permana, Latifah Rahman, Marianti A. Manggau Fakultas Farmasi Unversitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Andi Dian Permana Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar HP : 08991848922 Email :
[email protected]
Abstrak
Propolis merupakan salah satu bahan alam yang telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi karena kandungan flavonoid yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan senyawa flavonoid dan aktivitas antioksidan dari ekstrak propolis. Tahapan penelitian adalah mengekstraksi raw propolis dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, etanol 96%, dan air, kemudian pengukuran total flavonoid dan pengujian aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan flavonoid yang diperoleh sebesar 5,01% dengan pelarut etanol 70%, 3,14% dengan pelarut etanol 96%, dan 1,04 dengan pelarut air. Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak propolis menunjukkan nilai IC50 sebesar 78, 453 µg/ml untuk pelarut etanol 70%, 112,227 µg/ml untuk pelarut etanol 96%, dan 162,74 µg/ml untuk pelarut air . Disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% propolis memiliki kandungan flavonoid dan aktivitas antioksidan yang terbesar.
Kata kunci : Ekstrak Propolis, Total Flavonoid, Uji Aktivitas Antioksidan
Abstract Propolis is one of natural compounds that has been known to have high antioxidant activity in relation to its high flavonoid compound. This research aimed to understand the influence of solvent type to flavonoid compound and antioxidant activity of propolis extract. Research step started with extracting of raw propolis with maceration using ethanol 70%, ethanol 96% and water, then measuring the total flavonoid compound and antioxidant activity to DPPH free radical. The result shown that total flavonoid compound is 5,01% with solvent ethanol 70%, 3,14% with solvent ethanol 96% and 1,04% with solvent water. The measurement of antioxidant activity shown IC50 equal to 78,453 µg/ml with solvent ethanol 70%, 112,227 µg/ml with solvent ethanol 96%, and 162,74 µg/ml with solvent water. This conclude that propolis ethanol 70% extract has the highest flavonoid compound and highest antioxidant activity.
Keyword : Propolis extract, total flavonoid compound, antioxidant activity test
PENDAHULUAN Penuaan dini adalah proses penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya. Hal ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Sinar matahari merupakan salah satu faktor eksternal penyebab penuaan dini. Paparan sinar UV yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis (Austad, 2009). Antioksidan memiliki peranan penting dalam mengatasi proses penuaan kulit. Antioksidan berfungsi membatasi kerusakan akibat radikal bebas dengan cara menghambat dan melindungi dari oksigen reaktif yang diproduksi oleh radikal-radikal bebas, sehingga dapat mengurangi peradangan akibat sinar UV. Sumber-sumber antioksidan dapat berupa antioksidan sintetik maupun antioksidan alami. Tetapi saat ini penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi karena ternyata dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa antioksidan sintetik seperti BHT (Butylated Hydroxy Toluena) ternyata dapat meracuni binatang percobaan dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu industri makanan dan obatobatan beralih mengembangkan antioksidan alami dan mencari sumber-sumber antioksidan alami baru (Takashi dan Takayuni, 1997). Ada banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, misalnya rempah-rempah, teh, coklat, dedaunan, biji-biji serelia, sayursayuran, enzim dan protein. Kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan (Sarastani, dkk., 2002). Senyawa fenolik atau polifenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid. Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan telah banyak diteliti belakangan tahun ini, dimana flavonoid memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti radikal bebas (Giorgio, 2000). Propolis merupakan salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Propolis mempunyai aktivitas antioksidan yang paling kuat dalam melawan oksidan dan radikal bebas (radikal H2O2, O2●-, OH●) dibandingkan dengan hasil produk lebah lainnya (Mihai, 2011). Kandungan flavonoid di dalamnya dapat meredam efek buruk radikal bebas (Yang, 2011). Bendich (1992) menjelaskan bahwa kemampuan propolis sebagai antioksidan dapat menangkap radikal hidroksi dan superoksida kemudian menetralkan radikal bebas sehingga
melindungi sel dan mempertahankan keutuhan struktur sel dan jaringan serta dapat melindungi membran lipid terhadap reaksi yang tidak diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antioksidan dari senyawa flavonoid dari ekstrak propolis dengan menggunakan berbagai macam pelarut polar dan mengetahui kadar total flavonoid yang terkandung dalam ekstrak tersebut.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Biofarmaka Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin. Jenis penelitian adalah experimental laboratories. Metodologi Penelitian Sampel propolis diperoleh dari Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Ekstrak propolis diperoleh dengan mengekstraksi sampel propolis dengan berbagai macam pelarut polar seperti air, etanol 70%, dan etanol 96% selama 6 hari.. Ekstrak yang diperoleh diuji kadar flavonoid dengan menggunakan kuersetin sebagai standar dengan penambahan pereaksi AlCl3 10% dan Natrium Asetat 1 M, dimana volume akhir dicukupkan dengan larutan Phosfat Buffer Saline pH 7,4. Larutan diukur kadar total flavonoid dengan menggunakan alat spektrofometer UV- Vis pada panjang gelombang 422,5 nm. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Dipipet masing- masing larutan uji sebanyak 500 µl, 1000 µl, 1250 µl, 1500 µl dari larutan stok yang telah dibuat ke dalam labu tentukur, lalu masing-masing ditambah 900 µL DPPH 0,4 mM dan dicukupkan volumenya dengan etanol absolut hingga 5 mL. Campuran tersebut diinkubasi pada suhu 37ºC ± 5ºC selama 30 menit kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer. Sebagai blanko, larutan DPPH 0,4 mM dipipet sebanyak 900 µL kedalam labu tentukur, kemudian ditambahkan etanol absolut hingga 5 mL dan diinkubasi pada suhu 37ºC ± 5ºC selama 30 menit . Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan persentase pengikatan radikal bebas dengan rumus :
HASIL Hasil pengukuran total flavonoid terhadap ekstrak propolis diperoleh % flavonoid sebesar 5,01% dengan pelarut etanol 70%, 3,14% dengan pelarut etanol 96%, dan 1,04 dengan pelarut air (Tabel 1). Uji aktivitas antioksidan ekstrak propolis dapat dilihat pada (Tabel 2-4), dimana menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dengan IC50 sebesar 78, 453 µg/ml untuk pelarut etanol 70%, 112,227 µg/ml untuk pelarut etanol 96%, dan 162,74 µg/ml untuk pelarut air.
PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan bahwa ekstrak etanol propolis dapat menghambat menghambat radikal bebas DPPH dengan aktivitas antioksidan yang dimilikinya. Hal ini berhubungan karena adanya kandungan senyawa flavonoid dalam ekstrak propolis. Dalam penelitian ini zat aktif yang terkandung dalam propolis ditarik dengan cara ekstraksi maserasi dengan beberapa pelarut polar. Hal ini dilakukan karena sifat flavonoid yang bersifat polar sehingga pelarut yang digunakan juga bersifat polar. Pelarut yang digunakan adalah etanol 70%, etanol 96%, dan air. Ekstrak propolis yang dihasilkan memiliki karakteristik warna coklat dan memiliki bau yang khas. Pelarut yang digunakan akan mempengaruhi kadar kandungan zat aktif yang di dalam ekstrak. Hal ini dapat dilihat dari nilai total flavonoid yang diperoleh sebesar 5,01% dengan pelarut etanol 70%, 3,14% dengan pelarut etanol 96%, dan 1,04 dengan pelarut air. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa flavonoid yang terkandung dalam propolis memiliki kelarutan yang lebih tinggi pada pelarut etanol 70%. Pengukuran kadar total flavonoid setara kuersetin menunjukkan bahwa ekstrak etanol propolis mengandung senyawa flavonoid, salah satunya adalah kuarsetin. Dalam pengujian ini adanya senyawa kuarsetin ditunjukkan oleh perubahan warna setelah ditambahkan pereaksi AlCl3 10% dan Natrium Asetat 1 M dari tidak berwarna menjadi kuning. Pemeriksaan aktivitas antiradikal bebas
DPPH secara spektrofotometri dilakukan
dengan mereaksikan sampel dengan larutan DPPH pada panjang gelombang 515,5 nm. Metode DPPH dipilih karena sederhana, mudah, cepat dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel. Aktivitas diukur dengan menghitung jumlah pengurangan intensitas warna ungu DPPH yang sebanding dengan pengurangan konsentrasi larutan DPPH. Peredaman tersebut dihasilkan oleh bereaksinya molekul Difenil Pikril Hidrazil dengan atom hidrogen yang dilepaskan satu molekul komponen sampel sehingga terbentuk senyawa Difenil Pikril Hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis pelarut yang digunakan akan mempengaruhi aktivitas antioksidan dari ekstrak propolis. Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak propolis menunjukkan nilai IC50 sebesar 78, 453 µg/ml untuk pelarut etanol 70%, 112,227 µg/ml untuk pelarut etanol 96%, dan 162,74 µg/ml untuk pelarut air. Hal ini menunjukkan bahwa senyawasenyawa antioksidan yang terkandung dalam propolis memiliki kelarutan yang tinggi dalam etanol 70%.
KESIMPULAN DAN SARAN Kami menyimpulkan bahwa hasil ekstraksi dari propolis berupa ekstrak etanol 70% propolis memiliki kandungan flavonoid dan aktivitas antioksidan yang paling tinggi dalam menghambat radikal bebas DPPH. Melihat potensi tersebut, maka diharapkan ke depannya dapat diformulasi menjadi sebuah sediaan anti oksidan sehingga bermanfaat dalam mengatasi masalah penuaan dini pada kulit..
DAFTAR PUSTAKA
Austad, S.N., 2009. Comparative Biology of Aging, Journal of Gerontology: Biological Sciences, 64A(2): 199-201. Mihai, Cristna., Marghitas, Liviu. 2011. Correlation between Polyphenolic Profile and Antioxidant Activity of Propolis from Transylvania. Scientific Papers: Animal Science and Biotechnologies, 2011, 44 (2). Yang, H., Dong, Y., Du, H. 2011. Antioxidant Compounds From Propolis Collected In Anhui, China. Molecules. 16: 3444-3455 Bendich, A. 1992. Physiological Role of Antioxidants in the Immune System. Human Nutrition Research, Hoffmann-LaRoche Inc., Nutley, NJ 07110 Sarastani, Dewi; Suwarna T. Soekarto; Tien R. Muchtadi; Dedi Fardiaz dan Anton Apriyanto., (2002), Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Biji Atung., Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol. XIII. No. 2. 149-156. Takashi. Miyake and Takayumi Shibamoto, (1997), Antioxidant Activities of Natural Compound Found in Plants. J. Agric. Food. Chem. 45. 1819-1822. Giorgi. P., (2000), Flavonoid an Antioxidant. Journal National Product. 63. 1035-1045.
Tabel 1. Kandungan Flavonoid Ekstrak Propolis Ekstrak
Total Flavonoid (%)
Etanol 70%
5,01
Etanol 96%
3,14
Air
1,04
Tabel 2. Aktivitas Antioksidan Ektrak Etanol 70% Propolis Konsentrasi (µg/ml)
Absorban rata-rata
% Penangkapan Radikal Bebas
Log Konsentrasi (X)
Nilai Probit (Y)
25
0,624
18,54
1,398
4,102
50
0,550
28,20
1,699
4,426
75
0,436
43,08
1,875
4,882
100
0,311
59,40
2
5,262
125
0,222
71,02
2,097
5,551
Blanko
0,766
IC50 = 78,453 µg/ml
Tabel 3. Aktivitas Antioksidan Ektrak Etanol 96% Propolis % Log Nilai Konsentrasi Absorban Penangkapan Konsentrasi Probit (µg/ml) rata-rata Radikal Bebas (X) (Y) 50
0,644
15,927
1,699
4,006
75
0,555
27,546
1,875
4,406
100
0,454
40,731
2
4,765
125
0,345
54,961
2,097
5,129
150
0,246
67,885
2,176
4,467
Blanko
0,766
IC50 = 112,227 µg/ml Tabel 3. Aktivitas Antioksidan Ektrak Air Propolis Konsentrasi (µg/ml)
Absorban rata-rata
% Penangkapan Radikal Bebas
Log Konsentrasi (X)
Nilai Probit (Y)
100
0,646
15,666
2
3,99
125
0,532
30,548
2,097
4,491
150
0,448
41,514
2,176
4,785
175
0,359
53,133
2,243
5,083
200
0,232
69,713
2,301
5,514
Blanko
0,766
IC50 = 162,74 µg/ml
Ekstrak etanol Gambar 1. Hasil ekstraksi propolis