UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur :
Keterangan : - Pemilik perusahaan dagang a. Menyediakan modal,sarana dan prasarana b. Sebagai mitra dagang dalam menentukan kebijakan-kebijakan diperusahaan. c. Memilih dan menentukan karyawan dilingkungan perusahaan
- Bagian Audit a. Untuk memeriksa akuntansi yang berlaku diperusahaan. - Bagian Penjualan a. Mengawasi proses penjualan brang elektronik b. Membuat laporan penjualan c. Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya d. Memberikan informasi produk kepada pembeli - Bagian Distribusi (Ekspedisi) a. Mengantar barang elektronik sampai tujuan b. Membuat tanda terima - Bagian Akuntansi dan keuangan a. Mengawasi dan membuat daftar hadir karyawan b. Mengawasi dan membuat daftar sipembeli c. Membuat laporan - Gudang a. Bertanggung jawab atas semua pencacatan keluar masuknya barang. b. Membuat laporan data persediaan barang elektronik.
2. Pengendalian Input Data Pengendalian Input (Input Control) untuk memastikan bahwa transaksi valid dan akurat serta lengkap. Pengendalian input terdiri dari : 1. Pengendalian Dokumen Sumber Pengendalian dokumen sumber harus dilaksanakan secara hati-hati, karena penipuan dengan dokumen sumber dapat memindahkan aset dari perusahaan. Maka dari itu perusahaan harus mengimplementasikan berbagai prosedur pengendalian atas dokumen sumber dengan memperhitungkan setiap dokumen, seperti: a)
Menggunakan dokumen sumber yang diberi nomor terlebih dahulu
Dokumen sumber harus dibuat otomatis dengan nomor melalui printer yang menunjukkan urutan angka setiap dokumen. Nomor pada dokumen sumber memungkinkan akuntansi yang akurat atas penggunaan dokumen dan menyediakan jejak audit untuk penelusuran berbagai transaksi melalui berbagai catatan akuntansi.
b) Menggunakan dokumen sumber secara berurutan Dokumen sumber harus didistribusikan ke para pengguna dan digunakan secara berurutan. Hal ini akan membutuhkan dijaganya keamanan fisik yang memadai atas berbagai file dokumen sumber di lokasi pengguna. Ketika saat tidak digunakan, dokumen-dokumen tersebut harus dikunci. Akses ke sumber dokumen harus dibatasi hanya untuk orang-orang yang diberi otorisasi. c) Mengaudit dokumen sumber secara berkala Merekonsiliasi urutan angka dokumen untuk mengidentifikasi berbagai dokumen sumber yang hilang. Secara berkala, auditor harus membandingkan berbagai jumlah dokumen yang digunakan hingga saat ini dan yang tersisa dalam file ditambah yang dibatalkan karena kesalahan. Dokumen-dokumen yang tidak diperhitungkan harus dilaporkan ke pihak manajemen. d) Pengendalian pengkodean data Pengendalian Batch Pengendalian Batch, merupakan metode yang tidak efektif dalam mengelola volume data transaksi yang besar dalam sistem. Untuk merekonsiliasi output yang dihasilkan oleh sistem dengan input yang dimasukkan kedalam sistem terkait, untuk memastikan : samua record dalam batch diproses, tidak ada record yang diproses lebih dari sekali, adanya jejak audit transaksi mulai dari tahap input, pemerosesan hingga output sistem.
2. Pengendalian Penyimpanan Data Sistem informasi yang efisien menangkap dan menyimpan data hanya satu kali dan membuat sumber tunggal yang tersedia bagi semua pengguna yang akan membutuhkannya. Review atas pengendalian penyimpanan data ditujukan untuk memastikan bahwa setiap elemen data disimpan hanya satu kali, sehingga mengurangi redundansi data serta mengurangi biaya pengumpulan dan penyimpanan data.
3. Pengendalian Validasi Pengendalian validasi input ditujukan untuk mendeteksi berbagai kesalahan data dalam transaksi sebelum data tersebut diproses. Ada tiga tingkat pengendalian antara lain: · Validasi dalam Sistem Real-Time
· Validasi dalam Sistem Akses Langsung Batch
4. Pengendalian Kesalahan Input Pengguanaan file kesalahan dalam sistem File berurutan Batch dengan banyak titik penyerahan ulang.
5. Pengendalian Sistem Input Data Umum Pengendalian input data yang digeneralisasi (Generalized Data Input System– GDIS) meliputi berbagai prosedur terpusat yang mengelola input data untuk semua sistem pemerosesan transaksi di perusahaan, memiliki tiga kelebihan antara lain: · GDIS memperbaiki pengendalian dengan membuat sebuah sistem yang sama dan melakukan validasi data · GDIS memastikan bahwa tiap aplikasi SIA menggunakan standar secara konsisten untuk validasi data · GDIS memperbaiki efisiensi pengembangan sistem
3. a) Pengendalian Transaksi e-bussines : 1. Pengendalian akses. Software ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antarberbagai peralatan; secara otomatis memutar dan menjawab telepon; membatasi akses hanya pada para pemakai yang berwenang, serta membuat parameter seperti: kecepatan, mode, dan arah pengiriman. 2. Pengelolaan jaringan Pada software ini berfungsi untuk mengumpulkan data untuk memeriksa kesiapan peralatan jaringan untuk mengirim atau menerima data; membuat aturan antri untuk masukan dan keluaran; menetapkan prioritas dalam sistem,mengirimkan pesan; dan mencatat aktivitas, penggunaan, dan kesalahan dalam jaringan.
3. Pengiriman data dan file Software ini berfungsi untuk mengontrol pengiriman data, file dan pesan-pesan diantara berbagai peralatan. 4. Pendeteksi dan pengendalian atas kesalahan Software ini berfungsi untuk memastikan bahwa data yang dikirim benar-benar merupakan data yang diterima. 5. Keamanan data Software ini berfungsi untuk melindungi data selama pengiriman dari akses pihak yang tidak berwenang. Pengendalian Transaksi e-commerce : - Pengendalian masukan atau input control - Pengendalian proses pengolahan data atau process control - Pengendalian keluaran atau output control - Pengendalian file/database atau files/database control b) Pengendalian agar terhindar dari para pelaku kejahatan melalui internet dan pencurian data perusahaan yaitu dengan memastikan keamanan data melalui software komunikasi. Software komunikasi mengelola aliran data melalui suatu jaringan. Software komunikasi didesain untuk bekerja dengan berbagai jenis peraturan dan prosedur untuk pertukaran data. Software ini dapat berfungsi untuk melindungi data selama pengiriman.
4. a) Proses tahap rekayasa ulang proses bisnis pembuatan prototipe. Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai, dimana yang dikembangkan adalah salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalam menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan kebutuhan. Pelanggan dan pengenbang bersama- sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua, kebutuhan, dan garis besar system yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping. Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output). 3. Evaluasi protoptyping. Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah ses uai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tid ak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3. 4. Mengkodekan system. Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pem rograman yang sesuai. 5. Menguji system. Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu s ebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pen gujian arsitektur. 6. Evaluasi Sistem. Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang dihara pkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5. 7. Menggunakan system. Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
b) Proses computer-aided software engineering dalam tipe perusahaan Jasa, dagang dan pabrik Computer-aided software engineering ( CASE ) adalah aplikasi ilmiah seperangkat alat dan metode untuk suatu software sistem yang menghasilkan berkualitas tinggi, bebas cacat, dan produk-produk perangkat lunak dipelihara. Hal ini juga mengacu pada metode untuk pengembangan dari sistem informasi bersama-sama dengan alat otomatis yang dapat digunakan dalam proses pembangunan perangkat lunak.
c) Startegi memilih vendor untuk mendapatkan software dan hardware. Untuk dapat memilih vendor, terdapat beberapa tahapan proses smart outsourcing, yaitu: vendor evaluation, vendor development dan vendor negotiation.
Vendor evaluation (penilaian terhadap vendor) adalah tahapan yang berkenaan dengan kegiatan pencarian vendor yang sesuai. Pengembangan vendor merupakan kerjasama antara penyedia barang dan jasa dimana terdapat kegiatan seperti pelatihan, bantuan teknis, pengembangan infrastruktur dan prosedur transfer informasi. Hubungan yang baik antara client dan vendor mutlak dibutuhkan untuk dapat mewujudkan suatu sisem informasi yang dapat terus berkembang. Sedangkan negosiasi vendor memfokuskan kepada kualitas, pengiriman, dan biaya pengadaan barang dan jasa yang dilakukan. Aspek finansial, legal dan kualitas sistem informasi perlu dibahas secara
5. SIA Persedian Barang Dagang untuk Perusahaan Elektronik a. Diagram Konteks
Supplier
SIA Persediaan Barang di Gudang
Bag. Keuangan
Manajer
b. Diagram Nol
c. Diagram Detail
4.1Pembuat an Laporan
Stock Barang Bag. Keuangan
Manajer
4.2 Pembuatan Laporan
Keuangan
d. Flowmap
Gudang Kartu Stock
Keuangan Tanda Terima Barang
Data Barang Cetak Tanda Terima Stock Barang
Input Data Barang
Tanda Terima Barang
e. Flowchart