Tujuan Instruksional : Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu : 1) Menjelaskan pengertian lerangka konseptual dengan benar. 2) Menjelaskan tahap penyususnan kerangka konseptual dengan benar. 3) Menjelaskan pengertian hipothesis dengan benar. 4) Menjelaskan cara memperoleh hipothesis dengan benar. 5) Menjelaskan ciri hipothesis dengan benar. Membedakan bentuk hipoKonsumsi makanan siap saji bfaktor biologis yang mempengaruhi (a) penurunan fungsi fisiologis (b)disfungsi system imun (c) proses penuaan A.1)Kerangka erlebihanKonseptual Pengertian 2) Makanan snack tidak sehat 3) alkohol Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu - age konsep II terhadap yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk 6) dakan jenis hipothesis dengan benar. menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu / teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan atau diambil dari tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti. Sesuai pola pikir bahwa tinjauan pustaka dalam suatu penelitian dalam hal ini adalah skripsi berisi pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum maupun proposisi) yang nantinya bisa membantu untuk menyusun kerangka konsep dan kerangka operasional penelitian. Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat membantu dan mempermudah peneliti membuat kerangka konseptual. Kerangka konseptual memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabelvariabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian dan bagaimana prosedur empiris digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Didalam kerangka konseptual juga akan membantu dalam menentukan jenis data yang diperlukan berdasarkan fenomena dan kompleksitas fenomena yang akan dijelaskan dalam kerangka konseptual. Penyusunan kerangka konseptual didapatkan dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan induktif (fakta yang ada, empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru yang disebut kerangka konseptual. Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh landasan pertama berpikir deduktif, analisis teori, konsep, prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuat analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut. Landasan kedua adalah berpikir induktif yaitu dengan analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan ke-empat berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian. Kerangka konseptual akan menjadi lebih operasional bila dikembangkan pula ide kreatif-inovatif. Kerangka konsep berisi faktor dan variabel yang lengkap dan menyeluruh yang bisa menjelaskan terjadinya permasalahan penelitian.
Proses Konseptualisasi Konsepsi adalah hasil tangkapan seseorang atau gambaran tentang objek atau ide terhadap rangsangan (stimulus) objek yang merupakan proses mental untuk berpikir kreatif. Pertemuan telur dan sperma adalah contoh suatu konsepsi. Bagaimana supaya telur dan sperma bertemu (konsepsi) pada tempat yang bisa membuahkan bayi yang sehat, maka proses ini merupakan konseptualisasi. Hasil dari proses kegiatan ini menghasilkan sebuah konsep atau bayi sehat. Konseptualisasi adalah suatu proses mental di mana seorang ilmuwan menyusun konsep yang didasarkan pengalaman, berpikir deduktif dan induktif dan konsep adalah hasil akhir dari proses konseptualisasi Contoh : Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat maka pengukuran konsep sehat tersebut harus melalui konstruksi atau variabel-variabel, misalnya tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini adalah variabel variabel yang digunakan sebagai alat untuk mengobservai atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau sakit. Sistematika dalam menyusun kerangka konsep Sistematika langkah atau prosedur yang diikuti dalam menyusun kerangka konsep yang baik adalah (1) adanya logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti yang disebut dengan Ontologi; (2) adanya penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah yang disebut dengan epistemology dan Epistemologi ini bisa didapat dari pengalaman, tinjauan teori dan hipotesa orang lain; (3) adanya pemikiran untuk mencoba memamfaatkan temuan epistemology untuk menyelesaiakan masalah yang disebut dengan Axiologi dan adanya ramalan besarnya masalah di masa mendatang bila tidak dilakukan tindakan. Fenomena
Ontologi
Solu si
Epistemologi
Axiologi
Fenomena
Bagan: Proses Dasar Berpikir yang benar
Ra ma lan
Proses pembuatan kerangka konseptual dalam praktek Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka konseptual antara laian adalah (1) untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep yang telah berdasarkan variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada (tujuan penelitian). Jadi proses pembuatanya adalah mencoba mencocokkan teori, konsep dengan realita permasalahan di lapangan; (2) Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari satu), juga diminta ada masukan ide atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variable yang disesuaikan realita di lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih diutamakan dalam bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah; (3) Untuk pendidikan doktor, maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program doktor juga ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan, sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Tahap penyusunan kerangka konseptual. Kerangka konseptual pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah –langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah : 1. Seleksi dan definisi konsep yang ada sesuai dengan tujuan penelitian 2. Mengembangkan pernyataan hubungan berdasarkan kajian antar konsep 3. Mengembangkan konsep dalam gambar/kerangka, dengan pemikiran : Disesuaikan dengan pernyataan masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar/kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan dalam bentuk keterangan adalah sebagai berikut : Contoh : : Diteliti : Tidak diteliti : Berhubungan : Berpengaruh : Sebab akibat : Perbandingan
Contoh kerangka konseptual 1 : Judul : Analisis Kebiasaan Makan Usia Muda Pada Lansia Yang Menderita Hipertensi -
Konsumsi makanan siap saji berlebihan Makanan snack tidak sehat alkohol
Kebiasaan makan pada usia muda
rangsangan dari pusat vasomotor di medulla
impuls melalui SSS ke gangglia simpatis
dilepaskan norepinefrin
neuron pregangglion melepas asetilkolin
vasokonstriksi faktor psikososial yang mempengaruhi menarik diri kepribadian dan pola perilaku
Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti : Ada pengaruh : Ada hubungan
lansia
-
faktor biologis yang mempengaruhi penurunan fungsi fisiologis disfungsi system imun proses penuaan
prehipertensi hipertensi stage I hipertensi stage II
Contoh kerangka konseptual 2 : Judul : Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Klien Gagal Ginjal Kronis Menjalan
Terapi Hemodialis Klien Gagal Ginjal Kronis BUN > 200 mg%, kreatin > 100 mg% Klirens kreatin < 5 mg/mnt
Hemodialisis 2 x dalam 1 minggu
3) Modifikasi faktor lingkungan dan sosial. (dukungan sosial keluarga) a) Informasional b) Emosional c) Instrumental d) Penilaian
Kepatuhan menjalani Terapi Hemodialisis
Patuh
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti : Berpengaruh : Hubungan
Faktor yang mendukung kepatuhan : 1) Pendidikan 2) Akomodasi
Tidak patuh
Contoh kerangka konseptual 3 : Judul : Efektivitas SEFT Therapy Terhadap Penurunan Enuresis pada Anak Pra Sekolah Spiritual,emotional
Akupuntur
SEFT (Spiritual Emotional FreedomTechnique )
Merangsang kelenjar pitutari anterior
Mempengaruhi saraf tepi
Sekresi hormone ADH (Anti diuretic hormone)
Lumbal I dan II
Faktor fisik: 1. Keterlambatan
fungsi
Kemampuan muskulus detrusor meningkat
neuro
muskuler kandung kemih 2. Keterlambatan perkembangan 3. konsumsi air minum yang berlebih 4. Terlambatnya
maturasi
Enuresis
korteks
untuk mengatur hormon ADH 5. Faktor Genetik.
Hasil yang diharapkan : 1. Anak mampu menahan kencing 2. Frekuensi mengompol di malam hari berkurang 3. Anak tidak stress
6. Konstipasi
Faktor psikologis : 1. Stress 2. Fase tidur terlalu dalam 3. Anak merasa takut pada orangtua 4. Perceraian orangtua
Contoh kerangka konseptual 4 : Judul : faktor - faktor yang mempengaruhi Motivasi kerja perawat di Rumah sakit Perawat Faktor intrinsik PrestasI
Faktor ekstrinsik Pengalaman kerja
Gaji Kondisi kerja (beban kerja)
Pengakuan
Jaminan pekerjaan
Tanggung jawab Motivasi
Prosedur perusahaan
Kemajuan Kebijakan
Kesempatan berkembang
Mutu supervisi Hubungan dengan rekan kerja
Kepuasan KINERJA
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti : Berpengaruh : Hubungan
Hubungan dengan atasan
Contoh kerangka konseptual 5 : Judul : Efektifitas Senam Otak dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar siswa
Belajar Siswa
Interna
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Eksterna
1) Guru 2) Lingkungan sosial 3) Kurikulum sekolah
Sikap Motivasi Mengolah bahan Rasa percaya diri Kebiasaan Konsentrasi
Senam Otak
Konsentrasi
Mengaktifkan neocortex di otak
Stimulasi dua hemisphere
Informasi
Integrasi
Contoh kerangka konseptual 6 : Judul : hubungan kebiasaan minum kopi dengan status gizi lansia 1. 2. 3. 4. 5. Kebiasaan minum kopi Faktor yang mempengaruhi Kebiasaan minum kopi: 1. Gaya Hidup 2. Kopi mudah didapat & dibuat
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti : Berpengaruh : Hubungan
Lansia : Penurunan kemampuan mencerna makanan (Faktor penyerapan makanan) Berkurangnya cita rasa Berkurangnya koordinasi otot Keadaan fisik yang kurang baik Faktor ekonomi dan sosial
Status Gizi
Faktor yg mempengaruhi status gizi: 1. Tingkat aktifitas 2. Pola makan 3. Asupan nutrisi penunjang
B. Hipotesis Penelitian Pengertian Hipothesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Jadi hipothesis didalam penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hypothesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Perlu digaris bawahi bahwa hypothesis itu diturunkan dari suatu teori. Oleh sebab itu, rumusan hiphotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yaitu mengandung hubungan dua variabel atau lebih. Hipo artinya bawah, tesis artinya pendapat. Jadi hypothesis berarti pendapat yang kebenaranya masih dangkal dan perlu diuji. Dengan kata lain, hipothesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif. Sumber Hipothesis bisa dari hasil kajian teoritis atau melali proses menghubung-hubungkan sejumlah bukti empiris dan juga bisa hasil perenungan atau reka-reka rasional. Beranjak darimana hipotesis dibangun, tidak perlu dipermasalahkan, karena yang penting bahwa hipothesis itu merupakan kesimpulan sementara yang dapat dibuktikan dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Ada beberapa alasan mengapa hipothesis itu harus dibuat yaitu : 1. Hipothesis yang dirumuskan peneliti dapat dijadikan bukti kuat, bahwa peneliti mempunyai penguasaan yang cukup luas dan mendalam mengenai fokus kajian. 2. Hipothesis merupakan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan data dan analisa data, penentuan prosedur kerja dan data yang harus dicari selama proses penelitian. Hipothesis diperlukan untuk mempermudah penarikan kesimpulan. Cara Memperoleh Hipothesis Hipothesis dapat bersumber dari teori atau hasil perenungan yang mendalam. Dari manapun sumber hipothesis , tidak menjadi masalah, namun yang paling utama bahwa untuk merumuskan Hipothesis harus digunakan cara tertentu, yaitu cara berpikir bisa secara induktif maupun deduktif. Berpikir induktif merupakan cara berpikir melalui penarikan kesimpulan umum dari sejumlah atau serangkaian gejala spesifik dari peristiwa nyata dan berpikir induktif merupakan cara berpikir melalui penarikan kesimpulan khusus dari sejumlah atau serangkaian gejala umum dari peristiwa nyata. Ciri hipothesis Seperti telah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu hipotesis harus memiliki landasan teoritis, bukan hanya sekadar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Ciri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Hipothesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement),bukan dalam bentuk kalimat tanya. 2. Hipothesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti. 3. Hipothesisi harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipothesis harus mengandung atau terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan. 4. Hipothesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaanperbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
Bentuk Hiphothesis 1.
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu : Hipotesis nol (hipotesis statistik) Pada penelitian, hipotesis nol ini diartikan sebagai tidak adanya hubungan atau perbedaan antara dua fenomena yang diteliti. Diberi notasi atau symbol dengan (H0). Contoh : Tidak ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa dalam menyelesaikan studinya.
2.
Hipotesis alternatif (hipotesis penelitian). Adalah lawannya hipotesisi nol, yang berbunyi adanya perbedaan atau adanya hubungan antara dua fenomena yang diteliti (variable bebas dengan variabel terikat), diberi notasi atau symbol dengan (HI). Contoh : Ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa dalam menyelesaikan studinya.
Jenis Rumusan Hipothesis Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Hipothesis deskriptif Yaitu Hipothesis yang menggambarkan spesifik ciri – ciri suatu tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut : a. Seberapa besar peran keluarga dalam mencegah penularan TB paru terhadap anggota keluarga yang lain ? b. Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X ?. c. Bagaimanakah intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama ? Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipothesis seperti berikut : a. Peran keluarga dalam mencegah penularan TB paru terhadap keluarga yang lain sebagian besar baik. b. Gaya kepemimpinan dilembaga X telah mencapai 70 % dari yang diharapkan. c. Intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama di duga rendah. 2) Hipothesis komparatif (Perbedaan ) Yaitu Pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dengan membuat perbandingan dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut : a. Adakah perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang tidak dibina oleh posyandu? b. Adakah perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas ? c. Bagaimanakah perbedaan tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama Dan di luar asrama ?
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipothesis seperti berikut : a. Tidak terdapat perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang tidak dibina oleh posyandu? Atau bisa begini : Status gizi anak yang dibina posyandu lebih baik dari pada anak yang tidak dibina oleh posyandu? b. Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas. c. Tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama lebih baik dari mahasiswa yang tidur di luar asrama. 3) Hipothesis Asosiatif (hubungan) Suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagai contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara semasa nifas ? b. Bagaimanakah hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar ? c. Bagaimanakah hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada usila ? Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipothesis seperti berikut : a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara semasa nifas. b. Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar. c. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada usila.