TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE “Perhitungan Jarak Pipa Drainase dengan Drain Spacing”
Oleh :
NAMA
: NIMAS AYU KINASIH
NIM
: 115040201111157
KELAS
:L
ASISTEN
: Rendik D.O. & M. Jafri N.F.I.A.P
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
1. Hitunglah jarak pipa drainasi pada beberapa kondisi sebagai berikut: VARIABEL
Tanah A
Tanah B
Tanah C
KETERANGAN
q (mm/hari)
0,5
0,1
0,1
Intensitas hujan
K1 = K2(m/hari)
0,1
0,05
0,05
Fungsi tekstur tanah
U (m)
0,05
0,08
0,12
Diameter pipa drainasi
h (m)
0,20
0,25
0,30
Fungsi tekstur tanah
D (m)
1,5
2
4
Kedalaman lapisan kedap
Jenis Tanaman
Kelapa Sawit
Sayuran
Palawija
Perkembangan akar
Perakaran (m)
1,2
0,4
0,6
Kebutuhan oksigen
a. Tanah A
b. Tanah B
c. Tanah C
2. Apa pengaruh sifat tanah dan kondisi cuaca (intensitas dan durasi hujan, tekstur tanah, kedalaman lapisan kedap) serta ukuran diameter pipa terhadap pengaturan jarak pipa drainase? Data diatas dihitung menggunakan software “Wasim” yang bertujuan untuk menghitung jarak pipa drainase dengan memasukkan data yang telah diketahui dari soal. Kemudian didapatkan nilai jarak pipa drainase dari masing-masing sample tanah. Dan sifat tanah dan kondisi cuaca (intensitas dan durasi hujan, tekstur tanah, kedalaman lapisan kedap) serta ukuran diameter pipa sangat berpengaruh terhadap pengaturan jarak pipa drainase. Untuk intensitas hujan dari Tanah A nilainya lebih besar dari dari pada intensitas hujan dari Tanah B dan C. Intensitas hujan dari Tanah A yaitu 0,5 mm/hari sedangkan Tanah B dan C yaitu 0,1 mm/hari. Kemudian dilihat dari hasil perhitungan jarak pipa yaitu Tanah A yaitu 7,96 m, Tanah B yaitu 34,31 m, Tanah C yaitu 51,62 m. Maka dari itu intensitas curah hujan (q) sangat berpengaruh pada jarak pipa drainase (L) yang digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas hujan tinggi, maka jarak antar pipa drainase semakin pendek dan intensitas hujan rendah maka jarak antar drainase semakin panjang. Hal ini dikarenakan semakin banyak air yang ada di dalam lahan, sehingga semakin banyak pula air yang nantinya akan disalurkan ke saluran drainase. Tekstur tanah semakin halus (debu), maka kemampuan mengikat air makin besar, sehingga drainase akan semakin dibutuhkan dalam jarak yang lebih dekat. Sebaliknya makin kecil nilai, makin kasar tekstur maka kemampuan mengikat air rendah oleh sebab itu drainase dibutuhkan dalam jarak renggang. Tekstur tanah dalam sistem drainase disini biasa disebut dengan daya hidraolik tanah di bawah dan di atas saluran drainasi (m/hari). Apabila tekstur suatu tanah pasir maka drainasenya akan berjalan lebih cepat daripada tanah yang bertekstur liat sehingga pengaturan jarak pipanya diletakkan secara berjauhan atau semakin lebar. Hal ini disebabkan karena pori pasir lebih besar daripada pori liat. Pada tekstur liat, air lebih cepat menggenang maka untuk meletakkan pipa dapat diletakkan berdekatan, sehingga air drainase dapat secara rata masuk ke dalam pipa drainase. Kedalaman lapisan kedap (D) juga berpengaruh pada jarak antar saluran drainase (L). Apabila semakin dangkal lapisan kedap, maka jarak antar saluran drainase semakin dekat. Hal ini disebabkan karena luas peresapan rendah sehingga drainase perlu dilakukan segera agar tidak terjadi penggenangan. Dan sebaliknya, apabila semakin dalam lapisan kedap, maka jarak antar saluran drainase semakin jauh. Hal ini disebabkan karena daerah peresapan air akan lebih luas sehingga tidak terjadi penggenangan. Selain itu, diameter pipa (U) juga mempengaruhi jarak antar saluran drainasi (L). Apabila luang atau diameter pipa drainase semakin besar, maka fiskositasnya makin rendah dan pipa dapat mengalirkan air lebih banyak, sehingga jarak antar drainase harus lebih lebar jika dibandingkan dengan pipa yang makin kecil maka fiskositasnya tinggi dan pipa hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah sedikit, sehingga membutuhkan jarak drainase yang lebih dekat. Nilai W yang berarti kedalaman saluran drainase dalam suatu lahan juga berpengaruh pada jarak antar saluran drainase. Karena nilai W diperoleh dari rumus W= H+h, dimana H adalah kedalaman perakaran sedangkan h adalah tinggi muka air di posisi tengah antara dua saluran, diukur dari posisi horisontal saluran drainasi (m). Nilai H dan h jelas berpengaruh pada jarak antar saluran drainasi, semakin besar nilai h maka jarak antar
saluran drainasi juga semakin jauh. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai h semakin kecil maka jarak antar saluran drainasi juga semakin dekat. 3. Buat kesimpulan dari soal nomor 1 dalam satu paragraf. Dari pengamatan data yang telah saya lakukan dengan menggunakan aplikasi WaSim yang dilakukan di tanah A, tanah B, dan tanah C dengan jenis tanaman kelapa sawit, sayuran, dan palawija dapat disimpulkan bahwa ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi jarak antar pipa drainase, antara lain intensitas dan durasi hujan, tekstur tanah, kedalaman lapisan kedap, serta ukuran diameter pipa. Semakin tinggi intensitas hujan, maka jarak antar pipa drainase semakin pendek. Sebaliknya, apabila intensitas hujan rendah, maka jarak antar pipa drainase semakin jauh. Apabila tanah tersebut bertekstur dominan pasir, maka jarak antar pipa drainase semakin lebar. Sebaliknya, apabila tekstur tanah lebih dominan liat, maka jarak antar pipa drainase semakin sempit. Apabila semakin dangkal lapisan kedap, maka jarak antar saluran drainase semakin dekat. Dan sebaliknya, apabila semakin dalam lapisan kedap, maka jarak antar saluran drainase semakin jauh. Apabila luang atau diameter pipa drainase semakin besar, jarak antar pipa drainase harus lebih lebar jika dibandingkan dengan pipa yang lebih kecil (jarak antar pipa drainase yang lebih dekat).