TUGAS MANAJEMEN PROYEK I SOFTWARE ENGINEERING
Disusun oleh : M. IBNUSARIFUDIN N.D
I1A005058
BAHRUDIN IBNU S
I1A005062
AJI HENDA WIRADIPUTRA
I1A005031
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PURWOKERTO 2009
DAFTAR ISI
Apa itu Software? ......................................................................................................................... 3 Software Engineering atau Rekayasa Perangkat Lunak ............................................................... 3 Layer-layer pada Software Engineering ....................................................................................... 4 Konsep Central Control ……………………………………………………………………………..… 5 Konsep Environment Control ……………………………………………………………………….… 7
Konsep Advanced Control ............................................................................................................ 8 Kesimpulan ………………………………………………………………………………...…… 9 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 11
2
SOFTWARE ENGINEERING Apa itu Software? Software adalah suatu program atau instruksi ketika kita menjalankannya akan dilaksanakan fitur, fungsi dan suatu performansi yang kita inginkan.
Software Engineering atau Rekayasa Perangkat Lunak Merupakan ilmu yang mempelajari sistematika pembuatan, development, operasi, dan maintenance dari sebuah software. Sejarah munculnya Rekayasa Perangkat Lunak sebenarnya dilatarbelakangi oleh adanya krisis perangkat lunak (software crisis) di era tahun 1960-an. Krisis perangkat lunak merupakan akibat langsung dari lahirnya komputer generasi ke 3 yang canggih, ditandai dengan penggunaan Integrated Circuit (IC) untuk komputer. Performansi hardware yang meningkat, membuat adanya kebutuhan untuk memproduksi perangkat lunak yang lebih baik. Akibatnya perangkat lunak yang dihasilkan menjadi menjadi beberapa kali lebih besar dan kompleks. Pendekatan informal yang digunakan pada waktu itu dalam pengembangan perangkat lunak, menjadi tidak cukup efektif (secara cost, waktu dan kualitas). Biaya hardware mulai jatuh dan biaya perangkat lunak menjadi naik cepat. Karena itulah muncul pemikiran untuk menggunakan pendekatan engineering yang lebih pasti, efektif, standard dan terukur dalam pengembangan perangkat lunak. Dari berbagai literatur, kita dapat menyimpulkan bahwa Rekayasa Perangkat Lunak adalah: Suatu disiplin ilmu yang membahas seluruh aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap
awal
requirement capturing (analisa
kebutuhan
pengguna), specification
(menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), desain, coding, testing sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Kalimat “seluruh aspek produksi perangkat lunak” membawa implikasi bahwa Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya berhubungan dengan masalah teknis pengembangan perangkat lunak tetapi juga kegiatan strategis seperti manajemen proyek perangkat lunak, penentuan metode dan proses pengembangan, serta aspek teoritis, yang kesemuanya untuk mendukung terjadinya produksi perangkat lunak. 3
Kemudian tidak boleh dilupakan bahwa secara definisi perangkat lunak tidak hanya untuk program komputer, tetapi juga termasuk dokumentasi dan konfigurasi data yang berhubungan yang diperlukan untuk membuat program beroperasi dengan benar. Dengan definisi ini otomatis keluaran (output) produksi perangkat lunak disamping program komputer juga dokumentasi lengkap berhubungan dengannya. Ini yang kadang kurang dipahami oleh pengembang, sehingga menganggap cukup memberikan program yang jalan (running program) ke pengguna (customer).
Layer-layer pada Software Engineering: 1. Quality Focus Merupakan dasar atau fondasi yang mensupport Software Engineering. Karena tanpa sebuah kualitas yang kita tetapkan maka kita tidak akan tahu software seperti apa yang akan kita buat. 2. Process Proses merupakan dasar dimana terdapat:
Komunikasi dengan klien untuk mengetahui spesifikasi software yang dia inginkan.
Perencanaan, Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan software, Scheduling, dan pembagian tugas.
Modelling, dibuat model dari software yang akan kita buat supaya user dan developer mengerti software kita.
Konstruksi, mulai coding dan testingnya.
Deployment, Software yang sudah jadi di-deliver ke customer.
3. Methods Pada Methods muncul pertanyaan “bagaimana” kita membuat software, prosedur/fungsi apa saja yang dibutuhkan (pada Procedural Programming) atau behaviour apa saja yang dimiliki oleh sebuah objek tertentu (pada Object Oriented Programming). 4. Tools Jelas terlihat, tanpa tools proses yang sudah direncanakan dan metode yang sudah ditentukan tidak akan bisa ter-realisasi. Tools itu adalah software apa yang akan kita gunakan untuk membuat software yang akan kita buat. 4
5.
Aplikasinya Teknologi otomatisasi yang digunakan pada gedung perkantoran, pabrik, rumah tempat tinggal,
taman, dll, bukanlah sesuatu hal yang luar biasa saat ini. Bahkan otomatisasi wajib dilakukan pada bangunan dengan skala gedung bertingkat atau rumah tempat tinggal baik yang besar maupun yang kecil untuk memudahkan kontrol dan perawatan, selain itu otomatisasi juga dapat diartikan sebagai pengaturan aktif/non-aktif alat secara tepat waktu atau disesuaikan dengan kondisi environment(lingkungan sekitar) yang telah ditentukan. Tiga konsep otomatisasi gedung/rumah/sekitarnya sudah kami rancang, untuk membedakan dari tingkat kebutuhan dan juga dari segi biaya yang timbul.
1. Konsep Central Control 2. Konsep Environment Control 3. Konsep Advanced Control
Konsep Central Control
Konsep ini cocok digunakan pada gedung perkantoran, baik digunakan oleh pengelola gedung yang akan mengontrol lantai/ruangan yang disewakan, maupun pemilik gedung yang ingin agar kontrol dan perawatan menjadi prioritas. Semua Kontrol diserahkan ke satu computer pusat yang bertugas sebagai mata dari “petugas keamanan” atau ”jadwal petugas untuk berkeliling”. A. Petugas keamanan : Dapat diartikan bahwa otomatisasi dapat membantu(bukan menggantikan) para petugas keamanan agar lebih mudah dalam menjalankan tugasnya dengan cara melihat pada layar computer untuk semua kamera yang telah dipasang pada tempat-tempat yang strategis. B. Jadwal petugas berkeliling : Dapat diartikan bahwa otomatisasi dapat membantu(bukan menggantikan)
para
petugas
yang
mendapat
giliran
berkeliling,
sebagai
contoh
menghidupkan/mematikan lampu ruangan, menghidupkan/mematikan AC, mematikan alat-alat kerja lainnya (computer, fotocopy, dll).
5
C. Petugas keamanan : Dapat diartikan bahwa otomatisasi dapat membantu(bukan menggantikan) para petugas keamanan agar lebih mudah dalam menjalankan tugasnya dengan cara melihat pada layar computer untuk semua kamera yang telah dipasang pada tempat-tempat yang strategis.
Ilustrasi diatas menggambarkan : Kondisi semua alat yang di otomatis kan pada lantai 1 sebuah kantor, dan jadwal yang diatur menggunakan software IC versi 1 (created by SOLINUS)
6
Konsep Environment Control
Konsep ini cocok digunakan pada gedung perkantoran maupun rumah tempat tinggal. Otomatisasi pada konsep ini dilakukan tanpa bantuan computer, tapi dengan menggunakan sensor dan modul-modul lainnya, sehingga dengan menggunakan konsep ini maka proses otomatisasi akan terasa lebih “smart”, sebagai contoh :
Ilustrasi di atas menggambarkan :
Ruang tamu diatas menggunakan cahaya sinar matahari sebagai penerangan ruangan pada siang hari, otomatisasi ditujukan untuk :
1. Menghidupkan lampu secara otomatis apabila sensor mendeteksi adanya orang yang sedang duduk pada salah satu sofa dimana telah diletakkan sensor pada atap dan diarahkan ke sofa. Proses menghidupkan lampu ini dapat diatur waktunya sesuai dengan kebutuhan.
7
2. Mematikan lampu secara otomatis apabila sensor tidak mendeksi adanya orang yang sedang duduk di salah satu sofa. Proses mematikan lampu ini dapat diatur waktunya sesuai dengan kebutuhan, apakah langsung mati setelah tidak terdeteksi orang yang sedang duduk ataukah tunggu beberapa saat (1-15 menit) 3. Apabila sensor sinar masih mendeteksi adanya cahaya yang cukup untuk penerangan jika tidak menggunakan lampu, maka lampu tidak akan hidup. Dapat diartikan bahwa walaupun terdapat orang yang duduk pada sofa akan tetapi sinar matahari masih dianggap cukup untuk menerangi ruangan maka lampu tidak akan hidup.
Konsep otomatisasi Environment ini tidak terbatas hanya pada menghidupkan/mematikan lampu saja, tetapi cakupannya juga cukup luas, seperti keamanan, kebersihan atau dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Konsep Advanced Control
Konsep ini cocok digunakan pada gedung perkantoran maupun rumah tempat tinggal yang ingin tingkat otomatisasinya tinggi, baik menggunakan computer sebagai central control maupun ditambah dengan sensor agar dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Pada konsep ini pengembangan otomatisasi menjadi tidak terbatas, sehingga akan sulit jika disajikan secara detail. Sebagai contoh penerapan konsep Advanced Control dapat digambarkan sebagai berikut : Suatu ruangan membutuhkan suhu yang stabil, seperti ruang yang menggunakan lantai yang terbuat dari batu alam/marmer alam, dan sifat alami lantai marmer tersebut adalah suhu pada ruangan tersebut tidak boleh terlampau dingin sehingga mengakibatkan lantai lembab dan mengakibatkan lantai berjamur dan juga suhu pada ruangan tersebut tidak boleh terlampau panas sehingga bisa mengakibatkan lantai retak-retak.
8
Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan suatu alat/software yang dapat mengatur suhu pada ruangan tersebut sehingga suhu tetap stabil No
Kondisi
1
Suhu yang dikehendaki
minimum=20’celcius, maksimum=30’celcius
2
sensor yang digunakan
sensor suhu
3
Alat yang dibutuhkan
Air Conditioner (untuk mendinginkan ruangan) Exhaust fan (untuk membuang udara dingin keluar ruangan)
4
Hardware yang dibutuhkan
Microcontroller unit 2 Relay unit
5
Software yang dibutuhkan
Kernel yang ditanam pada microcontroller unit untuk mengatur keseimbangan suhu yang didapat dari sensor suhu untuk menggerakkan Exhaust fan jika suhu terlampau dingin(<20’c) atau menurunkan suhu AC jika terlampau panas (>30’c)
Kesimpulan Dengan menerapkan konsep otomatisasi, maka akan terjadi beberapa perubahan, baik secara penggunaan maupun secara perawatan, antara lain : No
Secara Manual
1
Perlu
berkeliling
Secara Otomatis ruangan
mengaktifkan/mematikan
alat
untuk Cukup
2
alat
dan melalui layar monitor computer dan
kemungkinan membutuhkan lebih dari 1 hanya orang untuk melakukannya
meng-aktifkan/mematikan
diperlukan
1
orang
dalam
melakukannya
Apabila terjadi kerusakan pada alat Dengan menambahkan 1 sensor maka (contoh:lampu putus) maka tidak dapat kerusakan alat akan langsung dapat langsung dideteksi
terlihat pada layar monitor computer dan 9
dapat segera dilakukan perbaikan 3
Jadwal
yang
telah
disusun
untuk Secara
tepat
mengaktifkan/mematikan alat bisa tidak melaksanakan
waktu
computer
tugasnya,
akan
kecuali
jika
dilaksanakan apabila yang ditugaskan dalam keadaan computer pengendali tidak berhalangan
aktif atau alat yang akan dikendalikan rusak dan belum diperbaiki
4
Mematikan peralatan listrik pada saat Dengan
menggunakan
konsep
meninggalkan ruangan, hal ini sering Environment dan setting sensor dengan tidak diperhatikan yang mengakibatkan benar biaya penggunaan listrik meningkat
maka
mematikan
kebiasaan peralatan
lupa
untuk
listrik
saat
meninggalkan ruangan dapat dihindari, sehingga
dapat
menurunkan
biaya
penggunaan listrik. 5
Tidak
dapat
keamanan, penghuninya
mengetahui
alat/alat
listrik
secara
pasti
kondisi Dengan menggunakan konsep Advanced bahkan control maka hal tersebut dapat diatasi. apabila Pengguna
gedung/rumah ditinggal pergi keluar kota
dapat
memantau/memonitor
kondisi alat/alat listrik, keamanan, dll secara pasti melalui jaringan internet dimana dan kapanpun berada.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Roger S. Pressman, "Software Engineering, A Beginner's Guide", McGraw Hill, 1998 2. http://confiee.wordpress.com/2009/05/19/software-engineering/ 3. http://romisatriawahono.net/2006/05/30/meluruskan-salah-kaprah-tentangrekayasa-perangkat-lunak/
11