TUGAS MAKALAH PENGANTAR SISTEM INFORMATIKA AKHLAK KONSELOR MUSLIM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada proses konseling, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh seberapa profesional seorang konselor dalam menjalankan profesinya, seberapa profesional ia mempraktekan teori-teori yang telah dipelajarinya. Akan tetapi, jauh dibalik itu akhlak seorang konselor juga menjadi penentu keberhasilan proses konseling itu. Sebagai orang muslim, Nabi Muhammad Saw adalah contoh teladan akhlak yang baik. Konselor bisa menerapkan akhlak Rasululullah dalam kehidupan sehari-harinya sehingga ketika melakukan proses konseling, ia disukai klien dan proses konseling yang ia lakukan berjalan baik. Karena konselor merupakan acuan dan pedoman bagi klien, maka sudah selayaknya konselor perlu memiliki akhlak islami. i
2
Dalam makalah ini, pemakalah akan menjabarkan beberapa hadist tentang akhlak konselor islami, yaitu: Akhlak Sebagai Standar Kebaikan, Mencintai dan
2
2
Membenarkan Kebenaran, Jujur dan Amanah, Tabligh/Aspiratif, Ikhlas, Sabar dan Lemah Lembut, Rendah Hati dan Santun.
B. Rumusan Masalah 1.
Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling ?
2.
Bagaimana perbandingan bimbingan dan konseling pola 17+ dan bimbingan komperehensif yang digunakan oleh konselor?
3.
Bagaimana akhlak seorang konselor muslim profesional ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut pendapat beberapa ahli mengenai definisi bimbingan, yaitu : Frank Parson (1951) mengartikan bimbingan yaitu berupa bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya. Chiskolm berpendapat bahwa bimbingan ialah membantu individu uuntuk lebih mengenal informasi tentang dirinya sendiri. Bernard & Fullmer (1969) mengemukakan bahwa bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan realisisasi pribadi setiap individu. Mathewson (1969) mengartikan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik.
4
Prayitno dan Erman Amti (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada beberapa orang atau individu, baik anak anak, remaja, maupun dewasa. Winkel (2005) memberikan definisi bimbingan ialah usaha melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri. Sedangkan definisi konseling menurut beberapa ahli, yaitu : Menurut Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada teratsinya masalah yang dihadapi oleh individu tersebut. Winkel (2005) berpendapat bahwa konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan klien atau konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
5
B. Akhlak
Seorang
Konselor
Muslim
yang
Profesional 1. Akhlak sebagai standar kebaikan صههٗ ه َ ُك ٍْ َسسُٕ ُل هٚ ُ َح ِّذثَُُب إِ ْر قَب َل نَ ْىٚ َّٔللاِ ث ٍِْ َع ًْ ٍش ع ٍَْ َع ْج ِذ ه َقُٕ ُلٚ ٌَ ِّ َٔ َسهه َى فَب ِحشب َٔ ََ ُيََََحِّشب َٔإَِهُّ َكبْٛ ََّللاُ َعه َ َِّللا َ٘ب َس ُك ْى أَ َحب ِسُُ ُك ْى أَ ْخ ََلقب [سٔاِ انجخبسٛ[ ]إِ هٌ ِخ1]
Artinya :dari Abdullah bin Amru, dia berkata Rasulullah Saw tidak pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, bahwa beliau bersabda: sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya. (HR. Bukhari) صههٗ ه ع ٍَْ َجبثِ ٍش أَ هٌ َسسُٕ َل ه َب َي ِخَِْٕٛ َو ْانقٚ َيجْ هِسبُِّٙ َٔأَ ْق َشثِ ُك ْى ِيٙ َ َِّللا ِّ َٔ َسهه َى قَب َل إِ هٌ ِي ٍْ أَ َحجِّ ُك ْى إِنَ هْٛ ََّللاُ َعه
Layaknya seorang konselor memiliki akhlak yang mulia, dan menjauhi akhlak yang keji, karena seorang konselor akan menjadi contoh bagi klien. Jadi seorang konselor islami dapat berpedoman pada akhlak Rosulullah SAW yang mana semuanya itu tertera pada Al-Quran dan Hadist. Selain itu seorang konselor tidak boleh bersifat sombong. Seharusnya konselor menjauhi sifat sombong.
2. Mencintai dan Membenarkan Kebenaran Seorang pembimbing atau konselor harus memiliki sifat siddiq, yakni cinta pada kebenaran dan mengatakan benar sesuatu sesuatu yang memang benar.[3]
6
َقُٕ ُل قَب َو َسسُٕ ُل هٚ ِّ َٔ َسهه َىْٛ ََّللاُ َعه صههٗ ه َ ع ٍَْ أَْٔ َس َ ُّٙ ِض انُهج َ ٍَِ قُجٛ أََهُّ َس ًِ َع أَثَب َث ْك ٍش ِحِّٙ ِ َم ْانجَ َجهٛظ ْث ٍِ إِ ْس ًَ ِع َِّللا صههٗ ه هب ُك ْىِٚ ا ْن َجُه ِخ َٔإِٙق فَئَِهُّ َي َع ْانجِ ِّش َُْٔ ًَب ف ِّ ُك ْى ثِبنْٛ َ َْ َزا عَب َو ْاْلَ هٔ ِل ثُ هى ثَ َكٗ أَثُٕ ثَ ْك ٍش ثُ هى قَب َل َعهٙ َيقَب ِيِٙ ِّ َٔ َسهه َى فْٛ ََّللاُ َعه َ ِ ص ْذ بس َٔ َسهُٕا ه ََ َٔ ْشا ِي ٍْ ْان ًُ َعبفَب ِح َٔ ََ تَ َحب َسذُٔاٛ ٍِ َخَِٛقٛ ُْؤدَ أَ َح ٌذ ثَ ْع َذ ْانٚ َّللاَ ْان ًُ َعبفَبحَ فَئَِهُّ نَ ْى َ َٔ ْان َك ِز ِ انُهُِٕٙس َُْٔ ًَب ف ِ ة فَئَِهُّ َي َع ْانَُج [ ]تَجَب َغضُٕا َٔ ََ تَقَبطَعُٕا َٔ ََ تَذَاثَ ُشٔا َٔ ُكَُٕٕا ِعجَب َد ه4] َّّللاِ إِ ْخ َٕاَب [سٔاِ إثٍ يبج
Artinya: Dari Autsah bin Ismail, Nabi SAW pernah berdiri ditempatku ini, kemudian Abu Bakar menangis. Lalu nabi berkata, berlaku jujurlah kalian. Karena sesungguhnya kejujuran akan diiringi oleh kebaikan dan keduanya akan (mengiringi pelakunya ke dalam) surga. Jauhilah dusta. Karena dusta akan senantiasa diirigi oleh kemaksiatan, keduanya (akan mengiringi perilaku menuju) neraka. Mintalah kepada Allah perlindungan, karena sesungguhnya tidak ada karunia yang lebih baik, setelah keimanan daripada perlindungan Allah. Janganlah kalian saling memboikot dan membenci. Hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Ibnu Majah). Hadist diatas menjelaskan bahwa sifat jujur akan membawa pelakunya ke dalam sorga. Sedangkan jika sifat dusta akan membawa pelakunya ke dalam neraka. Agar proses konseling berjalan dengan baik, maka seorang konselor harus mencintai klien dan membenarkan semua perkataan klien karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa klien tidak pernah salah. Dan apabila klien saat menyampaikan kata-kata ternyata ada yang salah kita tidak boleh langsung menyalahkannya.
7
Dalam proses konseling konselor harus mencintai kliennya dengan sukarela membantu permasalahan yang dialami klien dan mengentaskan permasalahan dengan rasa cintanya itu. Dalam menyikapi persoalan setiap konselor agar mencari tahu kebenaran dan menjunjung tinggi kebenaran tersebut, sehingga dengan kebenaran yang didapatkan, pengentasan sebuah persoalan pun dapat dientaskan secara maksimal. Dalam hal ini, bukan berarti konselor membenarkan semua perkataan klien, karena belum tentu semua yang dikatakan oleh klien itu benar, disini konselor mengarahkan klien untuk mengatakan sesungguhnya yang benar.
3. Jujur dan Amanah ُذ أَدَا َََْب أَ هدٖ هٚ ُِشٚ ِب صههٗ ه هَٙ ض ُ َّللا َ ِّٙ َِّللاُ َع ُُّْ ع ٍَْ انُهج ِ َشحَ َسْٚ ُْ َشََِٙ ٌْ أَث ِ ِّ َٔ َسهه َى قَب َل َي ٍْ أَ َخ َز أَ ْي َٕا َل انُهْٛ ََّللاُ َعه ُذ إِ ْت ََلفََٓب أَ ْتهَََُّ هٚ ُِشٚ [ ] َع ُُّْ َٔ َي ٍْ أَ َخ َز6] َّ٘للاُ [سٔاِ انجخبس
Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda “siapa yang mengambil (berutang) harta manusia dan ingin membayarnya maka Allah melunaskannya. Sementara siapa yang berutang dengan keinginan untuk menelantarkannya (tidak membayar) maka Allah benar-benar membinasakannya”. Yang dimaksud jujur disini adalah bahwa seorang konselor itu harus bersikap transparan, autentik dan asli. Sikap jujur ini sangat penting dalam konseling karena alasan-alasan berikut:
8
a. Sikap keterbukaan memungkinkan konselor dan klien untuk menjalin hubungan psikologis yang lebih dekat satu sama lainnya dalam proses konseling, konselor yang menutup atau menyembunyikan bagianbagian terhadap klien dapat menghalangi terjadinya relasi yang lebih dekat. Kedekatan hubungan psikologis sangat penting dalam konseling, sebab dapat menimbulkan hubungan secara langsung dan terbuka antara konselor dengan klien. Apabila konselor fdengan klien tertutup dalam konseling maka dapat menyebabkan merintangi perkembangan klien. b. Kejujuran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan secara
objektif kepada klien.[8] Karena tugas konselor berpotensi untuk mengetahui berbagai kondisi konseli. Ada yang bersifat biasa dan ada yang rahasia. Ada yang boleh diketahui oleh publik tanpa menimbulkan masalah baik dari segi fisik maupun mental dan ada pula yang memalukan jika diketahui oleh orang banyak. Dalam hal ini konselor harus dapat menjaga rahasia, jika hal ini tidak terlaksanakan maka orang yang bermasalah enggan untuk berkonsultasi dengan konselor, sehingga proses konseling tidak sampai terjadi, atau hubungan antara konselor dengan konseli dapat terganggu. Kemampuan untuk menjaga rahasia juga dituntut bagi konselor yang profesional. Rahasia konseli merupakan amanah bagi konselor. Ia tidak boleh
membeberkannya
kepada
orang
yang
tidak
berhak
(berkepentingan). Bila hal itu dilakukannya erarti ia menghianatinya.
9
Dengan demikian, menceritakan kondisi klien yang termasuk kategori gibah diatas selain melanggar kode etik profesi konselor juga termasuk munafik. Selain itu, jujur seorang konselor yang jujur diberika kebaikan baik di dunia dan akhirat. Ia akan dimakkan ke dalam surga yang mendapat gelar kelak akhirat, ia akan dimasukan kedalam surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat yaitu siddiq. Artinya orang yang sangat jujur dan benar. Konselor yang jujur dan amanah merupakan konselor yang mampu menjalankan tugas sesuai dengan posisinya.
4. Tabligh atau Aspiratif ِّ َٔ َسهه َى َي ٍْ ُسئِ َم ع ٍَْ ِع ْه ٍى فَ َكََ ًَُّ أَ ْن َج ًَُّ هْٛ ََّللاُ َعه صههٗ ه َشحَ قَب َل قَب َل َسسُٕ ُل هْٚ ُْ َشِٙع ٍَْ أَث َْٕ َوٚ َبس َ َِّللا ٍ َ ٍْ َّللاُ ثِهِ َج ٍبو ِي َب َي ِخ [سٔاِ أثٕ دأدِٛ[ ] ْانق9]
Artinya: Dari Abu Hurairah berkata, Rasulululah SAW bersabda: Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu, lalu dirahasiakannya, maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Daud). Konselor adalah orang yang banyak mempunyai informasi dan senang memberikan dan menjelaskna informasinya. Konselor bukanlah pribadi yang mahakuasa yang tidak mau berbagi dengan orang lain. Oleh karena itu, Maksud hadist di atas adalah seorang konselor harus
10
menyampaikan suatu informasi yang benar kepada kliennya agar klien dapat terbebas dari permasalahan yang dihadapinya. Dimana dalam penyampaian ini konselor menyampaikan kebenaran yang ada tentang apa-apa saja yang diketahui tentang pencegahan dan pengentasan permasalahan kliennya. Hal ini terkait dengan layanan konseling yaitu layanan informasi, yang mana seorang konselor dapat memberikan informasi kepada kliennya, dalam layanan informasi konselor memberikan informasi yang bermanfaat bagi klien agar adanya permasalahan klien terhadap sesuatu. Layanan informasi dapat diberikan oleh seorang konselor, yang berguna untuk pengentasan masalah klien itu.
5. Ikhlas ض َش ه صههٗ ه ََ ٌْ َع ْج ِذ ه ِّ َٔ َسهه َى قَب َل ََ هْٛ ََّللا ُ َعه فَ َٕعَبَْب َٔ َحَِظََٓبَََِّٙللا ُ ا ْي َشأ َس ًِ َع َيقَبن َ ِّٙ َِّللاِ ْث ٍِ َي ْسعُٕ ٍد ع ٍَْ انُهج ٌ َٔثَهه َغَٓب فَشُةه َحب ِي ِم فِقْ ٍّ إِنَٗ َي ٍْ ُْ َٕ أَ ْفقَُّ ِي ُُّْ ثَ ََل ًٍَِٛ ِص َحخُ أَئِ هً ِخ ْان ًُ ْسه َ ِٓ هٍ قَ ْهتُ ُي ْسهِ ٍى إِ ْخ ََلصُ ْان َع ًَ ِم ِ هّلِلِ َٔ ُيَُبْٛ َُ ِغمُّ َعهٚ ََ ث ٘ظُ ِي ٍْ َٔ َسائِ ِٓ ْى [سٔاِ انَشيزٛ[ ] َٔنُ ُزٔ ُو َج ًَب َعَِ ِٓ ْى فَئ ِ هٌ ان هذ ْع َٕحَ تُ ِح12]
Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud Nabi bersabda: semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataan Ku,
Kemudian
dia
memahaminya,
menghafalnya
dan
menyampaikannya. Betapa banyak orang yang membawa Fiqih kepada orang yang lebih paham daripadanya. Tiga hal yang hati seorang muslim tidak akan dapat dengki atasnya, (1) ikhlas dalam beramal; (2)
11
menasehati imamul muslimin; (3) menepati jama’ah muslimin. Maka sesungguhnya do’a ereka itu mengikuti dari belakang mereka. (HR. Tarmidzi) Konselor adalah seseorang yang punya keinginan kuat dan ikhlas untuk membantu oranglain agar bisa berperilaku sesuai petunjuk alQur’an dan Hadist. Ikhlas yang dimaksud dalam hadist ini yaitu, bagaimana konselor dalam menjalankan tugasnya memberikan layanan bantuan kepada klien. Hal ini dapat dikaitkan dengan asas kesukarelaan, dimana konselor harus ikhlas memberikan layanan tanpa adanya keterpaksaan dalam upaya pengentasan permasalahan klien.
C. Perbedaan Bimbingan dan Konseling Pola 17+ dan Bimbingan Komperehensif Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi
warna tersendiri bagi arah bidang, jenis layanan dan kegiatan
pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah. Pada Abad ke-21, BK Pola 17 itu berkembang menjadi BK Pola-17 Plus. Kegiatan BK ini mengacu pada sasaran
pelayanan yang lebih luas, diantaranya mencakup semua
masyarakat. Layanan konsultasi merupakan salah satu jenis layanan dari BK Pola-17 Plus. Layanan konsultasi dan layanan mediasi merupakan layanan hasil
12
pengembangan dari BK Pola 17 Plus. Dengan adanya pengembangan layanan ini, maka layanan konsultasi dan layanan mediasi secara otomatis menjadi bidang tugas konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling, khususnya pelayanan BK di sekolah. Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan bagi seluruh siswa, artinya bahwa semua peserta didik wajib mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan: (1) ruang lingkup yang menyeluruh, (2) dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan, dan, (3) tujuannya pengembangan potensi peserta didik (Suherman, 2011:51). Titik berat bimbingan dan konseling komprehensif adalah mengarahkan peserta didik agar mampu mencegah berbagai hal yang dapat menghambat perkembangannya. Selain itu, melalui hal preventif peserta didik mampu memutuskan dan memilih tindakan-tindakan tepat yang dapat mendukung perkembangannya. Berikut adalah contoh gambar layanan bimbingan dan konseling pola 17+
13
Berikut ini adalah contoh gambar bimbingan komperehensif
Perbandingan Bimbingan dan Konseling Pola 17+ dan Bimbingan Komprehensif NO
Aspek pembanding Pengertian 1
1
Tujuan 2 2
Fungsi 3 3
Pola 17+
Komprehensif
Persamaan
Pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, enam bidang bimbingan, sembilan layanan, dan enam layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Pemberian bantuan kepada peserta didik melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual dan dukungan system sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Sama-sama proses pemberian bantuan kepada peserta didik.
Perbedaan ada dalam hal layanannya.
Membantu peserta didik mengenal bakat , minat , dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja. Pemahaman -Pencegahan -Perbaikan
Membantu peserta didik mengenal bakat , minat , dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja. Serta mengembangkan pola 17+ Pemahaman Pencegahan Penyesuaian
Sama-sama Membantu peserta didik untuk mengenal dirinya
Bimbingan komprehensif mengembangkan pola 17+
Sama-sama memiliki fungsi:
Pada bimbingan komprehensif tidak ada fungsi:
Perbedaan
14
Layanan 4 4
Bimbingan 5 5
6
Kegiatan 6 pendukung
7
Tempat 7 kegiatan
-Pemeliharaan Pengembangan -Penyaluran -Penyesuaian -Adaptasi
-Pemecahan
Orientasi Informasi Penempatan dan penyaluran Pembelajaran Konseling perorangan Bimbingan kelompok Konseling kelompok Konsultasi Mediasi Pribadi Social Karier Belajar Keberagamaan Keberkeluargaan Aplikasi instrumentasi Himpunan data Konferensi kasus Kunjungan rumah Alih tangan kasus Terapi kepustakaan Dapat dilaksanakan diluar maupun didalam kelas
Layanan dasar bimbingan Layanan responsive Layanan perencanaan individual Dukungan sistem
Tidak ada persamaan
Pribadi Social Karier Belajar Keberagamaan Keberkeluargaan Aplikasi instrumentasi Himpunan data Konferensi kasus Kunjungan rumah Alih tangan kasus Terapi kepustakaan
Mempunyai bimbingan yang sama
Tidak ada perbedaanya
Mempunyai kegiatan pendukung yang sama
Tidak ada perbedaanya
Dapat dilaksanakan diluar maupun didalam kelas
Mempunyai tempat kegiatan yang sama
Tidak ada perbedaanya
Pemahaman Pencegahan Penyesuaian pemecahan
perbaikan pemeliharaan pengembangan penyaluran penyesuaian adaptasi Sementara pola 17+ tidak punya fungsi pemecahan Berbeda jenis layanannya
Kutipan Menurut Arthur J.Jones sepeti yang dikutip oleh Dr.Tohari musnamar (1985:4) Bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan–pilihan penyesuaian diri dalam pemecahan problem-
15
problem. Tujuan bimbingan ialah membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai “bimbingan” dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW, menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi. Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan,. Allah menunjukan adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://panduanguru.com/pengertian-bimbingan-konseling-bk/ http://indonesiakonselor.blogspot.com/2012/12/pengertian-bimbingan-dankonseling_18.html http://indonesiakonselor.blogspot.com/2012/12/lahirnya-bk-pola-17plus.html http://afifnuruliman.blogspot.com/2012/07/bimbingan-konselingkomprehensif.html http://flachaniago.blogspot.com/2013/04/hadis-hadis-tentang-akhlakkonselor.html