TUGAS AKHIR Watermarking Citra Digital dengan Metode Skema Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna (Watermarking on Digital Image Using Watermarking Scheme Based on Color Quantization ) Oleh: MUHAMMAD IRVAN NRP 1206 100 029 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Data Citra Digital
Keamanan Data Citra Digital
Solusi
Watermarking
DES
Data Enkripsi Standart (DES)
PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagaimana mengekstraksi citra watermark menjadi cipherteks enkripsi DES. 2. Bagaimana menghasilkan citra ter-watermark yang memiliki sifat tidak tampak dan tahan terhadap gangguan dengan menggunakan metode Kuantisasi Warna. 3. Bagaimana mengimplementasikan watermarking pada citra digital dengan metode Kuantisasi Warna pada Matlab R2009a.
PENDAHULUAN BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah : 1. Citra Watermark W yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah citra biner JPG berukuran N x N. 2. Citra Host H yang akan diproses dalam Tugas Akhir ini adalah berupa citra RGB dan grayscale, bertipe JPG berukuran M x M. 3. Gangguan (attack) yang akan diberikan pada citra ter-watermark adalah penambahan noise dengan level 1%, level 3% dan level 5%. 4. Algoritma yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah Squared Euclidean Distance (SED). 5. Ukuran citra watermark harus lebih kecil dari pada citra host. 6. Warna palet yang digunakan sebatas 862 warna RGB.
PENDAHULUAN TUJUAN dan MANFAAT Tujuan dari Tugas Akhir ini membuat program watermarking pada citra digital dengan menggunakan metode Kuantisasi Warna yang menggunakan DES untuk citra watermark-nya, bersifat tidak tampak dan tahan terhadap gangguan. Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Memberikan informasi pada pihak yang ingin mengembangkan teknik watermarking pada citra digital menggunakan Metode Kuantisasi Warna. 2. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian pada sistem keamanan data digital selanjutnya. 3. Metode watermarking dalam Tugas Akhir ini sebagai metode alternatif sistem pengamanan citra digital.
TINJAUAN PUSTAKA CITRA DIGITAL citra digital adalah fungsi dalam ruang dimensi 2 pada koordinat spasial (x,y), dimana nilai-nilai tersebut mendefinisikan suatu ukuran intensitas cahaya pada titik tersebut. Satuan atau bagian terkecil dari suatu citra disebut pixel (picture element). Umumnya citra dibentuk dari persegi empat yang teratur sehingga jarak horizontal dan vertikal antara pixel satu dengan yang lain adalah sama pada seluruh bagian citra. Indeks x bergerak ke bawah dan indeks y bergerak ke kanan.
Gambar Koordinat Pada Citra Digital
TINJAUAN PUSTAKA REPRESENTASI CITRA DIGITAL Citra digital diperoleh dari proses digitalisasi. Ada 2 proses digitalisasi yakni: 1. Sampling merupakan proses pengambilan nilai diskrit koordinat ruang (x,y) dengan melewatkan citra melalui grid (celah). 2. Kuantisasi merupakan proses pengelompokkan nilai tingkat keabuan citra kontinu kedalam beberapa level atau merupakan proses membagi skala keabuan (0,L) menjadi G buah level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat (integer), dinyatakan sebagai: G = 2^m dengan: G : derajat keabuan m : bilangan bulat positif
TINJAUAN PUSTAKA MACAM-MACAM CITRA Berdasarkan jumlah bit per piksel citra digolongkan menjadi empat tipe citra, yaitu : 1. Citra biner, yang hanya terdiri dari dua nilai ‘1’ menunjukkan warna putih dan ‘0’ menunjukkan warna hitam. 2. Citra grayscale, yang merupakan citra monokrom atau gambar yang terdiri dari warna hitam dan putih. Nilai-nilai bit yang terdapat pada setiap piksel menentukan tingkat kecerahan yang berbeda pada citra. Citra ini direpresentasikan dengan data 8 bit per piksel yang menentukan 256 ( 0-255 ) tingkat kecerahan yang berbeda 3. Citra warna, yang terdiri dari 3 berkas monokrom dimana tiap berkasnya mewakili warna yang berbeda, dan informasi mengenai kecerahan citra tergantung pada ketiganya. Tiap berkas direpresentasikan dengan data 8 bit per piksel sehingga citra warna ini memiliki 24 bit / piksel untuk data digitalnya. Tiga berkas data tersebut adalah merah (red), hijau (green) dan biru (blue) atau RGB.
TINJAUAN PUSTAKA KONSEP TETANGGA PIKSEL Salah satu konsep piksel tetangga yang sering digunakan adalah 8-tetangga, yang dinotasikan dengan N8(p). Agar piksel tepi dapat dioperasikan seperti piksel di bagian dalam citra maka dilakukan penambahan satu piksel di sekeliling citra. Piksel tambahan dapat bernilai 0, 1 atau sama dengan piksel tepi dan pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan.
f(x-1,y-1)
f(x-1,y)
f(x-1,y+1)
f(x,y-1)
f(x,y)
f(x,y+1)
f(x+1,y-1)
f(x+1,y)
f(x+1,y+1)
Gambar Hubungan Piksel N8(p)
TINJAUAN PUSTAKA WATERMARKING
Istilah watermarking muncul dari salah satu cabang ilmu yang disebut dengan Steganography. Steganography merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menyembunyikan suatu informasi rahasia di dalam suatu informasi lainnya. Watermarking (tanda air) dapat diartikan sebagai suatu teknik penyembunyian data atau informasi rahasia kedalam suatu data lainnya untuk ditumpangi (kadang disebut dengan host data) tetapi orang lain tidak menyadari kehadiran adanya data tambahan pada data host-nya Host Image Citra watermark
Key
Pelekatan Watermark
Gambar Terwatermark
Ekstraksi Watermark
Gangguan
Gambar Skema Watermarking
Estimasi Watermark
TINJAUAN PUSTAKA PALET
Palet adalah warna-warna yang digunakan dalam perancangan gambar yang berwarna RGB, dan melakukan spesifikasi dari warna-warna tersebut. Warna-warna yang dimaksud dapat dispesifikasikan menggunakan palet RGB dalam format heksadesimal atau desimal (disebut juga sebagai triplet heksadesimal).
Gambar Palet Grayscale
TINJAUAN PUSTAKA DATA ENKRIPSI STANDAR
Skema global DES pertama melakukan permutasi terhadap blok plainteks dengan matriks permutasi awal ( Inisial Permutasi atau IP). Hasil permutasi awal kemudian di enciphering sebanyak 16 kali (16 putaran) dimana setiap putarannya menggnakan kunci internal yang berbeda. Hasil enciphering kemudian dipermutasi dengan matriks permutasi balikan (invers IP atau IP-1) menjadi blok cipherteks.
Gambar Umum Proses DES
TINJAUAN PUSTAKA PSEUDO RANDOM NUMBER GENERATOR
Bilangan acak (random) banyak digunakan di dalam kriptografi, misalnya untuk pembangkitan elemen-elemen kunci, pembangkitan kunci di dalam sistem kriptografi kunci pembangkit dan sebagainya. Bilangan acak yang dihasilkan dengan rumus-rumus matematika adalah bilangan acak semu (pseudo), karena bilangan acak yang dibangkitkan dapat berulang kembali secara periodik. Pembangkit deret bilangan acak semacam itu disebut pseudo random number generator (PRNG).
dengan: xn= bilangan acak ke-n dari deretnya xn-1= bilangan acak sebelumnya a= faktor pengendali b= increment m= modulus
TINJAUAN PUSTAKA
TEKNIK KUANTISASI WARNA Watermark of n x n
Pelekatan pada metode Kuantisasi Warna terdiri dari proses pelekatan citra watermark W untuk membentuk citra ter-watermark I dan citra Host H. Gambaran umum pelekatan menggunakan metode Kuantisasi Warna. Inputan citra watermark W dan citra host H. Mengubah citra watermark menjadi chipterteks dengan menggunakan enkripsi DES agar lebih aman sebelum melakukan color mapping.
Host image of N X N
DES enkripsi
Enkripsi watermark
Menentukan posisi piksel untuk menanamkan watermark
Menetukan Prosedur pemetaan piksel
Menanamkan bit watermark ke dalam piksel
Watermark indeks tabel
Gambar Umum Proses Pelektan Watermark
TINJAUAN PUSTAKA EKSTRAKSI WATERMARK Watermark indeks tabel
Langkah 1: Gunakan PRNG untuk menentukan posisi, masukkan dalam tabel indeks warna yang berisi bit watermark. Langkah 2: Apabila nilai entri yang dipilih adalah ganjil, maka yang diekstraksi bit watermark diatur ke satu. Jika tidak, yang diekstraksi bit watermark dinilai nol. Langkah 3: Lakukan prosedur untuk deksripsi DES, kembali ke watermark
Menentukan posisi piksel untuk menanamkan watermark
Mengekstrak watermark terenkripsi DES-bit
Melakukan dekripsi DES
Watermark terlaksana
Gambar Proses Ekstraksi Watermark
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS DATA ENKRIPSI STANDAR (DES)
Dalam analisis enkripsi, blok plainteks terbagi menjadi dua, kiri (L) dan kanan (R), masing- masing 32 bit. Secara matematis, satu putaran DES dinyatakan sebagai:
Misal n=1
Selanjutnya untuk perhitungan f kita lakukan operasi XOR pada E(Rn-1) dengan kunci Kn:
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS DATA ENKRIPSI STANDAR (DES)
E adalah fungsi ekspansi yang memperluas blok Rn – 1 yang panjangnya 32-bit menjadi blok 48 bit. Pada fungsi f, blok R dikombinasikan dengan kunci internal Kn. Keluaran dari fungsi f di-XOR kan dengan blok L untuk mendapatkan blok R yang baru. Sedangkan blok L yang baru langsung diambil dari blok R sebelumnya. Tahap terakhir dalam perhitungan f adalah dengan melakukan permutasi P dari ouput tersebut:
bit-bit P(B) di-XOR-kan dengan Ln – 1 untuk mendapatkan Rn, sehingga didapat hasil dari:
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS DATA ENKRIPSI STANDAR (DES)
Selanjutnya menghitung L2=K2 dan kemudian menghitung:
Seterusnya sampai putaran ke-n:
Dekripsi terhadap cipherteks pada DES merupakan kebalikan dari enkripsi dan tetap menggunakan algoritma yang sama. Jika pada enkripsi urutan kunci internal adalah K1,K2,...K16, maka pada dekripsi urutan kunci yang digunakan adalah K16,K15...,K1.
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS PELEKATAN KUANTISASI WARNA Prosedur desain palet adalah untuk memilih warna-warna representative untuk citra-citra tertentu. Secara umum, setiap warna-warna representative terpilih mengandung tiga dimensi untuk warna Red-Green-Blue (RGB) yang bisa dianggap sebagai kata-kata kode pada sebuah buku kode, dimana palet merupakan buku kodenya[6]. Setelah palet warna dirancang, pemetaan piksel prosedur dilakukan. Tujuan dari prosedur pemetaan piksel adalah untuk menemukan warna yang sesuai yang paling dekat dari palet untuk merepresentasikan piksel dari suatu citra dengan menimbulkan seminimal mungkin distorsi warna. Setiap piksel dalam warna gambaR asli dipetakan ke warna terdekat dalam palet untuk menghasilkan citra terkuantisasi. Secara umum, kuadrat jarak Euclid (SED) adalah yang paling umum digunakan pengukuran jarak warna terdekat. SED antara piksel asli dan warna dalam palet dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS PELEKATAN KUANTISASI WARNA
Gambar Proses Pelekatan Watermark
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA TEKNIK KUANTISASI WARNA Langkah-langkah Embedding Watermark sebagai berikut: Langkah 1: Melakukan prosedur untuk enkripsi DES pada watermark W dengan w x h dan memilih prosedur untuk PRNG untuk pengesetan posisi w x h piksel embedding watermark tersebut. Langkah 2: Untuk setiap piksel, yang terdekat dengan warna dengan indeks dipilih dengan menggunakan prosedur pemetaan piksel. Langkah 3: Ketika piksel merupakan salah satu piksel-piksel yang terpilih, jika ( ) maka modulo 2 sama dengan 0, akan disimpan langsung dan berlanjut ke langkah 7. Langkah 4: Mencari warna lain yang terdekat dengan indeks dalam palet yang satisfies modul 2 sama dengan 0. Jika SED -SED , akan disimpan langsung dan berlanjut ke langkah 7. Langkah 5: Menghitung nilai rata-rata dari penyandian piksel kiri dan tepat di atas piksel . Jika SED < SED , dua indeks khusus 0 dan 255 akan disimpan untuk =0 dan 1. Berlanjut ke langkah 7 Langkah 6: Jika SED ≥ SED , akan disimpan. Langkah 7: Jika ada bit watermark untuk dimasukan maka kembali ke langkah 2.
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS EKSTRAKSI KUANTISASI WARNA Prosedur ekstraksi watermark dengan teknik kuantisasi warna dimasukkan dalam struktur dari prosedur pendekodean citra. Pertama, PRNG menentukan posisi dari piksel-piksel citra yang digunakan untuk menyisipkan bit-bit watermark. Pada prosedur pendekodean citra ini, setiap masukan atau entry dalam tabel index warna akan digantikan oleh warna yang bersesuaian atau berkorespondensi pada palet. Ketika sebuah entry mengadung watermark ditemukan, bit watermark yang bersesuaian diekstrak sebelum penggantian warna dilakukan. Apabila nilai entry adalah ganjil, itu berarti bahwa bit watermark yang disisipkan tersebut diberikan nilai satu. Apabila nilai entry adalah genap, itu berarti bahwa bit watermark yang disisipkan tersebut diberikan nilai nol. Bit-bit watermark yang sudah diekstraksi lalu didekripsikan dengan prosedur dekripsi Data Encryption Standard. Analisis ekstraksi dapat dibagi menjadi beberapa langkah,yaitu :
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS EKSTRAKSI KUANTISASI WARNA Watermark indeks tabel
Langkah 1: Gunakan PRNG untuk menentukan posisi, masukkan dalam tabel indeks warna yang berisi bit watermark. Langkah 2: Apabila nilai entri yang dipilih adalah ganjil, maka yang diekstraksi bit watermark diatur ke satu. Jika tidak, yang diekstraksi bit watermark dinilai nol. Langkah 3: Lakukan prosedur untuk deksripsi DES, kembali ke watermark
Menentukan posisi piksel untuk menanamkan watermark
Mengekstrak watermark terenkripsi DES-bit
Melakukan dekripsi DES
Watermark terlaksana
Gambar Proses Ekstraksi Watermark
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS KOEFISIEN KORELASI Koefisien korelasi digunakan untuk menghitung kesamaan diantara dua citra, misalkan X dan Y dengan i dan j adalah dimensi citra. Apabila dua citra berbeda secara total nilai |rX,Y | mendekati 0, dan di sisi lain apabila X dan Y identik satu sama lain |rX,Y| mendekati 1. Berikut adalah bentuk umum untuk menghitung koefisien korelasi antara dua citra watermark dan estimasinya:
, dimana:
ANALISIS METODE KUANTISASI WARNA ANALISIS MEAN SQUARE ERROR MSE atau Mean Square Error merupakan suatu metode pengukuran kontrol dan kualitas yang sudah dapat diterima luas (Wikipedia, 2009). MSE dihitung dari sebuah contoh obyek yang kemudian dibandingkan dengan obyek aslinya sehingga dapat diketahui tingkat ketidaksesuaian antara obyek contoh dengan aslinya. Persamaan MSE terhadap deviasi dari target adalah sebagai berikut:
I(x,y) adalah nilai piksel di citra asli, I’(x,y) adalah nilai piksel pada citra hasil modifikasi, dalam hal ini adalah citra ter-watermark dan x, y adalah dimensi citra.
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PROSES CITRA WATERMARK ENKRIPSI DES Mulai
Input Citra Watermark W
Pembuatan DES
Chiperteks
Simpan Chiperteks
Selesai
Diagram Alur Citra Watermark Enkripsi DES
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PROSES PEMBUATAN CITRA TER-WATERMARK Mulai
Input Citra Chiperteks, Citra Host H
Desain Palette
Citra Palette
Pemetaan Piksel
Pembuatan Citra ter-watermark
Citra Ter-watrmark
Simpan Citra Terwatermark
Selesai
Diagram Alur Pembuatan Citra Ter-watermark
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PROSES SISTEM PENAMBAHAN NOISE Mulai
Input Citra Terwatermark
Penambahan Noise level 3% dan 5%
Citra Ter-watermark terkena Penambahan Noise
Simpan Citra yang terkena Noise
Selesai
Diagram Alur Sistem Penambahan Noise
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PROSES EKSTRAKSI WATERMARK Mulai
Input Citra Terwatermark Pseudo random number Generator
Chipterteks
Dekripsi DES
Estimasi Citra watermark
Simpan
Selesai
Diagram Alur Sistem Ekstraksi Watermark
UJI COBA PROGRAM Pada uji coba program akan digunakan citra host LenaGREY.jpg dan LenaRGB.jpg, berukuran 512 x 512 piksel. Sedangkan watermark akan menggunakan watermark1.jpg dan watermark2.jpg citra biner berupa logo ITS dan tulisan ITS, berukuran 128 x 128 dan 64 x 64 piksel. Pada percobaan secara kasat mata citra ter-watermark dan citra asli tidak memiliki perbedaan yang berarti. Selanjutnya akan dibahas hasil numerik dari kualitas citra watermark dengan estimasi watermark koefisien korelasi.
LenaGREY.jpg
LenaRGB.jpg
watermark1.jpg
watermark2.jpg
UJI COBA PROGRAM UJI COBA Citra host LenaGREY.jpg dengan Watermark1.jpg Proses Pelekatan
Hasil Ekstraksi
No 1. 2. 3. 4.
Jenis Citra Ter-watermark Tanpa Penambahan noise Penambahan noise Level 1% Penambahan noise Level 3% Penambahan noise Level 5%
Nilai Koef. Korelasi 0.957995 0.919936 0.856499 0.817334
UJI COBA PROGRAM UJI COBA Citra host LenaGREY.jpg dengan Watermark2.jpg Proses Pelekatan
Hasil Ekstraksi
No 1. 2. 3. 4.
Jenis Citra Ter-watermark Tanpa Penambahan noise Penambahan noise Level 1% Penambahan noise Level 3% Penambahan noise Level 5%
Nilai Koef.Korelasi 0.990564 0.968386 0.918815 0.856557
UJI COBA PROGRAM UJI COBA Citra host LenaRGB.jpg dengan Watermark1.jpg Proses Pelekatan
Hasil Ekstraksi
No 1. 2. 3. 4.
Jenis Citra Ter-watermark Tanpa Penambahan noise Penambahan noise Level 1% Penambahan noise Level 3% Penambahan noise Level 5%
Nilai Koef.Korelasi 0.957995 0.926711 0.867904 0.819244
UJI COBA PROGRAM UJI COBA Citra host LenaRGB.jpg dengan Watermark2.jpg Proses Pelekatan
Hasil Ekstraksi
No 1. 2. 3. 4.
Jenis Citra Ter-watermark Tanpa Penambahan noise Penambahan noise Level 1% Penambahan noise Level 3% Penambahan noise Level 5%
Nilai Koef.Korelasi 0.990564 0.970712 0.918495 0.882817
UJI COBA PROGRAM PEMBAHASAN HASIL UJICOBA Tingkat Kesalahan Koefisien korelasi Hasil Ujicoba Pada Citra Watermark Dan Estimasi Watermark:
No 1. 2. 3. 4.
Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
Rata-Rata Koef.Korelasi 0.887941 0.933580 0.892764 0.918396
Tingkat Kesalahan 11.20% 6.642% 10.72% 8.160%
Tingkat Keberhasilan Koefisien korelasi Hasil Ujicoba Pada Citra Watermark Dan Estimasi Watermark:
No 1. 2. 3. 4.
Percobaan
Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan
1 2 3 4
Rata-Rata Koef.Korelasi 0.887941 0.933580 0.892764 0.918396
Tingkat Keberhasilan 88.80% 93.35% 89.28% 91.84%
UJI COBA PROGRAM PEMBAHASAN KESELURUHAN 1. Berdasarkan kerumitan watermark, nilai koefisien korelasi lebih besar jika watermarking menggunakan watermark yang lebih sederhana. Seperti yang terlihat pada uji coba watermark dengan tulisan ITS memiliki performance yang lebih baik dibanding dengan logo ITS yang lebih rumit. 2. Berdasarkan ukuran watermark, ukuran watermark yang lebih kecil memberikan nilai koefisien korelasi yang semakin baik. 3. Pemberian Tanda Air pada Citra Digital dengan Skema Tanda air Berdasarkan Kuantisasi Warna memiliki tingkat kesalahan minimal, yaitu sebesar 9,1805 %. 4. Pemberian Tanda Air pada Citra Digital dengan Skema Tanda air Berdasarkan Kuantisasi Warna memiliki tingkat keberhasilan maksimal, yaitu sebesar 90,8195 %.
METODOLOGI PENELITIAN Adapun Bagan dari tahap penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Watermark of n x n
Host image of N X N
DES
PRNG
Enkripsi watermark
Menentukan posisi pixel untuk menanamkan watermark
Pelekatan Watermark
Watermark indeks tabel PRNG
Menentukan posisi pixel untuk menanamkan watermark
Mengekstrak watermark terenkripsi DES-bit
Melakukan deksripsi DES
Host Image yang terkuantisasi
Hasil terenskripsi DES citra watermark
TAHAP PENELITIAN
KESIMPULAN Dari hasil pengujian program, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Program watermarking menggunakan metode Kuantisasi Warna dapat mengekstraksi watermark dengan baik tanpa menggunakan citra asli dengan baik. 2. Watermark yang tertanam dalam citra ter-watermark bersifat invisible dan tahan terhadap gangguan berupa penambahan noise level 1%,level 3% dan level 5%. 3. Semakin besar ukuran citra watermark yang digunakan maka semakin besar pula penurunan kualitas citra ter-watermark yang dihasilkan. 4. Semakin rumit citra watermark yang ditanamkan semakin rendah pula kualitas citra estimasi watermark yang dihasilkan.
SARAN Saran yang dapat diberikan dalam pengembangan Tugas Akhir ini antara lain adalah: 1. Citra watermark yang menjadi input dalam program ini adalah citra biner dan diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan citra grayscale. 2. Citra host dan watermark dalam program ini menggunakan format bertipe .jpg, diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan format bertipe .bmp, .gif, .png. 3. Untuk keamanan citra watermark dalam program ini menggunakan DES, diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan double DES atau triple DES 4. Algoritma yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah Squared Euclidean Distance (SED), dalam penelitian selanjutnya mungkin dapat dicoba algoritma yang lain. 5. Sebagai pengembangan program, dapat dibuat program watermarking pada data digital lainnya misalkan teks, suara, video dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Hari B., Firdaus. 2005. Penerapan DES dalam Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna. Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung. 2. Munir, Rinaldi. 2006. Kriptografi. PT. Informatika, Bandung. 3. Murtiyasa, Budi. 2009. Analisis Keamanan Kriptosistem Kunci Publik Berdasarkan Matriks Invers Tergeneralisasi. Tugas Akhir FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 4. Pranindya, Yunita. 2010. Pemberian Tanda Air Pada Citra Digital Menggunakan Metode Tanda Air Dengan Analisis Komponen Bebas Transpose Citra. . Tugas Akhir Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 5. Prayudi, Yudi. 2002. Metode Watermarking Ganda Sebagai Teknik Pengamanan Citra Digital. Thesis Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 6. Sirait, Rummi 2006. Teknologi Watermaking Pada Citra Digital.From http://jurnal.bl.ac.id, 18 Oktober 2010. 7. Tsai, Piyu & Hu, Yu-Chen. 2002. A Color Image Watermarking Scheme Based On Color Quantization. Taiwan journal of Signal Processing (2004) hal. 95-106. 8. MatWorks, The Math. Image Processing Toolbox For Use with MATLAB. The Math Works Inc, 1994-2010. 9. Wikipedia. 2011. Euclidean Distance. < http://en.wikipedia.org/wiki/Euclidean_distance >. Di unduh pada tanggal 21 Desember 2010 jam 19.25 WIB. 10. Wikipedia. 2011. Web Colors . < http://en.wikipedia.org/wiki/Web_colors >. Di unduh pada tanggal 22 maret 2011 jam 07.15 WIB. 11. Wikipedia. 2011. Palette Computing . < http://en.wikipedia.org/wiki/Palette_%28computing%29 >. Di unduh pada tanggal 13 januari 07.30 WIB.