TUGAS AKHIR STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000
Dibuat oleh : Nama : Dwi Aswari Rediniasih NIM : 0140312-084
Peminatan Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008
1
TUGAS AKHIR STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh : Nama
: Dwi Aswari Rediniasih
NIM
: 0140312-084
PEMINATAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008
2
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Dwi Aswari Rediniasih
NIM
: 0140312-084
Jurusan
: Teknik Elektro
Fakultas
: Teknik Industri
Judul Skripsi : Study Aplikasi Mobile Video Conference pada CDMA2000 Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan di Universitas Mercu Buana. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
Dwi Aswari
3
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas akhir telah disahkan dan diterima sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata-1 dengan judul:
STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000 Disusun oleh : Nama
: Dwi Aswari Rediniasih
NIM
: 0140312-084
Jurusan
: Teknik Elektro
Peminatan
: Telekomunikasi
Jakarta, 02 Maret 2008
Pembimbing
(Ir. Bambang S Hutomo, Bc.TT.)
Koordinator Tugas Akhir :
Ketua Jurusan Teknik
Elektro:
(Ir. Yudhi Gunardi, MT)
(Ir. Budi Yanto Husodo. M.Sc)
4
ABSTRAK
Mobilitas adalah ciri masyarakat modern. Bagi masyarakat yang demikian, tuntutan terhadap layanan komunikasi sudah ”naik kelas”. Mereka tidak cukup sekadar disediakan layanan yang bersifat mobile (sesuai sifat mereka), tapi juga layanan tersebut harus andal, cepat, dan lebih personal. Mereka tak ingin lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Dunia yang diharapkan adalah yang life unlimited, alias tanpa batas. Dan, teknologi 3G, untuk saat ini merupakan solusi paling tepat menjawab tuntutan tersebut. Video call atau video conference sudah bisa dilakukan sejak lama, terutama ketika teknologi satelit komunikasi mulai diperkenalkan. Namun, model komunikasi satelit, selain tidak efisien dan mahal, juga memiliki banyak keterbatasan. Akibatnya, secara bisnis, relatif sulit dikembangkan menjadi teknologi yang bersifat massal dan personal. Hal ini berbeda dengan yang dicapai melalui teknologi 3G, orang bisa menikmati layanan multimedia dengan harga relatif murah. Teknologi CDMA dikenal memiliki kualitas suara yang lebih jernih, tahan terhadap interferensi dan memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dimana hal ini berkaitan dengan proses acak pada teknik ini. 3G CDMA yang telah distandarkan oleh ITU yaitu CDMA2000 1x EV yang dapat menyalurkan data dengan kecepatan sampai 2.4 Mbps (1xEV-DO) dan 3,09Mbps (1x EV-DV). Dengan kecepatan data yang dapat diberikan itu, teknologi CDMA2000 1x EV ini dapat mendukung layanan 3G multimedia seperti video call ataupun video conference. Aplikasi mobile video conference yang dibahas pada tugas akhir ini menggunakan arsitektur video conference 3GPP2 3G-324M. Dengan menggunakan arsitektur 3G-324M yang mendukung aplikasi video conference dengan bit rate rendah diharapkan mobile video conference dapat diaplikasikan dengan baik.
5
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir dengan judul “Study Aplikasi Mobile Video Conference pada CDMA2000” ini, diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikulum Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta. Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ir. Bambang S Hutomo selaku dosen pembimbing Tugas Akhir ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan selama pengerjaan Tugas Akhir ini. 2. Ir. Yudhi Gunardi, selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah membantu proses administrasi pembuatan Tugas Akhir ini. 3. Dosen-dosen akademik yang telah memberikan waktu dan ilmunya yang sangat bermanfaat. 4. Orang tua dan saudari-saudariku (esya dan dini) yang telah memberikan dorongannya selama ini. 5. Sahabat-sahabatku, Faikotul Ilmi dan suami, Joko, Mustika, Dety, Denok, Lia, Lusi dan Arum yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan dalam penulisan Tugas Akhir ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini. Penulis yakin Tugas Akhir ini mempunyai banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap Tugas Akhir ini berguna banyak pihak.
Jakarta, Februari 2008 Penulis
6
DAFTAR ISI JUDUL
…………………………………………….. i
SURAT PERNYATAAN
…………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………….. iii ABSTRAK
…………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR
…………………………………………….. v
DAFTAR ISI
…………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR
…………………………………………….. x
DAFTAR TABEL
…………………………………………….. xi
DAFTAR SINGKATAN
…………………………………………….. xii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………….. 1 1.1
LATAR BELAKANG MASALAH ……………………... 1
1.2
PERUMUSAN MASALAH……………………………… 2
1.3
BATASAN MASALAH …………………………………. 2
1.4
TUJUAN …………………………………………………. 2
1.5
METODOLOGI PENULISAN ………………………….. 3
1.6
SISTEMATIKA PENULISAN ………………………….. 3
BAB II
LANDASAN TEORI …………………………………….. 4 2.1
SISTEM CDMA2000 1X ………………………………… 4 2.1.1 KONSEP DASAR SISTEM SPEKTRAL TERSEBAR 4 2.1.2 DEFINISI SISTEM SPEKTRAL TERSEBAR …… 5 2.1.3 KINERJA SISTEM SPEKTRAL TERSEBAR …... 7
2.2
KONSEP DASAR SISTEM CDMA2000 1X ……………. 9 2.2.1 ARSITEKTUR JARINGAN CDMA2000 1X …… 10 2.2.2 MODEL KANAL PADA SISTEM CDMA2000 1X 12 2.2.2.1 KANAL REVERSE …………………………13 2.2.2.2 KANAL FORWARD ……………………….15 2.2.3 KONTROL DAYA …………………………………17 2.2.4 KAPASITAS SISTEM CDMA2000 1X ……………18 2.2.4.1 VOICE ACTIVITY …………………………19
7
2.2.4.2 SECTORED CELL …………………………19 2.2.4.3 HANDOFF ………………………………… 20 BAB III 3.1
VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000 ………………22 SISTEM KOMUNIKASI JARINGAN 3G …………………22 3.1.1 CIRI-CIRI SISTEM KOMUNIKASI 3G ……………22 3.1.2 JENIS SITEM KOMUNIKASI 3G …………………23 3.1.2.1 UMTS ………………………………………23 3.1.2.2 EDGE ………………………………………23 3.1.2.3 CDMA 2000 ………………………………. 24 3.1.2.4 WCDMA ……………………………………24 3.1.2.5 IEEE.802.20 ………………………………. 25 3.1.3 JENIS-JENIS PELAYANAN 3G ………………… 25
3.2
3G PADA CDMA2000 …………………………………….26 3.2.1 CDMA2000 1X EV-DO ……………………………26 3.2.2 CDMA2000 1X EV-DV ……………………………29
3.3
VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000 ………………33 3.3.1 BLOK DIAGRAM VIDEO CONFERENCE ………34 3.3.2 REFERENSI MODEL PROTOKOL STACK PADA VIDEO CONFERENCE ………………………….. 37 3.3.3 QUALITY OF SERVICE (QOS) ………………... 38 3.3.4 PROSEDUR CALL SET UP …………………….. 39
3.4 BAB IV
VIDEO CONFERENCE MELALUI IP………………….. 42 APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000….......................................................................45
4.1
PENGGUNAAN CDMA2000 DI INDONESIA …………. 45
4.2
APLIKASI PENGGUNAAN VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000 ……………………………………………….. 46
4.3
EFESIENSI UNTUK MENDUKUNG PERFORMANSI VIDEO CONFERENCE …………………………………………… 49 4.3.1 PROTOTYPE VIDEO CONFERENCE ………….. 50
8
4.3.2 EFISIENSI ALGORITMA UNTUK MENINGKATKAN 3G324M …………………………………………… 51 4.3.2.1 EFISIENSI SISTEM CONTROL DENGAN PENDEKATAN EVENT-DRIVEN ……… 51 4.3.2.2 OPTIMASI PROSES MESSAGE PADA H.245 52 4.3.2.3 OPTIMASI MULTIPLEXING PADA H.233 …54 4.3.3 EFISIENSI ALGORITMA UNTUK MANAJEMEN MULTIMEDIA VIDEO CONFERENCE ……………56 4.3.2.1 ALGORITMA MULTIPOINT MULTIPLEXING..............................................56 4.3.2.2 MANAJEMEN MULTIPOINT CONFERENCE…..............................................57 4.3.4 SISTEM EVALUASI ………………………………....59 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………61
5.1
KESIMPULAN ………………………………………………61
5.2
SARAN ………………………………………………………61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………xv LAMPIRAN
………………………………………………………xvi
9
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Blok Pemancar DS-SS
Gambar 2.2
Blok Penerima DS-SS
Gambar 2.3
Arsitektur CDMA2000 1x
Gambar 2.4
Struktur Kanal Reverse yang ditransmisi oleh MS
Gambar 2.5
Struktur Kanal Forward yang ditransmisikan oleh BTS
Gambar 3.1
Arsitektur Jaringan CDMA2000 1x EV-DO
Gambar 3.2
Arsitektur system CDMA2000 1x EV-DV
Gambar 3.3
Circuit Video Conferencing
Gambar 3.4
Sentralisasi Multipoint Conference
Gambar 3.5
Desentralisasi Multipoint Conference
Gambar 3.6
Protokol Stack dalam CDMA2000
Gambar 3.7
Protokol Stack dalam Video Conferencing
Gambar 3.8
MS ke MS panggilan Video Conference
Gambar 3.9
Panggilan MS ke 3GPP-324M
Gambar 3.10
3G-324M pada 3G Jaringan
Gambar 3.11
Video Gateway
Gambar 4.1
Sistem Control Event Driven
Gambar 4.2 (a)
Pendekatan Implementasi secara normal
Gambar 4.2 (b)
Karakteristik aliran proses dari Implementasi yang dibuat
Gambar 4.3
Serialisasi
Gambar 4.4
Pendekatan hubungan Modul MultiH.223
Gambar 4.5
Video Conference Client
10
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Alokasi kode PN (kode pendek)
Tabel 3.1
Karakteristik CDMA2000
Tabel 3.2
Persyaratan 1x EV-DV
Tabel 3.3
Klas QoS (Qos Classes)
Tabel 3.4
Parameter QoS
Tabel 4.1
Perbandingan kemampuan teknologi seluler
Tabel 4.2
Major Control Message didefinisikan untuk manajemen conference
Tabel 4.3
Video dan Audio Parameter
11
DAFTAR SINGKATAN 3GPP
: Third Generation Partnership Project
3GPP2
: Third Generation Partnership Project 2
AL
: Adaptation Layer
AMR
: Adaptive multi-rate
ARIB
: Association of Radio Industries and Business CDMA2000 Code Division Multiple Access
BS
: Base Station
BTS
: Base Transceiver Station
CDMA
: Code Division Multiple Access
CM
: Call Manager
DS-CDMA
: Direct Sequence CDMA
DS-SS
: Direct Sequence SS
EDGE
: Enhanced Data Rates for GSM Evolution
FDMA
: Frequency Division Multiple Access
GPRS
: General Packet Radio System
GSM
: Global System for Mobile Communications
HCS
: Hierarchical Cell Structure
HLR
: Home Location Register
HSDPA
: High Speed Downlink Packet (Protocol) Access
IEEE
: Institute of Electrical and Electronic Engineers
IMT-2000
: International Mobile Telecommunication for the year 2000
IOS
: Inter-Operability Specification 12
IP
: Internet Protocol
ISUP
: ISDN User Part
IT
: Information Technology
ITU
: International Telecommunication Union
IWF
: Interworking Function
LAN
: Local Area Network
LCN
: logical Channel Number
MPEG-4
: Motion Picture Expert Group – 4
MC
: multipoint Control
MCU
: Multipoint Control unit
MP
: Multipoint Processor
MS
: Mobile Station
MSC
: Mobile Switching Center
MUX
: Multiplexer
PS
: Packet Switched
PSK
: Phase Shift Keying
QoS
: Quality of Service
QPSK
: Quadrature Phase Shift Keying
RLP
: Radio Link Protocol
RNC
: Radio Network Control
RTCP
: Real-time Transport Control Protocol
RTP
: Real-time Transport Protocol
SIP
: Session Initiation Protocol
13
SMS
: Short Message Service
SS
: Spread Spectrum
TDD
: Time Division Duplex
TDMA
: Time Division Multiple Access
UMTS
: Universal Mobile Telecommunication System
VC
: Video Conference
VCoIP
: Video Conference over IP
VLR
: Visitor Location Register
VoIP
: Voice over IP
WCDMA
: Wideband Code Division Multiple Access
WLAN
: Wireless Local Area Network
14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem komunikasi nirkabel generasi ketiga atau sering disingkat 3G adalah hasil pengembangan generasi kedua. Tujuan jaringan 3G yakni untuk menyediakan seperangkat standar tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi nirkabel cukup luas variasinya serta untuk menyediakan akses secara
global.
Banyaknya
standar
teknologi
telekomunikasi,
membuat
International Telecommunication Union (ITU) menetapkan 3G sebagai sebuah teknologi yang menawarkan performa dengan kriteria: 144kbps pada kecepatan dengan kondisi bergerak (100km/jam), 384kbps pada keadaan bergerak seperti berjalan kaki, dan 2 Mbps untuk penggunaan pada konsisi tetap. Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkatan bandwidth. Standar teknologi 3G untuk Global System for Mobile Communications (GSM) bernama Wideband Code Division Multiple Access (W-CDMA) atau juga dinekal dengan nama Universal Mobile Telephone Service (UMTS). Sedangkan untuk Code Division Multiple Access (CDMA) menggunakan standar teknologi bernama CDMA2000 1xEV. Tapi, ada versi teknologi TD-SDMA yang hanya digunakan di China. Teknologi 3G memungkin pelanggan menikmati beberapa layanan berbeda secara bersamaan dalam satu ponsel, misalnya layanan video teleconference. Pengguna dapat melakukan rapat dengan rekan bisnis tanpa harus bertemu langsung, karena layanan ini memberikan pengguna kemudahan berdiskusi secara tatap muka, sambil mengirim surat atau dokumen melalui ponsel dalam waktu bersamaan. Selain itu, penggunaan teknologi 3G membuat kualitas suara dan akses data menjadi jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Pertambahan jumlah pelanggan baru yang signifikan tiap tahun, membuat operator seluler mau tidak mau harus meningkatkan teknologi mereka menjadi 3G. 1
Untuk itu, penulis mengambil judul “Studi Aplikasi Mobile Video Conference pada CDMA 2000” untuk membahas bagaimana aplikasi video conference dapat terjadi dan apakah layanan ini dapat diaplikasikan ke jaringan CDMA2000.
1.2 Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah mengenai analisa aplikasi salah satu pelayanan di 3G yaitu mobile video conference pada CDMA2000.
1.3 Batasan Masalah Batasan-batasan dari permasalahan yang dibahas dalam penyusunan tugas akhir ini adalah antara lain: 1. Ciri-ciri system komunikasi 3G 2. Jenis telekomunikasi 3G (CDMA2000) 3. Layanan-layanan komunikasi di 3G 4. Prinsip kerja mobile video conference pada CDMA2000 5. Aplikasi mobile video conference sekarang ini
1.4 Tujuan Tugas Akhir yang berjudul “STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000” ditulis untuk tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui ciri-ciri dan jenis teknologi jaringan nirkabel pada generasi ketiga (3G). 2. Mengetahui fungsi dari tiap layanan 3G. 3. Mengetahui karakteristik dari video conference pada CDMA2000. 4. Mengetahui protokol-protokol pendukung aplikasi video conference. 5. Mengetahui cara kerja mobile video conference dan mengkaji apa saja yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan kerja video conference.
2
1.5 Metodologi Penulisan Metodologi penulisan untuk skripsi ini adalah dengan cara: Studi Pustaka
: Mencari buku-buku dan jurnal di internet.
1.6 Sistematika Penulisan BAB I
:
PENDAHULUAN Yang terdiri dari: latar belakang penulisan, batasan penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II :
LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai landasan teori atas teknologi CDMA2000.
BAB III : VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000 Bab ini membahas mengenai layanan 3G, karakteristik video conference dan bagaimana terjadinya proses video conference pada CDMA2000.
BAB VI :
APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000 Bab ini membahas mengenai bagaimana aplikasi video conference sekarang ini jika menggunakan CDMA2000 dan efisiensi yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kerja protocol video conference.
BAB V : KESIMPULAN Bab ini merangkum secara keseluruhan tulisan dari tugas akhir ini.
3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Sistem CDMA2000 1x Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
multiple access yang banyak diaplikasikan untuk seluler maupun fixed wireless. Konsep dasar dari teknik multiple access yaitu memungkinkan suatu titik dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan dengan tidak saling mengganggu. Teknik multiple access mempunyai arti bagaimana suatu spektrum radio
dibagi
menjadi
kanal-kanal
dan
bagaimana
kanal-kanal tersebut
dialokasikan untuk pelanggan sebanyak-banyaknya dalam satu sistem. CDMA merupakan teknologi multiple access yang membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya menggunakan kode-kode khusus dalam lebar pita frekuensi yang ditentukan. Sistem CDMA merupakan pengembangan dari dua sistem multiple access sebelumnya. CDMA memiliki konsep multiple access yang berbeda dengan Time Division Multiple Access (TDMA) dan Frequency Division Multiple Access (FDMA) karena sistem ini memanfaatkan kode-kode digital yang spesifik untuk membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya. CDMA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan teknik multiple access lainnya, yaitu : 1. Memiliki pengaruh interferensi yang kecil antara sinyal yang satu dengan yang lainnya. 2. Memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dimana hal ini berkaitan dengan proses acak pada teknik ini.
2.1.1 Konsep Dasar Sistem Spektral Tersebar Code Division Multiple Access adalah teknik akses jamak yang didasarkan pada sistem komunikasi spektral tersebar, dimana masing-masing pengguna diberikan suatu kode tertentu yang akan membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya. Mulanya sistem ini dikembangkan pada kalangan militer
4
karena kehandalannya dalam melawan derau yang tinggi, sifat anti jamming, dan kerahasiaan data yang tinggi.
2.1.2 Definisi Sistem Spektral Tersebar Secara definitif, sistem komunikasi spektral tersebar merupakan suatu teknik modulasi dimana pengirim sinyal menduduki lebar pita frekuensi yang jauh lebih besar dari pada spektrum minimal yang dibutuhkan untuk menyalurkan suatu informasi. Konsep ini didasarkan pada teori C.E Shannon untuk kapasitas saluran, yaitu : C = W log2 (1 + S/N) Dimana :
C = kapasitas kanal transmisi (bps) W = lebar pita frekuensi transmisi (Hz) N = daya derau (Watt) S = daya sinyal (Watt)
Dari teori diatas terlihat bahwa untuk menyalurkan informasi yang lebih besar pada saluran ber-noise dapat ditempuh dengan dua cara yaitu : 1.
Dengan cara konvensional, dimana W kecil dan S/N besar.
2.
Cara penyebaran spektrum, dimana W besar dan S/N kecil. Pada sistem spektral tersebar sinyal informasi disebar pada pita frekuensi
yang jauh lebih lebar dari pada lebar pita informasinya. Penyebaran ini dilakukan oleh suatu fungsi penebar yang bebas terhadap sinyal informasinya berupa sinyal acak semu (psedorandom) yang memiliki karakteristik spektral mirip derau (noise), disebut pseudorandom noise (PN code). Ada beberapa teknik modulasi yang dapat digunakan untuk menghasilkan spektrum sinyal tersebar antara lain Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS) dimana sinyal pembawa informasi dikalikan secara langsung dengan sinyal penyebar yang berkecepatan tinggi, Frequency Hopping Spred Spectrum (FH-SS) dimana frekuensi pembawa sinyal informasi berubah-ubah sesuai dengan deretan kode yang diberikan dan akan konstan selama periode tertentu yang disebut T (periode chip). Time Hopping Spread Spectrum (TH-SS) dimana sinyal pembawa informasi tidak dikirimkan secara kontinu tetapi dikirimkan dalam bentuk short
5
burst yang lamanya burst tergantung dari sinyal pengkodeannya, dan hybrid modulation yang merupakan gabungan dari dua atau lebih teknik modulasi di atas yang bertujuan untuk menggabungkan keunggulan masing-masing teknik. Teknik modulasi yang paling banyak dipakai saat ini, termasuk pada sistem CDMA2000 1x, adalah Direct Sequence Spread Spectrrum (DS-SS) karena realisasinya lebih sederhana dibandingkan teknik modulasi lainnya. Pada DS-SS, sinyal pembawa didemodulasi secara langsung oleh data terkode yang merupakan deretan data yang telah dikodekan dengan deretan kode berkecepatan tinggi yang dibangkitkan oleh suatu Pseudo Random Generator (PRG) dan memiliki karakteristik random semu karena dapat diprediksi dan bersifat periodik. Sinyal yang telah tersebar ini kemudian dimodulasi dengan menggunakan teknik modulasi BPSK, QPSK, atau MSK. Pada sistem CDMA2000 1x digunakan teknik modulasi QPSK.
Gambar 2.1 Blok pemancar DS-SS
Sedangkan pada sisi penerima, DS-SS terdiri dai tiga bagian utama yaitu demodulator, despreader dan blok sinkronisasi deret kode.
Gambar 2.2 Blok Penerima DS-SS
6
Ketika sinkronisasi deret kode telah tercapai antara pengirim dan penerima (akuisisi dan code trackling loop telah berjalan sempurna), maka dilakukan proses despreading sinyal DS-SS. Dan dengan asumsi bahwa beda fasa pada frekuensi pembawa lokal antara pengirim dan penerima dapat dihilangkan dengan carrier recovery maka sinyal informasi yang sebenarnya akan dapat diperoleh kembali.
2.1.3 Kinerja Sistem Spektral Tersebar Parameter-parameter yang menjadi ukuran kinerja sistem komunikasi CDMA seluler maupun fixed wireless berdasarkan sistem spektral tersebar antara lain adalah : Processing Gain Ketahanan sistem spektral tersebar terhadap interferensi ditentukan oleh seberapa lebar frekuensi penebar dibandingkan dengan lebar frekuensi pita dasarnya dalam suatu parameter yang disebut processing gain. Dimana semakin besar processing gain-nya, maka semakin tahan sistem spektral tersebut terhadap interferensi. Bit Error Rate (modulasi QPSK) PB = Q
2 Eb No
Dimana : Eb = Energi per bit (dBW atau Watt) No = Rapat daya noise (dB/Hz atau Watt/Hz) Kapasitas Sistem Jika diasumsikan bahwa sebuah sel mempunyai N user yang konstan, maka sinyal yang diterima oleh base station pada sel tersebut terdiri dari sinyal user yang diinginkan ditambah (N-1) sinyal dari user penginterferensi. Dengan asumsi kontrol daya bekerja sempurna, maka sinyal terima untuk semua kanal adalah sama, yaitu sebesar S. Sehingga persamaan energy per bit (Eb) dan rapat spektrum daya penginterfernsi (Io) dapat dinyatakan sebagai berikut :
7
Eb =
S R
Io =
S ( N − 1) W
Sedangkan persamaan energy bit to interference (Eb/Io) adalah : Eb S/R W /R = = I o S ( N − 1) / W N − 1
Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas sel atau jmlah kanal yang dapat diakomodasi oleh satu frekuensi pembawa dengan bandwidth (W) adalah N = 1 +
W /R Eb / I o
Jika N diasumsikan sangat besar maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi : N≈
W /R Eb / I o
Jika interferensi dari sel lain, gain aktifitas suara, dan gain sektorisasi antena juga diperhitungkan, maka persamaannya menjadi : N≈
W /R β Eb / I o (1 + f ) α
Dimana : W
= lebar pita frekuensi spektral tersebar (Hz) = 1,2288 MHz
R
= data rate sinyal informasi (kbps) = 9,6 kbps
Eb/Io
= rasio energi per bit terhadap rapat daya penginterfernsi (dB) = gain aktifitas suara (
2,67 untuk suara dan
= gain sektorisasi antena ( f
1 untuk data)
2,4 untuk antena trisektoral)
= faktor interferensi dari sel lain (
0,6)
2.2 Konsep Dasar Sistem CDMA2000 1x
8
CDMA 2000 adalah platform wireless yang termasuk ke dalam spesifikasi International Mobile Telecommunication 2000 (IMT-2000) dan merupakan pengembangan dari standar platform wireless CDMA IS-95. Teknologi transmisi radio CDMA2000 adalah teknologi wideband dengan teknik spread spectrum yang memanfaatkan teknologi CDMA untuk memenuhi kebutuhan layanan sistem komunikasi wireless generasi ketiga (3G) berupa aplikasi layanan multimedia. Sistem CDMA2000 mencakup implementasi luas yang ditujukan untuk mendukung data rate baik untuk circuit switched maupun packet switched dengan memanfaatkan data rate mulai dari 9,6 kbps (TIA/EIA-95-B) sampai lebih dari 2 Mbps. Beberapa layanan yang dapat didukung antara lain, wireless internet, wireless e-mail, telemetry dan wireless commerce. Standarisasi CDMA2000 1x dilakukan berdasarkan spesifikasi IS2000 yang kompatibel dengan sistem IS-95 A/B (CDMAone). Dibandingkan dengan IS-95, jaringan CDMA2000 1x mengalami beberapa pengembangan seperti kontrol daya yang lebih baik, uplink pilot channel, teknik vocoder baru, pengembangan kode Walsh serta perubahan skema modulasi. Sedangkan pada sisi arsitektur jaringan terdapat Base Station Controller (BSC) dengan kemampuan IP Routing, BTS multimode serta PDSN (Packet Data Serving Node).
2.2.1 Arsitektur Jaringan CDMA2000 1x
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
*
8
#
3 Co m
1
1
2
2
3
4
5
6
7
8
9
*
8
#
3
4
5
6
7
8
9
*
8
#
1
2
3
4
5
6
7
8
9
*
8
#
Gambar 2.3 Arsitektur CDMA2000 1x
Skema struktur jaringan CDMA2000 1x secara umum terdiri dari : 1. User terminal, terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
•
Fixed terminal
•
Portable / handheld
o Membentuk, memelihara, dan memutuskan hubungan dengan Radio Network melalui antarmuka radio-packet.
o Mengumpulkan data autentifikasi, autorisasi dan akunting yang diperlukan oleh AAA.
2. Radio Access Network (RAN), terdiri dari beberapa komponen berikut :
•
Base Transceiver Station (BTS) BTS bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya digunakan oleh pelanggan serta berfungsi sebagai antarmuka yang menghubungkan
10
jaringan CDMA2000 1x dengan perangkat pelanggan. BTS terdiri dari perangkat radio yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal CDMA.
•
Base Station Controller (BSC) BSC bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya serta mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya serta trafik dari BTS ke MSC atau sebaliknya.
•
Packet Data Serving network (PDSN) Merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler berbasis CDMA2000 1x yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data. Fungsi PDSN antara lain untuk membentuk, memelihara dan memutuskan sesi Point-to-Point Protocol (PPP) dengan pelanggan.
3. Circuit Core Network (CCN), terdiri dari beberapa komponen berikut :
•
Mobile Switching Center (MSC) MSC diletakkan di pusat jaringan mobile communication dan juga bekerja dengan jaringan lain seperti PSTN, PLMN, dll.
•
Home Location Register (HLR) HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Layanan informasi dari HLR diambil dalam Visitor Location Register (VLR) pada jaringan switch selama proses registrasi berhasil.
•
Visitor Location Register (VLR) VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari Mobile Station (MS) yang berada pada area kontrol. Ketika pelanggan melakukan panggilan maka VLR mentransmit semua informasi yang berhubungan dari MSC.
•
SMSC (Short Message Service Center) bertanggung jawab dalam penyampaian, penyimpanan dan pengajuan suatu pesan singkat.
•
ISMSC (Intelligent Short Message Service) merupakan gateway untuk menyelenggarakan interworking dengan jaringan PSTN dan GSM.
4. Packet Core Network (PCN), terdiri dari beberapa komponen berikut : 11
•
Router berfungsi untuk merutekan paket data dari dan ke berbagai elemen jaringan yang terdapat pada jaringan CDMA2000 1x serta bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima paket data dari jaringan internal ke jaringan eksternal atau sebaliknya.
•
Fire Wall berfungsi untuk mengamankan jaringan terhadap akses dari luar.
•
Authentication, Authorization and Accounting (AAA) AAA menyediakan fungsi untuk authentication bertalian dengan PPP dan hubungan mobile IP, melakukan autorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen dan accounting untuk jaringan paket data dengan menggunakan protokol Remote Access Dial in User Service (RADIUS). AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR.
•
Home Agent HA berfungsi untuk menelusuri lokasi mobile station (MS) sekaligus mengecek apakah paket data telah diteruskan ke MS tersebut.
2.2.2 Model Kanal pada Sistem CDMA2000 1x Struktur kanal pada CDMA2000 1x terbagi menjadi dua arah yaitu kanal reverse yang arahnya dari MS ke BTS dan kanal forward yang arahnya dari BTS ke MS. Gambar dibawah menunjukkan struktur kanal forward dan kanal reverse untuk sistem CDMA2000 1x.
2.2.2.1 Kanal Reverse Perbedaan utama struktur kanal reverse pada sistem IS-95 dan CDMA2000 1x adalah adanya kanal pilot yang memungkinkan demodulasi secara koheren dan menyediakan informasi power control. Pelanggan pada arah reverse dipisahkan dengan pembedaan time offset dari suatu kode panjang (long code) dengan panjang 242 – 1 chips. Kode panjang ini dihasilkan oleh suatu generator PN dengan masukan 42 bit dan laju kode 1,2288 Mcps. Untuk mengantisipasi terjadinya multipath dan delay, maka time offset antar kode dipisahkan minimal sebesar 64 chips. Sedangkan kanal-kanal pada arah reverse dibedakan dengan menggunakan kode Walsh yang ortogonal. 12
Berikut ini struktur kanal yang ditansmisikan oleh MS pada arah reverse :
Gambar 2.4 Struktur Kanal Reverse yang ditransmisikan oleh MS
Kanal-kanal yang ditransmisikan pada arah reverse dapat dikategorikan menjadi: 1.
Common Channels yang menyediakan hubungan antara BTS dengan beberapa MS (point to multipoint) yang terdiri dari :
•
Access Channel (R-ACH) Access Channel berfungsi untuk menyediakan komunikasi dari MS ke BTS pada saat MS tidak sedang menggunakan traffic channel. Fungsi utama access channel adalah untuk merespon paging channel dan pengalamatan panggilan.
•
Enhanced Access Channel (R-EACH)
13
Enhanced Access Channel merupakan pengembangan dari access channel yang mampu meminimalisasi terjadinya tabrakan serta mengurangi daya yang dibutuhkan oleh access channel.
•
Reverse Common Control Channel Kanal ini digunakan untuk mengirim signalling message dari MS ke BTS.
2.
Dedicated Channel yang dialokasikan bagi setiap MS (point to point) dan terdiri dari :
•
Reverse Pilot Channel (R-PICH) Kanal pilot ini berfungsi sebagai pilot yang memungkinkan deteksi koheren pada arah reverse dan memungkinkan MS berkomunikasi pada level daya yang lebih rendah dengan cara menginformasikan pada BS level daya yang telah diterima sehingga BS dapat mengatur kembali daya pancarnya.
•
Reverse Dedicated Control Channel (R-DCCH) Kanal ini bertujuan untuk menggantikan metode dim and burst serta blank and burst pada traffic channel dan digunakan untuk mengirimkan pesan serta mengontrol panggilan.
•
Reverse Fundamental Channel (R-FCH) Kanal ini digunakan untuk mengakomodasi layanan suara dan data berkecepatan rendah, yaitu 9,6 kbps (rate set 1) dan 14,4 kbps (rate set 2).
•
Reverse Supplemental Channels (R-SCH) Kanal ini digunakan untuk mengakomodasi layanan dengan data rate yang lebih besar dari 9,6 kbps dan 14,4 kbps serta diterapkan pada radio configuration 3 sampai 6 yang memiliki skema modulasi, coding, dan vocoder yang berbeda-beda.
•
Reverse Supplemental Code Channels (R-SCCH)
14
Fungsi kanal ini hampir sama dengan Reverse Supplemental Channels hanya saja digunakan pada radio configuration 1 dan 2 yang didesain agar kompatibel dengan sistem CDMA IS-95.
2.2.2.2 Kanal Forward Pada komunikasi arah forward, sinyal dari sel atau sektor yang berbeda dipisahkan dengan pembedaan time offset dari dua buah kode pendek (short code) dengan panjang 215 – 1 chips, satu untuk kanal I dan satu untuk kanal Q. Kode pendek ini dihasilkan oleh generator PN dengan masukan 15 bit dan laju kode 1,2288 Mcps. Untuk mengantisipasi terjadinya multipath dan delay maka time offset antar kode dipisahkan minimal 64 chips. Dan karena hanya ada 512 kode PN, maka alokasi kode PN harus benar-benar direncanakan. Salah satu metode perencanaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Alokasi kode PN (kode pendek)
Dimana :
Sektor
Kode PN
Alpha
3 x P x N – 2P
Beta
3xPxN
Gamma
3xPxN-P
Omni
3xPxN
N = pola penggunaan kode PN, direkomendasikan nilainya 19 P = jarak antar kode PN, direkomendasikan nilainya 6
Berikut ini struktur kanal yang ditransmisikan oleh BS pada arah forward dimana masing-masing kanal menggunakan kode Walsh dan saling ortogonal :
15
Gambar 2.5 Struktur Kanal Forward yang ditransmitkan oleh BTS
Sebagaimana pada arah reverse, kanal-kanal yang ditransmitkan pada arah forward dapat dikategorikan menjadi : 1.
Forward Common Channel yang terdiri dari :
•
Forward Pilot Channel (F-PICH) Forward Pilot Channel secara kontinu memancarkan informasi frekuensi dan fasa ke seluruh MS yang berada dalam sel tersebut dengan menggunakan kode penebar yang sama yaitu kode Walsh ke-0 yang dimodulasi dengan kode pendek (short code) tetapi dengan time offset yang berbeda untuk membedakan pilot channel dari sel / sektor tertentu. Untuk menjamin deteksi fasa dan referensi frekuensi pembawa yang akurat, maka pilot channel ini ditransmisiskan dengan level daya yang relatif lebih besar dari pada kanal-kanal lainnya.
•
Forward Common Auxiliary Pilot (F-CAPICH) Forward Common Auxiliary Pilot diarahkan pada spot beam tertentu agar dapat meningkatkan kapasitas, luas daerah cakupan, serta performansi beberapa mobile station dalam spot beam yang sama.
•
Forward Sync Channel (F-SYNC) Kanal ini digunakan pada daerah tertentu dari suatu BTS untuk mendapatkan sinkronisasi waktu dan menentukan lokasi kanal paging.
16
•
Forward Paging Channel (F-PCH) Kanal paging digunakan untuk mengirimkan pengontrolan informasi dan pesan
paging.
F-PCH
membawa
pesan
overhead,
pages,
acknowledgements, channel assignment, status permintaan dan shared secret data (SSD) dari BTS ke MS.
•
Forward Common Control Channel (F-CCCH) Kanal ini digunakan untuk signalling messages dari MS ke BTS dan dapat beroperasi pada data rate 9,6 kbps; 19,2 kbps; atau 38,4 kbps dengan panjang frame yang berbeda-beda.
2.
Forward Dedicated Channel terdiri dari Forward Fundamental Channel (FFCH) dan Forward Supplemental Channel (F-SCH) yang fungsinya sama dengan Reverse Fundamental Channel (R-FCH) dan Reverse Supplemental Channel (R-SCH).
2.2.3 Kontrol Daya Pada sistem CDMA, karena semua user menggunakan bandwidth dan waktu yang sama, maka terjadi interferensi antar user. Besarnya interferensi dari seorang user dibanding dengan level daya terima pada BTS dari user tersebut, sehingga bagi user yang lebih dekat ke BTS memberikan kontribusi interferensi yang lebih besar bagi user lainnya, akibatnya bagi user yang paling jauh dari BTS akan menerima interferensi paling besar. Masalah ini disebut dengan near-far problem. Untuk mengatasi near-far problem ini dilakukan kontrol daya, yakni pengendalian level daya pancar MS oleh BTS untuk semua MS yang berbeda-beda jauhnya dari BTS sedemikian rupa, sehingga level daya yang diterima pada BS sama besar baik yang berasal dari MS yang lebih jauh maupun yang lebih dekat ke BTS. Kontrol daya pada CDMA2000 1x mempunyai bit rate 800 bps dan disebut kontrol daya cepat arah maju (fast forward link power control) untuk alokasi kontrol daya ke kanal trafik forward yang berbeda.
2.2.4 Kapasitas Sistem CDMA2000 1x
17
Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah user yang bisa ditampung oleh sebuah cell site dengan harga QoS/GOS yang memadai. Kapasitas dalam sistem CDMA2000 1x akan sangat tergantung pada interferensi dalam sistem itu sendiri. Penambahan jumlah user dalam sistem juga akan menambah level interferensi dalam sistem. Setiap penambahan kapasitas atau bertambahnya interferensi akan menurunkan kualitas sinyal suara dalam batas tertentu. Sehingga bila kapasitas ditingkatkan maka akan berpengaruh pada kualitas sinyal suara, jadi perlu diatur agar kualitas tetap tinggi tanpa banyak mengurangi kapasitas. Dengan demikian terdapat trade off antara kualitas dan kapasitas yang diakses. Fenomena ini disebut dengan soft capacity. Soft capacity merupakan hal yang menguntungkan terutama untuk menghindari dropp call pada saat terjadi handoff. Sistem CDMA menggunakan Universal Frequency Reuse, artinya bandwidth di share untuk semua sel sedangkan transmisinya akan dibedakan dengan suatu spreading sequence yang unik, dan dalam perencanaannya harus dipikirkan pula mengenai Multiple Access Inteference (MAI) yang berasal dari user dari sel-sel didekatnya. Teknik mengurangi multiple access interference dijabarkan sebagai gain kapasitas.
Beberapa parameter yang mempengaruhi kapasitas adalah sebagai berikut :
2.2.4.1 Voice Activity Sejak sistem CDMA menggunakan speech coding, maka MAI dapat dikurangi dengan deteksi voice activity sepanjang variable speech transmission. Teknik ini akan mengurangi rate dari speech coder saat periode silent/diam yang dideteksi dalam speech waveform. Voice activity juga menjadi keuntungan bagi sistem multiple access lainnya. Normalnya, jika kita sedang melakukan percakapan di telepon, maka dalam suatu saat hanya ada satu orang saja yang berbicara. Fenomena ini dapat dimonitor pada sistem seluler. Oleh karena itu pada saat periode diam, power dapat dikurangi. Sehingga daya dapat dihemat dan pengaruh terhadap interferensi juga sedikit. Dengan begitu kapasitas sistem bisa dimaksimalkan.
18
Berdasarkan pengamatan di lapangan, ternyata vioce activity sekitar 3/8 atau 25% saja dari percakapan yang dilakukan. Secara teori, voice activity ϖ = 3 / 8 dapat dimasukkan dalam persamaan Eb/No, yaitu sebagai berikut :
Eb / N o =
G ( N − 1) ϖ +
α S
Dengan estimasi voice activity 3/8, maka akan dapat menaikkan kapasitas sebesar 8/3 kalinya.
2.2.4.2 Sectored Cells
Sel sectoring juga merupakan metode yang cukup efektif untuk mengurangi MAI, karena setiap sektor menggunakan antena directional. Sektorisasi pada antena adalah pengarahan daya pancar antena BTS pada arah tertentu. Pengarahan antena ini bergantung dari kebutuhan. Sektorisasi dilakukan berdasarkan kepadatan trafik. Biasanya sektorisasi 60° dan 120°, untuk sektorisasi 60° maka pengarahan antena menuju enam arah dan sektorisasi 120° menuju tiga arah.
Macam-macam konfigurasi sel : o Omni directional o Sectoring 60° o Sectoring 120°
Omnidirectional adalah pemancaran sinyal ke segala arah oleh sebuah BTS pada suatu sel. Kelebihan
: mudah diplikasikan
Kekurangan
: kemungkinan terjadi interferensi lebih besar
Sektorisasi 19
60° : suatu daerah cakupan sel dibagi menjadi 6 daerah yang sama besar. Kelebihan
: kemungkinan interferensi kecil
Kekurangan : delay propagasi paling besar 120° : suatu daerah cakupan sel dibagi menjadi 3 daerah yang sama besar. Kelebihan
: delay propagasi lebih kecil
Kekurangan : interferensi lebih mungkin terjadi
2.2.4.3 Handoff
Air interface pada sistem CDMA2000 1x menyediakan kemampuan untuk handoff baik untuk voice service mapun data service, dan juga untuk service yang di-handle oleh sistem IS-95 ke sistem IS-2000 ataupun sebaliknya dari IS-2000 ke sistem IS-95. Handoff adalah suatu peristiwa perpindahan kanal yang digunakan MS tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa melalui campur tangan dari pemakai. Peristiwa handoff terjadi karena pergerakan MS keluar dari cakupan sel asal dan masuk cakupan sel baru. Terdapat tiga macam handoff yang diterapkan pada sistem berbasis CDMA2000: 1.
Soft Handoff Merupakan handoff yang terjadi antar sel dengan frekuensi pembawa yang sama, dimana MS memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan BTS yang baru terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan BTS asal. Hubungan akan diputuskan jika proses penyambungan dengan BTS yang baru telah mantap untuk menghindari drop call. Metode pembentukan hubungan (kanal) baru terlebih dahulu sebelum memutus hubungan (kanal) lama ini dikenal dengan istilah make before break.
2.
Softer Handoff Handoff yang terjadi antar sektor dalam satu sel dengan frekuensi pembawa dan BTS ayang sama. Handoff ini juga berbasis pada metode make before break.
20
3.
Hard Handoff Tipe ini menggunakan metode break before make yang berarti harus terjadi pemutusan huubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan baru. Hard handoff terjadi pada sistem dual mode dimana sistem akses radio CDMA2000 1x diopersasikan bersama-sama dengan sistem akses radio lainnya seperti CDMA IS-95 atau AMPS. Selain itu juga antara sektor atau sel dengan frekuensi pembawa yang berbeda.
21
BAB III VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000
3.1
Sistem Komunikasi Jaringan 3G
Sistem komunikasi jaringan nirkabel generasi ketiga atau sering disebut jaringan 3G merupakan pengembangan dari sitem komunikasi jaringan nirkabel bergerak
dari
generasi
kedua.
Jaringan
3G
merupakan
bagian
yang
mendiskripsikan generasi terakhir dari pelayanan bergerak dimana komunikasi suara ditingkatkan dan konektifitas kecepatan data yang tinggi, termasuk akses ke aplikasi data internet dan isi multimedia. Tujuan diciptakannya jaringan komunikasi 3G yakni untuk menyediakan standar tertentu yang dapat melingkupi kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi nirkabel yang sangat luas variasinya serta untuk menyediakan akses yang besifat global.
3.1.1 Ciri-ciri Sistem Komunikasi 3G
Sistem komunikasi nirkabel 3G memiliki ciri-ciri sebagai berikut: •
Memiliki standart yang besifat global atau mendunia
•
Memiliki kesesuaian atau kompatibilitas layanan dengan jaringan kabel lain
•
Memiliki kualitas yang tinggi baik suara, data, maupun gambar
•
Memiliki pita frekuensi yang berlaku umum diseluruh dunia
•
Memiliki bentuk komunikasi yang bersifat multimedia baik layanan maupun piranti penggunanya
•
Memiliki spectrum yang efisien
•
Memiliki kemampuan untuk evolusi ke system nirkabel generasi berikutnya
•
Memiliki laju data paket 2Mbps perangkat yang diam ditempat atau terminal, 384 kbps untuk kecepatan orang berjalan serta 144 kbps untuk kecepatan orang berkendaraan.
22
3.1.2 Jenis Sistem Komunikasi 3G
Sistem komunikasi 3G menggunakan jaringan layanan digital terpadu berpita lebar (B-ISDN) untuk mengakses jaringan-jaringan informasi seperti internet, basis data publik maupun data pribadi lainnya. Selain itu jaringan ini juga dioperasikan di berbagai wilayah yang penduduknya padat maupun jarang serta melayani penggunaan baik yang diam ditempat (steady/station), maupun yang bergerak dalam kendaraan berkecepatan tinggi (mobile). Istilah Personal Communication System (PCS) dan Personal Communication Network (PCN) digunakan untuk menyatakan munculnya system generasi ketiga untuk perangkatperangkat genggam khususnya ponsel. Nama lain dari teknologi tersebut yakni future public land mobile telecommunication systems dimana penggunaan di seluruh dunia dikenal dengan nama IMT 2000 dan UMTS. Berikut ini adalah penjelasan tentang beberapa system komunikasi yang termasuk dalam system komunikasi jaringan 3G.
3.1.2.1 UMTS
UMTS adalah singkatan dari universal mobile telecommunication system merupakan suatu system komunikasi bergerak generasi ketiga yang diharapkan mampu memberikan layanan sampai 2Mbps pada frekuensi sekitar 2 GHz. Sistem UMTS yang diusulkan dibangun dari infrastruktur system-sistem bergerak (mobile) yang ada seperti global system for mobile communication (GSM), advance mobile phone system (AMPS), personal communication system (PCS) dan lain-lain yang berevolusi menuju UMTS. Forum UMTS memperkirakan komunikasi multimedia berbasis data akan menyumbangkan sekitar 60% pada lalu lintas komunikasi dalam jaringan komunikasi bergerak generasi ketiga.
3.1.2.2 EDGE
Enhanced data rates for global evolution (EDGE) merupakan hasil pengembangan dari GPRS generasi 2,5. EDGE memungkinkan operator menyediakan layanan data pada kecepatan sampai 384 kbps. EDGE merupakan salah satu standar nirkabel data yang diimplementasikan pada jaringan selular
23
GSM serta merupakan tahapan lanjutan evolusi menuju mobile multi media communication. Sistem ini memungkinkan jaringan memiliki kecepatan transmisi data sampai 126 kbps dan menjadi teknologi transmisi data paling cepat. Menurut GSM World Association, EDGE juga dapat mencapai kecepatan hingga 473,8 kbps. Selain peningkatan kecepatan pengiriman data, system ini juga dapat meningkatkan kapasitas transmisi data. Kemampuan EDGE mencapai 34 kali kecepatan akses jalur kabel telepon (sekitar 30-40 kbps) dan hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA 2000 1x (sekitar 70-80 kbps).
3.1.2.3 CDMA 2000
Teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu alternative dari arsitektur GSM Seluler. Kedua tipe jaringan tersebut membuat transisi ke system generasi ketiga (3G) dengan menawarkan layanan kapasitas yang lebih dan layanan data. Teknologi CDMA mendesak agar system pada 3G seperti CDMA2000 1x dan CDMA2000 1x EV-DO segera diimplementasikan. Perkembangan system komunikasi jaringan CDMA2000 melalui 1x dikenal dengan nama CDMA2000 1xEV.
3.1.2.4 WCDMA
WCDMA adalah singkatan dari Wideband CDMA yang diperkenalkan secara umum pada tahun 2001-2002 di jepang dan selanjutnya memasuki daratan eropa. Di Amerika Serikat beberapa alternatif sistim jaringan komunikasi 3G dapat diperoleh operator GSM dan TDMA yang berkembang ke arah EDGE dengan WCDMA. WCDMA merupakan system operasi generasi ketiga (3G) yang beroperasi pada bandwidth 5MHz. Rata-rata data sampai 384 kbps untuk area jangkauan yang cukup luas. Variasi penyebaran dan operasi multi kode telah digunakan untuk mendukung banyaknya perbedaan batasan access radio. Perbedaan kelas layanan telah didukung oleh Quality of Service (QoS). 3.1.2.5 IEEE.802.20
Standar IEEE 802.20 merupakan suatu standar baru yang dapat merubah arah jaringan nirkabel. Standar IEEE 802.20 ditujukan untuk jaringan lokal dan
24
area metropolitan dengan spesifikasi antara lain menawarkan perluasan area untuk broadband wireless meskipun tidak kompatibel dengan layanan seluler yang ada. Standar IEEE 802.20 merupakan packet-based system yang optimal untuk transmisi data. Spesifikasi layer fisik dan layer medium access control (MAC) dari interface udara untuk interoperable mobile broadband wireless access system dioperasi dalam band yang terlisensi dibawah 3.5 GHz. Pengoptimalan untuk IP transfer data, dengan rata-rata puncak data per pengguna pada perpanjangan dari 1 Mbps. Hal ini mendukung pengelompokan vehicular mobility sampai pada 250 km/h pada lingkungan MAN dengan harapan terjadi efisiensi, mempertahankan rata-rata pengguna data dan jumlah pengguna aktif yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pencapaian melalui mobile system yang telah ada.
3.1.3 Jenis jenis pelayanan
Banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan pengguna 3G. Pengguna semakin dimanjakan dengan layanan yang canggih, diantaranya voice call, video call, video conference, PC to Mobile Call, Mobile TV, Video Streaming, Video Portal, Video Mail, Mobile Internet dan High Speed Data Transfer. •
Voice Call
Layanan ini merupakan layanan standar yang dilakukan pada saat kita berkomunikasi lewat suara. •
Video Call
Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk melihat lawan bicara selama pembicaraan berlangsung dengan menggunakan kamera yang ada di handphone. Untuk menggunakan layanan tersebut, masing-masing pengguna harus menggunakan HP berkamera. •
PC To Mobile Call
Web client memungkinkan pengguna non 3G dengan menggunakan PC bisa melakukan panggilan atau menerima panggilan dari pengguna HP 3G. Fitur ini juga memungkinkan video call internasional yang murah seperti IP client di lokasi yang independent (dapat menghubungi dari network manapun selama pengguna mempunyai IP connection).
25
•
Mobile TV
Layanan yang memungkinkan pelanggan menggunakan HPnya sebagai TV portable. Pengguna bisa menonton TV di HP seperti layaknya menonton TV biasa. Pengguna mobile TV dapat memilih saluran TV yang diinginkan di menu layanan 3G hanya dengan menekan keypad di handphone. •
Mobile Internet Access & High Speed Data Transfer
Layanan yang memungkinkan pelanggan browsing ke internet menggunakan HP 3G atau data card. Layanan ini bisa juga dinikmati melalui laptop atau PC desktop.
3.2
3G pada CDMA2000
Teknologi 3G CDMA2000 seperti CDMA2000 1xEV menawarkan layanan kapasitas yang lebih dan layanan data. Sistem CDMA2000 1x EV akan dibagi dalam dua langkah yaitu 1xEV-DO dan 1xEV-DV. Sistem 1xEV-DO adalah singkatan dari 1x evolution data only sedangkan 1xEV-DV adalah singkatan dari 1x evolution data and voice.
3.2.1 CDMA2000 1x EV-DO
CDMA2000 1x EV-DO (Evaluation-Data Optimized) memperkenalkan tehnik packet-switch kecepatan tinggi yang secara khusus didesain dan dioptimasikan untuk jaringan data-centric broadband dengan laju data tertinggi sampai 2Mbps di lingkungan bergerak. Standart CDMA2000 1xEV-DO (CDMA2000 High Rate packet Data Air Service, IS-856) disetujui pada konferensi ITU Stockholm 2001. Peningkatan untuk pelayanan paket data, CDMA2000 1xEV-DO menyediakan level data puncak sampai 2.4 Mbps dengan 1.25 MHz carier tunggal CDMA. Karena dipengaruhi dengan adanya Internet Protocols (IP), dan mulai mendukung semua sistem operasi dan aplikasi software popular. 1xEV-DO menawarkan sebuah layanan “always on” untuk pemakainya, sehingga pemakai dapat gratis untuk menerima dan mengirim informasi dari internet dan intranet pemakainya, setiap waktu dan dimanapun. 1xEV-DO adalah
26
suatu solusi yang mengijinkan penyebaran aplikasi data dengan alat apapun, dalam rangka membuat hidup pemakai yang lebih produktif dan fun. Keuntungan dari CDMA2000 1xEV-DO : •
Mempunyai kapasitas sistem yang tinggi
•
Sistem operasi and pemeliharaannya mudah
•
Menghindari tugas sulit pada load-balancing
•
Mengintegrasikan suara dan data tanpa batasan dalam sistem tunggal
•
Mengintegrasikan CDMA2000 1x/1xEV-DO dalam device yang menyediakan pelayanan suara dan data maksimum
Untuk Pemakai : •
Penggunaan yang baik untuk semua devices platform dan semua tipe aplikasi
•
Dual-mode Devices
•
Harga layanan yang menarik
•
Always-on Service
•
Pemenuhan cakupan sel dan Ketersediaan Layanan dalam semua tipe
Aplikasi : •
Komunikasi; E-mails dengan lampiran yang lebar, Pesan multimedia, dan Chat
27
•
Informasi; Web browsing dengan isi grafis dan multimedia, Transfer file yang besar, Akses Intranet, Video.
•
Hiburan; Streaming audio dan video, Download audio and video klip, Permainan, Pemutar film.
•
Posisi Lokasi; Peta navigasi, Real-time traffic alerts, Graphical weather alerts, Friend finder.
•
Transaksi; M-commerce, Stock trades, E-cash, Reservasi
Integrasi device : •
Handset / Smartphone
•
PDA with voice
•
PC including laptops, notebook, tablets, dll.
•
Media appliances including wireless cameras, wireless MP3 players, wireless video players, dll.
Performansi Optimal : •
Menggunakan carier tunggal pada 1.25 MHz, kanal akan optimal untuk paket data dalam spektrum yang efisien.
•
Level data puncak sampai 2.4 Mbps pada link forward and 153 Kbps pada link reverse.
•
Rata-rata throughput dalam sel yang terdiri dari 3 sektor adalah 4.1 Mbps pada link forward dan 660 Kbps pada link reverse.
Dalam banyak kasus, perangkat CDMA2000 1xEV-DO termasuk CDMA2000 1x modem yang kompatibel dengan system CDMA2000 1x dan CDMAOne.
28
Gambar 3.1 Arsitektur jaringan CDMA2000 1X EV-DO
3.2.2 CDMA2000 1x EV-DV
CDMA2000 1xEV-DV (Evaluation-Data Voice) yang menyediakan teknologi tinggi dalam data dan voice. Dari Tabel 3.1, dapat kita lihat perbedaan karakteristik CDMA2000 1xEVDO dan 1xEVDV.
Tabel 3.1 Karakteristik CDMA2000
Dengan meningkatkan 1xEV-DO ke 1xEv-DV, maka aplikasi yang dapat diperoleh adalah: 1. Peningkatan data per spektrum unit 2. Perbaikan data peak rate 3. Suara dan kecepatan data yang tinggi dapat dilakukan secara bersamaan 4. Pencampuran pelayanan suara dan data pada satu carrier 5. Backward compatibility dengan 1x langkah terdapat pada 1x infrastruktur dan 1x mobile device
29
6. Real time Quality of Service yang menyediakan paket real-time didasarkan pada service seperti Voice over IP.
Berikut ini adalah contoh peningkatan CDMA2000 1xEV-DV dengan Ericsson. Arsitektur CDMA2000 Ericsson dan 1xEV-DV adalah sama dengan interface yang sama pada jaringan inti dan antara BSC, lihat gambar 3.2. 1xEVDV menggunakan peningkatan interface standarisasi IOS untuk mendukung 1xEv-DV. Eksisting Packet Core Network (PCN) dan eksisting Circuit-switched core network dan Mobile Switching Center dapat digunakan untuk 1xEv-DV.
Gambar 3.2 Arsitektur sistem 1x Ev-DV
Persyaratan untuk 1xEV-DV 3GPP2 terdapat pada dokumen “S.R0026 High Speed Data Enhancement untuk CDMA2000 1x – Integrated Data and Voice”. Beberapa persyaratan utama 1xEV-DV tersebut antara lain:
Tabel 3.2 Persyaratan 1xEV-DV Persyaratan
Catatan
Kompatibel dengan jaringan ANSI-41
30
Relatif terhadap CDMA2000, paling sedikit dua kali jumlah suara panggilan untuk kanal radio tunggal (single), untuk konfigurasi antena base station yang sama dan menggunakan vacoder yang sama Paling sedikit 2.4Mbps pada batas kanal forward ketika layanan hanya lalu lintas paket data untuk pengguna outdoor, lingkungan vehicular kecepatan tinggi Paling sedikit 1.25 Mbps pada batas kanal balik jika hanya melayani lalu lintas paket data untuk pengguna outdoor, lingkungan vehicular kecepatan tinggi Paling sedikit 600 kbps pada batas kanal pengiriman jika hanya melayani lalu lintas paket data untuk pengguna outdoor, lingkungan vehicular kecepatan tinggi 1xEV-DV seharusnya dioperasikan dengan 3x radio konfigurasi
Handoff layanan suara dan data antara 1xEV-DV kanal radio dan kanal radio yang lain yang dioperasikan dalam kaitannya dengan spesifikasi keluarga CDMA2000. Multiple, sesi paket data yang konkuren setiap pengguna.
Kapasitas suara dari CDMA2000 dipertahankan dalam 1xEV-DV
3.09 Mbps didukung pada FPDCH
Puncak data rate pada hubungan baik adalah 451.2 kbps. Rata-rata data rate 1.7Mbps didukung pada kanal batas pengiriman 1xEV-DV dapat dengan mudah dikembangkan untuk mengoperasikan dalam 3x mode dibawah framework sistem yang ada Semua tipe handoff dimungkinkan antara IS-95, IS-95A, IS-95B, dan CDMA2000 Release A, Release B dan 1xEV-DV untuk panggilan suara. Suara panggilan tidak dapat di handoff ke sistem 1xEV-DV.
Sistem Quality of Service (QoS) 1xEV-DV memberikan kemampuan kepada pengguna maupun operator jaringan secara langsung dalam menyediakan layanan yang berbasis perbedaan (differentiated) berdasarkan aplikasi yang dibutuhkan pengguna. Terdapat empat kelas QoS yang ada pada 1xEV-DV seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Klas QoS (QoS Classes) Klas Klas
Penjelasan Percakapan Dua jalur, rendah penundaan, kehilangan data rate
31
(Conversational
rendah, sensitif terhadap variasi penundaan, misalnya
Class)
Video Conference.
Klas
Streaming Sama dengan conversational, satu jalur, sensitif rendah
(Streaming Class)
terhadap
penundaan,
kemungkinan
mensyaratkan
bandwith tinggi, misalnya pengambilan event olahraga secara live mapun event lainnya. Klas
Interaktif Dua jalur, bursty, mensyaratkan bandwith bervariasi,
(Interactive class)
penundaan moderat, koneksi kehilangan data rate secara moderat untuk sebagian www, email, Telnet.
Klas latar belakang Toleransi tinggi terhadap penundaan dan kehilangan data (Background class)
rate, memiliki variasi bandwith, misalkan latar belakang download file.
Perbedaan tingkatan layanan yang terkait dengan penjelasan diatas termasuk antara lain: •
Bandwidth : kemampuan sistem menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mendukung persyaratan throughput untuk aplikasi pengguna.
•
Latency (delay) : Jumlah waktu yang digunakan untuk mengirimkan paket dari node pengirim ke node penerima.
•
Jitter : ukuran variasi penundaan antara kedatangan paket pada penerima.
•
Traffic loss : pembuangan packet karena kesalahan (error) atau kebakaran jaringan.
3.3
VIDEO CONFERENCE pada CDMA2000
Video conference merupakan komunikasi jarak jauh yang menampilkan suara dan gambar secara langsung artinya dengan waktu bersamaan melalui jaringan computer ataupun jaringan seluler baik itu berbasis UMTS maupun CDMA. Untuk Aplikasi 3G CDMA, yang baru dapat diakses di Indonesia yaitu: akses internet dan trafik monitoring. Namun perkembangan video conference 32
pada jaringan CDMA2000 yang dikeluarkan oleh 3GPP2 sedang dalam proses penyelesaian baik rancangan dan paket dari video conference itu sendiri Teknologi multimedia pada 3G Video Call/Video Conference dapat dilakukan dengan menggunakan protokol 3G324M diperoleh dari standar H.324 oleh International Telecommunications Union (ITU), yang mengijinkan komunikasi multimedia dengan bit rendah. H.324 merupakan protokol payung, yang merekomendasikan standar penting lainnya seperti protokol pengontrol H.245 dan protokol multiplexing/demultiplexing H.223 yang menentukan hubungan setup, negosiasi dan menghancurkan data multiplexing/demultiplexing. 3GPP telah menggunakan H.324M (M merupakan standar untuk Mobile) dengan beberapa modifikasi dalam codec dan persyaratan error handling dalam membuat standar 3G324M untuk jaringan 3G tanpa kabel. Pengembangan 3G CDMA dipelopori oleh 3G Partnership Project 2 (3GPP2).
3.3.1 Blok diagram video conference
Gambar 3.3 Circuit video conference
33
•
H.324 merupakan Protokol dasar (base protocol), dimana terdiri dari komponen-komponen protokol utama.
•
Control protocol adalah H.245 merupakan penentu protokol pengontrol panggilan (Call Control Protocol) yang terdiri dari end-to-end signaling untuk operasi terminal-terminal H.324 yang sebenarnya. Mobile Station mendukung ITU-T H.245 sebagai control protocol untuk kemampuan pertukaran (capabilities exchange), determinasi master/slave, buka dan tutup kanal logical, dan transmisi ke control messages lainnya. Kanal kontrol H.245 terdapat diantara endpoint dan gatekeepers. MCU-endpoint signaling ditentukan oleh kanal kontrol H.245 antara endpoint dan multipoint control (MC) yang ada didalam Multipoint control Unit (MCU). Ketika pertemuan terjadi dimultipoint, MC di gatekeepers dapat diaktifkan untuk operasi berikutnya. Jika satu atau dua endpoint mempunyai MC, persyaratan setup normal terjadi. Terminal H.324 dapat digunakan pada konfigurasi multipoint melalui interkoneksi melalui MCU.
•
Multiplex
Protocol
adalah
H.223
menyediakan
pelayanan
multiplexing/demultiplexing video, audio dan control messages. H.223 biasanya digunakan diantara dua terminal multimedia, atau digunakan diantara terminal dan gateway adapter. Sebagai antarmuka ditengah atas lapisan aplikasi (video/audio coded dan kontrol sistem) dan dibawah lapisan fisik (WCDMA atau
udara/jaringan fisik 3G lainnya), H.223
menyediakan delay rendah/overhead dengan menggunakan segmentasi, reassembly, dan informasi multiplexing dari kanal logika berbeda ke satu paket utama. Fungsi keseluruhan dari standar ini dibagi menjadi dua lapisan: Adaptation Layer (AL): lapisan pertama yang mempunyai tanggung jawab utama untuk deteksi/koreksi kesalahan dan transmisi pengganti untuk paket yang hilang atau dicuri. Lapisan ini dapat dibagi menjadi tiga lapisan lainnya (sub-layers) (1) AL1
34
untuk mengontrol data dan informasi; (2) AL2 untuk audio stream; (3) AL3 untuk video stream. Multiplex Layer (MUX): lapisan kedua yang menunjukan multiplexing sebenarnya. Pada lapisan ini, trafik data dari sumber yang berbeda dialirkan dari kanal logika yang berbeda, yang diidentifikasi oleh Logical Channel Number (LCN) yang unik, dari 0 sampai 65535. •
Standar untuk pengkodean video (video codec), seperti H.263 dan MPEG4.
•
Standar untuk pengkodean audio (speech Codec), seperti AMR (Adaptive Multi Rate) dan SMV speech codec., digunakan juga didalam susunan H.324.
•
Perangkat yang dimaksud digambar adalah perangkat keras I/O Audio dan Video.
•
3G Multipoin Conference Berdasarkan komunikasi point-to-point 3G video call, multipoint conference menjadi sangat penting karena mengikut sertakan jumlah mobile terminal yang cukup banyak sebagai peserta conference. Multipoint conference mengikut sertakan 3 atau lebih terminal, call control dan media untuk menangani multipoint conference. Multipoint Control Unit (MCU) mendukung multipoint conference antara 3 atau lebih terminal dan Gateway. MCU berisi Multipoint Control (MC) dan Multipoint Processor (MP). MC mendukung komunikasi antar terminal. MP memelihara semua aliran audio, video dan data antara semua peserta dalam conference. Ada tiga tipe multipoint conference: 1. Sentralisasi multipoint conference: semua peserta berkomunikasi dengan MCU point-to-point. MC mengontrol/mengatur conference dan MP menerima, memproses dan mengirim laju voice, video dan data dari dan ke terminal yang berpartisipasi.
35
Gambar 3.4. Sentralisasi multipoint conference
2. Desentralisasi
multipoint conference: MCU tidak secara langsung
terlibat dalam operasi ini. Setiap terminal berkomunikasi secara langsung satu dengan yang lain dengan MC mereka sendiri. Jika dalam kondisi khusus, terminal bertanggung jawab untuk menerima audio stream dan menerima sinyal video untuk ditampilkan.
Gambar 3.5 Desentralisasi multipoint conference
3. Campuran multipoint conference antara model sentralisasi dan desentralisasi. MCU mengatur operasi secara transparansi ke terminal.
3.3.2 Referensi model Protokol Stack pada layanan video conference
36
Gambar 3.6 Protokol Stack dalam CDMA2000
Arsitektur layanan video conference diartikan dengan penggunaan protokol melalui titik interface. Gambar 3.6 menunjukkan protokol stack dari layanan video conference dibangun dari permintaan yang dibawa ke jaringan wireless CDMA2000.
Gambar 3.7 Protokol Stack dalam Video Conferencing
Gambar 3.7 menunjukkan protokol stack untuk video conference setelah dibangun jaringan wireless CDMA2000. CDMA2000 layer 1, layer 2 dan protokol signaling antara MS dan BS ditunjukkan pada gambar diatas. Udara antarmuka 1 (A1) digunakan untuk pensinyalan informasi untuk call setup CDMA2000. Udara antarmuka 2 (A2) digunakan untuk call setup video conference H.324 dan membawa video conference. Dengan layanan video 32kbps, BS menunjukan laju adaptasi antar data stream pembawa melalui layer transport RLP dan jaringan PCM 64/56kbps pada A2.
37
3.3.3 Quality of Service (QoS)
Parameter-parameter
QoS
dapat
dilihat
pada
tabel
3.4,
mengidentifikasikan parameter untuk kanal forward dan kanal reverse. Tabel 3.4 Parameter QoS QoS Parameter
Harga yang diijinkan
Mode yang diyakinkan
Layanan mode yang diyakinkan adalah harga yang telah ditentukan.
Prioritas kanal forward
Prioritas
Prioritas kanal reverse
dikurangi.
user
seharusnya
tidak
Forward Link Minimum User Data 32 kbps. Rate Reverse Link Minimum User Data 64 kbps. Rate Forward Link Data Loss Rate
Tidak ada harga tetap didefinisikan
Reverse Link Data Loss Rate
untuk parameter ini. MS dan BS seharusnya menyediakan FER yang baik untuk service ini.
Forward Link Maximum Delay
Tidak ada harga tetap didefinisikan
Reverse Link Maximum Delay
untuk parameter ini. MS dan BS seharusnya
menyediakan
jumlah
minumum delay untuk service ini.
Pada tabel diatas, laju data yang hilang merupakan laju error (error rate) yang terdapat diantara layer RLP. Maksimum delay didefinisikan sebagai jumlah dari waktu data user dapat menunggu pada antrian transmisi (contohnya terjadi saat dikirim ke RLP untuk transmisi sampai transmisi actual pada kanal fisik).
3.3.4 Prosedur Call Setup
Prosedur panggilan video conference dibagi menjadi 2 yaitu CDMA2000 call setup dan H.324 call setup. CDMA2000 call setup dibangun untuk membawa protokol H.324. Ketika MSC menerima CM Service Request Message dengan 38
layanan video conference, MSC mengirim pesan ISUP untuk merespon panggilan dari Mobile Station. BS mengirim Paging Message ke MS. Setelah prosedur call setup CDMA2000 dibangun dengan membawa H.324, negosiasi, pengontrollan dan prosedur multiplexing dilakukan oleh H.245/H223. Jika versi codec tidak dibutuhkan, maka pesan di terminal exchange H.245/H223 dapat langsung dilakukan. Tapi jika versi codec (seperti antara EVRC dan 3GPP-AMR) dibutuhkan, setiap pesan di terminal Exchange H.245/H223 akan di conversi sebagai fungsi Gateway. Gambar 3.8 merupakan ilustrasi panggilan 2 terminal 3GPP2 Mobile Station dengan video call 32 kbps. Untuk prosedur CDMA2000 call setup, MS mengirim
permintaan Originating Message. MSC membangkitkan parameter
ISUP meminta bandwidth 32 k dan H.245/H223, dan mengirimnya ke MSC dari MS yang dipanggil. MS yang dipanggil merespon dengan Paging Message. Untuk Prosedur H.324 Call Setup, setelah prosedur CDMA2000 call setup, negosiasi, pengontrollan dan pesan multiplex ditukarkan antara dua MS.
39
Gambar 3.8 MS ke MS panggilan video conference
40
Gambar 3.9 panggilan MS dan 3GPP-324M
Gambar 3.9 mengilustrasikan panggilan dari 3GPP2 MS ke terminal 3GPP-324M. Prosedur call setup CDMA2000 dan 3GPP, MS mengirim permintaan Originating Message. MSC membangkitkan parameter ISUP dengan meminta bandwith 64kbps dan H.245/H223, dan dikirim ke MSC terminal 3GPP324M yang dipanggil. MSC dari terminal yang dipanggil mengirim Setup Message dengan layanan 64 kbps ke terminal 3GPP-324M sebagai respon. Prosedur Call setup H.324, setelah prosedur call setup CDMA2000 dan 3GPP, kedua terminal Exchange mengartikan negosiasi dan control message
41
dengan IWF. Contohnya, IWF menegosiasikan perbedaan pengkodean video dan suara untuk kedua terminal. IWF menunjukkan conversi format antara EVRC dan suara 3GPP-AMR
3.4 Video Conference melalui Internet Protokol (IP)
Standar 3GPP2, bertanggung jawab untuk spesifikasi CDMA2000, yang disetujui pada agustus 2002 yang mempunyai spesifikasi tehnik yang sama untuk operasi 3G-324M yang digunakan untuk jaringan CDMA2000 dengan nama “3GPP2 C.S0042 circuit –switched video Conferencing Service”. Sekarang ini beberapa vendor CDMA2000 telah merencanakan penambahan kemampuan 3G324M ke perangkat bergerak mereka dan produk control didasarkan pada 3G324M. Jaringan 3G menggunakan protokol 3G-324M untuk pengiriman multimedia real time, ketika digunakan paket IP untuk ketentuan pelayanan internet bersama.
Gambar 3.10 3G-324M pada 3G Jaringan
Gambar 3.10 menunjukkan kemampuan komunikasi 2 kanal yaitu IP dan circuit swicthed yang beroperasi pada waktu yang bersamaan. Kanal Circuitswitched digunakan untuk mendukung bagian broadband multimedia seperti video 42
conferencing, antara 2 kanal, dan IP digunakan untuk mengurangi aplikasi delay sensitif.
Gambar 3.11 Video Gateway
Protokol 3G-324M mengkombinasikan voice, video, data dan control ke satu aliran 64kbps dari data circuit-switched. Hal ini memang merupakan hal yang berbeda dari protokol yang berlaku untuk mengiriman rela-time video dan voice melalui jaringan IP, RTP/RTCP (Rela-time transport Protocol/Rela-time Transport Control Protocol). Pada jaringan IP, voice, video dan control dikirim pada stream yang berbeda. Dua RTP stream digunakan untuk voice dan video dan RTCP stream untuk control. Penambahan stream digunakan untuk media control: H.245 di H.323 dan SDP di SIP. Keempat stream tidak langsung diakumulasikan ke bit rate konstan. Pada gambar 3.11, hubungan video Gateway antara video dijaringan bergerak (3G-324M) dan di jaringan IP (Video/voice melalui RTP) menunjukan: •
Pergerakan protokol 3G-324M pada jaringan bergerak.
•
Pergerakan protokol Signaling SIP/H323 pada jaringan IP
43
•
Transcoding video di jaringan bergerak (menggunakan MPEG-4 dengan bit rate rendah) ke jaringan IP (menggunakan H.264 atau H263 dengan bandwidth lebih besar).
•
Transcoding voice di jaringan bergerak (menggunakan AMR) ke jaringan IP (menggunakan G.729, G.723 atau G.711).
Perangkat yang mendukung 3G-324M dan sistem video conference lain dapat saling beroperasi dengan menggunakan sebuah Gateway. Khusus untuk lingkungan 3G, Gateway memberikan translasi antara jaringan mobile 3G circuit switch dan jaringan berbasis IP, memungkinkan peralatan 3G dan titik akhir H.323 untuk berkomunikasi. H.323 merupakan standar yang dikeluarkan ITU yang memungkinkan jaringan internet dan jaringan packet swithed sebagai sarana transpor data multimedia dan conferencing. SIP akan menggantikan H.323 sebagai protokol end-to-end karena beberapa keunggulan terutama skalabilitas. Gateway 3G mempunyai kemampuan menterjemahkan antara format transmisi H.223 A/B yang digunakan oleh perangkat 3G dan format H.225 yang digunakan oleh titik akhir H.323. Kedua sistem menggunakan H.245 communication control protocol. Gateway harus melakukan transcode antara berbagai macam pengkodean dan pengdekodean audio dan video. RADVISION telah mengeluarkan Gateway 3G yang mempunyai kemampuan tersebut melalui viaIP-400 chassis dengan sebuah gw-P20/M card dan modul pilihan VPS10/M.
44
BAB IV APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000
4.1 Penggunaan CDMA2000 di Indonesia
Pada awal abad 21 teknologi komunikasi wireless sudah memasuki generasi ketiga. Dimana teknologi komunikasi pada saat tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (telah dibahas pada bab sebelumnya) diantaranya service yang bersifat global, mendukung layanan pita lebar (multimedia) sampai rate 2Mbps interworking dengan sistem eksisting, performansi yang cukup baik terhadap problema propagasi dan harus memiliki efisiensi spektrum yang tinggi. Dari standar teknologi 3G yang dikeluarkan oleh IMT2000 tersebut, teknologi akses yang bisa dipakai adalah Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) atau juga dikenal dengan nama Universal Mobile Telephone Service) merupakan perkembangan dari GSM. Sedangkan untuk 3G CDMA menggunakan standar teknologi bernama CDMA2000 1xEV. Di Indonesia, penggunaan teknologi 3G telah didominasi oleh operator GSM yang menerapkan teknologi W-CDMA seperti PT. Telkomsel, PT. Excelcomindo dan PT.Indosat. Hal ini disebabkan karena kehadiran GSM lebih dahulu dan sudah banyak dipakai. Standart 3G W-CDMA di Indonesia beroperasi pada frekuensi 1850 – 1990 MHz (1900 MHz) dengan bandwidth 5MHz dan mendukung kecepatan akses 384 kbps hingga 2 Mbps. Dengan frekuensi yang digunakan oleh W-CDMA maka jaringan CDMA lainnya (seperti Telkom Flexi dan StarOne) yang bekerja pada frekuensi 1900 MHz harus digeser dari 1900 MHz menjadi 800 MHz. Teknologi yang digunakan di Flexy, Ceria dan StarOne yaitu CDMA2000 1x, dikenal sebagai teknologi 2,75G yang tidak jauh dari 3G dan tinggal mengaktifkan beberapa fiturnya untuk menjadi 3G. Dalam kalimat sederhana,
45
sebetulnya Flexy dan StarOne sudah 3G ready. Namun mereka belum memperoleh lisensi penyelenggara 3G, tetapi teknologinya 3G ready. Perusahaan yang sudah mendapatkan lisensi dan frekuensi 3G tetapi belum beroperasi adalah WIN (1,9GHz) memperoleh lisensi komunikasi data (bukan seluler) dan frekuensi 3G pada tahun 2001, Primasel (1,9GHz) memperoleh lisensi seluler dan frekuensi 3G pada tahun 2004 dan CAC (2GHz) memperoleh lisensi seluler dan frekuensi 3G pada tahun 2003. Untuk PT Telkomsel (1940-1945 berpasangan dengan 2130-2135 MHz), PT Excelcomindo Pratama (1945-1950MHz berpasangan dengan 21352140MHz) dan PT Indosat (1950-1955 MHz berpasangan dengan 2140-2145 MHz), memperoleh lisensi seluler dan frekuensi 3G pada januari 2006 saat tender frekuensi yang diselenggarakan oleh DEPKOMINFO. Flexy salah-satu operator CDMA yang besar di Indonesia belum mau mengaplikasikan teknologi 3G disebabkan karena: 1. Biaya yang cukup mahal untuk mengalokasikan frekuensi ke frekuensi 3G (1900 MHz). 2. Kebutuhan aplikasi voice lebih besar dari data sekarang ini sehingga itu menjadi alasan bagi operator CDMA2000 untuk tidak berpindah ke tekonologi 3G.
Namun pada september 2007, Sinar Group mencetuskan CDMA2000 1x EVDO sebagai teknologi 3G yang menyediakan teknologi tinggi dalam transfer data di Indonesia. Selain Sinar Group, sebelumnya sudah ada operator mobile 8 dan operator fren yang dapat bersaing dengan GSM dalam memberikan layanan 3G, namun hanya pada penggunaan wireless modem card/data card dengan koneksi MCIA atau USB untuk koneksi ke laptop atau komputer pribadi dan itu juga masih banyak menemukan masalah.
4.2 Aplikasi penggunaan Video Conference pada CDMA2000
Aplikasi untuk layanan video conference pada CDMA2000 masih dalam proses penyelesaian baik rancangan dan paket dari video conference itu sendiri.
46
3GPP2 sebagai organisasi yang mengeluarkan standart video conference untuk CDMA2000 telah membuktikan bahwa jaringan CDMA2000 dapat digunakan untuk layanan 3G seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dimana karakteristik CDMA2000 1xEV mempunyai karakteristik yang tidak berbeda jauh dengan karakteristik W-CDMA (lihat pada tabel 4.1). Sekarang ini aplikasi video conference dengan teknologi 3G W-CDMA sudah dapat dilakukan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh operator 3G W-CDMA.
Tabel 4.1 Perbandingan kemampuan teknologi seluler Teknologi
Kecepatan
Rata-rata Througput
Downlink
user untuk download
Kapasitas
Fasilitas lain
file GPRS
115 kbps
30-40 kbps
EDGE
473 kbps
100-130 kbps
Dua kali GPRS
Kompatible dengan GPRS
UMTS-WCDMA
2 Mbps
220-320 kbps
Lebih
tinggi
Operasi suara dan data secara
EDGE
simultan, peningkatan tingkat
dari
UMTS-HSDPA
14 Mbps
550-1100 kbps
CDMA2000 1x
153 kbps
50-70 kbps
CDMA2000
2,4 Mbps
300-700 kbps
1x
EV-DO
untuk aplikasi
keamanan, QoS,
bandwidth
multimedia dan pengurangan
tinggi
latency
2,5 sampai 3,5
Kompatibel
kali WCDMA
CDMA
dukungan
dengan
Optimasi
untuk
broadband
,
W-
data
VoIP
dan
pengembangan CDMA2000 EV-DV
1x
3,09 Mbps
420kbps-1,7Mbps
Backward Compatible dengan CDMA2000 untuk
1x,
data
(multimedia), tingkat dukungan
Optimasi
dan
voice
peningkatan
keamanan, multimedia
pengurangan latency
47
QoS, dan
Aplikasi CDMA2000 di Indonesia sudah pada teknologi 2,75G, agar dapat mendukung teknologi 3G multimedia, maka yang harus dilakukan oleh operator CDMA adalah sebagai berikut: 1. Menambah arsitektur pada CDMA2000 agar dapat menunjang layanan 3G yaitu berupa penambahan modul/card pada sisi BTS dan penambahan perangkat khusus menangani data di sisi BSC. Penambahan tidak banyak karena CDMA2000 1x EV sudah compatible dengan CDMA2000 1x dan arsitektur CDMA2000 1xEV sama dengan arsitektur CDMA20001x. -
CDMA2000 1xEV-DO menggunakan modem CDMA2000 1x yang kompatibel dengan CDMA2000 1x dan CDMAOne.
-
Migrasi ke 1xEV-DV hanya akan memerlukan upgrade sederhana bagi BTS, BSC, PDSN, dan AAA.
Penambahan perangkat 3G pada arsitektur CDMA ini dilakukan agar coverage area untuk 3G dapat seluas coverage are 2.5G atau 2.75G. 2. Memperoleh Ijin untuk bisa menggelar 3G dengan mendapatkan frekuensi 3G. 3. RUIM Card yang sudah ada dapat mendukung layanan 3G sehingga tidak perlu mengganti RUIM Card. 4. Tersedianya handset/handphone CDMA yang mendukung layanan 3G sehingga
aplikasi-aplikasi
3G
dapat
diakses
dengan
hanya
menggunakan handphone seperti aplikasi Video Call atau Video Conference.
Aplikasi untuk mobile video conference di Indonesia baru dilakukan oleh operator W-CDMA. Untuk PT. Telkomsel, mereka memberikan pelayanan video conference dengan jumlah peserta maksimum 16 orang dimana peserta yang dapat dilihat dilayar hanya peserta nomor urut 1 sampai 9 disebabkan karena Telkomsel menggunakan layout conference auto yaitu layar akan terbagi menjadi 3x3 (9 orang). Sedangkan peserta urutan ke 10 hingga ke 16 masih bisa bergabung dengan conference namun tidak ditampilkan gambar videonya (voice only
48
participan) dan masih bisa melihat gambar peserta lainnya. Untuk PT. Exelcomindo memberikan pelayanan video conference dengan jumlah peserta maksimal 4 orang, dan semuanya dapat dilihat pada layar telephone. Biaya conference ini dibebankan ke masing-masing peserta yang ikut dalam video conference tersebut. Kedua operator tersebut memberikan persyaratan yang sama bagi user yang ingin melakukan video conference. Layanan video conference ini berbasis video call 3G. Layanan video conference dapat digunakan jika user sudah terdaftar pada layanan 3G, menggunakan hanset berkemampuan 3G Video call dan berada pada area 3G masing-masing operator. User yang menggunakan operator Telkomsel tidak dapat melakukan video conference dengan user yang menggunakan operator Exelcomindo, karena di indonesia, pelayanan 3G (Video Call atau Video Conference) berbeda operator belum dapat dilakukan. Permasalahan yang sering timbul pada saat video conference dilakukan adalah gambar dan suara yang diterima sering kali tidak bersamaan dan mengalami keterlambatan (delay). Untuk menghindari hal tersebut maka pada saat mau melakukan video conference sebaiknya peserta conference mencari area 3G yang mempunyai sinyal 3G paling kuat karena sekarang ini, tidak semua daerah di Indonesia terdapat sinyal 3G. Baru di kota-kota besar kita dapat mengakses 3G dan jangkauannyapun hanya dikota tersebut.
4.3 Efisiensi untuk mendukung performansi Video Conference
Cara kerja video conference pada jaringan CDMA2000 yang telah dibahas pada bab sebelumnya menginformasikan bahwa laju data yang diperlukan adalah sebesar 32kbps atau 64kbps agar terjadinya proses video conference baik dari MS ke MS maupun MS ke 3GPP terminal. Laju data tersebut dapat diefisiensikan agar dapat mendukung aplikasi video conference menjadi lebih baik dan nyaman untuk melakukan panggilan dan bahkan untuk operator telekomunikasi itu sendiri. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengefisiensikan desain
49
dan implementasi dari control protokol dan protokol multiplexing H.245 dan H223 yang merupakan bagian terpenting dari protokol stack 3G324M.
4.3.1 Prototipe sistem video conference
Prototipe
sistem
video
conference
disebut
anyConference
telah
diimplementasikan berdasarkan susunan protokol 3G324M. Sistem tersebut termasuk 4 modul umum dan setiap modul dirancang untuk mendukung modul lainnya menuju berbagai macam fungsi panggilan: Modul H.324, merupakan modul utama dari sistem dimana bertanggung jawab untuk beroperasi dengan modul payung (umbrella modules) seperti H.245 Control Module dan H.223 Multiplexing module, untuk menunjukan fungsi terpenting seperti call set-up. Video Capture/Display Module, modul ini dirancang untuk pengkodean dan menunjukan pengambilan video dari kamera lokal. Untuk pengkodean video, implementasi H.263 digunakan untuk pengkodean penggambaran video yang diambil dari kamera dan mengkodekan kembali gambaran video dari terminal jauh. Untuk penampilan video, Multimedia windows dasar Software Development Kit (SDK) seperti “DrawDibDraw” digunakan untuk menangani video sebagai rangkaian dari Bitmap images. Audio Recorder/Player Module, Modul rekorder bertanggung jawab untuk mengambil data audio dari perangkat microphone. Data audio ini dilewati ke modul koresponden dengan fungsi memanggil kembali (Call-back) ketika buffer penuh. Modul player bertanggung jawab memainkan ulang (playback) data audio dari terminal jauh. Socket Interface, merupakan modul pemprosesan jaringan yang menyediakan kanal untuk sistem berinteraksi dengan lapisan air interface/fisik.
4.3.2 Efisiensi Algoritma untuk meningkatkan 3G324M
50
4.3.2.1 Efisiensi Sistem control dengan pendekatan Event Driven
Agar koordinasi tiap bagian yang berbeda dari protokol stack 3G324M dapat efisien, implementasi 3G324M dapat menggunakan pendekatan program event-driven dimana dikarakteristikan dengan memicu eksekusi protokol dalam permintaan yang berubah-ubah, dibandingkan dengan permintaan yang telah tetap sebelumnya seperti prosedur sequencial control. Pendekatan ini cocok dengan tingkah laku protokol jaringan, dimana aksi mereka tidak dapat diprediksi. Dengan program event-driven, mengontrol arsitektur software dan pemeliharaan hubungan protokol stack dalam keseluruhan sistem dapat dengan mudah dilakukan. Walaupun event tidak didefinisikan secara jelas pada spesifikasi 3G324M, namun secara umum terdapat 3 tipe event pada 3G324M:
message event,
primitive event dan timeout event. Message event terjadi saat terminal menerima message control dari terminal lain; primitive event terjadi saat terjadi interaksi antara 3G324M dan aplikasi pada layer atas; dan timeout event terjadi saat perhitungan berakhir pada protokol satck 3G324M. Gambar 4.1 menunjukan system control Event-Driven. Pada pendekatan control Event-Driven ini, terdapat 2 bagian inti yaitu Event Generator dan Event Dispatcher. Event Generator membangkitkan hubungan yang terjadi pada bagian arus dan mengambil alih perbaikan dari waktu tunggu dan rangkaian waktu. Event Dispatcher memanggil prosedur
penanganan
yang
berhubungan
dengan
perangkat/mesin
dan
memungkinkan juga memanggil Event Generator untuk membangkitkan event lainnya. Implementasi ini menggunakan Event Generator dan Event Dispatcher yang berkoordinasi dengan protokol H.245 dan H.223 untuk mengirim atau menerima data multimedia sebaik fungsi kerja control message. Mekanisme Event-Drivent dapat dieksekusi ke seluruh protokol stack 3G342M.
51
Gambar 4.1 Sistem control Event-Driven
4.3.2.2 Mengoptimasikan Proses Message pada H.245
Sebelum message H.245 dikirim ke modul H.223 untuk proses multiplexing, semua message diubah terlebih dahulu kedalam bentuk aliran paket atau Multimedia System Control Message (MSCM) lalu dikodekan (encode) oleh PER. Message yang diterima dari modul H.223 harus dikodekan kembali (decode) dan di unpacking untuk proses selanjutnya. Implementasi packing/unpacking dan encoding/decoding mengikutsertakan beberapa akses memory yang sama dan menggunakan operasi logika bitwise. Agar penggunaan sumber terminal yang terbatas dapat lebih efisien, implementasi ini dimaksudkan untuk mengkompres dan mengintegrasikan beberapa prosedur. Secara normal, message yang diterima dari ASN.1 akan di encoding menggunakan multiple-ste tree-based message transformation, dimana rute dan prosedur proses message diatur dalam proses berbentuk struktur pohon. Pada proses pengkodean message H.245, rute pengkodean level teratas akan memanggil rute pengkodean level terbawah, dan diantara rute pengkodean yang berbeda level terdapat perbedaan harga tiap level, untuk itu perlu dilakukan pengesetan harga untuk mengkoresponden item dalam message. Lalu proses dilanjutkan sampai message dikodekan ke dalam bentuk bit-stream. Pendekatan multiple-ste treebased dapat dilakukan dengan baik. Namun, proses ini harus mengalami proses pengkodean yang rumit dan panjang, sepanjang struktur pohon yang didefiniskan PER. Adapun pendekatan lain yang dapat dilakukan pada implementasi PER yaitu single-step direct message trans-formation dimana encoding/decoding struktur pohon pada multi-step message dapat ditempatkan pada satu langkah. Pendekatan ini dilakukan dengan cara merubah struktur pohon menjadi nodenode. Dimana elemen-elemen dalam message akan diubah kedalam bentuk node dan node-node tersebut akan saling berhubungan satu dengan yang lain menjadi suatu message. Lalu semua message yang saling berhubungan tersebut akan dengan mudah diubah ke MSCM. Saat proses encode/decode, message list akan
52
dikodekan satu per satu. Hasil dari pendekatan ini, pengkodean PER dapat dilakukan dengan mudah tanpa meningkatkan operasi kerja encoding/decoding atau memodifikasi syntax dan semantic message. Gambar 4.2(b) menunjukkan aliran proses implementasi single–step dimana SM adalah Spesific Message, EM adalah Encode Message. Pada operasi normal, kita memaketkan pesan ke MSCM menurut spesifikasi struktur pohon, lalu MSCM dilewatkan dan ke encoder untuk pengkodean dalam bentuk bit-stream mengikuti proses pada gambar 4.2 (a). Pada implementasi ini, untuk memudahkan proses ini, kita harus mengkobinasikan prosedur
paking
dan
encoding
kedalam
1
prosedur
dengan
cara
mentransformasikan secara langsung message ke bit-stream.
4.2 (a) Pendekatan implementasi secara normal
4.2(b) Karakteristik aliran proses dari Implementasi yang dibuat
4.3.2.3 Optimasi Multiplexing dalam H.223
Mengikuti standart H.223, terdapat 4 macam stream (informasi) yang masuk ke H.223:
53
1. Control message yang digunakan untuk mengontrol informasi antara terminal yang berbeda atau antar terminal dan Multipoint Control Units (MCUs), yang didefinisikan dalam H.245 2. Informasi dari aplikasi data seperti data T.120 real-time audiographic conference 3. Pengkodean audio stream oleh audio codec yang didefiniskan dalam 3G324M seperti Adaptive Multi-Rate (AMR) codec. 4. Pengkodean video stream oleh audio codec yang didefiniskan dalam 3G324M seperti H.263 dan MPEG-2.
Setiap laju informasi tersebut diidentifikasi oleh kanal logika dengan LCN yang unik. Pengisian tabel multiplexing menggunakan LCN dan mengkorespon panjang data yang akan menggambarkan paket data yang dimultiplex. Struktur data dari penginputan table multiplex, yang disebut multiplex descriptor, diambil dari daftar elemen. Setiap elemen dalam daftar menunjukan data slot dari sumber informasi yang ditetapkan. Contoh tipe daftar elemen yang terdiri dari dua elemen adalah sebagai berikut: {LCN1,RC24}, {LCN2,RC UCF}, dimana LCN adalah nomor kanal logika (Logical Channel Number); RC adalah pengulangan perhitungan (Repeat Count) dan UCF adalah bendera penutup (Closing Flag). Pada elemen pertama, RC 24 maksudnya 24 byte pertama dari paket akan diisi data dari kanal logika 1. Elemen kedua RC UCF maksudnya setelah diisi oleh 24 byte dari kanal logika 1, byte dari kanal 2 akan mengisi paket sampai bendera penutup (akhir dari paket). Multiplex descriptor menggunakan pola multiplex yang rumit. Jika hanya memproses 1 atau 2 elemen, multiplex descriptor dapat dengan mudah menanganinya, namun jika elemen menjadi sangat komplek dimana setiap elemen terbagi lagi menjadi sub-sub elemen, maka kerja multiplex descriptor menjadi lebih lama dan mengakibatkan performansi prosesnya rendah. Untuk menangani kerumitan multiplex descriptor, dapat menggunakan proses serialisasi yaitu membagi proses multiplex descriptor menjadi 2 bagian yang disebut descriptor atom. Gambar 4.3 menunjukkan descriptor atom yang terdiri dari
54
struktur data yang sederhana. Logical Channel Number (LCN) menetapkan sumber-sumber informasi. Repeat Count adalah batas nomor yang menetapkan banyaknya byte yang akan diisi pada sumber ini. Dan juga berisi pointer dimana berhubungan dengan atom yang tersedia, disebut atom karena tidak dapat terbagi-bagi dan tidak dapat diperluas menjadi sub-list. Penggunaan daftar serial ini dapat menyimpan banyak waktu proses multiplexing dan memperkenalkan overhead yang rendah untuk modifikasi multiplex descriptor.
Gambar 4.3 Serialisasi 4.3.3 Efisiensi algoritma untuk manajemen multimedia Video Conference 4.3.3.1 Algoritma multipoint multiplexing
H.223 menyediakan interface sending/receiving untuk layer teratas. Pada percakapan point-to-point, object H.223 dengan fungsi pengiriman, fungsi penerimaan dan set buffer untuk multiplexing/demultiplexing dan sending/receiving, mampu menangani semua tugas tersebut. Namun pada multipoint conference, H.223 mungkin dibutuhkan untuk menangani multiple incoming stream dan jumlah out-coming stream yang ada. Untuk menangani masalah ini, dapat dilakukan dengan pendekatan yang sederhana yang disebut modul MultiH.223, dimana mempunyai kemampuan
menangani
multi-point
sending/receiving
dan
multiplexing/demultiplexing. Gambar 4.4 merupakan desain modul MultiH.223 yang terdiri atas 2 bagian, bagian H.223_receiver dan H.223_sending, setiap
55
sambungan H.223_receiver dan H.223_sending bertanggung jawab sebagai interface dengan satu terminal. Untuk implementasi, pertama-tama kita harus mengkomposisikan kembali desain H.223 original dengan membagi H.223 kedalam dua bagian terpisah: H.223_sender bertanggung jawab sebagai multiplexing dan mengirim out-going stream; sementara, H.223_receiver bertugas menerima incoming stream dan demultiplexing untuk incoming media stream. H.223_sender dan H.223_receiver memberikan kenyamanan interface sending atau receiving dan menyimpan sendiri set buffer untuk operasi tertentu. Dengan kata lain, multiple media stream pada multipoint conference, dengan modul multiH.223 yang didesain baru akan terbagi menjadi dua hubungan yaitu H.223_sender dan H.223_receiver. Sehingga pada real-time multipoint
conference,
incoming/outcoming
modul
stream
baru.
MultiH.223 Dengan
akan
kata
lain,
menginisialiasikan hubungan
antar
sender/receiver akan dihilang pada saat conference meninggal sumbernya.
Gambar 4.4 pendekatan hubungan Modul MultiH.223
4.3.3.2 Manajemen Multipoint Conference
H.245 telah didefinisi untuk banyak message dan prosedur untuk membentuk video call point-to-point, namun tidak untuk mendefinisikan multipoint conference. Sekarang ini, untuk melakukan pembentukan atau pengaturan multipoint conference menjadi lebih mudah, beberapa fungsi 56
pengaturan conference yang sederhana telah ditambahkan ke modul H.245 dan H.223. Maksimum
16
Multiplex
Descriptor
yang
berbeda
dapat
didefiniskan untuk menggambarkan pola multiplex yang berbeda. Setiap data unit H.223 (menggunakan unit untuk kasus circuit switching dan packet switching sebagai paket), terdapat bagian MC (multiple code) yang mengidentifikasi Multiplex Descriptor yang digunakan oleh unit pada saat ini. Pada eksperimen, sering kali ditemukan terminal 3G mobile menggunakan Multiplex Descriptor yang berbeda-beda (MC=0.1.2). Untuk itulah kita tetapkan MC=15 untuk manajemen conference. Tabel 4.2 menunjukkan control message utama yang didefiniskan untuk menyempurnakan fungsi manajemen bersama. Pada mekanisme manajemen, satu terminal akan bertindak sebagai host conference. Host adalah pembuat conference dan menyimpan informasi realtime conference, seperti daftar client dan ID mereka. Host juga bertanggung jawab untuk menyiarkan informasi conference untuk client yang berpartisipasi pada saat itu. Terminal dapat mengirim CONNECTDEFAULT message ke host untuk mengidentifikasi maksud mereka bergabung pada conference. Host harus dapat membuat keputusan admission control ke terminal informasi, seperti pemaksaan conference dengan mengirim banyaknya partisipan. Saat admission control, host mengirim
kembali
message
CONNECTED
atau
CONNECTION_REJECTED_F/I/B 9 (tabel 4.2) untuk mengijinkan atau membatalkan permintaan terminal. Selama melakukan conference, terminal mungkin meninggalkan conference kapan saja dan terminal bisa menjadi host pada conference. Jika itu terjadi, untuk mengatur semua pengikut dan membantu memutuskan conference secara halus, perlu dilakukan pemilihan kembali host conference. Untuk menyempurnakan permintaan ini, pemilihan host ditunjuk berdasarkan sinyal terkuat dari terminal pengikut, kapasitas terminal dan perkiraan terminal yang akan keluar ketika sinyal terkuat semakin kuat karena sinyal paling lemah lebih sering terputus dari jaringan.
57
Dengan bandwith yang terbatas pada lingkungan 3G, aliran video streaming butuh dikontrol keseluruh conference agar dapat menolak kemacetan data dan tabrakan data. Keluaran implementasi ini, untuk penjadwalan kanal video, kita mengadaptasi mekanisme robin dari sekitarnya. Dibawah mekanisme ini, time-slot (token) dipesan khusus untuk setiap terminal dan untuk itu terminal harus menyiarkan video stream ketika token diberikan kepadanya. Host bertanggung jawab untuk menetapkan panjang time slot berdasarkan kualitas jaringan yang tersedia. Keuntungan memperkenalkan mekanisme ini adalah bandwith jaringan 3G dapat dimanfaatkan dengan baik dan alirannya terkontrol. Penjadwalan kanal suara, sistem conference hanya mengijinkan satu terminal untuk berbicara kapanpun, dan kanal suara secara umum disiarkan kesemua pengikut conference. Mekanisme yang sama digunakan pada jaringan token-ring, dimana terminal diberikan ijin untuk menyiarkan data suara melalui jaringan selama dalam keadaan “token”. Bagaimanapun juga, jalan yang dilalui token berbeda dari jaringan token-ring. Pemberian token diperintahkan oleh host conference. Terminal harus mengirim permintaan TALK_O ke host untuk berbicara dalam conference. Setelah pembicaraan selesai, terminal harus mengirim indikasi TALK_X ke host untuk mengembalikan token. Secara nyata, pembicaraan merupakan satu kali interupsi dari terminal lain untuk berbicara, tapi terminal tersebut harus mengirim kembali “token” secepatnya ke terminal sebelumnya setelah berbicara.
Tabel 4.2 major control message didefinisikan untuk manajemen conference
58
4.3.4 Sistem Evaluasi
System prototype diatas diimplementasikan pada platform PC dan 3G handset. PC dapat mengakses jaringan 3G mobile melalui modem card. Bagaimanapun juga, penggunaan bandwidth video call 64kbps tidak terlalu cukup untuk mendukung multi-point conference. Dengan efisien yang dilakukan baik itu optimasi proses message pada H.245, optimasi proses multiplexing H.223, modul MultiH.223 dan penambahan fungsi manajemen conference pada H.223, video conference dapat dibentuk dan diatur dengan nyaman dan efektif. Berdasarkan pengetesan conference oleh Departemen of Computer Science, Universitas Hongkong, melalui WLAN IEEE 802.11, performansi komunikasi video dan audio sangat memuaskan dan stabil. Hal ini dapat dilihat performansinya pada gambar 4.5 dimana pengambilan video conference secara langsung dan log pada bagian sebelah kanan berisikan data status protocol H.245, system akan mendukung 4 anggota video conference yang menggunakan 3G324M. Dan table 4.3 menunjukan kualitas dari isi dan komunikasinya.
59
Gambar 4.5 Video conference clients
Tabel 4.3 Video dan Audio parameter
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai aplikasi mobile Video Conference pada CDMA2000 dari bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi 3G seperti video conference dapat dilakukan pada jaringan CDMA2000 dengan menggunakan protocol 3G324M yang telah distandarkan oleh 3GPP2. 2. Efisiensi yang dilakukan untuk meningkatkan kerja 3G324M adalah efisiensi
sistem
control
dengan
pendekatan
Event
Driven,
mengoptimasikan proses message pada H.245 dan optimasi multiplexing dalam H.223. 3. Efisiensi algoritma untuk manajemen multimedia Video Conference: algoritma Multipoint Multiplexing dan manajemen Multipoint Conference. 4. Implementasi H.245 dan H.223 membuat video conference dapat dilakukan dengan nyaman dan efisien. 5. Dengan pengetesan pada system prototype, performansi dari implementasi protocol menjadi memuaskan dan stabil.
5.2 SARAN
Dari analisa pada bab-bab sebelumnya, adapun saran yang dapat diberikan: 1. Diharapkan operator-operator CDMA di Indonesia dapat segera berpindah ke teknologi 3G sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. 2. Akibat tidak adanya ponsel 3G berbasis CDMA di pasaran Indonesia menyebabkan aplikasi 3G pada CDMA2000 sulit dilakukan, untuk itu diharapkan 3G ponsel berbasis CDMA2000 dapat segera masuk ke
61
Indonesia sehingga persaingan dalam 3G antara aplikasi W-CDMA dan CDMA2000 dapat kita perbandingkan.
62
DAFTAR PUSTAKA Danials, Fachrullah, 2007, Mengenal dan Mengoptimalkan 3G, Media Kita Fung Po TSO, Lizhou Zhang, dan Weijia Jia, 2006, Eficient 3G324M Protocol Implementation for Low Bit Rate Multipoint Video Conferencing Santoso, Gatot, 2004, Sistem Selular CDMA, Graha Ilmu Santoso, Gatot, 2006, Sistem Selular WCDMA, Graha Ilmu ServiceHaohuan Fu, Ji Shen, dan Weijia Jia, 2006, Effiecient Implementation for Video Conferencing in 3G Wireless Networks
[email protected], 3GPP2 C.S0042, 2002, Circuit-Switched Video Conference www.CDG.org, 3G-CDMA2000 1xEV-DO Technologies www.erricson.com, Proficiency Level 5:Planning and Design CDMA2000 1x www.erricson.com, 2004, migration to CDMA2000 1x EV-DV www.radvision.com, 2007, 3G Powered 3G-H.324M Protocol www.sttelkom.ac.id , 2006, Standar CDMA20001X, STT Telkom www.surf-com.com, 2005, Avi Fisher, How to Build a “Lean and Mean” Video Gateway using 3G-324M over IP www.teamsolution.co.uk, “Standards in Video Conferencing” www.teamsolution.co.uk, “Video Conferencing over 3G-324M enable networks” www.telkomsel.com , “Video Conferencing” www.excelcomindo.com, “XL Video Conference”
63
LAMPIRAN
64
XL Video Conference Video Conference adalah suatu layanan yang dapat digunakan untuk melakukan panggilan video secara bersamaan pada satu waktu, maksimal 4 orang yang dapat bergabung dalam conference tersebut. Top ˆ
Cara Penggunaan 1.
Initiator melakukan reservasi melalui video call center.
2.
Setelah melakukan reservasi, setiap orang yang sudah didaftarkan sebagai peserta video conference akan menerima SMS dari +3636 yang berisi: For host :
SMS 1 You have booked a video conference session at dd/mm/yy hh:mm.Host-id:123456 passcode:12345. (1/2) SMS 2 The invitees are 1234567890123;1234567890123;1234567890123. Make a video call to 823xxx and enter your passcode in due time. (2/2) For invitees :
SMS 1 You are invited for a video conference session by 1234567890123 at dd/mm/yyyy hh:mm. Reservation Id : xxxx Pascode : xxxxx SMS 2 Other invitees are 1234567890123; 1234567890123. To Join the conference, get ready your passcode and made a video call to 823xxxx in due time.
Nomor Initiator
: MSISDN yang menjadi meminta layanan ini.
Tanggal & Jam
: tanggal dan jam akan video conference dilakukan
ID
: kode ruangan conference-nya
Code
: kode personal yang digunakan untuk masuk ke dalam ruangan converence.
Nomor conference : nomor telepon yang harus dihubungi untuk bergabung dalam video conference call, biasanya diawali dengan 823 xxxx 4.
5.
Pada jam yang disebutkan pada SMS, peserta video conference call harus menghubungi nomor conference yang dicantumkan pada SMS. Dial 823xxxx dan pilih video call.
65
6.
Setelah semua peserta menghubungi nomor tersebut, maka akan terlihat pada layar handphone masing-masing akan muncul wajah/gambar dari peserta video conference. Top ˆ
Tarif •
Tariff akan diberlakukan bagi masing-masing peserta video conference.
•
Besarnya tariff sesuai dengan biaya panggilan.
•
Tarif berlaku sepanjang hari dari manapun di seluruh kota di nusantara
Xplor per detik (sebelum PPN)
Bebas per detik (setelah PPN)
Jempol per 30 detik (setelah PPN)
Rp. 13.5
Rp. 25
Rp. 500 Top ˆ
FAQ Tanya
Jawab
Apakah Video Conference itu?
Sama hal-nya dengan Voice Conference Call, Video Conference merupakan layanan dimana beberapa orang pada tempat yang berbeda dapat melakukan Video Call secara bersamaan, hanya saja selain suara, setiap orang dapat melihat semua peserta conference secara langsung.
Siapa yang menanggung biaya Video Conference?
Tiap peserta yang ikut serta dalam video conference tersebut bertanggung jawab atas biaya video call mereka masingmasing.
Bagaimana saya bisa melakukan sebuah video conference?
Untuk melakukan video conference dari nomor XL kamu: - Lakukan reservasi untuk video conference dengan melakukan video calling ke Customer Service, "818" Sebutkan nomor-nomor handphone yang akan ikut serta dalam Video Conference beserta waktu akan diadakannya Video Conference - Semua peserta akan menerima notifikasi SMS untuk melakukan Video Call ke "823-xxxx" beserta passcode-nya pada waktu yang telah direservasi.
Apakah saya harus mendaftarkan diri di layanan XL Video Conference, sebelum saya dapat melakukan reservasi atau
Tidak, selama kamu dapat menikmati layanan 3G dari XL, kamu dapat melakukan reservasi dan menjadi peserta
66
menjadi peserta dalam sebuah Video Conference?
dalam sebuah Video Conference.
Apakah saya harus mempunyai handphone 3G untuk dapat berpartisipasi dalam Video Conference?
Saat ini, kamu dan semua peserta Video Conference harus mempunyai 3G ponsel dan dalam wilayah layanan 3G untuk dapat berpartisipasi dalam Video Conference.
Bagaimana apabila saya berada di wilayah Untuk saat ini, kamu tidak dapat tanpa sinyal 3G? mereservasi atau ikut serta dalam Video Conference. Top
67
Video Call Conference (TELKOMSEL) Video Conference adalah layanan 3G yang disediakan untuk menghubungkan tiga orang atau lebih dalam sebuah percakapan menggunakan video call. Layanan ini memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk mengadakan "mobile meeting" menggunakan video call. User harus memesan nomor ID dan PIN untuk masuk ke dalam conference call. Pemesanan dilakukan melalui SMS. Layanan ini berbasis video call 3G. Layanan dapat digunakan jika user sudah terdaftar pada layanan 3G, menggunakan handset berkemampuan 3G video call, dan berada pada area 3G Telkomsel. Cara menggunakan Video Call Conference
1. Semua nomor Telkomsel yang sudah 3G bisa menggunakan layanan ini 2. Lakukan pemesanan nomor ID dan PIN menggunakan SMS 3. Ketik VCON lalu kirim ke 3604 untuk pemesanan langsung, atau Ketik VCON
<jam> lalu kirim ke 3604 untuk pemesanan pd tanggal dan jam tertentu 4. Setelah mendapatkan SMS balasan berisi nomor ID dan PIN, lakukan video call ke 3604 5. Masukkan nomor ID dan PIN pada saat diminta 6. Jumlah peserta maksimum = 16 orang Cara mengundang peserta yang lain
Setelah user melakukan permintaan nomor ID dan PIN melalui SMS, user tersebut harus menginformasikan sendiri nomor ID dan PIN tersebut kepada semua peserta yang lain secara manual.
Sistem tidak melakukan panggilan ke peserta. Semua peserta yang telah diberitahu nomor ID dan PIN harus melakukan video call ke 3604 secara bersamaan, dan memasukkan nomor ID dan PIN yang telah diberikan. Tarif menggunakan Video Call Conference
User akan dikenakan tarif SMS dan tarif video call ke 3604. Jika user memesan nomor ID dan PIN untuk tanggal tertentu (booking, dengan mengirim VCON <jam>) maka user tersebut akan dikenakan tarif pemesanan sesuai tabel tarif di bawah ini: No
Item
1 Generic in-
Media Akses
Tarif
KartuHALO SimPATI KartuAS Video Call Rp 500,-/mnt Rp 550,-/mnt Rp 550,-/mnt
68
(TU=20 dtk) (excl. PPN)
(TU=30 dtk) (TU=30 dtk) (incl. PPN) (incl. PPN)
SMS to 3604
Rp 250,/SMS (excl. PPN)
Rp 350,/SMS (incl. PPN)
SMS to 3604
Rp 4545.45,- Rp 5000,-/ID- Rp 5000,/ID-PIN PIN /ID-PIN (excl. PPN) (incl. PPN) (incl. PPN)
call
to 3604
Request room ID and PIN
Booking room ID and PIN Keyword: 3 VCON <jam>
2
Rp 300,/SMS (incl. PPN)
Nomor ID dan PIN
Nomor ID dan PIN digunakan untuk membedakan sebuah conference dengan conference lain. Setiap conference memiliki nomor ID conference dan PIN. Setiap kali peserta memasuki layanan video conference, peserta harus memasukkan nomor ID dan PIN yang telah dipesan sebelumnya. PIN digunakan untuk mencegah masuknya pelanggan yang bukan peserta conference. Peserta memasukkan nomor ID dan PIN dengan cara menekan nomor yang sesuai pada ponsel (DTMF). Cara mendapatkan nomor ID dan PIN
Untuk mendapatkan nomor ID dan PIN, pelanggan diharuskan untuk mengirimkan SMS ke ADN 3604.
Keyword yang diketikkan pada SMS bergantung pada jenis conference yang hendak diminta oleh pelanggan. Pemesanan nomor ID dan PIN cukup dilakukan oleh satu orang peserta sebagai initiator. Peserta lain akan mendapatkan nomor ID dan PIN langsung dari moderator bukan dari layanan video conference.
Sebagai contoh peserta lain mendapatkan nomor ID dan PIN dari SMS yang dikirim moderator, dari email yang dikirim moderator, atau dari mulut ke mulut. Terdapat dua jenis conference yang diberikan, yaitu: 1. Instant conference (pemesanan langsung) 2. Booking conference (pemesanan untuk waktu tertentu) Instant conference (pemesanan langsung)Instant conference adalah jenis conference dimana pelanggan memesan dan memakai layanan conference secara langsung pada saat itu.
Untuk mendapatkan nomor ID dan PIN dari Instant conference, pelanggan
69
mengirim SMS ke 3604 dengan mengetik: VCON Ketik VCON kirim SMS ke 3604 Setelah SMS terkirim, pelanggan akan medapat SMS balasan berisi informasi nomor ID dan PIN. Nomor ID dan PIN berlaku untuk 6 jam. Pelanggan dapat terus memakai nomor ID dan PIN berkali-kali asalkan belum expired.
Berikut ini SMS notifikasi yang diperoleh: Request
Success result
VCON
Utk melanjutkan silakan video call ke 3604, nomor ID = xxxx, PIN = xxxx. Berlaku utk 6 jam dan maksimum 16 peserta. Informasikan nomor ID dan PIN ini ke peserta
Booking conference
Booking atau reserved conference adalah jenis conference dimana pelanggan memesan nomor ID dan PIN untuk dipakai pada waktu yang diinginkan oleh pelanggan.
Untuk mendapatkan nomor ID dan PIN dari Booking conference, pelanggan mengirim SMS ke 3604 dengan mengetik: VCON <jam> Ketik VCON <jammenit> kirim SMS ke 3604 Format Tanggal : ddmmyyy contoh 02112007 untuk 2 November 2007 Format jam : hhmm, contoh 0930 untuk 09:30 WIB Sistem hanya mengenali timezone WIB Setelah SMS terkirim, pelanggan akan medapat SMS balasan berisi informasi nomor ID dan PIN yang berlaku untuk 60 menit. Conference akan berakhir secara otomatis apabila melebihi waktu yang telah diberikan.
Berikut ini SMS notifikasi yang diperoleh: Request
Success result
VCON <jammenit> Video call ke 3604, nomor ID = xxxx, PIN = xxxx. Berlaku pd dd.mm.yyyy jam hh:mm WIB (1 jam). Maksimum 16 peserta. Informasikan nomor ID dan PIN ini ke peserta.
Apa yang terjadi jika ada kesalahan pada saat memesan?
Berikut ini SMS notifikasi yang diperoleh: Invalid keyword
1/2 Maaf keyword yang Anda ketik salah. Utk permintaan langsung, ketik VCON kirim ke 3604. 2/2 Utk pemesanan, ketik VCON <jam> kirim 70
ke 3604. Contoh: VCON 03102007 1930 utk pemesanan tanggal 3 Oktober 2007 jam 19:30 WIB. Invalid date format
Format tanggal yg Anda ketik salah. Ketik VCON <jam> kirim ke 3604. Contoh: VCON 03102007 1930 utk pemesanan tanggal 3 Oktober 2007 jam 19:30 WIB.
Invalid time format
Format waktu yg Anda ketik salah. Ketik VCON <jam> kirim ke 3604. Contoh: VCON 03102007 1930 utk pemesanan tanggal 3 Oktober 2007 jam 19:30 WIB.
Invalid date
Maaf, tanggal pemesanan Anda salah. Silakan periksa kembali tanggal pemesanan yang Anda ketik. Terimakasih.
Invalid time
Maaf, waktu pemesanan Anda salah. Silakan periksa kembali waktu pemesanan yang Anda ketik. Terimakasih.
Invalid reservation date
Maaf, tanggal pemesanan Anda melebihi batas. Pemesanan maksimal untuk 7 hari ke depan.
System failure
Maaf, permintaan Anda tidak berhasil kami proses. Cobalah beberapa saat lagi. Terimakasih.
Video Conference setting
Video conference yang diberikan memiliki setting sebagai berikut: •
Layout conference adalah auto. Layar (display) akan terbagi menjadi maksimal 3x3 (9 orang)
•
Maksimum jumlah peserta = 16 orang. Peserta urutan ke-10 hingga ke-16 masih bisa bergabung dalam conference namun tidak ditampilkan gambar videonya (voice only participant) dan masih bisa melihat gambar peserta yang lain
•
IVR yang digunakan adalah voice IVR seperti berikut:
No
Message Type
Announcement
1
Welcome
Selamat datang di layanan video call conference Telkomsel.
2
Welcome 2
Anda bergabung di sesi conference.
3
Connecting to
Mohon tunggu. Anda akan segera
71
conference
dihubungkan dengan conference.
4
Conference password request
Masukkan kode PIN Anda, lalu akhiri dengan menekan tanda #.
5
Conference password failure
Kode PIN yang Anda masukkan salah. Silakan mencoba kembali.
6
Disconnection Msg
Sambungan Anda akan diputus. Terimakasih telah menggunakan layanan ini
7
NID: Conference ID request
Masukkan nomor ID Anda, lalu akhiri dengan menekan tanda #.
8
NID: Conference ID failure
Nomor ID yang Anda masukkan salah atau masa berlakunya telah habis. Silakan mencoba kembali.
9
General: First to join
Anda adalah peserta untuk sesi conference ini.
10
General: End time alert
Sesi conference akan segera berakhir.
General: Max. number Jumlah peserta telah maksimal. Anda tidak 11 of participants dapat bergabung untuk saat ini. exceeded Roll Call: User 12 name recording request
Sebutkan nama Anda setelah bunyi nada
13
Roll Call: Participant’s … telah bergabung di conference. entry prompt
14
Roll Call: Participant’s … telah keluar dari conference. exit prompt
FAQ (Frequently Asked Questions) Saya sudah kirim SMS ke 3604 tapi tidak berhasil, kenapa? Silakan cek kembali keyword yang diketik. Jika SMS balasan yang didapat seperti pada tabel di nomor 10, maka keyword yang diketik salah. Coba kirim kembali dengan mengetik keyword yang benar. Ketik VCON untuk instant conference, atau ketik VCON <jammenit> untuk booking conference
72
Kenapa SMS notifikasinya lama sekali? System harus memeriksa dahulu ketersediaan nomor ID dan PIN. Waktu yang dibutuhkan untuk itu maksimal 10 menit. Saya sudah video call ke 3604 tapi tidak muncul apa-apa, kenapa? Ada kemungkinan sinyal yang Anda terima kurang bagus, cobalah lagi dengan memutuskan sambungan, lalu buat video call ke 3604 lagi. Suara IVR yang saya dengar terlalu kecil, kenapa? Volume speaker pada handset Anda kurang, cobalah membuat video call lagi namun naikkan dulu volume speaker pada handset Anda. Saya sudah memasukkan nomor ID atau PIN tapi kenapa tidak bisa? Anda terlalu cepat memasukkan nomor ID dan PIN atau Anda lupa menekan # (pagar) setelah memasukkan nomor ID dan PIN. Atau periksa kembali masa berlaku nomor ID dan PIN yang Anda miliki. Jika masa berlakunya sudah habis, silakan pesan lagi dengan mengirim SMS ke 3604.
73