TUGAS AKHIR (SB-091358)
Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Juvenile Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) secara In-Situ di Kali Mas Surabaya Oleh :
Robby Febryanto (1507 100 038)
Dosen Pembimbing : Aunurohim, S.Si., DEA Indah Trisnawati D.T., S.Si., M.Si., Ph.D
Latar Belakang • •
•
• •
Kali Mas Surabaya merupakan pecahan sungai Brantas yang berhulu di Kota Mojokerto dan bermuara di kota Surabaya menuju Selat Madura. Konsentrasi Pb di Kali Mas (Ariestya, 2008) : Air=0,92-0,98 mg/L ; Sedimen= 103,219-138,621 mg/kg Baku Mutu: Air= 0,03 mg/L (Perda Jatim No. 2 Tahun 2008) Sedimen= 85 mg/kg (IADC/CEDA, 1997) Biomonitoring perlu dilakukan dengan menggunakan bioindikator ikan Mujair secara in situ. Ikan : Mobilitas tinggi Fish Caged method Pb bersifat toksik dan akumulatif tingkat akumulasi logam berat Pb dapat diketahui selama jangka waktu pemaparan.
Permasalahan Bagaimana tingkat akumulasi Pb (timbal) pada tubuh juvenile(whole body) ikan mujair (Oreochromis mossambicus) di Kali Mas Surabaya?
Batasan Masalah Tingkat akumulasi Pb secara in-situ selama 28 hari dengan pengukuran konsentrasi Pb pada hari ke 0,7,14,21dan 28
Tujuan Mengetahui tingkat akumulasi Pb pada tubuh juvenile (whole body) ikan mujair (Oreochromis mossambicus) di Kali Mas Surabaya
Manfaat Informasi awal tingkat akumulasi Pb pada juvenile ikan mujair Metode Alternatif monitoring kualitas perairan
KERANGKA KERJA Ikan mujair dimasukkan ke dalam keramba jaring Penentuan stasiun Pengamatan (Screening)
Preparasi dan Uji Kelayakan Keramba Jaring Monitoring selama 28 hari di 3 stasiun
Logam Berat: - Air - Sedimen - Juvenile Ikan
Parameter Fisik : - Suhu - TSS - TDS
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pengambilan Data
Parameter Kimia 1. Salinitas dan pH 2. DO 3. BOD dan COD 4. Ammonia Nitrogen
Lokasi Penelitian (Skala 1:8,59 kilometer) Kali Mas Surabaya
Biomonitoring InIn-Situ
Diamati selama 28 hari
25 ekor
Sampel AAS (± 5 gram), Ulangan sebanyak 3 kali
Diambil 6 ekor setiap minggu
Analisis Konsentrasi Logam Berat (Air, Sedimen dan Ikan) Sampel dimasukkan dalam botol propietilen
Dimasukkan ke dalam microwave digestion
Dimasukkan dalam vessel +HNO3 dan HCL04
Ditambahkan 2,5 ml Aquadest
Siap diukur konsentrasi logam dalam sedimen dengan AAS
Analisa Data Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif, diantaranya: • Air
Perda Prov.JATIM No. 2 Tahun 2008 (pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air)
• Sedimen
IADC/CEDA 1997 berdasarkan standar kualitas Belanda
(Panjaitan, 2009)”. • Pengaruh antara lokasi penelitian dan lama paparan juvenile ikan dalam keramba terhadap konsentrasi logam berat Pb pada juvenile ikan dianalisa secara deskriptif.
Hasil dan Pembahasan Parameter Fisik Kimia Lingkungan Konsentrasi Pb di air, Sedimen dan Ikan Akumulasi logam berat pada Whole Body Ikan Mujair
Parameter Fisik Kimia Lingkungan • Suhu
Menurut Nontji (1993), suhu air permukaan di perairan umumnya berkisar antara 28-31oC.
Parameter Fisik Kimia Lingkungan • Salinitas dan pH Hasil pengukuran salinitas dan pH pada ketiga stasiun selama 28 hari menunjukkan nilai yang tetap yaitu masing-masing 0 0/00 dengan nilai pH yaitu 7 (netral). Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008, rentang ambang batas pH untuk kualitas air sungai golongan III adalah 6-9.
Menurut Rochyatun dan Rozak (2007), penurunan pH air dapat menyebabkan daya racun logam berat semakin besar
Parameter Fisik Kimia Lingkungan • Oksigen Terlarut
Keterangan: Baku mutu oksigen terlarut mengacu pada PERDA JATIM No.2 Tahun 2008 untuk perairan kelas III
Parameter Fisik Kimia Lingkungan • BOD dan COD Tingginya angka BOD dan COD menunjukkan semakin tinggi tingkat pencemaran organik di perairan berikatan dg logam mengendap ke dasar perairan.
Parameter Fisik Kimia Lingkungan • TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolved Suspend)
Parameter Fisik Kimia Lingkungan • Amonia-Nitrogen Amonia bebas dihasilkan dari pembusukan bacterial zat-zat organik sehingga secara tidak langsung tingginya amonia bebas menunjuk-kan kandungan bahan organik yang tinggi.
Konsentrasi Pb di Perairan
Keterangan: Baku mutu Pb di air mengacu pada PERDA JATIM No.2 Tahun 2008 untuk perairan kelas III
Konsentrasi Pb di Sedimen
Hasil uji logam berat Pb pada sedimen di ketiga stasiun menunjukkan bahwa konsentrasi Pb pada sedimen masih di bawah level target, yaitu sebesar 85 mg/kg. Hal ini menunjukkan Pb pada sedimen tersebut tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan.
Perbandingan Konsentrasi Pb di Air, Sedimen dan Whole Body ikan mujair
Perbandingan Konsentrasi Pb di Air, Sedimen dan Whole Body ikan mujair • Secara umum, Konsentrasi Pb di ikan lebih tinggi dibandingkan konsentrasi Pb di air karena Pb merupakan logam berat non-essensial yang mudah masuk dan terakumulasi ke dalam jaringan tubuh ikan tersebut. • Konsentrasi Pb dalam sedimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah Pb di air dan di ikan. Karena logam Pb yang mampu membentuk senyawa dengan bermacam-macam logam dan di dalam air akan mengikat agregatagregat menjadi molekul yang lebih berat dan mengendap ke dasar perairan.
Akumulasi Logam Berat dalam Whole Body Ikan Mujair Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi konsentrasi logam berat Pb selama masa paparan (28 hari) pada ketiga stasiun penelittian.
B
A
Keterangan: A= Stasiun 1 B= Stasiun 2 C= Stasiun 3
C
Hal ini diduga dapat disebabkan oleh : • Fluktuasi kenaikan Pb pada tubuh ikan mujair diduga disebabkan karena konsentrasi Pb yang terdapat pada sedimen dan air.
Perbandingan Pb di Air dan Ikan pada Stasiun 3
• Ikan dapat melakukan mekanisme akumulasi Pb seiring dengan meningkatnya konsentrasi Pb di perairan dan sedimen, namun ikan juga dapat melakukan mekanisme eliminasi seiring dengan penurunan konsentrasi logam berat di perairan
Gambar 4.1 Level Pb pada Oreochromis niloticus (A= Kulit, B= Insang) yang dipaparkan selama 4 minggu kemudian dipindahkan ke akuarium yang tidak mengandung polutan Pb
(Jezierska and Witeska, 2006) • Selain mekanisme fisiologis ikan dan konsentrasi Pb di perairan, beberapa parameter fisik dan kimia perairan pada penelitian ini diduga secara tidak langsung dapat mempengaruhi konsentrasi Pb di dalam tubuh ikan, diantaranya BOD, COD dan Ammonia Nitrogen berpengaruh terhadap konsentrasi Pb di sedimen.
Kesimpulan • Tingkat akumulasi Pb pada periode awal pemaparan lebih tinggi dibandingkan periode akhir pemaparan selama 28 hari. • Fluktuasi akumulasi Pb pada ikan berhubungan erat dengan konsentrasi Pb di perairan dimana konsentrasi Pb di air dan sedimen pada periode awal pemaparan rata-rata lebih tinggi dibandingkan konsentrasi pada periode akhir pemaparan. • Hal ini diduga disebabkan adanya mekanisme eliminasi logam berat di dalam tubuh ikan mujair dan beberapa proses regulasi seperti ekskresi oleh ginjal dan detoksifikasi oleh organ hati pada saat Pb di perairan menurun sehingga Pb di dalam tubuh ikan mujair juga berkurang.
Saran • Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai akumulasi logam berat dengan waktu pemaparan yang lebih lama sesuai dengan sintasan hidup ikan di Kalimas Surabaya pada periode penelitian yang berbeda sehingga dapat diketahui trend akumulasi logam berat pada tubuh ikan tersebut. • Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme eliminasi logam berat dalam skala labotarorium dengan menggunakan spesies yang sama dimana digunakan dua periode, yaitu periode pemaparan dan periode eliminasi.
TERIMA KASIH