TUGAS AKHIR
ANALISA TERJADINYA KOROSI PADA PEGAS KATUP MOTOR CONTINENTAL IO-550 PADA PESAWAT BEECHCRAFT BARON B-58 DI UPT. BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN INDONESIA Diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi sarjana teknik
Disusun oleh : SAHID 01301-095
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNUK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ANALISA TERJADINYA KOROSI PADA PEGAS KATUP MOTOR CONTINENTAL IO-550 PADA PESAWAT BEECHRAFT BARON B-58 DI. UPT. BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN INDONESIA
Disusun Oleh : SAHID 01301-095
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi industri Universitas Mercu Buana
Tugas ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
KOORDINATOR TUGAS AKHIR
(Ir. NANANG RUKHYAT. MT)
PEMBINGBING TUGAS AKHIR
(Ir. YURIADI KUSUMA. MSc)
Tugas akhir
ABSTRAK
ANALISA TERJADINYA KOROSI PADA PEGAS KATUP MOTOR CONTINENTAL IO-550 PADA PESAWAT BEECHRAFT BARON
B-58
DI
UPT.
BALAI
KALIBRASI
FASILITAS
PENERBANGAN INDONESIA. Tugas akhir, jakarta :Universitas Mercu Buana, Agustus 2008. Korosi merupakan musuh bagi pesawat dan motor pesawatyang harus dihindaei karena dapat merusak komponen-komponen dari pesawat dan motor pesawat yang terbuat dari bahan logam yang mengandung unsur besi (ferros metal), kejadian ini sering terjadi pada pesawat yang jarang diterbangkan atau pesawat yang disimpan dalam periode waktu yang lama seperti halnya pada pesawat Beechraft Baron B-58 yang ada di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia. Di daerah yang memiliki kelembaban yang tinggi, kejadian korosi pada motor pesawat sering ditemukan pada bagian sekitar silinder setelah pesawat tersebut tidak dioperasikan atau diaktifkan dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi kejadian tersebut harus diambil langkah-langkah yang tepat sehingga kemungkinan terjadinya korosi dapat dicegah. Hal ini sangat penting bagi pesawat yang beroperasinya didaerah pantai atau daerah yang memiliki kelembaban yang tinggi dan pesawat yang tidak diterbangkan lebih dari satu minggu. Korosi pada pegas katup motor piston dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dari pegas sehingga dapat menimbulkan masalah yang lebih serius seperti patahnya pegas tersebut, dengan patahnya pegas tersebut maka dapat mengakibatkan terganggunya mekanisme kerja katup.
Universitas Mercu Buana
38
Tugas akhir
Perawatan dan sistem pelumasan yang baik sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya korosi pada motor. Fungsi pelumasan salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya korosi pada bagian motor seperti pegas katup. Pegas katup pada motor continental IO-550 yang digunakan pesawat Beechraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia dilumasi dengan cara penyemprotan minyak pelumas yang berasal dari squirt nozzle, dimana apabila terjadi kebuntuan pada squirt nozzle yang diakibatkan adanya karbon maka untuk melumasi pegas katup hanya didapat dari uap minyak pelumas saja sehingga pada saat motor dengan jangka waktu yang lama tidak dioperasikan dapat mengakibatkan terjadinya kekeringan pada bagian pegas katup karena tidak terlindungi oleh minyak pelumas sehingga dapat berhubungan langsung dengan udara yang mengandung unsur oksigen dan uap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
Universitas Mercu Buana
39
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan alhamdulillahi robbil alamin, akhirnya selesai jugalah mata kuliah tugas akhir yang sempat tertunda. Mata kuliah tugas akhir ini diberi judul ANALISA
TERJADINYA
KOROSI
PADA
PEGAS
KATUP
MOTOR
CONTINENTAL IO-550 PADA PESAWAT BEECHRAFT BARON B-58 DI UPT. BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN INDONESIA, Salawat serta salam penyusun menyampaikan juga pada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalahnya hingga kita hidup dalam kehidupan yang lebih baik. Laporan ini tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak kepada penyusun baik secara moril maupun materil. Karenanya perkenankanlah penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dorongan, semangat, doa restu dan penorbanan secara materil. 2. Kawan-kawan mahasiswa yang memberikan dukungan dalam penyusunan tugas akhir ini. 3. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma MSc, selaku pembingbing tugas akhir. 4. Bapak joko selaku pembingbing di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia 5. Para dosen, karyawan, dan rekan-rekan sejawat di jurusan Teknik Mesin. 6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini Saya mengharapkan masukan-masukannya, karena saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Akhir kata, saya mengharapkan laporan ini dapat menjadi masukan bagi seluruh orang yang menggunakannya untuk kemajuan bangsa dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi bidang teknik pada khususnya.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang masalah ...........................................................................
1
I.2 Identifikasi Masalah ................................................................................
2
I.3 Pembatasan masalah ................................................................................
3
I.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................
3
I.5 Kegunaan penelitian ...............................................................................
3
I.6 Metode Penelitian ...................................................................................
4
I.7 Metode Penulisan ...................................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Landasan Teori………………………………………………………… 6 II.2 Kerangka Berpikir……………………………………………………… 18 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Tujuan Penelitian ...................................................................................
21
III.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................
21
III.3 Metode Penelitian ..................................................................................
21
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Proses terjadinya korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 Pada Pesawat Beechraft Baron B-58 .....................................................
23
IV.2 Bentuk Korosi Yang Terjadi Pada Motor Continental IO-550 Pada Pesawat Beechraft Baron B-58 .............................................................
25
IV 3 Sistem Pelumasan Pada Pegas Katup Di Motor Continental IO-550 ...
27
IV.4 Sistem Perawatan Motor Pada Motor Continental IO-550 ...................
28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ............................................................................................
33
V.2 Saran.......................................................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Tugas akhir
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.Motor Teledyne Continental 2.Letak Mekanisme Katup 3.Perlengkapan Mekanime Katup 4.Bentuk Komponen Katup 5.Pegas Katup 6.Pelumasan Pegas Katup Pada Motor Continental 7.Faktor Penyebab Kerusakan Pegas Katup 8.Spesifikasi Perawatan Pesawat Beechraft Baron B-58 9.Data Kelembaban Dan Suhu Rata-Rata Di Bandara Budiarta 10.Tanggal Penerbangan Terakhir Pesawat PK-ABD 11.Tanggal Penerbangan Terakhir Pesawat PK-ABH 12.Tanggal Penerbangan Terakhir PK-ABJ 13.Tanggal Penerbangan Terakhir Pesawat PK-ABK 14.Tanggal Daily Inspection Terakhir Pesawat PK-ABD 15. Tanggal Daily Inspection Terakhir Pesawat PK-ABH 16. Tanggal Daily Inspection Terakhir Pesawat PK-ABJ 17. Tanggal Daily Inspection Terakhir Pesawat PK-ABK
Universitas Mercu Buana
41
Tugas akhir
DAFTAR TABEL
1. Daftar Tanggal Penerbangan Terakhir Pesawat B-58 Di UPT. Balai Kalibrasi Penerbangan Indonesia ……………………………….
29
2. Daftar Tanggal Daily Inspection Terakhir Pesawat B-58 Di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia……………
Universitas Mercu Buana
32
42
Tugas akhir
DAFTAR GAMBAR
1. Sistem Pelumasan Pada Pegas Katup Motor Continental …………………….. 27
Universitas Mercu Buana
43
Tugas akhir
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin cepat, teknologi dibidang pesawat terbang sangat memegang peranan penting sebagai alat transportasi udara. Oleh karena itu pesawat udara memerlukan perawatan yang baik, hal ini sangat penting dilakukan mengingat pesawat terbang dalam pengoprasiannya selalu berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia. Perawatan pesawat terbang sendiri merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan semua komponen pesawat terbang agar tetp layak terbang, yang mencakup reparasi, inspeksi, dan overhaul.Setiap komponen yang ada dipesawat terbang harus dirawat sesuai dengan buku panduan perawatan pesawat terbang agr komponen tersebut dapat berfungsi dengan baik. Seperti halnya dalam perawatan motor pesawat itu sendiri, karena motor pesawat terdiri atas bermacam-macam komponen seperti katupdanperlengkapannya yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar tetap berfungsi dengan baik sehinnga tetap layak untuk terbang. Pada kenyataanya pada saat pesawat sudah lama tidak beroperasi ditemukan adanya korosi pada pegas katup dan ditemukan adanya pegas katup yang patah karena korosi pada motor continental IO-550 yang digunakan oleh pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fsailitas Penerbangan.
Universitas Mercu Buana
1
Tugas akhir
Korosi pada pegas katup tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dari pegas sehingga dapat menimbulkan akibat yang serius seperti patahnya pegas. Dengan patahnya pegas tersebut dapat mengakibatkan terganggunya mekanisme kerja katup sehingga dapat mengganggu keselamatan penerbangan. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korosi pada pegas katup motor continental IO550 yang digunakan oleh pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan tersebut, Maka penulis mencoba untuk menganalisa permasalahan tersebut sebagai bahan penelitian tugas akhir dengan memberi judul tugas akhir tersebut yaitu: ANALISA TERJADINYA KOROSI PADA PEGAS KATUP MOTOR CONTINENTAL IO-550 PADA PESAWAT BEECHCRAFT BARON B-58 DI UPT. KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN
I.2.Identifikasi Masalah Dari
latar
belakang
masalah
yang
ada,
sehingga
perlu
dilakukan
pengidentifikasian terhadap masalah tersebut: 1. Seberapa besar akibat yang ditimbulkan dari korosi pada pegas katup terhadap mekanisme kerja motor Continental IO-550. 2. Bagaimana cara mencegah terjadinya korosi pegas katup pada motor continental IO-550. 3. Apa yang menyebabkan terjadinya korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechcraft Baran B-58 UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan.
Universitas Mercu Buana
2
Tugas akhir
I.3.Pembatasan Masalah Karena ruang lingkup permasalahan yang begitu luas dengan segala keterbatasan penulis, maka penulis melakukan pembatasan masalah pada apa yang menyebabkan terjadinya korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan.
I.4.Tujuan Penelitian Tujuan daripenulisan ini adalah: 1. Sebagai salah satu persyaratan program studi sarjana teknik di Un iversitas Mercu Buana 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korosi pegas katup pada motor Continental IO-550 di pesawat Beechcraft Baron B-58 yang digunakan oleh UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. 3. Mencegah agar tidak terjadi lagi korosi pegas katup pada motor Continental IO-550 di pesawat Beechcraft Baron B-58.
I.5.Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian tersebut maka dengan diketahuinya penyebab terjadinya korosi pada pegas katup, sehingga kita dapat mencegah agar korosi yang dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan pegas katup pada motor Continental IO-550 di pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan tidak terjadi lagi, dengan demikian dapat mengurangi biaya perawatan, dan sebagai masukan bagi Unit Bengkel Perawatan Pesawat Udara untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam merawat pesawat yang ada.
Universitas Mercu Buana
3
Tugas akhir
I.6.Metode Penelitian Metode penelitian mengenai pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan ini disusun secara deskriftif yaitu merupakan penjelasan disertai dengan gambar sebagai ilustrasi dengan maksud dan tujuan untuk mempermudah dalam pemahaman. Untuk mendapatkan bahan segai data dalam penulisan penelitian, penulis mendapatkannya dari: 1. Pengamatan secara langsung 2. wawancara 3. Pengumpulan data
I.7.Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan, penyajian dan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai penelitian tugas akhir ini maka penulis menyusun tugas akhir dalam lima bab yang terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelkaskan secara ringkas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang teori dasar pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan.
Universitas Mercu Buana
4
Tugas akhir
BAB III METODE PENELITIAN Salah satu upaya pengkajian yang cermat,teratur dan tekun mengenai pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. BAB IV PEMBAHASAN Berisi tentang pembahasan masalah pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi tentangkesimpulan dan saran mengena pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Kalibrasi Fasilitas Penerbangan. DAFAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Mercu Buana
5
Tugas akhir
BAB II LANDASAN TEORI
II.1. Konsep Oksidasi dan Reduksi Berdasarkan Bilangan Oksidasi Ditinjau dari sudut bilangan oksidasi, reaksi oksidasi-reduksi (redoks) dapat dilihat dengan terjadinya perubahan bilangan oksidasi, dimana bila suatu zat terjadi kenaikan bilangan oksidasi maka zat tersebut mengalami oksidasi dimana zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor karena menyebabkan zat yang lain mengalami reduksi. Sedangkan bila suatu zat terjadi penurunan bilangan oksidasi maka zat tersebut mengalami reduksi dimana zat yang mengalami reduksi disebut oksidator karena menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang meyatakan banyaknya elektron yang telah diberikan atau diterima oleh suatu atom dalam suatu senyawa. Aturan penentuan bilangan oksidasi unsur ditetapkan berdasarkan suatu perjanjian sebagai berikut: 1. Bilangan oksidasi unsur bebasadalah nol. Contoh: bilangan oksidasi Fe adalah 0 karena Fe adalah unsur bebas. 2. Bilangan oksidasi ion mono atom sama dengan muatan ionnya. Contoh: bilangan oksidasi Fe adalah +2.
Universitas Mercu Buana
6
Tugas akhir
3. Bilangan oksidasi oksigen pada senyawa adalah -2, kecuali pada senyawa biner dengan flor, oksigen mempunyai bilangan oksidasi +2 dan pada senyawa perioksida oksigen mempunyai bilangan oksidasi-1. 11. 1.1. Korosi Korosi adalah pencemaran pada logam yang terjadi oleh pengaruh keadaan sekitarnya seperti udara lembab, bahan kimia, air laut dan sebagainya atau yang disebut dengan tarnishing yaitu reaksi kimia antara metal dengan lingkungan sekitarnya. Korosi merupakan suatu proses yang alami dimana untuk menghindarinya sanagt sulit dilakukan. Tapi korosi masih bisa dikontrol. Korosi dapat didefinisikan sebagai kerusakan suatu meterial terutama logam karena bereaksi dengan lingkungannya. Karena bereaksi dengan lingkungannya ini sebagian logam akan menjadi oksida, sulfida atau hasil reaksi lain yang dapat larut dalam lingkungannya. Dengan bereaksi ini sebagian logam akan hilang, menjadi suatu senyawa yang lebih stabil. DI alam logam pada umumnya berupa senyawa karena itu peristiwa korosi juga dapat dianggap sebagai peristiwa logam menuju terbentuknya sebagai mana ia terdapat di alam. Pada dasarnya syarat terjadinya proses pembentukan korosi adalah sebagai berikut: •
Harus ada suatu perbedaan potensial pada logam.
•
Harus ada suatu jaluryang bisa mengalirkan beda potensial pada 2area.
•
Harus ada suatu elektrolite atau fluida yang melapisi 2 area.
11.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Korosi Banyak faktor yang memprngaruhi penyebab terjadinya korosi pada logam. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi antara lain adalah sebagai berikut.
Universitas Mercu Buana
7
Tugas akhir
1). Iklim Keadaan lingkungan dimana suatu pesawat dirawat dan dioperasikan sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya korosi. Sebagai contohnya suatu pesawat yang dioperasikan didaerah laut akan lebih mudah untuk terkana korosi daripada pesawat yang dioperasikan di darat. Hal ini dikarenakan didaerah laut kaya akan kandungan garam. Temperature juga merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan karena kecepatan serangan elektrokimia akan semakin meningkat dalam temperature panas. 2). Ukuran dan Tipe Logam Sebagaimana diketahui bahwa logam yang menandung besi akan lebih cepat mengalami korosi dari pada logam yang tidak mengandung besi. Ukuran dan bentuk logam secara tidak langsung juga bisa mempengaruhi terhadap terjadinya korosi. Bagian dari stuktur logam yang tebal akan lebih mudah korosi dari pada bagian struktur yang tipis. Hal ini disebabkan adanya variasi didalam karakteristik fisik antara keduanya besatr. 3). Benda-benda asing Diantara faktor-faktor yang disebutkan diatas, terjadinya korosi juga bisa dipengaruhi oleh benda-benda asing yang menempel pada permukaan logam. Benda-benda asing yang dapat menjadi penyabab terjadinya korosi antara lain adalah udara di atmosfer. Udara yang terdapat di atmosfer mengandung koposisi zat-zat kimia yang bisa menyebabkan terjadinya korosi. Zat tersebut anatara lain adalah: a). Oksigen oksigen adalah komposisi atmosfer yang sangat penting dan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya mekanisme korosi. Karena oksigen
Universitas Mercu Buana
8
Tugas akhir
mempunyai tekanan parsial yang tinggi, sekitar seperlima dari tekanan total dari udara dan sangat bereaksi. Korosi pada atmosfer adalah suatu proses reaksi oksidasi. Maka jika reaksi ini terjadi akan menyebabkan terjadinya korosi. Logam berperan sebagai donor elektron dan oksigen sebagai penerima elektronnya. b). Air Air adalah kompon\en ketiga yang mempunyai konsentrasi tertinggi di atmosfer. Air terdapat dalam berbagai bentuk atmosfer. Bisa dalam bentuk padat pada salju dan es, bentuk cair pada hujan, embun, dan uap air. Adanya zat cair pada permukaan adalah syrat penting untuk terjadinya reaksi elektrokimia yang bisa menyebabkan korosi. c). Sulfur dioksida Ini adalah campuran gas yang terdapat di atmosfer daerah industri. Zat ini terbuang di atmosferdalam jumlah yang sangat besar selama proses pembakaran sulfur dan mengandung bahan bakar dari segala zat . Sulfur dioksida adalh gas yang sangat bereaksi dan merupakan gas yang sangat penting sebagai penyebab korosi karena mengandung konsentrasi air yang sangat tinggi. II.1.3. Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Korosi Akibat yang ditimbulkan oleh korodi antara lain: 1). Hasil reaksi korosi yang menempel di permukaan sering mengakibatkan penampilan yang kurang sedap. 2). Korosi mengakibatkan hilangnya sebagian logam yang menimbulkan kebocoran/kelonggaran yang berarti peralatan tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Universitas Mercu Buana
9
Tugas akhir
3). Korosi menyebabkan berkurangnya kekuatan/ketangguhan sehingga dapat menimbulkan akibat yang lebih serius. Karena kerusakan pada suatu bagian sering kali meyebabkan terhentinya suatu produksi. 4). Biaya perawatan yang tidak murah untuk mencegah terjadinya korodi. II.1.4. Macam-Macam Korosi Macam-macam korosi antara lain: 1). Oksidasi Salah satu bentuk korosi yang paling sederhana dan mungkin yang paling dikenal adalah korosi kering (dry corrosion) atau yang paling umum diketahui adalah oksidasi. Apabila sebuah logam seperti alumunium terkena sebuah gas yang mengandumg oksigen maka akan terjadi reaksi kimia pada permukaan logam dan gas tersebut. Jika logam besi atau baja, dua atom dari besi dimasukan dengan tiga atom dari oksigen dan bentuk besi oksid atau karat : 2 Fe + 3 0 →Fe 0 ↓ 2). Surface Corrosion Surface Corrosion adalah korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam yang bersehtuhan dengan elektrolit dengan intensitas yang sama. Hal ini bisa terjadi pada logam yang permukaannya tidak terlindungi dengan cat ataupun dengan zat pelindung lainnya sehingga permukaannya bersentuhan langsung dengan atmosfer. Biasanya di atmosfer mengandung zat-zat yang bersifat corrosive agent. Kerusakan yang diakibatkan oleh korosi ini berupa timbulnya kekasaran-kekasaran pada permukaan logam. Korosi ini paling banyak menghilangkan logam, tetapi justru tidak berbahaya karena kerusakannya dapat terlihat dan diantisipasi. Polusi atmosfer merupakan penyebb utama yang menghasilkan endapan zatzat kontaminan seperti debu, zat-zat kimia, debu vulkanik, garam dari lingkungan
Universitas Mercu Buana
10
Tugas akhir
laut. Efek yang ditimbulkan pertama kali dari korosi merata ini adalah sebagai contoh bagian permukaan luar badan pesawat udara menjadi abu-abu kusam dan coreng-moreng. 3). Pitting Corrosion Pitting corrosion adalah korosi yang terkolarisir pada satu titik atau beberapa titik dan mengakibatkan terjadinya lubang kecil yang dalam, korosi ini sangat berbahaya karena sulit diperhitungkan dan dideteksi sehingga dapat terjadi sewaktu-waktu. Mungkin bisa dideteksi dengan adanya gumpalan serbuk putih pada permukaan. Pitting corrosion merupakan akibat dari kelanjutan surface corrosion yang tidak diatasi.
3. Perawatan Pesawat Terbang Yang dimaksud dengan perawatan disini adalah proses pemeliharaan pesawat dimana pemeliharaannya dilakukan secara terus menerus dengan jadwal yang ketat pula. Atau dengan kata lain perawatan ialah semua aktifitas yang ditunjukan kepada sistem tehnik untuk menjaga kondisinya atau mengembalikan kondisinya yang diperlukan untuk memenuhi fungsi-fungsinya. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat pesawat terbang dalam pengoperasiannya selalu dengan keselamatan jiwa manusia. Perawatan pesawat terbang sendiri merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan semua komponen pesawat terbang agar tetap baik terbang, yang mencangkup reparasi (perbaikan agar keadaan pesawat terbang kembali seperti semula), inspeksi (membandingkan suatu kondisi dengan standar yang telah ditentukan), dan overhaul (tindakan perawatan komponen pesawat terbang, termasuk adanya penggantian terhadp komponen yang rusak), setiap komponen yang ada dipesawat terbang harus dirawat sesuai
Universitas Mercu Buana
11
Tugas akhir
dengan buku panduan perawatan pesawat terbang (Aircraft Maintenance Manual) agar komponen dapat berfungsi dngan baik. Secara garis besar, tujuan perawatan dapat dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: a. Memaksimalkan keamanan terbang, yaitu menyediakan kinerja pada level yang tinggi b. Mengoptimalkan tersedianya pesawat terbang, yaitu menyediakan jam terbang yang cukup tinggi untuk sejumlah pesawat terbang yang ada. c. Meminimalkan biaya perawatan, yaitu menekan biaya perawatan sekecil mungkin, termasuk disini upah buruh, biaya material, serta fasilitas lainnya. Kegiatan perawatan yang dilakukan dalam sebuah perusahaan dapat dibedakan atas dua macam perawatan yaitu: Corrective dan Preventive Maintenance. a. Corrective Maintenance Kegiatan corrective maintenance sering disebut kegiatan perbaikan atau reparsi. Perbaikan yang dilakukan sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dulu. Secara sepintas perawatan jenis ini lebih murah biayanya selama kerusakan belum terjadi. Tetapi sekali kerusakan terjadi, maka akibatnya jauh lebih parah. b. Preventive Maintenance Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada saat digunakan dalam proses produksi.
Universitas Mercu Buana
12
Tugas akhir
4. Motor Piston Motor piston adalah suatu alat penggerak dengan sistem mengubah daya kimia menjadi daya panas. Kemudian daya panas ini dirubah menjadi daya mekanis dengan pertolongan suatu alat, yaitu piston dan perlengkapannya. Karena pembakaran udara dan bahan bakar menghasilkan tenaga yang tinggi, maka gaya tekanan ini akan menekan permukaan piston sehingga piston terdorong. Pergerakan dorongan piston ini kemudian dimanfaatkan untuk memutar poros engkol (crank shaft) sehingga menghasilkan putaran. Daya putar poros engkol ini kemudian dipergunakan untuk memutar baling-baling. Putaran baling-baling ini menghasilkan gaya dorong untuk mendorong atau menarik pesawat. Bagianbagian motor piston terdiri atas rumah engkol (crank case), silinder, batang torak (connecting rod), piston, poros engkol, bantalan (bearing) dan katup-katup (valve). Komponen-komponen tersebut dirakit menjadi satu bentuk motor piston yang kompak dan kokoh untuk mendapatkan tenaga yang sebesar-besarnya dengan berat yang seringan-ringannya. Motor piston sering disebut juga motor otto karena bekerja berdasarkan siklus otto. Motor otto termasuk motor pembakaran didalam. Motor ini mempunyai siklus dengan dua langkah. Pada langkah pemasukan, yang dihisap adalah campuran bahan bakar dan udara. Pencampurannya membutuhkan suatu alat yang disebut karburator. Pada langkah pemasukan, campuran bahan bakar dan udara terhisap kedalam silinder,
kemudian
campuran
itu
dimampatkan
pada
langkah
pemampatan. Pada saat langkah pemamapatan hampir sampai pada titik mati atas, busi meloncatkan bunga api listrik sehingga campuran bahan bakar dan udara terbakar. Tekanan dari gas hasil pembakaran mendorong piston untuk
Universitas Mercu Buana
13
Tugas akhir
menjalankan langkah kerja. Pada langkah berikutnya gas sisa pembakaran dikeluarkan. Motor piston yang dipakai pesawat terbang diklasifikasikan berdasarkan atas siklus operasinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu siklus dua langkah dan siklus empat langkah. 5. Sistem pelumasan Di dalam mesin terdapat bagian-bagian tang bergerak seperti poros engkol, torak, batang torak, katup dan sebagainya. Pelumasan dimaksudkan untuk menghindari hubungan langsung dari dua bagian yang bergesekan. Lapisan minyak pelumas menyebabkan dua bagian yang berhubungan tidak berhubungan langsung, sehingga tidak menimbulkan gesekan yang besar yang dapat menimbulkan kerusakan pada mesin, sistem pelumasan direncanakan untuk mengatur proses pelumasan pada mesin. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi untuk membatasi panas yang timbul dengan mengusahakan gesekan yang sekecil mungkin, mengambil panas dari bagian-bagian mesin yang dilaluinya, mengurangi gesekan dan keausan dengan membentuk lapisan tipis untuk mencegah gesekan langsung antara dua bagian yang saling bergesekan, juga menambah kerapatan antara piston dan silinder. Pelumasan juga dapat mencegah terjadinya karatan pada bagian-bagian motor seperti pegas, katup, dan lain sebagainya. Bagian-bagian yang bergerak dalam mesin dilumasi dengan cara percikan, tekanan dan kombinasi antara percikan dan tekanan.
Universitas Mercu Buana
14
Tugas akhir
a. Sistem Percikan Pada sistem ini minyak pelumas dipercikan oleh ujung bagian bawah batang torak kepada dingding silender dan bantalan, konstruksi sistem ini cukup sederhana tetapi minyak pelumas sangat sulit melalui celah-celah yang sempit. b. Sistem Tekanan Pada sistem ini minyak pelumas dipompa ke bagian-bagian yang harus dilumasi dengan tekanan tertentu melalui pompa minyak pelumas, minyak terkumpul dalam bak minyak pelumas lalu dihisap oleh pompa melalui saringan minyak, kemudian minyak disalurkan ke bagian-bagian mesin melalui lubanglubang minyak yang terdapat pada blok silinder, poros engkol dan sebagainya, sesudah minyak melakukan pelumasan pada bagian-bagian mesin minyak kembali ke bak minyak pelumas (oil sump). Dengan cara ini diperoleh keuntungan bahwa semua bagian-bagian pada mesin dapat dilumasi dengan baik. Pompa minyak menghisap minyak dari bak minyak pelumas dan menyalurkan keseluruh bagian-bagian mesin, saringan minyak dipasang pada lubang masuk untuk menyaring kotoran. c. Sistem Kombinasi Sistem ini merupakan gabungan dari sistem tekan dan sistem percikan. Sistem kombinasi ini digunakan untuk menjaga agar sistem pelumasan tetap bekerja dengan baik apabila pompa pelumas mengalami gangguan. Dengan demikian, pelumasan akan tetap berlangsung dan tidak merusak komponenkomponen mesin. Pada sistem ini pompa minyak pelumas memompakan minyak pelumas dari bak minyak pelumas ke dalam mangkok minyak pelumas dan pangkalan batang penggerak bertugas memercikan minyak pelumas ke bagianbagian yang perlu dilumasi.
Universitas Mercu Buana
15
Tugas akhir
6. Mekanisme Pergerakan Katup Untuk motor pesawat terbang, mekanisme membuka dan menutupnya katupkatup ini harus memenuhi beberapa persyaratan antaralain yaitu tiap-tiap katup harus membuka dan menutup pada waktu yang tepat, konstruksinya harus kuat tapi ringan, tahan lama dan pemeliharaanya mudah. Pengaruh penting yang perlu diperhatikan adalah pengeluaran gas kurang sempurna, akan menyebabkan panas yang tinggi pada silinder. Katup (valve) pada motor piston ada dua buah katup, yaitu katup pemasukan dan pembuangan. Katup ini dipegang oleh pembawa katup (valve guide), dan supaya katup duduk dengan baik dan rapat pada kedudukannya (valve seat), katup ini ditahan oleh pegas katup (valve spring) dengan perantara piringan pegas (retainer) dan belahan cincin pengunci. Pegas katup dibuat ganda karena bila hanya satu pegas katup akan goyang karena getaran pegas. Selain itu, bila salah satu pegas patah maka pegas yang lain masih bisa berfungsi. Katup dibuat oleh tekanan lengan pengungkit (rocker arm). Lengan pengungkit diungkit oleh pengangkat (push rod). Batang pengangkat ini diangkat oleh pengangkat katup (valve filter) melalui poros hubungan (cam shaft) yang diputar oleh poros engkol (crank shaft) dengan perantara roda-roda gigi penggerak (gear). Poros hubungan dan roda-roda gigi (gear) dipasang didalam ruang engkol (crank case). Sedang lengan pengungkit (roker arm) beserta rangkain katup dipasang pada kepala silinder (cylinder head). Batang pengangkat dipasang menembus ruang engkol dan memanjang sampai ke kepala silinder.
Universitas Mercu Buana
16
Tugas akhir
7. Bagian-Bagian Mekanisme Katup Bagian-bagian mekanisme katup antara lain terdiri atas: a. Katup (valve) berfungsi sebagai pembuka dan penutup pintu pemasukan udara/gas dan membuang sisa-sisa gas yang telah terbakar pada saat yang telah ditentukan. Mencegah kebocoran kompresi dan letupan pembakaran. Bagian-bagian katup antara lain: piringan katup yaitu bagian penutup katup yang berguna untuk merapatkan penutup katup dengan dudukan katup (valve seat). Dan batang katup yaitu bagian yang berguna untuk tempat kedudukan pegas katup (valve spring), pelindung pegas, penahan pegas serta kunci penahan pegas. b. Pegas katup (valve spring) adalah bagian dari mekanisme katup yang berfungsi untuk mengembalikan kedudukan katup pada waktu katup menutup. c. Kunci penahan pegas (retainer key) bagian dari mekanisme katup yang berfungsi untuk menahan pegas dengan penahannya (retainer). d. Batang penumbuk katup (push rod) gunanya untuk menerima tekanan dari gerak putar dari poros bubungan (cam shaft) dan diteruskan menjadi tekanan lurus kepada katup tersebut. e. Pelatuk katup (rocker arm) gunanya untuk mengantar tekanan dari batang penumbuk katup(push rod) dan meneruskan pada ujung batang katup. f. Dudukan katup(valve seat) adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat penutupan katup-katup yang dirapatkan dengan bidang dari katup yaitu pada piring katup. g. Pengangkat katup valve lifter) adalah bagian yang berguna untuk memindahkan gerakan bubungan (cam) menuju ke pelatuk katup (rocker arm) melalui batang penumbuk katup.
Universitas Mercu Buana
17
Tugas akhir
8. Pegas Katup Pegas merupakan elemen elastis dimana pegas tersebut dapat berubah bentuk pada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila beban dilepaskan pegas akan kembali seperti sebelum terbebani. Pegas katup bertugas mengembalikan kedudukan katup pada saat katup menutup. Tugas pokok dari pegas katup adalah memberikan gaya yang cukup selama proses pengangkatan katup untuk mengatasi inersia dari pergerakan katup dan memelihara persinggungan dengan nok (cam) tanpa meloncat dan ini didapatkan dengan meletakkan pegas dalam tekanan ketika katip membuka. Kalau katup dibuka, gaya ini dinaikan oleh tambahan kompresi dari pegas. Beban pegas katup pada katup ada pada posisi menutup besarnya 60% sampai 70% dari beban maksimum yang diterima pada waktu ada dalam posisi membuka. Pegas katup ditempatkan diantara kepala silinder dan plat penahan pegas yang dapat menahan katup. Tiap-tiap katup terdiri atas dua atau lebih pegas karena selain untuk menghilangkan getaran katup yang disebabkan oleh gaya pegas juga untuk keamanan sehingga apabila salah satu pegas tersebut patah masih ada pegas lain yang masih berfungsi untuk menutup katup. II. KERANGKA BERPIKIR Sesuai dengan permasalahan yang ada, yaitu telah terjadinya korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechraft Baron B-58 yang digunakan oleh UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena pesawat tersebut sudah lama tidak diterbangkan dan sistem pelumasan pada pegas katup dimotor Continental yang menggunakan sistem penyemprotan yang berasal dari squirt nozzel. Sehingga pada saat motor tersebut tidak dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, pada bagian pegas katup
Universitas Mercu Buana
18
Tugas akhir
mengalami korosi hal ini didukung pula oleh kelembaban udara di Bandara Budiarta sangat tinggi. Sistem pelumasan pada pegas katup pesawat yang sudah lama tidak diterbangkan merupakan penyebab terjadinya korosi yang dapat menyebabkan patahnya pegas katup pada motor tersebut sehingga dapat mengganggu mekanisme kerja katup, untuk itu diperlukan penelitian terhadap hal tersebut. Langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini antara lain melakukan penelitian terhadap faktor penyebab terjadinya korosi, bentuk korosi yang terjadi pada motor Continental IO-550, Sistem pelumasan pegas katup pada motor Continental IO-550 dengan cara melihat skema dari motor tersebut dan sistem perawatan pada motor tersebut.
Universitas Mercu Buana
19
Tugas akhir
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian adalah suatu upaya pengkajian yang cermat, teratur dan tekun mengenai suatu masalah. Definisi tersebut menggambarkan bahwa suatu penelitian harus dilakukan dengan cermat, tidak ceroboh, dengan menggunakan prosedur tertentu, selain itu penelitian menuntut ketekunan peneliti dalam setiap langkahnya. Penelitian terhadap korosi pada pegas katup motor Continental IQ-550 pada pesawat Beechraft Baron B-58 ini sangat sesuai dengan keberadaan peneliti yang pernah mengikuti kerja praktek di UPT Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia. Ppenelitian ini sesuai dengan bidang ilmu yang diperoleh peneliti selama mengikuti pendidikan di Universitas Mercu Buana. Motor piston merupakan motor yang digunakan oleh sebagian besar pesawat yang dimiliki oleh UPT Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia.
III.1. Tujuan Penelitian Untuk mendapatkan suatu kesimpulan akhir dimana dapat mengetahui apakah korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechraft Baron B-58 di UPT Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia
Universitas Mercu Buana
20
Tugas akhir
akibat dari motor yang jarang dioperasikan dan sistem pelumasan pegas katup pada motor tersebut.
III.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada saat penulis mengikuti pendidikan semester akhir di Universitas Mercu Buana. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini dipilih tempat penelitian yaitu hangar Bengkel Perawatan Pesawat Udara di UPT Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia karena sesuai dengan keberadaan penulis yang pernah mengikuti kerja praktek di UPT Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia. Dan di tempat ini terdapat pesawat Beechraft Baron B-58 yang menggunakan motor continental IO550 yang menjadi obyek penelitian penulis selama ini.
III.3 Metode Penelitian Untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi diperlukan data penelitian yang selajutnya dapat di olah dan di analisa untuk memperoleh solusi dan pembuktian terhadap permasalahan yang dihadapi. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal diperlukan suatu teknik untuk memecahkan permasalahan tersebut. Adapun teknik tersebut yaitu pengumpulan data. Teknik pengumpulan data sendiri adalah teknik pengumpulan data yang relevan terhadap tujuan penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data dari beberapa sumber antara lain: 1. Studi perpustakaan (Literatur) Yaitu suatu studi untuk memperoleh keterangan dari sejumlah referensi yang erat kaitannya serta berhubungan langsung dengan permasalahan yang dibahas
Universitas Mercu Buana
21
Tugas akhir
dengan cara pengambilan referensi data teoritis yang diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan keperluan penelitian tersebut yang dilakukan di perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. 2. Studi lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan dimana penulis terjun langsung ke obyek penelitian. Adapun teknik-teknik yang dilakukan dilapangan dalam rangka memperoleh antara lain: a). Pengamatan Yaitu teknik pengumpulan data, dimana penulis mengadakan pengamatan langsung pada obyek penelitian. Dalam proses pengumpulan data ini penulis melakukan pengambilan data yang ada dilapangan yaitu Engine Shop dan Engineering Bengkel Pesawat Udara. b). Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para teknisi yang bekerja di hanggar perawatan pesawat udara di STPI curug mengenai permasalahan yang dibahas yaitu mengenai korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechraft Baron B-58. Dengan masukan-masukan tersebut dapat dijadikan dasar untuk penulisan tugas akhir ini.
Universitas Mercu Buana
22
Tugas akhir
BAB IV PEMBAHASAN
IV 1 Proses Terjadinya Korosi Pada Pegas Katup Motor Continental IO-550 Pada Pesawat Beechcraft Baron B-58 Di STPI UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia. Korosi Adalah pencemaran logam yang terjadi oleh pengaruh keadaan sekitarnya seperti udara lembab, bahan kimia, air laut, dan sebagainya. Korosi merupakan suatu proses yang dialami dimana untuk menghindarinya sangat sulit dilakukan. Tapi korosi masih bisa dikontrol. Terjadinya korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 yang digunakan pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia pada saat lama tidak dioperasikan, Menurut hipotesa peneliti selama ini terjadi karena permukaan pegas katup tidak terlindungi oleh minyak pelumas sehingga permukaannya bersentuhan langsung dengan udara yang masuk melalui saluran udara (breather line). Dimana udara di atmosfer ini mengandung oksigen dan uap air. Selain oksigen dan uap air, masih banyak lagi unsur penyebab terjadinya korosi yang terkandung di atmosfer ini diantaranya gas buang dari hasil industri an sisa pembakaran yang banyak mengandung unsur sulfur oksida.
Universitas Mercu Buana
23
Tugas akhir
Oksigen adalah komposisi atmosfer yang sangat penting dan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya proses korosi, karena bila logam bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan oksida, maka jika reaksi ini terjadi akan menyebabkan terjadinya korosi. Logam berperan sebagai pemberi electron dan oksigen sebagai penerima elektronnya. Adanya zat cair pada permukaan logam adalah syarat terpenting untuk terjadinya reaksi elektrokimia yang menyebabkan terjadinya korosi. Air merupakan salah satu zat cair yang mengandung elekron sehingga bila menempel pada logam akan terjadi oksidasi pada logam dan akan menimbulkan karat. Proses korosi yang berlangsung pada motor Continental IO-550 merupakan reaksi oksidasi besi oleh oksigen di udara dengan adanya unsure air, dimana pegas katup terbuat dari kawat baja yang mengandung unsure besi, akhirnya bentuk senyawa oksida Fe2O33H2O yang disebut dengan korosi besi, melalui persamaan reaksi : 4 Fe + 3 O2 + 6 H2O → 2 Fe2O3 3 H2O Besi
KOROSI
Pada reaksi tersebut bilangan oksidasi logam besi (Fe) berlaku sebagai pereduksi (reduktor) yaitu zat yang mengalami oksidasi. Dimana bilangan oksidasi logam besi naik dari o menjadi +3. 4 Fe → 2 Fe2O3 3 H2O →
0
+3
OKSIDASI
Ruas kiri Fe = 0
Ruas Kanan Fe pada Fe2O3 3 H2O adalah : 4 Fe + 6 O = 0 4 (Fe) + 6(-2) = 0
Universitas Mercu Buana
24
Tugas akhir
4 (Fe) = 12 Fe = + 3 Dan oksigen sebagai pengoksidasi (oksidator) yaitu zat yang mengalami reduksi. Dimana oksigen mengalami perubahan bilangan oksidasi dari 0 menjadi 2.
3 O2 → 2 Fe2O3 3 H2O →
0
-2
REDUKSI
O=0
O pada Fe2O3 3 H2O adalah : 4 Fe + 6 O = 0 4 (+ 3) + 6(O) = 0 6 (O) = -12 O = -2
Dengan terjadinya korosi pada pegas tersebut menerima tekanan secara konstan pada saat motor dioperasikan, pada bagian yang terkena korosi akan terjadi keretakan tang akan mengakibatkan pegas katup tersebut patah.
IV.2. Bentuk Korosi Yang Tejadi Pada Motor Continental IO-550 Pada pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia. Korosi yang terjadi pada motor Continental IO-550 terjadi akibat adanya unsure air yang berasal dari uap air yang masuk bersama udara melalui lubang saluran udara (breather line). Karena air mengandung electron sehingga pada saat menempel pada logam yang mengandung unsure besi (ferros metal) akan terjadi
Universitas Mercu Buana
25
Tugas akhir
oksidasi pada logam yang akan menimbulkan korosi. Hal itu bisa terjadi pada logam yang permukaannya tidak terlindungi oleh zat pelindung seperti minyak pelumas, cat ataupun zat pelindung lainnya sehingga permukaannya bersentuhan langsung dengan udara. Korosi ini dapat menghilangkan seluruh permukaan logam, akan tetapi bila selama proses penyerangan korosi berlangsung, korosi tersebut mampu dibersihkan ataupun dihilangkan, maka proses tersebut dapat dihentikan. Oleh karena pegas katup letaknya berada di dalam kotak pelindung mekanisme katup, maka terjadinya korosi tersebut tidak diketahui sehingga suli untuk diantisipasi dan diatasi. Akibat dari korosi yang tidak dapat diantisipasi dan diatasi tersebut maka mengakibatkan proses korosi yang terjadi pada pegas katup tersebut terus berlangsung menyebabkan terjadinya korosi yang terlokalisasi pada satu titik atau beberapa titik sehingga mengakibatkan terjadinya lubang kecil yang dalam pada pegas katup. Korosi seperti ini sangat berbahaya karena sangat sulit terdeteksi dan diperhitungkan. Jadi bentuk korosi yang terjadi pada pegas katup di motor Continental IO-550 pada pesawat beechcraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasui Fasilitas Penerbangan Indonesia yang dapat mengakibatkan patahnya pegas katup tersebut adalah pitting corrosion yaitu korosi yang terlokalisir pada satu titik atau beberapa titik yang dapat mengakibatkan terjadinya lubang kecil yang dalam pada logam. Korosi ini merupakan akibat kelanjutan dari surface corrosion yang tidak teratasi.
Universitas Mercu Buana
26
Tugas akhir
IV 3. Sistem Pelumasan Pada Pegas Katup Di Motor Continental IO-550. Untuk melumasi mekanisme katup, Pada motor Continental minyak pelumas mengalir melalui filter dengan tekanan dari lubang poros buangan (camshaft) kemudian menuju batang penumbuk katup (push rod) dan dari batang penumbuk katup minyak pelumas mengalir menuju lubang pada pelatuk katup (rocker arm) untuk melumasi rocker pin. Setiap rocker pada katup pemasukkan mengarahkan minyak pelumas melalui squirt nozzle menuju exhaust valve stem. Pegas katup dilumasi dengan menggunakan semburan (spray) melalui squirt nozzle yang berasal dari pelumasan rocker kemudian minyak pelumas kembali ke crank case melalui rumah pendorong katup (push rod housing).
Gambar Sistem Pelumas Pegas Katup Pada Motor Continental (Sumber : continental Overhaul Manual)
Universitas Mercu Buana
27
Tugas akhir
Keterangan : 1. Poros bubungan (Camshaft) 2. Penumbukan Katup (Valve Lifter) 3. Rumah Penumbuk Katup (Push Rod Housing) 4. Batang Penumbuk Katup (Push Rod) 5. Pelatuk Katup (Rocker Arm) 6. Pelindung Mekanisme Katup (Rocker Box) 7. Pegas Katup (Valve Spring) 8. Rumah Engkol (Cramk Case) Apabila motor tidak dioperasikan dengan jangka waktu yang lama hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kekeringan pada bagian pegas katup karena tidak terlindungi oleh minyak pelumas sehingga dapat mengakibatkan terjadinya korosi karena bersentuhan langsung dengan udara yang mengandung unsure oksigen dan air. Proses ini akan lebih cepat terjadi apabila terjadi penyumbatan pada squirt nozzle akibat adanya karbon dari hasil pembakaran antara bahan bakar dan udara. Akibat tersumbatnya squirt nozzle tersebut maka untuk melumasi pegas katup hanya didapat dari uap minyak pelumas yang berasal dari pelumasan dinding silinder saja sehingga dapat mengakibatkan pegas katup cepat kering.
IV .4. Sistem Perawatan Motor Continental IO-550 Pada Pesawat Beechcraft Baron B-58 Di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia. Korosi merupakan musuh bagi pesawat dan motor pesawat yang harus dihindari karena dapat merusak komponen-komponen dari pesawat dan motor yang terbuat dari bahan logam yang mengandung unsure besi (ferros metal), kejadian ini sering terjadi pada pesawat yang jarang diterbangkan atau pesawat
Universitas Mercu Buana
28
Tugas akhir
yang disimpan dalam periode waktu yang lama seperti halnya pada pesawat Beechcraft Baron B-58 yang ada di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia.Di daerah yang memiliki kelembaban yang tinggi, kejadian korosi pada motor pesawat sering ditemukan pada bagian sekitar silinder setelah pesawat tersebut tidak dioperasikan atau diaktifkan dalam waktu lama. Untuk mengatasi kejadian
tersebut
harus
diambil
langkah-langkah
yang
tepat
sehingga
kemungkinan terjadinya korosi dapat dicegah. Hal ini sangat penting bagi pesawat yang beroperasinya di daerah pantai atau daerah yang memeiliki kelembaban yang tinggi dan pesawat yang tidak diterbangkan lebih dari satu minggu. Kelembaban relatif rata-rata di Bandara Budiarto adalah 80% dan suhu rataratanya adalah 26° C yang artinya pada suhu relatif 26 C di Bandara Budiarto mengandung 80% uap air. Jadi di Bandara Budiarto merupakan daerah yang memeiliki kelembaban yang tinggi sehingga proses terjadinya korosi sangat cepat terjadi hal ini didukung pula dengan peswat tersebut jarang diterbangkan dan sudah lama tidak terbang. (Lihat table 1). Tabel 1 : Penerbangan Terakhir Pesawat B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia No
REG. PESAWAT
TGL TERBANG TERAKHIR
1
PK-ABD
24 Oktober 1997
2
PK-ABH
06 September 2000
3
PK-ABJ
08 Januari 2004
4
PK-ABK
02 September 2000
diperiksa melalui lubang busi. Mekanisme katup dan perlengkapannya juga harus diperiksa dengan cara melepas semua kotak rocker (rocker box) kemudian
Universitas Mercu Buana
29
Tugas akhir
semprotkan dengan campuran pencegahan korosi, seluruh bagian dari silinder dan katup tersebut disemprot dengan campuran pencegah korosi dan putar balingbaling pesawat kurang lebih lima putaran, kemudian semprotkan lagi pada bagianbagian tersebut sehingga korosi dapat dicegah. Sesuai dnegan spesifikasi perawatan (maintenance Spcification) pesawat Beechraft Baron B-58 bahwa jika pesawat berada di darat dan tidak dalam perbaikan, pesawat harus selalu dilaksanakan pengecekan harian (Daily inspection) dan seriap tiga hari sekali motor harus dihidupkan (Ground Run) atau baling0baling dari pesawat tersebut dipytar sebanyak dua belas kali. Apabila system perawatan sepertri diatas tidak dilaksanakan pada pesawat Bewechcraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia sudah lama tidak dilakukan pengecekan harian dan diopersikan. (Lihat Tabel 2). Sehingga kemungkinan terjadinya korosi sangat besar sekali. Berdasarkan rekomendasi dari Teledyne Continetal motor tentang petunjuk dalam merawat motor, cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya korosi pada silinder dan komponen-komponennya, seperti katup dan perlengkapannya adalah dengan cara menerbangkan pesawat tersebut paling sedikit satu kali dalam seminggu, itu merupakan waktu yang cukup bagi suatu motor untuk mencapai suhu operasi yang normal untuk menghilangkan uap air yang ada di dalam motor dan sisa-sisa karbon. Korosi juga dapat dikurang atau dicegah dengan cara memutar baling-baling pesawat tersebut (Beechcraft Baron B-58) dengan tangan sebanyak lima putaran setiap tujuh hari sekali, hal ini dilakukan agar minyak pelumas yang ada di dalam motor dapat bersirkulasi sehingga dapat melumasi bagian-bagian dari motor tersebut.
Universitas Mercu Buana
30
Tugas akhir
Apabila pesawat akan disimpan dan tidak diterbangkan lebih dari satu minggu disarankan untuk mengganti oli yang ada pada tangki pelumas (oil sump) dengan oli MIL-C-6529 Type II kemudian motor dihidupkan selama lima menit, dengan kecepatan antara 1200 sampai 1500 rpm, dengan temperatur oli dan kepala silinder (cylinder head) normal. Dan setiap tujuh hari sekali baling-baling harus diputar dengan tangan sebanyak lima putaran, tanpa harus menghidupkan motor. Hal ini dilakukan agar minyak pelumas (oli) dapat bersirkulasi sehingga dapat melumasi bagian-bagian dari motor. Setiap enam bulan sekali bagian dalam dari silinder
harus
dipriksa
melalui
lubang
busi.
Mekanisme
katup
dan
perlengkapannya juga harus diperiksa dengan cara melepas semua kotak rocker (rocker box) kemudian disemprotkan dengan campuran pencegah korosi. Jika pada silinder dan perlengkapan katup menunjukan terjadinya korosi, seluruh bagian dari silinder dan katup tersebut disemprot dengan campuran pencegah korosi dan putar baling-baling kurang lebih lima putaran, kemudian semprotkan lagi pada bagian-bagian tersebut sehingga korosi dapat dicegah. Sesuai dengan spesifikasi perawatan (Maintenance Specification) pesawat Beechcraft Baron B-58 bahwa jika pesawat berada di darat dan tidak dalam perbaikan, pesawat harus selalu dilaksanakan pengecekan harian (Daily Inspection) dan setiap tiga hari sekali motor harus dihidupkan (Ground Run) atau baling-baling pesawat tersebut harus diputar sebanyak dua belas kali. Apabila system perawatan seperti di atas tidak dilaksanakan pada pesawat Beechcraft Baron B-58 kemungkinan terjadinya korosi di sekitar silinder sperti pegas katup dapat terjadi.
Universitas Mercu Buana
31
Tugas akhir
Oleh karena pesawat Beechcraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia sudah lama tidak dilakukan pengecekan harian dan dioperasikan. Sehingga kemungkinan terjadinya korosi sangat besar sekali. Tabel 1 : Penerbangan Terakhir Pesawat B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia TGL Daily Inspection & Grouns No
REG. PESAWAT Run Berakhir
1
PK-ABD
27Oktober 2000
2
PK-ABH
17 Mei 2002
3
PK-ABJ
08 Januari 2004
4
PK-ABK
02 September 2003
(Sumber : Maintenance Log Book B – 58)
Universitas Mercu Buana
32
Tugas akhir
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan Setelah mempelajari dan meneliti penyebab patahnya pegas katup pada motor Continental IO-550 yang digunakan pesawat Beechceraaft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terjadinya korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 pada pesawat Beecheraft Baron B-58 di UPT . Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia disebabkan oleh pesawat tersebut sudah lama tidak dioperasikan dan kelembaban udara di bandara Budiarta yang tinggi. 2. Jenis korosi yang terjadi pada motor Continental IO-550 yang digunakan oleh pesawat Beechraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia adalah pitting corrosion sebagai akibat dari surface corrosion yang tidak terditeksi dan diatasi. 3. Pada motor Continental IO-550 yang digunakan oleh pesawat Beechraft Baron B-58 di UPT. Balai kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia pada bagian pegas katup dilumasi dengan cara semburan yang berasal dari pelumasan
Universitas Mercu Buana
33
Tugas akhir
rocker sehingga pada saat motor dengan jangka waktu yang lama tidak dioperasikan mengakibatkan terjadinya kekeringan pada bagian pegas katup yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya korosi. 4. Sistem perawatan pesawat yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada pada maintenance specification dan rekomendasi dari pabrik pembuat pesawat atau motor pesawat tersebut dapat menyebabkan terjadinya gangguan seperti korosi pada pesawat atau motor yang dapat mengakibatkan kerusakan, dengan demikian dapat meningkatkan biaya perawatan. V.2Saran 1. Terjadinya korosi pada pegas katup motor Continental IO-550 pada peasawat Beechraft Baron B-58 di UPT. Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia dapat dihindari dengan cara selalu melakukan pengecekan harian dan mengoperasikan pesawat motor tersebut sekali atau memutar balingbaling dari pesawat tersebut sebanyak dua belas kali setiap tiga hari sekali. 2. Jenis korosi yang terjadi pada pegas kayup motor Continental IO-550 pada pesawat Beechraft Baron B-58 dapat dicegah dengan cara pada saat melakukan pengecekan harian selau memeriksa bagian pegas katup pesawat, apabila telah terjadi korosi pada bagian pegas katup sesegera mungkin untuk dihilangkan. 3. Apabila pesawat tidak dioperasikan dengan jangka waktu yang lama maka agar tidak terjadi kekeringan pada bagian pegas katup akibat kurangnya pelumasan mka pegas katup motor tersebut setiap enam bulan sekali harus sering dilumasi dengan cara disemprot dengan minyak pelumas dengan menggunakan penyemprot minyak pelumas (oil can).
Universitas Mercu Buana
34
Tugas akhir
4. Agar tidak terjadi gangguan dan kerusakan pada pesawat atau motor pesawat yang dapat menambah biaya perawatan maka dalam melakukan perawatan harus sesuai dengan ketentuan yang ada pada maintenance spesification dan sesuai dengan perawatan yang telah direkomendasikan oleh perusahaan pembuat pesawat atau motor pesawat tersebut.
Universitas Mercu Buana
35
Tugas akhir
DAFTAR PUSTAKA
1. Aircraft Product Division.Overhaul Manual. Teledyne Continental Mo tor. 2. Aircraft Product Division.Tips On Engine Care. Teledyne Continental Motor. 3. Dele
Crane.
Aircraft
Corrosion
Control.
Wyoming:
Aircraft
MaintenancePublisher Inc, 1974. 4. Dikmenjur. Motor Pesawat Terbang 1. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 5. Directorat General of Airworthiness Certification. CASR. 6. Direktorat Sertifikasi Kelayakan Udara. Maintenance Specification Beecheraft Baron B-58. Pendidikan Dan Latihan Penerbangan. 7. Drs. Bagyo Sucahyo dan Drs. Darmanto. Otomotif Mesin Tenaga. PT Tiga Serangkai, 1999. 8. Drs. Daryanto. Teknik Perbaiakn Motor Diesel. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1933. 9. Drs. Tamrin dan Drs. Abdul Jamal. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus Kimia. Gita Media Press. 10. Edy Suwondo. Manajemen Perawatan Pesawat. Fakultas Teknologi Industri: ITB, 2001. 11. FAA. General Hand Book. Oklahoma:FAA, 1972.
Universitas Mercu Buana
36
Tugas akhir
12. IR. Zainul Achmat. Elemen Mesin 1. Rafika Aditama. 13. Ir. Wahid Suherman. Pengetahuan Bahan. Surabaya: ITS, 1978. 14. Kas Thomas Engine Troubleshooting. Belvoir Publication Inc. 15. Karl Barton. Protection Against Corrosion. New York: John Wiley and Sons, 1959. 16. Kroes Wild. Aircraft Power Plants Seven Edition. Mc Graw Hill International.
Universitas Mercu Buana
37
Tugas akhir
LAMPIRAN
Universitas Mercu Buana
40