TUGAS AKHIR ANALISA TERHADAP SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING 747-400
TUGAS AKHIR INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MENEMPUH GELAR STRATA SATU
Disusun Oleh : Nama : KRISNA MEIDY L NIM : 01303-012
TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ANALISIS TERHADAP SISTIM PENGKONDISIAN UDARA PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING 747-400 Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Tugas ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing Tugas Akhir
(Ir. Yuriadi Kusuma M.Eng)
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ANALISIS TERHADAP SISTIM PENGKONDISIAN UDARA PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING 747-400 Diajukan untuk memenuhu salah satu persyaratan dalam menempuh gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Tugas ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Koordinator Tugas Akhir,
(Nanang Ruhyat,ST.MT)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA
: KRISNA MEIDY LAKSANA
NIM
: 01303-012
JURUSAN
: TEKNIK MESIN
FAKULTAS
: TEKNOLOGI INDUSTRI
PERGURUAN TINGGI
: UNIVERSITAS MERCU BUANA
Menyatakan dengan sesungguh – sungguhnya dan sebenar – benarnya bahwa Tugas Akhir yang saya buat dan susun ini adalah hasil pemikiran serta karya saya sendiri. Tugas Akhir ini tidak dibuat oleh pihak lain, duplikat baik sebagian atau keseluruhan. Kutipan – kutipan diambil hanya dari referensi yang telah disebutkan sumbernya.
Jakarta, November 2008 Yang membuat pernyataan
(KRISNA MEIDY LAKSANA)
ABSTRAK
Jika berbicara tentang teknologi yang memberikan kenyamanan, kita mengenal salah satunya adalah system pengkondisian udara atau dikenal dengan istilah Air Conditioning (AC). System pengkondisian udara menggunakan suatu mesin yang terdiri dari berbagai komponen yang betujuan untuk menciptakan kondisi udara dengan temperature, kelembapan, dan kebersihan sesuai persyaratan untuk didistribusikan ke dalam suatu ruangan sehingga memberikan kondisi nyaman sesuai kebutuhan. Selain untuk memberikan kenyamanan, system pengkondisian udara juga juga digunakan untuk penyimpanan suatu benda atau zat pada kondisi ruangan dengan suhu tertentu. Untuk mengatasi masalah pengkondisian udara pada pesawat terbang, yaitu udara terkondisi pada tekanan 1 atm (1,01325 bar) dan temperatur antara 18 – 26 0C, maka digunakan sistem refrigerasi udara jenis bootstrap. Kata kunci : pesawat terbang, sistim pengkondisian udara, ACM
KATA PENGANTAR
Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah.swt yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan jenjang pendidikan Strata Satu ( S1 ) pada jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana Jakarta. Pada tugas akhir penulis juga berkesempatan melakukan tinjauan langsung atau riset di PT. GMF AeroAsia selama satu bulan, tapi dengan waktu yang sesingkat itu penulis mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukan pengamatan langsung di lapangan yang kemudian disesuaikan antara teori yang penulis dapatkan dibangku perkuliahan dengan aplikasi dilapangan. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin sekali menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini, terutama untuk : 1. Allah. SWT yang selalu memberikan kesehatan akal, rahmat hidayah serta karunia-Nya. 2. Ayah, Ibu dan adik yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan kepercayaan. Terima kasih atas dorongan moril ataupun materil sehingga memotivasi saya untuk menyelesaikan penyusunan laporan ini. 3. Bapak Dr. H. Abdul Hamid, M. Eng selaku dosen pembimbing akademik. 4. Bapak Nanang Ruhyat, ST, MT selaku koordinator Tugas Akhir. 5. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma,Msc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir. i
6. Bapak Octav selaku pembimbing lapangan di GMF AeroAsia. 7. Keluarga besar penulis terutama mama Yanti, tante Ina dan oom Iwan yang begitu banyak memberikan dukungan doa maupun materil. 8. Kawan – kawan di jurusan Teknik Mesin khususnya angkatan 2003 9. Semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu, baik Rektor, Dekan, Dosen, Karyawan, dan semua mahasiswa mahasiswi UMB (khususnya Fakultas Teknik).
Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Kiranya laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amien.
Jakarta, November 2008
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i Daftar Isi ......................................................................................................... iii Daftar Notasi .................................................................................................... vi Daftar Gambar ................................................................................................. ix Daftar Tabel .................................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2 1.3. Ruang Lingkup Permasalahan ................................................ 2 1.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 3 1.5. Sistematika Penulisan ............................................................. 4
BAB II
LANDASAN TEORI ...................................................................... 6 2.1. Macam Siklus Pengkondisian Udara. ...................................... 6 2.1.1. Siklus Kompresi Uap ..................................................... 7 2.1.2. Sistim Absorbsi ............................................................. 8 2.1.3. Siklus Refrigerasi Gas.................................................. 10 2.2. Aplikasi Sistim Refrigerasi Udara Pada Pesawat Terbang ... 11 2.2.1. Sistim Sederhana........................................................... 12 2.2.2. Bootstap Sistim ............................................................. 13 2.2.3. Regenerative Sistim ...................................................... 14 2.2.4. Reduced Ambient Sistim .............................................. 15 iii
BAB III
METODELOGI PENELITIAN.................................................... 17 3.1. Air Conditioning Pack .......................................................... 17 3.1.1. Penukar Panas ............................................................... 18 3.1.2. Air Cycle Machine ........................................................ 19 3.1.3. Pemisah Uap Air ........................................................... 21 3.1.4. Katup............................................................................. 21 3.2. Sumber Udara Untuk Sistim Pengkondisian Udara .............. 23 3.2.1. Pneumatic System ......................................................... 24 3.2.2. Auxiliary Power Unit .................................................... 24 3.2.3. Mesin Turbo Fan........................................................... 26 3.2.4. Alat Bantu di Darat ....................................................... 27 3.3. Cara Kerja Sistim .................................................................. 28 3.3.1. Siklus Kerja Darat........................................................ 28 3.3.2. Siklus Kerja Udara ...................................................... 29 3.4.Sistim Pendistribusian dan Sirkulasi Udara ........................... 30 3.5. Kabin Penumpang ................................................................. 32 3.6. Sistim Pengaturan Tekanan Pada Kabin ............................... 32 3.7. Flow Chart ............................................................................ 35
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA ............................................. 36 4.1. Perhitungan Beban Pengkondisian ........................................ 36 4.1.1. Perhitungan Luas Permukaan Dinding dan Bagian iv
Transparan..................................................................... 37 4.1.1.1. Perhitungan Luas Permukaan Dinding Luar dan Dalam.......................................................................... 37 4.1.1.2. Perhitungan Luas Bagian Transparan ........................ 44 4.1.2. Panas Melalui Dinding Pesawat.................................... 48 4.1.3. Radiasi Sinar Matahari Bagian Transparan .................. 53 4.1.4. Panas Dari Penumpang dan Awak Pesawat.................. 55 4.1.5. Panas Dari Peralatan dan Perlengkapan Elektronik ...... 56 4.1.5.1. Panas Dari Sistim Penerangan dan Peralatan Elektronika .................................................................. 56 4.1.5.2. Panas Dari Peralatan dan Perlengkapan Dapur.......... 57 4.2. Perhitungan Kapasitas Mesin Pengkondisian Udara Pesawat Boeing 747-400...................................................................... 58 4.3. Analisa Terhadap sistim......................................................... 67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 69 5.1. Kesimpulan ............................................................................ 69 5.2. Saran ...................................................................................... 70
v
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Dimensi Pesawat Boeing 747-400 .......................................... 37 2. Tabel 4.2 Data Material Lapisan Dinding Pesawat Boeing 747-400 ...... 49 3. Tabel 4.3 Data Jendela Kokpit 1 ............................................................. 54 4. Tabel 4.4 Data Jendela Kokpit 2 ............................................................. 54 5. Tabel 4.5 Data Jendela Kokpit 3 ............................................................. 54 6. Tabel 4.6 Data Jendela Kabin Penumpang.............................................. 55 7. Tabel 4.7 Data Jendela Pintu................................................................... 55 8. Tabel 4.8 Panas yang dipancarkan oleh lampu ....................................... 57 9. Tabel 4.9 Peralatan dan Perlengkapan Dapur ......................................... 57 10. Tabel 4.10 Beban Pendinginan Pesawat Boeing 747-400 ....................... 58
xi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Sistim Pendinginan Siklus Kompresi Uap .................. 8 2. Gambar 2.2 Skema Diagram Sistim Refrigerasi Absorbsi ............ 8 3. Gambar 2.3 Skema dan Siklus Termal Sistim Refrigerasi Gas .... 10 4. Gambar 2.4 Skema dan Siklus Sistim Sederhana ........................ 13 5. Gambar 2.5 Skema dan Siklus Sistim Bootstrap .......................... 13 6. Gambar 2.6 Skema dan Siklus Sistim Regenerativ....................... 14 7. Gambar 2.7 Skema dan Siklus Sistim Reduced Ambient.............. 15 8. Gambar 2.8 Diagram DART......................................................... 16 9. Gambar 3.1 Air Conditioning Pack Pada Pesawat Boeing 747-40018 10. Gambar 3.2 Penukar Panas (Heat Exchanger) ............................. 19 11. Gambar 3.3 Air Cycle Machine (ACM)........................................ 20 12. Gambar 3.4 Water Separator ........................................................ 21 13. Gambar 3.5 Flow Control dan Shutoff Valve................................ 22 14. Gambar 3.6 Auxiliary Power Unit ................................................ 26 15. Gambar 3.7 Mesin turbo fan GE CF6-80C2-B1F......................... 27 16. Gambar 3.8 Flow Chart ................................................................ 35 17. Gambar 4.1 Penampang Pesawat Boeing 747-400 ....................... 38 18. Gambar 4.2 Penampang upper deck dan Kokpit .......................... 40 19. Gambar 4.3 Penampang main deck............................................... 41 20. Gambar 4.4 Penampang Kargo ..................................................... 43 21. Gambar 4.5 Jendela Kopit I .......................................................... 44 22. Gambar 4.6 Jendela Kokpit II ....................................................... 45 ix
23. Gambar 4.7 Jendela Kokpit III...................................................... 46 24. Gambar 4.8 Jendela Kabin Penumpang dan Pintu........................ 47
x
DAFTAR NOTASI SATUAN 1. a
= absorbtivitas thermal
2. AI = Luas permukaan dinding dalam pesawat
m2
3. AKB = Luas permukaan dinding kabin
m2
4. Akg = Luas permukaan dinding kargo
m2
5. Ao
= Luas permukaan dinding luar pesawat
m2
6. b
= Tebal dinding kabin
m
7. COP = Coefficient Of Performance 8. Dml = Diameter dalam penampang pesawat
m
9. Dmo = Diameter luar penampang pesawat
m W/m2
10. Gt
= Total radiasi sinar matahari
11. h
= Koefisien konveksi
W/m2.K
12. hc
= Koefisien konveksi udara dalam kabin
W/m2 .K
13. hk
= Jumlah koefisien perpindahan panas didalam kabin
W/m2.K
14. hr
= Koefisien Radiasi
W/m2.K
15. hu
= Koefisien konveksi udara luar
W/m2.K
16. K
= Koefisien konduktifitas
17. L
= Panjang Pesawat
m
18. La = Panjang kargo belakang
m
19. Lf
= Panjang kargo depan
m
20. Lm = Panjang kabin utama
m
21. Lu
m
W/m.k
= panjang kabin atas
vi
22. ma
= Laju massa aliran udara terkondisikan dikabin
kg/s
23. mR
= Laju massa aliran ram air
kg/s
24. P2
= Tekanan ram air actual
bar
25. P2’ = Tekanan ram air teoritis
bar
26. P3
= Tekanan bleed air actual
bar
27. P4
= Tekanan bleed air masuk kompresor ACM
bar
28. P5
= Tekanan bleed air keluar kompresor ACM
bar
29. P6
= Tekanan bleed air masuk turbin pendingin
bar
30. Qd
= Jumlah panas konduksi melalui dinding pesawat
W
31. Qp
= Jumlah panas yang timbul dari penumpang dan awak pesawat
W
32. Qrm = Jumlah panas radiasi melalui daerah transparan
W
33. Qtotal = Jumlah panas
W
34. Qw = Jumlah panas yang timbul dari perlengkapan kabin &
W
elektronika 35. qo
= Efek pendinginan
kJ/kg
36. R
= Tahanan kalor total
K/W
37. rc
= Rasio kompresi kompresor ACM
38. T2
= Temperatur ram air aktual
K K
39. T2’ = Temperatur ram air teoritis 40. T3
= Temperatur bleed air dari kompresor turbo fan
K
41. T4
= Temperatur masuk kommpresor
K
42. T5
= Temperatur keluar kompresor ACM aktual
K
43. T5’ = Temperatur keluar kompresor ACM teoritis
vii
K
44. T6
= Temperatur masuk turbin pendingin
K
45. T7
= Temperatur keluar turbin aktual
K
46. T7’ = Temperatur keluar turbin teoritis
K
47. Tk
= Temperatur kabin
K
48. Tu
= Temperatur udara luar
K K
49. Tu’ = Temperatur dinamis 50. WC1 = Daya kompresor turbo fan
kW
51. WC2 = Daya kompresor ACM
kW
52. WCT = Daya turbin pendingin
kW
53. WNET = Daya bersih
kW
54. WR
kW
55. ηC
= Daya ram = Efisiensi kompresor
56. η CT = Efisiensi turbin pendingin ACM (Air Cycle Machine) 57. ηM = Efisiensi mekanis poros ACM 58. ε1
= Primary heat exchanger
59. ε2
= Secondary heat exchanger
60. τ
= Faktor transmisi tambahan
61. ΔP3-4 = pressure drop di primary heat exchanger
in.Hg
62. ΔP5-6 = Pressure drop di secondary heat exchanger
in.Hg
viii
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada saat ini telah maju dan berkembang dengan pesat. Kita dapat melihat bebagai kemajuan tersebut di segala bidang, seperti bidang transportasi, komunikasi, informasi, dan lain sebagainya. Jika berbicara tentang teknologi yang memberikan kenyamanan, kita mengenal salah satunya adalah system pengkondisian udara atau dikenal dengan istilah Air Conditioning (AC). System pengkondisian udara menggunakan suatu mesin yang terdiri dari berbagai komponen yang betujuan untuk menciptakan kondisi udara dengan temperature, kelembapan, dan kebersihan sesuai persyaratan untuk didistribusikan ke dalam suatu ruangan sehingga memberikan kondisi nyaman sesuai kebutuhan. Selain untuk memberikan kenyamanan, system pengkondisian udara juga juga digunakan untuk penyimpanan suatu bendaatau zat pada kondisi ruangan dengan suhu tertentu. Khusus untuk pesawat terbang, tidak hanya temperature kabin dan kokpit yang harus dikondisikan tetapi juga harus menjaga agar tekanannya sebesar satu (1) atm, mengingat pesawat terbang beroperasi pada ketinggian lebih dari 20000 ft. Pada TUGAS AKHIR 1
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB I PENDAHULUAN
ketinggian tersebut temperature dan tekanan udara luar menurun drastis. Kondisi tersebut sudah tidak cocok untuk manusia sehingga temperature dan tekanan udara harus dikondisikan. Oleh karena itu, mesin pendingin pesawat terbang tidak menggunakan refrigerant cair sebagai media penukar panasnya, melainkan refrigerant dalam bentuk gas. Dalam hal ini digunakanlah udara luar yang bertemperatur rendah. Penggunaan udara luar sebagai media penukar panas dianggap lebih efektif dan efisien serta dapat meminimalkan resiko kebocoran pada sistemnya. Selain itu, konstruksi mesin pendinginnya lebih ringkas dan sederhana sehingga lebih mudah dalam perawatannya.
1.2. Tujuan Penulisan Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja system pengkondisian udara pada pesawat terbang sehingga dapat diketahui perbedaannya dengan system pengkondisian udara pada kendaraan dan tempat tinggal yang selama ini kita kenal. Serta melakukan perhitungan beban pendinginan yang harus dilayani oleh mesin pendingin dan komponen – komponen mesin pendingin berdasarkan beban mesin pendingin.
1.3. Ruang Lingkup Permasalahan Laporan Tugas Akhir ini hanya dibatasi pada cara kerja system pendingin peswawat terbang serta komponen – komponennya, dan perhitungan beban yang harus dilayani oleh mesin pendingin.
TUGAS AKHIR
2
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB I PENDAHULUAN
1.4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu metode yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data dan informasi penunjang dalam melakukan penyusunan tugas akhir ini. Metode – metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
Study Observasi
Adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dan mengamati secara langsung dilapangan sehingga data yang diperoleh merupakan data actual yang terjadi. Data tersebut biasanya berhubungan dengan kegiatan operator selama berlangsungnya proses produksi.
Wawancara dan diskusi
Metode ini dilakukan dengan pihak – pihak terkait yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat. Biasanya wawancara dan diskusi terjadi ketika penulis ingin mengetahui teknis – teknis yang terjadi dilapangan yang tidak dapat diamati secara langsung dan hal – hal lain yang belum dimengerti.
Study literature
Selama penelitian berlangsung penulis membaca dan mempelajari buku – buku serta referensi yang ada yang bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan teori – teori dan pengolahan data yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
Data perusahaan
Data kegiatan produksi perusahaan yang didapatkan melalui data arsip perusahaan, observasi langsung, wawancara, dan diskusi dengan pihak TUGAS AKHIR
3
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB I PENDAHULUAN
yang terkait dengan kegiatan proses proses produksi yang berguna sebagai penunjang untuk melakukan pengilahan data. . 1.5. Sitematika Penulisan Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, untuk mendapatkan hasil yang terstruktur dan mudah dipahami, maka penulisan disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Merupakan suatu pengantar yang secara garis besar membahas tantang latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan masalah, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. Hal ini
dimaksudkan
untuk
memperoleh
gambaran
umum
mengenai masalah yang dihadapi. BAB II
LANDASAN TEORI Mengemukakan dasar –dasar teori yang berhubungan dengan masalah – masalah yang akan dibahas.
BAB III
PENGUMPULAN DATA Berisikan pengumpulan data yang akan digunakan untuk pengolahan data. Pengolahan data dilakukan berdasrkan hasil wawancara, diskusi, serta data langsung maupun tidak langsung.
TUGAS AKHIR
4
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV
BAB I PENDAHULUAN
ANALISA Menguraikan analisa terhadap hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya dengan mengacu pada hasil yang sudah diperoleh pada bab sebelumnya untuk memberikan usulan penyelesain terhadap permasalahan yang terjadi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan suatu penutup yang memberikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil analisa dan penelitian secara menyeluruh serta diberikan juga saran – saran, baik untuk pihak perusahaan maupun untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
TUGAS AKHIR
5
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI
Pengkondisian udara dapat kita artikan sebagai proses mendinginkan atau memanaskan udara, sehingga kita dapat mengatur temperature, dan kelembaban sesuai dengan persyaratan yang ada untuk system tertentu. Udara yang dikondisikan dibuat sedemikian rupa hingga penghuninya akan merasa nyaman. Tetapi pada pesawat terbang yang dikondisikan tidak hanya temperature dan kelembabannya saja, tetapi tekanan udaranya juga pelu dikondisikan. Hal ini disebabkan karena tekanan udara akan menurun dengan meningkatnya ketinggian suatu pesawat. Hak ini harus diperhatikan karena menyangkut kenyamanan dan keselamatan penumpang maupunpilot yang menerbangkannya.
2.1 Macam Siklus Pengkondisian Udara Seperti kita ketahui bersama untuk membuat suatu system menjadi dingin adalah dengan cara memindahkan panas/kalor yang ada pada sistem tersebut keluar atau ke sistim lain, sehingga temperatur sistim dapat diatur sesuai dengan keinginan kita. Perpindahan kalor seperti itu langsung dilakukan atau juga dengan bantuan zat perantara yaitu Refrigerant. Tidak hanya pendinginan tetapi proses pemanasan pun TUGAS AKHIR 6
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
7
dapat dilakukan dengan cara ini. Ada berbagai cara untuk melakukan hal ini, tetapi kita harus mengetahui cara yang paling cocok dalam setiap penggunaan supaya efektif dan efisien. Karena itu kita harus menguasai prinsip dasar pendinginan dan beberapa macam siklus yang ada. 2.1.1 Siklus Kompesi Uap (Vapor Compression Refrigeration Cycle) Siklus ini merupakan siklus tertutup dimana pepindahan kalornya menggunakan bantuan refrigerant cair, antara lain R-12. Pada siklus ini pendinginan terjadi karena refrigerant mengalami perubahan fasa dari zat cair menjadi uap, dimana kalor yang ada diserap untuk melakukan penguapan ini. Kemudian kalor dilepas pada saat refrigerant dikompresi menjadi zat cair kembali. Aliran siklus itu akan berputar sampai temperatur yang diinginkan. Proses yang terjadi pada siklus kompresi adalah : 1-2
kompresi diabatik dan reversibel dari uap panas jenuh
2-3
pelepasan kalor reversibel pada tekanan konstan menyebabkan penurunan temperatur dan pengembunan refrigerant
3-4
ekspansi ireversibel pada entalphi konstan dari cairan penuh menuju evaporator
4-1
penambahan kalor reversibel pada tekanan yang tetap menyebabkan penguapan refrigerant.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
8
Gambar 2.1 sistim pendinginan siklus kompresi uap
2.1.2 Sistim Absorbsi (Absorption Refrigeration System) Sistim ini lebih kompleks dari sistim – sistim pendingin lainnya, karena selain untuk mendinginkan sumber tenaga listriknya sendiri tetapi juga untuk mendinginkan suatu ruangan, sehingga sistim ini tidak menggunakan tenaga listrik yang banyak. Sistim ini biasanya digunakan oleh gedung – gedung yang sudah mempunyai sumber tenaga listrik sendiri.
Gambar 2.2 skema diagram sistim refrigerasi absorbsi TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
9
Cara kerjanya sebagai berikut :
Generator Pada tahap ini campuran refrigerant dan absorbent dipakai untuk mendinginkan generator sehingga menguap, sedangkan absorbment dialirkan kembali ke penampungannya.
Kondensor Uap refrigerant yang panas tadi kemudian di alirkan ke kondensor untuk diembunkan
Evaporator Refrigerant yang sudah diembunkan di kondensor kemudian akan diekspansikan ke dalam evaporator supaya tekanan dan temperaturnya menurun dan dapat menyerap panas kembali
Absorbent Uap refrigerant ini akan diabsorbsi oleh cairan absorbent yang kemudian didinginkan, campuran tersebut akan dialirkan untuk mendinginkan generator. Ada faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam memilih pasangan
refrigerant dengan absorbent yaitu, viskositasnya rendah untuk memudahkan kerja pompa, titik beku yang rendah, dan stabilitas kimia dan termal yang baik. Selain faktor di atas ada juga syarat yang diperlukan seperti solubilitas refrigerant di absorbent harus lebih dari hokum solobilitas Raoult, sehingga semua uap refrigerant dapat bercampur sempurna dengan absorbent, dan titik didih kedua zat ini haruslah jauh berbeda, setidaknya titik didih refrigerant-nya 200 oC dibawah titik didih
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
10
absorbent-nya, sehingga refrigerant dapat benar – benar terpisah (menguap) dengan absorbent pada waktu pemanasan di generator.
2.1.3 Siklus Refrigerasi Gas (Gas Refrigeration Cycle)
Gambar 2.3 skema dan siklus termal sistim refrigerasi gas
Siklus ini menggunakan udara sebagai refrigerant-nya, perpindahan panasnya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Menaikan tekanan (Compretion) Udara sebagai medium pendingin dimampatkan dengan menggunakan kompresor, sehingga tekanan dan temperaturnya lebih tinggi dari tekanan dan temperatur ruangan.
Pertukaran panas pada Heat Exchanger Setelah udara dimampatkan dengan kompresor, temperatur yang tinggi
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
11
akibat proses pemampatan selanjutnya akan dibuang (didinginkan) pada heat exchanger, dimana terjadi pertukaran panas antara udara bertekanan dengan udara luar atau ram air yang suhunya lebih rendah.
Proses ekspansi (Expantion) Setelah didinginkan udara bertekanan tadi diekspansikan kedalam turbin, proses ini membuat temperatur dan tekanan udara menurun, selain itu juga menyebabkan turbin berputar memutar kompresor sehingga siklus dapat berjalan. Udara yang sudah bertemperatur rendah selanjutnya dialirkan ke refrigerator.
2.2 Aplikasi Sistim Refrigerasi Udara Pada Pesawat Terbang Ada dua sistim refrigerasi udara yaitu siklus tertutup (closed air cycle) dan terbuka (open air cycle). Siklus tertutup mempunyai keuntungan termodinamik, antara lain tekanan masuk kompresor dapat lebih tinggi dari tekanan atmosfer, sehingga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit dan nilai COP-nya (Coefficient Of Performance) lebih tinggi. Sedangkan pada sistim siklus jenis terbuka, kompresor yang digunakan harus besar karena mengingat volume harus dikondisikan lebih besar dari pada siklus tertutp. Tetapi masalah ini sudah tidak menjadi masalah lagi karena dengan teknologi turbo jet seperti sekarang ini kecepatan putaran kompresornya dapat mencapai 100.000 rpm. Beberapa keuntungan dari siklus udara ini dengan memperhatikan kegunaannya untuk refrigerasi pesawat terbang, adalah :
Kebocoran kecil dapat ditolerir karena refrigerant-nya adalah udara
Siklus udara yang sederhana hanya memerlukan satu buah heat exchanger
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
12
saja, karena siklusnya terbuka
Jumlah refrigerant yang banyak diudara terbuka
Proses pengkondisian udara dan cabin pressurization dapat digabungkan menjadi satu sistim
Tahap kompresi udara sudah dimulai oleh ram effect, konversi dari energi kinetik udara yang relative dengan kecepatan pesawat menyebabkan naiknya tekanan. 2)
Diantara keuntungan – keuntungan di atas ada juga kelemahan sistim ini, yaitu pada saat kelembaban udara tinggi dapat timbul kabut dan bunga es diakhiri proses ekspansi, hal ini dapat menyebabkan tersumbatnya saluran udara. Sistim ini disebut sistim refrigerasi udara (air refrigeration cycle) karena refrigerant yang digunakan adalah udara yang ada disekitarnya. Ada beberapa jenis siklus yang dipakai untuk pesawat terbang. 2.2.1 Sistim Sederhana (basic system) Pada sistim ini udara yang telah dikompersi didinginkan pada air coller dengan menggunakan ram air, yang selanjutnya akan diekspansikan kedalam turbin dan keluar dengan tekanan diatas tekanan atmosfer. Turbin ini digunakan untuk memutar fan, dimana udara akan mengalir melalui heat exchanger dan mendinginkan udara terkompresi.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
Gambar 2.4 skema dan siklus sistim sederhana
2.2.2 Bootstrap system
Gambar 2.5 skema dan siklus sistim bootstrap
TUGAS AKHIR
13
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
14
Sistim ini memakai dua buah heat exchanger dan dua buah kompresor, dimana udara yang telah dikompresi akan melewati heat exchanger pertama kemudian dikompresi kembali dan melewati heat exchanger kedua, baru setelah itu diekspansikan kedalam turbin pendingin. Pada sistim ini turbin dipakai sebagai sumber tenaga untuk kompresor sekunder, sehingga tekanan yang dihasilkan lebih tinggi dari sistim sederhana. Aliran udara yang melewati heat exchanger tergantung dari laju aliran udara dari ram air. 2.2.3 Regenerative system
Gambar 2.6 skema dan siklus sistim regeneratif
Sistim ini merupakan modifikasi dari sistim sederhana, hanya pada system ini heat exchanger yang digunakan ada dua buah, yang pertama dialirkan dari ram air dan
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
15
yang kedua dialirkan sebagian dari hasil ekspansi turbin. Udara dari heat exchanger kedua akan dialirkan kembali ke kabin. 2.2.4 Reduced Ambient System
Gambar 2.7 skema dan siklus sistim reduced ambient
Sistim ini memakai dua buah turbin pendingin, dimana turbin pertama akan mengalirkan udara ke kabin sedangkan yang kedua akan mengalirkan udara melewati heat exchanger. Tenaga yang dihasilkan oleh kedua turbin tersebut digunakan untuk memutar fan yang membantu mengalirkan udara melewati heat exchanger. Dari berbagai macam sistim – sistim refrigerasi udara yang dipakai pada pesawat terbang tidak semua cocok dipakai untuk semua pesawat terbang, tergantung dari kecepatan pesawatnya dan temperatur keluar turbin pendingin. Perbandingan dari berbagai sistim yang dipakai pada pesawat terbang dapat dilihat pada diagram DART (Dry Air Rated Temperature).
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB II LANDASAN TEORI
Gambar 2.8 diagram DART
TUGAS AKHIR
16
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Air Conditioning Pack Pesawat terbang Boeing 747-400 menggunakan 3 unit Air Conditioning Pack untuk system pengkondisian udaranya. Masing – masing Air Conditioning Pack mempunyai komponen – komponen utama dan beberapa komponen pendukung yang sama. Komponen – komponen utama dari Air Conditioning Pack adalah sebagai berikut :
Penukar panas (Heat Exchanger)
Air Cycle Machine (ACM)
Pemisah uap air (Water Separator)
TUGAS AKHIR
17
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
18
Komponen – komponen inilah yang mengkondisikan udara bertekanan (Bleed Air) yang dihasilkan kompresor mesin turbo fan/APU (Auxilary Power Unit), untuk menghasilkan udara yang mempunyai temperatur, kelembaban, dan tekanan (Conditioned Air) sesuai dengan kebutuhan untuk didistribusikan ke kabin, cockpit, dan ruang kargo.
Gambar 3.1 Air Conditioning Pack pada pesawat Boeing 747-400 Sumber : Aircraft Maintenance Manual For Boeing 747-400. Boeing Company USA
3.1.1 Penukar Panas (Heat Exchanger) Heat exchanger berfungsi untuk mendinginkan udara yang berasal dari kompresor utama (Primary Compressor) dan kompresor kedua (Secondary Compressor). Dalam hal ini primary compressor adalah kompresor pada mesin turbo fan, sedangkan secondary compressor adalah kompresor pada Air Conditioning Pack. Media pendingin pada Heat Exchanger adalah udara luar (Ram Air).
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
19
Tipe Heat Exchanger yang digunakann adalah Dual Heat Exchanger yang terdiri atas dua bagian, yaitu Primary Cores dan Secondary Cores. Keduanya berdisain counterflow yang terdiri atas plat pipih dan sirip (fin).
Gambar 3.2 penukar panas (Heat Exchanger) Sumber : Overhaul manual. Hamilton Sunstrand. A United Technologies Company
3.1.2 Air Cycle Machine (ACM) Air cycle machine terdiri dari kompresor, turbin, pendingin, (Cooling turbine), dan fan. Ketiganya terletak pada satu poros, turbin dan kompresor yang digunakan adalah jenis sentrifugal dengan aliran radial. Sedangkan fan merupakan jenis aliran aksial. Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan dan menaikan tekanan udara yang berasal dari primary cores pada heat exchanger, untuk kemudian dialirkan ke TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
20
secondary cores pada heat exchanger. Dengan tekanan tinggi diharapkan perpindahan panas di heat exchanger lebih sempurna. Turbin pendingin berfungsi untuk mengekspansikan udara yang berasal dari secondary cores dari heat exchanger, sehingga terjadi penurunan temperature tekanan. Fan berfungsi untuk mensirkulasikan dan mendinginkan ram air yang akan digunakan sebagai media pendingin heat exchanger. Pada saluran masuk udara yang menuju fan, terdapat saringan (mesh screen), untuk menyaring debu atau partikel – partikel kecil. Fan bekerja selama pesawat berada di darat, sedangkan pada saat di udara ram air langsung di-bypass ke heat exchanger melalui cooling air check valve tanpa melalui fan.
Gambar 3.3 Air Cycle Machine (ACM) Sumber : Overhaul manual. Hamilton Sunstrand. A United Technologies Company
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
21
3.1.3 Pemisah uap air (Water Separator) Water separator berfungsi untuk memisahkan uap air dari udara yang berasal dari turbin pendingin. Sehingga diperoleh udara kering untuk dimasukan kedalam kabin. Water separator terdiri dari :
Fabric coaleser
Vortex generator (generator vortex)
Collector drain
Pressure relief valve (katup pelepas tekanan)
Gambar 3.4 Water separator Sumber : Aircraft Maintenance Manual For Boeing 747-400. Boeing Company USA
3.1.4 Katup (valve) Selain komponen – komponen utama seperti yang telah dijelaskan diatas, pada Air Conditioning Pack terdapat beberapa katup (valve) sebagai komponen TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
22
pendukung. Katup – katup tersebut adalah sebagai berikut : 1. Flow control dan Shutoff valve Berfungsi untuk mengatur jumlah udara bertekanan (bleed air) yang masuk ke air conditioning pack, yang berasal dari pneumatic distribution system. Tekanan maksimum bleed air yang masuk ke air conditioning pack adalah 42 psi dan tekanan minimum 8 psi (55 kPa). Suhu udara maksimum 212 oC. jika tekanan udara dan suhu udara diatas maksimum, maka shutoff valve akan menutup, dan air conditioning pack berhenti bekerja.
Gambar 3.5 Flow control dan shutoff valve Sumber : Aircraft Maintenance Manual For Boeing 747-400. Boeing Company USA
2. Ram Air Check Valve Terletak di saluran masuk ram air yang menuju heat exchanger. Berfungsi untuk mencegah terjadinya aliran balik dari ram air. 3. Cooling Air Check Valve Berfungsi untuk mengalirkan ram air tanpa melalui fan pada ACM menuju TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
23
heat exchanger. Katup ini terbuka pada saat pesawat diudara, dan menutup pada saat pesawat berada didarat. 4. Compressor Bypass Check Valve Berfungsi untuk mengalirkan udara dari heat exchanger menuju turbin pendingin tanpa melalui kompresor ACM. 5. Cooling Turbine Bypass Valve Berfungsi untuk mengalirkan udara menuju water separator tanpa melalui turbin pendingin, untuk mengontrol suhu udara di water separator agar tidak terjadi pembekuan. 6. Conditioned Air Check valve Berfungsi mencegah aliran balik udara yang telah terkondisikan ke-pack dan mengatur jumlah udara yang masuk ke mixing manifold.
3.2
Sumber Udara Untuk Sistem Pengkondisian Udara Untuk mengoperasiakan mesin pengkondisian udara, dalam hal ini adalah Air
Conditioning Pack, maka dibutuhkan system untuk mensuplai udara bertekanan (bleed air) yang dibutuhkan. Adapun sumber – sumber udara untuk air conditioning pack yakni sebagai berikut :
Auxiliary power unit (APU)
Mesin turbo fan
Alat Bantu didarat
Penggunaan sumber – sumber udara tersebut disesuaikan dengan kondisi pesawat, yakni pada saat didarat (on ground) atau pada saat di udara (in flight).
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
24
Pada saat didarat dan lepas landas, digunakan udara bertekanan (bleed air) yang dihasilkan oleh APU
Pada saat di udara, digunakan udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor mesin turbo fan
Pada saat didarat (dalam keadaan APU tidak dihidupkan), digunakan ground source.
3.2.1 Pneumatic System Udara bertekanan yang dihasilkan oleh auxiliary power unit (APU), mesin turbo fan dan ground air source, terlebih dahulu dialirkan ke pneumatic distribution system. Dari pneumatic distribution system, bleed air didistribusikan untuk mengoperasikan berbagai macam system dipesawat yang membutuhkan suplai udara bertekanan yakni sebagai berikut :
Untuk menhidupkan mesin pesawat utama (turbo fan)
Untuk mengoperasikan air conditioning pack
untuk mencegah pembentukan es pada sayap pesawat
3.2.2 Auxiliary Power Unit Merupakan suatu unit tenaga cadangan yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga untuk system kelistrikan dan pneumatik selama pesawat berada didarat. Komponen utama APU terdiri atas mesin turbin gas twin spool, ruang bakar, kompresor, dan 2 generator AC. Setiap generator mampu mensuplai arus sebesar 90 kVAuntuk system kelistrikan pesawat. Kompresor berfungsi untuk menghasilkan
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
25
udara bertekanan untuk proses pembakaran, dan untuk system pneumatik pesawat yang akan digunakan untuk mengoperasikan air conditioning pack, menghidupkan mesin turbo fan dan mengoperasikan pompa – pompa hidolik. Komponen – komponen untuk menghidupkan dan untuk proses pembakaran APU adalah sebagai berikut :
APU battery APU battery berfungsi untuk menyalakan motor starter. Battery yang digunakan adalah cadmium battery 28 dc volt 50 ampere. Selain itu APU battery juga digunakan untuk menyalakan ignition exciter untuk proses pembakaran.
Motor starter Terletak di accessory gearbox. Berfungsi untuk menyalakan APU dengan memutar baling – baling generator gas untuk menyediakan aliran udara untuk proses pembakaran awal.
Ignition excter Berfungsi untuk mengubah arus listrik 28 dc yang dihasilkan APU battery menjadi voltase pulsa tinggi sebagai outputnya.
Ignition cable Terdiri dari 2 kabel yang berfungsi untuk menyalurkan arus listrik yang dihasilkan ignition exciter ke ignitor plug.
Ignitor plug Berfungsi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar diruang bakar, untuk men-start APU.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
26
Gambar 3.6 auxiliary power unit (APU) Sumber : Aircraft Maintenance Manual For Boeing 747-400. Boeing Company USA
3.2.3 Mesin Turbo Fan Pesawat terbang boeing 747-400 menggunakan 4 buah mesin turbo fan yang masing – masing 2 buah terletak dibagian sayap pesawat. Secara garis besar mesin turbo fan terbagi atas 5 bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Bagian fan (fan module) yang terdiri atas fan, kompresor tekanan rendah 8 tingkat yang digerakan oleh turbin gas tekanan rendah. 2. Bagian inti (core module) yang terdiri atas kompresor tekanan tinggi 14 tingkat yang digerakan oleh turbin gas tekanan tinggi, ruang bakar tipe annular. 3. Bagian turbin tekanan tinggi (high pressure turbine module) yang terdiri dari turbin gas tekanan tinggi 2 tingkat. 4. Bagian turbin tekanan rendah (low pressure turbine module) yang terdiri dari turbin gas tekanan rendah 5 tingkat.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
27
5. Bagian accessory drive yang terdiri dari inlet gearbox, poros penggerak, dan transfer gearbox.
Gambar 3.7 mesin turbo fan seri GE CF6-80C2-B1F Sumber : Kroes, Michael. Aircraft power plant
3.2.4 Alat Bantu di Darat (Ground Air Source) Pada saat pesawat berada di darat dan dalam kondisi APU tidak dihidupkan, maka digunakan alat bantu untuk menyuplai udara bertekanan ke air conditioning pack. Ground air source terbagi 2, yaitu : 1. APU car Berfungsi sebagai APU, menghasilkan udara bertekanan untuk dialirkan ke pneumatic distribution system melalui ground service connector.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
28
2. Ground carts Unit mobil AC yang menghasilkan udara terkondisi yang langsung dapat dialirkan kedalam pesawat.
3.3
Cara Kerja Sistem Pesawat boeing 747-400 menggunakan system refrigerasi udara dengan cara
kerja system nya terbagi 2 siklus, yaitu : 1. Siklus kerja darat (ground cycle) 2. Siklus kerja udara (flight cycle)
3.3.1 Siklus kerja darat (ground cycle) Selama pesawat berada di darat, sumber udara yang akan dikondisikan di air conditioning pack berasal dari APU. Namun apabila APU tidak dioperasikan maka digunakan ground carts yang menghasilkan udara yang terkondisikan, sehingga dapat langsung dialirkan ke dalam pesawat. Bleed air (udara bertekanan) yang dihasilkan APU berasal dari kerja kompresor APU. Sebagian udara bertekanan tersebut digunakan untuk proses pembakaran, dan sebagian lagi dialirkan ke 3 unit air conditioning pack untuk dikondisikan. Jumlah bleed air yang masuk ke air conditioning pack diatur oleh flow control dan shutoff valve agar sesuai kebutuhan serta menjaga agar temperature tidak melebihi 212 oC. Selanjutnya bleed air dialirkan menuju bagian primary cores dari heat exchanger untuk didinginkan. Heat exchanger yang digunakan berdisain counterflow, yang terdiri dari plat TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
29
pipih dan sirip (fin). Bleed air mengalir melalui plat pipih, dan udara luar (ram air) sebagai media pendinginnya mengalir melalui sirip. Sehingga bleed air memberikan panasnya ke ram air yang selanjutnya dibuang ke luar melalui ram air exit door. Karena selama berada di darat temperatur ram air cenderung tinggi, maka sebelum masuk ke heat exchanger, ram air didinginkan dahulu oleh fan dari ACM (air cycle machine). Dari heat exchanger, bleed air dialirkan menuju kompresor ACM. Disini, bleed air mengalami kenaikan tekanan dan temperature. Selanjutnya bleed
air
dialirkan menuju secondary cores dari heat exchanger, untuk didinginkan kembali. Setelah proses ini, bleed air masuk ke dalam cooling turbine dari ACM. Disini bleed air mengalami proses ekspansi, sehingga temperatur dan tekanannya menurun drastis. Udara yang keluar dari cooling turbine, selanjutnya dialirkan menuju water separator. Di water separator, uap air yang ada di udara dipisahkan, sehingga kelembabannya berkurang. Udara yang keluar dari water separator inilah yang merupakan udara yang terkondisikan (conditioned air). Selanjutnya conditioned air dialirkan menuju conditioned air plenum untuk seterusnya didistribusikan ke berbagai zona di pesawat, seperti kabin, kokpit, kargo dan sebagainya.
3.3.2 Siklus kerja udara (Flight cycle) Pada saat diudara, bleed air untuk conditioning pack tidak lagi disuplai oleh APU, melainkan oleh kompresor tekanan rendah dan tinggi dari mesin torbo fan. Kompresor mesin turbo fan terdiri dari kompresor 8 tingkat dan kompresor 14 tingkat. Apabila putaran mesin turbo fan normal, maka kompresor 8 tingkat akan TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
30
menyuplai bleed air untuk dikondisikan di conditioning air pack. Namun jika putaran mesin turbo fan rendah, maka kompresor 14 tingkat yang akan menggantikan tugas itu secara otomatis.
Selanjutnya siklus udara di air conditioning pack sama prinsipnya dengan siklus darat. Untuk media pendingin heat exchanger, digunakan udara luar yang memiliki temperatur dan tekanan yang sangat rendah. Udara ini masuk melalui ram air inlet door, dimana volume udara yang masuk bias di atur sesuai kebutuhan. Udara tersebut langsung dialirkan menuju heat exchanger sebagai media pendingin heat exchanger. Udara yang keluar dari air conditioning pack sebelum didistribusikan ke berbagai zona di pesawat, dialirkan terlebih dahulu menuju mixing manifold. Mixing manifold adalah saluran untuk mencampur udara yang berasal dari air conditioning pack dengan udara tersirkulasi yang berasal dari kabin, dan bleed air dari kompresor torbo fan yang didinginkan di heat exchanger dan langsung di-bypass tanpa melalui kompresor dan cooling turbine ACM. Pencampuran dilakukan karena temperatur udara yang keluar dari air conditioning pack sangat rendah sekali. Setelah dicampur baru diperoleh temperatur udara yang ideal untuk didistribusikan ke berbagai zona di pesawat.
3.4
Sistem Pendistribusian dan Sirkulasi Udara Udara terrkondisi (conditioned air) yang dihasilkan 3 unit air conditioning
pack selanjutnya didistribusikan ke berbagai zona kabin penumpang, kargo, serta kokpit. Pada pesawat boeing 747-400 sistem pendistribusian udara terkondisikan TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
31
untuk kabin penumpang di bagi menjadi bebrapa zona. Pembagian zona – zona tersebut adalah : 1. Zona kabin atas (upper deck) serta kokpit disebut zona F 2. Zona kabin utama (main deck) terdiri atas :
Zona A dimulai dari bagian depan sampai pintu 1
Zona B mulai dari pintu 1 sampai pintu 2
Zona C mulai dari pintu 2 sampai pintu 3
Zona D mulai dari pintu 3 sampai pintu 4
Zona E mulai dari pintu 4 sampai pintu 5
Sistem pendistribusian conditioned air terdiri dari komponen – komponen utama yakni sebagai berikut : 1. Conditioned air plenum 2. Zones risers 3. Trim air system 4. Under floor recirculation system Udara terkondisi yang dihasilkan 3 unit air conditioning pack pertama dialirkan menuju conditioned air plenum. Setelah itu dialirkan menuju zones risers, zones risers dihubungkan dengan saluran udara panas (trim air) atau udara tersirkulasi untuk dicampur denagan udara dingin dari conditioned air plenum. Banyaknya udara yang dicampurkan disesuaikan dengan kebutuhan yang diatur oleh sistem pengatur temperature (temperature control system). Zones risers selanjutnya mendistribusikan conditioned air ke tiap – tiap zona melalui distribution ducts. Temperatur masing – masing zona diatur oleh zone temperature control system.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
32
Salah satu komponen temperature control system adalah sensor temperatur. Sensor temperatur terdaoat di masing – masing zona. Untuk zona B, C, dan D sensor temperaturnya berjumlah 2. Sedangkan zona A, kokpit, dan F dan upper deck masing – masing mempunyai 1 sensor temperatur. Udara yang tekondisi dialirkan melalui grill yang berada di kiri dan kanan rumah lampu baca di atas tempat duduk penumpang. Udara yang telah besirkulasi di kabin sebagian dibuang melalui air exit grille dan sebagian lagi masuk ke under floor recirculation system. Udara yang keluar dari exit grille selanjutnya masuk ke kargo untuk di alirkan keseluruh bagian kargo.
3.5
Kabin Penumpang (Passenger Compartment) Pesawat boeing 747-400 merupakan pesawat penumpang komersial yang
terdiri dari kabin atas (upper deck) dan kabin utama (main deck). Kapasitas maksimum penumpang adalah 405 orang. Terdiri dari 323 penumpang kelas ekonomi dan 82 penumpang kelas bisnis serta ditambah 19 awak pesawat.
3.6
Sistem Pengaturan Tekanan pada Kabin (Pressurization) Penggunaan sistem pengkondisian udara dengan menggunakan udara sebagai
refrigerannya. Selain untuk mengkondisikan udara di kabin juga digunakan untuk mengatur tekanan di kabin pesawat. Pengaturan tekanan sangat penting untuk mengatur keamanan dan kenyamanan para penumpang dan awak pesawat. Besarnya tekanan didalam kabin dipengaruhi oleh jumlah udara yang bersirkulasi dikabin. Semakin banyak udara yang bersirkulasi maka tekanan kabin akan meningkaat, sebaliknya tekanan berkurang pada saat jumlah udara yang bersirkulasi sedikit. TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
33
Komponen Sistem Tekanan Sistem pengaturan tekanan terdiri atas beberapa komponen – kompnen utama, yaitu :
1. Panel Selector Panel selector terletak di kokpit, dan berfungsi mengatur buka tutup dari 2 unit outflow valve pada saat pengoperasian cabin pressure control system di buka secara manual. 2. Cabin Pressure Controller Pada saat cabin pressure controller system (CPCS) beroperasi secara otomatis, cabin pressure controller menerima data besarnya tekanan kabin melalui sensor tekanan dikabin untuk digabungkan dengan data mengenai ketinggian pesawat dari flight management computer. Data – data tersebut kemudian diolah, dan selanjutnya cabin pressure controller mengirim perintah ke control interface untuk mengatur buka tutup outflow valve. 3. Control Interface Berfungsi untuk mengatur buka tutup outflow valve pada saat CPCS beroperasi secara otomatis, setelah menerima perintah dari cabin pressure controller. Control interface tidak akan berfungsi pada saat CPCS beroperasi secara manual, karena perintah buka tutup outflow valve dilakukan dari kokpit oleh panel selector. 4. Outflow Valve Outflow valve berjumlah 2 unit yang terletak di ekor pesawat. Outflow TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
34
valve membuka pada saat tekanan kabin tinggi untuk membuang sebagian udara terkondisi di kabin, dan menutup pada saat tekanan kabin rendah. Mekanisme buka tutup outflow valve dilakukan oleh control interface pada saat CPCS beroperasi secara otomatis. Pada saat CPCS beroperasi secara manual, buka tutup outflow valve dilakukan dari kokpit melalui selector panel.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
3.7
BAB III METODELOGI PENELITIAN
35
Flow Chart Metodelogi penelitian yang digunakan selama penyusunan tugas akhir ini
disajikan dalam flow chart berikut ini :
Penetapan perusahaan yang diminati
Tujuan penelitian
Metode Penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan Data
Tidak Analisa Data ya Kesimpulan dan Saran
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
BAB IV
PERHITUNGAN dan ANALISA
4.1
Perhitungan Beban Pengkondisian Beban pengkondisian adalah jumlah panas atau kalor yang harus
dikondisikan oleh 3 unit mesin pengkondisian udara atau air conditioning pack. Setelah dilakukan pengamatan (observasi) pada pesawat boeing 747-400, maka terdapat beberpa sumber panas atu kalor yang harus dilayani oleh air conditioning pack. Sumber – sumber panas tersebut berasal dari : 1.
Panas yang berpindah melalui dinding pesawat (Qd)
2.
Radiasi sinar matahari melalui bagian transparan (Qm)
3.
Panas yang berasal dari penumpang dan awak pesawat (Qp)
4.
Panas dari peralatan dapur dan elektronik dikabin dan kokpit (Qw)
Jadi total beban pendingin yang harus dilayani oleh air conditioning pack adalah : Qtotal = Qd + Qm + Qp + Qw
TUGAS AKHIR
36
KRISNA MEIDY L (01303-012)
37
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
Sebelum menghitung beban pendingin, maka terlebih dahulu dihitung luas beban pendinginan, dalam hal ini luas pesawat berdasarkan dimensi pesawat boeing 747-400. Dimensi pesawat boeing 747-400 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Table 4.1 Dimensi Pesawat Boeing 747-400 NAMA
DIMENSI
panjang pesawat Panjang kabin
Panjang kargo
Diameter penampang pesawat
L =
70,66
Kabin atas (upper deck) + kokpit
Lu =
13,716 m
Kabin utama (main deck)
Lm =
56,38
m
Depan
Lf =
12,85
m
Belakang
La =
12,59
m
Diameter luar
Dmo =
6,096 m
Diameter dalam
Dmi =
5,796 m
b=
0,15
Tebal dinding kabin Jumlah kaca
Jumlah penumpang
m
m
Kabin penumpang
202 buah
Kokpit
10 buah
Bisnis
82 orang
Ekonomi Awak pesawat Total jumlah penumpang
323 orang 19 orang 424 orang
Sumber : Aircraft Maintenance Manual For Boeing 747-400. Boeing Company USA
4.1.1 Perhitungan Luas Permukaan Dinding dan Bagian Transparan 4.1.1.1 Perhitungan Luas Permukaan dinding Luar (Ao) dan Dinding Dalam (AI) Perhitungan dinding pesawat boeing 747-400 terdiri dari dinding luar dan
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
38
dinding dalam. Untuk perhitungan, luas dinding luar diberi notasi (A o) dan luas dinding dalam diberi notasi (AI).
Gambar 4.1 Penampang pesawat boeing 747-400
Perhitungan Luas Permukaan Dinding Luar (Ao)
Luas permukaan dinding luar main deck (Amd)
= 2 π RI Lm = 2 (3,14) 3,048 . 56,38 = 1079,194 m2
Luas permukaan dinding luar upper deck (Aud) = kel. Permukaan . panjang upper deck Kel. permukaan upper deck =
1 . 2 π r = π. r 2
= 3,14 . 2,032
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
39
= 6,38 m Luas permukaan upper deck (Aud) = 6,38 (13,716) = 87,508 m2 Jadi luas permukaan dinding luar (Ao) = Amd + Aud = 1079,194 + 87,508 = 1166,702 m2
Perhitungan Luas Permukaan Dinding dalam (AI) Luas permukaan dinding dalam adalah jumlah luas permukaan dinding kabin dan luas permukaan dinding kargo. Luas permukaan dinding kabin diberi notasi (AKB) dan luas permukaan kargo (AKG). AI = AKB + AKG
Luas Permukaan Dinding Kabin (AKB) Kabin penumpang pesawat boeing 747-400 terdiri dari kabin atas (upper deck) dan kokpit beserta kabin utama (main deck).
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
Luas permukaan dinding upper deck dan kokpit
Gambar 4.2 Penampang upper deck dan kokpit
Keliling permukaan dinding upper deck dan kokpit (KU) =
1 . 2 π r = π. r 2
= 3,14 . 2,032 = 6,38 m Sehingga luas permukaan upper deck dan kokpit (AU) AU = KU . panjang upper deck dan kokpit (LU) = 6,38 . 13,716 m = 87,508 m2
TUGAS AKHIR
40
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
Luas permukaan dinding kabin utama (main deck) (Am)
α β
Gambar 4.3 Penampang main deck
Diketahui : ∩ AB = Dimana : Sin α =
360 0
2π. 3,048
0,762 3,048
= 0,25 α = 14,480 Maka
: ∩ AB =
14,48 . 2π. 3,048 360 o
= 0,77 m ∩ AB = ∩ DE = 0,77 m
TUGAS AKHIR
41
KRISNA MEIDY L (01303-012)
∩ AC = Sin β =
360 o
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
42
2π. 3,048 m
1,625 3,048
= 0,5331 β = 32,21o Maka
32,21o ∩ AC = 2π 3,048 360 o = 1,71 m ∩ AC = ∩ DF = 1,71 m
Panjang ∩ BC = ∩ AB + ∩AC = 0,77 + 1,71 = 2,48 m Panjang ∩ dinding main deck = ∩ BC + ∩ EF = 2,48 + 2,48 = 4,96 m Panjang atap main deck atau lantai upper deck = 2 . CH = 2 . 3,048 cos 32,21o = 5,157 m ≈ 5,18 m Jadi luas selimut dinding (tanpa lantai) dari main deck Am = (panjang busur dinding main deck + panjang atap main deck)panjang main deck = (4,96 + 5,16) . 56,38 = 570,565 m2 Jadi luas permukan dinding kabin (AKB) adalah jumlah luas kabin atas dan kokpit dan luas kabin utama. AKB = AU + Am TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
= 87,508 + 570,565 = 658,073 m2
Luas Permukaan Dinding Kargo (Akg) 0,762 3,048
Cosγ =
= 0,25 γ = 75,52o
γ
Gambar 4.4 Penampang kargo
Kkg = ∩ BE =
=
180 O
2π 3,048
75,52 O 2π 3,048 180 O
= 8,03 m
TUGAS AKHIR
43
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
44
Luas permukaan dinding kargo (Akg) Akg = Kkg . {panjang kargo depan (Lf) + panjang kargo belakang (La)} = 8,03 (12,85 + 12,59) = 204,283 m2 Jadi luas permukaan dinding dalam total (Ad) Ad = Akg + Akg = 658,073 + 204,283 = 862,356 m2
4.1.1.2 Perhitungan Luas Bagian Transparan (At) Radiasi sinar matahari yang masuk melalui bidang transparan merupakan salah satu beban pandinginan yang harus dilayani oleh air conditioning pack. Bidang transparan berupa jendela yang terdapat di kabin penumpang dan kokpit.
Jendela kokpit (Aj-kp)
Jendela kokpit berjumlah 6 buah dan terdiri dari 3 jenis. Jendela kokpit 1 (Aj-kpI)
Gambar 4.5 jendela kokpit I
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
Jumlah : 2 buah Perhitungan luas : Aj-kpI = (80 . 39) .2 = 3120 . 2 = 6240 cm2 = 0,624 m2
Jendela kokpit 2 (Aj-kpII)
Gambar 4.6 jendela kokpit II
Jumlah : 2 buah 45 56 Perhitungan luas : Aj-kpII = 46 2 2
= 2323 . 2 = 4646 cm2 = 0,4646 m2
TUGAS AKHIR
45
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
Jendela kokpit 3 (Aj-kpIII)
Gambar 4.7 jendela kokpit III
Jumlah : 2 buah
20 27 Perhitungan luas : Aj-kpIII = 21 2 2 = 493,5 . 2 = 987 cm2 = 0,0987 m2 Jadi luas total jendela kokpit (Aj-kp) Aj-kp = L. jendela 1 + jendela 2 + jendela 3 = 6240 + 4646 +987 = 11873 cm2 = 1,1873 m2
TUGAS AKHIR
46
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
47
Jendela Kabin Penumpang (Aj-k) Jumlah : 202 buah Terdiri dari 42 buah pada kabin atas (upper deck) dan 160 pada kabin utama (main deck)
Jendela kabin penumpang terdiri dari 3 lapisan yaitu : o Outer pane = 0,35 inci = 8,89 mm o Middle pane = 0,22 inci = 5,58 mm o Inner pane = 0,35 inci = 8,89 mm Ketiga struktur tersebut bertujuan untuk mencegah pengkabutan, pembekuan serta untuk meredam kebisingan.
Gambar 4.8 jendela kabin penumpang dan pintu
Perhitungan luas : Aj-k = (luas bidang E + luas bidang F +luas bidang G) .202 = {(22.27) + (11.8.2) + (3,14.82)} .202 = 970,96 cm2 . 202 = 196133,92 cm2 =19,613 m2 TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
48
Jendela Pada Pintu Jumlah : 10 buah Terdapat pada setiap pintu, tetapi hanya pada pintu main deck, sedangkan
pada pintu upper deck tidak terdapat jendela. Struktur dan ukurannya sama dengan jendela pada kabin penumpang. Perhitungan luas : (Aj-p) = (luas bidang E + luas bidang F +luas bidang G) .10 = {(22.27) + (11.8.2) + (3,14.82)} .10 = 970,96 cm2 . 10 = 9709,6 cm2 = 0,9709 m2 Jadi luas total bidang transparan (At) At = Aj-kp + Aj-k +Aj-p At = 1,1873 + 19,613 + 0,9709 = 21,7712 m2
4.1.2 Panas Melalui Dinding Pesawat (Qd) Struktur dinding pesawat boeing 747-400 terdiri atas 3 lapisan. Material lapisan luar merupakan
paduan aluminium (aliminium alloy), lapisan tengah
merupakan insulation blanket yang terbuat dari material fiber glass dan dinding bagian dalam dari bahan polycarbonate . Ketiga lapisan tersebut bertujuan untuk meredam kebisingan, serta mengurangi perpindahan panas dari luar kabin ke dalam kabin dan sebaliknya. Setiap lapisan pada dinding memiliki bahan, ketebalan lapisan, diameter dan konduktivitas termalnya masing – masing. Berikut tabel data material lapisan dinding pesawat TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
49
boeing 747-400.
Table 4.2 Data material lapisan dinding pesawat boeing 747-400 Bahan
Tebal (m)
jari - jari (m)
konduktivitas (W/m.k)
Aluminium (al)
0,002
Ral = 3,048
177
Fiber glass
0,145
Rfg = 3,046
0,036
Polycarbon (pc)
0,003
Rpc = 2,901
0,195
Perpindahan panas melalui dinding pesawat terjadi secara konveksi, konduksi dan radiasi. Panas dari udara luar ke dinding terluar pesawat berpindah secara konveksi. Selanjutnya dari dinding luar ke lapisan kedua dan ketiga secara konduksi. Dari dinding dalam pesawat ke udara di dalam kabin panas berpindah secara konveksi dan radiasi, sehingga terdapat 5 buah tahanan kalor. Untuk menghitunh masing – masing tahanan kalor tersebut digunakan metode analogi listrik. Menurut analogi listrik :
Qd Tou
TR R1
Tal R2
Tahanan Kalor Total : R = R1 + R2 + R3 + R4 + R5
TUGAS AKHIR
Tfg R3
Tpc R4
Tk R5
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
50
Nilai koefisien konveksi udara luar pesawat (hu) Konveksi yang terjadi pada dinding luar pesawat adalah konveksi paksa. Dari data teknis pesawat boeing 747-400 kecepatan maksimum pesawat 990 km/h. Dengan memperhitungkan kecepatan angin sama dengan kecepatan pesawat, maka : Vmaksimum pesawat = 990 km/h = 54133 fpm hu = 1,8 + 0,004 . Vmax.pesawat ………………………………………1) = 1,8 + 0,004 . 54133 = 218,332 BTU/h .ft2. oF = 1239,745 W/m2 . k
Nilai koefisien perpindahan panas didalam kabin (hk) Koefisien perpindahan panas di dalam kabin terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : o Koefisien Konveksi (hc) o Koefisien Radiasi (hr) Koefisien Konveksi (hc) Kecepatan udara di dalam kabin V = 0,2 m/s dan semua penumpang sedang duduk, maka rumus koefisiennya adalah : hc = 8,3 . V0,6…………………………….....2)
maka hc = 8,3 .(0,2)0,6 = 3,16006 W/m2 K
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
51
Koefisien Radiasi (hr) Diketahui temperatur dinding kabin (Tdk) = 30 oC, dan emisivitas material polikarbonat (εpc) = 0,75, maka besar nilai koevisien radiasinya hr =
maka hc =
0,755,670 10 8. 303 4 298 4 303 298
. .T 4 dk T 4 k Tdk Tk
……………………....3)
= 4,616 W/m2 K Ket : σ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,670 . 10-8 W/m2 K4………………………4) Tk = temperatur kabin yang direncanakan = 25 oC = 298 oK
Jadi total koefisien perpindahan panas di dalam kabin (hk) hk = hc + hr hk = hc + hr = 3,16 + 4,616 = 7,776 W/m2 oK Maka besar tehanan total perpindahan panas dinding pesawat :
3,05 3,048 3,046 ln ln ln 3,048 3,046 2,901 1 R= 1239,745.1166,702 21,771 2 .17770,1 2 .0,03670,1 2 .0,19570,1
1 7,776862,356 21,771
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
R=
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
52
1 6,56 10 4 6,56 10 4 0,0487 1 1419422,483 77920,356 15,848 85,844 6536,39
R = 7,045 . 10-7 + 8,419 . 10-9 + 4,139 . 10-5 + 5,673 . 10-4 + 1,529 . 10-4 R = 7,623 . 10-3 K/W
Pada dinding pesawat terdapat lapisan yang disebut air film. Pada lapisan ini terjadi perbedaan temperatur antara temperatur udara luar dan temperatur dinding pesawat. Perbedaan temperatur tersebut diakibatkan oleh radiasi sinar matahari dan faktor gesekan. Gesekan terjadi antara dinding luar pesawat dengan udara. Radiasi sinar matahari menyebabkan kenaikan temperatur pada air film yang disebut temperature dinamis (Tu’).
Perhitungan Temperatur dinamis (Tu’) Temperatur udara luar (Tu) diambil pada saat temperatur terpanas yaitu 40 oC, temperatur udara di dalam kabin (Tk) yang direncanakan adalah 25 oC. Vmax.pesawat = 990 km/h =
990.1000 3600
= 275 m/s Tu’ = Tu
TUGAS AKHIR
V pesawat 2Cp
2
a.Gt ……................................ 5) hu
KRISNA MEIDY L (01303-012)
Maka Tu’ = 313
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
53
275 2 0,51371 2.1005 1239,745
= 351,157 K Ket. : Cp = panas jenis udara =1,005 kJ/kg K Gt = radiasi sinar matahari = 434,6 BTU/h ft2 =1371 W/m2…………………6) a = 0,5 (untuk aluminium)
Jadi total panas / kalor yang masuk ke dalam kabin melalui dinding pesawat (Qd) adalah : Qd = Maka Qd =
Tu Tk ………………………………..7) R
351,157 298 7,623 10 3
= 6973,239 Watt
4.1.3 Radiasi Sinar Matahari bagian Transparan (Qm) Bagian transparan yakni berupa jendela yang terdapat pada kabin penumpang dan kokpit serta pintu. Diasumsikan semua jendela tersebut tidak diberi penghalang, sehingga radiasi sinar matahari masuk melewati semua jendela. Jumlah panas/kalor yang masuk melalui bidang transparan dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Qm = τ . At . Gt………………...……………………8)
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
Ket. : τ
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
54
: faktor transmisi
Gt
: total radiasi sinar matahari (W/m2) = 1371 W/m2
At
: luas total bidang transparan (m2)
Masing – masing jendela baik pada kokpit maupun pada kabin penumpang memiliki lapisan – lapisan serta bahan yang berbeda – beda. Berikut table yang berisi tentang data masing – masing jendela. Table 4.3 Data jendela kokpit 1 (τj-kp1) No
Nama Lapisan
Tebal (mm)
Bahan
Faktor Transmisi
1
Outer Pane
3,175 mm
Glass
0,85
2
Interlayer 1
7,137 mm
Polyvinyl
0,59
3
Inner Pane 1
6,35 mm
Glass
0,73
4
Interlayer 2
5,105 mm
Polyvinyl
0,68
5
Inner Pane 2
1,524 mm
Glass
0,89
Total faktor transmisi
0,22
Table 4.4 Data jendela kokpit 2 (τj-kp2) No
Nama Lapisan
Tebal (mm)
Bahan
Faktor Transmisi
1
Outer Pane
4,762
Glass
0,79
2
Interlayer
9,652
Polyvinyl
0,49
3
Inner Pane
12,7
Glass
0,53
Total faktor transmisi
0,2
Table 4.5 Data jendela kokpit 3 (τj-kp3) No
Nama Lapisan
Tebal (mm)
Bahan
Faktor Transmisi
1
Outer Pane
4,762
Glass
0,79
2
Interlayer
9,652
Polyvinyl
0,49
3
Inner Pane
12,7
Glass
0,53
Total faktor transmisi
TUGAS AKHIR
0,2
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
55
Table 4.6 Data jendela kabin penumpang (τj-k) No
Nama Lapisan
Tebal (mm)
Bahan
Faktor Transmisi
1
Outer Pane
8,89
Acrylic
0,52
2
Middle Pane
5,588
Acrylic
0,66
3
Dust Cover
8,89
Polycarbonate
0,56
Total faktor transmisi
0,19
Table 4.7 Data jendela pintu (τj-k) No
Nama Lapisan
Tebal (mm)
Bahan
Faktor Transmisi
1
Outer Pane
8,89
Acrylic
0,52
2
Middle Pane
5,588
Acrylic
3
Inner Pane
8,89
Acrylic
Total faktor transmisi
0,66 0,52 0,18
Maka besarnya radiasi sinar matahari yang masuk melalui bidang transparan (jendela kokpit, jendela kabin penumpang, dan jendela pintu) adalah : Qm = Qj-kp1 + Qj-kp2 + Qj-kp3 + Qj-k +Qj-k = {(0,22 .0,624) + (0,2 .0,4646) + (0,2 .0,0987) + (0,19 .19,613) + (0,18 .0,971)}. . 1371 = 5691,28 W
4.1.4 Panas Dari Penumpang dan Awak Pesawat (Qp) Pesawat boeing 747-400 mempunyai kapasitas penumpang 424 orang dengan rincian, kelas bisnis 82 orang, kelas ekonomi 323 orang, serta awak pesawat 19 orang. Masing – masing penumpang dan awak pesawat memancarkan panas/kalor. Panas yang dipancarkan terdiri atas panas sensibel dan panas laten, dimana besarnya masing – masing panas tersebut tergantung aktivitas yang sedang dilakukan.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
56
Untuk para penumpang, diasumsikan panas/kalor yang dikeluarkan pada kondisi sedang makan siang. Jumlah penumpang : kelas bisnis + kelas ekonomi = 82 + 323 = 405 orang Panas sensibel + panas laten pada saat kondisi makan adalah 160 W. Qpng = 160 W . 405 = 64800 W
Untuk para awak pesawat, diasumsikan panas/kalor yang dipancarkan pada saat office work adalah 140 W. Jumlah awak pesawat = 19 orang Qawak = 140 W . 19 = 2660 W
Jadi total panas/kalor yang dipancarkan oleh penumpang dan awak pesawat (Qp) adalah : Qp = Qpng + Qawak Qp = 64000 + 2660 = 67460 W
4.1.5 Panas Dari Peralatan dan Perlengkapan Elektronik (Qw) Peralatan dan perlengkapan yang memancarkan panas terdiri dari lampu, peralatan elektronika, serta peralatan dan perlengkapan dapur. 4.1.5.1 Panas /kalor dari system penerangan dan peralatan elektronika Untuk system penerangan, terdapat berbagai jenis lampu yang terdiri dari lampu baca jenis fluorescent untuk masing – masing penumpang, lampu kabin, lampu toilet dan dapur, serta televisi. TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
57
Table 4.8 panas/kalor yang dipancarkan oleh lampu No
Jenis lampu
Jumlah
Watt
1
Lampu baca (25 W)
405
10125
70
2800
20
800
2 3
Lampu penerangan kabin (40W) Lampu dapur dan toilet
Peralatan elektronik seperti televisi, dan peralatan elektronik lainya mempunyai total daya 2000 Watt. Karena lampu baca tidak digunakan semua, diasumsikan penggunaan lampu baca sekitar 5%. Sehingga : 5% . 10125 W = 506 W Jadi total daya dari lampu dan peralatan elektronik adalah : Qw1 = (506,25 W + 2800 W + 800 W + 2000 W) = 6106,25 Watt
4.1.5.2 Panas /kalor dari peralatan dan perlengkapan dapur (Qw2) Peralatan dan perkengkapan dapur juga memancarkan kalor/panas.berikut table 5 .5 peralatan dan perlengkapan dapur yang memancarkan panas.peralatan dan perlengkapan tersebut berada di ruang dapur (galley). Table 4.9 peralatan dan perlengkapan dapur No
Nama peralatan
Jumlah
1
Coffee warner ½ gallon
6 unit
2
Coffee brewer ½ gallon
6 unit
3
Egg boiler
6 unit
4
Food warmer
4 unit
5
Toaster
2 unit
Panas sensibel total yang dipancarkan : {(6. 71)+(6. 265)+(6. 353)+(4. 1150)+(2. 1500)} = 11734 Watt
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
58
Panas laten total yang dipancarkan : {(6. 27)+(6. 65)+(6. 235)+(4. 1150)+(2. 382)} = 7326 Watt Total panas (Qw2) = 11734 W + 7326 W = 19060 Watt Jadi panas/kalor yang dipancarkan peralatan dan perlengkapan elektonik dan dapur adalah : Qw = Qw1 + Qw2 = 6106,25 + 19060 =25166,25 Watt Berdasrkan hasil perhitungan diatas, maka didapatkan total beban pendingin yang harus dilayani oleh 3 unit air conditioning pack adalah sebagai berikut :
Table 4.10 beban pendinginan pesawat boeing 747-400 No
Faktor beban pendingin
Beban pendingin
1
Panas udara luar melalui dinding pesawat (Qd)
6973,239 Watt
2
Radiasi sinar matahari melalui bidang transparan (Qm)
5691,28 Watt
3
Panas dari penumpang dan awak pesawat (Qp)
4
Panas dari peralatan dan perlengkapan kabin (Qw) Total beban pendinginan (Watt)
4.2
67460 Watt 25166,25 Watt 105290,769 Watt
Perhitungan Kapasitas Mesin Pengkondisian Udara Pesawat Boeing 747-400 Setelah melakukan perhitungan beban panas yang harus dilayani oleh 3 unit
mesin pengkondisian udara (air conditioning pack), maka sekarang akan dihitung kapasitas dari mesin pengkondisian udara tersebut, apakah mampu melayani beban panas yang telah dihitung pada sub-bab sebelumnya. Berdasarkan hasil survey di PT. Garuda Maintenance Facility Aero-Asia, diperoleh data – data untuk perhitungan kapasitas mesin pendingin. Data – data TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
59
tersebut adalah sebagai berikut : Temperture bleed air dari kompresor turbo fan (T3) = 177 0C = 450 K Tekanan bleed air dari kompresor turbo fan (P3) = 45 psi = 3,1 bar Temperatur udara keluar cooling turbine teoritis (T7’) = -40 0C = 233 K Rasio kompresi kompresor air cycle machine (ACM) rc =
P4 1,6 P5
Efisiensi diffuser (Ram) ηR =0,9 Efisiensi kompresor air cycle machine (ACM) ηC = 0,8 Efisiensi cooling turbine ηCT = 0,85 Efisiensi mekanis poros kompresor dan cooling turbine ACM ηM = 0,9 Diasumsikan bahwa : Laju aliran bleed air yang masuk ke air conditioning pack sebesar 140 lb/min Laju aliran ram air untuk mendinginkan primary dan secondary heat exchanger sebesar 280 lb/min. Primary heat exchanger effectiveness ε1 = 0,76 Secondary heat exchanger effectiveness ε2 = 0,76
Pesawat boeing 747-400 mempunyai tinggi jelajah (cruising altitude) diatas 40.000 feet. Pada perhitungan ini diasumsikan pesawat beroperasi pada ketinggian 12.000 m (39.372 feet). Berdasarkan tabel standard atmosfer, temperatur dan tekanan udara pada ketingian tersebut adalah T1 = -56 0C (216,5 0K), P1 = 0,19 bar, kecepatan pesawat sebesar 990 Km/h.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
Temperatur ram air (T2) dan tekanan ram air (P2) P2 T1
C
C2 ........................................................................................... 9) 2.C p
990 1000 275m / s 3600
T2 216,5
275 2 254,124 0 K 3 2 1,005 10
Ket : C = kecepatan pesawat terbang (m/s) Cp = panas jenis udara (1,005.103 J/Kg.K)
Tekanan ram air teoritis atau tekanan stagnasi (P2’) T P2 ' P1 2 T1
1 1, 4
254,124 1, 4 1 0,33 bar P2 ' 0,19 216,5
Tekanan ram air actual (P2)
P2 P1 R P2 P1 = 0,19 + 0,9 (0,33 – 0,19) = 0,316 bar Ket : γ = 1,4
R = efisiensi ram = 0,9
TUGAS AKHIR
60
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
61
Temperatur dan tekanan udara masuk kompresor ACM / temperatur dan tekanan udara keluar primary heat exchanger (T4) dan (P4) Temperatur udara masuk kompresor ACM (T4)
1
T3 T4 T3 T2
0,76
450 T4 450 254,124
T4 = 301,134 0K = 542,04 0R Tekanan udara masuk kompresor ACM (P4) Tekanan udara keluar primary heat exchanger / masuk ke kompresor ACM mengalami sedikit penurunan (pressure drop). Trata – rata (3-4) =
=
T3 T4 2
810 0 R 542,04 0 R 2
= 676,02 0R σΔP3-4 = 0,56 in.Hg (air flow rate atau laju aliran bleed air sebesar 140 lb/min) P3 = 3,1 bar = 91,543 in.Hg ΔP3-4 =
ΔP3-4 =
P3 4 Trata rata 3 4 P 17,35 P3 3 4 2
0,56676,02 P 17,35 91,54 3 4 2
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
62
2
P Didapat persamaan : 3 4 91,54.P3 4 21,82 0 2
P3 4 2 183,08.P3 4 43,64 0 ΔP3-4 = 0,2385 in.Hg Sehingga tekanan masuk kompresor ACM / keluar primary heat exchanger (P4) P4 = P3 – ΔP3-4 = 91,543 in.Hg – 0,2385 in.Hg = 91,3 in.Hg = 3,09 bar
Temperatur dan tekanan udara keluar kompresor ACM / temperatur
dan tekanan udara masuk secondary heat exchanger (T5) dan (P5) Temperatur keluar kompresor ACM (T5) Temperatur keluar kompresor teoritis (T5’) '
T5 P5 T4 P4
1
P5 1,6 P4
Dimana '
1, 4 1 T5 1,6 1, 4 301,134
T5’ = 344,46 0K Temperatur keluar kompresor actual (T5) '
T T4 C 5 T5 T4
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
0,8 =
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
63
344,46 301,134 T5 301,134
T5 = 355,295 0K
Tekanan keluar kompresor actual (P5)
P5 1,6 P4
P4 = 3,09 bar
P5 = 3,09 . 1,6 = 4,9 bar
Temperatur dan tekanan keluar secondary heat exchanger / temperature dan tekanan udara masuk ke cooling turbine (T6) dan (P6) Temperatur udara keluar secondary heat exchanger (T6)
2
T5 T6 T5 T2
0,76
355,295 T6 355,295 254,124
T6 = 278,405 0K
Tekanan udara keluar secondary heat exchanger (P6) Tekanan udara keluar secondary heat eexchanger / masuk ke cooling turbin mengalami sedikit penurunan (pressure drop). Trata – rata (5-6) =
TUGAS AKHIR
T5 T6 2
KRISNA MEIDY L (01303-012)
=
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
64
355,295 278,405 316,85 0K 2
σΔP5-6 = 7,9 in. Hg P5 = 4,9 bar = 144,7 in.Hg ΔP5-6 =
ΔP5-6 =
P5 6 (Trata rata 5 6 ) P 17,35 P5 5 6 2
570,337,9 P 17,35(144,7 5 6 2 2
P Didapat persamaan : 5 6 144,7.P5 6 259,67 0 2
P56 2 289,4.P56 519,34 0 ΔP5-6 = 1,8059 in.Hg P6 = P5 – ΔP5-6 = 144,7 – 1,8059 = 142,89 in.Hg = 4,83 bar
Temperatur keluar cooling turbine aktual (T7)
CT
T6 T7 T6 T7
0,85 =
'
278,405 T7 278,405 233
T7 = 239,811 0K Setelah menghitung beban pendingin dan temperature udara aktual yang keluar dari cooling turbine, maka akan dihitung efek pendingin (refrigerating effect)
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
65
guna menghitung besarnya aliran udara terkondisikan ke kabin.
Refrigerating effect dan besarnya aliran udara terkondisikan ke kabin Refrigerating effect (qo) q0 = Cp . (Tk – T7) = 1,005 .(298 – 239,811) = 58,48 kJ/Kg Ket : Cp = 1,005 kJ/Kg Tk = temperatur kabin yang direncanakan (25 0C = 298 0K) Besarnya aliran udara terkondisikan yang harus disuplai ke kabin (m A) mA =
=
beban. pendingin qo
105,291 58,48
= 1,8 kg/s Dimana beban pendingin = 105,291 kW
Daya bersih (Net power) sistem pengkondisian udara pesawat terbang boeing 747-400 Net power (WNet) sistem pengkondisian udara adalah daya ram (WR) ditambah
daya kompresor turbo fan (WC1) dan daya kompresor ACM (WC2) dikurangi daya cooling turbin (WCT).
WNet = W R WC1 WC 2 WCT
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
Daya ram (WR) WR = m R .C P T2 T1 WR = 2,31 1,005254,124 216,5 = 86,97 kW Ket : mR = laju aliran ram air (280 lb/min = 2,3 kg) Daya kompresor turbo fan (WC1) WC1 = m A .C p T3 T2 WC1 = 1,8 1,005450 254,124 = 354,34 kW Daya kompresor ACM (WC2) WC2 = m A .C P T4 T5 WC2 = 1,8 1,005355,295 301,134 = 97,977 kW Daya kompresor ACM = ηM . 97,977 = 0,9 . 97,977 = 88,179 kW Ket : ηM = efisiensi mekanis poros ACM (0,9) Daya cooloing turbine (WCT) WCT = m A .C P T6 T7 WCT = 1,8 1,005278,405 239,811 = 69,816 kW
TUGAS AKHIR
66
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
67
Sehingga daya bersih adalah : WNet = 86,97 354,34 88,179 69,816 = 459,67 kW
4.3
Analisa terhadap system Berdasrkan hasil perhitungan pada sub-sub bab sebelumnya, beban pendingin
total yang harus dilayani oleh air conditioning pack pesawat adalah sebesar 105,291 kW. Beban pendingin terbesar berasal dari para penumpang dan awak pesawat. Sedangkan beban pendinginan dari kalor udara luar yang masuk melalui dinding pesawat dan radiasi sinar matahari melalui bidang transparan tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan baik pada dinding pesawat dan bidang transparan telah dilengkapi insulator yang koefisien perpindahan panasnya kecil, sehingga panas yang masuk ke kabin dapat diminimalkan. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, daya yang dibutuhkan untuk melayani beban pendingin yang ada pada kabin pesawat, lebih kecil dari kapasitas daya ACM yang dimiliki oleh pesawat. Berarti beban pendingin yang timbul dapat dilayani oleh air conditioning pack, dan udara pada kabin dapat terkondisi dengan baik. Mesin pengkondisian udara (air conditioning pack) pesawat boeing 747-400, memiliki nilai COP (Coefficient Of Performance) sebesar : COP =
=
TUGAS AKHIR
beban.total . pendingina n Net . power
105,291 = 0,23 459,67
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB IV PERHITUNGAN dan ANALISA
68
Dari hasil perhitungan COP dapat disimpulkan bahwa sistem pengkondisian udara pesawat terbang boeing 747-400 lebih cocok menggunakan sistem refrigerasi gas (gas refrigeration cycle) jenis bootstrap. Meski nilai COP termasuk rendah karena sistem refrigerasi yang digunakan adalah jenis sistem terbuka (open cycle) sehingga volume udara yang harus dilayani oleh kompresor ACM sangat besar, namun berdasarkan keuntungan – keuntungan seperti yang telah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya mengenai sistem refrigerasi udara jenis bootstrap, penggunaan sistem ini adalah pilihan terbaik.
TUGAS AKHIR
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.I Kesimpulan Untuk mengatasi masalah pengkondisian udara pada pesawat terbang, yaitu udara terkondisi pada tekanan 1 atm (1,01325 bar) dan temperatur antara 18 – 26 0C, maka digunakan sistem refrigerasi udara jenis bootstrap. Sistem ini dipakai karena dengan sistem ini dapat memenuhi kapasitas yang diperlukan, dandan dimensinya yang tidak terlalu besar. Selain itu juga karena kapasitas udara terkompresi dari kompresor mesin turbofan yang sangat besar, sebagian udara terkompresi yang dihasilkan masih dapat digunakan oleh ACM. Dan karena pesawat menggunakan APU (Auxiliary Power Unit) untuk tenaga cadangan, sebagian udara terkompresi dari kompresor APU dapat digunakan untuk ACM. Bila dibandingkan dengan sistem kompresi uap yang biasa kita gunakan, dengan kapasitas yang sama dimensi yang dibutuhkan jauh lebih besar karena kapasitas kompresor yang dibutihkan besar.
TUGAS AKHIR
69
KRISNA MEIDY L (01303-012)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
70
Total beban pendingin (Qtotal) yang didapat dari hasil perhitungan adalah sebesar 105,291 kW, dan kapasitas kompresor yang diperlukan untuk melayani beban tersebut 88,179 kW. Sedangkan kapasitas 3 unit ACM yang dimiliki pesawat boeing 747-400 lebih besar, yaitu 200 kW. Maka dari itu kapasitas yang dimiliki ACM boeing 747-400 mencukupiuntuk melayani beban pendinginan total yang ada. Meski memiliki nilai COP (Coefficient of Performance) yang rendah, yakni 0,23 namun jika dilihat dari factor cheapness, avability, dan safety, penggunaan sistem refrigerasi gas jenis bootstrap pdad pesawat boeing 747-400 sudah tepat.
V.II SARAN Karena pada pesawat diperlukan factor keamanan yang tinggi dan pesawat tidak dapat berhenti di udara jika tiba – tiba terjadi kerusakan, maka prestasi dari mesin – mesin tersebut harus dijaga. Oleh kerana itu diperlukan perawatan mesin yang berkala untuk mencegah timbulnya kerusakan – kerusakan yang berlanjut. Dasar teknik perawatannya juga harus memenuhi standard an syarat – syarat yang telah diberikan oleh perusahaan yang merancang mesin tersebut. Serta para teknisi yang sedang bekerja memenuhi peraturan dan persyaratan bekerja yang berlaku, seperti memakai alat pengaman (pelindung diri) serta tool’s yang digunakannya juga sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
TUGAS AKHIR
DAFTAR PUSTAKA 1. Anonimus, Aircraft Maintenance Manual for Boeing 747-400. Boeing Company, USA 1999. 2. Anonimus, Component Maintenance Manual for Boeing 747-400. Boeing Company, USA 1999. 3. Anonimus, Overhaul Manual. Hamilton Sundstrand. A United Technologies Company. 1999. 4. Arora, C.P. Refrigeration and Air Conditioning. 2nd Edition. Tata McGraw – Hill Publishing Company Limited. New Delhi, 2000. 5. Ballaney, P.L. Refrigeration and Air Conditioning. 7th Edition. Khana Publisher. 1979 6. Gordon J. Fundamental of Classical Thermodynamics, 2nd Edition. Willey Eastern Limited. USA, 1989. 7. Kroes, Michael J, Wild Thomas W. Aircraft Power Plants, 7th Edition. Gleocoe McMilan/McGraw – Hill. New tork, 1995 8. Wang, Shan K. Handbook of Air Conditioning. 2nd Edition, McGraw – Hill Company, 2000.