1
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN 2009 UNIVERSITAS UDAYANA
TRANSFORMASI NILAI SASTRA DAN BUDAYA LOKAL DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI BALI
Tim Peneliti: Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. (Ketua) Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S.U. (Sekretaris) Dr. Putu Sukarja, M.Si. (Anggota) Drs. I Made Sumbang Wijaya, M.Si. (Anggota) Tjok Udiana N.P., S.Sn.,SH., M.Hum. (Anggota)
Dibiayai dari DIPA Universitas Udayana tahun 2009. Nomor: 0229.0 / 023-04.2 / XX / 2009. Tanggal 31 Desember 2008
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2009
2 UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama ijinkan Penulis memanjatkan puja dan puji syukur ke hadapan Ida sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugraha-Nya, penelitian berjudul ‘Transformasi Nilai Sastra dan Budaya lokal dalam pengembangan Industri kretif di Bali’ ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada kesempatan ini perkenan penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk mengikuti seleksi penelitian strategis nasional dalam bidang sastra dan seni. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana Prof. Dr. I Wayan Ardika MA, atas ijin yang diberikan dalam proses penelitian ini. Tak lupa juga diucapkan terimasih kepada ketua LP2M Universitas Udayana, Prof. Dr. I Gede Mahardika, M.S., atas kesempatan yang diberikan hingga penelitian ini dapat tersajikan berupa laporan penelitian. Kemudian kepada Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S.U.; Dr. I Putu Sukarja, M.Si., Dr. I Gede Mudana, M.Si., Drs. I Sumbang Wijaya, M.Si., Tjokorda Udiana N.P., S.Sn., SH., M.Hum., Ir. I Wayan Sukariawan, Cok Istri Putra Murniati, SE., sebagai anggota tim yang tergabung dalam penelitian ini diucapkan terimakasih atas segala bantuan dan dukungan untuk selesainya laporan penelitian ini. Dalam kesempatan ini pula, diucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada pemerintah Republik Indonesia c.q, Mentri Pendidikan Nasional melalui tim Managemen program hibah penelitian strategis nasional, yang telah
3 memberikan bantuan finansial dalam bentuk dana yang sangat membantu dan meringankan beban material dalam menyelesaikan penelitian ini. Selanjutnya, dalam kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh kepala daerah yang mewilayahi penelitian ini, beserta seluruh staf yang telah banyak memberikan bantuan dan informasi-informasi terkait dengan kondisi masyarakat dalam mencari data terkait dengan penelitian ini. Demikian juga ucapan yang sama kepada seluruh informan penelitian, tidak dapat disebutkan seluruhnya yang telah membantu diucapkan terima kasih. Akhirnya, penulis dan seluruh tim penelitian menyadari sepenuhnya bahwa manusia tidaklah sempurna dan tidak luput dari kekurangan serta kelemahan, maka laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna sehingga memungkinkan untuk disempurnakan dan juga memberi peluang baru untuk dikembangkan lebih lanjut bagi peneliti lain. Untuk itu, dengan rendah hati penulis menerima segala kritik dan saran demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Sekecil apa pun arti karya tulis berupa laporan penelitian ini, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan yang berharga dan bermanfaat untuk menginventarisir kekayaan kreatif bangsa Indonesia. Dalam hal ini memperkaya hazanah ilmu pengetahuan seni dan budaya di Indonesia. .
Denpasar, November 2009 Penulis
4
ABSTRAK Penelitian transformasi nilai sastra dan budaya dalam pengembangan industri kreatif di Bali ini dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai sastra dan budaya lokal yang berkembang menjadi produk-produk industri kreatif di Bali serta proses transformasi yang mengiringinya. Hal ini karena masyarakat Bali dalam kenyataannya berbasis nilai budaya adiluhung, di antaranya nilai-nilai sastra dan budaya, yang mewujud dalam berbagai komponen dalam sektor industri kreatif. Untuk konteks Bali, keberadaan modal budaya ini didukung oleh keberhasilan industrialisasi pariwisata dalam beberapa dasawarsa terakhir yang menjadi tata perekonomian baru masyarakatnya. Hubungan antara nilai sastra dan budaya lokal dan industri kreatif di Bali mendapat tempat dan momentumnya dengan dicanangkannya Tahun Indonesia Kreatif 2009. Departemen Perdagangan RI sendiri mengidentifikasi kegiatan ekonomi industri kreatif ke dalam (1) fashion, (2) kerajinan, (3) desain, (4) periklanan, (5) penerbitan dan percetakan, (6) arsitektur, (7) musik, (8) radio dan televisi, (9) penelitian dan pengembangan, (10) perangkat lunak dan konsultan TI, (11) pasar produk antik dan seni, (12) film, video, dan fotografi, (13) permainan interaktif, dan (14) seni pertunjukan. Penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian kualitatif yang datanya langsung berupa tata situasi alami di mana peneliti adalah instrumen kunci, bersifat deskriptif, menekankan makna proses daripada hasil, bersifat induktif dalam analisis datanya, dan terutama memerhatikan makna dalam pendekatannya. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang saling mendukung satu sama lain. Teknik analisis yang melandasi penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Dalam analisis data, langkah-langkah yang dilakukan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
5
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... i KATA
PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .............................................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v ABSTRACT .............................................................................................................. v
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Tujuan Khusus ........................................................................................... 6 1.3 Urgensi/Keutamaan Penelitian .................................................................. 6
BAB II STUDI PUSTAKA .................................................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 12
BAB IV NILAI SASTRA DAN BUDAYA LOKAL DALAM PENGEMBANGAN
INDUSTRI
KREATIF
DI
BALI
............................. 23 4.1
Nilai
Sastra
Bali
........................................................................................ 23 4.2 Sistem Budaya Bali ................................................................................. 26 4.3 Tranformasi Budaya Bali dalam Industri Kreatif ................................... 28 4.4 Industri Kreatif Bali ................................................................................ 31
6 4.5 Peranan Nilai Sastra dan Budaya Lokal ke dalam Industri
Kreatif
di
Bali
............................................................................. 33
BAB V PEMBAHASAN INDUSTRI KREATIF DI BALI .................................... 36 5.1 Industri Kreatif dalam Bidang Sastra .................................................. 36 5.1.1 Buku ............................................................................................. 39 5.1.2 Film dan Sinetron ........................................................................ 42 5.1.3 Rekaman ....................................................................................... 46 5.2 Industri Kreatif Bidang Patung di Bali ............................................... 49 5.3 Industri Kreatif Bidang Kain Tenun .................................................. 66 5.3.1 Kain Tenun Jembrana ................................................................... 66 5.3.2 Kain Tenun Klungkung ................................................................ 71 5.3.3 Kain Tenun Karangasem .............................................................. 76 5.4
Industri
Kreatif
dalam
Bidang
Seni
Pertunjukan
................................ 82 5.5 Industri Kreatif dalam Bidang Cendramata ........................................ 108 5.5.1 Emas ......................................................................................... 110 5.5.2 Perak ......................................................................................... 113 5.5.3 Tembaga .................................................................................... 116 5.5.4
Perunggu .................................................................................... 118
5.6 Industri dalam Bidang Lukisan ......................................................... 123 5.6.1 Lukisan Cerita Klasik ................................................................. 125 5.6.2 Lukisan Kamasan ....................................................................... 129
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 140 6.1 Simpulan ............................................................................................. 138 6.2 Saran .................................................................................................... 139 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 142 LAMPIRAN DAN FOTO-FOTO
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang masyarakatnya dikenal sangat menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi yang dimilikinya. Hal ini tidak semata-mata karena nilai-nilai adiluhung tersebut terkait dengan filosofi dan praktik-praktik keagamaan masyarakatnya (sebagai kecenderungan lokalisasi) tetapi juga dengan aktivitas pariwisata (sebagai kecenderungan globalisasi) yang belakangan menjadi ekonomi modern di Bali. Paduan sinergis antara lokalisasi dan gobalisasi ini oleh para pakar disebut glokalisasi dan, pada kenyataannya, tidak semua daerah bisa mewujudkan fenomena seperti ini. Glokalisasi yang merevitalisasi nilai budaya lokal dan tradisi Bali, pada konteks nasional (Indonesia), semakin mendapat tempat dengan datangnya 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif. Menurut Kompas (31-01-2008), Departemen Perdagangan RI mengidentifikasi kegiatan ekonomi baru berupa industri kreatif yang terdiri atas (1) fashion, (2) kerajinan, (3) desain, (4) periklanan, (5) penerbitan dan percetakan, (6) arsitektur, (7) musik, (8) radio dan televisi, (9) penelitian dan pengembangan, (10) perangkat lunak dan konsultan TI, (11) pasar produk antik dan seni, (12) film, video, dan fotografi, (13) permainan interaktif, dan (14) seni pertunjukan. Dalam praktiknya, begitu banyak nilai budaya dan tradisi Bali yang sudah, sedang, dan siap ditransformasikan ke berbagai subsektor industri kreatif yang ada. Nilai sastra dan budaya adalah salah satu nilai-nilai budaya dan tradisi tersebut.
8 Industri menurut Encyclopedia Amerika (dalam Pitana, 2006:254) ”a group of enterprtises thst create a similar economic good or utility. Each industry is based on labor specialization: groups of individual stive towards improved skill and efficiency in providing a particular good service”. Kata industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Misalnya industri musik, industri mobil, dan industri ternak (Wikipedia bahasa Indonesia, 2009). Kebudian jika dikaitkan dengan industri budaya mencakup semua kegiatan seperti surat kabar dan majalah, penerbitan buku, penyiaran musik, radio, televisi dan penyiaran, televisi cenel, rekaman suara dan gambar, film, pagelaran. Kemudian, museum, tempat bersejarah, perpustakaan, olah raga bayaran, dan perangkat lunak komputer (Djojonegoro, 2008:2). Selanjutnya, industri bukan hanya terkait dengan manufacturing saja melainkan juga seluruh perlakuan pengindustrian terhadap kebudayaan, baik budaya tangible maupun intangible seperti cenderamata, tarian atau seni pertunjukan, sesaji, dan upacara adat-keagamaan (Pitana, 2006:254). Terjadinya transformasi pemaknaan terhadap nilai-nilai tradisional yang dimiliki Bali, atau bagaimana kebudayaan dipandang dan diperlukan oleh pendukungnya sebagai industri kreatif yang dapat mendatangkan keuntungan ekonomi. Sudah diketahui sebelumnya bahwa kebudayaan yang semula merupakan penanda jati diri (identity market) dari suatu etnik diposisikan sebagai modal atau sumber daya atau capital cultural (Bourdie, 1998, dalam Pitana, 2006: 255).
9 Sudah
diketahui
sebelumnya
bahwa
budaya
industri
bukan
memperlakukan budaya tersebut sebagai komoditi (culture as a commodity) namun budaya sebagai industri atau cultural industry. Pengertian industri dalam kontek budaya ini, perlu dipahami secara mendalam yang mana artinya bukan berarti industri dalam arti fabrikasi dan masalisasi (www.geocities.co.2009). Di daerah Bali sebagai wilayah penelitian ini, pariwisata memegang peran penting. Pentingnya pariwisata tersebut memunculkan pariwisata budaya yang merupakan pariwisata sebagai daya tarik utama yang ditawarkan berupa kebudayaan khususnya kesenian, relegi, dan cara hidup kesenian masyarakat setempat. Pariwisata budaya merupakan salah satu contoh adanya industri budaya. Berkaitan dengan uraian di atas, tentu dalam perkembangan berikutnya menimbulkan ekonomi kreatif bagi masyarakat pendukungnya. Ekonomi kreatif tersebut merupakan wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan demikian akan memunculkan adanya industri kreatif dalam berbagai bidang. Sektor industri kreatif Indonesia meliputi periklanan, arsitekstur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesion, film fidio dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetkan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, riset dan pengembangan. Industrialisasi pariwisata yang berkembang dalam beberapa warsa terakhir dengan keberadaan Bali masa kini sebagai salah satu destinasi paling poluler di dunia ikut menginspirasi dan mendorong pelestarian bahkan pengembangan nilai-
10 nilai sastra dan budaya dengan diangkatnya nilai-nilai tersebut ke dalam produkproduk pariwisata. Secara cermat, kebudayaan menjadi basis pengembangan kepariwisataan di Bali dalam bentuk Peraturan Daerah Bali No. 3 Tahun 1991 (dahulu Perda Bali No. 3 Tahun 1974) tentang Pariwisata Budaya. Dalam Perda disebutkan bahwa, pariwisata budaya adalah jenis pariwisata yang perkembangan dan pengembangannya didasarkan kebudayaan Bali yang bernafaskan agama Hindu sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang menjaga keselarasan antara pengembangan pariwisata dan kebutuhan masyarakat setempat. Meskipun pariwisata tidak secara tersirat disebut dalam subsektor industri kreatif tetapi jelas bahwa kedua entitas tersebut saling berhubungan dan memerlukan. Ekonomi pariwisata tidak mungkin dilepaskan dari seluruh subsektor industri kreatif dan demikian sebaliknya untuk konteks Bali. Masyarakat Bali pada umumnya memiliki banyak kreativitas untuk dijadikan produk industri kreatif yang bersumber dari nilai-nilai sastra dan budaya lokal untuk dikembangkan sebagai industri kreatif. Hal tersebut tentu memerlukan suatu bentuk kreativitas dalam transformasi ke dalam produk-produk komoditas. Kreativitas merupakan proses terjadinya pemikiran yang membantu dalam mencetuskan gagasan-gagasan baru. Adanya suatu kreativitas, mesti didukung oleh adanya inovasi. Inovasi merupakan penerapan praktis dari gagasan-gagasan tersebut dalam melaksanakan suatu tugas dengan cara lebih baik dan atau lebih murah. Pertimbangan tersebut untuk menentukan sesuatu hasil kreativitas menjadi lebih baik tidak hanya peningkatan fungsional semata, melainkan juga peningkatan estetisnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa baik kreativitas
11 maupun inovasi bersangkut paut dengan proses pengembangan pemikiran. Bila Pemikiran membeku, pada waktu itu kreativitas dan inovasi menemui kebuntuan (Alfian, 2000:153-154). Budaya industri pada prinsipnya tumbuh dan berkembang berlandaskan potensi budaya, bagi masyarakat Bali sudah melakukannya sejak dahulu. Pengetahuan dan hasil dari transformasi nilai-nilai sastra dan budaya lokal kedalam produk industri kreatif seperti lukisan, patung-patung, seni pertunjukan, karya sastra berlangsung secara terus menerus disesuaikan dengan kondisi perkembangan zamannya. Peluang dalam industri kreatif di Bali sangat dipengaruhi oleh adanya faktor perkembangan pariwisata yang juga tumbuh dan berkembang menjadi industri kreatif bidang wisata. Terjadinya transformasi dari nilai-nilai satra dan budaya lokal Bali perkembanganya merupakan sebuah hasil yang menapak jalan sangat panjang untuk memunculkan produk-produk industri kreatif berwujud komoditas produk untuk dipasarkan. Komitmen dan upaya melestarikan nilai-nilai sastra dan budaya dalam kehidupan lokal (lokalisasi) di satu sisi dan kemampuan mentransformasikan nilai-nilai tersebut untuk kepentingan ekonomi pariwisata (globalisasi) di sisi lain menandakan masyarakat Bali memiliki modal budaya (cultural capital) menurut konsepsi Bourdieu (1971), sebagai bagian dari “manusia kreatif” yang terkait dengan nilai-nilai tersebut. Kreativitas masyarakat Bali dalam ranah tersebut sejak awal abad ke-20 melambungkan Bali sebagai daerah seni dan budaya yang dijadikannya modal pariwisata lebih lanjut dalam paradigma pembangunan pariwisata budayanya.
12 Dari penggambaran latar di atas, penelitian transformasi nilai sastra dan budaya lokal dalam pengembangan industri kreatif di Bali dianggap perlu dan signifikan untuk dilakukan.
1.1
Tujuan Khusus Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan khusus sebagai berikut.
(1) Mengetahui produk-produk industri kreatif di Bali yang diciptakan berdasarkan nilai sastra dan budaya lokal. (2) Mengetahui proses transformasi yang mengidentifikasi nilai sastra dan budaya lokal sampai lahirnya produk-produk industri kreatif di Bali. (3) Mengetahui dampak dan makna transformasi nilai sastra dan budaya lokal dalam pengembangan industri kreatif di Bali bagi masyarakat pelaku/pemilik kebudayaan.
1.2
Urgensi/Keutamaan Penelitian Secara teoretis, penelitian ini dilakukan untuk menggali aspek-aspek
teoretis-konseptual tentang transformasi nilai sastra dan budaya lokal dalam pengembangan industri kreatif yang semakin nyata eksis dalam kehidupan ekonomi masyarakat Bali, terutama pada masa kini. Hal ini dianggap penting karena fenomena lokalisasi dan globalisasi di Bali sangat intens terjadi dengan berkembangnya industri pariwisata, dalam hal ini industri pariwisata budaya. Secara praktis, penelitian ini dilakukan untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi ke tiga belah pihak di bawah ini.
13 (1) Bagi pemerintah, sebagai kontribusi pemikiran dalam kebijakan publiknya terkait pengembangan nilai sastra dan budaya lokal ke dalam industri kreatif untuk tujuan akhir kesejahteraan masyarakat. (2) Bagi pengusaha, sebagai kontribusi dalam pengembangan dan ekonomisasi produk-produk industri kreatif lokal yang pada gilirannya memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. (3) Bagi masyarakat, sebagai kontribusi gagasan dan rangsangan dalam penciptaan, pendistribusian, dan pengkonsumsian produk-produk industri kreatif yang ditransformasi dari nilai-nilai sastra dan budaya lokal.
14 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasrkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa transformasi nilai-nilai sastra dan budaya lokal dalam pengembangan industri kreatif di Bali sangat berperan penting dalam menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi yang dimilikinya.
Hal ini tidak semata-mata karena nilai-nilai adiluhung tersebut
terkait dengan filosofi dan praktik-praktik keagamaan masyarakatnya (sebagai kecenderungan lokalisasi) tetapi juga dengan aktivitas pariwisata (sebagai kecenderungan globalisasi) yang belakangan menjadi ekonomi modern di Bali. Paduan sinergis antara lokalisasi dan gobalisasi ini oleh para pakar disebut glokalisasi dan, pada kenyataannya, tidak semua daerah bisa mewujudkan fenomena seperti ini. Kehadiran industri kreatif yang bersumber dari terjadinya transformasi nilai-nilai sastra dan budaya lokal dalam pengembangan industri kreatif di Bali ternyata menimbulkan daya imajinatif
yang kreatif dan daya cipta yang
berpotensi untuk mendatangkan nilai ekonomis dalam memproduksi produkproduk dengan kemasan kebaruan demi suatu komoditas. Komoditas sangat penting dalam era globalisasi karena dapat medatangkan keuntungan yang baik jika dapat dimanfaatkan secara potensial dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Dengan demikian, refleksi dari penelitian ini ke depan bahwa selam tumbuhnya daya kreatif yang dimiliki masyarakat Bali dalam menciptakan produk
15 industri kreatif yang bersumber dari nilai-nilai sastra dan budaya lokal dimiliki masyarakat, maka akan membuat luasnya daya cipta yang kreatif untuk produkproduk dengan kemasan baru untuk di pasarkan pada era globalisasi ini. Untuk itu perlu adanya model infentaris dengan pendokumenan hasil-hasil produk kreatid yang diciptakan oleh pelaku-pelaku produksi untuk menginfentarisir kekayaan budya yang dimiliki masyarakat Indonesia secara umum. Dari pemaparan penelitian ini, ada temuan baru yang menyangkut beberapa hal diantaranya. Pertama, bahwa daya kreatif yang imajinatif dimiliki masyarakat Bali merupakan potensi yang handal dalam menciptakan produkproduk kemasan baru guna mendukung industri kreatif. Kedua, Adanya daya kreativitas yang tinggi membuat banyak bermunculan varian-varian produk yang dapat ditawarkan kepada konsumen dapam pasar global. Ketiga, beragamnya nilai-nilai sastra yang diinterpretasikan membuat daya cipta masyarakat terhadap produk industri menjadi tantangan besar dalam memodifikasi kembali produk sebelumnya agar dapat di kemas menjadi produk yang diminati masa kin.
6.2 Saran Dengan
adanya
pengaruh
yang
luas
terhadap
glokalisasi
yang
merevitalisasi nilai budaya lokal dan tradisi Bali, pada konteks nasional (Indonesia), semakin mendapat tempat dengan dicanagkannya tahun Indonesia kreatif. Dalam praktiknya, begitu banyak nilai budaya dan tradisi Bali yang sudah, sedang, dan siap ditransformasikan ke berbagai subsektor industri kreatif dalam penelitian ini dapat disarankan bahwa nilai sastra dan budaya lokal merupakan
16 salah satu nilai-nilai budaya dan tradisi yang mesti mendapat perhatian lebih untuk dikembangkan agar dapat memiliki nilai guna untuk kesejahteraan masyarakat pendukungnya. Sehubungan dengan itu, ikut menginspirasi dan mendorong pelestarian bahkan pengembangan nilai-nilai sastra dan budaya dengan diangkatnya nilainilai sastra dan budaya lokal ke dalam produk-produk pariwisata. Ekonomi pariwisata tidak mungkin dilepaskan dari seluruh subsektor industri kreatif dan demikian sebaliknya untuk konteks Bali. Komitmen dan upaya melestarikan nilainilai sastra dan budaya dalam kehidupan lokal (lokalisasi) di satu sisi dan kemampuan mentransformasikan nilai-nilai tersebut untuk kepentingan ekonomi pariwisata (globalisasi) di sisi lain menandakan masyarakat Bali memiliki modal budaya (cultural capital) sebagai bagian dari “manusia kreatif” yang terkait dengan nilai-nilai tersebut. Saran untuk pengemangan teoretis, menggali aspek-aspek teoretiskonseptual tentang transformasi
nilai
sastra dan budaya lokal
dalam
pengembangan industri kreatif yang semakin nyata eksis dalam kehidupan ekonomi masyarakat Bali, terutama pada masa kini. Hal ini dianggap penting karena fenomena lokalisasi dan globalisasi di Bali sangat intens terjadi dengan berkembangnya industri pariwisata, dalam hal ini industri pariwisata budaya. Saran untuk pengemangan praktis, memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah, sebagai kontribusi pemikiran dalam kebijakan publiknya terkait pengembangan nilai sastra dan budaya lokal ke dalam industri kreatif untuk tujuan akhir kesejahteraan masyarakat. Bagi pengusaha, sebagai kontribusi dalam
17 pengembangan dan ekonomisasi produk-produk industri kreatif lokal yang pada gilirannya memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Bagi masyarakat, sebagai kontribusi gagasan dan rangsangan dalam penciptaan, pendistribusian, dan pengkonsumsian produk-produk industri kreatif yang ditransformasi dari nilai-nilai sastra dan budaya lokal.
18 DAFTAR PUSTAKA Agastia, I.B.G. 2002.”kawi, Sastra, dan Agama”, dalam Majalah Cintamani (No.09/Th.1/ September). Anonim. 1999. Direktori Seni Pertunjukan Tradisional. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MASPI) Bekerjasama dengan Artiline. Atmaja, Jiwa (ed.). 1988. Puspanjali Persembahan untuk Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Denpasar: CV. Kayumas. Bagus, I Gusti Ngurah. 1988. Tantangan Ilmu Sosial dan Humaniora Dalam Masyarakat Paska Tradisional: Kasus Bali. Denpasar: Fakultas Sastra UNUD. Bandem, I Made. 1991. ”Tari Bali Sebuah Simbol Masyarakat Bali” dalam Jurnal SENI:Pengetahuan dan Penciptaan Seni. Vol I/01 Mei, Hal. 9 Bandem, I Made. 1992. Sakral dan Sekuler Tari Bali dalam Transisinya. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia. Bastomi, Suwaji. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Perss. Barker, Chris. 2004. Cultural Studies: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Bentang. Bhehrend, TE. 1990. Museum Sonobudoyo. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid I. Jakarta: Jambatan. Buku Panduan Kongres Kebudayaan Indonesia, 2008:15-16. Dibia, I Wayan. 1999. Seni Pertunjukan Turistik dan Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Bali, dalam MURDA Jurnal Seni dan Budaya. No. 5. Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) bekerjasama dengan Artiline. Dibia, I Wayan. 2004. Pragina: Penari, Aktor, dan Pelaku Seni Pertunjukan Bali. Malang: Sava Media. Djelantik,A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan. Geriya, I Wayan. 1989. Pariwisata dan Dinamika Kebudayaan Nasional, Global: Bunga Rampai Antropologi Pariwisata. Denpasar: Upada Sastra.
19
Geriya, I Wayan. Transformasi Kebudayaan Bali Memasuki Abad 21. Bali: Unit Percetakan daerah Bali. Havilan, William A. 1999. Antropologi Jilid II. Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta: Penerbit Erlangga. Joedawinata, Ahadiat. 2007. ”Dengan Desain Kriya yang Kreatif dan Inovatif Menuju ke Ekonomi Baru” makalah Seminar. Disampaikan untuk konvensi Pekan Produk Budaya Indonesia di Balai Sidang Senayan Jakarta tanggal 12 Juni 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Jakarta: Balai Pustaka. Kayam, Umar. 1989. Transformasi Budaya Kita. Naskah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Sastra UGM. Yogyakarta. Koentjraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia. Kayam, Umar. 1981. Seni, tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan. Lodra, I Nyoman. 2002. “Kerajinan Perak Suarti sebagai Karya Tandingan di Pasar Global”. Tesis S-2 Program Pascasarjana Kajian Budaya Universitas Udayana. Mantra, Ida Bagus. 1996. Landasan Kebudayaan Bali. Denpasar: Yayasan Darma Sastra. Moerdowo. 1988. Seni Budaya Bali Dwipa. Denpasar: Bali Agung. Polma, Margareth M. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja grafindo Persada. Sedyawati, Edi. 2008. KeIndonesiaan dalam Budaya Dialog Budaya: Nasional dan Etnik Peranan Industri Budaya dan Media Massa Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis. Soedarso, S.P. 1990. Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana. Soedarsono, R.M. 1993. ”Hand Out Pengantar Sejarah Seni”. Soedarsono, R.M. 1999. Seni Pertunjukan dan Pariwisata. Yogyakarta: SPSI.
20