4/20/2012
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University
Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
TRAFFIC ENGINEERING Road Classification and Terminologies
Outline I. II. III. IV. V.
VI.
Klasifikasi jalan Dasar-dasar TLL (arus, vol, kecept, Methode greenshield) Ruas jalan (Kecept. Volume, kapasitas, DS) Simpang tidak bersinyal Simpang bersinyal bundaran
2
1
4/20/2012
Road Classification
3
Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel 4
2
4/20/2012
Penyelenggaraan Jalan Penyelenggaraan jalan berdasarkan pada
asas kemanfaatan, keamanan dan keselamatan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan, keadilan, transparansi dan akuntabilitas, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, serta kebersamaan dan kemitraan
5
Penyelenggaraan Jalan Pengaturan penyelenggaraan jalan bertujuan untuk: mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan jalan; mewujudkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan; mewujudkan peran penyelenggara jalan secara optimal dalam pemberian layanan kepada masyarakat; mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak pada kepentingan masyarakat mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mendukung terselenggaranya sistem transportasi yang terpadu; dan mewujudkan pengusahaan jalan tol yang transparan dan terbuka 6
3
4/20/2012
Jenis-jenis jalan 1. Jalan umum: jalan yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum; 2. Jalan khusus : jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri; 3. Jalan tol : jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol; 7
Klasifikasi jalan (UU No. 38 Tahun 2004) 1. Klasifikasi jalan sesuai peruntukannya 2. Klasifikasi jalan menurut jaringannya 3. Klasifikasi jalan sesuai fungsinya 4. Klasifikasi jalan menurut statusnya
8
4
4/20/2012
Klasifikasi jalan menurut peruntukannya (UU N0 38 Tahun 2004)
1. Jalan Umum (dikelompokkan lagi menurut fungsi,
status, dan kelas) 2. Jalan Khusus, bukan diperuntukan bagi lalulintas umum dalam rangka distribusi barang dan jasa
9
Klasifikasi jalan menurut sistem jaringannya (UU N0 38 Tahun 2004)
1. Jaringan jalan primer:
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. 2. Jaringan jalan sekunder sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan 10
5
4/20/2012
Klasifikasi jalan menurut fungsinya (UU N0 38 Tahun 2004)
1. Jalan Arteri: melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. 2. Jalan Kolektor: melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. 3. Jalan Lokal: melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. 4. Jalan Lingkungan: melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. 11
Klasifikasi jalan menurut statusnya (UU N0 38 Tahun 2004)
1. 2.
3.
Jalan Nasional : merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan Provinsi: merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Jalan Kabupaten : merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan Nasional dan jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. 12
6
4/20/2012
Klasifikasi jalan menurut statusnya (UU N0 38 Tahun 2004)
4. Jalan Kota: jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. 5. Jalan desa : merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. 13
Kelas jalan (UU No. 38 Tahun 2004) Untuk pengaturan penggunaan jalan dan
kelancaran lalu lintas, jalan dibagi dalam beberapa kelas jalan. Pembagian kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil. 14
7
4/20/2012
Rekayasa / Teknik Lalu Lintas
15
Teknik/Rekayasa Lalu Lintas Teknik lalulintas merupakan bagian dari teknik
transportasi Teknik transportasi: penerapan dari prinsip-prinsip
teknologi dan ilmu mengenai perencanaan, perencanaan, operasi dan manajemen fasilitasfasilitas moda transportasi, dengan tujuan untuk menyediakan pergerakan manusia dan barang yang aman, cepat, nyaman, ekonomis dan ramah lingkungan (Roess et al, 2004) 16
8
4/20/2012
Teknik/Rekayasa Lalu Lintas Teknik lalulintas: suatu tahap dari rekayasa
transportasi yang berkaitan dengan perencanaan, perencanaan geometrik dan operasi lalulintas jalan, jaringan jalan, terminal, tataguna lahan, dan keterpaduan antar moda transportasi (Roess et al, 2004)
17
Teknik/Rekayasa Lalu Lintas Rekayasa Lalu Lintas (Traffic Engineering) adalah suatu
tahap dari rekayasa transportasi yang menyangkut perancangan, perencanaan geometri dan operasi lalu lintas dari segala macam jalan, jaringan jalan, terminal, tanah sekitarnya serta hubungan dengan jenis angkutan yang lainnya (ITE) Rekayasa Lalu Lintas adalah bagian dari kerekayasaan
yang berhubungan dengan perencanaan lalu lintas dan perencanaan jalan, lingkungan dan fasilitas parkir dan dengan alat-alat pengatur lalu lintas guna memberikan keamanan, kenyamanan dan pergerakan yang ekonomis bagi kendaraan dan pejalan kaki. 18
9
4/20/2012
Definisi Umum dan Istilah ARUS LALULINTAS Unsur lalulintas
Benda atau pejalan kaki sebagai bagian dari lalintas
kend Kendaraan
Unsur lalulintas di atas roda
LV
Kendaraan ringan
Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2.0-3.0 m (meliputi: mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil sesuai sistim klasifikasi Bina Marga).
HV
Kendaraan berat
Kendaraan bermotor dengan lebih 4 roda (meliputi bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistim klasifikasi Bina Marga)
MC
Sepeda motor
Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistim klasifikasi Bina Marga).
UM
Kendaraan tak bermotor
Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan
19
Definisi Umum dan Istilah ARUS LALULINTAS emp
Ekivalensi mobil penumpang
Faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kend. Ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalulintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya, emp = 1.0).
smp
Satuan mobil penumpang
Satuan arus lalu lintas, dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan emp
Q
Arus lalulintas
Jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT (Lalu-lintas Harian RataRata Tahunan).
FSMP
Faktor smp
Faktor untuk mengubah arus kendaraan campuran menjadi arus yang setara dalam srnp untuk keperluan analisa kapasitas. 20
10
4/20/2012
Definisi Umum dan Istilah ARUS LALULINTAS k
Faktor LHRT
Faktor untuk mengubah arus yang dinyatakan dalarn LHRT (Lalu-lintas Harian Rata-rata Tahunan) menjadi arus lalu-lintas jam sibuk. QDH = LHRT × k
QDH
Arus jam rencana
Arus lalu-lintas yang digunakan untuk perancangan (planning).
SP
Pemisahan arah
Pembagian arah lalulintas kedua arah jalan. (Biasanya dinyatakan sebagai persentase arus total pada setiap arah, contoh 60/40). SP arah 1 = 100 × Q1/(Q1+Q2)
PHF
Faktor jam puncak
Perbandingan antara arus lalu-lintas jam puncak dengan 4 kali 15-menitan tertinggi arus lalu-lintas pada jam yang sama. PHF = QPH/(4×Qmax 15min)
21
Definisi Umum dan Istilah UKURAN PERILAKU LALULINTAS TP
Perilaku lalulintas (kualitas lalulintas)
Ukuran kwantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas lalu-lintas seperti yang dinilai oleh pembina jalan. (Pada umumnya di nyatakan dalam kapasitas, derajat, kejenuhan, kecepatan rata-rata, waktu tempuh, tundaan, peluang antrian, panjang antrian atau rasio kendaraan terhenti).
LOS
Tingkat pelayanan (kinerja jalan)
Ukuran kwalitatif yang digunakan di HCM 85 Amerika Serikat dan menerangkan kondisi operasional dalam arus lalu-lintas dan penilaiannya oleh pemakai jalan (pada umumnya dinyatakan dalam kecepatan, waktu tempuh, kebebasan bergerak, interupsi lalu-lintas, keenakan, kenyamanan, dan keselamatan).
C
Kapasitas
Arus lalu-lintas maximum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu (misalnya: rencana geometrik, lingkungan, komposisi lalu-lintas dan sebagainya. Catatan: Biasanya dinyatakan dalarn kend/jam atau smp/jam). 22
11
4/20/2012
Definisi Umum dan Istilah UKURAN PERILAKU LALULINTAS DS
Derajat kejenuhan
Rasio arus lalu-lintas terhadap kapasitas. Catatan: Biasanya dihitung per jam.
V
Kecepatan perjalanan (Kecept. Tempuh)
Kecepatan kendaraan (biasanya km/jam atau m/det)
FV
Kecepatan arus bebas
Kecepatan kendaraan yang tidak dihalangi oleh kendaraan lain.
TT
Waktu tempuh (waktu perjalanan)
Waktu total yang diperlukan untuk melewati suatu panjang jalan tertentu, termasuk waktu-berhenti dan tundaan pada simpang. Catatan: Waktu tempuh tidak termasuk berhenti untuk istirahat, perbaikan kendaraan.
B
Iringan (peleton)
Kondisi lalu-lintas bila kendaraan bergerak dalam antrian (peleton) dengan kecepatan yang sama karena tertahan oleh kendaraan yang didepan (pemimpin peleton) (Catatan: waktu antara ke depan < 5 det.)
23
Definisi Umum dan Istilah UKURAN PERILAKU LALULINTAS DB
Derajat iringan
Rasio arus kendaraan dalam peleton terhadap arus total.
D
Tundaan
Waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu simpang dibandingkan terhadap situasi tanpa simpang. Catatan: Tundaan terdiri dari TUNDAAN LALULINTAS (DT) yang disebabkan pengaruh kendaraan lain; dan TUNDAAN GEOMETRIK (DG) yang disebabkan perlambatan dan percepatan untuk melewati fasilitas (misalnya akibat lengkung horisontal pada persimpangan)
PSV
Rasio kendaraan terhenti
Rasio dari arus lalu-lintas yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti dari sinyal.
QP% Peluang Antrian
Peluang antrian dengan lebih dari dua kendaraan didaerah pendekat yang mana saja, pada simpang tak bersinyal. 24
12
4/20/2012
Definisi Umum dan Istilah KARAKTERISTIK GEOMETRIK Tipe jalan
Tipe potongan melintang jalan ditentukan oleh jumlah lajur dan arah pada suatu segmen jalan, sebagai contoh; 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD)
WC
Lebar jalur
Lebar dari jalur jalan yang dilewati, tidak termasuk bahu. Lalu-lintas
WS
Lebar bahu
Lebar bahu (in) di samping jalur lalu-lintas, direncanakan sebagai ruang untuk kendaraan yang sekali-sekali berhenti, pejalan kaki dan kendaraan lambat.
M
Median
Daerah yang memisahkan arah lalu-lintas pada suatu segmen jalan
Tipe alinyemen
Uraian tentang karakter alinyemen horisontal dan Vertikal jalan yang disebabkan sifat daerah yang dilalui dan ditentukan oleh jumlah naik dan turun (m/km) dan jumlah lengkung horizontal (rad/km) sepanjang segmen jalan. Catatan: Tipe alinyemen biasanya disebut sebagai DATAR, BUKIT dan GUNUNG. 25
Definisi Umum dan Istilah KARAKTERISTIK GEOMETRIK Pendekat
Daerah dari lengan persimpangan jalan untuk kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis-henti.(Jika gerakan belok kiri atau belok kanan dipisahkan dengan pulau lalu lintas, sebuah lengan persimpangan jalan dapat mempunyai dua pendekat atau lebih).
WA
Lebar pendekat
Lebar bagian pendekat yang diperkeras, diukur dibagian tersempit disebelah hulu (m).
WMASUK
Lebar masuk
Lebar bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada garis henti (m).
WKELUAR
Lebar keluar
Lebar bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan oleh lalu lintas berangkat setelah melewati persimpangan jalan (m).
26
13
4/20/2012
Definisi Umum dan Istilah KONDISI LINGKUNGAN LU
Guna lahan
pengembangan lahan di samping jalan. Untuk tujuan perhitungan, guna lahan dinyatakan dalam persentase dari segmen jalan dengan pengembangan tetap dalam bentuk bangunan (terhadap panjang total).
COM
Komersial
Lahan niaga (sbg. contoh : toko, restoran, kantor,) dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.
RES
permukiman
Lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.
RA
Akses terbatas
Jalan masuk langsung tidak ada atau terbatas (sbg. contoh, karena adanya penghalang, jalan samping dsb.).
CS
Ukuran kota
Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan
SF
Hambatan Samping
Dampak terhadap perilaku lalu-lintas akibat kegiatan sisi jalan seperti pejalan kaki, penghentian angkot dan kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat
27
References Direktorat BINKOT, 1997. Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004. Tentang Jalan
28
14