K.H. MAKMUN ARBA
TOBATNYA SANG PELACUR
Editor Kanda Irfan
PERNIKAHAN PERDANA DALAM
Daftar Isi JUDUL
HALAMAN
SEJARAH MANUSIA
107
BUAH KEJUJURAN
111
TIDAK ADA YANG KEBAL BERTAWASHUL DENGAN AMAL SHALEH
11
DI HADAPAN HUKUM ALLAH
115
“YA RASULULLAH, SUCIKANLAH AKU”
15
KISAH PEMUDA, RAHIB DAN RAJA
119
RASULULLAH SAW DAN SANG KAISAR
19
LUQMANUL HAKIM SEORANG AHLI HIKMAH
127
BERBURU SYAFAAT
25
KETIKA IBRAHIM AS BERBOHONG
135
MIMPI RASULULLAH SAW
143
YAKIN AKAN AMANAH MEMBUAHKAN KEMERDEKAAN
29
DAJJAL
147
TARIKLAH KERAH BAJUKU!
35
DIA BERKATA BENAR PADAHAL DIA PENDUSTA
153
NIKMAT 2 BOLA MATA ITU SUDAH CUKUP
41
MENYAMPAIKAN AMANAT
BUKAN KARENA AMALANMU
47
KEPADA YANG BERHAK MENERIMANYA
157
KETEGUHAN SANG IMAM
51
WASIAT BUAT SANG RAJA
161
AMPUHNYA DOA IBU
59
WUDHU MEMBUAT RASA AMAN
167
AMAL YANG TERHALANG SIKAP DURHAKA
63
NABI IDRIS DAN MALAIKAT MAUT
169
TAUBAT SI PENJAGA KUBUR
69
REBUTAN MASUK SURGA 175
UJIAN YANG HEBAT
KEGIGIHAN SALMAN AL –FARISI
UNTUK KELUARGA YANG HEBAT
75
DALAM MENCARI KEBENARAN
SEDEKAH ITU MENOLAK BALA
83
ALLAH DAN EMPAT GOLONGAN
RAYUAN IBLIS DI KALA SAKARATUL MAUT
87
MANUSIA DI AKHIRAT
189
PENGAKUAN IBLIS
91
MENJELANG WAFATNYA RASULULLAH SAW
193
PERGUMULAN IBLIS DENGAN ABID
95
HIKMAH DI BALIK PENYEMBELIHAN
181
RASUL DAN CALON PEZINA
101
SAPI BETINA
201
MENGENDALIKAN HAWA NAFSU
103
TOBATNYA SANG PELACUR
209
2
3
PANGERAN FAKIR YANG KEMBALI KEPADA ALLAH
215
UKASYAH MEMBALAS PUKULAN NABI SAW
223
CAHAYA DI UJUNG CAMBUK THUFAIL
227
EKSEKUSI UNTUK PUTRA UMAR
233
JULAIBIB BAGIAN DARI DIRI RASULULLAH SAW
241
BAYI YANG BERBICARA
245
AISYAH ISTRI FIRAUN
251
PRIORITAS CINTA ZULAIKHA HANYA UNTUK ALLAH
255
MERDEKA KARENA ALLAH SWT
259
SECARIK KERTAS IBRAHIM BIN ADHAM
263
DIA YANG MEMBUAT LUBANG, DIA YANG TERPEROSOK KE DALAMNYA
267
KISAH-KISAH YANG TAK BOLEH DILEWATKAN
271
4
5
6
7
y اﺤﻟﻤﺪ ﷲ و ﻛﻲﻔ و اﻟﺼﻼة و اﻟﺴﻼم ﻋﻲﻠ ﺳﻴﺪﻧﺎ اﻤﻟﺼﻄﻲﻔ - أﻫﻞ اﻟﺼﺪق و اﻟﻮ1و ﻋﻲﻠ ا. Buku ini merupakan kumpulan dari berbagai kisah yang penuh hikmah. Pada setiap kisahnya dilengkapi dengan ‘ibrah (pelajaran) yang dapat kita ambil hikmahnya, dihimpun dari berbagai kitab dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, semoga manfaat untuk kita semua. Al-haqir (penulis yang hina dan bodoh ini) hanya mampu memohon kepada Allah SWT agar menjadikannya bermanfaat dan menjadikan amalan kita ikhlas hanya untuk-Nya, dan memohon maaf atas segala kekurangan dan kebodohan yang al- haqir perbuat baik sengaja maupun tidak. Maka al-haqir selalu memohon: 8
9
ََْ َ َْ َ ََُْ َ َ ُُْ ْ ُ ََْ َ َُ ْ َ اﻢﻬﻠﻟ ﻣﻐ ِﻔﺮﺗﻚ أوﺳﻊ ِﻣﻦ ذﻧﻮﺑِﻨﺎ و رﻤﺣﺘﻚ أر ِﻋﻨﺪﻧﺎ َ ْ َ ِّ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُﻲﻠ اﷲ0 ﻤﺪ َﺻ0 َﻜﺮﻳْﻢ ُﺤﻣ ٍ ِ ِ ِﻣﻦ أﻗﻤ ِﺎﺠﺎ وارزﻗﻨﺎ ﺷﻔﺎ ﻋﺔ ﻧ ِﺒﻴﻚ اﻟ َ َ َ َْ َ0 َ َْ َ َ ْ َاﻤﺣ ْﻦﻴ َ 0 ِِ ﻋﻠﻴ ِﻪ َو ﺳﻠﻢ ﺑِ َﺮﻤﺣ ِﺘﻚ ﻳﺎ أرﺣﻢ اﻟﺮ “Ya Allah, ampunanMu lebih besar dari dosa-dosa kami, dan rahmatMu lebih kami harapkan ke!mbang amalan-amalan kami. Limpahkanlah untuk kami syafaat NabiMu yang mulia, Muhammad SAWDengan rahmatMu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih”
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pemurah. Wal hamdu lillahi Rabbil-alamin. Aamiin.
1 BERTAWASHUL DENGAN AMAL SHALEH Di tengah perjalanan mereka, ketiga musafir itu terpaksa bermalam di gua. Baru saja mereka berada di dalam gua, tiba-tiba jatuhlah sebongkah batu besar dari atas bukit dan menutupi pintu gua, hingga mereka tidak dapat keluar lagi. “Sungguh tidak ada suatu apapun yang dapat menyelamatkan kita di sini dari bahaya yang sedang kita hadapi sekarang ini, kecuali jika kita tawassul kepada Allah dengan amal-amal shalih yang pernah kita lakukan dahulu kala,” ujar salah seorang di antara mereka. Maka berdirilah yang lain sambil berkata: “Ya Allah dahulu saya mempunyai dua orang tua dan saya biasa tidak memberi minuman susu pada siapapun sebelum keduanya meminumnya, baik kepada keluarga atau hamba sahaya. Maka pada suatu hari agak kejauhan bagiku menggembalakan ternak, hingga tidak kembali kepada keduanya kecuali setelah larut malam, sedang keduanya telah tertidur lelap. Sayapun terus memerah susu untuk mereka dan
10
11
sayapun segan membangunkan mereka. Saya tunggu mereka sampai
upah mereka, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar
terbit fajar. Kemudian bangunlah mereka dan langsung meminum
menungggu lalu pulang. Kemudian saya kembangkan upahnya itu
susu perahan yang telah tersedia. Padahal pada malam itu juga
sehingga menjadi kekayaan berupa sapi, unta, kambing dan budak
anakku menangis kehausan meminta susu itu. Ya Allah jika saya
pengembala. Setelah lama dia muncul kembali untuk menagih
lakukan itu semua karena-Mu, maka lapangkanlah keadaan kami
gajihnya sambil berkata kepada saya, “Hai tuan! Berilah hak saya
ini.”
dari gajih saya yang lalu. ”Saya berkata kepadanya, “Semua kekayaan Tiba-tiba bergeserlah batu itu sedikit, tetapi mereka belum
dapat keluar dari gua tersebut.
yang ada dihadapanmu itu adalah milikmu.” Dia mengambil itu semua tanpa tersisa sedikit pun. Ya Allah! Bila aku lakukan ini semua karena-Mu, keluarkanlah kami dari gua ini.” Maka menggelindinglah
Giliran orang kedua bercerita, “Ya Allah dahulu aku pernah terikat cinta kasih kepada anak gadis pamanku yang sangat cantik
batu tersebut sehingga kami dapat keluar dengan selamat. (HR. Bukhari, Muslim).
jelita. Maka karena sangat cintanya aku kepadanya, akupun selalu merayu dan ingin sekali menggaulinya, tetapi dia selalu menolak permintaanku. Hingga terjadi pada suatu saat dia menderita kelaparan dan datang kepadaku, untuk meminta pertolongan. Maka aku siap memberikan seratus dua puluh dinar kepadanya asal saja dia mau menyerahkan dirinya untuk ditiduri. Tatkala aku sudah berada diantara dua belah kakinya tiba-tiba dia berkata, “Takutlah kau kepada Allah! Jangan kau buka tutup ini kecuali dengan cara yang halal.” Maka akupun sadar dan segera bangun meninggalkannya, dan akupun tetap memberikan dinar tersebut.” Ya Allah! Bila aku berbuat semata-mata ikhlas karena-Mu. Maka hindarilah kami dari kesulitan ini.” Batu itupun bergerak, namun mereka tetap belum dapat keluar dari gua itu.
‘IBRAH Pertama, ketulusan mereka di dalam hadits di atas menunjukkan betapa besarnya efek amal perbuatan yang dilakukan dengan tulus ikhlas, sehingga dapat digunakan untuk bertawassul kepada Allah SWT. Di dalam usaha menyelamatkan diri dari bahaya yang menimpa mereka. Kedua, Syekh Mustafa Al-Gulayaiyni berkata, “Amal perbuatan bagaikan badan, ruhnya (jiwanya) adalah keikhlasan, sesungguhnya badan manakala berpisah dengan ruhnya (jiwanya) yang merupakan nadi kehidupannya, bagaikan bangkai yang tidak bermanfaat. Begitu juga amal perbuatan yang tidak disertai dengan keikhlasan, sirna tak berkesan.”
Orang ketiga tidak mau ketinggalan untuk turut ambil bagian. Dia bercerita, “Ya Allah, dahulu saya seorang majikan yang mempunyai banyak buruh. Pada suatu hari, ketika saya membagikan 12
Ketiga, betapa banyak kita saksikan suatu kaum berbuat ditengah-tengah masyarakatnya tanpa bekas dan hasil nyata yang dapat diharpkan mereka. Dikarenakan mereka berbuat untuk 13
memuaskan hawa nafsu mereka saja, tanpa memperhatikan kebutuhan jiwanya. Benarlah W.R. Supratman dengan lagu Indonesia rayanya:“Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia raya……”
2
Keempat, ikhlas itu suci murni tidak bercampur dengan yang lain. Menurut Sayyid Sabik1), ikhlas adalah menjaga manusia dengan perkataannya, amalannya, jihadnya karena Allah semata-mata dengan mengharap keridhaan-Nya saja, bukan mengharap harta, upah, pujian, gelar dan seterusnya. Tetapi dia bersungguh-sungguh untuk menemukan kesukaan Allah SWT semata. Kelima, di dalam Alquran Allah SWT mengibaratkan ikhlas itu laksana susu bersih murni, enak rasanya, baik diminum menyehatkan badan, sesuai dengan irman-Nya:
ُّ ً َ ْ َ َ ْ َ ُ َ $ ِّ ُ $ ْ ُ ُ ِن ﻟﻜ ْﻢ ِﻲﻓ اﻷﻏﻌﺎمِ ﻟ ِﻌﺮﺒة ﻧﺴ ِﻘﻴﻜﻢ ﻣﻤﺎ ِﻲﻓ ﻧﻄﻮﻧِ ِﻪ ِﻣﻦ4َو $ ً َ ً َ ًَ$ ََ َْ َْ َ ﻠﺸﺎرﺑ ﻦﻴ ِ ﻧ ِ ِ ِ ﻦﻴ ﻓﺮ ٍث ودمٍ ﻛﻨﺎ ﺧﺎﻟِﺼﺎ ﺳﺂﺋِﻐﺎ ﻟ
“Dan sesungguhnya binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang ada di dalam perutnya berupa susu yang bersih antara tahi dan darah, mudah ditelan bagi yang meminumnya.” (Q.S. An-Nahl: 66).
“YA RASULULLAH, SUCIKANLAH AKU” Dengan langkah mantab dan sedikit tergesa, wanita itu mendatangi masjid. Tujuannya satu, ingin berjumpa Rasulullah SAW. Saat itu, beliau sedang memberikan pengajian kepada para sahabat dan pemuka kaum Anshor. Begitu wanita itu masuk dan melangkah menuju Rasulullah SAW, seluruh penghuni masjid terdiam. Lalu dia pun menceritakan perihal kedatangannya bahwa dia telah berzina dan datang untuk menyucikan diri. Mendengar pengakuannya, wajah Rasulullah SAW memerah lalu berpaling seolah tidak pernah mendengar sesuatu pun dari wanita di hadapannya. Kemudian beliau meminta agar dia mengulang pengakuannya. Beliau tidak ingin menjatuhakan hukuman hanya dengan satu kali pengakuan saja. Bisa jadi wanita tersebut sedang mengalami tekanan jiwa.
1) Pendapat ini dinukil dari buku Pegangan Hidup 2, karya M. Yunan Nasution. Sedangkan Sayyid Sabiq adalah penulis buku Fiqhus Sunnah.
14
Wanita itu pun mengulangi pengkuannya yang telah berzina 15
dan kini hamil. Rasulullah SAW bersabda, ”Pergilah. Setelah engkau melahirkan anakmu, kembalilah ke sini.” Wanita itu pun pergi hingga dia melahirkan anaknya. Kemudian dia kembali lagi menghadap Rasulullah SAW setelah melahirkan anaknya sesuai dengan perintahnya. Dalam keadaan menggendong anaknya si wanita tadi berkata kepada beliau, ”ya Rasulullah, sucikanlah aku!” Beliau melihat jabang bayi yang berada dalam dekapan ibunya. Beliau merasakan kepedihan mendalam di hati. Beliau menyadari bahwa kehadirannya di muka bumi ini adalah sebagai pembawa rahmat bagi semua makhluk. Rasulullah SAW bersabda lagi kepada wanita tersebut, ”Kembalilah, susuilah dia! Jika kamu telah menyapihnya, datanglah padaku!” Wanita itu kembali ke rumahnya, dia menyusui anaknya. Selama itu keimanan dan keteguhannya semakain bertambah. Setelah melewati masa menyusui, dia kembali mendatangi Rasulullah SAW Wanita itu telah menyapih anaknya. Bersama anaknya dia mendatangi beliau seraya berkata: ”Sucikan aku wahai Rasul!” Rasul pun menggendong anak itu, kemudian beliau bersabda: ”Barangsiapa yang menanggung anak kecil ini, dia akan bersamaku di dalam surga seper" jari ini.”
Kemudian para sahabat membawa wanita itu untuk dijatuhi hukuman. Wajahnya ditutup dan dari segala arah batu kerikil menghujani tubuhnya. Saat itu Khalid bin Walid mendatangi tempat hukuman. Dia pun turut menghantamkan batu di kepala wanita itu hingga darahnya mengenai muka Khalid. Dia berang dan mencaci wanita di hadapannya, mendengar caciannya Rasul pun menegur Khalid, ”Pelan dan ramahlah wahai Khalid! Demi Zat Yang Menguasai diriku. Sungguh dia telah bertobat, sekalipun seorang pemakan harta dengan zhalim, jika dia bersedia melakukan tobat, niscaya dia akan mendapat ampunan.” Dalam riwayat lain, dikisahkan bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan rajam atas wanita itu. Setelah dia mati, beliau melakukan shalat untuknya. Lalu Umar r.a. bertanya kepadanya, ”Apakah engkau shalat untuknya, padahal dia telah berzina?” Nabi SAW menjawab, ”Dia telah bertobat. Jika tobatnya itu diperuntukkan bagi 70 orang penduduk Madinah, niscaya masih tersisa bagi mereka. Adakah tobat yang lebih utama dari keberanian seorang hamba menyerahkan dirinya kepada Allah?”
‘IBRAH Pertama, Itulah suatu pemandangan yang sangat berkesan di masa Rasulullah SAW Beliau tidak meninggalkan kewajiban menegakkan hak-hak Allah SWT, namun pada saat yang sama beliau tidak pula mencela, memaki ataupun membuka aib kaum muslimin. Sebalknya beliau menanamkan ajaran rohani. Beliau memberikan pendidikan mulia hingga orang bersalah pun dengan sadar berani mengakui kesalahan dan berani menanggung akibatnya tanpa paksaan. Hingga orang berdosa datang sendiri mencari keadilan sejati.
Segera salah seorang dari kaum Anshar mengambil dan merawat anak kecil itu sebagai tangggungannya.
Kedua, apa yang dilakukan Rasulullah SAW menghadapi pengakuan wanita tersebut di atas? Beliau mencoba agar dia mengulang pengakuannya. Beliau tidak ingin menjatuhkan hanya
16
17
dengan satu kali pengakuan saja. Bisa jadi wanita tersebut sedang mengalami tekanan jiwa, atau emosinya dalam keadaan tidak setabil. Dengan begitu ada kemungkinan syubuhat dalam memutuskan suatu perkara. Padahal beliau pernah bersabda, “Cegahlah hukuman (hudud) karena syubuhat.” Ketiga, pendirian Rasulullah SAW dalam menyikapi suatu kasus tersebut sangat bijaksana, sekaligus mengandung manfaat pendidikan yang luar biasa. Di antaranya adalah menjaga hak hidup anak manusia yang masih berada dalam kandungan, juga menjaga hak anak yang masih dalam buaian ibu untuk disusuinya hinggadiatersapih. Beliau menangguhkan hukuman mati buat ibunya karena pertimbangan kemanusiaan kecuali setelahdiamelahirka anaknya dan menyapihnya. Begitulah karena Rasul sangat memahami hak-hak manusia. Keempat, manfaat lain adalah menguji kesabaran dan keteguhan wanita mukmin yang berbuat dosa, meskipun diberikan tangguh dan hukuman ditunda hingga sembilan bulan untuk melahirkan anaknya kemudian dia menyusuinya hingga dia menyapihnya.dia tidak mengubah ketetapan hatinya untuk menyucikan diri dari dosa. Wanita itu tetap teguh untuk menjalani hukuman sebagai akibat dari dosa yang diperbuatnya. Selama itu pula, dia menaggung beban yang tidak kunjung usai untuk bisa menyucikan diri dari dosa. Kelima, Allah SWT ber irman:
0 َ َﻳﻦ إ َذا َﻓ َﻌﻠُﻮا ْ ﻓَﺎﺣ َﺸ ًﺔ أَ ْو َﻇﻠَ ُﻤﻮا ْ أَ ْﻏ ُﻔ َﺴ ُﻬ ْﻢ َذ َﻛ ُﺮوا ْ اﷲ َ 1ا ِ ِ ِ و ْ ُّ ُ ْ َ َ ُ 0 َ ُ ُّ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ﻧﻮب إِﻻ اﷲ وﻟﻢ ﻳ ِﺮﺼوا1ﻧﻮﺑِ ِﻬﻢ وﻣﻦ ﻓﻐ ِﻔﺮ ا1ِ ﻓﺎﺳﺘﻐﻔﺮوا ََ َ ََْ ُ ْ ُ َ ﺒﻟ َﻣﺎ ﻓ َﻌﻠﻮا َوﻫ ْﻢ ﻓﻌﻠ ُﻤﻮن Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka !dak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Q.S. Ali Imran: 135). 18
3 RASULULLAH SAW DAN SANG KAISAR Heraclius, Kaisar Romawi Timur yang memerintah tahun 610630 M, suatu ketika pernah kedatangan Abu Sofyan yang singga dalam perlawatannya menuju negeri Syam (Syiria). Saat itu, Abu Sofyan masih memusuhi Nabi SAW. Bersama rombongannya yang terdiri dari kafilah Quraisy, dia diundang oleh Heraclius untuk datang ke Baitul Maqdis (Yerusalem) Palestina untuk menemuinya. Dalam forum yang juga dihadiri oleh para pembesar dan cerdik cendikia Romawi dan melalui perantara seorang ahli alih bahasa, terjadilah dialog antara Heraclius dan Abu Sofyan. Heraclius (H)
: Siapakah diantara tuan-tuan yang lebih berdekatan keluarga dengan laki-laki yang mengakui dirinya sebagai seorang Nabi?
Abu Sofyan (AS) : Sayalah yang lebih berdekatan keluarga dengannya.
19
H
perjanjian Hudaibiyah, tahun 6 Hijriah. Dan kami "dak tahu apakah yang diperbuatnya sekarang tentang perjanjian tersebut. Aku "dak berani menambah sedikitpun selain dari kalimat yang ku ucapkan ini”
: (kepada juru alih bahasa) Suruh dia mendekat kepadaku! Dan suruh duduk pula sahabat-sahabatnya di belakangnya.” Katakan kepada mereka (Quraisy) bahwa saya akan bertanya kepada laki-laki ini. Jika dia berdusta katakan dia berdusta.”
AS
Belum puas, maka dia bertanya lagi kepada Abu Sofyan,
: (Kepada diri sendiri dan teman-temannya) Demi Tuhan, kalau bukan karena malu aku disebut seorang pendusta, niscaya aku berdusta menerangkan untuknya tentang Muhammad.
H
H
: Bagaimana keturunan Muhammad itu?
H
AS
: Dia seorang dari keturunan terhormat.
AS : Keadaan peperangan kami kalah menang silih bergan".
H
: Pernahkah orang lain sebelumnya mengatakan perkataan semacam itu?
H
AS
: Tidak pernah.
H
: Adakah nenek moyangnya yang menjadi raja?
AS
: Tidak Heraclius terus menghujani pertanyaan kepada Abu Sufyan,
H
: Siapakah pengikut-pengikutnya, bangsawan atau orang biasa?
AS
: Bahkan orang-orang biasa saja.
H
: Apakah pengikutnya semakain bertambah atau semakin berkurang?
AS
: Tentu semakin bertambah, hari demi hari.
H
: Apakah diantara mereka ada yang murtad lantaran benci terhadap agamanya setelah dia masuk ke dalamnya?
AS
: Tidak ada. Pertanyaan Heraclius semakin menukik terhadap Abu Sufyan,
H
: Pernahkah dia melanggar perjanjian atau khianat?
: Pernahkah kamu berperang dengan dia?
AS : Pernah. : Bagaimana keadaan peperangan antara kamu dengan dia?
: Apakah gerangan yang diperintahkannya kepadamu?
AS : Dia memerintahkan, sembahlah Allah saja dan jangan mempersekutukan-Nya dan "nggalkanlah kepercayaan nenek moyangmu, disuruhnya kami mendirikan shalat, jujur, sopan dan menyambung tali persaudaraan satu sama lain. Kemudian Heraclius mengapresiasi keterangan Abu Sufyan sambil berkata kepada juru bicaranya , “Terangkanlah kepada Abu Sufyan, bahwa aku telah bertanya tentang Muhammad. Jawabnya, bahwa dia seorang yang terhormat. Begitulah Rasul-rasul terdahulu selalu dipilih dari keluarga yang terhormat.” “Tadi dia mengatakan, bhawa perkataannya itu belum pernah dikatakan oleh seseorang sebelumnya, Andaikata pernah, niscaya aku katakan kepadanya. Dia meniru ucapan orang yang terdahulu itu.” “Dia menerangkan bahwa, tidak pernah seorang pun keluarganya menjadi raja, andaikata pernah seorang dari nenek moyangnya jadi raja, niscaya aku katakan bahwa dia orang yang menuntut kembali kerajaan neneknya.”
AS : Tidak, kami dengan dia dalam suatu perjanjian damai yaitu
“Dia juga mejelaskan bahwa Muhammad itu tidak pernah berdusta sebelum dia mendakwakan dirinya sebagai utusan Tuhan,
20
21
maka kalau dia enggan berdusta kepada sesama manusia, bagaimana pula dia mau berbuat dusta kepada Tuhannya.” “Dia berkata bahwa pengikut-pengikut Muhammad terdiri dari kalangan orang-orang biasa, memang sejarah para Rasul, mula-mula pengikutnya terdiri dari kalangan orang-orang biasa saja. Telah aku katakan pula, apakah pengikutnya semakin bertambah atau semakin berkurang, Jawabnya, bahkan mereka semakin bertambah banyak. Begitulah halnya jika keimanan itu sampai pada kesempurnaannya.” “Telah aku tanyakan, apakah pengikutnya ada yang murtad lantaran benci kepada agamanya, dia pun menjawabnya, tidak. Begitulah keimanan manakala sudah meresap dalam qalbu seseorang, dia tidak akan luntur lalu hilang.” “Dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah melanggar perjanjian, begitulah ciri-ciri para Rasul, tidak pernah melanggar janji mereka. Dia juga menjelaskan bahwa Muhammad menyuruh untuk menyembah Allah dan tidak boleh menyekutukan-Nya, disuruhnya mendirikan shalat dan berlaku sopan santun kepada semua orang. Jika apa yang dikatakan Abu Sufyan itu benar adanya, niscaya kelak Muhammad akan memerintah pada tempat di bawah kedua kakiku ini.” “Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa dia akan lahir ke dunia ini, tetapi aku sama sekali tidak mengira bahwa dia akan lahir di antara kamu dari bangsa Quraisy. Andaikata aku tahu akan bisa sampai kepadanya, niscaya dengan susah-payah aku akan datang menemuinya, dan kalau aku berada di sisinya aku basuh kedua belah kakinya.” Sesudah dialog itu berlangsung. Heraclius menyuruh seorang ajudannya untuk mengambil surat Rasulullah SAW yang ditujukan kepadanya, lalu surat itu dibacakan, berbunyi sebagai berikut:
“Kesejahteraan kiranya bagi orang yang mengiku! petunjuk. Adapun kemudian daripada itu, sesungguhnya aku menyeru tuan dengan seruan Islam. Peluklah Islam supaya tuan selamat, dan Allah akan memberi pahala kepda tuan dua kali lipat. Kalau tuan enggan, niscaya tuan memikul dosa rakyat tuan seluruhnya.” “Hai Ahli Kitab! Marilah kepada satu kalimat (pendirian atau keyakinan) yang bersamaan antara kami dan kamu. Jangan menyembah selain kepada Allah dan !dak mempersekutukan Dia dengan suatu apaun. Dan kita !dak boleh lagi mengambil Tuhan sesembahan selain Allah.” “Apabila kamu enggan untuk menuru! ajakan kami, akuilah bahwa kami ini orang Muslim.” Abu Sufyan menyaksikan kejadian yang luar biasa, dia berkata, ”Setelah selesai Heraclius berbicara dan membaca surat dari Rasulullah SAW, terjadilah kegaduhan dan susra-suara keras di sekelilingnya sedangkan kami diminta keluar olehnya. Aku berkata kepada teman-teman ketika kami diminta keluar. ”Sungguh hebat sekali usaha anak Abu Kabsyah (kata ejekan orang-orang kafir kepada Nabi), takut kepadanya kaisar bangsa kulit bule. Maka aku selalu berkeyakinan, bahwa Nabi Muhammad pasti akan menang dan hingga Tuhan memasukkan Islam kedalam hatiku”.
‘IBRAH
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan PesuruhNya. Kepada Heraclius Kaisar Romawi.”
Pertama, Heraclius Kaisar Romawi yang bijaksana, dia tahu bahwa Muhammad SAW adalah utusan Tuhan, walaupun dia agak kecewa karena Muhammad SAW dilahirkan di kalangan bangsa Arab dari suku Quraisy. Namun demikian dia sangat mengapresiasi kerasulan Muhammad SAW, tergambar dalam pernyataannya, ”andIkata aku tahu akan bisa sampai kepadanya niscaya dengan
22
23
susah-payah, aku akan datang menemuinya, dan jika aku berada di sisinya aku basuh kedua belah kakinya.” Kedua, Nabi Muhammad SAW adalah Nabi internasional, risalahnya universal dan ditujukan kepada seluruh manusia di dunia ini, untuk semua ras, bangsa dan bahasa sampai akhir zaman dan beliau menjadi rahmatan lil ‘aalamin. Sebagaimana termaktub di dalam Alquran:
ُ ُ َ ِّ ُ ' َ ُّ َ َ ْ ُ ُ َْ ًﻜ ْﻢ َﻤﺟﻴﻌﺎ !ِ ﷲ إ ِ ِ رﺳﻮل اkِﻗﻞ ﻳﺎ ﻛﻓﻬﺎ اﺠﺎس إ
“Katakanlah hai Muhammad! Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku ini adalah Rasul Allah untuk kamu semua.” (Q.S. Al-A’araf: 158).
َ ََو َﻣﺎ أَ ْر َﺳﻠْﻨ َﻤﺣ ًﺔ ﻟِّﻠْ َﻌﺎﻟَﻤﻦﻴ َ ْ ﺎك إ 'ﻻ َر ِ ِ
“Tidaklah kami utus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.” (QS. Al-Anbiya: 107).
4 BERBURU SYAFAAT Suatu saat Allah SWT akan mengumpulkan semua manusia di akhirat nanti. Maka berdirilah kaum mukminin di dekat surga, lalu mereka pergi menghadap Nabi Adam as. untuk meminta
ٰ َ َ ْ ُ َ ِّ ِّ َ َ َ َ ٌ ' َ ُ َ َ ' َ ُ' ' اﷲ ِ ﻜﻦ رﺳﻮل ِ ﻣﺎ ﺎﻛن ﺤﻣﻤﺪ أﺑﺎ أﺣ ٍﺪ ﻣﻦ رﺟﺎ ِﻟﻜﻢ وﻟ
bantuannya. Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mintakan untuk
َ اﺠﺒ ِّﻴ ' ََ َ َ ﻦﻴ ِ وﺧﺎﻳﻢ
bukanlah aku yang berhak untuk itu. Pergilah kamu kepada putraku
kami supaya dibukakan pintu surga.” Jawab Adam as. , “Adakah yang mengeluarkan kamu dari surga, selain dosa ayahmu ini?” Maka Ibrahim Khalilullah as. Mereka pergi berbondong-bondong menuju Nabi Ibrahim as.
“Muhammad itu bukanlah bapak salah seorang daripada kamu, akan tetapi dia adalah seorang Utusan Allah dan penutup segala Nabi.” (Q.S. Al-Ahzab: 40).
dan memohon bantuan seperti yang mereka sampaikan kepada ayah mereka Nabi Adam as, kemudian nabi Ibrahim as. berkata kepada mereka, ”bukan aku yang berhak untuk itu, aku hanya seorang Khalilullah (kekasih Allah) yang berada di belakang,” Beliau pun
Ketiga, surat Nabi SAW ringkas padat mengajak kaisar Heraclius untuk bertauhid, menyamakan persepsi dan pemahaman untuk tidak menyekutukan Tuhan, menunaikan shalat, sopan santun terhadap sesama, menjalin silaturrahim. Singkatnya beliau mengajak Heraclius untuk memeluk Islam. Tetapi kalau dia belum bisa menjawabnya, paling tidak dia mengakui bahwa Muhammad dan pengikutnya adalah orang Islam. 24
meminta mereka untuk menghadap kepada nabi Musa as. Kemudian mereka pergi menuju nabi Musa as. Kalimullah, yang telah berbicara langsung dengan Allah, untuk meminta bantuannya. Musa as. berkata, “Itu bukan bagianku. Pergilah kalian kepada Isa ruhullah.” 25
Lalu mereka pergi lagi menuju nabi Isa as. untuk meminta bantuannya. Isa pun berkata kepada mereka , “Itu bukan hakku. Pergilah kalian ke Nabi akhir zaman, yaitu nabi Muhammad SAW habibullah (kekasih Allah).”
“Demi Allah yang jiwa aku ada ditangan-Nya, dasar neraka jahannam itu dalamnya sejauh tujuh puluh tahun jatuhnya sesuatu menurun ke bawah. (H.R. Muslim).
‘IBRAH
Sampailah mereka ke hadapan baginda nabi besar Muhamma SAW dan berdirilah Nabi Muhammad SAW serta diizinkan baginya untuk menunaiakan amanat dan rahim itu kepada mereka, dilepaskanlah amanat dan rahim itu berdiri di sisi kanan dan kiri jalan menuju surga. Keadaan mereka pun macam-macam di atas shirat tersebut. Maka menyeberanglah bagian pertama dari mereka bagaikan kilat. Beliau ditanya , “Apa maksudnya bagaikan kilat?” Nabi menjawab , “Tidakkah kamu melihat lalu lintasnya sekejap mata?” Kemudian bagian kedua menyebrang shirat bagaikan kecepatan
Pertama, amanah yang dimaksud di sini adalah, amanah dalam pengertian yang luas, yang mencakup kewajiban dan tanggunjawab manusia, baik terhadap Tuhan yang menciptakannya maupun terhadap sesama makhluk. Kewajiban dan tanggungjawab itu demikian berat, tidak seringan ucapan yang dapat diucapkan oleh setiap orang. Sampai-sampai para nabi seperti Nabi Adam, Ibrahim, Musa dan Isa alaihimus-salam, yang tersebut dalam hadits di atas, mengetahui haknya masing-masing dan mereka menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya yaiitu Nabi Muhammad SAWuntuk memberi pertolongan kepada mereka yang membutuhkannya di akhirat kelak. Sesuai dengan irman Allah SWT,
terbangnya burung. Kemudian berikutnya bagaikan orang yang berlari kencang. Semua itu dilarikan oleh amal perbuatan mereka itu sendiri tempo dulu di dunia. Sedang Nabi Muhammad SAW berdiri berada di atas shirat sambil berdoa, “Ya Tuhan, selamatkan-selamatkan!” Hingga sampai
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu mengembalikan amanat kepada yang berhak (QS. An-Nisa: 58).
giliran orang-orang yang lemah amal perbuatan kebaikannya berjalan di atas shirat. Mereka ada yang merangkak, sedang di tepi kanankiri shirat ada ranjau yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang mesti diciduknya. Maka keadaan mereka ada yang luka tapi selamat, ada yang jatuh tersungkur ke dalam neraka. Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda,
26
Kedua, nabi Muhammad SAW adalah nabiyurrahmah, nabi yang kualitas welas asihnya sangat sangat kasih sangat tinggi, sampai-sampai dia siap memikul amanat yang diberikan oleh nabi-nabi sebelumnya untuk menolong dam memberi syafaat kepada mereka yang butuh pertolongannya di atas shirat dengan ucapan,
27
“Ya Rabb sallim, ya Rabb sallim.” (Ya Tuhan selamatkan, ya Tuhan selamatkan).
5
Ketiga, hadist yang berbunyi: “Tiap-!ap Nabi itu mempunyai suatu doa yang dikabulkan, lalu mereka menyegerakan doanya itu di dunia. Sedangkan aku telah menyimpan doaku itu sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat kelak, maka dialah yang memperoleh insya Allah, yaitu barangsiapa yang ma! dari golongan umatku yang !dak menyekutukan Allah sedikit pun.” [HR. Bukhari, Muslim].
YAKIN AKAN AMANAH MEMBUAHKAN KEMERDEKAAN Sore itu, Umar bin Khattab ra. Keluar kota dalam rangka blusukan untuk mengetahui keadaan rakyatnya yang berada di dusundusun terpencil. Keadaan seperti ini sering dia lakukan selama dia menjabat sebagai seorang khalifah. Di suatu dusun, dia bertemu dengan seorang penggembala kambing yang sedang menghalau kambingnya pulang ke kandang. Khalifah menyapa si penggembala. “Banyak sekali kambingmu wahai penggembala, bolehkah saya membelinya seekor?” Si penggembala menjawab dengan tegas. “Tuan, kambing-kambing ini bukanlah milikku. Aku hanya bekerja menerima upah saja. Kambing-kambing itu semua milik majiakanku.”
28
29
Mendengar jawaban itu Umar jadi penasaran dan ingin tahu, dia berkata lagi. ”Ah, tidak mengapa kalau kau jual satu ekor saja dari kambing-kambing itu, disamping tidak ketahuan kau pun mendapat uang dariku. Kalau suatu saat majikanmu menanyakan kenapa kambing-kambing itu kurang seekor, jawab saja kepadanya bahwa yang satu ekor diterkam serigala. Kan dia tidak melihat dan tidak dapat membuktikan bahwa yang seekor itu engkau jual.” Khalifah Umar bin Khattab mencoba terus membujuk penggembala itu supaya mau menjual seekor kambingnya yang dimintanya itu. Beliau meyakinkan kepadanya, bahwa majikannya tidak akan mengetahuinya bila dia menjual satu ekor saja dari kambing-kambing yang banyak itu.
harganya.” Setelah terjadi kesepakatan harga, maka beliau membayar uang tebusannya, dan dengan dipersaksikan oleh mereka bertiga, Umar berkata kepada si penggembala itu, “sekarang engkau aku sudah tebus dan aku merdekakan di dunia ini, karena keteguhan dan kegigigihanmu memegang amanah dan keyakinan, semoga kelak di akhirat kau dimerdekakan pula dari adzab api neraka.” Mendapatkan kemerdekaannya dari status budak pada hari itu tentu saja membuat si penggembala bersyukur sekaligus terkejut. Dan mengetahui bahwa yang memerdekannya adalah orang nomor satu di negeri, yakni khalifah Umar bin Khattab ra, membuatnya lebih tercengang lagi.
Tetapi si penggembala tetap pada pendiriannya semula, dia enggan untuk menjualnya demi menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya oleh tuannya. Akhirnya dia berkata tegas ketika tetap dipaksa oleh Umar untuk menjualnya, “Di mana Allah kalau begitu? Bukankah Dia Maha Melihat dan Maha Mengetahui terhadap perbuatan hambanya, walaupun tuanku tidak mengetahuinya.” Mendengar ucapannya yang penuh semangat amanah, bernilai tauhid serta keyakinan yang mendalam, maka beliau meminta kepada penggembala itu agar bersama-sama pergi menuju tempat majikannya, supaya dia dapat berbicara langsung mengenai pembelian kambing kepada pemiliknya sendiri. Apa yang terjadi setelah itu? Tatkala sampai di tempat yang dituju, maka beliau bertanya kepada si pemilik kambing tersebut , “Apakah boleh saya menebus budak penggembala ini, untuk
‘IBRAH Pertama, setiap orang dalam kedudukan, jabatan, fungsi dan tugas apapun yang dilakukannya wajib memelihara amanah itu, karena agama Islam memerintahkan pada setiap pemeluknya untuk menjaga dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Kedua, amanah itu merupakan nilai-nilai ruhaniyah yang utama, yang bersumber kepada keimanan atau kepercayaan terhadap Kemahakuasaan Allah yang merupakan penentu arah kehidupan manusia yang membawa keselamatan hidup dunia dan akhirat. Ketiga, Sayyid Qutub dalam tafsirnya2), menjelaskan tentang
dimerdekakan?” Sang majikan menjawab, “Tentu boleh, asal cocok 2) Tafsir Fi Zhilaalil Quran, Sayyid Quthub
30
31
amanah sebagai berikut, “Amanah-amanah itu berpokok pada
Amanah terhadap diri sendiri maksudnya dengan memelihara
amanah al-kubra, yaitu amanah yang besar yang telah melekat
seluruh anggota badan supaya menjalankan pungsi yang tidak
secara otomatis dalam itrah kejadian manusia. Dimana manusia
merugikan dan merusak kepada diri sendiri. Contoh, mulut, mata,
itu sendiri sudah menyatakan kesanggupannya untuk memikulnya.
kuping, tangan, hidung dan seterusnya dipungsikan untuk kebaiakan bukan untuk kemaksiatan.
Amanah terbesar (amanah kubra) itu adalah hidayah, ma’rifah
Kelima, Sayyid Jamaluddin Al-Afghani dalam bukunya, Ar-
dan iman kapada Allah, yakni petunjuk, pengenalan dan keimanan
Raddu ‘alad-Dahriyin (Menolak Paham Materialisme) berkata,
kepada Pencipta alam semesta ini dengan tekad bulat, kemauan
“Seperti dimaklumi, pembinaan masyarakat insani yang kuat dan
dan kesungguhan. Amanah yang demikian, yang telah terjalin dan
abadi hanya dapat ditegakkan di atas dasar hubungan dan tujuan
terpadu menjadi itrah manusia, membentuk jiwa manusia untuk
yang saling mendatangkan manfaat baik bagi jiwa maupun ruh.
beriman hanya kepada Tuhan, meminta petunjuk hanya kepada-
Hubungan yang demikian adalah amanah, apabila amanah itu rusak,
Nya, mengenal, menyembah dan mentaati-Nya.
maka rusaklah segala macam ikatan hubungan, dan putuslah tali-
Dari amanah kubra inilah memancar amanah-amanah lainnya, seperti amanah pengakuan kepada agama, amanah mu’amalah yang mengatur hubungan antara manusia sesama manusia dan lainlainnya.”
temali tujuan yang baik. Tata susunan kehidupan akan berantakan dan pembinaan masyarakat insani juga akan berantakan serta mengalami kehancuran.” Keenam, banyak dalil yang memerintahkan menunaikan
Keempat, amanah itu ada dalam berbagai aspek kehidupan dan hubungan: Amanah terhadap Allah, dalam hal ini termasuk pula amanah terthadap rasul-Nya. Intinya, mentaati segala yang diperintah oleh Allah dan rasul-Nya serta menjauhi apa-apa yang dilarang.
amanah baik dari Alquran maupun Al-Hadits, diantaranya sebagai berikut:
# ِّ َ ُ ْ َ ََُ ََ َ ُْ ي اؤﺗ ِﻤﻦ أﻣﺎﻏﺘﻪ$ا ِ ﻓﻠﻴﺆد “Hendaklah orang yang menerima sesuatu kepercayaan menunaikan amanah.” (QS. Al-Baqarah: 283).
Amanah terhadap sesama manusia, mengandung dua hal yang bersipat pribadi dan bersipat kepentingan umum. Keduanya melekat dalam kehidupan manusia yang masing-masing akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap segala apa yang telah diamanatkan terhadap dirinya sendiri atau berjamaah. 32
َ ُ َ ْ ْ َ َ ْ َ ََ ْ ُ َ # َ ﻳﻦ ﻫﻢ ِﻷﻣﺎﻧﺎﺗِ ِﻬﻢ وﻗﻬ ِﺪ ِﻫﻢ راﻋﻮن$ا ِ و “Sesungguhnya akan memperoleh kemenangan orang33
orang yang memelihara amanah dan orang yang menjaga (menepa!) janji.” (QS. Al-Mukminun: 8).
6
“Tunaikan amanah terhadap orang yang mempercayakan sesuatu kepadamu dan janganlah khianat terhadap orang yang menghianatimu.” (HR. Ad-Daruqutni). Singkat kata, “Al-Amanatu kanzun.” (Amanat itu pundi yang perlu dijaga).
TARIKLAH KERAH BAJUKU! Berbeda dan bertolak belakang dengan kebiasaan mereka yang mendapatkan jabatan yang strategis, apalagi sebagai kepala negara, ketika mendengar berita pengangkatan dirinya sebagai khalifah, Umar bin Abdul ‘Aziz justru berduka dan menjadi kecut hatinya. Dan ketika beliau yang berada di barisan pertama diminta oleh para alim ulama untuk naik ke atas mimbar dan berorasi di depan halayak ramai, tubuhnya menggigil dan gemetar diliputi rasa khawatir yang luar biasa. Dia hanya berdiri mematung di atas mimbar untuk beberapa saat Hatinya bergejolak dan bergemuruh, namun tidak ada satu katapun yang bisa keluar dari mulutnya. Setelah mampu mengatasi kesedihan hatinya, dia berkata, “Baiat kalian untuk diri kalian. 34
35
Aku tidak menginginkan menjadi khalifah kalian.” Para hadirin menanigs mendengarnya. Kemudian mereka berkata, “Kami tidak menginginkan siapapun selain engkau ya Umar.” Seperti tidak peduli dengan jawaban mereka, Umar malah mengingatkan tentang kematian, tentang pertemuan dengan Allah, tentang perjuangan orang-orang dahulu, sehingga orang-orang yang ada di dalam masjid menangis. Roja bin Hawiyah berkata, “Demi Allah, aku melihat dinding masjid Bani Umar dan kami menangis.” Umar lalu turun dari atas mimbar, sedang mereka berusaha mendekatkan
hewan-hewan
tunggangan
sebagaimana
biasa
dilakukan terhadap khalifah-khalifah sebelumnya. Beliau berkata, “Tidak, aku hanya seorang laki-laki muslim seperti kalian, hanya saja aku muslim yang lebih banyak menanggung resiko, beban dan tanggung jawab di hadapan Allah, cukup dekatkan kudaku ke sini.” Dia menunggang kudanya untuk kembali ke rumah. Beberapa hari kemudian, dia menjual rumah mewahnya dan menyedekahkan semua perabotan dan barang-barangnya kepada fakir miskin. Lalu dia tinggal di sebuah kamar di lingkungan orang-orang biasa di Damaskus. Hal itu dia lakukan semata-mata untuk lebih mendekatkan diri dengan fakir miskin dan para janda. Dia mengajak dialog istrinya, Fatimah, “Wahai istriku! Aku memangku urusan ummat Muhammad SAW, sedang mereka semua tahu bahwa wilayah yang dikuasai memanjang dari Sind sebelah timur sampai ke Rabat di sebelah barat, dari Turkistan sebelah utara sampai Afrika Selatan di bagian selatan. Jika engkau menginginkan Allah dan kehidupan akhirat, berikanlah perhiasan dan emasmu ke baitul mal. Tapi, jika engkau menginginkan dunia maka kemarilah akan ku hiasi engkau dengan perhiasan yang indah. Dan kembalilah ke rumah ayahmu.” 36
Fatimah berkata, “Tidak, demi Allah, kehidupan adalah kehidupanmu, maka kematianpun adalah kematianmu.” Fatimah lalu memberi semua perhiasannya dengan ikhlas. Umar berusaha keras untuk menjadikan ummat Islam seimbang dalam kehidupan. Pada hari pertama Umar tidur siang, lalu datang anaknya yang shaleh, Abdul Malik bin Umar bin Abdul Aziz, anak itu berkata, “wahai ayah! engkau tidur sedang engkau telah dinobatkan sebagai khalifah. Di antara mereka ada yang fakir, miskin, lapar dan para janda. Mereka semuanya akan meminta pertanggungjawaban engkau kelak di hari kiamat.” Umar menangis dan bangun mendengar hal itu, anaknya tersebut meninggal sebelum genap berusia dua puluh tahun. Umar menjalani kehidupan yang penuh dengan kemiskinan. Beliau hanya mengonsumsi roti kacang atau syair yang dicampur dengan minyak samin. Bahkan terkadang sarapan pagi dengan segenggam anggur yang telah dikeringkan (sejenis kismis). Dia berkata kepada anak-anaknya , “Ini lebih baik daripada api neraka.” Beliau selalu melaksanakan shalat berjamaah bersama kaum muslimin. Langkah pertama yang diambilnya setelah menjadi khalifah ialah mencopot para menteri penghianat dan zhalim yang berkuasa pada khalifah sulaiman. Umar memanggil mereka dan berkata kepada Syarik bin ‘Arada’, “Menyingkirlah dariku wahai orang yang zhalim. Aku melihatmu mendudukan orang lain di atas matahari, mencambuk mereka dengan cemeti, membuat mereka lapar, sedang kamu berada di kemah mewah dan mengenakan kain sutra yang sangat lembut, tenggelam dalam kenikmatan dan kesenangan.” Beliau juga memanggil yang lainnya, dia berkata kepadanya, “Menyingkirlah dariku. Demi Allah tidak ada kekuasaan untukmu dariku. Aku melihatmu memberikan darah kaum muslimim kepada 37
Sulaiman bin Abdul Malik.” Kemudian dia menunjuk para menteri dan pejabatnya dari kalangan ulama kaum muslimin yang baik-baik. Umar pernah mengirim surat kepada beberapa orang ulama, diantaranya kepada Hasan al-Bashri, Mutharif bin Abdullah ibnulSyahir, dan Salim bin Abdullah bin Umar. Dalam surat tersebut Umar meminta kepada mereka untuk menuliskan saran dan nasihat kepada dirinya, sebelum Allah menghancurkan orang-orang yang zhalim. Maka mereka pun mengirimkan surat yang menggetarkan hati. Beliau menunjuk tujuh orang ulama terkemuka untuk menjadi tempat diskusi pada malam hari. Mereka berdialog dengan dirinya setelah selesai shalat isya. dia mengisyaratkan kepada mereka tiga syarat : Pertama, tidak menggunjing apelagi mencela orang muslim, karena disamping dilarang agama, juga akan menimbulkan fitnah dimana-mana dan akan menimbulkan ketidak nyamanan. Kedua, tidak mengutarakan pengaduan seorang muslim, yakni keputusan-keputusan yang memalukan terkait dengan harga diri, kesepakatan dan tempat kumpul mereka. dia enggan untuk diperlihatkan kepada dirinya tentang itu semua. Ketiga, tidak bercanda di dalam majelisnya, akan tetapi mereka harus memperingatkan tentang akhirat atau hal-hal yang mendekatinya. Umar lalu naik keatas mimbar dan menjelaskan politik pemerintahannya yang baru. dia lalu mendatangkan Muzahim, budaknya yang berkulit hitam, berbadan tegap dan kekar serta sangat takut kepada Allah. Seraya berkata kepadanya, “Wahai Muzahim, demi Allah, aku mencintaimu karena Allah. Engkau menteriku sekarang.” 38
Beliau naik ke atas mimbar dengan beberapa berkas di tangannya. Berkas-berkas itu berisi informasi-informasi penting, terkait dengan letak geografis kerajaan dan kehalifahannya yang sangat luas pada masanya. Dia berkata, “Ini adalah berkas Abdul Malik bin Marwan yang berisi tentang daerah kekuasaan keturunan Bani Marwan. Allah benar sedang Abdul Malik bin Marwan telah berdusta dan berkhianat.” Umar lalu menghancurkan dokumen itu, lantas berkata, “Berikan aku dokumen Bani Umayyah!” Maka dia pun mendapatkan dokumen milik Abbas ibnul-Walid bin Abdul Malik yang mengambil tanah orang lain yang sangat luas di Madinah. Kemudian beliau menggunting-gunting dokumen-dokumen itu semuanya, sambil berkata, “Tidak ada hak bagimu pada tanah kaum muslimin sejengkal pun.” Abbas berkata dengan nada mengancam, “Wahai Amirul Mukminin, kembalikan tanahku! Jika tidak, bagiku dan bagimu syairku.” Umar berkata, “Demi Allah! Jika engkau tidak diam, tentu Muzahim akan mendatangimu untuk memenggal lehermu.” Abbas pun tercengang dan diam tanpa kata-kata. Lalu Umar memeriksa dokumen-dokumen tersebut setelah shalat Jumat, berkas-berkas itu semuanya merupakan tindakan-tindakan yang zhalim pada masa sebelumnya. Kondisi seperti itu terus berlangsung sampai Amirul Mukminin memanggil Muzahim, salah seorang menterinya dan berkata kepadanya, “Tetaplah di sampingku wahai Muzahim! Jika engkau melihatku menzhalimi seorang muslim, atau menodai kehormatan, atau mencaci orang yang beriman. Maka tariklah kerah bajuku dan katakan, “Takutlah engkau kepada Allah, wahai Umar bin Abdul ‘Aziz.”
‘IBRAH Pertama, Umar bin Abdul Aziz salah satu simbol keadilan dalam sejarah ummat manusia terutama dalam sejarah Islam dari 39
kalangan Bani Umayyah. Beliau adalah salah seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya. Sebagaimana seharusnya rakyat menghormati para pemimpinnya. Beliau sanagat lembut dan hangat kepada rakyatnya. Beliau sangat taqwa kepada Allah SWT. Alquran adalah imamnya, taqwa adalah pembimbingnya serta Rasulullah SAW adalah panutannya. Imam Ahmad membeikan komentar khusunya buatnya, “Tidak ada seorang pun dari tabi’in yang ucapannya dijadikan hujjah kecuali Umar bin Abdul ‘Aziz. Kedua, beliau dahulu adalah seorang pemuda yang hidup mewah berasal dari Bani Marwan. Dalam sehari dia mengganti pakaiannya lebih dari tiga kali. Bila dia berjalan di jalan orang lain dapat mencium keharuman perfumnya. dia tinggal di sebuah istana di Madinah. Orang tuanya juga masih mempunyai istana lain di Syam, Mesir, Irak dan Yaman. Namun Allah menghendaki kebaikan untuk ummat Islam, sehingga dia pun naik tahta sebagai khalifah. Ketiga, Umar bin Abdul ‘Aziz bukan hanya seorang khalifah, tetapi dia juga seorang alim lagi mujtahid yang banyak memberikan fatwa kepada kaum muslimin. Karenanya Allah memberikan pertolongan pada setiap futuhat yang dilakukannya. Sebab dia pemimpin yang bertaqwa kepada Tuhannya, dan adil di mata rakyatnya. Keempat, dalam percaturan kehidupan dunia yang carutmarut seperti sekarang ini, sosok Umar bin Abdul Aziz sangat layak untuk dijadikan tauladan. Salah satu keberaniannya adalah berani tidak untuk tidak malu dan sungkan menyalakan lampu. Pernah suatu ketika beliau kedatangan tamu untuk urusan kenegaraan. Ketika mendatangi tamu di ruang tunggu yang ternyata padam lampunya, dengan sigap dia bergerak untuk menyalakannya. Para tamu itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, duduklah!” Umar berkata, “Tidak.” dia kemudian menyalakan lampu itu dan kembali ke tempat semula. dia berkata, “Aku bangun dan aku Umar bin Abdul ‘Aziz. Aku duduk dan aku pun tetap Umar bin Abdul ‘Aziz.” Subhaanallah.
7 NIKMAT 2 BOLA MATA ITU SUDAH CUKUP Syahdan di suatu masa ada tiga orang dari Bani Israil yang dicabut kembali seluruh nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan karena menyikapi nikmat Tuhan dengan cara yang salah. Sebelumnya, mereka itu menderita penyakit yang berbeda. Laki-laki pertama menderita penyakit kulit, badannya penuh dengan kudis, dia disebut si Kudis. Laki-laki yang kedua menderita kebotakan, , dia disebut si Botak. Dan laki-laki yang ketiga menderita buta kedua bola matanya, dia disebut si Buta. Suatu ketika Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk mendatangi si Kudis dan bertanya kepadanya. Malaikat, “Nikmat apakah yang sangat engkau dambakan?” Jawab si Kudis, “Saya menginginkan kesembuhan dari penyakit kulit yang telah menimpa saya,” Kemudian malaikat memohon doa kepada Tuhan, dan seketika itu juga si Kudis sembuh dari penyakit kulit yang telah lama dia derita.
40
41
Tubuhnya menjadi bersih seperti tidak pernah kena penyakit kudis
betina saja yang sedang hamil untuk saya gembalakan.” Setelah
sebelumnya. Lalu malaikat bertanya kembali kepadanya, “Kekayaan
malaikat berdoa kepada Tuhan, maka kambing betina pun datang
apakah yang sangat engkau inginkan?”
Dia menjawab, “Saya
menghampirinya, Kambing itu di gembalakannya, beranak pianak,
menginginkan seekor onta betina yang akan saya gembalakan dan
sehingga dia menjadi orang yang kaya raya, termahsyur dan dapat
saya jadikan sumber kehidupan.” Malaikat itu pun kembali berdoa
melihat ke indahan alam ciptaan Tuhan.
untuk dirinya dan seketika itu juga muncul seekor onta yang sedang hamil, kemudian onta tersebut berkembang biak sehingga harus digembalakan di suatu padang yang amat luas. Si Kudis menjadi orang yang sangat kaya raya dan terkenal. Setelah menemui si Kudis, Malaikat mendatangi si Botak dan bertanya kepadanya. Malaikat, “Nikmat apakah yang sangat engkau dambakan? ” Jawab Botak, “Saya menginginkan agar kepala saya kembali ditumbuhi rambut.” Kemudian malaikat tersebut memohon doa kepada Tuhan, dan dalam waktu singkat rambut tumbuh subur di atas kepalanya yang botak. Malaikat bertanya kembali, “Kekayaan apakah yang engkau dambakan?”
Dia menjawab, “Saya akan
merasa cukup bila dikaruniai seekor sapi betina yang sedang hamil.” Seketika itu juga sapi yang didambakannya muncul. Sapi yang seekor itu, berkembang biak menjadi ribuan ekor dan dia pun menjadi orang kaya raya.
Seiring dengan berjalannya waktu, masing-masing mereka memperoleh nikmat yang tidak ternilai harganya itu. Maka datang saatnya Tuhan menguji sampai dimana rasa syukur mereka terhadap nikmat yang telah diberikan. Beberapa tahun kemudian, malaikat muncul kembali menemui ketiga orang tersebut yang sudah menjadi hartawan itu. Malaikat datang menyamar menjadi seorang musafir. Kemudian malaikat tersebut menemui mereka secara berurutan, yang pertama si Kudis, kedua si Botak, lalu yang ketiga si Buta. Kepada tiap-tiap mereka itu, dia berkata, “Saya adalah seorang musafir yang kehabisan perbekalan di perjalanan. Saya datang kepada tuan untuk mengharapkan bantuan uang supaya saya dapat meneruskan perjalanan.” Si Kudis dan si Botak menolak permintaan musafir itu dengan menghardik dan mengeluarkan kata-kata kasar, dengan cara dan gayanya masing-masing dan menyatakan bahwa rezeki itu haruslah diperjuangkan dengan kerja keras, jangan hanya
Setelah mendatangi si Kudis dan si Botak, kemudian malaikat
meminta-minta saja. Kami sendiri, memperoleh kekayaan dan nikmat
mendatangi si Buta dan bertanya kepadanya. Malaikat, “Nikmat
yang kami miliki sekarang dari hasil memeras keringat dan kerja
apakah yang sangat engkau dambakan?” Jawab si Buta, “Saya ingin
keras. Bukan hanya duduk-duduk saja. Kemudian musafir berkata,
sekali agar mata saya bisa melihat dan dapat memandang indahnya
“Klian berdua adalah pendusta besar! Kalian adalah termasuk
ciptaan Tuhan.” Kemudian malaikat tersebut memanjatkan doa
kelompok orang-orang yang kufur nikmat. Saya tahu siapa kamu
kepada Tuhan, dan seketika itu juga kedua bola mata si Buta sembuh
dahulu sebenarnya, orang yang menderita penyakit yang akhirnya
dan dapat melihat. Malaikat bertanya kembali, “Kekayaan apakah
menjadi orang yang kaya raya.Tetapi kalian menjadi orang-orang
yang engkau dambakan?” Dia menjawab, “Cukup seekor kambing
yang pelit dan tidak bersyukur. Saya doakan kalian berdua supaya
42
43
kembali kepada asal kalian dahulu!” Seketika itu pula keduanya
manusia yang kufur nikmat dan engkau adalah teladan manusia yang
kembali ke keadaan semula, laki-laki pertama kembali menderita
syukur nikmat. Tuhan meridhai engkau terus merasakan nikmat
penyakit kulit yang pernah diderita dan laki-laki kedua kembali
yang di karuniakan-Nya.” [HR. Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah]
menderita kebotakan di kepalanya, Seluruh harta kekayaan mereka lenyap dan pada akhirnya menjadi seorang yang sangat miskin. Setelah mendatangi laki-laki pertama dan kedua, musafir tersebut pergi menemui yang dahulunya menderita kebutaan mata (si Buta). Lalu musafir menyampaikan kepadanya seperti apa yang dia katakan pertama kali pada si Kudis dan si Botak. Setelah mendengar perkataan si musafir, si Buta dengan hati terbuka dan ramah berkata, “Wahai musafir! Tadinya saya seorang yang menderita kebutaan mata, tidak dapat melihat indahnya ciptaan Tuhan dan saya seorang yang miskin dan melarat dalam hidupnya, Akhirnya Tuhan mengaruniakan nikmat-Nya kepada saya. Kedua mata saya
‘IBRAH Pertama, syukur adalah manifestasi untuk menyatakan terimakasih kepada Allah SWT. Hal itu harus dilakukan serentak atau sejalan dengan tiga cara: lisan, hati, dan anggota tubuh. Dalam hubungan ini, Aif Abdul Fattah Tabbarah menyatakan, “Seorang yang bersyukur hendaklah lidahnya senantiasa memuji Tuhan karena menyadari betul-betul nikmat yang diberikan-Nya kepadanya. Hatinya haruslah terpaut mencintai Allah, menyaksikan kebaikan yang dinikmatinya itu. Anggota tubuhnya haruslah senantiasa sibuk berta’at kepada Allah melaksanakan perintah dan menjauhkan larangan-Nya.” .
sembuh dan dapat melihat. Dahulu saya tidak mempunyai apa-apa dalam hidup, sekarang saya menjadi orang yang kaya raya. Dengan senang hati, saya persihlakan engkau mengambil apa saja yang engkau butuhkan untuk melanjutkan perjalananmu nanti. Andaikata engkau membutuhkan seluruh kekayaan saya untuk melanjutkan
Kedua, syukur itu tidaklah cukup dengan memuji-muji Tuhan, memperbanyak ucapan “Alhamdulillah” saja. Tetapi harus sejalan dan seirama dengan pengakuan didalam hati dan diiringi dengan perbuatan-perbuatan badaniyah yang nyata, seperti shalat dan lainnya untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya.
perjalananmu, saya ridha dan ikhlas memberikannya untukmu. Tapi satu permintaan saya, tinggalkanlah kedua bola mataku yang sekarang agar tetap dapat melihat dan menikmati keindahan ciptaan Tuhan.” Mendengar ucapan tersebut, maka musafir pun berkata, “Sebenarnya saya tidak membutuhkan pertolonganmu. Saya adalah malaikat yang diutus Tuhan untuk menguji manusia yang mendapat nikmat-Nya. Dua orang temanmu yaitu si Kudis dan si Botak sudah
Ketiga, sikap syukur itu adalah untuk keuntungan manusia sendiri. Adapun Allah SWT tidak akan beruntung dengan sikap syukur yang dilakukan oleh hamba-Nya. Sebaliknya Allah juga tidak akan rugi dengan sikap kufur dan ingkar yang dilakukan oleh manusia. Keempat, dengan selalu bersyukur, maka nikmat yang diperoleh akan semakin bertambah seperti dijelaskan pada ayat 7 surat Ibrahim:
kembali kepada keadaan mereka semula. Mereka adalah contoh 44
45
ََ ْ ُ َ َ ُْْ َ َ َ َ َ ََُْْ ﻟ ِﻦﺌ ﺷﻜﺮﻳﻢ ﻷ ِزﻳﺪﻧﻜﻢ وﻟ ِﻦﺌ ﻛﻔﺮﻳﻢ إِن ﻋﺬ ِا ٌ ََ ﻟﺸ ِﺪﻳﺪ
8
“Jika kamu bersyukur, maka saya (Allah) akan menambahkan nikmat itu kepada kamu dan jika kamu ingkar maka sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih.” (QS.Ibrahim : 7).
Kelima, nikmat yang dikaruniakan Allah kepada manusia sungguh sangat banyak sekali. Tidak dapat dihitung jumlahnya, tidak bisa ditimbang beratnya. Sesuai dengan irman-Nya dalam surat AnNahl ayat 18:
َ َ ْ ْ ُّ ُ َ َ َ ُ ُْ َ ٌ اﷲ ﻟَ َﻐ ُﻔ ٌﻮر رﺣﻴﻢ َ ﻮﻫﺎ إ ن ِ ِ و>ِن ﻳﻌﺪوا ﻧِﻌﻤﺔ اﷲ ِﻻ ﺤﺗﺼ
“ Dan kalau kamu hitung nikmat Allah, niscaya kamu !dak dapat menghitungnya. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (QS.An-Nahl : 18).
BUKAN KARENA AMALANMU Dahulu kala ada seorang hamba Allah SWT yang beribadah kepada-Nya selama 500 tahun, dia tinggal di puncak gunung yang lebar dan panjangnya 30 hasta dan dikelilingi oleh lautan yang luas, dari setiap penjuru Allah memancarkan sumber air tawar yang segar selebar satu jari dari bawah gunung tersebut. Allah SWT mengaruniakan pohon delima yang setiap hari berbuah sebuah delima. Setiap sore dia turun untuk berwudhu dan memetik delima itu dan memakannya. Kemudian dia shalat dan memohon kepada Tuhannya agar nyawanya dicabut saat dia sedang sujud, dan badannya tidak tersentuh oleh bumi yang lain sampai dia
46
47
dibangkitkan.
Allah SWT bertanya kepadanya, “Siapakah yang melakukan
Tatkala dia sedang melakukan sujud, Allah SWT mengabulkan permohonannya itu. Jibril as. berkata, “Apabila kami melewatinya, baik sewaktu kami turun maupun naik, dia tetap berada dalam keadaan yang sama, yakni dalam keadaan sujud.” Kemudian kami ketahui, bahwa kelak pada hari kiamat, dia
itu semua?” dia menjawab, “Engkau wahai Tuhanku.” Allah SWT berfirman, “Itu semua karena rahmat-Ku. Dan karena rahmat-Ku pula Aku masukkan kamu ke surga.” Mendengar hal itu lalu Jibril as. berkata, “Segala sesuatu itu karena rahmat Allah.”
akan dibangkitkan lalu dihadapkan kepada Allah SWT, lantas Dia
Kisah ini diriwayatkan dari Muhammad bin Al-Munkadir dari
Yang Maha Pemberkah lagi Maha Tinggi berfirman, “Masukanlah
Jabir bin Abdullah Al-Anshari ra. Dari Rasulullah SAW dari Jibril as.
hambaku ini ke surga karena rahmat-Ku!” Mendengar hal itu si hamba tadi berkata, “Yang benar adalah karena amalku.” Allah SWT lantas berfirman kepada malaikat-Nya, “Hitunglah amal hambaku ini! Besar mana antara nikmat-Ku dan amal perbuatannya?” Lalu malaikat menghitungnya, ternyata didapatkan bahwa nikmat penglihatan saja sama dengan ibadahnya selama 500 tahun. Padahal masih banyak nikmat-nikmat tubuh yang lainnya. Karenanya Allah SWT memerintahkan malaikat-Nya untuk menyeretnya masuk ke dalam neraka.”
‘IBRAH Pertama, diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Mqburi, dari Abu Hurairah ra. Bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun diantara kamu yang bisa selamat karena amalnya, Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Termasuk aku. Kecuali jika Allah SWT melipu aku dengan rahmatNya. Maka sedang-sedangkanlah kamu dan tepatkanlah segala perbuatanmu, beramallah di waktu pagi dan sore dan sedikit di waktu malam, dan sederhanakanlah, niscaya kamu akan sampai ke tujuan.”
Ketika dia hendak dilempar ke neraka dia baru sadar dan berkata, “Wahai Tuhanku karena rahmat-Mu maka masukanlah aku ke surga.” Allah SWT lantas berfirman kembali, “Kembalikanlah ia.” Kemudian dia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu Dia bertanya, “Siapakah yang menempatkanmu di tengah-tengah kebun? Siapakah
Kedua, Ibnu Mas’ud berkata, “Kelak pada hari kiamat rahmat Allah SWT itu melimpah ruah, sehingga iblis mengangkat kepalanya karena mengetahui betapa luasnya rahmat Allah SWT dan syafaat orang-orang yang memberi syafaat.
yang mengeluarkan air tawar dari tengah-tengah air yang asin? Siapakah yang mengeluarkan delima di waktu sore? Kamu memohon kepada-Ku agar Aku mencabut nyawamu di waktu dalam keadaan suju, dan Aku telah melakukan itu semua.” 48
Ketiga, Al-Ala’ bin Abdurrahman meriwayatkan dari ayahnya, dari Abu Hurairah ra. Bahwa Nabi SAW bersabda, “Seandainya orang kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya 49
dak akan ada seorang pun yang berputus asa dari rahmatNya.”
Keempat, Abu Laits As-Samarqandi menuturkan dari Muhammad bin Al-Fadhl dengan sanad dari Ibnu Abi Ruwwad dari ayahnya dia berkata, “Allah SWT memberikan wahyu kepda Nabi Daud as. Yang artinya, “Wahai Daud, gembirakanlah orang-orang yang berbuat dosa dan peringatkanlah orang-orang yang berbuat benar.” Daud bertanya, “Mengapa demikian?” Allah SWT berirman ke padanaya, “Gembirakanlah orang-orang yang berbuat dosa, karena Aku tidak keberatan untuk mengampuni dosa-dosa mereka. Dan peringatkanlah, orang-orang yang berbuat benar agar tidak merasa bangga dengan amal perbuatan mereka, karena jika Aku menetapkan keadilan dan hisab-Ku atas seseorang, niscaya dia akan binasa.”
9 KETEGUHAN SANG IMAM Salah satu puncak pemaksaan dengan kekerasan atas pemahaman terhadap suatu tafsir Alquran terjadi pada masa AlMakmun. Al-Makmun adalah Khalifah dari dinasti Abbasiyah, anak dari Harun Ar-Rosyid. Dia pendukung utama pendapat bahwa Alquran itu adalah mahluk. Dia telah berdusta kepada Allah, karena Alquran itu adalah firman Allah. Allah berfirman apa saja dan kapan saja semau-Nya, dan Allah senantiasa berfirman (Mutakalliman). Allah berfirman,
َ ْ َُ ََ ُاﺨﻟَﻠْ ُﻖ َو اْﻷ ْﻣﺮ ! أﻻ “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” (QS. Al-A’raf: 54). 50
51
dalam penjara dia tidak tahu arah kiblat. bilamana dia bangun di Al-amr dalam nash Alquran artinya memerintah. Al-Makmun sependapat dengan gagasan, “Alquran adalah makhluk.” Dengan pedang dan kekuatan militer dia paksakan gagasan ini ke seluruh umat. Kurang lebih seribu orang ulama terkemuka dari murid dan sahabat Imam Ahmad terbunuh akibat pemaksaan gagasan ini. Penjara di masanya penuh dengan para ulama dan penuntut ilmu. Di antara mereka ada yang pura-pura setuju karena takut dipenggal lehernya. Bagi yang berani menolak secara terang-terangan dan mengatakan, “Aku tidak setuju,” maka langsung dibunuh. Taklim (pengajaran Alquran) dan khutbah dilarang di masjid3)
tengah malam dia memohon ampunan Allah. Dia hanya sendiri dalam kegelapan. Ketika itu dia berdoa, “Hasbiyallah laa ilaaha illa huwa ‘alaihi tawakkaltu wa hua rabbul ‘arsyil ‘azhim.” (cukup Allah pelindungku. Tiada Tuhan selain Dia. KepadaNya aku bertawakkal. Dialah Rabb Penguasa Arsy Yang Maha Agung). Dia menjulurkan tangannya, ketika itu pula dia mendapatkan air dingin yang segar kemudian dia berwudhu dengannya dan shalat hingga waktu subuh. Imam Ahmad berkata: “Ketika menjelang pagi, aku dibawa dengan kuda lagi dan aku tidak diberi makan hampir aku terjatuh karena lapar. Lalu aku dihadapkan kepada Al-Mu’tashim Khalifah kedua (Khalifah militer yang berkuasa setelah Al-Makmun). Ketika
masjid kecuali untuk kaum Mu’tazilah . Kejahatan dan bid’ah
aku berada dihadapannya, dia menggerakkan pedang di wajahku dan
tersebar dimana-mana. Maka Allah menolong Islam dengan Imam
berkata, “Hai Ahmad, demi Allah aku mencintaimu seperti anakku
Ahmad bin Hambal. Dia berdiri sendiri seraya berkata, “Demi Allah,
Harun, maka jangan kau serahkan darahmu pada kami.” Aku hanya
tidak. Alquran itu firman Allah”. Dia kemudian ditangkap.
menjawab, “Ayat dari kitabullah dan Hadits dari sunnah Rasulullah.”
Imam Ahmad menceritakan, “Aku ditangkap di rumahku di
Al-Mu’tashim berusaha agar Imam Ahmad mau menjawab,
tengah malam ketika aku sedang melakukan shalat. Tangan dan
bahwa Alquran itu makhluk, tapi beliau menolaknya. Dipanggillah
kakiku dirantai. Rantai itu lebih berat dari badanku sendiri. Ketika
seorang algojo bernama Ujaib, dia adalah komandan yang membawahi
aku diletakan di atas kuda, aku tidak mampu mengendalikan diri,
lima puluh ribu pasukan. Al-Mu’tashim berkata kepadanya, “Pukul
hingga aku hampir jatuh tiga kali. Setiap kali aku akan jatuh, aku
Imam Ahmad!” dia pun mencambuknya seratus enam puluh
ucapkan, “Ya Allah jagalah aku.” Akhirnya Allah menolongku, dan
kali hingga dia pingsan. Kemudian ketika siuman Imam Ahmad
aku kembali tenang di atas kuda.”
mengucapkan, “Laa ilahaa illallah, hasbiyallah wa ni’mal wakil.”
Tentara yang bersamanya memukul kuda itu, hampir saja
Imam Ahmad menolak untuk menjawabnya hingga tampak
Imam Ahmad terjungkal. Dan ketika dia hendak dimasukkan
di punggungnya banyak lekukan darah kering akibat sering dipukul.
ke dalam penjara, dia ditarik dan diturunkan dari kudanya. Di
Lalu Dia diangkat ke atas kuda dan dibawa kembali ke penjara. Dia mendekam dalam penjara selama dua puluh delapan bulan. Selama di dalam penjara, dia berpuasa tanpa berbuka walau satu hari pun,
3) Mu’tazilah ................
52
53
sebagaimana yang dikisahkan anaknya, Abdullah. Karena setiap
“Andaikan saja aku tidak terkenal, andaikan saja aku di pegunungan
hari yang dilaluinya, seolah-olah dia merasa akan mati, dan dia ingin
Mekkah hingga orang tidak mengetahuiku.”
menjumpai Allah dalam keadaan berpuasa. Tatkala Allah mengangkat keberadaannya, Dia memanggilnya Semua makanan dan minuman disiapkan untuknya karena Khalifah memperhatikannya, dia mengatakan, “Kalian jangan mendatangkan makan malam kalau belum menghidangkannya untuk
pada hari yang terindah. Imam Ahmad sakit selama sembilan hari, semoga Allah menghapuskan segala dosanya selama sembilan hari
Imam Ahmad.” Maka, dihadapkanlah makan malam ke hadapan
sakitnya itu. Di hari terakhir sakitnya. Khalifah mendengar bahwa
Imam Ahmad agar dia makan. Beliau berkata, “Demi Allah. Aku
beliau sakit. Dia memerintahkan ajudannya untuk menjenguknya.
tak akan memakan sesuap pun, dan tak akan minum setetes air pun.” Imam Ahmad memiliki sekantong tepung. Jika menjelang maghrib, dia mengeluarkan segenggam dan diletakkan di air lalu diminumnya. Begitulah makanan beliau selama dua puluh delapan
Baghdad menjadi gempar. Ibu kota dunia Islam ketika itu dikenal dengan Daarus-Salam, yang berpenduduk dua juta jiwa ketika itu. Penduduknya berbondong-bondong menuju rumah Imam Ahmad untuk menjenguknya di hari akhir sakitnya.
bulan. Berkali-kali dihunuskan pedang padanya tapi dia tetap menolak.
Seluruh toko dan tempat perdagangan tutup, jual beli terhenti.
Ketika mereka sudah bosan dengannya, mereka mengembalikannya
Sementara para tentara Al-Mutawkkil berbaris dari awal jalan gang
ke rumahnya dalam keadaan banyak luka di badannya. Abdullah,
hingga rumah beliau. Imam Ahmad menolak orang-orang masuk ke
anaknya, menceritakan, “Ayah kami tiba pada malam hari setelah
rumahnya, kecuali anak-anak kecil dan para fakir miskin. Sedang
pembebasannya dari penjara. Kami menurunkannya dari kuda,
beliau menangis memandangi mereka sambil berkata, “Sabarlah!
dia jatuh tersunggkur karena keletihan. Beberapa hari kemudian Al-Mutawakkil4) menjadi Khalifah. Dengannya Allah menolong sunnah, dia memberi emas dan harta kepada Imam Ahmad. Namun
Sesungguhnya hanya beberapa hari saja pakaian dan makanan seadanya hingga kita menjumpai Allah.”
Imam Ahmad justru menangis dan berkata, “Demi Allah, aku lebih
Saat sakaratul maut, dia menoleh ke ujung kamarnya sambil
takut fitnah nikmat kesenangan daripada nikmat penderitaan.”
berkata, “Tidak, belum. Tidak, belum.” Mereka berkata, “Ada apa
Maka beliau pun menolaknya dan tidak mengambil suatu apa
denganmu?” Dia menjawab, “Aku melihat setan sedang menggigit
pun. Tingallah beliau dalam keadaan seperti itu. Dia mengatakan,
jarinya dan berkata, “Ahmad kau lepas dariku.” Yakni kau telah lari dariku, aku telah dapat menggoda orang selain kamu. Maka Imam
4) Siapa dia????
54
55
Ahmad pun mengatakan, “Tidak, belum.” Yakni tunggulah, karena
diletakkan, tangisan manusia semakin meninggi dan menjadi-
aku takut pada diriku sendiri.
jadi, begitulah ketika beliau hendak dishalati oleh jutaan manusia.
Allah memanggilnya dan Imam Ahmad pun meninggalkan
‘IBRAH
anak-anaknya. Dia mewasiatkan kepada mereka, untuk tidak menyekutukan Allah, melaksanakan kewajiban Islam dan berakhlak
Pertama, biograi Imam Ahmad berpengaruh di lubuk hati
mulia. Dan akhir kalimatnya , “Ya Allah ampuni orang-orang
yang paling dalam, menyentuh, mendidik rohani menuju Yang Maha
yang menzhalimiku, yang memakiku, yang memukulku, yang telah mengurungku, kecuali tukang bid’ah yang mengacau agama-
Esa dan Kuasa. Maka bacalah sejarah orang-orang shalih seperti beliau dan lainnya. Semoga Allah memberi kita petunjuk ke jalan yang benar.
Mu, janganlah Kau ampuni dia, tetapi musuh pribadiku yang telah Kedua, setiap kali kau bersujud kepada Allah, setiap kali pula
memusuhiku ampunilah dia.”
Dia mengangkat derajatmu. Oleh karena itu Imama Ahmad shalat Ketika dia wafat, Al-Mutawakkil mengumumkan agar seluruh pasukan mengiringi jenazahnya. Maka dibukalah kamp-kamp militer
tiga ratus rakaat setiap hari selain shalat wajib. Subhaanallah. Ketiga, Allah SWT berirman,
dan jenazahnya dibawa pada pagi hari. Jenazah itu tidak sampai ke pekuburan kecuali pada waktu asar, karena begitu padatnya manusia. Seorang saksi mata pada waktu itu berkata, “Pemakamannya dihadiri sebanyak kurang lebih satu juta tiga ratus ribu orang.” Para penganut agama Yahudi dan Nasrani meliburkan jual belinya pada waktu itu, dan angin pun bertiup di Baghdad hingga orang bodoh mengira bahwa akan terjadi kiamat. Para tentara berbaris membuat pagar betis di depan rombongan manusia yang berdesak-desakan. Baghdad menangis karena
“Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghunipenghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepda mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 16).
berpisah dengan imamnya, dan akhirnya sampailah jenazah itu ke makamnya. Jenazahnya berlalu di atas kepala, berpindah dari
Keempat, Jasad Imam Ahmad bin Hambal memang telah
tangan ke tangan, berkeliling maju mundur. Ketika jenazh itu
terkubur, tetapi ilmu, ajaran, kerendahhatian, kezuhudan, nama
56
57
baiknya, dan peninggalannya berupa kitab-kitabnya yang merupakan warisannya dan amal jariyahnya. Semua itu akan tetap di hati para
10
pengikut Nabi Muhammad SAW dari kalangan ahli sunnah wal jamaah.
AMPUHNYA DOA IBU Juraij adalah seorang ahli ibadah pada zaman Bani Israil yang senantiasa beribadah. Dia selalu melaksanakan shalat, dzikir dan berdoa kepada Allah. dia membangun sebuah tempat pertapaan sejenis biara untuk beribadah kepada Tuhan. Pada suatu hari ibunya datang memanggilnya sewaktu dia mengerjakan shalat sunnah. “Wahai Juraij” Ibunya memanggilnya. Akan tetapi dia tidak menjawabnya, karena sedang shalat. Juraij berkata pada dirinya, “Ya Tuhan, shalatku atau ibuku.” Juraij bingung, apakah dia harus menghentikan shalatnya untuk menjawab panggilan ibunya, ataukah terus melaksanakan shalat tanpa menghentikannya? dia pun memilih untuk meneruskan shalatnya. Ibunya lantas berdoa, “Semoga Allah menguji kamu dengan perempuan pelacur.” Di desa itu ada seorang perempuan yang sedang keluar rumah karena suatu hajat, lalu digoda oleh seorang penggembala sehingga terjadilah perzinahan di dalam biara Juraij sehingga wanita itu hamil. Peraturan di negeri itu menghukum berat orang yang berbuat zina. Kasus wanita hamil itu tersebar luas ke pelosok negeri. Sang 58
59
raja tahu kasus tersebut, bahwa ada seorang wanita melahirkan tanpa
selamatkan dia dari ujian itu.” Juraij kembali lagi ke istana dan
ayah akibat zina di negerinya. Lalu sang Raja memanggil wanita
bertanya, “Mana wanita itu dan bayinya?” Mereka lalu membawa
itu, seraya bertanya kepadanya dan memintanya untuk menjawab
wanita dan bayinya itu ke istana memenuhi permintaan Juraij, dan
dengan sejujur-jujurnya, “Dari siapakah kamu memperolaeh anak
mereka pun bertanya kepadanya, “Siapakah sebenarnya yang berzina
ini?” Wanita tadi menjawab, “Dari seorang yang bernama Juraij.”
denganmu?” dia tetap menjawab, bahwa yang berzina dengannya
Sang raja mengutus ajudannya untuk menagkap Juraij.
adalah Juraij. Juraij lantas memegang kepala bayi itu, seraya berkata,
Ketika Juraij sedang mengerjakan shalat, datanglah ajudan itu untuk menangkapnya, dan dia memanggil Juraij, dan Juraij pun tak menjawabnya karena dia sedang melakukan shalat. Karenanya ajudan jengkel dan sangat marah hingga dia pun merobohkan biaranya serta mengikat leher Juraij dengan tali.
“Demi Zat yang telah menciptakan kamu, beritahukanlah kepadaku, siapakah sebenarnya ayahmu?” Atas izin Allah bayi pun berkata, “Sesungguhnya ayahku adalah fulan si penggembala itu.” Sewaktu wanita itu mendengar apa yang diucapkan oleh bayinya, dia mengaku dan langsung berkata, “Kamu benar, dan saya yang bohong, saya memang berzina dengan si penggembala itu.”
Si ajudan membawanya kehadapan sang Raja, dia bertanya kepada Juraij, “Kamu adalah seorang ahli ibadah, akan tetapi kamu merusak kehormatan orang lain dan mengerjakan apa yang dilarang Tuhan.” Juraij berkata, “Pelanggaran apa yang saya telah lakukan?” Sang raja menjawab, “Kamu telah berbuat zina dengan perempuan ini.” Juraij menepis dan berkata, “Demi Tuhan, saya tidak pernah melakukannya.”
Setelah mendengar jawaban itu, sang raja lalu membebaskan Juraij
dari
segala
tuduhan.
dia
berkata,
“Izinkanlah
aku
membangun biaramu dari emas.” Juraij menjawab, “Jangan” Sang raja berkata lagi, “Bagaimana jika dari perak?” dia menjawab,
“Tidak,
cukup
dari
tanah
seperti
semula.”
Mereka lalu membangun biara Juraij sesuai permintaannya.
Mereka tidak mempercayai jawaban Juraij, meskipun dia telah bersumpah dengan menyebut nama Tuhannya. dia meminta untuk dihadapkan kepada ibunya, lalu si ajudan pun membawanya
‘IBRAH
menghadap ibunya. Juraij berkata kepada ibunya, “Wahai ibuku,
Pertama, Allah SWT adalah Zat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia dapat membuat membuat bayi berbicara dan memberi kesaksian yang benar. Ibrahim meriwayatkan dari Muhajir bin Mujahid, bahwa tidak ada anak bayi yang bisa berbicara kecuali empat: 1. Isa bin Maryam. 2. Bayi dalam kisah Shahibul Ukhdud. 3. Bayi dalam kisah Juraij. 4. Bayi dalam kisah Yusuf as. Seperti yang disebutkan dalam ayat:
engkau telah mendoakan yang tidak baik kepadaku dan Allah telah mengabulkan doamu, maka kini tolong doakanlah aku agar terhindar dari cobaan ini.” Mendengar
permintaan
anaknya,
ibunya
langsung
memanjatkan doa, “Ya Allah, jika Juraij kau uji karena doaku, maka 60
61
ََو َﺷﻬ َﺪ َﺷﺎﻫ ٌﺪ ِّﻣ ْﻦ أَ ْﻫﻠﻬﺎ ِ ِ ِ
11
“Dan seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksiannya.” (QS. Yusuf: 26). Kedua Doa seorang ibu sangat ampuh dan didengar Allah, meskipun yang didoakannya adalah seorang anak yang ahli Ibadah. Ketiga, Juraij itu tidak durhaka kepada orang tuanya, namun dia menilai bahwa hak Allah harus lebih diutamakan. Karena itu, dia meneruskan shalatnya tanpa memberi sahutan kepada ibunya. Inilah yang membuat ibu itu kecewa dan meninggalkannya pergi sambil berdoa seperti termaktub di atas. Keempat, Abul Laits As-Samarqandi menuturkan dari Abu Ja’far, dari Ali bin Muhammad, dari Abdullah bin Basyir, dengan sanad dari Yazid bin Hausyab dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW bersabda , “Seandainya Juraij yang pendeta itu benar-benar orang yang pandai agama, niscaya dia tahu bahwa menjawab panggilan ibunya itu lebih utama daripada ibadah kepada Tuhannya.” Kelima, Nabi SAW bersabda, “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah pula terletak pada murka orang tua.” (HR. Ibnu Hibban, AlHakim).
AMAL YANG TERHALANG SIKAP DURHAKA Tatkala Rasulullah SAW mendapat berita tentang Abdullah bin Salam dalam keadaan sakarat, beliaupun berdiri kemudian bersabda, “Marilah kita sekalian menjenguk saudara kita Abdullah.”
Kemudian beliau pergi dan duduk di dekat kepala Abdullah, seraya bersabda, “Hai Abdullah ucapkanlah! Asyhadu an laa ilaaha illallah, wahdahu laa syarikalahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu.” (Saya bersaksi bahwa "dak ada Tuhan melainkan Allah, yang tunggal "dak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).
Beliau mengucapkan itu sampai tiga kali di telinga Abdullah. 62
63
Sedang dia tidak mau menirukannya, lalu Rasui SAW mengucapkan hauqalah, “Laa haula wa laa quwwata illa billah.” (Tidak ada daya upaya
“Hai ibu Abdullah! Lihatlah anakmu ini dan perhakan keadaannya.”
melainkan dengan kuasa Allah). Kemudian beliau memerintahkan Bilal ra. untuk menemui istrinya agar menanyakan perihal perbuatan suaminya.
Setelah memperhatikannya sejenak, dia berkata, “Hai anakku! Demi Allah saya tidak akan menghalalkan hakku terhadap kamu di
Sang istri pun menuturkan dengan gamblang bahwa, semenjak perkawinannya dengan Abdullah, dia belum pernah melihatnya meninggalkan shalat berjamaah bersama Nabi SAW, dan
dunia hingga akhirat kelak.” Nabi bersabda, “Hai perempuan tua, takutlah kamu kepada Allah, dan halalkanlah anakmu ini.”
tidak ada satu hari pun yang berlalu melainkan dia selalu bersedekah. Hanya saja ibunya tidak merelakan dia.
Sang
ibu
tetap
menampakkan
kebenciannya
terhadap
Lalu Rasulullah SAW meminta Bilal untuk menghadirkan
anaknya yang sedang sekarat sambil berkata, “Bagaimana saya
ibunya ke hadapan beliau. Bilal segera pergi dan berkata kepada
menghalalkannya sedangkan dia telah memukulku dan mengusirku,
ibu Abdullah, “Wahai ibu Abdullah datanglah kamu kepada Nabi
hanya karena istrinya maka dia berani menyakitiku.” Nabi SAW
bersamaku sekarang juga.” Jawab si ibu, “ Untuk apa?” Bilal berkata
bersabda,
lagi, “Untuk mendamaikan engkau dan anakmu Abdullah dan sungguh dia sedang sakarat.” Ibu: “Demi hak Rasulullah, saya tidak
“Sungguh hakmu atas tanggunganku, apabila engkau menghalalkannya.”
akan pergi dan tidak pernah menghalalkannya, sejak di dunia hingga akhirat, sebab dia sangat menyakitiku.“
Kemudian si ibu menjadi lunak hatinya seraya berkata, “Saya
Bilal segera kembali menghadap Rasul SAWmenerangkan
bersaksi hai Rasul dan orang-orang yang bersamamu. Sungguh saya
perihal keengganan sang ibu untuk menghadap beliau. Lalu beliau
telah menghalalkan anakku ini.” Mendengar hal itu lalau beliau
meminta Umar ra. dan Ali ra, untuk menjemput ibu Abdullah.
segera membimbing Abdullah mengucapkan syahadat. Seketika itu
Setelah mereka sampai dan berjumpa dengannya, mereka berkata,
juga Abdullah dapat mengucapkan syahadat dengan suara keras dan
“Hai ibu Abdullah! Sungguh Rasul SAW meminta engkau agar
lancar kemudian meninggal.
segera datang kepadanya bersama kami sekarang.” Dengan rasa terpaksa dia pun pergi bersama mereka. Sesampainya di hadapan Rasul SAW, beliau langsung bersabda, 64
Tatkala kami selesai menshalatinya dan menguburkannya, beliau bersabda, “Hai kaum muslimin sekalian, ketahuilah bahwa barangsiapa yang masih mempunyai ibu dan dia dak berbuat baik kepadanya. Maka dia kelak meninggal dunia 65
dengan tanpa syahadat.”
tidak, karena sesungguhnya hal itu telah disebutkan oleh Allah SWT di semua kitab-Nya, Taurat, Jabur, Injil terutama di dalam Al- Qur’an Allah swt ber irman:
‘IBRAH Pertama, dari Anas ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak seorang pun yang telah di!nggal ma! oleh kedua orang tuanya, sedang keduanya !dak meridhainya, kecuali Allah akan mengeluarkan ruhnya tanpa mengucapkan syahadat, dan dia !dak akan keluar dari kuburnya kecuali tertulis di wajahnya, “ Ini adalah balasan orang yang berani durhaka kepada kedua orang tuanya.” 5) Kedua, Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Kerelaan Allah itu pada kerelaan orang tua, dan kemurkaan Allah itu pada kemurkaan orang tua.”(HR. Ibnu Hibban, Al-Hakim).
Berarti barang siapa yang mentaati kedua orang tuanya, sungguh dia telah mentati Allah SWT dan barang siapa yang menjadikan orang tuanya marah berarti dia telah membuat Allah murka kepadanya. Ini adalah ancaman yang keras bagi siapa saja yang berani mendurhakai kedua orang tuanya, dan ketahuilah durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar. Ketiga, maka menjadi suatu kewjiban bagi orang yang berakal
ً ْ ُ ُ ُّ ُ ُ ْ َ َ َ ً َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ 0 َ َ اﻹﻧﺴﺎن ﺑِﻮ ِا)ﻳ ِﻪ إِﺣﺴﺎﻧﺎ ﻤﺣﻠﺘﻪ أﻣﻪ ﻛﺮﻫﺎ ِ ووﺻﻴﻨﺎ َ َ َ ٰ0 َ ً ْ َ َ ُ ََ ُُ َ َ ُ ُ ْ َ َ ً ْ ُ ُْ َ َ َ َ إِذا ﺑَﻠﻎk ﺛﻼﺛﻮن ﺷﻬﺮا ﺣ9ووﺿﻌﺘﻪ ﻛﺮﻫﺎ وﻤﺣﻠﻪ و ِﻓﺼﺎ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ِّ َ َ َ ً َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ 0 ُ َ أﺷﺪه وﺑﻠﻎ أرﺑ ِﻌﻦﻴ ﺳﻨﺔ ﻗﺎل رب أو ِزﻋ ِﻲﻨ أن أﺷﻜﺮ ﻧِﻌﻤﺘﻚ ََ َ َ َ َ ْ ََْ 0 َي َوأَ ْن أَ ْﻗ َﻤ َﻞ ﺻ0 )ا َ ﺒﻟ َو ُﺎﺤﻟًﺎ ﺗَ ْﺮ َﺿﺎه 0 اﻟ ِﻲﺘ أﻏﻌﻤﺖ ﻋ ِ ِ ٰ ﻲﻠ و ُ َ ْ َ ُ ْ ُ ِّ ْ ََ ْ َ ﻣ َﻦ اﻟ ْ ُﻤ ْﺴﻠﻤﻦﻴkِّ Wﻚ َو 0 ِّ Xِ ﻳﺒﺖ إkِوأﺻ ِﻠﺢ ِﻲﻟ ِﻲﻓ ذرﻳ ِﻲﺘ إ ِ ِ ِِ “Kami wasiatkan kepada manusia, agar supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah paya pula. Masa mengandungnya sampai memisahkan dari susuannya selama !ga puluh bulan, sehingga bila dia mencapai masa dewasa dan sampai berumur empat puluh tahun, maka dia berkata, “Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku bagian untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk berbuat baik yang Engkau ridhai, serta perbaikilah aku dalam mengasuh anak cucuku. Sungguh aku bertobat kepda-Mu dan sungguh aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri.” [QS. Al- Ahqaf: 15].
mengetahui kemuliaan keduanya serta menunaikan hak keduanya dan selalu berusaha untuk menggapai ridha mereka. Bagaimana
Keempat, disebutkan dalam hadits marfu’, “Tiga golongan jiwa manusia !dak dapat melihat
5) Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khubiri, Durratun-Nashihin,
66
67
mukaku, yaitu: 1. Orang yang durhaka kepada orang tua. 2. Orang yang meninggalkan aturanku. 3. Orang yang !dak mau berselawat kepadaku ke!ka namaku disebut di hadapannya.”
12
Demikian tersebut dalam Al-Jawahir.6)
TAUBAT SI PENJAGA KUBUR Pada suatu hari Umar bin Khattab ra. masuk ke rumah Nabi SAW dalam kedaan menangis, padahal beliau terkenal seorang yang keras dan kuat hati. Melihat keadaan Umar seperti itu, beliau pun bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan anda menangis hai Umar?” Umar ra. menjawab, “Di depan pintumu ada pemuda yang menangis tersedu-sedu. Aku sangat terharu melihatnya dan tidak dapat menahan deraian air mataku ya Rasul.” Nabi SAW bersabda, “Persilahkanlah dia untuk masuk ke dalam rumahku.”
Lalu pemuda itu masuk ke dalam rumah Nabi SAW dalam keadaan masih menangis. “Apakah yang menyebabkan anda menangis hai anak muda?” Tanya beliau kepadanya. “ Saya menangis mengingat dosa 6) Syekh Hakim Thanthawi Jawahir., Al-Jawahir,
68
69
saya yang teramat besar.” jawab pemuda itu. Akhirnya terjadi sebuah
tergoda oleh iblis, sehingga di waktu malam saya membongkarnya
dialog anatara Nabi dan pemuda tersebut sebagai berikut, Nabi ,
dan mengambil kain kafannya, lalu saya menyetubuhinya. Pada
“Apakah kamu menyekutukan Tuhan?”
kesempatan itu juga, tiba-tiba wanita yang sudah mati itu bangkit dan berkata kepadaku, “Celakalah engkau hai anak muda! Tidakkah engkau malu dengan kebiadabanmu di hadapan Tuhanmu? Sampai
Pemuda, “Tidak”
hatikah engkau menelanjangiku dan membuat aku junub di hadapan
Nabi menjawab,
Tuhanku?” Mendengar itu semuanya Rasul sangat marah seraya
“Kalau begitu Allah akan mengampuni dosamu itu walaupun sebesar bumi, langit dan gunung.”
Pemuda, “Lebih besar dari itu ya Rasul.” Nabi bertanya lagi, “Apakah dosamu lebih berat dari tahta arsynya Allah?”
berkata, “Engkau sangat biadab, fasik dan neraka tempatmu.”
Kemudian beliau mengusirnya. Dengan badan gemetar dan pucat pasi pada mukanya, si pemuda itu ke luar dan bertobat kepada Allah selama empat puluh
Pemuda, “Lebih berat lagi.”
malam, menyadari akan kesalahannya dan kebiadabannya, dia sangat menyesali perbuatannya. dia selalu berdoa tak henti-hentinya meminta
Nabi kembali bertanya,
ampun kepada Allah terhadap segala kesalahannya itu. Kemudian
“Apakah dosamu lebih berat dan lebih besar dari rahmat dan ampunan Tuhanmu sendiri?”
dia berdoa, “Ya Tuhanku! Aku menyatakan tobat, dari perbuatan yang sangat sesat itu. Jika engkau masih memberikan ampunan atas dosa yang aku perbuat. Maka sampaikanlah hal itu kepada
Pemuda, “Tentu tidak ya Rasul, pasti ampunan dan rahmat-
Rasul-Mu dengan cara-Mu, wahai Tuhan yang Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang. Tetapi jika dosaku tidak terampuni lagi,
Nya lebih besar dari dosaku.”
maka turunkankanlah api ke padaku untuk membakarku ini.” Akhirnya Nabi SAW meminta kepada si pemuda tadi untuk menjelaskan permasalahannnya dengan gamblang tanpa ditutup-
Doanya dikabulkan. Allah menerima taubatnya. Lalu
tutupi sedikit pun. Pemuda tadi menjelaskan permasalahannya,
Jibril as. menyampaikan kepada Rasulullah SAW satu wahyu yang
“Saya bekerja sebagai penjaga kuburan, sudah tujuh tahun lamanya.
menytakan bahwa Allah mengampuni dosa pemuda tersebut. Sebab
Pada suatu hari meninggal seorang budak wanita milik seorang kaum
tobatnya itu dilakukannya dengan tulus ikhlas karena-Nya. Maka
anshar. Kebenaran dia dikuburkan di tempat yang saya jaga itu. Saya
Nabi segera memanggil si pemuda tadi dan menyampaikan kabar
70
71
bahwa dosanya telah diampuni Tuhan yang Maha Penyayang dan
dalam Al-Quran:
Maha Pengampun.7)
َ ُّ َ َ ًﻮﺑﻮا إ َﻰﻟ اﷲ ﺗَ ْﻮ َﺑ ًﺔ ﻧ ُﺼﻮﺣﺎ َ ﻳﻦ ُ ُآﻣﻨُﻮا ﺗ َ *ا ِ ﻳﺎ ﻛﻓﻬﺎ ِ ِ
‘IBRAH Pertama, tobat artinya kembali. Menurut istilah ialah kembali kepada kesucian, setelah melakukan dosa. Menurut An-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin, tobat ialah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan melakukan taat dan kembali kepadanya dengan memperbarui niat untuk melakukan amal kebaikan. Kedua, tobat itu wajib dari tiap dosa. Maka jika dosa itu hanya antara dia dengan Allah, tidak berhubungan dengan hak manusia, ada tiga syaratnya: 1. Harus menghentikan maksiat. 2. Harus ada penyesalan atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya. 3. Niat bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali. Dan apabila dosa itu ada hubungan dengan hak manusia, maka tobatnya ditambah syarat keempat yaitu: 4. Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak, dengan cara minta maaf atau halalnya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya. Begitulah menurut An-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus-Shalihin. Ketiga, sebesar apapun dosa itu, selagi dia bertobat nashuha artinya sungguh-sungguh menyesali atas segala kesalahan, kebiadaban dan seterusnya, sebagaimana yang telah dilakuakan oleh si penggali kubur tersebut dia atas, dengan rahmat dan ma’afnya Allah Yang Maha luas, dia pun mendapat ampunan-Nya terhadap semua dosa besarnya yang telah dia lakukan. Allah ber irman di 7) Dari Al-Faqih Abul-Laits As-Samarqandi, dari Ayahnya, dari Abul Hasan AlFarra’, dari Abu Bakar Al-Jurjani, dari Muhammad bin Ishaq, dari Fulan, dari Ma’mar, dari Az-Zuhri. Dinukil dari Tanbihul Ghafilin karya al-Faqih Abu Laits as-Samarqandi.
72
“Hai sekalian orang yang beriman! Tobatlah kamu kepada Allah dengan tobat yang sungguh-sungguh.” (QS. AtTahrim: 8).
َ ُ َُ َ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ ُّ َ ً َ ﻤﺟﻴﻌﺎ ﻛﻓﻬﺎ اﻟﻤﺆ ِﻣﻨﻮن ﻟﻌﻠﻜﻢ ﻳﻔ ِﻠﺤﻮن ﷲ ا ﻰﻟ ِ ِ ِوﺗﻮﺑﻮا إ ”Bertobatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman! Supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).
ُ َ ْ ُ َْ ْ ََ ُ ُﻜ ْﻢ ُﻋ ﻢ ﺗ ْﻮﺑﻮا ْ إ َ= ِﻪ وأ ِن اﺳﺘﻐ ِﻔﺮوا رﺑ ِ “Mintalah ampun kepada Tuhanmu! Melalui is"ghfar, dan kembali bertobatlah kepada-Nya.” (QS. Hud: 3).
Keempat, Imam Al-Ghazali, mengatakan hakekat tobat adalah meninggalkan dosa dengan niat tidak akan kembali lagi memperbuat dosa seperti yang dikerjakan itu. Beliau menjelaskan bahwa tobat itu mengandung tiga unsur, yaitu: Ilmu, keadaan dan perbuatan. Berarti, taubt itu haruslah dilakukan berdasar kesadaran dan ilmu artinya, diketahui dengan sadar, bahwa perbuatan yang sudah dilakukan itu adalah perbuatan yang berdosa. Sesudah hal itu diketahui hendaklah timbul suatu keadaan di dalam hati, yaitu perasaan menyesal, bahwa tidak akan melakukan dosa kembali untuk selamanya. Kelima, melakukan tobat itu adalah satu perbuatan yang menguntungkan, sebagaimana irman Allah SWT di dalam Alquran, 73
13
“Dan taubatlah kamu sekalian kepada Tuhan, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu memperoleh kemenangan.” (QS. An-Nur: 31).
Kemudian kita diperintahkan selalu banyak minta ampun dan bertobat, sebagaimana sabda Rasul SAW, “Hai manusia! Bertaubatlah dan minta ampunlah kepada Tuhan. Sesungguhnya saya selalu melakukan tobat atau minta ampun seratus kali se"ap harinya. (HR. Muslim).
UJIAN YANG HEBAT UNTUK KELUARGA YANG HEBAT Dikisahkan, bahwa sebab Nabi Ibrahim as. menyembelih anaknya Ismail as. karena dia telah berkorban sebelumnya 1000 ekor kambing, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta di jalan Allah,maka orangorang dan para malaikat sama kagum terhadap perbuatannya itu. Beliau berkata, “Semua yang telah menjadi korbanku itu belum apaapa bagiku. Demi Allah, kalau kemudian aku mempunyai anak lakilaki, tentu aku akan sembelih pula di jalan Allah dan aku qurbankan dia untuk-Nya.” Di saat Nabi Ibrahim as. mengucapkan kata-kata itu dan telah berlalu beberapa waktu yang cukup panjang, maka terlupakan hal tersbut olehnya. Lalu beliau datang ke bumi Muqaddasah8),
8) sumber ????
74
75
dia memohon anak kepada Allah. Maka Allah mengabulkan
Ketika beliau hendak pergi untuk melaksanakan penyembelihan,
permintaannya dan mengaruniakan seorang anak laki-laki yang
dia berkata kepada Hajar, “Pakaikan anakmu Ismail pakaiannya
bernama Ismail.
yang paling baik, karena aku akan pergi bersamanya.” Hajar pun
Tatkala Ismail sampai pada umur sudah bisa berjalan dan
melakukan itu semua dan menyisirkan rambutnya serta memakaikan
berusaha bersama ayahnya sekitar 7 tahun ada yang bilang 13 tahun,
wangi-wangian untuknya. Kemudian beliau pergi bersama Ismail
maka diperintahkan kepada Nabi Ibrahim as. dalam mimpinya di
dengan membawa tali dan pisau ke Mina.
malam tarwiyah, untuk melaksanakan nadzarnya agar menyembelih Iblis terkutuak menggoda Ibrahim as. dengan rayuannya
anaknya.
sambil berkata: ”Apakah kamu tidak memperhatikan anakmu yang Pada pagi harinya dia berfikir, apakah mimpi itu dari Allah atau dari setan? Berfikir dalam bahasa Arabnya “Tarawwa” (kata kerja). Sedang kata bendanya adalah “Tarwiyah”, oleh sebab itu hari tersebut dinamakan dengan hari “Tarwiyah.”
tampan, lucu dan sopan santun itu?” Nabi Ibrahim as. menjawab, “Ya, tapi aku diperintah untuk menyembelihnya.” Tatkala Iblis putus asa terhadap Ibrahim, dia pun langsung
Pada malam berikutnya beliau bermimpi lagi untuk yang kedua
menggoda Hajar seraya berkata, “Bagaimana engkau sebagai ibu,
kalinya, ngimpinya persis sperti malam sebelumnya. Maka pada pagi
duduk saja dan tidak mencegah suamimu untuk menyembelih
harinya dia menjadi tahu, bahwa mimpi itu dari Allah. Tahu dalam
anakmu Ismail?”
bahasa Arabnya adalah “ ‘Arafa” (kata kerja). Sedang kata bendanya
tahu ada seorang ayah tega menyembelih anaknya sendiri.” Kata
adalah “Arafah”, oleh sebab itu hari tersebut dinamakan dengan hari
Iblis, “Itulah sebabnya dia membawa tali dan pisau.” ”Untuk
“ ‘Arafah.”
Hajar menjawab, “Jangan dusta, saya belum
apa dia menyembelihnya?” Ujar hajar ingin tahu. “Dia mengira
Kemudian pada malam ketiga, dia bermimpi lagi seperti itu.
bahwa Tuhannya telah menyuruhnya untuk itu.” Jawab iblis
Maka beliau pun bermaksud menyembelihnya. Menyembelih dalam
mempropokasinya. Hajar berkata, “Nabi itu tidak pernah diperintah
bahasa Arabnya “Nahara” (kata kerja). Sedang kata bendanya adalah
untuk melakukan suatu hal yang batil dan saya sendiri bersedia untuk
“Nahr”, oleh sebab itu hari tersebut dinamakan hari “Nahr.” Mimpi pertama terjadi pada malam kedelapan di bulan Dzul-Hijjah, mimpi kedua pada malam kesembilan, dan mimpi yang ketiga pada malam kesepuluh, juga pada bulan yang sama.
menebus perintah itu dengan jiwaku, bagaimana kalau hanya dengan jiwa anakku.” Iblis pun berputus asa terhadap Hajar. Kemudian iblis pergi menggoda Ismail, “Sungguh engkau bersenang-senang sedang ayahmu membawa tali dan pisau akan
76
77
menyembelihmu.” “Kami memperhatikan dan mentaati perintah
para Malaikat tahu bahwa putra Ibrahim itu mentaati perintah Allah
Tuhanku.” Jawab Ismail dengan yakin.
dengan suka rela.
Ketika Iblis akan melontarkan kata-kata lainnya, maka Ismail
Maka Nabi Ibrahim as. menelentangkan dua tangan Ismail dan
mengambil batu serta melemparkannya kepada iblis sehinnga terkena
dua kakinya tanpa ikatan serta memalingkan wajahnya ke tanah lalu
matanya yang sebelah kiri dan menjadi buta, lalu dia pergi dengan
menekankan pisaunya ke lehernya dengan sekuat tenaga. Pisau itu membalik dan tidak bisa memotong leher Ismail dengan izin Allah.
sia-sia.
Ismail berkata, “Wahai ayahku kekuatanmu melemah karena masih
Setelah itu Ismail berkata kepada ayahnya, “Ayahku laksanakanlah apa yang telah Allah perintahkan kepadamu, untuk
ada cintamu kepadaku sehingga ayah tidak tega menyembelihku.” Ibrahim kemudian mencoba menebas batu dengan pisaunya
menyembelihku. Insya Allah ayah mendapatkan aku dari golongan
maka batu itu terbelah dua. Lalu dia berkata, “Hai pisau kau dapat
orang yang sabar.” Lalu Ismail meminta beberapa hal sebelum
membelah dua batu yang keras, tetapi kamu tidak dapat memotong
disembelih. Agar ayahnya mengikat tangannya, supaya dia tidak
daging.” Dengan izin Allah batu itu berkata, “Hai Ibrahim, kau
bergerak-gerak, hendaknya wajahnya dihadapkan ke tanah, supaya
mengatakan , “Potonglah.” Sedang Tuhanmu berfirman, “Jangan
ayahnya tidak menatap wajahnya, agar ayahnya melipatkan kainnya
engkau potong.” Maka bagaimana aku mentaatimu sementara aku
agar ayahnya tidak terkena lumuran darah, agar tidak diketahui
harus mendurhakai Tuhanmu.”
ibu hingga dia menjadi susah, agar mengasah pisaunya untuk
Allah berfirman, “Hai Ibrahim, Sungguh engkau telah
mempercepat ajalnya dan mengurangi rasa sakitnya, agar membawa
membenarkan mimpi.” Artinya, “Apa yang engkau lihat dari
bajunya kehadapan ibunya sebagai kenang-kenangan untuknya.....
beberapa kejadian, sehingga tampak kelihatan daripada hamba-Ku bahwa engkau sungguh-sungguh telah memilih keridhaan-Ku daripada
dst.
kecintaanmu terhadap anakmu.” Maka dari itu Allah gantikan dengan Kemudian penyembelihan itu dilaksanakan di sisi batu besar
kambing dari surga yang dahulu telah dikorbankan oleh Habil, dan
di Mina. Sebelum dilaksanakan penyembelihan Ismail meminta
telah diterima daripadanya, dan korban kambing itu tetap hidup di
lagi kepada ayahnya agar melepaskan ikatan tali tangannya dan
surga, sehingga Nabi Ismail as. digantikan dengan kambing yang
kakinya supaya Allah tidak memandangnya sebagai orang yang
gemuk itu. Dan sungguh Malaikat Jibril as. telah datang membawa
terpaksa, artinya terpaksa di dalam mentaati perintah Allah. Dan dia meminta ayahnya agar meletakkan pisau itu diatas lehernya, agar 78
kambing tersebut, sehingga dia seakan melihat Nabi Ibrahim as. sedang menekankan pisaunya di leher Ismail. 79
Melihat sedemikian itu Malaikat Jibril as. berseru, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Kemudian Ibrahim as. menyambut seruan tersebut dengan ucapan, “Laa Ilaaha illallahu walllahu Akbar.” Lalu Ismail pun menjawab seruan tersebut dengan ucapan, “Allahu Akbar wa lillahil hamdu.”9)
‘IBRAH Pertama, di dalam kitab Majalisul An-Waar, diterangkan bahwa tatkala Ibrahim as.melihat dalam mimpinya yang pertama
ُْ َ ْ َ ْ ََ َ َ َ ٰ ََ َ َ ْ ُ َ َ َُ ْ َ ُ َ َ َ ُ kِ ﺖ اﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﺗﺆﻣﺮ ﺳﺘ ِﺠﺪ ِ أذﺤﺑﻚ ﻓﺎﻧﻈﺮ ﻣﺎذا ﺗﺮى ﻗﺎل ﻳﺎ أﺑ $ اﷲ ﻣ َﻦ ُ ﺎء َ اﻟﺼﺎﺑﺮ َ إن َﺷ ﻳﻦ ِ ِ ِِ ”Maka tatkala anak itu sudah sampai bisa berusaha bersamanya, Ibrahim berkata kepdanya, “Hai anakku, sungguh aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu?” Anaknya menjawab, “Wahai ayah lakukanlah apa yang telah diperintahkan, niscaya ayah mendapaku termasuk orang-orang yang bersabar.” (QS. As-Shaffat: 102).
kali, maka dia memilih 100 ekor kambingnya yang paling gemuk lalu dipotongnya. Kambing-kambing itu dimakan oleh api, sehingga
Dari kejadian tersebut terdapat gambaran dua generasi ayah
dia mengira bahwa dia telah cukup melaksanakan mimpinya.
dan anak, tua dan muda yang bertaqwa dan sangat shalih, keduanya
Maka tatkala dia bermimpi yang kedua kali, dia menjadi tahu
lebih mengutamakan perintah Tuhan-Nya, demi mencapai ridha-
bahwa mimpinya itu dari Allah. Lalu dia memilih 100 ontanya yang
Nya. Ini membuktikan juga bahwa Ibrahim a.s. selain sebagai nabi,
paling gemuk dan menyembelihnya. Kemudian api pun datang dan
adalah juga ayah dan kepala keluarga yang sukses menanamkan nilai-
memakan onta-onta itu, sehingga dia mengira bahwa dia tealah cukup
nilai tauhid dan kecintaan kepada Allah di atas kecintaan lainnya.
melaksanakan mimpinya. Dia pun mimpi lagi yang ketiga kalinya,
Ujian menyembelih anak kandung sendiri adalah ujian yang sangat
seakan-akan ada orang yang berkata, “Sungguh Allah menyuruh agar
berat bagi seorang ayah, apalagi bagi seorang ibu. Tapi keluarga yang
supaya menyembelih anakmu.” Lalu dia terbangun dan merangkul
hebat ini mampu melewati ujian yang sangat hebat ini.
Ismail serta menangis hingga pagi hari. Terjadialah dialog anatara Ayah dan anak tentang hal itu, sesuai dengan irmanNya:
Kedua, Jejak napatilas Nabiyullah Ibrahim as. dikenang dan di amalkan dalam setiap musim haji terutama melontar di jamarat, jumrah aqobah, wustha dan ula. Juga qurban yang dilaksanakan pada
َ ِّ َ ُ َ َ َ ْ $ ُ َ َ َ َ َ $ َ َ ِّ َ َ َ ْ َ ٰ َ ﻓﻠﻤﺎ ﺑﻠﻎ ﻣﻌﻪ اﻟﺴ $ ﻲﻌ ﻗﺎل ﻳﺎ ﻧ k أرى ِﻲﻓ اﻟﻤﻨﺎمِ ﻛkِﻲﻨ إ 9) Durratun-Nashihin, Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khubiri.
80
setiap bulan Dzul Hijjah tanggal 10,11,12,13. Banayak pelajaran yang dapat kita ambil dari kejadian-kejadian tersebut. Dengan melontar di jamarat terdapat pelajaran, agar kita senantiasa ingat akan godaan syetan yang selalu menghantui kita setiap saat dan wajib 81
kita berusaha untuk menangkalnya dengan ketaqwaan dan amal shalih. Adapun dengan qurban, terdapat nilai-nilai kedermawanan
14
dan keikhlasan seseorang untuk mengorbankan sebagian hartanya kepada yang berhak menerimanya, sehingga dengan demikian merupakan jalan atau cara pendekatan diri kepada Tuhannya.
SEDEKAH ITU MENOLAK BALA Ada seorang laki-laki yang memiliki sebatang pohon besar di samping rumahnya. Pada pohon itu terdapat anak-anak burung tekukur. Maka istrinya berkata kepadanya, “Naiklah ke pohon itu dan turunkan anak-anaknya untuk diberi makan bersama anak-anak kita.” Si laki-laki tadi melaksanakan perintahnya dan menurunkan semua anak burung tersebut. Kemudian induk burung tersebut mengadukan hal-ihwalnya kepada Nabi Sulaiman as, setelah mendengarkan pengaduan burung tadi, beliau segera mengambil tindakan untuk memanggil orang tersebut, dan memintanya untuk bertobat. Dia tidak keberatan terhadap permintaan Nabi Sulaiman as. 82
83
dan dia berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Suatu
sesuap makanan. Maka kami segera menuju orangi itu untuk
saat istrinya meminta kembali untuk melakukan apa yang dia pernah
mengambilnya.”
minta dahulu. dia pun menolak permintaan istrinya, mengingat dia telah berjanji untuk tidak melakukannya kembali. Tetapi istrinya tetap merayu dan memintanya terus menerus untuk kembali melakukan hal tersebut, sehingga akhirnya si suami tidak berdaya untuk menolaknya, akhirnya dia naik kembali untuk menurunkan
Tiba-tiba Allah mengutus dua Malaikat-Nya, salah satu dari keduanya memegang leherku dan melemparkan aku ke tempat terbit matahari, dan yang satunya lagi memegang temanku dan melemparkannya ke tempat terbenamnya matahari.10)
burung-burung tersebut. Mengetahui hal yang sedemikian, induk burung pun kembali mengadukan permasalahannya kepada Nabi Sulaiman. Mendengar hal tersebut beliau marah dan memanggil dua jin, yang satu dari arah timur dan yang satu lagi dari arah barat. Beliau berkata kepada keduanya, “Tetaplah kamu berdua menjaga pohon itu. Andaikata orang tadi datang lagi pada anak-anak burung, maka peganglah kedua kakinya dan lemparkan dia dari pohon,” Kemudian kedua jin itu menatap pada pohon itu, maka tatkala si laki-laki itu bermaksud memanjat pohon dan menempelkan kedua kakinya kepadanya, tba-tiba ada serang pengemis berada di depan pintu rumahnya. Lalu dia menyuruh istrinya untuk memberikan sesuatu kepadanya. Diapun memberikannya sesuap makanan. Sedang suaminya meneruskan untuk memanjat pohon dan mengambil anak-anak burung tersebut. Menyaksikan kejadian tersebut si induk burung mengadu lagi ke Nabi Sulaiman as. Beliau segera memanggil dua jin tadi, seraya berkata, “Kamu berdua telah mendustaiku,” Jin menjawab, “Kami berdua tidak mendustaimu, kami tetap menjaga dan menatap
‘IBRAH Pertama, demikian terjadi jika sedekah itu dari yang halal. Adapun jika sedekah itu dari yang haram, maka dia tidak akan selamat melainkan berupa siksaan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, bahwasanya dia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di neraka jahannam terdapat rumah kesusahan, disediakan oleh Allah swt buat orang yang bersedekah dari harta yang haram.” Kedua, dengan sedekah maka di dunia harta menjadi bertambah dan berkah, juga menolak bala dan kerusakan dari padanya. Sedangkan di akhirat dengan memperoleh bagian pahala. Di dalam riwayat Imam Ahmad, Muslim dan At- Tirmidzi dari Abu Hurairah ra, “Tidak berkurang harta yang disedekahkan. Dan tiadalah Allah SWT menambah seorang hamba karena pemaaf melainkan kemuliaan.” Ketiga, diriwayatkan oleh Thabrani dari Ra i’ bin Khudaij dengan isnad yang lemah. Dalam suatu riwayat oleh Alkhatib dari Anas dengan sanad yang lemah pula, “Sedekah itu dapat mencegah tujuh puluh macam dari berbagai macam bencana, seringanringannya adalah penyakit kusta dan sopak.”
pohon itu, hanya saja ketika dia memanjat pohon, datang seorang pengemis meminta makanan dan dia pun turun memberikannya 84
10) Tanqihul-Qaul, Syekh Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Bantani.
85
Keempat, dalam suatu riwayat oleh Thabrani dan Abu Nu’aim dari Anas dengan sanad yang terpercaya disebutkan, “Bersedekahlah kamu semua, karena sedekah itu merupakan penebus kamu semua dari neraka.” Ketahuilah sedekah itu lebih utama daripada haji sunnah menurut Abu Hanifah. Demikian dikutip oleh Al-Manawi dari Ubbad. Kelima, dari Hasan Al-Bashri ra. dari Nabi SAWbahwasanya beliau bersabda, “Tdaklah dari seorang hamba yang bersedekah dengan suapan yang haram kepada orang miskin, melainkan Allah memberikan makanan kepadanya pada hari kiamat berupa “alghislin” Sahabat bertanya, “Apakah al-ghislin itu ya Rasul ?” Beliau menjawab, “Yaitu makanan yang dibuat oleh Allah dari besi yang basah dan dicairkan dari api neraka jahannam sehingga menjadi seperti air. Apabila seseorang memakannya maka terputu-putuslah ususnya, lalu suapan itu masuk ke mulutnya dan keluar melalui duburnya.” Kemudian Malaikat Zabaniyah menyerunya, “Inilah balasan bagi orang yang mencari penghasilan haram lalu dia memakannyanya dan bersedekah dari padanya. Demikian itu karena kamu mencarinya di dunia tanpa hak dan karena kamu telah berbuat fasik.”.
15 RAYUAN IBLIS DI KALA SAKARATUL MAUT Suatu ketika, Abu Zakariya az-Zahid dalam keadaan sakaratul maut. Salah seorang sahabatnya menuntunnya membaca
ُْ ُ ٌ َُ ُ َ َ ﷲ ِ إِﻻ اﷲ ﺤﻣﻤﺪ رﺳﻮل ا#ِﻻ إ “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah.” Sekali, dua kali, tiga kali sahabatnya mengucapkan ucapan tersebut, tetapi anehnya Abu Zakariya tidak mau menirukannya, dia malah berkata, “Aku tidak akan mengucapkannya ”. Semua orang yang hadir di sana tercengang mendengarkan perkataannya.
86
87
Tidak lama kemudian Abu Zakariya siuman. Lalu dia bertanya kepada sahabat-sahabatnya, “Apakah tadi ada yang mengatakan sesuatu ke padaku?” Para sahabatnya menjawab “iya”, lalu menjelaskan keadaan yang terjadi bahwa kamu tidak mau mengikuti
“ Asyhadu an laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.” “Aku bersaksi dak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.” 11)
ucapan yang dituntunkan oleh salah seorang sahabat, bahkan menolaknya dengan tegas. Setelah mendengar perkataan para sahabat, Abu Zakariya lalu menceritakan keadaan yang sebenarnya pada saat dia tak sadarkan diri. “ Aku telah didatangi oleh iblis yang membawa semangkuk air.” Lalu iblis bertanya kepadaku, “Apakah kamu merasa haus? ” Lalu aku menjawab “ Iya ”, kemudian Iblis berjanji hendak memberikan air itu kepadaku, asalkan aku mengakui bahwa Isa adalah anak Allah. Mendengar perkataan iblis seperti itu, aku memalingkan mukaku. iblis merayu lagi dan tidak putus asa, lalu iblis memerintahkanku untuk mengucapkan “ Tidak ada Tuhan.” Lalu aku menepis ucapan iblis dengan cepat, “Aku tidak akan mengucapkannya.” Merasa
‘IBRAH Pertama, Setan merusak iman seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut dengan cara mengundang teman-temannya untuk merayu, menggoda, membujuk dan menghasutnya dengan berbagai cara. Intinya setan menghendaki seseorang mati dalam keadaan kair, musyrik, dan durhaka kepada Allah SWT. Maka apabila seseorang tidak kuat imannya pasti termakan hasutannya, sehingga meninggal dalam keadaan “Su’ul Khatimah” (Bad Ending, mengakhiri hidup dalam keadaan yang buruk). Wal ‘iyadzu billah (hanya kepada Allah kita berlindung).12) .
tidak berhasil, Iblis marah dan membanting mangkuk airnya dan lari meninggalkanku. Sementara itu aku tetap tidak mau mengikuti
Kedua, Menurut Imam Abu Hanifah, seseorang akan mati
ajakannya, dan aku pun langsung mengucapkan dua kalimat
dalam keadaan kair jika dalam dirinya terdapat tiga perkara, yaitu:
syahadat.
ُْ ُ ً َُ ْ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ﷲ ِ إِﻻ اﷲ و أﺷﻬﺪ أن ﺤﻣﻤﺪا رﺳﻮل ا%ِأﺷﻬﺪ أن ﻻ إ
1.Tidak mensyukuri iman. 2.Takut mati.
11) Kasyfu Ulumil-Akhirah, Imam al-Ghazali. 12) Tadzkirah, al-Qurtubi
88
89
3.Suka menganiyaya para hamba.
16
Ketiga, Biasakanlah mengucapkan dua kalimat syahadat untuk menggapai “ Husnul Khatimah.” Syahadat Tauhid, “Asyhadu an laa Ilaaha Illallah.” Syahadat Rasul, “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.”
PENGAKUAN IBLIS Dikisahkan, bahwa ketika nabi Nuh as. naik perahu dia mengusung dan membawa setiap jenis hewan berpasang-pasangan sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT. Tiba-tiba nabi Nuh as. melihat seorang kakek yang tidak dikenalnya berada di dalam perahu bersamanya. Lalu nabi Nuh as. bertanya kepadanya, “Apakah yang mendorong anda masuk ke dalam perahu ini?” Si kakek menjawab, “Aku berada di sini karena ingin menguasai hati sahabat-sahabat anda, biarlah secara fisik mereka terlihat sebagai pengikut anda, tetapi hati mereka aku kuasai,” Nabi Nuh as. menjawab perkataan si kakek, “Keluarlah kau dari perahu ini, wahai musuh Allah yang terlaknat.” Rupanya Iblis yang menyamar sebagai sosok kakek tersebut. Lalu Iblis berkata, “Aku hancurkan manusia dengan lima hal, dan aku akan menceritakan kepada anda yang dua hal saja.” Lalu Allah SWT menurunkan wahyu kepada nabi Nuh as. Bahwasanya Iblis 90
91
tidak mempunyai kepentingan dengan tiga hal yang lainnya itu. Biar
menjadi ‘hasad/dengki.’ Dan disinilah peristiwa hasad terjadi
saja dia menceritakan yang dua hal itu. Maka nabi Nuh as. berkata
pertama kali dalam sejarah peradaban manusia yang kemudian
kepada Iblis, “Apakah dua hal itu?” Iblis pun menjawab, “Dua hal
berujung menimbulkan pertumpahan darah dan pembunuhan Qabil
itu tidak pernah mengecewakan dan tidak pernah membuat aku
terhadap adik kandungnya sendiri yaitu Habil.14) .
gagal, aku selalu berhasil menghancurkan manusia dengan dua hal, Ayat tentang pembunuhan Habil oleh Qabil........
yaitu ; rakus dan dengki.” Dengan sifat ‘dengki’ aku dilaknat dan dijadikan sebagai iblis yang terkutuk. Dengan sifat ‘rakus’ aku berhasil memperdayakan Adam, ketika Adam diperbolehkan menikmati seluruh fasilitas di
Mereka berbeda pendapat tentang nama saudari kembar
surga hanya ada satu hal yang dilarang Allah SWT, yaitu mendekati
Qabil ada yang bilang Iqlima, ada yang menyebutnya Qalima. Begitu
pohon (Khuldi). Aku berhasil memenuhi hajatku, menggoda Adam
juga pada saudari kembar Habil ada yang bilang Liyudza ada juga
melalui sifat ‘rakus’ yang kemudian menyebabkan Adam diturunkan
yang menyebutnya Lubuda. Wallahu A’alam bish-shawab.
dari surga ke bumi.13)
Kedua, ‘rakus’ merupakan senjata yang kedua iblis yang tidak kalah ampuhnya dari ‘hasad’ Setelah dia (Iblis) sukses menyesatkan
‘IBRAH
Adam as. dan istrinya untuk memakan buah khuldi di dalam surga
Pertama, dengan senjata ampuh iblis yang bermerek ‘dengki’ dia sukses membuat sejarah pertumpahan darah pertama kali di kalangan bani Adam. Berawal dari Qabil yang akan dinikahkan
yang akhirnya menyebabkan mereka (Adam dan Hawa) diturunkan ke bumi. Iblis pun sekarang ini sukses mencetak para koruptor di kalangan bani Adam masa kini.
dengan saudari kembar Habil (Liyudza), sedangkan Habil sendiri
Ketiga, waspadalah terhadap senjata ampuh Iblis yang
akan dinikahkan dengan saudari kembar Qabil (Iqlima). Saudari
bermerek “ dengki dan rakus” karenanya anak keturunan Adam as.
kembar Qabil jauh lebih cantik dari saudari kembar Habil.
menjadi sengsara dan berpecah belah dalam kehidupannya di dunia
Menurut Qabil perkawinan ini tidak adil dan tidak sejalan dengan
ini.
keinginannya, sehingga timbullah kebencian yang meluap-luap terhadap adik kandungnya sendiri yaitu Habil. Kebencian itu terus menerus dibisikan iblis kepada Qabil yang kemudian meningkat
13) Mukasyafatui-Qulub, Imam al-Ghazali
92
14) Tafsir Khazin, ‘Ala’uddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin Umar Asy-syaikhi Abul Hasan.
93
17 PERGUMULAN IBLIS DENGAN ABID Pada suatu hari seseorang datang kepada Abid (Penyembah Tuhan) yang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil. Abid tersebut adalah orang yang amat tekun beribadah, sebagian besar hidupnya dipergunakan untuk beribadat kepada Tuhan. Orang tersebut mengabarkan
kepadanya
bahwa
orang-orang
sekampungnya
menyembah sebuah pohon besar yang amat di kramati. Masyarakat datang berduyun-duyun ke tempat itu untuk menyembah pohon tersebut. Mendengar kabar tersebut, Abid sangat marah. dia bertekad akan pergi ketempat tersebut lalu menebang pohon yang amat dikramati oleh masyarakat setempat. Di tengah perjalanan menuju kampung tersebut, Abid bertemu dengan Iblis yang menjelma menyerupai seorang laki-laki. Maka terjadilah perbincangan antara keduanya. 94
95
Iblis : Hendak pergi kemanakah engkau membawa sebuah kapak? Abid : Saya akan pergi ke suatu tempat dimana ada sebuah pohon yang amat besar yang dijadikan tempat persembahan oleh masyarakat kampung tersebut. Saya bermaksud untuk menebang pohon kramat itu agar mereka terhindar dari perbuatan syrik dan sesat.” Iblis :Untuk apa engkau bersusah payah menebang pohon itu, sampai-sampai engkau meninggalkan ibadah kepada Tuhan.
Kalah dalam perkelahian tidak membuat Iblis menyerah. dia terus-menerus menggunakan caranya agar Abid membatalkan niatnya menebang pohon kramat. Lalu Iblis yang menyamar sebagai laki-laki itu kembali berkata dengan perkataan yang sangat mengenai perasaan Abid, “Sekarang saya akan berikan kepadamu keuntungan yang tiada putus. Engkau adalah seorang miskin, tidak berharta sedikitpun. Waktumu senantiasa kau gunakan untuk beribadah kepada tuhanmu, sehingga tidak ada kesempatan untuk mencari
Abid sama sekali tidak menghiraukan perkataan laki-laki
uang. Oleh sebab itu, saya akan berikan 2 dinar kepadamu setiap
(Iblis) tersebut. dia meneruskan perjalanannya dengan semangat dan
harinya.
tekad yang bulat disertai keikhlasan untuk menebang pohon besar
nafkahmu, satu Dinar lagi boleh engkau sedekahkan untuk kaum
yang sangat menyesatkan manusia. Iblis berusaha terus-menerus
fakir miskin. Setiap pagi, uang 2 dinar itu akan saya letakkan dibawah
mencegahnya agar jangan sampai dia menebang pohon itu. Maka
bantalmu.”
Satu Dinar bisa engkau pergunakan untuk keperluan
terjadilah perkelahian sengit antara Abid dengan laki-laki (Iblis) itu. Abid membantingnya hingga terpelanting ke tanah. Laki-laki (Iblis)
Rayuan laki-laki (Iblis) itu membuat Abid berpikir dua kali,
itu kalah dalam perkelahian tersebut. Kemudian laki-laki (Iblis)
dan rupanya hal itu dapat mempengaruhi Abid, lalu diurungkannya
membujuk Abid dengan mengatakan, bahwa dia akan memberikan
niat yang tadinya ikhlas untuk menebang pohon kramat itu semata-
suatu pekerjaan yang lebih bermanfaat dan menguntungkannya.
amata karena Allah. Sekarang selalu terlintas di benaknya dan di hadapan matanya
Laki-laki (Iblis) itu berkata kepada Abid dengan rayuan
uang dua dinar setiap paginya. Akhirnya dia
menerima tawaran tersebut dan pulang kembali ke rumahnya.
yang sangat menggoda, “Tuhan tidak mewajibkan kepadamu untuk menebang pohon itu dan tidak pula diwajibkan kepadamu untuk
Hari pertama, ketika bangun dari tidurnya dia mendapatkan
mencegah orang lain menyembah pohon. Hal itu adalah kewajiban
uang dua dinar dibawah bantalnya. Hari kedua pun juga seperti itu,
dan tugas para Nabi dan Rasul, sedang engkau tidak termasuk
dia merasa lega dan nyaman dengan uang dua dinar setiap harinya.
golongan mereka.” Mendengar perkataan itu, Abid tetap teguh akan
dia bisa memperoleh uang tanpa bekerja keras. Pada hari ketiga,
tekadnya yang bulat untuk meneruskan perjalanannya dan menebang
diperiksa kembali bantalnya dan dia terkejut karena tidak menemukan
pohon itu. Karena keduanya sama-sama keras dengan tekadnya,
uang sepeser pun. dia sangat kecewa karena tidak mendapatkan uang
akhirnya terjadi lagi perkelahian antara Abid dengan laki-laki (Iblis)
dua dinar setiap harinya seperti yang telah dijanjikan iblis.
tersebut. Dalam perkelahian kedua ini pun, laki-laki (Iblis) itu tetap kalah.
Dengan perasaan jengkel dan marah, Abid berangkat kembali ke kampung itu dengan tujuannya yang pernah dia hampir lakukan
96
97
dahulu yaitu menebang pohon kramat. dia marah kepada laki-laki
yang sangat mengesankan. 15)
(Iblis) yang tidak lagi menepati janjinya, Di tengah jalan dia bertemu kembali dengan laki-laki (Iblis) itu.Terjadilah pertengkaran mulut antara keduanya, yang diakhiri dengan perkelahian yang sangat seru. Berbeda dengan perkelahian pertama dan kedua yang dimenangkan oleh si Abid. Kali ini Abid yang terpelanting ke tanah dan mengalami kekalahan. Lalu lakilaki (Iblis) itu berkata seraya mengancam, “Kalau engkau akan meneruskan juga niatmu untuk menebang pohon itu, maka saya akan habisi kamu pada saat ini juga, dan ketahuilah niatmu kali ini sudah tidak ikhlas lagi karena Tuhan, tetapi kamu semata-mata kecewa karena tidak lagi mendapat kiriman uang dariku setiap harinya.” Selanjutnya timbullah dialog antara keduanya sebagai berikut: Abid, “Kenapa pada perkelahian pertama dan kedua engkau dapat dikalahkan? ” Iblis, “Tidak heran apabila pada perkelahian kita yang pertama dan kedua engkau mendapati kemenangan. Waktu itu niatmu untuk menebang pohon kramat didasarkan pada keihklasan, agar orang-
‘IBRAH Pertama, kekalahan Abid dalam perkelahiannya dengan iblis dikarenakan perbuatannya tidak lagi dilandasi atas niat yang ikhlas karena Allah, akan tetapi dia melakukan itu semua sematamata karena mengharapkan upah dan lainnya. Kedua, “al ikhlas ruhul ‘amal” artinya ihlas adalah ruhnya segala amal perbuatan. Allah tidak akan menolong hambanya, yang apabila melakukan perbuatan tanpa dilandasi dengan keikhlasan dan ketulusan karena-Nya. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya pertolongan Allah hanyalah diberikan kepada golongan umat yang lemah, yang senantiasa berdoa , yang berlaku ikhlas, dan mengerjakan shalat, [ HR.Nasai ]. Ketiga, Allah ber irman dalam Alquran
َ اﷲ ُﺨﻣْﻠﺼ ِّ #ُ َ ﻦﻴ َ َ ْﻌﺒُ ُﺪوا, ﻻ- َو َﻣﺎ أُ ِﻣ ُﺮوا إ َ "ا َﻳﻦ ُﺣﻨَ َﻔﺎء ِ ِ ِ ِ ٰ ْ َ ُ َ ََ َ َ - َُُْ َ َ ُ َو ُﻳﻘ ﻳﻦ اﻟﻘ ِّﻴ َﻤ ِﺔ ﻴﻤﻮا اﻟﺼﻼة وﻳﺆﺗﻮا اﻟﺰﺎﻛة وذﻟِﻚ ِد ِ
orang jangan sampai tersesat. Adapun pada perkelahian ketiga, engkau kalah karena niatmu untuk berangkat menebang pohon itu tidak lagi didasari atas keikhlasan, tetapi atas dasar kekecewaan yang mendalam terhadap kepentingan duniawimu itu. Motifmu bukan lagi didasarkan keikhlasan tapi atas dasar keinginan pribadi yang dikecewakan. Karena niat yang tidak suci itulah kamu dapat saya kalahkan.”
Tidaklah mereka diperintahkan, kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama, lurus dan mendirikan shalat, mengeluarkan zakat. Itulah agama yang lurus. ” [QS. Al bayyinah : 5]. Bertitik tolak dari ayat tersebut para ulama berpendapat bahwa niat ikhlas itu sebagai rukun utama dalam semua ibadat. Bahkan untuk membedakan antara ibadat dengan adat, hanya niat.
Walaupuun cerita dari Imam Al-Ghazali diatas tidak ada penjelasan sumbernya, namun jalan ceritanya mengandung pelajaran 15) Ihya’ Ulumiddin, Imam al-Ghazali.
98
99
Sesuatu perbuatan adat, tetapi lalu diniatkan mengikuti tuntunan Allah dan Rasulullah SAWmaka dia berubah menjadi nilai ibadat yang berpahala.
18 RASUL DAN CALON PEZINA Al-Iraqi menuturkan bahwa seorang pemuda datang menemui Rasulullah SAW dengan cara yang tidak sopan, menyatakan keinginannya untuk tidak dilarang berzina. Para sahabat ketika itu sudah hilang kesabarannya segera ingin mengusirnya, tetapi dicegah oleh beliau. Maka terjadilah dialog antara keduanya sebagai berikut: Nabi SAW, “Apakah engkau suka melakukan perbuatan zina terhadap ibumu?” Pemuda, “Tidak” Nabi SAW, “Terhadap saudaramu yang perempuan?” Pemuda, “Tidak”
Seterusnya Nabi SAW menyebutkan satu persatu anggota keluarganya yang perempuan dari garis keturunannya. Maka setiap dia ditanya, dia selalu menjawab dengan “tidak”. Lalu beliau menyimpulkan berupa pelajaran sebagai solusi bijak untuknya: “Maka se!ap orang yang !dak suka melakukan zina terhadap ibunya, saudara perempuannya, bibinya dan seterusnya. Janganlah hendaknya melakukan perbuatan 100
101
zina pada yang lainnya.” Kemudian beliau mendoakan si pemuda tadi,
19
“Ya Allah, sucikan ha!nya, ampunilah dosa-dosanya dan peliharalah kehormatannya.” Akhirnya pemuda tadi kelak menjadi orang shalih dan sangat membenci perbuatan zina untuk selama-lamanya. (HR. Ibnu Jarir).
‘IBRAH Pertama, solusi bijak yang membimbing ke arah perbaikan yang kondusif itulah yang selalu menjadi landasan baginda Rasul SAWdalam memecahkan segala aspek permasalahan kehidupan sehari-hari. Terutama dalam membenahi keterpurukan seorang pezina tersebut di atas, dengan cara dialog yang sangat santun lagi
MENGENDALIKAN HAWA NAFSU
manusiawi yang akhirnya mendorong si pezina tersebut untuk membenci dan meninggalkan zina untuk selama-lamanya dengn kesadarannya sendiri.
Suatu ketika Malik bin Dinar16) keluar dan berjalan di kota Bashrah, saat itu dia melihat buah tin yang sangat menarik
Kedua, bukan hanya sekedar solusi yang diberikan Rasul SAWkepada si pemuda tersebut, tapi juga doa yang ikhlas dari beliau yang menjadi salah satu sebab turunnya hidayah Allah SWT kepadanya.
perhatiannya dan keinginannya untuk mendapatkannya, hanya saja dia tidak memiliki uang sepeser pun. Dia berusaha untuk mendapatkannya, akhirnya dia melepas sendalnya dan diberikan kepada si penjual buah itu, sambil berkata melas, “Ambillah sandalku ini, dan berikanlah kepadaku buah tin sebagai gantinya.” Si penjual buah enggan menukar buah tinnya dengan sendal usang itu, lalu berkata kepadanya dengan teganya, “Sandal itu tidak cukup untuk ditukar dengan satu buah pun.” 16) Malik Bin Dinar: nama lengkapnya Malik Bin Dinar Al-Sami, putra seorang budak berkebangsaan Persia dari Sijistan. Ia kemudian menjadi murid Hasan AlBashri. Dia menjadi salah satu ahli hadist shahih dan merawikan hadist dari tokohtokoh kepercayaan dari zaman Rasulullah SAW, seperti Anas bin Malik dan Ibnu Sirin. Bin Dinar wafat sekitar tahun 130 H/748 M.
102
103
Mendengar jawabannya, Malik bin Dinar pun berlalu begitu saja
menyajikannya apa yang diinginkannya itu. Ketika makanan
meninggalkannya.
itu telah tersedia di hadapannya dia mengambil dan melihatnya
Lalu ada seseorang yang bertanya kepada si penjual buah itu, “Tidakkah engkau mengenal siapa dia?” Dia menjawab, “Tidak” Lalu orang itu menjelaskan kepadanya, “Dia adalah Malik bin Dinar
sesaat, lalu berkata, “Wahai nafsu, kamu telah bersabar untuk tidak memakannya selama tiga puluh tahaun. Kini umurmu tinggal sesaat saja, mengapa kamu tidak mau bersabar?”
si Zahid itu.” Mendengar jawaban tersebut, si penjual buah langsung
Lalu dia melepaskannya dari tangannya dan berpaling dari
memerintahkan kepada budak pelayannya agar segera menyusulnya
makanan yang ada dalam mangkuk itu. Dia bersabar dalam menahan
dengan membawa sebuah baki yang dipenuhi dengan buah tin
keinginannya dan tidak memakannya. Sesaat setelah dia melepaskan
pilihan. Dia berkata kepada budaknya, “Kalau dia mau menerima
dan berpaling dari makanan itu, dia menghembuskan nafasnya yang
ini, maka kamu aku merdekakan.”
terakhir.
Mendengar pernyataan itu si budak lari tergopoh-gopoh
Demikianlah kondisi seorang Malik bin Dinar dalam usahanya
mengejar Malik bin Dinar dengan harapan dia mau menerimanya
mengendalikan hawa nafsunya, dia tetap teguh memegang komitmen
apa yang dibawanaya itu. Budak itu kemudian menyusulnya dan
keimanannya denagan penuh kesabaran, merindukan Allah SWT
menjumpainya sambil berkata, “Tuan, terimalah ini dari saya.”
dan sangat zuhud dalam kehidupannya.17)
Tetapi Malik bin Dinar menolaknya. Budak itu kembali berkata, “Terimalah ini tuan, karena di dalamnya terdapat kemerdekaanku.” Malik bin Dinar menjawab dengan tegas, “Kalau di dalamnya terdapat kemerdekaanmu, di dalamnya juga terdapat siksaku.” Budak itu masih berusaha terus merayu Malik bin Dinar
‘IBRAH Pertama, begitulah kondisi orang-orang shalih memegang teguh komitmen keimanannya dengan penuh kesabaran, merindukan Allah SWT dan sangat zuhud dalam kehidupannya.
agar dia mau menerimanya karena terdapat kemerdekaannya di dalamnya. Tetap Malik bin Dinar tetap dalam pendiriannya tidak mau menerima pemberian itu sambil berkata, “Aku bersumpah, tidak akan menjual agama dengan buah tin itu, terhadap nafsuku sesaat, dan aku tidak akan memakannya sampai hari kiamat.” Suatu saat beliau menderita sakit, hingga menyebabkan
Kedua, disebutkan dalam kitab Maniatul Mufti, bahwa Luqmanul Hakim berkata kepada anaknya, “Janganlah engkau memperbanyak makan dan tidur, karena orang yang memperbanyak keduanya, akan menjadi miskin amal shalih ketika di hari kiamat.” Ketiga, diriwayatkan dari yahya bin Zakaria, bahwa iblis pernah menampakkan diri kepadanya sambil membawa beberapa
kematiannya. Dia menginginkan semangkok madu bercampur susu dan roti hangat. Kemudian datanglah seorang pelayan dan 17) Mukasyafatui-Qulub, Imam al-Ghazali
104
105
kail, lalu Yahya bertanya kepadanya, “Apa ini?” Iblis menjawab, “Ini adalah aneka macam kesenangan yang akan aku buat untuk mengail anak cucu Adam.” Yahya bertanya, “Apakah kamu telah mendapatkan sesuatu terhadapku dengannya?” Iblis menjawab, “Tidak, hanya saja kamu pernah kenyang pada suatu malam, lalu aku buat anda berat untuk menunaikan shalat malam.” Adalah suatu hal yang pasti aku tidak akan makan sampai kenyang lagi untuk selama-lamanya. Iblis menjawabnya, “Adalah suatu hal yang pasti pula, aku tidak akan memberi nasehat kepada seorang pun selama-lamanya.” Keempat, disebutkan dalam kitab Minhajul Abidin, bahwa Abu Bakar ra. Berkata, “Setelah masuk Islam aku tidak pernah makan sampai kenyang, agar aku dapat merasakan manisnya beribadah kepada Tuhanku dan tidak pula minum yang segar-segar karena aku merindukan bertemu dengan Tuhanku.”
20 PERNIKAHAN PERDANA DALAM SEJARAH MANUSIA Tatkala Allah SWT menciptakan Hawa yang diambil dari tulang rusuk Nabi Adam as. yang sebelah kiri. Adam pun segera menyapanya dengan santun sambil bertanya, “Siapa engkau sebenarnya? Dan untuk siapa engkau diciptakan? ” Hawa menjawabnya dengan penuh kelembutan, “Aku adalah Hawa, aku diciptakan Allah untuk keperluanmu.” Setelah itu Adam as. Mulai merespon dan bereaksi dengan sapaan dan ajakannya, sambil berkata, “Marilah kesini, mendekatiku!”
106
107
Hawa pun menjawab dengan penuh perhatian, “Engkaulah yang seharusnya datang kepadaku.” Dengan penuh percaya diri Adam pun bereaksi, mendatangi untuk menghampirinya. Semenjak itulah
‘IBRAH Pertama, perkenalan sebelum pernikahan dibenarkan dalam Islam selama tidak melanggar syariat Islam.
berlaku adat, laki-laki mendatangi wanita. Kedua, berlaku adat, seorang laki-laki mendatangi seorang Tatkala Adam as. sudah mendekati Hawa, Adam pun
wanita pilihannya dalam pertunangannya. Bahkan disunnahkan
mengulurkan tangannya kepadanya. Lalu Adam mendengar
dalam Islam, seorang laki-laki meminang wanita pilihannya terlebih
suatu seruan atau panggilan, “Hai Adam, jangan kau lakukan itu! Sesungguhnya persahabatanmu dengan Hawa terlarang dan belum halal, kecuali dengan maskawin dan nikah terlebih dahulu. ”
dahulu sebelum dinikahinya. Ketiga, pernikahan dan perkawinan dua hal yang sangat berbeda, perkawinan bisa terjadi pada semua mahluk Allah SWT. Seperti : Manusia,hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Sedangkan
Kemudian Allah SWT, memerintahkan kepada semua
pernikahan lebih khusus, karena pernikahan itu hanya terjadi pada
penduduk surga untuk menghiasi dan menyediakan segala macam
manusia dengan ”mitsaqan ghalizha” artinya bahwa pernikahan itu
hidangan dan talamnya. Lalu diperintahkan para Malaikat untuk
bisa dikatakan sah manakala ada ikatan yang kuat sesuai dengan
berkumpul dibawah pohon kayu “ Thuba ” Setelah mereka semuanya berkumpul, maka Allah memuji diri-Nya sendiri, dan dinikahkanlah
syarat dan rukunnya. Maka dari itu pernikahan tidak terlalu tepat bila diartiakan dengan perkawinan.
Adam oleh Allah SWT. Dia berfirman, “Al-hamdu itulah puji-
Keempat, haram hukumnya perkawinan tanpa pernikahan,
Ku. Kebesaran itulah kain-Ku. Kesombongan itulah selendang-
karna pernikahan adalah ikatan wajib bagi setiap perkawinan yang
Ku. Sedangkan mahluk semuanya adalah hamba-hamba-Ku. Aku persaksikan kepada semua Malaikat-Ku dan penduduk langit-Ku. Aku telah nikahkan Hawa dengan Adam makhluk ciptaan-Ku yang
sah. Jadi pernikahan itu adalah ‘aqad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewjiban serta bertolong-tolongan antara seorang laki-laki dan seorang wanita yang antara keduanya bukan mahram.19)
baru.”18) Kelima, kemuliaan Nabi Muhammad SAW sudah ditunjukkan Tuhan melalui irmanNya ketika Dia memerintahkan “Berikan maskawinnya! ” Adam bertanya, “Apa maskawinnya? ”
Allah
ber irman, “Maskawinnya shalawat kepada Nabi-Ku dan Kekasih18) Assab’iyyat fi Mawa’idzil Bariyyat, Al- Majalisus Saniyyah.
108
19) Fiqhul Islam, Sulaiman Rasyid
109
Ku Muhammad.” Adam bertanya, “Siapa gerangan Muhammad itu?”
21
Allah berirman, “Sesungguhnya dia adalah anak keturunanmu. Dia adalah penutup para Nabi, kalau bukan karenanya, Aku tidak ciptakan para makhluk. ”20)
BUAH KEJUJURAN Syech Abdul Qadir Al-Jailani memaparkan, dahulu ketika aku masih kecil bertepatan pada hari Arafah aku keluar mengikuti lembu yang membajak di ladang, tiba-tiba lembu itu berkata sambil menoleh ke padaku, “Hai Abdul Qadir! Engkau tidak dijadikan untuk ini, dan tidak disuruh untuk berbuat seperti ini.” Maka aku menjadi ketakutan dan segera kembali ke rumah, lalu aku naik keatas loteng rumahku, disana aku melihat orang orang yang sedang wukuf di Arafah, maka aku pergi kepada ibu dan berkata kepadanya, “Ibu serahkan aku kepada Allah, dan ijinkan aku akan pergi ke Baghdad untuk belajar, dan ziarah kepada orang orang yang saleh.” Kemudian ibu bertanya kepadaku, “Mengapa kau berkata sedemikian,wahai anakku? Apa yang mendorong kamu untuk melakukan itu semua, padahal kamu masi kecil!”
Maka aku
mengutarakan semua yang terjadi pada diriku. Ibu pun menangis tersedu-sedu setelah mendengar pemaparanku itu. Lalu dia 20) Assab’iyyat fi Mawa’idzil Bariyyat, Al- Majalisus- Saniyyah..
110
menunjukan padaku harta warisan dari ayahku sebanyak 80 dinar, 111
40 dinar untukku dan 40 dinar yang lain untuk saudaraku. Lalu ibu membuatkan saku dibawah ketiak bajuku untuk menyimpan uang yang aku akan bawa itu. Ibuku mengijinkan aku berangkat ke Baghdad dengan tujuan menuntut ilmu, seraya berkata padaku, “Jadilah kamu orang yang jujur dalam segala hal,
katakan. Mereka bertanya, “ Mengapa kamu begitu jujur
dan
mengakui itu semua?” Jawabku, “Karena ibuku berpesan supaya aku selalu berkata jujur, amanah dan benar serta aku tidak akan menyalahi janjiku padanya.” Keadaan menjadi terasa hening, semua terpaku mendengar jawabanku itu dan mereka memandangiku.
wahai anakku!” Lalu aku pergi dan mengucapkan selamat tinggal
Tiba-tiba terdengar jeritan histeris dari seorang pimpinan
kepadanya, sedang ibu berkata, “Hai anakku, berangkatlah! Kau
mereka, lalu dia berkata, “Kamu tidak menghianati janjimu pada
telah aku titipkan kepada Allah SWT, maka mungkin wajah ini tidak
ibumu, sedang kami telah bertahun-tahun menyalahi dan menghianati
lagi akan aku lihat hingga hari kiamat.”
perintah ibu kami serta selalu melanggar larangan Allah. Maka sejak
Setelah itu aku dititipkan kepada kafilah dan berangkat
hari ini kami menyatakan bertobat kepada Allah.”
menuju Baghdad. Baru saja keluar meninggalkan Hamdan, tiba-
Saat itu pula, semua perampok bertobat dan berkata, “Engkau
tiba kami dikepung oleh 60 orang berkendaraan kuda lalu mereka
pimpinan kami dalam perampokan, maka engkau juga menjadi
merampok semua yang ada di kafilah, kecuali aku yang tidak
pimpinan kami dalam bertobat,” Kemudian harta rampasan dari
diganggu. Ketika salah satu orang dari mereka berlalu di hadapanku,
kafilah tadi dikembalikan kepada mereka tanpa tersisa sedikit pun.
dia berkata kepadaku, “Hai anak miskin! Engkau mempunyai apa?”
Pada waktu itulah terjadi orang-orang bertobat di tanganku, berkat
Kemudian aku menjawab, “40 dinar, wahai tuan.” Lalu dia bertanya
kebenaran dan kejujuran, Subhannallah. [Irsyadul Ibad ila sabilir-
lagi , “Dimana?.” Jawabku, “Terjahit dibawah ketiak bajuku dalam
Rasyad].
sakuku.” Karena dia mengira aku mengejek, dia pun berlalu begitu saja tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian setelah dia sampai pada pimpinannya, dia bercerita tentang diriku, lalu aku dipanggil oleh pimpinan mereka diatas bukit. Aku menyaksikan mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan itu, lalu pimpinan itu bertanya padaku, “Apakah yang kamu bawa, wahai anak miskin!” Aku menjawab, “40 dinar, wahai tuan!” dia lalu bertanya, “Dimanakah itu?” Jawabku, “Terjahit dalam sakuku dibawah ketiakku.”
‘IBRAH Pertama, Al-Yai’I dari Guru Abdullah Muhammad bin Muqatil menjelaskan, ketika saya di majelis Abdul Qadir Al-Jaelani, tiba-tiba ada orang bertanya kepadanya, “Diatas apakah kamu membangun keadaanmu itu? ”. Jawabnya, “Diatas kejujuran dan kebenaran, dan belum pernah aku dusta untuk selamanya.” Karenanya semua perampok bertauabat dengan kesadaran mereka sendiri akibat buah kejujuran dan kebenaran Syech Abdul Qadir Al-Jaelani yang sangat dahsyat itu.
Aku pun diperiksa dan mereka mendapatkan apa yang ku 112
113
Kedua, Rasulullah SAW bersabda berkenaan dengan kejujuran, “Biasakanlah berkata jujur(benar) karena kejujuran(kebenaran) menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga. Dan seseorang membiasakan dirinya berkata benar, hingga tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar. Sesungguhnya dusta itu menuntun kepada kejahatan, kejahatan menuntun ke neraka dan seseorang suka berdusta, hingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta (H.R. Bukhori, Muslim). Ketiga, Tidak ada satu pun orang di dunia ini yang tidak senang dengan kejujuran dan kebenaran. Seseorang berani berbuat dusta, kebohongan dan ketidak benaran, dikarenakan kenifakannya dan kefasikannya. Semoga Allah menghimpun kita kelak dalam rombongan orang-orang yang benar dan para wali-Nya yang mendapat jaminan tidak akan pernah takut atau susah. Allah ber irman , “
َ ُّ َ َ ﻮﻧُﻮا ْ َﻣ َﻊ%ُ آﻣﻨُﻮا ْ اﻳ ُﻘﻮا ْ اﷲ َو َ ﻳﻦ َاﻟﺼﺎدﻗﻦﻴ َ ,ا ِ ﻳﺎ ﻛﻓﻬﺎ ِِ Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan jadilah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah: 119).
Keempat, jujur dalam perkataan, di dalamnya termasuk pula kalimat tauhid dan yang lainnya. Bila seseorang bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, maka dia akan jujur, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
22 TIDAK ADA YANG KEBAL DI HADAPAN HUKUM ALLAH Pada suatu hari Rasulullah SAW memerintahkan untuk memotong tangan seorang wanita yang gemar
mencuri milik
orang lain. Jika dia meminjam sesuatu dari orang lain, dia selalu mengingkarinya, itu artinnya sama dengan mencuri harta orang lain. Mereka, orang-orang Qurqisy selalu memperhatikan tingkah laku wanita itu, namun mereka tidak berani mengungkapakannya dan menceritakannya kepada siapa pun. Pasalnya wanita itu berasal dari kabilah terhormat di kalangan kaum Quraisy.
114
115
Suatu
saat
mereka
berkumpul
untuk
memecahkan
permasalahan tersebut. Mereka mencari siapa kira-kira yang pantas untuk menyampaikan atau melaporkan peristiwa tersebut kepada baginda Rasul.
‘IBRAH Pertama,
Islam
menegaskan
bahwa
keadilan
harus
ditegakkan, serta kesamaan dan persamaan di depan hukum menjadi elemen penting dalam menata kehidupan masyarakat.
Akhirnya Usamah bin Zaid terpilih sebagai utusan yang pantas
Karena dengan keadilan dan persamaan hak itulah sesungguhnya
menyampaikan permasalahan wanita tersebut kepada Rasulullah
kelangsungan hidup masyarakat yang sehat dan bersih dapat terus
SAW. Dia salah seorang yang sangat disayangi Rasul.
dipertahankan.
Tatkala mendengar laporan dari Usamah, beliau terlihat
Kedua, tidak ada seorang pun yang memiliki kekebalan di
menahan amarah hingga wajahnya memerah. Saat sore tiba baginda
hadapan Allah SWT, Tidak ada yang kebal dari hukuman manakala
Rasul berkhotbah di hadapan para sahabat. Setelah memanjatkan pujian dan syukur kepada Allah SWT, beliau bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadi binasa disebabkan mereka dak menjalankan had (hukuman) saat orang-orang terpandang melakukan perbuatan mencuri. Sementara kepada orang-orang lemah yang mencuri, mreka segera melaksanakan hadnya (hukumannya). Demi Zat Yang Menguasai jiwaku, jika saja Famah bin Muhammad mencuri, paslah aku potong tangannya.” (HR. Bukhari 8/16).
Setelah mengucapkan itu semua di hadapan mereka, beliau
seseorang melakukan tindakan yang melawn hukum. Setiap kali dan siapa saja yang melanggar ketentuan Allah SWT, dia berhak mendapat hukuman tanpa pandang bulu dan keturunan. Ketiga, sesungguhnya agama ini tidak melakukan klasi ikasi brdasarkan suka atau tidak suka. Bukan pula didasarkan pada hawa nafsu dan kecenderungan personal. Tidak ada fasilitas untuk memudahkan urusan dalam menjalankan agama. Hal itu pernah ditegaskan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah haditsnya, “Jika had-had (hukum-hukum) Allah telah menyentuh penguasa, maka Allah melaknat orang yang melindungi serta yang dilindungi.”
memerintahkan agar tanagan wanita yang mencuri itu dipotong.
Maksud hadits tersebut adalah bahwa syariat harus
Aisyah berkata, “Kemudian wanita pencuuri itu bertobat dan
dilaksanakan pada semua kalangan, besar, kecil, tua, muda, kaya,
menikah. dia pernah mendatangiku, dan aku menyampaikan
miskin dan sebagainya. Jika tidak demikian maka apa yang hendak
keperluannya kepada Rasulullah SAW.”21)
ditawarkan oleh Islam? Hal baru apa yang dibawa Islam jilka manusia ini tidak ditempatkan pada lini yang sejajar?
21) Al-Misk wai-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar, Dr. Aidh al-Qarni
116
117
Keempat, seperti itulah Islam memberi contoh. Selalu ada
23
kekuatan untuk menegakkan ketetapan Allah SWT. Namun demikian, selalu ada rahmat dalam pelaksanaan hukuman sebagaimana diamanahkan Allah SWT. Ada penerimaan bagi orang-orang yang bertobat dan ada syafaat di sisi Allah SWT kelak di hari kiamat.
KISAH PEMUDA, RAHIB DAN RAJA Dahulu kala ada seorang raja yang mempunyai seorang ahli sihir. Ketika si ahli sihirr merasa sudah tua, dia maka berkata kepada sang raja, “Kini aku sudah tua, karena itu kirimkan padaku seorang pemuda sebagai kader penggantiku untuk aku ajarkan kepadanya ilmu sihirku agar dapat menggantikan kedudukanku kelak di sisi paduka raja.” Berdasarkan saran dan permintaan tukang sihir itu, raja memilih seorang pemuda untuk belajar ilmu sihir pada si ahli sihir. Bertepatan di jalan yang dilalui pemuda itu, ada seorang rahib yang mengajar agama di rumahnya. Sang pemuda menyempatkan diri untuk itu ikut bersama orang-orang di majlis rahib itu untuk menyimak ajaran-ajaran agama yang dikemukakannya. Si pemuda sangat tertarik dengan ajarannya dan merasa puas dengan keterangannya yang telah disampaikan oleh sang rahib. Dengan demikian dia terlambat datang ke tukang sihir. Keterlambatannya itu 118
119
membuat tukang sihir marah dan memukulnya. Dia mengadukan hal tersebut kepada rahib.
Ia menjadi masyhur di negerinya, dan keadaannya diketahui oleh kawan raja, yang telah menderita sakit mata hingga buta.
Si rahib memberikan taktik kepada si pemuda, “Jika kamu takut kepada tukang sihir itu, maka katakan kepadanya, “aku ditahan oleh ibu”, dan bila kembali ke rumah terlambat, katakan kepada ibumu: “aku ditahan oleh si tukang sihir.” Dengan taktik jitu yang diajarkan oleh rahib kepadanya,
Kemudian dia datang ke pemuda itu untuk mengobati butanya, dengan membawa bermacam-macam hadiah sebagai imbalannya. dia pun berkata kepada pemuda, “Jika kamu dapat menyembuhkan penyakitku ini, maka aku dapat memberi kepadamu apa yang kamu mau.” dia lalu menjawab, “Sebenarnya saya tidak dapat menyembuhkan penyakitmu, karena yang dapat menyembuhkan
maka berjalanlah keadaan itu dengan baik. Suatu hari ketika dia
suatu penyakit hanya Tuhan semata.” Orang itu
pergi menuju rahib, tiba-tiba dia menjumpai binatang buas di tengah
ucapan si pemuda tadi. Lalu si pemuda berdoa kepada Tuhan
jalan. Sehingga menyebabkan terhentinya semua orang yang akan
meminta kesembuhan penyakit orang itu. Tuhan mengabulkan
melalui jalan itu. Maka disitulah pemuda berkata, “Hari ini aku akan
permintaannya, maka orang tersebut dapat melihat kembali.
mengetahui ajaran tukang sihir yang lebih baik atau ajaran rahib?”
mempercayai
Kemudian dia hadir di majlis raja sebagaimana biasa. Maka
Lalu dia mengambil batu sambil berkata, “Ya Tuhan jika ajaran
kagumlah raja melihat kesembuhan temannya, raja lalu bertanya
rahib lebih engkau sukai dari ajaran si tukang sihir, maka bunuhlah
kepadanya, “Siapakah yang menyembuhkan matamu?” Jawabnya
binatang ini supaya orang-orang dapat berjalan.” Kemudian dia
dengan penuh syukur, “Tuhanku, wahai raja.” Raja bertanya,
melempar binatang buas itu, seketika itu juga binatang tersebut mati,
“Apakah kamu percaya kepada Tuhan selain aku?” Jawabnya dengan
hingga mereka dapat berjalan dengan tenang dan aman.
tegas, “Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”
Kemudian dia menyampaikan kejadian itu kepada rahib.
Maka segeralah dia disiksa oleh raja, dan dipaksa supaya dia
Sepontan Rahib itu berkata kepadanya, “Anakku engkau sekarang
kembali untuk bertuhan kepada raja, tetapi dia tetap tidak merubah
lebih sakti daripadaku, dan kelak kamu akan mendapat ujian, maka
pendiriannya, dia tetap teguh beriman kepada Allah, sedangkan raja
apabila kamu mendapat ujian, jangan sekali-kali kamu membawa-
terus menyiksanya sehingga dia terpaksa menunjukan pemuda itu.
bawa namaku.”
Akhirnya pemuda itu didatangkan kehadapan raja, dia lalu
Seiring berjalannya waktu, si pemuda tadi mendapat karunia
berkata kepada si pemuda itu, “Hai sihirmu hebat, telah mencapai
besar dari Tuhannya. dia dapat mengobati berbagai jenis penyakit,
kesaktian yang luar biasa, hingga kamu dapat menyembuhkan segala
dan dapat menyembuhkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan
penyakit yang orang lain tidak sanggup menyembuhkannya.”
oleh orang lain.
Mendengar ucapan raja seperti itu, pemuda pun berkata 120
121
dengan penuh keteguhan iman di hadapannya, “Sebenarnya saya
mau meninggalkan agama dan keimananya kepada Allah. dia pun
tidak dapat menyembuhkan penyakit seorang pun, hanya Allah yang
menolaknya seperti semula.
menyembuhkan semua itu.” Melihat situasi yang kurang kondusif segera si pemuda tadi Raja naik pitam, dia marah luar biasa dengan menangkap pemuda itu dan menyiksanya sekehendaknya, hingga terpaksa dia menyebut rahib di hadapan sang raja. Akhirnya rahib pun dihadirkannya. Dan dia memaksa rahib untuk meninggalkan
berdoa, “Ya Allah hindarkan aku dari kejahatan orang-orang ini semau-Mu.” Seketika itu juga perahu oleng dan terbalik di tengah laut, semua tentara mati tidak ada yang selamat kecuali hanya dia sendiri.
agamanya dan keimanannya kepada Allah Yang Maha Kuasa. dia menolak permintaan raja. Akhirnya rahib tadi digeregaji dan badannya terbelah menjadi dua bagian.
Si pemuda itu segera menghadap raja, dia pun ditanya, “ Kemana para tentara yang membawamu?” dia menjawab, “Allah telah menyelamatkan aku dari kejahatan mereka.” Lalu pemuda
Sedangkan pemuda tadi dibawa ke atas bukit oleh bala tentaranya. dia diintograsi untuk meninggalkan agama dan
tadi berkata kepada raja, “Kamu tidak dapat membunuhku, hingga menurut kepada ajaranku.”
keimanannya kepada Allah. Pemuda itu menolak, maka dia pun akan dilempar dari atas bukit. Sebelum dia dilempar oleh mereka dia sempat berdoa, “Ya Allah, hindarkan aku dari mereka ini, sekehendak-Mu.” Doa si pemuda tadi dikabulkan, maka bergeraklah bukit itu sehingga para tentara raja berjatuhan, dan mereka semua
Mendengar permintaan pemuda, raja pun bertanya, “Apakah ajaranmu itu?” Jawab pemuda sambil memberikan bimbingan, “Engkau kumpulkan semua rakyatmu di lapangan, kemudian kamu gantungkan badanku di batang pohon, lalu kamu ambil anak panahku, dan kamu pasang di busurnya. Lepaskan anak panah itu,
mati.
tetapi sebelumnya kamu dan para rakyatmu mengucapkan kataMaka kembalilah si pemuda itu kepada raja, dia ditanya oleh raja, “Mana tentara yang membawa kamu?” dia menjawab, “Allah telah menyelamatkan aku dari rencana busuk mereka.” Kemudian raja menyerahkan dia kepada bala tentara yang lainnya.
kata ini bersama mereka, “Bismillah rabbil ghulam.” (Dengan nama Allah Tuhan pemuda ini). Bila kamu arahkan anak panah itu ke badanku dengan mengucpkan kata-kata itu barulah kamu dapat membunuhku.”
dia dibawa ketengah laut oleh mereka dengan perahu bersamasama. Sesampainya ditengah laut, dia diintograsi lagi supaya dia 122
Lalu raja mengerahkan semua rakyatnya untuka menuju ke 123
lapangan pembantaian, kemudian dia menggantung pemuda itu di
Pertama, keteguhan iman atau kepercayaan di dalam
batang pohon. Setelah itu dia mengambil anak panah dan diletakkan
hati dan jiwa pemuda tersebut adalah setepat-tepatnya jalan
di busurnya, sambil membidikkan anak panah itu, dia bersama
yang wajib dilalui untuk menimbulkan unsur-unsur kebaikan.
rakyatnya membaca, “Bismillah rabbil ghulam.” (Dengan nama Allah
Dengan berlandaskan keteguhan iman itu tercipta kesempurnaan
Tuhan pemuda ini). Setelah itu keimanan kepada Allah merata di
kehidupan dunia dan akhirat. Keteguhan iman memainkan peran yang besar dalam membekali jiwa seseorang dengan sesuatu yang
semua lapisan rakyatnaya.
lebih bermanfaat dan lebih sesuai dengan petunjuk Tuhan dan
Diberitakan kepada raja, bahwa semua rakyatnya beriman kepada Tuhan Allah. Maka apa yang dikuatirkan oleh raja kini telah
bahkan juga untuk menularkan keyakinan tersebut kepada orang lain dengan bimbingan-Nya.
terjadi. Raja segera memerintah agar membuat parit-parit di setiap
Kedua, keyakinan atau aqidah merupakan ruh bagi setiap
persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api di setiap parit, dan
orang, dengan berpegang teguh padanya itu dia akan hidup dalam
tiap orang yang lewat di teampat itu, dipaksa supaya meninggalkan
keadaan tenang dan baik. Tidak ada rasa takut dengan ancaman
agamanya, bila dia menolak langsung dilempar kedalam parit api itu.
dan rintangan karena segala sesuatunya sudah ditentukan olehNya. Keyakinan adalah bagaikan cahaya yang apabila seseorang itu
Maka dilaksanakanlah perintah raja itu dan banyak orang-
buta daripadanya, maka pastilah dia akan tersesat dalam liku-liku
orang tersiksa karena perintahnya. Suatu saat lewat seorang ibu
kehidupannya, malahan tidak mustahil bahwa dia akan terjerumus
menggendong anak bayinya di tempat itu. Ketika dia diperintah
dalam lembah-lembah kesesatan dan kemusyrikan yang amat dalam.
merobah agamanya dan keimanannya kepada Allah, dia menolaknya. Ketika anaknya ditarik dari gendongannya untuk dibuang ke dalam parit api yang menyala-nyala, dia hampir menyerah karena sayang kepada anaknya. Tiba-tiba bayi itu berbicara, “Hai ibu, sabarlah! 22)
Karena kamu dalam kebenaran.” [HR. Muslim]
Ketiga, manakala keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT telah terpatri dalam hati, dan berkuasa untuk menimbulkan tindakan. Maka pastilah dengan keimanan yang mengakar dapat menghalau segala rintangan kesesatan dan kemusyriakan dan bersamanya pula pertolongan Allah SWT menyertai dalam kehidupannya di dunia dan akhiratnya. Dari segi ini, tampaklah betapa besar hikmahnya. Mengapa keimnan atau keyakinan itu dijadikan umum dan kekal
‘IBRAH
sifatnya, tidak berbeda antara keimanan yang diajarkan oleh
22) Irsyadul Ibad ila Sabilir-Rasyad, Syekh Zaynuddin bin Abdul Aziz bin Zaynuddin bin Ali al-Ma’bari al-Maliba.
Tuhan di zaman dahulu dan di zaman sekarang, bahkan di masa
124
125
dan di tempat mana pun. Semua sama dan satu macam. Dahulu,
24
kini dan nanti, hidup dan mati. “La ilaaha illallah.” Dengan makna “La ma’buda bihaqqin illallah.” (Tidak ada Tuhan yang sebenernya berhak disembah kecuali Allah SWT).
LUQMANUL HAKIM SEORANG AHLI HIKMAH Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang menjelaskan asalmuasal dan identitas Luqmanul Hakim. Nama lengkapnya adalah Luqman bin Anqad bin Sadun. Ada yang mengatakan bahwa dia hidup pada masa Nabi Daud as. Artinya dia hidup di negeri Bani Israil yang merupakan keponakan Nabi Ayyub as. Ada yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang qadhi Bani Israil pada masa kekuasaan Nabi Daud as. Pendapat ini tidak dapat diketemukan sumbernya dalam berbagai kitab milik Bani Israil. Ada yang berpendapat bahwa dia seorang penggembala domba, tukang kayu, penjahit, dan ada pula yang mengatakan kalau 126
127
dia seorang budak milik Bani Al-Hashas. Ada yang mengatakan bahwa Luqman adalah orang berkulit hitam yang berasal dari wilayah Sudan yang masuk ke dalam wilayah
ada organ tubuh lain yang lebih baik dari keduanya. Jika keduanya buruk, maka tidak ada organ tubuh lain yang lebih buruk dari keduanya.”
Mesir. Dia diberikan nikmat kekuatan dan kebijaksanaan oleh Allah
Ada yang mengatakan suatu saat Luqman disuruh memilih
SWT. Akan tetapi dia tidak dianugerahkan kenabian. Diriwayatkan
antara hikmah dan kenabian, dia memilih hikmah. Ketika dia tengah
bahwa ada tiga orang hitam yang paling baik. Mereka adalah,
tidur lelap, malaikat Jibril as. mendatanginya dan menyiramkan
Bilal bin Rabah, Mahja’ budak milik Umar ibnu Khathab ra. Dan
hikmah
Luqmanul Hakim.
mengandung hikmah.
kepadanya,
sehingga
dalam
pembicaraannya
selalu
Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang budak
Seseorang pernah bertanya kepadanya, “Mengapa kamu
Habasyi yang memiliki profesi sebagai tukang kayu. Hingga pada
memilih hikmah, sedangkan Tuhanmu memerintahkanmu untuk
suatu hari tuannya mengatakan kepadanya, “Sembelihlah untuk
memilih antara hikmah dan kenabian?” Dia menjawab, “Seandainya
kami domba ini.” Kemudian dia sembelih domba tersebut. Tuannya
Dia mengutus aku sebagi nabi, aku pasti akan melaksanakan tugas
lalu berkata lagi kepadanya, “Keluarkanlah dua anggota tubuh yang
kenabianku dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi Dia memberikan
paling bagus dari domba tersebut.” Kemudian dia mengeluarkan
pilihan kepadaku, aku pilih hikmah karena aku takut tidak mampu
lidah dan hati dari domba itu.”
melaksanakan dengan baik tugas kenabian.” Allah SWT menegaskan
Setelah selang beberapa waktu, tuannya kembali berkata
di dalam Alquran dan berfirman,
kepadanya, “Sembelih domba ini.” Dia pun menyembelihnya. Tuannya berkata lagi, “Keluarkan anggota badan tubuh yang paling buruk dari domba tersebut.” Dia lalu mengeluarkan lidah dan hati domba itu. Menyaksikan hal tersebut, tuannya berkata kepadanya,
َ َ ْ ْ َ َ ُْ ََْ َ َ ََ َ اﺤﻟﻜﻤﺔ ِ و ﻟﻘﺪ ءاﺗﻴﻨﺎ ﻟﻘﻤﺎن “Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman.”(QS. Luqman: 12).
“Ketika aku perintahkan kamu untuk mengeluarkan dua organ tubuhnya yang paling bagus, kamu keluarkan lidah dan hatinya.
Hikmah pertama yang diberikan Allah SWT kepada Luqman
Juga ketika aku perintahkan kamu untuk mengeluarkan dua organ
adalah rasa syukur, sesuai dengan firmannya,
tubuhnya yang paling buruk,kamu keluarkan juga lidah dan hatinya.
ُ ْ َ ْ ﷲ ِ ِ أ ِن اﺷﻜﺮ
Bagimana ini bisa terjadi?” Luqman menjawab, “Sesungguhnya jika keduanya baik, tidak 128
129
“Bersyukurlah kepada Allah.”(QS. Luqman: 13). Ini merupakan dasar berbagai hikmah yang lain. Karena hikmah yang pertama ini mengandung perintah agar dia meneliti dahulu hakikat dirinya, sebelum dia meneliti hakikat berbagai hal lainnya, dan juga sebelum dia melangkah untuk memberikan nasihat kepada orang lain.
kalimat ibnu. Kalimat bunayya ini digunakan sebagai kata ungkapan rasa kasih dan sayangnya terhadap anaknya karena pada saat itu dia tengah berada pada posisi orang yang memberikan wajangan dan nasihat. Dengan menggunakan kalimat bunayya ini dapat membuat orang yang dia nasihati mau melaksanakan apa yang dia nasihati. Allah SWT menyebutkan beberapa nasihat luqman yang
Rasa syukur kepada Allah SWT merupakan perkara yang paling penting dalam perbuatan baik, oleh karena itu rasa syukur merupakan dasar hikmah. Karena yang dimaksud hikmah di sini adalah mendahulukan ilmu yang lebih bermanfaat daripada ilmu yang memiliki manfaat lebih sedikit. Rasa syukur adalah dasar kesempurnaan ilmu pengetahuan, serta tujuan akhir pelaksanaan ilmu pengetahuan. Karenanya Dia perintahkan Luqman untuk bersyukur kepada-Nya.
mengandung hikmah luar biasa di dalam Alquran. Luqman memulai nasihatnya dengan memperingatkan anaknya agar jangan sampai melakukan kemusyrikan yang merupakan perbuatan yang paling buruk sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya. Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah.” (QS. Luqman: 13). Maksudnya, jadilah orang yang berakal dan jangan sampai kamu sekutukan Allah dengan manusia, berhala, pohon dan seterusnya. Dengan demikian berati diterangkan dengan ayat lainnya, “Sesungguhnya mempersekutukan
Firman Allah SWT yang berbunyi, “ Bersyukurlah kepada Allah.”(QS. Luqman: 13). Merupakan suatu tuntunan dan bimbingan kepadanya agar bersyukur kepada-Nya dengan cara melaksanakan apa yang Dia perintahkan kepadanya. Juga sekaligus memberikan peringatan kepadanya agar segera mengucapkan kata syukur ketika dia mendapatkan kenikmatan.
Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13). Konon istri Luqman dan anaknya adalah orang yang musyrik. Akan tetapi dia terus menasihati keduanya sampai keduanya beriman dan mengikuti jalan orang yang beriman kepada Allah SWT. Beberapa nasihat Luqman kepada anaknya, tertera dalam
Dalam hadits disebutkan, “Ucapan hamdalah”, merupakan ucapan rasa syukur yang paling tinggi. Ucapan itu juga merupakan ungkapan rasa syukur seorang hamba terhadap kenikmatan serta berbagai anugerah yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT kepadanya. Tercermin dalam hikmah ucapannya kepada anaknya ketika dia memanggilnya, ya bunayya. Kalimat bunayya merupakan kata kecil 130
Alquran, Allah SWT. Berfirman:
َ َْ ُ َ % %َُ َ ُ َ َ َ ِّ ﺒ ٍﺔ ﻣ ْﻦ ﺧ ْﺮد ٍل ﻓﺘَﻜﻦ ِﻲﻓ% ﻲﻨ إِﻏ َﻬﺎ إِن ﺗﻚ ِﻣﺜﻘﺎل َﺣ ﻳﺎ ﻧ ْ َ َ َ َ ن% اﷲ إ ْ َ ْ َ ُ ﺎوات أ ْو ﻲﻓ ْاﻷ ْر ِض ﻳَﺄت ﺑ َﻬﺎ َ َ % اﷲ ِ ِ ﺻﺨﺮ ٍة أو ِﻲﻓ اﻟﺴﻤ ِ ِ ِ ٌ َ ٌ ﻴﻒ َﺧﺒ ﺮﻴ ﻟ ِﻄ ِ 131
َ َُ َ َ ُْ َ َْ َ ْ َْ ْ َُْ َ َ ) ُ ) ﻳﺎ ﻧ وف واﻧﻪ ﻋ ِﻦ اﻟﻤﻨﻜ ِﺮ ِ ﻲﻨ أ ِﻗ ِﻢ اﻟﺼﻼة وأﻣﺮ ﺑِﺎﻟﻤﻌﺮ ُ ْ ْ َ ْ َ َٰ ) َ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ ُ ٰ واﺻ ِﺮﺒ ﻮر ِ ﺒﻟ ﻣﺎ أﺻﺎﺑﻚ إِن ذﻟِﻚ ِﻣﻦ ﻋﺰمِ اﻷﻣ ) ً ََ َْْ ) َ ) َ ْ ِّ َ ُ َ َ َْ َ ﺎس َوﻻ ﻳﻤ ِﺶ ِﻲﻓ اﻷر ِض ﻣﺮﺣﺎ إِن ﻠﻨ ِ ِ وﻻ ﺗﺼﻌﺮ ﺧﺪك ﻟ ُ َ َ ْ ُ ) ُ ُّ ُ َ َ ﻮر ﺨ ِ اﷲ ﻻ ٍ ﺤﻳﺐ ﻞﻛ ﺨﻣﺘ ٍ ﺎل ﻓ ْ ْ َ ْ ْ ْ َ َ ) َ ْ َ َﻧﻜﺮ َواﻗ ِﺼﺪ ِﻲﻓ َﻣﺸ ِﻴﻚ َواﻏ ُﻀﺾ ِﻣﻦ ﺻﻮﺗِﻚ إِن أ ْ ُ ْ ََ َ ْ َْ َ ﺮﻴ ِ اﻷﺻﻮ ِ ات ﻟﺼﻮت اﺤﻟ ِﻤ “(Luqman berkata). Hai ankku! Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) sebesar biji SAWi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 16-19).
Dengan beberapa nasihat yang tadi dipaparkan oleh Alquran, berarti Luqman telah mengajarkan anaknya dasar-dasar aqidah. Setelah itu, dia berpindah kepada pengajaran berbagai dasar perbuatan yang shalih, yang dimulai dengan ajaran untuk mendirikan shalat. Begitulah hikmah dan nasihat yang dipaparkannya, semoga manfaat untuk kita semua. [Al-Misk wal- ‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar].
‘IBRAH Pertama,
kebijaksanaan
Luqman
tergambar
dalam
perkataannya yang sangat bagus dalam mengungkapkan hakikat sesuatu. Pernyataannya sering dikutip oleh para pendidik dan para ulama sebagaimana juga disebutkan di dalam Alquran.
Hai anakku! Dirikanlah shalat dan suruhlah manusia
Kedua, yang dimaksud dengan kebijaksanaan (himah)
mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari
adalah mengetahui hakikat sesuatu dengan sebenar-benarnya.
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap yang
Dengan kata lain memahami apa yang dikatakan, rasional, dan
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
benar dalam berkata. Tingkatan hikmah yang paling tinggi adalah
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
kenabian. Dan seorang nabi adalah orang yang mengetahui hakikat yang pasti, tidak akan menyalahi hakikat tersebut. Karena kenabian
Janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah dak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 132
adalah sebuah anugerah yang langsung diturunkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Ketiga, Luqman seorang bijaksana yang shalih dan bukan 133
seorang nabi. Berdsarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra. “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Luqman bukanlah
25
seorang nabi, tetapi dia seorang hamba yang banyak berpikir, yang memiliki keyakinan yang bagus, dan mencintai Allah, sebab itu Allah mencintainya. Kemudian Dia anugerahkan kepadanya kebijaksanaan/hikmah.” Alquran pun dalam hal ini menyebutkan bahwa Luqman diberikan kebijaksanaan yang menujukan bahwa Allah SWT mengilhamkan kepadanya kebijaksanaan/hikmah dan ucapan yang penuh nasihat. Keempat, ajaran Luqman mencakup, mengesakan Allah dan melarang untuk menyekutukan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, mendirikan shalat, dan melakukan bermacam-macam kebaikan
KETIKA IBRAHIM AS BERBOHONG
dalam kehidupan. Sesungguhnya melakukan suatu dusta adalah suatu perbuatan yang tercela, yang tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Semua ucapan para nabi serta para rasul tidak akan pernah mengandung kebohongan dan kesalahan, baik yang berkaiatan dengan dakwah mereka, atau pun yang berkaitan dengan kehidupan mereka seharihari. Begitupun halnya dengan Nabi Ibrahim as.. Beliau tidak akan mungkin melakukan kedustaan, karena risalah yang beliau emban memiliki posisi yang besar dan kedudukan yang mulia. Namun, Rasulullah SAW memaparkan tiga kebohongan yang pernah dilakukan oleh Nabiyullah Ibrahim melalui hadits yang diriwayatkan oleh Muslim: Sesungguhnya Nabi Ibrahim as. pernah ga kali berbohong, dua kali dalam upaya mencari ridha Allah. Yaitu keka dia berkata, “Sesungguhnya aku sakit.” dan 134
135
manakala dia berkata, “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya.” Sedang kebohongannya yang kega adalah manakala Nabi Ibrahim as. dan istrinya yang bernama Sarah tengah berjalan di sebuah lembah yang berada dalam kekuasaan seorang raja yang diktator yang selalu mengambil secara paksa kaum wanita.
Di waktu itu ada seorang laki-laki yang menyaksikan kedatangannya dengan istrinya. Laki-laki tersebut melaporkan kepada raja tentang kecankan istri Nabi Ibrahim as., sehingga raja memerintahkan beliau untuk datang menghadapnya. Tatkala Nabi Ibrahim as. sampai di hadapannya, sang raja bertanya kepadanya, “Siapakah wanita itu?” Beliau menjawab, “Dia adalah saudari perempuanku.” Mendengar jawabannya sang raja berkata kepadanya, “Pergilah kamu! Dan bawalah dia ke hadapanku.” Nabi Ibrahim as. segera pergi menemui istrinya, yaitu Sarah, lalu dia berkata kepadanya, “Sesungguhnya raja yang diktator itu tadi menanyakan tentang dirimu kepadaku. Aku beritahukan kepadanya bahwa kamu adalah saudari perempuanku. Katakan kepadanya nan bahwa kamu adalah saudari perempunku. Dan kamu adalah benarbenar saudari perempuanku menurut kitab Allah SWT. Karena hanya kamu dan aku saja orang Islam di tanah ini.” Di saat Sarah pergi menghadap raja, Nabi Ibrahim as. segera berdiri untuk melakukan shalat. Manakala Sarah sampai ke hadapan raja, dia langsung tertarik dengan parasnya yang cank, lalu dia ulurkan tangannya untuk menyentuh Sarah. Akan tetapi pada waktu itu juga sang raja merasa kesakitan. Dia berkata kepada Sarah,
Sarah segera berdoa kepada Allah SWT. Sehingga rasa sakit yang dirasakan raja segera hilang. Akan tetapi setelah hilang rasa sakitnya, sang raja kembali menyentuh Sarah. Lalu dia merasa kesakitan yang kedua kalinya. Dia kembali minta didoakan kepada Sarah, agar rasa sakitnya segera lenyap. Akan tetapi, manakala rasa sakit yang dia rasakan lenyap. Dia kembali menyentuhnya lagi. Keka itu pula dia kembali diserang rasa sakit. Setelah sang raja merasa bahwa manakala dia berusaha menganiaya Sarah, dai langsung diserang oleh rasa sakit, yang berar bahwa Allah SWT. melarang dia untuk berbuat zhalim terhadap Sarah. Kemudian dai panggil ajudannya, lalu berkata kepadanya, “Yang kamu datangkan saat ini bukanlah manusia. Dia adalah seorang setan. Keluarkanlah dia dan berikanlah Hajar kepadanya sebagai suatu hadiah untuknya.” [HR. Muslim].
Sarah segera keluar dari tempat itu dengan diberikan hadiah yang berupa seorang budak wanita yang berupa Hajar. Lalu dia terima hadiah raja itu. Tatkala Nabi Ibrahim as. merasakan kedatangan istrinya. Beliau segera menghentikan shalatnya sembari mengucapkan kata alhamdulillah, Sarah berkata kepadanya, “Allah telah membebaskanku dari tipu daya orang yang zhalim, dan dia malah memberikan Hajar sebagai hadiah untukku.” Maksud ucapan Nabi Ibrahim as. yang terdapat di dalam Alquran yang berbunyi,
“Berdoalah kepada Allah agar hilang rasa sakitku dan aku dak akan mencelakakanmu.”
136
ِّ َ َ َ ْ َﺳ ِﻘﻴ ٌﻢkِﻓﻘﺎل إ 137
“Sesungguhnya aku sakit.” (QS. Ash-Shaaffaat: 89).
Tatkala terjadi dialog antara mereka dengan Nabi Ibrahim as., dan dia segera menarik kesimpulan bahwa mereka masih terus
Adalah Nabi Ibrahim as. mengucapkan hal itu bukan dengan tujuan untuk membohongi kaumnya atau sengeja mengucapkan suatu perkataan yang bertentangan dengan realitas. Ketika itu dia benar-benar merasa sakit menyaksikan perbuatan kaumnya yang menyembah berhala yang tidak dapat memberikan madharat dan
berada dalam kesesatan, lalu dia ajukan dalil yang membuat mereka tidak bisa mengingkarinya. Kecuali orang-orang yang hati dan akalnya telah ditutup oleh Allah SWT. Ketika mereka bertanya kepadanya sebagaimana yang dikisahkan di dalam Alquran:
manfaat sedikit pun. Dengan ucapannya ini, dia ingin mengungkapkan suatu hakikat yang membuat dirinya malu. Yaitu perbuatan kaumnya yang berpaling dari Allah dan menyembah berhala. Sedangkan maksud ucapan yang dipaparkan di dalam Alquran:
ُُ َ َََُ َْ ﺮﻴﻫ ْﻢ ﺑﻞ ﻓﻌﻠﻪ ﻛ ِﺒ “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 63).
Adalah bahwa Nabi Ibrahim as. ketika ditanya oleh kaumnya tentang siapakah yang telah menghancurkan berhala-berhala
ُ َ َ َ َ َ * َ َ ُ* َ َ َ اﻟﻈﺎﻟﻤ ﻦﻴ ﻗﺎﻟﻮا َﻣﻦ ﻓ َﻌﻞ ﻫﺬا ﺑِﺂﻟِﻬ ِﺘﻨﺎ إِﻧﻪ ﻟ ِﻤﻦ ِِ “Siapakah yang melakukan perbuatan ini, terhadap tuhantuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang Zhalim.” (QS. Al-Anbiyaa’: 59).
dia menjawab:
َ ُ َ ُ َ ُ َُ ْ َ َ َ ْ ُ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ ﻨﻄﻘﻮن ِ ﺑﻞ ﻓﻌﻠﻪ ﻛ ِﺒﺮﻴﻫﻢ ﻫﺬا ﻓﺎﺳﺄﻟﻮﻫﻢ إِن ﺎﻛﻧﻮا ﻳ “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya. Tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka bisa berbicara.” (QS. Al-Anbiyaa’: 63).
sesembahan mereka, sebenarnya mereka telah mengetahui bahwa yang melakukannya adalah Nabi Ibrahim itu sendiri, karena mereka sebelumnya telah mendengar berita itu dari penjaga berhala-berhala tersebut, bahwa Nabi Ibrahim as. berjanji akan menghancurkan berhala-berhala sesembahan mereka itu. Oleh sebab itu ketika dia
Seperti inilah cara beargumentasi orang-orang yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT. untuk menyebarkan kebenaran dan mengingkari kebatilan.23)
memperoleh kesempatan, dia hancurkan semua berhala-berhala mereka, kecuali berhala yang paling besar. 138
23) Al-Abaa’ wal Abnaa’ fil-Qur’anil-Karim, Adil Musthafa Abdul Halim
139
‘IBRAH
“Kami menyembah berhala-berhala ini karena mengikuti ajaran
Pertama, suatu saat ayah Nabi Ibrahim as. yang bernama Adzar meminta kepada Nabi Ibrahim as. untuk menyertainya merayakan hari raya mereka. Ayanya berharap agar Nabi Ibrahim as. merasa tertarik menyaksikan apa yang dilakukan oleh kaumnya pada hari raya itu. Beliau setuju ikut bersama mereka ke suatu tempat untuk ikut merayakan hari raya tersebut. Namun di tengah perjalanan, beliau mengeluh bahwa kakinya terasa sakit. Lalu mereka meninggalkan beliau di tengah pejalanan, sedangkan mereka terus melanjutkan perjalanan menuju ke tempat perayaan hari raya itu.
orang tua kami dan para nenek moyang kami.” Mendengar jawaban mereka beliau berkata, “Sesungguhnya kalian dan orang tua kalian telah melakukan suatu kesalahan yang besar dan fatal. Karena kalian telah menuhankan apa-apa yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan bahaya. Sesembahan yang tuli, bisu dan tidak berakal.” Setelah mereka meninggalkan tempat penyembahan berhala-berhala tersebut, beliau menghancurkan semua berhala-berhala itu menjadi berkeping-keping dan berantakan. Lalu beliau meletakan kapak di atas pundak berhala yang paling besar.
َ $ َ َ ﻟ َﻌﻠ ُﻬ ْﻢ إِ!ْ ِﻪ ﻳَ ْﺮ ِﺟ ُﻌ ْﻮن
Nabi Ibrahim as. sesungguhnya tidak sakit kakinya, tetapi dia merasa sakit hatinya melihat kaumnya menyekutukan Tuhan Allah dengan menyembah patung-patung tersebut yang tidak bisa mendatangkan
“Agar mereka kembali untuk bertanya kepadanya.” (QS. Al-
madharat dan manfaat. Beliau seakan-akan berbohong, tetapi
Anbiyaa’: 58).
pada esensinya beliau menolak secara halus ajakan mereka untuk melakukan perbuatan kemusyrikan. Tidak ada satu nabi/rasul pun Tatkala mereka bertanya tentang hal itu dia menjawab
diutus untuk melakukan kebohongan.
santai, “Tanyakan saja kepada patung yang paling besar itu, yang Kedua, Allah SWT. telah memberikan anugerah hidayah
padanya terdapat kapak.” Mereka menjawab, “Wahai Ibrahim,
kepada Nabi Ibrahim as. semenjak kecilnya, kemudian memberikan
kamu kan tahu bahwa berhala-berhala itu tidak dapat bicara dan
kepadanya kebaikan dalam perihal agama dan kehidupan dunia.
tidak dapat menjawab, lalu mengapa kamu suruh kami untuk
Allah juga menuntunnya ke jalan kebenaran dan tauhid. Beliau
bertanay kepadanya?” Ucapan mereka itu merupakan pengakuan
mampu memikul amanah risalah yang diembankan kepadanya
mereka sendiri, menyatakan ketidak mampuan tuhan mereka. Itu
dengan menyerukan kaumnya agar menyembah Allah
dan
merupakan cara jitu Nabi Ibrahim as. untuk menyadarkan mereka
tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Maka dari itu untuk
dari kebodohan dan kemusyrikan. Kemudian beliau membuat suatu
memberantas kemusyrikan, beliau berkata kepada kaumnya,
kesimpulan atas dasar jawaban mereka sendiri sebagai pukulan
“Mengapa kalian sembah berhala-berhala ini?” Mereka menjawab,
telak terhadap mereka, “Bagaimana kalian mau menyembah benda
140
141
mati yang tidak bisa memberikan bahaya dan tidak bisa memberikan
26
manfaat. Terlaknatlah kalian dengan berhala-berhala tuhan kalian. Apakah kalian tidak pernah memikirkan alangkah bodohnya perbuatan kalian.” Ketiga, semua kebohongan yang ada di atas tidak mencerminkan sedikit pun kedustaan karena nabi dan rasul tidak pernah berdusta. Itu semua dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. tidak lain sebagai cara yang sangat jitu untuk memecahkan permasalahan dengan penuh hikmah dan nilai pembelajaran.
MIMPI RASULULLAH SAW Berikut ini penuturan Rasulullah SAW dalam mimpinya yang ajaib, “Sesungguhnya aku bermimpi ajaib semalam. Aku telah melihat seorang dari umatku telah didatangi oleh Malakat Maut untuk mengambil nyawanya. Maka malaikat itu telah terhalang oleh ketaatannya kepada kedua orang tuanya. Aku melihat seorang dari umatku telah disiapkan untuk menerima siksa kubur, namun dia telah diselamatkan oleh wudhunya. Aku menyaksikan seorang dari umatku sedang dikerumuni oleh setan-setan, namun dia telah diselamatkan dari bahaya tersebut oleh dzikirnya yang ikhlas. Aku melihat seorang dari umatku telah diseret oleh Malaikat Adzab, maka segeralah datang shalatnya dan melepaskannya dari tangan mereka. Aku melihat pula seorang dari umatku sedang di!mpa dahaga yang berat. Se!ap kali dia mendatangi telaga, dia dihalangi untuk meminumnya, maka datanglah puasanya memberinya minum sampai puas.
142
143
Aku melihat seorang dari umatku mengunjungi kumpulan para nabi, mereka sedang duduk berkumpul, dia diusir dari tempat itu, maka menjelmalah mandi junubnya seraya memimpinnya menuju kumpulanku, maka aku tunjukan agar duduk di sisiku. Aku melihat pula seorang dari umatku dikaburkan oleh suasana gelap gulita, di mukanya gelap, di kanan kirinya gelap, di atas dan di bawahnya gelap, sedang dia dalam keadaan bingung. Maka menjelmalah haji dan umrahnya, lalu mengeluarkannya dari suasana gelap itu dan memasukannya ke suasana terang benderang. Aku melihat pula seorang dari umatku berbicara dengan kaum mukminin, tetapi tak seorang pun dari mereka yang membalas pembicaraannya. Maka menjelmalah silaturrahimnya seraya menyeru oran-orang itu, katanya, “ wahai kaum mukminin, sambutlah pembicaraannya.” Lalu mereka pun berbicara dengannya. Aku melihat pula seorang dari umatku sedang menepisnepis bara api dan percikannya dari mukanya, maka menjelmalah sedekahnya, lalu menutupi mukanya dan kepalanya dari bahaya api itu. Aku melihat pula seoarang dari umatku sedang diseret oleh Malaikat Zabaniyah ke penjuru tempat. Maka menjelmalah amal ma’ruf dan nahi munkarnya menyelamatkannya dari cengkeraman mereka, dan menyerahkannya pula kepada Malaikat Rahmat. Aku menyaksikan seorang dari umatku sedang merangkakrangkak, antaranya dengan Tuhannya dipasang hijab, maka menjelmalah budi pekernya seraya memimpinnya, sehingga terbukalah hijab tadi dan masuklah dia ke hadirat Allah SWT. Aku melihat pula seorang dari umatku terseret ke sebelah kiri oleh buku catatannya, maka menjelmalah perasaan takutnya kepada Allah menukar arah buku catatan itu ke sebelah kanan.
berat. Aku menyaksikan pula seorang dari umatku sedang berdiri di pinggir jahannam, maka menjelmalah perasaan cemasnya terhadap siksaan Allah, lalu menyingkirlah dia jauh-jauh dari tempat itu. Aku melihat pula seorang dari umatku terprosok ke dalam neraka, maka menjelmalah airmatanya yang mengalir karena perasan takut kepada Allah, lalu menyelamatkannya dari neraka itu. Aku melihat pula seorang dari umatku sedang meni shirat, sedang badannya bergoyang sebagaimana goyangnya dedaunan diup angin, maka menjelmalah baik sangkanya kepada Allah menenangkan goyangan itu, hingga muadahlah dia meni keujung an itu. Aku menyaksikan pula seorang dari umatku sedang meni di atas shirat, terkadang merangkak dan terkadang arap, maka menjelmalah shalatnya merayu kepadaku. Lalu aku pun memimpin tangannya dan mengajaknya berdiri hingga ke ujung an. Aku menyaksikan pula seorang dari umatku sudah hampir ba di pintu surga, ba-ba pintu-pintunya ditutup, maka menjelmalah penyaksiannya dak ada Tuhan selain Allah, lalu membukakan pintu-pintu surga baginya, hinggga dia bisa memsukinya. Aku menyaksikan pula banyak orang yang digunnggunng idahnya, maka aku bertanya kepada Jibril, “siapa gerangan mereka itu?” dia menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang gemar membawa mulut ke sana ke mari.” Aku melihat pula orang-orang yang digantung dengan lidah-lidah mereka, maka aku bertanya kepada Jibril, “siapa gerangan mereka itu?” dia menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang melempar tuduhan kepada kaum mukminin dan mukminat dengan tuduhan tanpa buk.”
Aku menyaksikan pula seorang dari umatku terangkat mbangannya, maka menjelmalah anak-anaknya yang ma kecil, lalu menekan mbangan itu hingga menjadi
Hadits ini telah disebutkan oleh Imam As-Sayuthi di dalam kitabnya, Syarhus Shudur, beliau mengatakan telah dikeluarkan oleh
144
145
Ath-Thabrani di dalam kitab Al-Kabir. Begitu pula oleh Al-Hakim, AtTirmidzi di dalam kitab, Nawadirul Ushul, dan Al-Isfahani di dalam kiatbnya, At-Targhib. Dan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad di dalam kitabnya, An-Nashaih Ad-Diniyah.
27
‘IBRAH Pertama, dari hadits yang terpaparkan diatas terdapat suatu keyakinan dan kepercayaan, bahwa orang-orang yang beriman dan mengesakan Allah SWT, tidak kekal duduk di dalam neraka, malah mereka akan dikeluarkan daripadanya setelah menjalani hukuman, selagi di dalam hati mereka terdapat cahaya iman, walaupun hanya sebesar atom atau biji SAW. Sedangkan orang-orang kair dan orangorang yang menyekutukan Tuhan, akan tinggal di neraka selamalamanya. Tidak akan diringankan siksaan dan adzab yang menimpa mereka, dan tidak dibelas-kasihani lagi. Adapun orang-orang beriman akan tinggal selamanya di dalam surga, tidak disentuh suatu kesusahan, dan mereka tidak akan dikeluarkan lagi daripadanya. Kedua, tercermin dari hadits tersebut suatu keyakinan adanya syafaat agung hanya dikhususkan bagi Nabi Muhammad SAW Nabiyurrahmah. Ketiga, hendaklah setiap orang yang beriman melakukan amal-amal shalih dan melaksanakan perintah serta menjauhkan larangan Allah SWT agar mendapat ridha, ampunan dan rahmat-Nya.
DAJJAL Pada suatu pagi Rasulullah SAW menceriterakan kepada kami tentang Dajjal, maka beliau merendahkan dan mengangkat suaranya, sehingga kami mengira bahwa Dajjal itu ada di anatara kebun kurma. Dan ketika kami pergi ke kebun, Rasulullah SAW mengerti bahwa kami akan mencari Dajjal. Lalu beliau bertanya, “Mengapa kalian?” Jawab kami, “Ya Rasul, kau tadi menceriterakan hal Dajjal, dan kau naik turunkan suaramu, hingga kami mengira bahwa Dajjal telah ada di kebun kurma.” Beliau lantas bersabda, “Selain Dajjal ada yang aku kuatirkan atas kamu sekalian. Jika keluar Dajjal sedang aku masih hidup di tengah-tengah kalian, cukup aku yang menghadapinya tanpa kalian. Dan jika dia keluar sedang aku telah tiada, maka tiap orang dapat membela dirinya sendiri, dan Allah sebagai ganti aku yang melindungi tiap orang muslim.” Kemudian beliau melanjutkan penjelasannya tentang ciricirinya dan cara mengantisipasinya, “Sesungguhnya Dajjal seorang pemuda keriting rambutnya, matanya agak keluar. Kalau saya dapat mengumpamakan sekarang hampir seperti Abdul-Uzza bin Qatan,
146
147
maka siapa mendapatinya daripadamu maka bacakan padanya
tempat keluarkan simpananmu! Maka keluarlah kekayaan dan
permulaan surat Kahfi.”
perbendaharaannya bagaikan raja tawon yang dikerumuni oleh
Beliau pun kemudian melanjutkan penjelasan keluarnya Dajjal dan suasana ketika itu, “Dajjal akan keluar di antara Syam dan Irak dan akan mengacau ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba Allah, tabahlah kamu.” Kami bertanya, “Ya Rasul berapa lama dia tinggal
tentaranya. Kemudian dia memanggal seorang pemuda dan dipenggalnya dengan pedang dan dia potong dua, lalu dilemparnya sejauh sasaran. Kemudian dipanggilnya kembali, maka datanglah pemuda itu berseri-seri mukanya sambil tertawa.”
di bumi?” Beliau menjawab, “Empat puluh hari, sehari yang hampir
Beliau selanjutnya menerangkan tentang turunnya Nabi Isa
sama dengan satu tahun, dan satu hari yang hampir sama dengan
as. dan keluarnya Ya’juj wa Ma’juj, “Ketika keadaan Dajjal sudah
satu bulan, dan sehari yang hampir sama dengan satu minggu, dan
seperti itu, tiba-tiba Allah SWT. membangkitkan Nabi Isa bin
lain-lain harinya sama dengan hari-hari biasa.”
Maryam yang turun pada menara putih di timur Damsyik di antara
Para sahabat pun bertanya, “Ya Rasul, itu hari yang hampir sama dengan satu tahun, apakah cukup shalat satu hari pada waktu itu?” Beliau pun menjawab, “Tidak, kira-kirakan sendiri.” Kemudian kami bertanya lagi, “Ya Rasul, bagaimana kecepatannya di atas bumi?” Dia menjawab, “Seperti awan yang didorong angin, maka dia pergi mendatangi sesuatu kaum dan mengajak mereka, segera kaum itu percaya padanya.”
dua sayap Malaikat. Apabila dia menundukan kepalanya meneteskan air, dan apabila dia mengangkatnya mengalir bagaikan butir mutiara. Maka tiada seorang kafir mendapat bau napasnya melainkan mati seketika itu, dan napasnya sampai sejauh pandangannya. Maka dia mengejar Dajjal hingga didapatnya di Bab Lud, maka dibunuhnya di sana. Kemudian Nabi Isa as. pergi kepada kaum yang telah dipelihara Allah dari gangguan Dajjal dan mengusap muka mereka serta menceriterakan kedudukan mereka dalam surga. Maka ketika
Beliau menerangkan tentang kehebatannya, “Maka dia
dalam keadaan yang demikian itu, tiba-tiba Allah SWT. mewahyukan
menyuruh langit segera menurunkan hujan dan pepohonan di muka
kepada Nabi Isa, “Aku telah mengeluarkan makhluk yang tiada
bumi segera tumbuh, dan kembali penggembala mereka dengan
seorang pun dapat memerangi mereka, maka lindungkanlah hamba-
sebanyak-banyaknya ternak, dan sepuas-puas susunya dan gemuk-
Ku ke bukit Thur.”
gemuk dombanya. Kemudian dia pergi ke lain kaum mengajak mereka, tetapi kaum itu menolak semua keterangannya, lalu mereka ditinggalkan oleh Dajjal, mendadak daerah itu menjadi kering tidak ada sedikit pun dari kekayaan mereka.” Lalu
Rasulullah
SAW
melanjutkan
penjuru keluarnya. Maka yang pertama dari mereka melalui danau Thobariah dan diminum semua airnya hingga barisan yang terakhir berkata, “Dulu di sini ada air, dan terkurung Nabi Isa dengan
keterangannya,
“Dajjal berjalan di tempat yang kosong, dan dia berkata, “Wahai 148
Lalu Allah SWT. mengirim Ya’juj wa Ma’juj dari segala
sahabatnya hingga kepala lembu itu bagi mereka lebih berharga daripada uang seratus dinar.” 149
Kemudian Nabi Isa dan sahabatnya berdoa kepada Allah, dan
‘IBRAH
Dia mengirim penyakit kepada Ya’juj wa Ma’juj sehingga pagi-pagi mereka telah mati. Kemudian Nabi Isa dan sahabatnya turun dari bukit, maka tidak sejengkal pun di atas bumi melainkan sudah penuh
Petama,
Rasulullah
SAWtelah
mengajarkan
umatnya
beberapa hal untuk mengantisipasi datangnya Dajjal, terutama
bangkai dan bau mereka. Nabi Isa pun dengan sahabatnya kembali
memperkuat iman atau keyakinan kepada Allah SWT, membaca awal
berdoa kepada Allah SWT.
dari surat Al-Kahi, membiasakan membaca doa di setiap tahiyyat akhir shalat, “Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabi jahannama, wa
Maka Allah mengirim burung sebesar leher onta yang mengangkut bangkai-bangkai itu dan membuangnya di tempat yang dikehendaki oleh-Nya. Lalu Allah menurunkan hujan lebat hingga menaiki ke dalam rumah untuk mencuci bumi dan menjadikan bumi bagaikan lumpur yang licin. Kemudian diperintahkan kepada bumi, “Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan keluarkanlah semua barokatmu sehingga rombongan orang-orang cukup makan satu buah
min ‘adzabil qabri, wa min itnatil mahya wal mamati, wa min syarri itnatil Masihid-Dajjal.” (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, siksa kubur, itnah hidup dan mati, dan dari kejahatan Dajjal Al-Masih). Kedua, adapun ciri-cirinya sesuai sabda Rasulullah SAW di dalam beberapa hadits berikut ini:
delima dan dapat bernaung dengan kulitnya, juga diberi berkat dalam susu sehingga satu onta cukup untuk beberapa kelompok orang, dan
“Tiada seorang nabi pun melainkan telah memperingatkan
satu lembu cukup untuk satu suku bangsa dan satu kambing cukup
umatnya dari si buta sebelah dan pendusta. Ingatlah kamu,
untuk beberapa orang.
bahwa Dajjal itu buta mata sebelah dan Tuhanmu dak
Ketika mereka dalam keadaan yang demikian, mendadak Allah SWT. mengirim angin yang sejuk masuk dari bawah ketiak mereka
buta. Tertulis di antara mata Dajjal itu K.F.R. (HR. Bukhari, Muslim).
dan mencabut roh tiap orang mukmin dan muslim, hingga tinggal di dunia orang-orang jahat saja. Mereka bersetubuh di tengah jalan bagaikan keledai. Maka pada mereka itu nanti bangkit hari kiamat. (HR. Muslim). 24)
“Sukakah saya jelaskan kepadamu tentang Dajjal yang belum dijelaskan oleh seorang nabi kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya, dan dia akan membawa berupa surga dan neraka, maka yang dikatakan surga itu sebenarnya neraka.” (HR. Bukhari, Muslim).
24) Riyadhus-Shalihin
150
151
“Sesungguhnya Allah dak buta, dan Al-Masih Dajjal buta
28
mata kanannya, bagaikan buah anggur yang mbul.” (HR. Bukhari, Muslim). Ketiga, Abud-Darda ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang hapal sepuluh ayat dari permulaan surat AlKahfi, akan terpelihara dari godaan fitnah Dajjal.” Dalam lain riwayat, “Sepuluh ayat dari akhir surat Al-Kahfi.” (HR. Muslim).
DIA BERKATA BENAR PADAHAL DIA PENDUSTA Suatu ketika Rasulullah SAW menyerahkan kepada Abu Hurairah ra. untuk menjaga zakat orang-orang di bulan Ramadhan. Tiba-tiba datang kepadanya seorang dan segera mengambil segenggam dari makanan yang dia jaga. Maka segera Abu Hurairah ra. menangkap orang tersebut dan dia berkata kepadanya, “Aku akan mengadukan kau kepada Rasulullah SAW.”
Maka orang
itu mengeluh seraya berkata, “Saya seorang miskin dan banyak tanggungan keluarga, sedang saya sangat membutuhkan makanan itu.” Mendengar ucapannya seperti itu, maka Abu Hurairah ra. menjadi tidak tega kepadanya lalu melepaskannya. Pagi harinya Abu Hurairah ra. bertemu dengan Rasulullah SAW dan beliau pun menyapanya seraya berkata, “Hai Abu Hurairah, apa pebuatan tawananmu semalam itu?” Jawabnya, “Dia mengeluh tentang kemiskinan dan keluarga serta hajat kebutuhannya 152
153
sehingga saya kasihan dan melepaskannya.” Lalu Nabi mengatakan
itu?” Jawabnya, “Jika kau hendak tidur bacalah ayat kursi,
kepadanya, “Dia mendustaimu dan akan kembali lagi nanti malam.”
akan kembali lagi, asal kau mau melepaskan aku malam ini.” Abu
َّ َ ٰ َ ُ َ ْﻻ ُﻫ َﻮ اﻟ ٌ* اﻟْ َﻘ ُّﻴ ْﻮ ُم َﻻ ﺗَﺄ ْ ُﺧ ُﺬ ُه ﺳﻨَ ٌﺔ و َﻻ ﻧَ ْﻮم ُّ ِ ِاﷲ ﻻ إِﻟﻪ إ َ َ ْ َ ْ ْ َْ َ ْ َ َ ُ> َﻣﺎ ﻲﻓ َ اﻟﺴ َﻤ ْي ﻳَﺸﻔ ُﻊ ِﻋﻨﺪ ُه إِﻻ5اا ﻮ ِ ات َوﻣﺎ ِﻲﻓ اﻷر ِض ﻣﻦ ذ ِ ِ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُْ ُ َ ْ َُ َ ََ ْ ْ ْ ََْ َ ََُْ ْ ﺊ ِﻣ ْﻦ ِ ﺑِﺈِذﻧِ ِﻪ ﻓﻌﻠﻢ ﻣﺎﻧﻦﻴ أﻳ ِﺪﻳ ِﻬﻢ وﻣﺎ ﺧﻠﻔﻬﻢ وﻻ ٍ ﺤﻳ ْﻴ َﻄﻮن ﺑِﺸﻴ َ َ َ َ ْ ُ ﺎء َوﺳ َﻊ ُﻛ ْﺮﺳ ُّﻴ ُﻪ َ اﻟﺴ َﻤ َ ات َواﻷ ْرض َوﻻ ﻳَ ُﺆ ْود ُه ﺎو ﺷ ِﻋﻠ ِﻤ ِﻪ إِﻻ ﺑِﻤﺎ ِ ِ ِ َﺣ ْﻔ ُﻈ ُﻬ َﻤﺎ َو ُﻫ َﻮ اﻟْﻌ ُﻲﻠ اﻟْ َﻌﻈﻴْﻢ ُّ ِ ِ ِ
Hurairah lagi-lagi menjadi tidak tega menangkapnya dan langsung
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Mendengar ucapan beliau seperti itu maka Abu Hurairah ra. menjadi berhati-hati dan berjaga-jaga sepanjang malam. Tiba-tiba benar dia muncul lagi dan mengambil segenggam makanan, maka Abu Hurairah ra. menangkapnya kembali seraya berkata, “Saya akan mengadukanmu kepada Rasulullah.” Dia pun menjawab, “Aku seorang yang sangat miskin, aku terpaksa berbuat seperti ini untuk memenuhi kebutuhan keluargaku, dan aku berjanji kepadamu tidak
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk
melepaskannya malam itu juga.
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada Di waktu pagi Rasulullah SAW bertemu lagi dengan Abu Hurairah ra. seraya berkata kepadanya, “Hai Abu Hurairah, apakah kerja tawananmu tadi malam?” dia menjawab, “Ia mengeluh kemiskinan dan hajat keluarganya. Hingga saya kasihan dan saya lepaskan kembali.” Nabi mengingatkannya, bahwa orang itu akan
yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
kembali lagi nanti malam. Niscaya kau selalu dijaga oleh Allah dan tidak akan didekati dan Abu Hurairah ra. menjadi semakin sigap siaga dan berjaga-jaga sepanjang malam. Betul saja orang itu datang lagi dan mengambil segenggam makanan. Lalu dia berkata kepada orang itu, “ Saya akan adukan kau kepada Rasulullah SAW dan kau telah tiga kali
diganggu oleh setan sampe pagi.” Maka sabda Nabi SAW, “Ia telah berkata benar padahal dia pendusta. Tahukah kau siapa orang yang mendatangimu itu tiap malam?” Jawabnya, “Tidak.” Rasul pun bersabda, “Dia adalah setan yang terkutuk.” (HR. Bukhari).25)
berdusta kepadaku untuk tidak kembali, tapi nyatanya kau kembali lagi.” Kemudian orang itu berkata kepadanya, “Lepaskan saya, saya akan mengajarimu beberapa kalimat (amalan) yang sangat berguna bagimu.” Abu Hurairah ra. bertanya kepadanya, “Kalimat apakah 25)
154
Riyadhus-Shalihin 155
‘IBRAH Pertama, “Unzhur ma qala, wa la tnzhur man qala”
29
(Perhatikanlah apa yang dikatakannya, dan jangan kau lihat yang menyampaikannya) artinya kita boleh mengambil sesuatu yang baik dari orang yang tidak baik, selagi ucapan atau nashihat itu membawa kebaikan dan manfaat. Bahkan Rasulullah SAWdalam hadits tersebut di atas membenarkan ucapan setan padahal dia pendusta , yaitu ucapan setan kepada Abu Hurairah ra. tentang manfaat membaca ayat kursi sebelum tidur, agar dia selalu mendapat perlindungan Allah dan terhindar dari gangguan setan. Kedua, Ubay bin Ka’ab ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Hai Abul Mundzir, apakah ayat yang terbesar dalam kitab Allah yang telah kau ketahui? Jawabnya, “Allahu la ilaha illa hual hayyul qayyum.” Maka Rasulullah SAWmenepuk dada Abul Mundzir sambil berkata, “Semoga makin luas dan mendalam ilmu pengetahuanmu, hai Abul Mundzir.” (HR. Muslim).
MENYAMPAIKAN AMANAT KEPADA YANG BERHAK MENERIMANYA Suatu saat Allah SWT akan mengumpulkan semua manusia di akhirat nanti. Maka berdirilah kaum mukminin di dekat surga, lalu mereka pergi menghadap Nabi Adam as. untuk meminta bantuannya. Mereka berkata :”Wahai ayah kami! Mintakan untuk kami supaya dibukakan pintu surga.” Jawab Adam as. :”Adakah yang mengeluarkan kamu dari surga, selain dosa ayahmu ini?” Maka bukanlah aku yang berhak untuk itu. Pergilah kamu kepada putraku Ibrahim Khalilullah as. Mereka pergi berbondong-bondong menuju Nabi Ibrahim
156
157
as. dan memohon bantuan yang sama seperti yang mereka katakan
Sedang Nabi Muhammad saw. berdiri berada di atas shirat
kepada ayah mereka Nabi Adam as, kemudian nabi Ibrahim as.
sambil berdoa :”Ya Tuhan, selamatkan-selamatkan!” Hingga sampai
berkata kepada mereka :”Bukan aku yang berhak untuk itu, aku
giliran orang-orang yang lemah amal perbuatan kebaikannya berjalan
hanya seorang Khalilullah (teman Allah) yang berada di belakang .”
di atas shirat. Mereka ada yang merangkak, sedang di tepi kanan-
Beliau pun meminta mereka untuk menghadap kepada nabi Musa as.
kiri shirat ada ranjau yang diperintah untuk mengambil orang-orang
Kemudian mereka pergi menuju nabi Musa as. kalimullah, yang
yang mesti diciduknya.
telah berbicara langsung dengan Allah, untuk meminta bantuannya.
Maka keadaan mereka ada yang luka tapi selamat, ada yang
Musa as. berkata :”Itu bukan bagianku. Pergilah kalian kepada Isa
jatuh tersungkur ke dalam neraka. Abu Hurairah berkata, Rasulullah
ruhullah.”
SAW bersabda,
Lalu mereka pergi lagi menuju nabi Isa as. untuk meminta bantuannya. Isa pun berkata kepada mereka :”Itu bukan hakku.
”Demi Allah yang jiwa aku ada ditangan-Nya, dasar neraka jahannam itu dalamnya sejauh tujuh puluh tahun jatuhnya sesuatu menurun ke bawah. (H.R. Muslim) 26)
Pergilah kalian ke Nabi akhir zaman, yaitu nabi Muhammad saw. habibullah (kekasih Allah).”
‘IBRAH
Sampailah mereka ke hadapan baginda nabi besar Muhamma saw. dan berdirilah Nabi Muhammad saw. serta diizinkan baginya untuk menunaiakan amanat dan rahim itu kepada mereka, dilepaskanlah amanat dan rahim itu berdiri di sisi kanan dan kiri jalan menuju surga. Keadaan mereka pun macam-macam di atas shirat tersebut. Maka menyebranglah bagian pertama dari mereka bagaikan kilat. Beliau ditanya :”Apa maksudnya bagaikan kilat?” Nabi menjawab :”Tidakkah kamu melihat lalu lintasnya sekejap mata?” Kemudian bagian kedua menyebrang shirat bagaikan kecepatan terbangnya burung. Kemudian berikutnya bagaikan orang yang berlari kencang. Semua itu dilarikan oleh amal perbuatan mereka itu sendiri tempo dulu di dunia.
Pertama, amanah yang dimaksud di sini adalah, amanah dalam pengertian yang luas, yang mencakup kewajiban dan tanggunjawab manusia, baik terhadap Tuhan yang menciptakannya maupun terhadap sesama makhluk. Kewajiban dan tanggungjawab itu adalah demikian berat, tidak seringan ucapan yang dapat diucapkan oleh setiap orang yang bisa bicara dan berkata semaunya. Sampai-sampai para nabi seperti Nabi Adam, Ibrahim, Musa dan Isa alaihimus-salam yang tersebut dalam hadits di atas, mengetahui haknya masing-masing dan mereka menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya yaiitu Nabi Muhammad saw. untuk memberi pertolongan kepada mereka yang membutuhkannya di akhirat kelak. Sesuai dengan irman Allah SWT: 26) Riyadhus-Shalihin
158
159
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu mengembalikan amanat kepada yang berhak (QS. An-Nisa: 58).
30
Kedua, nabi Muhammad saw. adalah nabiyurrahmah, nabi yang sangat kasih sayang, sampai-sampai dengan kasih dan sayangnya itu ia siap memikul amanat yang diberikan oleh nabi-nabi sebelumnya untuk menolong, memberi syafaat kepada mereka yang butuh pertolongannya di atas shirat dengan ucapan :”Ya Rabb sallim, ya Rabb sallim.” (Ya Tuhan selamatkan, ya Tuhan selamatkan). Ketiga, “Tiap-!ap Nabi itu mempunyai suatu doa yang dikabulkan, lalu mereka menyegerakan doanya itu di dunia. Sedangkan aku telah menyimpan doaku itu sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat kelak, maka dialah yang memperoleh insya Allah, yaitu barangsiapa yang ma! dari golongan umatku yang !dak menyekutukan Allah sedikit pun.” [HR. Bukhari, Muslim].
WASIAT BUAT SANG RAJA Pada suatu hari Abdullah bin Al-Faraj Al-Abid27) keluar mencari seseorang untuk membetulkan rumahnya. Lalu ada orang yang menunjukannya kepada seorang yang tampan parasnya dengan membawa alat pertukangan. Ia bertanya kepada orang tampan tadi: “Maukah kamu bekerja di rumahku sampai sore hari?” Dia pun menjawab: “Mau” Kemudian Abdullah bertanya lagi: “Berapa upahnya?” Ia menjawab: “Satu dirham dan satu danik.” Kemudian Abdullah mengajaknya ke rumahnya, pada hari itu juga ia bekerja dan pekerjaannya sama dengan hasil pekerjaan tiga orang. Hari berikutnya Abdullah mencari orang itu lagi, tetapi mendapatkan jawaban bahwa dalam satu minggu hanya satu hari saja ia berada di situ. Abdullah pun menunggu hari yang ditetapkan
27) Abdullah bin Al-Faraj Al-Abid adalah......?????
160
161
itu. Kemudian ia datang dan melihat orang itu sedang duduk di dekat
dan jubahku ini. Ketiga, dan ini yang lebih berat daripada yang
alat-alat pertukangannya. Abdullah mencoba bertanya kepadanya:
dua tadi, aku akan memberitahukannya nanti.” Setelah menyimak
“Maukah kamu bekerja di rumahku lagi?” Ia menjawab: “Mau.”
permintaannya, maka Abdullah membawanya ke rumahnya dan
Abdullah bertanaya kepadanya: “ Berapa upahnya?” Dia menjawab;
sampailah pada waktu dhuhur di rumahnya.
“Satu dirham dan satu danik.”
Keesokan harinya Orang itu memanggil Abdullah dan berkata
Orang itu bekerja di hari itu yang setara dengan tenaga
kepadanya: “Saat ini aku ingin memberitahuakan tentang urusanku
tiga orang. Pada sore harinya Abdullah memberinya dua dirham
yang ketiga kemarin, karena rasanya aku sudah hampir mati, bukalah
dan dua danik, karena ingin menghargai pekerjaannya, tapi ia
kantong kecil yang ada di lengan jubahku ini.” Abdullah membukanya
menolaknya meskipun Abdullah memaksanya. Kemudian ia berkata:
dan di dalam kantong kecil itu ada sebuah cincin permata berwarna
“Subhanallah, aku telah mengatakan tidak mau dan kamu tetap
hijau. Lantas ia berkata kepada Abdullah: “Apabila aku mati dan
memaksa.” Ia benar-benar tidak mau menerimanya lantas pergi.
kamu telah menguburku, maka ambillah cincin ini dan sampaikanlah
Abdullah didekati oleh istrinya sambil berkata: “Bagaimana kamu ini, orang bekerja sedemikian semangatnya seperti hasil pekerjaan tiga hari, tetapi kamu tidak memberikan upahnya.” Kemudian suatu hari Abdullah berusaha untuk mencari orang
kepada Harun Ar-Rasyid, Amirul Mukminin, serta katakanlah kepadanya: “Pemilik cincin ini berpesan kepadamu supaya jangan sekali-kali mati dalam keadaan mabuk dunia, karena kamu akan menyesal.”
tersebut, dan mendapatkan kabar bahwa ia sedang sakit. Abdullah
Setelah orang itu meninggal dan Abdullah selesai menguburnya,
terus berusaha mencari rumahnya. Setelah ketemu ia mengetuk
maka ia menanyakan tentang hari apa biasanya Harun Ar-Rasyid
pintunya lantas masuk. Sa’at itu ia dalam keadaan sakit perut di
keluar. Abdullah lantas menulis kisah orang tadi dan ia berikan
gubuk yang di dalamnya tidak ada apa-apa kecuali alat pertukangan
kepada Harun Ar-Rasyid sewaktu ia keluar. Setelah ia masuk istana
itu.
dan membaca kisah yang ada di surat itu, ia langsung memanggil Abdullah bertanaya kepadanya: “Aku ada perlu kepadamu,
dan kamu tentu tahu keutamaan orang yang menggembirakan orang mukmin yang lain. Aku ingin membawa kamu ke rumahku, sehingga aku bisa merawat sakitmu.” Ia berkata: “Benarkah kamu ingin melakukan hal itu?” Abdullah menjawab: “Benar.” Dia berkata: “Akan tetapi aku mempunyai tiga syarat. Pertama, jangan menawarkan makanan kepadaku sebelum aku memintanya. Kedua, jika aku mati maka kafanilah aku dengan menggunakan pakaian 162
Abdullah. Kemudian ia bertanya kepada Abdullah: “Bagaimana ceritanya orang itu?” Lalu Abdullah segera memberinya cincin, dan sewaktu Harun Ar-Rasyid melihatnya ia langsung berkata: “Dari siapakah kamu mendapatkan cincin ini?” Abdullah menjawab: “Aku diberi oleh seorang tukang bangunan.” Sang Raja meneteskan air matanya hingga membasahi jenggot dan bajunya. Lantas ia bergumam: “Tukang bangunan, tukang bangunan.” Lalu ia meminta Abdullah agar mendekat kepadanya. 163
Abdullah berkata lagi kepada sang Raja: “Wahai Amirul
telah menguburnya di pekuburan Abdullah bin Al-Mubarak. Lalu
Mukminin, tukang bangunan itu juga memberikan wasiat yang
sang Raja berkata: “Aku butuh bantuanmu, yaitu tunggulah aku
harus aku sampaikan kepadamu. Ia berwasiat, bahwa jika cincin ini
setelah maghrib dan aku akan keluar mendatangi kubur anakku itu
telah disampaikan kepadamu, maka ia berpesan jangan sekali-kali
dengan menyamar.”
wafat dalam keadaan mabuk dunia seperti ini, karena jika kamu mati dalam keadaan mabuk dunia, maka kamu akan menyesal.”
Malam itu Abdullah menunggunya dan tidak beberapa lama ia muncul dengan beberapa pengawal, lalu mengulurkan tangannya
Harun Ar-Rasyid langsung bangkit dan memukul-mukul
kepadaku. Lalu Abdullah mengantar beliau ke kuburan anaknya dan
badanya sendiri serta merebahkannya di atas permadaninya, lantas
sepanjang malam ia menangis di tempat itu seraya berkata: “Wahai
membolak-balik kepala dan jenggotnya sambil berkata: “Wahai
anakku, kamu telah menasehati ayahmu baik sewaku kamu masih
anakku, kamu menasehati ayahmu sewaktu hidup dan sesudah mati.”
hidup maupun sesudah kamu mati.
Beliau menangis lama sekali, kemudian dibawakan air kepadanya, ia membasuh mukanya dan bertanya kepada Abdullah: “Bagaimana kamu bisa kenal dengannya?”
Abdullah pun larut ikut menagis menyaksiakan sang Raja seperti itu hingga terbit fajar. Kemudian beliau pulang ke istananya dan setelah sampai di dekat pintu gerbang, ia berkata kepada
Abdullah pun menceritakan kehidupan almarhum sehari-hari
Abdullah: “Aku telah memerintahkan seseorang untuk memberikan
kepada sang Raja. Setelah menyimak keterangan Abdullah, Harun
10.000 dirham kepadamu, dan aku juga memerintahkannya untuk
Ar-Rasyid menangis sejadi-jadinya sambil berkata: “Dia anakku
menggajimu. Apabila nanti aku mati, maka aku berwasiat kepada
yang pertama, waktu itu ayahku, Al-Mahdi, telah menetapkan bahwa
yang menggantikan aku supaya tetap menggaji kamu selama
aku akan dinikahkan dengan Zubaidah, tetapi pada suatu hari aku
kamu masih hidup. Karena kamu mempunyai hak dengan telah
melihat ada seorang perempuan yang sangat memikat hatiku, maka
menguburkan anakku itu.”
aku menikahinya tanpa sepengetahuan ayahku. Istriku melahirkan ankku ini, lalu aku ungsikan ke Bashrah dan aku memberikan cincin dan barang-barang yang lain kepada keduanya, seraya berpesan, jangan ceritakan masalah ini pada siapa pun. Jika kamu mendengar akau telah diangkat menjadi Khalifah, maka datanglah kalian kepadaku. Setelah aku diangkat menjadi khalifah, aku bertanya ke sana ke mari, akan tetapi selalu mendapat jawaban bahwa keduanya telah meninggal dan aku tidak tahu ternyata dai masih hidup. Lalu
Ketika ia masuk pintu seraya berkata lagi kepada Abdullah: “Perhatikanlah baik-baik apa yang aku telah pesankan bila matahari telah terbit.” Abdullah pun mengucapkan: “Insya Allah.” Lantas dia pulang dan tidak pernah datang ke istana lagi. (Abul-Laits As-Samarqandi menuturkan hal itu dari ayahnya, dengan sanad dari Abdullah bin Al-Faraj Al-Abid bahwa ia menuturkan cerita tersebut).28)
dimana kamu menguburnya?” Abdullah menjelaskan bahwa dia 28) Tanbihul Ghafilin.
164
165
31
‘IBRAH Pertama, sebaiknya seorang ayah itu menerima saran atau nasihat anaknya selagi nasihat itu benar dan baik, sebagaimana Raja Harun Ar-Rasyid yang sangat bijak itu menerima nasihat anaknya tanpa merasa diguruinya bahkan ia justru berterimaka kasih dan berintrospeksi diri dengan ucapannya yang sangat memukau: “Wahai anakku, kamu menasihati ayahmu sewaktu hidup dan sesudah mati.”
WUDHU MEMBUAT RASA AMAN
Kedua, keshalihan seseorang di dalam berbuat tercermin dalam perbuatannya yang tanapa
mengharapkan imbalan.
Sebagaimana Abdullah bin Al-Faraj Al-Abid, ketiaka ia berbuat dengan banyak tawaran dan imbalan serta jaminan dari Raja Harun Ar-Rasyid, tidak ada satupun tawaran dan imbalan yang ia ambilnya, dan ia hanya mengucapkan kata “isyallah” kepada sang Raja tanpa kembali lagi ke istana. Ketiga, hidup itu perlu bercermin dengan cermin-cermin seperti ini, karena tanpa cermin keshalihan membuat hidup bertambah buram dan jauh dari sinar keimanan dan kebenaran.
Suatu saat Umar bin Al-Khattab ra. mengutus seorang lakilaki ke negeri Mesir untuk suatu hajat yang berkenaan dengan kiswah Ka’bah. Kemudian laki-laki tersebut singgah pada suatu negeri Syam, di mana terdapat seorang pendeta di sisi kuil di antara pendeta-pendeta yang ada di sana. Tidak ada seorang pendeta pun yang lebih alim selain dia. Si laki-laki itu tertarik untuk menemuinya dan ingin menimba ilmunya, lalu ia datang mengetuk pintu rumahnya. Tetapi pendeta tidak segera membukakan pintunya, sehingga utusan Umar ra. menunggu cukup lama untuk bisa berjumpa dengannya. Setelah menunggu beberapa lama barulah ia dapat berjumpa dengan pendeta itu, lalu dia bertanya karena ingin mendapatkan sesuatu yang istimewa darinya. Benarlah dugaannya itu bahwa si pendeta tersebut mengagumkannya. Lalu utusan Umar ra. mengemukakan kepada pendeta itu tentang dirinya yang menanti kehadirannya cukup lama untuk bisa berjumpa dengannya. Pendeta itu berkata kepadanya: “Sesungguhnya kami telah melihat anda, ketika anda bergegas menuju kepada
166
167
kami. Kami takut kedatangan anda membawa misi dari penguasa yang mengintimidasi kami. Dan kami menahan anda cukup lama di depan pintu tadi, karena Allah SWT. telah berfirman kepada Nabi Musa as.: “Hai Musa! Apabila anda takut kepada penguasa maka wudhulah dan perintahkan keluargamu untuk wudhu. Karena sesungguhnya barang siapa yang mempunyai wudhu, maka dia berada dalam keamanan-Ku dari apa yang ia takutkan. Maka dari itu kami mengunci pintu erat-erat disebabkan kedatangan anda yang menakutkan kami, sehingga kami dan semua orang yang ada di dalam rumah kami dapat mengambil wudhu, lalu kami shalat dan setelah merasa aman dari anda, barulah kami berani membukakan pintu buat anda.”
‘IBRAH
32 NABI IDRIS DAN MALAIKAT MAUT Dikisahkan bahwa sebab diangkatnya Nabi Idris as. ke surga
Pertama, di antara keutamaan wudhu adalah mendatangkan rasa aman, karena barang siapa yang mempunyai wudhu, maka dia selalu berada dalam keamanan Tuhan.
ialah karena setiap hari dan setiap malam dia mempunyai amal yang diterima sebanyak amal penduduk bumi. Dengan demikian Malaikat pencabut nyawa menjadi cinta dan rindu sekali kepadanya. Malaikat
Kedua, dalam Ihya’ Ulumid-Din disebutkan di antara keutamaan wudhu yang lain, Nabi saw. bersabda: “Siapa berwudhu lalu ia menyempurnakan wudhunya dan melakukan shalat dua rakaat dengan khusyu, di mana !dak tergerak jiwanya dari sesuatu yang berbau keduniaan, maka keluarlah dosanya seper! pada hari dilahirkan oleh ibunya.
itu minta izin kepada Allah SWT. agar supaya diperbolehkan mengunjungi Nabi Idris as. dia pun dizinkannya. Setelah mendapat izin, Malaikat itu datang kepadanya dengan menjelma seperti manusia biasa dan memberi salam kepada Nabi Idris as. lalu duduk di sampingnya, sedang beliau ketika itu sedang menjalankan puasa sepanjang tahun. Kerap kali menjelang waktu berbuka ada Malaikat yang datang membawa makanan dari
Ketiga, dalam Tanqihul Qaul, dinyatakan bahwa Nabi saw. pernah bersabda: “Wudhu itu adalah separoh iman.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Hasan bin ‘Athiyah. Dan dalam riwayat yang lain, wudhu itu separoh iman karena iman itu menyucikan najis batin, sedangkan wudhu itu menyucikan najis lahir.” 168
surga. Nabi Idris pun memakan makanan itu serta mempersilahkan Malaikat itu agar supaya mau makan bersamanya. Namun Malaikat itu tidak mau dan menolaknya. Nabi Idris as. berdiri dan tekun mengerjakan ibadah, 169
sedang Malaikat itu menanti duduk di sampingnya sampai terbit
Nabi Idris as.: “Hai Malaikat pencabut nyawa! Apakah engkau
fajar, Malaikat itu tetap dan tidak beranjak sedikitpun untuk
datang ini untuk sekedar berkunjung, atau untuk mencabut nyawa
meninggalkannya. Nabi idris as. menjadi kagum menyaksikan
saya?”
perilaku laki-laki tersebut, lalu beliau berkata kepadanya: “Hai sobat! Apakah engkau mau berjalan-jalan bersamaku, agar kita bisa rehat sejenak.” Malaikat pencabut nyawa itu pun menyetujui ajakannya. Mereka berdua berjalan menuju suatu tempat berupa sawah yang luas, kemudian Malaikat itu berkata: “Apakah engkau mengizinkan aku mengambil dari tanaman ini beberapa tangkai untuk kita makan?” Nabi idris as. menjawab: “Subhanallah, kemaren engkau tidak mau makan sesuatu yang halal, dan hari ini engkau menghendaki makanan yang haram.” Kemudian mereka meneruskan perjalan sampai empat hari
Malaikat pencabut nyawa: “Saya datang hanya untuk berkunjung dengan mendapatkan izin dari Allah SWT. “ Nabi Idris as.: “Hai Malaikat pencabut nyawa! Aku mempunyai hajat kepadamu, agar supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah SWT. menghidupkan aku kembali, sehingga aku akan bisa beribadah kepada-Nya dengan sebaik-baiknya sesudah aku merasakan mati.” Malaikat pencabut nyawa: “Sungguh saya tidak mencabut nyawa seseorang kecuali Allah telah mengizinkannya.”
lamanya, dan selama itu Nabi Idris as. melihat keanehan-keanehan
Kemudian Allah SWT. memberikan wahyu kepada Malaikat
dari orang itu yang berbeda dengan kebiasaan orang-orang lain. Maka
pencabut nyawa: “Cabutlah nyawa Idris.” Maka Malaikat tersebut
ia ingin mencari tahu tentang orang itu dengan bertanya kepadanya:
segera mencabut nyawa Nabi Idris as. setelah mendapat perintah
“Siapakah anda sebenarnya?” Dia menjawab: “Aku sesungguhnya
dari-Nya. Seketiaka itu juga nabi Idris as. meninggal. Malaikat itu
adalah Malaikat pencabut nyawa.”
menangis dan merendahkan diri memohon kepada Allah agar supaya
Mendengar jawaban tersebut maka terjadilah dialog diantara mereka: Nabi Idris as.: “ Selama empat hari engkau bersamaku, apakah engkau juga mencabut nyawa orang?” Malaikat pencabut nyawa: “Ya, saya telah mencabut beberapa jiwa, dan sesungguhnya jiwa mahluk itu bagi saya hanyalah seperti hidangan makan yang saya hadapi seperti engkau menghadapi sesuap saja.”
Dia menghidupkan kembali Nabi Idris as. Allah pun mengabulkannya dan menghidupkan kembali Nabi Idris as. Malaikat pencabut nyawa menyaksikan Nabi Idris as. hidup kembali, lalu segera ia bertanya kepadanya: “Hai saudara! Bagaimana engkau dapatkan rasanya mati?” Nabi Idris as.: “Sungguh rasa mati itu bagaikan binatang yang terkupas kulitnya dalam keadaan hidup, maka rasa sakit mati itu melebihi daripadanya seribu kali lipat.” Malaikat pencabut nyawa: “Cara hati-hati dan halus yang saya
170
171
lakukan pada waktu mencabut ruh engkau itu, belum pernah saya lakukan terhadap siapapun.”
Lalu Malaikat maut mohon izin kepada Allah, dan Dia pun memberikan izin kepadanya masuk surga dan kemudian keluar lagi.
Nabi Idris as.: “Hai Malaikat pencabut nyawa! Aku ingin melihat neraka Jahannam. Sehingga aku bisa beribadah lebih baik lagi setelah menyaksikannya.”
Maka Nabi Idris as. masuk ke dalam surga dan meletakkan dua sandalnya di bawah sebatang pohon di surga. Setelah itu dia keluar dari surga kemudian berkata: “Hai Malaikat maut, sendal saya telah tertinggal di dalam surga, maka kembalikan saya ke dalamnya.” Nabi
Malaikat pencabut nyawa: “Bagaimana saya bisa pergi ke
Idris as. masuk lagi ke surga dan tidak mau keluar lagi. Malaikat
neraka Jahannam tanpa seizin Allah? Itu suatu yang sangat mustahil.”
maut berteriak: “Hai Idris! Keluarlah kau.” Nabi Idris menjawab:
Maka berfirmanlah Allah kepada Malaikat maut: “Pergilah
“Saya tidak mau keluar, karena Allah SWT. telah berfirman:
kamu ke neraka Jahannam bersama hambaku Idris.” Kemudian Malaikat maut menuju ke neraka Jahannam bersama Nabi Idris as. di sana dia melihat musuh-musuh Allah dirantai dan dibelenggu serta disiksa dengan ragam siksaan sesuai dengan kejahatan yang mereka perbuat.” Kemudian keduanya kembali. Lalu Nabi Idris as. meminta kepada Malaikat maut untuk diajak ke surga, agar ia
ْ َُ َ ْ َ ُّ ُ ﻞﻛ ﻏﻔ ٍﺲ ذاﺋِﻘﺔ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت “Tiap-ap orang itu akan merasakan ma.”(QS. Ali Imran: 185). Dan sungguh saya telah merasakan mati.” Dan firman Allah:
kelak lebih taat lagi beribadah kepada-Nya. Maka Malaikat maut pun memohon kepada Allah untuk memperkenankannya. Allah pun memperkenankan keduanya untuk mengunjungi surga-Nya. Sesampainya di surga, Nabi Idris as. melihat macam-macam kenikmatan yang sulit digambarkan dengan kata-kata, anugerah yang tidak terhingga, tanam-tanaman dan buah-buahan yang melimpah
َ ُ َ ( ْ ُ ْ ْ َ اردﻫﺎ ِ ِن ِﻣﻨﻜﻢ إِﻻ و.و
“dan dak ada seorang pun di antara kamu yang dak mendatanginya (neraka)” (QS. Maryam: 71).
ruah, belum pernah dilihat, dan dirasakannya sebelumnya. Nabi Idris asa.: “Hai Malaikat pencabut nyawa! Saya telah merasakan sakitnya mati, dan saya telah melihat segala macam resiko di dalam neraka beserta siksanya. Maka sudilah kiranya engkau mohon kepada Allah agar supaya Dai berkenan mengizinkan saya masuk kedalam surga dan minum airnya agar supaya hilang rasa
Dan sungguh saya sudah pernah masuk neraka. Allah pun berfirman:
ْ ُ َْ ْ ُ ََ َ ْ ﺨﺮﺟ ﻦﻴ ِ ِ وﻣﺎﻫﻢ ِﻣﻨﻬﺎ ﺑِﻤ
“Dan daklah mereka itu dikeluarkan dari padanya.” (QS. Al-Hijr: 48).
sakit mati dan terhindar pula dari siksa neraka Jahannam.” 172
173
Siapakah yang mengeluarkan saya daripadanya?”
33
Maka Allah SWT. memberi wahyu kepada Malaikat maut: “Tinggalkanlah Idris, sesungguhnya Aku telah memutuskan di zaman azali, bahwa sesungguhnya dia termasuk ahli surga.”29)
‘IBRAH Pertama, Allah SWT. telah menceritakan kepada Rasul-Nya kisah Nabi Idris as. dengan irman-Nya:
ْ َ َ ً ْ ِّ َ َ ُ * ْ ْ ََْ َاذ ُﻛ ْﺮ ﻲﻓ اﻟْﻜﺘ ﺎب إِد ِرﻳ َﺲ إِﻧﻪ ﺎﻛن ِﺻﺪﻓﻘﺎ ﻧ ِﺒ ﻴﺎ َو َرﻓﻌﻨ ُﺎه و ِ ِ ِ ً َ َﻣﺎﻜﻧﺎ َﻋ ِﻠ ﻴﺎ “Dan ceritakanlah (hai Muhammad), kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dai seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke tempat (kedudukan) yang !nggi.” (QS. Maryam: 56-57).
REBUTAN MASUK SURGA Kelak ada empat macam golongan manusia di depan pintu surga, mereka semuanya akan dimasukkan ke dalam surga, hanya saja mereka rebutan untuk saling mendahului satu sama lainnya. Mereka itu adalah kelompok orang yang gugur sebagai syahid di medan perang, kelompok orang yang mendapat predikat haji mabrur, kelompok orang kaya atau dermawan dan kelompok orang
Kedua, di antara sebab diangkatnya Nabi Idris as. ke surga, karena dia mempunyai amal siang dan malam yang diterima sebanyak amal penduduk bumi. Namun demikian dia tetap merasakan sakitnya mati itu melebihi dari seribu kali lipat terkelupasnya kulit hewan dalam keadaan hidup.
alim ulama. Ketika mereka minta dimasukkan ke surga lebih dahulu dari yang lainnya. Lalu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk memberikan keputusan. Setelah Malaikat Jibril datang menemui mereka sebagai mediator, maka terjadilah dialog antara Jibril dan mereka. Kelompok pertama yang ditemui Jibril adalah orang yang gugur di medan perang sebagai syahid.
29) Durratun-Nashihin, Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khubiri
174
Jibril bertanya kepada yang mati syahid, gugur di medan 175
perang dalam rangka membela agam Allah: “Kenapa kamu ingin dimasukkan ke surga mendahului yang lainnya?” Syahid: “Aku Gugur di medan perang sebagai syahid, hal itu aku lakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.” Jibril: “Dari mana kau tahu kemuliaan itu?” Syahid: “Dari para Ulama yang telah mengajariku tentang hal tersebut.”
Jibril: “Kenapa kamu ingin dimasukkan ke surga mendahului yang lainnya?” Dermawan: “Aku orang kaya yang selalu berderma di jalan Allah tanpa mengharap pujian dari mereka karena segalanya aku lakukan hanya untuk-Nya.” Jibril: “Dari siapa kamu mengetahui keutamaan itu?” Dermawan: “Dari para Ulama yang telah mendidikku.”
Jibril: “Jagalah etikamu untuk masuk surga mendahuluinya.” Maka mundurlah mereka demi menghormati para Ulama. Giliran kelompok kedua yang ditanya oleh Jibril, yaitu kelompok orang yang mendapat predikat haji mabrur. Jibril: “Kenapa kamu ingin dimasukkan ke surga mendahului yang lainnya?”
Jibril:
“Jagalah
etikamu
untuk
masuk
surga
mendahuluinya.”Mendengar nasihat Jibril maka mereka pun mundur dari barisan tersebut. Terakhir giliran kelompok orang alim, mereka dipersilahkan oleh Jibril untuk memasuki surga, tetapi mereka dengan rendah hati berkata kepada Jibril: “Wahai Jibril! Aku tidak mungkin dapat mengajarkan ilmu tanpa adanya kedermawanan dari orang kaya.
Haji: “Aku telah melaksanakan haji hanya karena Allah semata, jauh dari riya sehingga mendapat predikat haji yang mabrur.” Jibril: “Dari mana kau tahu kemuliaan itu?”
Bukankah Allah tidak menyia-nyiakan orang yang berbuat baik?” Dengan jawaban tersebut, maka Jibril memasukkan golongan orang yang dermawan mendahului yang lainnya. 30)
Haji: “Dari para Ulama yang telah mengajariku.”
‘IBRAH Jibril: “Jagalah etikamu untuk masuk surga mendahuluinya.” Mendengar ucapan Jibril sepaerti itu, maka mereka pun sadar dan mundur dari barisan tersebut.
Pertama, dari kisah di atas bahwa sang dermawan bisa dimasukkan ke dalam surga mendahului kelompok lainnya dengan
Giliran yang ketiga, kelompok orang kaya yang sangat dermawan, mereka suka mendermakan sebagian besar harta mereka di jalan Allah hanya karena-Nya, jauh dari segala macam riya. Sehingga Allah menerima kebaikannya, dan surga balasannya. 176
seizin Allah setelah mendapat restu dan syafa’at dari kelompok orang alim (Ulama). Hal tersebut bisa saja terjadi bila dilihat dari irman Allah SWT: 30) Tafsir Ruhul-Bayan, Ismail al-Haqqi al-Istambuli.
177
ْ ّ َ ْ َ َ' َ ' َ َ َ ' َ ْ ُ ْ َ َ ً ْ َ ﻻ ﻓﻤ ِﻠﻜﻮن اﻟﺸﻔﺎﻋﺔ إِﻻ ﻣ ِﻦ اﺨﺗﺬ ِﻋﻨﺪ اﻟﺮﻤﺣٰ ِﻦ ﻗﻬﺪا “Mereka dak berhak mendapat syafa’at (pertolongan), kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Allah Yang Maha Pengasih.” (QS. Maryam: 87).
ًاﻟﺮ ْﻤﺣٰ ُﻦ َوﻗَ َﺎل َﺻ َﻮاﺑﺎ ' 7ُ َ إ 'ﻻ َﻣ ْﻦ أَ ِذ َن ِ “Kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.” (QS. An-Naba’: 38). Juga irman-Nya :
Yang dimaksud dengan mengadakan perjanjian dengan Allah di sini adalah menjalankan segala perintah Allah dengan beriman dan bertaqwa kepada-Nya.31) Sedangkan Syeikh Wahbah Zuhaili berpendapat kitabnya Tafsir Munir: “Persaksian tidak ada Tuhan selain Allah dan menjalankan hak syahadat tersebut dengan
' َ ْ ُ َ ْ َ ََ ْ ُ َْ َ َ َ ْ ْ َْ َ ُ َ ْ َ َ ﻓﻌﻠﻢ ﻣﺎﺑِﺄﻳ ِﺪﻳ ِﻬﻢ وﻣﺎ ﺧﻠﻔﻬﻢ وﻻ ﻳﺸﻔﻌﻮن إِﻻ ﻟِﻤ ِﻦ ْ َ َ ُ ْ َ َْ ُ َو ﻫ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ﺧﺸﻴَ ِﺘ ِﻪ ُﻣﺸ ِﻔﻘ ْﻮنDارﺗ
sebenar-benarnya, sehingga jadialah ia orang yang benar i’itiqadnya (keyakinannnya), ucapan dan perbuatannya. Maka jadilah ia sosok seorang yang memberi jalan petunjuk dan mengadakan perbaikan di dunia.” Itulah yang dimaksud dengan penggalan ayat: “Kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Allah Yang Maha
“Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (Malaikat) dan yang di belakng mereka, dan mereka ada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berha-ha, karena takut kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 28).
Penyayang.” Sementara itu, Syeh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani di dalam kitabnya Mafahim Yajibu an Tushahhah berpendapat: “Begitulah syafa’at semuanya milik Allah dan sungguh Dia telah menganugerahkannya kepada para Nabi, dan hambahambanya yang shalih bahkan kepada orang-orang mukmin sekalian, dengan demikian syafa’at hanya diberikan kepada mereka itu.” Itulah yang dimaksud dengan penggalan ayat “Kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Allah Yang Maha Pengasih.”Dan dikuatkan dengan ayat lainnya dalam irman-Nya:
31) Al-Qur’an terjemah Perkata, Depag RI.
178
Rasulullah saw. bersabda: Kemudian dikatan, “Panggillah orang-orang ash-shiddiqin, lalu mereka pun diberi izin memberi syafaat.” (HR. Bukhari). Sabda beliau yang lain: “Bagi orang syahid di sisi Allah.........dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.” (HR. At-!rmidzi, Ibnu Majah, dan Ahamad dengan sanad yang shahih). Sabdanya yang lain: “....dan apabila mereka orang-orang mukmin melihat bahwa diri mereka telah selamat........merekapun mengeluarkan orang-orang yang mereka kenal, lalu kembali 179
Allah berfirman: “Masukalah, sesiapa yang kalian dapa yang memiliki iman sebesar debu, maka keluarkanlah ia.” Dan mereka pun mengeluarkan orang-orang yang mereka kenal.” (HR. Bukhari).
34
Dalam Arrisalah, dijelaskan ada sepuluh yang memberi syafaat: 1. Allah. 2. Nabi Muhammad saw. 3. Para Nabi dan Malaikat. 4. Nabi Ibrahim as. 5.Ash Shiddiqin. 6. Asy Suhada. 7. Mukminin. 8. Anak kecil yang meninggal sebelum baligh. 9. Puasa. 10. Al-Qur’an. 32)
Kedua, bahwa Ulama di samping sebagai lampu penerang bagi umatnya, mereka juga sebagai pewaris Nabi yang mewariskan kepada mereka ilmu yang bermanfaat yang dapat menyelamatkan kehidupan mereka di dunia dan kehidupan mereka di akhirat, mereka para pewaris Nabi yang tidak mewariskan harta dan tahta, sesuai dengan sabda Rasulullah saw :
KEGIGIHAN SALMAN AL –FARISI DALAM MENCARI KEBENARAN
“Sesungguhnya para Ulama itu pewaris para Nabi. Sedangkan para Nabi sungguh dak mewariskan dinar dan dak pula dirham (harta), tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak. (HR. At-Tirmidzi).
Salman Al-Farisi adalah seorang Persia
yang sangat
menginginkan petunjuk, cahaya dan sangat menginginkan kebenaran. Dimana ada kebenaran di situ ada Salman Al-Farisi. Suatu saat Salman menuturkan tentang kisah dirinya: “Dahulu aku bersama ayahku dan beliau adalah pembantu yang menyalakan api untuk kaum majusi, ia selalu menyalakannya untuk mereka dan tidak membiarkan api itu padam walau sesaat. Pada suatu hari ayahku menyuruhku keluar dan melakukan apa yang dia inginkan. Maka keluarlah aku, dengan maksud keuntungan yang ia cari dariku. Tiba-tiba aku berlalu di depan gereja Nasrani dan aku mendengar suara mereka sedang beribadah. Aku sangat kagum dengan mereka
32) Ar-Risalah, Taufik Anwar
180
181
dan ingin mengikutinya. Aku berkata: “Demi Tuhan, ini agama
terkumpul ia mengambilnya untuk kepentingan dirinya, dan tidak
yang lebih baik dari agama yang aku anut. Lalu aku bertanya kepada
membagikannya kepada fakir miskin.” Serempak mereka terkaget
mereka: “Dimanakah asal agama ini?” Jawab mereka: “Di Syam.”
dengan keteranganku itu, hingga mereka berkata: “Apa buktinya?”
Kemudian aku kembali kepada ayahku pada sore hari,
Maka aku pun segera mengeluarkan harta simpanannya dan
dia menanyaiku perihal kepergianku dan aku menceritakan
memberikannya kepada mereka sebagai penguat perkataanku. Lalu
pengalamanku keapadanya. Setelah ia mendengarnya ia merantaiku,
mereka menggantikannya dengan laki-laki lain yang sangat baik
karena ia takut aku keluar dari agama yang ia anut. Aku pun mengutus
perangainya.
pada orang nasrani dan aku katakan padanya; “Jika datang kafilah dari Syam, kabari aku.” Mereka dengan senang hati mengabariku tentang kedatangannya. Ketika mereka kembali ke negerinya, maka aku lepas ikatan rantai kakiku, lalu aku pergi bersama mereka hinggga sampai di Syam.
Aku belum pernah melihat laki-laki lain sebaik dia di kalangan mereka sebelumnya. Karenanya aku sangat mengaguminya sekaligus mencintainya. Aku pun tingggal beberapa lama dengannya hingga ajal menjemputnya. Aku sempat berkata kepadanya sebelum ajal menjemputnya: “Setelah ini kepada siapakah kau mewasiatkanku
Sesampainya di Syam, Salaman Al-Farisi mnanyakan perihal
dan apa yang akan kau perintahkan kepadaku?” Dia menjawab
orang yang paling berilmu akan agama Nasrani, mereka menunjukinya
dengan ucapan yang penuh iba: “Demi Tuhan, sekarang aku tidak
kepada seorang pastur di gereja. Ia segera mendatanginya dan berkata kepadanya: “Aku ingin bersamamu dan ingin memeluk agamamu serta siap menjadi pembantumu di gereja ini, agar bisa beribadah bersamamu.” Pastur pun mngizinkanku untuk tinggal bersamanya di gereja itu.
mengenal satu pun dari mereka kecualali seorang laki-laki di Mushil bernama fulan. Dia berwatak sepertiku, maka pergilah kepadanya.” Setelah ia wafat aku pun tinggal bersama orang yang dimaksudnya di daerah Mushil. Aku mengenalnya sebagai laki-laki
Ternyata si laki-laki itu seorang penyamun alias penjahat, dia memerintahkan dan menganjurkan orang bersedekah. Ketika sedekah
terbaik seperti juga temannya. Tidak lama kemudian ia pun wafat. Ketika menjelang kematiannya aku berkata kepadanya: “Hai fulan,
tersebut terkumpul, ia pun mengambilnya untuk keperluan dirinya
sesungguhnya fulan temanmu itu mewasiatkan aku kepadamu dan
dan tdak memeberikannya kepada fakir miskin. Dia menimbunnya
telah datang ketentuan Tuhan kepadamu. Kepada siapakah kau
sebagai kekayaannya, kemudian ia pun wafat.
mewasiatkanku dan apa perintahmu kepadaku?” Dia menjawab dengan penuh bimbingan dan rasa sayangnya kepadaku: “Demi
Berembuklah
kaum
Nasrani
untuk
menguburkannya,
aku berkata kepada mereka: “Lelaki ini seorang penipu, dia memerintahkan dan menganjurkan kalian untuk bersedekah, setelah 182
Tuhan, aku tidak mengetahui seorang laki-laki yang seperti kami, kecuali seorang laki-laki di Nashibain, yaitu fula, maka pergilah kepadanya.” 183
Aku pun menuju Nashibain dan aku dapatkan orang yang
Kemudian Salaman menemukan tanda-tanda ucapan pastur
dimaksudnya. Aku tinggal bersamanya dan aku mendapatinya
yang di Amuriyah dulu, yaitu adanya pohon kurma yang subur.
sebagaimana dua temannya yang terdahulu dalam kebaikanya
Setelah ia tinggal beberapa lama bersama si yahudi tadi, ia pun
dan keshalihannya. Ketika menjelang kematiannya aku meminta
dijualnya kepada sepupunya dari Bani Quraizhah di Madinah, maka
kepadanya petunjuk dan arahannya, kemana aku kelak meneruskan
mulailah Salman tinggal di Madinah bersamanya sebagai budak
perjalanan ini. Ia pun mengisyaratkan kepadaku, agar menemui
belian. Sedangkan Rasulullah saw. berhijrah ke Madinah.
fulan di ‘Amuriyah di negeri Roma.
Salman berujar: “Ketiaka aku sedang di pucuk pohon kurma
Selanjutnya aku mejumpai fulan di ‘Amuriyah, aku pun tinggal
bekerja untuk tuanku dan ia duduk di bawahku, datanglah sepupunya
beberapa lama di sana bersamanya. Setelah mendekati ajalnya, aku
dan berkata padanya: “Hai fulan, hancurlah Bani Qilah (termasuk di
pun meminta bimbingannya kepada siapa aku harus berjumpa
dalamnya kaum Anshar). Mereka sekarang berkumpul di Quba demi
untuk mencari suatu ilmu dan kebenaran. Ia menerangkan tentang
seorang lelaki yang hari ini datang dari Mekah dan mereka kira ia
seorang Nabi akhir zaman, seorang Nabi yang diutus dengan agama
adalah seorang Nabi.” Ketiaka aku mendengarnya, bergetar badanku
Ibrahim. Dia muncul di tanah Arab, berhijrah ke daerah yang penuh
hampir terjatuh, lalu aku turun dari pohon kurma sambil berkata
pohon kurma terletak di anatar dua gunung dan beliau mempunyai
kepada sepupunya: “Apa yang engkau katakan.” Tuanku marah dan
tanda-tanda kenabian yang nyata, beliau menerima hadiah tapi tidak
langsung memukulku sambil berkata pula: “Apa pedulimu dengan
memerima sedekah. Dan di antara pundaknya ada tanda kenabian.
ini? Kembalilah ke pekerjaanmu.”
Pergilah dan jumpailah ia.” Lalu ia pun meninggal dan aku pun pergi ke Madinah untuk menjumpai seorang Nabi akhir zaman.
Ketika Rasulullah saw. berada di Quba, aku masuk padanya dan berkata: “Telah sampai padaku bahwa engkaulah lelaki
Mulailah Salman Al-Farisi perjalanan barunya untuk mencari
shalih dan memiliki sahabat yang memerlukan bantuan. Ini ada
sebuah kebenaran hakiki dalam hidupnya, dia berjumpa dengan
sesuatu sebagai sedekah, aku melihat kalianlah yang paling berhak
sekumpulan kafilah pedagang dari Kalab, ia berkata
kepada
mendapatkannya.” Maka aku pun mendekatinya pada mereka, lalu
mereka: “Bawa aku ke tanah Arab, dan aku akan memberikan harta
Rasulullah bersabda kepada mereka: “Makanlah kalian.” Beliau
kekayaanku ini.” Mereka dengan senang hati membawaku ke sana,
menahan tangannya untuk tidak makan makanan dari sedekah. Aku
ketika sampai di lembah sebuah desa dekat dari Madinah, mereka
brujar pada diriku sendiri: “Ini adalah tanda pertama.”
tega menzhalimiku dengan menjualku kepada seorang Yahudi sbagai hamba sahaya.”
Setelah itu akau pergi darinya, dan mengumpulkan makanan lagi buat mereka, waktu itu beliau di Madinah, aku mendatanginya
184
185
dan berkata kepadanya: “Aku telah melihatmu tidak memakan
Hakim).33)
sedekah, jadi ini adalah hadiah untukmu.” Maka beliau memakannya dan memerintahkan para sahabatnya makan bareng dengannya. Aku
‘IBRAH
berkata sendiri pada diriku: “Ini adalah tanda yang kedua.” Pertama, Salman Al-Farisi seperti ahli bait dalam ketakwaan, Ketiaka beliau berada di pekuburan al-Gharqad, Beliau telah
keberanian, berjihad, beribadah dan dalam bersuci. Karenanya
mengusung jenazah salah seorang sahabatnya dan duduk di antara
dia adalah orang yang paling jujur bersama Rasulullah saw. dalam
mereka, segera akau datang menyalaminya. Aku berusaha memutar
perkataan dan perbuatannya. Dia orang yang haus akan petunjuk,
ke belakangnya untuk melihat punggungnya, ternyata beliau
cahaya, dan kebenaran. Sampai-sampai dia berpetualang untuk
sendiri yang menyingkap punggungnya, aku pun melihat tanda itu
mencari kebenaran tersebut dari suatu negeri ke negeri yang lain
(khatamun Nabiyyin) dan semakin bertambah keyakinanku.” Segera
dan dari orang shalih ke yang lainnya hingga ia berjumpa Rasulullah
aku menciumnya dan menangis. Lalu Rasulullah saw. bersabda
saw. dan bersyahadat di hadapannya. Allah SWT telah memberinya
kepadaku: “Berbaliklah.” Aku pun segera berbalik dan menceritakan
jalan kebenaran dan petunjuk serta pertolongan-Nya. Allah SWT
padanya kisahku. Sepontan aku bersaksi di hadapannya: “Aku
berirman:
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu utusan Allah.” Waktu perang Badar dan Uhud berkecamuk Salaman tidak dapat ikut berperang karena dia masih bersetatus budak belian. Kemudian Rasulullah saw. menyuruhnya untuk membuat perjanjian dengan dibantu oleh para sahabat dan beliau sendiri hingga ia merdeka. Setelah merdeka Salman pun dapat ikut perang Khandak bersama Rasulullah saw. hingga peperangan lainnya.
َ َ َ ْ َ َاﷲ ﻟ َ َﻤﻊ َ ﺎو إ ن َ َﺎﻫ ُﺪ ْوا ِﻓﻴْﻨَﺎ َﺠَ ْﻬ ِﺪ َﻓ ﻨ ُﻬ ْﻢ ُﺳﺒُﻠَﻨ ﻓﻦ ﺟ/ا ِ و ِ ْ ُْ َ ْ ﺤﺴﻨ ﻦﻴ ِ ِ اﻟﻤ “Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).
Akhirnya Salman Al-Farisi sampai kepada jalan kebenaran, rintangan,
Kedua, sesungguhnya itu merupakan perjalanan panjang
kesuliatan dan bermacam-macam hambatan. Maka Rasulullah saw.
yang sangat melelahkan, ia melakukannya demi mencari seberkas
memakaikan mahkota kepadanya dan bersabda:
sinar cahaya kebenaran dari Tuhan. Tidak jarang ia melakukannya
mendapat
petunjuk
setelah
mengalami
berbagai
“Salaman adalah ahli bait seper kita.” (HR. Thabrani dan 186
33) Al-Misk wai-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar, Dr. Aidh al-Qarni.
187
dengan mengarungi padang pasir yang luas nan panjang demi
35
samapai pada agama yang benar, agama kedamaian dan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat yaitu Islam. Ketiga, Salaman Al-Farisi dijuluki dengan Salaman ibnu AlIslam, yang mana ketika ia berkumpul bersama orang-orang Arab, setiap orang dari mereka membanggakan keturunannya. Si fulan berkata: “Saya orang Quraisy tulen.” Yang lainnya lagi berkata: “Saya orang Tamim.” dan seterusnya. Sedang Salman berkata: “Ayahku adalah Islam dan saya tidak punya ayah selainnya. Sedang mereka sama berbangga kepada keturunannya.”
ALLAH DAN EMPAT GOLONGAN MANUSIA DI AKHIRAT Abul- Laits As-Samarqandi mengisahkan, sesungguhnya Allah SWT berargumentasi dengan empat fakta untuk menepis alasan empat golongan manuasia di hari kiamat: Pertama, Allah akan menepis argumentasi golongan para orang kaya dengan Nabi Sulaiman bin Daud ‘alaihimas salam. Kata orangorang kaya: “Wahai Tuhan kami, ketahuilah kami adalah orangorang kaya yang sangat sibuk mengurusi kekayaan kami, dengan demikian tidak ada waktu bagi kami untuk beribadah kepada-Mu.” 188
189
Maka Allah SWT berfirman: “Lebih kaya mana kalian
Maka Allah SWT berfirman: “Penyakit kalian lebih dahsat
dibanding dengan Nabi Sulaiman? Dan kekayaannya tidak
ataukah penyakit Nabi Ayyub? Dia tidak pernah mengeluh dan
menghalangi dia untuk mengingat dan beribadah kepada-Ku.”
terhalang untuk mengingat dan beribadah kepada-Ku.”34)
Kedua, Allah SWT akan menepis alasan golongan para pekerja (buruh,kuli, budak) dengan Nabi Yusuf as. Mereka sama berkata di
‘IBRAH
hadapan Allah SWT: “Wahai Tuhan kami, kami adalah para pekerja keras (buruh, kuli, budak) dan kami sangat sibuk melayani atasan kami, sehingga semua itu menghalangi kami untuk mengingat dan
Pertama, empat orang Nabi tersebut di atas menjadi alasan bagi empat macam golongan manusia kelak di hari kiamat. Bahwa kelak manusia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya di
beribadah kepada-Mu.”
hadapan-Nya, sesuai dengan amal mereka masing-masing. Sesibuk Mendengar jawaban mereka maka Allah SWT berfirman:
apa pun dan dalam kondisi apa pun manusia wajib selalu ingat
“Lebih sibuk mana kalian dengan Nabi Yusuf ? Dia tidak terhalang
kepada Rabnya untuk beribadah kepada-Nya, sebagai tanda iman
sedikit pun untuk mengingat dan beribadah kepada-Ku padahal dia
dan mensyukuri akan nikmat-nikmat-Nya yang tidak terhingga
seorang yang sangat sibuk melayani atasannya Raja Mesir yaitu
banyaknya, sesuai dengan irman-Nya:
Kitfir.” Ketiga, Allah SWT akan menepis alasan golongan fakir miskin dengan Nabi Isa as. Mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, sungguh kebutuhan hidup kami telah menghalangi kami untuk mengingat dan beribadah kepada-Mu.”
ُّ َ َ َ ْ ْ $ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ ْ ُّ ُ َ ْ َ اﻹﻧ َﺴﺎن ﻟﻈﻠ ْﻮ ٌم ﺤﺗ ﻻ ﷲ ا ﺔ ِن ﻳﻌﺪوا ﻧِﻌﻤ0و ن إ ﺎ ﻫ ﻮ ﺼ ِ ِ ِ ٌ ﻔ$ َﻛ ﺎر “Jika kalian menghitung akan nikmat Allah, pas kalian
Kemudian Allah SWT berfirman: “Kaliankah atau Nabi Isa as. yang lebih miskin dan berhajat? Dia tidak terhalang sedikit pun
dak akan dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sanagat zhalim dan ingkar.” (QS. Ibrahim: 34).
untuk mengingat dan beribadah kepada-Ku.” Keempat, Allah SWT akan berargumentasi menepis orang-
Kedua, semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT
orang yang sakit dengan Nabi Ayyub as. Mereka semua berkata
akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya,
di hadapan Allah SWT: “Wahai Tuhan kami, penyakit kami
sekecil apapun nikmat itu yang telah dirasakannya di dunia ini,
menghalangi kami untuk mengingat dan beribadah kepada-Mu.” 34) Tanbihul-Ghafilin, al-Faqih Abu Laits as-Samarqandi.
190
191
sesuai irman-Nya:
36
َُ ْ َُ ُ ْ َ َ ْ َ ﻋﻢ ﻟﺘﺴﺄﻟﻦ ﻳﻮﻣﺌِ ٍﺬ ﻋ ِﻦ اﺠ ِﻌﻴ ِﻢ “Kemudian kamu benar- benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan.” (QS. At-Takatsur: 8).
MENJELANG WAFATNYA RASULULLAH SAW Ibnu Mas’ud mengisahkan, bahwa tatkala Rasulullah saw. telah mendekati ajalnya, beliau mengumpulkan kami sekalian di kediaman ‘Aisyah, kemudian beliau memandangi kami sekalian sehingga berderailah air matanya dan bersabda: “Selamat datang bagi kamu sekalian dan mudah-mudahan kamu sekalian dirahma! Allah. Aku berwasiat agar kamu sekalian bertaqwa dan selalu mentaa!-Nya. Sesungguhnya telah dekat hari perpisahan kita dan telah dekat pula saat hamba yang dikembalikan pulang kepada Allah dan menempa! surga-Nya. Kalau sudah datang saat ajalku, hendaklah Ali yang memandikan, Fadhal bin Abbas yang menuangkan air dan Usman bin Zahid yang menolong keduanya. Kemudian kafanilah aku dengan pakainku sendiri, bila kamu sekalian menghendaki, atau dengan kain Yaman yang pu!h, kalau kamu sekalalian memandikan aku, maka taruhlah aku di atas balai tempat !durku di rumahku ini,
192
193
dekat dengan lobang lahadku. Sesudah itu keluarlah kamu sekalian barang sesaat meninggalkan aku. Pertama-tama yang menshala aku adalah Allah SWT, kemudian Malaikat Jibril, menyusul kemudian berturut-turut Malaikat Israfil, Mikail, Izrail beserta para pembantunya, selanjut semua para Malaikat. Sesudah itu masuklah kamu sekalian dengan berkelompok-kelompok dan lakukanlah shalat untukku.”
Setelah mereka mendengar ucapan perpisahan Nabi saw. mereka para sahabat menangis seraya berkata: “Wahai Rasulullah, engkau adalah seorang utusan untuk kami sekalian, menjadi kekuatan dalam pertemuan kami dan sebagai penguasa yang mengurus perkara kami, bilamana engkau telah pergi dari kami, kepada siapakah kami kembali dalam segala persoalan?” Mendengar pertanyaan mereka maka Rasul pun bersabda: “Telah aku nggalkan kamu sekalian pada jalan yang benar dan di atas jalan yang terang dan telah aku nggalkan pula untuk kamu sekalian dua penasihat yang satu pandai bicara dan yang satu lagi diam saja. Yang pandai bicara adalah Qur’an dan yang diam adalah ajal. Apabila ada persoalan yang sulit bagimu, maka kembalilah kamu sekalian kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan kalau ha kamu keras membatu, maka lunakkanlah dia dengan mengambil pelajaran dari kemaan.”
Pada hari senen penyakit beliau bertambah parah, maka setelah Bilal ra. selesai mengumandakan azan subuh, dia pergi mengampiri pintu rumah Rasulullah saw. sambil mengucapkan salam. Fatimah menjawab salamnya dan mengabarkan bahwa Rasulullah saw. sedang sibuk dengan dirinya sendiri. Bilal kembali masuk masjid dan dia tidak memahami kata-kata Fatimah. Waktu subuh semakin terang 194
Bilal datang lagi ke rumah beliau dan Rasul mempersilahkan kepada Bilal untuk masuk. Beliau merasa penyakitnya semakin bertambah berat dan beliau memerintahkan Bilal untuk memberitahukan Abu Bakar supaya menjadi imamnya. Bilal pun masuk ke masjid dan meminta Abu Bakar untuk mengimami shalat berjamaah bersama mereka. Ketika Abu Bakar menyaksikan mihrab shalat imam kosong, beliau menjerit dan jatuh pingsan, maka terjadilah kegaduhan dan Rasulpun mendengar keributan mereka dan bertanya pada Fatimah: “Keributan apa itu?” Fatimah menjawab: “Keributan itu terjadi karena engkau tidak hadir mengimami shalat.” Kemudian Rasulullah saw. memanggil Ali dan Fadhal bin Abbas, beliau bersandar pada keduanya dan keluar ke masjid lalu shalat bersama-sama dengan mereka dua rakaat subuh di hari senen itu, selesai shalat beliau berpaling ke belakang kepada orang-orang dan bersabda: “Hai kaum muslimin, kamu sekalian dalam perlindungan Allah SWT oleh sebab itu bertaqwalah kamu kepada Allah SWT serta mentaatinya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini, dan hari ini hari pertamaku di akhirat dan hari terakhirku di dunia.” Setelah itu beliau pulang ke rumahnya. Kemudian Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat maut: “Turunlah engkau kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan lakukan dengan halus dalam mencabut ruhnya, kalau dia mengizinkan kamu masuk, masuklah dan begitu sebalikya lalu kembalilah.” Maka Malaikat maut turun menyerupai orang arab badui seraya mengucapkan salam dan mohon minta izin masuk, tetapi Fatimah mengabari bahwa ayahnya dalam keadaan sakit. Kemudian Malaikat tadi mengucapkan salam yang kedua kalinya sambil mohon izin 195
masuk. Rupanya Rasulullah saw. mengetahui keadaan tersebut, dan beliau langsung bertanya kepada Fatimah: “Siapakah yang berada di pintu?” Jawab Fatimah: “Seorang arab badui. Dia mengulang salam sampai tiga kali dan mohon untuk bisa masuk menemui engkau ya Rasul, tapi aku mengabarinya kalau engkau sedang sakit. Maka dia memandang dengan pandangan tajam kepadaku, sehingga aku gemetar, takut dan pucat.” Rasulullah saw. bersabda: “Dia adalah Malaikat maut yang mencabut segala kelezatan dan semua kenikmatan, pemutus syahwat, memusnahkan semua kediaman, serta meramaikan keadaan kubur.” Mendengar ucapan beliau Fatimah menangis tersedu-sedu sambil berkata: “Aduh sungguh merupakan bencana besar dengan wafatnya orang yang paling bertaqwa. Penyesalan bagi kami semua karena terputusnya wahyu dari langit. Maka saya telah terhalang mendengarkan ucapan engkau dan tidak bisa lagi mendengarkan salam engkau setelah hari ini.” Menyaksikan kesedihan dan keluhan anak tercintanya Fatimah, beliua menghibur dengan ucapannya: “Jangan menangis wahai Fa!mah, karena sesungguhnya engkaulah dari antara keluargaku yang pertama berjumpa denganku.”
tinggalkan di langit dunia dan para malaikat sedang memuliakannya.” Tak lama kemudian turun Malaikat Jibril dan duduk di dekat kepala Rasulullah saw. Rasulullah saw. meminta kepada Jibril untuk mengabari kabar gembira tentang kemuliaan dirinya (Nabi) di sisi Allah SWT. Jibril pun berkata: “Sungguh pintu-pintu langit telah dibuka, para Malaikat telah berbaris rapi menanti ruhmu di langit, pintu-pintu surga terbuka semuanya, sedangkan para bidadari berhias diri menanti kehadiran ruhmu.” Beliau sangat gembira dan mengucapkan al-hamdalah terhadap berita yang menggembirakan itu. Nabi meminta penjelasan kembali tentang keadaan umatnya di hari kiamat kelak. Jibril pun menjelaskan dan menyampaikan firman Allah SWT, “Sungguh telah Aku larang semua para Nabi masuk ke dalam surga, sehingga engkau masuk lebih dahulu, dan Aku larang pula semua umat memasukinya, sehingga umat engkau masuk terlebih dahulu.” Beliau meyatakan kepuasannya terhadap berita tersebut dan hilang rasa risaunya terhadap umatnya. Kemudian Rasulullah saw. mengizinkan Malaikat maut untuk mencabut nyawanya, maka Malaikat maut mendekatinya dan mulai mencabut nyawanya, dan ketika ruh sampai di pusat perutnya, Nabi saw. bersabda, “Hai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa ma! itu!” Jibril memalingkan wajahnya dari Nabi saw. Lalu Nabi pun menegurnya,
Setelah itu Rasulullah saw. mengizinkan Malaikat Maut untuk masuk ke dalam rumahnya. Malaikat Maut masuk sambil mengabari tentang tujuan kedatangannya, bahwa ia datang untuk mencabut ruhnya atas perintah Tuhan. “Sekiranya engkau mengizinkan, jika tidak, saya akan kembali.” Rasulullah saw. menanyakan tentang Malaikat Jibril kepada Malaikat maut lalu dijawabnya: “Dia saya 196
“Hai Jibril, apakah engkau !dak suka melihat wajahku?”
Jibril menjawab: “Wahai kekasih Allah! Siapakah orang yang sampai hati melihat wajahmu, sedang kamu dalam sakaratul maut.” 197
Anas bin Malik ra. berkata, “Ketika ruh Nabi sampai di dada, beliau bersabda, “Aku wasiatkan agar kamu sekalian menjaga shalat, dan apa-apa yang menjadi tanggunganmu.”
Maka masih saja beliau berwasiat dengan keduanya itu sampai putuslah perkataannya. Ali ra. berkata: “Sungguh Rasulullah saw. menjelang akhir hayatnya, telah menggerakkan dua bibirnya dua kali dan ketika saya mendekatkan telinga saya ke bibirnya, saya dengar beliau mengucapkan dengan pelan, “Umatku, umatku.”
Maka beliau menghembuskan nafas terakhir tepat pada hari senen di bulan Rabi’ul awal sebagaimana beliau dilahirkannya. Selanjutnya Ali ra. memandikan jasad Nabi Muhammad saw. sedang Fadhal bin Abbas dan Usman bin Zaid ra. yang menuangkan air, dan Malaikat Jibril telah datang dengan membawa obat penahan kehancuran jasad dari surga. Kemudian mereka mengafani beliau dan menguburnya di kamar ‘Aisyah di tengah malam. Sedang ‘Aisyah berdiri di atas sisi kubur Nabi saw. sambil berkata: “Hai orang yang belum pernah mengenakan pakaian dari sutera, dan belum pernah tidur di atas ranjang yang empuk. Hai orang yang keluar dari dunia sedang perutnya belum pernah kenyang meskipun dengan roti dari gandum yang kasar. Hai orang yang memilih tidur di atas tikar dari pada ranjang. Hai orang yang tidak tidur sepanjang malam karena takut siksa neraka Sa’ir.”35)
‘IBRAH Pertama, dua wasiat peninggalan Nabi saw. yang wajib kita pedomani ialah: 1. Peninggalan yang pandai bicara, yaitu Al-Qur’an. 2. Peninggalan yang diam dan membisu, yaitu mati. Apabila kita mendapatkan persoalan yang sulit dipecahkan maka hendaklah kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jika hati mengeras dan kasar, maka lunakkanlah dengan cara banyak mengingat mati. Kedua wasiat tersebut merupakan peninggalan yang sangat penting dan dapat menjadi pedoman hidup kita, serta dapat menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan di akhirat kelak. Kedua, wasiat menjaga shalat dan apa-apa yang menjadi tanggungan seseorang sangat diperioritaskan oleh Nabi saw. sampai ajal menjemputnya, karena shalat adalah tanda bukti seorang mukmin yang bertaqwa kepada Allah SWT dan menjadi satu-satunya amalan yang pertama kali dihisab di hari kiamat, sebagai mana tercatat dalam Al-Hadits, dari Abdillah bin Qarath ra. beliau berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: “Amal seorang hamba yang akan dihisab pertama kali besok di hari kiamat adalah shalat. Bila shalat tersebut baik, maka baiklah seluruh amalnya, dan bila shalat tersebut buruk, maka buruklah semua amalnya.” (HR. Thabrani dalam kitab Ausath dengan sanad yang !dak ada permasalahan padanya).
Pada hadits lain, dari Jabir bin Abdillah ra. beliau berkata: “Rasulullah saw. telah bersabda: “Batas antara seseorang dengan kufur itu ialah meninggalkan shalat.” (HR. Ahmad, Muslim). Allah SWT mewajibkan shalat, karena dengan shalat yang benar akan dapat menghindari perbuatan yang distruktif, sebagaimana irmanNya:
35) Durratun-Nashihin, karya Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khubiri
198
199
37
“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45).
Oleh karenanya Rasulullah saw. sangat menekankan kewajiban shalat pada setiap umatnya yang beriman, kareana shalat merupakan pembeda antara orang yang beriman dan kair. Ketiga, Rasulullah saw. seorang nabi yang sangat mencintai umatnya, sampai-sampai beliau menanyakan tentang perihal umatnya kelak di hari kiamat kepada Jibril sebelum dicabut ajalnya oleh Izrail, sabda beliau: “Hai Jibril, berilah berita gembira tentang umatku di hari kiamat.” Jawab Jibril: “Bahwa sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Sungguh telah Aku larang semua para Nabi masuk ke dalam surga, sehingga engkau masuk lebih dahulu, dan Aku larang juga memasukinya semua umat sehingga umat engkau masuk lebih dahulu.”
HIKMAH DI BALIK PENYEMBELIHAN SAPI BETINA Dahulu kala ada seorang lelaki kaya raya dari kalangan Bani Israil. Pada suatu malam, keponakannya menyiksa dan membunuhnya. Itu adalah pembunuhan yang kejam yang diharamkan
Di dalam kitab Mukhtarul Ahadits An-Nabawiyah, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Allah. Si
“Saya datang ke muka pintu surga pada hari kiamat lalu saya minta bantuan, maka Malaikat Khazin (Penjaga pintu surga) berkata: “Siapa engkau?” Lalu saya menjawab: “Muhammad.” Maka ia berkata: “Demi engkau, aku diperintahkan agar "dak membukakan untuk seorang pun sebelum engkau.” (HR. Ahmad dari Anas ra.)
pembunuh kemudian lari menghadap Nabi Musa
as. supaya dia dapat bersembunyi di balik kenabiannya dan menghindari tuduhan atas dirinya. Dia menampakan kesedihan yang mendalam dan menangis tersedu-sedu di hadapan Nabi Musa as. Menyaksiakan kejadian tersebut Nabi Musa as. bertanya: “Apa yang telah menimpamu sehingga kamu menangis di hadapanku?” Dia menjawab: “Pamanku terbunuh kemarin malam dan saya tidak tahu siapa pembunuhnya, engkau adalah Nabi Allah, jadi tanyakan kepada Tuhanmu, siapa pembunuh pamanku sesungguhnya.”
200
201
Segera
Nabi
Musa
as.
mengambil
tindakan
dengan
Kami bertanya: “Siapakah pembunuhnya? Tetapi kau malah
mengumpulkan Bani Israil dan berkata kepada mereka: “ Siapakah
memerintahkan kami untuk menyembelih sapi betina. Sungguh
yang membunuh paman dari lelaki ini?” Mereka serempak menjawab:
perintah yang tidak masuk akal dan tidak ada hubungannya
“Hai Musa, tentu kami tidak tahu siapa pembunuhnya. Jika engkau
dengan itu. Apakah kau akan menjadikan kami buah ejekan dan
seorang Nabi Allah, maka tanyalah Tuhanmu!”
mempermalukan kami di hadapan mereka?” Musa menjawab: “Aku
Nabi Musa as. segera berdoa kepada Aallah sambil menangis: “Ya Allah, beritahu kami tentang keadaan sesungguhnya lelaki ini.” Maka Allah mewahyukan kepadanya: “Hai Musa, perintahkan Bani
berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang yang bodoh dari orang-orang yang bodoh.” Kemudian Bani Israil meminta penjelasan tentang sapi tadi:
Israil untuk menyembelih seekor sapi betina, lalu ambil sebagian dagingnya untuk dipukulkan kepada mayat itu. Dengan izin-Ku maka mayat itu akan hidup kembali dan berbicara memberitahukan siapa pembunuhnya.” Sehabis mendapat petunjuk dari Allah, Musa memerintahkan
ْ ِّ َ ُ َ " َ َ َ ُ ْ ْ ُ َ َ َﻦﻴ َﺠ َ ِ ﺎﻣﺎ ﻲﻫ ﻗﺎﻟﻮاادع ﺠﺎ رﺑﻚ ﻳﺒ “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami, sapi be!na apakah itu?”(QS. Al-Baqarah: 68).
kaumnya untuk menyembelih sapi betina. Perintah tersebut amat mudah dan sederhana, hanya saja kaumnya yang mempersulit diri mereka sendiri dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Musa, seperti “apa warnanya?, apa sifatnya? dan berapa umurnya.” Mereka memperkeruh akal mereka untuk memahami perkara ini. Ini adalah kebiasaan bani Israil. Bahkan mereka memperolok-olok Nabi Musa dengan ucapan mereka tertera di dalam Al-Qur’an:
َ ًأ َﻳ "ﺘﺨ ُﺬﻧَﺎ ُﻫ ُﺰوا ِ “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” (QS. Al-Baqarah: 67).
Nabi Musa as. menerangkan ciri-cirinya sesuai wahyu Allah SWT sebagai berikut:
َ ٌ ََ ٌْ ٌ َ َ ٌَََ َ" َُُْ ُ" َ َ َ ْ ان َﻧ ﻦﻴ ﺎرض َو ﻻ ﺑِﻜﺮ ﻋﻮ ِ ﻗﺎل إِﻧﻪ ﻓﻘﻮل إِﻏﻬﺎ ﻧﻘﺮة ﻻ ﻓ َ ٰ ذﻟِﻚ “Sesungguhnya Allah berfirman, bahwa sapi be!na itu adalah sapi be!na yang !dak tua dan !dak pula muda, pertengahan antara itu.” (QS. Al-Baqarah: 63).
Belum puas dengan keterangan Nabi Musa as. maka mereka mengajukan pertanyaan lagi:
202
203
ُ َ َ َ َ ْ ِّ َ ُ َ ' َ َ َ ُ ْ ْ ُ َ ﺎﻣﺎ ﻟ ْﻮﻏ َﻬﺎ ﻗﺎﻟﻮاادع ﺠﺎ رﺑﻚ ﻳﺒﻦﻴ ﺠ “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya.” (QS. AlBaqarah: 69).
َ ْ َ ُ َ َ ْ ' اﷲ ﻟ ُﻤﻬﺘَ ُﺪ ْون إِﻧﺎ إِن ﺷﺂء “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi be"na itu, karena sesungguhnya sapi be"na itu masih samar bagi kami, dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapatkan petunjuk (untuk mendapatkan sapi itu).” (QS. Al-Baqarah: 70).
Nabi Musa as. dengan sabar menjawab sesuai bimbingan Berkali-kali dan tidak bosan-bosannya Nabi Musa as. melayani
wahyu:
pertanyaan mereka untuk mendapatkan solusi terbaik, maka
ُّ ُ َ اء ﻓَﺎﻗِ ٌﻊ ﻟ ' ْﻮ ُﻏ َﻬﺎ ﺗ ُ ﻗَ َﺎل إﻧ' ُﻪ َﻓ ُﻘ ْﻮ ُل إ 'ﻏ َﻬﺎ َﻧ َﻘ َﺮ ٌة َﺻ ْﻔ َﺮ ﺮﺴ ِ ِ ' ﺎﻇ ِﺮﻳْ َﻦ ِ اﺠ “Sesungguhnya Allah berfirman, bahwa sapi be"na itu adalah sapi be"na yang berwarna kuning tua lagi menyenangkan bagi orang-orang yang memandangnya.” (QS. Al-Baqarah: 69).
berkatalah ia kepada mereka: “
َ َ َ َ ْ َْ ُْ ُ ٌَُْ َ ٌ َ ََ َ ' ُْ ُ َ ُ' َ َ ْ ﻗﺎل إِﻧﻪ ﻓﻘﻮل إِﻏﻬﺎ ﻧﻘﺮة ﻻ ذﻟﻮل ﺗﺜِﺮﻴ اﻷرض و ﻻﺗﺴ ِﻲﻘ َ ْ ُ َ َ َ ِّ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ٌ َ ' َ ُ َ ْ َ ْ اﺤﻟﺮث ﻣﺴﻠﻤﺔ ﻻ ِﺷﻴﺔ ِﻓﻴﻬﺎ ﻗﺎﻟﻮا اﻵن ِﺟﺌﺖ ﺑِﺎﺤﻟﻖ ﻓﺬﺤﺑﻮﻫﺎ َ ََُْْ ُْ َ ََ وﻣﺎ ﺎﻛدوا ﻓﻔﻌﻠﻮن
supaya tidak salah mengambil keputusan. Maka mereka berkata lagi
Sesungguhnya Allah berfirman, bahwa sapi be"na itu adalah sapi be"na yang belum pernah dipakai membajak tanah dan "dak pula untuk mengairi tanaman, "dak cacat dan "dak belang.” (QS. Al-Baqarah: 71).
kepada Nabi Musa:
Jelas sudah tentang sapi itu, ialah sapi betina yang tidak pernah
Keterangan itu pun belum jelas betul menurut mereka masih sangat samar, karenanya mereka meminta kembali ciri-ciri lain,
sekalipun dipakai untuk bekerja, yang tidak pernah membajak tanah
َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ّ َ َ َ َ ْ ِّ َ ُ َ ' َ َ َ ُ ْ ْ ُ َ ﻗﺎﻟﻮاادع ﺠﺎ رﺑﻚ ﻳﺒﻦﻴ ﺠﺎﻣﺎ ِﻲﻫ إِن اﻛﻘ َﺮ ﺗﺸﺎﺑَﻪ َﻋﻠﻴﻨﺎ َو 204
atau mengairi tanaman, tidak ada aibnya, dan tidak ada warna putih atau warna selain warna kuning. Setelah itu mereka berkata:
205
memerintahkan mereka untuk mengembalikan tulang dari sapi
ْ َ ْ َ َ ﺖ ﺑِﺎﺤﻟ َ ّﻖ اﻵن ِﺟﺌ Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi bena yang sebenarnaya. (QS. Al-Baqarah: 71).
betina itu dan dipukulkan pada mayat yang terbunuh. Ketiak mereka melakukannya dengan izin Allah SWT kembalilah ruhnya dan bangkit. Lalu Nabi Musa as. bertanya kepadanya: “Siapakah yang membunuhmu?” Dia menjawab: “Keponakanku ini.” Setelah itu ia menjadi mayat seperti semula. Kemudian beliau mendatangi sang pembunuh dan membunuhnya akibat dari perbuatannya.36)
Jelaslah kecongkakan dan keangkuhan Bani Israil terhadap Nabi Musa as. seolah-olah beliau belum pernah mendatangkan suatu kebenaran sebelumnya, hanya menjadikan mereka bahan ejekan sebagaimana anggapan awal mereka terhadap beliau.
ُ َْ ُ َ َ َ ََ ﻓﺬﺤﺑُ ْﻮﻫﺎ َو َﻣﺎ ﺎﻛد ْوا ﻓﻔ َﻌﻠ ْﻮن “Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka dak melaksanakan perintah itu.” (QS. Al-Baqarah: 71).
‘IBRAH Pertama, bahwa kaum Bani Israil adalah sangat keras kepala, mempersulit diri mereka sendiri dengan sesuatau yang semestinnya sederhana dan mudah, mereka buat menjadi rumit dan sulit. Ketika mereka diperintahkan untuk menyembelih seekor sapi betina mereka menentang dan berdebat. Dalam tafsir Ath-Thabari (1/390), berkata Abu Al-‘Aliyah: “Kalau saja kaum itu ketika diperintahkan menyembelihnya, pasti diterima. Namun mereka bersikeras. Maka Allah pun bersikeras terhadap mereka. Dan kalau saia kaum itu
Kisah yang menjelaskan hal itu ialah mereka tidak menemukan sapi betina seperti itu kecuali pada seorang nenek tua yang merawat anak yatim. Ketika si nenek itu tahu bahwa hanya miliknya yang
tidak memuji, seraya berkata: “Dan sesungguhnya kami insyallah akan mendapatkan petunjuk.” Maka niscaya mereka takkan pernah mendapatkannya.
mereka cari, maka ia melipatgandakan harganya. Berkata Musa
Kedua, Allah SWT menceritakan kepada kita kisah sapi
as: “Sesungguhnya Allah telah meringankan kalian, tetapi kalian
betina dan disebut surah terbesar di Al-Qur’an dengan Surah Al-
keras kepala. Kalau begitu berikan apa yang diinginkannya.” Maka
Baqarah. Dijelaskan pada ayat surah itu ayat: 67-71 agar manusia
terpaksa mereka membayarnya dengan emas sebanyak kulit sapi
mengetahui latar belakang pembantaian terhadap Bani Israil juga
betina itu. Tatkala mereka telah menyembelihnya, Nabi Musa as. 206
36) Al-Misk wai-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar, Dr. Aidh al-Qarni.
207
terdapat hukum-hukum syariat, kaidah akal, adab sopan santun dan arahan. Dengannya pribadi dan masyarakat terbaik dan dengannya pula terarah umat dan bangsa.
38
Ketiga, begitulah kisah sapi betina sebagaimana yang AlQur’an ceritakan yang menggambarkan keangkuhan Bani Israil dan debat sengit mereka mengenai perintah-perintah Allah SWT, serta kecongkakan mereka dengan Nabi Musa as. Begitulah perihal golongan yang sesat dan terlaknat di setiap waktu dan tempat hingga akhir zaman.
TOBATNYA SANG PELACUR Dahulu ada seorang wanita dari Bani Israil yang berperofesi sebagai wanita penghibur, pelacur kelas kakap. Dia primadona bagi setiap lelaki hidung belang karena sangat muda dan cantik jelita. Setiap lelaki yang memandangnya pasti tergiur dan ingin menikmatinya. Pintu rumahnya selalu terbuka bagi mereka yang ingin tidur bersamanya. Maka setiap orang yang melewati rumahnya dan melihat padanya tentu tergoda dengan kecantikannya, dia menghargai bagi yang ingin kencan dengannya tidak kurang dengan sepuluh dinar. Suatu hari lewatlah seorang ahli ibadah (Abid) di depan rumahnya dan ia pun tergoda dengannya, maka timbullah perdebatan sengit di dalam hatinya antara hati nurani taqwanya dengan dorongan hawa nafsu birahinya, sehingga ia berusaha berdoa di dalam hatinya agar Allah segera melenyapkan keinginan untuk memenuhi hawa
208
209
nafsu durjananya itu.
untuk keluar dari tempat ini.”
Tetapi si Abid tetap tidak dapat mengendaliakan nafsu
Si pelacur tadi melepasnya sambil bertanya-tanya dalam
biologisnya itu, akhirnya ia menjual kain yang dimilikinya dan
benaknya, kenapa sampai dia begitu setia dengan Tuhannya,
mengumpulkan beberapa dinar untuk memuaskan hawa nafsunya
akhirnya ia bertanya: “Dari mana engkau dan siapa namamu?” Si
dengan wanita yang sangat cantik itu. Lalu ia datang menghampiri
Abid menjelaskan bahwa dia bernama fulan bin fulan, dari desa anu.
pintu wanita tersebut dengan memberikan uang yang telah terkumpul
Ia pun keluar pergi meninggalkannya dengan berseru: “Celakalah,
tadi.
binasalah, merugilah....” Ia ucapkan kalimat-kalimat itu berkali-kali Kemudian si pelacur tadi mengajak Abid untuk masuk ke
dalam rumahnya untuk memuaskan hawa nafsunya. Ketika ia hendak
sambil menangis dan menyesali perbuatannya sendiri yang sangat tercela itu.
melakukan hubungan, maka Allah menjumpainya dengan rahmat-
Menyaksikan kejadian tersebut si pelacur menjadi berkata pada
Nya dan keberkahan ibadahnya yang dahulu. Dia merasakan bisikan
dirinya sendiri: “Baru kali ini aku menyaksikan seorang laki-laki begitu
dalam hatinya, bahwasanya Allah sedang menyaksikan perbuatan
takut pada Tuhannya dan sangat setia memegang perintah-Nya dan
tidak senonohnya dari Aresy-Nya, atas segala keharaman yang akan
sangat menjauhi larangan-Nya. Dia gemetar ketakutan ketika berada
dia perbuatannya yang menyebabkan terputusnya semua amalan
di sisiku, padahal yang lainnya sangat suka menikmati kecantikanku.
dan kebajikan dengan kemaksiatan yang akan dia lakukan waktu
Dia baru kali ini dateng bertendang kepadaku. Sedangkan aku sudah
itu. Maka dengan rasa takutnya ia kepada Allah, bergoncanglah
sekian lama melakukan maksiat dan zina ini, tanpa ada rasa takut
dalam jiwanya dan gemetarlah badannya sehingga berubah warna
kepada-Nya, sedangkan Tuhannya adalah Tuhanku juga, mestinya
kulit wajahnya menjadi pucat pasi. Menyaksikan kejadian tersebut,
aku harus lebih takut dengan Tuhanku dari pada dirinya.”
si pelacur tersebut berkata: “Apa yang membuatmu seperti ini?” Abid sepontan menjawab: “Aku takut kepada Tuhanku. Maka izinkanlah aku keluar dari rumahmu.”
Akhirnya si pelacur tadi sadar dan insap serta menyesali akan kesalahannya, ia segera bertobat kepada Tuhannya dan menghentikan perbuatan yang sangat dilarang oleh Tuhannya. Ia
Lalu si pelacur tadi berkata kepadanya dan menceritakan
lalu tekun beribadah dan memohon ampun atas semua dosanya yang
bahwa kebanyakan mereka mengharapkan kemolekan tubuhnya dan
telah ia lakukan, ia menyesali semua kesalahannya, ia telah kembali
menikmatinya dari kecantikan yang dimilikinya. Namun si Abid
kepada Tuhannya.”
tetap dalam pendiriannya untuk tidak melakukan apapun dengannya dan berkata: “Aku takut kepada Allah Yang Maha Agung untuk melakukan perbuatan yang bukan hak, sedangkan uang yang telah aku bayarkan kepadamu adalah halal bagimu, maka izinkan aku 210
Ia selalu memanjatkan doa kepada Tuhannya siang dan malam agar ia diketemukan dengan si Abid itu, semoga kelak ia mau menerima dirinya untuk menjadi istrinya, dengan harapan agar Abid 211
dapat membimbing kehidupannya dalam menjalankan kebaikan dan ketaatan dalam beribadah kepada Tuhannya. Wanita itu berhijrah dengan membawa semua hartanya dan pembantunya hingga ia sampai di desa itu seraya menanyakan seorang Abid yang ia maksud kepada penduduk desa tersebut. Maka masyarakat desa tersebut memberi tahukan kepada si Abid bahwa ada seorang wanita mencari dirinya. Maka keluarlah si Abid menjumpai wanita tadi. Tatkala wanita itu melihatnya dan mengenali wajahnya, ia terus menuturkan perihal yang terjadi antara dirinya dan si wanita itu tentang kejadian tempo dulu. Setelah itu si Abid menjerit keras sekali dan wafat seketika itu juga. Akhirnya tinggallah wanita itu dalam kedaan duka yang mendalam, mengingat orang yang didam-idamkannya telah tiada. Lalu wanita itu bertanya kepada penduduk desa tersebut: “Apakah ada salah seorang dari kerabatnya yang membutuhkan seorang wanita?” Mereka menjawab: “Abid memmpunyai seorang saudara laki-laki yang shalih, hanya saja ia sangat miskin, sebatang kara, tidak berharta.” Mendengar penjelasan mereka si wanita berkata; “Tidak ada jeleknya, sesungguhnya aku mempunyai harta yang dapat mencukupi.” Akhirnya datanglah saudaranya yang salih itu dan menikahi wanita jelita yang telah bertaubat tadi, lalu dari hasil perkawiannya itu ia melahirkan tujuh orang anak laki-laki, semuanya menjadi Nabi di kalangan kaum Bani Isra’il.37) (Diriwayatkan oleh Zadzan dari Abdullah bin Mas’ud dari Salman Al-Farisi)
37) Tanqihul-Qaul, Syekh Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Bantani.
212
‘IBRAH Pertama, demikian hal tersebut bisa terjadi berkat ketaatan, ketaqwaan, kejujuran dan baiknya niat. Hanya saja kisah ini dianggap dusta, karena telah dimaklumi bahwa ibu-ibu para Nabi adalah sucisuci dari zina. Namun demikian Allah tidak menutup kemungkinan taubatnya seorang hamba kepada-Nya, sebagaimana pula Allah tidak menutup kemungkinan untuk memberikan keturunan yang salih kepada siapa yang dikehendaki-Nya setelah ia bertaubat kepadaNya. Kedua, taubat adalah kembali dari apa saja yang tercela menurut syara’ kepada apa yang terpuji menurut syara’ dan mengetahui bahwa dosa dan kemaksiatan itu merusak dan menjauhkan diri dari Allah, sedang meninggalkannya dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Menurut Syech Abdul Qadir Al-Jailani ra. taubat itu ada empat macam: 1. Membiasakan istghfar dengan lisan. 2. Menyesal dengan hati. 3.Meninggalkan perbuatan . 4. Niat untuk tidak mengulangi kembali. Diriwayatkan dari Al-Hasan ra. dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda: “Andaikata salah seorang dari kamu semua bersalah hingga memenuhi antara langit dan bumi kemudian ia bertobat, maka Allah menerima tobatnya.” Sahabat Anas ra. berkata: “Ada seorang datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata: “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya saya melakukan perbuatan dosa.” Beliau bersabda: “Minta ampunlah kepada Allah.” Si lelaki tadi berkata; “Sesungguhnya aku bertobat, tetapi aku kembali lagi berbuat dosa.” Nabi bersabda: “Setiap kali anda berbuat dosa maka bertobatlah, meminta ampun kepada-Nya. Sehingga keadaan setan itu mengeluh.” Sahut lelaki itu: “Wahai Nabi Allah! Kalau demikian maka menjadi banyaklah dosaku.” Maka Nabi saw. bersabda: “Allah mengampuni lebih banyak dari dosa-dosa anada.” Sabdanya yang lain: “Orang yang bertobat dari dosa seperti orang 213
yang tidak punya dosa. Dan orang yang memohon ampun kepada Allah dari dosa, sedangkan ia masih tetap melakukan dosa, adalah seperti orang yang mempermainkan Tuhannya.”(HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas ra.) Ketiga, Muhammad bin Ajlan meriwayatkan dari Mak-hul, ia berkata: “Saya mendengar ketika Nabi Ibrahim as. naik ke langit, ia melihat ada seorang di bumi sedang berzina, kemudian langsung Nabi Ibrahim as. berdoa untuk membinasakan orang itu. Maka seketika itu juga Allah membinasakan pezina tersebut. Ia lalu melihat seorang sedang mencuri, maka ia pun berdoa untuk membinasakan pencuri itu. Maka Allah pun membinasakan pencuri tertsebut. Allah lantas ber irman: “Wahai Ibrahim, tinggalkanlah doamu yang membinasakan hamba-hamba-Ku, karena hamba-Ku itu berada di antara tiga kemungkinan: Ia akan bertobat kemudian Aku terima tobatnya. Atau, ia akan melahirkan anak cucu yang shalih yang beribadah kepada-Ku. Atau, mungkin ia memang akan celaka dan akan masuk ke neraka.” Kisah tersebut di atas menunjukan bahwa, apabila seseorang bertobat maka Allah akan menerima tobatnya sebesar apapa pun dosanya, dan seseorang tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, karena Allah ber irman: “Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang ka ir.” (QS. Yusuf: 87). Jangan pernah untuk tidak bertobat pada setiap hari dalam hidup kita, karena Rasulullah saw. yang begitu ma’shum (terjaga dari dosa) masih saja bertobat kepada tuhannya tidak kurang dari seratus kali. Sesuai sabdanya: “Bertobatlah kepada Allah, maka sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya setiap hari seratus kali.” [HR. Bukhari, Muslim dari Ibnu Umar bin Al-Khathab ra.]
39 PANGERAN FAKIR YANG KEMBALI KEPADA ALLAH Ali ibnu Al-Makmun adalah seorang pangeran yang fakir, dia anak Khalifah Abbasiyah Al-Makmun, suatu hari ia keluar menuju salah satu serambi istananya untuk melihat pasar Baghdad dari ketinggian menara istananya. Dia memandangi kedaan yang ada di pasar Baghdad berupa makanan yang lezat, mobil-mobil yang bagus, mereka dapat memakan apa yang mereka sukai, membeli keperluan mereka berupa belanjaan yang banyak, kebutuhan hidup yang berkecukupan, seakan mereka berjalan hilir mudik tanpa beban kehidupan karena selalu terpenuhi kebutuhan hidup mereka. Begitulah pemandangan yang ada di pasar itu. Tiba-tiba pandangannya pokus pada seorang tukang panggul barang (kuli). Tampak jelas di badanya, tali menjulur dan tergantung
214
215
di pundaknya, bakul di punggungnya. Dia mengangkat barang
sama sepanjang kehidupannya. Sang pangeran takjub terhadap
terengked-rengked karena beratnya, dia menanggung beban yang
laki-laki itu dan ingin tahu perihal keadaannya. Maka ia mengutus
berat dengan upah yang sedikit. Dia lakukan itu antara toko ke toko
seorang ajudannya untuk mengundangnya ke istana. Sang ajudan
dan dari tempat ke tempat lain tanpa ada keluhan yang berarti. Dia
pergi untuk membawa sang kuli menghadap pangeran di istana.
sangat bersahaja dan menikmati pekerjaannya.
Kuli berkata: “Apa yang mendorong anda untuk membawaku ke
Keadaan yang paling membuat pangeran kagum adalah kuli tersebut menjelang waktu Dhuha, meninggalkan pasar bergegas menuju pinggir kolam untuk berwudhu, kemudian ia shalat dua rakaat, setelah itu ia mengangkat kedua tangannya sambil memanjatkan doa: “Whai Zat Yang Maha Pengampun terhadap setiap hamba yang terperosok dalam kesalahan. Dengan kebesaranNya tidak pernah menahan ampunan bagi yang bersalah.” Pangeran semakin penasaran, akhirnya ia berusaha mencari tahu dan menguntit si kuli tadi kemana ia bergerak. Ketiaka si kuli tadi kelar mengerjakan shalat Dhuha, ia kembali bekerja seperti sebelumnya, hingga menjelang waktu Zhuhur tiba. Kemudian ia membeli sepotong roti kering, seharga satu dirham dan memabawanya ke pinggir sungai Dajlah, dibasahinya sepotong roti itu lalu ia memakannya dengan penuh rasa syukur kepada Tuhannya. Ia meminum air sungai itu lalu memuji Allah atas karunia yang telah ia terimanya. Lalu ia pun berwudhu untuk melaksanakan shalat Dzuhur. Setelah kelar melaksanakan shalat, ia pun duduk tersimpuh sambil berdoa kepada Allah, hingga ia menangis mencucukan air mata yang sangat deras. Kemudian ia tidur beberapa saat, setelah tidur ia kembali bekerja di pasar seperti sebelumnya. Lalu ia membeli sepotong roti setelah kelar dari pekerjaannya untuk dibawa pulang ke rumahnya.
istana, sedang aku dan mereka tidak ada hubungannya. Aku bukan terdakwa, tidak punya mas’alah, kalau pun mas’alah itu ada aku selalu mengadukannya kepada Allah Yang Maha Kuasa. Jika aku lapar dan haus Dia yang memenuhinya. Aku orang miskin tidak punya rumah, tidak punya gedung, juga tidak punya tanah, tapi aku punya Tuhan Yang Maha Kasih.” Pengawal pun berkata kepadanya dengan mengiba: “Ini titah pengeran, dia memintamu dengan penuh harapan agar mau memenuhi undangannya datang ke istana.” Si kuli yang miskin berkata kepadanya: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.” (QS. Ali ‘Imran: 173). Si kuli akhirnya memenuhi permintaan pangeran untuk dateng ke istana, terjadilah dialog anatara keduanya: Pangeran: “Apakah anda kenal saya?” Kuli: “Saya belum pernah bertemu dan melihatmu sebelumnya, maka saya tdak mengenalmu.” Pangeran: “Saya seorang putra mahkota Khalifah Abbasiyah.” Kuli: “Katanya begitu.” Pangeran: “Apa pekerjaanmu?” Kuli: “Saya bekerja di pasar bersama hamba Allah yang
Pada hari berikutnya ia kembali melakukan perbuatan yang 216
lainnya.” 217
Pangeran: “Saya sering memperhatiakanmu dari kejauhan. Saya melihat kamu mengalami kesusahan, saya ingin meringankannya.” Kuli: “Dengan cara apa kamu akan melakukannya?” Pangeran: “Bawa keluargamu, tinggallah bersamaku di istana, makan, minum, istirahat, tidak susah dan tidak pula resah.” Kuli: “Tidak ada kesusahan bagi yang tidak bersalah, tidak ada kemurungan bagi yang tidak berdosa, tidak ada kesedihan bagi yang tidak menyakiti. Sedang yang menjelang sore dalam kemurkaan Allah, dan menjelang pagi dalam kemaksiatan, dialah yang dalam keresahan, kemurungan dan kesedihan.” Pangeran: “Apakah kamu mempunyai keluarga?”
Pangeran: “Mengapa?” Kuli: “Saya takut hatiku mengeras dan agamaku luntur.” Pangeran: “Apakah kamu lebih menutamakan menjadi kuli lapar, ketimbang hidup enak brsamaku di istana?” Kuli: “Ya tentu, aku lebih suka di luar istana.” Kemudian
kuli
memperhatikannya
itu
semua
pergi
meninggalkannya.
ucapannya
bahwa
Pangeran dia
telah
memberikannya pelajaran berharaga, pelajaran tentang keimanan, tawakkal, ketauhidan, kesederhanaan dan kepuasan terhadap pemberian Tuhan serta pandai bersyukur atas kenikmatan. Pada suatu malam, pangeran siuman dari kelalaiannya dan
Kuli: “Ibuku sudah tua, saudara permpuanku buta, aku
bangun dari tidurnya. Dia sadar bahwa dia dalam tidur nyenyak yang
membawakan makanannya untuk berbuka puasa mereka, sebelum
panjang dan telah tiba waktu untuk bertobat. Ia bangun di tengah
datang Maghrib. Mereka berdua puasa setiap hari, kami berbuka
malam dan berkata kepada ajudannya; ‘Saya pergi ke tempat yang
bersama-sama kemudian tidur setelah Isya.”
jauh. Jika ayahku datang setelah tiga hari, beritakan padanya tentang
Pangeran: “Kapan kau bangun?” Kuli: “Ketika Allah turun ke langit dunia, pada pertiga malam terakhir.”
kepergianku. Aku dan dia akan berjumpa di hari kebangkitan. Jika pertemuan itu telah membanggakannya di dunia, maka cukuplah kita bertemu lagi pada hari berkumpul nanti di padang mahsyar. Maka keluarlah pangeran di kegelapan malam ke daerah
Pangeran: “Aapakah kau mempunyai utang?” Kuli: “Dosa-dosa terdahulu antara aku dan Allah.” Pangeran: “Apakah kau tidak mau tinggal bersamaku di istana?”
Wasith, dia lepaskan baju kebesaranya dan memakai pakaian fakir, dia ganti tampangnya menjadi seorang miskin. Dia bekerja upahan pada seorang pedagang, bekerja pada pembuat batu bata dan bangunan. Dia banyak puasa, banyak shalat dan banyak dzikir kepada Allah, menghafal Al-Qur’an. Dia tidak punya harta kecuali
Kuli: “Demi Allah, tidak.”
yang mencukupi untuk sehari saja. Hilang darinya keresahan, kemurungan, kesombongan, kemegahan dan kelalaian.
218
219
Seorang pangeran yang fakir itu dialah Ali ibnu AlMakmun yang telah kembali kepada Allah, wafat dalam kadaan miskin. Pedagang itu mengabarkan bahwa yang mati itu adalah putra mahkota
Al-Makmun Khalifah Abbasiyah. Si pedagang
itu diwasiatkan olehnya jika
ia mati agar ia memandikannya,
mengafani dan menguburkannya. Kemudian ia diberi cincinnya
َْْ ُْ ٌَْ ْ َ ﻟَ َﻘ ْﺪ َﺎﻛ َن ﻲﻓ ﻗ َ ﻛ ﺎب اﻷ و ﻷ ة ﺮﺒ ﻋ ﻢ ﻬ ﺼ ﺼ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf: 111).
untuk disampaikan kepada AL-Makmun setelah kematiannya. Setelah kelar ia menguburnya ia pun membawa cincin itu ke hadapan baginda Al-Makmun. Ketika Raja melihat cincin itu dia menangis.
Kedua, ucapan sang kuli fakir yang dia ambil dari Al-Qur’an:
Lalu dia menanyakan perihal anaknya kepada pedagang itu. “Apa
ْ ْ ْ ُ َُ ْ َ ﻴ ِﻞ,ِ اﷲ َو ﻧِﻌ َﻢ اﻟ َﻮ ﺣﺴﺒﻨﺎ
yang telah ia lakukan dahulu?” Pedagang itu menjelaskan perihal keadaan anaknya, bahwa ia adalah seorang yang shalih, sangat sederhana, puasa di siang hari, bangun di malam harinya untuk melakukan shalat, menghafal Al-
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaikbaik pelindung” (QS. Ali Imran:173),
Qur’an dan dia sangat rajin beribadah. Khalifah Al-Makmun dan beserta menteri-menterinya sangat terharu mendengarnya, akhirnya
adalah senjata ampuh bagi orang yang kembali kepada-Nya. Dan
mereka bersama menangis pilu dan mereka yakin bahwa sang
dengan ucapan itu sang Pangeran mendapat hidayah dan mengikuti
pangeran telah menemui jalan kebahagiaannya dan keselamatannya
kesahalihan sang kuli yang selalu bersehaja dan tabah dalam
di akhirat kelak.[Al-Misk wal-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar].
mengarungi segala rintangan yang dihadapinya dalam kehidupan fana. Sampai-sampai sang Pangeran rela meninggalkan istana dan kebesarannya, dan bersedia hijrah kembali kepada Allah dengan
‘IBRAH
segala kesederhanaan dan kefakiran hidupnya.
Ayat itu sering
Pertama, kisah ini salah satu contoh orang yang kembali
diucapkan baginda Rasulullah saw. ketika beliau menghadai
kepada Allah SWT yang sepenuh hidupnya dihabiskan untuk
musuh-musuh dalam berbagai peperangan, di antaranya perang
mengabdi kepada-Nya dan menjadi pelajaran buat kita semua
Badar, Ahzab dan Tabuk, sedangkan jumlah kaum muslim belum
sebagai guru dalam kehidupan.
banyak ketika itu, tetapi mereka kembali kepada Allah dan Dia pun menolong dan memberinya petunjuk dan kemenangan. Begitu juga Nabi Musa as. ketika dikejar Firaun dan tentaranya, laut di depannya dan kematian di belakangnya. 220
221
Maka dikeluarkanlah senjatanya seraya mengatakan:
40
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Allah sebaikbaik pelindung.” (QS. Ali Imran: 173).
Allah pun menolongnya dan menyelamatkannya. Itulah senjata bagi orang-orang yang kembali kepada Allah SWT. dan kepada-Nyalah sebaik-baik sandaran dan tempat kembali.
UKASYAH MEMBALAS PUKULAN NABI SAW Ibnu Abbas ra. menuturkan bahwa Nabi saw. ketika sudah dekat ajalnya, memerintahkan Bilal ra. mengumandangkan azan untuk mengundang orang-orang agar melaksanakan shalat berjama’ah. Maka datanglah mereka berduyun-duyun dari kalangan kaum muhajirin dan anshar memadati masjid Nabi saw. Lalu beliau mengerjakan shalat dua raka’at bersama-sama dengan mereka, kemudian beliau naik mimbar membaca tahmid dan berkhutbah di hadapan mereka dengan kalimat-kalimat yang amat mnyentuh relung hati yang paling dalam, sehingga banyak dari mereka yang meneteskan air mata. Rasulullah saw. bersabda: “Hai kaum muslimin sekalian! Sesungguhnya aku bagi kalian semua itu bagaikan Nabi dan penasihat serta sebagai orang yang mengajak kepada jalan Allah dengan izin-Nya. Dan aku bagi kalian semua adalah seper" saudara kandung yang saling mencintai dan mengasihi seper" ayah dan anak-anaknya. Barang siapa yang mempunyai
222
223
hak yang bisa dituntut, hendaklah berdiri dan membalas kepadaku, sebelum aku dituntut balas di hari kiamat.”
Abu Bakar dan Umar bin Khathab berdiri seraya berkata: “Hai Ukasyah! kami berdua berada di hadapanmu maka qishashlah kami sebagai gantinya.” Maka beliau menegor keduanya,
Tidak seorang pun yang berani berdiri, sehingga beliau bersabda berulang-ulang kali. Akhirnya berdirilah seorang laki-laki bernama Ukasyah bin Muhshan di hadapan Nabi saw. dia berkata:
“Hai Abu Bakar dan Umar, duduklah kalian! Sungguh Allah SWT telah mengetahui tempatmu berdua.”
“Demi ayahku dan ibuku, wahai Rasulullah! Seandainya engkau tidak mengumumkan kepada kita berkali-kali, tentu saya tidak mengemukakan hal itu. “Sungguh saya pernah bersama engkau di dalam perang Badar, sedang onta saya mengikuti onta milikmu, lalu saya turun dari onta dan saya mendekatimu, tiba-tiba engkau telah mengangkat tongkat dan engkau pukulkan onta agar berjalan cepat dan engkau pukul juga tulang rusuk saya, maka saya tidak tahu apakah engkau sengaja ataukah engkau hendak memukul ontamu sendiri?”
Kemudian giliran Ali ra. berdiri sambil berkata: “Hai Ukasyah! Saya di dalam hidup ini selalu berada di samping baginda Nabi, maka tidak sampai hati jika engkau membalas beliau, dan inilah perutku dan punggungku, qishashlah dengan tanganmu, ayo pukullah aku sebagai gantinya.” Ali pun mendapat teguran,
Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Hai Ukasyah! Aku tentu "dak sengaja memukul kamu” Selanjutnya Nabi saw. memerintahkan Bilal ra. untuk mengambilkan tongkatnya di rumah Fatimah dan beliau meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil bersabda, “Inilah Rasulullah yang telah menyediakan dirinya untuk diqishash(dibalas). Setibanya Bilal ra. di rumah Fatimah dia berkata: “Saya datang ke mari untuk mengambil tongkat Rasulullah.” Fatimah berkata: “Untuk apa ayah memerintahkan engkau mengambilkan tongkatnya?” Bilal menjawab singkat: “Beliau telah menyediakan diri untuk diqishash (dibalas).”
“Hai Ali, duduklah! Sungguh Allah telah mengetahui tempat dan niatmu.” Kedua cucu Rasulullah saw. Hasan dan Husain bangkit berdiri tidak mau tinggal diam, mereka berkata: “Qishashlah kami berdua hai Ukasyah, kalau kau lakukan pada kami berati engkau talah mengqishashnya.” Menyaksikan kejadian tersebut Nabi saw. bersabda: “Hai buah ha"ku Hasan dan Husain! Duduklah kalian berdua.” Setelah itu Nabi saw. bersabda: “Hai Ukasyah, pukullah aku! Jika kau mau.” Jawab Ukasyah: “Wahai Nabi, engkau telah memukulku dan aku dalam kedaan tak berbaju.” Rasul pun membuka bajunya, sedang para sahabat nangis histeris menyaksikan kejadian yang sangat langka itu.
Kemudian Bilal ra. membawa tongkat itu ke hadapan baginda Nabi saw. lalu beliau sendiri menyerahkan tongkat tersebut kepada Ukasyah dan disaksikan para sahabat. Melihat kejadian itu maka
Tatkala Ukasyah melihat badan Rasulullah yang putih lagi harum baunya dia segera memeluk dan mencium punggungnya, seraya berkata: “Aku tebus engkau dengan jiwaku, hai Rasulullah! Siapakah orang yang sampai hati mengqishashmu? Sungguh aku
224
225
melakukan itu dengan harapan, agar supaya badanku bersentuhan dengan badan engkau yang dimuliakan, dan agar Tuhanku menjagaku dari neraka dengan sebab kehormatanmu.”
41
Setelah itu Nabi saw. mengeluarkan pernyataan yang sangat menggembirakan Ukasyah dengan sabdanya: “Ketahuilah, barang siapa yang ingin melihat ahli surga hendaklah dia melihat orang ini.” Maka berdirilah semua kaum muslimin di dalam masjid Nabi saw. mereka menciumi di antara kedua mata ukasah sambil berkata: “Keberuntungan dan kehormatan bagimu, wahai Ukasyah! Engkau telah mendapat derajat yang tinggi dan berteman dengan Rasulullah saw. di dalam surga.” Ya Allah, mudahkanlah bagi kami sekalian untuk memperoleh syafat Nabi saw. dengan kemuliaan dan keagungan-Mu.38)
‘IBRAH Pertama, secara tidak langsung baginda Nabi saw. mengajarkan kepada para sahabatnya ketegasan untuk menegakkan syariat qhihash tanpa pandang bulu. Dan supaya tidak meremehkan sekecil apapun kesalahan itu supaya dilaksanakan hukumannya (qishashnya) di dunia ini, sebelum ia mendapat hukuman (qishash) di akhirat kelak. Kedua, hukum tidak boleh hanya tajam ke bawah, tetapi juga harus tajam ke atas. Sampai-sampai Rasulullah saw. bersabda: “Demi Zat Yang Menguasai jiwaku. Jika saja Fatimah binti Muhammad mencuri, pastilah aku potong tangannya.” (HR. Bukhari 8/16). Sabda lainnya: “Inilah Rasulullah, yang telah menyediakan dirinya untuk diqishash (dibalas).”
CAHAYA DI UJUNG CAMBUK THUFAIL Thufail bin Amru Ad-Dausi hidup di gunung As-Sarah dan dia adalah pemimpin yang mulia dan ditaati di daerah Daus. Dia berangkat dari As-Sarah dari gunung Zahrah menuju Mekah dengan maksud berdagang. Berkumpullah kaum kafir Quraisy karena takut dia masuk Islam. Mereka memperingatinya dari Rasulullah agar tidak berkumpul dengannya dan mendengarkan perkataannya serta nasehatnya. Segeralah mereka berusaha menjauhinya dari Rasulullah saw. dengan berkata kepadanya: “Hai Thufail, engkau adalah pemimpin kaummu dan pada kami ada seorang dukun yang pandai menyihir (maksudnya Rasulullah saw). Jika kau mendengarkan perkataannya, dia akan memisahkan antara kamu dan istri serta anak-anakmu, ia juga akan menyihirmu.” Mendengar saran mereka kepadanya, Thufail pun berkata:
38) Al-Mau’izhatul Hasanah.
226
227
“Demi Tuhan, mereka senantiasa bersamaku hingga aku bertekad untuk tida mendengar dari Muhammad apa pun dan takkan berbicara dan berhubungan dengannya, sampai-sampai aku menutup telingaku karena tidak sudi untuk menyimaknya.” Ketika aku berada di masjid, tiba-tiba aku melihat Rasulullah saw. sedang shalat di dekat Ka’bah. Aku pun berdiri agak dekat dengannya. Rupanya Allah menginginkan aku mendengarkan beberapa ucapannya. Akhirnya aku pun mau mendengarkan beberapa ucapannya yang sangat baik itu. Aku berkata kepada diriku sendiri: “Demi Allah, aku adalah seorang penyair yang tidak lepas dariku sesuatu yang baik dari yang buruk. Jadi apa yang melarangku untuk tidak mendengarkan untaian katanya yang sangat indah, baik dan menarik itu. Jika perkataannya baik maka tentu aku akan menerimanya, dan jika ucapannya buruk tentu aku harus menolaknya.” Setelah itu Rasulullah saw. pergi meninggalkan Ka’bah menuju rumahnya. Kemudian aku masuk ke rumahnya, aku pun berkata kepadanya: “Hai Muhammad, kaummu berkata begini begitu kepadaku tentang dirimu, mereka senantiasa menakutnakutiku hingga aku menutup telingaku agar aku tidak mendengar perkataanmu, kemudian Allah menginginkan aku mendengar ucapanmu dan aku menerimanya. Jadi terangkan padaku perihalmu.” Rasulullah saw. menerangkan padaku tentang Islam. Beliau membacakan kepadaku Al-Qur’an. Demi Allah, aku tidak mendengar perkataan yang lebih baik dan lebih adil dari itu. Aku akhirnya masuk Islam dan mengucapkan syahadat di hadapannya. Lalu aku berkata kepadanya: “Wahai Nabi Allah, aku adalah seorang yang ditaati di antara kaumku dan aku kembali kepada mereka untuk mengajak mereka memeluk Islam. Berdoalah kepada Allah, agar memberiku 228
tanda yang membantuku untuk mengajak mereka pada yang aku inginkan.” Beliau bersabda: “Ya Allah, berilah tanda kepadanya.” Lalu aku segera kembali menemui kaumku, dan ketika aku bertemu dengan mereka, tiba-tiba cahaya telah bersinar di hadapanku bagaikan lentera yang terang. Aku berkata: “Ya Allah, letakkan di selain wajahku karena aku takut mereka mengira itu adalah balasan yang menimpa wajahku karena aku telah keluar dari agama mereka.” Maka pindahlah cahaya itu ke ujung cambukku, semua yang hadir memperhatiakan cahaya itu di ujung cambuku bagaikan lentera yang tergantung. Tatkala aku tiba di antara mereka, datanglah ayahku yang sudah sangat tua, aku berkata kepadanya: “Ayah engkau telah diharamkan dariku, juga aku telah diharamkan darimu.” Dia berkata: “Mengapa demikian?” Aku menjawab: “Aku telah memeluk Islam, dan mengikuti agama Muhammad saw.” Mendengarkan ucapanku dia malah mengikuti jejakku dan memeluk Isalm. Juga istriku mengikuti jejak ayahku dan bersyahadat. Lalu aku kembali ke kaumku untuk mengajak mereka memeluk Islam, namun mereka lambat laun meninggalkanku. Setelah itu aku kembali ke mekah menuju Rasulullah saw. dan berkata kepadanya: “Wahai Rasulullah, zina telah mengalahkan segalanya di daerah Daus, maka berdoalah untuk mereka, lalu Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya seraya menghadap kiblat, aku berkata di dalam hati: “Hancurlah Daus, hancurlah Daus, hancurlah Daus.” Tetapi Rasulullah saw. bersabda “Ya Allah, tunjukilah mereka, tunjukilah mereka, tunjukilah mereka.” Kemudian beliau besabda: “Kembalilah ke kaummu, serulah dan berlemah lembutlah 229
pada mereka.” Mendengar perintah Nabi saw. aku pun kembali ke daerah Daus untuk mengajak kaumku ke agama yang benar yaitu Islam, mereka pun menyambutnya dan memeluk Islam dan mengucapkan syahadat. Thufail meminta izin kepada Rasulullah saw. untuk membakar Dzu Kaffain (berhala milik Amru bin Hamamah) dan ia pun dizinkan, karenanya dia langsung membakarnya sambil berkata: “Hai Dzu Kaffain, aku bukanlah penyembahmu, kelahiran kami lebih lama dari kelahiranmu, sungguh aku menyumpalkan api di hatimu.”
Tatkala pertempuran berkecamuk Thufail bin Amru ambruk tersungkur mati syahid di jalan Alllah SWT, itu ia lakukan demi menegakkan kalimat “Laa ilaaha illallah.” Anaknya terluka berat tetapi ia belum mati, kemudian ia mati syahid di Yarmuk pada zaman khalifah Umar bin Khathab ra. [Al-Misk wal ‘Anbar fi KhuthabilMimbar].
Thufail berjuang dengan penuh kegigihan dan keikhlasan, mengabdi pada Islam dengan sepenuh hati, berjihad tak hentihentinya setelah banyak bangsa Arab yang murtad. Dia mengajak orang-orang yang murtad hingga ia mengosongkan tanah Thuhailah dan Najed. Kemudian bergerak mengajak kaum muslimin menuju Yamamah untuk mengejar pendusta Musailamah Al-Kadzdzab, bersamanya ada anaknya yang bernama Amru bin Thufail.
Pertama, pengabdian Thufail bin Amru Ad-Dausi pada Islam setelah ia mendapat petunjuk Allah SWT adalah pengabdian yang dilakuaknnya dengan penuh kecintaannya kepada Allah dan Rasulnya, sampai-sampai jiwa taruhannya dan mati sebagai syahid di medan perang. Anak tercintanya pun Amru bin Thufail menyusul tewas di Yarmuk pada masa Khalifah Umar bin Khathab ra. Sesungguhnya petunjuk ke jalan yang lurus itu adalah nikmat terbesar yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya. Petunjuk itu memiliki tanda-tanda dan sebab-sebab. Biasanya orang yang mendapatkannya adalah yang mencari sebab-sebabnya juga. Di antara sebab terbesarnya kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, menjalankan dan mengamalkannya serta melaksanakan syariat-Nya yang terkandung di dalamnya. Itu tanda-tanda cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT berirman:
Ketika Thufail di perjalanan menju Yamamah, ia bermimpi dan berkata: “Aku bermimpi tolong ditafsirkan mimpiku ini, ‘Aku melihat kepalaku gundul, keluar dari mulutku ini seekor burung, aku juga menjumpai seorang wanita dan ia memasukan aku ke dalam kemaluannya, aku melihat anakku memohon pertolongan dariku, lalu aku melihatnya terkurung.” Mereka berkomentar: “Wah, itu bertanda kebaikan.”
‘IBRAH
ُ ْ ْ ُ ْ ُ ' َ َ َ ْ ُّ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ْ ُ ْاﷲ َو َﻓ ْﻐﻔﺮ ُ ﻜ ُﻢ ﺤﺗﺒﻮن اﷲ ﻓﺎﺗ ِﺒﻌﻮ ِﻰﻳ ﺤﻳ ِﺒﺒ ِ ﻗﻞ إِن ﻛﻨﺘﻢ ِ ُ َ ُ َ ْ ُ َُُْ ْ ُ َ ْ اﷲ ﻟﻔ ْﻮ ٌر 'ر ِﺣﻴ ٌﻢ ﻟﻜﻢ ذﻧﻮﺑﻜﻢ و
Lalu Thufail menafsirkannya sendiri kepada mereka: “Adapun, gundulnya kepalaku adalah akan terpotong. Adapun wanita yang memasukkan aku ke dalam kemaluannya adalah sebuah tanah yang digali untukku hingga aku masuk kedalamnya. Adapun permohonan anakku kemudian ia terkurung adalah aku melihatnya akan bersungguh-sungguh agar ia ditimpa seperti apa yang menimpaku.”
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, iku!lah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengmpuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Ali ‘Imran: 31).
230
231
Thufail bisa saja jasadnya mati, tapi ia hidup di sisi Tuhannya. Firman Allah SWT,
ُ ُ ْ , ,َ َ َْ ََ ْ َ َْ ً ََْ ْ ٌﺣﻴَﺎء ﻓ َﻦ ﻗ ِﺘﻠ ْﻮا ِﻲﻓ َﺳ ِﺒﻴ ِﻞ اﷲ ِ أﻣﻮاﺗﺎ ﺑﻞ أ-ا ِ وﻻ ﺤﺗﺴﻦﺒ ْ َ ُ َﻦﻴ ﺑ َﻤﺎ َءاﺗ َ ْ ﻋﻨْ َﺪ َر ِّﺑﻬ ْﻢ ﻳُ ْﺮ َزﻗُ ْﻮ َن ﻓَﺮﺣ ُ ﻴﻬ ُﻢ اﷲ ِﻣ ْﻦ ﻓﻀ ِﻠ ِﻪ َو ِ ِ ِ ِ ِ َ ْ َ ٌ َ َ ُ َ َْ َْ َ ْ , َ ْ ُ َْ َْ ﺤﻘ ْﻮا ﺑِ ِﻬ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻬ ْﻢ أﻻ ﺧ ْﻮف ﻓﻦ ﻟﻢ ﻳﻠ-ﺎ ِ ِﻳﺸﺘﺒ ِﺮﺸون ﺑ َ ُ َْ ُ َ َْ َﻋﻠﻴ ِﻬ ْﻢ َوﻻ ﻫ ْﻢ ﺤﻳ َﺰﻧ ْﻮن “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Aallah itu ma!, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhanya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bersenang ha! terhadap orang-orang yang masih !nggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa !dak ada kehawa!ran terhadap mereka dan !dak pula mereka bersedih ha!.” (QS. Ali ‘Imran; 169-170).
42 EKSEKUSI UNTUK PUTRA UMAR Umar bin Khathab ra. mempunyai dua orang putra, yang pertama bernama Abdullah dan yang kedua Ubaidullah yang terkenal dengan nama Abu Syahmah. Dia rajin mempelajari dan membaca Al-Qur’an dan bacaannya mirip bacaan Rasulullah saw. Pada suatu ketika Abu Syahmah pergi keluar melewati
Kedua, demikianlah, barangsiapa yang dikehendaki Allah SWT mendapat hidayah-Nya, niscaya Dia akan menunjukkan jalannya dan memudahkan baginya jalan petunjuk itu. Barangsiapa yang berpaling dari Allah SWT dan tidak memerlukan-Nya, niscaya Dia mengharamkan baginya petunjuk itu dan menutup mata hatinya hingga ia menjadi orang yang paling merugi. Allah SWT berirman:,
ُ َﻓ ْﻬﺪي ُ اﷲ ِﺠُ ْﻮرهِ َﻣ ْﻦ ﻳ َ َﺸ ﺂء ِ ِ
rumah orang Yahudi, ia bertemu dengannya dan mampir sejenak sambil disuguhkan minuman arak yang dicampur sedikit kurma agar beraroma dan terasa segar. Lalu ia keluar dari sisi mereka dan berjalan di kebun Bani Najjar. Di sana dia menjumpai seorang wanita sedang tidur, lalu ia membujuk dan merayu wanita itu untuk melakukan perbuatan keji, tentu wanita tersebut berusaha keras untuk menolaknya, tetapi hal itu tidak berhasil. Sampai-sampai ia merobek pakaiannya dan
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nur: 35).
mencacimakinya. Wanita itu sangat tidak berdaya atas kejadian yang
232
233
menimpanya waktu itu. Akhirnya ia menunggu empat bulan ternyata
sudah berusaha keras menolaknya sampai-sampai aku merobek
kandungannya semakin membesar dan nampak. Ia menahan dirinya
pakaiannya namun aku tidak kuasa. Lalu aku pulang ke rumah
dan menunggu sembilan bulan hingga melahirkan.
dengan sabar setelah ia berbuat keji denganku. Maka aku menunggu
Kemudian setelah dianggap tepat, ia membawa anaknya dan menyerahkannya ke masjid Rasulullah saw. Pada hari itu kebetulan Umar ra. sedang mengadili para pelaku kejahatan. Lalu wanita itu menyerahkan dan meletakkan anak bayi itu di hadapan Umar ra. maka terjadilah dialog antara keduanya. Wanita: “Wahai Amirul Mukminin! Ambillah anak ini. Kamu lebih berhak terhadap anak ini ketimbang aku.” Umar: “Hai budak wanita! Terangkanlah duduk perkaranya, inikan anakmu dan engkau pula yang melahirkannya, bagaimana bisa aku lebih berhak terhadap anak ini ketimbang dirimu.” Wanita: “Hai Amirul Mukminin, dia dari darah daging anakmu Abu Syahmah.”
masa haidku, ternyata aku tidak haid dan aku merasa heran akan hal itu. Kemudian aku menunggu selama sembilan bulan, akhirnya aku melahirkan anak ini. Maka ambillah dia dan engkau lebih berhak pada daripada aku. Dan sungguh aku buka kejahatan dunia atas akhirat.” Mendengar penjelasan wanita tadi sepontan Umar ra. menangis tersedu-sedu hingga air matanya membanjiri jenggotnya sambil mengeluh: “Aduh alangkah malangnya Umar nanti di hadapan Allah di hari kiamat.” Umar: “Wahai budak wanita! Apakah ucapan kamu benar? Jika kamu benar, aku percaya padamu.” Wanita: “Apa yang engkau inginkan dariku, demi Allah aku tidak berdusta. Aku mengatakan sebuah kejujuran di hadapanmu.
Umar: “Hai budak wanita! Apakah dia melakukannya dengan cara halal atau haram?”
Aku siap bersumpah di hadapnmu dengan mushaf.” Umar ra. pun mendatangkan mushaf Al-Qur’an padanya,
Wanita: “Wahai Amirul Mukminin! Demi Allah, ditinjau dari
dan ia bersumpah dari Surat Al-Baqarah sampai dengan Surat Yasin
sisi diriku halal tetapi dari sisi dirinya (Abu Syahmah) jelas haram.”
sambil berkata: “Wahai Amirul Mukminin! Sesungguhnya anak ini
Umar: “Bagaimana itu bisa terjadi? Jelaskanlah!”
dari putramu Abu Syahmah.” Ketika sampai Surat Yasin, berkata Umar ra. kepadanya: “Wahai budak wanita! Engkau benar bukan
Wanita: “Pada suatu hari aku keluar dari rumahku ke kebun
pendusta.” Lalu beliau melompat dengan keadaan berdiri sambil
Bani Najjar, aku berteduh di bawah pohon itu sampai tertidur lelap
berkata: “Wahai sahabat Rasulullah! Biasakanlah padaku selagi
untuk menghindari panas terik matahari di kala itu. Kemudian
kalian memerlukannya sehingga aku kembali kepada kalian.” Sesaat
lewatlah putramu itu dalam keadaan mabuk. Ia memaksaku dan
kemudian beliau pergi, dan di hadapannya terdapat tiga puluh dinar
merayuku terus menerus untuk melakukan perbuatan keji itu, aku
dan sepuluh potong pakaian.
234
235
Umar: “Wahai budak wanita! Ambillah ini semua untukmu,
kepalanya karena merasa malu terhadap ayahnya dan menjadikan ia
dan halalkanlah dari ankku Abu Syahmah di dunia ini sekalipun di
tidak berani berbicara. Bicaralah hai anakku! Jika kamu jujur maka
sisinya bagimu ada sesuatu, maka engkau akan mengambilnya di
selamatlah kamu, dan jika kamu dusta maka binasalah kamu.”
tempat berdiri (pada hari kiamat) di hadapan Allah SWT.” Wanita itu mengambilnya dan mengambil anaknya serta kembali pulang. Sedangkan Umar ra. menjumpai anaknya yaitu Abu Syahmah, ia dalam keadaan duduk sambil makan. Umar pun membiarkannya menyelesaikan makannya. Setelah kelar dari makannya maka terjadilah dialog antara keduanya. Umar: “Wahai anakku! Ada permasalahan dunia padamu.”
Abu Syahmah: “Wahai ayahku! Itu adalah benar dari perbuatanku, hanya saja aku telah menyesali itu semua.” Umar: “Penyesalan tidak lagi manfaat bagimu setelah merasa rugi. Sesungguhnya kamu putra seorang Amirul Mukminin, seorang pun tidak ada yang berani berkata kepadamu tentang sesuatu dan sungguh kamu telah menampakkan kejelekanku di hadapan para sahabat Nabi saw.”
Abu Syahmah: “Siapakah yang telah mengabari tentang
Setelah itu Umar ra. menggandeng tangan anaknya Abu
masalah itu? Padahal Rasulullah saw. telah wafat, wahyu pun telah
Syahmah, dan membawanya kehadapan para sahabat Nabi saw. Lalu
terhenti.” Kemudian ia pun menguatkan ucapannya sambil berkata
beliau berkata: “Wahai kaum muslimin sekalian! Ketahuilah bahwa
dengan penekanan sumpah: “Demi Allah, aku tidak berbuat maksiat,
anakku Abu Syahmah telah mengakui dosanya, sesungguhnya budak
jika ada seseorang mendatangi engkau. Maka tanyakan padaku dari
wanita itu benar pengakuannya.”
padanya. Sungguh aku tidak menghianati engkau tentang sesuatu.”
Setelah itu Umar ra. memanggil seorang laki-laki dengan
Umar: “Aku bertanya padamu tentang yang terlihat dan tidak
sebutan muflih (orang yang menang) seraya berkata: “Hai muflih!
terlihat, sedangkan hal tersebut dalam pandangan Tuhan Yang
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini,
Maha Agung. Aapakah pada suatu hari kamu melewati tempat
deralah dia!”
tinggal orang Yahudi dan kamu bertemu dengannya, lalu ia memberi minum arak padamu dari kurma dan kamu meminumnya hingga hatimu gelisah. Kemudian kamu pergi dan melewati kebun Bani Najjar, kamu melihat wanita sedang tidur lalu kamu membujuknya
Muflih: “Wahai Tuanku! Bagimana aku mendera, andaikan aku mendera onta sungguh dapat mematikannya dan jika aku memukul tembok, maka tembok akan hancur berantakan.”
untuk melakukan perbuatan keji sedang ia berusaha keras menolak
Umar: “Diam kamu! Kerjakan perintahku, cambuklah ia pada
perbuatan tersebut, hingga ia merobek bajumu dan memaki-maki
punggungnya, jika ia mati memang sudah sampai ajalnya dan jika ia
kamu lalu ia pun pulang ke rumahnya. Ketika ia mendengar Abu
hidup, agar ia tidak kembali kepada dosa selama-lamanya.”
Syahmah bicara Amirul Mukminin, ia terdiam menundukkan 236
Sebelum Muflih mendera Abu Syahmah, ia pun berkata 237
padanya: “Wahai Tuanku! Engkau jangan mencelaku dan
Abu Syahmah mengangkat kepalanya sambil berkata keras
dirimu. Allah dan Tuanku Umar telah memerintahkan aku untuk
sekali: “Selamat atasmu wahai para Sahabat Rasulullah! Ini sebagai
memukulmu.”
ucapan salam perpisahanku atas kalian semua untuk yang terakhir
Abu Syahmah: “Hai Muflih! Kerjakan apa yang telah diperintahkanmu, sebagai balasan orang yang telah durhaka kepada Tuhannya dan meremehkan dosanya.” Muplih pun mencambuknya sesuai dengan perintahnya. Ketiak sampai pada pukulan kedelapan puluh, maka Abu Syahmah berteriak memanggil-manggil para Sahabat Nabi saw. dengan ucapan yang sangat memilukan: “Wahai para Sabat Rasulullah! Tolonglah minta kepada ayahku untuk mengampuni aku?” Dengan penuh mengiba mereka menghadap Umar untuk
kalinya dan tidak pernah kembali lagi sampai hari kiamat.” Maka pecahlah teriakan tangis dari kalangan para Sahabat ketika itu atas perpisahan yang telah disampaikan oleh seorang anak Amirul Mukminin Umar ibnu Khathab. Setelah sampai pada pukulan yang keseratus kali, Umar pun memerintahkan Muflih untuk menghentikannya dan ternyata Abu Syahmah telah menghembuskan nafasnya yang terakhir kali dan telah kembali kepangkuan Tuhannya Yang Maha Pengampun. (Allahummaghfir lahu...amin ya Rab).
menghentikannya.
Para sahabat lalu berbondong-bondong berdatangan untuk
Umar: “Wahai para Sahabat Rasulullah saw.! Apakah kalian lupa terhadap firman Allah,
ْ ََ َ 'ُ ْ ُ ْ َ ' َ َُ ' َ ْ َ ﻞﻛ ﻓﺎﺟ ِﺘواkاﻟﺰا ِﻏﻴﺔ و اﻟﺰ ِا و اﺣ ٍﺪ ِﻣﻨ ُﻬ َﻤﺎ ِﻣﺎﺋﺔ َﺟ َﺘ ٍة َو ﻻ ِ ٌََْ َ ْ ُ ْ ُ َْ ْ ﷲ ِ ﺗﺄﺧﺬﻫﻢ ﺑِ ِﻬﻤﺎ رأﻓﺔ ِﻲﻓ ِدﻳ ِﻦ ا “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah.” (QS. An-Nur: 2).
menghormati kepergian Abu Syahmah, mereka berdatangan dari segala penjuru arah dengan letupan tangis yang bergemuruh merasa kehilangan Abu Syahmah, masjid pun penuh dengan lautan manusia ketika itu. Kemudian ibunya mendatanginya seraya berkata: “Harumlah kau hai anakku! Selamat tinggal.” Umar pun membawanya ke rumahnya, beliau memandikannya, mengafaninya dan menguburkannya. (Diceritakan oleh Abdul Aziz Al-Hajjaj AlKhaulani dari Safwan dari Ibnu Abbas ra.)39)
‘IBRAH Pertama, Ibnu Abbas ra. berkata: “Maka saya melihat
Titah Umar: “Deralah hai Muflih.” Muflih pun menderanya kembali.
Tanqihul-Qaul, Syekh Muhammad bin Umar an-Nawawi alBantani. 39)
238
239
Rasulullah saw. dalam mimpiku, beliau bagaikan bulan purnama yang sempurna mengenakan pakaian putih cemerlang, sedangkan Abu Syahmah berada di hadapannya mengenakan pakaian hijau. Kemudian aku maju menghadap beliau dan aku pun mengucapkan salam kepada baginda Rasul saw. lalu aku mencium antara kedua matanya, lalu beliau bersabda kepadaku: “Hai putra pamanku! Salamku untuk Umar dan katakanlah padanya kalau Rasulullah saw. berkata kepadamu: “Allah telah membalas engkau dariku akan segala kebaikan, di mana engkau tidak menyia-nyiakan hak Allah sesudahku, ketenangan dan keharuman bagimu hai Umar. Allah telah menyediakan gedung-gedung dan kamar-kamar di surga yang penuh dengan kenikmatan untukmu. Sedangkan anakmu Abu Syahmah benar-benar telah sampai di tempat yang disenangi di sisiNya. Setelah itu Ibnu Abbas ra. siuman dan terbangun dari tidurnya dan berkata: “Maka aku pun bangun dari tidurku dan aku bergembira dengan menyaksikan keelokan Rasulullah saw. Aku hidupkan malam itu untuk qiyamullail dan beribadah sampai fajar subuh. Lalu aku pergi ke masjid dan Umar ra. pada waktu itu sedang di lingkari jama’ah Sahabat Rasulullah saw. beliau sedang mengkaji Kitab AlQur’an bersama mereka dengan khidmat. Setelah selesai aku berkata kepadanya: “Hai Umar ra.! Dalam tidurku tadi malam aku melihat baginda Nabi Muhammad saw. terang bagaikan bulan purnama yang sempurna, sedangkan Abu Syahmah di hadapan Rasulullah menggunakan pakaian hijau, Ibnu Abbas terus menceritakannya sampai pada kesimpulan kalau Abu Syahmah telah sampai di tempat yang disenangi di sisi Allah SWT.”
43 JULAIBIB BAGIAN DARI DIRI RASULULLAH SAW Julaibib sahabat miskin yang hidup bersama Rasulullah saw. tidak memiliki keluarga yang jelas, harta benda serta kedudukan apa pun. Diriwayatkan oleh Ahmad, bahwa suatu hari Julaibib pergi menjumpai Rasulullah saw. dengan pakaian yang dekil lagi rombeng, perut lapar, raut muka kusut dan badan sangat tidak terurus. Ketika beliau menyaksikan Julaibib dalam keadaan seperti
Kedua, sungguh Umar bin Khathab adalah salah seorang Sahabat Nabi saw. yang sangat tegas dalam menentukan suatu hukum tanpa tebang pilih dan pandang bulu. Dia mengutamakan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman untuk menentukan suatu keputusan hukum yang adil. Beliau mengutamakan dan mendahulukan akhirat dari dunianya.
itu, maka beliau menyapanya dengan sabdanya: “Wahai Julaibib,
240
241
tidakkah kau menikah?” Dia langsung menjawab: “Wahai Rasul, Allah mengampunimu, siapakah yang menikahkan aku?” Nabi pun mengulang lagi pertanyaannya; “Wahai Julaibib, tidakkah kau menikah?” Dia menjawab: “Siapakah yang sudi menikah denganku
yang tidak punya harta dan ketampanan?” Kemudian Rasulullah saw.
anaknya, kemudian beliau bersabda: “Ikuti penadapat anakmu itu.”
mengulangi sabdanya untuk yang ketiga kalinya: “Wahai Julaibib,
Maka, lelaki itu menikahkan Julaibib dengan putrinya.
tidakkah kau menikah.” Dia pun hanya menjawab sebagaimana sebelumnya: “Wahai Rasul, siapakah yang mau menikah denganku dengan segala kekuranganku ini, miskin dan buruk rupa.” Mendengar ucapan Julaibib maka Rasulullah saw. bersabda: “Pergilah engkau ke rumah orang Anshar itu, katakan kepada mereka: “Rasulullah saw. menyampaikan salam dan bersabda: “Nikahkan anak wanita kalian kepadaku!”
Akhirnya
wanita
itu
merasakan
kebahagiaan
yang
sesungguhnya, hidup berkeluarga bersama Julaibib, keluarga yang dibangun dengan penuh iman dan taqwa, konsisten dengan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Muslim meriwayatkan bahwa, pada sebuah peperangan yang dimenangkan oleh kaum muslimin, Rasulullah bersabda kepada sahabatnya: “Apakah kalian kehilangan seseorang? Mereka
Kemudian Julaibib pun pergi mengetuk pintu orang Anshar
menjawab: “Ia, fulan, fulan dan fulan.” Beliau bertanya lagi: “Apakah
yang dimaksud itu, si pemilik rumah bertanaya: “Siapa yang mengetuk
kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab: “Iya, fulan, fulan
pintu?” Dijawab: “Julaibib.” Mereka berkata: “Apa keperluanmu
dan fulan.” Beliau mengulangi pertanyaan yang ketiga kalinya:
dengan kami?” Setelah itu keluarlah pemilik rumak seraya bertanya:
“Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab: “Tidak.”
“Apa yang kau inginkan dari kami?”
Beliau bersabda: “Tapi saya kehilangan Julaibib, maka carilah ia.”
Ketiaka itu juga Julaibib menyampaikan salam Rasulullah saw.
Setelah dicari ternyata Julaibib berda di antara korban perang,
kepadanya dan pemilik rumah sangat bergembira mendengarnya.
mereka menemukannya di samping tujuh orang yang telah ia bunuh
Lalu Julaibib berkata kepadanya: “Dan beliau memerintahkan kalian
hingga ia terbunuh pula. Rasulullah saw. menghampirinya dan
nuntuk menikahkan anak wanita kalian kepadaku.” Pemilik rumah
berdiri di dekatnya seraya bersabda: “Dia telah membunuh tujuh
itu berkata: “Saya akan musyawarahkan dulu dengan ibunya.” Dia
orang lalau dia pun terbunuh. Ia sebagian dariku, dan aku sebagian
pun bermusyawarah dengan istrinya dan berkata: “Demi Allah, tidak
darinya.” Beliau pun mengangkatnya dengan kedua tangannya
kita nikahkan dia dengan anak wanita kita.”
untuk diletakkan ke dalam kuburnya. Kemudian beliau mendoakan
Tatkala si anak wanita yang shalihah itu mendengar ucapan ibunya, maka segeralah ia menegur ibunya sambil berkata: “Apakah kalian berani menolak permintaan dari Rasulullah? Serahkan aku
istri Julaibib: “Ya Allah, limpahkan kepadanya kebaikan, dan jangan Kau jadikan kesusahan atas kehidupannya.” Begitu Imam Ahmad menjelaskan dalam Musnadnya.40)
kepadanya, sesungguhnya dia tidak akan menterlantarkanku.” Mendengar ucapan anaknya seperti itu, maka ayahnya segera pergi menuju rumah Rasulullah saw. dan menceritakan perihal 242
40) Al-Misk wai-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar, Dr. Aidh al-Qarni
243
‘IBRAH
44
Pertama, Julaibib seorang sahabat yang fakir dan tidak memiliki ketampanan tetapi ia memiliki ketaqwaan, karenanya Rasulullah saw. bersabda: “Kamu sebagian dariku, dan aku sebagian darimu.” Dia mengenakan pakean merah ketika mati, tidak sampai waktu malam pakaian itu telah berubah menjadi sutra hijau. Kedua, walau Julaibib seorang miskin, tidak ganteng dan tidak mempunyai keturunan yang jelas, tetapi Rasulullah telah membangunkan baginya sebuah rumah tangga yang pondasinya iman dan taqwa. Beliau menjodohkannya dengan seorang wanita
BAYI YANG BERBICARA
salihah yang cantik rupa dan berahlak mulia. Sehingga terbinalah kehidupan rumah tangga yang bahagia di antara mereka berdua dengan pondasi taqwa.
Bukhari telah mengisahkan dalam riwayatnya bahwa seorang bayi yang masih menyusu kepada ibunya. Lalu seorang laki-laki
Ketiga, dengan iman dan taqwa hidup menjadi bahagia dan
melintas dengan menunggang kuda yang gagah lagi indah baik dari bentuk, pakaian serta rupa yang menawan.
menggapai kedudukan mulia.
Melihat penampilannnya yang energik lagi menarik serta nyentrik, maka ibu bayi tersebut berkata: “Ya Allah, jadikanlah anakku kelak seperti dia.” Tiba-tiba anak itu melepaskan isapan susunya dengan memandang ke wajah ibunya dan berkata: “Ya Allah, jangan Kau jadiakan aku seperti dia.” Kemudian ibu dan anak itu melewati seorang wanita yang sedang dipukuli. Mereka yang memukulinya mengatakan kepadanya: “Kamu berzina, engkau mencuri.” Wanita yang dipukuli tadi hanya dapat mengucapkan: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung kami.”
244
245
Menyaksikan kejadian tersebut sang ibu bayi berkata: “Ya
Bukhari dan Muslim).
Allah, jangan kau jadikan anakku ini seperti dia.” Tiba-tiba bayi itu
Tiga orang bayi dimaksud adalah: Bayi yang pertama,
melepaskan isapan susu dan memandang ibunya sambil berkata: “Ya
bayi dalam kisah Maryam yaitu Isa di waktu kecil. Ketika Maryam
Allah, jadikanlah aku seperti dia.”
membawa Isa, orang-orang Bani Israil berkata:
Ibu bayi itu berkata: “ Seorang laki-laki ganteng melintas. Aku berkata: “Ya Allah, jadikan anakku seperti dia.” Namun kamu kemudian berkata: “Ya Allah, jangan Kau jadikan aku seperti dia.” Kemudian ketika melintasi seorang budak waniata yang sedang dipukuli. Orang-orang yang memukulinya mengatakan: “Engkau
ُّ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ﻳﺎ أﺧﺖ ﻫﺎرون ﻣﺎ ﺎﻛن أﺑﻮ ِك اﻣﺮأ ﺳﻮ ٍء و ﻣﺎ ﺎﻛﻧﺖ أﻣ ِﻚ ﺑَ ِﻐ *ﻴﺎ
berzina, engkau mencuri.” Aku berkata: “Ya Allah, jangan Kau jadikan anakku seperti dia.” Namun kamu kemudian berkata: “Ya Allah, jadikan aku seperti dia.”
“Hai saudara wanita Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang pezina.”(QS. Maryam: 28). Maryam tidak berkata-kata.
Anak bayi tadi kemudian angkat bicara dan menjelaskan tentang keadaan mereka yang sesungguhnya: “Lelaki ganteng itu adalah orang zhalim, maka aku menolak didoakan seperti dia kelak. Sedangkan wanita budak yang dipukuli oleh mereka adalah seorang
َ ُ َْ َ ُْ َ َْ ْ َ َ ََ *-ﻜﻠِّ ُﻢ َﻣ ْﻦ َﺎﻛ َن ﻲﻓ اﻟ ْ َﻤ ْﻬﺪ َﺻﺒﻴﺎ ﻓﺄﺷﺎرت إِ> ِﻪ ﻗﺎﻟﻮا ﻛﻴﻒ ﻧ ِ ِ ِ
wanita shalihah, dia bukan pezina dan pencuri, maka aku pun kagum dengan pendirian dan ucapannya itu, aku ingin menjadi orang shalih seperti dia.”41)
“Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” (QS. Maryam: 29).
‘IBRAH Dengan izin Allah, beberapa saat kemudian Isa dapat Pertama, Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu. Dia maha bisa membuat bayi dapat berbicara sebagaimana cerita di atas. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Tidak berbicara dalam buaian kecuali ga orang.” (HR.
berbicara dengan suara yang fasih, jelas dan lucu. Dalam waktu tiga hari Isa berkata:
ِّ َ َ َ ْ ََ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َﻗﺒk ْ ﻲﻨ ﻧ ِﺒ *ﻴﺎ ﻠ ﻌ ﺟ و ﺎب ﺘ ﻜ اﻟ kﺎ اﺗ ء ﷲ ا ﺪ ِ ِ ِ ِﻗﺎل إ ِ
41) Al-Misk wai-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar, Dr. Aidh al-Qarni
246
247
َ ُ ْ ُ َ َ َْ ًَ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َو ﺟﻌﻠ ﺑِﺎﻟﺼﻼ ِة واﻟﺰﺎﻛ ِةk أﻓﻦ ﻣﺎ ﻛﻨﺖ َو أوﺻ ِﺎ+ﻲﻨ ﻣﺒﺎر ِ ْ ُ َﻣﺎ ُدﻣ ﻴﺎ1 ﺖ َﺣ َ ً َ ََْْ ََْ َ َ 1ََ ﻴﺎ1 ﺎرا ﺷ ِﻘ وﻟﻢ ﺠﻳﻌﻠ ِﻲﻨ ﺟﺒ8ِ 9وﺑﺮا ﺑِﻮ ِا “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberka di mana saja aku berada. Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup, dan berbak kepada ibuku, dan Dia dak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (QS. Maryam: 30-32).
seekor kambing. Maka sang penggembala memintanya untuk mengembalikannya. Lalu serigala itu menoleh kepadanya dan berkata dengan fasihnya: “Siapa yang akan memburunya pada hari pemburuan, hari di mana dak ada penggembala baginya kecuali aku.” Maka berkatalah si penggembala tadi: “Mahasuci Allah, serigala dapat berbicara.” Rasulullah bersabda: “Maka sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar pecaya tentang hal itu.”(HR. Bukhari dan Muslim). Dalam kitab Al-Musnad karya Ahmad bin Hambal dijelaskan bahwa: “Batang kurma itu mengamuk seperti banteng yang mengamuk, karena rindu kepada Rasulullah saw. Melihat hal itu maka Rasulullah saw. menenangkan dan mengusapnya sampai ia menjadi tenang.” Allah bisa membuat benda-benda yang tidak bergerak dapat
Bayi yang kedua adalah bayi dalam kisah Juraij, ketika Juraij dituduh menggauli seorang pelacur hingga hamil dan melahirkan seorang bayi. Maka Juraij menanyakan bayi tadi di hadapan raja: “Wahai bayi, siapakah bapakmu sebenarnya?” Atas seizin Allah anak bayi tersebut menjawab: “Bapakku adalah fulan tukang gembala.” Bayi yang ketiga adalah bayi dalam cerita di atas. Kedua, bahkan bukan hanya bayi yang dapat berbicara fasih atas dasar kehendak-Nya, tetapi serigala pun bisa berbicara, hal itu tertera dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Keka penggembala berada di dekat kambingnya, seekor serigala menyerangnya. Serigala itu mengambil 248
berbicara. Dalam Shahih Bukhari, Jabir berkata: “Masjid Rasulullah diatapi dengan pelepah kurma. Apabila Nabi berkhutbah, beliau berdiri di atas pelepah korma itu. Tatkala dibuatkan mimbar untuknya dan beliau berkhutbah di atasnya, kami mendengar suara seperti suara tangisan, sampai Nabi datang dan meletakkan tangannya di atas pelepah korma. Maka suara itupun berhenti.” Ketiga, mereka semuanya bisa berbicara dan berbuat tidak lain karena izin dan kuasa-Nya. Allah ber irman dalam Al-Qur’an:
ِّ ُ َ َ َ َ ٌ ٍء ﻗَ ِﺪﻳْﺮn ْ َ ﻞﻛ أن اﷲ ﻋﻲﻠ “Sesungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Thalaq: 12).
249
Di ayat lain:
45
َ ْ َ ِّ ُ َ َ َ ُ َ وﻫﻮ ﻋﻲﻠ ﻞﻛ ٍء ﻗ ِﺪﻳ ْ ٌﺮn “Dan Dialah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 1).
AISYAH ISTRI FIRAUN Kisah tentang menyembunyikan keimanan kepada Allah dari orang-orang di sekitarnya tidak hanya dimonopoli oleh rakyat jelata yang tertindas, tapi juga oleh para pembesar maupun istri pembesar. Ini adalah kisah yang mungkin tejadi sepanjang zaman, baik di zaman dahulu, sekarang maupun di masa datang. Salah satunya adalah kisah Aisyah, istri sang penguasa Mesir, Firaun. Dikisahkan bahwa Asiyah istri Firaun merahasiakan imannya dari suaminya. Ketika Firaun mengetahui tentang keimanannya, ia memerintahkannya untuk menghukum dan menyiksanya. Atas dasar perintah tersebut maka mereka menyiksa Asiyah dengan bebagai macam siksaan. Firaun bertiatah kepadanya: “Keluarlah kamu dari agamamu yaneg baru itu.” Namun Asiyah menolaknya dengan tegas, dan dia tetap pada pendiriannya tidak 250
251
mau murtad.
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Firaun menancapkan
Akhirnya ia pun diikat pada suatu tonggak yang terpancang, lalu anggota tubuhnya dipukuli dan disiksa sejadi-jadinya. Firaun memintanya agar melepaskan agamanya, tetapi Asiyah tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk tidak meninggalkan agamanya. Aisyah berkata: “Kamu dapat menyiksa tubuhku, tetapi tubuhku dalam pemeliharaan Tuhanku. Sekalipun kamu mencincang dan memotong tubuhku, hal itu tidak berarti apa-apa bagiku, bahkan akan semakin menambah cintaku pada Tuhanku.” Kemudian lewatlah Nabi Musa di hadapan Asiyah, ia pun memanggilnya: “Wahai Musa, apakah Tuhanku ridha atau murka kepadaku?” Mendengar pertanyaannya, maka Nabi Musa langsung menjawab: “Wahai Asiyah, para Malaikat di langit sedang menanti
empat buah tonggak. Lalu ia menelentangkan istrinya terbelenggu dan terikat pada tonggak-tonggak itu dan melindasnya dengan alat penggiling di bawah terik matahari. Kemudian Asiyah menengadahkan wajahnya ke langit seraya memohon:
َ َْ ْ ْ ْ َْ ِّ َ َ % َ ْ ِّ َرب اﺑ ْ ِﻦ ِﻲﻟ ِﻋﻨﺪ َك ﺑَﻴﺘًﺎ ِﻲﻓ اﺠﻟﻨ ِﺔ و ﺠﻧ ِﻲﻨ ِﻣﻦ ﻓِﺮﻋﻮن % ْ َ ْ َ ْ ِّ َ َ َ َ َ َ ْ اﻟﻈﺎﻟﻤ ﻦﻴ ِو ﻗﻤ ِﻠ ِﻪ و ﺠﻧ ِﻲﻨ ِﻣﻦ اﻟﻘﻮم ِِ “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS. At-Tahrim: 11).
kehadiranmu dengan penuh penantian dan kerinduan. Allah sangat bangga denganmu, dan sampaikan apa yang ingin kau harapkan dari-Nya.” Maka Asiah pun segera memohon kepada-Nya:
Salman Al-Farisi berkata: “Asiyah, istri Firaun disiksa di bawah sengatan terik matahari. Ketika para penyiksa pergi meninggalkannya para Malaikat menaunginya dengan sayapnya dan
َ َْ ْ ْ ْ َْ ِّ َ َ % َ ْ ِّ َرب اﺑ ْ ِﻦ ِﻲﻟ ِﻋﻨﺪ َك ﺑَﻴﺘًﺎ ِﻲﻓ اﺠﻟﻨ ِﺔ و ﺠﻧ ِﻲﻨ ِﻣﻦ ﻓِﺮﻋﻮن % ْ َ ْ َ ْ ِّ َ َ َ َ َ َ ْ اﻟﻈﺎﻟﻤ ﻦﻴ ِو ﻗﻤ ِﻠ ِﻪ و ﺠﻧ ِﻲﻨ ِﻣﻦ اﻟﻘﻮم ِِ
ia melihat rumahnya di surga.” Hasan berkata: “Lalu Allah menyelamatkannya dengan keselamatan yang paling mulia dan mengangkatnya ke surga. Ia pun makan dan minum dengan penuh kenikmatan”42)
“Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS. At-Tahrim: 11). 42) Mukasyafatui-Qulub, Imam al-Ghazali.
252
253
‘IBRAH
46
Pertama, bahwa mencari perlindungan kepada Allah dan kembali kepada-Nya memohon jalan keluar yang terbaik ketika menerima ujian dan bencana adalah menjadi tradisi bagi orangorang shalih dan orang-orang yang bertaqwa. Kedua, tidak ada kenikmatan atau kesenangan tanpa rintangan, dan tidak ada keledzatan tanpa perjuangan dan kepayahan.
PRIORITAS CINTA ZULAIKHA HANYA UNTUK ALLAH Zulaikha si cantik jelita adalah seorang wanita yang kayaraya, ia memiliki banyak harta, mutiara, kalung emas dan permata. Jumlahnya sebanyak muatan tujuh puluh onta. Dia rela menginfakkan semua hartanya itu demi cintanya kepada Yusuf. Setiap orang yang berkata kepadanya: “Suatu hari aku melihat Yusuf.” Maka Zulaikha memberinya satu kalung yang dapat membuat penerimanya kaya. Hingga tidak tersisa sedikit pun dari mutiara dan perhiasannya tersebut. Itu semua dia lakukan karena cinta dan kerinduannya yang begitu besar dan menggebu-gebu kepada Yusuf. Tiada hari yang terlintas di benaknya kecuali “Yusuf, Yusuf ” nama sosok orang yang sangat memikat hatinya. Hingga ia terbuai dan tidak mengingat apapun kecuali Yusuf dambaan hatinya. Ketika dia mengangkat 254
255
wajahnya ke langit, yang ia lihat hanyalah nama Yusuf yang terukir
Yusuf as.43)
indah di sisi bintang yang bertaburan. Setelah Zulaikha beriman dan menikah dengan Yusuf
‘IBRAH
keadaannya berubah luar biasa dari keadaan sebelumnya. Dia selalu menyendiri bahkan menghindar dari Yusuf dan menyepi untuk
Pertama, setelah Zulaikha mengenal Allah maka ia
beribadah. Dia benar-benar tenggelam dalam cintanya kepada Allah
memperioritaskan cintanya hanya kepada-Nya, tenggelam dan larut
semata, Ketika Yusuf mengajaknya ke tempat tidur untuk melakukan
dalam kerinduan yang mendalam terhadap-Nya melebihi cintanya
hubungan badan, ia menepisnya dengan janji untuk melayaninya di
kepada Yusuf as. Ibrahim Al-Khawash ketika ditanya tentang
malam hari. Dan bila diminta untuk melayaninya di malam hari
kecintaan, ia menjawab: “Yaitu kesanggupan untuk menghancur
ia menundanya di siang hari. Begitu usahanya untuk menghindari
leburkan keinginan hawa nafsu, membakar segala sifat dan
permintaan Yusuf.
kebutuhan akan kebendaan, lalu menenggelamkan diri ke dalam
Suatu ketika Zulaikha berkata kepada Yusuf: “Wahai Yusuf,
lautan petunjuk. Rabia’ah Al-Adawiyah berkata: “Andai kecintaan
sebelum mengenal Allah, aku hanya cinta kepadamu, tetapi setelah
anda itu benar, tentu anda mentaati-Nya, karena orang yang cinta
aku mengenal-Nya, maka cintaku kepada-Nya tak menyisakkan
selalu patuh pada yang dicintainya.”
untuk mencintai yang lain, dan aku hanya kenal cinta untuk-Nya. Kedua, terkadang mereka mencintai lima hal, namun lupa
Tak bisa digantikan oleh selain-Nya.”
sama yang lima hal lainnya: “Pertama, mereka mencintai dunia dan Yusuf
berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah telah
melupakan amal untuk kehidupan akhirat. Kedua, mereka mencintai
memerintahkan kepadaku, untuk melakukan hubungan badan
gedug yang megah, dan melupakan pintu kubur. Ketiga, mereka
itu denganmu. Dia memberitahukan kepadaku, bahwa Dia akan mengeluarkan dua orang anak dari rahimmu yang akan dijadikan sebagai Nabi.”
sangat mencintai harta, dan melupakan pertanggungjawabannya. Keempat, mereka mencintai keluarga, dan mereka melupakan bidadari di surga. Kelima, mereka mencintai dirinya sendiri.”
Zulaikha berkata: “Jika memang Allah yang memerintahkan untuk melakukan hal itu dan menjadikan aku sebagai
jalan
Berkata Asy-Syubali dalam syairnya: “Mengingat kecintaan
mewujudkan tujuan tersebut, maka berarti hal itu sebuah ketaatan
kepada-Mu, wahai Kekasihku membuatku mabuk kepayang. Apakah
terhadap perintah Allah, maka silahkan kamu melakukannya.”
anda mengetahui orang yang cinta tanpa dimabuk cinta.”
Dengan demikian maka Zulaikha menjadi tenang dalam dekapan 43) Mukasyafatul-Qulub
256
257
Pendusta cinta menurut Imama Ghazali di dalam kitabnya
47
Ihya’ Ulumid-Din sebagaimana perkataannya: “Barang siapa yang mengakui empat hal, tanpa disertai empat hal yang lainnya, maka ia adalah pendusta. Orang yang mengaku cinta surga, tetapi tidak melakukan ketaatan kepada-Nya, maka dai pendusta. Orang yang mengakui cinta Nabi saw. tetapi dai tidak cinta Ulama dan orangorang fakir, maka dia pendusta. Orang yang mengaku takut terhadap siksa Neraka, tetapi dia tidak meninggalkan kemaksiatan, maka dia pendusta. Dan orang yang mengaku cinta Allah SWT. tetapi dia mebngeluh sebab musibah yang menimpanya, maka dia pendusta.” Ketiga,
kita
wajib
mencintai
Allah
dan
Rasul-Nya,
sebagaimana irman-Nya yang tertera dalam Al-Qur’an:
ْ َ ُ ُ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ( َ َ َ ْ ُّ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ْ ُ اﷲ َو ﻓﻐ ِﻔ ْ ﺮ ﺤﺗﺒﻮن اﷲ ﻓﺎﺗ ِﺒﻌﻮ ِﻰﻳ ﺤﻳ ِﺒﺒﻜﻢ ِ ﻗﻞ إِن ﻛﻨﺘﻢ ُ َ ُ َ ْ ُ َُُْ ْ ُ َ ْ اﷲ ﻟﻔ ْﻮ ٌر (ر ِﺣﻴ ٌﻢ ﻟﻜﻢ ذﻧﻮﺑﻜﻢ و
MERDEKA KARENA ALLAH SWT Ada seorang laki-laki membeli budak yang muda belia. Budak tersebut berkata kepada tuannya: “Wahai tuan, aku sanggup menjadi pelayan anda, tetapi aku akan mengajukan tiga syarat yang tuan harus menyetujuinya. Pertama, tuan jangan sekali-kali melarang
“Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikulah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosadosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31).
aku untuk melakukan shalat lima waktu bila telah datang waktunya. Kedua, silahkan tuan memerintahkan apa saja di siang hari, tetapi tuan jangan memerintahka sesuatu apa pun di malam hari. Ketiga, aku minta tuan membuatkan kamar khusus untukku dan tidak boleh dimasukki siapapun kecuali aku.” Mendengar permintaan si budak, maka tuannya pun berkata kepadanya: “Baiklah, semua syarat itu aku terima. Sekarang silahkan pilih salah satu kamar yang kamu sukai di rumahku ini.” Si budak lalu mencari kamar yang paling cocok buat dirinya. Akhirnya dia pun menemukan kamar kosong yang tidak terawat. Lalu ia berkata:
258
259
“Tuan, aku pilih kamar ini.”
untuk mengintip budaknya melalui pintu kamarnya. Mereka berdua
Melihat pilihannya itu tuannya berkata: “Wahai budak, mengapa kamu memilih kamar kotor yang tidak terurus itu.” Budaknya menjawab: “Wahai tuanku, tidakkkah tuan tahu bahwa sesuatu yang tidak terurus itu akan menjadi indah dan teman yang baik bersama Allah.”
menyaksikan budaknya dalam keadaan bersujud dan di atasnya terdapat lentera yang cahayanya memancar ke langit. Keduanya terpaku menyaksikan keajaiban yang terjadi pada budaknya. Melelehlah air mata mereka dengan derasnya menyaksikan kesalihan budaknya itu. Kemudian pagi pun tiba, lalu si tuan memanggil si budak dan berkata: “Hari ini anda merdeka karena Allah SWT, agar
Selanjutnya si budak itu melayani tuannya dengan baik di siang hari sedangkan di malam harinya ia menghabiskan waktunya untuk tenggelam beribadah kepada Allah dengan khusyu dan tadharru. Ketika si budak sedang beribadah sebagaimana yang ia lakukan di setiap malamnya, tiba-tiba tuannya berkeliling mengitari rumahnya, hingga sampailah ia di depan kamar budaknya. Ia terperangah dan terkagum-kagum, ketika melihat kamar itu penuh dengan cahaya, sementara si budak sedang bersujud yang di atasnya terdapat lentera yang menggelantung cahayanya tembus ke langit. Sementara si budak asyik beribadah dengan penuh khusyu dan tadharru sambil berdoa: “Ya Allah, aku mempunyai kewajiban melayani tuanku, dan itu aku lakukan di siang hari, andaikan hal itu tidak ada, tentu aku tidak akan melakukan kesibukan baik di siang
anda dapat tenggelam dalam peribadatan kepada-Nya. Bukankah anda telah mengajukan argumentasi itu setiap munajat anda?” Mendengar titah tuannya, si budak langsung berdoa dan menengadahkan tangannya ke langit: “Wahai Tuhan, yang sangat menguasai rahasia, sesungguhnya rahasiaku telah terbongkar, aku tidak menginginkan hidup lagi setelah rahasia ini tersiar. Ya Rab, aku ingin kematian.” Setelah selesai doa itu dipanjatkan, maka ia pun tersungkur dan wafat seketika. Demikianlah kondisi orang-orang salih yang memendam kerinduan kepada Tuhan di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dan begitulah keadaan orang-orang yang menempuh jalan Tuhan.44)
hari maupun di malam hari, kecuali hanya untuk berkhidmat kepadaMu. Oleh karenanya terimalah alasanku ini, ya Tuhan.” Tuannya terpaku menyaksikan kesalihan budaknya, ketika pagi datang tiba-tiba lentera yang ada di atas budaknya itu lenyap dan atap rumahnya pun tertutup kembali. Sang tuan pergi meninggalkannya dan menceritakan peristiwa yang ia saksikan tadi malam kepada istrinya. Kemudian di malam yang lainnya sang tuan mengajak istrinya 260
‘IBRAH Pertama, begitulah orang yang telah kembali dan menyerahkan semua jiwanya kepada-Nya, selalu berusaha menutupi amal kebaikannya demi hanya menggapai ridha-Nya. Dia hanya merendam dirinya kepada Allah semata, lalu dia menjadi mabuk setelah minum air kecintaan dan dia tidak akan sembuh kembali 44) Mukasyafatul-Qulub.
261
kecuali dengan melihat-Nya dan menyaksikan dirinya benar-benar terendam dalam lautan cahaya Tuhan.
48
Kedua, di dalam kitab Zahru-Riyadh dinyatakan, bahwa Nabi Musa as. mempunyai seorang teman setia yang sangat disayanginya. Pada suatu hari ia berkata kepada Musa as.: “Wahai Musa, berdoalah kepada Allah agar menganugerahkanku untuk dapat mengetahuiNya dengan sebenar-benarnya.” Nabi Musa pun mendoakannya dan doa’nya terkabul. Akhirnya Nabi Musa as. kesepian karena kehilangan teman yang ia cintainya. Lalu ia berdoa kepada Allah agar temen setianya kembali kepadanya. Maka dikatakan kepada Musa: “Wahai Musa, orang yang benar-benar ma’rifat (mengetahui) kepada-Ku, ia tidak akan bergaul dengan makhluk untuk selamanya.”
SECARIK KERTAS IBRAHIM BIN ADHAM Khuzaifah Al-Mursyi, seorang yang mengabdikan dirinya untuk melayani Abdullah bin Adham, ketika ditanya tentang sesuatu yang mengagumkan yang prnah ia lihat dari Ibrahim, ia memaparkan bahwa, sungguh suatu hari kami menempuh perjalanan menuju ke Makkah berhari-hari. Sementara kami tidak mempunyai perbekalan makanan sedikit pun. Kemudian kami masuk ke kota Kuffah menuju ke masjid yang terlihat kurang terawat, kesannya sangat kotor dan kumuh. Khuzaifah melihat kepada Ibrahim dan beliau berkata kepadanya: “Ya Kuhzaifah, aku melihatmu kelaparan,” Aku pun menjawab: “Itu yang kau lihat, ya Syech.” Ibrahim pun berkata kepadanya: “Ambilkan aku secarik kertas dan pena.” Aku pun datang membawakan apa yang ia perintahkan.
262
263
Setelah menerima kertas dan pena, Ibrahim pun membaca
aku bertanya tentang si penunggang keledai tersebut. Orang yang
basmalah dan mulai menulis: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadi
aku tanya tadi menjawab: “Dia adalah seorang Nasrani.” Lalu aku
maksud dan tujuan kami dalam setiap hal dan urusan kami.” Lalu ia
kembali menemui Ibrahim bin Adham dan menceritakan apa yang
menulis bait-bait syairnya sebagai berikut:
telah terjadi.
“Kami adalah seorang yang memuji, bersyukur dan berdzikir,
Ibrahim berkata kepadaku: “Biarkanlah, jangan kamu sentuh
kami orang yang kelaparan, tersia-sia dan telanjang. Enam hal, kami
dulu apa yang ada di dalam kantong itu, karena sesaat lagi dia akan
telah menanggung separuhnya. Maka hendaklah kiranya Engkau
datang kemari. Sesaat kemudian orang Nasrani tadi datang menjumpai
yang menanggung yang separuhnya lagi. Wahai Tuhan Yang Maha
Ibrahim, ia langsung mendekap kepala Ibrahim dan menciumnya.
Pencipta.
Setelah itu ia menyatakan masuk Islam. [Mukasyafatul-Qulub].
Pujianku pada yang selain Engkau adalah luapan nyala api, yang kami usaha padamkan, maka selamatkanlah hamba-Mu ini
‘IBRAH
dari api neraka.” Kemudian Ibrahim bin Adham menyerahkan secarik kertas itu kepadaku, seraya berkata: “Keluarlah dan janganlah kamu menggantungkan hatimu kepada yang selain Allah. Berikan kertas ini kepada orang yang pertama kali kamu jumpai.” Lalu aku pun keluar sesuai dengan arahan dan perintahnya. Orang yang pertama kali aku jumpai adalah seorang laki-laki mengendarai keledai, aku pun menyerahkan kertas itu kepadanya dan ia pun mau menerimanya dan membacanya, setelah itu ia menangis. Si laki-laki tadi berkata: “Apa yang sedang diperbuat si penulis kertas ini?” Aku menjawab: “Dia sedang berada di dalam masjid, sedang melakukan sesuatu begini...dan begitu...” Kemudian ia menyodorkan sebuah kantong kepadaku yang berisi uang sebanyak enam ratus dinar. Selanjutnya aku berjumpa dengan laki-laki lain, kepadanya 264
Pertama, sangat jelas bahwa secarik kertas Ibrahim bin Adham menanamkan kepada Khuzaifah Al-Mursi sikap jiwa tawakkal, mental attitude, sesuai ajaran Islam. Tetapi tentunya pada sikap tawakkal yang benar, harus didahului dengan usaha, ikhtiar perjuangan dan lainnya. Karenanya Ibrahim menulis secarik kertas sebagai usahanya ketika itu dengan memerintahkan Khuzaifah ke luar untuk menjumpai seseorang, dengan menggantungkan harapan hanya kepda Tuhan semata, maka dengan usahanya itu Allah memenuhi dan mencukupi semua kebutuhannya selagi ia bersandar kepada-Nya dengan tawakkal yang sungguh-sungguh dan benar, baik mengenai urusan dunianya dan urusan akhiratnya. Kedua, Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub mengartikan tawakkal sebgai berikut: “Menyandarkan kepada Allah SWT. tatkala menghadapi sesuatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati ketika ditimpa benacana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang kuat.”
265
49
Ketiga, Rasulullah saw. bersabda: “Jikalau kamu tawakkal kepada Allah dengan berserah diri sepenuhnya, maka kamu akan mendapat rezeki seper! rezeki burung-burung, yang di waktu pagi-pagi berada dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi). Allah ber irman:
َ َ ْ%َََ ْ َ َ َ ُ ﷲ ﻓ ُﻬ َﻮ َﺣ ْﺴﺒُﻪ ا ﻲﻠ وﻣﻦ ﻓﺘﻮ& ﻋ ِ Barang siapa yang berserah diri kepada Allah, maka Dia mencukupkannya.” (QS. At-Thalaq: 3).
Dalam ayat lain:
ََ َ َ ْ ْ %َََْ َ & اﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻨُ ْﻮن ﻮ ﺘ ﻴ ﻠ ﻓ ﷲ ا ﻲﻠ وﻋ ِ ِ
DIA YANG MEMBUAT LUBANG, DIA YANG TERPEROSOK KE DALAMNYA
“Dan kepada Allah-lah berserah diri orang-orang yang beriman.” (QS. Ibrahim; 11). Syech Abu Hafash Umar bin Hasan mengisahkan, bahwa Keempat, salah satu contoh tawakkal yang benar dalam suatu hadits sebagai berikut: “Telah datang kepada Rasulullah saw. seorang laki-laki yang hendak meninggalkan onta yang dikendarainya terlepas begitu saja di pintu masjid, tanpa diikatkannya terlebih dahulu tali ontanya pada sebatang pohon. Lalu ia bertanya: “Ya Rasulallah, Apakah onta itu saya ikatkan talinya terlebih dahulu, kemudian baru saya tawakkal, atau saya lepaskan saja dan sesudah itu saya tawakkal? Rasulullah saw. menjawab: “Ikatlah terlebih dahulu, baru engkau tawakkal. (HR. Tirmidzi). 266
tatkala telah tampak kenabian Nabi Muhammad saw. maka Abu Jahal selalu berfikir untuk memusnahkannya. Maka dia pun segera mengatur siasat bejadnya untuk menggali lubang, maka dia pun mengumpulkan para pengikutnya dan budaknya. Abu Jahal dengan bantuan pengikutnya menggali lubang dan menutup di atasnya dengan rumput dan pasir tipis-tipis sebagai perangkap atau jebakan yang ia peruntukkan bagi Nabi Muhammad saw.
267
Abu Jahal memerintahkan para budaknya agar supaya mereka
pun menuju ketempat lobang itu seraya bersabda: “Apabila aku telah
memperhatikan, apabila Muhammad datang dan jatuh di dalam
mengeluarkanmu dari lobang ini, apa kamu mau beriman kepada
lubang itu agar segera ditimbun pasir dan rerumputan.
Allah dan Rasul-Nya?”
Tatkala berita sakitnya Abu Jahal sampai kepada Nabi
Abu Jahal pun menjawab sebagai siasat agar beliau
Muhammad saw. maka beliau dengan sifat mulianya bermaksud
mau menyelamatkannya: “Ia tentu mau.” Beliau hanya cukup
untuk menjenguknya. Sesampainya beliau dekat pintu rumah Abu
mengulurkan tangannya kepadanya dan mengeluarkannya dari
Jahal, maka datanglah Jibril as. serta memberitahukan yang demikian
lobang tersebut.
itu yakni tipu muslihat Abu Jahal dan mencegahnya untuk masuk, seketika itu juga Nabi pun menghentikan langkahnya dan kembali.
Apa yang terjadi setelah itu? Tatkala Abu Jahal telah keluar dari lobang itu maka bukan ucapan terimakasih yang terlontar dari
Melihat Nabi kembali, maka Abu Jahal pun berdiri dari tempat
mulutnya, tetapi cacian dengan ucapannya: “Hebat benar sihirmu,
tidurnya dan dengan cepat ia meloncat di belakang mengejar Nabi
wahai Muhammad.” Terlontarlah dari mulut beliau kata berikut:
saw. dan berkata: “Mengapa engkau kembali?” Sedang Abu Jahal
“Barang siapa menggali lobang untuk saudaranya, maka dia
terlupa akan lubang yang ia galinya sendiri, sehingga dai sendiri
terperosok di dalamnya.” [Durratun-Nashihin].
terperosok ke lubang itu. Maka sibuklah para pengikutnya dan budaknya untuk
‘IBRAH
mengulurkan tali dengan maksud agar ia bisa keluar dari lobang itu Pertama, ketahuilah bahwa saiapa yang menanam kejahatan,
melalui tali tersebut. Akan tetapi tidak sampai tali itu kepadanya. Lalu mereka mengumpulkan tali tali yang ada, setiap kali mereka menambah sambungan tali, lobang itu bertambah dalam. Abu Jahal berseru dari dalam lobang dengan kerasnya: “Oiiii, Susulilah olehmu sekalian akan Muhammad sekarang juga, ajak dia untuk datang kemari, karena tidak seorang pun dapat menyelamatkanku selain dia.”
maka ia akan menuai apa yang ia tanam. Allah berirman dalam Alqur’an:
ُ ْ ٌ ِّ ِّ ُ َ َ َ اء َﺳﻴﺌَ ٍﺔ َﺳﻴﺌَﺔ ِﻣﺜﻠ َﻬﺎ وﺟﺰ “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang sempal.” (QS. As-Syura: 40).
Mereka pun melaksanakan perintahnya, dan meminta Nabi untuk segera menyelamatkannya dari lubang tersebut. Maka beliau 268
Kedua, Abu Jahal tidak mau mengucapkan terima kasih, 269
bahkan ia mencaci Nabi dihadapannya dan dituduhnya sebagai
50
tukang sihir, tidak lain adalah karena Abu Jahal paman Nabi dan ia merasa gengsi untuk mengakui kenabian poanakannya itu. Dia termasuk katagori kufur inad atau kufur yang diakibatkan oleh keras kepala, sombong dan angkuh.
KISAH-KISAH YANG TAK BOLEH DILEWATKAN Kisah-kisah berikut ini adalah kisah-kisah menarik yang diambil dari berbagai kitab yang ada. Banyak hikmah dan pesan bermanfaat yang terkandung di dalamnya.
A. CATATAN HARIAN UMAR BIN KHATHAB Umar ra. memiliki buku catatan harian yang ditulis oleh diinya sendiri tentang segala kejadian yang terjadi atas dirinya, baik dan buruk dari minggu ke minggu yang lainnya. Apabila datang hari Jum’at, maka ditunjukkanlah semua amal perbuatannya kepada dirinya sendiri. Dan setiap beliau sampai kepada sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah SWT. maka dia tidak segan-segan memukulkan cemetinya kepada dirinya sendiri seraya berkata: “Inikah yang telah engkau perbuat?”
270
271
Ketika beliau meninggal dunia, maka para sahabat mau
Dinar dan Tsabit Al-Banani. Mereka meminta izin kepada Rabi’ah
memandikannya, mereka melihat waktu itu di punggungnya terdapat
untuk masuk di rumahnya. Rabi’ah pun mengizinkannya masuk dan
bekas-bekas hitam dari sebab banyaknya cambukan. Subhanallah.
dia menutupkan hijab, sedang dia duduk di samping hijab itu. Hasan
[Durratun-Nashihin].
Al-Bashri berkata kepadanya: “Hai Rabi’ah, sesungguhnya suamimu telah wafat, karenanya kamu harus bersuami lagi, maka pilihlah salah satu dari antara kami sebagai suamimu.”
B. MIMPI NABI IBRAHIM AS.
Rabi’ah menjawab; “Baiklah, siapa di antara kamu yang
Tatkala Nabi Ibrahim as. melihat dalam mimpinya yang
paling alim? Maka saya relakan diri saya sebagai pendamping
pertama kali, maka dia memilih 100 ekor kambingnya yang paling
setianya.” Mereka menjawab; “Hasan Al-Bashri, cocok sebagai
gemuk lalu dipotongnya. Kambing-kambing itu dimakan oleh api
pendampingmu.”
sebagai tanda telah diterima korbannya, sehingga dia mengira bahwa dia telah cukup melaksanakan mimpinya. Kemudian dia bermimpi yang kedua kali, dia menjadi tahu bahwa mimpinya itu dari Allah, lalu dia memilih 100 ekor ontanya yang paling baik dan menyembelihnya. Lalu api pun datang dan memakannya sebagai tanda telah diterima korbannya. Dia pun
Rabi’ah berkata kepadanya: “Bila kamu dapat menjawab empat pertanyaanku berikut ini, aku siap menjadi istrimu.” Jawab Hasan Al-Bashri: “Silahkan, semoga Allah menolongku untuk menjawabnya.” Maka terjadilah dialog antara mereka berdua. Rabi’ah: “Bagaimana pendapatmu, kalau saya mati dan keluar dari dunia ini, saya keluar dengan berbekal iman atau tidak?”
mengira bahwa dai telah cukup melaksanakan mimpinya. Hasan: “Itu adalah sesuatu yang ghaib, hanya Allah yang Dia pun mimpi untuk yang ketiga kalinya, seakan-akan ada
mengetahuinya.”
orang yang berkata: “Sungguh Allah SWT. menyuruh kamu untuk memotong anakmu, yaitu Ismail.” Dia pun terbangun dan merangkul putranya serta menangis hingga pagi hari. [Durratun-Nashihin].
Rabi’ah: “Bagaimana pendapatmu, kalau saya sudah ditidurkan di dalam kubur dan ditanya oleh Malaikat Mungkar dan Nakir, saya bisa menjawab atau tidak?”
C. HASAN AL-BASHRI MENANGIS DI HADAPAN RABI’AH AL-‘ADAWIYAH
Hasan: “Itu pun masalah ghaib juga, dan hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.” Rabi’ah: “Apabila semua manusia sudah dihalau di hari
Tatkala suami Rabi’ah Al-‘Adawiyah telah wafat, maka berdatanganlah para Ulama besar seperti Hasan Al-Bashri, Malik bin 272
kiamat, dan bertebaranlah kitab-kitab catatan amal mereka, maka kitab saya diberikan dari arah kanan apa dari arah kiri?” 273
Hasan: “Itu pun soal ghaib yang saya tidak mengetahuinya.” Rabi’ah: “Kalau seseorang sudah kabur dalam empat masalah ini, maka bagaimana dia akan menyibukkan diri dengan perkawinan.” Rabi’ah: “Hai Hasan, jawablah, berapa bagiankah Allah menciptakan akal?”
yang lain mengalahkan dia agar menjadi ibrah/pelajaran bagi kaum muslimin.” Pulanglah pemuda tadi kerumahnya, ia memangggang ikan tersebut, kemudian meletakkannya di atas meja makan. Maka tatkala ia mengambil ikan itu dia terkena oleh durinya. Dengan kehendak Allah tangannya menjadi bengkak dan membusuk kemudian.
Hasan: “Sepuluh bagian, yang sembilan bagian untuk laki-laki dan satu bagian lagi buat wanita.” Rabi’ah: “Hai Hasan, berapa bagian Allah menciptakan syahwat?”
Sewaktu tidur ia bermimpi bertemu dengan nelayan yang dia ambil ikannya, si nelayan berkata kepadanya: “Kembalikan ikanku, maka akan sembuhlah tanganmu.” Ketika terbangun dari tidurnya dai pun berusaha menemui pemilik ikan tersebut. Kemudian ia
Hasan: “Sepuluh bagian juga, satu untuk laki-laki dan sembilan untuk perempuan.”
memberi ganti sepuluh ribu dirham kepada nelayan itu dengan harapan untuk dihalalkannya dari ikan yang telah dirampasnya itu. Setelah nelayan itu menghalalkannya, maka bertaburanlah virus-
Rabi’ah: “Hai Hasan, saya saja bisa menjaga sembilan bagian dari syahwat itu dengan satu bagian akal. Mengapa engkau tidak
virus atau baksil-baksil penyakit itu, seketika dengan izin Allah sembuhlah penyakitnya. [Mukasyafatul-Qulub].
dapat menjaga satu bagian syahwat dengan sembilan bagian akal?” Maka menangislah Hasan Al-Bashri dan teman-temannya, terus mereka keluar dari rumah Rabi’ah Al-‘Adawiyah. [Misykatul-
E. MERDEKA BERKAT KEYAKINAN
Anwar]. Ada seorang laki-laki yang kehilangan beberapa tempat barangnya, dia tidak mengetahui siapa yang mengambilnya. Ketika
D. DOA ORANG YANG TERANIAYA
dai sedang melakukan shalat, barulah ia teringat oarng yang mengambil barangnya tadi.
Dahulu kala ada seorang nelayan yang mengail dan mendapat seekor ikan besar. Akan tetapi ikan itu diambil paksa oleh seorang pemuda yang gagah perkasa sambil memukulnya. Si nelayan terasa dianiaya karenanya ia berdoa: “Ya Tuhanku, telah Kau jadikan aku orang yang lemah dan Engkau jadikan dia seorang yang kuat, sehingga dia telah menganiayaku, maka ciptakanlah mahluk Engkau 274
Sehabis shalat ia pun berkata pada budaknya: “Pergilah kepada si fulan dan mintalah tempat barang itu kembali darinya.” Si budak berkata: “Kapan tuan mengingatnya?” Dijawab: “Tadi sewaktu shalat.” Si budak berkata: “Wahai tuanku, kalau begitu anda orang yang mencari tempat barang itu di waktu shalat. Bukan mencari 275
Tuhan Sang Pencipta.” Akhirnya budak itu dimerdekakan tuannya berkat keyakinannya. [Durratun-Nashihin].
puluh tahun, tidak bisa meninggalkan makan dan minum.” Iblis: “Saya pernah melakukan dosa, sehingga kapan saya teringat akan dosa-dosa yang menggunung, saya tidak ingin makan,
F. NESTAPA BARSISHA
minum dan tidur.” Barsisha: “Bagaimana supaya saya bisa seperti kamu?”
Seorang ahli ibadah yang dikenal dengan nama Barsisha adalah telah beribadah kepada Allah kuarng lebih dua ratus dua
Iblis: “Pergilah dan durhakalah engkau kepada Allah,
puluh tahun. Dia tidak pernah mendurhakai Allah sedikit pun,
kemudian tobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengasih
sampai-sampai karena kedekatannya dengan Allah, dia bisa berjalan
dan Penyayang juga Pengampun. Niscaya kau akan mendapatkan
di udara. Para Malaikat pun kagum dengan keampuhan ibadahnya.
kelezatan/kemanisan taat kepada-Nya.” Kemudian Iblis memintanya
Dia juga memiliki murid sebanyak enam puluh ribu orang. Allah
melakukan zina dan membunuh orang mukmin. Barsisha pun
SWT. berfirman: “Mengapa kamu sekalian kagum terhadap Barsisha,
menolaknya. Lalu Iblis memintanya minum arak karena itu ringan
sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang kamu tidak ketahui.
saja dosanya.
Bahwa Barsisha akan kufur dan masuk neraka selama-lamanya,
Barsisha: “Bagaimana cara mendapatkan minuman keras itu?”
sebab dai minum arak.” Iblis: “Pergilah di desa ini ada penjual arak.” Suatu ketika Iblis terkutuk mendatangi tempat peribadatan Barsisha, ia menjelma seperti orang ahli ibadah, maka terjadialh
Maka Barsisha pun pergi, dan tahu seorang perempuan cantik kemudian membeli arak daripadanya. Maka dia minum dan mabuk
dialog antara mereka:
lalu ia juga berzina dengan wanita cantik tadi. Maka masuklah suami Barsisha: “Siapa engkau, dan mau apa datang kemari?”
perempuan tadi dan menemukan barsisha sedang berzina, ia dipukuli
Iblis: “Saya adalah seorang ahli ibadah, datang kepadamu
hancur lebur olehnya. Dalam kesempatan itu Iblis berubah bentuk
untuk menemani kamu beribadah kepada Tuhanmu.” Maka Iblis
menyerupai manusia dan membawa Barsisha kepada hakim. Maka
berdiri beribadah selama tiga hari tiga malam, tidak makan, tidak
mereka menangkapnya dan menjilidnya sebanyak delapan puluh
minum dan tidak pula tidur. Untuk meyakinkan Barsisha bahwa dia
kali karena dosa minum arak. Dan untuk zinanya dijilid seratus kali,
benar-benar ahli ibadah.
Kemudian diperintahkan penyalibannya sebagai balasan. Tatkala Barsisha disalib, Iblis datang kepadanya dalam bentuk manusia
Barsisha: “Saya berbuka, saya tidur, saya makan dan saya
seraya berkata: “Bagaimana keadaanmu?”
minum juga. Sedang engkau tidak makan dan tidak minum juga tidak tidur. Padahal saya sudah beribadah selama dua ratus dua 276
Barsisha: “Barang siapa yang mengikuti teman yang jahat 277
maka beginilah balasannya.”
bertanya pada istrinya: “Apakah ada yang datang hari ini?” Istrinya
Iblis: “Jika engkau menghendaki turun dari tiang salib, maka saya akan turunkan.” Barsisha: “Saya menhendaki turun, maka saya akan turuti perintahmu.”
menjawab: “Ya, orang itu sudah tua, dan memberi pesan untukmu, agar mengganti pondasi pintu rumah ini.” Maka setelah istrinya menerangkan perihal orang tua tadi, Ismail memberitahukan istrinya bahwa yang datang tadi adalah ayahnya sendiri, ia memerintahkanku untuk menceraikanmua.
Iblis: “Sujudlah kepadaku sekali saja.” Barsisha: “Saya tidak bisa sujud, karena saya sedang terikat di tiang salib ini.”
Maka pulanglah kamu ke rumah orang tuamu, karena kamu telah aku ceraikan. Ismail as. menikah lagi dengan wanita lain, dan setelah tinggal
Iblis: “Sujudlah padaku dengan isarat saja.”
beberapa lama datang kembali Ibrahim as. dan tidak menemukan Ismail as. Maka Ibrahim as. bertanya kepada istrinya perihal
Maka Barsisha pun sujud melalui isarat dengan menundukan
Ismail as., ia pun menjawab: “Ia keluar mencari rizki untuk kami.
kepalanya dan sekali gus dia telah kafir kepada Allah, bahkan keluar
Alhamdulillah Allah telah mencukupi kami dari segala kebutuhan
dari dunia tanpa iman.[Durratun-Nashihin].
kami.” Mendengar jawabannya yang penuh syukur itu, Ibrahim as. berpesan kepadanya: “Beri tahu Ismail as. agar ia selalu merawat dan
G. AKIBAT KURANG BERSYUKUR
menjaga pondasi pintu rumahnya dengan baik.” Ismail as. pulang dari berburu sedang ayahnya Ibrahim as. telah pergi.
Dikisahkan bahwa sesudah Ismail as. menikah, maka datanglah
Sebagaimana kebisaannya ia bertanya kepada istrinya:
ayahnya Ibrahim as. menyamar sebagai musafir, ketika itu Ismail
“Apakah ada orang yang datang ke mari, dan apa pesannya?” Istrinya
as. sedang berburu hingga tidak dapat bertemu dengannya. Maka
menjawab: “Ada, orang tua. Ia berpesan agar kamu selalu menjaga
beliau bertanya kepada istrinya, ia pun menjawab bahwa Ismail
pondasi pintu rumahmu.” Ismail as. terlihat sangat gembira sambil
pergi berburu mencari rizki untuk kami. Kemudian ditanya tentang
berkata: “Dia ayahku, dia memintaku untuk menjagamu selalu,
kehidupan mereka. Istrinya pun mengeluhkan tentang keseharian
karena kamu istri yang pandai bersyukur.” [HR. Bukhari, dalam
mereka, tanda kurang mensyukuri nikmat.
kitab Riyadhus-Shalihin].
Mendengar keluhannya, maka Nabi Ibrahim as. berpesan kepadanya, agar Ismail as. mengganti pondasi pintu rumahnya. Setelah Ibrahim as. pergi, datanglah Ismail dari berburu. Ia pun
278
279
H. KEBOHONGAN DAJJAL
adalah anak perempuan yang muda. [HR. Bukhari dan Muslim, dalam kitab Riyadhus-Shalihin].
Sesungguhnya Dajjal akan keluar membawa api dan air, adapun yang dilihat orang air maka itulah api yang membakar. Sedang yang dilihat orang api, itulah air yang segar. Maka siapa yang mendapatinya dari kamu hendaknya masuk di dalam apa yang dilihatnya berupa api, sebab itu air yang menyegarkan. Abu Mas’ud berkata: “Saya pun telah mendengar demikian.” [HR.
J. TANGISAN BATANG KORMA Ada sebuah tonggak batang korma yang biasa Nabi saw. berdiri di atasnya untuk berkhutbah, maka tatkala Nabi saw. telah dibuatkan mimbar baru, tonggak korma tersebut tidak terpakai lagi.
Bukhari dan Muslim dari kitab Riyadhus-Shalihin]. Maka ketika Nabi saw. duduk di atas mimbar yang baru pada hari Jum’at, tiba-tiba menjerit tonggak yang biasa Nabi khutbah di
I. CINTA IBULAH YANG MENYELESAIKAN MASALAH
atasnya itu, bagaikan tangisan anak kecil, hingga turunlah Nabi saw. untuk mendekapnya, sehingga terdengar isak tangisnya bagaikan anak kecil menangis yang didiamkan oleh beliau hingga terhenti
Ada kedua perempuan membawa kedua anaknya, maka
tangisannya. Lalu beliau bersabda: “Ia menangis karena menyesal
datang serigala menerkam salah satu anak mereka. Maka berkata
atas hilangnya apa yang biasa didengar daripada dzikrullah.” [HR.
ibu yang pertama: “Yang diterkam anakmu.” Ibu yang kedua pun
Bukhari dari kitab Riyadhus-Shalihin].
berkata sama: “Yang diterkam anakmu.” Mereka saling mengkalim anaknya. Lalu mereka pergi kepada Nabi Daud as. Maka diputuskan oleh Nabi Daud as. bahwa anak yang ada itu adalah anak perempuan yang lebih tua. Karena tidak puas dengan keputusan tersebut, maka mereka menghadap kepada Nabi Sulaiman as. Maka Nabi Sulaiman as. memanggil mereka dan berkata: “Bawalah kemari anak itu, saya akan belah badannya menjadi dua bagian. Maka berkatalah perempuan yang lebih muda: “Jangan berbuat demikian, semoga Tuhan memberi rahmat kepadamu.” Nabi Sulaiman as. akhirnya memutuskan, bahwa anak yang ada itu 280
K. SEDEKAH ITU KEPADA SIAPA SAJA Ada seorang berkata: “Saya akan bersedekah.” Maka ketika ia keluar membawa sedekahnya, tiba-tiba diletakkan di tangan pencuri, hingga pagi-pagi orang berbicara, bersedekah pada pencuri. Maka ia berdoa: “Ya Allah, bagimu puja dan puji. Saya akan bersedekah.” Maka ia keluar membawa sedekahnya, tiba-tiba jatuh di tangan pelacur. Hingga pagi-pagi orang bicara, bersedekah pada pelacur. Maka ia berdoa lagi: “Ya Allah, bagimu segala puja dan puji, aku akan bersedekah dengan pelacur.” 281
Lalu ia pun berkata lagi: “Ya Allah, saya akan bersedekah.”
sebelah dan Tuhanmu tidak buta. Tertulis di antara mata Dajjal
Maka ia pun keluar membawa sedekahnya. Tiba-tiba jatuh di tangan
“K.F.R.” (Kaf-Fa-Ra) terbaca “Kafara.” [HR. Bukhari dan Muslim,
orang kaya, hingga pagi-pagi oarang berbicara, sedekah pada orang
dalam kitab Riyadhus-Shalihin].
kaya. Kemudian ia berdoa: “Ya Allah, segala puja dan puji bagi-Mu, aku bersedekah kepada pencuri, pelacur dan orang kaya.” Kemudian dijelaskan kepadanya: “Adapun sedekahmu pada pencuri, maka mungkin si pencuri tidak akan mencuri lagi. Adapun
N. KELUARNYA ORANG KAFIR DAN MUNAFIK
sedekahmu pada pelacur, maka mungkin, ia berhenti berzina.
Tidak suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal
Sedangkan sedekahmu pada orang kaya, maka mungkin ia menjadi
kecuali Makkah dan Madinah, tiada suatu jalan melainkan terjaga
orang yang gemar bersedekah. [HR. Bukhari, dari kitab Riyadhus-
oleh para Malaikat yang berbaris, maka berhenti di lapangan yang
Shalihin].
kering di luar kota Madinah. Maka
bergoncanglah
kota
Madinah
tiga
kali,
Allah
mengeluarkan dari padanya semua orang kafir dan munafik. [HR.
L. POHON YAHUDI
Muslim. Dalam kitab Riyadhus-Shalihin].
Rasulullah saw. bersabda, dak akan datang hari kiamat, hingga kaum Muslimin berperang lawan kaum Yahudi, hingga mereka bersembunyi di belakang batu dan pohon untuk menyelamatkan diri mereka. Maka pohon dan batu berkata: “Hai Muslim, di sini ada orang Yahudi lagi bersembunyi, maka bunuhlah ia, kecuali pohon Al-Gorqad, karena ia pohon Yahudi. [HR. Bukhari dan Muslim, dalam kitab Riyadhus-Shalihin].
O. KEUTAMAAN SELAWAT Ada seorang ketika ia berhaji selalu membaca selawat di setiap temapat dan keadaan, ketika ditanya: “Kenapa kamu tidak membaca doa yang lainnya. Maka ia lebih dahulu minta maaf sebelum menjawab, kemudian ia menerangkan permasalahannya, bahwa ia keluar berhaji bersama ayahnya, ketika sampai di Bashrah ayahnya
M. LAMBANG K.F.R.
meninggal, sedang mukanya berubah bagaikan keledai. Maka aku
Diriwayatkan bahwa, tiada seorang Nabi pun melainkan telah memperingatkan umatnya dari si buta sebelah mata dan pendusta. Ingatlah kamu sekalian bahwa Dajjal itu buta matanya yang
282
sangat sedih terhadap kejadian yang menimpah ayahku itu. Ketika aku tertidur tiba-tiba aku mimpi bertemu dengan Nabi saw. maka segera aku pegang tangannya dan aku ceritakan kejadian yang menimpa ayahku.
283
Maka Nabi saw. bersabda:
shallaita ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim. Wa barik ala Muhammad wa ala
“Ayahmu pemakan riba, tetapi suka berselawat untukku ap malam seratus kali, karena itu keka disampaikan kepada Malaikat keadaan ayahmu, maka segera aku meminta izin kepada Allah untuk memberikan syafaat kepadanya, sedangkan Allah mengizinkanku.” Tiba-ba aku bangun terbangun dan wajah ayahku telah berubah menjadi bersih, dan setelah aku kubur, terdengar suara, keselamatan ayahmu karena suaka membaca selawat atas Nabi saw. Karena itulah aku bersumpah untuk diriku, dak akan aku nggalkan selawat Nabi saw. dalam segala keadaan. [Irsyadul-Ibad ila Sabilir-Rasyad].
ali Muhammad. Kama barokta ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim, fil alamina innaka hamidummajid. Allahummarzuqna syafa’ata Nabiyyikal Karim Muhammadin saw. Aamiin. Allahu Muwafiq ila aqwamith-thariq. .
Senin, 9 Mei 2016.
P. JANGAN PELIT BERSELAWAT Abu Sa’id berkata: Pada suatu malam ketika A’isyah menjahit di waktu sahur, tiba-tiba hilang jarumnya sedang lampu padam. Kemudian Nabi saw. datang ketempat itu, maka teranglah tempat tersebut dengan sinar Nabi saw. sehingga A’isyah pun mendapatkan kembali jarumnya. Maka berkata A’isyah: “Alangkah terangnya wajahmu ya Rasulallah.” Maka Nabi saw. bersabda: “Celakalah orang yang dak dapat melihat kepadaku.” Lalu A’isyah beratanya: “Siapakah yang tdak dapat melihat kepadamu?” Jawab Nabi saw. : “Orang yang bakhil. Ialah orang yang dak membaca selawat jiaka mendengar namaku disebut orang.” [Syaraful-Mushthafa].
Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Kama 284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296