TINJAUAN TERHADAP KURIKULUM 2013 DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DI SATUAN PAUD KELOMPOK BERMAIN Makalah disampaikan pada Workshop Pengembangan PAUD Bandung, 29 Juli – 2 Agustus 2015 Muhammad Safri Fungsional PB. BPPAUDNI Reg. III
A. PENDAHULUAN “mereka yang menolak perubahan, ditakdirkan untuk punah” Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan harus dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistik sebagai dasar anak memasuki pendidikan lebih lanjut. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi tersebut adalah dengan program pendidikan yang terstruktur dan salah satu komponen untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum. Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai acuan atau pedoman dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam penjelesan Undang – Undang Sisdiknas tersebut dikemukan bahwa pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dalam mencapai visi tersebut, kurikulum berperan sebagai alat pelaksana proses 1
pendidikan. Namun perubahan kebutuhan masyarakat terhadap lulusan jenjang pendidikan terus meningkat, kurikulum harus disesuaikan dengan tuntutan tersebut. Di Indonesia sendiri sudah sering terjadi perubahan kurikulum. Dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, KTSP, sekarang menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. Satuan PAUD merupakan representasi dari masyarakat yang beragam baik dari aspek strata sosialekonomi, budaya, etnis, agama, kondisi fisik maupun mental. Untuk mengakomodasi keberagaman itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan secara inklusif untuk memberi dasar terbentuknya sikap saling menghargai dan tidak membeda-bedakan. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada cara mendidik anak sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional konkret, dan karenanya digunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi setiap anak.
B. PEMBAHASAN 1. Pengertian dan Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. 2
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: a. mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi: aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; b. menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam pemberian rangsangan pendidikan; c. menggunakan penilaian autentik dalam memantau perkembangan anak; dan d. memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran. Karakteristik kurikulum 2013 PAUD ini dapat dengan cepat diserap dan dipahami oleh penyelenggara (pendidik dan tenaga kependidikan) dilapangan dimana program pengembangan kembali menjadi 6 program (pada permen 58 pengembangan seni dilebur pada 5 aspek pengembangan yang lain), yang dijabarkan dari 3 ranah pendidikan; sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran tematik adalah hal yang selama ini sudah dilakukan pada satuan PAUD (Kelompok Bermain), pada pendekatan saintifik walaupun pada prakteknya sudah sering dilakukan guru tetapi masih sangat perlu pemahaman dan penguatan pada pelaksanaannya, karenanya pedoman pembelajaran yang lebih aplikatif disertai dengan banyak contoh-contoh kegiatan adalah hal yang diperlukan oleh guru-guru terutama di Kelompok Bermain.
2. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum PAUD Struktur
Kurikulum
2013
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
merupakan
pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar.
3
a. Muatan Kurikulum Muatan
kurikulum
yang
berisi
6
program
pengembangan
pada
implementasinya dilapangan sudah dapat dipahami guru, karena hal ini tidak berbeda dengan apa yang telah dilaksanakan selama ini. Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi program-program pengembangan yang terdiri dari: 1) Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain. 2) Program pengembangan fisik-motorik mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain. 3) Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berpikir dalam konteks bermain. 4) Program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain. 5) Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan emosi dalam konteks bermain. 6) Program pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.
b. Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun. Kompetensi Inti mencakup: 4
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
c. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu: 1) Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2) Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 3) Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan 4) Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. Salah satu hal baru yang lahir pada kurikulum 2013 PAUD ini adalah adanya istilah kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), maka kemudian bagaimana mengaitkan antara Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar dengan program pengembangan (yang selama ini akrab) yang bersumber dari STPPA adalah hal yang harus dipahami guru.
5
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) PAUD KTSP PAUD adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di satuan pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan kondisi daerah, satuan PAUD, dan kebutuhan anak. Dokumen KTSP PAUD terdiri dari: a. Dokumen I berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan satuan pendidikan, muatan pembelajaran, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. b. Dokumen II berisi Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pada umumnya satuan PAUD Kelompok Bermain didaerah menyusun KTSP ini secara bertahap dan menjadikan tahun ajaran baru 2015/2016 ini baru sebagai permulaan menggunakan kurikulum 2013.
4. Pendekatan Saintifik “Kita terlalu sering memberikan anak jawaban yang mudah diingat daripada memberi masalah yang dapat diselesaikan” Pendekatan saintifik mengembangkan pengalaman belajar peserta didik dalam
kegiatan
mengamati
(observing),
menanya
(questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating). Keseluruhan proses tersebut dilakukan dengan menggunakan seluruh indera serta berbagai sumber dan media pembelajaran. Namun kenyataannya belum semua guru PAUD memahami dan menerapkan pendekatan saintifik secara tepat, karena itu pengetahuan tentang pengelolaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan scientific sangat diperlukan bagi semua guru PAUD, karenanya upaya peningkatan mutu pendidik melalui magang, diklat, orientasi/sosialisasi mutlat diperlukan. Keterlibatan semua pihak dari 6
pemerintah pusat sampai daerah perlu didorong dalam upaya ini karena kurikulum dan metode apapun akan berpulang kepada bagaimana guru sebagai pelaksana dilapangan mampu menerapkan dengan baik.
5. Penilaian Hasil Belajar Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak. Penilaian hasil kegiatan belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses dan kemajuan belajar anak secara berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dan orang tua anak dapat memperoleh informasi tentang capaian perkembangan untuk menggambarkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan masukan yang diperoleh dari beberapa diklat dan sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 PAUD, guru-guru Kelompok Bermain umumnya menganggap aspek penilaian pada K.13 PAUD ini yang paling susah, diantaranya: -
pada buku pedoman dan modul penilaian K.13 PAUD terlalu panjang langkah yang ditempuh untuk sampai pada deskripsi kesimpulan ketercapaian 6 aspek pengembangan.
-
Indikator ketercapaian STPPA pada kompetensi dasar masih sangat umum, sehingga masih perlu dirumuskan sub-sub indicator yang bisa dinilai.
-
Pada buku laporan perkembangan peserta didik, kompetensi dasar sama sekali tidak disinggung hanya kembali pada 6 aspek pengembangan.
7
C. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada Permendikbud 146 tentang Kurikum 2013 PAUD, banyak ditemukan perubahan yang terjadi, dibandikan dengan permen 58 sebelumnya. Perubahan memang perlu dilakukan untuk perbaikan. Yang pada akhirnya diharapkan tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai melalui kurikulum yang baru. Jika melihat proses pengimplementasian Kurikulum 2013, penulis menyimpulkan bahwa banyak kalangan yang menolak kurikulum 2013 (termasuk PAUD) tanpa membaca dan memahami kurikulum tersebut (ikutikutan pada eforia penolakan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah) . Banyak Kalangan menilai bahwa kurikulum 2013 ini terkesan tergesa-gesa tanpa adanya perencanaan yang matang. Hingga saat ini, sosialisasi kurikulum 2013 PAUD belum menyeluruh ke semua kalangan, baik ke pihak satuan PAUD (Kepala maupun Guru) hingga kepada masyarakat luas. Hal ini menyebabkan banyak kalangan berharap agar segera secara massif dilakukan sosialisasi kepada seluruh kalangan. Sehingga pada pengaplikasiannya, tidak akan ada kendala lagi khususnya pemahaman terhadap kurikulum 2013 PAUD ini.
2. Saran Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis menyarankan agar : -
Agar dilakukan upaya yang lebih massif dalam sosialiasi kurikulum 2013 PAUD ini. Hal ini dikarenakan masih banyak kalangan (termasuk guru-guru Kelompok Bermain) yang belum mengerti dan memahami tentang kurikulum 2013 PAUD ini. Seharusnya diadakan sosialisasi kurikulum 2013 ini secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum implementasinya, agar pelaksana
8
pendidikan khususnya guru mampu menerapkan kurikulum 2013 PAUD tersebut. -
Menunjang hal tersebut penerbitan dan distribusi pedoman-pedoman yang aplikatif dan sarat dengan contoh-contoh konkrit pelaksanaan perlu segera dilakukan, karena momentun tahun ajaran baru ini diharapkan guru sudah bisa mengimplementasikan kurikulum 2013 PAUD.
-
Memaksimalkan semua sumberdaya yang ada dalam rangka mendorong implementasi dan sosialisasi kurikulum 2013 PAUD baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, UPT Pusat dan UPTD pendidikan.
Makassar, 28 Juli 2015 Muhammad Safri
9