Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN DI PAUD AR-RAHMAH SAMAHANI ACEH BESAR
Riza Oktariana1 dan Hayatun Nufus2
Abstrak
Anak-anak belum mampu aktif bermain, mereka cenderung berlari-lari dan jarang berkomunikasi dengan anak yang lain, mudah merasa bosan saat melakukan sesuatu, anak juga cenderung diam/tidak banyak pertanyaan yang diajukan pada saat bermain, dan rasa keingintahuan terhadap suatu hal sangat kurang. Untuk menumbuhkan kreativitas anak, maka seorang guru harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil peran aktif dan kreatif dalam suasana belajar yang menyenangkan, menghargai setiap gagasan dan ide anak walaupun terkadang sedikit aneh, memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada anak untuk berkreasi dan berimajinasi. Jenis dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 10 anak dengan rincian 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini observasi siswa, catatan lapangan dan dokumentasi. Siklus I rata-rata persentase anak belum muncul 27,1%, mulai muncul 61,4%, berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan 11,4%. Siklus II rata-rata persentase anak yaitu mulai muncul 11,4%, berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan 88,5%. Kata Kunci : Kreativitas, Bermain Pasir
1 2
Riza Oktariana, dosen PG-PAUD STKIP Bina Bangsa Getsempena. Hayatun Nufus, alumni mahasiswa PG-PAUD STKIP Bina Bangsa Getsempena. ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 35
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… pengembangan sumber daya manusia. Pada
PENDAHULUAN
hakikatnya, perkembangan anak berbeda –
1. LatarBelakang Pada hakikatnya pendidikan Anak usia
beda, baik dalam bakat, minat, kreativitas,
dini adalah suatu wadah pendidikan untuk
kematangan
membantu perkembangan dan pertumbuhan
jasmani dan sosial. Setiap anak memiliki
anak usia 0-6 tahun. Sebagaimana disebutkan
kemampuan tak terbatas dalam belajar yang
dalam pasal 1 butir 14 UU no 20 Tahun 2003
telah ada dalam dirinya untuk dapat berpikir
(dalam isjoni, 2009:13) bahwa PAUD itu
kreatif
sendiri merupakan suatu upaya pembinaan
beraktifitas sesuai dengan minat dan potensi
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
yang
usia enam tahun yang dilakukan melalui
kreativitas anak harus diberikan stimulasi
pemberian
untuk
sejak usia dini sehingga anak – anak akan
membantu pertumbuhan dan perkembangan
terus berpikir kreatif, sebab dengan kreativitas
jasmani dan rohani agar anak memiliki
memungkinkan manusia menjadi berkualitas
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
dalam hidupnya. Sehingga anak akan melihat
lanjut. Untuk itu, pendidikan ini sangat
masalah dari berbagai sudut pandang
penting dan perlu diperhatikan oleh semua
mampu menghasilkan karya yang berbeda dari
orang tua. Sebagaimana terdapat dalam garis-
yang sudah ada sebelumnya.
garis besar program kegiatan belajar anak usia
Kreativitas
rangsangan
pendidikan
emosi,
dan
kepribadian,
produktif.
dimiliki
Biasanya,
dirinya.
sangat
Perkembangan
dan
penting
untuk
dini
seperti
dikembangkan
usia
dikemukakan oleh Munandar (dalam Ahmad
didirikan
sebagai
usaha
usia
anak
dini (GBPKKB:1994) bahwa pendidikan anak dini
sejak
keadaan
mengembangkan seluruh segi kepribadian
Susanto, 1992:46) bahwa:
anak
menjembatani
“Kreativitas yang memungkinkan manusia
pendidikan dalam keluarga dan pendidikan
meningkatkan kualitas hidupnya dalam era
sekolah. Adapun yang menjadi tujuan program
perkembangan ini tidak dapat dipungkiri
kegiatan belajar anak usia dini adalah untuk
bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat
membantu
kearah
dan negara bergantung pada sumbangan
pengetahuan,
kreatif, berupa ide –ide baru, penemuan –
keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan
penemuan baru dan teknologi baru dari
oleh anak didik dalam menyesuaikan diri
masyarakat untuk mencapai satu
dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan
perlulah sikap dan perilaku sejak dini agar
dan perkembangannya.
anak didik kelak tidak menjadi konsumen
didik
dalam
rangka
meletakkan
perkembangan
dasar
sikap,
Selain itu, Direktorat PAUD (dalam Mutiah,
2010:2)
pendidikan
anak
menjelaskan
pencari
kerja,
tetapi
menciptakan pekerjaan baru”. Kreativitas merupakan kemampuan
pendidikan yang paling mendasar menempati
umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,
posisi
baik berupa produk atau gagasan baru yang
ISSN 2355-102X
sangat
dini
dan
merupakan
yang
usia
bahwa
pengetahuan
hal itu,
strategis
dalam
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 36
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… dapat diterapkan dalam memecahkan masalah
guru
dan sebagai kemampuan untuk melihat unsur –
permainan untuk mengenalkan konsep pada
unsur yang sudah ada sebelumnya.
anak. Guru membiarkan anak bermain tanpa
Untuk merangsang kreativitas anak usia dini, pendidik biasanya mengembangkan
belum
mampu
memanfaatkan
alat
memotivasi untuk belajar. 2. Rumusan Masalah
lewat bermain, seperti yang diungkapkan oleh
Berdasarkan latar belakang masalah
Hasballah (2009:76) bahwa anak taman kanak-
diatas
kanak disebut juga “anak Pemain kecil”.
masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana
Artinya
banyak
peningkatan kreativitas anak melalui kegiatan
kegiatannya adalah bermain dan senang dalam
bermain pasir pada anak kelompok bermain di
bermain serta menangis kalau diganggu.
Paud Ar-Rahmah Samahani Aceh Besar”?
anak-anak
ini
lebih
maka
penulis
dapat
merumuskan
Bermain biasanya menggunakan sarana, alat permainan
yang
edukatif,
memanfaatkan
3. Tujuan Penelitian
berbagai sumber belajar, menggunakan media
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
permainan yaitu media pembelajaran dalam
maka tujuan penulis dalam penelitian ini
bentuk kartu bergambar yang di dalamnya
adalah
terdapat tulisan, gambar atau tanda pengganti
kreativitas anak melalui kegiatan bermain
bilangan yang bervariasi. Di era sekarang ini
pasir pada anak kelompok bermain di Paud
lebih, alat permainan lebih banyak terbuat dari
Ar-Rahmah Samahani”
bahan
yang
modern
sehingga
kita
untuk
mengetahui
peningkatan
4. Manfaat Penelitian
mengabaikan alat bermain yang ada di
Manfaat yang diharapkan dari hasil
lingkungan terdekat kita. Adapun Gagne
penelitian ini adalah sebagai berikut :
(Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media 1.
Wawasan informasi yang lebih luas dan lebih
sebagai jenis komponen dalam lingkungan
nyata tentang kreativitas anak khususnya pada
siswa atau anak yang dapat merangsangnya
jenjang kelompok bermain.
untuk belajar. Hal ini dapat penulis jabarkan 2.
Menumbuhkan
bahwa sesungguhnya dari lingkungan terdekat,
tentang sesuatu yang belum ataupun baru
seseorang bisa belajar tentang alam.
diketahuinya.
Pembelajaran
yang
ideal
dalam 3.
Dapat
rasa
keingintahuan
memotivasi
anak
untuk
anak
lebih
pendidikan anak usia dini adalah belajar
mengoptimalkan kreativitas yang dimiliki
sambil bermain dan bermain sambil belajar. 4.
Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana
Untuk mengenalkan konsep pada anak usia
memahami lingkungan yang ada disekitar serta
dini khususnya anak kelompok bermain
bagaimana memanfaatkanya.
dibutuhkan pendidik yang sangat sabar dan
5. Definisi Istilah
kreatif. Pada kelompok bermain anak-anak
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
sangat senang dengan permainan yang selalu
istilah yang perlu dijelaskan agar tidak ada
berbeda. Namun di PAUD Ar-Rahmah ini
kesamaan
ISSN 2355-102X
konsep
dan
pengertian,
serta
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 37
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… menghindari kesalahpahaman yaitu sebagai berikut:
Kreativitas adalah sebuah proses yang mampu
1) KreativitAS,
Gallagher
Rachmawati,
2010:13)
(dalam mengatakan
bahwa “Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu yang berupa gagasan ataupun produk baru,
atau
keluarga
mengombinasikan
yang
pada
antara
akhirnya
akan
melekat pada dirirnya. 2) Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau menggunakan alat yang
menghasilkan
memberikan kesenangan
pengertian
informasi, maupun
atau
memberikan
mengembangkan
imajinasi anak. 3) Bermain pasir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan anak dalam bermain
dengan
pasir
yang
telah
disediakan oleh peneliti.
melahirkan
gagasan,
pemikiran,
konsep, dan atau langkah-langkah baru pada diri seseorang (Mutiah, 2010:43). Drevdahl
(dalam
Hurlock,
2006:4)
mendefinisikan kreativitas sebagai berikut: ”Kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis”.
KAJIAN PUSTAKA Dari beberapa teori para ahli diatas,
1. Kreativitas Berikut ini akan dikemukan beberapa pengertian Gallagher
kreativitas (dalam
sebagai
berikut:
Rachmawati,
2010:13)
mengatakan bahwa “Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu yang berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengombinasikan antara keluarga yang pada akhirnya akan melekat pada dirirnya. Lebih lanjut Supriadi (dalam Rachmawati, 2010:13)
mengutarakan
“kreativitas
merupakan kemampuan seorang melahirkan sesuatu baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalahsuatu kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli dan tidak biasa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai
anak
yang
aktivitas
fisiknya
berlebihan dengan menendang bola, memanjat pohon, mengganggu teman yang sedang bermain dan sebagainya tanpa tujuan yang jelas. Ada juga anak yang pendiam, tidak beraktivitas tanpa disuruh orang tua tetapi sering juga ditemukan anak yang banyak idenya, banyak akalnya, banyak caranya dalam menghadapi suatu masalah. Kelompok anak yang terakhir ini kelak akan dapat diharapkan
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 38
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… menjadi manusia yang kreatif dan dapat mengembangkan
kemampuan
bakat
kreativitasnya bagi kehidupan yang bermakna. Hasil
kreativitas
berpikir
berdaya
imajinatif tidak dapat diwujudkan dalam sekejap.
Untuk
muwujudkan
2. Ciri dan unsur Kreativitas
terciptanya
pikiran yang kreatif dan imajinatif diperlukan
Ciri-ciri kreativitas yang dikemukakan oleh
Munandar
2011:119)melalui
(dalam penelitian
Susanto,
di
Indonesia
menyebutkan ciri- ciri dari sikap kreatif : 1) Keterampilan berpikir lancar Mencetuskan
banyak
proses, dimulai dari rasa ingin tahu, dipahami,
jawaban,
dicoba
akhirnya
pertanyaan, memberikan banyak cara atau
dihasilkan produk baru yang original. Dengan
saran untuk melakukan berbagai hal, dan
demikian, individu kreatif adalah individu
selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
yang
berulang-ulang
berdaya
sampai
imajinatif,
ditandai
rasa
penyelesaian
gagaasan,
masalah,
2) Keterampilan berpikir luwes
atau
atau
keingintahuannya atau korusitas yang tinggi
fleksibel
(Craft, 2003), disamping itu, Munandar (dalam
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau
Susanto,2011:111) dijelaskan bahwa: Kreativitas
memungkinkan
pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat manusia
suatu masalah dari sudut pandang yang
meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era
berbeda-beda, dan mampu mengubah cara
pembangunan ini tidak dapat dipungkiri bahwa
pendekatan atau cara pemikiran.
kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan
3) Keterampilan berfikir orisinal
negara bergantung pada sumbangan kreatif,
Mampu melaksanakan ungkapan yang
berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan
baru dan unik, memikirkan cara yang tidak
baru,
anggota
lazim untuk mengungkapkan diri, dan mampu
masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu,
membuat kombinasi yang tidak lazim dari
perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk
bagian dan unsur.
teknologi
baru
dari
sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan
4) Keterampilan memerinci Mampu
memperkaya
dan
pencari kerja, tetapi mampu menciptakan
mengembangkan suatu gagasan atau produk
pekerjaan baru.
dan menambahkan detail-detail dari suatu
Bakat
kreatif
akan
tumbuh
dan
kembang jika didukung dengan fasilitas dan kesempatan yang memungkinkan. Dengan
objek, gagasan, atau situasi sehingga lebih menarik. 5) Keterampilan menilai
adanya keragaman bakat dan kreativitas anak,
Menentukan patokan penilaian sendiri
orang tua dan guru harus menyadari akan hal
dan menentukan apakah suatu pertanyaan
itu. Dengandemikian cara mendidik dan
benar, suatu rencana sehat, suatu tindakan
mengasuh anak pun harus disesuaikan dengan
bijaksana,
pribadi masing- masing anak.
terhadap situasi yang terbuka, dan tidak hanya
ISSN 2355-102X
mampu
mengambil
keputusan
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 39
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… mencetuskan
suatu
gagasan,
tetapi
juga
menyelesaikannya.
ia akan berperilaku menjadi seorang dokter
Berikut ini adalah ciri anak kreatif menurut (Umma, 2005:58) yaitu: 1)
ia berimajinasi menjadi seorang dokter maka
dengan segala peralatannya walaupun barang yang dipakai hanya sekedarnya saja
Berpikir lancar
5)
Anak yang kreatif mempunyai banyak
Senang menjajaki lingkungannya Anak
kreatif
senang
dengan
jawaban terhadap pertanyaaan yang kita
bermain.Bermain dan permainannya selain
berikan walaupun terkadang jawabannya agak
menyenangkan
melenceng tapi itulah tanda anak yang berpikir
belajar.Ia bisa mengumpulkan dan meneliti
kreatif.Dalam jangka panjang, anak kreatif
makhluk hidup dan benda mati yang ada
mampu memberikan solusi terhadap masalah
dilingkungannya.Hal ini tentu saja bermanfaat
yang dihadapi. Hal ini sangat penting untuk
terhadap masa depannya karena kemauan
dikembangkan, karena dimasa depannya akan
belajar dan rasa ingin tahunya yang mendalam
banyak masalah dan tantangan yang akan
terhadap sesuatu.
dihadapi dalam hidupnya. Dengan kreativitas yang dimilikinya, maka ia akan lebih mudah menghadapi tantangan tersebut. 2)
juga
membuatnya
banyak
6) Banyak ajukan pertanyaan Anak kreatif banyak sekali mengajukan pertanyaan baik secara spontan terhadap hal
Fleksibel dalam berpikir
baru yang ditemukannya maupun hasil ia
Anak kreatif akan mampu melihat suatu
berpikir. Sering kali pertanyaannya membuat
masalah
dari
pandang
kita sulit untuk menjawab dan terjebak.Oleh
(fleksibel) sehingga ia mampu memberikan
karena itu, kita harus memiliki strategi yang
jawaban
ini
tepan dalam memberikan pertanyaan dan siap
memudahkannya menjalani kehidupan dan
memberikan jawaban yang membuat dia
menyesuaikan diri dari berbagai keadaan
mengerti.
yang
berbagai
sudut
variatif.
Hal
lingkungan. 3)
7) Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
Orisinil atau asli dalam berpikir.
Anak kreatif suka mendalami sesuatu
Anak kreatif akan memberikan jawaban
yang dilihat dan mengamatinya sampai puas.
yang tidak pernah diberikan oleh anak lain.
Rasa ingin tahu anak kreatif sangat tinggi
Jawaban-jawaban baru yang tidak lazim
sehingga ia tak akan melewatkan untuk
diberikan oleh anak dan terkadang tak
bertanya. Karena itu terkadang kita dibuatnya
terpikirkan oleh orang lain diluar perkiraan
agak bingung sehingga sering kita sebut anak
kita dan itu khas.
itu bawel padahal justru itulah kehebatannya,
4)
Imajinatif
rasa ingin tahunya akan membuatnya haus
Anak kreatif memiliki daya khayal atau
ilmu, memiliki daya kritis dalam berpikir, dan
imajinasi
yang
kadang
ia
bawa
dalam
tidak cepat percaya dengan omongan orang
kehidupan sehari-hari. Ia menyukai imajinasi
sebelum ia membuktikan kebenarannya.oleh
dan sering bermain peran imajinasi. Misalnya, ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 40
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… karena itu fokus dan konsentrasi terhadap anak
unik bagi orang itu, baik itu berbentuk
kreatif harus benar-benar diperhatikan.
tulisan atau lisan, maupun konkret atau
8) Suka
melakukan
eksperimen
atau
percobaan
abstrak. 4) Kreativitas
Anak kreatif akan suka melakukan
merupakan
berfikir,kemampuan
suatu
untuk
cara
mencipta
percobaan untuk memuaskan rasa penasaran
bergantung pada perolehan pengetahuan
dan rasa ingin tahunya. Karena itu orang tua
yang diterima.
harus
banyak
mendampingi
membimbingnya mencampuri
namun
tidak
eksperimennya.Lebih
menjelaskan
baik
atau
tidaknya
dan
5) Kreativitas merupakan bentuk imajinasi
terlalu
yang dikendalikan yang menjurus kearah
baik suatu
beberapa bentuk prestasi. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat
perbuatannya daripada berkata “jangan” atau “tidak boleh”.
Kreativitas a. Faktor Pendukung Kreativitas
9) Berminat melakukan banyak hal
Kreativitas merupakan potensi yang
Anak kreatif memiliki minat yang besar
dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan.
terhadap banyak hal.Ia suka dengan hal yang
Dalam pengembangan kreativitas ini terdapat
baru, berani melakukan hal-hal yang baru dan
faktor-faktor yang dapat mendukung upaya
tidak takut dengan tantangan.keberaniannya
dalam
melakukan
Berikut ini akan dijelaskan pendapat para ahli
hal
baru
akan
memupuk
kepribadiannya.
menumbuhkembangkan
kreativitas.
mengenal faktor-faktor apa saja yang dapat
10) Tidak mudah merasa bosan
mendorong peningkatan kreativitas.
Anak kreatif dia tidak cepat merasa
Demikian juga Hurlock (2006:11)
bosan.Ia akan melakukan atau mencoba hal-
mengemukakan beberapa faktor pendorong
hal sampai ia merasa puas. Jika sudah puas, ia
yang dapat meningkat kreativitas yaitu :
akan mencoba hal yang lainnya. Inilah ciri
1) Waktu
kreativitasnya yang menonjol. Ketidakbosanan
Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak
akan menjadi hal berharga untuk selalu
seharusnya jangan diatur sedemikian rupa
menciptakan hal baru.
sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi
Selain teori diatas, Hurlock (2006:5)
mereka
untuk bermain dengan
gagasan,
juga mengungkapkan unsur-unsur karakteristik
konsep dan mencobanya dalam bentuk baru
kreativitas yaitu:
dan original.
1) Kreativitas merupakan proses bukan hasil. 2) Proses
itu
mempunyai
tujuan,
2) Sarana
yang
Sarana untuk bermain dan kelak
mendatangkan keuntungan bagi orang itu
sarana
lainnya
sendiri.
merangsang
3) Kreativitas mengarahkan ke penciptaan
merupakan
sesuatu yang baru, berbeda, karenanya
kreativitas.
ISSN 2355-102X
harus
disediakan
untuk
dorongan
eksporasi,
yang
unsur
penting
dari
semua
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 41
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… 3) Cara mendidik anak
yang dapat diperoleh anak, semakin baik dasar
Mendidik anak secara demokratis dan permisif dirumah dan di sekolah meningkatkan kreativitas
sedangkan
mendidik
untuk mencapai hasil yang kreatif. b. Faktor penghambat kreativitas
otoriter
memadamkan kreativitas.
Dalam mengembangkan kreativitas, seseorang
4) Kesempatan menyendiri
dapat
mengalami
berbagai
hambatan, kendala dan rintangan yang dapat
Hanya apabila tidak mendapat tekanan
merusak
dan
bahkan
dari kelompok sosial, anak dapat menjadi
kreativitasnya.
kreatif.
2011:125)mengemukakan
5) Dorongan
karakteristik
Terlepas dari seberapa jauh prestasi
dapat
Cropley
guru
mematikan
(dalam
Susanto, beberapa
yang
cenderung
menghambat keterampilan berpikir kreatif dan
anak memenuhi standar orang dewasa, mereka
kesedihan
atau
keberanian
anak
harus didorong untuk kreatif dan bebas dari
mengungkapkan
kreativitas
mereka:
ejekan dan kritik yang seringkali dilontarkan
Penekanan
pada anak yang kreatif.
Penekanan
6) Lingkungan yang merangsang
bahwa
berlebihan
merangsang kreativitas dengan memberikan
Hurlock beberapa
harus dilakukan sedini mungkin sejak masa
menguntungkan
bayi dan dilanjutkan hingga masa sekolah
anak:
suatu
hafalan,3)
secara sosial.
kondisi
Apabila eksplorasi
7) Hubungan orang tua-anak yang tidak posesif
(2006:29) rumah
mengemukakan yang
perkembangan
tidak
kreativitas
1) Membatasi eksplorasi
pengalaman yang menyenangkan dan dihargai
Orang
pada
untuk menyelesaikan pekerjaan.
sarana yang akan mendorong kreativitas. Ini
kreativitas
benar,2)
pemecahan masalah, 4) penekanan secara ketat
bimbingan dan dorongan untuk menggunakan
menjadikan
selalu
1)
Penekanan pada belajar secara mekanik teknik
Lingkungan rumah dan sekolah harus
dengan
guru
untuk
atau
orangtua pertanyaan
membatasi mereka
juga
membatasi perkembangan kreativitas anak mereka.
tua
yang
tidak
terlalu
2) Keterpaduan waktu
melindungi atau terlalu posesif terhadap
Jika anak terlalu diatur sehingga hanya
anak,mendorong anak untuk mandiri dan
sedikit waktu tersisa waktu bebas untuk
percaya
berbuat sesuka hati, mereka akan kehilangan
diri,
dua
kualitas
yang
sangat
mendukung kreativitas. 8) Kesempatan
salah untuk
memperoleh
pengetahuan Kreativitas
satu
yang
diperoleh
untuk
pengembangan kreativitas. 3) Dorongan kebersamaan keluarga
tidak
muncul
dalam
Harapan bahwa semua anggota keluarga
kehampaan, semakin banyak pengetahuan
melakukan berbagai kegiatan bersama-sama tanpa memperdulikan minat dan pilihan
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 42
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… pribadi
masing-masing,
mengganggu
perkembangan kreativitas.
untuk bermain dengan apa yang akan mereka tekuni demasa dewasa nanti.
4) Membatasi khayalan
Kegiatan bermain adalah penjelajahan
Orang tua yang yakin bahwa semua
lapangan
dengan
tujuan
memperoleh
khayalan hanya memboroskan waktu dan
pengetahuan lebih banyak terutama sumber
menjadi sumber gagasan yang tidak realistis,
alam yang terdapat di tempat itu. Bermain
berupaya keras untuk menjadikan anaknya
dapat pula dikatakan sebagai kegiatan untuk
realistis.
memperoleh pengalaman baru dan situasi yang
5) Peralatan
bermain
yang
sangat
baru (KBBI: 254). Bermain merupakan jenis
terstruktur
kegiatan
Anak yang diberi peralatan main yang
menjalajahi atau mengunjungi suatu tempat
terstruktur seperti boneka yang berpakaian
untuk mempelajari hal tersebut sambil mencari
lengkap atau buku berwarna dengan gambar
kesenangan
yang harus diwarnai, kehilangan kesempatan
permainan.
bermain yang dapat mendorong perkembangan kreativitas.
yang
atau
dilakukan
sebagai
dengan
hiburan
cara
dan
Bermain merupakan dunia anak. oleh karena itu, bermain merupakan hak anak yang
6) Orang tua yang konservatif
harus diakui oleh orang tua, pengasuh, dan
Orang tua yang konservatif, yang
juga guru paud. Sesuai kodratnya dilihat dari
takut menyimpang dari pola sosial yang
kematangan psikologis usia prasekolah belum
direstui
siap untuk memasuki dunia belajar seperti hak
sering
bersikeras
agar
anaknya
mengikuti langkah-langkah mereka.
anak sekolah pada umumnya. Kegiatan utama
7) Orang tua yang terlalu melindungi
adalah bermain dan segala kegiatan bermain
Jika orang tua terlalu melindungi
itu sendiri memang penting dan sangat
anaknya, mereka mengurangi kesempatan
dibutuhkan bagi pertumbuhan anak. Karena
untuk mencari cara mengerjakan sesuatu yang
pada dasarnya anak usia dini belajar sambil
baru atau berbeda.
bermain dan bermain sambil belajar.
8) Disiplin yang otoriter
5. Pengaruh
Disiplin yang otoriter membuat sulit
Bermain
Bermain sangat erat hubungannya dengan mereka
4. Bermain
lakukan
permainan
bukan
yang
semata-mata
memainkan suatu alat namun juga untuk
dilakukan oleh anak dengan rasa senang yang
kesenangan dalam diri anak. Dengan bermain
sangat
anak
bagi
kegiatan
anak-anak.Dan
yang
penting
adalah
Bagi
Perkembangan Anak
atau tidak mungkin ada penyimpangan dari perilaku yang disetujui orang tua.
Bermain
pertumbuhan
dan
perkembangan anak (Mutiah, 2010:91). Aristoteles
(dalam
Mutiah,
2010:91)
berpendapat bahwa anak-anak perlu di dorong ISSN 2355-102X
akan
belajar
memahami
sesuatu.
Viygotsky (Seefeldt&Wasik, 2008:23) yakin bahwa
permainan
membimbing
perkembangan. Bagi Vygotsky, permainan Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 43
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… merupakan jalan bagi anak-anak untuk bisa
memperhatikan apa saja yang berada dalam
melakukan ketrampilan baru mencoba peran
jarak jangkauannya.
sosial baru dan memecahkan masalah rumit.
2. Tahap Permainan
Kita bisa melihat bagaimana reaksi anak disaat
Bermain barang mainan di tahun
bermain, mereka terkadang berbicara sendiri
mulai pertama dan mencapai puncaknya pada
dengan benda yang dimainkan.
usia antara 5-6 tahun. Pada mulanya anak
Selain itu, Pengaruh bermain bagi perkembangananak
menurut
(Hurlock,
2006:323), antara lain:
hanya mengeksplorasi mainannya.Antara 2 dan 3 tahun, mereka membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat hidup- dapat
1) Perkembangan Fisik.
bergerak, berbicara, dan merasakan.Dengan
2) Dorongan komunikasi.
semakin berkembangnya kecerdasan anak,
3) Penyaluran
bagi
kebutuhan
dan
mereka tidak lagi menganggap benda mati
keinginan.
sebagai sesuatu yang hidup dan hal ini
4) Sumber belajar.
mengurangi minatnya pada barang mainan.
5) Rangsangan bagi kreativitas.
Faktor lain yang mendorong penyusutan minat
6) Perkembangan wawasan diri.
dengan barang mainan ini adalah bahwa
7) Belajar bermasyarakat.
permainan itu sifatnya menyendiri sedangkan
8)
mereka membutuhkan teman. Setelah masuk
Standar moral.
9) Belajar bermain sesuai dengan peran
sekolah,
anak
menganggap
bermain barang mainan sebagai “permainan
jenis kelamin. 10) Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.
bayi”. 3. Tahap Bermain Setelah
6. Tahap Perkembangan Bermain Ada
kebanyakan
empat
tahap
masuk
sekolah,
jenis
perkembangan
permainan mereka sangat beragam.Semula,
bermain menurut Hurlock (2006:324), antara
mereka meneruskan bermain dengan barang
lain:
mainan terutama bila sendirian.Selain itu,
1. Tahap Eksplorasi
mereka tertarik dengan permainan, olah raga,
Hingga bayi berusia sekitar 3 bulan, permainan
mereka
terutama
terdiri
atas
hobi, dan bentuk permainan matang lainnya. 4. Tahap Melamun
melihat orang dan benda serta ,melakukan
Semakin
mendekati
masa
puber,
mulai
kehilangan
minat
dalam
usaha acak untuk menggapai benda yang
mereka
diacungkan di depannya. Selanjutnya, mereka
permainan yang sebelumnya disenangi dan
dapat mengendalikan tangan sehingga cukup
banyak
memungkinkan
untuk
melamun.Melamun, yang merupakan ciri khas
dan
remaja, adalah saat berkorban, saat mereka
bagi
mengambil,
mereka
memegang,
mempelajaribenda kecil. Setelah mereka dapat merangkak ISSN 2355-102X
atau
berjalan,
menghabiskan
menganggap
dirinya
waktunya
tidak
untuk
diperlakukan
mulai Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 44
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… dengan baik dan tidak ingin dimengerti oleh
bahwa mereka boleh membuat apa saja
siapapun.
yang diinginkannya. 5. Pada tahap berikutnya anak akan lebih
7. Kegiatan Bermain Pasir Bermain pasir merupakan salah satu
banyak
mengembangkan
kegiatannya
kegiatan bermain yang disukai anak-anak.
sesuai dengan minat dan imajinasinya.
Kegiatan
ini
a. Aturan Bermain Pasir
sebagai
sarana
disamping
dapat
olahraga
dijadikan
juga
dapat
Aturan dalam bermain pasir sebagai
dimanfaatkan untuk merangsang kreativitas
berikut:
anak.
1.
Sama
seperti
halnya
anak
yang
menyukai air, mereka juga menyukai bermain
Bisa menggunakan alat dalam bermain pasir.
tanah ataupun bermain pasir. Bahkan di
2.
Mampu menggunakan pasir.
kalangan masyarakat jawa dikenal sebuah
3.
Memperoleh skor, jika mencetak pasir
acara ritual khusus untuk menandai pertama
dengan menggunakan cetakan mendapat
kalinya anak menginjakkan kakinya di bumi.
nilai 3, melukis di atas pasir mendapat
Sejak
nilai 2, mengisi pasir ke dalam botol
anak
dapat
tanahlah
yang
penelitian
ini,
berjalan
menarik guru
tertatih-tatih,
baginya.
ingin
Dalam
memperoleh nilai 3, dan mengisi pasir ke
meningkatkan
dalam ember.
kreativitas anak dengan bermain pasair.
b. Tahap-tahap Bermain Pasir
Kegiatan :
Terdapat 3 tahap perkembangan dalam
1. Seperti mencetak kue, membuat cap tangan, melukis di pasir, dan dapat mengisi
pasir
ke
dalam
botol
1.
dan
sebagainya. 2. Guru
bermain pasir sebagai berikut:
Pada tahap ini anak mengenal sifat-sifat pasir.
menyiapkan
ember
kecil
dan
2. Tahap kedua
berbagai bentuk cetakan, corong dan botol.
kegiatan
dapat yang
melakukan disukai
berbagai
anak
tanpa
disebutkan hendak membuat apa. Bentuk yang dibangun diserahkan kepada anak, mungkin
Anak-anak mempergunakan pengalaman dan belajar mereka untuk suatu tujuan.
3. Dengan permainan kegiatan bermain pasir anak-anak
Tahap pertama
saja
mereka:
gunung pasir, membuat kue
3.
Tahap ketiga Anak-anak menyempurnakan hasil dari
tahap-tahap sebelumnya. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
membangun dari pasir,
Jenis adalah
penelitian
Penelitian
yang Tindakan
digunakan Kelas
membuat bentuk-bentuk geometri pasir.
(PTK).Istilah dalam bahasa inggrisnya adalah
4. Anak mengalami kesulitan guru dapat
Classroom Action Reseach (CAR), adalah
mendorong munculnya ide-ide kreatif
suatu
anak dengan sekali lagi menegaskan
pendidikan
ISSN 2355-102X
pendekatan dengan
untuk
meningkatkan
melakukan
perubahan
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 45
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan
diambil
dan pembelajaran (Arikunto, 2009:3).Ciri
dilakukan atas dasar tujuan tertentu.
khusus PTK adalah tindakan nyata yang dilakukan
sebagai
bagian
dari
penelitian
dalam
rangka
adalah
kegiatan
yang
sengaja
Dalam penelitian tindakan kelas, secara
kegiatan
garis besar terdapat empat tahapan/siklus yang
memecahkan
dilalui, yaitu: (1) Perencanaan (planning), (2)
masalah.Tindakan tersebut dilakukan pada
pelaksanaan
situasi
untuk
(observing), (4) refleksi (reflecting). Adapun
memecahkan masalah praktis.Tindakan yang
model dan penjelasan untuk masing-masing
alami
serta
ditujukan
(acting),
(3)
pengamatan
tahapan adalah:
(Jika penelitian dianggap belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya) Gambar 3.1 Desain penelitian PTK (Arikunto, 2009:16)
Adapun masing-masing
model
penjelasan
tahapan
adalah
untuk sebagai
berikut:
3) Membuat skenario pembelajarandalam RKM dan RKH. 4) Membuat pedoman observasi untuk
a. Perencanaan (planning)
mencatat kegiatan anak dalam bermain
Perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah: 1) Menentukan
kelas
dan
waktu
penelitian.
umum
bermain pasir. ISSN 2355-102X
5) Menilai kegiatan anak dalam bermain pasir b. Pelaksanaan (acting)
2) Mendiskusikan pedoman
pasir.
dan untuk
menyusun kegiatan
Tahap
dimana
guru
memberikan
tindakan pada anak dan memantau proses pelaksanaan
tindakan.
Tindakan
yang
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 46
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… rencananya
akan
dilakukan
adalah
2. Subyek penelitian
memberikan pembelajaran pada anak dengan bermain pasir.
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Ar-Rahmah
c. Pengamatan (observing)
Aceh
Besar
Tahun
Ajaran
2013/2014. Subyek penelitian adalah seluruh
Pada tahap ini dilakukan pengamatan
anak kelompok bermain di PAUD Ar-
proses/hasil dari pelaksaan kegiatan.Tujuan
RahmahAceh Besar Tahun 2013/2014 , yang
dilakukan
untuk
berjumlah 10 anak dengan rincian 5 anak
pegumpulan data hasil tindakan agar dapat
laki-laki dan 5 anak perempuan. Penelitian ini
dievaluasi dan landasan dilakukan refleksi.
telah dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 28
pengamatan
ini
adalah
d. Refleksi (reflecting)
Agustus 2014.
Kegiatan refleksi yaitu melakukan
3. Instrumen dan Teknik Pengum-
evaluasi apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi
ini
sangat
tepat
dilakukan
ketikapeneliti selesai melakukan tindakan penelitian, kemudian berhadapan dengan guru pendamping
untuk
Teknik pengumpulan data yang akan kami gunakan dalam penelitian ini adalah: a.
mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan. Pelaksanaan
pulan Data
siklus
ini
Observasi siswa. Observasi adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa dilakukan
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran
kembali jika hasil dan proses yang diperoleh
(Arikunto, 2009:127). Pada saat tindakan
belum
memuaskan
berlangsung peneliti mengamati peristiwa atau
dalam penelitian ini apabila kreativitas anak
hal apa saja yang terjadi dikelas selama proses
sudah
bermain
pembelajaran berlangsung. Adapun aspek
memuaskan,
observasi yang perlu diamati dalam aktivitas
memuaskan.Kategori
meningkat
pasir.Apabila
setelah
belum
kemungkinan besar akan dilakukan lebih dari
anak seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1.
1 siklus. Siklus ini akan dihentikan sampai sudah dapat mengatasi masalah dan kondisi yang diharapkan sesuai aturan tertentu.
Tabel 3.1 lembar observasi yang dinilai pada aktivitas anak Penilaian No
Aspek Observasi BM
1 2 3 4
MM
BSB
BSH
Anak mampu berpikir luwes saat bermain pasir Anak banyak mengajukan pertanyaan saat bermain pasir Anak senang memperhatikan lingkungannya Anak memiliki imajinasi dengan apa
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 47
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak…
yang dilakukan 5 Anak selalu melakukan percobaan 6 Anak tidak merasa bosan saat bermain pasir 7 Anak memiliki minat melakukan banyak hal Sumber: Hasil pengembangan peneliti berdasarkan teori Umma (2005)
Keterangan:
P= x100%
BSH =Berkembang Sesuai Harapan
Keterangan:
BSB =Berkembang sangat Baik
P = Prosentase
MM = Mulai Muncul BM
F = Frekuensi Aktivitas yang dilakukan
=Belum Muncul
N = Jumlah Responden (responden dalam
Catatan: Setiap pertemuan dalam siklus diambil data berdasarkan indikator yang ada
penelitian ini adalah anak) 100= Bilangan tetap (Sudjana, 2001:129)
dalam lembar observasi.
Dari hasil perhitungan yang telah
b. Catatan Lapangan Catatan
diperoleh selanjutnya diinterperstasikan ke
lapangan
merupakan
jenis
penilaian pada anak yaitu dengan membuat catatan terhadap aktivitas anak pada saat belajar. Disini peneliti akan membuat catatan
dalam
1.
kegiatan bermain pasir.
3.
analisis
akan
melalui
dianalisis
disusun
observasi
dengan
rumus
persentase. Dengan hasil yang diperoleh setelah dianalis, maka dapat dilihat hasil refleksi sesuai harapan atau belum. Untuk
mengetahui
Kurang baik, jika nilai yang diperoleh
Tidak baik, jika nilai yang diperoleh anak antara 0% - 40%.
data
berdasarkan buku penelitian tindakan kelas.
persiklus
Cukup, jika nilai yang diperoleh anak
anak antara 40% - 55%. 4.
4. Teknik Analisis Data
diperoleh
Baik, jika nilai yang diperoleh anak
antara 56 % - 75%.
mengambil gambar anak pada saat melakukan
yang
Suharsimi
antara 76% - 100%. 2.
Dalam penelitian ini, peneliti akan
Data
Menurut
adalah sebagai berikut:
c. Dokumentasi
Teknik
tingkatan.
Arikunto (2009:207) kriteria interpretasinya
terhadap aktivitas anak pada saat bermain pasir.
4
peningkatan
kreativitas anak dan aktivitas guru maka
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yang berjudul tentang peningkatan kreativitas anak melalui bermain pasir pada anak kelompok bermain di Paud AR-Rahmah Samahani
Aceh
Besar
Tahun
Pelajaran
2014/2015. Penelitian tindakan kelas (PTK)
digunakan rumus persentase, yaitu:
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 48
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… ini dilakukan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
tahap pelaksanaan tindakan sebagai berikut: 1)
a. Hasil Siklus 1
Anak melakukan senam pagi di halaman sekolah dengan bimbingan guru.
1) Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan ini di susun
2)
mencakup semua langkah tindakan secara rinci mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan
Anak membaca ikrar, seperti: surat-surat pendek dan doa sebelum belajar.
3)
Guru
masuk
ke
dalam
kelas
akhir. Menyediakan media atau alat peraga
memberikan salam dan Tanya jawab
untuk pengajaran, menentukan dan merencana
dengan anak tentang keadaan anak.
pembelajaran yang mencakup metode atau
4)
Guru memberikan penjelasan kepada
teknik mengajar, mengalokasikan waktu serta
anak tentang kegiatan bermain pasir,
teknik observasi dan evaluasi.
kemudian
Langkah-langkah dalam perencanaan tindakan sebagai berikut: 1) Sebelum
melakukan
dalam
guru Tanya jawab dengan anak tentang lingkunganku
menyusun rencana kegiatan mingguan
sekolah,
dan rencana harian sesuai dengan tema
memperkenalkan
yang
melakukan
oleh
peneliti
yaitu
lingkungan dengan subtema lingkungan sekolah.
6)
untuk
melakukan
yang ada
7)
kemudian alat-alat
kegiatan
guru
sudah
cara-cara
melakukan kegiatan bermain pasir yang
bermain pasir, yaitu: ember, botol aqua,
kreativitasnya sendiri. 8)
4) Peneliti menyiapkan tempat bermain pasir
Tahap ini merupakan implementasi
yang
memberikan
dilanjutkan
2) Pelaksanaan Tindakan
untuk
Sebelum melakukan kegiatan bermain
alat yang digunakan dalam kegiatan
agar anak nyaman bermain di pasir.
guru
Guru mempersiapkan alat-alat untuk
pasir,
3) Peneliti dengan guru mempersiapkan alat-
dan peneliti membersihkan tempatnya
sekitar
kegiatan bermain.
pembelajaran yang telah dirancang
corong, dan cetakan kue.
di
direncanakan.
2) Peneliti berdiskusi kepada guru yang membantu
cara
Guru memulai pelajaran, sebelumnya
penelitian ini, peneliti terlebih dahulu
diambil
memberikan
melakukan kegiatan bermain pasir. 5)
tindakan
guru
oleh
anak-anak
dengan
Guru mengamati kegiatan anak pada saat proses bermain pasir.
9)
Setelah kegiatan ini selesai, anak-anak membaca doa makan, makan bersama, dan bermain di halaman sekolah.
10) Guru
melakukan
kegiatan
akir
(pelaksanaan) dari semua rencana yang dibuat.
pembelajaran dengan Tanya jawab.
Kegiatan yang dilaksanakan di kelas adalah
11) Guru menanyakan tentang kegiatan hari
pelaksanaan teori yang sudah di siapkan
ini.
sebelumnya dan dapat diharapkan efektif. ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 49
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… 12) Guru menutup pembelajaran dengan menyanyikan
lagu
“gelang
c. Istirahat
sipaku
Anak
mencuci
tangan,
kemudian
gelang” dan membaca shakawat Nabi.
berdoa sebelum dan sesudah makan kemudian
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
bermain kembali di pasir.
a. Kegiatan awal
d. Penutup
Dalam kegiatan ini guru mengawali dengan meniru mengucapkan beberapa surat
Pada anak kegiatan penutup ini: 1) Guru
pendek seperti: surat Al Fatihah, surat Al-
menanyakan
kepada
anak
tentang kegiatan hari ini.
Ikhlas, dan meniru mengucapkan doa belajar.
2) Anak berdoa pulang.
Meniru
3) Bernyanyi lagu “Gelang si Paku
membacakan
Senang”,
Tanya
lagu
jawab
“Kalau
Hati
tentag
tema
lingkunganku yang ada di sekitar sekolah. b. Kegiatan inti
Gelang”. 4) Bershalawat, salam pulang. e. Observasi dan evaluasi
Pada kegiatan ini guru menjelaskan
Selama
guru melakukan
tindakan
secara rinci tentang kegiatan yang akan
kelas dilakukan observasi dalam mengamati
dilakukan anak bermain botol dengan mengisi
anak bermasalah dalam mengerjakan tugas dan
pasir, dan guru juga menyiapkan
hasil anak. Observasi dilakukan oleh teman
untuk bermain pasir.
alat-alat
sejawat, yaitu dibantu oleh Ayati Sulisti. Observasi dilakukan pada saat anak bermain pasir.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Terhadap Kreativitas Anak Pada Saat Melakukan Kegiatan Bermain Pasir Pada Siklus I Penilaian No Aspek yang di amati BM MM BSB & BSH F % F % f % 1 Anak mampu berpikir luwes 4 40 5 50 1 10 saat bermain pasir 2 Anak banyak mengajukan 5 50 5 50 0 0 pertanyaan saat bermain pasir 3 Anak senang memperhatikan 4 40 6 60 0 0 lingkungannya 4 Anak memiliki imajinasi dengan 2 20 8 80 0 0 apa yang dilakukan 5 Anak selalu melakukan 2 20 8 80 0 0 percobaan 6 Anak tidak merasa bosan saat 0 0 3 30 7 70 bermain pasir 7 Anak memiliki minat 2 20 8 80 0 0 melakukan banyak hal Rata-rata 27,1 61,4 11,4
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 50
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… BSH =Berkembang Sesuai Harapan
bermain pasir. Berkembang tidaknya anak-
BSB =Berkembang sangat Baik
anak sangat bergantung pada guru, jika anak
MM = Mulai Muncul
kreatif, guru hanya memberikan penjelasan
BM
dan anak-anak langsung mengerjakannya.
=Belum Muncul Tabel
4.1
menunjukkan
bahwa
f.
pelaksanaan kegiatan bermain pasir pada kelompok
anak
bermain
dengan
Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus I
tema
lalu diukur tingkat kemajuan dan keberhasilan
lingkunganku dan subtema sekolah yaitu
anak melalui dari data yang didapatkan dan
terdapat 5 orang (50%) anak mampu berpikir
ditafsirkan dan di analisis, maka dengan
luwes saat bermain pasir berada pada kategori
perhatian penuh terhadap individu yang
mulai muncul,
bermasalah.
anak banyak mengajukan
Hasil
penelitian
setelah
pertanyaan saat bermain pasir sebanyak 5
pelaksanaan kegiatan bermain pasir pada
orang (50%) berada pada kategori mulai
kelompok
muncul.
memperhatikan
lingkunganku dan subtema sekolah. Anak
lingkungannya sebanyak 6 orang (60%) berada
mampu berpikir luwes saat bermain pasir
pada kategori mulai muncul. Anak memiliki
sebanyak 10% berkembang sesuai harapan,
imajinasi dengan apa yang dilakukan sebanyak
anak banyak mengajukan pertanyaan saat
8 orang (80%) berada pada kategormulai
bermain pasir sebanyak 50% mulai muncul,
muncul. Anak selalu melakukan percobaan
anak senang memperhatikan lingkungannya
sebanyak 8 orang (80%) berada pada kategori
sebanyak 40% belum muncul, anak memiliki
mulai muncul. Anak tidak merasa bosan saat
imajinasi dengan apa yang dilakukan sebanyak
bermain pasir berjumlah 7 orang (70%) berada
20% belum muncul. Anak selalu melakukan
pada kategori berkembang sangat baik. Anak
percobaan sebanyak 20% berada pada kategori
memiliki
belum
Anak
minat
senang
melakukan
banyak
hal
anak
muncul.
bermain
Anak
dengan
memiliki
tema
minat
sebanyak 8 orang (80%) berada pada kategori
melakukan banyak hal sebanyak 20% berada
mulai muncul. Rata-rata persentase anak
pada kategori belum muncul
belum muncul 27,1%, mulai muncul 61,4%,
Pada siklus I kegiatan bermain pasir
berkembang sangat baik dan berkembang
belum berhasil, dikarenakan imajinasi anak
sesuai harapan 11,4%. Berkembang sangat
yang belum muncul. Hal ini terjadi karena
baik dan berkembang sesuai harapan yaitu
anak kurang mempunyai daya tarik melalui
11,4% berada pada kategori tidak baik
bermain pasir. Akhirnya ibu guru mendekati
Pada siklus 1, perkembangan anak kurang
berkembang
sesuai
harapan
menjelaskan dan memberi dorongan serta
dan
motivasi dan menjelaskannya pada anak. Dari
berkembang sangat baik, oleh karena itu,
persentase hasil diatas menunjukan bahwa
peran guru sangat dibutuhkan sehingga anak-
pada siklus pertama keberhasilan anak akan
anak mendapatkan arahan dari guru bagaimana
ditindak lanjuti pada siklus kedua.
cara menggunakan peralatan yang ada dalam ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 51
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… Pada siklus 1, guru setelah anak melakukan pasir dan hasilnya masih belum muncul dan mulai muncul. Oleh karena itu untuk membuat
siswa lebih aktif
guru
mengajarkan cara membuat cetakan gambar dengan
menggunakan
pasir,
guru
untuk bermain pasir, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan tema dengan tujuan pembelajaran. 2) Guru menyampaikan tema lingkunganku
juga
dan sub tema sekolah. Kemudian guru
mengajarkan bagaimana cara mengisi pasir
menanyakan kepada anak-anak apakah
dalam botol. Seterusnya anak yang melakukan
sudah jelas, sudah mengerti cara-cara
sendiri setelah adanya pengarahan dari guru.
bermain pasir.
Anak-anak belum bisa menggunakan cetakan
3) Sebelum melakukan kegiatan bermain
dan juga belum pandai mengisi pasir dalam
pasir,
botol.
kepada anak, terlebih dahulu supaya otot
2.
guru
memberikan
pemanasan
tubuh anak tidak menjadi kaku pada saat
Hasil Siklus II
bermain pasir.
1) Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan ini di susun
4) Guru menjelaskan secara rinci tentang
mencakup semua langkah tindakan secara rinci
kegiatan yang akan dilakukan anak pada
mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan
saat bermain pasir, dan juga guru
akhir. Menyediakan media atau alat peraga
menyiapkan alat-alat untuk bermain pasir.
untuk pengajaran, menentukan dan merencana
5) Guru memperkenalkan kepada anak untuk
pembelajaran yang mencakup metode atau
kegiatan
teknik mengajar, mengalokasikan waktu serta
memberikan
teknik observasi dan evaluasi.
kegiatan bermain pasir.
Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Kegiatan awal
dengan meniru mengucapkan beberapa surat pendek seperti: surat Al Fatihah, surat AlIkhlas, dan meniru mengucapkan doa belajar. Senang”,
membacakan Tanya
pasir
peraturan
dan
juga
melakukan
6) Kemudian menanyakan kepada beberapa anak-anak apakah sudah jelas, sudah
Dalam kegiatan ini guru mengawali
Meniru
bermain
lagu
jawab
“Kalau
Hati
tentag
tema
lingkunganku yang ada di sekitar sekolah. b. Kegiatan inti
7) Anak-anak melakukan kegiatan bermain pasir dengan kreativitas sendiri. c. Istirahat Anak
mencuci
tangan,
kemudian
berdoa sebelum dan sesudah makan kemudian bermain kembali di pasir. d. Penutup
Pada kegiatan ini guru menjelaskan secara rinci tentang kegiatan yang akan dilakukan anak bermain botol dengan mengisi pasir, dan guru juga menyiapkan
mengerti cara-cara bermain pasir.
alat-alat
Pada anak kegiatan penutup ini: 1) Guru menanyakan kepada anak tentang kegiatan hari ini. 2) Anak berdoa pulang. 3) Bernyanyi lagu “Gelang si Paku Gelang”.
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 52
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… 4) Bershalawat, salam pulang.
anak bermasalah dalam mengerjakan tugas dan
e. Observasi dan Evaluasi
hasil anak. Observasi dilakukan oleh teman
Selama
guru melakukan
tindakan
sejawat.
kelas dilakukan observasi dalam mengamati
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Kreativitas Anak Pada Saat Melakukan Kegiatan Bermain Pasir Pada Siklus II Penilaian No Aspek yang di amati BM MM BSB & BSH f % F % F % 1 Anak mampu berpikir luwes saat bermain 0 0 2 20 8 80 pasir 2 Anak banyak mengajukan pertanyaan saat 0 0 3 30 7 70 bermain pasir 3 Anak senang memperhatikan 0 0 0 0 10 100 lingkungannya 4 Anak memiliki imajinasi dengan apa yang 0 0 3 30 7 70 dilakukan 5 Anak selalu melakukan percobaan 0 0 0 0 10 100 6 Anak tidak merasa bosan saat bermain 0 0 0 0 10 100 pasir 7 Anak memiliki minat melakukan banyak 0 0 0 0 10 100 hal Rata-rata 0 11,4 88,5 BSH =Berkembang Sesuai Harapan
kategori berkembang sangat baik dan sesuai
BSB =Berkembang sangat Baik
harapan. Anak memiliki imajinasi dengan apa
MM = Mulai Muncul
yang dilakukan sebanyak 7 orang (70%)
BM
berada pada kategori berkembang sangat baik
=Belum Muncul Tabel
bahwa
dan sesuai harapan. Anak selalu melakukan
pelaksanaan kegiatan bermain pasir pada
percobaan sebanyak 10 orang (100%) berada
kelompok anak bermain pada siklus 2 dengan
pada kategori berkembang sangat baik. Anak
tema lingkunganku dan subtema sekolah yaitu
tidak merasa bosan saat bermain pasir
terdapat 8 orang (80%) anak mampu berpikir
berjumlah 10 orang (100%) berada pada
luwes saat bermain pasir berada pada kategori
kategori berkembang sangat baik. Anak
berkembang sangat baik dan berkembang
memiliki
sesuai harapan.
Anak banyak mengajukan
sebanyak 10 orang (100%) berada pada
pertanyaan saat bermain pasir sebanyak 7
kategori berkembang sangat baik. Rata-rata
orang (70%) berada pada kategori berkembang
persentase anak yaitu mulai muncul 11,4%,
sesuai harapan dan berkembang sangat baik.
berkembang sangat baik dan berkembang
Anak senang memperhatikan lingkungannya
sesuai harapan 88,5%. Kriteria penilaian pada
sebanyak 10 orang (100%) berada pada
siklus
ISSN 2355-102X
4.2
menunjukkan
2
minat
melakukan
berkembang
sangat
banyak
baik
hal
dan
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 53
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… berkembang sesuai harapan yaitu 88,5% berada pada kategori baik.
Pada siklus 2, guru tidak lagi memberikan
penjelasan
kepada
anak
Pada siklus 2 perkembangan anak
bagaimana cara bermain pasir, tetapi anak
sudah mulai menonjol hal ini bisa dilihat dari
sudah aktif dan mengetahui cara bermain pasir
persentase yang diperoleh yaitu 88,5% berada
sehingga anak melakukan sendiri, dan hasil
pada kategori baik. Anak-anak kreatifitas
dalam bermain pasir sudah berkembangan
sudah mulai menonjol dari hasil bermain pasir.
sangat baik dan sesuai harapan. Guru memuji
Anak-anak sudah mampu mencetak pasir
anak-anak yang berhasil dalam bermain pasir
dengan menggunakan cetak, anak-anak sudah
seperti: anak sudah bisa mengisi pasir dalam
mampu mengisi botol sampai penuh, sudah
botol, anak sudah bisa mecetak berbagai
bisa melukis di atas pasir.
macam gambar dengan menggunakan pasir.
f.
Refleksi
Perbedaan dengan siklus sebelumnya
Berdasarkan hasil observasi siklus I
yaitu anak-anak sudah bisa menggunakan alat
lalu diukur tingkat kemajuan dan keberhasilan
dalam bermain pasir sehingga tidak perlu
anak melalui dari data yang didapatkan dan
arahan dari guru dan langsung menggunakan
ditafsirkan dan di analisis, maka dengan
alat yang sudah ada.
perhatian penuh terhadaap individu yang bermasalah.
Hasil
penelitian
2. Pembahasan
setelah
a) Siklus 1
pelaksanaan kegiatan bermain pasir pada kelompok
bermain
Samahani
Aceh
di
Paud
pasir
untuk
meningkatkan kreativitas anak merupakan suasana proses belajar yang tepat untuk
lingkunganku dan sub tema sekolah aspek
membuat bisa kreatif. Dimana pada siklus 1
yang
kategori
anak belum aktif dalam bermain pasir, anak
berkembang sangat baik dan berkembang
belum serius dalam bermain, dan minat anak
sesuai harapan.
dalam bermain belum ada. Sehingga dilakukan
berada
dengan
bermain
tema
diamati
Besar
Ar-Rahmah
Kegiatan
pada
Pada siklus II kegiatan bermain pasir
perbaikan pada siklus ke 2. Hasil penilaian
untuk peningkatan kreativitas anak pada anak
observasi terhadap aktivitas anak dan guru
kelompok bermain di Paud AR-Rahmah
siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan
Samahami Aceh Besar ternyata sudah berhasil
yang baik. Hal ini menunjukan melalui
dengan baik, anak sudah aktif dalam bermain,
bermain pasir dapat menumbuhkan kreativitas
anak sudah serius dalam bermain dan minat
anak dalam bermain.
anak sudah ada dalam bermain. Pada siklus ke
Berdasarkan hasil observasi siklus
2 ini anak tertarik bermain pasir. Sehingga
pertama lalu diukur tingkat kemajuan dan
pada siklus 2 ini kreativitas anak sudah ada
keberhasilan anak melalui dari data yang
peningkatan dan sudah berkembang sangat
didapatkan dan ditafsirkan dan di analisis,
baik dan berkembang sesuai harapan.
maka
dengan
perhatian
penuh
terhadap
individu yang bermasalah. Hasil penelitian ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 54
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… setelah pelaksanaan kegiatan bermain pasir
anak sudah aktif dalam bermain, anak sudah
pada kelompok anak bermain dengan tema
serius dalam bermain, dan minat anak dalam
lingkunganku dan subtema sekolah. Anak
bermain sudah ada.
mampu berpikir luwes saat bermain pasir
Berdasarkan hasil observasi siklus
sebanyak 10% berkembang sesuai harapan,
pertama lalu diukur tingkat kemajuan dan
anak banyak mengajukan pertanyaan saat
keberhasilan anak melalui dari data yang
bermain pasir sebanyak 20% berkembang
didapatkan dan ditafsirkan dan di analisis,
sesuai harapan, anak senang memperhatikan
maka dengan perhatian penuh terhadaap
lingkungannya sebanyak 20% belum muncul,
individu yang bermasalah. Hasil penelitian
anak memiliki imajinasi dengan apa yang
setelah pelaksanaan kegiatan bermain pasir
dilakukan sebanyak 20% belum muncul. Anak
pada kelompok bermain di Paud Ar-Rahmah
selalu melakukan percobaan sebanyak 20%
Samahani
berada pada kategori belum muncul.
lingkunganku dan sub tema sekolah aspek
Pada
siklus
I
kegiatan
bermain
yang
Aceh
diamati
Besar
berada
dengan
pada
tema
kategori
bermain pasir belum berhasil, dikarenakan
berkembang sangat baik dan berkembang
masih ada anak yang belum muncul. Hal ini
sesuai harapan.
terjadi karena anak kurang mempunyai daya tarik
melalui
bermain
kurangnya
pasir untuk peningkatan kreativitas anak pada
imajinasi pada anak, masih kurang kreativitas
anak kelompok bermain di Paud AR-Rahmah
sehingga tidak ada minat dalam bermain pasir
Samahami Aceh Besar ternyata sudah berhasil
. Akhirnya ibu guru mendekati menjelaskan
dengan baik, anak sudah aktif dalam bermain,
dan memberi dorongan serta motivasi pada
anak sudah serius dalam bermain dan minat
anak. Setelah guru menjelaskan bagaimana
anak sudah ada dalam bermain. Pada siklus ke
cara bermain pasir, anak sudah mempunyai
2 ini anak tertarik bermain pasir. Sehingga
daya tarik, dan imajinasi dalam bermain pasir,
pada siklus 2 ini kreativitas anak sudah adak
dan sudah bisa mengisi pasir ke dalam
peningkatan dan sudah berkembang sangat
baskom,
baik dan berkembang sesuai harapan.
menggambar
pasir,
Pada siklus kedua kegiatan bermain
di
pasir.
Dari
persentase hasil diatas menunjukan bahwa pada siklus I keberhasilan anak akan ditindak
PENUTUP 1. Kesimpulan
lanjuti pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peningkatan kreativitas anak
b) Hasil Siklus II Kegiatan
untuk
melalui bermain pasir pada anak kelompok
meningkatkan kreativitas pada anak kelompok
bermain di Paud Ar-Rahmah Samahani Aceh
bermain di Paud Ar-Rahmah Samahani Aceh
Besar Tahun pelajaran 2014/2015 dari siklus 1
Besar secara spontan merupakan suasana
masih ada anak pada aspek yang diamati mulai
proses belajar yang tepat untuk menumbuhkan
muncul,
kreativitas pada anak. Dimana pada siklus 2
berkembang sesuai harapan. Sedangkan pada
ISSN 2355-102X
bermain
pasir
berkembang
sangat
baik
dan
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 55
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… siklus 2 kreativitas anak pada kegiatan
luas dan lebih nyata tentang kreativitas
bermain pasir sudah ada perubahan yaitu pada
anak khususnya pada jenjang kelompok
aspek yang diamati anak sudah berkembang
bermain
dengan baik dan juga sudah berkembang
ditingkatkan kreativitas dalam bermain.
sesuai harapan.
Pada siklus I rata-rata
supaya
2) Diharapakan
bagi
anak
bisa
guru
agar
lebih
dapat
persentase anak belum muncul 27,1%, mulai
menumbuhkan rasa keingintahuan anak
muncul 61,4%, berkembang sangat baik dan
tentang sesuatu yang belum ataupun baru
berkembang sesuai harapan 11,4%. Siklus II
diketahuinya.
rata-rata persentase anak yaitu mulai muncul 11,4%,
berkembang
sangat
baik
dan
berkembang sesuai harapan 88,5%. 2. Saran 1) Diharapkan bagi anak guru agar dapat menambah wawasan informasi yang lebih
ISSN 2355-102X
3) Dapat
memotivasi
anak
untuk
lebih
mengoptimalkan kreativitas yang dimiliki 4) Memperoleh
pengetahuan
tentang
bagaimana memahami lingkungan yang ada
disekitar
serta
bagaimana
memanfaatkanya
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 56
Riza Oktariana dan Hayatun Nufus, Peningkatan Kreativitas Anak… DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Ke-8. Bumi Aksara: Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (edisi Revisi VI). PT Rineka Cipta: Jakarta. Farida, Umma. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Pustaka AL- Kautsar: Jakarta Hasballah, Fachruddin. 2009. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Yayasan Pena: Banda Aceh Hurlock, E. B. 2010. Perkembangan Anak Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta MutiahDiana, 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Penerbit Kencana: Jakarta Pratisti Wiwien, D. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. PT Indeks; Jakarta Rachmawati, Y dan Kurniati, E. 2010. Stategi Pengembangan Kreativitas pada Anak-Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Kencana: Jakarta. Ramli, M. 2005. Pendampingan Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta Sadiman, Arief S. dkk. 2006. Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Sudjana, Nana. 2001. Metode Statistik. Transito: Bandung Susanto, Ahmad.2011. Perkembangan Anak Usia Dini.Kencana: Jakarta
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 57